pembelajaran kooperatif gi (group investigation

122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION) BERBANTUAN MODUL ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI SISWA KELAS XB SMA NEGERI 1 TAWANGSARI TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh SUSI ARISTIA NIM : X3306013 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: buidan

Post on 12-Jan-2017

240 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION)

BERBANTUAN MODUL ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI

SISWA KELAS XB SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh

SUSI ARISTIA

NIM : X3306013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION)

BERBANTUAN MODUL ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI

SISWA KELAS XB SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh:

SUSI ARISTIA

X 3306013

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Haryono, M.Pd

NIP. 195204 23197603 1 002

Pembimbing II

Sri Yamtinah, S.Pd, M.Pd

NIP. 196912 042005 2 001

Page 4: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Kamis

Tanggal : 23 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua Penguji : Dra. Tri Redjeki, M.S ....................

Sekretaris Penguji : Endang Susilowati, S.Si, M.Si ...................

Pembimbing I : Drs. Haryono, M.Pd ....................

Pembimbing II : Sri Yamtinah,S.Pd, M.Pd …………….

Disahkan oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Susi Aristia. X3306013. PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP

INVESTIGATION) BERBANTUAN MODUL ELEKTRONIK UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR STOIKIOMETRI

SISWA KELAS XB SMA NEGERI 1 TAWANGSARI TAHUN AJARAN

2010/2011. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret. Juni. 2011.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan (1) motivasi belajar

siswa pada materi pokok stoikiometri dengan menggunakan metode pembelajaran

kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media modul elektronik, (2) hasil

belajar siswa pada materi pokok stoikiometri dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media modul

elektronik.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklusnya terdapat empat tahapan

yang terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas XB SMA Negeri 1 Tawangsari

tahun ajaran 2010/2011. Data diperoleh melalui pengamatan, wawancara,

observasi, tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penggunaan pembelajaran

kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan modul elektronik dapat

meningkatkan motivasi belajar pada materi pokok stoikiometri. Hal ini dapat

dilihat dalam pelaksanaan siklus I dan siklus II. Pada siklus I persentase motivasi

siswa dalam pembelajaran adalah 74,02% dan meningkat menjadi 74,91% pada

siklus II. (2) Penggunaan pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation)

berbantuan modul elektronik dapat meningkatkan hasil belajar pada materi pokok

stoikiometri. Dalam penelitian ini, hasil belajar siswa meliputi tiga aspek, yaitu

aspek kognitif, aspek kepuasan siswa terhadap pembelajaran dan aspek afektif

siswa. Berdasarkan hasil tes siklus I dan siklus II, persentase ketuntasan belajar

siswa mencapai 38,88% pada siklus I dan 80,55% pada siklus II. Dilihat dari

aspek kepuasan siswa terhadap pembelajaran yang diterapkan, terdapat

Page 6: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

peningkatan persentase dari 70,36% pada siklus I menjadi 74,41 % pada siklus II.

Sedangkan dari aspek afektif yang ditinjau dari segi sikap dan minat belajar siswa,

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan persentase dari 70,36% pada siklus I

menjadi 72,33% pada siklus II.

Kata kunci : Group Investigation, Motivasi Belajar, Modul Elektronik,

Stoikiometri, Hasil Belajar

Page 7: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Susi Aristia. X3306013. THE APPLICATION OF COOPERATIF LEARNING

BY USING GI (GROUP INVESTIGATION) ASSISTED BY ELECTRONIC

MODULE TO IMPROVE THE LEARNING MOTIVATION AND

ACHIEVEMENT IN STOICHIOMETRY OF CLASS XB STUDENTS SMA

NEGERI 1 TAWANGSARI IN THE ACADEMIC YEAR OF 2010/2011. Thesis.

Surakarta: Teacher Training And Education Faculty of Sebelas Maret University.

June. 2011.

The aims of the research was to improve (1) students learning motivation

in stoichiometry subject by using GI (Group Investigation) cooperative method

assisted by electronic module, (2) learning achievement in stoichiometry subject

by using GI (Group Investigation) cooperative method assisted by electronic

module.

The research was a Classroom Action Research which was held in two

cycles. Each cycle contains four such as planning, acting, observing, and

reflecting. The subject of the research was class XB of SMA Negeri 1 Tawangsari

in the academic year of 2010/2011. The data were obtained by observation,

interview, test, quetionaire, and documentation. The technique which used to

analize the data was qualitative descriptive.

The result of the research showed that (1) The application of cooperative

learning by using GI (Group Investigation) method assisted by electronic module

can improve the student’s learning motivation in stoichiometry subject. It can be

seen from the implementation of cycle I and cycle II. In cycle I, the average

percentage of student’s learning motivation was 74.02% and increased to 74.91%

in cycle II. (2) The application of cooperative learning by using GI (Group

Investigation) method assisted by electronic module can improve student’s

achievement in the stoichiometry subject. In this research, student’s achievement

includes three aspects such as students learning completion, student’s satisfaction

aspect, and students affective aspect. Based on the test result in cycle I and cycle

II, students learning completion reached up to 38.88% and 80.55% in cycle II.

Viewed from students satisfaction aspect, there was an improvement from 70.36%

Page 8: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

in cycle I to 74.41% in cycle II. Finally, from students affective aspect which was

viewed from students attitude and student learning interest, it can be seen that

there was an improvement from 70.36% in cycle I to 72.33 in cycle II.

Key word: Group Investigation, Learning Motivation, Electronic Module,

Stoichiometry, Learning Achievement

Page 9: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum

sehingga mereka mengubah sendiri keadaannya.

(Ar Ra’d : 11)

Dan bahwa untuk manusia melainkan apa-apa yang diusahakannya.

(An-Najm : 39)

“Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan?” Jadilah hamba yang selalu bersyukur dan berserah diri pada-Nya

(QS. Ar-Rahman : 13)

Page 10: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN

Dengan penuh kasih, karya ini kupersembahkan untuk

Kedua orang tuaku tercinta

Adik-adikku yang selalu memberiku semangat.

Papa Hartanto yang selalu memberikan

motivasi

Teman-teman Kimia Angkatan 2006

Sahabat- sahabatku (Rista, Muyas, Rina,

Vina, Nuryanti) yang selalu mendukungku.

Teman-teman kost (Dwi Hartini, Dina,

Hanik) yang selalu memberikan motivasi

Almamater

Page 11: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga pada

waktu-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan

perhatian dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan

penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan izin penyusunan skripsi.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si. selaku Ketua Jurusan P. MIPA, yang telah

menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. selaku ketua Program Pendidikan Kimia yang

telah memberikan pengarahan dan izin penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Haryono,M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga memperlancar

penulisan skripsi ini.

5. Ibu Sri Yamtinah, S.Pd, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

6. Bapak Prof. Dr. Ashadi selaku ahli validasi intrumen yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Bapak Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd, M.Sc selaku ahli validasi intrumen

yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Page 12: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

8. Bapak Drs. Darno selaku Kepala SMA Negeri I Tawangsari yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

9. Bapak Drs. Daryanto, selaku guru Kimia Kelas X.B SMA Negeri 1 Tawangsari

yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan

penelitian.

10. Siswa-siswi kelas X.B terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.

11. Bapak dan Ibu tersayang yang senantiasa memberikan yang terbaik, kasih sayang,

dan semangat bagi penulis.

12. Adikku tercinta dan Papa Hartanto yang senantiasa menjadi motivator.

13. Sahabat-sahabatku di kimia 2006 untuk segala dukungan, persahabatan, dan

bantuannya.

14. Teman seperjuanganku Muyas, Rista, Rina dan Dhesy. Terima kasih untuk

semangat, pengertian, dan kesabarannya yang luar biasa.

15. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih

jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

Page 13: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. v

HALAMAN ABSTRACT .............................................................................. vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... x

KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xx

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6

BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................... 8

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 8

1. Hakekat Belajar ............................................................................. 8

a. Teori Belajar Kognitif ............................................................. 9

b. Teori Belajar Konstruktivisme ................................................ 11

c. Teori Motivasi ......................................................................... 11

d. Unsur Dinamis dalam Belajar ................................................. 12

2. Metode Pembelajaran .................................................................... 14

a. Metode Pembelajaran Kooperatif ............................................ 14

Page 14: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

b. Metode Kooperatif GI ............................................................ 19

3. Media Pembelajaran ...................................................................... 21

4. Modul Elektronik .......................................................................... 23

5. Motivasi Belajar ............................................................................ 25

6. Hasil Belajar .................................................................................. 26

7. Stoikiometri ................................................................................... 28

B. Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 35

C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 36

D. Hipotesis Tindakan............................................................................ 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 40

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 40

1. Tempat Penelitian.......................................................................... 40

2. Waktu Penelitian ........................................................................... 40

B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................. 40

C. Metode Penelitian.............................................................................. 40

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data................................................. 41

1. Data Penelitian .............................................................................. 41

2. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 42

a. Pengamatan ............................................................................. 42

b. Wawancara .............................................................................. 42

c. Kajian Dokumen...................................................................... 43

d. Angket ..................................................................................... 43

e. Tes ........................................................................................... 44

E. Instrumen Penelitian.......................................................................... 44

1. Instrumen Pembelajaran ................................................................ 44

a. Silabus ..................................................................................... 44

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ....................................... 44

2. Instrumen Penilaian ....................................................................... 44

a. Instrumen Penilaian Kognitif .................................................. 44

b. Instrumen Penilaian Afektif .................................................... 49

c. Angket Motivasi Belajar Siswa ............................................... 51

Page 15: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

d. Angket Kepuasan Siswa terhadap Pembelajaran .................... 52

e. Lembar Observasi.................................................................... 53

F. Analisis Data ..................................................................................... 53

G. Pemeriksaan Validitas Data .............................................................. 54

H. Prosedur Penelitian............................................................................ 55

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 61

A. Deskripsi Kondisi Awal .................................................................... 61

B. Deskripsi Hasil Siklus I ..................................................................... 63

1. Perencanaan Tindakan I ................................................................ 63

2. Pelaksanaan Tindakan I................................................................. 63

3. Observasi Tindakan I .................................................................... 64

4. Refleksi Tindakan I ....................................................................... 70

C. Deskripsi Hasil Siklus II ................................................................... 74

1. Perencanaan Tindakan II ............................................................... 74

2. Pelaksanaan Tindakan II ............................................................... 74

3. Observasi Tindakan II ................................................................... 75

4. Refleksi Tindakan II ...................................................................... 81

D. Pembahasan ....................................................................................... 86

E. Hasil Tindakan .................................................................................. 89

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 90

A. Simpulan ........................................................................................... 90

B. Implikasi ............................................................................................ 90

C. Saran .................................................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 92

LAMPIRAN ..................................................................................................... 95

PERIJINAN ..................................................................................................... 335

Page 16: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Tipe Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 17

Tabel 2 Data Hubungan Jumlah Mol dan Jumlah Partikel Beberapa Zat ...... 28

Tabel 3 Data Jumlah Partikel Zat ................................................................... 28

Tabel 4 Data Hubungan Jumlah Mol dan Massa Molar Zat ......................... 29

Tabel 5 Data Hubungan Jumlah Mol dan Volum Gas Keadaan STP ............ 30

Tabel 6 Rumus Molekul dan Rumus Empiris Beberapa Senyawa................. 31

Tabel 7 Nama dan Rumus Kimia Beberapa Senyawa Berhidrat ................... 33

Tabel 8 Data Percobaan Reaksi Alumunium dan Oksigen ............................ 34

Tabel 9 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji

Tingkat Kesukaran Soal Aspek Kognitif Siklus I ........................... 46

Tabel 10 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji

Tingkat Kesukaran Soal Aspek Kognitif Siklus II ........................... 47

Tabel 11 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Daya

Pembeda Soal Aspek Kognitif Siklus I ............................................ 48

Tabel 12 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Daya

Pembeda Soal Aspek Kognitif Siklus II ........................................... 48

Tabel 13 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk

Reliabilitas Aspek Kognitif Siklus I................................................. 49

Tabel 14 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk

Reliabilitas Aspek Kognitif Siklus II ............................................... 49

Tabel 15 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk

Reliabilitas Soal Afektif ................................................................... 51

Tabel 16 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk

Reliabilitas Soal Motivasi ................................................................ 52

Tabel 17 Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk

Reliabilitas Soal Motivasi ................................................................ 53

Tabel 18 Indikator Keberhasilan Siklus I ......................................................... 60

Tabel 19 Motivasi Belajar Pra Siklus .............................................................. 62

Tabel 20 Hasil Observasi Kelompok pada Siklu I Siswa Berada dalam

Page 17: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Tugas ................................................................................................ 65

Tabel 21 Hasil Observasi Kelompok pada Siklu I Siswa Berada dalam

Memberikan Kontribusi ................................................................... 65

Tabel 22 Hasil Observasi Kelompok pada Siklu I Siswa Berada dalam

Menghargai Teman .......................................................................... 66

Tabel 23 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I .......................... 66

Tabel 24 Motivasi Belajar siswa pada Siklus I ................................................ 67

Tabel 25 Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I................................. 68

Tabel 26 Aspek Kepuasan Belajar Siswa pada Siklus I ................................... 69

Tabel 27 Aspek Afektif Siswa pada Siklus I ................................................... 70

Tabel 28 Hasil Tes Siklus I Materi Pokok Stoikiometri……………………. 71

Tabel 29 Ketercapaian Target Keberhasilan Siklus I ....................................... 72

Tabel 30 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II Siswa

Berada dalam Tugas ......................................................................... 75

Tabel 31 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II Siswa

dalam Memberikan Kontribusi......................................................... 75

Tabel 32 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II Siswa

Dalam Menghargai Teman ............................................................... 76

Tabel 33 Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II ......................... 76

Tabel 34 Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II .............................................. 76

Tabel 35 Aspek Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ........................................ 77

Tabel 36 Target Keberhasilan Siklus II ........................................................... 81

Tabel 37 Hasil Tes Siklus II Materi Pokok Stoikiometri ................................. 81

Tabel 38 Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I dan II ..................................... 84

Tabel 39 Kepuasan Belajar Siswa pada Siklus I dan II .................................... 84

Tabel 40 Target Keberhasilan Siklus II ............................................................ 84

Tabel 41 Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II ................................................. 85

Page 18: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1 Kerucut Pengalaman Siswa Menurut E.Dale .............................. 13

Gambar 2 Penataan Ruang Kelas Metode Pembelajaran Kooperatif .......... 18

Gambar 3 Hubungan Jumlah Partikel, Volume (STP), Massa dan Mol ...... 31

Gambar 4 Skema Kerangka Berpikir ........................................................... 38

Gambar 5 Skema Analisis Data ................................................................... 54

Gambar 6 Skema Pemeriksaan Validitas Data ............................................ 55

Gambar 7 Skema Metode Penelitian ............................................................ 59

Gambar 8 Diagram Batang Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I ............. 68

Gambar 9 Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I ......... 68

Gambar 10 Diagram Batang Kepuasan Belajar Siswa pada Siklus I ............ 69

Gambar 11 Diagram Batang Aspek Afektif Siswa pada Siklus I ................. 70

Gambar 12 Grafik Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 72

Gambar 13 Diagram Batang Ketercapaian Target Keberhasilan Siklus I ..... 73

Gambar 14 Diagram Batang Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II ............ 77

Gambar 15 Diagram Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ......... 78

Gambar 16 Diagram Batang Peningkatan Kepuasan Siswa Terhadap

Pembelajaran ............................................................................ .. 79

Gambar 17 Diagram Batang Aspek Kepuasan Belajar Siswa pada Siklus II 79

Gambar 18 Diagram Batang Penilaian Aspek Afektif Siswa pada Siklus II 80

Gambar 19 Diagram Batang Peningkatan Aspek Afektif Siswa ................... 80

Gambar 20 Grafik Hasil Belajar Siklus II ...................................................... 82

Gambar 21 Histogram Distribusi Hasil Belajar pada Siklus I dan II ............. 83

Gambar 22 Histogran Ketercapaian Hasil Siklus II ....................................... 85

Gambar 23 Histogram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I dan II ............... 86

Page 19: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Hasil Observasi Awal Kegiatan Belajar Mengajar

Kelas X-B ............................................................................. 95

Lampiran 2 Ringkasan Hasil Wawancara dengan Guru untuk

Mengetahui Kondisi Awal Siswa ........................................... 98

Lampiran 3 Daftar Nilai Kumia Kelas X-B Materi Stoikiometri

Tahun Ajaran 2009/ 2010....................................................... 100

Lampiran 4 Silabus .................................................................................... 102

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................... 107

Lampiran 6 Daftar Kelompok Siswa Kelas X-B ....................................... 135

Lampiran 7 Kisi-kisi Tes Kognitif Siklus I ............................................... 136

Lampiran 8 Lembar Soal Tryout Tes Kognitif Siklus I ............................. 138

Lampiran 9 Kisi-kisi Tryout Tes Kognitif Siklus II .................................. 144

Lampiran 10 Lembar Soal Tryout Tes Kognitif Siklus I ............................. 146

Lampiran 11 Kisi-kisi Penyusunan Angket Afektif .................................... 153

Lampiran 12 Kisi-kisi Penyusunan Aspek Afektif ...................................... 154

Lampiran 13 Angket Tryout Aspek Afektif Stoikiometri ........................... 155

Lampiran 14 Kisi-kisi Angket Tryout Motivasi Belajar ............................. 158

Lampiran 15 Lembar Angket Tryout Motivasi Belajar ............................... 159

Lampiran 16 Kisi Angket Tryout Aspek Kepuasan Belajar ........................ 162

Lampiran 17 Lembar Angket Tryout Aspek Kepuasan Belajar .................. 164

Lampiran 18 Kisi-kisi Tes Kognitif Siklus I ............................................... 167

Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Kognitif Siklus II .............................................. 169

Lampiran 20 Lembar Tes Kognitif Siklus I ................................................. 171

Lampiran 21 Lembar Tes Kognitif Siklus II ............................................... 177

Lampiran 22 Lembar Jawab Siklus I .......................................................... 183

Lampiran 23 Lembar Jawab Siklus II .......................................................... 184

Lampiran 24 Lembar Angket Afektif ......................................................... 185

Lampiran 25 Lembar Angket Motivasi Belajar ........................................... 188

Page 20: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

Lampiran 26 Lembar Angket Kepuasan Belajar ......................................... 191

Lampiran 27 Lembar Pedoman Penilaian Angket Afektif .......................... 194

Lampiran 28 Lembar Pedoman Penilaian Angket Motivasi Belajar ........... 196

Lampiran 29 Lembar Pedoman Penilaian Angket Kepuasan ...................... 198

Lampiran 30 Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen Tryout

Kognitif Siklus I .................................................................... 201

Lampiran 31 Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen Tryout

Kognitif Siklus II .................................................................. 210

Lampiran 32 Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen Tryout

Afektif .................................................................................... 218

Lampiran 33 Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen Tryout

Motivasi Belajar ..................................................................... 222

Lampiran 34 Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen Tryout

Kepuasan Belajar ................................................................... 226

Lampiran 35 Analisis Hasil Tes Kognitif Siklus I....................................... 230

Lampiran 36 Analisis Hasil Tes Kognitif Siklus II ..................................... 234

Lampiran 37 Analisis Hasil Angket Afektif Siklus I .................................. 238

Lampiran 38 Analisis Hasil Angket Afektif siklus II .................................. 243

Lampiran 39 Analisis Hasil Angket Motuvasi Belajar Siklus I ................. 249

Lampiran 40 Analisis Hasil Angket Motuvasi Belajar Siklus II ................. 254

Lampiran 41 Analisis Hasil Angket Kepuasan Siklus I .............................. 259

Lampiran 42 Analisis Hasil Angket Kepuasan Siklus II ............................. 263

Lampiran 43 Lembar Observasi Guru ......................................................... 268

Lampiran 44 Lembar Penjelasan Skor Penilaian Instrumen

Observasi Guru ...................................................................... 269

Lampiran 45 Lembar Observasi Siswa Kelas X-B dalam Kelompok ......... 273

Lampiran 46 Rubrik Penskoran Observasi Siswa dalam Kelompok ........... 275

Lampiran 47 Hasil Observasi Kelompok Siswa Siklus I............................. 276

Lampiran 48 Hasil Observasi Kelompok Siswa Siklus II ........................... 278

Lampiran 49 Hasil Observasi Guru Siklus I ................................................ 280

Lampiran 50 Hasil Observasi Guru Siklus II .............................................. 282

Page 21: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xxi

Lampiran 51 Modul Cetak ........................................................................... 283

Lampiran 52 Penelaahan Soal Kognitif Siklus I.......................................... 294

Lampiran 53 Penelaahan Soal Kognitif Siklus II ........................................ 300

Lampiran 54 Penelaahan Aspek Afektif ...................................................... 306

Lampiran 55 Penelaahan Aspek Motivasi ................................................... 312

Lampiran 56 Penelaahan Aspek Kepuasan.................................................. 318

Lampiran 57 Hasil Validasi Instrumen ........................................................ 324

Lampiran 58 Hasil Validasi Instrumen Oleh Ahli ....................................... 331

Lampiran 59 Dokumentasi .......................................................................... 334

Lampiran 60 Perijinan ................................................................................. 335

Page 22: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar

yang diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah pendidikan. Masalah

pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang

berhubungan dengan mutu atau kualitas pendidikan yang masih rendah.

Rendahnya kualitas pendidikan ini terlihat dari capaian daya serap siswa terhadap

materi pelajaran.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan ditempuh melalui peningkatan

sarana dan prasarana, perubahan kurikulum dan proses belajar mengajar,

peningkatan kualitas guru, penyempurnaan sistem penilaian dan usaha- usaha lain

yang tercakup dalam komponen pendidikan Salah satu contoh untuk

meningkatkan mutu pendidikan adalah menerapkan kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) di semua jenjang pendidikan. Sedangkan baru- baru ini mulai

dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada kedua

kurikulum ini, tidak lagi menggunakan pendekatan yang dalam pembelajarannya

didominasi oleh guru (teacher centered), tetapi guru lebih banyak menempatkan

siswa sebagai subyek didik, sehingga kurikulum ini menuntut diterapkannya

penggunaan metode pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa (student

centered). Dengan kurikulum ini, guru dituntut untuk berperan sebagai seseorang

yang merancang pembelajaran. Agar suasana dalam kelas menjadi „hidup‟, maka

guru sebagai pendidik harus bisa memilih metode maupun model pembelajaran

yang tepat bagi peserta didiknya.

Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan adalah

pembaharuan metode atau meningkatkan relevansi metode pembelajaran. Untuk

itu dibutuhkan variasi dalam penggunaan metode pembelajaran. Penerapan

metode pembelajaran yang bervariasi merupakan kreativitas seorang guru agar

siswa tidak jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran. Selanjutnya diharapkan

dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar sekaligus sebagai indikator

peningkatan kualitas pendidikan. Namun, perlu diketahui bahwa tingkat

Page 23: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

keberhasilan siswa dalam menangkap pelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor,

baik faktor dari dalam maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam siswa

misalnya inteligensi, sikap, bakat, motivasi. Sedangkan faktor dari luar siswa

misalnya metode pembelajaran, materi pelajaran, fasilitas belajar yang ada,

kondisi lingkungan dan lain-lain.

Pembelajaran kimia adalah mata pelajaran wajib di Sekolah Menengah

Atas (SMA). Prestasi belajar siswa untuk pelajaran kimia masih relatif rendah,

seperti halnya yang terjadi di SMA Negeri 1 Tawangsari. Dari data nilai rata-rata

kimia siswa pada materi stoikiometri masih relatif rendah yaitu 43,37 yang mana

masih di bawah dari nilai ketuntasan yaitu 63. Di mana prosentase siswa yang

sudah mencapai nilai ketuntasan masih rendah yaitu sebesar 13 %. Berdasarkan

pengamatan di kelas, khususnya kelas X, dari observasi kesulitan belajar siswa di

kelas X dan dari wawancara dengan guru kimia di sekolah tersebut dapat

diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang terjadi. Permasalahan-

permasalahan yang terjadi di SMA Negeri I Tawangsari dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Metode ceramah masih dominan dalam kegiatan belajar-mengajar

sehingga menimbulkan kejenuhan pada siswa.

2. Kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran kimia.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan sikap siswa yang masih banyak

mengobrol dengan teman semeja, tiduran dan asyik bermain sendiri.

3. Kurangnya penggunaan media pembelajaran khususnya untuk mata

pelajaran kimia.

4. Kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran kimia. Hal ini

dapat ditunjukkan dengan sikap siswa yang tidak aktif bertanya dan tidak

mau menjawab bila diberikan pertanyaan ataupun soal dari guru kecuali

dengan penunjukan salah satu siswa tertentu.

5. Belum mengoptimalkan media belajar yang sudah tersedia.

6. Pada umumnya banyak siswa yang masih sulit memahami dan menguasai

konsep pada materi kimia khususnya materi pembelajaran stoikiometri,

sehingga berakibat kurang maksimalnya kualitas proses dan hasil belajar

Page 24: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

kimia. Hal ini dapat dilihat dari data hasil uji kompetensi dasar

stoikiometri tahun ajaran 2008/2009 yang menyatakan lebih dari 70%

siswa tidak tuntas (batas tuntas yang dipakai adalah 63).

Dari permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab

rendahnya prestasi belajar kimia karena proses belajar mengajar masih berpusat

pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat secara aktif dalam proses belajar

mengajar tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan peran guru untuk memberikan

motivasi dan memperkenalkan materi kimia dengan lebih menarik dan

menyenangkan sehingga siswa akan termotivasi dalam mempelajari kimia. Ada

dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa, yaitu faktor internal

dan eksternal. Model pembelajaran yang dipilih merupakan salah satu faktor

eksternal yang menunjang keberhasilan siswa. Oleh karena itu, para guru

khususnya guru kimia SMA Negeri 1 Tawangsari harus mempunyai kreativitas

dan inovasi untuk mengembangkan metode mengajar dari model pembelajaran

yang dipilih, guna menciptakan pembelajaran yang menarik bagi siswa.

Dari berbagai masalah di atas, maka perlu adaya perbaikan kualitas

proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Sebagai tindak lanjut guna

mengatasi permasalahan yang terjadi maka perlu dilakukan penelitian tindakan

(action research) yang berorientasi pada perbaikan kualitas pembelajaran melalui

sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)

(Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 2). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu

penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar,

dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses

dalam pembelajaran. Dalam praktiknya, Penelitian Tindakan Kelas adalah

tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat

langkah yaitu :

a. Merumuskan masalah dan merencanakan tindakan (planning).

Pada kegiatan perencanaan ini mencakup: identifikasi masalah, analisis

penyebab adanya masalah, pengembangan bentuk tindakan (aksi) sebagai

pemecahan masalah.

b. Melaksanakan tindakan (acting) dan pengamatan (observing).

Page 25: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Dalam menentukan bentuk tindakan (aksi) yang dipilih perlu

mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

(1) Apakah tindakan (aksi) yang dipilih telah mempunyai landasan berpikir yang

mantap, baik secara kajian teoritis maupun konsep?

(2) Apakah alternatif tindakan (aksi) yang dipilih dipercayai (diasumsikan) dapat

menjawab permasalahan yang muncul?

(3) Bagaimana cara melaksanakan tindakan (aksi) dalam bentuk strategi langkah-

langkah setiap siklus dalam proses pembelajaran di kelas?

(4) Bagaimana cara menguji tindakan sehingga dapat dibuktikan telah terjadi

perbaikan kondisi dan peningkatan proses dalam kegiatan pembelajaran pada

kelas yang diteliti?

Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh

gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran,

dan pengaruh dari tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data.

c. Merefleksikan (reflecting) hasil pengamatan.

Refleksi dilakukan untuk mengadakan upaya evaluasi yang dilakukan

guru dan tim pengamat dalam penelitian tindakan kelas. Refleksi dilakukan

dengan cara berdiskusi terhadap berbagai masalah yang muncul di kelas penelitian

yang diperoleh dari analisis data sebagai bentuk dari pengaruh tindakan yang telah

dirancang. Melalui refleksi inilah maka penelitian menentukan keputusan untuk

melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena masalah yang ada telah

terpecahkan ( Susilo, 2007: 16-23 ).

Upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1

Tawangsari salah satunya dapat ditempuh dengan metode kooperatif GI (Group

Investigation) berbantuan media modul elektronik pada materi pokok stoikiometri.

Metode pembelajaran GI kemungkinan tepat diterapkan untuk materi kimia.

Metode ini menghendaki siswa bekerjasama saling bantu dalam kelompok dan

memilih topik-topik yang akan dipelajari. Kemudian tiap-tiap kelompok

mempresentasikan atau menampilkan penemuan mereka di hadapan kelas.

(Slavin, 1995: 16).

Page 26: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Dalam hal ini pembelajaran kooperatif GI sangat cocok untuk materi

stoikiometri karena dalam metode ini siswa dituntut untuk bekerja sama dalam

memecahkan suatu permasalahan. Di mana untuk materi stoikiometri banyak

permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan secara kelompok. Untuk itu

metode kooperatif GI diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa pada materi pokok stoikiometri. Di mana karakter GI adalah

pemecahan permasalahan secara kelompok mengingat keberadaan siswa yang

cenderung mengutamakan rasa kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan

bersama sehingga diharapkan dengan kebersamaan ini tujuan dapat tercapai. Dan

di dalam GI ini ditekankan pada investigasi secara kelompok mengingat materi

stoikiometri merupakan materi yang penuh dengan permasalahan seperti

pemahaman konsep dan kemampuan matematika.

Penerapan pembelajaran GI dalam penelitian ini menggunakan bantuan

modul elektronik yang dirancang khusus menggunakan media flash. Dengan

adanya media pembelajaran yang sedemikian ini diharapkan siswa dapat tertarik

dan tidak bosan dalam belajar kimia serta dapat mengarahkan siswa dalam

suasana kerjasama sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam salah satu artikelnya Azhar Arsyad (2009: 7) memberikan batasan

media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau maksud-

maksud pengajaran. Levie and Lentz (1982) dalam Azhar Arsyad (2009: 16) salah

satu fungsi media adalah fungsi atensi yaitu merangsang pikiran, perasaan,

perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar

pada diri siswa.

Media modul yang digunakan pada setiap langkah GI yaitu tahap

presentasi kelas dan pembelajaran tim diharapkan siswa lebih tertarik, termotivasi

dan aktif terlibat dalam kegiatan belajar-mengajar semaksimal mungkin. Untuk

meningkatkan motivasi dan prestasi siswa pada materi pokok stoikiometri, maka

peneliti memandang perlu dilakukannya suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang diadakan di SMA Negeri I Tawangsari Kelas X B semester ganjil tahun

ajaran 2010/2011.

Page 27: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah serta untuk

memperjelas permasalahan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation)

dapat meningkatkan motivasi belajar kimia siswa kelas XB SMA Negeri 1

Tawangsari?

2. Apakah penggunaan metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation)

dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa kelas XB SMA Negeri 1

Tawangsari?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi pokok stoikiometri dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation)

berbantuan media modul elektronik.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok stoikiometri dengan

menggunakan metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation)

berbantuan media modul elektronik.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru dan sekolah

seperti berikut :

1. Siswa

a. meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran kimia

b. meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep kimia

c. meningkatkan kerjasama kelompok siswa dalam mencapai hasil belajar

kimia yang lebih baik.

2. Guru

a. memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.

Page 28: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

b. memberikan masukan kepada guru dalam melakukan pendekatan yang

dapat memotivasi siswa dalam kegiatan belajar.

c. memberikan masukan bagi guru untuk dapat menciptakan suasana belajar

yang dapat meningkatakan motivasi siswa dalam belajar.

3. Sekolah

a. memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang akan

diambil guna peningkatan mutu hasil belajar.

b. memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran untuk

semua pelajaran.

Page 29: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakekat Belajar

Belajar merupakan proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan

latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang

menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap; bahkan meliputi segenap

aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi

pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil

belajar, kesemuanya itu termasuk dalam cangkupan tanggung jawab guru.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat

fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini

berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat

bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia barada di

sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. (Muhibbin Syah,

2009 : 63) .

Beberapa ahli telah menyusun definisi belajar, yang perumusannya

berbeda-beda antara lain: (1) Slameto (2010: 2) mengemukakan belajar adalah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya. (2) Sardiman (2010: 20) berpendapat

bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan

serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan

lain sebagainya. (3) Dimyati dan Mudjiono (2009: 7) mengemukakan belajar

merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka

belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau

tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh

sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya. (4) Sharon E. Smaldino dan James D.

Russell (2005: 6) mengemukakan belajar adalah perkembangan dari pengetahuan

baru, kemampuan atau sikap sebagai seorang individu yang berinteraksi dengan

informasi dan lingkungan. (5) Menurut Mulyani Sumantri (2001: 114) proses

Page 30: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh guru dengan peserta

didik dalam situasi pendidikan atau pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang

telah ditetapkan.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan

penting dalam pembentukkan pribadi dan perilaku individu. Terdapat banyak

sekali teori-teori tentang belajar yang disampaikan oleh para ahli antara lain:

a. Teori Belajar Kognitif

Belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu

berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Asumsi teori ini adalah

bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang telah tertata

dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan

dengan baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur

kognitif yang telah dimiliki seseorang.

Teori yang termasuk ke dalam teori kognitif antara lain:

1). Teori Perkembangan Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik,

yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan

syaraf. Semakin bertambah umurnya, maka kemampuan seseorang akan semakin

meningkat.piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat

didefinisikan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau kekuatan

mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatif.

Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif menjadi empat yaitu:

a). Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan

persepsinya yang sederhana.

b). Tahap preoperasional (umur 2-7 /8 tahun)

Anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya

walaupun masih sangat sederhana.

c). Tahap operasional konkret (umur 7/8 – 1/12 tahun)

Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah menggunakan

aturan-aturan yang jelas dan logis dan ditandai adanya reversible dan

Page 31: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, tetapi hanya

dengan benda-benda yang bersifat konkret, dan masih memiliki masalah

mengenai cara berpikir abstrak.

d). Tahap operasional formal (umur 11/12 – 18 tahun)

Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan

menggunakan pola berpikir “kemungkinan”.

2). Teori Belajar PenemuanMenurut Bruner

Menurut Bruner, proses belajar akan berjalan baik dan kreatif jika guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,

aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam

kehidupannya.

3). Teori Belajar Bermakna dari Ausubel

Belajar merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang

dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Oleh karena itu diperlukan suatu

upaya untuk mengorganisasi isi atau materi pelajaran serta penataan kondisi

pembelajaran agar dapat memudahkan proses asimilasi pengetahuan baru ke

dalam struktur kognitif orang yang belajar.

4). Teori Belajar menurut Gagne

Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses

dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

Ada lima bentuk belajar yang diungkapkan oleh Gagne yaitu: (a) belajar

responden, (b) belajar kontiguitas, (c) belajar operant, (d) belajar observasional,

dan (e) belajar kognitif. Pada belajar responden terjadi perubahan emosional yang

paling primitif, terjadi perubahan perilaku diakibatkan dari perpasagan suatu

stmulus tak terkondisi itu pada suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu

stimulus terkondisi. Bentuk belajar seperti ini dapat membantu kita memahami

bagaimana siswa dapat menyenangi dan tidak menyenangi sekolah atau bidang

studi tertentu. Bentuk belajar kontiguitas yaitu bagaimana dua peristiwa

dipasangkan dengan yang lain pada suatu waktu. Belajar operant berarti kita

belajar bahwa konsekuensi-konsekuensi perilaku mempengaruhi apakah perilaku

Page 32: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

itu akan diulangi atau tidak, dan berapa besar pengulangan itu. Belajar

observasional berarti pengalaman belajar sebagai hasil observasi manusia dan

kejadian-kejadian. Sedangkan belajar kognitif berarti kita dapat melihat dan

memahami peristiwa-peristiwa di sekitar kita dan dapat menyelami pengertian

(Ratna Wilis Dahar, 1989:12-18).

b. Teori Belajar Konstruktivisme

Paul Suparno (1997: 28), belajar merupakan proses mengkonstruksi

(membangun) pengetahuan melalui interaksi dengan objek, fenomena,

pengetahuan, dan lingkungan. Sehingga diperlukan keaktifan dari masing-masing

siswa. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja, tetapi harus dibentuk dan

dibangun sendiri oleh setiap individu. Pengetahuan bukan merupakan sesuatu

yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus.

Keaktifan seseorang amat berperan dalam perkembangan pengetahuan tersebut.

Beberapa faktor seperti keterbatasan konstruksi yang terdahulu, dan

struktur kognitif seseorang dapat membatasi pembentukkan pengetahuan tersebut.

Sebaliknya, situasi konflik yang membuat orang dipaksa untuk berpikir lebih

mendalam serta situasi yang menuntut orang untuk membela diri dan menjelaskan

lebih rinci, akan mengembangkan pengetahuan seseorang (Paul Suparno, 1997:

28). Belajar merupakan pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh pebelajar.

Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi

makna terhadap hal-hal yang dipelajari.

Dari pengertian belajar yang dikemukakan di atas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa belajar merupakan aktivitas siswa dalam upaya untuk

membentuk pengetahuan dalam bentuk struktur kognitif dan afektif yang

disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak.

c. Teori Motivasi

Perspektif motivasional pada pembelajaran kooperatif terutama

memfokuskan pada penghargaan atau struktur tujuan dimana para siswa bekerja.

Struktur tujuan kooperatif menciptakan sebuah situasi dimana satu-satunya cara

anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka adalah jika kelompok

mereka bisa sukses. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan personal mereka,

Page 33: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

anggota kelompok harus membatu teman satu timnya untuk melakukan apapun

guna membuat kelompok mereka berhasil, dan mungkin yang lebih penting,

mendorong anggota satu kelompoknya untuk melakukan usaha maksimal. Dengan

kata lain, penghargaan kelompok yang didasati pada kinerja kelompok (atau

penjumlahan dari kinerja individual) menciptakan struktur penhargaan

interpersonal dimana anggota kelompok akan memberikan atau menghalangi

pemicu-pemicu sosial (seperti pujian dan dorongan) dalam merespons usaha-

usaha yang berhubungan dengan tugas kelompok. (Slavin, 2005: 34 - 35)

d. Unsur Dinamis dalam Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 26) unsur dinamis dalam belajar

adalah unsur-unsur yang dapat berubah dalam proses belajar. Unsur-unsur itu

dapat ada dan dapat tidak ada, dapat melemah namun dapat menguat. Adapun

unsur-unsur dinamis yang terkait dalam proses belajar antara lain: (1) Motivasi

dan upaya memotivasi siswa yang belajar. (2) Bahan belajar dan upaya

penyediaannya. (3) Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya. (4) Suasana

belajar dan upaya pengembangannya. (5) Kondisi subyek yang belajar dan upaya

penyiapan serta peneguhannya.

Salah satu unsur dinamis dalam belajar yang memiliki daya penunjang

besar dalam membantu pembelajaran adalah alat bantu belajar. Alat bantu belajar

atau media belajar merupakan alat yang dapat membantu siswa belajar untuk

mencapai tujuan belajar, misalnya media cetak (buku paket), media elektronik

(radio, tape recorder, TV dan lainnya). Apabila pengajaran disampaikan dengan

ceramah ditambah dengan gambar-gambar, foto, grafik, dan sebagainya serta

siswa diberi kesempatan untuk melihat, memegang, meraba atau mengerjakan

sendiri, maka memudahkan para siswa untuk mengerti pengajaran tersebut dan

sulit melupakannya.

Pada tahun 1946, Edgar Dale mengembangkan ”The Cone Experiences”.

Dalam kerucut pengalamannya dimulai dengan pebelajar sebagai partisipan

langsung, kemudian pebelajar sebagai pengamat dari kejadian langsung,

meningkat menjadi pebelajar sebagai pengamat dari kejadian langsung melalui

suatu media, dan akhirnya pebelajar mengamati simbol yang menggambarkan

Page 34: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

peristiwa. Dari kerucut pengalaman Dale, dapat diketahui alat belajar yang

dibutuhkan siswa yaitu sebagai berikut (Sharon E. Smaldino dan James D.

Russell, 2005: 12).

Gambar 1. Kerucut Pengalaman Siswa Menurut E.Dale

Dilihat dari gambar di atas penggolongan alat belajar berdasarkan

pengalaman yang diperoleh siswa dari yang konkrit ke abstrak adalah sebagai

berikut:

(1) belajar dengan pengalaman langsung,

(2) belajar dengan memakai model benda dalam bentuk kecil,

(3) belajar dengan bersandiwara ,

(4) belajar dengan demonstrasi,

(5) belajar dengan berdarmawisata,

(6) belajar dengan pameran,

(7) belajar dengan gambar bergerak,

(8) belajar dengan gambar diam,

(9) belajar dengan lambang visual, dan

(10) belajar dengan lambang verbal.

10

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Page 35: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar-pembelajaran, guru harus memiliki strategi agar

siswa dapat belajar secara efektif, efisien, dan mengena pada tujuan yang

diharapkan. Salah satu strategi yang harus dimiliki adalah mampu memilih dan

menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode pembelajaran.

Menurut pandangan lama, pembelajaran adalah penyampaian pengetahuan

kepada siswa. Alvin W. Howard dalam Slametto (2003: 32) berpandangan bahwa

“pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mendapatkan, mengubah, atau

mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan),

dan knowledge (pengetahuan)”. Dalam pengertian ini guru harus berusaha

membawa perubahan tingkah laku yang baik bagi siswanya. Sardiman (2010: 47)

menyatakan bahwa pembelajaran adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi

atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah

menyampaikan pengetahuan, membimbing, mengarahkan, dan mendorong siswa

untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Metode (method) secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang

umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara

melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta atau konsep-konsep secara

sistematis. Dalam kegiatan belajar-pembelajaran, metode diperlukan oleh guru

guna kepentingan pembelajaran agar siswa dapat belajar efektif, efisien, dan

tercapainya tujuan yang ditetapkan. Menurut Slametto (2003:82) “metode adalah

cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Jadi

secara umum metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk

menciptakan situasi pembelajaran yang benar-benar menyenangkan dan

mendukung bagi kelancaran proses belajar-pembelajaran dan tercapainya prestasi

belajar yang memuaskan.

a. Metode Pembelajaran Kooperatif

Metode yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

harus dipilih yang paling tepat untuk membawa siswa mencapai tujuan

Page 36: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

pembelajaran yang telah dirumuskan. Salah satu metode yang dapat

dipertimbangkan adalah belajar dengan kerjasama (Cooperative learning) dalam

kelompok kecil yang heterogen. Kebanyakan pelajaran dengan pembelajaran

kooperatif mempunyai karakteristik sebagai berikut: siswa bekerjasama dalam tim

untuk menguasai materi akademik, tim dibuat heterogen dari siswa yang

berprestasi tinggi, sedang, dan rendah, laki-laki dan perempuan, dan berasal dari

latar belakang etnik berbeda (Slavin,R.E, 2005: 8).

Dalam jurnal internasional, ”Enhancing Student’s Attitude Towards

Nigerian Senior Secondary School Physics Through The Use Of Cooperative,

Competitive, And Individualistic Learning Strategies” dari Australian Journal of

Teacher Education,” 34(1), 2, karya Akinyemi Olufunminiyi Akinbobola,

pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam

kelompok kecil untuk mencapai satu tujuan, yang paling ditekankan adalah

kepentingan kelompok yaitu masing- masing siswa dalam kelompok membantu

anggota kelompoknya dalam pembelajaran, tetapi prestasi yang diperoleh

tergantung dari masing-masing individu, yang dijelaskan sebagai berikut:

“Cooperative learning is a mode of learning in which student work in

small groups to achieve a purpose. Here there is an emphasis on the

importance of group work, students in a group help each other in learning

the content, but achievement is judged individually”.

Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan metode

pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai berbagai metode

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa. Hal ini sangat

relevan dengan tugas seorang guru dalam mengenali perbedaan individual

siswanya. Dalam memilih metode, kadar keaktifan siswa harus selalu diupayakan

tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan beragam metode (multi metode),

seperti learning by doing, learning by listening, dan learning by playing.

Metode yang akan digunakan dalam melaksanakan pembelajaran di kelas

harus lebih dikenal dan dipahami untuk dipilih yang paling tepat untuk membawa

siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Salah satu metode

Page 37: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

yang dapat dipertimbangkan adalah belajar dengan kerjasama (Cooperative

learning) dalam kelompok kecil yang heterogen.

Cooperative learning refers to instructional methods in which students

work together in small groups to help each other learn (Slavin,R.E, 1997: 284).

Kebanyakan pelajaran dengan pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik

sebagai berikut: siswa bekerjasama dalam tim untuk menguasai materi akademik,

tim dibuat dari siswa-siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah.

Metode pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya

dengan kelompok yang asal-asalan. Pelaksanaan prosedur pembelajaran

kooperatif dengan benar memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih

efektif. Lima unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu :

(1) saling ketergantungan positif,

(2) tanggung jawab perseorangan,

(3) tatap muka,

(4) komunikasi antar anggota, dan

(5) evaluasi proses kelompok (Anita Lie, 2004: 30).

Sedangkan menurut Anita Lie (2004: 2) beberapa manfaat proses

pembelajaran kooperatif, yaitu :

(1) siswa dapat meningkatkan kemampuannya untuk bekerjasama dengan siswa

yang lain,

(2) siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan,

(3) partisipasi siswa dalam proses pembelajaran dapat meningkat,

(4) mengurangi kecemasan siswa (kurang percaya diri),

(5) meningkatkan motivasi, harga diri, dan sikap positif, dan

(6) meningkatkan prestasi belajar siswa.

Terdapat lebih dari sepuluh metode pembelajaran kooperatif yang telah

dikembangkan Slavin (2005). Untuk melihat dengan jelas perbandingan masing-

masing metode pembelajaran kooperatif atau tipe pembelajaran kooperatif

berdasarkan kesesuaian materi pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 38: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Tabel 1. Beberapa Tipe Pembelajaran Kooperatif

Metode Kesesuaian Materi

STAD Materi yang sudah didefinisikan dengan jelas, seperti

matematika, berhitung dan studi terapan, penggunaan dan

mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan

konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah.

TGT Materi yang dapat dibuat permainan (game akademik)

TAI Digunakan pada materi yang berkaitan dengan penguasaan

materi sebelumnya.

CIRC Digunakan pada materi-materi yang bersifat narasi, yang

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami

bacaan

GI

Digunakan pada materi yang berhubungan dengan

penguasaan, analisis, dan mensintesiskan informasi

sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang

bersifat multi aspek.

Jigsaw Materi yang bersifat penjelasan terperinci, misalnya siswa

diminta membaca bab, buku kecil ataupun materi lain

biasanya bidang studi sosial, biografi, dan sebagainya.

Complex Intruction Digunakan pada materi yang berorintasi penemuan,

khususnya bidang ilmu pengetahuan ilmiah, matematika,

dan ilmu sosial.

Dalam metode pembelajaran Cooperative Learning, penataan ruang kelas

perlu memperhatikan prinsip-prinsip tertentu. Bangku perlu ditata sedemikian

rupa, sehingga semua siswa bisa melihat guru/ papan tulis dengan jelas, bisa

melihat rekan-rekan kelompoknya dengan baik, dan berbeda dalam jangkauan

kelompoknya dengan merata. Kemungkinan beberapa model penataan bangku

yang bisa dipakai (lihat gambar 1).

1) Meja tapal kuda : siswa berkelompok di ujung meja.

2) Meja panjang : Siswa berkelompok di ujung meja.

3) Penataan tapal kuda: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan.

Page 39: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

4) Meja laboratorium:

a) Tugas individu,

b) Tugas kelompok dengan membalikkan kursi

5) Meja kelompok: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan

6) Klasikal: siswa dalam satu kelompok ditempatkan berdekatan

7) Bangku individu dengan meja tulisnya: penataan terbaik seperti Gambar 2,

no 9 (Anita Lie,2004:51).

Gambar 2. Penataan Ruang Kelas Metode Pembelajaran kooperatif

Page 40: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Metode Kooperatif GI (Group Investigation)

Group investigation memiliki akar filosofi, etnis, psikologi penulisan

sejak awal tahun abad ini. Yang paling terkenal diantara tokoh-tokoh terkemuka

dari orientasi pendidikan ini adalah John Dewey. Pandangan Dewey terhadap

kooperatif di dalam kelas sebagai prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai

masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas adalah

sebuah tempat kreatifitas kooperatif dimana guru dan murid membangun proses

pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai

pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing. Pihak yang belajar

adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah, membuat

keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan.

Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini. Rencana kelompok

adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa. (Slavin,

2005:214).

Sebuah metode investigasi kooperatif dari pembelajaran di kelas

diperoleh dari premis bahwa baik dominan sosial maupun intelektual proses

pembelajaran sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya. Group

investigation tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan

yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan

dimensi rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas. Komunikasi dan interaksi

kooperatif di antara teman sekelas akan mencapai hasil terbaik apabila dilakukan

dalam kelompok kecil, dimana pertukaran di antara teman sekelas dan sikap-sikap

kooperatif terus bertahan. Aspek rasa sosial dari kelompok, pertukaran

intelektualnya, dan maksud dari subyek yang berkaitan dengannya dapat bertindak

sebagai sumber penting bagi usaha siswa untuk belajar (Slavin, 2005:215).

Adapun deskripsi mengenai langkah-langkah metode investigasi

kelompok menurut Robert E.Slavin (2005:218-220) dapat dikemukakan sebagai

berikut:

Page 41: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Tahap 1: Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam

kelompok.

1) Siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan

mengkategorikan saran-saran.

2) Siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah

mereka pilih.

3) Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat

heterogen.

4) Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan.

Tahap 2: Merencanakan tugas yang akan dipelajari

Siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus,

tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang

telah dipilih dari pada tahap 1 di atas.

Tahap 3: Melaksanakan investigasi

1) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat

kesimpulan.

2) Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya.

3) Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua

gagasan.

Tahap 4: Menyiapkan laporan akhir

1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.

2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan

bagaimana mereka membuat presentasi mereka.

3) Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

Tahap 5: Mempresentasikan laporan akhir

1) Presentasi dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

Page 42: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif.

3) para pendengar mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi

berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota

kelas.

Tahap 6: Evaluasi

1) Siswa saling memberi umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas

yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman

mereka.

2) Guru beserta siswa berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

3) Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

3. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin, “medius”, yang berarti tengah,

perantara, atatu pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Association for

Educational Communications and Technology (AECT, 1997) mendefinisikan

media sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Di

samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering didanti

dengan kata mediator menurut Fleming (1987: 234) adalah penyebab atau alat

yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya (Azhar

Arsyad,2010: 3).

“ Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

medium yang berarti perantara atau pengantar” (Arief S. Sadiman, 1996: 6).

Sehubungan dengan pembelajaran, pengertian media tidak terlepas dari

kegiatan belajar mengajar. Gagne dalam Arief S. Sadiman (1996:6) berpendapat

bahwa : “Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang

dapat menyajikan pesan serta merangsangnya untuk belajar”. Menurut Brigs

(1970) dalam Arief S. Sadiman (1996:6) “Media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”. Sedangkan

Page 43: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Oemar Hamalik (1989: 124) berpendapat bahwa “Media pendidikan yaitu cara,

suatu alat atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber

pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan”.

Dari berbagai pendapat tentang media di atas, dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses

belajar berlangsung secara efektif.

Menurut Oemar Hamalik (1989:36-37), media pembelajaran dapat

diklasifiksikan sebagai berikut :

a) Bahan-bahan cetakan atau bacaan, berupa bahan seperti : buku, handout,

majalah, koran, buletin, folder, pamflet, dan lain-lainnya. Alat-alat

audiovisual, yang tergolong kategori ini antara lain :

1) Media pembelajaran tanpa proyeksi, seperti : papan tulis, papan tempel,

papan panel, diagram, poster, kartun, dan gambar.

2) Media pembelajaran tiga dimensi, seperti : model, benda asli, benda tiruan,

drama, globe, peta, pameran, dan museum sekolah.

3) Media pembelajaran yang menggunakan teknik, seperti : slide, stripe, film

rekaman, televisi, laboratorium, perkakas otoinstruktif, ruang kelas

otomatis, sistem linear komunikasi, dan komputer.

b) Sumber-sumber masyarakat. Berupa obyek-obyek peninggalan sejarah,

dokumentasi, bahan-bahan masalah dan sebagainya.

c) Kumpulan benda-benda (material collection). Berupa benda yang dibawa dari

masyarakat ke sekolah untuk dipelajari seperti potongan sendok, daun, benih,

bibit, bahan kimia dan sebagainya.

Secara umum, media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan

sebagai berikut :

a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya :

1) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film atau model.

Page 44: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2) Objek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gambar.

3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse.

c) Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat

diatasi sifat pasif anak. Dalam hal ini media pembelajaran berfungsi untuk :

1) Menimbulkan kegairahan belajar.

2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan

lingkungan dan kenyataan.

3) Memungkinkan pebelajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan

minatnya (Arief S. Sadiman, 1996:17-18).

Dalam memilih media pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa

faktor terkait sehingga media tersebut dapat mendukung pencapaian tujuan yang

ditetapkan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a) Faktor manusiawi, yang bersumber dan berkenaan dengan faktor siswa

(pelajar) dan faktor guru.

b) Faktor komunikasi yang efektif, yang bertalian dengan faktor siswa, faktor isi

pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai.

c) Faktor biaya yang reasonable, yang bertalian dengan faktor tujuan yang

hendak dicapai, faktor pasaran, dan faktor keadaan.

d) Faktor hambatan-hambatan praktis, yang bertalian dengan faktor keadaan,

faktor waktu dan faktor fasilitas (Oemar Hamalik, 1989:127).

4. Modul Elektronik

a. Pengertian Modul Elektronik (E Modul)

E-Modul merupakan versi elektronik dari sebuah modul yang tercetak

yang dapat dibaca pada personal computer dan dirancang dengan menggunakan

software flash 8, software Camtasia Studio 7 dan software Total Video. Menurut

Nurma (2010) dalam (http:// nurma staff.uns.ac.id) mengatakan:

E-Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang sistematis dan

Page 45: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya secara elektronik (bagian dari e-leaning).

Menurut W.S. Winkel (1996: 421), pengajaran yang menggunakan modul

merupakan strategi tertentu dalam menyelenggarakan pengajaran individual

secara agak menyeluruh. Modul pengajaran, sebagaimana dikembangkan di

Indonesia, merupakan suatu paket bahan pelajaran (Learning Material) yang

membuat deskripsi tentang tujuan pelajaran yang khas, lembaran petunjuk guru

yang menjelaskan cara mengajar yang efisien, bahan bacaan bagi siswa, lembaran

kunci jawaban pada kertas kerja siswa, dan alat-alat belajar.

b. Karakteristik E-Modul

Menurut Nurma (2010) dalam (http:// nurma staff uns.ac.id) E-Modul

mempunyai karakteristik yaitu:

1. Digunakan secara mandiri, belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing

individu secara efektif dan efisien.

2. Bersahabat dengan user atau pemakai, membantu kemudahan pemakai

untuk direspon dan diakses.

3. Mampu membelajarkan diri sendiri.

4. Tujuan awal dan tujuan akhir modul harus dirumuskan secara jelas dan

terukur.

5. Materi dikemas dalam unit-unit kecil dan tuntas, tersedia contoh-contoh,

ilustrasi yang jelas.

6. Tersedia sosl latihan, tugas, dan sejenisnya.

7. Materi up to date dan kontekstual.

8. Bahasa sederhana, lugas dan komunikatif.

9. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

10. Mengukur tingkat penguasaan materi diri sendiri.

11. Terdapat umpan balik atas penilaian.

12. Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung

materi.

Page 46: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

5. Motivasi Belajar

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi

belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam hal: (1) minat dan perhatian belajar siswa

terhadap pelajaran, (2) semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,

(3) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, (4) reaksi

yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru.

Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk bergerak, baik

disadari maupun tidak disadari. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang

saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,

berupa hasrat dan keinginan berhasil, mendorong kebutuhan belajar dan harapan

akan cita – cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan

lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Hakikat

motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa – siswa yang

sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya

dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai

peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar (Hamzah Uno, 2007:

23).

Hamzah Uno (2007 : 23) menyatakan bahwa indikator motivasi belajar

dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

(1) adanya hasrat dan keinginan berhasil.

(2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar.

(3) adanya harapan dan cita – cita masa depan.

(4) adanya penghargaan dalam belajar.

(5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

(6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang.

siswa dapat belajar dengan baik.

Adapun peranan motivasi dalam belajar dan pembelajaran yang dirangkum

dari Hamzah B. Uno (2007: 27) adalah :

a. Menentukan hal-hal yang dapat menjadi penguat belajar.

Page 47: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak yang

belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan

hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya.

b. Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai.

Anak akan tertarik untuk balajar sesuatu, jika yang dipelajari itu sedikitnya

sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

c. Menentukan ketekunan belajar.

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha

mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil

yang baik.

6. Hasil Belajar

Belajar adalah sebuah proses, dimana hasil dari proses belajar adalah

perubahan tingkah laku, kecakapan dan berbagai sifat. Hasil dari proses belajar

tersebut dapat dinilai melalui evaluasi. Menurut Nana Sudjana (2009: 22) “Hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar yang

tampak pada perubahan tingkah lakunya. Hasil belajar selalu dinyatakan dalam

bentuk tujuan-tujuan (khusus) perilaku.

Gagne dalam Slameto (2010: 93) mengungkapkan bahwa ada lima

macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu: (1)

Keterampilan intelektual yang merupakan hasil belajar terpenting. (2) Strategi

kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang, termasuk kemampuan

memecahkan masalah. (3) Informasi verbal. (4) Kemampuan motorik yang

diperoleh di sekolah. (5) Sikap dan nilai yang berhubungan dengan arah serta

intensitas emosional yang dimiliki seseorang.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan kompetensi didasarkan pada

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar

Page 48: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

membaginya menjadi tiga ranah, yaitu: (1) ranah kognitif, (2) ranah afektif, dan

(3) ranah psikomotor (Nana Sudjana, 2009: 22-23).

Andang Ismail (2006: 171) menyebutkan bahwa kepuasan belajar siswa

merupakan hasil belajar. Variasi metode dan media merupakan faktor penting

penentu keberhasilan pengajaran. Sedangkan menurut Evin Tri Rahayu (2009: 45)

perasaan senang setelah pembelajaran, efektivitas, efisiensi media dan metode

yang digunakan adalah indikator kepuasan siswa terhadap pembelajaran yang

diterapkan.

Hasil belajar siswa dapat digunakan untuk memotivasi siswa,

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran oleh guru. Selain itu,

pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala sekolah, serta orang tua

siswa (Depdiknas, 2003: 21).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar

secara global dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri (Muhibbin Syah, 2006: 132), sedangkan faktor eksternal ( faktor dari luar

siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

a. Faktor Internal

Faktor internal meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologi (yang bersifat

jasmaniah), dan aspek psikologis (yang bersifat rokhaniah): 1) Faktor jasmaniah,

meliputi : faktor kesehatan dan cacat tubuh (tonus jasmani, mata dan telinga) , 2)

Faktor psikologis, meliputi: inteligensi, sikap, minat, motivasi, dan kemampuan

awal. Selain itu kemampuan matematik juga merupakan kemampuan yang akan

mempengaruhi prestasi dari dalam diri siswa.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor eksternal yang

berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: 1)

Faktor keluarga, berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar

Page 49: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

belakang kebudayaan. 2) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, media pembelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, aktivitas belajar

dan tugas rumah. 3) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Prestasi yang dicapai seseorang individu merupakan hasil interaksi

antara faktor yang mempengaruhinya, baik dari dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Dalam penelitian ini faktor

internal yang dibahas adalah kemampuan awal siswa dan kemampuan matematik

siswa, sedangkan faktor eksternalnya adalah metode pembelajaran. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa fungsi hasil belajar bagi siswa adalah sebagai

indikator pencapaian tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai umpan balik bagi

guru dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran.

7. Stoikiometri

a. Konsep Mol

1) Pengertian Mol

Mol merupakan satuan jumlah dalam ilmu kimia. Jumlah ini pertama kali

dihitung oleh Johann Loschmidt dari jerman tahun 1865 yaitu sebanyak 6,02 x

1023

. Angka ini kemudian disebut tetapan Avogadro dan dilambangkan dengan NA

(Avogadro Number) atau dalam bahasa Jerman dengan huruf L (huruf awal nama

Loschmidt).

Tabel 2. Data Hubungan Jumlah Mol dan Jumlah Partikel

Nama Zat Jenis Partikel Jumlah

mol Jumlah Partikel

Besi (F) Atom 1 mol 6,02 × 1023

atom besi

air (H2O) molekul 1 mol 6,02 × 1023

molekul air

Ion Natrium(Na+

) ion 1 mol 6,02 × 1023

ion Na+

Page 50: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Sehingga satu mol adalah jumlah partikel yang terkandung dalam suatu zat yang

jumlahnya sama dengan partikel yang terdapat dalam 12 gram atom C-12. Dalam

1 mol partikel (molekul, atom, ion) mempunyai jumlah partikel yang sama.

2) Hubungan Jumlah Mol dengan Jumlah Partikel

Tabel 3. Data Jumlah Partikel Zat

Nama Zat Jenis Partikel Jumlah mol Jumlah Partikel

Karbondioksida (CO2) Molekul 5 mol 3,01 × 1024

molekul CO2

Hidrogen (H) Atom 0,2 mol 1,204 × 1023

hidrogen

Ion Natrium (Na+) Ion 1 mol 6,02 × 10

23 ion Na

+

Besi (F) Atom 2 mol 1,204 × 1024

atom besi

Ion Amonium (NH4+) Ion 10 mol 6,02 × 10

24 ion NH4

+

Jadi hubungan antara jumlah mol dengan jumlah partikel dapat dituliskan:

x = n × 6,02 × 1023

atau x = n × L atau x = n × NA

dimana :

x = jumlah partikel (atom, molekul, atau ion)

L atau NA = Bilangan Avogadro; 6,02 × 1023

(partikel mol-1

)

Contoh soal :

Tentukan jumlah atom besi yang terdapat dalam 5 mol besi!

Jawab :

x = n × L

= n × 6,02 × 1023

= 5 mol x 6,02 .1023

atom mol–1

= 30,1x1023

atom Fe

Jadi, jumlah atom Fe dalam 5 mol besi adalah 30,1x1023

atom Fe.

3) Hubungan Jumlah Mol dengan Massa

Tabel 4. Data Hubungan Jumlah Mol dan Massa Molar Zat

Jenis Senyawa Jumlah mol

(mol)

Massa Molar

(gram/mol) Massa Zat (gram)

CuSO4 0,2 159,5 31,9

N 0,5 14 7

NaOH 1 40 40

NH4 2 18 36

H2O 3 18 72

Mg(OH)2 7 58 406

Page 51: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Jadi hubungan jumlah mol dengan massa dapat ditulis sebagai berikut:

m = n × Mm

dimana :

m = massa zat (gram)

n = jumlah mol (mol)

Mm = massa molar zat (gram/mol)

4) Hubungan Jumlah Mol dengan Volume

a) Keadaan Standar (T= 0oC; P= 1atm)

Pengukuran kuantitas gas tergantung suhu dan tekanan gas. Keadaan suhu

0oC dan tekanan 1 atm (76 cmHg atau 760 mmHg) disebut keadaan standar atau

STP (Standard Temperature and Pressure). Pada kadaan standar Volume molar

(Vm) setiap gas didasarkan pada volume 1 mol gas oksigen. Avogadro dalam

percobaannya mendapat kesimpulan bahwa 1 L gas oksigen pada suhu 0° C dan

tekanan 1 atm mempunyai massa 1,4286 g

1 L gas O2 = mol

1 L gas O2 = mol

1 mol gas O2 = 22,4 L (Volume molar keadaan standar).

Tabel 5. Data Hubungan Jumlah Mol dan Volum Pada Keadaan STP

Jenis Senyawa Jumlah mol

(mol)

Volume Molar

(L/mol) Volume Gas (L)

NH3 0,5 22,4 11,2

SO2 1 22,4 22,4

CO2 3 22,4 67,2

Cl2 5 22,4 112

Jadi hubungan antara jumlah mol dengan volum pada keadaan STP dapat ditulis:

V = n × Vm

Di mana:

V = volume (satuan liter, L)

n = jumlah mol gas (satuan mol)

Vm = Volume Molar (L/mol)

Page 52: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

b) Keadaan Tidak Standar (T≠ 0oC; P≠ 1atm)

Dengan mengandaikan gas yang akan diukur bersifat ideal, persamaan

yang menghubungkan jumlah mol (n) gas, tekanan, suhu, dan volume yaitu:

Persamaan gas ideal :

P×V = n ×R×T

Di mana:

P = tekanan (satuan atmosfir, atm)

V = volume (satuan liter, L)

n = jumlah mol gas (satuan mol)

R = tetapan gas (0,08205 L atm/mol K)

T = suhu mutlak (°C + 273,15 K)

5) Hubungan Jumlah Mol, Jumlah Partikel, Massa, dan Volum Zat

Dari hubungan antara jumlah mol dan jumlah partikel, jumlah mol dan massa,

serta jumlah mol dan volume (STP), maka dapat diperoleh hubungan sebagai

berikut :

Gambar 3. Hubungan Jumlah Partikel, Volume (STP), Massa, dan Mol

b. Rumus Molekul, Rumus Empiris, dan Air Kristal

1) Rumus Molekul dan Rumus Empiris

Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-

masing unsur yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat

Page 53: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

ditunjukkan dengan angka indeks. Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan

rumus molekul.

Tabel 6. Rumus Molekul dan Rumus Empiris Beberapa Senyawa

No Nama Zat Rumus Molekul Rumus Empiris

1. Air H2O H2O

2. Etilena C2H4 CH2

3. Glukosa C6H12O6 CH2O

4. Asam Asetat CH3COOH CH2O

5. Benzena C6H6 CH

6. Asetilena C2H2 CH

Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan perbanding atom dari

unsur-unsur yang menyusun senyawa.

Rumus molekul adalah rumus yamg menyatakan jumlah unsur-unsur yang

menyusun satu molekul senyawa.

Maka untuk menentukan rumus molekul dapat ditulis sebagai berikut:

Rumus Molekul = ( Rumus Empiris )n ; n = bilangan bulat

Mr Rumus Molekul = n × (Mr Rumus Empiris) ; n = bilangan bulat

Penentuan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa dapat ditempuh

dengan langkah berikut :

1. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa,

2. Ubah ke satuan mol,

3. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris,

4. Cari rumus molekul dengan cara: (Mr rumus empiris)n = Mr rumus molekul, n

dapat dihitung,

5. Kalikan n yang diperoleh dari hitungan dengan rumus empiris.

Contoh :

Sejumlah sampel zat mengandung 11,2 gram Fe dan 4,8 gram O. Tentukan

rumus empirisnya. (Ar Fe = 56; O= 16)

Jawab:

Perbandingan mol Fe : mol O

= :

Page 54: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

= 0,2 mol : 0,3 mol

= 2 : 3

Jadi, rumus empirisnya adalah Fe2O3

2) Rumus Kimia Hidrat (Air Kristal)

Air kristal adalah banyaknya molekul air yang diikat suatu senyawa.

Senyawa yang dalam rumus molekulnya mengandung air kristal disebut senyawa

hidrat, sedangkan yang tidak mengandung air kristal disebut senyawa anhidrat.

Tabel 7. Nama dan Rumus Kimia Beberapa Senyawa Berhidrat

No Nama Zat Jumlah Molekul Air

Kristal Rumus Kimia

1. Kalsium sulfat dihidrat 2 CaSO4 . 2H2O

2. Asam oksalat dihidrat 2 H2C2O4 . 2H2O

3. Tembaga (II) sulfat pentahidrat 5 CuSO4 . 5H2O

4. Natrium sulfat pentahidrat 5 Na2SO4 . 5H2O

5. Magnesium sulfat heptahidrat 7 MgSO4 . 7H2O

6. Natrium karbonat dekahidrat 10 Na2CO3 . 10H2O

Contoh Soal :

Sebanyak 5 g hidrat tembaga (II) sulfat hidrat dipanaskan sampai semua air

kristalnya menguap. Massa tembaga (II) sulfat padat yang terbentuk 3,20 g.

Tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar : Cu = 63,5 ; S = 32 ; O = 16 ; H = 1)

Jawab:

Langkah-langkah penentuan rumus hidrat:

a. Misalkan rumus hidrat CuSO4 . x H2O.

b. Tulis persamaan reaksinya.

c. Tentukan mol zat sebelum dan sesudah reaksi.

d. Hitung nilai x, dengan menggunakan perbandingan mol CuSO4 : molH2O.

CuSO4 . xH2O(s) → CuSO4(s) + xH2O

5 g 3,2 g 1,8 g

Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 0.02 : 0,10.

Perbandingan, mol CuSO4 : mol H2O = 1 : 5.

Jadi, rumus hidrat dari tembaga(II) sulfat yaitu CuSO4 . 5H2O.

Page 55: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

c. Kadar Unsur Dalam Senyawa

1) Persen Unsur dalam Senyawa

Rumus untuk menentukan persen unsur sebagai berikut:

Dimana :

Ar = massa atom relatif (gram/mol)

Mr = massa molekul relatif (gram/mol)

2) Massa Unsur dalam Senyawa

Dimana :

Ar = massa atom relatif (gram/mol)

Mr = massa molekul relatif (gram/mol)

d. Pereaksi Pembatas

Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis bereaksi terlebih dahulu

dalam reaksi kimia. Suatu contoh reaksi antara logam aluiminium dan gas oksigen

menghasilkan aluminium oksida: 4Al(s) + 3O2(g) → 2Al2O3(s)

Tabel 8. Data Percobaan Reaksi Aluminium dengan Oksigen

Jumlah mol pereaksi Jumlah mol

produk

Pereaksi

pembatas

Jumlah mol pereaksi

yang tersisa Al O2

4 3 2 Ekivalen -

4 4 2 Aluminium 1 mol O2

5 3 2 Oksigen 1 mol Al

2 1,5 1 Ekivalen -

0,6 0,4 0,27 Oksigen 0,07 mol Al

Contoh Soal :

Di industri, reaksi pembentukan ammonia (NH3) dari gas nitrogen (N2)

dan hydrogen (H2) berlangsung menurut reaksi berikut:

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)

Jika tersedia 0,5 mol N2 dan 2,5 mol H2, tentukan:

Page 56: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. Pereaksi pembatas

b. Berapa mol amonia yang dapat terbentuk?

c. Tentukan pereaksi yang tersisa dan berapa mol jumlahnya?

Jawab :

a. Pereaksi pembatas dipilih pereaksi yang mempunyai hasil mol/ koefisien

paling kecil.

= =0,5 mol

= = 0,83 mol

Karena hasil bagi N2 < H2, maka N2 adalah pereaksi pembatas,

N2 (g) + 3 H2 (g) → 2 NH3(g)

Mula-mula : 0,5 mol 2,5 mol -

Bereaksi : 0,5 mol 1,5 mol 1,0 mol

Sisa : - 1,0 mol 1,0 mol

b. Mol NH3 yang terbentuk adalah 1,0 mol.

c. Pereaksi yang tersisa adalah H2 sebanyak 1,0 mol ( Michael Purba, 2007).

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Nancy Fitchman Dana (2008: 3) dalam jurnalnya yang berjudul

“Connecting Action Research to Individual Student Needs” menyatakan bahwa

penelitian tindakan kelas adalah cara/ perangkat guru yang sangat bagus yang

dapat digunakan untuk tujuan berbeda, pada akhirnya akan membuat sekolah

menjadi tempat yang baik bagi seluruh siswa. Pada penelitian tindakan kelas ini

didapatkan hasil peningkatan belajar siswa yang cukup maksimal sehingga

penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti sudah berhasil mewujudkan

tujuan guru yaitu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dalam jurnal ” Influence on Student Academic Behaviour through

Motivation, Self-Efficacy and Value- Expectation: An Action Research Project

toImprove Learning” dijelaskan bahwa motivasi dibagi menjadi 2 macam yaitu

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam jurnal yang berbunyi : “ Self-

Page 57: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Determination Theory (Ryan & Deci, 2000) distinguishes between different types

of motivation based on the different reasons or goals that give rise to an action.

The most central distinction is between intrinsic motivation and extrinsic

motivation.” Dalam penelitian ini aspek yang digunakan peneliti untuk mengukur

motivasi belajar juga bersumber dari motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Di

mana hasil yang didapat cukup maksimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Doymuş, Kemal, Ũmit Şimşek, Ataman

Karaçöp and Şũkrũ Ada (2009) dengan judul “Effects of Two Cooperative

Learning Strategies on Teaching and Learning Topics of Thermochemistry”. Dari

penelitian ini disimpulkan bahwa metode pembelajaran GI lebih baik daripada

Jigsaw. Dalam pembelajaran GI siswa dapat memperoleh pengetahuan baru,

meningkatkan kemampuan belajar, dan memperbesar rasa percaya diri mereka.

Materi stoikiometri merupakan materi yang membutuhkan penguasaan

konsep dan keterampilan pengoperasian angka. Kondisi ini sama dengan materi

termokimia yang juga membutuhkan keyakinan terhadap hasil penghitungan,

maka dimungkinkan akan memberikan dampak yang sama terhadap penelitian

ini.

C. Kerangka Berpikir

Sebagian besar pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri I Tawangsari

khususnya materi pokok Stoikiometri masih menggunakan metode ceramah atau

konvensional yang hanya berpusat pada guru, sehingga siswa tidak ikut terlibat

secara aktif dalam proses belajar tersebut. Guru kurang mengoptimalkan

penggunaan media dalam pembelajaran seperti laboratorium komputer.

Penyampaian ilmu yang bersifat satu arah ini menyebabkan siswa kurang

bersemangat dalam menerima pembelajaran karena siswa hanya sebagai obyek

dan dibatasai kebebasannya dalam proses belajar mengajar, sehingga memberikan

prestasi yang rendah.

Dari uraian di atas, maka diperlukan tindakan dalam bentuk pemilihan

metode dan media yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses

Page 58: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

belajar sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok

Stoikiometri. Berikut adalah kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini:

1. Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan

mengadakan inovasi dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif. Metode pembelajaran kooperatif akan

membantu meningkatkan interaksi sosial dan pemahaman siswa terhadap

materi pelajaran. Apalagi dengan didukung media pembelajaran yang menarik

dan interaktif maka keaktifan siswa juga akan meningkat.

2. Metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) adalah metode

pembelajaran secara kelompok yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik

dalam penentuan topik, pemecahan masalah melalui investigasi, penyusunan

laporan akhir, presentasi laporan akhir, maupun saat evaluasi materi

pembelajaran. Metode ini menuntut para siswa memiliki kemampuan yang

baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok.

Diskusi dalam bentuk kelompok-kelompok kecil ini sangat efektif untuk

memudahkan siswa dalam memahami materi dan memecahkan suatu

permasalahan. Jika siswa mampu memahami materi dan memecahkan suatu

permasalahan dengan mudah, maka peningkatan prestasi belajar akan terjadi.

3. Media komputer akan membuat suasana belajar menjadi menyenangkan.

Penggunaan komputer ini diharapkan dapat menjadi salah satu alat untuk

menyusun dan mengembangkan bahan ajar yang menarik, inovatif, dan

merangsang serta menantang rasa ingin tahu siswa yang kemudian dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Kegunaan utama komputer adalah untuk

simulasi, penanganan data, teknologi informasi dan pengolahan data. Melalui

pemrogaman, komputer mampu memvisualisasikan materi-materi pelajaran

yang sulit untuk disajikan, terutama mengenai fenomena fisik yang abstrak.

Peran komputer dalam pembelajaran ada empat hal: (1) komputer sebagai

pakar yang dirujuk (sebagai pengajar), (2) komputer sebagai pembimbing, (3)

komputer sebagai penyimpan data akademik, dan (4) komputer sebagai

pemeriksa.

Page 59: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dari uraian di atas, bahwa penggunaan metode kooperatif GI dapat

meningkatkan motivasi dan prestasi siswa dalam proses pembelajaran baik

interaksi siswa terhadap guru maupun kerja sama siswa dalam kelompok. Dengan

adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pokok stoikiometri. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa baik dilihat dari aspek afektif maupun aspek kognitif.

D. Hipotesis Tindakan

Gambar 4. Skema Kerangka Berpikir

KONDISI

AWAL

TINDAKAN

KONDISI

AKHIR

GURU/PENELITI:

Belum memanfaatkan

metode kooperatif GI

berbantuan modul

elektronik

Memanfaatkan metode

kooperatif GI berbantuan

modul elektronik

Melalui metode

kooperatif GI berbantuan

modul elektronik dapat

meningkatkan motivasi

belajar dan prestasi

belajar siswa

SISWA YANG

DITELITI:

Motivasi belajar dan

prestasi belajar siswa

masih rendah

SIKLUS I

Memanfaatkan modul

elektronik dalam

pembelajaran

SIKLUS II

Memanfaatkan modul

elektronik dengan

memberikan modul

cetak saat

pembelajaran

Page 60: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat dikemukakan

hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media

modul elektronik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi

pokok Stoikiometri.

2. Metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media

modul elektronik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok

Stoikiometri.

Page 61: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Tawangsari kelas X. B semester ganjil

tahun ajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011

yaitu pada bulan Juli - Desember 2010. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan

secara bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut:

1) Tahap persiapan, meliputi: pengajuan judul skripsi, permohonan

pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, survei sekolah yang

bersangkutan dan pembuatan instrumen penelitian.

2) Tahap penelitian, meliputi: semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat

penelitian yang meliputi tahap pelaksanaan tindakan kelas, observasi,

evaluasi, analisis, dan tindak lanjut (pelaksanaan siklus-siklus tindakan kelas).

3) Tahap penyelesaian, meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas XB semester ganjil SMA Negeri 1

Tawangsari tahun pelajaran 2010/2011. Pemilihan subjek dalam penelitian ini

didasarkan pada pertimbangan yaitu subjek tersebut mempunyai permasalahan-

permasalahan yang telah teridentifikasi pada saat observasi awal sehingga

penggunaan metode dan media yang telah dirancang diterapkan pada subjek yang

tepat yaitu kelas XB. Objek penelitian ini adalah motivasi belajar dan prestasi

belajar siswa dari penerapan pembelajaran GI berbantuan media modul elektronik.

C. Metode Penelitian

Pada dasarnya desain penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

(Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas bersifat praktis dengan

Page 62: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

tujuan utama untuk memecahkan masalah-masalah dalam pembelajaran yang

sehari-hari dialami oleh guru dan siswa dimana pelaksanaannya dilakukan dalam

kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena sumber data langsung

berasal dari permasalahan yang dihadapi guru atau peneliti dan data deskriptif

berupa kata-kata atau kalimat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa penelitian deskriptif

bertujuan membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Metode

deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data

yang akurat dan akan mempermudah dalam proses analisis. Solusi dari

permasalahan tersebut dirancang berdasarkan kajian teori pembelajaran dan input

dari lapangan (Kasihani Kasbolah, 2001: 45).

Dalam penelitian ini model penelitian tindakan kelas yang dipakai adalah

model Kemmis dan Mc Taggart. Konsep pokok penelitian tindakan ini meliputi

empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting). Karena hubungan keempat komponen itu

dipandang sebagai satu siklus (Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, 2010: 20-

27).

Rancangan solusi yang dimaksud adalah tindakan berupa penerapan

pembelajaran GI berbantuan media modul elektronik. Supaya diperoleh hasil yang

maksimal mengenai cara penerapan pembelajaran GI berbantuan media modul

elektronik tersebut maka dalam penerapannya digunakan tindakan siklus dalam

setiap pembelajaran, maksudnya adalah cara penerapan pembelajaran GI

berbantuan media modul elektronik pada siklus pertama sama dengan yang

diterapkan pada pembelajaran siklus kedua, hanya saja refleksi terhadap setiap

pembelajaran berbeda tergantung pada fakta dan interpretasi data yang ada.

D. Data dan Teknik Pengumpulan Data

1. Data Penelitian

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data informasi

tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif

Page 63: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

berupa data hasil observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip dengan

berpedoman pada lembar pengamatan dan pemberian angket yang

menggambarkan proses pembelajaran di kelas. Aspek kuantitatif yang dimaksud

adalah hasil penilaian belajar dari materi pokok hidrokarbon berupa nilai yang

diperoleh siswa dari tes kognitif, aspek afektif, angket keaktifan dan angket

kepuasan siswa terhadap pembelajaran baik siklus I maupun siklus II.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data utama yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi:

a. Pengamatan

Pengamatan yang peneliti lakukan adalah pengamatan berperan serta

secara pasif. Pengamatan ini dilakukan terhadap guru ketika melaksanakan

kegiatan belajar-mengajar di kelas. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan

mengambil tempat duduk paling belakang. Dalam posisi itu peneliti dapat lebih

leluasa melaksanakan pengamatan terhadap aktifitas belajar-mengajar siswa.

Pengamatan terhadap kinerja guru juga diarahkan pada kegiatan guru dalam

penerapan pembelajaran kooperatif dalam hal ini adalah metode kooperatif GI,

kegiatan guru dalam memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menanggapi

jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik, serta

melakukan penilaian terhadap prestasi belajar siswa. Sementara itu pengamatan

terhadap siswa difokuskan pada motivasi belajar siswa dalam mengikuti

pembelajaran.

b. Wawancara atau Diskusi

Wawancara atau diskusi dilakukan dua kali di akhir siklus terhadap

siswa. Wawancara yang dilakukan berpedoman atas dasar hasil dan pengamatan

di kelas maupun kajian dokumen. Wawancara atau diskusi dilakukan oleh peneliti

pada pedoman wawancara yang telah dibuat. Wawancara bersama siswa

dilakukan untuk memperjelas evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan mengenai

proses pembelajaran dengan GI dan partisipasi siswa sepanjang siklus, sedangkan

diskusi dengan guru dilakukan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap

Page 64: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang

berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran kimia khususnya

pembelajaran stoikiometri. Dari wawancara itu serta kegiatan pengamatan dan

kajian dokumen yang telah dilakukan diidentifikasi permasalahan-permasalahan

yang ada berkenaan dengan pembelajaran kimia khususnya stoikiometri.

Dalam kegiatan diskusi itu peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

(1) meminta pendapat guru tentang penampilannya dalam pelaksanaan

pembelajaran di kelas, yang antara lain adalah mengungkapkan kelebihan dan

kekurangan serta perasaan-perasaan yang bersangkutan dengan kegiatan itu, (2)

mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatannya dalam KBM yang

dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-segi

kelebihan dan kekurangannya, (3) mendiskusikan hal-hal yang telah dikemukakan

baik guru maupun peneliti untuk menyamakan persepsi tentang hal-hal yang perlu

dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran kimia materi pokok

stoikiometri. Dengan kata lain pada akhir setiap kegiatan diskusi disepakati hal-

hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan

penerapan pembelajaran kooperatif GI berbatuan media modul elektronik untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Kajian Dokumen

Kajian juga dilakukan terhadap berbagai dokumen atau arsip yang ada

seperti kurikulum, rencana pembelajaran yang dibuat guru, buku atau materi

pelajaran.

d. Angket

Angket diberikan pada siswa untuk mengetahui berbagai hal yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar pada materi pokok stoikiometri. Angket

diberikan pada akhir penelitian tindakan. Dengan menganalisis informasi yang

diperoleh dari angket tersebut dapat diketahui peningkatan proses atas kegiatan

pembelajaran sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan motivasi belajar

siswa dalam proses pembelajaran kimia materi pokok stoikiometri. Selain itu,

angket diberikan untuk mengetahui tanggapan dan respon siswa terhadap

pembelajaran yang dilaksanakan.

Page 65: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

e. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang

diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes dilakukan pada setiap

akhir siklus untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan

perkataan lain tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan

kognitif siswa sesuai dengan siklus yang ada.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Silabus

Silabus yang digunakan dalam penelitian adalah silabus yang telah

disusun oleh sekolah yang diperoleh dari guru kimia sekolah yang bersangkutan

dalam penelitian.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun oleh peneliti dengan tujuan

supaya pelaksanaan PBM dapat terstruktur dengan baik.

2. Instrumen Penilaian

a. Instrumen Penilaian Kognitif

Dalam penelitian ini digunakan bentuk tes kognitif untuk penilaian

kognitif. Adapun langkah pembuatan tes terdiri dari:

1) Menyusun spesifikasi tes

2) Menulis soal tes

3) Menelaah soal tes

4) Melakukan uji coba tes

5) Menganalisis butir soal

6) Memperbaiki tes

7) Merakit tes

8) Melaksanakan tes

9) Menafsirkan hasil tes (Depdiknas, 2003: 15-16).

Page 66: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tes kognitif berupa tes objektif terdiri dari 25 butir soal. Sebelum soal tes

digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, soal tes yang disusun

dianalisis dahulu secara kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui apakah

instrumen tes tersebut telah memenuhi persyaratan tes yang baik.

Analisis kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap butir soal

telah sesuai dari segi materi, konstruksi, bahasa dan pedoman penskorannya.

Teknik analisis kualitatif yang dilakukan adalah teknik panel. Teknik panel

merupakan teknik analisis butir soal yang yang setiap butir soalnya ditelaah

berdasarkan kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi,

konstruksi, bahasa dan pedoman penskorannya yang dilakukan oleh beberapa

penelaah (Depdiknas, 2009: 3).

Dalam penelitian ini peneliti memilih ahli yaitu bapak Agung Nugroho

Catur Saputro, S.Pd, M.Sc sebagai ahli materi, bapak Prof. Dr. Ashadi sebagai

ahli konstruksi, dan bapak Drs. Haryono, M.Pd sebagai ahli bahasa. Dari hasil uji

validasi dari aspek kognitif siklus I didapatkan, bahwa nomor soal 1, 4, 17, 18, 23,

24 diperbaiki. Contoh soal yang diperbaiki pada nomor 4 adalah „Sebanyak 1 mol

KCl terurai menjadi K+

(aq) dan Cl-(aq) maka berapa banyak masing-masing ion

tersebut….‟ Diperbaiki menjadi „Sebanyak 1 mol KCl terionisasi menjadi K+

(aq)

dan Cl-(aq) maka berapa banyak masing-masing ion tersebut….‟. Hasil validasi

untuk aspek kognitif siklus II didapatkan, bahwa nomor soal 3, 4, 6, 12, 13, 16, 21

diperbaiki. Contoh soal yang diperbaiki pada nomor 6 yaitu „ Jumlah mol dari 49

gram asam sulfat (H2SO4) adalah….‟ diperbaiki menjadi „Jumlah mol dari 49

gram asam sulfat (H2SO4) adalah….( Ar H= 1; S= 32; O= 16)‟ dengan

menambahkan Mr dari asam sulfat.

Untuk aspek afektif pada uji validasi ahli tidak ada nomor yang perlu

diperbaiki. Pada aspek motivasi juga tidak ada yang perlu diperbaiki. Sedangkan

untuk aspek kepuasan dari hasil uji validasi didapatkan , bahwa nomor soal 1

perlu diperbaiki. Contoh soal yang perlu diperbaiki yaitu „Pembelajaran kimia

berbantuan media modul elektronik pada materi stoikiometri dapat menciptakan

suasana belajar yang memuaskan‟ diperbaiki menjadi „Pembelajaran kimia

Page 67: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

berbantuan media modul elektronik pada materi stoikiometri dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan‟.

Analisis kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal didasarkan

pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirik diperoleh dari

soal yang telah diujikan (Depdiknas, 2009: 8). Uji coba instrumen tes dilakukan

pada siswa yang telah memperoleh pelajaran kimia materi pokok Stoikiometri

yaitu kelas X. B SMA Negeri 1 Tawangsari.

1) Tingkat Kesukaran (TK)

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk

indeks. Indeks kesukaran ini umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang

besarnya berkisar 0,00-1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang

diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu.

Untuk menentukan tingkat kesukaran soal dalam bentuk uraian digunakan

rumus sebagai berikut :

Tingkat Kesukaran (TK) =

Klasifikasi indeks tingkat kesukaran soal adalah sebagai berikut:

0,00-0,30 soal tergolong sukar.

0,31-0,70 soal tergolong sedang.

0,71-1,00 soal tergolong mudah (Depdiknas, 2009: 9).

Hasil uiji coba tingkat kesukaran instrumen soal penilaian kognitif siklus I

dan siklus II terangkum dalam tabel 9 dan 10. Hasil tingkat kesukaran intrumen

soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 30 dan 31.

Tabel 9. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Tingkat

Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif Siklus I

Jenis soal

Jumlah Soal

Taraf Kesukaran Soal

Mudah Sedang Sukar

Kognitif 30 4 26 0

Page 68: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 10. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Taraf

Kesukaran Soal pada Aspek Kognitif Siklus II

Jenis soal

Jumlah Soal

Taraf Kesukaran Soal

Mudah Sedang Sukar

Kognitif 30 5 24 1

2) Daya Pembeda (DP)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal untuk

membedakan antara siswa yang telah menguasai materi dan siswa yang belum

menguasai materi yang ditanyakan.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks daya

pembeda (DP). Semakin tinggi indeks daya pembeda soal berarti semakin mampu

soal yang bersangkutan membedakan siswa yang sudah memahami dan belum

memahami materi. Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai dengan

+1,00. Semakin tinggi daya pembeda suatu soal maka semakin baik soal tersebut.

Jika daya pembeda negatif berarti lebih banyak kelompok siswa yang belum

memahami materi menjawab benar soal tersebut. Untuk mengetahui daya

pembeda tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus korelasi poin biserial

(rpbis) seperti berikut ini:

rpbis =

Keterangan :

rpbis = korelasi poin biserial

Xb = rata-rata skor siswa yang menjawab benar

Xs = rata-rata skor siswa yang menjawab salah

SD = simpangan baku skor total

p = proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban siswa

q = 1-p

Kriteria daya pembeda:

0,40 – 1,00: soal diterima baik

0,30 – 0,39: soal diterima tapi perlu diperbaiki

Page 69: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

0,20 – 0,29: soal diperbaiki

0,00 – 0,19: soal tidak dipakai/dibuang (Depdiknas, 2009:12).

Tabel 11. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda

Soal pada Aspek Kognitif Siklus I

Jenis

Soal

Jumlah

Soal

Kriteria

Diterima

baik

Diterima baik

dan diperbaiki Diperbaiki Tidak dipakai

Kognitif 30 25 0 0 5

Sedangkan hasil uji coba daya pembeda instrumen soal penilaian kognitif

siklus II yang dilakukan terangkum dalam tabel 19. Hasil uji daya pembeda

instrumen soal penilaian kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 29

dan 30.

Tabel 12. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Daya Pembeda

Soal pada Aspek Kognitif Siklus II

Jenis

Soal

Jumlah

Soal

Kriteria

Diterima

baik

Diterima baik

dan diperbaiki Diperbaiki Tidak dipakai

Kognitif 30 25 0 0 5

3) Analisis Reliabilitas

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh suatu

angka yang disebut koefisien reliabilitas. Tinggi rendahnya reliabilitas

dicerminkan oleh tinggi rendahnya korelasi antara dua distribusi skor dari dua alat

ukur yang paralel yang dikenakan pada kelompok individu yang sama. Analisis

reliabilitas dapat menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (KR-20), rumus ini

digunakan pada data skor dikotomi dari tes yang seolah-olah dibagi menjadi

belahan banyaknya item.

Page 70: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Rumus yang digunakan :

r = [ ][1-

dengan:

r = koefisien reliabilitas

k = banyaknya item dalam tes

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah

Sx2 = varians skor total

Karena dalam penelitian ini yang dianalisis adalah butir soal pilihan

ganda maka rumus yang digunakan adalah rumus KR-20.

Tabel 13. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas

Soal pada Aspek Kognitif Siklus I

Jenis soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kognitif 30 0,899 Tinggi

Tabel 14. Ringkasan Hasil Tryout Instrumen Penelitian untuk Uji Reliabilitas

Soal pada Aspek Kognitif Siklus II

Jenis soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Kognitif 30 0,819 Tinggi

Page 71: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Instrumen Penilaian Afektif

Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh nilai afektif

siswa pada materi pokok hidrokarbon. Jenis angket yang digunakan adalah angket

langsung dan sekaligus menyediakan alternatif jawaban. Responden atau siswa

memberikan jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang sudah

disediakan. Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan

dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Pemberian

skor untuk angket ini digunakan skala 1 sampai 5, untuk item yang mengarah

jawaban positif pemberian skornya sebagai berikut :

- Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju

- Skor 4 untuk jawaban Setuju

- Skor 3 untuk jawaban Netral

- Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju

- Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju

Pemberian skor untuk item yang mengarah jawaban negatif sebagai berikut:

- Skor 1 untuk jawaban Sangat Setuju

- Skor 2 untuk jawaban Setuju

- Skor 3 untuk jawaban Netral

- Skor 4 untuk jawaban Tidak Setuju

- Skor 5 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut diuji

terlebih dahulu dengan uji validitas isi yang meliputi segi materi, konstruksi,

bahasa.

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut

diuji terlebih dahulu dengan uji validitas oleh ahli dan reliabilitas untuk

mengetahui kualitas item angket.

1) Uji Reliabilitas

Untuk mengukur reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pengukuran dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan

pengukuran kembali kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui tingkat

Page 72: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

reliabilitas suatu butir soal yang menghendaki gradualisasi penilaian digunakan

penilaian rumus alpha (digunakan untuk mencari realibilitas yang skornya bukan

1 atau 0) yaitu sebagai berikut :

rtt = α =

Keterangan :

rtt : koefisien realibilitas instrumen

N : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

ΣSi2 : jumlah kuadrat S tiap-tiap item

St2

: kuadrat dari S total keseluruhan item

St = 221 XXN

N

Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut :

0,91 ─ 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,71 ─ 0,90 : Tinggi (T)

0,41 ─ 0,70 : Cukup (C)

0,21 ─ 0,40 : Rendah (R)

>0,00 ─ 0,20 : Sangat Rendah (SR) (Syaifuddin Azwar, 2009: 87).

Ringkasan hasil uji reliabilitas instrumen penilaian aspek afektif setelah

dilakukan tryout dapat dilihat pada tabel 15 dan hasil selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 31.

Tabel 15. Ringkasan Hasil Tryout untuk Reliabilitas Soal pada Aspek Afektif

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Afektif 20 0,749 Tinggi

2

2

11

t

i

S

S

N

N

Page 73: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

c) Angket Motivasi Belajar Siswa

Angket motivasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi

siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil angket ini digunakan sebagai

salah satu sumber penentuan keaktifan siswa selain dari hasil observasi.

Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan dengan

memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Pemberian skor

untuk angket ini digunakan skala 1 sampai 5, untuk item yang mengarah jawaban

positif pemberian skornya yaitu: skor 5 untuk jawaban selalu, skor 4 untuk

jawaban sering, skor 3 untuk jawaban netral, skor 2 untuk jawaban jarang dan

skor 1 untuk jawaban tidak pernah. Untuk item yang mengarah negatif pemberian

skornya yaitu: skor 1 untuk jawaban selalu, skor 2 untuk jawaban sering, skor 3

untuk jawaban netral, skor 4 untuk jawaban jarang, dan skor 5 untul jawaban tidak

pernah.

Ringkasan hasil uji reliabilitas instrumen penilaian angket motivasi setelah

dilakukan tryout dapat dilihat pada tabel 16 dan hasil selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 33.

Tabel 16. Ringkasan Hasil Tryout untuk Reliabilitas Soal pada Angket Motivasi

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Keaktifan 20 0,794 Tinggi

d) Angket Kepuasan Siswa terhadap Pembelajaran

Angket ini berisi tentang tanggapan siswa terhadap metode dan media

belajar yang diterapkan di kelas. Dari angket balikan ini dapat digunakan sebagai

indikator keberhasilan terhadap proses belajar. Sehingga angket ini dapat

digunakan sebagai salah satu sumber penentuan kualitas hasil belajar. Angket ini

diisi siswa secara langsung setelah seluruh proses belajar selesai dilaksanakan di

dalam kelas.

Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan, siswa hanya dibenarkan

Page 74: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Pemberian

skor untuk angket ini digunakan skala 1 sampai 5, untuk item yang mengarah

jawaban positif pemberian skornya yaitu: skor 5 untuk jawaban sangat setuju, skor

4 untuk jawaban setuju,skor 3 untuk jawaban netral, skor 2 untuk jawaban tidak

setuju dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Untuk jawaban yang

mengarah negatif kebalikan dari jawaban positif.

Ringkasan hasil uji reliabilitas instrumen penilaian angket kepuasan

setelah dilakukan tryout dapat dilihat pada tabel 17 dan hasil selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 34.

Tabel 17. Ringkasan Hasil Tryout untuk Reliabilitas Soal pada Angket Kepuasan

Jenis Soal Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Keaktifan 20 0,764 Tinggi

e) Lembar Observasi Siswa dalam PBM

Lembar observasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar

disusun berdasarkan indikator yang dinilai dan diisi secara objektif pada saat

proses belajar mengajar berlangsung.

F. Analisis Data

Analisis dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai sejak awal

sampai berakhirnya pengumpulan data. Hal ini penting karena akan membantu

peneliti dalam mengembangkan penjelasan dari kejadian atau situasi yang

berlangsung di dalam kelas yang diteliti. Data-data dari hasil penelitian di

lapangan diolah dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Teknik analisis

kualitatif mengacu pada model analisis Miles dan Huberman (1995: 16-19) yang

dilakukan dalam tiga komponen yaitu 1) reduksi data, 2) penyajian data dan 3)

penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlanjut terus sesudah penelitian

Page 75: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

sampai laporan akhir lengkap tersusun. Reduksi data meliputi penyeleksian data

melalui ringkasan atau uraian singkat dan penggolongan data ke dalam pola yang

lebih luas sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi

data dilakukan pada hasil data wawancara yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal

ini peneliti melakukan wawancara kepada guru dan siswa tetapi dalam penelitian

ini yang digunakan hanya data wawancara yang didapat dari guru, data

wawancara dari siswa tidak digunakan.

Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang

merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai

dari perencanaan, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-

masing siklus. Penyajian data ini dilakukan hampir dari semua data yang

diperoleh saat penelitian berlangsung. Data tersebut meliputi, data wawancara dari

guru, hasil nilai siswa kelas X materi pokok stoikiometri, data tes kognitif, angket

aspek afektif, angket aspek motivasi, dan angket aspek kepuasan belajar siswa.

Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat

keteraturan dan penggolongan data. Data terkumpul disajikan secara sistematik

dan perlu diberi makna. Selanjutnya untuk mempermudah verifikasi dan analisis

data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan yang ada, diidentifikasi

secara khusus pada tiap-tiap siklus pembelajaran.

Adapun model analisis data yang digunakan adalah model interaktif yang

disajikan dalam gambar 8 di bawah ini:

Pengumpulan Data

Sajian DataReduksi Data

simpulan dan Verifikasi

Gambar 5. Skema Analisis Data (Miles dan Huberman, 1995: 20)

Page 76: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

G. Pemeriksaan Validitas Data

Data yang telah berhasil diperoleh, dikumpulkan, dan dicatat dalam

pelaksanaan tindakan harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara

pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat

untuk menggali data yang diperlukan bagi penelitiannya. Teknik yang diperlukan

untuk memeriksa validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

triangulasi yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di

luar data itu, yaitu observasi. Menurut Lexy J. Moleong dalam Sarwiji Suwandi

(2008: 69), triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang yang melakukan

pengawasan atau observan. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang digunakan

adalah triangulasi metode. Teknik triangulasi metode dilakukan dengan

mengumpulkan data tetap dengan mengumpulkan data yang berbeda-beda. Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data melalui teknik

observasi, wawancara, kajian dokumen atau arsip, angket, dan tes prestasi.

Adapun skema dari pemeriksaan validitas data yang digunakan dapat

dilihat dalam gambar berikut ini:

Data

Wawancara/ Arsip

Observasi

Tes/ Angket

Sumber Data

Gambar 6. Skema Pemeriksaan Validitas data (Lexy J. Moleong, 1995: 179)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini

mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam

Page 77: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Kasihani Kasbolah (2001: 63-65) yaitu berupa model spiral. Perencanaan Kemmis

menggunakan sistem spiral reflektif diri yang dimulai dengan rencana tindakan

(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:117), kegiatan ini disebut dengan satu siklus

kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-

tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan

pada sikus kedua dan seterusnya, sampai peneliti merasa puas.

Berikut pemaparan tentang hal-hal yang dilakukan dalam tiap-tiap langkah

tersebut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dapat dilakukan adalah:

a. Observasi untuk mendapatkan gambaran awal mengenai keadaan belajar

mengajar khususnya mata pelajaran kimia di SMA Negeri I Tawangsari;

b. Mengidentifikasi permasalahan dalam pelaksaan pembelajaran.

2. Tahap Perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

a. Menyusun serangkaian kegiatan yang berupa pelaksanaan tindakan yang

berupa penerapan pembelajaran kooperatif GI berbantuan media modul

elektronik pada materi pokok stoikiometri;

b. Menyusun instrumen penelitian meliputi lembar observasi PBM di kelas,

soal tes kognitif dan angket motivasi belajar maupun respon siswa

terhadap pembelajaran.

3. Tahap Perencanaan atau Tindakan (acting)

Tindakan yang dilakukan peneliti untuk memperbaiki masalah. Kegiatan

yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain:

a. Menyelenggarakan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa;

b. Melaksanakan PBM sesuai langkah-langkah yang telah disusun dalam

Rencana Pembelajaran;

c. Melakukan kegiatan pemantauan proses pembelajaran melalui observasi

langsung dan angket siswa;

d. Menyelenggarakan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa;

Page 78: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

e. Melakukan modifikasi berupa perbaikan atau penyempurnaan alternatif

tindakan apabila proses dan prestasi belajar masih kurang memuaskan.

4. Tahap Observasi dan Evaluasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses observasi adalah:

a. Pengumpulan data;

b. Sumber data;

c. Critical friend dalam penelitian;

d. Analisis data.

Adapun langkah-angkah yang dilakukan dalam observasi adalah sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan pengamatan baik oleh guru maupun peneliti sendiri;

b. Mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi;

c. Mendiskusikan dengan guru maupun dosen (sebagai critical friend)

terhadap hasil pengamatan setelah proses pembelajaran selesai;

d. Membuat kesimpulan hasil pengamatan

Sedangkan langkah-langkah evaluasi yang dilaksanakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan alat-alat evaluasi;

b. Melaksanakan evaluasi setelah proses pembelajaran selesai;

c. Melaksanakan analisis hasil evaluasi;

d. Kriteria keberhasilan tindakan.

5. Tahap Refleksi (reflecting)

Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang

terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Langkah-langkah dalam kegiatan

analisis dapat dilakukan sebagai berikut:

a. menganalisis tanggapan siswa pada lembar angket;

b. mencocokkan pengamatan oleh guru pada lembar monitoring. Apabila hasil

pengamatan ternyata siswa mengikuti pelajaran dengan antusias yaitu siswa

aktif, perhatian siswa tertuju pada pelaran, siswa merespon dan terjadi

komunikasi multi arah maka model pemnelajaran yang dilaksanakan

Page 79: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

dinyatakan menarik dan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa yang

ditandai dengan daya serap yang tinggi.

Berdasarkan hasil refleksi, penelitian mencoba untuk mengatasi

kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan.

Dari data hasil refleksi, baik keberhasilan maupun kegagalan dalam

pelaksanaan tindakan maka peneliti dengan guru mengadakan diskusi untuk

mengambil kesepakatan menentukan tindakan perbaikan berikutnya (siklus II)

dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru yang

bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta mengembangkan strategi

pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara

efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Adapun metode penelitian secara skematis dapat dilihat pada gambar

sebagai berikut.

Page 80: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Perencanaan

Tindakan 1

Observasi

dan Evaluasi

1

Belum

Terselesaikan

Perencanaan

Tindakan 1

Refleksi

1

Observasi

dan Evaluasi

1

Belum

Terselesaikan

Gambar 7. Skema Metode Penelitian

SIKLUS 1

SIKLUS II

Masalah

Refleksi II

Pelaksanaan

Tindakan 1

Pelaksanaan

Tindakan II Observasi dan

Evaluasi II

Perencanaan Tindakan

II

Terselesaikan

Belum Terselesaikan

Perencanaan

Tindakan 1

Refleksi

1

Observasi

dan Evaluasi

1

Belum

Terselesaikan

Terselesaikan

SIKLUS III

(tidak dilakukan dalam penelitian)

penelitian)

Page 81: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Berikut ini merupakan target indikator keberhasilan Siklus I yang

tertuang dalam tabel.

Tabel 18. Indikator Keberhasilan Siklus I

Aspek yang

dinilai

Cara Penilaian Target

Siklus I

Motivasi siswa

dalam proses

pembelajaran

Dihitung dari:

= x 100%

40 %

Motivasi

tinggi

Pemahaman

konsep

(aspek kognitif)

Dihitung dari:

= x 100%

40 %

Tuntas

Kepuasan siswa

dalam belajar

Dihitung dari:

= x 100%

40 %

Kepuasan

tinggi

Page 82: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

Tahap persiapan dari penelitian ini yaitu melakukan observasi ke sekolah.

Observasi yang dilakukan berupa wawancara dengan guru mata pelajaran,

observasi kelas, serta penyebaran angket kesulitan belajar. Dari hasil observasi

kelas pada tanggal 25 dan 26 Februari 2010, diketahui bahwa selama ini metode

yang digunakan guru masih berupa metode ceramah. Guru banyak memberikan

penjelasan dan pertanyaan kepada siswa. Siswa yang hanya mendengarkan

penjelasan dari guru menjadi bosan saat belajar di kelas. Hal ini mengakibatkan

siswa cenderung asyik dengan kegiatan yang lain seperti, ngobrol dengan teman

sebangkunya dan tidur-tiduran di meja. Keadaan yang tidak kondusif ini

menyebabkan konsentrasi siswa dalam memahami materi pelajaran menjadi

berkurang. Dampak selanjutnya yaitu menurunnya prestasi belajar siswa.

Keterlibatan dan penguasan konsep siswa dalam proses kegiatan belajar

mengajar dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan dari kualitas

pembelajaran. Keterlibatan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran akan

mampu menciptakan proses pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa,

dimana siswa tidak hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subjek dalam proses

pembelajaran. Keaktifan siswa ini selanjutnya mendukung keberhasilan siswa

dalam mencapai ketuntasan belajar, karena dengan terlibat aktif baik secara fisik,

emosional dan mental, siswa akan lebih mampu memahami materi yang sedang

dipelajari. Hal ini akan berdampak pada penguasaan konsep siswa yang

ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang mencapai nilai batas tuntas.

SMA Negeri 1 Tawangsari sudah mempunyai fasilitas belajar yang

tersedia cukup memadai. Setiap kelas telah tersedia LCD untuk menunjang

pembelajaran di kelas agar lebih menarik. Hanya saja untuk mata pelajaran kimia,

guru belum memanfaatkan fasilitas yang ada. Siswa hanya berpegang pada buku

paket dan LKS (Lembar Kerja Siswa) yang terkadang membuat siswa bosan

Page 83: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

karena tidak ada gambar bergeraknya. Siswa yang merasa bosan dengan buku

pegangannya, menjadi malas untuk mempelajarinya. Akibatnya, siswa menjadi

tidak paham materi pelajaran kimia.

Salah satu hal yang meresahkan guru yaitu prestasi belajar untuk mata

pelajaran kimia masih rendah. Dari data nilai ulangan harian materi Stoikiometri

pada tahun sebelumnya hanya sedikit siswa yang mampu mencapai KKM yaitu 13

% siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Mata pelajaran kimia dianggap

menjadi salah satu mata pelajaran yang sulit bagi siswa karena sifatnya yang

abstrak dan umumnya mereka baru mengenal kimia di sekolah menengah ini.

Untuk itulah diperlukan strategi pembelajaran yang baru untuk menumbuhkan

motivasi belajar terhadap mata pelajaran kimia.

Selama pembelajaran kimia di kelas X-B, guru merasakan bahwa motivasi

belajar siswa masih rendah. Siswa masih banyak yang tidak memperhatikan

sewaktu guru mengajar yang menandakan motivasi mereka masih rendah. Siswa

juga masih sedikit yang mengajukan pertanyaan saat pembelajaran yang

menandakan bahwa keingintahuan siswa masih rendah terhadap materi kimia.

Adapun data mengenai motivasi belajar siswa pada awal pembelajaran yang

diukur dengan angket dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:

Tabel 19. Motivasi Belajar Pra Siklus

Kriteria Motivasi Belajar

Sangat tinggi 27,78%

Tinggi 72,22%

Sedang 0%

Rendah 0%

Data tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak tertarik

mempelajari Stoikiometri. Ketidaktertarikan tersebut dapat disebabkan karena

siswa bosan dengan metode ceramah dari guru maupun karena materinya yang

mereka anggap sulit. Beberapa kondisi pembelajaran tersebut apabila tidak dicari

solusinya akan mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu,

dicoba suatu tindakan yang berupa pembelajaran dengan metode GI dan

menggunakan media modul elektronik. Dengan pembelajaran GI, diharapkan

Page 84: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

siswa dapat saling berdiskusi memecahkan masalah secara kelompok kecil

sehingga masing-masing siswa menjadi paham dengan materi yang diajarkan.

Sedangkan penggunaan modul elektronik sebagai media pembelajaran diharapkan

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mempelajari stoikimetri

sehingga motivasi belajar siswa dapat meningkat.

A. Deskripsi Hasil Siklus I

1. Tahap Perencanaan Tindakan I

Perencanaan tindakan pada siklus 1 meliputi penyusunan instrumen-

instrumen antara lain: penyusunan RPP yang didasarkan pada silabus pelajaran

kimia pokok bahasan stoikiometri, penyusunan penilaian kognitif, penyusunan

angket motivasi belajar, angket afektif siswa, angket kepuasan serta penyusunan

soal diskusi. Berdasarkan silabus yang diperoleh dari guru kimia, materi

stoikiometri mempunyai alokasi waktu 6 jam pelajaran. Oleh karena itu, peneliti

membuat satuan pembelajaran untuk siklus satu sebanyak 6 jam pelajaran.

Rencana pembelajaran disusun dengan penggunaan metode GI yang berbantuan

media modul elektronik.

Instrumen penilaian kognitif, angket motivasi, angket afektif dan angket

kepuasan sebelum digunakan perlu diuji validitasnya oleh beberapa ahli meliputi

ahli bahasa, ahli materi dan ahli konstruksi. Instrumen tersebut diujikan kepada

siswa yang pernah menerima materi stoikiometri. Dari 30 soal kognitif yang

diujikan, diperoleh 25 soal yang akan digunakan untuk tes penilaian kognitif pada

akhir siklus satu ini.

Pada perencanaan siklus I ini, peneliti meminta nilai ulangan tengah

semester siswa kelas X-B sebagai dasar pembagian kelompok. Jumlah siswa kelas

X-B sebanyak 36 orang. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang sehingga jumlah

kelompok sebanyak 7 kelompok.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan I

Pelaksanaan tindakan pada siklus I, yaitu serangkaian kegiatan belajar

mengajar dengan berpedoman pada syntak metode pembelajaran GI yang terdapat

pada Rencana Program Pembelajaran (RPP). Kegiatan pembelajaran diterapkan di

Page 85: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

kelas X-B SMA Negeri 1 Tawngsari tahun pelajaran 2010/2011. Pelaksanaan

tindakan pada siklus I dimulai pada tanggal 01November 2011.

Pada awal pelaksanaan siklus I, guru menjelaskan tentang sistem

pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu menggunakan metode GI. Guru juga

memberitahukan pembagian kelompok yang didasarkan heterogenitas nilai tengah

semester. Masing-masing anggota dalam kelompok bertanggung jawab terhadap

kemajuan kelompoknya dan yang utama yaitu dapat saling membantu dalam

berdiskusi memahami materi yang diajarkan sehingga pada akhirnya diharapkan

setiap anggota kelompok paham terhadap materi yang diajarkan.

Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 4 kali pertemuan dengan 2 kali

diskusi. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media modul elektronik,

yaitu media berbasis komputer yang berisi uraian materi pelajaran yang

dilengkapi dengan latihan soal. Dalam pembelajaran, guru melakukan presentasi

tentang materi pelajaran. Selanjutnya diadakan diskusi kelompok. Masing-masing

kelompok mendapat tugas yang berbeda untuk didiskusikan penyelesaiannya.

Setiap anggota kelompok saling membantu dalam memahami materi yang

didiskusikan. Setelah diskusi selesai, dilakukan pembahasan mengenai soal

diskusi. Siswa diperbolehkan mengerjakan di depan kelas untuk kemudian

ditanggapi oleh teman-temannya. Guru akan memberikan penjelasan tentang soal

diskusi tersebut untuk memantapkan jawaban dari siswa. Pelaksanaan siklus I ini

diakhiri dengan ujian siklus I untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah

menerima pembelajaran dengan metode GI.

3. Tahap Observasi Tindakan I

a. Kegiatan siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan selama proses pembelajaran

berlangsung. Pada awal pembelajaran, siswa masih belum terbiasa dengan metode

pembelajaran GI yang terlihat dari kebingungan beberapa siswa saat diadakan

diskusi kelompok. Pada diskusi yang pertama, hanya ada dua kelompok yang

semua anggotanya aktif. Belum ada pembagian tugas dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil diskusi mereka dimana hanya satu kelompok yang mampu

Page 86: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

menyelesaikannya. Pada diskusi yang berikutnya, siswa sudah mulai terbiasa dan

mengerti apa yang harus mereka kerjakan sehingga pengkondisian siswa tidak

memerlukan waktu yang banyak. Siswa sudah cukup aktif berdiskusi dalam

kelompoknya dan bersama-sama mengerjakan soal diskusi. Tujuan dari belajar

dalam kelompok kecil pun telah tercapai dimana siswa yang telah paham terhadap

materi mengajarkan kepada teman-temannya yang masih kurang mengerti

sehingga semua anggota kelompok dapat menguasai materi tersebut. Hasil

observasi terhadap kegiatan kelompok dapat dilihat pada tabel 20, 21, 22 dan 23

berikut ini.

Tabel 20. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I Siswa Berada Dalam

Tugas

No. Kelompok Siswa berada dalam tugas

Kriteria

1 2 3 4

1. I √ Cukup baik

2. II √ Baik

3. III √ Baik

4. IV √ Sangat baik

5. V √ Cukup baik

6. VI √ Sangat baik

7. VII √ Baik

Tabel 21. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I Dalam Memberikan

Kontribusi (bertanya, berpendapat, dan menanggapi)

No. Kelompok Memberikan kontribusi

Kriteria

1 2 3 4

1. I √ Kurang baik

2. II √ Cukup baik

3. III √ Cukup baik

4. IV √ Cukup baik

5. V √ Kurang baik

6. VI √ Cukup baik

7. VII √ Cukup baik

Page 87: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 22. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I Dalam Menghargai

Pendapat Teman

No. Kelompok Menghargai pendapat teman

Kriteria

1 2 3 4

1. I √ Baik

2. II √ Cukup baik

3. III √ Baik

4. IV √ Cukup baik

5. V √ Cukup baik

6. VI √ Baik

7. VII √ Sangat baik

Tabel 23. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus I

No. Kelompok Skor siswa dalam kelompok Jml

skor

Rerata Kriteria

Berada

dalam

tugas

Memberikan

kontribusi

Menghargai

pendapat

1. I 2 1 3 6 2 Cukup

baik

2. II 3 2 2 7 2,3 Cukup

baik

3. III 3 2 3 8 2,6 Baik

4. IV 4 2 2 8 2,6 Baik

5. V 2 1 2 5 1,6 Cukup

baik

6. VI 4 2 3 9 3 Baik

7. VII 3 2 4 9 3 baik

Jumlah siswa kelas X-B SMA Negeri 1 Tawangsari sebanyak 36 siswa

yang terdiri dari 11 siswa putra dan 24 siswa putri. Dari segi kehadiran siswa di

kelas, dari pertemuan pertama hingga terakhir siswa hadir semua. Dalam hal

kedisiplinan khususnya ketepatan siswa masuk kelas, masih ada siswa yang

kurang disiplin dikarenakan jam pelajaran kimia dimulai setelah jam istirahat.

Masih ada siswa yang tidak membawa buku pegangan kimia dengan alasan malas

membawa karena berat. Pada proses pembelajaran, masih ada siswa yang tidak

memperhatikan penjelasan guru.

Page 88: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Dalam hal pengerjaan tugas dari guru, siswa kelas X-B SMA Negeri 1

Tawangsari dapat dikategorikan sebagai siswa yang cukup baik. Hal ini dapat

dilihat dari kegiatan siswa saat berada dalam tugas. Selain itu, siswa tidak

membagi konsentrasinya saat pelajaran kimia dengan pelajaran yang lain.

Motivasi belajar siswa meningkat pada setiap pertemuan yang dapat dilihat dari

jumlah siswa saat berkontribusi dalam pembelajaran.

1) Motivasi Belajar Siswa

Salah satu indikator dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar merupakan dorongan untuk belajar yang ada dalam diri siswa.

Oleh karena motivasi ada dalam diri siswa, maka hal tersebut sangatlah sulit untuk

dilihat. Pengukuran motivasi berprestasi dapat dilakukan dengan angket motivasi

belajari. Salah satu indikator pada angket motivasi belajar yaitu menyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya. Pada tabel 32 dapat terlihat bahwa siswa kelas X-B

dapat menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan sebaik-baiknya. Hal

ini dapat menjadi salah satu indikator bahwa motivasi berlajar siswa kelas X-B

tinggi.

Adapun data-data mengenai motivasi berprestasi siswa pada siklus I dapat

dilihat pada tabel 24 berikut:

Tabel 24. Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I

Aspek yang

dinilai

Kriteria Jumlah siswa Persentase (%)

Motivasi Belajar Tinggi 17 47,22

Sedang 1 2,77

Rendah 18 50

Di bawah ini dapat dilihat diagram batang untuk motivasi berprestasi

siswa yang diukur dengan angket motivasi belajar.

Page 89: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Gambar 8. Diagram Batang Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I

2) Ketuntasan Belajar Siswa

Ketuntasan belajar siswa dalam mengikuti pelajaran kimia merupakan

salah satu faktor yang menentukan penelitian ini berhasil. Pada siklus I siswa

yang mencapai ketuntasan hanya 38,8889 %. Persentase ini belum melampaui

target yang ditentukan sebelumnya yaitu 40 %. Maka dari itu perlu dilakukan

tindakan pada siklus II untuk mencapai target yang diharapkan. Hal ini dapat

disebabkan kurangnya motivasi siswa dalam diskusi kelompok sehingga siswa

menjadi kurang paham terhadap materi yang diajarkan. Dalam hal ini batas

minimum ketuntasan di SMA Negeri 1 Tawangsari untuk pelajaran kimia yaitu

63.

Adapun data–data mengenai ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat

dilihat pada tabel 25 berikut :

Tabel 25. Aspek Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

Aspek Yang

Dinilai

Siswa Yang

Tuntas

Jumlah Siswa Persentase (%)

Ketuntasan

Belajar

14 36 38,8889%

Di bawah ini dapat dilihat diagram batang ketuntasan belajar siswa pada

siklus I:

Gambar 9. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I

Page 90: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

3) Kepuasan Siswa terhadap Pembelajaran

Data pendukung dalam penelitian ini adalah hasil pengisian angket

kepuasan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan selama siklus I baik

mengenai metode maupun media yang digunakan. Tingkat kepuasan siswa dapat

dilihat berdasarkan persentase hasil pengisisan angket kepuasan yang diisi oleh

siswa setelah proses pembelajaran pada siklus I berakhir. Pada siklus I diperoleh

data kepuasan seperti tabel:

Tabel 26. Aspek Kepuasan Belajar Siswa pada Siklus I

Aspek yang di

nilai

Kriteria Jumlah siswa Persentase (%)

Kepuasan Belajar

Siswa

Puas 19 52,78

Sedang 3 8,33

Rendah 14 38,89

Di bawah ini dapat dilihat diagram batang kepuasan belajar siswa pada

siklus I:

4) Penilaian Aspek Afektif

Selain penilaian kognitif, juga dilakukan penilaian afektif siswa untuk

memberikan informasi kepada guru tentang sikap siswa. Penilaian afektif

diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa dan observasi perilaku siswa dalam

pembelajaran materi pokok hidrokarbon. Dari hasil analisis angket yang diisi oleh

siswa kelas XB seperti pada tabel berikut:

Gambar 10. Diagram Batang Kepuasan Belajar Siswa pada Siklus I

Page 91: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 37. Aspak Afektif Siswa pada Siklus I

Aspek yang dinilai Kriteria Jumlah Siswa Persentase (%)

Penilaian Afektif Siswa Baik 18 50

Sedang 2 5,55

Rendah 16 44,44

Gambar 11. Diagram Batang Aspek Afektif Siswa pada Siklus I

Nilai afektif siswa dan perilaku siswa dalam pembelajaran dapat dilihat pada

lampiran 37. Secara umum untuk hasil penilaian aspek afektif pada siswa kelas

X.B SMA Negeri I Tawangsari sudah baik.

4. Tahap Refleksi Tindakan I

Pembelajaran pada tindakan I dilaksanakan agar siswa menguasai materi

pokok stoikiometri. Pada siklus I, beberapa hal yang masih kurang diantaranya

siswa masih kurang termotivasi dalam diskusi kelompok dan siswa masih enggan

mengajukan pertanyaan. Kurang aktifnya siswa disebabkan karena siswa masih

perlu beradaptasi dengan anggota kelompoknya. Selain itu, terdapat faktor internal

dari diri siswa dimana siswa merasa kurang nyaman dengan teman satu kelompok

sehingga menjadi malas untuk berdiskusi.

Setelah pelaksanaan tindakan I selesai dilaksanakan, diadakan tes siklus I

untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pokok stoikiometri.

Hasil belajar siswa melalui tes siklus I dapat disajikan pada lampiran. Adapun

Page 92: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

rincian hasil tes dari masing – masing indikator kompetensi pada siklus I dapat

dilihat pada tabel 28 berikut ini :

Tabel 28. Hasil Tes Siklus I Materi Pokok Stoikiometri Siswa Kelas X-B SMA

Negeri 1 Tawangsari

No Indikator Kompetensi Nomor

Soal

Persentase Ketercapaian (%)

Setiap

Soal

Setiap Indikator

kompetensi

1. Mendefinisikan pengertian

mol

1

2

55,56

66,67

61,1

2. Menentukan hubungan jumlah

mol dengan jumlah partikel

3

4

5

91,67

83,33

52,78

75,9

3. Menentukan hubungan jumlah

mol

6

7

91,67

86,11

88,9

4. Menentukan hubungan jumlah

mol dengan volume

8 86,11 86,11

5. Menentukan hubungan jumlah

mol, jumlah partikel, massa

dan volume zat

9

10

11

12

13

91,67

75

47,22

86,11

44,44

68,8

6. Menentukan rumus molekul,

rumus empiris, dan air kristal

14

15

16

17

18

22,22

27,78

44,44

41,67

86,11

44,4

7. Menentukan kadar unsur

dalam senyawa

19

20

21

22

30,56

83,33

86,11

72,22

68

8. Menentukan pereaksi

pembatas dalam suatu reaksi

23

24

25

19,44

69,44

44,44

44,4

Rata-rata 63,44 67,2

Berdasarkan analisis hasil tes kognitif pada siklus I terlihat bahwa

persentase indikator kompetensi yang telah mencapai batas tuntas adalah 62,50%.

Indikator kompetensi dinyatakan tuntas apabila persentase ketercapaiannya sama

Page 93: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

dengan atau lebih dari 63% (SKBM= 63) sebanyak lima indikator yaitu pada

indikator dua, tiga, empat, lima dan indikator tujuh. Untuk 3 indikator yang lain

belum mencapai batas tuntas. Indikator yang belum mencapai batas tuntas yaitu

mendefinisikan pengertian mol, menentukan rumus molekul, rumus empiris, dan

air kristal, dan menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. Sedangkan,

persentase rata-rata ketercapaian setiap soal adalah 63,4% dan persentase rata-rata

ketercapaian setiap indikator kompetensi adalah 67,2%. Data hasil dari tes siklus

1 dapat dilihat pada Gambar 11 sebagai berikut.

Gambar 12. Grafik Hasil Belajar Siklus I

Berdasarkan analisis tes siklus I materi pokok stoikiometri kelas X-B pada

lampiran 31 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan kelas sebesar 38,8 % atau

sebanyak 14 siswa yang mencapai ketuntasan dari 36 siswa yang mengikuti tes

siklus I. Dimana standar ketuntasan batas minimal (SKBM) dengan nilai 63 dari

persentase ketuntasan kelas tersebut, menunjukkan bahwa hasil belajar dari

penilaian aspek kognitif belum memenuhi 40% tuntas secara klasikal dari target

yang ditetapkan pada siklus I. Sedangkan ketercapaian target keberhasilan tiga

aspek yang dinilai dari kegiatan pembelajaran selama siklus I dirangkum pada

tabel 29.

Tabel 29. Ketercapaian Target Keberhasilan Siklus I

No. Aspek yang Dinilai Target Siklus I Kriteria

Keberhasilan Keberhasilan Ketercapaian

1. Motivasi siswa dalam

proses pembelajaran

40% 47,22% Belum

Berhasil

2. Prestasi belajar kognitif 40% 38,88% Belum

berhasil

3. Kepuasan belajar 40% 52,78% Berhasil

Page 94: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa dua aspek yang dinilai selama

pembelajaran siklus I yaitu motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dan

kepuasan belajar telah memenuhi target. Namun untuk aspek kognitif masih

belum mencapai target. Dari tabel 29, dapat digambarkan diagram batang

ketercapaian target keberhasilan yang disajikan pada gambar 13.

Gambar 13. Diagram Batang Ketercapaian Target Keberhasilan Siklus I

Keterangan:

KM : Motivasi Belajar Siswa

KT : Ketuntasan Belajar

KP : Kepuasan Belajar

Dalam tindakan pada siklus I masih banyak ditemukan kekurangan-

kekurangan pada kegiatan pembelajaran di antaranya :

1) Bagi Guru

a) Guru masih kurang memotivasi siswa untuk bekerjasama dalam diskusi

kelompok.

b) Guru masih kurang dalam hal memberikan penghargaan kelompok.

2) Bagi Siswa

a) Hasil belajar siswa dari segi tes kognitif belum mencapai target ketuntasan

yang diharapkan.

Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I, masih perlu dilakukan

perbaikan pembelajaran yaitu dengan melanjutkan ke tindakan II supaya target

dari aspek kognitif dapat terpenuhi sehingga kompetensi pembelajaran dapat

tercapai dengan baik. Selain mengupayakan untuk meningkatkan hasil belajar,

juga diupayakan untuk mempertahankan peningkatan proses belajar yang telah

Page 95: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

tercapai dan diupayakan adanya peningkatan yang lebih tinggi dari target yang

sudah dicapai di siklus I.

C. Deskripsi Hasil Siklus II

1. Tahap Perencanaan Tindakan II

Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I maka dilakukan perencanaan untuk

pelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada siklus II ini materi yang diberikan

adalah indikator yang belum tuntas pada siklus I. Tindakan pada siklus II lebih

difokuskan untuk penyempurnaan dan perbaikan terhadap kendala – kendala yang

terdapat pada siklus I. Adapun kendala yang ada pada siklus I antara lain, masih

belum tercapainya aspek kognitif. Adapun tindakan yang dimaksud adalah

sebagai berikut: Pertama, siswa mengoperasikan modul elektronik bersama

kelompok dilengkapi dengan modul cetak yang berisi materi-materi stoikiometri.

Guru menegaskan bahwa maksud diadakannya diskusi kelompok adalah agar

siswa saling membantu jika ada kesulitan. Dengan demikian diharapkan semua

anggota dalam kelompok menjadi lebih aktif. Selain itu, guru juga mendorong

siswa agar tidak malu untuk bertanya jika ada materi pelajaran yang belum jelas.

Pada siklus II peneliti juga membuat modul cetak dan soal-soal latihan yang

ditekankan pada indikator kompetensi yang belum tuntas.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 25

November 2010 dan terdiri dari dua kali pertemuan. Pada proses pembelajaran

guru menekankan konsep – konsep pokok yang belum dipahami siswa dengan

hasil analisis dari refleksi pada tindakan I. Pada siklus II, masing-masing

kelompok mendengarkan penjelasan guru dengan mengoperasikan modul

elektronik yang dilengkapi dengan modul cetak sendiri. Guru menjelaskan tentang

konsep mol, rumus molekul dan empiris, dan pereaksi pembatas. Setelah itu,

diadakan diskusi kelompok. Guru menekankan kepada siswa agar lebih aktif

berdiskusi serta menanyakan hal-hal yang belum dipahami. Pembelajaran diakhiri

dengan tes evaluasi.

Page 96: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

3. Tahap Observasi Tindakan II

a. Kegiatan siswa

Jumlah siswa kelas X-B SMA Negeri 1 Tawangsari adalah 36 orang. Pada

pembelajaran siklus II, siswa terlihat lebih termotivasi dan antusias. Mereka

mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh dan langsung bertanya

jika ada hal yang belum jelas. Dalam diskusi, mereka semakin aktif bekerja sama.

Bagi beberapa siswa yang merasa malu bertanya saat guru menjelaskan di depan

kelas, mereka memanfaatkan kegiatan diskusi tersebut untuk bertanya kepada

teman kelompoknya yang sudah paham maupun bertanya kepada guru saat guru

berkeliling memantau tiap kelompok.

Untuk ringkasan hasil observasi siklus II secara keseluruhan dapat dilihat

pada Lampiran 48. Untuk simpulan hasil observasi tindakan pada siklus II dapat

dilihat pada tabel 30 di bawah ini :

Tabel 30. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II Siswa Berada

Dalam Tugas

No. Kelompok Siswa berada dalam tugas

Kriteria

1 2 3 4

1. I √ Baik

2. II √ Baik

3. III √ Sangat baik

4. IV √ Baik

5. V √ Baik

6. VI √ Baik

7. VII √ Sangat baik

Tabel 31. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II Dalam Memberikan

Kontribusi (bertanya, berpendapat, dan menanggapi)

No. Kelompok Memberikan kontribusi

Kriteria

1 2 3 4

1. I √ Sangat baik

2. II √ Cukup baik

3. III √ Sangat baik

4. IV √ Baik

5. V √ Baik

6. VI √ Cukup baik

7. VII √ Sangat baik

Page 97: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel 32. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II Dalam Menghargai

Pendapat Teman

No. Kelompok Menghargai pendapat teman Kriteria

1 2 3 4

1. I √ Baik

2. II √ Baik

3. III √ Sangat baik

4. IV √ Sangat baik

5. V √ Sangat baik

6. VI √ Baik

7. VII √ Sangat baik

Tabel 33. Hasil Observasi Kegiatan Kelompok pada Siklus II

No Kelompok Skor siswa dalam kelompok Jml

skor

Rerata Kriteria

Berada

dalam

tugas

Memberikan

kontribusi

Menghargai

pendapat

1. I 3 4 3 10 3,3 Baik

2. II 3 3 3 9 3 Baik

3. III 4 4 4 12 4 Sangat

baik

4. IV 3 3 4 10 3,3 Baik

5. V 3 3 4 10 3,3 Baik

6. VI 3 2 3 8 2,6 Cukup

baik

7. VII 4 4 4 12 4 Sangat

baik

1) Motivasi Belajar Siswa

Pada siklus II motivasi berprestasi siswa mengalami peningkatan yang

cukup baik. Pada siklus I, siswa yang memiliki motivasi sangat tinggi sebanyak

30,55% dan meningkat menjadi 50% pada siklus II. Hasil pengamatan pada siklus

II dapat dilihat pada tabel 34 di bawah ini:

Tabel 34. Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II

Aspek yang

dinilai

Kriteria Jumlah siswa Persentase (%)

Motivasi Belajar Tinggi 13 68,42

Sedang 1 5,26

Page 98: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Rendah 5 26,31

Di bawah ini dapat dilihat diagram batang untuk motivasi berprestasi

siswa yang diukur dengan angket motivasi berprestasi.

Gambar 14. Diagram Batang Motivasi Belajar Siklus II

2) Ketuntasan Belajar Siswa

Berdasarkan hasil tes kognitif pada siklus I didapatkan persentase

ketuntasan siswa sebesar 38,88% di mana ini masih belim mencapai target.

Karena selisih persentase ketuntasan dengan target hanya sedikit maka peneliti

berani menaikkan persentase ketuntasan pada siklus II menjadi 60%. Dari hasil

tes kognitif siklus II diperoleh persentase ketuntasan belajar 80,55%. Jika dilihat

dari hasil tes kognitif pada siklus I terjadi peningkatan ketuntasan bahkan sudah

melampaui target yaitu 60%. Hasil analisis tes kognitif siklus II dapat dilihat pada

lampiran 36. Sedangkan, aspek ketuntasan belajar siswa pada siklus II terangkum

pada tabel 35.

Tabel 35. Aspek Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II

Aspek yang

Dinilai

Kategori Jumlah Siswa Persentase (%)

Ketuntasan

Belajar

Tuntas 18 81,82

Tidak Tuntas 4 18,18

Di bawah ini dapat dilihat diagram batang untuk aspek ketuntasan belajar

siswa pada siklus II.

Page 99: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Gambar 15. Diagram Batang Aspek Ketuntasan Siswa Siklus II

3) Kepuasan Siswa terhadap Proses Pembelajaran

Angket kepuasan siswa bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan

siswa terhadap metode dan media yang diterapkan selama proses pembelajaran.

Tingkat kepuasan siswa dapat dilihat berdasarkan persentase hasil pengisisan

angket kepuasaan yang diisi oleh siswa setelah proses pembelajaran pada siklus II

berakhir. Pada siklus II ini dapat dilihat rata-rata persentase kepuasaan siswa

tehadap metode dan media yang diterapkan adalah 74,41%. Siswa merasa senang

dengan penerapan pembelajaran GI berbantuan modul elektronik pada pokok

bahasan materi yang dipelajari.

Berdasarkan hasil rata-rata persentase angket kepuasan, diketahui bahwa

ada kenaikan kepuasan siswa terhadap pembelajaran walaupun tidak signifikan.

Kenaikan kepuasan siswa terhadap pembelajaran adalah 4,05%.

Berdasarkan analisis angket kepuasan maka dapat dikategorikan siswa

yang mendapat nilai A (puas), B (sedang), C (tidak puas), berturut turut adalah

sebagai berikut: persentase siswa yang mendapat nilai A sebanyak 70,59% yang

sebelumnya di siklus I sebanyak 52,78%; B sebanyak 5,88% yang sebelumnya

sebanyak 8,33%; C sebanyak 23,53% yang sebelumnya 38,89%. Peningkaan

capaian persentase kepuasan siswa disajikan dalam gambar 14.

Page 100: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Gambar 16. Diagram Batang Peningkatan Kepuasan Siswa terhadap Pembelajaran

Di bawah ini dapat dilihat diagram batang aspek kepuasan belajar siswa

pada proses belajar dalam sistem pembelajaran:

Gambar 17. Diagram Batang Aspek Kepuasan Belajar Siswa pada Siklus II

4) Penilaian Afektif

Hasil penilaian afektif pada pembelajaran materi pokok stoikiometri

menunjukkan peningkatan yang tidak signifikan yaitu 16,67%. Dari hasil analisis

angket yang diisi oleh siswa kelas X.B, persentase siswa yang mendapatkan nilai

A sebanyak 66,67%; nilai B sebanyak 11,11% ; nilai C sebanyak 22,22%.

Persentase ketercapaian penilaian afektif siswa kelas X.B disajikan pada gambar

18.

Page 101: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar 18. Diagram Batang Penilaian Aspek Afektif Siswa dalam Siklus II

Peningkatan afektif siswa dan perilaku siswa dalam pembelajaran dapat

dilihat pada lampiran 38. Secara umum untuk hasil penilaian aspek afektif pada

siswa kelas X.B SMA negeri 1 Tawangsari dapat dinyatakan baik karena rata-rata

skor afektif siswa sebesar 72,33% dan setelah dikonversikan dengan pedoman

penskoran, maka keaktifan siswa selama proses pembelajaran dikategorikan baik.

Nilai rata-rata aspek afektif siswa adalah 72,33. Peningkatan persentase jumlah

siswa berkategori sangat baik, baik, sedang dan tidak baik setelah tindakan pada

siklus I dan siklus II disajikan pada gambar 19.

Gambar 19. Diagram Batang Peningkatan Aspek Afektif Siswa

Secara umum untuk hasil penilaian aspek afektif pada siswa kelas X.B SMA

Negeri I Tawangsari sudah cukup baik.

Berdasarkan target keberhasilan pada siklus II, maka target keberhasilan

dari kegiatan pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 102: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 36. Target Keberhasilan Siklus II

No Aspek yang Dinilai Target Siklus II Kriteria

Keberhasilan Keberhasilan Ketercapaian

1 Motivasi belajar siswa 60% 66,67% Berhasil

2 Prestasi belajar kognitif 60% 80,55% Berhasil

3 Kepuasan belajar 60% 70,59% Berhasil

b. Kegiatan guru

Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran, kegiatan guru pada

siklus II terlihat mengalami peningkatan. Guru lebih banyak memberikan

bimbingan kepada siswa yang belum memahami materi.

4. Tahap Refleksi Tindakan II

Pembelajaran dengan penerapan metode GI berbantuan media modul

elektronik pada tindakan II diperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan tindakan

I. Berdasarkan tes siklus II pada tanggal 2 Desember 2010 diperoleh hasil tes

siklus II dapat disajikan pada tabel 37 berikut ini :

Tabel 37. Hasil Tes Siklus II Materi Pokok Stoikiometri Siswa Kelas X-B SMA

Negeri 1 Tawangsari

No Indikator Kompetensi Nomor

Soal

Persentase Ketercapaian (%)

Setiap

Soal

Setiap Indikator

kompetensi

1. Mendefinisikan pengertian

mol

1

2

58,33

91,67

75

2. Menentukan hubungan jumlah

mol dengan jumlah partikel

3

4

5

97,22

52,78

94,44

81,4

3. Menentukan hubungan jumlah

mol

6

7

88,89

97,22

93

4. Menentukan hubungan jumlah

mol dengan volume

8 75 75

5. Menentukan hubungan jumlah

mol, jumlah partikel, massa

dan volume zat

9

10

11

12

13

75

91,67

91,67

91,67

94,44

88,9

Page 103: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

6. Menentukan rumus molekul,

rumus empiris, dan air kristal

14

15

16

17

18

30,56

77,78

80,56

86,11

36,11

62,2

7. Menentukan kadar unsur

dalam senyawa

19

20

21

22

83,33

38,89

36,11

41,67

50

8. Menentukan pereaksi

pembatas dalam suatu reaksi

23

24

25

80,56

77,78

69,44

73,9

Rata-rata 73,5 74,9

Jika dibandingkan dengan tindakan I, maka kemampuan siswa dalam

penguasaan konsep materi pokok stoikiometri mengalami peningkatan yang

sangat baik. Hal ini terlihat dari rata – rata persentase ketercapaian setiap soal

sebesar 73,5%, sedangkan rata-rata persentase ketercapaian setiap indikator

kompetensi adalah 74,9%. Dari data di atas dapat diketahui bahwa semua

indikator kompetensi telah mencapai persentase ketercapaian 75 %. Artinya

hampir semua indikator kompetensi telah mencapai batas ketuntasan. Adapun

secara grafik ketercapaian hasil belajar pada siklus 2 tiap indikator kompetensi

dapat dilihat pada gambar 20 berikut:

Gambar 20. Grafik Hasil Belajar Siklus II

Page 104: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Dari hasil tes siklus II, pembelajaran dapat dikatakan cukup berhasil

secara klasikal karena siswa yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 29

siswa atau sebesar 80,55 % dari 36 siswa yang mengikuti tes siklus II.

Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas pada tes siklus II sebanyak 7 siswa.

Jadi, secara klasikal pembelajaran pada siklus II sudah mencapai target

ketuntasan yang telah direncanakan. Pembelajaran yang direncanakan hanya

dibatasi sampai siklus II maka pembelajaran dihentikan pada siklus II.

Berdasarkan hasil dari tes siklus I dan siklus II dapat digambarkan dalam

histogram peningkatan ketercapaian tiap indikator kompetensi pada siklus I dan

siklus II sebagai berikut:

Gambar 21. Histogram Distribusi Hasil Belajar Pada Siklus I dan Siklus II

Dari gambar 16 di atas dapat terlihat bahwa dari delapan indikator

kompetensi, enam diantaranya mengalami peningkatan persentase ketercapaian.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya perkembangan yang cukup baik mengenai

kemampuan siswa pada penguasaan materi pokok stoikiometri. Peningkatan juga

terjadi pada prestasi belajar siswa aspek kognitif, nilai rata-rata kelas sebesar 63,4

pada siklus I menjadi 73,55 pada siklus II. Dari kondisi ini dapat disimpulkan

bahwa nilai rata-rata prestasi belajar siswa aspek kognitif dan ketuntasan belajar

pada siklus II meningkat bila dibandingkan dengan siklus I. Bila dibandingkan

dengan siklus I yang masih ada beberapa indikator soal yang belum dicapai

dengan maksimal namun pada siklus II ini sebagian besar siswa dapat

mengerjakan semua indikator soal dengan baik.

Page 105: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Pada aspek motivasi belajar, pada siklus II terjadi peningkatan untuk siswa

yang motivasinya sangat tinggi. Data motivasi berprestasi siswa pada siklus I dan

II dapat dilihat pada tabel 38 di bawah ini:

Tabel 38. Motivasi Belajar Siswa Kelas X-B SMA Negeri 1 Tawangsari pada

Siklus I dan Siklus II

Kriteria

Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa Prosentase(%)

Jumlah

Siswa Prosentase(%)

Tinggi 17 47,22 13 68,42

Sedang 1 2,77 1 5,26

Rendah 18 50 5 26,31

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memiliki

motivasi berprestasi sangat tinggi meningkat sebesar 19,45%. Dapat terlihat pula

saat diskusi kelompok siswa terlihat lebih aktif yang menandakan motivasi belajar

yang cukup tinggi dari siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa dibarengi pula

dengan peningkatan kepuasan belajar siswa. Data mengenai kepuasan belajar

siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel 39 di bawah ini:

Tabel 39. Kepuasan Belajar Siswa Kelas X-B SMA Negeri 1 Tawangsari pada

Siklus I dan Siklus II

Kriteria

Siklus I Siklus II

Jumlah

Siswa Prosentase(%)

Jumlah

Siswa Prosentase(%)

Puas 19 52,78 12 70,59

Sedang 3 8,33 1 5,88

Rendah 14 38,89 4 23,53

Berdasarkan tabel di atas, rasa ingin tahu siswa meningkat pada siklus II.

Jika pada siklus I kepuasan belajar siswa yang rendah ada 3 orang, maka pada

siklus IItidak ada kepuasan belajar siswa yang rendah.

Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada siklus II,

maka target keberhasilan dari kegiatan pembelajaran pada siklus II diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 40. Target Keberhasilan Siklus II

Page 106: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

No. Aspek yang Dinilai Siklus II Kriteria

Keberhasilan Target Ketercapaian

1. Motivasi belajar siswa 60% motivasi

siswa sangat

tinggi

68,89 Berhasil

2. Ketuntasan belajar 60 % tuntas 81,82% Berhasil

3. Kepuasan belajar 60% puas 70,59% Berhasil

Data tersebut dapat digambarkan dengan histogram sebagai berikut:

Gambar 22. Histogram Ketercapaian Hasil Siklus II

Hasil refleksi dari siklus II dapat dilihat pada tabel 41 berikut:

Tabel 41. Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus II

No. Aspek

Penilaian Siklus I Siklus II Refleksi

1. Motivasi

belajar

siswa

47,22%

motivasi

tinggi

68,42 %

Motivasi

tinggi

Motivasi belajar

siswa meningkat.

2. Ketuntasan

belajar

38,89%

tuntas

81,82 %

tuntas

Ketuntasan

belajar siswa

meningkat.

3. Kepuasan

belajar

52,78% siswa

puas

70,59% siswa

puas

Kepuasan belajar

siswa meningkat

Berikut gambar histogram refleksi hasil pelaksanaan siklus II:

Page 107: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Gambar 23. Histogram Refleksi Hasil Pelaksanaan Siklus I dan II

D. Pembahasan

Berdasarkan observasi awal dengan guru kimia di SMA Negeri 1

Tawangsari, terdapat permasalahan yang dirasakan guru dalam proses

pembelajaran khususnya pada kelas X-B. Guru merasakan bahwa motivasi siswa

masih kurang yang dapat dilihat dari semangat siswa dalam pembelajaran kimia

yang masih rendah. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka tidak menyukai

pelajaran ilmu pengetahuan alam dan hendak mengambil jurusan ilmu

pengetahuan sosial sehingga mereka merasa tidak perlu terlalu serius dalam

pembelajaran kimia. Siswa yang lain menyatakan bahwa mereka bosan dengan

metode ceramah. Hal ini berdampak pada nilai ulangan harian serta nilai ujian

mid semester kelas X-B yang masih rendah. Dengan KKM (Kriteria Ketuntasan

Mata Pelajaran) untuk kimia yaitu 63, hanya 13% siswa yang mencapai batas

tuntas bahkan terkadang kurang dari itu.

Permasalahan tersebut perlu segera dicari solusinya. Salah satu cara yang

dapat digunakan sebagai solusi yaitu penggunaan metode pembelajaran selain

ceramah serta pemanfaatan media pembelajaran yang tersedia. SMA Negeri 1

Tawangsari merupakan sekolah yang sudah mempunyai fasilitas pembelajaran

yang tersedia cukup memadai. Tidak hanya tersedia laboratorium sebagai tempat

praktikum, tetapi juga tersedia media elektronik di setiap kelas yang dapat

Page 108: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

dimanfaatkan guru untuk menjadikan pembelajaran lebih menarik. Untuk mata

pelajaran kimia, guru belum sepenuhnya memanfaatkan media yang ada. Guru

masih mengandalkan metode ceramah serta buku paket sebagai pegangan siswa.

Dari permasalahan yang ada, dilakukan suatu tindakan untuk memperbaiki

pembelajaran kimia, yaitu dengan penerapan metode pembelajaran GI serta

penggunaan media modul elektronik. Metode GI merupakan metode pembelajaran

dengan kelompok kecil yang heterogen. Dengan metode GI diharapkan adanya

kerja sama siswa dalam mengerjakan soal diskusi serta memahami materi yang

diajarkan. Siswa yang merasa malu untuk bertanya kepada guru, dapat bertanya

pada teman kelompoknya yang lebih pandai sehingga semua siswa memahami

materi. Sedangkan penggunaan media modul elektronik diharapkan mampu

menarik perhatian siswa dalam mempelajari kimia. Beberapa siswa menyatakan

bahwa mereka bosan membaca buku kimia yang banyak tulisannya dan merasa

senang belajar dengan modul elektonik karena ada animasinya.

Tindakan yang dilakukan pada kelas X-B SMA Negeri 1 Tawangsari

terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam waktu 6x45 menit, dan diakhiri

dengan adanya tes siklus I serta pengisian angket motivasi berprestasi dan rasa

ingin tahu siswa. Siklus II dilaksanakan dalam waktu 3x45 menit, dan diakhiri

dengan adanya tes siklus II serta pengisisan angket motivasi belajar dan kepuasan

belajar siswa.

Pada awal pembelajaran, diadakan pembentukkan kelompok dimana

masing-masing kelompok terdiri dari lima siswa secara heterogen. Dasar

pembagian kelompok yaitu nilai ulangan mid semester. Selain pembentukkan

kelompok, guru juga menerangkan tentang metode pembelajaran yang akan

digunakan pada materi hidrokarbon. Guru menekankan agar siswa aktif berdiskusi

dalam kelompok sehingga mampu menguasai materi pelajaran.

Pada proses pembelajaran, guru melakukan presentasi kelas mengenai

materi stoikiometri yang dilanjutkan dengan diskusi kelompok. Masing-masing

siswa bertanggung jawab terhadap kemajuan kelompoknya dengan cara saling

kerja sama dalam berdiskusi dan memberikan hasil yang memuaskan dalam tes

siklus. Pada akhir pembelajaran siklus I, diadakan tes siklus I serta pengisian

Page 109: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

angket motivasi belajar dan kepuasan belajar. Dari hasil tes siklus I, siswa yang

mencapai batas ketuntasan sebesar 38,88%. Jumlah ini masih kurang dari target

awal yaitu sebesar 40%. Untuk aspek motivasi belajar, 47,22% siswa memiliki

motivasi belajar tinggi, 2,77% siswa memiliki motivasi belajar sedang, dan 50%

siswa memiliki motivasi berprestasi rendah. Sedangkan untuk aspek kepuasan

belajar, 52,78% siswa puas; 8,33% siswa sedang; dan 38,89% siswa memiliki

kepuasan belajar rendah.

Dari hasil siklus I, masih diperlukan tindakan lebih lanjut untuk

memperbaiki pembelajaran agar ketuntasan siswa dapat memenuhi target yang

diharapkan. Oleh karena itu dilakukan serangkaian perencanaan untuk siklus II.

Pada siklus II, masing-masing kelompok mempelajari media modul elektronik

dilengkapi modul cetak. Dengan begitu, diharapkan siswa semakin memahami

terhadap materi yang diajarkan.

Pada proses pembelajaran siklus II, guru mengingatkan siswa untuk lebih

aktif berdiskusi dan bertanya jika ada materi yang belum dimengerti. Guru juga

memberikan bimbingan yang lebih terhadap siswa yang masih kurang paham.

Dari hasil observasi, terlihat bahwa siswa semakin aktif bertanya. Mereka saling

bekerja sama dalam mengerjakan soal diskusi serta berusaha untuk

memahaminya. Pada akhir siklus II diadakan tes siklus II serta pengisian angket

motivasi belajar dan kepuasan belajar. Dari hasil tes siklus II, siswa yang

mencapai batas ketuntasan sebesar 81,82%. Hasil ini telah melebihi target yang

diharapkan pada siklus II yaitu 60%. Untuk aspek motivasi belajar, 68,42% siswa

memiliki motivasi tinggi dan 26,31% siswa memiliki motivasi belajar rendah.

Sedangkan untuk aspek kepuasan, 70,59% siswa puas, 23,33% siswa rendah.

Sedangkan bila dilihat dari aspek afektif siswa, ketercapaian rata-rata indikator

adalah 70,36% pada siklus I dan 72,33% pada siklus II. Dari hasil yang telah

diperoleh pada siklus II, semuanya telah mencapai terget yang diharapkan

sehingga pelaksanaan tindakan dicukupkan sampai siklus II.

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan penelitian

penerapan metode GI (Group Investigation) berbantuan media modul elektronik

dapat dikatakan berhasil karena pada akhir penelitian semua kriteria keberhasilan

Page 110: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

yang ditetapkan telah terpenuhi yaitu dapat meningkatkan kualitas proses belajar

siswa yaitu motivasi belajar serta dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

meliputi kepuasan belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

E. Hasil Tindakan

Hasil tindakan dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan

menerapkan metode GI dilengkapi media modul elektronik pada materi

Stoikiometri siswa kelas X-B SMA Negeri 1 Tawangsari, yaitu :

1. Melalui penerapan metode GI dilengkapi media modul elektronik dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X-B SMA Negeri 1 Tawangsari.

Pada siklus I, motivasi belajar tinggi sebesar 47,22 % , rendah sebesar 50 %.

Pada siklus II motivasi berprestasi tinggi sebesar 68,42 %, sedang sebesar

5,26 % dan rendah sebesar 26,31 %. Motivasi belajar siswa tinggi meningkat

sebesar 21,2 %.

2. Melalui penerapan metode GI dilengkapi media modul elektronik dapat

meningkatkan kepuasan belajar siswa. Pada siklus I, siswa puas sebesar 52,78

% , sedang sebesar 8,33 %, rendah sebesar 38,89 %. Pada siklus II siswa

puas 70,59 %, sedang sebesar 5,88 %, dan rendah 23,53 %. Aspek kepuasan

belajar siswa puas meningkat sebesar 17,81 %.

3. Melalui penerapan metode GI dilengkapi media modul elektronik dapat

meningkatkan prestasi belajar kognitif bagi siswa. Pada siklus I, ketuntasan

belajar siswa sebesar 38,88 %. Pada siklus II, ketuntasan belajar siswa

sebesar 81,82 % meningkat sebesar 41,94 %.

Page 111: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media

modul elektronik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pokok

bahasan stoikiometri di SMA Negeri 1 Tawangsari. Hal ini dapat dilihat dari

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu motivasi belajar siswa.

Pada siklus I, motivasi belajar siswa dengan kriteria tinggi sebesar 47,22%,

rendah sebesar 44,44%. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu motivasi

belajar siswa dengan kriteria tinggi sebesar 66,67% dan kriteria rendah

sebesar 22,22%.

2. Metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media

modul elektronik dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan

stoikiometri di SMA Negeri 1 Tawangsari. Hal ini dapat dilihat dari indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu kepuasan dan prestasi belajar siswa.

Kepuasan belajar siswa pada siklus I dengan kriteria puas sebesar 52,78%,

sedang sebesar 8,33%, dan rendah sebesar 38,89%. Pada siklus II terjadi

peningkatan yaitu kepuasan belajar siswa dengan kriteria puas sebesar

70,59%, rendah sebesar 23,53%. Sedangkan prestasi belajar siswa

(ketuntasan belajar siswa) pada siklus I sebesar 38,88% meningkat menjadi

81,82%. Untuk aspek afektif, menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

persentase dari 50% pada siklus I menjadi 66,67% pada siklus II.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikemukakan

implikasi secara teoritis dan praktis.

4. Implikasi Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan penelitian selanjutnya dan dapat digunakan untuk mengadakan

upaya bersama antara guru, orang tua dan siswa serta pihak sekolah lainnya agar

Page 112: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil dan proses belajar kimia secara

maksimal.

5. Implikasi Praktis

Secara praktis berdasarkan hasil penelitian, metode pembelajaran

kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media modul elektronik dapat

diterapkan pada kegiatan belajar mengajar kimia untuk meningkatkan kualitas

proses dan hasil belajar siswa pada pokok bahasan stoikiometri.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Guru

Hendaknya guru dapat menyajikan materi stoikiometri menggunakan

metode pembelajaran kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media

modul elektronik dengan baik, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa.

2. Siswa

Hendaknya siswa dapat memberikan respon yang baik terhadap guru

dalam menyajikan materi stoikiometri menggunakan metode pembelajaran

kooperatif GI (Group Investigation) berbantuan media modul elektronik sehingga

dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

3. Peneliti

a. Hendaknya peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis sedapat

mungkin terlebih dahulu menganalisis kembali perangkat pembelajaran yang

telah dibuat untuk disesuaikan penggunaanya, terutama dalam hal alokasi

waktu, fasilitas pendukung dan karakteritik siswa yang ada pada sekolah

tempat penelitian tersebut.

b. Hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan penelitian selanjutnya

dengan mengaitkan aspek-aspek yang belum diungkapkan dan dikembangkan.

Page 113: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

DAFTAR PUSTAKA

Akinbobola, Akinyemi Olufunminiyi. 2009. “Enhancing Student’s Attitude

Towards Nigerian Senior Secondary School Physics Through The Use

Of Cooperative, Competitive, And Individualistic Learning Strategies”.

Australian Journal of Teacher Education, 34(1), 1-9.

Andang Ismail. Education Games Menjadi Cerdas dan Ceria dengan Permainan

Edukatif.. 2006.Yogyakarta: Pilar Media.

Anita Lie. 2004. Cooperative Learning. Jakarta : Grasindo.

Arief. S. Sadiman. 1996. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Azhar Arsyad. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Depdiknas. 2002. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA.

Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

_________. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata

Pelajaran Kimia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Depdiknas.

_________. 2003. Standar Kompetensi Kurikulum 2004. Jakarta: Direktorat

Pendidikan Menengah Umum Depdiknas.

_________. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Atas;

Pedoman Pembelajaran Tuntas. Jakarta: Direktorat Pendidikan

Menengah Umum Depdiknas.

_________. 2003. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah

Afektif. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas.

_________. 2009. Analisis Butir Soal. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah

Umum Depdiknas.

Dikici, A. and Yavuzer, Y. 2006. ”The Effects Of Cooperative Learning On The

Abilities Of Pre-Service Art Teacher Candidates To Lesson Planning In

Turkey”. Australian Journal of Teacher Education. Vol 31, No 2, Hal

36-44.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Evin, Tri Rahayu. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Disertai

Metode Number Heads Together dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Biologi. Skripsi. Surakarta: FKIP Universitas Sebelas Maret.

Ismail Hakki, D. 2008. “Learning How To Conduct Educational Research In

Teacher Education: A Turkish Perspective.” Australian Journal of

Teacher Education. 33(1), 1-17.

Page 114: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Kasihani Kasboelah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Universitas

Negeri Malang.

Kemmis,S dan Mc. Taggart, R. 1990. The Action Research Reader. Third Edition

(substantially revised). Victoria: Deakin University Press.

Michael Purba. 2007. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Miles, M. B. dan Huberman, A. M. 1995. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI

Press.

Moleong J Lexy. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muhibbin Syah. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mulyani Sumantri dan Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV.

Maulana.

Mulyati Arifin. 1995. Pengembangan Pengajaran Bidang Studi Kimia. Surabaya:

UNAIR Press.

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 1989. Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung : Mandar

Maju.

Paul Suparno. P . 2001. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Jakarta: PT

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Sardiman AM. 2010. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Saifuddin Azwar. 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sharon E. Smaldino dan James D. Russell. 2005. Learning, Media and

Technology Instruction. Germany: Pearson Hill.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Theory Research and Practice.

Boston : Allyn dan Bacon.

Page 115: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

______________. 2005. Cooperative Learning Theory Research and Practice.

Terjemahan Nurulita Yusron. Bandung: Penerbit Nusa Dua.

______________. 2008. Cooperative Learning Theory Research and Practice.

Terjemahan Nurulita Yusron. Bandung: Penerbit Nusa Dua.

Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Susilo. 2009. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book

Publisher.

Wardani, IGAK., Kuswaya Wihardit, dan Noehi Nasution. 2007. Buku Materi

Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta; Gramedia Widiasarana

Indonesia.

Page 116: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Lampiran 1

HASIL OBSERVASI AWAL

KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

KELAS X.B SMA NEGERI 1 TAWANGSARI

TAHUN AJARAN 2010/2011

Petunjuk pengisian : Berilah tanda “ ” pada kolom yang sesuai dan beri

keterangan bila perlu!

No. Kegiatan Ya Tidak KET.

1. Kegiatan Siswa (jika ya, tuliskan jumlah siswa)

1.1. Ada siswa yang tidak masuk kelas.

1.2. Ada siswa yang terlambat masuk kelas. Ada 2 anak

1.3. Ada siswa yang tidak membawa buku pegangan

Kimia.

1.4. Ada siswa masih belajar materi pelajaran lain

sewaktu guru mengajar.

1.5. Ada siswa yang mengerjakan PR atau tugas

sewaktu guru mengajar.

1.6. Ada siswa yang tidak mengerjakan PR atau

tugas.

Tak ada

tugas

1.7. Ada siswa yang bertanya mengenai materi

pelajaran. 1 anak

1.8. Ada siswa yang tidak memperhatikan sewaktu

guru menerangkan. 8 anak

1.9. Ada siswa yang mengerjakan soal latihan di

papan tulis. 1 anak

1.10 Ada siswa yang menjawab pertanyaan guru tanpa

ditunjuk. 1 anak

1.11 Ada siswa yang berbincang dengan teman waktu

pelajaran berlangsung. 7 anak

1.12 Ada siswa yang mengikuti pelajaran sambil

tiduran. 5 anak

1.13 Ada siswa menyanyi saat pelajaran 2 anak

1.14 Ada siswa yang makan saat pelajaran 1 anak

1.15 Ada siswa yang menggambar, bermain saat

pelajaran

Page 117: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2. Kegiatan Kelompok (jika ya, tuliskan jumlah kelompok dan nomor kelompok)

2.1. Seluruh siswa dalam kelompok aktif

bekerjasama dalam mengerjakan tugas

kelompok.

2.2. Siswa dalam kelompok saling berdiskusi apabila

mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas

atau memahami materi pelajaran.

2.3. Semua siswa dalam kelompok bertanggungjawab

terhadap bagian tugasnya masing-masing.

2.4. Semua siswa dalam kelompok mengerjakan

tugas tepat waktu.

3. Kegiatan Guru

3.1. Guru telah membuat rencana pelaksanaan

pembelajaran.

3.2. Guru telah dapat menciptakan situasi dan kondisi

yang menyenangkan pada saat pembelajaran.

3.3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa

berkaitan dengan pemahaman konsep yang

diterangkan.

3.4. Guru memberikan latihan soal relevan dengan

materi yang disajikan.

3.5. Guru memberikan pujian bagi siswa yang dapat

menjawab pertanyaan yang diberikan.

3.6 Guru memberikan penghargaan kepada

kelompok yang paling solid dan prestasinya

bagus.

3.7. Guru menumbuhkan tanggungjawab kepada

siswa dalam belajar maupun penyelesaian tugas

kelompok.

3.8. Guru memberikan penekanan pada hal-hal yang

penting selama pelajaran maupun pada akhir

pelajaran.

3.9. Guru menyampaikan materi dengan jelas.

3.10 Guru memberikan bimbingan belajar yang

minimal tetapi dapat menumbuhkan proses

belajar siswa lebih terarah.

3.11 Guru menumbuhkan semangat kerjasama siswa

dalam belajar.

Page 118: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

3.12 Guru memotivasi siswa untuk menanggapi

permasalahan

3.13 Guru memberikan contoh yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari

Surakarta, 10 Maret 2010

Pengamat

Susi Aristia

X3306013

Page 119: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Lampiran 2

Ringkasan Hasil Wawancara dengan Guru

untuk Mengetahui Kondisi Awal Siswa

Hari/ tanggal : Rabu, 10 Maret 2010

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana kondisi

pembelajaran kimia di

SMA Negeri 1

Tawangsari?

Masih terdapat beberapa masalah

diantaranya daya serap siswa terhadap materi

yang masih rendah. Minat dan motivasi

siswa dalam belajar kimia pun masih rendah.

Siswa cenderung mengganggap bahwa kimia

itu sulit. Masih banyak siswa yang

beranggapan kimia adalah pencetak nilai

merah di raport.

2 Kelas berapa yang

membutuhkan perbaikan

dalam pembelajaran

kimia?

Sebenarnya kalau dilihat dari hasil belajar

siswa, semua kelas disini butuh perbaikan.

karena prestasi siswa di setiap kelas

sebenarnya relatif sama. Kelas X. B adalah

kelas yang kurang kondusif. Sehingga

kualitas dalam proses PBMnya perlu

diperbaiki.

3 Metode apa yang biasa

digunakan dalam

pembelajaran kimia?

Sampai saat ini saya dan guru kimia di sini

masih menggunakan metode ceramah dan

latihan soal.

4 Materi apa yang paling

sulit untuk diserap siswa

pada semester genap ini?

Untuk kelas 1 materi yang relatif sulit bagi

adalah stoikiometri.

5 Kesulitan apa yang

sering dialami siswa pada

materi stoikiometri?

Siswa masih sulit dalam pemahaman konsep

mol serta pada sub pokok rumus empiris dan

air kristal.

6 Bagaimana motivasi

siswa di kelas tersebut?

Kelas X.B sebenarnya siswa yang tidak

terlalu pasif. Masih ada siswa yang

motivasinya tinggi saat mengerjakan soal di

depan kelas.

7 Pernahkah bapak/ ibu

menggunakan metode

kooperatif untuk

melibatkan siswa secara

penuh dalam PBM?

Saya menggunakan metode kooperatif hanya

sebatas untuk mengerjakan soal saja.

8 Biasanya media apa yang Hanya sebatas buku pegangan. Sebenarnya

Page 120: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

bapak gunakan untuk

materi stoikiometri?

setiap kelas sudah ada LCD, tapi memang

belum dioptimalkan.

9 Berapa batas tuntas nilai

kimia di sekolah SMA

Negeri 1 Tawangsari?

63

10 Berapa siswa yang sudah

memenuhi batas tuntas

untuk materi tersebut

tahun lalu?

sekitar 13% tuntas.

Guru Mata Pelajaran Kimia,

Drs. Daryanto

Page 121: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Lampiran 3

DAFTAR NILAI PELAJARAN KIMIA KELAS X-B

MATERI STOIKIOMETRI

TAHUN AJARAN 2009/2010

No NAMA NILAI

1 Achmad 60

2 Agasta 60

3 Agil 62

4 Ahmad 60

5 Alvi 60

6 An ana 60

7 Anita 62

8 Bagus 50

9 Citra 67

10 Devy 68

11 Dyah 67

12 Dimas 60

13 Dyah 80

14 Erfin 61

15 Fatekah 60

16 Fatoni 60

17 Febriyanto 62

18 Fuad 60

19 Ginanjar 60

20 Hanandi 50

21 Happy 60

22 Isnaen 61

23 Izmi 62

24 Mohammad 60

25 Muh Edy 80

26 Nabil 59

27 Nena 55

28 Nia 56

29 Pandu 60

30 Paramitha 62

31 Prabu 61

Page 122: PEMBELAJARAN KOOPERATIF GI (GROUP INVESTIGATION

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

32 Putri 61

33 Rany 60

34 Reza 50

35 Rinta 60

36 Rizki 50

37 Sriyanti 61

38 Thariq 60

39 Syahriat 60

JUMLAH 2367

RATA-RATA 63,84

Tawangrari,

Guru Mata Pelajaran Kimia

Drs. Daryanto