kontrasepsi farter

66
TUGAS KELOMPOK MATAKULIAH FARMAKOTERAPI TERAPAN MAKALAH PENYAKIT GYNEKOLOGI KONTRASEPSI OLEH : KELOMPOK 6 KELAS A HIDAYAT H. N21114084 ANDI ULFIANA UTARI N21114790 ASYRAFUL ANAM N21114799 MUHAJIR N21114807 AHMAD SAPA N21114832 SRI YOLANDARI N21114857 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER FAKULTAS FARMASI

Upload: asyraful-anam

Post on 16-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makalah kontrasepsi farmakoterapi terapan

TRANSCRIPT

Page 1: Kontrasepsi Farter

TUGAS KELOMPOK

MATAKULIAH FARMAKOTERAPI TERAPAN

MAKALAH

PENYAKIT GYNEKOLOGI

KONTRASEPSI

OLEH :

KELOMPOK 6

KELAS A

HIDAYAT H. N21114084

ANDI ULFIANA UTARI N21114790

ASYRAFUL ANAM N21114799

MUHAJIR N21114807

AHMAD SAPA N21114832

SRI YOLANDARI N21114857

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2015

Page 2: Kontrasepsi Farter

BAB I

PENDAHULUAN

Kontrasepsi adalah usaha–usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan.

Usaha–usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen, yang

bersifat permanen dinamakan pada wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.

Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu

harus memenuhi syarat-syarat berbagai berikut dapat dipercaya, tidak

menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan, daya kerjanya dapat dapat diatur

menurut kebutuhan Menurut Riskesdas (2010) usia reproduksi perempuan pada

umumnya adalah usia 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah

kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita atau pasangan ini lebih

diprioritaskan untuk menggunakan alat atau cara KB. Tingkat pencapaian

pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang

atau pernah menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis

kontrasepsi yang digunakan akseptor

Indonesia hingga saat ini masih termasuk dalam Negara berkembang

dengan jumlah penduduk terbesar ke empat di dunia. Menurut mantan Kepala

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sugiri Syarief, laju

pertumbuhan penduduk Indonesia saat ini sekitar 1,49 persen per tahun. Artinya,

setiap tahun jumlah populasi meningkat menjadi 3,5 juta hingga 4 juta orang.

Berdasarkan hasil survey yang sudah dilakukan oleh BPS (Badan Pusat

Statistik) yang dilaporkan dalam catalog BPS tahun 2012 dinyatakan bahwa

Page 3: Kontrasepsi Farter

jumlah penduduk di Indonesia pada tahun 2010 adalah ± 237. 641. 363 jiwa,

dengan jumlah perempuan sebanyak 119. 507. 580 dan jumlah laki-laki sebanyak

118.048.783. Jika diperhitungkan, laju pertumbuhan bergerak konstan maka

diperkirakan jumlah penduduk di Indonesia akan mencapai 273,2 juta jiwa pada

tahun 2025.

Alat kontrasepsi sangat diperlukan untuk mencegah kehamilan.

Seharusnya dengan alat kontrasepsi, kehidupan seksual akan lebih aktif karena

tidak ada ketakutan akan hamil. Salah satu alat kontrasepsi yang paling banyak

dipakai adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan KB yang mengandung 2

komponen bahan aktif, estrogen dan progesteron.

Page 4: Kontrasepsi Farter

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

PROSES OVULASI

Setelah ejakulasi, dalam waktu 5-10 menit sperma akan dihantarkan

melalui uterus ke ampula pada bagian akhir ovarium dari tuba fallopi yang

dibantu oleh kontraksi uterus dan tuba fallopi yang dirangsang oleh prostaglandin

dalam cairan seminal dan oksitosin yang dilepaskan dari kelenjar hipofisis

posterior selama orgasme wanita. Dari hampir setengah miliar sperma yang

dideposit dalam vagina hanya bebrapa ribu yang berhasil ampula.

Dalam ovarium sekresi estrogen membutuhkan gonadotropin (LH dan

FSH) yang merupakan hormon yang dilepaskan dari hipofisis anterior. Pelepasan

Page 5: Kontrasepsi Farter

LH dan FSH dikendalikan oleh hipotalamus yang mengakibatkan pelepasan

pulsasi GnRH.

Dalam ovarium FSH dan LH menstimulasi perkembangan folikel dan

sintesis estradiol oleh sel-sel granulose folikel. Pada fase folikular awal, kadar

estradiol dalam darah yang rendah memberikan efek umpan balik negative pada

FSH yang menjamin hanya folikel dominan yang matang. Pada pertengahan

siklus kadar estradiol tinggi dan memberikan efek umpan balik positif pada

sekresi LH yang menyebabkan lonjakan LH dan terjadilah ovulasi. Folikel

kemudian pecah berkembang menjadi korpus luteum yang mensekresi estrogen

dan progesteron sampai akhir siklus.

Sebelum sperma masuk di ovum, sperma harus menembus berlapis-lapis

sel granulose yang melekat disisi luar ovum yang disebut korona radiata, dan

harus berikatan dengan dan menembus zona pelusida yang mengelilingi ovum

sendiri. Sekali sperma masuk ke dalam ovum, kepala sperma akan membengkak

dengan cepat membentuk pronukleus pria kemudian ke-23 kromosom yang tidak

berpasangan pada pronukleus pria dan ke-23 kromosom pada pronukleus wanita

berikatan bersama-sama membentuk kembali komplemen yang menyeluruh

dengan 46 kromosom (23 pasang) dalam sebuah ovum yang sudah dibuahi.

Setelah terjadi pembuahan, biasanya ovum ditransport dari tuba fallopi ke

kavum uteri dalam waktu 3-4 hari. Transport ini dipengaruhi oleh arus cairan

yang lemah dalam tuba akibat kerja sekresi epitel ditambah kerja epitel bersilia

yang melapisi tuba. Setelah saat ini terjadi peningkatan progesteron yang cepat

Page 6: Kontrasepsi Farter

yang disekresi oleh korpus luteum ovarium sehingga memacu peningkatan

reseptor progesteron pada sel otot polos tuba fallopi dan kemudian

mengaktifkannya, melepaskan suatu efek relaksasi yang memungkinkan

masuknya ovum ke dalam uterus.

KONTRASEPSI

Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan kehamilan.

Dikenal berbagai cara yang dapat mencegah konsepsi, penggunaan kondom pada

pria atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR, IUD = intra uterine devices);

tindakan operasi sterilisasi (tubektomi wanita atau vesektomi pria), atau

penggunaan kontrasepsi hormonal.

Macam-macam Metoda Kontrasepsi

a. Kontrasepsi Sederhana

1) Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis

sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama

sehingga tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah

pertemuan ovum dan sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran

genital wanita. Sekarang sudah ada jenis kondom untuk wanita, angka kegagalan

dari penggunaan kondom ini 5-21%.

Page 7: Kontrasepsi Farter

2) KB Alami

KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur dasar

utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara,

yaitu : metode kalender, suhu basal, dan metode lender serviks.

3) Diafragma

Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma

mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses kesaluran alat

reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-

8% kehamilan.

4) Spermicida

Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan

menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga

tidak dapat membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim

dan jelly, aerosol (busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan

kontrasepsi lain seperti kondom dan diafragma.

b. Kontrasepsi Hormonal

1) Pil KB

Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang

berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya

terdiri dari hormon progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan

ovulasi untuk mencegah lepasnya sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan

lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk masuk kedalam rahim, dan

Page 8: Kontrasepsi Farter

menipiskan lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui.

Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil

kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.

2) Suntik KB

Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik

KB 3 bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat

terjadi gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan,

pemakaian jangka panjang bisa terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.

3) Implant

Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya

dilengan atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung levonogestrel.

Keuntungan dari metode implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan

akan kembali segera setelah pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka

kegagalannya 1-3%.

4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD

AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang

bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik (polyethyline), ada yang dililit

tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada pula yang batangnya

hanya berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan getaran saluran

telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim endometrium belum siap

menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan

Page 9: Kontrasepsi Farter

sel darah putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi

anti fertilitas. Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya 1%.

c. Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap)

1) Tubektomi

Suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara

mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba fallopi (pembawa sel telur ke

rahim), efektivitasnya mencapai 99 %.

2) Vasektomi

Vasektomi merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi

keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong saluran mani (vas

defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama, efektifitasnya

99%

OBAT KONTRASEPSI WANITA

Kontrasepsi dapat dilakukan dalam berbagai cara antara lain :

Kontrasepsi oral

Kontrasepsi suntikan

Kontrasepsi implantasi

1. Kontrasepsi oral

Ada 4 tipe kontrasepsi oral yaitu tipe kombinasi, tipe sekuensial, pil mini,

dan MAP (morning after pil) atau pil pasca senggama tapi yang paling banyak

digunakan sampai saat ini adalah pil kombinasi dan pil mini.

Page 10: Kontrasepsi Farter

Tipe kombinasi : terdiri dari 21-22 pil masing masing berisi derivat

estrogen dan progestin dosis kecil untuk penggunaan 1 siklus. Pil pertama

diminum pada hari pertama haid sampai 21 atau 22 hari.

Jenis pil kombinasi

Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif

Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin dalam dua dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif

Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin dalam tiga dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif

Tipe sekuensial : terdiri dari 14 pil-15 pil yang hanya berisi derivat estrogen dan 7

pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Penggunaanya sama

dengan tipe kombinasi. diIndonesia jenis ini belum beredar.

Yang dapat menggunakan pil kombinasi :

• Usia reproduksi

• Sudah/belum memiliki anak

• Gemuk/kurus

• Telah melahirkan dan tidak menyusui

• Setelah melahirkan 6 bulan dan tidak memberikan ASI eksklusif

Page 11: Kontrasepsi Farter

• Pasca keguguran

• Anemia karena haid berlebihan

• Nyeri haid hebat

• Siklus haid tidak teratur

• Riwayat kehamilan ektopik

• Kelainan payudara jinak

• DM tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan syaraf

• Penyakit tiroid, endometriosis, tumor ovarium jinak, dan penyakit radang

panggul

• Tuberkolosis (kecuali yang sedang menggunakan refamfisin)

• Varises vena

Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi :

• Hamil/dicurigai hamil

• Menyusui eksklusif

• Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya

• Hepatitis

• Perokok dengan usia lebih dari 35 tahun

• Riwayat penyakit jantung, stroke, tekanan darah >180/110 mmHg

• Riwayat gangguan factor pembekuan darah atau DM > 20 tahun

• Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara

• Migrain

• Riwayat epilepsi

Page 12: Kontrasepsi Farter

Pil mini : hanya berisi derivat progestin (nortindron-norgestrel dosis kecil) terdiri

dari 21-22 tablet. Penggunaanya sama dengan tipe kombinasi.

Yang dapat menggunakan pil mini :

• Usia reproduksi

• Sudah/belum memiliki anak

• Telah melahirkan dan tidak menyusui

• Pasca keguguran

• Perokok segala usia

• TD tinggi (selama < 180/110 mmHg

• Masalah pembekuan darah

• Tidak boleh menggunakan estrogen atau tidak senang menggunakan

estrogen

• Siklus haid tidak teratur

Yang tidak boleh menggunakan pil mini :

• Hamil/dicurigai hamil

• Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya

• Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid

• Menggunakan obat TBC (rifamfisin) tau obat untuk epilepsy

(fenitoin/barbiturate)

• Kanker payudara atau riwayat kanker payudara

• Miom uterus

• Riwayat stroke

Page 13: Kontrasepsi Farter

MAP (Morning After Pill) :berisi diethylstilbestrol 25 mg, diminum 2 x sehari

dalam waktu kurang dari 72 jam pasca senggama selama 5 hari berturut-turut.

2. Kontrasepsi suntikan

Kontrasepsi suntikan yang banyak digunakan adalah medroksi progesteron

asetat (MPA) 150 mg dan nortindron enantat 200 mg yang diberikan secara i.m

yang cukup dalam di daerah gluteus pada hari ke-5 haid. Suntikan MPA diberikan

setiap 12 minggu sedangkan suntikan nortindron enantat diberikan setiap 8

minggu.

Yang boleh menggunakan suntikan

• Usia reproduksi

• Sudah/belum memiliki anak

• Telah melahirkan dan tidak menyusui

• Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

• Anemia karena haid berlebihan

• Nyeri haid hebat

• Siklus haid teratur

• Riwayat kehamilan ektopik

Yang tidak boleh menggunakan suntikan

• Hamil/dicurigai hamil

• Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan

• Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya

• Hepatitis

Page 14: Kontrasepsi Farter

• Perokok dengan usia lebih dari 35 tahun

• Riwayat penyakit jantung, stroke, tekanan darah >180/110 mmHg

• Riwayat kelainan tromboemboli atau DM > 20 tahun

• Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain

• Keganasan payudara

3. Kontrasepsi Implantasi

Implant ini ada 2, yang pertama terdiri dari 6 tube silastik berisi 36 mg

levonorgestrel (norplant) ditanam secara s.c dilengan atas kiri dalam waktu untuk

5 tahun. Yang kedua jenis implant yang terdiri dari 1 tube silastik yang berisi 3-

keto-desogestrel 60 mg untuk waktu 3 tahun penggunaannya sama dengan

norplant.

Kedua jenis implant ini rata-rata mengeluarkan 30 mikrogram/hari zat

aktifnya. Setelah habis masa kerjanya, kedua jenis implant ini harus dikeluarkan

dari tubuh.

Yang dapat menggunakan implant :

• Usia reproduksi

• Sudah/belum memiliki anak

• Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi

• Pasca persalinan dan tidak menyusui

• Pasca keguguran

• Tidak menginginkan anak lagi tetapi menolak sterilisasi

• Riwayat kehamilan ektopik

Page 15: Kontrasepsi Farter

• TD kurang dari 180/110 mmHg dengan masalah pembekuan darah

• Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang menggunakan

estrogen

Yang tidak boleh menggunakan implant :

• Hamil/dicurigai hamil

• Perdarahan vagina yang tidak diketahui penyebabnya

• Kanker payudara atau riwayat kanker payudara

• Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi

• Miom uterus

• Gangguan toleransi glukosa

OBAT KONTRASEPSI PRIA

Pada beberapa dekade terakhir ini, banyak penelitian difokuskan kepada

perkembangan efektivitas dan keamanan kontrasepsi pria. Idealnya kontrasepsi

pria itu harus memiliki khasiat jangka lama, tetapi bersifat reversibel dalam hal

menyebabkan azoospermia (tidak adanya sperma didalam semen).Menurunkan

jumlah sperma relatif lebih sulit bila dibandingkan dengan menghambat terjadinya

ovulasi pada wanita.Hal ini karena jumlah sperma sekali ejakulasi dapat melebihi

20-40 juta sperma, sedangkan wanita umumnya hanya untuk menghambat satu sel

telur untuk setiap bulannya.

1. IMMUNOCONTRACEPTION (VAKSIN)

Selain metode hormonal kontrasepsi pria, berbagai penelitian kontrasepsi

pria telah difokuskan pada metode immunocontraception (Suri, 2005). Beberapa

Page 16: Kontrasepsi Farter

antigen sperma sudah pernah diteliti, antara lain: C4-laktat dehidrogenase, PH-20,

protein sperma (SP)-10, antigen fertilisasi (FA)-1, FA-2, “cleavage signal” (CS)-

1, NZ-1 dan NZ-2, DE, dan 4LP-12. Lebih dari itu, molekul yang terlibat dalam

proses pengikatan sperma pada zona pellucida (ZP) mungkin dapat menjadi

kandidat vaksin yang menjanjikan, atau menjadi immuno-kontrasepsi yang baik.

Metode ini pada prinsipnya juga didasarkan pada metode hormonal dan telah

dikembangkan sampai tahapan uji klinik pada manusia.

2. OBAT KONTRASEPSI NON-HORMONAL

Disamping itu dilakukan pula penelitian dengan metode SMA (Styrene

maleic anhydride) yaitu metode non bedah yang menggunakan pendekatan

metode non hormonal untuk kontrasepsi pria.Cara kerjanya melalui perusakan

membran sperma, mengurangi fungsi sperma, dan menghambat fertilisasi.Dari

review berbagai penelitian juga dapat disimpulkan bahwa beberapa obat

kontrasepsi non-hormonal pernah digunakan, namun belum aman (Lopez et al,

2005). Suntikan styrene maleic anhydride (SMA) disuntikan ke dalam vas

deferen.

Masih diperlukan uji klinik yang lebih luas sebelum digunakan untuk

kepentingan program keluarga berenacana.Untuk itu perlu pemahaman lebih

lanjut agar perkembangan metode kontrasepsi pria dapat dipahami oleh semua

pihak.

Kontrasepsi untuk pria dengan menggunakan obat non hormonal

mempunyai keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan metode hormonal.

Page 17: Kontrasepsi Farter

Metode nonhormonal mempunyai cara kerja yang lebih cepat dan ketergantungan

pada peran hormon androgen relatif lebih rendah

Dari review berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa kontrasepsi non-

hormonal sudah bisa digunakan (Lopez et al, 2005). Namun demikian, kombinasi

hormon progestin dan testosteron lebih menjanjikan dibanding metode obat non-

hormonal.Pada umumnya, baik obat hormonal dan non-hormonal efektifitas dan

keamanan masih belum diketahui dengan pasti, sehingga masih memerlukan uji

klinik yang lebih besar.Pendekatan non hormonal mempunyai beberapa

keuntungan potensial dibandingkan pendekatan hormonal.

3. OBAT KONTRASEPSI HORMONAL

Hormon kontrasepsi pada pria umumnya berbasis pada dua jenis, yaitu:

1) Androgen tunggal

Injeksi testosteron enanthate pada umumnya dapat ditolerer oleh subyek

penelitian. Efek samping yang terjadi antara lain berupa: a) peningkatan berat

badan, b) kulit menjadi lebih berminyak, c) terjadi jerawat, dan d) kadar

hemotokrit darah meningkat. Meskipun subyek dapat menerima dosis tersebut,

suntikan setiap minggu adalah tidak praktis; dan tentunya memiliki risiko

tersendiri apabila mempertimbangkan adanya epidemi HIV/AIDS dan hepatitis.

Lebih dari itu, kadar testosteron sehari-hari melebihi kadar fisiologis

normal yang mengundang pertanyaan jikalau digunakan pada waktu jangka

panjang. Dalam beberapa tahun terakhir, preparat testosteron jangka panjang telah

dikembangkan dan sebagian dari preparat tersebut telah menunjukkan

Page 18: Kontrasepsi Farter

keberhasilan dalam menekan proses spermatogenesis. Preparat tersebut antara lain

testosteron undecanoate dan decanoate yang diberikan dalam bentuk implan.

Testosteron implan (1200 mg) memiliki kemampuan menekan spermatogenesis

setara dengan injeksi mingguan testosteron enanthate. Demikian juga di China

telah dicoba dosis injeksi testosteron undecanoate setiap bulan dengan dosis 500

atau 1000 mg dan hasilnya sebaik dengan injeksi mingguan dengan testosteron

enanthate pada penelitian WHO. Androgen meningkatkan masa tubuh (body

mass), kepadatan mineral tulang, dan menurunkan lemak tubuh.Tergantung dasar

penilaian yang dipakai, bagi beberapa laki-laki dari negara sedang berkembang

hal tersebut dapat dilihat memberikan benefit yang positif.Kadar testosteron darah

yang melibihi nilai ambang batas fisiologis dapat meningkatkan kejadian jerawat

dan berat badan.

2). Campuran antara androgen dan bahan kimia yang dapat menekan

perlepasan hormon gonadotropin (a gonadotropin-supressing agent) / progestin.

Bahan lain yang dapat menekan gonadotropin, misalnya progestin, akan

dapat mengurangi kadar androgen yang diperlukan untuk kontrasepsi pria karena

memiliki pengaruh yang saling sinergistik. Testosteron enanthate telah dicoba

diberikan bersama injeksi depotmedroksi progesteron acetat (DMPA), desogestrel

oral, dan cyproterone acetate (progestin dengan antiandrogenik).Pada semua

penelitian ini terlihat bahwa progestin memperkuat efek androgen. Testosteron

undecanoate telah diteliti bersama-sama pill levonogestrel (250 µg/hari) dan

injeksi norethisterone enathate (200 mg/6 bulan secara i.m.). Kombinasi antara

testosteron undecanoate dengan norethisterone enanthate sangat efektif dalam

Page 19: Kontrasepsi Farter

menekan spermatogenesis menjadi azoospermia, sedangkan kombinasi dengan

levonorgestrel oral menjadi semakin lemah.Demikian juga kombinasi antara

testosteron pelet (800 mg) bersama-sama dengan DMPA (300 mg injeksi) sangat

efektif sehingga terjadi azoospermia. Tidak seperti halnya injeksi, testosteron

tempel (patch) kombinasi dengan levenorgestrel secara oral atau implan memiliki

pengaruh yang lemah terhadap proses azoospermia, hanya berkisar 25-30 persen.

Page 20: Kontrasepsi Farter

BAB III

PEMBAHASAN

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan studi kasus ini, pembaca harus dapat:

• Mendiskusikan kontraindikasi absolut dan relatif terhadap penggunaan

kontrasepsi hormonal.

• Mendiskusikan keuntungan dan kerugian dari berbagai bentuk kontrasepsi

hormonal, termasuk baik dalam bentuk oral dan non-oral.

• Bandingkan pemasaran kombinasi kontrasepsi oral dan dapat memilih produk

yang terbaik bagi seorang pasien.

•Mengembangkan strategi dalam mengelola kemungkinan efek samping dari

Kontrasepsi oral dan mempersiapkan rencana pengobatan alternatif yang tepat.

• Memberikan penjelasan kepada pasien tentang penggunaan dan efek samping

dari kontrasepsi hormonal yang dipilih

KETERANGAN PASIEN

Keluhan Utama

"Tunangan saya dan saya akan menikah segera, dan kami tidak siap untuk

memiliki anak. "

HPI

Madeline Macy adalah mahasiswa pascasarjana 24 tahun yang berkonsultasi

dengan Dokter Klinik Keluarga tentang konseling kontrasepsi. Dia dan

Page 21: Kontrasepsi Farter

tunangannya, Fritz, berencana untuk menikah di sekitar 3 bulan. Madeline

menyatakan bahwa ia dan Fritz telah melakukan monogamy, hubungan seksual

selama 2 tahun terakhir, dan metode kontrasepsi yang mereka gunakan adalah

pemakaian kondom bagi laki-laki(Fritz). Dia berada disini hari ini untuk

dievaluasi untuk penggunaan kontrasepsi hormonal. Dia mulai menstruasi pada

usia 14, dengan siklus yang tidak teratur dari 25-36 hari. Menstruasi terakhirnya

adalah 2 minggu lalu.Dia telah mendengar tentang penggunaan kontrasepsi bahwa

"mencegah kehamilan," dan dia ingin tahu lebih banyak tentang hal itu, dan

mereka yang menggunakannya baik-baik.

PMH

Sakit kepala migrain tanpa aura atau gejala neurologis fokal; terkontrol dengan

baik selama 6 bulan terakhir pada terapi profilaksis

FH

Ibu, 52 tahun, memiliki HTN dan osteoporosis. Nenek meninggal akibat

komplikasi kanker payudara, yang didiagnosis pada usia 60. Ayah usia 53,

memiliki osteoarthritis, hypothyroidsm, dan hiperlipidemia. Kakek meninggal

usia 74 dari ML.

SH

Saat ini tinggal di sebuah rumah di kampus, yang ia sewa dengan tiga mahasiswa

pascasarjana lainnya. Setelah ia dan Fritz sudah menikah, mereka berencana untuk

menyewa apartement bersama-sama sampai dia selesai sekolah pascasarjana. dia

mengaku penggunaan sosial sesekali tembakau dan alkohol (beberapa minuman

Page 22: Kontrasepsi Farter

dan beberapa rokok di pesta-pesta pada akhir pekan). Sebaliknya, dia menyangkal

merokok atau mengkonsumsi alkohol selama seminggu, dan dia menyangkal

menggunakan obat-obatan terlarang.

Meds

Propanolol LA 160 mg per oral setiap hari untuk migrain profilaksis.

Naproxen 220 mg, satu atau dua tablet per oral setiap 8 jam PRN setiap kram

menstruasi.

All

NKDA

ROS

Periode menstruasi yang tidak teratur selama beberapa waktu. Migrain tidak oleh

aura atau gejala neurologis, dan telah terkontrol dengan baik pada obat profilaksis.

(pasien tidak mengalami migrain selama lebih dari 6 bulan. Namun, sebelum

diberikan propanolol untuk profilaksis migren, dia melaporkan mengalami sakit

kepala yang berhubungan dengan menstruasi, selain itu sering migrain).

Pemeriksaan Fisik

Gen

WDWN perempuan di NAD

VS

Tekanan darah 116/74, P 66, RR 14, suhu tubuh 37 0C, berat 56 kg, tinggi 5 kaki

6 inchi.

Kulit

Page 23: Kontrasepsi Farter

Jerawat kecil

HEENT

PERRLA;EOMI;TMs utuh, mukosa mulutyang jelas.

leher/kelenjar getah bening

lenturtanpalymphadenophatyatautiromegali

paru-paru

CTA, tidak berbunyi.

Jantung

NSR, tidak MRG.

Payudara

samadalam ukuran tanpanodularityatau massa, tidak nyeri pada saat ditekan.

Perut

lembut,NT, tidak adamassaatautidak ada pembesaran organ (organomegali).

Saluran Kelamin

Pemeriksaan vagina normal w /onyeri ataumassa.

Otot

Normal ROM, kekuatan otot normal.

Saraf

A & O x 3.

Laboratorium

Page 24: Kontrasepsi Farter

Negatif pap smeardan UPT

Keadaan Pasien

Muda,umumnya sehat, wanita yang aktif secara seksual dengan riwayat

gangguan sakit kepala migrain yang telah terkontrol dengan baik dengan

pengobatan profilaksis meminta kontrasepsi hormonal untuk pengendalian

kelahiran.

PERTANYAAN

Identifikasi Masalah

1 a. Terapi pasien dalam penggunaan kontrasepsi hormonal

Jawab :

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan

untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung

preparat estrogen dan progesteron. Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari

progesteron sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi

ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk. Pada prinsipnya, mekanisme

kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung

telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma,

membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya

hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat

bertemunya sperma dan sel telur.

Page 25: Kontrasepsi Farter

Kontrasepsi Pil atau Tablet

Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi efek samping, dan

meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima kontrasepsi ini

tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua terbanyak

dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya

mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon

progesteron dan estrogen.

Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Ada dua cara

meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem 28, pil diminum

terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo).

Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan selama

7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola

pengaturan haid (sekuensial).

Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenik atau

progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang menstruasi

kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi. Sedangkan

wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah.

Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan

mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, menimbulkan nyeri kepala,

perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesteron

menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering

kram, liang senggama kering. Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido,

Page 26: Kontrasepsi Farter

sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur,

mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid.

Kontrasepsi Suntikan

Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini

dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap

10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan

suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa

mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

Kontrasepsi Implan

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada

lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus

silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk

dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Kini sedang diuji coba susuk

satu kapsulimplanon). Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon atau

Levonorgestrel. Implan tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi

sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi

migrasi sperma.

1.b. Apa kontraindikasi yang nyata pada penggunaan kontrasepsi hormonal, dan

bagaimana kondisi pasiennya?

Jawab :

Pada penggunaan kontrasepsi Pil atau tablet, kontraindikasinya yaitu :

Hamil atau diduga hamil, Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya ,

Page 27: Kontrasepsi Farter

Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, Menggunakan obat tuberkulosis

(rifampisin) atau obat untuk epilepsi (fenitosin dan barbiturat) , Kanker payudara

atau riwayat kanker payudara, Sering lupa menggunakan pil , Riwayat stroke.

Progestin menyebabkan spasme pembuluh darah.

Sedangkan kontraindikasi pada penggunaan kontrasepsi suntikan, yaitu :

Hamil atau diduga hamil, Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan,

Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, Penyakit hati akut (virus

hepatitis), Usia > 35 tahun yang merokok, Riwayat penyakit jantung, stroke, atau

dengan tekanan darah tinggi (> 180/110 mmHg), Riwayat kelainan tromboemboli

atau dengan kencing manis > 20 tahun, Kelainan pembuluh darah yang

menyebabkan sakit kepala atau migraine, Keganasan pada payudara.

Dan kontraindikasi pada penggunaan kontrasepsi Implan, yaitu :

Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya,Benjolan/kanker

payudara atau riwayat kanker payudara, Tidak dapat menerima perubahan pola

haid yang terjadi, Miom uterus dan kanker payudara, Ganguan toleransi glukosa .

1.c. Apa kontraindikasi relatif terhadap penggunaan kontrasepsi hormonal, dan

bagaimana ini berlaku untuk pasien ini?

Jawab :

Penggunaan kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan munculnya

kontraindikasi relatif pada penggunanya.Kontraindikasi ini umumnya merupakan

kontraindikasi yang berlaku untuk tidak semua penggunanya, melainkan relatif

atau tergantung dari kondisi pengguna tersebut. Yang termasuk dalam

Page 28: Kontrasepsi Farter

kontraindikasi relatif dari kontrasepsi hormonal adalah meliputi penyakit

hipertensi, diabetes melitus, pasien perokok, umur lebih dari 35 tahun, penyakit

kandung empedu, gangguan faal hati ringan, gangguan faal ginjal dimasa lalu,

gangguan jantung, pendarahan vagina berat, epilepsi dan mioma uteri, jerawat

sedang hingga parah, tumbuh bulu yang abnormal, kebotakan, migren, dan

kelainan seizure.

Berbeda halnya dengan kontraindikasi absolut yang memang harus

dihindari penggunaan kontrasepsi hormonal, maka yang dikontraindikasikan

relatif ini boleh menggunakan kontrasepsi hormonal tetapi dengan pengawasan

yang ketat dan intensif dari dokter

1.d. Apa informasi lain yang harus diperoleh sebelum membuat rencana

farmakoterapi?

Jawab :

Tinggi badan, berat badan, denyut nadi, tekanan darah, paritas, jumlah

keguguran yang pernah dialami, riwayat penggunaan kontrasepsi, riwayat haid

dan terakhir melakukan hubungan seksual. Informasi yang paling penting untuk

diketahui adalah kapan subyek terakhir melakukan hubungan seksual, karena

kontrasepsi darurat tersebut akan efektif apabila pil pertama diminum kurang dari

72 jam setelah melakukan hubungan seksual tanpa proteksi dan pil kedua harus

diminum 12 jam berikutnya. Riwayat obstetrik yang meliputi jumlah anak yang

dilahirkan dan riwayat keguguran.

Hasil yang diinginkan

Page 29: Kontrasepsi Farter

2. Apa tujuan dari farmakoterapi dalam kasus ini?

Jawab :

Tujuan terapi ini adalah untuk menemukan produk yang menawarkan

perlindungan kontrasepsi yang terbaik di sepanjang siklus menstruasi dengan

sedikit mungkin efek samping yang tidak diinginkan.

Terdapat tiga produk yang yang disarankan, yang pertama dengan

menggunakan Medroxyprogesterone acetate injectable suspension (Depo-

Provera) Metode ini dilakukan dengan penyuntikan hormon progresteron,

membantu mencegah ovulasi dan menebalkan mukosa serviks, sehingga

mencegah sperma masuk ke uterus, metode ini untuk mencegah kehamilan selama

tiga bulan berjalan. Yang kedua dengan Norelgestromin/ethinyl estradiol

(Kontrasepsi Ortho Evra) metode ini mengeluarkan hormon estrogen dan

progesteron, yang akan diserap oleh dinding vagina untuk mencegah ovulasi,

aplikasinya dengan ditempel di lengan, perut, atau punggung yang di tempelkan

setiap minggu selama tiga minggu pertama, pada minggu ke empat dilepaskan

untuk memungkinkan periode menstruasi terjadi. dan yang ketiga

Etonogestrel/ethinyl estradiol (NuvaRing) metode ini dengan menggunakan cincin

silikon fleksibel berukuran sekitar lima sentimeter. Cincin ini mengeluarkan

estrogen dan progesteron, yang akan diserap oleh dinding vagina untuk mencegah

ovulasi, penggunaannya selama tiga minggu, dilepas selama seminggu kemudian

diganti yang baru.

Terapi Alternatif

Page 30: Kontrasepsi Farter

3. Apa farmakoterapi alternatif tersedia untuk pencegahan kehamilan pada pasien

ini, dan apa keuntungan atau kekurangan masing-masing (Gambar 86-1)?

Jawab:

Pemakaian Kontrasepsi yang baik untuk pasien ini yaitu dengan

menggunakan Medroxyprogesterone acetate injectable suspension (Depo-Provera)

karena pada penggunaan ini relative aman bagi pengguna rokok, dan pada

penyakit migren.

Untuk kontrasepsi penggunaan Ortho Evra dan NuvaRing tidak di

anjurkan karna alat kontrasepsi ini sama halnya pil KB yang mengandung

estrogen sehingga dapat serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan

pembekuan darah atau penyumbatan saluran darah, walaupun kemungkinan ini

sangat kecil. Kecuali jika pasien memiliki salah satu faktor pencetus risiko

penyumbatan darah (seperti kebiasaan merokok, riwayat keluarga yang

mengalami penyumbatan darah, atau migren). Dan pada kasus ini, pasien ini

merokok tiap minggu sekali dan juga pasien menderita migren sehingga tidak di

anjurkan menggunakan kontrasepsi ini.

• Medroxyprogesterone acetate injectable suspension (Depo-Provera : Metode

ini dilakukan dengan penyuntikan hormon progresteron, membantu mencegah

ovulasi dan menebalkan mukosa serviks, sehingga mencegah sperma masuk

ke uterus. Metode ini juga cocok digunakan bagi pasangan yang tidak

berencana mempunyai anak terlalu cepat, karena di beberapa kasus, butuh

setahun untuk mengembalikan fertilitas karena metode ini.)

Page 31: Kontrasepsi Farter

Keuntungan

1. Sangat efektif

2. Pencegahan kehamilan jangka panjang

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri

4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak serius terhadap penyakit jantung,

dan gangguan pembekuan darah

5. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI

6. Sedikit efek samping

7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

8. Dapat digunakan oleh usia > 35 tahun sampai perimenopause

9. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

12. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).

Kerugian

1. Sering ditemukan ganguan haid, seperti:

• Siklus haid yang memendek atau memanjang

• Perdarahan yang banyak atau sedikit

• Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)

• Tidak haid sama sekali

2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus

kembali untuk suntikan)

3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut

Page 32: Kontrasepsi Farter

4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,

hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV

6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan

pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat

suntikan dari deponya (tempat suntikan)

8. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

9. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang

(densitas)

10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada

vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas,

jerawat.

• Norelgestromin/ethinyl estradiol (Kontrasepsi Ortho Evra :mengeluarkan

hormon estrogen dan progesteron, yang akan diserap oleh dinding vagina

untuk mencegah ovulasi., namun aplikasinya dengan ditempel di lengan,

perut, atau punggung).

Keuntungan

Cara memasangnya mudah.Meski posisinya tidak tepat, tetap saja bisa

berfungsi efektif.Selain itu, Anda tidak perlu mengonsumsi pil.Kalau berubah

pikiran dan ingin menambah momongan, tinggal copot, Akan dapat subur

kembali.

Page 33: Kontrasepsi Farter

Kerugian

Beberapa perempuan dan wanita muda telah melaporkan efek samping

seperti bercak atau pendarahan yang tidak teratur, nyeri payudara, sakit kepala,

mual, kram, dan / atau iritasi kulit atau perubahan pigmen kulit (warna) di mana

patch dikenakan.Tidak semua remaja bisa minum obat hormonal, terutama jika

mereka pada risiko serius untuk pembekuan darah. Karena patch memberikan

estrogen 60% lebih dari pil KB, seseorang lebih mungkin untuk mendapatkan

gumpalan darah.

Patch berisi obat yang sama dalam pil KB (hormon estrogen dan

progestin), sehingga mungkin tidak aman untuk Anda jika Anda memiliki sejarah

masalah medis tertentu seperti gumpalan darah, tekanan darah tinggi, atau sakit

kepala migrain yang serius. Rutin check-up dan pengukuran tekanan darah Anda

adalah penting.

• Etonogestrel/ethinyl estradiol (NuvaRing :adalah cincin silikon fleksibel

berukuran sekitar lima sentimeter. Cincin ini mengeluarkan estrogen dan

progesteron, yang akan diserap oleh dinding vagina untuk mencegah ovulasi)

Keuntungan

Pada prinsipnya sama dengan Ortho evra yaitu Cara memasangnya mudah.

Meski posisinya tidak tepat, tetap saja bisa berfungsi efektif.Kebanyakan wanita

tidak merasakan cincin ini setelah dipasang.Kemungkinan suami menyadari

keberadaan cincin ini ketika berhubungan seksual juga kecil.Selain itu, Anda tidak

Page 34: Kontrasepsi Farter

perlu mengonsumsi pil.Kalau berubah pikiran dan ingin menambah momongan,

tinggal copot, Akan dapat subur kembali.

Kerugian

Harganya dua kali lebih mahal dibandingkan dengan pil KB, dan memiliki

risiko penyumbatan darah sama seperti menggunakan pil. Di samping itu, efek

sampingannya bisa membuat pusing atau mual.Dua metode ini tidak

direkomendasi untuk wanita berusia di atas 35 tahun yang merokok atau obesitas.

Rencana optimal

4. Apa metode kontrasepsi, dosis, dan jadwal yang terbaik untuk ini pasien?

Jawab :

Metode Kontrasepsi yang terbaik untuk pasien yaitu kombinasi

kontrasepsi oral.Kombinasi kontrasepsi oral dapat digunakan pada wanita muda

(Kurang dari 35 tahun) yang sehat dan bukan perokok dengan migraen jika

mereka tidak punya tanda neurologik fokal.

Kombinasi Kontrasepsi oral ini mengandung estrogen dan progestin, yang

mencegah ovulasi dan menebalkan lender pada mulut rahim sehingga sperma

tidakbisa mencapai rahim

Keunggulan dari kontrasepsi oral ini, pasien tidak perlu repot untuk

menggunakan kondom pada saat akan berhubungan intim. Beberapa merek

bahkan mampu mengurangi kram, mengurangi jerawat dan membuat depresi

PMS(Pra menstruation Syndrome) bulanan menjadi lebih ringan. Pil kombinasi

juga bisa mengurangi risiko kanker rahim, endometriosis, dan kanker kolon.

Page 35: Kontrasepsi Farter

Pilihan pertama kontrasepsi oral yang masuk akal adalah pil monofasik

yang menggunakan 30 hingga 35 mcg etinil estradiol. Pada wanita yang tidak

memiliki kondisi medis tertentu kontrasepsi oral yang mengandung Ethynil

estradiol 35 mcg atau kurang dan norethindone kurang dari 0,5 mcg di anjurkan.

Contoh sediaan : Ovcon-35® mengandung Ethynil estradiol 35 mcg dan

norethindone 0,4 mcg.

Namun kontrasepsi oral ini dapat berinteraksi dengan obat lain yaitu

kontrasepsi oral dan beta blocker dalam hal ini propanolol yang digunakan pasien.

Kontrasepsi oral mungkin meningkatkan efek farmakologi beta blocker, sehingga

perlu diperiksa status kardiovaskularnya.

Jadwal penggunaan obat yaitu pada program 21 hari, minum tablet

pertama pada hari minggu pertama setelah dimulainya menstruasi (minum pada

pada hari minggu bila menstruasi dimulai pada hari minggu) selama 21 hari,

kemudian berhenti selama 7 hari, dan kemudian mulai lagi. Beberapa program

pengobatan mengandung 7 tablet placebo, sehingga 1 tablet diminum setiap hari

selama 28 hari

Hasil Evaluasi

5. Apa parameter klinis dan laboratorium diperlukan untuk mengevaluasi terapi

untuk efikasi dan efek samping?

Jawab :

Parameter Klinik dan Laboratorium

• Gen

Page 36: Kontrasepsi Farter

WDWN perempuan dalam NAD

• Tanda vital

Tekanan darah = 116/74 mmHg

Denyut Nadi = 66 kali/menit

Pernapasan = 14 kali/menit

Suhu Badan = 370C

Berat Badan = 56 kg

Tinggi Badan = 5’6” (167 cm)

• Kulit

Jerawat ringan pada wajah

• HEENT (Head,Eyes,Ears,Nose,Throat) Kepala, mata, telinga, tenggorokan.

PERRLA (Pupil Equal Round and Reaktif to Light and Accomodation) (Pupil

seimbang, bulat dan bereaksi terhadap cahaya dan akomodasi) “Pemeriksaan

pupil normal”

EOM “Pergerakan ekstraokular normal”

TMs utuh

Mukosa mulut yang jelas

• Leher/ Kelenjar getah bening

Lenturtanpalimfadenopatiatautiromegali

• Paru-paru

CTA, tidak berbunyi.

Page 37: Kontrasepsi Farter

• CV

NSR; tidak MRG

• Payudara

Ukurannya samatanpanodularityatau massa, tidak nyeri saat ditekan

• Daerah perut

Lembut,NT, tidak adamassaatauorganomegali

• Saluran kelamin

Vagina normalpengujianw /onyeri ataumassa

• Otot

ROMnormal,kekuatanotot normal

• Syaraf

A & O x 3

• Laboratorium

Negatif pap smear dan UPT

PENJELASAN PASIEN

6. Informasi apa yang harus diberikan kepada pasien untuk meningkatkan

kepatuhan, memastikan terapi sukses, dan meminimalkan efek merugikan?

MASALAH KLINIS

Madeline kembali ke klinik dalam 2 bulan mengeluh memburuk jerawat dan

terjadi perdarahan.

Page 38: Kontrasepsi Farter

PERTANYAAN LANJUTAN

1. Apa kondisi medis dapat menjadi penyebab terjadinya perdarahan ?

Jawab :

Dapat menginformasikan kepada pasien bahwa perdarahan ringan sering

di jumpai pada penggunaan kontrasepsi ini, tetapi hal ini bukanlah masalah serius,

dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.bila ingin berhenti dari pengobatan

ini dapat di tunggu hingga masa penggunaan kontrasepsinya hilang karena masa

kontrasepsi suntik ini berlangsung selama 3 bulan dan tidak bisa di hentikan

sewaktu-waktu. Hingga masa itu selesai pasien masih ingin mengganti

penggunaan kontrasepsi dengan metode ini, maka akan di beri metode

pananganan lain sesuai ketentuan dan kondisi pasien.

2. Jika perdarahan yang tidak disebabkan oleh pengobatan medis, bagaimana cara

mengatasinya?

Jawab

a. Jika penyebabnya karena pemakaian alat kontrasepsi yang tidak

tepat,maka pemakaiannya alat kontrasepsi itu dihentikan .

b. Jika ternyata penyebabnya mioma, sebaiknya miomanya segera diangkat.

c. jika penyebab perdarahan adalah faktor pembekuan darah, sebaiknya

dicari tahu, apakah faktor ini dari internal si wanita (pasien), ataukah karena

produksi sumsum tulang dan pembekuan darahnya kurang, atau hanya sekedar

ganggguan pembekuan darah pada saat menggunakan alat kontrasepsi.

Page 39: Kontrasepsi Farter

d. Memperbaiki pola makan. Perbanyak mengkonsumsi makanan sehat,

minum susu, daging, buah dan sayur hijau.

3. Rekomendasi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi pasien ini keluhan

memburuknya jerawat ?

Jawab :

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, terdapat kaitan antara hormon &

jerawat.Beberapa wanita mengalami jerawat yang muncul sebelum menstruasi

akibat adanya perubahan hormon dalam siklus menstruasinya.Tetapi ada juga

yang mengalami masalah jerawat sepanjang waktu & menetap bahkan hingga

setelah menopause.

Jerawat bisa saja muncul karena penggunaan obat kontrasepsi (pil KB)

yang berkaitan dengan unsur progesteronnya.Jerawat dipicu oleh produksi sebum

yang berlebihan.Sebum adalah minyak yang diproduksi oleh kelenjar di

kulit.Bersama dengan kulit mati, sebum dapat menyumbat pri-pori & memicu

pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan jerawat.Androgen, suatu kelompok

hormon yang didalamnya termasuk testosterone dapat merangsang kulit untuk

memproduksi sebum.

Pada wanita, hormon androgen dihasilkan oleh indung telur & kelenjar

adrenal tetapi dalam jumlah yang kecil.Kadar hormon androgen yang tinggi dapat

menyebabkan produksi sebum yang berlebihan. Dengan mengkonsumsi pil

kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen & progesterone, dapat

Page 40: Kontrasepsi Farter

mengurangi kadar hormon androgen yang berlebihan dalam tubuh. Sehingga

produksi sebum dapat diturunkan & jerawat juga menjadi berkurang.

Berikut adalah pil kontrasepsi yang telah disetujui oleh FDA Amerika Serikat

untuk digunakan mengatasi jerawat :

1. Ortho Tri Cyclen : Pil kontraspsi ini terdiri dari estrogen yang

dikombinasikan dengan progestin yang disebut norgestimate. Progestin

adalah hormon sintetis (dibuat oleh manusia) dari progesterone. Pil

kontrasepsi ini tersedia dalam dosis progestin yang berbeda-beda.

2. Estrostep : Merupakan kombinasi antara estrogen dengan progestin yang

disebut norethindrone. Pil kontrasepsi ini tersedia dalam dosis estrogen yang

berbeda-beda.

3. Yaz : Merupakan pil kontrasepsi yang terdiri kombinasi antara estrogen

dengan progestin yang disebut drospirenone. FDA Amerika Serikat

menginformasikan bahwa pil kontrasepsi yang mengandung drospirenone

dapat meningkatkan resiko terjadinya penggumpalan darah, bila

dibandingkan dengan pil progestin lainnya. Merk lain yang juga mengandung

drospirenone adalah Yasmin, Beyaz, Gianvi. dll.

Pil kontrasepsi tersebut mungkin harus dikonsumsi selama beberapa bulan,

sebelum kulit menjadi bersih dari jerawat.Kemudian pada awal pemakaian pil

kontrasepsi, jerawat bisa menjadi lebih banyak sebelum akhirnya menghilang.Pil

kontrasepsi yang digunakan untuk mengatasi jerawat juga hanya bekerja terhadap

faktor yang berkaitan, yaitu produksi sebum yang berlebih. Sehingga terkadang

Page 41: Kontrasepsi Farter

juga dikombinasikan dengan obat jerawat lain yang dioleskan atau antibiotika

bersama dengan pil kontrasepsi tersebut, supaya didapat hasil yang maksimal

untuk membersihkan kulit.

Bila jerawat berat yang dialami juga disertai dengan siklus menstruasi

yang tidak teratur, biasanya tumbuh rambut yang berlebih di wajah atau obesitas.

Berikut adalah terapi obat yang bisa diberikan:

1. Anti androgenik: mengontrol produksi hormon, meminimalkan kulit

berminyak sehingga mencegah timbulnya jerawat, contohnya spironolakton

dan flutamid

2. Anti inflamasi atau kortikosteroid oral: mencegah terrjadinya peradangan

pada jerawat, contohnya deksametason dan prednisone. Efek sampingnya:

menghambat pertumbuhan sel/tulang-tulang, menipiskan tulang dan

menurunkan berat badan.

3. Kontrasepsi oral: sebagai pengganti androgen, mengurangi produksi minyak

sehingga mencegah untuk memperparah jerawat.

Efek sampingnya adalah menyebabkan periode menstruasi yang tidak teratur, rasa

mual.

TUGAS BELAJAR MANDIRI

1. Membandingkan biaya dari setiap metode pengendalian kelahiran dan

mempersiapkan melaporkan bahwa berisi kesimpulan Anda untuk metode

mana yang memberikan khasiat terbaik dengan biaya yang paling masuk akal.

Page 42: Kontrasepsi Farter

2. Kunjungi apotek dan meninjau berbagai tes kehamilan di rumah; menentukan

bagaimana Anda ingin menasihati seorang pasien untuk menggunakan

masing-masing, dan mengevaluasi mereka untuk kemudahan penggunaan

(Gambar 86-2).

KLINIK PEARL

Perhatian pasien menggunakan kontrasepsi oral tentang potensi untuk interaksi

obat.Obat yang mengurangi penyerapan, mendorong metabolisme, atau mengubah

flora bakteri usus dapat mengurangi kontrasepsi oral khasiat.

Page 43: Kontrasepsi Farter

BAB IV

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah

1. Kontrasepsi adalah pencegahan konsepsi atau pencegahan kehamilan.

Kontrasepsi terdiri atas tiga cara yaitu kontrasepsi oral, kontrasepsi suntikan,

kontrasepsi implantasi.

2. Tujuan terapi pada kasus ini adalah untuk menemukan produk yang

menawarkan perlindungan kontrasepsi yang terbaik disepanjang siklus

menstruasi dengan sedikit mungkin efek samping yang tidak diinginkan.

3. Terdapat tiga produk yang yang disarankan, yang pertama dengan

menggunakan Medroxyprogesterone acetate injectable suspension (Depo-

Provera), yang kedua dengan Norelgestromin/ethinyl estradiol (Kontrasepsi

Ortho Evra) dan yang ketiga Etonogestrel/ethinyl estradiol (NuvaRing)

metode ini dengan menggunakan cincin silikon fleksibel berukuran sekitar

lima sentimeter.

Page 44: Kontrasepsi Farter

DAFTAR PUSTAKA

Dipiro,JT., et.al. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach 7th Edition.

New York. McGraw-Hill Company. 2005

Elisabeth.,Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Farmakologi FK-UI. 2005

Syaifudin, A.B, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.