faringitis

18
FARINGITIS A. Pengertian Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok. B. Epidemologi Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun, tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang diakibatkan faringitis jarang terjadi,tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit ini. C. Etiologi 1. Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.Virus penyebab adalah : Common cold Flu Adenovirus Mononucleosis HIV 2. Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah :

Upload: icus-florence-nightingale

Post on 16-Jan-2016

140 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

faringitis

TRANSCRIPT

Page 1: Faringitis

FARINGITIS

A. Pengertian

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang

menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang

juga disebut sebagai radang tenggorok.

B. Epidemologi

Faringitis terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis kelamin, tetapi

frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak. Faringitis akut jarang ditemukan pada

usia di bawah 1 tahun. Insidensinya meningkat dan mencapai puncaknya pada usia 4-7 tahun,

tetapi tetap berlanjut sepanjang akhir masa anak-anak dan kehidupan dewasa. Kematian yang

diakibatkan faringitis jarang terjadi,tetapi dapat terjadi sebagai hasil dari komplikasi penyakit

ini.

C. Etiologi

1. Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.Virus penyebab adalah :

Common cold

Flu

Adenovirus

Mononucleosis

HIV

2. Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah :

streptokokus grup A

korinebakterium

arkanobakterium

Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae

D. Patofisiologi

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila

epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang

dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian

Page 2: Faringitis

oedem dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan

cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi,

pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih,

atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid.Tampak bahwa folikel limfoid dan

bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang

dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.

E. Gejala Klinis.

Penyakit ini cenderung akut dengan disertai demam yang tinggi, sakit kepala, rasa

nyeri di perut dan muntah-muntah. Tenggorokan terasa nyeri, amandel menjadi berwarna

merah dan membengkak. Pada anak yang sudah lebih besar, akan terlihat adanya lapisan

seperti krim di atas amandel (eksudat) yang tidak mengeluarkan darah bila disentuh. Kelenjar

getah bening di leher sering membengkak dan terasa nyeri bila ditekan. Berbeda dengan

faringitis virus, penderita faringitis streptokokus tidak mengalami rhinitis, suara serak atau

batuk.

F. Pemeriksaan

1. Pemeriksaan fisik

Inspeksi : kemerahan pada faring,adanya pembengkakan di daerah leher

Palpasi : adanya kenaikan suhu pada bagian leher, adanya nyeri tekan

TTV : suhu tubuh mengalami kenaikan, nadi meningkat, dan napasnya cepat.

2. Pemeriksaan diagnostik.

Kultur dan uji resistensi

Pemeriksaan serologic

Pemeriksaan sputum untuk mengetahui basil tahan asam

Fotothorak untuk melihat adanya tuberkolusis paru

Biopsi jaringan untuk mengetahui proses keganasan serta mencari basil tahan

asam di jaringan.

G. Tindakan penanganan

         Untuk faringitis virus penanganan dilakukan dengan memberikan aspirin atau

asetaminofen cairan dan istirahat baring. Komplikasi seperti sinusitis atau pneumonia

biasanya disebabkan oleh bakteri karena adanya nekrosis epitel yang disebabkan oleh virus

sehingga untuk mengatsi komplikasi ini dicadangkan untuk menggunakan antibiotika.

Page 3: Faringitis

         Untuk faringitis bakteri paling baik diobati dengan pemberian penisilin G sebanyak

200.000-250.000 unit, 3-4 kali sehari selama 10 hari. Pemberian obat ini biasanya akan

menghasilkan respon klinis yang cepat dengan terjadinya suhu badan dalam waktu 24 jam.

Erritromisin atau klindamisin merupakan obat alin dengan hasil memuaskan jika penderita

alergi terhadap penisilin. Jika penderita menderita nyeri tenggorokan yang sangat hebat,

selain terapi obat, pemberian kompres panas atau dingin pada leher dapat membantu

meringankan nyeri. Berkumur-kumur dengan larutan garam hangat dapat pula meringankan

gejala nyeri tenggorokan dan hal ini dapat disarankan pada anak-anak yang lebih besar untuk

dapat bekerja sama.

H. Komplikasi

Penyakit ini, jika dibiarkan sampai menjadi berat, dapat menimbulkan radang

ginjal (glomerulonefritis akut),

Demam rematik akut,

Otitis media (radang telinga bagian tengah),

Sinusitis,

Abses peritonsila dan abses retropharynx (radang di sekitar amandel atau bagian

belakang tenggorokan yang dapat menimbulkan nanah).

I. Klasifikasi

Berdasarkan lama berlangsungnya;

         Faringitis akut, adalah radang tenggorok yang disebabkan oleh virus dan bakteri

yaitu streptokokus grup A dengan tanda dan gejala mukosa dan tonsil yang masih berwarna

merah, malaise, nyeri tenggorok dan kadang disertai demam dan batuk. Faringitis ini

terjadinya masih baru,belum berlangsung lama.

Faktor predisposisi:

Rinitis kronis

Sinusitis

Iritasi kronik pada perokok dan peminum alcohol

Inhalasi uap pada pekerja dan laboratorium

Orang yang sering bernafas dengan mulut karena hidungnya tersumbat.

Page 4: Faringitis

a) Faringitis kronis hiperplastik

Gejala :

Pasien mengeluh gatal ditenggorokan

Berasa kering

Berlendir

Kadang-kadang ada batuk

Terapi:

Dicari dan diobati adanya penyalkit kronis dihidung dan sinus paranasal.

Terapi lokal dengan menggosokkan zat kimia (kaustik) yaitu : larutan nitres argenti

atau albotil maupun dengan listrik (elektrocauter)

Secara simptomatik, diberikan obat isap / kumur dan obat batuk

b) Faringitis kronis atropi (faringitis sika)

Gejala dan tanda :

Pasien mengeluh tenggorokan kering dan tebal

Mulut berbau

Pada pemeriksaan tampak mukosa faring terdapat lendir yang melekat

Jika lendir diangkat mukosa tampak kering

Terapi:

Sama dengan rinitis atropi

Pemberian obat kumur

Penjagaan hygiene mulut

Obat simptomatik

Faringitis kronis, adalah radang tenggorok yang sudah berlangsung dalam waktu yang

lama, biasanya tidak disertai nyeri menelan, cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di

tenggorok.Faringitis kronis umumnya terjadi pada individu dewasa yang bekerja atau tinggal

dalam lingkungan berdebu,menggunakan suara berlebihan, menderita batu kronik, dan

kebiasan menkonsumsi alcohol dan tembakau.

Faringitis kronik dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Faringitis hipertrofi,ditandai dengan penebalan umum dan kongesti membrane

mukosa

Page 5: Faringitis

b. Faringitis atrofi kemungkinan merupakan tahap lanjut dari jenis pertama (membrane

tipis, keputihan,licin dan pada waktunya berkerut).

c. Faringitis granular kronik terjadi pembengkakan folikel limfe pada dinding faring

Berdasarkan agen penyebab:

a) Faringitis Virus

b) Faringitis Bakteri.

Page 6: Faringitis

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1) Data Dasar

Identitas Pasien (nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku

bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis,

sumber biaya, dan sumber informasi).

Identitas Penanggung ((nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama,

suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan, alamat, dan

hubungan dengan pasien)

2) Riwayat Keperawatan, meliputi :

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Mengkaji data subjektif yaitu data yang didapatkan dari klien, meliputi:

Alasan masuk rumah sakit

Pasien mengatakan terasa nyeri di leher dan mengatakan sakit saat menelan.

Keluhan utama:

Pasien mengatakan nyeri dan merasa tidak nyaman pada daerah leher

Pasien mengatakan mual dan muntah.

Pasien mengatakan sakit saat menelan

Kronologis keluhan: Pasien mengeluh nyeri di leher

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Mengkaji apakah sebelumnya pasien pernah mengalami sakit yang sama atau

yang berhubungan dengan penyakit yang saat ini diderita. Misalnya, sebelumnya

pasien mengatakan pernah mengalami infeksi pada saluran tenggorokan dan pernah

menjalani perawatan di RS

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji apakah dalam keluarga pasien ada/tidak yang mengalami penyakit

yang sama.

d. Riwayat Psikososial dan Spiritual

Mengkaji orang terdekat dengan pasien, interaksi dalam keluarga, dampak

penyakit pasien terhadap keluarga, masalah yang mempengaruhi pasien,

mekanisme koping terhadap stres, persepsi pasien terhadap penyakitnya, tugas

perkembangan menurut usia saat ini, dan sistem nilai kepercayaan.

Page 7: Faringitis

e. Data Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

Dikaji 14 kebutuhan dasar manusia menurut Virginia Handerson, seperti :

Bernafas

Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pernafasan, sesak, atau batuk, serta

ukur respirasi rate.

Makan

Dikaji apakah klien menghabiskan porsi makan yang telah disediakan RS,

apakah pasien mengalami mual atau muntah ataupun kedua-duanya.

Minum

Dikaji kebiasaan minum pasien sebelum dan saat berada di RS, apakah ada

perubahan (lebih banyak minum atau lebih sedikit dari biasanya).

Eliminasi

Dikaji pola buang air kecil dan buang air besar. Terutama difokuskan tentang

apakah pasien cenderung susah dalam buang air kecil (kaji kebiasaan dan

volume urine) atau mempunyai keluhan saat BAK.

Gerak aktivitas

Dikaji apakah pasien mengalami gangguan/keluhan dalam melakukan

aktivitasnya saat menderita suatu penyakit (dalam hal ini adalah setelah

didiagnosa mengalami Faringitis) atau saat menjalani perawatan di RS.

Istirahat/tidur

Dikaji apakah pasien mengalami gangguan pola tidur akibat penyakitnya,

misalnya gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak saat merasa nyeri di leher.

Pengaturan suhu tubuh

Dikaji/ukur TTV pasien untuk mengetahui keadaan umum pasien, apakah

pasien mengalami demam atau tidak. Selain itu, observasi kondisi pasien

mulai dari ekspresi wajah sampai kulit, apakah kulitnya hangat atau

kemerahan, wajahnya pucat atau tidak.

Kebersihan diri

Dikaji kebersihan pasien saat dirawat di RS, bila perlu libatkan keluarga

pasien dalam melakukan perawatan diri pasien, misalnya saat mandi dan

sebagainya.

Rasa nyaman

Page 8: Faringitis

Dikaji kondisi pasien yang berhubungan dengan gejala-gejala penyakitnya,

misalnya pasien merasa nyeri di perut bagian bawah (dikaji dengan PQRST :

faktor penyebabnya, kualitas/kuantitasnya, lokasi, lamanya dan skala nyeri)

Rasa aman

Dikaji apakah pasien merasa cemas akan setiap tindakan keperawatan yang

diberikan kepadanya, dan apakah pasien merasa lebih aman saat ditemani

keluarganya selama di RS.

Sosial dan komunikasi

Dikaji bagaimana interaksi pasien terhadap keluarga, petugas RS dan

lingkungan sekitar (termasuk terhadap pasien lainnya).

Pengetahuan

Dikaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya yang diderita saat ini

dan terapi yang akan diberikan untuk kesembuhannya.

Rekreasi

Dikaji apakah pasien memiliki hobi ataupun kegiatan lain yang ia senangi.

Spiritual

Dikaji bagaimana pendapat pasien tentang penyakitnya, apakah pasien

menerima penyakitnya adalah karena murni oleh penyakit medis ataupun

sebaliknya.

3) Pengkajian Fisik, meliputi :

a. Keadaan Umum, yaitu dengan mengobservasi bentuk tubuh, warna kulit,

kesadaran, dan kesan umum pasien (saat pertama kali MRS)

b. Gejala Kardinal, yaitu dengan mengukur TTV (suhu, nadi, tekanan darah, dan

respirasi)

c. Keadaan Fisik, yaitu melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi dari

kepala sampai anus, tapi lebih difokuskan pada bagian leher

d. Pemeriksaan Penunjang, yaitu dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan uji

kultur dan uji resistensi

Page 9: Faringitis

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada tenggorokan.

2. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan dengan sekret yang kental

ditandai dengan kesulitan dalam bernafas.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kesulitan menelan.

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi.

INTERVENSI

N

o

Diagnosa Kep Tujuan & Kriteria

Hasil

Tujuan Rasional

1 Nyeri

berhubungan

dengan proses

inflamasi pada

tenggorokan

1. Setelah

diberikan

asuhan

keperawatan

diharapkan

nyeri pasien

berkurang

Dengan

kriteria hasil:

nyeri pasien

berkurang

dari skala 5

menjadi 3

Pasien tidak

tampak

meringis

TTV normal

Nadi:60-100

1. Kaji ulang

tingkat nyeri

2. Ajarkan

teknik

relaksasi

3. Kaji TTV

4. Kolaborasi

dalam

pemberian

analgetik

1. Agar tepat dalam

memilih tindakan

untuk mengatasi

nyeri

2. Meningkatkan

relaksasi dan

mengurangi nyeri

3. Untuk mengetahui

keaadaan umum

pasien

4. Untuk mengurangi

nyeri

Page 10: Faringitis

x permenit

RR:16-20 x

permenit

TD:100-

140/60-90

mmHg

Suhu:36,8-

37,2 C

2 Bersihan jalan

napas tidak efektif

berhubungan

dengan dengan

sekret yang kental

ditandai dengan

kesulitan dalam

bernafas,

1. Pasien dapat

mengeluarkan

sputum

2. Pasien

mengatakan

dapat bernapas

dengan lancar

1. Identifikasi

kualitas atau

kedalaman

nafas pasien

2. Anjurkan

untuk minum

air hangat.

3. Ajari pasien

untuk batuk

efektif

4. Kolaborasi

untuk

pemberian

ekspektoran

1. Untuk mengetahui

keadaan napas pasien

2. Untuk mencairkan

sputum agar mudah

dikeluarkan

3. Untuk melegakan

saluran pernapasan

4. Untuk mengencerkan

dahak

3

Ketidakseimbanga

n nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan kesulitan

menelan

1. Pasien

mengatakan

tidak sakit

dalam

menelan

makanan

2. Pasien makan

dengan lahap

3. Nafsu makan

1. Kaji intake

makanan

pasien

2. Anjurkan

pasien untuk

makan

makanan

yang tinggi

kalori dan

1. Untuk mengetahui

adanya peningkatan

nafsu makan

2. Untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi

pasien

3. Untuk mendapatkan

menu makanan yang

Page 11: Faringitis

pasien

meningkat

4. Pasien nampak

lebih segar

serat

3. kolaborasi

dengan ahli

gizi

sesuai dengan

kebutuhannya

4 Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan tidak

familiar dengan

sumber informasi.

1. Pasien dapat

menyebutkan

kembali apa

yang

dijelaskan

perawat

2. Pasien

mengangguk

dan nampak

mengerti

3. Pasien

mengatakan

mengerti

1. Kaji tingkat

pengetahuan

pasien

2.  Lakukan

BHSP

3. Berikan

Health

Education

4. Lakukan

evaluas

1. Untuk mengetahui

seberapa tahu

pasien akan

penyakitnya

2. Agar pasien

percaya terhadap

perawat

3. Untuk menambah

pengetahuan dan

informasi tentang

penyakitnya

4. Untuk mengetahui

daya tangkap

pasien setelah

diberikan HE

Page 12: Faringitis

TUGAS KMB IIIASKEP FARINGITIS

Disusun Oleh :

MASHARIS RAHMAT W. (09011011)FORENSA MASELLA (09011007)SUBAIDI (09011020)SUCI APRILIA LESTARI (09011021)TAUFIK HIDAYAT (09011022)

PROGRAN STUDI ILMU KEPERAWATANSTIKES INSAN UNGGUL

SURABAYA2012