gambaran hasil pemeriksan telur cacing gelang …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/pdf...

66
GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG (Ascaris lumbricoides)METODE SEDIMENTASI DENGAN KECEPATAN SENTRIFUS YANG BERBEDA PADA ANAK YANG TINGGAL DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KELURAHAN PUUWATU KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : ICHSAN WAHID INGRAT P00341014011 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2017

Upload: others

Post on 10-Nov-2020

29 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG (Ascaris

lumbricoides)METODE SEDIMENTASI DENGAN KECEPATAN

SENTRIFUS YANG BERBEDA PADA ANAK YANG TINGGAL

DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH

DI KELURAHAN PUUWATU KOTA KENDARI

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

ICHSAN WAHID INGRATP00341014011

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2017

Page 2: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

ii

Page 3: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

iii

Page 4: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

iv

Page 5: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

v

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Ichsan Wahid Ingrat

Nim : P00341014011

TTL : Ambon, 24 Novembr 1996

Suku/Bangsa : Tolaki/ Indonesia

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 2 Lalonggasumeeto, Tamat tahun 2008

2. Madrasah Tsanwayiah Negeri Soropia, Tamat tahun 2011

3. SMK Tunas Husada , Tamat tahun 2014

4. Tahun 2014 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan sampai sekarang.

Page 6: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

vi

MOTTO

Tak ada peluang menuju kesuksesan tanpa ada usaha dan doa

Berusahalah semampumu walau dunia tidak mengakuimu

Kupersembahkan untuk Almamaterku

Ayah dan Ibunda tercinta

Keluargaku Tersayang

Doa Dan Nasehat Untuk Menunjang Keberhasilan

Page 7: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

vii

Page 8: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’ alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul ‘’Gambaran Hasil Pemeriksaan Telur Cacing Gelang (Ascaris

lumbricoides) Metode Sedimentasi Dengan Kecapatan Sentrifus Yang

Berbeda Pada Anak Yang Tinggal Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir

Sampah di Kelurahan Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian

ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan program Diploma III (D III)Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari.

Rasa hormat, terimaksih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada

ayah dan ibu tercinta atas semua bantuan moril maupun materil, motivasi,

dukungan dan cintak kasih yang tulus serta doanya demi kesuksesan studi yang

penulis jalani selama menuntun ilmu sampai selesainya karya tulisi ini. Proses

penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis banyak

mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terimakasih kepada Bapak

Muhaimin Saranani,S.Kp.,Ns.,M.Sc selaku pembimbing I dan ibu Reni

Yunus,S.Si.,M.Sc selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,

kesabaran dalam membimbing dan atas segala pengorbanan waktu dan pikiran

selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terimakasih penulis juga tunjukan

kepada :

1. Direktur Poltekes Kemenkes Kendari Bapak Petrus,SKM.,M.Kes.

2. Kepala Kantor Badan Riset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang telah

memberikan izin penelitian.

3. Ketua Jurusan Analis Kesehatan Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.M.Pd.

4. Kepala Laboratorium Jurusan Analis Kesehatan Ibu Satya Darmayani,

S.Si.,M.Eng.

Page 9: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

ix

5. Ibu Ruth Mongan, B.Sc.,S.Pd.M.Pd, Bapak Petrus,SKM.,M.Kes,Ibu Tuty

Yuniarty,S.Si,.M.Kes Terimakasih atas masukan, saran dan kritik selama

menguji.

6. Ibu Reni Yunus,S.Si.,M.Sc Terimakasih telah menjadi instruktur

penelitan.

7. Bapak dan Ibu dosen Poltekes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan

pelayanan akademik yang diberikan selama penulis menuntun ilmu.

8. Buat kedua orang tuaku, yang telah mengasuh mendidik, membesarkan,

memotivasi, dan mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini.

9. Kepada Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terselesainya

karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan

keterbatasan yang ada penulis, sehingga bentuk dan isi karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekeliriuan, dan kekurangan.

Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Karya

Tulis ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat, khususnya

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya.

Page 10: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................... v

MOTTO ............................................................................................................................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR.................................................................................................... viii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

a. Latar Belakang............................................................................................. 1

b. Rumusan Masalah ..............................................................................5

c. Tujuan Penelitian......................................................................................... 5

d. Manfaat Penelitian....................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

a. Tinjauan umum Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) ............................. 6

b. Tinjauan umum pemeriksaan Telur Cacing Gelang(Ascarislumbricoides) ....................................................................................13

c. Tinjauan umum pemeriksaan Telur Cacing Metode Sedimentasi ............. 14

d. Tinjauan umum tentang Sentrifus ...................................................15

BAB III KERANGKA KONSEP

a. Dasar pemikiran......................................................................................... 19

b. Bagan kerangka pikir.......................................................................21

c. Definisi operasional dan Kriteria Objektif .......................................22

BAB IV METODE PENELITIAN

a. Jenis penelitian .......................................................................................... 24

b. Waktu dan tempat penelitian ............................................................24

c. Populasi dan sampel .................................................................................. 24

d. Instrumen penelitian ...............................................................................25

Page 11: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

xi

e. Prosedur penelitian ...........................................................................25f. Pengolahan data................................................................................27

g. Analisa data .............................................................................................27h. Penyajian data...................................................................................27

i. Etika penelitian .................................................................................27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil penelitian......................................................................................... 29

b. Pembahasan .............................................................................................. 32

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan............................................................................................... 36

b. Saran......................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil pemeriksaan telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides) dengankecepatan sentrifus yang berbeda ....................................................30

Page 13: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Telur Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) fertile............................. 7

Gambar 2. Telur CacingGelang (Ascaris lumbricoides) infertile.......................... 8

Gambar3. Telur Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) berembrio.......................8

Gambar 4.Telur Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides) decorticated...................9

Gambar 5. Morfologi telur dari sampel S5............................................................31

Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6............................................................31

Gambar 7. Morfologi telur dari sampel S8............................................................31

Gambar 8. Morfologi telur dari sampel S9............................................................31

Page 14: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes

Kendari

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Badan Riset

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Bebas Labolatorium

Lampiran 5 Surat hasil penelitian

Lampiran 6 Master tabel

Lampiran 7 Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Page 15: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah

tropis dan subtropis. Berdasarkan data dari World Health Organization

(WHO) pada tahun 2012 lebih dari 1,5 miliar orang atau 24% dari populasi

dunia terinfeksi Soil Transmitted Helminths (STH) (Sutanto,dkk, 2008).

Penyakit infeksi kecacingan merupakan salah satu penyakit yang

masih menjadi masalah dinegara berkembang termaksud di Indonesia. Di

Indonesia sekitar 60-90% penduduk menderita infeksi yang ditularkan melalui

tanah (siregar, 2006). Salah satu infeksi kecacingan disebabkan oleh Ascaris

lumbricoides (Inayati, 2015).

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, Provinsi Sulawesi

Tenggara memiliki prevalensi kecacingan dari hasil survey tahun 2000 adalah

40,01%, untuk kota Kendari yaitu sebesar 31,12%. Berdasarkan data Dinas

Kesehatan Kota Kendari jumlah penderita penyakit kecacingan tahun 2015

berjumlah 291 orang. (Dinkes Kota Kendari,2016). Sementara berdasarkan

data profil kesehatan kota Kendari jumlah penderita kecacingan tahun 2001

sebanyak 432 orang dan tahun 2002 menjadi 467, dari data tersebut dapat

diketahui bahwa terjadi pertambahan jumlah penderita sebanyak 35 orang atau

7% (profil kesehatan kota Kendari, 2001).

Salah satu penyebab infeksi cacing usus adalah Ascaris lumbricoides

atau lebih dikenal dengan cacing gelang yang penularannya dengan

perantaraan tanah (Soil Transmited Helminths). Infeksi yang disebabkan oleh

cacing ini disebut Ascariasis.

Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yaitu tersebar diseluruh

dunia, lebih banyak di temukan di daerah beriklim panas dan lembab. Di

beberapa daerah tropik derajat infeksi dapat mencapai 100% dari penduduk.

Pada umumnya lebih banyak ditemukan pada anak-anak berusia 5-10 tahun

Page 16: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

2

sebagai host (penjamu) yang juga menunjukkan beban cacing yang lebih

tinggi (Haryanti E. 1993).

Ascariasis adalah penyakit cacing yang paling besar prevalensinya

diantara penyakit cacing lainnya (Widoyono, 2008). Sekitar 40 hingga 60

persen penduduk Indonesia menderita cacingan dan dataWorld Health

Organization (WHO) menyebutkan lebih dari satu milliar penduduk dunia

juga menderita cacingan. Sebagian besar penderita cacingan hidup di wilayah

kumuh. Dan penderita di kalangan anak sekolah pun masih cukup tinggi

(Pedoman Pengendalian Cacingan, 2006).

Ascariasis merupakan infeksi cacing paling lazim di dunia, walau

demikian pada pengendaliannya hanya mendapat sedikit perhatian (Nelson,

2000). Di Indonesia sendiri, program pemberantasan cacingan dilakukan sejak

zaman penjajahan oleh sektor kesehatan saja. Langkah yang dilakukan

meliputi pengobatan dan pembuatan jamban. Pemberantasan cacingan

dilakukan secara Nasional pertama kali pada Tahun 1975 setelah dibentuk unit

stuktural di Direktorat JendralPencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Menular(PM3). Program pemberantasan cacingan dilakukan oleh DEPKES RI

Tahun 2006 lalu dengan sasaran pengendalian terhadap cacingan di seluruh

daerah di Indonesia, dengan kerjasama antara pemerintah daerah, petugas

kesehatan, dan juga masyarakat (Pedoman Pengendalian Cacingan, 2006).

Infeksi cacing Ascaris lumbricoides tidak hanya menyerang anak-anak

tetapi semua umur dan jenis kelamin. Ascaris lumbricoides dewasa hidup

dalam rongga usus halus manusia seekor cacing betina dapat bertelur

sebanyak 200.000 butir sehari yang dapat berlangsung selama masa hidupnya

(sekitar 1 tahun). Telur tidak menetas dalam tubuh manusia tetapi akan keluar

bersama tinja hospes (Safar, 2010).

Ascaris lumbricoides dinamakan juga cacing perut (Giant intensial

roundworm) berhabitat diusus besar dan penyakit yang ditimbulkannya

dinamakan Ascariasis. Dalam membicarakan spesies ini perlu juga

dibicarakan spesies lain yang menginfeksi hewan, tetapi dapat menginfeksi

manusia yaitu Ascaris suum sebagai pembanding.

Page 17: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

3

Penularan dapat terjadi dengan cara kontak langsung misalnya kaki,

tangan atau kuku terkotaminasi tanah yang mengandung telur cacing. Apabila

berlebihan dapat menyebabkan gangguan penyerapan gizi, anemia, gangguan

pertubuhan dan menurunan kecerdasan pada anak, serta penurunan

produktivitas pada orang dewasa. Infeksi terjadi tanpa gejala sehingga

penyakit ini kurang mendapatkan perhatian (Inayati, 2015).

Dalam mendiagnosis penyakit yang disebabkan oleh parasit, adapun

cara yang harus dilakukan yaitu analisa pemeriksaan telur cacing dengan

metode langsung dan tidak langsung. Untuk pemeriksaan metode tidak

langsung dilakukan dengan teknik sedimentasi. Metode ini digunakan untuk

mendiagnosis infeksi parasit ketika tahap diagnosis dapat ditemukan pada

tinja. Berguna sebagai bagian dari pemeriksaan rutin atau ketika tanda klinis

menunjukkan terjadi peningkatan kecurigaan infeksi parasit (Natadisastra,

Djaenudin, 2010).

Teknik ini sering digunakan dalam melakukan pemeriksaan diagnosa

terhadap infeksi kecacingan. Kecepatan sentrifus diukur dalam revolution per

minutes (rpm). Sentrifus menurut jenisnya dibagi dalam 3 fungsi berdasarkan

pada kecil besarnya kecepatan yaitu, General Purpose Centrifuge, Micro

Sentrifuge, Speciality Sentrifuge. Pada General Purpose Centrifuge yang

dirancang untuk pemisahan sampel urine, serum atau cairan lain dari bahan

padat yang tidak larut. Sentrifus ini biasanya berkecepatan 0-4000 rotasi

permenit(rpm), dan bisa menampung sampel dari 5-100 mL.Pada pemeriksaan

sedimentasi dengan kecepatan sentrifus 2000 rotasi permenit (rpm) belum ada

penelitian yang melaporkan bahwa sentrifus tidak bisa menggunakan

kecepatan dibawa 2000 rotasi permenit(rpm) atau diatas 2000 rotasi permenit

(rpm).

Pencemaran tanah merupakan penyebab terjadinya transmisi telur

cacing dari tanah kepada manusia melalui tangan atau kuku yang mengandung

telur cacing, lalu ke mulut bersama makanan. Tinggi rendahnya frekuensi

tingkat kecacingan berhubungan dengan kebersihan diri dan sanitasi

lingkungan yang menjadi sumber infeksi. Nematoda usus merupakan

Page 18: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

4

kelompok yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia Karena masih

banyak yang mengidap cacing ini sehubungan banyaknya faktor yang

menunjang untuk hidup suburnya cacing parasiter ini. Faktor penunjang ini

antara lain keadaan alam serta iklim, sosial ekonomi, pendidikan, kepadatan

penduduk serta masih berkembangnya kebiasaan yang kurang baik (Akhsin

Zulkoni, 2010).

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di Sekitar pembuangan

akhir sampah di kelurahanpuuwatu , yang sebelumnya tidak pernah dilakukan

penelitian mengenai pemeriksaan telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

pada anak-anak yang berumur 5-12 tahun yang tinggal disekitar tempat

pembuangan akhir sampah dikelurahan puuwatu. Selain itu, masih ditemukan

anak-anak yang tidak memperhatikan kebersihan perorangan seperti bermain

di tanah, sebagian anak tidak menggunakan alas kaki, serta kuku-kuku yang

tidak di potong dan kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum makan dan

sesudah bermain di tanah. Sehingga dengan kondisi tersebut dapat menjadi

faktor penyebab resiko terjadinya kecacingan pada anak dimungkinkan dapat

terjadi.

Tempat pembuangan akhir sampah Puuwatu Kota Kendari merupakan

satu-satunya areal penampungan akhir sampah yang masih aktif di Kota

Kendari. Sampah setiap harinya yang dihasilkan oleh masyarakat Kota

Kendari kemudian akan dibuang di tempat pembuangan sampah sementara

dan akhirnya akan diangkut oleh petugas sampah ke tempat pembuangan akhir

sampah Puuwatu Kota Kendari. Diantara tumpukan sampah yang penuh

dengan berbagai bahan buangan, terdapat aktivitas pemulung mengais sampah

yang dimanfaatkan untuk dijual kembali.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Gambaran pemeriksaan telur cacing

gelang(Ascaris lumbricoides) dengan metode sedimentasi pada kecepatan

sentrifus yang berbeda pada anak yang tinggal disekitar tempat pembuangan

akhir sampah di KelurahanPuuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi

Tenggara.”

Page 19: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

5

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh kecepatan sentrifusterhadap keberadaan telur

cacing gelang (Ascaris lumbricoides)metode sedimentasi?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahuikeberadaan telur cacing gelang (Ascaris

lumbricoides) kecepatan sentrifus yang berbeda padafeses dengan metode

sedimentasi.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui keberadaan telur cacing gelang (Ascaris

lumbricoides) pada kecepatan sentrifus pada 1000,2000,3000 dan 4000

rotasi permenit(rpm) dengan menggunakanmetode sedimentasi.

b. Untuk mengetahui morfologi telur cacing gelang (Ascaris

lumbricoides) pada kecepatan sentrifus yang berbeda.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

a. Sebagai bahan informasi kepada mahasiswa hendak melakukan

pemeriksaan mengenai gambaran kecepatan sentrifus 1000, 3000 , dan

4000 rotasi permenit (rpm) terhadap keberadaan telur gelang(Ascaris

lumbricoides) pada feses dengan metode sedimentasi.

b. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan yang bersangkutan

mengenai masalah yang teliti.

2. Manfaat teoritis

Peneliti dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang

kesehatan masyarakat terutama mengenai infeksi telur cacing

gelang(Ascaris lumbricoides).

Page 20: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Cacing Gelang(Ascaris Lumbricoides)

1. Klasifikasi dan Morfologi Cacing Gelang(Ascaris lumbricoides)

Klasifikasi cacing gelang(Ascaris lumbricoides)

Kingdom : Animalia

Filum : Nemathelminthes

Kelas : Nematoda

Sub kelas : Secernentea

Ordo : Ascaridida

Superfamili : Ascaridoidea

Famili : Ascarididae

Genus : Ascaris

Spesies : Ascaris lumbricoides.

Cacing nematoda ini adalah cacing berukuran besar, berwarnaputih

kecoklatan atau kuning pucat. Cacing jantan berukuran panjangantara 10-31

cm, sedangkan cacing betina panjang badannya antara 22-35 cm. Kutikula

yang halus bergaris-garis tipis menutupi seluruhpermukaan badan cacing.

Ascaris lumbricoides mempunyai mulutdengan tiga buah bibir, yang terletak

sebuah di bagian dorsal dan duabibir lainnya terletak subventral (Soedarto,

2011).

Selain ukurannya lebih kecil daripada cacing betina, cacing

jantanmempunyai ujung posterior yang runcing, dengan ekor melengkung

kearah ventral. Di bagian posterior ini terdapat 2 buah spikulum yangukuran

panjangnya sekitar 2 mm, sedangkan di bagian ujung posteriorcacing terdapat

juga banyak papil-papil yang berukuran kecil. Bentuktubuh cacing betina

membulat (conical) dengan ukuran badan lebih besardan lebih panjang

daripada cacing jantan dan bagian ekor yang lurus, tidak melengkung

(Soedarto, 2011).

Page 21: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

7

Morfologi Ascaris lumbricoidesmorfologi telur terdapat 2 macam jenis

telur yaitu telur yang mengalami pembuahan (fertil) dan yang tidak

mengalami pembuahan (infertil). Dari kedua jenis telur ini kadang dijumpai

telur yang tanpa dilapisi albumin (dekortikasi) dan telur yang utuh/dilapisi

albumin (kortikasi).

a) Ciri-ciri telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) fertil:

1. Berbentuk oval

2. Ukuran : panjang 45-75 μm dan lebar 35-50 μm

3. Dinding 3 lapis : lapisan luar yang tebal berkelok-kelok (lapisan

albumin), lapisan kedua dan ketiga relatif halus (lapisan hialin dan

vitelin)

4. Telur berisi embrio

5. Berwarna kuning kecoklatan

Gambar.1 Telur Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)fertile.

b) Ciri-ciri telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) infertil :

1. Bentuk oval memanjang (kedua ujungnya agak datar).

2. Ukuran : panjang 88-94 μm dan lebar 40-45 μm.

3. Dinding 2 lapis : lapisan luar yang tebal berkelok-kelok sangat

kasar/tidak teratur (lapisan albumin), lapisan kedua relatif halus

(lapisan hialin).

4. Telur berwarna granula refraktil berwarna kuning kecoklatan.

Page 22: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

8

Gambar 2. Telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides)infertile.

c) Ciri-ciri telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) berembrio :

1. Didalam telur berisi embrio/larva

2. Embrio bersifat infektif

3. Bentuk kira-kira 2-3 minggu ditanah

Dalam pertumbuhannya, telur cacing gelang(Ascaris

lumbricoides)dimulai bentuk satu sel (telur inilah yang dikeluarkan

bersama tinja) kemudian berkembang melalui pembelahan sel menjadi

morulla, gastrula dan telur berembrio. Telur berembrio yang mengandung

larva stadium ketiga adalah telur yang infeksius.

Gambar3. Telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) berembrio.

d) Ciri-ciri telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) decorticated

1. Telur dibuahi

2. Kehilangan lapisan albuminoid

3. Dinding tebal mulus

Telur fertil tanpa lapisan protein (decorticated eggs) berwarna

keabu-abuan dan sangat menyerupai telur hookworm. Telur ini hanya

memiliki dua lapisan, yaitu lapisan glycogen dan lipiodal saja. Lapisan

terluarnya hilang, beberapa kepustakaan nengatakan bahwa telur ini hanya

Page 23: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

9

terjadi dilaboratorium,yaitu saat melakukan pewarnaan dengan lugol,

lapisan luar telur menghilang dan tinggal lapisan dalamnya saja.

Untuk keperluan praktikum, decorticated egg secara laboratorium

dapat dibuat dengan jalan menambahkan hypochlorite dan H2SO4.

Gambar 4 Telur cacinggelang(Ascaris lumbricoides) decorticated

2. Siklus Hidup cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

Pada tinja penderita Ascariasis yang membuang air tidak pada

tempatnya dapat mengandung telur Ascariasis yang telah dibuahi. Telur

ini akan matang dan menjadi bentuk yang infektif dalam waktu 21 hari

dalam lingkungan yang sesuai. Bentuk infektif ini, jika tertelan oleh

manusia menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus

menuju pembuluh darah atau saluran limfa, kemudian dialirkan ke

jantung. Dari jantung kemudian dialirkan menuju ke paru-paru (Widodo,

2013).

Larva di paru-paru menembus dinding pembuluh darah,lalu

dinding alveolus, masuk rongga alveolus kemudian naik ke trakea

melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju faring,

sehingga menimbulkan rangsangan pada faring. Penderita batuk karena

rangsangan ini dan larva akan tertelan ke dalam oesofagus, lalu menuju

ke usus halus. Di usus halus larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak

telur matang tertelan sampai cacing dewasa berteur dibutuhkan waktu

kurang lebih 2 bulan (Gandahusada dkk, 2000; CDC).

Page 24: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

10

3. Patologi dan Gambaran Klinis cacing gelang(Ascaris lumbricoides)

Kelainan klinik dapat disebabkan larva maupun cacing gelang

dewasa Ascaris lumbricoides. Patologi dan gambaran klinis yang terjadi

disebabkan oleh :

a) Migrasi larva

Kelainan akibat larva yaitu demam selama beberapa hari

pada periode larva menembus dinding usus dan bermigrasi akhirnya

sampai ke paru. Biasanya pada waktu tersebut ditemukan eosinofilia

pada pemeriksaan darah. Foto thoraks menunjukkan adanya infiltrat

yang menghilang dalam waktu 3 minggu. Keadaan ini disebut

Sindrom Loeffler yang hanya ditemukan pada orang yang pernah

terpajan dan rentan terhadap antigen Ascaris atau bilamana terdapat

infeksi berat. Pada penderita penyakit yang juga disebut

pneumonitisAscaris, dapat ditemukan gejala ringan seperti batuk

ringan sampai pneumonitis berat yang berlangsung selama 2-3

minggu. Kumpulan gejala termasuk batuk, mengi, sesak nafas, agak

meriang, sianosis, takikardi, rasa tertekan pada dada atau sakit dada,

dan di dalam dahak kadang-kadang ada darah. Gejala-gejala

berlangsung selama 7-10 hari dan menghilang secara spontan pada

waktu larva bermigrasi keluar paru (Margono, 2011).

b) Cacing dewasa

Terdapatnya cacing Ascaris dewasa dalam jumlah yang besar

di usus halus dapat menyebabkan abdominal distension dan rasa

sakit. Keadaan ini juga dapat menyebabkan lactose intolerance,

malabsorpsi dari vitamin A dan nutrisi lainnya. Hepatobiliary dan

pancreaticascariasis terjadi sebagai akibat masuknya cacing dewasa

dari duodenum ke orificium ampullary dari saluran empedu, timbul

kolik empedu, kolesistitis, kolangitis, pankreatitis dan abses hepar

(Suriptiastuti, 2006).

Jumlah cacing yang banyak sangat berhubungan dengan

terjadinya malnutrisi, defisit pertumbuhan dan gangguan kebugaran

Page 25: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

11

fisik, di samping itu masa cacing itu sendiri dapat menyebabkan

obstruksi. Hidup dalam rongga usus halus manusia mengambil

makanan terutama karbohidrat dan protein, seekor cacing akan

mengambil karbohidrat 0,14 g/hari dan protein 0,035 g/hari (Siregar,

2006).

4.Pengobatan cacing gelang(Ascaris lumbricoides)

Obat-obat yang digunakan untuk terapi Ascariasis adalah:

a) Pirantel pamoat Derivat pirimidin ini berkhasiat terhadap Ascaris,

Oxyuris, dan cacing tambang, tetapi tidak efektif terhadap Trichiuris.

Mekanisme kerjanya berdasarkan pelumpuhan cacing dengan jalan

menghambat penerusan impuls neuromuskular. Lalu

parasitdikeluarkan oleh peristaltik usus tanpa memerlukan laksans.

Efek sampingnya ringan berupa gangguan saluran cerna dan kadang

sakit kepala. Dosis yang diberikan pada cacing kremi dan gelang

adalah 2-3 tablet dari 250 mg, anak-anak 1½-2 tablet sesuai usia

(10mg/kg). Pada cacing cambuk dosisnya sama selama 3 hari (Tjay

dan Rahardja, 2007).

b) Mebendazol Ester-metil dari benzimidazol ini adalah

antihelmintikum berspektrum luas yang sangat efektif terhadap

cacing kermi, gelang, pita, cambuk dan tambang. Mekanisme

kerjanya melalui perintangan pemasukan glukosa dan mempercepat

penggunaannya (glikogen) pada cacing. Tidak perlu diberikan

laksans. Efek sampingnya jarang terjadi dan berupa gangguan

saluran cerna seperti sakit perut dan diare. Dosis dewasa dan anak-

anak sama,yakni pada infeksi cacing gelang, tambang, benang, pita

dan cambuk 2 dd 100 mg selama 3 hari, bila perlu diulang setelah 3

minggu (Tjay dan Rahardja, 2007).

c) Albendazol Derivat karbamat dari benzimidazol ini berspektrum luas

terhadap Ascaris, Oxyuris, Taenia,Ancylostoma, Strongyloides dan

Trichiuris. Efek sampingnya berupa gangguan lambung-usus,

Page 26: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

12

demam, dan rontok rambut. Dosis pada ascariasis, enterobiasis,

ancylostomiasis, trichuriasis anak dan dewasa single dose 400 mg

d.c, pada strongyloidiasis 1 dd 400 mg d.c selama 3 hari (Tjay dan

Rahardja, 2007).

d) Piperazin Zat basa ini sangat efektif terhadap Oxyuris dan

Ascarisberdasarkan perintangan penerusan-impuls neuromuskuler,

hingga cacing dilumpuhkan untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh

oleh gerakan peristaltik usus. Efek sampingnya jarang terjadi, pada

overdose timbul gatal-gatal (urticaria), kesemutan (paresthesia) dan

gejala neurotoksis (rasa kantuk, pikiran kacau konvulsi, dll). Dosis

terhadap Ascaris 75 mg/kg berat badan atau dosis tunggal dari 3 g

selama 2 hari (Tjay dan Rahardja, 2007).

e) Levamisol Derivat-imidazol ini sangat efektif untuk Ascaris dan

cacing tambang dengan jalan melumpuhkannya. Khasiat lainnya

yang penting adalah stimulasi sistem-imunologi tubuh. Efek

sampingnya jarang terjadi, yakni reaksi alergi (rash),

granulocytopenia dan kelainan darah lainnya. Dosis untuk Ascariasis

pada orang dewasa dengan berat badan lebih dari 40 kg adalah 150

mg d.c (garam HCl), anak-anak 10-19 kg: 50 mg, 20-39 kg: 100 mg

(Tjay dan Rahardja, 2007).

f) PraziquantelObat ini digunakan sebagai obat satu-satunya pada

schistosomiasis dan juga dianjurkan pada taeniasis. Khasiatnya

berdasarkan pemicuan kontraksi cepat pada cacing dan desintegrasi

kulitnya, untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh. Dosis 600 mg

setelah makan malam. Untuk taeniasis dosis tunggal 10 mg/kg.

Page 27: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

13

B. Tinjauan Umum Pemeriksaan Telur Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

1. Cara Langsung (sediaan basah)

Cara langsung (sediaan basah) adalah metode yang digunakan

bertujuan untuk mengetahui telur cacing pada tinja secara langsung dengan

menggunakan larutan eosin 2%(dengan menggunakan kaca penutup).

Pemeriksaan feses menggunakan metode langsung merupakan pemeriksaan

mikroskop untuk mengetahui feses yang positif mengandung telur cacing.

Pemeriksaa feses secara langsung dapat dilakukan dengan dua metode yaitu

dengan kaca penutup dan tanpa kaca penutup (Fuad,2012).

Cara kerja pembuatan sediaan langsung metode penutup kaca

adalah sebagai berikut. Satu tetes cairan diletakan diatas kaca objek

kemudian feces diambil dengan lidi (1-2 mm³) dan diratakan sampai

homogen. Apabila terdapat bahan yang kasar dikeluarkan dengan lidi,

kemudian ditutup dengan kaca penutup. Usahakan supaya cairan merata

dibawah kaca penutup tanpa ada gelembung udara. Sediaan dapat diamati

menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10x atau 40x (Fuad,2012).

Pembuatan sediaan langsung dengan metode tanpa kaca penutup

diperoleh dengan meletakan satu tetes air pada kaca benda, kemudian feses

diambil menggunakan lidi (2-3 mm³) sediaan diaratakan sampai homogen

sehingga menjadi lapisan tipis tetapi tetap basah, kemudian diperiksa

menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x atau 40x (Fuad, 2012).

2. Cara Tidak Langsung

a. Metode apung (metode flotasi)

Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula atau

larutan gula jenuh yang didasarkan atas berat jenis telur sehingga telur

akan mengapung dan mudah diamati. Metode ini digunakan untuk

pemeriksaan feses yang mengandung sedikit telur. Cara kerjanya

didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur-telur

terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel

yang besar yang terdapat dalam tinja. Pemeriksan ini hanya berhasil

untuk telur - telur nematoda, Schistostoma dibothriosephalustelur yang

Page 28: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

14

berpori-pori dari family taenidae, telur-telur achantocephala ataupun

telur Ascaris yang infertil.

b. Metode sedimentasi

Metode ini digunakan pada pemeriksaan identifikasi telur cacing

metode sedimentasi atau pengapungan menggunakan larutan NaCl

0,85%. Kemudian disentrifus dengan tujuan mengendapkan telur cacing

pada feses.

C. Tinjauan Umum Pemeriksaan Telur Cacing Metode Sedimentasi

Metode sedimentasi adalah pemisahan larutan berdasarkan perbedaan

berat jenis (BJ), dimana parikel yang tersuspensi akan mengendapkan kedasar

wadah. Metode sedimentasi dilakukan dengan memusingkan sampel atau

larutan uji menggunakan sentrifus dengan kecepatan rotasi permenit (rpm) dan

waktu tertentu (Gandahusada dkk, 2000).

Prinsip pemeriksaan metode sedimentasi adalah adanya gaya

sentrifugal dari sentrifuge yang dapat memisahkan antara suspensi dan

supernatannya sehingga telur cacing akan terendapkan (Fuad,2012).

Cara pemeriksaan metode sedimentasi (Sentrifus) :

1. Masukan ± 2 gram feaces ke dalam gelas kimia 100 ml kemudian

ditambahkan dengan air secukupnya lalu suspensikan dengan batang

pengaduk.

2. Suspensi kemudian disaring ke dalam gelas kimia lain.

3. Suspensi kemudian di pipet ke dalam tabung sentrifus sebanyak 2/3

tabung.

4. Kemudian diputar ke dalam sentrifus selama 5 menit dengan kecepatan

2000 rotasi permenit (rpm).

5. Supernatan dibuang dengan endapan ditambahkan aquadest, homogenkan.

6. Kemudian lakukan kembali prosedur 4-5 diatas, (pencucian dilakukan

sampai larutan supernatan kelihatan jernih lalu dibuang).

7. Sedimen diambil dengan menggunakan pipet tetes dan diletakan di atas

gelas objek kemudian ditutup dengan kaca penutup.

Page 29: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

15

8. Lakukan pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan mikroskop

dengan pembesaran lemah. 10x dan 40x.

Adapun kelebihan dan kekurangan dari pemeriksaan telur cacing cara

sedimentasi dibanding cara pengapungan dan cara langsung adalah cara

sedimentasi lebih sensintif sebab volume tinja yang diperiksa lebih banyak,

dengan demikian hasil negatif dari pemeriksaan langsung menunjukan hasil

positif bila diperiksa dengan metode konsentrasi. Meskipun pada sediaan cara

sedimentasi terdapat partikel-partikel tinja, namun semua protozoa, telur dan

larva yang ada akan terdeteksi, telur-telur cacing tetap utuh tidak terdistorsi

mengendap didasar lubang. Dan cara ini juga merupakan cara yang lebih kecil

kemungkinannya menjadi subjek kesalahan teknik.

D. Tinjauan Umum Tentang Sentrifus

1. Definisi sentrifus

Sentrifus merupakan alat yang yang digunakan untuk memisahkan

organel berdasarkan masa jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam

prosesnya, sentrifus menggunakan prinsip rotasi atau perputaran tabung

yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan massa jenisnya.

Larutan akan terbagi menjadi dua fase yaitu supernatan yang berupa cairan

dan butiran atau organel yang mengendap. Peralatan sentrifus terdiri dari

sebuah rotor atau tempat untuk meletakkan larutan yang akan dipisahkan.

Rotor ini nantinya yang akan berputar dengan cepat yang akan

mengakibatkan larutan akan terpisah menjadi dua (supernatan dan

endapan) (Nadadisastra, Djaenudin. 2009).

2. Prinsip sentrifus

Prinsip kerja sentrifus adalah melawan gaya tarik bumi (gravitasi)

dengan kekuatan sentrifugasi sehingga partikel yang terlarut dalam cairan

mengendap ke bawah dari pusat putaran, dengan berat paling besar akan

mengendap lebih dulu. Tenaga ini disebut Relative Centrifugal Force

(RCF) dalam satuan gravitasi yang menggambarkan daya pemisah alat

tersebut. Sehingga laju pengendapan suatu partikel yang tersuspensi

Page 30: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

16

tersebut dapat diatur dengan meningkatkan atau menurunkan pengaruh

gravitasi terhadap partikel. Pengaturan laju pengendapan tersebut dapat

dilakukan dengan cara menempatkan wadah yang berisi suspensi partikel

ke mesin sentrifus tepatnya pada bangian rotor yang kemudian akan

berputar dengan kecepatan tertentu.

Hal tersebut tergantung pada ukuran dan bobot jenis dari suspensi.

Teknik ini dapat digunakan untuk mengisolasi molekul biologi dan

komponen selular. Hasil sentrifugasi terbagi menjadi dua, yaitu supernatan

dan butir. Supernatan adalah subtansi hasil sentrifugasi yang memiliki

bobot jenis yang lebih rendah. Posisi dari subtansi ini berada pada lapisan

atas dan warnanya lebih jernih. Sementara butir adalah substansi hasil

sentrifugasi yang memiliki bobot jenis yang lebih tinggi.

3. Fungsi sentrifus

Dalam sebuah laboraturium sentrifus berguna untuk memisahkan

partikulat padat dalam cairan dengan memaksa partikel yang lebih berat

terkumpul ke dasar tabung sentrifus. Sebagaicontoh :

a. Untuk pemeriksaan mikroskopis urine

b. Untuk memisahkan serum

c. Untuk pemeriksaan Hematokrit

d. Untuk pemeriksaan mikroskopis feses.

4. Jenis-jenis sentrifus

a. General Purpose Sentrifuge atau model biasanya adalah tabletop (bisa

diletakkan di atas meja) yang dirancang untuk pemisahan sampel

urine, serum, atau cairan lain dari bahan padat yang tidak larut.

Sentrifus ini biasanya mempunyai kecepatan 0-3000 rotasi

permenit(rpm), dan bisa menampung sampel dari 5-100 mL.

b. Micro Sentrifugeatau disebut juga microfuges, memutar microtubes

khusus pada kecepatan tinggi. Volume microtubes berkisar 0,5-2,0

mL.

c. Speciallity Sentrifugeyaitu sentrifus yang dipakai untuk keperluan

yang lebih spesifik. Seperti microhematocrit sentrifus dan blood bank

Page 31: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

17

sentrifuges, yang dirancang untuk pemakaian spesifik di laboraturium

klinik. Microhematocrit sentrifus merupakan variasi dari

microsentrifuge yang dapat menampung sampel kapiler untuk

pengukuran volume hematokrit pack cell, sedangkan blood bank

sentrifugeyang dipakai di bank darah dan serologi yang dirancang

untuk memisahkan sampel serologis dalam tabung.

d. Sentrifus Berkecepatan Tinggi. Jenis lain adalah sentrifus

berkecepatan tinggi yaitu, ultrasentrifuge dan refrigerated sentrifuge.

Sentrifus berkecepatan tinggi berputar pada kecepatan 0-20.000 rotasi

permenit(rpm) dan ultrasentrifuge berputar pada kecepatan 50.000

rotasi permenit(rpm). Kebanyakan sentrifus ini dilengkapi dengan

pendinginan untuk menjaga sampel tetap dingin selama sentrifugasi.

Sentrifus ini biasanya lazim dipakai di laboratorium penelitian.

5. Jenis-jenis rotor pada sentrifus

a. Swing Out/Horizontal Rotor dapat menghasilkan butiran endapan yang

terdistribusi merata serta dapat disesuaikan dengan berbagai tabung.

Bisa untuk volume tunggal yang besar. Kerugiannya, kecepatan

terbatas dan menimbulkan gesekan yang tinggi (bunyi, panas) dan

kecepatanya lambat serta ada bangian yang bergerak lebih banyak.

b. Fixed Angel Rotor berkecepatan tinggi, memberikan jalur pemisahan

yang lebih pendek dan memberikan dukungan tube yang lebih

maksimum. Menghasilkan gesekan dan panas yang lebih sedikit.

Kerugianya, menghasilkan butiran endapan yang tidak merata dan

kapasitas yang lebih terbatas, sehingga tube menerima tekanan yang

tinggi. Tube tanpa tutup, tidak bisa diisi penuh.

c. Drum Rotor menghasilkan butiran endapan yang terdistribusi merata

dan memiliki kapasitas besar. Kerugiannya, terbatas pada micro

volume tube dan tidak menghasilkan tenaga seperti angle rotor.

d. Winshield Rotor mengurangi tingkat gesekan dan panas serta

meningkatkan kecepatan potensial dari swing out rotor. Kerugianya,

Page 32: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

18

meningkatkan cost rotor, meningkatkan berat rotor, dan memerlukan

tempat yang lebih besar untuk menampung Winshield.

6. Teknik kecepatan sentrifus

Sentrifus adalah sebuah mesin putar dengan gaya putar atau

sentrifugasi yang terdiri dari rangkaian terpadu yaitu Elektrik dan

Mekanik. Dalam elektriknya terdapat sebuah rotor pengerak yang

terhubung dengan sumber tegangan listrik yang menggunakan rangkaian

mekanik yang sudah disusun dengan berbagai ukuran.

7. Cara Pemakaian Sentrifus

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian sentrifus adalah

sebagai berikut :

a. Sebelum memulai sentrifus, pastikan bahwa tutupnya terpasang dan

terkunci.Jangan pernah membuka tutup selama sentrifus dioperasikan

Pastikan kebersihan sentrifus, segera bersihkan semua tumpahan.

b. Seimbangkan muatan sentrifus sebelum pemakaian.

c. Amati dan lakukan tindakan yang sesuai jika ada bunyi atau getaran

yang tidak lazim selama pemutaran.

d. Putar sampel dengan tutup terpasang.

e. Gunakan tabung yang diperuntukkan untuk sentrifus tersebut.

(Nadadisastra, Djaenudin. 2009).

Page 33: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

19

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Ascaris lumbricoides adalah salah satu jenis cacing nematoda intestinal

dnegan ukuran terbesar yang menginfeksi manusia. Penyakit yang disebabkan

cacing ini disebut Ascariasis. Parasit ini bersifat kosmopolit, yaitu tersebar di

seluruh dunia, terutama di daerah tropis dengan kelembaban cukup tinggi.

Manusia dapat terinfeksi cacing ini karena mengkonsumsi makanan

minuman yang terkontaminasi cacing gelang(Ascaris lumbricoides) yang telah

berkembang (berembrio, segmented eggs). Bahkan beberapa kepustakaan

mengatakan dapat pula ditemukannya telur yang telah berkembang di debu

(dust borne). Telur yang telah berkembang tadi menetas menjadi larva di

dalam usus halus. Selanjutnya larva tadi akan bergerak menembus pembuluh

darah dan limfa ke ductus thoracicus menuju kejantung. Setelah sampai

dijantung larva ini akan dipompakan keseluruh tubuh antara lain ke paru

melalui arteria pulmonalis. Larva didalam paru ini mencapai alveoli dan

tinggal disitu selama 10 hari unutk berkembang lebih lanjut. Bilamana larva

ini telah menapai ukuran 1,5 mm, ia mulai bermigrasi kesaluran nafas, ke

epiglottis dan kemudian ke esophagus, lambung akhirnya kembali ke usus

halus dan menjadi dewasa yang berukuran 15-35 cm.

Identifikasi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan cara langsung (sediaan basah) dan cara tidak

langsung dengan metode flotasi dan metode sedimentasi, menggunakan

sampel feses manusia yang terduga terinfeksi cacing gelang (Ascaris

lumbricoides).

Metode sedimentasi adalah pemisahan larutan berdasarkan perbedaan

berat jenis (BJ), dimana parikel yang tersuspensi akan mengendapkan kedasar

wadah. Metode sedimentasi dilakukan dengan memusingkan sampel atau

larutan uji menggunakan sentrifus dengan kecepatan rotasi permenit (rpm) dan

waktu tertentu (Gandahusada dkk, 2000). Prinsip pemeriksaan metode

Page 34: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

20

sedimentasi adalah adanya gaya sentrifugal dari sentrifuge yang dapat

memisahkan antara suspensi dan supernatannya sehingga telur cacing akan

terendapkan (Fuad,2012).

Teknik ini sering digunakan dalam melakukan pemeriksaan diagnosa

terhadap infeksi kecacingan. Kecepatan sentrifus diukur dalam revolution per

minutes (rpm). Sentrifus menurut jenisnya dibagi dalam 3 fungsi berdasarkan

pada kecil besarnya kecepatan yaitu, General Purpose Centrifuge, Micro

Sentrifuge, Speciality Sentrifuge. Pada General Purpose Centrifugeyang

dirancang untuk pemisahan sampel urine, serum atau cairan lain daribahan

padat yang tidak larut. Sentrifus ini biasanya berkecepatan 0-4000 rotasi

permenit(rpm), dan bisa menampung sampel dari 5-100mL. Pada pemeriksaan

sedimentasi dengan kecepatan sentrifus 2000 rotasi permenit(rpm) belum ada

penelitian yang melaporkan bahwa sentrifus tidak bisa menggunakan

kecepatan dibawa 2000 rpm atau diatas 2000 rotasi permenit (rpm).

Tempat pembuangan akhir sampah Puuwatu Kota Kendari merupakan

satu-satunya areal penampungan akhir sampah yang masih aktif di Kota

Kendari. Sampah setiap harinya yang dihasilkan oleh masyarakat Kota

Kendari kemudian akan dibuang di tempat pembuangan sampah sementara

dan akhirnya akan diangkut oleh petugas sampah ke tempat pembuangan akhir

sampah Puuwatu Kota Kendari. Diantara tumpukan sampah yang penuh

dengan berbagai bahan buangan, terdapat aktivitas pemulung mengais sampah

yang dimanfaatkan untuk dijual kembali.

Page 35: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

21

Objek glass

B. Bagan kerangka pikir

sese

Feses

Sedimentasi

Sentrifus

4000 rpm3000 rpm2000rpm1000 rpm

Pemeriksaan Mikroskopik objektif 10x dan 40x

Hasil

Tidak ada telur cacingAscaris lumbricoides

Ada telur cacing Ascarislumbricoides

Page 36: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

22

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

a. Definisi operasional

1. Ascaris lumbricoides atau lebih dikenal dengan cacing gelang adalah

salah satu penyebab infeksi (Ascariasis) yang penularannya dengan

perantaraan tanah.

2. Telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)yaitu telur yang dihasilkan

oleh cacing Ascaris lumbricoides yang terbagi menjadi 2 macam jenis

telur yaitu telur yang mengalami pembuahan (fertil) dan yang tidak

mengalami pembuahan (infertil).

3. Pemeriksaan telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides) adalah suatu

kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan telur cacing

pada suatu sampel pemeriksaan dapat berupa feses maupun kuku.

Pemeriksaan telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides)terbagi menjadi

2 cara yaitu cara langsung (sediaan basah) dan tidak langsung. Cara

langsung terdiri dari 2 metode yaitu metode apung (flotasi) dan metode

sedimentasi.

4. Metode sedimentasi adalah pemisahan larutan berdasarkan perbedaan

berat jenis (BJ), dimana partikel yang tersuspensi akan mengendapkan

kedasar wadah. Metode sedimentasi dilakukan dengan sentrifus sampel

atau larutan uji menggunakan sentrifus dengan kecepatan rotasi

permenit (rpm) dan waktu tertentu.

5. Sentrifus merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan organel

berdasarkan masa jenisnya melalui proses pengendapan. Dalam

prosesnya, sentrifus menggunakan prinsip rotasi atau perputaran

tabung yang berisi larutan agar dapat dipisahkan berdasarkan massa

jenisnya.

b. Kriteria objektif

1. Pada kecepatan sentrifus 1000,2000,3000 dan 4000 dengan

menggunakan metode sedimentasi dapat diuraikan sebagai berikut :

Ada : jika ditemukan telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

Page 37: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

23

Tidak : Jika tidak ditemukan telur cacing gelang (Ascaris

lumbricoides) .

2. Telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides)sterbagi menjadi 4 macam,

yaitu :

- Telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)fertile, memiliki ciri

- ciri berbentuk oval,Telur berisi embrio berwarna kuning

kecoklatan.

- Telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides)infertile, memiliki

ciri-ciriberbentuk oval memanjang (kedua ujungnya agak datar)

dan telur berwarna granula refraktil berwarna kuning

kecoklatan.

- Telur cacinggelang (Ascaris lumbricoides) berembrio, memiliki

ciri-ciri didalam telur berisi embrio/larva, embrio bersifat

infektif, bentuk kira-kira 2-3 minggu ditanah.

- Telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides) decorticated,

memiliki cici-ciri telur telah dibuah, kehilangan lapisan

albuminoid dan dinding tebal mulus.

Page 38: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

24

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskriptif melalui uji laboratorium. Subjek penelitian adalah telur

cacing gelang(Ascaris lumbricoides).

B. Tempat dan waktu penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat pengambilan sampel penelitian yaitu di daerah kelurahan

Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yang dimana

terkhusus pemeriksaan pada anak yang tinggal disekitar tempat

pembuangan akhir sampah. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20- 22 juli 2017.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak pemulung berusia

5-12 tahun yang tinggal disekitaran Tempat Pembuangan Akhirsampah di

Kecamatan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu

sebanyak 40 anak.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah feses yang diperoleh dari anak -

anak yang tinggal disekitarTempat Pembuangan Akhirsampah di

Kelurahan Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Anak-anak

yang memiliki kriteria berusia 5-12 tahun, kebiasaan tidak menggunakan

alas kaki saat bermain keluar rumah, kuku yang panjang dan kotor,

berbadan kurus dan perut buncit.

Berdasarkan ketentuan diatas maka kriteria pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan kriteria inklusi yaitu karakteristik umum

Page 39: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

25

dari suatu populasi target yang akan dijadikan subjek penelitian

(Nursalam, 2003).

D. Instrument Penelitian

Alat dan bahan yang digunakan :

a. Alat:

−Batang pengaduk

−Cover glass

−Mikroskop

−Obyek gelas

−Pipet tetes/pipet pasteur

−Pot sampel

−Saringan kawat

−Sentrifus

− Lidi

− Gelas kimia

b. Bahan

− Aquadest

− Sampel Feses

− Tisue

− Air

E. Prosedur Penelitian

a. Pra analitik

Alat:

− Batang pengaduk

− Cover glass

− Mikroskop

− Obyek gelas

− Pipet tetes/pipet pasteur

− Pot sampel

− Saringan kawat

− Sentrifus

Page 40: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

26

− Lidi

− Gelas kimia

Bahan

− Aquadest

− Sampel Feses

− Tisue

− Air

b. Analitik

1) Masukan ± 2 gram feaceske dalam gelas kimia 100 ml kemudian

ditambahkan dengan air secukupnya lalu suspensikan dengan

batang pengaduk.

2) Suspensi kemudian disaring ke dalam gelas kimia lain.

3) Suspensi kemudian di pipet ke dalam tabung sentrifus sebanyak 2/3

tabung.

4) Kemudian diputar ke dalam sentrifus selama 5 menit dengan

kecepatan 2000 rotasi permenit (rpm).

5) Supernatan dibuang dengan endapan ditambahkan aquadest,

homogenkan.

6) Kemudian lakukan kembali prosedur 4-5 diatas.(pencucian

dilakukan sampai larutan supernatan kelihatan jernih lalu dibuang).

7) Sedimen diambil dengan menggunakan pipet tetes dan diletakan di

atas gelas objek kemudian ditutup dengan kaca penutup.

8) Lakukan pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan

mikroskop dengan pembesaran lemah. 10x dan 40x.

c. Pasca analitik

Penilaian pemeriksaan mikroskopis :

1. Kualitatif

Hasil positif (+) :ditemukan telur cacing gelang(Ascaris

lumbricoides)

Hasil negatif (-) :tidak ditemukan telur cacing gelang(Ascaris

lumbricoides)

Page 41: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

27

2. Kuantitatif

Sampel yang dinyatakan positif telur cacing gelang(Ascaris

lumbricoides) kemudian di hitung jumlahnya dalam bentuk

persentasi.

F. Pengolahan data

Data yang diperoleh dianalisa secara kualitatif dan kuantatif, yang

kemudian diolah dalam bentuk table.

G. Analisa Data

Data yang diperoleh kemudian dimasukkan kedalam tabel yang

selanjutnya akan dianalisis dan diolah menjadi hasil dari pengamatan.

Rumus : f = ×100%

Keterangan :

f : persentase

x : jumlah yang didapat

n : jumlah sampel

H. Penyajian Data

Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian

dijelaskan dalam bentuk narasi.

I. Etika Penelitian

Etika penelitian bertujuan untuk melindungi hak-hak subyek. Dalam

penelitian ini menekankan masalah etika yang meliputi :

1. Anoniminity (tanpa nama)

Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada

lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data.

Page 42: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

28

2. Confidentiality (kerahasiaan)

Dilakuakan dengan menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Informasi yang

dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti.

Page 43: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

29

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Gambaran umum lokasi penelitian

a. Letak geografis dan luas wilayahkecamatan puuwatu

Letak wilayah Kecamatan Puuwatu sebelah utara berbatasan

dengan Kabupaten Konawe, sebelah selatanberbatasan dengan

Kecamatan Kadia dan Kecamatan Wua-wua, sebelah timur berbatasan

dengan kecamatan Mandonga dan sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Konawedan Kecamatan Baruga.

Kecamatan Puuwatu terbentuk atas Peraturan Daerah Kota

Kendari Nomor 22 Tahun 2006 yang ditetapkan pada tanggal 12

Desember 2006 dengan status Kecamatan Daerah Tingkat III Puuwatu.

Luas wilayah daratan Kecamatan Puuwatu 39,72 Km.

Wilayah Kecamatan Puuwatu terletak dibagian barat laut

KotaKendari. Seluruh wilayah Puuwatu berada didaratan Pulau

Sulawesi. Luas wilayah Kecamatan Puuwatu 39,72 Km² atau

14,86persen dari luas daratan Kota Kendari.

b. Gambaran Umum Lokasi TPA Puuwatu

TPA Puuwatu terletak di Kelurahan Puuwatu Kecamatan

Puuwatu Kota Kendari yang mempunyai ketinggian 30 m di atas

permukaan laut dengan topoggrafi lembah–datar–berbukit. Perbedaan

tinggi antara lembah dan bukit ± 20 m dengan suhu rata-rata 26,4 ºC.

2. Gambaran pemeriksaan telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)pada

kecepatan sentrifus yang berbeda.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di laboratorium Jurusan Analis

Kesehatan Poltekkes Kemenkes Kendari tentanggambaran pemeriksaan telur

cacing gelang(Ascaris lumbricoides) dengan metode sedimentasi pada

kecepatan sentrifus yang berbeda pada anak-anak yang tinggal disekitar

tempat pembuangan akhir sampah di KelurahanPuuwatu Kota Kendari

Page 44: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

30

Provinsi Sulawesi Tenggara, adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai

berikut :

Tabel 1. Hasil pemeriksaan telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

dengan kecepatan sentrifus yang berbeda.

Kode

Sampel

Telur Cacing Gelang(Ascaris lumbricoides)

1000 rpm 2000 rpm 3000 rpm 4000 rpm

Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif

S1 _ √ _ √ _ √ _ √S2 _ √ _ √ _ √ _ √S3 _ √ _ √ _ √ _ √S4 _ √ _ √ _ √ _ √S5 _ √ √ _ _ √ _ √S6 _ √ √ _ _ √ _ √S7 _ √ _ √ _ √ _ √S8 _ √ √ _ _ √ _ √S9 _ √ √ _ _ √ _ √

Jumlah 0 9 4 5 0 9 0 9

Persentase 0 100% 44,44% 55,56% 0 100% 0 100%

Dari tabel diatas pada kecepatan sentrifus 2000 rotasi permenit (rpm) dari

9 sampel ditemukan 4 sampel positif telur cacing gelang (Ascaris

lumbricoides)dengan jumlah persentase 4.44% dan 5 sampel tidak ditemukan

telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) dengan persentase 5.56%.Setelah

diperoleh hasil penelitian dari 9 sampel yang berbeda,kemudian didapatkan

persentase hasil positif dari telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) pada

kecepatan sentrifus yang berbeda.

3. Morfologi telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

Morfologi cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang ditemukan 2

bentuk fertile,1 bentuk infertile dan 1 bentuk embrioned. Morfologi ini

dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Page 45: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

31

Gambar 5. Morfologi telur dari sampel S5

Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6

Gambar 7. Morfologi telur dari sampel S8

Gambar 8. Morfologi telur dari sampel S9

keterangan : bentukfertil

keterangan : bentukinfertil

keterangan : bentukembrioned

keterangan : bentukfertile

Page 46: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

32

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada tanggal 20-22 juli

2017 di laboratorium analis kesehatan poltekes kemenkes kendari

tentanggambaran pemeriksaan telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

dengan metode sedimentasi pada kecepatan sentrifus yang berbeda pada anak

pemulung yang tinggal disekitar tempat pembuangan akhir sampahuntuk

mengetahui gambaran kecepatan sentrifus yang berbeda terhadap keberadaan

telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) pada feses dengan metode

sedimentasi, yang bertujuan Untuk mengetahui gambaran kecepatan sentrifus

yang berbeda terhadap keberadaan telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)

pada feses dengan metode sedimentasi, diperoleh hasil sebagai berikut ;

ditemukan positif (+) telur cacing gelang (Ascaris Lumbricoides)pada

kecepatan 2000 rotasi permenit(rpm) ditemukan positif pada S5,S6,S8, dan S9

sedamgkan pada kecepatan 1000,3000, dan 4000 rotasi permenit (rpm) tidak

ditemukan telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

Sampel pemeriksaan diperoleh dari anak pemulung yang tinggal

disekitar tempat pembuangan akhir sampah . Pengambilan sampel dilakukan

pada tanggal 20-22 juli 2017. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan kriteria inklusi yaitu karakteristik umum dari suatu populasi

target yang akan dijadikan subyek penelitian, adapun kriteria inklusi dalam

penelitian ini adalah anak-anak pemulung yang berusia 5-12 tahun, kebiasaan

menggunakan alas kaki saat bermain keluar rumah, kuku yang panjang dan

kotor, berbadan kurus dan perut buncit.

Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa jika kecepatan sentrifus

dinaikkan dari batas optimal kecepatan sentrifus, maka telur cacing

gelang(Ascaris lumbricoides)yang terendap ke dasar tabung tidak berbentuk

sempurna sebagai telur melainkan telah hancur disebabkan pengaruh gravitasi

dan apabila kecepatan sentrifus diturunkan maka telur cacing gelang(Ascaris

lumbricoides) tidak dapat terlihat jelas dikarenakan endapan yang terbentuk

masih banyak mengandung partikel yang berada dalam feses.

Page 47: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

33

Pada Pra analitik penelitian ini, pengambilan sampel berasal dari

Kelurahan Puuwatu tepatnya di tempat pembuangan sampah, tempat ini

peneliti pilih dikarenakan karena cakupan wilayah geografisnya

memungkinkan tempat efektif untuk perkembangan cacing yang melibatkan

tanah sebagai siklus hidupnya.

Sifat maupun tipe tanah sangat mempengaruhi perkembangan dan daya

tahan hidup telur/larva Ascaris lumbricoides. Situasi lapangan saat peneliti

melakukan pengambilan sampel hampir keseluruhan dipenuhi oleh tumbuhan

liar dengan kondisi lingkungan yang tidak terjaga kebersihanya, kondisi

rumah penampungan yang berdempetan dengan kualitas air seadanya, di

tempat lain rumah yang dipenuhi sampah yang berserakan serta kondisi

jamban yang tidak terawat, dan terdapat sisa puing-puing rumah yang tidak

berpenghuni. Keadaan wilayah dengan bertekstur tanah liat yang secara

keseluruhan lembab.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan berdasarkan kriteria

inklusi dimana sampel yang diambil yaitu anak-anak dari usia 5-12 tahun.

Peneliti memilih anak-anak berusia 5-12 tahun dikarenakan pada usia seperti

itu, mereka lebih cenderung bermain diluar rumah yang secara langsung

aktivitas bermain melibatkan lingkungan sekitar dan pasti bersentuhan dengan

tanah, ditambah dengan ketidakpedulian terhadap kebersihan diri mereka

sendiri. Sampel feses yang diperoleh berasal dari defekasi langsung dengan

kateristik sampel yang berbeda dari lunak, dan padat, warna yang normal

(kuning dan hitam) dengan bau yang khas. Sampel feses yang diperoleh terdiri

dari 9 jenis sampel yang berbeda. Sampel terlebih dahulu dilakukan

pemeriksaan langsung, untuk mengetahui sampel yang diambil positif (+).

Dari 9 sampel yang diambil, 4 sampel ditemukan positif (+) telur cacing

gelang(Ascaris lumbricoides)dan 5 sampel yang ditemukan negatif (-) telur

cacing gelang(Ascaris lumbricoides).

Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan sentrifugasi yang diakukan

dengan variasi kecepatan yang berbeda, dengan menggunakan metode

sedimentasi. Metode sedimentasi adalah suatu metode yang digunakan untuk

Page 48: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

34

mendapatkan endapan atau presipitat berdasarkan perbedaan berat jenis dalam

suatu suspensi. Metode sedimentasi yaitu pemeriksaan secara tidak langsung

dengan teknik pemeriksaan kualitatif.Kecepatan sentrifus bervariasi

berdasarkan tipe dan jenis sentrifus yang digunakan. Kecepatan rendah

biasanya digunakan untuk mengendapakan sedimen, untuk menghitung jenis

sel, untuk pemeriksaan antibody, untuk mengendapkan telur cacing.

Kecepatan sentrifus yang digunakan untuk mengendapkan telur cacing adalah

2000 rotasi permenit (rpm). Sedangkan untuk kecepatan tinggi digunakan

untuk mengendapkan nematoda parasit dengan sampel tanah, dan pada sampel

akar tumbuhan. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemeriksaan

dengan menggunakan teknik sedimentasi (sentrifus) yaitu endapan

mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan tidak dapat dipisahkan dengan

proses sentrifugasi, banyak endapan yang terbuang karena pencucian, proses

pemipetan pelarut yang tidak cukup dengan volume yang ditentukan.

Kecepatan yang digunakan dalam penelitian ini 1000, 2000, 3000, dan

4000 rotasi permenit (rpm) selama 5 menit dengan sampel feses. Berdasarkan

hasil penelitian diperoleh dengan pengamatan mikroskopis untuk kecepatan

sentrifus 2000 rpm ditemukan telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides)yaitu

(+) positif pada sampel nomor S5,S6,S8,dan S9 kecepatan sentrifus

1000,3000, dan 4000 rotasi permenit(rpm) tidak ditemukan telur cacing

gelang(Ascaris lumbricoides) yaitu (-) negatif pada sampel nomor

S1,S2,S3,S4,dan S7.

Dari hasil yang diperoleh semakin tinggi kecepatan sentirifus yaitu

kecepatan 3000 dan 4000 rotasi permenit (rpm) maka semakin kecil

kemungkinan untuk dm itemukannya telur cacing gelang(Ascaris

lumbricoides)diakibatkan laju perputaran rotor sentrifus yang menyebabkan

telur cacing yang terendah hancur sehingga tidak dapat diamati dibawah

mikroskop. Sedangkan pada kecepatan rendah yaitu 1000 rotasi permenit(rpm)

telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides) tidak dapat terlihat jelas

dikarenakan endapan yang terbentuk masih banyak mengandung partikel yang

berada dalam feses.

Page 49: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

35

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 20-22

Juli 2017 tentang “Gambaran pemeriksaan telur cacing gelang(Ascaris

lumbricoides) dengan metode sedimentasi pada kecepatan sentrifus yang

berbeda pada anak yang tinggal disekitar tempat pembuangan akhir sampah di

KelurahanPuuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pada kecepatan sentrifus 2000 rotasi permenit (rpm) dari 9 sampel

ditemukan 4 sampelpositif telur cacing gelang(Ascaris lumbricoides)dan5

sampel lainnya dinyatakan negatif pada kecepatan sentrifus 1000, 3000,

dan 4000 rotasi permenit (rpm).

2. Morfologi telur cacing Ascaris lumbricoides yang ditemukan positif antara

lain sebagai berikut :

a. Sampel 5 : Telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang

ditemukanberbentuk fertile.

b. Sampel 6 : Telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang ditemukan

berbentuk infertile.

c. Sampel 8 : Telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang ditemukan

berbentuk berembrio

d. Sampel 9: Telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang ditemukan

berbentuk fertile.

Page 50: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

36

B. SARAN

1. Pemeriksaan mikroskopis telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides)lebih

baik menggunakan 2000 rotasi permenit (rpm) dalam proses sentrifugasi.

2. Bagi institusi pendidikan agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang

pemeriksaan telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides) metode

sedimentasi dengan kecepatan sentrifus yang berbeda-beda.

3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat lebih memahami bahwa pemeriksaan

mikroskopis telur cacinggelang (Ascaris lumbricoides)lebih baik

menggunakan 2000 rotasi permenit (rpm) dalam proses sentrifus, sehingga

perlunya peneliti selanjutnya untuk meneliti pengaruh penyimpanan

sampel terhadap keberadaan telur cacinggelang (Ascaris lumbricoides).

Page 51: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

DAFTAR PUSTAKA

Akhsin Zulkoni, 2010.Parasitologi. Yogyakarta : Muha medika.p.61-70

Ascarissuum,http://www.biosci.ohio-state.edu

Depkes. 2006. PedomanPengendalianKecacingan. Diaksespadatanggal 26 Juni2014. http:www.depkes.go.com.

Fuad.F.2012.perbandinganhasil permeriksaan telur cacing soiltransminattedhelminthpadatanahdenganmetodeflotasiNaCljenuh (willis)danmetodesuzuki,skripsi, universitasmuhamadiyahsemarang.

Gandahusada S, Ilahude HD, Pribadi W. 2000. ParasitologiKedokteran. Jakarta:FKUI

Gandahusada S, Illahude H, Pribadi W, 2008. ParasitologiKedokteran. Jakarta:Balaipenerbit FKUI.

Haryanti,E. 1993. HelmitologiKedokteran. BagianParasitologiFakultasKedokteranUSU, Medan.

Inayati, N TantotosErtinYustin ,Fihirudin,. 2015. Infeksicacing soil transmittedhelmintspadapenjualtanamanhiasdiBintaro Kota Mataram.Tesis.PolitekhnikKesehatanKemenkesMataram.

Iskandar. 2013. MetodologiPenelitianPendidikandanSosial. Jakarta :Referens

Mardiana, Djarismawati. (2008) PrevalensiCacingUsusPada MuridSekolahDasarWajibBelajarPelayananGerakanTerpaduPengentasanKemiskinan Daerah Kumuh Di Wilayah DKI Jakarta,JurnalEkologiKesehatanVolume 7, No.2, Agustus, 2008, hlm.19

Margono. 2010. MetodologiPenelitianPendidikan. Jakarta: RinekaCipta.

Moersintowarti, B. 1992. PengaruhcacinganPadaTumbuhKemabangAnak.MakalahdisampaikanpadaPertemuanIlmiahPenanggulanganCacingan.FakultasKedokteranUnair. Surabaya Viqar Zaman, Loh Ah Keong:BukuPenuntunParasitologiKedokteran. PenerbitBinacipta.

Nadadiasastra, DjaenudindanRidad,Agoes.2009 ParasitologiKedokteran:Ditinjaudari Organ Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC

Nelson, Behrman, Kliegman, dkk. 2000. IlmuKesehatanAnak Nelson edisi 15 vol1. Jakarta : EGC

Page 52: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

PedomanPengendalianCacinganTahun 2006 [online] [update : June 2006] [citedApril 30]. [ 27 Pages ]. Available from: URL

Safar, R. 2010. ParasitologiKedokteran: Protozoologi,EntomologidanHelmintologi. Cetakan I. Bandung: YramaWidya.

Sanjaja, B. 2007.parasitologi kedokteran helminthologi kedokteran. Jakarta:prestasi pustaka.Halaman 115 – 121.

Siregar C.2006. PengaruhInfeksiCacingUsus yang Ditularkanmelalui TanahpadapertumbuhanFisikAnakUsiaSekolahDasar,SariPediatri. 8(2):112-117.

Soedarto. 2009. PengobatanPenyakitParasit. Jakarta :SagungSeto.

Soedarto. 2011.Buku ajar Parasitologikedokteran. Jakarta: S agungSeto.

Sumardjoko,Bambang. (2003), MetodologiPenelitianKualitatif, Surakarta:Program PascaSarjanaUniverstasMuhammadiyah Surakarta.

Supranto. J 2000, Statistik (TeoridanAplikasi), EdisiKeenam, Jakarta,Erlangga.

Suriptiastuti. 2006. Re-emergenciChikungunya:EpidemiologidanPeranVektorPadaPenyebaranPenyakit. Journal http://www.univmed.org/wpcontent /uploads /2012 /04/Suriptiastuti - vol-26- no-2. pdf diaksestanggal 27 januari 2014 jam22:34.

Sutanto,Inge, Is Suhariah I, Pudji K. S, Saleha S. 2008. ParasitologiKedokteran,EdisiKeempat, Jakarta :BalaiPenerbit FKUI.

Team Depdikbud. 1993.Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Tjay, Tan HoandanKiranaRahardja, 2007, Obat-ObatPentingKhasiat,PenggunaandanEfek-EfekSampingnya, EdisiKeenam, 262, 269-271, PT.Elex Media Komputindo, Jakarta.

Widodo H. 2013. ParasitologiKedokteran. Jogjakarta : D-medika

Widoyono. 2008. PenyakitTropis, Epidemiologi, Penularan, PencegahandanPemberantasannya. Jakarta : EMS H. 34.

Page 53: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 54: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 55: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 56: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 57: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 58: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 59: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 60: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 61: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31
Page 62: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

LAMPIRANDOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

a. Pra Analitik1)Persiapan Sampel

Pengambilan sampel feses disekitar tempat pembuangan sampah diKeluarahan Puuwatu.

2) Persiapan Alat Dan Bahana. Alat

Mikroskop Sentrifus

LAMPIRANDOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

a. Pra Analitik1)Persiapan Sampel

Pengambilan sampel feses disekitar tempat pembuangan sampah diKeluarahan Puuwatu.

2) Persiapan Alat Dan Bahana. Alat

Mikroskop Sentrifus

LAMPIRANDOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

a. Pra Analitik1)Persiapan Sampel

Pengambilan sampel feses disekitar tempat pembuangan sampah diKeluarahan Puuwatu.

2) Persiapan Alat Dan Bahana. Alat

Mikroskop Sentrifus

Page 63: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

Tusuk gigi Saringan

Slide Tes Deck Glass

Timbangan Analitik Batang Pengaduk

Tusuk gigi Saringan

Slide Tes Deck Glass

Timbangan Analitik Batang Pengaduk

Tusuk gigi Saringan

Slide Tes Deck Glass

Timbangan Analitik Batang Pengaduk

Page 64: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

b. Bahan

b. AnalitikProses sentrifus Pemisahan sediment

b. Bahan

b. AnalitikProses sentrifus Pemisahan sediment

b. Bahan

b. AnalitikProses sentrifus Pemisahan sediment

Page 65: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

c. Pasca Analitik

Sampel 5 : Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) fertile.

Sampel 6 :Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides )infertile.

Sampel 8 Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) berembrio.

c. Pasca Analitik

Sampel 5 : Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) fertile.

Sampel 6 :Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides )infertile.

Sampel 8 Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) berembrio.

c. Pasca Analitik

Sampel 5 : Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) fertile.

Sampel 6 :Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides )infertile.

Sampel 8 Telur cacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) berembrio.

Page 66: GAMBARAN HASIL PEMERIKSAN TELUR CACING GELANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/274/1/PDF ICHSAN.pdfMorfologi telur dari sampel S5.....31 Gambar 6. Morfologi telur dari sampel S6.....31

2

Sampel 9 :Telurcacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) fertile.

2

Sampel 9 :Telurcacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) fertile.

2

Sampel 9 :Telurcacing gelang ( Ascaris lumbricoides ) fertile.