9. bab iv (fix)
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
1/24
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN
4.1. Justifikasi Konsep Makro
Daerah kabupaten/kota di wilayah Kedungsepur masih menunjukkan kesenjangan
perekonomian. Hal ini terlihat pada terpusatnya pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang terhadap
wilayah kabupaten/kota di sekitarnya. Kondisi tersebut didukung oleh keberadaaan pelabuhan
internasional, bandara, dan stasiun kereta api sehingga dapat menunjang pergerakan barang
maupun aktivitas masyarakat di wilayah Kedungsepur. Data PDR wilayah Kedungsepur !ahun
"##$ menunjukkan Kota Semarang menyumbang Rp %&.'&%.(&",'( atau $",(() *+artono, "##(.
-akta tersebut menunjukkan kesenjangan antara Kota Semarang dengan wilayah disekitarnya.
Permasalahan utama di wilayah Kedungsepur terkait dengan pengembangan industri adalah
tidak adanya integrasi antar industri dalam wilayah Kedungsepur itu sendiri. Salah satu indikasinya
adalah belum terdapatnya okus industri di masingmasing wilayah Kedungsepur. Sebagai 0ontoh
Kabupaten Demak dan Kabupaten Kendal memiliki banyak okus industri, seperti industri pertanian,
garmen dan kayulapis. Hal ini juga dapat ditemui di Kabupaten Semarang maupun Kabupaten
1robogan. Permasalahan lain yang berkaitan dengan pengembangan industri di Kedungsepur
adalah minimnya penyediaan pemukiman bagi pekerja industri di masing masing kabupaten/kota di
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
2/24
akan dijadikan sebagai kawasan terbabangun dan kawasan yang akan tetap diperuntukkan alam
seperti pertanian, perkebunan, tambak, dan lainlain.
4. Penerapan Konsep Makro
Didalam konsep Sustainable Industrial Estate Development, terdapat tema utama yakni
berupa Sustainable Developmentyang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan manusia melalui
pemanaatan sumberdaya alam se0ara bijaksana, eisien, dan memperhatikan keberlangsunganpemanaatannya baik untuk generasi masa kini maupun generasi yang akan datang *Kesepakatan
global yg dihasilkan K!! Dunia di Rio de 5aneiro ra6il, %77". erikut adalah penerapan konsep
yang mampu mengatasi setiap permasalahan di Kedungsepur.
!a"e# IV.1Penerapan Konsep $i Ke$un%sepur
Peran&an%an 'i#a(a) !ransportasiBerke#an*utan
Ka+asan In$ustri Ka+asan ,unian
Kawasan perindustrian
dikembangkan dengan
mempertimbangkan
aksesibilitas yang ada, di
masingmasing kawasan
yang ada.
Penerapan konsep
sustainable transportsalah
satunya dengan konsep
dryportsehingga ada
integrasi dalam hal
aktivitas perindustrian
Penerapan konsep
compactsebagai turunan
dalam sustainable
developmentakan menjadi
a0uan dalam
pengembangan kawasan
Penerapan konsep
compact sebagai turunan
dalam sustainable
development akan
menjadi a0uan dalam
membangun kawasan
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
3/24
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Kawasan Strategis :asional *KS: Perkotaan Kedungsepur yang men0akup Kabupaten
Kendal, Kabupaten Demak, 2ngaran *Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang dan
Purwodadi *Kabupaten 1robogan memiliki potensi industri masingmasing. Pada Kabupaten
Kendal, sektor industri 0enderung berupa pengolahan Sumber Daya ;lam seperti kehutanan, logam
dan perikanan. Kabupaten Demak memiliki potensi industri kimia, garmen dan perikanan. erbeda
halnya dengan Kabupaten Semarang *2ngaran dengan industri yang berkembang berupa
makanan dan manuaktur, Kabupaten 1robogan *Purwodadi memiliki industri kimia dan tambang
serta Kota Salatiga yang mengembangkan industri di bidang makanan. Selanjutnya Kota Semarang
dengan berbagai sarana dan prasarana yang mendukung dan lebih maju dibandingkan
kabupaten/kota lain di kawasan Kedungsepur memiliki industri yang lebih beragam.
Selain potensi tersebut, diantara kabupaten/kota Kawasan Kedungsepur juga memiliki
keterkaitan. ;ntara Kabupaten Kendal dan Kota Semarang keterkaitan berupa industri di bidang
otomoti dan komponen elektronik. Keterkaitan industri di bidang tekstil juga terjadi antara
Kabupaten Semarang, Kota Semarang dan Kota Salatiga. Sedangkan untuk kabupaten lainnya,
keterikatan berupa industri pengolahan pertanian. Dengan potensi dan keterkaitan tersebut belum
mampu membuat kawasan industri di Kedungsepur berkembang apabila dibandingkan dengan
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
4/24
misi meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan atau pemerataan, memperluas kesempatan
kerja, tidak padat modal dan teknologi yang digunakan adalah teknologi menengah atauteknologi maju. 8ontohnya industri aneka pengolahan makanan, aneka pengolahan
kebutuhan sandang, aneka kimia dasar, dan aneka industri bahan bangunan.4. In$ustri pertanian merupakan usaha mengolah bahan mentah menjadi berbagai ma0am
produk hasil olahan yang bermanaat. Dalam industri pertanian terdapat serangkaian
kegiatan yang saling berhubungan dan berinteraksi membentuk suatu sistem yang biasa
disebut sistem industri pertanian. Sistem industri pertanian meliputi subsistem produksi
bahan baku *produksi budidaya tanaman, proses pengolahan sampai pemasaran dan
distribusi. Subsistem produksi budidaya tanaman merupakan kediatan mengkonversi atau
memanaatkan sumber daya alam untuk dihasilkan bahan mentah hasil pertanian. Sub
sistem pengolahan merupakan kegiatan untuk mempreservasi dan mentransormasi hasil
pertanian dari subsistem produksi menjadi produk hasil olahan yang diren0anakan. Sub
sistem pemasaran atau distribusi merupakan kegiatan membawa produk hasil ke pasar,
masyarakat, atau konsumen. !ujuan dari indutri pertanian adalah men0iptakan produk
olahan hasil pertanian yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan nilai jual bahan mentah.Dengan demikian dalam industri pertanian diperlukan aktor
d k i d t i t i d t di d b i k i t k i
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
5/24
Sumber: Hasil Analisis, 2014
Ga-"ar 4.1Karakteristik Ka"upaten0Kota $i Ka+asan Ke$un%sepur
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
6/24
Ka"upaten0Kota Karakteristik Sarana Prasarana !ransportasi
d. Dekat dengan andara ;hmad
>aniKabupaten 1robogan a. +emiliki topograi yang datar
b. !erdapat potensi tambang semena. Dilalui jalur daratb. Dilalui jalur kereta api
Kabupaten Semarang a. +emiliki topograi yang berbukitb. !erdapat potensi perkebunan dan kayu
a. a. Dilalui jalur darat
Kota Salatiga a. +emiliki topograi yang berbukitb. !erdapat banyak tenaga kerja
b. a. Dilalui jalur darat
Sumber: Hasil Analisis, 2014
erdasarkan gambaran tersebut, maka jenis industri yang berpotensi dikembangkan di
kabupaten/kota kawasan Kedungsepur adalah sebagai berikut9
!a"e# IV.4Pen%e-"an%an In$ustri per Ka"upaten0Kota $i Ka+asan Ke$un%sepur
Ka"upaten0Kota Jenis In$ustri Catatan
Kabupaten Kendal Kimia Dasar, Pertanian, serta +esin dan
?ogam Dasar
Kota Semarang Kimia Dasar, +esin dan ?ogam Dasar, serta
;neka 3ndustri
Kabupaten Demak Kimia Dasar, ;neka 3ndustri, +esin dan
?ogam Dasar, serta Pertanian
Pengembangan industri +esin dan
?ogam Dasar harus mampu
didukung dengan teknologi dan
Sumber Daya +anusia yang sudah
maju
K b t 1 b Ki i D
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
7/24
Disamping permasalahan lingkungan, permasalahan lainnya adalah banyaknya pola permukiman
disekitar kawasan industri yang ragmented. Pola permukiman ragmented di sekitar kawasanindustri timbul karena daya tarik kawasan industri yang memerlukan tenaga kerja dengan jumlah
yang banyak berbanding lurus dengan kebutuhan para pekerja akan rumah atau tempat tinggal
yang banyak pula. Perkembangan permukiman yang tidak terkontrol menimbulkan pola permukiman
yang ragmented. 5ika permasalahan ini dibiarkan begitu saja, maka akan berpotensi terjadinya
urban sprawl. 2ntuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan pembangunan
kawasan industri yang berkelanjutan.
4.4. Penerapan Konsep Eco Compact Industrial Development
Konsep Eco %ompact Industrial Developmentmerupakan salah satu konsep gabungan
yang terdiri dari Konsep Eco Industrialdan %ompact Industrial.
a. Konsep Eco Industrial
4kologi industri ini merupakan salah satu konsep untuk menerapkan pembangunan
berkelanjutan.4kologi industri merupakan multi disiplin ilmu yang membahas masalah sistem
industri, aktivitas ekonomi dan hubungannya yang undamental dengan sistem alam. !ujuan
utama ekologi industri adalah untuk memajukan dan melaksanakan konsepkonsep
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
8/24
3de kota kompak ini pada awalnya adalah sebuah respon dari pembangunan kota a0ak
*urban spra&l development. erdasarkan pendekatan tersebut konsep compact industrialdimaksudkan untuk meran0ang kawasan industri yang padat dengan mengintensikan
penggunaan lahan di 6ona industri sehingga menjadi lebih eisien dengan susunan
compactdengan banyak lahan sisa yang dapat digunakan sebagai ruang terbuka.Pendekatan
compact industrialyang pada dasarnya merupakan pengaplikasian konsep compact city juga
memiliki sistem ataupun tipikal yang sama dengan konsep compact city itu sendiri. ;dapun
menurut 5enks *"###, pendekatan compact citymeliputi hal9
%. +eningkatkan kawasan terbangun dan kepadatan penduduk permukiman
". +engintensikan aktiitas ekonomi, sosial budaya perkotaan
'. +emanipulasi ukuran kota, bentuk dan struktur perkotaan serta sistem permukiman
dalam rangka men0apai manaat keberlanjutan lingkungan, sosial, dan global, yang
diperoleh dari pemusatan ungsi perkotaan.
Sementara itu menurut Roy0hansah *"##$ terdapat enam aktor penting sebagai atribut
compact cityyaitu pemadatan populasi, pengonsentrasian kegiatan, intensiikasi transportasi
publik, ukuran optimal kota, kesejahteraan sosialekonomi dan proses menuju kota yang
kompak. !erdapat beberapa bentuk penerapan konsep 0ompa0t industrial pada kawasan
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
9/24
erdasakan deinisi diatas, konsep eco)compactadalah pembangunan industri merupakan
suatu konsep yang memperhatikan sistem lingkungan dalam pelaksanaannya melaluiperan0angan kawasan industri ramah lingkungan dan memiliki kepadatan yang tinggi demi
keberlanjutan lingkungan, sosial dan global di masa yang akan datang. 4kologis akan berperan
pada setiap proses pelaksanaan dalam industri, mulai dari proses praproduksi yang akan
dilaksanakan dengan eisiensi bahan bakuC proses produksi yang akan dilaksanakan dengan
metode dan teknologi produksi ramah lingkunganC dan pas0aproduksi yang akan
memperhatikan pengolahan limbah hasil produksi agar tidak merusak keseimbangan
lingkungan. Sedangkan konsep compact akan diwujudkan dengan konsep +ransit riented
Development yang akan mengatur alur pengangkutan barang dan manusia. Selain itu, konsep
kompak pun akan diwujudkan di kawasan hunian sekitar dalam rangka menghindari enomena
urban spra&lyang sering terjadi di kotakota di sekitar kota besar. Poin penting lainnya dalam
penerapan konsep kompak adalah eisiensi lahan dengan (ig( rise building dan mi- used
landuse, dimana dampak selanjutnya adalah dapat meningkatkan lahan serapan untuk air
hujan.
%ompact industrial merupakan salah satu bentuk pengembangan dari konsep compact
development yang lebih terarah dalam lingkup peran0angan kawasan industri. Konsep
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
10/24
lebih eisien serta mampu menambah area tangkapan air hujan.
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
11/24
kelautannya dikelola se0ara optimal. ;kan tetapi kenyataanya hasil kelautan yang ada tidak di
optimalkan se0ara baik, hal inilah yang menyebabkan permasalahan sosial dan perekonomian
masyarakat di kawasan pesisir yaitu pendapatan masyarakat yang di bawah standar kurangnya
lapangan kerja, jika dilihat se0ara umum pengelolaan potensi luat juga bisa membantu dalam
pertumbuhan dan pembangunan perekonomian di wilayah Demak sehingga nantinya bisa
membantu dalam pembangunan inrastuktur dan pengolahan lingkungan yang baik.Dengan mempertimbangkan potensi dan permasalahan yang ada di Kelurahan Sidogemah
Ke0amatan Sayung Kabupaten Demak konsep maritim diharapkan dapat menyelesaikan
permasalahan berupa pengelolaan potensi lokal sehingga nantinya bisa membantu dalam
perekonomian masyarakat dan daerah.Selain adanya potensi di lokasi peran0angan, terdapat juga
permasalahan yang mengganggu aktivitas masyarakat. +asalah yang paling mendominasi adalah
terkait dengan degradasi lingkungan. Desa Sidogemah merupakan daerah yang mengalami
penurunan tanah men0apai #,% 0m per tahunnya. Kondisi tersebut disebabkan karena penggunaan
air tanah yang berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan Desa Sidogemah mengalami rob dan
banjir, bahkan rob terjadi hampir setiap hari saat menjelang sore. anjir juga disebabkan oleh
luapan air sungai karena berisi sampahsampah rumah tangga. Selain itu karena dekat dengan
industri, air di Desa Sidogemah mulai ter0emar. Dampaknya, untuk konsumsi seharihari
k l bih ilih k i d i i dik l l i di id S l i
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
12/24
4.2. Penerapan Konsep Maritime Green Industrial Estate
Penerapan konsep +134 menga0u pada indikator konsep messo 483D diantaranya
kawasan yang terintegrasi dengan sistem alam, 0onserving energy, !ransit
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
13/24
%7. +enjadi salah satu pengembangan yang mendukung program nasional dan daerah terkait
adanya pengembangan hasil kelautan.
4.2.1. Konsep Local Maritime Eco Development
a. Justifikasi Pe-i#i)an Konsep Local Maritim Eco Development
Kelurahan Sidogemah, Ke0amatan Sayung merupakan salah satu daerah yang
diperuntukan guna kawasan industri hal tersebut berdasarkan berdasarkan Ren0ana !ata Ruang
@ilayah *R!R@. Dimana berdasarkan R!R@ Ke0amatan Sayung merupakan ke0amatan yang
diperuntukkan untuk kawasan industri dengan luasan paling besar. Salah satu potensi yang ada di
Desa Sidogemah adalah hasil pertambakan karena penggunaan lahan sebesar &() berupa
tambak. Potensi tambak di kelurahan Sidogemah merupakan salah satu potensi yang bisa
dikembangkan apabila dimanaatkan se0ara optimal guna meningkatkan perekonomian masyarakat.
Sumber daya lokal pesisir yang ada di Kabupetan Demak khsusnya Ke0amatan Sayung
masih banyak yang belum dioptimalkan dalam pengolahan perikanan dari sektor kelautan, padahal
dengan memanaatkan kawasan pesisir se0ara baik, bisa membantu dalam pertumbuhan
perekonomian masyarakat di Sidogemah Ke0amatan Sayung dan membantu dalam pembangunan
perekonomian di wilayah Demak sehingga nantinya bisa membantu dalam pembangunan
i k d l h li k b ik di i i i l b l k i k
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
14/24
petani tambakdan adanya pengolahan ikan skala ke0il yang men0emari lingkungan. Hal ini
diperparah dengan kondisi inrastuktur yang belum mendukung dalam perkembangan hasilhasil
tambak dan sering terjadinya rob sehingga mengurangi hasil tambak.
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
15/24
". +engakomodir hasilhasil perikanan tambak Kabupaten Demak dengan komoditas ikan
kakap, bandeng, udang dan kepiting'. +engolah dan meningkatkan hasilhasil perikanan tambak sehingga nantinya mempunyai
harga jual yang tinggi=. +enyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat dengan dibangunnya industri
pengolahan hasil tambak yang bisa menyerap masyarakat pesisir$. +en0iptkan lapangan kerja berupa pembangunan jenis industri pengolahan perikanan
dengan mempertimbangkan SD+ dan SD; yang ada&. +ewadahi dan mengikutsertakan masyarakatmasyarakat yang bekerja dalam sektor
perikanan tambak seperti petani tambak, pelaku pengoalahan ikan skala ke0il dan
masyarakat pesisir lainya.. +eningkatkan kesejahtraan masyatakat di kawasan pesisir dengan memanaatkan hasil
perikanan tambak berupa pengolahan ikan dengan pendapatan ratarata masyakarat
meningkat sampai Rp ".###.###,## atau diatas 2+R Kabupaten Demak.(. +eningkatkan pendapatan daerah dengan adanya industri pengolahan perikananSedangkan eco development merupakan konsep yang dilatar belakangi oleh adanya
permasalahan lingkungan sehingga nantinya bisa membantu dalam penyelesain permasalahan
lingkungan berupa rob, pen0amaran air dan udara. Dimana dalam penerapan konsep e0o
development yang akan dterapkan di Kelurahan Sidogemah yaitu 9
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
16/24
4.2.. Konsep Eco Green Living
a. Justifikasi Pe-i#i)an Konsep Eco Green Living
@ilayah studi yang akan diperuntukkan sebagai kawasan industri berada di Desa
Sidogemah, Ke0amatan Sayung, Kabupaten Demak. erdasarkan Ren0ana !ata Ruang @ilayah
*R!R@ Kabupaten Demak, ren0ana peruntukan kawasan industri berada di delapan ke0amatan.
:amun, untuk peruntukan kawasan industri terluas berada di Ke0amatan Sayung. Hal tersebut juga
disesuaikan dengan keberadaan beberapa industri di Ke0amatan Sayung berupa industri
manuaktur. Salah satu potensi yang ada di Desa Sidogemah adalah hasil pertambakan karena
penggunaan lahan sebesar &() berupa tambak. Hasil pertambakan seperti udang, ikan bandeng,
ikan asin dan kepiting tidak hanya dipasarkan disekitar Pasar Sayung melainkan sampai ke Kota
Demak, Semarang dan Kudus. Selain adanya potensi di lokasi peran0angan, terdapat juga
permasalahan yang mengganggu aktivitas masyarakat.
!erkait dengan permukiman yang ada di Desa Sidogemah terdapat masalah utama yang
paling mendominasi, yakni degradasi lingkungan ini berupa penurunan tanah yang men0apai %# 0m
pertahunnya. Hal ini dikarenakan penggunaan air tanah yang berlebihan. Kondisi tersebut
menyebabkan Desa Sidogemah mengalami rob dan banjir, bahkan rob terjadi hampir setiap hari
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
17/24
Ke0amatan Sayung memiliki potensi air tanah yang 0ukup besar, namun dengan adanya
penggunaan air tanah atau penyedotan yang berlebih membuat ketersediaannya berkurang.
Selain itu hal tersebut juga akan berdampak pada penurunan permukaan tanah pada waktu
yang akan datang.
?etak Ke0amatan Sayung yang berada didaerah pesisir, membuat daerah ini rentan terkena
banjir rob.
eberapa kelurahan/desa di daerah ini juga berpotensi banjir yang diakibatkan oleh luapan
sungai. Hal tersebut diperparah dengan kondisi sistem drainase yang buruk dan tak terawat. Semakin pesatnya perkembangan industri di sekitar Ke0amatan Sayung, membuat
kebutuhan akan perumahan juga meningkat. Perumahan yang hijau dan tetap asri sangat
dibutuhkan untuk perumahan disekitar kawasan industri tersebut.
Pertumbuhan penduduk yang meningkat itu pula membuat peningkatan volume jumlah
kendaraan juga meningkat. Hal tersebut akan berdampak pada terganggunya aliran barang
maupun manusia.
Dibutuhkan suatu kawasan permukiman yang dapat menampung tenaga kerja pada daerah
industri, serta kawasan tersebut dapat terintegrasi langsung dengan kawasan industri.
Peningkatan jumlah penduduk di sekitar daerah ini juga akan menimbulkan permasalahan
peningkatan volume sampah pada waktu yang akan datang.
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
18/24
lebih awal lokasi area atau kawasan yang perlu dilindungi sebelum menetapkan lokasi
pengembangan area terbangun atau pembangunan inrastruktur *pustaka.pu.go.id.
Prinsipprinsip green in"rastructure adalah hemat energi, berkelanjutan dan ramah
lingkungan. Pengembagan inrastruktur yang dijalankan berpedoman pada penyediaan
inrastruktur hijau, aman, dan berorientasi kepada masyarakat. penanaman pohon dalam
kegiatan pembangunan, preservasi, dan peningkatan jalan raya dengan tujuan untuk
menekan emisi karbon panjang. 5alan baru ditanami pohon trembesi yang menurut kajian
mampu menyerap karbondioksida 0ukup besar atau "(,= dalam ton/pohon/tahun dibanding
tanaman lain. Rumput vetiver juga sangat baik untuk menahan erosi dangkal. Sistem
jaringan/koridor hijau yang menghubungkan pusatpusat hijau * taman, kawasan lindung,dll
inrastruktur hijau ternyata tidak hanya mampu menjaga keseimbangan ekologi, tetapi bahkan
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial. 3nrasruktur hijau mampu
berperan juga sebagai kerangka yang mensejajarkan pembangunan dan konservasi
*antroposentris dan ekosentris, serta perlu diren0anakan sebelum pembangunan *+ark ;.
enedi0t, Ph.D.,4dward !. +0+ahon, 5.D. !he 8onservation -und, "##%.
3nrastruktur hijau merupakan suatu jaringan yang saling berhubungan antara sungai,
lahan basah, hutan, habitat kehidupan liar dan daerah alami diwilayah perkotaanC jalur hijau,
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
19/24
Ga-"ar 4.Penerapan Konsep Green Infrastru&ture Pa$a Ja#an
Penerapan green drainase dapat berupa penerapan (ydraulic conductivity. Penerapan
green &ater installation dapat berupa penyediaan lahan kosong sebagai kawasan penyerapan
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
20/24
dengan penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak lingkungan akibat
kendaraan bermotor. entukbentuk yang terkait dengan upaya pen0egahan atau
pengurangan jumlah perjalanan yang tidak perlu dapat berupa pengembangan kawasan
terpadu yang masuk kategori compact cityseperti kawasan super)bloc$, kawasan mi-)used
one, maupun transit)oriented development. Selain itu, pengurangan jumlah perjalanan dapat
dilakukan dengan melakukan manajemen kebutuhan transport *!D+ +ransport Demand
.anagement.
+ransit riented Developmentadalah upaya revitalisasi kawasan lama atau kawasan
terpadu baru yang berlokasi pada jalurjalur transportasi utama seperti jalur K;, busway, dll
dengan mengembangkan kawasan berungsi 0ampuran *mi-ed)use antara ungsi hunian,
komersial dan perkantoran. Sebuah kawasan !
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
21/24
+enyediakan asilitas untuk mendorong penggunaan sarana angkutan tak bermotor
seperti jalur sepeda, jalur pejalan kaki yang dapat mengurangi ketergantungan kepada
kendaraan bermotor. 5alur sepeda dan pejalan kaki lebih lebar dibanding jalur untuk
kendaraan bermotor. ' m untuk jalur pejalan kaki
+enerapkan jam kerja yang lebih leksibel atau penggeseran waktu kerja * staggering
&or$ (ours dan pemisahan waktu kerja dan sekolah untuk mengurangi beban lalulintas
pada jam pun0ak.
+enerapkan 0ongestion pri0ing, pengenaan tari parkir yang tinggi pada kawasan
kawasan 8D untuk memberikan disinsenti bagi pengguna kendaraan pribadi.
Pengenaan tari parkir yang tinggi tersebut sebesar Rp "### per jam untuk kendaraan
bermotor roda dua dan untuk kendaraan bermotor roda empat sebesar Rp $### per jamC. Green Design Housing
%. %onserving energy*hemat energi 9
+engoperasikan bangunan se0ara ideal yaitu dengan menggunakan sumber energi
yang langka dan membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan kembali se
sedikit mungkin, seperti meminimkan penggunaan pen0ahayaan buatan dengan
memaksimalkan pen0ahayaan alami dari sinar matahari dengan banyak bukaan pada
bangunan dan mengurangi penggunaan penyejuk ruangan dengan memaksimalkan
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
22/24
Selain prinsipprinsip mengenai eco)green design, terdapat konsepkonsep yang
juga perlu dijadikan pertimbangan ran0angan pembangunan, diantaranya 9
Site lanningdan kulit bangunan
Site planning*orientasi bangunan berkaitan dengan pemilihan lokasi. 5ika lahan
menghadap ke barat, desain bangunan dapat direkayasa. ;tau, jika ingin tampak
depan bangunan minim bukaan karena menghadap ke arah barat, kulit bangunan
atau dinding bangunan harus lebih tebal untuk mengurangi panas yang masuk. I
Penghematan energi3ni juga berkaitan dengan kulit bangunan. angunan yang eisien tentu akan
menggunakan energi yang lebih ke0il. angunan dengan banyak bukaan akan
lebih hemat energi daripada bangunan dengan penggunaan pendingin ruangan.
Penggunaan lampu ?4D juga mampu turut serta dalam penghematan energi
dalam green design (ousing.
Konservasi air
?ahan yang ada tidak seluruhnya digunakan sebagai JullJ bangunan, akan lebih
baik jika ada area atau daerah resapan air.
Kondisi udara dalam ruangan
3ni berkaitan dengan masalah pen0ahayaan dan penghawaan. Pertimbangan
penggunaan bukaan pada bangunan se0ara eisien yang diungsikan sebagai
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
23/24
Sumber: Hasil Anallisis 5elompo$ 67 dan 87, 2014
Ga-"ar 4./
99
-
7/25/2019 9. BAB IV (fix)
24/24
Ba%an Konsep Ka+asan In$ustri Si$o%e-a)
100