3. bab i adit fix

78
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cilincing 1.1.1.1 Keadaan Geografis Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan. Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu pada jumlah penduduk yaitu 371.335 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran. Wilayah kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan 6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut antara 0- 20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 30 0 C, curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September. Daerah ini merupakan 1

Upload: farizalandrianto

Post on 03-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kedkel

TRANSCRIPT

Page 1: 3. BAB I Adit Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1.1 Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cilincing

1.1.1.1 Keadaan Geografis

Berdasarkan lembaran daerah no. 4/1966 ditetapkanlah lima wilayah kota

administrasi di DKI Jakarta, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta

Selatan, Jakarta Utara, dilengkapi dengan 22 kecamatan dan 220 kelurahan.

Pembentukan kecamatan dan kelurahan berdasarkan asas teritorial dengan mengacu

pada jumlah penduduk yaitu 371.335 jiwa untuk kecamatan, 30.000 jiwa untuk

kelurahan perkotaan, dan 10.000 jiwa untuk kelurahan pinggiran.

Wilayah kotamadya Jakarta Utara seluas 7.133,51 Ha, terdiri dari luas lautan

6.979,4 Ha dan luas daratan 154,11 Ha. Daratan Jakarta Utara membentang dari barat

ke timur sepanjang kurang lebih 35 Km, menjorok ke darat antara 4-10 Km, dengan

kurang lebih 110 pulau yang ada di Kepulauan Seribu. Ketinggian dari permukaan laut

antara 0-20 meter dari tempat tertentu ada yang dibawah permukaan laut yang sebagian

besar terdiri dari rawa-rawa atau empang air payau. Wilayah Kotamadya Jakarta Utara

merupakan pantai beriklim panas, dengan suhu rata-rata 300 C, curah hujan setiap

tahun rata-rata 142,54 mm dengan maksimal curah hujan pada bulan September.

Daerah ini merupakan wilayah pantai dan tempat bermuaranya sembilan sungai dan

dua banjir kanal sehingga menyebabkan wilayah ini rawan banjir, baik kiriman maupun

banjir karena pasang air laut.

Kecamatan Cilincing termasuk wilayah kota administrasi Jakarta Utara,

dengan luas wilayah 39,6996 Km2 dan dibagi menjadi tujuh kelurahan yaitu

Semper Timur, Semper Barat, Kalibaru, Sukapura, Rorotan, Marunda dan Cilincing.

Dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 84 RW dan Rukun Tetangga (RT) 976

RT.

1

Page 2: 3. BAB I Adit Fix

Batas-batas wilayah Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Laut Jawa

b. Sebelah Timur : Kecamatan Tarumajaya Kabupaten Bekasi Jawa Barat

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Cakung Jakarta Timur

d. Sebelah Barat : Kelurahan Lagoa Kecamatan Koja JakartaUtara

Gambar 1.1 Peta Wilayah Cilincing

Sumber: Profil Puskesmas Kecamatan Cilincing 2014

: Puskesmas Kecamatan Cilincing

: Puskesmas Kelurahan

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi sebelas

Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing,

yaitu :

1. Puskesmas Kecamatan Cilincing

2. Puskesmas KelurahanSemper Barat I

3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II

4. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III

5. Puskesmas Kelurahan Kalibaru

6. Puskesmas Kelurahan Sukapura

2

I

II

III

I

II

Page 3: 3. BAB I Adit Fix

7. Puskesmas Kelurahan Rorotan

8. Puskesmas Kelurahan Marunda

9. Puskesmas Kelurahan Cilincing I

10. Puskesmas Kelurahan Cilincing II

11. Puskesmas Semper Timur

1.1.1.2 Keadaan Demografi

Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Cilincing berdasarkan Profil Kecamatan

Cilincing tahun 2015 sebanyak 371.335 jiwa dengan jumlah kepala keluarga

sebanyak 62.788 kepala keluarga. Terdiri dari penduduk laki-laki 184.988 jiwa

(52.25%) dan penduduk perempuan 186.347 jiwa (55%), serta distribusi paling

besar pada kelompok usia produktif laki-laki 106.168 jiwa dan perempuan 111.123 jiwa.

Dari data tersebut di atas rincian jumlah penduduk per kelurahan di Kecamatan

Cilincing dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Wilayah Kecamatan

Cilincing Tahun 2015

No. KelurahanPenduduk (Jiwa)

Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Semper Timur 20.394 19.667 40.061

2 Semper Barat 37.285 37.155 74.440

3 Kalibaru 34.777 34.173 68.950

4 Sukapura 35.928 41.424 77.352

5 Rorotan 22.603 21.757 44.360

6 Marunda 12.057 10.898 22.955

7 Cilincing 21.944 21.273 43.888

Jumlah 184.988 186.347 371.355

Sumber: Profil Kecamatan Cilincing Tahun 2015

3

Page 4: 3. BAB I Adit Fix

Jumlah penduduk pada masing-masing RT dan RW di Kelurahan

Kecamatan Cilincing, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2 Distribusi luas wilayah, KK, jumlah RW dan jumlah RT di Kecamatan

Cilincing Tahun 2015

No KelurahanLuas Wilayah

(Km2)KK RW RT

1 Semper Timur 31,615 9.826 10 97

2 Semper Barat 15,907 13.706 17 245

3 Kalibaru 24,670 16.117 14 172

4 Sukapura 56,140 19.767 10 99

5 Rorotan 106,370 8.053 12 136

6 Marunda 79,169 5.519 9 76

7 Cilincing 83,125 12.155 10 136

Jumlah 396,996 85.102 82 958

Sumber : Laporan Tahunan Kecamatan Cilincing Tahun 2015

Tabel 1.3 Tingkat Kepadatan Penduduk di Kecamatan Cilincing Tahun 2015

No KelurahanLuas Wilayah

( km2 )

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

( per km2 )

1. Semper Timur 3,16 40.061 1,27

2. Cilincing 8,32 43.217 0,52

3. Kalibaru 7,47 68.950 2,79

4. Semper Barat 1,58 74.440 4,68

5. Sukapura 0,56 77.352 1,38

6. Rorotan 10,64 44.360 0,42

7. Marunda 7,92 22.955 0,29

Jumlah 39,65 371.335 1

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2015

4

Page 5: 3. BAB I Adit Fix

A. Data penduduk menurut umur

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk menurut Umur di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Tahun 2015

NoKelompok Umur

( tahun )Jumlah

1. 0-4 35.994

2. 5-9 32.505

3. 10-14 28.299

4. 15-19 31.184

5. 20-24 40.375

6. 25-29 48.197

7. 30-34 41.725

8. 35-39 34.891

9. 40-44 23.848

10. 45-49 17.888

11. 50-54 14.083

12. 55-59 9.389

13. 60-64 5.904

14. 65-69 3.789

15. 70-74 1.958

16. > 75 1.306

Jumlah 371.335

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing 2015

5

Page 6: 3. BAB I Adit Fix

B. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015

Tabel 1.5 Data dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing

Data Dasar Jumlah

Jumlah Penduduk 371.355

Jumlah Kelurahan 7

Jumlah Puskesmas 10

Jumlah RW 84

Jumlah RT 976

Jumlah KK 85.102

Tenaga Kesehatan 133

Posyandu 179

Kader Aktif 864

Kader Tidak Aktif 91

Jumlah Bayi 6.016

Jumlah Balita 25.780

Jumlah Ibu Hamil 6.415

Jumlah Ibu Nifas 5.828

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2015

6

Page 7: 3. BAB I Adit Fix

1.1.1.3 Keadaan Lingkungan

A. Sosio Ekonomi

Wilayah Kecamatan Cilincing yang terletak di sebelah Utara Kota Jakarta

terdapat wilayah Kawasan Berikat Nusantara (KBN), di wilayah tersebut banyak

terdapat industri besar, sedang, dan kecil sebagai penompang dalam menambah

Pendapatan Asli Daerah khususnya Kota Jakarta dan sebagai penambah pendapatan

devisa Indonesia, karena kawasan tersebut adalah salah satu sentral produksi andalan

dalam memacu perekonomian Indonesia.

B. Sarana dan Prasarana

Wilayah Kecamatan Cilincing memiliki sarana ibadah, sarana pendidikan,

sarana kebudayaan dan kesenian, sarana olahraga, sarana kesehatan masyarakat dan

keluarga berencana. Sarana dan prasaran kesehatan yang ada saat ini banyak diminati

oleh masyarakat luas yang ada di wilayah Cilincing dan sekitarnya, hal ini terkait

dengan lokasi dan banyaknya penduduk yang bekerja di wilayah Cilincing tetapi tidak

berdomisili di daerah tersebut. Agar semua dapat memperoleh kesempatan mendapat

pelayanan kesehatan yang merata dengan biaya terjangkau, maka pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan sumber daya

manusia yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, dan

dapat mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat.

Pelayanan kesehatan diberikan kepada semua golongan, dan tidak membedakan

umur, pekerjaan, status sosial ekonomi, agama, ras dan lain-lain, akan tetapi lebih

diprioritaskan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

C. Fasilitas Kesehatan

Kecamatan Cilincing mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan yang tersebar di

tujuh kelurahan, dari jumlah kelurahan tersebut terdapat 11 buah fasilitas kesehatan

pemerintah yang terdiri dari Puskesmas tingkat kelurahan sebanyak sepuluh buah dan

satu Puskesmas tingkat kecamatan.

Juga terdapat fasilitas kesehatan yang didanai oleh perseorangan maupun

Puskesmas yang perduli terhadap pelayanan kesehatan masyarakat di wilayah

Kecamatan Cilincing, antara lain terdapat Rumah Sakit Islam Sukapura di Kelurahan

Sukapura.

7

Page 8: 3. BAB I Adit Fix

Tabel 1.7 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Cilincing Tahun 2015

No KelurahanRumah

SakitPuskesmas

Praktek

BidanPosyandu

1. Semper

Timur

0 1 8 24

2. Cilincing 0 2 2 23

3. Kalibaru 0 1 2 27

4. Semper

barat

0 3 9 41

5. Sukapura 1 1 2 19

6. Rorotan 0 1 1 21

7. Marunda 0 1 1 24

Jumlah 1 10 25 179

Sumber : Laporan Kecamatan Cilincing Tahun 2015

Puskesmas kecamatan Cilincing pada bulan Mei tahun 2015 telah menjadi

sebuah Rumah Sakit Umum Tingkat Kecamatan, oleh karenanya puskesmas kecamatan

ini berpindah tempat ke wilayah Kelurahan Sukapura. Puskesams Kecamatan Cilincing

ini menjalankan pelayanan serta mengelola data di wilayah Kelurahan Sukapura.

1.1.2 Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja. Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai

penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya yakni satu atau

sebagian wilayah kecamatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan

masyarakat di wilayah kerjanya, memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya, memelihara dan

meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya.

8

Page 9: 3. BAB I Adit Fix

Seiring dengan semangat otonomi daerah maka puskesmas dituntut untuk

mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan tetapi

pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri,

kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi kewenangan merencanakan

kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan

yang termasuk public goods atau private goods serta kewenangan menentukan target

kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas

diserahkan pada setiap puskesmas sesuai kebutuhan masyarakat dan kemampuan

sumber daya yang dimiliki namun puskesmas tetap melaksanakan kegiatan

pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan

nasional secara komprehensif yang meliputi promotif (peningkatan kesehatan),

preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Tidak sebatas pada aspek kuratif dan rehabilatatif saja seperti rumah sakit. Puskesmas

merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat umum.

Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi

perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan yaitu terjadinya perubahan

paradigma pembangunan kesehatan menjadi paradigma sehat.

Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadi perubahan konsep yang

sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :

1. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif

dan rehabilitatif menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa

mengabaikan kuratif - rehabilitatif

2. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah

(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated).

3. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah

berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat

4. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for

service menjadi pembayaran secara pra-upaya.

5. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan komsutif menjadi

investasi

9

Page 10: 3. BAB I Adit Fix

6. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah akan

bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra pemerintah

(partnership).

7. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization) menjadi

otonomi daerah (decentralization).

8. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan era

desentralisasi.

1.1.2.2 Wilayah Kerja

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan infrakstruktur

lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II sehingga pembagian

wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh walikota / bupati dengan saran teknis dari

kepala dinas kesehatan kabupaten / kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu

puskesmas adalah sekitar 30.000 – 50.000 penduduk. Untuk jangkuan yang lebih luas

dibantu oleh puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Puskesmas di kecamatan

dengan jumlah penduduk 371.335 jiwa atau lebih merupakan puskesmas Pembina

yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga

mempunyai fungsi koordinasi.

1.1.2.3 Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi:

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (upaya pencegahan )

3. Kuratif ( pengobatan )

4. Rehabilitatif ( pemulihan kesehatan )

Pelayanan tersebut ditunjukkan kepada semua penduduk tidak membedakan

jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

10

Page 11: 3. BAB I Adit Fix

I.1.2.4 Fungsi Puskesmas

Untuk mencapai Indonesia sehat 2015, Puskesmas harus menjalankan fungsinya

secara optimal. Adapun fungsi Puskesmas sebagai berikut :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau

penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan

dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung

pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan

melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program

pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya

yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan

pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka

masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran,

kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,

berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber

pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan memantau progran

kesehatan. Pemberadayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini

diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosisal

budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan

tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama

menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa

mengabaikan pemeliharan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk

puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

11

Page 12: 3. BAB I Adit Fix

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit

tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi

kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan

gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan

jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

Sumber : Arrimes, Manajemen Puskesmas

Gambar 1.2 fungsi puskesmas

12

Page 13: 3. BAB I Adit Fix

Fungsi Puskesmas

Fungsi puskesmas terdiri dari 3 fungsi, yaitu sebagai pusat pembangunan

berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat dan sebagai

pusat pelayanan kesehatan (Yankes) yang terdiri dari yankes perorangan dan

masyarakat.

Untuk melaksanakan fungsinya, Puskesmas menjalankan beberapa proses.

Proses ini dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam

rangka menolong dirinya sendiri.

2. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan

menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis

maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan tersebut tidak

menimbulkan ketergantungan.

4. Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat.

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan

program Puskesmas.

Setiap kegiatan yang dilakukan di puskesmas memerlukan evaluasi untuk

menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat

indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas.

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan yang menilai tatanan

sekolah, tatanan tempat kerja dan tatanan tempat – tempat umum mempunyai

indikator :

a. Tersedianya air bersih

b. Tersedianya jamban yang saniter

c. Tersedianya larangan merokok

d. Adanya dokter kecil untuk SD atau PMR untuk SLTP

2. Pusat pemberdayaan masyarakat, indikatornya :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

b. Tumbuh dan kembangnya LSM

c. Tumbuh dan berfungsinya kesehatan masyarakat

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

13

Page 14: 3. BAB I Adit Fix

Kegiatan pada pusat pelayanan kesehatan strata pertama adalah:

a. Promosi kesehatan masyarakat

b. Kesehatan lingkungan

c. KIA ( Kesehatan Ibu dan Anak )

d. KB ( Keluarga Berencana )

e. Perbaikan gizi masyarakat

f. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

g. Pengobatan dasar

I.1.2.5 Peran Puskesmas

Dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran

yang vital sebagai institusi pelaksana teknis dituntut memiliki kemampuan managerial

dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Peran

tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah melalui

sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi serta sistem

evaluasi dan pemantauan yang akurat.

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung-jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah

kerja.

1. Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,

puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional

dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama

serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2. Pembangunan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh

bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal.

14

Page 15: 3. BAB I Adit Fix

3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,

sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya

pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota

sesuai dengan kemampuannya.

4. Wilayah kerja

Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu

kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,

maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan

memperhatikan kebutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing –

masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada

dinas kesehatan kabupaten/kota.

I.1.2.6 Visi Puskesmas

Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan yang sehat menuju terwujudnya

Indonesia sehat 2015. Kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan yang

ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat yang hidup dalam

lingkungan dan perilaku yang sehat memiliki kemampuan untuk mengjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator kecamatan sehat adalah:

1. Lingkungan sehat

2. Perilaku penduduk yang sehat

3. Cakupan kesehatan yang bermutu

4. Derajat kesehatan penduduk yang tinggi di kecamatan

I.1.2.7 Misi Puskesmas

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di

wilayah kerjanya.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakannya

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, dan

masyarakat beserta lingkungannya.

15

Page 16: 3. BAB I Adit Fix

I.1.2.8 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesahatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini

diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Upaya kesehatan wajib tersebut antara lain:

1. Promosi Kesehatan

2. Kesehatan Lingkungan

3. KIA ( Kesehatan ibu dan anak )

4. KB ( Keluarga Berencana )

5. Perbaikan gizi masyarakat

6. P2M ( Pengendalian Penyakit Menular )

7. Pengobatan Dasar

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai

satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk

kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.

Tabel 1.8 Program Kesehatan Wajib di Puskesmas

No.Upaya Kesehatan

Wajib

Kegiatan Indikator

1.

Promosi Kesehatan

Penyuluhan di Dalam dan di

Luar Gedung

RW siaga

Tatanan sehat

Perbaikan perilaku

sehat

2.

Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman

Cakupan air bersih

Cakupan jamban

keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah

sehat

3.

Kesejahteraan ibu dan

anak

ANC Cakupan K1, K4

Pertolongan persalinan Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

Imunisasi Cakupan imunisasi

16

Page 17: 3. BAB I Adit Fix

4. Keluarga BerencanaPelayanan

Keluarga BerencanaCakupan MKET

Pemberantasan penyakit

menular

Diare Cakupan kasus

diare

ISPA Cakupan kasus

ISPA

5.Malaria Cakupan kasus

malaria

Cakupan

kelambunisasi

Tuberkulosis Cakupan

penemuan kasus

Angka

penyembuhan

6. Gizi

Distribusi vit A / Fe / cap

yodium

Cakupan vit A /

Fe / cap yodium

PSG % gizi kurang /

buruk, SKDN

Promosi Kesehatan % kadar gizi

7. Pengobatan

Medik dasar Cakupan

pelayanan

UGD Jumlah kasus yang

ditangani

Laboratorium sederhana Jumlah

pemeriksaan

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

17

Page 18: 3. BAB I Adit Fix

1.1.2.9 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih

dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olahraga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

5. Upaya Kesehatan Jiwa

6. Upaya Kesehatan Mata

7. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

8. Upaya Pengobatan Akupuntur

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya

inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan

kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka

mempercepat tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas

bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari

Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya

kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan

serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan

pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula

ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan

kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas

kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

18

Page 19: 3. BAB I Adit Fix

Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di

puskesmas kecamatan Cilincing periode Januari - Desember 2015 adalah :

a. Upaya Kesehatan Dasar

1. Upaya Promosi Kesehatan

2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak

3. Upaya Keluarga Berencana

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

5. Upaya Kesehatan Lingkungan

6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular

7. Upaya Pengobatan

b. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah

2. Upaya Kesehatan Olah Raga

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

6. Upaya Kesehatan Jiwa

7. Upaya Kesehatan Mata

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus

menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan

tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah

pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam

menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun

upaya kesehatan pengembangan.

19

Page 20: 3. BAB I Adit Fix

Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus

melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini,

berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan

Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh

puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina

Keluarga Balita (BKB)

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga

Sadar Gizi (Kadarzi)

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair),

Desa Percontohan Kesehatan

Lingkungan (DPKL)

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada

(SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren)

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda

20

Page 21: 3. BAB I Adit Fix

g. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa

Masyarakat (TPKJM)

3. Azas Keterpaduan

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang

optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara

terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan

yang menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas

program antara lain :

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan

P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,

pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan

kesehatan jiwa.

3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,

promosi kesehatan, & kesehatan gigi.

4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa

& promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan

program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi

kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral

antara lain :

1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, pendidikan & agama.

2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan

camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.

3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.

21

Page 22: 3. BAB I Adit Fix

4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia

usaha dan organisasi kemasyarakatan.

5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan

camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang

dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan

masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas

menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan

efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh

azas rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit

atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara

vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana

pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata

sarana pelayanan kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit

tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan

kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya

kesehatan perorangan dibedakan atas :

1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan

medis (contoh : operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan

laboratorium yang lebih lengkap.

3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang

lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan

atau menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

22

Page 23: 3. BAB I Adit Fix

b. Rujukan Kesehatan

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan

fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat

audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan

pakaian.

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian

luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,

gangguan kesehatan karena bencana alam.

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan

dan tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat

dan atau penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas

kesehatan kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan

apabila puskesmas tidak mampu.

23

Page 24: 3. BAB I Adit Fix

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

Gambar 1.3 Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan

evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.

Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat

dinilai dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan

kesehatan bagi institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur

melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).Ada tiga tatanan yang bisa

diukur yaitu :

a. Tatanan sekolah

b. Tatanan tempat kerja

c. Tatanan tempat-tempat umum

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi

masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan

24

Page 25: 3. BAB I Adit Fix

memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas

sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.

Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM).

b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.

c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM

(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun

Puskesmas).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke

dalam IPMS (Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari

cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS minimal mencakup

seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu

pelayanan kesehatan.

1.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Cilincing

1.1.3.1 Latar belakang

Puskesmas Kecamatan Cilincing didirikan tahun 1970 di Jl. Sungai Landak

Kelurahan Cilincing. Pada tahun 1976 Puskesmas Kecamatan Cilincing pindah ke Jl.

Madya Kebantenan IV Kelurahan Semper Timur Kecamatan Cilincing Jakarta Utara

pada tahun 1993 hingga saat ini. Puskesmas Kecamatan Cilincing berada + 50 meter

dari jalan Kantor Kelurahan Semper Timur. Luas total lahan Puskesmas Kecamatan

Cilincing adalah 36,6996 m2 dengan luas lahan terbangun 4.122 m2.

Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah membawahi sembilan

Puskesmas kelurahan di tujuh kelurahan yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing,

yaitu :

1. Puskesmas Kecamatan Cilincing

2. Puskesmas Kelurahan Semper Barat I

3. Puskesmas Kelurahan Semper Barat II

4. Puskesmas Kelurahan Semper Barat III

5. Puskesmas Kelurahan Kalibaru

25

Page 26: 3. BAB I Adit Fix

6. Puskesmas Kelurahan Sukapura

7. Puskesmas Kelurahan Rorotan

8. Puskesmas Kelurahan Marunda

9. Puskesmas Kelurahan Cilincing I

10. Puskesmas Kelurahan Cilincing II

Untuk Kelurahan Semper Timur tidak ada puskesmas kelurahan akan tetapi

sudah ada gedung Puskesmas Kecamatan Cilincing yang berlokasi di wilayah kelurahan

tersebut. Sehingga dapat dikatakan secara fisik jumlah puskesmas yang ada adalah 10

puskesmas yaitu sembilan puskesmas kelurahan dan satu puskesmas kecamatan.

puskesmas Kecamatan Cilincing telah mengajukan diri menjadi salah satu unit BLUD

di wilayah Provinsi DKI Jakarta dimulai pada tahun 2006. Mulai Januari 2006

Puskesmas Kecamatan Cilincing telah ditetapkan menjadi puskesmas BLUD bertahap

sesuai dengan SK Gubernur No. 2086 tahun 2006 sampai sekarang.

Jenis pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan

Cilincing adalah poli umum, gigi, imunisasi, poli ibu dan anak, poli KB, poli lansia,

jiwa, paru spesialis mata, ECG, USG, RB dengan kapasitas delapan tempat tidur dan

laboratorium dasar. Jumlah tenaga dokter umum 15 orang, dokter gigi 11 orang,

spesialis mata 1 orang, bidan 27 orang, paramedik 40 orang dan tenaga non paramedik

10 orang.

Berdasarkan jenis pelayanan yang tersedia, Puskesmas Kecamatan Cilincing

diharapkan mampu memberikan pelayanan dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat di

Kecamatan Cilincing dan sekitarnya.

1.1.3.2 Visi, Misi Dan Sasaran Puskesmas Kecamatan Cilincing

A. Visi Puskesmas Kecamatan Cilincing :

Menjadi penyelenggara pelayanan kesehatan yang berorientasi keadaan

kepuasan pelanggan internal maupun eksternal dengan menjunjung tinggi

komitmen vertikal maupun horisontal.

B. Misi Puskesmas Kecamatan Cilincing

26

Page 27: 3. BAB I Adit Fix

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif

b. Melakukan pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat

yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat.

c. Melakukan pelayanan kesehatan secara profesional dan dapat

dipertanggungjawabkan baik secara teknis medis maupun administratif

d. Melakukan kegiatan secara bersama dengan mendayagunakan sumberdaya yang

ada secara optimal.

e. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan feedback

terhadap pelayanan puskesmas.

1.1.3.3 Kebijakan Mutu Puskesmas Kecamatan Cilincing

Memberikan Pelayanan Kesehatan Profesional dan Ramah yang berorientasi

pada peningkatan kepuasan Pelanggan dan secara terus menerus melakukan perbaikan

mutu melalui Penerapan Sasaran Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000,2008

1.1.3.4 Fungsi Puskesmas Kecamatan Cilincing

1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.

2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.

4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.

5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.

7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,

kesehatan anak, penyakit dalam, dan mata.

9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.

10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, gizi, farmasi dan

optik.

11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.

12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.

13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.

27

Page 28: 3. BAB I Adit Fix

14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.

15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.

17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.

18. Penyelenggaraan pencatatan medis.

19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan

keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.

20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.

21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.

22. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.

23. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi 456

puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan

kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala

Dinas Kesehatan.

28

Page 29: 3. BAB I Adit Fix

1.1.3.5 Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing

Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015

Gambar 1.4. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Cilincing 2015

29

KEPALA PUSKESMAS KECAMATANDr.Mirsad

KA. SEKSI PELAYANANDr. Aprilia

KA. SEKSI PENUNJANG & KESMASDr. Carla

KA. TATA USAHANining

UNIT PELAYANANUnit Kesehatan UmumUnit Kesehatan Gigi & MulutUnit Kesehatan Ibu & AnakUnit Kesehatan SpesialisUnit Rumah BersalinUnit Pelayanan 24 Jam & AmbulanUnit Pelayanan Keluarga BerencanaUnit Kamar Operasi

UNIT PENUNJANGUnit FarmasiUnit GiziUnit LaboratoriumUnit RadiologiUnitPemeliharaanPeralatanKesehatanKesehatan MasyarakatPenyakit Menular

P2B2

Penyakit Tidak Menular

Penyehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja

Gizi & PPSM

Kesehatan Jiwa & NAPZA

PUSKESMAS KELURAHANKELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL

Page 30: 3. BAB I Adit Fix

1.1.3.6 Sumber Daya Manusia

Potensi tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas wilayah Kecamatan Cilincing

tahun 2015 berjumlah 144 orang dengan perincian pada tabel 1.9.

Tabel 1.9 Alokasi Tenaga Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015

No

.Puskesmas

Jumlah Tenaga

Dokter

Spesialis

Dokter

Umum

Dokter

GigiApotekerBidan Perawat

Perawat

Gigi

Tenaga

UmumJml

1. Kecamatan

Cilincing2 5 2 2 6 9 1 20 48

3. Kelurahan

Cilincing II0 1 0 0 2 3 1 0 7

4. Kelurahan

Kalibaru0 1 1 1 5 2 1 4 15

5. Kelurahan

Semper

Barat I

0 1 1 0 2 4 0 3 11

6. Kelurahan

Semper

Barat II

0 1 0 0 0 3 2 0 6

7. Kelurahan

Semper

Barat III

0 2 1 0 2 1 0 3 9

8. Kelurahan

Sukapura0 1 1 0 3 2 1 2 10

9. Kelurahan

Rorotan0 1 1 0 2 3 1 1 9

10. Kelurahan

Marunda0 0 1 0 2 2 1 1 7

11 Kelurahan

Semper

Timur

0 1 1 0 3 3 1 2 11

Jumlah 2 16 11 4 30 34 10 37 144

30

Page 31: 3. BAB I Adit Fix

Sumber: Laporan Daftar Pegawai Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2015

1.1.3.7 Sarana dan Prasarana

Puskesmas Kecamatan Cilincing memiliki fasilitas gedung terdiri dari :

1. Luas bangunan : 1500 m2

2. Luas tanah : 2915 m2

3. Daya listrik : 27.000 W

4. Air : PAM

5. Telepon : 2 unit

6. Fax : 1 unit

7. Komputer : 20 unit

8. Laptop : 4 unit

9. Printer : 13 unit

10. AC : 26 unit

11. Mobil Puskesmas keliling : 1

12. Mobil dinas : 1

13. Motor : 10

14. Swing fog : 4

15. Dental unit : 3

16. Rontgen unit : 1

Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari 2 lantai.

Lantai 1 terdiri dari :

1. Loket

2. Poli Balai pengobatan umum(BPU)

3. Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

4. Poli Keluarga Berencana (KB).

31

Page 32: 3. BAB I Adit Fix

5. Ruang Bersalin (RB) dengan kapasitas :

a. Tempat pendaftaran.

b. 5 unit tempat tidur.

c. Kamar bersalin kapasitas 3 unit tempat tidur.

d. Kamar periksa.

e. Ruang tunggu.

f. Ruang administrasi.

g. Dapur.

h. Kamar mandi/toilet.

6. Ruang UGD

7. Apotek

Lantai II Puskesmas Kecamatan Cilincing terdiri dari :

1. Ruang tunggu.

2. Poli Gigi.

3. Poli Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

4. Laboratorium.

5. Toilet.

6. Pojok ASI.

7. Pojok Gizi

32

Page 33: 3. BAB I Adit Fix

1.1.4 Program Gizi yang Diselenggarakan di Puskesmas Kecamatan Cilincing

Upaya Kesehatan Gizi masuk ke dalam program dasar puskesmas atau yang

dikenal dengan basic seven. Sasaran pembangunan kesehatan tertuang dalam

rencana pembangunan jangka menengah yaitu meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,

yang salah satunya tercermin dari gizi komunitas dan peningkatan peran serta

masyarakat.

Puskesmas Kecamatan Cilincing merupakan salah satu puskesmas yang

memasukkan kesehatan gizi ke dalam program wajib puskesmas dan

melaksanakan kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif masalah

kesehatan gizi yang terdapat di wilayah kerjanya.

Program Gizi di Puskesmas Cilincing Tahun 2015 meliputi :

a. Pemantauan pertumbuhan berat badan balita

b. Pengumpulan data dasar gizi

c. Intervensi Gizi

d. Penanggulangan Kekurangan Vitamin A

e. Penanggulangan Anemia zat besi

f. Konsultasi Gizi

g. Penyuluhan

Untuk mengetahui keberhasilan kegiatan program gizi maka perlu ditetapkan

indikator atau parameter objektif yang dapat di pahami dan diterima oleh semua

pihak. Dengan menggunakan indikator tersebut di harapkan dapat diketahui

keberhasilan kegiatan surveilans gizi, dan dapat pula digunakan untuk

membandingkan keberhasilan kegiatan program gizi antar wilayah.

33

Page 34: 3. BAB I Adit Fix

Tabel 1.6 Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Program GiziMenurut Kemenkes 2010

NO INDIKATOR TARGET

2012 2013 2015

1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan.

100 100 100

2 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif.

70 75 80

3 Cakupan RT yg mengonsumsi garam beryodium.

80 85 90

4 Persentase 6-59 bulan dpt kapsul vitamin A.

80 83 85

5 Persentase ibu hamil mendapat Fe 90 tablet.

78 81 85

6 Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan surveilans gizi.

100 100 100

7 Persentase balita ditimbang berat badannya.

75 80 85

8 Persentase Penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana

100 100 100

Sumber : Kemenkes.2010. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2015Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Jakarta

34

Page 35: 3. BAB I Adit Fix

Tabel 1.7 Indikator Kinerja dan Target Kegiatan Program Gizi

No Indikator Kerja Target (%)1 Pemantauan pertumbuhan balita

1. Cakupan program (K/S)2. Cakupan partisipasi masyarakat (D/S)3. Cakupan kelangsungan penimbangan

(D/K)4. Cakupan hasil penimbangan (N/D)5. Cakupan keefektifan kegiatan (N/S)

100%85%60%80%60%

2 Gizi buruk1. Angka kejadian balita bawah garis merah (BGM/D)2. Balita gizi buruk3. Balita gizi buruk mendapat perawatan

5%0%

100%

3 Persentase balita 6 – 59 bulan mendapat kapsul vitamin A 85%

4 Persentase bayi usia 0 – 6 bulan mendapat Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

80%

5 Pemberian Fe pada ibu Hamil1. Persentase ibu hamil mendapat Fe12. Persentase ibu hamil mendapat Fe3

100%95%

6 Pemantauan ibu hamil dengan KEK 100 %

1.1.4.1 Hasil Kegiatan Program

A. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita

Program pemantauan pertumbuhan balita ialah program sebagai upaya untuk

menanggulangi masalah gizi buruk dan gizi kurang pada balita. Program ini

dilakukan melalui kegiatan penimbangan balita di posyandu secara rutin tiap bulan

dan mencatat hasilnya pada Kartu Menuju Sehat. Pemantauan pertumbuhan balita

melalui penimbangan berat badan di posyandu mempunyai tujuan, yaitu:

a. Mengetahui status pertumbuhan balita dari bulan ke bulan.

b. Mengetahui secara lebih dini (awal) terjadinya gangguan pertumbuhan

pada balita sebagai upaya deteksi dini balita gizi buruk.

c. Memberikan tindakan penanggulangan (intervensi) segera pada anak yang

mengalami gangguan pertumbuhan agar dapat dikembalikan ke jalur

pertumbuhan normal.

d. Memberikan konseling pada ibu/pengasuh anak dalam upaya

mempertahankan atau meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan anak.

35

Page 36: 3. BAB I Adit Fix

Penimbangan rutin di Posyandu merupakan salah satu cara untuk memantau

pertumbuhan berat badan balita dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat).

Didalam KMS berat badan balita hasil penimbangan diisikan dengan titik dan

dihubungkan dengan garis sehingga membentuk garis pertumbuhan anak.

Berdasarkan garis pertumbuhan ini dapat dinilai apakah berat badan anak hasil

penimbangan NAIK (N) atau TIDAK NAIK (T). Selain itu dari kegiatan

penimbangan dicatat pula JUMLAH ANAK YANG DATANG KE POSYANDU

DAN DITIMBANG (D), JUMLAH ANAK YANG TIDAK DITIMBANG BULAN

LALU (O), JUMLAH ANAK YANG BARU PERTAMA KALI DITIMBANG (B)

banyaknya anak yang berat badannya di BAWAH GARIS MERAH (BGM).

Catatan lain yang ada di posyandu adalah jumlah seluruh balita yang ada di

wilayah kerja posyandu (S), dan jumlah balita yang memiliki KMS pada bulan yang

bersangkutan (K).

Alur pencatatan dan pelaporan yang selama ini dijalankan yaitu kader mencatat

dan melaporkan hasil kegiatan posyandu didalam lembar F1 Posyandu, kemudian

mengirimkan laporan tersebut ke Puskesmas Kelurahan. Petugas gizi Puskesmas

Kelurahan membuat rekapitulasi F1 hasil penimbangan seluruh Posyandu yang ada

di wilayahnya kedalam formulir LB3 Gizi dan dikirimkan ke Puskesmas

Kecamatan. Petugas gizi Puskesmas Kecamatan membuat rekapitulasi LB3 Gizi

seluruh Puskesmas Kelurahan untuk dikirimkan ke Suku Dinas Kesehatan

Masyarakat.

Hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam setiap kegiatan penimbangan

adalah pembuatan balok SKDN, yang dapat memberikan gambaran mengenai

keberhasilan kegiatan program disuatu wilayah kerja. Tujuan pembuatan balok

SKDN adalah agar:

a. Semua BALITA yang ada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS.

b. Semua BALITA hadir untuk ditimbang dan semua BALITA naik berat badannya

sehingga :

S = K = D = N

36

Page 37: 3. BAB I Adit Fix

Berdasarkan laporan LB3 setiap bulan dari Puskesmas kelurahan diketahui

kondisi SKDN Kecamatan Cilincing sebagai berikut :

S = Jumlah seluruh balita pendataan

K = Jumlah balita yang mempunyai KMS

D = Jumlah balita yg ditimbang di posyandu

N = Jumlah balita yg ditimbang & naik BB-nya

Data SKDN juga dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan program, yaitu untuk

memotivasi masyarakat agar berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dengan

indikator yang didasarkan pada data S dan D, selain itu juga untuk menghitung

ketersediaan dan kebutuhan KMS dalam rangka menunjang kegiatan pemantauan

pertumbuhan yang didasarkan pada data S dan K. Berikut ini adalah indikator-

indikator yang digunakan dalam penilaian kegiatan posyandu :

a. Cakupan Program (K/S)

Cakupan program adalah jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju

Sehat dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian dikali

100%. Persentase dari cakupan program menggambarkan berapa jumlah balita

di wilayah tersebut yang telah memiliki KMS atau berapa besar cakupan

program di daerah tersebut yang telah tercapai. Target dari K/S ialah 80%.

b. Cakupan Partisipasi Masyarakat (D/S)

Cakupan partisipasi masyarakat adalah jumlah balita yang ditimbang di

wilayah kerja dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja kemudian

dikali 100%. Persentase cakupan partisipasi masyarakat ini menggambarkan

berapa besar jumlah partisipasi masyarakat di daerah tersebut untuk

menimbang balitanya ke Posyandu. Target dari D/S ialah 85%.

c. Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)

Cakupan kelangsungan penimbangan adalah jumlah balita yang

ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang telah memiliki KMS kemudian

dikali 100%. Persentase menggambarkan berapa besar kelangsungan

penimbangan didaerah tersebut yang telah tercapai dan untuk memantau balita

yang memiliki KMS dan ditimbang di posyandu. Target dari D/K ialah 60%.

37

Page 38: 3. BAB I Adit Fix

d. Cakupan Hasil Penimbangan (N/D)

Cakupan hasil penimbangan adalah rata-rata jumlah balita yang naik

berat badannya dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang kemudian dikali

100%. Persentase ini menggambarkan berapa besar hasil penimbangan di

daerah tersebut yang telah tercapai. Memantau efektifitas perbaikan gizi

dengan melihat jumlah balita yang naik berat badannya selama 2 kali berturut-

turut datang ke posyandu. Target dari N/D ialah 80%.

e. Cakupan Keefektifan Kegiatan (N/S)

Cakupan keefektifan kegiatan adalah jumlah balita yang naik berat

badannya dibagi dengan jumlah balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas

kemudian dikali 100%. Target dari N/S ialah 60%.

Tabel 1.8 Cakupan Kinerja Pemantauan Pertumbuhan Balita

di Wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari-Mei Tahun 2015

No Kelurahan S K D N K/S(%)

41.67

D/S(%)

35.42

D/K(%)25

N/D(%)

33.33

N/S(%)25

1 Semper Timur 13051 12899 8125 4745 98.84 62.26 62.99 58.4 36.79

2 Semper Barat I 8195 7912 5506 3486 96.55 67.19 69.59 63.31 42.54

3 Semper Barat II 10482 10225 9027 6273 97.55 86.12 88.28 69.49 59.85

4 Semper Barat III 2828 2816 2676 1709 99.58 94.63 95.02 63.86 60.43

5 Kalibaru 21686 26058 16242 12406 120.16 74.89 62.33 76.38 57.20

6 Sukapura 46194 20071 17821 13509 43.45 38.58 88.79 75.80 29.24

7 Rorotan 22756 22855 14397 14113 100.44 63.27 62.99 98.03 62.02

8 Marunda 13658 13658 13053 10669 100 95.57 95.57 81.74 78.12

9 Cilincing I 7374 7374 6184 4836 100 83.86 83.86 78.20 65.58

10 Cilincing II 4873 4873 2788 1617 100 57.21 57.21 57.99 33.18

Total 151097 128741 95819 73363 85.20 63.42 62.54 76.56 48.55

Sumber : Laporan Puskesmas Kecamatan Cilincing Januari-Mei 2015

38

Page 39: 3. BAB I Adit Fix

B. Pengumpulan Data Dasar Gizi

Tahun 2015 Puskesmas Kecamatan Cilincing melaksanakan kegiatan

pengumpulan data dasar gizi, yang bertujuan untuk mendapatkan data jumlah balita

dan ibu hamil yang ada di wilayah Kecamatan Cilincing disertai dengan gambaran

status gizinya. Berikut disajikan data hasil pengumpulan data dasar gizi tahun 2015.

1. Angka Kejadian Balita Bawah Garis Merah (BGM/D)

Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang di timbang berat

badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS, dimana

Jumlah Balita Bawah Garis Merah di bagi dengan jumlah balita yang di timbang

kemudian di kali 100%. Target dari BGM ialah 5%. Berat Badan di Bawah Garis

Merah (BGM) bukan menunjukkan keadaan GIZI BURUK tetapi sebagai

“warning” untuk konfirmasi dan tindak lanjutnya tetapi perlu diingat tidak

berlaku pada anak dengan berat badan awalnya memang sudah dibawah garis

merah.

Tabel 1.9 Balita BGM di Puskesmas Kecamatan Cilincing

Januari – Mei 2015

No Kelurahan Jumlah BalitaBGM

D BGM/D%

1 Semper Timur 91 8125 1.12

2 Semper Barat I 110 5506 1.99

3 Semper Barat II 156 9027 1.73

4 Semper Barat III 56 2676 2.09

5 Kalibaru 216 16242 1.33

6 Sukapura 106 17821 0.59

7 Rorotan 22 14397 0.15

8 Marunda 48 13053 0.37

9 Cilincing I 80 6184 1.29

10 Cilincing II 55 2788 1.97

Total 940 95819 0.98

39

Page 40: 3. BAB I Adit Fix

Tabel 1.10 Gizi Kurang pada Balita di Puskesmas Kecamatan Cilincing

Januari – Mei 2015

No Kelurahan Jumlah Balita BGM(0-23 bulan)

Status Gizi (BB/TB)

Kurus

1 Semper Timur 23 52 Semper Barat I 18 163 Semper Barat II 3 554 Semper Barat III 21 185 Kalibaru 68 406 Sukapura 41 47 Rorotan 0 08 Marunda 5 209 Cilincing I 35 910 Cilincing II 15 31

Total 229 198

No Kelurahan Jumlah Balita BGM(24-59 bulan)

Status Gizi (BB/TB)

Kurus1 Semper Timur 62 21

2 Semper Barat I 62 31

3 Semper Barat II 92 74

4 Semper Barat III 20 25

5 Kalibaru 102 69

6 Sukapura 50 11

7 Rorotan 3 10

8 Marunda 45 10

9 Cilincing I 42 5

10 Cilincing II 34 45

Total 512 301

40

Page 41: 3. BAB I Adit Fix

2. Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan

Balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang

dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan masyarakat.

Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi berdasarkan indeks Berat Badan

menurut Panjang Badan (BB/PB) atau Berat Badan menurut Tinggi Badan

(BB/TB) dengan nilai z-score <-3 SD (Sangat Kurus) dan / atau terdapat tanda

klinis gizi buruk lainnya. Target Millenium Development Goals (MDGs) tahun

2015 adalah gizi buruk ditekan hingga 0 %. Sedangkan target untuk balita gizi

buruk yang mendapatkan perawatan adalah 100%.

Tabel 1.10 Gizi Buruk pada Balita di Puskesmas Kecamatan Cilincing

Januari - Mei 2015

No KelurahanJumlah Balita BGM

Status Gizi (BB/TB)

Pasien Gizi Buruk yang

DirawatSangat Kurus

1 Semper Timur 85 7 24

2 Semper Barat I 80 0 7

3 Semper Barat II 95 1 14

4 Semper Barat III 41 2 0

5 Kalibaru 170 1 11

6 Sukapura 91 2 9

7 Rorotan 3 0 5

8 Marunda 50 0 2

9 Cilincing I 77 0 5

10 Cilincing II 49 0 0

Total 1482 13 77

41

Page 42: 3. BAB I Adit Fix

3. Balita Gizi Gemuk

Tabel 1.10 Gizi Gemuk pada Balita di Puskesmas Kecamatan Cilincing

Januari - Mei 2015

No Kelurahan Jumlah Balita Status Gizi (BB/TB)

Gemuk1 Semper Timur 13051 6

2 Semper Barat I 8195 4

3 Semper Barat II 10482 3

4 Semper Barat III 2828 0

5 Kalibaru 21686 0

6 Sukapura 46194 0

7 Rorotan 22756 0

8 Marunda 13658 0

9 Cilincing I 7374 0

10 Cilincing II 4873 0

Total 151097 13

C. Pemberian Vitamin A pada Balita

Dalam rangka mencegah terjadinya kekurangan Vitamin A di wilayah

Kecamatan Cilincing, dilakukan akselerasi Vitamin A yang bertujuan meningkatkan

cakupan pemberian vitamin A, kegiatan yang dilaksanakan adalah pemasangan

leapleat ditiap PKM kelurahan dan PKM kecamatan, penyebaran leaflet dan dengan

bantuan kader posyandu, mendatangi balita-balita yang pada bulan Maret dan

September yang belum mendapat vitamin A untuk diberikan vitamin A sesuai umur

balita. Untuk kegiatan pemberian vitamin A pada ibu nifas pelaksanaannya dengan

melakukan koordinasi dengan lintas program yaitu program Kesehatan Ibu & Anak

(KIA) dan Rumah Bersalin (RB).

42

Page 43: 3. BAB I Adit Fix

Tabel 1.22 Sasaran Suplementasi Vitamin A

Sasaran Dosis Frekuensi

Bayi 6-11 bulan Kapsul biru (100.000 SI) 2 kali

Balita 12-59 bulan Kapsul merah (200.000 SI) 2 kali

Ibu Nifas (0-42 hari) Kapsul merah (200.000 SI) 2 kali

Adapun hasil pelaksanaan kegiatan pemberian vitamin A di Kecamatan

Cilincing pada semester I tahun 2015 ialah sebagai berikut :

Tabel 1.12 Cakupan Pemberian Vitamin A Biru (6-11 Bulan) di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015

No Kelurahan Bayi ( 6 – 11 bulan )Target

(%)Jumlah Sasaran

Februari

Total Cakupan(%)

1 Semper Timur 399 345 86.47 80

2 Semper Barat I 213 231 108.45 80

3 Semper Barat II 353 303 85.84 80

4 Semper Barat III 112 116 103.57 80

5 Kalibaru 488 495 101.43 80

6 Sukapura 650 609 93.69 80

7 Rorotan 284 344 121.13 80

8 Marunda 241 220 91.29 80

9 Cilincing I 236 211 89.41 80

10 Cilincing II 169 175 103.55 80

Total 3145 3049 96.95 80

43

Page 44: 3. BAB I Adit Fix

Tabel 1.13 Cakupan Pemberian Vitamin A Merah (12-59 Bulan) di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015

No Kelurahan Bayi ( 12 – 59 bulan )Target

(%)Jumlah Sasaran

Februari

Total Cakupan(%)

1 Semper Timur 2193 2312 105.43 80

2 Semper Barat I 1351 1356 100.37 80

3 Semper Barat II 1659 1788 107.78 80

4 Semper Barat III 715 796 111.33 80

5 Kalibaru 3367 3279 97.39 80

6 Sukapura 3117 3085 98.97 80

7 Rorotan 2861 2958 103.39 80

8 Marunda 1861 1845 99.14 80

9 Cilincing I 1106 11544 104.34 80

10 Cilincing II 1209 1285 106.29 80

Total 19439 19858 102.16 80

44

Page 45: 3. BAB I Adit Fix

D. Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 Bulan

Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 Bulan dilakukan pada bayi 0 – 6 bulan

yang di beri ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan

mineral berdasarkan recall 24 jam.

Tabel 1.14 Cakupan Pemberian ASI eksklusif pada bayi 0 – 6 Bulan

Periode Januari – Mei 2015

No Kelurahan Jumlah Bayi Jumlah Yang Diberi ASI Eksklusif

Asi Eksklusif %1 Semper Timur 380 195 51.32

2 Semper Barat I 416 272 65.38

3 Semper Barat II 412 247 59.95

4 Semper Barat III 193 81 41.97

5 Kalibaru 2185 1126 51.53

6 Sukapura 1559 1017 65.23

7 Rorotan 963 395 41.02

8 Marunda 75 30 40

9 Cilincing I 401 265 66.08

10 Cilincing II 208 82 39.42

Total 6792 3902 57.45

E. Penanggulangan Anemia Gizi Besi Pada Ibu Hamil

Penanggulangan Anemia Gizi Besi pada ibu hamil dilakukan melalui 2 kegiatan

yaitu Pemberian Tablet Besi dan Penyuluhan (Kelompok dan Individu). Pemberian

tablet besi untuk ibu hamil dilakukan di posyandu, PKM Kelurahan dan PKM

Kecamatan. Pemberiannya dimulai dari trimester pertama sebanyak 90 tablet.

45

Page 46: 3. BAB I Adit Fix

Hasil Cakupan Fe 3 pada Ibu Hamil di Wilayah Kecamatan Cilincing Periode Januari – Mei Tahun 2015

No Puskesmas Kelurahan

Jumlah ibu hamil

Fe 1 (A) Fe 3 (B)

Jumlah % Jumlah %1 Semper Timur 106 97 91,50 100 94,3

2 Semper Barat I 85 77 90,58 83 97,64

3 Semper Barat II 76 70 92,10 72 94,37

4 Semper Barat III 191 188 98,42 188 98,42

5 Kalibaru 102 99 97,05 98 96,07

6 Sukapura 80 78 97,5 75 93,75

7 Rorotan 68 67 98,5 66 97,05

8 Marunda 75 70 93,33 70 93,33

9 Cilincing I 68 65 95,58 63 92,64

10 Cilincing II 260 255 98,07 254 97,69

Jumlah 1894 1812 95.67 181 96.14

F. Ibu dengan Resiko KEK

No Kelurahan Sasaran Jumlah Ibu Hamil KEK

dengan LiLA <23,5 cm

%

1 Semper Timur 3 1 33.33

2 Semper Barat I 9 8 88.89

3 Semper Barat II 1 0 0.00

4 Semper Barat III 9 7 77.78

5 Kalibaru 18 15 83.33

6 Sukapura 53 52 98.11

7 Rorotan 2 0 0.00

8 Marunda 17 13 76.47

9 Cilincing I 1 0 0.00

10 Cilincing II 3 0 0.00

Total 116 96 457.92

46

Page 47: 3. BAB I Adit Fix

No Kelurahan Sasaran Jumlah Ibu Hamil KEK dengan LiLA

<23,5 cm yang Mendapat PMT

%

1 Semper Timur 1 0 0

2 Semper Barat I 8 0 0

3 Semper Barat II 0 0 0

4 Semper Barat III 7 0 0

5 Kalibaru 15 0 0

6 Sukapura 52 0 0

7 Rorotan 0 0 0

8 Marunda 13 0 0

9 Cilincing I 0 0 0

10 Cilincing II 0 0 0

Total 96 0 0

47

Page 48: 3. BAB I Adit Fix

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas

Kecamatan Cilincing periode Januari – Mei 2015, terdapat satu program yang

dipilih dalam identifikasi masalah yaitu Program Gizi. Program ini dipilih karena

merupakan salah satu program dengan karakteristik khusus yaitu, puskesmas dalam

hal ini berfungsi sebagai pelaksana, dan fungsi perencana dan pengawas.

Sasaran program Gizi adalah kelompok-kelompok masyarakat yang berada di

wilayah Kecamatan Cilincing dan secara khusus adalah kelompok – kelompok Ibu

Hamil, bayi, dan balita. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu bersamaan dengan

program wajib dan pengembangan lainnya termasuk didalamnya tokoh masyarakat,

masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan pencapaian program

dan target sebagai berikut :

1. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kecamatan

Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 63,42 %

2. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita N/S di wilayah

Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 48,55 %

3. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita N/D di wilayah Puskesmas

Kecamtan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 76,56%

4. Cakupan Kelangsungan Penimbangan D/K di wilayah Puskesmas Kecamatan

Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 62.54%

5. Angka kejadian Balita Bawah Garis Merah di wilayah Puskesmas Kecamatan

Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 0,98%

6. Cakupan Pemberian Vitamin A Biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015 sebesar 96,95%

7. Cakupan Pemberian Vitamin A Merah (12-59 bulan) di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015 sebesar 102,16%

8. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif bayi usia 0-6 bulan di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 57,45%

9. Cakupan Fe 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan

Januari – Mei 2015 sebesar 95.67%

10. Cakupan Fe 3 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing

Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 96.14%

48

Page 49: 3. BAB I Adit Fix

1.3 Rumusan Masalah

Setelah identifikasi masalah dari program-program tersebut pada Puskesmas

Kecamatan Cilincing periode Januari – Mei 2015 terdapat 10 cakupan program

yang menjadi masalah. Kemudian dilakukan perhitungan dan pembandingan nilai

kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi

(observed), dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik

sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah dari program

kesehatan gizi di Puskesmas Kecamatan Cilincing adalah sebagai berikut :

1. Cakupan Partisipasi Masyarakat D/S di wilayah Puskesmas Kecamatan

Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 63.42% diatas target 41.67%

2. Cakupan Efektivitas Program Pemantauan Berat Badan Balita N/S di wilayah

Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 48,55 %

diatas target 35.42%

3. Cakupan Keberhasilan Program Penimbangan Balita N/D di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 76,56% diatas target

33.33%

4. Cakupan Kelangsungan Penimbangan D/K di wilayah Puskesmas Kecamatan

Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 62.54% diatas target 25%

5. Angka kejadian Balita Bawah Garis Merah di wilayah Puskesmas Kecamatan

Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 0,98% dibawah target 5%

6. Cakupan Pemberian Vitamin A Biru (6-11 bulan) di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015 sebesar 96,95% diatas target 85%

7. Cakupan Pemberian Vitamin A Merah (12-59 bulan) di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Bulan Februari 2015 sebesar 102,16% diatas target 85%

8. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif bayi usia 0-6 bulan di wilayah Puskesmas

Kecamatan Cilincing Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 57,45% diatas target

33.33%

9. Cakupan Fe 1 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing Bulan

Januari – Mei 2015 sebesar 95.67% diatas target 41.66%

10. Cakupan Fe 3 pada Ibu Hamil di wilayah Puskesmas Kecamatan Cilincing

Bulan Januari – Mei 2015 sebesar 96.14% dibawah target 39.58%

49