fgd said qadaru alaydrus

8
FGD IX Pelanggaran kesusilaan dan perkosaan Perkosaan dalam KUHP diatur dalam bab XIV kejahatan terhadap kesopanan. Dalam konteks yang lebih jelas ini adalah pelanggaran kesusilaan. Pelanggaran kesusilaan dapat dibagi menjadi: 1. Perkosaan Perkosaan adalah pelanggaran kesusilaan (natural sexual offences) sebagai manisfestasi birahi yang tidak terkendalikan dan tertuju kepada objek yang wajar yaitu kelamin berlawanan jenis. Narayan Reddy menghubungkan dengan ketentuan hukum yang berlaku di India menyatakan laki-laki dapat dituduh melakukan perkosaan bila dilakukan: a. Di luar kehendak perempuan b. Tanpa persetujuannya c. Dengan persetujuan perempuan bila dilakukan dengan ancaman kekerasan atau kematian terhadap perempuan atau orang yang disayanginya d. Menipu perempuan bahwa ia suaminya e. Bila perempuan dalam keadaan tidak sadar atas apa yang terjadi pada dirinya seperti di bawah pengaruh obat-obatan f. Dengan atau tanpa persetujuan bila perempuan berumur di bawah 16 tahun

Upload: reza-oktarama

Post on 31-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: FGD Said Qadaru Alaydrus

FGD IX

Pelanggaran kesusilaan dan perkosaan

Perkosaan dalam KUHP diatur dalam bab XIV kejahatan terhadap kesopanan. Dalam

konteks yang lebih jelas ini adalah pelanggaran kesusilaan.

Pelanggaran kesusilaan dapat dibagi menjadi:

1. Perkosaan

Perkosaan adalah pelanggaran kesusilaan (natural sexual offences) sebagai manisfestasi

birahi yang tidak terkendalikan dan tertuju kepada objek yang wajar yaitu kelamin berlawanan

jenis. Narayan Reddy menghubungkan dengan ketentuan hukum yang berlaku di India

menyatakan laki-laki dapat dituduh melakukan perkosaan bila dilakukan:

a. Di luar kehendak perempuan

b. Tanpa persetujuannya

c. Dengan persetujuan perempuan bila dilakukan dengan ancaman kekerasan atau kematian

terhadap perempuan atau orang yang disayanginya

d. Menipu perempuan bahwa ia suaminya

e. Bila perempuan dalam keadaan tidak sadar atas apa yang terjadi pada dirinya seperti di

bawah pengaruh obat-obatan

f. Dengan atau tanpa persetujuan bila perempuan berumur di bawah 16 tahun

Persetubuhan yang merupakan kejahatan terhadap kesusilaan terbagi atas 2:

1. Dalam perkawinan

Pasal 288 KUHP

Bila suami melakukan persetubuhan dengan istrinya yang belum mampu kawin dengan

mengakibatkan luka-luka, luka lecet, dan atau mengakibatkan kematian. VeR yang dibuat harus

berisi bahwa si korban:

Memang belum mampu dikawin

- Secara biologis: siap memberi keturunan dan menstruasi (+)

- Secara UU perkawinan: wanita berusia <16 tahun

Memang terapat tanda-tanda persetubuhan

Ada tanda-tanda kekerasan

Page 2: FGD Said Qadaru Alaydrus

Menjelaskan sebab kematian

2. Luar perkawinan

Persetubuhan yang disetujui wanita

- Pasal 284 KUHP: mau sama mau, coitus, sudah kawin, dan ada pengaduan.

- Pasal 287 KUHP: wanita berusia kurang dari 15 tahun atau usia tidak jelas dan

belum waktunya dikawin dan pembuktian dilakukan hanya atas pengaduan

kecuali jika wanita berusia kurang dari 12 tahun.

Persetubuhan yang tidak disetujui wanita

- Pasal 285 KUHP: barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan

memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam

karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama 12 tahun.

- Pasal 286 KUHP: barangsiapa bersetubuh dengan seseorang wanita di luar

perkawinan padahal diketahui bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau

tidak berdaya, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 tahun. Dan wanita

tersebut tidak pingsan.

Di Indonesia pengertian perkosaan harus disesuaikan dengna ketentuan hukum yang

terdapat dalam KUHP pasal 285, 286, dan 287

KUHP pasal 285

“Barang siapa yang dengan kekerasan atau dengna ancaman kekerasan memaksa perempuan yang bukan istrinya bersetubuh dengan dia karena perkosaan, dihukum dengan hukuman penjara selama-lamanya 12 tahun.”

KUHP pasal 286

“Barang siapa bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya padahal diketahuinya perempuan itu dalam keadaan pingsan atau tidak berdaya, dihukum dengan hukuman selama-lamanya Sembilan tahun.”

KUHP pasal 287

(1) barang siapa bersetubuh dengan perempuan yang bukan istrinya dalam hal diketahuinya atau patut disangkanya bahwa perempuan itu belum cukup 15 tahun atau tidak terang berapa umurnya bahwa perempuan itu belum pantas buat dikawini dengan hukuman penjara selama-lamanya Sembilan tahun

(2) penuntutan dilakukan bila ada pengaduan, kecuali perempuan itu belum sampai 12 tahun jika ada salah satu hal tersebut pada pasal 291 dan pasal 294

Page 3: FGD Said Qadaru Alaydrus

Bantuan yang diharapkan dari dokter pasal ini adalah mengenai umur korban. Bila

perempuan tidak mempunyai akut kelahiran, KTP, atau ijazah dan bukti lain yang diperlukan

menunjukkan umurnya belum 15 tahun, maka diperlukan bantuan dokter untuk menentukan

umurnya secara medis. Demikian pula penentuan umur 12 tahun.

Ada beberapa pedoman yang dipakai untuk menentukan umur korban yaitu:

1. gigi molar dua permanen tumbuh umur 12 tahun

2. gigi molar 3 permanen tumbuh umur 17-25 tahun

3. haid mulai terjadi pada umur 12 tahun

4. penutupan garis epifise tulang panjang, dilihat dengan foto rontgen

5. tanda-tanda seks sekunder mulai tampak pada umur 12-15 tahun seperti pertumbuhan

payudara, perkembangan bentuk tubuh, rambut ketiak, rambut pubis dan sebagainya.

Pemeriksaan dan laporan hasil pemeriksaan yang mengandung ke lima unsur ini akan

sangat membantu para penegak hukum

1. Persetubuhan

Pembuktian persetubuhan:

1. penetrasi penis ke dalam vagina.

2. adanya ejakulat laki-laki dalam liang senggama perempuan yang diambil dengan sedotan

maupun kapas lidi, merupakan tanda pasti adanya persetubuhan, tetapi ini belum tentu

dari pelaku, misalnya bila korban telah bersetubuh dengan laki-laki lain seperti suami

atau pacar sebelumnya.

2. Menentukan adanya kekerasan

3. Menentukan pingsan atau tidak berdaya

4. Menentukan umur

Tujuan pemeriksaan laboratorium

1. Menentukan adanya sperma

a. Bahan pemeriksaan : cairan vagina

Hasil yang diharapkan : sperma yang masih bergerak

b. Bahan pemeriksaan : pakaian

Page 4: FGD Said Qadaru Alaydrus

Hasil yang diharapkan : kepala sperma berwarna merah, bagian ekor biru muda,

kepala sperma tampak menempel pada serabut-serabut

benang yang masih bergerak.

2. Menentukan adanya air mani, dll.

Pemeriksaan

Sebelum melakukan pemeriksaan korban, perlu adanya:

1. Permintaan visum dari polisi yang berwenang

2. Korban diantar oleh petugas penyidik bersama dengan permintaan visum sebab korban

adalah corpus delicti

3. Izin tertulis dari korban/keluarganya

4. Dokter didampingi perawat wanita

a. Anamneses

Yang perlu ditanya adalah data tentang umur, status perkawinan, tempat dan waktu

kejadian (tanggal dan jam), siklus haid, posisi sewaktu diperkosa, apakah korban melakukan

perlawanan, apakah korban pingsan, apakah terjadi penetrasi dan ejakulasi, apakah ada

melakukan hubungan seks setelah diperkosa. Hasil wawancara ini tidak termasuk dalam visum

tetapi dapat dilampirkan dalam visum sebagai “Keterangan yang diperoleh dari korban”.

b. Pemeriksaan umum

Pemeriksaan harus dilakukan menyeluruh, tidak terpusat hanya pada pemeriksaan alat

kelamin korban, kesadaran, tekanan darah, denyut nadi, sikap wajah dan jalan korban perlu

diperhatikan.

c. Pemeriksaan khusus

- Korban dalam posisi lithotomi (kedua kaki mengangkang) atau knee chest

position (menungging)

- Perhatikan rambut kemaluan: apa rambut bergumpal yang seringnya dijumpai

cairan sperma

- Perhatikan kulit disekitar alat genitalia apakah ada bercak darah akibat

perkosaan dan apakah ada cairan sperma

Page 5: FGD Said Qadaru Alaydrus

- Perhatikan alat genitalia bagian luar kemungkinan luka-luka, bengkak

kemerahan/meradang dan pada perabaan terasa nyeri

- Hymen korban diperiksa teliti dilakukan traksi libia pada arah mendatar

dengan jari; lubang hymen anak-anak di bawah 5 tahun ± 5 mm, dan pada

umur 9 tahun atau lebih besarnya ± 9 mm.

- Pada perkosaan yang telah lama terjadi atau pada wnaita yang telah pernah

bersetubuh , robeknya hymen telah sembuh, sehingga sulit dibuktikan telah

terjadi persetubuhan.

- Vagina: melihat ada tidaknya luka dan spermatozoa. Diambil secret dari fornik

posterior dengan swab atau dengan pipet dan dilihat di bawah mikroskop

apakah ada sperma

- Perlu juga diperhatikan akibat persetubuhan bagi korban antara lain penyakit

kelamin, hamil, dan gangguan psikiatrik

2. Penyimpangan seksual

Ada banyak penyimpangan seksual, seperti homoseksual, sodomi, lesbian, sadism,

masokisme, ekshibisionisme, pedofili, gerontofili, zoofili, dan lain-lain yang tidak perlu

dibicarakan di sini, sebab lebih banyak aspek gangguan kejiwaan jika ketimbang forensik. Yang

mungkin sering dilakukan sekarang yaitu oral seks atau sodomi. Pemeriksaan tidak serumit

korban perkosaan, relative lebih mudah. Sisa-sisa sperma mungkin susah didapati dalam mulut

korban, karena selalu dibersihkan oleh air ludah, tetapi luka dan hematom di dalam rongga mulut

bisa didapati.

Pada hubungan seks melalui anus bisa meninggalkan sisa sperma dan perlukaan serta rasa

nyeri. Untuk itu perlu dilakukan anal swab untuk dikirim ke laboratorium mencari sel sperma

atau test adanya cairan mani.