repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/nurmawati-fitk.pdfpenerapan...

187
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOO PERA TIF ME TO DE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKA TKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEP REDOKS ....... '8111 I Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 11-itrrin. . . ...... " ..,.,..,."""""''"'---· OLEH 1 O.?,l:.R.').;;,,Q '·"· ln;ink : ,,0,...0.::-o,,D. .. .• .l:{.,, .,,, NURMAW ATI '·"···irikl :i ' ........ ,,,, ...................... ,,........ . 103016227137 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA 2008

Upload: others

Post on 24-Mar-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOO PERA TIF ME TO DE

GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKA TKAN

PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEP REDOKS

....... '8111 I Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

11-itrrin.

(!~tri . . ...... " • ..,.,..,."""""''"'---·

OLEH 1 O.?,l:.R.').;;,,Q .,,.8~,, '·"· ln;ink : ,,0,...0.::-o,,D. .. ~,, .• .l:{.,, .,,, NURMA W ATI '·"···irikl :i ' ........ ,,,, ...................... ,, ........ .

103016227137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH

JAKARTA

2008

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi Berjudul, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Redoks Kelas X MA

As-Syafi'iyah Jakarta Selatan, yang disusun oleh Nama: Nurmawati, Nomor

Induk Mahasiswa: 103016227137, Jurusan: Pendidikan K.imia, telah melalui

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan

pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.

Yang Menyatakan,

Pembimbing I

r.H. Azis Fahrurrozi MA NIP. 150 202 343

Jakarta, 19 Agustus 2008

Tonih Feronika, M.Pd NIP. 150368738

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: "Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Redoks", diajukan kepada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 24 November 2008

dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Smjana

SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.

Jakarta, I 0 Desember 2008

Panitia Ujian Munaqasyal1

Tanggal

Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IP A)

Ir. H. Mal1mud M. Siregar, M.Si NIP. 150 222 933

Sekretaris (sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)

Baig Hana Susanti, M.Sc Nip. 150 299 475

Penguji I

Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150 222 933

Penguji II

Munasprianto Ramli, S.Si, M.A NIP. 150 377 453

Mengetahui:

Dekan\

\J os ada MA

Tanda Tangan

...... :,;,· .,.,. ·-+-----

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

LEMBARANPERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

I. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN SyarifHidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 12 Desember 2008

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

ABSTRAK

Nurmawati. Penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Redoks. Skripsi Jurusan Pendididkan IPA, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa, aktivitas siswa dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Penelitian ini dilaksanakan di MA As Syafi'iyah Tebet Jakarta Selatan pada semester ke dua tahun ajaran 2007 /2008. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus penelitian dengan tahapan dalam tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar, lembar observasi, angket dan hasil wawancara siswa. Dari Hasil penelitian dapat diperoleh gambaran bahwa penelitian ini telah mencapai kriteria yang menjadi bahasan indikator keberhasilan yang ditunjukkan melalui peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 70,47 naik menjadi 80,0 pada siklus II. Dan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 65. Kegiatan aktivitas siswa dalam penelitian ini meningkat dari sampai , dan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon positif. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi para pendidik dalam memilih strategi mengajar yang tepat untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar yang diharapkan.

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

ABSTRACT

Nurmawati. A "Skripsi" in Science education, for chemistry education, presented to the Faculty of Tarbiyah and Teachers training. Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta. The aimed of the research is to increase , student activities, and to know student response using cooperative learning group investigation (GI) type for study the redoxs. The research conducted in As­Syafi'iyah Senior Islamic School Jakarta, in second semester, 200712008 academic year. The type of research methode is Classroom Action Research with two cycle phase (planning, acting, observing, and reflecting), and using learning test, observation sheet, questionnaire sheet and interview with student to get iriformation about the learning process. From this research result can be obtained the image of that this research have reached criterion becoming efficacy indicator discussion posed at through the make-up of student average value the cycle of I equal to 70,47 going up to become 80,0 the cycle of II. And the cycle of II there no student getting value less than 65, 0. In the other hand, student activity show the escalation from in first cycle increase to in second cycle, with student

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat,

nikmat, karunia, kekuatan dan kesempatan yang telah diberikan-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar

sarjana dengan judul: "Penerapan pembelajaran kooperatif tipe group

investigation (GI) untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep

redoks". Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda

rasul Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kita sekalian. Amin.

Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini karena bantuan dan dorongan

dari bebagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dedi Irwandi M. Si. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA pembimbing pertama yang telah

memberikan kontribusi dan bimbingannya kepada penulis baik dalam ha!

teknis maupun materi.

5. Bapak Tonih Feronika M. Pd pembimbing kedua sekaligus pembimbing

akademik yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun

materi dan nasehat yang tulus serta bermakna bagi penulis.

6. Keluarga besar MA As. Syafi'iyah 01 Tebet yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi.

7. Bapak Anwar Rusli, MM yang telah memberikan izin kepada penulis

untuk mengadakan penelitian di MA as Asyafi'iyah o I Tebet Jakarta ..

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

8. Kedua orang tuaku yang senantiasa berjuang, memberi nasehat dan doa

yang tiada henti di setiap deru nafasnya demi mewujudkan cita-cita dan

impian penulis baik secara materi maupun secara moril.

9. Iqlima, Iqbal dan Nizar yang senantiasa mengukir senyum di tengah

kegulauan dan memberikan inspirasi dan semangat kepada penulis selama

menyususn skripsi ini.

10. Titin, Widi, Muhibuddin, Pipit, Nina dan Amran yang telah memberikan

masukan kepada penulis saat dalam kebingungan.

11. Rahman Yuniarko yang senantiasa memberikan semangat dan keyakinan

kepada penulis bahwa segala sesuatu pasti dapat diselesaikan dengan baik

dengan cara bekerja keras dan berdoa.

12. Seluruh kawan-kawan seperjuangan Program Studi Pendidikan Kimia

angkatan 2003 yang senantiasa memberikan dukungan dan suasana

terindah selama penulis berada di kampus tercinta, kalian senantiasa

terukir dalam benak dan hatiku.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat baik bagi guru, pecinta

pendidikan, mahasiswa maupun masyarakat luas sebagai inspirasi dalam

mewujudkan pendidikan yang efektif, efisien dan bermakna maupun dalam

melaksanakan penelitian yang serupa.

Wassalamu'alaikum. wr. wb

Jakarta, September 2008

Penulis

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

DAFTARISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... .

DAFTAR 181..................................................................................................... iii

DAFT AR TABEL............................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi

DAFT AR LAMPIRAN .................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

BABII

HARTH

A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6

C. Pembatasan Masai ah ......... ....... ..................... ....... ....... ... ..... .. . 6

D. Masalah dan Rumusan Masalah............................................. 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .... ........ .................................. 7

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, HIPO

TES IS

A. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme................................. 8

1. Pengertian Konstruktivisme ............................................. 9

2. Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme .................... 11

B. Hakikat Pembelajaran Kooperatif.. ........................................ 12

1. Pembelajaran Kooperatif.................................................. 12

2. Tipe Pembelajaran Kooperatif Group lnvesJigation ........ 20

C. Hakikat Pemahaman .Konsep Redoks ................................... 27

1. Pengertian Pemahaman ...................................................... 27

2.Kon~ep Redcks.................................................................... 32

D. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ........................................ 36

E. Penelitian yang Relevan ......................................................... 39

F. Pengajuan Konsep Perencanaan Tindakan............................. 41

G. Hipotesis Penelitian ................................................................ 44

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

B. Setting/Subjek Penelitian ....................................................... 45

C. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian............................ 45

D. Instrumen Penelitian............................................................... 46

E. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian .... ............ .............. 48

F. Tekuik Pengumpulan Data ..................................................... 53

G. Tekuik Analisis Data .............................................................. 53

H. Tahapan Perencanaan Kegiatan ............................................. 55

I. Hasil Intervensi yang Diharapkan ............................... ........... 58

J. Analisis Data dan lnterpretasi Hasil Data.............................. 58

K. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan .......... 59

BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Tindakan yang Dilakukan .... ............ ......................... ............. 62

I. Siklus I ............................................................................. 62

2. Siklus II............................................................................ 70

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 75

C. Analisis Data ................................ ............... ........................ ... 7 5

I. Hasil Observasi ............. .............................. ......... ............ 7 5

2. Tes Hasil Belajar .............................................................. 77

3. Respon Siswa ........... ............................ .... ... ..................... 82

D. Pembahasan Temuan Penelitian............................................. 83

BABV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan. ..... .. .. ..... ..... ............ ..... .. ... .. .. ... .. .. .. .. ............ ........ 86

B. Saran ....................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAK.\ ....................................................................................... 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 93

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional ............... 14

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif.............................................. 16

Tabel 2.3. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran

Kooperatif.......... .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 19

Tabel 2.4. Langkah Konseptual Perencanaan Tindakan ............................ 41

Tabel 3.1. Diagram Desain Penelitian........................................................ 52

Tabel 3.2 Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan............................... 55

Tabel 3.3 Tahap Penelitian Siklus I.......................................................... 56

Tabel 3.4 Tahap Penelitian Siklus II......................................................... 57

Tabel 4.1 Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif Siklus !.................... 75

Tabel 4.2. Keterlaksanaan Pembelajaran KooperatifSiklus II.................. 76

Tabel 4.3 . Hasil Belajar Siklus I ................................................................ 77

Tabel 4.4 . Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan Jenjang Soal ...................... 78

Tabel 4.5. Hasil Belajar Siklus II............................................................... 80

Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan Jenjang Soal..................... 81

Tabel 4.7 Respon Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran kooperatif

Group lnvetigation ............... ........ .................................... .. ...... 82

Tabel 4.8 Hasil Analisis Data................................................................... 83

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

DAFT AR GAMBAR

I. Kajian Berdaur 4 Tahap PTK........................................................................... 37

2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................... 38

3. Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II .................................. 84

4. Grafik Hasil Belajar Siklus I dan Siklus !!....................................................... 85

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

DAFT AR LAMPIRAN

I. Silabus Pembelajaran ....................................................................................... 91

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konsep Redoks Siklus I......................... 93

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konsep Redoks Siklus !!.. ...................... 104

4. Skenario Pembelajaran Metode Group Investigation Si kl us I........................ 115

5. Skenario Pembelajaran Metode Group Investigation Siklus !!.. ..................... 122

6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Hasil Belajar Siklus !....................................... 13 I

7. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Hasil Belajar Siklus II..................................... 133

8. Kisi-kisi Soal dan JawabanSoal Tes Hasil Belajar Siklus I ···········:················· 135

9. Kisi-kisi Soal dan JawabanSoal Tes Hasil Belajar Siklus II ............................ 139

I 0. Soal Tes Hasil Bela jar Siklus !......................................................................... 142

11. Soal Tes Hasil Belajar Siklus II ....................................................................... 143

12. Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus I ........................................................... 144

13. Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 145

14. Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus II .......................................................... 146

15. Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ...................................................... 147

16. Uji Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I............................................... 148

17. Uji TarafKesukaran Tes Hasil Belajar Siklus !!.............................................. 149

18. Perhitungan Uji TarafKesukaran ..................................................................... 150

19. Daftar Validitas dan Tingkat Kesukaran Soal konsep Redoks Siklus I........... 151

20. Daftar Validitas dan Tingkat Kesukaran Soal konsep Redoks Siklus !!.......... 152

21. Dafter Nilai Hasil Belajar Sikl'.!s I ............................................. ~.................... 153

22. Daftar Nilai Hasil Belajar Si kl us II.................................................................. 154

23. Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Siklus !.. ............... 155

24. Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Siklus II ............... 156

25. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ................................................................... 157

26. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru ..................................................... 1 'iQ

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

27. Kisi-kisi Angket Respon Siswa ...... :................................................................. \b\

28. Kisi-kisi Wawancara Siswa.............................................................................. 162

29. Lembar Observasi Siswa .................................................................................. 164

30. Lembar Observasi Guru ................................................................................... 167

31. Kuesioner Respon Siswal................................................................................. 168

32. Hasil Observasi Siklus I................................................................................... 170

33. Hasil Observasi Siklus II.................................................................................. 171

34. Hasil Wawancara Siswa ................................................................................... 172

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

A. Latar Belakang

BABI

PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan

Allah SWT. Dimana yang membedakan adalah manusia dengan makhluk

hidup lain adalah aka! pikiran. Akal pikiran merupakan salah satu kemampuan

dasar (potensi) manusia yang dapat dijadikan modal dasar dalam proses

pendidikan sehingga manusia dapat menjadi baik. Oleh karena itu, pendidikan

diperlukan oleh manusia sebab mengarahkan perkembangan fisik, mental,

emosional, sosial, etika manusia menuju arah yang lebih baik dan menuju arah

kematangan atau kedewasaan.

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam

masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya

peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses

pendidikan. 1

Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan

kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional ke arah

alam dan sesama manusia.2 Sedangkan menurut Ki Hadjar Dewantara

mengemukakan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada

anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

dapatlah mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya.3

Pendidikan di Indonesia dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari

taman 1.;anak-bnak hingga perguruari tinggi. Setiap je>J.iang moempunyai

tujuau pendidikan masing-masing. Namun kesemuanya didasarkan kepada

tujuan Pendidikan Nasional. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yang berbunyi:

I YT • •• • -

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

2

"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan clan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta

didik agar menjadi warga negara yang demokratis serta tanggungjawab."4

Tujuan pendidikan yang dimaksud diatas adalah tujuan akhir yang

ingin dicapai oleh semua lembaga pendidikan baik formal, non formal

maupun informal yang berada dalam masyarakat clan negara Indonesia, mulai

dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah umum bahkan

sampai perguruan tinggi. Tujuan pendidikan di sekolah diuraikan dalam

tujuan-tujuan yang lebih konkrit berupa tujuan-tujuan instruksional yang harus

dicapai oleh tingkatan clan jenis sekolah. Tujuan-tujuan inipun masih

terlampau umum. Karenanya masih diperlukan lagi dalam tujuan tiap-tiap

bidang studi yang memiliki tujuan yang spesifik, seperti bidang studi Bahasa

Indonesia, Matematika, Fisika, Biologi clan sebagainya. Tujuan-tujuan bidang

studi tersebut berbeda satu dengan yang lain, semuanya tergantung pada

tujuan bidang studi masing-masing. Untuk bidang studi kimia, bertujuan

untuk membentuk sikap ilmiah dalam individu atau siswa.

Metode pembelajaran, sebagai bagian dari strategi, mempunyai andil

yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang

diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian

penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti, tujuan

pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat,

sesuai dengan standar keberhasilan yang terdapat dalam suatu tujuan. Metode

yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya tidak hanya

me'Tipertimbartgkan k'lterlibat?n fisik siswa secara aktif ~aja, tet1pi juga harus

mempertimbangkan karakteristik potensi clan tingkat pekembangan siswa.

Metode yang baik adalah metode yang dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa, dapat menciptakan kondisi belajar yang sesuai dengan

perkembangan mental siswa, yang pada akhimya akan dapat meningkatkan

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

3

pemahaman belajar siswa. Tidak jarang dijumpai siswa lebih mudah mengerti

jika mendapat penjelasan dari temannya. Hal ini dapat dipahami, karena

belajar atau bertanya kepada teman tidak ada rasa malu atau rasa enggan, dan

suasananya Iebih akrab dan demokratis.5

Dalam pembelajaran yang berorientasi klasikal, peran guru lebih

dominan dalam pembelajaran kimia, sedangkan siswa hanya berfungsi sebagai

pendengar saja. Seharusnya siswa perlu belajar aktif sebab dengan belajar

aktif, ingatan tentang materi yang dipelajari lebih bertahan lama dan

pengetahuan menjadi luas dibandingkan dengan belajar secara pasif. Belajar

akan dapat menumbuhkan sifat kreatif dan siswa yang kreatif di kemudian

hari akan berhasil. Oleh karena itu, perlu diciptakan suasana proses belajar

mengajar yang menjadikan siswa beraktivitas didalamnya sedemikian

sehingga mereka dapat membangun pengetahuannya sendiri. Salah satu model

pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam ha! ini adalah pembelajaran

kooperatif (cooperative learning).6

Metode kooperatif merupakan salah satu pendekatan dalam proses

belajar mengajar yang berbasis kelompok untuk bekerjasama antara siswa

dalam kelompok-kelompok pada pembelajaran akan membawa pengaruh yang

positif bagi siswa karena dapat mengembangkan kemampuan kerjasama

diantara para siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditemui dalam

belajar mereka. Dengan pendekatan ini siswa akan belajar bagaimana

mengambil keputusan dan keputusan yang benar demi keberhasilan

kelompoknya, bukan semata-mata untuk dirinya sendiri sehingga ada interaksi

antara siswa pandai dengan siswa yang kurang pandai.7

5 I Nyoman P. Suwindra, "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan LKS Sebagai Uapaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas III SLTPN 3 Singaraja", dalarn Jumal Pendidikan dan Pengajaran !KIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXVI, Oktober2003,h. 87

6 Sunismi, "Implikasi Belajar Kooperatif Dalam Pembelajaran Matematika" dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, TH. 15, No. I, Februari 2002, h. 28

7 I Wayan Distrik, "Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Meningkatkan Pendekatan

,,,_ .. _____ !J ___ .....

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

8

4

Salah satu penerapan metode pembelajaran kooperatif adalah

menggunakan metode Group Investigation. Group Investigation adalah

strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok

secara heterogen dilihat dari perbedaan kemampuan, latar belakang yang

berbeda untuk melakukan investigasi suatu topik (Eggen and Kauchak, 1996:

305).8

Kimia adalah ilmu yang mempelajari bahan penyusun suatu benda,

reaksi-reaksi yang terjadi pada benda tersebut serta perubahan-perubahan

yang terjadi pada benda tersebut baik secara fisik maupun secara kimiawi.

Sedang pembelajaran kimia merupakan proses yang sengaja dirancang dengan

tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang

memungkinkan kegiatan siswa belajar kimia sekolah.

Pelajaran kimia yang merupakan bagian integral dalam bidang Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) oleh sebagian besar siswa dianggap cukup sukar

untuk dipahami. Konsep ilmu kimia mempunyai tingkat generalisasi dan

keabstarakan yang tinggi, yang menyebabkan siswa mengalami kesukaran

dalam pemahamannya. Ketidakmampuan siswa untuk memahami suatu pokok

bahasan diantaranya, karena siswa tidak dapat menghubungkan konsep­

konsep yang telah dipelajari.

Pemahaman konsep dalam belajar kimia sangat penting, karena

pemahaman terhadap suatu konsep akan menambah daya abstraksi, yang

diperlukan dalam komunikasi dan juga dapat untuk menjelaskan

karakteristik konsep yang lain. Oleh sebab itu, semakin banyak konsep yang

dimiliki siswa maka akan memberikan kesempatan untuk memahamai

konsep yang lebih luas sebagai modal Galam r.1eme~ahkan masalah yang

lebih kompleks.

Salah satu pokok bahasan ilmu kimia di SMU/MA adalah reaksi

reduksi oksidasi (redoks). Reaksi reduksi oksidasi (redoks) merupakan salah

Nurhanurawati, " Belajar Koopeatif Model Investigasi Untuk Meningkatan Aktivitas dan

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

5

satu pokok bahasan yang terdapat dalam materi pelajaran kimia yang

dianggap sulit. Redoks sangat penting dalam pembelajaran kimia, karena

materi redoks merupakan pengentahuan dasar untuk materi pembelajaran

kimia yang lain.

Dengan demikian, konsep redoks ini sangat penting untuk dipahami

dengan baik agar konsep-konsep yang terkait dapat dipahami dengan baik

pula. Pemahaman konsep redoks dapat dilakukan dengan melibatkan siswa

secara aktif untuk menemukan sendiri konsep tersebut, bukan hanya sekedar

diberikan oleh guru untuk kemudian dihafalkan oleh siswa.

Untuk itu, pembelajaran kooperatif dengan Group Investigation

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa akan konsep redoks.

Model pemblejaran ini membagi siswa dalam beberapa kelompok dan

berupaya melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajara, baik melalui

diskusi dalam kelompoknya yang berupa melakukan investigasi untuk

pemecahan masalah. Selain itu, pembelajaran koperatif diharapkan dapat

menumbuhkan rasa sosial pada siswa, yang ditunjukkan dengan kepedulian

antar anggota kelompok. Kepedulian ini paling tidak terjadi dalam berbagai

ha! pengetahuan, yang kurang muncul dalam pembelajaran tradisional. Untuk

itu penulis tertarik untuk mengambil penelitian ini dengan judul : "Penerapan

Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation Untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Pada Konsep Redoks".

B. Identifikasi Area dan Fokns Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

identifikasi pt'rmasalahan sebagai berikut;

1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation diharapkan

dapat berjalan efektif dalam pembelajaran kimia pada konsep redoks

2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat

meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep redoks

3. Peneranan nembelaiaran kooneratif tlnP- nrnun lnVP(:fianfinn r!-::lr\":"t

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

6

4. Pemahaman konsep siswa dapat meningkat dengan penerapan

pembelajaran kooperatiftipe Crop Investigation.

Adapun fokus penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif

tipe group investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang

konsep redoks.

C. Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak ter!alu melebar, maka penulis

mencoba untuk membatasi masalah yang akan diteliti pada hal-hal sebagai

berikut:

I. Para siswa yang dimaksud dalam tulisan ini adalah siswa kelas X MA

As-Syafi'iyah 01 Tebet Jakarta Selatan, yang belajar pada semester

genap tahun pelajaran 2007/2008.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif tipe group investigation.

3. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman konsep siswa setelah

diterapkan pembelajaran kooperatiftipe group investigation.

4. Pokok bahasan yang dibahas adalah tentang konsep redoks.

D. Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini

adalah: Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep redoks kelas X MA

As-Syafiiyah Jakarta Selatan?

Dari masalah tersebut, maki; dapat diru111uska1< ma:;alah sebagai

berikut:

1. Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep redoks?

2. Apakah penerapan pembelajaran kooperatif Group Investigation dapat

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

7

3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif

Group Investigation ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan pemahaman siswa kelas X MA. As Syafi'iyah 01 Jakarta

pada pembelajaran konsep redoks.

2. Meningkatkan aktivitas siswa kelas X MA. As Syafi'iyah 01 Jakarta pada

pembelajaran konsep redoks.

3. Mengetahui tanggapan siswa kelas X MA. As Syafi'iyah 01 Jakarta

terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation (GI) dalam pembelajaran konsep redoks.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

bagi guru terhadap efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif

group investigation (GI) untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep

redoks. Pembelajaran model group investigation (GI) ini merupakan

pengembangan dan altematif dari model konvensional seperti metode

ceramah.

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Dapat memperbaiki proses belajar mengajar mata pelajaran kimia

sehingga siswa benar-benar mampu memahami konsep redoks.

b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru kimia dalam memilih suatu model

pembelajaran untuk meningkatkan aktifitas siswa.

c. Dapat memberi petunjuk bagi guru dalam upaya mengembangkan

p~rangkat pembelajaran.

d. Dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka

perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran,

khususnya mata pelajaran kimia.

e. Dapat memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS DAN HIPOTESIS

A. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme

1. Pengertian Konstruktivisme

Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru berusaha sebisa

mungkin untuk memberikan sistem pembelajaran yang tidak monoton.

Pembelajaran ini banyak sekali digunakan dalam pembelajaran sains,

dengan tuntunan berikut ini: belajar sesuatu yang baru dan berusaha

mengetahui pemahaman yang telah ada lebih mendalam. Hal ini

merupakan tahap awal dari eksplorasi, dimana siswa dapat

menggabungkan antara pengalaman sebelumnya dengan pengetahuan

yang baru. 1 Metode pembelajaran seperti itu disebut metode

konstruktivisme.

Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989:

159) menegaskan bahwa "pengetalman tersebut dibangun dalam pikiran

anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan

informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun

kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi

tersebut mempunyai tempat" (Russeffendi 1988: 133).2

Filsafat tentang pembelajaran, yang menunjukkan pembelajar

butuh untuk dibangun pemahaman mereka, yang biasa disebut

kontruktivisme. Sudah banyak diteliti dan ditulis oleh para ahli teori

perr.helajar<Jl da.• kognisi. Seper'i Jean Piaget, Eleanor Dcickwcrth,

George Hein dan Howard Gardener telah mendalami metode

pembelajaran ini.

1 Constructivism and the Five E's,

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

9

Konstruktivisme berarti bersifat membangun, dalam konteks

Filsafat Pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata

susunan hidup yang berbudaya dan modem.3 Dalam proses pembelajaran

konsep ini menghendaki agar anak didik dapat mengembangkan

kemampuannya secara konstruktif untuk menyesuaikan diri dengan

tuntutan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Fensham (1994:5) penganut konstruktivisme memiliki

pandangan tentang hal-hal yang dialami atau diceritakan secara aktif oleh

diri mereka sendiri. Makna yang dibangun bergantung pada pengetahuan

yang sudah ada pada diri seseorang. Oleh karena pengalaman dan hasil

bacaan perorangan berbeda-beda, maka hasil pemaknaan juga boleh jadi

menjadi amat berbeda.4

Salah satu ahli pendidikan dari Indonesia berpendapat bahwa

pendekatan pembelajaran konstruktivisme merupakan proses

pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam

benak atau pikiran manusia. 5

John Dewey mengutakan lagi teori konstruktivisme ini dengan

mengatakan bahwa "pendidik yang cakap harus melaksanakan

pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara

terus menerus". 6

Pendapat lain menyatakan bahwa: "Konstruktivisme merupakan

cara pandang (filosofis) yang menganjurkan perubahan proses

3 Guru, Pembe/ajaran Konstuklivislik, http://www.whandi.net/?pilih=new&aksHihat&id=66, 13 April 2007.

4 Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, (Surabaya: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press), eel I, 2005), ha!. 171

5 M. Khoiruddin, Konstruktivisme Dal am Strategi Pembe/ajaran, http://www.google.co.idlsearch?hl=id&!Flang id&clienr-firefox­a&channel=s&rls=org.mozilla:en-

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

10

pembelajaran skolastik melalui pengenalan, penyusunan, dan penetapan

tangkapan pengetahuan berdasar reaksi (di dalam pikiran) peserta didik. "7

Ilmu pengetahuan tidak boleh dipindahkan kepada peserta didik

(transfer knowledge) dalam bentuk yang serba "sempurna"f'jadi" melalui

program pengajaran guru (Teacher Centered Learning).

Menurut paham konstruktivisme di atas, ilmu pengetahuan sekolah

tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada murid, tapi murid

perlu dibina untuk memperoleh pengetahuan itu sendiri dengan

pengalaman masing-masing.

Banyak ahli pskilogi dan pendidikan yang berkutat meneliti

metode pembelajaran tersebut. Seperti yang sudah penulis jabarkan di

atas. Berikut ini sumbangan pemikiran dari John Dewey tentang

pendekatan konstruktivisme. Bagi Dewey, berfikir adalah mengubah,

mengorganisasi kembali, membentuk makna. Dewey kerap berkata pada

pembaca bahwa: " Mind is active, a verb and not a noun" (fosnot, 1996,

p.126).

Dewey menegaskan bahwa penting bagi siswa untuk memperoleh

pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman yang dimaksud Dewey

adalah lingkungan sosial, dimana siswa bersama-sama menganalisa objek

permasalahan dan atau menciptakan sendiri komunitas untuk saling

bertukar pikiran. 8

Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran sams maka

akhir-akhir ini para ahli mengembangkan berbagai model pembelajaran

yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari Piaget. Pandangan ini

herpendapat 1:-ahwa dalam proses belajar anak membangun

pengetahuannya sendiri dan memperoleh banyak pengetahuan di luar

sekolah (Dahar, 1989: 160). Oleh karena itu setiap siswa akan membawa

7 Tumbuh Kembang, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ke Depan, http://tumbuhkembang.blogspot.com/2007 /08/konstruktivisme-dalam-pembelajaran-ke.html, I Juli 2008.

' .

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

11

konsepsi awal mereka yang diperoleh selama berinteraksi dengan

lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa ha! yang

perlu ditekankan dalam konstruktivisme, yaitu : (1) peran aktif siswa

dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna; (2) pentingnya

membuat kaitan antar gagasan oleh siswa mengkonstruksi pengetahuan;

(3) mengaitkan antara gagasan siswa dengan informasi baru di kelas

(Tasker, 1992: 30). Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan hands­

on serta memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog

dengan guru dan teman-temannya akan dapat meningkatkan

pengembangan konsep dan keterampilan berpikir para siswa.

2. Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme

Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, maka

otaknya akan terbentuk struktur kognitif tertentu. Struktur kognitif itu

disebut skemata yang merupakan suatu organisasi mental yang akan

memudahkan individu untuk menghadapi tuntutan lingkungannya semakin

meningkat.

Siswa tidak boleh diberikan bagian-bagian yang terpisah,

penyerdehanaan masalah, dan pengulangan keterampilan dasar, tetapi

sebaliknya: siswa dihadapkan pada lingkungan belajar yang kompleks,

terlihat samar-samar, dan masalah yang tidak beraturan.

Masalah-masalah yang kompleks itu harus dihubungkan pada

aktivitas dan tugas yang otentik, karena keberagaman situasi yang

dihadapi tersebut, seperti juga aplikasi yang mereka hadapi tentang dunia

nyata.9

Masule1ya informasi baru kc di.ilam skema~a rnenurut Piaget

melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. "Asimilasi adalah

proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata

yang telah terbentuk. Sedangkan akomodasi adalah proses pengintegrasian

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

12

stimulus baru ke dalarn skerna yang telah terbentuk secara tidak

langsung."10

Pada proses asirnilasi seseorang rnenggunakan struktur kognitif

dan kernarnpuan yang sudah ada untuk beradaptasi dengan rnasalah dari

lingkungannya. Sedangkan pada proses akornodasi, seseorang harus

rnernodifikasi struktur kognitif awalnya sudah ada, agar rnereka dapat

rnengadakan respon terhadap lingkungannya.

Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya rnenurut

pandangan konstruktivisrne, Driver dan Bell ( dalarn Susan, Marilyn dan

Tony, 1995:222) rnengajukan karakteristik sebagai berikut:

a. siswa tidak dipandang sebagai suatu yang pasif rnelainkan rnerniliki tujuan, b. belajar rnernpertirnbangkan seoptirnal rnungin proses keterlibatan siswa, c. pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar rnelainkan dikonstruksi secara personal, d. pernbelajaran bukanlah transrnisi pengetahuan, rnelainkan rnelibatkan pengaturan situasi kelas, e. kurikulurn bukanlah sekedar dipelajari, rnelainkan seperangkat prnbelajaran, rnateri, dan surnber. 11

B. Hakikat Pembelajaran Koperatif

1. Pembelajaran Kooperatif

Ada beberapa definisi tentang belajar kooperatif yang

dikernukakan oleh beberapa ahli pendidikan secara redaksional berbeda

narnun pada hakekatnya sarna. Definisi belajar kooperatif yang

dirurnuskan oleh Newman dan Artzt adalah peserta didik belajar dalarn

bentuk kelornpok untuk rnenyelesaikan tugas-tugas. Jadi setiap anggota

kelornpok rnemiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan

kelompoknya.

Belajar kooperatif rnerupakan kumpulan strategi rnengajar yang

memungkinkan siswa saling rnembantu satu dengan yang lain dalarn

10 Erman Suherman, dkk, Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003) ha! 36.

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

13

mempelajari sesuatu materi pelajaran. Selanjutnya menurut Slavin ( dalam

Nurhanurawati), dalam pembeiajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam

kelompok kecil, saling membantu untuk mempe!ajari suatu materi

pelajaran. Pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok­

kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan keterampilan

antar pribadi. Anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan

tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri. Menurut

Zamroni manfaat dari penerapan belajar kooperatif yaitu dapat

mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud masukan

pada level individual. 12

Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli

tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan

salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam

proses belajar mengajar, karena dengan pembelajaran kooperatif siswa

dapat bekerja sama dalam kelompok, saling membantu untuk mempelajari

suatu materi , dalam mengerjakan tugas-tugasnya, anggota kelompok

bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk

mempelajari materi itu sendiri.

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu proses pembelajaran

yang menekankan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok­

kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang sederajat tetapi heterogen

utnuk menghasilkan pemikiran dan tantangan sebagai unsur kuncinya. Ini

berarti, bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang

didasarkan pada paham konstruktivisme, yang mengasumsikan bahwa

~isw::i akan Jebih mudah mer.gkonstnikikan pengetahua.>nya, Je::iih madah

menemukan dan memahami pemecahan konsep-konsep yang sulit jika

mereka saling mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan temannya.

Siswa yakin tujuan belajar mereka akan tercapai jika dan hanya jika

12 ... ' I

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

14

temannya telah mencapai tujuan tersebut. Untuk itu dalam pembelajaran

kooperatif, setiap siswa sebagai anggota kelompok bertanggung jawab

atas keberbasilan kelompoknya. 13

Pendekatan pembelajaran kooperatif tidak sama dengan

pendekatan pembelajaran kelompok tradisional. Kelompok belajar

tradisional disini dimaksudkan adalah kelompok belajar yang sering

diterapkan di sekolah, seperti kelompok diskusi, kelompok tugas dan

kelompok belajar lainnya. Perbedaan kelompok belajar pembelajaran

kooperatif dengan pembelajaran tradisional dapat dilibat pada tabel

berikut.

No.

1.

2.

3.

4 ..

5.

6.

7.

8.

9.

Tabel 2.1. Perbedaan pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran

Tradisional i 4

Pembelajaran Kooperatf Pembelajaran Tradisional

Kepemimpinan bersama Satu pemimpin

Saling ketergantungan positif Tidak ada saling ketergantungan

Keanggotaan beterogen Keanggotaan yang bomogen

Mempelajari keterampilan Asumsi adanya keterampilan sosial

kooperatif

Tanggungjawab terbadap basil Tanggung jawab terbadap hasil

belajar sendiri

Menekankan pada tu gas dan Hanya menekankan pada tugas

bubungan kooperatif

Ditunjang oleb guru Di arahkan oleb guru

Satu basil kelompok Beberapa basil individu

Evaluasi kelompok Evaluasi individu

Dari perbedan-perbedaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

dengan pembelajaran kooperatif, siswa dapat belajar secara aktif dengan

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

15

siswa Iain. Dalam mempelajari suatu materi dan dalam mengerjakan

tugas-tugas, siswa dapat bekerja secara kelompok dengan siswa yang Iain

dengan kemampuan yang berbeda-beda dan hasilnya dapat dievaluasi

secara kelompok tanpa banyak bergantung pada guru. Hal ini berbeda

dengan pembelajaran tradisional, dalam pembelajaran ini siswa menjadi

belajar pasif, karena dalam proses belajar mengajar guru lebih banyak

berbicara daripada siswa. Dalam mempelajari suatu materi, siswa lebih

banyak bergantung pada penjelasan guru dan dalam mengerjakan tugas­

tugas, siswa Iebih banyak mengerjakan sendiri, sehingga hasilnya harus

dipertanggungjawabkan sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain.

Terdapat enam fase utama dalam pembelajaran kooperatif (Arends,

1997). Pembelajaran dalam kooperatif dimulai dengan guru

menginformasikan tujuan-tujuan dari pembelajaran dan memotivasi siswa

untuk belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian informasi, sering dalam

bentuk teks bukan verbal. Kemudian dilanjutkan langkah-langkah di mana

siswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-sama untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang sating bergantung. Fase terakhir dari

pembelajaran kooperatif meliputi penyajian produk akhir kelompok atau

mengetes apa yang telah dipelajari oleh siswa dan pengenalan kelompok

dan usaha-usaha individu. Urutan langkah-langkah piilaku guru menurut

model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah

sebagaimana terlihat pada tabel 2.2 berikut. 15

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

16

Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru

Fase 1: Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran Menyampaikan tujuan dan yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa memotivasi siswa belaiar Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada siswa Menyajikan informasi denganjalan demonstrasi atau lewat bahan

bacaan. Fase 3: Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana Mengorganisasikan siswa caranya membentuk kelompok belajar dan ke dalam kelompok- membantu setiap kelompok agar melakukan kelompok belaiar transisi secara efisien Fase 4: Guru membimbing kelompok-kelompok belajar Membimbing kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. bekeria dan belaiar Fase 5: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing

kelomPOk mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6: Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan

kelompok.

Walaupun pnns1p dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah,

terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Ada empat pendekatan

pembelajaran kooperatif (Arends, 2001). Di sini akan diuraikan secara ringkas

masing-masing pendekatan tersebut.

a. Student Teams Achievement Division (STAD)

STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya

di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD,

juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi

akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi

verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi

kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah

heterogen, terdiri dari laki-laki dan neremnuan~ h<>m<HI ,bri h<>rh~o~i

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

17

menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain

untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling

membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui

tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara

individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis.

Kuis itu disk or, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor

perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi

berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang

lalu.

Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan

cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang

mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor

sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang

mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu.

b. Group Investigation

Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Berbeda

dengan STAD danjigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik

yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka.

Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit

daripada pendekatan yang lebih terpusat pada guru.

Dalam penerapan Group Investigation ini guru membagi kelas

menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang

heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan

mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama

dalam topik !ertentu. Sel~njutnya sisw!l memilih topi!r, rr;elakuk!ln

penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya

menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.

c. Pendekatan Struktural

Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

18

struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa. Struktur tugas yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan

sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, di

mana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa

memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur

yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling

membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan

kooperatif, daripada penghargaan individual.

Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan

perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk

mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua

macam struktur yang terkenal adalah think-pair-share dan numbered­

head-together, yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan isi

akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi

tertentu. Sedangkan active listening dan time token, merupakan dua

contoh struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan

sosial.

d. Jigsaw

Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh

Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian

diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins

(Arends, 2001).

Untuk melihat dengan jelas perbandingan antara keempat

pendekatan pembelajaran kooperatif atau yang lebih sering disebut

sebagai tipe pembelajaran ko0peratif depat rlilihat pad& tabel 3

berikut.(Arends, 200 I)

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Tujuan kognitif

Tujuan sosial

Struktur tim

Pemilihan topik pelaiaran Tugas utama

Penilaian

Pengaku-an

19

Tabel 2.3. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif

STAD Jigsaw Group Pendekatan Investie:atiom Struktur

Informasi Informasi Informasi Informasi akademik akademik akademik akademik sederhana sederhana tingkat tinggi sederhana

dan Keterampiian inkuiri

Kerja kelompok Kerja kelompok Kerjadalam Keterampilan dan kerja sama dan kerja sama kelompok kelompok dan

kompleks keterampilan sosial

Kelompok Kelompok belajar Kelompok Bervariasi, belajar heterogen dengan belajar berdua, heterogen 5-6 orang anggota, dengan5-6 bertiga, dengan 4-5 menggunakan orang kelompok 4-6 orang anggota pola "kelompok anggota orang anggota

asal" dan heterogen "kelomook ahli"

Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru

Siswadapat Siswamempelajari Siswa Siswa menggunakan materi dalam menyelesaikan mengerjakan lembar kegiatan "kelompok ahli", inkuiri kompleks tugas-tugas dan saling Kemudian sosial dan membantu untuk membantu anggota kognitif menuntaskan "kelompok asal" materi mempelajari belaiarnva materi itu Tes mingguan Bervariasi, dapat Menyelesaikan Bervariasi

berupa tes proyekdan mmgguan menulis laporan,

dapat menggunakan tes uraian.

Lem bar Publikasi lain Lem bar Bervariasi pengetahuan dan pengakuan dan oublikasi lain oublikasi lain

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

20

2. Tipe Pembelajaran Group Investigation (GI)

Santyasa mengungkapkan pembelajaran kooperatif tipe GI

didasari oleh gagasan John dewey tentang pendidikan, bahwa kelas

merupakan cennin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium

untulc belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan

mengkaji masalah-masalah. sosial dan antar pribadi. 16 Group

Investigation dikembangkan oleh Shiomo dan Yael Sharon di

Universitas Tel Aviv.

Group Investigation adalah strategi belajar kooperatif yang

menempatkan siswa ke dalam kelompok untulc melakukan investigasi

terhadap suatu topik. Group Investigation menggunakan atau

memanfaatkan bantuan dan kerja sama siswa sebagai alat dasar

belajar. Satu hal yang berbeda bahwa Group Investigation mempunyai

fokus utama untulc melakukan investigasi terhadap suatu objek atau

topik khusus (Eggen and Kauchak, 1996: 304). 17

Menurut Winataputra (1992:39) model GI atau investigasi

kelompok telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai

bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasamya model ini

dirancang untulc membimbing para siswa mendefinisikan masalah,

mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu,

mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes

hipotesis. 18

Metode ini menyiapkan siswa pada lingkup studi yang luas

dengan berbagai pengalaman untuk memberikan tekanan dan aktivitas

positif pada sbwa. Ad<i empat karakteristi!~ pada metode in;. Pertam'l,

kelas dibagi dalam sejumlah kelompok (group). Kedua, kelompok

siswa dihadapkan pada berbagai aspek untulc meningkatkan

16 http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran-kooperatif-tipe-group­investigation~gi/

17 Nurhanurawati, op.cit., h 92-93 ,.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

21

keingintahuan dan saling ketergantungan yang positif antara siswa.

Ketiga, didalam kelompoknya siswa terlibat aktif untuk meningkatkan

cara belajar. Keempat, guru bertindak sebagai sumber belajar dan

fasilitator, memberikan arah dan klarifikasi jika dibutuhkan, serta

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. 19

Menurut Depdiknas pada pembelajaran ini guru seyogyanya

mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan

berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan

lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan

proses ilmiah. Menurut Winataputra (1992:63) sifat demokrasi dalam

kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang

dikembangkan atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok

dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar.

Guru dan murid memiliki status yang sama dihadapan masalah yang

dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Jadi tanggungjawab utama

guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan

memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran

serta membantu siswa mempersiapkan sarana pendukung. Sarana

pendukung yang dipergunakan untuk melaksanakan model ini adalah

segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan para pelajar untuk. dapat

menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan untuk

melakukan proses pemecahan masalah kelompok.20

Metode Group Investigation sering dipandang sebagai metode

yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam

pembelajaran kooreratif. Metcde ini P1elibatkan sisv.'a sejak

perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk

mempelajarinya melalui investigasi.

Guru yang menggunakan Group Investigation paling sedikit

mempunyai tiga tujuan yang saling berkaitan. Pertama, Group

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

22

Investigation membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap

suatu topik secara sistematik dan analitik. Hal ini, berakibat pada

pengembangan keterampilan penemuan dan membantu untuk

mencapai tuuan. Kedua, yaitu pemahaman yang mendalam terhadap

topik yang diberikan. Ketiga, dalam Group Investigation siswa belajar

bagaimana bekerja secara kooperatif dalam memecabkan masalah.

Belajar untuk bekerjasama merupakan keterampilan (life skill) yang

berharga dalam hidup bermasyarakat. Jadi, dalam menerapkan Group

Investigation dapat dicapai dalam tiga ha! yaitu siswa belajar dengan

penemuan, belajar isi, dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.21

Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan

yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses

kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan

metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi

beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan

karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga

didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap

suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari,

mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang

telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di

depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah­

langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai

berikut:22

a. Seleksi topik Siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah

masalah umum yang biasanya digambarkan lebili. dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok­kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

23

b. Merencanakan kerjasama Siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar

khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telab dipilih dari langkab a) di atas.

c. Implementasi Siswa melaksanakan rencana yang telab dirumuskan pada

!angkab b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

d. Analisis dan sintesis Siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang

diperoleh pada langkab c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

e. Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik

dari berbagai topik yang telab dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

f. Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi

tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.

Model ini menyiapkan siswa dengan lingkup studi yang luas

dan berbagai pengalaman belajar untuk memberikan tekanan pada

aktiitas positif pada siswa. Ada empat karakteristik pada model ini.

Pertama, kelas dibagi ke dalam sejumlab kelompok. kedua, kelompok

siswa dihadapkan pada topik dengan berbagai aspek untuk

meningkatkan daya keingintahuan dan saling ketergantungan yang

positif mtara mereka. Ke'.iga, di clalam 1<:elompoknya si~wa ter!ibat

dalam komunikasi aktif untuk meningkatkan keterampilan cara

belajar. Keempat, guru bertindak selaku sumber belajar dan pimpinan

tak langsung, memberikan arahan dan tanggapan hanya jika

diperlukan dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.23

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

24

Slavin (dalam Asthika, 2005:24) mengemukakan tahapan­

tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif group

investigation (GD adalah sebagai berikut:24

b. Tahap Pengelompokan (Grouping)

Y aitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi

serta mebentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap

kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: I) siswa mengamati

sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik

permasalahan, 2) siswa bergabung pada kelompok-kelompok

belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk

diselidiki, 3) guru membatasi jumlah anggota masing-masing

kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan

keheterogenan.

b. Tahap Perencanaan (Planning)

Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas

pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan

tentang: (I) Apa yang mereka pelajari? (2) Bagaimana mereka

belajar? (3) Siapa dan melakukan apa? ( 4) Untuk tujuan apa

mereka menyelidiki topik tersebut?

c. Tahap Penyelidikan (Investigation)

Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek

investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan

sebagai berikut: 1) siswa mengumpulkan informasi, menganalisis

data dan membuat simpulkan terkait dengan permasalahan­

pe'lllasalah~n yang diselidiki, 2) masi!:J.g-masing anggota

kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok,

3) siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan

mempersatukan ide dan pendapat.

d. Tahap Pengorganisasian (Organizing)

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

25

Y aitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan

siswa sebagai berikut: I) anggota kelompok menentukan pesan­

pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota

kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan

bagaimana mempresentasikannya, 3) wakil dari masing-masing

kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi

investigasi.

e. Tahap Presentasi (Presenting)

Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir.

Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai

berikut: (I) penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam

berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak

sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, (3)

pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan

pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.

f. Tahap evaluasi (evaluating)

Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil

proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam

pembelajaran sebagai berikut: I) siswa menggabungkan masukan­

masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan,

dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan siswa

mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah

dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi

tingkat pemahaman siswa.

Kegiatan pembelajaran kooperatif berka•tan dengan bunyak

pendekatan atau metode seperti pembelajaran kooperatif group

investigation (GI) yang terkait dengan pendekatan investigasi.

Investigasi atau penyelidikan merupakan kegatan pembelajaran yang

memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemhaman

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

26

siswa melalui berbagai kegiatan dari hasil soal atau masalah-masalah

yang diberikan oleh guru. 25

Investigasi dilakukan guna mendorong siswa untuk belajar

Jebih aktif dan lebih bermakna, artinya siswa dituntut selalu berfikir

tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara

penyelesasiannya, dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk

selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga

pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk

jangka waktu yang cukup lama.26

Pada saat investigasi, siswa dapat bekerja secara bebas,

individual atau berkelompok. Guru hanya bertindak sebagai motivator

dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk dapat

menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi

atau masalah baru. Guru juga berperan dalam mendorong siswa untuk

dapat memperbaiki hasil mereka sendiri atau hasil kerja kelompoknya.

Kadang mereka memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat

menggali pengetahuan yang diperlukan. Dengan demikian guru harus

menjaga suasana agar investigasi tidak terhenti di tengah jalan.

Keuntungan bagi siswa dengan adanya model group investigation (GI)

yang berkaitan pendekatan belajar investigasi dengan antara lain: 27

a. Keuntungan pribadi 1) dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas 2) memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif 3) rasa percaya diri dapat lebih meningkat 4) dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah

mengembangkan antusiasme dan rasa tertarik pada kimia b. Keuntungan Sosial

1) meningkatka.a belajar bekerja sama 2) belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun

dengan guru 3) be la jar berkomunikasi yang baik secara sistematis

25 Al Krismanto, Beberapa Teknik.. Model, .... , h. 7

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

27

4) belajar menghargai pendapat orang lain. 5) meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

c. Keuntungan Akademis 1) siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang

diberikannya. 2) bekerja secara sistematis 3) mengembangkan dan melatih keterampilan kimia dalam

berbagai bidang. 4) merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaanya. 5) mencek kebenaranjawaban yang mereka buat 6) selalu berfikir tentang cara/strategi yang digunakan sehingga

didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.

Dalam hal investigasi yang dilaksanakan secara berkelompok,

Lazarowitz , Sharan dan kawan-kawannya mendesain model

kelompok investigasi yang memberikan kemungkinan siswa untuk

melakukan berbagai pengalaman belajar. Dimana baik dalam diskusi

kelompok atu diskusi kelas merupakan hal yang sangat penting guna

memberikan pengalaman mengemukakan dan menjelaskan segala hal

yang mereka pikirkan serta membuka diri terhadap apa yang

dipikirkan oleh teman mereka. Pengalaman yang baik seperti ini akan

memotivasi siswa untuk belajar dan mau menyelidiki atau

menginvestigasi lebih Ian jut. 28

C. Hakikat Pemahaman Konsep Redoks

1. Pengertian Pemahaman

Setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda

mengenai hal-hal yang mereka pelajari di sekolah, baik itu mengenai

mata pelajaran maupun mengenai kegiatan-kegiatan lain yang

dilakukan di ~ekolah. Pemahamw: sendiri berasal dari kata "Pa!1am".

Dalam kamus umum Bahasa Indonesi, kata paham diartikan mengerti

benar. 29 Sementara menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan

Motivasi Be/ajar Mengajar, pemahaman diartikan menguasai sesuatu

28 Al Krismanto, Beberapa Teknik,, Model, .... , h. 7

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

28

dengan pikiran yaitu memahami maksudnya dan menangkap

maknanya.30

Pemahaman merupakan salah satu ranah kejiwaan yang

berpusat di otak yang berhubungan dengan konasi (kehendak) dan

afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa (Chaplin, 1972).

Pemahaman merupakan bagian dari kognitif manusia. Istilah cognitive

berasal dari kata cognition yang padanannya Knowing berarti

mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah perolehan,

penataan dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam

perkembangan selanjutnya istilah kognitif menjadi popular sebagai

salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang

meliputi setiap perilaku mental.31

Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut

Bloom terdiri atas enam tingkatan yang susunannya sebagai berikut: 32

1) Pengetahuan. Pengetahuan mencakup ingatan; tentang hal-hal

yang khusus, atau hal-hal yang umum; tentang metode-metode dan

proses-proses; atau tentang pola struktur atau seting

2) Pemahaman. Taraf ini mencakup bentuk pengertian yang paling

rendah.

3) Aplikasi. Aplikasi mencakup digunakanya abstraksi dalam situasi

yang khusus atau konkret.

4) Analisis. Analisis mencakup penguraian suatu ide kedalam unsur­

unsur pokoknya sedemikian sehingga hierarki menjadi jelas, atau

hubungan antar unsumya jadi jelas.

5) Sfntesis. Sinteds mencakup kem'impuan menyatukw unsur-•msur

dan bagian-bagian sehingga merupakan suatu keseluruhan

'0 Sardiman, lnteraksi dan Motwasi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press), h. 42

31 Muhibbin Syah, Psikologi Be/ajar, (Jakarta: PT. Raia Grafindo Persada, 2004) cet. Ke-

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

29

6) Evaluasi. Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode unruk

mencapai tujuan tertentu.

Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks daripada tahap

pengetahuan/mengingat. Unruk dapat mencapai tahap pemahaman

terhadap suatu konsep tersebut. Jenjang kognitif tahap pemahaman ini

meliputi: (1) pemahaman konsep, (2) pemahaman prinsip aturan dan

generalisasi, (3) pemahaman terhadap struktur, (4) kemampuan untuk

membuat transformasi, (5) kemampuan unruk mengikuti pola berpikir

dan kemampuan unruk membaca dan menginterpretasi data.33

Berdasarkan sebuah teori kepribadian yang menjelaskan

tentang aspek-aspek yang menjadi komponen utama kepribadian.

Bloom dkk, membedakan tujuan-tujuan pendidikan menjadi 3 macam

yaitu: (1) kognitif, (2) afektif dan (3) keterampilan. Oleh karena itu

didasarkan pada taksonomi tujuan-tujuan pendidikan, menurut Bloom

dkk, maka ada 3 jenis pendidikan yaitu:

a. Pendidikan Kognitif, adalah jenis pendidikan yang bertujuan

mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual dalam

mengenal lingkungan. Secara lebih rinci pendidikan kognitif

bertujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan: (1)

mengingat, atau mengenal kembali apa yang telah terjadi; (2)

memahami, atau kemampuan menangkap makna atau pengertian

tentang suatu ha! atau peristiwa; (3) menerapkan, atau kemampuan

menggunakan hasil belajar unruk menghadapi situasi-situasi baru;

(4) menganalisis, atau kemampuan menjabarkan sesuatu bagian­

bagian, hubungari dalam stP.tlctur org'IIlisasi yang dapat dipBhami;

(5) mensintesiskan, atau kemampuan memadukan atau

menggabungkan bagian-bagian atau unsur-unsur menjadi satu

kesatuan yang berarti; (6) menilai, atau kemampuan memberi

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

30

harga sesuatu ha! berdasarkan ukuran intern atau norma ekstem

atau !criteria;

b. Pendidikan afektif adalah jenis pendidikan yang bertujuan

mengembangkan kemampuan-kemampuan menghayati nilai-nilai

untuk mengenali kegunaannya bagi hidup terhadap apa yang telah

dipelajari secara langsung atau tidak langsung.

c. Pendidikan keterampilan adalah jenis pendidikan yang bertujuan

mengembangkan kemampuan melakukan perbuatan-perbuatan

secara tepat sehingga menghasilkan kinerj a yang standar. 34

Dari taksonomi bloom di atas maka pemahaman

diklasifikasikan dalam pendidikan kognitif. Pemahaman berhubungan

dengan kompetensi untuk menjelaskan pengetahuan yang telah

diketahui melalui kata-kata sendiri. Dalam ha! ini, pembelajar

diharapkan dapat menterjemahkan, atau menyebutkan kembali yang

telah didengar dengan kata-kata sendiri. Indikator atau kerja

operasional pemahaman antara lain: (a) membedakan, (b)

menjelaskan, (c) menyimpulkan, (d) merangkum, (e) memperkirakan,

dan lain-lain. 35

Belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta­

fakta belaka (root learning), namun berusaha menghubungkan

konsep-konsep tersebut untuk menghasilkan pemahaman yang utuh

(meaningful! learning), sehingga konsep yang dipelajari akan

dipahami secara naik dan tidak mudah dilupakan.

Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan

!]ikiran, ka:ena itu belajar berarti harus mengerti ~ecara mental makna

dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasinya sehingga

menyebabkan siswa dapat memahami situasi.36

34 Redja Mudyahardjo, fi/safat I/mu Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja ~osda Karya, 200 I), Cet. Ke- I, h. 69-70

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

31

Pemahaman merupakan tingkatan kedua dalam tujuan

pengajaran pada kawasan atau ranah kognitif. Kawasan kognitif

meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui

dan memecahkan masalah. Pemahaman siswa mencakup kemampuan

menangkap arti dan makna tentang ha! yang dipelajari.37

Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang

mengakibatkan penemuan yang terarah kepada satu tujuan, kita

berfikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang kita

kehendaki.

Ahli psikologi berpendapat bahwa proses berfikir pada taraf

yang ringgi pada umumnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

I. Timbulnya masalah, kesulitan yang harus dipecahkan.

2. Mencari dan mengumpulkan fakta-fakta yang dianggap ada

kaitannya dengan pemecahan masalah.

3. Tarafpengelolaan atau pencernaan, fakta diolah dan dicernakan.

4. Tahap penemuan atau pemahaman, menentukan cara memecahkan

masalah.

5. Memulai penyempurnaan dan mencocokan hasil percobaan.38

Dalam berfikir orang mengolah, mengorganisasikan bagian­

bagian dari pengetahuannya, sehinggga pengalaman-pengalaman dan

pengatahuan yang tidak teratur menjadi tersusun dan dapat dikusasai

dan dipahami.39

Dari pengertian yang diberikan diatas, pemahaman dapat

diartikan sebagai suatu proses, cara dan kemampuan yang diberikan

s"seorang dalam ha! ini adalah siswa untuk menghubung!ran konsep

atau fakta sesuai dengan pengetahuan mereka serta menangkap makna

dan arti dari apa yang telah mereka pelajari dengan cara menguraikan

kembali apa yang telah mereka dapatkan ke bentuk lain. Pemahaman

merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dapat

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

32

menghubungkan konsep atau fakta-fakta yang relevan sesuai dengan

pengetahuan yang dimilikinya. Maka secara operasional ia dapat

mendemonstrasikan, memberi contoh, mengambil kesimpulan, dan

lain-lain terhadap konsep yang ditanyakan. Pemahaman merupakan

pengorganisasian begian-bagian dari pengetahuan dan pengalaman

yang tidak teratur menjadi tersusum sehingga dapat

dikuasai/dimengerti.

2. Konsep Redoks

a. Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi

Konsep reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) mengalami

perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Pengertian reaksi redoks berkembang dari reaksi pengikatan dan

pelepasan oksigen menjadi serah terima elektron dan perubahan

bilangan oksidasi unsur.

I) Reaksi Redoks Berdasarkan Pelepasan dan Pengikatan Oksigen

Pada mulanya definisi reaksi oksidasi adalah pengikatan

oksigen dan reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen.

Berdasarkan definisi tersebut, berikut beberapa contoh reaksi

redo ks.

Reaksi oksidasi:

a) 2Mg + 02 --> 2Mg0

b) C6H1206 + 602 --> 6C02 + 6H20

c) 2ZnS + 302 --> 2Zn0 + 2802

Reaksi reduksi:

a) 2KCl03 --> 2KCI + 302

b) CuO + H1--> Cu + H10

2) Reaksi Redoks berdasarkan Pelepasan dan Pengikatan Elektron

Definisi mengenai reaksi redoks kemudian

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

33

melibatkan elektron. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan

elektron dan reaksi reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.

Contoh reaksi oksidasi adalah sebagai berikut:

a) Na -> Na+ + e-

b) Cu --> Cu2+ + 2e-

c) 21 --> h + 2e-

Contoh reaksi reduksi adalah sebagai berikut:

a) Na+ + e- --> Na

b) Cu2+ + 2e- -> Cu

c) Ii + 2e- -> 21

3) Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi

Bilangan oksidasi adalah bilangan yang menyatakan

muatan listrik dari suatu unsur, senyawa, maupun ion.

Bilangan oksidasi (biloks) terkait dengan bilangan yang

menyatakan banyaknya elektron yang dilepas atau diterima

dalam pembentukan senyawa. Atom yang melepas elektron

akan membentuk ion positif dan mempunyai bialangan

oksidasi positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan

membentuk ion negatif dan mempunyai bilangan oksidasi

negatif. Untuk mengetahui unsur yang mempunyai bilangan

oksidasi positif dan negatif perhatikan deret berikut:

Logam, H, P, C, S, I, Br, Cl, N, 0 ,F

Jika unsur-unsur di atas membentuk senyawa, maka

unsur yang di kiri mempunyai bilangan oksidasi positif dan

unsur yani:; di karian mt:-mpunyai bil "llgan uksidasi n".!gatif.

Menurut konsep ini, reaksi oksidasi adalah reaksi peningkatan

bilangan oksidasi dan reaksi reduksi adalah reaksi penurunan

bilangan oksidasi. Aturan-aturan untuk menentukan bilangan

oksidasi adalah sebagai berikut:

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

34

b. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatannya.

Contoh: Na+=+!, Fe2+ = +2, ci- =-I

c. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral

adalah 0 dan jumlah bilangan oksidasi ( disingkat = bo)

atom-atom dalam ion poliatom sama dengan muatan .

ionnya. Contoh:

H2S04 = (2 x bo H) + (bo S) + (4 x bo 0) = 0

POl-=(boP)+(4xboO) =-3

d. Bilangan oksidasi unsur yang lebih elektronegatif selalu

negatif dan yang kurang elektronegatif selalu positif.

Contoh:

OF2 = atom F lebih elektronegatif dari atom 0 maka

bilangan oksidasi F negatif (-) dan 0 positif ( + ).

e. Beberapa unsur berikut mempunyai bilangan oksidasi tetap

dalam berbagai senyawa. Golongan IA mempunyai

bilangan oksidasi +I, golongan IIA mempunyai bilangan

oksidasi + 2, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi +I

kecuali dalam senyawa logam hidrida mempunyai

bilangan oksidasi - I dan oksigen mempunyai bilangan

oksidasi -2 kecuali dalam peroksida(= -!) dan OF2 (= +2).

Contoh: NaCl = biloks Na ( + 1) dan biloks Cl (-1) = 0

Dalam reaksi redoks dikenal istilah oksidator dan

reduktor. Oksidator adalah zat pengoksidasi, yaitu zat yang

mengalami reduksi. Reduktor adalah zat pereduksi, yaitu zat

yang mengalami ok~idasi.40

b. Reaksi Autoredoks

Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi adalah

reaksi redoks dimana oksidator dan reduktomya merupakan unsur

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

h. 190

35

yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan

I . duk . 41 menga am1 re si.

c. Tata nama IUPAC Berdasarkan Bilangan Oksidasi

Unsur-unsur yang membentuk senyawa dapat mememiliki

beberapa bilangan oksidasi. Untuk itu diperlukan suatu tata nama

yang dapat membedakan senyawa yang dibentuk dengan

menyertakan bilangan oksidasi unsur tersebut. Tata nama ini

pertama dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Alfred Stock dan

kemudian dikenal dengan sistem Stock.

Dalam sistem ini bilangan oksidasi dinyatakan dengan

angka Romawi (I, II, III, dan seterusnya. Contoh: Cu2S (Tembaga

(I) Sulfida), FeS04 (Besi (II) sulfat), KiCr207 (Kalium dikromat

(VI)) 42

d. Reaksi Redoks dalam kehidupan Sehari-hari

1) Pengolahan Air Limbah dengan Metode Lumpur aktif

Lumpur aktif adalah Lumpur yang kaya dengan bakteri

aerob yang dapat menggunkan limbah organic. Pengolahan air

limbah dengan metode Lumpur aktif melalui tiga tahap, yaitu:

a) Tahap primer, dengan penyaringan dan pengendapan

(sedimentasi).

b) Tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi adalah dengan

memanfaatkan lumpur aktif.

c) Tahap tersier, tahap 1m dimaksudkan untuk

menghilangkan sampah lain yang masih ada.43

2) Zat Pcmutih

Zat pemutih adalah senyawa yang dapat digunakan

untuk menghilangkan warna benda. Penghilangan warna

41 Litbang VIS!. Kiat SuksesSemester kedua Untuk SMA X. (Jakarta: Litbang VIS!, 2005),

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

terjadi melalui reaksi oksidasi. Oksidator yang biasa

digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCI) dan hidrogen

peroksida.

Warna ditimbulkan oleh elektron yang diaktivasi oleh

sinar tarnpak. Hilangnya warna benda disebabkan oksidator

mampu menghilangkan elektron tersebut,44

D. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas dalam istilah Classroom Action Research

(CAR), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalanmya

sebuah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan

jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksi tindakan secara

kolaboratif dan parsitipasif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja

sebagai guru sehingga hasil belajar meningkat. 45

Menurut Kemmis (1983), Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk

inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social

tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan

praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai

kegaiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang

memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.46

PTK adalah suatu bentuk penelitian reflektif yang mampu

menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan

dampak langsung dalam bentuk perbaikan-perbaikan dan peningkatan

pr:Jfesionalifme gum dalam mengelala belajar mcngaja:- di kelas.47

Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar

permasalahanya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang

44 Leksi Pasanda, dkk., Kimia untukSMA Ke/asX, (Jakarta: Pelangi Indonesia, 2007), h. 136 45 Rustan dan Mundilarto, Pene/itian Tindakan Ke/as, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h. I

46 Rochiati Wiriaatmadia. Metode Penelitian Tindnknn KPln~ fR~nrh1no• PT J>,,. ...... .,; ..

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

37

bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa

permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau

lamunan seorang peneliti.

PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk

memperbaiki layanan kependidikan yang harusdiselenggarakan dalam

konteks pembelajaran di kelas dan meningkatkan program sekolah secara

keseluruhan, maka PTK penting untuk guru yakni:48

a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap

terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya

b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru,

c. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian

yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

Penelitian tindakan kelas mempunyai tiga karakteristik, yaitu:49

a. PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati oleh guru dalam

pelaksanaan tugas sehari-jari sebagai pengelola program pembelajaran

di kelas ataujajaran stafpengajar di sekolah.

b. PTK dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru/

teman sejawat.

c. PTK mensyaratkan guru menggumpulkan data dan praktiknya sendiri

melalui refleksi diri.

Untuk mewujudkan tujuan-tujuan PTK tersebut, PTK itu dilaksanakan

berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap seperti pada

gambar di bawah ini. 50

PERENCANAAN TIN DAKAN OBSERVASI MEREFLEKSI

Gambar I: Kajian berdaur 4 Tahap PTK

Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis,

sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan terhadap proses serta hasil

48 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Ke/as, (Bandung: Yrama Widva. 2006\ Cet ke-L

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

38

tindakan tadi, biasanya muncul permasalahan baru sehingga perlu dilakukan

refleksi ulang. Keempat fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK biasa

digambarkan dengan sebuah spiral PTK, sebagai berikut:51

Refleksi

Observasi

Identifikasi

masalah

Perencanaan

Observasi

----~

Perencanaan Ulang

Gambar 2: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (adaptasi dari Hopkins,

1993-48)

Sebelum pelaksanaan, tim PTK perlu melakukan berbagai persiapan

sehingga semua kompone'l yang direncanakan dapi:t dikelcla de:igan baik.

Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah: (I) membuat

skenario pembelajaran. (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung

yang diperlukan di kelas. (3) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

39

data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan. ( 4) melakukan simulasi

pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. 52

Apabila tindakan telah selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang

telah direncanakan itu dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan

pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus

PTK, dan sebagaimana telah diisyaratkan di atas, pada saat yang bersamaan

kegiatan pelaksanaan ini juga dibarengi dalam kegiatan observasi dan

interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

Dalam ha! pelaksanaan PTK dilakukan proses kolaborasi yang

merupakan proses monitoring yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat

dalam satu tim penelitian. Maka dalam pelaksanaan observasi perlu dilakukan

dalam 3 fase kegiatan yaitu:53 (i) pertemuan perencanaan, (ii) pelaksanaan

observasi kelas, (iii) pembahasan balikan. Dalam tahapan ini terjadi

pengamatan kegiatan yang dilakukan dan apa reaksi atau dampak dari

kegiatan tersebut. Kegiatan yang diamati antara lain: ketepatan tindakan,

frekuensi tindakan, dan kualitas tindakan. Untuk membantu dalam

pelaksanaan kolaborasi, peneliti melakukan wawancara, menyebarkan angket,

melakukan tes, danjenis pengumpulan data yang lainnya.

E. Penelitian yang Relevan

Di bawah ini akan disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksud yaitu hasil

penelitian yang berhubungan dengan penerapan Pembelajaran kooperatif

metode group Investigation untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

konsep redoks pa:la pe'1gajaran bidang studi ldmia itu sendiri, serta

pengajaran bidang studi yang lain, antara lain:

52 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, ................. , h. 30 " Tim Pelatihan Proyek PGSM, Pene/itian Tindakan Ke/as (Classroom Action

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

40

1. Hasil penelitian Suabdi Sidauruk (2005) dalam penelitiannya yang

berjudul "Kesulitan Siswa SMU memahami konsep Reaksi Redoks"

menunjukkan bahwa pertama, sebagian besar siswa mengalami kesulitan

dalam menentukan jenis reaksi berdasarkan persamaan reaksi. Kedua,

sebagian besar siswa mampu menghitung bilangan oksidasi suatu unsur

dari senyawa netral maupun poliatom. Ketiga, sebagian siswa memahami

pengertian reduktor dan oksidator dan sebaliknya.

2. Hasil penelitian Eva Hakimah dalam skripsi Universitas Islam Negeri

yang berjudul "Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal

Kimia Mengenai Redoks'', menunjukkan bahwa kesulitan dan faktor

penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kimia mengenai

redoks adalah pertama, kesulitan pada konsep oksidasi reduksi yang

didasarkan pada pengikatan dan pelepasan oksigen. Kesulitan ini timbul

karena siswa kurang paham pada istilah yang digunakan dalam pelajaran

kimia. Kedua, kesulitan siswa pada konsep oksidasi reduksi yang

didasarkan pada serah terima elektron. Kesulitan ini timbul karena kurang

pahamnya siswa pada konsep kon:figurasi elektron, kbususnya elektron

valensi. Ketiga, kesulitan pada konsep oksidasi dan reduksi yang

didasarkan pada bilangan oksidasi. Kesulitan ini timbul karena siswa

kurang memahami aturan-aturan dalam penentuan bilangan oksidasi dan

kurangnya kemampuan matematik. Keempat, kesulitan siswa pada konsep

reaksi redoks. Kelima, kesulitan siswa pada konsep oksidator dan

reduktor. Kesulitan ini timbul karena kurang pahamnya siswa pada konsep

redoks. Keenam, kesulitan siswa pada konsep tatanama dan rurnus

senyawa. Kesulitan ini timbul karena 3iswa kurang menge11al nwna dmbo!

dalam system periodik serta kurang memahami aturan penamaan suatu

senyawa.

3. Hasil penelitian Siti Maesaroh dalam skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah, menunjukkan bahwa pertama, pembelajaran

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

41

pelajaran matematika karena merasakan ha! yang baru dalam belajar

matematika. Kedua, pembelajaran kooperatif Group Investigation lebih

efektif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Mts. Manaratul

Islam dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Ketiga,

keberhasilan siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif metode Group Investigation ini terlepas dari

berbagai komponen yang terkait, diantaranya kemampuan guru dalam

mengelola kelas, siswa dan lingkungan kelas.

4. Hasil penelitian Lily Rapikal Kurniawan dalam skripsi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan

menggunakan pendekatan kooperatif dengan metode Group Investigation

dengan siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori.

5. Hasil Penelitian Nurhanurowati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan

bahwa pembelajaran teorema phytagoras dengan penerapan belajar

kooperatif Group Investigasi dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas

belajar siswa kelas Ila SMP Negeri 19 Bandar Lampung.

F. Pengajuan Konsep Perencanaan Tindakan

Agar penelitian ini terlaksana dengan baik, maka sangat diperlukan

konsep perencanaan tindakan yang hams disiapkan sebelum melakukan

penelitian. Pada penelitian ini konsep perencanaan tindakan yang diajukan

adalah sebagai berikut :

Tabel 2.4. Langkah-l~ngkah Xons.::ptu~l Per:mcana.an Tind:..kan

LANGKAH-LANGKAH

TAHAPAN JENIS KEGIAT AN TINDAKAN YANG

DILAKUKAN

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

TAHAPI

TAHAPII

1. Identifikasi

permasalahan

2. Penyusunan

komponen­

komponen

pembelajaran

1. Mengkaji dan

mereview

komponen

pembelajaran

42

• Mengenai bahan ajar yang

tersedia.

• Kegiatan pembelajaran yang biasa

dilaksanakan.

• Alat dan cara evaluasi yang

dilakukan

• Mengenai bahan ajar

• Alat dan evaluasi pembelajaran

• Strategi pembelajaran yang

relevan dengan aktivitas pembela­

jaran yang diinginkan (pembela­

jaran berdasarkan masalah)

• Mengkaji komponen pembelaja­

ran yang telah disusun kemudian

direviuw sehingga komponen­

komponen pembelajaran dapat

disempurnakan.

• Dengan irnplementasi tindakan:

• Observasi kelas: untuk mengeta­

hui efektivitas dan efesiensi

komponen-komponen pembelaja­

r:::n yang dibmbangkan.

• Analisis dan refleksi data hasil

pengarnatan proses pembelajaran.

• Mengumpulkan informasi dengan

melakukan wawancara kepada

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

T AHAP III PELAKSANAAN

TINDAKAN:

SIKLUSI

43

1. Perencanaan • Merencanakan pembelajaran yang

(Identifikasi masalah akan diterapkan.

dan persiapan • Menentukan pokok bahasan

tindakan) • Membuat skenario pembelajaran

2. Tindakan

3. Pengamatan

4. Refleksi

• Menyusun langkah PBL

• Menyusun lembar kerja siswa

• Mengembangkan rencana

pembelajaran

• Mengembangkan format

observasi pembelajaran (pedoman

observasi, dan angket)

• Menetapkan tindakan pengajaran

sesuai skenario yang telah dibuat.

• Mengobservasi efektivitas,

efesiensi, dan relevansi strategi

pembelajaran yang diterapkan.

• Mengobservasi aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

• Mengobservasi aktivitas guru

selama proses pembelajaran

• Melakukan evaluasi tindakan

yang telah dilakukan meliputi

efektivitas, efisiensi, dan relevasi

strategi yang diterapkan, aktivitas

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

44

pembelajaran serta mengembang-

kan tindakan selanjutnya.

TAHAPIV PELAKSANAAN

TINDAKAN:

SIKLUSII

1. Perencanaan • Identifikasi mas al ah dan

penetapan alternatif pemecahan

masalah.

• Pengembangantindakan

• Pelaksanaan tindakan II 2. Tindakan

Pengumpulan data tindakan,

meliputi:

• Kemampuan guru dalam

mengelola pembelajaran yang 3. Pengamatan

diterapkan.

• Aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.

• Aktivitas guru selama

pembelajaran

1. Ret1eksi Evaluasi tiadakan II

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

45

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

1. Pemahaman siswa terhadap konsep redoks akan meningkat dengan

penerapan pembelajaran kooperatifmetode Group Investigation.

2. Aktivitas siswa terhadap konsep redoks akan meningkat dengan penerapail

pembelajaran kooperatifmetode Group Investigation.

3. Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatifmetode Group

Investigation adalah positif.

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang penulis gunakan dalam ini merupakan paduan

antara konsepsi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif dengan data utama

yang diambil dari narasumber dari basil tes dan basil analisis bagaimana siswa

menyelesaikan tes tersebut, disamping data penunjang lainnya yaitu data basil

pengamatan dan penyebaran tes. Adapun format yang penulis gunakan dalam

penelitian ini mengikuti format penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan

kecenderungan terbesar mengikuti format penelitian format penelitian kuantitatif.

A. Objek

Jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian Penerapan

Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Redoks terdiri dari Aktivitas Belajar

Siswa, Pemabaman Konsep Siswa dan Respon Siswa terbadap pembelajaran

kooperatif dengan metode Group Investigation.

B. Setting/Subjek Penelitian

Setting atau lokasi Penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah MA. As

Asyafi'iyah 01 JI. Masjid al Barkah No. 17 Balimatraman Tebet Jakarta

Selatan. Kelas X dengan jumlah 28 siswa, pada mata pelajaran kimia pokok

bahasan Reaksi reduksi Oksidasi (Redoks) semester II Tahun Pelajaran

2007/2008.

C. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif, guru merupakan

mitra kerja, dimana posisi guru sebagai observer dan pengamat. Sedangkan

penelitian bertindak sebagai praktisi penelitian. Sebingga pada proses

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

46

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perangkat tes,

lembar observasi aktivitas siswa dan angket respon siswa terhadap kegiatan

pembelajaran.

Dalam menyusun instrumen penelitian berupa soal tes, tahapan­

tahapan yang penulis ambil dalam prosedur penyusunan instrumen ini adalah

sebagai berikut:

1. Menelaah kurikulum dan buku pelajaran agar dapat ditentukan ruang

lingkup pertanyaan terutama materi pelajaran baik luas maupun

kedalamannya.

2. Merumuskan tujuan instruksional khusus.

3. Membuat kisi-kisi soal.

4. Menyusun atau menulis soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

dalam menulis soal, mengikuti aturan-aturan yang berlaku.

5. Membuat dan menentukan kunci jawaban soal.

Keberhasilan dalam mengungkapkan hasil dari pioses belajar siswa

sebagaimana adanya sangat bergantung pada kualitas alat penilaian,

disamping pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan

mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memenuhi dua ha!, yakni

ketepatan untuk mengukur apa yang diukur (validitas) dan keajegannya dalam

mengukur relatiftidak berbeda (reliabilitas)

Tes ujicoba dilakukan untuk mengetahui apakah tes telah memenuhi

syarat tes yang baik yakni memenuhi syarat validitas dan reliabilitas,

disamping mer.getahui puk taraf k~suka:an.

a. Uji Validitas

Suatu tes belajar dikatakan baik jika tes belajar tersebut memiliki

validitas. Valid dapat diartikan tepat, shahih atau abash. Sebuah tes

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

47

dikatakan valid jika tes tersebut dapat secara tepat mengukur apa yang

seharusnya diukur. 1

Perhitungan validitas instrument dapat menggunakan perhitungan

koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor totas tes.2

Keterangan: Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor

total

:Lx,2 = Jumlah kuadrat deviasi skor dari x, 2

Ix, 2 = Jumlah kuadrat deviasi skor dari x, 2

L x,x, = Jumlah kuadrat deviasi skor dari x,x,

b. Uji Reliahilitas

h.45

Reliabilitas alat penelitian adalah ketepatan atau keajegan alat

tersebut dalam menilai yang dinilai, artinya kapanpun alat penilaian

tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji

reliabilitas yang digunakan adalah menggunakan rumus Cronbach Alpha. 3

r. =(-k )(1 " k-l

Keterangan: r;; = Koefisien reliabilitas tes

k = jumlah butir

s;2 = varians skor tiutir

s? = v arians skor total.

1 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),

2 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. I 06

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

48

c. TarafKesukaran

Dalam menyusun soaljenis uraian (essay) hendak memperlihatkan

pula tingkat kesukaran soal. Cara melakukan analisis untuk menentukan

tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai

berikut: 4

Keterangan: I

I=~ N

Indeks kesulitan untuk setiap butir soal

B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir

so al

N = Banyaknya s1swa yang memberikan soal yang

dimaksudkan.

Kriteria indeks kesulitan soal adalah:

0 0,30 = soal kategori sukar

0,31 - 0,70 = soal kategori sedang

0,71 - 1,00 = soal kategori mudah

E. Metode Dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian

tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan

classroom action research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam

penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan beberapa siklus, dimana

menurut Kurt Lewintiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:5

I. Perencanaan (Planning).

2. Tindakan (Acting)

3. Pengamatan (Observation)

4. Refleksi (Reflecting)

4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Be/ajar Menf<a}ar, (Bandung: Rosdakarya.

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

49

Model pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian ini

adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), yang

bertujuan untuk meningkatkan Pemahaman siswa terhadap konsep redoks.

Adapun rancangan/desain siklus dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

I. Fokus Masalah

Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan

diterapkannya pembelajaran kooperatif dengan metode group

investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep

reaksi redoks.

2. Hasil yang diharapkan

Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannya

pembelajaran kooperatif dengan metode group investigation (GI) dapat

meningkatkan pemahaman siswa dan akrivitas siswa pada konsep reaksi

redoks.

3. Solusi Masalah

Dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif dengan metode group

investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman siswa dan aktivitas

siswa pada konsep reaksi redoks serta mendapatkan respon positif dari

perapan metode tersebut .

4. Indikator Pencapaian

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah:

a. Aspek kognitif

I) Meningkatnya rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model

· pembelajaraR.her~asarkan masalah dalan1 pembelajaran se':iesar

75.

2) Adanya peningkatan pemahairran s1swa terhadap konsep laju

reaksi melalui tes hasil belajar siswa berdasarkan ketuntasan

belajar, yaitu 75%. """ 'T'"_J_1_ __ 1_1_

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

b. Aspek Psikomotor

!) Terjadinya interaksi dalam proses pembeiajaran

2) Adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran

3) Situasi belajar yang menyenangkan

5. Prosedur Penelitian

a. Analisis kebutuhan

!) Wawancara guru

2) Kuisioner siswa

b. Siklus I

I) Perencanaan Tindakan

50

a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada sub pokok

bahasan tentang konsep redoks.

b) Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar

obesrvasi terhadap proses belajar yang telah ditetapkan.

2) Pelaksanaan Tindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan, maka terlebih dahulu

dilakukan observasi terhadap kesiapan siswa untuk mengikuti

pelajaran melalui tanya jawab di kelas dan kesiapan piranti yang

akan digunakan daam proses belajar mengajar.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

skenario yang direncanakan adalah sebagai berikut:

a) Penyampain konsep redoks melalui demonstrasi dikelas.

Sebagai pendahuluan guru melakukan demontrasi tentang

peristiwa redoks yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

b) Pehksanaan metode group investigation (GI). Dimana siswa

dihadapkan pada suatu topik, siswa diminta mdakukan

investigasi terhadap topij tersebut untuk memecahkan

masalah dalam topik tersebut. Kemudian siswa diminta

untuk menganalisis dan membuat laporan dari hasil

-in,1Pct1o::ic1 v::ino rllcl::in::tt clHn sete1ah it11 dlnresentasikan

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

51

3) Observasi dan Evaluasi

Observasi dilalrnkan selama proses belajar mengajar untuk

memantau ajtivitas siswa dan aktivitas guru. Sedangkan evaluasi

dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap

konsep redoks. Melalui lembar kerja siswa dan evaluasi pada

akhir siklus.

4) Refleksi

Hasil observasi dan evaluasi tersebut selanjutnya

digunakan untuk melakukan refleksi, sampai sejauh mana

kegiatan yang elah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman

dan penguasaan siswa terhadap redoks.

c. Siklus II

Tahapan kegiatan yang dilakukan pada siklus II sama seperti

yang dilakukan pada siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan

perbaikan-perbaikan tindakan guna mencapai ketntasan yang

diinginkan. Adapun tahapan dari siklus II adalah sebagai berikut:

I) Perencanaan kegiatan pembelajaran siklus II

a) Membuat desain rencana pembelajaran dengan model group

investigation (GI) di kelas, mekanisme observasi dan tes.

b) Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar

obesrvasi terhadap proses belajar yang telah ditetapkan.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan

skenario yang direncanakan adalah sebagai berikut:

a) Penyarr:pain knnsep redoks me!~lui dtmons:rasi dikelas

tentang peristiwa redoks yang ada dalam kehidupan.

b) Pelaksanaan metode group investigation (GI). Dimana siswa

dihadapkan pada suatu topik, siswa diminta melakukan

investigasi terhadap topik tersebut. Kemudian siswa diminta

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

52

3) Observasi dan evaluasi

Pencatatan aktivitas guru dan siswa pada siklus II melalui

lembar observasi dan catatan lapangan, serta pemberian tes

evaluasi belajar siklus II.

4) Refleksi

Refleksi pada siklus II ini merupakan pengevaluasian dari

hasil pembelajaran siklus II untuk mendapatkan kesimpulan

guna tercapainya pembelajaran yang baik dan efektif.

Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1. Desain Penelitian

SIKLUSI

Permasalahan Kurangnya

Pemahaman Siswa tentang redoks

Perencanaan tindakan I

Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/ pengumpulan

data

Retleksi I

SIKLUSII

Permasalahan baru basil Retleksil

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Pengamatan/ pengumpulan

data

Retleksi II

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

53

E. Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik yang digunakan dalarn pengumpulan data yakni

observasi, menyebarkan tes, dan angket.

1. 0 bservasi

Dalarn penelitian ini penulis melakukan observasi selarna proses

belajar mengajar berlangsung di kelas. Observasi ini dilakukan oleh guru

mitra berdasarkan pedoman observasi pada setiap siklus, baik siklus I

maupun siklus II. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi

mengenai aktivitas siswa selarna proses pembelajaran. Pedoman observasi

yang digunakan dalarn mengumpulkan data aktivitas siswa adalah daftar

eek.

2. Menyebarkan tes

Butir-butir tes yang di seleksi sebagai tes yang baik dari hasil tes

uji coba tes berupa soal essai, kemudian disebarkan atau diberikan kepada

subjek pada penelitian sebenamya.data-data maupun informasi yang

didapat dari hasil penyebaran tes ini digunakan untuk mengetahui

pemaharnan siswa tentang konscp redoks. Siswa diberikan tes setelah

kegiatan pembelajaran selesai dan tes yang diberikan berupa tes soal

essai.

3. Angket

Untuk mendapatkan data tentang respon siswa terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kuesioner/angket.

Angket yang diberikan adalah angket s1swa yang diberikan setelah

pembelajaran selesai

.F. Teknik Analisis Data

Menurut Patton seperti dikutip Dr. Lexy Moleong bahwa analisis data

adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalarn suatu

soal pola, kategori dan satuan uraian dasar.6 Untuk memperoleh data yang

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

54

diperlukan untuk menjawab permasalahan di atas, maka data yang sudah ada

dalam instrument penelitian diolah sesuai dengan kebutuhan analisis.

Guna pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari hasil tes,

dengan menggunakan teknik perhitungan prosentase. Untuk memudahkan

dalan1 mengolah dan menganalisis data serta membuat tafsiran, penulis

menyusun data yang diperoleh dalam bentuk tabel, sehingga penggunaan data

yang diperlukan menjadi lebih mudah dan penulis dapat membuat tafsiran

permasalahan yang diajukan.7

1. Data pemahaman konsep

Data pemahaman konsep yang diperoleh dari hasil tes konsep yang

diberikan pada setiap akhir siklus, data dianalisis dengan teknik persentase

untuk menentukan arah konsepsi-konsepsi siswa mengenai redoks

kemudian data ditabulasikan.

2:: Nilai :<: 6,5 Ketuntasan = x 100%

Jumlah Siswa

2. Data observasi aktivitas siswa

Data hasil observasi pengelolaan pembelajaran berupa daftar eek

untuk mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran

berlangsung. Aktivitas siswa akan dipresentasikan dalam bentuk

persentase berdasarkan jenis kegiatan yang berlangsung. Bilai siswa

melakukan jenis kegiatan yang ada pada daftar eek maka di eeklis pada

kolom. Jumlah eeklis pada kolom dihitung dan dibandingkan dengan

jumlah semua jenis kegiatan yang selanjutnya dapat dihitung persentase

tindakan menurut rumus:

% Tindakan Jum lah Cekli~" terlaksana x 1 OOO/o JumlahAspek

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

55

3. Data angket

Respon siswa dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase

dan dikelompokkan pada kategori sangat setuju, setuju, tidak setuju,

sangat tidak setuju.

G. Tahapan Perencanaan Kegiatan

Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan

dilanjutkan dengan siklus 1, setelah melakukan analisis dan refleksi pada

siklus 1 penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 2 dan seterusnya.

Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.2. Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan Pendahuluan

1 Observasi ke MA. As Syafi'iyah Tebet Jakarta Selatan 2 Mengurus surat izin penelitian 3 Membuat instrumen penelitian 4 Menghubungi kepala sekolah 5 Wawancara terhadap guru mata pelajaran 6 Menentukan kelas subjek penelitian 7 Memberi pretest pada kelas subjek penelitian untuk mengetahui skor

pemahaman siswa. 8 Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian 9 Mensosialisasikan pembelajaran agama dengan menggunakan media CD

pada siswa yang menjadi subjek penelitian

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

-

56

Tabel 3.3. Tahap Penelitian Siklus I

Tahap Perencanaan

1. Menyiapkan kelas tempat penelitian 2. Membuat rencana pengajaran 3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator 4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan 5. Menyiapkan lembar observasi s1swa dan guru, dan catatan

lapangan serta keperluan observasi lainnya 6. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan 7. Menyiapkan soal akbir siklus

Tahap Pelaksanaan

1. Menyampaikan langkah-langkah menggunakan OHP pada siswa 2. Guru menjelaskan pentingnya belajar dan bekerja dalam

kelompok serta menjelaskan staregi belajar dalam pembelajaran materi redoks.

3. Guru mengidentifikasikan sub pokok bahasan 4. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 7 siswa yang

heterogen 5. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan melakukan

investigasi untuk menjawab masalah yang dihadapi (tugas kelompok).

6. Guru membimbing siswa dalam melakukan investigasi. 7. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi

dan membuat kesimpulan dari basil investigasi. 8. Presentasi tiap kelompok 9. Penil&ian ha:;il tes siklus 1 10. Dokumentasi

Tahap Pengamatan

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadao siswa dan =· mencatat semua

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

"' -~ t"' ~

"' --

1. 2. 3. 4. 5.

6. 7. 8.

1. 2.

3. 4. 5.

57

Tahap Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 1 yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.

Tabel 3.4. Tahap Penelitian Siklus II

Tahap Perencanaan

Menyiapkan kelas tempat penelitian (laboratorium komputer) Membuat rencana pengajaran Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan Menyiapkan soal akhir siklus Menyiapkan alat dokumentasi

Tahap Pelaksanaan

Menyampaikan langkah-langkah menggunakan media CD pada siswa Guru menjelaskan pentingnya belajar dan bekerja dalam kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari materi redoks. Guru mengidentifikasikan sub pokok bahasan Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 7 siswa yang heterogen Siswa belajar, melakuakan perencanaan kooperatif, dan melakukan investigasi untuk menjawab masalah yang dihadapi (tugas kelompok).

6. Guru membimbing siswa dalam melakukan investigasi. 7. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi dan

membuat kesimpulan dari basil investigasi. 8. Presentasi tiap kelompok 9. Penilaian hasil tes siklus 2 10. Mewawancarai guru dan siswa

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

58

Tahap Pengamatan

Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan.

Refleksi

Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 2 yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.

H. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil intervensi yang diharapkan oleh penulis meliputi:

I. Peningkatan pemahaman siswa pada konsep redoks, yang dapat terlihat

dari kemampuan mereka untuk memecahkan permasalahan yang diberikan

baik secara kelompok maupun secara individual.

2. Peningkatan aktivitas belajar mengajar di dalam kelas pada konsep redoks.

3. Respon positif siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe

group investigation (GI).

I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data

Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan

yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul.

Data yang sudah terkumpul berupa hasil wawancara, hasil skor pemahaman

belajar, hasil observasi, hasil tes siswa dan catatan lapangan. Semua data di

analisis dengan menggunakan :malisis deskriptif.

Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang

ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya

dalam satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa

kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

59

terjadinya peningkatan pemahaman yang terlihat dari hasil pengamatan dan

hasil tes yang menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai

rencana dan siswa memperlihatkan peningkatan pemabaman yang tinggi

dalam belajar redoks dan skor pemahaman menunjukkan angka yang

signifikan serta basil tes menunjukkan 60% dari jumlah siswa kelas subjek

penelitian mendapatkan nilai ~ nilai rata-rata tes keseluruban.

J. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan

oleb peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dimiliki

tahapan-tahapam dalam tiap siklusnya. Tabapan tersebut meliputi

perencanaan, tindakan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi.

Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan siklus dalam penelitian ini sama

seperti prosedur yang digunakan pada siklus awal atau siklus ke-1, yakni

perencanaan perbaikan, tindakan perbaikan, pengumpulan data dan refleksi

data basil pelaksanaan tindakan perbaikan. Bila dari siklus ke-2 telah

mencapai basil yang diinginkan maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke

siklus ke-3, namun bila hasil yang diinginkan belum tercapai maka penelitian

harus dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Penelitian tindakan kelas ini mengambil tempat di MA. As Syafi'iyah

01 Tebet Jakarta Selatan. Sebelurn dilaksanakan penelitian, peneliti terlebih

dabulu melakukan analisis kebutuhan berdasarkan analisa kebutuhan dapat

diketahui keadaan siswa dan cara belajar guru sebelum menggunakan model

pembelajaran kooperatiftipe group investigation.

1. Observasi awal proses !Jembela~aran

Dari basil observasi awal proses pembelajaran didapatkan

informasi bahwa:

a. Guru tidak menjelaskan kepada siswa indicator pembelajaran sebelum

kegiatan belajar mengejar dimulai.

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

60

c. Alat bantu yang digunakan yaitu tidak menggunakan alat bantu

kecuali menulis di whiteboard.

d. Pada kegiatan belajar mengajar siswa disamping memperhatikan siswa

bertanya apabila di minta oleh guru.

e. Pada kegiatan belajar mengajar guru lebih banyak memberikan

informasi.

f. Dalam memberikan kesimpulan, guru meminta s1swa untuk

menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dibicarakan saat itu.

Dari hasil observasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa guru

bidang studi kimia dalam menyampaikan konsep-konsep pelajaran

menggunakan metode ceramah, minat dan motivasi siswa sangat kecil

untuk mempelajari konsep-konsep kimia. Akibatnya pencapaian hasil

belajar siswa pada mata pelajaran kimia kurang memuaskan.

2. Wawancara dengan siswa

Wawancara dengan siswa dlakukan secara acak pada siswa kelas

X untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran yang

selama ini telah mereka lakukan. Dari hasil wawancara dengan beberapa

siswa didapatkan data sebagai berikut:

a. sebagian besar dari mereka merasa kesulitan dalam mempelajari

konsep-konsep kimia.

b. Mereka berpendapat bahwa penjelasan mengenai konsep kimia

yang disampaikan oleh guru bidang studi kurang jelas sehingga

mereka sulit untuk memehami konsep tersebut.

c. Selain itu mereka juga merasa bosan dengan metode yang

<iigunakan oleh guru bidang sturli dalam menyampaikan konsep

pelajaran kimia.

d. Mereka merasa kurang termotivasi untuk mempelajari pelajaran

kimia, mereka menganggap bahwa kimia adalah pelajaran yang

sulit.

n~ri hH,jl WHWHnr.nra c\en<rnn SISWa danat ditarik kesimnulan

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

61

kimia, kurang termotivasi dan merasa bosan dengan penyampaian konsep

kimia dengan metode ceramah.

Berdasarkan hasil analisis keadaan di atas, maka peneliti

memandang perlu untuk meggunakan metode pembelajaran lain selain

metode ceramah untuk membuat suasana belajar menjadilebih menarik

bagi siswa sehingga dapat membuat mereka termotivasi dan berminat

utnuk mempelajari mata pelajaran kimia dengan lebih antusias, selain juga

untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep kimia

yang diajarkan. Oleh karenanya peneliti mengusulkan penggunaan

pendekatan pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran group

investigation (GI) pada konsep redoks.

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tindakan Yang Dilakukan

I. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti membuat acuan program pembelajaran

berupa RPP, skenario pembelajaran, membuat Lembar Kerja Siswa

(LKS) individu dan kelompok, membuat lembar observasi dan soal­

soal tes reaksi Redoks dengan menerapkan metode pembelajaran

kooperatif Group Investigation pada pokok bahasan Reaksi Redoks.

Pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan, dengan pertemuan

pertama, kedua dan ketiga berlangsung selama 80 menit. Pertemuan

pertama, menjelaskan tentang metode Group Investigation, siswa

membentuk kelompok melakukan investigasi, menganalisis,

mengevaluasi dan membuat laporan hasil investigasi. Pertemuan

kedua dan pertemua ketiga, untuk masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil investigasinya.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran ditekankan adalah

kegiatan melakukan investigasi terhadap suatu masalah secara

berkelompok dengan menerapkan pembelajaran yang digunakan

adalah pembelajaran kooperatif metode Group Investigation. Kegiatan

pembelajaran dimulai dengan peneliti memaparkan tujuan

pembelajaran kepada siswa dan menjelaskan beberapa indikamr yang

harus dicapai oleh siswa. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi

berupa demonstrasi pembakaran lilin yang menghasilkan api,

kemudian llilin tersebut ditutup dengan gelas hingga api pada lilin '

mati. Hal ini dilakukan untuk memoti'vasi dalam mempelajari pokok

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

63

api pada lilin membutuhkan oksigen sama pada reaksi oksidasi yang

membutuhkan oksigen.

Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian penjelasan

tentang metode Group Investigation agar siswa dapat memabami apa

saja yang akan dilakukan pada saat pembelajaran. Peneliti membagi

siswa dalam lima kelompok dan memberikan subtopik-subtopik yang

akan dibabas di antaranya perkembangan redoks berdasarkan

pelepasan dan penerimaan oksigen, perkembangan redoks berdasarkan

pelepasan dan penerimaan elektron, perkembangan redoks

berdasarkan penurunan dan peningkatan bilangan oksidasi, konsep

bilangan oksidasi. Setelab itu, peneliti meminta siswa untuk

melakukan investigasi terhadap subtopik pembabasan pada buku~buku

yang telah siswa siapkan melalui berbagai sumber kemudian

mendiskusikan sesuai dengan langkah-langkab Group Investigation.

Dimana siswa mengumpulkan sumber-sumber atau melakukan

investigasi pada subtopik yang siswa pilih, menganalisis hasil

pengumpulan sumber-sumber, mengevaluasi hasil analisis kemudian

membuat laporan hasil investigasi dalam bentuk transparansi yang

akan dipresentasikan dengan menggunakan OHP. Peneliti berkeliling

memberikan bimbingan kepada siswa dalam melakukan investigasi.

Pertemuan kedua, presentasi hasil investigasi yang dilakukan

dalam tiap kelompok dengan menggunakan OHP. Hal ini dilakukan

untuk mempermudab siswa dalam menjelaskan hasil investigasi.

Proses pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan

rr.emerintahkaI' siswa untuk ber1<umpul •esuai dengan kelompoknva

dan peneliti menyiapkan OHP untuk presentasi. Peneliti memberikan

15 menit kepada tiap kelompok untuk melakukan presentasi dengan

pembagian 5 menit untuk menjelaskan hasil investigasi dan I 0 menit

untuk pertanyaan.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

64

saat menjelaskan kelompok pertama dalam mempresentasikan hasil

investigasinya terlihat agak kaku dan gugup. Hal ini dikarenakan

suasana kelas masih gaduh dan baru pertama kali mempresentasikan

hasil investigasi. Untuk mengatasi ini peneliti menenangkan siswa

dengan memerintahkan siswa untuk mendengarkan siswa lain yang

sedang presentasi dan mengingatkan siswa untuk mengisi Lembar

Kerja Siswa (LKS) individu.

Setelah kelompok penyaji selesai mempresentasikan hasil

investigasinya, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab. Pada akhir

presentasi guru meluruskan dan memantapkan konsep materi yang

siswa lakukan selama kegiatan penyelidikan agar tidak terjadi

miskonsepsi mengenai materi pelajaran.

Pada pertemuan ketiga, proses pembelajaran dilanjutkan

dengan tugas latihan kelompok dengan metode Group Investigation.

Pemilihan topik atau nomor soal kelompok dilakukan dengan

pengundian. lima topik sesuai dengan topik sebelumnya hanya tiap

kelompok belum tentu sama dengan topik sebelumnya. Hal ini

dilakukan untuk memberi pemahaman lebih dalam tentang konsep

redoks. Peneliti menjelaskan tugas kelompok, tugas tersebut yaitu

mencari informasi dari berbagai sumber mengenai topik-topik yang

dipilih, melakukan analisis terhadap hasil investigasi, mengevaluasi

dan membuat laporan investigasi berupa jawaban soal.

Setelah selesai, tiap kelompok diminta untuk mempresen­

tasikan hasil investigasi. Kegiatan presentasi ini sudah sedikit lebih

baik clibandingkan d;!ngi:n preser.tasi p:ida peiiemuan 3ebelur.mya.

Penemuan konsep-konsep seperti reduksi dan oksidasi pada setiap

perkembangannya serta konsep bilangan oksidasi sudah tertanam di

dalam benak siswa yang diperoleh melalui kegiatan investigasi. Hal

ini terlihat dari penjelasan-penjelasan siswa ketika melakukan ___ 1

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

65

bermunculan. Sebelum pembelajaran berakhir, peneliti mengumum­

kan kelompok terbaik pada beberapa pertemuan

Untuk mengukur pemahaman konsep siswa, maka dilakukan

evaluasi yang berupa tes pemahaman konsep. Tes ini dilakukan pada

pertemuan ke empat. Selama tes berlangsung siswa tampak serius

mengerjakan soal-soal yang diberikan.

c. Tahap Pengamatan

Pelaksanaan obeservasi dilakukan untuk mengetahui

ketercapaian pada setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Secara

umum aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II terekam

dalam lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

I) Hasil Observasi

Hasil observasi terhadap proses kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan metode group investigation (GI) pada

konsep redoks memberikan hasil yang cukup baik, baik terhadap

aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Rata-rata aktivitas guru

pada pertemuan pertama sampai ketiga mencapai 78,6%.

Sedangkan aktiivitas siswa selama siklus I mencapai 55%.

Pertemuan pertama, aktivitas guru dalam kegiatan

pembelajaran adalah 71.4% dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran adalah 52,8%. Hal ini dikarenakan keadaan belum

teratur sehingga suasana kelas menjadi ramai. Salah satu

penyebabnya para siswa masih melakukan penyesuaian pada

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu pembelajaran

1<ooperatif Group In,,estigation. Pad:t p:!mbefojaran ini siswa

dikelompokkan sedangkan pembelajaran yang dilakukan

sebelumnya adalah selajar secara individual.

Ketika siswa berkumpul secara berkelompok para sISwa

tampak antusias dalam mengerjakan LKS kelompok untuk

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

66

yang harus dilakukan setelah melakukan investigasi yang mereka

kaji pada beberapa sumber. Hal ini bisa dipaltami karena para

siswa tampaknya masih menyesuaikan diri terhadap model

pembelajaran yang diterapkan, yang sebelumnya belum pemah

mereka alami. Bersama-sama dengan guru mitra peneliti

membimbing siswa kelompok demi kelompok terutama dalam

kegiatan menganalisis hasil investigasi.

Pada saat membimbing kegiatan siswa, peneliti, guru mitra

dan observer juga melakukan observasi terhadap aktivitas siswa.

Secara umum setiap siswa tampak mengambil peran dalam

kegiatan kelompok. Yang cukup menonjol adanya peningkatan

aktivitas siswa pada saat diskusi. Siswa terlihat lebih banyak mau

berbicara dibandingkan sebelum menerapkan pembelajaran

kooperatif. Hal ini dapat dimengerti karena peneliti menganjurkan

agar anggota kelompok secara bergantian memberikan masukan

berupa pendapat.

Pertemuan kedua, aktivitas guru dalam kegiatan

pembelajaran adalah 78.6% dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran adalah 54,8%. Waktu yang tersedia dua jam

pelajaran ini digunakan untuk melakukan presentasi tiap kelompok.

Aktivitas siwa tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya.

Hanya saja siswa tampak lebih siap sehingga proses pembeajaran

berjalan lebih lancar. Pada saat kelompok pertama melakukan

presentasi, presentasi berlangsung kurang menarik. Selain pada

kelompok ter~ebut masih terlihat kaku dalarn merr.presentasikai'

hasil investigasinya. Disamping itu, banyak siswa yang sibuk

dengan kegiatannya masing-masing, seperti becanda, sibuk

menyiapkan presentasi kelompoknya, dan membicarakan hal-hal

diluar pelajaran. Dalam ha! ini, peneliti mengingatkan siswa untuk

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

67

Setelah kelompok penyaji selesai mempresentasikan hasil

investigasinya, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab. Sebagian

siswa masih terlihat pasif, hanya beberapa siswa yang bertanya.

Pada akhir presentasi peneliti meluruskan dan memantapkan

konsep materi yang siswa dapatkan selama kegiatan investigasi. Ini

dilakukan agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai materi

pelajaran.

Pertemuan ketiga, aktivitas guru dalam kegiatan

pembelajaran adalah 85. 7% dan aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran adalah 57.3%. Pada pertemuan ini siswa melakukan

pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation pada soal

redoks. Disini siswa melakukan investigasi untuk menjawab soal

yang diberikan. Siswa tampak lebih siap dibanding pertemuan

yang lalu. Hal ini dikarenakan siswa sudah menyesuaikan diri

terhadap model pembelajaran yang diterapkan dan memiliki

pengalaman pada pembelajaran sebelumnya.

Setelah melakukan investigasi, tiap kelompok diminta

untuk mempresentasikan hasil investigasi. Kegiatan presentasi ini

sudah sedikit lebih baik dibandingkan dengan presentasi pada

pertemuan sebelumnya. Penemuan konsep-konsep seperti reduksi

dan oksidasi pada setiap perkembangannya serta konsep bilangan

oksidasi sudah tertanam di dalam benak siswa yang diperoleh

melalui kegiatan investigasi. Hal ini terlihat dari penjelasan­

penjelasan siswa ketika melakukan presentasi atau menjawab soal

yaf1g diberikan. Pada termil'. tanya jawa':l, insiatif siswa •mtuk

mengeluarkan pendapat dan menjawab pertanyaan sudah mulai

bermunculan. Pada saat peneliti mengumumkan kelompok terbaik

pada beberapa pertemuan, terlihat s1swa begitu senang

mendengarkan pengumuman ini.

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

68

2) Hasil Tes Belajar

Berdasarkan tes yang telah dilakukan pada siklus I diperoleh

hasil ketuntasan rata-rata belajar siswa sebesar 57.2%, dan 12

orang siswa masih memiliki nilai dibawah 75 dengan minimal

yang diperoleh siswa sebesar 55. Sedangkan nilai rata-rata kelas

diperoleh 74.6, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator

keberhasilan yaitu 85% dari jumlah siswa mendapatkan skor 2: 75

nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Oleh karena itu penelitian

dilanjutkan pada siklus berikutnya.

d. Tahap Refleksi

Secara keseluruhan proses pembelajaran di siklus I mengarah

pada hasil yang lebih baik dari tiap pertemuannya. Dengan kegiatan

yang dipilih dan semakin mantapnya pemahaman peneliti mengenai

pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif Group Investigation

memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Pembentukan

konsep materi pelajaran sudah tampak selama proses pembelajaran

dan dapat dilihat selama kegiatan presentasi kelompok.

Pada siklus I terjadi peningkatan pemahaman konsep s1swa

setelah diterapkannya pembelajaran koperatif Group Investigation.

Namun ketuntasan belajar siswa belum tercapai. Hal tersebut

menyebabkan diperlukan perbaikan dalam proses pembel~jaran agar

pemahaman konsep kimia siswa dan ketuntasan belajar siswa

meningkat.

KegiataP yang dipilih dalam siklns pertama merupakan ha!

yang sama sekali barn bagi siswa. Sehingga di dalam pelaksanaannya

ditemukan sejumlah kendala yang dihadapi. Kendala tersebut antara

lain adalah siswa masih memerlukan bimbingan dari peneliti untuk

mengeluarkan pendapat atau gagasan secara langsung di kelas. Selama

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

69

antar siswa. Siswa juga masih kurang mempedulikan pendapat siswa

lainnya yang sedang memberi penjelasan.

Salah satu unsur yang mendukung keberhasilan kerja

kelompok dalam pembelajaran kooperatif adalah komunikasi antar

anggota. Unsur ini menghendaki agar para siswa dibekali dengan

keterampilan berkomunikasi. Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat

bahwa komunikasi antar kelompok kurang berjalan dengan baik.hal

ini tentunya akan menghambat kerja kelompok untuk mencapai hasil

belajar maksimal. Hal ini disebabkan peneliti masih kurang

memberikan petunjuk kepada siswa tentang cara belajar kelompok

yang baik termasuk keterampilan sosial yang perlu diterapkan dalam

belajar kelompok.

Kesimpulan umurnnya sebagai refleksi pada siklus perama ini

adalah bahwa secara keseluruhan kegiaan pembelajaran yang sudah

dilakukan dengan pembelajaran koopreratif teknik Group

Investigation sudah baik, hanya saja kurang optimal. Dalam ha! ini

keterbatasan waktu dan masih minimnya siswa yang mengajukan

pertanyaan atau pendapat secara langsung di kelas, kalaupun ada

hanya pada siswa tertentu saja. Tidak lebih dari 5 siswa yang

mengajukan pertanyaan dalam setiap pertemuannya.

Dari kesimpulan tersebut, maka penelitian ini perlu dilanjutkan

dengan siklus ke dua dengan sejumlah perbaikan-perbaikan. Perbaikan

yang akan dilakukan antara lain:

I) Perlu memperhatikan lagi peraturan waktu dalam pelaksanaan

pembelajaran ag'll' pemanfaatan wakti1 dalam KBM leb!h

efisien.

2) Guru lebih mengintensifkan kegiatan presentasi kelompok,

sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa yang sibuk dengan

aktivitasnya sendiri ketika presentasi berlangsung.

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

70

Pembentukan konsep materi yang diperoleh siswa selama

proses pembelajaran di siklus pertama merupakan modal dasar bagi

siswa untuk mengembangkan pengetahuannya pada siklus ke dua.

Diharapkan kegiatan pembelajaran di siklus ke dua akan lebih optimal.

2. Siklus II

Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap

hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I. Pada siklus II ini lebih

diarahkan pada optimalisasi proses pembelajaran untuk meningkatkan

pemahaman konsep kimia siswa yang mnegacu kepada siklus I. Siklus II

dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan pada bahan sub pokok bahasan

autoredoks, tata nama IUP AC dan aplikasi redoks dalam kehidupan

sehari-hari. Adapaun tahapan-tahapannya sebagadai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Mengacu pada proses pembelajaran pada siklus pertama, maka

rencana yang disepakati oleh peneliti dan guru mitra untuk siklus

kedua adalah mencoba memperbaiki kekurangan-kekurangan yang

terjadi pada siklus pertama yaitu (1) dengan memberikan penjelasan

dalam kelompok kepada siswa tentang pentingnya kerjasama dalam

kelompok; (2) mengendalikan kelas dengan baik agar tidak terjadi lagi

siswa yang mengobrol dan bermain-main pada proses kegiatan

berlangsung; (3) meningkatkan pemahaman siswa dilihat dari aktivitas

dan hasil belajar pada konsep redoks dengan sub konsep autoredoks,

oksidator dan reduktor, tata nama !UP AC dan aplikasi redoks dalam

kehidupan sehari-hari; ( 4) siswa mampu menyajikan hasil investigasi

dengan baik dan benar.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan keempat, proses pembelajaran dimulai dengan

memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa agar siwa dapat

mten<Yetahni ana van2:a harus dicaoai dari proses pembelajaran

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

72

pelajaran. Diakhir pertemuan, peneliti mengumwnkan kelompok

terbaik pada pertemuan ini.

Pertemuan keenam, proses pembelajaran dilanjutkan dengan

tugas latihan kelompok dengan metode Group Investigation. Peneliti

menjelaskan tugas kelompok, tugas tersebut yaitu mencari informasi

dari berbagai sumber mengenai topik-topik yang dipilih, melakukan

analisis terhadap hasil investigasi, mengevaluasi dan membuat laporan

investigasi berupa jawaban soal.

Setelah selesai, tiap kelompok diminta untuk mempresen­

tasikan hasil investigasi dilanjutkan dengan termin tanya jawab.

Diakhir pertemuan peneliti memngumumkan kelompok terbaik dan

memberikan kuisioner tetang respon siswa terhadap metode

pembelajaran.

c. Tahap Pengamatan

I) Hasil Observasi

Dalam pelaksanaan kegiatan/aktiitas guru dan s1swa

selama siklus II meningkat dengan rata-rata aktivitas guru sebesar

97.6% dan aktivitas siswa sebesar 70%. Pada pertemuan keempat,

para siswa kelihatan lebih aktif. Hal ini bisa dipahami karena

siswa sudah menyesuaikan diri terhadap model pembelajaran yang

diterapkan dan telah memiliki pengetahuan konsep redoks pada

pertemuan sebelumnya. Pada saat melakukan investigasi aktivitas

siswa terlihat meningkat dibanding sebelumnya. Siswa kelihatan

lebih banyak mau memberikan tanggapan atau pendapat dari hasil

investigru:i yang jj da;Jat. Pada ::iroses ::iembelaj 1!"an ini, i:roses

melakukan investigasi terhadap topik permasalahan lebih cepat

dibanding pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan siswa telah

memiliki pengetahuan konsep redoks pada pertemuan sebelumnya.

Pada pertemuan kedua, waktu yang tersedia dua Jam

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

73

dengan presentasi pada pertemuan sebelumnya. Penemuan­

penemuan konsep-konsep seperti oksidator, reduktor, autoredoks

dan lain sebagainya sudah tertenam di dalam benak siswa yang

diperoleh melalui kegiatan investigasi dan yang berkaintan dengan

konsep redoks sebelumnya telah dibahas. Hal ini terlihat dari

penjelasan-penjelasan siswa ketika melakukan presentasi. Pada

saat termin tanya jawab, siswa terlihat lebih banyak mau

berbicara dalam mengeluarkan pendapat dan menjawab

pertanyaan dari kelompok lain. Siswa menjawab pertanyaan atau

menanggapi jawaban.

Pertemuan keenam, proses pembelajaran dilanjutkan dengan

tugas latihan kelompok dengan metode Group Investigation.

Aktivitas siswa kelihatan hampir sama pada pertemuan kelima.

Secara umum setiap siswa tampak mengambil peran dalam

kegiatan kelompok. siswa menjawab pertanyaan atau menanggapi

jawaban temannya secara bergantian pada suatu kelompok.

Kondisi ini sangat baik untuk menumbuhkan aktivitas siswa

selama proses pembelajaran.

2) Hasil Tes Belajar

Berdasarkan tes yang telah diberikan pada siklus II diperoleh

hasil 4 orang siswa (14.3%) mendapat rentang nilai dibawah 65,

dan terdapat 25 orang siswa (85.7%) sudah mencapai ketuntasan

be I ajar mencapai nilai diatas 7 5. Sedangkan nilai rata-rata kelas

diperoleh 82.9, sehingga pada siklus II sudah mencapai indikator

keherhasil'll yaitu ~5% dari jPmlah si~wa m~ndapatkan skor lebih

dari 75 nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Dengan demikian

penerapan pembelajaran kooperatif group investigation (GI) dapat

meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari konsep

redo ks.

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

74

3) Hasil Respon

Setelah siklus II selasai dilaksanakan, maka peneliti

memberikan angket mengenai tanggapan siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II.

a) Siswa berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe group

investigation (GI) adalah metode pembelajaran yang baru bagi

mereka dengan rata-rata 3 .3. Hal ini menunjukkan siswa setuju

dengan pemyataan tersebut.

b) Siswa merasa senang dengan pembelajaran kooperatif tipe

group investigation (GI), dengan rata-rata 3.3. Hal ini

menunjukkan siswa setuju dengan pemyataan tersebut.

c) Siswa merasa tertarik atau terlibat terhadap metode yang

digunakan guru dalam pembelajaran dengan rata-rata 3.2. Hal

ini menunjukkan siswa setuju dengan pemyataan tersebut.

d. Tahap Refleksi

Kesimpulan umum sebagai refleksi pada siklus kedua ini adalah

aktivitas siswa sudah menunjukkam keterampilan kooperatif dan telah

mencapai batasan indikator keberhasilan. Hal-ha! yang kurang dan

perlu diperbaiki dalam siklus I terlihat sudah ada penyempumaan.

Oleh karena itu penelitian ini dikatakan berhasil.

Hasil dari analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh

gambaran bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation

(GI) efektif digunakan dalam proses belajar mengajar kimia pada

konsep laju reaksi, antara lain:

I) Pem,.hama11 siswa pada matP,ri red0ks 1:1eningl.:at.

2) Hasil belajar siswa telah mencapai indikator yang telah

ditetapkan oleh peneliti.

3) Siswa lebih aktif dalam pelaksanaan diskusi baik itu diskusi

dengan teman kelompok mereka juga berdiskusi dengan teman

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

75

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang

diperoleh dari aktivitas siswa yang dilakukan oleh siswa dan guru di dalam

kelas. Kegiatan siswa dan guru diteliti dengan menggunkan lembar observasi

dan kuisioner yang telah diuji validitasnya. Sama seperti lembar obeservasi

dan kuisioner, data hasil belajar siswa pun telah menjalani pengujian validitas

maupun reliabilitasnya.

Lembar observasi diisi saat kegiatan pembelajaran dilakukan. Lembar

observasi ini digunakan untuk merekam aktivitas yang terjadi selama kegiatan

pembelajaran dilangsungkan baik berupa aktivitas guru maupun aktivitas

siswa. Tes evaluasi diberikan untuk menguji pemahaman siswa terhadap

konsep yang telah dipelajari, tes evaluasi tersebut diberikan pada akhir siklus I

dan II. Sedangkan kuisioner diberikan kepada siswa untuk melihat tanggapan

mereka selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dilaksanakan, kuisioner

tersebut diberikan setelah siklus berakhir.

C. Analisis Data

1. Hasil Observasi

a. Hasil Observasi Siklus I

Berdasarkan observasi pada proses pembelajaran dengan

menggunakan I em bar observasi siswa (lampiran ), keterlaksanaan

pembelajaran siklus I dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif selama Siklus I

Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatifteknik Group

Pertemuan Investigation (%)

Oleh Guru Olth Siswa

I 71.4% 52.8%

2 78.6% 54.8%

3 85.7% 57.3 % n_ ... _ __ ... _

"70 C. OL J:\'i:{)O/~

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

76

Hasil observasi tentang aktivitas guru menunjukkkan bahwa

pada pertemuan pertama aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran

adalah 71.4 %. Pada pertemuan kedua aktivitas guru adalah 78.6%

dan pada pertemuan ketiga aktivitas guru adalah 85.7 %. Rata-rata

persentase aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran siklus I adalah

78.6 %. Dengan demikian masih ada 21.4 % kegiatan pembelajaran

belum dilaksanakan dengan optimal oleh guru.

Hasil observasi tentang aktivitas siswa menunjukkkan bahwa

pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran

adalah 52.8 %. Pada pertemuan kedua aktivitas siswa adalah 54.8 %

dan pada pertemuan ketiga aktivitas siswa adalah 57.3%. Rata-rata

persentase aktivitas siswa daiam kegiatan pembelajaran siklus I adalah

55.0 %. Dengan demikian selama proses pembelajaran kooperatif

teknik Group Investigation, tingkat aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran tergolong kurang aktif. Masih terdapat 45 % siswa yang

kurang aktif. Walaupun demikian keadaannya masih lebih baik

dibandingkan aktivitas siswa jika dilakukan pembelajaran secara

konvensional.

b. Hasil Observasi Siklus II

Berdasarkan observasi pada proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi siswa (lampiran ), keterlaksanaan

pembelajaran siklus I dapat terlihat pada tabel berikut.

Tabet 4.2. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif selama Siklus II

Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatifteknik Group

Pertemuan Tnvestigation (%) >---

OlehGuru Oleh Siswa

I 92.8% 68.5%

2 100% 68.4%

3 100% 73.1%

Tl-+~ -~·~ 0'7 t:.. 0/.. '1f\ (\ 01_

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

77

Hasil observasi tentang aktivitas guru menunjukkkan bahwa

pada pertemuan pertama aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran

adalah 92.8 %. Pada pertemuan kedua aktivitas guru adalah I 00 %

dan pada pertemuan ketiga aktivitas guru adalah I 00 %. Rata-rata

persentase aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran siklus II adalah

97.6 %. Dengan demikian, terjadi peningkatan rata-rata aktivitas pada

siklus I sebesar 78.6% menjadi 97 .8 % pada siklus II. Terjadi

peningkatan aktivitas guru sebesar 19.2 %, kegiatan pembelajaran

telah dilaksanakan dengan optimal oleh guru.

Hasil observasi tentang aktivitas siswa menunjukkkan bahwa

pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran

adalah 58.5 %. Pada pertemuan kedua aktivitas siswa adalah 58.5 %

dan pada pertemuan ketiga aktivitas siswa adalah 73 .I %. Rata-rata

persentase aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I adalah

70 %. Dengan demikian, terjadi peningkatan rata-rata aktivitas siswa

pada siklus I sebesar 55.0 % menjadi 70.0 % pada siklus II. Dalam ha!

ini terjadi peningkatan aktivitas siswa sebesar 15.0 %, kegiatan

pembelajaran telah dilaksanakan dengan optimal oleh guru.

2. Tes Hasil Belajar

a. Tes Hasil Belajar Siklus I

Setelah kegiatan pelaksanaan siklus I selesai dilakukan maka

pada tanggal diaadakan tes hasil belajar. Dari hasil tes belajar dapat

diketahui pemahaman siswa akan konsep redoks.

Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Nilai Tes Fre1<uansi Abs0lut Frekuen~i Relatif

55-62 6 21.4%

63-67 I 3.6%

68-74 5 17.8%

75-82 10 35.7% A" AA " ~ ~ - n •

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

78

90-97 3 10.7 %

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh informasi bahwa ada 12

orang siswa (42.8%) mendapat rentang nilai dibawah 75, dan terdapat

16 orang siswa (57.2%) sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai

nilai diatas sama dengan 75. Sedangkan nilai rata-rata kelas diperoleh

74.6, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan

yaitu 85% dari jumlah siswa mendapatkan skor?: 75 nilai rata-rata tes

keseluruhan siswa. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus

berikutnya.

Tabel 4.4. Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan Jenjang Soal

Jenjang Proporsi

No Indikator Soal Jawaban Soal

Benar(o/o) I. Menentukan perubahan se- C2 90.5

nyawa yang merupakan ok-sidasi atau reduksi

2. Menentukan zat yang C2 77.3 mengalami oksidasi dan reduksi.

3. Menentukan zat yang C3 70.6 merupakan reaksi redo ks atau bukan redoks.

4. Menuliskan persamaan reak- C4 68.4 si dari soal yang diberikan kemudian menentukan reak-si redoks atau bukan redoks.

5. Menentukan bilangan oksi- C3 69 dasi atom unsur dalam se-nv<iwa at&u ion.

' c--Rata-rata 75.2

Berdasarkan tabel 3 dapat diperoleh informasi bahwa 90.5 %

siswa dapat menentukan perubahan senyawa yang merupakan oksidasi

atau reduksi. Siswa dapat menentukan zat yang mengalami oksidasi

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

80

3) Pada soal nomor 5

Sekitar 31 % siswa salah dalam menentukan bilangan oksidasi

pada senyawa. Hal ini dkarenakan siswa kurang memahami

aturan bilangan biloks.

b. Tes Hasil Belajar Siklus II

Setelah kegiatan pelaksanaan siklus II selesai dilakukan maka

pada tanggal diaadakan tes hasil belajar. Dari hasil tes belajar dapat

diketahui pemahaman siswa akan konsep redoks.

Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Nilai Tes Frekuansi absolut Frekuensi relatif

60-67 2 7.1 %

68-74 2 7.1 %

75-81 11 39.3 %

82-88 4 14.3%

89-95 4 14.3%

96- 102 5 17.9%

Jumlah 28 100%

Berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh informasi bahwa ada 4

orang siswa (14.3 %) mendapat rentang nilai dibawah 65, dan terdapat

25 orang siswa (85.7 %) sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai

nilai diatas 75. Sedangkan nilai rata-rata kelas diperoleh 82.9,

sehingga pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu

85% dari jumlah siswa mendapatkan skor 2: 75 nilai rata-rata tes

k0seluruhan siswa. Dengar. demik;an, t.::rjadi pen~ngkat!II'- rata-ra'.a

hasil belajar pada siklus I sebesar 74.6 menjadi 82.9 pada siklus II.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

82

yang terjadi sebesar 14.93%. Dengan demikian, maka dapat kita

ketahui secara keseluruhan hasil pencapaian belajar pada materi reaksi

redoksi oksidasi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group

Investigation sangat efektif dalam meningkatkan pemabaman siswa

untuk menguasai materi reaksi reduksi okdidasi tersebut dengan baik.

3. Respon siswa

Dari kuesioner yang dibagikan kepada siswa untuk mengetabui

tanggapan dan kritik siswa atas kegiatan pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group

Investigation sangat efektif dalam meningkatkan pemabaman siswa dapat

dilihat pada tabel beriknt.

Tabel 4.7. Respon Siswa terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Group Investigation

No. Indikator Rata-rata Ket

I Siswa berpendapat babwa Pembelajaran 3.3 Setuju Kooperatif tipe Group Investigation adalah metode pembelajaran baru bagi mereka.

2. Siswa merasa senang dengan 3.3 Setuju Pembelajaran Kooperatif tipe Group lnvestiJ<ation.

3. Siswa merasa tertarik a tau terlibat 3.2 Setuju terhadap metode yang digunakan guru dalam pembelajaran.

Rata-Rata Total 3.3 Setuju

Hasil respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif

Group Investigation menunjukkan babwa pada indikator yang pertama

yaitu siswa berpendapat babwa pembelajaran kooperati tipe group

investigation (GI) merupakan metode pembelajaran yang baru bagi

mereka dengan skor 3.3. Hal ini berarti babwa siswa setuju pada

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

83

Pada indikator yang kedua yaitu siswa merasa senang dengan

Pembelajaran Kooperatiftipe Group Investigation, para siswa menyatakan

setuju dengan pemyataan tersebut dengan rata-rata skor 3.3. Dan pada

indikator yang ketiga yaitu siswa merasa tertarik atau terlibat terhadap

metode yang digunakan guru dalam pembelajaran dengan rata-rata skor

3 .2. Hal ini berarti bahwa siswa setuju pada pertanyaan tersebut.

Dengan demikian, rata-rata total skor pada setiap indikator didapat

sekitar 3.3. Hal ini berarti penerapan pembelajaran kooperatif tipe group

investigation (GI) untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep

redoks mendapat respon positif dari siswa.

D. Pembahasan Temuan Penelitian

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti di

MA. As Syafi'iyah 01 kelas X Jakarta Selatan dengan menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) didapatkan hasil

sebagai berikut.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Data

Objek Siklus I Siklus II Keterangan

Ketuntasan belajar 57.2% 85.7% Meningkat

Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang 75.2% 82.3% Meningkat

so al

Guru 78.6% 97.6% Meningkat Aktivitas

Siswa 55% 70% Meningkat

Respon siswa 3.3 Setuju

Pada awal pembelajaran, siswa mengalami hambatan dalam

berdiskusi, belum dapat bekerja sama dalam memecahkan masalah. Hal ini

dapat terjadi karena perubahan pola pembelajaran dan lingkungan belajar

yang tidak biasanya bagi siswa mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

85

peningkatan ketuntasan belajar yang memiliki nilai diatas 75,0 mencapai 25

orang siswa (85.7%), sehingga pada siklus II sudah mencapai indikator

keberhasilan yaitu 85% dari jumlah siswa mendapatkan skor lebih dari 75.

Grafik 2. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Hasil Belajar

,----···-- ----···1 I o Ketuntasan

I Belajar

1

. o Berdasarkan I L Jenjan_~_So~

Respon siswa mengep.ai penerapan pembelajaran kooperatif Group

Investigation! tergolong positif karena siswa yang sangat setuju mencapai

26.8%, setuju mencapai 58.65%, kurang setuju mencapai 13.7%, tidak setuju

5.4% dan sisanya 0.9% sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

sangat tertarik mengikuti proses pembelajaran kooperatif Group Investigation.

S iswa mungkin merasakan kebebasan beraktivitas selama proses

pembelajaran terutama dalam melakukan investigasi. Mereka melakukan

investigasi melalui berbagai sumber, di antaranya melalui buku bacaan, dari

teman-temannya pada saat diskusi dan juga dari guru. Walaupun model

pembelajaran ini dipandang perlu dikaji dan diterapkan pada kelas maupun

materi yang berbeda, namun model pembelajaran ini dipandang cukup efektif

da!am upaya meningkatkan pemahaman siswa.

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

DAFTARPUSTAKA

Ackermann, Edith., Piaget's Constructivism, Papert 's Constructionism: What's the difference, dari http://unjobs.org/tags/leaming-activities, I Juli 2008

Ahmadi, A. dan Widodo S. 2001. Psikologi Be/ajar. Jakarta: PT Rineka Cipta

Anshory dkk, I. 2005. Kimia SMU 1. Jakarta: Erlangga.

Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Ke/as. Bandung: Yrama widya.

Ardi, Sucipto,. Konstruktivisme dan Pembelajaran, dari http://suciptoardi.wordpress.com/2007 II 2/04/48/, I Juli 2008.

Arends, I. Richard, et.al., Exploring Teaching An Introduction To Education, New York: McGraw-Hill Book Company, Second Edition.

----~ 2003 Learning To Teach. New York: McGraw-Hill Book Company.

Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan kelima

_____ , 2006. Penelitian Tindakan Ke/as. Jakarta: Bumi Aksara.

Bell Gredler, M.E. 2001. Be/ajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Courtney K. Miller and Reece L. Peterson, Creating a Positive Climate Cooperative Learning, Safe Responsive Schools, dari www.indiana.edu/safeschl/cooperative-leaming.htm, 26 Juli 2008

Coppola, Eileen M., Powering Up: Supporting Constructivist Teaching with Technology Rice Un!versity, dari http://WW'.v.iste.org/Cont~nt/Navigation_

Menu/Research/NECC Research Paper Archives/NECC 2005/Coppola· Eileen-NECC05.pdf, 26 Juli 2008

Cunningham, Denise D., The Seven Principles of Constructivist Teaching: A Case Study, Missouri State University, dari http://www.odu.edu/educ/act/joumal/ vol 17nol/cunningham.pdf

Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

88

Depdikbud, 2003 Undng-Undang Sisdiknas No. 23 tahun 2003. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi

Digest, Eric., Constructivism in Teacher Education: Considerations for Those Who Would Link, dari htto://www.su.edu/faculty/jcombs/orient/construct.pdf, 20 Mei 2008

Wayan Distrik, Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Meningkatkan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Hasil Be/ajar Fisika Siswa SMPN 1 Bandar Lampung, dalam JPMIPA, Voume 8 No. I, Januari 2007.

Djamarah, SB. 2000. Psikologi Be/ajar. Jakarta Rineka Cipta.

Effendy, Upaya Untuk Mengatasi Kesalahan Konsep Dalam Pengajaran Kimia Dengan Metode Strategi Konflik Kognitif, dalam Media Komunikasi Kimia, No. 2 Tahun VI, Agustus 2002.

Hakim, T. 2002. Be/ajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.

Hasbullah, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rja Grafindo Persada

lsmail,dkk. 2000, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka.

J. Moleong, L. 200 I. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Keenan dkk, 2006. Kimia Untuk Universita Ji/id 1, Jakarta: Erlangga

Kembang, Tumbuh,. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ke Depan, dari http://tumbuhkembang.blogspot.com/2007/08/konstruktivisme-dalam­pembelajaran-ke.html, 1. Juli 2008.

KhoiruJdin, M., Konstruktivisme Dalam Strategi Pembelajaran, http://www.google.eo.id/search?hl=ict&h=lang id&client=firefox­a&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs= I xJ&q=pembelajaran+konstruktivisme&start= I O&sa=N, juli 2008

Krismanto, Al, 2003, Beberapa Teknik Model dan Strategi da/am Pembelajaran Matem11tikn v nov~k~rt~· nPnrlilrn".l<'

Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

89

Lasley Il, Thomas J, Insrtuctional Models Strategies for Teaching in a Diverse Society, Wadsworth: Thomson Learning, Second Edition.

Ledlow, Susan, Cooperative Learning in Higher Education, Center for Learning and Teaching Excellence, Arizona State University, dari http://www.c-sap.bham.ac.uk/resources/cooperative-learning/clte/indexs.pdf, 30 April 2008

Millis, Barbara J., Enhancing Learning and More Through Cooperative Learning, U.S Air Force Academy, October 2002 dari http://www.c-sap.bham.ac.uk/resources/cooperative-learning/l 02002.asp, 20 Mei 2008

Mudyahardjo, 2001, Filsafat flmu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosda karya

Nurhanurawati, Be/ajar Koopeatif Model Investigasi Untuk Meningkatan Aktivitas dan Prestasi Be/ajar Teorema Phytagoras Siswa Ke/as IIB SMPN Bandar Lampung, dalam JPMIPA, Voume 6 No. 2, Juli 2005.

Pareja, Jose I,. A Project Based Group Investigation, University of Missouri-St. Louis, dari dari www.gis.enris.com/library/userconf/educ05/papers/ pap1385.pdf, www.ied.edu.hk/apfslt/dowload/v5 issue] files/tsoimf.pdf, 28 Juli 2008

Pasanda, Leksi, dkk., 2007. Kimia untuk SMA Ke/as x; Jakarta: Pelangi Indonesia

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003. Kurikulum Hasil Belqjar, Jakarta: Balitbang

Rasyad, A. 2001 . Metode Riset Pendidikan. Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN.

Roger T. J and David W. J, Introduction to Cooperative Learning, dari http://ei.es. vt.edu/-mm/sO l/docs/cooplearning.pdf, 10 Mei 2008.

Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, "Penerapan Metode Latihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia", dari www.balitbangd1knas.co.1d, 2001.

Rustan dan Mundilarto. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas

Sabri, M. Alisuf. 2003. Psikalogi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

90

Setiawan, 2006, Model Pembelajaran Matemaytika dengan Pendekatan Investigasi, Y ogyakarta: Depdiknas.

Sitorus, RH. 2006. Ringkasan Kimia Untuk SMAJMA. Bandung: Yrama Widya

Smith, Barbara Leigh, What is Collaborative Learning?, dari http://educare.e­fkipunia.net/chd.gse.gme.edu/immersion/konwledgebase/index.htm, 20 Mei 2008.

Sofyan, Ahmad, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press, 2007.

Sri Mumi dan Edy Ngatmanto, "Penelitian Tindakan Kelas dan Implementasinya bagi Guru Sekolah Dasar", dalam Jurnal Tekeldikdas, Vol. 3, No. I, Juli 2003Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2002, Cet. Ke- 6.

Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004.

Suwindra, NP. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan LKS Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Be/ajar Fisika Siswa Ke/as III SLTPN 3 Singaraja, dalam Jumal Pendidikan dan Pengajaran lKlP Negeri Singaraja, No. 4 Tahun. XXVI, Oktober 2003.

Suwamo, 2003, Pengantar Umum Pendidikan, Bandung: Rineka Cipta

Star, Rachel Padma, Constructivist Teaching Practices: Science Middle and Secondary School, University of Cincinnati htto://www.hiceducation.org/edu proceedings /Rachel%20Padma%20Star.pdf

Staf Pengajar Jurusan Kimia, Kimia Dasar I. Bogor: lnstitut Pertanian Bogor

Syah, M. 2000. Psikologi Be/ajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu

Sudjana, N. 2000. Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengaja. Bandung: Rosda Karya.

------'· 2001. Cara Be/ajar Siswa Aktif Dalam Proses Be/ajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru.

Suherman, Erman dkk, Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003

Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

91

Sunismi, Implikasi Be/ajar Kooperatif Dalam Pembelajaran Matematika, dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, TH. 15, No. 1, Februari 2002.

Syah, Muhibbin, Psikologi Be/ajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet ke-2, 2004.

Syaodih, Erliany., Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia/, Educare: Jurnal Pendidikan Dan Budaya, dari http://educare.e-fkipunia.net/2008/05/pembelajaran+koopertif.html, 20 Mei 2008

Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Troelstra, A.S., History of constructivism in the 20th century, dari http://staff.science.uva.nl/-anne/hhhist.pdf

TSO!, Mun Fie,. Using group investigation for chemistry in teacher education, Asia­Pacific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 5, Issue 1, Article 6, p. I (Apr., 2004), www.ied.edu.hk/apfslt/dowload/v5 issue 1 files/tsoimf. pdf, 20 Mei 2008

Wardani. 2002. Penelitian Tindakan Ke/as. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wiriaatmadja, Rochiati,. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yamin, Martimis, 2004, Pengembangan Kompetensi Pembelajar, Jakarta: Ul Press

Zakaria, Effandi, Promoting Cooperative Learning in Science and Matematics Education : A Malaysian Perspective, Universiti Kebangsaan, Selangor Malaysia, dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2007, 3 (I)

Zingaro, Daniel, Group Investigation: Theory and Practice, Ontario Institute for Studies in Education, Toronto, dari h<tp://www.c-sap.bi1am.ac.uk/resources/ projectreports/ShowOverview.asp, 30 April 2008

Page 102: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

LAMP IRAN

Page 103: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

93

Lampiran 1

:SMA :KIMIA : X/2

SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu

: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi : 14 jam (2 jam untuk UH )

Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian dasar Pembelajara

3.2. •Konsep • Demontrasi reaksi • Membedakan konsep • Jenis Menjelaskan oksidasi dan pembakaran dan serah oksidasi reduksi ditinjau tagihan perkembanga reduksi terima elektron (misal dari penggabungan dan Tu gas n konsep reaksi antara paku besi pelepasan oksigen, individu reaksi dicelupkan ke dalam air pelepasan dan penerimaan Tu gas oksidasi- aki). elektron, serta peningkatan kelompok reduksi dan dan penurunan bilangan Ulangan hubungannya oksidasi. kuis dengan tata •Bilangan • Menentukan bilangan • Menentukan bilangan • Bentuk nama oksidasi unsur oksidasi atom unsur oksidasi atom unsur dalam in strum en senyawa serta dalam dalam senyawa atau ion senyawa atau ion. Tes tertulis, penerapannya senyawa atau dalam diskusi kelas. • Menentukan oksidator dan performans

ion reduktor dalam reaksi (kinerja dan redo ks sikap),

• Beratih menentukan La po ran bilangan oksidasi, tertulis oksidator, reduktor, hasiloksidasi, dan hasil reduksi.

Alokasi Su Waktu bah

8jam •Su Buk kim •Ba Lerr kerj;

Page 104: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

94

Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi SUI

dasar Pembelaiara Waktu bah •Tata nama • Menentukan penamaan • Memberi nama senyawa 2jam menurut senyawa biner menurut IUPAC IUPAC (senyawa ion) yang

terbentuk dari ta be I kation dan anion serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.

• Aplikasi • Menemukan konsep • Mendeskripsikan konsep I jam redoks dalam redoks untuk larutan elektrolit dan memecahkan memecahkan masalah konsep redoks dalam masalah lingkungan dalam memecahkan masalah lingkungan diskusi kelompok lingkungan.

dikelas

Page 105: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran2

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN

METODE GROUP INVESTIGATION

SIKLUS I

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke­

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

: Kimia

: X/2

: 1

: 2 x 45 menit

95

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi­

redukasi

Kompetensi Dasar

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

Indikator

1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi.

2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.

3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

4. Memberi nama senyawa IUPAC.

5. Mendeskripsikan konsep !arutan elektrolit dan konsep redoks dalam

memecahkan masclah li:igkungan.

I. Tujuan Pembelajaran

I . Agar siswa dapat memahami konsep dasar oksidasi reduksi dan siswa

dapat mengetahui perkembangan konsep oksidasi reduksi.

2. Danat menentukan bilam:.an oksidasi atom unsur dalam senvawa atau ion

Page 106: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

II. Materi Ajar

Konsep rekasi oksidasi reduksi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

A. Berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen

Oksidasi adalah pengabunagan zat dengan oksigen

Reduksi adalah pengeluaran oksigen dari suatu zat.

B. Berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron

Oksidasi adalah pelepasan elektron suatu zat

Reduksi adalah penerimaan elektron suatu zat.

C. Berdasarkan penurunan bilangan biloks

Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi

Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi

Beberapa penentuan bilangan oksidasi:

I. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah no!.

2. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa adalah no!.

3. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalan ion adalah muatan ion.

4. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +I

5. Atom 0 dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +2

96

6. Golongan alkali dan alkali tanah dalam senyawa memiliki bilangan

oksidasi + 1 dan + 2.

111.Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalah pembelajaran

kooperatif.

b. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation

Page 107: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

97

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1 : 2 x 40 menit

Kegiaran pendahuluan:

No. Kegiatan Waktu

I. Guru mengabsensi siswa dilanjutkan dengan memberikan 3 menit

apersepsi tentang pokok bahasan yang sebelumnya yanga da

kaitannya dengan materi, melalui tanyajawab dengan siswa

2. Guru menyampaikan tentang pokok bahasan yaitu redoks dan 2 menit

tujuan pembelajaran

3. Guru mendemontrasikan pembakaran lilin yang menghasilkan 3 menit

api, kemudian Jilin tersebut ditutup dengan menggunakan gelas

hingga api pada lilin mati.

4. Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan: apa 5 menit

yang dipengaruhi peristiwa tersebut?

5. Guru menyamakan persepsi siswa bahwa api pad a lilin

membutuhkan oksigen sama pad a reaksi oksidasi yang

membutuhkan oksigen untuk bereaksi.

Kegiatan inti:

No. Kegiatan Waktu

6. Guru menjelaskan pentingnya belajar dan bekerja dalam 5 menit

kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari

materi redoks.

7. Guru mengidentifikasikan sub pokok bahasan yaitu konsep 5 menit

redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, konsep

redoks berdasarkan penerimaan dan pelepasan elektron, konsep

redoks berdasarkan bilangan oksidasi, bilangan oksidasi dalam

atom atau unsur pada senyawa dan bilangan oksidasi pada dalam

atom pada reaksi kimia ..

Page 108: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

No. Kegiatan

8. Guru membentuk lima kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa

yang heterogen, kemudian kelompok-kelompok tersebut memilih

sub pokok bahasan yang akan mereka investigasi dengan

membagikan lembar kerja kelompok untuk dikerjakan siswa

9. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan

melakukan investigasi untuk meajawab masalah yang dihadapi

(tugas kelompok). dan guru membimbing SISWa dalam

melakukan investigasi.

10. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi

dan membuat kesimpulan dari hasil investigasi yang telah mereka

lakukan sesuai dengan subtopik yang telah dipiih.

11. Setiap kelompok mempersiapkan tu gas yang akan

dipersentasikan di depan kelas.

Kegiatan penutup:

No. Kegiatan

12. Guru mengingatkan tugas presentasi yang akan dilakukan pada

pelajaran berikutnya.

13. Memberikan kesimpulan dari apa yang telah disampaikan

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

A. Buku kimia kelas X

B. Media : OHP dan OHT

VI. Penilaian

I. Jenis tagihan: tugas dan ulangan

2. bentuk instrumen: tes tertulis

98

Waktu

10 menit

20menit

10 menit

10 menit

Waktu

5 menit

2 menit

Page 109: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN

METODE GROUP INVESTIGATION

SIKLUS I

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke­

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

: Kimia

: X/2

:2

: 2 x45 menit

99

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi­

redukasi

Kompetensi Dasar

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

lndikator

I. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi.

2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.

3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

4. Memberi nama senyawa IUPAC.

5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam

memecahkan masalah lingkungan.

I. Tujuan Pembelajaran

1. Agar siswa dapat memahami konsep dasar oksidasi reduksi dan siswa

dapat mengetahui perkembangan konsep oksidasi reduksi.

2. Dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion

3. Danat menentnkrtn hil::ino-rtn oksi<lH..::.1 Hfom nn<::nr rlHl!=nn rP~l<cl 1--lmi~

Page 110: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

II. Materi Ajar

Konsep rekasi oksidasi reduksi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

A. Berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen

Oksidasi adalah pengabunagan zat dengan oksigen

Reduksi adalah pengeluaran oksigen dari suatu zat.

B. Berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron

Oksidasi adalah pelepasan elektron suatu zat

Reduksi adalah penerimaan elektron suatu zat.

C. Berdasarkan penurunan bilangan biloks

Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi

Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi

Beberapa penentuan bilangan oksidasi:

1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah no!.

2. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa adalah no!.

3. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalan ion adalah muatan ion.

4. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi + 1

5. Atom 0 dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +2

100

6. Golongan alkali dan alkali tanah dalam senyawa memiliki bilangan

oksidasi + 1 dan +2.

111.Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan pada materi m1 adalah

pembelajaran kooperatif.

b. M~tode pemhelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation

Page 111: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

I 01'

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-2 : 2 x 40 menit

Kegiatan Pendahuluan:

No. Kegiatan Waktu

1. Guru mengabsensi kehadiran 2 menit

2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan presentasi yang telah

3 menit dibahas pada pelajaran sebelumnya.

Kegiatan inti:

No. Kegiatan Waktu

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dari

3. hasil investigasi yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok

60 menit diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil kerjanya ..

Guru mengkoordinasikan jalannya presentasi.

4. Guru menyempurnakan presentasi yang dilakukan oleh tiap-tiap

5 menit kelompok.

Kegiatan penutup:

No. Kegiatan Waktu

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang 5. 5 menit

telah dipelajari

6. Guru menyempumakanjawaban siswa 2 menit

7. Guru memberikan PR kepada siswa 3 menit

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

C. Buku kimia kelas X

D. Media: OHP dan OHT

VI. Penilaian

Page 112: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN

METODE GROUP INVESTIGATION

SIKLUS I

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke­

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

: Kimia

: X/2

: 3

: 2 x 45 menit

102

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi­

redukasi

Kompetensi Dasar

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

Indikator

I. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi.

2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.

3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

4. Memberi nama senyawa IUPAC.

5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam

memecahkan masalah lingkungan.

I. Tujuan Pembelajaran

I. Agar siswa dapat memahami konsep dasar oksidasi reduksi dan siswa

dapat mengetabui perkembangan konsep oksidasi reduksi.

2. Dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion

Page 113: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

II. Materi Ajar

Konsep rekasi oksidasi reduksi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

A. Berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen

Oksidasi adalab pengabunagan zat dengan oksigen

Reduksi adalab pengeluaran oksigen dari suatu zat.

B. Berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron

Oksidasi adalab pelepasan elektron suatu zat

Reduksi adalab penerimaan elektron suatu zat.

C. Berdasarkan penurunan bilangan biloks

Oksidasi adalab peningkatan bilangan oksidasi

Reduksi adalab penurunan bilangan oksidasi

Beberapa penentuan bilangan oksidasi:

1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalab no!.

2. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa adalab no!.

3. Jumlab bilangan oksidasi seluruh atom dalan ion adalab muatan ion.

4. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi + 1

5. Atom 0 dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +2

103

6. Golongan alkali dan alkali tanab dalam senyawa memiliki bilangan

oksidasi +l dan +2.

III. Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalab pembelajaran

kooperatif.

b. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation

Page 114: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Pendahuluan:

No. Kegiatan

1. Guru mengabsensi siswa dilanjutkan dengan memberikan

apersepsi tentang pokok bahasan yang sebelumnya dipelajari

untuk memperbaiki hasil pembelajaran redoks.

2. Guru menyampaikan tentang pokok bahasan yaitu redoks dan

tujuan pembelajaran

3. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang

heterogen, kemudian kelompok-kelompok tersebut memilih sub

pokok bahasan yang akan mereka investigasi pada soal.

Kegiatan Inti

No. Kegiatan

4. Guru menjelaskan kembali pentingnya belajar dan bekerja dalam

kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari

materi redoks.

5. Guru memberikan soal-soal dengan mengidentifikasikan sub

pokok bahasan yang berkaitan yaitu, konsep redoks berdasarkan

pengikatan dan pelepasan oksigen, berdasarkan penerimaan dan

pelepasan elektron, konsep redoks berdasarkan bilangan oksidasi,

bilangan oksidasi dalam atom atau unsur pada senyawa dan

bilangan oksidasi pada dalam atom pada reaksi kimia.

6. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan

m~lakukan investigasi Ui1tuk m1::njawab masalah yang dihaJapi ' dan guru membimbing siswa dalam melakukan investigasi.

7. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi

dan membuat kesimpulan dari hasil investigasi yang telah mereka

lakukan sesuai dengan subtopik yang telah dipiih. 0 Cl-•!-- 1 __ 1 _____ 1_ --- - -- -- - --- • - - 1 - .

104

Waktu

3 menit

2 menit

2 menit

Waktu

3 menit

5 menit

5 menit

10 menit

-

Page 115: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

105

dipersentasikan di depan kelas.

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dari

9. hasil investigasi yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok 25 menit

diberi waktu 5 menit untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

10. Guru menyempurnakan presentasi yang dilakukan oleh tiap-tiap

10 menit kelompok.

Kegiatan penutup:

No. Kegiatan Waktu

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang 11. 5 menit

telah dipelajari

12. Guru menyempurnakanjawaban siswa 2menit

13. Guru memberikan PR kepada siswa 3 menit

V. Alat!Bahan/Sumber Belajar

A. Buku kimia kelas X

B. Media : OHP dan OHT

VI. Penilaian

1. Jenis tagihan: tugas dan ulangan

2. bentuk instrumen: tes tertulis

Page 116: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

II. Materi Ajar

Oksidator adalah senyawa yang mengalami reduksi.

Reduksi adalah senyawa yang mengalami oksidasi.

Tata nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi tanpa menyebutkan jumlah

atom-atom contoh: NO= Nitrogen (II) oksida, HCIO =Asam klorat (I)

Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob yang dapat

menguraikan limbah organic. Kegunaannya yaitu untuk mengatasi air limbah.

Pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif melalui tiga tahap, yaitu:

a. tahap primer, dengan penyaringan dan pengendapan (sedimentasi),

dilakuakan untuk memisahkan sampah yang tidak larut dalam air

b. tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi digunakan untuk

memanfaatkan lumpur aktif.

c. Tahap tersier,untuk menghlangkan sainpah yang masih ada.

III. Metode Pembelajaran

c. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalah pembelajaran

kooperatif.

d. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1 : 2 x 40 menit

Kegiaran pendahuluan:

No. Kegiatan Waktu

!. Guru mengabsensi siswa dilanjutkan dengan memberikan 3 menit

aperseps1 tentang pokok bahasan yang sebelumnya dipelajari

untuk memperbaiki hasil pembelajaran redoks.

2. Guru menyampaikan tentang pokok bahasan yaitu redoks dan 2 menit ~ --- --~

__ ____ L _1_! ______

Page 117: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

108

3. Guru mendemontrasikan air aki yang dimasukkan sebatang besi 3 menit

atau tembaga.

4. Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan: apa 5 menit

yang terjadi peristiwa tersebut?

5. Guru menyamakan persepsi siswa bahwa besi atau tembaga yang

dicelupkan ke dalam air aki akan mengalami pengendapan atau

pengkaratan.

Kegiatan inti:

No. Kegiatan Waktu

6. Guru menjelaskan kembali pentingnya belajar dan bekerja dalam 5 menit

kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari

materi redoks.

7. Guru memberikan soal-soal yang dikerjakan sebelumnya dengan 5 menit

mengidentifikasikan sub pokok bahasan yang berkaitan yaitu

konsep redoks, bilangan oksidasi unsure dalam senyawa atau ion,

oksidator dan reduktor, tata nama senyawa menurut IUPAC dan

aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.

8. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang 10 menit

heterogen, kemudian kelompok-kelompok tersebut memilih sub

pokok bahasan yang akan akan mereka investigasi dengan

membagikan lembar kerja kelompok untuk dikerjakan siswa

9. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan 20 menit

melakuakan investigasi untuk menjawab masalah yang dihadapi

(tugas kelompok). dan guru membimbing s1swa dalam

melakukan in vestigasi.

10. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi 10 menit

dan membuat kesimpulan dari basil investigasi yang telah mereka

lakukan sesuai dengan subtopik yang telah dipiih.

11. Setiap kelompok mempersiapkan tu gas yang akan 10 menit

Page 118: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

109

Kegiatan penutup:

No. Kegiatan Waktu

12. Guru mengingatkan tugas presentasi yang akan dilakukan pada 5 menit

pelajaran berikutnya.

13. Memberikan kesimpulan dari apa yang telah disampaikan 2 menit

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

A. Buku kimia kelas X

B. Media : OHP dan OHT

VI. Penilaian

1. J enis tagihan: tugas dan ulangan

2. bentuk instrumen: tes tertulis

Page 119: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN

METODE GROUP INVESTIGATION

SIKLUS II

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke­

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

: Kimia

: X/2

:2

: 2 x 45 menit

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi­

redukasi

Kompetensi Dasar

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

Indikator

1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi.

2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.

3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

4. Memberi nama senyawa IUPAC.

5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam

memecahkan masalah lingkungan.

I. Tujuan !'emb~lajaran

1. Dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

2. Dapat memberi nama senyawa IUPAC

3. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam

memecahkan masalah lingkungan.

Page 120: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

lliJi

II. Materi Ajar

Oksidator adalah senyawa yang mengalami reduksi.

Reduksi adalah senyawa yang mengalami oksidasi.

Tata nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi tanpa menyebutkan jumlah

atom-atom contoh: NO =Nitrogen (Il) oksida, HCIO =Asam klorat Cn Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob yang dapat

menguraikan limbah organic. Kegunaannya yaitu untuk mengatasi air limbah.

Pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif melalui tiga tahap, yaitu:

a. tahap primer, dengan penyaringan dan pengendapan (sedimentasi),

dilakuakan untuk memisahkan sampah yang tidak larut dalam air

b. tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi digunakan untuk

memanfaatkan lumpur aktif.

c. Tahap tersier,untuk menghlangkan sampah yang masih ada.

III. Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalah pembelajaran

kooperatif.

b. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-2 : 2 x 40 menit

Kegiatan Pendahuluan:

Ne. Kegiatan Waktu

1. Guru mengabsensi kehadiran 2 menit

2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan presentasi yang telah

3 menit dibahas pada pelajaran sebelurnnya.

Page 121: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

112

Kegiatan inti:

No. · Kegiatan Waktu

Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dari

3. hasil investigasi yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok 50 menit

diberi waktu I 0 menit untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

4. Guru menyempurnakan presentasi yang dilakukan oleh tiap-tiap

15 menit kelompok.

Kegiatan penutup:

No. Kegiatan Waktu

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang 5. 5 menit

telah dipelajari

6. Guru menyempurnakan jawaban siswa 2 menit

Guru memberikan PR kepada siswa 3 menit

VII. Alat/Bahan/Sumber Belajar

C. Buku kimia kelas X

D. Media : OHP dan OHT

VIII. P enilaian

3. Jenis tagihan: tugas dan ulangan

4. bentuk instrumen: tes tertulis

Page 122: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN

METODE GROUP INVESTIGATION

SIKLUS II

Mata Pelajaran

Kelas/Semester

Pertemuan Ke­

Alokasi Waktu

Standar Kompetensi

: Kimia

: X/2

: 3

: 2 x45 menit

l 13

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi­

redukasi

Kompetensi Dasar

Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya

dengan tata nama senyawa serta penerapannya.

lndikator

1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan

pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan

penurunan bilangan oksidasi.

2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.

3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

4. Memberi nama senyawa IUPAC.

5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam

memecahkan masalah lingkungan.

I. Tujuan Pcmbelajar:m

1. Dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.

2. Dapat memberi nama senyawa IUPAC

3. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redo ks dalam

memecahkan masalah lingkungan.

Page 123: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

II. Materi Ajar

Oksidator adaiah senyawa yang mengalarni reduksi.

Reduksi adalah senyawa yang mengalarni oksidasi.

Tata narna IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi tanpa menyebutkan jumlah

atom-atom contoh: NO= Nitrogen (II) oksida, HClO =Asam klorat (I)

Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob yang dapat

menguraikan limbah organic. Kegunaannya yaitu untuk mengatasi air limbah.

Pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif melalui tiga tahap, yaitu:

a. tahap primer, dengan penyaringan dan pengendapan (sedimentasi),

dilakuakan untuk memisahkan sarnpah yang tidak larut dalam air

b. tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi digunakan untuk

memanfaatkan lumpur aktif.

c. Tahap tersier,untuk menghlangkan sarnpah yang masih ada.

III. Metode Pembelajaran

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalah pembelajaran

kooperatif.

b. Metode pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-3 : 2 x 40 menit

Kegiatan Pendahuluan:

No. Kegiatan Waktu

I. Guru mengabsensi siswa dilanjutkan dengan memberikan 3 menit

apersepsi tentang pokok bahasan yang sebelumnya dipelajari

untuk memperbaiki hasil pembelajaran redoks.

2. Guru menyarnpaikan tentang pokok bahasan yaitu redoks dan 2 menit

h1i11<::1n n,:o.Tn"h.,.,lo~"ll ... ~n

Page 124: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

I 15

3. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang 2 menit

heterogen, kemudian kelompok-kelompok terscbut memilih sub

pokok bahasan yang akan mereka investigasi pada soal.

Kegiatan Inti

No. Kegiatan Waktu

4. Guru menjelaskan kembali pentingnya belajar dan bekerja dalam 3 menit

kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari

materi redoks.

5. Guru memberikan soal-soal dengan mengidentifikasikan sub 5 menit

pokok bahasan yang berkaitan yaitu, oksidator dan reduktor,

autoredoks, tata nama senyawa menurut IUP AC dan aplikasi

redoks dalam memecahkan masalah lingkungan seperti Lumpur

akti£

6. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan 5 menit

melakukan investigasi untuk menjawab masalah yang dihadapi

(tugas kelompok) dan guru membimbing siswa dalam melakukan

investigasi.

7. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi 10 menit

dan membuat kesimpulan dari basil investigasi yang telah mereka

lakukan sesuai dengan subtopik yang telah dipiih.

8. Setiap kelompok mempersiapkan tu gas yang akan 5 menit

dipersentasikan di depan kelas.

Masing-m1tsing kelompnk mempresentasikan basil kerjanya dari

9. hasil investigasi yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok 25 menit

diberi waktu 5 menit untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

10. Guru menyempurnakan presentasi yang dilakukan oleb tiap-tiap

10 menit kelompok.

Page 125: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

· H6

Kegiatan penutup:

No. Kegiatan Waktu

Guru meminta s1swa menyimpulkan hasil pembelajaran yang 11. 5 menit

telah dipelajari

12. Guru menyempurnakanjawaban siswa 2 menit

13. Guru memberikan PR kepada siswa 3 menit

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

A. Buku kimia kelas X

B. Media : OHP dan OHT

VI. Penilaian

1. Jenis tagihan: tugas dan ulangan

2. bentuk instrumen: tes tertulis

Page 126: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

117

Lampiran4

Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke­Alokasi Waktu

: Kimia X/2 1 2 x 40 menit

Skrenario Pembelajaran Metode Group Investigasi Siklus I

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senya\1

Materi Indikator

Pengalaman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

•Konsep • Membedakan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan ~ Siswa dapat 2 x 40 I oksidasi konsep oksida- ~ Guru mengabsensi siswa ~ Siswa menjawab absen membedakan menit r dan si reduksi di- dilanjutkan dengan mem- guru dan menjawab konsep oksi- ' , reduksi tinjau dari berikan apersepsi tentang pertanyaan guru. dasi reduksi. I

penggabungan pokok bahasan yang sebe- I dan pelepasan lumnya yang ada kaitan- 1 oksigen, pele- nya dengan materi, mela- (

pasan dan pe- Jui tanya jawab dengan I nerimaan elek- s1swa. tron, serta pe- • Guru menyampaikan po- • Siswa menyimak pen-ningkatan dan kok bahasan yang akan di- jelasan guru. penurunan ajarkan. bilangan oksi- ~Guru mendemontrasikan • Siswa memperhatikan dasi. pembakaran lilin yang demonstrsi yang dila-

menghasilkan api, kemu- kukan oleh guru. dian Iilin tersebut ditutup dengan gelas hingga api pada lilin mati.

Page 127: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

118

Materi Pelajaran

• Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion

Indikator

• Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.

Pengalaman Belajar

Kegiatan Pembelaiaran Guru Siswa

Kompetensi yang dicapai

le Guru memotivasi siswa ~ Siswa menjawab dengan memberikan perta- I tanyaan.

per- fe Siswa dapat

nyaan: apa yang dipe-ngaruhi peristiwa terse-but?

le Guru menyamakan per- ~ Menyimak sepsi siswa bahwa api I guru. pada lilin membutubkan oksigen sama pada reaksi oksidasi yang membutuh-kan oksigen untuk bere-aksi.

Kegiatan Inti Kegiatan Inti

penjelasan

le Guru menjelaskan pen- ~ Siswa menyimak pen­tingnya belajar dan beker- I jelasan guru. ja dalam kelompok serta menjelaskan staregi bela-jar dalam pembelajari ma-teri redoks.

le Guru mengidentifikasikan Siswa mencatat sub sub pokok bahasan pokok bahasan.

I. Guru membentuk kelom- Berkumpul sesuai de-pok yang terdiri dari 5 ngan kelompoknya atau 6 siswa yang he- dan memilih sub terogen, kemudian kelom- pokok bahasan. pok-kelompok memilih subookok bahasan

menentukan bilangan oksi­dasi dalam un-sur senyawa a­tau ion.

Alokasi waktu

Page 128: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

119

Materi Indikator

Pengalaman Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

• Guru membimbing siswa • Siswa belajar, melaku-dalam melakukan mves- kan perencanaan koo-tigasi. peratif, dan melakukan

investigasi untuk men-jawab masalah yang dihadapi (tu gas kelom-pok).

~ Guru membimbing siswa • Siswa mengumpulkan, dalam melakukan inves- menganalisis dan me-tigasi. ngevaluasi informasi

dan membuat kesim-pulan dari hasil inves-tigasi.

~ Guru membantu siswa • Setiap kelompok menyiapkan presentasi. mempersiapkan tug as

yang akan dipersen-tasikan di depan kelas.

K eQ:iatan nenutun: 7 eQ:iatan nenutun: ~ Guru mengingatkan tugas • Siswa mendengarkan

presentasi yang akan penjelasan guru. dilakukan pada pelajaran berikutnya.

• Memberikan kesimpulan • Mencatat penjelasan dari apa yang telah guru. disampaikan

Page 129: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

120

Skrenario Pembelajaran Metode Group J11vestigasi Siklus I

Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 Pertemuan Ke- : 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senya\\

.- -------.-

Materi Indikator

Pengalaman Keiriatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

'Konsep • Membedakan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan • Siswa dapat 2 x 40 oksidasi konsep oksida- io Guru mengabsensi fo Siswa menjawab absen membedakan menit dan si reduksi di- kehadiran. guru dan menjawab konsep oksi-reduksi tinjau dari pertanyaan guru. dasi reduksi.

penggabungan ~ Guru meminta siswa untuk fo Siswa menyiapkan dan pelepasan menyiapkan presentasi yang presentasi. oksigen, pele- telah dibahas pada pelaj aran pasan dan pe- sebelumnya. nerimaan elek-tron, serta pe- Kegiatan Inti ningkatan dan io Guru mengkoordinasikan K e!!iatan Inti penurunan jalannya presentasi. fo Masing-masing ke-bilangan oksi- lompok mempresen-dasi. tasikan has ii kerj any a

dari hasil investigasi yang telah dilakukan

Page 130: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

121

Materi Indikator

Pengalaman Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Alokas Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

• Bilangan • Menentukan •Guru menyempurnakan • Menyimak penjelasan ~ Siswa dapat oksidasi bilangan presentasi yang guru. menentukan unsur oksidasi atom dilakuakan oleh tiap-tiap bilangan oksi-dalam unsurdalam kelompok. dasi dalam un-senyawa senyawa atau Kegiatan 11enutu11: Kegiatan 11enutu11 sur senyawa a-atau ion ion. •Guru meminta siswa • Siswa menyimpulkan hasil tau ion.

menyimpulkan hasil pembelajaran. pem-belajaran yang telah dipelajari

• Guru menyempurnakan • Siswa menyimak pen-jawaban siswa jelasan guru.

•Guru memberikan PR • Siswa mencatat PR. kepada siswa

Page 131: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

122

Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke­Alokasi Waktu

: Kimia X/2 3 2 x 40menit

Skrenario Pembelajaran Metode Group Investigasi Siklus I

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengw tata nama senya

. Materi

Indikator Pengalaman Kei:!iatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi

Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu °Konsep • Membedakan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan • Siswa dapat 2 x 40

oksidasi konsep oksida- "- Guru mengabsen siswa "' Siswa nenjawab jika membedakan menit dan si reduksi di- nama nya di panggil konsep oksi-reduksi tinjau dari "- Guru menyampaikan ten- "'Siswa mendengarkan dasi reduksi.

penggabungan tang pokok bahasan yaitu penjelasan guru dan pelepasan redo ks dan tujuan oksigen, pele- pembelajaran pasan dan pe- 1a Guru membentuk kelom- le Siswa membentuk ke-nerimaan elek- pok yang terdiri dari 5-6 lompok tron, serta pe- s1swa ningkatan dan v eaiatan Inti K eaiatan Inti penurunan "'Guru menjelaskan kembali • Mendengarkan penje-bilangan oksi- pentingnya belajar dan lasan guru dasi. bekerja dalam kelompok

serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari materi redoks.

Materi lndikator Pemmlaman Kei:!iatan Pembelajaran Kompetensi Alokasi

Page 132: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

123

Pelajaran Belaiar Guru Siswa yang dicapai waktu Bilangan Menentukan 1e Guru membimbing siswa 1e Siswa belajar, melaku- Siswa dapat oksidasi bilangan dalam melakukan mves- kan perencanaan koo- menentukan unsur oksidasi atom tigasi. peratif, dan melakukan bilangan oksi-dalam unsur dalam investigasi untuk men- dasi dalam un-senyawa senyawa atau jawab masalah yang sur senyawa a-atau ion ion. Dan dalam dihadapi (tugas kelom- tau io

reaksi kimia pok). ~ Guru membimbing siswa ~ Siswa mengumpulkan,

dalam melakukan inves- menganalisis dan me-tigasi. ngevaluasi infonnasi

dan membuat kesim-pulan dari hasil inves-tigasi.

~Guru membantu siswa ~ Setiap kelompok menyiapkan presentasi. mempersiapkan tug as

yang akan dipersen-tasikan di depan kelas.

[( e!:!iatan nenutun: [( e!:!iatan nenutun: ~ Guru mengingatkan tugas ~ Siswa mendengarkan

presentasi yang akan penjelasan guru. dilakukan pada pelajaran berikutnya.

~ Memberikan kesimpulan ~ Mencatat penjelasan dari apa yang telah guru. disampaikan

Page 133: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

124

Lampiran 5

Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke­Alokasi Waktu

: Kimia X/2 I 2 x40menit

Skrenario Pembelajaran Metode Group lnvestigasi Siklus II

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senya

.... ------.----_, -· Materi

Indikator Pengalaman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi

Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu •Reduktor • Menentukan Kegiatan Pendahu!uan Keciatan Pendahuluan ~ Siswa dapat 2 x 40 dan oksi- oksidator dan • Guru mengabsensi siswa • Siswa menjawab absen menentukan menit dator reduktor dalam dilanjutkan dengan mem- guru dan menjawab oksidator dan

reaksi redoks. berikan apersepsi tentang pertanyaan guru. reduktor dalam pokok bahasan yang sebe- reaksi ;·edoks. lumnya yang ada kaitan-

• Autore- • Menentukan nya dengan materi, mela- ~ Siswa dapat do ks autoredoks Jui tanya jawab dengan menentukan

dalam reaksi siswa. autorecioks redo ks. • Guru menyampaikan po- • Siswa menyimak pen- dalam reaksi

kok bahasan yang akan di- jelasan guru. redo ks. ajarkan.

•Tata • Memberi nama •Guru mendemontrasikan • Siswa memperhatikan ~ Siswa dapat nama senyawa air aki yang dimasukkan demonstrsi yang dila- memberi nama menurut IUPAC. sebatang besi a tau kukan oleh guru. senyawa IUPAC tembaga. IUPAC

Page 134: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

,-, 125

Materi Indikator Pengalaman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

•Guru memotivasi siswa • Siswa menjawab per- • Siswa menge dengan memberikan perta- tanyaan. tahui aplikasi nyaan: apa yang dipe- redo ks, ngaruhi peristiwa terse-but?

• Guru menyamakan • Menyimak penjelasan persepsi siswa bahwa besi guru. a tau tembaga yang dicelupkan ke dalam air aki akan mengalami pengendapan a tau pengkaratan.

KeP'iatan Inti Kegiatan Inti •Guru menjelaskan pen- • Siswa menyimak pen-

tingnya belajar dan beker- jelasan guru. ja dalam kelompok serta menjelaskan staregi bela-jar dalam pembelajari ma-teri redoks.

te Guru mengidentifikasikan te Siswa mencatat sub sub pokok bahasan pokok bahasan.

te Guru membentuk kelom- • Berkumpul sesuai de-pok yang terdiri dari 5 ngan kelompoknya atau 6 siswa yang he- dan memilih sub terogen, kemudian kelom- pokok bahasan. pok-kelompok memilih subpokok bahasan

Page 135: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

•t, 126

Materi Indikator

Pengalaman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

• Aplikasi • Mendeskripsi- • Guru membimbing siswa • Siswa belajar, melaku-redo ks kan konsep dalam melakukan inves- kan perencanaan koo-dalam larutan tigasi. peratif, dan melakukan memecah elektrolit dan investigasi untuk men-kan konscp redoks jawab mas al ah yang mas al ah dalam dihadapi (tugas kelom-lingku- memecahkan pok). ngan masalah ~ Guru membimbing siswa • Siswa mengumpulkan,

lingkungan. dalam melakukan inves- menganalisis dan me-tigasi. ngevaluasi informasi

dan membuat kesim-pulan dari hasil inves-tigasi.

•Guru membantu siswa • Setiap kelompok menyiapkan presentasi. mempersiapkan tug as

yang akan dipersen-tasikan di depan kelas.

.,. ematan nenutun: r< ei:>:iatan nenutun: • Guru mengingatkan tugas • Siswa mendengarkan

presentasi yang akan penjelasan guru. dilakukan pada pelajaran berikutnya.

• Memberikan kesimpulan • Mencatat penjelasan dari apa yang telah guru. disampaikan

Page 136: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

127

Skrenario Pembelajaran Metode Group lnvestigasi Siklus II

Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 Pertemuan Ke- : 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senya

I ·-~~-A-"', ~A .....

Materi Indikator

Pengalaman Keiriatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

Reduktor • Menentukan Kegiatan Pendahuiuan Kegiatan Pendahuluan b Siswa dapat 2 x 40 dan oksi- bilangan •Guru mengabsensi • Siswa menjawab absen menentukan menit dator oksidasi atom kehadiran. guru dan menjawab oksidator dan

unsur dalam pertanyaan guru. reduktor dalam senyawa atau •Guru meminta siswa • Siswa menyiapkan reaksi wdoks. ion. untuk menyiapkan presentasi.

Autore- • Menentukan presentasi yang telah ~ Siswa dapat do ks oksidator dan dibahas pad a pelajaran menentukan

reduktor dalam sebelumnya. autoredoks reaksi redoks. dalam reaksi

Kegiatan Inti ¥ eoiatan Inti redo ks. • Memberi nama b Guru mengkoordinasikan b Masing-masing ke-

senyawa jalannya presentasi. lompok mempresen- .. Siswa dapat Tata IUPAC. tasikan hasil kerjanya memberi nama nama dari has ii investigasi senyawa menurut IUPAC

yang telah dilakukan IUPAC

Page 137: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

128

Materi Indikator

Penga!aman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

• Aplikasi • Mendeskripsi- •Guru • Menyimak penjelasan guru. redo ks kankonsep menyempumakan ~ Siswa menge dalam larutan presentasi yang tabui aplikasi memecab elektrolit dan dilakuakan oleh tiap- redo ks, kan konsep redoks tiap kelompok. masalab dalam Kegiatan 12enutu12: Kegiatan i:ienutu12 lingku- memecahkan • Guru meminta siswa • Siswa menyimpulkan hasil ngan mas al ab menyimpulkan hasil pembelajaran.

lingkungan. pem-belajaran yang telab dipel-ajari

~ Guru menyempuma- • Siswa menyimak pen-kanjawaban siswa jelasan guru.

ie Guru memberikan • Siswa mencatat PR. PR kepada siswa

Page 138: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

. I 129

Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan Ke­Alokasi Waktu

: Kimia X/2 3 2 x 40 menit

Skrenario Pembelajaran Metode Group Investigasi Siklus II

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nan1a senya

..... -------,..- ----_, ---

Materi Indikator

Pengalaman Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu

'Reduktor • Menentukan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan ~ Siswa dapat 2 x 40 dan oksi- bilangan • Guru mengabsen siswa • Siswa nenjawab jika membedakan menit dator oksidasi atom nama nya di panggil konsep oksi-

unsur dalam • Guru menyampaikan ten- • Siswa mendengarkan dasi reduksi. senyawa atau tang pokok bahasan yaitu penjelasan guru ion. redo ks dan tujuan

' Autore- • Menentukan pembelajaran do ks oksidator dan • Guru membentuk kelom- • Siswa membentuk ke-

reduktor dalam pok yang terdiri dari 5-6 lompok reaksi redoks. SISWa

"'elliatan Inti ,,. egiatan Inti

• Memberi nama • Guru menjelaskan kembali • Mendengarkan penje-senyawa pentingnya belajar dan lasan guru

~atanama IUPAC. bekerja dalam kelompok nenurut serta menjelaskan staregi UPAC belajari dalam pembelajari

materi redoks.

Page 139: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

130

Materi Pelajaran

'" Aplikasi redo ks dalam memecab kan mas al ab lingku­ngan

Indikator

• Mendeskripsi­kan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecabkan mas al ab lingkungan.

Pengalaman Bela jar

Kel!iatan Pembelaiaran Guru I Siswa

le Guru membimbing siswa r Siswa belajar, melaku­dalam melakukan inves- kan perencanaan koo­tigasi. peratif, dan melakukan

investigasi untuk men­jawab masalab yang dihadapi (tugas kelom­pok).

le Guru membimbing siswa r Siswa mengumpulkan, dalam melakukan inves- menganalisis dan me­tigasi. ngevaluasi informasi

dan membuat kesim­pulan dari hasil inves­tigasi.

" Guru membantu siswa le Setiap kelompok menyiapkan presentasi. I mempersiapkan tugas

Kegiatan penutup: le Guru mengingatkan tugas

presentasi yang akan dilakukan pada pelajaran berikutnya.

yang akan dipersen­tasikan di depan kelas.

le Memberikan dari apa disampaikan

kesimpulan 18 Mencatat yang telab I guru.

penjelasan

Kompetensi yang dicapai

Alokasi waktu

Page 140: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

131

Larnpiran 6

Jenis 8ekolah Mata Pelajaran Kelas/8emester

:MA : Kimia :XGenap

: 6 8oal : Essay

KI8I-KI8I PEMBUAT AN IN8TRUMEN 8IKLU8 I

Jumlah 8oal Bentuk 8oal 8tandar Kompetensi : Memaharni kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta

penerapannya dalarn kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Materi Pokok Indikator Butir 8oal 8kor

Dasar

. Menjelaskan •Konsep • Membedakan 1. Jelaskan dengan kata sendiri tentang tiga konsep 9 perkembangan oksidasi dan konsep oksidasi reaksi reduksi oksidasi dan berilah beberapa contoh konsep reaksi reduksi reduksi ditinjau untuk masing-masing konsep! oksidasi- dari penggabungan reduksi dan dan pelepasan 2. Tentukan zat yang mengalarni oksidasi dan reduksi hubungannya oksigen, pelepasan dalam reaksi berikut. dengan tata dan penerimaan a. 2Na +Ch--> 2Na+ +CC 15 narna senyawa elektron, serta b. Zn + 2H+ --> Zn2+ + H2 serta peningkatan dan c. Mg+ 8 --> Mg8 penerapannya penurunan 3. Tentukan perubahan dibawah ini merupakan

bilangan oksidasi. oksidasi atau reduksi a. Mn04 - menjadi Mn02 20 b. H2802 menjadi 802 c. Mn04 - menjadi Mn02 d. H2804 meniadi 802

Page 141: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

132

Kompetensi Materi Pokok Indikator Butir Soal Skor

Dasar

• Bilangan • Menentukan 4. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi 16 oksidasi bilangan oksidasi redoks, atau bukan redoks. unsurdalam atom unsur dalam senyawa atau senyawa atau ion. a. Fe203 + CO -> 2Fe0 + C02 10n b. Na20 + N10s -> 2NaN03

• Menentukan oksidator dan 5. Logam natrium bereaksi dengan air menghasilkan 20 reduktor dalam natrium hidroksida dan gas hidrogen. reaksi redoks a. Tuliskan persamaan reaksi di atas

b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil obidasi dan hasil reduksi

6. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang 20 digarisbawahi dalam senyawa berikut:

a. AsO/ b. Fe203 c. Cr(OH)4' d. NH3

Page 142: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

133

Lampiran 7

Jenis Sekolah Mata Pelajaran Ke las/Semester Konsep Bahasan Jumlah Soal

KISI-KISI PEMBUATAN INSTRUMEN SIKLUS II

:MA : Kimia : XGenap : Reaksi Oksidasi Reduksi : 6 Soal

Bentuk Soal : Essay Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengarubinya

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Kompetensi Materi Pokok Indikator Butir Soal Skor

Dasar

. Menjelaskan •Konsep • Membedakan 1. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi 15 perkembangan oksidasi dan konsep oksidasi redoks, autoredoks atau bukan redoks. konsep reaksi reduksi reduksi ditinjau a. 2Ag + Ch -> 2AgCI oksidasi- dari b. H1S04 + 2Na0H -> Na2S04 + 2H20 reduksi dan penggabungan c. Ch + 2KOH -> KC! + KCIO + H10 hubungannya dan pelepasan dengan tata oksigen, 2. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil 20 nama senyawa pelepasan dan reduksi dalam reaksi redoks berikut. serta penerimaan a. CuO + H1 -> Cu + HzO penerapannya elektron, serta b. KCI03 + 3 S -> 2KCI + 3 S02

peningkatan dan 3. Logam natrium bereaksi dengan air menghasilkan 20 penurunan natrium hidroksida dan gas hidrogen. bilangan oksidasi. a. Tuliskan persamaan reaksi di atas

b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi

Page 143: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

134

Kompetensi Materi Pokok Indikator Butir Soal Skor

Dasar -

•Tatanama • Memberi nama 4. Berilah nama IUPAC untuk senyawa berikut; 15 menurut senyawa menurut a. CuS04 IUPAC IUPAC b. Fe(N03)2

c. N103

5. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa berikut: 15 a. Besi (III) klorida b. Asam klorat (I) c. Nitrogen (II) oksida

• Aplikasi • Mendeskripsikan 6. Apa yang dimaksud dengan lumpur aktif dan jelaskan 15 redoks dalam konsep larutan tahap-tahap dalam pengolahan Lumpur aktif? memecahkan elektrolit dan masalah konsep redoks lingkungan dalam

memecahkan masalah Jingkungan

Page 144: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

135

Lampiran Kisi-kisi Soal dan Jawaban Siklus I

Indikator Butir Soal Jawaban Skor Bu sk,

• Membedakan I. Jelaskan dengan kata sendiri tentang 1. Berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen konsep oksidasi tiga konsep reaksi reduksi oksidasi dan a. oksidasi = rekasi pengikatan zat dengan 9 " -reduksi ditinjau berilah beberapa contoh untuk masing- oksigen dari masing konsep! b. reduksi = reaksi pelepasan zat dengan oksigen penggabungan 2. Berdasarkan pengikatan dan pelepasan electron c -dan pelepasan a. oksidasi = reaksi pelepasan electron oksigen, b. reduksi = reaksi penangkapan elektron

. . pelepasan dan 3. Berdasarkan Peningkatan dan penurunan bibngan penerimaan oksidasi elektron, serta a. oksidasi = peningkatan bilangan oksidasi peningkatan dan b. reduksi = penurunan bilangan oksidasi penurunan 2. Tentukan zat yang mengalami oksidasi 15 bilangan dan reduksi dalam reaksi berikut. oksidasi. a. 2Na+ Ch ...... 2Na+ +er a. 2Na +Ch-> 2Na+ +Cl-

b. Zn+ 2W-> Zn2+ + H2 0 0 +! -1

J Oklidasi I I '

Reduksi b. Zn+ 2H+ -> Zn2+ + H2

I +I +1

f Oksidasi I

Reduiksi

Page 145: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

136

Indikator Butir Soal Jawaban Skor Bu ski

c. Mg + S --+ MgS c. Mg + S --+ MgS 3

~ Oksidasi 0

l.

Reduiksi

3. Tentukan perubahan dibawah ini 20 merupakan oksidasi atau reduksi ' -a. Mn02 menjadi Mn04- a. Mn02 menjadi Mn04-

+4-2 +7 -8 ' ,

I oksidasi I b. H2S menjadi S03 - b. H2S menjadi S03- ' -

+2-2 +5-6

I I ' '

Reduksi c. Mn04 - menjadi Mn02 c. Mn04- menjadi Mn02

+7-8 +4 -4

I reduksi I d. H2S04 menjadi S02 d. H2S04 menjadi S02

+16 +4 I

Reduksi

Page 146: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

137

Indikator

• Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.

Butir Soal

4. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks, atau bukan redo ks. a. Fe203 + CO -> 2Fe0 + C02

b. Na20 + N20s -> 2NaN03

5. Logam natrium bereaksi dengan air menghasilkan natrium hidroksida dan gas hidrogen. a. T uliskan persamaan reaksi di atas

b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi

Jawaban

a. Fe203 + CO -> 2Fe0 + C02

3 +2 + +4 Reduksi

I Oksidasi I merupakan reaks1 redoks

b. Na20 + N20s -> 2NaN03 +l +5 +l +5

Bukan reaksi redoks

a. Na+ H20 -> NaOH + H2

I Ok:f~ +1 f Reduksi

b. Oksidator = H20 Hasil oksidasi = NaOH

Reduktor ~ Na Hasil reduksi = H2

Skor I Bu1 skc

16

20

2

3

3

2 3 3

~

~

1

Page 147: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

138

Indikator Butir Soal Jawaban Skor But sko

6. Tentukan bilangan oksidasi unsure yang 20 digarisbawahi dalarn senyawa berikut: a. AsO/ = Biloks As + ( 4 x biloks 0) 2

a. AsO/ -3 = Biloks As+ (4 x (-2)) -3 = Biloks As - 8 3

Biloks Cu = +5 I

b. fu03 b. fu03 = 2 x Biloks Fe+ (3 x biloks 0) 2 0 = 2 x biloks Fe - 6

Fe =+3 3

c. Cr(OH)4" c. Cr(OH)4" = Cr+ ( 4 x biloks 0) + ( 4 x Biloks H) 2 - I =Cr+ (- 8) +4 Cr =+3 3

d. NH3 d. NH3 = biloks N + (3 x biloks H) 2

0 = biloks N + 3 N =-3 3

Page 148: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

139

Lampiran Kisi-kisi Soal dan Jawaban Siklus II

Indikator Butir Soal Jawaban Skor B sl

• Menentukan 1. Manakah reaksi di bawah ini yang 15 autoredoks daalrn merupakan reaksi redoks, autoredoks atau reaksi redoks bukan redoks.

a. 2Ag + Ch -+ 2AgCI a. 2Ag + Ch -+ 2AgCI

I o r -1 Oksidasi I

j Reduksi

Termasuk redoks

b. H2S04 + 2NaOH -+ Na2S04 + 2H20 b. H2S04 + 2NaOH -+ Na2S04 + 2H20 +6 +1 +1 +6

Bukan reaksi redoks karena tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi

c. Ch + 2KOH -+ KC! + KCIO + c. Ch + 2KOH -+ KC! + KCIO + H20 H20

lo -1

11 Reduksi I Oksidasi

Merupakan reaksi autoredoks

Page 149: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

140

Indikator

• Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks

Butir Soal

2. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi dalam reaksi redoks berikut. a. CuO + H2 ---+ Cu + H20

b. KCJ03 + 3 S ---> 2KCI + 3 S02

3. Logam perak bereaksi dengan gas hydrogen sulfide dan gas oksigen di udara membentuk padatan perak sulfide dan uap air a. Tuliskan persamaan reaksi di atas b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil

oksidasi dan hasil reduksi

Jawaban

COksidasil IRel ____ I a. CuO + H2 ---> Cu + H20

+2 0 0 +!

Oksidator = NaHS04 Reduktor = Al Hasil oksidasi = Ah03 Hasil reduksi = Na2S

b. KC 103 + 3 S ---> 2KCI + 3 S02 + 1 +5 0 +I -1 +4

\ \ Reduksi \

Oksidasi

Oksidator = KCJ03 Reduktor = S Hasil oksidasi = S02 Hasil reduksi =KC!

a. Ag + H2S + 02 ---> Ag2S + H20 0 -2 0 +1 -2 J Oksidasi \

\ Reduksi

b. Oksidator = 02 Reduktor = Ag Hasil oksidasi = Ag2S Hasil reduksi = H20

Skor I B sl

20

20

Page 150: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

141 I B

Indikator Butir Soal Jawaban Skor s

• TataNama 4. Berilah nama IUP AC untuk senyawa IUPAC berikut; 15

a. CuS04 a. CuS04 = Tembaga (II) sulfat b. Fe(N03)2 b. Fe(N03)2 = Besi (II) nitrat c. Nz03 c. Nz03 = Nitrogen (III) Oksida

5. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa 15 berikut: a. Besi (III) klorida a. Besi (III) klorida = FeCb b. Asam klorat (I) b. Asam klorat (I) =HCIO c. Nitrogen (II) oksida c. Nitrogen (II) oksida =NO

• Mendeskripsikan 6. Apa yang dimaksud dengan lumpur aktif Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri 15 konsep larutan dan jelaskan tahap-tahap dalam aerob yang dapat menguraikan limbah organic. elektrolit dan pengolahan Lumpur aktif? Kegunaannya yaitu untuk mengatasi a:r limbah konsep redoks Pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif dalam melalui tiga tahap, yaitu: memecahkan a. tahap primer, dengan penyaringan dan masalah pengendapan (sedimentasi), dilakuakan unutk lingkungan memisahkan sampah yang tidak larut dalam air

b. tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi digunakan untuk memanfaatkan lumpur aktif.

c. Tahap tersier,untuk menghlangkan san1pah yang masih ada.

Page 151: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran IO

Na ma

Ke las

SOAL TES HASIL BELAJAR

SIKLUSI

1. Tentukan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam reaksi berikut.

a. Zn + 2H+ --> Zn2+ + H2 b. Mg + S --> MgS

2. Tentukan perubahan dibawah ini merupakan oksidasi atau reduksi a. Mn04- menjadi Mn02 b. H2S02 menjadi S02 b. Mn02 menjadi Mn04 -c. H2S menjadi S03-

142

3. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks atau bukan redoks. a. Fe203 + CO --> 2Fe0 + C02 b. Na20 + NzOs --> 2NaN03

4. Logam natrium bereaksi dengan air menghasilkan natrium hidroksida dan gas hidrogen. a. Tuliskan persamaan reaksi diatas. b. Tentukan reaksi tersebut merupakan reaksi redoks atau bukan redoks.

5. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi dalam senyawa berikut: a. AsQ43

b. fu03 c. Cr(OH)4-d. NH3

Page 152: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran II

Nama

Kelas

SOAL HASIL BELAJAR

SIKLUSII

143

I. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks, autoredoks atau bukan redoks. a. 2Ag + Ch -> 2AgCI b. H2S04 + 2NaOH -> Na2S04 + 2H20 c. Ch + 2KOH -> KC! + KCIO + H20

2. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi dalam reaksi redoks berikut.

a. CuO + H2 -> Cu + H20 b. KCI03 + 3 S -> 2KCI + 3 S02

3. Logam perak bereaksi dengan gas hydrogen sulfide dan gas oksigen di udara membentuk padatan perak sulfide dan uap air a. Tuliskan persamaan reaksi di atas b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi

4. Berilah nama IUPAC untuk senyawa berikut; a. CuS04 b. Fe(N03)2

5. Apa yang dimaksud dengan lumpur aktif dan jelaskan tahap-tahap dalam pengolahan Lumpur aktif?

Page 153: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran 12 DATA UJI V ALIDITAS TES HASIL BELAJAR SI KLUS I

No. Nama Butir Saal

Jumlah 1 2 3 4 5 6

I Abdul Kholik 6 15 12 12 15 12 72 2 Ahmad Suharto 3 JO 10 12 20 20 75 3 Abdul Rahman 6 15 12 8 15 20 76 4 Asev Oinaniar 6 15 15 12 15 12 75 5 Ayu Nurul P 9 JO 12 16 12 8 67 6 Bahtiar 9 JO 8 12 15 8 62 7 Choirulloh 9 15 12 8 20 12 76 8 Chairun Nisa 9 15 8 12 20 12 76 9 DedehW 9 15 20 16 20 5 85 10 Fatchur Rozi 6 5 12 8 12 20 63 11 FerinaR 6 JO 12 8 IO 20 66 12 lndriyati 9 IO 15 16 15 20 85 13 Idris Surva 9 15 20 8 15 20 87 14 Jpah Fauziah 9 JO 8 8 IO 12 57 15 IsmiW 9 JO 15 8 20 15 77 16 llham Bachar 9 15 20 16 20 15 95 17 LivaM 9 10 15 12 10 12 68 18 Lutfi Dwi A 9 JO 15 12 IO 12 68 19 Muslim 9 IO 12 12 20 8 71 20 Merrv Wah vu I 6 5 12 8 10 12 53 21 M Rifai 9 JO 20 8 15 20 82 22 Muti Fitria 9 IO 15 8 JO 12 64 23 Nadia Vaila S 9 IO 12 16 15 20 82 24 Nilla N 9 15 15 16 20 20 95 25 Nur Anisa 6 5 12 8 15 12 58 26 Nursaman 3 IO 8 4 15 8 48 27 Nurul Fachri 6 10 8 4 JO 8 46 28 Nurul Seotiani 9 15 12 8 15 12 71 29 Rahmah Nurul 9 10 20 12 20 12 83 30 Rico H 9 JO 12 16 20 12 79 31 Ridwan Aziz P 6 15 12 12 20 20 85 32 Rin rin Riani 9 15 12 16 12 20 84 33 Rizld Munawar 6 5 15 12 JO 8 56 34 Siti Aminah 9 IO 12 8 JO 20 69 35 Siti Kholila 9 JO JO 8 15 12 64 36 Siti Marvati 9 15 20 J6 20 20 100 37 St. Khasanah 6 IO 15 12 10 20 73 38 Suoandi 3 JO J2 8 20 12 65 39 Sucinto Adi P 3 5 8 12 20 12 60 40 Yuli Artini 3 5 8 IO JO J2 4&

1.X 297 435 523 438 606 567 2866 C1X)2 88209 J89225 273529 191844 367236 321489 8213956 YX2 2385 5175 7377 5268 9832 8907 211996

> XtXi 21849 32355 38765 32520 44618 41889 Rata2 7,425 I0,875 13,075 10,95 15,15 14,J75 7J,65 )xtxi 568,95 1187,25 1292,05 1137,3 1198,J J263,45 )".xi 179,775 444.375 538.775 471.9 651,1 869.775 6647,1

~ ... +~ ..... 110AQQ') A ')Qi:\".lSUl.c'\ 1 1<;Rl?Q1 1 1 l'll\71\6.5 4327926.8 5781481.4

Page 154: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran 14 UJI V AUDIT AS TES HASIL BELAJAR SIKLUS II

No. Nama Butir Soal Jumlah ' " J .. J u

1 Abdul Kholik 15 20 12 15 15 15 92 2 Ahmad Suharto 10 12 IO 12 IO 15 69 3 Abdul Rahman 15 16 12 9 8 8 68 4 Aseo Ginanjar 15 20 15 10 12 12 84 5 Avu Nurul P IO 20 12 9 IO 15 76 6 Bahtiar 10 12 8 12 9 15 66 7 Choirulloh 15 16 12 9 IO 8 70 8 Chairun Nisa 15 16 8 10 10 15 74 9 Dedeh W 15 16 20 15 IO 15 91 10 Fatchur Rozi 5 8 12 12 8 8 53 l l FerinaR IO 12 12 IO 6 8 58 12 lndrivati 10 12 15 12 6 15 70 13 Idris Snrva 15 20 20 15 12 8 90 14 loah Fauziah 10 16 12 9 6 12 65 15 lsmi W IO 12 15 9 10 8 64 16 llham Bachar 15 20 20 12 IO 15 92 17 LiyaM IO 20 15 12 9 15 81 18 Lutfi Dwi A 10 12 12 9 6 15 64 19 Muslim IO 16 12 9 6 15 68 20 Merrv Wahyu R 5 8 8 6 IO 15 52 21 M Rifai 10 12 15 8 6 8 59 22 Muti Fitria 10 12 20 12 10 8 72 23 Nadia Vaila S IO 16 12 IO 8 15 71 24 Nilla N 15 20 15 15 IO 15 90 25 Nur Anisa 5 8 8 IO 8 8 47 26 Nursaman 5 12 12 5 12 8 54 27 Nurul Fachri 10 12 8 5 6 8 49 28 Nurul Seotiani 15 20 8 8 8 8 67 29 Rahmah Nurul IO 12 20 10 10 12 74 30 RicoH 10 12 12 10 IO 15 69 31 Ridwan Aziz P 15 20 12 12 15 12 86 32 Rin rin Riani 15 20 15 12 15 15 92 33 Rizld Munawar 15 8 20 10 5 12 70 34 Siti Aminah IO 12 12 8 10 8 60 35 Siti Kholila 10 16 10 8 8 8 60 36 Siti Marvati 15 16 20 IO 8 15 84 37 St. Khasanah 10 12 15 IO 6 15 68 38 Suoandi IO 16 12 12 10 8 68 39 Sucipto Adi P 5 8 8 12 9 12 54 40 Yuli Ar~ini 10 12 12 10 6 15 65

~x 445 580 528 413 363 477 2806 ( X)2 198025 336400 278784 170569 131769 227529 7873636

X2 5375 9040 7552 4493 3547 6099 203100 'XtXi 32510 42244 38186 29791 26151 34218 Rata2 l l,125 14,5 13,2 10,325 9,075 1 l,925 70,!5

2::Xtxi 1293,25 1557 l 146,8 819,05 686,55 756,45 ) xi 424,375 630 582,4 228,775 252,775 410,775 6259,l

'\"""., .. ""'": ')t;:.;;:t;.")(\< h 1.0A1.')1.1. 1.hLl .l\')QQ R ld11Q?'ili 1SR2144 2571081.8

Page 155: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

148

Lampiran 16

Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Konsep Redo ks Siklus I

No Soal B p Keterangan

1 24 0.6 Sedang

2 13 0.33 Sedang

3 6 0.15 Sukar

4 9 0.23 Sukar

5 14 0.35 Sedang

6 I 0.33 Sedang

Page 156: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

149

Lampiran 17

Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Konsep Redoks Siklus II

No Soal B p Keterangan

1 13 0.33 Sedang

2 IO 0.25 Sukar

3 7 0.18 Sukar

4 4 0.1 Sukar '

5 3 0.08 Sukar

6 18 0.45 Sedang

Page 157: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

150

Lampiran 18

Perhitungan Tingkat TarafKcsukaran Soal Uji Coba Tes Konsep Redoks

13 P (no.!)=-= 0.33

40

P=~ JS

Berarti, soal nomor I termasuk kategori sedang.

Keterangan:

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

P : Indeks kesukaran

Klasifikasi indeks kesukaran:

0,00 < IK S: 0,30

0,30 < IK S: 0, 70

0,70 < IK S: 1,00

: soal sukar

: soal sedang

: soal mudah

Page 158: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran 19

Daftar Validitas dan Tingkat Kkesukaran Soal konsep Redo ks

Sildusl

No. Soal Validitas Soal Tingkat Kesukaran

Keterangan So al

I Invalid Sedang Dibuang

2 Valid Se dang Dipakai

3 Valid Sukar Dipakai

4 Valid Sukar Dipakai

5 Valid Sedang Dipakai

6 Valid Sedang Dipakai

151

Page 159: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran 20

Tabel. Daftar Validitas dan Tingkat Kkesukaran Soal konsep Redoks

Siklus II

No. Soal Validitas Soal Tingkat Kesukaran

Keterangan So al

1 Valid Sedang Dibuang

2 Valid Sukar Dipakai

3 Valid Sukar Dipakai

4 Valid Sukar Dipakai

5 Invalid Sukar Dibuang

6 Valid Sedang Dipakai

152

Page 160: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

:npiran 21

Skor Hasil Belajar Konsep Redoks Siklus I

Nama Butir Soal

L % Ketercapaian 1 2 3 4 5

andriani 18 18 J2 15 J2 75 75 Tuntas Nadia Vaila 12 JO J2 20 24 78 78 Tuntas Mahdiah J8 12 6 15 24 75 75 Tuntas Myusuf J8 20 J2 15 J2 77 77 Tuntas Dira Astirindi 12 J2 18 12 12 66 66 Bel um Tyas Afridini J2 J2 12 J2 J2 60 60 Bel um nurvita J8 J2 9 20 12 71 71 Bel um Siti Masyithoh J8 8 J2 20 J2 70 70 Bel um Putri Askia J8 20 18 10 24 90 90 Tuntas

I M Hafidz 6 12 J2 J2 18 60 60 Belum Nufzah Fauziah J8 20 6 JO 24 78 78 Tuntas

~ Laurancia Dwi Putri 18 20 J8 J5 J6 87 87 Tuntas I cucu 18 20 18 15 24 95 95 Tuntas ~ Hendri suhendri 18 8 12 JO 12 60 60 Belum i Devi Yana 12 J5 8 15 12 62 62 Bel um > Rahmi Yati J8 20 18 20 J8 94 94 Tuntas 1 AFaruq 18 20 9 10 12 69 69 Bel um l Muti Fitria 12 15 12 10 12 61 61 Belum } Andy Saiful 18 12 18 12 8 68 68 Bel um ) Nurjannah 18 20 18 10 12 78 78 Tuntas I Rizki Abdurrahman J8 20 12 J5 24 89 89 Tuntas ~ Euis J8 20 6 10 24 78 78 Tuntas 3 Nurlzzah 18 12 12 15 18 75 75 Tuntas 4 A. Rifai 18 15 18 20 J8 89 89 Tuntas 5 DedenM J8 J2 18 15 12 75 75 Tuntas 6 A. Kholik J5 J5 9 IO 6 55 55 Belum 7 Rosida i8 8 9 10 24 69 69 Bel um 8 Dede ArifBudiman 15 20 12 10 24 81 81 Tuntas

)X 456 428 356 383 462 2085 Rata-rata 16,3 15,3 12,7 13,7 16,5 74,5

Skor Maksimum J8 20 18 20 24 95 % 90,5 76,4 70,6 68,4 69 74,5

Page 161: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran 22

Skor Hasil Belajar Konsep Redoks Siklus Il

No. Nama Butir Soal

Jumlal O/o Ketercapaian 1 2 3 4 6

1 andriani 24 20 20 14 15 93 93 Tuntas 2 Nadia Vaila 16 12 12 14 15 69 69 Bel um 3 Mahdi ah 16 20 20 7 15 78 78 Tuntas 4 Myusuf 20 20 15 21 15 91 91 Tuntas 5 Dira Astirindi 12 20 15 21 15 83 83 Tuntas 6 Tyas Afridini 12 20 8 21 15 76 76 Tuntas 7 Nurvita 24 12 15 14 15 80 80 Tuntas 8 Siti Masyithoh 24 20 8 14 15 81 81 Tuntas 9 Putri Askia 24 20 20 21 15 100 100 Tuntas 10 MHafidz 24 16 12 14 12 78 78 Tuntas 11 Nufzah Fauziah 16 16 12 21 12 77 77 Tuntas 12 Laurancia Dwi Putri 12 12 20 21 15 80 80 Tuntas 13 cu cu 24 20 20 14 12 90 90 Tuntas 14 Hendri suhendri 24 16 20 21 15 96 96 Tuntas 15 Devi Yana 24 12 12 14 15 77 77 Tuntas 16 Rahmi Yati 16 16 12 7 12 63 63 Belum 17 AFaruq 24 20 20 21 12 97 97 Tuntas 18 Muti Fitria 12 20 20 21 15 88 88 Tuntas 19 Andv Saiful 16 12 12 14 15 69 69 Bel um 20 Nurjannah 24 12 20 14 15 85 85 Tuntas 21 Rizki Abdurrahman 16 16 12 21 15 80 80 Tuntas 22 Euis 24 20 20 14 15 93 93 Tuntas 23 Nurlzzah 12 12 12 14 12 62 62 Bel um 24 A. Rifai 24 16 12 21 12 85 85 Tuntas 25 DedenM 20 20 20 21 15 96 96 Tuntas 26 A. Kholik 24 20 20 21 15 100 100 Tuntas 27 Rosida 24 12 12 i4 15 77 77 T1mtas 28 Dede ArifBudiman 16 16 i> 1'!111!'

~

21 12 77 77 Tuntas )X 548 468 433 476 396 2321

Rata-rata 19,6 16,7 15,5 17 14,1 82,9 Skor Maksimum 24 20 20 21 15 100

% 81,5 83,6 77,3 81,0 94,3 82,89

Page 162: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

155

Lampiran23

Perhitungan Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Pokok Bahasan Redoks

Siklus I

I. Menentukan rentang pada kelompok data

r = Data terbesar - Data terkecil

r = 94- 55 = 34

2. Menentukan banyak kelas inerval

Banyak Kelas = 1 + (3 .3) log n

= 1 + (3.3) log 28

=5.7

Dengan demikian dapat diputuskan banyaknya kelas interval adalab 6

3. Menentukan panjang kelas interval

p rentang = 34 = 6 banyak kelas 6

Dengan demikian panjang kelas interval adalah 9 atau 10

Page 163: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

156

Lampiran 24

Perhitungan Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Pokok Bahasan Redoks

Siklus II

1. Menentukan rentang pada kelompok data

r = Data tcrbcsar - Data terkccil

r=l00-62 = 41

2. Menentukan banyak kelas inerval

Banyak Kelas = 1 + (3.3) logn

= 1 + (3.3) log 28

= 5.7

Dengan demikian dapat diputuskan banyaknya kelas interval adalah 6

3. Menentukan panjang kelas interval

p = rentang = 38 = 6.3 banyak kelas 6

Dengan demikian panjang kelas interval dibulatkan ke atas menjadi 7

Page 164: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

158

No. Variabel Kisi-kisi Pengamatan Keterangan 7. Mengerjakan tugas dengan 7. Siswa mengerjakan

antusias dan semangat. tu gas dengan sungguh-sungguh seperti mencari sumber, berdiskusi,

8. Mempresentasikan has ii memberikan pendapat penyelidikan. dan sebagainya.

8. Siswa mempresentasi-9. Mempedulikan atau me- kan, menjelaskan data

mperhatikan pendapat dan sebagainya. siswa yang sedang mem- 9. Siswa memperhatikan, beri penjelasan. mendengarkan a tau

mencatat penjelasan dari siswa lain.

Ill. Penutup I. Memberikan kesimpulan I. Siswa dalam suatu dari materi yang dipe- kelompok memberikan lajari. kesimpulan.

2. Merapihkan meJa dan 2. siswa Merapikan meJa kursi. - dan kursi yang dipakai

pad a saat diskusi kelompok a tau presen-tasi.

3. kembali ke temapat duduk 3. Siswa kembali ke tempat masing-masing. duduk masing-masing.

Page 165: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

159

Lampiran

Kisi-Kisi Pengamatan Lembar Observasi Guru

No. Variabel I Pendahuluan

II. Kegiatan Inti

Kisi-kisi Penirnmatan 1. Memberitahukan tujuan

pembelajaran kepada s1swa.

2. Membangkitkan minat siswa terhadap materi yang akan dipelajari.

Keteramrnn I.Guru memberitahukan

tujuan pembelajaran ke­pada siswa.

2.Guru melakukan demon­trasi atau pertanyaan un­tuk membangkitkan mi-nat s1swa.

3. Menggali pengetahuan 3.Guru mengajukan per-awal siswa tanyaan kepada siswa

untuk mengetahui penge­tahuan awal siswa.

4. Membagi siswa dalam 4.Guru membentuk kelom-kelompok kecil pok

I. Memberikan penjelasan tentang metode Group Investigation.

2. Memberi penjelasan ten­tang tugas kepada ke­lompok.

3. Memantau kelancaran kerja kelompok yang telah dibentuk.

4. Memberikan bantuan kepada siswa selama kerj a kelompok.

5. Memberikan waktu yang cukup untuk menyele­saikan tugas investigasi.

6. Melakukan pemantauan terhadap kelancaran ber­langsungnya kegiatan yang telah dilakukan siswa pada setiap tahap Group Investigationi.

I. Guru menjelaskan tentang , metode Group Investiga­

tion atau menjelaskan stra­tegi pembelajaran kepada s1swa.

2. Guru menjelaskan tugas yang akan dilakukan oleh tiap kelompok.

3. Guru berkeliling meman-tau kelancaran kerja kelompok.

4. Guru memberikan bantuan kepada siswa atau mem­bantu memberikan penje­lasan tentang subtopik yang dibahas oleh siswa.

5. Guru memberikan waktu yang cukup untuk menye­lesaikan tugas.

6 Guru memantau kelanca­ran pada setiap tahap Group Investigation.

Page 166: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

160

No. Variabel Kisi-kisi Pengamatan Keterangan III. Penutup I. Melakukan penilaian I. Guru mengajukan per-

terhadap peningkatan tanyaan sebagai penilaian pe-mahaman konsep tentang pemahaman kon-siswa melalui pengajuan sep s1swa. pertanyaan.

2. Menyimpulkan apa yang 2. Guru menyimpulkan atau tel ah dipelajari dan meluruskan konsep siswa meluruskan konsep yang diperoleh selama siswa terhadap materi kerja kelompok. diperoleh selama kerja kelompok.

3. Memberikan reward. 3. Memberikan penghargaan berupa hadiah atau yang lainnya kepada kelompok terbaik.

Page 167: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

161

Lampiran

KISI-KISI ANGKET RESPON SISW A

Tujuan Angket:

1. Mengungkap pendapat siswa tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation.

2. Mengungkap minat dan sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran

kooperatifyang digunakan guru dalam pembelajaran.

No. Indikator pertanyaan Pemyataan

Jumlah Positif Negatif

1. Apakah SISWa berpendapat 1, 3, 4, 8 13, 15, 19, 8

bahwa Pembelajaran Kooperatif 24

tipe Group Investigation adalah

metode pembelajaran baru bagi

mereka?

2. Apakah siswa merasa senang 2, 7, 9, 12 14, 17, 22, 8

dengan Pembelajaran Kooperatif 23

tipe Group Investigation?

3. Apakah siswa merasa tertarik 16, 18, 21, 6, 5, 10, 8

a tau terlibat terhadap metode 20, 11

yang digunakan guru dalam

pembelajaran?

Page 168: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

162

Lampiran

KISI-KISI WA WANCARA RESPON SISWA

Tujuan Angket:

1. Mengungkap pendapat siswa tentang penerapan pembelajaran kooperatiftipe Group Investigation.

2. Mengungkap minat dan sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatifyang digunakan guru dalam pembelajara

No. Indikator pertanyaan Pertanyaan

1. Apakah siswa berpendapat bahwa 1. Apakah model pembelajaran yang digunakan pada Materi redoks adalah

Pembelajaran Kooperatiftipe Group model pembelajaran yang baru?

Investigation ada!ah metode 2. Pemahkah metode ini digunakan pada materi pembelajaran yang lain?

pembelajaran baru bagi mereka? 3. Metode apa saja yang sering digunakan guru dalam mengajar?

4. Apakah metode yang digunakan sekarang dapat membuat kamu lebih

memahami materi redoks dengan sangat baik? Mengapa?

2. Apakah siswa merasa senang dengan 1. Apakah kamu senang dengan pembelajaran kooperatiftipe Group

Pembelajaran Kooperatiftipe Group Investigation?

Investigation? 2. Dengan menggunakan metode ini, apakah kamu merasa termotivasi

mempelajari materi redoks? Mengapa?

3. Apakah pembelajaran secara keseluruhan sangat menyenangkan bagi kar

Page 169: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

163

No. 1 lndikator pertanyaan Pertanyaan

3. Apakah siswa merasa tertarik atau 1. Apakah selama kegiatan pembelajaran redoks membuat kamu menjadi te1

terlibat terhadap metode yang dengan materi kimia?

digunakan guru dalam pembelajaran? 2. Apakah kamu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran?

3. Dalam mengikuti pembelajaran, apakah kamu sangat rntusias dalam

mengikuti kegiatan pembelajatan?

Page 170: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

165

No. Beri tanda eek ( ../) Beri tanda eek ( ../)

10' 10' 10' 10' 10' 1 O' 10' II. Penutup I. Memberikan kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2. Merapihkan meja dan kursi. 3. Kembali ke tempat duduk masing-masing.

Dalam penelitian ini peneliti (observer) akan meneliti atau mengamati siswa selama proses pembelajaran, dan setiap Iii sekali alasannya selain mudah menghitung waktunya; peneliti juga memperkirakan bahwa kisaran waktu lima menit suatn sudah selesai dilakukan.

Page 171: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

167

Lampiran

Lem bar Observasi Pembelajaran Guru

Siklus I Siklus II No. Aspek yang teramati Pertemuan Pertemuan

I 2 I 2 I. Kegiatan Pendahuluan I. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada

siswa. 2. Membangkitkan minat siswa terhadap materi

yang akan dioelaiari. 3. Memmali pengetahuan awal siswa 4. Membagi siswa dalam kelompok kecil II. Kegiatan Inti 5. Memberikan penjelasan tentang metode Group

lnvesti5{ation. 6. Memberi peajelasan ten tang tu gas kepada

kelompok. 7. Memantau kelancaran kerja kelompok yang -

telah dibentuk. 8. Memberikan bantuan kepada siswa selama

keria kelompok. 9. Memberikan waktu yang cukup untuk menyele-

saikan tugas investigasi. I 0. Melakukan pemantauan terhadap kelancaran

berlangsungnya kegiatan yang telah dilakukan siswa pada setiap tahap Group lnvesti?,alioni.

IL Mengawasi jalannya presentasi III. Penutup 12. Melakukan penilaian terhadap peningkatan pe-

mahaman konsep siswa melalui pengajuan pertanvaan.

13. Menyimpulkan apa yang telah dipelajari dan meluruskan konsep SISWa terhadap materi dioeroleh selama keria kelomook.

14. Memberikan rl'ward

Ket: "I/= Terlaksana - = Tidak terlaksana

Page 172: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran

Nama Ke las No. Urut Petunjuk

Kuesioner Respon Siswa Terhadap Pembelajaran

1. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pemyataan di bawah ini, jawab dengan

sejujumya. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai.

No. 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11

3. Bubuhkan tanda (X) pada kolom yang tersedia. Pilih, SS, jika anda sangat setuju terhadap pemyataan. Pilih S, jika anda setuju terhadap pemyataan. Pilih KS, jika anda kurang setuju terhadap pemyataan. Pilih TS, jika anda tidak setuju terhadap pemyataan. PThSTS "k d 'dak . h d I I , 11 a an a sangat t1 setu1u ter a ao pem "ataan.

Butir Pemyataan SS s TS Model pembelajaran yang digunakan pada materi redoks adalah model pembelajaran yang baru. Saya senangjika guru menggunakan metode pembelajaran yang variatif. Metode pembelajaran yang digunakan sekarang membuat saya lebih mudah memahami. Dengan metode ini, saya dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Saya tidak antusias mengikuti kegiatan pembelaiaran. Dalam kegiatan pembelajaran redoks membuat saya tidak tertarik terhadap materi kimia Pembelajaran secara keseluruhan sangat menvenanQkan. Pt!mbelajman yar.g dilakukan pada mater: redoks berbeda pada pembelajaran yang lain. Mengikuti pembelajaran pada materi membuat sava termotivasi dalam belajar. Saya tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Dengan metode ini, saya kurang termotivasi 11nt111r hlc!l mpmnP1~-i~ri nph:ri~rnn rf":tiok~.

STS

168

Page 173: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

169

redo ks. 13. Model pembelajaran ini sudah pernah

diterapkan pada materi sebelumnya. 14. Kegiatan pembelajaran sangat membosankan

bafil saya. 15. Dengan metode pembelajaran yang sekarang,

membuat saya kesulitan memahami pelajaran.

16. Dalam kegiatan pembelajaran redoks membuat saya Jebih tertarik terhadap materi kimia

17. Saya hanya senang jika guru hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah.

18. Dengan metode ini, saya termotivasi untuk bisa mempelaiari pelaiaran redoks.

19. Pembelajaran yang dilakukan pada materi redoks sama pada pembelajaran yang lain.

20. Saya sangat antusias mengikuti kegiatan oembelajaran.

21. Sava terlibat dalam kegiatan pembelaiaran. 22. Saya merasa kurang senang dengan model

pembelajaran yang digunakan pada materi redo ks.

23. Saya kurang termotivasi dalam mengikuti pembelaiaran.

24. Dengan metode ini, saya tidak dapat memahami materi oelajaran dengan baik.

Page 174: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran 32

Hasil Observasi Siklus I

Siklus 11%)

NO. Beri Tanda Cek Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertem uan ke-3

Kelomr ok Kelomrok Kelomr ok 1 2 3 4 5 I 2 3 4 5 1 2 3 4

1 Siswa membentuk kelompok/tetap pada kelomooknva. 100 100 100 100 100 75 100 100 100 87,5 100 100 87,5 100

2 Siswa memilih subtopik yang telah ditentukan 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 mendengarkan oenielasan 011ru •• 37,5 25 50 37,5 25 62,5 50 62,5 50 50 50 50 62,5 50 4 Mencari sumber dalam melak:ukan investigasi untul

memecahkan masalah dalam kelomook .. 62,5 50 75 50 50 62,5 75 50 50

5 Mencatat setiap basil yang didapat dari oembelaiaran. 50 37,5 50 50 50 50 50 37,5 62,5 50 50 75 87,5 75

6 Siswa membantu menyelesaikan masalah dalam kelompok dengan memberi pendapat. 50 50 62,5 50 62,5 62,5 50 62,5 50

7 Mendengarkan dengan tekun penjelasan .dari siswa lain untuk dapat memahami materi pelajaran keoada siswa lain. 75 62,5 75 62,5 62,5 62,5 50 62,5 62,5 50 87,5 100 87,5 75

8 Siswa terlibat adu pendapat dengan siswa lain. 50 37,5 50 50 50 62,5 62,5 50 50 50 62,? 50 62,5 50

9 Siswa bertanya bila tidak memahami materi kepada

siswa lain atau keoada '"'"" 37,5 50 62,5 50 50 50 37,5 50 62,5 37,5 50 50 37,5 10 Mengerjakan tugas dengan antusias dan semangat.

62,5 50 62,5 62,5 62,5 75 62,5 75 75 75 75 62,5 75 75 11 Mempresentasikan hasil penyelidikan. 25 25 25 25 25 25 25 25 25 12 Mempedulikan atau memperhatikan pendapat siswa

"ano sedano memberi nenielasan. 50 62,5 82,5 62,5 62,5 50 62,5 87,5 62,5 62,5 75 62,5 87,5 75 13 Memberikan kesimpulan dari materi yang

dinelaiari. 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 Rata-rata 52,l 47,9 60 52,l 52,l 53,8 52,5 57,5 57,5 52,8 j6,7 57,7 60,6 54,8

Rata-rata ner nertemuan 52,8 54,8 57,3 Rata-rata per silkus 55,0

Page 175: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Lampiran 33

Hasil Observasi Siklus II

Siklus II %)

NO. Beri Tanda Cek Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-2

Kelompok Kelompok Kelom1ok I 2 3 4 5 I 2 3 4 5 I 2 3 4

I Siswa membentuk kelompok/tetap pada kelomooknva. 82,5 100 JOO JOO JOO 100 JOO 100 100 JOO 100 JOO 100 100

2 Siswa memilih subtopik yang telah ditentukan 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 mendenoarkan oenielasan anru •• 75 75 75 87,5 62,5 75 87,5 87,5 75 75 87 87,5 75 75 4 Mencari sumber dalam melakukan investigasi untul 75 87,5 87,5 87,5 75 87,5 75 87,5 87,5 5 Mencatat setiap basil yang didapat dari

nembelaiaran. 62,5 75 82,5 62,5 75 87,5 87,5 100 75 87,5 87,5 87,5 100 100 6 Siswa membantu menyelesaikan masalah dalam 75 82,5 75 62,5 75 75 82,5 75 82,5 7 Mendengarkan dengan tekun penjelasan ,dari siswa

lain untuk daoat memahami materi oelaiaran 75 87,5 100 75 87,5 87,5 100 100 87,5 100 JOO 100 100 87,5 8 Siswa terlibat adu pendapat dengan siswa lain.

62,5 75 50 75 75 75 62,5 75 75 87,5 75 62,5 75 87,5 9 Siswa bertanya bila tidak memahami materi kepada

siswa lain atau kepada guru. 75 50 62,5 75 50 75 62,5 75 87,5 62,5 75 87,5 75 75 10 Mengerjakan tugas dengan antusias dan semangat. 75 62,5 87,5 87,5 75 87,5 75 87,5 87,5 75 100 87,5 100 JOO 11 Mempresentasikan basil penyelidikan.

25 25 25 25 25 25 25 25 25 J2 Mempedulikan atau memperhatikan pendapat siswa

yang sedang memberi oenielasan. 75 87,5 87,5 75 75 87,5 87,5 87,5 75 87,5 JOO 87,5 JOO 75 13 Memberikan kesimpulan dari materi yang 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

Rata-rata 65,2 69,4 71,5 69,8 66,7 68,2 67 71,6 67 68,2 74 7J,7 74 72,7

Rata-rata per pertemuan 68,5 68,4 73,l Rata-rata per silkus 70,0

Page 176: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

172

Lampiran

Hasil Wawancara Siswa

No. Indikator Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Siswa

I Apakah siswa I. Apakah model pembe- Siswa I: iya, sebelumnya saya belum pemah belajar dengan

berpendapatbahwa lajaran yang digunakan metode seprti ini.

Pembelajaran pada materi redoks Siswa 2: !ya benar.

Kooperatiftipe Group adalah model Siswa 3: !ya, baru kali ini belajar seperti ini

Investigation adalah pembelajaran yang Siswa 4: iya, saya senang sekali

metode pembelajaran baru? Siswa 5: iya benar.

baru bagi mereka? 2. Pemahkah metode ini Siswa 1 : belum pemah

digunakan pada materi Siswa 2: Kayanya baru ini aja saya belajar dengan metode ini

pembelajaran yang Siswa 3: Baru ini

lain? Siswa 4: belum pemah, biasanya guru hanya menjelaskan materi

aJa.

Siswa 5; iya sama, belum pemah.

Page 177: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

173

3. Metode apa saja yang Siswa I: guru hanya menjelaskan materi setelah itu latihan

sering digunakan guru Siswa 2: ceramah dan latihan

dalam mengajar? Siswa 3: hanya menjelaskan di depan kelas

Siswa 4: nerangin materi pelajaran terus latihan

Siswa 5: menjelaskan materi pelajaran

4. Apakah metode yang Siswa I: iya, karena saya bisa belajar mandiri dapat bekerja sama

digunakan sekarang dengan teman, sehingga saya dapat memahami pelajaran

dapat membuat kamu dengan baik

lebih memahami materi Siswa 2: iya, saya bisa bekerja saya dengan teman

redoks dengan sangat Siswa 3: tidak, sulit dipahami, saya lebih suka d;_jelaskan oleh guru

baik? Mengapa? Siswa 4: lumayan, karena saya jadi bisa lebih 'Janyak bertanya

dengan teman

Siswa 5: iya, dengan metode ini sayajadi selalu ingin mencoba

belajar materi yang belum dipelajari. Metode ini

mengajarkan kita dalam bekerja sama dan memecahkan

masalah bersama-sama.

2 Apakah siswa merasa I. Apakah kamu senang Siswa I: iya senang,

senang dengan dengan pembelajaran Siswa 2: senang, sangat mengasikkan

Pembelajaran kooperatif tipe Group Siswa 3: kurang senang, terlihat ribet

Page 178: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

174

Kooperatiftipe Group Investigation? Siswa 4: senang, karena metode membutuhkan kerjasama tim dan

Investigation? saya suka.

Siswa 5: yup senang, klo bisa metode ini digunakan lagi pada

materi berikutnya. Karena disini kita saling kerjasama

2. Dengan menggunakan Siswa 1: iya, karena cukup menantang buat saya.

metode ini, apakah Siswa 2: saya termotivasi dengan metode ini, karena langkah-

kamumerasa langkah dalam kerja kelompok membuat kita lebih

termotivasi mendalami lagi materi tersebut.

mempelajari materi Siswa 3: cukup termotivasi, karena saya dituntut untuk

redoks? Mengapa? memecahkan masalah yang hams sayaj:iwab bersama

teman-teman saya. Hanya saja saya kurang suka dengan

kelompok saya sehingga saya jadi agak malas-malasan.

Siswa 4: cukup termotivasi, karena metode ini pertama kali

digunakan, sehingga membuat saya i11gin tahu dan

tertantang.

Siswa 5: iya, karena tiap-tiap langkah pada metode ini membuat

saya mandiri dalam memecahkan masalah bersama

kelompok dan membuat saya tertantang untuk

memecahkan masalah tersebut..

Page 179: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

175

3. Apakah pembelajaran Siswa 1: iya, semuanya sangat menyenangkan bagi saya

secara kesel urnhan Siswa 2: iya karena dibutuhkan kerjasama dau kebersamaan tim

sangatmenyenangkan Siswa 3: kurang menyenangkan, saya tidak suka metode ini.

bagi kamu?' Siswa 4: iya, menyenangkan walaupun saya kurang begitu aktif

tapi membuat saya selalu ingin mengikuti pelajaran ini.

Siswa 5: iya, sangat menyenangkan, apalagi pada saat

membawakan presentasi itu nernpkan hal baru buat saya.

3 Apakah siswa merasa 1. Apakah selama Siswa I: iya, ternyata dengan mempelajari kimia dengan kelompo1

tertarik atau terlibat kegiatan pembelajaran membuat saya lebih memahami materi dengan abaik dan

terhadap metode yang redoks membuat kamu saya dapat ikut andil dalam belajar kP-lompok

digunakan gum dalam menjadi tertarik dengan Siswa 2: iya, karena saya bisa mengeluarkan ide saya dalam materi

pembelajaran? materi kimia? redo ks.

Siswa 3: cukup membuat saya menarik.

Siswa 4: iya, saya jadi ingin mendalami kimia karena selama ini

saya kurang paham dengan materi kimia.

Siswa 5: iya, memang dari awal saya sudah menyukai kimia

2. Apakah kamu aktif Siswa I: iya, saya ikut melakukan investigasi untuk menjawab

dalam mengikuti jawaban dari soal yang yang ditanyakar1.

kegiatan pembelajaran? Siswa 2: iya, saya melaporkan hasil investigasi dari apa yang sudal

Page 180: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

176

didapat oleh kelompok saya

Siswa 3: kurang aktif, disini saya hanya mendengarkandan

mencatat saja. Tapi kalo kurang pahe.m saya bertanya

dengan teman.

Siswa 4: saya rasa, saya kurang aktif, soalnya saya kurang paham

Siswa 5: saya dengan teman satu kelompok ikut mencari jawaban

dari masalah yang diberikan

3. Dalam mengikuti Siswa I: yup, bagi saya metode ini penuh kejutan, apalagi pada saa

pembelajaran, apakah diumumkan siapa kelompok terbaik membuat saya lebih

kamu sangat antusias bersemangat dalam menyelesaikan masalah bersama

dalam mengikuti kelompok saya.

kegiatan pembelajatan? Siswa 2: iya, saya suka berdiskusi dengan tema.".l

Siswa 3: biasa ja, karena saya kurang begitu aktif.

Siswa 4: iya, saya bersama teman-teman saya satu kelompok

berusaha untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh

guru karena kita ingin bersaing dengan kelompok lain.

Siswa 5: iya saya antusias dalam mengikuti pelajaran ini.

Page 181: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

UJI REFERENSI

Nama Nunnawati

NIM 103016227137

Jurusan!Prodi Pendidikan IP A/Pendidikan Kimia

Judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation

Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Redoks

Referensi

BAB I PENDAHULUAN

1. Hasbullah, Dasar-DAsar Jlmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2005) h. 1

2. Ibid, h. 2

3. Suwarno, Pengantar Unun Pendidikan, (Bandung: Rineka Cipta, 2003), h. 2-3

4. Depdikbud, Undng-Undang Sisdiknas No. 23 tahun 2003. (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003) h. 9

5. I Nyoman P. Suwindra, "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan LKS Sebagai Uapaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas III SL TPN 3 Singaraja", dalam Jurua! Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXVI, Oktober 2003, h. 87

6. Sunismi, "Implikasi Belajar Kooperatif Dalam Pembelajaran Matematika" dalam Jurua! Pendidikan dan Pembelajaran, TH. 15, No. 1, Februari 2002, h. 28

7. I Wayan Distrik, "Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Meningkatkan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 1 Bandar Lampung'', dalam JPMIPA, Voume 8 No. I, Januari 2007, h. 31

Paraf Pembimbing Pembimbing

I II

J ; .. ......

v ( .. ·····

. / P ..

.. /. f..

.. / .~ I

.. v.! J .

Page 182: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Referensi

BAB II DESKRIPSI TEORI

1. Nurhanurawati, " Belajar Koopeatif Model Investigasi Untuk Meningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Teorema Phytagoras Siswa Kelas IIB SMPN Bandar Lampung", dalam JPMIP A, Voume 6 No. 2, Juli 2005, h. Nurhanurawati, " Belajar KoopeatifModel, .... , h. 32

2. I Nyoman P. Suwindra, "Penerapan Model Pembelajaran, .. ., h. 88

3. Richard I. Arends, Learning To Teach, (New York: Mcgraw-Hill Book Company,1988), h. 408

4. http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran­kooperatif-tipe-group-investigation-gi/

5. Nurhanurawati, op.cit., h 92-93

6. http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran­kooperatif-tipe-group-invcstigation-gi/

7. Nurhanurawati, op. cit., h 93

8. http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran­kooperatif-tipe-group-investigation-gi/

9. Nurhanurawati, op.cit., h 93

10. Richard I. Arends, op.cit., h. 410

l 1. Al Y.rism:mto, Bebercpa Te/01ik, Medel dan Strc;:tegi dalam Pembe:ajaran Matematika, (Yogyakart-t: Depdiknas, 2003 ), h. 15

12. http://ipotes.wordpress.com/2008/04128/pembelajaran­kooperatif-tipe-group-investigation-gi/

13. Al Krismanto, Beberapa Teknik,, Model, ... ., h. 7

Paraf Pembimbing Pembimbing

I II

/ .. ~ v .v.! .V. ./

v v ~ / . /. 1/

.. t ·~ .f. .1 .p.

.f. p..

.P..

f. ·~· ;. ~ .. .. f.

Page 183: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Referensi

14. Setiawan, Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi, (Yogyakarta: Depdiknas, 2006), h. 9

15. Setiawan, Model Pembelajaran Matematika, .... , h. 9

16. Al Krismanto, Beberapa Teknik,, Model, .... , h. 7

17. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 881

18. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press), h. 42

19. Muhibbin Syah, Psiko/ogi Be/ajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) cet. Ke-2, hlm. 22

20. W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2005), Cet ke-4, h. 29

21. Kadir, "Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Matematika ditinjau dari Metakognisi Siswa", (Jakarta: Jumal Pendidikan dan Kebudayaan No. 053 tahun ke 11 Maret, 2005), h.234

22. Redja Mudyahardjo, filsafat I/mu Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 69-70

23. Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, (Jakarta: UI Press, 2004), Cet. Ke-1, h. 5

24. Sardiman A.M, lnteraksi dan Motivasi, .... h.37

25. Dimyati dan mudjiono, Be/ajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 27

26. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h .. 46

27. Ibid., h. 47

Paraf Pembimbing

I .v v( .v /

v ....

/ ....

/ ....

v ....

/ ....

. /.

Pembimbing II

.J.

.A ··~ .. ~

.f. -~ .. r.

.;..

.R.

.l.

.. f -~

.£.

.. -°.

Page 184: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Referensi

28. Effendy, "Upaya Untuk Mengatasi Kesalahan Konsep Dalam Pengajaran Kimia Dengan Metode Strategi Konflik Kognitif', dalam Media Komunikasi Kimia, No. 2 Tahun VI, Agustus 2002, h. 2

29. Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (http:id. wiki pedia.org/wiki/kimia)

30. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Kurikulum Hasil Be/ajar, (Jakarta: Balitbang) h. 3

31. Irfan Anshory dkk, Kimia SMU 1, (Jakarta: Erlangga, 1996) h. 3

32. Staf Pengajar Jurusan Kimia, Kimia Dasar J,(Bogor: Institut Pertanian Bogor) h.1

33. Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, "Penerapan 1lfetode atihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemaltaman Siswa Terltadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia", dari www.balitbangdiknas.co.id, 2001.

34. Rusmansyah dan Yudha Irhasyuama, op.cit., h. 3

35. Ronald H. Sitorus, Ringkasan Kimia Untuk SMA/JvJA, (Bandung: Yrama Widya, 2006) h.123-131

36. Litbang VISI, Kial SuksesSemester kedua Untuk SMA X, (Jakarta: Litbang VISI, 2005), h. 190

"?-7. Pa:iing, dkk. Kimia 1 B, (Jakar:a: Yudhistira, 7003), I:.

38. Teguh Pengayuanta, TUNTAS (Tuntunan ke Univessitas) Kimia X, (Jakarta: Graha Pustaka, 2006), h.13-14

39. Leksi Pasanda, dkk., Kimia untuk S1\1A Ke/as X, (Jakarta: Pelangi Indonesia, 2007), h. 136

Paraf Pembi!llbing Pembimbing

I II

.I

.?.

./

.1.

I .f.

·f

J. fi. .J. j. ·f

Page 185: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

Referensi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 45

2. Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 106

3. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001) Cet. Ke-3, h.207

4. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 1992), Cet. Ke-3, h. 137

5. Zaianal Aqib, Penelitian Tindakan Ke/as Untuk:Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2006), h. 21

6. Lexy. J. Moleong, A1etodologi Penelitian kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-12, h. 121

7. I Wayan Distrik, Op.Cit, h. 33

Yang Menyatakan,

Pembimbing I

Paraf Pembimbing Pcmbimbing

... I . ... .......... II

/ .f ....

/ .!. . ...

j ./. ....

.f. ·f J .P. ....

/ .f. ....

/ f· ....

Jakarta, 19 Agustus 2008

Page 186: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS .ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia Telp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328

Email : [email protected]

Nomor Lamp. Hal

Tembusan:

: Un.01/FifTL022/ 113 /2008 : Abstraksi!Outline : BIMBINGAN SKRIPSI

Kepada Yth. I. Prof.Dr.H. Aziz Fahrurrozi, MA 2. Tonih Feronika, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Assalamu'a/aikum wr. wb.

Jakarta, 9 J anuari 2009

Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:

Nama

NIM

Jurusan

Semester

Judul Skripsi

Nurmawati

103016227137

Pendidikan IP A

IX

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investasigation untuk Meningkat Pemahaman Siswa terhadap Konsep Redoks Kelas X MA as-Syafi'iyah 01 Jakarta Selatan

Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 08 Januari 2008 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bila dipandang tidak/kurang sesuai.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan .

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu 'a/aikum wr. wb.

Page 187: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/15821/1/NURMAWATI-FITK.pdfpenerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon

YA Y ASAN PERGURUAN ISLAM AS-SY AFl'IYAH

MADRASAH ALIYAH AS-SYAFI'IY AH 01 TEBETJAKARTASELATAN

SEKRET ARIA T: JL. MASJID ALBARKAH NO. 17 BALIMATRAMAN TEBET JAKARTA SELA TAN TELP .021-829600 I

SURAT KETERANGAN No. AS/KET/PP/02.03/2008

Kepala Sekolah Madrasah Aliyah As Syafi'iyah 01 Tebet Jakarta Selatan dengan ini

menerangkan bahwa:

Nama : Nurmawati

NIM : 103016227137

Jurusan : Pendidikan JPA/Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : Penerapan Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan

Pemahaman Siswa Pada Konsep Redoks

Telah melakasanakan penelitian skripsi mulai dari bulan 11 Februari 2008 sampai 14

Maret 2008. Surat Keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk digunakan

seperlunya.

- --.