finish

56
1 TINJAUAN PUSTAKA 1. Perbedaan Virus, Bakteri dan Jamur KARAKTERISTIK VIRUS BAKTERI FUNGI Ukuran 25 - 300 nm 0,5 – 5 µm 3 – 10 µm Tipe Nukleus - Prokariotik Eukariotik Asam Nukleat DNA / RNA DNA & RNA DNA & RNA Ribosom - Mitokondria - Permukaan Luar Protein kapsid dan lipoprotein envelope Dindingnya rigid mengandung peptidoglikan Dindingnya rigid mengandung chitin Metode Replikasi Dengan sel inang Pembelahan biner Mitosis Motilitas - Beberapa dengan flagella - Morfologi Umum Virus Virus adalah kompleks yang terdiri dari protein dan RNA atau DNA. Mereka kehilangan struktur sel dan metabolism mandiri. Mereka bereplikasi dengan mempergunakan mahluk hidup lain berdasarkan gen dari virus tersebut. Ukurannya paling kecil diantara agen- agen infeksi lainnya, sekitar 25 – 300 nm. Virus dapat digolongkan menjadi 2 berdasarkan asam nukleat yang terkandung di dalamnya, yaitu : virus DNA dan virus RNA.

Upload: ayu-insafi

Post on 12-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

lpj

TRANSCRIPT

TINJAUAN PUSTAKA

1. Perbedaan Virus, Bakteri dan JamurKARAKTERISTIKVIRUSBAKTERIFUNGI

Ukuran25 - 300 nm0,5 5 m3 10 m

Tipe Nukleus-ProkariotikEukariotik

Asam NukleatDNA / RNADNA & RNADNA & RNA

Ribosom-

Mitokondria-

Permukaan LuarProtein kapsid dan lipoprotein envelopeDindingnya rigid mengandung peptidoglikanDindingnya rigid mengandung chitin

Metode ReplikasiDengan sel inangPembelahan binerMitosis

Motilitas-Beberapa dengan flagella-

Morfologi Umum VirusVirus adalah kompleks yang terdiri dari protein dan RNA atau DNA. Mereka kehilangan struktur sel dan metabolism mandiri. Mereka bereplikasi dengan mempergunakan mahluk hidup lain berdasarkan gen dari virus tersebut. Ukurannya paling kecil diantara agen-agen infeksi lainnya, sekitar 25 300 nm.

Virus dapat digolongkan menjadi 2 berdasarkan asam nukleat yang terkandung di dalamnya, yaitu : virus DNA dan virus RNA.Gambar : struktur umum virus

Contoh virus DNA adalah : Poxviridae, Iridoviridae, Hervesviridae, Hepadnaviridae, Papovaviridae, Adenoviridae, Parviviridae, Circoviridae. Sedangkan virus-virus RNA antara lain : Reoviridae, Birnaviridae, Orthomyxoviridae, Rhabdoviridae, Paramyxoviridae, Arenaviridae, Bunyaviridae, Filoviridae, Retroviridae, Caliciviridae, Astroviridae, Picornaviridae, Coronaviridae, Arteviridae, Togaviridae, Flaviviridae.

Morfologi Umum BakteriBakteri merupakan sel prokariotik yang berukuran 0,3 5 m, prokariotik artinya selnya tidak memiliki membrane inti. Bakteri memiliki bentuk dasar : cocus, straight rods, curved / spiral rods. Membran sel bakteri dilapisi oleh dinding sel, yang terdapat 2 macam yaitu : Gram negative; memiliki pori di membrane luarnya, terdapat polisakarida, lapisan peptidoglikan pada dinding sel lebih tipis disbanding gram positive. Gram positive; memiliki lapisan dinding sel yang tebal yang terdiri dari peptidoglikan, mengandung asam teichoid dan protein.Pada beberapa bakteri memiliki kapsul, untuk pertahanan terhadap fagositosis. Terdapat juga pili atau fimbriae untuk adhesi ke sel inang, dan bakteri yang motil mempunyai alat gerak berupa flagella. Beberapa bakteri memproduksi spora, yang merupakan bentuk dorman yang tahan terhadap serangan kimia maupun fisik, dari bakteri pathogen manusia hanya clostridium dan bacillus yang memproduksi spora. Bakteri bereplikasi dengan cara simple transverse binary fission.

Gambar : morfologi umum bakteri

Morfologi Umum FunggiFungi merupakan organism eukariotik, yang artinya memiliki membrane yang melapisi inti. Bentuk dasar dari fungi adalah hypha (parasitic stage) yaitu elemen basic dari filament fungi yang bercabang, berstruktur seperti tabung yang lebarnya 2 10 m dan mycelium (saprophytic stage yaitu struktur hypha yang saling berjalin.

Gambar : bentuk dasar dari fungi; (a) hypha ; (b) mycelium

2. Pembagian bakteriPembagian bakteri bedasarkan:1. Jumlah dan letak flagel Atriocous : tidak memiliki flagel Monotricous: memiliki 1 flagel pada 1 kutubnya Laphotricous: memiliki 2 flagel pada 1 kutubnya Amphitricous: memiliki 2 flagel atau lebih pada 2 kutubnya Peritrucous: flagel tersebar2. Bentuka) Round (coccus) Monococcus: bentuk coccus tunggal Diplococcus: memiliki bentuk coccus berpasangan Streptococcus: memeiliki bentuk coccus menyerupai rantai Staphylococcus: memiliki bentuk buah anggur Sarsina: bentuk coccus menyerupai kubus dengan 8 selb) Bacillus (Rod) Monobacillus: memiliki bentuk tunggal Diplobacillus: bentuk basil berpasangan Streptococus: bentuk basil seperti rantaic) Spiral (spirilia) Borrelia: bentuk spiral halus danbergelombang Troponema: bentuk spiral halus da teratur d) Vibrio: bentuk bakteri dari modifikasi spiral

3. Pewarnaana) Gram + : terlihat warna biru ke ungu-unguan dimana memiliki lapisan peptoglikan yang tebalb) Gram - : lapisan peptidoglikannya tipis

4. Lingkungana) PH Bakteri tahan asam: pH < 6,5-7,5 Bakteri netral: pH 6,5-7,5 Bakteri tahan basa: pH>7,5b) Kadar O2 Obligate aerob: bakteri yang membutuhkan O2 Mikroaerofilik: bakteri yang dapat hidup dalam kadar O2 yang sedikit Facultative: Bakteri yang dapat hidup dengan kadar O2 yang lebih sedikit Obligate anaerob: bakteri yang tidak membutuhkan O2

c) Suhu Cyrophilic (10-20C) terdapat di daerah kutub Mesophilic (20-40 C) bakteri yang sifatnya patogen terhadap manusia Thermophilic (50-60 C) bakteri yang menginfeksi tubuh

3. InfeksiInfeksi merupakan multiplikasi agen infeksius yang masuk ke dalam tubuhAgen-agen Penyebab Infeksi : prion, virus, bakteriofage, plasmid, transposon, bakteri, chlamidae, rickettsiae, mycoplasma, fungi, protozoa, helminth, ektoparasit.Bakteri menjadi patogen dipengaruhi oleh lingkungan seperti Ph, suhu, tersedianya besi, osmolalitas, fase pertumbuhan dan ion- ion tertentu, dimana bakteri beradaptasi dengan lingkungan sehingga menghasilkan ekspresi gen-gen virulensi yang menyebabkan bakteri menjadi patogen.Jalan masuk pathogen yang paling sering ke dalam tubuh adalah sisi dimana membran mucus bertemu dengan kulit, yaitu : saluran pernapasan, saluran gastrointestinal. saluran genital, dan saluran urine.Proses Infeksipatogen masuk kedalam tubuh menempel pada sel inang (di sel epitel) masuk pada sel inang bereplikasi menyebar melalui jaringan, menyebar melalui lymphatic system menetap/sementara di aliran darah

Faktor Virulensi BakteriBanyak faktor yang menentukan virulensi bakteri atau kemampuan bakteri untuk menimbulkan infeksi dan penyakit.

Faktor PerlekatanSaat patogen masuk ke tubuh inang, mereka harus menetap/melekat dalam sel atau permukaan jaringan. Jika tidak, akan menyebar bersama mukus dan cairan lain yang membasahi permukaan jaringan. faktor-faktor yang mempengaruhi perlekatan: permukaan hidrofobisitas dan muatan permukaan jaringan ikatan molekul pada bakteri (ligand) dan interaksi reseptor sel inang. Ada beberapa patogen yang mempunyai pili untuk melekat pada sel epitel. Ada juga yang memiliki fimbria yang didalamnya terdapat asam lipoteikoat dan protein F yang menyebabkan perlekatan dan juga protein M yang bekerja sebagai molekul antifagositik Antibodi yang melawan ligand bakteri spesifik akan mendukung perlekatan, menghambat perlekatan sel inang, dan melindungi inang dari infeksi.

Invasi ke sel dan jaringan Invasi ke dalam epitelium inang merupakan pusat untuk proses infeksi. Invasi adalah gambaran masuknya patogen ke dalam sel inang, secara tidak langsung menyatakan sebuah peranan aktif dan pasif sel inang. Pada beberapa infeksi patogen menghasilkan faktor virulensi yang mempengaruhi sel inang dan menyebabkan sel inang menelan patogen.

ToksinToksin yang dihasilkan bakteri secara umum dibedakan menjadi dua kelompok : eksotoksin dan endotoksin.

EksotoksinEndotoksin

Diekskresi oleh sel hidup; konsentrasinya tinggi dalam medium cairBagian integral dari dinding sel bakteri gram negatif. Dilepas seluruhnya pada bakteri yang mati dan sebagian selama pertumbuhan. Kemungkinan tidak dilepaskan untuk aktifitas biologi

Diproduksi oleh bakteri gram positif dan gram negatifDitemukan hanya pada bakteri gram negatif

Polipeptida dengan berat molekul 10.000 sampai 900.000Lipopolisakarida kompleks. Lipid bagian A kemungkinan bertanggungjawab terhadap toksisitas

Relatif tidak stabil; toksisitas sering dirusak oleh panas pada temperatur di bawah 60CRelatif stabil; dengan kedudukan panas pada temperatur di atas 60C selama berjam-jam tanpa kehilangan toksisitas

Antigenik lebih tinggi; menstimulasi pembentukan titer antitoksin yang tinggi, antitoksin menetralkan toksin Immunogenik lemah; antibodi adalah antitoksin dan pelindung. Hubungan antara titer antibodi dan proteksi dari penyakit lebih nampak dibanding dengan eksotoksin

Diubah menjadi antigenik, toksoid non toksik dengan formalin, asam, panas, dll. Toksoid digunakan untuk imunisasi Tidak diubah menjadi toksoid

Toksik tinggi; fatal untuk binatang dalam jumlah mikrogram atau lebih sedikit Toksik rendah; fatal untuk binatang dalam jumlah ratusan mikrogram

Biasanya berikatan dengan reseptor spesifik dalam sel Reseptor spesifik tidak ditemukan dalam sel

Biasanya tidak menghasilkan demam pada tubuh inang Biasanya menghasilkan demam pada tubuh inang dengan melepas interleukin-1 dan mediator lain

Frekuensi dikontrol oleh gen kromosomSintesis dilangsungkan oleh gen kromosom

Enzim enzim berguna untuk proses infeksi beberapa macam enzim : enzim pendegradasi jaringan : mendegradasi dalam patogenesis infeksi protease IgA1 : membantu faktor cirulensi dari patogen dimana fungsi dari IgA1 adalah mengaktifkan antibodi primer

Kebutuhan BesiBesi merupakan zat makanan yang penting untuk proses infeksi dan bakteri membutuhkan besi sebanyak 0,4-4 mol/L untuk pertumbuhannya.

Faktor anti-fagositikBeberapa patogen menghindari fagositosis atau mekanisme mikrobisidal leukosit dengan mengabsorpsi komponen inang pada permukaan. Contohnya adalah protein M yang merupakan molekul antifagositik.Beberapa bakteri (misal, bordetella) menghasilkan faktor-faktor atau toksin yang dapat larut yang menghambat kemotaksis oleh leukosit sehingga menghindari fagositosis melalui mekanisme yang berbeda.

Peran biofilm bakteriBiofilm adalah kumpulan bakteri interaktif yang melekat pada permukaan yang keras atau melekat satu sama lain dan dibungkus oleh matriks eksopolisakarida.

4. Mikroskop Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk memperoleh pembesaran bayangan objek yang kecil dan memperlihatkan struktur secara detail sehingga mudah dibedakan. Mikroskop terbagi menjadi 2 yaitu:

1. 2. 3. 4. 4.1 Mikroskop Cahaya Mikroskop yang mempergunakkan pancaran cahaya untuk membuat bayangan benda yang dibesarkan. Mikroskop cahaya ini dapat membantu mata kita untuk melihat objek yg dapat melihat objek kurang lebih sekecil 100 nm=10-11. Cahaya yang digunakkan yaitu cahaya matahari dan cahaya listrik/lampu. Mikroskop cahaya dapat dikelompokan menjadi mikroskop cahaya konvensional, kontras fase, interferens diferensial, polarisasi, konfokal, dan fluoresensi, yang semuanya bekerja berdasarkan interaksi cahaya dengan unsur jaringan.

1. Mikroskop cahaya konvensionalDengan mikroskop cahaya, sebelum dilihat dengan lensa okuler, spesimen tidak berwarna diberikan pewarnaan dengan sistem pewarnaan menurut sifat objeknya. Preparat yang sudah diberi zat warna umumnya diamati dengan menggunakkan cahaya yang menembus spesimen.

Fungsi-fungsi bagian mikroskop :a. Eyepiece (lensa okuler) : memperbesar bayangan objek dan memproyaksikannya ke retina pengamat.b. Coarse focus (makrometer) : untuk mengatur pemfokusan objek pada focus 1c. Fine focus (micrometer) : untuk mengatur pemfokusan objek pada focus 2d. Lensa objective : memperbesar dan meneruskan bayangan dari objek kearah okulere. Diaphragm : mengatur terang/gelap pada objekf. Stage : tempat penopang preparatg. Stage clip : menjepit preparat agar tidak bergerakh. Mirror : memantulkan cahaya kearah objek

2. Mikroskop FluoresensiMikroskop ini memiliki sumber cahaya yang khusus dari yang bergelombang pendek. Yang digunakan adalah sinar ultraviolet.Bila zat tertentu disinari cahaya dengan panjang gelombang yang sesuai, zat tersebut dapat memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih panjang. Fenomena ini disebut fluoresensi biasanya dengan sinar ultraviolet dan emisi nya terdapat dalam bagian spectrum cahaya tampak. Zat fluoresen tampak sebagai partikel halus mengilap dengan latar belakang gelap. Dalam hal ini diperlukan mikroskop dengan berbagai panjang gelombang yang dipancarkan oleh zat.Senyawa fluoresen yang mempunyai afinias terhadap makromolekul sel, dipakai sebagai pewarna fluoresen. Salah satu contohnya adalah jingga akridin, yang dapat bergabung dengan RNA dan DNA. Bila diamati dengan mikroskop fluoresen, kompleks DNA memendarkan cahaya hijau kekunungan dan kompleks RNA jingga akridin memendarkan cahaya jingga kemerahan.

3. Mikroskop phase contrast dan mikroskop differensial interferenceSpesimen biologi yang tidak terwarnai biasanya transparan dan sulit dilihat secara detail, seluruh bagian hampir memiliki densitas optic yang sama. Mikroskop phase contrast, menggunakkan system lensa yang menghasilkan bayangan yang terlihat dari objek tansparan.Mikroskop phase contrast berdasarkan pada prinsip bahwa kecepatan cahaya berubah ketika melewati struktur seluuller dan intra seluller dengan indeks refraksi yang berbeda-beda. Perubahan ini digunakkan oleh system phase contrast untuk menjadikan struktur lebih gelap atau lebih terang satu sama lain, yang menyebabkan jenis mikroskop ini menjadi alat penting untuk mengamati sel-sel hidup.

4. Mikroskop polarisasiMikroskop polarisasi memungkinkan terlihatnya struktur-struktur yang terdiri dari molekul yang rumit.Bila cahaya normal melewati filter polarisasi, cahaya akan bervibrasi hanya dalam 1 arah. Jika filter kedua diletakkan dalam mikroskop di atas filter yang pertama dengan sumbu utamanya yang tegak lurus terhadap sumbu filter pertama, tidak ada cahaya yang lewat. Akan tetapi, jika struktur jaringan dengan molekult terorientasi (seoerti selulose, kolagen, mikrotubul dan mikrofilamen) terdapat diantara 2 filter polarisasi, susunan molekul tersebut memungkinkan berputarnya sumbu cahaya yang keluar dari polarisator.

5. Mikroskop KonfokalMikroskop konfokal memungkinkan penetapan focus yang teoat dari bidang sel atau sediaan yang sangat tipis. Kedalaman focus pada mikroskop cahaya relative panjang, terutama bila menggunakkan pembesaran objektif yang kecil. Ini berarti bahea berbagai bidang spesimen dapat terfokus dan terlihat secara simultan sehingga bayangan dari objek tiga dimensi dapat saling tumoah tindih. Salah satu cirri utama mikroskop konfokal adalah bahwa hanya satu bidang tipis saja dari spesimen yang terfokus secara terpisah. Menggunakkan laser dan computer untuk menghasilkan bayangan tiga dimensi dari irisan sel dan jaringan hidup.Prinsip mikroskop konfikal ini, jika seberkas kecil cahaya yang berasal dari satu bidang dari sediaan melalui lubang kecil dan mencapai detector, berkas-berkas yang berasal dari bidang-bidang lain tertahan oleh suatu penutup. Jadi hanya satu bidang sediaan yang sangat tipis yang terfokus secara terpisah.

4.2 Mikroskop Elektron Mikroskop electron ditemukan oleh Knoll dan Ruska tahun 1932. Mikroskop dengan pancaran elektron, sebagai pengganti cahaya yang memungkinkan pembesaran dan resolusi yang lebih besar. Mikroskop elektron mempunyai pembesaran sampai 100.000 kali. Mikroskop ini dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan interaksi elektron dengan komponen jaringan :

Mikroskop Elektron Transmisi (TEM)Mikroskop elektron transmisi adalah sebuah sistem pembentuk bayangan yang secara teoritis memungkinkan resolusi yang sangat tinggi (0,1nm). Namun pada praktiknya, resolusi pada kebanyakan mikroskop hanya sekitar 3 nm. Resolusi tinggi ini memungkinkan pembesaran sampai 400.000 kali untuk melihat secara rinci. Tapi pembesaran demikian hanya berlaku untuk molekul atau partikel yang terisolasi. Irisan jaringan yang sangat tipis dapat diamati secara rinci dengan pembesaran sampai 120.000 kali. Prinsip dari mikroskop elektron transmisi yaitu elektron dapat dibiaskan oleh medan elektromagnetik dengan cara yang serupa dengan pembiasan cahaya dalam lensa kaca.

Gambar : mikroskop elektron transmisi (TEM); keterangan gambar (1) High tension cable; (2) Electron emitter; (3) Stepper motors for centering the electron beam; (4) Condenser; (5) Aperture controls; (6) Specimen holder; (7) Objective lens; (8) Projector lens; (9) Optical binoculars; (10) Fluorescent screen; (11) Vacuum pump leads; (12) Goniometer; (13) Vacuum and magnification control; (14) Focusing control.

Mikroskop Scanning Elektron (SEM)Dengan miokroskop ini memungkinkan pandangan pseudo-3 dimensi dari permukaan sel, jaringan dan organ. Mikroskop ini menghasilkan berkas elektron yang sangat halus dan digerakkan secara berurutan dari titik ke yiyik melalui spesimen. Berbeda dengan elektron pada mikroskop transmisi, elektron pada mikroskop scanning tidak menembus spesimen, hanya menampakkan gambar permukaan.

(b)(a)

Gambar : (a) bagian dari mikroskop scanning electron (SEM); (b) sel darah yang dilihat oleh SEM

5. Alat-alat yang digunakan dalam Mikrobiologi Bakteria. Cawan Petri Alat ini sejenis dengan gelas kimia yang mutlak dibutuhkan dalamkultur jaringan. Cawan petri biasanya disterilkan bersama dengan kertassaring di dalamnya. Cawan petri perlu dicuci bersih kemudian dikeringkan,setelah kering dibungkus dengan kertas putih cokelat untuk disterilisasidengan oven. Alat ini berfungsi untuk pembuatan kultur media.

b. Drigalski SpatulaAlat ini biasa digunakan sebagai alat praktikum mikrobiologi.Batang penyebar digunakan untuk menyebarkan biakan bakteri yangterdapat di atas wadah pembiakan. Bentuknya segitiga kecil. Biasanyafungsi alat ini sesuai dengan namanya, yaitu sebagai alat penyebar mikrobia-mikrobia.

c. Gelas UkurGelas ukur digunakan untuk menakar air suling dan bahan kimiayang akan digunakan. Ukuran gelas ini bermacam-macam, mulai darivolume 25 ml sampai dengan volume 250 ml. jenis gelas ukur ada yangtahan panas (pyrex) dan ada pula yang tidak tahan panas (gelas biasa).Pembuatan larutan sterilisasi eksplan, yaitu chlorox selalu menggunakangelas ukur. Pada saat menggunakan gelas ukur perlu diperhatikan caramembaca skala pada gelas ukur.

d. Labu EnlenmeyerLabu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium,memanaskan larutan, dan menampung hasil dari penyaringan. Alat ini dapatdisterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas,lalu disterilisasi dengan menggunakan otoklaf

e. Pipet Tetes Pipet tetes adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atausampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan.

f. Tabung ReaksiTabung reaksi berfungsi sebagai tempat media pertumbuhan mikrobaalam bentuk media tegak atau miring yang disumbat dengan kapas,dibulatkan lalu disterilkan dengan kapas berada tetap di atasnya dan diikat.Prinsip kerjanya yaitu pada waktu memanaskan media yang ada didalam tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miringdiatas nyala api dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada dirikita atau orang lain. Tabung reaksi yang disterilkan di dalam autoklaf harusditutup dengan kapas dan aluminium foil.g. Spektofotometer Alat ini dapat mengukur kepekatan sel dalam suspensi dalam % Tatau OD (jumlah cahaya yang diabsorbsi dan disebarkan). Dalampenggunaannya yaitu spektrofotometer dikalibrasikan mempunyai dayaabsorbsi 0 bila tidak ada sel. Ini dilakukan dengan memasukkan cuvet yangberisi larutan. Kerapatan suatu suspensi tidak langsung menunjukkan jumlahsel dalam suatu populasi, namun jumlah cahaya yang disebarkan olehpopulasi tersebut. Untuk memperoleh jumlah mikroorganisme maka nilaikerapatan optik harus disetarakan dulu dengan jumlah mikroorganisme.

h. Inkubator Inkubator adalah suatu unit/suatu kabinet yang suhunya dapat diaturuntuk menyimpan organisme guna tujuan tertentu. Di dalam laboratoriummikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu,menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan murni mikroorganisme Ipada suhu rendah. Inkubator biasanya hanya dapat diatur di atas suhukamar, sedangkan cooled inkubator dapat diatur baik pada suhu di bawahmaupun diatas suhu kamar. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrikmenjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yangmengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat.

i. AutoklafBerfungsi untuk sterilisasi media, maupun alat-alat seperti pipet,scalpel, pinset, cawan petri, botol mutlak dibutuhkan autoklaf. Carapenggunaannya yaitu mengisi air sampai dasar yang berlubang, kemudianalat dinyalakan. Materi yang akan disterilkan dimasukkan. Selanjutnyapenutup autoklaf dipasang dan skerup dikencangkan. Kran pengatur tempatkeluar uap dibiarkan terbuka dan ditutup hingga tekanan uap naik 2 atm dansuhu 1210C selama 15-30 menit. Apabila sterilisasi telah selesai, autoklaf dibiarkan sampai tekanan turun hingga 00C. Kran uap air dibuka secaraperlahan-lahan.

6. Isolasi dan Kultur BakteriPemisahan fisiologis suatu bagian berdasarkan suatu lingkungan (aerob dan anaerob), temperatur, dan waktu pengeraman. Bertujuan untuk memisahkan mikroba dari campurannya sehingga dapat di kultur murni.Terdapat beberapa metode isolasi, yaitu :a. Pour platePada umumnya pour plate ini untuk meneliti baktetri yang dapat hidup di liquid, seperti air, susu, urin / broth culture.b. Streak plateTeknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar (di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair (>45oC)

Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong

Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan suspensi bakteri dan media, kemudian diiinkubasi.

c. Spread plateSpread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat

Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik

Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar

Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati karena panas.

Kultur adalah proses perbanyakan organisme dengan menyediakan keadaan lingkungan yang tepat. Mikroorganisme yang sedang tumbuh akan membuat tiruannya sendiri. Berdasarkan postulat Koch, kultur murni diperlukan untuk mempelajari karakteristik bakteri. Selain spesimen, dibutuhkan juga media yang tepat bagi tiap jenis bakteri. Media tersebut berfungsi untuk meningkatkan penemuan bakteri, mengisolasi bakteri untuk mendapatkan kultur yang murni, menyimpan bakteri murni untuk keperluan sehari-hari atau menyimpannya dalam waktu yang lama, dan mempelajari karakteristik bakteri.

Media kulturMedia ini adalah media yang bisa digunakan untuk tempat berkembang biaknya bakteri bakteri. Dan terdapat 2 jenis media :a. Living mediaMedia ini biasa digunakan dalam laboratorium virologi untuk mengkultur atau mengisolasi virus. Dalam laboratorium bakteri, digunakan untuk bakteri tertentu. Contoh dari media ini adalah tubuh manusia, telur embrio, dan kultur jaringan.

b. Artificial media Berdasarkan konsistensiSolid media: nutrient agar, blood agar dan chocolate agar.Semi solid media: mengandung 0,5% agar, digunakan untuk mengetahui pergerakan bakteri.Liquid media: contoh ; pepton water, air kaldu (bulyon) Berdasarkan komposisi dan strukturSinthetic media: memiliki jenis dan komposisi kimia tertentu, contohnya hank solution.Non synthetic media : merupakan media yang tidak jelas kandungannya, contohnya air dagingSemi synthetic media : digunakan untuk virologi, contohnya hank solution yang dicampurkan dengan serum. Berdasarkan biologi dan fisikSeeding media: agar kaya akan nutrisi, contohnya media Kauffmann untuk Salmonella typhiExclusive media : media yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan suatu bakteri saat bakteri lainnya dihambat atau dibunuh, contohnya dieudonne media atau alkali pepton dengan pH tinggi dimana hanya vibrio yang dapat tumbuh.Selective media: media yang berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan koloni spesifik, contohnya agar endo dimana coliform bacteria memiliki koloni berwarna merah (sangat kontras dengan Salmonella yang tidak berwarna). Contohnya : mac conkey agar.

Morfologi koloni bakteriSetelah dikultur, bakteri dikolonikan dengan beberapa media, yaitu: 1. Blood agar merupakan media standar untuk spesimen, 5% terbuat dari darah domba. Organisme jenis aerobik dan fakultatif anaerobik akan tumbuh pada blood agar ini. Prinsipnya, melihat kemampuan bakteri untuk memecah sel darah merah, karena dalam tubuh bakteri terdapat enzim hemolisis. Interpretasinya, jika pada daerah disekitar koloni terdapat area sbb:a. Area kehijauan : -hemolitik (bakteri mengubah Hb menjadi Met-Hb), contohnya yaitu Streptococcus pneumoniae dan S.viridan. b. Area bening : -hemolitik (bakteri dapat menghancurkan Hb), contohnya yaitu Streptococcus pyogenes.c. Tidak ada perubahan warna: -hemolitik (bakteri tidak dapat memecah Hb)

2. Mac Cokey agar Terbuat dari laktosa, prinsipnya mengidentifikasi kemampuan bakteri untuk fermentasi laktosa. Interpretasinya, jika media berwarna sbb:a. Merah : (+) bakteri dapat menfermentasi laktosab. Bening : (-) bakteri tidak dapat menfermentasi laktosa

7. Spesimen Spesimen adalah contoh atau bagian dari sesuatu yang diambil untuk menunjukan atau menentukan cirri keseluruhan atau dapat pula berupa preparat jaringan untuk pemeriksaan patologi dari suatu jaringan atau organ untuk dipelajari strukturnya.Macam macam specimen : Darah Cairan serebrospinal ( CSF ) Urin Feses Sputum Empedu Pus Cairan sendi Pleura fluid Abses Cairan vagina Semen Saliva

8. Pewarnaan Secara garis besar terbagi atas :Simple stain : Untuk melihat struktur umum dari bakteri Menggunakan satu macam zat warna Untuk melihat morfologi bakteriZat warna yang digunakan : metilen blue, crystal violet, carbolfuchsin

Differential staining : pewarnaan bakteri untuk membagi bakteri atas beberapa kelompoka. Gram stain Pemberian zat warna dasar oleh crystal violet Lalu di beri mordant iodine, akan terlihat semua bakteri berwarna ungu kebiruan Lalu di siram oleh alcohol Akan terlihat bakteri gram (+) tetap warnanya dan gram (-) akan tidak berwarna Di beri zat warna safranin maka bakteri gram (-) akan terlihat merah muda sedangkan bakteri gram (+) terlihat keunguanContoh bakteri gram (+) : streptococcusbakteri gram (-) : klabsiella b. Acid fast stain(bakteri tahan asam) Pewarnaan menggunakan karbolfuchsin Dilunturkan oleh HCl-alkohol Akan di beri pewarna metilen blue Jikat bakteri tersebut merupakan bakteri tahan asam, maka akan terlihat kemerahan, comtohnya adalah : tubercle bacilli

Special staining contain structure : mewarnai struktur khusus yang dimiliki bakteri a. Flagella stainMenggunakan basic fuchsin sebagai pewarna, contoh bakteri : salmonellab. Spore stainMenggunakan hijau malakit/karbolfuchsin sebagai pewarnanya, biasanya warnya kontras dari pada warna sel vegetatifnyac. Capsule stainMenggunakan cairan crystal violet panas dan copper sulfat sebagai pewarnanya. Dimana warna capsule akan berwarna biru pucatd. Cell wall stain

Negative stain : pewarnaan yang asam, biasanya digunakan black nigrosin untuk mewarnai background sel yang sulit di warnai

Other component stain : untuk melihat granul-granul yang dimiliki bakteria. Neisser stainb. Iodine stain

Gram StainingPewarnaan gram berguna untuk membedakan antara bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, serta untuk melihat struktur permeabilitas dinding selnya. Karakteristik taksonomi penting bakteri adalah reaksi mereka terhadap pewarnaan gram. Adapun prosedurnya adalah:1. Fiksasi spesimen yang telah dikultur dengan pemanasan2. Genangi dengan kristal violet3. Cuci dengan air, jangan dilap4. Genangi dengan iodine gram5. Cuci dengan air, jangan dilap6. Dekolorisasikan selama 10 30 detik dengan menggoyangnya secara perlahan dalam aceton (30mL) dan alkohol (70mL)7. Cuci dengan air, jangan dilap8. Genangi selama 10 30 detik dengan safranin9. Cuci dengan air dan biarkan menering

Dari pewarnaan gram ini akan terlihat secara mikroskopis perbedaan warna antara sel gram(+) dan sel gram(-). Sel gram(+) akan berwarna ungu, sedangkan sel gram(-) akan berwarna merah. Dari pewarnaan gram ini juga dapat terlihat morfologi dari bakteri yang diamati. Adapun perbedaan antara bakteri gram(+) dan bakteri gram(-) adalah: Gram(+) berwarna ungu dan gram(-) berwarna merah Gram(+) dinding selnya lebih tebal dibandingkan gram(-) yang terdiri atas peptidogligan Gram(+) konsentrasi lemaknya lebih rendah debandingkan gram(-)

Procedure :Spesimen disimpan pada glass slideMasing-masing difiksasiTetesi crystal violet (30-60 detik)Bilas dengan airTetesi iodine (60 detik)Bilas dengan airBilas dengan 95% etanol selama 30 detik, agar terjadi decolorization

Gram (+)Gram (-) UnguBening

Tetesi safranin (30 detik)Bilas dengan air

Gram (+)Gram (-) Ungu tua Pink

Dasar perbedaan reaksi gram adalah struktur dinding sel. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang lebih tebal dan mengandung sedikit lemak. Sedangkan bakteri gram negatif memiliki dinding sel yang lebih tipis dan mengandung banyak lemak. Dari hasil pewarnaan gram ini terlihat bahwa : Gram + berwarna ungu Gram berwarna merah

Perbedaan sifat antara gram (+) dan gram (-) adalahGram +Gram -

Dinding selLebih tebalLebih tipis

Kadar lipid1-4%11-22%

Resisten terhadap alkali (1% KOH)Tidak larutLarut

Kepekaan terhadap jodiumLebih pekaKurang peka

Toksin yang dibentukEksotoksinEndotoksin

Resisten terhadap telluritLebih tahanLebih peka

Sifat tahan asamTahan asamTidak tahan asam

Kepekaan terhadap penisilinLebih pekaKurang peka

Kepekaan terhadap streptomisinTdak pekaPeka

9. Uji BiokimiaBiokomia test dilakukan untuk mendeteksi atau mengetahuiproduk special dari microbial yang diteliti dan juga tes ini dapat mebedakan karakteristik microbial tersebut. Dimana tes biokimia ini dapat dilakukan pada microbial gram positif dan microbial gram negative.Sebelum dilakukanya tes biokimia perlu dilakukan tahap-tahap berikut pada microbial yang diteliti :1 ) Gram positif

2) Gram negatif

A. Pemeriksaan Bakteri Gram Positif Setelah Dikultur di Blood AgarPemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis lebih kompleks dari bakteri gram positif. Sebelum melakukan tes biokimia pada gram positif kita dapat mengamati area disekitar koloni, ada 3 macam, yaitu : hemolytic alpha, hemolytic betha, dan hemolytic gamma yang sudah dijelaskan pada blood agar diatas. Macam-macam tes biokimia untuk menguji bakteri gram positif meliputi, catalase test,coagulase test, opthochin test, novobich test, dan inulin test.

CATALASE TESTTujuan: Membedakan antara staphylococcus ( catalase positif ) dan streptococcus ( catalase negatif ). Dimana staphylococcus ini merupakan bakteri yang menghasilkan enzim catalase yang dapat mengubah H2O2 menjadi H2O + O2. Pada catalase test O2 yang dihasilkan akan membentuk gelembung gas.Prinsip: 1. Teteskan NaCl pada object glass. 2. Letakan specimen / bacterial colony pada object glass. 3. teteskan H2O2 . 4. Lalu lihat ada gelembung atau tidak.Hasil: - Staphylococcus ( catalase positif ) - Streptococcus ( catalase negatif )

COAGULASE TESTTujuan : Mengidentifikasi jenis spesifikasi staphylococcus ( staphylococcus ausreus,S.intermeduis, S.delphini, S.hyicus, S.schleiferi ) dengan staphylococcus lainnya ( staphylococcus epidermidis ).Prinsip: 1. Letakan plasma yang telah di inoculate dengan staphylococcus colony pada tabung reaksi. 2. Lalu inkubasi pada suhu 370C selama 30-60 menit. 3. Setelah 24 jam akan terlihat gumpalan / endapan di dasar tabung reaksi.Hasil: Terjadi penggumpalan ( + ), yaitu ditemukannya staphylococcus ausreus,S.intermeduis, S.delphini, S.hyicus, S.schleiferi( pathogen ).Tidak terjadi penggumpalan ( - ), yaitu ditemukannya staphylococcus epidermidis ( flora normal ).

OPTOCHIN TESTTujuan: Mengidentifikasi streptococcus pnomoniae dengan streptococcus viridans. Dimana optochin mengandung ethylhydrocupreine hydrochloride yang dapat membedakan streptococcus pneumonia dan streptococcus viridans. Hasil: Ditemukannya zona bening pada media ( + ) streptococcus pnomoniae. ( pathogen ).Tidak ditemukannya zona bening pada media ( - ) streptococcus viridans (flora normal ).

negatifPositif

Prinsip:

Pure colonySpecimen

Tanam blood plate dengan bakteri yang akan ditestTanam specimen pada blood plate

Letakkan optochin disk di pusat inoculumLetakkan optochin disk di pinggir inoculum utama

Inkubasi pada suhu 35-370 C selama 18-24 jam pada 5% CO2Inkubasi pada suhu 35-370 C selama 18-24 jam pada 5% CO2

NegativeTidak erdapat zona beningPositifTerdapat zona bening

NOVOBIOCH TESTTujuan: Untuk mengidentifikasi staphylococcus epidermidis dengan staphylococcus saprophyticus.Dimana untuk S.epidimidis bersifat sustepsible pada novobiochin disk sehingga menimbulkan zona inhibition,dan S.saprophyticus bersifat resisten pada novobiochin disk sehingga tidak menimbukan zona inhibition.Prinsip: 1. Simpan specimen / bacterial colony pada media. 2. Simpan 5 mikrogram novobiocin disk diatas specimen. 3. Lalu lihat apakah muncul zona inhibition ( halo ) atau tidak.Hasil: (+) Menunjukan sthaphylococcus epidermidis dan adanya zona inhibition.( - ) Menunjukan sthaphylococcus selain S.saprophyticus dan tidak ditemukannya zona inhibition.

INULIN TESTMelihat ada atau tidaknya fermentasi inulin, contoh Streptococcus pneumonia.

B. Pemeriksaan Bakteri Gram Negatif Setelah dikultur di Mac Conkey AgarPemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis kompleks dari bakteri gram negatif. Dimana sebelum dilakukannya tes biokimia kita sudah bisa mengetahui kelompok besar dari bakteri gram negatif, yang meliputi :1. Fermentasi laktosaDitandai dengan adanya warna merah pada specimen yang dikultur di mac conkey agar ( klebsiela, pneumonia,E.coli,enterobacter sighella ).2. Non-Fermentasi laktosaDitandai dengan adanya warna bening,melainkan tidak terjadi fermentasi pada specimen yang dikultur di mac conkey agar ( salmonella ).Macam-macam tes biokimia untuk menguji bakteri gram negatif, meliputi, TSIA,KIA,MIU, dan citrate test.TRIPLE SUGAR IRON AGAR ( TSIA ) TESTTujuan: Untuk mengidentifikasi kemampuan mikroorganisme untuk memproduksi gas hasil dari fermentasi karbihodrat ( laktosa 1%, sukrosa 1%, glukosa 0,1%). Dimana gas yang dihasilkan adalah hidrogen sulfide yang menyebabkan warna hitam karena berikatan dengan iron.Prinsip: Memasukan bacteri yang akan diuji kedalam tabung reaksi yang sudah mengandung karbohidrat tersebut.Lalu diinkubasi selama 18-24 jam untuk dilihat apakah terjadi fermentasi atau tidak.Hasil: ( + ) Apabila ditemukan terdapat 3 bagian pada tabung reaksi,dimana bagian atas (slant) merupakan sukrosa/laktosa, bagian bawah (butt) merupakan glukosa dan bagian tengah merupakan gas hasil metabolisme bacteri tersebut yaitu hidrogen sulfide. ( - ) Apabila tidak ditemukannya pembagian ruang pada tabung reaksi karena tidak terjadinya metabolism dari bakteri dan fermentasi dari karbohidrat.

KLIGLER IRON AGAR ( KIA ) TESTTujuan: Untuk mengidentifikasi kemampuan mikroorganisme untuk memproduksi gas hasil dari fermentasi karbihodrat ( laktosa 1%, glukosa 0,1%). Dimana gas yang dihasilkan adalah hidrogen sulfide.Prinsip: Memasukan bacteri yang akan diuji kedalam tabung reaksi yang sudah mengandung karbohidrat tersebut.Lalu diinkubasi selama 18-24 jam untuk dilihat apakah terjadi fermentasi atau tidak.Hasil: ( + ) Apabila ditemukan terdapat 3 bagian pada tabung reaksi,dimana bagian atas merupakan laktosa, bagian bawah merupakan glukosa dan bagian tengah merupakan gas hasil metabolisme bacteri tersebut yaitu hidrogen sulfide. ( - ) Apabila tidak ditemukannya pembagian ruang pada tabung reaksi karena tidak terjadinya metabolism dari bakteri dan fermentasi dari karbohidrat.

MOTILITY INDOLE UREASE ( MIU ) TESTTes ini meliputi, motility, indole, dan urease test. Dimana menggunakan media agar semisolid.A. Motility testTujuan: Untuk menentukan motilitas dari bacteri dengan menggunakan agar semisolid yang dimasukan kedalam tabung reaksi.Prinsip: Masukan bacteri kedalam tabung reaksi. Lalu inkubasi selama 1 malam. Dimana apabila terjadi garis putih atau stab line yang menyebar pada tabung maka terjadi pula motility pada bacteri tersebut.Hasil : ( + ) ditemukannya stab line yang menyebar. ( - ) tidak adanya stab line.

B. Indole TestTujuan: Mengidentifikasi kemampuan bacteri untuk mendegradasi suatu zat. Dimana pada tes ini dilakukan tes kemampuan bacteri untuk mendegradasi asam amino triptofan oleh triptofanase yang dihasilkan oleh bacteri itu sendiri. Contohnya adalah E.Coli.Prinsip: Masukan bacteri kedalam tabung reaksi yang sudah mengandung asam amino triptofan dan juga masukan produk intermediet untuk membantu degradasi yaitu asam piruvat dan amonia.Lalu lihat hasilnya apakah adanya gumpalan berbentuk cincin berwarna merah di permukaan cairan atau tidak.Hasil : ( + ) Apabila ditemukannya gumpalan pada permukaan cairan berbentuk cincin berwarna merah. ( - ) Apabila ditemukannya gumpalan pada permukaan cairan berbentuk cincin selain berwarna merah.

C. Urease TestTujuan: Mengidentifikasi bacteri dengan melihat kemampuan bacteri itu untuk menghidrolisis urea oleh urease yang dihasilkan bakteri tersebut. Sehingga nantinya akan menghasilkan amonia dan mengakibatkan terjadinya kenaikan PH menjadi basa dan merubah warna agar pada tabung reaksi.Prinsip: Masukan agar yang mengandung bacteri yang akan diuji kedalam tabung reaksi yang sudah mengandung cairan yang mengandung urea. Lalu lihat apakah terjadi perubahan warna atau tidak.Hasil : ( + ) Apabila ditemukannya perubahan warna menjadi pink lebih terang. ( - ) Apabila tidak ditemukannya perubahan warna,melainkan warna tetap pink pucat.

CITRATE TESTTujuan: Mengidentifikasi bacteri dengan melihat kemampuan bacteri tersebut untuk melakukan metabolisme dengan menggunakan natruim sitrat. Mengakibatkan agar yang tadinya berwarna hijau karena warna dari bacteri tersebut berubah menjadi warna biru karena adanya proses metabolism.Prinsip: Masukan agar yang mengandung bacteri kedalam tabung reaksi yang sudah mengandung natrium sitrat, Lalu lihat apakah terjadi perubahan warna pada agar tersebut atau tidak.Hasil : ( + ) Apabila ditemukan perubahan warna pada agar dari hijau menjadi biru. ( - ) Apabila tidak ditemukannya perubahan warna melainkan warna tetap hijau pada agar.

KASUS

Identitas Pasien Bayi Jenis Kelamin: wanita Usia: 9 hariKeluhan Kesulitan menyusui Sulit membuka rahang Cairan berbau busuk dari umbilical cord dalam 2 hari sebelumnyaFamily History Tidak pernah divaksinasi Perawatan umbilical cord dengan pemberian curcuma yang diambil dari kebun mereka Rumah berdekatan dengan kandang kudaPemeriksaan Pemeriksaan Fisik Suhu: 38 0C tinggi BP: 94/48 tinggi PR: 130 x/min RR: 36 x/min Trismus, opistotonus, dan hiperresponsif terhadap rangsangan dari luar Pemeriksaan Laboratorium Hb : 15 gr/dl Ht : 38 gr% WBC: 16.400/L tinggi Differential CountPMNs : 85 %Limfosit : 10 % rendahMonosit : 5 % Chest X-Ray : normalDiagnosaNeonatal Tetanus due to Clostridium tetani with secondaryManagementTreated with tetanus immune globulin anti convulsan and IntraVena metronidazole for 10 days.

*keterangan Opisthotonus adalah bentuk hiperekstensi yang hebat dimana kepala dan tumit melengkung ke belakang dan badan membungkuk ke depan.

Hiperresponsif: suatu kelebihan dan respon yang ditimbulkan oleh stimulus, bisa dari cahaya atau rangsangan sentuhan.Pada kasus bayi ini harus di dalam keadaan yang tenang, dalam suatu ruangan yang tidak boleh terlalu gelap. apa bila dia mendapat rangsangan yang membuat dia terkejut dia akan kejang.

1. Pemeriksaan NormalBlood Pressure (mmHg)Respiratory Rate (breaths/min)

Range UmurNilai NormalNilai Normal

Prematur55-75/35-4540-70

0-3 mo65-85/45-5535-55

3-6 mo70-90/50-6530-45

6-12 mo80-100/55-6525-40

1-3 yr90-105/55-7020-30

3-6 yr95-110/60-7520-25

6-12 yr100-120/60-7514-22

12* yr110-135/65-8512-18

Suhu tubuh Suhu rectal rata-rata tidak lebih tinggi dari masa bayi dan anak-anak awal. biasanya tidak di bawah 37,20C (sampai usianya lebih dari 3 tahun) Suhu tubuh dapat berfluktasi hingga dalam waktu 1 hari bisa mendekati 38,3 pada anak normal.

Denyut nadiUsiaFrekuensiKisaran

Lahir14090-190

6 bulan13080-180

6-12 bulan11575-155

1-2 tahun11070-150

HemoglobinHematokrit

Range UmurNilai NormalNilai Normal (%)

2 mo9,0-14,028-42

6-12 yr11,5-15,535-45

12-18 yrMale= 13,0-16,037-49

Female= 12,0-16,036-46

Differential Count (cells/mm3)

Range UmurNilai NormalNilai Normal (%)

Lymphocytes1500-300025-33

Monocytes285-5003-7

Bands150-4003-5

Neutrofil3000-580054-62

Basofil50-2501-3

Eosinofil15-500-0,75

PMN

Range UmurNilai Normal

Dewasa4000-10000/mm3

Anak9000-12000/mm3

Bayi baru lahir9000-30000/mm3

2. Clostridium Tetani Clostridium tetani adalah bakteri berbentuk batang lurus, langsing, berukuran panjang 2-5 mikron dan lebar 0,4-0,5 mikron. Bakteri ini memiliki spora yang ukurannya sporanya lebih besar daripada diameter batang tempat spora dibentuk dan untuk clostridium tetani letak sporanya di terminal. Bakteri ini terdapat di tanah terutama tanah yang tercemar tinja manusia dan binatang. Clostridium tetani termasuk bakteri gram positif anaerobic.

ToksinBakteri ini membentuk eksotoksin yang disebut tetanospasmin yang tersusun oleh protease bakterial dalam dua peptida yang duhubungkan oleh ikatan disulfida. Tetanospaminlah yang dapat menyebabkan penyakit tetanus. Toksin pertama-tama berikatan dengan reseptor di membran prasinaps pada motor neuron kemudian bergerak melalui sistem transpor aksonal menuju cell bodies neuron-neuron hingga sampai ke medula spinalis dan batang otak. Toksin berdifusi ke terminal dari sel inhibitor, dimana toksin akan menurunkan sinaptrobevin yaitu suatu protein yang berperan dalam mengikat vesikel neurotransmitter pada membran prasinaps. Sehingga akan menghambat pelepasan inhibitory neurotransmitter berupa Glycin dan GABA yang mengakibatkan terjadinya spasme otot, hiperrefleksia. Selain itu juga pelepasan toksin ini mengakibatkan hiperresponsif terhadap rangsangan.

PatogenesisInfeksi clostridium tetani ini terjadi di pada daerah jaringan yang rusak (luka, luka bakar, ujung umbilikus, jahitan bedah) tempat spora masuk. Toksin yang dilepaskan dari sel-sel vegetatif dapat mencapai susunan saraf pusat melalui transpor akson atau melalui aliran darah. Pada susunan saraf pusat, toksin mudah terikat dengan ganglion di medula spinalis dan batang otak sehingga menimbulkan akibat yang diatas.

Gambaran Klinis Masa inkubasi berkisar antara 4-5 hari sampai berminggu-minggu. Penyakit ini ditandai dengan kontraksi tonik otot-otot volunter. Spasme pada otot sering terjadi, mula-mula pada daerah luka dan infeksi, kemudian otot-otot rahang (trismus) yang akan berkontraksi sedemikian rupa sehingga mulut tidak dapat dibuka. Selain itu juga terjadi optotonus.

Pengobatan a. AntibiotikaDiberikan Peniciline untuk menghambat pertumbuhan clostridium tetani dan menghentikan pembentukan toksin lebih lanjut. b. Antitoksin Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin (TIG) untuk memberikan perlindungan sistemik dan menetralisir toksin yang belum masuk ke jaringan saraf. c. Tetanus Toksoid Pemberian Tetanus Toksoid (TT) yang pertama,dilakukan bersamaan dengan pemberian antitoksin tetapi pada sisi yang berbeda dengan alat suntik yang berbeda. Imunisasi dasar sebaiknya dilakukan pada semua anak-anak selama tahun pertama kehidupannya. Suntikan booster toksoid diberikan waktu masuk sekolah. Setelah itu diberikan booster dengan jarak 10 tahun. d. Antikonvulsan Penyebab utama kematian pada tetanus neonatorum adalah kejang klonik yang hebat, muscular dan laryngeal spasme beserta komplikaisnya. Dengan penggunaan obat obatan sedativa/muscle relaxans, diharapkan kejang dapat diatasi. Contohnya : - Diazepam 0,5 1,0 mg/kg Berat badan / 4 jam (IM) - Meprobamat 300 400 mg/ 4 jam (IM) - Klorpromasin 25 75 mg/ 4 jam (IM) - Fenobarbital 50 100 mg/ 4 jam (IM)Pencegahan Pencegahan merupakan tindakan paling penting, yang dapat dilakukan dengan cara : 1. Imunisasi aktif dengan toksoid 2. Perawatan luka menurut cara yang tepat Namun sampai pada saat ini pemberian imunisasi dengan tetanus toksoid merupakan satu-satunya cara dalam pencegahan terjadinya tetanus. Pencegahan denganpemberian imunisasi telah dapat dimulai sejak anak berusia 2 bulan, dengan cara pemberian imunisasi aktif.

223. SIRS (SISTEMIC INFLAMATORY RESPONSE SYNDROME)Sepsis adalah kondisi medis serius yang dicirikan oleh badan peradangan negara secara keseluruhan (disebut sindrom respon inflamasi sistemik atau SIRS) dan keberadaan atau diduga infeksi diketahui. Sepsis merupakan respons sistemik terhadap infeksi dimana pathogen atau toksin dilepaskan ke dalam sirkulasi darah sehingga terjadi aktivitas proses inflamasi. (infeksi dan inflamasi). Respons tubuh terhadap inflamasi sistemik mencakup 2 hal atau lebih keadaan berikut: 1. suhu >380C atau 90x.menit3. frekuensi napas >20x/menit atau PaCO2 12000/mm3, 10% 5. peningkatan jumlah WBC (di atas 12.000)

LAB ACTIVITY

CATALASE TESTTujuan: Membedakan antara staphylococcus ( catalase positif ) dan streptococcus ( catalase negatif ). Dimana staphylococcus ini merupakan bakteri yang menghasilkan enzim catalase yang dapat mengubah H2O2 menjadi H2O + O2. Pada catalase test O2 yang dihasilkan akan membentuk gelembung gas.Alat : Oase Pipet tetes Slide glass Larutan NaCl Labu enlemeyer Cairan disinfektan Cawan Petri Korek apiCara: 1. Bakar oase dengan menghidupkan labu enlemeyer menggunakan korek api hingga berwarna pijar2. Kemudian cawan petri dipanaskan pinggirannya dengan cara memutar di atas labu enlemeyer agar bakteri tidak menyebar. 3. Ambil bakteri dengan oase, kemudian oleskan pada slide glass. 4. Teteskan NaCl, setelah itu lihat ada gelembung atau tidak. 5. Setelah dilihat, bakar oase agar bakteri yang masih tersisa mati. 6. Kemudian slide glass dimasukkan ke dalam cairan disinfektan untuk membunuh bakteri Hasil: - Staphylococcus ( catalase positif ) - Streptococcus ( catalase negatif )

PATOMEKANISME

Ibu hamil

Tidak divaksin, tinggal di pedesaan, rumah dekat dengan kandang kuda

9 hari (bayi)

Luka pada Umbilical cord

Diberi curcuma yang tidak bersih pada umbilical cordnya

Bakteri menginvasi umbilical cord

Terjadi infeksi oleh Clostridium Tetani

Respon inflamasi Foul smelling mengeluarkan yellow green neurotoksin

BP WBCSuhu

menghambat hyperresponsivenesspelepasan neurotransmitter(Glycin & GABA)

Menghambat motor neuron

Opisthotonustrismus

BHP dan IIMC

BHP1. Menjelaskan terhadap pasien, pentingnya imunisasi.2. Tidak terlalu percaya dengan kepercayaan zaman dulu.3. Menjaga kebersihan.

ISLAMIC INSERTQS Yunus : 49Katakanlah (Muhammad) : Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudaratan dan tidak (pula) manfaat melainkan apa yang dikehendaki Allah

Maksudnya adalah kita sebagai umat islam, harus sabar dalam menerima cobaan dari Allah, karena mudarat dan manfaat tidak ada yang mengatur kecuali Allah, kita harus bisa menerimanya.

QS Asy-Syuara : 80 Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.

DAFTAR PUSTAKA

Jawetz, Melnick, & Adelbergs. Medical Microbiology, 23th Ed. The McGraw-Hill Companies 2006. Levinson W, Jawetz E. Medical Microbilogy and Immunology. The McGraw-Hill Companies 2004. Waldo, E Nelson, R.E., Kliegman. Nelson Textbook of Pediatric, 17 th Ed. W.B.Saunders Companies 2004. Mahon, R. Connie. Textbook of Diagnostic Microbiology, 4th Ed. Elsevier - Health Sciences Division 2010.

40