presus bedah hil - tina

51
BAB I PRESENTASI KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. N Umur : 74 tahun Agama : Islam Alamat : Karang Tengah Pekerjaan : Buruh tani Tgl periksa : 11 Mei 2014 ANAMNESIS Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha kiri Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke RSMS dengan keluhan benjolan di lipat paha kiri sejak ± 1 bulan yang lalu. Benjolan hilang timbul, benjolan timbul saat posisi berdiri, berjalan, dan saat pasien batuk atau saat beraktivitas. Benjolan menghilang saat pasien beristirahat atau berbaring. Benjolan juga masih dapat dimasukan kembali oleh pasien dengan menggunakan tangannya. Pasien menyangkal adanya nyeri pada benjolan. Pasien mengatakan jika BAB dan BAK nya tidak ada keluhan. Pasien menyangkal adanya demam, mual maupun muntah. Pasien juga menyangkal adanya penurunan berat badan Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat sakit darah tinggi disangkal

Upload: rahmat

Post on 18-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hernia

TRANSCRIPT

BAB I

PRESENTASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama

: Tn. N

Umur

: 74 tahun

Agama

: Islam

Alamat : Karang Tengah

Pekerjaan

: Buruh tani

Tgl periksa: 11 Mei 2014

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Benjolan di lipat paha kiri

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke RSMS dengan keluhan benjolan di lipat paha kiri sejak 1 bulan yang lalu. Benjolan hilang timbul, benjolan timbul saat posisi berdiri, berjalan, dan saat pasien batuk atau saat beraktivitas. Benjolan menghilang saat pasien beristirahat atau berbaring. Benjolan juga masih dapat dimasukan kembali oleh pasien dengan menggunakan tangannya.

Pasien menyangkal adanya nyeri pada benjolan. Pasien mengatakan jika BAB dan BAK nya tidak ada keluhan. Pasien menyangkal adanya demam, mual maupun muntah. Pasien juga menyangkal adanya penurunan berat badan

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat sakit darah tinggi disangkal

Riwayat batuk lama

Riwayat sakit kencing manis disangkal

Riwayat keluhan yang sama disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada keluarga yang memiliki sakit sama.

Riwayat sakit kencing manis disangkal

Riwayat sakit darah tinggi disangkal

Riwayat Psikososial

Pasien bekerja sebagai buruh tani dan memiliki riwayat mengangkat beban yang berat

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tanda vital:

TD : 120/80 mmHg

Suhu : 36,40C

N : 88x/menit

RR : 18x/menit

Status Generalis:

Kepala : mesosefal

Mata : reflek cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor, diameter pupil 3 mm.

Hidung : discharge (-/-), deviasi septum (-/-).

Mulut

: sianosis (-/-).

Telinga: simetris, tidak ada kelainan bentuk

Thoraks

Cor : Inspeksi: iktus cordis tidak tampak

Palpasi

: iktus cordis tidak kuat angkat

Perkusi

: batas kiri atas SIC II LMC sinistra

batas kanan atas SIC II LPS Dextra

batas kiri bawah SIC V LMC sinistra

batas kanan bawah SIC IV LPS Dextra

Auskultasi: S1 > S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Inspeksi: dada kanan dan kiri simetris

Palpasi: vokal fremitus kanan = kiri

Perkusi: sonor di seluruh lapangan paru

Auskultasi: SD dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)

Abdomen:

Inspeksi :datar

Auskultasi: Bising Usus (+) normal

Perkusi: timpani

Palpasi

: supel, Nyeri tekan (-)

Ekstremitas :

Superior dextra: Udem (-)Superior sinistra: Udem (-)

Inferior dextra

: Udem (-)

Inferior sinistra: Udem (-)

Status Lokalis:

Regio inguinal sinistra skrotalis sinistraInspeksi:

Pada posisi berdiri

Tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tanda tanda radang.

Mengedan : Tampak benjolan lonjong di lipat paha yang turun ke skrotum, tidak berwarna merah.

Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.

Palpasi :

Saat berdiri mengedan.

Teraba benjolan yang berukuran 3cmx3cmx3cm , konsistensi kenyal, permukaan licin, batas atas tidak tegas, nyeri tekan (-).

Saat tiduran, benjolan tidak teraba.Testis teraba, ukuran dan konsistensi normal.

Fingertip test: benjolan hernia menyentuh ujung jari

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto rontgen :

LABORATORIUM DARAH (9 MEI 2014) :

Jenis PemeriksaanHasil

Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hb13.514 - 18 gr/dl

Ht4142- 52%

Eritrosit4.74.2 6.1 juta/L

Leukosit95104.800 10.800/L

Trombosit335.000150.000 -450.000/L

MCV88.379 99 fL

MCH29.127 31 pg

MCHC33.033 37 gr/dL

RDW14.411,5 14,5 %

Hitung Jenis

Basofil0.40 1 %

Eosinofil1.72 4 %

Batang0.32 5 %

Segmen68.940 70 %

Limfosit24.425 40 %

Monosit4.32 -8 %

SGOT (AST)2015 - 37 /L

SGPT (ALT)1430 65 /L

Ureum22.714.98 38.52 mg/dL

Kreatinin1.060.60 1.00 mg/dL

Natrium (Na)139136 145 mmol/L

Kalium (K)4.43,1 5,1 mmol/L

Klorida (Cl)9998 107mmol/L

GDS121 10.000 18.000 / mm3 Serum elektrolit meningkat

Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan Ultrasound pada daerah inguinal dengan pasien dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. Pada pasien yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi yang menunjukkan hernia inguinalis.CT scan dapat digunakan untuk mengevaluasi pelvis untuk mencari adanya hernia obturator.

DIAGNOSIS BANDING

Tabel 2. Diagnosa banding hernia

PENATALAKSANAAN

1) Konservatif : a. Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi

b. Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg, pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.

2) Operatif : Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin kemudian dipotong.

Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan herniotomi.

Pada anak-anak dilakukan herniotomi tanpa hernioraphy karena masalahnya pada kantong hernia sedangkan keadaan otot-otot abdomen masih kuat (tidak lemah), maka dilakukan pembebasan kantong hernia sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.

Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka kedua sisi dapat direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral

Teknik operasi :Berdasarkan pendekatanoperasi, banyak teknik herniorraphy dapat diklompokkan dalam 4 kategori utama :

a. Kelompok 1: Open Anterior RepairKelompok 1 operasi hernia (teknik Bassini, McVay dan Shouldice) melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliquus abdomins ekternus dan membebaskan funikulus spermatikus. fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah direct dan indirect. Kantung hernia biasanya diligasi dan dasar kanalis spinalis di rekonstruksi.

Teknik BassiniKomponen utama dari teknik bassini adalah

1. Membelah aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus dikanalis ingunalis hingga ke cincin ekternal

2. Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect sekaligus menginspeksi dasar dari kanalis inguinal untuk mencari hernia direct.

3. Memisahkan bagian dasar atau dinding posteriorkanalis inguinalis (fascia transversalis)

4. Melakukan ligasi kantung hernia seproksimal mungkin

5. Rekonstuksi didinding posteriordengan menjahit fascia tranfersalis, otot transversalis abdominis dan otot abdominis internus ke ligamentum inguinalis lateral.

Gambar 10.McVay open anterior repair.

Teknik kelompok ini berbeda dalam pendekatan mereka dalam rekontruksi, tetapi semuanya menggunakan jahitan permanen untuk mengikat fascia disekitarnya dan memperbaiki dasar dari kanalis inguinalis, kelemahannya yaitu tegangan yang tejadi akibat jahitan tersebut, selain dapat menimbulkan nyeri juga dapat terjadi neckosis otot yang akan menyebakan jahitan terlepas dan mengakibatkan kekambuhan

b. Kelompok 2: Open Posterior RepairPosterior repair (iliopubic tract repair dan teknik Nyhus) dilakukan dengan membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar dan masuk ke properitoneal space. Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis. Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adakah rekonrtuksi dilakukan dari bagian dalam. Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya. Operasi ini biasanya dilakukan dengan anastesi regional atau anastesi umum.

c. Kelompok 3: Tension-Free Repair With MeshKelompok 3 operasi hernia (teknik Lichtenstein dan Rutkow ) menggunakan pendekatan awal yang sama degan teknik open anterior. Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk memperbaiki defek , tetapi menempatkan sebuah prostesis, mesh yang tidak diserap. Mesh ini dapat memperbaiki defekhernia tanpa menimbulkan tegangan dan ditempatkan disekitar fascia gambar 6. Hasil yang baik diperoleh dengan teknik ini dan angka kekambuhan dilaporkan kurang dari 1 persen.

Gambar 11.Open mesh repair

Beberapa ahli bedah meragukan keamanan jangka panjang penggunaan implant prosthesis, khususnya kemungkinan infeksi atau penolakan. Akan tetapi pengalaman yang luas dengan mesh hernia telah mulai menghilangkan anggapan ini, dan teknik ini terus populer.Teknik ini dapat dilakukan dengan anastesi local, regional atau general.

d. Kelompok4: Laparoscopic Operasi hernia Laparoscopic makin populer dalam beberapa tahun terakhir, tetapijuga menimbulkan kontroversi. Pada awal pengembangan teknik ini, hernia diperbaiki dengan menempatkanpotongan mesh yang besar di region inguinal diatas peritoneum. Teknik ini ditinggalkan karena potensi obstruksi usus halus dan pembentuka fistel karena paparan usus terhadap mesh.

Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorrhaphies dilakukan menggunakan salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP) . pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoscopic dalam cavum abdomendan memperbaiki region inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.sedangkan pendekatan TAPP adalah prosedur laparoskopic langsungyang mengharuskan masuk kecavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah bisa cidera selama operasi.

Gambar 12.Laparoscopic mesh repairHERNIA LAINNYA

1) Hernia umbilicalis :

Merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin umbilikus (pusar) akibat peninggian tekanan intra abdomen.Umbilicus merupakan salah satu lokasi yang lemah pada abdomen dan tempat yang sering mengalami herniasi. Hernia umbilicus muncul lebih sering pada wanita. Obesitas dan kehamilan berulang merupakan precursor, dan ascites sering mencetuskan masalah. Hernia umbilicus pada dewasa tak ada hubungannya dengan hernia umbilicus pada anak-anak. Sering terjadi strangulasi pada colon atau omentum. Hernia umbilicalis sering terjadi pada bayi dan merupakan kelainan kongenital.

2) Hernia paraumbilicalis :

Hernia melalui suatu celah di garis tengah tepi atas umbilicus.

Gambar 13.Hernia menurut lokasi

3) Hernia Epigastric

Hernia yang keluar melalui defek di linea alba antara umbilicus dan processus xyphoideus. Hernia pada linea alba muncul lebih sering diatas umbilicus dari pada dibawahnya. Hernia-hernia ini biasanya kecil dan sulit diagnosis pada pasien obes. Pasien mengeluhkan nyeri, sensasi tertarik dibagian tengah perut. Hernia ini juga bisa diperbaiki dengan jahitan sederhana. Harus diwaspadai adalah hernia ini sering multiple.4) Hernia Littre's

Adanyadiverticulum Meckel sebagai komponen tambahan pada kantung hernia menjadi ciri dari Littre's hernia. Keadaan yang tak lazim ini bisa sangat sulit di diagnosa karena gejala obstruktif yang sedikit.. Strangulasi dari diverticulum Meckel bisa terjadi yang menyebabkan fistel sebagai keluhan utama. Menejemen operasi berupa reparasi hernia dengan atau tanpa reseksi diverticulum Meckel. Suatudiverticulum Meckel yang menyebabkan gejala atau mengalami strangulasi harus direseksi. Reseksi dari suatu diverticulum meckel tanpa gejala harus berdasarkan usia dan keadaan umum pasien.

5) Spigelian HerniaSuatu hernia melalui fascia pada sepanjang tepi lateral otot rectus abdominis pada celah antara linea semilunar dan tepi lateral dari otot rectus abdominis adalah suatu hernia spigelian. Fascia Spieghel sebenarnya adalah aponeurosis dan terdiri dari gabungan aponeurosis otot oblique abdominis dan transversesabdominis dibagian lateral dan otot rectus abdominis pada bagian medial. Meskipun dapat muncul disepanjang linea semilunar, ia paling sering muncul dimana fascia sphiegel lebih lebar dan lemah.Diatas umbilicus, serat-serat aponeurosis saling bersilangan dan membentuk barier yang kuat. Dibawah umbilicus seratnya lebih parallel dan dapat di pisah, memudahkan peritoneum dan lemak properotoneal menonjol melalui defek yang seperti belahan tetapi tertahan oleh aponeurosis otot obliquus abdominis eksternus.

Umumnya, hernia spigelian muncul pada bawah linea semilunaris. Banyak pasien pasien datang dengan hernia spigelian mengalami obesitas dan diagnosis klinis preoperative yang benar ditegakkan hanya pada 50% pasien. HerniaSpigelian dapat ditemukan secara incidental dengan ultrasonografi atau CT scan. Computed tomography dilakukan dengan pasienmelakukan suatuValsalva maneuver meningkatkan sensitivitas diagnostic. Hernia spigelian yang besar dapat salah diduga sebagai sarcoma dari dinding abdomen. Terjepitnya nervus cutaneus anterior T10 sampai T12 menyebabkan rasa tak nyaman yang menyerupai hernia spigelian.

Hernia Spigelian biasanya berhasil diperbaiki pada operasi awal. Aproksimasi jaringan yang berdekatan ke defek dengan jahitan terputus biasanya berhasil pada kebanyakan pasien. Akantetapi jika defeknya besar atau jeringan didekatnya lemah, penguatan dengan prosthetic mesh menjadi indikasi.

6) Hernia Obturator

Canalis obturator ditutup oleh membran dan dilewati oleh nervus dan pembuluh darah obturator. Kelemahan pada membrane obturator dan pelebaran dari canal dapat menyebabkan suatu kantung hernia, yang dapat menyebabkan incarserasi atau obstruksi saluran cerna. Canal obturator, yang panjangnya 2-3 cm dapat terisi bantalan lemak, yang dianggap oleh banyak ahli bedah hal yang patologik. Pasien muncul dengan bukti kompresi pada nervus obturator, menghasilkan nyeri pada bagian dalam paha. Ini digambarkan oleh John Howship pada tahun 1840 dan secara terpisah oleh Moritz Heinrich Romberg1848.

Operasi dari hernia obturator telah banyak dilakukan dengan banyak pendekatan. Pendekatan melalui abdomen terbuka atau laparoscopic dianjurkan ketika ada dugaan gangguan saluran cerna. Pendekatan Retropubic (preperitoneal) dilakukan oleh banyak ahli bedah ketikatidak ada keterlibatan atau obstruksi saluran cerna. pendekatanobturator, inguinal, dan kombinasi telah pernah dilakukan. Tanpa memandang pendekatan yang digunakan, reduksi isi dan inversi kantung hernia adalah langkah awal dalam terapi operatif pada hernia obturator. Dilatasi foramen obturator diperbaiki dengan jahitan terputus.

7) Hernia Lumbar (Dorsal)

Hernia lumbalis atau dorsalis dapat terjadi didaerah lumbal melalui dinding posterior abdomen. Grynfeltt's hernia muncul melalui trigonum lumbal superior sedangkan Petit's hernia muncul melalui trigonum lumbal inferior. Hernia lumbalis generalisata, tipe yang ketiga paling sering iatrogenic setelah insisi pinggang pada operasi ginjal.

Hernia lumbal biasanya besar dan menjadi progressif dan menjadi masalah dari segi penampilan. Jahitan sederhana dapat dilakukan pada hernia yang kecil. Pada hernia yang lebih besar dilakukan rekonstruksi. Bagaimanapun pasien dengan hernia yang besar dan muncul dengan jaringan yang sangat lemah memerlukan penggunaan mesh atau free tissue flaps.

8) Sciatic Hernia

Foramen siaticus mayor dapat menjadi lokasi dari suatu hernia. Hernia tipe ini sangat jarang dan sulit di diagnose dan asien mungkin tidak memiliki keluhan hingga timbul obstruksi saluran cerna. Pasien lain muncul dengan massa pada daerah gluteal atau infragluteal, yang menyebabkan rasa tidak nyaman pada saat berdiri. Nyeri pada nervus siatikus jarang disebabkan oleh penekanan hernia siatikus. Hernia ini dapat diperbaiki dengan operasi transabdominal atau transgluteal.9) Hernia Perineal

Hernia perineal yang bersifat congenital atau didapat sangat jarang terjadi. Hernia ini bisa terjadi setelah reseksi abdominoperineal, prostatectomy, atau pengangkatan organ pelvis. flap Myocutaneous atau mesh sering diperlukan untuk memperbaiki sutau hernia perineal.KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS1) Hernia inkarserasi

Isi hernia yang tercekik oleh cincin hernia yang menimbulkan gejala obstruksi usus yang sederhana, menyebabkan gangguan dari pasase usus, mual, dan muntah. Hernia yang membesar mengakibatkan nyeri dan tegang. Pada hernia inkarserasi, hernia tidak dapat direposisi.

2) Hernia strangulasi

Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Pada permulaan, terjadi bendungan vena sehingga terjadi oedem organ atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia. Timbulnya oedem menyebabkan jepitan pada cincin hernia makin bertambah sehingga akhirnya peredaran darah jaringan terganggu. Isi hernia menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat berupa cairan serosanguinus.

Komplikasi akibat operasi adalah infeksi pada luka sayatan operasi akibat perawatan yang kurang baik. Infeksi pada luka operasi erat kaitannya dengan angka rekurensi. Dengan keadaan umum pasien dan teknik operasi yang baik, prognosis penderita hernia umumnya baik. Rekurensi dapat terjadi akibat teknik operasi yang kurang baik dan adanya penyakit yang mendasari. Angka rekurensi operasi HIL pada orang dewasa 0,6-3% walaupun insidennya mungkin lebih dari 5-10%.

BAB III

PEMBAHASAN

Pada presentasi kasus, anamnesis pasien berjenis kelamin laki-laki dengan usia 74 tahun. Pasien mengeluh terdapat bejolan di lipat paha kiri sejak 1 bulan yang lalu, benjolan hilang timbul saat posisi berdiri, berjalan dan batuk atau saat aktivitas. Benjolan menghilang saat pasien istrirahat atau berbaring. Benjolan dapat dimasukkan kembali oleh pasien dengan menggunakan tangannya. Pasien menyangkal adanya nyeri pada benjolan dan mengatakan bahwa jika BAB dan BAK lancar. Pasien menyangkal adanya demam, mual, muntah. Riwayat penyakit dahulu pasien mengakui mempunyai riwayat batuk lama. Riwayat psikososial pasien sebagai buruh tani yang memiliki aktivitas mengangkat beban berat.Pada pemeriksaan fisik pasien didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg (normal), nadi 88x/menit (normal), suhu 36,4oC (normal), respiratory rate 18x/menit (normal). Status lokalisregio inguinal sinistra-skrotalis sinistra :Inspeksi :

1. Pada posisi berdiri

a. Tanpa mengedan : tidak tampak benjolan, tidak tampak tanda tanda radang.

b. Mengedan : Tampak benjolan lonjong di lipat paha yang turun ke skrotum, tidak berwarna merah.

2. Pada posisi berbaring : Tidak tampak benjolan.

Palpasi :

1. Saat berdiri mengedan.

Teraba benjolan yang berukuran 3cmx3cmx3cm , konsistensi kenyal, permukaan licin, batas atas tidak tegas, nyeri tekan (-).

2. Saat tiduran, benjolan tidak teraba.Testis teraba, ukuran dan konsistensi normal.

Fingertip test : benjolan hernia menyentuh ujung jariDari serangkaian anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat didiagnosis pasien menderita hernia inguinalis lateralis sinistra reponible. Hernia inguinalis lateralis sinistra reponible terjadi bila isi hernia dapat keluar masuk, tetapi kantungnya menetap. Isinya tidak ikut muncul secara spontan, namun terjadi bila didorong oleh gaya gravitasi atau tekanan intraabdominal yang meningkat. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.Tata laksana operatif merupakan satu-satunya pengobatan rasional hernia inguinalis. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosa ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri atas herniotomi dan hernioplastik.BAB III

KESIMPULAN

Hernia adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh dinding. Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia indirecta yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Pada kasus ini terjadi terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan menghilang setelah berbaring. Penatalaksaan pasien dilakukan teknik operatif hernioraphy.DAFTAR PUSTAKA

R. Sjamsuhidajat & Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi I. Penerbit buku

kedokteran EGC. Jakarta. 1997. Hal 700-718

A. Mansjoer, Suprohaita, W.K. Wardhani, W. Setiowulan. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid II. Penerbit Media Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2000. Hal 313-317

Dr. P. Bhatia & Dr. S. J. John. Laparoscopic Hernia Repair (a step by step approach). Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital & Endosurgery Institute. New Delhi. 2003. (Ebook, di akses 10 juli 2010)

H G, Burhitt & O.R.G. Quick. Essential Surgery . Edisi III. 2003. Hal 348-356

C. Palanivelu. Operative Manual of Laparoscopic Hernia Surgery. Edisi I. Penerbit GEM Foundation. 2004. Hal 39-58

Brian W. Ellis & Simon P-Brown. Emergecy surgery. Edisi XXIII. Penerbit Hodder Arnold. 2006.

Gary G. Wind. Applied Laparoscopic Anatomy (Abdomen and Pelvis). Edisi I. Penerbit Williams & Wilkins, a Waverly Company. 1997.

Michael M. Henry & Jeremy N. T. Thompson. Clinical Surgery. Edisi II. 2005.

R. Bendavid, J. Abrahamson, Mauruce E. A, dkk. Abominal Wall Hernias (Principles and Management). Edisi I. Penerbit Sringer-Varlag. New York. 2001. (Ebook, di akses 10 Juli 2010)

Michael S. Kavic. Laparoscopic Hernia Repair. Edisi I. Penerbit Harwood Academic Publishers. Amsterdam. 1997. (Ebook, diakses 10 Juli 2010)