forensic structural investigation
Post on 22-Nov-2015
34 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tells about step by step to structure investigation .TRANSCRIPT
FORENSIC STRUCTURAL INVESTIGATION
(Struktur beton yang terkena kebakaran / suhu tinggi)
Oleh : Mario Asneindra 25013315
Magister Rekayasa Struktur Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan
Institut Teknologi Bandung
Selama rangkaian investigasi, hipotesis kegagalan terus dikembangkan
berdasarkan pengujian terhadap fakta-fakta yang diperoleh dari investigasi
dilapangan, dokumen, pengujian dan analisis. Beberapa hipotesis mungkin akan
disanggah dan dijatuhkan, sementara yang baru mungkin akan maju. Hal ini
umumnya disarankan untuk membentuk tim investigasi tak lama setelah
penyelidikan awal pada lokasi untuk bertukar pendapat pada hipotesis
kegagalan.
Langkah-langkah dalam forensic structural investigation adalah: (1) investigasi di
lapangan, (2) analisis laboratorium, (3) analisis struktur, (4) menentukan
penyebab kegagalan, (5) laporan
Dalam tulisan ini akan dijelaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam forensic
structural investigation untuk struktur beton yang terkena kebakaran (suhu
tinggi).
Investigasi dilapangan
Investigasi dilapangan melibatkan pengamatan dan pengukuran pada beberapa
skala, mendokumentasikan kondisi yang ada, mengambil sampel, mewawancari
saksi mata dan melakukan tes dilapangan.
Pengamatan visual merupakan langkah awal dari seluruh rangkaian kegiatan
penyelidikan yang dilakukan dilapangan yang bertujuan untuk memperkirakan
dan mengelompokkan jenis dan tingkat kerusakan berdasarkan kondisi visual.
Pengamatan visual yang mencakup kerusakan fisik bangunan, (retak, lendutan,
pengelupasan, penetrasi panas dan tanda kerusakan lainnya) dan kerusakan
utilitas (mekanikal, elektrikal, plumbing dan lainnya) serta perkiraan suhu bakar
dengan memeriksa contoh bahan/barang yang terbakar.
Pengaruh api pada komponen struktur bangunan dilakukan dengan mengamati
perubahan warna pada setiap permukaan komponen yang di uji dan melakukan
uji penetrasi api dengan menggunakan bahan Phenolpthalene. Pengaruh
penetrasi kedalam penampang beton digunakan sebagai pengaruh api terhadap
mutu beton yang selanjutnya digunakan untuk perkiraan kondisi kekuatan beton
setelah terbakar.
Pengamatan visual terdiri dari:
Pengelupasan dan retakan pada balok, kolom dan plat lantai
Terjadi lendutan atau defleksi pada balok, kolom dan plat lantai
Perubahan warna pada permukaan beton
Pengamatan temperatur pada selimut beton dan pelapukan yang terjadi
pada elemen kolom, balok dan plat lantai.
Perubahan warna pada permukaan beton mengindikasikan tingginya temperatur
yang terjadi pada saat terbakar dan kerusakan fisik retakan dan pengelupasan
sangat mempengaruhi penurunan kekuatan pada komponen tersebut. Acuan
pengaruh temperatur terhadap kuat tekan dan modulus elastisitas beton dapat
dilihat pada Tabel 1. Perkiraan suhu bakar berdasarkan kondisi visual dapat
dilakukan dengan mengamati perubahan warna dari balok dan pelat lantai yang
terbakar, pengamatan tersebut dimaksudkan untuk menentukan pemetaan
kerusakan kemudian suhu dapat diperkirakan sesuai dengan kondisi warna
(Tabel 2). Selain itu efek fisik yang mungkin terjadi akibat suhu tinggi tersebut
dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1. Pengaruh temperatur terhadap beton
No Temperatur (oC) Sisa Kuat Tekan (%) Sisa Modulus Elastisitas (%)
1 200 80 60
2 300 70 50
3 400 60 40
4 500 40 30
5 600 20 10
6 800 10 5
7 1000 0 0 Sumber: Pedoman Pemeriksaan Konstruksi Beton Bertulang Pasca Terbakar
Tabel 2. Perkiraan suhu bakar berdasarkan kondisi fisis/permukaan beton
No Kondisi Permukaan Beton Perkiraan Temperatur (oC)
1 Abu-abu (normal) > 300 oC
2 Pink (merah muda) 300 oC s.d 600 oC
3 White grey (putih keabu-abuan) 600 oC s.d 900 oC
4 Buff (putih keriput) 900 oC s.d 1000 oC Sumber: Pedoman Pemeriksaan Konstruksi Beton Bertulang Pasca Terbakar
Gambar 1. Bukti visual dari beton yang terkena suhu tinggi
Dilakukan penyemprotan larutan Phenolpthalene 5% terhadap kolom dan balok,
dengan terlebih dahulu membuka selimut beton dengan pahat hingga terlihat
tulangannya, kemudian diamati apakah terjadi perubahan warna atau tidak.
Warna beton setelah disemprot phenolpthalene adalah violet atau ungu,
selanjutnya setelah satu jam atau lebih diamati lagi apakah warna ungu tersebut
pudar, hilang atau tetap, kemudian ukur kedalaman warna tidak violet tersebut
menggunakan roll meter. Selain pengamatan langsung dilapangan seperti diatas,
penyemprotan dilakukan pada beton inti hasil pengeboran, dimana kedalaman
penetrasi panas pada beton tersebut dapat diukur.
Concrete Color Temperature Other Possible Physical Effects
Buff
950 C, 1,740 F 1,650 F, 900 C Powdered, light colored, dehydrated paste
1,450 F, 800 C Spalling, exposing not more than 25 percent of
Black reinforcing bar surface
Through
Gray
to Buff
600 C 1,100 F
1,070 F, 575 C Popouts over chert or quartz aggregate particles
1,000 F, 550 C Deep cracking
Pink
to Red
300 C, 550 F 550 F, 300 C Surface crazing
Tabel 3. Kondisi material yang berguna untuk memperkirakan suhu
Informasi lebih lanjut dapat diandalkan tentang suhu dapat diperoleh selama di
tempat survei. Salah satu metode adalah untuk perhatikan kondisi bahan terkena
api (Tabel 3). Pemeriksaan puing mungkin menunjukkan bahwa jendela kaca
telah mencair dan tombol-tombol kuningan lemari telah menjadi bulat tetapi
tembaga dalam kabel listrik belum melunak. Pengamatan ini menunjukkan suhu
yang pasti melebihi 1.560 derajat F (ditunjukkan oleh kaca) dan mungkin sudah
lebih tinggi dari 1.850 derajat F (ditunjukkan dengan kuningan) tapi tidak setinggi
2.000 derajat F dibutuhkan untuk melelehkan tembaga.
Material Typical Examples Condition Degrees F Degrees
Pluming lead; Sharp edges
Lead flashing; storage rounded or 550 - 650 300 - 350
batteries; toys drops
Plumbing
Zinc flashing; galvanized Drops formed 750 400
surfaces
Small machine
Aluminum parts;
and its alloys toilet fixtures; Drops formed 1,200 650
cooking utensils
Glass block; jars
Molded and
glass tumblers;
ornaments
Softened
adherent 1,300 - 1,400 700 - 750
Rounded 1,400 750
Thoroughly 1,450 800
Window glass;
Sheet glass plate glass;
reinforced glass
Silver Jewelry;
tableware;
Rounded 1,450 800
Thoroughly 1,560 850
Sharp edges
rounded or 1,750 950
drops
Door
Brass furniture knobs; Sharp edges
locks; lamp rounded or 1,650 - 1,850 900 - 1,000
fixtures; buckles drops
Sharp edges
Bronze Window frames; rounded or 1,850 1,000
art objects drops
Sharp edges
Copper Electric wiring; rounded or 2,000 1,100
coins drops Pipes;
Cast iron machine pedestals Drops formed 2,000 - 2,200 1,100 - 1,200
and housings
Dalam kasus sederhana jumlah sampel dapat ditentukan dari prinsip-prinsip
statistik seperti yang diatur dalam ASTM E10534 dan ASTM E141.35.
Wawancara terhadap saksi mata diperlukan untuk mengetahui kronologis
peristiwa kebakaran. Kronologis peristiwa kebakaran yang dimaksud adalah
urutan kejadian yang dialami secara langsung oleh para informan pada masing-
masing kejadian berdasarkan tempat.
Dokumentasi kondisi dilapangan dilakukan sesegera mungkin untuk
mendapatkan data yang mungkin menjadi penting dan dapat berubah sesuai
kondisi dilapangan. Dan untuk menghindarkan kemungkinan barang bukti
hancur.
Gambar 2. Tembok gudang yang terbakar
Gambar 3. Puing bekas yang terbakar
Beberapa pengujian dilapangan perlu dilakukan seperti pengujian palu beton
(schmidt hammer test) untuk memperkirakan kuat tekan beton terpasang yang
didasarkan pada kekerasan beton, pengujian cepat rambat gelombang ultra
(ultrasonic pulse velocity test) untuk memperkirakan homogenitas beton pada
komponen struktur, uji pembebanan (loading test) untuk mengevaluasi kekuatan
dari struktur yang telah berdiri dan mengetahui tingkat kekuatan komponen
struktur terpasang terhadap beban layan (hal ini dilakukan setelah analisis lebih
lanjut di laboratorium).
Schmidt Hammer Test
Tujuan metode pengujian ini adalah untuk memperkirakan nilai kuat tekan
beton pada suatu elemen struktur untuk keperluan pengendalian mutu beton di
lapangan bagi perencanaan dan atau pengawasa pelaksanaan pekerjaan.
Gambar 4. Schmidt Rebound Hammer
Langkah pengujian sebagai berikut: 1) sentuhkan ujung peluncur pada permukaan titik uji dengan posisi tegak lurus
bidang uji ; 2) secara perlahan tekankan palu beton dengan arah tegak lurus bidang uji
sampai terjadi pukulan pada titik uji ; 3) lakukan 10 kali pukulan pada satu lokasi bidang uji dengan jarak terdekat
antara titik-titik pukulan 25 mm ; 4) catat semua nilai pembacaan yang ditunjukkan oleh skala ; 5) hitung nilai rata-rata pembacaan ; 6) nilai pembacaan yang berselisih lebih dari 5 satuan terhadap nilai rata-rata
tidak boleh diperhitungkan, kemudian hitung nilai rata-rata sisanya ; 7) semua nilai pembacaan harus diabaikan apabila terdapat dua atau lebih nilai
pemb