bab iv fix
DESCRIPTION
PLCpraktikumTRANSCRIPT
PERCOBAAN IV
PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC)
4.1 Tujuan
1. Mengenal sistem pengaturan dengan komponen PLC
2. Mengamati dan memahami proses kerja sistem PLC berdasarkan diagram
dan bahasa pemrograman yang telah dibuat.
4.2 Alat dan Bahan
Konfigurasi Sebuah PLC
1. Power supply : unit ini berfungsi untuk memberikan sumber daya pada
PLC. Modul ini sudah berupa Switching Power Supply.
2. CPU (Central Proccesing Unit) : unit ini merupakan otak dari PLC. Di
sinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah dirancang
bekerja seperti yang diinginkan. CPU PLC Omron sangat bervariasi
macamnya tergantung pada masing-masing tipe PLC-nya
3. Memory Unit : RAM. EPROM, EEPROM
4. Input Unit
Digital Input : Input Point
a. DC 24 V input
b. AC/DC 24V input
c. AC220 V input
Analog Input : Input point liniear
0-10 V DC
-10V DC-10V DC
4-20mA DC
5. Output Unit
Digital output : Output
point digital
a. Relay Output
b. AC 220 V Output (solid
state)
c. DC 24 V Dynamic
Output
Analog output : Output point linier
0-10 V DC
-10-10 V DC
4-20 A DC
6. Peripheral
a. Handled Programming Console
b. LSS software for PC
4.3 Dasar Teori
Programmable Logic Control atau PLC pertama kali dirancang untuk
menghilangkan beban ongkos perawatan dan penggantian sistem kontrol mesin
berbasis relay. Definisi PLC menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang
beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri,
dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk
penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan
fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan, dan operasi
aritmatika untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O
(Input/Output) digital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC yaitu Programmable, Logic,
Controller adalah sebagai berikut:
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk
menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah
fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara
aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,
menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,
dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur
proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
Pada dasarnya suatu PLC adalah suatu program dan dihubungkan dengan
perlatan input/output (I/O) yang berupa relay. Program tersebut mengendalikan
PLC, sehingga bila ada suatu peralatan input ON, maka PLC memberikan suatu
tanggapan terhadap suatu perubahan input tadi. Tanggapan ini biasanya berupa
isyarat pada terminal output-nya. Peralatan input dapat berupa sensor photolistrik,
tombol pada panel, saklar pembatas (limit switches) atau setiap peralatan input
yang bisa memberikan isyarat masukan pada PLC. Sedangkan peralatan output,
dapat berupa solenoid, saklar yang mengaktifkan lampu, relay yang memutar
motor atau setiap peralatan yang dapat digerakkan oleh isyarat output PLC.
4.3.1 Sistem Kendali PLC
Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar diinterfis sehingga
fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali. Kemampuannya dalam komunikasi
jaringan memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi
pengendalian sistem.
Dalam sistem otomasi, PLC merupakan ‘Jantung’ sistem kendali.
Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC
dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian
didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian
peralatan output luar.
PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang
berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer
melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses
yang kompleks.
Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok
seperti ditunjukkan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram blok PLC
Sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data dari peralatan-peralatan
input yang berupa saklar-saklar, tombol-tombol, sensor-sensor dan lain
sebagainya. Kemudian oleh PLC dibentuk menjadi keputusan-keputusan yang
bersifat logika yang selanjutnya disimpan dalam suatu program ingatan. Dengan
adanya perubahan dari konsidi input yang kemudian diolah oleh PLC, selanjutnya
perintah-perintah dari input akan di transfer oleh PLC ke output yang kemudian
dapat digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin atau suatu alur proses
produksi.
Dari gambar blok diagram di atas, PDT (Program Development
Terminal) yang berupa keyboard dilengkapi dengan simbol-simbol perintah untuk
melaksanakan,mengedit dan memonitor program-program dari rangkaian kontrol
mesin atau alur proses produksi.
Program-program rangkaian kontrol yang telah dibentuk pada bagian
PDT kemudian ditransfer ke CPU dan selanjutnya akan diolah dan disimpan
dalam register memori. Sinyal-sinyal input yang datang dari rangkaian luar akan
dikirim ke modul input PLC, yang selanjutnya sinyal tersebut dirubah menjadi
sinyal-sinyal logic yang kemudian diolah oleh CPU sesuai dengan kondisi
program yang telah ditetapkan untuk selanjutnya diteruskan ke output modul
untuk menggerakkan mesin-mesin atau proses produksi. Sinyal yang masuk ke
input diisolasikan terhadap sinyal yang terjadi di CPU dari pengaruh kejutan-
kejutan listrik yang umumnya sering terjadi di lingkungan industri. Fungsi dari
komponen-komponen dasar dari blok diagram dari PLC di atas ialah sebagai
berikut:
1. Program Development Terminal (PDT) atau sering disebut programming
console yang berfungsi untuk memprogram rangkaian kontrol (Ladder
Diagram dan Statement List) yang dirancang untuk suatu sistem kerja
mesin atau suatu alur peroses produksi.
2. Central Processing Unit (CPU), berfungsi untuk menyimpan dan
mengolah program rangkaian kontrol yang ditransfer dari PDT dan
sebagai penghubung ke modul-modul input dan output. CPU juga
berfungsi untuk menyelesaikan dan mengolah fungsi-fungsi logika untuk
dibentuk menjadi fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program-
program yang telah ditetapkan.
3. Modul input dan modul output berfungsi untuk merubah sinyal-sinyal
listrik yang datang dari peralatan luar menjadi besaran tegangan dengan
level rendah dan selanjutnya akan diproses oleh CPU menjadi bentuk
sinyal dengan level-level tertentu untuk mengontrol peralatan-peralatan
atau mesin-mesin di industri. Sinyal yang datang dari modul input dan
sinyal-sinyal yang diproses pada CPU diisolasi secara optik terhadap
noise-noise listrik.
4. Peralatan input dan output (I/O Device) adalah peralatan-peralatan luar
yang dihubungkan ke modul input dan modul output yang dapat berupa
saklar-saklar, tombol-tombol tekan, relai-relai, kontaktor-kontaktor,
motor-motor starter, solenoid-solenoid dan lain sebagainya.
4.3.2 Fungsi PLC
PLC dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial
dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat
dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di
bidang pengoperasian komputer secara khusus, PLC ini memiliki bahasa
pemograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang
telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang
digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada
dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan
meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan
yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak
terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki
output banyak. Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Secara umum fungsi PLC
adalah sebagai berikut:
1. Sequensial Control
PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesaan teknik secara berurutan (sequensial), disini PLC
menjaga agar semua langkah dalam proses sequensial berlangsung dalam
urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya
tekanan, temperatur, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang
diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
Dengan menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan
dibandingkan dengan konversional kontrol panel diantaranya adalah sebagai
berikut:
Sistem PLC:
1. Wiring lebih sedikit
2. Spare part mudah
3. Maintenance relatif mudah
4. Pelacakan kesalahan sistem lebih sederhana
5. Konsumsi daya relatif rendah
6. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan mudah dimengerti
7. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.
Konvensional kontrol panel:
1. Wiring lebih komplek
2. Spare part relatif sulit
3. Maintenance membutuhkan waktu yang lebih lama
4. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lebih lama
5. Konsumsi daya listrik relatif tinggi
6. Dokumentasi gambar lebih banyak
7. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama
Keuntungan menggunakan PLC:
1. Lama pengerjaan untuk sistem baru desain ulang lebih singkat
2. Modifikasi sistem mungkin tanpa tambahan biaya jika masih ada
spare I/O
3. Perkiraan biaya suatu sistem desain baru lebih pasti
4. Relatif mudah untuk dipelajari
5. Desain sistem baru mudah dimodifikasi
6. Aplikasi PLC sangat luas
7. Mudah dalam maintenance
8. Sangat handal
9. Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan
10. Lebih aman untuk teknisi
4.3.3 Komponen PLC
1. CPU (Central Processing Unit)
Fungsi utama dari CPU adalah untuk mengerjakan semua penyelesaian
keputusan-keputusan aritmatik dan logika. Selanjutnya dibentuk menjadi operasi-
operasi seperti yang telah diprogram oleh si pemakai. CPU terdiri bermacam-
macam rangkaian memori untuk menyimpan program pemakai, menyimpan
macam-macam tabel yang diperlukan untuk status bit dan data manipulasi,
menyimpan instruksi-instruksi program yang berfungsi untuk memberikan
petunjuk-petunjuk pada orang yang melaksanakan program. Perangkat CPU
dipasang pada rak-rak atau panel-panel standard. Perangkat CPU tersebut terdiri
dari :
a. Modul Catu Daya Modul
Catu Daya ini fungsinya memberi suplai ke modul-modul lainnya.
Tegangan input dihidupkan dan dimatikan melalui sebuah Circuit Breaker yang
dipasang di depan panel, yang dilengkapi pula dengan lampu-lampu indikasi,
sebagai monitor tegangan masuk, juga untuk tegangan keluaran DC. Terminal
strip yang di depan panel dilengkapi dengan dua kontak alarm dan dihubungkan
pula dengan suatu baterai luar, yang berfungsi untuk mencegah agar RAM CMOS
tidak hilang pada saat catu daya input terputus. Kadang dilengkapi pula dengan
dua buah saklar kunci yang diletakkan di depan panel yang fungsinya untuk
menghentikan dan menjalankan operasi CPU, dan untuk melindungi memori
(Memory Protected Switch). Memory Protected Switch ini berfungsi untuk
melindungi program yang telah dimasukkan ke CPU. Jadi dalam kondisi Memory
Protected Switch ini ON, maka program apapun tidak dapat dimasukkan lagi ke
CPU.
b. Modul Kontrol Logik
Modul Kontrol Logik ini berisi rangkaian-rangkaian untuk
membangkitkan sinyal-sinyal yang digunakan untuk mengontrol seluruh modul-
modul CPU lainnya. Modul ini dilengkapi dengan mikro program kontroler,
dengan kapasitas 512 atau 2048 kata (word), yang disimpan oleh 88 bit PROM
(Programmable Read Only Memory).
c. Modul Kontrol Aritmatik
Modul Kontrol Aritmatik (Arithmatic Control Module) ini berisi rangkaian
yang membentuk fungsi perhitungan dan operasi-operasi secara logic pada alur data
dan address. Dasar waktu untuk fungsi-fungsi timer dalam CPU diambil dari sinyal
clock 3,2 MHz. Pada Modul Kontrol Aritmatik berisi 4 register, yang mana register-
register tersebut adalah :
Continuity Register
Buffer Register
Accumulate Register
Preset Register
Continuity Register dan Buffer Register ini mempunyai lebar 1 bit, dan Accumulate
Register serta Preset Register mempunyai leber 16 bit atau 8 bit. Operasi matematis
yang diolah pada modul ini diproses dalam mikro prosesor bipolar 4 bit, dalam hal ini
dilengkapi pula dengan instruksi-instruksi untuk memudahkan pelaksanaan perintah-
perintah matematis seperti perkalian, pembagian serta operasi-operasi lainnya.
d. Modul Kontrol I/O
Modul Kontrol Input dan Output ini berfungsi sebagai penghubung
antara CPU dengan saluran Input dan Output Utama. Disamping itu modul ini
berguna pula untuk menyalurkan perintah-perintah, status-status program,
pemilihan bagian-bagian program, kunci-kunci data, status multiplexer dan
dilengkapi pula dengan rangkaian-rangkaian interupsi dan rangkaian-rangkaian
kontrol untuk Modul Input dan Modul Output Pembantu (Auxiliary I/O) dan
Modul Kontrol Komunikasi.
e. Modul Memori
Modul Memori ini sangat diperlukan sekali pada kondisi kerja CPU,
yang gunanya untuk menyimpan instruksi-instruksi, program-program ataupun
perintah-perintah lainnya. Modul Memori ini terdiri dari : Internal Memory,
Register Memory dan Logic Memory. Pada masing-masing Modul memori ini
dilengkapi dengan rangkaian untuk memproteksi memori, indikator untuk
mengetahui status dari back up baterai, alamat-alamat memori dan lokasi-lokasi
memori. Modul Memori di atas merupakan suatu rangkaian memori yang terpadu
dengan menggunakan chip IC CMOS RAM yang mempunyai keuntungan-
keuntungan karena hanya memerlukan daya yang sangat rendah. Kemampuan
menyimpan memori dari IC CMOS RAM ini bervariasi tergantung dari
kebutuhan, misalnya 2 kB, 4 kB, 8 kB atau lebih. Karena chip memori CMOS
(Complementary Metal Oxide Semiconductor) RAM (Random Access Memory)
ini sifatnya mudah berubah atau labil, artinya isi memorinya akan hilang atau
terhapus apabila suplai tegangan terputus. Untuk itu pula, maka masing-masing
memori tersebut dilengkapi dengan baterai lithium dioxide dengan tegangan
2,95V, yang fungsinya melindungi isi memori apabila sewaktu-waktu terjadi
kegagalan pada power supply. Baterai lithium tersebut mampu untu bekerja secara
kontinyu dalam waktu lebih dari 6 bulan. Untuk mengecek kondisi kerja baterai
dimonitor oleh sebuah LED yang bekerja dengan tiga kondisi. Kondisi pertama
LED akan menyala dengan normal, yang menunjukkan bahwa kondisi tegangan
baterai dalam keadaan normal pula. Pada kondisi yang ke-2 yaitu jika kondisi
tegangan baterai mulai turun dan berada diantara 2,55 – 2,75 V, maka LED akan
menyala berkedip-kedip, dalam hal ini CPU masih mampu untuk tetap bekerja.
Pada kondisi yang ke-3 LED akan mati apabila tegangan baterai jatuh di bawah
2,55 V dan dengan sendirinya CPU akan berhenti bekerja. Selanjutnya fungsi dari
masing-masing modul memori yang tersebut di atas dapat dijelaskan berikut ini.
1. Internal Memory Module
Modul ini merupakan modul logik yang dibuat agar dapat menyimpan
berbagai jenis tabel di dalam CMOS RAM dan dilengkapi dengan baterai
lithium sebagai back up. Modul ini mempunyai kemampuan untuk
menyimpan 256 x 8 kata. Selanjutnya tabel-tabel yang disimpan dalam
Modul Internal Memory sebagai berikut :
Tabel status, yaitu tabel yang berisi bit-bit yang menyatakan status
on atau off dari semua input dan output yang disediakan untuk
menghubungkan dengan saluran input dan output utama.
Tabel Override, yaitu tabel yang berisi status untuk menahan
perubahan dari kondisi bit-bit input maupun output, sehingga status
input dan output tidak akan berubah dari kondisi semula, walaupun
CPU telah memberikan perintah-perintah untuk merubah kondisi
input dan output sesuai dengan kondisi kerja rangkaian yang telah
diprogram.
Tabel transisi, yaitu tabel yang berisi kondisi logik dari input ke
counter-counter. Selain itu juga status one shot relay disimpan
dalam tabel ini.
2. Register Memory Module
Modul Register Memory ini terdiri dari papan rangkaian induk yang
berisi perintah-perintah untuk membangkitkan atau menghasilkan
keseimbangan memori dan pemeriksaan fungsi-fungsi program. Modul
ini terdiri pula dengan papan rangkaian anak yang berisi 1024 register 16
bit di dalam CMOS RAM, yang dilengkapi pula dengan beterai lithium
sebagai back up. Modul ini digunakan pula untuk memanipulasi bit-bit
dengan fungsi-fungsi mnemonic tertentu. Bus data untuk mentransfer
perintah-perintah logik dibangkitkan pula pada modul ini.
3. Logic Memory Module
Modul ini berisi perangkat semikonduktor CMOS RAM yang digunakan
untuk menyimpan program (Ladder Diagram atau Statement List) yang
telah diinstruksikan oleh pemakai. Memori yang disediakan dalam
masing-masing modul ini bervariasi tergantung kebutuhan, misalnya
berisi 2 kB, 4 kB atau 8 kB. Dasar katanya adalah 2 byte atau terdiri dari
16 bit ditambah dengan 2 bit sebagai penyeimbang atau disebut pula
dengan bit parity, yang mana masing-masing bit untuk 1 byte atau kata
(word). Bit parity ini diperlukan untuk memeriksa kelengkapan dari isi
data pada masing-masing kata atau dengan kata lain bit parity ini
digunakan untuk memeriksa kesalahan yang terjadi dalam penyaluran
byte. Pemeriksaan data dari kata tersebut dilaksanakan secara otomatis
oleh CPU. Modul ini dilengkapi pula dengan baterai lithium sebagai back
up, apabila hubungan catu daya suatu saat terputus, agar semua memori
yang tersimpan tidak hilang atau terhapus.
4. Modul Input dan Ouput Pembantu
Modul Input dan Output Pembantu (I/O Auxiliary Module) ini berupa
rangkaian untuk menghubungkan suatu rantai input dan output pembantu
ke saluran CPU. Modul ini merupakan suatu sistem I/O pembantu yang
kedua, yang mempunyai struktur yang sama dengan sistem I/O utama
yang dihubungkan pula dengan CPU. Sistem I/O pembantu ini dapat
melaksanakan fungsi kerja yang sama dengan sistem I/O Utama, hanya
dalam hal ini fungsi program input dan output pembantu di sini tidak
dapat ditekan (override). Sistem I/O pembantu ini mempunyai 1000 input
dan 1000 output. Tabel status I/O pembantu ini secara fisik disimpan
dalam register 1 sampai register 128. Register 1 – 64 merupakan tabel
status output pembantu, dan register 65 – 126 merupakan tabel status
input pembantu.
f. Sistem Input/Output
Sistem input/output dari PLC merupakan suatu sistem tersendiri, yakni
modul-modul input maupun output ditempatkan pada rak yang mempunyai catu
daya tersendiri pula. Kapasitas dari suatu rak dari sistem input/output ini
bervariasi, tergantung dari tipe-tipe PLC. Dari hasil pengamatan lapangan, suatu
rak I/O dapat berisi sampai 8 buah modul input/output, masing-masing modul
mempunyai kapasitas input atau output yang bervariasi pula. Jika 8 modul input
serta output dimasukkan pada suatu rak, maka akan dioperoleh titik input atau
output sebanyak 256 titik, ini jika masing-masing modul mempunyai 32 titik input
atau output. Untuk menentukan urutan titik-titik input atau output, mulai dari
nomor 1 sampai 256, digunakan suatu DIP (Dual In Package) switch 7 segment.
Masing-masing modul mempunyai sebuah DIP switch 7 segment yang
ditempatkan pada rak. Sehingga dengan mengatur posisi switch dari masing-
masing segment ini, dengan membuka atau menutup akan diperoleh suatu urutan
nomor dari titik input atau output yang diinginkan.
4.3.4 Dasar-dasar Pemrograman PLC
1. PROGRAM
Program ini adalah tempat dimana dapat menuliskan program pada PLC.
2. PARAMETER
Parameter digunakan disaat membutuhkan pengaturan untuk timer dan
atau counter. Dengan parameter tersebut dapat di atur waktu untuk timer dan
masukkan untuk counter. Karena parameter inilah yang akan menentukan dari
system kerja timer dan counter.
3. RUN/STOP
Menu ini digunakan untuk menjalankan program yang telah dibuat dan
juga untuk menghentikan program yang sedang berjalan.
4. CLEAR PROGRAM
Clear program ini digunakan untuk menghapus sebuah program yang
berada di dalam PLC, sehingga tidak perlu menghapus program satu persatu.
Berikut dibawah ini langkah cara menyelesaikan program PLC.
Gambar 4.2 Cara menyelesaikan program PLC
Dari gambar diatas dapat diuraikan bahwa sebelum memulai
menyelesaikan atau membuat sebuah diagram leader sebelumnya dan harus
memahami terlebih dahulu kebutuhan control system yang akan dibuat, yang
berupa input ataupun output yang akan digunakan. Setelah mengidentifikasi
kebutuhan yang digunakan, dilanjutkan mulai dengan membuat sebuah flowchart
atau diagram alir dari system yang akan dibuat, sehingga dapat diketahui apa yang
menjadi permasalahan dari sistem tersebut. Dan masukkan pula input maupun
output yang menjadi indikasi jalannya suatu sistem yang dibuat. Setelah dibuat
semua, terapkanlah semua flowchart atau diagram alir yang dibuat sebelumnya
pada program PLC, disini harus mengerti logika-logika yang dibuat dimana logika
tersebut akan sangat berperan penting dalam pembuatan program PLC. Setelah
selesai diterapkan dalam program PLC, simulasikan program yang telah dibuat,
apakah sama dengan sistem yang diinginkan atau belum, jika belum analisa lagi
program yang telah dibuat. Jika sudah sama maka hubungkanlah pada input dan
output yang akan digerakkan.
Sistematika merancang suatu sistem dengan PLC
1. Mempelajari sampai mengerti betul urutan kerja (sequence) sistem
tersebut.
2. Membuat flowchart dari sistem tersebut.
3. Membuat daftar semua input dan output terhadap O points dan PLC.
4. menerjemahkan flowchart ke diagram ladder dan disesuaikan dengan
daftar I/O yang telah dibuat.
5. Memeriksa program jika masih ada kesalahan.
6. Mentransfer program ke memori PLC.
7. Mensimulasikan program dan menganalisanya apakah sudah sesuai
dengan apa yang diinginkan.
8. Jika simulasi sudah benar barulah semua perlatan I/O dihubungkan ke
terminal PLC .
9. Memeriksa kembali hubungan kabel dari peralatan I/O ke PLC, setelah
yakin sudah benar barulah kita melakukan testing program lagi.
10. Jika sistem sudah berjalan dengan baik dan benar, barulah dilakukan
dokumentasi gambar sistem secara sistematis sehingga mudah dimengerti
dan mudah dipelajari.
Untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan suatu PLC memerlukan suatu
urutan perintah ladder yang bisa disebut dengan “Ladder Diagram
Programming”.
1. Diagram ladder terdiri dari sebuah garis vertikal di kiri dan cabang-
cabang garis mendatar.
2. Pada garis mendatar terdapat kondisi-kondisi dan akhiri dengan instruksi
di ujung kanan.
3. Kondisi-kondisi menentukan kapan dan bagaimana instruksi dieksekusi.
Kondisi tanpa garis diagonal disebut kondisi normal, dan kondisi garis
diagonal disebut kondisi invers. Angka diatas kondisi menunjukkan bit
operan untuk instruksi. Diagram ladder dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 4.3 Diagram Ladder
4. Kondisi normal adalah ON bila bit operannya ON, dan OFF bila bit
operannya OFF.
5. Kondisi invers adalah ON bila bit operannya OFF, dan OFF bila bit
operannya ON.
6. Biasanya kondisi normal menyatakan sesuatu akan terjadi bila bitnya
ON, kondisi invers adalah sebaliknya.
Dalam PLC terdapat dua kontak yang dapat digunakan yaitu contact
normally open (NO) dan normally close (NC).
Gambar 4.4 Kontak dalam PLC dengan bentuk diagram Ladder dan diagram Timing
Namun dengan adanya dua kontak tersebut dapat dikembangkan menjadi logika-
logika yang lain: NOT, AND, OR, NOR, dll.
Gambar 4.5 Kontak dalam PLC dengan logika AND, NAND, OR, dan NOR
Intruksi dasar PLC dalam pemrograman adalah sebagai berikut dibawah ini.
1. LOAD (LD) merupakan perintah yang digunakan jika urutan kerja suatu
sistem kontrol hanya membutuhkan satu keadaan logika. Logika ini mitip
dengan kontak relay NO.
Gambar 4.6 Simbol LOAD
2. LOAD NOT merupakan perintah yang digunakan jika urutan kerja sistem
kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logika. Logika ini mirip dengan
kontak relay NC.
Gambar 4.7 Simbol LOAD NOT
3. AND merupakan merintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem
kontrol yang lebih dari satu kondisi logika yang harus terpenuhi
semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan
kontak relay NO.
Gambar 4.8 Simbol AND
4. AND NOT merupakan perintah yang digunakan untuk urutan kerja
sistem kontrol yang lebih dari satu kondisi logika yang harus terpenuhi
semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan
kontak relay NC.
Gambar 4.9 Simbol AND NOT
Bila suatu instruksi terletak pada satu garis mendatar, maka yang pertama
adalah yang berhubungan dengan perintah LD atau LD NOT dan
berikutnya berhubungan dengan perintah AND atau AND NOT. Bila
digambarkan diagramnya adalah :
Gambar 4.10 Instruksi LD/LD NOT dan AND AND NOT Pada Satu Garis Mendatar
5. OR merupakan perintah yang digunakan utnuk urutan kerja sistem
kontrol yang lebih dari salah satu kondisi logika yang harus terpenuhi
semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan
kontak relay NO.
Gambar 4.11 Simbol OR
6. OR NOT merupakan perintah yang digunakan untuk urutan kerja sistem
kontrol yang lebih dari salah satu kondisi logika yang harus terpenuhi
semuanya untuk mengerluarkan satu output. Logika ini mirip dengan
kontak relay NC.
Gambar 4.12 Simbol OR NOR
Bila beberapa kondisi terletak pada garis terpisah secara paralel (seperti
tergambar berikut ini), maka kondisi pertama saja yang berhubungan
dengan instruksi load (LD) dan sisanya berhubungan dengan instruksi
OR atau OR NOT.
Gambar 4.13 Instruksi LD/LD NOT dan AND AND NOT Pada Garis Paralel
Kombinasi antara AND dan OR. Kombinasi ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 4.14 Kombinasi AND dan OR
7. OUT digunakan jika kondisi logika terpenuhi dan untuk mengeluarkan
satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay NO.
Gambar 4.15 Simbol OUT
8. OUT NOT digunakan jika kondisi logika terpenuhi, perintah ini
digunakan untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan
kontak relay NC.
Gambar 4.16 Simbol OUT NOT
9. TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)
Timer/Counter pada PLC berjumlah 512 buah yang bernomor TC 000
sampai dengan TC 511 (tergantung tipe PLC). Jika suatu nomor sudah
dipakai sebagai Timer/Counter, maka nomor tersebut tidak boleh dipakai
lagi sebagai counter. Jadi dalam satu program tidak boleh ada nomor
Timer/Counter yang sama.
Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur)
dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur
tersebut mencapai angka nol, maka contact NO Timer/Counter akan ON.
Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk
BCD dan dalam orde 100 ms. Sedangkan untuk counter mempunyai orde
angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.
Dalam diagram ladder dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.17 Timer dan Counter
4.4 Cara Kerja
1. Masukkan Password PLC (clr + mntr + clr).
2. Set swtich selector mode dengan kunci ke posisi program.
3. Tekan clear bila perlu sampai 0000 tampil di layar.
4. Masukkan kode mnemonic program ke CPU.
5. Untuk menampilkan fungsi END tekan (FUN + 01).
6. Periksa program kalau ada kesalahan sintaks (dengan menekan
tanda panah).
7. Jalankan program, set switch selector mode dengan kunci ke posisi
run.
Latihan IPenggunaan LD & AND NOT
Diagram ladder Latihan I
Gambar 4.18 Diagram Ladder Latihan I
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kode Mnemonic Latihan IAddress Instruksi Data
001 LD 00000002 AND NOT 00001003 OUT 10001004 LD 10001005 OUT 10002006 END
Tabel 4.2 Kebenaran Latihan IS1 S2 Q1 Q2
OFF OFF ... ...ON OFF ... ...ON ON ... ...OFF ON ... ...
Berikan penjelasan logikanya.
Latihan IIPenggunaan LD, AND
Diagram Ladder Latihan II
Gambar 4.19 Diagram Ladder Latihan II
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.3 Kode Mnemonic Latihan II
Address Instruksi Data001 LD 00000002 OR 10003003 AND NOT 00001004 OUT 10003005 LD 10003006 OUT 10004007 END
Tabel 4.4 Kebenaran Latihan IIS1 S2 Q1 Q2ON OFF ... ...OFF OFF ... ...OFF ON ... ...ON ON ... ...
Berikan penjelasan logikanya.
Latihan IIIPenggunaan Timer
Diagram Ladder Latihan III
Gambar 4.20 Diagram Ladder Latihan III
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.5 Kode mnemonic Latihan III
Address Instruksi Data001 LD 00000002 AND NOT 00001
003 TIM 001#0030
004 LD NOT TIM 001005 OUT 10005006 LD TIM 001007 OUT 10006008 END
Tabel 4.6 Kebenaran Latihan IIIS1 S2 Q1 Q2 Keterangan
OFF OFF ... ...OFF ON ... ...ON ON ... ...ON OFF ... ...
Berikan penjelasan logikanya
Latihan IVAplikasi
Diagram Ladder Latihan IV
Gambar 4.21 Diagram Ladder Latihan IV
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.7 Kode mnemonic Latihan IV
Address Instruksi Data001 ... ...002 ... ...003 ... ...004 ... ...005 ... ...006 ... ...007 ... ...008 ... ...009 ... ...010 ... ...011 ... ...012 ... ...013 ... ...014 ... ...015 ... ...016 ... ...017 ... ...
Tabel 4.8 Kebenaran Latihan IVS1 S2 Q1 Q2 Keterangan
OFF ON ... ...ON OFF ... ...OFF OFF ... ...ON ON ... ...
Berikan penjelasan logikanya.
4.5 Data Hasil Percobaan
4.5.1 Latihan I Penggunaan LD & AND NOT
Diagram ladder Latihan I
Gambar 4.22 Diagram Ladder Latihan I
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 4.9 Kode Mnemonic Latihan IAddress Instruksi Data
001 LD 00000002 AND NOT 00001003 OUT 10001004 LD 10001005 OUT 10002006 END
Tabel 4.10 Kebenaran Latihan IS1 S2 Q1 Q2
OFF OFF 0 0ON OFF 1 1ON ON 0 0OFF ON 0 0
4.5.2 Latihan II Penggunaan LD, AND NOT dan OR
Diagram Ladder Latihan II
Gambar 4.23 Diagram Ladder Latihan II
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.11 Kode Mnemonic Latihan II
Address Instruksi Data001 LD 00000002 OR 10003003 AND NOT 00001004 OUT 10003005 LD 10003006 OUT 10004007 END
Tabel 4.12 Kebenaran Latihan IIS1 S2 Q1 Q2ON OFF 1 1OFF OFF 1 1OFF ON 0 0ON ON 0 0
4.5.3 Latihan III Penggunaan Timer
Diagram Ladder Latihan III
Gambar 4.24 Diagram Ladder Latihan III
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.13 Kode mnemonic Latihan III
Address Instruksi Data001 LD 00000002 AND NOT 00001
003 TIM 001#0030
004 LD NOT TIM 001005 OUT 10005006 LD TIM 001007 OUT 10006008 END
Tabel 4.14 Kebenaran Latihan IIIS1 S2 Q1 Q2 Keterangan
OFF OFF 1 0 Tidak terjadi proses delay
OFF ON 1 0 Tidak terjadi proses delay
ON ON 1 0 Tidak terjadi proses delay
ON OFF 0 1 Delay 3 detik
4.5.4 Latihan IV Aplikasi
Diagram Ladder Latihan IV
Gambar 4.25 Diagram Ladder Latihan IV
Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.15 Kode mnemonic Latihan IV
Address Instruksi Data001 LD 00000002 OR 20000003 AND NOT 00001004 OUT 20000005 LD 20000006 LD NOT TIM 002
007 TIME 001#0010
008 LD 20000009 LD NOT TIM 002
010 TIME 002#0030
011 LD 20000012 LD NOT TIM 001013 OUT 10001014 LD 20000015 LD NOT TIM 001016 OUT 10002017 END
Tabel 4.16 Kebenaran Latihan IVS1 S2 Q1 Q2 Keterangan
OFF ON 0 0 Tidak terjadi proses delay
ON OFF 1 1 Delay 3 detik, nyala 1 detik
OFF OFF 1 1 Delay 3 detik, nyala 1 detik
ON ON 0 0 Proses dimatikan
4.6 Analisa Data Hasil Percobaan
4.6.1 Latihan I Penggunaan LD dan AND NOT
Diagram ladder Latihan I
Gambar 4.26 Diagram Ladder Latihan I
Pada percobaan penggunaan instruksi LD dan AND NOT pada PLC menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1) dan 00001 (S2). Dengan menghasilkan output nyala 2 lampu, yaitu 10001 (Q1) dan 10002 (Q2). Pada gambar 4.26, S1 menggunakan instruksi LD dan S2 menggunakan intruksi AND NOT. Bila gambar 4.26 diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 4.17 Kode Mnemonic Latihan IAddress Instruksi Data
001 LD 00000002 AND NOT 00001003 OUT 10001004 LD 10001005 OUT 10002006 END
Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.
1. Kondisi S1 dan S2 dalam keadaan OFF2. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan OFF3. Kondisi S1 dan S2 keadaan ON4. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON
Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel 4.18. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.
Tabel 4.18 Kebenaran Latihan IS1 S2 Q1 Q2
OFF OFF 0 0ON OFF 1 1ON ON 0 0OFF ON 0 0
Tabel 4.19 Perhitungan Gerbang Latihan I
S1 S2 S 2 F = S1xS2 Q1 = F Q2 = Q1
0 0 1 0 0 0
1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0
1. Pada kondisi pertama, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau
bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0
dikalikan dengan S 2yang bernilai 1 maka menghasilkan output F yang
bernilai 0. Dikarenakan F=Q1, maka output Q1 bernilai 0 dan Q2 yang
bernilai 0 karena output Q1=Q2.
2. Pada kondisi kedua, didapat Q1 dan Q2 lampunya menyala atau bernilai 1.
Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1 dikalikan dengan
S 2 yang bernilai 1 maka menghasilkan output F yang bernilai 1. Dikarenakan
F=Q1, maka output Q1 bernilai 1 dan Q2 yang bernilai 1 karena output
Q1=Q2.
3. Pada kondisi ketiga, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau bernilai
0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1 dikalikan
dengan S 2 yang bernilai 0 maka menghasilkan output F yang bernilai 0.
Dikarenakan F=Q1, maka output Q1 bernilai 0 dan Q2 yang bernilai 0 karena
output Q1=Q2.
4. Pada kondisi keempat, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau
bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0
dikalikan dengan S 2 yang bernilai 0 maka menghasilkan output F yang
bernilai 0. Dikarenakan F=Q1, maka Q1 bernilai 0 dan Q2 yang bernilai 0
karena Q1=Q2.
4.6.2 Latihan II Penggunaan LD, AND NOT, dan OR
Diagram Ladder Latihan II
Gambar 4.27 Diagram Ladder Latihan II
Pada percobaan penggunaan instruksi LD, AND NOT, dan OR pada PLC menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1), 00001 (S2). Dengan menghasilkan output nyala 2 lampu, yaitu 10003 (Q1) dan 10004 (Q2). Pada gambar 4.27, S1 menggunakan instruksi LD, S2 menggunakan intruksi AND NOT, Q1 mendapat instruksi OR dengan S2. Bila gambar 4.27 diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 4.20 Kode Mnemonic Latihan IIAddress Instruksi Data
001 LD 00000002 OR 10003003 AND NOT 00001004 OUT 10003005 LD 10003006 OUT 10004007 END
Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.1. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 dalam keadaan OFF2. Kondisi S1 dan S2 keadaan OFF3. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON4. Kondisi S1 dan S2 keadaan ON
Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel 4.21. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.
Tabel 4.21 Kebenaran Latihan IIS1 S2 Q1 Q2ON OFF 1 1OFF OFF 1 1OFF ON 0 0ON ON 0 0
Tabel 4.22 Perhitungan Gerbang Latihan II
S1 S2 S 2 F = S1xS 2 Q1 = F + S 2 Q2 = Q1
1 0 1 1 1 1
0 0 1 0 1 1
0 1 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0
1. Pada kondisi pertama, didapat Q1 dan Q2 lampunya menyala atau bernilai
1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1 dikalikan
dengan S 2 yang bernilai 1 maka menghasilkan output F yang bernilai 1,
kemudian F dijumlahkan dengan S 2yang bernilai 1, maka menghasilkan Q1
yang bernilai 1. Dikarenakan Q1 merupakan Q2, maka output Q2 bernilai 1.
2. Pada kondisi kedua, didapat Q1 dan Q2 lampunya menyala atau bernilai 1.
Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0 dikalikan dengan
S 2 yang bernilai 1 maka menghasilkan output F yang bernilai 0, kemudian
F dijumlahkan dengan S 2 yang bernilai 1, maka menghasilkan Q1 yang
bernilai 1. Dikarenakan Q1 merupakan Q2, maka output Q2 bernilai 1.
3. Pada kondisi ketiga, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau
bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0
dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 maka menghasilkan output F yang
bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 yang bernilai 0, maka
menghasilkan Q1 yang bernilai 0. Dikarenakan Q1 merupakan Q2, maka
output Q2 bernilai 0.
4. Pada kondisi keempat, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau
bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1
dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 maka menghasilkan output F yang
bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 yang bernilai 0, maka
menghasilkan Q1 yang bernilai 0. Dikarenakan Q1 merupakan Q2, maka
output Q2 bernilai 0.
4.6.3 Latihan III Penggunaan Timer
Diagram Ladder Latihan III
Gambar 4.28 Diagram Ladder Latihan III
Pada percobaan penggunaan instruksi LD, AND NOT, dan OR pada PLC menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1), 00001 (S2). Dengan menghasilkan output nyala 2 lampu, yaitu 10005 (Q1) dan 10006 (Q2). Pada gambar 4.28, S1 menggunakan instruksi LD, S2 menggunakan intruksi AND NOT, kemudian Q1 mendapat instruksi AND NOT dan TIM yang di delay selama 3 detik, kemudian Q2 mendapat instruksi LD dan TIM yang di delay selama 3 detik. Bila gambar 4.28 diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 4.24 Kode mnemonic Latihan IIIAddress Instruksi Data
001 LD 00000002 AND NOT 00001
003 TIM 001#0030
004 LD NOT TIM 001005 OUT 10005006 LD TIM 001007 OUT 10006008 END
Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.1. Kondisi S1 dan S2 dalam keadaan OFF2. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON
3. Kondisi S1 dan S2 keadaan ON4. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan OFF
Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel 4.25. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.
Tabel 4.25 Kebenaran Latihan IIIS1 S2 Q1 Q2 Keterangan
OFF OFF 1 0 Tidak terjadi proses delay
OFF ON 1 0 Tidak terjadi proses delay
ON ON 1 0 Tidak terjadi proses delay
ON OFF 0 1 Delay 3 detik
Tabel 4.26 Perhitungan Gerbang Latihan III
S1 S2 S2 TIM 001 = S1xS 2 Q1 = TIM 001 Q2 = TIM 001
0 0 1 0 1 0
0 1 0 0 1 0
1 1 0 0 1 0
1 0 1 1 0 1
1. Pada kondisi pertama, didapat Q1 lampunya menyala atau bernilai 1 dan Q2
lampunya tidak menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara
logika S1 yang bernilai 0 dikalikan dengan S 2yang bernilai 1 sehingga
menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi
instruksi TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk
output Q1 diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak
mengalami delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai
0.
2. Pada kondisi kedua, didapat Q1 lampunya menyala atau bernilai 1 dan Q2
lampunya tidak menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara
logika S1 yang bernilai 0 dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 sehingga
menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi
instruksi TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk
output Q1 diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak
mengalami delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai
0.
3. Pada kondisi ketiga, didapat Q1 lampunya menyala atau bernilai 1 dan Q2
lampunya tidak menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara
logika S1 yang bernilai 1 dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 sehingga
menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi
instruksi TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk
output Q1 diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak
mengalami delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai
0.
4. Pada kondisi keempat, didapat Q1 lampunya tidak menyala atau bernilai 0
dan Q2 lampunnya menyala atau bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara
logika S1 yang bernilai 1 dikalikan dengan S2 yang bernilai 1 maka
menghasilkan output yang bernilai 1 pada TIM 001, kemudian diberi
instruksi TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk
output Q1 diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak
mengalami delay 3 detik sehingga output Q1 bernilai 0 dan untuk output Q2
diberi instruksi LD TIM 001 yang artinya TIM 001 yang bernilai 1
mengalami delay 3 detik sehingga output Q2 bernilai 1.
4.6.4 Latihan IV Aplikasi
Diagram Ladder Latihan IV
Gambar 4.29 Diagram Ladder Latihan IV
Pada percobaan aplikasi pada PLC menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1), 00001 (S2). Dengan menghasilkan output nyala 2 lampu, yaitu 10001 (Q1), 10002 (Q2), dan 20000 (X). Pada gambar 4.29, S1 menggunakan instruksi LD, S2 menggunakan intruksi AND NOT, kemudian Q3 mendapat instruksi OR dengan S2, kemudian dilakukan proses Bila gambar 4.29 diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 4.27 Kode mnemonic Latihan IVAddress Instruksi Data
001 LD 00000002 OR 20000003 AND NOT 00001004 OUT 20000005 LD 20000006 LD NOT TIM 002
007 TIME 001#0010
008 LD 20000009 LD NOT TIM 002
010 TIME 002#0030
011 LD 20000012 LD NOT TIM 001013 OUT 10001014 LD 20000015 LD NOT TIM 001016 OUT 10002017 END
Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.1. Kondisi S1 dan S2 dalam keadaan OFF2. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan OFF3. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan ON4. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON
Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel 4.28. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.
Tabel 4.28 Kebenaran Latihan IVS1 S2 Q1 Q2 Keterangan
OFF ON 0 0 Tidak terjadi proses delay
ON OFF 1 1 Delay 3 detik, nyala 1 detik
OFF OFF 1 1 Delay 3 detik, nyala 1 detik
ON ON 0 0 Proses dimatikan
Tabel 4.29 Perhitungan Gerbang Latihan IV
S1 S2 S 2 F=S1xS 2
G=F+S2
TIM 001 =G x TIM 002
TIM 002 =G x TIM 002
Q1 =G xTIM 001
Q2 =G xTIM 001
0 1 0 0 0 0 0 0 01 0 1 1 1 0 0 1 10 0 1 0 1 0 0 1 11 1 0 0 0 0 0 0 0
1. Pada kondisi pertama, didapat output Q1 dan Q2 lampunya tidak
menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang
bernilai 0 dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 sehingga menghasilkan
output F yang bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S2 yang
bernilai 0 sehingga menghasilkan output G yang bernilai 0. Kemudian
untuk output TIM 001 dan output TIM 002 didapat dari perkalian G
dengan TIM 002. Dikarenakan TIM 002 belum memiliki nilai maka dapat
dianggap bernilai 0. Sehingga output TIM 001 dan output TIM002
bernilai 0. Kemudian untuk mendapatkan output Q1 dan output Q2
didapat dari perkalian G dengan TIM 001 sehingga output Q1 dan output
Q2 bernilai 0.
2. Pada kondisi kedua, didapat output Q1 dan Q2 lampunya menyala atau
bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1
dikalikan dengan S 2 yang bernilai 1 sehingga menghasilkan output F
yang bernilai 1, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 sehingga
menghasilkan output G yang bernilai 1. Kemudian untuk output TIM 001
dan output TIM 002 didapat dari perkalian G dengan TIM 002.
Dikarenakan TI M 002 belum memiliki nilai maka dapat dianggap
bernilai 0. Sehingga output TIM 001 dan output TIM002 bernilai 0.
Kemudian untuk mendapatkan output Q1 dan output Q2 didapat dari
perkalian G dengan TIM 001 sehingga output Q1 dan output Q2 bernilai
1.
3. Pada kondisi ketiga, didapat output Q1 dan Q2 lampunya menyala atau
bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0
dikalikan dengan S 2 yang bernilai 1 sehingga menghasilkan output F
yang bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 sehingga
menghasilkan output G yang bernilai 1. Kemudian untuk output TIM 001
dan output TIM 002 didapat dari perkalian G dengan TIM 002.
Dikarenakan TIM 002 belum memiliki nilai maka dapat dianggap bernilai
0. Sehingga output TIM 001 dan output TIM002 bernilai 0. Kemudian
untuk mendapatkan output Q1 dan output Q2 didapat dari perkalian G
dengan TIM 001 sehingga output Q1 dan output Q2 bernilai 1.
4. Pada kondisi keempat, didapat output Q1 dan Q2 lampunya tidak
menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang
bernilai 1 dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 sehingga menghasilkan
output F yang bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 sehingga
menghasilkan output G yang bernilai 0. Kemudian untuk output TIM 001
dan output TIM 002 didapat dari perkalian G dengan TIM 002.
Dikarenakan TIM 002 belum memiliki nilai maka dapat dianggap bernilai
0. Sehingga output TIM 001 dan output TIM002 bernilai 0. Kemudian
untuk mendapatkan output Q1 dan output Q2 didapat dari perkalian G
dengan TIM 001 sehingga output Q1 dan output Q2 bernilai 0.
4.7 Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan PLC merupakan
sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di
lingkungan industri, dimana sistem ini menggunankan memori yang dapat
diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang
mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan perwaktuan,
pencacahan, dan operasi aritmatika untuk mengontrol mesin atau proses melalui
modul-modul I/O (input/output) digital maupun analog.
Sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data dari peralatan-peralatan
input yang berupa saklar-saklar, tombol-tombol, sensor-sensor, dan lain
sebagainya. Kemudian oleh PLC dibentuk menjadi keputusan-keputusan yang
bersifat logika yang selanjutnya disimpan dalam suatu program ingatan. Dengan
adanya perubahan dari kondisi input yang kemudian diolah oleh PLC, selanjutnya
perintah-perintah dari input yang akan ditrasfer oleh PLC ke output yang
kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin atau suatu alur
proses produksi.
Instruksi dasar PLC dalam pemrograman ada berbagai macam, yaitu
LOAD (LD), LOAD NOT, AND, AND NOT, OR, OR NOT, OUT, OUT NOT,
TIMER (TIM), dan COUNTER (CNT).
1. Pada latihan I, menggunakan instruksi sederhana, yaitu LOAD, dan AND
NOT yang dikalikan kemudian menghasilkan suatu output mati nyalanya 2
buah lampu.
2. Pada latihan II, menggunakan instruksi yang sedikit lebih kompleks dari
pada latihan sebelumnya, yaitu LOAD, AND NOT, dan OR, dimana
LOAD dikalikan dengan AND NOT kemudian hasilnya dijumlahkan (OR)
dengan AND NOT sehingga menghasilkan output mati nyalanya 2 buah
lampu sesuai yang diinginkan.
3. Pada latihan III, menggunakan instruksi LOAD, AND NOT, dan TIM 001
#0030, dimana TIM ini akan berfungsi untuk men-delay waktu suatu
output mati nyalanya 2 buah lampu dari beberapa kondisi yang dicoba,
sehingga ada kondisi dimana akan terjadi delay waktu menyalanya lampu
3 detik.
4. Pada latihan IV, menggunakan pergabungan instruksi sehingga menjadi
lebih kompleks, yaitu LOAD, AND NOT, OR, dan 2 TIM (TIM 001
#0010 dan TIM 002 #0030), sehingga menghasilkan output dengan dua
kondisi delay yaitu waktu nyala lampu 1 detik, dan waktu mati lampu 3
detik dimana TIM 001 tidak boleh memiliki delay waktu lebih besar dari
TIM 002 karena saat dicoba hal tersebut lampu tersebut akan menyala
terus dan tidak mati.
LAMPIRAN