gambaran demografi, klinis, faktor risiko,...

53
GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI PASIEN ANAK DENGAN ADHD DI RSJ Dr. SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2010 - 2012 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Ayu Wilda Ainusyifa NIM: 109103000040 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2012 M

Upload: phammien

Post on 25-Feb-2018

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO,

DAN TERAPI PASIEN ANAK DENGAN ADHD

DI RSJ Dr. SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2010 - 2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Ayu Wilda Ainusyifa

NIM: 109103000040

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/2012 M

Page 2: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 September 2012

Ayu Wilda Ainusyifa

Page 3: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI

PASIEN ANAK DENGAN ADHD

DI RSJ Dr. SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2010 - 2012

Laporan Penelitian

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Ayu Wilda Ainusyifa

NIM: 109103000040

Pembimbing 1 Pembimbing 2

dr. Yanti Susianti, Sp.A

dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 4: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR

RISIKO, DAN TERAPI PASIEN ANAK DENGAN ADHD DI RSJ Dr.

SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2010 – 2012 yang diajukan oleh Ayu Wilda

Ainusyifa (NIM: 109103000040), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan pada 18 September 2012. Laporan penelitian ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada

Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 18 September 2012

DEWAN PENGUJI

KETUA SIDANG

dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ

PEMBIMBING 1

dr. Yanti Susianti, Sp.A

PEMBIMBING 2

dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ

PENGUJI 1

Dr. dr. Syarief Hasan Luthfie, Sp.KFR

PENGUJI 2

dr. Riva Auda, Sp.A.M.Kes

PIMPINAN FAKULTAS

DEKAN FKIK UIN

Prof. Dr. dr. MK. Tadjudin, Sp.And

KAPRODI PSPD FKIK UIN

Dr. dr. Syarief Hasan Luthfie, Sp.KFR

Page 5: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Barokah-Nya

kami dapat menyelesaikan penelitian kami yang berjudul “Gambaran Demografi,

Klinis, Faktor Risiko, dan Terapi Pasien Anak dengan ADHD di RSJ Dr. Soeharto

Heerdjan Tahun 2010 – 2012”. Shalawat dan salam kami junjungkan kehadirat

baginda Rasulullah SAW beserta para ummatnya yang istiqamah hingga akhir zaman.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dukungan, dan do’a dari

berbagai pihak, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh

karena itu, dalam kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan penghargaan dan

rasa terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And, dr. Djauhari Widjaja Kusumah

,AIF,PFK, Dr. Arif Soemantri, S.KM, M.Kes, Dra. Farida Hamid, M.Pd

selaku dekan dan pembantu dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. dr. Syarief Hasan Luthfie, Sp.KFR selaku ketua Program Studi

Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah.

3. dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ selaku dosen

pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran

untuk membimbing saya dalam pelaksanaan penelitian ini.

4. drg. Laifa Annisa H, Ph.D selaku penanggung jawab modul riset yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam

pelaksanaan penelitian ini.

5. Staff Litbang, semua petugas Instalasi Anak dan Remaja, dan semua petugas

Bagian Rekam Medis RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta yang telah

mengizinkan, membantu, dan mempermudah penggunaan rekam medis pasien

ADHD untuk penelitian ini.

6. Kementrian Agama RI yang telah memberikan beasiswa sehingga penulis

diberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 6: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

vi

7. Orang tua penulis, Ayahanda Drs. H. Aminudin dan Ibunda Wiwin Mintarsih

yang telah memberikan kasih sayang, do’a, dan dukungan baik moril maupun

materil sepanjang hidup peneliti.

8. Adik-adik Zaki Abdurakhim, Ata Rahma K, Giva Oktasyiami, dan keluarga

besar penulis yang telah memberikan dukungan dan do’a dalam penyelesaian

penelitian ini.

9. Sahabat seperjuangan kelompok riset, Salwa, Nur Afida F, Ayu Indriyani M,

dan Alvin Rifqy yang telah memberikan masukan, bantuan, dan dukungan

dalam penyelesaian penelitian ini.

10. Seluruh civitas akademika Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah yang memberikan masukan, dukungan, do’a, serta turut

membantu dalam proses penyelesaian penelitian ini.

Ciputat, 12 September 2012

Ayu Wilda Ainusyifa

Page 7: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

vii

ABSTRAK

Ayu Wilda Ainusyifa. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran

Demografi, Klinis, Faktor Risiko, dan Terapi Pasien Anak dengan ADHD di

RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2010 – 2012.

Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan yang paling

umum terjadi pada anak usia sekolah di bidang psikiatri anak dan bisa berlanjut

sampai dewasa. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional yang dilakukan

secara observasional dengan pendekatan deskriptif. Populasi terjangkau adalah rekam

medis pasien dengan diagnosis ADHD semua tipe, dengan jumlah sampel yang

digunakan sebanyak 63 rekam medik. Didapatkan distribusi berdasarkan jenis

kelamin, laki-laki 47 orang (74,6%) dan perempuan 16 orang (26,4%), dengan rasio

3:1. Distribusi usia diagnosis tertinggi adalah kelompok usia 7-12 tahun 35 orang

(55,6%). Tipe ADHD tertinggi adalah tipe campuran 43 orang (68,3%) dan keluhan

penyerta tertinggi adalah emosi tinggi 11 orang (17,5%). Faktor predisposisi tertinggi

adalah kejang 15 orang (23,8%). Terapi farmakologis yang sering diberikan adalah

methylphenidate HCl kepada 33 orang (52,4%) dan suplemen asam folat dan vitamin

B6 kepada 33 orang (52,4%). Terapi psikososial yang sering diberikan adalah terapi

remedial kepada 31 orang (49,2%).

Kata kunci : Gambaran, ADHD, Anak, RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

ABSTRACT

Ayu Wilda Ainusyifa. Medical Study. Overview of Demographics, Clinical, Risk

Factors, and Treatment in Pediatric Patients with ADHD at RSJ Dr. Soeharto

Heerdjan Years 2010 to 2012.

Attention Deficit / Hyperactivity Disorder (ADHD) is a most common disorder in

school-age children in pediatric psychiatric and can continue into adulthood. This

study used a descriptive method with cross sectional design conducted observational

study. The population used are medical records of patients with a diagnosis of ADHD

all types, and the number of samples used are 63 medical records. We found that

distribution of sex is males 47 people (74.6%) and females 16 people (26.4%), with a

ratio of 3 : 1. Distribution of age is the highest in the age range 7-12 years 35 people

(55.6%). The highest type of ADHD is ADHD mixed type 43 people (68.3%) and the

highest comorbid symptom is high emotion in 11 people (17.5%). The highest

predispose factor is seizures in 15 people (23.8%). Pharmacological therapy who

often given is methylphenidate HCl to 33 people (52.4%) and folic acid and vitamin

B6 supplements to 33 people (52.4%). Psychosocial therapy who often given is

remedial treatment to 31 people (49.2%).

Key Word : Overview, ADHD, Children, RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Page 8: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN………………………………………………..... iv

KATA PENGANTAR……………………………………………...………………... v

ABSTRAK…………………………………………………………………………...vii

DAFTAR ISI……………………..…………………………………………............viii

DAFTAR TABEL…………………………………….…………………………........ x

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK…………………………………..................... x

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 3

1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 3

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……………………….…………………………... 6

2.1 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas ..................................... 6

2.1.1 Pengantar................................................................................................ 6

2.1.2 Epidemiologi .......................................................................................... 7

2.1.3 Etiologi ................................................................................................... 7

2.1.4 Gambaran Klinis dan Diagnosis .......................................................... 10

2.1.5 Pemeriksaan ......................................................................................... 12

2.1.6 Diagnosis Banding ............................................................................... 12

2.1.7 Prognosis .............................................................................................. 13

2.1.8 Tata Laksana ........................................................................................ 13

2.2 Kerangka Konsep ....................................................................................... 16

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN………………………………………....... 17

3.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 17

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 17

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 17

Page 9: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

ix

3.3.1 Populasi dan sampel yang diteliti ........................................................ 17

3.3.2 Metode dan jumlah sampel. ................................................................. 17

3.3.3 Kriteria Sampel .................................................................................... 18

3.4 Cara Kerja Penelitian .................................................................................. 19

3.5 Managemen Data ........................................................................................ 19

3.5.1 Pengumpulan Data ............................................................................... 19

3.5.2 Pengolahan, analisis dan penyajian data .............................................. 20

3.6 Definisi Operasional ................................................................................... 20

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………....... 22

4.1 Pola distribusi demografi pasien anak dengan ADHD .............................. 22

4.1.1 Jenis Kelamin ....................................................................................... 23

4.2.2 Usia diagnosis ...................................................................................... 24

4.2 Distribusi tipe ADHD berdasarkan gejala klinis pada pasien anak dengan

ADHD. ............................................................................................................... 25

4.3 Distribusi pasien anak dengan ADHD berdasarkan keluhan penyerta. ...... 25

4.4 Faktor Predisposisi pada Pasien Anak dengan ADHD ............................... 26

4.4 Terapi Farmakologi pada Pasien Anak dengan ADHD.............................. 27

4.5 Terapi Psikososial pada anak dengan ADHD............................................. 29

4.2 Pembahasan Metodologi Penelitian ........................................................... 22

BAB 5 PENUTUP………………………………………………………………... 31

5.1 Simpulan ..................................................................................................... 31

5.2 Saran ........................................................................................................... 32

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………..33

Lampiran……………………………………………………………………………..37

Page 10: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kriteria Diagnostik Attention Deficit/Hyperactivity Disorders…….......

10

Tabel 3. 1 Tabel Definisi Operasional Penelitian....................................................20

Tabel 4. 1 Distribusi Demografi Pasien Anak dengan ADHD Berdasarkan Jenis

Kelamin……… ...................................................................................... 23

Tabel 4. 2 Distribusi Demografi Pasien Anak dengan ADHD Berdasarkan Usia

Diagnosis…………………………………………………………….. 24

Tabel 4. 3 Distribusi tipe ADHD berdasarkan gejala klinis pada pasien anak

dengan ADHD……… ........................................................................... 25

Tabel 4. 4 Distribusi Pasien Anak dengan ADHD Berdasarkan Keluhan

Penyerta................................................................................................. 25

Tabel 4. 5 Distribusi Pasien Anak dengan ADHD Berdasarkan Faktor

Predisposisi ............................................................................................ 26

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

Gambar 2. 1 Mekanisme Kerja Anti Depresan Golongan SSRI ................................. 14

Grafik 4. 1 Distribusi Terapi Farmakologi yang Digunakan Pada Pasien Anak

dengan ADHD………………………………………………………... 27

Grafik 4. 2 Distribusi terapi psikososial yang digunakan pada pada anak dengan

ADHD. ................................................................................................... 29

Page 11: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak merupakan generasi penerus agama, negara, dan bangsa. Karena itu,

tiap orang tua pasti menginginkan anak-anaknya tumbuh dan berkembang secara

sempurna baik secara fisik maupun psikis. Tumbuh dan berkembangnya anak

dipengaruhi juga oleh perhatian orang tua terhadap kemajuan, keterlambatan,

ataupun gangguan dalam tumbuh dan kembang anak tersebut. Seperti dalam surat

An-Nisa ayat sembilan yang berbunyi :

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir

terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada

Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”( QS.An-Nisa

:09)

Gangguan dalam perkembangan seringkali menganggu fungsi belajar anak

secara umum. Diperkirakan sekitar 5-15% anak mengalami gangguan perkembangan

yang disertai dengan menurunnya prestasi akademis, kesulitan menyesuaikan

perilaku, ataupun masalah sosial lainya.1 Gangguan yang paling umum pada anak

usia sekolah di bidang psikiatri anak adalah Attention Deficit/Hyperactivity Disorder

(ADHD).2

Anak dengan ADHD atau dalam bahasa Indonesia disebut Gangguan

Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) berisiko 25% mengalami gangguan

psikomotor dan gangguan konsentrasi yang secara tidak langsung mempengaruhi

Page 12: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

2

prestasi belajarnya di sekolah dan mempengaruhi kualitas hidupnya di kemudian

hari.3,4,5

Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan

perilaku yang ditandai kesulitan memusatkan perhatian, perilaku yang impulsif, dan

aktivitas berlebihan yang tidak sesuai dengan umurnya.4 Gangguan pemusatan

perhatian hiperaktivitas merupakan kelainan psikiatrik dan gangguan perkembangan

yang paling sering ditemukan pada anak.2 Gangguan ini muncul sebelum usia 7

tahun tetapi sering kali baru terdiagnosis setelah anak berusia 7 tahun. Pada usia 7

tahun anak baru dituntut untuk mentaati peraturan sekolah. Gejala biasanya muncul

pada beberapa situasi, misalnya di rumah, di sekolah, atau tempat sosial lainnya.2,4

Prevalensi ADHD di dunia diperkirakan berkisar 2 - 9,5% pada anak usia

sekolah. Kejadian ADHD di Amerika Serikat dilaporkan bervariasi dari 2%-20%

pada anak usia sekolah dan 3%-5% pada anak prapubertas.4 Di Inggris didapatkan

angka kejadian ADHD kurang dari 1% dan di Swedia sekitar 2,1 – 8%.6 Menurut

Walker (2007) pada negara berkembang estimasi prevalensi ADHD sebesar 3-11%

dan cenderung menurun pada kasus remaja hingga dewasa.7 Perbedaan dari

prevalensi ini dapat disebabkan karena perbedaan budaya, kriteria diagnostik, atau

alat operasional yang digunakan.6 Saat ini, beberapa angka yang ada masih mewakili

beberapa daerah atau angka kejadian di beberapa rumah sakit saja.

Penyebab pasti dari ADHD sampai saat ini belum ditemukan, diduga adanya

interaksi antara neuroanatomi dan neurokimia secara kompleks. Banyak teori yang

dianggap sebagai faktor penyebab ADHD, seperti faktor genetik, faktor disfungsi

serebri, faktor neurotransmiter, faktor psikososial, dan lain sebagainya. Adapun

kondisi yang diduga sebagai faktor predisposisi ADHD antara lain, terpaparnya

alkohol, timbal, atau kokain saat kehamilan, adanya trauma neurologis saat

persalinan, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, adanya infeksi

otak, trauma kepala, keadaan kejang, sindrom tourette, riwayat retardasi mental, dan

beberapa kondisi lainya.5,6,8

Tata laksana kasus ADHD yang terbaik adalah dengan pendekatan

berdasarkan prinsip Multi Treatment Approach (MTA). Pendekatan ini memiliki 3

Page 13: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

3

aspek pendekatan terapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat, terapi psikososial,

dan pemberian psikoedukasi kepada orang tua, pengasuh, maupun guru.4

Berdasarkan berbagai perkembangan teori yang ada tentang ADHD pada

anak, peneliti ingin mengetahui gambaran kasus ADHD yang terdapat di Instalasi

Jiwa anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. Hasil penelitian yang didapat,

diharapkan bisa menjadi data baru bagi instansi terkait serta menjadi langkah awal

dan inspirasi bagi penelitian selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

Gambaran demografi, klinis, faktor risiko, dan terapi pasien anak dengan ADHD di

RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2010 – 2012.

Pertanyaan penelitian yang kami pilih pada kasus :

Bagaimana gambaran demografi, klinis, faktor risiko, dan terapi pasien anak dengan

ADHD di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2010 – 2012?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran demografi, klinis, faktor risiko, dan terapi pasien anak dengan

ADHD di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2010 – 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui distribusi demografi pasien anak dengan ADHD berdasarkan

jenis kelamin dan usia terdiagnosis.

Mengetahui distribusi tipe ADHD berdasarkan gejala klinis pada pasien anak

dengan ADHD.

Mengetahui distribusi keluhan penyerta yang terjadi pada pasien anak dengan

ADHD.

Page 14: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

4

Mengetahui distribusi pasien anak dengan ADHD yang memiliki faktor

predisposisi riwayat berat badan lahir ringan, riwayat trauma kepala, dan

riwayat kejang.

Mengetahui terapi farmakologis dan terapi psikososial yang diberikan pada

pasien anak dengan ADHD di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2010 – 2012.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mendeteksi gangguan ADHD

pada anak secara dini melalui sajian data penelitian gambaran pasien anak

dengan ADHD di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2010 – 2012.

2. Instalasi Jiwa anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Mendapatkan data mengenai gambaran pasien anak dengan ADHD di RSJ Dr.

Soeharto Heerdjan tahun 2010 – 2012. Gambaran tersebut meliputi demografi

jenis kelamin dan usia terdiagnosis, tipe ADHD berdasarkan gejala klinis,

keluhan penyerta, faktor predisposisi, terapi psikofarmakologi, dan terapi

psikososial.

3. Perguruan Tinggi

Mewujudkan Tri Dharma perguruan tinggi dalam melaksanakan fungsi

dan tugas perguruan tinggi sebagiai lembaga yang menyelenggarakan

pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.

Mewujudkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah sebagai

universitas riset dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan.

Mendapatkan data awal mengenai gambaran demografi, klinis, faktor

risiko dan terapi pasien anak dengan ADHD di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Tahun 2010 – 2012.

Page 15: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

5

4. Peneliti

Menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan yang terjadi di

masyarakat. Khususnya masalah gangguan perkembangan pada anak dan

remaja yaitu Attention Deficit/Hyperactivity Disorder.

Menambah keterampilan peneliti dalam melakukan penelitian,

Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama menjalani pendidikan di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

Page 16: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

2.1.1 Pengantar

Attention Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) atau yang dalam bahasa

Indonesia disebut Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) sudah

banyak diidentifikasi dalam literatur dalam berbagai istilah.8

Pada abad sembilan

belas Heinrich Hofmann mendiskripsikan gejala berkurangnya perhatian,

hiperaktivitas, dan impulsivitas sebagai kasus Fidgety Phill.6 Menurut American

Psychiatric Association (2000), ADHD/GPPH adalah gangguan neurobehavioral

yang ditandai dengan kurangnya tingkat perhatian dan hiperaktivitas yang

mengakibatkan gangguan fungsional di bidang akademik, keluarga, dan sosial yang

biasanya dimulai pada masa anak-anak dan sering berlanjut sampai dewasa.9

Pada beberapa anak gejala yang muncul dapat mendominasi gejala lainnya,

salah satu dari hiperaktivitas atau kurangnya perhatian.2 Gejala-gejala ini akan

timbul lebih sering, menetap, dan lebih berat dibanding anak seusianya. Gejala ini

pada umumnya muncul sebelum anak berusia tujuh tahun, tetapi kebanyakan orang

tua menganggap gejala yang muncul pada anak mereka adalah suatu hal yang wajar

sesuai perkembangannya. Terlebih jika gejala ini muncul pada usia di bawah 4

tahun, karena hiperaktivitas, impulsivitas, ataupun defisit perhatian seringkali

dianggap sebagai hal yang wajar di usianya.4,8

Seringkali orang tua baru menyadari adanya gejala saat anak memasuki usia

sekolah formal, saat perilaku mereka menyebabkan masalah di sekolah atau tempat

lain.8 Pada keadaan itu anak dituntut untuk mulai bisa mengikuti peraturan yang

berlaku di sekolah dengan menjaga sikap dan perilaku mereka.4

Sejalan dengan

berkembangnya teknologi dan penelitian tentang kasus ADHD, orang tua dan para

Page 17: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

7

pengajar semakin sering melaporkan gejala yang dinilai berlebih pada anak yang

pada umumnya disertai dengan masalah kesulitan belajar dan perilaku lainnya.3

2.1.2 Epidemiologi

Laporan yang didapat untuk angka prevalensi ADHD sangat beragam.

Prevalensi ADHD di dunia diperkirakan berkisar 2-9,5% pada anak usia sekolah.4

Dikutip dari laporan penelitian Varaone (2003) mengenai prevalensi ADHD, bahwa

penelitian Wolraich dkk di US pada usia 4-12 tahun mendapatkan angka sebesar

11,4% pada tahun 1996 dan 16,1% pada tahun 1998. Penelitian Graetz dkk di

Australia pada usia 6-17 tahun mendapatkan angka sebesar 7,5%.10

Dikutip dari laporan pertemuan WHO regional Timur Tengah, bahwa menurut

Walker SP (2007) pada negara berkembang diestimasikan prevalensi sebesar 3-11%

dan cenderung menurun pada kasus remaja hingga dewasa.7 Wihartono dkk, (2007)

dalam penelitiannya pada tujuh sekolah dasar di Kabupaten Bantul Yogyakarta

didapatkan angka 5,37% dengan rasio laki-laki banding perempuan 10:1.11

Pada

laporan sepuluh macam kasus terbanyak di klinik tumbuh kembang anak dan remaja

RSU Dr. Soetomo (2005) didapatkan kasus ADHD 3% dari jumlah penderita baru

rawat jalan.12

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tanjung IS pada beberapa

sekolah dasar di delapan kecamatan Jakarta Pusat dari tahun 2000-2001 didapatkan

angka 4,2% dengan rasio laki-laki banding perempuan 5:1.13

Prevalensi yang berbeda dapat disebabkan oleh berbagai hal. Adanya

perbedaan budaya, perbedaan kriteria diagnosis yang digunakan, perbedaan

operasional yang digunakan, dan faktor lainnya.6

2.1.3 Etiologi

Pada awal tahun 1900 gejala impulsif, disinhibisi, dan hiperaktif pada anak

dikelompokkan dalam sindrom hiperaktif yang sebagian besar diidentifikasi

mengalami kerusakan neurologis yaitu ensefalitis. Pada tahun 1950an sekelompok

anak-anak dengan koordinasi buruk, ketidakmampuan belajar, dan emosi yang labil

didapatkan tidak mengalami kerusakan saraf tertentu “kerusakan otak minimal”.5,8

Page 18: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

8

Banyak teori yang menunjukan faktor penyebab dari ADHD antara lain faktor

genetik, faktor disfungsi serebri, faktor neurotransmiter, faktor psikososial, dan

faktor-faktor lainnya.2,8

Faktor Genetik

Genetik diduga sangat berpengaruh dan menjadi penyebab tersering ADHD,

dengan estimasi heritabilitas sekitar 60-80%.2 Pada anak dengan kembar monozigot,

didapatkan sekitar 55-92% anak dengan ADHD dibandingkan dizigot. Anak dengan

saudara kandung yang mengalami ADHD juga diduga memiliki risiko dua kali lebih

besar mengalami ADHD daripada populasi umum. ADHD juga kemungkinan lebih

besar didapatkan dari orang tua biologis yang memiliki riwayat ADHD daripada

orang tua angkat, dengan kemungkinan 50%. Risiko ADHD juga lebih tinggi pada

anak yang memiliki orang tua yang mengkonsumsi alkohol ataupun riwayat

gangguan kepribadian antisosial.4,8

Kasus ADHD diduga memiliki hubungan dengan aktivitas Dopamin (DA).

Sistem gen DA yang berkaitan antara lain, gen reseptor DA D2, DA D4, dan DA D5,

serta gen transporter DA (DAT-1) yang berhubungan dengan peningkatan

pengambilan kembali DA.2

Pada sistem gen lain diduga adanya penyimpangan pada

katekolamin serta metabolisme serotonin.6

Faktor Disfungsi Serebri

Beberapa peneliti menggunakan teknik neuroimaging untuk mempelajari otak

anak dengan ADHD. Teknik pertama adalah MRI (Magnetic Resonance Imagine)

dengan volume analisis untuk mengetahui ukuran tiap lobusnya secara spesifik. Pada

anak dengan ADHD ditemukan ukuran pada lobus prefrontal kanan, nucleus

caudatus kanan, globus pallidus kanan, dan vermis serebelum yang lebih kecil

dibandingkan dengan anak tanpa ADHD.4,5

Fungsi utama dari lobus prefrontal

adalah kognisi dan kontrol perilaku, pasien dengan lesi pada daerah ini sulit untuk

berkonsentrasi pada satu aktivitas dan sangat mudah teralihkan oleh stimulus baru.

Fungsi dari nucleus caudatus dan globus pallidus sebagai nuklei utama ganglia

basalis berperan dalam inisiasi dan modulasi pergerakan, jika terdapat lesi akan

menimbulkan impuls yang berkaitan dengan pergerakan yang lebih atau berkurang.

Page 19: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

9

Fungsi vermis serebelum adalah mengontrol dan mengkordinasikan otot serta

mengontrol kekuatan gaya yang diinduksi oleh gerakan, dan lesi pada bagian ini

dapat menyebabkan kelainan cara berjalan.14

Teknik kedua untuk menganalisis secara fungsional adalah PET (Positron

Emission Tomography). Pada ADHD didapatkan penurunan aliran darah dan

metabolisme di beberapa bagian otak termasuk lobus prefrontal dan ganglia basal.2,5

Faktor Neurotransmiter

Disebutkan beberapa neurotransmiter dikaitkan dengan keadaan ADHD

diantaranya dopamin, norepinefrin, dan serotonin.2,5

Dikutip dari buku ajar psikiatri

FKUI, Barkley dkk, menyatakan adanya peningkatan ambilan kembali dopamin ke

dalam sel neuron akibat perubahan hipersensitivitas transporter dopamin di daerah

limbik dan lobus prefrontal pada kasus ADHD.4 Dikutip dari buku Essentials of

Psychiatry Willey J, pada penelitian Markowitz dan Coccaro (1995) menyatakan

defisit serotonin dikaitkan dengan keadaan agresif dan afek labil.2 Beberapa

pengobatan ADHD mengarah pada hipotesis tentang gangguan adrenergik dan

sistem dopaminergik ini. Secara keseluruhan tidak ada bukti yang jelas tentang

pengaruh neurotransmiter tunggal, namun banyak neurotransmiter yang saling

berpengaruh dalam ADHD.8

Faktor Psikososial

Anak-anak yang berada di lembaga yang hiperaktif dan memiliki perhatian

yang buruk cenderung mengalami gejala ADHD.8 Dalam laporan Bowlby J. Forty

Juvenile Thieves, kemungkinan ada pengaruh dari perasaan kehilangan khususnya

kehilangan ibu yang menyebabkan adanya rasa kehilangan yang berkepanjangan

sehingga timbulnya gangguan antisosial. 6,8

Kejadian gangguan keharmonisan

keluarga, stress psikis, anak yang ditelantarkan orang tua, atau bahkan praktek

kedisiplinan yang berlebih bisa menjadi faktor predisposisi.2

Saat ini belum ditemukan penyebab pasti dari ADHD, diduga adanya interaksi

kompleks antara neuroanatomi dan neurokimia. Beberapa kondisi diduga sebagai

faktor predisposisi ADHD antara lain, terpaparnya alkohol, timbal, atau kokain saat

kehamilan, adanya trauma neurologis saat persalinan, kelahiran prematur, bayi

Page 20: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

10

dengan berat badan lahir rendah, adanya infeksi otak, trauma kepala, kejang,

sindrom tourette, riwayat retardasi mental, dan lain sebagainya.6,8

2.1.4 Gambaran Klinis dan Diagnosis

Perilaku yang ditunjukan oleh anak ADHD tampak berlebihan dibandingkan

anak lainnya. Tanda-tanda utama dari kurangnya perhatian, impulsivitas,

hiperaktivitas, dan sulitnya interaksi dengan lingkungan sangat bergantung dengan

usia anak, semakin kecil usianya maka semakin sulit anak tersebut mengendalikan

perilakunya.4,8

ADHD pada bayi ditandai dengan terlalu sensitifnya bayi terhadap rangsang

dan mudah marah yang disebabkan oleh kebisingan, cahaya, suhu, dan perubahan

lingkungan lainnya. Dapat juga tanda tidur yang sedikit, menangis banyak, tidak

mau diam dalam gendongan.8 Pada anak usia pra sekolah dengan ADHD akan

bergerak aktif di dalam ruangan, sering melompat-lompat, berlari, atau memanjat

tanpa kontrol. Sering menyentuh dan memanipulasi benda sesuka hati, berisik, dan

sulit dikendalikan saat berinteraksi dengan teman sebayanya.

Anak dengan usia sekolah mungkin menunjukan perilaku yang lebih ringan,

seperti sulit memusatkan perhatian dalam kelas, tampak melamun, atau tampak

gelisah di sekolah. Di rumah, orang tua mengeluhkan sikap anak yang tidak patuh.4

Terkadang ADHD melibatkan gangguan membaca, aritmatika, bahasa, dan

berkoordinasi.8

Diagnosis ADHD dapat ditegakan dengan menggunakan kriteria diagnosis

berdasarkan Diagnosis and Stastitical Manual of Mental Disorders IV-Text Revition

(DSM-IV TR), maka kriterianya sebagai berikut :4

Tabel 2. 1 Kriteria Diagnostik Attention Deficit/Hyperactivity Disorders

A. Salah satu dari (1) atau (2):

(1) Enam (atau lebih) gejala-gejala kurangnya perhatian telah berlangsung selama minimal 6

bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan anak :

(a) Sering gagal untuk memberikan perhatian yang baik terhadap hal yang rinci atau membuat

kesalahan/ceroboh terhadap pekerjaan sekolah atau kegiatan lainnya.

(b) Sering memiliki kesulitan mempertahankan perhatian dalam tugas atau kegiatan bermain.

(c) Sering tampak tidak mendengarkan (acuh) ketika diajak berbicara.

Page 21: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

11

Tabel 2. 2 Kriteria Diagnostik Attention Deficit/Hyperactivity Disorders

(lanjutan)

(d) Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelasaikan tugas sekolah atau tugas di tempat

kerja (bukan karena gangguan perilaku menentang atau kesulitan memahami instruksi).

(e) Sering memiliki kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas lainnya.

(f) Sering menghindar, tidak suka, atau enggan terlibat dalam kegiatan yang memerlukan

konsentrasi lebih (seperti pekerjaan sekolah atau pekerjaan rumah).

(g) Sering kehilangan hal-hal yang diperlukan untuk tugas-tugas atau kegiatan (seperti mainan,

pensil, buku, atau alat lainnya).

(h) Sering kali mudah terganggu oleh stimulus luar.

(i) Mudah lupa dalam kegiatan sehari-hari.

(2) Enam (atau lebih) gejala hiperaktif-impulsif telah berlangsung selama minimal 6 bulan

sampai tingkat yang maladaptif dan tidak sesuai dengan tingkat perkembangan:

Hiperaktif

(a) Sering gelisah dengan tangan atau kaki yang menggeliat atau tidak bisa duduk diam.

(b) Sering meninggalkan tempat duduk dalam kelas atau dalam situasi lain yang diharapkan

duduk diam.

(c) Sering berlari atau memanjat secara berlebihan pada situasi yang tidak sesuai (misalnya pada

remaja atau orang dewasa, mungkin terbatas pada perasaan kegelisahan subjektif).

(d) Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam kegiatan bersama yang memerlukan

ketenangan.

(e) Sering “bergerak” atau sering bertindak seolah-olah “digerakan oleh mesin”.

(f) Sering berbicara berlebihan.

Impulsif

(a) Sering memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai diajukan.

(b) Sering kesulitan menunggu giliran.

(c) Sering menyela atau mencampuri orang lain (seperti memotong percakapan atau permainan).

B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatensi hadir sebelum anak berusia 7 tahun.

C. Beberapa gejala hadir dalam dua atau lebih situasi/tempat yang berbeda (misalnya di sekolah,

tempat kerja atau di rumah).

D. Harus ada bukti yang jelas penurunan klinis yang signifikan dalam sosial, akademik, atau

fungsi pekerjaan lain.

E. Gejala tidak muncul secara eksklusif selama perjalanan gangguan perkembangan, skizofrenia,

atau gangguan psikotik lainnya dan tidak dapat dijelaskan dengan gangguan mental lain

(misalnya, gangguan mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif, atau gangguan

kepribadian).

Sumber : Wiguna T. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (2010)

Berdasarkan tipe gangguan, penulisan kode ADHD adalah sebagai berikut :4

314.01 ADHD, Tipe Kombinasi: bila terdapat baik kriteria A(1) maupun A(2)

dalam 6 bulan terakhir;

314.00 ADHD, Tipe Inatensi: bila terdapat kriteria A(1), tetapi tidak terdapat

kriteria A(2) dalam 6 bulan terakhir;

Page 22: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

12

314.01 ADHD, Tipe Hiperaktif-Impulsif bila terdapat kriteria A(2) tetapi

tidak terdapat kriteria A(1) dalam 6 bulan terakhir.

Catatan pengkodean: Untuk individu (terutama remaja dan dewasa) yang saat ini

mempunyai gejala-gejala, yang tidak lagi memenuhi kriteria secara utuh, sebaiknya

dimasukkan “Dalam Remisi Parsial”.

2.1.5 Pemeriksaan

Beberapa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya hasil PET atau

EEG yang tidak teratur dan mungkin adanya penurunan aliran darah, tidak spesifik

menunjukan keadaan abnormal pada ADHD.8 Ada beberapa evaluasi psikologis dan

psikometri yang dapat digunakan untuk mendiagnosis ADHD, seperti Continous

Performance Test (CPT) untuk memeriksa atensi dan kewaspadaan, Reaction Time

Test, Matching Familiar Figures, Paired Associate Learning, subtest dari Wechsler

Intelligance Scale for Children Revised or III, dan tes lainnya. Beberapa tes ini

digunakan untuk memantau keefektifan pengobatan ADHD.2,6

2.1.6 Diagnosis Banding

Beberapa gangguan dijadikan sebagai diagnosis banding ADHD. Gangguan

medis yang sering menyerupai adalah epilepsi, sindrom tourette, penyakit tiroid,

postinfeksi, ensefalopati pasca trauma, gangguan gerakan, gangguan

penglihatan/pendengaran, atau gangguan tidur. Gangguan psikiatri yang sering

menyerupai adalah gangguan disosiasi, gangguan cemas, gangguan depresi,

gangguan bipolar, dan keadaan retardasi mental.2,4

Gangguan cemas dianggap

menyerupai karena adanya gejala hiperaktif dan mudah mengalihkan perhatian.

Gangguan depresi yang dianggap menyerupai adalah gangguan dengan frustasi

persisten yang menyebabkan kesulitan belajar dan kepribadian depresif. Gangguan

bipolar yang menyerupai ADHD yaitu manik dengan adanya gejala banyak bicara,

hiperaktif motorik, dan mudah mengalihkan perhatian, tetapi gejala tersebut mudah

timbul dan hilang.8

Page 23: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

13

Gangguan lain yang biasa menyertai adalah gangguan belajar, gangguan

tingkah laku, gangguan perilaku menentang dengan persentase 35% kasus, gangguan

suasana perasaan dengan persentase 25-75% kasus, dan gangguan obsesif

kompulsif.4 Pada gangguan belajar mungkin anak tidak dapat membaca, menulis,

atau berhitung matematika dengan benar.8

2.1.7 Prognosis

Prognosis untuk anak dengan kasus ADHD akan baik jika didiagnosis secara

awal dan mendapat terapi secara komprehensif.5 Gejala yang ada pada 50% kasus

dapat bertahan sampai dewasa, sedangkan kasus 50% lainnya menunjukan perbaikan

gejala pada masa pubertas, atau awal dewasa. Biasanya gejala yang menghilang

lebih dulu adalah hiperaktivitas dan defisit perhatian menghilang setelahnya atau

menetap salah satu gejalanya.8

2.1.8 Tata Laksana

Tujuan dari terapi yang dilakukan pada anak ADHD adalah memperbaiki

sikap dan perilaku dalam menjalani kegiatan sehari-hari secara fungsional dan

optimal sesuai dengan usinya.4 Tata laksana kasus ADHD yang terbaik adalah

dengan pendekatan berdasarkan prinsip Multi Treatment Approach (MTA). MTA

memiliki 3 aspek pendekatan terapi, yaitu terapi dengan menggunakan obat, terapi

psikososial, dan pemberian psikoedukasi kepada orang tua, pengasuh, maupun guru.

Terapi Psikofarmakologi

Dari berbagai penelitian pengobatan ADHD, terapi psikofarmakologi pilihan

pertama adalah golongan stimulan yang terbukti memiliki efek terapi baik dengan

efek samping ringan. Stimulan yang dapat ditemukan di Indonesia adalah golongan

methylphenidate yang memiliki kefektifan 60-70% mengurangi gejala hiperaktivitas,

impulsivitas, dan inatensi. Mekanisme kerja methylphenidate adalah merangsang

secara ringan sistem saraf pusat dengan menghambat ambilan dopamin dan

norepinefrin, yang efeknya lebih terlihat kepada aktivitas mental dibanding aktivitas

motorik.15

Jenis methylphenidate intermediate release (IR) dengan sediaan tablet 10

mg dan 20 mg diberikan dengan dosis 5 mg di pagi hari dan 0,3-0,7/kgBB/hari

Page 24: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

14

dengan dosis maksimum 60 mg/hari. Jenis methylphenidate slow release (SR)

dengan sediaan tablet 20 mg diberikan dengan dosis 20 mg pada pagi hari

dilanjutkan 0,3-0,7/kgBB/hari dengan dosis maksimum 60 mg/hari. Methylphenidate

osmotic release oral system (OROS) dengan sediaan 18 mg, 36 mg, 54 mg diberikan

dengan dosis 18 mg di pagi 1 kali sehari dan ditingkatkan 0,3-0,7/kgBB/hari. Efek

samping yang sering timbul dari golongan ini adalah insomnia, sakit kepala, sakit

perut, mual, cemas, penurunan nafsu makan, timbulnya tik. Efek samping ini

biasanya timbul pada pemakaian pertama atau jika terjadi peningkatan dosis obat.4,8

Obat golongan anti depresan juga dikatakan memiliki efek untuk anak

ADHD. Golongan SSRI (Serotonin Spesific Reuptake Inhibitor), misalnya fluoxetine

yang diberikan dengan dosis 0,6mg/kgBB memberikan respon sekitar 58% pada

anak ADHD usia 7-15 tahun. Golongan MAOI (Monoamin Oksidase Inhibitor)

seperti moclobemide dengan dosis 3-5 mg/kgBB/hari dibagi dalam dua dosis

pemberian.4

Gambar 2. 1 Mekanisme Kerja Anti Depresan Golongan SSRI Sumber : Katzung B. Basic & Clinical Pharmacology (2006)

Obat baru yang secara struktural berbeda dengan psikostimulan dan

antidepresan trisiklik adalah atomoxetine. Mekanisme kerja obat ini adalah

memblokir transporter noradrenergik dengan sangat selektif. Pemakain dosis 1,8

Page 25: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

15

mg/kg terbukti efektif dalam mengurangi gejala inatensi dan hiperaktif/impulsif pada

anak dan remaja dalam pemakaian 1 minggu. Efek samping atomoxetine seperti

nafsu makan menurun dan peningkatan tekanan darah relatif lebih ringan.

Obat golongan antipsikotik atipikal seperti risperidone dapat digunakan untuk

menurunkan perilaku hiperaktivitas dan agresivitas. Penelitian untuk obat ini masih

belum banyak dilakukan.4 Pemberian obat antikonvulsan juga sering dilakukan

untuk mengurangi gejala pada ADHD. Karbamazepin dianggap sebagai pengobatan

yang efektif untuk agresi pada anak-anak, sedangkan sodium divalproat terbukti

efektif dalam mengobati gangguan mood.2

Terapi Psikososial

Terapi psikososial dilakukan secara sistematis meliputi berbagai macam terapi

seperti perilaku berbasis kelas dengan pendekatan CBT (Cogntive Behaviour

Treatment), pelatihan orang tua, konsultasi dan pelatihan guru, remedial edukasi,

serta terapi vestibular/keseimbangan.2,6

Pendekatan CBT didasari dengan kemungkinan bahwa gangguan yang terjadi

pada anak ADHD disebabkan dari keadaan kesulitan mengontrol diri dan kesulitan

menyelesaikan masalahnya sendiri. Beberapa tindakan yang diberikan meliputi

pelatihan mengendalikan diri, mengontrol emosi, dan penguatan diri. Keberhasilan

terapi ini juga didukung oleh keaktifan orang tua dan guru dalam menjalankan

program. Seperti pada behavioral therapy atau terapi perilaku yang mengandalkan

peran orang tua dan guru dalam mengatur sikap anak yang bermasalah menggunakan

contingency management. Program contingency management ini menggunakan

pendekatan penghargaan dan hukuman pada anak. Tetapi pada pelaksanaannya

pendekatan hukuman dianggap lebih baik dalam memperbaiki sikap anak.2

Pemberian terapi remedial edukasi didasari dari keadaan menurunnya prestasi

akademik anak disekolah tanpa kelainan gangguan belajar pada anak tersebut. Mata

pelajaran yang diberikan pada terapi ini disesuaikan dengan kesulitan yang dialami

anak dengan cara interaksi perindividu dengan seorang terapis khusus didalam

sebuah kelas.6

Page 26: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

16

2.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Demografi:

Usia

Jenis Kelamin

Attention

Deficit/Hyperactivity

Disorder

(berkurangnya

perhatian,

hiperaktivitas, dan

impulsivitas)

Faktor Predisposisi :

Berat Badan Lahir Ringan

Trauma Kepala

Kejang

Keluhan penyerta lain

Terapi yang digunakan :

Psikofarmako

Terapi psikososial

Tipe berdasarkan

dominasi gejala

Page 27: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian deskriptif menggunakan studi cross sectional yang dilakukan secara

observasional terhadap rekam medis.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Instalasi Jiwa anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto

Heerdjan, Grogol, Jakarta Barat. Dengan waktu penelitian, dilakukan pada bulan

Mei – Juli 2012.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi dan sampel yang diteliti

o Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah rekam medis pasien dengan

ADHD semua tipe di Instalasi Jiwa anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto

Heerdjan pada 2010 - Juli 2012.

o Sampel adalah seluruh rekam medis pasien dengan ADHD di Instalasi Jiwa

anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan pada 2010 - Juli 2012 yang

sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

3.3.2 Metode dan jumlah sampel.

Metode Sampling pada penelitian ini adalah total sampling.

Estimasi Besar Sampling

Keterangan :

n = jumlah sample minimum

n = (Zα)2 . P(1-P)

d2

Page 28: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

18

Zα = deviat baku normal untuk α

ditentukan dari tingkat kemaknaan dua arah

α = 0,05. Zα bernilai 1,96.

P = proporsi penyakit atau keadaan yang dicari yaitu 5%

d = tingkat ketepatan absolut yang dikehendaki yaitu 5%

3.3.3 Kriteria Sampel

Kriteria Inklusi

- Rekam medis dengan data yang terisi lengkap dan terbaca jelas

- Rekam medis dengan diagnosis kerja utama maupun kunjungan F.90

(ADHD) semua tipe.

Kriteria Eksklusi

- Rekam medis dengan keadaan rusak.

- Rekam medis dengan data yang minimal.

- Rekam medis yang menggunakan format pengisian rekam medis pada

Instalasi dewasa.

n = (1,96)2 . 5% .95%

(5%)2

n = 3,8416 . 0,05 . 0,95 = 73

(0,0025)

Jadi, estimasi besar sampling minimal adalah 73 rekam medis

Page 29: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

19

3.4 Cara Kerja Penelitian

Meminta izin dari bagian penelitian dan pengembangan RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Instalasi Jiwa anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Mendapatkan 75 nama pasien dan nomor rekam medis berdasarkan diagnosis kerja

F.90 dari buku kunjungan pasien secara total sampling

Melihat 75 rekam medis di Instalasi Rekam Medis RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Mencatat 63 data sampel sesuai variable penelitian

Data siap diinput ke dalam program SPSS versi 16.0 for window

3.5 Managemen Data

3.5.1 Pengumpulan Data

Data didapatkan dengan pengambilan data sekunder dari rekam medis pasien

dengan ADHD di Instalasi Jiwa anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan pada

tahun 2010 – Juli 2012 berdasarkan kriteria inklusi.

Kriteria inklusi dan eksklusi

Page 30: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

20

3.5.2 Pengolahan, analisis dan penyajian data

Semua data dicatat dalam status penelitian, dikumpulkan, dan kemudian

diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 for window. Dimulai dengan

editing, coding, data entry, dan dilanjutkan dengan tabulasi. Untuk mengetahui

frekuensi dan proporsi dari tiap variabel yang diteliti, akan digunakan analisis

univariat. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tekstular dan tubular.

3.6 Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Tabel Definisi Operasional Penelitian.

No. Variabel Definisi Alat Ukur Skala

Pengukuran

1. Rekam Medis Berkas yang berisikan

catatan dan dokumen

tentang identitas

pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan,

dan pelayanan lain yang

telah diberikan kepada

pasien.16

- -

2. Attention

Deficit/Hyperactivity

Disorder (ADHD)

Gangguan

neurobehavioral yang

ditandai dengan

kurangnya tingkat

perhatian dan

hiperaktivitas.9

Diagnosis psikiater

anak yang ditulis

pada form anamnesis

poin assesment dalam

rekam medis.

Ordinal

3. Jenis Kelamin Diklasifikasikan atas

laki-laki dan

perempuan.

Form identitas pasien

pada rekam medis.

Nominal

4. Usia Terdiagnosis Usia pasien saat

didiagnosis ADHD

terhitung dari tanggal

pasien pertama kali

berkunjung dan

terdiagnosis ADHD.

Form identitas pasien

pada rekam medis.

Dengan

pengelompokan usia

< 4 tahun, 4 - 6

tahun, 7 – 12 tahun,

dan > 12 tahun.

Ordinal

5. Tipe ADHD Pembagian ADHD

sesuai dengan DSM-IV

314.01 ADHD, Tipe

Kombinasi.

314.00 ADHD, Tipe

Inatensi.

314.01 ADHD, Tipe

Hiperaktif-Impulsif.4

Diagnosis psikiater

anak yang ditulis

pada form anamnesis

poin assesment dalam

rekam medis

Ordinal

Page 31: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

21

Tabel 3. 2 Tabel Definisi Operasional Penelitian. (lanjutan)

6. Keluhan penyerta Gejala yang muncul

pada pasien yang

dikeluhkan keluarga

dan lingkungan sekitar

selain gejala inatensi,

hiperaktivitas, dan

impulsivitas.

Form keluhan utama

dan anamnesis poin

subjectivity pada

rekam medis.

Ordinal

7. Riwayat BBLR Riwayat anak dengan

berat badan lahir rendah

< 2.500 kg.

Form riwayat

kelahiran pada rekam

medis.

Dengan

pengelompokan

iya = < 2.500 kg

tidak = > 2.500 kg

Ordinal

8. Riwayat Trauma Kepala Riwayat terjadinya

benturan keras atau

luka berat pada kepala

anak

Form keluhan utama

pada rekam medis

Ordinal

9. Riwayat Kejang Riwayat kejang yang

tampak sebagai

gangguan kesadaran,

aktivitas motorik

abnormal, kelainan

perilaku, gangguan

sensoris, atau disfungsi

autonom.17

Form keluhan utama

pada rekam medis

Ordinal

10. Terapi psikofarmakologi Pemberian zat kimia

pada pasien yang

bertujuan untuk

mengurangi gejala

kelainan psikis.

Form anamnesis poin

assesment dalam

rekam medis yang

diisi oleh psikiater

anak

Ordinal

11. Terapi psikososial Terapi yang fokus

kepada tingkah laku,

psikologis, dan masalah

sekolah.

Form anamnesis poin

assesment dalam

rekam medis yang

diisi oleh psikiater

anak

Ordinal

Page 32: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

22

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rekam Medis RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Jakarta pada bulan Mei - Juli 2012. Pada penelitian ini, data yang digunakan sejumlah

63 rekam medis pasien anak dengan diagnosis ADHD semua tipe di RSJ Dr. Soeharto

Heerdjan Jakarta pada tahun 2010 – Juli 2012 dari 75 rekam medis yang didapat.

Pada BAB ini akan dipaparkan pembahasan metodologi penelitian dan hasil

penelitian dalam bentuk tabel atau grafik distribusi serta pembahasannya berdasarkan

beberapa variabel. Variabel yang dibahas yaitu demografi berdasarkan usia

terdiagnosis dan jenis kelamin, tipe ADHD berdasarkan gejala klinis, gejala penyerta,

faktor predisposisi, pemberian terapi farmakologi, dan terapi psikososial.

4.1 Pembahasan Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi cross sectional yang

bersifat deskriptif untuk menggambarkan pasien anak dengan diagnosis ADHD di

RSJ Dr. Soeharto heerdjan dalam beberapa variabel.

Jumlah sampel dalam penelitian ini tidak mencapai target minimal 73 rekam

medis. Keterbatasan jumlah sampel disebabkan oleh keterbatasan jumlah pasien

ADHD, data yang didapatkan dalam buku registrasi tahun 2010 - Juli 2012 hanya 75

pasien dengan diagnosis ADHD (F.90) semua tipe dan didapatkan 12 rekam medis

tereksklusi karena data yang tidak lengkap dan penulisan diagnosis yang tidak sesuai.

Peneliti tidak melakukan perpanjangan rentang tahun pada sampel dikarenakan tidak

adanya pendataan pasien sebelum tahun 2010 di Instalasi Jiwa anak dan remaja RSJ

Dr. Soeharto Heerdjan. Keterbatasan tersebut berkaitan juga dengan jenis sampel

yang digunakan yaitu rekam medis, menyebabkan eksplorasi terhadap data yang

dibutuhkan terbatas hanya pada data yang tercantum dalam rekam medis.

Page 33: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

23

4.2 Pola distribusi demografi pasien anak dengan ADHD

4.2.1 Jenis Kelamin

Tabel 4. 1 Distribusi Demografi Pasien Anak dengan ADHD Berdasarkan Jenis

Kelamin.

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki - laki 47 74,6 %

Perempuan 16 25,4 %

Total 63 100 %

Pada tabel 4.1, didapatkan jumlah pasien jenis kelamin laki-laki sebesar 47

orang (74,6%) lebih banyak dari perempuan sebesar 16 orang (25,4%). Dari hasil ini

dapat dikatakan rasio perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1. Hasil

penelitian ini sesuai dengan pernyataan Barkley (2001) bahwa rasio anak laki-laki

dibandingkan anak perempuan pada berbagai penelitian yaitu berkisar 2:1 sampai

10:1.18

Pada anak laki-laki keluhan gangguan sikap dan perilaku lebih tampak

sehingga lebih banyak orang tua pasien yang membawa anaknya ke tempat rujukan

terapi. Keluhan ini lebih terlihat menyebabkan masalah di sekolah maupun

lingkungan sekitar dibandingkan dengan keluhan inatensi ataupun impulsivitas yang

lebih sering dikeluhkan anak perempuan.6,19

Pada penelitian Martel didapatkan

testosteron mempengaruhi keadaan inatensi pada anak ADHD.20

Cosgrove KP dkk

(2007) menyebutkan bahwa perempuan memiliki kadar serotonin dalam darah lebih

tinggi dengan sintesis yang lebih lambat.21

Keadaan ini dihubungkan dengan perilaku

agresi anak termasuk labilitas afek yang dipengaruhi oleh kurangnya jumlah

serotonin dalam celah sinaps.2 Faktor-faktor tersebut yang kemungkinan

mempengaruhi hasil penelitian kami.

Page 34: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

24

4.2.2 Usia diagnosis

Tabel 4. 2 Distribusi Demografi Pasien Anak dengan ADHD Berdasarkan Usia

Diagnosis.

Usia Jumlah Persentase

<4 tahun 3 4,8 %

4- 6 tahun 23 36,5 %

7 - 12 tahun 35 55,6 %

>12 tahun 2 3,2 %

Total 63 100 %

Pada penelitian kami, kelompok usia pasien saat diagnosis banyak ditemukan

pada kelompok usia 7-12 tahun sebesar 35 orang (55,6%) dan usia 4-6 tahun sebesar

23 orang (36,5%). Pada penelitian yang dilakukan oleh Limoa dkk (2005) di RS Dadi

dan RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, didapatkan hasil bahwa penderita yang

mengalami ADHD paling banyak pada kelompok usia 0-5 tahun sebanyak 37 pasien

(56,06%), kemudian yang berusia 6-10 tahun sebanyak 26 pasien (39,39%), yang

berusia 11-15 tahun sebanyak 2 pasien (3,03%), dan hanya 1 pasien (1,52%) yang

berusia 16-20 tahun.22

Pengelompokan usia yang digunakan peneliti disesuaikan

dengan tingkatan sekolah pada umumnya di Indonesia. Di Indonesia usia sekolah

formal jenjang pertama yaitu Sekolah Dasar dimulai pada rentang usia 6 – 7 tahun,

walaupun di beberapa tempat dengan ekonomi menengah anak dengan rentang usia 4

– 6 tahun sudah mengikuti sekolah semiformal yaitu Taman Kanak-Kanak. Dalam

berbagai penelitian tentang ADHD tidak ditemukan pengelompokan usia yang sesuai

dengan penelitian kami, sehingga perbandingan hasil penelitian secara jelas tidak

dapat dilakukan.

Hasil kami didukung dengan teori bahwa sebagian besar orang tua baru

membawa anaknya untuk berkonsultasi saat anaknya mulai bersekolah formal. Pada

saat itu, anak sudah mulai diminta untuk mematuhi aturan-aturan sekolah sehingga

gejala ADHD yang muncul mulai menjadi masalah anak di sekolah atau di

lingkungan sekitar.7,8

Page 35: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

25

4.3 Distribusi tipe ADHD berdasarkan gejala klinis pada pasien anak

dengan ADHD.

Tabel 4. 3 Distribusi tipe ADHD berdasarkan gejala klinis pada pasien anak

dengan ADHD

Tipe ADHD Jumlah Persentase

ADHD Tipe Inatensi 9 14,3%

ADHD Tipe Hiperaktif-Impulsiv 11 17,5%

ADHD Tipe Campuran 43 68,3%

Pada tabel 4.3 didapatkan tipe ADHD terbanyak adalah tipe campuran sebesar

43 orang (68,3%). Sedangkan tipe hiperaktif-impulsif sebesar 11 orang (17,5%) dan

tipe inatensi sebesar 9 orang (14,3%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Reynolds F dan Chu S (2006) pada 20 anak, yang mendapatkan tipe ADHD

terbanyak adalah tipe campuran sebesar 9 orang (45%).23

Pada penelitian pasien

dengan tipe gabungan menunjukkan bahwa mereka mengalami gejala hiperaktif

dan/atau impulsif lebih awal dan biasanya selama tahun-tahun prasekolah. Pada usia

ini, mereka dapat didiagnosis dengan tipe hiperaktif-impulsif. Namun, dalam

sebagian besar kasus gangguan tersebut ditambah dengan pengalihan perhatian dan

ketekunan dalam beberapa tahun masuk sekolah sehingga mereka akan didiagnosis

dengan tipe gabungan.24

4.4 Distribusi pasien anak dengan ADHD berdasarkan keluhan penyerta.

Tabel 4. 4 Distribusi Pasien Anak dengan ADHD Berdasarkan Keluhan

Penyerta.

Keluhan Jumlah Persentase

Emosi Tinggi 11 17.5 %

Malas Belajar 4 6.3 %

Mudah lupa 9 14.3 %

Page 36: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

26

Urutan keluhan penyerta pada penelitian kami yang diurutkan berdasarkan

persentase pada tabel 4.2.2 yaitu emosi tinggi sebesar 11 orang (17,5%), mudah lupa

sebesar 9 orang (14,3%), dan malas belajar sebesar 4 orang (6,3%). Hasil penelitian

ini juga sesuai dengan penelitian Reynolds F dan Chu S (2006) pada 20 anak

didapatkan 13 anak (65%) memiliki keluhan sensation seeking dengan emosi tinggi

sebagai salah satu karakteristiknya. 23

Karakteristik ADHD yang lebih spesifik yang dinyatakan dalam urutan

frekuensi tersering yaitu hiperaktivitas, gangguan motorik perseptual, labilitas

emosional, defisit koordinasi menyeluruh, gangguan perhatian (rentang perhatian

yang pendek, distraktibilitas, gagal dalam menyelesaikan tugas, inatensi, buruknya

konsentrasi), impulsivitas (bertindak sebelum berpikir, perilaku yang berubah tiba-

tiba, kurang memiliki organisasi, melompat-lompat di kelas), gangguan daya ingat

dan daya pikir, ketidak mampuan belajar spesifik, gangguan bicara, dan

pendengaran.8

4.5 Faktor Predisposisi pada Pasien Anak dengan ADHD

Tabel 4. 5 Distribusi Pasien Anak dengan ADHD Berdasarkan Faktor

Predisposisi.

Faktor Predisposisi Jumlah Persentase

BBLR 8 12.7 %

Trauma Kepala 8 12.7 %

Kejang 15 23.8 %

Pada hasil penelitian kami (tabel 4.5) faktor predisposisi yang ditemukan

adalah kejang 15 orang (23,8%), BBLR 8 orang (12,7%), dan trauma kepala 8 orang

(12,7%).

Penelitian Wihartono (2007) mengenai faktor risiko ADHD, faktor trauma

kepala tidak didapatkan data (0%) sedangkan faktor BBLR didapatkan pada 13 anak

(25,5%) dan menjadi faktor risiko yang sangat bermakna mempengaruhi terjadinya

ADHD.11

Penelitian ini menyokong hasil penelitian kami pada variabel faktor risiko

Page 37: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

27

BBLR. Keadaan berat badan bayi lahir rendah < 2.500 kg disebabkan asupan nutrisi

yang didapatkan oleh janin tidak adekuat. Adapun faktor yang terkait dengan keadaan

ini adalah penyakit pada ibu, asuhan prenatal yang tidak adekuat, obat-obatan, faktor

ekonomi dan lain-lain. Asupan nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkan

pertumbuhan janin dalam rahim terganggu.25

Dapat disimpulkan keadaan tersebut

turut mengganggu pertumbuhan sel-sel neuron ataupun massa otak pada janin yang

sesuai dengan teori disfungsi serebri pada ADHD.

Didapatkan 25-30% anak dengan riwayat diagnosis epilepsi memperlihatkan

gejala ADHD. Fokus pada kejadian kejang epilepsi adalah otak bagian frontal, bagian

ini juga menjadi bagian yang berpengaruh pada munculnya gejala sulit berkonsentrasi

dan sulit fokus pada anak dengan ADHD.26,14

Tetapi data yang kami dapatkan tidak

secara jelas menuliskan riwayat tipe kejang pada pasien. Sehingga hasil penelitian

yang kami dapat belum bisa disesuaikan dengan teori di atas.

4.6 Terapi Farmakologi pada Pasien Anak dengan ADHD

Grafik 4. 1 Distribusi Terapi Farmakologi yang Digunakan Pada Pasien Anak

dengan ADHD.

Page 38: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

28

Pada grafik 4.2 didapatkan distribusi terapi yang terbanyak diberikan adalah

methylphenidate HCl dan suplemen asam folat dan vitamin B6 masing-masing

sebanyak 33 orang (52,4%). Setelah itu pemberian fluoxetine sebanyak 13 orang

(20,63%), atomoxetine sebanyak 11 orang (17,46%), aripiprazole sebanyak 11

orang (17,46%), piracetam sebanyak 9 orang (14,3%), risperidone sebanyak 9 orang

(14,3%), asam valproat sebanyak 3 orang (4,8%), dan natrium divalproat sebanyak 2

orang (3,2%).

Pada studi populasi oleh Castle dkk (2007) menyatakan obat metylphenidate

diberikan kepada 46,9% sampel dan obat atomoxetine diberikan kepada 16,7%

sampel.27

Dikutip dari artikel kedokteran megenai ADHD, bahwa Abikoff dkk, dalam

penelitiannya menyatakan kefektifan obat methylphenidate adalah sebesar 68-80%

dalam mengurangi gejala hiperaktif, inatensi, agresivitas, dan impulsivitas.2,28

Obat

antidepresan golongan penghambat ambilan serotonin secara spesifik seperti

fluoxetine, juga dianggap bermanfaat mengurangi gejala, dengan keefektifan sebesar

58% pada anak dengan ADHD usia 7-15 tahun.4

Dikutip dari artikel kedokteran megenai ADHD, bahwa Kelsey dkk,

menyatakan dari 1000 sampel yang diberikan atomoxetine, 58-64% anak

memperlihatkan perbaikan gejala sebesar 25-30% dengan lama pemberian 6-12

minggu.28

Obat antipsikosis atipikal seperti aripiprazole dan risperidone juga

dijadikan terapi pilihan untuk ADHD walaupun belum banyak penelitian yang

membahasnya.7 Findling RL dkk, dalam penelitian kohort menyimpulkan bahwa

pemberian aripiprazole memberikan kemajuan yang signifikan dalam menurunkan

gejala ADHD walaupun tidak signifikan pada gejala gangguan kognitifnya.29

Dalam

penelitian Biederman dkk, menyimpulkan pemakaian risperidone yang diberikan

pada 21 subjek menunjukan 30% penurunan gejala ADHD.30

Obat nootropik seperti piracetam pada ADHD belum banyak digunakan

sebagai pilihan terapi. Dikutip dari landasan teori penelitian Petkov V. menuliskan

bahwa pada penelitian Vaglenova J. menyebutkan piracetam dapat meningkatkan

kinerja anak dengan gangguan kognisi.31

Pemberian beberapa suplemen juga

Page 39: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

29

diindikasikan dengan dasar memperbaiki perkursor beberapa neurotransmitter pada

otak.6

Vitamin B6 atau piridoksin bekerja sebagai koenzim dalam pembentukan

serotonin dan asam folat adalah esensial bagi pembentukan DNA dan produksi sel

baru.18

4.7 Terapi Psikososial pada anak dengan ADHD

Grafik 4. 2 Distribusi terapi psikososial yang digunakan pada pada anak dengan

ADHD.

Hasil penelitian terapi psikososial yang diberikan di Instalasi Jiwa anak dan

remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan bersesuaian dengan teori yang ada. Terapi tersebut

meliputi terapi remedial 31 orang (49,2%), terapi sensori integrasi 24 orang

(38,10%), terapi wicara 18 orang (28,6%), dan terapi keluarga 8 orang (12,69), dan

terapi perilaku 8 orang (12,69%). Hasil penelitian kami didukung oleh penelitian

Georgia S. tahun 2009, yang menyatakan pemberian terapi sensori integrasi

diberikan kepada 37 orang (88%), dan terapi perilaku diberikan kepada 22 orang

(52%).32

Terapi remedial merupakan terapi yang tersering diberikan karena banyak

orang tua yang mengeluhkan kesulitan belajar pada anaknya. Hasil ini sesuai dengan

Page 40: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

30

tujuan terapi remedial yaitu meningkatkan kualitas anak dalam menangkap dan

memahami pelajaran yang diberikan di sekolah.6

Page 41: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

31

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa simpulan

sebagai berikut :

1. Pasien yang didiagnosis ADHD berjumlah 63 orang, dengan laki-laki 47 orang

(74,6%) dan perempuan 16 orang (26,4%).

2. Usia saat diagnosis ADHD tertinggi ditemukan pada kelompok usia 7-12 tahun

sebanyak 35 orang (55,6%) sedangkan kelompok usia terendah > 12 tahun

sebanyak 2 orang (3,2%).

3. Tipe ADHD terbanyak adalah tipe campuran sebesar 43 orang (68,3%), tipe

hiperaktif-impulsif sebesar 11 orang (17,5%), dan tipe inatensi sebesar 9 orang

(14,3%).

4. Keluhan penyerta pada pasien anak dengan ADHD yaitu emosi tinggi sebesar 11

orang (17,5%), mudah lupa sebesar 9 orang (14,3%), dan malas belajar sebesar 4

orang (6,3%).

5. Faktor predisposisi pada pasien anak dengan ADHD adalah kejang 15 orang

(23,8%), BBLR 8 orang (12,7%), dan trauma kepala 8 orang (12,7%)

6. Terapi farmakologis yang terbanyak diberikan adalah methylphenidate HCl

sebanyak 33 orang (52,4%) dan suplemen asam folat dan vitamin B6 masing-

masing sebanyak 33 orang (52,4%). Setelah itu pemberian fluoxetine sebanyak 13

orang (20,63%), atomoxetine sebanyak 11 orang (17,46%), aripiprazole sebanyak

11 orang (17,46%), piracetam sebanyak 9 orang (14,3%), risperidone sebanyak 9

orang (14,3%), asam valproat sebanyak 3 orang (4,8%), dan natrium divalproat

sebanyak 2 orang (3,2%).

Page 42: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

32

7. Terapi psikososial yang terbanyak diberikan meliputi terapi remedial 31 orang

(49,2%), terapi sensori integrasi 24 orang (38,10%), terapi wicara 18 orang

(28,6%), dan terapi keluarga 8 orang (12,69), dan terapi perilaku 8 orang

(12,69%).

5.2 Saran

1. Pada penelitian ini sampel terbatas hanya pada satu rumah sakit rujukan saja

dan belum mencerminkan keadaan ADHD sebenarnya di komunitas. Untuk

itu dianjurkan untuk membuat penelitian lain dengan jangkauan sampel yang

lebih luas.

2. Diharapkan peneliti selanjutnya mencari secara spesifik hubungan bermakna

antara kejadian ADHD dengan jenis kelamin serta faktor predisposisi ADHD.

Serta mencari nilai keefektifan pengobatan yang diberikan kepada pasien,

baik terapi farmakologis maupun psikososial.

3. Perlunya edukasi lebih luas kepada masyarakat khususnya orang tua yang

memiliki anak usia dini dan guru mengenai gejala spesifik pada anak dan

remaja dengan ADHD. Supaya anak dengan ADHD bisa ditangani secara

cepat dan tepat juga meminimalisir kejadian ADHD pada dewasa.

Page 43: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

33

DAFTAR PUSTAKA

1) Levine MD. Disfungsi Perkembangan Saraf pada anak usia sekolah. Dalam

Wahab AS., editor. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.1. Edisi 15. Jakarta:

EGC, 1999;h.126.

2) Kay J & Tasman A. Childhood Disorders: Attention deficit and Disruptive

Behavior Disorders. Dalam Essentials of Psychiatry. West Sussex: John

Wiley & Sons, Ltd, 2006;p.321-30.

3) Hidayat LL. Jika Anak-Anak Mengalami Gangguan Belajar. Dalam J. I. C. M.

Drost SJ, Wnci GK, Ekowani E, dkk. Perilaku Anak Usia Dini: Kasus &

Pemecahaanya. Yogyakarta: Kanisius, 2003;h.54

4) Wiguna T. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Dalam Elvira

S & Haadisukanto G, editor. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 4. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI, 2010;h.441-54.

5) Blum MJ & Mercugliano M. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder.

Dalam: L. Mark. Children with Disability. VIth

ed. Maryland: Brookes

Publishing, 1995;p.449-70.

6) Arnold LE & Jensen PS. Attention Deficit Disorder. Dalam Kaplan HI. &

Sadock BJ, editor. Comprehensive text book of psychiatry. VI th

ed.

Maryland: William & Willkins, 1995;p.2295-310.

7) Regional Office for the Eastern Mediterranean. Maternal, child and adolescent

mental health: challenges and strategic directions for the Eastern

Mediterranean Region / World Health Organization. Cairo: WHO Regional

Office for the Eastern Mediterranean, 2011;p.13.

8) Kaplan HI & Sadock BJ, Attention Deficit Disorder. Dalam Kaplan HI &

Sadock BJ, editor. Synopsis of psychiatry. 8 th

ed. Maryland: William &

Willkins, 1998;p.1063-8.

9) SN Visser, RH Bitsko, ML Danielson, & R Perou. Increasing Prevalence of

Parent-Reported Attention Deficit/Hyperactivity Disorder Among Children ---

United States. Didapatkan dari:

Page 44: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

34

http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5944a3.htm Diunduh 7

Februari 2012.

10) Varaone SV, J.Sergent, C.Gillberg, & J.Biederman. The worldwide

prevalence of ADHD: is it an American condition?. World Psychiatry;

2003;2(2):104-13.

11) Wihartono W, Sri S, & Indarwati S. Faktor Risiko Attention

Deficit/Hyperactivity Disorder pada murid sekolah SD di Kecamatan

Banguntapan Kabupaten Bantul D.I. Yogyakarta: Artikel Penelitian. Berkala

Kesehatan Klinik. 2007;VIII(2):73-81.

12) Irwanto, dkk. Penyimpangan Tumbuh Kembang. Naskah lengkap Continuing

Education Ilmu Kesehatan Anak XXXVI Kapita Selekta Ilmu Kesehatan

Anak VI. Surabaya, 29-30 Juli 2006.

13) Tanjung IS. Prevalensi Gangguan Pemusatan Perhatian/Hiperaktivitas pada

murid SD kelas I-III di wilayah Jakarta Pusat. Bagian Psikiatri. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 2001.

14) Baehr M & Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. Edisi 4. Jakarta:

EGC, 2010;h.219,293.

15) Louisa M & Dewoto HR. Perangsang Susunan Saraf Pusat. Dalam Gunawan

S.G, editor. Farmakologi dan terapi. Edisi 5. Jakarta: FKUI, 2009;h.250.

16) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.

269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis. Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, 2008.

17) Haslam RHA. Kejang-Kejang pada Masa Anak. Dalam Behrman, Kliergman

& Arvin, editor. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.3. Ed.15. Jakarta: EGC,

2000;h.2053.

18) Barkley RA. The executive function and self regulation: An evolutionary

neuropsychological perspective. Neuropsychology Review, 2001;1-29.

19) Zametkin AJ & Ernst M. Problem in management of Attention

Deficit/Hyperactivity Disorder. N Engl J Med. 1999;340:40-6.

Page 45: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

35

20) Martel M. Conscientiousness as a mediator of the association between

masculinized finger-length ratios and attention-deficit/hyperactivity disorder

(ADHD). Journal of Child Psychology and Psychiatry. 2009;50(7):790–8.

21) Cosgrove KP, Mazure CM., & Staley JK. Evolving Knowledge of Sex

Differences in Brain Structure, Function, and Chemistry. Biological

Psychiatry. 2007;62(8):847–55.

22) Limoa E, Nur Aeni MA, & A.Jayalangkara T. Profil Pasien Gangguan

Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktifitas Di Rumah Sakit Dadi Dan Rumah

Sakit DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar 2003-2004. Jurnal Media

Nusantara. 2005;26(3):56-9.

23) Chu S & Reynolds F. Occupational Therapy for Children with Attention

Deficit Hyperactivity Disorder, Part 2: a Multicentre Evaluation of an

Assesment and Treatment Package. British Journal of Occupational Therapy.

2007 Oct;70(10):439-48.

24) Anonymous. Fact Sheet: Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Topics. Adapted from R. A. Barkley & K. R. Murphy. Attention deficit

hyperactivity disorder: A clinical workbook. New York: Guilford

Publications, 2006.

25) Kliegman MR. Prematuritas dan Retardasi Pertumbuhan Intrauteri. Dalam

Wahab AS, editor. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Vol.1. Edisi 15. Jakarta:

EGC, 1999;h.562.

26) Akdag Sare. Epilepsy and ADHD. Fall 2011 BC Epilepsy Society Newsletter.

Didapatkan dari www.bcepilepsy.com. Diunduh 17 September 2012.

27) Castle L, Ronald E,Robert R, Mona K, & Robert S. Trends in Medication

Treatment for ADHD. J Atten Disord. 2007;10(4):335-42.

28) Marsha D & Rappley M.D. Attention Deficit- Hyperactivity Disorder.

Clinical Practice. N Engl J Med. 2005;352:165-73.

29) Findling R.L, Elizabeth JS, Thomas L, Lisa DT, Christine AD, Nora KM,

dkk. Aripiprazole in children with attention-deficit/hyperactivity disorder. J

Child Adolesc Psychopharmacol. 2008;18(4):347-54.

Page 46: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

36

30) Biederman J, Paul H, Robert D, Gagan J, Megan A, & Eric M. Risperidone

treatment for ADHD in childrean and adolescent with bipolar disorder.

Original Research Neuropsychiatric Disease and Treatment. 2008;4(1):203-7.

31) Petkov V. Can nootropic drugs be effective againts the impact of ethanol

teratogenicity on cognitive performance?. Europian

Neuropsychopharmacology. 2001;11(1):33-40.

32) Spiliotopoulou G. Management of Children with Attention

Deficit/Hyperactivity Disorder and Learning Disabilities: A Survey of

Paediactric Occupational Therapist In the United Kingdom. Mental Health

and Learning Disabilities Research and Practice. 2009;6:5 -19.

Page 47: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

37

Lampiran

Data Asli Rekam Medis 1

Page 48: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

38

Data Asli Rekam Medis 2

Page 49: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

39

Data Output SPSS 16.0 for Window

- Jenis Kelamin

- Usia Terdiagnosis

(1 = <3 tahun, 2 = 4-6 tahun, 3 = 7-12 tahun, 3 = >12 tahun)

- Tipe ADHD

- Keluhan Penyerta

Page 50: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

40

- Faktor Predisposisi

- Terapi Farmakologi

Page 51: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

41

- Terapi Psikososial

Page 52: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

42

Page 53: GAMBARAN DEMOGRAFI, KLINIS, FAKTOR RISIKO, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25979/1/Ayu... · di rsj dr. soeharto heerdjan tahun 2010 - 2012 . ... ayu wilda ainusyifa

43

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Ayu Wilda Ainusyifa

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 1 November 1991

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Talas I No.15 B RT01/010 Pd.Cabe Ilir, Pamulang,

Tangerang 15418

Nomor Telepon/HP : 08567659662

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1995 – 1997 : Taman Kanak-Kanak Pondok Hijau

1997 – 2003 : Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta

2003 – 2006 : Madrasah Tsanawiyah Negeri 3, Pondok Pinang

2006 – 2009 : Sekolah Menengah Atas Darunnajah, Ulujami

2009 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.