fakultas psikologi universitas islam negeri syarif...

108
i PENGARUH EFIKASI DIRI, SIKAP, PERSEPSI RISIKO DAN ASERTIF TERHADAP PERILAKU MENGHINDARI ASAP ROKOK ORANG LAIN PADA REMAJA SANTRI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: MUHAMMAD FURQAN NIM: 208070000036 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

i

PENGARUH EFIKASI DIRI, SIKAP, PERSEPSI RISIKO DAN

ASERTIF TERHADAP PERILAKU MENGHINDARI ASAP

ROKOK ORANG LAIN PADA REMAJA SANTRI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

MUHAMMAD FURQAN

NIM: 208070000036

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1436 H/2015

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

ii

PENGARUH EFIKASI DIRI, SIKAP, PERSEPSI RISIKO DAN ASERTIF

TERHADAP PERILAKU MENGHINDARI ASAP ROKOK ORANG LAIN

PADA REMAJA SANTRI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Muhammad Furqan

NIM: 208070000036

Pembimbing

Moh. Avicenna, M.HSc. Psy

NIP. 19770906 200112 1 004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul ““PENGARUH EFIKASI DIRI, SIKAP, PERSEPSI

RISIKO DAN ASERTIF TERHADAP PERILAKU MENGHINDARI ASAP

ROKOK ORANG LAIN PADA REMAJA SANTRI” telah diujikan dalam

sidang munaqasah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Agustus 2015. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas

Psikologi.

Jakarta, 24 Agustus 2015

Sidang Munaqasah

Dekan/Ketua Wakil Dekan/Sekretaris/Anggota

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si

NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19720823 199903 1 002

Anggota

Desi Yustari Muchtar, M.Psi Nia Tresniasari, M.Si

NIP.19821214 200801 2 006 NIP. 19841026 200912 2 004

Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Muhammad Furqan

NIM : 208070000036

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH

EFIKASI DIRI, SIKAP, PERSEPSI RISIKO DAN ASERTIF TERHADAP

PERILAKU MENGHINDARI ASAP ROKOK ORANG LAIN PADA

REMAJA SANTRI” adalah benar karya saya sendiri dan tidak melakukan

kegiatan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang

terdapat dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber kutipannya

dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai undang-undang

jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, 06 Agustus 2015

Muhammad Furqan

NIM: 208070000036

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

v

Moto dan Persembahan

Victory loves preparation

-The Mechanic-

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

vi

Karya ini saya persembahkan untuk keluarga besar, kedua

orang tua, adik tercinta, sahabat-sahabat serta banyak pihak

dengan upaya dan doanya senantiasa mengiri di setiap

perjuangan.

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

vii

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Agustus 2015

C) Muhammad Furqan

D) Pengaruh efikasi diri, sikap, persepsi risiko dan asertif terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri

E) XIV + 66 Halaman +15 Lampiran

F) Efek negatif yang ditimbulkan oleh asap rokok tidak hanya dirasakan oleh

perokok saja tetapi orang lain disekitarnya juga ikut merasakan

dampaknya. Maka dari itu perilaku menghindari asap rokok orang lain

adalah salah satu cara untuk mengurangi resiko negatif akibat yang

ditimbulkan asap rokok orang lain. Penelitian ini dilakukan untuk menguji

pengaruh efikasi diri, sikap, persepsi risiko, dan asertif terhadap perilaku

menghindar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jumlah populasi dalam

penelitian ini adalah remaja santri yang berada di Pondok Pesantren

Thawalib Putra Padang Panjang, Sumatra Barat. Sampel penelitian

berjumlah 171 orang santri yang diambil dengan teknik non probability

sampling. Instrumen dalam penelitian ini merupakan adaptasi dari skala

The Avoidance of Environtmental Tobacco Smoke Scale. Analisis data

penelitian menggunakan regresi berganda dengan menggunakan program

SPSS versi 16.0. Sedangkan untuk menguji validitas konstruk

menggunakan LISREL 8.70.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel efikasi diri, sikap, persepsi

risiko, dan asertif memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku

menghindar dengan kontribusi 25,3%. Peneliti berharap implikasi dari

penelitian ini dapat dikaji kembali dan dapat dikembangkan pada

penelitian selanjutnya.

Kata kunci: perilaku menghindar, asap rokok orang lain, santri

G) Bahan bacaan: 11 buku, 30 jurnal, 7 artikel internet

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

viii

ABSTRACK

A) Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta

B) August 2015

C) Muhammad Furqan

D) The effect of self efficacy, attitude, risk perception, and assertive toward

avoidance behavior of environmental tobacco smoke

E) XIV + 66 pages +15 appendixes

F) The negative effects caused by cigarette smoke is not only felt by the

smoker it self but other people are also affected. Thus the behavior of

avoiding other people's smoke is one way to reduce the risk of negative

consequences caused by environmental tobacco smoke. This study was

conducted to examine the effect of self-efficacy, attitudes, perceptions of

risk, and assertive toward avoidance behavior.

This study uses a quantitative approach. Total population in this study

were young students who are in boarding school Thawalib Putra Padang

Panjang, West Sumatra. These samples included 171 students were taken

with non-probability sampling techniques. Instruments in this study is an

adaptation of the scale The Avoidance of Environmental Tobacco Smoke

Scale. Analysis of study data using multiple regression using SPSS version

16.0. To test the construct validity using LISREL 8.70.

The results showed that the variables of self-efficacy and attitudes

significantly influence avoidance behavior with a contribution of 25.3%.

This research hope the implications of this study can be reviewed and

could be developed in future studies.

Keyword: avoidance behavior, environmental tobacco smoke, boarding

school

G) Reading Materials/Sources: 11 books, 30 Journals, 7 internet article

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah, dan kasih sayang yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH EFIKASI DIRI,

SIKAP, PERSEPSI RISIKO DAN ASERTIF TERHADAP PERILAKU

MENGHINDARI ASAP ROKOK ORANG LAIN PADA REMAJA

SANTRI”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan

kita, Rasulullah Muhammad SAW berikut kelurga dan sahabat-sahabatnya.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik

dalam bentuk sumbangan pikiran, tenaga dan waktu kepada penulis. Oleh karena

itu, perkenakanlah penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof.

Dr. Abdul Mujib, M.Si, M.Ag beserta seluruh jajaran dekanat lainnya yang

telah memberikan kesempatan dan fasilitas terbaik kepada seluruh

mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk menjadi

lulusan yang berkualitas.

2. Bapak Moh. Avicenna, M.HSc. Psy, selaku dosen pembimbing yang sudah

membimbing saya menyelesaikan skripsi ini dengan waktu, tenaga dan

kesabaran yang diberikan selama penulis menyelesaikan skripsi.

3. Bapak Ikhwan Lutfi, M.Psi dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan pengetahuan, dan dukungan kepada penulis.

4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah memberikan banyak ilmu, pengetahuan, dan

bantuannya kepada penulis selama studi di kampus UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Kedua orang tua tercinta, Ayah H. Asril dan Ibu Yurdati. Terima kasih

atas kasih sayang, cinta, dukungan, perhatian, dan pengertian yang terus

mengalir untuk penulis. Buat adik saya Abdul Hadi selalu memberikan

semangat, dukungan, doa, canda dan tawa yang selalu menemani penulis.

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

x

6. Kepada Drs. Muslim, selaku Kepala Sekolah Pondok Pesantren Thawalib

Putra Padang Panjang atas keramahan dan izin penelitian yang telah

diberikan serta bantuannya dalam memperlancar penulis mengumpulkan

data.

7. Para santri Pondok Pesantren Thawalib Putra Padang Panjang atas

kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Teman-teman seperjuangan skripsi Heri Wijayanto, Agung Uta Darwaji,

Hasan Basri, Nurul Baity Hasanah, Ana Arini Fauziah, Panji Aditya, Siti

Farah Difa, Iman Munandar dan lain-lain. Terima kasih atas bantuan, doa,

dan semangatnya untuk menyelesaikan skripsi bersama.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu-persatu

yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

Semoga segala bantuan yang telah diberikan dibalas berlipat ganda oleh Allah

SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

dari situ sangatlah diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar

dapat menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

untuk penulis pribadi dan siapa saja yang membaca serta berkeinginan untuk

mengeksplorasinya lebih lanjut.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Jakarta, 06 Agustus 2015

Penulis

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR ORISINALITAS .......................................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 10

1.2.1 Pembatasan masalah ........................................................................ 10

1.2.2 Perumusan masalah .......................................................................... 11

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 12

1.3.1 Tujuan penelitian ............................................................................. 12

1.3.2 Manfaat penelitian ........................................................................... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Menghindari Asap Rokok Orang Lain........................................ 14

2.1.1 Definisi Perilaku Menghindar .......................................................... 14

2.1.2 Aspek-aspek Perilaku Menghindar .................................................. 15

2.1.3 Faktor-faktor Mempengaruhi Perilaku menghindar ........................ 17

2.1.4 Pengukuran Perilaku Menghindar .................................................... 19

2.2 Efikasi Diri ............................................................................................ 19

2.2.1 Pengertian Efikasi Diri ..................................................................... 19

2.2.2 Dimensi Efikasi Diri ....................................................................... 20

2.2.3 Pengukuran Efikasi Diri .................................................................. 21

2.3 Sikap .......................................................................................................... 21

2.3.1 Pengertian Sikap............................................................................... 21

2.3.2 Dimensi Sikap .................................................................................. 23

2.3.3 Pengukuran Sikap............................................................................. 24

2.4 Persepsi Risiko .......................................................................................... 25

2.4.1 Pengertian Persepsi Risiko ............................................................... 25

2.4.2 Dimensi Persepsi Risiko .................................................................. 28

2.4.3 Pengukuran Persepsi Risiko ............................................................. 28

2.5 Asertif ....................................................................................................... 29

2.4.1 Pengertian Asertif ............................................................................ 29

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

xii

2.3.1 Dimensi Asertif ................................................................................ 30

2.4.2 Pengukuran Asertif .......................................................................... 31

2.6 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 31

2.7 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 35

2.7.1 Hipotesis mayor ............................................................................... 35

2.2.2 Hipotesis minor ................................................................................ 35

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................................ 37

3.2 Variabel Penelitian ................................................................................... 38

3.3 Definisi Operasional ................................................................................. 38

3.4 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 39

3.5 Uji Validitas Konstruk .............................................................................. 44

3.5.1 Uji Validitas Konstruk Skala Perilaku menghindar ......................... 46

3.5.2 Uji Validitas Konstruk Skala Sikap ................................................. 47

3.5.3 Uji Validitas Konstruk Skala Efikasi diri......................................... 48

3.5.4 Uji Validitas Konstruk Skala Persepsi risiko ................................. 50

3.5.5 Uji Validitas Konstruk Skala Asertif ............................................... 51

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 52

3.7 Prosedur Penelitian.................................................................................... 52

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .......................................................... 54

4.2 Deskripsi Hasil dan Skor Variabel Penelitian ............................................ 55

4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian ................................................ 55

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian .................................................................... 56

4.3.1 Hipotesis Mayor ................................................................................ 57

4.3.2 Hipotesis Minor ................................................................................. 58

4.4 Proporsi Varian .......................................................................................... 60

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 64

5.2 Diskusi ....................................................................................................... 64

5.3 Saran ....................................................................................................... 67

5.3.1 Saran teoritis...................................................................................... 67

5.3.2 Saran praktis ...................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

LAMPIRAN

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blueprint The Avoidance of Tobacco Smoke Scale ............................. 40

Tabel 3.2 Blueprint General Self-Efficacy Scale ................................................ 41

Tabel 3.3 Blueprint Smoking Attitude Scale ....................................................... 42

Tabel 3.4 Blueprint The Smoking Hazard Scale ................................................. 43

Tabel 3.5 Blueprint Rathus Asertiveness Schedule Scale ................................... 44

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Perilaku menghindar .......................................... 47

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Sikap................................................................... 48

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Efikasi diri .......................................................... 49

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Persepsi risiko .................................................... 50

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Asertif............................................................... 51

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ................................................... 54

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ..................................... 55

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor .................................................................. 56

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel ................................................................. 56

Tabel 4.5 Model Summary .................................................................................. 57

Tabel 4.6 Tabel anova ......................................................................................... 57

Tabel 4.7 Koefisien regresi ................................................................................. 58

Tabel 4.8 Sumbangan provosi varians dari masing-masing IV .......................... 61

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Konsep model penelitian perilaku menghindar ................... 17

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 34

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Path Diagram .................................................................................. 74

Lampiran 2 Contoh Syntax CFA Perilaku Menghindar .................................... 74

Lampiran 3 Contoh Output CFA Perilaku Menghindar ..................................... 76

Lampiran 4 Kuisioner Penelitian ...................................................................... 89

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan

dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1.1 Latar Belakang Masalah

Secondhand smoke (SHS), yang dikenal juga dengan perokok pasif merupakan asap

yang bercampur antara asap yang dihembuskan oleh perokok dan asap yang keluar

dari pembakaran rokok. Perokok pasif juga disebut sebagai Environmental Tobacco

Smoke (ETS), atau di Indonesia dikenal dengan asap rokok orang lain (AROL)

(WHO, 2015). Asap ini terdiri dari 4000 senyawa kimia yang bercampur, termasuk

didalamnya ditemukan bahan-bahan yang ada di dalam suatu produk, seperti

misalnya cat kuku (aseton), pembersih toilet (ammonia), racun tikus (sianida),

pestisida (DDT) dan asap knalpot mobil (karbonmonoksida). Asap tersebut

merupakan hasil dari rokok yang dibakar dan asap yang dihembuskan oleh perokok

(Kemenkes RI, 2012)

Rokok bukan hanya masalah perokok aktif tetapi juga orang disekitar

mereka. Lebih dari 40 juta anak berusia 0–14 tahun tinggal dengan perokok dan

terpapar asap rokok dilingkungannya. Anak yang terpapar asap rokok di

lingkungannya mengalami pertumbuhan paru yang lambat, dan lebih mudah

terkena infeksi saluran pernapasan, infeksi telinga dan asma (Kementrian

Kesehatan, 2010). Selanjutnya Riset Dasar Kesehatan (2010), menghitung ada 40,3

juta anak Indonesia berusia 0-14 tahun yang hidup serumah dengan perokok dan

otomatis terpapar asap nikotin. Hal ini senada dengan penelitian yang dihimpun

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

2

oleh The Campaign for Tobacco-Free Kids (2013) di Indonesia, yang menyebutkan

bahwa 78 persen anak muda dengan rentang usia 13-15 tahun terpapar asap rokok

di tempat umum, dan 69 persen lainnya terpapar asap rokok di rumah. Angka

kematian yang disebabkan paparan asap rokok lebih mengkhawatirkan lagi, ada

lebih dari 5 juta kematian akibat merokok pertahunnya didunia, sedangkan perokok

pasif menyumbang lebih dari 600.000 kematian pertahunnya (WHO, 2014).

Sebenarnya kematian dan penyakit akibat paparan asap rokok orang lain

dapat dicegah. Selain dukungan pemerintah serta masyarakat sekitar, bagi perokok

pasif pencegahan ini dapat dilakukan dengan cara mengadaptasi perilaku

menghindar pada saat berada di lingkungan paparan asap rokok. Karena paparan

asap rokok orang lain tidak hanya melibatkan perokok saja, melainkan melibatkan

perilaku dari dua orang, yaitu orang yang merokok dan orang yang terkena paparan

asap rokok (Ding et.al., 2010). Perilaku menghindar, atau yang dikenal dengan

avoidance behavior adalah perilaku yang muncul akibat ada atau tidak adanya

aversi atau stimulus yang tidak menyenangkan. Perilaku menghindar juga

merupakan perilaku yang muncul karena sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi,

hal ini karena seseorang mengharapkan hasil positif dari perilaku tersebut

(Martinelli, 1998). Dapat diartikan bahwa perilaku menghindari asap rokok orang

lain muncul untuk menghindari resiko kesehatan atau bahkan kematian yang

disebabkan oleh asap rokok orang lain.

Martinelly (1998) mengklasifikasikan perilaku menghindar sebagai berikut:

(a) menolak untuk masuk ke dalam situasi di mana terdapat paparan asap rokok

orang lain, (b) meminta perokok untuk menghentikan perilaku merokok, (c)

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

3

mengurangi paparan asap rokok ketika tidak mampu menghindari lingkungan asap

rokok orang lain. Penelitian menghindari asap rokok orang lain pertama kali

dimulai oleh Martineli pada tahun 1998. Kemudian diikuti dengan penelitian yang

lain dengan sampel yang beragam. Ada yang menggunakan partisipan dari ibu

hamil di Taiwan (Lai et.al, 2013). Peneliti lainnya menggunakan partisipan

karyawan wanita (Gharaibeh et.al, 2011) dalam studi tentang perilaku menghindar.

Kemudian pada penelitian ini menggunakan remaja sebagai partisipan penelitian.

Masa remaja merupakan masa yang rentan dengan resiko kesehatan,

beberapa masalah kesehatan pada waktu dewasa cenderung berhubungan dengan

perilaku seseorang pada masa remaja (Centers for Disease Control and Prevention,

2004). Beberapa teori juga menjelaskan bahwa remaja juga cenderung

memunculkan perilaku yang dinilai beresiko (Arnett, 1999). Karena digambarkan

sebagai masa penuh kesenangan, kegembiraan, mencoba hal-hal yang baru, dan

tantangan, yang kemudian berpotensi berbahaya dalam kegiatan tertentu

(Zuckermen dalam Arnett & Balle-Jensen, 1993). Teori yang lain juga

menyebutkan bahwa perilaku beresiko pada remaja muncul karena keinginan untuk

diterima oleh teman sepermainan, dan status dalam kelompok (Jessor, 1991).

Sehingga remaja dituntut untuk menentukan perilaku apa yang harus ia lakukan

pada saat itu juga, menghindari atau tidak menghindari lingkungan asap rokok.

Masalah rokok tidak hanya dihadapi oleh remaja secara umum, tetapi juga

terjadi pada santri pondok pesantren. Pada santri, mereka mendapatkan pendidikan

juga pemahaman keagamaan lebih banyak dibandingkan sekolah pada umumnya.

Selain tinggal di asrama, dimana terdapat aturan ketat mengenai rokok, para

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

4

pendidik juga dapat dengan mudah memantau perkembangan anak didiknya.

Kemudian dengan adanya aturan MUI (Majelis Ulama Indonesia) pada tahun 2009

menetapkan bahwa rokok hukumnya makruh dan haram, namun merokok hanya

diharamkan ditempat umum, bagi anak-anak, dan wanita hamil (kemenag.go.id,

2009). Sehingga diharapkan memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai

dampak negatif perilaku merokok dibandingkan dengan remaja pada umumnya.

Selain itu, Pondok pesantren tempat penulis mengadakan penelitian berada

di kota Padang Panjang, Sumatra Barat, merupakan salah satu dari tiga kota di

Sumatra Barat yang menerapkan perda KTR (kawasan tanpa rokok). Menurut

penelitian yang dilakukan oleh Azkha (2013) berkenaan dengan penerapan KTR

dalam upaya menurunkan perokok aktif di Sumatra Barat mengatakan bahwa,

penerapan KTR mampu mengurangi jumlah perokok aktif, meskipun jumlah

perokok aktif masih cukup tinggi yaitu 59%. Ini artinya perokok pasif masih harus

berjuang untuk menghindari asap rokok orang lain. Namun dengan adanya perda

KTR diharapkan para santri sadar akan dampak asap rokok orang lain, kemudian

lebih yakin dan asertif dalam upaya. Penelitian yang dilakukan oleh Ding et.al.

(2010), menyebutkan remaja yang menghindari asap rokok orang lain biasanya

mendapat dukungan dari lingkungan disekitar, teman yang tidak merokok, serta

memiliki komitmen untuk tidak merokok.

Mengadaptasi perilaku menghindar didalam lingkungan masyarakat yang

menganggap merokok adalah perilaku yang normal merupakan suatu hal yang tidak

mudah dilakukan, seseorang akan dihadapi dengan beberapa masalah sosial, seperti

isolasi sosial sementara dan konflik interpersonal dengan orang lain (Martinelli,

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

5

1998). Menurut penelitian yang lain, dengan meningkatkan tingkat efikasi diri

seseorang dan menerapkan cara hidup sehat menjadi faktor yang penting agar dapat

menerapkan perilaku menghindari asap rokok orang lain (Martineli, 1999). Efikasi

diri berarti keyakinan seseorang mengenai berhasil atau tidaknya melakukan sebuah

perilaku yang diinginkan. Perilaku yang muncul sesuai dengan apa yang mereka

harapkan, tetapi jika mereka ragu tentang kemampuannya untuk memunculkan

perilaku yang diharapkan, perilaku tersebut tidak akan muncul (Bandura, 1986).

Seseorang akan menghindari lingkungan asap rokok jika ia yakin bahwa ia mampu

melakukannya, caranya bisa saja dengan menyatakan perasaan tidak suka seperti

menutup hidung, pergi dari lingkungan asap rokok, atau bahkan meminta perokok

untuk mematikan rokoknya.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan efikasi diri sebagai

salah satu prediktor yang kuat terkait dengan perilaku menghindari paparan asap

rokok orang lain. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Martinelli (1999) dengan

sampel pelajar umur 18 – 25 tahun, mengemukakan bahwa efikasi diri secara

signifikan terkait dengan perilaku menghindari paparan asap rokok orang lain.

Penelitiannya yang lain, menggunakan wanita dengan rata-rata umur 37 tahun dan

telah memiliki anak sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menyebutkan

bahwa, wanita yang memiliki efikasi diri yang rendah lebih rentan terkena paparan

asap rokok dibandingkan dengan yang memiliki efikasi diri tinggi. Namun,

meskipun seorang ibu seringkali terkena paparan asap rokok orang lain, mereka

cenderung memiliki efikasi diri yang tinggi untuk melindungi anaknya dari paparan

asap rokok (Martinelli, 2002). Kemudian penelitian Li dan Wang (2006) yang

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

6

menggunakan sampel remaja dengan rentang usia 15 hingga 19 tahun menunjukkan

bahwa efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain.

Menghindar atau tidaknya seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh efikasi

diri, setidaknya seseorang mampu menilai bahwa asap rokok orang lain merupakan

hal yang negatif, kemudian memandang perilaku menghindar sebagai perilaku

positif yang dapat mengurangi risiko terkena penyakit akibat asap rokok orang lain.

Ajzen dan Fishbein (1975) menyebutnya sebagai sikap, yaitu fungsi dari keyakinan-

keyakinan positif terhadap objek sikap akan menumbuhkan sikap positif terhadap

objek sikap tersebut. Sikap berhubungan dengan perilaku, sehingga jika seseorang

memiliki sikap negatif terhadap asap rokok orang lain maka intensi untuk menjauhi

asap rokok orang lain juga lebih tinggi. Lai et.al. (2013), melakukan penelitian

dengan sampel yang terdiri dari wanita hamil mengatakan bahwa, wanita hamil

yang memiliki sikap anti merokok yang tinggi, selama masa kehamilan akan

mengadopsi perilaku menghindari asap rokok orang lain lebih banyak dari pada

mereka yang memiliki sikap negatif terhadap perilaku menghindar selama masa

kehamilan. Berdasarkan hasil penelitian Wang (2006), menemukan bahwa sikap

orang dewasa memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menghindari

paparan asap rokok orang lain. Karena sikap erat kaitannya dengan perilaku yang

akan dimunculkan seseorang yang memandang perilaku menghindar baik untuk

dirinya akan mengadaptasi perilaku tersebut karena berguna agar terhindar dari

resiko terkena penyakit akibat asap rokok orang lain.

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

7

Mereka yang memiliki sikap positif terhadap perilaku menghindar meyakini

bahwa dengan menghindar akan mengurangi risiko buruk asap rokok terhadap

kesehatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ding et.al. (2010), lebih dari

90% remaja mengakui bahwa merokok dapat merusak kesehatan, dan 80% remaja

setuju bahwa asap rokok orang lain memiliki efek buruk terhadap kesehatan.

Dengan mengadaptasi perilaku menghindar akan mempengaruhi penilaiannya

terhadap tingkat resiko terkena penyakit yang muncul dimasa yang akan datang

(Weinstein, 2004). Dalam penelitian Lai et.al. (2013), persepsi risiko menjadi

faktor yang paling penting mempengaruhi cara pengambilan keputusan bagi wanita

hamil yang merokok untuk berhenti merokok. Mereka yang tidak mengindahkan

resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh asap rokok terhadap anaknya yang belum

lahir memiliki kemungkinan untuk tetap melanjutkan perilaku merokoknya. Dalam

penelitiannya juga disebutkan bahwa wanita hamil yang memiliki persepsi risiko

yang tinggi selama masa kehamilan akan mengadaptasi perilaku menghindari asap

rokok di rumahnya.

Ketika seseorang menilai bahwa asap rokok orang lain adalah hal negatif

yang memberikan efek negatif terhadap kesehatan orang disekitar perokok, maka

seseorang diharapkan mampu mengutarakan perasaan, keinginan, kebutuhan dan

pendapat (George Domino, 1976). Raudsepp (1992), menyebutkan asertif sebagai

kemampuan mengungkapkan pendapat dengan jelas tanpa harus menyakiti orang

lain, sehingga kedua belah pihak saling mengerti dan saling berprasangka baik.

Penelitian yang dilakukan Kaufman (2014) menyebutkan bahwa kebanyakan

partisipan lebih mudah meminta anak-anak atau orang yang lebih muda dari mereka

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

8

untuk tidak merokok ditempat umum. Namun, dalam beberapa kasus, mereka

menghadapi kesulitan atau tidak berani meminta orang yang lebih tua atau lebih

tinggi sosial ekonominya dari pada mereka untuk tidak merokok ditempat umum,

namun beberapa partisipan tetap berani meminta atasan mereka untuk tidak

merokok di dalam kantor pemerintahan karena ada aturan ketat mengenai rokok.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Australian Institute of Health and

Welfare (AIHW), responden ditanya mengenai bagaimana jika seseorang

menyalakan rokok disekitar mereka. Sebanyak 71 persen responden mengatakan

bahwa mereka akan menghindarinya dengan cara pergi dari lingkungan asap rokok,

dan hanya 6 persen responden meminta perokok untuk berhenti merokok. Jika

dipersempit lagi, dibandingkan dengan laki-laki (53%), perempuan (68%) lebih

cenderung menghindari asap rokok (AIHW, 2004).

Poland et.al. (1999) dalam penelitiannya menyebutkan, dibandingkan

dengan beberapa tahun yang lalu, saat ini partisipan penelitian merasa lebih nyaman

untuk meminta perokok agar tidak merokok didekat wanita hamil dan anak-anak.

Bahkan beberapa perokok merasa tidak nyaman lagi merokok ditempat umum.

Menurutnya hal itu disebabkan oleh beberapa hal seperti, a) ketatnya aturan

mengenai rokok, diberlakukannya KTR, b) tingkat penerimaan masyarakat

terhadap rokok, c) kesadaran perihal resiko kesehatan terhadap perokok dan bukan

perokok, d) adanya perubahan dalam kehidupan pribadi mereka (seperti memiliki

anak). Perilaku asertif sangat dibutuhkan bagi perokok pasif ketika berhadapan

dengan lingkungan asap rokok agar tidak terkena resiko kesehatan yang

ditimbulkan oleh asap rokok.

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

9

Dalam beberapa banyak penelitian juga disebutkan faktor demografis yang

mempengaruhi kemampuan menghindar seseorang, seperti apakah sebelumnya ia

pernah merokok, memiliki teman atau orang tua yang merokok. Dalam

penelitiannya Wang menyebutkan bahwa tinggal dengan perokok memiliki dampak

negatif terhadap kemampuan menghindar perokok pasif dari paparan asap rokok

orang lain (Wang dalam Gharaibeh et.al, 2011). Mereka yang tinggal dengan

perokok memiliki kecenderungan lebih rendah untuk menghindari asap rokok orang

lain dibandingkan dengan mereka yang tidak tinggal dengan perokok, sebaliknya

memiliki anggota keluarga yang tidak merokok dan teman yang tidak merokok

cenderung untuk menampilkan perilaku menghindari asap rokok orang lain

(Martinelli, 1999). Dalam penelitian lainnya disebutkan juga bahwa remaja yang

pernah mencoba merokok memiliki kecenderungan untuk tidak menghindari

lingkungan asap rokok orang lain dari pada mereka yang belum pernah merokok

(Ding et.al., 2010). Emmons (1994) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa

seseorang yang memiliki kebiasan merokok sejak lama mempengaruhi motivasinya

untuk menghindari lingkungan asap rokok orang lain, mereka yang telah lama

memiliki kebiasaan merokok cenderung memiliki minat yang rendah untuk

menghindari lingkungan asap rokok orang lain.

Beranjak dari penjelasan dan keterangan yang telah dipaparkan di atas,

dalam penelitian ini peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh dari masing-

masing variabel terhadap perilaku menghindari asap orang lain. Oleh karenanya

diajukan penelitian dengan judul “Pengaruh Efikasi diri, Sikap, Persepsi risiko dan

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

10

Asertif terhadap Perilaku menghindari asap rokok orang lain pada Remaja Santri

Thawalib Putra Padang Panjang”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Agar penelitian ini fokus terhadap variabel yang akan diteliti, penelitian ini dibatasi

hanya untuk mengetahui Pengaruh efikasi diri, sikap, dan persepsi risiko dan asertif

terhadap perilaku menghindar. Adapun pengertian konsep masing-masing variabel

adalah sebagai berikut:

1. Perilaku menghindar dalam penelitian ini mengacu pada teori Martinelli (1998),

yaitu perilaku yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan aversi atau

reinforcer negatif.

2. Efikasi diri dalam penelitian ini menggunakan konsep teori Bandura (1986),

dimana efikasi diri digambarkan sebagai evaluasi seseorang terhadap

kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai

tujuan, atau mengatasi hambatan.

3. Sikap dalam penelitian ini menggunakan konsep teori tindakan beralasan atau

Theory of Reasoned Action yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975),

konstruk sikap terhadap suatu perilaku secara mendasar merupakan fungsi dari

keyakinan terhadap suatu perilaku (behavior beliefs) dan evaluasi (evaluation)

terhadap keyakinan terhadap suatu perilaku itu. Keyakinan terhadap suatu

perilaku menggambarkan persepsi individu tentang konsekuensi pelaksanaan

suatu perilaku.

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

11

4. Persepsi risiko dalam penelitian ini menggunakan konsep teori Weinstein

(2004), menurutnya persepsi risiko adalah bagaimana perilaku seseorang saat ini

mempengaruhi penilaiannya terhadap tingkat resiko terkena penyakit yang

muncul dimasa yang akan datang.

5. Asertif dalam penelitian ini menggunakan konsep teori Lazarus (dalam Pipas,

2010), menurutnya asertif adalah kemampuan untuk mengatakan tidak, meminta

bantuan, membuat permintaan, memulai dan mengakhiri percakapan, serta

kemampuan untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif.

6. Remaja santri dalam penelitian ini dibatasi pada santri Pondok Pesantren

Thawalib Putra Padang Panjang dengan jenjang pendidikan dari kelas VII

(tujuh) SMP hingga X (sepuluh) SMA.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan pada masalah di atas, maka permasalahan penelitian

dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah variabel efikasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku menghindar?

2. Apakah variabel sikap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

menghindar?

3. Apakah variabel persepsi risiko memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap perilaku menghindar?

4. Apakah variabel asertif memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku menghindar?

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

12

5. Apakah variabel demografis pernah mencoba rokok memiliki pengaruh

yang siginifikan terhadap perilaku menghindar?

6. Apakah variabel demografis umur pertama kali merokok memiliki

pengaruh yang siginifikan terhadap perilaku menghindar?

7. Apakah variabel demografis status orang tua merokok memiliki pengaruh

yang siginifikan terhadap perilaku menghindar?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel efikasi diri , variabel

sikap, variabel persepsi risiko dan variabel asertif. terhadap perilaku menghindari

asap rokok orang lain pada remaja santri Thawalib Putra Padang Panjang.

1.3.2 Manfaat penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

ilmiah bagi wahana perkembangan ilmu psikologi, khususnya di bidang

psikologi kesehatan dan perilaku. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan penjelasan yang lebih luas tentang faktor-faktor apa saja yang dapat

mempengaruhi perilaku menghindar.

2. Manfaat secara praktis

Manfaat secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi

penelitian selanjutnya mengenai efikasi diri, sikap, persepsi risiko, dan asertif

terhadap perilaku menghindar pada remaja. Penelitian ini juga diharapkan dapat

menjadi solusi atau pemecahan masalah bagi para remaja santri dalam mengatasi

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

13

masalah yang berkaitan dengan perilaku yang diadaptasi ketika berhadapan dengan

lingkungan asap rokok. Selain itu, hasil penelitian dapat menjadi rujukan bagi

Pusat Promosi Kesehatan untuk membuat program yang dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat akan pentingnya menghindari lingkungan asap rokok.

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab ini terdapat 4 sub bab yang akan peneliti jabarkan. Sub bab pertama

membahas mengenai perilaku menghindar, sub bab kedua efikasi diri, sub bab

ketiga sikap, dan sub bab keempat persepsi risiko dan sub bab kelima asertif.

Terakhir diuraikan mengenai kerangka berpikir serta hipotesis penelitian

2.1 Perilaku Menghindari (Avoidance Behavior) Asap Rokok Orang Lain

2.1.1 Defenisi perilaku menghindar

Penelitian mengenai Avoidance Behavior atau perilaku menghindar telah

dilakukan semenjak abad dua puluh, penelitian ini awalnya dilakukan oleh

Bekhterev (Maia, 2012), kemudian dilanjutkan oleh Murray Sidman (dalam

Abbots, 2012), yang disebut dengan Sidman Avoidance. Dalam lingkungan asap

rokok, teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang muncul untuk menghindari

stimulus aversif atau reinforcer negatif.

Pada penelitian berikutnya, Klein (2012), menyebutkan avoidance

conditioning melibatkan proses pembelajaran respon yang berfungsi untuk

mencegah terjadinya suatu peristiwa tidak menyenangkan. Ia kemudian membagi

perilaku menghindar menjadi dua macam, active avoidance learning dan passive

avoidance learning. Active avoidance learning adalah perilaku yang muncul

untuk menghindari munculnya konsekuensi atau hasil yang tidak diinginkan.

Sedangkan passive avoidance learning merupakan lawan dari active avoidance

learning, yaitu tidak memunculkan perilaku untuk menghindari munculnya

konsekuensi.

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

15

Dalam penelitian yang lain, Schoenfeld (1969) menjelaskan bahwa

menghindar memiliki makna secara umum yaitu melakukan sesuatu untuk

menghindari pengalaman yang menyakitkan terjadi. Sedangkan menurut

Martinelli (1998), menghindar adalah perilaku aktif yang berhubungan atau tidak

berhubungan dengan aversi. Menghindar juga merupakan konsekuensi dari aversi

itu sendiri. Dalam perilaku menghindar, seseorang dalam keadaan aktif dan

menyadari perilakunya, hal ini karena mereka mengharapkan hasil positif dari

perilaku tersebut.

Martinelli (1998) menyebutkan perilaku menghindari paparan lingkungan

asap rokok terbagi dalam beberapa kategori, yaitu: (a) menolak untuk tidak masuk

kedalam situasi dimana terdapat paparan asap rokok tembakau, (b) mengendalikan

tingkat paparan dengan meminta perokok untuk tidak merokok, (c) mencoba

meredam paparan asap rokok tembakau ketika tidak bisa sepenuhnya menghindar

dari lingkungan asap rokok.

Dari beberapa definisi di atas, maka dalam penelitian ini menggunakan

defenisi perilaku menghindar yang disebutkan oleh Martinelli (1998), yaitu

perilaku aktif yang berhubungan atau tidak berhubungan dengan aversi atau efek

negatif yang tidak menyenangkan.

2.1.2 Aspek-aspek perilaku menghindar

Adapun aspek-aspek perilaku menghindar yang dapat dijadikan untuk mengukur

perilaku menghindar seseorang menurut Martinelly (1998) adalah sebagai berikut:

1. Menyadari bahwa asap rokok orang lain memiliki dampak buruk

terhadap kesehatan dan kenyamanan. Seseorang yang menyadari

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

16

dampak buruk asap rokok orang lain terhadap dirinya dan lingkungan

sekitar akan cenderung menghindari situasi dimana terdapat asap

rokok orang lain

2. Memiliki keinginan untuk menghindari asap rokok orang lain. Tanpa

adanya keinginan untuk menghindar, seseorang tidak akan

menghindari asap rokok orang lain meskipun ia memiliki pengetahuan

mengenai dampak buruk asap rokok orang lain terhadap dirinya.

3. Memiliki kemampuan fisik untuk menghindari asap rokok orang lain

baik secara verbal dan non-verbal.

4. Meyakini bahwa konsekuensi yang diakibatkan oleh paparan asap

rokok orang lain berasal dari tindakan diri sendiri. Memiliki

keyakinan bahwa dampak buruk asap rokok orang lain berasal dari

tindakan diri sendiri akan mempengaruhi perilaku seseorang untuk

menghindar jika berada dalam situasi yang terdapat asap rokok orang

lain.

5. Yakin terhadap kemampuan diri sendiri untuk menghindari asap rokok

orang lain. Keyakinan seseorang terhadap dirinya sendiri memiliki

kaitan yang erat terhadap perilaku menghindar yang akan ditampilkan.

Seseorang yang yakin untuk menghindari asap rokok orang lain akan

merasa percaya diri untuk menghindari asap rokok dengan cara

meminta perokok untuk mematikan rokoknya, sedangkan pada

tingkatan yang lain, seseorang lebih memilih untuk menghindari asap

Page 32: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

17

rokok dengan cara menutup hidung atau pura-pura batuk sebagai

bentuk ungkapan tidak nyaman terhadap perokok.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menghindar

Penelitian yang dilakukan oleh Li dan Wang (2006), menggunakan

PRECEDE model untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku

menghindar. Dalam penelitiannya model PRECEDE dapat menunjukkan secara

signifikan faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku menghindar, yaitu:

Gambar 2.1. Konsep model penelitian Li dan Wang (2006) mengenai perilaku

menghindari asap rokok orang lain.

Menurut Green & Keutler (1999), model PRECEDE (Predisposing,

Reinforcing, and Enabling Causes in Educational Diagnosis and Evaluation)

menekankan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh predisposing factor,

enabling factor, dan reinforcing factor. Dalam penelitiannya Li dan Wang (2006)

menggunakan PRECEDE untuk mengukur:

Predisposing factor Knowledge of ETS

Attitude toward avoiding ETS

Self efficacy of voiding ETS

Demographic factor

Gender

Age

Socioeconomic status

Enabling Factors

Perception of health resources for

avoiding ETS in school

Behavior to avoid ETS

Reinforcing Factor

Perceprion of ETS avoidance in families

Perceprion of ETS avoidance in peers

Smoking behavior of families

Smoking behavior of friends

Page 33: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

18

a. Predisposing factor didefenisikan sebagai faktor yang memberikan efek

sebelum perilaku muncul dengan cara meningkatkan atau menurunkan

motivasi seseorang untuk melakukan perilaku tersebut. Beberapa hal yang

termasuk kedalam Predisposing factor adalah pengetahuan, sikap, belief

(kepercayaan), nilai, dan persepsi yang mempengaruhi motivasi untuk

berperilaku.

b. Enabling Factor adalah ketersediaan lingkungan dalam memfasilitasi

perubahan perilaku seperti, ketersediaan, akses, dan keterjangkauan

kesehatan yang disediakan masyarakat. Enabling factor bisa dalam bentuk

pengetahuan mengenai resiko kesehatan perokok pasif yang diajarkan di

sekolah.

c. Reinforcing factor didefenisikan sebagai dukungan atau timbal balik dari

sebuah perilaku, seperti dukungan dari temen sepergaulan. Persepsi keluarga

dan teman sepergaulan mengenai perilaku menghindari asap rokok orang

lain dapat mempengaruhi persepsinya mengenai perokok pasif dimasa

dewasa. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dewasa yang

tinggal dengan perokok memiliki tingkat motivasi yang rendah untuk

menghindari asap rokok lingkungan (Martinelli, 1999).

d. Faktor demografis dapat membantu untuk mengidentifikasi kelompok mana

saja yang mempengaruhi perilaku. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

wanita lebih baik dalam menghindari asap rokok lingkungan dari pada laki-

laki (Martinelli, 1999)

Page 34: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

19

2.1.4 Pengukuran perilaku menghindar

Hingga saat ini, banyak penelitian mengenai perilaku menghindari asap rokok

orang lain menggunakan alat ukur The Avoidance of Environmental Tobacco

Smoke (ETS) Scale. Karena penelitian mengenai perilaku menghindari asap rokok

orang lain baru dibuat pada tahun 1998 dan sepanjang pengetahuan penulis belum

ada jenis alat ukur lain yang mengukur perilaku menghindari asap rokok orang

lain hingga saat ini. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan

alat ukur The Avoidance of ETS Scale yang diadaptasi dari Martinelli (1998)

dengan jumlah 19 item.

2.2 Efikasi Diri

2.2.1 Pengertian efikasi diri

Bandura (2006) mendefenisikan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang tentang

kemampuan untuk menghasilkan tingkat kinerja yang mempunyai pengaruh

terhadap peristiwa yang mempengaruhi kehidupan seseorang. Ia juga

mendefeniskan efikasi diri sebagai evaluasi seseorang terhadap kemampuan atau

kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan, atau mengatasi

hambatan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa efikasi diri adalah keyakinan

seseorang terhadap kemampuannya dalam melakukan sesuatu yang dianggap

perlu untuk menghadapi situasi tertentu, yang mana keyakinan akan

kemampuannya tersebut mempengaruhi persepsi dan motivasinya dalam

mencapai tujuan atau tingkat kinerja tertentu secara spesifik.

Velicer et.al. (1998) dalam teori Transtheoritical Model menjelaskan

bahwa efikasi diri mewakili seberapa yakin individu dalam situasi tertentu

Page 35: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

20

meskipun dalam situasi yang rumit tanpa harus kembali kepada kebiasaan lama

mereka yang tidak sehat. Efikasi diri dalam Transtheoritical Model pada dasarnya

diadaptasi dari teori efikasi diri yang dibangun oleh Bandura. Dalam

Transtheoritical Model efikasi diri sering dikaitkan dengan Temptation atau

godaan. Temptation digambarkan sebagai intensitas dorongan untuk terlibat dalam

kebiasaan tertentu dalam situasi yang sulit (Velicer et.al, 1998).

Berdasarkan defenisi diatas, maka dalam penelitian ini menggunakan teori efikasi

diri dari tokoh Bandura (2006), yaitu evaluasi seseorang terhadap kemampuan

atau kompetensinya untuk melakukan sebuah tugas, mencapai tujuan, atau

mengatasi hambatan.

2.2.2 Dimensi efikasi diri

Bandura (2006) menyatakan bahwa sel efficacy memiliki tiga dimensi diantaranya

yaitu:

a. Magnitude

Dimensi magnitude ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas. Apabila

tugas-tugas yang dibebankan pada individu disusun menurut tingkat

kesulitannya, maka perbedaan self efficacy secara individual mungkin

terbatas pada tugas-tugas yang sederhana, menengah atau tinggi. Individu

akan melakukan tindakan yang dirasakan mampu untuk dilaksanakannya

dan akan tugas-tugas yang diperkirakan di luar batas kemampuan yang

dimilikinya.

b. Generality

Dimensi generality ini berhubungan dengan keyakinan seseorang terhadap

kemampuan diri dapat berbeda dalam hal generalisasi. Maksudnya

Page 36: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

21

seseorang mungkin menilai keyakinan dirinya untuk aktivitas-aktivitas

tertentu saja.

c. Strength

Dimensi strength ini berkaitan dengan tingkat kekuatan atau kemantapan

seseorang terhadap keyakinannya. Tingkat efikasi diri yang lebih rendah

mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang memperlemahnya.

Sedangkan, orang yang memiliki efikasi diri yang kuat akan tekun dalam

meningkatkan usahanya meskipun dijumpai pengalaman yang

memperlemahnya.

2.2.3 Pengukuran efikasi diri

Alat ukur untuk variabel efikasi diri yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah Sherer et.al., General self-efficacy scale (dalam Syed Sohail Iman, 2007).

Alat ukur yang dikembangkan oleh Sherer et.al. ini mengacu pada teori Albert

Bandura mengenai efikasi diri. Alat ukur ini terdiri dari 17 item.

2.3 Sikap

2.3.1 Pengertian sikap

Allport (1935) dalam penelitian Schwarz dan Bohner (2001) mengenai The

construction of Attitude menjelaskan bahwa sikap adalah kesiapan keadaan mental

dan saraf yang tersusun melalui pengalaman, kemudian secara lansung

mempengaruhi respon seseorang terhadap objek dan situasi yang terkait. Dalam

bahasa yang lebih ringkas, sikap adalah suka dan tidak suka (Bem D.J, 1970).

Defenisi lainnya diungkapkan oleh Fishbein dan Azjen (1975) yaitu

besarnya perasaan positif atau negatif terhadap suatu sikap objek. Objek yang

dimaksud pada umumnya adalah berupa tingkah laku. Fishbein dan Azjen

Page 37: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

22

kemudian mengembangkan sebuah teori yang dapat mengukur hubungan antara

sikap terhadap perilaku, teori itu kemudian dinamakan dengan Theory of

Reasoned Action.

Dalam konteks Theory of Reasoned Action atau teori tindakan beralasan

yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), konstruk sikap terhadap

suatu perilaku secara mendasar merupakan fungsi dari keyakinan terhadap suatu

perilaku (behavior beliefs) dan evaluasi (evaluation) terhadap keyakinan terhadap

suatu perilaku itu. Keyakinan terhadap suatu perilaku menggambarkan persepsi

individu tentang konsekuensi pelaksanaan suatu perilaku. Contoh, konsekuensi

yang dipersepsi oleh individu terhadap perilaku menghindari asap rokok orang

lain adalah kemungkinan semakin sadarnya seseorang akan resiko terkena

penyakit perokok pasif. Keyakinan terhadap suatu perilaku kemudian dikalikan

dengan evaluasi individu terhadap keyakinan tentang perilaku itu.

Theory of Reasoned Action paling berhasil ketika diaplikasikan pada

perilaku yang di bawah kendali individu sendiri. Hal ini sesuai dengan makna

perilaku menghindar yang digambarkan dalam penelitian yang dilakukan oleh

Martinelli (1998), ia mengatakan bahwa perilaku menghindar merupakan perilaku

yang disadari oleh individu, bahwa individu memiliki kontrol penuh atas

perilakunya.

Berdasarkan defenisi diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini

menggunakan konsep teori tindakan beralasan atau Theory of Reasoned Action

yang dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen (1975), konstruk sikap terhadap

suatu perilaku secara mendasar merupakan fungsi dari keyakinan terhadap suatu

Page 38: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

23

perilaku (behavior beliefs) dan evaluasi (evaluation) terhadap keyakinan terhadap

suatu perilaku itu.

2.3.2 Dimensi sikap terhadap rokok

Fishbein dan Ajzen (1975) membagi dimensi sikap menjadi dua bagian, yaitu:

1) Aspek keyakinan terhadap perilaku.

Keyakinan terhadap perilaku merupakan keyakinan individu untuk menampilkan

atau tidak menampilkan perilaku karena berhubungan dengan akibat-akibat atau

hasil-hasil perilaku tersebut. Aspek ini berkaitan dengan pengetahuan individu

tentang objek sikap. Semakin positif keyakinan individu akan akibat dari suatu

objek sikap, maka akan semakin positif pula sikap individu terhadap objek sikap

tersebut, demikian pula sebaliknya.

2) Aspek evaluasi akan akibat perilaku.

Evaluasi akan akibat perilaku merupakan penilaian yang diberikan oleh individu

terhadap akibat atau hasil yang dapat diperoleh apabila menampilkan atau tidak

menampilkan perilaku tertentu. Evaluasi atau penilaian ini dapat bersifat

menguntungkan dapat juga merugikan, berharga atau tidak berharga,

menyenangkan atau tidak menyenangkan. Semakin positif evaluasi individu akan

akibat dari suatu objek sikap, maka akan semakin positif pula sikap terhadap

objek tersebut, demikian pula sebaliknya.

Shore et.al. (2012) lebih spesifik menyatakan bahwa sikap terhadap rokok

atas perilaku menghindar dapat diuraikan menjadi 5 (lima) yaitu:

1) Hubungan interpersonal dengan perokok, yaitu penilaian individu jika memiliki

hubungan dengan perokok

Page 39: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

24

2) Hukum dan larangan merokok di area publik, yaitu peniliain terhadap aturan

yang berlaku dan yang ditetapkan pemerintah daerah.

3) Masalah kesehatan terhadap perokok pasif, yaitu penilaian individu yang

berkaitan dengan masalah yang ditimbulkan asap rokok orang lain terhadap

kesehatan perokok pasif.

4) Penjualan dan pemasaran rokok, yaitu penilaian individu terhadap bentuk

promosi rokok keberbagai macam media serta sebaran pangsa pasar rokok

keberbagai daerah.

Dalam penelitian ini dimensi-dimensi yang akan digunakan untuk mengukur

sikap oleh penulis adalah dimensi sikap menurut Shore et. Al (2012).

2.3.3 Pengukuran sikap terhadap rokok

Salah satu alat ukur yang mengukur sikap yang sesuai dengan penelitian penulis

adalah Etter et.al. (2000) mengembangkan alat ukur Attitude Toward Smoking

Scale (ATS -18). Alat ukur ini mengukur sikap perokok dan mantan perokok

terhadap rokok dengan total 18 skala item dan terdiri dari tiga sub skala yaitu

persepsi efek samping akibat rokok, manfaat psiko aktif dan rasa nikmat merokok.

Alat ukur selanjutnya adalah Smoking Attitude Scale (SAS) yang

diadaptasi dari Shore et. al. (2012), skala ini berjumlah 17 item dengan

Cronbach’s alpa .90. Alat ukur ini terdiri dari empat subskala yaitu berkenaan

hubungan dengan perokok yang terdiri dari 5 item, berkenaan pandangan

mengenai larangan dan hukum rokok terdiri dari 6 item, mengenai perokok pasif

yang terdiri dari 3 item, dan sikap yang berkenaan dengan penjualan dan

pemasaran rokok yang teridri dari 3 item.

Page 40: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

25

Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat ukur yang kedua yaitu

SAS yang dikembangkan oleh Shore et.al. (2012) , karena selain sesuai dengan

teori yang penulis gunakan, alat ukur ini juga dapat digunakan dalam skala yang

lebih luas. Sedangkan alat ukur lain hanya mengukur orang dewasa, padahal

remaja dan orang dewasa memiliki cara pandang yang berbeda mengenai isu

rokok (Shore et.al, 2012), selain itu pada alat ukur lain lebih berfokus pada sikap

perokok atau mantan perokok terhadap rokok, sedangkan bahasan mengenai

perokok pasif tidak banyak ditemukan. Alat ukur yang dikembangkan oleh Shore

et.al. (2012) dinilai lebih baru dibandingkan dengan dengan alat ukur yang serupa,

item yang dibahas juga sesuai dengan penelitian yang diteliti oleh penulis.

2.4 Persepsi Risiko

2.4.1 Pengertian persepsi risiko

Persepsi risiko adalah penilaian subjektif terhadap probabilitas pada kejadian

tertentu dan seberapa peduli seseorang terhadap konsekuensi dari kejadian

tersebut. Dalam persepsi risiko termasuk didalamnya adalah evaluasi dari

probabilitas seperti konsekuensi negatif yang akan terjadi (Sjoberg et.al, 2004).

Sedangkan Witte (1992) menyebutkan persepsi risiko merupakan acuan dari

gabungan antara persepsi kerentanan (perceived susceptibility) dan persepsi

keparahan (perceived severity), yang mempengaruhi bagaimana seseorang

memproses informasi mengenai kesehatan dan bagaimana agar mereka

termotivasi untuk memunculkan perilaku tertentu. Contohnya pada penelitian

yang dilakukan oleh Lai et.al. (2013) dengan sampel wanita hamil, hasil dari

penelitiannya menyebutkan bahwa persepsi resiko terbukti mempengaruhi cara

Page 41: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

26

pengambilan keputusan seseorang untuk mengadaptasi atau tidak mengadaptasi

perilaku menghindar selama masa kehamilan, karena mereka meyakini bahwa

terpapar asap rokok orang lain akan mempengaruhi perkembangan anaknya

selama masa kehamilan.

Persepsi resiko merupakan komponen terpenting dalam banyak teori yang

berkaitan dengan perilaku kesehatan, salah satu yang sering digunakan adalah

penelitian yang dilakukan oleh Witte (2000) melalui teori yang disebut dengan

Extended Parallel Model (EPPM). Menurut teori ini ketika seseorang dihadapkan

kepada sebuah resiko atau bahaya yang berkaitan dengan kesehatan, mereka akan

mengendalikan bahaya tersebut atau mengendalikan ketakutan mereka terhadap

bahaya tersebut. Ketika mereka terancam kemudian ketakutan, mereka akan

termotivasi untuk mengambil tindakan, yaitu tindakan apapun yang dapat

mengurangi rasa takut mereka. Namun apabila mereka tidak menganggap

ancaman itu biasa saja, maka mereka tidak akan merespon karena tidak

termotivasi untuk menghindarinya (Witte, 2000).

Beberapa penelitian yang dilakukan Weinstein (2004), persepsi risiko

disebut juga dengan perceived probability, susceptibility, atau vulnerability.

Menurutnya, persepsi risiko adalah bagaimana perilaku seseorang saat ini

mempengaruhi penilaiannya terhadap tingkat resiko terkena penyakit yang

muncul dimasa yang akan datang. Dalam penelitiannya ia menyebutkan, seorang

wanita mungkin saja menganggap bahwa ia beresiko rendah terkena penyakit

malaria ketika ia masuk hutan, kemudian menggunakan obat oles anti nyamuk.

Meskipun ia mengatakan bahwa ia beresiko rendah terkena penyakit malaria, ia

Page 42: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

27

tahu bahwa resiko terkena penyakit malaria lebih tinggi jika ia tidak menggunakan

obat oles anti nyamuk. Wanita yang lain mungkin saja mengatakan bahwa ia

beresiko rendah terkena penyakit malaria, karena ia tidak mengetahui bahwa

serangga yang membawa penyakit malaria bisa saja ditemukan di lingkungan nya.

Dari kedua wanita diatas, wanita kedua lebih cenderung memiliki sedikit minat

dalam upaya perlindungan dirinya dimasa yang akan datang. Dengan demikian,

meskipun keduanya memiliki persamaan dalam pernyataan "resiko saya rendah",

namun memiliki minat yang berbeda dalam upaya melindungi dirinya dari

penyakit malaria. Dalam penelitian ini, dapat dikatakan bahwa perokok pasif yang

menganggap dirinya beresiko rendah terkena penyakit akibat AROL akan

memiliki kemungkinan yang berbeda pada setiap orang dalam upaya perlindungan

dirinya dimasa yang akan datang berdasarkan perilakunya saat ini. Maka dapat

disimpulkan bahwa setiap orang memiliki minat yang berbeda dalam melindungi

dirinya dari AROL meskipun sama-sama menganggap bahwa AROL berbahaya

bagi kesehatan mereka.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas, maka dalam penelitian ini

menggunakan teori persepsi risiko oleh Weinstein (2004), yaitu bagaimana

perilaku seseorang saat ini mempengaruhi penilaiannya terhadap tingkat resiko

terkena penyakit yang muncul dimasa yang akan datang.

Page 43: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

28

2.4.2 Dimensi persepsi risiko

Melinda F. Davis (2006) membagi dimensi persepsi risiko menjadi empat bagian,

yaitu:

1. Resiko yang terlihat jelas atau obvious health yaitu resiko kesehatan akibat

asap rokok orang lain yang secara jelas memiliki hubungan dengan dampak

kesehatan asap rokok, seperti sakit paru-paru dan bronkitis..

2. Resiko kesehatan samar atau subtle health, yaitu resiko kesehatan akibat asap

rokok orang lain yang secara tidak lansung memiliki hubungan dengan resiko

kesehatan, seperti kerusakan ginjal dan amputasi.

3. Resiko kesehatan secara umum atau general health, yaitu resiko kesehatan

yang tidak memiliki hubungan dengan asap rokok seperti infeksi saluran air

kencing dan penyakit sex menular.

4. Bahaya kehidupan, yaitu risiko bahaya yang terjadi dan sama sekali tidak

berkaitann dengan risiko kesehatan dan dampak buruk asap rokok, seperti

kehilangan dompet atau barang berharga lainnya.

2.4.3 Pengukuran persepsi risiko

Penulis mengadopsi The Smoking Hazard Scale dari tokoh Melinda F. Davis

(2006), dengan jumlah 12 item. Melinda F. Davis (2006) menyusun alat ukur ini

dengan mengacu pada teori Weinstein (2004). Menurut teori ini bagaimana

perilaku seseorang saat ini mempengaruhi penilaiannya terhadap tingkat resiko

terkena penyakit yang muncul dimasa yang akan datang.

Page 44: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

29

2.5 Asertif

2.5.1 Pengertian asertif

Lazarus (dalam Pipas, 2010) pertama kali mendefenisikan perilaku asertif,

menurutnya asertif adalah kemampuan untuk mengatakan tidak, meminta bantuan,

membuat permintaan, memulai dan mengakhiri percakapan, serta kemampuan

untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif. Sedangkan George Domino

(1976) menyatakan asertif sebagai pernyataan perasaan, keinginan, kebutuhan dan

pendapat. Bebeda dengan agresi, asertif tidak melibatkan ancaman dan hukuman.

Menurut penulis, kemampuan ini tidak hanya sebuah ekspresi dari sisi

perilaku. Beberapa orang seringkali tidak tahu bagaimana cara menyatakan

perasaan dan kebutuhan mereka pada situasi yang tidak sesuai dengan kehendak

mereka. Takut akan munculnya banyak konflik atau perpecahan sehingga lebih

memilih memendam perasaan mereka agar bebas dari konflik. Dalam penelitian

yang dilakukan oleh Martinelli (1998), bahwa dengan menghindari asap rokok

orang lain secara tidak lansung seseorang akan dihadapi dengan beberapa masalah

sosial sementara dan konflik interpersonal dengan orang lain.

Berdasarkan beberapa defenisi diatas, maka dalam penelitian ini

menggunakan teori asertif yang disebutkan oleh Lazarus (dalam Pipas, 2010),

yaitu kemampuan untuk mengatakan tidak, meminta bantuan, membuat

permintaan, memulai dan mengakhiri percakapan, serta kemampuan untuk

mengekspresikan perasaan positif dan negatif.

Page 45: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

30

2.5.2 Dimensi Asertif

Fensterheim & Baer (1980) membagi dimensi asertif menjadi delapan bagian,

yaitu :

1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata

maupun tindakan.

2. Dapat berkomunikasi secara lansung dan terbuka.

3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu perbincangan dengan

baik.

4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat

orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat

negative

5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika

membutuhkan

6. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang

tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.

7. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.

8. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha

untuk mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin.

Sedangkan Rathus dan Nevid (1979) membagi dimensi asertif menjadi enam

aspek, yaitu:

1. Meminta pertolongan dan menolak permintaan.

2. Menyatakan ketidaksetujuan secara efektif.

3. Menjalin interaksi social.

Page 46: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

31

4. Mengungkapkan perasaan secara spontan dan tidak berlebihan.

5. Memberi dan menerima pujian.

6. Memberikan dan menerima keluhan atau complain

Dalam penelitian ini dimensi-dimensi yang akan digunakan untuk

mengukur asertif oleh penulis adalah dimensi asertif menurut Rathus dan Nevid

(1979).

2.5.3 Pengukuran asertif

Dalam penelitian ini, alat ukur yang digunakan untuk mengukur variable asertif

diadaptasi dari Rathus (1973), Rathus Asertiveness Schedule yang terdiri dari 30

item.

2.6 Kerangka Berfikir

Paparan asap rokok orang lain dapat terjadi dimana saja dalam kehidupan sehari-

hari. Dampak akibat asap rokok tidak hanya mengganggu kesehatan perokok saja,

orang lain di sekitarnya juga terkena dampak buruk akibat asap rokok. Efek asap

rokok yang dihisap orang lain bahkan lebih berbahaya bagi orang disekitarnya

ketimbang bagi perokok itu sendiri. Larangan mengenai perilaku merokok bagi

perokok tidak cukup menghentikan aktivitas merokok ini, diperlukan upaya dari

orang sekitar atau perokok pasif untuk menghambat atau bahkan menghentikan

laju pertumbuhan aktivitas rokok. Maka dibutuhkan usaha dari pihak lain yaitu

perokok pasif untuk menghindari asap rokok orang lain sangat dibutuhkan untuk

mengurangi dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh asap rokok. Dengan

mengadaptasi perilaku menghindar, kemungkinan seseorang jauh dari resiko

terkena penyakit yang di timbulkan oleh asap rokok orang lain lebih tinggi

Page 47: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

32

dibandingkan mereka yang tidak mengadaptasi perilaku menghindar. Perilaku

menghindar juga membuat para perokok sadar betapa orang di sekitarnya tidak

nyaman beraktifitas sehingga kemudian menghentikan aktivitas merokoknya atau

bahkan pada tahapan selanjutnya ia akan mengurangi intensitas atau bahkan

berhenti merokok di area publik akibat tekanan dari lingkungan.

Perilaku menghindar tidak muncul begitu saja, ia dipengaruhi oleh banyak

faktor, salah satunya adalah faktor efikasi diri, efikasi diri sangat diperlukan

diperlukan ketika seseorang ingin mengeksekusi sebuah perilaku. Bagaimana

dukungan orang lain atas tindakannya tersebut serta keyakinan bahwa tindakan

yang akan dia lakukan memiliki ekspektasi positif terhadap dirinya, sehingga

membuatnya yakin untuk mengadaptasi perilaku tersebut. Seseorang dengan

efikasi diri yang tinggi akan mengadaptasi perilaku menghindar dengan harapan

jauh dari resiko penyakit akibat paparan asap rokok. Begitu juga sebaliknya,

tingkat efikasi yang rendah cenderung untuk mengabaikan efek negatif akibat

paparan asap rokok orang lain terhadapnya. Efikasi diri merupakan variabel

pribadi yang penting, jika digabung dengan tujuan-tujuan spesifik akan menjadi

penentu tingkah laku mendatang yang penting.

Faktor lainnya yang mempengaruhi perilaku menghindari asap rokok

oranglain adalah sikap. Seseorang akan bertindak sesuai dengan nilai-nilai yang

ada dalam dirinya, bagaimana penilaiannya terhadap objek akan menentukan

tindakan yang diperlukan untuk merespon objek tersebut. seseorang akan

mengadaptasi perilaku menghindar jika ia menyadari bahwa perilaku tersebut

memiliki efek positif terhadap dirinya, karena ia meyakini bahwa rokok tidak baik

Page 48: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

33

untuk kesehatan dan dapat mengganggunya beraktifitas, begitu juga sebaliknya,

seseorang dengan penilaian negatif terhadap perilaku menghindar memiliki

kemungkinan kecil untuk menjauhi lingkungan asap rokok dan juga rentan

terhadap resiko kesehatan akibat asap rokok.

Selain sikap, persepsi risiko yang ditimbulkan asap rokok juga merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku menghindar. Penelitian yang

dilakukan oleh Kenkel (dalam Chotidjah, 2012) menunjukkan bahwa di antara

perilaku mengonsumsi alkohol, merokok dan olahraga maka perilaku merokoklah

yang memiliki hubungan yang paling erat dengan pengetahuan tentang kesehatan.

Persepsi tentang bahaya rokok, seperti pengetahuan seseorang tentang zat-zat

yang dikandung oleh rokok, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh perilaku

merokok dan pengetahuan umum seputar rokok seperti akibat rokok pada wanita

hamil, remaja dan orang dewasa serta perokok pasif. Jika seseorang memiliki

persepsi resiko tentang efek negatif yang ditimbulkan asap rokok maka mereka

akan mampu menghadapi pengaruh negatif akibat asap rokok, sehingga kemudian

mengadaptasi perilaku untuk menghindari asap rokok.

Tingkat asertif seseorang juga mempengaruhi bagaimana seseorang

mengadaptasi perilaku yang akan mereka gunakan untuk menghindari lingkungan

asap rokok. Mereka secara jujur dan berani dalam mengungkapkan hak mereka

atas udara bersih tanpa ada rasa cemas dan rasa bersalah pada dirinya sendiri.

Asertif sangat dibutuhkan bagi perokok pasif ketika berhadapan dengan

lingkungan asap rokok agar tidak terkena resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh

asap rokok. Dengan adanya asertif dari perokok pasif secara tidak lansung akan

Page 49: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

34

membuat perokok untuk tidak merokok pada saat itu atau bahkan berhenti dari

perilaku merokok.

Dalam hal ini efikasi diri, sikap, persepsi risiko dan asertif memiliki

peranan penting dalam menentukan perilaku menghindar seseorang. Oleh karena

itu, peneliti menduga ada pengaruh efikasi diri, sikap, persepsi risiko dan asertif

terhadap perilaku menghindar seseorang dan berikut merupakan gambar

rangkumannya.

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Demografi

Sikap

Persepsi risiko

Perilaku menghindari

asap rokok orang lain

Efikasi diri

Status orang tua

merokok

Asertif

Status merokok

Umur pertama kali

merokok

Page 50: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

35

Berdasarkan skema gambar kerangka berpikir peneliti ingin mencari pengaruh

efikasi diri, sikap, persepsi risiko, asertif, dan variabel demografis seperti status

merokok, umur pertama kali merokok, dan status orang tua merokok terhadap

perilaku menghindar.

2.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah hipotesis nihil yang terdiri

dari hipotesis mayor dan minor.

2.7.1 Hipotesis mayor

Ada pengaruh yang signifikan efikasi diri, sikap, persepsi risiko dan asertif

terhadap perilaku menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri Thawalib

Putra Padang Panjang.

2.7.2 Hipotesis minor

H1 : Ada pengaruh yang signifikan efikasi diri terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri Thawalib

Putra Padang Panjang.

H2 : Ada pengaruh yang signifikan dari sikap terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri Thawalib

Putra Padang Panjang.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan dari persepsi risiko terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri Thawalib

Putra Padang Panjang.

Page 51: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

36

H4 : Ada pengaruh yang signifikan dari asertif terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri Thawalib

Putra Padang Panjang.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan status merokok terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri Thawalib

Putra Padang Panjang.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan umur pertama kali merokok terhadap

perilaku menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri

Thawalib Putra Padang Panjang.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan status orang tua merokok terhadap

perilaku menghindari asap rokok orang lain pada remaja santri

Thawalib Putra Padang Panjang.

Page 52: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

37

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang populasi, sampel, teknik

pengambilan sampel, variabel-variabel penelitiq azan, instrumen pengumpulan

data, prosedur pengumpulan data, pengujian validitas alat ukur, dan teknik analisis

data.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam peneliti an ini adalah 436 santri yang aktif di Pondok Pesantren

Thawalib Putra Padang Panjang Provinsi Sumatera Barat. Adapun jumlah sampel

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teori Isaac dan Michael

(1981), sehingga dapat ditentukan jumlah sampel sebanyak 171 santri. Adapun

rumus Isaac dan Michael sebagai berikut:

Dimana , dengan dk=1

P=Q=0,5

D=0,1

S= jumlah sampel

N= populasi

Dalam penelitian ini, penghitungan statistik dilakukan dengan

menggunakan sistem komputerisasi program SPSS versi 17.0. Adapun teknik

yang digunakan dalam penenlitian ini adalah accidental sampling yang

merupakan salah satu teknik non probability sampling.

Page 53: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

38

3.2 Variable Penelitian

Adapun variabel penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu:

1. Perilaku menghindar

2. Efikasi diri

3. Sikap

4. Persepsi risiko

5. Asertif

6. Status merokok

7. Umur pertama kali merokok

8. Status orang tua merokok

3.3 Defenisi Operasional

Defenisi operasional dari varibel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut:

a. Perilaku menghindari asap rokok orang lain adalah perilaku seseorang

yang muncul karena ada atau tidak adannya reinforcer negatif atau

stimulus yang tidak menyenangkan dan mengharapkan hasil positif dari

perilaku tersebut, dalam hal ini adalah perilaku menghindari asap rokok

orang lain yang muncul dengan harapan jauh dari resiko terkena penyakit

akibat asap rokok.

b. Efikasi diri adalah keyakinan seseorang tentang kemampuan untuk

menghasilkan tingkat kinerja yang mempunyai pengaruh terhadap

peristiwa dan mempengaruhi kehidupan seseorang.

Page 54: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

39

c. Sikap adalah fungsi dari keyakinan terhadap suatu perilaku (behavior

beliefs) dan evaluasi (evaluation) terhadap keyakinan terhadap suatu

perilaku itu. Keyakinan terhadap suatu perilaku menggambarkan persepsi

individu tentang konsekuensi pelaksanaan suatu perilaku

d. Persepsi risiko adalah bagaimana perilaku seseorang saat ini

mempengaruhi penilaiannya terhadap tingkat resiko terkena penyakit yang

muncul dimasa yang akan datang.

e. Asertif adalah kemampuan untuk mengatakan tidak, meminta bantuan,

membuat permintaan, memulai dan mengakhiri percakapan, serta

kemampuan untuk mengekspresikan perasaan positif dan negatif.

f. Status merokok adalah kondisi apakah responden memiliki riwayat pernah

merokok atau tidak.

g. Umur pertama kali merokok adalah usia saat pertama kali responden

mencoba rokok

h. Status orang tua merokok adalah kondisi saat ini apakah orang tua

merokok atau tidak

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

kuesioner dengan menggunakan skala Likert yang memiliki empat rentangan dari

Sangat setuju, Setuju, Tidak setuju, dan Sangat tidak setuju. Instrumen

pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari 5 alat ukur.

Page 55: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

40

1. Perilaku Menghindar

Untuk mengukur perilaku menghindari asap rokok orang lain , peneliti

menyusun skala yang diadaptasi dari The Avoidance of Tobacco Smoke

Scale yang diadaptasi dari Martinelli (1998). Alat ukur tersebut berbentuk

skala likert dengan jumlah 19 item yang menjelaskan private setting dan

social setting.

Tabel 3.1 Blue print The Avoidance of Tobacco Smoke Scale

No Dimensi Indikator Item Total

Fav Unfav

1. Private Setting Menghindari

asap rokok

orang lain dalam

ruang lingkup

pribadi

6, 9, 14,

15, 16, 18

5, 7,

10, 12 10

2.

Social Setting Menghindari

asap rokok

orang lain dalam

ruang lingkup

sosial

1, 4, 11,

13, 17

2, 3,

8, 19

9

Total 11 8 19

2. Efikasi Diri

Dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi General Self-Efficacy Scale

yang diadaptasi dari Sherer et.al. (dalam Syed Sohail Iman, 2007). Skala

ini berjumlah 17 item yang menjelaskan magnitude, strength dan

generality. Adapun pembagian item-item tiap dimensi dapat dilihat pada

table 3.2 dibawah ini :

Page 56: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

41

Tabel 3.2 Blue Print General Self-Efficacy Scale

No Dimensi Indikator Item Total

Fav Unfav

1. Magnitude Keyakinan individu atas

kemampuannya terhadap

tingkat kesulitan tugas,

keyakinan mengerjakan

berbagai tuntutan tugas

1, 2, 3 4, 5 5

2. Strength Keyakinan individu akan

kemampuannya

melaksanakan tugas

diberbagai aktivitas atau

situasi

6, 7, 8, 9 10, 11,

12, 13 8

3 Generality Keyakinan yang kuat

terhadap kemampuan diri

sendiri dan daya tahan

dalam menghadapi

hambatan

15 14, 16,

17 4

Total

8 9 17

3. Instrumen Sikap

Dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi Smoking Attitude Scale (SAS)

yang diadaptasi dari Shore et.al. (2012). Skala sikap terhadap rokok ini

berjumlah 17 item. Alat ukur ini terdiri dari empat subskala yaitu

berkenaan hubungan dengan perokok yang terdiri dari lima item,

berkenaan pandangan mengenai larangan dan hukum rokok terdiri dari

enam item, mengenai perokok pasif yang terdiri dari tiga item, dan sikap

yang berkenaan dengan penjualan dan pemasaran rokok yang teridri dari

tiga item.

Page 57: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

42

Tabel 3.3 Blue print Smoking Attitude Scale

No Dimensi Indikator Item Total

Fav Unfav

1. Hubungan

dengan perokok

Penilaian individu

terhadap

hubungan

interpersonal

dengan perokok

1, 2, 3, 4 5 5

2. Pandangan

mengenai

hukum

larangan

merokok

Menyikapi

persoalan yang

berkaitan dengan

hokum larangan

merokok

- 6, 7, 8,

9, 10 5

3 Dampak rokok

pada perokok

pasif

Pengetahuan akan

dampak asap

rokok pada

kesehatan

perokok pasif

12, 13, 14, 11 4

4 Penjualan dan

pemasaran

rokok

Penilaian individu

mengenai promosi

rokok

15, 17 16 3

Total 9 8 17

4. Persepsi risiko

Alat ukur atau instrumen yang digunakan untuk mengukur persepsi risiko

adalah modifikasi alat ukur yang dikembangkan oleh Melinda F. Davis

(2006) yaitu The Smoking Hazard Scale (SHS) dengan jumlah 12 item dan

terdiri dari tiga item yang mengukur obvious health, tiga item mengukur

subtle health, tiga item mengukur general health, dan 3 item mengukur

health hazard. Adapun pembagian item-item tiap dimensi dapat dilihat

pada table 3.4 dibawah ini :

Page 58: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

43

Tabel 3.4 Blue print The Smoking Hazard Scale

No Dimensi Indikator Item Total

Fav Unfav

1. Obvious

health

Penyakit yang berkaitan

secara lansung dengan

resiko asap rokok terhadap

kesehatan

- 1, 2, 3 3

2. Subtle

health

Secara tidak lansung

berkaitan dengan resiko

asap rokok terhadap

kesehatan

4, 5, 6 3

3. General

health risk

Resiko kesehatan yang

tidak memiliki kaitan

dengan efek resiko asap

rokok

7,8,9 3

4. Life hazard Tidak memiliki kaitan

dengan efek resiko akibat

asap rokok

10,11,12 3

Total 12 12

5. Asertif

Dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi Rathus Asertiveness Schedule

Scale (RAS) yang diadaptasi dari Rathus (1973). Skala asertif berjumlah

30 item yang terdiri dari empat item yang mengukur dimensi menolak dan

menerima permintaan, dua item yang mengukur dimensi setuju dan tidak

setuju terhadap pendapat orang lain, lima item yang mengukur dimensi

memulai dan mengahiri percakapan, tujuh item yang mengukur dimensi

mengungkapkan perasaan secara spontan, empat item yang mengukur

memberi dan menerima pujian, dan delapan item yang mengukur dimensi

Page 59: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

44

memberi dan menerima keluhan . Adapun pembagian item-item tiap

dimensi dapat dilihat pada table 3.5 dibawah ini :

Tabel 3.5 Blue Print Rathus Asertiveness Schedule Scale

No Dimensi Item Total

Fav Unfav

1. Kemampuan untuk meminta

pertolongan dan menolak permintaan

tidak layak

6 5, 16, 23 4

2. Kemampuan untuk mengungkapkan

ketidaksetujuan terhadap pendapat

orang lain secara efektif

18 19 2

3. Kemampuan untuk menjalin

interaksi sosial termasuk menyapa,

membuak percakapan, serta

mengatahui apa yang harus

dikatakan

9 2, 11, 12, 13 5

4. Kemampuan untuk mengungkapkan

perasaan dan apa yang dipikirkan

secara spontan dan tidak berlebihan

21, 29 1, 15, 17,

24, 30

7

5. Kemampuan untuk mengungkapkan

dan menerima pujian

7, 8, 20 26 4

6. Kemampuan untuk memberikan

dan menerima keluhan atau

komplain

3, 22, 25,,

27, 28

4, 10, 14 8

Total 17 13 30

3.5 Uji Validitas Alat Ukur

Instrumen yang digunakan pada validitas ini akan diuji dengan mengunakan CFA

(Confirmatory Factor Analysis). Pada instrumen: 1. Perilaku menghindar 2.

Efikasi diri 3. Sikap 4. Persepsi risiko 5. Asertif. Peneliti melakukan uji validitas

konstruk dengan menggunakan Lisrel 8.70, adapun langkah-langkah untuk

melakukan pengujian item dengan CFA (Umar, 2012) adalah sebagai berikut:

Page 60: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

45

1. Dilakukan uji CFA dengan model satu faktor dan dilihat nilai chi-square yang

dihasilkan. Jika nilai chi-square tidak signifikan (p>0.05) berarti semua item

hanya mengukur satu faktor saja. Namun, jika nilai chi-square signifikan

(p<0.05), maka perlu dilakukan modifikasi terhadap model dengan cara

memperbolehkan kesalahan pengukuran pada item-item yang saling

berkolerasi. Jika sudah diperoleh model yang fit, maka dilakukan langkah

selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadai sumber tidak fit. Dalam

menganalisisinya terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1) Melakukan uji signifikansi terhadap koefisien muatan faktor dari masing-

masing item dengan menggunakan t-test. Jika nilai t(<1.96), maka item

tersebut akan didrop karena dianggap tidak signifikan sumbangannya

terhadap mengukuran yang sedang dilakukan.

2) Melihat koefisien muatan faktor. Jika suatu item memiliki muatan faktor

negatif, maka item tersebut akan didrop dan sebaliknya.

3) Dilihat juga apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak korelasi

(lebih dari tiga), maka item tersebut juga akan didrop. Alasannya, karena

item yang demikian selain mengukur apa yang ingin diukur juga

mengukur hal lain (multi-deminseional item).

3. Menghitung faktor skor. Jika langkah-langkah telah dilakukan, maka

diperoleh item-item yang valid untuk mengukur apa yang ingin diukur. Item-

item yang valid tersebut akan diikutsertakan dalam mengestimasi factor skor

dari masing-masing variabel. Jadi, perhitungan factor skor ini tidak

Page 61: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

46

menjumlahkan item-item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true

score pada tiap skala. Adapun rumus true score = 50 + (10 x faktor skor).

Dimana nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10, jadi dengan menggunakan

true score, nilai mean dan standar deviasi seluruh variabel disamakan. Setelah

didapatkan faktor skor yang telah dirubah menjadi true score, maka nilai baku

inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis dan regresi.

3.5.1 Uji Validitas Skala Perilaku Menghindar

Pada uji validitas konstruk perilaku menghindar, peneliti menguji apakah 19 item

yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur satu variabel saja

yaitu perilaku menghindar. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model

satu faktor, hasil penelitian dinyatakan fit, dengan Chi–Square = 858.47 , df =

152 , P-value = 0.00000, RMSEA = 0.165. Setelah dilakukan modifikasi terhadap

model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi–Square = 122.99 , df =

100 , P-value = 0.05918, RMSEA = 0.037.

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikansi item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor.

Page 62: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

47

Tabel 3.6 Muatan faktor item perilaku menghindar

No item Koefisien Standar Eror T-Value Signifikansi

ITEM 1 0.41 0.07 5.61 V

ITEM 2 0.83 0.06 12.92 V

ITEM 3 0.82 0.07 12.61 V

ITEM 4 0.60 0.07 8.41 V

ITEM 5 0.68 0.07 9.77 V

ITEM 6 0.53 0.07 7.38 V

ITEM 7 0.62 0.07 8.96 V

ITEM 8 0.61 0.07 8.91 V

ITEM 9 0.58 0.07 7.79 V

ITEM 10 0.50 0.08 6.58 V

ITEM 11 0.54 0.07 7.54 V

ITEM 12 0.36 0.08 4.76 V

ITEM 13 0.30 0.08 3.96 V

ITEM 14 0.31 0.07 4.28 V

ITEM 15 0.38 0.07 5.15 V

ITEM 16 0.38 0.07 5.17 V

ITEM 17 0.50 0.07 6.91 V

ITEM 18 0.31 0.07 4.36 V

ITEM 19 0.50 0.07 6.82 V Keterangan: tanda V =signifikan t (>1,96) ; X= tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6 diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan

telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit.

3.5.2 Uji validitas konstruk sikap

Pada uji validitas konstruk sikap, Peneliti menguji apakah 17 item yang ada

bersifat unidimensional atau tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu

variabel saja yaitu sikap. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor ternyata tidak fit, dengan Chi – Square = 692.87 , df = 119 , P-

value = 0.00000 , RMSEA = 0.168. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model,

kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama

lainnya, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square = 103.46, df = 82, p-

value = 0.05486, RMSEA = 0.039.

Page 63: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

48

Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Muatan faktor item sikap

No item Koefisien Standar Error T-Value Signifikansi

ITEM 20 0.60 0.08 7.40 V

ITEM 21 0.55 0.08 6.62 V

ITEM 22 0.58 0.09 6.74 V

ITEM 23 0.56 0.08 6.86 V

ITEM 24 0.40 0.08 4.73 V

ITEM 25 0.41 0.09 4.73 V

ITEM 26 0.34 0.09 3.79 V

ITEM 27 0.39 0.09 4.45 V

ITEM 28 0.57 0.08 6.80 V

ITEM 29 0.47 0.09 5.44 V

ITEM 30 0.19 0.09 2.14 V

ITEM 31 0.39 0.08 4.64 V

ITEM 32 0.36 0.09 4.22 V

ITEM 33 0.23 0.09 2.62 V

ITEM 34 0.34 0.09 4.00 V

ITEM 35 0.39 0.09 4.39 V

ITEM 36 -0.34 0.09 -4.00 X

Keterangan: tanda V =signifikan t (>1,96) ; X= tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.7 diatas, terdapat item yang memiliki nilai koefisien t

> 1.96 yaitu item 36. Sedangkan item lainnya signifikan (t > 1.96).

3.5.3. Uji validitas konstruk efikasi diri

Peneliti menguji apakah 17 item yang ada bersifat unidimensional atau tidak,

artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu efikasi diri. Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu factor, hasil penelitian

dinyatakan, fit, dengan Chi – Square = 817.34 , df = 119 , P-value = 0.00000 ,

RMSEA = 0.186. Oleh karena itu, peneliti tidak perlu melakukan modifikasi

terhadap model. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

Page 64: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

49

diperoleh model fit dengan nilai Chi-Square = 99.47, df = 80, p-value = 0.06923,

RMSEA = 0.038.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item efikasi diri No item Koefisien Standar Error T-Value Signifikansi

ITEM 37 0.35 0.07 4.89 V

ITEM 38 0.77 0.07 11.00 V

ITEM 39 0.59 0.07 8.72 V

ITEM 40 0.69 0.07 9.70 V

ITEM 41 0.46 0.07 6.57 V

ITEM 42 0.68 0.07 10.08 V

ITEM 43 0.40 0.07 5.60 V

ITEM 44 0.91 0.07 13.09 V

ITEM 45 0.56 0.07 8.05 V

ITEM 46 0.22 0.07 3.03 V

ITEM 47 0.35 0.08 4.40 V

ITEM 48 0.42 0.08 5.26 V

ITEM 49 0.23 0.07 3.11 V

ITEM 50 0.35 0.08 4.41 V

ITEM 51 0.15 0.07 2.00 V

ITEM 52 0.34 0.07 4.88 V

ITEM 53 0.39 0.07 5.32 V

Keterangan: tanda V =signifikan t (>1,96) ; X= tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8 diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan

telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit.

3.5.4. Uji validitas konstruk persepsi risiko

Peneliti menguji apakah 12 item yang ada bersifat unidimensional atau tidak,

artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu persepsi risiko. Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak

fit, dengan Chi – Square = 233.17 , df = 54 , P-value = 0.000000 , RMSEA =

0.140. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan nilai Chi-Square = 61.04, df = 8, p-value = 0.05570, RMSEA = 0.046.

Page 65: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

50

Tahapan selanjutnya melihat apakah signifikan tidaknya item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis

nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Persepsi Risiko No item Lamda Standard Error T-Value Signifikansi

IIEM 84 0.76 0.07 11.58 V

ITEM 85 0.87 0.06 14.28 V

ITEM 86 0.88 0.06 14.60 V

ITEM 87 0.92 0.06 15.80 V

ITEM 88 0.89 0.06 14.85 V

ITEM 89 0.65 0.07 9.45 V

ITEM 90 0.82 0.06 12.90 V

ITEM 91 0.73 0.07 11.05 V

ITEM 92

ITEM 93

0.81

0.36

0.06

0.08

12.84

4.79

V

V

ITEM 94 0.57 0.07 7.96 V

ITEM 95 0.57 0.07 7.92 V

Keterangan: tanda V =signifikan t (>1,96) ; X= tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9 diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan

telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit.

3.5.5. Uji validitas konstruk asertif

Peneliti menguji apakah 30 item yang ada bersifat unidimensional atau

tidak, artinya apakah benar hanya mengukur satu variabel saja yaitu asertif. Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak

fit, dengan Chi – Square = 1655.90.17 , df = 405 , P-value = 0.000000 , RMSEA

= 0.135. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan nilai Chi – Square = 309.96 , df = 273 , P-value = 0.06179 ,

RMSEA = 0.028. Tahapan selanjutnya melihat apakah signifikan tidaknya item

Page 66: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

51

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Dalam hal ini yang diuji adalah

hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor item. Pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10

berikut.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Asertif No item Lamda Standard Error T-Value Signifikansi

ITEM 54 0.24 0.08 2.87 V

ITEM 55 -0.03 0.07 -0.48 X

ITEM 56 -.042 0.07 -5.65 X

ITEM 57 0.60 0.07 8.27 V

ITEM 58 0.12 0.07 1.58 X

ITEM 59 -0.11 0.08 -1.41 X

ITEM 60 -0.65 0.07 -9.40 X

ITEM 61 -0.54 0.07 -7.32 X

ITEM 62

ITEM 63

0.18

-0.14

0.07

0.09

2.41

-1.64

V

X

ITEM 64 0.32 0.08 4.16 V

ITEM 65 -0.09 0.07 -1.26 X

ITEM 66 -0.20 0.07 -2.90 X

ITEM 67 -0.01 0.08 -0.19 X

ITEM 68 0.70 0.07 9.60 V

ITEM 69 0.11 0.08 1.44 X

ITEM 70 0.05 0.07 0.63 X

ITEM 71 -0.04 0.07 -0.61 X

ITEM 72 0.14 0.08 1.87 X

ITEM 73 0.10 0.07 1.30 X

ITEM 74 -0.19 0.07 -8.06 X

ITEM 75 -0.58 0.07 -8.06 V

ITEM 76 0.11 0.08 1.41 X

ITEM 77 0.24 0.07 3.18 V

ITEM 78 -0.60 0.07 -8.05 X

ITEM 79 -0.21 0.07 -2.81 X

ITEM 80 -0.36 0.07 -4.93 X

ITEM 81 -0.53 0.07 -7.95 X

ITEM 82 -0.61 0.08 -7.95 X

ITEM 83 0.24 0.07 3.26 V

Keterangan: tanda V =signifikan t (>1,96) ; X= tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10 diatas, terdapat item yang memiliki nilai koefisien

t < 1.96 yaitu item 55, 56, 58, 59, 60, 61, 63, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 76,

77, 78, 79, 80 dan 81. Sedangkan item lainnya signifikan (t > 1.96) sehingga item

nomor 54, 57, 62, 64, 68, 75, 77, dan 83 dinyatakan valid.

Page 67: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

52

3.6 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai pengaruh efikasi diri, sikap,

persepsi risiko dan asertif terhadap perilaku menghindari asap rokok orang lain

pada remaja santri Thawalib Putra Padang Pannjang, maka data yang ada diolah

dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (Multiple Regression

Analysis) dengan bantuan software SPSS.

1. Melalui analisi berganda ini akan diperoleh beberapa informasi, diantaranya:

R2 (R square) untuk mengetahui berapa besar kontribusi varian DV yang

dijelaskan oleh selruh IV dan melihat apakah seluruh IV berpengaruh

signifikan terhadap DV.

2. Uji hipotesis mengenai siginifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-

masing IV. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan

dari IV yang bersangkutan.

3. Dapat diketahui besarnya sumbangan dari setiap IV pada DV, dan melihat

signifikansinya.

3.7 Prosedur Penelitian

Dalam melaksanakan proses pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa

tahapan sebagai berikut:

1. Sebelum turun ke lapangan, peneliti merumuskan masalah yang akan

diteliti kemudian menentukan variabel yang akan diteliti yaitu perilaku

menghindar, sikap, efikasi diri, persepsi risiko dan asertif. Setelah itu

mengadakan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut

pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori-teori secara lengkap kemudian

Page 68: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

53

menyiapkan, membuat dan menyusun alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu perilaku menghindar yang mengadaptasi skala

pengukuran yang digunakan penelitian sebelumnya berdasarkan teori

Martinelli (1991) dengan bentuk skala likert, alat ukur sikap berdasarkan

skala baku yang diadaptasi oleh Shore et.al. (2012) dengan bentuk skala

likert, alat ukur efikasi diri berdasarkan skala baku yang diadaptasi oleh

sherer et.al. (2007), alat ukur persepsi risiko yang diadaptasi berdasarkan

teori Davis M. F (2006), dan alat ukur asertif berdasarkan skala baku yag

diadaptasi oleh Rathus (1973).

2. Kemudian setelah alat ukur dibuat berupa angket, peneliti membagikannya

kepada responden, yaitu santri Thawalib Putra Padang Panjang yang

memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.

3. Setelah mendapatkan seluruh data yang diperlukan, peneliti melakukan

pengolahan data dan pengujia hipotesis terhadap data yang sudah

didapatkan.

Page 69: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

54

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai gambaran subjek penelitian, hasil analisis

deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, hasil uji hipotesis dan proporsi

varians.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian

maka pada subbab ini ditampilkan gambaran banyaknya subjek penelitian

berdasarkan usia dan status merokok.

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

No Frequensi Presentase

1

2

Usia

12-19

Status merokok

Perokok

Bukan perokok

Total

171

56

115

171

100%

67.3%

32.7%

100%

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah subjek berdasarkan usia

dari 12 hingga 19 tahun. Kemudian status perokok dari jumlah sampel penelitian

171 orang, pada penelitian ini memiliki jumlah sampel perokok sebanyak 56 orang

atau 32, 7% dan sampel bukan perokok 115 orang atau 67.3%. Selanjutnya jumlah

subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini sebanyak 171 orang yang terdiri

dari remaja santri Pondok Pesantren Thawalib Padang Panjang.

Page 70: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

55

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian. Dalam

hasil analisis deskriptif ini akan disajikan maksimum, minimum, mean dan standar

deviasi variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor variabel penelitian.

Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel N Minimum Maksimum

Perilaku menghindar 171 19.64 69.14

Efikasi diri 171 28.96 71.66

Sikap 171 23.14 69.57

Persepsi risiko 171 36.35 75.28

Asertif 171 26.19 70.41

Berdasarkan table 4.2 diatas dapat diketahui bahwa subjek penelitian

sebanyak 171 orang dengan nilai minimum dari variabel perilaku menghindar

adalah 19.64 dan nilai maksimum = 69.14. Kedua, efikasi diri memiliki nilai

minimum = 28.96, dan nilai maksimum = 71.66. Ketiga, sikap memiliki nilai

minimum = 23.14 dan nilai maksimum = 69.57. Keempat, persepsi risiko memiliki

nilai minimum = 36.35 dan nilai maksimum = 75.28. Kelima, asertif memiliki nilai

minimum = 26.19, dan nilai maksimum = 70.41.

4.2.1 Kategorisasi skor variabel penelitian

Kategorisasi dalam penelitian ini dibuat menjadi dua kategori yaitu, tinggi dan

rendah. Untuk mendapatkan norma kategorisasi tersebut, peneliti menggunakan

pedoman sebagai berikut.

Page 71: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

56

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor

Uraian mengenai gambaran kategorisasi skor variabel penelitian

berdasarkan rendah dan tingginya variabel perilaku menghindar disajikan pada

tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Kategorisasi skor masing-masing variabel

Variabel Frekuensi Persentase

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Perilaku Menghindar 82 89 48 52

Sikap 89 82 52 48

Efikasi diri 77 94 45 55

Persespsi risiko 80 91 46.8 53.2

Asertif 91 80 53.2 46.8

Berdasarkan tabel 4.4, semua variabel memiliki frekuensi tinggi yaitu variabel

Perilaku menghindar dan Persepsi risko.

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 17.0 seperti yang sudah dijelaskan pada bab

3, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat yaitu melihat R suare untuk mengetahui

berapa persen (%) variasi DV yang dijelaskan oleh IV berpengaruh secara

signifikan terhadap DV, kemudian terahir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien dari masing-masing IV.

Norma Interpretasi

X < Mean Rendah

X > Mean Tinggi

Page 72: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

57

4.3.1 Hipotesis mayor

Peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians dari

dependent variable, yaitu perilaku menghindar yang diprediksikan oleh

keseluruhan independent variable.

Selanjutnya dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0.258. atau

25.8% dari bervariasinya perilaku menghindar ditentukan oleh bervariasinya

independent variable yang diteliti yaitu efikasi diri, sikap, persepsi risiko, asertif,

dan variable demografis seperti status merokok, umur pertama kali merokok, dan

status orang tua merokok. Sedangkan 74.2% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

diluar penelitian. Adapun R square dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 model summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of

Square the Estimate Sig. F Change

1 508a .258 .226 8. 19171 .000

.

Kemudian peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variable

terhadap perilaku menghindar. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6

dibawah ini:

Tabel 4.6 Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 3809.339 7 544.191 8.110 .000a

Residual 10937.957 163 67.104

Total 14747.296 170

Page 73: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

58

Berdasarkan data pada tabel 4.6 kolom ke 6 dari kiri diketahui bahwa

(p<0.05) atau signifikan, maka hipotesis nol ditolak. Oleh karenanya hipotesis

mayor yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh independent

variable terhadap perilaku menghindar ditolak. Artinya, ada pengaruh yang

signifikan dari efikasi diri, sikap, persepsi risiko, status merokok, umur pertama kali

merokok, dan status orang tua merokok terhadap perilaku menghindar.

4.3.2 Hipotesis Minor

Pada hipotesis minor melihat koefisien regresi tiap independent variable. Adapun

penyajiannya ditampilkan pada table 4.7.

Tabel 4.7 Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

(Constant) 19.391 6.977 2.779 .006

Efikasi diri .257 .085 .252 3.029 .003

Sikap .303 .083 .291 3.648 .000

Persepsi risiko .021 .069 .022 .309 .758

Asertif .049 .076 .047 .647 .518

Status merokok -1.989 1.886 -.099 -1.055 .293

Umur pertama

kali merokok .466 .498 .086 .935 .351

Status Orang tua

merokok -.393 .578 -.048 -.680 .498

a. Dependent Variable: Perilaku menghindar

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.7 dapat disampaikan persamaan

regresi sebagai berikut, dengan tanda (*) yang artinya signifikan:

Page 74: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

59

Perilaku menghindar = 19.391 + 0.257 efikasi diri* + 0.303 sikap* + 0.021

persepsi risiko + 0.049 asertif - 1.989 coba merokok + 0.466 umur pertama kali

merokok - 0.393 status orang tua merokok

Berdasarkan data pada tabel 4.7, untuk melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi yang dihasilkan, kita cukup melihat nilai signifikan pada kolom

yang paling kanan jika P (< 0.05), maka koefisien regresi yang dihasilkan

signifikan pengaruhnya terhadap perilaku menghindar dan sebaliknya. Dari hasil di

atas, koefisien regresi dari efikasi diri dan sikap dikatakan memiliki pengaruh yang

signifikan sedangkan sisa lainnya tidak signifikan.

Hal ini berarti bahwa dari delapan independent variable hanya dua variabel

signifikan yaitu efikasi diri dan sikap. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang

diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel efikasi diri : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.257 dengan

signifikansi sebesar 0.003 ( 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel

efikasi diri memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku

menghindar. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi efikasi diri

seseorang maka semakin tinggi perilaku menghindar orang tersebut.

2. Variabel sikap : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.303 dengan

signifikansi sebesar 0.000 (< 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa sikap

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perilaku menghindar.

Dapat disimpulkan, semakin tinggi sikap maka semakin tinggi perilaku

menghindar.

Page 75: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

60

3. Variabel persepsi risiko : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0.021

dengan signifikansi sebesar 0.758 (> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

persepsi risiko tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

menghindar.

4. Variabel asertif : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.049 dengan

signifikansi sebesar 0.518 (> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa asertif tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menghindar.

5. Variabel status merokok : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar --1.989

dengan signifikansi sebesar 0.293 (> 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa

mencoba rokok tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

menghindar.

6. Variabel umur pertama kali merokok : Diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0.466 dengan signifikansi sebesar 0.351 (> 0.05). Hal ini

menunjukkan bahwa umur pertama kali merokok tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap perilaku menghindar.

7. Variabel status orang tua merokok: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

-0.393 dengan signifikansi sebesar 0.498 (> 0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa orang tua merokok tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku menghindar.

4.4 Proporsi Varian

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians

setiap independent variabel terhadap perilaku menghindar. Pada tabel 4.8 kolom

Page 76: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

61

pertama adalah IV yang dianalis satu per satu, kolom kedua merupakan

penambahan varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu persatu tersebut.

Kolom ketiga merupakan nilai murni varians DV dari tiap IV yang

dimasukkan secara satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung bagi IV yang

bersangkutan. Kolom DF adalah derajat bebas bagi IV yang bersangkutan pula,

yang terdiri dari numerator dan dunemerator yang telah ditentukan sebelumnya,

nilai kolom inilah yang akan dibandingkan dengan nilai F hitung. Apabila F hitung

lebih besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikansi yang

dituliskan signifikan dan sebaliknya.

Tabel 4.8

Proporsi Varian masing-masing independent variable

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .430a .185 .180 8.43171 .185 38.434 1 169 .000

2 .499b .249 .240 8.11766 .064 14.330 1 168 .000

3 .500c .249 .236 8.14046 .000 .060 1 167 .807

4 .501d .251 .233 8.15483 .002 .412 1 166 .522

5 .503e .253 .230 8.17099 .002 .344 1 165 .558

6 .506f .256 .229 8.17826 .003 .707 1 164 .402

7 .508g .258 .226 8.19171 .002 .462 1 163 .498

Predictors: (Constant), efikasi diri, sikap, persepsi risiko, asertif, status merokok

, umur pertama kali merokok, status orang tua merokok

Berdasarkan data pada tabel 4.8 dapat disampaikan informasi sebagai

berikut :

Page 77: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

62

1. Variabel efikasi diri : Diketahui bahwa R² change dari efikasi diri terhadap

perilaku menghindar adalah sebesar 0.185, artinya variabel efikasi diri

memberikan sumbangan varians sebesar 18.5% terhadap perilaku menghindari

asap rokok orang lain. Sumbangan ini signifikan secara statistik karena nilai

sig. F change = 0.000 (<0.05).

2. Variabel sikap : Diketahui bahwa R² change dari sikap terhadap perilaku

menghindar adalah sebesar 0.064, artinya variabel sikap memberikan

sumbangan varians sebesar 6.4% terhadap perilaku menghindari asap rokok

orang lain. Sumbangan ini signifikan secara statistik karena nilai sig. F change

= 0.000 (<0.05).

3. Variabel persepsi risiko : Diketahui bahwa R² change dari persepsi risiko

terhadap perilaku menghindar adalah sebesar 0.000, artinya variabel persepsi

risiko memberikan sumbangan varians sebesar 0% terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain. Sumbangan ini tidak signifikan secara

statistik karena nilai sig. F change = 0.807 (>0.05).

4. Variabel asertif : Diketahui bahwa R² change dari asertif terhadap perilaku

menghindar adalah sebesar 0.002, artinya variabel asertif memberikan

sumbangan varians sebesar 0.2% terhadap perilaku menghindari asap rokok

orang lain. Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik karena nilai sig. F

change = 0.522 (>0.05).

5. Variabel status merokok : Diketahui bahwa R² change dari status merokok

terhadap perilaku menghindar adalah sebesar 0.002, artinya variabel status

merokok memberikan sumbangan varians sebesar 0.2% terhadap perilaku

Page 78: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

63

menghindari asap rokok orang lain. Sumbangan ini tidak signifikan secara

statistik karena nilai sig. F change = 0.558 (>0.05).

6. Variabel umur pertama kali merokok : Diketahui bahwa R² change dari umur

pertama kali merokok terhadap perilaku menghindar adalah sebesar 0.003,

artinya variabel umur pertama kali merokok memberikan sumbangan varians

sebesar 0.3% terhadap perilaku menghindari asap rokok orang lain.

Sumbangan ini tidak signifikan secara statistik karena nilai sig. F change =

0.402 (>0.05).

7. Variabel status orang tua merokok : Diketahui bahwa R² change dari status

orang tua merokok terhadap perilaku menghindar adalah sebesar 0.002, artinya

variabel efikasi diri memberikan sumbangan varians sebesar 0.2% terhadap

perilaku menghindari asap rokok orang lain. Sumbangan ini signifikan secara

statistik karena nilai sig. F change = 0.498 (>0.05).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat dua variabel independen,

yaitu efikasi diri dan sikap yang signifikan sumbangannya terhadap perilaku

menghindar. Adapun sumbangan terbesar independent variable terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain sebagai dependent variable dengan melihat nilai

R2change. Maka dapat diketahui bahwa, sumbangan terbesar pada perilaku

menghindari asap rokok orang lain dalam penelitian ini adalah pada efikasi diri

dimana efikasi diri menyumbang sebesar 18.5%, kemudian diiukuti oleh sikap

6.4%. Adapun variabel yang memiki sumbangan terkecil yakni persepsi risiko

sebesar 0%.

Page 79: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

64

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab lima peneliti akan menjelaskan lebih lanjut hasil dari penelitian

yang telah dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi,

dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini adalah: “ada pengaruh yang signifikan antara efikasi diri, sikap,

persepsi risiko dan asertif terhadap perilaku menghindari asap rokok orang lain

pada santri Pondok Pesantren Thawalib Putra Padang Panjang.

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis yang menguji signifikansi

masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh hanya

dua koefisien regresi yang signifikan mempengaruhi perilaku menghindar yaitu

efikasi diri dan sikap. Variabel ini memiliki pengaruh positif terhadap perilaku

menghindari asap rokok orang lain, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin

tinggi efikasi diri dan sikap maka semakin tinggi perilaku menghindari asap rokok

orang lain.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, diketahui bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara efikasi diri, sikap, persepsi risiko dan asertif

terhadap perilaku menghindari asap rokok orang lain pada santri Pondok

Pesantren Thawalib Putra Padang Panjang.

Page 80: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

65

Dalam penelitian ini peneliti menemukan variabel efikasi diri signifikan

mempengaruhi perilaku menghindar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Lin et.al. (2010) menemukan bahwa efikasi diri mempengaruhi

perilaku menghindar. Dalam studinya, efikasi diri didapati memiliki hubungan

dengan perilaku menghindar. Pada penelitian yang dilakukan oleh Martinelli

(1999) juga menunjukkan bahwa efikasi diri memiliki hubungan yang signifikan

dengan perilaku menghindar. Kemudian penelitian lainnya dengan sampel dan

variabel yang berbeda yang dilakukan Martinelli pada tahun 2002 menyebutkan

efikasi diri juga memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku menghindar

dengan koefisien regresi sebesar.

Peneliti mendapati efikasi diri terbukti secara signifikan berkontribusi

mempengaruhi perilaku menghindar, yang berarti bahwa semakin tinggi efikasi

pada remaja santri, maka semakin tinggi perilaku menghindari asap rokok orang

lain. Sehingga menggambarkan santri memiliki keyakinan diri yang tinggi dapat

menghindari berbagai macam situasi dimana terdapat asap rokok orang lain.

Pernyataan ini didukung oleh Martinelli (1999) yang menyatakan bahwa efikasi

diri berperan melindungi seseorang dari ajakan untuk merokok juga melindungi

seseorang dari asap rokok orang lain.

Pada variabel sikap, hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menghindar. Hal ini

menunjukkan bahwa sikap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

menghindar pada santri. Lin et.al (2010), mengatakan bahwa ada kaitan positif

antara sikap dengan perilaku menghindar. Kemudian penelitian yang dilakukan

Page 81: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

66

oleh Mei-Chang (2013) juga menemukan bahwa mereka yang memiliki sikap anti

merokok yang tinggi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

menghindar. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Lai dan Chou

(2006) yang menyebutkan bahwa sikap merupakan faktor signifikan yang

mempengaruhi perilaku menghinda. Bahkan dalam penelitian yang ia lakukan,

variabel sikap lebih penting dibandingkan efikasi diri untuk menjelaskan perilaku

menghindar seseorang.

Selanjutnya pada variabel persepsi risiko tidak menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap perilaku menghindar. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Lai dan Chou (2013), dimana hasil penelitian yang

dilakukannya menunjukkan bahwa persepsi risiko memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap perilaku menghindar. Penelitian Li dan Wang (2006) juga

menemukan hal yang sama, dimana persepsi risiko memiliki pengaruh signifikan

terhadap perilaku menghindar.

Dalam penelitian ini, peneliti beranggapan jika tidak signifikannya

variabel persepsi risiko disebabkan oleh perasaan optimis yang tidak realistis

(unrealistic optimism) mengenai resiko terkena paparan asap rokok terhadap

kesehatan (Weinstein et.al, 2015), karena efek negatif akibat paparan asap rokok

bersifat jangka panjang, tidak dapat secara lansung dirasakan. Sehingga para

santri beranggapan bahwa paparan asap rokok orang lain tidak berdampak negatif

terhadap diri mereka.

Beradasarkan hasil penelitian, pada variabel asertif diketahui tidak

signifikan mempengaruhi perilaku menghindar. Hal ini sejalan dengan penelitian

Page 82: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

67

yang dilakukan oleh Poland B.D et.al. (1999) dimana responden memiliki

kesulitan untuk meminta perokok untuk mematikan asap rokoknya, responden

lebih sering menggunakan bahasa non-verbal dari pada bahasa verbal. Pada

penelitian ini, rendahnya asertif santri bisa saja disebabkan oleh masih lemahnya

penerapan aturan mengenai rokok, masih tingginya tingkat penerimaan

masyarakat terhadap rokok, dan kurang waspada terhadap resiko paparan asap

rokok orang lain terhadap dirinya.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, bahwa adanya perbedaan penelitian

terdahulu dan sekarang mungkin dikarenakan perkembangan zaman yang sudah

berubah, sampel yang tidak sesuai dan alat ukur yang kurang relevan. Sehingga

kemudian mempengaruhi hasil penelitian ini.

5.3 Saran

Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu

peneliti memberikan beberapa saran yang bisa dipertimbangkan untuk

penyempurnaan penelitian selanjutnya yang terkait dengan penelitian serupa.

5.3.1 Saran teoritis

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya agar meneliti/menganalisa

variable-variabel lain yang diduga mempengaruhi perilaku menghindar

seperti seperti konformitas, health locus of control, unrealistic optimism

dan perceived behavioral control.

2. Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah ragam dalam

karakteristik sampel penelitian yang tidak hanya pada santri saja, namun

bisa dilakukan pada anak jalanan, mahasiswa, ibu melahirkan, dan sampel

Page 83: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

68

dengna karakteristik yang memiliki resiko rentan akibat asap rokok,

sehingga hasil penelitian menjadi lebih kaya.

3. Pada peneliti selanjutnya disarankan untuk memperhatikan jumlah sampel

antara laki-laki dan perempuan. Karena dengan perbandingan sampel yang

seimbang, diharapkan hasil yang diperoleh dapat lebih akurat. Kemudian

menambah jumlah sampel penelitian, karena semakin banyak sampel

penelitian maka hasil penelitian menjadi lebih baik.

5.3.2 Saran praktis

1. Pihak pengurus pondok pesantren dapat mengadakan berbagai kegiatan,

misalnya seminar mengenai bahaya dampak rokok, kerjasama dengan

layanan kesehatan terkait layanan informasi bahaya rokok terhadap

perokok pasif, dan lain-lain.

2. Pihak pengurus pondok pesantren memperhatikan kembali aturan kawasan

bebas asap rokok disekitar pondok pesantren tidak hanya berlaku bagi

pelajar, tetapi juga pengajar serta lapisan masyarakat yang berada di area

bebas asap rokok. Karena berdasarkan pengamatan peneliti, masih banyak

guru yang merokok meskipun terdapat peringatan kawasan bebas asap

rokok.

3. Berdasarkan penelitian bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi

perilaku menghindari yaitu efikasi diri dan sikap hendaknya dapat dimiliki

oleh para santri melalui berbagai kegiatan yang diadakan pesantren,

mereka perlu disadarkan akan pentingnya efikasi diri serta sikap tersebut.

Page 84: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

69

DAFTAR PUSTAKA

Abbots, B. (2012). Instrumental conditioning. Diunduh tanggal 22 Maret 2015

dari http://users.ipfw.edu/abbott/314/Avoidance.html

Arnett, J. (1999). Adolescent storm and stress, reconsidered. American

Psychologist. 54 (5), 317-326.

Arnett, J., Jensen, LB. (1993). Cultural bases of risk behavior: Danish adolescents.

The Society for Research in Child Development. 1993. 64 (1),1842-18.

Azkha, N. (2013). Studi efektivitas penerapan kebijakan perda kota tentang

Kawasan tanpa rokok (ktr) dalam upaya menurunkan perokok aktif di

sumatera barat tahun 2013. Skripsi. Padang. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Andalas.

Bandura, A. (2006). Self-efficacy beliefs of adolescents. Information Age

Publishing. 307- 337.

Bem, D.J. (1970). Beliefs, attitudes, and human affairs. California: Brooks/Cole

Publishing Co.

Brewer, N.T., Weinstein, N.D., and Cuite, C.L. (2004). Risk perceptions and their

relation to risk behavior. Annals of Behavior Medicine. 27(2), 125–130.

Centers for disease control and prevention, national center for chronic disease

prevention and health promotion, division of adolescent and school health.

(2004). Improving the health of adolescents & young adults: A Guide for

states and communities. Atlanta: U.S Department of Health and Human

Services.

Chance, P. (2009). Learning and behavior: Active learning edition. Sixth Edition.

Wadsworth: Cengage Learning

Chotidjah, Sitti. (2012). Pengetahuan tentang rokok, pusat kendali kesehatan

eksternal dan perilaku merokok. Sosial Humaniora. 16 (1), 49-56.

Davis, M.F. (2006) . The smoking hazards scale. Journal of the Arizona-Nevada

Academy of Science. 38 (2), 102-106.

Ding, Dennis R., et al. (2010). Secondhand smoke avoidance by preteens living

with smokers: To leave or stay?. Addict Behavior. 35 (11), 989–994.

Page 85: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

70

Domino, Domino, M.L. (2006). Psychological testing: an introduction. New

York: Cambridge University Press

Emmons, K.M., Hammond, K., & Abrams, D.A. (1994). Smoking at home: The

impact of smoking cessation on non smokers’ exposure to environtmental

tobacco smoke. Health Psychology. 13(6), 516-520.

Epstein, JA., Williams, C., et al. (2015). Psychosocial predictors of cigarette

smoking among adolescents living in public housing developments.

Tobacco Control. 8 (1), 45-52.

Fensterheim, Herbert, Jean Baer. (1980). Jangan bilang ya, bila anda mengatakan

tidak. Jakarta: Gunung Jati

Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: An

introduction to theory and research. Reading, MA: Addison-Wesley.

Gharaibeh, H., et al. (2011). Knowledge, attitudes, and behavior in avoiding

secondhand smoke exposure among non-smoking employed women with

higher education in jordan. International Journal of Environmental

Research and Public Health. 8 (1), 4207-4219

Goodwin, C.J. (2014). A history of modern psychology. Fifth edition. Wiley.

Green, L.W., Kreuter, M. (2005). The precede-proceed model of health program

planning & evaluation. Diunduh tanggal 27 Juli 2015 dari

http://lgreen.net/precede.htm

Sherer., et al. (1982). The Self-Efficacy Scale: Construction and validation.

Psychological Reports. 51, 663-671.

Isaac, S., & Michael, W. B. (1971). Handbook in research and evaluation. San

Diego: EdITS Publisher.

Jessor. (1991). Risk behavior in adolescent: A psychosocial framework for

understanding and action. Journal of Adolescent Health. 12 (1), 597-605

Kaufman., et al. (2014). ‘Excuse me, sir. Please don’t smoke here’. A qualitative

study of social enforcement of smoke-free policies in Indonesia. Health

Policy and Planning. 30 (8), 995-1002

Kearney, P., et al. (1984). Factor analysis of the rathus assertiveness schedule and

the personal report of communication Apprehension-24: replication and

extension. Psychological report, 54 (1), 851-854.

Page 86: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

71

Kemenag.go.id (2009). Rokok hukumnya makruh dan haram. Diunduh tanggal 19

februari 2015 dari :

http://kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=81811www.metrotvnews.co

m

Kementrian Kesehatan, (2010). Pusat kesehatan pedoman pengembangan

kawasan tanpa rokok. Jakarta, Kementrian Kesehatan RI

Klein, Stephen B. (2015). Learning: principle and application. 7th edition.

Mississipi State University: SAGE Publications

Lin., et al. (2010). Second-hand smoke exposure and the factors associated with

avoidance behavior among the mothers of pre-school children: a school-

based cross-sectional study. Diunduh tanggal 15 Maret 2015 dari

http://bmcpublichealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/1471-2458-10-

606

Maia, T.V. (2012). Avoidance learning. encyclopedia of the science of learning.

Springer Science & Bussiness Media. New York.

Martinelli A. M. (1998). Development and validation of the avoidance of

environtmental tobacco smoke scale. Journal of Nursing Measurement. 6

(1).

Martinelli, AM. (1999). Testing a model of avoiding environmental tobacco

smoke in young adults. The Journal of Nursing Scholarship. 31 (3), 237.

Martinelli, AM. (2002). Testing a model of exposure to environmental tobacco

smoke in millitary women with children. Millitary Medicine. 167 (2), 113

– 120.

Mei-Fang, Rhuey-Hsia. (2006). Factors related to avoidance of environmental

tobacco smoke among adolescents in southern taiwan. Journal of Nursing

Research. 14 (2), 103-112.

Ming-Cheng., et al (2013). Tobacco use and environtmental smoker exposure

among taiwanese pregnant smokers and recent quitters: Risk perception,

attitude, and avoidance behavior. International Journal of Environmental

Research and Public Health. 10 (1), 4104-4116.

Nevid. J. S. & Rathus, S. A. (1979). Factor analysis of the rathus assertiveness

schedule with a college population. Journal of Behavior Therapy &

Experimental Psychiatry. 10 (1), 21 – 24.

P2PL Kementrian Kesehatan RI. (2012). Buletin jendela data dan informasi

kesehatan. Jakarta, Kementrian Kesehatan RI

Page 87: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

72

Pipas, M.D., Jaradat, M. (2010). Assertive communication skills. Annales

Universitatis Apulensis Series Oeconomica. 2 (12), 649-656.

Poland, B.D., et al. (1999). Interactions between smokers and non-smokers in

public places: A qualitative study. Canadian Journal of Public Health. 90

(5), 330-333.

Rathus, S.A. (1973). A 30-item schedule for assesing assertive behavior. Behavior

therapy. Monteleir Stage College. New Jersey. 4, 398-406.

Salkind, N. J. (2007). Encyclopedia of measurement. SAGE Publications, Inc.

Schoenfeld, W.N. (1969). Avoidance in behavior theory. Journal of the

Experimental Analysis of Behavior. 12 (1), 669-674

Schwarz, N., Bohner, G. (2001). The construction of attitudes. Blackwell

Handbook of Social Psychology. UK: Blackwell. 436-457.

Shore, T.H., Tashchian, A., Adam, J.S. (2012). Development and validation of a

scale measuring attitudes toward smoking. The Journal of Social

Psychology. 140 (5), 615-623

Sjöberg, L., Moen, B., Rundmo, T. (2004). Explaining risk perception: An

evaluation of the psychometric paradigm in risk perception research.

Trondheim, Norway: Rotunde.

Tobaccofreekids.org (2013). Tobacco burden facts. Diunduh tanggal 21 Februari

2015 dari

http://global.tobaccofreekids.org/files/pdfs/en/Indonesia_tob_burden_en.p

df.

Tobaccoinaustralia.org (2015). Public attitudes to secondhand smoke. Diunduh

tanggal 22 februari 2015 dari http://www.tobaccoinaustralia.org.au/4-14-

public-attitudes-to-secondhand-smoke.

Umar, J. (2012). Analisis faktor konfirmatori. Bahan Ajar. Tidak dipublikasikan.

Fakultas Psikologi Univarsitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Velicer, W.F., et al. (1998). Smoking cessation and stress management:

Applications of the transtheoretical model of behavior change. Health

psychology. Homestasis. 38 (1), 216-233.

Weinstein, N.D., Marcus, S.E., Moser, R.P. (2015). Smoker unrealistic optimism

about their risk. Tobacco Control. Group BMJ. 14 (1), 55-59.

Page 88: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

73

Who. (2015). Tobacco Free Initiatve (TFI): Second-hand tobacco smoker.

Diunduh pada tanggal 20 februari 2015 dari

www.who.int/entity/tobacco/research/secondhand_smoke/en/

Who. (2015). Tobacco. Diunduh pada tanggal 22 Februari 2015 dari

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/

Witte, K,. Morrison, K. (2000). Examining the influence of trait

anxiety/represion-sensitization on individuals’reaction to fear appeals.

Western Journal of Communication. 64 (1), 1-27.

Witte, K. (1992). Putting the fear back into fear appeals: The extended parallel

process model. Communication Monograph. 59 (1), 329-349.

Page 89: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

74

ITEM19.44

ITEM26.94

ITEM37.46

ITEM48.87

ITEM58.68

ITEM69.29

ITEM79.32

ITEM89.40

ITEM98.10

ITEM108.97

ITEM119.19

ITEM129.24

ITEM1310.03

ITEM149.68

ITEM159.85

ITEM169.55

ITEM179.12

ITEM189.58

ITEM199.65

PERILAKU 0.00

Chi-Square=122.99, df=100, P-value=0.05918, RMSEA=0.037

5.61

12.92

12.61

8.41

9.77

7.38

8.96

8.91

7.79

6.58

7.54

4.76

3.96

4.28

5.15

5.17

6.91

4.36

6.82

LAMPIRAN ANALISIS FAKTOR

Page 90: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

75

LAMPIRAN SYNTAX

uji validitas

DA NI=19 NO=171 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11

ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

PM SY FI=perilaku.cor

MO NX=19 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

PERILAKU

FR LX 1 -LX19

FR TD 19 17 TD 19 14 TD 15 14 TD 7 5 TD 13 1 TD 10 8 TD 16 13 TD 14 2 TD 9 2 TD 18

16 TD 18 14 TD 6 4 TD 15 11

FR TD 12 5 TD 12 9 TD 17 16 TD 19 18 TD 8 6 TD 13 4 TD 10 6 TD 6 3 TD 12 6 TD 9 3

TD 18 8 TD 17 15 TD 14 11

FR TD 16 1 TD 18 1 TD 6 1 TD 18 10 TD 15 10 TD 19 10 TD 7 4 TD 15 13 TD 13 11 TD

19 13 TD 19 16 TD 16 15

FR TD 19 9 TD 10 3 TD 4 2 TD 11 3 TD 5 4 TD 17 13 TD 17 9 TD 9 5 TD 13 12 TD 13 9

TD 18 15 TD 12 8 TD 16 7

FR TD 10 2

PD

OU SS TV MI AD=OFF IT=1000

Page 91: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

76

Contoh Ouput CFA Perilaku Menghindar

DATE: 7/11/2015 TIME: 13:47

L I S R E L 8.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file C:\Users\cone\Documents\Olah Data revisi unidimensi\PERILAKU

MENGHINDAR\PERILA.spl:

uji validitas DA NI=19 NO=171 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13

ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 PM SY FI=perilaku.cor MO NX=19 NK=1 LX=FR TD=SY LK PERILAKU FR LX 1 -LX19 FR TD 19 17 TD 19 14 TD 15 14 TD 7 5 TD 13 1 TD 10 8 TD 16 13 TD 14 2 TD 9 2 TD 18 16 TD 18 14 TD

6 4 TD 15 11 FR TD 12 5 TD 12 9 TD 17 16 TD 19 18 TD 8 6 TD 13 4 TD 10 6 TD 6 3 TD 12 6 TD 9 3 TD 18 8 TD 17 15

TD 14 11 FR TD 16 1 TD 18 1 TD 6 1 TD 18 10 TD 15 10 TD 19 10 TD 7 4 TD 15 13 TD 13 11 TD 19 13 TD 19 16 TD

16 15 FR TD 19 9 TD 10 3 TD 4 2 TD 11 3 TD 5 4 TD 17 13 TD 17 9 TD 9 5 TD 13 12 TD 13 9 TD 18 15 TD 12 8

TD 16 7 FR TD 10 2 PD OU SS TV MI AD=OFF IT=1000

uji validitas

Number of Input Variables 19 Number of Y - Variables 0 Number of X - Variables 19 Number of ETA - Variables 0 Number of KSI - Variables 1 Number of Observations 171

Page 92: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

77

uji validitas

Correlation Matrix

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 1.00 ITEM2 0.32 1.00 ITEM3 0.34 0.68 1.00 ITEM4 0.22 0.34 0.45 1.00 ITEM5 0.18 0.55 0.55 0.31 1.00 ITEM6 0.37 0.41 0.34 0.49 0.38 1.00 ITEM7 0.26 0.48 0.48 0.18 0.64 0.34 ITEM8 0.27 0.57 0.50 0.32 0.44 0.15 ITEM9 0.30 0.19 0.24 0.43 0.28 0.34 ITEM10 0.21 0.35 0.29 0.29 0.35 0.10 ITEM11 0.30 0.42 0.34 0.44 0.39 0.42 ITEM12 0.13 0.31 0.26 0.13 0.06 0.02 ITEM13 0.51 0.28 0.19 0.35 0.11 0.26 ITEM14 0.23 0.07 0.31 0.24 0.31 0.27 ITEM15 0.29 0.29 0.34 0.36 0.32 0.34 ITEM16 0.40 0.29 0.27 0.31 0.13 0.32 ITEM17 0.25 0.45 0.39 0.19 0.24 0.27 ITEM18 0.30 0.21 0.26 0.26 0.20 0.26 ITEM19 0.19 0.46 0.37 0.23 0.19 0.25

Correlation Matrix

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 1.00 ITEM8 0.41 1.00 ITEM9 0.37 0.28 1.00 ITEM10 0.36 0.53 0.21 1.00 ITEM11 0.25 0.23 0.34 0.14 1.00 ITEM12 0.25 0.38 -0.06 0.26 0.18 1.00 ITEM13 0.09 0.14 0.31 0.10 0.38 -0.02 ITEM14 0.21 0.04 0.16 0.10 0.31 -0.04 ITEM15 0.12 0.12 0.22 0.26 0.46 0.00 ITEM16 0.26 0.21 0.28 0.14 0.20 0.15 ITEM17 0.38 0.37 0.11 0.33 0.18 0.39 ITEM18 0.21 -0.03 0.28 -0.03 0.19 -0.06 ITEM19 0.31 0.39 0.05 0.37 0.15 0.42

Correlation Matrix

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 1.00 ITEM14 0.12 1.00 ITEM15 0.39 0.51 1.00 ITEM16 0.50 0.20 0.33 1.00 ITEM17 0.24 0.06 0.01 0.42 1.00 ITEM18 0.11 0.48 0.32 0.36 0.08 1.00 ITEM19 0.31 -0.23 0.06 0.32 0.70 -0.05

Correlation Matrix

ITEM19

Page 93: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

78

-------- ITEM19 1.00

uji validitas

Parameter Specifications

LAMBDA-X

PERILAKU -------- ITEM1 1 ITEM2 2 ITEM3 3 ITEM4 4 ITEM5 5 ITEM6 6 ITEM7 7 ITEM8 8 ITEM9 9 ITEM10 10 ITEM11 11 ITEM12 12 ITEM13 13 ITEM14 14 ITEM15 15 ITEM16 16 ITEM17 17 ITEM18 18 ITEM19 19

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 20 ITEM2 0 21 ITEM3 0 0 22 ITEM4 0 23 0 24 ITEM5 0 0 0 25 26 ITEM6 27 0 28 29 0 30 ITEM7 0 0 0 31 32 0 ITEM8 0 0 0 0 0 34 ITEM9 0 36 37 0 38 0 ITEM10 0 40 41 0 0 42 ITEM11 0 0 45 0 0 0 ITEM12 0 0 0 0 47 48 ITEM13 52 0 0 53 0 0 ITEM14 0 58 0 0 0 0 ITEM15 0 0 0 0 0 0 ITEM16 66 0 0 0 0 0 ITEM17 0 0 0 0 0 0 ITEM18 76 0 0 0 0 0 ITEM19 0 0 0 0 0 0

THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- --------

Page 94: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

79

ITEM7 33 ITEM8 0 35 ITEM9 0 0 39 ITEM10 0 43 0 44 ITEM11 0 0 0 0 46 ITEM12 0 49 50 0 0 51 ITEM13 0 0 54 0 55 56 ITEM14 0 0 0 0 59 0 ITEM15 0 0 0 61 62 0 ITEM16 67 0 0 0 0 0 ITEM17 0 0 71 0 0 0 ITEM18 0 77 0 78 0 0 ITEM19 0 0 83 84 0 0

THETA-DELTA

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 57 ITEM14 0 60 ITEM15 63 64 65 ITEM16 68 0 69 70 ITEM17 72 0 73 74 75 ITEM18 0 79 80 81 0 82 ITEM19 85 86 0 87 88 89

THETA-DELTA

ITEM19 -------- ITEM19 90

uji validitas

Number of Iterations = 43

LISREL Estimates (Maximum Likelihood)

LAMBDA-X

PERILAKU -------- ITEM1 0.41 (0.07) 5.61 ITEM2 0.83 (0.06) 12.92 ITEM3 0.82 (0.07) 12.61 ITEM4 0.60 (0.07) 8.41

Page 95: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

80

ITEM5 0.68 (0.07) 9.77 ITEM6 0.53 (0.07) 7.38 ITEM7 0.62 (0.07) 8.96 ITEM8 0.61 (0.07) 8.91 ITEM9 0.58 (0.07) 7.79 ITEM10 0.50 (0.08) 6.58 ITEM11 0.54 (0.07) 7.54 ITEM12 0.36 (0.08) 4.76 ITEM13 0.30 (0.08) 3.96 ITEM14 0.31 (0.07) 4.28 ITEM15 0.38 (0.07) 5.15 ITEM16 0.38 (0.07) 5.17 ITEM17 0.50 (0.07) 6.91 ITEM18 0.31 (0.07) 4.36

Page 96: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

81

ITEM19 0.50 (0.07) 6.82

PHI

PERILAKU -------- 1.00

THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 0.83 (0.09) 9.44 ITEM2 - - 0.31 (0.04) 6.94 ITEM3 - - - - 0.34 (0.05) 7.46 ITEM4 - - -0.16 - - 0.64 (0.04) (0.07) -3.90 8.87 ITEM5 - - - - - - -0.11 0.55 (0.05) (0.06) -2.44 8.68 ITEM6 0.15 - - -0.12 0.14 - - 0.73 (0.05) (0.04) (0.06) (0.08) 2.84 -2.82 2.32 9.29 ITEM7 - - - - - - -0.21 0.24 - - (0.05) (0.05) -4.38 4.73 ITEM8 - - - - - - - - - - -0.17 (0.05) -3.55 ITEM9 - - -0.30 -0.24 - - -0.13 - - (0.05) (0.05) (0.05) -6.07 -4.85 -2.87 ITEM10 - - -0.10 -0.15 - - - - -0.17 (0.05) (0.05) (0.05) -2.27 -3.38 -3.14 ITEM11 - - - - -0.09 - - - - - - (0.04)

Page 97: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

82

-2.35 ITEM12 - - - - - - - - -0.19 -0.16 (0.05) (0.05) -3.87 -2.89 ITEM13 0.33 - - - - 0.13 - - - - (0.06) (0.04) 5.61 3.00 ITEM14 - - -0.17 - - - - - - - - (0.04) -4.76 ITEM15 - - - - - - - - - - - - ITEM16 0.19 - - - - - - - - - - (0.06) 3.36 ITEM17 - - - - - - - - - - - - ITEM18 0.16 - - - - - - - - - - (0.05) 3.02 ITEM19 - - - - - - - - - - - -

THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM7 0.63 (0.07) 9.32 ITEM8 - - 0.62 (0.07) 9.40 ITEM9 - - - - 0.63 (0.08) 8.10 ITEM10 - - 0.22 - - 0.76 (0.05) (0.09) 4.12 8.97 ITEM11 - - - - - - - - 0.71 (0.08) 9.19 ITEM12 - - 0.12 -0.23 - - - - 0.86 (0.05) (0.06) (0.09) 2.39 -3.78 9.24

Page 98: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

83

ITEM13 - - - - 0.10 - - 0.20 -0.15 (0.05) (0.05) (0.05) 2.10 4.25 -2.96 ITEM14 - - - - - - - - 0.14 - - (0.05) 2.71 ITEM15 - - - - - - 0.17 0.27 - - (0.05) (0.06) 3.53 4.71 ITEM16 0.09 - - - - - - - - - - (0.04) 2.33 ITEM17 - - - - -0.15 - - - - - - (0.05) -2.87 ITEM18 - - -0.15 - - -0.16 - - - - (0.05) (0.06) -3.18 -2.89 ITEM19 - - - - -0.20 0.08 - - - - (0.05) (0.04) -3.83 2.11

THETA-DELTA

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 0.90 (0.09) 10.03 ITEM14 - - 0.85 (0.09) 9.68 ITEM15 0.23 0.31 0.85 (0.05) (0.06) (0.09) 4.73 5.43 9.85 ITEM16 0.38 - - 0.19 0.86 (0.06) (0.05) (0.09) 6.03 3.66 9.55 ITEM17 0.16 - - -0.11 0.23 0.74 (0.05) (0.05) (0.06) (0.08) 3.00 -2.34 3.75 9.12 ITEM18 - - 0.30 0.14 0.20 - - 0.84 (0.06) (0.06) (0.05) (0.09) 4.91 2.47 3.93 9.58 ITEM19 0.26 -0.30 - - 0.20 0.41 -0.12

Page 99: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

84

(0.05) (0.05) (0.05) (0.06) (0.05) 5.14 -6.33 3.66 6.58 -2.68

THETA-DELTA

ITEM19 -------- ITEM19 0.73 (0.08) 9.65

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.17 0.69 0.66 0.36 0.46 0.28

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.38 0.38 0.35 0.25 0.29 0.13

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.09 0.10 0.14 0.14 0.26 0.10

Squared Multiple Correlations for X - Variables

ITEM19 -------- 0.25

Goodness of Fit Statistics

Degrees of Freedom = 100 Minimum Fit Function Chi-Square = 123.94 (P = 0.053) Normal Theory Weighted Least Squares Chi-Square = 122.99 (P = 0.059) Estimated Non-centrality Parameter (NCP) = 22.99 90 Percent Confidence Interval for NCP = (0.0 ; 55.24) Minimum Fit Function Value = 0.73 Population Discrepancy Function Value (F0) = 0.14 90 Percent Confidence Interval for F0 = (0.0 ; 0.32) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) = 0.037 90 Percent Confidence Interval for RMSEA = (0.0 ; 0.057) P-Value for Test of Close Fit (RMSEA < 0.05) = 0.85 Expected Cross-Validation Index (ECVI) = 1.78 90 Percent Confidence Interval for ECVI = (1.65 ; 1.97) ECVI for Saturated Model = 2.24 ECVI for Independence Model = 16.78 Chi-Square for Independence Model with 171 Degrees of Freedom = 2814.31

Page 100: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

85

Independence AIC = 2852.31 Model AIC = 302.99 Saturated AIC = 380.00 Independence CAIC = 2931.00 Model CAIC = 675.74 Saturated CAIC = 1166.92 Normed Fit Index (NFI) = 0.96 Non-Normed Fit Index (NNFI) = 0.98 Parsimony Normed Fit Index (PNFI) = 0.56 Comparative Fit Index (CFI) = 0.99 Incremental Fit Index (IFI) = 0.99 Relative Fit Index (RFI) = 0.92 Critical N (CN) = 187.29

Root Mean Square Residual (RMR) = 0.066 Standardized RMR = 0.066 Goodness of Fit Index (GFI) = 0.93 Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI) = 0.87 Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) = 0.49

uji validitas

Modification Indices and Expected Change

No Non-Zero Modification Indices for LAMBDA-X

No Non-Zero Modification Indices for PHI

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 - - ITEM2 1.03 - - ITEM3 1.62 0.06 - - ITEM4 1.90 - - 0.20 - - ITEM5 3.42 0.10 0.15 - - - - ITEM6 - - 2.25 - - - - 0.66 - - ITEM7 0.49 0.27 0.49 - - - - 0.01 ITEM8 0.59 0.98 0.30 0.00 0.13 - - ITEM9 0.23 - - - - 1.23 - - 2.07 ITEM10 0.07 - - - - 0.06 0.12 - - ITEM11 0.18 0.13 - - 1.80 1.06 0.87 ITEM12 0.12 0.01 0.35 1.59 - - - - ITEM13 - - 2.26 1.85 - - 0.18 0.19 ITEM14 0.01 - - 1.37 0.02 0.08 0.12 ITEM15 2.74 0.31 0.18 0.06 1.66 0.09 ITEM16 - - 0.01 0.09 2.09 1.12 0.23 ITEM17 1.22 0.43 0.03 2.74 0.28 0.53 ITEM18 - - 0.13 0.12 0.78 0.63 0.14 ITEM19 0.43 1.09 0.11 0.00 1.23 0.05

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- --------

Page 101: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

86

ITEM7 - - ITEM8 0.11 - - ITEM9 0.42 0.21 - - ITEM10 1.32 - - 0.93 - - ITEM11 0.72 0.77 0.61 2.29 - - ITEM12 0.00 - - - - 0.21 1.34 - - ITEM13 0.73 0.26 - - 0.32 - - - - ITEM14 0.04 1.94 0.91 0.19 - - 0.05 ITEM15 2.06 0.01 0.00 - - - - 0.42 ITEM16 - - 0.00 0.08 1.71 0.08 0.08 ITEM17 0.58 0.07 - - 2.37 0.16 1.78 ITEM18 1.41 - - 0.10 - - 0.37 2.55 ITEM19 0.18 0.01 - - - - 0.92 1.64

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 - - ITEM14 0.00 - - ITEM15 - - - - - - ITEM16 - - 2.24 - - - - ITEM17 - - 1.38 - - - - - - ITEM18 0.53 - - - - - - 0.08 - - ITEM19 - - - - 1.50 - - - - - -

Modification Indices for THETA-DELTA

ITEM19 -------- ITEM19 - -

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM1 - - ITEM2 -0.04 - - ITEM3 0.05 0.01 - - ITEM4 -0.07 - - -0.02 - - ITEM5 -0.07 0.01 0.01 - - - - ITEM6 - - -0.08 - - - - 0.04 - - ITEM7 0.03 -0.02 -0.03 - - - - 0.00 ITEM8 0.03 0.04 -0.02 0.00 0.01 - - ITEM9 0.03 - - - - 0.06 - - -0.08 ITEM10 -0.01 - - - - 0.01 -0.01 - - ITEM11 0.02 -0.02 - - 0.07 0.04 0.04 ITEM12 -0.02 0.00 -0.03 -0.07 - - - - ITEM13 - - 0.05 -0.05 - - 0.02 0.02 ITEM14 0.00 - - 0.04 0.01 0.01 -0.01 ITEM15 0.08 -0.02 0.02 0.01 0.05 0.01 ITEM16 - - 0.00 -0.01 0.07 -0.05 0.02 ITEM17 0.05 -0.02 0.01 -0.06 -0.02 0.03 ITEM18 - - 0.01 -0.01 0.04 -0.03 0.02 ITEM19 -0.03 0.03 0.01 0.00 -0.03 -0.01

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 -------- -------- -------- -------- -------- --------

Page 102: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

87

ITEM7 - - ITEM8 0.01 - - ITEM9 0.04 -0.02 - - ITEM10 0.05 - - -0.05 - - ITEM11 -0.03 -0.04 0.04 -0.08 - - ITEM12 0.00 - - - - 0.03 0.06 - - ITEM13 -0.03 -0.02 - - 0.03 - - - - ITEM14 0.01 -0.06 -0.05 0.02 - - -0.01 ITEM15 -0.05 0.00 0.00 - - - - -0.03 ITEM16 - - 0.00 0.02 -0.07 0.01 -0.02 ITEM17 0.03 0.01 - - 0.08 -0.02 0.06 ITEM18 0.05 - - 0.02 - - -0.03 -0.08 ITEM19 0.01 0.00 - - - - -0.04 0.05

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 -------- -------- -------- -------- -------- -------- ITEM13 - - ITEM14 0.00 - - ITEM15 - - - - - - ITEM16 - - 0.08 - - - - ITEM17 - - -0.06 - - - - - - ITEM18 -0.04 - - - - - - -0.01 - - ITEM19 - - - - -0.07 - - - - - -

Expected Change for THETA-DELTA

ITEM19 -------- ITEM19 - -

Maximum Modification Index is 3.42 for Element ( 5, 1) of THETA-DELTA

uji validitas

Standardized Solution

LAMBDA-X

PERILAKU -------- ITEM1 0.41 ITEM2 0.83 ITEM3 0.82 ITEM4 0.60 ITEM5 0.68 ITEM6 0.53 ITEM7 0.62 ITEM8 0.61 ITEM9 0.58 ITEM10 0.50 ITEM11 0.54 ITEM12 0.36 ITEM13 0.30 ITEM14 0.31 ITEM15 0.38 ITEM16 0.38 ITEM17 0.50 ITEM18 0.31

Page 103: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

88

ITEM19 0.50

PHI

PERILAKU -------- 1.00

Time used: 0.062 Seconds

Page 104: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

89

Kepada partisipan,

Saya Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Psikologi

sedang melakukan penelitian. Dalam rangka skripsi, saya memohon kesediaan Anda

berpartisipasi menjadi partisipan dalam penelitian saya. Saya harap hasil dari partisipasi Anda

dapat membantu perkembangan ilmu pengetahuan terutama psikologi. Saya sangat tertarik

dengan pengalaman Anda sehari-hari. Oleh karena itu saya akan memberikan beberapa

pertanyaan dalam bentuk kuisioner. Saya mohon Anda memberikan informasi yang

menggambarkan diri Anda sejujur-jujurnya karena semua jawaban yang Anda berikan akan

dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Oleh karena

itu anda tidak perlu mencantumkan nama pada kuisioner maupun data identitas pribadi.

Umur :

Keterangan: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

NO Pernyataan SS S TS STS

1 Saya akan menjauh jika ada orang yang merokok didekat saya SS S TS STS

2 Saya akan tetap duduk dan berbicara dengan teman atau

kerabat yang sedang merokok SS S TS STS

3 Saya akan tetap berada dalam kelompok meskipun ada yang

merokok diantara saya SS S TS STS

4 Saya memilih untuk mencari tempat makan lain daripada harus

makan didekat orang yang sedang merokok SS S TS STS

5 Saya mengizinkan teman atau kerabat merokok di kamar saya SS S TS STS

6 Saya memilih untuk duduk dengan orang yang tidak merokok

ketika berpergian dengan bus atau transportasi umum SS S TS STS

7 Saya membolehkan orang merokok di mobil saya SS S TS STS

8 Dari pada sendirian lebih baik saya bergabung dengan teman

atau kerabat saya, walaupun mereka sedang merokok SS S TS STS

9 Saya tidak mengizinkan orang merokok di mobil saya SS S TS STS

10 Saya akan tetap duduk di dekat orang yang sedang merokok,

meskipun saya telah memesan ruangan bebas asap rokok SS S TS STS

11 Saya akan meminta perokok untuk mematikan rokoknya jika

saya tidak bisa menghindar dari perokok SS S TS STS

12

Saya akan duduk di dekat orang yang sedang merokok jika

tidak dapat menemukan tempat duduk lainnya di bus atau

tempat umum

SS S TS STS

13 Saya akan menjauh jika ada orang yang sedang merokok di

tempat terbuka SS S TS STS

Berilah tanda checklist ( √ ) pada jawaban yang paling menggambarkan diri anda.

Bila ada pilihan jawaban yang tidak menggambarkan diri anda, anda tetap diminta

memilih satu jawaban yang paling menggambarkan diri anda.

Page 105: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

90

14 Saya duduk di tempat bebas asap rokok ketika berada di

restoran SS S TS STS

15 Saya akan mencuci pakaian saya yang berbau rokok meskipun

terlihat bersih SS S TS STS

16 Saya merasa tidak nyaman berada diantara perokok SS S TS STS

17 Saya bergaul dengan orang yang merokok SS S TS STS

18 saya duduk di tempat bebas asap rokok ketika selesai makan SS S TS STS

19 Saya berada di lingkungan di mana merokok adalah hal yang

wajar SS S TS STS

20 Saya tidak akan berpacaran dengan perokok SS S TS STS

21 Saya tidak akan menikahi perokok SS S TS STS

22 Saya keberatan hidup dengan perokok SS S TS STS

23 Saya lebih memilih untuk tidak menghabiskan waktu dengan

perokok SS S TS STS

24 Saya dengan senang hati berteman dengan perokok SS S TS STS

25 Tidak ada alasan yang pantas untuk melarang seseorang

merokok di dalam bus SS S TS STS

26 Membatasi seseorang untuk merokok di depan umum tidak

adil bagi perokok SS S TS STS

27 Aturan yang membatasi seseorang merokok ditempat kerja

tidak adil bagi perokok SS S TS STS

28 Seseorang seharusnya memiliki hak untuk merokok dimana

dan kapan saja mereka inginkan SS S TS STS

29 Merokok seharusnya tidak dibatasi oleh hukum dimana saja SS S TS STS

30 Orang bukan perokok seharusnya belajar untuk lebih toleran

terhadap perokok SS S TS STS

31 Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan udara bebas

dari asap rokok SS S TS STS

32 Perokok pasif rentan terhadap resiko kesehatan SS S TS STS

33 Perusahaan seharusnya menyediakan lingkungan bebas asap

rokok bagi karyawan mereka SS S TS STS

34 Semua bentuk iklan rokok tidak diperbolehkan SS S TS STS

35 Perusahaan rokok seharusnya diijinkan untuk memasarkan

produk mereka dalam bentuk yang mereka inginkan SS S TS STS

36 Penjualan rokok harus dilarang sama sekali SS S TS STS

37 Saya yakin dapat menghindari lingkungan asap rokok SS S TS STS

38 Menghindari teman atau kerabat yang merokok adalah hal

tersulit bagi saya SS S TS STS

39 Meskipun pada awalnya tidak berani untuk meminta perokok

mematikan asap rokok saya akan terus mencobanya SS S TS STS

40 Saya mampu menghindari lingkungan asap rokok SS S TS STS

41 Saya sudah menyerah sebelum berhasil menghindari

lingkungan asap rokok SS S TS STS

42 Saya tidak mampu menghindari lingkungan asap rokok jika itu

terasa sulit bagi saya SS S TS STS

43 Ketika saya melihat bahwa menegur perokok untuk tidak

merokok didekat saya itu sulit, saya enggan menegurnya SS S TS STS

44 Saya mampu menolak tawaran teman yang mengajak saya

untuk merokok meskipun saya sebenarnya merasa tidak enak SS S TS STS

Page 106: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

91

45 Ketika ada yang merokok didekat saya, saya yakin dapat

menjauh atau menegurnya untuk tidak merokok SS S TS STS

46 Saya pasrah berada didekat perokok meskipun saya sudah

mencoba untuk menegurnya SS S TS STS

47 Saya tidak yakin dapat menghindari orang yang merokok SS S TS STS

48 Saya enggan menghindari lingkungan asap rokok jika itu

terlihat sulit dilakukan SS S TS STS

49 Saya akan berusaha sebisa mungkin agar terhindar dari

paparan asap rokok orang lain SS S TS STS

50 Saya tidak yakin akan kemampuan saya untuk menghindari

teman atau kerabat yang merokok SS S TS STS

51 Saya dapat mengandalkan diri sendiri untuk dapat terhindar

dari asap rokok orang lain SS S TS STS

52 Saya pasrah ketika ada yang merokok didekat saya SS S TS STS

53 Saya kurang yakin mampu menghindari lingkungan asap rokok

dalam kehidupan sehari-hari SS S TS STS

54 Saya melihat orang lain lebih tegas dari pada saya SS S TS STS

55 Saya enggan memulai percakapan dengan orang yang baru saja

saya kenal SS S TS STS

56 Saya komplain kepada pelayan ketika makanan di restoran

tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan SS S TS STS

57 Saya berhati-hati agar tidak menyakiti perasaan orang lain,

meskipun saya telah disakiti SS S TS STS

58

Saya memiliki kesulitan untuk menolak barang yang

ditawarkan penjual, meskipun barang itu tidak cocok untuk

saya

SS S TS STS

59 Ketika saya diminta untuk melakukan sesuatu, saya menolak

sebelum mengetahui alasannya SS S TS STS

60 Adakalanya saya meminta pendapat baik dari orang lain SS S TS STS

61 Saya tegas seperti kebanyakan orang jika berada diposisi saya SS S TS STS

62 Banyak orang yang mengambil keuntungan dari saya SS S TS STS

63 Saya menikmati bercengrama dengan orang yang baru saja

saya kenal SS S TS STS

64 Saya seringkali tidak tahu apa saja yang harus dikatakan jika

saya bertemu dengan lawan jenis yang attraktif SS S TS STS

65 Saya ragu-ragu jika menelefon untuk urusan bisnis dan

institusi SS S TS STS

66 Saya lebih memilih menulis surat dari pada harus menghadiri

wawancara untuk melamar kerja SS S TS STS

67 Saya merasa malu jika harus mengembalikan barang SS S TS STS

68

Jika orang terdekat atau orang yang dihormati mengganggu

saya, saya akan sabar dari pada harus mengungkapkan

perasaan kesal saya

SS S TS STS

69 Saya menolak untuk bertanya jika pertanyaan itu terdengar

bodoh SS S TS STS

70 Ketika berpendapat terkadang saya merasa takut akan kecewa

atau mengacaukan acara SS S TS STS

Page 107: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

92

71

Jika guru yang saya hormati melakukan kesalahan dalam

menjelaskan pelajaran saya akan membantah agar semua orang

mendengarkan pendapat saya

SS S TS STS

72 Saya menghindari menawar harga dengan penjual SS S TS STS

73 Ketika saya melakukan sesuatu yang sangat penting saya akan

membiarkan orang lain mengetahuinya SS S TS STS

74 Saya orangnya terbuka mengenai perasaan SS S TS STS

75 Jika orang lain menyebar gosip yang buruk tentang saya, saya

akan segera berbicara dengannya. SS S TS STS

76 Saya seringkali merasa kesulitan mengatakan “tidak” SS S TS STS

77 Saya lebih baik menutupi perasaan saya dari pada orang lain

tahu SS S TS STS

78 Saya komplain terhadap rendahnya pelayanan disebuah

restoran SS S TS STS

79 Ketika saya ingin komplain, saya bingung harus mengatakan

apa SS S TS STS

80

Ketika orang atau pasangan berbicara agak keras didalam

bioskop, saya akan memintanya untuk diam atau bicara

ditempat lain

SS S TS STS

81 Saya akan marah jika ada yang menyalip antrian didepan saya SS S TS STS

82 Saya cepat dalam mengutarakan pendapat SS S TS STS

83 Saya tidak dapat mengatakan sesuatu yang menjadi hak saya SS S TS STS

Keterangan :

Mohon lengkapi pertanyaan dibawah dengan melingkari salah satu nomor.

NO ITEM

84

Kemungkinan saya beresiko menderita

bronkitis dimasa yang akan datang adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

85

Kemungkinan saya beresiko menderita kanker

paru-paru dimasa yang akan datang adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

86

Kemungkinan saya beresiko menderita

penyakit jantung dimasa yang akan datang

adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

87

Kemungkinan saya beresiko menderita

kerusakan ginjal dimasa yang akan datang

adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

89

Kemungkinan saya beresiko menderita

amputasi dimasa yang akan datang adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

90

Kemungkinan saya beresiko menderita

masalah kesehatan mata dimasa yang akan

datang adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

91

Kemungkinan saya beresiko menderita

osteoporosis dimasa yang akan datang adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

92

Kemungkinan saya beresiko tertular penyakit

sexual dimasa yang akan datang adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

93 Kemungkinan saya beresiko menderita infeksi

saluran urin dimasa yang akan datang adalah Sangat -3 -2 -1 0 +1 +2 +3

Sangat

Beresiko

Page 108: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41464... · 2018. 9. 18. · iii LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul ““PENGARUH

93

tidak

beresiko

94

Kemungkinan saya beresiko kehilangan

telepon genggam dimasa yang akan datang

adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

95

Kemungkinan saya beresiko cerai dengan

pasangan dimasa yang akan datang adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

96

Kemungkinan saya beresiko kecelakaan mobil

dimasa yang akan datang adalah

Sangat

tidak

beresiko

-3 -2 -1 0 +1 +2 +3 Sangat

Beresiko

Keterangan:

Pilihlah jawaban yang paling menggambarkan diri anda. Bila ada pilihan jawaban yang

tidakmenggambarkan diri anda, andatetap diminta memilihh satu jawaban yang paling

menggambarkan diri anda

97. Saya pernah mencoba rokok :

a. Pernah b. Tidak pernah

98. Umur pertama kali merokok :

a. < saya tidak pernah merokok e. 12 atau 13 tahun

b. 7 tahun atau lebih muda f. 14. Atau 15 tahun

c. 8 atau 9 tahun g. Di atas 16 tahun

d. 10 atau 11 tahun

99. Apakah kedua orang tua kamu saat ini merokok ?

a. Tidak ada satupun d. Ibu saja

b. Kedua-duanya merokok e.Tidak tahu

c. Ayah saja

TERIMA KASIH