laporan survey pendahuluan-penutup fix

46
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO) CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau yang sangat banyak yaitu 13.487 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni. Luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km² sehingga dengan luas perairan yang lebih besar dibanding luas daratan, maka kita layak disebut negara maritim. Dengan kondisi geografis seperti itu, kebutuhan transportasi penghubung antar pulau sangat dibutuhkan untuk penunjang kebutuhan baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya sebagai penunjang kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu, transportasi yang cocok untuk mengangkut kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kapal. Kapal digunakan untuk transportasi barang ekonomi karena dari segi kapasistas dapat memuat banyak dan lebih efisien dibanding pesawat terbang ataupun kereta. Melihat kebutuhan kapal yang tidak pernah habis setiap tahunnya, maka untuk menjamin keselamatan tersebut maka kapal harus mempunyai standar dalam hal pembangunan, perbaikan maupun perawatan secara teratur. Hal inilah yang mendorong negara-negara berlomba-lomba membuat badan klasifikasi untuk menunjang hal tersebut. Indonesia juga memiliki badan klasifikasi yakni Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai pengawas dan memberikan penilaian secara objektif tentang kondisi kapal agar suatu kapal dikatakan layak untuk beroperasi. PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai lembaga yang berfungsi memeriksa material, konstruksi dan perlengkapan lainnya didalam suatu kapal yang mendaftarkan klas pada BKI. Terutama pada kapal yang memiliki panjang lebih dari 20 m atau tonnage lebih dari 100 GT atau tenaga kuda lebih dari 250 PK. Outputnya adalah sertifikat-sertifikat sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan. Pada kerja praktek bulan Januari 2014 ini, praktikan akan diajarkan mengenai jenis-jenis klasifikasi dan teknis melakukan pengujian-pengujian sebagai penunjang dari suatu survey.

Upload: restu-akbar

Post on 28-Dec-2015

208 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 1

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau yang sangat

banyak yaitu 13.487 pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni. Luas

daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km² sehingga dengan

luas perairan yang lebih besar dibanding luas daratan, maka kita layak disebut negara maritim.

Dengan kondisi geografis seperti itu, kebutuhan transportasi penghubung antar pulau sangat

dibutuhkan untuk penunjang kebutuhan baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya

sebagai penunjang kehidupan masyarakat Indonesia. Untuk itu, transportasi yang cocok untuk

mengangkut kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kapal. Kapal digunakan untuk transportasi

barang ekonomi karena dari segi kapasistas dapat memuat banyak dan lebih efisien dibanding

pesawat terbang ataupun kereta.

Melihat kebutuhan kapal yang tidak pernah habis setiap tahunnya, maka untuk menjamin

keselamatan tersebut maka kapal harus mempunyai standar dalam hal pembangunan,

perbaikan maupun perawatan secara teratur. Hal inilah yang mendorong negara-negara

berlomba-lomba membuat badan klasifikasi untuk menunjang hal tersebut. Indonesia juga

memiliki badan klasifikasi yakni Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai pengawas dan

memberikan penilaian secara objektif tentang kondisi kapal agar suatu kapal dikatakan layak

untuk beroperasi.

PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) sebagai lembaga yang berfungsi memeriksa material, konstruksi dan perlengkapan

lainnya didalam suatu kapal yang mendaftarkan klas pada BKI. Terutama pada kapal yang

memiliki panjang lebih dari 20 m atau tonnage lebih dari 100 GT atau tenaga kuda lebih dari

250 PK. Outputnya adalah sertifikat-sertifikat sesuai dengan pemeriksaan yang dilakukan.

Pada kerja praktek bulan Januari 2014 ini, praktikan akan diajarkan mengenai jenis-jenis

klasifikasi dan teknis melakukan pengujian-pengujian sebagai penunjang dari suatu survey.

Page 2: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 2

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

1.2 Tujuan

Tujuan kerja praktek di PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) adalah:

1. Memenuhi persyaratan mata kuliah wajib sesuai dengan kurikulum pada Jurusan

Teknik Perkapalan Universitas Indonesia.

2. Mengetahui secara langsung penerapan ilmu yang diperoleh selama di bangku

perkuliahan.

3. Menambah wawasan mengenai teknologi perkapalan, terutama tentang

pengklasifikasian kapal dan persyaratannya.

4. Memahami dan melihat secara langsung apa dan bagaimana bentuk pekerjaan PT. Biro

Klasifikasi Indonesia (Persero) di lapangan.

1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan laporan ini penulis membatasi pembahasan pada ruang lingkup, layanan,

informasi perusahan, dan klasifikasi kapal secara ringkas dan berbobot.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data untuk menyelesaikan laporan ini, penulis menggunakan

beberapa metode yaitu:

1. Wawancara

Yaitu mengumpulkan data dengan menanyakan langsung kepda surveyor atau pihak yang

terkait lainnya yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlulkan.

2. Pengamatan

Yaitu mengumpulkan data dengan melihat secara langsung di lapangan bersama surveyor

guna meneliti keadaan kapal yang sesungguhnya.

3. Perpustakaan

Yaitu membaca buku dan mencari istilah yang tidak dimengerti dengan fasilitas wifi yang

ada dikantor agar sumber informasi tidak hanya sepihak.

Page 3: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 3

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Pada tahun 1960 telah timbul suatu gagasan untuk mendirikan suatu biro

klasifikasi nasional. Kemudian gagasan ini dibahas lebih lanjut dalam Munas Maritim I

tanggal 23-28 September 1963 yang merumuskan bahwa pembentukan Badan Klasifikasi

Nasional merupakan suatu usaha pokok dalam membina potensi bahari, maka isepakati untuk

membentuk Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

Berdasarkan PP NO. 28 tanggal 24 Agustus 1964. PT. Biro Klasifikasi

Indonesia (Persero) didirikan pada tangal 1 Juli 1964, adalah merupakan satu-satunya badan

klasifikasi nasional yang ditugaskan oleh Pemerintah RI untuk mengklaskan kapal niaga

berbendera Indonesia dan kapal berbendera asing yang secara regular beroperasi di perairan

Indonesia.

Kegiatan Klasifikasi itu sendiri adalah merupakan pengklasifikasian kapal

berdasarkan konstruksi lambung, mesin dan listrik kapal dengan tujuna memberikan penilaina

atas laiak tidaknya kapal tersebut berlayar.

Menyadari akan kondisi alam Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu pulau

dengan area teritori laut yang sangat luas dimana hal tersebut menjadikan sarana perhubungan

laut berupa kapal, merupakan sarana terpenting yang harus dikelola maka pmeriksaan yang

teliti, teratur dan sistematis terhadap kondisi kapal agar terjaga keselamatan benda dan jiwa di

laut.

Berdasarkan kondisi tersebut serta didorong oleh kesadaran Nasional dan

hasrat untuk memiliki Klasifikasi Nasional yang pada gilirannya akan membuka kesempatan

bagi tenaga-tenaga ahli perkapaln bangsa sendiri, maka pada tahun 1964 Pemerintah

mendirikan PN. Biro Klasifikasi Indonesia.

BKI adalah organisasi yang dibentuk dan menerapkan standar teknik dalam

melakukan kegiatan desain, konstruksi dan survey marine terkait dengan fasilitas terapung,

Page 4: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 4

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

termasuk kapal dan konstruksi offshore. Standar ini disusun dan dikeluarkan oleh BKI sebagai

publikasi teknik. Suatu kapal yang didesain dan dibangun berdasarkan standar BKI, akan

mendapatkan Sertifikat Klasifikasi dari BKI. BKI akan menerbitkan sertifikat ini setelah

melakukan survey Klasifikasi yang dipersyaratkan.

Sebagai Badan Klasifikasi yang independen dan mengatur diri sendiri, BKI

tidak memiliki ketertarikan terhadap aspek komersial terkait dengan desain kapal,

pembangunan kapal, kepemilikan kapal, operasional kapal, manajeman kapal,

perawatan/perbaikan kapal, asuransi atau pencharteran.

BKI juga melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka peningkatan

mutu dan standar teknik yang dipublikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan

jasa Klasifikasi kapal.

Selain melakukan pengklasifikasian kapal, BKI juga dipercaya oleh Pemerintah

untuk melaksanakan survey dan sertifikasi statutoria atas nama Pemerintah Republik

Indonesia, antara lain Load Line, ISM Code dan ISPS Code.

Melihat Peningkatan kegiatan dan perkembangan serta prospek usaha yang

cukup cerah maka untuk lebih meningkatkan kemandirian usaha, sejak tahun 1977 peraturan

pemerintah (PP) No. 1 PN. Biro Klasifikasi Indonesia, diubah statusnya menjadi PT.

(Persero). Saat ini selain kegiatan usaha klasifikasi, BKI juga mengembangkan kegiatannya di

bisang jasa Konsultasi dan Supervisi.

Kantor pusat berada di Jakarta dan memiliki jaringan kantor cabang di

pelabuhan besar diseluruh Indonesia dan Singapore. Selain itu BKI juga memiliki kerjasama

dengan Badan Klasifikasi Asing, baik dalam bentuk Mutual representative atau Dual Class.

Biro Klasifikasi Indonesia, juga dikenal sebagai BKI adalah Badan Usaha

Milik Negara yang didirikan dengan tujuan mulia untuk mendukung kemandirian industry

perkapaln dan pelayaran nasional melalui pelayanan jasa klasifikasi dan jasa-jasa lainnya yang

terkait. BKI dalam pelayanan jasanya melakukan riset dan mempublikasikan serta

menerapkan standar teknik ( Rules dan Regulation) dengan kegiatan desain, konstruksi dan

survey maritime terkait dengan fasilitas terapung, termasuk kapal. Standar ini disusun dan

dikeluarkan oleh BKI sebagai publikasi teknik. Rules dan Regulation yang dikembangkan

Page 5: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 5

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

tidak hana stuktur konstruksi lambung, namun juga meliputi peralatan keselamatan, instalasi

permesinan dan kelistrikan.

Lingkup kerja BKI adalah melakukan survey dan sertifikasi untuk menjamin

bahwa rules & Regulation yang telah dikembangkan, diterapkan pada saat pembangunan

kapal baru dan kapal yang sudah jadi. Untuk mempertahankan kondisi kapal tersebut, maka

dalam prosesnya kapal diharuskan melakukan perawatan dan perbaikan yang terjadwal,

dimana pelaksanaan ini akan dimonitor terus oleh BKI dengan melakukan survey periodik

dalam mempertahankan klasifikasinya.

Penilaian kondisi kapal dilakukan berdasrkan surey yang professional dan

independen oleh surveyor klasifikasi yang memiliki kompetensi dalam melakukan penilaian

kondisi kapal. Hasil dari pemerikasaan dan penilainini berupa laporan dan sertifikat yang

dijadikan acuan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain Pemilik Kapal, Pihak

Asuransi, Pemilik Cargo, Pencharter, Galangan Kapal, Pemerintah/Syahbandar/PSC dll.

Kegiatan Usaha pada awal berdirinya BKI adalah kegiatan dalam bidang

klasifikasi kapal (sebagai bisnis utama) dimana usaha ini dilaksanakan secara nirlaba, namun

sejalan dengan perkembangan usaha, maka saat ini selain kegiatan diatas, juga melakukan

diversivikasi usaha dengan mengembangkan kegian bidang jasa non klasifikasi, yaitu kegiatan

usaha jasa konsultasi dan supervise.Sehingga saat ini kegiatan usaha BKI ada 2 (dua) kegiatan

usaha, yaitu Kegiatan Usaha Jasa Klafikasi & Statutoria dan Kegiatan Usaha Jasa Konsultasi

& Supervisi.

Kegiatan usaha Jasa Klasifikasi & Statutoria mencakup :

Pemeriksaan konstruksi kapal, pengawasan dan pengujian serta penerbitan sertifikasi

klas dan registrasi kapal.

Pemeriksaan dan pengujian alat-alat apung fasilitas konstruksi lepas pantai. Pengujian

dan sertifikasi material dan komponen.

Pengujian dan penerbitan sertifikat kualifikasi juru las, inspector las, dan hasil lainnya.

Melaksanakan pemeriksaaan dan sertifikasi di bidang statutoria berdasarkan

otorisasi dari Pemerintah Republik Indonesia maupun dari pemerintah Negara lain.

Bertindak mewakili klasifikasi asing.

Page 6: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 6

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Melaksanakan sertifikasi sesuai standar Internasinal.

Sedangkan Kegiatan Usaha Jasa Konsultasi & supervise mencakup :

Jasa Konsultasi & supervise di bisang maritime dan industry serta teknik lainnya.

Studi kelayakan di bidang teknologi maritime dan Industri lainnya.

Jasa Inspeksi dan sertifikasi di bidang minyak, gas dan ketenagakerjaan.

Rekayasa teknik dan supervise di bidang minyak dan gas

Pengujian DT dan NDT.

Konsultasi sesuai standar nasional dan Internasioanl.

Pelatihan keahlian di bidang teknik.

Tank cleaning & sludge processing.

Pencegahan Korosi.

Setelah beroperasi selama 50 tahun, BKI telah mencapai keberhasilan dan kondisi sebagai

berikut :

Berkantor pusat di Jakarta dan memiliki 18 kantor cabang yang tersebar di seluruh

Indonesia, termasuk di I (satu) cabang Singapore.

Telah menerapkan system manajeman mutu berdasarkan:

ISO 9001 : 2000 dan telah mendapatkan sertifikasi mutu

ISO 901 : 2000 dai Badan sertifikasi Internasinal

Telah mendapatkan penunjukan dan sertifikasi dan Pemerintah Direktorat Jendral

Migas dan Departemen Tenaga Kerja.

Telah mendapatkan pelimpahan tugas / wewenang dari pemerintah Republik Indonesia

cq Direktorat Jendral Perhunbungan Laut Departemen Perhubungan untuk

melaksanakan survey dan sertifikasi statutoria.

Menerbitkan Rules & Regulation di bidang Klasifikasi kapal dan setiap menerbitkan

Registrasi kapal dan Register ISM Code & ISPS Code.

Page 7: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 7

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

2.2 Dasar Pemikiran Pembentukan BKI

Adapun dasar-dasar pemikiran pembentukan BKI adalah sebagai berikut :

Ditinjau dari segi geografis dan hidrografis kepulauan Indonesia maka semua

peraturan klasifikasi asing tidak seluruhnya tepat untuk diterapkan pada kapal-kapal

yang dibangun dan beroperasi di perairan Indonesia.

Bahwasanya hingga saat itu, pembangunan dan pemeliharaan kapal-kapal masih

memakai klasifikasi asing.

Dilihat dari sudut kebanggan nasioanl yang terjadi adalah dengan adanya BKI, maka

dapat diharapkan penghemetan sejumlah devisa yang setiap tahunnya ditransfer oleh

Biro Klasifikasi Asing yang beroperasi di Indonesia keluar negeri.

Disamping itu untuk melatih tenaga ahli teknik perkapalan kita untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman serta keahlian bidang pembangunan, pemeliharaan dan

perbaikan kapal.

2.3 Tugas dan Fungsi BKI

Tugas dan Fungsi BKI adalah memberikan pelayanan jasa kepada semua pihak yang

berkepentingan dalam dunia perkapalan dalam bentuk penilaian yang obyektif tentang kondisi

teknik suatu kapal, untuk menjamin keselamatn jiwa dan benda di laut. Usaha ini diwujudkan

dalam bentuk pengawasan yang teratur dan pemeriksaan menurut peraturan yang berlaku dari

awal pembangunan sampai selesai dan selama beroperasi.

Dalam fungsi BKI sebelum memberikan sertifikat Klasifikasi kepada pemilik kapal,

terlebih dulu bertugas mengadakan penelitian dan pengawasan terhadap konstruksi dan

kondisi kapal baik yang akan, sedang, maupun yang selesai dibangun berdasarkan persyaratan

teknik yang tercantum dalam peraturan klasifikasi.

Dalam tugas dan fungsinya Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) memberikan pelayanan

jasa kepada pemilik kapal, pihak galangan kapal, perusahaan asuransi, pihak perindustrian

(industri baja, industri permesinan, industri perlengkapan dan lain-lain) sehingga hubungan

baik dalam bentuk koordinasi kerja dengan tujuan memperoleh dan mempertahankan kondisi

kapal yang memenuhi persyaratan dan layak laut dapat tercapai.

Page 8: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 8

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

2.4 Tugas dan Wewenang BKI

Tugas dan wewenang BKI adalah sebagai berikut:

a. Mengeluarkan sertifikat-sertifikat yang meliputi :

Sertifikat Kapal

Sertifikat Komponen

Sertifikat material

Sertifikat Juru Las

Sertifikat-sertifikat ini dikeluarkan setelah dilakukan survey dan hasil survey sesuai dengan

peraturan Klas.

2.5 Manfaat BKI

Dengan Peraturan BKI yang telah diuraikan diatas, maka BKI sangat bermanfaat bagi semua

pihak, antara lain :

1. Pemerintah

Berkepentinagn atas keselamatan jiwa dan barang di laut sehubungan dengan

pelaksanaan di lapangan akan undang-undang keselamatan kapan dan peraturan

nasional maupun konvensi internasional seperti ILLC, SOLAS dan lain-lain.

2. Pemilik Kapal

Berkepentingan atas kondisi kapal, standar perawatan kapal, serta penentuan premi

asuransi dan keselamatan kapalnya.

3. Perusahaan Asuransi

Berkepentingan akan adanya pegangan yang obyektif atas keadaan teknik suatu kapal

sebagai bahan dasar untuk menentukan premi asuransi, sehingga tidak mutlak harus

memiliki sendiri tenaga ahli untuk menilai kondisi kapal.

4. Industri Galangan Kapal

Berkepentingan atas adanya standar minimum pada pembuatan kapal baru maupun

pada reparasi kapal karena danya suatu standar mutu pekerjaan dan apa yang harus

dikerjakan dalam rangka mempertahankan Klas kapal.

Page 9: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 9

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

5. Industri Material dan Perlengkapannya

Berkepentingan terhadap mutu material dan konstruksi hasil produksinya.

6. Pengguna jasa

7. Berkepentingan langsung dengan keselamatan jiwa dan barang serta ketepatan waktu

samapi tujuan.

2.6 Struktur Organisasi

Modal PT. Biro Klasifikasi Indonesi (Persero) terdiri atas saham-saham dengan

kekuasaan tertinggi berada di tangan para pemegang saham yang membawahi langsung

Dewan Komisaris yang terdiri dari Komisaris Utama yang membawahi Komisaris, sedagkan

pimpinan perusahaan di bawah dewan komisaris merupakan dewan direksi yang terdiri dari :

Direktur Utama membawahi :

Direktur Teknik dan Operasi

Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia

Direktur Pengembangan dan Pemasran

Masing-masing bagian tersebut diatas membawahi satuan-satuan kerja meliputi:

Satuan Perencanaan

Satuan Penelitian dan Pengembangan

Satuan Jaminan Mutu

Satuan Pengawas Intern

Dari satuan-satuan Kerja terbagi dalam suatu divisi :

Divisi Survey

Divisi Statutoria

Divisi Mesin dan Listrik

Divisi Lambung dan Material

Divisi Konsultasi dan Supervisi

Divisi Keuangan

Divisi Personalia dan Umum

Page 10: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 10

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

2.7 Landasan Hukum Operasional

Landasan hukum operasinal PT. (Persero) BKI sebagai berikut:

a. SK Menteri Perhubungan Laut No. 1/7/2 tanggal 26 September 1964 tentang

kewajiban kapal-kapal berbendera Indonesia memiliki sertifikat Klas

b. Surat Dirjen Perla No. DKB. 46/10/9 tanggal 5 februari 1976 tentang pemberian

wewenang sertifikat lambung timbul kepada kapal Indonesia yang masuk Klas.

c. SK Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) No. 12/BPPI/SK/III/1990

tentang penunjukan BKI dalam pengujian peti kemas.

Page 11: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 11

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

d. SK menteri Perhubungan No. KM 78 tahun 1989 tentang penunjukan pelayanan jasa

pemeriksaan dan sertifikasi peti kemas.

e. SK menteri Tenaga Kerja No. KBP. 569/MBN/1998 tanggal 25 februari 1988, tentang

wewenang BKI sebagai pihak ke-3 untuk mengadakan pemeriksaan dan pengujian

terhadap ketel-ketel uap, bejana tekan, pesawat angkatan dan angkutan untuk semua

industry dalam sector migas.

f. Instruksi Menteri Perhubungan No. IM.8/AL.407/PHB-81 untuk menginstruksikan

kepada semua pihak pemilik kapal yang berbendera Indonesia untuk berkewajiban

memiliki sertifikat Klas BKI, utamanya kapal dengan panjang 20 meter keatas dan

berukuran 100 GT keatas atau 250 PK keatas.

g. Surat Menteri Perhubungan No. KM. 37/AL 407/PHB-86 tanggal 14 maret 1986

tentang ketentuan garis maut kapal-kapal Indonesia untuk pelayaran dalam negeri.

2.8 Bidang Usaha Biro Klasifikasi Indonesia

PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) memiliki dua bidang usaha yaitu Usaha

Klasifikasi dan non Kalsifikasi, yang memberikan pelayanan jasa kepada badan pemerintahan,

pemilik kapal, perusahaan asuransi, industry baja, indusrti permesinan dan sebagainya.

2.8.1 Bidang Usaha Klasifikasi

Bidang Usaha Klasifikasi meliputi :

a. Mengeluarkan sertifikat-sertifikat sehubungan dengan klasifikasi kapal yang

menyangkut lambung, instalasi mesin dan listrik, pengujian bahan, dan

perlengkapan kapal, baik kapal Klas BKI maupun Klas Asing yang diwakili

oleh BKI.

Page 12: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 12

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

b. Menguji bahan-bahan untuk labung kapal, intalasi mesin dan listrik serta

perlengkapannya.

c. Memeriksa dan meneliti gambar-gambar konstruksi kapal termasuk instalasi

mesin-mesin dan listrik serta perlengkapannya.

d. Melakukan survey bangunan baru dan lama, pemeliharaan, perbaikan dan

perampokan kapal.

e. Menguji dan memberikan sertifikat kepada juru las dan operator las kapal.

f. Melakukan tugas yang dipercayakan oleh pemerintah seperti penetapan dan

pengeluara sertifikat Lambung Timbul, Survey berdasarkan International Load

Line Convention (ILLC), survey berdasararkan SOLAS dan MARPOL,

penilaian stabilitas kapal serta peraturan tentang garis muat kapal-kapal

pelayaran dalam negeri.

g. Melakukan survey berkala maupun survey bersambung serta survey lainnya.

h. Menerbitkan publikasi secara regular buku register serta suplemennya, survey

status dan sebagainya.

i. Membuat peraturan tantang klasifikasi dan konstruksi kapal laut dan

pedalaman.

Adapun buku-buku yang telah dibuat dan diterbitkan oleh BKI adalah :

1. Rules for Classification and Survey

2. Rules for hull Construction

3. Rules for mechinerry Installation

4. Rules for Electrical Installation

Page 13: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 13

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

5. Rules for Material

6. Rules for Welding

7. Rules for Automation

8. Rules for Refrigerating Installation

9. Rules for Ship Carrying Liqueefied Gases in Bulk

10. Rules for Ship carrying Dangerous Chemicals in Bulk

11. Hull Construction, Inland Waterway Vessel

12. Mechinery Installation Inland Waterway Vessel

13. Electrical Installation Inland Waterway Vessel

14. Rules for high speed vessel

15. Fiber Glass Reinforced Plastics

16. Rules for wooden Vessel

17. Rules for the Construction, Repair and testing of Freight Container

18. Rules for Mobile Offshore Drilling Units and Special Purpose Unit

19. Rules for Stowage ang Lashing of Containers

2.8.2 Bidang Usaha Non Klasifikasi

Disamping bidang usaha klasifikasi yang telah disebut diatas, BKI mempunyai bidang

usaha non klasifikasi ang terdiri dari 3 (tiga) unit, yaitu :

1. Inkomar dan Jasa Umum menyediakan jasa antara lain :

Page 14: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 14

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

a. Pengawasan pembangunan, modifikasi, rekondisi, perbaikan, konstruksi dan

permesinan kapal.

b. Menyusun program pemeliharaan, perbaikan dan rekondisi kapal.

c. Survey kondisi untuk keperluan transaksi dari harga kapal, biaya perbaikan kapal

dan asuransi.

d. Survey untuk keperluan asuransi.

e. Penelitian kerusakan dan konstruksi dan permesinan kapal, vibrasi,stabilitas dan

olah gerak kapal.

f. On dan Off hire, kalibrasi tanki, towing, tanki-tanki muat dan sebagainya.

g. Studi kelayakan industry maritime, amdal, inspeksi dan konsultasi di bidang

otomotif dan perkeretaapian.

h. Jasa dibidang inkomarin lainnya.

2. Inspeksi dan Konsultasi Minyak dan Gas ( Ikm )

Menyediakan jasa antara lain :

a. Spesifikasi Offshore Platform, antara lain :

Pemeriksaan Desain

Pemeriksaan pada waktu fabrikasi dan instalasi

Pemeriksaan berkala

b. Jasa Verivikasi dokumentasi untuk perhitungan desain dan modifiksai platform.

Page 15: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 15

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

c. Jasa pemeriksaan lapangan antra lain untuk struktur (modul, alat0alat angkat,

process facilities dan pipe lines dalam tahap fabrikasi, instalasi, testing, verifikasi

dan commissioning).

d. Pemeriksaan operasi transportasi barang-barang berat dilaut antara lain : load

out,lifting towing, installation dan mooring.

e. Jasa lainnya dibidang minyak dan gas.

3. Pengujian dan Laboratorium (Pl)

Menyediakan jasa-jasa pengujian, baik pengujian merusak ( Destructive test ) maupun

pengujian tak merusak ( Non destructive Test). Jasa pengujian dan laboratorium ini

dapat dilaksanakan baik di laboratorium maupun di lapangan atau pabrik.

2.9 Bidang Rekayasa lain

Di bidang non klasifikasi dan rekayasa lainnya, BKI dapat memberikan pelayanan

seperti :

a. Mengerjakan perhitungan bending moment untuk pemeriksaan kekuatan kapal.

b. Melaksanakan pembuatan softwere/engineering softwere.

c. Melaksanakan kalkulasi pradesain.

d. Melaksanakn survey untuk menutup sebab-sebab kerusakan dan kecelakaan.

e. Melaksanakan pra survey untuk menutup polis asuransi angkutan laut.

f. Meneliti dan mengadakan verifikasi biaya perbaikan kapal untuk kepentingan asuransi.

Page 16: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 16

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

2.10 Fungsi dan Peran Penting BKI

2.10.1 Hubungan BKI dengan Syahbandar

Suatu Kapal yang baru selesai dibangun atau diperbaiki atau dimodifikasi harus dapar

pengakuan bahwa kapal tersebut layak berlayar. Oleh karena itu kapal harus mempunyai

sertifikat-sertifikat sebagai berikut:

1. Sertifikat lambung

2. Sertifikat mesin

3. Sertifikat garis muat

4. Sertifikat radio telephony dan radio telegraphy

5. Sertifikat perlengkapan keselamatan

6. Sertifikat Kesempurnaan

Dimana sertifikat nomor 1,2, dan 3 dikeluarkan oleh BKI, sedangkan lainnya nomor

4,5 dan 6 dikeluarkan oleh syahbandar. Disini Nampak jelas hubungan antara BKI dan

syahbandar dalam saling melengkapi suatu kapal untuk layak laut.

2.10.2 Hubungan BKI, Pemilik Kapal dan Galangan

BKI disini bertindak sebagai penengah diantara pemilik kapal dan galangan, sebagai

gambaran dari kedua belah pihak :

Pemilik Kapal menghendaki pekerjaan sedikit dan sesingkat mungkin, untuk menekan

biaya serendah mungkin tetapi sudah memenuhi syarat layak berlayar atau standar dari

BKI

Pihak galanagan menghendaki pekerjaan sebnayak mungkin untuk menambah

pemasukan bagi perusahaan.

Page 17: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 17

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Meskipun terlihat perbedaan kehendak, tetapi kedua belah pihak terlihat saling membutuhkan.

Dalam hal ini BKI yang menentukan sampai seberapa jauh sebuah kapalharus direparasi

dalam usaha mempertahankan kondisi kapal sesuai dengan persyaratan klas. Kedua belah

pihak harus mematuhi peraturan BKi, karena BKI berpegang pada peraturan klasifikasi yang

berlaku dimana peraturan tersebut menyangkut keselamatan jiwa, kapal dan barang dari

bahaya yang timbul di laut.

Page 18: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 18

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

BAB III

KLASIFIKASI KAPAL

3.1 Tujuan Umum Klasifikasi

Klasifikasi kapal adlah penggolongan kapal dalam suatu Klas tertentu ditinjau dari segi

teknis yaitu konstruksi lambung, instalasi mesin dan listrik, perlengkapan kapal, serta

peraturan bahan atau bahan yang digunakan. Dasar klasifikasi kapal adalah peraturan

klasifikasi dan konstruksi kapal yang berlaku dan peraturan-peraturan khusus lainnya yang

dikeluarkan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero).

Tidak semua kapal diklaskan, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan KM. 20 tahun

2006, bahwa kapal-kapal yang berbendera Indonesia diwajibkan memiliki sertifikat klas BKI,

dengan ketentuan kapal yang mempunyai GT lebih dari 100GT atau tenaga penggerak lebih

dari 250 PK atau panjang lebih dari 20 meter.

3.2 Tanda Klas dan Notasi Klas

Tanda klas memiliki beberapa pengertian:

Penerapan Tanda Klas Definisi

Lambung

A100

Lambung kapal seluruhnya memenuhi persyaratan

Peraturan Kontruksi BKI atau peraturan lain yang

dianggap setara.

A90

Lambung kapal tidak seluruhnya memenuhi persyaratan

Peraturan Konstruksi BKI atau sudah tidak lagi

seluruhnya memenuhi persyaratan Peraturan konstruksi

BKI tapi klas dapat dipertahankan untuk periode yang

diperpendek

Page 19: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 19

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Mesin

SM Instalasi mesin dan listrik memenuhi persyaratan BKI

A-SM Instalasi mesin dan listrik untuk kapal tanpa penggerak

sudah memenuhi peraturan

Instalasi mesin termasuk instalasi listrik tidak seluruhnya

memenuhi persyaratan BKI

Instalasi mesin dan listrik untuk kapal tanpa penggerak

tidak memenuhi peraturan

Perlengkapan

Jangkar

Perlengkapan jangkar yaitu rantau, jangkar dan mesin

jangkar memenuhi persyaratan.

Perlangkapan jangkar tidak sepenuhnya memenuhi

persyaratan Peraturan Konstruksi BKI

Tanpa perlengkapan jangkar, khususnya untuk tongkang

tidak berawak tidak diberi tanda perlengkapan

Tanda perlengkapan jangkar sesuai untuk kapal jenis

kapal ikan

Perlengkapan kapal untuk kapal high speed

Perlengkapan

khusus

SMP Instalasi pendingin muatan baik menyangkut lambung

maupun mesin memenuhi persyaratan

Instalasi pendingin muatan tidak seluruhnya memenuhi

persyaratan

SMP

Instalasi pendingin muatan baik yang menyangkut

lambung maupun mesin, instalasi pendingin muatan kapal

ikan sepenuhnya memenuhi persyaratn

Instalasi pendingin muatan kapal ikan yang tidak

seluruhnya memenuhi persyaratan

Page 20: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 20

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Survey

Pengawasan

Konstruksi

Lambung, instalasi dan/atau perlengkapan jangkar

dan/atau perlengkapan khusus (misalnya instalasi

pendingin) telah dibangun:

-dibawah pengawasan BKI pada saat digalangan dan/atau

ditempat subkontraktor yang memasok komponen/bagian

kapal

-material serta komponen memenuhi Peraturan Konstruksi

BKI dan harus dilengkapi dengan sertifikat dari BKI

( )

Lambung, instalasi dan/atau perlengkapan jangkar

dan/atau perlengkapan khusus (misalnya instalasi

pendingin) telah dibangun:

-dibawah pengawasan BKI pada saat digalangan dan/atau

ditempat subkontraktor yang memasok komponen/bagian

kapal

-material serta komponen memenuhi Peraturan Konstruksi

BKI tanpa dilengkapi dengan sertifikat dari BKI

Lambung, instalasi mesin, perlengkapan jangkar atau

perlengkapan khusus telah dibangun dibawah pengawasan

dan sesuai dengan Peraturan Badan Klasifikasi lain yang

diikuti dan kemudian diklaskan pada BKI. Penyimpangan

dari Peraturan BKI dapat diterima. Kapal yang dibangun

tidak dibawah pengawasan BKI atau Badan Klasifikasi

yang diakui tidak akan mendapat tanda pengawasan

pembangunan

Subdivisi

Stabilitas

Kebocoran

Untuk lambung kapal yang dilengkapi dengan bukti

perhitungan subdivisi dan stabilitas kebocoran

Sebagai contoh lambung kapal yang dibangun dibawah

pengawasan dan dilengkapi dengan bukti perhitungan

subdivisi dan stabilitas kebocoran, salah satu dari tanda

disamping diberikan

( )

Page 21: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 21

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Tanda tambahan pada klas:

1. “P, L, T, dan D”

P: Pelayaran samudera terbatas

Daerah pelayaran ini adalah pelayaran samudera terbatas, dengan syarat jarak terdekat ke

pelabuhan perlindungan dan jarak pantai tidak melebihi 200 mil laut atau pelayaran Asia

Tenggara serta pelayaran di laut tertutup.

L: Pelayaran Lokal

Daerah pelayaran ini secara umum adalah pelayaran sepanjang pantai, dengan syarat jarak

terdekat ke pelabuhan perlindungan dan jarak dari pantai tidak melebihi 50 mil laut serta

untuk pelayaran dalam laut tertutup, seperti perairan Kepulauan Riau.

T: Pelayaran Tenang

Daerah pelayaran ini terbatas pada perairan tenang, teluk, pelabuhan atau perairan yang

sejenis dimana tidak terdapat ombak yang besar.

D: Pelayaran Pedalaman

Daerah pelayaran ini berlaku untuk kapal yang hanya digunakan di perairan pedalaman.

Perairan pedalaman meliputi:

- Semua perairan pedalaman di Indonesia

- Perairan lain yang sama kondisinya

BKI berhak menetapkan tanda tersebut berdasarkan kondisi laut terdapat di daerah pelayaran

tersebut, atas permintaan BKI dapat menyetujui perluasan daerah pelayaran dalam jangka

waktu terbatas.

2. “ES” (dibelakang tanda Klas)

Notasi ini untuk kapal dan instalasi mesin yang memenuhi ketentuan khusus peraturan

konstruksi dengan penguat tambahan untuk pelayaran didaerah es.

3. “COLL” (dibelakang tanda Klas)

Notasi untuk kapal konstruksi sampingnya diberikan penguat khusus untuk mengurangi

dampak tubrukan.

Page 22: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 22

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

4. “CONTAINER VESSEL” (dibelakang tanda Klas)

Kapal yang digunakan khusus untuk angkutan peti kemas dan dilengkapi dengan fasilitas

yang memadai.

5. “COOR” (dibelakang tanda Klas)

Bila memakai perlindungan khusus konstruksi sesuai dengan persyaratan konstruksi.

6. “EQUIPPED FOR CARRIAGE OF CONTAINERS” (dibelakang tanda klas)

Kapal yang digunakan sewaktu-waktu untuk angkutan peti kemas, baik seluruhnya

maupun sebagian dari muatan dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.

7. “OT” (dibelakang tanda Klas)

Untuk kapal dengan perlengkapan otomatis pada kamar mesin yang tidak dijaga dan dapat

ditinggal secara terus menerus selama 16 jam.

8. “B” (dibelakang tanda Klas)

Untuk kapal dengan perlengkapan otomatis pada kamar mesin tidak dijaga waktu

berlabuh.

9. “INERT” (dibelakang tanda Klas)

Untuk kapal yang dilengkapi sistem gas inert sesuai dengan peraturan BKI atau

konstruksinya dipertimbangkan equivalen.

10. “PERCOBAAN” (dibelakang tanda Klas)

Notasi untuk kapal yang instalasi mesin dan bagian-bagiannya belum mempunyai

pengalaman yang cukup.

11. “FF1, FF2, FF3” (dibelakang tanda Klas)

Instalasi mesin yang memenuhio peraturan BKI untuk kapal-kapal pemadam kebakaran

tergantung ukuran dan kegunaan peralatan pemadam kebakaran.

3.3 Masa Berlakunya Klas

Masa berlakunya sertifikat kapal sebagai berikut:

1. Masa berlakunya sertifikat lambung kapal, instalasi mesin listrik tidak lebih 5 tahun.

2. Masa berlakunya sertifikat lambung timbul internasional sesuai konvensi tahun 1996

adalah 5 tahun.

Page 23: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 23

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

3. Masa berlakunya klas untuk kapal yang mengikuti program survey bersambung untuk

lambung (CHS) dan mesin (CMS) adalah 5 tahun. Untuk survey bersambung ini, tidak

harus kedua-duanya, pemilik dapat mengajukan survey bersambung ini hanya untuk CHS

dan CMS saja, maka masa berlakunya sertifikat klas baik lambung atau mesin mesin

adalah 4 tahun.

Masa berlakunya klas dapat diperbaharui dengan dilaksanakannya survey pembahauran

klas. Klas dapat dipertahankan selama lambung, instalasi mesin dan listrik serta

perlengkapannya, diperbaiki dan disurvey sesuai dengan peraturan BKI. Bila kapal tidak ada

waktu untuk melakukan survey pembahuran klas pada jangka waktu yang ditentukan klas,

maka kapal dapat mengajukan permohonan untuk perpanjangan klas. Jangka waktu untuk

survey adalah 2x6 bulan, sedangkan untuk survey diatas dock adalah 1x12 bulan.

3.4 Jangka Waktu Pengedokan

Sesuai dengan peraturan pemerintah Republik Indonesia adalah sebagai berikut:

Kapal dengan notasi A100 periode pengedokan 2 tahun dan dapat diperpanjang

maksimum 6 bulan tergantung dari hasil pemeriksaan surveyor BKI.

Kapal dengan notasi A90 periode pengedokan 1,5 tahun dan dapat diperpanjang

maksimum 6 bulan tergantung dari hasil pemeriksaan surveyor BKI.

Periode pengedokan untuk kapal penumpang dengan akomodasi lebih dari 12

penumpang lamanya 1 tahun dan tidak dapat diperpanjang.

Kapal tanpa klas periode pengedokan 1 tahun dan tidak dapat diperpanjang sesuai

dengan persyaratan BKI.

Kapal laut dengan notasi klas A100 atau A90 dilakukan survey tahunan untuk lambung

dan instalasi mesin dengan interval waktu 12 bulan dari tanggal permulaan periode

klas.

Periode survey harus diadakan dalam waktu 3 bulan dimulai hari terakhir dari bulan

dimana periode klas berlakunya selama 1 tahun.

Untuk kapal dengan akomodasi lebih dari 12 penumpang, survey dilakukan pada batas

tanggal yang dicatat.

Page 24: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 24

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

3.5 Prosedur Klasifikasi

A. Klasifikasi kapal dan instalasi mesin yang dibangun atau dirombak dibawah

pengawasan dan sesuai dengan peraturan BKI

1. Permohonan Klasifikasi

Permohonan Klasifikasi diserahkan ke BKI secara tertulils dan dalam rangkap tiga oleh

galangan atau pemilik kapal, menggunakan formulir yang disediakan oleh BKI. Bila pemohon

menganggap bahwa data kapal disetujui oleh BKI (untuk bangunan baru sebelumnya) akan

digunakan untuk klasifikasi , maka hal tersebut harus dinyatakan dengan jelas dalam

permohonan klasifikasi. Perubahan tambahan atau terhadap peraturan klasifikasi yang terjadi

harus diperhatikan.

2. Pemeriksaan data konstruksi

Data untuk pemeriksaan gambar konstruksi, untuk pembuktikan dengan perhitungan,

perincian untuk material lama dan lainnya harus dimasukkan ke BKI untuk pemeriksaan

dalam rangkap tiga pada kesempatan pertama sebelum pembangunan dimulai seperti dirinci

dalam peraturan konstruksi. Data yang dimasukkan harus berisi semua rincian yang

disyaratkan untuk pemeriksaan sesuai dengan peraturan konstruksi. BKI berhak meminta

tambahan termasuk informasi dan data. Informasi dan data tersebut harus diserahkan ke BKI

untuk pemeriksaan. Bila perlu data dan gambar tersebut akan diberi tanda persetujuan oleh

BKI dan dikembalikan satu copy.

3. Pengawasan Pembangunan dan Percobaan

a. Umum

BKI akan menilai hasil tes produksi dan prosedur baik dari galangan atau pabrik untuk

memastikan bahwa sudah memenuhi aturan konstruksi. Material, komponen, perlengkapan

dan instalasi yang berkaitan harus diperiksa dan diawasi pembuatannya oleh pihak BKI

kecuali ada kesepakatan khusus. Untuk setiap pemeriksaan, perjanjian harus diatur waktunya

dengan perwakilan BKI setempat. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, surveyor

harus diberikan kebebasan untuk memasuki kapal, bengkel dimana bagian yang memerlukan

persetujuan dibuat, atau diuji.

b. Pengawasan Pembangunan

Page 25: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 25

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Pada tahapan bangunan baru, BKI harus memastikan berdasarkan survey dan

pemeriksaan bahwa:

- Bagian untuk instalasi mesin dan atau perlengkapan khusus yang memerlukan

persetujuan telah dibuat sesuai dengan gambar dan data yang telah disetujui.

- Semua pengujian dan percobaan yang sesuai ketentuan peraturan konstruksi

dilaksanakan dengan memuaskan.

- Mutu pengerjaan sesuai dengan standar teknik yang terbaru atau persyaratan aturan

BKI sendiri.

- Pengelasan dilakukan oleh seorang tukang las bersertfikat.

- Komponen uang memerlukan sertifikat uji telah diserahkan. Pabrik pembuat akan

menjamin bahwa setiap bagian dan bagian dan bahan yang memerlukan persetujuan

hanya akan diserahkan dan dipasang bila sertifikat uju yang sesuai telah diterbitkan.

- Bilamana tidak disyaratkan sertifikat uji tersendiri, perlengkapan dan peralatan uji

jenis digunakan sesuai dengan persyaratan peraturan.

c. Pengujian di Pabrik

Sejauh yang dapat dilaksanakan, instalasi mesin dan pelengkapan akan menjalani uji

fungsi pada bangku uji di pabrik yang mencakup ketentuan dalam peraturan konstruksi, ini

berlaku untuk mesin yang dibuat secara seri. Bila instalasi mesin, perlengkapan atau instalasi

listrik adalah dari desain baru atau belum mempunyai cukup pembuktian efisiensi pada

kondisi kerja yang sesungguhnya di kapal, maka BKI dapat mensyaratkan pelaksanaan pada

kondisi kerja yang lebih berat.

d. Percobaan di Kapal

Pada saat kapal selesai dibangun atau sistem perlengkapan diregistrasi, semua bagian

lambung, instalasi mesin dan listrik harus dikenakan uji fungsi yang disaksikan oleh surveyor

BKI sebelum dan selama pelayaran percobaan, antara lain:

Operasional dan atau uji beban mesin dan instalasi (sistem peropulsi, instalasi listrik,

mesin kemudi, peralatan jangkar dll) yang penting untuk pengoperasian secara umum.

Kekedapan, operasional dan uji beban tanki-tanki, tutup palka, pintu rampa dan

lainnya.

Page 26: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 26

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

4. Laporan Sertifikat

Pengujian material, komponen dan mesin-mesin dipabrik sub kontraktor akan

disertifikatkan oleh BKI. Setelah kapal atau instalasi selesai dibangun, surveyor akan

menyiapkan laporan survey pembangunan yang akan menjadi dasar bagi BKI menerbitkan

sertifikat klasifikasi.

B. Klasifikasi kapal dan instalasi yang dibangun tidak dibawah pengawasan dan

tidak sesuai dengan peraturan BKI

1. Permohonan dan Data

Permohonan untuk klasifikasi kapal atau perlengkapan khusus yang dibangun tidak

dibawah pengawasan dan tidak sesuai dengan peraturan BKI, harus diajukan secara tertulis

kepada BKI dalam rangkap tiga. BKI berhak meminta data tambahan. Permohonan klasifikasi

harus disertakan lampiran data seperti data lambung, instalasi mesin, instalasi pendingin dari

klas yang terdahulu dan status periode serta rekomendasi dari klas sebelumnya harus

diberitahukan.

2. Prosedur Klasifikasi

Gambar dan data lain yang terkait pada pengklasan akan diperiksa untuk kesesuaiannya

dengan peraturan konstruksi BKI yang berlaku dan atau peraturan lain yang setara. Untuk

penerimaan klas, kapal dan atau perlengkapan lainnya harus diperiksa sesuai dengan

persyaratan survey pembaruan klas. Jika survey memuaskan, maka klas BKI akan berlaku

sejak tanggal survey selesai dilaksanakan. Jika kapal dan atau perlengkapan khusus

mempunyai klasifikasi lainnya yang diakui dan jika telah dilengkapi cukup bukti mengenai

status klas, BKI dapat meniadakan pemeriksaan gambar dan perhitungannya. Pemeriksaan

seksama pada daerah dan bagian dari lambung, instalasi mesin dan listrik, pemdingin pada

kasus ini ditunda sampai jatuh tempo yang akan datang. Bagaimanapun survey dengan

lingkup survey antara harus dilaksanakan. Dalam hal ini periode klas tetap seperti yang

diberikan oleh klasifikasi terdahulu.

Kapal tidak akan diterima klas jika gambar dan perhitungannya tidak diserahkan ke BKI.

Jika kapal memnuhi persyaratan BKI, sertifikat Klas akan diterbitkan berdasarkan laporan

surveyor mengenai kondisi kapalnya. Begitu kapal diterima Klas BKI, maka ketentuan untuk

Page 27: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 27

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

kapal dan atau perlengkapan khusus yang dibangun dibawah pengawasan BKI harus

mengikuti peraturan BKI yang berlaku.

Jika pada akhir survey penerimaan klas data dan bukti mengenai status klas kapal

sebelumnya masih kurang, tetapi berdasarkan hasil survey yang diperoleh dimungkinkan

penerbitan “Sertifikat Biro Klasifikasi Semesntara”, catatan tentang setiap rekomendasi yang

diterbitkan oleh Biro Klasifikasi sebelumnya dan yang belum diperbaiki harus tetap

diselesaikan dan diperiksa.

Page 28: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 28

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

BAB IV

PERANAN DAN PERKEMBANGAN BKI

4.1 Peran BKI dalam mendunkung pemerintah di bidang keselamatan pelayaran

Tugas pokok dan fungsi sub sector Perhubungan Laut yaitu antara lain :

1. Mengatur persyaratan teknik pembuatan kapal dan perubahan kapal beserta peralatan

keselamatan

2. Meneliti pelaksanaan perawatan kapal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dalam struktur organisasi Direktorat Jendral Perhubungan Laut, Departemen

perhubungan RI, terdapat Direktorat Perkapalan dan Pelayaran (DITKAPPEL) yang

mempunyai tugas antara lain : pengawasan di bidang keselamatan kapal serta peraturan-

peraturan pelayaran. Pada dasarnya tugas pokok DITKAPPEL tersebut berorientasi pada

keselamatan dan kamanan pelayaran. Sedangkan fungsi BKI dititik beratkan pada kondisi

teknis yang merupakan bagian dari keselamatan awak kapal dan penumpang serta kapalnya

sendiri secara keseluruhan. Korelasi fungsi antara BKI dan DITKAPPEL tercermin dalam

pengKlaskan kapal-kapal berbendera Indonesia.

4.2 Instansi-Instansi yang berhubungan dengan BKI

4.2.1 Direktorat Jendral Perhubungan Laut

A. dalam Bidang keselamatan dan Pembinaan di dunia perkapaln/pelayaran nasional.

Melaksanakan pengawasan/mengeluarkan sertifikat untuk pemerintah/internasional

sesuai ILLC 1996 dan SOLAS 1974, PGMI 1986 untuk kapal-kapal yang di klaskan

oleh Biro Klasifikasi Indonesia.

Page 29: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 29

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Kerjasama dengan DITKAPPEL dan DITJENLA dalam pengkajian penerapan rules

kapal kayu terhadap kapal layar motor.

B. Departemen Perindustrian

Penyusunan Standar Industri Indonesia (SSI ) terutaa dalam bidang perkapalan.

Peningkatan galangan dari segi Quality Control dan Penyusunan Rules Container

Dengan BPPT dalam rangka program-program yang menyangkut penigkatan teknik

bangunan kapal-kapal baja, kapal forecement dan kapal layar maupun Quality Control

bangunan baru.

C. Direktorat Jendral MIGAS

PT. Biro Klasifikasi Indonesia ( Persero) adalah salah satu perusahaan jasa teknik yang

bergabung dalam Asosiasi perusahaan Inspeksi Teknik Indonesia (APITINDO) yang telah

ditetapkan sebagai perusahaan pihak ketiga oleh Dir. Jend. MIGAS untuk melakukan

pengujian dan pemeriksaan dalam rangka sertifikasi terhadap alat-alat bangunan dan produksi

minyak di Indonesia.

D. Lembaga Pendidikan

PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) turut mengundang dan membantu pemerintah

dalam memajukan pendidikan dalam hal Kerja Praktek di bidang Bngunan kapal pada

umumnya.

Page 30: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 30

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

BAB V

JENIS-JENIS SURVEY DAN UJI TAK MERUSAK

5.1 Jenis Survey

Jenis survey yang diberikan oleh BKI pada kapal yang akan diklaskan pada BKI dapat

dibagi menjadi :

- Survey Penerimaan Klas

- Survey Mempertahankan Klas

5.2 Survey Penerimaan Klas

Survey ini merupakan survey yang dilaksanakan BKI terhadap lambung, instalasi

mesin, perlengkapan jangkar dan perlengkapan lainnya, survey ini dibagi menjadi dua yakni:

1. Survey Penerimaan Klas Bangunan Baru

Survey ini merupakan survey untuk kapal yang baru, dimana kapal yang disurvey dari

awal pembangunan sampai akhir pembangunan. Pedoman survey ini adalah:

Gambar konstruksi yang telah disetujui oleh BKI pusat

Sertifikat material dan mesin

Mutu pekerjaan

Peralatan yang dipasang dikapal

2. Survey Penerimaan Klas Bangunan Sudah Jadi

Survey ini dilaksanakan saat kapal baru sudah jadi atau telah melaksanakan pelayaran.

Survey penerimaan klas bangunan sudah jadi dibagi menjadi dua yakni:

Kapal mempunyai klasifikasi lain yang diakui BKI.

Kapal yang sama sekali belum mempunyai klasifikasi.

Page 31: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 31

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

5.3 Survey Mempertahankan Klas

A. Survey Periodik

Survey dilaksanakan dalam jangka waktu atau selang waktu tertentu. Adapaun survey

ini dibagi menjadi:

1. Survey Tahunan (Annual Survey)

Survey ini dilaksanakan secara bertahap setiap 12 bulan, terhitung dari tanggal

dimulainya periode klas seperti tercantum dalam sertfikat. Survey tahunan meliputi lambung

kapal dan instalasi mesin termasuk listrik dan bila ada perlengkapan khusus yang diklaskan.

Sesuai dengan ketentuan BKI survey tahunan dilakukan pada waktu kapal terapung. Survey

harus dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih 3 bulan (sebelum – dan sesudah +)

dihitung pada hari terakhir dari bulan kalender dimana periode klas yang sedang berjalan akan

genap berumur 1 tahun. Untuk kapal dengan akomodasi lebih dari 12 penumpang, survey

tahunan harus dilaksanakan tidak lebih daru tanggal jatuh tempo.

2. Survey Antara (Intermediate Survey)

Survey tahunan yang diperluas ditetapkan sebagai survey antara. Jatuh tempo survey

antara ditetapkan 2,5 tahun sejak dimulainya berlaku periode klas dan untuk kapal laut dan

instalasi pendingin dilaksanakan pada survey tahunan kedua atau ketiga. Survey antara untuk

kapal pedalaman harus dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun terhitung dari survey

pembaruan klas.

3. Survey Pembaruan Klas ( Special Survey)

Survey pembaruan klas untuk lambung, instalsi mesin termasuk instalasi listrik dan

perlengkapan khusus yang diklaskan pada akhir periode klas. Survey pembaruan klas dapat

dilaksanakan dalam beberapa bagian, periode keseluruhan survey tidak boleh lebih dari 12

bulan dan survey pembaruan klas harus selesai dilaksanakn secara lengkap akhir periode klas.

4. Survey Perpanjangan Klas (Class Extention Survey)

Page 32: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 32

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Kapal dengan sertifikat klas yang masa berlakunya 4 tahun dapat diperpanjang pada

akhir periode klas. Atas permintaan pemilik, klas dapat diperpanjang tidak lebih dari 12 bulan

setelah kapal disurvey. Klas dapat diperpanjang hanya jika lambung dan instalasi mesin

termasuk listrik dalam kondisi sempurna dan jika sejak survey alas terakhir, tidak terjadi

kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan pada lambung

didalam air.

Pada survey ini, bilamana kapal tidak ada muatannya, lubang palka, ruang geladak

kedua, ruang muat, pintu kedap air dan sebagainya dapat diperiksa, jika perlu tanki juga

diperiksa. Pemeriksaan terhadap instalasi mesin, listrik dilaksanakan untuk verifikasi perihal

kondisi operasionalnya yang baik.

5. Survey Periodik Poros Baling-Baling dan tube shaft, baling-baling, baling-baling

bebas putar

Untuk mempertahankan klas, survey periodik dan pemeriksaan khusus terhadap

masing-0masing bagian dari sistem penggerak dan sistem pengujian untuk kapal laut harus

dilaksanakan. Adapun survey yang harus dilaksanakan meliputi poros baling-baling, poros

tabung dan baling-baling serta baling-baling bebas putar (vane wheels)

6. Survey Periodik dan Pengujian Masing-Masing Bagian Instalasi Mesin.

Survey periodik masing-masing bagian mesin atau instalasi seperti ketel uap, instalasi

pemanas bahan bakar, pipa uap, bejana tekan, perlengkapan otomatis dan sistem gas inert

dilaksanakan untuk mempertahankan klas.

7. Survey Pengedokan (Docking Survey)

Survey pengedokan digunakan untuk keperluan pemeriksaan periodik terhadap kondisi

lambiung dibawah air (survey alas), bukanan dan perlengkapan penutupan pada plat kulit yang

berhubungan dengan instalasi mesin dan susunan komponen bagian luar dari sistem poros

penggerak. Kapal dengan tanda kelas A100 harus menjalani survey alas pada selang waktu 2,5

tahun. Kapal dengan tanda kelas A90 harus menjalani survey alas pada selang waktu 18 bulan.

Kapal dengan akomodasi lebih dari 12 penumpang harus menjalani survey alas pada selang

waktu 1 tahun. Diharapkan juga bahwa untuk setiap pengedokan tambahan selain yang

ditentukan oleh persyaratan klasifikas, surveyor dapat dipanggil untuk menghadiri.

Page 33: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 33

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Jika survey alas akan dicicil pada survey pembaruan Klas, semua pemeriksaan

lambung dan instalasi mesin yang ditetapkan untuk pelaksanaan survey pembaruan klas dan

persyaratan pengedokan harus juga dilaksanakan. Survey pengedokan untuk pembaruan klas

dapat dilaksanakan sampai dengan 15 bulan sebelum pembaruan klas lengkap.

8. Survey di dalam Air

Untuk kapal dengan tanda notasi klas IV, survey didalam air dilaksanakan dengan bantuan

perusahaan penyelaman yang disetujui. Survey didalam air dapat diakui sebagai pengganti

untuk setiap pengedokan periodik kedua, namun bagaimanapun juga bahwa survey ini tidak

dapat menjadi begian dari survey pembaruan klas.

9. Perlengkapan Khusus

Survey periodik dan pemberiksaan perlengkapan khusus dicakup oleh klas, seperti

instalasi pemadam kebakaran, inecerator pembakar sampah kapal atau sistem penawar air laut,

harus dilaksanakan sesuai program tetap masing-masing atau ditetapkan oleh BKI atau

karakteristik perlengkapan khusus.

5.4 Survey Non Periodik

1. Survey Kerusakan dan Perbaikan

Survey kerusakan dan perbaikan harus dilaksanakan apabila lambung kapal, instalasi

mesin dan listrik atau beberapa perlengkapan khusus yang diklaskan mengalami kerusakan

yang dapat memengaruhi masa berlakunya klas, atau jika kerusakan dapat diasumsikan

sebagai akibat dari kerusakan rata-rata beberapa kejadian lainnya.

2. Survey Penundaan Pengedokan

Survey ini dilaksanakan bila jatuh tempo survey pengedokan telah tiba tetapi kapal tidak

bisa naik dok karena alasan tertentu, maka pemilik kapal dapat mengajukan survey penundaan

pengedokan. Lama penundaan maksimal 6 bula, tetapi hal ini tergantung pada penilaian

surveyor yang melaksankan survey.

3. Survey perombakan

Perombakan lambung kapal atau instalasi mesin, survey tersebut dilaksanakan sesuai

gambar yang berkaitan dan telah disetujui seperti bangunan baru.

Page 34: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 34

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

4. Survey Penundaan Pencabutan Poros Baling-baling

Survey ini dilaksanakan bila jatuh tempo periodik pencabutan poros baling-baling

maksimal 6 bulan.

5. Survey Khusus Lainnya

Contoh dari survey tersebut:

Survey penggantian nama kapal

Survey penggantian pemilik kapal

Survey penggantianpelabuhan pendaftar

Survey penggantian mesin induk

Survey perubahan isi ruang muat

5.5 Uji Tak Merusak

Uji tak merusak digunakan sebagai prosedur untuk mengetahui kondisi suatu material,

lasan ataupun lainnya yang perlu diperiksa dalam kegiatan survey dan termasuk didalam

aturan BKI. Uji tak merusak ada berbagai macam jenisnya dan digunakan dengan

pertimbangan material yang akan diuji.

Dye Penetrant

Dye Penetrant merupakan test untuk mengetahui ada tidaknya crack pada weld (hasil lasan).

Test ini sangat mudah dilakukan dan pelaksanaannya juga sangat singkat. Dye Penetrant

terdiri dari :

1. Pre – Treatment.

2. Penetrant.

3. Cleaning.

4. Developer.

Page 35: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 35

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Dye Penetrant Test memiliki beberapa prosedur untuk dilakukan :

1. Pre – Treatment (dapat berupa perlakuan panas terhadap hasil lasan yang harus

dilakukan sebelum test dilakukan)

2. Cleaning, yakni proses pembersihan pada daerah yang akan diperiksa dengan tujuan

agar kotoran yang ada pada daerah tersebut tidak mengalangi cairan Penetrant (warna

merah) dan Developer (warna putih).

3. Penyemprotan Penetrant pada salah satu sisi dan kemudian dilanjutkan dengan

penyemprotan Developer pada sisi yang lainnya.

4. Terakhir, akan terlihat hasil dari test yang dilakukan. Jika terdapat/muncul warna

merah seperti warna Penetrant pada sisi yang disemprotkan oleh Developer, berarti

weld (hasil lasan) tidak bagus karena ditemukan adanya crack. Jika tidak muncul

warna merah tersebut, maka hasil lasan tersebut sudah baik. Hasil test ini didapatkan

setelah kurang – lebih 10 sampai 20 menit setelah proses penyemprotan Penetrant dan

Developer.

Gambar 1.

Skema Dye Penetrant Test

Page 36: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 36

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

PWHT ( Post Weld Heat Treatment )

PWHT merupakan perlakuan panas yang dilakukan untuk mengetahui besarnya suhu sebelum

dilakukannya proses welding. Hal ini dimaksudkan agar pada saat dilakukan welding, suhu

pada baja telah sesuai dengan standar yang digunakan. Untuk mengetahui berapa besar suhu

pada baja dilakukan dengan cara menempelkan kapur khusus untuk PWHT. Jika kapur

tersebut mencair pada saat ditempelkan pada pelat yang sebelumnya dipanaskan berarti suhu

pada pelat tersebut sudah sesuai untuk dilakukan proses welding.

MPI ( Magnetic Particle Inspection )

Merupakan testing yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya crack pada weld. Magnetic

Particle Inspection dapat dilakukan pada daerah yang tidak datar seperti pada pipa.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan pemancaran gelombang elektromagnetik.

Dalam melakukan MPI kita harus melakukan beberapa langkah :

1. Membersihkan area atau daerah weld ( lasan ) sebelum ditest.

Gambar 2.

Dye Penetran Test pada poros propeller

Page 37: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 37

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

2. Setelah dibersihkan, daerah yang akan diperiksa tersebut diberikan sejenis penetrant (

warna putih ).

3. Kemudian magnet ditempelkan di atasnya.

4. Jika ditemukan adanya garis – garis seperti retak dan berwarna hitam atau gelap maka

dapat dipastikan bahwa hasil dari lasan tersebut terdapat cacat crack.

Ultrasonic Thickness Test

Pemeriksaan dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan gelombang ultrasonic

dengan frekuensi tinggi yang dipancarkan, biasanya pada frekuensi sekiar 2 MHz. Gelombang

yang tidak diteruskan (dipantulkan) dari dalam pelat akan memberikan reaksi balik untuk

diperiksa. Waktu yang dibutuhkan untuk pemancaran ke dan dari dalam pelat tersebut dapat

ditampilkan dalam layar detektor dalam arah sumbu x. Ukuran dari sinyal yang kembali

memberikan beberapa indikasi dari kualitas pelat tidak diteruskannya gelombang. Hal ini akan

ditampilkan dalam sumbu y.

Gambar 3.

Magnetic Particle Inspection dan

hasilnya

Page 38: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 38

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Prinsip yang sama dapat digunakan untuk sambungan las. Perbedaannya hanya pada

ukurannya yang membatasi lokasi yang akan diperiksa, dimana harus selalu pada tempat yang

permukaannya halus untuk meyakinkan terpancarkannya gelombang unltrasonic. Pada

sambungan unjung (butt weld) dapat diperiksa dengan menggunakan metode ini dan untuk

memeriksa pada bagian dengan bentuk yang tidak merata sudah dikembangkan dengan

menggunakan system komputerisasi. Metode inspeksi ini sangat sensitive dan merupakan

teknik yang baik untuk inspeksi.

Ultrasonic Thickness Gouging Test.

Ultrasonic Thickness Gouging Test atau UT Gouging Test merupakan tes yang

dilakukan pada pelat. UT Gouging Test ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau

ukuran dari pelat yang diperiksa. Besarnya toleransi atau batas minimum dari pelat yang

diperbolehkan sangat tergantung pada badan atau biro klasifikasi.

Pada test ini digunakan alat khusus yang mengahasilkan gelombang ultrasonic.

Dengan mengunakan alat tersebut akan didapat berapa besar ketebalan dari pelat yang

diminta. Kemudian hasilnya dapat diberikan secara stastistik melalui laporan UT Gouging,

dimana kita dapat melihat besarnya ketebalan pelat yang diperiksa.

Ultrasonic Thickness Flow Test.

Ultrasonic Thickness Flow Test atau UT Flow Test hampir sama dengan UT Gouging

Test, tetapi pada UT Flow Test ini kita dapat mengetahui ada tidaknya cacat pada hasil lasan (

welding ).

Kinerja pada alat UT Flow Test juga hampi sama dengan alat yang digunakan pada UT

Gouging Test, dimana pada alat tersebut menghasilkan gelombang ultrasonic. Tetapi pada alat

UT Flow kita dapat mengetahui jika di dalam lasaan (welding) terjadi porosity atau crack.

Alat tersebut akan memperlihatkan pada ketebalan berapa dalam sambungan (welding) yang

terdapat porosity atau crack.

Page 39: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 39

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Vacuum Test

Vacuum Test merupakan test yang dilakukan pada daerah jalur lasan (welding seams)

untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran atau crack. Vacuum Test ini dilakukan hanya pada

welding seams yang ditemukan pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan bukan pada

pipa.

Setelah proses welding, untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran maka dilakukan

vacuum test, yakni pada daerah welding seams yang baru tersebut dipasang vacuum tester

(alat untuk Vacuum Test). Setelah alat tersebut terpasang, alat tersebut kemudian di vakumkan

(disedot udara di dalamnya) sehingga menghasilkan daya hisap yang tinggi.

Leak Test/Press Test

Uji ini untuk mengetahui apakah ada sambungan las baik antar pelat mapun di bracket

dan frame ada kebocoran atau masih kurang sempurnyanya weld dalam lasan tersebut. Untuk

memulai pengujian, ruangan yang akan diuji harus diberi tekanan 0,2 bar lalu pada sambungan

lasan yang hendak diuji diemprotkan air sabun, ketika terjadi gelembung pada permukaan

Gambar 4.

Pengujian dengan UT dan peralatan yang digunakan

Page 40: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 40

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

lasan maka dapat dipastikan, weld kurang sempurna sehingga harus dilakukkan perbaikan

dengan penambahan weld.

Gambar 5.

Pengujian dengan leak test, gambar bawah kanan merupakan contoh lasan

yang bocor yang diketahui dengan pengujian ini.

Page 41: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 41

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Hydro Test

Test lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada tangki adalah

Hydro Test (dengan air). Langkah – langkah dalam melakukan Hydro Test hampir sama

dengan Air Test. Pertama – tama tangki sudah dipastikan kedap udara dan air (tidak ada

lubang baik pada pelat maupun welding seams). Kemudian tangki diisi dengan air. Setelah itu

tangki deberikan tekanan udara, jika ditemui adanya semburan air yang keluar dari tangki

maka dapat dipastikan bahwa tangki tersebut mengalami kebocoran dan perlu segera

diperbaiki.

Page 42: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 42

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

BAB VI

LAPORAN KEGIATAN SURVEY

Pada bab ini berisi tentang kegiatan survey harian penulis selama kerja praktek di PT. Biro

Klasifikasi Indonesia (Persero) Cabang Utama Tanjung Priok. Adapun survey yang penulis

lakukan diantaranya

1. Survey Pembaruan Klas

2. Survey Tahunan

3. Survey Pengedokan

4. Survey Khusus

5. Survey Penerimaan Klas

6. Dll

Kegiatan survey tersebut dilaksanakan antara lain di PT. Dok Kodja Bahari Galangan I, II,

dan III; PT. Karya Tekhnik Utama; PT. Daya Radar Utama; PT. Hamdock; Galangan Muara

Baru; dan Pelabuhan PT. Samudera. Agar lebih jelas, laporan kegiatan kerja praktek harian

kami sertakan dalam bentuk lampiran.

Page 43: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 43

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

BAB VII

PENUTUP

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT., tugas kerja praktek di

PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero) Cabang Utama Tanjung Priok Jakarta dapat

terselesaikan, baik pada pelaksanaannya maupun pada penyusunan laporan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, yang

semua ini dikarenakan keterbatasan waktu dan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Namun

dengan terselesaikannya laporan ini banyak kiranya manfaat yang dapat kami ambil untuk

melangkah demi tercapainya pengetahuan yang lebih luas dan menambah pengalaman dalam

bidang klasifikasi kapal.

Harapan dan do’a kami semoga laporan ini dapat berguna bagi kami dan pembaca

sehingga manfaat dari kerja praktek ini dapat kami terapkan demi tercapainya kemajuan ilmu

pengetahuan dalam bidang teknologi Perkapalan pada khususnya.

7.1 Kesimpulan

Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa PT. Biro Klasifikasi Indonesia

(Persero) mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keselamatan dan keamanan kapal

yang telah diklaskan. Hal ini berarti penilaian yang diberikan oleh BKI terhadap kualitas

teknis suatu kapal harus dinilai subjektif, dengan rasa tanggung jawab yang tinggi karena

dengan begitu tugas dan fungsi BKI dapat terealisasi sehingga semakin diakui keberadaannya.

Pelaksanaan kerja praktek memilki manfaat yang besar karena dapat langsung terjun

berhadapan dengan kondisi lapangan yang sebenarnya. Ilmu yang diperoleh dari kegiatan

survey bersama surveyor, diantaranya:

1. Jenis-jenis survey yang dilaksanakan di kapal.

Page 44: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 44

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

2. Permasalahan yang dihadapi di dunia perkapalan terutama berkaitan dengan

Klasifikasi kapal.

3. Kedudukan dan peran BKI dalam perkembangan bidang perkapalan Indonesia.

4. Pihak yang terkait dalam bidang perkapalan.

5. Selain pihak galangan owner beserta kepentingan masing-masing.

7.2 Saran

Hendaknya kerjasama yang terjalin antara PT. Biro Klasifikasi Indonesia (Persero)

Cabang Utama Tanjung Priok dengan Teknik Perkapalan Universitas Indonesia (UI) Depok

dapat terjalin dengan sangat baik. Adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

Bagi mahasiswa yang hendak melaksanakan kerja praktek di PT. Biro Klasifikasi

Indonesia (Persero) sebaiknya dapat memahami lebih baik isi tentang peraturan dan

regulasi yang berlaku di BKI, khususnya jenis-jenis survey dan item survey yang

terdapat pada Rules BKI Volume I. Selain itu, hendaknya mahasiswa berusaha

mengikuti semua survey yang dilakukan oleh para surveyor BKI karena dengan

mengikuti kegiatan survey diperoleh pengalaman dan ilmu pengetahuan yang sangat

banyak serta aplikasi ilmu yang telah dipelajari semasa kuliah.

Mengingat waktu yang terbatas maka diharapkan ada kesempurnaan laporan dari

praktikan yang akan melaksanakan kerja praktek di PT. Biro Klasifikasi Indonesia

(Persero) berikutnya.

Page 45: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 45

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Rules for Classification and Survey. Biro Klasifikasi Indonesia Volume I 2013.

Rules for Welding. Biro Klasifikasi Indonesia Volume VI 2013.

Page 46: Laporan Survey Pendahuluan-penutup Fix

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PT. BIRO KLASIFIKASI INDONESIA (PERSERO)

CABANG UTAMA TANJUNG PRIOK

Jl. Yos Sudarso No.38-40, Jakarta Utara

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK PERKAPALAN 46

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

LAMPIRAN

LAPORAN HARIAN