farter kasus 2

12
Penggunaan obat yang diberikan untuk tuan TCY Atorvastatin 40mg-80mg 1 x sehari Aspirin 81 mg 1 x sehari Clopidogrel 75 mg 1 x sehari Glipizide Captopril 25 mg 2-3 x sehari

Upload: badriyatun-nimah

Post on 10-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Page 1: Farter Kasus 2

Penggunaan obat yang diberikan untuk tuan TCY

Atorvastatin 40mg-80mg 1 x sehari

Aspirin 81 mg 1 x sehari Clopidogrel 75 mg 1 x sehariGlipizide Captopril 25 mg 2-3 x sehari

Page 2: Farter Kasus 2

Rencana asuhan kefarmasian

Tujuan Pengobatanmemperlambat perkembangan dan / atau

menyebabkan regresi aterosklerosis pada arteri koroner dan / atau karotis

Dosis Dosis awal atorvastatin yang diberikan adalah

10 mg per hari, lalu dosis akan disesuaikan dengan rentan waktu minimal adalah empat

minggu atau lebih. Dosis maksimal harian adalah 80 mg per hari. Dosis diberikan sesuai dengan kadar kolesterol

dan respons pasien terhadap obat ini.

Cara pemberian Obat ini dikonsumsi sehari sekali, baik dengan

atau tanpa makanan. Disarankan untuk mengonsumsinya di waktu yang sama tiap hari.

Jika diberikan tablet kunyah, Anda bisa mengunyahnya untuk membantu menelan, atau bisa juga ditelan dengan bantuan air.

Monitoring Selama terapi dengan atorvastatin harus

dilakukan pemeriksaan fungsi hati. Pemeriksaan level transaminase dalam serum, termasuk ALT (SGPT) harus dilakukan sebelum pengobatan,

setiap 6 minggu dan 12 minggu setelah pengobatan atau penaikan dosis dan kemudian

secara berkala setiap 6 bulan

ATORVASTATIN

Page 3: Farter Kasus 2

Atorvastatin

• Sebagai terapi tambahan pada diet untuk mengurangi peningkatan kolesterol total, c-LDL, apolipoprotein B dan trigliserida pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer; kombinasi hiperlipidemia; hiperkolesteolemia heterozigous dan homozigous familial ketika respon terhadap diet dan pengukuran non farmakologi lainnya tidak mencukupi.

Indikasi

• pasien dengan penyakit hati yang aktif dan pada kehamilan (karena itu diperlukan kontrasepsi yang memadai selama pengobatan dan selama 1 bulan setelahnya) dan menyusui

Kontraindikasi

• insomnia, angio udema, anoreksia, asthenia, neuropati perifer, alopesia, pruritus, ruam, impoten, sakit dada, hipoglikemik dan hiperglikemik, trombositopenia jarang dilaporkan. Konstipasi, Diare, Sakit kepala, Perut kembung, Mual,

Efek Samping

• Hiperkolesterolemia primer dan hiperlipidemia campuran, biasanya 10 mg sekali sehari, bila perlu dapat ditingkatkan dengan interval 4 minggu hingga maksimal 80 mg sekali sehari.

• Anak 10-17 tahun: dosis awal 10 mg sekali sehari (pengalaman terbatas dengan dosis diatas 80 mg sehari);• Hiperkolesterolemia turunan, dosis awalnya 10 mg sehari, tingkatkan dengan interval 4 minggu sampai 40 mg

sekali sehari; bila perlu, tingkatkan lebih lanjut sampai maksimal 80 mg sekali sehari (atau dikombinasi dengan resin penukar anion pada hiperkolesterolemia turunan heterozigot).

• Anak 10-17 tahun hingga 20 mg sekali sehari (pengalaman terbatas dengan dosis lebih besar)

Dosis

Page 4: Farter Kasus 2

Rencana Asuhan KefarmasianPeringatan:

Bagi wanita hamil atau sedang merencanakan kehamilan atau menyusui tidak disarankan mengonsumsi obat ini.Harap berhati-hati dalam mengonsumsi

obat ini bagi yang berusia di atas 70 tahun, wanita yang ingin hamil, pernah menderita stroke yang menyebabkan pendarahan di otak, penderita hipotiroidisme, gangguan

atau nyeri otot, gangguan ginjal, dan gangguan hati.

Mengonsumsi minuman keras secara berlebihan digabungkan dengan

atorvastatin akan meningkatkan risiko mengalami gangguan fungsi hati.

Obat ini bereaksi dengan jus grapefruit. Jus grapefruit dapat meningkatkan kadar

atorvastatin di dalam aliran darah.Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis,

segera temui dokter.

Mengonsumsi Atorvastatin dengan BenarPastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi atorvastatin. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa izin dokter.

Dianjurkan melakukan pola makan rendah lemak untuk menurunkan kolesterol sebelum menerima pengobatan dengan atorvastatin. Selain itu, Anda akan dianjurkan untuk terus melanjutkan pola makan sehat untuk menurunkan kolesterol selagi mengonsumsi obat ini.

Selesaikan dosis yang sudah diberikan oleh dokter, meski telah merasa sehat. Kebanyakan kasus kolesterol tinggi dan trigliserida tidak menimbulkan gejala apa pun. Anda juga harus mengikuti anjuran dokter tentang perubahan gaya hidup untuk menurunkan kolesterol tinggi, seperti menu makanan sehat, olahraga, menurunkan konsumsi minuman keras, menurunkan asupan garam, dan berhenti merokok.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi atorvastatin, disarankan untuk segera mengonsumsinya begitu teringat

jika jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis atorvastatin pada jadwal berikutnya

untuk menggantikan dosis yang terlewat.

Page 5: Farter Kasus 2

Tujuan PengobatanPengurangan risiko kardiovaskular atau

serebrovaskular pada pasien dengan riwayat MI baru-baru ini, stroke iskemik baru-baru ini, atau

penyakit arteri perifer, Direkomendasikan sebagai alternatif aspirin pada pasien dengan

alergi aspirin. terapi antiplatelet untuk pencegahan kematian dan kecacatan dari stroke

atau MI (Miokard infark).

DosisPasien alergi atau intoleran terhadap aspirin: 75 mg clopidogrel sekali sehari tanpa batas sebagai tambahan untuk terapi trombolitik. Pengurangan Risiko Kardiovaskular Setelah

Terbaru MI atau Stroke atau di perifer Penyakit Arteri Oral: 75 mg sekali sehari.

Cara penggunaanClopidogrel dapat dikonsumsi kapan pun, tapi

usahakan mengonsumsinya di waktu yang sama tiap harinya. Obat ini dapat dikonsumsi sebelum, saat atau sesudah makan. (malam

atau pagi hari?)

MONITORING

CLOPIDOGREL

Page 6: Farter Kasus 2

Monitoring Penggunaan ClopidogrelInformasi aspek keamanan terkini terkait obat ini mengemuka setelah publikasi yang dirilis oleh EMEA (The European Medicines Agency) pada tanggal 29 Mei 2009 yang menyatakan terdapat beberapa studi yang menunjukkan bahwa clopidogrel bekerja kurang efektif pada pasien yang dalam waktu bersamaan juga mengkonsumsi obat proton pump inhibitors (PPI), seperti lansoprazole, omeprazole, esomeprazole, pantoprazole dan rabeprazole.

Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko thrombotic events, termasuk acute myocardial infarction.Pada praktik klinik kemungkinan kedua obat ini diresepkan secara bersama, karena Clopidogreldapat mengakibatkan efek samping nyeri lambung dan ulser lambung, dan biasanya untukmengatasi hal tersebut diresepkan juga obat golongan PPI tersebut.

Di dalam tubuh, Clopidogrel baru efektif bekerja setelah tubuh mengubahnya menjadi bentuk aktifnya. Penjelasan kemungkinan mekanisme interaksi antara Clopidogrel dan PPI adalah bahwa PPI menghambat konversi Clopidogrel menjadi bentuk aktifnya dalam tubuh, sehingga mengurangi keefektifan obat tersebut, dan meningkatkan risiko serangan jantung ataukondisi lain yang membahayakan seperti stroke. Namun demikian perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kemungkinan mekanisme lainnya, karena kemampuan masing-masing obat PPI dalam mempengaruhi metabolisme Clopidogrel berbeda-beda.

Rekomendasi yang diberikan oleh The Agency’s Committee for Medicinal Product for Human Use (CHMP) bahwa informasi produk Clopidogrel harus direvisi dengan memberikan penekanan dengan anjuran agar Clopidogrel tidak digunakan secara bersamaan dengan obat golongan PPI, kecuali memang benar-benar diperlukan untuk pasien. CHMP juga merekomendasikanbahwa informasi lebih lanjut juga diperlukan terkait penghambatan metabolisme Clopidogrel oleh obat lainnya, dan juga implikasi variasi genetik yang dapat menyebabkan tidak sempurnanya tubuh mengubah Clopidogrel menjadi bentuk aktifnya, seperti pasien dengan CYP2C19 poor metabolisers.

Page 7: Farter Kasus 2

• ACC / AHA saat ini menyarankan penggunaan dalam kombinasi dengan aspirin untuk ≥1 bulan, idealnya untuk ≤12 bulan.

• Penggunaan aspirin lebih baik daripada clopidogrel untuk sebagian besar pasien yang membutuhkan terapi antiplatelet jangka panjang yang disarankan oleh banyak dokter karena biaya yang lebih rendah dan manfaat tambahan yang kecil dari clopidogrel terhadap aspirin.

• Terapi Berkepanjangan dual-obat (≥12 bulan) dengan clopidogrel dan aspirin direkomendasikan pada pasien dengan obat-eluting stent (DES) yang tidak berisiko tinggi pendarahan.

• Obat ini bisa dikonsumsi sendiri atau dengan aspirin dosis rendah, yang juga berfungsi untuk mencegah pembekuan darah. Meski sangat efektif jika dikonsumsi secara bersamaan, namun memiliki risiko pendarahan lebih tinggi dan biasanya terjadi di usus.

INFORMASI

Page 8: Farter Kasus 2

GLIPIZID

Mekanisme kerjaBerikatan pada reseptor sel β - pankreas, yang

mengarah ke depolarisasi membrandengan stimulasi sekresi insulin ( insulin

secretagogue )

Dampak burukUmum : Hipoglikemia , berat badan

iKurang umum : Ruam , sakit kepala, mual , muntah , photosensitivity

Kontraindikasi / tindakan pencegahan1. Hipersensitivitas terhadap sulfonamid

2. Pasien dengan ketidaksadaran hipoglikemik3. fungsi ginjal yang buruk ( glipizide mungkin menjadi

pilihan yang lebih baik daripada glyburide atau glimepiride pada

pasien lanjut usia atau pada pasien dengan kerusakan ginjal karena obat atau aktif metabolittidak melalui ginjal dihilangkan )

Efikasi1 % -2 % menimbulkan pengurangan A1cCatatan : Untuk ini dan semua obat yang

digunakan untuk mengobati hiperglikemia, penurunan absolut di A1c lebih besar untuk

nilai-nilai dasar A1c yang lebih tinggi dan lebih kecil untuk nilai A1c yang lebih rendah .

Page 9: Farter Kasus 2

• Agen generasi pertama - jarang digunakan saat ini ( misalnya, klorpropamid , tolbutamide )

• Agen generasi kedua ( mis , glyburide , glipizide , glimepiride )• Dosis titrasi - dapat meningkatkan pada interval mingguan yang

diperlukan

Page 10: Farter Kasus 2

CAPTOPRILSASARAN DAN TUJUAN TERAPI• Penderita tekanan darah tinggi perlu berupaya menormalkan tekanan darahnya.

Sasaran pengobatan tekanan darah pada diabetes mellitus adalah mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 130/80 mm Hg. Dan tujuan pengobatan dari hipertensi ini, yaitu mencegah terjadinya morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) kardiovaskuler akibat tekanan darah tinggi.

STRATEGI TERAPI• Strategi penatalaksanaan hipertensi meliputi beberapa tahap yaitu :• 1. memastikan bahwa tekanan darah benar-benar mengalami kenaikan pada

pengukuran berulang kali• 2. menentukan target dalam penurunan tekanan darah• 3. melakukan terapi non farmakologis meliputi pengamatan secara umum terhadap

pola hidup pasien, kemudian terapi farmakologis meliputi pengoptimalan penggunaan obat tunggal anti-hipertensi dalam terapi, bila perlu berikan kombinasi penggunaan obat anti-hipertensi,

• 4. Melakukan monitoring secara rutin. • Terapi hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi non farmakologis

(tanpa obat) dan terapi farmakologis (menggunakan obat).

Page 11: Farter Kasus 2

Terapi Non Farmakologi - Modifikasi Pola Hidup dalam Penatalaksanaan Hipertensi

Page 12: Farter Kasus 2

CAPTOPRIL

• hipertensi ringan sampai sedang (sendiri atau dengan terapi tiazid) dan hipertensi berat yang resisten terhadap pengobatan lain; gagal jantung kongestif (tambahan); setelah infark miokard; nefropati diabetic (mikroalbuminuria lebih dari 30 mg/hari) pada diabetes tergantung insulin.

Indikasi

• hipersensitif terhadap penghambat ACE (termasuk angiodema); penyakit renovaskuler (pasti atau dugaan); stenosis aortic atau obstruksi keluarnya darah dari jantung; kehamilan; hipertensi dengan gejala hiponatrium; anuria; Laktasi; gagal ginjal.

Kontraindikasi

• Ruam kulit, pruritus, muka kemerahan, batuk kering; gangguan pengecapan; hipotensi; gangguan gastrointestinal, proteinuria. Jarang, netropenia, takikardi, angiodema.Efek Samping

• Diberikan dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).

Aturan Pakai

• Hipertensi ringan sampai dengan sedang awal 12,5 mg 2 x sehari. • Pemeliharaan : 25mg 2xsehari, dapat ditingkatkan dengan selang waktu 2-4

minggu. Maksimal 50 mg dua kali sehari. • Hipertensi berat awal 12,5 mg 2 x sehari, dapat ditingkatkan bertahap sampai

dengan maksimal 50 mg 3 x sehari.

Dosis