bab i (pendahuluan) ,bab ii (tinjauan pustaka),bab iv(penutup) (fix)

34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia konstruksi yang berkembang cepat menuntut kita untuk dapat memahami dan menguasai aspek-aspek yang berhubungan dengan bidang konstruksi yang semakin berkembang dan inovatif sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang penuh persaingan. Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi. Ketidakakuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. ( Wahyu, Wuryanti.,Kolokium & Open House Puslitbang Permukiman, Balitbang Departemen PU, Bandung, 2005). Dalam tahap konstruksi dari suatu siklus hidup sebuah proyek, biaya merupakan faktor utama karena menyangkut modal yang harus ditanamkan dalam pelaksanaan oleh kontraktor. Konsultan perencana dan pemilik sebagai penyediaan dana untuk proyek juga sangat berkepentingan dengan faktor biaya tersebut. Pembiayaan suatu bangunan tidak terlepas dari pengaruh situasi ekonomi umum dan perilaku para peserta bisnis konstruksi. Dalam hal ini, pembengkakan biaya dapat identik dengan penyebab biaya konstruksi tinggi.

Upload: elbet-presiden

Post on 09-Feb-2016

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia konstruksi yang berkembang cepat menuntut kita untuk dapat

memahami dan menguasai aspek-aspek yang berhubungan dengan bidang

konstruksi yang semakin berkembang dan inovatif sebagai bahan acuan dalam

pelaksanaan proyek konstruksi yang penuh persaingan.

Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi.

Ketidakakuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh

proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. ( Wahyu, Wuryanti.,Kolokium &

Open House Puslitbang Permukiman, Balitbang Departemen PU, Bandung,

2005).

Dalam tahap konstruksi dari suatu siklus hidup sebuah proyek, biaya

merupakan faktor utama karena menyangkut modal yang harus ditanamkan dalam

pelaksanaan oleh kontraktor. Konsultan perencana dan pemilik sebagai

penyediaan dana untuk proyek juga sangat berkepentingan dengan faktor biaya

tersebut. Pembiayaan suatu bangunan tidak terlepas dari pengaruh situasi ekonomi

umum dan perilaku para peserta bisnis konstruksi. Dalam hal ini, pembengkakan

biaya dapat identik dengan penyebab biaya konstruksi tinggi. (Kaming, Peter F.

dkk, “Penyebab Biaya Tinggi Pada Industri Jasa Konstruksi Di Indonesia”,

Jakarta, 2002).

Sebagai contoh perencanaan konstruksi adalah pada pembangunan jalan

sebagai sarana transportasi. Perkiraan biaya hanya didasarkan pada suatu taksiran

kasar yang belum memperhitungkan kondisi jalan yang ada serta biaya-biaya

pemeliharaan terdahulu sehingga seringkali anggaran yang disusun menjadi tidak

efisien dan kurang tepat sasaran. Selain itu, sistem pemeliharaan jalan juga belum

dapat dilaksanakan secara optimal untuk menjaga kondisi jalan dalam tingkat

Page 2: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

mantap karena belum adanya perencanaan pemeliharaan/perkiraan biaya yang baik

yang dibutuhkan dalam menyusun program pemeliharaan/penanganan jalan.

Maka dari itu dilakukan perhitungan yang detail yang dimaksudkan untuk

mengetahui perkiraan kebutuhan biaya pembangunan sebuah jalan. Perkiraan biaya

merupakan unsur yang penting dalam pengelolaan biaya

pembangunan/pemeliharaan secara keseluruhan. Dengan perkiraan biaya,

kebutuhan biaya pembuatan jalan dapat diprediksi dengan cepat. Pada tahap

pertama, tahap konseptual dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya

yang diperlukan untuk melakukan pembangunan atau investasi. Selanjutnya,

perkiraan biaya memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas, yaitu

merencanakan dan mengendalikan sumber daya, seperti material, tenaga kerja,

pelayanan maupun waktu. Untuk itulah dibutuhkan penyusunan anggaran.

Penyusunan anggaran proyek merupakan salah satu faktor yang penting

dalam pengelolaan proyek konstruksi. Rendah atau tingginya penawaran akan

mempengaruhi terhadap proses awal proyek tepatnya pada saat tender. Sehingga

diperlukan kecermatan dalam penyusunan anggaran proyek, yang di dalamnya

membutuhkan pengalaman untuk mengestimasi nilai sebuah proyek. Untuk

mendapatkan estimasi yang tidak asal jadi diperlukan instrumen untuk melakukan

analisa. Instrumen yang umum dipakai di Indonesia adalah analisa BOW

(Burgerlijke Open bare Werken). Namun demikian, yang menjadi permasalahan

adalah ketika analisa tersebut digunakan, maka nilai proyek akan tinggi. Oleh

karena itu, untuk menentukan estimasi proyek pada awal tender selain diperlukan

analisa tersebut juga pengalaman dari kontraktor. (Hermawan, ”Analisa Indeks

Koefisien Pada Estimasi Biaya Konstruksi”, Semarang, 2007)

Dalam menaksir atau menentukan nilai suatu proyek tidaklah mudah,

kompleknya jenis pekerjaan serta penggunaan tenaga, bahan dan alat yang

berbeda-beda menambah tingkat kompleksitas dalam penyusunan rencana

anggaran biaya (RAB) dan time schedule suatu proyek. Penentuan komposisi

tenaga, bahan dan alat pada suatu pekerjaan umumnya didapat dari pengalaman

empiris. Di Indonesia para estimator sering menggunakan analisa BOW yang

Page 3: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

ditetapkan tanggal 28 Pebruari 1921 pada jaman pemerintah Belanda dan SK-SNI

(Standar Nasional Indonesia) 2002 sebagai dasar perhitungannya. (Sulistyawan,

Abriyani. dkk, “Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Proyek Konstruksi

Dengan Bahasa Pemrograman Visual Basic”, Universitas Diponegoro, 2007).

Dan SNI 2002 ini telah di revisi dan ditetapkan menjadi SNI 2007. Maka

penelitian ini akan membandingkan penggunaan Analisa Biaya Konstruksi BOW

dan SNI 2002 serta SNI 2007.Ada banyak faktor yang mempengaruhi lancarnya

pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Salah satunya adalah ketersediaan dana

untuk membiayai pelaksanaan proyek konstruksi. Suatu proyek konstruksi akan

sulit terwujud apabila tidak tersedia cukup dana untuk membiayainya. Sebaliknya,

suatu proyek konstruksi akan berjalan lancar apabila dana yang dibutuhkan

terpenuhi.

Besarnya estimasi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan suatu

proyek konstruksi harus sudah diketahui terlebih dahulu sebelum proyek berjalan

agar dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tersebut dapat

dipersiapkan. Apabila dana untuk pelaksanaan proyek sudah dipersiapkan sejak

awal maka kemungkinan terhentinya proyek di tengah jalan akibat kekurangan

dana dapat diminimalisir.

Pengetahuan mengenai biaya proyek yang akan dilaksanakan sangat

penting bagi para kontraktor dan pemilik proyek. Bagi para kontraktor,

pengetahuan tersebut bermanfaat untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya

(RAB) yang akan diajukan ke pemilik proyek untuk memenangkan tender.

Sedangkan bagi pemilik proyek, pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk

mempertimbangkan kelayakan dan kerealistisan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

yang diajukan oleh masing-masing kontraktor.

Estimasi biaya dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan

validitas suatu Rencana Anggaran Biaya (RAB). Apabila suatu RAB memiliki

nilai yang jauh lebih besar daripada estimasi biaya maka hampir dapat dipastikan

bahwa konstruktor telah melakukan mark up (pembengkakan) biaya proyek.

Sedangkan apabila suatu RAB memiliki nilai yang jauh lebih kecil daripada

Page 4: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

estimasi biaya maka bangunan yang akan dihasilkan kemungkinan tidak memiliki

kualitas sebagaimana yang diharapkan.

Penghitungan estimasi biaya secara ‘manual’ adalah kurang efektif karena

memakan waktu lebih banyak dalam melakukan perhitungan. Selain dua hal di

atas, estimasi biaya secara ‘manual’ juga membutuhkan tenaga dan pikiran yang

tidak sedikit.

Dilatarbelakangi oleh permasalahan di atas maka Tugas Estimasi Biaya ini

mengusulkan pengembangan suatu sistem informasi yang mempermudah estimasi

biaya konstruksi. Dengan penghitungan estimasi biaya konstruksi secara ‘manual’

dapat dieliminasi atau setidaknya diminimalisasi.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama dari estimasi ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan

sumber daya, biaya dan durasi dan hasil dari estimasi biaya biasa juga disebut

dengan RAB (Rencana Anggaran Biaya) atau proposal biaya. Sebelum dilakukan

estimasi perlu adanya studi secara mendetail akan pekerjaan yang akan dilakukan.

(Latief, Yusuf.,”Metode dan Tahapan Estimasi Biaya Proyek”, Departemen

Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2)

Adapun manfaat dan tujuan dari tugas estimasi ini antara lain:

1. Bisa menganalisa perkiraan kebutuhan biaya perancangan sebuah

Perhitungan biaya konstruksi berdasarkan estimasi biaya.

2. Digunakan sebagai landasan serta acuan dalam memilih sumber dalam

penggunaan dana.

3. Dapat menentukan pembatasan jumlah dana yang digunakan.

4. Berfungsi untuk memperjelas sumber dan biaya yang ada maupun jenis

penggunaan dana, sehingga pengawasan dapat dipermudah.

5. Merealisasikan sumber penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang

maksimal.

6. Untuk memperlengkap rencana yang telah disusun dengan anggaran lebih

jelas dan nyata.

Page 5: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

7. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang

berkaitan dengan keuangan.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam perencanaan estimasi biaya yang kami laksanakan dalam tugas ini,

pelaksanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya Muara Siban Simpang Embacang Kab.

Lahat STA 0+000 sampai STA 5+200 Provinsi Sumatera Selatan dengan tahapan

kegiatan estimasi sebagai berikut:

1. Perhitungan volume galian dan timbunan tanah.

2. Perhitungan PKA.

3. Perhitungan Kuantitas pekerjaan.

4. Perhitungan jam kerja alat.

5. Perhitungan koefisien alat dan koefisien pekerja, koefisien material

dan jumlah alat.

6. Perhitungan harga sewa alat.

7. Perhitungan analisa satuan pekerjaan.

8. Pehitungan RAB.

9. Rekapitulasi RAB.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini, dibagi menjadi 4 kelompok pembahasan yang

kemudian diuraikan secara terperinci per bab yang akan membahas setiap

permasalahan agar dapat dipahami dengan jelas. Materi yang akan diuraikan

dalam tugas estimasi biaya ini adalah sebagai berikut ;

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang estimasi biaya , tujuan dan

manfaat dari estimasi biaya, pembatasan masalah estimasi biaya , dan sistematika

penulisan estimasi biaya.

Page 6: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang pengertian Estimasi Biaya , Jenis jenis dari

biaya , anggaran , jenis – jenis estimasi , tahap penyusunan estimasi biaya, RAB

( Rencana Anggaran Biaya).

BAB III ISI ( PERHITUNGAN )

Pada Bab ini menguraikan tentang perhitungan volume galian timbunan,

perhitungan PKA, perhitungan jam kerja, perhitungan Koefisien alat,jumlah alat

& pekerja & material, perhitungan sewa alat, perhitungan analisa satuan

pekerjaan, RAB, dan Rekap RAB.

BAB IV PENUTUP

Pada Bab ini Mengambil kesimpulan dari Tugas Estimasi Biaya yang

telah dilakukan dan menyebutkan saran-saran pengembangan lebih lanjut.

Page 7: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Estimasi Biaya

Estimasi biaya adalah proses menaksir hubungan antara biaya-biaya dan

pengarah biaya yang menyebabkannya. Beberapa biaya-biaya secara langsung

dihubungkan dengan suatu aktivitas dan dapat diperkirakan didasarkan pada

aktivitas itu. Biaya-Biaya lain secara tidak langsung dihubungkan dengan suatu

aktivitas dan tidak mudah untuk diramalkan sebab tidak langsung.

Estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan

untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan

atau kontrak.

Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan:

- Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator, seperti membaca gambar,

melakukan estimasi (perhitungan), dll.

- Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator.

Estimasi dibedakan menjadi:

- Estimasi biaya konseptual

- Estimasi biaya detail

Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep

bangunan yang akan dibangun.

Estimasi juga berarti perkiraan mengenai nilai (value), jumlah (amount),

ukuran (size),atau berat (weight) dari sesuatu. Definisi perkiraan biaya adalah seni

memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan

yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman Soeharto -

National Estimating Society – USA), berdasarkan definisi, tersebut maka

perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai berikut :

Page 8: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan perkiraan

atas hal –hal yang akan terjadi selanjutnya.

Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang pernah

ada yang digunakan sebagai informasi yang penting.

Estimasi biaya pada suatu proyek konstruksi harus disiapkan sebelum

suatu proyek dilaksanakan, untuk menetapkan besarnya kemungkinan biaya pada

suatu proyek. Jadi estimasi biaya merupakan suatu perkiraan yang paling

mendekat pada biaya sesungguhnya. Sedangkan bila sebenarnya dari suatu proyek

tidak akan diketahui sampai suatu proyek terselesaikan secara lengkap.

Estimasi biaya pekerjaan konstruksi biasanya memberikan indikasi

tertentu terhadap biaya total proyek. Estimasi biaya mempunyai peranan penting

dalam suatu proyek, karena tanpa adanya estimasi biaya suatu proyek tidak akan

berhasil.

Kualitas suatu estimasi biaya proyek tergantung pada tersedianya data dan

informasi, teknik atau metode yang digunakan, serta kecakapan dan pengalaman

estimator. Tersedianya data dan informasi memegang peranan penting dalam hal

kualitas estimasi biaya proyek yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada awal

formulasi lingkup proyek, jika sebagian data atau informasi belum tersedia atau

belum ditentukan, maka estimasi atau perkiraan biaya yang dihasilkan masih

berupa perkiraan kasar dengan akurasi di atas 50%.

Nilai/harga/volume proyek yang baik tergantung dari bagaimana membuat

suatu estimasi biaya yang baik, dimana biaya yang mungkin timbul harus

dikendalikan seminimal mungkin.

Dalam estimasi biaya, unsur – unsur yang menentukan adalah WBS (Work

Breakdown Schedule), volume ( quantity), dan harga satuan pekerjaan, WBS dan

volume, ketetapannya tergantung dari lengkapnya data berdasarkan gambar dan

spesifikasi.

Page 9: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

2.2 Jenis – Jenis Biaya

Definisi biaya menurut Mulyadi (2001:7) “Biaya merupakan pengorbanan

sumber ekonomis yang dilakukan dalam satuan uang yang telah terjadi atau

kemungkinan akan mencapai untuk tujuan tersebut”. Dari Definisi diatas tadi

berarti ada empat unsur pokok biaya tersebut yaitu :

1. Biaya merupakan sumber daya ekonomis

2. Di ukur dalam satuan uang

3. Yang telah terjadi atau akan terjadi

4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tersebut

Biaya adalah suatu harga yang dikeluarkan untuk membiayai sesuatu. Jenis

jenis biaya :

- Biaya Proyek : biaya yang dibutuhkan proyek untuk melaksanakan

suatu proyek mulai dari tahap studi pendahuluan sampai selesainya

tahap pelaksanaan dan pemeliharaan.

- Biaya pelaksanaan konstruksi : bagian dari biaya proyek yang di

butuhkan pada tahap pelaksanaan dan pemeliharaan.

Biaya Produksi

Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang

dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002:40) Biaya produksi adalah

“Manufacturing costs also called production cost is usually defined as the sum of

three cost elements: direct materials, direct labor, and factory overhead”.

Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya

didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu : bahan baku langsung,

tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.

Page 10: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

Biaya produksi dapat terbagi lagi dalam dua kategori yaitu biaya utama dan

biaya konversi. Biaya utama yaitu biaya yang berhubungan langsung dengan

produksi yaitu biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung sedangkan biaya

konversi adalah biaya yang diperlukan untuk memproses bahan baku menjadi

produk selesai yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

2.3 Anggaran

Anggaran merupakan implementasi dari rencana dari rencana strategi

yang telah ditetapkan. Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan

rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk

kurun waktu tertentu. Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara

kuantitatif dalam unit moneter untuk periode satu tahun.

Anggaran biaya merupakan salah satu unsur fungsi perencanaan proyek

kosntruksi. Penyusunan anggaran rnerupakan perencanaan secara detail perkiraan

biaya bagian atau keseluruhan kegiatan proyek, yang selanjutnya digunakan untuk

menerapkan fungsi pengawasan dan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan.

Anggaran biaya proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan biaya yang akan

dikeluarkan sehubungan adanya suatu proyek dengan rencana kerja dan syarat-

syarat RKS) tertentu, yang dihitung oleh cost estimalor dan disetujui oleh pemberi

tugas (pemilik ). Pada tahap perencanaan selain gambar rencana dan spesifikasi,

konsultan perencana juga menghitung rencana anggaran biaya bangunan demikian

juga kontraktor akan membuat rencana anggaran biaya konstruksi ( RAB ) untuk

penawaran.( lihat bab estimasi biaya dan bab estimasi biaya detail ) . Pada bab ini

di bahas pembuatan rencana anggaran secara detail dengan menggunakan analisa

harga satuan.

Page 11: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

Karakteristik Anggaran :

1. Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha,

2. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun satuan keuangan

tersebut dibantu dengan data non keuangan (misal jumlah unit yang dijual

atau diproduksi),

3. Anggaran umumnya meliputi periode satu tahun,

4. Anggaran merupakan komitmen manajemen,

5. Usulan anggaran yang telah disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari

penyusun anggaran,

6. Anggaran yang telah disusun hanya dapat dirubah jika terjadi kondisi khusus,

7. Secara periodik, dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan

sesungguhnya dan dijelaskan.

Kegunaan anggaran :

1. Memperjelas rencana strategi,

2. Membantu koordinasikan kegiatan beberapa bagian dari suatu organisasi,

3. Melimpahkan tanggung jawab kepada manager,

4. Memperoleh kesepakatan bahwa anggaran merupakan dasar penilaian kinerja

manager.

Isi anggaran :

1. Anggaran pendapatan,

2. Anggaran Biaya produksi dan Biaya penjualan,

3. Anggaran biaya pemasaran,

4. Anggaran Biaya Adiministrasi dan Umum,

5. Anggaran litbang,

6. Anggaran lainnya : anggaran modal, anggaran neraca, anggaran aliran kas.

Page 12: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

Proses penyusunan anggaran :

1. Menerbitkan pedoman penyusunan anggaran oleh staf anggaran yang

disetujui manajer puncak,

2. Membuat proposal anggaran permulaan oleh masing2 manajer pusat

pertanggung jawaban,

3. Negosiasi, yaitu mendiskusikan anggaran yang diusulkan,

4. Slack, yaitu perbedaan Karena menurunkan tingkat penjualan atau menaikkan

biaya,

5. Review dan persetujuan oleh CEO/ Dewan direktur,

6. Revisi anggaran, baik secara sistematis maupun kondisi khusus.

Teknik kuantitatif dalam penyusunan anggaran :

1. Simulasi

2. Estimasi Probabilitas

3. Anggaran tak terduga

2.4 Jenis – Jenis Estimasi

Selain diperlukan pengetahuan teknik dan Engineering, kualitas estimasi sangat

ditentukan oleh :

Tersedianya data dan informasi

Teknik dan metode yang digunakan

Kecakapan dan pengalaman estimator

Tujuan pemakaian perkiraan biaya

Sumber informasi terbaik adalah pengalaman perusahaan dari proyek-

proyek yang pernah dikerjakan antara lain. informasi mengenai jumlah material

yang terpakai, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan

( produktivitas perorang ataupun pergroup tenaga kerja ) , jam kerja peralatan, dll.

Page 13: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

Ada beberapa metoda dalam melakukan estimasi biaya konstruksi yaitu :

1. Estimasi harga-pasti (fixed-price)

o Metoda lumpsum (lumpsum estimate) ; Metoda ini umumnya

dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui

dan dikenal benar. Kontraktor berani mengambil resiko. Bila

ketidakpastian terjadi di lapangan, maka tingkat resiko yang

dipikul kontraktor lebih besar. Keuntungan bagi owner

adalah bahwa harga konstruksi diketahui dengan baik

sehingga memudahkan untuk menentukan anggaran. 

o Metoda harga satuan (unit-price estimate) ; Metoda harga

satuan biasanya berdasarkan harga satuan setiap jenis

pekerjaan. Dalam penawaran juga dicantumkan juga estimasi

jumlah setiap jenis pekerjaan untuk mendapatkan total biaya

yang mana volume jumlah hanya berdasarkan pada gambar

rencana arsitektur yang belum tentu dijamin keakuratannya.

Seperti halnya pacta cara estimasi lump sum, survey jumlah

dibuat untuk setiap jenis penawaran. Biaya total proyek

dihitung meliputi tenaga kerja,  material, peralatan, sub-

kontrator,  overhead, markup, dsb.

2. Estimasi harga-perkiraan (approximate estimate)

Metoda ini didasarkan fakta perincian biaya dari proyek

sebelumnya. Ada beberapa metoda yang termasuk kategori ini

yaitu :

o Harga per fungsi, metoda ini didasarkan pada estimasi

biaya setiap jenis penggunaan

o Harga luas, metoda ini menggunakan harga per luas lantai

Page 14: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

o Harga volume kubik, metoda ini didasarkan pada volume

bangunan

o Modular takeoff, metoda ini mengacll pada konsep modul

dan kemudian dikalikan untuk selllruh proyek

o Partial takeoff, metoda ini merupakan jumlah dari

gabungan jenis-jenis pekerjaan yang diperkirakan

menggunakan harga satuan.

o Harga satuan panel, metoda ini dilakukan dengan

mengasumsikan harga satuan per luas lantai, keliling,

dinding, atap, dan sebagainya

o Harga parameter, metoda ini menggunakan harga satuan

dari komponen bangunan yang berbeda seperti site work,

pondasi, lantai, dinding, dan sebagainya.

Sebagaimana tahapan proyek konstruksi data dan informasi akan

semakin lengkap dari tahap studi kelayakan sampai dengan tahap pelaksanaan,

atau dalam arti kualitas perkiraan biaya akan semakin mendekati ketepatannya.

Menurut Wulfram I Ervianto , edisi revisi 2005. Estimasi biaya dapat dibedakan

menjadi beberapa jenis , yaitu ;

Estimasi kelayakan adalah sebagaimana tujuan dari tahap studi kelayakan

adalah untuk menentukan apakah bangunan tsb layak dibangun, maka

memperkirakan biaya konstruksinya berdasarkan pengalaman/ membandingkan

dengan bangunan yang identik, dapat termasuk di dalamnya adalah biaya

pembebasan tanah, namun untuk biaya bangunan dapat digunakan dengan cara

estimasi konseptual.

Estimasi Konseptual adalah memperkirakan biaya suatu bangunan

berdasarkan satuan volume bangunan , atau factor yang lain , dengan patokan

harga yang didasarkan pada bangunan yang identik. Pada estimasi konseptual

Page 15: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

telah tersedia gambar lengkap ataupun belum lengkap. Beberapa metode estimasi

konseptual sebagai berikut :

A. Metode Satuan luas ( m2 ) , metoda ini mengandalkan data dari proyek

sejenis yang pernah dibangun. Metoda ini bersifat garis besar dan

ketelitiannya rendah.

B. Metode Satuan isi (m3 ) dapat dipakai pada bangunan dimana volume

sangat dipentingkan. Metoda ini hanya dapat diandalkan untuk fase awal

perencanaan dan perancangan untuk bangunan yang kurang lebih identik.

C. Metode Harga Satuan Fungsional, yang menggunakan fungsi dari fasilitas

sebagai dasar penetapan biaya

D. Metode Faktorial, dapat digunakan pada proyek bertipe sama. Metoda ini

paling berguna untuk proyek-proyek yang mempunyai komponen utama

sama. Biaya komponen utama ini akan berfungsi sebagai faktor dasar 1.00.

Semua komponen yang lain harganya merupakan fungsi dari komponen

utama.

E. Metode Sistematis (Elemental Estimates atau Parametric Estimates),

dimana proyek dibagi atas sistem fungsionalnya. Harga satuan ditentukan

oleh penjumlahan tiap harga satuan elemen dalam setiap sistem atau

mengalikan dengan data faktor pengali yang ada.

Estimasi Detail/ Terperinci adalah memperkirakan biaya konstruksi

secara lebih terinci dengan berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar

potongan dan gambar detail telah tersedia, demikian juga gambar kerja yang

selanjutnya dari gambar kerja dapat dihitung material-material yang memerlukan

potongan yang berpola ( cutting list ), sehingga volume dari masing-masing detail

bagian konstruksi maupun potongan pola tersebut dapat dihitung lebih pasti. Atau

disebut dengan metode harga satuan dan volume pekerjaan ( Quantity Take Off ).

Sistem estimasi subkontraktor Dipakai pada bagian konstruksi khusus

yang disubkontraktorkan.

Page 16: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

Estimasi pekerjaan tambah kurang Dimana pekerjaan tambah kurang

dapat terjadi karena kebutuhan pemilik, kesalahan dalam dokumen kontrak, atau

perubahan kondisi lokasi proyek.

Estimasi kemajuan Berfungsi sebagai dasar permintaan pembayaran,

sebagai pembanding terhadap keuntungan dan kerugian yang telah diramalkan

sebelumnya.

2.5 Tahap Penyusunan Estimasi Biaya

Rencana Anggaran Biaya atau RAB  merupakan pekerjaan perencanaan

yang dapat menjembatani antara kebutuhan desain dan anggaran yang tersedia

sehingga suatu pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan. RAB dapat digunakan

sebagai acuan dan media kontrol dalam pekerjaan pembangunan karena setiap

jenis pekerjaan berbeda satu dengan yang lain dan kebutuhan material serta

kuantitas pekerjaannya pun berbeda pula.

Apabila dananya terbatas, dengan melihat Rencana Anggaran Biaya yang

telah dibuat dapat menentukan bagian pekerjaan mana yang bisa didahulukan dan

mana yang dapat dikerjakan belakangan supaya tidak mengganggu pekerjaan

yang lain. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membuat Rencana

Anggara Biaya meliputi:

a. Hitung Volume Pekerjaan

Volume pekerjaan dapat dihitung dengan melihat gambar kerja yang sudah

dibuat sebelumnya. Perhitungan volume dapat menggunakan rumus

matematika sederhana sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada dalam

perencanaan.

b. Analisis Jenis Pekerjaan

Jenis-jenis pekerjaan dalam rencana pembangunan memerlukan material dan

upah pekerjaan yang tidak sama satu dengan yang lain. Untuk itulah

diperlukan analisis jenis pekerjaan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan di

Page 17: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

dalamnya. Analisis pekerjaan dipakai untuk menentukan harga satuan

pekerjaan yang digunakan dalam perhitungan RAB.

c. Estimasi Biaya Secara Keseluruhan

Menghitung esitmasi biaya secara keseluruhan setelah volume pekerjaan

dihitung dan analisis jenis pekerjaan serta harga satuan upah dan material.

Harga satuan upah dan material dapat diperoleh dengan survey lapangan di

pasaran atau berkonsultasi pada konsultan/kontraktor untuk mendapatkan

harga yang tepat.

Dalam penyusunan anggaran biaya suatu rancangan bangunan biasanya

dilakukan 2 (dua) tahapan yaitu :

Estimasi Biaya Kasar, yaitu penaksiran biaya secara global dan menyeluruh

yang dilakukan sebelum rancangan bangunan dibuat.

Perhitungan Anggaran Biaya, yaitu penghitungan biaya secara detail dan

terinci dsesuai dengan perencanaan yang ada.

Tahapan Estimasi Biaya :

Penaksiran anggaran biaya yang dilakukan adalah melakukan proses

perhitungan volume bangunan yang akan dibuat, harga  satuan standar dari tipe

bangunan dan kualitas finishing bangunan yang akan dikerjakan.

Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya rancangan bangunan, maka jumlah

biaya yang diperoleh adalah taksiran kasar biaya bukan biaya sebenarnya atau

actual.

Tahap penyusunan Estimasi Biaya

Tahapan penyusunan Estimasi biaya dalam konstruksi yaitu ;

a. Menentukan metode konstruksi

b. Menjabarkan Lingkup Kegiatan Proyek Konstruksi atau disebut Work

Break Down Structure ( WBS )

Page 18: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

c. Membuat Organisasi pelaksanaan atau disebut Organizatiom Analisisn

Tabel ( OAT ) untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor

d. Integrasi antara WBS dan OAT untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor

e. Menghitung Volume masing-masing pekerjaan ( sesuai dengan WBS )

f. Menganalsisis Harga Satuan ( Menetapkan AHS yang akan digunakan )

g. Menetapkan Harga Satuan Pekerjaan

h. Membuat Rencana Anggaran Biaya

Page 19: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

DIAGRAM TAHAPAN PENGERJAAN ESTIMASI BIAYA

Page 20: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

Penjelasan dari diagram di atas yaitu:

1. Perhitungan isi galian dan timbunan tanah.

Menjelaskan mengenai volume yang diperlukan untuk galian dan

timbunan.

2. Perhitungan PKA

Menjelaskan mengenai PKA alat berat yang digunakan.

3. Perhitungan jam kerja alat

Menjelaskan mengenai jam kerja effisien dari alat yang digunakan.

4. Perhitungan koefisien alat dan koefisien pekerja

Menjelaskan mengenai koefisien dari alat dan pekerja yang dipakai

untuk perhitungan analisa pekerjaan.

5. Perhitungan analisa satuan pekerjaan

Menjelaskan perhitungan analisa satuan pekerjaan secara detail. Berisi

rincian perhitungan harga satuan pekerjaan untuk setiap pekerjaan.

6. Pehitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Menjelaskan mengenai dana akhir yang diperlukan untuk sebuah

pembangunan jalan berdasarkan geometrik dan tebal perkerasan.

7. Rekapitulasi RAB (Rencana Anggaran Biaya)

Berisi Rekapitulasi dari RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang telah

dibuat untuk dihitung biaya totalnya.

Page 21: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

2.6 Rencana Anggaran Biaya

Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek

konstruksi untuk menjawab pertanyaan “Berapa besar dana yang harus disediakan

untuk sebuah bangunan?” . Pada umumnya , biaya yang dibutuhkan pada sebuah

proyek konstruksi berjumlah besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam

penyediaannya akan berakibat kurang baik pada pihak pihak yang terlibat

didalamnya. Sebagian dasar untuk membuat system pembiayaan dalam sebuah

perusahaan, kegiatan estimasi juga digunakan untuk merencanakan jadwal

pelaksanaan konstruksi. Estimasi dapat diartikan permaalan kejadian pada masa

mendatang. Dalam proyek konstruksi, khususnya pada tahap pelaksanaan,

kontraktor hanya dapat memperkirakan urutan kegiatan, aspek pembiayaan, aspek

kualitas dan aspek waktu dan kemudian memberi nilai pada masing-masing

kejadian tersebut. Kegiatan estimasi pada umumnya dilakukan dengan terlebih

dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi. Berdasarkan gambar

rencana, dapat diketahui kebutuhan material yang nantinya akan digunakan,

sedang berdasarkan spesifikasi dapat diketahui kualitas bangunannya. Perhitungan

kebutuhan material yang nantinya akan digunakan, sedangkan berdasarkan

spesifikasi dapat diketahui kualitas bangunannya. Perhitungan kebutuhan material

dilakukan secara teliti dan konsekuen kemudian ditentukan harganya. Dalam

melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami proses

konstruksi secara menyeluruh, termasuk jenis dan dan kebutuhan alat, karena

faktor tersbut dapat mempengaruhi biaya konstruksi. Selain faktor faktor tersebut

diatas, terdapat faktor lain yang sedikit banyak ikut member konstribusi dalam

pembuatan perkiraan biaya, yaitu ; pruktivitas tenaga kerja, ketersediaan material,

ketersediaan peralatan, cuaca, jenis kontrak, masalah kualitas, etika, system

pengendalian, kemampuan management. (sumber : Ervianto , 2005)

Page 22: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang pada pembuatan tugas ini, yakni:

1. Estimasi biaya adalah bagian utama dalam dunia industri konstruksi

karena ketidakakuratan dalam estimasi bisa berdampak negatif pada

seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat dalam Proyek

kontruksi.

2. Dalam langkah dari suatu siklus hidup sebuah proyek, biaya adalah

faktor utama yang menyangkut modal yang harus ditanamkan

dalam pelaksanaan proyek oleh kontraktor.

3. Berdasarkan penjelasan dan perhitungan pada BAB III maka dapat

disimpulkan bahwa perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan

dalam Rencana Anggaran Biaya adalah sebagai berikut :

a. Perhitungan volume galian dan timbunan tanah.

b. Perhitungan Kerja Alat berat.

c. Perhitungan Kuantitas pekerjaan.

d. Perhitungan jam/hari kerja alat.

e. Perhitungan koefisien alat dan koefisien pekerja, koefisien material

dan jumlah alat.

f. Perhitungan harga sewa alat.

g. Perhitungan analisa satuan pekerjaan.

h. Pehitungan Rencana anggaran biaya.

i. Rekapitulasi Rencana anggaran biaya.

4. Dari perhitungan tugas estimasi biaya dengan lokasi Jalan Raya

Muara Siban Simpang Embacang Kab. Lahat STA 0+000 sampai STA

5+200 Provinsi Sumatera Selatan didapatkan rencana anggaran biaya

sebesar Rp. 40.000.0000.0000 (EmpatPuluh Milyar Rupiah).

Page 23: BAB I (Pendahuluan) ,BAB II (Tinjauan Pustaka),BAB IV(Penutup) (Fix)

4.2 Saran

Tugas Estimasi biaya ini dalam pelaksanaannya hampir secara

keseluruhan telah sesuai dengan syarat atau prosedur yang ada. Akan tetapi,

ada beberapa hal yang masih sedikit kurang dalam perhitungan, untuk itu

penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam penyusunan sebuah Rencana Anggaran Biaya harus disertai

sumber yang jelas dan satu sumber yang akurat dan update.

Sebagai contoh: harga satuan alat, bahan dan upah.

2. Perhitungan dalam Rencana Anggaran Biaya harus dilakukan

dengan seksama agar tidak terjadi kekeliruan antara rencana

anggaran biaya dan pekerjaan di lapangan.

3. Seorang estimator harus bertanggung jawab terhadap sebuah

Rencana Anggaran Biaya yang dibuatnya maka dari itu harus

mempunyai etos kerja dan kejujuran dalam pelaksanaannya.