fix lkp bab i 2 3 mid.doc

46
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga tertuang bahwa pembangunan nasional mencakup semua aspek dan dimensi kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu, penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan. Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kualitas dan kuantitas dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Untuk mewujudkan pembangunan tersebut, maka diselenggarakan pembangunan dan perkembangan untuk meningkatkan kualitas penduduk. Selain itu, keluarga akan memperbaiki segala aspek dan dimensi pembangunan dan kehidupan masyarakat untuk lebih maju, mandiri dan dapat berdampingan dengan bangsa lain serta mempercepat terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang besar, dengan jumlah penduduk mencapai 259.940.857 juta jiwa terhitung 31 Desember 2010. Jumlah ini terdiri atas 1

Upload: normayanti141189

Post on 13-Sep-2015

237 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga tertuang bahwa pembangunan nasional mencakup semua aspek dan dimensi kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Oleh karena itu, penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan.

Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kualitas dan kuantitas dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Untuk mewujudkan pembangunan tersebut, maka diselenggarakan pembangunan dan perkembangan untuk meningkatkan kualitas penduduk. Selain itu, keluarga akan memperbaiki segala aspek dan dimensi pembangunan dan kehidupan masyarakat untuk lebih maju, mandiri dan dapat berdampingan dengan bangsa lain serta mempercepat terwujudnya pembangunan berkelanjutan.

Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang besar, dengan jumlah penduduk mencapai 259.940.857 juta jiwa terhitung 31 Desember 2010. Jumlah ini terdiri atas 132.240.055 laki-laki dan 127.700.802 perempuan. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, Indonesia ikut menyumbang angka yang besar pada jumlah penduduk dunia secara keseluruhan. Padahal, jumlah penduduk dunia yang tinggi bisa menimbulkan banyak masalah negatif jika tidak diantisipasi dengan berbagai program dan kebijakan yang intensif (sumber : kompas.com).

Indonesia memiliki potensi sumberdaya manusia yang besar. Jika dengan jumlah penduduk yang banyak namun tidak memiliki kualitas maka Indonesia hanya akan menjadi Negara yang besar namun minim dari segi kualitas penduduknya. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Nasional melakukan penekanan jumlah angka kelahiran dengan pengelolaan dan pelaksaan program Keluarga Berencana (KB). Pada dasarnya pengelolaan Program Keluarga Berencana (KB) Nasional adalah suatu proses pelaksanaan pembangunan yang bertujuan untuk pengaturan kelahiran guna membangun keluarga sejahtera. Keterlibatan masyarakat yang semakin meluas dalam pengelolaan Program KB dengan sektor-sektor pembangunan lainnya sehingga menjadikan Program KB Nasional sebagai salah satu sektor yang strategis dan penting kontribusinya untuk keberhasilan pembangunan baik di tingkat daerah maupun nasional. Dalam proses pengambilan keputusan, informasi manajemen keluarga berencana Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mempunyai peran yang strategis karena harus menyediakan data dan informasi yang benar, mudah dicerna, cepat, tepat dan akurat sehingga dapat mencapai tujuan secara optimal.

Upaya pemerintah untuk mewujudkan pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas tertuang juga pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP) 2005-2025 berdasarkan UU No. 17 Tahun 2007 yang selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) lima tahunan serta Misi Walikota periode 2010-2015 yang dijabarkan dalam RPJMD Tahun 2011-2015 yang tertuang pada misi meningkatkan kualitas masyarakat kota yaitu, peningkatan kedudukan, fungsi dan peranan perempuan dalam pembangunan guna mewujudkan keluarga kecil sejahtera.

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Medan mempunyai kewenangan dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan Pemerintah daerah dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana. Pembangunan ditujukan untuk seluruh penduduk tanpa membedakan laki-laki maupun perempuan. Walaupun sampai saat ini telah banyak kemajuan pembangunan yang dicapai, namun kenyataannya menunjukkan bahwa kesenjangan gender masih terjadi di berbagai bidang pembangunan.

Perkembangan program pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana di Kota Medan pada saat ini berada pada tahap pembinaan. Hal ini ditandai dengan jumlah kesertaan pasangan usia subur yang siginifikan untuk memakai alat kontrasepsi dan merupakan kebutuhan untuk mempergunakannya serta telah membudayanya norma keluarga kecil ditengah-tengah keluarga dan masyarakat. Demikian pula dengan kesetaraan dan keadilan gender di tengah-tengah masyarakat masih merupakan hal yang belum tersosialisasi dengan baik, masih banyak masyarakat yang belum memahami peranan perempuan dan perlindungan terhadap anak serta kekerasan dalam rumah tangga.

Dalam rangka mencapai tujuan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana secara efektif dan efisien, manajemen harus difungsikan sepenuhnya. Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya tersebut, BPPKB melakukan strategi dengan menggunakan konsep POAC (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling).

Sebagai salah satu unsur pendukung pemerintah dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana, BPPKB mempunyai program-program yang mendukung peningkatan cakupan peserta KB dan keluarga sejahtera. Namun pada tahun 2013 terjadi penurunan persentase cakupan peserta KB aktif dan peserta KB baru di Kota Medan sekitar 20% dari tahun-tahun sebelumnya.1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kelompok LKP di BPPKB Kota Medan membahas mengenai pelaksanaan POAC dalam menjalankan fungsi manajemen di BPPKB Kota Medan dan masalah penurunan 20% cakupan peserta KB aktif dan KB baru di Kota Medan Tahun 2013.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pelaksanaan POAC di BPPKB Kota Medan.2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi penurunan cakupan peserta KB aktif dan KB baru di Kota Medan Tahun 2013.BAB II

JENIS KEGIATAN DAN JADWAL KEGIATAN LKP

2.1 Jenis Kegiatan LKPKegiatan yang dilakukan selama Latihan Kerja Peminatan (LKP) di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Medan adalah:1. Pengenalan secara umum mengenai struktur organisasi dan TUPOKSI Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan;2. Mempelajari dan membantu pengerjaan rencana distribusi alat kontrasepsi dan alat kesehatan KB se Kota Medan;

3. Membantu pengerjaan data pencapaian peserta KB baru dan KB aktif;

4. Membantu pengerjaan surat keluar ke koordinator KB se Kota Medan;

5. Membantu mengarsipkan rensi alat kontrasepsi;

6. Mengunjungi pelayanan KB di setiap kecamatan se Kota Medan;

7. Melakukan wawancara dan diskusi dengan kepala sub bagian penyusunan program dan perencanaan serta beberapa kabid dan staf pegawai;

8. Membantu pengerjaan laporan perbaikan atap, lantai dan dinding (ALADIN) rumah keluarga pra sejahtera setiap kecamatan se Kota Medan;

9. Membantu pengerjaan laporan HARGANAS ke XX tahun 2013;

10. Membantu pengelolaan surat masuk dan mendistribusikannya ke setiap bidang;

11. Membantu pengkode-an dan pengarsipan surat masuk dan surat keluar di bidang sekretariat;

12. Membantu pengentrian dan pengolahan data KB bulanan dari setiap kecamatan di Kota Medan;

13. Membantu pengerjaan laporan untuk RAKON;

14. Mendistribusikan Poster dan KIE KIT ke seluruh Kecamatan di Kota Medan;

15. Menyusun KTP yang mengikuti kegiatan PPKBD pada Kader seluruh Kecamatan di Kota Medan;

16. Membantu pengerjaan rekapitulasi kegiatan PKK KB Kesehatan;

2.2 Jadwal Kegiatan LKP

No.TanggalKegiatan

1.5 Desember 2013 Penerimaan mahasiswa LKP oleh sekretaris BPPKB

Pengarahan dan penjelasan mengenai TUPOKSI dari setiap bidang oleh Kasubbag umum

Kunjungan pelayanan KB ke Puskesmas se-Kota Medan

2.6 Desember 2013 Peng-entrian data KB bulanan untuk bulan November dari setiap Kecamatan di Kota Medan

3.9 Desember 2013 Pengerjaan data pencapaian peserta KB baru dan KB aktif

4.10 Desember 2013 Pengerjaan laporan F2KB untuk bulan November

5.12 Desember 2013 Pengarsipan rensi alat kontrasepsi

6.13 Desember 2013 Pendistribusian Poster dan KIE KIT ke Kecamatan di Kota Medan

7.18 Desember 2013 Penyusunan KTP yang mengikuti kegiatan PPKBD pada kader seluruh Kecamatan di Kota Medan;

8.20 Desember 2013 Peringatan HARGANAS

9.23 Desember 2013 pengerjaan laporan HARGANAS ke XX tahun 2013

10.06 Januari 2014 Peng-entrian data KB bulanan untuk bulan Desember dari setiap Kecamatan di Kota Medan

11.7 Januari 2014 Pengerjaan data pencapaian peserta KB baru dan KB aktif

12.8 Januari 2014 Pengerjaan laporan F2KB untuk bulan Desember

13.9 Januari 2014 Membantu pengerjaan laporan perbaikan atap, lantai dan dinding (ALADIN) rumah keluarga pra sejahtera setiap kecamatan se Kota Medan

14.13 Januari 2014 Diskusi dengan Kasubbag Penyusunan Program

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN3.1 HasilVisi menyatakan cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar dapat eksis, antisipatif, dan inovatif. Untuk menjabarkan lebih lanjut dari visi yang telah ditetapkan, maka pemerintah daerah membuat misi. Misi adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik.A. Visi dan Misi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan Tahun 2011-1025

1. Visi

Dengan berpedoman pada visi RPJMD Kota Medan 2011-2015 dan memerhatikan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sarana pembangunan tahun 2011-2015, maka telah ditetapkan visi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan Tahun 2011-2015 adalah :

Terwujudnya kesetaraan gender dan perlindungan anak serta dua anak lebih baik menuju keluarga sejahtera.Penjelasan dari Visi di atas adalah sebagai berikut :1. Kesetaraan gender bermakna setara, seimbang dan sederajat dalam hubungan peran, kedudukan, fungsi, hak, dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan. Berarti sederajat dalam perbedaan dan keikutsertaan laki-laki dan perempuan di seluruh bidang kehidupan.

2. Perlindungan anak bermakna terlaksananya hak-hak anak.

3. Dua anak lebih baik bermakna kelahiran anak yang direncanakan akan leibh baik.

4. Menuju keluarga sejahtera bermakna keluarga dan rumah tangga yang harmonis, terpenuhi dan terfatilisasi semua kebutuhan dasar. Keluarga yang terencana, kebutuhan pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, lingkungan perumahan, kehidupan keagamaan, serta peningkatan pendapatan untuk kehidupan keluarga yang layak dan sejahtera.2. Misi

Dengan memerhatikan visi, maka misi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesetaraan gender dan kualitas hidup perempuan dan anak.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan keluarga berencana, kesehatan reproduksi dalam membangun keluarga sejahtera.

3. Meningkatkan kualitas lingkungan dan kesejahteraan keluarga.B. STRUKTUR ORGANISASI Organisasi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana terdiri dari:

a. Badan

b. Sekretariat, membawahkan :

1. Sub bagian umum

2. Sub bagian keuangan

3. Sub bagian penyusunan program

c. Bidang Pemberdayaan Perempuan, membawahkan :

1. Sub bidang pengarusutamaan gender

2. Sub bidang kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak

d. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, membawahkan :

1. Sub bidang penngembangan pelayanan keluarga berencana

2. Sub bidang kesehatan reproduksi

e. Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, membawahkan :

1. Sub bidang pengembangan ketahanan keluarga

2. Sub bidang pemberdayaan keluarga

f. Bidang Data dan Informasi, membawahkan :

1. Sub bidang data

2. Sub bidang informasi

g. Unit pelaksana teknis (UPT)

h. Kelompok jabatan fungsional

Bagan organisasi

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1. Tugas Pokok

Sesuai dengan peraturan Walikota Medan Nomor 4 Tahun 2010, rincian tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan adalah sebagai berikut :

a. Kedudukan

Badan Pemberdayaan Perempuan dan keluarga Berencana merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang dipimpin oleh kepala badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

b. Tugas

Badan mepunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebiijakan urusan pemerintahan daerah dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana.

2. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Badan Pemberdayaan dan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana.

b. Pemberian dukungan atas penyelanggaraan pemerintah daerah dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana.

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan keluarga berencana.

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas Dan Fungsi Sekretariat :

1. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sektretaris, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup keskretariatan yang meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan, dan penyusunan program.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan.

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Badan.

c. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Badan yang meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, dan kerumahtanggaan Badan.

d. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi, dan ketatalaksanaan

e. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Badan.

f. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian bidang kesekretariatan.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.1 Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

(1) Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup administrasi umum.

(2) Melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pegelolaan administrasi umum.

c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraan kerumahtanggaan Badan.

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian.

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian.

f. Pelaksanaan hubungan masyarakat.

g. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.2 Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh kepala Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Keuangan.

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi keuangan.

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan, dan verifikasi.

d. Penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan.

e. Penyusunan laporan keuangan Badan.

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengenadalian.

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.3 Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

(1) Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan.

(2) Dalam melaksnakan tugas pokok, Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program.

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Badan.

c. Penyiapan bahan peyusunan rencana dan program Badan.

d. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian.

e. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugas dan Fungsi Bidang Pemberdayaan Perempuan

2. Bidang Pemberdayaan PerempuanBidang Pemberdayaan Perempuan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

(1) Bidang Pemberdayaan Perempuan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas badan lingkup pengurusutamaan gender, kualits hidup, perlindungan perempuan, dan anak.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pemberdayaan Perempuan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pemberdayaan Perempuan.

b. Pelaksanaan kebijakan pengurusutamaan gender.

c. Penyiapan kelembagaan pengurusutamaan gender.

d. Pelaksanaan pengurusutamaan gender.

e. Penyiapan kebijakan kualitas hidup perempuan.

f. Pengintegrsian kebijakan hidup perempuan.

g. Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan kualitas hidup perempuan.

h. Penyiapan kebijakan perlindungan perempuan.

i. Pengintegrasian kebijakan perlindungan perempuan.

j. Pengoordinasian pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan.

k. Penyiapan kebijakan kesejahteraan dan perlindungan anak.

l. Pengintegrasian hak-hak anak dalam kebijakan dan program pembangunan.

m. Pengoordinasian pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak.

n. Penguatan lembaga/organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk melaksanakan pengurusutamaan gender dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak.

o. Pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan pengurusutamaan gender, kesejahteraan, dan perlindungan anak.

p. Penyiapan data terpilah menurut jenis kelamin dari setiap bidang terkait.

q. Penyiapan data dan informasi gender dan anak.

r. Pelaksanaan komunikasi, informasi, dan edukasi ( KIE).

s. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang pemberdayaan perempuan.

t. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.1 Sub Bidang Pengarusutamaan Gender

Sub Bidang Pengarusutamaan Gender dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan.

(1) Sub Bidang Pengarusutamaan Gender mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pemberdayaan Perempuan lingkup pengarusutamaan gender.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bidang Pengarusutamaan Gender menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pengarusutamaan gender.

b. Penetapan kebijakan daerah pelaksanaan pegarusutamaan gender.

c. Penyiapan bahan koordinasi, fasilitasi, dan mediasi pelaksanaan pengarusutamaan gender.

d. Pelaksanaan fasilitasi penguatan kelembagaan dan pengembangan mekanisme pengarusutamaan gender pada lembaga pemerintahan, Pusat Studi Wanita (PSW), lembaga penelitian dan pengembangan, lembaga non pemerintah.

e. Penyiapan bahan koordinasi dan fasilitasi kebijakan, program, dan kegiatan yang resfonsif gender.

f. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengarusutamaangender.

g. Pelaksanaan analisis gender perencanaan anggaran yang resfonsif gender, dan pengembangan materi KIE pengarusutamaaan gender.

h. Pelaksanaan pengarusutamaan gender yang terkait dengan bidang pembangunan terutama dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hokum, HAM, dan politik.

i. Pelaksanaan fasilitasi penyediaan data terpilah menurut jenis kelamin.

j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.2.2 Sub Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak

Sub Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan.

(1) Sub Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan sebagian tugas Bidang Pemberdayaan Perempuaan lingkup Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak.

(2) Dalam melasanakan tugas pokok, Sub Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak.

b. Penyelenggaraan kebijakan peningkatan kualitas hidup perempuan yang terkait dengan bidang pembangunan terutama bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukum, HAM, politik, lingkungan dan sosial budaya.

c. Pengintegrasian upaya peningkatan kualitas hidup perempuan dalam kebijakan bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hukun, HAM, politik, lingkungan dan sosial budaya.

d. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan kualitas hidup perempuan dalam bidang pendidkan, kesehatan, ekonomi, hukum, HAM, politik, lingkungan dan sosial budaya.

e. Penyelenggaraan kebijakan perlindngan perempuan terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat, dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena bencana.

f. Pelaksanaan fasilitas pengintegrasian kebijakan kota perlindungan perempuan terutama perlindungan terhadap kekerasan, tenaga perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat, dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena bencana.

g. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kebijakan perlindungan perempuan terutama terhadap kekerasan, tenaga perempuan, perempuan lanjut usia dan penyandang cacat, dan perempuan di daerah konflik dan daerah yang terkena bencana.

h. Pelaksanaan kebijakan dalam rangka kesejahteraan dan perlindungan anak.

i. Penetapan kebijakan daerah untuk kesejahteraan dan perlindungan anak.

j. Pengintegrasian hak-hak anak dalam kebijakan dan program pembangunan.

k. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan kesejahteraan dan perlindungan anak.

l. Pelaksanaan fasilitasi penguatan lembaga/prganisasi masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan dan peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak.

m. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan dan penguatan jaringan kerja lembaga masyarakat dan dunia usaha untuk pelaksanaan pengarusutamaan gender, kesejahteraan dan perlindungan anak.

n. Pelaksanaan fasilitasi lembaga masyarakat untuk melaksanakan rekayasa sosial untuk mewujudkan Kualitas Kesetaraan Gender (KKG) dan perlindungan anak.

o. Penjabaran dan penetapan kebijakan sistem informasi gender dan anak dengan merujuk pada kebijakan nasional.

p. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan analisis, pemanfaatan dan penyebarluasan sistem informasi ender dan anak.

q. Pelakasnaan analisis, pemanfaatan, penyebarluasan, dan pendokumentasian data terpilih menurut jenis kelamin, khusus permepuan dan anak skala kota.

r. Pemantauan dan evaluasi serta pelaporan pelaksanaan pendataan dan sistem informasi gender dan anak.

s. Penyusunan model informasi data (mediasi dan advokasi).

t. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

u. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang susuai dengan tugas dan fungsinya.Tugas dan Fungsi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

3. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

(1) Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pengembangan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

b. Penetapan kebijakan dan pelaksanaan jaminan dan pelayanan keluarga berencana, peningkatan partisipasi pria, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi serta kelangsungan hidup ibu, bayi dan anak.

c. Penetapan kebiijakan dan pelaksanaan kesehatan reproduksi remaja dan perlindungan hak-hak reproduksi.

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang susuai dengan tugas dan fungsinya.

3.1 Sub Bidang Pengembangan Pelayanan Keluarga Berencana

Sub Bidang Pengembangan Pelayanan Keluarga Berencana dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Keluarga Berencana dan kesehatan Reproduksi.

(1) Sub Bidang Pengembangan Pelayanan Keluarga Berencana mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Keluarga Berencana dan Kesehataan Reproduksi lingkup pengembangan pelayanan keluarga berencana.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bidang Pengembangan Pelayanan Keluarga Berencana menyelenggarakan fungsi ;

a. Penyiapan rencana, program, kegiatan Sub Bidang Pengembangan Pelayanan Keluarga Berencana.

b. Penetapan kebijakan jaminan pelayanan keluarga berencana.

c. Penyelenggaraan dukungan pelayanan rujukan Keluarga Berencana dan operasionalisasi jaminan pelayanan keluarga berencana.

d. Penetapan dan pengembangan jaringan pelayanan keluarga berencana termasuk pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit.

e. Penyerasian dan penetapan kriteria serta kelayakan tempat pelayanan Keluarga Berencana.

f. Pelaksanaan jaminan dan pelayanan Keluarga Berencana.

g. Pemantauan tingkat drop out peserta Keluarga Berencana.

h. Pengembangan materi penyelenggaraan jaminan dan pelayanan keluarga berencana dan pembinaan penyuluh Keluarga Berencana.

i. Perluasan jaringan dan pembinaan pelayanan Keluarga Berencana.

j. Penyelenggaraan dukungan pelayanan rujukan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

k. Peningkatakan keseteraan dan keadilan gender terutama partisipasi Keluarga Berencana Pria dalam pelaksanaan program pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

l. Pembinaan terhadap petugas Keluarga Berencana.

m. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan kontrasepsi Mantap dan kontrasepsi jagka panjang yang lebih terjangkau, aman, berkualitasn dan merata.

n. Pelaksanaan distribusi dan pengadaan sarana, alat, obat dan cara kontrasepsi , dan pelayanan dengan prioritas keluarga miskin dan kelompok rentan.

o. Pelaksanaan ketersediaan sarana, alat, obat dan cara kontrasepsi bagi Peserta Mandiri.

p. Pelaksanaan informed choice dan informed concent dalam program Keluarga Berencana.

q. Pelaksnaan pelayanan keluarga berencana pada moment khusus pada HUT IBI, HUT Kota Medan, Harganas, HUT TNI, dan HUT PKK.

r. Pelaksanaan Tim Keluarga Berencana Keliling.

s. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

t. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Biang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.2 Sub Bidang Kesehatan Reproduksi

Sub Bidang Kesehatan Reproduksi dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

(1) Sub Bidang Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reprodusi lingkup kesehatan reproduksi.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bidang Kesehatan Reproduksi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Kesehatan Reproduksi.

b. Penetapan kebijakan KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS dan bahaya NAPZA.

c. Penyelenggaraan dukungan operasional KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA.

d. Penetapan perkiraan sarana pelayanan KRR, pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA.

e. Penyerasian dan penetapan kriteria serta kelayakan tempat pelayanan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA.

f. Penyelenggaraan pelayanan KRR termasuk, pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA.

g. Penyelenggaraan kemitran pelaksanaan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA baik antar sektor pemerintah dengan sektor lembaga swadaya organisasi masyarakat.

h. Penetapan fasilitasi pelaksanaan KRR termasuk, pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah dengan LSM.

i. Pelaksanaan KRR termasuk, pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah dengan LSM.

j. Penetapan sasaran KRR termasuk, pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA.

k. Penetapan prirotas kegiatan KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA.

l. Pemanfaatan tenaga SDM pengelola, pendidikan sebaya dan konselor sebaya KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA baik antara sektor pemerintah dengan sektor LSM.

m. Penyelenggaraan dan fasilitasi upaya peningkatan kesadaran keluarga berkehidupan seksual yang aman dan memuaskan, terbebas dari HIV/AIDS dan infeksi menular dan seksual ( IMS).

n. Pelaksanaan peningkatan partisipasi pria dalam program keluarga berencana, penanggulangan masalah kesehatan reproduksi, serta kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak.

o. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

p. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

4. Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga

Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggngjawab kepada Kepala Badan.

(1) Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup pengembangan ketahanan keluarga dan pemberdayaan keluarga.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga.

b. Penyiapan kebijakan dan pelaksanaan pengembangan ketahaan dan pemberdayaan keluarga.

c. Penyiapan kebijakan dan pelaksanaan penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program.

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang ketahanan dan pemberdayaan keluarga.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.1 Sub Bidang Pengembangan Ketahanan Keluarga

Sub Bidang Pengembangan Ketahanan Keluarga dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga.

(1) Sub Bidang Pengembangan Ketahanan Keluarga mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga lingkup pengembangan ketahanan keluarga.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bidang Pengembangan Ketahanan Keluarga menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pengembangan Ketahanan Keluarga.

b. Penetapan kebijakan dan pengembangan penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program.

c. Penyelenggaraan dukungan operasional penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program.

d. Penetapan perkiraan sarana pengembangan dan penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas dan jejaring program.

e. Penetapan petunjuk teknis pengembangan peran Institusi masyarakat perkotaan (IMP) dalam program KB.

f. Pendayagunaan pedoman pemberdayaan dan pergerakan insitusi masyarakat program KB nasional dalam rangka kemandirian.

g. Pelaksanaan pembinaan teknis IMP dalam mendukung program KB nasional.

h. Pelaksanaan peningkatan kerja sama dengan mitra kerja program KB nasional dalam rangka kemandirian, mengkoordinir IBI-KB-KES, TNI Manunggal-KB-KES, PKK-KB-KES, dan lain-lain.

i. Penyiapan pelaksanaan pengkajian dan pengembangan program KBN.

j. Pemanfaatan hasil kajian dan penelitian pengembangan ketahanan keluarga.

k. Pendayagunaan kerja sama jejaring pelatih terutama Pelatiham Klinis Kota.

l. Pendayagunaan SDM program terlatih, serta perencanaan dan penyiapan kompetensi SDM program yang dibutuhkan.

m. Pedayagunaan bahan pelatihan sesuai dengan kebutuhan program peningkatan kinerja SDM.

n. Pelaksanaan penilaian dan lomba peningkatan kualitas kegiatan IMP.

o. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

p. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.2 Sub Bidang Pemberdayaan Keluarga

Sub Bidang Pemberdayaan Keluarga dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga.

(1) Sub Bidang Pemberdayaan Keluarga mempunyi tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga lingkup pemberdayaan keluarga.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bidang Pemberdayaan Keluarga menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Pemberdayaan Keluarga.

b. Penetapan kebijakan dan pengembangan ketahanan pemberdayaan keluarga.

c. Penyelenggaraan dukungan pelayanan ketahanan dan pemerdayaan keluarga.

d. Penyerasian penetapan kriteria pengembangan ketahanan dan pemberdayaan keluarga.

e. Penetapan sasaran Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan Bina Lingkungan Keluarga (BLK).

f. Pelaksanaan penilaian dan lomba peningkatan kualitas ketahanan dan pemberdayaan keluarga.

g. Penyelenggaraan BKB, BKR, BKL termasuk bidang pendidikan pra melahirkan.

h. Pelaksanaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga.

i. Pelaksanaan model-model kegiatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga.

j. Pembinaan teknis peningkatan pengetahuan, keterampilan kewirausahaam dan manajemen usaha bagi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS).k. Pelaksanaan pendampingan/magang bagi para kader/anggota kelompok UPPKS.

l. Pelaksanaan kemitraan untuk aksesibilitas permodalan, teknologi, dan manajemen serta pemasaran guna peningkatan UPPKS.

m. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga.

n. Pelaksanaan promosi dan gelanggang dagang produk unggulan kelompok UPPKS.

o. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

p. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tugas Pokok dan Fungsi Bidang Data dan Informasi

5. Bidang Data dan Informasi

Bidang Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan.

(1) Bidang Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Badan lingkup data dan informasi.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Data dan Informasi.

b. Penyiapan kebijakan dan pelaksanaan data mikro kependudukan dan keluarga.

c. Penyiapan kebijakan dan pelaksanaan advokasi dan KIE.

d. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang data dan informasi.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5.1 Sub Bidang Data

Sub Bidang Data dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Data dan Informasi.

(1) Sub Bidang Data mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Data dan Informasi lingkup data.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bidang Data menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Data.

b. Penetapan kebijakan dan pengembangan data mikro kependudukan dan keluarga.

c. Penyelenggaraan data mikro kependudukan dan keluarga.

d. Penetapan perkiraan sasaran pengembangan data mikro kependudukan dan data keluarga.

e. Pelaksanaan data mikro kependudukan dan data keluarga.

f. Pelaksanaan operasional sistem data manajemen Program Keluarga Berencana Nasional.

g. Pemutakhiran, pengolahan dan penyediaan data mikro kependudukan dan data keluarga.

h. Pengelolaan data Program Keluarga Berencana Nasional serta penyiapan sarana dan prasarana.

i. Pemanfaatan data Program Keluarga Berencana Nasional untuk mendukung pembangunan daerah.

j. Pemanfaatan operasional jaringan komunikasi data dalam pelaksanaan pemerintahan dan melakukan desiminiasi informasi.

k. Penetapan perkiraan sasaran pelayanan Keluarga Berencana, sasaran peningkatan perencanaan kehamilan, sasaran peningkatan partisipasi pria, sasaran UNMETNEED, sasaran penanggulangan masalah reproduksi serta sasaran kelangsungan hidup ibu, bayi, dan anak.

l. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

m. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.5.2 Sub Bidang Informasi

Sub Bidang Informasi dipimpin oleh Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Data dan Informasi.

(1) Sub Bidang Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Data dan Informasi lingkup informasi.

(2) Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bidang Informasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Sub Bidang Informasi.

b. Penetapan kebijakan dan pengembangan advokasi dan KIE.

c. Penyelenggaraan operasional advokasi KIE.

d. Penetapan perkiraan sasaran advokasi dan KIE.

e. Penyerasian dan penetapan kriteria advokasi dan KIE.

f. Pengembangan dan pengadaan sarana media KIE antara lain MOPEN, MPC, dan sarana komunikasi lainnya.

g. Penetapan dan pengembangan materi/isi pesan, disain KIE, KB/KRR meliputi media luar ruang, media elektonik dan media cetak.

h. Pelaksanaan advokasi, KIE serta konseling program Keluarga Berencana dan KRR.

i. Pelaksanaan KIE Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, Penguatan Kelembagaan dan Jaringan Institusi Program Keluarga Berencana.

j. Pemanfaatan Prototipe Program Keluarga berencana/Kesehatan Reproduksi (KR), KRR, Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas.

k. Pelaksanaan promosi KRR termasuk pencegahan HIV/AIDS, IMS, dan bahaya NAPZA dan perlindungan hak-hak reproduksi.

l. Penyebarluasan hasil materi KIE dalam penyelenggaraan pelaksanaan Program Keluarga Berencana dan KRR.

m. Pelaksanaan publikasi dan dokumentasi kegiatan-kegiatan program Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana.

n. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas.

o. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3.2 Pembahasan

3.2.1 Pelaksanaan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) di BPPKB

POAC merupakan suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien yang mana sejumlah unsur pokok yang membentuk manajemen yaitu : unsur manusia, barang-barang, mesin, metode, uang, dan pasar. Efisien merupakan hubungan antara input dengan output yaitu ketika hasil yang dicapai lebih banyak dari modalnya. Sedangkan efektif itu pencapaian aktivitas-aktivitas secara sempurna sesuai tujuan yang akan dicapai (Robbins, 1984).

Secara umum, terdapat empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Menurut Azwar (1996)1. Perencanaan

Menurut Koontz, et, al, (1984), perencanaan merupakan salah satu fungsi fundamental dari manajemen yang sangat menentukan, karena di dalamnya termuat apa yang diinginkan oleh suatu organisasi serta langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan harus mempertimbangan kebutuhan fleksibelitas agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru secepat mungkin. Dalam perencanaan, manejer memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya dan siapa yang melakukan. Perencanaan yang baik dicapai dengan mempertimbangkan kondisi di waktu yang akan datang sedalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Perencanaan merupakan pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik. Selain itu, perencanaan menganut beberapa upaya yang menjabarkan cara penyelesaian masalah yang telah ditetapkan ke dalam unsur-unsur rencana yang lengkap serta saling terkait dan terpadu hingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan dan cara menyelesaikan masalah. Rencana Kerja dan Anggaran (Renja dan RKA)

Rencana kerja tahunan satuan kerja perangkat daerah (Renja SKPD) adalah dokumen perencanaan satuan kerja perangkat daerah untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Renja SKPD memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Program dan kegiatan yang dimaksud meliputi kegiatan yang sedang berjalan, kegiatan alternatif atau baru, indikator kinerja dan kelompok sasaran yang menjadi bahan utama RKPD.

Di BPPKB, bagian yang menjadi pusat penyusunan rencana kerja dan anggaran ini adalah Sub Bagian Penyusunan Program. Untuk menetapkan program kerja setahun kedepan, Sub Bagian Penyusunan Program mengacu pada pedoman rencana kerja pemerintah daerah yakni dari Walikota Medan. Tim Sub bagian Penyusunan Program akan memilih beberapa program yang ada didalam buku pedoman untuk kemudian dijadikan rencana kerja tahunan. Pemilihan program ini didasarkan pada kemampuan dan Sumber Daya yang dimiliki BPPKB dan hasil evaluasi dari tahun sebelumnya. Setelah program ditetapkan oleh tim, tim sub bagian penyusunan program menyusun beberapa kegiatan dengan mengumpulkan usulan-usulan kegiatan beserta rincian dan biayanya dari tiap bidang yang ada di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan. Kemudian, Sub Bagian Penyusunan Program meng-entry usulan tersebut beserta rinciannya dalam bentuk format Rencana Kerja Anggaran (RKA). RKA yang telah dibuat ini kemudian diusulkan BPPKB dalam pertemuan dengan Walikota Medan dan dibahas oleh DPR untuk kemudian disetujui oleh Walikota Medan dan tim anggaran. Dalam penyusuanan Renja dan RKA di BPPKB sudah berjalan dengan baik, tidak ada keterlambatan waktu dalam penyusunannya.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan suatu proses penyusunan struktur organisasi dan tersedianya sumber daya (tenaga, keuangan, prasarana dan sarana) dalam organisasi. Terdapat dua aspek penting dalam kegiatan pengorganisasian menurut Azwar (1996), yaitu pembagian kerja dan departemenisasi. Pembagian tugas yang dimaksud adalah penyesuaian tugas pekerjaan agar setiap petugas dalam organisasi bertanggung jawab melaksanakan sekumpulan kegiatan yang terbatas. Hasil dari pekerjaan pengorganisasian adalah terbentuknya wadah (entity) atau satuan organisasi yang didalamnya ada perangkat organisasi agar tugas-tugas yang dipercayakan kepada pendukung dapat terlaksana.BPPKB Kota Medan dalam melakukan hal pengorganisasian disesuaikan dengan peraturan Walikota Medan Nomor 4 Tahun 2010 mengenai rincian tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan. BPPKB Medan terdiri dari 5 bagian/bidang, yakni Sekretariat, bidang Pemberdayaan Perempuan, bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, dan bidang Data dan Informasi. Setiap bidang dipimpin oleh kepala bidang. Masing-masing bidang memiliki sub bidang yang dipimpin oleh kepala sub bidang dan memiliki beberapa orang staf. Kepala Badan, Sekretariat, Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang, dan Staf menjalankan tugas dan bertanggungjawab atas setiap tugas yang diemban.Dalam hal ini, Sekretariat bertanggung jawab kepada Kepala Badan, Kepala Bidang bertanggung jawab kepada Kepala Badan, Kepala Sub Bidang bertanggung jawab kepada Kepala Bidang, dan staf bertanggung jawab kepada Kepala Sub Bidang atas tugasnya. Setiap atasan memberikan pengarahan dan tinjauan atas setiap tugas dari bawahannya. Selain itu, masing-masing bidang juga harus saling bekerjasama untuk mencapai tujuan BPPKB.3. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan dan pengorganisasian, dimana seluruh komponen yang berada dalam satu sistem dan satu organisasi tersebut bekerja secara bersama-sama sesuai dengan bidang masing-masing untuk dapat mewujudkan tujuan organisasi. Untuk itu dibutuhkan kerja keras dan kerjasama. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus, sehingga perlu dilakukan penyesuaian. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing.Dalam melaksanakan tugasnya, setiap bidang menjalankan program yang telah menjadi rencana kerja tahunan BPPKB. Untuk keberhasilan program, masing- masing bidang bekerjasama dengan lintas sektoral di masing-masing kecamatan terkait pengelolaan program, melakukan pembinaan terhadap kader KB yang ada dikelurahan oleh pelaksana lapangan (PLKB), melakukan pembinaan terhadap pembantu pembina keluarga berencana desa dan Sub PPKBD. Dalam pelaksanaan tugasnya, pegawai sudah melaksanakan tugas pokoknya dengan baik, tidak ada keterlambatan tugas dari setiap bidang, dan outcome tercapai. Namun, dari hasil evaluasi di Tahun 2013 terjadi penurunan cakupan peserta KB Aktif dan KB Baru di Kota Medan sekitar 20%.4. Pengendalian Setiap bidang di BPPKB Kota Medan bertanggungjawab atas TUPOKSI dalam pelaksanaan program. Laporan pelaksanaan program tiap bidang diserahkan kepada Sub Bagian Penyusunan Program untuk kemudian dipertanggungjawabkan ke Pemerintah Kota Medan. Selain itu ada badan lain yang khusus melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap jalannya tiap program serta dalam hal pendanaan/anggaran. Dengan adanya pelaporan yang lengkap, jelas dan transparan maka pengendalian dan pengawasan dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat menjadi bahan evaluasi untuk peningkatan yang lebih baik kedepannya.3.2.2 Penurunan Cakupan Peserta KB Aktif dan KB Baru Tahun 2013 di Kota Medan

Pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah cakupan peserta KB Aktif dan KB Baru di Kota Medan dari tahun-tahun sebelumnya. Dimana pada tahun-tahun sebelumnya cakupan peseta KB Aktif dan KB Baru di Kota Medan mencapai 100%, sedangkan di Tahun 2013 cakupan hanya sekitar 80%. Dari hasil observasi yang kami lakukan selama pelaksanaan LKP, kami menjabarkan faktor-faktor yang memengaruhi penurunan cakupan peserta KB Aktif dan KB Baru di Kota Medan Tahun 2013 yaitu faktor-faktor dari BPPKB Kota Medan dan dari Kantor Pusat, antara lain : Faktor internal :(1)Tidak tercatat dan tidak terdatanya peserta KB pada laporan data KB oleh petugas lapangan. (2)Kesalahan pengambilan dan pencatatan data oleh Petugas Lapangan KB (PLKB).(3) Pengawas PLKB kurang melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi pada peserta KB.

Faktor eksternal :

(1) Tertundanya program kegiatan yang terkait lintas sektoral.

(2) Kurangnya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang dilakukan oleh kader KB pada Pasangan Usia Subur (PUS).

(3) Adanya efisiensi anggaran sehingga anggaran untuk menjalankan program dan kegiatan berkurang BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan

1. Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Medan secara umum terdiri atas Bagian Sekretariat, Bidang Pemberdayaan Perempuan, Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Bidang Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga, serta Bidang Data dan Informasi.

2. Bagian Sekretariat terdiri dari 3 sub bagian yaitu Sub Bagian Umum, Sub Bagian Penyusunan Program, dan Sub Bagian Keuangan.3. Produk atau output yang berasal dari Sub Bagian Penyusunan Program meliputi Rencana Strategis BPPKB Kota Medan Tahun 2011-2015, Rencana Kerja Tahunan, Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Tahunan, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahunan, Laporan pertanggungjawaban, dan Evaluasi Program.4. Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsinya (TUPOKSI), pelaksanaan jaminan dan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu fungsi bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BPPKB Kota Medan. 5. Pada Tahun 2013 terjadi penurunan cakupan peserta KB Aktif dan KB Baru di Kota Medan sekitar 20% yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal organisasi.6. Adapun yang menjadi faktor internal penurunan cakupan peserta KB Aktif dan KB Baru yaitu tidak tercatat dan tidak terdatanya peserta KB pada laporan data KB oleh petugas lapangan, kesalahan pengambilan dan pencatatan data oleh Petugas Lapangan KB (PLKB), serta Pengawas PLKB (PPLKB) kurang melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi pada peserta KB.7. Adapun yang menjadi faktor eksternal penurunan cakupan peserta KB Aktif dan KB Baru yaitu tertundanya program kegiatan yang terkait lintas sektoral, kurangnya KIE yang dilakukan oleh kader KB pada Pasangan Usia Subur (PUS), serta adanya efisiensi anggaran sehingga anggaran untuk menjalankan program dan kegiatan berkurang. 4.2 Saran

1. Diharapkan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana untuk lebih meningkatkan koordinasi, kerjasama dan membangun jejaring antar lintas sektoral guna peningkatan koordinasi antar jejaring.2. Diharapkan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan untuk memberikan pelatihan kepada Petugas Lapangan KB (PLKB) dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan memperkaya kapasitas diri guna terpenuhinya SDM yang berkompeten dan unggul serta cukup dari segi kuantitas maupun kualitas dalam pelayanan KB.3. Diharapkan kepada Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana agar dapat memberikan penghargaan (reward) kepada pihak-pihak yang ikut menyukseskan program guna meningkatkan motivasi agar lebih baik kedepannya.

Penurunan cakupan peserta KB Aktif dan KB Baru Tahun 2013 di Kota Medan

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Tertundanya program kegiatan yang terkait lintas sektoral.

Kurangnya Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang dilakukan oleh kader KB pada Pasangan Usia Subur (PUS).

Adanya efisiensi anggaran sehingga anggaran untuk menjalankan program dan kegiatan berkurang.

Tidak tercatat dan tidak terdatanya peserta KB pada laporan data KB oleh petugas lapangan.

Kesalahan pengambilan dan pencatatan data oleh Petugas Lapangan KB (PLKB).

Pengawas PLKB kurang melakukan koordinasi, monitoring, dan evaluasi pada peserta KB.

31