jurnal group investigation

27
JURNAL GROUP INVESTIGATION PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI PADA SISWA KELAS V SDN 04 NGRINGO JATEN KARANGANYAR TAHUN 2012 Oleh: Ferawati L* Sumber : Ferawati L.tiyapoenya.blogspot.com/2012/08/jurnal-group- investigation.html. Diunduh pada, 21 januari 2013, jam 12.25 wib. ABSTRAK : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas berupa pembelajaran Kooperatif Group Investigation; dan variabel terikat berupa hasil belajar. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Responder penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 yang berjumlah 33 siswa, 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari pada siswa SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar

Upload: rakhmad-wahyudi

Post on 09-Feb-2016

360 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Group Investigation

JURNAL GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI PADA

SISWA KELAS V SDN 04 NGRINGO JATEN KARANGANYAR TAHUN 2012

Oleh: Ferawati L*

Sumber :

Ferawati L.tiyapoenya.blogspot.com/2012/08/jurnal-group-investigation.html. Diunduh pada, 21

januari 2013, jam 12.25 wib.

ABSTRAK : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas berupa pembelajaran Kooperatif Group Investigation; dan variabel terikat berupa hasil belajar. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Responder penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 yang berjumlah 33 siswa, 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari pada siswa SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa aspek kognitif yang diiringi dengan aspek afektif dan aspek psikomotor. Nilai rata-rata hasil belajar aspek kognitif pada prasiklus sebesar 60,18, pada siklus I sebesar 72,97, dan pada siklus II sebesar 86. Prosentase ketuntasan secara klasikal pada prasiklus sebesar 36,36%, pada siklus I sebesar 75,76%, dan pada siklus II sebesar 100%.Kata Kunci: Kooperatif, Group Investigation, Hasil Belajar, IPA

ABSTRACK : The objective of this research is to improve grade V students’ Science learning achievement of earth and sun structures by applying cooperative learning Group Investigation in SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar Year 2012. The research involved two variables, dependent and independent variables. The independent variable was cooperative learning Group Investigation; and the dependent one was learning achievement. This research is a Classroom Action Research (CAR) in two cycles. Each cycle consisted of four steps namely planning, action, observation and reflection. The respondents were 33 grade V students in SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar year 2012, 18 males and 15 females. The techniques of data collecting were test, interview, observation and documentation. The validity testing were source

Page 2: Jurnal Group Investigation

triangulation and method triangulation. The technique of data analysis was interactive model analysis (Miles & Huberman) which consisted of three components namely data reduction, data display and drawing conclusion. Based on the result of the research, it can be concluded that the application of cooperative learning Group Investigation can improve grade V students’ Science learning achievement of earth and sun structures by applying cooperative learning Group Investigation in SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar Year 2012. The improvement can be proven by the improvement of students’ learning achievement in cognitive aspect and also affective and psychomotor aspect. The mean scores in cognitive aspect were 60,18 before action, 72,97 in Cycle I, and 86 in Cycle II. The percentages of classical passing grade were 36,36% before action, 75,76% in Cycle I, and 100% in Cycle II.Key Words: Cooperative, Group Investigation, Learning Achievement, Science

A.    PENDAHULUANDewasa ini pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa

untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta mampu menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada

siswa untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki agar mampu menjelajahi dan memahami

alam sekitar sebagai perwujudan pengem-bangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Pembelajaran IPA diarahkan lebih kepada proses inkuiri dan berbuat yang membantu siswa

memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai alam sekitar. Oleh karena itu pembelajaran

IPA di sekolah dasar sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Alasan

pelaksanaan secara scientific inquiry adalah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja

dan bersikap ilmiah serta cara berkomunikasi secara efektif yang saling mendukung sebagai

aspek penting dalam pengembangan kecakapan hidup siswa. Kecakapan hidup siswa dapat

dikembangkan dengan pengembangan pembelajaran IPA. Di sekolah dasar, IPA dikembang-kan

secara rinci melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan

kompetensi dasar IPA di sekolah dasar, merupakan standar minimum keberhasilan siswa dalam

penguasaan suatu kompetensi pembelajaran. Secara umum ruang lingkup pembelajaran IPA di

sekolah dasar meliputi aspek makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/ materi, energi dan

perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Adapun Standar Kompetensi pembelajaran IPA di

kelas V semester II yang berhubungan dengan ruang lingkup bumi dan alam semesta adalah

memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya

alam. Standar Kompetensi ini memiliki Kompetensi Dasar yakni mendiskripsi-kan struktur bumi.

Dalam kompetensi dasar ini memiliki materi pembelajaran yang sangat luas dan rumit,

salahsatunya pada pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari.

Page 3: Jurnal Group Investigation

Pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari ini memiliki cakupan materi pembelajaran yang

kompleks, sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru harus bekerja keras untuk memadukan

antara media pembelajaran, model pembelajaran serta evaluasi pembelajaran yang sesuai agar

kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Adapun cakupan materi pada pokok bahasan

ini selain mengenai struktur lapisan bumi maupun struktur lapisan matahari juga mengangkat

mengenai analisis di setiap struktur lapisan. Dalam pembelajaran IPA pokok bahasan Struktur

Bumi dan Matahari berdasarkan pengalaman guru biasanya ditemukan kesulitan-kesulitan pada

siswa dalam memahami pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari yang menyebabkan

rendahnya hasil belajar siswa. Kesulitan-kesulitan yang biasa ditemui antara lain mengenai

terbatasnya sarana prasarana belajar yang berupa sumber belajar, materi ajar, maupun media

pembelajaran yang sesuai. Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan mengembangkan kemampuan

guru dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran inovatif

menekankan keaktifan siswa. Ketika siswa aktif dalam proses pembelajaran, maka dapat

diharapkan minat siswa tumbuh terhadap pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari, sehingga

hal ini berdampak positif terhadap tingginya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, diharapkan

guru harus menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran agar

pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, dengan tujuan menciptakannya iklim

pembelajaran yang optimal. Dengan pembelajaran yang optimal maka harapannya ke depan

adalah tingginya hasil belajar siswa baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotornya. Sebenarnya selama ini dalam pemanfaatan media pembelajaran pada pokok

bahasan Struktur Bumi dan Matahari guru telah menggunakan media pembelajaran berupa media

gambar dari buku pegangan. Selain itu, guru telah memadukan model pembelajaran ceramah

bervariasi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pokok bahasan

Struktur Bumi dan Matahari agar pembelajaran berjalan seoptimal mungkin. Namun ternyata

dukungan media gambar dan model pembelajaran ceramah bervariasi ini masih kurang

mendukung penanaman pengetahuan siswa pada pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari.

Adapun fakta rendahnya hasil belajar ini dibuktikan dengan Tabel 1.1.:

Page 4: Jurnal Group Investigation

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Siswa (Prasiklus)

Dari tabel 1. mengenai distribusi frekuensi nilai pretest siswa pada mata pelajaran IPA

Struktur Bumi dan Matahari yang diperoleh melalui pretest di atas diketahui bahwa nilai rata-rata

hasil belajar siswa hanya 60,18 dengan KKM sebesar 61. Dari 33 siswa, hanya 12 siswa (36,36

%) tuntas, dan 21 siswa 63,64 % belum tuntas. Hal ini merupakan indikasi bahwasannya proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan masih belum optimal. Adapun upaya guru dalam

meningkatkan hasil belajar IPA Struktur Bumi dan Matahahari adalah dengan menerapkan

pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam proses pembelajaran. Kelebihan

pembelajaran Kooperatif Group Investigation antara lain: mampu membangkitkan motivasi

belajar siswa melalui pemberian rangsangan positif dalam proses belajar siswa melalui

investigasi kelompok; mengefektifkan proses pembelajaran melalui investigasi kelompok;

menarik minat siswa serta membantu mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi (fokus)

pada topik pembelajaran yang akan diselidiki; menciptakan pembelajaran yang menarik dengan

memberikan angin segar dan variasi baru bagi pengalaman belajar siswa; serta mengaktifkan

kerja siswa sehingga siswa tidak bosan dan tidak bersikap apatis terhadap pembelajaran.

Pembelajaran Kooperatif Group Investigation ini peneliti anggap paling sesuai dengan pokok

bahasan Struktur Bumi dan Matahari yang peneliti angkat dikarenakan pembelajaran Kooperatif

Group Investigation mengajak siswa aktif dalam menginvestigasi topik pembelajaran yang

No Interval Frekuensi (fi) Nilai Tengah(xi)

(fi).(xi) Prosentase(%)

1 10-24 1 17 17 1%2 25-39 2 32 64 3%3 40-54 10 47 470 24%4 55-69 8 62 496 25%5 70-84 11 77 847 43%6 85-99 1 92 92 5%

Jumlah 33 1986 100%Nilai Rerata Kelas

KKM = 61TUNTAS = 12/33 x 100% = 36,36%BELUM TUNTAS = 21/33 x 100% = 63,64%

Page 5: Jurnal Group Investigation

mereka angkat, sehingga siswa dapat secara optimal dalam memahami dan memaknai secara

tuntas dalam pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari dengan melibatkan diri dan terjun

secara langsung dalam proses investigasi sehingga memudahkan melekatnya pengetahuan

mereka terhadap suatu disiplin ilmu. Atas dasar itulah kemudian penulis tertarik untuk

mengangkat permasalahan dalam penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan

Matahari pada Siswa Kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun 2012.

B.     PEMBAHASAN1. KAJIAN TEORI

a.      Hakikat Hasil Belajar IPA“Science education is a genuinely inter disciplinary discipline. Cleary, science is

a major reference discipline but there are competencies in various other disciplines which are also needed”.

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pusat dari cabang-cabang Ilmu

Pengetahuan Alam dan cabang ilmu yang lainnya seperti halnya Ilmu Sosiologi, Ilmu

Antropologi, Ilmu Bahasa, maupun Ilmu kebudayaan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Alam terdiri dari filosofi ilmu alam, sejarah ilmu alam, kompetensi pedagogi, serta

kompetensi psikologi yang berhubungan dengan ilmu jiwa dan otak.

Dari kajian teori di atas mengenai hasil belajar, telah disimpulkan oleh peneliti

bahwasannya hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan

yang telah dilakukan berulang-ulang, akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya. Hal ini dikarenakan hasil belajar turut serta

dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi

sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih

baik.Adapun jenis (ranah) hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam, yakni ranah

konitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif selama ini dikenal lebih mendominasi

disbanding-kan dua ranah yang lainnya, yakni ranah afektif dan psikomotor. Hal ini

dikarenakan ranah kognitif terlihat lebih nyata dan lebih menonjol dibandingkan ranah

afektif maupun psikomotor. Namun bukan berarti hasil belajar psikomotor dan afektif

dikesampingkan, melainkan juga harus tetap diperhatikan sebagaimana ranah hasil

belajar yang lain, sehingga diharapkan nantinya siswa akan seimbang dalam pancapaian

penilaian hasil belajar dalam proses pembelajaran di sekolah.

Page 6: Jurnal Group Investigation

b.      Hakikat Pembelajaran Kooperatif Group Investigation“Cooperative learning (CL) is more than having students work in groups: it is a

fundamental shift from teacher as information provider and sole source of truth, to teacher as facilitator. It involves the use of tasks whose completion requires the combined eforts and skills of the individual group members,” (Daniel Zingaro: 2008).

Istilah Cooperative learning (CL) atau yang secara istilah adalah Pembelajaran Kooperatif merupakan salahsatu dari sekian contoh model pembelajaran yang diterapkan secara kelompok. Hal ini dijadikan dasar pembelajaran yang mana guru berperan sebatas sebagai salah satu informator dalam kegiatan belajar mengajar juga sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Hal ini bertujuan agar pembelajaran lebih berpusat pada siswa, agar mereka mampu mengasah kemampuan dan ketrampilan melalui belajar kelompok.

Faktor-faktor yang mempenga-ruhi keberhasilan pembelajaran kooperatif lebih

menekankan pada aspek perilaku, dimana pengaruh perilaku individu maupun kelompok

kooperatif memiliki kecenderungan yang dominan terhadap keberhasilan pembelajaran

ini, antara lain seperti halnya perluasan kognitif, pengajaran oleh teman, model oleh

teman, serta penilaian mutual yang mengarah pada peningkatan pencapaian keber-hasilan

pembelajaran. Dalam penghargaan kelompok pada pembelajaran kooperatif ber-dasarkan

pada kinerja pembelajaran individu yang kemudian dibuat hipotesa untuk memotivasi

siswa dalam melakukan perilaku-perilaku yang positif, seperti halnya termotivasi ketika

temannya berhasil dan sukses dalam pembelajaran, termotivasi untuk memiliki hasil

belajar yang baik, termotivasi untuk menciptakan iklim persaingan yang sehat dalam

pembelajaran di kelas, sehingga siswa kemudian menjadi berusaha keras seoptimal

mungkin untuk sukses dalam pembelajaran.

Adapun tahap-tahap serta komponen-komponen di dalam Group Investigation

diutarakan Slavin (2005) pada tabel 1.2. mengenai tahapan dan komponen pembelajaran

Kooperatif Group Investigation sebagai berikut:

Tabel 2. Tahapan dan Komponen Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

Tahap Komponen-komponennya

Tahap 1Mengidentifikasi topik dan

mengatur murid ke

dalam kelompok

a.    Para siswa meneliti berbagai sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.

b.    Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajarai topik yang telah mereka pilih.

c.    Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.

d.   Guru membantu dalam pengumpulan berbagai informasi dan

Page 7: Jurnal Group Investigation

memfasilitasi pengaturan.Tahap 2

Merencanakan tugas yang

akan dipelajari

a.    Para siswa merancanakan bersama mengenai: apa yang kita (siswa) pelajari; bagaimana kita mempelajarinya; siapa melakukan apa (pembagian tugas); untuk tujuan apa kepentingan apa kita menginvestigasikan topik ini.

Tahap 3Melaksanakan investigasi

a.    Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

b.    Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.

c.    Para siswa bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.

Tahap 4Menyiapkan

laporan akhir

a.    Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.

b.    Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

c.    Wakil-wakil kelompok membentuk lepanitiaan untuk mengkoordinasi rencana-rencana presentasi.

Tahap 5Mempresentasikan laporan

akhir

a.    Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

b.    Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.

c.    Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi beradasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.

Tahap 6Evaluasi

a.    Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik, tugas yang dikerjakan, serta mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

b.    Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.

c.    Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

Sumber: diadaptasi dari Robert E. Slavin (2005)

Lebih lanjut tahapan-tahapan dalam pembelajaran Kooperatif Group Investigation

yang dikutip dari Sharan (Trianto: 2007) adalah sebagai berikut:

(1) Memilih Topik: siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya diterapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok yang berorientasi pada tugas. Komposisi kelompoknya heterogen secara akademis maupun etnis; (2) Perencanaan Kooperatif: siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama; (3) Implementasi: siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan dalam tahap

Page 8: Jurnal Group Investigation

kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam ativitas dan ketrampilan yang luas hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam ataupun luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan; (4) nalisis dan Sintesis: siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas; (5) Presentasi Hasil Final: beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru; serta (6) Evaluasi: dalam hal ini kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evalusai yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.Sharan (Trianto: 2007)

Robert E. Slavin menjelaskan mengenai Group Investigation merupakan sebuah

proses evaluasi bagi guru dan siswa, keduanya berkolaborasi dalam mengevaluasi

pembelajaran siswa. Salah satu saran yang mungkin dapat dilakukan siswa adalah

evaluasi antarteman. Dalam evaluasi antarteman, siswa dan guru bekerja sama dalam

memformulasikan sebuah ujian, tiap kelompok menyumbangkan pertanyaan mengenai

gagasan yang paling penting untuk dipresentasikan kepada kelas. Ujian semacam ini

terdiri atas semua pertanyaan dari seluruh kelompok, yang mencakup seluruh topik yang

diinvestigasikan oleh siswa tersebut. Dengan demikian tiap kelompok memberikan

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dan mereka harus mengkoreksi jawaban

tersebut. Dengan cara ini diharapkan kelompok akan menjadi komite ahli yang harus

mengevaluasi pencapaian teman sekelas mereka.

c.       Hakikat Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari

Penerapan pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam pembelajaran IPA

pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari ditunjukkan:

Tabel 3. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Struktur Bumi dan Matahari

Tahap Komponen PelaksanaanTahap 1

Identifikasi1)   Guru menyelami persiapan awal kemampuan siswa.2)   Pembagian materi pembelajaran menjadi beberapa topik

masalah, dengan pembagian kelas sejumlah 33 siswa menjadi 6 kelompok investigasi dengan kriteria pembentukkan berdasarkan minat siswa terhadap sesuatu.

3)   Adapun topik yang perlu dibahas dalam pertemuan I siklus I adalah 3 lapisan bumi; (a) kerak bumi, (b) mantel bumi, dan (c) inti bumi.

Page 9: Jurnal Group Investigation

Tahap 2Perencanaan Kooperatif

1)      Kelompok siswa sejumlah enam kelompok investigasi kemudian dibagi topik investigasi yang harus mereka angkat dalam kelompok investigasinya masing-masing. Misalnya kelompok investigasi 1 dan 4 mendapatkan topik investigasi (a), kelompok investigasi 2 dan 5 mendapatkan topik investigasi (b), serta kelompok investigasi 3 dan 6 mendapatkan topik investigasi (c).

2)   Kelompok investigasi berkumpul dengan anggota kelompok investigasinya masing-masing, kemudian melakukan perencanaan.

3)   Anggota investigasi membagi secara mandiri tugas masing-masing anggota kelompok investigasinya dalam perencanaan kerja untuk menyelesikan masalah.

Tahap 3Investigasi

1)      Siswa melakukan investigasi terhadap penyelesaian masalah berdasarkan topik investigasi yang mereka angkat.

2)   Siswa mengumpulkan bahan dari berbagai sumber, misal buku, internet, maupun dari majalah.

3)   Siswa berdiskusi secara aktif dalam kelompok investigasinya masing-masing.

Tahap 4Persiapan Laporan

1)        Anggota kelompok investigasi mempersiapkan laporan presentasi.

2)      Wakil kelompok investigasi membentuk kelompok kecil untuk pembahasan urutan presentasi laporan.

Tahap 5Presentasi

1)        Wakil kelompok investigasi mempresentasikan hasil investigasinya berdasarkan urutan kesepakatan. Misalnya untuk urutan pertama kelompok investigasi 1, urutan kedua kelompok investigasi 2, urutan ketiga kelompok investigasi 3, urutan keempat kelompok investigasi 4, urutan kelima kelompok investigasi 5, serta urutan keenam kelompok investigasi 6.

2)        Anggota kelompok investigasi yang tidak mempresentasikan hasil investigasi memperhatikan dan merencanakan pemberian umpan balik terhadap anggota kelompok investigasi yang sedang presentasi.

Tahap 6Evaluasi

1)        Anggota investigasi memberikan umpan balik terhadap hasil presentasi, setiap anggota investigasi berhak memberikan poin untuk wakil presentasi kelompok lain.

2)        Seluruh anggota investigasi memberikan masukan atas kegiatan investigasi pertemuan ini, dan memberikan masukan topik perencanaan pada pertemuan selanjutnya.

3)        Penarikan kesimpulan pembelajaran pertemuan ini.4)        Evaluasi akhir secara mandiri dibimbing oleh guru.

2. METODE PENELITIANBentuk dan strategi penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

Kelas atau yang biasa kita kenal dengan PTK. Sesuai dengan namanya penelitian ini

Page 10: Jurnal Group Investigation

memiliki tiga unsur pokok kegiatan, yakni: kegiatan penelitian, tindakan terapi, serta

panelitian ini dilakukan di dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 2), PTK

mengandung isi: “sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas”. Selanjutnya PTK

memiliki 2 prinsip utama yaitu: 1) kegiatan nyata dalam situasi rutin, dan 2) adanya

kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja. Adapun bagan tahapan Penelitian Tindakan

Kelas menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2007:16) seperti gambar 1.3. sebagai berikut:

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

data model interaktif. Cara analisisnya mengikuti pola pemikiran yang kongkrit kualitatif

artinya suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada kenyataan-kenyataan empirik dan

unsur-unsur terkecil dari pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.

Teknik analisi model interaktif ini terdiri dari tiga komponen, yaitu: (1) Data

Reduction (Reduksi Data), (2) Data Display (Penyajian Data), (3) Conclution Drawing &

Verification (Penarikan Kesimpulan).

3. HASIL PENELITIANa.       Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Kognitif Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No Interval

Nilai

Prasiklus Siklus I Siklus II

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

1 10-24 1 1% 0 0% 0 0%

2 25-39 2 3% 0 0% 0 0%

3 40-54 10 24% 3 6% 0 0%

4 55-69 8 25% 7 18% 2 4%

5 70-84 11 43% 19 61% 10 27%

6 85-100 1 5% 4 15% 21 68%

Jumlah 33 100% 33 100% 33 100%

Berdasarkan tabel 4. dan gambar 5. di atas terlihat peningkatan hasil belajar

kognitif siswa dari prasiklus, siklus I, dan siklus II, yakni siswa yang memperoleh nilai di

atas KKM (61) mengalami peningkatan. Semula pada prasiklus terlihat banyak siswa

Page 11: Jurnal Group Investigation

yang memiliki nilai di bawah KKM, kemudian setelah dilaksanakan tindakan berupa

penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation mulai berangsur-angsur

nilai kognitif siswa di bawah KKM berkurang dengan ditandainya meningkatnya nilai

kognitif siswa di atas KKM, yaitu rata-rata kelas sebesar 60,18 pada prasiklus kemudian

meningkat menjadi 72,97 pada siklus I dan meningkat menjadi 86 pada siklus II. Dengan

demikian peneliti mencoba untuk merefleksikan hasil dari penelitian tindakan kelas yang

telah dilaksanakan dan menarik sebuah kesimpulan bahwa dapat dibuktikan bahwa

penerapan pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas V SDN 04

Ngringo Jaten Karanganyar pada tahun 2012 dinyatakan berhasil guna meningkakan hasil

belajar IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari. Oleh karena itu dengan

meningkatnya hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA tersebut, peneliti

merekomendasikan pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk diterapkan

dalam mata pelajaran serta pokok bahasan yang lainnya.

b.       Peningkatan Hasil Belajar Afektif Siswa

Tabel 5. Distrinusi Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Afektif Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No Interval

Nilai

Siklus I Siklus II

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

1 10-24 0 0% 0 0%

2 25-39 0 0% 0 0%

3 40-54 0 0% 0 0%

4 55-69 0 0% 0 0%

5 70-84 6 16% 3 8%

6 85-100 27 84% 30 92%

Jumlah 33 100% 33 100%

Berdasarkan tabel 5. dan gambar 6. di atas terlihat peningkatan hasil belajar

afektif siswa dari pada siklus I, dan siklus II. Adapun peningkatan nilai afektif siswa

kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 pada mata pelajaran IPA pokok

bahasan Struktur Bumi dan Matahari yakni dengan penerapan pembelajaran Kooperatif

Group Investigation dapat semakin meningkatkan hasil belajar afektif siswa pada mata

Page 12: Jurnal Group Investigation

pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SDN 04

Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya

siswa yang memperoleh nilai diantara 85-100, dari yang semula hanya 27 siswa

kemudian meningkat menjadi 30 siswa. Oleh karena itu dengan meningkatnya hasil

belajar afektif pada mata pelajaran IPA tersebut, peneliti merekomendasikan

pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk diterapkan dalam mata pelajaran

serta pokok bahasan yang lainnya.

c.        Peningkatan Hasil Belajar Psikomotor Siswa

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus I dan Siklus II

No

Interval

Nilai

Siklus I Siklus II

Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase

1 10-24 0 0% 0 0%

2 25-39 1 1% 0 0%

3 40-54 2 4% 0 0%

4 55-69 4 10% 0 0%

5 70-84 20 62% 2 6%

6 85-100 6 22% 31 94%

Jumlah 33 100% 33 100%

Berdasarkan tabel 6. dan gambar 7. di atas terlihat peningkatan hasil belajar

psikomotor siswa dari pada siklus I dan siklus II. Adapun peningkatan hasil belajar

psikomotor siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 pada mata

pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari yakni dengan penerapan

model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat semakin meningkatkan hasil

belajar psikomotor siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan

Matahari pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Hal ini

ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang memperoleh nilai diantara 85-100 yang

semula hanya 6 siswa kemudian meningkat menjadi 31 siswa dengan diiringi penurunan

hasil belajar psikomotor siswa pada hasil belajar psikomotor yang berkisar diantara 10-

Page 13: Jurnal Group Investigation

24, 25-39, 40-54, 55-69, dan 70-84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam mata pelajaran

IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari dapat meningkatkan hasil belajar aspek

psikomotor pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Oleh

karena itu dengan meningkatnya hasil belajar psikomotor pada mata pelajaran IPA

tersebut, merekomendasikan pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk

diterapkan dalam mata pelajaran serta pokok bahasan yang lainnya.

d.       Peningkatan Aspek Kinerja Guru

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Aspek Kinerja guru Siklus I dan Siklus II

No Interval Siklus I Sikus IIFrekuensi

(fi)Prosentase (%) Frekuensi

(fi)Prosentase (%)

1 Skors 1 0 0% 0 0%2 Skors 2 0 0% 0 0%3 Skors 3 16 67% 6 25%4 Skors 4 8 33% 18 75%

Jumlah 24 100% 24 100%

Berdasarkan tabel 7. dan gambar 8. di atas terlihat peningkatan aspek kinerja guru

dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dari pada siklus I

dan siklus II terjadi peningkatan, dimana pada siklus I skors 3 sebanyak 16 kemudian

turun menjadi 6 buah pada siklus II. Hal ini diiringi dengan peningkatan skors 4 yang

pada siklus I berjumlah 8 buah saja kemudian meningkat menjadi 18 buah pada siklus II.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya aspek kinerja guru dalam menerapkan

model pembelajaran Kooperatif Group Investigation juga meningkat secara signifikan.

Dari berbagai analisa data yang kemudain disajikan dalam bentuk tabel dan

gambar di atas mengenai hasil belajar aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor,

maupun aspek kinerja guru dalam pelaksanaan tindakan kelas selama dua siklus yang

dilaksanakan dalam empat kali pertemuan, dapat peneliti tarik kesimpulan besar

bahwasannya dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation

dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari pada

siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar pada tahun 2012.

Page 14: Jurnal Group Investigation

C.     KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dari Penelitian Tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua

siklus dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas

V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 pada mata pelajaran IPA pokok bahasan

Struktur Bumi dan Matahari dapat ditarik sebuah kesimpulan besar. Adapun kesimpulannya

adalah penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam mata pelajaran IPA

pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN

04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan

Struktur Bumi dan Matahari ini baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Saat

prasiklus, rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa 60,18; saat siklus I nilai rata-rata kognitif

siswa 72,97; dan saat siklus II nilai rata-rata kognitif siswa meningkat menjadi 86. Hal ini juga

didukung dengan peningkatan pada hasil belajar aspek afektif dan psikomotor, dimana pada

aspek afektif saat siklus I memiliki nilai rata-rata sebesar 89,70; dan siklus II memiliki nilai rata-

rata sebesar 91,1; serta nilai rata-rata aspek psikomotor siklus I sebesar 74,81; dan siklus II nilai

rata-ratanya sebesar 91,56.

Dengan demikian baik secara klasikal maupun individu hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA pokok bahasan Struktur bumi dan Matahari telah mencapai ketuntasan belajar

yang ditargetkan pada indikator kinerja saat awal penelitian sebesar 78 dengan prosentase 80%,

dengan relita hasil akhir pada siklus II aspek kognitif memiliki hasil belajar melebihi indikator

kinerja, dengan nilai rata-rata (terutama aspek kognitifnya) sebesar 86 dengan prosentase

ketuntasan klasikal 100%.

Page 15: Jurnal Group Investigation

D.     DAFTAR PUSTAKA

Anitah, Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.Anisa Devi, Tya. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation(GI)

untuk Meningkatkan Pemahaman Gaya Magnet pada Pembelajaran IPA bagi Siswa Kelas V SDN 2 Wanaraja Banjarnegara Tahun Ajaran 2010/ 2011. Surakarta: UNS.

A Pribadi, Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.  Bandung: Yrama Widya. Azka, Fullu. 2005. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Phythagoras

pada Siswa Kelas II Semester I SMPN 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005. Semarang: Unnes.

Azmiyati, Choiril. 2008. IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/ MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.

____________. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo.Chumdari dan Sutijan. 2007. Bahan Ajar Pengembangan Kurikulum. Surakarta: FKIP UNS.Daniel Zingaro. 2008. Group Investigation: Theory and Practice. Toronto, Ontrai: Ontario

Institute for Studies in Education.Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV. Publiser.________. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta:

Penerbit Gava Media.Departemen Agama RI. 2008. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Cahaya Qur’an.Dwijiastuti. 2008. Inovasi Pembelajaran SD. Surakarta: FKIP UNS.Ennan Amti dan Maarjohan. 1993. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas.Ernawati. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Tatasurya melalui Metode Group

Investigasi (GI) berbantuan Teknologi Informasi (TI) pada Siswa kelas VI SD Negeri Bangunreja 02 Tahun Pelajaran 22010/ 2011. Surakarta: UNS.

Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperatve Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Gunawan, Ari W. 2003. Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelearated learning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hobri dan Susanto. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 7 No.2 2006. Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember tentang Volume Tabung.

I Wayan Santyasa. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif yang disampaikan dalam Pelatihan tentang PTK bagi Guru-Guru SMP dan SMA di Nusa Penida. Universitas Penida: Pendidikan Fisika FPMIPA.

____________. 2003. Keefektifan Model-model Rekonstruksi Kognitif dan teknik-teknik Kooperatif, Murder, dan STAD dalam Pembelajaran Fisika SMA . IKIP Negeri Singaraja: Pendidikan Fisika FPMIPA.

Iskandar. 2009. Psikologi pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Gaung Persada Press._______. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.Jacobs, et.al. 1997. “Cooperative Learning in The Thinking Classroom: Research and The

Theoretical Perspectives”. Presented at The International Conference on Tthinking Singapore. June 1997.

Janice Van Cleave’s. 2004. Teaching the fun of Science. Bandung: PT. Intan sejati.Lise Chamisijatin, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdiknas.Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia (UI).Mohammad Syaifuddin, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Page 16: Jurnal Group Investigation

Muhammad Ali Rahmansyah dan Lamijan Hadi Susarno. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif Multimedia Siswa Kelas X Smkn 1 Cerme Gresik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. (diunduh 24 01 2012 5.53)

Mulyati Arifin. 2009. Ilmu pengetahuan Alam 5 untuk Kelas V SD/ MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Mulyana, Redja. 1998. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Radja Grafindo Press.Priyono, Amin. 2009. Ilmu pengetahuan Alam 5 untuk SD/ MI Kelas V. Jakarta: Pusat

Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.Prof. Dr. Hamzah Upu. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif yang disajikan dalam

Workshop Model Pembelajaran Inovatif pada tanggal 18 September 2010 di Aula Lantai 3 Kampus 1 UNCP, Palopo.

Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmadja. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Poerwanti, Endang. 2008. Aasesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas RI.Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Cetakan ke-3.Reinders Duit. 2001. “Science Education research Internationally: Conceptions, Research

Methods, Domains of Research”. Eurasia Journal of Mathematis, Science, & Technology Education. Volume 3. No.1. pp.3-15.

Richard M. Felder. “Effective Strategies for Cooperative Learning”. Journal Cooperative & Collaboration in College Teaching. Vol.10, No.2, pp.69-75.

Rudi Susilana dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.Sudjana, Nana. 2010. Model-model mengajar CBSA. Bandung: Penerbit Sinar Baru

Algensindo.Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional, 2008.S.Rosittawaty. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam V. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional, 2008.Sharan and Hertz Lazarowitz. 1980. Group Investigation. Jurnal. Sibylle Reinfried. 2009. “Motivation Tto Learn Science and Cognitive Style”. Contempory

Science education Research: Learning and Assesment. Leraning Science, ppart 1, pp. 135-144.

Sholikhah, Miftakhush. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Inovatif TTW (Think-Talk-Write) dengan Menyertakan Hand Out terhadap Hasil Belqjar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada Siswa Kelas VIII A Semester genap SMP Muhammadiyah 2 Surakarta. Surakarta: UMS.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cetakan Ke-5.

Slavin. Robert. 2005. Cooperative Learning: theory, Research, and Practise. Bandung: Penerbit Nusa Media.

__________ . 1996. “Research on Cooperative Learning and Achievement: what We Know, what we Need to Know. Research for The Future. Co.ntempory Educational Psychology. No 21. Pp.43-69

Soli Abinanyu, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.Strijbos and Martens. 2001. “Group based Learning: Dynamic Interaction in Groups”.

Education University of The natherlands. Volume March. Pp. 22-24.Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru

Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian tindakan Kelas (PTK). Jakarta: bumi Aksara.

Page 17: Jurnal Group Investigation

_______ . 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukardjo. 2005. Ilmu Kealamiahan Dasar. Surakarta: UNS Press.Sulistyowati. 2009. Ilmu pengetahuan Alam 5 untuk Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional.Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Surakarta: Mata Padi Presindo.Suwarto, St. Y. Slamet. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surakarta:

UNS Press.Syamsuru Hasan, dkk. 2011. Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk

Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Perawatan dan Perbaikan Sistem Refrigasi”. Invotec. Volume VII. No.2.pp.189-198.

Tim Pengampu SBM. 2007. Bahan Ajar Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS.Tim Rizky Grafis. 2008. Ensiklopedia Anak Jelajah Sains Seri Bumi dan Kehidupan. Jakarta:

Rizky Grafis.Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka._______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implikasinya dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi AksaraTri Wahyuni, Anita. 2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA tentang Konsep gerak melaui

Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III SDN 03 Kalijarak kecamatan tasikmadu kabupaten karanganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011. Surakarta: UNS.

Winarti, Wiwik. 2009. Ilmu pengetahuan Alam 5 untuk SD/ MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

Yael Sharan and Shlomo Sharan. 1989. Group Investigation Expands Cooperative Learning. Association for Supervision and Curriculum Development.

Yohanes Suryo. 2011. IPA Asyik, Mudah, dan Menyenangkan 5B. tangerang: PT Kendel.Yasmon, et.al. 2010. “The Effects of Two Cooperatuve Learning Strategies on The Teaching

and Learning of The Topics of Chemical”. Journal of Turkish Science Education. Volume 7, No. 2, pp. 52-65.

Yusniyah. 2008. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa MTS Al-Falah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

http://artikel-kependidikan.blogspot.com/2011/04/struktur-bumi.html (diunduh: Jumat 10 Februari 2012)

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-hasil.html.(24 Januari 2012 Pukul 05.53)

http://id.wikipedia.org/wiki/Matahari#Struktur_Matahari(diunduh 10 Februari 2012 Pukul 06.33)

http://tiyapoenya.blogspot.com/2012/08/jurnal-group-investigation.html