bab ii fix

31
BAB II SIMULASI KASUS 2.1 Kasus Seorang laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan utama bercak kemerahan di dada sebelah kanan melingkar sampai punggung, muncul bula-bula berisi cairan jernih dan ada yang berisi cairan keruh purulen bernanah. Pasien mengeluhkan kemerahan di sekitarnya, nyeri seperti terbakar sampai susah tidur karena menahan nyerinya, bahkan terkena angin saja sudah sangat sakit sekali. Keluhan sudah dirasakan hampir satu minggu. Diagnosis : Herpes Zoster 2.2. Tujuan Pengobatan Tujuan pengobatan pada kasus di atas adalah : 1. Pengobatan kausatif yang menghilangkan penyebab penyakit dengan pemberian antivirus yang sesuai dengan etiologi Herpes Zoster. 3

Upload: joyce

Post on 04-Jan-2016

224 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bab 11

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II fix

BAB II

SIMULASI KASUS

2.1 Kasus

Seorang laki-laki 60 tahun datang dengan keluhan utama bercak kemerahan

di dada sebelah kanan melingkar sampai punggung, muncul bula-bula berisi

cairan jernih dan ada yang berisi cairan keruh purulen bernanah. Pasien

mengeluhkan kemerahan di sekitarnya, nyeri seperti terbakar sampai susah tidur

karena menahan nyerinya, bahkan terkena angin saja sudah sangat sakit sekali.

Keluhan sudah dirasakan hampir satu minggu.

Diagnosis : Herpes Zoster

2.2. Tujuan Pengobatan

Tujuan pengobatan pada kasus di atas adalah :

1. Pengobatan kausatif yang menghilangkan penyebab penyakit dengan

pemberian antivirus yang sesuai dengan etiologi Herpes Zoster.

2. Mengurangi keluhan seperti rasa nyeri yang dikeluhkan pasien dengan

pemberian antinyeri yang adekuat, mengurangi gejala lainnya yang dapat

timbul sebagai hasil manifestasi dari patofisiologi penyakit Herpes Zoster

seperti adanya demam dan ruam kulit.

3. Mencegah terjadinya perluasan penyakit dengan memberikan obat topikal

yang tepat.

3

Page 2: Bab II fix

4. Mengobati infeksi sekunder yang telah ada dan mencegah terjadinya perluasan

infeksi sekunder dengan memberikan antibiotik yang sesuai.

5. Mencegah terjadinya komplikasi penyakit berupa postherpetik neuralgia

dengan memberikan obat yang adekuat dan sesuai.

2.3. Daftar Kelompok Obat Beserta Jenisnya

No. Kelompok Obat Jenis obat

1. Antivirus Valasiklovir, Famcyclovir, Asiklovir

2. Analgetik Ibuprofen, Tramadol, Fentanil, Oxycodone

3. Antibiotik topical Gentamisin, Eritromisin

4. Kortikosteroid Prednison, Metilprednisolon

5. Antikonvulsan(Antinyerineuropatik)

Gabapentin, Pregabalin

2.4. Perbandingan Kelompok Obat/Jenis Obat tersebut Menurut Khasiat, Keamanan dan Kecocokannya.

KELOMPOK/JENIS OBAT

KHASIAT (EFEK)

EFEK SAMPING

OBAT

KONTRA INDIKASI

1. AntivirusAsiklovir Efektif dalam

pengobatan infeksi virus herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan 2 (Herpes Genitalis), infeksi akut varicela zoster dan aktivasi varicela zoster (Herpes Zoster)8

Mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri kepala, ruam kulit, gatal, perubahan hematologi, peningkatan enzim hati, penurunan frekuensi dan volum urin, nafsu

Hipersensitivitas7

4

Page 3: Bab II fix

Valasikovir

Famsiklovir

Efektif dalam pengobatan infeksi virus herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan 2 (Herpes Genitalis), infeksi akut varicela zoster dan aktivasi varicela zoster (Herpes Zoster), serta dalam pencegahan infeksi sitomegalivirus pada pasien imunokompromise8

Efektif dalam pengobatan infeksi virus herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan 2 (Herpes Genitalis), infeksi akut varicela zoster dan aktivasi varicela zoster (Herpes Zoster) 9

makan menurun, peningkatan rasa haus7

Mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri kepala, gangguan hati, gangguan ginjal, ruam kulit, halusinasi, gangguan berpikir (dalam dosis besar), fatal : trombositopenia, sindrom hemolitik uremik7

Mual, muntah, diare, nyeri perut, nyeri kepala, konstipasi, konfusi, gatal, demam, halusinasi7

Hipersentivitas7

Hipersentivitas, Laktasi7

2. AnalgetikIbuprofen

Tramadol

NSAID efektif untuk demam, meredakan nyeri ringan – berat 10,11

Dosis rendah agonis opioid, mengurangi nyeri10,11,13

Hipersensitivitas, gangguan GI, perdarahan GI12

Mual, muntah, konstipasi, pusing, kejang, halusinasi, gatal12

Hipersensitivitas12

Hipersensitivitas, SSRI, pasien dengan gangguan ginjal dan hati12

Hipersensitivitas,

5

Page 4: Bab II fix

Oxycodone

Fentanil

Mengurangi alodinia, nyeri yang tetap, nyeri yang tiba-tiba muncul

Mengurangi nyeri

Mual,muntah, pusing, kedutan, konstipasi12

Mual, muntah, pusing, efek euphoria, gatal, kekakuan otot, depresi napas, konvulsi12

gangguan sistem saraf pusat, gangguan saluran cerna12

Hipersensitivitas, penyakit hati dan orang tua dosis hatus dikurangi, hati-hati pada pengguna MAO inhibitor12

3. Antibiotik topi-cal14

Gentamisin

Eritromisin

Antimikroba

Antimikroba

Eritema, pruritus, fotosensitasi12

Kulit kering, nyeri tekan, gatal, pengelupasan pada kulit, kemerahan, berminyak, rasa panas 12

Hipersensitivitas 12

Hipersensitivitas 12

4. KortikosteroidPrednison 15,16 Antiinflamasi,

imunosupressan Insomnia, gugup, peningkatan nafsu makan, malabsorpsi, nyeri kepala, hisutisme, hipopigmentasi, Intoleransi glukosa, hiperglikemia, atralgia, katarak, glaucoma, epistaksis, diaphoresis, sindrom Cushing, edema, fraktur, halusinasi, hipertensi,

Hipersensitivitas 7

6

Page 5: Bab II fix

Metilprednisolon17

Antiinflamasi, imunosupressan

osteoporosis, pankreatitis, supresi aksis pituitary-adrenal, kejang 7

Edem, hipertensi, aritmia, efek pada metabolik dan gastrontestinal, hirsutisme, acne, atropi kulit, hiperpigmentasi, transien leukositosis, atralgia, kelemahan otot. Osteoporosis, fraktur, katarak, glaucoma, infeksi, hipersensitivitas 7

Hipersensitivitas 7

5. AntikonvulsanGabapentin

Pregabalin

Efektif dalam pengobatan epilepsi terutama dengan kejang parsial, selain itu juga efektif dalam pengobatan nyeri neuropatik 18

Efektif terhadap pengobatan postherpetic neuralgia, fibromyalgia, dan dapat digunakan sebagai terapi gangguan anxietas

Mual, muntah, penambahan berat badan, dispepsia, somnolen, ataksia, malaise, nyeri kepala, paraestesia, nistagmus, diplopia, rhinitis, leukopenia, peningkatan enzim hati, Steven Johnson Syndrome7

Pusing, gangguan penglihatan, ataksia, disartria, tremor, gangguan memori, euforia, peningkatan berat badan, konstipasi, mulut kering,

Hipersensitivitas, laktasi7

Hypersensitivitas, kehamilan, laktasi, pada orang yang menyetir atau bekerja dengan mesin, dan aktivitas

7

Page 6: Bab II fix

18 edem perifer, depresi, konfusi, agitasi, halusinasi, myoklonus, hipoaestesia, hiperaestesia, takikardia, salivasi berlebihan, berkeringat, ruam wajah, ruam kulit, keram otot, myalgia, atralgia, inkontinensia urin, disuria, trombositopenia, neutropenia, blok jantung, hipotensi, hipertensi, pankreatitis, disfagia, oliguria, rabdomyolisis7

berbahaya lainnya 7

2.5. Pilihan Obat dan Alternatif yang digunakan

1. Antivirus

Uraian Obat Pilihan 1 Obat Pilihan 2

Nama Obat Valasiklovir AsiklovirBSO Generik : Valasiklovir

Paten 19:Herclov tablet 500 mgValtrex tab salut selaput 500 mgValvir kaptab salut selaput 500 mg

Generik : Asiklovir

Paten 19:Acifar kaplet 200 mg & 400 mgDanovir tablet 200 mg & 400 mgPoviral tablet 400 mgZoter tablet 200 mg & 400 mg

BSO yang diberikan dan alasannya

Tablet, karena sesuai dengan indikasi penyakit yang diderita, sesuai dengan

Tablet, karena sesuai dengan indikasi penyakit yang diderita, sesuai dengan

8

Page 7: Bab II fix

sediaan yang cocok untuk usia penderita, dan mudah dalam penyimpanannya

sediaan yang cocok untuk usia penderita, dan mudah dalam penyimpanannya

Dosis referensi 3 x 1000 mg 20 5 x 800 mg 20

Dosis kasus tersebut dan alasannya

3 x 1000 mg 20 5 x 800 mg 20

Frekuensi pemberian dan alasannya

3 kali perhari, karena sesuai dengan bioavaibilitas obat

5 kali perhari, karena sesuai dengan bioavaibilitas obat

Cara pemberian dan alasannya

Peroral, karena sesuai dengan sediaan obat

Peroral, karena sesuai dengan sediaan obat

Saat pemberian dan alasannya

Dapat diminum bersamaan dengan makanan untuk

mengurangi efek samping gastrointestinal7

Dapat diminum bersamaan dengan makanan untuk

mengurangi efek samping gastrointestinal 7

Lama pemberian dan alasannya

5-7 hari untuk menciptakan eradikasi virus total dan tidak

terjadi resistensi obat 20

7 hari untuk menciptakan eradikasi virus total dan tidak

terjadi resistensi 20

2. Analgetik

Uraian Obat Pilihan Obat Alternatif

Nama Obat Ibuprofen10,11,12 Tramadol10,11,12

Bentuk Sediaan Obat (BSO)

Generik: Ibuprofen

Paten12 :Arthrifen tablet 200 mg; Anafen

suspension 100mg/5ml; Arfen Kaplet 400 mg;

Bufect/Bufect forte suspension 100mg/5 ml

Generik: -

Paten12 : Camigesik ampul 100mg/2ml, Orasic kapsul 50 mg, Tragesik kapsul 50

mg

BSO yang Diberikan dan Alasannya

Kaplet, karena cukup stabil dalam penyimpanan

Kapsul, karena lebih mudah ditelan, rasa dan

bau tertutupi

Dosis Referensi 1200 – 2400 mg/hari, bagi 3-4 dosis10,11

100 – 400 mg/ hari10,11

9

Page 8: Bab II fix

Dosis untuk Kasus dan Alasannya

3 x 400 mg, sesuai dengan dosis terapeutik13,21

2 x 50 mg, sesuai dengan dosis terapeutik13,21

Frekuensi Pemberian dan Alasannya

3 kali sehari karena sesuai dengan bioavaibilitas obat

2 x sehari karena sesuai bioavaibilitas obat

Cara Pemberian dan Alasannya

Peroral, karena sediaan yang diberikan dalam

bentuk kaplet

Peroral, karena sediaan yang diberikan dalam

bentuk kapsul

Waktu Pemberian dan Alasannya

Kalau perlu bila demam/nyeri

Kalau perlu bila demam/nyeri

Lama Pemberian dan Alasannya

Sampai gejala berkurang/menghilang

Sampai gejala berkurang/menghilang

3. Antibiotik Topikal

Uraian Obat Pilihan Obat AlternatifNama Obat Gentamisin Eritromisin Nama Paten Garamycin, Ottogenta,

Balticin, Dermagen, Garapon, Gentamerck, Ikagen,BSO krim 5gr, 10gr 15gr, mengandung Gentamisin sulfate 0,1% 12

JeracinBSO krim mengandung Eritromisin 2%12

BSO Krim 12 Krim12

BSO yang diberikan dan alasannya

Krim, cocok untuk daerah berambut22

Krim, cocok untuk daerah berambut22

Dosis Referensi 3 - 4x sehari, oleskan tipis23

2x sehari, oleskan tipis23

Dosis untuk kasus dan alasannya

3 x sehari, oleskan tipis, agar infeksi sekunder dapat teratasi dengan segera14

2x sehari, oleskan tipis, agar infeksi sekunder dapat teratasi dengan segera14

Frekuensi Pemberian dan alasan

3x sehari agar efek samping minimal.

2x sehari agar efek samping minimal.

Cara Pemberian dan alas an

Oleskan tipis - tipis pada bagian yang mengalami

Oleskan tipis - tipis pada bagian yang mengalami

10

Page 9: Bab II fix

infeksi infeksiSaat Pemberian dan alasannya

Pagi hari, siang dan malam hari sebelum tidur

Pagi dan malam hari sebelum tidur

Lama Pemberian dan alasannya

2 minggu, untuk mencegah lesi baru

2 minggu, untuk mencegah lesi baru

4. Kortikosteroid

Uraian Obat Pilihan 1 Obat Pilihan 2Nama Obat Prednison MetilprednisolonBSO Generik : Prednison 7

Paten7 :Erlanison tablet 5 mgIfison tablet 5 mgInflason kaplet 5 mgRemacort kaplet 5 mgTrifacort tablet 5 mg

Generik : Metilprednisolone7

Paten7 :Carmeson tablet 4 mg, 8 mg, 16 mgFlameson tablet 4 mg, 8 mg, 16 mgHexilon tablet 4 mg, 8 mg, 16 mg, inj. 125 mg/2mlIntidrol tablet 4 mg, 16 mgMetylprednisolon Soho tablet 4 mg, 16 mg

BSO yang diberikan dan alasannya

Tablet, karena sesuai dengan indikasi terapi dan merupakan sediaan yang cocok untuk usia penderita, serta mudah penyimpanannya22

Tablet, karena sesuai dengan indikasi terapi dan merupakan sediaan yang cocok untuk usia penderita, serta mudah penyimpanannya22

Dosis referensi Dosis maksimal 60 mg/hari15,16

2-60 mg/hari17

Dosis kasus tersebut dan alasannya

Hari ke-1-7 : 3 x 20 mg, turunkan menjadi 30 mg/ hari selama 7 hari berikutnya, kemudian turunkan menjadi 15 mg/hari untuk 7 hari selanjutnya hingga berhenti. Dosis

3 x 16 mg selama 1 minggu pertama, diturunkan menjadi setengahnya setiap 1 minggu. Dosis tersebut sesuai dengan dosis terapeutik dan penurunan dosis disesuaikan agar tidak

11

Page 10: Bab II fix

tersebut sesuai dengan dosis awal penggunaan prednison untuk mendapat efek terapeutik dan penurunan dosis yang disesuaikan agar tidak terjadi rebound phenomenon15,16

terjadi rebound phenomenon15,16

Frekuensi pemberian dan alasannya

3 kali perhari, karena sesuai dengan bioavaibilitas obat7

3 kali perhari, karena sesuai dengan bioavaibilitas obat7

Cara pemberian dan alasannya

Peroral, karena sesuai dengan sediaan obat

Peroral, karena sesuai dengan sediaan obat

Saat pemberian dan alasannya

Sebaiknya diminum bersama dengan makanan untuk mengurangi gejala gastrointestinal7

Sebaiknya diminum bersama dengan makanan untuk mengurangi gejala gastrointestinal7

Lama pemberian dan alasannya

3 minggu untuk mengurangi nyeri, mengurangi terjadinya kerusakan saraf lebih lanjut, dan mengurangi kemungkinan terjadinya neuralgia post herpetik akibat adanya kerusakan saraf yang berat15,16

3 minggu untuk mengurangi nyeri, mengurangi terjadinya kerusakan saraf lebih lanjut, dan mengurangi kemungkinan terjadinya neuralgia post herpetik akibat adanya kerusakan saraf yang berat17

5. Antikonvulsan (Antinyerineuropatik)

Uraian Obat Pilihan 1 Obat Pilihan 2

Nama Obat Pregabalin GabapentinBSO Generik : Pregabalin

Paten19 :Lyrica kapsul 75 mg

Generik : Gabapentin

Paten19 :Alpentin kapsul 300 mgEpiven kapsul 300 mgGabexal kapsul 300 mgNepatic kapsul 300 mgNeurontin kapsul 300 mg

BSO yang diberikan dan alasannya

Kapsul, karena sesuai dengan sediaan yang cocok

Kapsul, karena sesuai dengan sediaan yang cocok

12

Page 11: Bab II fix

untuk usia penderita, lebih mudah ditelan, rasa dan bau tertutupi.

untuk usia penderita, lebih mudah ditelan, rasa dan bau tertutupi.

Dosis referensi 150-600 mg/hari terbagi dalam 2 dosis24

Dosis titrasi 100-300 mg tiap 5 hari, maksimal 1800 mg/hari25

Dosis kasus tersebut dan alasannya

2 x 75 mg, sesuai dengan dosis awal penggunaan pregabalin pada penderita dan usia penderita yang memiliki risiko adanya insufisiensi ginjal24

Hr ke-1-5 : 300 mg, Hr ke-6-10 : 2x300 mg, Hr ke-11 dst : 3x300 mg. Karena adanya risiko insufisiensi ginjal pada penderita dengan umur tua18

Frekuensi pemberian dan alasannya

2 kali perhari, karena sesuai dengan bioavaibilitas obat

Titrasi dosis 1-3 kali perhari, karena sesuai dengan bioavaibilitas obat

Cara pemberian dan alasannya

Peroral, karena sesuai dengan sediaan obat

Peroral, karena sesuai dengan sediaan obat

Saat pemberian dan alasannya

Dapat diminum sebelum, sesudah, atau bersamaan dengan makanan, interaksi obat tidak dipengaruhi makanan26

Dapat diminum sebelum, sesudah, atau bersamaan dengan makanan, interaksi obat tidak dipengaruhi makanan26

Lama pemberian dan alasannya

14-30 hari untuk menghilangkan neuralgia herpetik, meningkatkan kualitas hidup pasien, dan mencegah terjadinya neuralgia post herpetik24

14-30 hari untuk menghilangkan neuralgia herpetik, meningkatkan kualitas hidup pasien, dan mencegah terjadinya neuralgia post herpetik24

2.6. Resep yang Benar dan Rasional

13

Page 12: Bab II fix

dr. Sri Haryati SIP : 0301/2010

Praktek UmumAlamat Praktek : Alamat rumah :Jl. Kebun Sari No.30 Rt.08 Jl. Graha Permai No. 07Banjarmasin BanjarmasinTelp. (0511) 335017 Telp. (0511) 774855

Banjarmasin, 24 Maret 2012

R/ Valasiclovir tab 500 mg No. XLII

S t dd tab II ac (o.8.h)

R/ Arfen kaptab 400 mg No.XV

S prn t dd tab I ac (febris)

R/ Gentamycin krim 5 g No. tube I

S t dd extend ter ue

R/ Prednison tab 5 mg No. LXXXIV

S t dd tab IV dc

R/ Lyrica caps 75 mg No. XIV

S b dd caps II pc

Pro : Tn. AhmadUmur : 60 tahunBB : 57 kgAlamat : Jl. Dahlia Gg. Budaya No.12 Rt.5 Banjarmasin

Resep Alternatif

14

Page 13: Bab II fix

dr. Sri Haryati SIP : 0301/2010

Praktek UmumAlamat Praktek : Alamat rumah :Jl. Kebun Sari No.30 Rt.08 Jl. Graha Permai No. 07Banjarmasin BanjarmasinTelp. (0511) 335017 Telp. (0511) 774855

Banjarmasin, 24 Maret 2012

R/ Asiclovir tab 400 mg No. LXX

S Q dd tab II ac (o.4.h)

R/ Orasic tab 50 mg No.X

S prn b dd tab I ac (febris)

R/ Eritromisin krim 5 g No. tube I

S t dd extend ter ue

R/ Metil prednisolon SOHO tab 16 mg No. XXI

S t dd tab I dc

R/ Alpentin caps 300 mg No. X

S s dd caps I pc

Pro : Tn. AhmadUmur : 60 tahunBB : 57 kgAlamat : Jl. Dahlia Gg. Budaya No.12 Rt.5 Banjarmasin

2.7 Pengendalian Obat

15

Page 14: Bab II fix

Tujuan utama dari pengobatan Herpes zoster pada pasien usia lanjut

adalah mengurangi atau mengeleminasi nyeri. Pendekatan terapi nonfarmakologis

pada nyeri herpes zoster dapat membantu mencapai target. Contohnya adalah

edukasi penyakit dengan menghilangkan mitos dan kekhawatiran tentang Herpes

zoster, dukungan sosial, aktivitas mental dan fisik, serta nutrisi yang cukup.

Pendekatan farmakologis untuk herpes zoster mencakup penggunaan antivirus,

antiinflamasi, dan analgesic.15

Pengobatan dari HZ tergantung dari penyembuhan luka

atau lesi tersebut, serta terapi yang tepat agar mengurangi dan

mencegah nyeri serta komplikasi. Penggunaan obat-obatan

antivirus, kortikosteroid, obat anti inflamasi nonsteroid, serta

tricyclic antideperesant, harus di pertimbangkan pada

pengobatan HZ.

Penggunaan antivirus selain berperan sebagai terapi kausatif dalam Herpes

Zoster, juga berperan dalam mengurangi durasi rash kulit dan durasi neuralgia

herpetic.8,9Agen antivirus seperti valacyclovir telah diketahui bersifat selektif

terhadap timidin kinase, sebuah enzim yang dikodekan oleh virus varicella zoster

sehingga dapat menghambat replikasi viral. Dengan menghambat replikasi viral,

durasi viremia, pembentukan rash, durasi perbaikan rash, tingkat keparahan, dan

durasi nyeri akut herpetic, serta risiko perkembangan neuralgia postherpetic dapat

berkurang.27 Penggunaan Valacyclovir sebanyak 1 gram perhari dibagi dalam 3

dosis selama 7 hari dapat mempercepat terjadinya resolusi nyeri herpetik dan

postherpetik neuralgia, serta mengurangi proporsi pasien yang mengalami nyeri

16

Page 15: Bab II fix

menetap hingga 6 bulan lamanya.8 Beutner dkk (1995) menyatakan bahwa

Valacyclovir dapat mengurangi durasi nyeri secara lebih cepat dibandingkan

dengan acyclovir (38 hari dengan Valacyclovir dan 51 hari dengan Acyclovir).8

Valacyclovir diyakini memiliki efektivitas sebanding dengan Famcyclovir

dalam mempercepat resolusi nyeri herpetik dan postherpetik neuralgia.9 Dalam

kasus di atas, selain karena efektivitasnya yang telah terbukti dibandingkan

dengan acyclovir dalam menangani nyeri herpetik pada orang tua, Valacyclovir

juga dipilih karena frekuensi pemakaiannya yang hanya 3 kali sehari sehingga

dalam hal ini akan memudahkan orang tua berusia 60 tahun untuk meminum obat

dibandingkan dengan acyclovir yang harus diminum 5 kali sehari karena durasi

kerjanya yang lebih pendek. Bentuk sediaan obat yang diberikan berupa

valasiklovir tablet karena sesuai dengan usia penderita, selain itu BSO tablet

memiliki keuntungan berupa penyimpanan yang lebih mudah. Dosis, frekuensi,

dan lama pemberian disesuaikan dengan efek terapeutik yang diinginkan dalam

penatalaksanaan herpes zoster.

Pada kasus ini juga digunakan analgetik dengan pilihan pertama digunakan

Ibuprofen, karena sebagai simple analgetik, dapat mengurangi nyeri pada herpes

zoster. Sedangkan pilihan kedua digunakan tramadol yang bersifat anti nyeri

opioid rendah. 28,29

Ibuprofen merupakan obat yang termasuk dalam golongan nonsteroid

antiinflamasi (OAINS), pengobatan ini bertujuan mengurangi nyeri yang mana

menghambat atau menghalangi signal yang memproduksi sinyal nyeri, salah satu

langkah ini menghalangi jalur cyclo-oxygenase (COX) enzim, dengan

17

Page 16: Bab II fix

menghalangi COX-2. Enzim selektif COX-1 berperan pada proteksi lambung,

karena kebanyakan obat OAINS menghalangi COX-1, sehingga menyebabkan

adanya gangguan di lambung dan saluran pencernaan terutama perdarahan.30

Tramadol HCl (TmH) merupakan analgetik yang bersifat opioid dan

nonopioid, Tramadol merupakan opiois agonis yang selektif terhadap μ-opioid

receptor, norepinefrin lemah serta serotonin reuptake. Penggunaan obat ini di

gunakan setelah obat anti inflamasi nonsteroid gagal mengurangi atau menangani

nyeri.

Tramadol secara oral memiliki bioavaibilitas sebanyak 68-72%.

Konsentrasi dalam plasma memiliki waktu paruh sekitar 4 - 6 jam dengan dosis

biasa. 50-100 mg dan maksimum dosis 400 mg terbagi dalam 50 mg dalam 4 kali

pemberian perhari, gunakan dosis lebih rendah pada pasien yang lebih tua.28,31

Bentuk sediaan dipilih padat karena untuk dikonsumsi pasien dewasa sehingga

praktis dan tidak menimbulkan masalah.

Antikonvulsan telah terbukti dapat digunakan sebagai terapi terhadap nyeri

neuropatik. Antikonvulsan yang digunakan dan telah terbukti dalam pengobatan

nyeri neuropatik yakni pregabalin dan gabapentin.18 Dworkin dkk (2003)

melakukan studi eksperimental pada sebuah studi multicenter, eksperimen dengan

parallel-group, double-blind, placebo-controlled, 8-week, randomized clinical

trial, pregabalin dengan dosis 600 mg/hari atau 300 mg/hari pda orang dengan

gangguan ginjal dapat mengurangi nyeri herpetik secara signifikan sejak hari

pertama pemberian dan dapat memperbaiki kualitas tidur pasien dengan neuralgia

postherpetik pada pemberian selama 1 minggu pertama.13 Pada studi lainnya,

18

Page 17: Bab II fix

Stacey dkk (2008) melakukan percobaan selama 4 minggu dengan metode

randomized trial, kelompok perlakuan dengan pregabalin dosis flexibel (150-600

mg/hari), dosis fix (300 mg/hari), dibandingkan dengan kelompok plasebo,

kelompok perlakuan dengan pregabalin dosis flexibel dan fix memberikan hasil

berupa pengurangan signifikan terhadap nyeri pada 1,5 dan 3,5 hari pertama sejak

pemberian, dan juga mengurangi allodinia setelah 1 minggu.24

Pregabalin sama halnya dengan gabapentin, berikatan dengan α2δ1 yakni

sebuah subunit dari voltage-gated calcium channels dan menurunkan influks

kalsium, sehingga menghambat pelepasan neurotransmitter eksitatori. Pregabalin

berikatan dengan subunit α2δ1 dengan afinitas yang lebih besar 6 kali

dibandingkan dengan gabapentin.25,32 Pregabalin memiliki bioavaibilitas yang

lebih tinggi dan tidak terlalu tergantung dosis (90% pregabalin, 33-66%

gabapentin yang bersifat saturable dan sangat tergantung dosis), pregabalin juga

diabsorbsi lebih cepat (1 jam, 3-4 jam pada gabapentin), pregabalin juga

meningkatkan konsentrasi plasmanya secara berbanding lurus dengan peningkatan

dosisnya, serta memiliki variabilitas farmakokinetik yang lebih rendah

dibandingkan dengan gabapentin.26 Pada sebuah studi retrospektif, pada pasien

dengan neuralgia postherpetik, terdapat peningkatan penggunaan opioid setelah

inisiasi pemberian gabapentin sedangkan di lain pihak, pada pasien dengan inisiasi

pemberian pregabalin terdapat penurunan penggunaan opioid.33

Pregabalin dipilih karena berbagai kelebihan yang dimilikinya jika

dibandingkan dengan gabapentin. Selain itu, pemberian pregabalin lebih mudah

dilakukan pada orang tua, dibandingkan dengan gabapentin yang memerlukan

19

Page 18: Bab II fix

titrasi dosis dan pertimbangan dosis yang lebih akurat pada orang tua karena

bersifat dose-dependent. Bentuk sediaan obat dan lama pemberian disesuaikan

dengan keadaan pasien dan tujuan terapi yang diinginkan.

Penggunaan antibiotik topikal bertujuan untuk mengatasi

infeksi sekunder yang terjadi pada kasus diatas. Pemilihan obat

topikal antibiotik yang utama adalah gentamisin krim, dengan

alternatif digunakan eritromisin krim.

Gentamisin termasuk antibiotik bakterisidal golongan aminoglikosida

yang aktivitas dan mekanisme kerjanya terutama tertuju pada basil gram negatif

yang aerobik. Aktivitas terhadap mikroorganisme anaerobik atau bakteri fakultatif

dalam kondisi nonaerobik rendah sekali. Aktivitas terhadap bakteri gram positif

sangat terbatas. Mikroba yang sensitif terhadap aminoglikosid yaitu Brucella, H.

ducreyi, Actinobacillus, Shigella, M. tuberculosis,Erysipelothrix, Neisseria, P.

aeruginosa. Resistensi dapat terjadi karena kegagalan penetrasi ke dalam kuman,

rendahnya afinitas obat pada ribosom atau inaktivasi obat oleh enzim kuman.14

Eritromisin adalah antibiotik yang dikelompokkan ke dalam golongan

makrolida. Eritromisin bekerja dengan menghambat sintesis protein bakteri,

bersifat bakteriostatik atau bakterisid, tergantung dari jenis bakteri dan kadarnya

dalam darah. Eritromisin efektif terhadap bakteri gram-positif seperti S. aureus

(baik yang menghasilkan penisillinase maupun tidak), Streptococcus group A,

Enterococcus, C. diphtheriae dan Pneumococcus. Juga efektif terhadap kuman

gram-negatif seperti Neisseria, H. influenzae, B. pertusis, Brucella juga terhadap

20

Page 19: Bab II fix

Riketsia, Treponema dan M. pneumoniae. Resistensi silang dapat terjadi antar

berbagai antibiotik golongan makrolida.14

Sediaan obat topikal yang sesuai untuk kasus adalah krim. Dimana sifat -

sifat dari krim itu sendiri adalah 22 :

- Mengandung satu atau lebih bahan obat

- Berbentuk emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam - asam

lemak atau alkohol berantai panjang dalam air

- Mudah dibersihkan

- Cocok untuk daerah kulit berambut, daerah lipatan, luka yang berair atau

mengeluarkan eksudat.

Pada kasus ini juga digunakan kortikosteroid sistemik. Dimana dalam

berbagai penelitian, terbukti bahwa kortikosteroid dapat mengurangi nyeri akut

herpes zoster, dan mempercepat penyembuhan luka serta meningkatkan kualitas

hidup.16,34 Dalam uji coba terbaru dari asiklovir dan prednison, waktu tidur yang

terganggu akan kembali seperti semula, dan penghentian waktu terapi analgesik

lebih cepat pada pasien yang menggunakan kortikosteroid. Beberapa ahli

menganjurkan kortikosteroid oral untuk pasien dewasa dengan nyeri moderat

hingga parah.34 Kombinasi terapi valasiklovir atau famsiklovir dengan

kortikosteroid seperti prednisolon atau triamsinolone dapat menurunkan kejadian

pasca herpetik neuralgia secara efektif.16,35 Banyak penulis setuju bahwa 

penggunaan kortikosteroid efektif baik untuk nyeri fase akut dan untuk

pencegahan PHN, efikasinya sebagai efek anti-inflamasi dan untuk perlindungan 

lisosomal yang dapat mengurangi kerusakan saraf.17

21

Page 20: Bab II fix

Kortikosteroid dapat diberikan secara oral ataupun injeksi single epidural,

efektif dalam nyeri akut.36 Terapi kortikosteroid oral telah menjadi standar dalam

pengobatan herpes zoster akut, meski terjadi beberapa pertentangan dalam

beberapa studi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Elliot,

melaporkan bahwa terjadi penurunan insidensi post herpetik neuralgia yang

signifikan. Prednison diberikan secara oral dengan dosis 60 mg/hari pada hari ke

1-7, dilanjutkan 30 mg/hari pada hari ke 8-14, dan 15 mg/hari selama hari ke 15-

21 hari.15,16 Pemberian kortikosteroid harus dimulai secepat mungkin setelah

diagnosis ditegakkan, lebih baik dalam 10 hari pertama.15

Salah satu percobaan acak mengenai penggunaan  intratekal 

metilprednisolon  terbukti sangat baik untuk neuralgia postherpetic persisten.

Hanya pasien yang memiliki postherpetic neuralgia tidak responsif terhadap 

terapi oral dan topikal yang dipertimbangkan mendapat intratekal

metilprednisolon.37

22