uin syarif hidayatullah jakarta -...

119
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KAPANG ENDOFIT AKAR TANAMAN KAYU JAWA (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.) DENGAN METODE DPPH (2,2-Difenil-1-1-Pikrihidrazil) SKRIPSI THARLIS DIAN SYAH LUBIS NIM. 1112102000005 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA OKTOBER 2017

Upload: phungduong

Post on 07-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KAPANG

ENDOFIT AKAR TANAMAN KAYU JAWA (Lannea

coromandelica (Houtt.) Merr.) DENGAN METODE

DPPH (2,2-Difenil-1-1-Pikrihidrazil)

SKRIPSI

THARLIS DIAN SYAH LUBIS

NIM. 1112102000005

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

OKTOBER 2017

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KAPANG

ENDOFIT AKAR TANAMAN KAYU JAWA (Lannea

coromandelica (Houtt.) Merr.) DENGAN METODE

DPPH (2,2-Difenil-1-1-Pikrihidrazil)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat ntuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

THARLIS DIAN SYAH LUBIS

NIM. 1112102000005

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

OKTOBER 2017

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

iii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber yang dikutip aupun dirujuk

telah saya nyatakan benar.

Nama : Tharlis Dian Syah

NIM : 1112102000005

Tanda Tangan :

Tanggal : 04 Oktober 2017

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

iv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Nama : Tharlis Dian Syah Lubis

NIM : 1112102000005

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kapang Endofit Akar

Tanaman Kayu Jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)

Merr.) dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-1-

Pikrihidrazil)

Disetujui oleh

Pembimbing I

Eka Putri, M.Si.,Apt.

NIP. 197905172009012008

Pembimbing II

Puteri Amelia, M.Farm.,Apt.

NIP. 198012042011012004

Mengetahui,

Kepala Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt

NIP. 197404302005012003

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

v UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Tharlis Dian Syah Lubis

NIM : 1112102000005

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.) dengan

Metode DPPH (2,2-Difenil-1-1-Pikrihidrazil)

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Eka Putri, M.Si., Apt. ( )

Pembimbing II : Puteri Amelia, M.Farm.,Apt. ( )

Penguji I : Prof. Dr. Atiek Soemantri, M.Si., Apt. ( )

Penguji II : Dr. H. M. Yanis Musdja, M.Sc., Apt. ( )

Ditetapkan di : Ciputat

Tanggal : 04 Oktober 2017

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

vi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kapang Endofit Akar

Tanaman Kayu Jawa (Lannea coromandelica (Houtt.)

Merr.) dengan metode DPPH (2,2-Difenil-1-1-

Pikrihidrazil)

ABSTRAK

Nama : Tharlis Dian Syah Lubis

Program Studi : Farmasi

Judul :

Penelitian yang dilakukan Zulfa (2016) telah berhasil mengisolasi kapang endofit

akar tanaman kayu jawa (Lannea coromandelica) dan melakukan ekstraksi

sehingga diperoleh ekstrak dengan kode A11KA, A11KB, A12KC, A12KD,

A21KK, A22KJ, AP12A, AP13L, AP21C, dan AP32I. Dari ekstrak ini perlu diuji

aktivitas lainnya selain aktivitas antibakteri. Maka penelitian ini dilakukan untuk

menguji aktivitas antioksidan dari ektrak tersebut dengan metode DPPH dan

vitamin C sebagai kontrol positif. Sampel pada penelitian ini berjumlah lima belas

yakni MeOH A11KA; MeOH A11KB; MeOH A12KC; MeOH A12KD; MeOH

A21KK; MeOH AP12A; MeOH AP13L; MeOH AP12C; MeOH AP321; EA

A11KA; EA A12KC; EA AP321; EA AP12A; EA AP13L; EA A22KJ dari dua

fraksi metanol (MeOH) dan etil asetat (EA). Hasil uji aktivitas antioksidan yang

dilakukan menunjukkan bahwa hanya enam sampel yang berpotensi sebagai

antioksidan. Nilai AAI (Antioxidant Activity Index) EA A12KC; EA A11KA;

MeOH A11KA; EA AP321; MeOH AP21C; EA A22KJ dan vitamin C berturut-

turut 2.27 (sangat kuat), 2.07 (sangat kuat), 1.78 (kuat), 1.19 (kuat), 0.81 (sedang),

0.53 (sedang) dan 11.67 (sangat kuat). Hasil dari analisis antioksidan

menggunakan GC-MS, hanya satu sampel yang menujukkan adanya senyawa

fenol yaitu sampel EA A11KA.

Kata kunci : AAI (Antioxidant Activity Index), antioksidan, DPPH, ekastrak

kapang endofit, kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.)

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Antioxidant Activity Test of Endphytic Fungi Extract

from Roots of Kayu Jawa (Lannea coromandelica)

Using the DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhidrazil)

Method

ABSTRACT

Name : Tharlis Dian Syah Lubis

Program Study : Pharmacy

Title :

Zulfa (2016) has successfully isolated the endophytic fungi from kayu jawa

(Lannea coromandelica) roots and extracted the extracts with given code A11KA,

A11KB, A12KC, A12KD, A21KK, A22KJ, AP12A, AP13L, AP21C, and AP32I.

Other activities in these extracts besides antibacterial activity need to be tested. So

this study was conducted to test the antioxidant activity of the extract with DPPH

method and used vitamin C positive control. Fifteen sample was obtained in this

study, they are MeOH A11KA; MeOH A11KB; MeOH A12KC; MeOH A12KD;

MeOH A21KK; MeOH AP12A; MeOH AP13L; MeOH AP12C; MeOH AP321;

EA A11KA; EA A12KC; EA AP321; EA AP12A; EA AP13L; EA A22KJ from

methanol fractions (MeOH) and ethyl acetate fraction (EA). The antioxidant

activity test results showed that only six samples were potentially as antioxidants.

Value of AAI (Antioxidant Activity Index) EA A12KC; EA A11KA; MeOH

A11KA; EA AP321; MeOH AP21C; EA A22KJ and vitamin C are 2.27 (very

strong), 2.07 (very strong), 1.78 (strong), 1.19 (strong), 0.81 (medium), 0.53

(medium) and 11.67 (very strong) respectively. The result of antioxidant analysis

using GC-MS showed only EA A11KA showing the presence of phenol

compound, the largest phenol compound in this sample was phenol, 2,4-bis (1,1-

dimethylethyl).

Keywords : AAI (Antioxidant Activity Index), DPPH, endophytic fungi exstract,

kayu jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.).

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

viii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KATA PENGANTAR

Syukur kepada Allah SWT menjadi hal pertama setelah terselesaikannya

skripsi ini karena atas ridha-Nya, skripsi ini berada di hadapan pembaca. Teriring

shalawat dan salam pula kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi pembawa

kebenaran dan rahmat untuk seluruh alam.

Skripsi berjudul ―Uji Aktivitas Ekstrak Kapang Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.)‖ ini disusun sebagai syarat

untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis sadar, skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai

pihak. Maka perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku, Papa Alm. Husni Thamrin Lubis dan Mama Hj. Siti Rodia

Nasution, S.Pd. yang tiada lelah mengirimkan doa dan segala yang mereka

punya untuk keperluan penulis.

2. Kakak beserta adikku tersayang, Efrida Afny Lubis, ST., Erika Kumala dewi

Lubis dan Annisa Ulul Azmi Lubis yang selalu menularkan semangat kepada

penulis agar merampungkan skripsi ini sebaik mungkin.

3. Bapak Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M.Kes sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.

4. Ibu Dr. Nurmeilis, M.Si., Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi UIN Syarif

Hidayatullah dan ibu Nelly Suryani, Ph.D., Apt selaku Sekretaris Program

Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah.

5. Ibu Eka Putri, M.Si., Apt., ibu Puteri Amelia, M.Farm., Apt. selaku

pembimbing yang telah memberikan ilmu, waktu, saran, petunjuk, hingga

motivasi untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Bapak Drs. Umar Mansur, MSc., Apt. sebagai dosen pembimbing akademik

penulis, yang siap memberikan bimbingan selama masa perkuliahan.

7. Bapak dan Ibu dosen Farmasi UIN Syarif Hidayatullah yang telah

menurunkan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

ix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

8. Para laboran dari laboratorium Farmasi; mbak Rani, kak Lisna, kak Tiwi, kak

Eris, kak Yaenab, kak Rahmadi, dan kak Walid yang telah membantu selama

masa penelitian.

9. Kekasih, teman curhat, teman bermain serta adik penulis, adinda Della Dwi

Ayu yang selalu memberikan motivasi dan semangat agar penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini sebaik mungkin.

10. Teman-teman seperjuangan di laboratorium Dwi Putri Rahmawati, Intan

Cahyani, Irham Pratama Putra dan Hary Abdul Rahman yang telah

memberikan motivasi dan masukan selama penelitian.

11. Sahabat-sahabat penulis di Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dwi Putri

Rahmawati, Ayu Nopita, Aprilina Nur Ritonga, Safizah Ummu Harisah Lubis,

Vesty Anis Triany, Rani, Angga Perdana, Hary Abdul Rahman, Rinaldi Nur,

Fadhil dan lain-lain yang selalu siap membagi ilmu dan memberikan bantuan,

masukan, serta semangat kepada penulis.

12. Teman-teman Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012,

khususnya kelas AC yang telah menerima dan membantu penulis dalam

perkuliahan.

13. Pengurus Komisariat HMI KOMFAKDIK (Komisariat Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan) Cabang Ciputat Periode 2014-2015 M, yang banyak

membantu penulis dalam mengarungi perkuliahan baik di dalam kampus

maupun di luar kampus.

14. Keluarga besar HMI KOMFAKDIK Cabang Ciputat yang telah menyambut,

menerima, dan menjadi teman serta keluarga penulis selama di perantauan.

15. Teman-teman pengurus HMI Cabang Ciputat Periode 2016-2017 M, Ketua

Umum Kanda Zainuddin Asri, Sekretaris Umum Kanda Hilman Afriansyah,

sang pelopor Kanda Maulana Ainul Asry, S.Sos., sang pejuang Kanda Ridho

Anhar Sembiring, sang penakluk Kanda Sabaruddin Fauzi, sang pendaki

Kanda Suhengki Pohan dan banyak lagi teman-teman pengurus yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

16. Teman sekaligus keluarga kontrakan Pondok Hijau, abangda dr. Fahrizal Haris

Harahap, Taufik Anwar Harahap, abangda Syafriwan Nasution, adinda Dian

Matondang, adinda Syirojuddin Ma‘arif Pasaribu, adinda Anugerah Mazid

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

x UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Harahap dan adinda Mahmul Fadhillah Harahap yang selalu hangat dalam

persaudaraan selama penulis menjalani perkuliahan.

17. Semua pihak yang telah membantu selama penelitian dan penyelesaian naskah

skripsi baik secara langsung maupun tidak langsung yang namanya tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Semoga semua amal mereka dibalas oleh Allah SWT dengan sebaik-baik balasan.

Amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis berharap agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran

yang membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan

sumbangan pengetahuan bagi masyarakat dan pengembangan ilmu.

Ciputat, 04 Oktober 2017

Penulis

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tharlis Dian Syah Lubis

NIM : 1112102000005

Program Studi : Farmasi

Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya

ilmiah saya dengan judul

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KAPANG ENDOFIT AKAR

TANAMAN KAYU JAWA (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.)

DENGAN METODE DPPH (2,2-Difenil-1-1-Pikrihidrazil)

Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu

Digital Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak

Cipta.

Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan

sebenarnya .

Dibuat di : Ciputat

Pada Tanggal : 04 Oktober 2017

Yang menyatakan,

(Tharlis Dian Syah Lubis)

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................... vi

ABSTRACT ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................... xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xv

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xvi

DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2.Rumusan Masalah .................................................................................. 4

1.3.Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

1.4. Hipotesis ............................................................................................... 4

1.5.Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1. Lannea coromandelica (Houtt.). Merr. ................................................. 5

2.1.1. Nama Lokal .................................................................................... 5

2.1.2. Morfologi Tumbuhan ..................................................................... 6

2.1.3. Kandungan Kimia .......................................................................... 6

2.1.4. Khasiat Tanaman ............................................................................ 6

2.2. Metabolit Sekunder ................................................................................. 7

2.2.1. Metabolit Sekunder Tanaman ....................................................... 7

2.2.2. Metabolit Sekunder Mikroorganisme ............................................ 9

2.3. Endofit .................................................................................................. 10

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xiii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3.1. Interaksi Mikroba Dengan Tanaman ........................................... 10

2.3.2. Peranan Bakteri Endofit .............................................................. 11

2.3.3. Mikroba Endofit Penghasil Metabolit Sekunder ......................... 11

2.4. Isolasi ................................................................................................... 12

2.5. Fermentasi ............................................................................................. 13

2.6. Antioksidan ........................................................................................... 15

2.6.1. Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH ................................... 17

2.7. Spektrofotometri .................................................................................. 19

2.7.1. Teori Spektrofotometri ................................................................ 19

2.7.2. Komponen Spektrofotometri UV-Vis ......................................... 19

2.8. Gas Chromatography Spectrometry (GCMS) ....................................... 20

2.8.1. Kromatografi Gas ........................................................................ 20

2.8.2. Spektrometri Massa ..................................................................... 20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 21

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 21

3.2. Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 21

3.2.1 Alat ............................................................................................... 21

3.2.2 Bahan ............................................................................................ 21

3.3. Prosedur Penelitian ............................................................................... 22

3.3.1. Penapisan Fitokimia ..................................................................... 22

3.3.2. Uji Aktivitas Antioksidan ............................................................ 23

3.3.3. Pengujian Antioksidan dengan Metode DPPH ............................ 24

3.3.4. Analisis Antioksidan Menggunakan GC-MS .............................. 26

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 27

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 27

4.2. Penapisan Fitokimia ............................................................................ 27

4.3. Uji Aktivitas Antioksidan ................................................................... 29

4.4. Analisa Antioksidan Menggunakan GC-MS ...................................... 40

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 42

5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 42

5.2. Saran ................................................................................................... 42

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xiv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 43

LAMPIRAN ............................................................................................................ 50

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Tanaman Lannea coromandelica ........................................................ 5

Gambar 4.1. Reaksi Antioksidan dengan DPPH .................................................... 36

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu Jawa

dari Fraksi Etil Asetat .......................................................................... 27

Tabel 4.2. Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu Jawa

dari Fraksi Metanol .................................................................................. 28

Tabel 4.3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari EA A12KC .............................................................................. 30

Tabel 4.4. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari EA A11KA ............................................................................... 31

Tabel 4.5. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari EA A11KA Konsentrasi 10-50 ppm ....................................... 31

Tabel 4.6. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH A11KA ........................................................................ 32

Tabel 4.7. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari EA AP321 ............................................................................... 32

Tabel 4.8. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH AP21C ......................................................................... 32

Tabel 4.9. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari EA A22KJ ............................................................................... 32

Tabel 4.10. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari EA AP13L ..................................................................... 33

Tabel 4.11. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH A12KC ......................................................................... 33

Tabel 4.12. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH A21KK ........................................................................ 33

Tabel 4.13. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari EA AP12A ............................................................................... 34

Tabel 4.14. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH A12KD ........................................................................ 34

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xvii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.15. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH A12KB ........................................................................ 34

Tabel 4.16. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH AP321 .......................................................................... 34

Tabel 4.17. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH AP13L ......................................................................... 35

Tabel 4.18. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari MeOH AP12A ......................................................................... 35

Tabel 4.19. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C ......................................... 35

Tabel 4.20. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Seluruh Sampel ................................. 38

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xviii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Seluruh Sampel Berdasarkan Nilai

AAI ................................................................................................... 39

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Bagan Penelitian ................................................................................ 50

Lampiran 2. Ekstrak ............................................................................................... 51

Lampiran 3. Gambar dan Tabel Bagian Akar Tanaman Kayu Jawa ...................... 53

Lampiran 4. Penapisan Fitokimia ........................................................................... 54

Lampiran 5. Sertifikat DPPH ................................................................................. 58

Lampiran 6. Uji Kualitatif Antioksidan Ekstrak degan Metode KLT .................... 59

Lampiran 7. Panjang Gelombang DPPH ................................................................ 61

Lampiran 8. Data Absorbansi Ekstrak EA A12KC ................................................ 62

Lampiran 9. Data Absorbansi Ekstrak EA A11KA (6,25-100) ppm ..................... 63

Lampiran 10. Data Absorbansi Ekstrak EA A11KA (10-50) ppm ........................ 64

Lampiran 11. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A11KA ........................................ 65

Lampiran 12. Data Absorbansi Ekstrak EA AP321 ............................................... 66

Lampiran 13. Data Absorbansi Ekstrak MeOH AP21C ........................................ 67

Lampiran 14. Data Absorbansi Ekstrak EA A22KJ ............................................... 68

Lampiran 15. Data Absorbansi Ekstrak EA AP13L ............................................... 69

Lampiran 16. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A12KC ........................................ 70

Lampiran 17. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A21KK ........................................ 71

Lampiran 18. Data Absorbansi Ekstrak EA AP12A .............................................. 72

Lampiran 19. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A12KD ........................................ 73

Lampiran 20. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A11KB ........................................ 74

Lampiran 21. Data Absorbansi Ekstrak MeOH AP321 ......................................... 75

Lampiran 22. Data Absorbansi Ekstrak MeOH AP13L ......................................... 76

Lampiran 23. Data Absorbansi Ekstrak MeOH AP12A ........................................ 77

Lampiran 24. Data Absorbansi Vitamin C ............................................................. 78

Lampiran 25. Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Sampel dan

Vitamin C ......................................................................................... 79

Lampiran 26. Perhitungan dalam Uji Antioksidan ................................................. 86

Lampiran 27. Perhitungan Persen Inhibisi ............................................................. 89

Lampiran 28. Perhitungan IC50 ............................................................................... 90

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xx UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 29. Perhitungan Nilai AAI (Antioxidant Activity Index) ........................ 91

Lampiran 30. Skema Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Menggunakan Metode

DPPH ................................................................................................ 92

Lampiran 31. Skema Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C Menggunakan

Metode DPPH ................................................................................... 93

Lampiran 32. Hasil GC-MS ................................................................................... 94

Lampiran 33. Hasil MS dan Struktur ..................................................................... 95

Lampiran 34. Data Library GC-MS ....................................................................... 96

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati.

Kekayaan alam yang melimpah ini merupakan suatu berkah dari Allah

SWT, yang sangat besar potensinya untuk dikembangkan dalam bidang

kesehatan maupun dalam pengembangan ilmu pengetahuan lainnya.

Sesungguhnya Allah telah mengisyaratkan dalam Al-Qur‘an Surah Asy

Syuara ayat 7 sebagai berikut :

Artinya: ―Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu berbagai macam tumbuh-tumbuhan

yang baik?

Akhir-akhir ini, penelitian dan pengembangan tumbuhan obat baik di

dalam maupun di luar negeri berkembang dengan pesat, terutama dalam

bidang khasiat farmakologinya, salah satunya sebagai antioksidan (Kusuma

et al., 2005).

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menahan terjadinya

ketengikan dan menghambat reaksi oksidasi pada bahan yang mengandung

lemak atau minyak (Matz, 2000). Selain itu antioksidan merupakan senyawa

yang dapat menghambat spesies oksigen reaktif/spesies nitrogen reaktif dan

juga radikal bebas sehingga antioksidan dapat mencegah penyakit-penyakit

yang dihubungkan dengan radikal bebas seperti karsinogenesis,

kardiovaskuler dan penuaan (Halliwell dan Gutteridge, 2000). Tubuh

manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih,

sehingga jika terjadi paparan radikal bebas berlebih, maka tubuh

membutuhkan antioksidan eksogen (Clarkson dan Thompson, 2000).

Kapang endofit adalah kapang yang hidup di dalam jaringan tanaman dan

mampu membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan

tanaman inangnya. Kapang endofit memiliki kemampuan untuk

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menghasilkan senyawa metabolit yang sama dengan tanaman inangnya

(Strobel dan Daisy, 2003).

Kayu Jawa (Lannea coromandelica) adalah salah satu tanaman obat

tradisional yang digunakan oleh masyarakat di Sulawesi Selatan, karena

khasiatnya yang dipercaya sangat ampuh untuk mengobati luka dalam dan

luka luar seperti muntah darah dan mempercepat penyembuhan luka. Selain

itu, masyarakat sering menggunakan tanaman ini untuk mengobati bintitan.

Cara penggunaan tanaman ini berbeda-beda tergantung tujuan

penggunaannya, misalnya untuk mengobati muntah darah masyarakat

merebus kulit batang tumbuhan ini kemudian air rebusannya diminum atau

kulit batang diperas kemudian air perasannya diminum.

Berdasarkan studi fitokimia, kulit batang tanaman Kayu Jawa telah

dilaporkan mengandung senyawa golongan karbohidrat, steroid, alkaloid,

glikosida jantung, terpenoid, tanin, dan flavonoid (Manik,et al., 2013).

Venkata (2010) melaporkan kulit batang kayu jawa memiliki potensi

antikanker. Beberapa studi farmakologi juga telah dilaporkan oleh peneliti-

peneliti dari India dan Bangladesh bahwa ekstrak metanol kulit batang Kayu

Jawa memiliki aktivitas biologis seperti antibakteri, antioksidan, analgesik,

aktivitas hipotensi, aktivitas penyembuhan luka, (Alam, et al., 2012). Selain

itu, fraksi n-hexan, diklorometana, dan etil asetat kulit batang dan daun

tumbuhan Kayu Jawa memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, dan

trombolitik. Fraksi etil asetat kulit batang Kayu Jawa menunjukkan aktivitas

antioksidan paling besar dengan IC50 sebesar 3,8±0,14 μg/ml (Manik, et al.,

2013).

Penelitian terdahulu yang dilakukan Prawirodiharjo (2014) menunjukkan

bahwa eksrak etanol 70% kulit batang Kayu Jawa memiliki aktivitas

antioksidan yang sangat kuat (AAI > 2) dengan nilai AAI 5,5679 dan

ekstrak air kulit batang Kayu Jawa memiliki aktivitas antioksidan yang

lemah (AAI < 0,5) dengan nilai AAI 0,0667. Sedangkan hasil penapisan

fitokimia Prawirodiharjo (2014) melaporkan bahwa ekstrak etanol 70% dan

air kulit batang Kayu Jawa mengandung flavonoid, saponin, glikosida,

fenol, dan tanin.

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data yang diperoleh dari penapisan kimia Prawirodiharjo (2014) dan

Manik et al (2013) bahwa kulit batang Kayu Jawa mengandung senyawa

flavonoid, saponin, dan tanin. Dimana telah dilaporkan bahwa saponin dan

flavonoid tertentu dapat menstabilkan membran lisosom baik in vivo dan in

vitro, sedangkan tanin dan saponin memiliki kemampuan untuk mengikat

kation, sehingga menstabilkan membran eritrosit dan makromolekul

biologis lainnya (Oyedapo et al, 2004). Hasil penapisan fitokimia ekstrak

etanol dari akar kayu juga mengandung alkaloid, karbohidrat, flavonoid,

triterpenoid, steroid, tanin, glikosida, saponin, dan protein (Arun Joshi dan

Nikita Naik, 2014).

Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikroba

endofit. Mikroba endofit merupakan mikroorganisme yang hidup dalam sel

tumbuhan sehat dan ikut membantu tanaman inang untuk menghasilkan

metabolit sekunder (Bhardwaj dkk, 2015). Oleh karena itu metabolit yang

dihasilkan endofit seringkali memiliki aktivitas yang sama dengan tanaman

inangnya. Sejumlah kecil endofit juga dapat membantu tanaman inang

dalam melakukan adaptasi di lingkungannya.

Penelitian terbaru yang dilakukan Zulfa (2016) telah berhasil mengisolasi

kapang endofit akar tanaman kayu jawa dan melakukan ekstraksi sehingga

diperoleh ekstrak dengan kode A11KA, A11KB, A12KC, A12KD, A21KK,

A22KJ, AP12A, AP13L, AP21C, dan AP32I. Dari 10 ekstrak ini perlu diuji

aktivitas lainnya selain aktivitas antibakteri. Maka penelitian ini dilakukan

untuk menguji aktivitas antioksidan dari ektrak tersebut.

Pengujian aktivitas antioksidan ini menggunakan metode DPPH (1,1-

Difenil-2-pikrilhidrazil). Metode DPPH memberikan informasi reaktivitas

senyawa yang diuji dengan suatu radikal stabil. DPPH memberikan serapan

kuat pada panjang gelombang 517 nm dengan warna ungu gelap (Molyneux,

2004). Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan baru

mengenai ekstrak endofit akar tanaman kayu jawa sebagai sumber

antioksidan alami yang baru sehingga dapat menghemat bahan uji dan bisa

menjadi usaha eksplorasi kekayaan alam Indonesia tanpa mengeksploitasi

keanekaragaman hayatinya.

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalahnya berupa belum

adanya penelitian tentang aktivitas antioksidan ekstrak kapang endofit dari

akar tanaman kayu jawa terhadap aktivitas antioksidan yang berasal dari

daerah Sulawesi, Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengukur aktivitas antioksidan dari ekstrak kapang endofit

dari akar tanaman kayu jawa menggunakan metode DPPH (1,1-

Difenil-2-pikrilhidrazil).

2. Menetukan nilai IC50 dan nilai AAI dari ekstrak kapang endofit akar

tanaman kayu jawa.

1.4 Hipotesis

Ekstrak kapang endofit dari akar tanaman kayu jawa memiliki aktivitas

antioksidan dengan metode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil).

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai aktivitas antioksidan ekstrak kapang endofit dari akar

tanaman kayu jawa menggunakan metode DPPH (1,1-Difenil-2-

pikrilhidrazil).

2. Menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan informasi

ilmiah mengenai potensi kearifan lokal tanaman obat di Indonesia.

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lannea coromandelica (Houtt.). Merr.

2.1.1 Nama Lokal

Sulawesi : Tamatte , kayu Cina, kayu Jawa, kedongdong laki (tangerang),

Pohon Reo (flores) ( Anonim, 2014).

: Lannea coromandelica (Houtt.). Merr

Gambar 2.1 Tanaman Lannea coromandelica Erwin Prawirodiharjo, 2014) (

Secara taksonomi, tanaman Kayu Jawa digolongkan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Phylum : Mannoliophyta

Class : Magnoliatae

Order : Sapindales

Family : Anacardiaceae

Genus : Lannea

Species

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.2 Morfologi Tumbuhan

Tanaman kayu jawa merupakan tanaman dengan daun yang mudah berganti,

berkayu lunak, akar relatif tertancap dalam tanah, dapat tumbuh tinggi mencapai

14 m. Kulit batang berwarna coklat keabu – abuan. Daun majemuk cukup padat

pada ujung cabang pohon. Daun tanaman kayu jawa berbentuk membujur atau

elips, akuminatus, dengan panjang 2,5-5 cm. Bunga berukuran kecil, uniseksual,

hijau kekuningan, dan terdapat pada cabang tanpa daun. Tanaman kayu jawa

dapat ditemukan di wilayah Asia beriklim tropis dan sedang. Tanaman kayu jawa

dapat tumbuh di beragam tanah, selama memungkinkan teraliri oleh air. Tanaman

tumbuh dengan baik ketika terdapat sinar matahari penih (Wahid, 2009).

2.1.3 Kandungan Kimia

Tanaman kayu jawa mengandung alkaloid, karbohidrat, flavonoid,

triterpenoid, steroid, tanin, glikosida, saponin, serta protein (Joshi dan Naik,

2014). Md. Tofazzal Islam dan Satoshi Tahara telah mengisolasi senyawa dari

kulit batang tanaman kayu jawa berupa dihidroflavonols, (2R,3R)-(+)-3‘,5-

dihydroxy-4‘, 7-dimethoxy dihydro flavonol, dan (2R,3R)-(+)-4‘,5,7-trimethoxy

dihydro flavonol yang beraktivitas sebagai zoosporisidal (Wahid, 2009).

2.1.4 Khasiat Tanaman

Kulit batang Tanaman kayu jawa dapat digunakan sebagai astringen dan

obat sakit perut, sebagai losion pada lepra, dan ulser berat, perawatan keseleo,

memar, penyakit jantung, disentri, dan luka pada mulut. Hasil didihan daun

tanaman kayu jawa digunakan untuk mengurangi bengkak lokal dan nyeri akibat

inflamasi (Wahid, 2009). Sedangkan tanaman kayu jawa yang berasal dari

Sulawesi Selatan digunakan secara tradisional untuk pengobatan muntah dan luka

(Prawirodiharjo, 2014). Secara ilmiah, kulit batang tanaman kayu jawa memiliki

aktivitas antimikrobial antioksidan, antiinflamasi, dan antidiare (Gauniyal dkk,

2015; Kaur dkk, 2015; Majumder dkk, 2013; Mozer, 2015; Prawirodiharjo, 2014;

Rahmadani, 2015; Saputra, 2015; Wahid, 2009).

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2 Metabolit Sekunder

2.2.1 Metabolit Sekunder Tanaman

Metabolit sekunder diproduksi tanaman sebagai bagian dari sistem

pertahanan diri, baik terhadap perubahan lingkungan atau serangan penyakit

(Tisnadjaja, 2006). Fungsi dari metabolit sekunder mulai menarik perhatian

karena bisa digunakan sebagai sistem pertahanan diri dari infeksi mikroba,

sebagai atraktan untuk penyerbukan, agen alelopati, penghalang sinar UV dan

molekul sinyal dalam pembentukan nitrogen pada nodul akar di tanaman kacang-

kacangan. Metabolit sekunder juga menarik penggunaannya sebagai pewarna,

serat, perekat, minyak, lilin, agen penyedap, obat-obatan dan parfum. Metabolit

sekunder dipandang sebagai sumber potensial alami untuk obat batu ginjal,

antibiotik, insektisida dan herbisida (Croteau dkk., 2000 dan Dewick, 2002).

a. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa yang paling kuat dan sebagai antioksidan

paling efektif untuk digunakan oleh manusia, dan karena manusia tidak dapat

memproduksi flavonoid, maka bisa didapatkan dari suplemen makanan. Penelitian

dilakukan bahwa konsumsi makanan secara normal dari buah dan sayuran, cukup

untuk kebutuhan radikal bebas yang dibutuhkan oleh manusia. Kegunaan

flavonoid dirangkum oleh Patel (2008) adalah sebagai antioksidan,

antiatherosklerosis, antiplatelet, antitrombogenik, antivirus, antiinflamasi,

antiartritis, antidiare, dll.

Flavonoid banyak terdapat pada jaringan epidermis daun dan kulit buah

dengan kegunaan yang bervariasi dan bersifat penting. Pada tumbuhan, flavonoid

berguna sebagai pelindung sinar UV, pigmentasi, stimulasi pembentukan nitrogen

di nodul dan ketahanan terhadap penyakit (Koes dkk, 1994; Pierpoint, 2000).

Flavonoid dibagi menjadi flavon, flavonol, 3-flavanol, isoflavon, flavanon dan

antosianidin (Crozier, 2006).

b. Tanin

Tanin merupakan kelompok besar senyawa kompleks yang didistribusikan

merata pada berbagai tanaman (Harbone, 1987). Menurut Makkar (2003), tanin

biasa terdapat pada bagian tanaman yang spesifik seperti daun, buah, kulit dahan

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan batang. Tanin merupakan senyawapolifenolik, yang secara garis besar dibagi

menjadi dua kelompok, yaitu :

1) Tanin terhidrolisa yang mempunyai inti pusat karbohidrat dengan asam

karboksiklat fenolik berikatan dengan ester, potensial beracun ke hewan

karena dapat menyebabkan toksisitas pada ginjal dan hati bila

terakumulasi banyak dan menyebabkan kematian pada hewan.

2) Tanin terkondensasi atau protoantosianin yang mempunyai oligomer 2-

atau 3-flavanol, seperti katekin, epikatekin, atau gallokatekin.

Tanin memiliki afinitas yang sangat tinggi untuk protein dan komplek tanin-

protein (McSweeney, 2003). Tanin adalah polifenol tanaman yang berfungsi

mengikat dan mengendapkan protein. Tanin juga digunakan untuk menyamak

kulit (Harbone, 1987).

c. Saponin

Saponin merupakan senyawa yang secara struktural mempunyai steroid dan

triterpenoid aglikon (sapogenin) yang berikatan dengan satu atau lebih

oligosakarida dengan ikatan glikosida. Aktivitas biologi saponin adalah untuk

interaksi dengan komponen seluler dan membran. Contohnya adalah saponin

dapat menghemolisis sel darah merah dengan interaksi nonspesifik dengan protein

membran, fosfolipid, dan kolesterol di eritrosit (Croizer, 2006).

Saponin dikarakteristik berdasarkan aktivitas homolitik dan foaming,dan

memberikan rasa pahit dan menggigit (astrigensia) pada tanaman dengan

kandungan saponin tinggi. Saponin mempunyai permeabilitas terhadap sel

mukosa usus halus dan sebagai transpor nutrisi. Saponin juga dapat menghambat

enzim pencernaan, seperti tripsin dan kimotripsin, dan juga menghambat

degradasi protein dengan membentuk komplek saponin-protein (Makkar dkk.,

2006).

d. Alkaloid

Alkaloid adalah senyawa pertama dan paling banyak digunakan dalam

farmasi, sebagai senyawa tumbuhan yang mengandung nitrogen (Meissner, 1819).

Menurut Ladenburg, alkaloid adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan yang

mempunyai sifat dasar dan mengandung sedikitnya satu nitrogen pada cincin

heterosiklik. Fungsi alkaloid padatumbuhan yaitu :

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1) Agen beracun pada tanaman yang digunakan sebagai agen pelindung dari

hewan herbivora atau serangga.

2) Sebagai faktor pertumbuhan tanaman.

3) Cadangan makanan pada tumbuhan untuk pasokan nitrogen dan unsur-

unsur lain. Pada manusia, alkaloid berguna untuk analgesik narkotik

(morfin), ekspektoran, analgesik (kodein), stimulan SSP (brusin, striknin),

midriatik (atropine, homotropin), miotik (pilokarpin, fisostigmin),

hipertensi (efedrin), hipotensi (reserpin) (Kar, 2003).

e. Fenolik

Fenolik memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi

(OH) dan gugus-gugus lain penyertanya. Senyawa ini diberi nama berdasarkan

nama senyawa induknya, yakni fenol. Sebagian besar senyawa fenol memiliki

gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebutpolifenol. Fenolik dapat

diklasifikasikan ke dalam komponen yang tidak larut seperti lignin dan komponen

yang larut seperti asam fenolik, phenylopropanoids, flavonoid dan kuinon

(Indrawati, 2013).

2.2.2 Metabolit Sekunder Mikroorganisme

Metabolit sekunder adalah suatu molekul atau produk metabolik yang

dihasilkan oleh proses metabolisme sekunder mikroorganisme di mana produk

metabolit tersebut bukan merupakan kebutuhan pokok mikroorganisme untuk

hidup dan tumbuh.Fungsi metabolit sekunder bagi mikroorganisme penghasil itu

sendiri sebagian besar belum jelas. Metabolit sekunder dibuat dan disimpan secara

ekstraseluler. Metabolit sekunder banyak dimanfaatkan oleh manusia dan

makhluk hidup lain karena banyak diantaranya bersifat sebagai obat, pigmen,

vitamin, ataupun hormon.

Metabolit sekunder tidak diproduksi pada saat pertumbuhan sel secaracepat

(fase logaritmik), tetapi disintesis pada akhir siklus pertumbuhan sel, yaitu pada

fase stasioner saat populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh sama dengan

jumlah sel yang mati. Pada fase ini sel mikroorganisme lebih tahan terhadap

keadaan ekstrem, misalnya suhu yang lebih panas atau dingin, radiasi, bahan-

bahan kimia, dan metabolit yang dihasilkannya sendiri (misalnya antibiotik). Ciri-

ciri metabolit sekunder adalah :

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Dibuat melalui proses metabolisme sekunder;

2. Diproduksi selama fase stasioner;

3. Fungsi bagi organisme penghasil belum jelas, diduga tidak

berhubungan dengan sintesis komponen sel atau pertumbuhan;

4. Dibuat dan disimpan secara ekstrseluler;

5. Hanya dibuat oleh spesies tertentu dan dalam jumlah terbatas;

6. Umumnya diproduksi oleh fungi filamentus dan bakteri pembentuk

spora;

7. Merupakan kekhasan bagi spesies tertentu;

8. Biasanya berhubungan dengan aktivitas antimikroba, enzim spesifik,

penghambatan, pendorongan pertumbuhan dan sifat-sifat

farmakologis.

2.3 Endofit

Istilah endofit berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata ‗endo‘ yang

berarti dalam, dan ‗phyte‘ dengan arti tumbuhan. Bacon dan White dalam Strobel

dan Daisy (2003) mendefenisikan endofit sebagai mikroorgaisme yang hidup

berkoloni dalam jaringan tanaman hidup dengan kondisi sehat tanpa menyebabkan

efek negatif apapun bagi tumbuhan dalam waktu dekat maupun jangka panjang.

Interaksi antara endofit dengan tanaman inangnya berbeda dengan

interaksi antara tanaman dengan patogen. Endofit justru memiliki hubungan

simbiosis mutualisme dengan tanaman inangnya. Sebagian kecil endofit yang

telah diteliti maupun melindungi inangnya dari penyakit tanaman, menghindari

hama, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap tekanan lingkungan biotik

maupun abiotik, membentuk kekebalan tumbuhan terhadap infeksi, serta dapat

menekan biaya dan eksploitasi tumbuhan inang.

2.3.1 Interaksi Mikroba Endofit Dengan Tanaman

Interaksi mikroba endofit dengan inangnya yang ditemukan pada bagian

organ tumbuhan tertentu, berhubungan erat dengan siklus hidup yang dilaluinya.

Masuknya mikroba endofit pada jaringan tanaman inang tergantung pada

keberhasilan mikroba tersebut menembus lapisan eksternal inangnya. Proses

masuknya mikroba endofit ini dicapai melalui mekanisme pemecahan atau

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

degradasi jaringan pelindung pada lapisan kutikula dan epidermis (Bacon dan

Siegel, 1990). Proses masuknya mikroba endofit ke dalam jaringan tanaman inang

terjadi secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung ditandai dengan

masuknya endofit ke dalam bagian internal jaringan pembuluh tanaman dan

diturunkan melalui biji, sedangkan secara tidak langsung mikroba endofit hanya

menginfeksi bagian eksternal yaitu pada bagian pembungaan (Bacon, 1985).

2.3.2 Peranan Bakteri Endofit

Senyawa antioksidan tidak hanya dapat dihasilkan oleh tumbuhan maupun

hewan, akan tetapi dapat juga berasal dari mikroba. Salah satu yang berpotensi

tersebut adalah bakteri endofit (Nursanty, 2012). Bakteri endofit berperan untuk

stimulasi pertumbuhan tumbuhan melalui sekresi regulator hormon pertumbuhan

seperti asam indol-asetat, mensuplai vitamin esensial yang dibutuhkan tumbuhan,

fiksasi nitrogen dan induksi ketahanan terhadap patogen tanaman (Rodoles, 1993

dan Hung, 2004).

2.3.3 Mikroba Endofit Penghasil Metabolit Sekunder

Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikroba endofit

yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang diduga

sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik (geneticrecombination) dari

tanaman inangnya ke dalam mikroba endofit (Tan dkk., 2001). Sekitar 300.000

jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masing-masing tanaman

mengandung satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri dari bakteri dan jamur

(Strobel dkk., 2003). Apabila endofit yang diisolasi dari suatu bagian tanaman

dapat menghasilkan metabolit sekunder sama dengan tanaman aslinya atau bahkan

dalam jumlah yang lebih tinggi.

Contoh mikroba endofit yang menghasilkan aktivitas :

a. Antibiotika : Cryptocandin adalah antifungi yang dihasilkan oleh

mikroba endofit Cryptosporiopsis quercina yang diisolasi dari tanaman

obat Tripterigeum wilfordii dan berkhasiat sebagai antijamur yang

patogen terhadap manusia yaitu Candida albicans dan Trichopyton sp.(

Radji, 2005).

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Antivirus : Jamur endofit Cytonaema sp. dapat menghasilkan metabolit

cytonic acid A dan B dengan struktur molekul isomer p-tridepside, yang

berkhasiat sebagai anti virus. Cytonic acid A dan B merupakan protease

inhibitor dan dapat menghambat pertumbuhan cytomegalovirus manusia

(Radji, 2005).

c. Antidiabetes : Endofit Pseudomassaria sp. yang diisolasi dari hutan

lindung, menghasilkan metabolit sekunder yang bekerja seperti insulin

(Radji, 2005).

d. Antimalaria : Colletotrichum sp. merupakan endofit yang diisolasi dari

tanaman Artemisia annua, menghasilkan metabolit artemisinin yang

sangat potensial sebagai anti malaria (Radji, 2005).

e. Antikanker : Paclitaxel dan derivatnya merupakan zat yang berkhasiat

sebagai antikanker yang pertama kali ditemukan yang diproduksi oleh

mikroba endofit, diproduksi oleh endofit Pestalotiopsis microspora, yang

diisolasi dari tanaman Taxus andreanae, T. brevifolia, dan T. Wallichiana

(Radji, 2005).

f. Antioksidan : Pestacin dan isopestacin merupakan metabolit sekunder

yang dihasilkan oleh endofit P. microspora. Endofit ini berhasil diisolasi

dari tanaman Terminalia morobensis, yang tumbuh di Papua Nugini.

Baik pestacin atau isopestacin berkhasiat sebagai antioksidan, dimana

aktivitas ini diduga karena struktur molekulnya mirip dengan flavonoid

(Radji, 2005).

2.4 Isolasi

Endofit dapat ditemukan di berbagai bagian tanaman seperti biji dan

ovul, buah, batang, daun, akar, umbi, kuncup, xilem, dan kulit batang (Zhang

dkk, 2006). Umumnya kapang endofit diisolasi dari bagian tumbuhan yang

masih segar dan permukaan tanaman telah disterilkan (Agusta, 2009).

Sterilisasi permukaan sangat penting dalam isolasi untuk mencegah

mikroorganisme non endofit ikut terisolasi. Sterilisasi permukaan dapat

dilakukan dengan merendam organ tumbuhan dalam alkohol (70-95%).

Alkohol memiliki keterbatasan dalam mensterilkan permukaan organ tanaman,

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sehingga perlakuan biasanya dikombinasikan dengan bahan kimia lain, seperti

2-10% larutan natrium hipoklorit (NaOCl), H2O2 3%, atau KMnO4 2%

(Agusta, 2009; Zhang dkk, 2006). Penentuan jenis media tumbuh juga mempengaruhi isolasi kapang.

Normalnya, kapang akan tumbuh setelah diinkubasi pada suhu ruang selama

dua minggu dari penanaman. Namun, bila ditunjang dengan media yang kaya

nutrisi seperti potato dextrose agar (PDA), kapang akan tumbuh lebih cepat,

sekitar tiga atau empat hari setelah penanaman (Agusta, 2009; Zhang dkk,

2006).

Pencegahan terjadinya kontaminasi dapat dilakukan dengan penggunaan

triplo untuk tiap variasi sampel (Zhang dkk, 2006). Sedangkan menurut Agusta

(2009), untuk memastikan bahwa jamur yang tumbuh adalah endofit dapat

dilakukan dengan melakukan isolasi jamur endofit berulang kali atau minimal

tiga kali. Penggunaan antibiotik pada proses isolasi terkadang dilakukan oleh

peneliti pada beberapa penelitian, sementara sebagian lain tidak

memerlukannya. Antibiotik biasanya ditambahkan untuk menekan

pertumbuhan bakteri hingga miselium atau koloni kapang terbentuk (Zhang

dkk, 2006).

2.5 Fermentasi

Fermentasi diambil dari kata Latin ‗fevere‘ yang berarti mendidih, yang

menggambarkan pembentukan gelembung gas karbon dioksida dari proses

katabolisme (Stanbury dkk, 2003). Seperti yang diuraikan Okafor (2007), ada

tiga hal yang dikaitkan dengan istilah fermentasi. Pertama, fermentasi

berhubungkan dengan katabolisme sumber karbon untuk membentuk energi

pada mikroorganisme dengan senyawa organik sebagai akseptor elektron akhir.

Kedua, fermentasi dihubungkan dengan proses dalam industri mikrobiologi

yang berguna untuk menghasilkan produk dalam skala besar dengan akseptor

elektron akhir bukan senyawa organik pada kondisi aerob. Arti ketiga, lebih

berkaitan pada produksi makanan dengan bantuan mikroorganisme.

Pumphrey dan Julien (1996) menjelaskan bahwa fermentasi merupakan

proses pemanfaatkan mikroorganisme untuk menghasilkan produk, baik sel

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

organisme itu sendiri sebagai produk biomassa, metabolit mikroorganisme

(asam amino, antimikroba, karbohidrat, enzim, lemak, steroid, toksin, vitamin),

atau produk asing mikroorganisme dari strain DNA rekombinan (enzim, asam

amino, produk terapetik).

Kemampuan dalam memfermentasi dapat dilakukan oleh khamir, karena

khamir memiliki sistem transpor gula dan sistem enzim yang mampu

menghidrolisis gula tanpa oksigen namun dengan akseptor elektron alternatif

pada kondisi anaerob fakultatif. Beberapa proses fermentasi khamir, substrat

akan dikonversi menjadi karbon dioksida dan alkohol dan terjadi asimilasi

asam amino, lipid, asam nukleat, dan produksi senyawa untuk rasa serta aroma

(Gandjar dan Sjamsuridzal, 2006).

Media yang digunakan dalam fermentasi dapat berupa media cair—dikenal

dengan ‗submerged‘, dalam permukaan air—atau media padat—disebut ‗surface‘

di atas permukaan (Okafor, 2007). Fermentasi media padat umumnya digunakan

untuk produksi enzim dan asam organik yang menggunakan kapang (Kumala,

2014). Akan tetapi media yang sering digunakan berupa media cair, sebab area

media cair cukup aman dan mudah dikontrol. Sementara volume media

disesuaikan dengan tujuan fermentasi. Nutrisi yang diberikan dalam media

fermentasi terdiri dari beragam seperti, umumnya selalu terdapat karbohidrat

kompleks (Okafor, 2007). Nutrisi tersebut harus memenuhi kebutuhan

mikroorganisme terhadap air, energi, sumber karbon, nitrogen, dan mineral

(Kumala, 2014). Sebelum fermentasi, kemurnian dari inokulum harus dipastikan,

sebagaimana sterilitas dalam pengerjaan (Okafor, 2007). Selama masa

fermentasi, tidak boleh ditambahkan zat apapun ke dalam fermentor, kecuali

oksigen (untuk mikroorganisme aerob), agen antibusa, atau pengontrol pH

(Pumphrey dan Julien, 1996). Kandungan media kultur, konsentrasi biomassa

dan metabolit akan berubah secara konstan sebanding dengan metabolisme sel

selama fermentasi (Pumphrey dan Julien, 1996).

Fermentasi dapat dilakukan dengan metode goyang menggunakan alat

pengocok atau metode diam dengan menginkubasi mikroorganisme tanpa

goncangan (Kumala, 2014). Metabolit yang dihasilkan berupa metabolit

sekunder ekstraseluler yang terdapat pada supernatan atau filtrat dan metabolit

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sekunder intraseluler yang terkandung dalam biomassa kapang (Gandjar dan

Sjamsuridzal, 2006).

2.6 Antioksidan

Radikal bebas merupakan atom, molekul atau senyawa – senyawa yang

mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan yang bersifat sangat

reaktif dan tidak stabil (Surai, 2003). Agar menjadi stabil, radikal bebas

memerlukan elektron yang berasal dari pasangan elektron di sekitarnya, sehingga

terjadi perpindahan elektron dari molekul donor ke molekul radikal untuk menjadi

radikal tersebut stabil. Dalam pengertian kimia, antioksidan merupakan senyawa-

senyawa pemberi elektron, sedangkan dalam pengertian biologis antioksidan

merupakan molekul atau senyawa yang dapat meredam aktivitas radikal bebas

dengan mencegah oksidasi sel (Syahrizal, 2008). Antioksidan adalah zat yang

dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal bebas atau Reactive Oxygen Species

(ROS) yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme oksidatif yaitu hasil reaksi –

reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi dalam tubuh. Senyawa antioksidan

dapat berfungsi sebagai penangkap radikal bebas, membentuk kompleks dengan

logam – logam peroksida dan sebagai senyawa pereduksi (Prawirodiharjo. 2014).

Banyak proses fisiologis dan biokimia dalam tubuh manusia (endogen)

dapat menghasilkan radikal bebas dan senyawa oksigen reaktif (ROS) lainnya

seperti proses autooksidatif, aktivitas oksidasi, dan sistem transpor electron.

Selama produksi radikal bebas tersebut dapat menyebabkan kerusakan oksidatif

pada biomolekul (misalnya lipid, protein, DNA) dan akhirnya menimbulkan

berbagai penyakit kromis, seperti aterosklerosis, kanker, diabetes, dan penyakit

degeneratif lainnya pada manusia. Selain dari dalam tubuh, sumber radikal bebas

dapat berasal dari luar tubuh manusia (eksogen) meliputi asap rokok, polusi

lingkungan, radiasi, sinar ultraviolet obat – obatan, pestisida, anestetik, pelarut

industri, dan ozon.

Antioksidan dapat menangkap radikal bebas sehingga dapat menghambat

mekanisme oksidatif yang merupakan penyebab penyakit – penyakit kronis dan

degeneratif seperti penyakit jantung, kanker, katarak, disfungsi otak dan artritis.

Mekanisme kerja antioksidan memiliki beberapa fungsi. Fungsi pertama

merupakan fungsi utama dari antioksidan yaitu memberikan atom hidrogen yang

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

berasal dari gugus hidroksi senyawa fenol sehingga terbentuk senyawa yang

stabil. Senyawa antioksidan yang termasuk kelompok ini misalnya BHA, BHT,

PG, TBHQ, dan tokoferol. Antioksidan yang mempunyai fungsi utama tersebut

sering disebut sebagai antioksidan primer. Antioksidan tersebut dapat memberikan

atom hidrogen secara cepat ke radikal lipida (R*,ROO*) atau mengubahnya ke

bentuk lebih stabil, sementara turunan radikal antioksidan (A*) tersebut memiliki

keadaan lebih stabil dibandingkan radikal lipida.

Fungsi kedua merupakan mekanisme fungsi sekunder antioksidan, yaitu

memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai mekanisme diluar mekanisme

pemutusan rantai autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke bentuk lebih

stabil. Senyawa – senyawa ini mempunyai kemampuan untuk mendekomposisi

hidroperoksida menjadi produk akhir yang stabil. Tipe antioksidan ini pada

umumnya digunakan untuk menstabilakan poliolefin resin. Contohnya, asam

tiodipropionat dan dilauriltiopropionat.

Fungsi ketiga adalah sebagai Oxygen scavengers, yaitu senyawa –

senyawa yang berperan sebagai pengikat oksigen sehingga tidak mendukung

reaksi oksidasi. Dalam hal ini, senyawa tersebut akan mengadakan reaksi dengan

oksigen yang berada dalam sistem sehingga jumlah oksigen akan berkurang.

Contoh dari senyawa – senyawa kelompok ini adalah vitamin C (asam askorbat),

askorbilpalminat, asam eritobat, dan sulfit.

Antioxidative Enzime merupakan enzim yang berperan mencegah

terbentuknya radikal bebas. Contohnya glukose oksidase, superoksidase

dismutase (SOD), glutation peroksidase, dan kalalase. Selain itu, ada juga

senyawa – senyawa yang mampu mengikat logam seperti besi dan tembaga yang

mampu mengkatalis reaksi oksidasi lemak. Senyawa – senyawa ini di sebut juga

dengan Chelators Sequestrants, yang termasuk didalamnya adalah asam sitrat,

asam amino, ethylenediaminetetra acetid acid (EDTA), dan fosfolipid.

Berdasarkan sumber perolehannya, ada 2 macam antioksidan yaitu

antioksidan alami dan antioksidan buatan (sintetik). Antioksidan sintetis seperti

butylated hydroxyanisole (BHA) dan butylated hydroxytoluene (BHT) banyak

digunakan karena efektif dan lebih murah daripada yang alami. Namun, keamanan

dan toksisitas antioksidan sintetik telah mendapatkan perhatian yang serius.

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6.1 Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH

Metode DPPH merupakan salah satu metode untuk menetukan aktivitas

antioksidan yang sederhana dengan menggunakan 2,2-diphenyl-l-picrylhydrazyl

(DPPH) sebagai senyawa pendeteksi. DPPH adalah senyawa radikal bebas yang

dapat bereaksi dengan atom hidrogen yang berasal dari suatu antioksidan

membentuk DPPH tereduksi.

Metode DPPH (2,2-diphenyl-1,1-picrylhydrazyl) digunakan secara luas

untuk menguji kemampuan senyawa yang berperan sebagai pendonor elektron

atau atom hidrogen. Metode DPPH merupakan metode yang dapat mengukur

aktivitas total antioksidan baik dalam pelarut polar maupun nonpolar. Beberapa

metode lain terbatas mengukur komponen yang larut dalam pelarut yang

digunakan dalam analisa. Metode DPPH mengukur semua komponen antioksidan,

baik yang larut dalam lemak maupun dalam air.

Metode DPPH merupakan metode yang sederhana, mudah, cepat dan peka,

serta hanya memerlukan sedikit sampel. DPPH adalah senyawa radikal bebas

stabil kelompok nitrit oksida. Senyawa ini mempunyai ciri – ciri padatan

berwarna ungu kehitaman, larut dalam pelarut DMF atau etanol/metanol 394,3

g/mol, rumus molekul C18H12N5O6.

Radikal bebas DPPH yang memiliki elektron tidak berpasangan

memberikan warna ungu dan menghasilkan absorbansi maksimum pada panjang

gelombang 517 nm. Warna akan berubah menjadi kuning saat elektronnya

berpasangan. Pengurangan intensitas warna yang terjadi berhubungan dengan

jumlah elektron DPPH yang menangkap atom hidrogen. Sehingga pengurangan

intensitas warna mengindikasikan peningkatan kemampuan antioksidan untuk

menangkap radikal bebas.

Aktivitas antioksidan dapat dinyatakan dengan satuan % aktivitas. Nilai ini

diperoleh dengan rumus sebagai berikut.

Absorbansi blangko yang digunakan dalam prosedur ini adalah absorbansi

DPPH dengan metanol pro analisa. Berdasarkan rumus tersebut, semakin tinggi

tingkat diskolorisasi (absorbansi semakin kecil) maka semakin tinggi nilai

aktivitas penangkapan radikal bebas.

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aktivitas antioksidan pada metode DPPH dinyatakan dengan IC50

(Inhibition Concentration). IC50 adalah bilangan yang menunjukkan konsentrasi

ekstrak yang mampu menghambat aktivitas DPPH sebanyak 50%. Semakin kecil

nilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan.

AAI (Antioxidant activity index) adalah nilai yang menunjukkan besarnya

aktivitas antioksidan yang dimiliki suatu ekstrak atau bahan uji. Nilai AAI dapat

ditentukan dengan cara konsentrasi DPPH yang digunakan dalam uji (ppm) dibagi

dengan nilai IC50 yang diperoleh (ppm). Penggolongan nilai AAI ini dilakukan

oleh Scherer dan Godoy (2009). Nilai AAI yang >1-2 menandakan antioksidan

kuat, dan AAI >2 menandakan antioksidan yang sangat kuat.

Kromatografi gas dan spektrometri massa dapat digunakan untuk

memisahkan komponen dengan memberikan waktu retensi dan puncak elusi yang

dapat dimasukkan ke dalam spektrofotometer massa untuk memperoleh berat

molekul, karakteristik dan informasi fragmentasi.

Kromatografi gas saat ini merupakan metode analisis yang penting dalam

kimia organik untuk menentukan senyawa tunggal dalam campuran. Spektrometer

massa sebagai metode deteksi yang memberikan data bermakna, yang diperoleh

dari penentuan langsung molekul zat atau fragmen.

2.7 Spektrofotometri

2.7.1 Teori Spektrofotometri

Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang gelombang dan

intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh sampel. Sinar

ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan

elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Spektrum UV-Vis

mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang

bisa didapatkan dari spektrum ini. Tetapi spektrum ini sangat berguna untuk

pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan bisa

ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan

menggunakan hukum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004). Sinar Ultraviolet

mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm, sementara sinar tampak

mempunyai panjang gelombang 400-800 nm (Dachriyanus, 2004).

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7.2 Komponen Spektrofotometri UV-Vis

Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang optimum, setiap komponen dari

instrumen yang dipakai harus berfungsi dengan baik. Komponen-komponen

spektrofotometri UV-Vis meliputi sumber sinar, monokromator, dan sistem optik.

1) Sebagai sumber sinar; lampu deuterium atau lampu hidrogen untuk

pengukuran UV dan lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel.

2) Monokromator; digunakan untuk mendispersikan sinar ke dalam

komponen-komponen panjang gelombangnya yang selanjutnya akan

dipilih oleh celah (slit). Monokromator berputar sedemikian rupa sehingga

kisaran panjang gelombang dilewatkan pada sampel sebagai scan

instrumen melewati spektrum.

3) Optik-optik; dapat didesain untuk memecah sumber sinar sehingga sumber

sinar melewati 2 kompartemen, dan sebagai mana dalam spektrofotometer

berkas ganda (double beam), suatu larutan blanko dapat digunakan dalam

satu kompartemen untuk mengkoreksi pembacaan atau spektrum sampel.

Yang paling sering digunakan sebagai blanko dalam spektrofotometri

adalah semua pelarut yang digunakan untuk melarutkan sampel atau

pereaksi (Rohman, 2007).

2.8 Gas Chromatography Mass Spectrometry (GCMS)

2.8.1 Kromatografi Gas

Kromatografi gas merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan

senyawa – senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa – senyawa gas

anorganik dalam suatu campuran. Sampel yang mudah menguap dan stabil

terhadap panas akan bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam

dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Pada umumnya

solut dari ujung kolom menghantarkan ke detektor. (Pavia et al, 2006).

Kromatografi gas penggunaan utamanya ialah pada pemisahan senyawa

atsiri, yaitu : asam lemak, mono dan seskuiterpen, hidrokarbon dan senyawa

belerang hitam. (Pavia et al, 2006).

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.8.2 Spektrometri Massa

Teknik ini memungkinkan untuk mengukur berat molekul dari senyawa dan

ion molekular yang diidentifikasi, teknik ini memungkinkan untuk mengukur ion

secara akurat untuk memastikan jumlah dari atom hidrogen, karbon, oksigen dan

atom lain yang terdapat dalam suatu molekul. Teknik ini akan memberikan hasil

data berupa rumus molekul (Hermanto, 2008).

Sejumlah teknik ionisasi terdapat dalam spektrometri massa, yang mana

electron impact digunakan secara luas. Teknik ini memberikan fragmentasi yang

baik dari molekul dan berguna untuk menentukan struktur dengan menetapkan

fragmentasi untuk kelompok fungsional yang terdapat dalam senyawa (Annisiana,

2015).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian I; Laboratorium

Penelitian II; Laboratorium Analisis Obat dan Pangan Halal; Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah, Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 21 Februari

2017 sampai Juli 2017.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat

Timbangan analitik (AND GH-202), gunting, kertas label, penggaris, pensil,

aluminium foil, plastik, kertas saring, kapas, labu erlenmeyer, becker glass, gelas

ukur, corong, tabung reaksi, spatula, batang pengaduk, pipet tetes, kaca arloji,

botol kaca, krus porselen, botol timbang, gelas ukur, pipa kapiler, vial,

elektromantel, panci dekok, plat KLT, chamber, instrumen Sperofotometri UV-

Vis, instrumen GC-MS.

3.2.2 Bahan

Bahan serta reagen kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15

ekstrak endofit akar kayu jawa (MeOH A11KA; MeOH A11KB; MeOH A12KC;

MeOH A12KD; MeOH A21KK; MeOH AP12A; MeOH AP13L; MeOH AP12C;

MeOH AP321; EA A11KA; EA A12KC; EA AP321; EA AP12A; EA AP13L;

EA A22KJ), n-heksan, etil asetat, aquades, metanol teknis yang telah didestilasi,

metanol p.a, asam sulfat, asam klorida, pereaksi Dragendorf, pereaksi Mayer,

NaOH, kloroform, asam sulfat pekat, dan ferri klorida, metanol HPLC.

3.3 Prosedur Penelitian

3.3.1 Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui metabolit sekunder yang

terkandung di dalam ekstrak endofit akar kayu jawa dari kedua fraksi metanol dan

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fraksi etil asetat. Metabolit sekunder yang diuji secara kualitatif ini adalah

alkaloid, flavonoid, saponin, glikosida, triterpenoid, fenol, dan tanin.

1. Uji Alkaloid

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dilarutkan dalam larutan HCl encer kemudian

disaring. Tes Mayer dilakukan dengan menambahkan filtrat dengan reagen mayer

(Potassium Mercuric Iodide). Terjadinya endapan berwarna kuning

mengindikasikan adanya senyawa alkaloid (Tiwari, et al.,2011). Tes Dragendorf

juga dapat dilakukan untuk mengetahui keberadaan alkaloid. Filtrat yang

diperoleh ditambahkan reagen dragendorf (solution of Potassium Bismuth Iodide).

Terjadinya endapan berwarna merah mengindikasikan adanya senyawa alkaloid

(Tiwari, et al., 2011).

2. Uji Flavonoid

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dilarutkan dengan 2 mL etanol 70% dan

ditambahkan 3 tetes larutan NaOH. Terjadinya perubahan intensitas warna kuning

menjadi tidak berwarna pada penambahan asam sulfat mengindikasikan adanya

senyawa flavonoid (Tiwari, et al., 2011).

3. Uji Saponin

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dilarutkan dalam 20 mL aquades, kemudian

larutan dikocok dalam labu ukur selama 15 menit. Terbentuknya busa setinggi 1

cm mengindikasikan adanya senyawa saponin (Tiwari, et al., 2011).

4. Uji Glikosida

Sebanyak 0,5 gram ekstrak ditambahkan 1 mL aquades dan ditambahkan

larutan NaOH. Terbentuknya warna kuning mengindikasikan adanya senyawa

glikosida (Tiwari, et al., 2011).

5. Uji Triterpenoid

Tes Salkowski dapat digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan senyawa

triterpen. Sebanyak 0,5 gram ekstrak dilarutkan dalam kloroform dan disaring.

Kemudian filtrat ditambahkan beberapa tetes asam sulfat dan dikocok.

Terbentuknya warna kuning emas mengindikasikan adanya senyawa triterpen.

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Uji Fenol

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dilarutkan dengan 2 mL etanol 70% dan

ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3. Terbentuknya warna hitam kebiruan

mengindikasikan adanya senyawa fenol (Tiwari, et al., 2011).

7. Uji Tanin

Sebanyak 0,5 gram ekstrak dilarutkan dengan 2 mL etanol 70%, dididihkan

dalam 10 mL aquades dalam tabung reaksi kemudian disaring. Ditambahkan 3

tetes larutan ferri klorida 0,1% dan diamati terbentuknya warna hijau kecoklatan

atau biru kehitaman menunjukkan adanya tanin (Ayoola, et al., 2008).

3.3.2 Uji Aktivitas Antioksidan

3.3.2.1 Pengujian Antioksidan secara Kualitatif dengan Metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Ekstrak endofit akar kayu jawa ditimbang 50 mg dilarutkan dengan etanol

50 mL (1000 ppm). Silika gel pada lempeng aluminium digunakan sebagai fase

diam. Setelah itu chamber yang berisi eluen dijenuhkan (Ghasal & Mandal, 2012).

Fase gerak digunakan metanol dan etil asetat dengan perbandingan 1:1.

Ekstrak endofit akar kayu jawa, ditotolkan pada plat KLT menggunakan

pipa kapiler. Proses elusi dilakukan dengan cara plat KLT dimasukkan ke dalam

chamber yang berisi eluen dan telah dijenuhkan. Eluen dibiarkan merambat

hingga mencapai batas plat yang telah ditandai sebelumnya. Setelah selesai, plat

KLT dikeluarkan dari chamber. Plat KLT kemudian dikeringkan dan disemprot

dengan larutan DPPH 0,1 mM (Ghasal & Mandal, 2012). Bercak pada plat KLT

yang memiliki aktivitas antioksidan akan berubah menjadi warna putih kuning

dengan latar belakang ungu (Kuntorini & Astuti, 2010).

3.3.3 Pengujian Antioksidan dengan Metode DPPH

3.3.3.1 Pembuatan Larutan DPPH 0,1 mM

Serbuk DPPH (BM 394,32) sebanyak 1,98 mg dilarutkan dengan metanol

p.a (pro analisa) dan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Volume dicukupkan

dengan metanol p.a hingga tanda batas , kemudian ditempatkan dalam botol gelap.

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.3.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum DPPH

Larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi

lalu ditambahkan metanol p.a sebanyak 2 mL, tutup dengan aluminium foil,

dihomogenkan dengan vortex lalu dituang ke dalam kuvet dan diukur pada

panjang gelombang 400-800 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis

(Musfiroh & Syarief, 2009). Panjang gelombang maksimum DPPH yang

digunakan berada pada 515 nm.

3.3.3.3 Pembuatan Larutan Blangko

Larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi

dan ditambahkan metanol p.a sebanyak 2 mL. Tutup dengan aluminium foil.

Campuran dihomogenkan dengan vortex dan diinkubasi dalam ruangan gelap

selama 30 menit (Molyneux, 2004). Selanjutnya, serapan larutan blangko diukur

pada panjang gelombang maksimum yaitu 515 nm.

3.3.3.4 Pembuatan Larutan Uji Ekstrak Endofit Akar Kayu Jawa

1. Pembuatan Larutan uji ekstrak endofit akar Kayu Jawa

Larutan induk ekstrak endofit akar kayu jawa dibuat terlebih dahulu

dengan menimbang 50 mg ekstrak dan dibasahi dengan 5 tetes etanol 70%.

Etanol 70% dibiarkan menguap kemudian dilarutkan dengan metanol p.a.

Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL. Volume dicukupkan

dengan metanol p.a sampai tanda batas (1000 ppm). Kemudian dari larutan

induk dibuat seri konsentrasi 6,25 ppm, 12,5 ppm, 25 ppm, 50 ppm, dan

100 ppm.

2. Pengukuran serapan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis

Masing-masing konsentrasi larutan uji sebanyak 2 mL dimasukkan ke

dalam tabung reaksi. Ditambahkan larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 2 mL,

dihomogenkan dengan vortex. Selanjutnya, diinkubasi dalam ruangan

gelap selama 30 menit (Molyneux, 2004). Serapan diukur pada panjang

gelombang maksimum yaitu 515 nm.

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.3.5 Pembuatan Larutan Pembanding Vitamin C

1. Pembuatan larutan pembanding Vitamin C

Membuat larutan induk Vitamin C 1000 ppm dengan cara menimbang 50

mg serbuk vitamin C, dilarutkan dengan metanol p.a dan dimasukkan ke dalam

labu ukur 50 mL. Volume dicukupkan dengan metanol p.a sampai tanda batas.

Kemudian dari larutan induk dibuat seri konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm,

dan 10 ppm.

2. Pengukuran serapan dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis

Pengujian dilakukan dengan cara masing-masing konsentrasi larutan

pembanding vitamin C sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Ditambahkan larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 2 mL, dihomogenkan dengan

vortex. Selanjutnya, diinkubasi dalam ruangan gelap selama 30 menit (Molyneux,

2004). Serapan diukur pada panjang gelombang maksimum yaitu 515 nm.

3.3.3.6 Analisis Data

1. Penentuan Nilai IC50 (Inhibitory Concentration)

Parameter yang biasa digunakan untuk menginterpretasikan hasil dari uji

aktivitas antioksidan dengan metode DPPH adalah dengan nilai efficient

concentration (EC50) atau sering disebut nilai IC50, yaitu konsentrasi yang

menyebabkan hilangnya 50% aktivitas DPPH (Molyneux, 2004). Untuk

menghitung nilai IC50 diperlukan data persen inhibisi dari pengujian yang

dilakukan. Persen inhibisi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

(Ghosal & Mandal, 2012)

Konsentrasi sampel dan persen inhibisi yang diperoleh diplot masing-

masing pada sumbu x dan y pada persamaan regresi linear. Persamaan tersebut

digunakan untuk menentukan nilai IC50 dari masing-masing sampel dinyatakan

dengan nilai y sebesar 50 dan nilai x yang akan diperoleh sebagai IC50 (Nurjanah,

Izzati & Abdullah, 2011).

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Penentuan Nilai AAI (Antioxidant Activity Index)

Nilai AAI dapat ditentukan dengan cara konsentrasi DPPH yang digunakan

dalam uji (ppm) dibagi dengan nilai IC50 yang diperoleh (ppm). Nilai AAI yang

<0,5 menandakan antioksidan lemah, AAI > 0,5-1 menandakan antioksidan

sedang, AAI >1-2 menandakan antioksidan kuat, dan AAI >2 menandakan

antioksidan yang sangat kuat (Vasic, Stefanovic, Licina, Radojevic & Comic,

2012).

3.4 Analisis Antioksidan Menggunakan GC-MS

Ekstrak endofit akar kayu jawa dilarutkan dengan metanol HPLC kemudian

dimasukkan ke dalam vial, lalu sebanyak 1μL sampel diinjeksikan ke dalam

kolom HP-5MS (30 m x 0,25 mm ID x 0,25 ); suhu awal 70 0

C selama 2

menit, dinaikkan ke suhu 285 0C dengan kecepatan 20

0C/min selama 20 menit.

Suhu MSD 285 0C. Kecepatan aliran yang digunakan 1,2 mL/min dengan split

1:100. Parameter scanning dilakukan dari massa paling rendah yaitu 35 sampai

paling tinggi 550, fragmentasi ion yang terbentuk dideteksi oleh analyzer

berdasarkan rasio massa.

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

27 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian I; Laboratorium

Penelitian II; Laboratorium Analisis Obat dan Pangan Halal; Program Studi

Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah, Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 21 Februari

sampai Agustus 2017.

4.2 Penapisan Fitokimia

4.2.1 Penapisan Fitokimia Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu Jawa

Fraksi Etil Asetat (EA)

Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan metabolit

sekunder yang tersari di dalam fraksi etil asetat akar tanaman kayu jawa, sehingga

dapat diketahui metabolit sekunder yang berpotensi memiliki aktivitas

antioksidan. Senyawa-senyawa yang dianalisis meliputi senyawa alkaloid,

flavonoid, saponin, tanin, fenol, steroid, dan glikosida. Hasil penapisan fitokimia

yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari Fraksi Etil Asetat

Keterangan: Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan pada ekstrak endofit akar Tanaman Kayu

Jawa dari Fraksi Etil Asetat Lampiran 4.1

Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan pada ekstrak endofit akar

tanaman kayu jawa dari fraksi etil asetat (EA) menunjukkan seluruh ekstrak

Pengujian

Senyawa

HASIL

EA

A12KC

EA

A11KA

EA

AP321

EA

AP13L

EA

AP12A

EA

A22KJ

Alkaloid - - - - - -

Flavanoid + + + + + +

Sapponin + + + + + +

Glikosida - - - - - -

Triterpenoid - - - - - -

Fenol + + + + + +

Tanin + + + + + +

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder diantaranya

flavonoid, saponin, fenol dan tanin.

4.2.2 Penapisan Fitokimia Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu Jawa

Fraksi Metanol (MeOH)

Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan metabolit

sekunder yang tersari di dalam fraksi metanol akar tanaman kayu jawa, sehingga

dapat diketahui metabolit sekunder yang berpotensi memiliki aktivitas

antioksidan. Senyawa-senyawa yang dianalisis meliputi senyawa alkaloid,

flavonoid, saponin, tanin, fenol, steroid, dan glikosida. Hasil penapisan fitokimia

yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Ekstrak Endofit Akar Tanaman Kayu

Jawa dari Fraksi Metanol

Pengujian

Senyawa

HASIL

MeOH A11KA MeOH A12KC MeOH AP21C MeOH AP321

Alkaloid - - - -

Flavanoid + + + +

Sapponin + + + +

Glikosida + + + +

Triterpenoid - - - -

Fenol + + + +

Tanin + + + +

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan: Hasil penapisan fitokimia yang dilakukan pada ekstrak endofit akar Tanaman Kayu

Jawa dari Fraksi Metanol Lampiran 4.2

Pada ekstrak endofit akar tanaman kayu jawa dari fraksi metanol (MeOH)

menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu flavanoid,

saponin, glikosida, fenol dan tanin. Umumnya metabolit sekunder yang

diperoleh bersifat polar sehingga tersari di dalam pelarut yang digunakan ialah

metanol.

Golongan metabolit sekunder yang terdapat dalam tumbuhan biasanya dari

golongan alkaloid, flavanoid, saponin, kuinon, tanin, dan steroid/triterpenoid

(Gordon I, 1994). Antioksidan alami ini biasanya ditemukan pada buah-buahan,

sayuran dan tumbuhan berkayu. Pada hasil penapisan fitokimia dari kedua fraksi

etil asetat (EA) dan metanol (MeOH), menujukkan bahwa senyawa metabolit

sekunder yang teridentifikasi dalam kedua fraksi tersebut ialah flavonoid, saponin,

fenol dan tanin. Senyawa metabolit sekunder ini merupakan senyawa antioksidan

alami.

4.3 Uji Aktivitas Antioksidan

4.3.1 Pengujian Antioksidan secara Kualitatif dengan Metode

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Pengujian kualitatif antioksidan ekstrak endofit akar batang kayu jawa

dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Prinsip KLT yaitu

adsorbsi dan partisi dimana adsorbsi merupakan penyerapan pada permukaan,

sedangkan partisi adalah penyebaran atau kemampuan suatu zat yang ada dalam

Pengujian

Senyawa

HASIL

MeOH

A21KK

MeOH

A12KD

MeOH

A11KB

MeOH

AP13L

MeOH

AP12A

Alkaloid - - - - -

Flavanoid + + + + +

Saponin + + + + +

Glikosida + + + + +

Triterpenoid - - - - -

Fenol + + + + +

Tanin + + + + +

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

larutan untuk berpisah ke dalam pelarut yang digunakan. Eluen yang digunakan

sangat mempengaruhi pergerakan senyawa-senyawa pada lempeng (Soebagio,

2002). Uji antioksidan secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya aktivitas antioksidan dari ekstrak endofit akar kayu jawa. Pengujian

kualitatif dilakukan dengan metode menaikkan spot sampel yang telah ditotolkan

pada plat KLT.

Ekstrak endofit akar kayu jawa, ditotolkan pada plat KLT menggunakan

pipa kapiler. Proses elusi dilakukan dengan cara plat KLT dimasukkan ke dalam

chamber yang berisi eluen dan telah dijenuhkan. Eluen dibiarkan merambat

hingga mencapai batas plat yang telah ditandai sebelumnya. Setelah selesai, plat

KLT dikeluarkan dari chamber. Plat KLT kemudian dikeringkan dan disemprot

dengan larutan DPPH 0,1 mM (Ghasal & Mandal, 2012). Bercak pada plat KLT

yang memiliki aktivitas antioksidan akan berubah menjadi warna putih kuning

dengan latar belakang ungu (Kuntorini & Astuti, 2010) (Lampiran 6).

4.3.2 Uji Aktivitas Antioksidan secara Kuantitatif

Pengujian Pengujian aktivitas antioksidan secara kuantitatif

dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil).

Pemilihhan pengggunaan metode ini karena merupakan metode yang sederhana,

mudah, cepat dan peka serta hanya memerlukan sedikit sampel untuk evaluasi

aktivitas antioksidan dari senyawa bahan alam (Molyneux, 2004). Berikut ini

adalah hasil dari uji aktivitas antioksidan seacara kuantitatif.

Tabel 4.3 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari EA A12KC

Konsentrasi Absorbansi % Inhibisi IC50 AAI

(ppm) Rata-rata (%) (ppm)

6.25 0.257 41.19

12.5 0.235 46.22 2.27

25 0.193 55.84 17.48

(AAI> 2.0

50 0.119 72.77 atau Sangat

100 0.011 97.48 Kuat)

Blanko DPPH 0.437 0.0 - -

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.4 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari EA A11KA

Konsentrasi Absorbansi % Inhibisi IC50

AAI (ppm) Rata-rata (%) (ppm)

6.25 0.283 31.81

12.5 0.244 41.20 1.60

25 0.187 54.94 24.62

(AAI>1-2 Kuat)

50 0.072 82.65

100 0.098 76.39

Blanko DPPH 0.415 0.0 - -

Pada penelitian ini terdapat kemungkinan sampel EA A11KA ini bertindak

sebagai prooksidan. Dibuktikan dengan adanya penurunan absorbansi pada

konsentrasi 100 ppm, hal ini dikarenakan pada konsentrasi 100 ppm sampel ini

sudah diatas ambang kemampuan untuk menyerap DPPH (Nurhidayah, 2009).

Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi maksimal yang dapat digunakan sebagai

antioksidan dibawa 100 ppm, sehingga seri konsentrasi diubah menjadi 10-50

ppm, bisa dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari EA A11KA Konsentrasi 10-50 ppm

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

10 0.352 38.89

19.10

2.07

AAI>2.0 atau

Sangat Kuat

20 0.279 51.56

30 0.213 63.02

40 0.153 73.44

50 0.103 82.12

Blanko DPPH 0.576 - - Sangat Kuat

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.6 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH A11KA

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.267 36.58

22.03

1.80

AAI 1-2

Kuat

12.5 0.236 43.94

25 0.187 55.58

50 0.132 68.65

100 0.008 98.10

Blanko DPPH 0.421 - - Kuat

Tabel 4.7 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari EA AP321

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.379 33.16

33.16

1.19

AAI 1-2

Kuat

12.5 0.357 37.04

25 0.325 42.68

50 0.235 58.55

100 0.012 97.88

Blanko DPPH 0.567 - - Kuat

Tabel 4.8 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH AP21C

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.372 15.84

49.09

0.81

AAI 0.5-1

Sedang

12.5 0.339 23.30

25 0.304 31.22

50 0.198 55.20

100 0.062 85.97

Blanko DPPH 0.442 - - Sedang

Tabel 4.9 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari EA A22KJ

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.412 6.79

74.77

0.53

AAI 0.5-1

Sedang

12.5 0.377 14.71

25 0.338 23.53

50 0.286 35.29

100 0.158 64.25

Blanko DPPH 0.442 - - Sedang

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.10 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari EA AP13L

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.443 22.42

80.89

0.49

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.421 26.27

25 0.390 31.70

50 0.347 39.23

100 0.249 56.39

Blanko DPPH 0.571 - - Lemah

Tabel 4.11 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH A12KC

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.401 2.20

87.98

0.45

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.391 4.63

25 0.354 13.66

50 0.301 26.59

100 0.189 53.90

Blanko DPPH 0.410 - - Lemah

Tabel 4.12 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH A21KK

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.437 0.68

106.49

0.37

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.428 2.73

25 0.413 6.14

50 0.368 16.36

100 0.258 41.36

Blanko DPPH 0.440 - - Lemah

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.13 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari EA AP12A

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.422 3.43

107.13

0.37

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.408 6.64

25 0.382 12.59

50 0.329 24.71

100 0.238 45.54

Blanko DPPH 0.437 - - Lemah

Tabel 4.14 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH A12KD

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.399 4.55

116.05

0.34

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.393 5.98

25 0.363 13.16

50 0.322 22.97

100 0.238 43.06

Blanko DPPH 0.418 - - Lemah

Tabel 4.15 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH A12KB

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.404 1.70

143.59

0.28

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.399 2.92

25 0.393 4.38

50 0.354 13.87

100 0.278 32.36

Blanko DPPH 0.411 - - Lemah

Tabel 4.16 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH AP321

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.394 5.52

147.84

0.27

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.387 7.19

25 0.370 11.27

50 0.325 22.06

100 0.275 34.05

Blanko DPPH 0.417 - - Lemah

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.17 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH AP13L

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.407 4.24

199.01

0.20

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.400 5.88

25 0.387 8.94

50 0.367 13.65

100 0.311 26.82

Blanko DPPH 0.425 - - Lemah

Tabel 4.18 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Endofit Akar Tanaman

Kayu Jawa dari MeOH AP12A

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

6.25 0.393 6.21

412.96

0.10

AAI < 0.5

Lemah

12.5 0.388 7.40

25 0.382 8.83

50 0.371 11.46

100 0.350 16.47

Blanko DPPH 0.419 - - Lemah

Tabel 4.19 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C

Konsentrasi

(ppm)

Rerata

Absorbansi

Persen

Inhibisi (%) IC50 (ppm) AAI

2 0.310 43.63

3.39 11.67

AAI> 2.0 atau Sangat

Kuat

4 0.266 51.63

6 0.201 63.45

8 0.145 73.63

10 0.098 82.18

12 0.041 92.54

Blanko DPPH 0.550 - -

Prinsip dari metode DPPH adalah interaksi antioksidan dengan DPPH

baik secara transfer elektron atau radikal hidrogen pada DPPH akan

menetralkan karakter radikal bebas dari DPPH. Jika semua elektron pada

radikal bebas DPPH menjadi berpasangan maka warna larutan berubah dari

ungu tua menjadi kuning terang dan absorbansi yang diukur pada panjang

gelombang 517 nm (Green, 2004; Gurav et al, 2007). Perubahan warna ini

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengakibatkan perubahan absorbansi pada panjang gelombang maksimum DPPH

menggunakan spektrofotometri UV-Vis sehingga akan diketahui nilai aktivitas

peredaman radikal bebas yang dinyatakan dengan nilai IC50 (Inhibitory

concentration) (Molyneux, 2004). Pengukuran serapan dilakukan setelah

dilakukan inkubasi selama 30 menit agar terjadi reaksi antara DPPH sebagai

radikal bebas dengan sampel yang diuji.

1,1-Difenil-2-pikrilhidazil

Gambar 4.1 Reaksi antioksidan dengan DPPH

(Sumber :Molineux, 2004)

Nilai IC50 didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang

dapat meredam radikal bebas sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC50 maka

aktivitas peredaman radikal bebas semakin tinggi (Molyneux, 2004). Nilai IC50

diperoleh dari persamaan regresi linier sedangkan nilai AAI (Antioxidant activity

index) ditentukan dengan membandingkan antara konsentrasi DPPH yang

digunakan dalam uji (ppm) dengan nilai IC50 yang diperoleh dari masing-masing

ekstrak. Nilai AAI perlu diketahui untuk menggolongkan sifat antioksidan

ekstrak. Jika nilai AAI<0.5 antioksidan bersifat lemah, 0.5<AAI<1 antioksidan

bersifat sedang, 1<AAI<2 antioksidan bersifat kuat, dan AAI>2 antioksidan

bersifat kuat (Vasic et al, 2012). Pengujian aktivitas antioksidan secara kuantitatif

berjumlah 15 ekstrak yaitu 6 dari fraksi etil asetat (EA A12KC; EA A11KA; EA

AP321; EA AP12A; EA AP13L dan EA A22KJ) sedangkan dari fraksi metanol

(MeOH) berjumlah 9 ekstrak (MeOH A11KB; MeOH A12KC; MeOH A12KD;

MeOH AP321; MeOH A21KK; MeOH AP21C; MeOH AP13L; MeOH AP12A;

MeOH A111KA) beserta kontrol Vitamin C (sintetis) dilakukan dengan berbagai

seri konsentrasi menggunakan metode DPPH yang selanjutnya absorbansinya

diukur dengan spektrofotometri UV-Vis.

1,1-Difenil-2-pikrilhidrazin

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengukuran absorbansi ekstrak dengan DPPH menggunakan

spektrofotometer UV-Vis sebelumnya dilakukan penentuan panjang gelombang

maksimum DPPH. Panjang gelombang maksimum DPPH yang digunakan berada

pada panjang gelombang 515 nm (Lampiran 7). Panjang gelombang maksimum

DPPH ini memberikan serapan paling maksimal dari larutan uji dan memberikan

kepekaan paling besar. Selanjutnya, besarnya aktivitas antioksidan dari ekstrak

dan kontrol positif yang digunakan diukur pada panjang gelombang maksimum.

Vitamin C merupakan antikosidan yang bekerja sebagai oxygen scavengers,

yaitu mengikat oksigen sehingga tidak mendukung reaksi oksidasi. Dalam hal ini,

vitamin C akan mengadakan reaksi dengan oksigen yang berada dalam sistem

sehingga jumlah oksigen akan berkurang. Selain vitamin C, senyawa yang bekerja

sebagai oxygen scavengers diantaranya askorbilpalminat, asam eritorbat, dan

sulfit (Gordon, 1990). Hal itu dikarenakan vitamin C mempunyai gugus hidroksi

bebas yang bertindak sebagai penangkap radikal bebas dan mempunyai gugus

polihidroksi sehingg meningkatkan aktivitas antioksidan (Isnindar, Wahyuono, &

etyowati, 2011).

Uji antioksidan secara kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis. Pengujian secara kuantitatif ini dilakukan untuk

mengetahui absorbansi DPPH yang tersisa setelah ditambahkan ekstrak endofit

akar tanaman kayu jawa. Penurunan nilai absorbansi DPPH pada panjang

gelombang 515 nm menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki aktivitas

antioksidan. Penurunan absorbansi DPPH diukur terhadap kontrol yaitu

absorbansi DPPH dalam metanol pro analisa tanpa penambahan sampel.

Perubahan warna dari ungu menjadi kuning menandakan terjadinya penurunan

absorbansi DPPH. Besarnya absorbansi DPPH berbanding terbalik dengan

konsentrasi ekstrak yang ditambahkan.

Nilai absorbansi yang didapat maka dapat dihitung nilai persentase

penghambatan radikal DPPH (% inhibisi). Selanjutnya diperoleh kurva regresi

linier dan persamaannya, dengan konsentrasi sebagai sumbu x dan absorbansi

sebagai sumbu y. Nilai IC50 dapat dihitung dari persamaan regresi linier yang

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebelumnya telah diperoleh dengan mengganti y dengan 50 pada persamaan

tersebut. Nilai IC50 didefinisikan sebagai besarnya konsentrasi senyawa uji yang

dapat meredam radikal bebas sebanyak 50%. Semakin kecil nilai IC50 maka

aktivitas peredaman radikal bebas semakin tinggi.

Nilai AAI (Antioxidant activity index) diperoleh dengan membandingkan

konsentrasi DPPH yang digunakan dalam uji dengan nilai IC50 yang diperoleh.

Pengujian aktivitas antioksidan secara kuantitatif ekstrak endofit akar kayu jawa

ini sebanyak 15 sampel, beserta kontrol positif vitamin C dilakukan dengan

berbagai seri konsentrasi menggunakan metode DPPH yang selanjutnya

absorbansinya diukur menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Berikut tabel dan

diagram hasil uji aktivitas antioksidan dari seluruh sampel.

Tabel 4.20 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Seluruh Sampel dan Vitamin C

NO SAMPEL NILAI IC50 (ppm) NILAI AAI KETERANGAN

1 EA A12KC 17.09 2.27 Sangat Kuat

2 EA A11KA 19.10 2.07 Sangat Kuat

3 MeOH A11KA 22.26 1.78 Kuat

4 EA AP321 33.16 1.19 Kuat

5 MeOH AP21C 49.08 0.81 Sedang

6 EA A22KJ 74.77 0.53 Sedang

7 EA AP13L 80.89 0.49 Lemah

8 MeOH A12KC 87.98 0.45 Lemah

9 MeOH A21KK 106.49 0.37 Lemah

10 EA AP12A 107.13 0.37 Lemah

11 MeOH A12KD 116.05 0.34 Lemah

12 MeOH A11KB 143.59 0.28 Lemah

13 MeOH AP321 147.84 0.27 Lemah

14 MeOH AP13L 199.01 0.20 Lemah

15 MeOH AP12A 412.96 0.10 Lemah

16 Vitamin C 3.39 11.67 Sangat Kuat

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Diagram 4.1 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Seluruh Sampel Berdasarkan

Nilai AAI

Hasil yang diperoleh dari pengujian antioksidan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis ini ialah diperoleh dua sampel yang memiliki AAI yang

sangat kuat, dua sampel yang memiliki AAI kuat, dua sampel yang memiliki AAI

sedang dan sembilan sampel yang memiliki AAI lemah.

Sedangkan IC50 dan AAI vitamin C sebagai pembanding ialah 3,39 ppm dan

11,67 menunjukkan bahwa vitamin C memiliki aktivitas antioksidan yang sangat

kuat karena memiliki AAI diatas 2. Nilai IC50 dan AAI sampel yang tertinggi

ialah pada sampel EA A12KC masing-masing memiliki IC50 dan AAI sebesar

17,09 ppm dan 2,27 sehingga sampel ini berada pada kategori antioksidan sangat

kuat. Hal ini menujukkan bahwa vitamin C memiliki aktivitas antioksidan yang

lebih kuat dibanding dengan seluruh sampel. Senyawa-senyawa yang terkandung

dalam ekstrak endofit akar kayu jawa merupakan akumulasi dari senyawa polar,

semi polar dan non polar. Ketika ekstrak dipartisi secara bertingkat, maka fungsi

sinergis antara senyawa-senyawanya akan berkurang karena komponen-

komponen yang terdapat pada ekstrak telah dipisahkan, yaitu komponen kimia

yang bersifat non-polar akan tersari dalam pelarut n-heksan, komponen kimia

0

0.5

1

1.5

2

2.5

Diagram Nilai AAI

NILAI AAI KETERANGAN

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang bersifat semi polar akan tersari dalam pelarut etil asetat, dan komponen

kimia yang bersifat polar dapat tersari dalam pelarut metanol.

Peningkatan konsentrasi senyawa mempengaruhi aktivitas antioksidannya.

Kurva hubungan konsentrasi ekstrak terhadap persen inhibisi sebagai persen

penghambatan radikal bebas DPPH dari sampel dan kontrol positif vitamin C

dapat dilihat pada (Lampiran 25).

Kurva diperoleh dengan menggunakan regresi linier pada aplikasi pengolah

data microsoft excel 2013. Koefisien y pada persamaan linier bernilai 50

merupakan koefisien IC50, sedangkan koefisien x pada persamaan linier ini

merupakan konsentrasi ekstrak yang akan dicari nilainya, dimana x yang

diperoleh merupakan besarnya konsentrasi yang diperlukan untuk dapat meredam

50% aktivitas radikal DPPH. Nilai R2 menggambarkan linieritas konsentrasi

terhadap % inhibisi. Nilai R2 yang mendekati +1 (bernilai positif) menandakan

bahwa dengan semakin meningkatnya konsentrasi ekstrak, semakin meningkat

pula aktivitas antioksidannya. Hal ini berkaitan dengan jumlah senyawa metabolit

sekunder yang terlarut di dalam ekstrak dan memiliki aktivitas antioksidan.

4.4 Analisis Antioksidan Menggunakan GC-MS

Kromatografi gas merupakan metode yang dinamis untuk pemisahan

senyawa – senyawa organik yang mudah menguap dan senyawa – senyawa gas

anorganik dalam suatu campuran. Sampel yang mudah menguap dan stabil

terhadap panas akan bermigrasi melalui kolom yang mengandung fase diam

dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio distribusinya. Pada umumnya

solut dari ujung kolom menghantarkan ke detektor. (Pavia et al, 2006).

Pada penelitian ini, sampel yang dianalisis dengan kromatografi gas

berjumlah enam sampel yaitu EA A12KC; EA A11KA; MeOH A11KA; EA

AP321; MeOH AP21C dan EA A22KJ. Alasan pemilihan keenam sampel ini,

dikarenakan aktivitas antioksidannya tergolong dalam kategori sangat kuat, kuat

dan sedang. Senyawa antioksidan yang dapat dianalisis dengan GC-MS adalah

senyawa golongan fenolik karena termasuk senyaa yang mudah menguap. Dari

enam sampel tersebut, yang menujukkan adanya senyawa fenol ialah sampel EA

A11KA (Lampiran 31-33). Sampel yang lain tidak menujukkan adanya senyawa

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

fenolik yang dapat dianalisis dengan GC-MS. Hal ini ditunjukkan dengan tidak

terdapat golongan senyawa fenolik pada data library kelima sampel yang lain. Hal

ini diduga karena keberadaan senyawa fenolik dalam kelima sampel yang lain ada

dalam konsentrasi kecil. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemurnian senyawa

(isolasi) lanjutan untuk mendapatkan senyawa murni dari kelima sempel.

Senyawa fenolik terbesar yang terdeteksi pada sampel EA A11KA adalah

phenol,2,4-bis (1,1-dimethylethyl), dengan rumus kimia C14H22O, berat molekul

(BM) 206, kemudian memiliki kemiripan 83% dan waktu retensi 18 menit.

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

42 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan

bahwa lima belas ekstrak endofit akar tanaman kayu jawa yang diuji

menggunakan DPPH memiliki aktivitas antioksidan yang beragam. Sampel yang

memiliki aktivitas antioksidan terkuat ialah sampel EA A12KC, dengan nilai AAI

sebesar 2,27 sehingga dikategorikan antioksidan sangat kuat. Hasil dari analisis

menggunakan GC-MS diketahui senyawa yang berperan dalam aktivitas

antioksidan dari sampel EA A11KA ialah senyawa golongan fenolik dengan nama

phenol,2,4-bis (1,1-dimethylethyl).

5.2 Saran

Disarankan supaya penelitian ini dilanjutkan untuk mengisolasi senyawa

bioktif dari sampel yange memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat.

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

43 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

A.G, Silvio L.C. 2011. YqiC of Salmonella enterica serovar Typhimurium is

(eds.). Mexico. Hlm : 239–270.

Alam Badrul, Hossain Sarowar, Habib Razibul, Rea Julia, dan Islam Anwarul.

2012. Antioxidant and Analgesic Activities of Lannea coromandelica Linn.

Bark Extract. International Journal of Pharmacology 8 (4): 224-233. ISSN

1811-7775. Bangladesh.

Bacon, C.W and M.R. Siegel. 1990. Isolation of Biotechnological Organisms

from Nature. Mc Graw-Hill Environtment Biotechnology Series. US. Hlm

:259-279.

Bacon, C.W. 1985. A Chemical Defined Medium for The Growth and Synthetis

of Ergot Alkaloids by the Spesies of Balansia. Mycologia 77 : 418-423.

Bhardwaj, Akanksha, dkk. 2015. ―Antimikrobial and Phytochemical Screening of

Endophytic Fungi Isolated from Spikes of Pinus roxburghii‖. iMedPub

Journals Archives of Clinical Microbiology, Vol.6, No.3:1: 1-9.

Blois, MS. (1958). Antioxidant Determinations by The Use of A Stable Free

Radical. Nature 181, 1199-1200.

BPOM RI. 2009. Kebun Tanaman Obat Badan POM RI.

Buchannan, W. Gruissem and R.L. Jones (eds), Biochemistry and Molecular

Biology of Plant. American Society of Plant.

Carrica, Mariela C, Patricio O.C, Victor A.G, Andes A, Eleonora G,

FernandoA.G, Silvio L.C. 2011. YqiC of Salmonella enterica serovar

Typhimurium isa Membrane Fusogenic Protein Required for Mice

Colonization. BMC Microbiology 11(95).

Clarkson, P.M., and Thompson, H.S. 2000. Antioxidant : What Role Do They Play

in Physical Activity and Health. Am J ClinNutr.72 : 637-646.

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Croteau, R., Kutchan, T.M. and Lewis, N.G. 2000. Natural products (secondary

metabolites. In B.B. Buchannan, W. Gruissem and R.L. Jones (eds),

Biochemistry and Molecular Biology of Plant. American Society of Plant

Physiologists, Rockville, MD. Hlm : 1250–1318.

Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur Senyawa Organik Secara Spektroskopi.

Cetakan I. Padang: Andalas University Press. Hal. 39.

Dewick, P.M. 2002. Medicinal Natural Products: A Biosynthetic Approach, 2nd

ed. Chichester : JohnWiley and Sons. Elsevier. Epidemics Staphylococcus

aureus Infection. Amerika : Chelsea House.

Erwin, prawirodiharjo. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Ekstrak

Etanol 70% dan Ekstrak Air Kulit Batang Kayu Jawa. (Lannea

coromandelica). Jurusan Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah.

Freeman-Cook, Lisa., Freeman-Cook, Kevin. 2005. Deadly Diseases and from

Nature. Mc Graw-Hill Environtment Biotechnology Series. US. Hlm :259-

279.

G. Zengin, A. Aktumsek, G.O. Guler, Y. S. Cakmak, E. Yildiztugay. 2011.

Antioxidant Properties of Methanolic Extract and Fatty acid Composition of

Centaurea urvillei DC. Subsp. Hayekiana Wagenitz. Natural Product 5, 123-

132.

Gauniyal, Preeti dan Teotia, Udaivir Singh. 2015. Antimicrobial Activity ofSixteen

Medical Plants Against Oral Flora and Its Efficacy Comparison with2%

Chlorhexidine. International Journal of Multidisciplinary and Scientific

Emerging Research, Vol.4, No.2.

Gordon, M.H 1990. The Mechanism Of Antioxidants Action In Vitro: B.J.F.

Hudson, editor. Food Antioxidants. Elsivier Applied Science, London.

Gordon I. 1994. Functional Food, Food Design, Pharmafood. New York:

Champman dan Hall.

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Green, R.J. (2004). Antioxidant Activity of Peanut Plant Tissues. Thesis. North

Caroline State University: Department of Food Science, Raleigh.

H. Sjahrir. 2006. Diabetic Neuropathy : The Pathoneubiology & Treatment

Update. USU Press, Medan.

Halliwell, B dan Gutteridge, J.M.C. 2000. Free Radical in Biologi and Medicane.

Oxford University Press. New York. Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi

Edukasi Universitas Syiah Kuala 4(1).

Hermanto, S. 2008. Mengenal Lebih Jauh Teknik Analisa Kromatografi dan

Spektofotometri. Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah.

Jakarta.

Indrawati, Ni Luh., Razimin. 2013. Bawang Dayak Si Umbi Ajaib Penakluk

Aneka Penyakit. Jakarta : Agromedia Pustaka

Isnindar, Wahyuono, S., & Setyowati, E. P. 2011. Isolasi dan identifikasi senyawa

antioksidan daun kesemek (Diospyros kaki Thunb.) dengan metode DPPH

(2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Majalah Obat Tradisional. 16(3), 157-164. (23

Febuari 2016, 11:23)

J. Lee, N. Koo, D.B. Min. 2004. Reactive Oxigen Spesies, Aging, and

Antioxidative Nutreceuticals. Comprehensive Reviews in Food Science and

Food Safety 3, 21-33.

Joshi, Arun dan Naik, Nikita. 2014. ―Physicochemical and Phytochemical

Investigation of The Roots of Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.‖.

American Journal of Pharmacy and Health Research, Vol 2, Issue 2: 80-86.

Kasapu. 2010. Preliminary phytochemical analysis of some important Indian plant

species. International Journal of Pharma and Bio Sciences.

Katzung, B.G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8.

Penerjemahdan editor: Bagian Farmakologi FK UNAIR. Penerbit Salemba

Medika,Surabaya. Hlm 37-41.

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kaur, Rupinder, dkk. 2013. ―Protective Effect of Lannea coromandelica Houtt.

Merrill. Against Three Common Pathogens‖. Journal of Ayuverda &

Integrative Medicine, Vol.4, Issue 4: 224-228.

Korsten, L., Cook, N. 1996. Optimizing Culturing Condition for Bacillus subtilis.

South African Avocado Growers’ Assosiaciation Yearbook 19 : 54-58.

Kuntorini, E. M. & Astuti, M. D. 2010. Penentuan Aktivitas Antioksidan

EkstrakEtanol Bulbus Bawang Dayak (Eleutherine Americana Merr.).

Jurnal Sains dan Terapan Kimia.

Kusuma FR, Zaky 2005. Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat. Jakarta: Agromedia

Pustaka.

Majumder, Rajib, dkk. 2013. ―Antidiarrheal Activity of Lannea coromandelica

Linn. Bark Extract‖. American-Eurasian Journal of Scientific Research,

8(3): 128-134.

Manik, M.A. Wahid, S.M.A. Islam, A. Pal, K.T. Ahmed. 2013. A Comparative

Study of the Antioxidant, Antimicrobial and Thrombolytic Activity of the

Bark and Leaves of lannea coromandelica (Anacardiaceae). International

Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. Vol. 4(7): 2609-2614. E-

ISSN: 0975-8232; P-ISSN: 2320-5148.

Mannetje, L.‘t, Ramirez-Aviles, L., Sandoval-Castro, C., and Ku-Vera, J.C.,

fermentation to reduce adverse effects of phytochemicals. In: Proceedings of

the Sixth International Symposium on the Nutrition of HerbivoresExpanded

Second Edition. New Delhi : New Age International (P) Limited Publisher.

Matz, S.A. 1992. Bakery Technology and Engineering. Texas: Pan-Tech

International,Inc. Hal. 31-32.

McSweeney, C.S., Makkar, H.P.S., dan Reed, J.D. 2003. Modification of rumen

media. Plant and Soil 153: 97-101.

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Molineux, P. 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenyl Picrylhydrazil

(DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. Songklankarin J. Sci. Technol.,

26 (2), 211-219.

Mozer, Hardi. 2015. Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang

Kayu Jawa (Lannea coromandelica) terhadap Aspergillus niger, Candida

albicans, dan Trichophyton rubrum. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah.

Musfiroh & Syarief. 2012. Uji Aktivitas Peredaman Radikal Bebas Nanopartikel

Emas dengan Berbagai Konsentrasi sebagai Material Antiaging dalam

Kosmetik. UNESA Journal of Chemistry Vol. 1 (2).

Nurhidayah, Siti. 2009. Perbandingan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Pisang Raja

(Musa AAB ‘Pisang Raja’) dengan Vitamin A, Vitamin C dan Katekin

Melalui Penghitungan Bilangan Peroksida. Universitas Indonesia. Skripsi :

Depok.

Nurjanah, Izzati, Abdullah. 2011. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif

Kerang Pisau (Solen sp.). Jurnal Ilmu Kelautan Vol 16 (3): 119-124. ISSN

0853-7291.

Nursanty, Risa., Suhartono. 2012. Isolasi, Karakterisasi dan Uji Antimikroba of

Ergot Alkaloids by the Spesies of Balansia. Mycologia 77 : 418-423.

Oyedapo OO, BA Akinpelu, KF Akinwunmi, MO Adeyinka and FO Sipeolu.

2010. Red blood cell membrane stabilizing potensials of extracts of Lantana

camara and its fractions. International Journal of Plant Physiology and

Biochemistry. 2 (4); 46-51.

Patel, Jay M. 2008. A Review of Potential Health Benefits of Flavonoids.

Physiologists, Rockville, MD. Hlm : 1250–1318.

Pavia D.L., G.M. Lampman, G.S. Kriz, dan R.G. Engel. 2006. Introduction to

Organic Laboratory Techniques: A Microscale Approach. Edisi 4.

BrooksCole Pub Co. United Kingdom.

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prawirodiharjo, Erwin. 2014. Uji Aktivitas Antioksidan dan Uji Toksisitas

Ekstrak Etanol 70% dan Ekstrak Air Kulit Batang Kayu Jawa . Skripsi UIN

Syarif Hidayatullah.

R. Stocker, J.F. Keany. 2004. Role of Oxidative Modifications in Atherosclerosis.

Physiologycal Review 84, 1381-1478.

Radji, M. 2005. Peranan Bioteknologi dan Mikroba Endofit dalam Pengembangan

Obat. Majalah Ilmu Kefarmasian 2(3) : 113 – 126.

Rahmadani, Fitri. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol 96% Kulit

Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) terhadap Bakteri

Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Helicobacter pylori, dan

Pseudomonas aeruginosa. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah.

Rodoles, B., V. Salmeron, M.V. Martinez-Toledo dan J. Gonzalez-Lopez. 1993.

Production of vitamins by Azospirillum brazilense in chemically-

definedmedia. Plant and Soil 153: 97-101.

Rohman, Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

S.S.K. Wijeratne, S.L.Cuppett, V. Schlegel. 2005 Hydrogen Peroxide Induced

Oxidative Stress Damage and Antioxidant Enzyme Response in Caco-

Human colon cells. Journal Agricultural and Food Chemistry 53, 8768-

8774.

Saputra, Andis. 2015. Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Etanol 96% Kulit

Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) dengan Metode Stabilisasi

Membran Sel Darah Merah secara In Vitro. Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah.

Soebagio, 2002, Kimia analitik, Universitas Negeri Makassar Fakultas MIPA,

Makassar

Strobel, G. dan B. Daisy. 2003. Bioprospecting for Microbial Endophytes and

Their Natural Product. Microbiology and Molecular Biology. 67(4): 491-

502.

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Syahrizal, D. 2008. Pengaruh proteksi vitamin C terhadap enzim transaminase dan

gambaran histopatologis hati mencit yang dipapar plumbun. Tesis

Universitas Sumatera Utara.

Tan, RX dan WX Zou. 2001. Endophytes : a rich source of functional metabolites

Nat Prod Rep 18 : 448-459.

Tiwari, Kumar, Kaur Mandeep, Kaur Gurpreet & Kaur Harleem. 2011.

Phytochemical Screening and Extraction: A Review. Internationale

Pharmaceutica Sciencia vol. 1: issue 1.

Vasic, S. M., Stefanovic, O. D., Licina, B. Z., Radojevic, I. D., & Comic, L. R.

2012. Biological Activities of Extracts from Cultivated

Granadillapassifloraalata. EXCLI Journal. ISSN: 1611-2156.

Wahid, Md. Arif. 2009. In Vitro Phytochemical and Biological Investigation of

Plant Lannea coromandelica (Family: Anacardiaceae). Skripsi East West

University.

Zulfa, Ismatutuz. 2016. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Kapang Endofit Akar

Tanaman Kayu Jawa (Lannea coromandelica (Houtt.) Merr.). Skripsi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

LAMPIRAN

Lampiran 1. Bagan Penelitian

Analisis Menggunakan GCMS

Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis

Pengujian dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

disemprot dengan larutan DPPH dengan variasi eluen

Penapisan Fitokimia Ekstrak Isolat Akar Kayu

Jawa (Lannae coromandelica)

Ekstrak Endofit Akar Kayu Jawa (Lannea

coromandelica) menjadi 3 fraksi yaitu : n-

heksane, eti asetat dan metanol

Analis Data

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Ekstrak

No Isolat Fraksi Bobot (gr) Ekstrak

Awal Akhir Gambar Organoleptis

1

A11KA

Metanol

0,845

0,694

Coklat kemerahan,

kering

Etil Asetat

0,097

0,068

Hitam kehijauan,

kental

2

A11KB

Metanol

1,136

0,950

Coklat, kental

3

A12KC

Metanol

0,683

0,338

Coklat tua, kental

Etil Asetat

0,205

0,172

Coklat tua, kental

4

A12KD

Metanol

2,922

1,719

Coklat muda,

kental

5

A21KK

Metanol

0,455

0,381

Coklat, kental

6

A22KJ

Etil Asetat

0,139

0,059

Coklat tua, kental

7

AP12A

Metanol

1,133

0,678

Hitam keabu-

abuan, kental

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Etil Asetat

0,102

0,045

Coklat, kental

8

AP13L

Metanol

0,712

0,557

Coklat, kental

Etil Asetat

0,075

0,005

Coklat, kental

9

AP21C

Metanol

0,578

0,358

Coklat, serbuk

basah

10

AP321

Metanol

1,003

0,849

Coklat kehitaman,

serbuk basah

Etil Asetat

0,075

0,016

Coklat, kental

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Gambar dan Tabel Bagian Akar Tanaman Kayu Jawa

Sampel akar tanaman kayu jawa

Keterangan Gambar :

A. Bagian Pangkal Akar

B. Bagian Tengah Akar

C. Bagian Cabang Akar

SAMPEL BAGIAN KODE EKSTRAK

Akar Lannea

coromandelica

Houtt. (Merr.)

Pangkal

(A1 atau AP1)

A11KA

A11KB

A12KC

A12KD

AP12A

AP13L

Tengah

(A2 atau AP2)

A21KK

A22KJ

AP21C

Cabang (AP3) AP321

C A

B

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Penapisan Fitokimia

4.1 Penapisan Fitokimia Ekstrak Endofit Fraksi Etil Asetat (EA) Akar Kayu Jawa

No Golongan

Senyawa

Gambar Keterangan (Hasil

Uji)

1 Alkaloid

Hasil (-) tidak

terbentuk endapan

merah

Hasil (-) tidak

terbentuk endapan

kuning

2 Flavanoid

Hasil (+)

Flavanoid

Terjadi perubahan

intensitas warna

menjadi tidak

berwarna

3 Saponin

Hasil (+) Saponin

Terbentuk busa 0,5

cm yang stabil

4 Glikosida

Hasil (-) Glikosida

Tidak terbentuk

larutan berwarna

kuning

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5 Triterpenoid

Terbentuk

warna kuning

emas

Hasil (-)

triterpenoid

6 Fenol

Terbentuk

warna hitam

kebiruan

Hasil (+) fenol

7 Tanin

(Sebelum) (Setelah)

Penambahan larutan FeCl3

0,1 %

Terbentuk biru

kehitaman

(+) Tanin

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1 Penapisan Fitokimia Ekstrak Endofit Fraksi Metanol (MeOH)

No. Golongan

Senyawa

Gambar Keterangan (Hasil Uji)

1. Alkaloid

Hasil (-) tidak

terbentuk

endapan merah

Hasil (-) tidak

terbentuk

endapan kuning

2. Flavonoid

Hasil (+)

flavonoid

Terjadi

perubahan

intensitas warna

menjadi tidak

berwarna

3. Saponin

Hasil (+) saponin

Terbentuk busa

0,5 cm yang

stabil

4. Glikosida

Hasil (+)

glikosida

Terbentuk larutan

berwarna kuning

5. Triterpenoid

Terbentuk warna

kuning emas

Hasil (-)

triterpenoid

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Fenol

Terbentuk warna

hitam kebiruan

Hasil (+) fenol

7. Tanin

Terbentuk biru

kehitaman

(+) tannin

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Sertifikat DPPH

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Uji Kualitatif Antioksidan Ekstrak degan Metode KLT

A. EA AP12A B. EA A11KA C. EA A12KC

A. MeOH AP12C B. MeOH A21KK C. MeOH A11KA

A. EA AP13L B. EA AP321 C. EA A22KJ

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A. MeOH A12KD B. MeOH A12KC C. MeOH A11KB

A. MeOH AP13L B. MeOH AP12A C. MeOH AP321

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Panjang Gelombang DPPH

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Data Absorbansi Ekstrak EA A12KC

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Data Absorbansi Ekstrak EA A11KA (6,25-100) ppm

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10. Data Absorbansi Ekstrak EA A11KA (10-50) ppm

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A11KA

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Data Absorbansi Ekstrak EA AP321

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Data Absorbansi Ekstrak MeOH AP21C

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Data Absorbansi Ekstrak EA A22KJ

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Data Absorbansi Ekstrak EA AP13L

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A12KC

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A21KK

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Data Absorbansi Ekstrak EA AP12A

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 19. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A12KD

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 20. Data Absorbansi Ekstrak MeOH A11KB

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 21. Data Absorbansi Ekstrak MeOH AP321

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 22. Data Absorbansi Ekstrak MeOH AP13L

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 23. Data Absorbansi Ekstrak MeOH AP12A

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

La

mpi

ran

24.

Dat

a

Abs

orb

ansi

Vit

ami

n C

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 25. Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Sampel dan

Vitamin C

Gambar 25.1 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak EA

A12KC

Gambar 25.2 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak EA

A11KA Konsentrasi 6,25-100 ppm

y = 0.5969x + 39.569 R² = 0.9898

0

20

40

60

80

100

120

0 20 40 60 80 100 120

EA A12KC 6.25-100 ppm

y = 0.471x + 39.147 R² = 0.6711

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

0 20 40 60 80 100 120

EA A11KA 6.25-100 ppm

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 25.3 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak EA

A11KA Konsentrasi 10-50 ppm

Gambar 25.4 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak MeOH

A11KA

Gambar 25.4 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak MeOH

A11KA

y = 0.9271x + 30.938 R² = 0.9935

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

0 10 20 30 40 50 60

EA A11KA 10-50 ppm

y = 0.6321x + 36.075 R² = 0.9881

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH A11KA 6.25-100 ppm

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 25.5 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak EA

AP321

Gambar 25.6 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak MeOH

AP21C

y = 0.6912x + 27.08 R² = 0.9928

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

0 20 40 60 80 100 120

EA AP321 6,26-100 ppm

y = 0.7451x + 13.433 R² = 0.9907

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH AP21C 6.25-100 ppm

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 25.7 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak EA

A22KJ

Gambar 25.8 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak EA

AP13L

y = 0.5854x + 6.2311 R² = 0.9909

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

0 20 40 60 80 100 120

EA A22KJ 6.25-100 ppm

y = 0.3512x + 21.592 R² = 0.9947

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

0 20 40 60 80 100 120

EA AP13L 6,25-100 ppm

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 25.9 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak MeOH

A12KC

Gambar 25.10 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak

MeOH A21KK

y = 0.5539x - 1.2703 R² = 0.9987

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH A12KC 6.25-100 ppm

y = 0.4369x - 3.4754 R² = 0.9914

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH A21KK 6.25-100 ppm

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 25.11 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak EA

AP12A

Gambar 25.12 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak

MeOH A12KD

y = 0.4488x + 1.1918 R² = 0.9984

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

0 20 40 60 80 100 120

EA AP12A 6.25-100 ppm

y = 0.4147x + 1.874 R² = 0.9978

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH A12KD 6.25-100 ppm

Page 105: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 25.13 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak

MeOH A11KB

Gambar 25.14 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak

MeOH AP321

Gambar 25.15 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak

MeOH AP13L

y = 0.3348x - 1.9262 R² = 0.987

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH A11KB 6.25-100 ppm In

hib

isi

Konsentrasi Sampel

y = 0.3115x + 3.9468 R² = 0.9855

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH AP321 6.25-100 ppm

y = 0.2377x + 2.6961 R² = 0.9965

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH AP13L 6,25-100 ppm

Page 106: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 25.16 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Ekstrak

MeOH AP12A

Gambar 25.17 Kurva Hubungan Konsentrasi dan % Inhibisi Vitamin C

y = 0.1067x + 5.9368 R² = 0.9958

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

0 20 40 60 80 100 120

MeOH AP12A 6.25-100 ppm

y = 4.9483x + 33.205 R² = 0.998

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

0 2 4 6 8 10 12 14

VITAMIN C

Page 107: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 26. Perhitungan dalam Uji Antioksidan

1. Pembuatan larutan DPPH (0,1 mM)

Banyaknya DPPH yang ditimbang :

0,1 mM =

x

0,1 mM =

x

X = 1,98 mg

Jadi ditimbang 1,98 mg DPPH dan dilarutkan dengan metanol pro analisa

serta dicukupkan volume hingga tanda batas.

2. Pembuatan larutan induk sampel 100 ppm dalam 25 ml labu ukur

Banyaknya sampel yang ditimbang

100 ppm =

=

100 ppm =

100 ppm =

100 ppm =

Jadi, ditimbang 0,0025 gr sampel dan dilarutkan dengan metanol pro

analisa dalam labu ukur 25 ml.

3. Pembuatan larutan induk vitamin C

Konsentrasi 1 ppm setara dengan 1µg/ml sehingga untuk membuat

konsentrasi 100 ppm dapat dilakukan dengan menimbang 5 mg vitamin c

dan dicukupkan dengan metanol pro analisa hingga volume 50 ml.

=

= 100

= 100 ppm

Sehingga vitamin c ditimbang 5 mg

4. Perhitungan larutan uji dengan konsentrasi (6,25; 12,5; 25; 50; 100

ppm)

Pembuatan larutan uji ekstrak endofit akar kayu jawa dari larutan induk

100 ppm menggunakan labu ukur 10 ml

Page 108: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Konsentrasi 6,25 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 6,25 ppm x 10 ml

V1 = 0,625 ml atau 625 (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100

ppm)

Konsentrasi 12,5 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 12,5 ppm x 10 ml

V1 = 1,25 ml atau 1250 (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100

ppm)

Konsentrasi 25 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 25 ppm x 10 ml

V1 = 2,5 ml atau 2500 (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100 ppm)

Konsentrasi 50 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 50 ppm x 10 ml

V1 = 5 ml atau 5000 (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100 ppm)

5. Perhitungan larutan kontrol positif vitamin C (2,4,6,8,10 dan 12 ppm)

Pembuatan larutan uji pembanding vitamin c dari larutan induk 100 ppm

menggunakan labu ukur 25 ml

Konsentrasi 2 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 2 ppm x 25 ml

V1 = 0.5 ml atau 500 µL (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100 ppm)

Konsentrasi 4 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 4 ppm x 25 ml

Page 109: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

89

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

V1 = 1 ml atau 1000 µL (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100 ppm)

Konsentrasi 6 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 6 ppm x 25 ml

V1 = 1,5 ml atau 1500 µL (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100

ppm)

Konsentrasi 8 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 8 ppm x 25 ml

V1 = 2 ml atau 2000 µL (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100 ppm)

Konsentrasi 10 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 10 ppm x 25 ml

V1 = 2,5 ml atau 2500 µL (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100

ppm)

Konsentrasi 10 ppm

N1 x V1 = N2 x V2

100 ppm x V1 = 10 ppm x 25 ml

V1 = 3 ml atau 3000 µL (jumlah yang dipipet dari larutan induk 100 ppm)

Page 110: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

90

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 27. Perhitungan Persen Inhibisi

Contoh perhitungan % inhibisi pada ekstrak EA A12KC

a. Konsetrasi 6,25 ppm

% inhibisi =

% inhibisi =

% inhibisi = 41.118%

b. Konsentrasi 12,5 ppm

% inhibisi =

% inhibisi =

% inhibisi = 46.224%

c. Konsentrasi 25 ppm

% inhibisi =

% inhibisi =

% inhibisi = 55.835%

d. Konsentrasi 50 ppm

% inhibisi =

% inhibisi =

% inhibisi = 72.768%

e. Konsentrasi 100 ppm

% inhibisi =

% inhibisi =

% inhibisi = 97.482%

Page 111: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

91

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 28. Perhitungan IC50

Contoh perhitungan IC50 ekstrak MeOH A11KA

Sebelumnya konsentrasi (x) dan % inhibisi (y) dari ekstrak MeOH A11KA

dibuat persamaan regresi linier menggunakan aplikasi pengolah data

Microsoft excel 2013 hingga diperoleh persamaan y = 0,6321x + 36,075.

Dari persamaan inilah dihitung nilai IC50

Y = 0,6321x + 36,075

50 = 0,6321x + 36,075

X =

X = 22.03 ppm

Jadi, nilai IC50 dari ekstrak MeOH A11KA sebesar 22.03 ppm

Page 112: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

92

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 29. Perhitungan Nilai AAI (Antioxidant Activity Index)

Contoh perhitungan nilai AAI dari ekstrak EA AP321

Konsentrasi DPPH yang digunakan adalah 1.98 mg/50 ml = 39.6 ppm

serta nilai IC50 ekstrak EA AP321 yang diperoleh sebesar 33.16 ppm

AAI =

AAI =

AAI = 1.19

Nilai AAI dari ekstrak EA AP321 sebesar 1.19, ekstrak ini tergolong kuat

untuk aktivitas antiokidannya.

Page 113: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

93

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 30. Skema Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Menggunakan

Metode DPPH

Page 114: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

94

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 31. Skema Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C Menggunakan

Metode DPPH

Page 115: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

95

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 32. Hasil GC-MS

Page 116: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

96

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 33. Hasil MS dan Struktur

Page 117: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

97

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 34. Data Library GC-MS

No Nama Senyawa Rumus

Kimia

Berat

Molekul

Kemiripan

(%)

Waktu

Retensi

(Menit)

1 Phenol, 2,4-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 83 18

2 Phenol, 2,4-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 74 13

3 Phenol, 2,4-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 74 2

4 Phenol, 3,5-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 68 47

5 Phenol, 3,5-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 75 41

6 Phenol, 2,5-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 78 47

7 Phenol, 2,5-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 68 10

8 Phenol, 2,6-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 53 0

9 Pentanoic, 5-

hydroxy,2,4-di-t-but

C19H30O3 306 85 21

10 2-Fluoro-6-

(trifluoromethyl)-

acetophen

C9H6F4O 206 99 10

11 3,4-Dimethyl-2-(3-

methyl-butryl)-benzol

C15H20O3 248 99 8

12 4H-Benzo (carbazole) C14H9N 191 91 0

13 Propanomida,2,2-

dimethyl-N-(3-

methylphenyl)

C12H17N

O

191 74 15

14 p-Cyanophenyl p-(2-

methylbutoxy)

benzoate

C19H19N

O3

309 90 19

15 Phenol, 2,6-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 56 0

16 Phenol, 2,5-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 50 0

17 Phenol, 3,5-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 53 6

18 2,4,5,5,8a-Pentamethyl-

6-7-8,8a-tetrahydil

C14H22O 206 86 1

19 Phenol, 3,5-bis (1,1-

dimethylethyl

C14H22O 206 47 12

20 Benzeneacetic acid, 4-

(1,1-dimethylethyl)

C13H18O2 206 65 0

Page 118: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

98

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 119: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36627/1/Tharlis... · Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

xcix

xcix UIN Syarif Hidayatullah Jakarta