case hil sin reponible
DESCRIPTION
laporan kasus HILTRANSCRIPT
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
Identitas
Nama : Tn.T
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku bangsa : Sunda
Pekerjaan : Buruh bangunan
Alamat : Tarogong
Tanggal masuk : 8 Juni 2009
Anamnesis
Dilakukan secara : Autoanamnesis
Tanggal : 9 Juni 2009
Pukul : 08.00 WIB di ruang Topaz
Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di lipatan paha kiri. Keluhan ini
dirasakan pasien sejak ± 3 bulan yang lalu. Pada saat pasien menyadari adanya benjolan di
lipat paha kiri pasien, pasien tidak mengeluh apa – apa dan tidak merasa terganggu karena
benjolan tersebut hilang timbul dan menghilang seluruhnya ketika pasien sedang berbaring
dan tidur. Tonjolan tersebut muncul ketika pasien mengangkat barang berat atau berjalan.
Meskipun demikian, pasien tidak datang ke dokter. Beberapa hari SMRS pasien mulai
khawatir dengan keluhan yang dirasakan tidak kunjung membaik dan mulai merasa
terganggu jika melakukan pekerjaannya sebagai seorang buruh. Akhirnya pasien datang ke
poliklinik bedah RSU dr. Slamet Garut dan dokter dari poliklinik memberitahukan bahwa
pasien mengalami hernia dan dokter tersebut menyarankan agar pasien dirawat untuk
dilakukan tindakan operasi. Riwayat BAB dan BAK lancar, mual dan muntah disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat batuk lama disangkal
Riwayat DM disangkal
1
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat penyakit serupa pada keluarga pasien disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CM
Tekanan Darah : 120/85 mmHg
Nadi : 78 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Berat Badan : 65 kg
Tinggi Badan : 168 cm
Kepala
Mata : Konj. Anemis -/-, sklera ikterik -/-, reflek pupil +/+
Hidung : Epistaksis -/-, deviasi septum (-)
Mulut : Tidak ada kelainan
Leher : Trakea ditengah, pembesaran KGB (-), massa (-)
Thoraks
Inspeksi : Hemitorak simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus vokal dan taktil simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor pada kedua hemitorak
Auskultasi : Pulmo : VBS kanan = kiri normal, ronki -/-, wheezing -/-
Cor : Bunyi jantung I -II murni reguler, murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Tampak datar, simetris, massa (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran
Perkusi : Timpani di seluruh kuadran abdomen
2
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
Ekstremitas
Atas : Tonus otot : normal
Gerakan : aktif / aktif
Massa : - / -
Kekuatan : 5/5
Edema : - / -
Bawah : Tonus otot : normal
Gerakan : aktif / aktif
Massa : - / -
Kekuatan : 5/5
Edema : - / -
Status lokalis
Regio inguinal sinistra
Inspeksi
Terlihat benjolan (pembesaran) pd inguinal sinistra
Kulit berwarna sama dgn kulit sekitarnya
Tanda-tanda infeksi tdk ditemukan
Hematom (-)
Palpasi
Pada perabaan à benjolan tdk terasa panas
Teraba massa pd inguinal sinistra, konsistensi kenyal padat, bisa dimasukkan
Finger test (+) à pada saat massa dimasukkan dan jari telunjuk masuk ke dlm
canalis inguinalis externus à pasien disuruh mengedan à teraba benjolan
pada ujung jari tangan
Perkusi : tidak dilakukan
Auskultasi : bising usus (+)
Hasil laboratorium (8/6/2009)
3
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
Darah Rutin
Hb : 10,5 g/dL (13 – 18)
Ht : 33 % (40 – 52)
Leukosit : 10.000 /mm3 (3.800 – 10.600)
Trombosit : 242.000 /mm3 (150.000 – 440.000)
Eritrosit : 4,14 juta/mm3 (3,5 – 6,5)
Kimia Klinik
AST (SGOT) : 24 U/L (s/d 37)
ALT (SGPT) : 15 U/L (s/d 40)
Ureum : 20 mg/dl (15-50)
Kreatinin : 1,06 mg/dl (0,7-1,2)
GDS : 129 mg/dl (< 140)
Diagnosis
Hernia Inguinalis Lateralis Sinistra Reponible.
Diagnosis Banding
a. Kriptochismus
b. Limfadenopati/ limfadenitis inguinal
Penatalaksanaan
Operatif : Hernioraphy
Prognosa
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam
Pembahasan
4
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
HERNIA INGUINALIS
A. DEFENISI
Hernia inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah
lubang pada dinding perut kedalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis adalah saluran
yang berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis dari perut kedalam
skrotum sesaat sebelum bayi dilahirkan.
B. BAGIAN-BAGIAN HERNIA
keterangan:
1. kulit dan jaringan subkutis
2. lapisan muskulo-aponeurisis
3. peritoneum parietal dan jaringan preperitoneum
4. rongga perut
5. cincin atau pintu hernia (tempat keluarnya jaringan/ organ tubuh, berupa LMR
yang dilalui kantong hernia)
6. kantong hernia
C. ANATOMI
Kanalis inguinalis dibatasi dikraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang
merupakan bagian terbuka dari fasia tranversalis dan aponeurisis m.transversus
abdominis, dimedial bawah, diatas tuberkulum pubikum, kanal ini dibatasi oleh annulus
inguinalis eksternus, bagian terbuka dari aponurisis m.oblikus eksternus, dan didasarnya
5
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
terdapat ligamentum inguinale. Kanal berisi tali sperma pada pria, dan ligamentum
rotundum pada wanita.
Nervus ilioinguinalis dan iliofemoralis mempersarafi otot diregio inguinalis, sekitar
kanalis inguinalis, dan tali sperma, serta sensibilitas kulit diregio inguinalis, skrotum dan
sebagian kecil kulit tungkai atas bagian proksimomedial.
C. ETIOLOGI
Biasanya tidak ditemukan sebab yang pasti, meskipun kadang dihubungkan dengan
angkat berat. Hernia terjadi jika bagian dari organ perut ( biasanya usus) menonjol
melalui suatu titik yang lemah atau robekan pada dinding otot yang tipis, yang menahan
organ perut pada tempatnya.
Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau karena sebab yang
didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia, lebih banyak pada pria ketimbang pada
wanita. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan pintu masuk hernia pada
anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia.
Disamping itu diperlukan pula faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu
yang sudah terbuka cukup lebar tersebut.
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosessus vaginalis yang
terbuka, peninggian tekanan didalam rongga perut, dan kelemahan otot dinding perut
karena usia.
Proses turunnya testis mengikuti prosessus vaginalis. Pada nenonatus kurang lebih
90% prosessus vaginalis tetap terbuka sedangkan pada bayi umur satu tahun sekitar 30 %
prosessus vaginalis belum tertutup. Tetapi kejadian hernia pada umur ini hanya beberapa
persen. Tidak sampai 10% anak dengan prosessus vaginalis paten menderita hernia. Pada
anak dengan hernia unilateral dapat dijumpai prosessus veginalis paten kontralateral lebih
dari separo, sedangkan insiden hernia tidak melebihi 20%. Umumnya disimpulkan bahwa
adanya prosessus vaginalis yang paten bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya
hernia tapi diperlukan faktor lain seperti anulus inguinalis yang cukup besar.
Tekanan intra abdomen yang meninggi secara kronik seperti batuk kronik, hipertrofi
prostat, konstipasi dan asites sering disertai hernia inguinalis. Insiden hernia meningkat
dengan bertambahnya umur mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan
tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang kekuatannya.
6
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus
turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis
berjalan lebih vertikal, sebaliknya bila otot dinding perut berkontraksi, kanalis inguinalis
berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah
masuknya usus kedalam kanalis inguinalis. Kelemahan otot dinding perut antara lain
terjadi akibat kerusakan n.ilioinguinalis dan n.iliofemoralis setelah apendektomi. Jika
kantong hernia inguinalis lateralis mencapai scrotum disebut hernia skrotalis.
E. KLASIFIKASI
Hernia inguinalis indirek, disebut juga hernia inguinalis lateralis, karena keluar dari
rongga peritoneum melalui annulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh
epigastrika inferior, kemudian hernia masuk kedalam kanalis inguinalis, dan jika cukup
panjang, menonjol keluar dari annulus inguinalis ekternus. Apabila hernia berlanjut,
tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut hernia skrotalis. Kantong hernia berada
dalam m.kremaster terlatak anteromedial terhadap vas deferen dan struktur lain dalam tali
sperma
Hernia inguinalis direk, disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung
kedepan melalui segitiga Hesselbach, daerah yang dibatasi ligamentum inguinal dibagian
inferior, pembuluh epigastrika inferior dibagian lateral dan tepi otot rektus dibagian
medial. Dasar segitiga hasselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh
serat aponeurisis m.tranversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga
daerah ini potensial untuk menjafi lemah. Hernia medialis, karena tidak keluar melalui
kanalis inguinalis dan tidak keskrotum, umumnya tidak disertai strangulasi karena cincin
hernia longgar.
Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar
masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. Bila isi kantong
tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut, hernia disebut hernia ireponibel.
Ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia.
Hernia ini disebut hernia akreta. Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan
usus.
Hernia disebut hernia inkarserata atau hernia strangulate bila isinya terjepit oleh
cincin hernia sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga
7
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
perut. Akibatnya, terjadi gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia
inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia ireponibel dengan gangguan pasase,
sedangkan gangguan vskularisasi disebut sebagai hernia strangulate. Pada keadaan
sebenarnya gangguan vaskularisasi telah terjadi pada saat jepitan dimulai, dengan
berbagai tingkat gangguan mulai dari bendungan sampai nekrosis. Nama yang lazim
dipakai ialah hernia strangulata walaupun tidak ada gejala dan tanda strangulata tidak ada
gejala dan tanda strangulasi.
Bila strangulasi hanya menjepit sebagian dinding usus, hernia disebut hernia
Richter. Ileus obstruksi mungkin parsial atau total, sedangkan benjolan hernia tidak
ditemukan dan baru terdiagnosis pada waktu laparatomi. Komplikasi hernia Richter
adalah strangulasi sehingga terjadi perforasi usus, dan pada hernia femoralis ini tampak
seperti abses di daerah inguinal
Operasi darurat untuk hernia inkarserata merupakan operasi terbanyak nomor dua
setelah operasi darurat untuk apendisitis. Selain itu, hernia inkarserata merupakan
penyebab obstruksi usus nomor satu di Indonesia.
F. MANIFESTASI KLINIS
Hernia inguinal sering terlihat sebagai tonjolan intermitten yang secara berangsur,-
angsur meningkat dalam ukuran dan menjadi ketidaknyamanan yang progresif dan
persisten yang progresif. Kadang hanya sedikit nyeri , sakit atau rasa terbakar didaerah
lipat paha yang mungkin didapatkan sebelum perkembangan dari penonjolan yang nyata.
Ketidaknyamanan ini memperjelas onset dari symtomp hernia yang sering dideskripsikan
sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Gejala itu mungkin tidak hanya didapatkan
didaerah inguinal tapi juga menyebar kedaerah pinggul, belakang, kaki, atau kedaerah
genital. Disebut "Reffered pain" gejala ketidaknyamanan ini dapat mempercepat keadaan
yang berat dan menyusahkan. Gejala ketidaknyamanan pada hernia biasanya meningkat
dengan durasi atau intensitas dari kerja, tapi kemudian dapat mereda atau menghilang
dengan istirahat, meskipun tidak selalu.
Rasa tidak enak yang ditimbulkan oleh hernia selalu memburuk disenja hari dan
membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang. Nyeri
lipat paha tanpa hernia yang dapat terlihat, biasanya tidak mengindikasikan atau
menunjukkan mula timbulnya hernia. Kebanyakan hernia berkembang secara diam-diam,
tetapi beberapa yang lain dicetuskan oleh peristiwa muscular tunggal yang sepenuh
8
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
tenaga. Secara khas, kantong hernia dan isinya membesar dan mengirimkan impuls yang
dapat teraba jika pasien mengedan atau batuk. Biasanya pasien harus berdiri saat
pemeriksaan , kerena tidak mungkin meraba suatu hernia lipat paha yang bereduksi pada
saat pasien berbaring. Hidrokel bertransiluminasi, tetapi hernia tidak.
Hernia yang tidak dapat dideteksi oleh pemeriksaan fisik, dapat dilihat dengan ultra
sonografi atau tomografi komputer. Strangulasi menimbulkan nyeri hebat dalam hernia
yang diikuti dengan cepat oleh nyeri tekan, obstruksi interna, dan tanda atau gejala sepsis.
Reduksi dari hernia strangulasi adalah kontraindikasi jika ada sepsis atau isi dari sakus
yang diperkirakan mengalami gangrenosa.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Daerah inguinalis pertama-tama diperiksa dengan inspeksi , sering benjolan muncul
dalam lipat paha dan terlihat cukup jelas. Kemudian jari telunjuk diletakkan disisi lateral
kulit skrotum dan dimasukkan sepanjang funikulus spermatikus sampai ujung jari tengah
mencapai annulus inguinalis profundus. Suatu kantong yang diperjelas dengan batuk
biasanya dapat diraba pada titik ini. Jika jari tangan tak dapat melewati annulus inguinalis
profundus karena adanya massa, maka umumnya diindikasikan adanya hernia.Hernia juga
diindikasikan, bila seseorang meraba jaringan yang bergerak turun kedalam kanalis
inguinalis sepanjang jari tangan pemeriksa selama batuk.
Walaupun tanda-tanda yang menunjukkan apakah hernia itu indirek atau direk, namun
umumnya hanya sedikit kegunaannya, karena keduanya biasanya memerlukan
penatalaksanaan bedah, dan diagnosis anatomi yang tepat hanya dapat dibuat pada waktu
operasi. Gambaran yang menyokong adanya hernia indirek mencakup turunnya kedalam
skrotum, yang sering ditemukan dalam hernia indirek, tetapi tak lazim dalam hernia direk.
Hernia direk lebih cenderung timbul sebagai massa yang terletak pada annulus inguinalis
superfisialis dan massa ini biasanya dapat direposisi kedalam kavitas peritonealis,
terutama jika pasien dalam posisi terbaring. Pada umumnya pada jari tangan pemeriksa
didalam kanalis inguinalis, maka hernia inguinalis indirek maju menuruni kanalis pada
samping jari tangan, sedangkan penonjolan yang langsung keujung jari tangan adalah
khas dari hernia direk.
H. DIAGNOSIS
9
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik. Benjolan akan
membesar jika penderita batuk, membungkuk, mengangkat beban berat atau mengedan.
Gejala dan tanda klinik hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia. Pada hernia
reponibel keluhan satu-satunya adalah benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu
berdiri, batuk, bersin, atau mengedan dan menghilang setelah berbaring . keluhan nyeri
jarang dijumpai , kalau ada biasanya didaerah epigastrium, atau paraumbilikal berupa
nyeri viseral karena regangan pada mesenterium pada waktu satu segmen usus halus
masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau
sudah terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada inspeksi saat
pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan
diregio inguinalis yang berjalan dari lateral atas kemedial bawah. Kantong hernia yang
kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis
kantong yang memeberikan sensasi gesekan dua permukaaan sutera. Tanda ini disebut
tanda sarung tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong
hernia berisi organ maka tergantung isinya, pada palpasi mungkin teraba usus, omentum
(seperti karet), atau ovarium. Dengan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat
dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus
sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia
dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta
mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan
kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Isi hernia
pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat yang biasanya berisi
ovarium.
I. DIAGNOSIS BANDING
a. Hidrocele pada funikulus spermatikus maupun testis.Yang membedakan:
- pasien diminta mengejan bila benjolan adalah hernia maka akan membesar, sedang bila
hidrocele benjolan tetap tidak berubah. Bila benjolan terdapat pada skrotum , maka
dilakukan pada satu sisi , sedangkan disisi yang berlawanan diperiksa melalui
diapanascopy. Bila tampak bening berarti hidrocele (diapanascopy +).
- Pada hernia: canalis inguinalis teraba usus
- Perkusi pada hernia akan terdengar timpani karena berisi usus
10
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
- Fluktuasi positif pada hernia.
b. Kriptochismus
Testis tidak turun sampai ke skrotum tetapi kemungkinanya hanya sampai kanalis
inguinalis
c. Limfadenopati/ limfadenitis inguinal
d. Varises vena saphena magna didaerah lipat paha
e. Lipoma yang menyelubungi funikulus spermatikus (sering disangka hernia inguinalis
medialis).
J. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian
penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi.
a. Reposisi
Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulate, kecuali pada pasien anak-
anak. reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk
corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan
lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Pada anak-anak inkarserasi lebih sering
terjadi pada umur dibawah dua tahun. Reposisi spontan lebih sering dan sebaliknya
gangguan vitalitas isi hernia jarang terjadi jika dibandingkan dengan orang dewasa. Hal
ini disebabkan oleh cincin hernia yang lebih elastis dibandingkan dengan orang dewasa.
Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative dan kompres
es diatas hernia. Bila usaha reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi pada hari
berikutnya. Jika reposisi hernia tidak berhasil dalam waktu enam jam harus dilakukan
operasi segera.
b. Bantalan penyangga
Pemakaian bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi
dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Namun cara yang
berumur lebih dari 4000 tahun ini masih saja dipakai sampai sekarang.
Sebaiknya cara ini tidak dinjurkan karena mempunyai komplikasi, antara lain
merusak kulit dan tonus otot dinding perut didaerah yang tertekan sedangkan strangulasi
tetap mengancam. Pada anak-anak cara ini dapat menimbulkan atrofitestis karena tekanan
pada taki sperma yang mengandung pembuluh darah testis.
11
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
2. Operatif
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang
rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi
hernia terdiri dari herniotomo dan hernioplasti
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong
dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong
hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong
b. Hernioplasti / Hernioraphy
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam
mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan herniotomi. Dikenal berbagai metode
hernioplasti seperti memperkecil anulus inguinalis internus dangan jahitan terputus,
menutup dan memperkuat fasia transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus
internus abdominis dan m. oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama
conjoint tendon ke ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau
menjahitkan fasia tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis
keligamentum cooper pada metode Mc Vay
Metode Bassini merupakan teknik herniorafi yang pertama dipublikasikan tahun
1887. Setelah diseksi kanalis inguinalis, dilakukan rekonstruksi dasar lipat paha dengan
cara mengaproksimasi muskulus obliqus internus, muskulus transversus abdominis, dan
fasia transversalis dengan traktus iliopubik dan ligamentum inguinale. Teknik dapat
diterapkan, baik pada hernia direk maupun indirek.
Kelemahan teknik Bassini dan teknik lain yang berupa variasi teknik herniotomi
Bassini adalah terdapatnya regangan berlebihan dari otot-otot yang dijahit. Untuk
mengatasi masalah ini, pada tahun delapan puluhan dipopulerkan pendekatan operasi
bebas regangan. Pada teknik itu digunakan prostesis mesh untuk memperkuat fasia
transversalis yang membentuk dasar kanalis inguinalis tanpa menjahitkan otot-otot ke
inguinal.
Terjadinya residif lebih banyak dipengaruhi oleh teknik reparasi dibandingkan dengan
faktor konstitusi. Pada hernia inguinalis lateralis penyebab residif yang paling sering ialah
penutupan anulus inguinalis internus yang tidak memadai, diantaranya karena diseksi
12
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
kantong yang kurang sempurna, adanya lipoma preperitoneal, atau kantung hernia tidak
ditemukan. Pada hernia inguinalis medialis penyebab residif umumnya karena tegangan
yang berlebihan pada jahitan plastik atau kekurangan lain dalam teknik.
Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang diperlukan pemakaian bahan
sintesis seperti mersilene,prolene mesh atau marleks untuk menutup defek.
K. PROGNOSIS
Perbaikan klasik memberikan angka kekambuhan sekitar 1% -3% dalam jarak waktu
10 tahun kemudian. Kekambuhan disebabkan oleh tegangan yang berlebihan pada saat
perbaikan, jaringan yang kurang, hernioplasti yang tidak adekuat, dan hernia yang
terabaikan. Kekambuhan yang sudah diperkirakan, lebih umum dalam pasien dengan
hernia direk, khususnya hernia direk bilateral. Kekambuhan tidak langsung biasanya
akibat eksisi yang tidak adekuat dari ujung proksimal kantung.
Kebanyakan kekambuhan adalah langsung dan biasanya dalam regio tuberkulum
pubikum, dimana tegangan garis jahitan adalah yang terbesar.insisi relaksasi selalu
membantu. Perbaikan hernia inguinalis bilateral secara bersamaan tidak meningkatkan
tegangan jahitan dan bukan merupakan penyebab kekambuhan seperti yang dipercaya
sebelumnya. Hernia rekurren membutuhkan prostesis untuk perbaikan yang berhasil,
kekambuhan setelah hernioplasti prostesis anterior paling baik dilakukan dengan
pendekatan preperitoneal atau secara anterior dengan sumbat prostesis.
L. KOMPLIKASI
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Isi hernia
dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia irreponibel; ini dapat terjadi kalau hernia
terlalu besar atau terdiri dari omentum, organ ektraperitoneal (hernia geser) atau hernia
akreta. Disini tidak timbul gejala klinik kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi
hernia tercekik oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulate yang menimbulkan
gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan dapat terjadi total atau parsial seperti
pada hernia richter. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis atau lebih kaku seperti pada
hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi
inkarserasi retrograde yaitu dua segmen usus terperangkap didalam kantong hernia dan
satu segmen lainnya berada dalam rongga peritoneum seperti huruf W.
13
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
Jepitan hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada
permulaaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udem organ atau struktur didalam
hernia dan transudasi kedalam kantong hernia. Timbulnya udem menyebabkan jepitan
pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan
terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia berisi transudat berupa cairan
serosanguinus. Kalau isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi yang akhirnya
dapat menimbulkan abses local, fistel atau peritonitis jika terjadi hubungan dengan
rongga perut.
Gambaran klinik hernia inkarserata yang mengandung usus dimulai dengan gambaran
obstruksi usus dengan gangguan keseimbangan cairan , elektrolit, dan asam basa. Bila
sudah terjadi strangulasi karena gangguan vaskularisasi terjadi gangguan toksik akibat
gangrene, gambaran klinik menjadi komplek dan sangat serius. Penderita mengeluh nyeri
lebih hebat ditempat hernia, nyeri akan menetap karena rangsangan peritoneum.
Pada pemeriksaan lokal yang ditemukan benjolan yang tidak dapat dimasukkan lagi,
disertai nyeri tekan dan tergantung keadaaan isi hernia dapat dijumpai tanda pereitonitis
atau abses local. Hernia strangulate merupakan keadaan gawat darurat karena perlu
mendapat pertolongan segera.
M. PENCEGAHAN
Hernia lebih sering terjadi pada seseorang yang mengalami, kelebihan berat badan,
menderita batuk menahun, sembelit menahun atau BPH yang menyebabkan dia herus
mengedan ketika berkemih. Penobatan terhadap bebrbagai keadaan diatas dapat
mengurangi resiko terjadinya hernia.
DAFTAR PUSTAKA
14
Hernia Inguinalis Lateralis 2009
1. Sabiston. Buku ajar bedah(Essentials of surgry. Bagian 2, cetakan I : Jakarta, penerbit
buku kedokteran EGC. 1994.
2. Sjamsuhidayat.R & Wim de jong. Buku ajar ilmu bedah.edisi revisi.Jakarta : penerbit
buku kedokteran EGC, 1997.
3. Schwartz. et al.intisari prinsip-prinsip ilmu bedah.Ed. 6. jakarta: penerbit buku
kedokteran EGC, 2000.
4. www.medicastore. Com
5. www.pubmed. Com
15