gcg pertemuan 9 fix
DESCRIPTION
Good Corporate Governance 9TRANSCRIPT
1
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PERTEMUAN 9
PERAN AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO
KASUS BANK MEGA
Kelompok 9
Gusti Agung Ayu Pradnya Swari (1315351075/13)
Ni Luh Putu Nuarsih (1315351078/14)
L.A Loranita Gladys Cendana W. (1315351079/15)
Cokorda Istri Intan Paramita Dewi (1315351086/16)
Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2015
2
A. Analisis Peran Internal Audit dalam Manajemen Risiko Perusahaan
Menurut Ikatan Auditor Internal (Institute of Internal Auditors-IIA), Audit
Internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif, dan konsultasi yang dirancang
untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit internal membantu
organisasi dalam upayanya mencapai tujuan dengan berbagai cara seperti melakukan
pendekatan sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas
manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola oragnisasi.
Menurut IIA Enterprise-wide Risk Management (ERM) adalah proses terstruktur,
konsisten, dan terus-menerus di seluruh organisasi untuk mengidentifikasi, menilai,
memutuskan tanggapan atau respon terhadap pelaporan tentang peluang dan ancaman
yang mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Manajemen Risiko perusahaan
adalah sebuah proses, dipengaruhi oleh dewan entitas direksi, manajemen dan personel
lainnya, diterapkan dalam peraturan strategis dan di seluruh perusahaan, yang dirancang
untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan
mengelola risiko untuk berada dalam risk appetite, untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tujuan entitas.
Peranan inti dari audit internal dalam ERM adalah untuk memberikan jaminan
yang objektif kepada dewan atas efektivitas dari manajemen risiko. Keterlibatan audit
internal didalam ERM dapat menambah nilai organisasi tetapi juga menimbulkan risiko
yang akan mengganggu organisasi tersebut. Risiko yang dihadapinya adalah akan
munculnya kompromi terhadap independensi dan objektivitas internal dari auditor
tersebut. Untuk menanggapi isu ini IIA mengeluarkan surat pernyataan yang berisikan
peran inti audit internal dalam hal ERM serta peran yang tidak seharusnya dilakukan
audit internal, berikut ini merupakan rincian isi pernyataan tersebut:
IIA membagi peran Audit Internal dalam ERM menjadi tiga kategori, yaitu:
1. Peran audit internal inti dalam ERM
a. Pemberian keyakinan pada desain dan efektivitas proses manajemen risko
b. Pemberian keyakinan bahwa risiko dievaluasi dengan benar
c. Mengevaluasi proses manajemen risiko
d. Mengevaluasi pelaporan mengenai status dari risiko-risiko kunci dan
pengendaliannya
e. Meninjau pengelolaan risiko-risiko kunci, termasuk efektivitas dari pengendalian
dan respon lain terhadap risiko-risiko tersebut
3
2. Peran audit internal yang sah dengan pengamanan
a. Memulai pembentukan ERM dalam organisasi
b. Mengembangkan strategi manajemen risiko bagi persetujuan dewan
c. Mempertahankan dan mengembangkan kerangka ERM
d. Memfasilitasi identifikasi dan evalusi risiko
e. Pelatihan manajemen tentang merespon risiko
f. Mengkoordinasikan kegiatan ERM
g. Mengonsolidasi laporan mengenai risiko
3. Peran audit internal dalam ERM yang tidak boleh dilakukan
a. Mengatur minat risiko (risiko appetite)
b. Menerapkan proses manajemen risiko
c. Menjamin manajemen risiko
d. Membuat keputusan pada respon risiko
e. Menerapkan respon dan manajemen risiko atas nama manajemen
f. Akuntabilitas manajemen risiko
Menurut Crowe Horwath, peranan internal audit dalam manajemen risiko
adalah sebagai berikut:
1. Proaktif mendukung dan berpartisipasi dalam upaya ERM organisasi, termasuk
pembentukan ERM.
2. Mempermudah identifikasi daerah berisiko bagi organisasi serta proses yang
paling penting bagi organisasi
3. Memastikan strategi bisnis terkait dengan proses ERM
4. Mengawasi proses pemahaman, menilai, merancang dan mendokumentasikan
kontrol
5. Risiko persedian organisasi dan kepatuhan kegiatan serta usaha untuk
mengintegrasikan kedalam metodologi umum’
6. Mengevaluasi bisnis dan proses manajeman untuk mengambil tanggung jawab
untuk ERM
Secara lebih mendetail, beberapa peranan internal audit didalam manajemen risiko
yang dapat dijelaskan secara mendetail adalah:
1. Memeriksa kelayakan program manajemen risiko
Dalam kaitannya dengan peranan ini adalah, internal audit berperan untuk
memeriksa, mengevaluasi, serta memberikan respon terhadap kelayakan
administrasi, manajemen risiko, dan proses pengendalian terkait untuk
menyediakan jaminan atas kelayakannya. Dengan peranan ini sudah dipastikan
proses pemeriksaan yang dilakukan oleh internal audit pasti berkaitan atau
4
berpengaruh terhadap program manajemen risiko. Pada peranan ini internal audit
juga dapat memberikan penilaian apa sebenarnya risiko potensial yang akan
timbul kapan saja yang dapat menggangu keberlangsungan usaha pencapaian
tujuan organisasi, sehingga berbagai program yang dibuat dalam manajemen
risiko dapat mengantisipasi berbagai potensial risiko yang ada.
2. Memeriksa dan melaporkan praktik mitigasi risiko utama
Dalam peranan ini, internal audit seharusnya juga dapat memeriksa dan
melaporkan proses-proses yang dilakukan atau dijalankan oleh bagian manajemen
risiko dalam melakukan mitigasi risiko-risiko utama yang terkait dengan
operasional perusahaan sehari-hari. Tugas ini dapat berupa: membuat rencana
audit berkala terhadap masing-masing risiko yang sebelumnya sudah ada atau
yang baru berpotensi ada, dimulai dari rencana pencegahan, tindakan pencegahan,
rencanan penanganan, tindakan penanganan, serta pencapaian atas rencana
mitigasi risiko yang telah dilaksanakan.
3. Memberikan saran, rekomendasi, dan konsultasi mitigasi risiko
Sebagai mana mestinya, dalam proses pemeriksaan (internal audit), pasti akan
dihasilkan suatu potensi risiko ataupun risiko yang memang telah dihadapi
organisasi, dan semestinya dengan dilakukannya pemeriksaan tersebut selain
dapat mengidentifikasi risiko juga dapat memberikan saran dan masukan
bagaimana seharusnya manajemen risiko mengimplementasikan programnnya dan
menghadapi risiko-risiko yang ada untuk dapat meminimalisasi dampak negatif
yang mungkin timbul. Selain itu, internal audit seharusnya dapat menjadi sumber
informasi dan juga tempat konsultasi bagi manajemen dalam
mengimplementasikan program-programnya.
4. Menjadi pemimpin dalam menyusun dan melakukan uji coba implementasi
Standar Operasi dan Prosedur (SOP), terkait dengan manajemen risiko
Dalam peranan ini, internal audit menjadi asistensi mengawal dan menggiring
risiko menuju garis batas yang masih dapat ditoleransikan oleh organisasi atau
perusahaan.
Setelah melihat penjabaran mengenai peranan internal audit dalam manajemen
risiko diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pada saat ini telah terjadi pergeseran
pandangan menganai internal auditor di sebuah organisasi, yang pada awalnya dianggap
sebagai polisi organisasi dengan penilaian-penialain yang diberikannya saat ini
pandangan mengenai auditor internal telah bergeser menjadi business partner yang
tidak dapat dipisahkan dari proses manajemen organisasi.
55
5
B. Peran Internal Audit dalam Pelaksanaan CG yang Efektif
Menurut peraturan Bapepam LK No. IX.I.7, Audit Internal adalah kegiatan
pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif,
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan.
Para Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA) serta Perhimpunan
Auditor Internal Indonesia (PAII) berkeyakinan bahwa fungsi audit internal yang efektif
mampu menawarkan sumbangan penting dalam meningkatkan proses corporate
governance. Internal audit merupakan dukungan penting bagi komisaris, direksi, komite
audit, dan manajemen senior dalam membentuk fondasi bagi pengembangan corporate
governance didalam suatu organisasi atau perusahaan. Fungsi audit internal biasanya
dilakukan bukan dengan tujuan menguji kelayakan laporan keuangan, akan tetapi untuk
membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasi kelemahan-kelemahan, kegagalan-
kegagalan, dan inefisiensi dari berbagai program yang telah direncanakan oleh
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Audit internal berpengaruh secara signifikan terhadap implementasi good
corporate governance, dimana semakin tinggi peran audit internal maka akan semakin
mendukung kinerja implementasi good corporate governance (GCG). Auditor internal
berperan untuk memastikan terlaksananya prinsip-prinsip GCG yang telah dibahas pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya, yaitu yang meliputi transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran yang nantinya akan mampu
memberian kejelasan mengenai fungsi, hak dan tanggung jawab antara pihak-pihak
yang berkepentingan atas perusahaan, proses pengendalian internal dan menciptakan
keseimbangan organ perusahaan dan juga keseimbangan antar stakeholders.
Didalam Crowe Horwarth (2011), pada tingkat yang lebih tinggi , tata kelola
perusahaan memiliki tujuh komponen yang saling terkait yaitu, dewan direksi dengan
komite, hukum dan peraturan, pengungkapan dan transparansi, praktik bisnis dan etika,
manajemen risiko perusahaan, pemantauan, dan komunikasi. Tujuh komponen ini
memberikan pandangan yang komprehensif, kompleks, keterkaitan dan variable
organisasi harus mengelolanya dengan baik untuk memperkuat tata kelola mereka
66
6
Peranan internal audit didalam tujuh komponen organisasi tersebut yang dapat
membantu implementasi corporate governance yang efektif adalah sebagai berikut:
1. Board of Directors and Committees
2. Legal and Regulatory
3. Business Practice and Ethics
4. Disclosure and Transparency
5. Enterprise Risk Management
6. Monitoring
7. Communication
C. Perbandingan Peraturan Bapepapm-LK terkait Internal Audit
dengan Peran Internal Audit menurut IIA (2009) dan Crowe Horwarth (2011)
Menurut peraturan No. IX.I.7 Bapepam LK, Audit Internal adalah suatu kegiatan
pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif,
dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan,
melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan.
Peraturan ini juga membahas Struktur dan Kedudukan Unit Audit Internal dalam
perusahaan, antara lain bahwa Unit Audit Internal dipimpin oleh kepala Unit Audit
Internal yang diangkat dan diberhentikan (jika tidak memenuhi persyaratan sesuai
peraturan ini dan atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas) oleh direktur utama
atas persetujuan dewan komisaris. Auditor yang duduk dalam Unit Audit Internal
bertanggung jawab secara langsung kepada kepala Unit Audit Internal, sementara
kepala Unit Audit Internal bertanggung jawab kepada direktur utama.
Persyaratan auditor internal yang disebutkan diatas menurut peraturan No IX.I.7
yaitu memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan obyektif
dalam pelaksanaan tugasnya, serta memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai
teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya. Auditor
Internal juga harus mengetahui peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan
peraturan perundang-undangan terkait lainnya, cakap dalam berinteraksi dan
berkomunikasi baik lisan maupun tertulis secara efektif, dan wajib mematuhi standar
profesi yang dikeluarkan oleh asosiasi Audit Internal. Auditor Internal wajib menjaga
kerahasiaan informasi dan/atau data perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugas dan
77
7
tanggung jawab Audit Internal kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan atau penetapan/putusan pengadilan, memahami prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan yang baik dan manajemen risiko, dan bersedia meningkatkan pengetahuan,
keahlian dan kemampuan profesionalismenya secara terus-menerus.
Sementara tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal berdasarkan peraturan
tersebut adalah menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan, menguji
dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian interen dan sistem manajemen risiko
sesuai dengan kebijakan perusahaan, melakukan pemeriksaan dan penilaian atas
efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya
manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya, memberikan saran
perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua
tingkat manajemen, membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut
kepada direktur utama dan dewan komisaris, memantau, menganalisis dan melaporkan
pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan, bekerja sama dengan
Komite Audit, menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal
yang dilakukannya, dan melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.
Dalam melakukan tugas dan tanggung jawab tersebut, Unit Audit Internal diberikan
kewenangan untuk mengakses seluruh informasi yang relevan tentang perusahaan terkait
dengan tugas dan fungsinya, melakukan komunikasi secara langsung dengan direksi,
dewan komisaris, dan/atau Komite Audit serta anggota dari direksi, dewan komisaris,
dan/atau Komite Audit, mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan
direksi, dewan komisaris, dan/atau Komite Audit, dan melakukan koordinasi kegiatannya
dengan kegiatan auditor eksternal.
Seperti dinyatakan dalam peraturan ini, perusahaan publik wajib memiliki piagam
Audit Internal yang meliputi hal-hal diatas, seperti struktur dan kedudukan Unit Audit
Internal, tugas dan tanggung jawab Unit Audit Internal, wewenang Unit Audit Internal,
kode etik Unit Audit Internal, persyaratan auditor yang duduk dalam Unit Audit
Internal, pertanggungjawaban Unit Audit Internal, dan larangan perangkapan tugas dan
jabatan auditor dan pelaksana yang duduk dalam Unit Audit Internal dari pelaksanaan
kegiatan operasional perusahaan. Dapat kita lihat diatas, bahwa Bapepam-LK lebih
mengacu kepada ketentuan dan peraturan mengenai Audit Internal.
88
8
Sedangkan dalam naskah berjudul IIA Position Paper: the Role of Internal
Auditing in Enterprise-Wide Risk Management yang dibuat oleh Institute of Internal
Auditor (IIA) lebih membahas mengenai peran auditor dalam pengelolaan resiko
perusahaan.
Dalam naskahnya, IIA lebih menekankan kepada konsep ERM (Enterprise-Wide
Risk Management), yaitu suatu proses yang terstruktur, konsisten, dan terus menerus
dalam suatu organisasi secara keseluruhan, yang dilakukan untuk mengidentifikasi,
menilai, memutuskantanggapan terhadapdan pelaporantentang peluangdan
ancamanyang mempengaruhipencapaiantujuannya. Prinsip-prinsip yang dijelaskan oleh
IIA dapat digunakan untuk memanduketerlibatanaudit internaldalam segala
bentukmanajemen risiko.
Peran utama dari audit internal dalam ERM adalah memberikan jaminan/keyakinan
(assurance) yang obyektif mengenai efektivitas manajemen resiko perusahaan kepada
dewan. Selain peraturan Bapepam-LK dan IIA, Crowe Howart LLP sebagai salah satu
kantor akuntan publik dan konsultan akuntansi, perpajakan dan keuangan terbesar di
Amerika juga menerbitkan tulisan berjudul ‘Strengthening Corporate Governance with
Internal Audit’ mengenai peran audit internal dalam memenuhi peningkatan ekspektasi
terkait persamaan kemampuan internal audit dengan peningkatan penilaian dan
pengawasan terhadap kualitas tata kelola perusahaan.
Crowe Horwath menyebutkan bahwa tanggung jawab audit internal semakin
berkembang seiring dengan meningkatnya pengawasan dari berbagai pihak, mulai dari
dewan direksi hingga investor. Mereka juga mengungkapkan adanya perubahan peran
audit internal, dimana pada sekitar tahun 1990 minat dan kepercayaan masyarakat pada
kegiatan bisnis sedang tinggi-tingginya, sesuai dengan naiknya harga saham. Meskipun
telah ada audit internal yang berfungsi untuk mengalokasikan sumberdaya perusahaan
berdasarkan resiko, pegawainya terbatas dan audit yang dilakukan lebih fokus terhadap
pengawasan dan penilaian kinerja. Namun peraturan terkini, maraknya gerakan anti
penipuan/korupsi dalam perusahaan serta banyaknya kasus whistle-blower yang terjadi
mendorong auditor untuk berperan lebih aktif dalam perusahaan.
Berdasarkan perkembangan tersebut, terdapat tujuh komponen dalam kerangka
tata kelola perusahaan menurut Crowe Horwath. Pada masing-masing komponen, telah
dikembangkan tugas dan tanggung jawab bagi peran audit internal dalam perusahaan.
Komponen dan tanggung jawab tersebut antara lain:
99
9
Dewan Direksi dan Komite Audit
Tanggung jawab audit internal terhadap dewan direksi dan komite audit antara
lain:
- Membantu dewan direksi dan komite audit dalam menjalankan tugasnya.
- Memberikan ide mengenai pengelolaan resiko dan internal kontrol.
- Memastikan keakuratan informasi yang dijadikan dasar pengambilan
keputusan.
Hukum dan Peraturan
Tanggung jawab audit internal terkait hukum dan peraturan antara lain:
- Memastikan bahwa perusahaan telah mengetahui dan memenuhi semua
persyaratan sesuai peraturan yang berlaku.
- Mengidentifikasi peluang yang mempengaruhi pemenuhan aktivitas yang dapat
mengurangi biaya jangka panjang dan meningkatkan kinerja.
Praktek dan Etika Bisnis
Tanggung jawab audit internal terkait praktek dan etika bisnis antara lain:
- Memeriksa kebijakan terkait kode etik perusahaan dan memastikan kebijakan
tersebut diperbarui sesuai kebutuhan perusahaan dari waktu ke waktu dan
menyampaikan perubahan yang ada kepada pegawai.
- Menjalankan tugasnya dengan mengikuti kode etik perusahaan.
- Berpartisipasi dalam proses invetigasi mengenai whistle-blowerdan keluhan
lainnya mengenai etika bisnis perusahaan.
Pengungkapan dan Transparansi
Tanggung jawab audit internal terkait pengungkapan dan transparansi antara lain:
- Melakukan pemeriksaan terhadap pengungkapan laporan keuangan
perusahaan.
- Memahami resiko terkait pelaporan keuangan yang dapat terjadi sesuai
karakteristik perusahaan.
- Menyatakan tujuan atas pengungkapan dan transparansi dengan jelas dan
mengkomunikasikannya kepada pegawai.
Enterprise Risk Management (ERM)
Tanggung jawab audit internal terkait ERM antara lain:
- Memastikan strategi bisnis berjalan sesuai proses ERM
- Secara aktif berperan sebagai penasehat maupun partisipan dalam kegiatan
1010
10
ERM perusahaan. Pengawasan
Tanggung jawab audit internal terkait pengawasan antara lain:
- Memahami dimana saja aktivitas pengawasan diperlukan dalam perusahaan.
- Memfasilitasi implementasi metobe pengawasan terhadap resiko umum di
seluruh bagian perusahaan.
Komunikasi
Tanggung jawab audit internal terkait komunikasi dalam organisasi antara lain:
- Menyatakan semua informasi mengenai tata kelola perusahaan dalam laporan
audit.
- Menjaga kelancaran komunikasi dengan masing-masing anggota unit audit
internal, kepala keuangan, dewan direksi, dll.
D. Manajemen Risiko menurut Draft Pedoman Penerapan Manajemen Risiko
Berbasis Governance KNKG 2011
Suatu organisasi dalam menyusun strategi untuk melaksanakan proses utama
organisasinya, perlu memperhatikan risiko-risiko yang mungkin muncul, antisipasi
terhadap risiko, dan menentukan hal yang akan dilakukan jika risiko tersebut benar- benar
terjadi. Hal inilah yang mendasari pentingnya manajemen risiko bagi suatu organisasi.
Menurut KNKG dalam Draft Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Berbasis
Governance (2011), manajemen risiko adalah upaya organisasi yang terkoordinasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan risiko.
Menurut KNKG (2011), penerapan manajemen risiko yang baik dapat
memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan, yakni:
• Mengurangi terjadinya peristiwa yang kurang menyenangkan, risiko yang
mungkin muncul telah diantisipasi sebelumnya.
• Meningkatkan hubungan baik dengan para pemangku kepentingan, manajemen
risiko memerlukan komunikasi timbal balik yang intens yang dapat
membangun kesamaan persepsi dan kepentingan.
• Meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen, organisasi lebih siap dalam
menghadapi dan menangani risiko yang mungkin muncul karena telah
diidentifikasi sebelumnya.
• Lebih memberikan jaminan yang wajar atas pencapaian sasaran perusahaan,
karena ketiga hal di atas dapat tercapai.
1111
11
KNKG menyarankan bahwa dalam proses penerapan manajemen risiko terdapat
tiga aspek yang perlu diperhatikan, yaitu aspek struktural, aspek operasional, dan aspek
perawatan.
1. Aspek Stuktural
Aspek struktural merupakan aspek yang memastikan arah penerapan, struktur
organisasi penerapan, akuntabilitas pelaksanaan manajemen risiko dalam
organisasi, dan penyediaan sumber daya. Dengan kata lain, aspek struktural
menjadi dasar atau fondasi bagi penerapan manajemen risiko pada suatu
organisasi. Penerapan manajemen risiko awalnya berfokus pada bagaimana
menangani risiko secara parsial, tetapi saat ini fokusnya telah berkembang
menjadi terintegrasi untuk keseluruhan organisasi yang disebut sebagai ERM
(enterprise risk management).
2. Aspek Operasional
Aspek operasional merupakan aspek operasionalisasi bagi manajemen risiko di
seluruh organisasi tetapi juga spesifik bagi masing-masing bagian atau bahkan
bagi masing-masing pemilik risiko.Proses manajemen risiko dan penanganan
manajemen perubahan merupakan bagian dari aspek operasional sedangkan,
aspek spesifik adalah penerapan proses manajemen risiko itu sendiri pada tiap-
tiap risiko. Dalam aspek operasionalisasi, perlu lingkup tugas mana yang
menjadi bagian level organisasi keseluruhan (perusahaan) dan wilayah mana
yang menjadi bagian risk owner (divisi, departemen, dll).
3. Aspek Perawatan
Aspek perawatan merupakan aspek yang memastikan adanya upaya menjaga
efektivitas penerapan dan perbaikan yang berkesinambungan melalui
monitoring dan review serta audit manajemen risiko. Unsur-unsur yang
mempengaruhi pelaksanaan aspek perawatan dalam manajemen risiko adalah
(1) risk governnace, (2) budaya risiko, dan (3) pengembangan manajemen risik
1212
12
1313
13
DAFTAR REFERENSI
Aturan Bapepam-LK IX.I.7 (2008) - Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam
Unit Audit Internal.
Crowe Horwarth (2011) - Strengthening Corporate Governance With Internal Audit
Gracie, Carrie. Systematic Bribery at GlaxoSmithKline China ‘credible’ –investigator
http://www.bb c . c om/n e w s/wo r ld -a si a- c hin a- 2814 2 118 t anggal 3 Juli 2014 diakses
pada 3 November 2014.
Hirschler, Ben. How GlaxoSmithKline missed red flags in China
http://www.reuters. c om/ a rticle/2013/07/19/u s - g sk - chin a- redflags-
idU S B R E9 6 I 0 L 420130 7 19 tanggal 19 Juli 2013 diakses pada 3 November 2014.
KNKG (2011) - Draft Pedoman Penerapan Manajemen Risiko Berbasis Governance.
Saigol, Lina dan John Aglioby. Timeline :GSK’s mounting woes in China
http://www.ft.com/cms/s/0/ef7 f 7e1a - ed3 5 - 11e 2 - ad6e-
00144 fea bd c 0 .html# a x zz 3 I G h y J Xvf t anggal 19 September 2014 diakses pada 3
November 2014
1414
14
1515
15
1616
16
1717
17
18
18
1919
19
2020
20
2121
21
2222
22
2323
23