kb fgd-0-r12

56
Kawi Boedisetio [email protected] Langkah-Langkah Implementasi Prakarsa Peningkatan Daya Saing Daerah

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KB FGD-0-r12

Wieke Irawati Kodri

[email protected]

Kawi Boedisetio

[email protected]

Langkah-Langkah

Implementasi Prakarsa

Peningkatan Daya

Saing Daerah

Page 2: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Prakarsa peningkatan daya saing daerah membutuhkan rangkaian

langkah yang cukup memakan waktu.

Langkah-langkah implementasi prakarsa perlu didampingi secara

intensif.

Selain mengenalkan proses sistematis untuk melakukan

perencanaan kegiatan, kelembagaan di tingkat lokal juga perlu dibenahi

dan diperkuat.

DASAR

Page 3: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Berprakarsa melakukan peningkatan daya saing daerah

membutuhkan LANGKAH-LANGKAH KECIL yang tersusun

secara sistematis sehingga tercapai efektivitas yang

optimum.

Page 4: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Langkah-langkah berikut meru-pakan rangkaian pertemuan yang

dapat dijadikan tonggak (milestones) selama proses

prakarsa inisiasi peningkatan daya saing daerah.

13

14

15

16

17

Kawi Boedisetio

[email protected]

Navigasi

Kawi [email protected]

a. SK Kelompok Kerja. Kelompok kerja klaster yang terbentuk perlu disahkan atau dilegalkan melalui surat keputusan kepala daerah. Untuk itu draft SK harus didiskusikan dengan instansi yang terkait untuk menyesuaikan dengan proses administrasi dan proses hukum daerah.

b. Diskusi dengan kepala daerah. Jika pada proses sebelumnya kepala daerah belum terlibat secara langsung, maka ini saatnya untuk berdiskusi lebih dalam dengannya. Jika dirasakan perlu, disampaikan juga tentang lembaga kolaboratif lainnya yang akan dibentuk, yakni dewan daya saing.

c. Format basis data. Karena data merupakan dasar segala tindakan yang akan dilakukan, maka format yang telah didiskusikan perlu dipertajam sekaligus dirancang mekanisme perolehannya. Upaya khusus diperlukan, terutama tentang penugasan personel untuk melakukannya.

Kawi [email protected]

Ini merupakan pertemuan kelompok kerja klaster yang pertama. Biasanya susunan anggota pokja yang didiskusikan pada pertemuan sebelumnya, belum dapat dikatakan “resmi” karena berbagai hal seperti belum dapat hadir, belum dihubungi dlsb. Untuk itu perlu dilakukan konfirmasi ulang terhadap seluruh anggota pokja. Selain itu, perlu didiskusikan juga tentang formalisasi pokja beserta dengan tata kerjanya sehingga mereka dapat bekerja dengan nyaman. Dalam kesempatan ini juga perlu ditetapkan penyusunan basis data sebagai agenda pertama dari sekretariat pokja.

Diskusi pokja:• Konfirmasi anggota

pokja• formalisasi lembaga• tata kerja• basis data

Kawi [email protected]

FGD-1.Goal: pemahaman tentang daya saing daerah dan landasan klaster industri serta penetapan tema klaster spesifik

FGD-2.Goal: terbentuk prakarsa perkuatan klaster yang dikawal oleh kelompok kerja klaster spesifik

Diskusi pokja:• Konfirmasi peta pelaku• Data dasar• Penajaman rencana

tindak lanjut

Diskusi pokja:• Konfirmasi anggota

pokja• formalisasi lembaga• tata kerja• basis data

Urutan pertemuan yang merupakan tonggak capaian langkah-langkah implementasi prakarsa

Nomor pertemuan

Butir-butir proses diskusi

Penjelasan tentang proses diskusi, latar belakang dan petunjuk.

Langkah-langkah yang perlu diambil setelah pertemuan.

Page 5: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Langkah-langkah berikut meru-pakan rangkaian pertemuan yang

dapat dijadikan tonggak (milestones) selama proses

prakarsa inisiasi peningkatan daya saing daerah.

13

14

15

16

17

Page 6: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Diskusi dengan pihak yang mau dan mampu melakukan prakarsa. Contoh: Bappeda, swasta besar, divisi comdev perusahaan besar, asosiasi.

Tentukan kelompok pemangku kepentingan kunci pada wilayah tersebut.

Dengan pihak pemrakarsa, rencanakan FGD-1

Diskusi dengan kelompok kecil, pemangku kepentingan di wilayah tersebut. Diskusi dilakukan beberapa kali dalam kelompok homogen.

Page 7: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

FGD-1.Goal: pemahaman tentang daya saing daerah dan landasan klaster industri serta penetapan tema klaster spesifik

FGD-2.Goal: terbentuk prakarsa perkuatan klaster yang dikawal oleh kelompok kerja klaster spesifik

Diskusi pokja:• Konfirmasi peta pelaku• Data dasar• Penajaman rencana

tindak lanjut

Diskusi pokja:• Konfirmasi anggota

pokja• formalisasi lembaga• tata kerja• basis data

Page 8: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Pleno• Partisipan: seluruh pokja

yang ada• Agenda: Informasi

inovatif; Penajaman agenda intervensi; Dewan daya saing

Penetapan anggota dewan daya saing danFormalisasi dewan daya saing

Rencana tindak dewan daya saing

Presentasi agenda tindak klaster, diselenggarakan oleh dewan daya saing

Page 9: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Penyusunan usulan DPDS tentang kebijakan daerah

Rapat kerja DPDS dengan seluruh pokja klaster industri spesifik

Rapat kerja dengan tim penyusun kebijakan daerah (dprd, bappeda, biro hukum & organisasi)

Finalisasi dokumen usulan kebijakan

Page 10: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Adopsi usulan DPDS ke dalam dokumen rencana daerah

Page 11: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Diskusi dengan pihak yang mau dan mampu melakukan prakarsa. Contoh: Bappeda, swasta besar, divisi comdev perusahaan besar, asosiasi.

Dalam konteks daya saing, ada beberapa pihak yang dapat diajak diskusi. Karena hal ini merupakan pendekatan yang relatif baru, diskusi sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil. Diskusi diperdalam hanya jika terdapat minat dari mitra diskusi. Dalam tahap ini dilakukan sinkronisasi misi antara pihak yang berprakarsa.

Mampu melakukan prakarsa diberi makna minimum, yakni mampu mengundang pihak lain serta mampu menyelenggarakan pertemuan.

Page 12: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Kumpulkan data daerah. Untuk mulai memahami situasi daerah sasaran, perlu dicari data yang terkini melalui sumber sekunder. Sumber dari media masa sangat berguna untuk mencari perkembangan aktual.

b. Lakukan komunikasi. Hubungan dengan contact person di daerah perlu mulai dilakukan melalui media komunikasi yang tersedia dan dirasakan nyaman bagi kedua belah pihak (mis. Telpon, SMS). Jika perlu kirimkan dokumen sederhana yang dibutuhkan daerah dan muncul pada pertemuan 1.

Page 13: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Setelah diskusi 1 telah dilalui dan pemrakarsa memiliki minat untuk meningkatkan daya saing daerah, proses dilanjutkan dengan penentuan pemangku kepentingan kunci (key stakeholder).

Di suatu wilayah/daerah, biasanya terdapat beberapa pihak yang dapat dikatakan pemangku kepentingan kunci (PKK) terhadap pembangunan daerah. PKK ini dapat saja merupakan wakil dari kelompok, tapi dapat juga merupakan seseorang yang dianggap berpengaruh. Susun daftar tentang kelompok ini untuk melakukan pertemuan.

Tentukan kelompok pemangku kepentingan kunci pada wilayah tersebut.

Page 14: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Buat kontak. Mulai membangun kontak dengan kelompok PKK di daerah. Usahakan untuk menghubungi pimpinannya. Minta bantuan kepada pemrakarsa sebagai “pengetuk pintu”.

b. Buat jadual. Susun jadual pertemuan dengan masing-masing kelompok. Satu hari dapat dilakukan dua sampai tiga pertemuan.

Page 15: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Setelah kelompok PKK ditentukan, lakukan diskusi dengan kelompok-kelompok tersebut dalam kelompok yang relatif homogen. Anggota kelompok diskusi tetap kecil, dan sebaiknya dilakukan di tempat mereka bermarkas.

Kegiatan ini sebenarnya merupakan survai awal, sehingga suasananya mirip dengan kunjungan biasa. Dalam diskusi kecil tersebut dilakukan eksplorasi tentang isu-isu menonjol di seputar tema PKK. Perlu diingat bahwa PKK dapat berupa pelaku usaha, penentu kebijakan atau lembaga pendukung.

Diskusi dengan kelompok kecil, pemangku kepentingan di wilayah tersebut. Diskusi dilakukan beberapa kali dalam kelompok homogen.

Page 16: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Pembuatan notulen pertemuan. Buat dokumen tertulis tentang rekaman setiap pertemuan, termasuk daftar partisipan.

b. Siapkan presentasi. Rekaman berbagai pertemuan dengan kelompok PKK dirangkum dalam presentasi yang mudah untuk dikomunikasikan (mis. menggunakan powerpoint, impress dlsb). Jangan terlalu banyak, cukup 3 atau 4 slides. Dokumen ini digunakan untuk membantu pertemuan 4.

Page 17: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Setelah melakukan diskusi dengan kelompok-kelompok homogen, kita dapat melakukan diskusi lagi dengan kelompok pemrakarsa untuk melakukan perencanaan kegiatan diskusi kelompok terfokus (Focused Group Discussion).

Rencana pelaksanaan FGD ini disusun berdasarkan tema utama “peningkatan daya saing daerah”.

Dengan pihak pemrakarsa, rencanakan FGD-1

Page 18: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Penyusunan naskah undangan. Naskah undangan perlu disiapkan khusus agar partisipan memahami maksud dan tujuan pertemuan. Lengkapi dengan penjelasan singkat tentang pertemuan

b. Penetapan/penyusunan daftar partisipan. Senarai partisipan dihubungi terlebih dahulu untuk menjamin kehadirannya. Pertimbangkan untuk menghadirkan pemangku kepentingan yang didiskusikan pada butir e.

c. Pemilihan lokasi/ruangan. Tentukan dan siapkan lokasi pertemuan (lihat dokumen panduan). Lokasi (tuan rumah, gedung, alamat) serta tata ruang sangat menentukan keberhasilan pertemuan.

d. Penyiapan bahan pendukung diskusi. Siapkan secara lengkap seluruh bahan pendukung, termasuk „template‟ diskusi.

e. Penyiapan data awal. Siapkan segala data tentang kondisi perekonomian daerah. Format data dapat saja beragam, yang penting mencerminkan kondisi faktual. Akan lebih baik jika survai awal ini sudah menyoroti hubungan antar pelaku di daerah.

Page 19: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Diskusi Kelompok Fokus ini merupakan lokakarya partisipatif yang diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan kunci yang telah disusun pada langkah 4. Jangan lupa melibatkan pihak legislatif dalam proses ini. Alur acara beserta tahapannya dapat dibaca pada dokumen terpisah.

Karena mengandung substansi perubahan paradigma maka dibutuhkan waktu cukup lama untuk langkah 5 ini. Penetapan tema klaster spesifik ini disertai dengan penyusunan pemangku kepentingan kunci untuk masing-masing klaster.

FGD-1.Goal: pemahaman tentang daya saing daerah dan landasan klaster industri serta penetapan tema klaster spesifik

Page 20: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Kaji ulang. Tema klaster yang telah ditetapkan dikaji ulang dengan mempertimbangkan beberapa data / informasi yang telah terkumpul sebelumnya. Berikan nama yang khusus kepada tema klaster dengan mempertimbangkan “nilai jual” serta mencerminkan keunikan lokal.

b. Buat sketsa. Diagram pelaku dalam klaster mulai disusun. Diagram ini berguna untuk memandu FGD klaster yang akan dilakukan.

c. Buat strategi pelaksanaan. Karena tema klaster dapat lebih dari satu, jadual pelaksanaan FGD perlu diatur. Sebaiknya FGD klaster dimulai dari kelompok yang lebih “bersemangat” atau memiliki keinginan untuk meningkatkan daya saing.

d. Siapkan template. Untuk memudahkan proses perekaman proses diskusi pada FGD klaster, disiapkan template yang disesuaikan dengan tahapan/alur diskusi.

e. Siapkan material pendukung. Siapkan material/ peralatan pendukung diskusi. Jangan lupa siapkan Compact Disc kosong beserta pembakarnya untuk merekam materi diskusi dan kemudian membagikan kepada partisipan diskusi.

Page 21: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Setelah ditetapkan tema klaster spesifik, proses pembahasan dilanjutkan secara terpisah, disesuaikan dengan jumlah klaster.

Prakarsa untuk melakukan perkuatan klaster perlu dikawal oleh suatu kelompok kerja lintas pelaku yang dibentuk/disusun dari pemangku kepentingan kunci pada masing-masing klaster.

Pada akhir tahap ini, ditentukan waktu pertemuan kelompok kerja serta agenda pertemuannya.

Lihat dokumen terpisah untuk alur rinci dari tahap ini.

FGD-2.Goal: terbentuk prakarsa perkuatan klaster yang dikawal oleh kelompok kerja klaster spesifik

Page 22: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Konfirmasi dokumen. Pastikan bahwa semua partisipan FGD klaster telah menerima dokumen rekaman diskusi, terutama anggota kelompok kerja klaster.

b. Ingatkan. Pada setiap akhir diskusi klaster selalu diakhiri dengan pembentukan kelompok kerja, dilengkapi dengan jadual pertemuan pokja serta agendanya. Kemajuan proses ini perlu dipantau untuk menjaga momentum kemajuan. Bila ada kesulitan, libatkan kelompok pemrakarsa untuk membantu mendorongnya.

Page 23: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Ini merupakan pertemuan kelompok kerja klaster yang pertama. Biasanya susunan anggota pokja yang didiskusikan pada pertemuan sebelumnya, belum dapat dikatakan “resmi” karena berbagai hal seperti belum dapat hadir, belum dihubungi dlsb. Untuk itu perlu dilakukan konfirmasi ulang terhadap seluruh anggota pokja. Selain itu, perlu didiskusikan juga tentang formalisasi pokja beserta dengan tata kerjanya sehingga mereka dapat bekerja dengan nyaman. Dalam kesempatan ini juga perlu ditetapkan penyusunan basis data sebagai agenda pertama dari sekretariat pokja.

Diskusi pokja:• Konfirmasi anggota

pokja• formalisasi lembaga• tata kerja• basis data

Page 24: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. SK Kelompok Kerja. Kelompok kerja klaster yang terbentuk perlu disahkan atau dilegalkan melalui surat keputusan kepala daerah. Untuk itu draft SK harus didiskusikan dengan instansi yang terkait untuk menyesuaikan dengan proses administrasi dan proses hukum daerah.

b. Diskusi dengan kepala daerah. Jika pada proses sebelumnya kepala daerah belum terlibat secara langsung, maka ini saatnya untuk berdiskusi lebih dalam dengannya. Jika dirasakan perlu, disampaikan juga tentang lembaga kolaboratif lainnya yang akan dibentuk, yakni dewan daya saing.

c. Format basis data. Karena data merupakan dasar segala tindakan yang akan dilakukan, maka format yang telah didiskusikan perlu dipertajam, sekaligus dirancang mekanisme perolehannya. Upaya khusus diperlukan, terutama tentang penugasan personel untuk melakukannya. Format data yang telah disepakati segera mulai diisi dan diupayakan untuk segera pula direkam dalam bentuk digital (komputer).

d. Survai rantai pasok dan rantai nilai. Utk mengetahui kondisi ekonomi pada klaster, perlu dilakukan survai kepada para pelaku (pelaku usaha maupun pelaku lain) dengan titik masuk kelompok industri inti pada peta pelaku. Survai ini juga dimak-sudkan untuk mengetahui lingkungan usaha penentu daya saing.

Page 25: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Tahap ini masih merupakan diskusi di antara anggota pokja. Peta pelaku yang pernah disusun pada FGD terdahulu perlu dilihat kembali. Penambahan/pengurangan pelaku bisa saja terjadi, bahkan mungkin saja peta tersebut perlu dilakukan rekonstruksi, bila terjadi cara pandang yang baru dari para pemangku kepentingan. Hal yang penting juga pada tahap ini adalah mempertimbangkan cakupan wilayah klaster.

Data dasar yang sudah mulai disusun, dibahas kelengkapan serta mekanisme perolehannya. Matriks perencanaan kegiatan mungkin perlu dipertajam dan dibahas kemajuannya.

Diskusi pokja:• Konfirmasi peta pelaku• Data dasar• Penajaman rencana

tindak lanjut

Page 26: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Peta pelaku. Diagram pelaku klaster yang telah disempurnakan dibagikan kepada seluruh anggota pokja.

b. Data dasar. Pengumpulan data yang telah dimulai sejak pertemuan 7 perlu dilengkapi dengan survai lingkungan usaha pada klaster spesifik. Setelah dirapihkan dan dicetak, kemudian dibagikan kepada seluruh anggota pokja.

c. Matriks rencana tindak. Rencana tindak yang telah dirinci dan dipertajam juga dibagikan ke seluruh anggota pokja.

Page 27: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Pertemuan ini merupakan pertemuan besar yang dihadiri oleh seluruh aktivis pokja, sehingga makin banyak klaster industri, makin banyak partisipan diskusi. Seluruh pokja memaparkan kemajuannya disertai data pendukung yang berhasil disusunnya. Dalam kesempatan ini juga dibahas tentang sinkronisasi intervensi sekaligus kemungkinan sinergi antar klaster. Harmonisasi intervensi dan prakarsa lain yang berhubungan dengan klaster, memunculkan kebutuhan untuk membangun forum kolaborasi lintas klaster. Selain itu, perlu ditumbuhkan kesadaran akan peningkatan kapasitas inovasi, baik itu inovasi yang bersifat umum dan yang berhubungan dengan klaster spesifik. Forum kolaborasi tersebut kemudian disusun/dibentuk dari seluruh pokja dan jika perlu ditambah dengan anggota lain yang dianggap memiliki kapasitas memadai. Sedapat mungkin anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari komisi yang relevan perlu dimasukkan dalam daftar kandidat. Forum tersebut dapat disebut sebagai “Dewan Daya Saing” yang melengkapi kehadiran beberapa lembaga daerah yang terbentuk sebelumnya.

Pleno• Partisipan: seluruh pokja

yang ada• Agenda: Informasi

inovatif; Penajaman agenda intervensi; Dewan daya saing

Page 28: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Dewan Daya Saing. Topik ini biasanya cukup menyita perhatian, karena selain merupakan barang baru, juga melibatkan aspek kelembagaan yang terkadang sangat sensitif. Diskusi-diskusi kecil tentang “dewan” perlu dilakukan secara intensif setelah pertemuan 9 ini. Siapkan beberapa konsep naskah surat pembentukan “dewan”, termasuk langkah legislasinya. Disiapkan pula undangan buat kandidat anggota DPDS.

b. Data inovatif. Biasanya, data yang tersedia di daerah (kalaupun pernah disusun), belum mendukung ke arah pencapaian kapasitas inovatif. Setelah lingkup dan format didiskusikan di pertemuan 9, sebaiknya segera dilakukan pencatatan tentang data tersebut, walaupun belum terlalu lengkap.

c. Pokja klaster. Kelompok kerja klaster yang telah terbentuk perlu didampingi dalam memperoleh data, karena selain merupakan tugas baru, juga terdapat cara pandang baru, terutama dalam melihat hubungan antar entitas pada klaster.

Page 29: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Partisipan pertemuan ini adalah calon/kandidat anggota Dewan Daya Saing yang telah ditentukan pada pertemuan terdahulu. Dengan pertimbangan yang akan dijelaskan berikut, anggota legislatif dan biro hukum pemda perlu diundang.

Anggota dewan daya saing dan susunan organisasinya ditetapkan setelah dilakukan konfirmasi terhadap seluruh calon anggota. Format legal dari dewan ini didiskusikan agar dicapai hasil yang realistis. Jika format peraturan daerah (perda) sulit dicapai, dapat digunakan surat keputusan kepala daerah (bupati/walikota) sebagai dokumen pengukuhannya.

Penetapan anggota Dewan Daya Saing danFormalisasi dewan daya saing

Page 30: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Dokumen DPDS. Pembentukan DPDS ini juga agak memakan waktu. Dokumen pendukung perlu disiapkan, berisi latar belakang, daftar nama kandidat anggota dan draft SK kepala daerah.

b. Finalisasi. Lakukan diskusi tuntas dengan pejabat terkait (mis. ka bappeda, sekda) untuk proses pengukuhan DPDS.

c. Pelantikan. Atur waktu yang cocok untuk pelantikan anggota DPDS.

d. Publikasi. Sebarluaskan peristiwa pembentukan DPDS ini kepada daerah lain, terutama daerah mitra utama.

Page 31: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Dewan daya saing yang telah diresmikan keberadaannya melakukan pertemuan dengan seluruh aktivis pokja klaster. Sinkronisasi prakarsa klaster kembali didiskusikan di sini dengan penekanan kepada hal-hal yang lebih inovatif.

Dewan daya saing kemudian mulai merancang agenda strategis dengan mempertimbangkan dinamika klaster, kondisi umum daerah serta dikaitkan dengan isu kontemporer yang dianggap perlu ditanggapi atau kecenderungan-kecenderungan yang perlu diantisipasi.

Presentasi agenda tindak klaster, diselenggarakan oleh dewan daya saing

Page 32: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Rapat DPDS. Setelah menyelenggarakan pertemuan dengan seluruh pokja klaster, DPDS melakukan pertemuan untuk mulai merumuskan agenda tindak yang meliputi tema peningkatan daya saing daerah. Perlu diperhatikan bahwa suatu daerah berdaya saing karena dukungan semua klaster yang kuat dan bukan hanya mengandalkan satu klaster saja. Rapat dilakukan beberapa kali untuk menggali semua potensi yang ada dalam daerah tersebut.

Page 33: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Segenap hasil diskusi maupun temuan-temuan selama proses berprakarsa perlu diolah untuk menyusun rencana tindak dewan dan ditetapkan sebagai acuan kerja dewan. Seluruh proses yang dilakukan oleh dewan daya saing, harus memunculkan dokumen rekomendasi kepada pemerintah daerah dan dilakukan pada jangka pendek. Pertimbangan “waktu” ini penting, untuk memberi kesempatan bagi proses legislasi dokumen perencanaan daerah.

Rencana tindak dewan daya saing

Page 34: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Finalisasi. Rencana tindak dewan daya saing dimatangkan dan dijadikan dokumen resmi DPDS.

b. Pemilahan. Rencana tindak dipilah untuk menentukan agenda yang akan dirumuskan menjadi usulan kebijakan dan agenda yang cukup diusulkan kepada lembaga kunci terkait.

Page 35: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Salah satu fungsi DPDS adalah menyusun usulan kepada pemerintah daerah untuk upaya peningkatan daya saing. Setelah beberapa waktu bekerja, dianggap cukup informasi yang diperolehnya, sehingga dapat menyusun usulan.Pertemuan ini mendiskusikan tentang format usulan dan beberapa substansi dokumen rencana.

Penyusunan usulan DPDS tentang kebijakan daerah

Page 36: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Notulen. Cetak hasil rapat terdahulu dan bagikan kepada lembaga terkait.

b. Diskusi kecil. Gagasan tentang usulan kebijakan didiskusikan dengan lembaga terkait secara individual. Dilakukan secara serial maupun paralel dengan rekaman diskusi yang terstruktur.

Page 37: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Kelompok kerja klaster industri spesifik merupakan simpul utama kegiatan ekonomi daerah. Dewan Daya Saing melakukan pembingkaian terhadap segala dinamika yang ada melalui diskusi dengan kelompok kerja.

Rapat kerja DPDS dengan seluruh pokja klaster industri spesifik

Page 38: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Rangkuman. Hasil rapat kerja dirangkum dan dijadikan rujukan untuk menyusun/ melengkapi usulan DPDS

b. Draft Usulan. Usulan dijilid dan dijadikan bahan untuk pertemuan 15

Page 39: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Segenap hasil diskusi maupun gagasan yang muncul selama proses penyusunan dikemas dalam bentuk rancangan usulan.Dinamika yang belum terungkap dalam dinamika klaster perlu dimunculkan untuk lebih merangsang proses inovasi.

Finalisasi dokumen usulan kebijakan

Page 40: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Sinkronisasi. Segenap dokumen rujukan dibahas dan dipelajari formatnya.

b. Basis data. Lakukan diskusi khusus tentang data / informasi yang mendukung inovasi. Capaian tentang data inovatif ini kemudian diusulkan untuk diukur secara periodik.

c. Peningkatan kapasitas. Karena seluruh proses peningkatan daya saing merupakan agenda yang relatif baru, perlu disusun juga rencana/ agenda untuk melakukan peningkatan kapasitas (capacity building) bagi seluruh aparat daerah.

Page 41: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Proses formalisasi usulan beserta mekanisme adopsi-nya, perlu didiskusikan dengan pihak yang berkompeten untuk itu, seperti Biro hukum & organisasi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dlsb.Biasanya kegiatan ini tidak terlalu sinkron dengan jadual penyusunan dokumen rencana daerah (RPJMD), namun dapat dilakukan lewat mekanisme penyusunan dokumen daerah yang lain (mis. SK Bupati/ Walikota)

Rapat kerja dengan tim penyusun kebijakan daerah (DPRD, Bappeda, Biro hukum & organisasi)

Page 42: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Perbaikan. Jika ada hasil pertemuan 16 yang mengharuskan perubahan dokumen maka dokumen usulan diperbaiki dan kemudian dijilid.

b. Adopsi. Tim penyusun dokumen rencana daerah mulai melakukan adopsi usulan DPDS ke dalam dokumen rencana daerah.

Page 43: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Tim penyusun dokumen rencana daerah memaparkan draft dokumen rencana daerah hasil adopsi usulan DPDS.Adopsi usulan pada langkah 16 dilakukan dengan mempertimbangkan jadual penyusunan dokumen, termasuk mekanisme penyampaiannya.Mungkin saja, usulan dilewatkan beberapa mekanisme yang tersedia. Misalnya, sebagian gagasan diusulkan menjadi Perda dan sebagian lagi melalui Surat Keputusan kepala Daerah.

Adopsi usulan DPDS ke dalam dokumen rencana daerah

Page 44: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

a. Diseminasi. Dokumen rencana daerah yang baru disebar-luaskan kepada lembaga-lembaga daerah dan lembaga lain yang dianggap perlu.

b. Pemantauan. Susun agenda pemantauan dan pengendalian, bersama dengan seluruh anggota DPDS.

Lanjutan

Page 45: KB FGD-0-r12

Langkah dan Dokumen Panduan

Kawi Boedisetio

[email protected]

Page 46: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

1

2

3

4

1

2

3

4

Kawi Boedisetio

[email protected]

Kapasitas

inovatif dan

standar hidup

Topik

Lokasi

Klaster

Industri

Referensi

kebijakan

Lingkungan

Usaha

Isu penting

pembangunan

ekonomi

Pergeseran

Daya Saing

Tahapan

ekonomi

Ilustrasi

perkuatan KI

Inisiasi

peningkatan

daya saing Rambu

kebijakan

kontemporer

regionalRantai nilai

perbandingan

Kawi Boedisetio

[email protected]

Page 47: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

6

65

5Kawi Boedisetio

[email protected]

Kapasitas

inovatif dan

standar hidup

Topik

Lokasi

Klaster

Industri

Referensi

kebijakan

Lingkungan

Usaha

Isu penting

pembangunan

ekonomi

Pergeseran

Daya Saing

Tahapan

ekonomi

Ilustrasi

perkuatan KI

Inisiasi

peningkatan

daya saing Rambu

kebijakan

kontemporer

regionalRantai nilai

perbandingan

Kawi Boedisetio

[email protected]

Diskusi Kelompok FokusDiskusi Kelompok Fokus

Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi

Daerah Melalui Penguatan Klaster Industri

Kawi Boedisetio

[email protected]

22

3344

5511DD

[email protected] Kawi Boedisetio

Enlightenment Series

Kawi Boedisetio

[email protected]

Kawi Boedisetio

[email protected]

Page 48: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

9

10

9

10

7

8

7

8

Kawi Boedisetio

[email protected]

SurvaiSurvaiPedoman untuk pelaksanaan survai dasar bagi perkuatan

klaster industri menuju daya saing

Kawi Boedisetio

[email protected]

Rekaman hasil

Diskusi Kelompok

Fokus

Rekaman hasil

Diskusi Kelompok

Fokus

Tempat/WaktuTempat/Waktu

Judul klasterJudul klasterStrategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi Daerah

Melalui Penguatan Klaster Industri

Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi Daerah

Melalui Penguatan Klaster Industri

Kawi Boedisetio

[email protected]

Diskusi Kelompok FokusDiskusi Kelompok Fokus

Strategi Pengembangan Daya Saing Ekonomi

Daerah Melalui Penguatan Klaster Industri

Kawi Boedisetio

[email protected]

Pertemuan Kelompok Kerja KlasterPertemuan Kelompok Kerja Klaster

pertama

Hasil survai

Proyek : Survai diagnostik kapal rakyat

Sponsor : Direktorat Industri Kecil dan Menengah, Departemen Perindustrian

Waktu : Agustus 2006 – Oktober 2006

Titik masuk : Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

(merupakan bagian dari survai yang lebih luas dengan titik masuk di

provinsi Riau, Kalsel, Jateng, Jatim dan Bali)

Tim survai : 1. Asep Efendi

Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil

Departemen Perindustrian Republik Indonesia

2. Ade Abdurachman

3. Novia Aferida

4. Asdar Marsuki

Kawi Boedisetio

[email protected]

Kondisi

permintaan

Strategi perusahaan dan

persaingan

Kebijakan

inovasi

persediaan

“pengetahuan”

nasional

Sumberdaya

inovasi

Kualitas hubungan

Faktor kondisi

Industri pendukung dan terkait

Infrastruktur inovasi

umum

Infrastruktur inovasi

umumLingkungan inovasi untuk

klaster spesifik

Lingkungan inovasi untuk

klaster spesifik

Kondisi

permintaan

Strategi perusahaan dan

persaingan

Kebijakan

inovasi

persediaan

“pengetahuan”

nasional

Sumberdaya

inovasi

Kualitas hubungan

Faktor kondisi

Industri pendukung dan terkait

Infrastruktur inovasi

umum

Infrastruktur inovasi

umumLingkungan inovasi untuk

klaster spesifik

Lingkungan inovasi untuk

klaster spesifik

KemakmuranKemakmuran

Daya Saing

(Produktivitas)

Daya Saing

(Produktivitas)

Kapasitas InovatifKapasitas Inovatif

KemakmuranKemakmuran

Daya Saing

(Produktivitas)

Daya Saing

(Produktivitas)

Kapasitas InovatifKapasitas Inovatif

Kerangka

umum

Lemb Iptek

& UKM

Kolaborasi

Inovasi

Budaya

inovasiSI & KI

Penyelaras

-an global

1 2 3 4 5 6 1 2 3 1 2 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4

A B C D E F

Page 49: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

13

14

13

14

11

12

11

12

Page 50: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

16

17

16

17

15

15

Page 51: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Rentang Waktu dan Dokumen Akhir

dokumenrentang waktu

Page 52: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

lan

gka

h

minggu

Rentang Waktu

Gambaran tentang rentang waktu selama proses prakarsa dilakukan

17 langkah67

minggu

Page 53: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Rentang Waktu

1 1 0 2 2 4 9 4

1 1 2 3 7 4 4 4

Jarak waktu minimum yang disarankan antar pertemuan (minggu).Pertimbangkan proses paska pertemuan untuk menetapkan

pertemuan berikutnya.

Page 54: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Dokumen pada akhir prakarsa

Dokumen legal-aspek Tim Klaster spesifik

Dokumen rencana tindak Tim Klaster spesifik

Dokumen basis data klaster spesifik

Dokumen panduan pemutakhiran data klaster spesifik

Dokumen legal-aspek Dewan Pengembangan Daya Saing Daerah (atau nama lain)

Dokumen rencana tindak Dewan Pengembangan Daya Saing Daerah (atau nama lain)

Dokumen rencana daerah yang sudah mengadopsi usulan DPDS (atau nama lain).

Dokumen basis data inovasi daerah

Dokumen panduan pemutakhiran data inovasi daerah

Page 55: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Mulai dibuat

23/04/2006

Fonts tambahan

Arial Rounded MT Bold

Comic Sans MS

Technical

Jumlah halaman

56

Page 56: KB FGD-0-r12

Kawi Boedisetio

[email protected]

Kawi Boedisetio

+62 817 219 755

[email protected]

kawi.4shared.com