lkp praktikum bioanpang 2014

104
Nama : NIM : Kelas : Kelompo k : BAB I ANALISIS KADAR AIR A. Pre-lab 1. Mengapa kadar air produk dan bahan pangan penting ditentukan? 2. Sebutkan jenis-jenis metode analisis kadar air! 3. Bagaimana prinsip masing-masing metode tersebut? B. Diagram Alir 1. Metode Oven

Upload: gandu-agan-setiawan

Post on 24-Nov-2015

87 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Lembar Kerja Praktikum

TRANSCRIPT

BAB IANALISIS KADAR AIR

A. Pre-lab1. Mengapa kadar air produk dan bahan pangan penting ditentukan?

2. Sebutkan jenis-jenis metode analisis kadar air!

3. Bagaimana prinsip masing-masing metode tersebut?

B. Diagram Alir1. Metode Oven

2. Metode Distilasi

C. Hasil dan Pembahasan1. Metode Oven NoNama sampelBerat awalBerat sampel setelah pengeringan (gram) pada menit ke- ke...rut (m Berat akhirKadar air(%)

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan Kadar Air (berat basah dan berat kering)1.

2.

3.

4.

5.

2. Metode DistilasiNoNama sampelBerat awalVolumeKadar air

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan Kadar Air (berat basah dan berat kering)1.

2.

3.

4.

5.

a. Mengapa terjadi perbedaan kadar air untuk kedua metode untuk produk:1.

2.

3.

4.

5.

b. Tentukan metode yang paling sesuai () untuk produk di bawah ini!MetodeProduk

Oven

Distilasi

Alasan

Penilaian

KomponenNilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

BAB IIANALISIS ABU DAN KADAR MINERAL

A. Pre-lab1. Apa yang dimaksud dengan abu?

2.Apa yang dimaksud dengan pengabuan basah?

3.Apa yang dimaksud dengan pengabuan kering?

4.Apa tujuan pengabuan basah?

5. Jelaskan prinsip penenetapan kadar kalsium?

B. Diagram Alir1. Analisis Kadar Abu dengan Pengabuan Kering

2. Penentuan Mineral dengan Spektroskopi Serapan Atom

C. HasildanPembahasan1. Analisis Kadar Abu dengan Pengabuan KeringNoSampelBeratawalBeratakhir% Abu

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan1.

2.

3.

4.

5.

2. Penentuan Mineral dengan Spektroskopi Serapan AtomNo.Nama sampelBerat sampelKadar Ca (mg/100 g)

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan:1.

2.

3.

4.

5.

Pertanyaan :a. Apa fungsi penambahan H2SO4 dan HNO3 pada proses pengabuan basah?

b. Mengapa digunakan larutan standar Ca untuk penentuan mineral dengan AAS?

c. Bagaimana prinsip analisis mineral dengan AAS?

Penilaian

KomponenNilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

BAB IIIANALISIS KUANTITATIF KARBOHIDRAT

A. Pre-lab1.Bagaimana prinsip penetapan kadar gula total dengan metode anthrone?

2.Apa perbedaan antara kadar gula pereduksi dengan kadar gula total?

3.Bagaimana prinsip penetapan kadar pati dengan metode hidrolisis asam?

4. Bagaimana prinsip pengukuran kadar serat kasar?

5. Apa perbedaan serat kasar dengan serat makanan?

B. Diagram Alir1. Total Gula Metode AnthronePersiapanSampelSampelcair

Sampelpadat

Pembuatan kurva standar

Penetapansampel

2. Kadar Pati Metode Hidrolisis AsamPersiapan sampel

Analisis Gula Reduksi berdasarkan Metode Nelson Somogyi

3. SeratKasarPersiapan sampel :

Analisis Serat Kasar :

C. HasildanPembahasan1. Total GulaMetodeAnthrone

KurvastandarNo.Volume LarutanStandarKonsentrasiAbsorbansi

1.0 (blanko)0

2.

3.

4.

5.

6.

Persamaan Linear: y = x +

NoNamasampelBerat/volume sampelVolume filtratAbsorbansiKadar gula

1.

2.

3.

4

5.

Perhitungan1.

2.

3.

4.

5.

a. Apafungsipenambahan CaCO3 pada persiapansampelpadat dan cair?

b. Apa fungsi penambahan Pb-asetat pada persiapan sampel cair?

c. Apa fungsi alkohol 80% pada persiapan sampel padat?

d. Apakah glukosa dari pati terdeteksi pada analisis total gula dengan metode Anthrone?

2. Pati Metode Hidrolisis AsamNoNama sampelAbsorbansi Kadar gulaKadar pati

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan1.

2.

3.

4.

5.

a. Mengapa pada analisa pati dengan metode hidrolisis asam dillakukan proses penghilangan lemak?

b. Apakah serat larut air terdeteksi sebagai pati?

c. Bagaimana pengaruh gelatinisasi pati terhadap hasil analisis kadar pati?

d. Mengapa berat pati dihitung sebagai 0.9 X berat gula, bukan 1.0 X berat gula?

3. SeratKasarNoNamasampelBeratawalBeratresiduKadar serat (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan1.

2.

3.

4.

5.

a. Apakah prinsip analisa serat kasar sama dengan kadar air?

b. Apa fungsi alkali dan asam kuat yang digunakan pada analisis serat kasar?

c. Apakah polisakarida larut air seperti gum arab, gum tragacanth, dan locust bean gum terukur sebagai serat kasar?

d. Bagaimana cara menganalisis serat larut air?

Penilaian

KomponenNilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

BAB IVEKSTRAKSI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS AMILASE

A. Pre Lab1. Mengapa enzim amilase bisa didapatkan pada kecambah biji-bijian?

2. Jelaskan prinsip pengukuran aktivitas enzim amilase secara kuantitatif pada percobaan ini?

3. Bagaimana cara mengidentifikasi secara kualitatif bahwa telah terjadi reaksi enzimatis pada percobaan ini?

Nama:

NIM:

Kelas:

Kelompok:

Nama: Gandu Setiawan

NIM: 125100100111035

Kelas: A

Kelompok: 6

28

B. Diagram Alir

C. Hasil dan Pembahasan1.1 Ekstraksi enzim amilase dari kecambah

1. 2 Tuliskan hasil pengamatan dari percobaan! SampelAktivitas Enzim

Biji kering

Biji direndam

Kecambah umur 12 jam

Kecambah umur 24 jam

Kecambah umur 36 jam

2. Bahas dan bandingkan data-data dalam percobaan ini!

Penilaian

KomponenNilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

BAB VANALISIS LEMAK

A. Pre-lab1.Bagaimana prinsip analisis kadar lemak dengan metode soxhlet?Prinsip analisis kadar lemak dengan metode soxhlet adalah ekstraksi lemak menggunakan pelarut yang selalu baru sehingga terjadi ekstraksi kontinyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya suatu pendingin balik. Labu soxhlet dipanaskan, pelarut menguap, terkondensasi dan masuk ke bejana ekstraksi yang berisi sampel, dan mengesktraksi lemak pada sampel yang diletakkan dalam thimble berpori. Lemak tertinggal di labu karena perbedaan titik didih. Pada akhir ekstraksi, pelarut diupakan dan massa lemak yang tersisa ditimbang. Pelarut yang umumnya digunakan adalah pelarut organik seperti petroleum eter dan dietil eter sehingga selain lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen larut lemak yang lain (Darmasih, 2007).

2.Mengapa metode soxhlet disebut metode penetapan lemak kasar?Pada anilisis lemak menggunakan soxhlet, pelarut yang digunakan adalah pelarut organik seperti petroleum eter dan dietil eter sehingga selain lemak juga terikut fosfolipida, sterol, asam lemak bebas, karotenoid, dan pigmen larut lemak yang lain. Karena itu hasil dari ekstraksi metode soxhlet ini disebut lemak kasar (crude fat) (Darmasih, 2007).

3. Bagaimana prinsip pengukuran bilangan peroksida dengan metode titrasi?Prinsip pengukuran bilangan peroksida dengan metode titrasi adalah pengukuran secara volumetri dengan metode yang telah dikembangkan oleh Lea. Hal ini bergantung pada reaksi kalium iodida dalam suasana asam dengan mengikat oksigen diikuti dengan titrasi dari pembebasan iodine dengan natrium tiosulfat. Kloroform adalah pelarut yang biasanya digunakan.Lemak atau sampel minyak dilarutkan dalam asam asetat glasial-isooktan (3:2). Dengan penambahan kalium iodida berlebih (yang akan bereaksi dengan peroksida), akan diproduksi iodium. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan Natrium thiosulfat standar dengan indikator amilum. Bilangan peroksida dihitung dengan persamaan :

(S B) x N Bilangan Peroksida =x 1000W

(Egan, 2010).

4. Bagaimana prinsip penetapan kadar asam lemak bebas metode titrasi?Prinsip penetapan kadar asam lemak dengan titrasi adalah sama dengan prinsip titrasi pada umumnya yaitu reaksi perhindahan proton antara senyawa yang mempunyai sifat asam-basa (protolisis). Dengan cara titrasi asam-basa, berbagai senyawa organik dan anorganik dapat ditentukan dengan mudah. Untuk titrasi asam lemak, biasanya menggunakan larutan baku basa kuat misalnya NaOH, KOH, tetra-alkilamonium hidroksida. Titik akhir titrasi ditetapkan dengan bantuan indikator asam-basa yang sesuai atau secara potensiometri seperti PP atau Thymol Blue (Rivai, 2005).

Kadar ALB =mL KOH 0,1N x N KOH x BMBerat sampel

5.Apa yang dimaksud dengan bilangan peroksida?Bilangan peroksida adalah banyaknya miliekuivalen peroksida dalam 1000 gram lemak. Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak. Di antara kerusakan minyak yang mungkin terjadi yaitu kerusakan karena autooksidasi yang paling besar pengaruhnya terhadap cita rasa. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Peroksida ini dapat ditentukan dengan metode iodometri (Ketaren, 2006).

6.Apa yang dimaksud dengan asam lemak bebas?Asam lemak bebas (ALB) adalah suatu asam yang dibebaskan pada proses hidrolisis lemak oleh enzim. Proses hidrolisis dikatalisis oleh enzim lipase yang juga terdapat dalam buah, tetapi berada diluar sel yang mengandung minyak. Jika dinding sel pecah atau rusak karena proses pembusukan atau karena pelukaan mekanik, tergores atau memar karena benturan, enzim akan bersinggungan dengan minyak dan reaksi hidrolisis akan berlangsung dengan cepat sehingga membentuk gliserol dan asam lemak bebas (Mangoensoekarjo, 2004).Asam lemak bebas juga menyebabkan ketengikan dalam minyak yang diartikan sebagai kerusakan bau atau flavor (rasa) dalam minyak, meningkatkan kadar kolesterol dalam minyak, dan menurunkan suhu dari titik asap (smoke point) dan titik api (fire point). Dimana bila minyak dipanaskan, pada suhu tertentu timbul asap tipis kebiruan atau titik asap. Bila pemanasan diterusakn akan tercapai titik nyala. Bila minyak sudah terbakar secara tetap, maka akan terbentuk titik api (Winarno, 2007).

B. Diagram Alir/ flowchart1. Kadar Lemak Metode SoxhletLabu lemak

Dikeringkan dalam oven dengan suhu 105 0C selama 2 jam

Didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga bobot tetap

Labu lemak siap

Sampel

Dipotong dan ditumbuk halus dalam plastik

Diletakkan diatas kapas dan kertas

Ditimbang di timbangan analitik sampai berat kurang lebih 5 gram

Dimasukkan dalam oven beserta kapas dan kertas selama 2 jam

Diisi labu lemak dan selongsong kertas dengan pelarut 70 ml

Dilakukan ekstraksi selama 4 6 jam

Labu lemak berisi hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 105 0C selama 2 jam

Didinginkan dalam desikator dan dilakukan penimbangan hingga diperoleh bobot tetap

Hasil

2. BilanganPeroksida

Sampel minyak

Ditimbang 10 gram ke dalam Erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 30 ml pelarut asam asetat glasial : kloroform (3:2)

Dikocok sampai semua minyak larut

Ditambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh dan dibiarkan 1 menit sambil dikocok

Ditambahkan 30 ml akuades

Dititrasi dengan larutan Na-tiosulfat 0,1 N dan ditambahkan indikator amilum

Titrasi dianggap selesai saat warna biru mulai menghilang

Dilakukan pengerjaan untuk blanko tetapi tidak menggunakan sampel minyak

Miliekuivalen peroksida dihitung per 1000 gram sampel

Hasil

3. Kadar Asam Lemak BebasSampel

Ditimbang sebanyak 10 gram dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 50 ml alcohol 95% dan ditambah 3 tetes indicator PP 1%

Dititrasi dengan larutan KOH 0,05 N sampai terbentuk warna merah jambu permanen

Hasil

C. HasildanPembahasan1. Kadar LemakMetodeSoxhletNo.NamasampelBeratsampelBeratsampel+labuBeratlabuBeratlemak (gram)% lemak

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan1.

2.

3.

4.

5.

a. Apa yang terjadi jika penghilangan sisa pelarut setelahekstraksidengansoxhletdilakukandenganpemanasandalam oven yang terlalu lama?

b. Mengapaekstraksisoxhletdihentikanjikapelarutsudahberwarnajernih?

c. Pelarutapa yang dapatSaudaragunakanuntukmenggantidietileter? Apakelebihan dan kekurangandarimasing-masingpelaruttersebut !

d. Apakahsemuajenislipidterdeteksisebagailemakpada analisislemakdenganmetodesoxhlet?

2. BilanganPeroksida

No.Nama sampelBerat sampelVolume Na2S2O3 (ml)Bilangan peroksida

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan1.

2.

3.

4.

5.

a. Apa fungsi Na-tiosulfat dalam analisis bilangan peroksida?

b. Mengapa indikator yang digunakan adalah amilum?

c. Mengapa titrasi dihentikan ketika warna biru hilang?

3. Kadar Asam Lemak BebasNo.Nama sampelBerat sampelVolume NaOH (ml)Jenis dan BM Asam LemakKadar ALB (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan1.

2.

3.

4.

5.

a. Mengapa dalam analisis kadar asam lemak bebas digunakan pelarut alkohol?

b. Apakah semua asam lemak bebas terekstrak oleh alkohol pada analisis asam lemak bebas dengan metode titrasi?

c. Apakah basa selain KOH dapat digunakan pada penetapan kadar asam lemak bebas?

d. Mengapa kadar asam lemak bebas didasarkan pada berat molekul asam lemak yang dominan?

Penilaian

KomponenNilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

e. Mengapa indikator yang digunakan fenolftalein/PP?

BAB VIANALISIS PROTEIN

A. Pre-lab1.Bagaimana prinsip analisis kadar protein dengan metode Kjeldahl?

2.Mengapa analisis protein dengan metode kjedahl disebut analisis protein kasar?

3. Apa fungsi tahap destruksi?

4.Apa fungsi tahap destilasi?

5.Bagaimana prinsip analisis protein dengan metode biuret?

6.Apakah terdapat perbedaan jenis protein yang terukur antara metode Kjedahl dan Biuret?

7.Apa prinsip titrasi formol?

8.Apa kegunaan titrasi formol?

B. Diagram Alir1. Kadar Protein Kasar Metode Kjedahl

2. Kadar Protein Metode BiuretPembuatan kurva standar

Persiapan sampel

Penetapan sampel

3.Kadar N-Amino (Cara Titrasi Formol)

C. Hasil dan Pembahasan1. Kadar Protein Kasar Metode KjedahlNo.Nama sampelBerat sampelVolume titrasi blankoVolume titrasi sampelFaktor konversiKadar protein (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan:1.

2.

3.

4.

5.

a. Mengapa faktor konversi pada penetapan kadar protein berbeda-beda tergantung jenis sampel?

b. Mengapa destruksi dihentikan ketika cairan sudah jernih?

c. Apa fungsi K2S2O4 dan HgO pada proses destruksi?

d. Senyawa apa yang dipisahkan pada proses destilasi?

e. Bagaimana Saudara memastikan bahwa pada proses destilasi sudah tidak ada amoniak yang menguap?

f. Apa perbedaannya jika hasil destilasi ditampung dalam larutan HCl dengan jika ditampung dalam larutan asam borat?

g. Faktor apa yang menentukan faktor konversi suatu bahan pangan? Berapa faktor konversi jika kadar N dalam protein adalah 15%?

2. Kadar Protein Metode BiuretKurva standarVolume standarKonsentrasiAbsorbansi

0

0.1

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

Persamaan regresi linear:

Penetapan sampelNo.Jenis sampelBerat Volume akhirKonsentrasi sampelAbsorbansiKadar protein

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan:1.

2.

3.

4.

5.

a. Apa jenis protein yang terukur dengan metode Biuret?

b. Apa fungsi penambahan TCA pada analisis protein dengan metode Biuret?

c. Apa fungsi penambahan dietil eter?

Perbandingan MetodeJelaskan untuk setiap jenis sampel, mengapa terdapat perbedaan kadar protein antara metode Kjedahl dan Biuret!

SampelKadar Protein (%)Penjelasan

Metode KjedahlMeode Biuret

3. Kadar N-Amino (Cara Titrasi Formol)NoJenis sampelVolume titrasi% N-Amino

1.

2.

3.

4.

5.

Perhitungan:1.

2.

3.

4.

5.

a. Apa fungsi penambahan formaldehida?

b. Mengapa titrasi dilakukan dengan menggunakan NaOH?

c. Bagaimana tingkat hidrolisis protein dapat ditunjukkan oleh titrasi formol? Apakah semakin tinggi %N hasil titrasi formol, tingkat hidrolisis semakin tinggi? Jelaskan!

Perbandingan MetodeDari metode analisis protein dan tingkat hidrolisis protein, metode mana () yang paling tepat digunakan untuk sampel berikut. Jelaskan alasannya

SampelKadar Protein (%)Penjelasan

Metode KjedahlMeode BiuretTitrasi Formol

KomponenNilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

BAB VIIANALISIS KADAR VITAMIN C

A. Pre-lab1. Jelaskan prinsip analisis kadar vitamin C metode titrasi 2,6-diklorofenol?

2. Apakah kelebihan analisis kadar vitamin C menggunakan metode titrasi 2,6-diklorofenol dibandingkan dengan metode lain?

3. Reaksi apakah yang terjadi antara reagen dengan sampel saat pengujian?jelaskan reaksi yang terjadi tersebut dengan singakat!

B. Diagram Alir

C. HasildanPembahasan No.Nama sampelBerat sampelVolume titrasi blankoVolume titrasi sampelKadar Vitamin C (mg/ml)

1.

2.

3.

4.

Perhitungan Kadar Vitamin C1.

2.

3.

4.

a. Mengapa ekstraksi dan titrasi saat pengujian harus dilakukan dengan cepat?hubungkan dengan karakteristik vitamin C!

b. Apakah fungsi larutan NaHCO3?

c. Apakah fungsi larutan asam metafosfat-asetat?

d. Saat dilakukan titrasi pada titik akhir titrasi akan terjadi perubahan warna menjadi merah muda. Mengapa hal itu bisa terjadi?

e. Apakah kelemahan pengujian menggunakan metode ini? BAB VIIIKROMATOGRAFI KOLOM

A. Pre-lab1.Apa yang dimaksud kromatografi?

2. Jelaskan prinsip kromatografi adsorpsi?

3.Apa fungsi alumina pada penentuan beta karoten?

4.Jelaskan pengertian fase stasioner dan fase mobil!

5.Apa yang dipisahkan pada proses kromatografi adsorbsi pada penentuan kadar beta karoten

B. Diagram Alir Penentuan Kadar Kadar Beta Karoten Dengan Kromatografi Kolom Adsorbsi

Persamaan regresi kurva standar :

No.KonsentrasiAbsorbansi

1.

2.

3.

4.

5.

6

Y = ............. x + ...................

Perhitungan kadar beta karoten dari sampel yang dianalisis :

1. Apa yang menjadi fase stasioner dan fase mobil pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom?

2. Komponen apa yang terelusi pada analisis beta karoten dengan kromatografi kolom?

3. Komponen apa yang teradsorbsi kuat pada adsorben?

4. Apakah analsis tersebut dapat memisahkan beta karoten dengan karotenoid lain seperti alfa dan gama karoten?

5. Apa fungsi pengukuran kadar beta karoten dalam eluat dengan spektrofotometer?

6. Apa fungsi ekstraksi dengan petroleum eter-aseton?

7. Fraksi apa saja yang terekstrak pada proses ekstraksi tersebut?

8. Apa fungsi penambahan akuades pada ekstrak petroleum eter-aseton?

9. Fraksi apa yang larut pada aseton-air dan petroleum eter?

Penilaian

KomponenNilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

BAB IXELEKTROFORESIS SDS-PAGE

A. Pre-lab1.Apa yang dimaksud elektroforesis ?

2.Ada berapa jenis elektroforesis ? Jelaskan masing-masing!

3.Apa fungsi SDS pada metode SDS-PAGE ?

4.Apa fungsi akrilamid pada metode SDS-PAGE?

5.Apa tujuan analisis protein dengan metode elektroforesis?

6.Mengapa protein-protein tersebut dapat terpisah?

7.Bagaimana cara mengatur ukuran pori gel ?

8. Apa yang dimaksud dengan stacking gel? Mengapa stacking gel diperlukan?

9.Apa fungsi pewarnaan gel pada metode elektroforesis ?

B. Diagram Alir Elektroforesis1. Pembuatan gel

2. Persiapan sampel

3. Pemisahan protein dengan elektroforesis

4. Pewarnaan gel

C. Hasil dan PembahasanGambar Gel SDS-PAGE

1. Ada berapa pita yang terbentuk ? Jelaskan !

2. Apakah kepekatan warna pita berkaitan dengan konsentrasi protein ?

3. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis protein yang membentuk pita pada gel elektroforesis ?

4. Apakah fungsi penambahan merkaptoetanol pada persiapan sampel ?

5. Apakah fungsi pemanasan sampel protein ?

6. Mengapa pH sangat berpengaruh pada metode elektroforesis protein ?

7. Reagen apa yang berfungsi untuk mempolimerisasi gel ?

8. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pergerakan protein dalam gel elektroforesis ?

Penilaian

KomponenNilai

Pre-test

Aktivitas

Hasil dan Pembahasan

BAB XANALISIS BAHAN TAMBAHAN PANGAN

A. Pre-lab1. Apa yang dimaksud dengan bahan tambahan pangan atau food additives?

2. Sebutkan syarat bahan tambahan yang dapat diaplikasikan pada produk pangan!

3. . Jelaskan kelebihan dan kelemahan menggunakan pewarna alami dan sintesis!

B. Diagram Alir1. Identifikasi Formalin dalam Bahan Pangan

2. Identifikasi Boraks dalam Bahan Pangan

3. Identifikasi Pewarna Berbahaya dalam Bahan Pangan

C. Hasil dan Pembahasan

1. Identifikasi Formalin dalam Bahan Pangana. Hasil Pengamatan :NoNama sampelPerubahan WarnaHasil (+/-)

1.

2.

3.

4.

5.

b. Jelaskan ciri-ciri makanan/bahan pangan yang mengandung formalin!

2. Identifikasi Boraks dalam Bahan Pangana. Hasil PengamatanNoNama sampelTeksturPerubahan WarnaHasil (+/-)

1.

2.

3.

4.

5.

b. Jelaskan ciri-ciri makanan/bahan pangan yang mengandung boraks!

3. Identifikasi Pewarna Berbahaya dalam Bahan Pangana. Hasil PengamatanNoNama sampelPerubahan WarnaHasil (+/-)

1.

2.

3.

4.

5.

b.Jelaskan fungsi penambahan larutan amonia, petroleum dan reagen CMR pada analisa ini

c. Jelaskan ciri-ciri makanan/bahan pangan yang mengandung pewarna berbahaya

d. Jelaskan kelebihan dan kelemahan menggunakan metode kit pada analisa bahan tambahan makanan