uretritis non gonore referat adit

23
I. PENDAHULUAN Uretritis merupakan kondisi urologis dimana terjadi inflamasi pada uretra yang dapat disebabkan oleh proses infeksi atau noninfeksi dengan manifestasi keluarnya sekret, disuria, atau pruritus pada ujung uretra. Uretritis dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit, namun sebagian pasien dengan uretritis tidak ditemukan penyebab yang pasti. Sebelum tahun 1970 hampir 90% kasus uretritis belum diketahui penyebabnya, sedangkan 10% sudah diketahui penyebabnya, yaitu Neisseria gonorrhoeae dan Trichomonas vaginalis. Dengan semakin majunya fasilitas diagnostik sesudah tahun 1970, penyebab uretritis sudah diketahui 75%, sedangkan sisanya 25% lagi masih dalam taraf penelitian Uretritis diklasifikasikan menjadi uretritis gonokokkus dan uretritis non-gonokokkus (atau uretritis non gonore, disingkat UNG). Uretritis gonokokkus didiagnosis bila pada pemeriksaan laboratorium ditemukan Neisseria gonorrhoeae, sebaliknya jika tidak ditemukan N. gonorrhoeae disebut sebagai uretritis non gonokokkus atau uretritis non gonore. Kedua klasifikasi di atas termasuk dalam kategori penyakit dengan transmisi secara seksual Etiologi UNG tersering adalah Chlamydia trachomatis. Laporan WHO tahun 2001 menunjukkan bahwa infeksi oleh 1

Upload: adit

Post on 19-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Uretritis Non Gonore Referat Adit

I. PENDAHULUAN

Uretritis merupakan kondisi urologis dimana terjadi inflamasi pada uretra

yang dapat disebabkan oleh proses infeksi atau noninfeksi dengan manifestasi

keluarnya sekret, disuria, atau pruritus pada ujung uretra. Uretritis dapat

disebabkan oleh bakteri, virus, maupun parasit, namun sebagian pasien dengan

uretritis tidak ditemukan penyebab yang pasti.

Sebelum tahun 1970 hampir 90% kasus uretritis belum diketahui

penyebabnya, sedangkan 10% sudah diketahui penyebabnya, yaitu Neisseria

gonorrhoeae dan Trichomonas vaginalis. Dengan semakin majunya fasilitas

diagnostik sesudah tahun 1970, penyebab uretritis sudah diketahui 75%,

sedangkan sisanya 25% lagi masih dalam taraf penelitian

Uretritis diklasifikasikan menjadi uretritis gonokokkus dan uretritis non-

gonokokkus (atau uretritis non gonore, disingkat UNG).

Uretritis gonokokkus didiagnosis bila pada pemeriksaan laboratorium

ditemukan Neisseria gonorrhoeae, sebaliknya jika tidak ditemukan N.

gonorrhoeae disebut sebagai uretritis non gonokokkus atau uretritis non gonore.

Kedua klasifikasi di atas termasuk dalam kategori penyakit dengan transmisi

secara seksual

Etiologi UNG tersering adalah Chlamydia trachomatis. Laporan WHO tahun

2001 menunjukkan bahwa infeksi oleh C. trachomatis diperkirakan 89 juta orang

per tahun di seluruh dunia.

Manifestasi klinis UNG biasanya antara 1-3 minggu setelah berhubungan

intim dengan penderita. Gejala pada pria berupa disuria ringan, perasaan tidak

enak di uretra, sering kencing, dan keluarnya duh tubuh seropurulen.

Meskipun kebanyakan penderita wanita tidak menunjukkan gejala, beberapa

diantaranya mengalami urgensi (desakan) berkemih yang lebih sering, disuria

ringan, nyeri di daerah pelvis, disparenia dan keluarnya duh tubuh dari vagina.

II. EPIDEMIOLOGI

Uretritis non gonore banyak ditemukan pada orang dengan keadaan sosial

ekonomi rendah, usia lebih tua, dan aktivitas seksual yang lebih tinggi. Pria juga

1

Page 2: Uretritis Non Gonore Referat Adit

ternyata lebih banyak daripada wanita dan golongan heteroseksual lebih banyak

daripada golongan homoseksual

Di Amerika Serikat, infeksi Chlamydia adalah penyakit infeksi menular

seksual yang paling sering dilaporkan dan paling banyak terjadi pada orang

berusia 19-24 tahun. Sekitar 4-5 juta kasus infeksi Chlamydia terjadi tiap

tahunnya dengan angka prevalensi dua setengah kali dari kasus gonore. Beberapa

sekuele penting dapat terjadi akibat infeksi C. Trachomatis pada wanita; antara

lain yang paling serius adalah pelvic inflamatory disease (PID), kehamilan

ektopik, dan infertilitas. Beberapa wanita dengan infeksi servikal tanpa

komplikasi telah memiliki infeksi traktus reproduktif atas yang bersifat subklinis.

Khusus untuk kasus UNG yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis

ditemukan di setiap benua dan iklim serta tidak memiliki variasi berdasarkan

musim. Memiliki distribusi kosmpolitan dan telah diidentifikasi pada semua ras

dan strata sosioekonomi. Data terbaru menunjukkan insiden tahunan di seluruh

dunia adalah lebih dari 170 juta kasus. Faktanya, WHO memperkirakan jumlah

kasus infeksi ini mencapai hampir separuh dari seluruh kasus infeksi menular

seksual yang dapat disembuhkan. Insiden trikomoniasis adalah setinggi 56% di

antara pasien yang datang ke klinik IMS

III. ETIOPATOGENESIS

Uretritis non gonore adalah salah satu jenis penyakit infeksi menular seksual

yang paling banyak mengenai pria, tapi dalam proporsi kasus yang signifikan

(20%-50%), patogennya tidak teridentifikasi.

Ada banyak penyebab terjadinya UNG. Berikut ini akan dijabarkan mengenai

etiologi dan patogenesis dari UNG.

a. Bakteri

Bakteri yang paling sering menyebabkan UNG adalah Chlamydia

trachomatis, tapi juga dapat disebabkan oleh Ureaplasma urealyticum,

2

Page 3: Uretritis Non Gonore Referat Adit

Mycoplasma hominis, dan Mycoplasma genitalium.(2,3,6,8,11) Ureaplasma

urealyticum telah terdeteksi lebih sering dan jumlah yang banyak pada laki-

laki dengan uretritis non gonokokkus nonchlamydia, khususnya laki-laki

dengan UNG nonchlamydia episode pertama.

- Chlamydia trachomatis

Chlamydia trachomatis merupakan bakteri gram negatif, nonmotil, dan

bersifat obligat intraselular. Chlamydia trachomatis penyebab UNG ini

termasuk subgrup A dan mempunyai tipe serologic D-K.Spesies C.

trachomatis mempunyai 15 serotipe, dimana serovar A, B, dan C

menyebabkan konjungtivitis kronik, serovar D sampai K menyebabkan

infeksi genital, serovar L1 sampai L3 menyebabkan limfogranuloma

venereum (LGV). Bakteri ini memasuki sel dengan mekanisme endositosis

dan bereplikasi melalui binary fission di dalam sel.

Traktus urogenital merupakan daerah yang paling sering terinfeksi oleh

C. trachomatis. Transmisi terjadi melalui rute oral, anal, atau melalui

hubungan seksual. Gejala terjadi dalam 1-3 minggu setelah infeksi. Namun

demikian, sering terjadi infeksi asimtomatik sebesar 80% pada wanita dan

50% pada pria. Koinfeksi dengan penyakit menular seksual lainnya sering

kali terjadi terutama gonore.

Penyakit infeksi ini sering tidak disertai gejala klinis sehingga sulit

untuk menilai penyebarannya. Dalam perkembangannya Chlamydia

trachomatis mengalami 2 fase, yaitu:

a. Fase 1: disebut fase noninfeksiosa, dimana fase noninfeksiosa terjadi

keadaan laten yang dapat ditemukan pada genitalia maupun

konjungtiva.

b. Fase 2: fase penularan, bila vakuol pecah kuman keluar dalam bentuk

badan elementer yang dapat menimbulkan infeksi pada sel

hospes yang baru.

- Ureaplasma urealyticum dan Mycoplasma hominis

3

Page 4: Uretritis Non Gonore Referat Adit

Ureaplasma urealyticum merupakan 25% sebagai penyebab UNG dan

sering bersamaan dengan infeksi Chlamydia trachomatis. Dahulu dikenal

dengan nama T-strain mycoplasma. Mycoplasma hominis juga sering

bersama-sama dengan infeksi Ureaplasma urealyticum. Mycoplasma

hominis sebagai penyebab UNG masih diragukan, karena kuman ini

bersifat komensal yang dapat menjadi patogen dalam kondisi tertentu.

Ureaplasma urealyticum merupakan mikroorganisme paling kecil, gram

negatif, dan sangat pleomorfik karena tidak memiliki dinding sel yang

kaku.

- Mycoplasma genitalium

Mycoplasma sp. merupakan salah satu mikroorganisme terkecil yang

dapat berkoloni di traktur respirasi dan urogenital. Mycoplasma memiliki

13 spesies, 4 diantaranya menginfeksi traktus genital, yaitu Mycoplasma

hominis, M. genitalium, Ureaplasma parvum, dan U. urealyticum. Sekitar

40-80% wanita yang aktif secara seksual mengalami kolonisasi genital dari

ureaplasma. Organisme ini juga berperan dalam 20-30% kasus UNG.

Pasien dengan infeksi mycoplasma genitalium sering tidak

terdiagnosis, karena gejala yang timbul biasanya dikaitkan dengan patogen

lain yang lebih umum seperti Chlamydia. Seperti halnya Chlamydia, infeksi

mycoplasma genital mengakibatkan uretritis, servisitis, PID, endometritis,

salpingitis, dan korioamnionitis. Spesies lainnya dapat menyebabkan

infeksi pernapasan, artritis septik, pneumonia neonatal, dan meningitis.

b. Virus

Virus yang dapat menyebabkan UNG antara lain Herpes simplex virus dan

Adenovirus. Virus Herpes Simplex dan adenovirus hanya berperan kecil dalam

kejadian kasus UNG.

c. Parasit

Golongan parasit yang bisa menjadi penyebab adalah Trichomonas

vaginalis. Parasit ini merupakan protozoa yang menyebabkan kondisi yang

4

Page 5: Uretritis Non Gonore Referat Adit

dinamakan trikomoniasis. Infeksi pada wanita menyebabkan timbulnya

keputihan yang berbau, berwarna kuning kehijauan, disertai pruritus, eritema,

dan dispareunia. Pada pria seringkali asimtomatis, keluhan yang muncul

berupa sekret uretra, nyeri berkemih yang terasa panas, dan frekuensi

berkemih yang lebih sering.

Manusia adalah satu-satunya natural host untuk T. vaginalis. Trofozoitnya

bertransmisi dari orang ke orang melalui hubungan seksual. Transmisi

nonseksual penyakit ini jarang. Kejadian infeksi asimtomatis setinggi 50%

pada perempuan. Laki-laki yang terinfeksi biasanya asimtomatis dan juga self-

limiting; karenanya diagnosis sering susah ditegakkan.

Trichomonas vaginalis akan menginfeksi vagina dan epitel uretra dan

menyebabkan mikroulserasi. Pada wanita, organisme ini dapat diisolasi dari

vagina, uretra, serviks, kelenjar Bartholin, dan kelenjar Skene serta buli-buli.

Pada pria, organisme ini dapat ditemukan di area genital eksterna, uretra

anterior, epididimis, prostat, dan semen. Masa inkubasi biasanya berlangsung

4-28 hari. Pada wanita, manifestasi infeksi bervariasi mulai dari carrier

asimtomatik sampai vaginitis inflamatorik. Karena peningkatan keasaman dari

vagina, gejala cenderung muncul selama atau setelah menstruasi. Kebanyakan

pria merupakan carrier asimtomatik.

d. Alergi

Ada juga dugaan bahwa UNG disebabkan oleh reaksi alergi terhadap

komponen sekret alat urogenital pasangan seksualnya. Alasan ini dikemukakan

karena pada pemeriksaan sekret UNG tersebut ternyata steril dan pemberian

obat antihistamin dan kortikosteroid mengurangi gejala penyakit.

IV. GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis pada laki-laki

Pada laki-laki, gejala dapat timbul biasanya setelah 1-3 minggu hari setelah

kontak seksual. Keluarnya sekret uretra merupakan keluhan yang sering

dijumpai, berupa lendir yang jernih sampai keruh. Keluhan yang paling umum

ialah waktu pagi hari atau morning drops, tetapi bisa juga berupa bercak di celana

dalam. Disuria merupakan salah satu keluhan yang banyak dijumpai dan sangat

5

Page 6: Uretritis Non Gonore Referat Adit

bervariasi dari rasa terbakar sampai tidak enak pada saluran kencing waktu

mengeluarkan urin. Tetapi keluhan disuria tidak sehebat pada infeksi gonore.

Keluhan gatal pada saluran uretra mulai dari gatal yang sangat ringan dan terasa

hanya pada ujung kemaluan. Sebagai akibat terjadinya uretritis, timbul perasaan

ingin buang air kecil. Bila infeksi sampai pars membaranasea uretra, maka pada

waktu muskulus sfinkter uretra berkontraksi timbul pendarahan kecil. Selain itu

timbul perasaan ingin buang air kecil pada malam hari atau nokturia. Keluhan

lain yang jarang ialah adanya perasaan demam dan pembesaran kelenjar getah

bening inguinal yang terasa nyeri.(7,13,14)

Pada pemeriksaan klinis muara uretra tampak tanda peradangan berupa

edema dan eritem, dapat ringan sampai berat. Sekret uretra bisa banyak atau

sedikit sekali atau kadang-kadang hanya terlihat pada celana dalam penderita.

Sekret umumnya serosa, seromukous, mukous, dan kadang bercampur dengan

pus. Kalau tidak ditemukan sekret bisa dilakukan pengurutan saluran uretra yang

dimulai dari daerah proksimal sampai distal sehingga mulai nampak keluar

sekret. Kelainan yang nampak pada UNG umumnya tidak sehebat pada uretritis

gonore.

Uretritis non gonore.

Gambaran klinis pada wanita

Pada wanita, gejala sering tidak khas, asimptomatik atau sangat ringan. Bila

ada keluhan berupa duh tubuh genital yang kekuningan, sering ditemukan pada

pemeriksaan wanita yang menjadi pasangan pria dengan UNG. Pada

pemeriksaan klinik genital dapat ditemukan kelainan serviks, misalnya terdapat

eksudat serviks mukopurulen atau erosi serviks.

6

Page 7: Uretritis Non Gonore Referat Adit

Servisitis karena Chlamydia dengan

ektopi, sekret, dan perdarahan.

V. DIAGNOSIS

A. Anamnesis

Diagnosis secara klinis sukar untuk membedakan infeksi karena gonore atau

non gonore. Uretritis non gonore pada pria dikenal dengan tanda-tanda adanya

keluhan pengeluaran cairan yang mucopurulen dari uretra dan dengan kemungkinan

banyak atau sedikit, tetapi pada umumnya cairan tersebut encer. Kadang-kadang

disertai disuria, perasaan gatal pada bagian ujung uretra ataupun dengan keluhan

mikturasi yang lebih sering. Sering keluhan penderita tidak begitu menonjol

sehingga dapat menyebabkan kesukaran dalam penentuan waktu inkubasinya, tetapi

pada umumnya waktu inkubasi antara 1 — 3 minggu. Ada kalanya penderita dengan

pengeluaran cairan (duh tubuh) yang purulen sehingga sukar dibedakan secara klinis

dengan Uretritis gonore.

Uretritis non gonore pada wanita pada umumnya tanpa keluhan. Hasil

penyelidikan melaporkan bahwa sekitar 20% para wanita sebagai "teman

berhubungan" dari pria yang menderita Uretritis non gonore maka bila dilakukan

pemeriksaan akan dijumpai tanda-tanda infeksi dari alat genital yang bersangkutan.

Bila terjadi pengeluaran cairan dari Vagina (vaginal disharge) maka hal tersebut

pada umumnya disertai dengan trichomoniasis dan terutama disebabkan oleh

Cervitis.

B. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan menyeluruh pada pasien dengan penyakit menular seksual,

termasuk uretritis, sangat penting dalam mengarahkan diagnosis dan terapi yang

tepat. Kuantitas discar pada uretritis dapat dikategorikan “banyak” (mengalir secara

spontan dari uretra), “sedikit” (keluar hanya jika uretra di ekspos), “sedang” (keluar

secara spontan, namun hanya sedikit).  Warna dan karakter discharge uretra harus

diperhatikan. Lendir berwarna kekuningan atau hijau disebut sebagai lender purulen.

Lendir berwarna putih yang bercampur cairan jernih dinamakan lender “mukoid”.

Jika hanya lendir bening, dinamakan “jernih”. Adanya inflamasi pada meatus uretra,

edema penis, dan pembesaran kelenjar limfe juga harus diperhatikan.

C. Pemeriksaan Penunjang

7

Page 8: Uretritis Non Gonore Referat Adit

Pemeriksaan laboratorium secara langsung

Pemeriksaan laboratorium untuk Chlamydia trachomatis telah cepat

berkembang beberapa tahun terakhir ini. Namun penggunaan pemeriksaan

laboratorium sebaiknya disesuaikan dengaan kemampuan sarana kesehatan. Untuk

program skrining lebih disukai teknik yang menggunakan spesimen noninvasif.

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mendiagnosis UNG adalah sebagai

berikut:

1. Pewarnaan Gram adalah salah satu pemeriksaan yang lebih cepat untuk

mengevaluasi uretritis dan mengetahui ada tidaknya infeksi gonokokus.

Dianggap positif UNG bila terdapat lebih dari 4 leukosit dengan pembesaran

1000 kali.

2. Sedimen urin: kriteria diagnosis uretritis bila terdapat sekret uretra dan

terdapat 20 leukosit PMN atau lebih dua lapangan pandang dengan

pembesaran 400x dari pemeriksaan sedimen 10-15 ml urine tampung

pertama yang dikeluarkan sebelum 4 jam atau lebih.

3. Pada pemeriksaan mikroskopik sekret serviks dengan pewarnaan gram

didapatkan >30 lekosit per lapangan pandang dengan pembesaran 1000 kali.

4. Pemeriksaan spesimen dari endouretral dengan dijumpainya sel lebih

dari 4/LP (400x) dilakukan dengan pewarnaan gram.

5. Pemeriksaan sediaan basah untuk menentukan Trichomonas vaginalis.

Kultur

Sebagai patogen intraseluler, Chlamydia trachomatis membutuhkan sistem

kultur sel untuk diperbanyak di laboratorium, sehingga kultur sel merupakan tes

standar untuk mendeteksi Chlamydia trachomatis selama bertahun-tahun,

dengan sensitivitas 40–85% pada spesimen genital. Untuk kultur, spesimen dapat

diambil dengan swab berujung kapas. Spesimen harus diletakan dalam media

transport spesifik dan didinginkan selama 24 jam hingga berinokulasi pada

lempeng kultur sel.

8

Page 9: Uretritis Non Gonore Referat Adit

Kultur Trichomonas vaginalis

dalam bentuk tropozoit. Tampak 4 buah

flagella dan satu nucleus.

Badan inklusi Chlamydia trachomatis

(coklat) pada media kultur McCoy.

Metode serologi

Pemeriksaan serologi tidak banyak digunakan untuk diagnosis infeksi

Chlamydia pada saluran reproduksi selain limfogranuloma venereum. Dengan

alas an berikut:

1. Prevalensi basal antibodi yang tinggi dalam populasi individu aktif secara

seksual yang berisiko terinfeksi C. Trachomatis, berkisar 45–65% dari

individu yang diperiksa. Tingginya prevalensi seropotif pada pasien-pasien

yang asimptomatis dengan kultur-negatif diduga menggambarkan infeksi

sebelumnya sukar dideteksi dengan teknik kultur.

2. Tidak terdapat gejala permulaan pada banyak pasien dengan infeksi

Chlamydia yang menunjukan bahwa pasien lebih sering berada pada periode

ketika tak terdapat antibodi IgM atau tidak menunjukan peningkatan maupun

penurunan titer antibodi IgG sehingga parameter ini sering tak terdapat pada

awal infeksi, hal ini terutama pada wanita. Awal gejala lebih jelas pada pria

UNG, dan serokonversi atau antibodi IgM didapatkan pada sebagian besar

pria.

3. Infeksi traktus genitalia superfisial (uretritis) umumnya menghasilkan titer

antibodi mikro-IF berkisar antara 1:8 hingga 1:256, tetapi jarang lebih tinggi.

Pada pria UNG yang awalnya seronegatif, tetapi kemudian terdapat antibodi

9

Page 10: Uretritis Non Gonore Referat Adit

IgG terhadap Chlamydia, 60% memiliki titer 1:8 dan 1:32, sedangkan 40%

antara 1:64 dan 1:2.

Saat ini terdapat metode otomatis untuk mendeteksi DNA atau RNA C.

Trachomatis yang diamplifikasi. Dua metode yang paling banyak digunakan

adalah ligase chain reaction (LCR) dan polymerase chain reaction (PCR).

Metode yang lainnya adalah transcription-mediated amplification (TMA)

VI. DIAGNOSIS BANDING

1. Gonore

Gonore merupakan penyakit menular seksual yang umum terjadi dan

disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae, menyebabkan perubahan pada

mukosa dan epitel transisional. Pada pria, gejala awal biasanya timbul dalam

waktu 2-8 hari setelah terinfeksi. Manifestasi umum dari infeksi gonokokkus

pada pria adalah uretritis. Karakteristiknya berupa sekret yang purulen atau

berawan keluar dari uretra yang membedakannya dari uretritisnon gonore.

Inflamasi membran mukosa pada uretra anterior menyebabkan rasa nyeri saat

berkemih dan terjadi kemerahan serta pembengkakan. Nyeri dan bengkak

pada testis mengindikasikan terjadinya epididimitis atau orkitis dan mungkin

akan menjadi satu-satunya gejala yang muncul. Pada wanita, 50% infeksi N.

gonorrhoeae bersifat asimtomatis. Skrining yang sesuai, diagnosis dini, dan

perawatan adalah krusial karena dapat menyebabkan komplikasi serius berupa

sterilitas. Endoserviks adalah lokasi umum terjadinya infeksi dan invasi

organisme ini. Gejala uretritis mencakup sekret mukopurulen, pruritus vagina,

dan disuria. Vaginitis tidak terjadi kecuali pada wanita prapuber atau post

menopause karena epitel vagina wanita yang sudah dewasa secara seksual

tidak mendukung pertumbuhan N. gonorrhoeae. Lokasi infeksi lainnya adalah

kelenjar Bartolin dan Skene. Organisme juga dapat menginvasi traktus

genitalia atas seperti uterus, tuba fallopi, dan ovarium menyebabkan

terjadinya Pelvic Inflammatory Disease (PID)

10

Page 11: Uretritis Non Gonore Referat Adit

Gonore akut pada pria bermanifestasi

dengan adanya secret purulen seperti

krim keluar dari uretra.(7)

VII. PENATALAKSANAAN

a. Penanganan pasangan seksualnya

b. Farmakologi

Pengobatan harus diberikan segera setelah diagnosis UNG ditegakkan

tanpa menunggu hasil tes Chlamydia dan kultur N. gonorrhoea. Azitromisin

dan doksisiklin memiliki efektivitas tinggi terhadap uretritis karena infeksi

Chlamydia, demikian pula dengan M. genitalium yang berespon sangat baik

terhadap azitromisin.

- Regimen yang direkomendasikan:

Azitromisin 1 gr per oral dosis tunggal atau doksisiklin 100 mg per

oral 2 kali sehari selama 7 hari.

Azitromisin merupakan golongan makrolid dengan aktivitas lebih

rendah terhadap kuman gram positif tetapi lebih aktif terhadap kuman gram

negatif. Azitromisin diindikasikan untuk infeksi klamidia daerah genital

tanpa komplikasi.

11

Page 12: Uretritis Non Gonore Referat Adit

Doksisiklin adalah golongan tetrasiklin yang berspektrum luas dan

merupakan pilihan untuk infeksi yang disebabkan Chlamydia (trakoma,

psitakosis, salpingitis, uretritis, dan limfogranuloma venereum)

- Regimen alternatif:

Eritromisin 500 mg diberikan dua kali sehari selama 14 hari atau

ofloksasin 200 mg diberikan dua kali sehari atau 400 mg diberi sekali sehari

selama 7 hari.

Eritromisin memiliki spektrum antibakteri yang hampir sama dengan

penisilin, sehingga obat ini digunakan sebagai alternatif penisilin.

Eritromisin bekerja aktif terhadap Chlamydia dan Micoplasma.

Ofloksasin merupakan golongan kuinolon yang bekerja dengan

menghambat DNA gyrase sehingga sintesis DNA kuman terganggu.

Ofloksasin digunakan untuk infeksi saluran kemih, saluran nafas bawah,

gonore, uretritis, dan servisitis non gonokokkus.

- Untuk pasien dengan UNG persisten/rekuren terapi yang diberikan berupa:

Metronidazol 2 gr per oral dosis tunggal atau Tinidazol 2 gr per oral

dosis tunggal atau Azitromisin 1 gr per oral dosis tunggal.

Penyebab UNG persisten/rekuren adalah multifaktorial. M. genitalium

terlibat dalam 20-40% kasus dan terapi UNG tidak selalu mengeradikasi

kuman ini. Karena kemungkinan risiko resistensi pada dosis tunggal

azitromisin, para ahli merekomendasikan pemberian azitromisin selama 5

hari untuk terapi M. Genitalium.

Metronidazol merupakan antimikroba dengan aktivitas sangat baik

terhadap bakteri anaerob dan protozoa. Spektrum antiprotozoanya mencakup

Trichomonas vaginalis, vaginosis bakterial (terutama Gardnerella vaginalis)

Pasien dengan infeksi Chlamydia harus dimonitor selama 2 minggu.

Pemberian informasi kepada pasangan, pencegahan hubungan seksual

sementara serta penyelesaian terapi dengan benar harus diperiksa. Dalam hal

ini pasangan maupun semua orang yang memiliki kontak seksual langsung

dengan penderita harus diidentifikasi dan diberikan saran untuk mendapat

terapi serupa.

12

Page 13: Uretritis Non Gonore Referat Adit

VIII. KOMPLIKASI

Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus UNG antara lain:

1. Epididimitis akut biasanya unilateral dan setiap epididimitis biasanya disertai

vas deferentitis. Keadaan yang mempermudah timbulnya epidimitis adalah

trauma pada uretra posterior yang disebabkan oleh salah pengelolaan

pengobatan atau kelalaian pasien sendiri. Epididimitis dan tali spermatika

membengkak dan terasa panas, juga testis, sehingga menyerupai hidrokel

sekunder. Pada penekanan teraba nyeri sekali. Bila mengenai kedua

epididimis dapat mengakibatkan sterilitas.

2. Striktur uretra atau penyempitan pada lumen uretra, insidennya rendah pada

penderita yang mendapat pengobatan antibiotik untuk gonore.

3. Proktitis, terutama pada pria homoseks. Keluhan penderita sedikit tetapi dapat

ditemukan cairan mukus dari rektum dan tanda-tanda iritasi.

4. Servisitis. Dapat asimptomatik, kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri pada

punggung bawah. Pada pemeriksaan, serviks tampak merah dengan erosi dan

sekret mukopurulen. Duh tubuh akan terlihat lebih banyak, bila terjadi

servisitis akut atau disertai vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas

vaginalis.

5. Endometriosis. Chlamydia dapat ditemukan pada aspirat endometrial pada

kasus endometriosis dengan atau tanpa tanda-tanda salfingitis.

6. Salfingitis. Peradangan pada salping yang banyak disebabkan oleh C.

trachomatis.

7. Perihepatitis. Chlamydia dapat meluas dari serviks melalui endometrium ke

tuba dan kemudian ke diafragma kanan. Beberapa penyebaran menghasilkan

perihepatitis. Parenkim hati tidak diserang sehingga tes fungsi hati biasanya

normal.

8. Reiter syndrome, dikenal juga sebagai artritis reaktif, adalah kumpulan dari

tiga gejala yaitu konjungtivitis, uretritis, dan arthritis. Terjadi setelah sebuah

infeksi khususnya infeksi pada saluran urogenital atau gastrointestinal.

Patofisiologinya belum diketahui, tetapi faktor infeksi dan imun

kemungkinan terlibat.

13

Page 14: Uretritis Non Gonore Referat Adit

IX. PROGNOSIS

Kadang-kadang tanpa pengobatan, penyakit lambat laun berkurang dan

akhirnya sembuh sendiri (50-70% dalam waktu kurang lebih 3 bulan). Setelah

pengobatan ±10% penderita akan mengalami eksaserbasi/rekurens.

X. EDUKASI

Pasien dianjurkan untuk menjauhkan diri dari hubungan seksual atau

melakukan hubungan seksual monogami dengan mitra yang tidak terinfeksi.

Penggunaan kondom lateks pada pria, jika digunakan secara konsisten dan

benar, sangat efetif dalam mengurangi penularan infeksi menular seksual.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: Uretritis Non Gonore Referat Adit

1. Daili, SF. Infeksi Genital Nonspesifik. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S,

eds. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI; 2010 p. 366-8

2. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia. Uretritis Non

Gonore. Dalam: Makatutu A, ed. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Jilid II.

Ujung Pandang: Perdoski p. 147-61

15