bab i fix
DESCRIPTION
..TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya
akan hasil tambang, salah satunya adalah batubara. Dalam memenuhi kebutuhan
tenaga listrik yang makin meningkat, pemerintah menentukan kebijakan
penghematan penggunaan bahan bakar minyak. Pemanfaatan potensi batubara
sebagai sumber energi listrik semakin penting mengingat keterbatasan sumber
energi primer. Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bukit Asam
dengan menggunakan bahan bakar batubara merupakan salah satu cara
pemanfaatan potensi batubara di daerah Tanjung Enim Kabupaten Muara Enim.
Berdasarkan kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan sumber-sumber
energi primer, maka dibangunlah PLTU Buktit Asam dengan menggunakan
batubara sebagai bahan bakar utamanya.
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam merupakan bagian
dari PLN wilayah IV sumbagsel dan hanya membidangi pembangkitan dan
penyaluran Tenaga Listrik saja. PT PLN wilayah IV ini dibentuk oleh Direksi
Perusahaan Umum Listrik Negara, melalui SK Direksi No. 038/DIR/86 pada
tanggal 3 Juni 1983. Secara keseluruhan PT PLN (Persero) Sumbagsel
mempunyai wilayah kerja sebagai berikut:
1. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam
2. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Tinggi
3. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Ombilin
4. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Kramasan
5. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bandar Lampung
6. PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Bengkulu
7. PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Jambi
8. PT PLN (persero) Sektor Pembangkitan Tarahan
PT PLN (Persero) Sumbagsel Sektor Bukit Asam saat ini mempunyai
Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan daya yang terpasang 4 Unit x 65 MW.
1
2
1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik dan penganekaragaman sumber
energi di wilayah Sumatera Bagian Selatan, maka dibangunlah Pusat Listrik
Tenaga Uap (PLTU) sektor Bukit Asam dengan memanfaatkan sumber daya alam
batu bara di daerah Tanjung Enim sebagai bahan bakar utamanya.
Proses pelaksanaan pembangunan pabrik diawali dengan dilakukannya studi
kelayakan pada bulan Mei tahun 1978 oleh Konsultan Japan Internasional
Cooperation Agency (JICA) dari Jepang. Setelah itu studi dilanjutkan lebih
mendalam pada tahun 1980 oleh Konsultan Sofrelec dari Prancis. Kemudian
persiapan lahan dilakukan pada tahun 1981.
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam mempunyai 4 Unit yang
beroperasi. Pembangunan 4 unit ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap pertama
yang merupakan unit 1 dan unit 2, dan tahap kedua yang merupakan unit 3 dan
unit 4.
Pembangunan tahap pertama PLTU Bukit Asam yaitu unit 1 dan unit 2
dengan kapasitas terpasang 2 x 65 MW dilaksanakan pada tahun 1982 oleh
Kontraktor dari Prancis Alsthom Atlantique dimana unit 1 beroperasi pada 20
Oktober 1987 dan unit 2 beroperasi pada 17 Desember 1987.
Sebelum berfungsinya PLTU Bukit Asam I dan II, telah dioperasikan PLTD
Bukit Asam yang berkapasitas 4 x 6,3 MW untuk melayani kebutuhan tenaga
listrik PT Tambang Batubara Bukit Asam, Kota Tanjung Enim, kota Muara Enim,
dan Lahat.
Adapun pelaksanaan pekerjaan awal berdirinya Pusat Listrik Tenaga Uap
(PLTU) sektor Bukit Asam dilakukan dengan pemasangan tiang pancang pada
bagian-bagian utama dari pembangkit, yaitu:
Pelaksanaan pancang jembatan masuk pada 3 Januari 1984 – 5 Agustus
1984.
Pelaksanaan pancang gedung atau bangunan utama pada 20 April 1984 – 18
Desember 1984.
Pelaksanaan pancang boiler pada 1 Juni 1984 – 31 September 1984.
Pelaksanaan pancang cerobong pada 1 Juni 1984 – 19 Desember 1984.
3
Pelaksanaan pancang coal handling pada 8 November 1984 – 16 Januari
1984.
Pelaksanaan pancang cooling tower pada 3 Desember 1984 – 14 Februari
1984.
Pembangunan tahap kedua PLTU Bukit Asam yaitu unit 3 dan unit 4 dengan
kapasitas terpasang 2 x 65 MW dilaksanakan pada tahun 1991 dimana unit 3
beroperasi pada 28 April 1994 dan unit 4 beroperasi pada 5 Mei 1995.
Dikarenakan perubahan status dan struktur organisasi perusahaan pada tahun
1996, yang mana Perusahaan Umum Listrik Negara berubah menjadi PT PLN
(Persero) dan dibentuknya PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyalur Sumatera
Bagian Selatan, maka sejak saat itu Pengelolaan Sektor Bukit Asam berada
dibawah PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Selatan
dengan nama PT PLN (Persero) Kitlur Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan)
Sektor Bukit Asam. Berkaitan dengan perubahan organisasi dilingkungan PT PLN
(Persero) Kitlur Sumbagsel, maka sejak tanggal 27 Januari 2005, perusahaan ini
berubah menjadi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam.
1.2 Lokasi dan Tata Letak Pabrik
Lokasi PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam berada di desa Lingga,
Kelurahan Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul, Kabupaten Muara Enim ±
187 km disebelah Barat Kota Palembang dengan ketinggian 30 meter diatas
permukaan laut. Luas lahan PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam sekitar ± 6
hektar.
4
(Sumber : Bagian Enjinering PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam, 2013)
Gambar 1. Lokasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam.
Pada umumnya sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap akan ditempatkan di
tepi laut untuk mendeteksi sumber air yang besar dan tidak akan pernah habis.
Dari survey yang telah dilakukan maka diyakini bahwa sumber air Sungai Enim
tidak akan pernah kering, sehingga dibangunlah Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Bukit Asam ini.
Lokasi PLTU juga terletak disebelah Tambang batubara Bukit Asam,
sehingga dapat mengefisiensikan biaya transportasi. Maka dari kenyataan tersebut
dapat dikatakan bahwa lokasi PT PLTU (Persero) Sektor Bukit Asam sangat
strategis karena mendekati dua sumber bahan baku utamanya yaitu air sebagai
penggerak dan batubara sebagai bahan bakarnya.
1.3 Motto dan Visi Misi Perusahaan
Motto
“Listrik Untuk Kehidupan Yang Lebih Baik”
5
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh kembang,
unggul dan terpercaya dengan bermutu pada potensi insani.
Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan
pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
1.4 Sitem Pemasaran
Sitem pemasaran PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam
menyalurkan listriknya ke beberapa daerah dengan ditransmisikan ke dalam tiga
jalur, yaitu:
1. Baturaja dan Lampung,
2. Lahat, Prabumulih dan Palembang,
3. Bengkulu.
1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka dasar yang menunjukkan
hubungan yang jelas antara bidang pekerjaan dan tugas satu sama lain sehingga
masing-masing bidang mempunyai peranan tertentu dalam satu kesatuan yang
utuh. PLTU merupakan sektor dari PLN Kitlur Sumbagsel yang mana
berdasarkan Surat Keputusan No. 013.K/DIR/2005 tanggal 27 Januari 2005
tentang Organisasi PT PLTU Sektor Pembangkitan Bukit Asam pada PT PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan, struktur organisasinya
dipimpin oleh Manajer, yang dalam pelaksanaan tanggung jawab dan
wewenangnya di dukung oleh Asisten Manajer Enjinering, Asisten Manajer
6
Operasi, Asisten Manajer Pemeliharaan dan Asisten Manajer SDM (Sumber Daya
Manusia) dan Administrasi. Dalam rangka penerapan dan pemeliharaan Sistem
Manajemen Terpadu ISO 9001 : 2008, ISO 14001 : 2004 & SMK3 Permenaker
No. 05/1996, Manajer PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam,
menunjuk seorang anggota manajemen sebagai Wakil Management
Representative (MR), yang dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya
dibantu oleh Sekretariat ISO.
7
Sumber : Bagian Enjinering PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam, 2013)
Gambar 2. Struktur Organisasi PLTU Sektor Bukit Asam.
MANAJER SEKTOR
ASISTEN MANAJER ENJINERING
ASISTEN MANAJER OPERATOR
ASISTEN MANAJER PEMELIHARAAN
ASISTEN MANAJER SDM & ADM
ENJINER PERENCANAAN &
EVALUASI OPERASI
SUPERVISOR
REGU A
SUPERVISOR HAR INSTALASI BATUBARA
SUPERVISOR SEKRETARIAT &
UMUM
ENJINER PERENCANAAN &
EVALUASI PEMELIHARAAN
SUPERVISOR
REGU B
SUPERVISOR
HAR BOILER
SUPERVISOR KEPEGAWAIAN &
DIKLAT
ANALIS
KINERJA
SUPERVISOR
REGU C
SUPERVISOR
HAR TURBIN
SUPERVISOR ANGGARAN &
KEUANGAN
ENJINER LINGKUNGAN & KESELAMATAN
KETENAGALISTRIKAN
SUPERVISOR
REGU D
SUPERVISOR
HAR LISTRIK
SUPERVISOR
AKUNTANSI
ANALIS TEKNOLOGI INFORMASI
SUPERVISOR HAR KONTROL & INSTRUMEN
SUPERVISOR LOGISTIK & ANGKUTAN
8
1.6 Tugas Dan Tanggung Jawab PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan
Bukit Asam
Tugas dan tanggung jawab PLTU Bukit Asam adalah membuat dan
menyusun rencana ketatausahaan untuk menunjang dan mengendalikan
pengoperasian PLTU Bukit Asam, Gardu Induk, transmisi serta PLTD Bukit
Asam dengan biaya seefisien mungkin dan menjamin kelangsungan pemasokan
daya listrik di Sumatera Selatan.
Tanggung jawab dan wewenang masing-masing fungsi di dalam organisasi
PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukit Asam adalah sebagai berikut :
1. Manajer
Sebagai pimpinan tertinggi di PLTU Sektor Bukit Asam, Manajer
mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk :
Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan
dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan proses
pembangkitan energi listrik.
Menetapkan kebijakan, tujuan dan sasaran perusahaan
Menetapkan program kerja
Menetapkan tanggung jawab dan wewenang masing-masing
personil
Menyediakan dan mengendalikan sumber daya yang digunakan
untuk penyediaan energi listrik
Melakukan tinjauan manajemen
2. Wakil Manajemen (Management Representative/MR)
Wakil Manajemen, disamping memiliki tanggung jawab dan
wewenang sebagai anggota manajemen, juga memiliki tanggung jawab
dan wewenang untuk :
Memastikan proses-proses yang diperlukan untuk Sistem
Manajemen Terpadu ditetapkan, diterapkan dan dipelihara.
9
Menyampaikan kepada Manajer tentang kinerja Sistem Manajemen
Terpadunya dan kebutuhan apapun untuk perbaikannya.
Memastikan bahwa seluruh anggota organisasi sadar dan peduli
terhadap persyaratan pelanggan dan Sistem Manajemen Terpadu
Memastikan bahwa sumberdaya yang diperlukan untuk
pengembangan, penerapan dan perbaikan berkelanjutan dari Sistem
Manajemen Terpadu tersedia.
Sebagai penghubung dengan pihak luar dalam hal yang berkaitan
dengan Sistem Manajemen Terpadu.
3. Asisten Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) & Administrasi
(ADM)
Asisten Manajer SDM & Administrasi memiliki tanggung jawab
dan wewenang untuk :
Mengkoordinasikan Penyusunan Rencana Anggaran Perusahaan
fungsi tata usaha.
Menyusun konsep usulan pengangkatan pegawai dan manajemen
untuk kerja pegawai
Menyusun program kerja bidang SDM & Administrasi
Melaksanakan pengadaan bahan bakar, minyak pelumas dan material.
Melaksanakan kegiatan Supervisor Kepegawaian, Supervisor
Sekretariat dan Umum, Supervisor Anggaran dan Keuangan, Supervisor
Akuntansi dan Supervisor Perbekalan.
4. Asisten Manajer Enjinering
Asisten Manajer Enjinering memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk:
Membuat usulan untuk pembuatan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP)
Perencanaan kebutuhan material atau suku cadang untuk pemeliharaan
unit pembangkit dan unit pembantu
10
Melakukan evaluasi kinerja pembangkit
Menyusun rencana kesiapan operasi dan pemeliharaan unit
pembangkit.
Melakukan evaluasi operasi dan pemeliharaan unit pembangkit
untuk meningkatkan efisiensi dan kehandalannya.
Melakukan identifikasi, menyusun program pengendalian dan
pemantauan aspek dampak lingkungan.
Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan Keselamatan
Ketenagalistrikan (K-2).
Melaksanakan in-house training dan pelatihan tanggap
darurat/Penanganan bahaya.
5. Asisten Manajer Operasi
Asisten Manajer Operasi memiliki tanggung jawab dan wewenang
untuk mengatur pelaksanaan kegiatan:
Pengendalian operasi unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
Pengelolaan Bahan Bakar (Batu Bara dan High Speed Diesel/HSD)
Penyediaan Air Demineralisasi dan Hidrogen
Pengujian Kualitas Air, Hidrogen, Bahan bakar dan Minyak
Pelumas
Penanganan keluhan / permintaan pelanggan (bila ada)
Pengendalian gangguan unit
6. Asisten Manajer Pemeliharaan
Asisten Manajer Pemeliharaan memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk mengatur pelaksanaan kegiatan :
Pemeliharaan rutin, periodik dan khusus unit pembangkit mencakup
pemeliharaan peralatan turbin, boiler, coal & ash handling, listrik,
instrument control.
Perbaikan untuk menghilangkan gangguan unit pembangkit
Pemeliharaan alat berat dan pengelolaan bengkel/workshop.
11
7. Sekretariat SMT (Sistem Manajemen Terpadu)
Sekretariat SMT memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk
membantu Wakil Manajemen dalam hal :
Pengendalian Dokumen Sistem
Pembuatan Program Tahunan Audit Internal
Pembuatan usulan Tim Pelaksana Audit (Tim Auditor)
Penyelenggaraan Tinjauan Manajemen
Pemantauan perkembangan pelaksanaan hasil tinjauan manajemen.
8. Supervisor Kepegawaian
Supervisor Kepegawaian memiliki tanggung jawab dan wewenang
untuk membantu Asisten Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) &
Administrasi dalam hal :
Pembuatan dan pengesah data kepegawaian.
Pembuatan konsep usulan kenaikan peringkat reguler dan berkala untuk
seluruh pegawai berdasarkan penilaian tahunan.
Pembuatan konsep teguran/peringatan dan berita acara mengenai
pelanggaraan peraturan perusahaan.
Pengendalian dokumen dan arsip yang berkaitan dengan kepegawaian.
Penyelenggaraan administrasi kesehatan pegawai.
Pemantauan kehadiran pegawai.
Pembuatan usulan pelatihan dan pendidikan eksternal untuk seluruh
pegawai.
9. Supervisor Sekretariat dan Umum
Supervisor Sekretariat dan Umum memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk membantu Asisten Manajer SDM & Administrasi dalam
hal :
12
Pengelolaan surat masuk dan keluar yang ditujukan untuk/dari
perusahaan.
Pengelolaan sarana dan fasilitas kerja (gedung, transportasi dan alat tulis
kantor/ATK ).
Pengaturan pelaksanaan keamanan dan ketertiban di lingkungan
pembangkit.
Evaluasi dan penyelesaian administrasi perjalanan dinas pegawai (Surat
Perintah Perjalanan Dinas/SPPD).
Pelaksanaan kegiatan protokoler.
10. Supervisor Anggaran dan Keuangan
Supervisor Anggaran dan Keuangan memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk membantu Asisten Manajer SDM & Administrasi
dalam hal :
Pembuatan usulan permintaan anggaran ke PT. PLTU Pembangkitan
Sumatera Bagian Selatan.
Pemeriksaan bukti-bukti pembayaran, surat-surat berharga
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Penyusunan laporan keuangan harian, bulanan, triwulanan dan
tahunan.
Penyetoran/pembayaran pajak.
Pembayaran kepada pihak eksternal.
Pembayaran persekot dinas.
Pemeriksaan realisasi pertanggung jawaban uang persekot dinas.
Pembuatan rekonsiliasi pembukuan kas dan bank.
11. Supervisor Akuntansi
Supervisor Akuntansi memiliki tanggung jawab dan wewenang
untuk membantu Asisten Manajer SDM & Administrasi dalam hal :
Klarifikasi data-data transaksi untuk pembuatan kode perkiraan
sesuai fungsinya.
13
Pemeriksaan bukti kelengkapan administrasi untuk pembayaran.
Pembukuan realisasi penerimaan dan pengeluaran material, bahan
bakar dan minyak pelumas.
Pembuatan rekapitulasi pembebanan penghasilan pegawai.
Pembuatan jurnal untuk penambahan, penghapusan, relokasi dan
beban penyusutan aktiva tetap.
Penyusunan laporan keuangan bulanan.
Pembuatan laporan tahunan inventarisasi aktiva tetap dan material.
Pemantauan piutang dan hutang perusahaan.
12. Supervisor Perbekalan
Supervisor Perbekalan memiliki tanggung jawab dan wewenang
untuk membantu Asisten Manajer SDM & Administrasi dalam hal :
Pemantauan persediaan barang/material, bahan bakar dan minyak
pelumas di tempat penyimpanan.
Pengelolaan administrasi perbekalan sesuai keluar masuknya
barang.
Penerimaan dan penyimpanan barang/material.
13. Enjiner Kinerja
Enjiner Kinerja memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk
membantu Asisten Manajer Enjinering dalam hal :
Pembuatan usulan kontrak kinerja tahun yang akan datang
Pemantauan pencapaian kontrak kinerja tahun berjalan
Pembuatan konsep Master Action Plan untuk Effisiensi Drive
Program (EDP).
Pemantauan realisasi kemajuan EDP
Penyusunan Laporan Pengusahaan dan Laporan Manajemen
(bulanan)
Evaluasi pencapaian kontrak kinerja (triwulanan dan tahunan)
14
Pengujian kinerja peralatan (individual test) dan unit pembangkit
(performance test).
14. Enjiner Perencanaan dan Evaluasi Operasi
Enjiner Perencanaan dan Evaluasi Operasi memiliki tanggung
jawab dan wewenang untuk membantu Asisten Manajer Enjinering
dalam hal :
Perencanaan dan evaluasi produksi kWh (kilowatt-hour) bulanan dan
tahunan.
Perencanaan dan evaluasi pemakaian bahan bakar dan pelumas.
Pemantauan Pelaksanaan pengendalian gangguan unit.
Penyelenggaraan rapat koordinasi internal (rapat pagi).
Penyusunan dan evaluasi SOP (Standard Operating Procedure)
operasi pembangkit.
15. Enjiner Perencanaan dan Evaluasi Pemeliharaan
Enjiner Perencanaan dan Evaluasi Pemeliharan memiliki tanggung
jawab dan wewenang untuk membantu Asisten Manajer Enjinering
dalam hal:
Perencanaan dan evaluasi pemeliharaan rutin (triwulanan),
pemeliharaan periodik dan pemeliharaan khusus.
Penyusunan usulan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan) tahun yang akan datang.
Pembuatan laporan realisasi pemeliharaan pembangkit.
16. Enjiner Kimia dan Lingkungan
Enjiner Kimia dan Lingkungan memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk membantu Asisten Manajer Enjinering dalam hal:
Perencanaan dan evaluasi Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)
dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).
Perencanaan dan evaluasi Usaha Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Usaha Pemantauan Lingkungan (UPL).
15
Pembuatan Laporan Pelaksanaan RKL/RPL dan UKL/UPL.
Perencanaan dan evaluasi penggunaan bahan kimia untuk kebutuhan
operasi pembangkit.
Perencanaan, pemantauan dan evaluasi program bina lingkungan.
17. Enjiner K2LH (Kebersihan dan Keteduhan Lingkungan)
Enjiner bidang K2LH memiliki tanggung jawab dan wewenang
untuk membantu Asisten Manajer Enjinering dalam hal :
Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program in house training.
Pembuatan laporan pelatihan internal dan keselamatan
ketenagalistrikan.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan keselamatan
ketenagalistrikan.
18. Supervisor Operasi Termal
Supervisor Operasi Termal memiliki tanggung jawab dan wewenang
untuk :
Mengoperasikan unit pengolah air untuk penyediaan air demin, air
pendingin dan air bersih.
Melakukan pengujian kualitas air, hidrogen, bahan bakar, dan
pelumas di laboratorium.
Menggunakan Hydrogen Plant untuk penyediaan Hydrogen
pendingin generator.
Memantau ketersediaan bahan bakar, air, hidrogen dan bahan kimia.
19. Supervisor Produksi PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap)
Supervisor Produksi memiliki tanggung jawab dan wewenang
untuk:
Memeriksa kesiapan peralatan pembangkit.
Mengoperasikan unit pembangkit (PLTU).
Mengidentifikasi/mencatat hasil produksi listrik.
16
Memantau dan mencatat hasil pengukuran parameter-parameter
utama dari proses pembangkitan.
Mencatat dan melaporkan setiap gangguan operasi.
Membuat permintaan perbaikan (Work Order) untuk menghilangkan
gangguan unit.
Bersama Enjiner Rencana & Evaluasi Operasi, melakukan
pemeriksaan terhadap perbaikan yang dilakukan oleh Teknisi.
Melakukan komunikasi dengan petugas pengendali beban
(dispathcer) PT. PLN (Persero) Unit Pengatur Beban (UPB) Wilayah
Sumatera Bagian Selatan.
Membuat Laporan Harian Operasi Unit.
20. Supervisor Pemeliharaan Turbin
Supervisor Pemeliharaan Turbin memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk :
Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus untuk turbin
berikut peralatan bantunya, sesuai program yang telah ditetapkan.
Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi
dan melaksanaan perbaikan, terkait dengan gangguan pada turbin
dan peralatan bantunya.
Membuat permintaan pengadaan material untuk pemeliharaan turbin
dan peralatan bantunya.
21. Supervisor Pemeliharaan Boiler
Supervisor Pemeliharaan Boiler memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk:
Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus untuk boiler,
mill dan peralatan bantunya sesuai program yang telah ditetapkan.
Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi
dan melaksanakan perbaikan terkait dengan gangguan pada boiler,
mill dan peralatan bantunya
17
Membuat permintaan pengadaan material untuk pemeliharaan boiler,
mill dan peralatan bantunya.
22. Supervisor Pemeliharaan Coal & Ash Handling
Supervisor Pemeliharaan Coal & Ash Handling memiliki tanggung
jawab dan wewenang untuk:
Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus sarana
transportasi batubara dan alat bantunya yang ada di mulut tambang,
coal storagedan bunker serta sistem fly -bottom ash.
Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi
dan melaksanakan perbaikan berkaitan dengan gangguan pada sarana
transportasi batubara dan alat bantunya serta sistem fly – bottom ash.
Melaksanakan pembuangan abu batubara
Mengelola bengkel alat berat dan mekanik.
Membuat permintaan pengadaan material coal-ash handling, alat
berat dan bengkel.
23. Supervisor Pemeliharaan Listrik
Supervisor Pemeliharaan Listrik memiliki tanggung jawab dan
wewenang untuk:
Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus untuk
seluruh instalasi listrik, baik yang berada di unit pembangkit maupun
di sarana penunjang lainnya, sesuai program yang telah ditetapkan.
Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi
dan melaksanaan perbaikan berkaitan dengan gangguan pada
instalasi listrik.
Membuat permintaan pengadaan material untuk pemeliharaan
instalasi listrik.
24. Supervisor Pemeliharaan Instrumen & Kontrol
Supervisor Pemeliharaan Instrumen & Kontrol memiliki tanggung
jawab dan wewenang untuk:
18
Melaksanakan pemeliharaan rutin, periodik dan khusus untuk
instrumen & kontrol, sesuai program yang telah ditetapkan.
Memantau laporan gangguan yang dibuat oleh Supervisor Produksi
dan melaksanakan perbaikan berkaitan dengan gangguan pada
instrumen & kontrol.
Membuat permintaan pengadaan material untuk pemeliharaan
instrumen & kontrol.
Demi menunjang tugas-tugasnya, maka PLTU Sektor Bukit Asam juga
membentuk beberapa bagian yang bertanggung jawab kepada Kepala Sektor
sebagai pimpinan tertinggi di PLTU Sektor Bukit Asam. Bagian-bagian tersebut
sebagai berikut :
1. Bagian Enjinering, bertugas menyusun rencana kerja, mendistribusikan
tugas, memberi petunjuk dan menyediakan kegiatan bagian enjinering,
mengkoordinasikan penyusunan rencana pengoperasian dan pemeliharaan
termasuk minyak pelumas dan suku cadang pembangkitan dan penyaluran
tenaga listrik, agar dapat terlaksana secara optimal serta mengevaluasi
pengoperasian dan pemeliharaan pembangkitan dan penyaluran tenaga
listrik untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan serta mengendalikan
pengelolaan lingkungan, safety, diklat, dan asuransi.
2. Bagian Operasi, bertugas menyusun rencana kerja, mendistribusikan
tugas, memberi petunjuk dan mengendalikan kegiatan bagian operasi,
mengkoordinasikan, pengopersian unit pembangkit, menyusun program
pengendalian operasi pembangkit, menetapkan prosedur operasi dan
perbaikan gangguan untuk meningkatkan efisiensi dan keandalan.
3. Bagian Pemeliharaan, bertugas menyusun rencana kerja,
mendistribusikan tugas dan mengendalikan kegiatan bagian pemeliharaan,
mengkoordinasikan pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan unit
19
pembangkit berdasarkan rencana kerja sektor untuk memperoleh mesin
pembangkit yang siap operasi.
4. Bagian Tata Usaha, bertugas menyusun rencana kerja bagian tata usaha
sebagai pedoman kerja, mengkoordinasikan dan menyediakan tugas-tugas
seksi di lingkungan tata usaha, mengkoordinasikan penyusunan rencana
anggaran operasi, usulan anggaran investasi dan inventaris tahunan serta
menyusun konsep usulan pengangkatan pegawai.
Hingga saat ini, PLTU Sektor Bukit Asam mempunyai jumlah karyawan
sebanyak 200 orang yang masing-masingnya pada bagian :
1. Bagian Enjinering : 27 orang
2. Bagian Operasi : 83 orang
3. Bagian Pemeliharaan : 49 orang
4. Bagian Tata Usaha : 41 orang
1.7 Kepegawaian
1. Fasilitas karyawan
Untuk menunjang kinerja karyawan yang bekerja, maka PT. PLN
(Persero) Sektor Bukit Asam menyediakan beberapa fasilitas yang dapat
digunakan, seperti tempat tinggal bagi karyawan (perumahan), tempat
ibadah, sarana olahraga, sarana traksportasi, poliklinik, TK elektrika,
kantin, mess karyawan, studio musik, dan kolam renang.
2. Peraturan Kerja
a. Jam kerja harian
Jam kerja ini berlaku bagi karyawan yang bekerja di kantor dan
administrasi :
Senin – kamis : 07.30 – 16.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
Jumat : 07.30 – 17.00 WIB
Istirahat : 11.30 – 13.00 WIB
20
b. Jam kerja bergilir (shift)
Jam kerja ini berlaku bagi karyawan yang berkerja pada bagian
operasi pembangkitan. Pada bagian operasi, karyawan (operator)
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu regu A, B, C dan D, yang dimana
setiap regunya dipimpin oleh seorang supervisor. Disetiap
pergantian shift akan selalu ada karyawan (operator) per-regunya,
yang berarati setiap shift ada 4 regu yang bekerja. Adapun
pembagian jam kerjanya sebagai berikut :
Shift pertama : 15.30 – 23.00 WIB
Shift kedua : 07.30 – 15.30 WIB
Shift ketiga : 23.00 – 07.30 WIB
c. Keselamatan kerja dan perlengkapan kerja
1) Setiap pekerja wajib menjaga keselamatan dirinya dan pegawai
lainnya dan wajib memakai alat-alat keselamatan kerja yang
telah disediakan oleh perusahaan serta mengikuti ketentuan
mengenai keselamatan kerja dan perlindungan kerja yang
berlaku.
2) PT. PLN (Persero) Sektor Bukit Asam menyediakan alat-alat
keselamatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
3) Dalam hal pegawai memenuhi hal-hal yang dapat
memebahayakan keselamatan pegawai dan perusahaan, maka
pegawai yang bersangkutan harus segera melaporkan kepada
pemimpin.
4) Pegawai wajib memelihara alat-alat keselamatan kerja dengan
baik dan cermat sesuai petunjuk dan wajib mematuhi ketentuan
keselamatan kerja dan dalam hal pegawai memenuhi hal-hal
yang dapat mengancam keselamatan baik bagi pegawai sendiri
maupun perusahaan.
21
5) Pegawai dilarang memakai atau menggunakan alat-alat
perlengkapan kerja atau keselamatan kerja untuk kepentingan
pribadi.
6) PT PLN (Persero) Sektor Bukit Asam memberi tanda pengenal
dan pakaian dinas kepada seluruh pegawai dan wajib dipakai
sesuai ketentuan yang belaku.
7) Pegawai dengan tugas-tugas tertentu selain diberikan pakaian
dinas atau pakaian kerja juga diberikan perlengkapan kerja yang
diwajibkan untuk memakainya.
8) Ketentuan lebih lanjut tentang keselamat kerja dan perlengkapan
kerja ditetepakan oleh direksi.
d. Kedisiplinan pegawai adalah sebagai berikut :
1) Setiap pegawai wajib mematuhi ketentuan yang berlaku
dilingkungan perusahaan yang ditetapkan dalam peraturan
disiplin pegawai.
2) Setiap pegawai yang melanggar ketentuan sebagaimana yang
dimaksud dalam nomor 1 dapat dijatuhi hukuman sesuai dengan
berat ringannya kesalahan sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan disiplin pegawai.
3) Peraturan disiplin pegawai sebagaimana dimaksud dalam nomor
1 ditetapkan oleh direksi.