191759460 somatoform adit

47
GANGGUAN SOMATOFORM GANGGUAN SOMATOFORM Pembimbing: dr. Kartidjo, Sp.KJ Oleh: Hari Dorisman S.Ked 09310247 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG RSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYA SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA APRIL, 2014

Upload: hari-dorisman

Post on 24-Nov-2015

38 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

somatisasi

TRANSCRIPT

  • GANGGUAN SOMATOFORMPembimbing: dr. Kartidjo, Sp.KJ

    Oleh:Hari Dorisman S.Ked09310247FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNGRSUD dr. SOEKARDJO TASIKMALAYASMF ILMU KEDOKTERAN JIWAAPRIL, 2014

  • Gangguan SomatoformSuatu kelompok gangguan yang memiliki gejala fisik(ex. Nyeri, mual, muntah) dimana tidak ditemukan penjelasan medis yang adekuat.

    Bukan merupakan Malingering: kepura-puraan simtom yang bertujuan untuk mendapatkan hasil eksternal yang jelas, misalnya menghindari hukuman, mendapatkan pekerjaan, dsb.

  • Bukan pula Gangguan Factitious/Gangguan Buatan: gangguan yang ditandai oleh pemalsuan simtom psikis atau fisik yang disengaja tanpa keuntungan yang jelas atau untuk mendapatkan peran sakit.

  • Gangguan SomatoformKlasifikasi PPDGJ (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa) III : F45 Ciri utama gangguan ini adalah :1. Keluhan gejala fisik yang berulang ulang2. Permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah berkali kali dinyatakan negatif dan juga telah dijelaskan oleh dokter bahwa tidak ditemukan kelainan yang menjadi dasar keluhannya.

  • Penderita menyangkal dan menolak untuk membahas kemungkinan adanya kaitan antara keluhan fisiknya dengan problem dalam kehidupan yang dialaminya, bahkan meskipun ada gelaja anxietas dan depresiTidak ada saling pengertian antara dokter dan pasien mengenai kemungkinan penyebab keluhan keluhannya menimbulkan frustasi dan kekecewaan kedua belah pihak

  • Jenis Gangguan SomatoformKlasifikasi menurut PPDGJ III :F45.0 Gangguan SomatisasiF45.1 Gangguan Somatoform Tak TerinciF45.2 Gangguan HipokondrikF45.3 Disfungsi Otonomik SomatoformF45.30 = Jantung dan sistem kardiovaskularF45.31 = Saluran pencernaan bagian atasF45.32 = Saluran pencernaan bagian bawahF45.33 = Sistem pernafasanF45.34 = Sistem genito-urinariF45.38 = sistem atau organ lainnya

  • F45.4 Gangguan Nyeri Somatoform MenetapF45.8 Gangguan Somatoform LainnyaF45.9 Gangguan Somatoform Yang Tidak Tergolongkan

  • Jenis Gangguan SomatoformKlasifikasi Menurut DSM (Diagnostic and Statistical Manualof Mental Disorders) IV :300.81 Gangguan Somatisasi300.82 Gangguan Somatoform Yang Tidak Terdiferensiasi300.11 Gangguan Konversi307.8 Gangguan Nyeri300.7 Hipokondriasis300.70 Gangguan Dismorfik Tubuh

  • GANGGUAN SOMATISASI

  • Gangguan SomatisasiDitandai oleh banyak gejala somatik yang tidak dapat dijelaskan secara adekuatberdasarkan pemeriksaan fisik dan lab.Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, biasanya pada saat remaja.Simtom gangguan bertahan paling tidak selama beberapa tahun.Berakibat menuntut perhatian medis.Mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi peran sosial atau pekerjaan.Keluhan-keluhan tampak meragukan atau dibesar-besarkan dan sering menerima perawatan medis dari sejumlah dokter terkadang pada saat yang sama.

  • Gangguan SomatisasiPedoman diagnostik menurut PPDJG III (F45.0)Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut :Ada banyak keluhan fisik yang bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun

    Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari dokter bahwa tidak ada kelaianan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya

    Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan dan dampak dari perilakunya

  • GEJALA KLINISGejala paling sering berupa mual dan muntah (selain selama kehamilan), kesulitan menelan, nyeri di lengan dan tungkai, nafas pendek yang tidak berkaitan dengan aktivitas, amnesia.Riwayat medis pasien sering sepintas (samar, tidak jelas, tidak konsisten, tidak tersusun)Biasanya menggambarkan keluhannya dalam cara yang dramatik, emosional, dan berlebih-lebihanPasien tidak dapat membeda-bedakan gejala sekarang dan gejala lampau.

  • Terapi Gangguan SomatisasiPsikoterapi dan PsikososialKonsolidasi penangan dengan satu dokterBuat jadwal regular ddengan interval waktu kedatangan yang memadaiPsikoterapi kelompok atau individual

    Farmakologikal dan fisikDiberikan hanya bila indikasinya jelasHindari obat-obatan yang bersifat adiksiAnti anxietas (aprazolam) walaupun pasien tdk memenuhi kriteria panik atau cemas, dan antidepressan (trisiklik) untuk gejala spesifik yg sulit disembuhkan (nyeri kepala, mialgia, dan bentuk penyakit kronis lain).

  • Tujuan PengobatanMencegah adopsi dari rasa sakit, invalidasi (tidak membenarkan pemikiran/meyakinkan bahwa gejala hanya ada dalam pikiran tidak untuk kehidupan nyata).Meminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes-tes diagnosis, treatment, dan obatan yang tdk perlu.Melakukan kontrol farmakologis terhadap sindrom komorbid (memperparah kondisi)

  • Belum terdapat psikofarmaka yang efektif untuk mengatasi gejala gangguan somatisasi, dan hanya dianjurkan bila terbukti ada komorbid gangguan psikiatris lainnya.

  • prognosisDubia et malam. Pasien susah sembuh meskipun sdh mengikuti pedoman pengobatan. seringkali pada pasien wanita berakhir dengan percobaan bunuh diri.Gangguan somatisasi cenderung bersifat kronik. Dengan tatalaksana yang tepat distres dpt dikurangi namun tdk dpt sama sekali dihilangkan.

  • GANGGUAN SOMATOFORM TAK TERPERINCI

  • Gangguan Somatoform Tak TerinciPedoman diagnostik menurut PPDGJ III (F45.1):Keluhan-keluhan fisik bersifat multipel, bervariasi dan menetap, akan tetapi gambaran klinis yang khas dan lengkap dari gangguan somatisasi tidak terpenuhi

    Kemungkinan ada ataupun tidak faktor penyebab psikologis belum jelas, akan tetapi tidak boleh ada penyebab fisik dari keluhan-keluhannya

  • GAGGUAN HIPOKONDRIK

  • Gangguan HipokondrikCiri utamanya adalah kekhawatiran atau preokupasi terhadap kemungkinan menderita penyakit fisik yang serius, seperti kanker dan masalah jantungRasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan secara medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar memunculkan perilaku doctor shopping. Tujuan doctor shopping adalah berharap ada dokter yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan mereka, sebelum terlambat.

  • Penderita tidak secara sadar berpura-pura akan simtom fisiknya.Penderita sangat peduli dengan simtom yang muncul memunculkan ketakutan yang luar biasa akan efek dari simtom tersebut.Seringkali disertai oleh gejala depresi dan kecemasan, dan sering kali ditemukan bersama-sama dengan suatu gangguan depresif atau kecemasan

  • Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, seringkali melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara rasa sakit dan nyeri, tapi tidak melibatkan kehilangan atau distorsi fungsi fisik.Menjadi sangat peka terhadap perubahan ringan dalam sensasi fisik seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit rasa nyeri.Penderita memiliki lebih lanjut kekhawatiran akan kesehatan, lebih banyak simtom psikiatrik dan memersepsikan kesehatan yang lebih buruk daripada orang lain.Di masa kanak-kanak: sering sakit, sering membolos karena alasan kesehatan, mengalami trauma masa kecil seperti kekerasan seksual atau fisik.

  • Pedoman diagosis menurut PPDGJ III (F45.2) :Untuk diagnosis pasti gangguan hipokondrik, kedua hal ini harus ada:Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu penyakit fisik yang serius yang melandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai, ataupun adanya preokupasi yang menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya (tidak sampai waham)

    Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-keluhannya

  • Pedoman diagnosis menurut DSM IV :Preokupasi (keterpakuan) dengan ketakutan menderita, ide bahwa ia menderita suatu penyakit serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap gejala-gejala tubuh.Preokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepatTidak disertai dengan waham dan tidak terbatas pada kekhawatiran tentang penampilan (seperti pada gangguan dismorfik tubuh).Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lain.

  • etiologiDisebabkan pasien memiliki skema kognitif yang salah. Pasien menginterpretasikan sensasi fisik yg mereka rasakan secara berlebihan.Menurut teori psikodinamik terjadi krn permusuhan dan sgresi dipindahkan ke dlm bentuk somatik.Selain kemarahan, dpt juga penyebabnya rasa bersalah dan gejala timbul krn pasien ingin menebus kesalahannya melalui penderitaan somatik.

  • Terapi Gangguan Hipokondrika. Psikoterapi dan PsikososialPengobatan yang konsisten, ditangani oleh dokter yang samaBuat jadwal regular dengan interval waktu kedatangan yang memadaiTherapi kognitif-behaviour

  • b. Farmakologikal dan FisikHindari obat-obatan yang bersifat adiksiFarmakoterapi menghilangkan gejala hipokondrial hanya jika pasien memiliki suatu kondisi dasar responsif terhadap obat, contoh : gangguan kecemasan atau gangguan depresif beratUsahakan untuk mengurangi gejala hipokondriasis dengan SSRI (Fluoxetine 60-80 mg/ hari) dibandingkan dengan obat lain.

  • Tujuan pengobatanMencegah adopsi dari rasa sakit, invalidasi (tidak membenarkan pemikiran/meyakinkan bahwa gejala hanya ada dalam pikiran tidak untuk kehidupan nyata).Meminimalisir biaya dan komplikasi dengan menghindari tes-tes diagnosis, treatment, dan obatan yang tdk perlu.Melakukan kontrol farmakologis terhadap sindrom komorbid (memperparah kondisi)

  • prognosis10 % pasien bisa sembuh, 65% berlanjut menjadi kronik dengan onset yang berfluktuasi, 25% prognosisnya buruk.

  • DISFUNGSI OTONOMIK SOMATOFORM

  • Disfungsi Otonomik SomatoformPedoman diagnosis menurut PPDGJ III (F45.3)Diagnosis pasti memerlukan semua hal berikut :Ada gejala bangkitan otonomik seperti palpitasi, berkeringat, tremor, muka panas, yang sifatnya menetap dan menggangguGejala subjektif tambahan mengacu pada sistem atau organ tertentu (tidak khas)

    Preokupasi dengan penderitaan mengenai kemungkinan adanya gangguan yang serius yang menimpanya, yang tidak terpengaruh oleh hasil pemeriksaan maupun penjelasan dari dokterTidak terbukti adanya gangguan yang cukup berarti pada struktur/fungsi dari sistem/organ yang dimaksud

  • kriteria ke 5, ditambahkan :F.45.30 = Jantung dan sistem kardiovaskularF.45.31 = Saluran pencernaan bgn atasF.45.32 = Saluran pencernaan bgn bawahF.45.33 = Sistem pernapasanF.45.34 = Sistem genito-urinariaF.45.38 = Sistem atau organ lainnya

  • terapiFarmakoterapi yg dpt menolong adalah golongan antidepresan tetrasiklik dan SSRI.Pengobatan simtomatis gejala otonom dalam beberapa penelitian berpengaruh dalam penurunan angka morbiditas.

  • prognosisPada penelitian medical regiment of america army; somatoform on army and navi 2008 dengan psikoterapi dan farmakoterapi yg menyeluruh dan kontinyu dpt menurunkan angka morbiditas namun hanya 12% pasien yg keluhannya bener menghilang.

  • GANGGUAN NYERI SOMATOFORM MENETAP

  • Gangguan Nyeri Somatoform MenetapGejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non psikiatrik.Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional dan gangguan fungsional, dan gangguan memiliki hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor psikologis. Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya nyeri punggung, kepala, pelvis (panggul).Nyeri yang dialami mungkin pasca traumatik, neuropatik (penyakit syaraf), neurologis, iatrogenik (disebabkan tindakan dokter misal karena pengobatan) atau muskuloskeletal (otot)

  • Gangguan harus memiliki suatu faktor psikologis yang dianggap secara bermakna dalam gejala nyeri dan permasalahannya.Seringkali penderita memiliki riwayat perawatan medis dan bedah yang panjang, mengunjungi banyak dokter dan meminta banyak medikasi. Memiliki keinginan kuat untuk melakukan pembedahanSering mengatakan bahwa nyeri sebagai sumber dari semua kesengsaraannya dan menyangkal adanya permasalahan psikologis serta menyatakan hidup mereka bahagia kecuali nyerinya.

  • Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III (F45.4) :Keluhan utama adalah nyeri berat, menyiksa dan menetap, yang tidak dapat dijelaskan sepenuhnya atas dasar proses fisiologik maupun adanya gangguan fisik.

    Nyeri timbul dalam hubungan dengan adanya konflik emosional atau problem psikososial yang cukup jelas untuk dapat dijadikan alasan dalam mempengaruhi adanya gangguan tersebut.

    Dampaknya adalah meningkatnya perhatian dan dukungan baik personal maupun medis, untuk yang bersangkutan.

  • Terapi Nyeri Somatoform MenetapPendekatan pengobatan ditujukan pada rehabilitasiPsikoterapi : mengembangkan suatu ikatan terapeutik yang kuat dengan berempati terhadap paisen.Program mengendalikan nyeri rawat inap yang menyeluruhFarmakoterapi:Analgesik biasanya tidak membantuAnti depresi trisiklik : amitriptiline, imipramine, doxepin sering bergunaAntidepresi SSRI (Clomipramine dan Fluoxetine) juga menurunkan nyeri pada pasien dengan gangguan nyeri

  • prognosisJika gejala terjadi < 6 bulan, cenderung baik, dan jika gejala terjadi > 6 bulan, cenderung buruk (cenderung menjadi kronis).

  • GANGGUAN SOMATOFORM LAINNYA

  • Gangguan Somatoform LainnyaPedoman diagnosis menurut PPDGJ III (F45.8) :Pada gangguan ini keluhannya tidak melalui sistem saraf otonom, dan terbatas secara spesifik pada bagian tubuh atau sistem tertentu. Ini sangat berbeda dengan Gangguan Somatisasi (F45.0) dan Gangguan Somatoform Tak Terinci (F45.1) yang menunjukkan keluhan yang banyak dan berganti-ganti.

    Tidak ada kaitan dengan adanya kerusakan jaringan.

    Gangguan berikut juga dimasukkan dalam kelompok ini :Globus hystericus (perasaan ada benjolan di kerongongan yang menyebabkan disfagia) dan bentuk disfagia lainnya.Tortikolis psikogenik, dan gangguan gerakan spasmodik lainnya (kecuali sindrom Tourette)Pruritus psikogenikDismenore psikogenikTeeth grinding

  • GANGGUAN KONVERSI

  • Gangguan KonversiCiri utamanya adalah hilangnya fungsi yang tidak dapat dijelaskan

    Pada penderita didapatkan hilangnya fungsi seperti memori (amnesia psikogenik) berjalan-jalan dalam keadaan trans (fugue), fungsi motorik (paralisis dan pseudoseizure)atau fungsi sensorik (anastesia sarung tangan dan kaus kaki, glove and stocking anasthesia)

    Biasanya menunjukkan fenomena LA BELLE INDEFERENCE (ketidakpedulian yang indah) yaitu suatu kata dalam bhs Prancis yang menggambarkan kurangnya perhatian terhadap simtom-simtom yang ada pada dirinya (acuh tak acuh akan penyakitnya).

  • GANGGUAN DISMORFIK TUBUH

  • Gangguan Dismorfik TubuhPenderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka.

    Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang dipersepsikan.

    Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak dibutuhkan.Atau membuang semua cermin di rumahnya agar tidak diingatkan akan cacat yang mencolok dari penampilan mereka. Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek dan memiliki penampilan fisik yang tidak menarik.

    Bisa memunculkan perilaku kompulsif dalam rangka mengoreksi kerusakan yang dipersepsikannya.

  • *