hepatitis a
DESCRIPTION
thank youTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS INTERNA
I. Identitas PasienNama : Tn. NUmur : 44 tahunJenis kelamin : Laki-lakiS. perkawinan : - Alamat : -Pekerjaan : - Agama : -
II. ANAMNESIS : Alloanamnesis1. Keluhan Utama : Demam2. RPS : Demam, mual, muntah, sklera mata kuning kurang
lebih 1 minggu ini, BAK kuning pekat.3. RPD :Tidak pernah di operasi dan tidak pernah dirawat
sebelumnya4. RPK :Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.5. RPO : Obat penghilang nyeri sendi yang beli di toko-toko
obat, tidak ada alergi obat.6. Riwayat sosial :
- Merokok (-)- Minum alcohol (-)- Pengguna obat – obatan (-)- Olah raga tidak teratur
III.PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Vital sign :
- Tekanan darah : 135/100 mmHg - Nadi : ... x/menit- Respirasi : 24 x/menit - Suhu : 36,5oC
4. Status Generala. Kepala : DBN
Mata : sklera ikterik, konjungtiva anemis, pupil normal.Hidung : DBNTelinga : DBN
Mulut : DBNTenggorokan : sakit menelan (+), suara serak (-)Leher : DBN
b. ThoraxParu – paru
Ispeksi : simetris, retraksi (-), gerakan nafas simetris.Palpasi : fremitus fokal simetris kanan dan kiriPerkusi : sonorAuskultasi : vesikuler (+), suara tambahan (-)
Jantung : DBN
c. AbdomenInspeksi : datar tidak membesarAuskultasi : bising usus (+)Perkusi : timpani (+), nyeri tekan (-), asites (-)Palpasi : hepar, lien, ginjal tidak teraba
d. Ekstremitas atas : DBN
5. Status LokalisMata : Sklera ikterik, konjungtiva anemis
Tenggorokan : sakit menelan (+)
IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUMa. Pemeriksaan darah rutin
Nama Hasil Nilai normalHb 15,7 mg% 13-18 (lk), 12-16 (pr)Leukosit 8500 mm3 4000-11000 mm2
LED 13 mm/jam 0-10 mm/jam (lk), 0-20 mm/jam (pr)Trombosit 203.000 µL 150.000- 450.000 LHt 52,5 % 39-54% (lk), 36-47% (pr)Eritrosit 5,51 juta/mm3 4,5- 6,5 juta (lk), 4,10- 5,10 juta (pr)
Lab Eos Bas Sbt Seg Lim moHasil 1 0 4 38 51 6
Nilai normal 0-3 0-1 2-6 50-70 20-40 2-8
b. Pemeriksaan kimia darah
Yang dinilai hasil Nilai normal
GDS 103 mg/dl < 125 mg/dl
creatinin 1,0 mg/dl 0,4-1,4 mg/dl
ureum 18 mg/dl 20-40 mg/dl
SGOT 430 µL Sampai 42 µL
SGPT 1975 µL Sampai 41 µL
c. Pemeriksaan urin
Yang dinilai Hasil
PH, warna 6,0 kuning kecoklatan
Berat Jenis 1.020
Urobilinogen -
Protein positif (+ +)
Bilirubin positif
Glukosa negatif
Keton positif
Sedimen -
Epitel 0-3/ LPB
Leukosit 5-10/ LPB
Eritrosit 1-2/ LPB
2. Rontgen
V. DIAGNOSIS BANDING : Hepatitis B
VI. DIAGNOSIS : Hepatitis A
VII.PENATALAKSANAAN :
Medikamentosa : IVFD D5 20gtt/mnt, Curcuma 3x1tab, Inj. Ranitidin 2x1 amp.I.V, Inj. Ondansetron 2x1 amp. I.V, Methioson 3x1,tab, Ibuproven 3x500tab
Non medikamentosa : Tirah baring,diet makanan lunak
VIII. PROGNOSIS : Dubia ed bonam
Tinjauan pustaka
Definisi
Hepatitis A adalah infeksi (iritasi dan pembengkakan) pada hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis A. Hepatitis A disebabkan oleh virus HAV. Virus hepatitis A merupakan virus RNA dalam familiPicornaviridae. Virus hepatitis A (HAV) menginfeksi hati, infeksi ini dapat menyebabkan ikterik maupun non-ikterik. Ada tidaknya tanda klinis ikterik tergantung oleh usia pasien yangmengalami hepatitis A. Pada anak berusia kurang dari 6 tahun, lebih dari 90 % yang menderitainfeksi HAV bersifat asimtomatik. Kontrasnya, lebih dari dua pertiga anak yang lebih besar danorang dewasa mengalami tanda klinis ikterik setelah infeksi HAV. Beberapa karakteristik HAV diantaranya1,4:
- RNA virus- Dikenal sebagai enterovirus 72, namun sekarang digolongkan menjadi
heptovirus- Hanya memiliki 1 serotif - Susah dikultur- Empat genotif - Transmisi melalui Close personal contact, kontaminasi air dan makanan
(fecal oral), darah (jarang).
Faktor resiko
Faktor resiko penularan HAV yaitu2 :
- Sanitasi yang buruk
- Daerah padat seperti poliknik dan rumah sakit jiwa
- Jasa boga terinfeksi
- Pekerja layanan kesehatan
- Wisatawan internasional
- Pengguna obat
- Hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi
Cara PenularanHepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral, kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada faeces, dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia4.
Patogenesis
Antigen hepatitis A dapat ditemukan di dalam sitoplasma sel hati segera
sebelum hepatitis akut timbul.Kemudian jumlah virus akan menurun setelah
timbul manifestasi klinis, baru kemudian muncul IgM antiHAV spesifik.
Kerusakan sel-sel hati terutama karena viremia yang terjadi dlaama waktu yang
sangatpendek dan terjadi pada masa inkubasi. Sedangkan antigen virus hepatitis A
dapat ditemukan dalamtinja satu minggu setelah ikterus timbul. Kerusakan sel hati
disebabkan oleh aktivitas sel T limfositsitolitik terhadat targetnya, yaitu antigen
virus hepatitis A. pada keadaan ini ditemukan HLA-restrictedvirus specific
cytotoxic CD8+T cell di dalam hati pada hepatitis virus A yang akut.Gambaran
histologi dari sel parenkim hatiyaitu terdapatnya nekrosis sel hati berkelompok,
dimulai darisenter lobules yang diikuti dengan inflitrasi sel limfosit, makrofag,sel
plasma, eosinofil, dan neutrofil.Ikterus terjadi sebagai akibat hambatan aliran
empedu karena kerusakan sel parenkim hati, terdapatpeningkatan bilirubin direk
dan indirek dalam serum. Ada 3 kelompok kerusakan yaitu di daerah portal,dalam
lobules dan dalam sel hati sendiri. Daerah lobules yang mengalami nekrosis
terutama yangterletak di daerah sentral. Kadang-kadang hambatan aliran empedu
ini mengakibatkan tinja berwarnapucat seperti dempul dan terjadi peningkatan
enzim alkali fosfatase, 5 nukleotidase dan gamma glutamiltransferase (GGT),
kerusakan sel hati akann menyebabkan pelepasan enzim transaminase ke
dalamdarah. Peningkatan SGPT member petunjuk adanya kerusakan sel parenkim
hati lebih spesifik daripeningkatan SGOT. LDH juga akan meningkat pada
kerusakan sel hati2,3.
Manifestasi klinis
Secara umum, gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu2:
a. Fase Inkubasi
Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau
ikterus. Fase ini padahepatitis A berkisar antara 15-50 hari (rata-rata: 30 hari), dan
berbeda-beda lamanya untuk tiapvirus hepatitis. Panjang fase ini tergantung pada
dosis inokulum yang ditularkan dan jalur penularan, makin besar dosis inokulum,
makin pendek fase inkubasi ini.
b. Fase Prodromal (Pra Ikterik)
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala
ikterus. Awitannya dapatsingkat atau insidious ditandai dengan malaise umum,
mialgia, atralgia, mudah lelah, gejalasaluran napas atas, dan anoreksia. Mual,
muntah dan anoreksia berhubungan dengan perubahan penghidu dan rasa kecap.
Diare atau konstipasi dapat terjadi. Demam derajat rendah umumnyaterjadi pada
hepatitis A akut. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan
atasatau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas akan tetapi jarang
menimbulkan kolesistitis.
c. Fase Ikterus
Ikterus muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga muncul bersamaan
dengan munculnya gejala.Pada banyak kasus fase ini tidak terdeteksi. Setelah
timbul ikterus jarang terjadi perburukangejala prodromal, tetapi justru terjadi
perbaikan klinis yang nyata.
d. Fase Konvalesen (penyembuhan)
Diawali dengan menghilangnya ikterus dan keluhan lain, tetapi
hepatomegali dan abnormalitasfungsi hati tetap ada. Muncul perasaan sudah lebih
sehat dan kembalinya nafsu makan. Keadaanakut biasanya akan membaik dalam
2-3 minggu. Pada hepatitis A perbaikan klinis danlaboratorium lengkap terjadi
dalam 9 minggu dan 16 minggu untuk hepatitis B. pada 5-10%kasus perjalanan
klinisnya mungkin lebih sulit ditangani, hanya <1% yang menjadi fulminan.
Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis pada pasien hepatitis A bisa didapatkan demam yang tidak
terlalutinggi antara 38,0 ᵒC – 39,0 o C, selain itu terdapat pula gangguan pencernaan
sepertimual,muntah, lemah badan, pusing, nyeri sendi dan otot, sakit kepala,
mudah silau,nyeri tenggorok, batuk dan pilek dapat timbul sebelum badan
menjadi kuning selama1 – 2 minggu. Keluhan lain yang mungkin timbul yaitu
dapat berupa air seni menjadi berwarna seperti air teh (pekat gelap) dan warna
feses menjadi pucat terjadi 1–5 harisebelum badan menjadi kuning. Pada saat
timbul gejala utama yaitu badan dan matamenjadi kuning (kuning kenari), gejala-
gejala awal tersebut biasanya menghilang,tetapi pada beberapa pasien dapat
disertai kehilangan berat badan (2,5–5 kg), hal ini biasa dan dapat terus terjadi
selama proses infeksi. Hati menjadi membesar dan nyerisehingga keluhan dapat
berupa nyeri perut kanan atas, atau atas, terasa penuh di uluhati. Terkadang
keluhan berlanjut menjadi tubuh bertambah kuning (kuning gelap)yang
merupakan tanda adanya sumbatan pada saluran kandung empedu2,4.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada penderita hepatitis A didapatkan ikterus,
hepatomegaliringan, nyeri tekan pada abdomen regio hipocondriaca dextra (70%)
dan splenomegali(5-20%)4.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang untuk hepatitis A diantaranya adalah2:
a. Liver function test seperti ALT, AST, bilirubin direk, bilirubin total serta
alkalifosfatase.
b. Diagnosis hepatitis A ditegakkan dengan tes darah. Tes darah ini mencari dua
jenisantibodi terhadap virus, yang disebut sebagai IgM dan IgG. Pertama,
dicariantibodi IgM, yang dibuat ole hepatitis virus. sistem kekebalan tubuh
lima sampai sepuluh hari sebelum gejala muncul, dan biasanya hilang dalam
enam bulan. Tes juga mencari antibodi IgG, yang menggantikan antibodi IgM
dan untuk seterusnyamelindungi terhadap infeksi HAV.
1. Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG,
kitakemungkinan tidak pernah terinfeksi HAV, dan sebaiknya
mempertimbangkanuntuk divaksinasi terhadap HAV.
2. Bila tes menunjukkan positif untuk antibodi IgM dan negative untuk
IgG, kitakemungkinan tertular HAV dalam enam bulan terakhir ini,
dan sistemkekebalan sedang mengeluarkan virus atau infeksi menjadi
semakin parah.
3. Bila tes menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan positif untuk
antibodiIgG, kita mungkin terinfeksi HAV pada suatu waktu
sebelumnya, atau kitasudah divaksinasikan terhadap HAV. Kita
sekarang kebal terhadap HAV.
Penatalaksanaan hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah4:- Mengurangi angka kematian.- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada.- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi.
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah4 :a. Tirah Baring.
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah merasa baik walaupun mata masih kuning, penderita sebaiknya di ijinkan untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta bertahap.
b. Diet.Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalori/kg BB dengan
pemberian protein 19/kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan dilanjutkan sesuai porsi normal.
c. Obat-obatan.Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus
untuk memperbaiki nekrosis hati, tetapi yang lazim digunakan adalah. :1) Obat-obatan non spesifik, seperti ; Methicol, Lesichol, curcuma, Sandrin
dll.
2) Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan gejala klinik.
d. Pencegahan.Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan imunisasi namun secara umum yaitu :
1) Hygiene perorangan.2) Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih,
pembuangan eksresi yang baik.3) Mencegah kontaminasi makanan dan minuman.4) Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya.
Daftar pustaka
1. Jawetz, M. & A., 1995, Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, Edisi 16,
517-519, Penerbit Buku EGC, Jakarta
2. Andri Sanityo. Hepatitis Virus Akut. Aru W. Sudoyo, Idrus Alwi
editor.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Pusat
penerbitandepartemen penyakit dalam FKUI.2006:427-432
3. Price Sylvia A. Patofisiologi, Edisi ke-4, Buku I, EGC, Jakarta, 2000 : 523
– 34
4. Dwiastuti, S. 2009. Hubungan Antara Faktor Lingkungan dan Perilaku
dengan Kejadian pada Hepatitis A Pada Taruna Akademi Kepolisian
Tahun 2008. Semarang : UNDIP