filariasis

6
2.3.4 Penularan dan Patogenesis A. Transmisi dan Penularan Hospes definitif dari penyakit ini adalah hanya manusia. Penularan penyakit ini melalui vektor yang sesuai yaitu nyamuk Culex fatigans di perkotaan atau nyamuk aedes dan anopheles di pedesaan. Cacing dewasa tinggal di pembuluh limfe dan mikrofilaria terdapat di pembuluh darah dan limfe. Lingkaran hidup filaria meliputi pengisapan mikrofilaria dari darah atu jaringan oleh serangga penghisap darah, metamorfosis mikrofilaria di dalam hospes serangga yang mula-mula membentuk rabditiform lalu membentuk larva filariform aktif, penularan larfa filariform aktif ke hospes yang baru melalui gigitan serangga. B. Patogenesis Perubahan patologis utama diakibatkan oleh kerusakan akibat peradangan sistem limfatik, yang biasanya disebabkan oleh cacing dewasa dan bukan oleh mikrofilaria. Cacing dewasa tinggal di limfatik aferen atau sinus dari kelenjar getah bening dan menyebabkan dilatasi dan penebalan dinding pembuluh limfe. Infiltrasi sel plasma, eosinofil, dan makrofag di dalam

Upload: rizha-zhetira

Post on 11-Feb-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

4

TRANSCRIPT

Page 1: Filariasis

2.3.4 Penularan dan Patogenesis

A. Transmisi dan Penularan

Hospes definitif dari penyakit ini adalah hanya manusia. Penularan penyakit ini

melalui vektor yang sesuai yaitu nyamuk Culex fatigans di perkotaan atau nyamuk

aedes dan anopheles di pedesaan. Cacing dewasa tinggal di pembuluh limfe dan

mikrofilaria terdapat di pembuluh darah dan limfe. Lingkaran hidup filaria meliputi

pengisapan mikrofilaria dari darah atu jaringan oleh serangga penghisap darah,

metamorfosis mikrofilaria di dalam hospes serangga yang mula-mula membentuk

rabditiform lalu membentuk larva filariform aktif, penularan larfa filariform aktif ke

hospes yang baru melalui gigitan serangga.

B. Patogenesis

Perubahan patologis utama diakibatkan oleh kerusakan akibat peradangan sistem

limfatik, yang biasanya disebabkan oleh cacing dewasa dan bukan oleh mikrofilaria.

Cacing dewasa tinggal di limfatik aferen atau sinus dari kelenjar getah bening dan

menyebabkan dilatasi dan penebalan dinding pembuluh limfe. Infiltrasi sel plasma,

eosinofil, dan makrofag di dalam dan sekitar pembuluh yang terinfeksi, bersamaan

dengan proliferasi endotel dan jaringan ikat, menyebabkan pembuluh limfe jadi

berlekuk-lekuk dan inkompetensi atau kerusakan katup pembuluh limfe. Limfedema

dan perubahan stasis kronis dengan edema yang keras dan membengkak berkembang

di permukaan kulit atasnya. Konsekuensi dari Filariasis ini disebabkan baik untuk

efek langsung dari cacing dan respon peradangan host untuk parasit. Respon

inflamasi diyakini menyebabkan proses granulomatosis dan proliferasi yang

mendahului obstruksi limfatik total. Diperkirakan bahwa pembuluh limfatik akan

tetap paten sepanjang cacing tetap hidup dan kematian cacing ini menyebabkan

peningkatan reaksi granulomatosa dan fibrosis. Meskipun terjadi kolateralisasi dari

pembuluh limfatik, obstruksi limfatik ini menyebabkan fungsi limfatik terganggu.

Page 2: Filariasis

2.3.5 Manifestasi Klinik dan Penatalaksanaan

A. Manifestasi klinik

Manifestasi dini penyakit ini adalah peradangan, sedangkan bila sudah lanjut

akan menimbulkan gejala obstruktif. Moktofilia yang tampak dalam darah pada

stadium akut menimbulkan gejala sama sekali terutama bagi penduduk yang sejak

kecil sudah berdiam di daerah andemik. Gejala peradangan tersebut sering timbul

setelah bekerja berat dan dapat berlangsung natara beberapa hari hingga beberapa

minggu (2-3 minggu). Gejala dari limfadenitis adalah nyeri lokal, keras didaerah

kelenjar limfe yang terkena dan biasanya disertai demam, sakit kepala dan badan,

muntah-muntah, lesu, dan tidak nafsu makan. Stadium akut ini lambat laun akan

beralih ke stadium menahun dengan gejala –gejala hidrokel, kiluria, limfedema, dan

elephantiasis.

Gejala Filariais Akut dapat berupa:

Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan

muncul lagi setelah bekerja berat

Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha,

ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit

Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang

menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde

lymphangitis)

Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah

bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah

Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak

kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)

Page 3: Filariasis

Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada

tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

B. Penatalaksanaan

Perawatan Umum

Istirahat di tempat tidur, pindah tempat ke daerah yang dingin akan

mengurangi derajat serangan akut

Antibiotic dapat diberikan untuk infeksi sekunder dan abses

Pengikatan di daerah pembendungan akan mengurangi edema

Pengobatan Spesifik

Pengobatan Infeksi

Focus pengobatan yang terbukti efektif adalah pengobatan di komunitas.

Hal ini dilakukan melalui penurunan angka mikrofilaremia dengan

pemberian dosis satu kali per tahun. Pengobatan perorangan ditujukan

untuk menghancurkan parasit dan mengeliminasi, mengurangi, atau

mencegah kesakitan. Hingga saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

menetapkan Dietilcarbamazine (DEC) sebagai satu-satunya obat yang

efektif, aman, dan relative murah. Pengobatan dilakukan dengan pemberian

DEC 6 mg/kgBB/hari selama 12 hari. Pengobatan ini dapat diulang 1

hingga 6 bulan kemudian bila perlu, atau DEC sleama 2 hari per bulan (6-8

mg/kgBB/hari).

Obat lain yang dapat digunakan adalah Ivermektin. Meski Ivermektin

sangat efektif menurunkan kadar mikrofilaremia, tampaknya tidak dapat

membunuh cacing dewasa (non-mikrofilarisidal), sehingga terapi tersebut

tidak diharapkan penyembuhan infeksi secara menyeluruh. Albendazol

bersifat makrofilarisidal untuk W. bancrofti dengan pemberian setiap hari

Page 4: Filariasis

selama 2-3 minggu. Namun, dari penelitian dikatakan obat ini masih belum

optimal. Jadi untuk mengobati individu, DEC masih digunakan.

Pengobatan Penyakit

Hidorkel besar yang tidak mengalami regresi spontan sesudah terapi

adekuat harus dioperasi dengan tujuan drainase cairan dan pembebasan

tunika vaginalis yang terjebak untuk melancarkan aliran limfe. Tindakan

untuk mengatasi cairan hidroel adalah dengan aspirasi dan operasi.

Aspirasi cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka

kekambuhannya tinggi, kadang kala dapat menimbulkan penyulit berupa

infeksi.

2.3.6 Pencegahan dan Pemberantasan

2.3.7 Komplikasi

Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapatkan

pengobatan dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan

alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Akibatnya penderita tidak dapat

bekerja secara optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga

menjadi beban keluarga dan masyarakat.