penelitian psp hepatitis a
DESCRIPTION
ndjsdnsjxnTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang
hati Hampir semua kasus hepatitis akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis
virus yaitu virus hepatitis A (HAV) virus hepatitis B (HBV) virus hepatitis C
(HCV) virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV) Jenis virus lain yang
ditularkan pasca transfusi seperti virus hepatitis G telah dapat diindentifikasi akan
tetapi tidak menyebabkan hepatitis Semua jenis hepatitis virus yang menyerang
manusia merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus DNA
Walaupun virus-virus berbeda dalam sifat molekuler dan antigen akan tetapi semua
jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam perjalanan penyakit 1
Hepatitis A disebut sebagai hepatitis yang paling ringan dan paling banyak
terjadi di dunia Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setiap tahunnya
setidaknya 14 juta kasus terjadi di seluruh dunia Penyebarannya tergolong mudah
karena berkaitan dengan tidak adekuatnya sistem sanitasi dan kebersihan diri Hal ini
menyebabkan kejadian hepatitis A dapat muncul bersamaan dalam sebuah wilayah
dan menjadi epidemik Kejadian epidemik hepatitis A yang tercatat di Shanghai Cina
tahun 1988 dengan korban mencapai 300000 orang 1
Data tentang Distribusi Geografis Infeksi Virus Hepatitis A dari Center for
Disease Control and Prevalention (CDC) menunjukan prevalensi infeksi hepatitis A
seluruh negara di dunia prevalensi rendah diperoleh Australia Amerika Serikat
Kanada dan Inggris Rusia Eropa dan Malaysia termasuk dalam negara dengan
prevalensi distribusi hepatitis A sedang Negara-negara di Amerika Tengah Amerika
Selatan seluruh Afrika dan seluruh Asia termasuk Indonesia tergolong wilayah yang
memiliki nilai prevalensi tinggi 2
Data Indonesia sesuai hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 menunjukan
bahwa prevalensi HbsAg positif 97 pada pria dan 93 pada wanita Hal ini
menandakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat endemisitas tinggi
yaitu lebih dari 8 Kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A di akhir tahun 2011 yang
terjadi di depok menjadi salah satu bukti kebenaran angka-angka tersebut 3
1
Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita
hepatitis A di Depok mencapai 90 penderita Sebagian besar angka tersebut di peroleh
dari kejadian yang terjadi di sekolah Data sebelumnya menyebutkan siswa yang
mengalami gejala hepatitis mencapai 70 orang dengan 11 orang di antaranya harus
menjalani rawat inap Delapan orang akhirnya dinyatakan positif terjangkit
sedangkan tiga lainnya masih dalam pemeriksaan lebih lanjut 3
Dengan adanya angka kejadian ini pemerintah memerlukan langkah-langkah
terobosan untuk menekan angka tersebut Ditingkat nasional pemerintah
mengutamakan pencegahan
Upaya pencegahan hepatitis yang efektif dalam menangani hepatitis A adalah
melakukan imunisasi aktif dengan memberikan vaksin virus hepatitis A (VHA)
Vaksin ini sudah ada di Indonesia sejak 1993 Departemen Kesehatan belum
memasukan imunisasi hepatitis A ke dalam jadwal imunisasi wajib Salah satu hal
yang akhirnya menjadi kendala adalah harga vaksin yang masih relatif mahal
sehingga tidak terbeli atau pemberian terlambat 4
Upaya pencegahan hepatitis yang lain adalah dengan mulai menanamkan
kesadaran pentingnya masalah ini oleh pemerintah bersama masyarakat Hal ini
seperti yang dilakukan Menteri Kesehatan (Menkes) yang mensosialisasikan
pencehan hepatitis A melalui media pers Upaya menanamkan kesadaran terhadap
hepatitis A lain dilakukan oleh tenaga kesehatan dan perwakilan Kementrian
Kesehatan (Kemenkes) di masing-masing wilayah KLB hepatitis A di Depok
mengindikasikan upaya yang dilakukan belum berhasil 4
12 Rumusan Masalah
121 Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setiap tahunnya setidaknya 14
juta kasus terjadi di seluruh dunia
122 Data tentang Disitribusi Geografis Infeksi Virus Hepatitis A dari Center for
Disease Control and Prevalention (CDC) menunjukan bahwa Indonesia termasuk
negara dengan prevalensi hepatitis A yang tinggi
123 Data Indonesia sesuai hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 menunjukan bahwa
prevalensi HbsAg positif 97 pada pria dan 93 pada wanita Hal ini
menandakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat endemisitas tinggi
yaitu lebih dari 82
124 Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita hepatitis
A di Depok mencapai 90 penderita
125 Belum diketahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga mengenai
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jelambar baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
13 Tujuan Penelitian
I31 Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di wilayah kerja Puskesmas
kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
I32 Tujuan Khusus
1 Diketahuinya sebaran subjek menurut tingkat pengetahuan sikap dan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
2 Diketahuinya sebaran subjek berdasarkan pendidikan pekerjaan usia
penghasilan informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjek di
wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
3 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjekdengan pengetahuan
subjek mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan
Grogol Petamburan Jakarta Barat
4 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dengan sikap responden mengenai
pencegaahan hepatitis A di kelurahan kelurahan Jelambar Baru Kecamatan
Grogol Petamburan Jakarta Barat
5 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan responden mengenai hepatitis A
di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
3
6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap subjek terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku subjek terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
8 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan perilaku responden terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
14 Manfaat Penelitian
I41 Manfaat Bagi Peneliti
1 Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah
2 Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di kelurahan
Jelambar baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
3 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian
4 Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya dan
pemuka masyarakat pada khususnya
5 Mengembangkan daya nalar minat dan kemampuan dalam bidang penelitian
I42 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau
tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
penelitian dan pengabdian bagi masyarakat
2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan
3 Meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara mahasiswa dan staf
pengajar
I43 Manfaat Bagi Pihak Masyarakat
1 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai
hepatitis A dan bagaimana pencegahannya
2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam penyuluhan
tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori
211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran
penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal
saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan
tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu 67
a Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk
5
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan
menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya
b Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara
benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat
menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari
c Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
d Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain
e Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan
yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada
f Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang
ada
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai
kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7
6
Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku
(Notoatmodjo 2003) 7
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yakni 7
a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7
1 Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek)
2 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
3 Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah
4 Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7
a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada
situasi pada saat itu
b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang
Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian
dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7
Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua
unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif
(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)
Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut
1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit
Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya
3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan
yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden
8
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita
hepatitis A di Depok mencapai 90 penderita Sebagian besar angka tersebut di peroleh
dari kejadian yang terjadi di sekolah Data sebelumnya menyebutkan siswa yang
mengalami gejala hepatitis mencapai 70 orang dengan 11 orang di antaranya harus
menjalani rawat inap Delapan orang akhirnya dinyatakan positif terjangkit
sedangkan tiga lainnya masih dalam pemeriksaan lebih lanjut 3
Dengan adanya angka kejadian ini pemerintah memerlukan langkah-langkah
terobosan untuk menekan angka tersebut Ditingkat nasional pemerintah
mengutamakan pencegahan
Upaya pencegahan hepatitis yang efektif dalam menangani hepatitis A adalah
melakukan imunisasi aktif dengan memberikan vaksin virus hepatitis A (VHA)
Vaksin ini sudah ada di Indonesia sejak 1993 Departemen Kesehatan belum
memasukan imunisasi hepatitis A ke dalam jadwal imunisasi wajib Salah satu hal
yang akhirnya menjadi kendala adalah harga vaksin yang masih relatif mahal
sehingga tidak terbeli atau pemberian terlambat 4
Upaya pencegahan hepatitis yang lain adalah dengan mulai menanamkan
kesadaran pentingnya masalah ini oleh pemerintah bersama masyarakat Hal ini
seperti yang dilakukan Menteri Kesehatan (Menkes) yang mensosialisasikan
pencehan hepatitis A melalui media pers Upaya menanamkan kesadaran terhadap
hepatitis A lain dilakukan oleh tenaga kesehatan dan perwakilan Kementrian
Kesehatan (Kemenkes) di masing-masing wilayah KLB hepatitis A di Depok
mengindikasikan upaya yang dilakukan belum berhasil 4
12 Rumusan Masalah
121 Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setiap tahunnya setidaknya 14
juta kasus terjadi di seluruh dunia
122 Data tentang Disitribusi Geografis Infeksi Virus Hepatitis A dari Center for
Disease Control and Prevalention (CDC) menunjukan bahwa Indonesia termasuk
negara dengan prevalensi hepatitis A yang tinggi
123 Data Indonesia sesuai hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 menunjukan bahwa
prevalensi HbsAg positif 97 pada pria dan 93 pada wanita Hal ini
menandakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat endemisitas tinggi
yaitu lebih dari 82
124 Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita hepatitis
A di Depok mencapai 90 penderita
125 Belum diketahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga mengenai
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jelambar baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
13 Tujuan Penelitian
I31 Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di wilayah kerja Puskesmas
kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
I32 Tujuan Khusus
1 Diketahuinya sebaran subjek menurut tingkat pengetahuan sikap dan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
2 Diketahuinya sebaran subjek berdasarkan pendidikan pekerjaan usia
penghasilan informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjek di
wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
3 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjekdengan pengetahuan
subjek mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan
Grogol Petamburan Jakarta Barat
4 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dengan sikap responden mengenai
pencegaahan hepatitis A di kelurahan kelurahan Jelambar Baru Kecamatan
Grogol Petamburan Jakarta Barat
5 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan responden mengenai hepatitis A
di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
3
6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap subjek terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku subjek terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
8 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan perilaku responden terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
14 Manfaat Penelitian
I41 Manfaat Bagi Peneliti
1 Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah
2 Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di kelurahan
Jelambar baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
3 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian
4 Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya dan
pemuka masyarakat pada khususnya
5 Mengembangkan daya nalar minat dan kemampuan dalam bidang penelitian
I42 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau
tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
penelitian dan pengabdian bagi masyarakat
2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan
3 Meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara mahasiswa dan staf
pengajar
I43 Manfaat Bagi Pihak Masyarakat
1 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai
hepatitis A dan bagaimana pencegahannya
2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam penyuluhan
tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori
211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran
penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal
saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan
tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu 67
a Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk
5
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan
menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya
b Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara
benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat
menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari
c Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
d Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain
e Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan
yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada
f Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang
ada
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai
kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7
6
Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku
(Notoatmodjo 2003) 7
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yakni 7
a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7
1 Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek)
2 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
3 Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah
4 Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7
a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada
situasi pada saat itu
b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang
Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian
dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7
Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua
unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif
(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)
Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut
1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit
Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya
3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan
yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden
8
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
124 Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita hepatitis
A di Depok mencapai 90 penderita
125 Belum diketahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga mengenai
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jelambar baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
13 Tujuan Penelitian
I31 Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di wilayah kerja Puskesmas
kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
I32 Tujuan Khusus
1 Diketahuinya sebaran subjek menurut tingkat pengetahuan sikap dan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
2 Diketahuinya sebaran subjek berdasarkan pendidikan pekerjaan usia
penghasilan informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjek di
wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
3 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjekdengan pengetahuan
subjek mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan
Grogol Petamburan Jakarta Barat
4 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dengan sikap responden mengenai
pencegaahan hepatitis A di kelurahan kelurahan Jelambar Baru Kecamatan
Grogol Petamburan Jakarta Barat
5 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan
informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan responden mengenai hepatitis A
di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
3
6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap subjek terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku subjek terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
8 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan perilaku responden terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
14 Manfaat Penelitian
I41 Manfaat Bagi Peneliti
1 Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah
2 Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di kelurahan
Jelambar baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
3 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian
4 Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya dan
pemuka masyarakat pada khususnya
5 Mengembangkan daya nalar minat dan kemampuan dalam bidang penelitian
I42 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau
tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
penelitian dan pengabdian bagi masyarakat
2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan
3 Meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara mahasiswa dan staf
pengajar
I43 Manfaat Bagi Pihak Masyarakat
1 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai
hepatitis A dan bagaimana pencegahannya
2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam penyuluhan
tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori
211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran
penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal
saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan
tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu 67
a Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk
5
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan
menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya
b Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara
benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat
menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari
c Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
d Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain
e Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan
yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada
f Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang
ada
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai
kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7
6
Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku
(Notoatmodjo 2003) 7
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yakni 7
a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7
1 Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek)
2 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
3 Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah
4 Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7
a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada
situasi pada saat itu
b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang
Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian
dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7
Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua
unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif
(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)
Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut
1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit
Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya
3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan
yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden
8
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap subjek terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku subjek terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
8 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan perilaku responden terhadap
pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
14 Manfaat Penelitian
I41 Manfaat Bagi Peneliti
1 Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah
2 Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di kelurahan
Jelambar baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
3 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian
4 Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya dan
pemuka masyarakat pada khususnya
5 Mengembangkan daya nalar minat dan kemampuan dalam bidang penelitian
I42 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi
1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau
tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
penelitian dan pengabdian bagi masyarakat
2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang
kesehatan
3 Meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara mahasiswa dan staf
pengajar
I43 Manfaat Bagi Pihak Masyarakat
1 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai
hepatitis A dan bagaimana pencegahannya
2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam penyuluhan
tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori
211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran
penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal
saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan
tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu 67
a Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk
5
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan
menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya
b Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara
benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat
menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari
c Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
d Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain
e Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan
yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada
f Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang
ada
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai
kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7
6
Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku
(Notoatmodjo 2003) 7
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yakni 7
a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7
1 Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek)
2 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
3 Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah
4 Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7
a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada
situasi pada saat itu
b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang
Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian
dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7
Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua
unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif
(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)
Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut
1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit
Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya
3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan
yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden
8
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
21 Landasan Teori
211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap
objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran
penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5
Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang
berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat
bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal
saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan
tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif
Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat
dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu 67
a Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk
5
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan
menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya
b Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara
benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat
menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari
c Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
d Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain
e Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan
yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada
f Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang
ada
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai
kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7
6
Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku
(Notoatmodjo 2003) 7
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yakni 7
a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7
1 Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek)
2 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
3 Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah
4 Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7
a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada
situasi pada saat itu
b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang
Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian
dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7
Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua
unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif
(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)
Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut
1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit
Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya
3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan
yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden
8
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan
menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya
b Memahami (Comprehention)
Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara
benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat
menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari
c Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain
d Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain
e Sintesis (Syntesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan
yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada
f Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang
ada
Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai
kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7
6
Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku
(Notoatmodjo 2003) 7
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yakni 7
a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7
1 Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek)
2 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
3 Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah
4 Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7
a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada
situasi pada saat itu
b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang
Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian
dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7
Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua
unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif
(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)
Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut
1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit
Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya
3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan
yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden
8
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas
akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku
(Notoatmodjo 2003) 7
Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yakni 7
a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek
b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan
dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7
1 Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek)
2 Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap
3 Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan
orang lain terhadap suatu masalah
4 Bertanggungjawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan
segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam
tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7
a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada
situasi pada saat itu
b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada
banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang
Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau
pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian
dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7
Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua
unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif
(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)
Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut
1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit
Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya
3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan
yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden
8
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian
dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7
Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang
diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan
kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua
unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif
(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)
Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem
pelayanan kesehatan dan lingkungan
Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut
1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan
dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya
2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan
yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan
mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit
Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk
mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya
3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan
atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk
memperoleh kesembuhan
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan
wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan
yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden
8
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi
perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi
perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni
Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus
Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena
ketertarikan terhadap stimulus
Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi
karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya
Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan yang dikehendaki stimulus
Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus
Perubahan Perilaku
Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku
yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha
konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku
tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni
1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau
masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang
diharapkan
2 Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai
hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari
penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat
tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu
akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan
menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya itu
9
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
3 Diskusi dan Partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam
memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja
tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif
menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui
dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya
Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah
perilaku 6
a Faktor predisposisi (Predisposing)
faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku
tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah
pengetahuan
sikap
nilai-nilai dan budaya
kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku
tertentu tersebut dan
beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis
kelamin tingkat pendidikan pekerjaan
b Faktor pemungkin (Enabling)
faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut
terdiri atas
ketersediaan pelayanan kesehatan
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun
biaya dan sosial dan
adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam
menunjang perilaku tertentu tersebut
c Faktor penguat (Reinforcing)
faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat
memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor
penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga
teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas
kesehatan sendiri
10
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
212 Hepatitis A
A Penyakit Hepatitis
Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati
mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja
tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan
vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur
serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai
menetralisir racun tubuh 8
Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan
demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah
hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya
menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor
penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8
B Sejarah Penyakit Hepatitis A
Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di
wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan
pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo
Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular
sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8
Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan
Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk
penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat
sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang
terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut
menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu
Infectiosa dan Serum Hepatitis 8
Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang
diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian
menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi
global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang
11
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi
daerah yang bersangkutan
Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok
populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat
kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit
ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke
arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan
kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara
jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja
dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat
sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya
dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang
dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang
telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil
membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal
perkembangan vaksin Hepatitis A 8
C Virus Hepatitis A
Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat
digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat
satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari
gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa
peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat
infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi
dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89
Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau
(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan
radiasi sinar ultra violet (UV)
Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-
sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh
darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh
Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari
stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk
capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang
terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang
melalui tinja 9
D Epidemiologi Hepatitis A
Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik
yang meliputi
1 Variasi Musim dan Geografi
Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan
puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin
dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial
tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan
cenderung terjadi pada musim hujan
Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang
endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A
mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana
populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia
terdiri dari
Pola I
a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang
kemiskinan
b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A
saat mereka berusia 5 tahun
c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk
d Adanya Overcrowding
Pola II
a Endemisitas tinggi
b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi
antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun
c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi
sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia
lebih muda dan buruknya sistem pelayanan
Pola III 13
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
a Endemisitas sedang
b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja
c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda
d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas
Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat
menjelang dewasa
Pola IV
a Endemisitas rendah
b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per
100000 per tahun
c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan
meningkat sampai 70 per usia dewasa
Pola V
a Endemisitas sangat rendah
b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun
c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa
dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10
2 Insiden Menurut Usia
Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden
terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling
rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan
Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua
dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang
belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai
antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit
Hepatitis A
Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi
pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang
buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia
Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada
usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi
HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau
setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-
anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A
E Gambaran Hepatitis A
a Etiologi
Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan
digolongkan Hepatovirus 11
b Gejala
1) Demam mendadak
2) Badan lemas
3) Perut mual dan muntah
4) Nyeri ulu hati
5) Nafsu makan menurun
6) Urine warna gelap
7) Faeces berubah warna
c Cara Penularan11
Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman
mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada
faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum
gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia
Alur penularan virus Hepatitis A 12
Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh
Virus diserap di lambung atau usus halus15
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Penggandaan virus di hati
Virus di keluarkan ke empedu
Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air
d Masa Inkubasi
Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-
rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu
berlangsung 6 bulan
e Diagnosis 13
Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A
pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu
f Penyakit Hepatitis
Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti
perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual
muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut
Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa
dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang
disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi
menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi
semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara
penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit
Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis
Penyakit Gejala Populasi Beresiko
Cara Penularan Masa Inkubasi
Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual
Semuaorang
Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi
15-50 hari(28-30 hari)
16
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia
Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis
Semuagolonganumur
- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi
45-160 hari(2-3 bulan)
Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut
Semuagolonganumur
- Darah danplasma yangsyringe
2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)
Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia
Semuagolonganumur
- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks
2 - 10 minggupadasimpanse
Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan
Semuagolonganumursimpanse
- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral
64 hariRata-rata 26-42 hari
Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23
Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari
sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala
digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di
abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan
minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam
17
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa
prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan
keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan
atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus
timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus
bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian
terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11
g Fungsi Hati
Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses
terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan
protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan
racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi
kerusakan hati atau sakit hati
h Beberapa Penyakit Hati 12
1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang
kotor
2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap
hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat
menyebabkan sakit hati)
3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)
4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan
perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah
sel-sel hati sendiri
5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya
Alfatoxin dan virus
i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis
1) Enzym SGOT SGPT
2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)
3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)
4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)
5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)
j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver
18
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein
2) Banyak makan sayur dan buah-buahan
3) Menjalankan pola hidup yang teratur
4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat
5) Kurangi minuman beralkohol
6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan
7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman
k Kewaspadaan Diri
Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan
cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis
walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan
makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular
lewat wadah seperti piring dan sendok makan
l Tips Mencegah Hepatitis
Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan
seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta
program vaksinasi hepatitis B 9
F Perpindahan Epidemiologis
Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun
ini maka
1 Faktor Risiko Spesifik
Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di
daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai
berikut
a Orang yang terinfeksi HAV (26)
b Homoseksualitas (15)
c Wisatawan (Foreign Travel) (14)
d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)
e Pengguna obat terlarang (10)
Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering
adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah
19
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari
food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga
makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi
virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai
penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988
yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri
ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan
Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang
tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum
model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada
kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney
dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A
ditemukan 22 Male Homosexual Population
2 Masa Inkubasi
Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai
dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan
dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum
penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara
sektor lalat
3 Data Klinis
Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua
hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik
sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar
antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit
Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B
Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti
Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya
sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4
stadium yaitu
a Masa Tunas20
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu
b Fase Pre Ikterik
Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya
disertai gejala yang klasik seperti
1) Kuning 40 - 80
2) Urine berwarna gelap 68 - 94
3) Lelah Lemas 52 - 91
4) Hilang nafsu makan 42 - 90
5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68
6) Tinja berwarna pucat 52 - 58
7) Mual dan muntah 32 - 73
8) Demam kadang menggigil 28 - 73
9) Sakit kepala 26 - 73
10) Nyeri sendi 11 - 40
11) Pegal otot 15 - 52
12) Diare 16 - 25
13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20
c Fase Ikterik
Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat
seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan
dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-
lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari
d Fase Penyembuhan
Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita
merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan
secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan
4 Variasi Atipik Hepatitis Virus
Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu
a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran
klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan
mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut
21
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal
bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu
pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama
b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan
jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian
Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan
kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat
nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari
sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning
perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru
dan sepsis
5 Gejala Sisa
1048729 Hepatitis memanjang Prolonged
Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan
Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik
sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan
membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan
1048729 Hepatitis kambuhan Relaps
Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal
namun bersifat ringan tidak seperti awal
6 Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial
terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang
dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan
konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di
tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV
antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan
ndashlahan setelah beberapa bulan 14
7 Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan
laboratorium22
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak
b Pemeriksaan fisik meliputi
- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit
- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)
- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah
arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan
perkulis pertama positif
- Limpa kadang teraba lunak
c Berdasarkan hasil tes laboratorium
- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)
- Test Serologi IgM anti HAV 12-14
8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A
Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah
- Mengurangi angka kematian
- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada
- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi
Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah
a Tirah Baring
Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah
merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan
untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta
bertahap
b Diet
Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan
pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul
adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik
makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan
dilanjutkan sesuai porsi normal
c Obat-obatan
Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk
memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah
Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma
Sandrin dll
23
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan
gejala klinik
d Pencegahan
Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun
pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan
imunisasi namun secara umum yaitu
Hygiene perorangan
Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih
pembuangan eksresi yang baik
Mencegah kontaminasi makanan dan minuman
Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu
sebelumnya dan satu minggu sesudahnya
213 Pencegahan 4
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah
yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan
penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah
pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut
bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum
meningkat (Timmreck 2004)
a Pencegahan Primer
Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu
penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat
Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang
yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga
aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan
pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)
Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum
yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang
mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan
memberikan perlindungan yaitu imunisasi
24
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi
1 Health Promotion
Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan
Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit
hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja
2 Specific Protection
Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan
dimasak sampai matang
Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih
Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita
hepatitis A
Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang
terkena hepatitis A
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal
Membuang air besar di toiletWC
Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan
masyarakat yang terdekat
b Pencegahan Sekunder
Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat
perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi
ketidakmampuan
Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A
1 Early Diagnosis
25
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
- Pemeriksaan darah rutin
- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT
- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus
penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya
infeksi virus hepatitis A
2 Promp Treatment
Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama
munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas
diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta
segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol
sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa
mual dan muntah
c Pencegahan Tersier
Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan
mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang
yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier
untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara
1 Disability Limitation
Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan
Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total
Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)
Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat
sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi
penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu
check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati
berfungsi dengan baik kembali
26
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan
pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan
laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat
sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut
Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat
diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga
kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi
Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang
dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas
kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar
penderita sembuh secara sempurna
2 Rehabilitation
Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping
dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik
dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses
penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha
mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan
kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada
keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi
kehidupannya
214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan
Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pengetahuan 15
Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab
pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu
pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti
responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden
(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat
27
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat
pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar
dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi
pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu
sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit
hepatitis A
Kebiasaan 16
Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang
untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti
(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa
untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan
menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan
dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain
Aktivitas cuci tangan
Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi
TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka
hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden
yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan
(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci
tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci
tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan
sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan
dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana
cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal
tersebut
Aktivitas Buang Air Besar (BAB)
Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan
kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan
informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)
menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)
Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan
tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya
28
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar
(BAB)
Aktivitas Sikat Gigi
Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun
penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko
tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden
(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4
responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi
Aktivitas makanminum
Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit
Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk
seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian
besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan
oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana
TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman
Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak
338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama
Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405
TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-
sama
Usia 16
Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa
usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang
mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia
16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun
( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah
hepatitis A
Penghasilan
Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai
faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi
secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
29
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-
faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua
posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon
adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi
status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah
pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah
memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan
kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan
keluarga per bulan
Imunisasi Hepatitis A
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode
laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang
ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa
pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A
Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan
penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat
terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas
menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan
perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi
penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan
pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang
dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest
group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan
kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat
membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara
signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat
30
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada
kelompok eksperimen
Informasi 15
Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi
mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar
total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada
kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah
satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman
adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95
responden (864)
Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah
tangga dengan pencegahan hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan
CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat
pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang
dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik
bermakna
Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai
hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi
hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan
angka kejadian hepatitis A
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen
penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data
31
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji
Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel
dengan uji regresi ganda logistik
Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan
CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko
144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja
dan secara statistik bermakna
22 Kerangka Teori
32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Faktor Predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Kebiasaan
- Usia
- Penghasilan
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
23 Kerangka Konsep
33
Faktor Pemungkin
- Imunisasi Hepatitis A
Faktor Penguat
- Informasi
Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru
Kebiasaan
Pendidikan
Pekerjaan
Imunisasi
Hepatitis APenghasilan
Usia
Informasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
31 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross
sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai
34
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
32 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di
Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
33 Populasi
Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar
Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013
34 Kriteria Penelitian
341 Kriteria Inklusi
Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan
bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian
342 Kriteria Ekslusi
Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian
yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya
35 Sampel dan Besar Sampel
351 Penghitungan Jumlah Sampel
Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus
Keterangan
n1 = Jumlah sampel minimal
n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen
responden yang dieksklusikan)
Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5
Didapatkan Z pada kurva normal = 196
35
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku
ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)
q = 100 - p = 100 - 50 = 50
L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10
Berdasarkan rumus didapatkan angka
(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604
(01)2
Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka
dihitung
= 9604 + (10 x 9604)
= 9604 + 96
= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek
352 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan
adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan
Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak
dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT
yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian
36 Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap
dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa
pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan
imunisasi hepatitis A
37 Cara Kerja
1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan
penelitian
36
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian
untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian
tersebut
3 Membuat kuisioner
4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling
5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah
tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru
6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data
7 Penulisan laporan penelitian
8 Pelaporan penelitian
38 Manajemen Data
381 Pengumpulan Data
Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan
kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
382 Pengolahan Data
Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing
verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program
komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160
383 Analisis Data
Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji
statistik non-parametrik yaitu chi-square
384 Interpretasi Data
Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah
ditentukan
385 Penyajian Data
Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular
37
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
386 Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan
dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)
39 Definisi Operasional
391 Data Umum
a Pendidikan
Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu
institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang
sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang
sederajat
Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan
menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat
tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang
sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau
Perguruan Tinggi atau yang sederajat)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
b Pekerjaan
Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di
luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik
secara formal maupun non formal
Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus
hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah
pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan
38
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam
pekerjaan yang berisiko)
Koding 1 pekerja yang berisiko
Koding 2 pekerja yang tidak berisiko
c Tingkat Ekonomi
Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan
pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan
dengan penghasilan
Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan
berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013
menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari
Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp
4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)
Koding 1 Rendah
Koding 2 Sedang
Koding 3 Tinggi
d Usia
Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai
pada saat dilakukan penelitian
Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian
dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih
berlaku
Alat ukur tanggal lahir subjek
Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan
menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun
Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun
39
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
e Kebiasaan
Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan
mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit
serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan
dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai
alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-
kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat
gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan
baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji
tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat
makan bersama-sama)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
f Imunisasi Hepatitis A
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara
aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang
serupa tidak terjadi penyakit
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan
imunisasi)
Koding 1 Tidak baik
Koding 2 Baik
g Informasi
Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan
formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan
penyakit hepatitis A
40
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi
kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik
(dari tenaga kesehatan)
Koding 1 Kurang
Koding 2 Sedang
Koding 3 Baik
392 Data Khusus
a Pengetahuan
Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang
diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau
penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses
pembelajaran
Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi
pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit
hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan
berdasarkan
1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh
makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jawaban A
Nilai 1 jawaban B
2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A
a Lalat
b Kecoa41
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
c Tikus
d Kucing
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui
a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A
b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A
c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A
d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A
4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali
a Bayi
b Balita
c Remaja
d Dewasa
Nilai 5 Jika memilih jawaban A
Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A
5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A
a Mencuci tangan sebelum makan
b Mencuci tangan sesudah buang air besar
c Menutup makanan dari lalat dan kecoak
d Menutup makanan dengan tudung saji
Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban
Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4
42
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A
a Benar
b Salah
Nilai 5 Jika memilih jawaban B
Nilai 1 jika memilih jawaban A
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 6x 5= 30
Skor terendah 6x1=6
Interval 30-6=24
-Pengetahuan baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30
-Pengetahuan sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20-24
-Pengetahuan kurang 6-19
Alat ukur Kuisioner
Skala Ordinal
Hasil ukur Kategori
Koding 1 Kurang Koding 3 Baik
Koding 2 Sedang
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf
sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)
Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner
43
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan
menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik
Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya
telah ditentukan berdasarkan
STS= Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak setuju
RR = Ragu-ragu
S = Setuju
SS = Sangat setuju
No Pernyataan STS TS RR S SS
1 Penularan virus hepatitis A adalah dari
makanan yang terkontaminasi hepatitis A
1 2 3 4 5
2 Memberantas lalat adalah cara yang benar
untuk mencegah hepatitis A
1 2 3 4 5
3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5
4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus
1 2 3 4 5
5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk
mencegah penularan hepatitis A
1 2 3 4 5
6 Donor darah dapat menularkan penyakit
hepatitis A
5 4 3 2 1
Kesimpulan penilaian
Skor tertiggi 6 x 5 = 30
Skor terendah 6 x 1 = 6
Interval 30 ndash 6 = 24
-Sikap baik
(80 x interval) + nilai terendah= skor
44
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30
-Sikap sedang
(60 x interval) + nilai terendah= skor
(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24
-sikap kurang 6-19
c Perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara
langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan
pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan
Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner
Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku
kurang perilaku sedang dan perilaku baik
Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian
perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis
1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban e
Nilai 2 Jika memilih jawaban d
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban b
Nilai 5 Jika memilih jawaban a
2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji
45
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A
a Ya
b Tidak
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A
a Pernah
b Tidak pernah
Nilai 5 jika memilih jawaban A
Nilai 1 jika memilih jawaban B
5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan
a Tidak pernah
b Jarang
c Kadang-kadang
d Sering
e Selalu
Nilai 1 Jika memilih jawaban a
46
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Nilai 2 Jika memilih jawaban b
Nilai 3 Jika memilih jawaban c
Nilai 4 Jika memilih jawaban d
Nilai 5 Jika memilih jawaban e
Kesimpulan penilaian
Skor tertinggi 5 x 5 = 25
Skor terendah 5 x 1 = 5
Interval 25 - 5 = 20
Perilaku baik
(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25
Perilaku sedang
(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor
(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20
Sikap kurang 5-16
310 Etika Penelitian
Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini
diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak
untuk menjadi subyek
311 Sarana
3111 Tenaga
Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu
Kesehatan Masyarakat
3112 Fasilitas
47
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar
kuesioner komputer
BAB IV
HASIL PENELITIAN
48
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku
Frekuensi Persentase
PengetahuanKurang 65 613
Sedang 30 283
Baik 11 104
Sikap
Kurang 71 670
Sedang 21 198
Baik 14 132
Perilaku
Kurang 82 774
Sedang 9 85
Baik 15 142
Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi
49
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Frekuensi PersentaseUmur
lt20 0 020-40 71 67
gt40 35 33
Pendidikan
Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17
Penghasilan
Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142
Kebiasaan
Kurang 60 566Sedang 11 104
Baik 35 33
Pekerjaan
Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387
Imunisasi
Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189
Sumber Informasi
Kurang 80 755Sedang 20 189
Baik 6 57
Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan
50
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
VariabelPengetahuan
Uji P value HoKurang Sedang Baik
UsiaX2= 3970
df= 2 pgt005 Diterima
lt20 0 0 020-40 41 20 10
gt40 24 10 1
Pendidikan
Rendah 30 15 1 X2=7078
df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3
Penghasilan
Rendah 30 15 54 X2= 5165
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15
Kebiasaan
Kurang 36 18 6 X2= 0200
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1
Baik 21 10 4
Pekerjaan
Beresiko 37 20 8 X2= 1525
df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3
Imunisasi
Tidak Imunisasi 52 24 10
X2= 0894
df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1
Informasi
Kurang 50 24 6 X2= 2695
df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4
Baik 3 2 1
Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap
51
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Sikap
Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Usialt20 0 0 0 0 X2=
0059
df= 2 pgt005 Diterima
20-40 48 14 9 71
gt40 23 7 5 35
Pendidikan
Rendah 30 9 7 46 X2= 0287
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 30 8 4 42
Tinggi 11 4 3 18
Penghasilan
Rendah 33 14 7 54 X2= 2693
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 26 5 6 37
Tinggi 12 2 1 15
Kebiasaan
Kurang 43 10 7 60 X2= 1386
df= 2 pgt005 Diterima
Sedang 4 4 3 11
Baik 24 7 4 35
Pekerjaan
Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184
df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41
Imunisasi
Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20
Informasi
Kurang 60 11 9 80 X2= 9565
df= 2 Plt005 Ditolak
Sedang 8 7 5 20
Baik 3 3 0 6
Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku
52
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho
Usia
lt20 0 0 020-40 55 4 12
K-S= 0403 pgt005 Diterima
gt40 27 5 3
Pendidikan
Rendah 39 2 5X2= 2982
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 30 6 6
Tinggi 13 1 4
Penghasilan
Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima
Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0
Kebiasaan
Kurang 45 7 8X2= 1936
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 6 1 4
Baik 31 1 3
Pekerjaan
Beresiko 49 6 10X2= 0379
df= 2
pgt005 Diterima
Tidak Beresiko 33 3 5
ImunisasiX2= 0494
df= 2
pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3
Informasi
Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima
Sedang 16 1 3Baik 5 1 0
Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap
Sikap Total Uji P Ho
53
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
SstatistikKurang Sedang Baik
Pengetahuan
Kurang 45 15 5 65 X2= 4902
df= 2
Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30
Baik 6 2 3 11
Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku
PerilakuUji
StatistikP Ho
Kurang Sedang Baik Total
Pengetahuan
Kurang 54 4 7 65 X2= 3082
df= 2
pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30
Baik 8 0 3 11
Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku
Perilaku
Kurang Sedang Baik TotalUji
StatistikP Ho
Sikap
Kurang 59 5 7 71K-S= 0842
pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21
Baik 6 1 7 14
BAB V
PEMBAHASAN54
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06
Kelurahan Jelambar Baru
Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di
kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan
kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu
rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A
Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan
sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah
mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di
posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang
mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari
Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa
mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan
terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin
gampang terkena penyakit hepatitis A
Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap
sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah
tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat
pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A
Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang
dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis
A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar
Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan
penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk
tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis
52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan
Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari
55
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat
pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)
diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi
(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak
509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan
gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan
persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran
pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar
(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di
imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A
sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A
sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya
kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56
53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A
Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat
dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai
sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi
dari usia subjek yang tidak merata
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna
dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan
bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan
hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan
nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan
antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara
kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
pada uji chi-square
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara
pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi
square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan
pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan
bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan
hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan
df = 2)
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan
pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada
uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan
terhadap pencegahan hepatitis A
54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari
hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan
antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059
(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =
2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A
semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena
penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada
kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek
Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan
hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)
bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap
terhadap pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan
df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan
sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut
dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan
df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang
didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A
55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil
tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan
perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam
mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku
terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982
(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A
58
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang
berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)
yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan
df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df
= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai
pencegahan hepatitis A
Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah
sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku
mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa
untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan
hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan
informasi mengenai hepatitis A
56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku
Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square
didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan
rendah
Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
59
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin
dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142
dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan
perilaku
Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis
A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak
ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini
mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya
sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara
sikap dan perilaku
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
61 Kesimpulan
60
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku
ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang
berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan
sebagai berikut
1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283
ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang
berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik
terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan
670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang
berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang
sebesar 774
2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang
berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi
sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang
mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek
dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar
349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya
tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang
sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189
yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik
33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566
3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan
pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga
mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta
Barat
4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
61
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan
kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu
rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan
di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol
Petamburan Jakarta Barat
6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai
penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis
A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan
Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan
kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit
hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan
factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru
Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
62 Saran
Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah
tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah
kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat
periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan
jelambar Baru seperti berikut
1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas
bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana
mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara
mencegah hepatitis A
2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai
pentingnya vaksinasi hepatitis A
3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai
penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A
DAFTAR PUSTAKA
62
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61
2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 2-3
3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama
Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5
6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta
Rineka Cipta 2011 h 135-54
7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h
68-74
8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer
Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74
9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1
September 2013 h 4
10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada
University Press 2009 h 99-103
11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8
12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku
Kedokteran EGC 2007 h 24-9
13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3
14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di
Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Jakarta 2003
15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit
hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni
2012 h 30-41
63
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-
16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian
hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117
17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri
Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5
64
- Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
- Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
- Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
- Pekerjaan
- Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
- Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
- Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
-