filariasis siap

21
A. Definisi Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut. (http://www.infopenyakit.com/2009/01/penyakit-kaki-gajah-filariasis-atau.html) Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan, namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/cara-pencegahan-penyebaran- penyakit- elephalitis/) Penyakit ini dapat disebabkan oleh infestasi satu atau dua cacing jenis filarial yaitu wucheria bancrofty atau brugia malayi. Cacing filarial ini termasuk family filaridae, yang bentuknya lansing dan ditemukan dalam system peredaran darah limfe, otot, jaringan ikat, atau rongga serosa pada vertebrata. Cacing pada bentuk dewasa dapat ditemukan pada pembuluh darah limfa pasien (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ; 1767)

Upload: dayu-anjani-gembul-3429

Post on 24-Jun-2015

451 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: filariasis SIAP

A. Definisi

Penyakit Kaki Gajah (Filariasis atau Elephantiasis) adalah golongan penyakit menular

yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Setelah

tergigit nyamuk, parasit (larva) akan menjalar dan ketika sampai pada jaringan sistem lympa

maka berkembanglah menjadi penyakit tersebut.

(http://www.infopenyakit.com/2009/01/penyakit-kaki-gajah-filariasis-atau.html)

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat

menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik

perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan,

namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan bahkan

dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

(http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/01/cara-pencegahan-penyebaran-penyakit-

elephalitis/)

Penyakit ini dapat disebabkan oleh infestasi satu atau dua cacing jenis filarial yaitu

wucheria bancrofty atau brugia malayi. Cacing filarial ini termasuk family filaridae, yang

bentuknya lansing dan ditemukan dalam system peredaran darah limfe, otot, jaringan ikat,

atau rongga serosa pada vertebrata. Cacing pada bentuk dewasa dapat ditemukan pada

pembuluh darah limfa pasien

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam ; 1767)

B. Epidemiologi

Penyakit Kaki Gajah umumnya banyak terdapat pada wilayah tropis. Menurut info dari

WHO, urutan negara yang terdapat penderita mengalami penyakit kaki gajah adalah Asia

Selatan (India dan Bangladesh), Afrika, Pasifik dan Amerika.

Microfilaria W. Brancrofty ditemukan umumnya pada malam hari(nocturnal) terutama di

belahan bumi bagian selatan termasuk Indonesia, sedangkan di daerah pasifik ditemukan

siang dan malam (non periodic) sedangkanmikrofilaria B. Malayi mempunyai periodisitas

nocturnal. Sebab timbulnya periodisitas ini belum diketahui, mungkin dipengaruhi oleh

tekanan zat asam dalam kapiler paru atau lingkaran hidup cacing filarial

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam )

Page 2: filariasis SIAP

Prevalensi microfilaria meningkat bersamaan dengan umur pada anak-anak dan

meningkat antara umur 20-30 tahun, pada saat usia pertumbuhan, serta lebih tinggi pada laki-

laki dibanding wanita

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam )

Filariasis malayi, penyebaran geografis parasit ini luas meliputi sri lanka, Filipina,

Indonesia, India selatan, asia, thiongkok, korea, dan sebagian kecil di jepang. Daerah

penyebarannya terdapat daerah dataran sesuai dengan tempat hidup nyamuk mansonia.

Nyamuk terdapat didaerah rendah dengan banyak kolam yang bertanaman pistia (suatu

tumbuhan air). Penyakit ini terdapat di luar kota bila vektornya adalah mansonia dan bila

vektornya adalah anopheles terdapat didaerah kota dan sekitarnya.

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam)

Filariasi Timori, filarial tipe ini penyebarannya di daerah timor, pulau rote, flores dan

beberapa daerah disekitarnya.(IPD) Di Indonesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas hampir di

Seluruh propinsi. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat

sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi

yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Hasil survai laboratorium, melalui

pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang

sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk

ketularan karena nyamuk penularnya tersebar luas. Untuk memberantas penyakit ini sampai

tuntas

C. Penyebab

Filariasis disebabkan oleh infestasi satu atau lebih cacing jenis filariasis yaitu ;Whuceria

bancrofty, Brugia malayi, fialaria tipe timori (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam)

Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah

tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke

orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghisap darah orang tersebut.

Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies

nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah,

Filariasis dapat menular dengan sangat cepat

Page 3: filariasis SIAP

D. Patofisiologi

Perubahan patologi utama disebabkan oleh kerusakan pembuluh getah bening akibat

inflamasi yang ditimbulkan oleh cacing dewasa, bukan oleh microfilaria. Cacing dewasa

hidup di pembuluh getah bening aferen atau sinus kelenjar getah bening dan menyebabkan

pelebaran pembuluh getah bening dan penebalan dinding pembuluh. Infiltrasi sel plasma,

eosinofil, dan makrofag di dalam dan sekitar pembuluh getah bening yang mengalami

inflamasi bersama dengan proliferasi sel endotel dan jaringan penunjang, menyebabkan

berliku-likunya system limfatik dan kerusakan atau inkompetensi katup pembuluh getah

bening

Limfadema dan perubahan kronik akibat statis bersama dengan edema keras terjadi pada

kulit yang mendasarinya. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat filariasis ini disebabkan

oleh efek langsung dari cacing ini dan oleh respons imun pejamu terhadap parasit. Respons

imun ini dipercaya menyebabkan proses granulomatosa dan proliferasi yang menyebabkan

obstruksi total pembuluh getah bening. Diduga bahwa pembuluh-pembuluh tersebut tetap

paten selama cacing tetap hidup dan bahwa kematian cacing tersebutmenyebabkan reaksi

granulomatosa dan fibrosis. Dengan demikian terjadilah obstruksi limfatik dan penurunan

fungsi limfatik.

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam).

E. Gejala dan Tanda

Tanda dan Gejala Penyakit Kaki Gajah

Seseorang yang terinfeksi penyakit kaki gajah umumnya terjadi pada usia kanak-kanak,

dimana dalam waktu yang cukup lama (bertahun-tahun) mulai dirasakan

perkembangannya.Adapun gejala akut yang dapat terjadi antara lain :

Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul

lagi setelah bekerja berat

Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak

(lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit

Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari

pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)

Page 4: filariasis SIAP

Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat

pecah dan mengeluarkan nanah serta darah

Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan

terasa panas (early lymphodema)

Kiluria terjadi akibat bocornya atau pecahnya saluran limfe oleh cacing dewasa yang

menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih. Kelainan ini disebabkan

oleh W. bancrofti. Pasien dengan kiluria mengeluhkan adanya urine yang berwarna putih

seperti susu (milky urine).Diagnosis kiluria ditetapkan dengan ditemukannya limfosit

pada urine.

Sedangkan gejala kronis dari penyakit kaki gajah yaitu berupa pembesaran yang menetap

(elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti)

(Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III)

W. bancrofty

Manifestasi dini penyakit ini adalah peradangan, sedangkan bila sudah lanjut akan

menimbulkan gejala obstruktif . microfilaria yang tampak dalam darah pada stadium akut

akan menimbulkan peradangan yang nyata, seperti limfangitis, limfadenitis, fenikulitis,

epididimitis, dan orkitis. Ada kalanya tidak menimbulkan gejala sama sekali terutama

bagi penduduk yang sejak kecil sudah terdiam di daerah endemic. Gejala peradangan

tersebut sering timbul setelah bekerja berat dan dapat berlangsung antara beberapa hari

hingga beberapa minggu (2-3 minggu). Gejala dati limfadenitis adalah adalah nyeri local,

keras di daerah kelenjar limfe yang terkena dan biasanya disertai demam, sakit kepala,

dan badan, muntah-muntah, lesu, dan tidak nafsu makan. Stadium akut ini lambat laun

akan beralih ke stadin menahun dengan gejala-gejala hidrokel, kiluria, limfadema dan

elephantiasis

Karena filariasis bancrofti dapat berlangsung selama beberapa tahun maka dapat

mempunyai perputaran klinis yang berbeda-beda. Reaksi pada manusia terhadap infeksi

filaria berbeda-beda

1) Bentuk tanpa gejala

Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan pembesaran kelenjar limfe terutama didaerah

inguinal.

2) Filariasis dengan peradangan

Page 5: filariasis SIAP

Limfangitis, demam, menggigil, sakit kepala, muntah dan kelemahan dapat berlangsung

beberapa hari sampai beberapa minggu dan terutama yang terkena adalah saluran limfe

ketiak, tungkai, epitroklear, dan alat genital. Pada orang laki-laki umumnya terdapat

funikulitis disertai dengan penebalan dan rasa nyeri, epididimitis, orkitis dan

pembengkakan skrotum. Bila keadaan berat dapat menyebabkan abses pelvis ginjal,

pembengkakan epididimis jaringan retroperitoneal, kelenjar ari-ari. Hal ini karena cacing

yang mati berdegenerasi. Hematuria, sekitar 40% pasien dengan mikrofilaremia terdapat

hematuria dan proteinuria yang menunjukkan adanya kerusakan ginjal derajat rendah.

3) Filariasi dengan penyumbatan

Hidrokel dan limfangitis

B. Malayi dan timori

Gejala klinis filariasis malayi sama dengan gejala klinis filariasis timori, tetapi berbeda

dengan filariasi bancrofty. Stadium akut ditandai dengan serangan demam dengan gejala

dan gejala peradangan saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulangkali.

Limfadenitis biasanya mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini

sering timbul setelah penderita bekerja berat di ladang atau sawah. Kadang-kadang

peradangan pada kelenjar limfe ini menjalar ke bawah, mengenai saluran limfe dan

menimbulkanlimfangitis retrogad, yang bersifat khas untuk filariasis

Peradangan pada saluran limfe ini dapat menjalar ke daerah sekitar dan menimbulkan

infiltrasi pada seluruh paha atas. Pada stadium ini tungkai bawah biasanya ikut

membengkak dan menimbulkan gejala limfedema. Limfadenitis dapat pula berkembang

menjadi bisul, pecah menjadi ulkus. Ulkus pada pangkal paha ini, bila sembuh

meninggalkan bekas sebagai jaringan parut dan tanda ini merupakan salah satu gejala

obyektif filariasis limfatik. Selain ini pembesaran kelenjar limfe ini dapat juga dilihat

sebagai tali yang memanjang yang merupakan salah satu tanda lain yang penting untuk

filariasis malayi . system limfe alat kelamin tidak pernah terkena, berbeda dengan

filariasis bankrofty.

F. Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan dengan :

Page 6: filariasis SIAP

1. Anamnesis yang berhubungan dengan nyamuk di daerah endemic

2. Gejala klinis

3. Microfilaria dalam darah tepi. Pada filarial bancrofti, microfilaria juga ditemukan

pada cairan hidrokel atau cairan kiluria

4. Biopsy kelenjar atau jaringan limfe, dimana akan didapatkan potongan cacing

dewasa

G. Pemeriksaan Diagnostik

Penyakit kaki gajah ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah,

Sampai saat ini hal tersebut masih dirasakan sulit dilakukan karena microfilaria hanya

muncul dan menampilkan diri dalam darah pada waktu malam hari selama beberapa jam saja.

Selain itu, berbagai methode pemeriksaan juga dilakukan untuk mendiagnosa

penyakit kaki gajah. Diantaranya ialah dengan system yang dikenal sebagai Penjaringan

membran, Metode konsentrasi Knott dan Teknik pengendapan.

Metode pemeriksaan yang lebih mendekati kearah diagnosa dan diakui oleh pihak

WHO adalah dengan jalan pemeriksaan sistem "Tes kartu", Hal ini sangatlah sederhana dan

peka untuk mendeteksi penyebaran parasit (larva). Yaitu dengan cara mengambil sample

darah sistem tusukan jari droplets diwaktu kapanpun, tidak harus dimalam hari

Terdapat beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain :

1. Pemeriksaan klinis

Tidak sensitif dan tidak spesifik untuk menentukan adanya infeksi aktif.

2. Pemeriksaan parasitologi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan menemukan mikrofilaria dalam sediaan darah, cairan

hidrokel atau cairan kiluria pada pemeriksaan darah tebal dengan pewarnaan Giemsa,

tehnik Knott, membrane filtrasi dan tes provokasi DEC.

Sensitivitas bergantung pada volume darah yang diperiksa, waktu pengambilan dan

keahlian teknisi yang memeriksanya. Pemeriksaan ini tidak nyaman, karena pengambilan

darah harus dilakukan pada malam hari antara pukul 22.00-02.00 mengingat periodisitas

mikrofilaria umumnya nokturna.

Page 7: filariasis SIAP

Spesimen yang diperlukan ± 50µl darah dan untuk menegakan diagnosis diperlukan ≥ 20

mikrofilaria/ml(Mf/ml).21

3. Deteksi antibody

Peranan antibodi antifilaria subklas IgG4 pada infeksi aktif filarial membantu

dikembangkannya serodiagnostik berdasarkan antibodi kelas ini. Pemeriksaan ini

digunakan untuk pendatang yang tinggal didaerah endemik atau pengunjung yang pulang

dari daerah endemik.

4. Deteksi antigen yang beredar dalam sirkulasi.

Pemeriksaan ini memberikan hasil yang sensitif dan spesies spesifik dibandingkan

dengan pemeriksaan makroskopis. Terdapat dua cara yaitu dengan ELISA (enzyme-

linked immunosorbent) dan ICT card test (immunochromatographic). Hasil tes positif

menunjukkan adanya infeksi aktif dalam tubuh penderita, selain itu, tes ini dapat

digunakan juga untuk monitoring hasil pengobatan.

Kekurangan pemeriksaan ini adalah tidak sensitif untuk konfirmasi pasien yang diduga

secara klinis menderita filariasis. Tehnik ini juga hanya dapat digunakan untuk infeksi

filariasis bancrofti. Diperlukan keahlian dan laboratorium khusus untuk tes ELISA

sehingga sulit untuk di aplikasikan di lapangan.

ICT adalah tehnik imunokromatografik yang menggunakan antibodi monoklonal dan

poliklonal. Keuntungan dari ICT adalah invasif minimal (100 µl), mudah digunakan,

tidak memerlukan teknisi khusus, hasil dapat langsung dibaca dan murah.

5. Deteksi parasit dengan Polymerase Chain Reaction (PCR).

Tehnik ini digunakan untuk mendeteksi DNA W. bancrofti dan B. malayi. PCR

mempunyai sensitivitas yang tinggi yang dapat mendeteksi infeksi paten pada semua

individu yang terinfeksi, termasuk individu dengan infeksi tersembunyi (amikrofilaremia

atau individu dengan antigen +). Kekurangannya adalah diperlukan penanganan yang

sangat hati-hati untuk mencegah kontaminasi spesimen dan hasil positif palsu.

Diperlukan juga tenaga dan laboratorium khusus selain biaya yang mahal.

6. Radiodiagnostik

Menggunakan USG pada skrotum dan kelenjar inguinal pasien, dan akan tampak

gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dancing worm).

Page 8: filariasis SIAP

Limfosintigrafi menggunakan dextran atau albumin yang ditandai dengan zat radioaktif

yang menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik sekalipun pada pasien dengan

asimptomatik milrofilaremia

H. Pengobatan

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kaki Gajah

Tujuan terapi adalah mengurangi dan mengontrol edema serta mencegah infeksi. Tirah

baring ketat dengan tungkai sedikit ditinggikan dapat membantu memobilisasi cairan.

Latihan pasif dan aktif membantu pengaliran cairan limfa ke aliran darah. Alat kompresi

eksternal akan memompa cairan ke proksimal dari kaki ke pinggang.

Apabila pasien dirawat jalan, ia harus mengenakan stoking elastic yang ukurannya sesuai.

Pada terapi awal, furosenid (Lsix) diberikan secara intermitten untuk menghindari

kelebihan cairan yang terjadi akibat mobilisasi cairan ekstrasel. Diuretic juga digunakan

secara paliatif untuk limfadema disertai peninggian tungkai dan pemakaian stoking

penekan,. Tetapi penggunaan diuretic masih controversial.

Penatalaksaan cangkok kulit dan flap secara pascaoperatif sama dengan terapi yang

digunakan pada keadaan lain. Antibiotika profilaksis perlu diberikan selama 5-7 hari.

Peninggian tungkai yang terkena dan observasi adanya komplikasi sangat penting.

Komplikasi bisa berupa nekrosis pada flap, hematoma atau abses di bawah flap dan

selulitis. (Keperawatan Medikal bedah vol 2; 922)

Berdasarkan sumber dari Ilmu penyakit dalam, pengobatan dibagi menjadi 4 yaitu ;

a. Pengobatan Umum

1. Istirahat di tempat tidur, pindah ketempat daerah yang lebih dingin akan

mengurangi derajat serangan akut.

2. Antibiotik dapat diberikan untuk infeksi sekunder.

3. Pengikatan didaerah pembendungan akan mengurangi edema.

b. Pengobatan spesifik

1. DEC sebagai satu-satunya obat yang efektif, aman, dan relative murah. Pengobatan

dilakukan dengan pemberian DEC 6 mg/kg BB/ hr selama !2 hari. Pengobatan ini

Page 9: filariasis SIAP

dapat diulang 1 hingga 6 bln kemudian bila perlu atau DEC selama 2 hr/bln (6-8

mg/kgBB)

2. Ivermektin

Meski ivermektin sangat efektif dalam menurunkan kadar mikrofilaremia tampaknya

tidak dapat membunuh cacing dewasa sehingga tidak dapat menyembuhkan infeksi

secara menyeluruh.

3. Albendazol

Bersifat makrofilarisidal dengan pemberian setiap hari selama 2-3 minggu. Namun

dari penelitian dikatakan obat ini masih belum optimal.

c. Pengobatan penyakit

Hidrokel besar yang tidak mengalami regresi spontan sesudah terapi adekuat harus

dioperasi dengan tujuan drainase cairan dan pembebasan tunika vaginalis yang terjebak

untuk melancarkan aliran limfe.

d. Pembedahan

I. Pencegahan

Pencegahan Penyakit Kaki Gajah

Bagi penderita penyakit gajah diharapkan kesadarannya untuk memeriksakan kedokter

dan mendapatkan penanganan obat-obtan sehingga tidak menyebarkan penularan kepada

masyarakat lainnya. Untuk itulah perlu adanya pendidikan dan pengenalan penyakit

kepada penderita dan warga sekitarnya.

Pemberantasan nyamuk diwilayah masing-masing sangatlah penting untuk memutus mata

rantai penularan penyakit ini. Menjaga kebersihan lingkungan merupakan hal terpenting

untuk mencegah terjadinya perkembangan nyamuk diwilayah tersebut.

Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat

menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik

perempuan maupun laki-laki. Penyakit Kaki Gajah bukanlah penyakit yang mematikan,

Page 10: filariasis SIAP

namun demikian bagi penderita mungkin menjadi sesuatu yang dirasakan memalukan

bahkan dapat mengganggu aktifitas sehari-hari.

Ilmu penyakit dalam

Pencegahan individu

Kontak dengan nyamuk terinfeksi dapat dikurangi melalui penggunaan obat oles

antinyamuk, kelambu atai insektisida

Pencegahan masal

Control penyakit pada populasi adalah melalui control vector (nyamuk). Namun hal ini

terbukti tidak efektif mengingat panjangnya masa hidup parasit (4-8 tahun). Pada

pengobatan masal pemberian DEC diberikan dalam dosis rendah (6mg/kgBB)dengan

jangka waktu pemberian yang lebih lama untuk mencapai dosis total yang sama.

J. Prognosis

Pada kasus-kasus dini dan sedang, prognosis baik terutama bila pasien pindah dari daerah

endemic. Pengawasan daerah endemic tersebut dapat dilakukan dengan pemberian obat,

serta pemberantasan vektornya. Pada kasus-kasus lanjut terutama dengan edematungkai,

prognosis lebih buruk.

Page 11: filariasis SIAP

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

2. Diagnosa

Dx.1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik : penekanan pada akar syaraf

(kanalis spinalis).

Dx.2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, kontrol,

dan atau massa.

Dx.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh.

Dx.4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Ketidakmampuan melakukan aktivitas

yg biasa dilakukan : kelemahan ekstremitas.

Dx.5. Resiko cidera

Dx.6. Resiko Kerusakan integritas kulit.

Dx.7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan misinterpretasi informasi.

3. Rencana Tindakan

Dx 1

Page 12: filariasis SIAP

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam, nyeri pasien dapat

berkurang.

Kriteria hasil:

Ekspresi wajah klien tidak meringis kesakitan

Klien menyatakan nyerinya berkurang

Klien mampu beraktivitas tanpa mengeluh nyeri.

INTERVENSI RASIONAL

Mandiri :

Catat lokasi dan intensitas

nyeri ( skala 0 – 10 ). Catat

faktor-faktor yang

mempercepat dan tanda-tanda

rasa sakit.

Atur posisi imobilisasi pada

daerah nyeri sendi atau nyeri

di tulang yang mengalami

infeksi.

Bantu klien dalam

mengidentifikasi faktor

pencetus.

Ajarkan relaksasi : teknik

mengurangi ketegangan otot

rangka yang dapat

mengurangi intensitas nyeri

dan meningkatkan relaksasi,

Mandiri :

Membantu dalam evaluasi

kebutuhan dan keefektifan intervensi.

Dan kebutuhan manajemen.

Imobilisasi yang adekuat dapat

mengurangi nyeri pada daerah nyeri

sendi atau nyeri di tulang yang

mengalami infeksi

Nyeri dipengaruhi oleh

kecemasan, pergerakan sendi.

Teknik ini melancarkan peredaran

darah sehingga kebutuhan O2 dalam

jaringan terpenuhi dan nyeri berkurang.

Page 13: filariasis SIAP

masase.

Ajarkan metode distraksi

selama nyeri akut.

Beri kesempatan waktu

istirahat bila terasa nyeri dan

beri posisi yang nyaman

(misalnya : ketika tidur,

diberikan bantal kecil).

Tingkatkan pengetahuan

tentang penyebab nyeri dan

hubungkan dengan berapa

lama nyeri akan berlangsung

Kolaborasi :

Berikan obat sesuai indikasi,

contoh analgesik, relaksan

otot. Intruksi pada ADP.

Mengalihkan perhatian klien

terhadap nyeri ke hal-hal yang

menyenangkan.

Istirahat dapat merelaksasikan

semua jaringan sehingga meningkatkan

kenyamanan.

Pengetahuan tersebut membantu

mengurangi nyeri dan dapat membantu

meningkatkan kepatuhan klien

terhadap rencana terapeutik.

Kolaborasi :

Menurunkan nyeri/ spasme otot.

Catatan : ADP menentukan obat yang

tepat waktu yang mencegah fluktuasi

nyeri sehubungan dengan tegangan/

spasme.

Dx 2

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam, pasien mampu

beraktivitas secara optimal

Kriteria hasil:

Page 14: filariasis SIAP

Pasien mampu beraktivitas secara mandiri

Mempertahankan fungsi ekstremitas yang sehat