fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

172
xi PENGARUH PEMBERIAN MAAF TERHADAP AGRESIVITAS REMAJA SISWA SMA YZA 2 BOGOR Oleh: FIKA RATNA YULIATI 105070002233 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Upload: others

Post on 11-Sep-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xi

PENGARUH PEMBERIAN MAAF TERHADAP

AGRESIVITAS REMAJA SISWA SMA YZA 2 BOGOR

Oleh:

FIKA RATNA YULIATI 105070002233

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1432 H / 2011 M

Page 2: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xii

Page 3: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xiii

Page 4: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xiv

“Barangsiapa memaafkan saat

dia mampu membalas maka Allah

akan memberinya maaf pada hari

kesulitan.

(HR. Ath-Thabrani)”

…fika ratna yuliati… ( Skripsi ini penulis persembahkan untuk Ibu dan Apak )

Page 5: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xv

ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (B) Maret 2011 (C) Fika Ratna Yuliati (D) Pengaruh Pemberian Maaf Terhadap Agresivitas Pada Remaja di SMA

YZA 2 Bogor (E) xxiv+109 halaman + xiv Lampiran (F) Jumlah kekerasan yang terjadi di Indonesia dari tahun ke tahunnya semakin

meningkat. Untuk kekerasan di kalangan remaja yang terus menerus naik setiap tahunnya. Yaitu tahun 1993 untuk daerah Jakarta dan sekitarnya ada 80 kasus, lalu meningkat lebih dari 125% pada tahun berikutnya, yaitu sekitar 183 kasus, lalu pada tahun 1995 meningkat menjadi 194 kasus. Dimana kekerasan itu sendiri termasuk dalam bagian agresivitas dan penelitian Worthingthon menyatakan bahwa seseorang yang tidak memberikan maaf memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif). Artinya, dengan memberikan maaf, sseseorang bisa terhindar atau dapat meminimalisasi rasa marah, tindak penyerangan. Yang kesemuanya itu adalah bagian dari agresivitas.(Worthington:2005)

. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian maaf dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Responden penelitian berjumlah 60 orang yang ditentukan dengan teknik Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan berbentuk skala model likert yang terdiri dari dua skala. Yaitu skala pemberian maaf dan skala agresivitas. Skala pemberian maaf yang berjumlah 11 item dan skala agresivitas yang berjumlah 17 item. Dengan hasil reabilitasnya sebesar 0.841 untuk pemberian maaf dan 0.763 untuk agresivitas. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan tehnik analisa data multiple regresi Dari hasil analisis tersebut, diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,002 (Los < 0,01). Maka terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor Arah hubungan kedua variabel tersebut negatif, yang berarti semakin tinggi pemberian maaf seseorang, maka tingkat agresivitasnya menjadi rendah. Sebaliknya, bila tingkat pemberian maafnya rendah, maka tingkat agresivitasnya tinggi. Dari

Page 6: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xvi

sepuluh variabel yang ada (reduction in revenge, reduction in avoidance, agresi fisik, agresi verbal, rasa marah, sikap permusuhan, variabel berdasarkan jenis kelamin, usia, sedang mengalami konflik atau tidak dan variabel berdasarkan lamanya konflik itu terjadi), hanya dua variabel yang signifikan. Yaitu: reduction in revenge dan reduction in avoidance.

Saran yang diajukan dalam penelitian ini berupa saran teoritis dan praktis. Saran teoritis: mengharapkan penelitian lanjutan menggunakan variabel lain yang berkaitan selain pemberian maaf. Seperti: faktor internal (frustasi, deindividuasi, stress, keprbadian) dan/atau faktor ekternal, seperti: lingkungan social, interaksi teman sebaya, lingkungan keluarga (kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata, provokasi, alcohol dan naza, suhu udara, media massa, budaya) dan penulis menyarankan pula agar menambah data gambaran umum responden seperti status sosial keluarga: pekerjaan orang tua, status rumah apakah rumah sendiri atau mengontrak. Saran praktis yang penulis ajukan adalah kepada lembaga atau pihak yang berkaitan dengan penelitian ini seperti: lembaga pendidikan atau pihak sekolah untuk mengadakan training atau seminar yang berkaitan dengan pemberian maaf dan agresivitas yang diperuntukkan bukan hanya untuk siswa,tapi juga untuk seluruh warga sekolah. Hal ini agar meminimalisasi meningkatnya agresivitas, sehingga dapat mengurangi angka kekerasan khususnya di kalangan remaja awal. Kepada orang tua ataupun bapak/ibu guru untuk memberikan pendidikan sejak dini dan membiasakan diri sehingga menjadi contoh teladan kepada anak/murid cara meminimalisasi agresivitas dengan memberikan maaf. Hal ini agar dapat meningkatkan keinginan untuk saling memaafkan agar bila terjadi konflik sekalipun,tidak akan terlalu menimbulkan dampak yang sangat merugikan.

Bahan bacaan : 14 Buku, 2 Kamus, 2 skripsi, 1 jurnal, 4 webset.

Page 7: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xvii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat-Nya,

saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam

rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi pada

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya menyadari

bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan

sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada

:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jahja Umar, PhD.

2. Pembantu Dekan I, Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si dan Dosen Pembimbing

Akademik, Diana Mutiah, M.Si.

3. Dosen Pembimbing I, Prof. Hamdan Yasun, M.Si dan Dosen Pembimbing II,

Ikhwan Luthfi, M.Psi atas seluruh nasehat, masukan, motivasi, inspirasi serta

saran dan kritik yang membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan

skripsi ini.

4. Untuk keluarga terutama Orang tuaku Ibu, Erna Lahmidarti S., S. Ag dan

Apak, Drs Muhammad Nizar, M. Pdi (yang tak henti-hentinya mengirimkan

untaian doa. Terimakasih atas kesabaran yang sangat luar biasa,yang tetap rela

memenuhi segala kebutuhan penulis walau penulis tidak dapat menyelesaikan

Page 8: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xviii

skripsi ini tepat waktu) dan juga ke-2 kakaku Muhammad Nurhasan, M.Si

beserta istri, Syifa ushundusiah dan Fajar Anugrah Ramdhan (terimakasih

untuk dukungannya..baik secara langsung maupun tidak langsung)

5. Untuk Dhery Haryadi Suhendra, terimakasih atas semua waktu, tenaga, biaya

yang telah dicurahkan kepada penulis sehingga penulispun dapat kembali

bangkit dan menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

terima kasih tak terhingga untuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan.

7. Seluruh staff akademik, dan petugas perpustakaan Fakultas Psikologi,

yang juga tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas

segala kebaikan bapak dan ibu.

8. Keluarga besar mahasiswa Fakultas Psikologi, khususnya rekan-rekan

angkatan 2005 kelas A. Dan lebih khusus lagi untuk qori, Pian, imel,

nadia,dalla, syifa, Alyn,Icha, Nur, dina dona. (Terimakasih untuk semua

bantuannya, semoga kita dapat terus saling membantu dan mendoakan dalam

kebaikan).

9. Keluarga besar SMA YZA 2 Bogor dan keluarga Besar Pesantren

Alhamidiyah Depok yang telah mengizinkan saya untuk mengadakan

penelitian dan banyak membantu dalam proses penelitian ini.

10. Adik-adik responden. Baik di SMA YZA 2 Bogor maupun adik-adik di

pesantren Alhamidiyah Depok. terimakasih atas kesediannya menjadi

responden penelitian ini.

Page 9: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xix

Akhir kata, semoga Allah meridhoi dan membalas segala kebaikan seluruh

pihak yang ikut membantu. Dan penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang

membangun, sangat peneliti nantikan. Semoga skripsi ini dapat memberi

keberkahan untuk semua kalangan.amin

Jakarta, Maret 2011

Page 10: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xx

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................... xi LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................... xii MOTTO ........................................................................................................... xiii ABSTRAKSI ................................................................................................... xiv KATA PENGANTAR ..................................................................................... xvi DAFTAR ISI ................................................................................................... xix DAFTAR TABEL ........................................................................................... xxiii BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2. Permasalahan ............................................................................. 7

1.2.1. Batasan Masalah ............................................................ 7

1.2.2. Rumusan Masalah ......................................................... 9

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 10

1.3.1. Tujuan Penelitian ........................................................... 10

1.3.2. Manfaat Penelitian .......................................................... 12

1.4. Sistematika penulisan. ................................................................. 12

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 15

2.1. Agresivitas ................................................................................ 15

2.1.1. Pengertian Agresivitas ................................................... 15

2.1.2. Faktor Penyebab/Pemicu Agresivitas .............................. 16

2.1.3. Bentuk-bentuk Agresi ..................................................... 23

2.1.4. Teori-teori Agresi ............................................................ 28

2.2. Pemberian Maaf .......................................................................... 32

2.2.1. Pengertian Pemberian maaf ............................................ 32

2.2.2. Anjuran memaafkan dalam Islam ................................... 35

Page 11: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xxi

2.2.3. Maaf dan Kesehatan Mental ........................................... 38

2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Maaf ................. 39

2.2.5. Proses Memaafkan ........................................................ 42

2.3. Remaja Awal .............................................................................. 44

2.3.1. Pengertian Remaja Awal ............................................... 44

2.3.2. Tugas-tugas Perkembangan ............................................. 47

2.4. Kerangka Berfikir ....................................................................... 50

2.5. Hipotesis ..................................................................................... 54

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 58

3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 58

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................. 58

3.1.1.1. Pendekatan Penelitian ........................................ 58

3.1.1.2. Metode Penelitian .............................................. 59

3.2. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional................................. 59

3.2.1. Definisi Konseptual ........................................................... 59

3.2.2. Definisi Operasional .......................................................... 60

3.3. Populasi dan Sampel ........................................................................ 61

3.3.1. Populasi............................................................................. 61

3.3.2. Sampel .............................................................................. 61

3.3.3. Tehnik Pengambilan Sampel ............................................. 61

3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 62

3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data................................................. 62

3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 63

Page 12: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xxii

3.2.2. Uji Validitas ...................................................................... 65

3.2.2. Uji Reabilitas..................................................................... 66

3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian ......................................... 66

3.5.1. Hasi Uji Coba Skala Pemberian Maaf ................................ 67

3.5.2. Hasil Uji Coba Skala Agresivitas..................................... 67

3.6. Hasil Uji Reabilitas Skala pemberian maaf dengan agrsifitas .......... 68

3.7. Tehnik Analisa Data ....................................................................... 69

3.8. Prosedur Penelitian ......................................................................... 70

3.9. Tahap Analisa Data ........................................................................ 71

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISI DATA ................................................ 72

4.1. Gambaran Umum Responden ..................................................... 72

4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..... 73

4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Sedang

Mengalami konflik/tidak ........................................... 74

4.1.3. Gambaran Responden Berdasarkan Lamanya konflik

itu terjadi. Dari awal konflik hingga hari penelitian .... 74

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 75

4.2.1. Skala Pemberian Maaf .................................................... 76

4.2.2. Skala Agresivitas ............................................................ 78

4.3. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 79

4.4. Analisis Regresi .......................................................................... 89

4.5. Hasil Tambahan .......................................................................... 95

Page 13: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xxiii

4.5.1. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan jenis kelamin ............. 95

4.5.2. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Usia ........................... 97

4.5.3. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Sedang mengalami

konflik/tidak ................................................................... 97

4.5.4. Uji Beda Agresivitas Berdasarkan Lamanya konflik itu

terjadi. Dari Awal hingga Hari penelitian ....................... 99

4.6. Hasil Pengolahan Data ................................................................ 100

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ........................................... 103

5.1. Kesimpulan .............................................................................. 103

5.2. Diskusi ..................................................................................... 105

5.3. Saran ........................................................................................ 108

5.3.1. Saran Teoritis.............................................................. 108

5.3.2. Saran Praktis ............................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 110

LAMPIRAN ..................................................................................................... 112

Page 14: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xxiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skla Likert 4 Kemungkinan ......................................................... 50

Tabel 3.2 Blue Print Skala Pemberian Maaf.................................................... 51

Tabel 3.3 Blue Print Skala Agresivitas ........................................................ 52

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r ....................................................................... 53

Tabel 3.5 Blue Print Skala Pemberian Maaf ................................................ 54

Tabel 3.6 Blue Print Skala Agresivitas ........................................................ 55

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ...................................... 72

Tabel 4.2 Gambaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 73

Tabel 4.3 Gambaran Responden berdasarkan sedang berkonflik/tidak .......... 74

Tabel 4.4 Gambaran Responden berdasarkan lamanya konflik itu................. 75

Tabel 4.5 Deskriptive Statistik ..................................................................... 76

Tabel 4.6 Kategorisasi Klasifikasi Pemberian Maaf ..................................... 76

Tabel 4.7 Klasifikasi skala Pemberian Maaf ................................................ 77

Tabel 4.8 Kategorisasi Agresivitas ............................................................... 78

Tabel 4.9 Klasifikasi skor skala Agresivitas ................................................. 79

Tabel 4.10 Correlations ................................................................................. 80

Tabel 4.11 Anova .......................................................................................... 82

Tabel 4.12 Hasil analisi masing-masing variabel ........................................... 84

Tabel 4.13 Hasil uji analisis determinasi ....................................................... 85

Tabel 4.14 Perhitungan proporsi varians pemberian maaf .............................. 86

Page 15: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

xxv

Tabel 4.15 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan jenis kelamin .................... 87

Tabel 4.16 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan usia ................................... 88

Tabel 4.17 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan kelas .................................. 89

Tabel 4.18 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan alamat ............................... 90

Tabel 4.19 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan sedang berkonflik/tidak ..... 91

Tabel 4.20 Hasil uji beda agresivitas berdasarkan lamanya berkonflik ........... 92

Page 16: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara dengan berbagai macam budaya, bahasa dan

tentunya masalah. Salah satu masalah yang cukup sering terjadi, cukup sering

muncul di tayangan-tayangan media. Baik di media cetak maupun elektronik

adalah masalah kekerasan. Kekerasan yang terjadi seperti: kekerasan pada anak,

kekerasan rumah tangga, demo anarkis, perkelahian antar mahasiswa, tawuran

remaja, kekerasan yang dilakukan oleh geng/kelompok remaja.

Jumlah kekerasan yang terjadi di Indonesia pun dari tahun ke tahunnya

semakin meningkat. Untuk kekerasan di kalangan remaja yang terus menerus naik

setiap tahunnya. Yaitu tahun 1993 untuk daerah Jakarta dan sekitarnya ada 80

kasus, lalu meningkat lebih dari 125% pada tahun berikutnya, yaitu sekitar 183

kasus, lalu pada tahun 1995 meningkat menjadi 194 kasus.Lalu kekerasan pada

anak saja, per Desember 2008 mencapai 1.900 kasus, kekerasan pada wanita per

2006 – September 2009 mencapai 1.580 kasus, itupun hanya untuk wilayah NTT

(Nusa Tenggara Timur) dan sementara hingga Mei tahun ini, jumlah kasus

kekerasan terhadap anak mencapai 236. (http://www.republika.co.id)

Kekerasan yang dilakukanpun bermacam-macam. Kekerasan bisa

berbentuk fisik (memukul, menendang), verbal (melecehkan, menghina, memberi

Page 17: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

2

julukan). (www.namovanma.co.nr. )Atau yang baru-baru ini banyak bermunculan,

berita tentang kekerasan yang dilakukan geng/kelompok remaja. Geng/kelompok

yang melakukan kekerasan adalah diantaranya kekerasan yang terungkap pada

akhir November 2007 lalu. Kekerasan yang dilakukan oleh geng gazper yang

beranggotakan siswa salah satu SMA di daerah pondok labu-jakarta selatan.

Terhadap junior mereka pada saat orientasi siswa baru seperti membebani siswa

baru dengan beban tugas yang tidak masuk akal, atau seperti memunculkan “aksi”

membentak. Atau kasus yang terjadi pada pertengahan Juni 2008 lalu, media

sempat dikejutkan dengan salah satu berita mengenai kekerasan yang dilakukan

beberapa orang pelajar putri di Pati yang menamakan diri mereka sebagai geng

nero. Atau kekerasan yang dilakukan oleh kelompok geng lainnya seperti geng

motor. Yang melakukan penganiayaan terhadap anggota yang akan bergabung

bersama mereka.

Tindak kekerasan yang dipaparkan di atas merupakan gambaran agresi.

Seperti yang dikemukakan Myers (dalam Sarwono, 2002). Bahwa yang dimaksud

dengan perbuatan agresif adalah perilaku fisik atau lisan yang disengaja dengan

maksud untuk menyakiti dan merugikan orang lain.

Hal ini (agresi), dapat terjadi di mana-mana. Di rumah,lingkungan

sekitar,lingkungan sekolah, tempat kerja,dll. Misalnya agresi di tempat kerja.

Agresi di tempat kerja memiliki beberapa bentuk, tetapi bersifat tertutup. Agresi

ini muncul dari banyak faktor, termasuk persepsi bahwa dirinya diperlakukan

Page 18: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

3

tidak adil dan adanya banyak perubahan mengganggu yang terjadi di tempat kerja

dalam tahun-tahun terakhir. (Byrne dan Baron: 2005)

Perilaku agresi sebagaimana tingkah laku lain muncul karena adanya

faktor pencetus atau pendorong. Baik dari luar (eksternal) maupun dalam

(internal) individu yang menghendaki kemunculan perilaku tersebut. Suatu

stimulus, baik internal maupun eksternal jika cukup kuat akan mampu memicu

sebuah tindakan. Namun, menetap atau tidaknya sebuah tindakan tergantung pada

reinforcement dan reward yang didapat individu tersebut karena tindakannya,

semakin positif reinforcement dan reward-nya maka perilaku tersebut akan

cenderung menetap. (Luthfi, Saloom,Yasun: 2009) .dan seperti yang telah

disebutkan diatas bahwa faktor pencetus agresi muncul karena faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yang dapat menimbulkan perilaku agresi adalah

frustasi,deindividuasi,stress,kepribadan/personality. Kemudian karena manusia

adalah mahluk social yang selalu mengadakan relasi social dengan sesamanya,

maka faktor eksternalpun menjadi faktor pencetus munculnya perilaku agresi,baik

di lingkungan social, interaksi teman sebaya, lingkungan keluarga.faktor eksternal

yang dapat menimbulkan perilaku agresi adalah kekuasaan dan kepatuhan, efek

senjata,provokasi, alcohol dan obat-obatan (NAZA:narkotika dan zat berbahaya

lainnya),suhu udara, budaya.

Namun demikian, hasil penelitian yang dilakukan oleh Worthington Jr,

pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum kaitan

antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in

Page 19: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

4

Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan

dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No.3, Worthington

dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan

penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang tidak

memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan

fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak

yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan

penyerangan (agresif).

Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait

erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan

tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan

otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).

Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat

dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentuk-

bentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih

rendah.

Dimana yang dimaksud pemberian maaf itu sendiri memiliki arti

menghilangkan apa yang telah terjadi atau memberikan kebebasan kepada orang

yang mendzalimi. Secara psikologis, memaafkan merupakan proses menurunnya

motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah

menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan

mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya

Page 20: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

5

Memberikan maaf merupakan hal yang sangat penting. Karena seperti apa yang

disebutkan bahwa keuntungan dari memberikan maaf adalah diantaranya:

mempercepat penyembuhan baik secara emosional dan fisik. Itu artinya, dengan

memaafkan kita dapat lebih cepat sembuh. Baik secara emosional maupun fisik.

Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dalam menghadapi suatu masalah, akan

berdampak pada fisik maupun mental. Misalnya tidak nafsu makan atau bahkan

malah berlebihnya nafsu makan, yang akhirnya mengakibatkan fisik menjadi

kurang stabil, atau karena masalah tersebut mood menjadi jelek. Bila hal itu

terjadi, besar kemungkinan segala aktifitas yang biasa dikerjakan sehari-hari akan

terhambat. Namun, dengan memberikan maaf, dampak negatif tersebut akan cepat

sembuh. Sehingga rutinitas sehari-haripun dapat kembali berjalan dengan lancar.

Di samping itu, agama Islampun sangat menganjurkan untuk memberikan

maaf. Keuntungan memberikan maaf terdapat pada Alqur’an surat Asy-syuro ayat

40:

Artinya: Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, Maka barang

siapa memaafkan dan berbuat baik. Maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.

Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.

Maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas

(tanggungan) Allah. “yaitu semua itu tidak akan sia-sia di sisi Allah. Sebagaiman

penjelasan hadits shoheh yang artinya sebagai berikut: Allah tidak menambahkan

bagi seorang hamba yang suka memaafkan melainkan kemuliaan (semakin mulia).

Page 21: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

6

Kemudian dalam surat lain Allah berfirman: “Dan bersegeralah kamu

kepada ampunan dari Tuhan-Mu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan

bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa”. (Q.S Ali Imran:134).

Yang kemudian dijelaskan lagi pada ayat berikutnya tentang siapa-siapa saja

orang-orang bertaqwa itu. “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya),

baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya

dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat

kebajikan”.

Jadi jelas sekali dalam ayat tersebut, bahwa hadiah dari Allah bagi orang-

orang yang yang mau memaafkan kesalahan orang lain. Yaitu berupa ampunan

dan surga yang seluas langit dan bumi.

Kemudian agar tempat yang dipilih adalah tempat yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian ini yaitu SMA YZA Bogor. SMA YZA Bogor terletak di Jalan

Dr. Semeru 59 RT 001/12 Kelurahan Menteng,Bogor Barat. Dipilih karena siswa

SMA YZA Bogor ini, cukup sering melakukan aksi tawuran. Terhitung dari Juni

2009-Juni 2010 ini sudah ada beberapa kasus. Diantaranya: pada tanggal 9 juni

2009 Di Ciawi, petugas Polsek Bogor Timur berhasil mengamankan 23 pelajar

dari SMA YZA dan YKTP. Mereka ditangkap karena terlibat tawuran di Jalan Raya

tajur, usai menonton konser di gedung YPI Ciawi yang dihadiri Kaka, vokalis

group band Slank.(http://www.poskota.co.id/kriminal/2009/06/09/pelajar-

tawuran-di-KRL). Lalu pada tanggal 31 Maret 2010, antara siswa SMK Yayasan

Page 22: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

7

Kejuruan Teknik Bogor (YKTB) dan SMA YZA yang sama-sama terletak di Jalan

Semeru, Kecamatan Bogor Barat. Walaupun aksi-aksi tersebut dapat diredam

oleh satgas pelajar dan warga setempat.

(http://www.bataviase.co.id/node/160476).

Permasalahan

1.2.1. Batasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dapat terjangkau dan terarah, maka aspek yang

diteliti dibatasi sebagai berikut:

1. Pemberian maaf yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

McCulough (1988) mendefinisikan forgiveness adalah: The

reduction in avoidance motivation and revenge motivation. (dalam

Rusydi:2009)

2. Reduction in revenge yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

penurunan tingkat balas dendam.

3. Reduction in avoidance yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

penurunan tingkat menghindari pelaku

4. Agresifitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

sebagaimana yang telah dikelompokkan oleh Buss dan Perry ke

dalam 4 (empat) bentuk.yaitu: agresi fisik,agresi verbal,rasa marah

dan sikap permusuhan.

Page 23: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

8

5. Agresi fisik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah komponen

dari perilaku motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain

secara fisik

6. Agresi verbal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

komponen mtotorik seperti melukai dan menyakiti orang lain,

hanya saja melalui verbalisasi.

7. Rasa marah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah emosi atau

afektif seperti keterbangkitan dan kesiapan psikologis untuk

bersikap agresif.

8. Sikap permusuhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perwakilan dari komponen perilaku kognitif seperti perasaan

benci dan curiga pada orang lain.

9. Remaja awal yang di maksud adalah siswa SMA YZA Bogor X

atau XI. Berusia 15-16 tahun, berada dalam satu kelompok yang

sama minimal 4 bulan

10. Jenis kelamin. Menurut KBBI adalahsifat (keadaan) jantan atau

betina.

11. Usia. Usia menurut KBBI adalah lama waktu hidup atau ada (sejak

dilahirkan atau diadakan).

12. Sedang mengalami konflik/tidak. Adalah seseorang yang berada di

dalam kondisi percekcokan, perselisihan, pertentangan,

ketegangan atau pertentangan

Page 24: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

9

13. Lamanya konflik itu terjadi. Dari awal konflik sampai hari

penelitian. Lamanya konflik itu terjadi. Dari awal konflik sampai

hari penelitian yang dimaksud di sini adalah rentangan atau

panjang antara awal konflik itu terjadi sampai pada hari penelitian.

1.2.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pengidentifikasian permasalahan di atas, maka penulis

merumuskan permasalahan tersebut sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara pemberikan maaf dengan

agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan

agresivitas pada remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance

dengan agresivitas pada remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan

avoidance dengan agresi fisik remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance

dengan agresi verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan

avoidance dengan rasa marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

Page 25: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

10

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan

avoidance dengan sikap permusuhan remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan

agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

9. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara Usia dengan agresivitas

remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

10. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara sedang mengalami

konflik/tidak dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor?

11. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi

sampai hari penelitian dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2

Bogor

1.2.4. Tujuan dan Manfaat

1.4.1. Tujuan

Adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara

pemberikan maaf dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction

in revenge dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction

in avoidance dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.

Page 26: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

11

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction

in revenge dan avoidance dengan agresi fisik pada remaja awal di SMA

YZA 2 Bogor.

5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction

in revenge dan avoidance dengan agresivitas pada remaja awal di SMA

YZA 2 Bogor.

6. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction

in avoidance dengan agresi verbal pada remaja awal di SMA YZA 2

Bogor.

7. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction

in revenge dan avoidance dengan rasa marah pada remaja awal di SMA

YZA 2 Bogor.

8. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara reduction

in revenge dan avoidance dengan sikap permusuhan pada remaja awal di

SMA YZA 2 Bogor.

9. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara jenis

kelamin dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.

10. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara usia

dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.

Page 27: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

12

11. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara sedang

mengalami konflik/tidak dengan agresivitas remaja awal di SMA YZA 2

Bogor.

12. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara lamanya

konflik tersebut. Dari awal hingga hari penelitian dengan agresivitas

remaja awal di SMA YZA 2 Bogor.

Manfaat

1. Secara teoritis untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam

psikologi kognitif dan psikologi pendidikan khususnya kemampuan

mengingat siswa.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

remaja (Khususnya) agar senantiasa memberikan maaf kepada orang yang

telah melakukan bentuk tindakan agresi. umunya bagi para orang

tua/guru/pengurus yayasan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada penelitian ini mengacu pada pedoman

penulisan standar APA (American Psychology Association)-Style dan

pedoman penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian ini dibagi

menjadi beberapa bahasan seperti yang akan dijabarkan berikut ini:

Page 28: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

13

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab pertama ini diulaskan secara jelas tentang latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab 2 Kajian pustaka

Pada bab dua ini dijabarkan secara rinci mengenai pengertian agresivitas,

faktor penyebab/pemicu agresivitas, bentuk-bentuk agresi, teori-teori

agresi. Pengertian pemberian maaf, anjuran memaafkan dalam Islam, maaf

dan kesehatan mental, faktor yang mempengaruhi pemberian maaf, proses

memaafkan, pengertian remaja, tugas-tugas perkembangan remaja.

Kerangka berfikir.

Bab 3 Metodologi penelitian

Pada bab tiga ini diulaskan secara jelas tentang jenis penelitian yang

meliputi pendekatan dan metode penelitian, definisi konseptual dan

operasional variable. Pengambilan sample yang meliputi populasi dan

sampel penelitian, tehnik pengambilan sampel. Metode pengumpulan data

yang meliputi tehnik pengumpulan data dan instrumen penelitian, tehnik

uji instrumen penelitian. Tehnik analisis data

Bab 4 Presentasi dan análisis data

Pada bab empat ini diulas secara jelas mengenai gambaran umum subjek

penelitian, presentasi dan análisis data, dan pembahasan hasil pengujian

hipótesis.

Page 29: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

14

Bab 5 Kesimpulan, diskusi, saran

Pada bab lima ini dijelaskan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran.

Page 30: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

15

BAB 2

Kajian Pustaka

2.1. Agresifitas

2.1.1. Pengertian Agresifitas

Kata agresif/agresifitas berasal dari bahasa “latin” yang berarti melukai atau

menyerang orang lain.(Luthfi,Saloom,Yasun:2009)

Menurut Berkowitz (1995) bahwa yang dimaksud dengan agresifitas adalah

mengacu pada kecenderungan yang relative tetap untuk menjadi agresif dalam

berbagai situasi yang berbeda. Dimana agresi itu sendiri sebagai segalabentuk

perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti seseorang baik secara fisik maupun

mental.

Menurut Chaplin dalam kamus lengkap psikologi. Agresivitas adalah

kecenderungan habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan permusuhan.

Pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri, penuntutan atau pemaksaan diri;

pengejaran dengan penuh semangat suatu cuta-cita. Dominasi social, kekuasaan

social, khususnya yang diterapkan secara ekstrim.

Menurut Edmunds dan Kendrik (1980) agresivitas merupakan suatu disposisi

atau kecenderungan untuk melakukan agresi dan berkenaan karakteristik individu.

(dalam Luthfi,Saloom,Yasun:2009). Dimana yang dimaksudkan dengan agresi itu

adalah tindakan nyata atau pengejawantahan dari agresifitas. Agresi adalah

Page 31: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

16

perilaku yang di munculkan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang

sifatnya menyakiti lawannya baik secar fisik maupn psikis sehingga tidak dapat

diterima secara sosial (agresi sebagai aksi). (Luthfi,Saloom,Yasun:2009)

Buss (dalam Edmunds dan Kendrik,1980) menyatakan bahwa agresivitas

merupakan suatu variabel kepribadian, suatu kelas respon yang menetap dan luas.

(Lutfi,Saloom, Yasun:2009)

Menurut Baron dan Richardson (Krahe,2001dalam Luthfi dkk,2009),

agresivitas adalah “Any form of behavior directed toward the goal of harming or

injuring another living being how is motivated to avoid such treatment” , atau

setiap perilaku yang ditujukan untuk membahayakan atau melukai mahluk hidup

lain dan telah diperkirakan akan menghasilkan konskwensi tersebut (ada harapan

dan niat)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa agresifitas adalah

perilaku/tindakan yang dapat menyakiti/melukai seseorang dengan sengaja, baik

secara fisik maupun psikis, untuk tujuan tertentu sehingga tidak dapat diterima

secara social.

2.1.2. Faktor Penyebab/Pemicu Agresifitas

Agresivitas dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal:

A. Faktor Internal

Beberapa faktor internal yang mempengaruhi agresivitas,yaitu:

Page 32: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

17

1. Frustasi

Adalah situasi dimana individu terhambat atau gagal dalam usaha

mencapai tujuan tertentu yang diinginkannya atau mengalami

hambatan untuk bebas bertindak dalam rangka mencapai tujuan.

Frustasi menimbulkan agresi. Individu yang mengalami frustasi

apabila maksun dan keinginannya yang diperjuangkan dengan

intensif,mengalami hambatan atau kegagalan. Akibat dari frustasi

tersebut timbul rasa jengkel atau kecewa sehingga perasaan yang

meluap-luap itu mencari jalan keluarnya.

2. Deindividuasi

Adalah suatu keadaan dimana individu kehilangan kesadarn atas

dirinya (self awarness) yang diakibatkan oleh situasi yang merasa

tertekan. Deindividuasi memiliki efek behavioral yang kuat

terhadap individu, yaitu efek agresi,kecemasan dan depresi.

3. Stress

Dalam istilah psikologi, stress dikatakan sebagai stimulus. Seperti

ketakutan, kesakitan, yang mengganggu atau menghambat

mekanisme-mekanisme psikologi yang normal dari organisme.

Engle mengajukan definisi stress yang lebih lengkap yaitu meliputi

sumber-sumber stimuli internal dan eksternal. Stress menunnjuk

Page 33: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

18

kepada segenap proses, baik yang bersumber pada kondisi-kondisi

internal seperti kondisi emosional, pengaruh hormon, dan lain-lain

yang bersifat fa’ali, maupun lingkungan eksternal seperti

perubahan social, memburuknya kondisi perekonomian itu

memberikan andil bagi meningkatnnya kriminalitas, termasuk

didalamnya tindak kekerasan atau agresi, yang menuntut

penyesuaian atas organism.

4. Kepribadian/personality

Orang dengan kepribadian otoriter memiliki kecenderungan agresi

lebih tinggi. Demikian juga halnya dengan orang yang

bertempramen pemarah, memiliki kecenderungan agresi lebih

tinggi dibandingkan temperamen bukan pemarah.

B. Faktor Eksternal

Manusia adalah mahluk sosial yang selalu mengadakan relasi sosial

dengan sesamanya. Ketika individu selain bertemu, pada saat itulah

interaksi sosial tercipta. Hal yang sering muncul dalam interaksi

sosial adalah saling mempengaruhi antara satu sama lain. Pengaruh

tersebut dapat menjadi kuat dan menjadi penyebab timbulnya

perilaku agresivitas pada individu, dan yang termasuk di dalamnya

adalah:

Page 34: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

19

(1) Lingkungan Sosial

(2) Interaksi Teman Sebaya

(3) Lingkungan Keluarga

1. Kekuasaan dan kepatuhan

Kekuasaan yang dimaksud disini adalah kekuasaan yang

cenderung disalahgunakan dan penyalahgunaan tersebut

merubah kekuasaan menjadi kekuasaan yang memaksa, yang

memiliki efek langsung maupun tidak langsung terhadap

perilaku agresif seperti yang ditujukan Hitler, Mussolini, Stalin

dan sejumlah besar manipulator kekuasaan lainnya.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Weber bahwa kekuasaan

adalah kesempatan dan seseorang atau kelompok untuk

merealisasikan keinginan-keinginannya dalam tindakan

komunal bahkan meskipun harus berhadapan dengan

perlawanan dari seseorang atau sekelompok orang yang

berpartisipasi dalam tindakan komunal tersebut.

2. Efek senjata

Dalam penelitian Berkowitz dan Lepage yang menguji tentang

efek senjata api terhadap kecenderungan perilaku agresi pada

individu menghasilkan kesimpulan bahwa individu yang

Page 35: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

20

berhubungan dengan senjata api cenderung menjadi lebih

agresif daripada individu yang tidak berhubungan dengan

senjata api. Namun, dalam penelitian selanjutnya yang

dilakukan oleh Brooker dan Buss serta Page dan Sheidh

menghasilkan kesimpulan yang berlawanan bahwa efek dari

kehadiran senjata tidak menunjukkan hasil yang signifikan

terhadap kecenderungan perilaku agresi seseorang. Ternyata,

efek senjata terhadap perilaku agresi ini lebih dipengaruhi oleh

persepsi individu terhadap senjata api itu sendiri. Individu yang

mempersepsikan senjata api sebagai benda yang berbahaya

justru akan memperlihatkan perilaku cemas.

3. Provokasi

provokasi adalah pancingan, tantangan. Provokasi adalah

perkataan atau tindakan yang dianggap menghina atau

mengancam keselamatan individu yang melakukan agresi.

Provokasi dapat mencetuskan agresi. Karena provokasi itu oleh

pelaku agresi dilihat sebagai ancaman yang harus dihadapi

dengan respon agresif untuk meniadakan bahaya yang

diisyaratkan oleh ancaman itu. Ada hal lain yang dipercaya

bahwa provokasi dapat mncetuskan agresi, yakni dengan harga

diri (self esteem) dan hal tersebut telah dibuktikan melalui

penelitian, bahwa jika seseorang mendapat provokasi

Page 36: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

21

(penghinaan) terhadap harga dirinya maka ia akan cenderung

bersikap agresif kepada provokator.

Orang akan lebih mudah marah diprovokasi, ketika mereka

merasa atau menganggap pencapaian dari tujuan mereka

menjadi tidak dapat dipenuhi sesuai dengan hasil yang

diharapkan. Semakin besar hasil yang diharapkan untuk dicapai

oleh seseorang aka semakin mudah pula seseorang diprovokasi

ketika harapn itu tidak tercapai. Jadi provokasi adalah perilaku

orang lain yang memancin kita untuk membalasnya dengan

berperilaku agresif.

4. Alkohol dan obat-obatan (NAZA: narkotika dan zat berbahaya

lainnya)

Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan oleh

individu yang berkepribadian labil atau memiliki masalah

psikiatis dan neurologis tertentu dapat mengarahkan kepada

perilaku agresif dan tindak kekerasan. Alkohol dan obat-obatan

mampu menimbulkan perilaku dengan jalan NAZA

menyebabkan seseorang menjadi lebih termotivasi dan lebih

“berani” untuk berbuat agresi, disamping itu dengan memakai

NAZA, kesadaran seseorang menjadi hilang dan tanpa control

kesadaran inilah seseorang menjadi agresif.

Page 37: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

22

5. Suhu udara

Merupakan faktor yang jarang diteliti meski sejak dulu ada

dugaan bahwa suhu udara berpengaruh terhadap tingkah laku

termasuk perilaku agresif. Namun hal ini belum jelas,

bagaimana pengaruh suhu udara itu terhadap agresivitas

individu-individu di Negara-negara yang tidak mengenal

perubahan iklim yang mencolok seperti di Negara kita.

6. Media massa

Peran media massa dalam pemunculan agresi adalah sebagai

“trigger” atau pencetus. Media massa menyediakan informasi

yang dibutuhkan untuk melakukan agresi dengan modeling

atau belajar dari orang lain yang terpampang di media massa.

7. Budaya

Beberapa daerah mengembangkan budaya kekerasan/agresi.

Orang yang lebih agresi mendapatkan penghargaan sosial yang

tinggi dalam suatu masyarakat.

Page 38: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

23

2.1.3. Bentuk-bentuk Agresi

Bentuk-bentuk agresi yang dirangkum dari pembagian agresi Geen

(1998), Olweus (2003) serta Sulliva (2000) (dalam Luthfi, Saloom, Yasun:2009)

membagi agresi ke dalam dua bentuk besar, yaitu:

1. agresi langsung (direct aggresion) yaitu agresifitas yang

dilakukan secara terang-terangan, ditujukan secara langsung

kepada korban dan dengan jelas berasal dari aggressor

(serangan terbukaagresi ini dibagi lagi kedalam dua bagian:

a. Fisik yaitu memukul, menendang, mendorong,

menjambak, menonjok, mencubi,

menjegal/menyengkat, meludahi, mengunci seseorang,

menggigit, merusak/mengambil paksa barang orang

lain.

b. Verbal seperti meledek, menghina dengan perkataan,

mengancam dengan perkataan, ancaman kekerasan,

pemberian nama ejekan, memaki, menggoda (teasing),

mengejek, menghina/mengganggu dengan sengaja,

mengkritik penampilan di depan orang.

2. Agresi tidak langsung (indirect aggresion) yaitu agresivitas

yang dilakukan dengan serangan yang tertutup atau tersamar

dimana penyerang dapat menyakiti korban tanpa teridentifikasi

Page 39: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

24

oleh korban atau orang lain. Serangan ini biasanya memakai

struktur social yang tersedia untuk menyakiti korban, misalnya

melalui menipulasi hubunngan atau kedudukan sosial pihak

tersebut secara sengaja. Agresivitas ini dibagi lagi ke dalam

tiga bagian:

a. Merusak reputasi/status sosial: menyebarkan gossip

tidak benar, menjelek-jelekkan target (sasaran) di

“belakangnya’’, memitnah, menulis dan mnyebarkan

rahasia target.

b. Merusak atau memanipulasi hubungan: mengeluarkan

target dari kelompok, mengucilakan, menghasut teman

lain untuk memusuhi target, merebut

teman/pacar/sahabat target, tidak menghiraukan target,

mengancam akan memusuhi atau menjauhi target jika

target tidak melakukan apa yang diminta.

c. Non verbal seperti ekspresi wajah yang menghina

contohnya: mencibirkan bibir, memandang sinis,

tersenyum, mengejek, menggulingkan bola mata,

mengadahkan hidung, ekspresi jijik atau muak,

berbisik-bisik lalu tertawa dan dengan gestur yang kasar

Page 40: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

25

seperti membalikkan badan (memunggungi),

menyenggol dan berpura-pura tidak sengaja.

Sedangkan Buss dan Perry (dalam Luthfi, Saloom, Yasun: 2009)

mengelompokkan bentuk agresi tersebut ke dalam empat bentuk, yaitu:

a. Agresi fisik

mer upakn komponen dari perilaku motorik seperti melukai an menyakiti

orang lain secara fisik misalnya dengan menyerang dan memukul

b. Agresi verbal

Merupakan komponen motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain,

hanya saja melalui verbalisasi, misalnya berdebat, menunjukkan

ketidaksukaan dari ketidaksukaan kepada orang lain, kadang kala sering

menyebarkan gossip.

c. Rasa marah

Merupakan emosi atau afektif seperti keterbangkitan dan kesiapan

psikologis untuk bersikap agresif, misalnya mudah kesal, hilang kesabaran

dan tidak mampu mengontrol rasa marah.

d. Sikap permusuhan

Page 41: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

26

Merupakan perwakilan dari komponen perilaku kognitif seperti perasaan

benci dan curiga pada orang lain, merasa kehidupan yang dialami tidak

adil dan iri hati.

Berdasarkan motifnya, dibedakan menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu:

a. Hostile aggression (agresi amarah/emosi)

Yaitu agresi yang didasarkan pada motif/dorongan untuk melampiaskan

amarah atau emosi. Kemarahan yang tidak dapat tersalurkan akhirnya akan

terwujud dalam perilaku melukai orang lain. Karakteristik ini

menunjukkan bahwa tujuan dari perilaku agresi adalah ekspresi rasa marah

atau frustasi yang dialami atau untuk dilampiaskan emosi itu sendiri.

b. Instrumental aggression

Agresi yang ditunjukan sebagai alat atau saran dalam mencapai tujuan

yang lain adalah instrumental aggression. Agresi yang muncul semata-

mata digunakan sebagai media mencapai tujuan tertentu. Biasanya agresi

tipe ini tidak disertai dengan keterlibatan emosi dalam perilakunya. Ketika

tindakan agresi sudah selesai dilakukan, pelaku dengan mudah mengingat

apa saja yang telah dilakukan dengan detil.

Page 42: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

27

Luthfi dkk (2009) menyatakan bentuk agresi yang lain adalah agresi yang

didasarkan pada batasan atau penilaian bahwa tindakan agresi tersebut melanggar

hukum atau tidak. Pelanggaraan terhadap hukumformal/positif (undang-undang

dll) serta hukum yang tidak tertulis (norma/adat dsb).

1. Prososial aggression

Walaupun secara umum agresi adalah tindakan menyerang atau

melukai orang lain, tetapi tindakan tersebut mendapat

pemakluman atau tidak menimbulkan masalah, bahkan

terkadang didukung. Misalnya tindakan polisi menembak

perampok. Tindakan menembak itu sendiri adalah agresi, tetapi

dikaitkan dengan perampok sebagai korban, maka perilaku ini

adalah prososial agresi. Tujuan utama dari psrososial agresi

adalah menegakkan hukum atau adat atau melindungi

kepentingan bersama.

2. Anti sosial aggression

Perilaku melukai/menyerang orang lain yang tidak dapat

diterima oleh masyarakat atau tindakan agresi yang melanggar

hukum. Tujuan agresi ini lebih pada keuntungan sang pelaku

agresi. Bukan untuk kepentingan bersama atau kepentingan

mulia lainnya.

Page 43: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

28

2.1.4. Teori-teori Agresi

Teori agresi memberi gambaran bagaimana perilaku agresi itu muncul.

Pendekatan untuk memberikan penjelasan kemunculan agresi terdiri dari

4(empat), yaitu: teori bawaan, lingkungan, kognitif dan afektif (GAAM: general

affective aggression model).Luthfi dkk (2009)

1. Bawaan

Teori bawaan menekankan pada kemunculan agresi sebagai sesuatu yang

inheren/terberi dalam setiap orang.

a. Agresi sebagai instink

Kelompok ini beranggapan bahwa agresi sebagai dorongan

naluriah/instingtif yang dimiliki oleh seseorang. setiap orang memiliki

insting/naluri untuk agresi. Perbedaan kemunculan agresifitas antar

individu dipengaruhi oleh control dari individu tersebut.

b. Genetis

Kelompok ini menganggap bahwa agresi adalah sesuatu yang terdapat

dalam biologis seseorang. ada 2 tokoh yang mengembangkan

pandangan ini. Yang pertama adalah Moyer beranggapan bahwa

agresifitas merupaka suatu proses yang ada di dalam otak dan saraf

pusat. Orang-orang yang memiliki kecenderungan agresifitas tinggi

memiliki struktur dan komponen otak yang berbeda dengan orang

Page 44: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

29

dengan agresifitas rendah. Pokok pikiran lainnya adalah bahwa agresi

terkait dengan hormoh testoteron. Semakin tinggi hormone

testosterone yang dimiliki seseorang maka orang tersebut cenderung

untuk menjadi lebih agresif.

Tokoh kedua adalah Lagerspetz (1979) berpandangan bahwa agresi

adalah karakter atau sifat yang diturunkan dari orang tua ke anak dan

seterusnya. Lagerspetz berpendapat bahwa orang tua yang agresi,

maka anaknya akan agresif pula. Dasar pikiran Lagerspetz adalah teori

Mendell.

2. Lingkungan

Agresi merupakan perilaku yang disebabkan oleh faktor lingkungan.

Agresi adalah reaksi terhadap stimulus lingkungan. Perilaku tersebut

adalah:

1) Frustasi agresi klasik

Menekankan pada munculnya perilaku agresi disebabkan karena

rasa frustasi yang dialami oleh seseorang. rasa frustasi muncul bila

seseorang tidak dapat mencapai/mendapatkan apa yang

diinginkannya. Ketidakberhasilan mendatangkan rasa frustasi yang

kemudian meunculkan agresi. Neo frustasi agresi

Page 45: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

30

Teori ini muncul sebagai usaha untuk mengvaluasi teori frustasi

klasik. mendapatkan sesuatu tidaklah serta merta memunculkan

agresi. Jadi antara frustasi dan agresi memiliki variable antara

yaitu marah. Dan frustasi baru akan memunculkan marah bila

ternyata tidak perilaku lain yang dapat dijadikan alternative

2) Deprivasi

Keadaan ini kurang bersifat subjektif. Seseorang akan merasa

kurang atau merasa cukup dengan membandingkan keadaan

dirinya dengan orang lain. Kondisi kekurangan yang bersifat

objektif (benar-benar kekurangan) disebut deprivasi absolute,

sedangkan deprivasi relative adalah dianggap tidak sebandingkan

atau tidak sama dengan yang dimiliki orang lain. Dan deprivasi

relative lebih berpeluang memunculkan agresi dibandingkan

dengan deprivasi absolute. Tetapi yang perlu dicatat adalah

kondisi deprivasi tidak serta merta mendatangkan agresi. Tetapi

masih membutuhkan “cue” atau pemicu. Hal-hal yang dapat

memicu adalah peluang, kesempatan dan media massa.

3) Belajar social

Teori belajar social menekankan pada faktor yang menimbulkan

agresi berasal dari luar. Tokoh utama teori belajar social tentang

agresi adalah Albert bandura. Menurut Bandura, perilaku agresif

Page 46: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

31

dipelajari model yang dilihat di lingkungan social, baik dalam

keluarga, masyarakat amupun media massa.

Selain belajar social dengan modeling, reward dan punishment

adalah faktor yang juga memperkuat munculnya agresi. Seseorang

yang merasa mendapatkan imbalan/reward dengan agresi, tentunya

dia akan mengulanginya lagi dikesenpatan lain.

3. Kognitif

Agresi menurut pendekatan kognisi adalah hasil pengolahan informasi di

level/ranah kognisi. Proses kognisi yang menimbulkan agresi adalah

adanya kesalahan melakukan ketegorisasi dan stribusi.

Teori kognitif yang ebih memberikan gambaran agresi adalah teori

excitation transfer. Teori ini menjelaskan bahwa agresi muncul karena

interpretasi terhadap stimulus atau kejadian. Kejadian yang akan

memunculkan agresi adalah kejadian yang interpretasi/atribusi sebagai

awal dari sebuah kecelakaan atau kerugian. Sebaliknya, kalau suatu

kejadian yang menimpa seseorang diinterpretasikan sebagai hal yang

“hanya sebagai hampir celaka”, maka tidak akan memunculkan agresi.

Dikemukakan oleh Anderson dkk (1997). Teori GAAM (General

Affective Agression Model) adalah teori yang mencoba mnejelaskan

agresi dari sisi internal maupun eksternal. Agresi akan muncul bila

Page 47: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

32

kondisi-kondisi yang berperan muncul secara bersamaan. Faktor-

faktor/kondisi tersebut adalah faktor internal sebagai individu differences,

yang meliputi trait, attitude dan belief tentang kekerasan, nilai-nilai

kekerasan, skill atau pengetahuan dan kemampuan berkelahi dan senjata.

Sedangkan faktor eksternal meliputi situasi-situasi yang mendatangkan

frustasi seperti serangan dari pihak lain, munculnya model/ provokator,

keberadaan cue/pencetus (seperti keberadaan senjata) dan

ketidaknyamanan yang dirasakan secara subjektif.

Agresi baru akan muncul bila seluruh faktor-faktor di atas muncul secara

bersamaan. Bila salah satu faktor ternyata tidak hadir, besar kemungkinan

agresi tidak akan dimunculkan seseorang.

2.2. Pemberian Maaf

2.2.1. Pengertian Pemberian maaf

Secara bahasa pemberian maaf berasal dari kata beri dan maaf. Lalu kata

beri diberi imbuhan pem-an. Sehingga menjadi pemberian maaf. Yang menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia, beri dan maaf mempunyai arti sebagai berikut.

Kata pemberian dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti: 1 sesuatu yg

diberikan: anak itu menolak - orang asing itu; 2 sesuatu yg didapat dr orang lain

(krn diberi): barang ini bukannya kami beli, melainkan - Paman; 3 proses, cara,

perbuatan memberi atau memberikan: - ampun;. Sedangkan maaf menurut Kamus

Page 48: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

33

Besar Bahasa Indonesia adalah pembebasan seseorang dr hukuman (tuntutan,

denda, dsb) krn suatu kesalahan; ampun: minta maaf; 2 ungkapan permintaan

ampun atau penyesalan: maaf , saya datang terlambat; 3 ungkapan permintaan

izin untuk melakukan sesuatu: maaf, bolehkah saya bertanya;. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa pemberian maaf adalah preses, cara, perbuatan memberi atau

memberikan pembebasan kepada seseorang dari

hukuman(tuntutan,denda,dsb)karenasuatukesalahan.

Secara istilah Pemaafan merupakan kesediaan untuk menanggalkan

kekeliruan masa lalu yang menyakitkan, tidak lagi mencari-cari nilai dalam

amarah dan kebencian, dan menepis keinginan untuk menyakiti orang lain atau

diri sendiri.(Smedes,1988)

McCullough dkk. (1997) mengemukakan pendapat yang senada bahwa

pemaafan merupakan seperangkat motivasi untuk mengubah seseorang untuk

tidak membalas dendam dan meredakan dorongan untuk memelihara kebencian

terhadap pihak yang menyakiti serta meningkatkan dorongan untuk konsiliasi

hubungan dengan pihak yang menyakiti. Memberikan maaf berarti

menghilangkan apa yang telah terjadi atau memberikan kebebasan kepada orang

yang mendzalimi. Secara psikologis, memaafkan merupakan proses menurunnya

motivasi membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah

menyakiti sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan

mendorongnya bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya

Page 49: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

34

Kemudian beliaupun menjelaskan Forgiveness is a process (or the result of a

process) that involves a change in emotion and attitude regarding an offender.

Most scholars view this an intentional and voluntary process, driven by a

deliberate decision to forgive. This process results in decreased motivation to

retaliate or maintain estrangement from an offender despite their actions, and

requires letting go of negative emotions toward the offender. Theorists differ in

the extent to which they believe forgiveness also implies replacing the negative

emotions with positive attitudes including compassion and benevolence. In any

event, forgiveness occurs with the victim’s full recognition that he or she deserved

better treatment, one reason why Mahatma Gandhi contended that “the weak can

never forgive. Forgiveness is an attribute of the strong” .

Artinya: Memaafkan adalah sebuah proses (atau hasil dari suatu proses) yang

melibatkan perubahan di emosi dan sikap mengenai pelaku. Kebanyakan ahli

berpandangan bahwa ini merupakan disengaja dan proses sukarela, didorong oleh

keputusan sengaja untuk mengampuni. hasil proses ini menurunnya motivasi

untuk membalas atau mempertahankan kerenggangan dari pelaku meskipun

tindakan mereka, dan membutuhkan melepaskan

emosi negatif terhadap pelaku. Teoretikus berbeda dalam sejauh mana

mereka percaya pengampunan juga menyiratkan menggantikan emosi negatif

dengan

sikap positif termasuk kasih sayang dan kebajikan. Dalam

setiap peristiwa, pengampunan terjadi dengan pengakuan penuh korban bahwa ia

Page 50: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

35

pantas mendapatkan perlakuan yang lebih baik, salah satu alasan mengapa

Mahatma Gandhi berpendapat bahwa "Yang lemah tidak pernah bisa memaafkan.

Pengampunan adalah atribut yang kuat.

Kemudian McCulough (1988) mendefinisikan forgiveness adalah: The

reduction in avoidance motivation and revenge motivation. (dalam Rusydi:2009)

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian maaf

adalah kesediaan untuk menanggalkan/menghilangkan apa yang telah

terjadi/memberikan kebebasan/mengikhlaskan kekeliruan masa lalu, tidak lagi

mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian sehingga dapat mencegah atau

menepis keinginan untuk berespons destruktif (merusak/menyakiti) terhadap diri

sendiri ataupun orang lain yang kemudian dapat meningkatkan dorongan untuk

berkonsiliasi dengan pihak yang telah menyakiti.

2.2.2. Anjuran memaafkan dalam Islam

Terdapat pada Qur’an, diantaranya:

1. Q.S surat Al-a’raaf ayat 199

Artinya: “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang

ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.

2. Q.S An Nuur ayat 22

Page 51: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

36

Artinya:”Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan

kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan

memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin

dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka

mema'afkan dan berlapang dada. apakah kamu tidak ingin bahwa Allah

mengampunimu? dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang”.

ayat Ini berhubungan dengan sumpah abu bakar r.a. bahwa dia tidak akan

memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat

dalam menyiarkan berita bohong tentang diri 'Aisyah. Maka turunlah ayat

Ini melarang beliau melaksanakan sumpahnya itu dan menyuruh

mema'afkan dan berlapang dada terhadap mereka sesudah mendapat

hukuman atas perbuatan mereka itu.

3. Q.S Asy Syuura ayat 43

Page 52: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

37

Artinya:” Tetapi orang yang bersabar dan mema'afkan, Sesungguhnya

(perbuatan ) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan”.

4. Q.S Ali ‘Imron ayat 133-134

Artinya:”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan

kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk

orang-orang yang bertakwa(133). (yaitu) orang-orang yang menafkahkan

(hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang

menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai

orang-orang yang berbuat kebajikan”.(134)

Dari ayat-ayat di atas dapat disimpulkan bahwa mengapa Al-quran

menganjurkan untuk memberi maaf dikarenakan memberikan maaf adalah hal

yang sangat dianjurkan. Dengan memaafkan banyak hal positif yang bisa kita

dapat. Yaitu kita akan disukai Allah, bila kita memberikan maaf kepada orang

yang telah meyakiti kita, maka balasannya adalah Allah akan mengampuni pula

dosa kita.

Page 53: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

38

2.2.3. Maaf dan Kesehatan Mental

Maaf dan pemberian maaf saling berkaitan. lima keuntungan dari forgiveness.

Yaitu:

1. membantu menyembuhkan secara psikologis kepada perubahan

efek positif

2. meningkatkan kesehatan fisik dan mental

3. mengembalikan kekuatan personal korban

4. membantu rekonsiliasi antara orang yang menyakiti dan orang yang

disakiti

5. mempromosikan akan harapan resolusi konflik pada dunia nyata

Keuntungan dari lain dari forgiveness, yaitu:

1. mempercepat penyembuhan baik secara emosional dan fisik

2. bebas dari ketegangan dan rasa sakit kronik

3. meningkatkan kekuatan fisik

4. mengurangi stress

5. mendorong peningkatan system imun

6. pencernaan dan fungsi perut yang lebih baik

7. lebih tenang ketika tidur

Page 54: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

39

8. terbebas dari depresi dan rasa benci

9. terbebas dari merasa tersabotase

10. memiliki energi lebih, kontrol lebih baik secara fisik maupun mental

11. hidup lebih panjang

12. memiliki pandangan yang lebih positif

13. meningkatkan kegembiraan

14. waktu reaksi yang lebih cepat

15. lebih bersahabat dan lebih toleran

16. lebih sukses

17. meningkatkan kesadaran dan kecerdasan

18. memiliki kemampuan untuk membangun hubungan baru

19. pikiran yang damai

2.2.4. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Maaf

faktor yang berpengaruh terhadap pemberian maaf seperti yang dikemukakan

oleh beberapa ahli yang disebutkan di atas.

Page 55: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

40

a. Empati

Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau

pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya

dengan pengambilalihan peran. Melalui empati terhadap pihak yang

menyakiti, seseorang dapat memahami perasaan pihak yang menyakiti

merasa bersalah dan tertekan akibat perilaku yang menyakitkan. Dengan

alasan itulah beberapa penelitian menunjukkan bahwa empati berpengaruh

terhadap proses pemaafan

. Empati juga menjelaskan variabel sosial psikologis yang mempengaruhi

pemberian maaf yaitu permintaan maaf (apologies) dari pihak yang

menyakiti. Ketika pelaku meminta maaf kepada pihak yang disakiti maka

hal itu bisa membuat korban lebih berempati dan kemudian termotivasi

untuk memaafkannya

.

b. Atribusi terhadap pelaku dan kesalahannya

Penilaian akan mempengaruhi setiap perilaku individu. Artinya, bahwa

setiap perilaku itu ada penyebabnya dan penilaian dapat mengubah

perilaku individu (termasuk pemaafan) di masa mendatang. Dibandingkan

dengan orang yang tidak memaafkan pelaku, orang yang memaafkan

cenderung menilai pihak yang bersalah lebih baik dan penjelasan akan

kesalahan yang diperbuatnya cukup adekuat dan jujur. Pemaaf pada

umumnya menyimpulkan bahwa pelaku telah merasa bersalah dan tidak

Page 56: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

41

bermaksud menyakiti sehingga ia mencari penyebab lain dari peristiwa

yang menyakitkan itu. Perubahan penilaian terhadap pe ristiwa yang

menyakitkan ini memberikan reaksi emosi positif yang

kemudian akan memunculkan pemberian maaf terhadap pelaku

c. Tingkat kelukaan

Beberapa orang menyangkal sakit hati yang mereka rasakan untuk

mengakuinya sebagai sesuatu yang sangat menyakitkan. Kadang-kadang

rasa sakit membuat mereka takut seperti orang yang dikhianati dan

diperlakukan secara kejam. Mereka merasa takut mengakui sakit hatinya

karena dapat mengakibatkan mereka membenci orang yang sangat

dicintainya, meskipun melukai. Merekapun menggunakan berbagai cara

untuk menyangkal rasa sakit hati mereka. Pada sisi lain, banyak orang

yang merasa sakit hati ketika mendapatkan bukti bahwa hubungan

interpersonal yang mereka kira akan bertahan lama ternyata hanya bersifat

sementara. Hal ini sering kali menimbulkan kesedihan yang mendalam.

Ketika hal ini terjadi, maka pemaafan tidak bisa atau sulit terwujudkan

d. Karekteristik kepribadian

Ciri kepribadian tententu seperti ekstravert menggambarkan beberapa

karakter seperti bersifat sosial, keterbukaan ekspresi, dan asertif. Karakter

yang hangat, kooperatif, tidak mementingkan diri, menyenangkan, jujur,

Page 57: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

42

dermawan, sopan dan fleksibel juga cenderung menjadi empatik dan

bersahabat. Karakter lain yang diduga berperan adalah cerdas, analitis,

imajinatif, kreatif, bersahaja, dan sopan

e. Kualitas hubungan

Seseorang yang memaafkan kesalahan pihak lain dapat dilandasi oleh

komitmen yang tinggi pada relasi mereka. Ada empat alasan mengapa

kualitas hubungan berpengaruh terhadap perilaku memaafkan dalam

hubungan interpersonal. Pertama, pasangan yang mau memaafkan pada

dasarnya mempunyai motivasi yang tinggi untuk menjaga hubungan.

Kedua, dalam hubungan yang erat ada orientasi jangka panjang dalam

menlain hubungan di antara mereka. Ketiga, dalam kualitas hubungan

yang tinggi kepentingan satu orang dan kepentingan pasangannya

menyatu. Keempat, kualitas hubungan mempunyai orientasi kolektivitas

yang menginginkan pihak-pihak yang terlibat untuk berperilaku yang

memberikan keuntungan di antara mereka.

2.2.5. Proses Memaafkan

Memaafkan adalah suatu proses berkelanjutan. Dalam bukunya Forgive

and Forget: Healing The Hurts We Don‘t Deserve membagi empat tahap

pemberian maaf. Pertama adalah membalut sakit hati. Sakit hati yang dibiarkan

berarti merasakan sakit tanpa mengobatinya sehinggalambat laun akan

mengrogoti kebahagian dan kententraman. Oleh karena itu, meredakan

Page 58: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

43

dan memadamkan kebencian terhadap seseorang yang menyakiti bila dibalut,

apalagi ditambah dengan obat, ibaratnya memberi antibiotik untuk mematikan

sumber sakit.

Kedua yaitu meredakan kebencian. Kebencian adalah respon alami

seseorang terhadap sakit hati yang mendalam dan kebencian yang memerlukan

penyembuhan. Kebencian sangat berbahaya kalau dibiarkan berjalan terus. Tidak

ada kebaikan apapun yang datang dari kebencian yang dimiliki seseorang.

Kebencian sesumgguhnya melukai si pembenci sendiri melebihi orang yang

dibenci. Kebencian tidak bisa mengubah apapun menjadi lebih baik bahkan

kebencian akan membuat banyak hal menjadi lebih buruk.

Dengan berusaha memahami alasan orang lain menyakiti atau mencari

dalih baginya atau instropeksi sehingga ia dapat menerima perlakuan yang

menyakitkan maka akan berkurang atau hialnglah kebencian itu.

Ketiga adalah upaya penyembuhan diri sendiri. Seseorang tidak mudah

melepaskan kesalahan yang dilakukan orang lain. Akan lebih mudah dengan jalan

melepaskan orang itu dari kesalahannya dalam ingatannya. Kalau ia bisa

melepaskan kesalahan dalam ingatan berarti ia memperbudak diri sendiri dengan

masa lalu yang menyakitkan hati. Kalau ia tidak bisa membebaskan orang lain

dari kesalahannya dan melihat mereka sebagai orang yang kekurangan

sebagaimana adanya berarti membalikan masa depannya dengan melepaskan

orang lain dari masa lalu mereka. Memaafkan adalah pelepasan yang jujur

walaupun hal itu dilakukan di dalam hati. Pemberi maaf sejati tidak berpura-pura

Page 59: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

44

bahwa mereka tidak menderita dan tidak berpura-pura bahwa orang yang bersalah

tidak begitu penting. Asumsinya, memaafkan adalah melepaskan orang yang serta

berdamai dengan diri sendiri dan orang lain.

Keempat yaitu berjalan bersama. Bagi dua orang yang berjalan bersama

setelah bermusuhan memerlukan ketulusan. Pihak yang menyakiti harus tulus

menyatakan kepada pihak yang disakiti dengan tidak akan menyakiti hati lagi.

Pihak yang disakiti perlu percaya bahwa pihak yang meminta maaf menepati janji

yang dibuat. Mereka juga harus berjanji untuk berjalan bersama di masa yang

akan datang dan saling membutuhkan satu sama lain.

Proses memaafkan adalah proses yang berjalan perlahan dan memerlukan

waktu Semakin parah rasa sakit hati semakin lama pula waktu yang diperlukan

untuk memaafkan. Kadang-kadang seseorang melakukannya dengan perlahan-

lahan sehingga melewati garis batas tanpa menyadari bahwa dia sudah

melewatinya. Proses juga dapat terjadi ketika pihak yang disakiti mencoba

mengerti kenapa hal itu terjadi bersama-sama dengan upaya meredakan

kemarahan.

2.3 Remaja

2.3.1 Pengertian Remaja

Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam

belas atau tujuh belas tahun. (Hurlock:2006). Awal masa remaja biasanya disebut

sebagai “usia belasan”, kadang-kadang bahkan disebut “usia belasan yang tidak

Page 60: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

45

menyenangkan”. Meskipun remaja yang lebih tua sebenarnya masih tergolong

“anak belasan tahun”, sampai ia mencapai usia dua puluh satu tahun, namun

istilah belasan tahun-yang secara popular dihubungkan dengan pola perilaku khas

remaja muda-jarang dikenakan pada remaja yang lebih tua. Biasanya disebut

“pemuda” atau “pemudi”, atau malahan disebut “kawula muda”, yang

menunjukkan bahwa masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang

selama awal masa remaja. Hurlock:206-207)

Definisi remaja yang bersifat konseptual. Dikemukakan tiga criteria yaitu:

biologi, psikologi dan sosioekonomi, yaitu:

1. individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda

seksual skundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.

2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari

anak-anak menjadi dewasa

3. Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relative lebih mandiri.

Remaja dalam UU kesejahteraan anak no.4/1979 adalah semua orang di

bawah umur 21 tahun dan beum menikah, sebagai anak-anak dan karenanya tidak

berhak mendapat dan kemudahan-kemudahan yang diperuntukan bagi anak-anak.

Misalnya: perlindungan dari orang tua

Page 61: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

46

Definis remaja untuk masyarakat Indonesia, sebagai pedoman umum dapat

digunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikahuntuk remaja Indonesia

dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

1. Usia belasan tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda

sekunder mulai tampak (kriteria fisik)

2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia belasan tahun sudah dianggap akil

baligh, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak

menggapnya lagi sebagai anak-anak(kriteria sosial).

3. Pada usia tersebut, mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan

jiwa, seperti tercapainya identitas diri (ego identity, menurut Erik Erikson),

tercapainya fase genital dari perkembangan psikoseksual (menurut Freud)

dan tercapainya puncak perkembangan kognitif (piaget) maupun moral

(kohlberg) (criteria psikologi)

4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi

peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebu masih

menggantungkan diri pada orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh

sebagai orang dewasa (secara adat dan tradisi), belum dapat memberikan

pendapatan sendiri, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, orang-orang

yang sampai batas usia 24 tahun belum dapat memenuhi persyaratan

kedewasaan secara social maupun psikologi, masih dapat digolongkan

remaja. Golongan ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama

Page 62: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

47

dikalangan masyarakat kelas menengah ke atas yang mempersyaratkan

berbagai hal (terutama pendidikan setinggi-tingginya) untuk mencapai

kedewasaannya sebelum usia tersebut.

5. Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan. Hal itu

karena arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara

menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun dianggap

dan diperlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun

kehidupan masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu, definisi di sini

dibatasi khusus untuk yang belum nikah.

Dengan demikian, remaja dapat didefinisikan sebagai seseorang berumur

10-24 tahun,telah ada tanda-tanda kematangan. Baik secara fisik maupun

psikis,masih menggantungkan diri pada orang tua dan belum menikah.

2.3.2 Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja

Tugas perkembangan pada masa remaja menuntut perubahan besar dalam

sikap dan pola perilaku. Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja menurut

Hurlock (1998) antara lain:

1. Menerima keadaan fisik

2. Menerima peran seks dewasa

3. Mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis

4. Mandiri secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya

Page 63: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

48

5. Belum mandiri secara ekonomis, sehingga untuk mandiri secara ekonomis

mereka harus bekerja

6. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting bagi

kecakapan social

7. Membentuk nilai-nilai baru sesuai orang dewasa

8. Mempersiapkan diri untuk usia pernikahan

Dra. Yulia Singgih D. Gunarsa (2003) mengemukakan tujuh tugas perkembangan

remaja, yaitu:

1. Menerima keadaan fisiknya. Baik berhubungan dengan penampilan

maupun cirri-ciri Janis kelamin. Karena pada masa ini remaja mengalami

berbagai macam perubahan fisik. Perubahan fisik tergantung dengan

pertumbuhannya dan kematangan seksual. Pertumbuhan fisik

menghasilkan panjang lengan dan tungkai maupun tinggi badan yang

tidak selalu sesuai dengan harapan remaja maupun lingkungan.

2. Memperoleh kebebasan emosional. Tugas perkembangan ini sering

menimbulkan pertentangan-pertentangan dalam keluarga. Pertentangan

dan perselisihan faham yang tidak terselesaikan di rumah sering

“memaksa” remaja mencari ketenangan di luar rumah.

3. Mampu bergaul. Dalam usaha memperluas pergaulan, remaja sering

menghadapi berbagai macam keadaan, mengalami pengaruh lingkungan

Page 64: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

49

baik yang mengarahkan maupun yang mengombang ambingkannya. Pada

masa remaja “bekal” pegangan hidup dari orang tua sering dianggapnya

sudah kadaluarsa. Dalam kekosongan ini remaja mudah terombang-

ambing, tidak tahu tempatnya, tidak dapat menempatkan dirinya sehingga

perlu melaksanakan tugas perkembangan selanjutnya

4. Menemukan model untuk identifikasi. Menurut E.H. Erikson, pada masa

ini remaja harus menemukan identitas diri. Ia harus memiliki gaya hidup

sendiri, yang bisa dikenal dan ajek walaupun mengalami berbagai macam

perubahan.

5. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri. Dalam hal ini remaja perlu

refleksi diri. Sehingga ia akan mengetahui sejauh mana jangkauan

kesanggupannya bisa mencapai kemungkinan dan kesempatan yang

diperolehnya secra nyata, dan menerima apa yang didapatkannya sebagai

hasil refleksi.

6. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. Skala nilai

dan norma, baru bisa diperolehnya melalui proses identifikasi dengan

orang yang dikaguminya, tokoh masyarakat yang dianggapnya berhasil

dalam kehidupannya. Nilai yang mengarahkan dan membatasi perilaku,

bisa diperolehnya dari ajaran di sekolah. Baik pelajaran bidang studi ilmu

maupun agama dan pemimpin remaja di luar sekolah. Berlandaskan

semua nilai dan norma yang telah diperolehnya akan dibentuknya suatu

Page 65: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

50

“falsafah hidup” sebagai pegangan dalam pengendalian gejolak dorongan

dalam dirinya.

7. Meninggalkan reaksi dan cara penyesuaian kekanak-kanakan. Seorang

remaja diharapkan bisa meninggalkan kecenderungan, keinginan untuk

menang sendiri. Sepanjang masa peralihan ini, remaja harus belajar

melihat dari sudut pandang orang lain. Belajar mengingkari kesenangan

diri sendiri, menangguhkan hal-hal menyenangkan dan mendahulukan

pelaksanaan tugas dan kewajiban

2.4. Kerangka Berfikir

Pemberian maaf adalah kesediaan untuk menanggalkan/menghilangkan apa

yang telah terjadi/memberikan kebebasan/mengikhlaskan kekeliruan masa lalu,

tidak lagi mencari-cari nilai dalam amarah dan kebencian sehingga dapat

mencegah atau menepis keinginan berespon destruktif (merusak/menyakiti)

terhadap diri sendiri ataupun orang lain yang kemudian dapat meningkatkan

dorongan untuk berkonsiliasi dengan pihak yang telah disakiti.

Seseorang yang memilik tingkat pemberian maaf yang rendah cenderung

tingkat agresivitasnya tinggi. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Worthington

Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk merangkum

kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya, “Forgiveness in

Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam Penelitian Kesehatan

dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1, No.3, Worthington

Page 66: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

51

dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap kesehatan jiwa raga, dan

penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan pasien. Orang yang tidak

memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan

fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak

yang sama dengan otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan

penyerangan (agresif).

Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait

erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan

tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan

otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).

Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat

dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentuk-

bentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih

rendah.

Dimana agresivitas itu sendiri menurut Chaplin dalam kamus psikologi adalah

kecenderungan habitual (yang dibiasakan) untuk memamerkan

permusuhan.pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri, penuntutan atau

pemaksaan diri; pengejaran dengan penuh semangat suatu cita-cita. Dominasi

sosial, kekuasaan sosial,khususnya yang diterapkan secara ekstrim.

Dan agar ke-2 hal tersebut dapat dilihat lebih jelas lagi pengaruhnya. Maka

sesuai dengan penegrtian masing-masing variabel di atas, penelitipun

Page 67: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

52

mengembangkan ke-2 variabel itu menjadi masing-masing: variabel pemberian

maaf dikembangkan dengan menambahkan 2 dimensi yang ada. Yaitu: reduction

in revenge dan reduction in avoidance. Dan untuk variabel agresivitas

dikembangkan dengan menambahkan empat dimensi yang ada menurut Buss dan

Pery (dalam Luthfi,dkk). Yaitu: agresi fisik, agresi verbal, rasa marah dan sikap

permusuhan.

Disamping itu, peneliti juga menambahkan beberapa lainnya. Yaitu berdasarkan

pada hal lain yang dapat menjelaskan gambaran umum orang tersebut.seperti jenis

kelamin, usia, sedang berkonflik/tidak dan lamanya konflik itu terjadi.

Dan berikut adalah skema dari krangka berpikir ini:

Page 68: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

53

Gambar 2.1.

Skema kerangka berfikir

Keterangan:

Kotak yang memiliki arah panah menuju kotak tersebut sebagai dependen

variabel, sedangkan kotak yang tidak ada arah panah menuju kotak tersebut

sebagai independen variabel.

Usia

Jenis Kelamin

Pemberian maaf

Reduction in avoidance

Agresivitas

Sedang berkonflik/tidak

Lamanya konflik terjadi

Reduction in revenge

Agresi fisik

Agresi verbal

Rasa marah

Rasa marah

Page 69: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

54

2.5 Hipotesis

Karena di dalam penelitian ini terdapat dua aspek pemberian maaf, 4

(empat) faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, sedang mengalami

konflik/tidak dan lamanya konflik itu terjadi.dari awal hingga hari penelitian dan

4 (empat) aspek agresivitas. Maka dapat ditarik sebanyak 11 hipotesa minor.

Untuk setiap korelasi antara suatu jenis pemberian maaf dengan agresivitas.

Selanjutnya untuk keperluan analisa statistika maka hipotesa-hipotesa

diatas diubah menjadi hipotesa mayor yaitu:

Ha: ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas pada

remaja awal SMA YZA Bogor.

Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan antara pemberian maaf dengan agresifitas

pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Sedangkan untuk hipotesa minor yaitu :

HO1 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

Ha1 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in revenge dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

HO2 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

Page 70: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

55

Ha2 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO3 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan

agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor

Ha3 : Ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan agresifitas pada

remaja awal SMA YZA Bogor

HO4 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada

remaja awal SMA YZA Bogor

Ha4 : Ada hubungan yang signifikan antara usia dengan agresifitas pada remaja

awal SMA YZA Bogor

HO5 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami

konflik/tidak dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Ha5 : Ada hubungan yang signifikan antara sedang mengalami konflik/tidak

dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO6 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari

awal hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA

YZA Bogor.

Page 71: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

56

Ha6 : Ada hubungan yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi.dari awal

hingga hari penelitian dengan agresifitas pada remaja awal SMA YZA

Bogor.

HO7 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan

reduction in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA

Bogor.

Ha7 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction

in revenge dengan agresi fisik pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO8 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan

reduction in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA

Bogor.

Ha8: Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction

in revenge dengan agresi verbal pada remaja awal SMA YZA Bogor.

HO9 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan

reduction in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA

Bogor.

Ha9 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction

in revenge dengan rasa marah pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Page 72: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

57

HO10 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan

reduction in revenge dengan sikap permusuhan pada remaja awal SMA

YZA Bogor.

Ha10 : Ada hubungan yang signifikan antara reduction in avoidance dan reduction

in revenge dengan sikap permusuhan pada remaja awal SMA YZA Bogor.

Page 73: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

58

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode dan hal-hal yang menentukan

penelitian, dan dalam hal ini akan dibatasi secara sistematis sebagai berikut: jenis

penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, metoe dan instrumen

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas alat ukur dan teknik analisis data.

3. 1 Jenis penelitian

3.1.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

3.1.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh pemberian maaf terhadap

agresifitas remaja awal di SMA YZA 2 Bogor. Pengaruh tersebut disajikan dalam

data yang berbentuk angka-angka sehingga bisa diketahui nilai pengaruhnya. Oleh

karena itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian informasi atau datanya

menggunakan tehnik statistik. Kountur (2009). Penelitian dengan pendekatan

kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang

diolah dengan metode statistika. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh

signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar variabel yang

diteliti. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan besarnya arah

hubungan.

Page 74: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

59

3.1.1.2 Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelanjutan

metode deskriptif. Pada metode deskriptif, data dihimpun, disusun secara

sistematis, faktual dan cermat. Namun tidak dielaskan hubungan di antara

variabel. Hubungan antara variabel diteliti dan dijelaskan. metode penelitian

korelasional. (Hasan:1997). Dan menurut sevilla penelitian korelasi adalah

penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel

yang berbeda dalam suatu populasi. Adapun dalam penelitian ini, variabel yang

dikorelasikan tersebut adalah pemberian maaf terhadap agresifitas remaja awal

SMA YZA 2 Bogor.

3.2 Definisi konseptuap dan definisi operasional variable

3.2.1 Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual adalah definisi yang diperoleh dari kamus. Definisi ini

adalah arti akademik arti universal dari sebuah kata atau kelompok kata. Definisi

ini lebih formal dan abstrak dibandingkan dengan definisi operasional (Sevilla,

1993). Definisi konseptual diambil berdasarkan teori. Dalam penelitian ini definisi

konseptual dari masing-masing variabel adalah:

1. variabel pertama dalam penelitian ini adalah pemberian maaf. Pemberian maaf

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberian maaf yg didefinisikan

oleh Mc.Cullough (1998),yaitu: the reduction in avoidance motivation and

revenge motivation. (dalam Rusydi:2009)

Page 75: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

60

2. Variabel kedua dalam penelitian ini adalah agresifitas. agresifitas yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah Agresifitas yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah sebagaimana yang telah dikelompokkan oleh Buss dan Perry ke dalam

4 (empat) bentuk.yaitu: agresi fisik,agresi verbal,rasa marah dan sikap

permusuhan.

3.2.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang memeberikan penjelasan atas

suatu variabel dalam bentuk yang dapat diukur. (Kountur: 2007)

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu pemberian maaf dan

agresifitas. Variabel pertama pemberiaan maaf dan sebagai variabel kedua

adalah agresifitas.

a. Pemberian maaf: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh

dari responden dengan mengisi alat tes yang disebut Transgression-

Related Interpersonal Motivations Scale (TRIM) yang telah diterjemahkan

ke dalam bahas indonesia dan telah dimodifikasi dimana alat tes tersebut

mengukur tingkat forgiveness berdasarkan dua sub skala yakni rendahnya

tingkat menghindari pelaku (reduction in avoidance) dan rendahnya

tingkat membalas (reduction in revenge)

b. Agresifitas: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari

responden pada skala agresifitas berdasarkan faktor yang akan

Page 76: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

61

mengungkapkan kriteria kecenderungan agresivita, yaitu agresi fisik,

agresi verbal, rasa marah dan sikap permusuhan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2002), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SMA YZA 2 Bogor berjumlah

150 orang

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi. (Kountur:2007). Gay mengemukakan

bahwa sampel minimum dalam penelitian korelasional adalah 30 orang. Oleh

karenanya peneliti menggunakan sampel sebanyak 40 orang.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara probability sampling

dengan teknik simple random sampling. Menurut Kountur (2007) simple random

sampling adalah cara pemilihan sample dimana anggota dari populasi dipilih satu

persatu secara random, semua anggota dari populasi mendapatkan kesempatan

yang sama untuk dipilih dan jika sudah, tidak dapat dipilih lagi. Adapun

karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 77: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

62

1. Remaja awal umur 10-24 tahun

2. Siswa/siswi kelas 1 atau 2 SMA yang tercatat di sekolah SMA YZA 2

Bogor

3.4 Metode Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode

pengumpulan data dan instrumen, tehnik uji instrument, serta tehnik analisis data

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode skala sebagai alat

pengumpul data, yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh jawaban

dari reponden.

Skala yang digunakan bersifat langsung dan tertutup. Dan untuk mengukur

berpikir positif dan penerimaan diri, peneliti menggunakan skala model likert

yang telah dimodifikasi yaitu dengan menghilangkan jawaban netral. Dengan item

pernyataan positif (favorable) dan negatif (unfavorable). Dalam merespon item

tesebut subjek diminta untuk memilih jawaban yang paling mewakili dirinya,

dengan cara memilih sistem rating kategori yang merentang dari “sangat setuju”

sampai “sangat tidak setuju”.

Tabel 3.1 Pemberian skor pada penelitian menggunakan skala Likert 4 kemungkinan:

Pilihan Jawaban SS S TS STS Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

Page 78: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

63

Adapun skala untuk mengukur tingkat forgiveness, peneliti menggunakan

alat tes TRIM yang diciptakan oleh McCullogh (1998) yang akan diterjemahkan

oleh Ahmad Rusdi dalam skripsinya yang berjudul Hubungan Religiusitas dengan

Forgiveness pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Dirosah Islamiyah al-

hikmah Jakarta pada tahun 2009. Sakala tersebut berisi dua sub skala, yaitu

reductin in revenge dan reduction in avoidance, tujuh item sub skala avoidance

mengukur tingkat penghindaran dan pengurangan kontak dengan transgressor

(orang yang menyakiti). Lima item sub skala revenge mengukur tingkat keinginan

untuk membalas kepada transgressor. Menurut Maltby. Et.al (2008 dalam

Rusdi:2009) menggunakannya untuk mengukur Forgiveness.

Dari hasil yang didapatkan dari penelitian Rusdi (2009), Hasil uji validitas

pada alat ini adalah semua item yang ada dinyatakan valid dengan reliabilitas

sebesar 0.907.

Kemudian untuk agresivitas, peneliti menggunakan skala yang sudah

pernah dibuat dan diujikan oleh peneliti sebelumnya yang sama-sama mengukur

agresivitas dan menggunakan kriteria menurut Buss dan Perry. skala tersebut

telah penulis lampirkan pada halaman lampiran.

3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data

alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala,yaitu:

pemberian maaf dan agresifitas.

Page 79: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

64

1.skala pemberian pemberian maaf: definisi operasionalnya adalah hasil

skor yang diperoleh dari responden dengan mengisi alat tes yang disebut

Transgression-Related Interpersonal Motivations Scale (TRIM) yang telah

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan telah dimodifikasi dimana

alat tes tersebut mengukur tingkat forgiveness berdasarkan du sub skala,

yakni rendahnya tingkat menghindari pelaku (reduction in advoidance)

dan rendahnya tingkat membalas (reduction in revenge)

Adapun blue print skala tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2.

Blue print skala pemberian maaf Indikator Nomor Item Jumlah

Reduction in Revenge 1,2,3,4,5 5 Reduction in Avoidance 6,7,8,9,10,11,12 7

Total 12

2.Agresifitas: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari

responden pada skala agresifitas. Disusun kedalam empat bentuk

perilaku agresif, yaitu agresi fisik,agresi verbal, rasa marah dan sikap

permusuhan. Perilaku agresi fisik adalah berkelahi, merusak sesuatu,

menyerang. Perilaku agresi verbal adalah pengucapan kata-kata kasar,

ketidaksetujuan, mengejek, menyebarkan gosip. Rasa marah adalah

mudah kesal, hilang kesabaran, tidak mampu mengontrol rasa marah.

Dan sikap permusuhan adalah iri hati, prasangka buruk, mengucilkan

Page 80: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

65

Adapun blue print skala tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Blue print skala agresifitas No

Dimensi Indikator Item Total Favorabl

e Unfavorab

le 1 Agresi Fisik a. Berkelahi

b. Merusak sesuatu

c. Menyerang

1,4 3 22

2 19 14

7

2 Agresi Verbal

a. Pengucapan kata-kata kasar

b. Ketidaksetujuan c. Mengejek d. Menyebarkan

gosip

12 20 13 5

23 25 6 18

8

3 Rasa Marah

a. Mudah kesal

b. Hilang kesabaran

c. Tidak mampu

mengontrol rasa marah

21,26 28, 29

17,8 10,30 11

9

4 Sikap Permusuhan

a. Iri hati b. Prasangka buruk c. Mengucilkan

16 7, 9

27,24 31 15

7

Total 15 16 31

3.4.3 Uji validitas

Kountur (2008) mengemukakan suatu instrumen dikatakan valid apabila

instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Page 81: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

66

3.4.4 Uji reliabilitas

Anastasi (2006) mengemukakan bahwa reliabilitas merujuk pada

konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji-ulang

dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda, atau dengan seperangkat butir-

butir ekuivalen (equivalevs item) yang berbeda, atau dalam kondisi pengujian

yang berbeda.

Menurut Hasan (2002) uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu

kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan

konstrak-konstrak pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun

dalam bentuk skala. Reliabilitas suatu kontrak variabel dikatakan baik jika

memiliki cronach alfa >0,60

Menurut G. P. Guilford (dalam Kuncono,2004) prinsip pada umumnya

yang digunakan untuk penafsiran nilai r adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi nilai r

Besar nilai r Interpretasi >0,9 Sangat reliabel 0,7-0,9 Reliabel 0,4-0,7 Cukup reliabel 0,2-0,4 Kurang reliabel <0,2 Tidak reliabel

3.5 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan uji instrumen penelitian, uji

instrumen diberikan kepada 30 orang siswa/siswi Madrasah Aliyah Alhamidiyah

Depok. Adapun uji instrumen adalah:

Page 82: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

67

a. Mengetahui validitas instrumen dimana skor tiap item dikorelasikan

dengan skor total

b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur

tingkat reliabilitas skala tersebut.

3.5.1. Hasil uji validitas skala pemberian maaf

Berdasarkan hasil uji coba (try out) terdapat 12 item dalam instrumen ini,

diperoleh 11 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% maupun taraf

signifikansi 1% yaitu item nomor: 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12. . Sedangkan

item yang tidak valid berjumlah 1 item yaitu nomor: 1. semua alat ukur yang valid

digunakan sebagai alat ukur penelitian. Berikut ini adalah blue print revisi skala

pemberian maaf:

Tabel 3.5 Blue Print Revisi Skala Pemberian Maaf

Indikator Nomor Item Jumlah Reduction in Revenge 2,3,4,5 4 Reduction in Avoidance 6,7,8,9,10,11,12 7 Total 11

3. 5. 2. Hasil Uji Coba Skala Agresifitas

Berdasaran dari hasil uji coba (try out) terdapat 31 item dalam instrumen

interaksi sosial, diperoleh 17 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% dan

pada taraf signifikansi 1% yaitu item nomor: 1, 3, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 22,

26,27, 28, 31. Sedangkan item yang tidak valid berjumlah 14 item yaitu: 2, 4, 5,

Page 83: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

68

6, 7, 8, 11, 16, 18, 19, 21, 24, 25, 29, 30. Berikut ini adalah blue print

revisi skala agresivitas:

Tabel 3.6 Blue print revisi skala agresifitas

No

Dimensi Indikator Item Total Favorabl

e Unfavorable

1 Agresi Fisik d. Berkelahi e. Merusak

sesuatu f. Menyerang

1 3 22

14

4

2 Agresi Verbal

e. Pengucapan kata-kata kasar

f. Ketidaksetujuan g. Mengejek h. Menyebarkan

gosip

12 20 13

23

4

3 Rasa Marah

a. Mudah kesal

b. Hilang kesabaran

c. Tidak mampu

mengontrol rasa marah

26 28,

17 10

4

4 Sikap Permusuhan

a. Iri hati b. Prasangka buruk c. Mengucilkan

7, 9

27 31 15

5

Total 10 7 17

3.6. Hasil Uji Reliabilitas Skala Pemberian Maaf dengan Agresivitas

Uji reliabilitas diberikan pada siswa/siswi madrasah aliyah Alhamidiyah-

Depok dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang responden. Uji reliabilitas kedua

Page 84: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

69

skala ini menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan menggunakan

program SPSS 13.0. Untuk hasil uji reliabilitas skala pemberiaan maaf dan

agresivitas, maka diperoleh hasil:

1. reliabilitas skala pemberiaan maaf dengan 12 item adalah 0, 841. Jadi

skala pemberian maaf ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau reliabel.

2. reliabilas skala interaksi sosial dengan dengan 31 item adalah 0, 763. Jadi

skala agresivitas ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau reliabel.

Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0, 841 untuk skala

pemberian maaf dan 0,763 untuk skala agresivitas termasuk dalam kategori tinggi

atau reliabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0,

60.

3.7 Teknik Analisa Data

Metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh

antara pemberian maaf dan agresivitas adalah menggunakan analisis regresi.

Analisis regresi adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas

terhadap varibel terikat. Data yang akan dianalisis menggunakan teknik analisis

regresi berganda (multiple regression). Analisis data akan dilakukan dengan

menggunakan sistem perhitungan SPSS versi 12.

Page 85: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

70

3.7. Prosedur Penelitian

a. Tahap persiapan

1. melakukan perumusan masalah dan menentukan variabel yang akan

diteliti.

2. Melakukan observasi pendahuluan terhadap siswa/siswi SMA YZA 2

Bogor.

3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori

yang tepat mengenai variabel penelitian.

4. persiapan yang menyangkut alat pengumpulan data adalah memilih item-

item dalam skala yang benar-benar valid dan reliabel.

b. Tahapan Penelitian

1. menentukan subjek penelitian dengan teknik sampel probability sampling

dengan model simple random sampling. Menurut Kountur (2007) simple

random sampling adalah cara pemilihan sample dimana anggota dari

populasi dipilih satu persatu secara random, semua anggota dari populasi

mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih dan jika sudah, tidak

dapat dipilih lagi.

2. kemudian melakukan penelitian, dengan melakukan penyebaran skala uji

coba (try out) yang dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2010 kepada

40 siswa/siswi madrasah Aliyah Alhamidiyah-Depok.

3. melakukan skoring dan membuang item yang gagal atau tidak valid.

4. melakukan penyebaran skala kedua sebagai hasil dari Field Study.

Page 86: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

71

c. Tahap Analisa Data

1. Melakukan skoring data hasil penyebaran skala kedua (Field Study)

2. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh , kemudian

membuat tabel data.

3. melakukan analisis data dengan mengunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian dan perbandingan antara variabel penelitian.

Dianalisis secara validitas dan reliabilitasnya, secara teknik analisis

statstik.

4. membuat laporan dan analisis tersebut.

Page 87: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

72

BAB 4

PRESENTASI DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini peneliti akan uraikan mengenai presentasi dan analisis hasil

terdiri dari gambaran umum responden, deskripsi hasil penelitian dan hasil utama

penelitian.

4.1. Gambaran Umum Responden

Gambaran umum responden pada penelitian ini diuraikan berdasarkan

usia, jenis kelamin, kelas/jurusan, alamat, apakah sedang berkonflik atau

mempunyai masalah dengan seseorang/tidak dan sudah berapa lama masalah itu

terjadi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SMA YZA 2 Bogor

sebanyak 60 orang.

4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia

Gambaran responden berdasarkan usia dijelaskan dengan tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase ≤15 27 45% 16 22 36,7%

≥17 11 18,3% TOTAL 60 100%

Page 88: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

73

Responden pada penelitian ini adalah remaja awal yang berusia 14-18

tahun. Dari tabel gambaran umum responden berdasarkan usia diatas, didapatkan

bahwa subjek penelitian yang berusia ≤15 tahun sebanyak 27 orang (45%), subjek

penelitian yang berusia 16 sebanyak 22 orang (36,7%), subjek penelitian yang

berusia ≥17 sebanyak 11 orang (18,3%).

4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran responden berdasarkan jenis kelamin dijelaskan dengan tabel

berikut ini :

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Frekuensi Persentase Laki-Laki 24 40%

Perempuan 36 60% Total 60 100%

Berdasarkan tabel diatas, responden berdasarkan jenis kelamin. Yang

diperoleh pada penelitian ini adalah sebanyak 24 orang responden (40%) yang

berjenis kelamin laki-laki dan sebanyak 36 orang responden (60%) yang berjenis

kelamin perempuan.

Page 89: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

74

4.1.5. Gambaran Responden Berdasarkan Sedang Berkonflik/Mengalami

Masalah

Gambaran responden berdasarkan sedang berkonflik/mengalami masalah

dijelaskan dengan tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Gambaran Responden sedang berkonflik/mengalami masalah atau tidak Mengalami masalah Frekuensi Persentase

Ya 26 43,3% Tidak 34 56,7% Total 60 100%

Berdasarkan tabel diatas, responden yang sedang mengalami masalah

sebanyak 26 orang (43,3%), sedangkan yang tidak mengalami masalah sebanyak

34 orang (56,7%).

4.1.6. Gambaran Responden Berdasarkan Lama Mengalami Masalah

Sampai Hari Penelitian

Gambaran responden berdasarkan lama mengalami masalah sampai hari

penelitian dijelaskan dengan tabel berikut ini:

Page 90: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

75

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Lama mengalami masalah sampai hari

penelitian Lamanya masalah Frekuensi Persentase

1-15 hari 6 23,1% 1-5 bulan 17 65,4% ≥1 tahun 3 11,5%

Total 26 100%

Berdasarkan tabel di atas, lamanya responden yang sedang mengalami

masalah dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok 1 – 15 hari, kelompok ke-2

1 – 5 bulan,kelompok ke-3 ≥1 tahun. Dari 60 orang responden yang yang mengisi

angket,26 orang sedang berkonflik/mengalami masalah. Dari 26 orang itu,

responden yang sedang mengalami masalah dengan rentang waktu 1-5 hari yaitu

sebanyak 6 orang (23,1%), responden yang sedang mengalami masalah dengan

rentang waktu 1-5 bulan sebanyak 17 orang (65,4%), responden yang sedang

mengalami masalah dengan rentang waktu ≥1 tahun sebanyak 3 orang (11,5%).

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil pelitian diperoleh dari hasil perhitungan statistik skor skala

pemberian maaf dan aggressivitas yang dibagikan kepada subjek penelitian. Hasil

perhitungan tersebut kemudian dikategorisasikan dengan menggunakan 3

kategorisasi, yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk mendapatkan

kategorisasi tersebut sebelumnya dilakukan penghitungan untuk mencari nilai x

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 91: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

76

Berikut ini adalah hasil perolehan nilai x pada masing-masing variabel:

Tabel 4.5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Nilai x Agresifitas 60 23,00 52,00 14.5 Pemberian maaf 60 15,00 44,00 14.5 Valid N (listwise) 60

Setelah diperoleh nilai x, maka penghitungan kategorisasi dilakukan

penghitungan formula berikut:

Tabel 4.6 Kategorisasi Skor

Tinggi Minimun + 3x

Sedang Minimun + 2x

Rendah Minimun + x

Berikut ini penjelasan hasil penghitungan kategorisasi skor pada tiap-tiap

variabel penelitian:

4.2.1. Skala Pemberiaan Maaf

Untuk mengetahui kategorisasi pemberian maaf, peneliti membagi ke

dalam tiga kategori tingkatan pemberian maaf yaitu tingkatan rendah,sedang dan

Page 92: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

77

tinggi. Tujuan kategorisasi ini adalah untuk menempatkan individu kedalam

kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang di ukur, misalnya dari rendah ke tinggi, dari paling jelek

ke paling baik, dari sangat tidak puas ke sangat puas dan semacamnya

Skala pemberian maaf ini terdiri dari 11 item. Karena semua item

dalam skala pemberian maaf ini unfavorable, maka setiap itemnya diberi skor

4 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), 3 untuk pilihan Tidak Setuju (TS),

2 untuk pilihan Setuju (S) dan 1 untuk pilihan Sangat Setuju (SS). Berikut

kategori klasifikasi untuk pemberian maaf :

Tabel 4.7 Kategorisasi klasifikasi pemberian maaf

Range Frequency Percent

Cumulative Percent

Valid Tinggi 44-58.5 - - -

Sedang 30-44 35 58.3% 58.3%

Rendah 15-29.5 25 41.7% 100%

Total 60 100%

Berdasarkan pengkategorian klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa

responden yang masuk pada kategori skor terendah adalah responden yang

memiliki skor 15-29.5 (25 responden=41.7%) responden yang masuk pada

kategori skor sedang adalah responden yang memiliki skor antara 30-44 (35

Page 93: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

78

responden = 58.3%), dan tidak ada responden yang masuk pada kategori tertinggi.

Yaitu responden yang memiliki skor di atas 44-58.5.

4.2.2. Skala Agresivitas

Untuk mengetahui tingkat agresivitas subjek, peneliti membagi ke

dalam tiga kategori tingkatan agresivitas, yaitu tingkatan tinggi, sedang dan

rendah. Skala agresivitas ini terdiri dari 17 item, dengan setiap itemnya diberi

skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), 2 untuk pilihan Tidak Setuju

(TS), 3 untuk pilihan Setuju (S) dan 4 untuk pilihan Sangat Setuju (SS).

Berikut kategori skor untuk interaksi sosial:

Tabel 4.8

Kategorisasi klasifikasi Agresivitas

Range Frequency Percent Cumulative

Percent Valid Tinggi 53-66.5 - - -

Sedang 38-52 21 35% 35% Rendah 23-37.5 39 65% 100%

Total 60 100%

Berdasarkan pengkategorian klasifikasi di atas dapat diketahui bahwa

responden yang masuk pada kategori skor terendah adalah responden yang

memiliki skor 23-37.5 (39 responden=65%) responden yang masuk pada kategori

skor sedang adalah responden yang memiliki skor antara 38-52 (21 responden =

Page 94: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

79

35%), dan tidak ada responden yang masuk pada kategori tertinggi. Yaitu

responden yang memiliki skor di atas 53-66.5.

4.3. Hasil uji hipotesis

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan bantuan software SPSS 12.00. Langkah pertama peneliti

menganalisis dampak dari seluruh independent variable terhadap agresivitas.

Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.9 ANOVA(b)

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 483,286 2 241,643 7,022 ,002(a)

Residual 1961,564 57 34,413 Total 2444,850 59

a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance , Reduction in revenge

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai F sebesar 7.002 dengan sig .002,

yang artinya (p<0,05) maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh

yang signifikan seluruh independen variabel terhadap pemberian maaf ditolak.

Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari agresi fisik, agresi verbal, rasa marah,

sikap permusuhan, jenis kelamin, usia, kelas dan sedang mengalami masalah/tidak

terhadap pemberian maaf.

Page 95: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

80

Setelah dilakukan penghitungan nilai F, kemudian peneliti akan

menganalisis masing-masing variabel reduction in revenge, reduction in

avoidance, agresi fisik, verbal ,rasa marah, sikap permusuhan, jenis kelamin, usia

dan sedang mengalami masalah/tidak terhadap pemberian maaf. Hasil

penghitungannya ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 4.10 Hasil analisis masing-masing variable

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant)

49,727 4,074 12,207 ,000

Reduction in revenge

-,941 ,346 -,368 -2,717 ,009

Reduction in avoidance

-,206 ,215 -,130 -,958 ,342

Jenis kelamin ,889 1,707 ,068 ,521 ,605 sedang berkonflik/tidak ,726 1,689 ,056 ,430 ,669

Lama berkonflik-hari penelitian -3,522 2,108 -,345 -1,671 ,108

a. Dependent Variable: agresivitas Persamaan regresinya menjadi :

Ŷ = a + b1X1 + b2 X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ b6X6+ b7X7+ b8X8

Page 96: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

81

Ŷ = 49,727 + -,941 X1 + -,206X2 + 0,889 X3 + -1,006 X4 + -1,040 X5 + 3,167 X6

+ 0,726X7 + -3,522X8

Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 49,727

b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,941. Koefisien

bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction in

revenge dengan agresivitas.

c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -0,206. Koefisien

bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara reduction in

avoidance dengan agresivitas.

d. Koefisien regresi aspek jenis kelamin (X3) sebesar 0,889. Koefisien bernilai

positif artinya terjadi hubungan yang positif antara jenis kelamin dengan

agresivitas.

e. Koefisien regresi aspek usia (X4) sebesar -1,006. Koefisien bernilai negatif

artinya terjadi hubungan yang negative antara usia dengan agresivitas.

f. Koefisien regresi aspek sedang mengalami konflik/tidak (X7) sebesar 0,726.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara sedang

mengalami konflik/tidak dengan agresivitas.

Page 97: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

82

0,726*

g. Koefisien regresi aspek lamanya berkonflik sampai hari penelitian (X8)

sebesar -3,522. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang

negatif antara lamanya berkonflik sampai hari penelitian dengan agresivitas

Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :

Bagan 4.11

Hasil analisis masing-masing variabel

Usia

Jenis Kelamin

-,941**

-0,206**

0,889*

-1,006*.

-3,522*

Reduction in revenge

Reduction in avoidance

Agresivitas

Sedang berkonflik/tidak

Lamanya berkonflik

Page 98: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

83

Keterangan :

* : Tidak Signifikan

** : Signifikan

Dari bagan 4.11 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan

bernilai negatif

2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang signifikan dan

bernilai negatif.

3. Variabel jenis kelamin memiliki hubungan yang tidak signifikan dan

memiliki nilai positif

4. Variabel usia memiliki hubungan yang tidak signifikan dan memiliki nilai

negatif

5. Variabel sedang berkonflik/tidak memiliki hubungan yang tidak

signifikan, namun memiliki nilai yang positif.

6. Variabel lamanya berkonflik sampai hari peneliian memiliki hubungan

yang tidak signifikan dan bernilai negatif.

kemudian peneliti akan menganalisis juga masing-masing variabel agresi fisik,

agresi verbal,rasa marah dan sikap permusuhan. Hasil penghitungannya

ditampilkan pada tabel berikut

Page 99: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

84

Tabel 4.12 Hasil analisis masing-masing variable

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 10,276 1,378 7,459 ,000

revenge -,150 ,117 -,191 -1,280 ,206 avoidance ,031 ,073 ,063 ,422 ,675

a Dependent Variable: agresi fisik Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2

Ŷ = 10.276 + -,150 X1 + ,031X2

Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 10,276

b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,150. Koefisien

bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction

in revenge dengan agresi fisik.

c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar ,031.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan yang positif antara

reduction in avoidance dengan agresi fisik.

Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :

Page 100: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

85

Bagan 4.13

Hasil analisi variabel agresi fisik

Keterangan :

* : Tidak Signifikan

** : Signifikan

Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang tidak signifikan

dan bernilai negatif

2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan

dan bernilai positif.

-,150*

,031*

Reduction in revenge

Reduction avoidance

Agresi fisik

Page 101: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

86

Tabel 4.14 Hasil analisis variable agresi verbal

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 15,025 1,469 10,230 ,000

revenge -,366 ,125 -,377 -2,933 ,005 Avoidance -,138 ,078 -,228 -1,774 ,081

a Dependent Variable: agresi verbal Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2

Ŷ = 15.025 + -,366 X1 + -,138X2

Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 15,025

b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,366. Koefisien

bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction

in revenge dengan agresi verbal.

c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -,138.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara

reduction in avoidance dengan agresi verbal.

Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :

Page 102: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

87

Bagan 4.15

Hasil analisi variabel agresi verbal

Keterangan :

* : Tidak Signifikan

** : Signifikan

Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan

bernilai negatif

2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan

dan bernilai negative

-,366**

-,138*

Reduction in revenge

Reduction avoidance

Agresi Verbal

Page 103: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

88

Tabel 4.16 Hasil analisis variable rasa marah

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 11,243 1,236 9,099 ,000

revenge -,229 ,105 -,307 -2,182 ,033 avoidanc

e -,047 ,065 -,100 -,713 ,479

a Dependent Variable: rasa marah

Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2

Ŷ = 11.243+ -,229 X1 + -,047X2

Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 11,243

b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,229. Koefisien

bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction

in revenge dengan rasa marah.

c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar -,047.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara

reduction in avoidance dengan rasa marah.

Page 104: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

89

Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :

Bagan 4.17

Hasil analisis variabel rasa marah

Keterangan :

* : Tidak Signifikan

** : Signifikan

Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang signifikan dan

bernilai negatif

2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan

dan bernilai negatif.

-,229**

-,047*

Reduction in revenge

Reduction avoidance

Rasa marah

Page 105: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

90

Tabel 4.18 Hasil analisis variable sikap permusuhan

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 13,184 1,492 8,838 ,000

revenge -,196 ,127 -,223 -1,542 ,129 Avoidance -,053 ,079 -,097 -,668 ,507

a Dependent Variable: permusuhan Persamaan regresinya menjadi : Ŷ = a + b1X1 + b2 X2

Ŷ = 13.184 + -,196 X1 + -,053X2

Hasil analisis regresi pada tabel diatas akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta sebesar 13,184

b. Koefisien regresi aspek reduction in revenge (X1) sebesar -,196. Koefisien

bernilai negatif artinya terdapat hubungan yang negative antara redction

in revenge dengan sikap permusuhan.

c. Koefisien regresi aspek reduction in avoidance (X2) sebesar ,053.

Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan yang negatif antara

reduction in avoidance dengan sikap permusuhan.

Berikut akan ditampilkan bagan ringkasan hasil koefisien regresi :

Page 106: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

91

Bagan 4.19

Hasil analisi variabel sikap permusuhan

Keterangan :

* : Tidak Signifikan

** : Signifikan

Dari bagan 4.14 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel reduction in revenge memiliki hubungan yang tidak signifikan

dan bernilai negatif

2. Variabel reduction in avoidance memiliki hubungan yang tidak signifikan

dan bernilai negatif.

Kemudian pada penelitian ini juga dilakukan penghitungan nilai R Square

untuk melihat seberapa besar sumbangsih aspek-aspek reduction in

revenge,reduction in avoidance, jenis kelamin, usia, sedang berkonflik/tidak,

-,196*

-,053*

Reduction in revenge

Reduction avoidance

Sikap permusuhan

Page 107: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

92

lamanya berkonflik-hari penelitian terhadap perubahan agresivitas. Hasil

penghitungannya ditampilkan pada Tabel di bawah ini

Tabel 4.20

Hasil Uji Analisis Determinasi Model Summary

Model

Change Statistics R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,166(a) 11,526 1 58 ,001 a Predictors: (Constant), forgiveness

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0.166

atau 16,6 %. Artinya proporsi varians dari pemberian maaf yang dijelaskan oleh

semua independen variabel adalah sebesar 16,6 %, sedangkan 83,4% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

Setelah mengetahui proporsi varian dari pemberian maaf terhadap

agresivitas, peneliti juga ingin melihat IV mana yang memiliki kontribusi paling

tinggi terhadap prestasi matematika dengan cara melihat hasil dari perhitungan

determinasi R2 (R Square) masing-masing variabel.

Yang pertama, menghitung hasil keseluruhan nilai determinasi R2 (R

Square) dari ke-8 IV. Kemudian mulai menghitung nilai determinasi R2 (R

Square) satu IV (level). Setelah diperoleh hasil nilai determinasi R2 (R Square)

dari satu IV (level) secara bersama-sama dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R

Square) dari ke-8 IV. Langkah berikutnya, menambahkan satu IV lagi dan secara

Page 108: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

93

secara bersama-sama pula dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R Square) dari ke-

11 IV, begitu dan seterusnya hingga dari keseluruhan IV dimasukkan yang

kemudian dikurangi hasil nilai determinasi R2 (R Square) dari ke-8 IV sehingga

diperolah nilai R2 change/kontribusi varian dari masing-masing IV. Berikut ini

ialah hasil proporsi varian pemberian maaf yang terkait dengan IV :

Tabel 4.21. Proporsi Varian IV dengan DV

(nilai R2 change/kontribusi varian)

No. IV R2 R2 Change / Kontribusi Varian (%)

Sig

1. 2. 3. 4. 5.

6.

X1 = reduction in revenge X1 + X2 = reduction in avoidance X1 + X2 + X3 = jenis kelamin X1 + X2 + X3 + X4 = usia X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 = sedang berkonflik/tidak X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6 + X7 + X8 = lamanya konflik itu terjadi

0,185 0.198 0.005 0.003 0.003

0.111

0. % 0 % 0 % 0% 0%

0%

S S

TS TS TS

TS

Page 109: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

94

Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan :

Variabel reduction in revenge memberikan sumbangan varians sebesar

1.85%.

Variabel reduction in avoidance memberikan sumbangan varians sebesar

1.98 %.

Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 0.05 %.

Variabel usia memberikan sumbangan varians sebesar 0.03 %.

Variable sedang berkonflik/tidak memberikan sumbangan varians sebesar

0.03 %.

Terakhir variabel lamanya berkonflik-hari penelitian memberikan

sumbangan varians sebesar 1.11 %.

Dengan demikian, sumbangan varians yang signifikan terhadap agresivitas

ada dua iv, yaitu reduction in revenge dan reduction in avoidance. Sedangkan

sumbangan varians dari empat iv lainnya yaitu jenis kelamin, usia, sedang

berkonflik/tidak dan lamanya berkonflik tidak signifikan. Artinya perubahan skor

dv disebabkan atau dipengaruhi oleh reduction in revenge dan reduction in

avoidance.

Page 110: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

95

4.6. Hasil Tambahan

Guna mengetahui apakah terdapat perbedaan pemberian maaf dan agresivitas ,

uji beda yang peneliti lakukan adalah uji beda pada agresivitas berdasarkan pada

jenis kelamin responden, usia, kelas, alamat, sedang mengalami konflik/tidak dam

lamanya masalah itu terjadi dari awal hingga hari penelitian. Berikut adalah uji

beda yang peneliti lakukan:

4.6.1. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Jenis Kelamin

Untuk yang pertama yang akan di uji adalah perbedaan Agresivitas

berdasarkan Jenis Kelamin

Page 111: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

96

Tabel 4.22. Uji Beda Berdasarkan Jenis Kelamin

Group Statistics

jeniskelamin N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean agresivitas laki-laki 24 35,0417 6,98744 1,42630

perempuan 36 35,7222 6,13007 1,02168

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Agresivitas Equal variances assumed

,174 ,678 -,398 58 ,692 -,68056 1,70859 -4,10067 2,73956

Equal variances not assumed -,388 44,891 ,700 -,68056 1,75447 -4,21448 2,85337

Nilai rata-rata agresivitas pada siswa perempuan (35,7222) hampir sama

dengan nilai rata-rata siswa laki-laki (35,0417). Nilai Leven’s test > 0,05

(0.678>0,05), maka nilai Levence’s test tidak signifikan. Ini artinya varians pada

kelompok homogen. Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar -0,398 dengan

signifikan 0.692. Ini berarti nilai t tidak signifikan (p=0.692, p=<0.05). Artinya

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa perempuan dan laki-laki

terhadap agresivitas, jenis kelamin tidak mempengaruhi tingkat agresivitas

seseorang.

Page 112: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

97

4.6.2. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Usia

Uji beda yang kedua adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Usia.

Berikut adalah hasil uji beda Agresivitas berdasrkan Usia

Tabel 4.23. Uji Beda Berdasarkan Usia

ANOVA agresivitas

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 31,456 2 15,728 ,371 ,691 Within Groups 2413,394 57 42,340 Total 2444,850 59

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dlihat nilai f-test (0,371) dan

signifikansinya (.691). nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yang

artinya nilai t-hitung tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak terdapat

perbedaan yang signifikan antara agresivitas berdasarkan usia ≥15 tahun, 16 tahun

dan ≥17tahun.

4.6.3. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak

Uji beda kelima adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Sedang

mengalami konflik/tidak. Berikut adalah hasil uji beda Agresivitas berdasarkan

Sedang mengalami konflik/tidak

Page 113: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

98

Tabel 4.24 Uji Beda Berdasarkan Sedang mengalami konflik/tidak

Group Statistics

Sedang mengalami konflik/tidak N Mean Std. Deviation

Std. Error Mean

agresivitas Sedang mengalami konflik

26 35,6538 8,19240 1,60666

Tidak sedang mengalami konflik

34 35,2941 4,81494 ,82575

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper Agresivitas Equal variances assumed

5,003 ,029 ,213 58 ,832 ,35973 1,69080 -3,02478 3,74423

Equal variances not assumed

,199 37,946 ,843 ,35973 1,80644 -3,29739 4,01685

Nilai rata-rata agresivitas pada siswa yang Sedang mengalami konflik (35,6538)

hampir sama dengan nilai rata-rata siswa yang tidak sedang mengalami konflik

(35,2941), walau begitu, perbedaannya sangat kecil. Nilai Leven’s test < 0,05

(0.029 >0,05), maka nilai Levence’s test signifikan. Ini artinya varians pada

kelompok heterogen. Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar 0,213 dengan

signifikan 0.832. Ini berarti nilai t tidak signifikan (p=0.832, p=<0.05). Artinya

Page 114: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

99

tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang sedang mengalami

konflik dengan siswa yang tidak sedang mengalami konflik, artinya bahwa sedang

mengalami konflik/tidak, tidak mempengaruhi tingkat agresivitas seseorang.

4.6.4. Uji Beda Agresivitas berdasarkan Lamanya siswa itu mengalami

konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian.

Uji beda keenam adalah perbedaan Agresivitas berdasarkan Lamanya

siswa itu mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Berikut

adalah hasil uji beda Agresivitas berdasarkan hal tersebut:

Tabel 4.25 Uji Beda Berdasarkan Lamanya konflik itu terjadi

ANOVA agresivitas

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 328,581 2 164,290 2,800 ,082 Within Groups 1349,304 23 58,665 Total 1677,885 25

Berdasarkan pada tabel diatas, dapat dlihat nilai f-test (2,8) dan

signifikansinya (0,082). nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05) yang

artinya nilai t-hitung tidak signifikan. Kesimpulannya adalah tidak terdapat

perbedaan tingkat agresivitas yang signifikan antara Lamanya siswa itu

mengalami konflik.dari awal konflik hingga hari penelitian. Baik yang mengalami

konflik 1-15 hari, 1-5 bulan ataupun yang lebih dari 1 tahun.

Page 115: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

100

Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengolahan data, didapatkan R square sebesar 0.166 atau 16,6 %.

Artinya proporsi varians dari pemberian maaf yang dijelaskan oleh semua

independen variabel adalah sebesar 16,6 %, sedangkan 83,4% sisanya dipengaruhi

oleh variabel lain diluar penelitian ini. Pada penelitian inipun peneliti

menganalisis masing-masing variabel.

Variable yang dinyatakan signifikan adalah variable reduction in revenge dan

variable reduction in avoidance. Sedangkan untuk jenis kelamin, usia, sedang

mengalami konflik/tidak dan lamanya mengalami konflik dari awal masalah

hingga hari penelitian, dinyatakan tidak signifikan.

Masing-masing variabelpun memiliki sumbangan pengaruh terhadap

pemberian maaf. Variable yang pertama ada Reduction in revenge dengan

sumbangan pengaruh sebesar 1.85%. Sumbangan ini signifikan dengan nilai F

hitung sebesar = 13.145. Memaafkan merupakan proses menurunnya motivasi

membalas dendam dan menghindari interaksi dengan orang yang telah menyakiti

sehingga cenderung mencegah seseorang berespons destruktif dan mendorongnya

bertingkah laku konstruktif dalam hubungan sosialnya.

Variable ke-2 adalah reduction in avoidance dengan sumbangan pengaruh

sebesar 1.98 %. Sumbangan ini signifikan dengan F hitung = 7.022. hal ini sesuai

dengan apa yg dikemukakan Smedes pada proses dalam memeberikan maaf.

Dalam proses ini salah satunya adalah berjalan bersama. Bagi dua orang yang

Page 116: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

101

berjalan bersama setelah bermusuhan memerlukan ketulusan. Pihak yang

menyakiti harus tulus menyatakan kepada pihak yang disakiti dengan tidak akan

menyakiti hati lagi. Pihak yang disakiti perlu percaya bahwa pihak yang meminta

maaf menepati janji yang dibuat. Mereka juga harus berjanji untuk berjalan

bersama di masa yang akan datang dan saling membutuhkan satu sama lain.

Dengan tidak melakukan penghindaran kepada orang yang telah menyakiti,maka

proses memaafkanpun akan lebih mudah.

Variabel ke-3 adalah variable berdasarkan jenis kelamin memberikan

sumbangan varians sebesar 0.05 %. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F

hitung = 0.271. dalam uji beda ini,jenis kelamin tidak mempunyai perbedaan yang

signifikan antara yang berjenis kelamin perempuan ataupun laki-laki. Hal ini

sesuai dengan, bahwa perilaku agresif remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Yaitu faktor biologis (gen, system otak, kimia darah) dan faktor lingkungan

(kemiskinan, anoniomitas,suhu udara yang panas).

Variabel ke-4 adalah usia memberikan sumbangan varians sebesar 2 %.

Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung = 0.574. variable ini memberikan

sumbangan yang cukup besar. Sikap pemaaf pada diri remaja tergantung pada

tingkat kedewasaannya. Semakin dewasa, remaja akan mempunyai sikap pemaaf

yang tinggi, hal ini dikarenakan karena tingkat kedewasaan akan membuat remaja

pada khususnya untuk melapangkan dada dalam memberi maaf pada setiap

kesalahan yang diperbuat oleh orang lain.

Page 117: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

102

Variable ke-5 adalah variabel berdasarkan sedang berkonflik/tidak

memberikan sumbangan varians sebesar 0.03 %. Sumbangan ini tidak signifikan

dengan F hitung = 0.185. Dan terakhir adalah variabel berdasarkan lamanya

berkonflik-hari penelitian memberikan sumbangan varians sebesar 1.11 %.

Sumbangan ini tidak signifikan dengan F hitung =1.436. kedua hal ini

berhubungan dengan beberapa faktor internal yang dapat mempengaruhi tingkat

agresivitas seseorang. Seperti frustasi, deindividuasi dan stress. Akibat dari ketiga

faktor tersebut tersebut timbul rasa jengkel atau kecewa sehingga perasaan yang

meluap-luap itu mencari jalan keluarnya.

Page 118: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

103

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa

hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan

hasil penelitian ini.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pengujian hipotesis yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh yang signifikan antara pemberikan maaf dengan agresivitas

remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.

2. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan

agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.

3. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in avoidance dengan

agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.

4. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan

avoidance dengan agresi fisik remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.

Page 119: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

104

5. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan agresi

verbal remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Tetapi tidak ada pengaruh yang

signifikan antara reduction in avoidance dengan agresi verbal remaja siswa

SMA YZA 2 Bogor.

6. Ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dengan rasa

marah remaja siswa SMA YZA 2 Bogor. Tetapi tidak ada pengaruh yang

signifikan antara reduction in avoidance dengan rasa marah remaja siswa

SMA YZA 2 Bogor.

7. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara reduction in revenge dan

avoidance dengan sikap permusuhan remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.

8. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin dengan

agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.

9. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Usia dengan agresivitas remaja

siswa SMA YZA 2 Bogor.

10. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara sedang mengalami

konflik/tidak dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2 Bogor.

11. Tidak ada pengaruh yang signifikan antara lamanya konflik itu terjadi

sampai hari penelitian dengan agresivitas remaja siswa SMA YZA 2

Bogor.

Page 120: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

105

5.2 Diskusi

Berdasarkan kesimpulan diatas, bahwa terdapat pengaruh antara

pemberian maaf dengan agresivitas pada remaja awal di SMA YZA 2 Bogor .

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Worthington Jr, pakar psikologi di Virginia Commonwealth University, AS, dkk

merangkum kaitan antara memaafkan dan kesehatan. Dalam karya ilmiahnya,

“Forgiveness in Health Research and Medical Practice” (Memaafkan dalam

Penelitian Kesehatan dan Praktek Kedokteran),di jurnal Explore, Mei 2005, Vol.1,

No.3, Worthington dkk memaparkan dampak sikap memaafkan terhadap

kesehatan jiwa raga, dan penggunaan “obat memaafkan” dalam penanganan

pasien. Orang yang tidak memaafkan terkait erat dengan sikap marah, yang

berdampak pada penurunan fungsi kekebalan tubuh. Mereka yang tidak

memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan otak orang yang sedang

stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).

Penelitian tersebut mengemukan bahwa orang yang tidak memaafkan terkait

erat dengan sikap marah, yang berdampak pada penurunan fungsi kekebalan

tubuh. Mereka yang tidak memaafkan memiliki aktifitas otak yang sama dengan

otak orang yang sedang stres, marah, dan melakukan penyerangan (agresif).

Artinya, dengan memberikan maaf, sikap marah yang mungkin timbul dapat

dicegah atau dapat diminimalisir. Sehingga hal-hal yang mengarah pada bentuk-

Page 121: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

106

bentuk penyerangan (baik secara verbal ataupun non verbal) cenderung lebih

rendah.

Dalam penelitian ini, dari kesepuluh variabel, hanya 2 yang signifikan. Yaitu

variabel reduction in revenge dan reduction in avoidance. Kedua variabel itu

termasuk dalam dimensi pemberian maaf. dimana,bahwa sesuai dengan hasil

penelitian di atas bahwa pemberian maaf dapat mempengaruhi agresivitas. Dan

hal tersebut sebagai salah satu dari beberapa proses pemberian maaf. Yang

menurut Smedes, bahwa proses memaafkan adalah prose yang berjalan perlahan

dan memerlukan waktu. Sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Variabel-

variabel tersebut adalah:

Variabel berdasarkan jenis kelamin. dalam uji beda ini,jenis kelamin tidak

mempunyai perbedaan yang signifikan antara yang berjenis kelamin perempuan

ataupun laki-laki. Hal ini sesuai dengan, bahwa perilaku agresif remaja

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yaitu faktor biologis (gen, system otak, kimia

darah) dan faktor lingkungan (kemiskinan, anoniomitas,suhu udara yang panas).

Artinya faktor-faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi agresivitas. bukan

berdasarkan laki-laki atau perempuan.

Variabel selanjutnya adalah variabel berdasarkan usia.hal ini dikarenakan

bahwa sikap pemaaf pada diri remaja tergantung pada tingkat kedewasaannya.

Semakin dewasa, remaja akan mempunyai sikap pemaaf yang tinggi, hal ini

dikarenakan karena tingkat kedewasaan akan membuat remaja pada khususnya

Page 122: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

107

untuk melapangkan dada dalam memberi maaf pada setiap kesalahan yang

diperbuat oleh orang lain.Namun perlu diingat bahwa tingkat kedewasaan

seseorang tidak sama dengan tingkat usia seseorang. Seseorang yang usianya lebih

tua namun belum tentu pula ia lebih dewasa dalam menyikapi masalah.

Kemudian berdasarkan Kelas adalah variabel yg tidak signifikan. Hal ini

senada dengan variabel berdasarkan usia. Dimana, kelas tidak dapat menjadi tolok

ukur apakah seseorang itu memiliki tingkat agresivitas yang tinggi atau tidak.

Variabel selanjutnya adalah variabel sedang berkonflik/tidak dan variabel

berdasarkan lamanya berkonflik-hari penelitian memberikan sumbangan. Hal ini

dikarenakan bahwa walaupun hal tersebut bisa mempengaruhi, namun ada hal lain

yang lebih mempengaruhi agresivitas.diantaranya adalah kepribadian/personality.

Orang dengan kepribadian otoriter memiliki kecenderungan agresi lebih tinggi.

Demikian juga halnya dengan orang yang bertemprament pemarah, memiliki

kecenderungan lebuh tinggi daripada yang bukan.

Disamping itu menurut Luthfi,dkk (2009) tentang teori GAAM (general

affective aggression model). Dimana teori ini memberi gambaran bagaimana

perilaku agresi itu muncul. Pendekatan untuk memberikan penjelasan kemunculan

agresi terdiri dari 4(empat), yaitu: teori bawaan, lingkungan, kognitif dan afektif.

Teori bawaan menekankan pada kemunculan agresi sebagai sesuatu yang

inheren/terberi dalam setiap orang. Yang kedua adalah teori lingkungan . dan

perilaku yang disebabkan oleh faktor lingkungan adalah: frustasi agresik klasik

Page 123: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

108

yang menekankan pada munculnya perilaku agresi yang disebabkan karena rasa

frustasi yang dialami oleh seseorang. ketiga adalah deprivasi. Namun keadaan ini

kurang subjektif. Keempat adalah belajar social. Selain belajar social deng

modeling, reward dan punishment adalah faktor yang juga memperkuat

munculnya agresi. Seseorang yang merasa mendapat imbalan/reward dengan

agresi, tentunya dia akan mengulanginya lagi pada lain kesempatan. Dan teori

selanjutnya adalah teori mengenai kognitif. Namun, agresi baru akan muncul bila

seluruh faktor di atas muncul secara bersamaan. Bila salah satu faktor ternyata

tidak hadir, besar kemungkinan agresi tidak akan dimunculkan seseorang.

5.3 Saran

Berdasarkan penulisan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan di dalamnya.Untuk itu, dari peneliti ada beberapa saran untuk

bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan peneliti selanjutnya yang terkait

dengan penelitian serupa, yaitu berupa saran teoritis dan saran praktis.

Saran teoritis:

1. Untuk penelitian selanjutnya, penulis mengharapkan penelitian lanjutan

menggunakan variabel lain yang berkaitan selain pemberian maaf. Seperti:

faktor internal (frustasi, deindividuasi, stress, keprbadian) dan/atau faktor

ekternal, seperti: lingkungan social, interaksi teman sebaya, lingkungan

Page 124: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

109

keluarga (kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata, provokasi, alcohol dan naza,

suhu udara, media massa, budaya).

2. Untuk penelitian selanjutnya,penulis menyarankan agar menambah data

gambaran umum responden seperti status sosial keluarga: pekerjaan orang tua,

status rumah apakah rumah sendiri atau mengontrak.

Saran praktis:

1. Disarankan kepada lembaga atau pihak yang berkaitan dengan penelitian

ini seperti: lembaga pendidikan atau pihak sekolah untuk mengadakan

training atau seminar yang berkaitan dengan pemberian maaf dan

agresivitas yang diperuntukan bukan hanya untuk siswa,tapi juga untuk

seluruh warga sekolah. Hal ini agar meminimalisasi meningkatnya

agresivitas, sehingga dapat mengurangi angka kekerasan khususnya di

kalangan remaja awal.

2. Kepada orang tua ataupun bapak/ibu guru untuk memberikan pendidikan

sejak dini dan membiasakan diri sehingga menjadi contoh teladan kepada

anak/murid cara meminimalisasi agresivitas dengan memberikan maaf.

Hal ini agar dapat meningkatkan keinginan untuk saling memaafkan agar

bila terjadi konflik sekalipun,tidak akan terlalu menimbulkan dampak yang

sangat merugikan.

Page 125: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

110

DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, Anne. Susana Urbina; (2007). Tes psikologi, Jakarta : Indeks.

Baron, Robert A. dan Donn Byrne; 2005. Psikologi sosial (terjemah edisi kesepuluh), Jakarta: Erlangga

Berkowitz, L.; 1995. Aggression: its causes, consequences and control

(terjemah), Jakarta: Lembaga PPM dan PT Pustaka Binaman Chaplin , J. P.; 2008. Kamus lengkap psikologi, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada Gunarsa, Singgih D. dan Gunarsa Yulia Singgih D.; 2003. Psikologi praktis:

anak, remaja dan keluarga, Jakarta: Gunung Mulia Hasan, Iqbal; 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi penelitian dan aplikasinya,

Bogor: Galia Indonesia Hurlock, Elizabeth B; 2006. Developmental psycology a life-span approach, fifth

edition (terjemah), Jakarta: Erlangga Kountur, Ronny; 2007. Metode penelitian untuk penyusunan skripsi dan tesis

(edisi revisi), Jakarta: Penerbit PPM Kuncono; 2004. Aplikasi komputer psikologi: diktat kuliah dan panduan

praktikum, Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Luthfi , Ikhwan, Gazi Saloom,Hamdan Yasun; 2009. Psikologi social, Jakarrta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta McCullough , Michael E., Steven J. Sandage dan Everett L. Worthington JR;

1997. The forgive is human: how to put your past in the past, Sarwono, Sarlito Wirawan; 2002. Individu dan teori-teori psikologi social,

Jakarta: Balai pustaka Sevilla, G.. Consusio, A.Ochavo. Jesus, G.Punsalan.Twilla, P.Regala.Bella,

G.Uriarte.Gabriel; 1993. Pengantar metode penelitian, Jakarta : UI-Press.

Page 126: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

111

Smedes , Lewis B.; 1988. Choices: making right decisions in a complex word, San Francisco: Harper & Row

Sugiyono; 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung :

Alfabeta. Internet:

http://www.republika.co.id

www.namovanma.co.nr

http://www.bataviase.co.id/node/160476

http://www.poskota.co.id/kriminal/2009/06/09/pelajar-tawuran-di-KRL.

Page 127: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

112

Page 128: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

113

Page 129: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

114

Page 130: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

115

Page 131: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

116

Page 132: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

117

Page 133: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

118

Page 134: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

119

Page 135: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

120

Page 136: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

121

Page 137: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

122

Skala TRIM

Appendix Transgression-Related Interpersonal Motivations Inventory

For the questions on this page, please indicate your current thoughts and feeling about he person who recently hurt you. Use the following scale to indicate your agreement with esch of the questions. 1=strongly disagree

2=disagree

3=neutral

4=agree 5=strongly agree 1._____ I’II make him/her pay. (R) 7. _____ I live as if he/she doesn’t exist, isn’t around. (A)

2._____ I wish that something bad would happen to him/her. (R) 8._____ I don’t trust him/her. (A)

3._____ I want him/her to get what he/she deserves. (R) 9._____ I find it difficult to act warmly toward him/her. (A)

4._____ I’m going to get evea. (R) 10._____ I avold him/her

5._____ I want to see him/her hurt and miserable. (R) 11._____ I cut off the relationship with him/her. (A)

6._____ I keep as much distance between us as possible. (A) 12._____ I withdraw from him/her. (A)

Note. Items in the Avoidance and revenge subscales are denoted with (A) and (R), respectively

Received May 4, 1998

Revision received July 30, 1998

Accepted August 3,1998

Page 138: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

123

Data mentah gambaran umum responden

no jenis kelamin usia kelas/jurusan alamat sedang berkonflik atau tidak lama masalah itu

1 0 -1 0 0 1 -1

2 0 0 0 0 0 3 1 -1 0 1 0 4 1 0 0 1 0 5 1 0 0 1 1 1

6 1 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 8 0 -1 0 0 0 9 0 0 0 0 0 10 0 0 0 0 1 0

11 0 0 0 0 1 0

12 1 0 0 1 0 13 0 1 0 0 0 14 0 -1 0 0 1 0

15 1 0 0 1 0 16 1 0 0 1 0 17 1 -1 -1 0 0 18 0 0 -1 1 0 19 0 -1 -1 0 1 1

20 0 0 -1 0 0 21 1 1 -1 0 0 22 1 0 -1 0 0 23 0 1 -1 0 1 0

24 1 -1 -1 1 0 25 0 0 -1 0 0 26 0 0 -1 0 0 27 1 -1 -1 0 1 -1

28 1 -1 -1 0 0 29 1 -1 -1 0 0 30 0 0 -1 1 1 1

31 0 1 1 0 1 1

32 1 1 1 1 1 1

33 0 1 1 0 0 34 0 1 1 0 1 0

Page 139: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

124

35 1 1 1 0 1 0

36 0 1 1 0 0 37 0 1 1 0 0 38 1 1 1 0 1 0

39 0 1 1 0 0 40 0 -1 1 1 1 0

41 0 1 1 0 1 1

42 0 1 1 0 1 0

43 0 1 1 0 1 0

44 1 0 1 0 1 0

45 0 0 1 0 0 46 0 1 1 0 0 47 0 1 1 0 1 0

48 0 1 1 0 0 49 1 1 1 0 0 50 1 1 1 0 1 0

51 0 1 1 0 1 0

52 1 1 1 0 0 53 0 0 1 0 1 0

54 0 0 1 0 0 55 0 1 1 1 1 -1

56 1 0 1 0 0 57 0 1 1 0 0 58 0 1 1 0 0 59 0 1 1 0 1 0

60 1 1 1 0 1 0

Page 140: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

125

Data mentah variabel reduction in revenge

no 1 2 3 4 1 2 2 4 4 12 2 3 3 3 3 12 3 3 2 2 4 11 4 2 2 2 3 9 5 3 2 3 4 12 6 3 2 3 4 12 7 4 3 3 3 13 8 2 2 2 3 9 9 2 2 2 3 9

10 2 2 2 3 9 11 2 2 2 4 10 12 3 3 3 2 11 13 3 2 2 2 9 14 2 2 3 2 9 15 2 2 2 2 8 16 4 4 4 4 16 17 4 4 3 3 14 18 4 4 2 3 13 19 4 1 1 3 9 20 4 4 2 4 14 21 4 4 4 4 16 22 3 2 2 3 10 23 4 1 1 3 9 24 4 4 4 4 16 25 4 2 2 3 11 26 3 1 2 4 10 27 3 2 2 3 10 28 1 1 3 4 9 29 3 3 3 2 11 30 4 2 2 4 12 31 4 1 2 4 11 32 4 4 4 4 16 33 4 3 2 4 13 34 4 4 3 4 15 35 2 1 1 1 5 36 4 4 2 2 12

Page 141: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

126

37 4 4 2 2 12 38 4 2 2 3 11 39 3 2 1 3 9 40 3 2 3 3 11 41 3 2 3 4 12 42 4 3 2 3 12 43 2 1 1 3 7 44 2 1 1 3 7 45 3 2 1 3 9 46 2 2 1 2 7 47 4 4 4 3 15 48 3 2 2 3 10 49 4 2 2 4 12 50 4 2 2 4 12 51 4 3 2 3 12 52 3 2 3 3 11 53 3 2 2 4 11 54 3 3 2 3 11 55 3 2 2 4 11 56 3 3 3 4 13 57 4 4 2 2 12 58 4 4 2 2 12 59 4 4 3 4 15 60 2 1 1 1 5

191 148 138 189 666

Page 142: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

127

Data mentah pemberian maaf no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 2 26 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 26 3 3 2 2 4 3 2 1 2 4 1 2 26 4 2 2 2 3 3 4 2 3 3 4 4 32 5 3 2 3 4 3 4 3 3 4 4 3 36 6 3 2 3 4 2 4 3 3 3 4 3 34 7 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 36 8 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 1 26 9 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 2 25

10 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 24 11 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 26 12 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 30 13 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 27 14 2 2 3 2 2 2 2 3 2 4 4 28 15 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 3 20 16 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 36 17 4 4 3 3 1 2 1 2 2 2 3 27 18 4 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 32 19 4 1 1 3 4 4 1 3 3 4 4 32 20 4 4 2 4 2 2 3 3 3 2 2 31 21 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 42 22 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 31 23 4 1 1 3 3 4 4 3 4 4 4 35 24 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 1 36 25 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 30 26 3 1 2 4 4 4 4 2 3 4 4 35 27 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 29 28 1 1 3 4 3 4 4 4 3 3 3 33 29 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 30 30 4 2 2 4 2 2 4 4 4 2 1 31 31 4 1 2 4 2 4 2 1 1 1 1 23 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 33 4 3 2 4 2 3 2 3 3 4 4 34 34 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 39 35 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 15

Page 143: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

128

36 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 32 37 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 32 38 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 31 39 3 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2 25 40 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 30 41 3 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 26 42 4 3 2 3 1 4 2 2 2 3 3 29 43 2 1 1 3 2 2 2 1 1 3 3 21 44 2 1 1 3 1 4 1 3 2 2 2 22 45 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 28 46 2 2 1 2 2 2 1 4 1 3 2 22 47 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 36 48 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 24 49 4 2 2 4 2 2 3 3 3 3 2 30 50 4 2 2 4 3 2 3 3 3 3 2 31 51 4 3 2 3 4 2 3 3 3 3 4 34 52 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 30 53 3 2 2 4 2 4 1 1 2 3 4 28 54 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 24 55 3 2 2 4 3 3 4 2 3 2 4 32 56 3 3 3 4 2 2 2 2 3 3 3 30 57 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 32 58 4 4 2 2 2 2 2 2 4 4 4 32 59 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 39 60 2 1 1 1 1 3 1 2 1 1 1 15

191 148 138 189 138 168 146 155 164 177 168 1782

Page 144: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

129

Data mentah variabel reduction in avoidance

No 5 6 7 8 9 10 11 1 2 2 2 2 2 2 2 14 2 2 2 2 2 2 2 2 14 3 3 2 1 2 4 1 2 15 4 3 4 2 3 3 4 4 23 5 3 4 3 3 4 4 3 24 6 2 4 3 3 3 4 3 22 7 4 4 3 2 3 4 3 23 8 2 3 3 3 2 3 1 17 9 1 3 3 2 2 3 2 16

10 2 2 2 2 2 2 3 15 11 2 2 2 2 2 2 4 16 12 3 2 3 3 3 3 2 19 13 2 2 2 3 3 3 3 18 14 2 2 2 3 2 4 4 19 15 1 1 2 1 1 3 3 12 16 2 3 3 3 3 3 3 20 17 1 2 1 2 2 2 3 13 18 3 2 3 3 2 3 3 19 19 4 4 1 3 3 4 4 23 20 2 2 3 3 3 2 2 17 21 2 4 4 4 4 4 4 26 22 3 3 3 3 3 3 3 21 23 3 4 4 3 4 4 4 26 24 2 3 3 3 4 4 1 20 25 2 3 2 3 3 3 3 19 26 4 4 4 2 3 4 4 25 27 2 3 3 3 3 3 2 19 28 3 4 4 4 3 3 3 24 29 2 3 2 3 3 3 3 19 30 2 2 4 4 4 2 1 19 31 2 4 2 1 1 1 1 12 32 4 4 4 4 4 4 4 28 33 2 3 2 3 3 4 4 21 34 3 3 3 4 4 4 3 24 35 1 3 1 2 1 1 1 10 36 2 2 2 2 4 4 4 20

Page 145: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

130

37 2 2 2 2 4 4 4 20 38 2 4 3 2 3 3 3 20 39 2 3 2 3 2 2 2 16 40 3 3 3 2 2 3 3 19 41 2 2 2 2 2 2 2 14 42 1 4 2 2 2 3 3 17 43 2 2 2 1 1 3 3 14 44 1 4 1 3 2 2 2 15 45 2 3 2 3 3 3 3 19 46 2 2 1 4 1 3 2 15 47 3 3 3 3 3 3 3 21 48 2 2 2 2 2 2 2 14 49 2 2 3 3 3 3 2 18 50 3 2 3 3 3 3 2 19 51 4 2 3 3 3 3 4 22 52 3 3 2 2 3 3 3 19 53 2 4 1 1 2 3 4 17 54 2 2 2 2 2 2 1 13 55 3 3 4 2 3 2 4 21 56 2 2 2 2 3 3 3 17 57 2 2 2 2 4 4 4 20 58 2 2 2 2 4 4 4 20 59 3 3 3 4 4 4 3 24 60 1 3 1 2 1 1 1 10

Page 146: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

131

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 1 3 1 1 1 4 3 3 4 2 2 3 1 2 1 2 1 1 35 2 2 3 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 35 3 3 2 3 2 1 1 3 2 3 2 3 2 1 2 1 1 4 36 4 3 1 2 1 2 1 1 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 32 5 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 28 6 2 1 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 25 7 1 1 3 1 1 1 1 3 2 2 2 1 1 1 4 3 3 31 8 3 2 2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 1 1 3 2 33 9 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 41

10 2 3 3 1 2 1 3 2 3 1 3 2 2 2 2 3 2 37 11 1 3 3 1 2 1 1 4 4 2 1 1 2 1 2 1 2 32 12 2 1 1 1 1 3 2 3 1 2 3 2 2 1 1 2 2 30 13 3 1 3 2 1 2 3 3 3 2 4 3 3 2 2 4 3 44 14 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 38 15 3 1 4 1 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 1 3 2 37 16 3 2 4 1 2 2 2 3 1 1 3 2 2 2 2 1 2 35 17 2 2 1 1 1 2 1 1 2 1 3 2 1 3 1 2 2 28 18 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 41 19 2 1 1 1 1 3 2 4 1 2 1 1 2 3 1 2 3 31 20 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 36 21 1 1 2 1 1 1 2 3 1 2 2 3 1 1 1 1 2 26 22 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 36 23 4 3 1 1 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 2 4 2 52 24 3 2 2 1 3 2 2 3 3 1 2 2 3 1 4 2 3 39 25 3 1 4 1 1 2 2 1 2 1 3 2 1 2 1 2 2 31 26 3 4 4 2 1 3 3 3 2 1 3 3 1 3 1 4 1 42 27 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 29 28 2 2 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 4 1 1 1 4 28 29 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 39 30 3 1 3 1 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 37 31 2 1 2 1 3 1 2 2 3 1 2 1 1 1 1 2 1 27 32 3 3 3 2 2 2 1 4 2 1 2 2 1 2 2 2 2 36 33 2 2 4 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 34 34 2 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 23 35 3 1 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3 1 4 2 52 36 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 37 3 3 3 1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 40 38 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 4 2 2 1 2 4 2 42

Page 147: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

132

39 2 2 2 1 4 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 30 40 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 43 41 2 2 3 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 1 1 3 1 32 42 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 40 43 2 2 3 2 3 2 2 3 2 1 2 2 1 2 2 4 2 37 44 4 1 3 2 1 4 3 1 2 1 4 1 2 1 4 1 3 38 45 2 2 2 1 2 1 1 2 4 1 2 3 2 2 1 2 2 32 46 3 1 3 1 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 4 2 39 47 2 1 2 1 2 2 1 3 3 1 2 2 2 2 2 3 2 33 48 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 41 49 3 1 1 1 3 3 3 2 1 1 4 2 1 2 1 4 2 35 50 2 1 2 1 2 3 3 2 1 1 3 1 3 1 1 3 2 32 51 3 2 3 2 2 1 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 2 40 52 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 3 2 35 53 3 2 3 1 3 3 2 3 2 1 3 2 1 1 1 2 2 35 54 3 2 2 1 1 4 2 3 4 1 2 3 2 3 1 3 2 39 55 2 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 23 56 4 3 2 2 3 2 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 40 57 3 3 3 1 2 1 1 2 2 2 3 3 2 3 4 3 2 40 58 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 35 59 2 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 23 60 3 1 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 3 3 1 4 2 52

152 112 152 88 120 124 119 160 137 94 148 127 113 108 102 148 123 ###

Page 148: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

133

Data mentah agresi fisik fieldtest

no 1 2 8 12 jumlah 1 3 1 4 1 9 0 2 2 3 2 2 9 0 3 3 2 2 2 9 1 4 3 1 3 2 9 1 5 2 2 2 2 8 1 6 2 1 2 1 6 1 7 1 1 3 1 6 1 8 3 2 2 2 9 0 9 3 3 3 2 11 0

10 2 3 2 2 9 0 11 1 3 4 1 9 0 12 2 1 3 2 8 1 13 3 1 3 3 10 0 14 3 3 3 2 11 0 15 3 1 3 3 10 1 16 3 2 3 2 10 1 17 2 2 1 2 7 1 18 2 2 3 3 10 0 19 2 1 4 1 8 0 20 3 2 2 2 9 0 21 1 1 3 3 8 1 22 2 2 3 2 9 1 23 4 3 4 4 15 0 24 3 2 3 2 10 1 25 3 1 1 2 7 0 26 3 4 3 3 13 0 27 2 1 2 2 7 1 28 2 2 1 1 6 1 29 4 2 3 2 11 1 30 3 1 2 2 8 0 31 2 1 2 1 6 0 32 3 3 4 2 12 1 33 2 2 2 2 8 0 34 2 1 4 1 8 0 35 3 1 4 4 12 1 36 2 3 2 2 9 0

Page 149: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

134

37 3 3 2 3 11 0 38 3 3 3 2 11 1 39 2 2 2 1 7 0 40 4 2 3 3 12 0 41 2 2 3 2 9 0 42 3 2 3 2 10 0 43 2 2 3 2 9 0 44 4 1 1 1 7 1 45 2 2 2 3 9 0 46 3 1 3 3 10 0 47 2 1 3 2 8 0 48 2 2 3 3 10 0 49 3 1 2 2 8 1 50 2 1 2 1 6 1 51 3 2 3 3 11 0 52 1 2 2 2 7 1 53 3 2 3 2 10 0 54 3 2 3 3 11 0 55 2 1 2 1 6 0 56 4 3 3 3 13 1 57 3 3 2 3 11 0 58 2 3 2 2 9 0 59 2 1 4 1 8 0 60 3 1 4 4 12 1

152 112 160 127 551

Page 150: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

135

Data mentah agresi verbal fieldtest

no 6 7 11 13 1 3 3 3 2 11 2 1 1 2 2 6 3 1 3 3 1 8 4 1 1 2 2 6 5 1 1 2 2 6 6 1 2 1 1 5 7 1 1 2 1 5 8 2 2 3 2 9 9 3 2 3 2 10

10 1 3 3 2 9 11 1 1 1 2 5 12 3 2 3 2 10 13 2 3 4 3 12 14 2 2 3 2 9 15 2 2 3 2 9 16 2 2 3 2 9 17 2 1 3 1 7 18 3 2 2 3 10 19 3 2 1 2 8 20 2 2 2 2 8 21 1 2 2 1 6 22 2 2 2 2 8 23 4 4 4 1 13 24 2 2 2 3 9 25 2 2 3 1 8 26 3 3 3 1 10 27 2 2 2 2 8 28 1 1 1 4 7 29 2 2 2 2 8 30 3 2 2 2 9 31 1 2 2 1 6 32 2 1 2 1 6 33 2 2 1 2 7 34 1 1 1 1 4 35 4 4 4 3 15 36 2 2 2 2 8

Page 151: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

136

37 1 1 3 2 7 38 3 2 4 2 11 39 1 1 2 2 6 40 3 2 3 2 10 41 2 2 2 2 8 42 2 2 3 3 10 43 2 2 2 1 7 44 4 3 4 2 13 45 1 1 2 2 6 46 2 2 3 2 9 47 2 1 2 2 7 48 3 3 3 2 11 49 3 3 4 1 11 50 3 3 3 3 12 51 1 2 3 2 8 52 2 2 3 2 9 53 3 2 3 1 9 54 4 2 2 2 10 55 1 2 1 1 5 56 2 1 2 2 7 57 1 1 3 2 7 58 2 2 2 2 8 59 1 1 1 1 4 60 4 4 4 3 15

124 119 148 113 504

Page 152: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

137

Data mentah variabel rasa marah fieldtest

no 5 10 14 16 1 4 2 1 1 8 2 2 2 2 2 8 3 1 2 2 1 6 4 2 3 1 2 8 5 1 1 1 2 5 6 1 1 1 3 6 7 1 2 1 3 7 8 2 1 1 3 7 9 2 2 2 3 9

10 2 1 2 3 8 11 2 2 1 1 6 12 1 2 1 2 6 13 1 2 2 4 9 14 2 2 1 3 8 15 2 2 1 3 8 16 2 1 2 1 6 17 1 1 3 2 7 18 3 2 2 3 10 19 1 2 3 2 8 20 2 2 2 3 9 21 1 2 1 1 5 22 2 2 2 2 8 23 4 2 4 4 14 24 3 1 1 2 7 25 1 1 2 2 6 26 1 1 3 4 9 27 1 2 2 2 7 28 1 1 1 1 4 29 2 2 2 2 8 30 2 2 2 3 9 31 3 1 1 2 7 32 2 1 2 2 7 33 2 2 1 2 7 34 1 1 2 1 5 35 3 1 3 4 11 36 2 2 2 2 8

Page 153: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

138

37 2 2 3 3 10 38 2 2 1 4 9 39 4 1 2 2 9 40 3 2 2 2 9 41 2 1 1 3 7 42 2 2 2 2 8 43 3 1 2 4 10 44 1 1 1 1 4 45 2 1 2 2 7 46 3 2 2 4 11 47 2 1 2 3 8 48 2 2 2 3 9 49 3 1 2 4 10 50 2 1 1 3 7 51 2 2 1 3 8 52 2 2 2 3 9 53 3 1 1 2 7 54 1 1 3 3 8 55 2 1 1 1 5 56 3 2 2 3 10 57 2 2 3 3 10 58 2 2 2 2 8 59 1 1 2 1 5 60 3 1 3 4 11

120 94 108 148 470

Page 154: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

139

Data mentah variabel sikap permusuhan fieldtest

no 3 4 9 15 17 1 1 1 2 2 1 7 2 3 2 2 2 3 12 3 3 2 3 1 4 13 4 2 1 3 1 2 9 5 2 1 2 2 2 9 6 3 1 1 1 2 8 7 3 1 2 4 3 13 8 2 1 2 1 2 8 9 3 2 2 2 2 11

10 3 1 3 2 2 11 11 3 1 4 2 2 12 12 1 1 1 1 2 6 13 3 2 3 2 3 13 14 3 2 2 1 2 10 15 4 1 2 1 2 10 16 4 1 1 2 2 10 17 1 1 2 1 2 7 18 3 2 2 2 2 11 19 1 1 1 1 3 7 20 3 1 2 2 2 10 21 2 1 1 1 2 7 22 2 2 2 3 2 11 23 1 1 4 2 2 10 24 2 1 3 4 3 13 25 4 1 2 1 2 10 26 4 2 2 1 1 10 27 1 2 2 1 1 7 28 1 1 4 1 4 11 29 4 2 2 2 2 12 30 3 1 3 2 2 11 31 2 1 3 1 1 8 32 3 2 2 2 2 11 33 4 2 3 1 2 12 34 2 1 1 1 1 6 35 4 3 4 1 2 14 36 2 2 2 2 2 10

Page 155: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

140

37 3 1 2 4 2 12 38 2 3 2 2 2 11 39 2 1 2 1 2 8 40 3 2 3 2 2 12 41 3 1 2 1 1 8 42 3 2 2 2 3 12 43 3 2 2 2 2 11 44 3 2 2 4 3 14 45 2 1 4 1 2 10 46 3 1 2 1 2 9 47 2 1 3 2 2 10 48 2 2 3 2 2 11 49 1 1 1 1 2 6 50 2 1 1 1 2 7 51 3 2 3 3 2 13 52 3 2 2 1 2 10 53 3 1 2 1 2 9 54 2 1 4 1 2 10 55 2 1 2 1 1 7 56 2 2 2 2 2 10 57 3 1 2 4 2 12 58 2 2 2 2 2 10 59 2 1 1 1 1 6 60 4 3 4 1 2 14

152 88 137 102 123 602

Page 156: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

141

Hasil regresi reduction in revenge terhadap agresi verbal

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,526(a) ,276 ,251 2,11509 ,276 10,887 2 57 ,000 a Predictors: (Constant), avoidance, revenge ANOVA(b)

Model Sum of

Squares Df Mean

Square F Sig. 1 Regression 97,405 2 48,703 10,887 ,000(a) Residual 254,995 57 4,474 Total 352,400 59

a Predictors: (Constant), avoidance, revenge b Dependent Variable: agresi verbal Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 15,025 1,469 10,230 ,000 revenge -,366 ,125 -,377 -2,933 ,005 avoidance -,138 ,078 -,228 -1,774 ,081

a Dependent Variable: agresi verbal

Page 157: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

142

Hasil regresi variabel reduction in revenge terhadap agresi fisik

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,170(a) ,029 -,005 1,98389 ,029 ,844 2 57 ,435 a Predictors: (Constant), avoidance, revenge ANOVA(b)

Model

Sum of Square

s df Mean

Square F Sig. 1 Regression 6,641 2 3,320 ,844 ,435(a) Residual 224,34

3 57 3,936

Total 230,983 59

a Predictors: (Constant), avoidance, revenge b Dependent Variable: agresi fisik Coefficients(a)

Model Unstandardized

Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 10,276 1,378 7,459 ,000 revenge -,150 ,117 -,191 -1,280 ,206 avoidance ,031 ,073 ,063 ,422 ,675

a Dependent Variable: agresi fisik

Page 158: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

143

Hasil regresi pemberian maaf ke agresivitas Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N agresivitas 35,4500 6,43725 60 Reduction in revenge 11,1000 2,51571 60

Reduction in avoidance

18,6000 4,04299 60

Correlations

agresivitas Reduction in revenge

Reduction in avoidance

Pearson Correlation

agresivitas 1,000 -,430 -,306 Reduction in revenge -,430 1,000 ,481

Reduction in avoidance -,306 ,481 1,000

Sig. (1-tailed) agresivitas . ,000 ,009 Reduction in revenge ,000 . ,000

Reduction in avoidance ,009 ,000 .

N agresivitas 60 60 60 Reduction in revenge 60 60 60

Reduction in avoidance 60 60 60

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered

Variables Removed Method

1 VAR00002, VAR00001(

a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: agresivitas

Page 159: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

144

Model Summary

a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance , Reduction in revenge ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 483,286 2 241,643 7,022 ,002(a)

Residual 1961,564 57 34,413 Total 2444,850 59

a Predictors: (Constant), Reduction in avoidance , Reduction in revenge b Dependent Variable: agresivitas Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 agresivita

s 49,727 4,074 12,207 ,000

Reduction in revenge

-,941 ,346 -,368 -2,717 ,009

Reduction in avoidance

-,206 ,215 -,130 -,958 ,342

a Dependent Variable: agresivitas

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,445(a) ,198 ,170 5,86629 ,198 7,022 2 57 ,002

Page 160: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

145

Hasil regresi pemberian maaf terhadap agresi fisik

Model Summary

a Predictors: (Constant), VAR00001 ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 1,924 1 1,924 ,487 ,488(a)

Residual 229,059 58 3,949 Total 230,983 59

a Predictors: (Constant), VAR00001 b Dependent Variable: VAR00002 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 10,125 1,373 7,374 ,000

VAR00001 -,032 ,045 -,091 -,698 ,488

a Dependent Variable: VAR00002

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,091(a) ,008 -,009 1,98728 ,008 ,487 1 58 ,488

Page 161: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

146

Hasil regresi pemberian maaf terhadap agresi verbal

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,505(a) ,255 ,242 2,12754 ,255 19,854 1 58 ,000 a Predictors: (Constant), VAR00001 ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 89,867 1 89,867 19,854 ,000(a)

Residual 262,533 58 4,526 Total 352,400 59

a Predictors: (Constant), VAR00001 b Dependent Variable: VAR00003 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 14,835 1,470 10,092 ,000

VAR00001 -,217 ,049 -,505 -4,456 ,000

a Dependent Variable: VAR00003

Page 162: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

147

Hasil regresi pemberian maaf terhadap rasa marah

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,333(a) ,111 ,095 1,78741 ,111 7,210 1 58 ,009 a Predictors: (Constant), VAR00001 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 11,091 1,235 8,981 ,000

VAR00001 -,110 ,041 -,333 -2,685 ,009

a Dependent Variable: VAR00004

Page 163: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

148

Hasil regresi pemberian maaf terhadap sikap permusuhan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,264(a) ,070 ,054 2,14151 ,070 4,348 1 58 ,041 a Predictors: (Constant), VAR00001 ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 19,942 1 19,942 4,348 ,041(a)

Residual 265,991 58 4,586 Total 285,933 59

a Predictors: (Constant), VAR00001 b Dependent Variable: VAR00005 Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 13,064 1,480 8,830 ,000

VAR00001 -,102 ,049 -,264 -2,085 ,041

a Dependent Variable: VAR00005

Page 164: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

149

Hasil regresi sedang berkonflik/tidak

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,056(a) ,003 -,014 6,48218 ,003 ,185 1 58 ,669 a Predictors: (Constant), sedang berkonflik/tidak

ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 7,771 1 7,771 ,185 ,669(a)

Residual 2437,079 58 42,019 Total 2444,850 59

a Predictors: (Constant), sedang berkonflik/tidak b Dependent Variable: agresivitas Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 35,038 1,271 27,562 ,000

sedang berkonflik/tidak

,726 1,689 ,056 ,430 ,669

a Dependent Variable: agresivitas

Page 165: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

150

Hasil regresi jenis kelamin Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 ,068(a) ,005 -,013 6,47738 a Predictors: (Constant), jenis kelamin ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 11,378 1 11,378 ,271 ,605(a)

Residual 2433,472 58 41,956 Total 2444,850 59

a Predictors: (Constant): jenis kelamin b Dependent Variable: agresivitas Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 34,917 1,322 26,408 ,000

VAR00003 ,889 1,707 ,068 ,521 ,605

a Dependent Variable: agresivitas

Page 166: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

151

Hasil regresi lamanya berkonfik

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,333(a) ,111 ,034 5,90117 ,111 1,436 2 23 ,258 a Predictors: (Constant), lama berkonflik-hari penelitian ANOVA(b)

Model Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 100,014 2 50,007 1,436 ,258(a)

Residual 800,947 23 34,824 Total 900,962 25

a Predictors: (Constant), lama berkonflik-hari penelitian b Dependent Variable: agresivitas Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 35,255 1,192 29,571 ,000

Lama berkonflik-hari penelitian

-3,522 2,108 -,345 -1,671 ,108

1,645 2,108 ,161 ,780 ,443 a Dependent Variable: agresivitas

Page 167: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

152

Hasil regresi revenge & avoidance ANOVA(c)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 451,726 1 451,726 13,145 ,001(a)

Residual 1993,124 58 34,364 Total 2444,850 59

2 Regression 483,286 2 241,643 7,022 ,002(b)

Residual 1961,564 57 34,413 Total 2444,850 59

a Predictors: (Constant), VAR00001 b Predictors: (Constant), VAR00001, VAR00002 c Dependent Variable: VAR00003

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 47,659 3,451 13,809 ,000

VAR00001 -1,100 ,303 -,430 -3,626 ,001

2 (Constant) 49,727 4,074 12,207 ,000

VAR00001 -,941 ,346 -,368 -2,717 ,009

VAR00002 -,206 ,215 -,130 -,958 ,342

a Dependent Variable: VAR00003

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,430(a) ,185 ,171 5,86210 ,185 13,145 1 58 ,001 2 ,445(b) ,198 ,170 5,86629 ,013 ,917 1 57 ,342

a Predictors: (Constant), VAR00001 b Predictors: (Constant), VAR00001, VAR00002

Page 168: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

153

Hasil regresi usia

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,056(a) ,003 -,014 6,48218 ,003 ,185 1 58 ,669 a Predictors: (Constant), usia ANOVA(b)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressio

n 7,771 1 7,771 ,185 ,669(a)

Residual 2437,079 58 42,019 Total 2444,850 59

a Predictors: (Constant), usia b Dependent Variable: agresivitas

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant

) 35,038 1,271 27,562 ,000

usia ,726 1,689 ,056 ,430 ,669 a Dependent Variable: agresivitas

Page 169: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

154

Hasil T-test jenis kelamin

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean

Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper agresivitas Equal

variances assumed

,174 ,678 -,398 58 ,692 -,68056 1,70859 -4,10067 2,73956

Equal variances not assumed

-,388 44,891 ,700 -,68056 1,75447 -4,21448 2,85337

Group Statistics

jeniskelamin N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean agresivitas laki-laki 24 35,0417 6,98744 1,42630

perempuan 36 35,7222 6,13007 1,02168

Page 170: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

155

Hasil T-test usia

Descriptives

agresivitas

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum

Maximum

Lower Bound

Upper Bound

≥17 tahun 11 34,4545 5,06683 1,52771 31,0506 37,8585 28,00 43,00

16 tahun 22 35,0000 4,46148 ,95119 33,0219 36,9781 25,00 42,00 ≤15 tahun

27 36,2222 8,17752 1,57376 32,9873 39,4571 23,00 52,00

Total 60 35,4500 6,43725 ,83104 33,7871 37,1129 23,00 52,00 ANOVA agresivitas

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 31,456 2 15,728 ,371 ,691 Within Groups 2413,394 57 42,340 Total 2444,850 59

Page 171: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

156

Hasil T-test sedang berkonflik/tidak

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper agresivitas Equal

variances assumed

5,003 ,029 ,213 58 ,832 ,35973 1,69080 -3,02478 3,74423

Equal variances not assumed

,199 37,946 ,843 ,35973 1,80644 -3,29739 4,01685

Group Statistics

VAR00002 N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean agresivitas sedang

mengalami konflik

26 35,6538 8,19240 1,60666

tidak sedang mengalami konflik

34 35,2941 4,81494 ,82575

Page 172: fakultas psikologi uin syarif hidayatullah jakarta

157

Hasil T-test lamanya mengalami konflik

Descriptives agresivitas

N Mean Std. Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound ≥1 tahun 3 29,0000 6,00000 3,46410 14,0952 43,9048 23,00 35,00 1 sampai 5 bulan 17 38,1765 8,64028 2,09558 33,7340 42,6189 23,00 52,00 1 sampai 15 hari 6 31,8333 4,07022 1,66166 27,5619 36,1048 27,00 37,00 Total 26 35,6538 8,19240 1,60666 32,3449 38,9628 23,00 52,00

ANOVA agresivitas

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 328,581 2 164,290 2,800 ,082 Within Groups 1349,304 23 58,665 Total 1677,885 25