penelitian psp hepatitis a

92
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang hati. Hampir semua kasus hepatitis akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis virus yaitu : virus hepatitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepatitis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), dan virus hepatitis E (HEV). Jenis virus lain yang ditularkan pasca transfusi seperti virus hepatitis G telah dapat diindentifikasi akan tetapi tidak menyebabkan hepatitis. Semua jenis hepatitis virus yang menyerang manusia merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus DNA. Walaupun virus-virus berbeda dalam sifat molekuler dan antigen, akan tetapi semua jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam perjalanan penyakit. 1 Hepatitis A disebut sebagai hepatitis yang paling ringan dan paling banyak terjadi di dunia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setiap tahunnya setidaknya 1,4 juta kasus terjadi di seluruh dunia. Penyebarannya tergolong mudah karena berkaitan dengan tidak adekuatnya sistem sanitasi dan kebersihan diri. Hal ini menyebabkan kejadian hepatitis A dapat muncul bersamaan dalam sebuah wilayah dan menjadi epidemik. Kejadian epidemik hepatitis A yang tercatat di Shanghai, Cina tahun 1988 dengan korban mencapai 300.000 orang. 1 1

Upload: anathasiachristine

Post on 19-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ndjsdnsjxn

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Psp Hepatitis A

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Hepatitis virus akut merupakan infeksi sistemik yang dominan menyerang

hati Hampir semua kasus hepatitis akut disebabkan oleh salah satu dari lima jenis

virus yaitu virus hepatitis A (HAV) virus hepatitis B (HBV) virus hepatitis C

(HCV) virus hepatitis D (HDV) dan virus hepatitis E (HEV) Jenis virus lain yang

ditularkan pasca transfusi seperti virus hepatitis G telah dapat diindentifikasi akan

tetapi tidak menyebabkan hepatitis Semua jenis hepatitis virus yang menyerang

manusia merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang merupakan virus DNA

Walaupun virus-virus berbeda dalam sifat molekuler dan antigen akan tetapi semua

jenis virus tersebut memperlihatkan kesamaan dalam perjalanan penyakit 1

Hepatitis A disebut sebagai hepatitis yang paling ringan dan paling banyak

terjadi di dunia Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setiap tahunnya

setidaknya 14 juta kasus terjadi di seluruh dunia Penyebarannya tergolong mudah

karena berkaitan dengan tidak adekuatnya sistem sanitasi dan kebersihan diri Hal ini

menyebabkan kejadian hepatitis A dapat muncul bersamaan dalam sebuah wilayah

dan menjadi epidemik Kejadian epidemik hepatitis A yang tercatat di Shanghai Cina

tahun 1988 dengan korban mencapai 300000 orang 1

Data tentang Distribusi Geografis Infeksi Virus Hepatitis A dari Center for

Disease Control and Prevalention (CDC) menunjukan prevalensi infeksi hepatitis A

seluruh negara di dunia prevalensi rendah diperoleh Australia Amerika Serikat

Kanada dan Inggris Rusia Eropa dan Malaysia termasuk dalam negara dengan

prevalensi distribusi hepatitis A sedang Negara-negara di Amerika Tengah Amerika

Selatan seluruh Afrika dan seluruh Asia termasuk Indonesia tergolong wilayah yang

memiliki nilai prevalensi tinggi 2

Data Indonesia sesuai hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 menunjukan

bahwa prevalensi HbsAg positif 97 pada pria dan 93 pada wanita Hal ini

menandakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat endemisitas tinggi

yaitu lebih dari 8 Kejadian luar biasa (KLB) hepatitis A di akhir tahun 2011 yang

terjadi di depok menjadi salah satu bukti kebenaran angka-angka tersebut 3

1

Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita

hepatitis A di Depok mencapai 90 penderita Sebagian besar angka tersebut di peroleh

dari kejadian yang terjadi di sekolah Data sebelumnya menyebutkan siswa yang

mengalami gejala hepatitis mencapai 70 orang dengan 11 orang di antaranya harus

menjalani rawat inap Delapan orang akhirnya dinyatakan positif terjangkit

sedangkan tiga lainnya masih dalam pemeriksaan lebih lanjut 3

Dengan adanya angka kejadian ini pemerintah memerlukan langkah-langkah

terobosan untuk menekan angka tersebut Ditingkat nasional pemerintah

mengutamakan pencegahan

Upaya pencegahan hepatitis yang efektif dalam menangani hepatitis A adalah

melakukan imunisasi aktif dengan memberikan vaksin virus hepatitis A (VHA)

Vaksin ini sudah ada di Indonesia sejak 1993 Departemen Kesehatan belum

memasukan imunisasi hepatitis A ke dalam jadwal imunisasi wajib Salah satu hal

yang akhirnya menjadi kendala adalah harga vaksin yang masih relatif mahal

sehingga tidak terbeli atau pemberian terlambat 4

Upaya pencegahan hepatitis yang lain adalah dengan mulai menanamkan

kesadaran pentingnya masalah ini oleh pemerintah bersama masyarakat Hal ini

seperti yang dilakukan Menteri Kesehatan (Menkes) yang mensosialisasikan

pencehan hepatitis A melalui media pers Upaya menanamkan kesadaran terhadap

hepatitis A lain dilakukan oleh tenaga kesehatan dan perwakilan Kementrian

Kesehatan (Kemenkes) di masing-masing wilayah KLB hepatitis A di Depok

mengindikasikan upaya yang dilakukan belum berhasil 4

12 Rumusan Masalah

121 Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setiap tahunnya setidaknya 14

juta kasus terjadi di seluruh dunia

122 Data tentang Disitribusi Geografis Infeksi Virus Hepatitis A dari Center for

Disease Control and Prevalention (CDC) menunjukan bahwa Indonesia termasuk

negara dengan prevalensi hepatitis A yang tinggi

123 Data Indonesia sesuai hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 menunjukan bahwa

prevalensi HbsAg positif 97 pada pria dan 93 pada wanita Hal ini

menandakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat endemisitas tinggi

yaitu lebih dari 82

124 Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita hepatitis

A di Depok mencapai 90 penderita

125 Belum diketahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga mengenai

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jelambar baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

13 Tujuan Penelitian

I31 Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di wilayah kerja Puskesmas

kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

I32 Tujuan Khusus

1 Diketahuinya sebaran subjek menurut tingkat pengetahuan sikap dan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

2 Diketahuinya sebaran subjek berdasarkan pendidikan pekerjaan usia

penghasilan informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjek di

wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

3 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjekdengan pengetahuan

subjek mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat

4 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dengan sikap responden mengenai

pencegaahan hepatitis A di kelurahan kelurahan Jelambar Baru Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat

5 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan responden mengenai hepatitis A

di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

3

6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap subjek terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku subjek terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

8 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan perilaku responden terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

14 Manfaat Penelitian

I41 Manfaat Bagi Peneliti

1 Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah

2 Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di kelurahan

Jelambar baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

3 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian

4 Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya dan

pemuka masyarakat pada khususnya

5 Mengembangkan daya nalar minat dan kemampuan dalam bidang penelitian

I42 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau

tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan

penelitian dan pengabdian bagi masyarakat

2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

kesehatan

3 Meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara mahasiswa dan staf

pengajar

I43 Manfaat Bagi Pihak Masyarakat

1 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai

hepatitis A dan bagaimana pencegahannya

2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam penyuluhan

tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap

objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran

penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan

sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan

tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu 67

a Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk

5

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan

menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya

b Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara

benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat

menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari

c Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain

e Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada

f Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang

ada

Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai

kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7

6

Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas

akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku

(Notoatmodjo 2003) 7

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yakni 7

a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7

1 Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2 Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3 Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah

4 Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi

Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam

tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7

a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada

situasi pada saat itu

b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang

Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian

dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7

Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua

unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif

(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)

Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem

pelayanan kesehatan dan lingkungan

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut

1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya

2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit

Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya

3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan

yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden

8

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 2: Penelitian Psp Hepatitis A

Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita

hepatitis A di Depok mencapai 90 penderita Sebagian besar angka tersebut di peroleh

dari kejadian yang terjadi di sekolah Data sebelumnya menyebutkan siswa yang

mengalami gejala hepatitis mencapai 70 orang dengan 11 orang di antaranya harus

menjalani rawat inap Delapan orang akhirnya dinyatakan positif terjangkit

sedangkan tiga lainnya masih dalam pemeriksaan lebih lanjut 3

Dengan adanya angka kejadian ini pemerintah memerlukan langkah-langkah

terobosan untuk menekan angka tersebut Ditingkat nasional pemerintah

mengutamakan pencegahan

Upaya pencegahan hepatitis yang efektif dalam menangani hepatitis A adalah

melakukan imunisasi aktif dengan memberikan vaksin virus hepatitis A (VHA)

Vaksin ini sudah ada di Indonesia sejak 1993 Departemen Kesehatan belum

memasukan imunisasi hepatitis A ke dalam jadwal imunisasi wajib Salah satu hal

yang akhirnya menjadi kendala adalah harga vaksin yang masih relatif mahal

sehingga tidak terbeli atau pemberian terlambat 4

Upaya pencegahan hepatitis yang lain adalah dengan mulai menanamkan

kesadaran pentingnya masalah ini oleh pemerintah bersama masyarakat Hal ini

seperti yang dilakukan Menteri Kesehatan (Menkes) yang mensosialisasikan

pencehan hepatitis A melalui media pers Upaya menanamkan kesadaran terhadap

hepatitis A lain dilakukan oleh tenaga kesehatan dan perwakilan Kementrian

Kesehatan (Kemenkes) di masing-masing wilayah KLB hepatitis A di Depok

mengindikasikan upaya yang dilakukan belum berhasil 4

12 Rumusan Masalah

121 Badan Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa setiap tahunnya setidaknya 14

juta kasus terjadi di seluruh dunia

122 Data tentang Disitribusi Geografis Infeksi Virus Hepatitis A dari Center for

Disease Control and Prevalention (CDC) menunjukan bahwa Indonesia termasuk

negara dengan prevalensi hepatitis A yang tinggi

123 Data Indonesia sesuai hasil Riskesdas Biomedis tahun 2007 menunjukan bahwa

prevalensi HbsAg positif 97 pada pria dan 93 pada wanita Hal ini

menandakan bahwa Indonesia termasuk negara dengan tingkat endemisitas tinggi

yaitu lebih dari 82

124 Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita hepatitis

A di Depok mencapai 90 penderita

125 Belum diketahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga mengenai

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jelambar baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

13 Tujuan Penelitian

I31 Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di wilayah kerja Puskesmas

kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

I32 Tujuan Khusus

1 Diketahuinya sebaran subjek menurut tingkat pengetahuan sikap dan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

2 Diketahuinya sebaran subjek berdasarkan pendidikan pekerjaan usia

penghasilan informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjek di

wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

3 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjekdengan pengetahuan

subjek mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat

4 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dengan sikap responden mengenai

pencegaahan hepatitis A di kelurahan kelurahan Jelambar Baru Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat

5 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan responden mengenai hepatitis A

di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

3

6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap subjek terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku subjek terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

8 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan perilaku responden terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

14 Manfaat Penelitian

I41 Manfaat Bagi Peneliti

1 Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah

2 Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di kelurahan

Jelambar baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

3 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian

4 Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya dan

pemuka masyarakat pada khususnya

5 Mengembangkan daya nalar minat dan kemampuan dalam bidang penelitian

I42 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau

tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan

penelitian dan pengabdian bagi masyarakat

2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

kesehatan

3 Meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara mahasiswa dan staf

pengajar

I43 Manfaat Bagi Pihak Masyarakat

1 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai

hepatitis A dan bagaimana pencegahannya

2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam penyuluhan

tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap

objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran

penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan

sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan

tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu 67

a Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk

5

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan

menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya

b Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara

benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat

menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari

c Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain

e Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada

f Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang

ada

Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai

kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7

6

Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas

akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku

(Notoatmodjo 2003) 7

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yakni 7

a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7

1 Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2 Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3 Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah

4 Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi

Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam

tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7

a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada

situasi pada saat itu

b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang

Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian

dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7

Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua

unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif

(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)

Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem

pelayanan kesehatan dan lingkungan

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut

1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya

2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit

Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya

3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan

yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden

8

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 3: Penelitian Psp Hepatitis A

124 Data Dinas Kesehatan Depok tahun 2011 menyebutkan jumlah penderita hepatitis

A di Depok mencapai 90 penderita

125 Belum diketahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga mengenai

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Jelambar baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

13 Tujuan Penelitian

I31 Tujuan Umum

Mengetahui pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di wilayah kerja Puskesmas

kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

I32 Tujuan Khusus

1 Diketahuinya sebaran subjek menurut tingkat pengetahuan sikap dan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

2 Diketahuinya sebaran subjek berdasarkan pendidikan pekerjaan usia

penghasilan informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjek di

wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

3 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dari subjekdengan pengetahuan

subjek mengenai pencegahan hepatitis A di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat

4 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan dengan sikap responden mengenai

pencegaahan hepatitis A di kelurahan kelurahan Jelambar Baru Kecamatan

Grogol Petamburan Jakarta Barat

5 Diketahuinya hubungan antara pendidikan pekerjaan usia penghasilan

informasi imunisasi hepatitis A dan kebiasaan responden mengenai hepatitis A

di kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

3

6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap subjek terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku subjek terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

8 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan perilaku responden terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

14 Manfaat Penelitian

I41 Manfaat Bagi Peneliti

1 Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah

2 Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di kelurahan

Jelambar baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

3 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian

4 Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya dan

pemuka masyarakat pada khususnya

5 Mengembangkan daya nalar minat dan kemampuan dalam bidang penelitian

I42 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau

tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan

penelitian dan pengabdian bagi masyarakat

2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

kesehatan

3 Meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara mahasiswa dan staf

pengajar

I43 Manfaat Bagi Pihak Masyarakat

1 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai

hepatitis A dan bagaimana pencegahannya

2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam penyuluhan

tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap

objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran

penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan

sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan

tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu 67

a Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk

5

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan

menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya

b Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara

benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat

menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari

c Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain

e Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada

f Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang

ada

Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai

kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7

6

Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas

akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku

(Notoatmodjo 2003) 7

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yakni 7

a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7

1 Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2 Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3 Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah

4 Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi

Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam

tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7

a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada

situasi pada saat itu

b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang

Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian

dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7

Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua

unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif

(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)

Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem

pelayanan kesehatan dan lingkungan

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut

1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya

2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit

Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya

3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan

yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden

8

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 4: Penelitian Psp Hepatitis A

6 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan sikap subjek terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku subjek terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

8 Diketahuinya hubungan antara sikap dengan perilaku responden terhadap

pencegahan hepatitis A di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

14 Manfaat Penelitian

I41 Manfaat Bagi Peneliti

1 Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah dipelajari pada saat kuliah

2 Mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan perilaku ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di kelurahan

Jelambar baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

3 Memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam melakukan penelitian

4 Meningkatkan kemampuan komunikasi dengan masyarakat pada umumnya dan

pemuka masyarakat pada khususnya

5 Mengembangkan daya nalar minat dan kemampuan dalam bidang penelitian

I42 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi

1 Mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam melaksanakan fungsi atau

tugas perguruan tinggi sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan

penelitian dan pengabdian bagi masyarakat

2 Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

kesehatan

3 Meningkatkan rasa saling pengertian dan kerja sama antara mahasiswa dan staf

pengajar

I43 Manfaat Bagi Pihak Masyarakat

1 Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengetahuan mengenai

hepatitis A dan bagaimana pencegahannya

2 Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dan kader dalam penyuluhan

tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap

objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran

penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan

sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan

tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu 67

a Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk

5

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan

menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya

b Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara

benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat

menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari

c Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain

e Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada

f Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang

ada

Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai

kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7

6

Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas

akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku

(Notoatmodjo 2003) 7

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yakni 7

a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7

1 Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2 Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3 Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah

4 Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi

Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam

tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7

a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada

situasi pada saat itu

b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang

Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian

dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7

Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua

unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif

(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)

Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem

pelayanan kesehatan dan lingkungan

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut

1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya

2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit

Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya

3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan

yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden

8

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 5: Penelitian Psp Hepatitis A

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil rdquotahurdquo dan ini terjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu Penginderaan terhadap

objek terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan pendengaran

penciuman rasa dan raba dengan sendiri (Notoatmodjo 2011) 5

Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal Pengetahuan

sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang

berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal

saja akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non formal Pengetahuan

tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek

positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu Menurut teori WHO (World Health Organization) yang

dikutip oleh Notoatmodjo (2007) salah satu bentuk objek kesehatan dapat

dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri 6

Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu 67

a Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima Oleh sebab itu rdquotahurdquo ini

adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah Kata kerja untuk

5

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan

menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya

b Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara

benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat

menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari

c Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain

e Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada

f Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang

ada

Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai

kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7

6

Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas

akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku

(Notoatmodjo 2003) 7

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yakni 7

a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7

1 Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2 Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3 Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah

4 Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi

Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam

tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7

a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada

situasi pada saat itu

b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang

Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian

dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7

Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua

unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif

(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)

Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem

pelayanan kesehatan dan lingkungan

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut

1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya

2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit

Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya

3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan

yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden

8

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 6: Penelitian Psp Hepatitis A

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan

menguraikan mengidentifikasi menyatakan dan sebagainya

b Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara

benar Orang yang telah paham oleh objek atau materi terus dapat

menjelaskan menyebutkan contoh menyimpulkan meramalkan dan

sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari

c Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi ataupun pada kondisi riil (sebenarnya) Aplikasi disini

dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum ndash hukum rumus metode

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain

d Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain

e Sintesis (Syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu keseluruhan

yang baru Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada

f Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan jastifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek Penilaian-penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria kriteria yang

ada

Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai

kesiapan saraf sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003) 7

6

Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas

akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku

(Notoatmodjo 2003) 7

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yakni 7

a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7

1 Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2 Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3 Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah

4 Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi

Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam

tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7

a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada

situasi pada saat itu

b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang

Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian

dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7

Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua

unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif

(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)

Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem

pelayanan kesehatan dan lingkungan

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut

1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya

2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit

Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya

3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan

yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden

8

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 7: Penelitian Psp Hepatitis A

Newcomb salah seorang ahli psikologis sosial mengatakan bahwa sikap itu

merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan

pelaksana motif tertentu Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas

akan tetapi adalah merupakan predisposisi tindakan atau perilaku

(Notoatmodjo 2003) 7

Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu

mempunyai 3 komponen pokok yakni 7

a Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek

b Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek

c Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Seperti halnya dengan pengetahuan sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan

dimana saling berurutan yaitu (Notoatmodjo 2003) 7

1 Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek)

2 Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya mengerjakan dan menyelesaikan

tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap

3 Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan

orang lain terhadap suatu masalah

4 Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi

Sikap yang sudah positif terhadap suatu objek tidak selalu terwujud dalam

tindakan nyata hal ini disebabkan oleh (Notoatmodjo 2003) 7

a) Sikap untuk terwujud didalam suatu tindakan bergantung pada

situasi pada saat itu

b) Sikap akan diikuti atau tidak pada suatu tindakan mengacu pula pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang

Pengukuran terhadap sikap ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau

pernyataan responden terhadap suatu objek dan secara tidak langsung dapat 7

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian

dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7

Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua

unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif

(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)

Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem

pelayanan kesehatan dan lingkungan

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut

1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya

2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit

Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya

3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan

yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden

8

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 8: Penelitian Psp Hepatitis A

dilakukan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat hipotesis kemudian

dikenakan pendapat responden ( Notoatmodjo 2003) 7

Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang

diamati secara langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

sedangkan perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang

terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit sistem pelayanan

kesehatan makanan serta lingkungan Perilaku kesehatan mempunyai dua

unsur pokok yakni respons dan rangsangan Respons manusia bersifat pasif

(pengetahuan persepsi dan sikap) dan aktif (tindakan nyata atau praktik)

Rangsangan terdiri atas empat unsur pokok yakni sakit dan penyakit sistem

pelayanan kesehatan dan lingkungan

Becker (1979) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan (health related behaviour) sebagai berikut

1 Perilaku kesehatan (health behaviour) yaitu hal-hal yang berkaitan

dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dan

meningkatkan kesehatannya

2 Perilaku sakit (the sick behaviour) yaitu segala tindakan atau kegiatan

yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit untuk merasakan dan

mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit

Perilaku ini termasuk kemampuan atau pengetahuan individu untuk

mengidentifikasi penyakit dan usaha pencegahannya

3 Perilaku peran sakit (the sick role behaviour) yaitu segala tindakan

atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk

memperoleh kesembuhan

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan

wawancara terhadap kegiatan yang dilakukan beberapa jam hari atau bulan

yang lalu (recall) Pengukuran secara langsung yaitu dengan mengobservasi

tindakan atau kegiatan responden

8

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 9: Penelitian Psp Hepatitis A

Domain Perilaku

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendididkan membagi

perilaku manusia dalam tiga domain yakni kognitif afektif dan psikomotor

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi

perilaku baru dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni

Awareness (kesadaran) dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus

Interest (tertarik) disini sikap seseorang sudah mulai timbul karena

ketertarikan terhadap stimulus

Evaluation (menimbang-nimbang) disini sikap seseorang lebih baik lagi

karena menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya

Trial (mencoba) dimana seseorang mulai mencoba melakukan sesuatu

sesuai dengan yang dikehendaki stimulus

Adoption (mengambil) dimana seseorang telah berperilaku baru sesuai

dengan pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus

Perubahan Perilaku

Dalam program-program kesehatan agar dapat diperoleh perubahan perilaku

yang sesuai dengan norma-norma kesehatan sangat diperlukan usaha-usaha

konkret dan positif Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku

tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi 3 yakni

1 Menggunakan kekuatankekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan pada sasaran atau

masyarakat sehingga ia mau melakukan (berperilaku) seperti yang

diharapkan

2 Pemberian informasi

Dengan memberikan informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat cara pemeliharaan kesehatan cara-cara menghindari

penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat

tentang hal tersebut Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan itu

akan menimbulkan kesadaran mereka dan akhirnya akan

menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya itu

9

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 10: Penelitian Psp Hepatitis A

3 Diskusi dan Partisipasi

Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua Di mana dalam

memberikan informasi tentang kesehatan tidak bersifat searah saja

tetapi dua arah Hal ini berarti bahwa masyarakat tidak hanya pasif

menerima informasi tetapi juga harus aktif berpartisipasi melalui

dikusi-diskusi tentang informasi yang diterimanya

Ada 3 faktor yang dapat berpengaruh atau menjadi sebab terjadinya masalah

perilaku 6

a Faktor predisposisi (Predisposing)

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya perilaku

tertentu Yang termasuk kelompok predisposisi ini adalah

pengetahuan

sikap

nilai-nilai dan budaya

kepercayaan dari orang tersebut tentang dan terhadap perilaku

tertentu tersebut dan

beberapa karakteristik individu misalnya umur jenis

kelamin tingkat pendidikan pekerjaan

b Faktor pemungkin (Enabling)

faktor yang memungkinkan untuk terjadinya perilaku tertentu tersebut

terdiri atas

ketersediaan pelayanan kesehatan

ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun

biaya dan sosial dan

adanya peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam

menunjang perilaku tertentu tersebut

c Faktor penguat (Reinforcing)

faktor yang memperkuat atau kadang kadang justru dapat

memperlunak untuk terjadinya perilaku tersebut Yang termasuk faktor

penguat antara lain pendapat dukungan kritik baik dari keluarga

teman-teman sekerja atau lingkungannya bahkan juga dari petugas

kesehatan sendiri

10

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 11: Penelitian Psp Hepatitis A

212 Hepatitis A

A Penyakit Hepatitis

Salah satu organ yang cukup penting dalam tubuh manusia adalah hati Hati

mempunyai fungsi dan peran penting dalam mengatur berbagai fungsi kerja

tubuh mulai sebagai pembentukan penyimpanan sampai menyaring makanan

vitamin dan mineral yang kita konsumsi Bahkan hati pulalah yang mengatur

serta mengendalikan produksi vector protein kolesterol darah sampai

menetralisir racun tubuh 8

Hati juga mempunyai peran penting untuk melindungi tubuh Dengan

demikian hati sangat rentan terhadap penyakit Salah satu penyakit hati adalah

hepatitis penyakit ini berdampak pada rusaknya fungsi hati dan selanjutnya

menyebabkan terjadinya gangguan pada system metabolisme tubuh Faktor

penyebabnya antara lain vektor obat-obatan bahan kimia dan infeksi virus 8

B Sejarah Penyakit Hepatitis A

Penyakit ini sudah dikenal antara tahun (460 ndash 375 SM) oleh Hippocrates di

wilayah Babilonia mereka adalah seorang tabib kuno dari daerah Yunani dan

pada tahun 752 M Paus Zaccharias menulis sebuah surat kepada Santo

Bonifacius tentang bentuk-bentuk dari penyakit kuning yang menular

sehingga mereka menamakan penyakit Icterus Infectiosa 8

Lebih banyak lagi penyakit Hepatitis A banyak terjadi pada saat peperangan

Pada tahun 1912 Cockayne memberikan nama Hepatitis Infectiosa untuk

penyakit kuning menular tersebut dan tahun 1923 Blumer berhasil membuat

sebuah ringkasan yang sempurna berdasarkan letupan Epidemik Jaundice yang

terjadi di Amerika Serikat antara tahun 1912 ndash 1923 dan observasi tersebut

menyatakan terdapat eksistensi dua bentuk utama virus Hepatitis yaitu

Infectiosa dan Serum Hepatitis 8

Kemudian timbul pernyataan bahwa Hepatitis A adalah suatu penyakit yang

diakibatkan oleh masuknya virus Hepatitis A ke dalam tubuh yang kemudian

menyerang hati Penyakit Hepatitis A merupakan penyakit dengan distribusi

global dan infeksi Hepatitis A ditandai dengan adanya antibodi anti HAV yang

11

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 12: Penelitian Psp Hepatitis A

secara universal erat hubungannya dengan standar kesehatan atau sanitasi

daerah yang bersangkutan

Penyakit Hepatitis A juga dapat menyebabkan letupan pada kelompok

populasi yang berbeda salah satu contoh adalah letupan yang terjadi pada saat

kampanye militer Pada tahun 1950 ndash 1970 pola Sero Epidemiologi penyakit

ini diteliti oleh Murray Krugman (1967) dan kawan-kawan yang menuntun ke

arah pencegahan penyakit tersebut Pada tahun 1973 Feinstone SM dan

kawan-kawan menemukan Virus Hepatitis A untuk pertama kalinya secara

jelas dengan pemeriksaan Immune Electrone Microscope pada spesimen tinja

dan selanjutnya di kembangkan cara pemeriksaan Immunoassay hal ini sangat

sensitif untuk memungkinkan deteksi antigen Hepatitis A dengan antibodinya

dan membuahkan hasil ditemukannya tes diagnostik untuk IgM spesifik yang

dapat membedakan infeksi virus Hepatitis A yang baru terjadi dengan yang

telah lama terjadi serta tahun 1979 Provost dan Hilleman berhasil

membiakkan Virus Hepatitis A dalam kultur sel dan merupakan awal

perkembangan vaksin Hepatitis A 8

C Virus Hepatitis A

Virus ini berukuran 27 nanometer dan oleh Anderson (1988) dapat

digolongkan serta Krugman (1992) sebagai Piconavirus ternyata terdapat

satu sorotipe yang bisa menimbulkan penyakit Hepatitis pada manusia Dari

gambaran skema komponen-komponen partikel virus Hepatitis A bahwa

peneliti terdahulu menemukan suspensi sample tinja akan tetap bersifat

infeksius meski mendapat tindakan sterilisasi dengan asam eter suhu tinggi

dan bahkan dibekukan lebih dari satu tahun89

Namun virus Hepatitis A dapat di inaktivasi dengan cara sterilisasi uap atau

(auto claving) merebus paparan terhadap konsentrasi tinggi formalin dan

radiasi sinar ultra violet (UV)

Replikasi dari penyakit Hepatitis A target primer utama dari HAV adalah sel-

sel hati (Hepatosit) setelah virus tertelan mereka terabsorsi melalui pembuluh

darah diangkut ke hati dan begitu sampai di hati mereka akan di telan oleh

Hepatosit Di sel materi genetik atau genon dari HAV yang terdiri dari

stranded RNA akan bertindak sebagai suatu template yang akan memproduksi 12

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 13: Penelitian Psp Hepatitis A

protein virus selanjutnya protein ini akan berkembang kembali membentuk

capsid virus yang baru dan akan dirilis melalui saluran empedu kecil yang

terdapat di antara sel-sel hati dan mereka lalu secara bebas akan dibuang

melalui tinja 9

D Epidemiologi Hepatitis A

Epidemiologi dan transmisi virus Hepatitis A mencakup beberapa karakteristik

yang meliputi

1 Variasi Musim dan Geografi

Infeksi HAV terjadi secara epidemi pada daerah dengan empat musim dan

puncaknya biasanya terjadi pada awal musim semi dan awal musim dingin

dan pada saat sekarang infeksi HAV di jumpai pada kelompok sosial

tertentu dan didaerah tropis insiden puncak yang pernah dilaporkan

cenderung terjadi pada musim hujan

Distribusi geografis saat ini adalah jenis infeksi virus dengan evolusi yang

endemik serta tingginya angka endemisitas dan insidens Hepatitis A

mempunyai korelasi dengan tingkat hygiene dan kondisi sanitasi di mana

populasi yang bersangkutan tinggal sero-prevalensi anti HAV di dunia

terdiri dari

Pola I

a Endemisitas sangat tinggi di jumpai pada daerah berkembang

kemiskinan

b Ciri khas hampir lebih dari 90 anak-anak sudah terinfeksi Hepatitis A

saat mereka berusia 5 tahun

c Standar hygiene sanitasi yang sangat buruk

d Adanya Overcrowding

Pola II

a Endemisitas tinggi

b Infeksi jarang pada anak-anak usia 5 tahun tetapi dijumpai antibodi

antivirus Hepatitis A pada lebih dari 90 anak usia 10 tahun

c Angka diatas hanya mewakili sebagian kecil dari jumlah infeksi

sebenarnya mengingat besarnya proforsi infeksi asistomatik pada usia

lebih muda dan buruknya sistem pelayanan

Pola III 13

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 14: Penelitian Psp Hepatitis A

a Endemisitas sedang

b Angka Kohort bermakna pada anak-anak usia lebih besar dari remaja

c Angka prevalensi 90 belum tercapai sampai usia dewasa muda

d Ciri lain bila standard hygiene membaik maka angka Morbiditas

Hepatitis A meningkat karena sebagian besar infeksi terjadi saat

menjelang dewasa

Pola IV

a Endemisitas rendah

b Angka insiden yang dialporkan bervariasi antara 5 ndash 15 kasus per

100000 per tahun

c Prevalensi antibodi anti HAV mencapai 10 pada usia 15 tahun dan

meningkat sampai 70 per usia dewasa

Pola V

a Endemisitas sangat rendah

b Angka insidensi kurang dari 5 per 100000 per tahun

c Bila terjadi wabah biasanya hanya terjadi ekslusif pada orang dewasa

dan terpapar saat bepergian ke daerah endemis tinggi10

2 Insiden Menurut Usia

Semua kelompok umur secara umum rawan terhadap infeksi HAV insiden

terbanyak adalah pada kelompok dewasa dan anak-anak dan yang paling

rentan adalah kelompok dewasa muda sebagai contoh di Eropa Utara dan

Amerika Utara sebagian kasus terjadi pada orang dewasa dan orang tua

dengan keadaan kesehatan lingkungan yang baik oleh karena memang

belum pernah terpajan virus Hepatitis A sehingga mereka tidak mempunyai

antibodi HAV Oleh karenanya mereka menjadi rentan terhadap penyakit

Hepatitis A

Penyakit prevalensi anti HAV yang berhubungan dengan umur mulai terjadi

pada daerah dengan kehidupan dibawah standar hygiene sanitasi yang

buruk dimana lebih dari 75 dari anak dari berbagai benua seperti Asia

Afrika India dan Amerika Selatan sudah memiliki antibodi anti HAV pada

usia 5 tahun 1987 dan menurut Prince tahun 1985 sebagian besar infeksi

HAV didapat pada usia awal kehidupan dan kebanyakan asimtomatik atau

setidaknya bersifat an-ikterik begitu juga terjadi di Indonesia bahwa pada 14

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 15: Penelitian Psp Hepatitis A

usia muda gejala dan keluhan tidak nyata Di Irian Jaya di laporkan anak-

anak kurang dari 5 tahun hampir semua sudah terkena infeksi Hepatitis A

E Gambaran Hepatitis A

a Etiologi

Disebutkan virus Hepatitis A (HAV) termasuk golongan Picornavirus dan

digolongkan Hepatovirus 11

b Gejala

1) Demam mendadak

2) Badan lemas

3) Perut mual dan muntah

4) Nyeri ulu hati

5) Nafsu makan menurun

6) Urine warna gelap

7) Faeces berubah warna

c Cara Penularan11

Hepatitis A ditularkan dari orang ke orang melalui faecal oral kuman

mengkontaminasi makanan dan minuman dan agent penyebab terdapat pada

faeces dengan jumlah terbanyak di temukan satu atau dua minggu sebelum

gejala penyakit mulai terlihat dan sebagai reservoirnya biasanya manusia

Alur penularan virus Hepatitis A 12

Virus mengkontaminasi makanan atau minuman tertelan ke dalam tubuh

Virus diserap di lambung atau usus halus15

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 16: Penelitian Psp Hepatitis A

Penggandaan virus di hati

Virus di keluarkan ke empedu

Virus di keluarkan bersama tinja mencemari makananminumansumber air

d Masa Inkubasi

Masuknya kuman sampai timbul gejala penyakit biasanya 15 ndash 50 hari atau rata-

rata 28-30 hari dan kebanyakan kasus tidak infeksi lagi seminggu setelah itu

berlangsung 6 bulan

e Diagnosis 13

Diagnosis di tegakkan dengan adanya antibodi IgM terhadap virus Hepatitis A

pada serum yang akut dan juga berdasarkan gejala klinis saat itu

f Penyakit Hepatitis

Penyakit hepatitis adalah semua penderita dengan gejala satu atau lebih seperti

perubahan warna air kencing urine (warnanya seperti air teh) demam mual

muntah mata dan kulit kuning serta nyeri ulu hati atau nyeri perut

Dan dari semua itu merupakan sebagian dari gejala penyakit hepatitis yang bisa

dideteksi secara klinis serta hepatitis adalah semua penyakit sistemik akut yang

disebabkan oleh beberapa jenis virus dan secara rinci Hepatitis dapat dibagi

menjadi Hepatitis A B C D dan E walau secara klinis dan epidemiologi

semuanya sulit dibedakan namun bila diperhatikan lamanya inkubasi dan cara

penularan serta dari hasil pemeriksaan laboratorium maka kelima jenis penyakit

Tabel Pola Epidemiologi Penyakit Hepatitis

Penyakit Gejala Populasi Beresiko

Cara Penularan Masa Inkubasi

Hepatitis A - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan turun- Mual

Semuaorang

Dari orang keorang makanandan minumanyangterkontaminasi

15-50 hari(28-30 hari)

16

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 17: Penelitian Psp Hepatitis A

- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap- Faeces berubah warna- Fungsi hati ada perubahan- Anoreksia

Hepatitis B - Demam ringan- Nyeri Perut- Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Bisa Spichinosis

Semuagolonganumur

- Parenteralmelaluiskarifiksi- Peralatan toilet- Jarum suntik- Tranfusi darah- Produk darahyangterkontaminasi

45-160 hari(2-3 bulan)

Hepatitis C - Mual amp Muntah- Nyeri sendi- Kulit kuning- Anoreksia- Sakit perut

Semuagolonganumur

- Darah danplasma yangsyringe

2 Minggu sd6 bulan (6-9minggu)

Hepatitis D - Mendadak- Demam- Nyeri sendi- Mual- Nyeri Perut- Anoreksia

Semuagolonganumur

- Darah dan cairanbeku yangterkontaminasi- Jarum suntik- Hubungan seks

2 - 10 minggupadasimpanse

Hepatitis E - Mendadak- Demam- Tidak enak badan- Nafsu makan hilang- Mual- Nyeri Perut- Kulit kuning- Urine warna gelap-Fungsi hati ada perubahan

Semuagolonganumursimpanse

- Air yangterkontaminasi- Dari orang keorang denganfecal oral

64 hariRata-rata 26-42 hari

Sumber Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 23

Serangan ikterus biasanya dimulai pada masa prodromal kurang lebih 3-4 hari

sampai 2-3 minggu saat pasien merasa tidak enak badan kemudian ada gejala

digestif terutama anoreksia dan nausea dan juga ada panas badan lalu ada nyeri di

abdomen kanan atas yang bertambah di tiap goncangan badan nafsu makan dan

minum menurun dan perasaan tidak enak pada badan waktu menjelang malam

17

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 18: Penelitian Psp Hepatitis A

sehingga pasien merasa sengsara juga disertai sakit kepala yang hebat dan masa

prodromal diikuti warna urine berwarna gelap dan warna tinja menjadi pucat dan

keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus kolestasis yang berkepanjangan

atau kadang-kadang ikterus yang lama adalah jenis kolestatiknya akut ikterus

timbul dan makin parah akan tetapi dalam 3 minggu pasien merasa gatal Terus

bertambah sampai 8-29 minggu sebelum timbul penyembuhan keadaan demikian

terutama perkembangan dengan Hepatitis A 11

g Fungsi Hati

Hati merupakan organ terbesar dalam filsafat manusia di dalam hati terdapat proses

terpenting bagi kehidupan manusia yaitu proses penyimpanan energi pembentukan

protein dan asam empedu pengaturan metabolisme kolesterol dan penetralan

racunobat yang masuk dalam tubuh kita sehingga dapat kita bayangkan bila terjadi

kerusakan hati atau sakit hati

h Beberapa Penyakit Hati 12

1) Penyakit hati karena infeksi (misalnya Hepatitis virus) yaitu ditularkan melalui

makanan dan minuman yang terkontaminasi virus dan oleh lingkungan yang

kotor

2) Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol bersifat toksik terhadap

hati adanya penimbunan obat pada hati serta gangguan metabolisme dapat

menyebabkan sakit hati)

3) Genetik atau keturunan (Hemochromatosis)

4) Gangguan immun (misalnya Hepatitis autoimun) penyakit ini merupakan

perlawanan terhadap jaringan itu sendiri dan biasanya yang dilawan adalah

sel-sel hati sendiri

5) Kanker kanker hati bisa disebabkan oleh senyawa karsino genetik diantaranya

Alfatoxin dan virus

i Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hepatitis

1) Enzym SGOT SGPT

2) Penanda Hepatitis A (Anti HAV IgM)

3) Penanda Hepatitis B (HbsAg Anti HBc IgM)

4) Penanda Hepatitis C (Anti HVC HCU RNH)

5) Pen anda Hepatitis E (Anti HEV IgM)

j Usaha Pencegahan Penyakit HatiLiver

18

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 19: Penelitian Psp Hepatitis A

1) Diet seimbang pada saat tertentu diperlukan rendah protein

2) Banyak makan sayur dan buah-buahan

3) Menjalankan pola hidup yang teratur

4) Biasakan pola hidup lingkungan sehat

5) Kurangi minuman beralkohol

6) Jaga kebersihan diri dan lingkungan

7) Hindari penularan melalui makanan dan minuman

k Kewaspadaan Diri

Menghindari kontak dengan penderita Hepatitis dan bila terjadi kontak biasakan

cara hygiene dan desinfektan akan bisa menghindari penularan penyakit hepatitis

walau virus Hepatitis tidak bisa dibasmi dengan antibiotik hindari kebiasaan

makan bersama dalam satu wadah karena beberapa penyakit hepatitis bisa menular

lewat wadah seperti piring dan sendok makan

l Tips Mencegah Hepatitis

Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan melalui makanan dan minuman

yang terkontaminasi suntikan tatto tusukan jarum yang terkontaminasi kegiatan

seksual dan lain-lain pemeriksaan darah donor terhadap Hepatitis virus serta

program vaksinasi hepatitis B 9

F Perpindahan Epidemiologis

Oleh karena perpindahan standar hygiene dan sanitasi dalam kurun waktu 20 tahun

ini maka

1 Faktor Risiko Spesifik

Faktor resiko spesifik yang dihubungkan dengan hepatitis A seperti terjadi di

daerah maju seperti Amerika Serikat beberapa faktor risiko adalah sebagai

berikut

a Orang yang terinfeksi HAV (26)

b Homoseksualitas (15)

c Wisatawan (Foreign Travel) (14)

d Kontak dengan anak pada penitipan bayi (day care center) (11)

e Pengguna obat terlarang (10)

Di Indonesia belum ada data yang rinci namun di perkirakan yang paling sering

adalah makanan yang terkontaminasi begitu juga status ekonomi yang rendah

19

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 20: Penelitian Psp Hepatitis A

Penularan biasanya terjadi melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi

(KLB Kejadian Luar Biasa) yang dalam berbagai penelitian ternyata berasal dari

food handler atau penyajian makanan yang sedang terkena infeksi begitu juga

makanan buah-buahan yang kotor dan atau dicuci dengan air yang terkontaminasi

virus makanan kerang laut yang terkontaminasi oleh air limbah juga bisa sebagai

penyebab terjadinya penyakit Hepatitis A seperti yang terjadi di Shanghai 1988

yang masyarakatnya lebih dari 300000 terinfeksi Hepatitis A setelah di telusuri

ternyata berasal dari makanan hasil laut yang tercemar oleh limbah daratan

Juga penularan melalui parentral telah dilaporkan misalnya melalui suntikan yang

tercemar oleh virus Hepatitis A namun hal ini jarang di temukan secara umum

model penularan melalui kontak seksual kurang dari 5 dan dapat terjadi pada

kelompok homoseksual pria melalui kontak oral-anal ini dilaporkan oleh Loney

dan Homes dari Seatle (1980) dalam Sjaifullah Noer 1996 Penyakit Hepatitis A

ditemukan 22 Male Homosexual Population

2 Masa Inkubasi

Pada berbagai penelitian bahwa masa inkubasi penyakit ini adalah 15 hari sampai

dengan 50 hari dan rata-rata 30 hari dan 20 kasus gejala menetap sampai 6 bulan

dan penularan yang dominan adalah melalui Fecal Oral serta secara umum

penularan terjadi dari orang ke orang walaupun bisa terjadi melalui perantara

sektor lalat

3 Data Klinis

Berbagai negara maju penyakit ini sudah banyak bergeser ke usia yang lebih tua

hal ini karena perbaikan sosial ekonomi dan hygiene sanitasi yang membaik

sedang di Indonesia penyakit Hepatitis A masih merupakan masalah yang besar

antara 398 - 683 dan ini menunjukan angka yang tinggi disusul penyakit

Hepatitis B dan Hepatitis Non A dan B

Penyakit Hepatitis A bisa menyerang semua umur namun demikian penyakti

Hepatitis A terutama menyerang dewasa muda dan pada anak-anak biasanya

sering tidak diketahui Perjalanan klinis Hepatitis A dapat dibedakan menjadi 4

stadium yaitu

a Masa Tunas20

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 21: Penelitian Psp Hepatitis A

Lamanya Viremia pada Hepatitis A 2-4 minggu

b Fase Pre Ikterik

Keluhan biasanya tidak spesifik berlangsung 2-7 hari namun selanjutnya

disertai gejala yang klasik seperti

1) Kuning 40 - 80

2) Urine berwarna gelap 68 - 94

3) Lelah Lemas 52 - 91

4) Hilang nafsu makan 42 - 90

5) Nyeri dan rasa tidak enak di perut 37 - 68

6) Tinja berwarna pucat 52 - 58

7) Mual dan muntah 32 - 73

8) Demam kadang menggigil 28 - 73

9) Sakit kepala 26 - 73

10) Nyeri sendi 11 - 40

11) Pegal otot 15 - 52

12) Diare 16 - 25

13) Rasa tidak enak di tenggorokan 0 - 20

c Fase Ikterik

Pada fase ini setelah demam turun maka urine akan berwarna kuning pekat

seperti air teh serta sklera mata dan kulitnya berwarna kekuning-kuningan

dan warna kuningnya meningkat menetap serta menurun secara berlahan-

lahan berlangsung sekitar 10 ndash 14 hari

d Fase Penyembuhan

Biasanya fase ini dimulai dengan hilangnya sisa gejala ikterus dan penderita

merasa segar walaupun masih cepat lelah dan secara umum penyembuhan

secara klinis dan biokimia berlangsung 6 bulan

4 Variasi Atipik Hepatitis Virus

Ada 2 bentuk variasi atipik yaitu

a Variasi bentuk yang jinak dan akan membaik (sindroma cholestasis) gambaran

klinis didapat mencolok di tandai dengan ikterus obstruksi seperti sumbatan

mekanis di saluran empedu padahal tidak ada sumbatan di saluran tersebut

21

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 22: Penelitian Psp Hepatitis A

Dalam hal ini perjalanan penyakit selain kuning juga terdapat gatalgatal

bilirubin sering meningkat sampai 10 ndash 20 mgrml dan biasanya setelah itu

pasien akan membaik walaupun masih butuh waktu yang lama

b Variasi bentuk fulminan atau bentuk yang ganas dan kuat serta membahayakan

jiwa dan sering sampai berakhir pada kematian

Bentuk fulminan ini oleh karena kegagalan hati yang ditandai dengan

kesadaran menurun gelisah sampai mengamuk secara patologis hati terdapat

nekrosis yang luas sel hati dan penderita meninggal dalam waktu 10 hari

sampai 3 minggu manifestasi klinik adalah kegagalan hati berat kuning

perdarahan demam dan asites juga komplikasi metabolik jantung paru-paru

dan sepsis

5 Gejala Sisa

1048729 Hepatitis memanjang Prolonged

Pada hal ini tidak ditemukan gejala sisa kronik namun ditemukan keadaan

Hepatitis yang memanjang dimana ditemukan gejala yang menetap dari klinik

sampai laboratorium keluhan ini bisa sampai 4 bulan nafsu makan akan

membaik sering dapat keluhan lemas dan ikterus ringan

1048729 Hepatitis kambuhan Relaps

Biasanya pasien sudah sembuh dan kambuh kembali seperti keluhan awal

namun bersifat ringan tidak seperti awal

6 Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium hepatitis A yaitu IgM anti HAV positif respon inisial

terhadap infeksi HAV hampir seluruhnya adalah antibodi IgM dan akan hilang

dalam waktu 3-6 bulan IgM anti HAV adalah spesifik untuk diagnosis dan

konfirmasi infeksi hepatitis akut infeksi yang sudah lalu atau adanya imunisasi di

tandai dengan anti HAV total yang terdiri dari IgM anti HAV dan IgM anti HAV

antiIgM akan naik dengan cepat setelah virus di eradikasi lalu akan turun perlahan

ndashlahan setelah beberapa bulan 14

7 Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan

laboratorium22

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 23: Penelitian Psp Hepatitis A

a Dari anamnesis gejala prodromal riwayat kontak

b Pemeriksaan fisik meliputi

- Ikterus tampak pada sklera kulit dan selaput lendir di langitlangit

- Pada kasus yang berat tampak mulut berbau spesifik (Foetor Hepaticum)

- Pada palpasi tampak atau teraba hati membesar atau bengkak 2-3 jari dibawah

arkus kosta dengan konsistensi lunak tepi tajam dan sedikit nyeri tekan

perkulis pertama positif

- Limpa kadang teraba lunak

c Berdasarkan hasil tes laboratorium

- Test fungsi hati (Bilirubin SGOT SGT GGT Alkali Fosfatase)

- Test Serologi IgM anti HAV 12-14

8 Penatalaksanaan Penyakit Hepatitis A

Adapun tujuan penatalaksanaannya adalah

- Mengurangi angka kematian

- Menghilangkan keluhan dan gejala klinik yang ada

- Memperpendek perjalanan penyakit dan mencegah komplikasi

Adapun pada dasarnya penatalaksanaan adalah

a Tirah Baring

Cara dalam suatu pengobatan dan ini juga perlu dibatasi kalau penderita sudah

merasa baik walaupun mata masih kuning penderita sebaiknya di ijinkan

untuk melakukan kegiatan sendiri di kamar namun bersifat ringan serta

bertahap

b Diet

Pada dasarnya diet adalah cukup kalori yaitu 30-35 kalorikg BB dengan

pemberian protein 19kg BB atau boleh lebih dan masalah yang sering timbul

adalah makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik

makanan yang mengandung lemak dan jika sudah cukup baik makanan

dilanjutkan sesuai porsi normal

c Obat-obatan

Belum ada yang mempunyai khasiat untuk pengobatan secara khusus untuk

memperbaiki nekrosis hati tetapi yang lazim digunakan adalah

Obat-obatan non spesifik seperti Methicol Lesichol curcuma

Sandrin dll

23

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 24: Penelitian Psp Hepatitis A

Obat-obatan simtomatik untuk membantu menghilangkan keluhan dan

gejala klinik

d Pencegahan

Oleh karena lamanya penyembuhan yaitu 4-6 bulan maka adapun

pencegahannya yaitu dengan pola hidup yang baik dan bersih serta dengan

imunisasi namun secara umum yaitu

Hygiene perorangan

Lingkungan dan sanitasi yang baik serta pemakaian air yang bersih

pembuangan eksresi yang baik

Mencegah kontaminasi makanan dan minuman

Mengenal masa penularan yaitu sebelum kuning yaitu pada 2 minggu

sebelumnya dan satu minggu sesudahnya

213 Pencegahan 4

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemcegahan berasal dari kata cegah

yaitu proses cara perbuatan mencegah Terdapat tiga tahapan pencegahan

penyakit menular seperti Hepatitis A Tiga tahapan tersebut adalah

pencegahan primer sekunder dan tersier Masing-masing pencegahan tersebut

bertujuan untuk menghalangi perkembangan penyakit dan kesakitan sebelum

meningkat (Timmreck 2004)

a Pencegahan Primer

Pencegahan primer ialah segala upaya untuk mencegah kejadian suatu

penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi pada masyarakat

Pencegahan tingkat pertama merupakan upaya mempertahankan orang

yang sehat tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit Tiga

aspek utama dalam pencegahan primer adalah promosi kesehatan

pendidikan kesehatan dan perlindungan kesehatan (Timmreck 2004)

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan ialah pencegahan umum

yang ditujukan kepada masyarakat pada umumnya Untuk individu yang

mempunyai risiko suatu penyakit pencegahan khusus dilakukan dengan

memberikan perlindungan yaitu imunisasi

24

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 25: Penelitian Psp Hepatitis A

Pencegahan primer untuk penyakit hepatitis A meliputi

1 Health Promotion

Masyarakat mendapatkan pendidikan atau penyuluhan kesehatan

tentang penyakit hepatitis A dari petugas kesehatan

Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa bahaya penyakit

hepatitis bukanlah penyakit yang bisa disepelekan begitu saja

2 Specific Protection

Makan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang bersih dan

dimasak sampai matang

Minum minuman yang telah direbus hingga mendidih

Tidak menggunakan sikat gigi bersama-sama dengan penderita

hepatitis A

Tidak memakai alat makan bersama-sama dengan penderita yang

terkena hepatitis A

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal

Membuang air besar di toiletWC

Mendapatkan vaksinasi hepatitis A di tempat pelayanan kesehatan

masyarakat yang terdekat

b Pencegahan Sekunder

Tingkat kedua dari upaya pencegahan ialah upaya yang dilakukan untu

mencegah orang yang telah sakit agar sembuh menghambat

perkembangan penyakit menghindarkan komplikasi dan mengurangi

ketidakmampuan

Bentuk pencegahan sekunder untuk penyakit hepatitis A

1 Early Diagnosis

25

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 26: Penelitian Psp Hepatitis A

- Pemeriksaan darah rutin

- Pemeriksaan enzim SGOT dan SGPT

- Pemeriksaan penanda virus untuk menentukan virus

penyebabnya misalnya IgM anti HAV untuk melihat adanya

infeksi virus hepatitis A

2 Promp Treatment

Penderita yang menunjukkan gejala hepatitis A seperti minggu pertama

munculnya yang disebut penyakit kuning letih dan sebagainya diatas

diharapkan untuk istirahat total dan tidak banyak beraktivitas serta

segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat untuk

mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul seperti paracetamol

sebagai penurun demam dan pusing vitamin untuk meningkatkan daya

tahan tubuh dan nafsu makan serta obat-obatan yang mengurangi rasa

mual dan muntah

c Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan ini adalah untuk mengurangi ketidakmampuan dan

mengadakan rehabilitasi Pencegahan ini terus dilakaukan selama orang

yang menderita suatu penyakit masih hidup Upaya pencegahan tersier

untuk penderita hepatitis A dapat dilakukan dengan cara

1 Disability Limitation

Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan

Hepatitis dapat berlangsung singkat (akut) kemudian sembuh total

Namun dapat pula berkembang menjadi masalah menahun (kronis)

Tingkat keparahan hepatitis bervariasi mulai dari kondisi yang dapat

sembuh sendiri secara total kondisi yang mengancam jiwa menjadi

penyakit menahun hingga gagalnya fungsi hati (liver) Bila perlu

check up secara rutin ke dokter untuk pemberian vitamin agar hati

berfungsi dengan baik kembali

26

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 27: Penelitian Psp Hepatitis A

Pengadaan dan peningkatan fasilitas kesehatan dengan melakukan

pemerikasaan lanjut yang lebih akurat seperti pemeriksaan

laboratorium dan pemerikasaan penunjang lainnya agar penderita dapat

sembuh dengan baik dan sempurna tanpa ada komplikasi lanjut

Penyempurnaan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi Masyarakat

diharapkan mendapatkan pengobatan yang tepat dan benar oleh tenaga

kesehatan agar penyakit yang dideritanya tidak mengalami komplikasi

Selain itu untuk mencegah terjadinya komplikasi maka penderita yang

dalam tahap pemulihan dianjurkan untuk berkunjung ke fasilitas

kesehatan secara rutin untuk melakukan pemeriksaan rutin agar

penderita sembuh secara sempurna

2 Rehabilitation

Rehabilitasi adalah usaha untuk mencegah terjadinya akibat samping

dari penyembuhan penyakit amp pengembalian fungsi fisik psikologik

dan sosial Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang proses

penyakitnya telah berhenti Tujuannya adalah untuk berusaha

mengembalikan penderita kepada keadaan semula (pemulihan

kesehatan) atau paling tidak berusaha mengembalikan penderita pada

keadaan yang dipandang sesuai dan mampu melangsungkan fungsi

kehidupannya

214 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Sikap dan

Perilaku Ibu Rumah Tangga Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pengetahuan 15

Pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Hasil penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa kemampuan responden dalam menjawab

pertanyaan tentang pengetahuan hepatitis A terdapat dua macam yaitu

pengetahuan tinggi dan rendah Dari 110 responden yang diteliti

responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 38 responden

(345) Sedangkan responden dengan tingkat pengetahuan rendah

sebanyak 72 responden (655) Hasil penelitian terhadap variabel tingkat

27

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 28: Penelitian Psp Hepatitis A

pengetahuan menunjukan bahwa siswa SMA yang memiliki tingkat

pengetahuan rendah mengenai penyakit hepatitis A jumlahnya lebih besar

dari pada responden dengan tingkat pengetahuan tinggi Semakin tinggi

pengetahuan pencegahan terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu

sebaliknya pengetahuan yang rendah semaikn gampang terkena penyakit

hepatitis A

Kebiasaan 16

Kebiasaan yang dilakukan sebelum makan dapat mempengaruhi seseorang

untuk bisa terkena virus hepatitis A Penelitian menurut Setijani Dwiastuti

(2009) yang dilakukan pada Akademi kepolisian menyebutkan bahwa

untuk melihat personal higiene para TarunaTaruni dilakukan dengan

menanyakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mereka berkaitan

dengan kebersihan pribadinya yaitu antara lain

Aktivitas cuci tangan

Salah satu aktivitas penting berkaitan dengan kebersihat pribadi

TarunaTaruni adalah cuci tangan sebelum makan Sebagian besar mereka

hanya kadang-kadang mencuci tangan sebelum makan Dari 74 responden

yang diteliti 51 responden yang melakukan cuci tangan sebelum makan

(selalu dan kadang-kadang) sebagian besar mereka (689) mencuci

tangan dengan air yang mengalir Sisanya 23 orang (311) tidak mencuci

tangan Fasilitas cuci tangan untuk TarunaTaruni juga dilengkapi dengan

sabun Kebenaran keberadaan sabun pada sarana cuci tangan dibuktikan

dengan pernyataan responden yang menyatakan adanya sabun pada sarana

cuci tangan walaupun hanya 365 responden yang menyatakan hal

tersebut

Aktivitas Buang Air Besar (BAB)

Semua TarunaTaruni memanfaatkan WC sebagai tempat pembuangan

kotoran yang disediakan oleh lembaga AKPOL Namun berdasarkan

informasi yang diperoleh dari total 74 responden 46 responden (622)

menyatakan tidak tersedia sabun di tempat pembuangan kotoran (WC)

Sementara hanya 28 responden (378) TarunaTaruni yang menyatakan

tersedia sabun di WC Dari 28 responden tersebut Hampir semuanya

28

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 29: Penelitian Psp Hepatitis A

(964) membersihkan tangan dengan sabun setelah buang air besar

(BAB)

Aktivitas Sikat Gigi

Sikap gigi yang benar (teknik) akan meningkatkan kesehatan gigi Namun

penggunaan sikat gigi secara bersama-sama (bergantian) merupakan risiko

tertularnya penyakit bagi yang melakukan Sebanyak 70 responden

(946) menyatakan tidak pernah pinjam meminjam sikat gigi Sisanya 4

responden (54) mengatakan pernah meminjam sikat gigi

Aktivitas makanminum

Aktivitas makanminum dapat merupakan media penyebaran penyakit

Untuk mencegah hal ini lembaga AKPOL menyediakan makanan untuk

seluruh TarunaTaruni Hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian

besar TarunaTaruni (824) menyatakan selalu makan yang disediakan

oleh lembaga Namun di luar hal tersebut terdapat pula kantin dimana

TarunaTaruni bisa membeli makanan dan minuman

Pada saat makan secara bersama di ruang makan masih terdapat sebanyak

338 yang menyatakan menggunakan alat makan secara bersama-sama

Begitu juga aktivitas minum masih terdapat sebanyak 405

TarunaTaruni yang pada saat minum menggunakan gelas secara bersama-

sama

Usia 16

Berdasarkan hasil penelitian dari Septi (2012) diperoleh informasi bahwa

usia responden terdiri dari 3 usia yaitu 15 16 17 tahun Responden yang

mengikuti penelitian ini berjumlah 220 orang dasn sebagian besar berusia

16 tahun sebanyak 56 (509) Usia 15 tahun ( 273) usia 17 tahun

( 218) Semakin bertambah usia semakin baik dalam mencegah

hepatitis A

Penghasilan

Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai

faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi

secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

29

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 30: Penelitian Psp Hepatitis A

keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik

ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor-

faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih

Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua

posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon

adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi

status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah

pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang

diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah

memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan

kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan

keluarga per bulan

Imunisasi Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ririn E dengan metode

laporan kasus di ruang Nuri Rumah Sakit Umum propinsi Lampung yang

ditelaah berdasarkan Evidence Based Medicine menunjukkan bahwa

pencegahan hepatitis A bisa dengan dan vaksin hepatitis A

Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan

penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat

terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas

menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan

perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi

penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan

pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang

dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest

group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan

kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat

membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara

signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat

30

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 31: Penelitian Psp Hepatitis A

terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada

kelompok eksperimen

Informasi 15

Menurut penelitian dari Septi (2012) responden mendapatkan informasi

mengenai hepatitis A dari berbagai sumber informasi yang beragam Dar

total 110 reponden pilihan sumber informasi yang ditanyakan pada

kuesioner sebanyak 100 responden (909) memilih teman sebagai salah

satu sumber informasi hepatitis A Dua sumber terbanyak setelah teman

adalah guru yang dipilih 98 responden (891) dan televisi yang dipilih 95

responden (864)

Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan terdapat hubungan antara pendidikan ibu rumah

tangga dengan pencegahan hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan ORserta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Uji statistik tingkat pendidikan responden diperoleh RP=156 dengan

CI95=124 ndash 196 artinya proporsi responden yang memiliki tingkat

pendidikan rendah berisiko 156 kali lebih besar berperilaku kurang

dibanding responden dengan tingkat pendidikan tinggi dan secara statistik

bermakna

Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai

hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi

hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan

angka kejadian hepatitis A

Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen

penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data

31

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 32: Penelitian Psp Hepatitis A

dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji

Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel

dengan uji regresi ganda logistik

Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan

CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko

144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja

dan secara statistik bermakna

22 Kerangka Teori

32Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Faktor Predisposisi

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Kebiasaan

- Usia

- Penghasilan

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 33: Penelitian Psp Hepatitis A

23 Kerangka Konsep

33

Faktor Pemungkin

- Imunisasi Hepatitis A

Faktor Penguat

- Informasi

Pengetahuan rarr sikap rarr perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

faktor-faktor berhubungan di Puskesmas Jelambar Baru

Kebiasaan

Pendidikan

Pekerjaan

Imunisasi

Hepatitis APenghasilan

Usia

Informasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 34: Penelitian Psp Hepatitis A

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross

sectional mengenai pengetahuan sikap perilaku ibu rumah tangga mengenai

34

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 35: Penelitian Psp Hepatitis A

pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor berhubungan di Kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

32 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 November sampai 23 November 2013 di

Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

33 Populasi

Populasi target adalah seluruh ibu rumah tangga berusia 20-40 tahun di Kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Populasi terjangkau adalah semua ibu rumah tangga RW 06 di Kelurahan Jelambar

Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat selama bulan November 2013

34 Kriteria Penelitian

341 Kriteria Inklusi

Semua ibu rumah tangga berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian dan

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian

342 Kriteria Ekslusi

Semua ibu rumah tangga yang berusia 20 sampai 40 tahun saat dilakukan penelitian

yang tidak mengisi kuisioner dengan sebenar-benarnya

35 Sampel dan Besar Sampel

351 Penghitungan Jumlah Sampel

Untuk menghitung besar sampel minimal dapat digunakan rumus

Keterangan

n1 = Jumlah sampel minimal

n2 = Jumlah sampel ditambah substitusi 10 (substitusi adalah persen

responden yang dieksklusikan)

Z = Tingkat batas kemaknaan dengan = 5

Didapatkan Z pada kurva normal = 196

35

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 36: Penelitian Psp Hepatitis A

p = Proporsi variabel yang diteliti yaitu pengetahuan sikap dan perilaku

ibu rumah tangga mengenai pencegahan penyakit hepatitis A (50)

q = 100 - p = 100 - 50 = 50

L = Derajat kesalahan yang masih dapat diterima adalah 10

Berdasarkan rumus didapatkan angka

(196) 2 x 0 5 x 0 5 = 9604

(01)2

Untuk menjaga kemungkinan adanya subjek yang dieksklusikan maka

dihitung

= 9604 + (10 x 9604)

= 9604 + 96

= 10564 dibulatkan menjadi 106 subjek

352 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah secara multistage sampling Teknik yang dilakukan

adalah dengan cara memilih adalah satu RW dari 12 RW secara acak di Kelurahan

Jelambar Baru yaitu RW 06 kemu Sedian dari RW tersebut dipilih dua RT secara acak

dimana didapatkan RT 07 dan RT 08 Semua ibu rumah tangga yang tinggal di RT

yang terpilih diambil untuk dijadikan subjek penelitian

36 Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini digunakan variabel terikat (dependent) berupa pengetahuan sikap

dan perilaku pencegahan hepatitis A dan variabel bebas (independent) berupa

pendidikan pekerjaan kebiasaan usia tingkat ekonomi sumber informasi dan

imunisasi hepatitis A

37 Cara Kerja

1 Meminta ijin kepada kepala Puskesmas Kelurahan Jelambar Baru untuk melakukan

penelitian

36

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 37: Penelitian Psp Hepatitis A

2 Menghubungi ketua RW 06 ketua RT 07 dan 08 yang aka menjadi daerah penelitian

untuk melaporkan tujuan penelitian dan memita izin untuk melakukan penelitian

tersebut

3 Membuat kuisioner

4 Melakukan pemilihan sampel dengan cara multistage sampling

5 Melakukan pengumpulan data dengan cara menyebarkan kuisioner kepada ibu rumah

tangga di wilayah RT 07 dan RT 08 Kelurahan Jelambar Baru

6 Melakukan pengolahan analisis dan interpretasi data

7 Penulisan laporan penelitian

8 Pelaporan penelitian

38 Manajemen Data

381 Pengumpulan Data

Data primer yang diambil dari responden dengan teknik wawancara dengan menggunakan

kuesioner yaitu data tentang Pengetahuan Sikap dan Perilaku mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

382 Pengolahan Data

Terhadap data yang telah dikumpulkan dilakukan pengolahan berupa proses editing

verifikasi dan koding Selanjutnya dimasukkan dan diolah dengan menggunakan program

komputer yaitu program SPSS (Statistical Package for Sosial Sciences) 160

383 Analisis Data

Terhadap data yang telah diolah kemudian dilakukan analisis yang menggunakan cara uji

statistik non-parametrik yaitu chi-square

384 Interpretasi Data

Data diinterpretasi secara deskriptif analitik korelatif antara variabel-variabel yang telah

ditentukan

385 Penyajian Data

Data yang didapat disajikan secara tekstular dan tabular

37

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 38: Penelitian Psp Hepatitis A

386 Pelaporan Data

Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian yang selanjutnya akan dipresentasikan

dihadapan staf pengajar Program Pendidikan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas

Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA)

39 Definisi Operasional

391 Data Umum

a Pendidikan

Definisi Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang pendidikan formal dari suatu

institusi tertentu yang mencakup tingkat SD atau yang sederajat SMP atau yang

sederajat SMU atau yang sederajat dan Perguruan Tinggi Akademi atau yang

sederajat

Cara ukur Pendidikan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian dikelompokkan

menjadi rendah (bila tidak sekolah tamat atau tidak tamat SD atau yang sederajat

tamat atau tidak tamat SMP atau yang sederajat tidak tamat SMU atau yang

sederajat) sedang (bila tamat SMU atau yang sederajat tidak tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat) dan tinggi (bila tamat Akademi atau

Perguruan Tinggi atau yang sederajat)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

b Pekerjaan

Definisi Kegiatan atau aktivitas rutin yang dilakukan di dalam rumah maupun di

luar rumah yang menghasilkan imbalanjasa yang dapat dinilai dengan uang baik

secara formal maupun non formal

Cara ukur Pekerjaan subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pekerjaan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pekerja yang berisiko (pedagang makanan dan buah-buahan yang terkena virus

hepatitis A ibu rumah tangga yang tidak kurang kebersihan tukang sampah

pemulung dan semua pekerjaan yang kurang menjaga polah hidup bersih dan

38

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 39: Penelitian Psp Hepatitis A

sehat) dan pekerja yang tidak berisiko (selain pekerjaan yang tergolong dalam

pekerjaan yang berisiko)

Koding 1 pekerja yang berisiko

Koding 2 pekerja yang tidak berisiko

c Tingkat Ekonomi

Definisi Sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan masyarakat antara lain sandang pangan perumahan

pendidikan kesehatan dan lain ndash lain Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan

dengan penghasilan

Cara ukur Sosial ekonomi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan tingkat pendapatan subjek penelitian dikelompokkan

berdasarkan standar yang ditetapkan menurut UMR DKI Jakarta untuk tahun 2013

menjadi rendah (bila pendapatan per keluarga per bulan kurang dari

Rp2200000) sedang (bila pendapatan subjek berkisar antara Rp2200000 ndash Rp

4400000 juta) dan tinggi (bila pendapatan subjek lebih dari Rp 4400000 juta)

Koding 1 Rendah

Koding 2 Sedang

Koding 3 Tinggi

d Usia

Definisi Usia adalah lamanya hidup yang dihitung dari tanggal lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian

Cara ukur Usia subjek dihitung dari tanggal bulan dan tahun penelitian

dikurangi tanggal bulan dan tahun lahir yang tertera di KTP yang masih

berlaku

Alat ukur tanggal lahir subjek

Hasil ukur Berdasarkan golongan usia subjek penelitian dikelompokkan

menjadi umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 1 selain umur antara 20 sampai 40 tahun

Koding 2 umur antara 20 sampai 40 tahun

39

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 40: Penelitian Psp Hepatitis A

e Kebiasaan

Definisi pengetahuan sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit melindungi diri dari ancaman penyakit

serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (tidak pernah jarang cuci tangan tidak pernah menutup makanan

dengan tudung saji sering memakai gosok gigi bersama-sama sering memakai

alat makan bersama-sama) sedang (kadang-kadang cuci tangan kadang-

kadang menutup makanan dengan tudung saji kadang-kadang memakai sikat

gigi bersama-sama kadang-kadang memakai alat makan bersama-sama ) dan

baik (selalusering cuci tangan selalu menutup makanan dengan tudung saji

tidak pernah memakai sikat gigi bersama-sama tidak pernah memakai alat

makan bersama-sama)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

f Imunisasi Hepatitis A

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalasn seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen sehingga bila ia kelak terkena antigen yang

serupa tidak terjadi penyakit

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuisioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

tidak baik ( tidak mendapat hepatitis imunisasi) dan baik ( mendapatkan

imunisasi)

Koding 1 Tidak baik

Koding 2 Baik

g Informasi

Definisi Informasi adalah pengetahuan yang diperoleh baik dari pendidikan

formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan

penyakit hepatitis A

40

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 41: Penelitian Psp Hepatitis A

Cara ukur Informasi subjek diukur dari kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan informasi subjek penelitian dikelompokkan menjadi

kurang (bukan tenaga kesehatan) sedang (media massa kesehatan) dan baik

(dari tenaga kesehatan)

Koding 1 Kurang

Koding 2 Sedang

Koding 3 Baik

392 Data Khusus

a Pengetahuan

Definisi pengetahuan adalah segala informasi hal subyek atau benda yang

diperoleh melalui pancaindra (pengamatan perabaan pendengaran atau

penciuman) pengalaman dan informasi yang ada yang berkaitan dengan proses

pembelajaran

Cara ukur Pengetahuan subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan pengetahuan subjek penelitian dikelompokkan menjadi

pengetuan kurang pengetahuan sedang dan pengetahuan baik

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap pencegahan penyakit

hepatitis A responden diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan

berdasarkan

1 Apakah penyakit hepatitis A merupakan penyakit yang disebabkan oleh

makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jawaban A

Nilai 1 jawaban B

2 Binatang apa yang dapat membawa virus hepatitis A

a Lalat

b Kecoa41

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 42: Penelitian Psp Hepatitis A

c Tikus

d Kucing

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

3 Bagaimana mekanisme penularan hepatitis A yang anda ketahui

a Makanan yang terkontaminasi hepatitis A

b Minuman yang tidak dimasak matang yang terkontaminasi hepatitis A

c Penggunaan sikat gigi bersama dari orang yang sedang terinfeksi hepatitis A

d Penggunaan alat makan bersama dengan penderita hepatitis A

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika memilih jawaban selain A

4 Imunisasi hepatitis A dapat dilakukan pada seluruh usia kecuali

a Bayi

b Balita

c Remaja

d Dewasa

Nilai 5 Jika memilih jawaban A

Nilai 1 Jika mmilih jawaban selain A

5 Bagaimana cara mencegah penularan virus hepatitis A

a Mencuci tangan sebelum makan

b Mencuci tangan sesudah buang air besar

c Menutup makanan dari lalat dan kecoak

d Menutup makanan dengan tudung saji

Nilai 5 Jika memilih 4 jawaban

Nilai 1 Jika memilih jawaban kurang dari 4

42

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 43: Penelitian Psp Hepatitis A

6 Apakah dengan donor darah dapat menularkan penyakit hepatitis A

a Benar

b Salah

Nilai 5 Jika memilih jawaban B

Nilai 1 jika memilih jawaban A

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 6x 5= 30

Skor terendah 6x1=6

Interval 30-6=24

-Pengetahuan baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

(80 x 24) + 6 = 252 pengetahuan baik 25-30

-Pengetahuan sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20-24

-Pengetahuan kurang 6-19

Alat ukur Kuisioner

Skala Ordinal

Hasil ukur Kategori

Koding 1 Kurang Koding 3 Baik

Koding 2 Sedang

b Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek Adapula yang melihat sikap sebagai kesiapan saraf

sebelum memberikan respon (Notoatmodjo 2003)

Cara ukur Sikap subjek diukur melalui kuisioner

43

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 44: Penelitian Psp Hepatitis A

Hasil ukur Berdasarkan sikap subjek penelitian dikelompokkan dikelompokkan

menjadi sikap kurang sikap sedang dan sikap baik

Untuk mengetahui sikap subjek tersebut subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya

telah ditentukan berdasarkan

STS= Sangat Tidak Setuju

TS = Tidak setuju

RR = Ragu-ragu

S = Setuju

SS = Sangat setuju

No Pernyataan STS TS RR S SS

1 Penularan virus hepatitis A adalah dari

makanan yang terkontaminasi hepatitis A

1 2 3 4 5

2 Memberantas lalat adalah cara yang benar

untuk mencegah hepatitis A

1 2 3 4 5

3 Imunisasi dapat mencegah penyakit hepatitis A 1 2 3 4 5

4 Hepatitis A merupakan penyakit infeksi yang

disebabkan oleh virus

1 2 3 4 5

5 Mencuci tangan adalah cara yang baik untuk

mencegah penularan hepatitis A

1 2 3 4 5

6 Donor darah dapat menularkan penyakit

hepatitis A

5 4 3 2 1

Kesimpulan penilaian

Skor tertiggi 6 x 5 = 30

Skor terendah 6 x 1 = 6

Interval 30 ndash 6 = 24

-Sikap baik

(80 x interval) + nilai terendah= skor

44

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 45: Penelitian Psp Hepatitis A

(80 x 24) + 6 = 25 sikap baik 25-30

-Sikap sedang

(60 x interval) + nilai terendah= skor

(60 x 24) + 6 = 20 sikap sedang 20 - 24

-sikap kurang 6-19

c Perilaku

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia baik yang diamati secara

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar sedangkan perilaku kesehatan

pada dasarnya adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan

sakit dan penyakit sistem pelayanan kesehatan makanan serta lingkungan

Cara ukur Perilaku subjek diukur melalui kuesioner

Hasil ukur Berdasarkan perilaku subjek penelitian dikelompokkan menjadi perilaku

kurang perilaku sedang dan perilaku baik

Subjek diberi 5 buah soal yang penilaiannya telah ditentukan berdasarkan penilaian

perilaku masyarakat tentang pencegah penyakit hepatitis

1 Apakah saudara sering makan makanan yang dijual di pinggir jalan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban e

Nilai 2 Jika memilih jawaban d

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban b

Nilai 5 Jika memilih jawaban a

2 Apakah saudara selalu menutup makanan dengan tudung saji

45

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 46: Penelitian Psp Hepatitis A

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

3 Apakah saudara pernah mendapatkan imunisasi hepatitis A

a Ya

b Tidak

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

4 Apakah saudara pernah mendapatkan penyuluhan mengenai hepatitis A

a Pernah

b Tidak pernah

Nilai 5 jika memilih jawaban A

Nilai 1 jika memilih jawaban B

5 Apakah saudara mencuci tangan sebelum makan

a Tidak pernah

b Jarang

c Kadang-kadang

d Sering

e Selalu

Nilai 1 Jika memilih jawaban a

46

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 47: Penelitian Psp Hepatitis A

Nilai 2 Jika memilih jawaban b

Nilai 3 Jika memilih jawaban c

Nilai 4 Jika memilih jawaban d

Nilai 5 Jika memilih jawaban e

Kesimpulan penilaian

Skor tertinggi 5 x 5 = 25

Skor terendah 5 x 1 = 5

Interval 25 - 5 = 20

Perilaku baik

(80 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(80 x 20) + 5 = 21 Perilaku baik 21-25

Perilaku sedang

(60 x Interval) + Nilai Terendah = Skor

(60 x 20) + 5 = 17 Perilaku sedang 17-20

Sikap kurang 5-16

310 Etika Penelitian

Dalam penelitian ini subyek penelitian yang mengisi kuesioner pada penelitian ini

diberi jaminan kerahasiaan terhadap data-data yang diberikan dan berhak menolak

untuk menjadi subyek

311 Sarana

3111 Tenaga

Penelitian dilakukan oleh empat mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kesehatan

Masyarakat dengan dibantu oleh satu orang pembimbing yaitu dosen Ilmu

Kesehatan Masyarakat

3112 Fasilitas

47

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 48: Penelitian Psp Hepatitis A

Fasilitas yang tersedia berupa ruang perpustakaan ruang diskusi lembar

kuesioner komputer

BAB IV

HASIL PENELITIAN

48

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 49: Penelitian Psp Hepatitis A

Berikut ini adalah pengumpulan data dari 106 sampel penelitian dari ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A di RT 07 dan RT 08 RW 06 di Kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

Tabel 41 Sebaran subjek Menurut Pengetahuan Sikap dan Perilaku

Frekuensi Persentase

PengetahuanKurang 65 613

Sedang 30 283

Baik 11 104

Sikap

Kurang 71 670

Sedang 21 198

Baik 14 132

Perilaku

Kurang 82 774

Sedang 9 85

Baik 15 142

Tabel 42 Sebaran subjek Menurut Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan sumber Informasi

49

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 50: Penelitian Psp Hepatitis A

Frekuensi PersentaseUmur

lt20 0 020-40 71 67

gt40 35 33

Pendidikan

Rendah 46 434Sedang 42 396Tinggi 18 17

Penghasilan

Rendah 54 509Sedang 37 349Tinggi 15 142

Kebiasaan

Kurang 60 566Sedang 11 104

Baik 35 33

Pekerjaan

Beresiko 65 613Tidak beresiko 41 387

Imunisasi

Tidak Imunisasi 86 811Imunisasi 20 189

Sumber Informasi

Kurang 80 755Sedang 20 189

Baik 6 57

Tabel 43 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Pengetahuan

50

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 51: Penelitian Psp Hepatitis A

VariabelPengetahuan

Uji P value HoKurang Sedang Baik

UsiaX2= 3970

df= 2 pgt005 Diterima

lt20 0 0 020-40 41 20 10

gt40 24 10 1

Pendidikan

Rendah 30 15 1 X2=7078

df= 2 Plt005 DitolakSedang 23 12 7Tinggi 12 3 3

Penghasilan

Rendah 30 15 54 X2= 5165

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 26 9 37Tinggi 9 6 15

Kebiasaan

Kurang 36 18 6 X2= 0200

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 8 2 1

Baik 21 10 4

Pekerjaan

Beresiko 37 20 8 X2= 1525

df= 2 pgt005 DiterimaTidak Beresiko 28 10 3

Imunisasi

Tidak Imunisasi 52 24 10

X2= 0894

df= 2 pgt005 DiterimaImunisasi 13 6 1

Informasi

Kurang 50 24 6 X2= 2695

df= 2 pgt005 DiterimaSedang 12 4 4

Baik 3 2 1

Tabel 4 4 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Sikap

51

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 52: Penelitian Psp Hepatitis A

Sikap

Variabel Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Usialt20 0 0 0 0 X2=

0059

df= 2 pgt005 Diterima

20-40 48 14 9 71

gt40 23 7 5 35

Pendidikan

Rendah 30 9 7 46 X2= 0287

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 30 8 4 42

Tinggi 11 4 3 18

Penghasilan

Rendah 33 14 7 54 X2= 2693

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 26 5 6 37

Tinggi 12 2 1 15

Kebiasaan

Kurang 43 10 7 60 X2= 1386

df= 2 pgt005 Diterima

Sedang 4 4 3 11

Baik 24 7 4 35

Pekerjaan

Beresiko 8 15 42 65 X2= 1184

df= 2pgt005 DiterimaTidak Beresiko 6 6 29 41

Imunisasi

Tidak Imunisasi 59 16 11 86 K-S= 0347 pgt005 DiterimaImunisasi 12 5 3 20

Informasi

Kurang 60 11 9 80 X2= 9565

df= 2 Plt005 Ditolak

Sedang 8 7 5 20

Baik 3 3 0 6

Tabel 45 Hubungan antara Umur Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi Sumber Informasi dengan Perilaku

52

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 53: Penelitian Psp Hepatitis A

Kurang Sedang BaikUji Statistik p Ho

Usia

lt20 0 0 020-40 55 4 12

K-S= 0403 pgt005 Diterima

gt40 27 5 3

Pendidikan

Rendah 39 2 5X2= 2982

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 30 6 6

Tinggi 13 1 4

Penghasilan

Rendah 42 3 9K-S=0264 pgt005 Diterima

Sedang 27 4 6Tinggi 13 2 0

Kebiasaan

Kurang 45 7 8X2= 1936

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 6 1 4

Baik 31 1 3

Pekerjaan

Beresiko 49 6 10X2= 0379

df= 2

pgt005 Diterima

Tidak Beresiko 33 3 5

ImunisasiX2= 0494

df= 2

pgt005 DiterimaTidak Imunisasi 67 7 12Imunisasi 15 2 3

Informasi

Kurang 61 7 12K-S=0200 pgt005 Diterima

Sedang 16 1 3Baik 5 1 0

Tabel 46 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Sikap Total Uji P Ho

53

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 54: Penelitian Psp Hepatitis A

SstatistikKurang Sedang Baik

Pengetahuan

Kurang 45 15 5 65 X2= 4902

df= 2

Pgt005 DiterimaSedang 20 4 6 30

Baik 6 2 3 11

Tabel 47 Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku

PerilakuUji

StatistikP Ho

Kurang Sedang Baik Total

Pengetahuan

Kurang 54 4 7 65 X2= 3082

df= 2

pgt005 DiterimaSedang 20 5 5 30

Baik 8 0 3 11

Tabel 48 Hubungan antara Sikap dengan Perilaku

Perilaku

Kurang Sedang Baik TotalUji

StatistikP Ho

Sikap

Kurang 59 5 7 71K-S= 0842

pgt005 DiterimaSedang 17 3 1 21

Baik 6 1 7 14

BAB V

PEMBAHASAN54

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 55: Penelitian Psp Hepatitis A

51 Sebaran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu-Ibu Rumah Tangga di RW 06

Kelurahan Jelambar Baru

Berdasarkan tabel 41 pada sebaran pengetahuan ibu-ibu rumah tangga yang tinggal di

kelurahan Jelambar Baru RW 06 RT 07 dan RT 08 didapatkan 613 berpengetahuan

kurang 283 berpengetahuan sedang dan 104 berpengetahuan baik Rata rata Ibu-ibu

rumah tangga di Kelurahan Jelambar Baru tidak mengetahui tentang penyakit hepatitis A

Terdapat juga subjek yang sama sekali tidak mengetahui dan tidak pernah mendapatkan

sumber informasi mengenai hepatitis A Namun ada beberapa subjek yang pernah

mendapatan sumber informasi melalui tenaga kesehatan yaitu melalui penyuluhan di

posyandu bahwa hepatitis A adalah penyakit yang menyerang hati dan juga ada subjek yang

mengetahui hepatitis A melalui media yaitu melalui televisi Berdasarkan penelitian dari

Septi (2012) pengetahuan tentang hepatitis A merupakan salah satu hal yang bisa

mempengaruhi pencegahan hepatitis A Semakin tinggi pengetahuan subjek pencegahan

terhadap hepatitis A semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin

gampang terkena penyakit hepatitis A

Pada sebaran sikap didapatkan masyarakat bersikap kurang sebanyak 670 bersikap

sedang sebanyak 198 dan bersikap baik sebanyak 132 Rata-rata masyarakat didaerah

tersebut bersikap kurang dalam melakukan pencegahan karena sesuai dengan tingkat

pengetahuan mereka yang rendah dalam pencegahan hepatitis A

Pada sebaran perilaku didapatkan 774 berperilaku kurang 85 berperilaku sedang

dan 142 dari masyarakat berperilaku baik dalam mencegah timbulnya penyakit hepatitis

A Dari penelitian ini didapatkan sebagian besar ibu-ibu rumah tangga di kelurahan Jelambar

Baru berperilaku kurang terhadap pencegahan penyakit hepatitis A Hal ini sesuai dengan

penelitian menurut Setijani Dwiastuti (2009) yang menyatakan bahwa perilaku yang buruk

tidak berhubungan dengan kejadian hepatitis

52 Sebaran faktor-faktor Usia Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Sumber Informasi Imunisasi Hepatitis A dan Kebiasaan

Sebaran tingkat usia subjek secara umum adalah 20-40 tahun di mana urutannya dari

55

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 56: Penelitian Psp Hepatitis A

yang tertinggi lt20 tahun (0) 20-40 tahun (67) gt40 tahun (33) Sebaran tingkat

pendidikan subjek secara umum rendah yang tertinggi yaitu berpendidikan rendah (434)

diikuti dengan pendidikan sedang (396) dan yang terendah yaitu berpendidikan tinggi

(17) Sebaran penghasilan tiap subjek secara umum adalah lt2200000 rupiah sebanyak

509 349 berpenghasilan 2200000-4400000 rupiah dan 142 berpenghasilan

gt4400000 Sebaran menurut kebiasaan tiap subjek secara umum ialah kurang dengan

persentase sebanyak 566 baik sebanyak 33 dan sedang sebanyak 104Sebaran

pekerjaansubjek secara umum adalah beresiko (613) dan yang tidak beresiko sebesar

(387) Sebaran Imunisasi Hepatitis A pada tiap subjek secara umum adalah tidak di

imunisasi hepatitis A atau tidak tahu sudah pernah atau belum di imunisasi hepatitis A

sebelumnya yaitu sebanyak 811 subjek dan yang sudah pernah di imunisasi hepatitis A

sebanyak 189 Sebaran mengenai sumber sumber informasi tiap subjek pada umumnya

kurang yaitu sebanyak 755 sedang 189 dan baik sebesar 56

53 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A

Hubungan antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dapat

dilihat dari hasil analisis terhadap subjek yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai

sebesar 3970 (dengan df = 2) pada uji chi square Hal ini mungkin dikarenakan distribusi

dari usia subjek yang tidak merata

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu didapatkan hubungan yang bermakna

dimana pada uji chi-square didapatkan hasil 7078 (dengan df = 2) yang menunjukkan

bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan mengenai pencegahan

hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara penghasilan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A yaitu tidak bermakna dimana didapatkan

nilai sebesar 5165 (dengan df = 2) pada chi square yang menunjukkan tidak ada hubungan

antara penghasilan dengan pengetahuan mengenai hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara kebiasaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan tidak ada hubungan antara

kebiasaan dengan pencegahan hepatitis A dimana didapatkan nilai 0200 (dengan df = 2) 56

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 57: Penelitian Psp Hepatitis A

pada uji chi-square

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara pekerjaan dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pekerjaan dengan pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A karena pada hasil uji chi

square nilai yang didapat adalah 1525 (dengan df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara imunisasi dengan

pengetahuan terhadap pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan

bermakna antara subjek yang telah di imunisasi dengan pengetahuan terhadap pencegahan

hepatitis A hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji chi square didapatkan nilai 0894 (dengan

df = 2)

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara sumber informasi dengan

pengetahuan mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan nilai 2695 (dengan df = 2) pada

uji chi square yang berarti tidak ada hubungan anatara sumber informasi dengan pengetahuan

terhadap pencegahan hepatitis A

54 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Sikap Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Hubungan antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A dapat dilihat dari

hasil terhadap subjek dengan uji chi square yaitu tidak bermakna atau tidak ada hubungan

antara usia dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hasil dari uji tersebut yaitu 0059

(dengan df=2) Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square yaitu didapati hasil 0287 (dengan df =

2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian dari Septi (2012)

yang menyatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan maka pencegahan terhadap hepatitis A

semakin baik dan begitu sebaliknya pengetahuan yang rendah semakin gampang terkena

penyakit hepatitis A Hal ini kemungkinan disebabkan akibat pertanyaan yang diajukan pada

kuisoner terlalu sulit untuk dipahami oleh subjek

Hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan sikap terhadap pencegahan

hepatitis A dengan menggunakan uji chi-square adalah sebesar 2693 (dengan df = 2) yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Yudha Eka Ertanto (2010)

bahwa sikap pendapatan kepala keluarga sangatlah berpengaruh terhadap pengambilan 57

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 58: Penelitian Psp Hepatitis A

keputusan ibu untuk memberikan imunisasi hepatitis terhadap anaknya

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan sikap terhadap

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan nilai sebesar 1386 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan sikap

terhadap pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi-square didapatkan hasil sebesar 1184 (dengan

df=2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan sikap

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis pada subjek terhadap hubungan antara imunisasi hepatitis A dengan

sikap mengenai pencegahan hepatitis A didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang

bermakna antara imunisasi dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A hal tersebut

dapat dilihat dari hasil menggunakan uji Kolmogorov smirnov yaitu sebesar 0347 Yang

berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna anatara imunisasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan sikap mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil sebesar 9565 (dengan

df = 2) yang berarti bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sumber informasi yang

didapat oleh subjek dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A

55 Hubungan Usia Pendidikan Penghasilan Kebiasaan Pekerjaan Imunisasi dan Sumber Informasi dengan Perilaku Mengenai Pencegahan Hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap subjek mengenai hubungan antara usia dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil

tidak bermakna dengan nilai 0403 yang berarti tidak ada hubungan antara usia dengan

perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Septi (2012) bahwa semakin Semakin bertambah usia semakin baik dalam

mencegah hepatitis A Hal ini mungkin dikarenakan distribusi usia yang tidak merata

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku

terhadap pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square didapatkan hasil 2982

(dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan

dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A

58

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 59: Penelitian Psp Hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil 0264 yang

berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis mengenai hubungan antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan hasil 1936 (dengan df=2)

yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Hasil analisis terhadap hubungan antara pekerjaan dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A menggunakan uji chi square didapatkan nilai sebesar 0379 (dengan

df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji chi square adalah sebesar 0494 (dengan df

= 2) yang berarti bahwa tidak ada hubungan anatar imunisasi dengan perilaku mengenai

pencegahan hepatitis A

Pada hasil analisis terhadap hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov adalah

sebesar 0200 yang berarti tidak ada hubungan antara sumber informasi dengan perilaku

mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini sesuai dengan penelitian dari Septi (2012) bahwa

untuk dapat mencegah penyakit hepatitis A haruslah ditunjang dengan pengetahuan akan

hepatitis A itu sendiri dan hal itu tergantung dari mana subjek tersebut mendapatkan

informasi mengenai hepatitis A

56 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Pengetahuan dengan Perilaku Sikap dengan Perilaku

Pada hasil analisis bivariat terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square

didapatkan nilai sebesar 4902 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengetahuan dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan keterbatasan jumlah sampel dan sebagian besar subjek berpengetahuan

rendah

Pada analisis terhadap subjek dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai

sebesar 3082 (dengan df = 2) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara

59

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 60: Penelitian Psp Hepatitis A

pengetahuan dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini mungkin

dikarenakan jumlah subjek yang melakukan pencegahan hepatitis A hanya sebesar 142

dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara pengetahuan dan

perilaku

Pada hasil analisis hubungan antara sikap dengan perilaku mengenai pencegahan hepatitis

A menggunakan uji Kolmogorov smirnov didapatkan hasil sebesar 0842 yang berarti tidak

ada hubungan antara perilaku dengan sikap mengenai pencegahan hepatitis A Hal ini

mungkin dikarenakan jumlah subjek yang memiliki perilaku pencegahan hepatitis A hanya

sebesar 142 dengan jumlah sampel yang sedikit sehingga sulit mencari hubungan antara

sikap dan perilaku

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

61 Kesimpulan

60

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 61: Penelitian Psp Hepatitis A

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang pengetahuan sikap dan perilaku

ibu-ibu rumah tangga Rw 06 mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor-faktor yang

berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat periode Oktober ndash November 2013 dapat disimpulkan

sebagai berikut

1 Dari 106 Subjek terdapat 104 ibu rumah tangga yang berpengetahuan baik 283

ibu rumah tangga berpengetahuan sedang dan 613 ibu rumah tangga yang

berpengetahuan kurang Sedangkan ibu rumah tangga yang mempunyai sikap baik

terhadap pencegahan hepatitis A sebesar 132 198 mempunyai sikap sedang dan

670 ibu rumah tangga mempunyai sikap kurang Ibu rumah tangga yang

berperilaku baik 142 85 yang berperilaku sedang dan yang berperilaku kurang

sebesar 774

2 Hasil sebaran terbesar dari faktor-faktor yang berhubungan adalah subjek yang

berusia 20-40 67 dan yang berusia gt40 tahun 33 yang berpendidikan tinggi

sebesar 17 berpendidikan sedang sebesar 396 dan rendah 434 yang

mempunyai pekerjaan beresiko sebesar 613 dan tidak beresiko 387 subjek

dengan pendapatan keluarga le2200000 sebesar 509 2200000-440000 sebesar

349 dan berpenghasilan gt4400000 sebesar 142 yang sumber informasinya

tentang pencegahan hepatitis Abaik sebsar 57 sedang sebesar 189 dan kurang

sebesar 755 yang sudah pernah mendapat imunisasi hepatitis A sebesar 189

yang belum pernah atau tidak tahu sebesar 811 dan subjek dengan kebiasaan baik

33 sedang sebesar 104 dan kurang sebesar 566

3 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan kebiasaan

pekerjaan imunisasi dan sumber informasi dengan pengetahuan ibu-ibu rumah tangga

mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta

Barat

4 Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pengetahuan ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

61

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 62: Penelitian Psp Hepatitis A

5 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia penghasilan penghasilan

kebiasaan pekerjaan dan imunisasi mengenai penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu

rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan factor-faktor yang berhubungan

di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol

Petamburan Jakarta Barat

6 Terdapat hubungan yang bermakna antara sumber sumber informasi mengenai

penyakit hepatitis dengan sikap ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis

A dan factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan

Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

7 Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia pendidikan penghasilan

kebiasaan pekerjaan imunisasi dan sumber sumber informasi mengenai penyakit

hepatitis dengan perilaku ibu-ibu rumah tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan

factor-faktor yang berhubungan di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru

Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

62 Saran

Berdasarkan hasil peelitian tentang pengetahuan sikap dan perilaku ibu-ibu rumah

tangga mengenai pencegahan hepatitis A dan faktor -faktor yang berhubungan di wilayah

kerja Puskesmas kelurahan Jelambar Baru Kecamatan Grogol Petamburan Jakarta Barat

periode Oktober-November 2013 dapat diberikan saran Kepada Puskesmas Kelurahan

jelambar Baru seperti berikut

1 Memperbanyak kegiatan penyuluhan yang rutin kepada pengunjung Puskesmas

bahkan kepada warga di sekitar Puskesmas mengenai penyakit hepatitis A bagaimana

mengenali tanda dan gejala hepatitis A mekanisme penularannya serta cara

mencegah hepatitis A

2 Pihak Puskesmas juga disarankan untuk poster membagikan pamphlet mengenai

pentingnya vaksinasi hepatitis A

3 Pada ibu-ibu disarankan agar lebih aktif dalam kegiatan penyuluhan mengenai

penyakit-penyakit yang ada di masyarakat khususnya hepatitis A

DAFTAR PUSTAKA

62

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 63: Penelitian Psp Hepatitis A

1 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 55-61

2 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 2-3

3 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

4 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

5 Notoatmodjo Soekidjo Metodologi penelitian kesehatan Edisi revisi cetakan pertama

Jakarta Rineka Cipta 2010 h100-5

6 Notoatmodjo Soekidjo Kesehatan masyarakat ilmu dan seni Edisi 2011 Jakarta

Rineka Cipta 2011 h 135-54

7 Notoatmodjo S Pendidikan dan perilaku kesehatan JakartaRineka Cipta 2003 h

68-74

8 Savitri Ramaiah All you wanted to know about Hepatitis PT Bhuana Ilmu Populer

Kelompok Gramedia Jakarta 2006 h 62-74

9 Ririn E Hepatitis akut disebabkan oleh virus hepatitis A Medula Vol 1 No 1

September 2013 h 4

10 Suharjo JB Cahyono Hepatitis A cegah penularannya Kanisius Gajah Mada

University Press 2009 h 99-103

11 Sudoyo AW Setiyohadi B Buku ajar ilmu penyakit dalam Edisi ke-4 Jakarta

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2006 h 420-8

12 Price Wilson LM Patofisiologi klinis proses-proses penyakit Jakarta Buku

Kedokteran EGC 2007 h 24-9

13 Sjaifoelah Noer Ilmu penyakit dalam edisi 3 Jakarta 2006 h 20-3

14 Depkes RI Pedoman Tatalaksana Kasus dan Pemeriksaan Laboratorium Hepatitis A di

Rumah Sakit Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Jakarta 2003

15 Kurniasih Septi Hubungan antara tingkat pengetahuan siswa terhadap penyakit

hepatitis A dengan tingkat resiko penyakit hepatitis A di SMA Negeri 4 Depok Juni

2012 h 30-41

63

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna
Page 64: Penelitian Psp Hepatitis A

16 Dwiastuti Setijani Hubungan antara faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian

hepatitis A pada taruna akademi kepolisian tahun 2008 Desember 2009 h 80-117

17 Ririn E Kejadian luar biasa Hepatitis A di SMPN-259 Jakarta Timur Sari Pediatri

Vol 6 No 4 Maret 2005 h172-5

64

  • Berdasarkan penelitian oleh Yudha Eka Ertanto (2010) mengenai faktor faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan imunisasi secara lengkap dengan metode regresi logistik menunjukkan bahwa kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu yang memberikan imunisasi kepada bayinya serta menentukan faktor- faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi di kelurahan Keputih
  • Sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang diambil dari dua posyandu yang ada di kelurahan Keputih dengan α = 10 Variabel respon adalah kelengkapan imunisasi dengan variabel prediktor umur ibu bayi status kependudukan pendidikan terakhir ibu pendidikan terakhir ayah pekerjaan ibu pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ibu di kelurahan Keputih sudah memberikan imunisasi kepada bayinya secara lengkap Sedangkan kelengkapan imunisasi dipengaruhi oleh pekerjaan ayah dan pendapatan keluarga per bulan
  • Berdasarkan penelitian oleh Agung Yusuf Ratu yang merupakan penelitian aksi dengan judul Membangun Kesadaran dan Perilaku Sehat terkait hepatitis A melalui promosi kesehatan berbasis komunitas menunjukkann bahwa dukungan tenaga kesehatan dapat meningkatkan perlaku dan kesadaran terkait hepatitis A Sebagai sebuah penelitian aksi penelitian ini mempunyai beberapa tahapan diantaranya adalah persiapan pengukuran awal pelaksanaan aksi dan pengukuran akhir Intervensi yang dipakai adalah interactional group discussion (IGD) dengan pretes-posttest group design Penelitian ini mengidentifikasi bahwa IGD dan rumusan kampanye berbasis komunitas penyedia makanan disekolah dapat membangun kesadaraan terkait Hepatitis A (MD=3600 plt005) secara signifikan pada kelompok eksperimen dan meningkatkan perilaku sehat terkait hepatitis A secara signifikan pula (MD=1800 plt005) pada kelompok eksperimen
  • Pekerjaan
  • Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Rizani (2009) mengenai hubungan pengetahuan sikap dan perilaku terhadap pemberian imunisasi hepatitis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pekerjaan dengan angka kejadian hepatitis A
  • Penelitian ini menggunakan sampel sebesar sebesar 170 orang Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur Analisis data dilakukan secara bertahap yaitu analisis univariabel bivariabel dengan uji Chi Square (p=005) dan penghitungan OR serta analisis multivariabel dengan uji regresi ganda logistik
  • Hasil uji statistik pekerjaan responden diperoleh RP=144 dengan CI95=101 ndash 205 artinya proporsi responden yang tidak bekerja berisiko 144 kali lebih besar berperilaku kurang dibandingkan dengan yang bekerja dan secara statistik bermakna