i. pendahuluan fix

24
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh suhu yang terjadi pada makhluk hidup sangat besar. Terutama dalam kegiatannya sehari hari. Contoh, tanaman memerlukan suhu tertentu, artinya bila syarat- syaratnya tidak dipenuhi maka tanaman itu tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Contohnya pada poses pematangan buah semakin tinggi suhu maka makin cepat pula proses pematangannya. Dengan suhu relatif tinggi, benih akan lebih cepat melakukan proses metabolisme. Benih yang dibiarkan atau ditanam pada dataran tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi, pada tanaman juga ada suhu maksimum dan suhu optimum. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Suhu minimum adalah suhu terendah dimana tanaman masih dapat hidup, sedangkan suhu optimum adalah suhu yang terbaik yang dibutuhkan tanaman dimana proses pertumbuhannya dapat berjalan lancar (Kartasapoetra, 2004). 1

Upload: andrasyafri

Post on 08-Apr-2016

263 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pendahuluan

TRANSCRIPT

Page 1: i. Pendahuluan Fix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengaruh suhu yang terjadi pada makhluk hidup sangat besar. Terutama

dalam kegiatannya sehari hari. Contoh, tanaman memerlukan suhu tertentu, artinya

bila syarat-syaratnya tidak dipenuhi maka tanaman itu tidak akan tumbuh dan

berkembang dengan baik. Contohnya pada poses pematangan buah semakin tinggi

suhu maka makin cepat pula proses pematangannya. Dengan suhu relatif tinggi,

benih akan lebih cepat melakukan proses metabolisme. Benih yang dibiarkan atau

ditanam pada dataran tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi, pada tanaman

juga ada suhu maksimum dan suhu optimum. Suhu maksimum adalah suhu tertinggi

dimana suatu tanaman masih dapat tumbuh. Suhu minimum adalah suhu terendah

dimana tanaman masih dapat hidup, sedangkan suhu optimum adalah suhu yang

terbaik yang dibutuhkan tanaman dimana proses pertumbuhannya dapat berjalan

lancar (Kartasapoetra, 2004).

Suhu mempunyai arti yang vital, karena suhu menentukan kecepatan reaksi-

reaksi dan kegiatan-kegiatan kimiawi yang mencakup kehidupan. Mintakat besar

vegetasi dunia, seperti mintakat-mintakat menurut ketinggian, terutama bergantung

pada suhu dan mudahnya kita membedakan tumbuhan yang megaterm (tumbuhan

yang menyukai habitat yang panas), mikroterm (tumbuhan yang menyukai habitat

yang dingin), dan mesoterm (tumbuhan yang menyukai habitat diantara kedua habitat

tersebut). Tumbuhan yang berbeda teradaptasi secara berbeda-beda terhadap keadaan

suhu yang menyangkut minimum, optimum, dan maksimum untuk hidupnya secara

1

Page 2: i. Pendahuluan Fix

keseluruhan demikian pula untuk komponen-komponen fungsi fisiologinya, kendati

suhu sebenarnya dapat berubah dengan variasi pada kondisi yang berbeda dan

menurut keadaan tumbuhan (Daldjoeni, 1986).

Suhu udara di daerah tropic dikendalikan oleh penyinaran. Perbedaan-

perbedaan suhu antara massa udara biasanya kurang penting karena memiliki dua

akibat. Pertama, perubahan-perubahan suhu harian lebih besar daripada perubahan-

perubahan suhu tahunan. Daerah tropic didefinisikan secara ilmu klimatologi sebagai

suatu daerah dimana variasi suhu hariannya melebihi variasi suhu tahunan. Kedua,

suhu seperti penyinaran matahari, cenderung relatif seragam untuk daerah-daerah

luas. Tinggi tempat merupakan faktor utama yang mengubah keseragaman panas.

Suhu rata-rata berkurang dengan pertambahan tinggi dengan laju rata-rata kira-kira

0,6oC/ 100 meter. Suhu yang dibicarakan sampai saat ini adalah yang diukur dengan

kasa meteorologi baku, biasanya pada ketinggian 1,22 meter. Walaupun demikian,

suhu berubah secara cepat dibawah ketinggian ini karena pertukaran energi yang

besar yang terjadi pada permukaan tanaman atau tanah. Oleh karena itu, kita harus

memperhatikan suhu udara untuk mendapatkan uraian lingkungan yang memadai.

(Tohari, 1999).

Fungsi tanaman normal tergantung pada pengendali reaksi biokimia yang

baik. Salah satu pengendalinya adalah suhu. Dimana, tiap jenis tanaman maupun

populasinya harus menyesuaikan diri dengan suhu di lingkungannya. Dalam suatu

luasan geografis akan terdapat tahun-tahun yang mempunyai kenaikan atau

penurunan suhu di luar batas normal yang mempengaruhi pertumbuhan dan

menimbulkan fungsi-fungsi tanaman yang kurang baik (Guslim, 2007).

2

Page 3: i. Pendahuluan Fix

Kelembaban adalah banyaknya kadar uap air yang ada di udara. Dalam

kelembaban dikenal beberapa istilah, seperti:

1. Kelembaban mutlak, yaitu massa uap air yang berada dalam satu satuan udara,

yang dinyatakan dalam gram/m3.

2. Kelembaban spesifik, yaitu perbandingan massa uap air di udara dengan satuan

massa udara, yang dinyatakan dalam gram/kilogram.

3. Kelembaban relative, yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah

maksimum uap air yang dikandung udara pada temperature tertentu, yang

dinyatakan dalam %.

Angka kelembaban relative dari nol sampai dengan 100%, dimana 0 %

artinya udara kering, sedangkan 100% artinya udara jenuh dengan uap air dimana

akan terjadi titik-titik air. Keadaan kelembaban diatas permukaan bumi berbeda-

beda. Pada umumnya, kelembaban yang tertinggi ada di khatulistiwa sedangkan yang

terendah pada lintang 40o. Daerah rendah ini disebut horse latitude, curah hujannya

kecil. Besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi

curah hujan. Di Indonesia, kelembaban udara tertinggi dicapai pada musim hujan dan

terendah pada musim kemarau. Besarnya kelembaban di suatu tempat pada suatu

musim, erat hubungannya dengan perkembangan organisme (Marsono, 1995).

Kelembaban atmosfer dapat dinyatakan dalam kuantitas-kuantitas mutlak

atau relative untuk maksud-maksud tertentu, atau menggunakan sifat-sifat atmosfer

yang berkaitan yang diperoleh oleh penutupan hutan. Neraca kelembaban atmosfer

merupakan suatu bagian integral dari prosedur peneracaan komprehensif yang

berskala besar, neraca tersebut menekankan pada pentingnya daya angkat massa

3

Page 4: i. Pendahuluan Fix

udara (advection) dalam menentukan ketersediaan kawasan kelembaban bagi

presipitasi dan aliran sungai. Kondensasi uap menjadi bentuk-bentuk cair dan padat

merupakan suatu fenomena fisis yang berlangsung di biosfer, namun sebagian yang

lebih besar terjadi pada massa udara atmosfer bagian atas dimana sebagian besar

proses presipitasi dimulai (Subagyo, 1990).

B. Tujuan

Praktek lapangan ini bertujuan untuk memperoleh data hasil pengukuran

suhu, kelembaban, kecepatan angin, curah hujan dan lama penyinaran matahari di

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Perumnas Kenten Palembang.

4

Page 5: i. Pendahuluan Fix

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Suhu

Pengertian Suhu secara umum ialah hasil interaksi proses-proses fisik dan

kimia fisik. Parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan

yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Iklim muncul akibat dari pemerataan

energi bumi yang tidak tetap dengan adanya perputaran/revolusi bumi mengelilingi

matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal tersebut

menyebabkan radiasi matahari yang diterima berubah tergantung lokasi dan posisi

geografi suatu daerah (Winarso, 2008).

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul -

molekul. Suhu suatu benda ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda

tersebut, untuk memindahkan (transfer) panas ke benda-benda lain atau menerima

panas dari benda-benda lain tersebut. Dalam sistem dua benda, benda yang

kehilangan panas ialah benda yang bersuhu lebih tinggi (Yani, 2009).

B. Kelembaban

Kelembaban udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air diudara

(atmosfer). Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini

dapat diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau

kelembaban relatif. Alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban disebut

dengan Higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk  mengatur tingkat

5

Page 6: i. Pendahuluan Fix

kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawal lembab

(dehumidifier).

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air

selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih

banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak

mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan

lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang

mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh.

.Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu

udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan

suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada

30°C (86°F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0°C (32°F). Ada dua istilah kelembaban

udara yaitu kelembaban tinggi dan kelembaban rendah. Kelembaban tinggi adalah

jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan kelembaban rendah adalah jumlah

uap air yang sedikit diudara. Kelembaban udara dapat dinyatakan sebagai

kelembaban udara absolut, kelembaban nisbi (relatif), maupun defisit tekanan uap

air. Kelembaban absolut adalah kandungan uap air yang dapat dinyatakan dengan

massa uap air atau tekanannya per satuan volume (kg/m3).

C. Kecepatan Angin

Kecepatan angin adalah jarak yang ditempuh oleh angin dalam per satuan

waktu. Kecepatan angin dinyatakan dalam knot/ jam, km/jam dan m/dtk. Kecepatan

angin dalam klimatologi adalah kecepatan angin horizontal pada ketinggian dua

6

Page 7: i. Pendahuluan Fix

meter dari permukaan tanah yang ditanami dengan rumput. Pada dasarnya kecepatan

angin ditentukan oleh perbedaan tekanan udara antara tempat asal dan tujuan angin

(sebagai faktor pendorong ) dan resistensi medan yang dilaluinya. Sedangkan untuk

menentukan arah angin digunakan bendera angin yang satuannya diukur dalam

derajat ( skala 00 - 3600 ).

D. Intensitas Cahaya Matahari

Intensitas cahaya matahari adalah kualitas cahaya matahari untuk membantu

tanaman dalam tumbuh dan berfotosintesis. Cahaya matahari adalah sumber energi

utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia, hewan dan

tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini.Tanaman memerlukan cahaya

matahari tumbuh hijau. Dengan air tanpa cahaya matahari, tanaman akan tumbuh

tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan kekurangan air, meskipun saat

disentuh, daunnya teraba amat basah. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang

berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis

adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang

dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan.

Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan, namun

efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini

menyebabkan tumbuhan yang diterpancar cahaya matahari akan lebih pendek

daripada tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap. Peristiwa ini disebut dengan

etiolasi, yaitu pertumbuhan sel tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap.

7

Page 8: i. Pendahuluan Fix

Sinar matahari merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis,

untuk menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses

fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis

tumbuhan. Kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan berlangsung akan

menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat

namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, dan pucat.

Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada fotosintesis (kuat

penyinaran) saja, namun ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu berkaitan

dengan panjang gelombangnya.

E. Termometer

Alat untuk mengukur temperatur adalah thermometer. Ada beberapa jenis

thermometer yang digunakan dewasa ini, namun dalam pengamatan meteorologi dan

klimatologi, umumnya digunakan thermometer kaca (liquid-in-glass thermometer)

untuk peralatan Konvensional dan thermometer PT-100 untuk peralatan-peralatan

digital.

Thermometer kaca (liquid-in-glass thermometer) umumnya menggunakan

Air raksa (mercury) untuk pengukuran temperatur diatas suhu freezing point (-38.3

0C) dan menggunakan alkohol untuk pengukuran yang memiliki jangkauan ukur

dibawah/sekitar freezing point.

Thermometer berdasarkan konstruksinya dapat dibedakan menjadi 4 type, yaitu:

1. Sheathed Type dengan skala ukur tercatat di batang thermometer.

8

Page 9: i. Pendahuluan Fix

2. Sheathed Type dengan skala ukur tercatat di dalam selubung thermometer.

3. Unsheathed Type dengan skala ukur tercatat di batang dan tempat thermometer.

4. Unsheathed Type dengan skala ukur tercatat di batang thermometer.

Beberapa thermometer adapula yang dilengkapi dengan kaca pembesar,

terutama untuk kepentingan labotatorium medis, namun jarang digunakan dalam

pengamatan meterologi atau klimatologi.

F. Barometer

Selain suhu atau temperatur udara, unsur cuaca dan iklim yang lain adalah

tekanan udara. Tekanan udara pada suatu permukaan adalah gaya yang diberikan

kepada suatu permukaan atau area oleh sekolom udara di atas permukaan tersebut.

Tekanan yang diberikan tersebut sebanding dengan massa udara vertikal yang

terdapat di atas permukaan tersebut sampai pada batas ketinggian lapisan atmosfer

terluar. Hal itu yang membuat tekanan udara di setiap tempat berbeda menurut

ketinggian dari tempat tersebut.Tekanan udara juga merupakan salah satu parameter

yang diamati oleh observer ketika melakukan pengamatan udara permukaan atau

synoptic observation.Pada kenyataannya terdapat banyak alat yang digunakan untuk

mengukur tekanan udara, diantaranya barometer air raksa, barometer aneroid,

aneroid barograph, serta bourdon tube barograph.

G. Anemometer

Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yaitu cup counter

anemometer. Alat ini terdiri dari tiga buah mangkuk yang dipasang simetris pada

9

Page 10: i. Pendahuluan Fix

sumbu vertikal.Pada bagian bawah dari sumbu vertical dipasang generator, yang

terputar oleh ketiga mangkuk. Tegangan dari generator sebanding dengan kecepatan

berputar dari mangkuk - mangkuk. Wind Vane atau alat penunjuk arah angin adalah

sebuah instrumen yang digunakan untuk mengetahui arah horizontal pergerakan

angin (angin permukaan). Alat ini terdiri dari suatu objek tidak simetris (contohnya

suatu anak panah atau panah berbentuk ayam jago yang menempel pada pusat

gravitasinya sehingga panah itu dapat bergerak dengan bebas di sekitar poros

horizontalnya) yang dihubungkan pada vane/weather cock sensor pada anemometer

H. Higrometer

Secara umum kelembaban (Relative Humidity) adalah istilah yang digunakan

untuk menggambarkan jumlah uap air yang ada di udara dan dinyatakan dalam

persen dari jumlah uap air maksimum dalam kondisi jenuh. Dan alat yang dapat

digunakan untuk mengukur kelembaban udara (Relative Humidity) adalah

Higrometer. Higrometer rambut adalah sebuah alat pengukur kelembaban udara

dengan satuan persen yang menggunakan prinsip muai panjang rambut dimana

rambut akan memanjang ketika kelembaban udara bertambah. Adapun rambut yang

digunakan adalah rambut manusia atau kuda yang sudah dihilangkan lemaknya yang

kemudian dikaitkan dengan pengungkit (engsel) yang dihubungkan dengan jarum

yang menunjuk kepada skala sehingga memperbesar perubahan skala dari perubahan

kecil dari panjangnya rambut.

10

Page 11: i. Pendahuluan Fix

I. Penakar Hujan

Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk

mengukur curah hujan. Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat

penakar hujan berjenis recording atau dapat mencatat sendiri. Alat ini dipakai di

stasiun-stasiun pengamatan udara permukaan. Pengamatan dengan menggunakan alat

ini dilakukan setiap hari pada jam-jam tertentu meskipun cuaca dalam keadaan

baik/hari sedang cerah. Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang terkumpul dalam

bentuk garis vertikal yang tercatat pada kertas pias. Alat ini memerlukan perawatan

yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang sering terjadi pada

alat ini.

11

Page 12: i. Pendahuluan Fix

III. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat

Praktik Lapangan ini akan dilaksanakan di Badan Klimatologi Klas I Kenten

Palembang. Praktik lapangan ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai

dengan selesai.

B. Metode Praktik Lapangan

Metode kerja yang dilakukan penulis pada praktek lapangan ini terdiri atas

beberapa metode yaitu :

1. Metode Wawancara

Dilakukan dengan wawancara secara langsung dengan pihak–pihak terkait.

2. Metode Pengamatan Lapangan

Dilakukan dengan melihat langsung kelapangan dalam bentuk kunjungan

langsung ke lokasi dan menganalisa hasil pengamatan, serta ikut dalam proses

kerja.

3. Metode Studi Kepustakaan

Metode ini dilakukan dengan mencari bahan–bahan dan data yang berhubungan

dengan praktik lapangan dalam majalah, internet, maupun buku–buku yang

berhubungan dengan tema praktik lapangan.

12

Page 13: i. Pendahuluan Fix

SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika dalam penulisan laporan praktik lapangan tentang “Tinjauan

Instrumentasi Meteorologi untuk Kegiatan dibidang Pertanian di Stasiun Badan

Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika Palembang“adalah sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Suhu

B. Kelembaban

C. Kecepatan angin

D. Intensitas cahaya matahari

E. Termometer

F. Barometer

G. Anemometer

H. Higrometer

I. Penakar hujan

III. PELAKSANAAN PRAKTIK LAPANGAN

A. Waktu dan Tempat

B. Metode Praktik Lapangan

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

A. Luas Bangunan

13

Page 14: i. Pendahuluan Fix

B. Luas Tanah

C. Tata Letak Lokasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Data suhu, kelembaban, angin, curah hujan dan lama penyinaran matahari

B. Pembahasan

1. Kendala-kendala dalam melakukan pengukuran langsung ke lapangan

2. Pengaruh cuaca terhadap pengukuran dilapangan

3. Kondisi alat ukur selama melakukan pengukuran dan setelah melakukan

pengukuran

4. Solusi untuk mendapatkan data-data yang tepat dan akurat setelah

melakukan pengukuran di lapangan

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

14

Page 15: i. Pendahuluan Fix

DAFTAR PUSTAKA

Daldjoeni N. 1986. Pokok – Pokok Klimatologi. Bandung : Penerbit Alumni.

Guslim, 2007. Di unduh daru http://alammemanggilkita.blogspot.com/2010/06/ laporan-ahir-praktikum klimatologi.html. (Diakses tanggal 18 Oktober 2013).

Kartasapoetra, G. A., 2004. Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Bumi Aksara: Jakarta.

Marsono,1995. Rangkuman hasil penelitian pisang tahun 1989-1992. Prosiding Rapat Teknis Puslitbang Hortikultura di Cipanas, 23-24 Juni 1993. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Jakarta.

Subagyo. 1990. Peningkatan Kompetensi Personil Laboratorium Kalibrasi. Diunduh dari http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Sestama/Humas/PENINGKATAN KOMPETENSI_PERSONIL_LABORATORIUM_KALIBRASI.bmkg (diakses tanggal 7 Oktober 2013).

Tohari., 1999. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. UGM Press: Yogyakarta.

Winarso, 2008. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16315 /4/Chapter%20II.pdf. (Diakses tanggal 18 Oktober 2013).

Yani, 2009. Diunduh dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16315 /4/Chapter%20II.pdf. (Diakses tanggal 18 Oktober 2013).

15