group investigation (gi) dalam meningkatkan …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...

104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 MONDOKAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: WAHID NURMAWAN K 2505035 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA DESEMBER 2012

Upload: buidat

Post on 09-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

SMK N 1 MONDOKAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

WAHID NURMAWAN K 2505035

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

DESEMBER 2012

Page 2: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

SMK N 1 MONDOKAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh:

WAHID NURMAWAN K 2505035

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin

Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

DESEMBER 2012

Page 3: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Wahid Nurmawan

NIM : K2505035

Jurusan/Program Studi : PTK/Pendidikan Teknik Mesin

PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X SMK N 1 MONDOKAN SRAGEN TAHUN AJARAN

2011/2012 -benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu,

sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Desember 2012

Yang membuat pernyataan

Wahid Nurmawan

Page 4: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Dosen Pembimbing I

Prof. Dr. Muhammad Akhyar, M. Pd NIP. 19610729 199103 1 001

Dosen Pembimbing II

Ngatou Rohman S.Pd, M.Pd NIP. 19800701 200501 1 001

Page 5: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK Wahid Nurmawan. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 MONDOKAN SRAGEN TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Desember 2012

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : (1) Untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Otomotif Kendaraan Ringan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI); (2) Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMK Negeri 1 Mondokan Sragen. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik pengumpulan data adalah melalui observasi, wawancara dan tes hasil belajar. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (Gi) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Teknik Pendingin yaitu dengan adanya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada setiap siklus. Pada kondisi awal diperoleh nilai rata-rata kelas, yaitu rata-rata keaktifan keaktifan adalah 20.17% dan rata-rata nilai hasil belajar adalah 57.18 . Setelah dilakukan tindakan siklus I, keaktifan siswa terjadi peningkatan menjadi 56.53% dan rata-rata hasil belajar siswa terjadi peningkatan menjadi 69.68. Sedangkan pada siklus II, keaktifan siswa terjadi peningkatan menjadi 80.11% dan rata-rata hasil belajar siswa terjadi peningkatan menjadi 77.97 Kata kunci : model, kooperatif, group investigation, keaktifan, hasil belajar .

Page 7: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Wahid Nurmawan. THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING GROUP INVESTIGATION (GI) MODEL IN IMPROVING STUDENT OF ACTIVITY AND THE RESULT OF LEARNING FOR TENTH GRADE LEVEL IN SMK NEGERI 1 MONDOKAN SRAGEN 2011/2012 ACADEMIC YEAR. Thesis, Surakarta: Teaching Training and Education Faculty, Sebelas Maret University, December 2012.

The objectives of this research will be : (1) improving the student activity in learning by using Cooperative Learning Group Investigation Model in Vocational Basic Competence Lesson of Light Vehicle Automotive Engineering; (2) understanding the result of teaching learning by using Cooperative Learning Group Investigation Model.

This study was a classroom action research method which this research was implemented in two cycles, each cycle consisting of four stages, namely the planning stage, the action stage, the observation stage and reflection phase. Subjects of research were students of tenth grade level in SMK Negeri 1 Mondokan Sragen. The data were collected from teacher and students. The techniques of collecting data that the author used were observation, interview and test. The validity of data used the triangulation of sources. The data were analyzed by using descriptive comparative and analytic of qualitative data.

The result of this research showed that the use of cooperative learning group investigation model could improve student of activity and the result of learning in cooling technique learning. It could be seen by the increasing student activity and the result of learning in each cycle. At the initial value average, the average activity is 20.17% and the average learning result is 57.18. After the first cycle of action, student activity increased to 56.53% and average learning result increased to 69.68. While the second cycle, student activity increased to 80.11% and average learning result increased to 77.97.

Key words: model, cooperative, group investigation, activity, learning result

Page 8: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

Kita bisa bila kita berpikir bisa

(M. Yazid Muttaqien)

Tugas kita adalah untuk mencoba, karena di

dalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan

(Mario Teguh)

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-

orang yang masih terus belajar, akan m

(Mario Teguh)

Page 9: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Page 10: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penyusun panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Skripsi dengan judul:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP

INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK N 1 MONDOKAN SRAGEN

TAHUN AJARAN 2011/2012 dapat terselesaikan, guna memenuhi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Program Studi

Pendidikan Teknik Mesin.

Penyusun dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam penyusunan skripsi

ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan

Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam

penyusunan skripsi ini

4. Bapak Prof. Dr. Muhammad Akhyar, M. Pd selaku Pembimbing I atas

segala arahan dan bimbingannya.

5. Bapak Ngatou Rohman S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II atas segala

arahan dan bimbingannya.

6. Bapak Sukir PS, M.Pd., selaku Kepala SMK Negeri 1 Mondokan Sragen

beserta Dewan Guru dan Staf Karyawan yang telah memberikan ijin

pengambilan data dan informasi yang diperlukan penyusun selama

penyelesaian skripsi ini.

Page 11: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

7. Siswa kelas X Teknik Otomotif 2 SMK Negeri 1 Mondokan Sragen yang

telah membantu dalam proses pengambilan data yang diperlukan

penyusun selama penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan

bekal ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penyusun.

9. Teman-teman dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan

motivasi kepada penyusun hingga terselesaikannya skripsi ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan

baik dalam penyajian maupun penyusunan, oleh karena itu segala kritik dan saran

yang membangun akan diterima oleh penyusun dengan kerendahan hati. Akhir

kata, penyusun berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Desember 2012

Penyusun

Page 12: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN ii

iii

HALAMAN PESETUJUAN ....................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN v

ABSTRAK vi

HALAMAN MOTTO i

HALAMAN PERSEMBAHAN ix

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 6

D. Perumusan Dan Pemecahan Masalah.............................................. 6

E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka ................................................................................ 9

B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 41

C. Hipotesis Tindakan ......................................................................... 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu .......................................................................... 45

B. Subjek Penelitian ............................................................................. 45

C. Sumber Data .................................................................................... 46

D. Pengumpulan Data .......................................................................... 46

E. Validitas 47

F. Analisis Data .................................................................................. 47

G. 48

H. Prosedur Penelitian ......................................................................... 49

Page 13: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PENELITIAN

A.Deskripsi Latar Penelitian .. 54

B. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran . 58

C. Pembahasan . 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan 85

B. Implikasi Hasil Penelitian 86

C. Saran . 86

DAFTAR PUSTAKA . 87

LAMPIRAN LAMPIRAN . 89

Page 14: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian 45

3.2. Indikator Kinerja Penelitian ............... 48

4.1.Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan 60

4.2. Data Pengamatan Setiap Indikator Keaktifan Siswa Pada Kondisi

Awal

62

4.3. Data Pengamatan Persentase Keaktifan Siswa Pada Kondisi

Awal

62

4.4. Hasil Belajar Kondisi Awal 63

4.5. Materi Pembelajaran Siklus I 65

4.6. Data Pengamatan Setiap Aspek Keaktifan Siswa Pada Siklus 68

4.7. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Pada Siklus 69

4.8. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Pada Siklus I 69

4.9. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I 70

4.10. Materi Pembelajaran Tindakan Siklus II .. 72

4.11. Data Pengamatan Setiap Aspek Keaktifan Siswa Pada Siklus II 75

4.12. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Pada Siklus II .. 75

4.13. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II 77

4.14. Persentase Keaktifan Siswa 79

4.15. Persentase Kenaikan Indikator Keaktifan Siswa 81

4.16. Hasil Belajar Siswa Pada Tiap Siklus 82

Page 15: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

2.1. Keseimbangan Panas.................................................... 28

2.2. Konstruksi Sistem Pendingin Air...... 31

2.3. Sistem Pendingin Air Saat Mesin Dingin. 32

2.4. Sistem Pendingin Air Saat Mesin Panas .. 32

2.5. Konstruksi Radiator 33

2.6. Tipe Radiator 33

2.7. Tipe SR 34

2.8. Relief Valve 34

2.9. Air Pendingin Saat Panas . 34

2.10. Vacum Valve 35

2.11. Air Pendingin Saat Dingin 35

2.12. Pompa Air 35

2.13. Sistem Pendingin Dengan Termostat di Saluran Air Keluar 36

2.14. Sistem Pendingin Dengan Letak Termostat Pada Saluran Air Masuk 36

2.15. Cara Kerja Termostat 37

2.16. Macam Termostat.. 38

2.17. Kipas Pendingin Yang Digerakkan Poros Engkol 38

2.18. Kipas Pendingin Yang Digerakkan Motor Listrik .. 39

2.19. Cara Kerja Motor Penggerak Kipas Saat Mesin Dingin 40

2.20. Cara Kerja Motor Penggerak Kipas Saat Mesin Panas 40

2.21. Skema Kerangka Berpikir Pelaksanaan Model Group Investigation 43

3.1. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 53

4.1. Kondisi Sarana Dan Prasarana Pembelajaran ... 57

4.2. Persentase Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal 62

4.3. Histogram Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal 64

4.4. Histogram Keaktifan Siswa Pada Siklus I 69

4.5. Histogram Hasil Belajar Siklus I 70

4.6. Histogram Keaktifan Siswa Pada Siklus .. 75

4.7. Histogram Hasil Belajar Siklus . 76

Page 16: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

4.8. Rerata Keaktifan Siswa 81

4.9. Perbandingan Hasil Belajar Siswa .. 82

4.10. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa 83

Page 17: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 89

2. RPP Siklus I 95

3. RPP Siklus II ... ............ 103

4. Daftar Hadir Siswa siklus I 111

5. Daftar Hadir Siswa siklus II 112

6. Rekapitulasi Pengamatan Indikator Keaktifan 113

7. Rekapitulasi Pengamatan Indikator Keaktifan Siklus I 114

8. Rekapitulasi Pengamatan Indikator Keaktifan Siklus II 115

9. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa .............................. 116

10. Hasil Wawancara Dengan Guru Teknik Pendingin SMK N 1

Mondokan Sragen 117

11. Hasil Wawancara Siswa SMK N 1 Mondokan Sragen ....................... 121

12. Gambar Ke 132

13. Periz 136

Page 18: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

suatu bangsa. Berbagai kajian di banyak negara menunjukkan kuatnya hubungan

antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa-bangsa tersebut yang

ditunjukkan oleh berbagai indikator industri, ekonomi dan sosial budaya.

Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan yang

merata, bermutu, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Menyadari peran penting pendidikan tersebut, pemerintah Indonesia

senantiasa mendukung ide yang menempatkan sektor pendidikan sebagai prioritas

dalam pembangunan nasional. Bahkan dalam masa krisis sekalipun, pendidikan

tetap mendapatkan perhatian meskipun fokusnya dibatasi pada upaya

penanggulangan dampak krisis terhadap pendidikan. Mulyasa (2005:3)

Agar pembangunan pendidikan dapat berkontribusi terhadap

peningkatan kualitas sumber daya manusia, terdapat tiga syarat utama yang harus

diperhatikan yaitu : (1) sarana gedung, (2) buku yang memadai dan berkualitas

serta (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional

Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam

perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok dan kehidupan

setiap individu. Jika di bidang-bidang lain seperti ekonomi, pertanian dan

perindustrian berperan menciptakan sarana dan prasarana bagi kepentingan

manusia, maka pendidikan berurusan langsung dengan pembentukan manusia.

Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya. Pendidikan

juga memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa

dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta

sarana dalam membangun watak bangsa. Masyarakat yang cerdas akan

memberikan nuansa kehidupan suatu bangsa yang cerdas pula dan secara

progresif akan membentuk kemandirian dan kreatifitas.

Page 19: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Pasal 3 menyatakan :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang

pesat mempunyai dampak yang sangat besar terhadap konsep dan model proses

belajar mengajar karena kehidupan manusia yang makin berkembang pula.

Dengan demikian pendidikan berlangsung terus menerus seumur hidup.

Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari

struktur kurikulum, sistem pendidikan dan model pengajaran yang efektif dan

efisien. Upaya tersebut antara lain peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan

mutu para pendidik dan peserta didik serta perubahan dan perbaikan kurikulum.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang

adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga

yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan problema pendidikan yang

dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi

kompetensi peserta didik. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting

ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia kerja,

karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di

sekolah untuk menghadapi problema yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

saat ini maupun yang akan datang.

Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan idealnya harus

mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata

lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses

edukasi (proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan

mengajar), proses sosialisasi (proses bermasyarakat terutama bagi anak didik),

dan wadah proses transformasi (proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih

baik/ lebih maju).

Page 20: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

SMK Negeri 1 Mondokan Sragen merupakan salah satu sekolah negeri

yang mempunyai input atau masukan siswa yang memiliki prestasi belajar yang

bervariasi. Karena prestasi belajar yang bervariasi inilah maka peran serta atau

keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar beraneka ragam.

Masalah proses belajar mengajar pada umumnya terjadi di kelas, kelas

dalam hal ini dapat berarti segala kegiatan yang dilakukan guru dan anak

didiknya di suatu ruangan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kelas

dalam arti luas mencakup interaksi guru dan siswa, teknik dan model belajar

mengajar, dan implementasi kurikulum serta evaluasinya. (Kasihani Kasbolah

E.S, 2001 hal: 1)

Proses pembelajaran melalui interaksi guru dan siswa, siswa dan siswa, dan

siswa dengan guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain

yang saling terkait menjadi satu sistem yang utuh. Perolehan kompetensi sangat

ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program

pendidikan dilaksanankan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah lepas

dari masalah.

Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas

dan wawancara dengan guru mata pelajaranproduktif otomotif kelas X TMO

2SMK Negeri 1 Mondokan tahun ajaran 2011-2012 menunjukkan bahwa

pencapaian kompetensi mata pelajaran Teknik Pendingin siswa kurang optimal

karena nilai rata-rata hasil belajar masih dibawah kriteria ketuntasan minimal

yaitu dengan nilai rata-rata 56,56. Pencapaian kompetensi mata pelajaran Teknik

Pendingin siswa yang kurang optimal dimungkinkan dapat terjadi karena

pemilihan model pembelajaran dan kurangnya peran serta (keaktifan) siswa

dalam KBM.

Pada tahun ajaran 2011/2012 SMK Negeri 1 Mondokan Sragen sudah

mempergunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun

pelaksanaannya kurang optimal. Model mengajar guru masih secara

konvensional. Proses belajar mengajar Teknik Pendingin masih terfokus pada

guru dan kurang terfokus pada siswa. Fenomena dan fakta tersebut diatas terjadi

tampaknya disebabkan oleh kegiatan belajar mengajar yang lebih menekankan

Page 21: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pada pengajaran daripada pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan

lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Peran serta siswa belum

menyeluruh sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar cenderung lebih aktif dalam

bertanya dan menggali informasi dari guru maupun sumber belajar yang lain

sehingga cenderung memiliki pencapaian kompetensi belajar yang lebih tinggi.

Siswa yang kurang aktif cenderung pasif dalam kegiatan belajar mengajar,

mereka hanya menerima pengetahuan yang datang padanya sehingga memiliki

pencapaian kompetensi yang lebih rendah.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka perlu dikembangkan

suatu model pembelajaran yang mampu melibatkan peran serta siswa secara

menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi oleh

siswa-siswa tertentu saja. Selain itu, melalui pemilihan model pembelajaran

tersebut diharapkan sumber informasi yang diterima siswa tidak hanya dari guru

melainkan juga dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa dalam

mempelajari dan menelaah ilmu yang ada terutama mata pelajaranTeknik

Pendingin.

Salah satu model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah

model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif lebih

menitikberatkan pada proses belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan

sesuatu bersama kelompok. Proses belajar dalam kelompok akan membantu

siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi

mata pelajaranyang tidak dapat ditemui pada model konvensional.

Para siswa dalam kelompok kooperatif belajar bersama-sama dan

memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar-benar menguasai konsep

yang telah dipelajari, karena keberhasilan mereka sebagai kelompok bergantung

dari pemahaman masing-masing anggota. Ada beberapa keuntungan yang bisa

diperoleh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif ini, antara lain siswa

dapat mencapai prestasi belajar yang bagus, menerima mata pelajaran dengan

senang hati atau sebagai hiburan, karena adanya kontak fisik antara mereka, serta

dapat mengembangkan kemampuan siswa.

Page 22: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat

mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Agar pembelajaran

kooperatif dapat terlaksana dengan baik, peserta didik harus bekerja dengan

lembar kerja yang berisi pertanyaan dan tugas yang telah direncanakan. Selama

bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan

materi yang disajikan guru dan saling membantu sesama teman.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba mengkaji penerapan model

pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam proses pembalajaran.

Group Investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya

melalui investigasi. Model pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses

kelompok (group process skills). Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari,

mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih,

kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara

keseluruhan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka perlu dilakukan penelitian

tentang penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas X SMK Negeri 1

Mondokan Sragen tahun ajaran 2011/2012 menjadi sangat penting untuk

dilakukan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Proses belajar mengajar masih terfokus pada guru belum terfokus pada

siswa sehingga kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada

pengajaran daripada pembelajaran.

2. Hasil belajar mata pelajaranTeknik Pendingin siswa sangat dipengaruhi

oleh model pembelajaran yang digunakan, padahal penerapan model

konvensional kurang efektif dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 23: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

3. Peran serta atau keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

khususnya di kelas X TMO 2 SMK Negeri 1 Mondokan Sragen belum

menyeluruh sehingga hasil belajar kurang optimal.

Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

membutuhkan penerapan model pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa

secara keseluruhan, padahal proses pembelajaran selama ini masih didominasi

oleh siswa-siswa tertentu.

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian

maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian

untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini

adalah:

1. Subjek Penelitian

Siswa kelas X TMO 2 semester genap Smk Negeri 1 Mondokan Sragen

tahun ajaran 2011/2012.

2. Objek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah:

a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif

Group Investigation (GI).

b. Materi pelajaran yang digunakan adalah : Sistem Pendingin.

D. Perumusan Dan Pemecahan Masalah

1. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan

di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas X TMO 2 semester genap

SMK Negeri 1 Mondokan Sragen tahun ajaran 2011/2012?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X TMO 2 semester

Page 24: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

genap SMK Negeri 1 Mondokan Sragen tahun ajaran 2011/2012?

2. Pemecahan Masalah

Model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) adalah model

pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan

topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Model

pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik

dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group

process skills). Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti

investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian

menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara

keseluruhan. Melalui penerapan Model pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI) diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap proses

dan hasil pembelajaran.

Dalam pelaksanaan Model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI), guru berperan dalam pembagian kelompok diskusi dan sebagai penasehat.

Sedangakan siswa berperan penuh mulai dari tahap perencanaan, pemilihan topik,

pelaksanaan dan pada tahap evaluasi. Dengan demikian diharapkan siswa dapat

aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa.

E. Tujuan Penelitian

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI), penelitian ini bertujuan untuk :

1. Memperoleh keberhasilan dalam meningkatkan keaktifan siswa kelas X

TMO 2 semester genap SMK Negeri 1 Mondokan Sragen.

2. Memperoleh keberhasilan dalam meningkatkan kompetensi siswa kelas X

TMO 2 semester genap SMK Negeri 1 Mondokan Sragen tahun ajaran

2011/2012 dalam proses pembelajaran melalui penggunaan model

pembelajaran Group Investigation (GI).

Page 25: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

penerapan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam

meningaktkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi sekolah yaitu sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan

dengan model pembelajaran yang sesuai dengan materi mata diklat.

2. Bagi guru memberikan informasi mengenai manfaat pembelajaran

kooperatif Group Investigation (GI) dalam meningkatkan peran serta

siswa dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi siswa yaitu untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar siswa

dengan perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses

pembelajaran.

Page 26: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka dan Penelitian Yang Relevan

1. Hakekat Kompetensi

Kurikulum disempurnakan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara

nasional. Mutu pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan

yang cerdas, damai, terbuka, berdemokrasi, dan mampu bersaing sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Indonesia. Penyempurnaan

kurikulum dilakukan secara responsif terhadap penerapan hak asasi manusia,

kehidupan berdemokrasi, globalisasi dan otonomi daerah.

Kata kompetensi biasanya diartikan sebagai kecakapan yang memadai

untuk melakukan suatu tugas atau memiliki ketrampilan dan kecakapan yang

disyaratkan. Johnson menyatakan bahwa pengajaran yang berdasarkan pada

kompetensi merupakan suatu sistem bahwa siswa baru dianggap menyelesaikan

mata pelajaranapabila telah melaksanakan tugas yang harus dia pelajari (A.

Suhaenah Suparno, 2001:27).

Kompetensi dirumuskan sebagai suatu kecakapan yang harus dikuasai

untuk dapat melakukan suatu pekerjaan (kegiatan) dengan standar tertentu (A.

Suhaenah Suparno, 2001:29).

Kompetensi menentukan apa yang harus dilakukan siswa untuk mengerti,

menggunakan, meramalkan, menjelaskan, mengapresisasi atau menghargai.

Kompetensi merupakan gambaran umum tentang apa yang dapat dilakukan oleh

siswa (Balitbang, 2002:30). Pendidikan yang berdasarkan pada kompetensi

adalah sistem yang komponen-komponennya terdiri atas masukan, proses,

keluaran dan umpan balik (W.Gulo, 2002:31).

Kompetensi dapat dipahami dalam dua aspek, yaitu aspek yang tampak dan

aspek yang tidak tampak. Kompetensi dalam aspek yang tampak disebut dengan

performance (penampilan) yang tercermin dalam bentuk tingkah laku yang dapat

didemonstrasikan sehingga dapat diamati, dilihat, dan dirasakan. Kompetensi

dalam aspek yang tidak tampak disebut juga dengan kompetensi dalam aspek

Page 27: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

rasional yang dapat diamati karena tidak tampil dalam bentuk perilaku yang

empiris. Kemampuan dalam aspek rasional ini umumnya dikenal dalam

taksonomi Bloom sebagai kognitif, afektif, dan psikomotorik (W. Gulo,

2002:34).

Taksonomi Bloom terdiri dari tiga kategori yaitu yang dikenal sebagai

domain atau ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Yang

dimaksud dengan ranah-ranah ini oleh Bloom adalah perilaku-perilaku yang

memang diniatkan untuk ditujukan oleh peserta didik atau pebelajar dalam cara-

cara tertentu, misalnya bagaimana mereka berpikir (ranah kognitif), bagaimana

mereka bersikap dan merasakan sesuatu (ranah afektif), dan bagaimana berbuat

(ranah psikomotorik) (A. Suhaenah Suparno, 2001:6).

Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, ranah yang perlu

dinilai meliputi ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Kompetensi ranah

kognitif meliputi tingkatan menghafal, memahami, mengaplikasikan,

menganalisis, mensintesis dan mengevaluasi. Berkenaan dengan ranah

psikomotor kompetensi yang ingin dicapai meliputi tingkatan gerakan awal, semi

rutin, gerakan rutin. Kompetensi afektif yang ingin dicapai dalam pembelajaran

meliputi tingkatan pemberian respon, penilaian dan internalisasi (Depdiknas,

2002:20-21).

Berdasarkan pengertian kompetensi di atas, kompetensi dapat diartikan

sebagai kemampuan yang memadai dari perpaduan pengetahuan, keterampilan,

nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.

a. Kompetensi Kognitif

Kompetensi kognitif meliputi pengetahuan hafalan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesa, dan evaluasi.

Ranah psikologi siswa yang terpenting adalah ranah kognitif. Ranah

kejiwaan yang berkedudukan pada otak, dalam perspektif psikologis kognitif,

adalah sumber sekaligus pengendali ranah-ranah kejiwaan lainnya, yakni ranah

afektif (rasa) dan ranah psikomotor (karsa). Sekurang-kurangnya ada dua macam

kecakapan kognitif siswa yang amat perlu dikembangkan segera khususnya oleh

guru, yakni: (1) model belajar memahami isi materi mata diklat, (2) model

Page 28: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

menyakini arti penting isi materi pembelajaran dan aplikasinya serta menyerap

pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi mata pelajarantersebut. Tanpa

pengembangan dua macam kecakapan kognitif ini, siswa sulit diharapkan mampu

mengembangkan ranah afektif dan psikomotornya sendiri.

b. Kompetensi Afektif

Kompetensi afektif adalah tingkah laku yang menyangkut

keanekaragaman perasaan seperti : takut, marah, sedih, gembira, kecewa, senang,

benci, was-was, dan sebagainya. Tingkah laku seperti ini tidak terlepas dari

pengaruh pengalaman belajar. Olehkarena itu juga dapat dianggap sebagai

perwujudan perilaku belajar. Komponen afektif merupakan keyakinan individu

dan penghayatan orang tersebut tentang objek sikap apakah ia merasa senang atau

tidak senang, bahagia atau tidak bahagia. Sikap mempunyai tiga karakteristik: (1)

intensitas yaitu kekuatan perasaan terhadap objek; (2) arah terhadap objek apakah

positif, negatif atau netral; (3) target merupakan sasaran sikap, terhadap apa sikap

ditunjukan.

c. Kompetensi Psikomotorik

Kompetensi psikomotorik menekankan keterampilan motorik yaitu

bekerja dengan benda-benda atau aktivitas yang memerlukan koordinasi syaraf

dan otot. Untuk menjelaskan konsep tersebut digunakan contoh kegiatan

berbicara, menulis, berbagi aktivitas pendidikan jasmani, dan program-program

keterampilan.

Kompetensi bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan

(skill) dan kemampuan bertindak individu (perseorangan). Ada 6 tingkatan

keterampilan, yaitu: (1) gerak refleks; (2) keterampilan pada gerakan-gerakan

sadar; (3) kemampuan perspektual termasuk didalamnya membedakan visual; (4)

kemampuan membedakan auditif (suara), kemampuan dibidang fisik, misalnya

kekuatan, keharmonisan dan ketepatan; (5) gerakan-gerakan skill, mulai dari

keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks; (6)

kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi. Keberhasilan pengembangan

ranah kognitif juga berdampak positif terhadap perkembangan ranah psikomotor.

Namun kecakapan psikomotor juga tidak terlepas dari kecakapan afektif.

Page 29: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Dalam penelitian ini, penelitian difokuskan pada hasil belajar siswa yang

dapat diperlihatkan dari hasil tes.

2. Keaktifan Belajar

Keaktifan belajar merupakan unsur yang sangat penting bagi keberhasilan

dalam proses pembelajaran. Menurut Mc Keachie dalam Dimyati dan Mudjiono

(1999: 45) berkenaan dengan prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu

merupakan manusia belajar yang selalu ingin tahu.

Menurut Hermawan (2007 : 83) keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran tidak lain adalah untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka

sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu

yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut Sriyono (1992: 75) keaktifan adalah pada waktu guru mengajar

ia harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif jasmani maupun rohani.

Keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi, antara lain :

a. Keaktifan indera : Pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain. Murid

harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.

b. Keaktifan akal : akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan

masalah, menimbang-nimbang, menyusun pendapat dan mengambil

keputusan.

c. Keaktifan ingatan : pada waktu mengajari anak harus aktif menerima bahan

pengajaran yang disampaikan guru dan menyimpannya dalam otak, kemudian

pada suatu saat ia siap mengutarakan kembali.

d. Keaktifan emosi : dalam hal ini murid hendaklah senantiasa berusaha

mencintai mata diklatnya.

Menurut Sudjana (1988: 72) mengemukakan keaktifan siswa dalam

mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam :

a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

b. Terlibat dalam pemecahan masalah.

c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami

persoalan yang dihadapinya.

Page 30: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan

masalah.

e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.

f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis.

h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya

dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Dalam mengelola pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat

belajar yang menantang, pemberian umpan balik, belajar kelompok dan

penyediaan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu unjuk

kemampuan atau mendemonstrasikan kinerja (performance) sebagai kompetensi.

Inti dari penyediaan tugas menantang ini adalah penyediaan seperangkat

pertanyaan yang mendorong siswa aktif dalam bernalar. Para ahli menyebutkan

pengelolaan kegiatan pembelajaran ini guru perlu memiliki kemampuan

merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga

memungkinkan semua siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik.

Dengan demikian sedikitnya ada empat hal model yang perlu dikuasai

guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran yaitu :

a. Penyediaan pertanyaan yang mendorong berfikir dan berproduksi.

b. Penyediaan umpan balik yang bermakna.

c. Belajar secara kelompok.

d. Penyediaan penilaian yang memberi peluang semua siswa mampu melakukan

unjuk perbuatan.

Melibatkan secara aktif dalam pembelajaran teknik pendingin sangat

penting, karena dalam teknik pendingin siswa harus aktif dalam pembelajaran

untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal. Siswa sebagai subjek didik

adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Implikasi

keaktifan bagi siswa terwujud perilaku-perilaku seperti mencari sumber informasi

yang dibutuhkan, menganalisa hasil, ingin mengetahui hasil. Implikasi keaktifan

Page 31: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

guru sebagai pengelola dan penyelenggara dari belajar mengajar adalah

memeberikan kesempatan belajar kepada siswanya.

Untuk dapat menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran, guru harus

membangun hubungan baik yaitu dengan menjalin rasa simpati dan saling

pengertian. Hubungan baik akan membuat jembatan menuju kesusksesan puncak

siswa dalam berbicara dengan bahasa hati siswa. Membina hubungan baik biasa

memudahkan guru melibatkan siswa, memudahkan pengelolaan kelas dan

memperpanjang waktu fokus.

Setelah mencermati berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

keaktifan dalam proses pembelajaran meliputi membangun pemahaman,

partisipasi dalam menyelesaikan tugas, terlibat dalam pemecahan masalah,

menyukai bertanya, giat mencari informasi, berpartisipasi dalam diskusi, suka

berlatih diri dalam menyelesaikan tugas, menerapkan pengetahuan untuk

menyelesaikan tugas, berani menampilkan perasaan, berani untuk berprestasi,

bebas dan leluasa dalam menjalani semua hal tersebut diatas tanpa mengalami

tekanan.

3. Model Pembelajaran

Menurut Ismail (2003), istilah model pembelajaran mempunyai makna

yang lebih luas daripada strategi, model, atau prosedur. Suatu model

pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi

atau model tertentu, yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh

penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang

diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan, serta lingkungan belajar yang

diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Ada Berbagai macam model pembelajaran, antara lain:

1) Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning- CTL)

Adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan materi

yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga siswa dapat

menghubungkan dan menerapkan kompetensi kompetensi dalam kehidupan

sehari-hari. CTL memungkinkan proses belajar yang tenang dan

Page 32: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

menyenangkan, karena pembelajaran dilakukan secara alamiah, sehingga

peserta didik dapat mempratekkan secara langsung apa yang dipelajarinya.

Melalui CTL siswa memahami hakekat, makna dan manfaat belajar sehingga

memungkinkan mereka untuk senantiasa belajar.

2) Pengajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

Adalah pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan

pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang

essensial dari materi mata diklat. Peranm guru dalam pengajaran ini adalah

menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan

dan dialog.

3) Pembelajaran dengan penemuan (Inquiry)

Dalam pembelajaran ini, siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan

aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, sehingga mereka

memperoleh pengalaman belajar yang nyata dan mereka dilatih untuk

memecahkan masalah, membuat keputusan dan memperoleh ketrampilan.

Guru dituntut untuk mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan

melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-

prinsip untuk diri mereka sendiri, serta tidak terlalu banyak intervensi. Nur

dan Wikandari yang dikutip Nurhadi (2004: 122-123) mengemukakan

n

pengajaran ditujukan untuk membuat siswa berpikir dan mengambil bagian

dalam proses mendapatkan pengetahuan.

4) Pengajaran otentik

Pendekatan pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari

konteks bermakna. Siswa mengembangkan ketrampilan berpikir dan

pemecahan masalah yang penting dalam konteks kehidupan nyata. Guru

dapat membantu siswa untuk belajar memecahakkan masalah dengan

memberi tugas-tugas yang memiliki konteks kehidupan nyata, kaya dengan

Page 33: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

kandungan akademik serta ketrampilan yang terdapat dalam konteks

kehidupan nyata.

5) Pengajaran berbasis proyek/ tugas (Project-Based Learning)

Dalam pengajaran ini, lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat

melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah otentik termasuk

pendalaman materi suatu topik mata pelajarandan melaksanakan tugas

bermakna lainnya. Siswa diberi tugas/ proyek yang kompleks, sulit, lengkap

tetapi realistis /otentik dan diberi bantuan secukupnya agar mereka dapat

menyelesaikan tugas. Guru dalam pengajaran ini berperan sebagai pemberi

tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah mandiri yang dapat

mempertahankan keterlibatan siswa.

6) Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)

Adalah pembelajaran yang memfokuskan pada penggunaan kelompok kecil

siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk

mencapai tujuan belajar. Pembelajaran ini menciptakan interaksi yang saling

mencerdaskan, sehingga tercipta masyarakat belajar. Ada empat model yang

identik dengan pembelajaran ini, yaitu: a) STAD (Student Teams

Achievement Division), merupakan model yang digunakan untuk

mengajarkan informasi akademik baru setiap minggu, baik melalui verbal

maupun tertulis dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok/tim,

kemudian tiap anggota diberi lembar kerja akademik yang akan dikerjakan

bersama dan saling membantu melalui tanya jawab atau diskusi; b) model

Jigsaw, guru mengelompokkan siswa ke beberapa kelompok dimana salah

satu anggota dipilih sebagai kelompok pakar (bertugas mengajarkan materi

kepada anggota kelompoknya) kemudian diadakan penilaian secara

individual; c) model Group Investigation (GI), guru membentuk siswa ke

dalam beberapa kelompok sesuai dengan kesamaan minat terhadap topic

tertentu dan siswa mempunyai kebebasan untuk memilih topik yang akan

dipelajari, menyiapkan dan menyajikan laporannya di depan kelas secara

keseluruhan; d) model Struktural, ditandai dengan adanya pertanyaan oleh

Page 34: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

guru kepada peserta didik dalam kelas dan peserta didik menjawabnya

dengan mengacungkan tangannya terlebih dahulu.

(Nurhadi, 2004: 102).

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Tugas utama guru adalah menciptakan suasana proses belajar mengajar di

dalam kelas agar terjadi interaksi kegiatan pembelajaran yang dapat memotivasi

siswa untuk belajar dengan baik. Salah satu keberhasilan belajar tergantung pada

model pembelajaran yang diterapkan oleh guru di dalam kelas. Model

pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model

pembelajaran yang sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan.

Agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta tujuan belajar dapat

tercapai, guru harus memiliki model-model tertentu. Salah satu langkah untuk

memiliki model tersebut adalah penguasaan terhadap teknik-teknik penyajian

atau biasa disebut dengan model mengajar. Teknik penyajian mata

pelajaranadalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan

oleh guru.

Model atau method secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang

umum, model diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara

melakukan mata pelajarandengan menggunakan faktor dan konsep secara

sistematis (Muhibbin Syah, 1995: 202). Model mengajar diartikan juga sebagai

teknik guru untuk mengajar atau menyajikan bahan mata pelajarankepada siswa

di dalam kelas, agar mata pelajarantersebut dapat ditangkap, dipahami, dan

digunakan oleh siswa dengan baik (Roestiyah, 2001: 1).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

adalah cara (langkah) yang ditempuh dan direncanakan sebaik-baiknya untuk

usaha yang bersifat sadar, disengaja, dan bertanggungjawab yang secara

sistematis dan terarah pada pencapaian tujuan pengajaran. Salah satu model yang

perlu dikembangkan seiring dengan penerapan KTSP adalah model pembelajaran

kooperatif.

Page 35: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Pembelajaran kooperatif adalah aktifitas belajar kelompok yang teratur

sehingga ketergantungan pembelajaran pada struktur sosial pertukaran informasi

antara anggota dalam kelompok dan tiap anggota bertanggungjawab untuk

kelompoknya dan dirinya sendiri dan dimotivasi untuk meningkatkan pembelajar

lainnya (Kessler, 1992: 8). Belajar kooperatif merupakan satu model pengajaran

dan pembelajaran yang menggunakan kumpulan-kumpulan kecil pelajar dengan

memberi peluang untuk berinteraksi sesama mereka di dalam proses

pembelajaran (Suhaida Abdul Kadir, 2002: 54).

Model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran

di kelas. Tidak ada kelas yang sunyi selama proses pembelajaran, karena

pembelajaran dapat dicapai ditengah-tengah percakapan antara siswa. Guru dapat

menciptakan suatu lingkungan kelas yang baru tempat siswa secara rutin dapat

saling membantu satu sama lain, guna menuntaskan bahan ajar pada

akademiknya.

Pengalaman belajar secara kooperatif menghasilkan keyakinan yang lebih

kuat bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruh

perhatian tentang bagaimana kawannya belajar, dan ingin membantu kawannya

belajar. Siswa sebagai subjek yang belajar merupakan sumber belajar bagi siswa

lainnya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, misalnya

diskusi, pemberian umpan balik, atau bekerja sama dalam melatih ketrampilan-

ketrampilan tertentu (A. Suhaenah Suparno, 2001: 156).

Belajar kelompok dalam pembelajaran kooperatif berbeda dengan belajar

kelompok biasa. Model pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik

tertentu, yaitu:

a. Tujuan kelompok

Sebagian besar model belajar kelompok ini mempunyai beberapa bentuk

tujuan kelompok.

b. Pertanggung jawaban individu

Pertanggung jawaban individu dicapai dengan dua cara, pertama

memperoleh skor kelompok. Cara yang kedua dengan memberikan tugas

Page 36: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

khusus yaitu setiap siswa diberi tanggung jawab untuk setiap bagian dari

tugas kelompok.

c. Kesempatan untuk sukses

Keunikan dalam model belajar kelompok ini yaitu menggunakan model

scoring yang menjamin setiap siswa memiliki kesempatan untuk berperan

aktif dalam kelompok mereka.

d. Kompetisi antar kelompok

Adanya kompetisi antar kelompok berarti memotivasi siswa untuk ikut aktif

dan berperan dalam pembentukan konsep suatu materi.

(Slavin, 1995: 12).

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan

pendapat, dan membuat keputusan sacara bersama.

b. Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi,

sedang dan rendah.

c. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari berbagai ras, suku,

agama, budaya dan jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar

dalam setiap kelompokpun terdapat ras, suku, agama, dan jenis kelamin

yang berbeda pula.

d. Penghargaan lebih mengutamakan pada kerja kelompok daripada kerja

perorangan.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai 3 tujuan

utama, yaitu:

a. Pencapaian akademik

Pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan pada siswa yang

berpencapaian rendah dan siswa yang berpencapaian tinggi dalam proses

pembelajaran. Siswa yang berpencapaian lebih tinggi dapat mengajari siswa

yang berpencapaian rendah. Ini memberikan keuntungan terhadap siswa

yang berpencapaian tinggi karena dengan membagikan ide atau

pengetahuannya, siswa tersebut menjadi lebih dalam pengetahuannya tentang

Page 37: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

materi atau bahan ajar; sedangkan siswa yang berpencapaian rendah lebih

tertarik dalam belajar.

b. Penerimaan atau perbedaan

Efek atau dampak yang kedua dari pembelajaran kooperatif adalah

penerimaan yang lebih luas terhadap orang lain yang berbeda ras,

kebudayaan, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuan.

c. Mengembangkan kemampuan sosial

Tujuan yang ketiga dari pembelajaran kooperatif adalah untuk

mengajarkan siswa kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi. Keadaan

seperti ini bertujuan untuk memperkecil ketidaksepahaman antara individu

yang dapat memicu tindak kekerasan dan seringnya timbul ketidakpuasan

ketika mereka dituntut untuk bekerjasama (Arends, 1997: 111-112).

Ada beberapa alasan yang mendasari dikembangkan pembelajaran

kooperatif, antara lain:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan,

informasi, perilaku sosial dan pandangan-pandangan.

3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen.

5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.

7) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.

8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif.

10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik.

11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan

Page 38: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

orientasinya juga (Nurhadi, 2004: 116).

Roger dan David Johnson dalam Anita Lie (2004: 31-35) mengatakan

bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk

mencapai hasil yang maksimal, ada 5 unsur yang harus diterapkan dalam

pembelajaran cooperative, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat tergantung pada anggotanya. Untuk

menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan

tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

b. Tanggungjawab perseorangan

Setiap anggota dalam kelompok bertanggungjawab untuk melakukan yang

terbaik. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya

sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

c. Tatap muka

Setiap anggota kelompok dalam kelompoknya, harus diberi kesempatan

untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan menguntungkan baik

bagi anggota maupun kelompoknya. Hasil pemikiran beberapa orang akan

lebih baik daripada hasil pemikiran satu orang saja.

d. Komunikasi antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,

pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa

mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu

kelompok sangat tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling

mendengarkan dan kemampuan untuk mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi proses kelompok

Evaluasi proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif diadakan oleh guru

agar siswa selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih baik. Waktu evaluasi

tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan

Page 39: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam

kegiatan pembelajaran.

Dalam praktiknya, kelompok belajar kooperatif berbeda dengan kelompok

belajar tradisional, adapun perbedaan tersebut adalah:

a. Dalam kelompok belajar kooperatif adanya saling ketergantungan positif,

saling membantu, dan saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi

promotif. Sedangkan dalam kelompok belajar tradisional guru sering

membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok.

b. Dalam kelompok belajar kooperatif Adanya akuntabilitas individual yang

mengukur penguasaan materi mata pelajarantiap anggota kelompok.

Kelompok diberi umpan balik tentang kompetensi para anggotanya sehingga

dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang

dapat memberikan bantuan. Sedangkan dalam kelompok belajar tradisional

akuntabilitasi individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering

diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan anggota

- ilan

temannya yang dianggap pemborong.

c. Dalam kelompok belajar kooperatif kelompok belajar heterogen, baik dalam

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, etnik dan sebagainya sehingga

dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang

dapat memberikan bantuan. Sedangkan dalam kelompok belajar tradisional

kelompok belajar biasanya homogen.

d. Dalam kelompok belajar kooperatif pemimpin kelompok dipilih secara

demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman memimpin bagi para

anggota kelompok. Sedangkan dalam kelompok belajar tradisional Pemimpin

kelompok sering ditentukan oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk

memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing.

e. Dalam kelompok belajar kooperatif ketrampilan sosial yang diperlukan

dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan

berkomunikasi, mempercayai orang lain dan mengelola konflik secara

Page 40: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

langsung diajarkan. Sedangkan dalam kelompok belajar tradisional

ketrampilan social sering tidak diajarkan secara langsung.

f. Dalam kelompok belajar kooperatif pada saat belajar kooperatif sedang

berlangsung, guru terus memberikan pemantauan melalui observasi dan

melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerjasama antar anggota

kelompok. Sedangkan dalam kelompok belajar tradisional Pemantauan

melalui observasi dan intervensi sering tidak dilakukan oleh guru pada saat

belajar kelompok sedang berlangsung.

g. Dalam kelompok belajar kooperatif . Sedangkan dalam kelompok belajar

tradisional

h. Dalam kelompok belajar kooperatif guru memperhatikan secara langsung

proses kelompok, yang terjadi dalam kelompok-kelompok belajar.

Sedangkan dalam kelompok belajar tradisional guru sering tidak

memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompok-kelompok

belajar.

i. Dalam kelompok belajar kooperatif penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar

pribadi yang saling menghargai). Sedangkan dalam kelompok belajar

tradisional penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas.

(Nurhadi, 2004: 114-115)

Suhaida Abdul Kadir (2002: 59) menyebutkan bahwa berbagai model

belajar kooperatif yang sedang berkembang yaitu:

a) Belajar Bersama (Learning Together) oleh Johnson et al. di University

of Minnesota.

b) Belajar dalam Bentuk Tim Siswa (Student Team Learning) oleh Slavin

et al. di Johns Hopkins University.

c) Jigsaw oleh Aronson et al. di University of Texas.

d) Investigasi Kelompok (Group Investigation) oleh Sharan et al. di Tel

Aviv University.

e) Pendekatan Berstruktur oleh Kagan di University of California,

Riverside.

Page 41: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Belajar kooperatif cenderung menaikkan pencapaian pada semua tugas

sekolah yang terkait, superioritas atas belajar kompetitif dan individualistik yang

lebih jelas tampak dalam belajar konseptual dalam dan tugas-tugas pemecahan

masalah (Usman H.B, 2001: 305).

Model pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding

model lain, di antaranya:

(a) Meningkatkan kemampuan siswa.

(b) Meningkatkan rasa percaya diri.

(c) Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan

keahlian.

(d) Memperbaiki hubungan antar kelompok.

Model pembelajaran kooperatif juga mempunyai kelemahan-kelemahan,

antara lain:

(a) Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakan.

(b) Bila terjadi persaingan yang negatif maka hasilnya akan buruk.

(c) Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam

kelompok mengakibatkan usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana

mestinya.

(d) Adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam

kelompok belajar (Slavin, 1995:2).

Melihat kelemahan-kelemahan ini maka dalam pelaksanaan model pembelajaran

kooperatif diperlukan seorang guru yang mampu menjadikan kondisi kelas yang

kondusif dan sepenuhnya menguasai tentang model pembelajaran kooperatif

sehingga proses pelaksanaannya akan menjadi lancar dan siswa dapat berperan

secara aktif dalam proses pembelajaran, serta siswa dapat bersaing secara positif.

5. Model Pembelajaran GI (Group Investigation)

Dasar-dasar model Group Investigation dirancang oleh Herbert Thelen,

selanjutnya diperluas dan diperbaiki oleh Sharan dan teman-temannya dari

Universitas Tel Aviv. Model GI ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik

dalam seleksi topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.

Page 42: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam

berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process

skills). Dalam menggunakan model GI umumnya kelas dibagi menjadi beberapa

kelompok dengan anggota 5 sampai 6 orang siswa dengan karakteristik yang

heterogen. Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman

atau kesamaan minat terhadap suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik

yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai sub

topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di

depan kelas secara keseluruhan (Arends, 1997: 120-121).

Investigasi kelompok adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif, guru

dan siswa bekerja sama membangun pembelajaran. Proses dalam perencanaan

bersama didasarkan pada pengalaman masing-masing siswa, kapasitas, dan

kebutuhan. Siswa aktif berpartisipasi dalam semua aspek, membuat keputusan

untuk menetapkan arah tujuan yang mereka kerjakan. Dalam hal ini kelompok

merupakan wahana sosial yang tepat untuk proses ini. Perencanaan kelompok

merupakan salah satu model untuk menjamin keterlibatan siswa secara maksimal.

Model investigasi kelompok adalah perpaduan sosial dan kemahiran

berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam menganalisis dan

mensintesis. Investigasi kelompok tidak dapat diimplementasikan dalam

lingkungan pendidikan yang tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau

mengabaikan dimensi afektif-sosial dalam pembelajaran kelas (Suhaida Abdul

Kadir, 2002: 67).

Dalam model ini terdapat 3 konsep utama, yaitu:

a. Penelitian (inquiry) yaitu proses perangsangan siswa dengan menghidupkan

suatu masalah. Dalam proses ini siswa merasa dirinya perlu memberikan

reaksi terhadap masalah yang dianggap perlu untuk diselesaikan. Masalah

ini didapat dari siswa sendiri atau diberikan oleh guru.

b. Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa sejak lahir namun

diperoleh siswa melalui pengalaman baik secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Dinamika kelompok, menunjukkan suasana yang menggambarkan

Page 43: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

sekelompok individu yang saling berinteraksi mengenai sesuatu yang

sengaja dilihat atau dikaji bersama dengan berbagai ide dan pendapat serta

saling tukar-menukar pengalaman dan saling berargumentasi.

Spencer Kagan (1985: 72) mengemukakan bahwa model GI memiliki

enam tahapan kegiatan seperti berikut:

a) Mengidentifikasikan topik dan pembentukan kelompok

Tingkatan ini menekankan pada permasalahan, siswa meneliti,

mengajukan topik dan saran. Peranan ini dimulai dengan setiap siswa

diberikan modul yang berisikan kisi-kisi; dari langkah ini diharapkan siswa

mampu menebak topik apa yang akan disampaikan kemudian siswa yang

memiliki topik yang sama dikelompokkan menjadi satu kelompok dalam

penyelidikan nanti. Dalam hal ini peran dari guru adalah membatasi jumlah

kelompok serta membantu mengumpulkan informasi dan memudahkan

pengaturan.

b) Merencanakan tugas belajar

Pada tahap ini anggota kelompok menentukan subtopik yang akan

diinvestigasi dengan cara mengisi lembar kerja yang telah tersedia serta

mengumpulkan sumber untuk memecahkan masalah yang tengah

diinvestigasi. Setiap siswa menyumbangkan kontribusinya terhadap

investigasi kelompok kecil. Kemudian setiap kelompok memberikan

kontribusi kepada penelitian untuk seluruh kelas.

c) Menjalankan investigasi

Siswa secara individual atau berpasangan mengumpulkan informasi,

menganalisa dan mengevaluasi serta menarik kesimpulan. Setiap anggota

kelompok memberikan kontribusi satu dari bagian penting yang lain untuk

mendiskusikan pekerjaannya bengan mengadakan saling tukar menukar

informasi dan mengumpulkan ide-ide tersebut untuk menjadi suatu

kesimpulan.

d) Menyiapkan Laporan Akhir

Pada tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian dengan

mengintegrasikan semua bagian menjadi keseluruhan dan merencanakan

Page 44: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

sebuah presentasi di depan kelas. Setiap kelompok telah menunjuk salah satu

anggota untuk mempresentasikan tentang laporan hasil penyelidikannya yang

kemudian setiap anggotanya mendengarkan. Peran guru di sini sebagai

penasehat, membantu memastikan setiap anggota kelompok ikut andil di

dalamnya.

e) Mempresentasikan hasil akhir

Setiap kelompok telah siap memberikan hasil akhir di depan kelas dengan

berbagai macam bentuk presentasi. Diharapkan dari penyajian presentasi

yang beraneka macam tersebut, kelompok lain dapat aktif mengevaluasi

kejelasan dari laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab.

f) Mengevaluasi

Pada tahap ini siswa memberikan tanggapan dari masing-masing topik

dari pengalaman afektif mereka. Sedangkan guru dan siswa yang lain

berkolaborasi mengevaluasi proses belajar sehingga semua siswa diharapkan

menguasai semua subtopik yang disajikan.

Menurut Bruce Joyce, Marsha Weil dan Emily Calhoun (2000: 51) dalam

model Group Investigation ini guru hanya berperan sebagai konselor, konsultan

dan pemberi kritik yang bersahabat. Di dalam model ini seyogyanya guru

membimbing dan mencerminkan kelompok melalui tiga tahap:

1) Tahap pemecahan masalah

2) Tahap pengelolaan kelas

3) Tahap pemaknaan secara perorangan

6. Hakekat Mata pelajaranTeknik Pendingin

Mata pelajaranteknik pendingin masuk dalam program produktif dan

merupakan dasar dari praktek overhaul sistem pendinginan. Adapun materi mata

pelajaran teknik pendingin adalah sebagai berikut:

a.Fungsi Sistem Pendingin

Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam motor dirubah

menjadi tenaga gerak. Namun kenyataannya hanya sebagian dari panas tersebut

yang dimanfaatkan secara efektif. Panas yang diserap motor harus dengan segera

Page 45: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

dibuang ke udara luar, sebab jika tidak maka motor akan terlalu panas dan

komponen motor cepat aus. Untuk itu pada motor dilengkapi dengan sistem

pendingin yang berfungsi untuk mencegah panas yang berlebihan.

Pada motor bensin kira-kira hanya 23 % energi panas dari hasil

pembakaran bahan bakar dalam silinder yang dimanfaatkan secara efektif sebagai

tenaga. Sisanya terbuang dalam beberapa bentuk seperti diperlihatkan pada

gambar di bawah ini.

Gambar 2.1 Keseimbangan Panas

Pada gambar 2.1 di atas nampak bahwa dari total energi yang dihasilkan

oleh proses pembakaran, hanya 25 % yang dimanfaatkan menjadi kerja efektif.

Panas yang hilang bersama gas buang kira-kira 34 %, panas yang terbuang akibat

proses pendinginan 32 %, akibat pemompaan 3 %, dan akibat gesekan 6 %.

Secara garis besar fungsi sistem pendingin pada motor adalah sebagai

berikut :

1) Untuk mengurangi panas motor. Panas yang dihasilkan oleh pembakaran

campuran udara dan bahan bakar dapat mencapai sekitar 2500° C. Panas

yang cukup tinggi ini dapat melelehkan logam atau komponen lain yang

digunakan pada motor, sehingga apabila motor tidak dilengkapi dengan

sistem pendingin dapat merusakkan komponen motor tersebut.

2) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada temperatur

kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi. Umumnya temperatur

kerja motor antara 82 sampai 99° C. Pada saat komponen motor

mencapai temperatur tersebut, komponen motor akan memuai sehingga

Page 46: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

celah (clearance) pada masing-masing komponen menjadi tepat.

Disamping itu kerja motor menjadi maksimum dan emisi gas buang

yang ditimbulkan menjadi minimum.

3) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya dengan tujuan

untuk mencegah terjadinya keausan yang berlebihan, kerja motor yang

kurang baik, emisi gas buang yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi

karena pada saat motor bekerja pada temperatur yang dingin maka

campuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder tidak

sesuai dengan campuran yang dapat menghasilkan kerja motor yang

maksimum. Temperatur dinding silinder yang dingin mengakibatkan

pembakaran menjadi tidak sempurna sehingga gas buang banyak

mengandung emisi yang merugikan manusia. Oleh karena itu pada saat

motor hidup temperatur kerja harus segera dicapai. Hal tersebut akan

terpenuhi apabila pada motor terdapat sistem pendingin yang dilengkapi

dengan komponen yang memungkinkan hal tersebut terjadi.

4) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang, khususnya di

negara-negara yang mengalami musim dingin.

a. Macam Sistem Pendingin

Sistem pendingin yang biasa digunakan pada motor ada dua macam,

yaitu sistem pendingin udara dan sistem pendingin air.

1) Sistem Pendingin Udara

Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar

dan udara di dalam silinder sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip

pendingin yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut. Panas

tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih

rendah dibanding temperatur sirip pendingin. Untuk daerah mesin yang

temperaturnya tinggi yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang

lebih panjang dibanding di daerah sekitar silinder.

Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin harus

berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar temperatur di sekitar

sirip tetap rendah sehingga penyerapan panas tetap berlangsung secara

Page 47: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

sempurna. Aliran uadara ini kecepatannya harus sebanding dengan kecepatan

putar mesin agar temperatur ideal mesin dapat tercapai sehingga

pendinginan dapat berlangsung dengan sempurna.

Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat ditempuh

yaitu menggerakkan udara atau siripnya. Apabila sirip pendinginnya yang

digerakkan berarti mesinnya harus bergerak seperti mesin yang dipakai pada

sepeda motor. Untuk mesin-mesin stasioner dan mesin-mesin yang

penempatannya sedemikian rupa sehingga sulit untuk mendapatkan aliran

udara, maka diperlukan blower yang fungsinya untuk menghembuskan

udara. Penempatan blower yang digerakkan oleh poros engkol

memungkinkan aliran udara yang sebanding dengan putaran mesin sehingga

proses pendinginan dapat berlangsung sempurna.

2) Sistem Pendingin Air

Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran bahan bakar

dan udara dalam ruang bakar dan silinder sebagian diserap oleh air pendingin

setelah melalui dinding silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian

luar dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air (water jacket).

Panas yang diserap oleh air pendingin pada water jacket selanjutnya akan

menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut. Apabila air

pendingin tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan cenderung

mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti

air tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang telah panas

harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus bersirkulasi.

Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu sirkulasi alam atau thermo syphon

dan sirkulasi dengan tekanan.

Kebanyakan mobil menggunakan sistem pendingin air dengan

sirkulasi tekanan (forced circulation), sedangkan sepedamotor umumnya

menggunakan sistem pendingin udara. Untuk selanjutnya pada modul ini

akan dibahas sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan.

Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding sistem

pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih mahal. Secara rinci

Page 48: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

keunggulan sistem pendingin air antara lain : 1) Temperatur seluruh mesin

lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil ; 2) Ukuran kipas relatif

lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil ; 3) Mantel air dan air

dapat meredam getaran ; 4) Kemungkinan overheating kecil, walaupun

dalam kerja yang berat ; 5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga

mesin lebih ringkas. Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai kerugian

yaitu : 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.) ; 2)

Waktu pemanasan lebih lama ; 3) Pada temperatur rendah diperlukan

antifreeze ; 4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga

mengakibatkan overheating ; 5) Memerlukan kontrol yang lebih rutin.

Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan

dapat dilihat pada gambar 18. Sistem pendingin air dilengkapi dengan water

jacket, pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Masing-

masing komponen sistem pendingin tersebut akan dibahas pada uraian

tersendiri.

Gambar 2.2 Konstruksi Sistem Pendingin Air

Pada saat mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di sekitar

mesin karena thermostat masih menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi

untuk membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air

mendapat tekanan dari pompa air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu

menekan thermostat menjadi terbuka. Untuk mencegah timbulnya tekanan

yang berlebihan akibat proses pemompaan, maka pada sistem pendingin

Page 49: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dilengkapi dengan saluran by pass, sehingga air yang bertekanan akan

kembali melalui saluran by pass tersebut.

Gambar 2.3. Sistem Pendingin Air Saat Mesin Dingin

Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air yang telah

panas di dalam water jacket (yang telah menyerap panas dari mesin),

kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin

dan aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan. Air pendingin

yang sudah dingin kemudian ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air.

Gambar 2.4 Sistem Pendingin Air Saat Mesin Panas

3) Komponen Sistem Pendingin Air

Berbeda dengan sistem pendingin udara, pada sistem pendingin air

jumlah komponennya lebih banyak. Pada umumnya komponen sistem

pendingin air terdiri atas : radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin.

Ada juga sistem pendingin air yang dilengkapi dengan kopling fluida.

a) Radiator

Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah

panas setelah melalui saluran water jacket. Bagian-bagian radiator antara lain

: tangki air bagian atas (upper water tank), tangki air bagian bawah (lower

water tank) dan inti radiator (radiator core). Cairan pendingin masuk ke

Page 50: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

tangki air bagian atas melalui selang atas. Pada tangki air bagian atas

dilengkapi dengan lubang pengisian air dan saluran kecil yang menuju ke

tangki cadangan. Pada tangki air bagian bawah dilengkapi dengan lubang

penguras untuk mengeluarkan air pendingin pada saat mengganti cairan

pendingin. Inti radiator terdiri atas pipa-pipa (tube) yang dapat dilalui air dari

tangki atas ke tangki bawah. Disamping itu juga dilengkapi dengan sirip-sirip

pendingin (fin) yang fungsinya untuk menyerap panas dari air pendingin.

Biasanya radiator terletak di depan kendaraan sehingga radiator dapat

didinginkan oleh gerakan kenadaraan tersebut.

Gambar 2.5 Konstruksi Radiator

Ada dua tipe inti radiator yang perbedaannya tergantung bentuk

sirip-sirip pendinginnya, yaitu tipe plat (flat fin type) dan tipe lekukan

(corrugated fin type) seperti terlihat pada gambar 2.5

a. Tipe plat b. Tipe lekukan

Gambar 2.6 Tipe Radiator

Beberapa kendaaraan modern menggunakan radiator versi terbaru

Page 51: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 2.7 Tipe SR

Inti radiator tipe SR (single row) mempunyai susunan pipa tunggal

sehingga bentuk radiator menjadi tipis dan ringan dibanding dengan radiator

tipe lain.

Pada bagian atas tangki radiator dilengkapi dengan lubang pengisian

dan tutup radiator. Dalam hal ini tutup radiator tidak hanya berfungsi untuk

mencegah agar air pendingin tidak tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur

arus lalu lintas air pendingin dari radiator ke tangki cadangan dan sebaliknya.

Dengan demikian jika tutup radiator rusak, maka tidak dapat diganti dengan

sembarang tutup. Pada tutup radiator dilengkapi dengan dua buah katup yaitu

katup relief dan katup vacum.

Apabila volume air pendingin bertambah saat temperaturnya naik,

maka tekanannya juga bertambah. Bila tekanan air pendingin mencapai 0,3

1,0 kg/cm2 pada 110 - 120° C, maka relief valve terbuka dan membebaskan

kelebihan tekanan melalui pipa overflow sehingga sebagian air pendingin

masuk ke dalam tangki cadangan.

Gambar 2.8 Relief valve Gambar 2.9 Air Pendingin Saat Panas

Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin

berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya vacum valve

akan terbuka secara otomatis untuk menghisap udara segar mengganti

Page 52: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada

tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin.

Gambar 2.10 Vacum Valve

Gambar 2.11 Air Pendingin Saat Dingin

b) Pompa air

Pompa air (water pump) berfungsi memompa air pendingin dari

water jacket ke radiator yaitu dengan cara menekan cairan pendingin. Pada

umumnya pompa air yang digunakan adalah jenis pompa sentrifugal

(centrifugal pump). Pompa air ditempatkan di bagian depan blok silinder dan

digerakkan oleh tali kipas atau timing belt.

Gambar 2.12. Pompa Air

Page 53: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c) Thermostat

Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa apabila air pendingin

masih dalam keadaan dingin, maka air hanya bersirkulasi dalam water jacket.

Apabila temperatur air pendingin telah panas maka air akan mengalir ke

raditor untuk didinginkan. Komponen yang mengatur arus lalu lintas air dari

water jacket ke radiator dan sebaliknya adalah thermostat. Dalam hal ini

thermostat berfungsi sebagai katup yang tugasnya membuka dan menutup

saluran yang menghubungkan antara water jacket dan radiator.

Letak thermostat ada dua macam yaitu : tehermostat yang letaknya

di saluran air masuk (water inlet) dan thermostat yang letaknya di saluran air

keluar (water outlet).

(1) Thermostat yang letaknya di saluran air keluar.

Apabila temperatur air masih rendah, maka thermostat menutup

aliran air pendingin ke radiator. Air pendingin dipompa oleh pompa air

langsung ke blok mesin dan kepala silinder. Selanjutnya melalui sirkuit by

pass kembali ke pompa air.

Gambar 2.13 Sistem Pendingin Dengan Thermostat Di Saluran Air Keluar

Pada saat temperatur air pendingin telah panas, maka thermostat

membuka sehingga cairan pendingin mengalir melalui thermostat ke radiator

untuk didinginkan dan selanjutnya air kembali ke pompa air. Disamping itu

air juga mengalir melalui sirkuit by pass.

Page 54: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

(2) Thermostat yang letaknya di saluran air masuk

Apabila temperatur air masih rendah, thermostat menutup saluran

dan by pass valve membuka. Air pendingin dipompa ke blok silinder melalui

kepala silinder, selanjutnya kembali ke pompa air melalui sirkuit by pass.

Gambar 2.14 Sistem Pendingin Dengan Letak Termostat

Pada Saluran Air Masuk Pada saat temperatur air pendingin menjadi tinggi, maka thermostat

membuka saluran air dan by pass valve menutup. Air yang telah panas

mengalir ke radiator untuk didinginkan, selanjutnya melalui thermostat dan

kembali ke pompa air.

Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar temperatur

cairan pendingin dalam batas yang diijinkan. Pada umumnya efisiensi

operasi mesin yang tertinggi apabila temperaturnya kira-kira pada 80° 90°

C. Kerja thermostat tergantung oleh suhu, apabila suhunya naik maka

thermostat membuka dan sebaliknya. Hal tersebut dapat terjadi karena

didalam thermostat terdapat wax yang volumenya akan berubah apabila

suhunya juga berubah. Perubahan volume akan menyebabkan silinder

bergerak turun atau naik, mengakibatkan katup membuka atau menutup.

Gambar 2.15 Cara Kerja Termostat

Page 55: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Pada thermostat juga dilengkapi dengan jiggle valve yang digunakan

untuk mengalirkan air pada saat menambahkan cairan pendingin ke dalam

sistem.

a. Dengan katup

bypass

b. Tanpa katup bypass

Gambar 2.16 Macam Termostat

d) Kipas pendingin

Kipas pada sistem pendingin digunakan untuk membantu proses

pendinginan yang sudah dilakukan radiator. Pada proses pendinginan,

radiator didinginkan oleh udara luar, tetapi pendinginannya belum cukup bila

kendaraan tidak bergerak. Kipas pendingin ditempatkan di bagian belakang

radiator. Penggerak kipas pendingin adalah mesin itu sendiri melalui belt

atau motor listrik.

(1) Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol

Kipas pendingin jenis ini digerakkan terus menerus oleh poros

engkol melalui tali kipas. Kecepatan kipas berubah sesuai dengan kecepatan

mesin.

Gambar 2.17 Kipas Pendingin Yang Digerakkan Poros Engkol

Page 56: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Putaran kipas belum cukup besar apabila mesin masih berputar

lambat, tetapi apabila mesin berputar dengan kecepatan tinggi, kipaspun

berputar dengan kecepatan tinggi pula. Hal tersebut akan menambah tahanan

sehingga kehilangan tenaga dan menimbulkan bunyi pada kipas. Untuk

mencegah hal tersebut maka biasanya antara pompa air dan kipas pendingin

dipasang sebuah kopling fluida.

(2) Kipas pendingin yang digerakkan motor listrik

Berputarnya kipas pendingin yang digerakkan oleh motor listrik

terjadi pada saat temperatur air pendingin panas. Temperatur air pendingin

dikirimkan ke motor listrik melalui sinyal yang terdapat pada kepala silinder.

Pada saat temperatur meningkat pada suatu tingkat yang ditetapkan, sinyal

tersebut merangsang motor relay untuk menggerakkan motor listrik yang

kemudian menggerakkan kipas pendingin. Dengan demikian kipas akan

bekerja pada saat yang dibutuhkan, sehingga temperatur mesin dapat dicapai

lebih cepat. Disamping itu juga membantu mengurangi suara bising yang

ditimbulkan kipas pendingin.

Gambar 2.18 Kipas Pendingin Yang Digerakkan Motor Listrik

Berputarnya kipas pendingin apabila temperatur mesin melebihi

93° C . Hal tersebut diatur oleh coolant temperatur switch yang dipasang

pada saluran air keluar dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik.

Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar dan

temperatur air pendingin di bawah 93° C seperti terlihat pada gambar 2.18,

coolant temperatur switch pada keadaan ini titik kontaknya dalam keadaan

tertutup sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak, relay, titik

kontak coolant temperatur switch dan ke massa. Arus listrik yang mengalir

Page 57: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pada relay akan menyebabkan titik kontak pada relay terbuka sehingga arus

listrik yang ke motor listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak berputar.

Gambar 2.19 Cara Kerja Motor Penggerak Kipas Saat Mesin Dingin.

Apabila temperatur air pendingin melebihi 93° C, titik kontak

pada coolant temperatur switch akan terbuka yang selanjutnya akan

menyebabkan relay tidak bekerja dan titik kontaknya saling berhubungan.

Pada keadaan ini arus listrik akan mengalir dari baterai ke motor listrik

melalui kunci kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar bersama

dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara melalui inti radiator

seperti terlihat pada gambar 36.

Gambar 2.20. Cara Kerja Motor Penggerak Kipas Saat Mesin Panas.

Sumber : (Bagian proyek pengembangan kurikulum direktorat pendidikan

menengah kejuruan direktorat jenderal pendidikan dasar dan menengah

departemen pendidikan nasional : 2004)

7. Penelitan Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:

1) Aninda Ari Susanti dengan judul Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 Sma Negeri 3 Malang.

Page 58: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kesimpulan dari penelitiannya adalah penerapan model pembelajaran

kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar biologi siswa kelas X-1 SMA Negeri 3 Malang. Peningkatan

aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan peningkatan rata-rata

persentase aktivitas belajar siswa secara klasikal dari 76,13% pada siklus I

menjadi 82,50% pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat

diketahui melalui peningkatan persentase hasil belajar pada masing-

masing tingkat kognitif pada siklus I dan siklus II. Pada tingkat kognitif

C2 mengalami peningkatan sebesar 15,6%, pada tingkat kognitif C3

meningkat sebesar 2,3%, pada tingkat kognitif C4 meningkat sebesar

2,6%, dan tingkat kognitif C5 meningkat sebesar 2,8%, sedangkan pada

tingkat kognitif C1 dan C6 tidak mengalami peningkatan hasil belajar.

Peningkatan hasil belajar juga ditunjukkan dengan peningkatan

ketuntasan belajar siswa yaitu pada siklus I sebesar 72,4% kemudian

meningkat menjadi 86,2% pada siklus II.

2) Rizal Syayid Nurdin dengan judul Studi Komparatif Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe GI Dengan Konvensional Pada

Pembelajaran Ilmu Statika Di Smk N 1 Cilaku. Kesimpulan dari

penelitiannya adalah hasil belajar dengan menggunakan model

pembelajaran GI lebih besar bila dibandingkan dengan menggunakan

model pembelajaran konvensional dengan tingkat signifikan 3,294.

Disarankan agar model pembelajaran GI dijadikan sebagai alternatif

model pembelajaran di kelas untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Kerangka berpikir

1. Peranan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Dalam

Meningkatkan Keaktifan Siswa.

Pencapaian kompetensi merupakan pencerminan dari hasil yang diperoleh

siswa dalam proses pembelajaran. Ada banyak faktor yang mempengaruhi

tercapainya kompetensi siswa, salah satunya adalah faktor sekolah. Komponen

yang termasuk dalam faktor sekolah adalah guru, kurikulum, proses pembelajaran

Page 59: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dan siswa. Kurikulum sebagai rencana tertulis mengenai proses pembelajaran

yang akan dilakukan harus dapat mencerminkan kompetensi-kompetensi yang

harus dikuasai oleh peserta didik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan salah satu cara

untuk meningkatkan mutu pendidikan, karena Kegiatan Belajar Mengajar

menekankan pada kemampuan melakukan (kompetensi) terhadap tugas-tugas

dengan standart tertentu sebagai hasilnya dapat dirasakan oleh setiap peserta

didik berupa penguasaan seperangkat kompetensi tertentu yang dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran KBK, guru menggunakan

strategi mengajar yang berpusat pada siswa sehingga tercipta belajar bermakna,

yaitu siswa mengetahui apa yang ia pelajari, bagaimana ia mempelajarinya dan

apa kaitannya dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa merasa tertarik untuk

mempelajarinya.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

Group Investigation (GI) diduga dapat meningkatkan peran serta siswa, sebab

dalam pelaksanaannya siswa dilibatkan secara langsung, mulai dari perencanaan,

baik dalam menentukan topik maupun cara mempelajarinya melalui investigasi.

Model pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang

baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group

process skil). Dengan demikian siswa selau aktif dan selalu dilibatkan dalam

proses pembelajaran sehingga tercipta belajar bermakna dan siswa termotivasi

untuk belajar, yang kemudian akan dapat meningakatkan kompetensi siswa.

2. Peranan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)

Dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi siswa

kurang optimal. Asumsi dasar yang menyebabkan kompetensi teknik pendingin

siswa kurang optimal tersebut adalah karena model pembelajaran yang digunakan

dalam kegiatan belajar mengajar belum melibatkan keaktifan siswa secara

keseluruhan. Model pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-

siswa yang memiliki pencapaian kompetensi belajar teknik pendingin relatif

Page 60: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

tinggi. Mereka lebih aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.

Sebaliknya siswa yang mempunyai pencapaian kompetensi belajar relatif rendah,

mereka lebih pasif menerima pengetahuan dari guru tanpa berusaha untuk

mencari informasi lebih mendalam.

Pelaksanaan model pembelajaran kooperati Group Investigation (GI) akan

dapat berhasil apabila ada kerjasama antara siswa yang dituntut untuk selalu aktif

dan guru sebagai fasilitator yang memberi kemudahan dalam belajar. Guru

mempersiapkan strategi belajar yang selalu berpusat pada siswa, melakukan

penlaian secara berkesinambungan dan menyeluruh didukung fasilitas sekolah

yang lengkap dan sumber belajar yang diperlukan oleh siswa untuk membantu

memahami materi yang dipelajarinya. Proses pembelajaran dengan model

pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) peserta didik akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit yang dapat mereka

diskusikan dengan siswa yang lain. Siswa yang aktif dalam Kegiatan Belajar

Mengajar cenderung lebih aktif dalam bertanya dan menggali informasi dari

guru maupun sumber belajar yang lain sehingga cenderung memiliki pencapaian

kompetensi yang lebih tinggi, sehingga proses pembelajaran dengan

menggunakan model GI diduga dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam

proses pembelajaran.

Gambar 2.21 Skema Kerangka Berpikir Pelaksanaan Model Group Investigation

Pelaksanaan Group Investigation (GI)

Siswa aktif dalam proses pembelajaran

Kompetensi siswa dapat tercapai secara optimal

Page 61: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan:

a. Peran serta siswa dalam menjalankan invetigasi kelompok dan

menyiapkan laporan akhir.

b. Keaktifan dalam presentasi hasil kerja kelompok.

c. Melakukan tanya jawab untuk mengevaluasi kejelasan dari laporan

setiap kelompok.

2. Model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat

meningkatkan kompetensi siswa dengan:

a. Pemahaman konsep siswa tentang materi yang digunakan dalam

proses pembelajaran.

b. Kolaborasi siswa dan guru untuk mengevaluasi proses belajar

sehingga siswa mampu menguasai semua subtopik yang disajikan.

Page 62: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Mondokan Sragen yang

beralamat di Jalan Raya Mondokan Sukodono Km 1, Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah mulai bulan Januari 2012.

Kegiatan tersebut mulai dari persiapan sampai penyusunan laporan penelitian.

Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Bulan

Jan Februari Maret April Mei 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pra Survey 2. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Proposal b. Perijinan d. Penyusunan Instrumen d. Penyusunan RPP 3. Pelaksanaan Penelitian a. Pengumpulan data b. Analisis data 4. Penulisan Laporan

B. Subjek Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada kelas X Teknik Otomotif, yang mana kelas

X SMK Negeri 1 Mondokan Sragen dibagi menjadi empat kelas. Dari keempat

kelas tersebut yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas X TMO 2

SMK Negeri 1 Mondokan Sragen.

Page 63: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari:

1. Siswa kelas X TMO 2 SMK Negeri 1 Mondokan yang merupakan subjek

penelitian.

2. Guru mata pelajaranTeknik Pendingin kelas X TMO 2 SMK Negeri 1

Mondokan.

D. Pengumpulan Data

Untuk memecahkan masalah dalam penelitian diperlukan data yang relevan

dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data tersebut perlu

digunakan teknik pengumpulan data sehingga dapat diperoleh data yang benar-

benar valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini menggunakan model observasi berperan pasif

dan menggunakan jenis observasi terstruktur, karena peneliti hanya berperan

sebagai pengamat pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI) yang berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun

peneliti.

Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar yang meliputi

model dan model kegiatan belajar mengajar. Observasi merupakan proses

perekaman dengan mengamati semua peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama

penelian tindakan kelas berlangsung.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara terstruktur.

Wawancara yang dilakukan peneliti berfokus pada guru dan siswa. Wawancara

dilakukan oleh interviewer kepada guru mata pelajaranTeknik Pendingin dan

siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, yang dimaksudkan untuk memperoleh

informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran

teknik kendaraan ringan, penentuan tindakan dan respon yang timbul sebagai

akibat dari tindakan yang dilakukan.

Page 64: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Tes Kompetensi

Tes digunakan untuk mengambil data pada siklus I dan siklus II yaitu untuk

mendapatkan data tentang kompetensi yang dicapai siswa selama proses

pembelajaran.

E. Validitas Data

Dalam menguji keabsahan suatu data atau memeriksa kebenaran data

digunakan cara pengamatan langsung yang terus-menerus dan triangulasi sumber.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang

terpercaya melalui:

1. Pengamatan langsung secara terus-menerus dimaksudkan bahwa peneliti

berusaha untuk selalu mengamati prose pelaksanaan pembelajaran yang

berlangsung.

2. Triangulasi sumber digunakan untuk pengumpulan data sejenis dengan

menggunakan berbagai sumber data yang berbeda, yaitu melalui guru dan

siswa.

F. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas data yang dikumpulkan dapat berbentuk

data kuantitatif (berupa angka-angka) maupun data kulitatif (berupa kata, kalimat,

wacana). Teknik analisis data yang digunakan sesuai dengan data yang

dikumpulkan. Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

data sebagai berikut:

1. Analisis deskriptif komparatif

Analisis deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan antara

kondisi awal sebelum dilakukannya tindakan dengan hasil yang diperoleh

pada siklus I dan siklus II sehingga dapat dilihat adanya perbedaan sebelum

dan sesudah dilakukannya tindakan.

2. Analisis data kualitatif

Analisis kualitatif berupa catatan lapangan yang disajikan secara rinci dan

lengkap selama proses penelitian berlangsung. Analisis data kualitatif

diperoleh berdasarkan hasil observasi, refleksi dari tiap-tiap siklus, dan

Page 65: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

membandingkan kinerja siswa maupun guru dalam hasil pengamatan dengan

parameter atau teori tertentu.

G. Indikator Kinerja Penelitian

Indikator keberhasilan siswa dapat dilihat pada table 3.2 berikut ini:

Table 3.2. Indikator Keberhasilan Siswa

No. Permasalahan Indikator Kinerja Ukuran Keberhasilan

1) Rendahnya keaktifan siswa

Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang ditunjukkan dengan:

1. Membangun pemahaman

2. partisipasi dalam menyelesaikan tugas

3. terlibat dalam pemecahan masalah

4. menyukai bertanya 5. giat mencari informasi 6. berpartisipasi dalam diskusi 7. suka berlatih diri dalam

menyelesaikan tugas 8. menerapkan pengetahuan

untuk menyelesaikan tugas 9. berani menampilkan

perasaan 10. berani untuk berprestasi 11. bebas dan leluasa dalam

menjalani semua hal tersebut diatas tanpa mengalami tekanan.

Minimal 75% siswa aktif dalam proses pembelajaran, karena pada kondisi awal keaktifan siswa belum mencapai 75%.

2) Rendahnya kompetensi siswa

Kompetensi siswa yang terlihat dari:

a) Siswa dapat memahami materi yang digunakan dalam proses pembelajaran

b) Siswa dan guru mengevaluasi proses pembelajaran sehingga siswa mampu menguasai semua sub topik yang disajikan

Peningkatan kompetensi diukur dari prestasi belajar yang dicapai yaitu minimal 75% dari jumlah siswa memperoleh nilai minimal 70 (KKM).

Page 66: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

H. Prosedur Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Istilah dalam bahasa inggris adalah Classroom Action Research

(CAR) yaitu suatu kegiatan yang dilakukan di kelas. Pengertian kelas di sini

adalah kelas bukan wujud ruang, tetapi sekelompok siswa yang sedang belajar.

Prosedur Penelitian Tindakan Kelas yang akan dilakukan oleh peneliti

direncanakan siklus I sampai siklus ke-n masing-masing siklus dilaksanakan

dalam beberapa tahap yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan interprestasi, serta analisis dan refleksi secara umum masing-

masing siklus melaksanakan kegiatan tersebut. Kegiatan yang akan dilakukan

dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:

a. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi: silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan skenario pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation dimana

siswa dapat mendengar, melihat, mendiskusikan dan menerapkan topik

pembelajaran.

b. Menyusun instrumen penelitian.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi.

Lembar observasi tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi belajar

siswa dengan adanya penerapan model pembelajaran Group Investigation

dan mengetahui peran serta atau keaktifan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II.

c. Peneliti menyusun dan menyiapkan lembar observasi pengamatan guru dan

siswa, serta pedoman wawancara.

d. Penetapan indikator ketercapaian

Indikator kinerja ketercapaian ditentukan berdasarkan hasil observasi awal

peneliti, dengan tujuan untuk melihat perbedaan kondisi awal dengan

kondisi setelah dilaksanakan tindakan. Selain itu untuk membatasi kapan

Page 67: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

tindakan akan berakhir dilaksanakan, yaitu setelah mencapai indikator

kinerja ketercapaian yang telah ditetapkan.

e. Mendesain alat evaluasi berupa soal tes untuk mengetahui tingkat

kompetensi siswa setelah adanya pelaksanaan model Group Investigation

(GI).

2. Pelaksanaan Tindakan

Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pengajar adalah guru mata

pelajaranTeknik Pendingin. Pada tahap ini dilakukan suatu tindakan untuk

menghasilkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa

pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi lebih aktif dan kompetensi

meningkat. Hal-hal yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan adalah

implementasi model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) yang telah

disusun oleh peneliti.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan tindakan model pembelajaran

kooperatif Group Investigation (GI) pada siklus I dan II secara rinci sebagai

berikut:

a. Membagi siswa menjadi enam kelompok dan setiap kelompok

beranggotakan 5-6 orang.

b. Membagi materi menjadi enam topik, kemudian materi tersebut diberikan

kepada masing-masing kelompok untuk diidentifikasikan.

c. Setiap kelompok merencanakan tugas belajar dan menjalankan investigasi

kelompok.

d. Tiap-tiap kelompok menyiapkan laporan akhir dengan menunjuk salah

satu anggota kelompok untuk mempresentasikan tentang laporan hasil

penyelidikannya yang kemudian setiap anggota mendengarkan.

e. Setiap kelompok mempresentasikan laporan hasil akhirnya di depan kelas,

sedangkan kelompok lain dapat aktif mengevaluasi laporan tiap-tiap

kelompok dengan berbagai tanya jawab, kritik maupun saran.

Dalam pelaksanaannya, antara siklus I dan siklus II terdapat perbedaan

pada penunjukan pemakalah yang akan mempresentasikan hasil diskusi. Pada

Page 68: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

siklus I pemakalah langsung ditunjuk oleh guru sebelum proses diskusi,

sedangkan pada siklus II pemakalah ditentukan secara random pada saat

presentasi. Hal ini dilakukan agar seluruh siswa pada siklus II siap untuk

menyampaikan materi diskusi masing-masing kelompok.

3. Observasi

Bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan peneliti melakukan observasi

terhadap pelaksanaan dan hasil tindakan dari penerapan model pembelajaran

Group Investigation. Tujuan dari observasi tersebut adalah untuk mengetahui

seberapa jauh pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung dapat diharapkan

akan mengahasilkan perubahan yang diinginkan.

Peneliti bertugas sebagai pengamat pelaksanaan Kegiatan Belajar

Mengajar. Fokus pengamatan ditekankan pada implementasi pembelajaran

kooperatif Group Investigation (GI) terhadap kualitas pembelajaran secara

menyeluruh yang meliputi: peran serta siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar

dan pencapaian kompetensi kognitif siswa.

Observasi yang dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai berikut:

b. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

c. Kemampuan mengerjakan tugas

d. Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran dengan menggunakan

model Group Investigation

e. Suasana kegiatan belajar mengajar

4. Analisis dan Refleksi

Kegiatan analisi ini mencakup kegiatan analisis, interpretasi dan evaluasi

atas informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Data yang telah terkumpul

dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan diinterpretasi (diberi

makna) sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah

mencapai tujuan. Interpretasi (pemaknaan) hasil observasi ini menjadi dasar

untuk melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya

dalam pelaksanaan tindakan.

Page 69: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Analisis data keaktifan siswa yang terdiri dari beberapa indikator digunakan

metode persentase kemunculan indikator keaktifan siswa dengan rumus:

Keaktifan siswa (dalam persen) = x 100%

Refleksi dalam penelitian ini adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah

terjadi dan apa yang telah dihasilkan pada proses tindakan dihubungkan dengan

penyelesaian permasalahan yang ditargetkan pada siklus tersebut. Pada tahap ini

hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, untuk kemudian

dilakukan refleksi untuk melihat kekurangan atau kelemahan yang telah terjadi.

Pada tahap ini pula dilakukan diskusi oleh siswa mengenai pelaksanaan

pembelajaran yang telah terjadi. Hasil refleksi ini akan digunakan dalam

perencanaan siklus berikutnya.

Berdasarkan pelaksanaan tahap observasi dan evaluasi sebelumnya, data

yang diperoleh selanjutnya menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk perbaikan

model pembelajaran materi pokok berikutnya (pada siklus II). Salah satu aspek

penting dari kegiatan refleksi adalah melakukan evaluasi terhadap keberhasilan

dan pencapaian tujuan tindakan.

Page 70: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Secara skematis prosedur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.2. Bagan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data

I

Refleksi I

Perencanaan Tindakan II

Pengamatan/ Pengumpulan data

II

Pelaksanaan Tindakan II

Refleksi II

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Permasalahan

Permasalahan baru hasil refleksi

Apabila Permasalahan

belum terselesaikan

Page 71: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PENELITIAN

A. Deskripsi Latar Penelitian

1. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Mondokan

Sragen dengan alamat jalan raya Mondokan - Sukodono Km 1 Kecamatan

Mondokan Kabupaten Sragen.

SMK Negeri 1 Mondokan Sragen berlokasi di pedesaan dengan jarak

dua puluh kilometer dari pusat kota Sragen. SMK Negeri 1 Mondokan Sragen

memiliki luas lahan 11.250 m2 dengan luas bangunan yang berdiri di atasnya

7000 m2. Suasana lingkungan sangat mendukung dalam pembelajaran yang

dikarenakan jauh dari keramaian kota dan kebersihan sekolah yang terjaga.

Masyarakat sekitar sangat mendukung pembelajaran yang dapat dilihat dari sikap

yang sangat terbuka dan ramah kepada semua pegawai dan staf sekolah serta

kepada siswa-siswa SMK Negeri 1 Mondokan. Pada awal berdiri sejak tahun

2004 SMK Negeri 1 Mondokan Sragen mempunyai 3 program keahlian yaitu

Teknik Otomotif, Busana dan Teknik Komputer Jaringan.

Instansi pendidikan ini dibuka dengan tujuan awal dapat menerima

lulusan Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah yang tidak lolos

seleksi di SMA/SMK favorit. Tapi seiring perkembangannya SMK Negeri 1

Mondokan menjadi SMK favorit. SMK Negeri 1 Mondokan Sragen mempunyai

visi dan misi sebagai dasar pelaksanaan setiap kegiatan sekolah. Visi sekolah

tersebut adalah n SMK Negeri 1 Mondokan Sragen sebagai

penghasil sumber daya manusia yang profesional, berbudi luhur, berwawasan

teknologi, dan mandiri dalam bidang Bisnis dan Manajemen yang mampu

Misi SMK Negeri 1 Mondokan Sragen adalah 1).

Membentuk tamatan yang berkhlak mulia, berkeperibadian luhur, dan mampu

beradaptasi, 2). Menyiapkan tenaga yang terampil tingkat menengah yang

berkualitas dan mampu menjawab tantangan zaman, 3). Menyiapkan

wirausahawan yang ulet, cakap, kreatif, dan mandiri dalam bidang Bisnis dan

Page 72: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Manajemen, 4). Menerapkan prinsip pelayanan prima dan jiwa wirausaha, 5).

Meningkatkan peran serta masyarakat, dunia usaha, unit produksi dalam

pengembangan sekolah, 6). Meningkatkan tenaga kependidikan yang memiliki

kompetensi, inovatif, berwawasan luas, dan menguasai perkembangan teknologi.

SMK Negeri 1 Mondokan Sragen mempunyai keunggulan dalam hal

kedisiplinan dan ketertiban siswa yang lebih terjaga. Keadaan ini dapat terlihat

dengan banyaknya orang tua yang lebih memilih anaknya bersekolah di SMK

Negeri 1 mondokan Sragen. Biaya sekolah yang relatif ringan memberikan

kemudahan bagi siswa kurang mampu untuk tetap melanjutkan sekolah

merupakan daya tarik tersendiri bagi siswa khususnya orangtua atau wali murid.

Sistem pelayanan sekolah yang mengutamakan keterbukaan dan kekeluargaan

memberikan dampak positif berupa sikap kerja yang maksimal dan profesional

dari setiap guru, karyawan dan komponen sekolah yang lain. Kerjasama dengan

pihak ketiga antara lain komite sekolah dan pihak lain yang pernah terlibat

langsung dengan sekolah sangat membantu khususnya dalam hal pemasukan

informasi dan pengadaan sarana-prasarana pendukung. Hal-hal tersebut

merupakan aspek positif yang menjadikan SMK Negeri 1 Mondokan Sragen

tetap eksis dalam memberikan pelayanan pendidikan secara maksimal.

SMK Negeri 1 Mondokan Sragen dituntut untuk mengaktualisasikan diri

demi kemajuan dan perkembangan sekolah di wilayah Kecamatan Mondokan dan

sekitarnya. Hal ini dikarenakan persaingan antar sekolah menengah kejuruan di

daerah tersebut sangat ketat. Persaingan berat ini dapat dilihat dari data jumlah

dan jarak antara sekolah menengah kejuruan dengan program keahlian yang sama

maupun berbeda, yaitu dalam radius 4 kilometer bersaing dengan salah satu SMK

negeri dan swasta yang baru berkembang. Kondisi ini dimanfaatkan sekolah

dengan mengembangkan pembelajaran yang berbasis pada kebersamaan,

kekeluargaan dan teknologi. Guru diharapkan dapat menempatkan diri sebagai

teman bagi siswa bukan senior yang banyak memberikan perintah. Pembelajaran

diluar kelas dengan modelpercakapan dan diskusi ringan tanpa mengurangi

kewibawaan guru terus dikembangkan dan juga pembelajaran berbasis IT.

Peningkatan jumlah dan kualitas sarana praktek ditujukan sebagai salah satu cara

Page 73: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

mendapatkan kepercayaan publik untuk memilih bersekolah di SMK Negeri 1

Mondokan. Pada tanggal 27 Agustus 2011 SMK Negeri 1 Mondokan khususnya

program keahlian Teknik Kendaraan Ringan melakukan Akreditasi untuk yang

kedua kalinya dan mendapatkan hasil yang memuaskan yaitu mendapat skor 80

yang berarti terakreditasi B. SMK Negeri 1 Mondokan mendapatkan bantuan dari

pemerintah untuk menuju ISO 9001 : 2008, karena ditahun 2014 seluruh SMK

diharuskan sudah memiliki sertifikat ISO 9001 : 2008.

2. Sarana Dan Prasarana

Sarana pendukung sekolah yang terdapat di SMK Negeri 1 Mondokan

Sragen adalah 16 ruang kelas, 3 ruang praktek otomotif, 1 lab komputer, 1 ruang

kantor dan ruang guru, 1 ruang bimbingan konseling (BK), 1 ruang praktek

komputer dan jaringan, 2 ruang praktek tata busana, kamar mandi, lahan parkir

dan masjid dengan ukuran yang sangat memadai. Sarana lainnya adalah tersedia

tenaga listrik PLN berkapasitas 7.700 watt. SMK Negeri 1 Mondokan Sragen

didukung alat praktek otomotif yang memadai dan kondisi yang baik. Kondisi

fisik sarana pendukung secara keseluruhan dalam keadaan baik dan layak

digunakan dalam proses pembelajaran.

SMK Negeri 1 Mondokan Sragen didukung team pengajar yang masih

muda dengan intelektualitas tinggi. Tenaga guru dan karyawan di SMK Negeri 1

Mondokan Sragen berjumlah 65. Ketenagaan SMK Negeri 1 Mondokan Sragen

terdiri dari 58 orang guru, yaitu 10 guru normatif, 33 guru adaptif dan 7 guru

produktif kompetensi teknik otomotif, 4 guru produktif kompetensi komputer

dan jaringan, 4 guru produktif kompetensi tata busana serta terdiri 7 orang staf

karyawan tata usaha dan penjaga sekolah.

Page 74: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 4.1. Kondisi Sarana Dan Prasarana Pembelajaran.

SMK Negeri 1 Mondokan Sragen sebagai sekolah baru berkembang

memiliki jumlah siswa cukup banyak yaitu 779 siswa terbagi 3 program keahlian

yaitu teknik kendaraan ringan sebanyak 374 siswa, teknik komputer jaringan

sebanyak 228 siswa dan tata busana sebanyak 177 siswa. Siswa kelas X teknik

kendaraan ringan berjumlah 148 siswa yang terbagi menjadi 4 kelas, kelas XI

berjumlah 127 siswa yang terbagi menjadi 4 kelas dan kelas XII berjumlah 99

siswa dan terbagi menjadi 4 kelas. Sekolah ini menggunakan kurikulum KTSP

spektrum 2008 sebagai dasar pembelajaran sesuai dengan keputusan direktorat

jendral manajemen pendidikan dasar dan menengah nomor

:231/C/KEP/MN/2008 tentang spectrum keahlian pendidikan menengah

kejuruan. Sekolah ini telah meluluskan sebanyak 4 angkatan mulai dari tahun

2007 sampai dengan tahun 2011 dengan tingkat kelulusan mencapai 100% pada

tiap tahun pelajaran merupakan prestasi yang membanggakan.

Page 75: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

B. Proses Pelaksanaan Penelitian Dalam Kegiatan Pembelajaran

1. Dialog Awal

a. Dialog Awal dengan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum dan Guru Mata Pelajaran

Dialog awal dilaksanakan pada hari kamis tanggal 16 Januari 2012 di

ruang kepala sekolah dengan menyampaikan maksud dan tujuan dilaksanakan

penelitian tindakan kelas dengan bantuan pihak sekolah. Hasil dialog dengan

kepala sekolah bahwa pihak sekolah secara terbuka menerima ijin penelitian dan

membei wewenang sepenuhnya kepada guru pengampu mata pelajaran dan

peneliti menyelesaikan tugas tanpa harus mengurangi hal-hal penting yang dapat

merugikan siswa. Kepala sekolah merekomendasikan peneliti untuk bertemu dan

berdiskusi dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum dan guru pengampu

mata pelajaran yaitu pelajaran dasar-dasar kompetensi kejuruan untuk

membicarakan prosedur penelitian.

Hasil dialog dengan wakil kepala sekolah bidang kurikulum didampingi

guru pengampu mata pelajaran memutuskan jadwal pelaksanaan penelitian yang

diijinkan sesuai dengan kalender pendidikan sekolah dan kompetensi keahlian

yang dikehendaki peneliti adalah hari selasa selama bulan Februari hingga April

2012. Penelitian dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan dibagi dalam 2 siklus atau

putaran tindakan dengan durasi 4 x 45 menit tiap pertemuan. Standart kompetensi

atau pokok bahasan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Sistem Pendingin

Dan Komponen-komponennya, kompetensi dasar yang dilaksanakan yaitu

Memelihara Sistem Pendingin Dan Komponen-komponennya, yang terdiri dari

beberapa indikator. Berdasarkan pemilihan waktu dan kompetensi keahlian

ditetapkan peneliti bekerja sama dengan guru pengampu mata pelajaran dasar-

dasar kompetensi kejuruan yang bernama Bapak Adi Ariyanto, S.Pd. penelitian

tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas X TMO 2 dengan jumlah siswa 32 anak.

Dialog awal dengan guru pengampu mata pelajaran dilaksanakan pada

hari yang sama membahas langkah-langkah kegiatan dengan tujuan dapat

terlaksananya penelitian dengan lancar dan baik. Peneliti menjelaskan tahapan

dan langkah yang akan diambil dalam penelitian tindakan kelas ini. Peneliti

Page 76: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

bertindak sebagai subyek yang menjalankan tindakan dengan tugas menggantikan

dan menjalankan tugas guru pengampu mata pelajaran dikelas. Guru bertindak

sebagai mitra peneliti membantu mengamati situasi dan kondisi pembelajaran

dikelas untuk mendapatkan data penelitian. Siswa kelas X TMO 2 SMK Negeri 1

Mondokan Sragen merupakan subyek yang menerima tindakan.

Peneliti bersama guru pengampu mata pelajaran merencanakan kegiatan

awal yaitu pra tindakan, tindakan pada putaran I, dan tindakan putaran II. Pra

tindakan dilaksanakan pada hari selasa tanggal 31 Januari 2012 pukul 07.45

sampai 10.15 WIB di kelas X TOM 2 SMK Negeri 1 Mondokan Sragen untuk

mendapatkan data awal tentang keadaan peserta didik, gaya mengajar guru,

modeldan media pembelajaran yang digunakan guru dan keadaan pendukung

pembelajaran lain. Hasil pengamatan berupa data penelitian ini dijadikan acuan

dalam tindakan-tindakan selanjutnya hingga hasil yang dicapai sesuai dengan

tujuan dan harapan awal.

b. Dialog awal kedua dengan guru mata pelajaran kelas X

Dialog awal kedua dengan guru pengampu mata pelajaran dasar-dasar

kompetensi kejuruan teknik otomotif dilaksanakan hari rabu tanggal 31 Januari

2012 pukul 10.30 WIB setelah proses pembelajaran pra tindakan selesai

dilaksanakan. Hasil pengamatan pra tindakan diperoleh data tentang kondisi

siswa, model pembelajaran, media pembelajaran, dan gaya mengajar guru.

Berdasarkan pengalaman guru dalam mengajar dan mengamati langsung dikelas,

maka guru menyimpulkan permasalahan tersebut adalah siswa kurang aktif dalam

pelajaran yang dapat dilihat dari kondisi dan situasi pembelajaran dan juga hasil

ulangan siswa terdapat nilai dibawah standart ketuntasan minimal yang

ditetapkan guru pengampu mata pelajaran (7,00) dan hal ini disebabkan

kurangnya pemahaman peserta didik terhadap pelajaran.

Permasalahan di atas diidentifikasi ada beberapa faktor penyebabnya.

Faktor penyebab tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel 6 berikut ini :

Page 77: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 4.1.Faktor-Faktor Penyebab Permasalahan

No. Factor Penyebab

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Peserta didik

Guru

Proses

pembelajaran

Materi ajar

Media

Mengajar

Lain-2

- Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, merasa

puas oleh jawaban singkat dan tidak mampu menjabarkan

jawaban.

- Pasif dalam menerima informasi maupun dalam proses

pembelajaran

- Sulit mengemukakan ide atau gagasan, kurang inisiatif

- Anggapan pelajaran yang membosankan

- Kurang membantu siswa dalam mencapai tujuan

- Kurang memotivasi siswa

- Tidak bisa mengelola kelas

- Kurang mendorong siswa untuk menyampaikan atau

mengeluarkan pendapat

- Masih berpusat pada guru

- Cenderung satu arah

- Penyampaian materi ajar kurang variatif

- Kompleks

- Masih sering menggunakan whiteboard

- Kebiasaan siswa malas memperhatikan dalam proses

pembelajaran

Faktor penyebab permasalahan utama dalam pembelajaran adalah proses

pembelajaran yang masih berpusat pada guru dengan alur satu arah,siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran, variasi model pembelajaran yang sangat sedikit

dan juga penggunaan media ajar yang kurang tepat. Proses pembelajaran yang

monoton inilah yang menjadi pangkal permasalahan sehingga membuat siswa

jenuh dan bosan. Berdasarkan masalah yang dihadapi dalam penelitian ini

ditawarkan penggunaan media pembelajaran yang berbeda yaitu proses

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI).

Page 78: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Model belajar ini menuntut siswa aktif sehingga pembelajaran berpusat pada

siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator bagi siswa.

c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan siswa

cenderung pasif dan menunggu temannya untuk mengerjakan tugas. Beberapa

siswa bahkan sama sekali tidak mengerjakan tugas dengan alasan tidak bisa atau

tidak membawa buku dan lebih memilih bercakap-cakap atau bermain-main

dengan teman daripada mengerjakan tugas.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran pada kondisi awal diamati pada

pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan. Pengamatan dilakukan pada aspek

membangun pemahaman, partisipasi dalam menyelesaikan tugas, terlibat dalam

pemecahan masalah, menyukai bertanya, giat mencari informasi, berpartisipasi

dalam diskusi, suka berlatih diri dalam menyelesaikan tugas, menerapkan

pengetahuan untuk menyelesaikan tugas, berani menampilkan perasaan, berani

untuk berprestasi, bebas dan leluasa dalam menjalani semua hal tersebut diatas

tanpa mengalami tekanan dalam pembelajaran sebelumnya yaitu pada materi

sistem pendingin motor. Pengamatan setiap aspek keaktifan siswa dalam

pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dengan metode

check list.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase keaktifan siswa

dalam pembelajaran pada kondisi awal adalah sebesar 20.17%. Hasil pengamatan

keaktifan siswa dalam pembelajaran kondisi awal nampak pada tabel berikut:

Page 79: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.2. Data Pengamatan Setiap Indikator Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal

No. Indikator Keaktifan Jumlah Indikator keaktifan siswa

Jumlah Indikator ketidakaktifan siswa

1 Membangun pemahaman 8 24 2 Partisipasi dalam tugas 10 22 3 Memecahkan masalah 0 32 4 Suka bertanya 6 26 5 Giat mencari informasi 5 27 6 Partisipasi dalam diskusi 4 28 7 Menyelesaikan tugas 18 14 8 Menerapkan pengetahuan 3 29 9 Menampilkan perasaan 6 26 10 Berani dan kreatif 7 25 11 Bebas dan leluasa 4 28

Jumlah Skor 71 281

Tabel 4.3. Data Pengamatan Persentase Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal

No Kualifikasi Persentase 1 Siswa yang aktif 20.17% 2 Siswa yang tidak aktif 79.83%

Jumlah 100%

Gambar 4.2. Persentase Keaktifan Siswa Pada Kondisi Awal

20.17%

79.83%

0.00%

10.00%20.00%30.00%

40.00%50.00%60.00%

70.00%80.00%90.00%

siswa yang akpf siswa yang pdak akpf

Page 80: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Hasil pengamatan menunjukkan hanya terdapat 20.17% siswa yang aktif

dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan keaktifan siswa pada kondisi

awal masih rendah.

d. Hasil belajar

Hasil belajar pada kondisi awal diperoleh dari hasil ulangan harian pada

kompetensi dasar memelihara sistem pendingin dan komponennya. Siswa diminta

mengerjakan soal tes tertulis berbentuk uraian untuk mengetahui pemahaman

konsep awal siswa. Ulangan harian terdiri dari 10 soal uraian. Nilai ulangan

harian pada materi sistem pendinginan motor tersebut dianalisis untuk untuk

mengetahui hasil belajar di kondisi awal sebelum tindakan dilakukan.

Hasil ulangan harian materi sistem pendinginan motor pada siswa kelas

x program keahlian teknik kendaraan ringan SMK N Mondokan tahun ajaran

2011/2012 menunjukkan rata-rata nilai 57.18. Dengan menggunakan batas

ketuntasan 70 maka diperoleh 17 siswa (53%) yang tuntas dan 15 siswa (47%)

tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar sistem pendinginan motor

masih rendah. Masih rendahnya hasil belajar siswa disebabkan kurangnya

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran siswasesuai dengan data pada tabel

4.2. Berikut ini adalah tabel data hasil belajar siswa:

Tabel 4.4. Hasil Belajar Kondisi Awal

No Aspek Nilai

1 Nilai minimum 30

2 Nilai maksimum 90

3 Rerata nilai 57.18

4 Rentangan nilai 60

Page 81: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Data tersebut dapat divisualisasikan dengan diagram berikut:

Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar Siswa Pada Kondisi Awal

Dari lampiran data hasil belajar siswa (lampiran 8) Ketuntasan hasil

belajar berdasarkan hasil tes kondisi awal adalah sebesar 34.37%(11 siswa),

terdapat 21 siswa dari 32 siswa yang belum tuntas belajar. Pada kondisi awal ini

belum digunakan model pembelajaran kooperatif GI sehingga hasil belajar sistem

pendinginan motor kurang maksimal.

2.Deskripsi Pembelajaran Siklus I

a. Perencanaan Tindakan Pembelajaran

Perencanaan tindakan kelas pada siklus I dilaksanakan berdasarkan hasil

dialog awal dengan guru mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan dan hasil

pengamatan pada pra tindakan. Perencanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal

1 Februari 2012. Tahap ini membahas pelaksanaan tindakan yang direncanakan

pada hari rabu tanggal 7,14 dan 21 Februari 2012 dengan menyiapkan Rencana

Pelaksaanaan Pembelajaran (RPP) dan alat bantu pembelajaran. Proses

pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) sehingga terjadi interaksi lebih antara guru dan siswa, atau siswa dengan

siswa.

Proses pembelajaran yang mengutamakan terwujudnya keaktifan siswa

bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Guru sebagai fasilitator dalam

pelaksanaan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk

melaksanakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI). Guru

berusaha menarik keaktifan siswa dengan menggunakan model pembelajaran

30

90

57.18

020406080

100

Nilai minimum

Nilai maksimum

Rerata nilai

Page 82: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

tersebut, sehingga siswa lebih tertarik pada pembelajaran. Pembelajaran

direncanakan guru menyampaikan garis besar materi yang akan dipelajari dalam

mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan yaitu standar kompetensi Sistem

Pendingin dan Komponen-komponennya. Materi pembelajaran tersebut disajikan

dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5.Materi Pembelajaran Siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Pemeliharaan/servis

sistem pendingin dan

komponen-

komponennya

- Memelihara

Sistem Pendingin

Dan Komponen-

komponennya

- pengertian sistem

pendingin

- macam sistem

pendingin

- kompone sistem

pendingin

12 Jam

@ 45 menit

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan penelitian kelas dilaksanakan pada hari selasa 7, 14 dan 21 januari

2012 dalam 4 jam pelajaran setiap tatap muka mulai pukul 07.45 sampai dengan

11.00 WIB.

Pada pelaksanaan tindakan dilakukan suatu tindakan yang dapat

menghasilkan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang berupa

pembelajaran menjadi lebih efektif, siswa menjadi aktif dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Jenis tindakan

beserta kelengkapannya yang telah direncanakan dengan baik oleh guru dan

peneliti, maka guru tinggal melaksanakan skenario tindakan yang telah

ditetapkan. Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh guru sesuai dengan

rencana, maka selama guru melaksanakan tindakan peneliti melakukan

pemantauan terhadap proses pembelajaran di kelas.

Pada awal pelaksanaan tindakan diberikan suatu pengarahan tentang model

pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) kepada siswa, hal ini

bertujuan agar dalam pelaksanaan modeltersebut akan dapat berjalan dengan

Page 83: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

lancar. Pengarahan yang diberikan berupa pengertian dari model pembelajaran

kooperatif Group Investigation (GI). Pengarahan tersebut berupa tahap-tahap

pelaksanaan pada pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI), yang

meliputi mengidentifikasi topik, merencanakan tugas belajar, melaksanakan

investigasi kelompok, menyusun laporan akhir dan melaksanakan presentasi di

depan kelas. Dengan adanya pengarahan tersebut maka siswa akan mendapatkan

gambaran yang jelas tentang modelGroup Investigation (GI) tersebut, sehingga

siswa dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

pada tiap tahapan. Selain itu guru juga memberikan penjelasan tentang aspek-

aspek yang dinilai selama model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) dilaksanakan, yaitu keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Secara rinci

tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) adalah sebagai berikut:

(1) Penjelasan model pembelajaran Group Investigation (GI)

Guru menjelaskan tentang model pembelajaran yang akan digunakan

yaitu model pembelajaran Group Investigation (GI).

(2) Mengidentifikasikan topik dan pembentukan kelompok.

Pembagian kelompok dilakukan secara random. Kelompok untuk

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) terbagi

menjadi lima kelompok dan setiap kelompok beranggotakan enam

sampai tujuh orang.

Materi / topik yang didiskusikan antara lain:

Kelompok I : Sistem pendingin air dan udara

Kelompok II : Sistem pendingin dengan minyak dan uap

Kelompok III : Bagian dari radiator

Kelompok IV : Thermostat dan kerja katup jinggle

Kelompok V : komponen sistem pendingin

Kelompok VIII : Aplikasi sistem pendingin pada kendaraan

(3) Merencanakan tugas belajar

Pada tahap ini anggota kelompok menentukan sub topik yang akan

diinvestigasi dan masing-masing anggota kelompok mengumpulkan

Page 84: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

sumber-sumber untuk memecahkan masalah yang tengah diidentifikasi.

Setiap siswa dituntut untuk menyumbangkan konstribusinya terhadap

investigasi kelompoknya masing-masing kemudian setiap kelompok

memberikan konstribusi terhadap penelitian untuk seluruh kelas.

(4) Menjalankan investigasi

Siswa secara individu atau berpasangan mengumpulkan informasi,

menganalisa dan mengevaluasi serta menarik kesimpulan. Setiap

anggota kelompok memberikan konstribusi satu dari bagian penting

yang lain untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan saling

mengadakan tukar menukar informasi dan mengumpulkan ide-ide

tersebut untuk menjadi suatu kesimpulan.

(5) Menyiapkan laporan akhir

Tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian dan mengintegrasikan

semua bagian menjadi keseluruhan dan merencanakan sebuah presentasi

di depan kelas. Setiap kelompok telah menunjuk salah satu anggota

untuk mempresentasikan laporan hasil penyelidikannya kemudian setiap

anggota mendengarkan. Peran guru disini sebagai penasehat dan

membantu memastikan setiap anggota kelompok ikut andil didalamnya.

(6) Mempresentasikan laporan hasil akhir

Setiap kelompok telah siap memberikan hasil akhir di depan kelas

dalam bentuk presentasi secara keseluruhan. Diharapkan dari penyajian

presentasi kelompok lain dapat aktif mengevaluasi kejelasan dari

laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab. Pada siklus ini

pemakalah ditunjuk sebelum dilaksanakannya proses diskusi.

(7) Mengevaluasi

Pada tahap ini siswa memberikan tanggapan dari masing-masing topik

yang disajikan tiap kelompok. Sedangkan guru dan siswa yang lain

berkolaborasi mengevaluasi proses belajar sehingga semua siswa

diharapkan menguasai semua sub topik yang disajikan.

Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

yang melalui beberapa tahapan dapat menuntut siswa harus berperan aktif dalam

Page 85: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

setiap tahapannya. Pada pelaksanaan tindakan ini akan diketahui peran serta

siswa dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai dilaksanakan model Group

Investigation pada siklus I guru memberikan tugas pada siswa untuk dikerjakan

di rumah, hal ini bertujuan agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran

yang telah dilaksanakan. Kegiatan pelaksanaan siklus I diakhiri dengan ulangan

harian. Ulangan harian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat hasil

belajar siswa setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI).

c. Observasi Siklus I

1) Observasi Keaktifan Siswa Siklus I

Pengamatan saat berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang dilakukan

guru mata pelajaran sebagai mitra peneliti memberikan hasil yang dapat dijadikan

ukuran tingkat keberhasilan pembelajaran. Peneliti sebagai subyek yang

melaksanakan tindakan dan siswa sebagai subyek yang menerima tindakan dapat

bekerjasama dengan baik. Hasil pengamatan memberikan sumbangan penilaian

terhadap aspek keaktifan siswa, data pengamatan tersebut seperti dalam tabel 4.5

dan 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6. Data Pengamatan Setiap Aspek Keaktifan Siswa Pada Siklus I

No. Indikator Keaktifan Jumlah Indikator keaktifan siswa

Jumlah Indikator ketidakaktifan siswa

1 Membangun pemahaman 17 15 2 Partisipasi dalam tugas 20 12 3 Memecahkan masalah 18 14 4 Suka bertanya 21 11 5 Giat mencari informasi 13 19 6 Partisipasi dalam diskusi 18 14 7 Menyelesaikan tugas 24 8 8 Menerapkan pengetahuan 16 16 9 Menampilkan perasaan 15 17 10 Berani dan kreatif 17 15 11 Bebas dan leluasa 20 12

Jumlah 199 153

Page 86: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel 4.7. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Pada Siklus I

No Kualifikasi Persentase 1 Siswa yang aktif 56.53% 2 Siswa yang tidak aktif 43.47%

Jumlah 100%

Gambar 4.4. Histogram Keaktifan Siswa Pada Siklus I

Dari data tersebut diatas dapat dilihat bahwa 56.53% (17 orang) siswa

yang aktif dalam proses pembelajaran dan 43.47% (15 orang) siswa yang tidak

aktif dalam proses pembelajaran.

2) Observasi Hasil Belajar Siklus I

Ulangan harian dalam bentuk tes tertulis terdiri dari 10 soal uraian

dilakukan pada akhir siklus I untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.

Dari hasil tes siklus I diperoleh nilai terendah 40, nilai tertinggi 95 dan

rerata nilai 69.69. Hasil belajar pada siklus I dapat divisualisasi dengan

histogram berikut.

56.53%

43.47%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

siswa yang akpf siswa yang pdak akpf

Page 87: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 4.8. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Pada Siklus I

No Aspek Nilai

1 Nilai minimum 40

2 Nilai maksimum 95

3 Rerata nilai 69.69

4 Rentangan nilai 55

Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Siklus I

Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil tes kondisi awal adalah

sebesar 18 siswa (56.25%), terdapat 14 siswa dari 32 siswa yang belum

tuntas belajar.

d. Refleksi Siklus I

1) Refleksi Keaktifan Siklus I

Hasil pengamatan terhadap aspek keaktifan belajar dari proses

pembelajaran pada siklus I menunjukkan hasil yang masih belum

memuaskan. Penyebab hal ini dimungkinkan oleh beberapa faktor

penyebab dari guru, siswa, dan model pembelajaran yang belum berjalan

lancar. Model pembelajaran yang diterapkan pada tindakan siklus I masih

kurang menarik perhatian siswa untuk lebih aktif dalam berinteraksi

dikarenakan siswa kurang faham terhadap model pembelajaran yang

masih baru bagi sebagian siswa.

2) Refleksi Hasil Belajar Siklus I

Pada siklus I telah dilaksanakan pembelajaran model pembelajaran

kooperatif . Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan

40

95

69.69

0

20

40

60

80

100

Nilai minimum Nilai maksimum Rerata nilai

Page 88: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

dengan kondisi awal. Jika dibandingkan dengan kondisi awal, nilai

terendah naik dari 30 menjadi 40, nilai tertinggi naik dari 90 menjadi 95,

rata-rata nilai naik dari 57.18 menjadi 69.69. Persentase jumlah siswa

yang telah tuntas belajar juga meningkat. Adapun ketuntasan belajar

siswa pada siklus I disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.9. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus I

Jumlah siswa Belum tuntas Tuntas Persentase ketuntasan

32 14 18 56.25%

Ketuntasan belajar pada siklus I telah mencapai 56.25%, berarti

belum memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu 75% siswa

Dalam pelaksanaan tindakan ada beberapa hal yang menjadi

catatan, yaitu:

1) Siswa kurang antusias dalam mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran

kooperatif dikarenakan kekurangfahaman siswa

pada modela pembelajaran tersebut.

2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa, maka guru

harus bisa memberikan pemahaman lebih kepada

siswa akan model pembelajaran kooperatif .

Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

pada siklus pertama belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan

juga siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga

diperlukan tindak lanjut dengan melaksanakan siklus ke dua.

2. Deskripsi Hasil Siklus II

a. Tahap Perencanaan Siklus II

Perencanaan tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan bersama

guru pengamat pada hari Sabtu tanggal 31 Februari 2012 pukul 11.00 WIB.

Page 89: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Kegiatan ini merumuskan beberapa hal dalam pelaksanaan tindakan penelitian

pada siklus II. Tindakan dilaksanakan pada pertemuan ke-4 yaitu pada hari Selasa

6,13 dan 20 Maret 2012. Proses pembelajaran menggunakan model Pembelajaran

kooperatif Group Investigation (GI).

Materi pembelajaran pada tindakan penelitian siklus II adalah

ditampilkan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.10. Materi Pembelajaran Tindakan Siklus II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Mengoverhoul sistem

pendingin dan

komponen-

komponennya

- Mendiagnosis

gangguan sistem

pendingin dan

komponennya

- memahami

gangguan pada

sirkulasi

- melakukan

perawatan pada

system

pindingin

- melakukan

pemeriksaan

tutup radiator

-membersihkan

system

pendingin

12 Jam

@ 45 menit

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan dilaksanakan pada pertemuan ke-4 yaitu pada hari Selasa 6,13

dan 20 Maret 2012 dalam 4 jam pelajaran tatap muka mulai pukul 07.45 sampai

11.00 WIB. Tahap kegiatan dibagi dalam 3 tahapan kegiatan. Kegiatan

pendahuluan guru memberikan apersepsi tentang materi yang telah lalu dan yang

akan dilaksanakan. Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan

Page 90: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dan disepakati bersama agar tidak terjadi kesalahan. Proses pembelajaran dalam

tindakan siklus II adalah sebagai berikut:

(1) Penjelasan model pembelajaran Group Investigation (GI)

Guru menjelaskan kembali tentang model pembelajaran yang akan

digunakan yaitu model pembelajaran Group Investigation (GI) agar

siswa lebih faham dan mudah dalam proses pembelajaran pada siklus ke

2 ini.

(2) Mengidentifikasikan topik dan pembentukan kelompok.

Pembagian kelompok dilakukan secara random. Kelompok untuk

penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) terbagi

menjadi lima kelompok dan setiap kelompok beranggotakan enam

sampai tujuh orang.

Materi / topik yang didiskusikan antara lain:

Kelompok I : Gangguan pada system sirkulasi

Kelompok II : perawatan system pendingin

Kelompok III : memeriksa pompa air

Kelompok IV : pembersihan system pendingin

Kelompok V : pemeriksaan visual

Kelompok VIII : tutup radiator dan belt radiator

(3) Merencanakan tugas belajar

Pada tahap ini anggota kelompok menentukan sub topik yang akan

diinvestigasi dan masing-masing anggota kelompok mengumpulkan

sumber-sumber untuk memecahkan masalah yang tengah diidentifikasi.

Setiap siswa dituntut untuk menyumbangkan konstribusinya terhadap

investigasi kelompoknya masing-masing kemudian setiap kelompok

memberikan konstribusi terhadap penelitian untuk seluruh kelas.

(4) Menjalankan investigasi

Siswa secara individu atau berpasangan mengumpulkan informasi,

menganalisa dan mengevaluasi serta menarik kesimpulan. Setiap

anggota kelompok memberikan konstribusi satu dari bagian penting

yang lain untuk mendiskusikan pekerjaannya dengan saling

Page 91: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

mengadakan tukar menukar informasi dan mengumpulkan ide-ide

tersebut untuk menjadi suatu kesimpulan.

(5) Menyiapkan laporan akhir

Tahap ini merupakan tingkat pengorganisasian dan mengintegrasikan

semua bagian menjadi keseluruhan dan merencanakan sebuah presentasi

di depan kelas. Setiap kelompok telah menunjuk salah satu anggota

untuk mempresentasikan laporan hasil penyelidikannya kemudian setiap

anggota mendengarkan. Peran guru disini sebagai penasehat dan

membantu memastikan setiap anggota kelompok ikut andil didalamnya.

(6) Mempresentasikan laporan hasil akhir

Setiap kelompok telah siap memberikan hasil akhir di depan kelas

dalam bentuk presentasi secara keseluruhan. Diharapkan dari penyajian

presentasi kelompok lain dapat aktif mengevaluasi kejelasan dari

laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab. Pada siklus

ini, pemakalah ditunjuk secara random sesaat sebelum dilaksanakannya

presentasi dari tiap kelompok.

(7) Mengevaluasi

Pada tahap ini siswa memberikan tanggapan dari masing-masing topik

yang disajikan tiap kelompok. Sedangkan guru dan siswa yang lain

berkolaborasi mengevaluasi proses belajar sehingga semua siswa

diharapkan menguasai semua sub topik yang disajikan.

c. Observasi Siklus II

1) Observasi Keaktifan Siklus II

Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus II yang dilakukan

pengamat diperoleh data-data yang sangat penting untuk mengukur tingkat

keberhasilan pembelajaran dalam aspek peningkatan keaktifan siswa dari sebelum

dilaksanakan penelitian hingga dilaksanakan penelitian pada siklus I. Data

pengamatan tersebut dapat dijumpai dalam tabel berikut ini:

Page 92: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 4.11. Data Pengamatan Setiap Aspek Keaktifan Siswa Pada Siklus II

No. Indikator Keaktifan Jumlah Indikator keaktifan siswa

Jumlah Indikator ketidakaktifan siswa

1 Membangun pemahaman 25 7 2 Partisipasi dalam tugas 28 4 3 Memecahkan masalah 24 8 4 Suka bertanya 29 3 5 Giat mencari informasi 20 12 6 Partisipasi dalam diskusi 30 2 7 Menyelesaikan tugas 30 2 8 Menerapkan pengetahuan 24 8 9 Menampilkan perasaan 22 10 10 Berani dan kreatif 24 8 11 Bebas dan leluasa 26 6

Jumlah 282 70

Tabel 4.12. Data Pengamatan Keaktifan Siswa Pada Siklus II

No Kualifikasi Persentase 1 Siswa yang aktif 80.11% 2 Siswa yang tidak aktif 19.89%

Jumlah 100%

Gambar 4.6. Histogram Keaktifan Siswa Pada Siklus II

Dari tabel tersebut terdapat 80.11% (26 orang) siswa yang aktif

dalam proses pembelajaran dan 19.89% (6 orang) siswa yang tidak aktif

dalam proses pembelajaran

80.11%

19.89%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

80.00%

90.00%

siswa yang akpf siswa yang pdak akpf

Page 93: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

2) Observasi Hasil Belajar Siklus II

Ulangan harian dalam bentuk tes tertulis terdiri dari 10 soal

dilakukan pada akhir siklus II untuk mendapatkan data hasil belajar. Dari

hasil tes pada siklus II diperoleh nilai terendah 50, nilai tertinggi 98 dan

rerata nilai 77,3. Hasil belajar siklus II dapat divisualisasi dengan

histogram berikut.

Gambar 4.7. Histogram Hasil Belajar Siklus II

Ketuntasan hasil belajar berdasarkan hasil tes siklus II adalah

sebesar 81%, terdapat 26 siswa tuntas belajar dari 32 siswa.

d. Refleksi Tindakan Siklus II

1) Refleksi Keaktifan Siklus II

Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran tentang

materi sistem pendingin. Keaktifan siswa mengalami peningkatan

dibandingkan dengan siklus I. Jika dibandingkan dengan siklus I keaktifan

siswa dalam pembelajaran mengalami kenaikan dari 56.53% menjadi

80.11%.

2) Refleksi Hasil Belajar Siklus II

Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran tentang

materi sistem pendingin. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan

40

100

77.97

0

20

40

60

80

100

120

Nilai minimum Nilai maksimum Rerata nilai

Page 94: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

dibandingkan dengan siklus I. Jika dibandingkan dengan siklus I, nilai

terendah naik dari 40 menjadi 60. Nilai tertinggi naik dari 90 menjadi 100.

Rata-rata nilai naik dari 69.69 menjadi 77,97. Persentase jumlah siswa

yang telah tuntas belajar juga meningkat dari 56.25% menjadi 81%.

Ketuntasan belajar siswa pada siklus II adalah:

Tabel 4.13. Ketuntasan Belajar Siswa Pada Siklus II

Jumlah siswa Belum tuntas Tuntas Persentase ketuntasan

32 6 26 81%

Ketuntasan belajar pada siklus II telah mencapai 81%, berarti

telah memenuhi indikator kinerja penelitian yaitu 75% siswa memperoleh

C. Pembahasan

Dari hasil observasi pelaksanaan proses pembelajaran sebelum

diterapkan metode pembelajaran kooperatif (GI)

terdapat beberapa permasalahan yang mendorong untuk pelaksanan

observasi. Permasalahan yang muncul tersebut adalah kurangnya

keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dan

pencapaian hasil belajar yang kurang optimal. Hal ini menyebabkan

pencapaian kompetensi mata pelajaran system pendingin siswa yang

kurang optimal (lampiran 8). Kegiatan siswa di dalam kelas selama proses

pembelajaran berlangsung hanya mendengarkan penjelasan guru dan

mencatat materi pelajaran. Selama KBM siswa hanya diam dan hanya

terdapat beberapa siswa yang bertanya kepada kepada guru dan

umumnya siswa tersebut adalah siswa yang pandai.

Model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) ini merupakan

salah satu model pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta didik mampu

mengajarkan kepada peserta lain dan berusaha mengoptimalkan keseluruhan

Page 95: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

anggota kelas sebagai satu tim yang maju bersama. Di sinilah siswa membangun

pengetahuannya sekaligus perasaan yang diwujudkan dalam perilaku belajar dan

peduli terhadap orang lain (lampiran 11).

Pada pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI), keaktifan siswa

tidak saja dalam menerima informasi tetapi juga dalam memproses informasi

tersebut secara efektif, otak membantu melaksanakan refleksi baik secara

eksternal maupun internal. Belajar secara aktif, siswa dituntut mencari sesuatu

sehingga dalam pembelajaran seluruh potensi siswa akan terlibat secara optimal.

Dengan demikian dalam model pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI), siswa tidak hanya mendengar, melihat, tetapi juga mendiskusikan,

mengerjakan dan megajarkan apa yang dia ketahui kepada teman-temannya

(lampiran 11).

Dari penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

pada setiap siklus tersebut akan terlihat beberapa perbedaan yang terjadi pada diri

siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan hasil belajar siswa. Dengan

adanya penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

diharapkan akan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan

hasil belajar siswapun akan mengalami peningkatan.

Dari hasil observasi, sebelum diterapkannya metode pembelajaran Group

Investigation (GI) peran serta siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

belum optimal (lampiran 6). Kebanyakan dari siswa hanya mendengarkan dan

mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Selain itu terlihat bahwa siswa kurang

tertarik dalam mengikuti pelajaran. Selama proses pembelajaran berlangsung

siswa lebih banyak diam dan jarang sekali ada yang bertanya kepada guru,

sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi kurang efektif sebab pembelajaran

hanya didominasi untuk pemberian materi oleh guru tanpa adanya keaktifan

siswa.

Pada pembelajaran kooperatif Group Investigation penilaian yang dilakukan

guru meliputi aspek kognitif, keaktifan siswa, nilai tugas, nilai ulangan harian,

dan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan (lampiran 11-12).

Page 96: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif Group Investigation tentang materi sistem pendingin ternyata

berdampak pada keaktifan dan hasil belajar siswa.

1. Peranan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)

dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa

Keaktifan siswa dalam pembelajaran pada kondisi awal diamati

pada pembelajaran sebelum dilaksanakan tindakan. Pengamatan

dilakukan pada aspek membangun pemahaman, partisipasi dalam

menyelesaikan tugas, terlibat dalam pemecahan masalah, menyukai bertanya, giat

mencari informasi, berpartisipasi dalam diskusi, suka berlatih diri dalam

menyelesaikan tugas, menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan tugas,

berani menampilkan perasaan, berani untuk berprestasi, bebas dan leluasa dalam

menjalani semua hal tersebut diatas tanpa mengalami tekanan dalam

pembelajaran sebelumnya yaitu pada materi sistem pendingin motor.

Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.14. Persentase Keaktifan Siswa Tiap Siklus.

No. Indikator Keaktifan Kondisi Awal Siklus I Siklus II

1 Membangun pemahaman 8 Siswa (25.00 %) 17 Siswa (53.12%) 25 Siswa (78.12%)

2 Partisipasi dalam tugas 10 Siswa (31.25 %) 20 Siswa (62.50%) 28 Siswa (87.50%)

3 Memecahkan masalah 0 Siswa ( 0 %) 18 Siswa (56.25%) 24 Siswa (56.25%)

4 Suka bertanya 6 Siswa (18.75%) 21 Siswa (65.62%) 29 Siswa (90.62%)

5 Giat mencari informasi 5 Siswa (15.63%) 13 Siswa (40.62%) 20 Siswa (62.50%)

6 Partisipasi dalam diskusi 4 Siswa (12.50 %) 18 Siswa (56.25%) 30 Siswa (93.75%)

7 Menyelesaikan tugas 18 Siswa (56.25%) 24 Siswa(56.25%) 30 Siswa (93.75%)

8 Menerapkan pengetahuan 3 Siswa (93.75%) 16 Siswa (50.00%) 24 Siswa (56.25%)

9 Menampilkan perasaan 6 Siswa (18.75%) 15 Siswa (46.88%) 22 Siswa (68.75%)

10 Berani dan kreatif 7 Siswa (21.88%) 17 Siswa (53.12%) 24 Siswa (56.25%)

11 Bebas dan leluasa 4 Siswa (12.50%) 20 Siswa (62.50%) 26 Siswa (81.25%)

Page 97: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Indikator keaktifan siswa dalam membangun pemahaman

mengalami peningkatan dari 8 Siswa (25.00 %) pada kondisi awal naik

menjadi 17 Siswa (53.12%) pada siklus I dan naik lagi menjadi 25 Siswa

(78.12%) pada siklus II. Indikator keaktifan siswa dalam partisipasi dalam

tugas mengalami peningkatan dari 10 Siswa (31.25 %) pada kondisi awal

naik menjadi 20 Siswa (62.50%) pada siklus I dan naik lagi menjadi 28

Siswa (87.50%) pada siklus II. Indikator keaktifan siswa dalam

memecahkan masalah mengalami peningkatan dari 8 Siswa 0 Siswa

( 0 %) pada kondisi awal naik menjadi 18 Siswa (56.25%) pada siklus I

dan naik lagi menjadi 24 Siswa (56.25%) pada siklus II. Indikator

keaktifan siswa dalam suka bertanya mengalami peningkatan dari 6 Siswa

(18.75%) pada kondisi awal naik menjadi 21 Siswa (65.62%) pada siklus

I dan naik lagi menjadi 29 Siswa (90.62%) pada siklus II. Indikator

keaktifan siswa dalam giat mencari informasi mengalami peningkatan dari

5 Siswa (15.63%) pada kondisi awal naik menjadi 13 Siswa (40.62%)

pada siklus I dan naik lagi menjadi 20 Siswa (62.50%) pada siklus II.

Indikator keaktifan siswa dalam Partisipasi dalam diskusi mengalami

peningkatan dari 4 Siswa (12.50 %) pada kondisi awal naik menjadi 18

Siswa (56.25%) pada siklus I dan naik lagi menjadi 30 Siswa (93.75%)

pada siklus II.Indikator keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas

mengalami peningkatan dari 18 Siswa (56.25%) pada kondisi awal naik

menjadi 24 Siswa(56.25%) pada siklus I dan naik lagi menjadi 30 Siswa

(93.75%) pada siklus II. Indikator keaktifan siswa dalam menerapkan

pengetahuan mengalami peningkatan dari 3 Siswa (93.75%) pada kondisi

awal naik menjadi 16 Siswa (50.00%) pada siklus I dan naik lagi menjadi

24 Siswa (56.25%) pada siklus II. Indikator keaktifan siswa dalam

menampilkan perasaan mengalami peningkatan dari 6 Siswa (18.75%)

pada kondisi awal naik menjadi 15 Siswa (46.88%) pada siklus I dan naik

lagi menjadi 22 Siswa (68.75%) pada siklus II. Indikator keaktifan siswa

Page 98: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dalam berani dan kreatif mengalami peningkatan dari 7 Siswa (21.88%)

pada kondisi awal naik menjadi 17 Siswa (53.12%) pada siklus I dan naik

lagi menjadi 24 Siswa (56.25%) pada siklus II. indikator keaktifan siswa

dalam Bebas dan leluasa mengalami peningkatan dari 4 Siswa (12.50%)

pada kondisi awal naik menjadi 17 Siswa 20 Siswa (62.50%) pada siklus I

dan naik lagi menjadi 26 Siswa (81.25%) pada siklus II.

Kenaikan persentase tiap indikator keaktifan siswa dari konsisi awal

sampai kondisi pada siklus 2 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 4.15. Persentase Kenaikan Indikator Keaktifan Siswa Tiap Siklus.

No. Indikator Keaktifan Kondisi Awal Siklus II Persentase Kenaikan

1 Membangun pemahaman 8 Siswa (25.00 %) 25 Siswa (78.12%) 53.12%

2 Partisipasi dalam tugas 10 Siswa (31.25 %) 28 Siswa (87.50%) 56.25%

3 Memecahkan masalah 0 Siswa ( 0 %) 24 Siswa (56.25%) 56.25%

4 Suka bertanya 6 Siswa (18.75%) 29 Siswa (90.62%) 71.87%

5 Giat mencari informasi 5 Siswa (15.63%) 20 Siswa (62.50%) 46.87%

6 Partisipasi dalam diskusi 4 Siswa (12.50 %) 30 Siswa (93.75%) 81.25%

7 Menyelesaikan tugas 18 Siswa (56.25%) 30 Siswa (93.75%) 37.50%

8 Menerapkan pengetahuan 3 Siswa (9.38%) 24 Siswa (56.25%) 37.55%

9 Menampilkan perasaan 6 Siswa (18.75%) 22 Siswa (68.75%) 50.00%

10 Berani dan kreatif 7 Siswa (21.88%) 24 Siswa (56.25%) 34.37%

11 Bebas dan leluasa 4 Siswa (12.50%) 26 Siswa (81.25%) 68.75%

Dari table diatas, kenaikan indikator keaktifan siswa yang paling

tinggi ada pada indikator partisipasi dalam diskusi sedangkan kenaikan

yang paling rendah ada pada indikator berani dan kreatif.

Page 99: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Rerata kenaikan keaktifan siswa dapat dilihat pada histogram

berikut:

Gambar 4.8. Rerata Keaktifan Siswa

Histogram di atas menunjukan bahwa keaktifan siswa dari kondisi

awal, siklus I dan siklus II mengalamai peningkatan. Pada siklus I nilai

keaktifan siswa naik 36.36% yaitu dari 20.17% menjadi 56.53. Pada

siklus II nilai rerata naik 23.58% yaitu dari 56.53% menjadi 80.11%.

2. Peranan Metode Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari nilai tes tertulis

menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16. Hasil Belajar Siswa Pada Tiap Siklus

Kondisi

awal

Siklus

I

Siklus

II

Refleksi dari kondisi awal ke

kondisi akhir

Nilai

minimum 30 40 40 Nilai minimum naik 10

Nilai

maksimum 90 95 100 Nilai maksimum naik 10

Rerata

nilai 57.18 59.69 77.97 Rerata nilai naik 20.79

20.17%

56.53%

80.11%

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Page 100: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Peningkatan rerata hasil belajar tersebut ditunjukkan pada

histogram berikut:

Gambar 4.9. Perbandingan Hasil Belajar Siswa

Ketuntasan hasil belajar juga mengalami kenaikan. Histogram

berikut menggambarkan ketuntasan belajar dalam persentase.

Gambar 4.10. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Dari kondisi awal 34.37%, pada siklus I ketuntasan naik menjadi

56.25% dan pada siklus II ketuntasan naik dari menjadi 81.25% pada

siklus II. Pada indikator kinerja penelitian, indikator keberhasilan

direfleksikan dengan 75 70. Dengan

melihat ketuntasan belajar maka hasil dari siklus I dan siklus II telah

mencapai indikator tersebut. Dengan demikian model pembelajaran

30

90

57.18

40

95

69.69

40

100

77.97

0

20

40

60

80

100

120

Nilai minimum Nilai maksimum Rerata nilai

Kondisi awal

Siklus I

Siklus II

34.37

56.25

81.25

0102030405060708090

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Page 101: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

kooperatif pada pelajaran sistem pendingin

dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari kondisi awal ketuntasan

34.37% menjadi 81.25% pada kondisi akhir.

Dari data siklus I dan siklus II diperoleh hasil belajar yang selalu

mengalami peningkatan. Metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

(GI) berdampak positif terhadap kegiatan pembelajaran teknik pendingin. Hal ini

terbukti pada peningkatan proses pembelajaran yaitu peningkatan keaktifan siswa

dan hasil belajar siswa. Temuan yang muncul selama kegiatan belajar mengajar

antara lain:

a) Kegiatan belajar mengajar di kelas didominasi dengan kegiatan

mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru atau teman, mencatat

materi pelajaran yang penting, presentasi kelas, diskusi antar siswa dan

melaksanakan tugas.

b) Pada siklus II antusias siswa dalam mengikuti pelajaran terus mengalami

peningkatan. Keaktifan siswa mengalami peningkatan terbukti sudah

banyak siswa yang mau bertanya kepada guru selama KBM, maupun

selama diskusi dengan teman sekelompok. Selain itu, saat presentasi hampir

semua siswa berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

memberikan kritik maupun saran tentang materi yang dipresentasikan.

(1) Adanya keleluasaan strategi bagi guru untuk menyajikan materi karena

penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)

bersifat fleksibel, hal ini memungkinkan strategi penyajian materi guru

bervariasi (ada kesempatan belajar sendiri, diskusi kelompok, presentasi,

tanya jawab dan tugas di rumah).

(2) Kegiatan belajar mengajar yang menerapkan perangkat pembelajaran

dengan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) pada

materi pokok system pendingin dapat meningkatkan pencapaian kompetensi

belajar teknik pendingin siswa. Prestasi belajar tersebut dinyatakan tuntas

karena secara umum pencapaian kompetensi belajar teknik pendingin siswa

berada diatas standar batas tuntas nilai teknik pendingin yaitu 7.0. Hal ini

menunjukkan bahwa secara umum siswa telah memahami materi yang

Page 102: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

disajikan dengan baik melalui KBM dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI).

Page 103: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian

tindakan kelas dalam penerapan model pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI) untuk meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa

mata pelajaran sistem pendinginan motor adalah:

1. Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat

meningkatkan keaktifan pada siswa kelas X Teknik Mekanik Otomotif SMK

Negeri 1 Mondokan TA 2011/2012. Hal ini berdasarkan data dan temuan

peneliti di lapangan berupa data tertulis yang bersumber dari hasil

pengamatan dan dialog. Penerapan model pembelajaran ini mampu

meningkatkan keaktifan siswa, pada kondisi awal sebesar 20.17%, pada siklus

I meningkat menjadi 56.53% dan pada siklus II meningkat menjadi 80.11%.

Penilaian aspek keaktifan siswa didasarkan pada aspek membangun

pemahaman, partisipasi dalam menyelesaikan tugas, terlibat dalam

pemecahan masalah, menyukai bertanya, giat mencari informasi,

berpartisipasi dalam diskusi, suka berlatih diri dalam menyelesaikan tugas,

menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan tugas, berani menampilkan

perasaan, berani untuk berprestasi, bebas dan leluasa dalam menjalani semua

hal tersebut diatas tanpa mengalami tekanan dalam pembelajaran sebelumnya

yaitu pada materi sistem pendingin motor.

2. Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat

meningkatkan hasil belajar sistem pendinginan motor pada siswa kelas X

Teknik Mekanik Otomotif SMK Negeri 1 Mondokan TA 2011/2012. Dari

data empirik menunjukkan penggunaan model pembelajaran kooperatif

Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dari

ketuntasan 34.37% pada kondisi awal menjadi ketuntasan 81.25%, pada

kondisi akhir.

Page 104: GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

2. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka

implikasi yang dapat disampaikan yaitu:

1. Pembelajaran dapat memberikan dampak positif, yaitu dampak proses bahwa

peningkatan keaktifan siswa berdasarkan penggunaan model pembelajaran

kooperatif Group Investigation (GI).

2. Dampak pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif Group

Investigation (GI) dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dapat

menarik perhatian siswa,

4. model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) memudahkan siswa

menyerap materi pelajaran, karena terjadinya pertukaran pengetahuan antar

siswa.

3. Saran

Saran dari peneliti berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan

adalah:

1. Bagi guru mata pelajaran untuk memberikan motivasi kepada siswa, dan

mampu bekerjasama dengan guru lain untuk meningkatkan keaktifan siswa

dengan menggunakan media pembelajaran yang menarik sehingga tercapai

hasil belajar siswa yang baik.

2. Bagi sekolah untuk lebih memberikan dorongan kepada guru agar semangat

mengajar dan berprestasi di bidangnya dan juga menyediakan sarana dan

prasarana yang memadahi jumlahnya dan mendukung untuk proses

pembelajaran.

3. Bagi peneliti yang lain untuk selalu mengembangkan penelitian tindakan

kelas dengan penerapan media pembelajaran yang interaktif dan menarik

bagi siswa supaya hasil yang dicapai akan lebih baik lagi pada mata

pelajaran, standar kompetensi ataupun kompetensi dasar yang lain.