bab iv fix

62
PERCOBAAN IV PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) 4.1 Tujuan 1. Mengenal sistem pengaturan dengan komponen PLC 2. Mengamati dan memahami proses kerja sistem PLC berdasarkan diagram dan bahasa pemrograman yang telah dibuat. 4.2 Alat dan Bahan Konfigurasi Sebuah PLC 1. Power supply : unit ini berfungsi untuk memberikan sumber daya pada PLC. Modul ini sudah berupa Switching Power Supply. 2. CPU (Central Proccesing Unit) : unit ini merupakan otak dari PLC. Di sinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah dirancang bekerja seperti yang diinginkan. CPU PLC Omron sangat bervariasi macamnya tergantung pada masing-masing tipe PLC-nya 3. Memory Unit : RAM. EPROM, EEPROM 4. Input Unit Digital Input : Input Point a. DC 24 V input b. AC/DC 24V input c. AC220 V input Analog Input : Input point liniear 0-10 V DC -10V DC-10V DC

Upload: ayu-permata

Post on 11-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PLCpraktikum

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV fix

PERCOBAAN IV

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC)

4.1 Tujuan

1. Mengenal sistem pengaturan dengan komponen PLC

2. Mengamati dan memahami proses kerja sistem PLC berdasarkan diagram

dan bahasa pemrograman yang telah dibuat.

4.2 Alat dan Bahan

Konfigurasi Sebuah PLC

1. Power supply : unit ini berfungsi untuk memberikan sumber daya pada

PLC. Modul ini sudah berupa Switching Power Supply.

2. CPU (Central Proccesing Unit) : unit ini merupakan otak dari PLC. Di

sinilah program akan diolah sehingga sistem kontrol yang telah dirancang

bekerja seperti yang diinginkan. CPU PLC Omron sangat bervariasi

macamnya tergantung pada masing-masing tipe PLC-nya

3. Memory Unit : RAM. EPROM, EEPROM

4. Input Unit

Digital Input : Input Point

a. DC 24 V input

b. AC/DC 24V input

c. AC220 V input

Analog Input : Input point liniear

0-10 V DC

-10V DC-10V DC

4-20mA DC

5. Output Unit

Digital output : Output

point digital

a. Relay Output

b. AC 220 V Output (solid

state)

c. DC 24 V Dynamic

Output

Analog output : Output point linier

0-10 V DC

-10-10 V DC

4-20 A DC

Page 2: BAB IV fix

6. Peripheral

a. Handled Programming Console

b. LSS software for PC

4.3 Dasar Teori

Programmable Logic Control atau PLC pertama kali dirancang untuk

menghilangkan beban ongkos perawatan dan penggantian sistem kontrol mesin

berbasis relay. Definisi PLC menurut Capiel (1982) adalah sistem elektronik yang

beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri,

dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk

penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan

fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan, dan operasi

aritmatika untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O

(Input/Output) digital maupun analog.

Berdasarkan namanya konsep PLC yaitu Programmable, Logic,

Controller adalah sebagai berikut:

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk

menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah

fungsi atau kegunaannya.

2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara

aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan,

menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR,

dan lain sebagainya.

3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur

proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.

Pada dasarnya suatu PLC adalah suatu program dan dihubungkan dengan

perlatan input/output (I/O) yang berupa relay. Program tersebut mengendalikan

PLC, sehingga bila ada suatu peralatan input ON, maka PLC memberikan suatu

tanggapan terhadap suatu perubahan input tadi. Tanggapan ini biasanya berupa

isyarat pada terminal output-nya. Peralatan input dapat berupa sensor photolistrik,

tombol pada panel, saklar pembatas (limit switches) atau setiap peralatan input

Page 3: BAB IV fix

yang bisa memberikan isyarat masukan pada PLC. Sedangkan peralatan output,

dapat berupa solenoid, saklar yang mengaktifkan lampu, relay yang memutar

motor atau setiap peralatan yang dapat digerakkan oleh isyarat output PLC.

4.3.1 Sistem Kendali PLC

Dengan PLC, sinyal dari berbagai peralatan luar diinterfis sehingga

fleksibel dalam mewujudkan sistem kendali. Kemampuannya dalam komunikasi

jaringan memungkinkan penerapan yang luas dalam berbagai operasi

pengendalian sistem.

Dalam sistem otomasi, PLC merupakan ‘Jantung’ sistem kendali.

Dengan program yang disimpan dalam memori PLC, dalam eksekusinya, PLC

dapat memonitor keadaan sistem melalui sinyal dari peralatan input, kemudian

didasarkan atas logika program menentukan rangkaian aksi pengendalian

peralatan output luar.

PLC dapat digunakan untuk mengendalikan tugas-tugas sederhana yang

berulang-ulang, atau di-interkoneksi dengan yang lain menggunakan komputer

melalui sejenis jaringan komunikasi untuk mengintegrasikan pengendalian proses

yang kompleks.

Cara kerja sistem kendali PLC dapat dipahami dengan diagram blok

seperti ditunjukkan pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Diagram blok PLC

Page 4: BAB IV fix

Sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data dari peralatan-peralatan

input yang berupa saklar-saklar, tombol-tombol, sensor-sensor dan lain

sebagainya. Kemudian oleh PLC dibentuk menjadi keputusan-keputusan yang

bersifat logika yang selanjutnya disimpan dalam suatu program ingatan. Dengan

adanya perubahan dari konsidi input yang kemudian diolah oleh PLC, selanjutnya

perintah-perintah dari input akan di transfer oleh PLC ke output yang kemudian

dapat digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin atau suatu alur proses

produksi.

Dari gambar blok diagram di atas, PDT (Program Development

Terminal) yang berupa keyboard dilengkapi dengan simbol-simbol perintah untuk

melaksanakan,mengedit dan memonitor program-program dari rangkaian kontrol

mesin atau alur proses produksi.

Program-program rangkaian kontrol yang telah dibentuk pada bagian

PDT kemudian ditransfer ke CPU dan selanjutnya akan diolah dan disimpan

dalam register memori. Sinyal-sinyal input yang datang dari rangkaian luar akan

dikirim ke modul input PLC, yang selanjutnya sinyal tersebut dirubah menjadi

sinyal-sinyal logic yang kemudian diolah oleh CPU sesuai dengan kondisi

program yang telah ditetapkan untuk selanjutnya diteruskan ke output modul

untuk menggerakkan mesin-mesin atau proses produksi. Sinyal yang masuk ke

input diisolasikan terhadap sinyal yang terjadi di CPU dari pengaruh kejutan-

kejutan listrik yang umumnya sering terjadi di lingkungan industri. Fungsi dari

komponen-komponen dasar dari blok diagram dari PLC di atas ialah sebagai

berikut:

1. Program Development Terminal (PDT) atau sering disebut programming

console yang berfungsi untuk memprogram rangkaian kontrol (Ladder

Diagram dan Statement List) yang dirancang untuk suatu sistem kerja

mesin atau suatu alur peroses produksi.

2. Central Processing Unit (CPU), berfungsi untuk menyimpan dan

mengolah program rangkaian kontrol yang ditransfer dari PDT dan

sebagai penghubung ke modul-modul input dan output. CPU juga

berfungsi untuk menyelesaikan dan mengolah fungsi-fungsi logika untuk

Page 5: BAB IV fix

dibentuk menjadi fungsi-fungsi yang diinginkan berdasarkan program-

program yang telah ditetapkan.

3. Modul input dan modul output berfungsi untuk merubah sinyal-sinyal

listrik yang datang dari peralatan luar menjadi besaran tegangan dengan

level rendah dan selanjutnya akan diproses oleh CPU menjadi bentuk

sinyal dengan level-level tertentu untuk mengontrol peralatan-peralatan

atau mesin-mesin di industri. Sinyal yang datang dari modul input dan

sinyal-sinyal yang diproses pada CPU diisolasi secara optik terhadap

noise-noise listrik.

4. Peralatan input dan output (I/O Device) adalah peralatan-peralatan luar

yang dihubungkan ke modul input dan modul output yang dapat berupa

saklar-saklar, tombol-tombol tekan, relai-relai, kontaktor-kontaktor,

motor-motor starter, solenoid-solenoid dan lain sebagainya.

4.3.2 Fungsi PLC

PLC dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial

dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat

dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di

bidang pengoperasian komputer secara khusus, PLC ini memiliki bahasa

pemograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang

telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang

digunakan sudah dimasukkan. Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada

dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan

meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan

yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak

terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki

output banyak. Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Secara umum fungsi PLC

adalah sebagai berikut:

1. Sequensial Control

PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk

keperluan pemrosesaan teknik secara berurutan (sequensial), disini PLC

Page 6: BAB IV fix

menjaga agar semua langkah dalam proses sequensial berlangsung dalam

urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant

PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya

tekanan, temperatur, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang

diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai

sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

Dengan menggunakan PLC akan diperoleh banyak keuntungan

dibandingkan dengan konversional kontrol panel diantaranya adalah sebagai

berikut:

Sistem PLC:

1. Wiring lebih sedikit

2. Spare part mudah

3. Maintenance relatif mudah

4. Pelacakan kesalahan sistem lebih sederhana

5. Konsumsi daya relatif rendah

6. Dokumentasi gambar lebih sederhana dan mudah dimengerti

7. Modifikasi sistem lebih sederhana dan cepat.

Konvensional kontrol panel:

1. Wiring lebih komplek

2. Spare part relatif sulit

3. Maintenance membutuhkan waktu yang lebih lama

4. Pelacakan kesalahan membutuhkan waktu yang lebih lama

5. Konsumsi daya listrik relatif tinggi

6. Dokumentasi gambar lebih banyak

7. Modifikasi sistem membutuhkan waktu yang lama

Keuntungan menggunakan PLC:

1. Lama pengerjaan untuk sistem baru desain ulang lebih singkat

2. Modifikasi sistem mungkin tanpa tambahan biaya jika masih ada

spare I/O

3. Perkiraan biaya suatu sistem desain baru lebih pasti

Page 7: BAB IV fix

4. Relatif mudah untuk dipelajari

5. Desain sistem baru mudah dimodifikasi

6. Aplikasi PLC sangat luas

7. Mudah dalam maintenance

8. Sangat handal

9. Standarisasi sistem kontrol lebih mudah diterapkan

10. Lebih aman untuk teknisi

4.3.3 Komponen PLC

1. CPU (Central Processing Unit)

Fungsi utama dari CPU adalah untuk mengerjakan semua penyelesaian

keputusan-keputusan aritmatik dan logika. Selanjutnya dibentuk menjadi operasi-

operasi seperti yang telah diprogram oleh si pemakai. CPU terdiri bermacam-

macam rangkaian memori untuk menyimpan program pemakai, menyimpan

macam-macam tabel yang diperlukan untuk status bit dan data manipulasi,

menyimpan instruksi-instruksi program yang berfungsi untuk memberikan

petunjuk-petunjuk pada orang yang melaksanakan program. Perangkat CPU

dipasang pada rak-rak atau panel-panel standard. Perangkat CPU tersebut terdiri

dari :

a. Modul Catu Daya Modul

Catu Daya ini fungsinya memberi suplai ke modul-modul lainnya.

Tegangan input dihidupkan dan dimatikan melalui sebuah Circuit Breaker yang

dipasang di depan panel, yang dilengkapi pula dengan lampu-lampu indikasi,

sebagai monitor tegangan masuk, juga untuk tegangan keluaran DC. Terminal

strip yang di depan panel dilengkapi dengan dua kontak alarm dan dihubungkan

pula dengan suatu baterai luar, yang berfungsi untuk mencegah agar RAM CMOS

tidak hilang pada saat catu daya input terputus. Kadang dilengkapi pula dengan

dua buah saklar kunci yang diletakkan di depan panel yang fungsinya untuk

menghentikan dan menjalankan operasi CPU, dan untuk melindungi memori

(Memory Protected Switch). Memory Protected Switch ini berfungsi untuk

melindungi program yang telah dimasukkan ke CPU. Jadi dalam kondisi Memory

Page 8: BAB IV fix

Protected Switch ini ON, maka program apapun tidak dapat dimasukkan lagi ke

CPU.

b. Modul Kontrol Logik

Modul Kontrol Logik ini berisi rangkaian-rangkaian untuk

membangkitkan sinyal-sinyal yang digunakan untuk mengontrol seluruh modul-

modul CPU lainnya. Modul ini dilengkapi dengan mikro program kontroler,

dengan kapasitas 512 atau 2048 kata (word), yang disimpan oleh 88 bit PROM

(Programmable Read Only Memory).

c. Modul Kontrol Aritmatik

Modul Kontrol Aritmatik (Arithmatic Control Module) ini berisi rangkaian

yang membentuk fungsi perhitungan dan operasi-operasi secara logic pada alur data

dan address. Dasar waktu untuk fungsi-fungsi timer dalam CPU diambil dari sinyal

clock 3,2 MHz. Pada Modul Kontrol Aritmatik berisi 4 register, yang mana register-

register tersebut adalah :

Continuity Register

Buffer Register

Accumulate Register

Preset Register

Continuity Register dan Buffer Register ini mempunyai lebar 1 bit, dan Accumulate

Register serta Preset Register mempunyai leber 16 bit atau 8 bit. Operasi matematis

yang diolah pada modul ini diproses dalam mikro prosesor bipolar 4 bit, dalam hal ini

dilengkapi pula dengan instruksi-instruksi untuk memudahkan pelaksanaan perintah-

perintah matematis seperti perkalian, pembagian serta operasi-operasi lainnya.

d. Modul Kontrol I/O

Modul Kontrol Input dan Output ini berfungsi sebagai penghubung

antara CPU dengan saluran Input dan Output Utama. Disamping itu modul ini

berguna pula untuk menyalurkan perintah-perintah, status-status program,

pemilihan bagian-bagian program, kunci-kunci data, status multiplexer dan

dilengkapi pula dengan rangkaian-rangkaian interupsi dan rangkaian-rangkaian

kontrol untuk Modul Input dan Modul Output Pembantu (Auxiliary I/O) dan

Modul Kontrol Komunikasi.

Page 9: BAB IV fix

e. Modul Memori

Modul Memori ini sangat diperlukan sekali pada kondisi kerja CPU,

yang gunanya untuk menyimpan instruksi-instruksi, program-program ataupun

perintah-perintah lainnya. Modul Memori ini terdiri dari : Internal Memory,

Register Memory dan Logic Memory. Pada masing-masing Modul memori ini

dilengkapi dengan rangkaian untuk memproteksi memori, indikator untuk

mengetahui status dari back up baterai, alamat-alamat memori dan lokasi-lokasi

memori. Modul Memori di atas merupakan suatu rangkaian memori yang terpadu

dengan menggunakan chip IC CMOS RAM yang mempunyai keuntungan-

keuntungan karena hanya memerlukan daya yang sangat rendah. Kemampuan

menyimpan memori dari IC CMOS RAM ini bervariasi tergantung dari

kebutuhan, misalnya 2 kB, 4 kB, 8 kB atau lebih. Karena chip memori CMOS

(Complementary Metal Oxide Semiconductor) RAM (Random Access Memory)

ini sifatnya mudah berubah atau labil, artinya isi memorinya akan hilang atau

terhapus apabila suplai tegangan terputus. Untuk itu pula, maka masing-masing

memori tersebut dilengkapi dengan baterai lithium dioxide dengan tegangan

2,95V, yang fungsinya melindungi isi memori apabila sewaktu-waktu terjadi

kegagalan pada power supply. Baterai lithium tersebut mampu untu bekerja secara

kontinyu dalam waktu lebih dari 6 bulan. Untuk mengecek kondisi kerja baterai

dimonitor oleh sebuah LED yang bekerja dengan tiga kondisi. Kondisi pertama

LED akan menyala dengan normal, yang menunjukkan bahwa kondisi tegangan

baterai dalam keadaan normal pula. Pada kondisi yang ke-2 yaitu jika kondisi

tegangan baterai mulai turun dan berada diantara 2,55 – 2,75 V, maka LED akan

menyala berkedip-kedip, dalam hal ini CPU masih mampu untuk tetap bekerja.

Pada kondisi yang ke-3 LED akan mati apabila tegangan baterai jatuh di bawah

2,55 V dan dengan sendirinya CPU akan berhenti bekerja. Selanjutnya fungsi dari

masing-masing modul memori yang tersebut di atas dapat dijelaskan berikut ini.

1. Internal Memory Module

Modul ini merupakan modul logik yang dibuat agar dapat menyimpan

berbagai jenis tabel di dalam CMOS RAM dan dilengkapi dengan baterai

lithium sebagai back up. Modul ini mempunyai kemampuan untuk

Page 10: BAB IV fix

menyimpan 256 x 8 kata. Selanjutnya tabel-tabel yang disimpan dalam

Modul Internal Memory sebagai berikut :

Tabel status, yaitu tabel yang berisi bit-bit yang menyatakan status

on atau off dari semua input dan output yang disediakan untuk

menghubungkan dengan saluran input dan output utama.

Tabel Override, yaitu tabel yang berisi status untuk menahan

perubahan dari kondisi bit-bit input maupun output, sehingga status

input dan output tidak akan berubah dari kondisi semula, walaupun

CPU telah memberikan perintah-perintah untuk merubah kondisi

input dan output sesuai dengan kondisi kerja rangkaian yang telah

diprogram.

Tabel transisi, yaitu tabel yang berisi kondisi logik dari input ke

counter-counter. Selain itu juga status one shot relay disimpan

dalam tabel ini.

2. Register Memory Module

Modul Register Memory ini terdiri dari papan rangkaian induk yang

berisi perintah-perintah untuk membangkitkan atau menghasilkan

keseimbangan memori dan pemeriksaan fungsi-fungsi program. Modul

ini terdiri pula dengan papan rangkaian anak yang berisi 1024 register 16

bit di dalam CMOS RAM, yang dilengkapi pula dengan beterai lithium

sebagai back up. Modul ini digunakan pula untuk memanipulasi bit-bit

dengan fungsi-fungsi mnemonic tertentu. Bus data untuk mentransfer

perintah-perintah logik dibangkitkan pula pada modul ini.

3. Logic Memory Module

Modul ini berisi perangkat semikonduktor CMOS RAM yang digunakan

untuk menyimpan program (Ladder Diagram atau Statement List) yang

telah diinstruksikan oleh pemakai. Memori yang disediakan dalam

masing-masing modul ini bervariasi tergantung kebutuhan, misalnya

berisi 2 kB, 4 kB atau 8 kB. Dasar katanya adalah 2 byte atau terdiri dari

16 bit ditambah dengan 2 bit sebagai penyeimbang atau disebut pula

dengan bit parity, yang mana masing-masing bit untuk 1 byte atau kata

Page 11: BAB IV fix

(word). Bit parity ini diperlukan untuk memeriksa kelengkapan dari isi

data pada masing-masing kata atau dengan kata lain bit parity ini

digunakan untuk memeriksa kesalahan yang terjadi dalam penyaluran

byte. Pemeriksaan data dari kata tersebut dilaksanakan secara otomatis

oleh CPU. Modul ini dilengkapi pula dengan baterai lithium sebagai back

up, apabila hubungan catu daya suatu saat terputus, agar semua memori

yang tersimpan tidak hilang atau terhapus.

4. Modul Input dan Ouput Pembantu

Modul Input dan Output Pembantu (I/O Auxiliary Module) ini berupa

rangkaian untuk menghubungkan suatu rantai input dan output pembantu

ke saluran CPU. Modul ini merupakan suatu sistem I/O pembantu yang

kedua, yang mempunyai struktur yang sama dengan sistem I/O utama

yang dihubungkan pula dengan CPU. Sistem I/O pembantu ini dapat

melaksanakan fungsi kerja yang sama dengan sistem I/O Utama, hanya

dalam hal ini fungsi program input dan output pembantu di sini tidak

dapat ditekan (override). Sistem I/O pembantu ini mempunyai 1000 input

dan 1000 output. Tabel status I/O pembantu ini secara fisik disimpan

dalam register 1 sampai register 128. Register 1 – 64 merupakan tabel

status output pembantu, dan register 65 – 126 merupakan tabel status

input pembantu.

f. Sistem Input/Output

Sistem input/output dari PLC merupakan suatu sistem tersendiri, yakni

modul-modul input maupun output ditempatkan pada rak yang mempunyai catu

daya tersendiri pula. Kapasitas dari suatu rak dari sistem input/output ini

bervariasi, tergantung dari tipe-tipe PLC. Dari hasil pengamatan lapangan, suatu

rak I/O dapat berisi sampai 8 buah modul input/output, masing-masing modul

mempunyai kapasitas input atau output yang bervariasi pula. Jika 8 modul input

serta output dimasukkan pada suatu rak, maka akan dioperoleh titik input atau

output sebanyak 256 titik, ini jika masing-masing modul mempunyai 32 titik input

atau output. Untuk menentukan urutan titik-titik input atau output, mulai dari

nomor 1 sampai 256, digunakan suatu DIP (Dual In Package) switch 7 segment.

Page 12: BAB IV fix

Masing-masing modul mempunyai sebuah DIP switch 7 segment yang

ditempatkan pada rak. Sehingga dengan mengatur posisi switch dari masing-

masing segment ini, dengan membuka atau menutup akan diperoleh suatu urutan

nomor dari titik input atau output yang diinginkan.

4.3.4 Dasar-dasar Pemrograman PLC

1. PROGRAM

Program ini adalah tempat dimana dapat menuliskan program pada PLC.

2. PARAMETER

Parameter digunakan disaat membutuhkan pengaturan untuk timer dan

atau counter. Dengan parameter tersebut dapat di atur waktu untuk timer dan

masukkan untuk counter. Karena parameter inilah yang akan menentukan dari

system kerja timer dan counter.

3. RUN/STOP

Menu ini digunakan untuk menjalankan program yang telah dibuat dan

juga untuk menghentikan program yang sedang berjalan.

4. CLEAR PROGRAM

Clear program ini digunakan untuk menghapus sebuah program yang

berada di dalam PLC, sehingga tidak perlu menghapus program satu persatu.

Berikut dibawah ini langkah cara menyelesaikan program PLC.

Gambar 4.2 Cara menyelesaikan program PLC

Page 13: BAB IV fix

Dari gambar diatas dapat diuraikan bahwa sebelum memulai

menyelesaikan atau membuat sebuah diagram leader sebelumnya dan harus

memahami terlebih dahulu kebutuhan control system yang akan dibuat, yang

berupa input ataupun output yang akan digunakan. Setelah mengidentifikasi

kebutuhan yang digunakan, dilanjutkan mulai dengan membuat sebuah flowchart

atau diagram alir dari system yang akan dibuat, sehingga dapat diketahui apa yang

menjadi permasalahan dari sistem tersebut. Dan masukkan pula input maupun

output yang menjadi indikasi jalannya suatu sistem yang dibuat. Setelah dibuat

semua, terapkanlah semua flowchart atau diagram alir yang dibuat sebelumnya

pada program PLC, disini harus mengerti logika-logika yang dibuat dimana logika

tersebut akan sangat berperan penting dalam pembuatan program PLC. Setelah

selesai diterapkan dalam program PLC, simulasikan program yang telah dibuat,

apakah sama dengan sistem yang diinginkan atau belum, jika belum analisa lagi

program yang telah dibuat. Jika sudah sama maka hubungkanlah pada input dan

output yang akan digerakkan.

Sistematika merancang suatu sistem dengan PLC

1. Mempelajari sampai mengerti betul urutan kerja (sequence) sistem

tersebut.

2. Membuat flowchart dari sistem tersebut.

3. Membuat daftar semua input dan output terhadap O points dan PLC.

4. menerjemahkan flowchart ke diagram ladder dan disesuaikan dengan

daftar I/O yang telah dibuat.

5. Memeriksa program jika masih ada kesalahan.

6. Mentransfer program ke memori PLC.

7. Mensimulasikan program dan menganalisanya apakah sudah sesuai

dengan apa yang diinginkan.

8. Jika simulasi sudah benar barulah semua perlatan I/O dihubungkan ke

terminal PLC .

9. Memeriksa kembali hubungan kabel dari peralatan I/O ke PLC, setelah

yakin sudah benar barulah kita melakukan testing program lagi.

Page 14: BAB IV fix

10. Jika sistem sudah berjalan dengan baik dan benar, barulah dilakukan

dokumentasi gambar sistem secara sistematis sehingga mudah dimengerti

dan mudah dipelajari.

Untuk mencapai pekerjaan yang diinginkan suatu PLC memerlukan suatu

urutan perintah ladder yang bisa disebut dengan “Ladder Diagram

Programming”.

1. Diagram ladder terdiri dari sebuah garis vertikal di kiri dan cabang-

cabang garis mendatar.

2. Pada garis mendatar terdapat kondisi-kondisi dan akhiri dengan instruksi

di ujung kanan.

3. Kondisi-kondisi menentukan kapan dan bagaimana instruksi dieksekusi.

Kondisi tanpa garis diagonal disebut kondisi normal, dan kondisi garis

diagonal disebut kondisi invers. Angka diatas kondisi menunjukkan bit

operan untuk instruksi. Diagram ladder dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 4.3 Diagram Ladder

4. Kondisi normal adalah ON bila bit operannya ON, dan OFF bila bit

operannya OFF.

5. Kondisi invers adalah ON bila bit operannya OFF, dan OFF bila bit

operannya ON.

Page 15: BAB IV fix

6. Biasanya kondisi normal menyatakan sesuatu akan terjadi bila bitnya

ON, kondisi invers adalah sebaliknya.

Dalam PLC terdapat dua kontak yang dapat digunakan yaitu contact

normally open (NO) dan normally close (NC).

Gambar 4.4 Kontak dalam PLC dengan bentuk diagram Ladder dan diagram Timing

Namun dengan adanya dua kontak tersebut dapat dikembangkan menjadi logika-

logika yang lain: NOT, AND, OR, NOR, dll.

Gambar 4.5 Kontak dalam PLC dengan logika AND, NAND, OR, dan NOR

Intruksi dasar PLC dalam pemrograman adalah sebagai berikut dibawah ini.

1. LOAD (LD) merupakan perintah yang digunakan jika urutan kerja suatu

sistem kontrol hanya membutuhkan satu keadaan logika. Logika ini mitip

dengan kontak relay NO.

Page 16: BAB IV fix

Gambar 4.6 Simbol LOAD

2. LOAD NOT merupakan perintah yang digunakan jika urutan kerja sistem

kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logika. Logika ini mirip dengan

kontak relay NC.

Gambar 4.7 Simbol LOAD NOT

3. AND merupakan merintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem

kontrol yang lebih dari satu kondisi logika yang harus terpenuhi

semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan

kontak relay NO.

Gambar 4.8 Simbol AND

4. AND NOT merupakan perintah yang digunakan untuk urutan kerja

sistem kontrol yang lebih dari satu kondisi logika yang harus terpenuhi

semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan

kontak relay NC.

Gambar 4.9 Simbol AND NOT

Bila suatu instruksi terletak pada satu garis mendatar, maka yang pertama

adalah yang berhubungan dengan perintah LD atau LD NOT dan

berikutnya berhubungan dengan perintah AND atau AND NOT. Bila

digambarkan diagramnya adalah :

Gambar 4.10 Instruksi LD/LD NOT dan AND AND NOT Pada Satu Garis Mendatar

Page 17: BAB IV fix

5. OR merupakan perintah yang digunakan utnuk urutan kerja sistem

kontrol yang lebih dari salah satu kondisi logika yang harus terpenuhi

semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan

kontak relay NO.

Gambar 4.11 Simbol OR

6. OR NOT merupakan perintah yang digunakan untuk urutan kerja sistem

kontrol yang lebih dari salah satu kondisi logika yang harus terpenuhi

semuanya untuk mengerluarkan satu output. Logika ini mirip dengan

kontak relay NC.

Gambar 4.12 Simbol OR NOR

Bila beberapa kondisi terletak pada garis terpisah secara paralel (seperti

tergambar berikut ini), maka kondisi pertama saja yang berhubungan

dengan instruksi load (LD) dan sisanya berhubungan dengan instruksi

OR atau OR NOT.

Gambar 4.13 Instruksi LD/LD NOT dan AND AND NOT Pada Garis Paralel

Kombinasi antara AND dan OR. Kombinasi ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 18: BAB IV fix

Gambar 4.14 Kombinasi AND dan OR

7. OUT digunakan jika kondisi logika terpenuhi dan untuk mengeluarkan

satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay NO.

Gambar 4.15 Simbol OUT

8. OUT NOT digunakan jika kondisi logika terpenuhi, perintah ini

digunakan untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan

kontak relay NC.

Gambar 4.16 Simbol OUT NOT

9. TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)

Timer/Counter pada PLC berjumlah 512 buah yang bernomor TC 000

sampai dengan TC 511 (tergantung tipe PLC). Jika suatu nomor sudah

dipakai sebagai Timer/Counter, maka nomor tersebut tidak boleh dipakai

lagi sebagai counter. Jadi dalam satu program tidak boleh ada nomor

Timer/Counter yang sama.

Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat countdown (menghitung mundur)

dari nilai awal yang ditetapkan oleh program. Setelah hitungan mundur

tersebut mencapai angka nol, maka contact NO Timer/Counter akan ON.

Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk

BCD dan dalam orde 100 ms. Sedangkan untuk counter mempunyai orde

Page 19: BAB IV fix

angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.

Dalam diagram ladder dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 4.17 Timer dan Counter

Page 20: BAB IV fix

4.4 Cara Kerja

1. Masukkan Password PLC (clr + mntr + clr).

2. Set swtich selector mode dengan kunci ke posisi program.

3. Tekan clear bila perlu sampai 0000 tampil di layar.

4. Masukkan kode mnemonic program ke CPU.

5. Untuk menampilkan fungsi END tekan (FUN + 01).

6. Periksa program kalau ada kesalahan sintaks (dengan menekan

tanda panah).

7. Jalankan program, set switch selector mode dengan kunci ke posisi

run.

Page 21: BAB IV fix

Latihan IPenggunaan LD & AND NOT

Diagram ladder Latihan I

Gambar 4.18 Diagram Ladder Latihan I

Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kode Mnemonic Latihan IAddress Instruksi Data

001 LD 00000002 AND NOT 00001003 OUT 10001004 LD 10001005 OUT 10002006 END

Tabel 4.2 Kebenaran Latihan IS1 S2 Q1 Q2

OFF OFF ... ...ON OFF ... ...ON ON ... ...OFF ON ... ...

Berikan penjelasan logikanya.

Page 22: BAB IV fix

Latihan IIPenggunaan LD, AND

Diagram Ladder Latihan II

Gambar 4.19 Diagram Ladder Latihan II

Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.3 Kode Mnemonic Latihan II

Address Instruksi Data001 LD 00000002 OR 10003003 AND NOT 00001004 OUT 10003005 LD 10003006 OUT 10004007 END

Tabel 4.4 Kebenaran Latihan IIS1 S2 Q1 Q2ON OFF ... ...OFF OFF ... ...OFF ON ... ...ON ON ... ...

Berikan penjelasan logikanya.

Page 23: BAB IV fix

Latihan IIIPenggunaan Timer

Diagram Ladder Latihan III

Gambar 4.20 Diagram Ladder Latihan III

Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.5 Kode mnemonic Latihan III

Address Instruksi Data001 LD 00000002 AND NOT 00001

003 TIM 001#0030

004 LD NOT TIM 001005 OUT 10005006 LD TIM 001007 OUT 10006008 END

Tabel 4.6 Kebenaran Latihan IIIS1 S2 Q1 Q2 Keterangan

OFF OFF ... ...OFF ON ... ...ON ON ... ...ON OFF ... ...

Berikan penjelasan logikanya

Page 24: BAB IV fix

Latihan IVAplikasi

Diagram Ladder Latihan IV

Gambar 4.21 Diagram Ladder Latihan IV

Page 25: BAB IV fix

Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.7 Kode mnemonic Latihan IV

Address Instruksi Data001 ... ...002 ... ...003 ... ...004 ... ...005 ... ...006 ... ...007 ... ...008 ... ...009 ... ...010 ... ...011 ... ...012 ... ...013 ... ...014 ... ...015 ... ...016 ... ...017 ... ...

Tabel 4.8 Kebenaran Latihan IVS1 S2 Q1 Q2 Keterangan

OFF ON ... ...ON OFF ... ...OFF OFF ... ...ON ON ... ...

Berikan penjelasan logikanya.

Page 26: BAB IV fix

4.5 Data Hasil Percobaan

4.5.1 Latihan I Penggunaan LD & AND NOT

Diagram ladder Latihan I

Gambar 4.22 Diagram Ladder Latihan I

Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 4.9 Kode Mnemonic Latihan IAddress Instruksi Data

001 LD 00000002 AND NOT 00001003 OUT 10001004 LD 10001005 OUT 10002006 END

Tabel 4.10 Kebenaran Latihan IS1 S2 Q1 Q2

OFF OFF 0 0ON OFF 1 1ON ON 0 0OFF ON 0 0

Page 27: BAB IV fix

4.5.2 Latihan II Penggunaan LD, AND NOT dan OR

Diagram Ladder Latihan II

Gambar 4.23 Diagram Ladder Latihan II

Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.11 Kode Mnemonic Latihan II

Address Instruksi Data001 LD 00000002 OR 10003003 AND NOT 00001004 OUT 10003005 LD 10003006 OUT 10004007 END

Tabel 4.12 Kebenaran Latihan IIS1 S2 Q1 Q2ON OFF 1 1OFF OFF 1 1OFF ON 0 0ON ON 0 0

Page 28: BAB IV fix

4.5.3 Latihan III Penggunaan Timer

Diagram Ladder Latihan III

Gambar 4.24 Diagram Ladder Latihan III

Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.13 Kode mnemonic Latihan III

Address Instruksi Data001 LD 00000002 AND NOT 00001

003 TIM 001#0030

004 LD NOT TIM 001005 OUT 10005006 LD TIM 001007 OUT 10006008 END

Tabel 4.14 Kebenaran Latihan IIIS1 S2 Q1 Q2 Keterangan

OFF OFF 1 0 Tidak terjadi proses delay

OFF ON 1 0 Tidak terjadi proses delay

ON ON 1 0 Tidak terjadi proses delay

ON OFF 0 1 Delay 3 detik

Page 29: BAB IV fix

4.5.4 Latihan IV Aplikasi

Diagram Ladder Latihan IV

Gambar 4.25 Diagram Ladder Latihan IV

Page 30: BAB IV fix

Bila diagram diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkanTabel 4.15 Kode mnemonic Latihan IV

Address Instruksi Data001 LD 00000002 OR 20000003 AND NOT 00001004 OUT 20000005 LD 20000006 LD NOT TIM 002

007 TIME 001#0010

008 LD 20000009 LD NOT TIM 002

010 TIME 002#0030

011 LD 20000012 LD NOT TIM 001013 OUT 10001014 LD 20000015 LD NOT TIM 001016 OUT 10002017 END

Tabel 4.16 Kebenaran Latihan IVS1 S2 Q1 Q2 Keterangan

OFF ON 0 0 Tidak terjadi proses delay

ON OFF 1 1 Delay 3 detik, nyala 1 detik

OFF OFF 1 1 Delay 3 detik, nyala 1 detik

ON ON 0 0 Proses dimatikan

Page 31: BAB IV fix

4.6 Analisa Data Hasil Percobaan

4.6.1 Latihan I Penggunaan LD dan AND NOT

Diagram ladder Latihan I

Gambar 4.26 Diagram Ladder Latihan I

Pada percobaan penggunaan instruksi LD dan AND NOT pada PLC menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1) dan 00001 (S2). Dengan menghasilkan output nyala 2 lampu, yaitu 10001 (Q1) dan 10002 (Q2). Pada gambar 4.26, S1 menggunakan instruksi LD dan S2 menggunakan intruksi AND NOT. Bila gambar 4.26 diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 4.17 Kode Mnemonic Latihan IAddress Instruksi Data

001 LD 00000002 AND NOT 00001003 OUT 10001004 LD 10001005 OUT 10002006 END

Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.

1. Kondisi S1 dan S2 dalam keadaan OFF2. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan OFF3. Kondisi S1 dan S2 keadaan ON4. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON

Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel 4.18. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.

Page 32: BAB IV fix

Tabel 4.18 Kebenaran Latihan IS1 S2 Q1 Q2

OFF OFF 0 0ON OFF 1 1ON ON 0 0OFF ON 0 0

Tabel 4.19 Perhitungan Gerbang Latihan I

S1 S2 S 2 F = S1xS2 Q1 = F Q2 = Q1

0 0 1 0 0 0

1 0 1 1 1 1

1 1 0 0 0 0

0 1 0 0 0 0

1. Pada kondisi pertama, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau

bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0

dikalikan dengan S 2yang bernilai 1 maka menghasilkan output F yang

bernilai 0. Dikarenakan F=Q1, maka output Q1 bernilai 0 dan Q2 yang

bernilai 0 karena output Q1=Q2.

2. Pada kondisi kedua, didapat Q1 dan Q2 lampunya menyala atau bernilai 1.

Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1 dikalikan dengan

S 2 yang bernilai 1 maka menghasilkan output F yang bernilai 1. Dikarenakan

F=Q1, maka output Q1 bernilai 1 dan Q2 yang bernilai 1 karena output

Q1=Q2.

3. Pada kondisi ketiga, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau bernilai

0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1 dikalikan

dengan S 2 yang bernilai 0 maka menghasilkan output F yang bernilai 0.

Dikarenakan F=Q1, maka output Q1 bernilai 0 dan Q2 yang bernilai 0 karena

output Q1=Q2.

4. Pada kondisi keempat, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau

bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0

dikalikan dengan S 2 yang bernilai 0 maka menghasilkan output F yang

bernilai 0. Dikarenakan F=Q1, maka Q1 bernilai 0 dan Q2 yang bernilai 0

karena Q1=Q2.

Page 33: BAB IV fix

4.6.2 Latihan II Penggunaan LD, AND NOT, dan OR

Diagram Ladder Latihan II

Gambar 4.27 Diagram Ladder Latihan II

Pada percobaan penggunaan instruksi LD, AND NOT, dan OR pada PLC menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1), 00001 (S2). Dengan menghasilkan output nyala 2 lampu, yaitu 10003 (Q1) dan 10004 (Q2). Pada gambar 4.27, S1 menggunakan instruksi LD, S2 menggunakan intruksi AND NOT, Q1 mendapat instruksi OR dengan S2. Bila gambar 4.27 diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 4.20 Kode Mnemonic Latihan IIAddress Instruksi Data

001 LD 00000002 OR 10003003 AND NOT 00001004 OUT 10003005 LD 10003006 OUT 10004007 END

Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.1. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 dalam keadaan OFF2. Kondisi S1 dan S2 keadaan OFF3. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON4. Kondisi S1 dan S2 keadaan ON

Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel 4.21. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.

Page 34: BAB IV fix

Tabel 4.21 Kebenaran Latihan IIS1 S2 Q1 Q2ON OFF 1 1OFF OFF 1 1OFF ON 0 0ON ON 0 0

Tabel 4.22 Perhitungan Gerbang Latihan II

S1 S2 S 2 F = S1xS 2 Q1 = F + S 2 Q2 = Q1

1 0 1 1 1 1

0 0 1 0 1 1

0 1 0 0 0 0

1 1 0 0 0 0

1. Pada kondisi pertama, didapat Q1 dan Q2 lampunya menyala atau bernilai

1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1 dikalikan

dengan S 2 yang bernilai 1 maka menghasilkan output F yang bernilai 1,

kemudian F dijumlahkan dengan S 2yang bernilai 1, maka menghasilkan Q1

yang bernilai 1. Dikarenakan Q1 merupakan Q2, maka output Q2 bernilai 1.

2. Pada kondisi kedua, didapat Q1 dan Q2 lampunya menyala atau bernilai 1.

Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0 dikalikan dengan

S 2 yang bernilai 1 maka menghasilkan output F yang bernilai 0, kemudian

F dijumlahkan dengan S 2 yang bernilai 1, maka menghasilkan Q1 yang

bernilai 1. Dikarenakan Q1 merupakan Q2, maka output Q2 bernilai 1.

3. Pada kondisi ketiga, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau

bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0

dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 maka menghasilkan output F yang

bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 yang bernilai 0, maka

menghasilkan Q1 yang bernilai 0. Dikarenakan Q1 merupakan Q2, maka

output Q2 bernilai 0.

4. Pada kondisi keempat, didapat Q1 dan Q2 lampunya tidak menyala atau

bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1

dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 maka menghasilkan output F yang

bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 yang bernilai 0, maka

Page 35: BAB IV fix

menghasilkan Q1 yang bernilai 0. Dikarenakan Q1 merupakan Q2, maka

output Q2 bernilai 0.

4.6.3 Latihan III Penggunaan Timer

Diagram Ladder Latihan III

Gambar 4.28 Diagram Ladder Latihan III

Pada percobaan penggunaan instruksi LD, AND NOT, dan OR pada PLC menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1), 00001 (S2). Dengan menghasilkan output nyala 2 lampu, yaitu 10005 (Q1) dan 10006 (Q2). Pada gambar 4.28, S1 menggunakan instruksi LD, S2 menggunakan intruksi AND NOT, kemudian Q1 mendapat instruksi AND NOT dan TIM yang di delay selama 3 detik, kemudian Q2 mendapat instruksi LD dan TIM yang di delay selama 3 detik. Bila gambar 4.28 diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 4.24 Kode mnemonic Latihan IIIAddress Instruksi Data

001 LD 00000002 AND NOT 00001

003 TIM 001#0030

004 LD NOT TIM 001005 OUT 10005006 LD TIM 001007 OUT 10006008 END

Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.1. Kondisi S1 dan S2 dalam keadaan OFF2. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON

Page 36: BAB IV fix

3. Kondisi S1 dan S2 keadaan ON4. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan OFF

Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel 4.25. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.

Tabel 4.25 Kebenaran Latihan IIIS1 S2 Q1 Q2 Keterangan

OFF OFF 1 0 Tidak terjadi proses delay

OFF ON 1 0 Tidak terjadi proses delay

ON ON 1 0 Tidak terjadi proses delay

ON OFF 0 1 Delay 3 detik

Tabel 4.26 Perhitungan Gerbang Latihan III

S1 S2 S2 TIM 001 = S1xS 2 Q1 = TIM 001 Q2 = TIM 001

0 0 1 0 1 0

0 1 0 0 1 0

1 1 0 0 1 0

1 0 1 1 0 1

1. Pada kondisi pertama, didapat Q1 lampunya menyala atau bernilai 1 dan Q2

lampunya tidak menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara

logika S1 yang bernilai 0 dikalikan dengan S 2yang bernilai 1 sehingga

menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi

instruksi TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk

output Q1 diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak

mengalami delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai

0.

2. Pada kondisi kedua, didapat Q1 lampunya menyala atau bernilai 1 dan Q2

lampunya tidak menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara

logika S1 yang bernilai 0 dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 sehingga

menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi

instruksi TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk

output Q1 diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak

Page 37: BAB IV fix

mengalami delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai

0.

3. Pada kondisi ketiga, didapat Q1 lampunya menyala atau bernilai 1 dan Q2

lampunya tidak menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara

logika S1 yang bernilai 1 dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 sehingga

menghasilkan output yang bernilai 0 pada TIM 001, kemudian diberi

instruksi TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk

output Q1 diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak

mengalami delay sehingga output Q1 bernilai 1 dan untuk output Q2 bernilai

0.

4. Pada kondisi keempat, didapat Q1 lampunya tidak menyala atau bernilai 0

dan Q2 lampunnya menyala atau bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara

logika S1 yang bernilai 1 dikalikan dengan S2 yang bernilai 1 maka

menghasilkan output yang bernilai 1 pada TIM 001, kemudian diberi

instruksi TIM 001 #0030 yang artinya delay selama 3 detik, kemudian untuk

output Q1 diberi konstruksi AND NOT TIM 001 yang artinya TIM 001 tidak

mengalami delay 3 detik sehingga output Q1 bernilai 0 dan untuk output Q2

diberi instruksi LD TIM 001 yang artinya TIM 001 yang bernilai 1

mengalami delay 3 detik sehingga output Q2 bernilai 1.

Page 38: BAB IV fix

4.6.4 Latihan IV Aplikasi

Diagram Ladder Latihan IV

Gambar 4.29 Diagram Ladder Latihan IV

Pada percobaan aplikasi pada PLC menggunakan dua trigger, yaitu 00000 (S1), 00001 (S2). Dengan menghasilkan output nyala 2 lampu, yaitu 10001 (Q1), 10002 (Q2), dan 20000 (X). Pada gambar 4.29, S1 menggunakan instruksi LD, S2 menggunakan intruksi AND NOT, kemudian Q3 mendapat instruksi OR dengan S2, kemudian dilakukan proses Bila gambar 4.29 diatas diubah ke dalam kode mnemonic maka dihasilkan sebagai berikut:

Tabel 4.27 Kode mnemonic Latihan IVAddress Instruksi Data

001 LD 00000002 OR 20000003 AND NOT 00001004 OUT 20000005 LD 20000006 LD NOT TIM 002

007 TIME 001#0010

008 LD 20000009 LD NOT TIM 002

Page 39: BAB IV fix

010 TIME 002#0030

011 LD 20000012 LD NOT TIM 001013 OUT 10001014 LD 20000015 LD NOT TIM 001016 OUT 10002017 END

Pada percobaan ini dilakukan empat kondisi, yaitu sebagai berikut dibawah ini.1. Kondisi S1 dan S2 dalam keadaan OFF2. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan OFF3. Kondisi S1 keadaan ON dan S2 keadaan ON4. Kondisi S1 keadaan OFF dan S2 keadaan ON

Dari dilakukannya kondisi tersebut, didapatkan hasil output seperti pada tabel 4.28. Bila lampu menyala diberi nilai 1, bila lampu mati diberi nilai 0. Bila trigger keadaan ON bernilai 1, bila trigger keadaan OFF bernilai 0.

Tabel 4.28 Kebenaran Latihan IVS1 S2 Q1 Q2 Keterangan

OFF ON 0 0 Tidak terjadi proses delay

ON OFF 1 1 Delay 3 detik, nyala 1 detik

OFF OFF 1 1 Delay 3 detik, nyala 1 detik

ON ON 0 0 Proses dimatikan

Tabel 4.29 Perhitungan Gerbang Latihan IV

S1 S2 S 2 F=S1xS 2

G=F+S2

TIM 001 =G x TIM 002

TIM 002 =G x TIM 002

Q1 =G xTIM 001

Q2 =G xTIM 001

0 1 0 0 0 0 0 0 01 0 1 1 1 0 0 1 10 0 1 0 1 0 0 1 11 1 0 0 0 0 0 0 0

1. Pada kondisi pertama, didapat output Q1 dan Q2 lampunya tidak

menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang

bernilai 0 dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 sehingga menghasilkan

output F yang bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S2 yang

Page 40: BAB IV fix

bernilai 0 sehingga menghasilkan output G yang bernilai 0. Kemudian

untuk output TIM 001 dan output TIM 002 didapat dari perkalian G

dengan TIM 002. Dikarenakan TIM 002 belum memiliki nilai maka dapat

dianggap bernilai 0. Sehingga output TIM 001 dan output TIM002

bernilai 0. Kemudian untuk mendapatkan output Q1 dan output Q2

didapat dari perkalian G dengan TIM 001 sehingga output Q1 dan output

Q2 bernilai 0.

2. Pada kondisi kedua, didapat output Q1 dan Q2 lampunya menyala atau

bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 1

dikalikan dengan S 2 yang bernilai 1 sehingga menghasilkan output F

yang bernilai 1, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 sehingga

menghasilkan output G yang bernilai 1. Kemudian untuk output TIM 001

dan output TIM 002 didapat dari perkalian G dengan TIM 002.

Dikarenakan TI M 002 belum memiliki nilai maka dapat dianggap

bernilai 0. Sehingga output TIM 001 dan output TIM002 bernilai 0.

Kemudian untuk mendapatkan output Q1 dan output Q2 didapat dari

perkalian G dengan TIM 001 sehingga output Q1 dan output Q2 bernilai

1.

3. Pada kondisi ketiga, didapat output Q1 dan Q2 lampunya menyala atau

bernilai 1. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang bernilai 0

dikalikan dengan S 2 yang bernilai 1 sehingga menghasilkan output F

yang bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 sehingga

menghasilkan output G yang bernilai 1. Kemudian untuk output TIM 001

dan output TIM 002 didapat dari perkalian G dengan TIM 002.

Dikarenakan TIM 002 belum memiliki nilai maka dapat dianggap bernilai

0. Sehingga output TIM 001 dan output TIM002 bernilai 0. Kemudian

untuk mendapatkan output Q1 dan output Q2 didapat dari perkalian G

dengan TIM 001 sehingga output Q1 dan output Q2 bernilai 1.

4. Pada kondisi keempat, didapat output Q1 dan Q2 lampunya tidak

menyala atau bernilai 0. Hal ini disebabkan karena secara logika S1 yang

Page 41: BAB IV fix

bernilai 1 dikalikan dengan S2 yang bernilai 0 sehingga menghasilkan

output F yang bernilai 0, kemudian F dijumlahkan dengan S 2 sehingga

menghasilkan output G yang bernilai 0. Kemudian untuk output TIM 001

dan output TIM 002 didapat dari perkalian G dengan TIM 002.

Dikarenakan TIM 002 belum memiliki nilai maka dapat dianggap bernilai

0. Sehingga output TIM 001 dan output TIM002 bernilai 0. Kemudian

untuk mendapatkan output Q1 dan output Q2 didapat dari perkalian G

dengan TIM 001 sehingga output Q1 dan output Q2 bernilai 0.

Page 42: BAB IV fix

4.7 Simpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan PLC merupakan

sistem elektronik yang beroperasi secara digital dan didisain untuk pemakaian di

lingkungan industri, dimana sistem ini menggunankan memori yang dapat

diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang

mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan perwaktuan,

pencacahan, dan operasi aritmatika untuk mengontrol mesin atau proses melalui

modul-modul I/O (input/output) digital maupun analog.

Sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data dari peralatan-peralatan

input yang berupa saklar-saklar, tombol-tombol, sensor-sensor, dan lain

sebagainya. Kemudian oleh PLC dibentuk menjadi keputusan-keputusan yang

bersifat logika yang selanjutnya disimpan dalam suatu program ingatan. Dengan

adanya perubahan dari kondisi input yang kemudian diolah oleh PLC, selanjutnya

perintah-perintah dari input yang akan ditrasfer oleh PLC ke output yang

kemudian dapat digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin atau suatu alur

proses produksi.

Instruksi dasar PLC dalam pemrograman ada berbagai macam, yaitu

LOAD (LD), LOAD NOT, AND, AND NOT, OR, OR NOT, OUT, OUT NOT,

TIMER (TIM), dan COUNTER (CNT).

1. Pada latihan I, menggunakan instruksi sederhana, yaitu LOAD, dan AND

NOT yang dikalikan kemudian menghasilkan suatu output mati nyalanya 2

buah lampu.

2. Pada latihan II, menggunakan instruksi yang sedikit lebih kompleks dari

pada latihan sebelumnya, yaitu LOAD, AND NOT, dan OR, dimana

LOAD dikalikan dengan AND NOT kemudian hasilnya dijumlahkan (OR)

dengan AND NOT sehingga menghasilkan output mati nyalanya 2 buah

lampu sesuai yang diinginkan.

3. Pada latihan III, menggunakan instruksi LOAD, AND NOT, dan TIM 001

#0030, dimana TIM ini akan berfungsi untuk men-delay waktu suatu

output mati nyalanya 2 buah lampu dari beberapa kondisi yang dicoba,

Page 43: BAB IV fix

sehingga ada kondisi dimana akan terjadi delay waktu menyalanya lampu

3 detik.

4. Pada latihan IV, menggunakan pergabungan instruksi sehingga menjadi

lebih kompleks, yaitu LOAD, AND NOT, OR, dan 2 TIM (TIM 001

#0010 dan TIM 002 #0030), sehingga menghasilkan output dengan dua

kondisi delay yaitu waktu nyala lampu 1 detik, dan waktu mati lampu 3

detik dimana TIM 001 tidak boleh memiliki delay waktu lebih besar dari

TIM 002 karena saat dicoba hal tersebut lampu tersebut akan menyala

terus dan tidak mati.

Page 44: BAB IV fix

LAMPIRAN