uin syarif hidayatullah jakarta pengaruh...

104
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR SARANG BURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuchipaga thunberg.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM KATALASE PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR Sprague Dawley SKRIPSI MUHAMMAD HUDA ARDO 1112102000011 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA JUNI 2017

Upload: vanlien

Post on 08-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR SARANG

BURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuchipaga thunberg.)

TERHADAP AKTIVITAS ENZIM KATALASE PADA TIKUS

PUTIH JANTAN GALUR Sprague Dawley

SKRIPSI

MUHAMMAD HUDA ARDO

1112102000011

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

JUNI 2017

Page 2: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AIR SARANG

BURUNG WALET PUTIH (Collocalia fuchipaga thunberg.)

TERHADAP AKTIVITAS ENZIM KATALASE PADA TIKUS

PUTIH JANTAN GALUR Sprague Dawley

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

MUHAMMAD HUDA ARDO

1112102000011

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

JUNI 2017

Page 3: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

iii

Page 4: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

iv

Page 5: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

v

Page 6: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

vi

ABSTRAK

Nama : Muhammad Huda Ardo

Program Studi : Farmasi

Judul : Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Sarang Burung Walet

Putih (Collocalia fuchipaga thunberg.) terhadap Aktivitas

Enzim Katalase pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague

Dawley

Sarang burung walet merupakan sarang yang dapat dikonsumsi (Edible nest).

Sarang tersebut dihasilkan dari air liur burung walet. Salah satu komponen

utamanya yaitu glikoprotein. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh pemberian ekstrak air sarang burung walet putih (Collocalia fuchipaga

Thunberg, 1821). terhadap aktivitas enzim katalase pada Tikus Putih. Hewan uji

tikus Sprague-Dawley jantan dibagi menjadi enam kelompok yaitu kelompok

normal, kelompok positif, kelompok negatif, kelompok perlakuan dosis

10mg/kgBB, 20mg/kgBB, dan 40mg/kgBB. Ekstrak air sarang burung walet putih

(Collocalia fuciphaga T.) diberikan selama 32 hari lalu diinduksi dengan H2O2 1%

v/v (1mg/kgBB) pada hari ke-31 dan 32. Parameter yang digunakan adalah

parameter biokimia yaitu aktivitas enzim katalase. Hasil yang diperoleh kemudian

dianalisa dengan menggunakan analisa One Way ANOVA yang menunjukan

bahwa kelompok perlakuan dosis setelah induksi H2O2 terjadi peningkatan

aktivitas katalase secara tidak bermakna (p≥0,05) terhadap kelompok positif

kecuali pada kelompok perlakuan dosis 20mg/kgBB. Hasil analisa Paired-Sample

T-Test menunjukan bahwa peningkatan aktivitas katalase hari ke-30 pada

kelompok perlakuan dosis 10mg/kgBB, 20mg/kgBB, dan 40mg/kgBB secara

bermakna (p≤0,05). Pada dosis 20mg/kgBB menunjukan peningkatan aktivitas

katalase yang bermakna (p≤0,05) pada hari ke-30 dan hari ke-33 setelah di

diinduksi H2O2 . Berdasarkan hasil penelitian tersebut pada dosis 20mg/kgBB

ekstrak air sarang burung walet putih memiliki pengaruh yang baik terhadap

aktivitas katalase dan berpotensi sebagai agen antioksidan endogenous enzimatik

yang dapat dikembangkan.

Kata Kunci : CAT, Collocalia fuciphaga T, ROS, Ekstrak Air, Tikus Sprague-

Dawley Jantan.

Page 7: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

vii

ABSTRACT

Name : Muhammad Huda Ardo

Programme of Study : Pharmacy

Title : Study of Water Extract Edible Nest Bird Effect

(Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821) Against Catalase

Enzyme Activity in Male Albino Rats strain Sprague-

Dawley

Swiftlest nest is a nest that can be consumed (Edible nest). The nest was produced

from swiftlest saliva. One of its main component called the glycoprotein. The

purpose this Study of Water Extract Edible Nest Bird Effect (Collocalia fuciphaga

Thunberg, 1821) Against Catalase Enzyme Activity in Male Albino Rats.

Sprague-Dawley rats that were used as testers were devided into six groups;

normal group, positive group, negative group, the treatment group dose of

10mg/kgBB, 20mg/kgBB, dan 40mg/kgBB.. Extract of water edible bird nest

(Collocalia fuciphaga T.) were given for 32 days and after that were induced with

H2O2 1% v/v (1mg/kgBB) on the day 31th and 32th. Catalase enzyme levels were

used as the parameters. The obtained results were then analyzed using One Way

ANOVA analysis which showed that the catalase activity levels from the

treatment group dose increased insignificantly (p≥0,05) to the positive group.

Results of analysis Paired-Sample T-Test showed that the elevated levels of

Catalase activity on th 30th day in the treatment group with the dose of 10

mg/kgBB, 20 mg/kgBB, dan 40 mg/kgBB were significant. In the experimental

group dose of 10mg/kgBB are significantly increase (p≤0,05) on the 30th day that

were induced with H2O2. Based on these results, extract of water edible bird nest

has potential as a agent of antioxidant endogeneous enzymatic were increased

the catalase activity and that can be developed.

Keywords : CAT , Collocalia fuciphaga T, ROS, Water Extract, Male Sprague-

Dawley Rats.

Page 8: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT

yang selalu melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi yang berjudul “ Pengaruh

Pemberian Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuchipaga)

Terhadap Aktivitas Enzim Katalase Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague

Dawley” bertujuan untuk memenuhi persyaratan awal untuk melanjutkan

penelitian guna menyelesaikan gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari bahwa, keberhasilan pengerjaan penelitian dan penulisan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan dan bimbingan serta do’a dari berbagai pihak, dari masa

penelitian hingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih dan penghargaan sebesar – besarnya kepada :

1. Lina Elfita, M.Si., Apt dan Dr. Endah Wulandari, S.Si, M.Biomed., selaku

dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran,

waktu , tenaga dan dukungan untuk penelitian ini.

2. Drs. Umar Mansun, M.Sc., Apt., selaku pembimbing akademik.

3. Seluruh dosen Program Studi Farmasi FKIK dan Pusat Laboratorium

Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

kesempatan dan kemudahan selama penulis melakukan penelitian.

4. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Saepuloh Ace dan ibunda Leni

Suhyawati yang selalu memberikan cinta, kasih saying, dukungan baik

moril dan materil, serta do’a yang tiada henti. Terimakasih ayah dan

mama. Tiada apapun di dunia ini yang dapat membalas semua kebaikan

yang telah kalian berikan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan

dengan surga-Nya.

5. Adik – adik tersayang, Siti Hanifa Raal dan Muhada Ridho Muslim

Naafilah Tussadiyah yang selalu memberikan bantuan, do’a dan dukungan

sehingga skripsi ini berjalan dengan lancar.

6. Keluarga besar Happy Family yang memberikan dukungan sehingga

skripsi ini dapat diseleaikan.

Page 9: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

ix

7. Teman – teman seperjuangan Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis.

8. Serta pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan hingga skripsi ini selesai.Penulis menyadari dalam

penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap

semoga skripsi ini dapat menjadi bermanfaat untuk umat bangsa dan

negara.

Jakarta, 2 Maret 2017

Muhammad Huda Ardo

Page 10: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

x

Page 11: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ………………………….... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………................ iv

HALAMAN PENGESAHAN .................…………………………................ v

ABSTRAK …………………………………………….................................... vi

ABSTRACT ……………………………………….......................................... vii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH….. x

DAFTAR ISI …………………………………………………………………. xi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………...…… xiv

DAFTAR TABEL ………………………………………………….………... xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xvi

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………… 1

1.1. Latar Belakang…………………………………………….…... 1

1.2. Rumusan Masalah……………………………..……………… 4

1.3. Tujuan Penelitian……………………………………..………. 4

1.4. Manfaat Penelitia…………..………………………………….. 4

1.5. Hipotesis …...........……………………..…………………….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………… 6

2.1. Sarang Burung Walet …………………………………………… 6

2.1.1. Klasifikasi Sarang Burung Walet Putih ………………….. 7

2.1.2. Morfologi Sarang Burung Walet …………………………. 8

2.1.3. Kandungan Kimia Sarang Burung Walet Putih …………… 9

2.1.4. Khasiat Sarang Burung Walet Putih ………………….…… 12

2.2. Radikal Bebas …………………………………………………… 13

2.2.1. Reactive Oxygen Species (ROS) …………………………. 13

2.2.2. Sumber Radikal Bebas ……………………………………. 13

Page 12: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

xii

2.2.3. Hidrogen Peroksida …………………………….…………. 14

2.2.3. Mekanisme Pembentukan Radikal Bebas ………………… 15

2.3. Antioksidan ……………………………………………………... 18

2.3.1. Klasifikasi Antioksidan …………………………………… 18

2.3.2. Mekanisme Pertahanan Antioksidan Pada Mahluk Hidup ... 19

2.3.3. Enzim Katalase Sebagai Antioksidan ……………….…….. 20

2.3.1. Vitamin E ……………………………………….………… 21

2.4. Tinjauan Hewan Percobaan ……………………….………...….. 23

2.4.1. Klasifikasi Tikus Putih ……………………………………. 23

2.4.2. Biologis Tikus Putih (Ratus novergius) …………………… 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………. 27

3.1. Kerangka Teori…………………………………………………… 27

3.2. Kerangka Konsep……………………………………………… 28

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………… 29

3.3.1. Tempat Penelitian …………………………………………. 29

3.3.2. Waktu Penelitian …………………………………………. 29

3.4. Alat dan Bahan Penelitian ……………………………………….. 29

3.4.1. Alat Penelitian ……………………………………………. 29

3.4.2. Bahan Penelitian ………………………………………….. 29

3.4.3. Hewan Uji ………………………………….……………… 29

3.5. Prosedur Penelitian.....................…………………………………. 30

3.5.1. Perhitungan Besar Sampel ………………………………… 30

3.5.2. Dosis Perlakuan …………………………………………… 30

3.5.3. Desain Penelitian ……………………………………... 30

3.5.4. Determinasi Sampel …………………...…………………. 35

3.5.5. Penyiapan Sarang Burung Walet ……………………….… 35

3.5.6. Ekstraksi Sarang Burung Walet ………………………….. 35

3.5.7. Uji Kualitatif Ekstrak Sarang Burung Walet ………..……. 35

3.5.8. Penyiapan Dosis Ekstrak Sarang Burung Walet ……….…. 36

Page 13: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

xiii

3.5.9. Penyiapan Tikus ………………………………………….. 36

3.5.10. Uji Pendahuluan ………………………………………….. 36

3.5.11. Pemberian Perlakuan ……………………………….…….. 37

3.5.12. Pengambilan Sampel Darah Hewan Uji..........…….……. 37

3.5.13. Pengukuran Aktivitas Enzim Katalase …...…….……….. 38

3.5.14. Rencana Pengolahan dan Analisis Data …………....……. 38

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………….……….. 39

4.1. Hasil Penelitian …………………………………………………. 39

4.1.1 Determinasi Sarang Burung Walet ………….……...…… 39

4.1.2. Ekstraksi Sarang Burung Walet ………………………..... 39

4.1.3. Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet ………... 39

4.1.4. Hasil Pengukuran Aktivitas Katalase Serum Darah ……. 42

4.2. Pembahasan ……………………………………………………… 44

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ………………….………………….. 50

5.1. Kesimpulan ……………………………………………………... 55

5.2. Saran …………………………………………………...……….. 55

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………….………………. 56

LAMPIRAN …………………………………………………………………. 64

Page 14: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Sarang Burung Walet Putih …………………………………… 6

Gambar 2.2. Bagian-bagian sarang burung walet putih ……………………... 9

Gambar 2.3. Pembentukan ROS....................... ……………………………... 15

Gambar 2.4. Struktur molekul tokoferol alfa ... ……………………………...22

Gambar 4.1. Grafik rata-rata aktivitas katalase sarang Burung Walet Putih….42

Page 15: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kandungan Kimia Sarang Burung Walet Putih, Sarang Burung

Walet Merah, Rumput Laut Merah dan Jamur Tremel …………. 9

Tabel 2.2. Kandungan Asam Amino pada Sarang Walet Rumah dan Sarang

Walet Gua …………..... ..............................................................11

Tabel 2.3. Data Biologis Tikus ……………………………………………. 25

Tabel 3.1. Desain Pembagian Kelompok Percobaan.................................... 32

Tabel 3.2. Uji Pendahuluan Volume Hidrogen Peroksida …………………. 37

Tabel 4.1. Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia

fuchipaga T)……………...................................................40

Tabel 4.2. Presentasi perubahan aktivitas katalase ...........………….…….... 42

Page 16: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kinerja Pembuatan Ekstrak ……………….…………………. 64

Lampiran 2. Alur Kerja Pemberian Perlakuan ……………………...……… 65

Lampiran 3. Pengukuran Aktivitas Enzim Katalase ……………………….. 66

Lampiran 4. Hasil Determinasi …………………………………………...… 67

Lampiran 5. Gambar Kegiatan Penelitian ………………………………….. 68

Lampiran 6. Perhitungan Rendeman Ekstrak Air Sarang Burung

Walet Putih ………………………………………………….... 70

Lampiran 7. Perhitungan VAO ………………………………………........... 71

Lampiran 8. Nilai Aktivitas Katalase ……………………………………….. 73

Lampiran 9. Analisa statistik data aktivitas katalase ekstrak air sarang

burung wallet putih (Collocalia fuciphaga T.…………................………….. 74

Lampiran 10. Perhitungan aktivitas katalase ...........………….…………….. 84

Page 17: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

1

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Burung walet merupakan salah satu jenis burung yang

menghasilkan produk sarang. Burung walet membangun sarang dari

sekresi saliva kental oleh kelenjar sativa burung walet jantan. Sarang

tersebut berfungsi sebagai tempat berkembang biak, meletakkan telur

dan merawat burung sampai dapat terbang (Guo et al., 2006). Mayoritas

sarang burung walet yang dapat dimakan dan diperdagangkan di seluruh

dunia berasal dari dua spesies, yaitu burung walet putih (Aerodramus

fuciphagus atau Collocalia fuciphaga) dan burung walet hitam

(Aerodramus maximus atau Collocalia maximus) yang habitatnya di

Kepulauan Nicobar di Samudera Hindia hingga di gua pinggir laut

daerah pesisir Thailand, Vietnam, Indonesia, Kalimantan dan Kepulauan

Palawan di Filipina (Marcone, 2005).

Sarang burung walet digunakan selama ratusan tahun sebagai

makanan suplemen dalam pengobatan tradisional Cina untuk mengatasi

malnutrisi, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan

metabolisme tubuh. Sarang burung walet mengandung glikoprotein yang

tinggi (Norhayati et al., 2010). Komponen karbohidrat pada sarang

burung walet terdiri dari 9% asam sialat, 7,2% galaktosamin, 5,3%

glukosamin, 16% galaktosa, dan 0,7% fukosa. Sedangkan kandungan

asam amino yang paling banyak yaitu Serin (4,56%), Fenilalanin (4,4%)

dan Asam Aspartat (4,48%) (Elfita, 2014). Manfaat yang banyak pada

sarang burung walet menyebabkan berkembangnya penelitian untuk

menentukan efektivitas sarang burung walet terhadap kesehatan,

diketahui bahwa sarang burung walet memiliki aktivitas antioksidan,

anti-inflamasi, dan memperkuat tulang (Chua et al., 2013).

Protein memiliki stuktur dan fungsi yang penting pada semua

organisme hidup. Hidrolisis enzimatik secara luas digunakan untuk

meningkatkan fungsi dan nilai gizi protein pada makanan (Sarmadi dan

Page 18: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ismail, 2010). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Liu et al.,

(2011), peptide rantai pendek (200-6000 Da) yang dihasilkan dengan

hidrolisis enzimatik telah terbukti memiliki aktivitas antioksidan.

Penggunaan senyawa antioksidan semakin berkembang dengan baik

untuk makanan maupun pengobatan seiring dengan bertambahnya

pengetahuan tentang stres oksidatif. (Trilaksani, 2003).

Stres oksidatif berperan penting dalam patofisiologi terjadinya

proses penuaan dan berbagai penyakit degeneratif seperti kanker,

diabetes mellitus dan komplikasinya, serta aterosklerosis yang mendasari

penyakit jantung, pembuluh darah dan stroke (Setiadi, 2003). Menurut

hasil riset Badan Litbangkes (RKD) tahun 2007, penyebab kematian

utama di Indonesia adalah stroke (15,4%), diikuti tuberkulosis,

hipertensi, dan cidera (6,5-7,5%), serta diabetes mellitus dan tumor

(masing-masing 5,7%). Mengetahui bahwa penyakit degeneratif

merupakan masalah kesehatan yang serius dan menjadi salah satu

penyebab kematian tertinggi di Indonesia, maka peneliti melakukan

penelitian yang berkaitan dengan senyawa yang mampu mengatasi

penyakit degeneratif yakni antioksidan.

Antioksidan menjadi banyak perhatian karena khasiatnya terhadap

penyakit yang berhubungan dengan stress oksidatif yang dianggap telah

berkembang secara global. Bahkan, penyakit yang paling kronis telah

dikaitkan dengan stress oksidatif dan menunjukan bahwa penggunaan

antioksidan dapat memainkan peran dalam mengurangi resiko penyakit

tersebut (Aruoma, 1998). Antioksidan dibagi menjadi 2 jenis yaitu

antioksidan endogen dan antioksidan eksogen. Yang termasuk

antioksidan endogen adalah sistem enzim seperti Superoxide Dismute

(SOD), Katalase (CAT), Gluthanione Peroxidase (GPx) dan Gluthanion

Reductase (GRx). Sedangkan yang dimaksud antioksidan eksogen

adalah antioksidan yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan terdapat

dalam buah–buahan, sayur–sayuran , kacang–kacangan, biji–bijian dan

beberapa daging. Makanan–makanan tersebut mengandung Vitamin E,

Vitamin C, Beta Karoten dan Flavonoid (Pham-Huy et al., 2008). Tubuh

Page 19: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih,

sehingga jika terjadi paparan radikal bebas berlebih maka tubuh

membutuhkan antioksidan eksogen (Rohdiana, 2001; Sunarni, 2005).

Katalase sebagai salah satu antioksidan endogen yang termasuk

dalam golongan enzim hidroperoksidase karena dapat mengkatalisis

substrat hidrogen peroksida atau peroksida organik. Enzim ini dapat

ditemui dalam darah, sumsum tulang, membran mukosa, ginjal dan hati

(Kumar et al., 2008).

Peran stimulasi terhadap antioksidan dari sarang burung walet

belum banyak dilakukan, Yida (2014) menguji aktivitas antioksidan

ekstrak air sarang burung walet secara in vitro yang menunjukan bahwa

ekstrak air sarang burung walet yang tidak dihidrolisis dengan enzim

pepsin, pankreatin dan ekstrak empedu memberikan efek aktivitas

antioksidan yang rendah (1% dalam 1000 ppm). Ketika sarang burung

walet dihidrolisis, efek terhadap aktivitas antioksidan meningkat secara

signifikan (50% dalam 1000 ppm). Kandungan bioaktif dari sarang

burung walet dilepas dari matriksnya ketika dicerna dalam usus dan

kemudian akan diserap melalui usus dengan transpor pasif-dimediasi.

Penelitian oleh Lim (2012) mengindikasi bahwa efek terhadap aktivitas

antioksidan dari sarang burung walet sebanding dengan vitamin E atau

α-tocopherol (0,025 mg/mL) ( Elicia et al., 2014 ). Selain itu, penelitiaan

yang dilakukan oleh Muhammad et al., (2015) menunjukan bahwa

protein hidrosilat pada sarang burung walet dengan penambahan enzim

alcalase dan papain menunjukan aktivitas antioksidan yang tinggi.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya secara in

vitro, sarang burung walet memiliki efek terhadap aktivitas antioksidan

yang cukup tinggi, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

memastikan kemampuan stimulasi terhadap aktivitas antioksidan dari

sarang burung walet yaitu dengan uji stimulasi terhadap aktivitas

antioksidan sarang burung walet putih secara in vivo. Peneliti tertarik

untuk mengeksplorasi manfaat sarang burung walet putih dikarenakan

habitat sarang burung walet tersebar di Indonesia yang melimpah ,

Page 20: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sehingga perlu mengeksplorasi dan memanfaatkannya dengan menguji

efek terhadap aktivitas enzim katalase dari sarang burung walet putih

pada tikus putih galur Sprague-dawley yang di induksi dengan H2O2,

dosis sarang burung walet putih yang digunakan pada tikus dalam

penelitian ini berdasarkan skrining dosis yaitu 10 mg/kgBB, 20

mg/kgBB, dan 40 mg/kgBB.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan sarang

burung walet untuk melindungi tubuh dari ROS Hidrogen Peroksida

(H2O2) yang menyebabkan kerusakan jika kadarnya banyak dalam tubuh

yang menjadi salah satu penyebab penyakit degeneratif dan kemampuan

sarang walet menstimulasi aktivitas katalase sebagai bentuk antioksidan

endogen dalam menangkal ROS Hidrogen Peroksida (H2O2) . Parameter

yang diamati dalam penelitian ini adalah Parameter Biokimia yaitu,

aktivitas katalase.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah :

Bagaimana pengaruh pemberian ekstrak air sarang burung walet

putih terhadap aktivitas katalase pada tikus putih jantan galur Sprague-

Dawley yang diberikan paparan ROS Hidrogen Peroksida (H2O2).

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ekstrak air sarang

burung walet terhadap aktivitas katalase pada tikus putih jantan galur

Sprague-Dawley yang diberikan paparan ROS Hidrogen Peroksida

(H2O2).

1.4 Manfaat Penelitian

1. Membuka wawasan tentang peran sarang burung walet terhadap

stimulasi aktivitas antioksidan katalase secara in vivo.

2. Data aktivitas katalase dari pengaruh ekstrak air sarang burung walet

dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Page 21: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Memberikan kontribusi di dunia kesehatan untuk dasar tatalaksana

strategi dalam menangani permasalahan ROS dan penyakit terkait.

1.5 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

Ekstrak air sarang burung walet putih mampu meningkatkan

aktivitas katalase pada tikus putih jantan galur Sprague-Dawley yang

diberikan paparan ROS Hidrogen Peroksida (H2O2).

Page 22: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

6

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sarang Burung Walet

Sarang burung walet terbuat dari saliva burung walet yang

disekresikan oleh kelenjar ludah burung walet (Liu et al., 2012). Sarang

burung walet mengandung gizi yang lengkap sebagai bahan makanan

dengan nilai yang tinggi. Sarang burung walet mengandung kalori,

protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin, dan mineral. Asam

amino yang dikandung dalam sarang walet juga lengkap, mulai dari

asam amino esensial dan asam amino nonesensial. Sarang walet juga

berkhasiat sebagai obat. Zat yang terkandung dalam sarang walet antara

lain ODA (9-octadecenoic acid) dan HAD (hexadecenoic acid). Zat ini

digunakan tubuh untuk meningkatkan stamina ( Panduan Lengkap

Walet, 2011).

Gambar 2.1. Sarang BurungWalet Putih (Paduan Lengkap Walet,

2011)

Page 23: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Walet berasal dari family Apopidae yang penyebarannya hingga ke

seluruh dunia. Pada dasarnya, family Apopidae terdiri atas dua

kelompok. Kelompok pertama adalah genus Chaetura (walet ekor

berduri), genus Collocalia (walet gua), dan genus Cypseloides (walet

hitam dari Amerika Utara). Walet gua atau Collocalia tercatat memiliki 2

spesies, dan 12 spesies diantaranya ditemukan di Indonesia. Namun, dari

sekian banyak spesies, hanya dua spesies yang namanya terkenal dalam

dunia bisnis walet, yaitu Collocalia fuciphaga dan Collocalia maxima

(Redaksi Agromedia, 2007). Beberapa literatur yang diterbitkan sekitar

tahun 1990-an menyebutkan, Indonesia memiliki tiga spesies walet yang

sarangnya dikategorikan sebagai edible nest swiflets atau bisa

dikonsumsi sebagai makanan antara lain: Collocalia fuciphaga,

Collocalias maxima dan Collocalia esculenta (burung sriti) (Redaksi

Trubus, 2005).

2.1.1. Klasifikasi Burung Walet Putih ( Collocalia fuciphaga )

Berdasarkan ilmu taksonomi, klasifikasi burung walet penghasil

sarang walet putih adalah sebagai berikut ( Panduan lengkap Walet,

2011 ) :

Kingdom : Animal

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Aves

Ordo : Aodiformes

Famili : Apodidae

Genus : Aerodramus

Species : Aerodramus fuchipagus

(Sinonim : Collocalia fuciphago)

Page 24: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.2. Morfologi Sarang Burung Walet

Sarang burung walet terdiri dari beberapa bagian, yaitu kaki

sarang, fondasi sarang, dinding sarang, dan dasar sarang. Kaki sarang

terletak di kedua ujung sarang walet. Jarak antar kaki berkisar 6-10 cm,

tergantung ukuran sarang. Kaki sarang dibangun dari air liur yang

bertumpuk – tumpuk dan tidak beraturan karena berfungsi sebagai paku

yang menempel pada papan sirip dan tempat sarang menggantung.

Kedua kaki sarang dihubungkan oleh fondasi sarang. Fondasi sarang

juga menempel pada papan sirip. Fungsi pondasi adalah untuk

mendukung kaki dalam memperkuat sarang. Dasar sarang merupakan

bagian alas sarang sebagai tempat untuk bertelur, mengeram, dan kasur

bagi anak walet (pinyik). Pada bagian ini, terdapat ronggga yang

suhunya lebih hangat dan berguna saat pengeraman. Akan tetapi, bagian

rongga ini sering dijadikan oleh kutu busuk atau kepiding untuk

berkembang biak. Di dasar sarang ini pula, banyak pecahan cangkang

telur yang terselip. Dinding sarang berbentuk lekukan, seperti mangkuk

dan berfungsi untuk menampung telur atau piyik. Ukuran dinding sarang

bervariasi, berkisar 2-5 cm dengan ketebalan 1-2 mm. dinding sarang

dibangundari serat – serat air liur yang sejajar dan melekat satu sama

lain. Oleh karena serat yang sejajar dan jalinan serat padat dan kuat

maka dinding sarang mampu menampung telur atau piyik. Bibir sarang

merupakan bagian luar dari sarang yang berbentuk huruf U, seperti

setengah lingkaran. Ketebalan bibir sarang sekitar 1-2 mm untuk bagian

muka, sedangkan untuk bagian samping yang menghubungkan bagian

kaki lebih besar. Fungsi bibir sarang yaitu sebagai batas sehingga telur

atau piyik tidak mudah jatuh dari sarang. Selain itu, bibir sarang juga

merupakan tempat untuk induk menggantung menyuapi piyik ( Panduan

Lengkap Walet , 2011 ).

Page 25: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2. Bagian - bagian Sarang burung walet putih (Panduan

Lengkap Walet, 2011).

2.1.3. Kandungan Kimia Sarang Burung Walet

Tabel 2.1 Kandungan Kimia Sarang Burung Walet Putih, Sarang

Burung Walet Merah, Rumput Laut Merah dan Jamur Tremella.

Sarang walet

putih

Sarang

walet merah

Rumput

laut merah

Jamur

Tremella

Kadar air ( % ) 7,50 8,00 44,63 4,50

Kadar abu (%) 2,10 2,10 33,94 7,64

Lemak (%) 0,14 1,28 2,32 2,22

Protein (%) 62,0 63,00 0,40 8,60

Karbohidrat (%) 27,26 25,62 18,71 77,04

Analisis unsur (ppm)

Page 26: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Natrium 650 700 50,350 180

Kalium 110 165 31,64 26,440

Kalsium 1298 798 1840 190

Magnesium 330 500 6100 520

Fosfor 40 45 90 4060

Besi 30 60 20 20

Analisis asam lemak (%)

(P) Palmitat C16:0 23 26

(O) Stearat C18:0 29 26

(L) Linoleat C18:1 22 22

(Ln) Linolenat

C18:2

26 26

Triasilgliserol (%)

PPO 16 14

OOL 13 15

PLnLn 19 18

Monogliserida 31 27

Digliserida 21 26

Sumber : Marcone, 2005.

Page 27: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.2. Kandungan Asam Amino pada Sarang Walet Rumah dan Sarang

Walet Gua

Asam Amino Mean dan standar deviasi (%

w/w)

Sarang burung walet rumah

(%)

Sarang burung walet

gua (%)

Asam aspartat 4,64 ± 0,57 4,94 ± 0,22

Serin 4,16 ± 0,39 4,57 ± 0,63

Asam

glutamate

3,75 ± 0,52 3,83 ± 0,25

Glisisn 1,80 ± 0,18 1,83 ± 0,15

Histidin 1,82 ± 0,14 1,59 ± 0,24

Arginin 3,27 ± 0,28 3,56 ± 0,44

Treonini 3,15 ± 0,30 3,34 ± 0,44

Alanin 1,34 ± 0,16 1,68 ± 0,07

Prolin 3,39 ± 0,35 3,57 ± 0,36

Sistein 0,73 ± 0,06 0,46 ± 0,02

Tirosin 2,49 ± 0,19 2,41 ± 0,32

Valin 3,51 ± 0,35 3,53 ± 0,40

Metonin 0,27 ± 0,02 0,20 ± 0,01

Lisin 2,30 ± 0,30 1,79 ± 0,24

Isoleusin 1,62 ± 0,17 1,72 ± 0,18

Page 28: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Leusin 3,32 ± 0,34 3,48 ± 0,29

Fenilalanin 2,68 ± 0,21 2,67 ± 0,30

Sumber : Ismail et al, 2013.

2.1.4. Khasiat dan Kandungan Sarang Walet Putih

Sarang burung walet merupakan makanan yang berkhasiat yang

dihormati oleh bangsa Cina yang telah terbukti memiliki nutrisi yang

baik (protein, karbohidrat, besi, garam anorganik, dan serat) dan manfaat

dari sisi medis (anti-aging, antikanker, dan meningkatkan imunitas).

Sarang walet dari genus Aerodramus mengandung lemak (0,14 – 1,28%)

, abu (2,1 %), karbohidrat (25,62-27,26%), dan protein (62-63%)

(Marcone, 2005). Salah satu glikonutrien utama pada sarang walet

adalah asam sialat (9%) (Colombo et al., 2003; Kathan & Weeks, 1969).

Asam sialat memiliki peran penting pada perkembangan neurologi dan

intelektual pada bayi (Chau et al., 2003). Selain itu, asam sialat juga

mempengaruhi hambatan aliran lender untuk mengusir bakteri, virus dan

mikroba berbahaya. Dalam hal kandungan nutrisi, komponen utama dari

sarang burung walet meliputi protein yang larut dalam air, karbohidrat,

elemen seperti kalsium, fosfor, besi, natrium, dan kalium dan asam

amino yang memainkan peran penting dalam meningkatkan kekuatan

tubuh. Sarang burung walet mengandung jumlah tertinggi dari kalsium

dan natrium dibandingkan dengan mineral lain. Telah dilaporkan bahwa

jumlah kandungan kalsium dalam olahan sarang burung walet berkisar

antara 503,6 sampai 2071,3 mg/g dan natrium konten berkisar antara

39,8 sampai 509,6 mg/g yang lebih tinggi dari mineral lainya (Norhayati

et al, 2010). Sarang burung walet terbukti dapat menghambat

hemaglutinasi terhadap virus influenza (Howe, 1961; Howe, Lee dan

Rose, 1960) dan sebagai faktor pertumbuhan epidermal burung (Kong et

al., 1987). Selain itu, Matsukawa (2011) menemukan bahwa pemberian

oral ekstrak sarang burung walet meningkatkan kekuatan tulang dan

kadar kalsium tulang.

Page 29: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2. Radikal Bebas

2.2.1. Reactive Oxygen Species (ROS)

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai

elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya dan dapat berdiri

sendiri (Clarkson dan Thompson, 2000). Kebanyakan radikal bebas

bereaksi secara cepat dengan atom lain untuk mengisi orbital yang tidak

berpasangan, sehingga radikal bebas normalnya berdiri sendiri hanya

dalam periode waktu yang singkat sebelum menyatu dengan atom lain.

Simbol untuk radikal bebas adalah sebuah titik yang berada di dekat

simbol atom (R·). ROS (Reactive Oxygen Species) adalah senyawa

pengoksidasi turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif yang terdiri

atas kelompok radikal bebas dan kelompok nonradikal. Kelompok

radikal bebas antara lain superoxide anion (O2·-), hidroxyl radicals

(OH·), dan peroxyl radicals (RO2·). Yang nonradikal misalnya hidrogen

peroksida (H2O2), dan organic peroxides (ROOH) (Halliwell &

Whiteman, 2004). Senyawa oksigen reaktif ini dihasilkan dalam proses

metabolisme oksidatif dalam tubuh misalnya pada proses oksidasi

makanan menjadi energi. ROS yang paling penting secara biologis dan

paling banyak berpengaruh pada sistem reproduksi antara lain

superoxide anion (O2·-), hydroxyl radicals (OH·), peroxyl radicals

(RO2·) dan hydrogen peroxide (H2O2). Bentuk radikal bebas yang lain

adalah hydroperoxyl (HO2·), alkoxyl (RO·), carbonate (CO3·-), carbon

dioxide (CO2·-), atomicchlorine (Cl·), dan nitrogen dioxide (NO2·)

(Halliwell dan Whiteman, 2004).

2.2.2. Sumber Radikal Bebas

Sumber radikal bebas bisa berasal dari proses metabolisme dalam

tubuh (internal) dan dapat berasal dari luar tubuh (eksternal). Dari dalam

tubuh mencakup superoksida (O2*), hidroksil (*OH), peroksil (ROO*),

hidrogen peroksida (H2O2), singlet oksigen (1O2), oksida nitrit (NO*),

dan peroksinitrit (ONOO*). Dari luar tubuh antara lain berasal dari asap

Page 30: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

rokok, polusi, radiasi, sinar UV, obat, pestisida, limbah industri, dan

ozon (Siswono, 2005).

Radikal bebas pada umumnya mempunyai efek yang sangat

menguntungkan, seperti membantu destruksi sel-sel mikroorganisme dan

kanker. Akan tetapi, produksi radikal bebas yang berlebihan dan

produksi antioksidan yang tidak memadai dapat menyebabkan kerusakan

sel-sel jaringan dan enzim-enzim. Kerusakan jaringan dapat terjadi

akibat gangguan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas asam

lemak atau dikenal sebagai peroksidasi lipid. Aktivitas radikal bebas

dapat menjadi penyebab atau mendasari berbagai keadaan patologis. Di

antara senyawa-senyawa oksigen reaktif, radikal hidroksil (‘OH)

merupakan senyawa yang paling berbahaya karena mempunyai tingkat

reaktivitas sangat tinggi. Radikal hidroksil dapat merusak tiga jenis

senyawa yang penting untuk mempertahankan integritas sel yaitu:

(1) Asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) yang merupakan komponen

penting fosfolipid penyusun membran sel

(2) DNA, yang merupakan piranti genetik dari sel.

(3) Protein, yang memegang berbagai peran penting seperti enzim,

reseptor, antibodi, pembentuk matriks, dan sitoskeleton (Halliwell dan

Gutteridge, 2000 ; Papas, 1999)

2.2.3. Hidrogen Peroksida

Hidrogen peroksida dikenal sebagai dihidrogen dioksida, hidrogen

dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H2O2, pH 4.5,

cairan bening, tidak berwarna dan tidak berbau, dan lebih kental dari air.

Memiliki sifat oksidator yang sangat kuat dan digunakan sebagai bahan

pemutih, juga sebagai desinfektan menurut (Bariqina dan Ideawati,

2001) Hidrogen peroksida mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

a. Bukan asam, tetapi dapat mengubah warna lakmus menjadi merah.

b. Larutan pekat hidrogen peroksida dapat merusak kulit.

c. Memiliki daya desinfektan

Page 31: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

H2O2 adalah suatu senyawa yang iritan terhadap mata, membran

mukosa dan kulit. Inhalasi pada kadar yang tinggi akan

menyebabkan iritasi yang berat pada hidung dan saluran napas. Bila

tertelan, maka akan terjadi iritasi sampai kerusakan berat pada

saluran cerna. Keracunan sistemik akan menyebabkan sakit kepala,

pusing, muntah, diare, tremor,mati rasa, kejang, edema paru,

kehilangan kesadaran sampai syok (Halliwell, et al., 2000).

2.2.4. Mekanisme Pembentukan Radikal Bebas

Berbagai jaringan yang dapat mengalami kerusakan akibat ROS di

antaranya adalah Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), lipid, dan protein.

Interaksi ROS dengan basa dari DNA dapat merubah struktur kimia

DNA, apabila tidak direparasi akan mengalami mutasi yang dapat

diiturunkan, terutama bila terjadi pada DNA sel germinal baik didalam

ovarium maupun testis, sedangkan kerusakan DNA pada sel somatik

dapat mengarah pada inisiasi keganasan atau kanker.

Gambar 2.3. Pembentukan ROS (Valko, et al., 2007)

Page 32: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pembentukan ROS, melibatkan proses peroksidasi lipid dan peran

glutathione (GSH) serta antioksidan lainnya (Vitamin E, Vitamin C,

asam lipoat) dalam pengelolaan stres oksidatif.

Reaksi 1 : Radikal anion superoksida dibentuk oleh proses reduksi

molekul oksigen yang dimediasi oleh NAD(P)H oksidase dan xantin

oksidase atau non-enzimatik oleh senyawa reaktif redoks seperti

senyawa semi-ubiquinone dari rantai transpor elektron mitokondria .

Reaksi 2 :Radikal superoksida mengalami dismutasi oleh

superokside dismutase (SOD) menjadi hidrogen peroksida.

Reaksi 3 : Hidrogen peroksida sangat mudah dibersihkan oleh enzim

glutation peroksidase (GPx) dengan bantuan GSH sebagai donor

elektron.

Reaksi 4 : Glutathion teroksidasi (GSSG) direduksi kembali menjadi

GSH oleh enzim glutation reduktase (Gred) yang menggunakan NADPH

sebagai donor elektron.

Reaksi 5 : Beberapa logam transisi (misalnya Fe2 +, Cu + dan lain –

lain) dapat merusak hidrogen peroksida menjadi radikal hidroksil reaktif

(reaksi Fenton).

Reaksi 6 : Radikal hidroksil dapat tidak terbentuk dengan electron

dari asam lemak tak jenuh ganda (LH) menjadi radikal karbon lipid (L•).

Reaksi 7 : Radikal lipid (L •) berinteraksi dengan molekul oksigen

untuk membentuk radikal lipid peroxyl (LOO •). Jika radikal lipid

peroxyl LOO • tidak direduksi oleh antioksidan, akan trjadi proses

peroksidasi lipid (reaksi 18-23 dan 15-17).

Reaksi 8 : Radikal lipid peroxyl (LOO •) tereduksi dalam membran

oleh reduksi yang dibentuk vitamin E (T-OH) yang mengakibatkan

pembentukan hidroperoksida lipid dan radikal vitamin E (TO •).

Reaksi 9 : Regenerasi Vitamin E dengan Vitamin C: Vitamin E

radikal (TO •) direduksi kembali menjadi vitamin E (T-OH) oleh asam

askorbat (pembentukan fisiologis askorbat adalah askorbat monoanion,

Asch) meninggalkan radikal ascorbyl yang (Asc • -).

Page 33: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Reaksi 10 : Regenerasi vitamin E dengan GSH: oksidasi radikal

vitamin E (TO) yang direduksi dengan GSH.

Reaksi 11 : Glutathion teroksidasi (GSSG) dan radikal ascorbyl (Asc•

-•) direduksi kembali menjadi GSH dan askorbat monoanion,AscH-.

Masing-masing asam dihydrolipoic (DHLA) mengkonversi dirinya

sendiri menjadi asam α-lipoat (ALA).

Reaksi 12 : Regenerasi DHLA dari ALA menggunakan NADPH.

Reaksi 13 : Lipid hidroperoksida direduksi menjadi alkohol dan

dioksigen oleh GPx menggunakan GSH sebagai donor elektron. Proses

peroksidasi lipid.

Reaksi 14 : Lipid hidroperoksida dapat bereaksi cepat dengan Fe2+

untuk membentuk radikal lipid alkoxyl (LO•), atau bereaksi lebih lambat

dengan Fe untuk membentuk radikal lipid peroxyl (LOO•).

Reaksi 15 : Derivat radikal lipid alkoxyl (LO•) misalnya dari asam

arakidonat mengalami reaksi siklisasi untuk membentuk enam cincin

hidroperoksida.

Reaksi 16 : Hyperoxide cincin 6 kemudian akan mengalami reaksi

lebih lanjut (termasuk β-scission) untuk membentuk 4-Hydroxyl-nonenal

Reaksi 17 : 4-Hydroxyl-nonenal berubah menjadi GST

Reaksi 18 : Radikal perokxyl yang terletak pada posisi rantai Lipid

berubah secara cyclisation menjadi siklik peroxide dengan radikal

dengan inti karbon.

Reaksi 19 : Radikal tersebut dapat bebah menjadi Hydroperoxide atau

dapat mengalami cyclisation kedua unruk membentuk perokside bisiklik

Reaksi 20 : Terbentuk produk yang merupakan produk antara dalam

pembentukan MDA.

Reaksi 21 : MDA bereaksi dengan Cytosine yang membentuk M1C

Rekasi 22 : MDA bereaksi dengan Adenine yang membentuk M1A

Reaksi 23 : MDA bereaksi dengan Guanine yang membentuk M1G

(Valko, et al., 2007)

Page 34: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.3. Antioksidan

2.3.1. Klasifikasi Antioksidan

Antioksidan adalah suatu senyawa yang pada konsentrasi rendah

secara signifikan dapat menghambat atau mencegah oksidasi substrat

dalam reaksi rantai (Halliwell dan Whitemann, 2004; Leong dan Shui,

2002). Antioksidan dapat melindungi sel-sel dari kerusakan yang

disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas.

Antioksidan dapat mendonorkan elektronnya kepada molekul radikal

bebas, sehingga dapat menstabilkan radikal bebas dan menghentikan

reaksi berantai. Radikal bebas berusaha menstabilkan diri dengan

mengambil elektron dari molekul lain. Pada keadaan normal terjadi

keseimbangan antara pembentukan Radikal bebas dan aktivitas

antioksidan di dalam sel (Harju T et.al, 2004). Jika keseimbangan

tersebut terganggu akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat

menyebabkan kerusakan komponen-komponen sel (Halliwell, 2007).

Salah satu kerusakan yang diakibatkan oleh kondisi stres oksidatif

adalah peroksidasi lipid yang akan menghasilkan peroksida lipid.

Peroksida lipid akan terurai menghasilkan sejumlah senyawa seperti

epoksida, hidrokarbon dan aldehid. Di antara senyawa aldehid yang

dihasilkan adalah malondialdehyde (MDA). Contoh antioksidan antara

lain β karoten, likopen, vitamin C, vitamin E (Sies, 1997). Antioksidan

dikelompokkan menjadi antioksidan enzim dan vitamin. Antioksidan

enzim meliputi Superoksida Dimustase (SOD), Katalase dan Glutathione

Peroxidase (GSH.Prx). Enzim antioksidan atau antioksidan endogenous

enzimatik adalah metaloenzim yang mengkatalis dismutasi radikal anion

superoksida (O2’) menjadi hydrogen peroksida (H2O2) dan oksigen (O2)

di dalam mitokondria. Selanjutnya H2O2 didalam mitokondria akan

mengalami detoksifikasi oleh enzim katalase menjadi senyawa H2O dan

O2, sedangkan H2O2 yang berdifusi ke dalam sitosol akan didetoksifikasi

oleh enzim glutation peroksidase (Ihnat, et al., 2007).

Page 35: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Antioksidan vitamin meliputi alfa tokoferol (vitamin E), beta karoten

dan asam askorbat (vitamin C). Berdasarkan modifikasi (Sies,1997),

antioksidan dapat diklasifikasikan berdasarkan peranannya yaitu :

1. Antioksidan yang bertindak sebagai pencegah radikal bebas. Cara

kerja antioksidan ini adalah dengan mencegah pembentukan radikal

bebas melalui penguraian senyawa non radikal seperti H2O2

(contohnya katalase, glutathione peroxidase dan S-tranferase),

chelation (Proses di mana molekul logam berikatan dengan radikal

bebas) (contohnya Transferrin, ceruloplasmin, albumin, haptoglobin)

dan mencegah O2 yang aktif (contohnya superoxide dismutase dan

carotenoid).

2. Antioksidan yang bertindak sebagai pemusnah radikal bebas. Cara

kerja antioksidan ini adalah dengan memusnahkan radikal bebas

untuk menghalang rantai initiation dan menghancurkan rantai

propagation. Contoh dari antioksidan ini adalah ubiquinol, vit A, vit

E, carotenoid yaitu bersifat lipofilik sedangkan yang bersifat

hipofilik adalah uric acid, asam askorbat, albumin dan bilirubin.

3. Antioksidan yang bertindak sebagai senyawa perbaikan jaringan.

Cara kerja antioksidan ini adalah dengan memperbaiki membran

jaringan yang rusak. Contoh dari antioksidan ini adalah DNA repair

enzymes, protease, transferase dan lipase.

2.3.2. Mekanisme Pertahanan Antioksidan Pada Mahluk Hidup

Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan

satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas

tersebut dapat diredam. Antioksidan sebagai senyawa yang dapat

menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam

arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah

terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida) dalam oksidasi lipid

(Dalimartha dan Soedibyo, 1999). Untuk kehidupannya, manusia

maupun hewan tergantung pada oksigen. Oksigen yang esensial berguna

untuk kehidupan, bekerja melalui mekanisme reaksi berurutan di dalam

Page 36: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sel-sel tubuh, mempunyai batasan fungsi dan kemudian dapat

memberikan efek samping. Reaksi oksidasi yang lebih kompleks akan

menghasilkan radikal bebas, yang apabila tidak terdapat sistem

antioksidan, akan menghancurkan elemen vital sel -sel tubuh. Semua

penyakit yang menimpa manusia melibatkan oksidasi pada tingkat

subseluler dari sel, sebagai penyebab atau sebagai reaksi lanjutan.

Selanjutnya kerusakan jaringan akan merupakan bagian atau keseluruhan

gejala patologi (Muchtadi, 2013). Radikal bebas yang berlebihan dapat

merusak sel-sel di dalam tubuh. Dengan adanya antioksidan sebagai

salah satu sistem pertahanan tubuh, maka radikal bebas yang ada akan

ternetralisir. Kondisi jaringan periodonsium dipengaruhi oleh

antioksidan internal yang diproduksi tubuh untuk menghindari terjadinya

stres oksidatif yaitu ketidakseimbangan oksigen radikal dan non-radikal

yang dapat merusak sel-sel dengan berbagai mekanisme. kadar

antioksidan tidak mencukupi, maka jaringan periodonsium tidak lagi

mampu untuk mengatasi stres oksidatif, melindungi jaringan yang

normal dan tidak mampu untuk mengontrol kerusakan yang dilakukan

oleh bakteri sehingga hal ini menunjukkan pentingnya antioksidan bagi

kesehatan tubuh (Muchtadi, 2013).

2.3.3. Enzim Katalase Sebagai Antioksidan

Salah satu antioksidan endogen yang berperan mencegah

terjadinya kerusakan oksidatif adalah Katalase (Halliwell, 2007).

Katalase ( CAT ) adalah enzim yang disusun oleh lebih dari 500 asam

amino dan memiliki gugus forfirin atau dikenal sebagai hemoprotein.

Enzim katalase bersifat antioksidan ditemukan pada hampir sebagian

besar sel (Nagwa et al., 2012). Enzim ini terutama terletak di dalam

organel peroksisom. Katalase ditemukan di semua jaringan, aktivitasnya

yang tinggi ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya

rendah (Murray et al., 2003). Enzim ini dapat ditemui dalam darah,

sumsum tulang, membran mukosa, ginjal dan hati (Kumar et al., 2008).

Aktivitas katalase yang terdapat dalam peroksisom, langsung mendegradasi

Page 37: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

hidrogen peroksida (2H2O2 → O2 + 2H2O) (Richard et al., 2010). Enzim

katalase mampu mengkatalasis reaksi penguraian hidrogen peroksida

(H2O2) melalui dua mekanisme kerja yaitu katalitik dan peroksidatik.

Mekanisme enzim katalase sebagai antioksidan melalui proses katalitik

terjadi bila enzim katalase menggunakan molekul H2O2 sebagai substrat

atau donor elektron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau

akseptor elektron (Silvia, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa substrat

dari enzim katalase tersebut adalah H2O2. Jika H2O2 tidak dirombak

dengan enzim katalase, maka dapat menyebabkan kematian pada sel.

Oleh karena itu enzim katalase berperan penting merombak hidrogen

peroksida menjadi air dan oksigen ( Kumar et al, 2008 ). Enzim katalase

akan mengkatalis dekomposisi salah satu spesies oksigen reaktif ( ROS )

yakni hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen sehingga dapat

melindungi sel dari kerusakan oksidatif (Mirsa et al., 2009). Menurut

Haliwell dan Gutteridge (2000), aktivitas CAT optimal pada pH 7 dan

meningkat dengan meningkatnya akumulasi H2O2. Enzim CAT mampu

mengkonversi 40 juta molekul hidrogen peroksida menjadi molekul air

dan oksigen setiap detiknya. Disamping itu, enzim CAT juga mampu

mendetoksifikasi senyawa formaldehid, fenol dan alkohol.

2.3.4. Vitamin E

Vitamin E ditemukan pada tahun 1922, oleh Evans dan Bishop,

dengan istilah tokoferol. Vitamin E adalah nama umum untuk semua

metil-tokol, jadi istilah tokoferol bukan sinonim dari vitamin E, namun

pada praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut disinonimkan. Struktur

kimia tokoferol alfa diperlihatkan pada Gambar 2.1 (Landvik et al., 2002

di dalam Cadenas dan Packer, 2002) .

Page 38: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Vitamin E tidak larut di dalam air tetapi larut dalam minyak dan

lemak. Terdapat delapan bentuk vitamin E yaitu berupa tokoferol alfa,

beta, gamma, dan delta serta empat bentuk tokotrienol homolog (alfa,

beta, gamma, dan delta). Dari delapan bentuk tersebut, alfa tokoferol

memiliki aktivitas biologis yang paling tinggi (Landvik et al., 2002 di

dalam Cadenas dan Packer, 2002). Sumber vitamin E di alam banyak

dijumpai pada minyak bunga matahari, minyak biji kapas, taoge,

kacang-kacangan dan kentang manis (Kumalaningsih, 2006).

Fungsi vitamin E di dalam tubuh adalah melindungi asam-asam

lemak tak jenuh pada membran sel, mampu meningkatkan respon imun,

sebagai zat pengatur (regulasi) pada aktivasi Protein Kinase C, fungsi

mitokondria, metabolism protein dan produksi hormon. Vitamin E juga

melindungi vitamin A dari kerusakan yang terjadi di dalam tubuh.

Fungsi vitamin E sangat penting bagi tubuh seperti dapat mencegah

kanker, penyakit kardiovaskuler, proses penuaan, osteoporosis dan

meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh (Landvik et al., 2002 di

dalam Cadenas dan Packer, 2002). Vitamin E atau α-tokoferol

digunakan untuk mencegah kerusakan oksidatif dengan cara

menghentikan tahap propagasi dari oksidasi asam lemak tak jenuh ganda

(Bharrhan, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad et al., (2006) menyatakan

bahwa vitamin E memiliki aktivitas antioksidan dalam mengurangi

degradasi tirosin akibat fotosensitisasi Psoralen in vitro. Hasil penelitian

Gambar 2.4. Struktur molekul tokoferol alfa

Page 39: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Chow 1999 menduga bahwa Vitamin E secara langsung dapat mengatur

produksi hidrogen peroksida dalam mitokondria, dan menyatakan bahwa

kelebihan produksi reaktif oksigen spesies (ROS) di mitokondria

merupakan penyebab utama kerusakan jaringan yang diamati pada tikus

dengan defisiensi vitamin E (Chow et al., 1999). Kushi et al., (1996) dan

Yochum et al., (2000) melaporkan adanya hubungan terbalik antara

asupan vitamin E dengan kejadian kematian karena kardiovaskuler.

Sebagai antioksidan, vitamin E berfungsi melindungi senyawa-senyawa

yang mudah teroksidasi, antara lain ikatan rangkap dua pada UFA

(Unsaturated Fatty Acid), DNA, dan RNA dan ikatan atau gugus – SH

(sulfhidril) pada protein. Vitamin E akan bertindak sebagai reduktor dan

menangkap radikal bebas tersebut. Vitamin E dalam hal ini berperan

sebagai scavenger. Scavenger yang lain selain vitamin E adalah vitamin

C, enzim glutation reduktase, dismutase, dan peroksidase yang bersifat

larut dalam air. Scavenger yang larut dalam lemak adalah vitamin E dan

ß-karoten (Traber, 2002 di dalam Cadenas dan Packer, 2002).

2.4. Tinjauan Hewan Percobaan

2.4.1. Klasifikasi Tikus Putih

Menurut Krinke ( 2000 ) klasifikasi Tikus Putih ( Rattus norvegius )

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Genus : Rattus

Species : norvegius

Page 40: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.2. Biologis Tikus Putih ( Rattus norvegius )

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang

sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model

guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu

dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorium. Tikus termasuk

hewan mamalia, oleh sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan

mungkin tidak jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainya. Selain

itu, penggunaan tikus sebagi hanya 2-3 tahun dengan lama reproduksi 1

tahun.

Kelompok tikus laboratorium pertama – tama dikembangkan di

Amerika Serikat antara tahun 1877 dan 1893. Keunggulan tikus putih

disbanding tikus liar antara lain lebih cepat dewasa, tidak

memperlihatkan perkawinan musiman, dan umumnya lebih cepat

berkembang biak. Kelebihan lainya sebagi hewan laboratorium adalah

sangat mudah ditangani, dan berukuran cukup besar sehingga

memudahkan pengamatan. Secara umum, berat badan tikus laboratorium

lebih ringan dibandingkan berat tikus liar. Biasanya pada umur empat

minggu beratnya 35-40 g, dan berat dewasa rata-rata 200-250 g tetapi

bervariasi tergantung pada galur. Galur Sprague Dawley merupakan

galur yang paling besar diantara galur yang lain.

Terdapat beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam

penelitian. Galur – galur tersebut antara lain : Wistar, Sprague-Dawley,

Long Evans, dan Holdzman. Dalam penelitian ini digunakan galur

Sprague-Dawley dengan ciri – ciri berwarna putih, berkepala kecil dan

ekornya lebih panjang daripada badanya (Smith dan Mangkoewidjodjo,

1988). Tikus ini pertama kali diproduksi oleh peternakan Sprague

Dawley. Tikus Sprague Dawley merupakan jenis outbred tikus albino

serbaguna secara ekstensif dalam riset medis. Keuntungan utamanya

adalah ketenangan dan kemudahan penangananya. Adapus data biologis

tikus sebagai berikut :

Tabel 2.3. Data Biologis Tikus (Smith dan Mangkoewidjodjo, 1988).

Page 41: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lama hidup 2 -3 tahun, dapat sampai 4

tahun

Lama produksi

ekonomis

1 tahun

Lama bunting 20 – 22 hari

Umur dewasa 40 – 60 hari

Umur dikawinkan 8 – 10 minggu ( Jantan dan

betina )

Berat dewasa 300-400 g jantan; 250 – 300 g

betina

Suhu ( rektal ) 360-39

0 ( rata – rata 37,5

0 C )

Pernapasan 65-115/menit, turun menjadi

50 dengan anestesi, naik

sampai 150 dalam stress

Denyut Jantung 330-480/menit, turun menjadi

250 dengan anestesi, naik

sampai 550 dalam stress

Tekanan darah 90-180 sistol, 60-145 diastol,

turun menjadi 80 sistol, 55

diastol dengan anestesi

Konsumsi Oksigen 1,29-2,68 ml/g/jam

Sel darah merah 7,2-9,6 x 106/mm3

Sel darah putih 5,0-130x103/mm3

Kromosom 2n=42

Page 42: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Aktivitas Nocturnal (malam)

Konsumsi

Makanan

15-30 g/hari (dewasa)

Konsumsi

Minuman

20-45 ml/hari ( dewasa )

Page 43: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Teori

Enzim Antioksidan

Endogen :

Supreoxidase

(SOD)

Glutation

Peroksidase

(GPx)

Katalase (CAT)

Antioksidan

Eksogen (Alami):

Vitamin E

Vitamin C

Beta Karoten

Antosianin

Flavonoid

Polifenol

Antioksidan

Aktivitas Enzim

Katalase Radikal Bebas

Faktor Eksogen :

Variasi Suhu

Radioaktifitas

Hidrogen

Peroksida

(H2O2 )

Radiasi

Ultraviolet

Faktor Endogen :

Kelainan

Metabolik

Penyakit

Herediter

Penyakit

Deregeneratif

Perlakuan sampel hewan Ekstrak Air Sarang

Burung Walet

Sarang Walet Putih

Kandungan Sarang

Burung Walet :

Protein

Karbohidrat

Lemak

Kadar air

Kadar abu

Page 44: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.2. Kerangka Konsep

EKSTRAK AIR

SARANG BURUNG

WALET

Mempunyai senyawa metabolit aktif

Senyawa Protein dan Asam Amino

( Berperan sebagai antioksidan ) Contoh H2O2

Radikal Bebas

( Endogen / Eksogen )

Senyawa Antioksidan mengikat

radikal bebas

Senyawa protein dan asam amino meningkatkan aktivitas

enzim – enzim endogen alami didalam tubuh dan mecegah

terjadinya kerusakan akibat radikal bebas

ANTIOKSIDAN MENSTIMULASE ENZIM ENDOGEN

Gluthanione Poroxidase

(GPx)

Supreoxidase

(SOD)

Katalase ( CAT )

Pemberian ekstrak air sarang burung walet

pada hewan uji

Perlakuan kontrol positif dan negatif terhadap

serum hewan uji serta pembuatan kurva standar

Uji statistik dilakukan dengan One-way

ANNOVA

Penghitungan aktivitas katalase dengan Elisa

Reader

Hasil peningkatan aktivitas katalase berupa

bagan dan statistik serta perhitungan dosis

Page 45: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1. Tempat Penelitian

Pembuatan ekstrak air sarang burung walet dilakukan di

Laboratorium Kimia obat, Laboratorium penelitian I, dan Laboratorium

penelitian II. Persiapan, aklimatisasi, perawatan, dan perlakuan terhadap

hewan uji dilakukan di Animal House. Uji aktivitas katalase dilakukan di

Laboratorium Biokimia. Analisis data dilakukan di Laboratorium

penelitian I Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian sudah dilakukan selama 6 bulan dari bulan Juli 2016 hingga

Desember 2016.

3.4. Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan

Hewan, kandang hewan percobaan, neraca analitik AND GX-200,

blender, beaker glass, gelas ukur, labu ukur, hot plate stirrer, batang

pengaduk, sentrifugator, tabung Eppendorf, vortex, freeze dry,

mikropipet 100-1000μl, pipet tetes, water bath TRW-42 TP, sonde oral,

spuit dan Microplate Reader (ELISA Reader).

3.4.2. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan adalah sarang burung walet putih

diperoleh dari Padang Sumatra Barat, H2O2, Aqua bidestilata, Aqua

destilata, Catalase Activity Colorimetric/ Fluorometric Assay Kit,

Vitamin E, NaCMC, Tikus putih jantan galur Sprague dawley sebagai

hewan uji yang diperoleh dari Institut Pertanian Bogor dan makanan

hewan percobaan (pellet).

3.4.3. Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih

jantan galur Sprague-Dawley yang sehat berumur 5-6 minggu dengan

berat 150-200 gram yang diperoleh dari Animal Facility and Modelling

Provider Institut Pertanian Bogor (IPB).

Page 46: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5. Prosedur Penelitian

3.5.1. Perhitungan Besar Sampel

Jumlah sampel ditentukan menurut WHO , yaitu minimal lima ekor

tikus untuk setiap kelompok. Penelitian ini menggunakan enam

kelompok tikus tiap masing – masing terdiri dari enam ekor. Cara

pengambilan sampel dilakukan dengan metode randomisasi sederhana

dari populasi yang ada.

3.5.2. Dosis Perlakuan

Hasil penelitian terdahulu (Ageng , 2015) menunjukkan bahwa

ekstrak air sarang burung walet putih dengan dosis 1 mg/kgBB tidak

menghasilkan efek pada hewan uji, sedangkan pada dosis 100 mg/kgBB

, ekstrak air sarang burung walet putih menyebabkan hepatotksik dan

pada dosis 10 mg/kgBB, ekstrak menghasilkan efek. Sehingga pada

penelitian ini dosis ekstrak air sarang burung walet putih untuk hewan

uji yaitu 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB.

3.5.3. Desain Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah The Pre and Post Test Control

Group Design, yaitu desain ekperimen yang dilaksanakan pada semua

kelompok uji dengan kelompok pembanding dengan pengambilan di

awal sebelum perlakuan dan diakhir setelah pemberian treatmen . Skema

model penelitian The Pre and Post Test Control Group Design, sebagai

berikut :

01 - x1 - 02 - x2 - 03

01 adalah hasil pengukuran (observasi) yang dilakukan sebelum

perlakuan (treatment) dengan cara pengambilan sampel darah pada hari

ke-0 , x1 adalah pemberian perlakuan (treatment) berupa pemberian

sampel selama 30 hari, 02 hasil pengukuran (observasi) ke-2 atau

pengambilan sampel darah pada hari ke-31, x2 adalah pemberian sampel

dan pemberian perlakuan selama 2 hari, dan 03 adalah hasil pengukuran

Page 47: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(observasi ) setelah pemberian treatment ada hari ke-33. (Sugiyono,

2008). Mengacu pada (Periyar et al., 2013) dan (Hasna , 2015) Uraian

lebih lanjut mengenai perlakuan pada hewan percobaan, yakni :

Page 48: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tab

el 3

.1.

Des

ain P

embag

ian

Kel

om

pok P

erco

baa

n

Page 49: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keterangan :

KIp : Pembagian hewan uji (tikus)

KO : Tikus normal Pemberian NaCMC 0,5% 10 ml/kgBB

Kn : Kontrol negatif

Kp : Kontrol positif

Ku1 : Kelompok uji 1

Ku2 : Kelompok uji 2

Ku3 : Kelompok uji 3

- : Tanpa perlakuan apapun

A : Aquabidestilata

H : H2O2 1 % v/v dosis 1,0 mg/kgBB

E : Vitamin E (1000 IU, 4,08 ml/g)

N : NaCMC 0,5% 10 ml/kgBB

: Pengambilan sampel darah untuk uji kadar Katalase. (Pada hari ke-0

dan ke-30)

: Terminasi, pengambilan sampel darah untuk uji kadar Katalase (Pada

hari ke-33)

α : Ekstrak sarang burung walet dosis 10 mg/kgBB

β : Ekstrak sarang burung walet dosis 20 mg/kgBB

γ : Ekstrak sarang burung walet dosis 40 mg/kgBB

Page 50: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

34

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

a. KO : Tikus normal, diberi NaCMC 0,5% dengan dosis 5,0 ml/kgBB

selama 30 hari, dan pada hari ke-31 dan ke-32 diberi H2O2 1% v/v

dosis 1,0 mg/kgBB secara intraperitoneal.

b. Kn : Sebagai kontrol negative, tikus diberi Aquabidest selama 30

hari dan pada hari ke-31 dan ke-32 diberi H2O2 1% v/v dosis 1,0

mg/kgBB secara intraperitoneal.

c. Kp : Sebagai kontrol positif, tikus diberi vitamin E dengan dosis 50

IU/kgBB peroral (p.o) selama 30 hari dan pada hari ke-31 dan ke-32

diberi H2O2 1% v/v dosis 1,0 mg/kgBB secara intraperitoneal. Darah

dianalisa pada hari ke 0, 30, dan 33 untuk mengamati aktivitas

Katalase.

d. Ku 1 : sebagai kelompok uji 1, diberikan larutan sarang burung

walet dengan dosis 10 mg/kgBB peroral (p.o) selama 32 hari. Pada

hari ke-31 dan ke-32 diberi H2O2 1% v/v dosis 1,0 mg/kgBB secara

intraperitoneal (i.p). darah dianalisa pada hari ke 0, 30 dan 33 untuk

mengamati aktivitas Katalase.

e. Ku2 : sebagai kelompok uji 2, diberikan larutan sarang burung walet

dengan dosis 20 mg/kgBB peroral (p.o) selama 32 hari. Pada hari ke-

31 dan ke-32 diberi H2O2 1% v/v dosis 1,0 mg/kgBB secara

intraperitoneal (i.p). darah dianalisa pada hari ke 0, 30 dan 33 untuk

mengamati aktivitas Katalase.

f. Ku3 : sebagai kelompok uji 3, diberikan larutan sarang burung walet

dengan dosis 40 mg/kgBB peroral (p.o) selama 32 hari. Pada hari ke-

31 dan ke-32 diberi H2O2 1% v/v dosis 1,0 mg/kgBB secara

intraperitoneal (i.p). darah dianalisa pada hari ke 0, 30 dan 33 untuk

mengamati aktivitas Katalase.

Page 51: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.5.4. Determinasi Sampel

Sampel sarang burung walet putih yang diperoleh dari Painan,

Sumatra Barat, kemudian dideterminasi di Laboratorium Omithologi,

Puslit Biologi Bidang Zoologi LIPI Kebon Raya, Bogor, Jawa Barat.

3.5.5. Penyiapan Sarang Burung Walet

Sampel yang telah dideterminasi, kemudian dibersihkan dari bulu

burung walet yang menempel pada sampel dengan menggunakan pinset.

Selanjutnya sarang burung walet dibersihkan dibawah air mengalir

selama ± 5 menit, kemudian dikeringkan pada suhu ruang. Setelah

bersih, sampel dihaluskan dengan menggunakan blender.

3.5.6. Ekstraksi Sarang Burung Walet

Sampel yang sudah dihaluskan sebanyak 150 gram dilarutkan dalam

aqua bidestilata (1 gram dalam 30 mL), kemudian dipanaskan pada suhu

600C selama 30 menit dan dihomogenkan dengan kecepatan 800 rpm

selama 15 menit. Setelah homogen, campuran disonikasi selama 30

menit dan kemudian disaring untuk memisahkan ampas sarang burung

walet dengan menggunakan 2 lapis kain kasa. Filtrat yang diperoleh

kemudian dikeringkan dengan metode pengeringan freeze dry dan

disimpan pada -200C (Liu et. al., 2012).

3.5.7. Uji Kualitatif Ekstrak Sarang Burung Walet

1. Reaksi Biuret

Sebanyak 2 ml sample ditambahkan 2 ml larutan NaOH 2 M, kocok

perlahan. Kemudian tambahkan 10 tetes larutan CuSo4 0,1 M. Amati

perubahan yang terjadi. Reaksi positif mengandung protein jika

terjadi perubahan warna menjadi warna ungu (Autheroff, 2002).

2. Reaksi Molish

Sebanyak 2 ml larutan sampel ditambahkan 5 tetes larutan naftol

3% dalam metanol, dikocok perlahan selama 5 detik, miringkan

tabung dan ditambahkan 2 ml H2SO4 pekat melalui dinding tabung

secara hati-hati, kemudian tegakkan kembali tabung. Hasil positif

Page 52: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengandung karbohidrat bila terlihat adanya cincin ungu diperbatasan

kedua cairan (Auterhoff, 2002).

3. Reaksi Xantoprotein

Sebanyak 2 ml larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan

hati-hati kedalam larutan sampel, dikocok dan amati perubahan

warnanya. Setelah dicampurakan terjadi endapan putih yang dapat

berubah menjadi kuning apabila dipanaskan. Reaksi positif

menandakan adanya asam amino yang bergugus benzene pada sampel

(Sumardjo, 2009).

3.5.8. Penyiapan Dosis Ekstrak Sarang Burung Walet

Dosis pemberian ekstrak air sarang burung walet pada tikus

dibedakan dalam tiga dosis yaitu 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB dan 40

mg/kgBB kemudian disuspensikan dalam NaCMC 0,5%. Perhitungan

terdapat pada lampiran 7.

3.5.9. Persiapan Tikus

Tikus diperoleh dari Institut Pertanian Bogor sebanyak 40 ekor.

Disiapkan tempat pemeliharaan hewan coba yang meliputi kandang,

sekam, tempat makan dan tempat minum.Tikus diaklimatisasi selama 14

hari di Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Jakarta, agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang

baru.Selama adaptasi, tikus diberi makan dan minum standar ad libitum,

dilakukan pengamatan kondisi umum. Pada hari ke-15 dilakukan

penimbangan untuk menetukan dosis dan dilakukan perlakuan.

3.5.10. Uji Pendahuluan

Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan terlebih dahulu

untuk menentukan volume hidrogen peroksida yang menyebabkan

gangguan atau kerusakan didalam tubuh. Parameternya dapat dilihat dari

kadar antioksidan yang menurun minimal 30%.

Page 53: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 3.2. Uji pendahuluan volume hidrogen peroksida

Keterangan :

H : H2O2 1 % v/v dosis 1,0 mg/kgBB

- : Tanpa perlakuan apapun

: Pengambilan sampel darah untuk uji kadar katalase

sebelum perlakuan

: Pengambilan sampel darah untuk uji kadar katalse

setelah induksi

3.5.11. Pemberian Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 36 ekor tikus jantan galur Sprague

dawley yang diberikan 6 perlakuan yang berbeda. Masing – masing

perlakuan terdiri atas 6 ekor tikus putih jantan. Ekstrak air sarang burung

walet yang diperoleh didispersikan dalam pembawa (NaCMC 0,5%)

dengan dosis yang telah ditentukan, diberikan secara oral dengan alat

pencekok oral (sonde). Pemberian ekstrak diberikan peroral satu kali

sehari dan dilakukan selama 32 hari.

3.5.12. Pengambilan Sampel Darah Hewan Uji

Pengambilan darah pada hewan uji dilakukan pada hari ke-0, 30 dan

33. Pada hari ke-30 pengambilan darah dilakukan setelah pemberian

ekstrak sarang burung walet. Darah tikus diambil sebanyak 2-3 ml

melalui begian pleksus retro-orbital dan sebelumnya dibius terlebih

dahulu menggunakan eter. Darah kemudian ditampung dalam tabung

mikrosentrifugasi untuk diambil pengujian terhadap aktivitas Katalase.

Hewan Uji Perlakuan hari ke-

0 1 2 3

Tikus 1 - H H -

Tikus 2 - H H -

Page 54: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sampel darah disentrifugasi pada 5000 rpm selama 5 menit. Kemudian

supernatant diambil dan dimasukan kedalam tube. (Ahmadvand, 2014)

3.5.13. Pengukuran Aktivitas Katalase

Pengukuran aktivitas katalase serum darah dilakukan dengan

menggunakan Catalase Activity Assay Kit dari Biovision.

I. Persiapan :

a. Sampel Serum

Serum diperoleh dari darah tikus yang kemudian disentrifugasi

5000 rpm, 5 menit.

b. Kontrol positif dan negative (high control/HC)

Sudah tersedia pada kit katalase.

c. Pembuatan kurva standar

5 µl H2O2 0,88 M diencerkan dengan akuabides 215 µl sehingga

konsentrasi menjadi 20 mM H2O2. Lalu dibuat pengenceran 0, 2,

4, 8, 10 mM H2O2.

d. Uji Aktivitas Katalase

Dimasukan sampel serum, kontrol positif dan negatif serta

larutan standar masing-masing kedalam well, sebanyak 78 µl.

Diinkubasi pada suhu 25°C selama 30 menit, setelah itu

ditambahkan 10 µl Stop Solution pada setiap well.

Ditambahkan 50 µl larutan HRP (campuran reagen) kemasing-

masing well. Lalu baca OD pada panjang gelombang 570 nm.

Hasil perhitungan aktivitas katalase dikonversi dengan bantuan

kurva standar.

3.5.14. Rencana Pengolahan dan Analisa Data

Data kuantitatif dipresentasikan secara statistik dengan SPSS

(Statistical Product and Service Solution) untuk windows. Uji statistic

dilakukan analisis one-way ANOVA bila distribusi normal dan

homogen, dan bila distribusi tidak normal atau tidak homogen dilakukan

analisis Kruskal Wallis.

Page 55: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Determinasi Sampel

Sampel sarang burung walet putih diperoleh dari Painan Sumatra

Barat, dideterminasi di Laboratorium Ornithologi, Puslit Biologi bidang

Zoologi LIPI Cibining Bogor, Jawa Barat. Hasil menunjukan bahwa

sampel merupakan sarang burung walet putih dari burung walet putih

(Collocalia fuchipaga Thunberg,1821). Hasil determinasi dapat dilihat

pada lampiran 4.

4.1.2. Ekstraksi Sarang burung walet

Sebanyak 511 gram serbuk sarang burung walet putih diekstraksi

dengan aquabidest melalui beberapa tahapan sesuai metodelogi. Filtrat

yang diperoleh dilakukan pengeringan dengan metode Freeze Dry yang

dilakukan di LIPI Cibinong, Bogor. Hasilnya, didapat ekstrak sebanyak

26,607 gram dengan rendemen 5,199%.

4.1.3. Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih

Uji kualitatif ekstrak air sarang burung walet putih (Collocalia

fuchipaga T) dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit aktif.

Hasil uji kualitatif ekstrak air sarang burung walet putih dapat dilihat

pada tabel 4.1

Page 56: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.1 Uji Kualitatif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih

(Collocalia fuchipaga T)

Uji Kualitatif Hasil Keterangan

Reaksi Biuret

Terjadi perubahan

warna dari yang

biru bening

menjadi warna biru

keunguan.

Menunjukan positif

adanya Protein.

Page 57: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Reaksi Molish

Terbentuk cincin di

kedua cairan.

Menunjukan positif

adanya

Karbohidrat.

Reaksi

Xantoprotein

Terdapat adanya

endapan putih.

Menunjukan positif

adanya asam amino

bergugus benzene.

Page 58: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.1.4. Hasil Pengukuran Aktivitas Katalase Serum Darah

Hasil pengukuran aktivitas katalase serum darah yakni pada

kelompok Kontrol Normal (Kip), Kelompok Negatif (KN), Kelompok

Positif (KP), Kelompok Uji 1 (1 mg/kgBB), Kelompok Uji 2 (10

mg/kgBB) dan Kelompok Uji 3 (100 mg/kgBB) yakni dapat dilihat pada

Gambar 4.1

Gambar 4.1 Grafik rata-rata aktivitas katalase

Hasil pengukuran aktivitas katalase menunjukan bahwa adanya

peningkatan dan penurunan aktivitas katalase antara hari ke-0, hari ke-

30 dan hari ke-33 dari setiap kelompok dapat dilihat pada grafik rata-rata

aktivitas katalase pada gambar 4.1

Tabel 4.2. Persentase perubahan aktivitas katalase

Kelompok

tikus

% perubahan aktivitas

katalase dari hari 0-30

% perubahan aktivitas

katalase dari hari 30-32

KO 8% -62%

KN 5% -84%

Normal Negatif PositifDosis 10mg/kgBB

Dosis 20mg/kgBB

Dosis 40mg/kgBB

rata-rata Aktivitas Katalase(mU/ml) Harike-0

723 775 599 603 507 584

rata-rata Aktivitas Katalase(mU/ml) Hari ke-30

732 780 757 735 676 752

rata-rata Aktivitas Katalase(mU/ml) Hari ke-33

669 696 782 767 740 779

0100200300400500600700800900

Akt

ivit

as K

atal

ase

Grafik rata-rata aktivitas katalase

Page 59: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

KP 158% 25%

Dosis 10

mg/kgBB 132% 32%

Dosis 20

mg/kgBB 169% 64%

Dosis 40

mg/kgBB 168% 28%

Keterangan : K0 (Kontrol Normal) , KN (Kontrol Negatif), KP (Kontrol Positif), Dosis

10 mg/kgBB (Kelompok Uji 1), Dosis 20 mg/kgBB (Kelompok Uji 2), Dosis 40

mg/kgBB (Kelompok Uji 3)

(-) minus menunjukan penurunan aktivitas katalase

(+) positif menunjukan peningkatan aktivitas katalase

Data yang telah diperoleh kemudian diolah secara statistik dengan

menggunakan uji Paired samples T-Test. Peningkatan aktivitas katalase

secara tidak bermakna terjadi pada kelompok normal antara hari ke-0

sampai hari ke-30, dan terjadi penurunan secara tidak bermakna antara

hari ke-30 sampai hari ke-33. Kelompok negatif terjadi peningkatan

aktivitas katalase secara tidak bermakna antara hari ke-0 sampai hari ke-

30, dan penurunan aktivitas katalase secara tidak bermakna terjadi antara

hari ke-30 sampai hari ke-33. Peningkatan aktivitas katalase secara

bermakna terjadi pada kelompok positif antara hari ke-0 sampai hari ke-

30, dan peningkatan secara tidak bermakna antara hari ke-30 sampai hari

ke-33. Kelompok dosis rendah (10 mg/kgBB) terjadi peningkatan

aktivitas secara bermakna (p≤0,05) antara hari ke-0 sampai hari ke-30,

dan peningkatan secara tidak bermakna terjadi antara hari ke-30 sampai

hari ke-33. Kelompok dosis sedang (20 mg/kgBB) terjadi peningkatan

aktivitas katalase secara bermakna antara hari ke-0 sampai hari ke-30,

dan peningkatan secara bermakna antara hari ke-30 sampai hari ke-33.

Kelompok dosis tinggi (40 mg/kgBB) terjadi peningkatan aktivitas

katalase secara bermakna antara hari ke-0 sampai hari ke-30, dan

peningkatan secara tidak bermakna antara hari ke-30 sampai hari ke-33.

Page 60: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kelompok dosis sedang (20 mg/kgBB) berbeda secara bermakna

terhadap kelompok negatif sedangkan untuk kelompok dosis rendah (10

mg/kgBB) dan kelompok dosis tinggi (40 mg/kgBB) tidak berbeda

secara signifikan terhadap kelompok negatif. Hal ini menunjukan bahwa

ekstrak air sarang burung walet putih dapat mempengaruhi aktivitas

katalase dan tergantung dengan dosis. Hasil analisa statistika dapat

dilihat pada lampiran 8.

4.2. Pembahasan

Sarang burung walet merupakan bahan yang terkenal dalam

bidang makanan dan untuk penggunaan pengobatan di Cina sejak abad

ke-16. Sarang burung walet telah diketaui efeknya yang bermanfaat

dalam bidang kesehatan di Cina selama ratusan tahun (Chua et al.,

2013). Pada penelitian ini sarang burung walet diperoleh dari Painan,

Sumatra Barat. Sarang burung walet ini berwarna putih dihasilkan dari

burung walet putih (Collocalia fuchipaga T).

Proses ekstraksi dilakukan setelah sarang burung walet bersih

dari kotoran. sarang burung walet dibersihkan dari kotoran-kotoran bulu

burung dan kotoran dengan menggunakan pinset, kemudian dibersihkan

dibawah air mengalir. Setelah bersih sarang burung walet dikeringkan

pada suhu ruangan lalu dihaluskan menggunakan blender. Tujuan untuk

memperbesar luas permukaan sarang burung walet dan memperkecil

partikel, sehingga bisa mempermudah proses ekstraksi dan optimal,

karena permukaan yang terkena pelarut lebih besar. Kemudian

didapatkan sebanyak 511 gram serbuk sarang burung walet. Sebanyak

511 gram serbuk sarang burung walet ditambahkan larutan aqabides

sebanyak 15,5 liter (1 gram dalam 0 ml), kemudian dipanaskan pada

suhu 60 C selama 0 menit. Digunakan aquabidest dengan tujuan

miminimalisir adanya kontaminasi bakteri dan logam-logam yang bisa

bereaksi dengan protein yang ada dalam ekstrak. Setelah dilakukan

pemanasan, Penelitian Oda (1983) dalam Ma dan Daicheng (2012)

menyebutkan adanya mukoprotein yang terekstraksi setelah diekstraksi

Page 61: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

45

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan air mendidih. Berdasarkan penelitian tersebut diharapkan

kandungan utama sarang burung walet tetap terekstraksi dengan

pemanasan tanpa kerusakan. kemudian dihomogenkan menggunakan

homogenzer dengan kecepatan 800 rpm. Untuk optimalisasi proses

ekstraksi, setelah pemanasan kemudian dilakukan sonikasi selama 30

menit (Liu et al., 2012). Tujuan sonikasi untuk memberikan getaran

sehingga menghasilkan efek yang menyebabkan sel pecah dan isi keluar

(Lacoma, 2009). Setelah dilakukan sonikasi dilakukan penyaringan

dengan menggunakan kasa untuk memisahkan endapan. Hasil filtrat

kemudian dipekatkan dengan cara pengeringan freezer dry selama 14

hari yang dilakukan di LIPI Cibinong, Bogor. Hasil ekstraksi diperoleh

sebanyak 511,76 gram dengan rendemen 5,199 %.

Diketahui bahwa kandungan utama sarang burung walet adalah

glikoprotein. Maka sarang burung walet memiliki sifat-sifat protein

serta karbohidrat (Ma dan Daicheng, 2012). Maka dilakukan uji

kualitatif untuk mengetahui kandungan yang terkandung dalam sarang

burung walet dan memastikan adanya kandungan protein dan

karbohidrat.

Uji reaksi biuret dilakukan untuk menunjukan adanya ikatan

peptide dari suatu sampel dan untuk mengetahui protein pada ekstrak air

sarang burung walet. Hasil pengujian terbentuk warna biru keungunan

setelah penambahan larutan NaOH dan larutan CuSO4. Terjadi reaksi

warna merah juda sampai violet disebut reaksi biuret sebab warna

senyawa yang terbentuk sama dengan warna senyawa biuret bila

ditambahkan larutan natrium hidroksida dan tembaga sulfat (Sumardjo,

2009).

Uji reaksi molish dilakukan untuk menunjukan adanya karbohidrat

yang terdapat di ekstrak air sarang burung walet. Hasil pengujian berupa

terbentuknya cincin warna ungu dikedua cairan. Pada proses ini,

karbohidrat akan mengalami hidrolisis menjadi protein sederhana dan

karbohidrat. Karbohidrat yang terbentuk dengan alfa-naftol dalam

Page 62: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

alkohol dan asam sulfat akan memberikan warna violet (Sumardjo,

2009).

Uji reaksi xantoprotein merupakan uji kualitatif pada protein

yang digunakan untuk menunjukan adanya gugus benzene (cincin fenil).

Hasil pengujian berupa terbentuknya endapan putih setelah penambahan

larutan HNO3 pekat yang berfungsi untuk memecahkan protein menjadi

gugus benzene dan endapan berubah menjadi warna kuning setelah

dipanaskan. Reaksi xantoprotein positif untuk protein yang mengandung

asam amino dengan bergugus benzene seperti fenilalanin, triptofan dan

tirosin (Sumardjo, 2009).

Hasil Uji Kualitatif menunjukan bahwa ekstrak air sarang burung

walet mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino yang

mempunyai gugus benzene seperti fenilalanin, triptofan, dan tirosin.

Sarang burung walet mengandung glikoprotein yang tinggi, dan juga

mengandung asam amino, karbohidrat, kalsium, natrium, dan kalium

(Norhayati et al., 2010). Komponen karbohidrat pada sarang burung

walet terdiri dari 9% asam sialat, 7,2% galaktosamin, 5,3% glukosamin,

16% galaktosa, dan 0,7% fucose. Sedangkan kandungan asam amino

yang paling banyak yaitu serin (4,56%), fenilalanin (4,4%) dan asam

aspartate (4,48%) (Elfita, 2014).

Penelitian lain menunjukan bahwa sarang burung walet dari

Indonesia memiliki kandungan protein yang tinggi sekitar 59.8% -

65,8% (Hamzah et al., 2013). Menurut Marcone, 2005 sarang burung

walet memiliki kandungan terbanyak asam amino yang bergugus

benzene yaitu fenilalanin dan tyrosin (Ma dan Liu, 2012). Asam amino

yang terdapat dalam sarang burung walet yaitu aspartate dan asparagine,

treonin, serin, glutamic dan glutamin, glicin, alanine, valin, metionin,

isoleusin, tirosin, fenilalanin, lisin, histidin, arginine, tryptophan, sistein,

prolin (Lu et al., 1995: Marcone., 2005 dalam Ma dan Liu, 2012).

Page 63: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah 36 ekor

tikus putih jantan galur Sprague dawley berusia 3-6 bulan. Alasan

menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley dipilih karena

harga lebih ekonomis dibandingkan dengan tikus galur lainnya, lebih

mudah diperoleh dan memiliki sifat lebih tenang disbanding galur

lainnya, pertumbuhan yang pesat dipilihnya jantan dikarenakan sistem

hormonal jantan lebih stabil disbanding betina sehingga meminimalisir

variasi biologis karena factor hormonal (Nugraha et al., 2008 dalam

Anggraini, 2014). Tikus dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok

normal, kelompok negative, dan 3 kelompok uji yaitu kelompok positif,

kelompok dosis rendah (10 mg/kgBB), kelompok dosis sedang (20

mg/kgBB), dan kelompok dosis tinggi (40 mg/kgBB). Setiap kelompok

masing-masing terdiri dari enam ekor tikus hal ini dilebhkan 1 ekor pada

masing-masing kelompok berfungsi sebagai tikus cadangan jika ada

tikus yang mati. Masing-masing kelompok minimal terdiri dari 5 ekor

tikus, penentuan jumlah tikus berdasarkan World Health Organization

(WHO).

Pada penelitian ini zat sebagai ROS (Reactive Oxygen Species)

adalah H2O2 hal ini dikarenakan salah satu senyawa oksigen reaktif

berbentuk non radikal yang terbentuk apabila terjadi reaksi oksidasi yang

paling penting secara biologis yang dikatalisis oleh oksidase, yang

terjadi dalam retikulo endoplasmik (mikrosom) khususnya peroksisom.

Hidrogen peroksida merupakan senyawa oksidan yang sangat kuat dan

dapat mengoksidasi bermacam-macam senyawa yang terdapat dalam sel.

Menurut Liochev dan Fridovich (1999) dalam Muchtadi, (2012),

dismutasi anion superoksida akan menghasilkan hidrogen peroksida,

kemudian selanjutnya direduksi menjadi air dan oksigen oleh enzim

katalase maka dari itu H2O2 berkaitan erat dengan aktivitas katalase.

Pada penelitian ini metode pemberian sampel dilakukan selama 30

hari (Periyar et al., 2013). Sebelum dilakukan perlakuan, tikus ditimbang

terlebih dahulu untuk menentukan volume yang akan diberikan ke tikus.

Page 64: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sediaan ekstrak air sarang burung walet putih dibuat dengan cara

mendispersikan antara ekstrak dan NaCMC, Hal ini dikarenakan

NaCMC memiliki sifat mudah larut dalam air panas maupun air dingin

sehingga mudah saat membuat ekstrak dan membuat ekstrak sarang

burung walet dapat terdispersi dan larut saat di berikan pada tikus, selain

itu Na-CMC yang merupakan derivat dari selulosa memberikan

kestabilan pada produk dengan memerangkap air dengan membentuk

jembatan hydrogen dengan molekul Na-CMC yang lain (Belitz dan

Grosch, 1986).

Pada hari ke-0, hari ke-30 dan hari ke 33 (dua hari setelah

pemberian H2O2) dilakukan pengambilan darah melalui bagian pleksus

retro-orbital menggunakan mikrohematokrit bersih yang sebelumnya

dibius menggunakan eter (Sari Azizahwati dan Retno Ariani, 2008).

Pada hari ke-30 dilakukan pengambilan darah sebelum pemberian H2O2

pada hari pertama. Tujuan pengambilan darah pada hari ke-0 yaitu

sebagai nilai normal untuk masing-masing kelompok, namun data hasil

aktivitas katalase pada hari ke-0 menunjukan setiap kelompok memiliki

nilai aktivitas yang berbeda-beda antar kelompok, hal ini dikarenakan

faktor lingkungan dari habitat tikus yang berbeda-beda yaitu posisi

kandang yang diletakan secara berbeda-beda, ditambah faktor stres dari

tikus pada saat pertama kali pengambilan darah serta faktor perbedaan

individu tikus pada saat pertama kali masa aklitimasi ada yang sampai

berkelahi antar individu tikus. Pengambilan darah pada hari ke-30 untuk

melihat kemampuan sarang burung walet mempengaruhi aktivitas

katalase. Tujuan pengambilan darah pada hari ke-33 untuk melihat

kemampuan sarang walet dalam menstimulasi aktivitas katalase

melindungi tubuh dari ROS H2O2 setelah pemberian paparan radikal

bebas (H2O2) dan pengaruhnya pada aktivitas katalase dalam mereduksi

ROS H2O2 . Kemudian darah ditampung dan disentrifugasi. Supernatan

diambil karena mengandung beberapa komposisi air, oksigen,

karbondioksida, nitrogen, protein, albumin, fibrinogen, latosa piruvat

(Dukes, 1955).

Page 65: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengukuran aktivitas katalase dilakukan parameter biokimia yang

sesuai dengan metode Catalase Activity Assay Kit dari Biovision. Serum

yang diperoleh setelah disentrifugasi kemudian dilakukan metodelogi

sesuai dengan metode Catalase Activity Assay Kit dari Biovision

kemudian dibaca pada panjang gelombang 594 nm, Katalase merupakan

enzim yang mengatalisis dismutase hidrogen peroksida (H2O2 ) menjadi

air dan oksigen. Enzim katalase memecah H2O2 menjadi H2O dan ½ O2 .

Enzim ini berperan sebagai peroksidasi khusus dalam reaksi dekompisisi

hidrogen peroksida menjadi oksigen dan air. Enzim tersebut dapat

mengoksidasi 1 molekul hidrogen peroksida menjadi oksigen,

selanjutnya enzim ini akan mereduksi molekul hidrogen peroksida kedua

menjadi air secara simultan. (Winarsi, 2007). Aktivitas katalase yang

terdapat dalam peroksisom, langsung mendegradasi hidrogen peroksida

(2H2O2 → O2 + 2H2O) (Richard et al.,2010). Enzim katalase mampu

mengkatalasis reaksi penguraian hidrogen peroksida (H2O2) melalui dua

mekanisme kerja yaitu katalitik dan peroksidatik. Mekanisme enzim

katalase sebagai antioksidan melalui proses katalitik terjadi bila enzim

katalase menggunakan molekul H2O2 sebagai substrat atau donor

elektron dan molekul H2O2 yang lain sebagai oksidan atau akseptor

elektron (Silvia, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa substrat dari enzim

katalase tersebut adalah H2O2.

Analisa statistika hasil uji normalitas (one-sample Kolmogorov-

smirnov Test) menunjukan aktivitas katalase pada hari ke-0, hari ke-30,

dan hari ke-33 darah tikus terdistribusi normal (p≥0,05) dan uji

homogenitas (Levene) menunjukan aktivitas katalase pada hari ke-0, 30

dan hari ke-33 bervariasi secara homogen (p≥0,05), karena syarat

normalitas dan homogenitas sudah terpenuhi maka dilanjutkan dengan

analisa uji One-way ANOVA. Hasil uji statistik One-way ANOVA

menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna (p≤0,05) pada hari ke-0,

hari ke-30, dan hari ke-33. Hasil uji statistik One-way ANOVA

menunjukan terdapat perbedaan yang bermakna (p≤0,05) pada hari ke-

Page 66: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

30 dan hari ke-33, tetapi hari ke-0 menunjukan tidak terdapat perbedaan

yang bermakna (p≥0,05).

Hasil data untuk aktivitas katalase pada kontol positif hari

setelah diberikan sampel ekstrak sarang burung walet (pada hari ke-30)

memiliki aktivitas katalase yang tinggi dan meningkat dibandingkan

dengan kontrol negatif. Nilai normal aktivitas katalase untuk tikus putih

yaitu 0,013-13.000 mU/ml (Roberta J Ward, 2001). Penelitian-penelitian

lain uji efek terhadap aktivitas katalase juga menunjukan aktivitas

katalase yang tinggi dan meningkat setelah diberikan ekstrak sampel

seperti penelitian Pengaruh Pemberian Ekstrak Rosella (Hibiscus

sabdariffa Linn) Terhadap Kadar Malondialdehid dan Aktivitas

Katalase Tikus yang Terpapar Karbon Tetraklorida (Zuraida, et al.,

2015).

Berdasarkan data yang diperoleh untuk aktivitas katalase kelompok

normal hari ke-30 mengalami peningkatan sebanyak 8% dan pada hari

ke-33 mengalami penurunan sebanyak 84%. Nilai aktivitas katalase pada

kelompok normal terjadi peningkatan pada hari ke-30 sebesar 8,026

mU/ml dan pada hari ke-33 terjadi penurunan sebesar 62,4 mU/ml. nilai

aktivitas katalase pada kelompok normal cenderung menurun setelah

pemberian ROS H2O2 hal ini dikarenakan pada kelompok normal ini

hanya diberikan NaCMC selama 30 hari dan tidak diberikan zat

antioksidan eksogen yang mampu menangkal ROS H2O2. Karena

berkurangnya zat yang mampu menghidrolisis H2O2 menjadi air dan

oksigen dan diberikan paparan pada ROS hari ke-30 maka aktivitas

katalase menjadi menurun. Kelompok normal selama 32 hari diberikan NaCMC. Tujuan yaitu

untuk membuktikan bahwa pemberian NaCMC tidak dapat

meningkatkan atau menurunkan nilai kadar H2O2. Namun hasil

menunjukan adanya pengaruh pemberian NaCMC dan aquadest terhadap

aktivitas katalase yakni pada hari 0-30 terjadi peningkatan aktivitas

katalase dan pada hari 30-33 terjadi penurunan aktivitas katalase yang

masing-masing tidak signifikan. Maka hal ini tidak dapat disimpulkan

Page 67: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

karena belum adanya penelitian lebih lanjut yang menyatakan bahwa

NaCMC akan memberikan nilai yang berpengaruh terhadap aktivitas

katalase.

Kelompok negatif setelah pemberian H2O2 selama dua hari,

pada hari ke-30 aktivitas katalase mengalami peningkatan sekitar 8%

dan pada hari ke-33 setelah pemberian ROS H2O2 mengalami menurunan

sebesar 84%. Mengalami peningkatan sebesar 4,478 mU/ml pada hari 0-

30 dan mengalami penurunan sebesar 84,104 mU/ml pada hari 30-33.

Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa pemberian ROS H2O2

dapat mengakibatkan penurunan aktivitas katalase. Hal ini sesuai dengan

uji pendahuluan yang membuktikan bahwa pemberian H2O2 1% v/v

1mg/kgBB selama 2 hari akan mengalami penurunan aktivitas katalase

sebesar 32%. H2O2 dengan ion oksigen dan radikal bebas termasuk

dalam reactive oxygen species (ROS). ROS adalah produk metabolisme

oksigen dalam tubuh normal yang bersifat sangat reaktif, yang disebut

radikal bebas adalah radikal superoksid (O2- ), radikal hidroksil, (OH- )

dan radikal hidroperoksil (HO2- ). H2O2 sendiri bukan suatu radikal

bebas (Yilmaz T et al, 2004). Nilai produksi dan pembersihan ROS

berada dalam keadaan seimbang pada tubuh yang sehat. Bila ada

penambahan oksidan eksogen seperti asap rokok, polusi udara, sinar

ultraviolet, radiasi, obat seperti cisplatin dan aminoglikosida, atau

asupan kalori yang berlebihan, maka keseimbangan ini akan bergeser ke

arah pembentukan ROS yang lebih banyak (Nindl, et al., 2004). Efek

berbahaya dari ROS adalah kerusakan deoxyribonucleic acid (DNA),

oksidasi polyunsaturated fatty acid lemak atau peroksidasi lipid, dan

oksidasi asam amino protein yang berujung pada kematian sel

(Campbell, 2003) . Jika H2O2 tidak dirombak dengan enzim katalase,

maka dapat menyebabkan kematian pada sel. Oleh karena itu enzim

katalase berperan penting merombak hidrogen peroksida menjadi air dan

oksigen ( Kumar et al, 2008 ).

Kelompok positif pada hari ke-30 mengalami peningkatan

yang drastis sebesar 158%. Setelah pemberian H2O2 selama 2 hari tetap

Page 68: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

mengalami peningkatan namun lebih rendah dibanding pada peningkatan

dari hari 0-30 yaitu sebesar 25%. Dan mengalami peningkatan yang

drastis sebesar 158,148 mU/ml pada hari 0-30 dan terjadi peningkatan

yang lebih kecil pada hari 30-33 yaitu sebesar 24,87 mU/ml.

Peningkatan aktivitas katalase jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan

kelompok negatif. Antioksidan vitamin yang digunakan sebagai kontrol

positif pada penelitian ini yaitu Vitamin E. Fungsi vitamin E sangat

penting bagi tubuh seperti dapat mencegah kanker, penyakit

kardiovaskuler, proses penuaan, osteoporosis dan meningkatkan kinerja

sistem kekebalan tubuh (Landvik et al., 2002 di dalam Cadenas dan

Packer, 2002). Menurut penelitian yang dilakukan Yustini (2009)

pemberian vitamin E dapat menghambat penurunan jumlah eritrosit dan

aktivitas enzim katalase tikus yang terpapar sinar ultraviolet. Penelitian

yang dilakukan oleh Ahmad et al., (2006) menyatakan bahwa vitamin E

memiliki aktivitas antioksidan dalam mengurangi degradasi tirosin

akibat fotosensitisasi Psoralen in vitro.

Kelompok uji 1 (10 mg/kgBB) pada hari 0-30 mengalami

peningkatan yang drastis sebesar 132% dan setelah pemberian H2O2

selama 2 hari tetap mengalami peningkatan namun lebih rendah

dibanding pada peningkatan dari hari 0-30 yaitu sebesar 32% .

Mengalami peningkatan yang drastis sebesar 131,922 mU/ml pada hari

0-30 dan terjadi peningkatan yang lebih kecil pada hari 30-33 yaitu

sebesar 32,433 mU/ml.

Kelompok uji 2 (20 mg/kgBB) pada hari 0-30 mengalami

peningkatan yang drastis sebesar 169% dan setelah pemberian H2O2

selama 2 hari tetap mengalami peningkatan namun lebih rendah

dibanding pada peningkatan dari hari 0-30 yaitu sebesar 64% .

Mengalami peningkatan yang drastis sebesar 169,226 mU/ml pada hari

0-30 dan terjadi peningkatan yang lebih kecil pada hari 30-33 yaitu

sebesar 63,643 mU/ml.

Kelompok uji 3 (40 mg/kgBB) pada hari 0-30 mengalami

peningkatan yang drastis sebesar 168% dan setelah pemberian H2O2

Page 69: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

selama 2 hari tetap mengalami peningkatan namun lebih rendah

dibanding pada peningkatan dari hari 0-30 yaitu sebesar 28%.

Mengalami peningkatan yang drastis sebesar 167,983 mU/ml pada hari

0-30 dan terjadi peningkatan yang lebih kecil pada hari 30-33 yaitu

sebesar 27,922 mU/ml.

Kelompok uji secara keseluruhan mengalami peningkatan

aktivitas katalase pada hari ke 0-30 dan pada hari 30-33 mengalami

peningkatan yang lebih rendah dibanding hari 0-30. Hasil ini

menunjukan hal sama dengan kontol positif. Kelompok uji 2

(20mg/kgBB) pada hari ke-30 dapat meningkatkan aktivitas katalase

sebelum dan sesudah pemaparan ROS H2O2 lebih tinggi dibandingkan

dengan kelompok uji 1, kelompok uji 3 dan kelompok positif. Hal ini

kemungkinan disebabkan karena sarang burung walet memiliki

kandungan protein yang tinggi (Kathan dan weeks dalam Atiqah, 2012).

Komponen utama yaitu glikoprotein (Marcone dalam Atiqah, 2012),

yang berfungsi sebagai antioksidan dan agen protektif (Murray dalam

Atiqah, 2012).

Menurut Klompong et al. (2009) asam amino dapat berpotensi

sebagai antioksidan. Asam amino aromatik yaitu tirosina, histidina, dan

fenilalanina, serta asam amino hidrofobik yaitu valina, alanina, prolina,

dan leusina, juga metionina dilaporkan dapat menangkal senyawa radikal

bebas (Rajapakse et al. 2005). Sehingga diprediksikan mekanisme kerja

ekstrak air sarang burung walet putih yaitu glikoprotein dapat menangkal

ROS H2O2 sehingga proses peningkatan radikal bebas berkurang dan

aktivitas antioksidan katalase meningkat. Kemampuan Vitamin E

(kelompok positif) untuk melindungi dari ROS H2O2 lebih rendah dari

pada kelompok uji (dosis 20 mg/kgBB). Efektivitas vitamin E dalam

mencegah oksidatif stress ditunjukkan oleh hasil penelitian yang

dilakukan Acker et al., (2003) terhadap indikator stres oksidatif seperti

pengukuran kerusakan DNA, bahwa pemberian vitamin E dosis 400 IU

selama 48 hari dapat membantu menurunkan kerusakan otot oleh radikal

bebas. Diduga dosis vitamin E yang digunakan pada penelitian ini hanya

Page 70: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

50 IU selama 32 hari sehingga efektifitas vitamin E yang dihasilkan

lebih rendah.

Kelompok uji 1 (10 mg/kgBB) kemampuan meningkatkan

aktivitas katalase lebih rendah jika dibandingkan dengan kelompok uji 2.

Kemungkinan hal ini disebabkan karena dosis kelompok uji 1 terlalu

kecil, sehingga dengan dosis tersebut kurang memberikan efek

farmakologi sarang burung walet dalam meningkatkan aktivitas katalase

dan menghidrolisis H2O2 . Hasil data juga menunjukan bahwa Kelompok

uji 3 (40mg/kgBB) persentase peningkatan aktivitas katalase lebih kecil

dibandingkan dengan kelompok uji 2 (10mg/kgBB). Hal ini diduga

karena sarang burung walet mengikuti model farmakokinetik nonlinear,

yaitu dengan peningkatan dosis maka berbanding terbalik dengan efek

farmakologi yang ditimbulkan (Smith, 1993).

Pada penelitian ini, ekstrak air sarang burung walet dapat

mempengaruhi aktivitas katalase. Pada dosis 20mg/kgBB mampu

mencegah penurunan aktivitas katalase akibat pemberian H2O2 jika

dibandingkan dengan kelompok uji dosis 10mg/kgBB, dan 40mg/kgBB.

Dari hasil penelitian ini maka ekstrak air sarang burung walet dapat

berpotensi sebagai antioksidan eksogen dan agen stimulator antioksidan

endogenous enzimatik yang dapat dikembangkan. Hal ini sesuai dengan

yang dilakukan Para peneliti mengatakan bahwa aktivitas enzim katalase

bisa diinduksi oleh asupan antioksidan (Wijaya, 2006 dalam kesuma dan

Rina, 2015).

Page 71: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian uji efek ekstrak air sarang burung walet putih

(Collocalia fuciphaga T.) terhadap aktivitas katalase pada tikus putih

jantan, ekstrak dengan dosis sedang (20mg/kgBB) meningkatkan

aktivitas katalase secara bermakna terhadap kelompok negatif.

5.2. Saran

1. Penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut tentang aktivitas spesifik daris

arang burung walet, apakah sarang burung walet ini sebagai

antioksidan eksogen atau sebagai agen stimulator antioksidan

endogenous enzimatik khususnya enzim katalase.

2. Perlu dikaji lebih lanjut glikoprotein yang yang mana memberikan

efek antioksidan paling tinggi dan yang paling berpengaruh terhadap

aktivitas katalase

Page 72: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Acker S, Koymansm LM, dan Bast A. 2003. Molecular Pharmacology of Vitamin

E Structural Aspects of Antioxidant Activity. Ncbi.nlm.com . 213-217.

Ahmad, I et al. 2006. ModernPhytomedicine. India; Wiley-VCH.

Andarwaulan, N, H. Wijaya, dan D.T Cahyono. (1996). Aktivitas Antioksidan

dari Daun Sirih (Piper betle L). Tekhnologi dan Industri Pangan VII, 29-

30.

Anggraini, Julia. 2014. Uji Aktivitas Hepatoprotektif dan Hepatokuratif Madu

Hutan Sumbawa terhadap Hati Tikus Putih Jantan Galur Sprague-dawley

Secara In VIVO.

Aruoma, O.I. 1998. Free Radicals, Oxidative Stress, and Antioxidants in Human

Health and Disease. JAOCS. Vol. 75, no. 2.

Aswir AR, Nazaimoon WMW. 2011. Effect of edible bird’s nest on cell

proliferation and tumor necrosis factor - alpha (TNF-α) realese in vitro,

International Food Research Journal.18(3): 1123-27.

Atiqah, Salehatul. 2012. Physical Characterisations and Antioxidant Properties of

Freeze Dried Edible Bird’s Nest and White Fungus Hydrolysates. Final Year

Project Report Submitted in Partial Fulfillment of the Requirements for the

Degree of Bachelor of Science (Hons.) Food Science and Technology in the

Faculty of Applied Sciences Universiti Teknologi MARA.

Auterhoff, Harry. 2002. Identifikasi Obat, terbitan ke-5, diterjemahkan oleh N.C.

Sugiarso. Bandung : Penerbit ITB.

Bariqina, E., dan Ideawati, Z. 2001. Perawatan & Penataan Rambut. Yogyakarta:

Adi Cita Karya Nusa. Hal. 1-12, 83-86.

Belitz, H. D. dan W. Grosch. 1986. Food Chemistry. New York : Springer

Veralag Berlin Heldenberg.

Cadenas dan Packer. 2002. Senyawa Fenolik Pada Sayuran Indegenous. Diunduh

pada tanggal 20 Desember 2016 melalui www.ipb.ac.id.

Page 73: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Campbell K. 2003. Ototoxicity: Understanding Oxidative Mechanisms. J Am

Acad Audiol 14(3):121-3.

Chau, Q., et al. 2003. Cost effectiveness of the bird’s nest filter for preventing

pulmonary embolism among patients with magligant brain tumors and deep

venous thrombosis of the lower extremities. Support Care Cancer, 11: 795-

799.

Chua,KH et al. 2013. Edible Bird’s Nest Extract As A Chondro-Protective Agent

For Human Chondrocytes Isolated From Osteoarthritic Knee: In Vitro

Study. BMC Complement Alternat Med 2013, 13(1):19.

Chow, C.K., et al. 1999. Vitamin E regulated mitochondrial hydrogen peroxide

generation. Free Radical Biology & Medicine, (5-6), 580.

Colombo, J.P., et al. 2003. Potential effects of supplementation with amino acids,

choline or sialic acid on cognitive development in young infants. Acta

Paediatr Suppl, 46:92.

Clarkson, P.M. dan Thomson, H.S. 2000. Antioxidants: What role do they play in

physical activity and health, Am J Clin Nutr. 729 (Suppl): 637-346.

Dalimartha, S. dan Soedibyo, M. 1999. Awet Muda Dengan Tumbuhan Obat dan

Diet Supleme,Jakarta : Trubus Agriwidya hal. 36-40.

Dukes, H. H. 1955. The Physiology of Domestic Animal. New York : Comstock

Publishing Associates.

Elfita, Lina. 2014. Analisis Profil Protein dan Asam Amnino Sarang Burung

Walet (Collocalia fuchiphaga) Asal Painan. Valensi Vol.4 No. 1, (61-69).

Elicia, T.Y.M., Nurfatin, M.H., Farahniza, Z., Norhasidah, S., Etty Syarmila, I.K

& Babji, A.S. Effect of Enzymatic Hydrolysis on the Antioxidant Activity of

Edible Bird’s Nest. The 16th

Food Innovation Asia Conference 2014. 12 –

13 June 2014. BITEC Bangna, Bangkok,Thailand.

Trilaksani, W .2003. Antioksidan: Jenis, Sumber, Mekanisme Kerja dan Peran

Terhadap Kesehatan. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 1-12.

Goldberg, D.E. 2003. Kimia Untuk Pemula. Terjemahan oleh Sherly Affandy.

2004. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Page 74: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Guo, CT , et al. 2006. Edible bird nest extract inhibits influenza virus infection.

Antiviral Research 70: 140-146.

Gutteridge JM, Halliwell B. 2000. Free Radicals And Antioxidants In The Year

2000. A Historical Look To The Future. Royal Brompton Hospital, London,

UK : Oxygen Chemistry Laboratory.

Halliwell B, et al .2000. Hydrogen Peroxide In The Human Body. FEBS,

486(1):10-3.

Halliwell, B. dan Whiteman, M. 2004. Measuring reactive species and oxidative

damage in vivo and in cell culture: how should you do it and what do the

results mean?., Br Pharmacol,142,231-55.

Halliwell B dan Gutteridge JMC. 2007. Cellular Respones to Oxidative Stress:

Adaptation, Damage,Repair, Senescence and Death. In Free radicals in

biology and medicine. 4th ed. London: Oxford. University Press, 187-267.

Hamzah Z, et al. 2013. Nutritional Properties of Edible Bird Nest. Journal of

Asian Scientific Research.; 3 (6): 600-7.

Harju T, et al. 2004. Manganese superoxide dismutase is incresed in the airways

of smokers’ lungs. Eur Respir J, 24:765-71.

Hasna, Ageng Fauziah. 2015. Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang

Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg 1821.) Terhadap

Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley

FKIK UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Hidari, D. Miyamoto et al. 2006. Edible bird nest extract inhibits influenza virus

infection. Antiviral Research 70: 140-146.

Howe, C., et al. 1960. Influenza virus sialidase. Nature,188, 251 – 252.

Howe, C., et al. 1961. Collocalia mucoid : a substate for Myxovirus

neuraminidase. Archives of Biochemistry and Biphysiscs, 95, 512 – 520.

Page 75: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Ihnat MA, et al. 2007. Reactive Oxygen Species Mediate A Cellular 'Memory' Of

High Glucose Stress Signalling. Department of Cell Biology, University of

Oklahoma Health Sciences Center, Oklahoma City, OK, USA.

Ikatan Apoteker Indonesia. 2012. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia.

Volume 46 – 2011 s/d 2012. Jakarta : PT. ISFI.

Ismail, et al. 2013. Using amino acids composition combined with principle

component analysis differentiae house and cave bird’s nest. Current Trends

in Technology and Science, Volume II, Issue VI.

Jacob, R. A, dan Burri. 1996. Oxidative Damage and Defense. Food Chem., 84,

23-28.

Klompong V, et al. 2006. Antioxidative Activity And Functional Properties Of

Protein Hydrolysate Of Yellow Stripe Trevally (Selaroides Leptolepis) As

Influenced By The Degree Of Hydrolysis And Enzyme Type. Food

Chem. 2007;102:1317–1327. doi: 10.1016/j.foodchem.

Kathan, R.H. dan D.I. Weeks. 1969. Structure Studies Of Collocalia Mucoid. I.

Carbohydrate And Amino Acid Composition. Arch Biochem Biophys, 134:

572-576.

Krinke, G.J. 2000. The Laboratory Rat. San Diego, CA: Academic Press. Hal :

150 – 152.

Kumar, V., et al. 2008. Robbins and Cotran Pathologic Basic of Disease. Eight

edition. Cellular Adaptations,Cell Injury, and Cell Death, 1:16-18

Kong Y.C. et al. 1987. Evidence that epidermal growth factor is present in

swiftlet’s (Collocalia) nest. Comparative Biochemistry and Phisiology 87 :

221-226.

Kumar, V., et al. 2008. Pathologic Basic of Disease. Eight edition. Cellular

Adaptations,Cell Injury, and Cell Death, 1:16-18

Lacoma, Tyler. How Does Sonication Work?. Diakses dari:

Page 76: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

http://www.ehow.com/how-does_5171302_sonication-work.html. Diakses

tanggal 19 Desember 2016.

Lehninger. 1992. Dasar Dasar Biokimia. Maggy Thenawijaya, penerjemah.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Leong L.P dan Shui, G. 2002. An Investigation of Antioxidant Capacity of Fruits

in Singapore Markets, Food Chemistry 76: 69-75.

Liu, J-H., et al. 2011. Characterization and in vitro antioxidant of papain

hydrolysate from black bone silky fowl (Gallus gallus domesticsus Brisson)

muscle and its fractions. Food Research International 44: 133-138.

Lim M. H. 2012. Penentuan Dan Pengurangan Kandungan Nitrit Dalam Sarang

Burung Walit. Tesis Sarjana Muda Sains, Universiti Kebangsaan Malaysia

Liu, Xiaoqing, et al. 2012. Proteomic Profile of Edible Bird’s Nest Proteins.

Journal of Agricultural and Food Chemistry, 60, 12477 – 12481.

Lu,Q., et al.. 1995. Both Pbx1 And E2A–Pbx1 Bind The DNA Motif ATCAATCAA

Cooperatvely With The Products Of Multiple Murine Hox Genes, Some Of

Which Are Themselves Oncogenes. Mol. Cell. Biol., 15, 3786–3795.

Ma, Fucui dan Daicheng Liu. 2012. Sketch of The Edible Bird’s Nest and Its

Important Bioavtivities. Food Research International, 48 (2012) 559-567.

Marcone, M.F. 2005. Characterization of edible bird’s nest “caviar of the east”.

Food Research International, 38(11); 25-1134.

Marks D, et al. 1996. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis.

Jakarta: EGC

Matsukawa, Matsumoto et al. 2011. Improvement of bone strength and dermal

thickness due to dietary edible bird’s nest extract in ovariectomized rats.

Biosciene, Biotechnology and Biochemistry, 75(3), 590-592.

Page 77: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Misra, D.S, et.al. 2009. Protection of swimming-induced , oxidative stress in

some vital organs by the treatment of composite extract of Withania

somnifera, Ocimum Sanctum and Zingiber officinalis in male rat. African

Journal Traditional, 6(4), 534 – 543.

Muchtadi, Deddy. 2012. Antioksidan dan Kiat Sehat di Usia

Produktif.Alfabeta.Bandung.

Muhammad, et al. 2015 . Antioxidative Activities of Hydrolysate from edible Birds

Nest Hydrolysis. AIP Conference Proceedings, Vol.1678 Issue 1,p1.

Murray RK, et al. 2003. Oksidasi Asam Lemak: Ketogenesis. Biokimia

Harper.Edisi 26. Jakarta. EGC.. p.230-41.

Nagwa AI, et al. 2012 . Glutathione Peroxidase,Superoxide Dismutase And

Catalase Activities In Children With Chronic Hepatitis. Medical

Biochemistry Department,Faculty of Medicine, Cairo University, Cairo,

Egypt. 2012. (3). p. 972-7.

Nindl G. 2004. Hydrogen peroxide from oxidative stressor to redox regulator.

Cell Sci Rev 1(2):1-12.

Norhayati, M.K et al. 2010. Preliminary study of the nutritional content of

Malaysian edible bird’s nest. Malaysian Journal of Nutrition, 16(3), 389 -

396.

Tim Penulis PS. 2011. Panduan Lengkap Walet. Jakarta: Penebar Swadaya.

Pham-Huy, et al. 2008. Free Radicals, Antioxidants in Diseases and Health, Int J

Biomed Sci, 4, 2, 89-96.

Pendyala G, et al. 2008.The challenge of antioxidants to free radicals in

periodontitis. J Indian Soc Periodontol. 2008 Sep-Dec; 12(3): 79–83.

Selvam Sellamuthu, Periyar et al. 2013. Protective Nature of Mangiferin on

Oxidative Stressand Antioxidant Status in Tissues of Streptozotocin-Induced

Diabetic Rats. Serdang, Selangor, Malaysia ; Faculty of Medicine and

Health Sciences, Department of Human Anatomy, Universiti Putra

Malaysia.

Page 78: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rajapakse, R. G. A. S., et al. 2005. Studies On Fruit Diseases Of Uguressa.

Annual Report On Exploration, Collection, Conservation

Andcharacterization Of Underutilized Fruits. Pp 41.

Redaksi AgroMedia. 2007. Budi Daya Walet. Jakarta Selatan : PT. AgroMedia

Pustaka.

Redaksi Trubus. 2005. Panduan Praktis Sukses Memikat Walet.

Roberta J Ward, et al. 2001.Taurine Modulates Ctalase , Aldehyde

Dehydrogenase and Ethanol Elimination Rates in Rat Brain. Belgium;

Biologie du Comportement Universite de Louvain. Vol 36 No.1, pp. 39 –

43, 2001.

Rohdiana, D. 2001. Aktivitas Daya Tangkap Radikal Polifenol Dalam Daun The.

Majalah Jurnal Indonesia, 12 (1), 53-58.

Sari, Azizahwati dan Retno Ariani. 2008. Efek Hepatoprotektif Rebusan Akar

TapakLiman Pada Tikus Putih Yang Diinduksi Dengan Karbon

Tetraklorida. JurnalFarmasi Indonesia Vol. 4 No. 2 Juli 2008: 75-81

Sarmadi, B. H., dan Ismail, A., 2010. Antioxidative peptides from food proteins: a

review, Peptides. 31 (10),./http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20600423.

Setiadi S. 2003. Radikal Bebas, Antioksidan, Dan Proses Menua. Tinjauan

Pustaka. Medika Jakarta.

Sies S. 1997. Oxidative stress: oxidants and antioxidants. Experimental

Physiology.82: 291-5.

Smith, J.B., dan Mangkoewidjojo, S. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan

Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Tikus Laboratorium

(Rattus norvegicus): 37-57. Penerbit Universitas Indonesia.

Smith, D. 1993. Pharmacokinetics and bioavailability of medroxyprogesterone

acetate in the dog and the rat. May;14(4):341-55.

Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Page 79: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.

Sunarni, T. 2005. Aktivitas Antioksidan Penangkap Radikal Bebas Beberapa

Kecambah dari Biji Tanaman Familia Papilionaceae.Jurnal Farmasi

Indonesia (2), 53-61.

Syahmani. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Banjarmasin: FKIP Unlam

Tim Penulis PS. 2011. Panduan Lengap Walet. Jakarta: Penebar Swadaya.

Valko, M., et al. 2006. Free radicals,metals and antioxidants in oxidative stress-

induced cancer. Chem. Biol. Interact.,160, 1–40

Wijaya, A. 2006. Radikal Bebas dan Parameter Status Antiosidan. Forum

Diagnosticum. Lab Klinik Prodia 1:1-126.

Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Yida, Zhang et al. 2014. In Vitro Bioaccessibility and Antioxidant Properties of

Edible Bird’s Nest Following Simulated Human Gastro-Intestinal Digestion.

BMC Complementary & Alternative Medicine. 14 : 468.

Yilmaz T, et al. 2004. The Role Of Oxidants And Antioxidants In Otitis Media

With Effusion In Children. Otolaryngol Head Neck Surgery. 131(6):797-

803.

Yustini, Alioes. 2009. Efek Pemberian Vitamin E Terhadap Jumlah Erytrosit

Dan Aktivitas Enzim Katalase Tikus Akibat Paparan Sinar Ultraviolet.

Majalah Kedokteran Andalas no.2,Vol.34 Juli – Desember 2009.

Zuraida, et al. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Rosella (Hibiscus sabdariffa

Linn) Terhadap Kadar Malondialdehid dan Aktivitas Katalase Tikus yang

Terpapar Karbon Tetraklorida. Jurnal Kesehatan Andalas; 4(3).

Page 80: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Kinerja Pembuatan Ekstrak

Disiapkan Sarang Burung

Walet yang akan dijadikan

ekstrak

Dibersihkan dari bulu Ditimbang

Dihaluskan Dilarutkan dalam

aquabidest Dipanaskan pada suhu 60 C

selama 30 menit

Dihomogenizer pada 800

rpm selama 15 menit Disonikasi selama 30 menit Disaring dengan 2

lapis kain kassa

Freeze dry Serbuk ekstrak sarang

burung walet

Dilakukan Uji Kualitatif ekstrak

sarang burung walet : Uji

Molish , Biuret, dan

Xantoprotein

Page 81: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Alur Kerja Pemberian Perlakuan

36 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley masing-masing

kelompok terdiri dari 6 ekor tikus

Kelompok 1

Tikus normal

Na CMC p.o selama 32 hari

Kelompok 2

Tikus kontrol negatif

Aquadest selama 30 hari dan H2O2 1% 1,0 mg/kgBB i.m pada hari ke-31 dan 32

Kelompok 3

Tikus Kontrol

positif

Vitamin E 50 IU/kgBB (p.o)

selama 30 hari dan H2O2 1%

1,0 mg/kgBB i.m pada hari ke-31

dan 32

Kelompok 4

Tikus Uji 1

Larutan sarang burung walet 10 mg/kgBB

(p.o) selama 30 hari dan H2O2

1% 1,0 mg/kgBB i.m

pada hari ke-31 dan 32

Kelompok 5

Tikus Uji 2

Larutan sarang burung

walet 20 mg/kgBB

(p.o) selama 30 hari dan H2O2 1%

1,0 mg/kgBB i.m pada

hari ke-31 dan 32

Kelompok 6

Tikus Uji 3

Larutan sarang

burung walet 40 mg/kgBB (p.o) selama 30 hari dan

H2O2 1% 1,0 mg/kgBB i.m pada hari ke-

31 dan 32

Page 82: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 3. Pengukuran Aktivitas Enzim Katalase

Page 83: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 4. Hasil determinasi

Page 84: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 5. Gambar Kegiatan Penelitian

Penyiapan Simplisia dan pembuatan ekstrak air sarang burung walet burung

walet putih (Collocalia fuchipaga T.)

Gambar 5.1

Sarang burung walet putih

(Collocalia fuchipaga T.)

Gambar 5.2

Sarang burung walet

setelah dibersihkan

Gambar 5.3

Sarang yang sudah

dihaluskan

Gambar 5.4

Proses Pemanasan

Gambar 5.5

Proses

Homogenisasi

Gambar 5.6

Proses sonikasi

Page 85: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 5.7

Hasil penyaringan

Gambar 5.8

Hasil freeze dry

Gambar 5.9

Warna Reaksi standar H2O2

pada Well Plate

Gambar 5.10

Warna Reaksi pada Well Plate

Page 86: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

70

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Perhitungan Rendeman Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih

Berat ekstrak = 26,607 gram

Berat simplisisa = 511,76 gram

Rendemen % =

x 100%

= 5,199%

Page 87: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 7. Perhitungan Volume Administrasi (VAO)

VAO (mL) =

a. Dosis Rendah (10 mg/kgBB)

3 ml =

Konsentrasi = 1 mg/mL

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 50 mL, maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x Volume (mL)

Ekstrak = 1 mg/mL x 50 mL

= 50 mg

b. Dosis Sedang (20 mg/kgBB)

3 ml =

Konsentrasi = 2 mg/mL

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 50 mL, maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x Volume (mL)

Ekstrak = 2 mg/mL x 50 mL

= 100 mg

c. Dosis Tinggi (40 mg/kgBB)

3 ml =

Konsentrasi = 4 mg/mL

Page 88: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Suspensi ekstrak dibuat secara berkala setiap 50 mL, maka ekstrak yang

dibutuhkan sebanyak :

Ekstrak (mg) = konsentrasi (mg/mL) x Volume (mL)

Ekstrak = 4 mg/mL x 50 mL

= 200 mg

Page 89: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 8. Nilai Aktivitas Katalase

Kelompok

Tikus

Hari ke-0 Hari ke-30 Hari ke-33

Aktivitas katalase (mU/ml)

Rata-rata

Aktivitas katalase (mU/ml)

Rata-rata

Aktivitas katalase (mU/ml)

Rata-rata

Negatif

1 742,696

723,591

782,826

731,617

825,783

669,217

2 711,609 770,957 661,870

3 758,522 757,957 565,217

4 774,913 672,609 637,000

5 630,217 673,739 656,217

Positif

1 819,565

775,478

778,870

780,226

841,043

696,122

2 785,652 774,348 483,261

3 696,913 819,565 639,261

4 787,913 746,087 691,826

5 787,348 782,261 825,217

Normal

1 456,696

599,130

763,609

757,278

781,696

782,148

2 485,522 795,261 667,522

3 792,435 700,870 847,261

4 610,435 757,957 819,565

5 650,565 768,696 794,696

Dosis rendah (

10 mg/kgBB)

1 406,957

602,974

711,043

734,896

815,043

767,339

2 838,217 780,565 799,217

3 522,826 772,087 774,348

4 410,913 747,783 682,783

5 835,957 663,000 765,304

Dosis 20 mg/kgBB

1 385,478

507,226

703,696

676,452

810,522

740,096

2 438,043 739,870 776,609

3 554,478 666,391 765,870

4 498,522 546,000 554,478

5 659,609 726,304 793,000

Dosis tinggi 40 mg/kgBB

1 705,957

583,530

816,739

751,513

806,000

779,435

2 396,217 802,043 688,435

3 575,391 655,087 781,696

4 599,130 741,000 822,957

5 640,957 742,696 798,087

Page 90: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 9. Analisa statistik data aktivitas katalase ekstrak air sarang burung

walet putih (Collocalia fuciphaga T.)

Analisa statistik dilakukan dengan membandingkan aktivitas katalase

di dalam kelompok yang sama pada hari yang berbeda yakni hari ke-0, hari

ke-30 dan hari terminasi menggunakan uji Paired samples T-Test. Selain itu

dibandingkan juga nilai aktivitas katalase hari ke-0, hari ke-30 dan hari

terminasi setiap kelompok dengan kelompok lainnya menggunakan uji One-

way ANNOVA.

1. Paired samples T-Test Hipotesis :

Ho : Data aktivitas katalase tidak berbeda secara signifikan

Ha : Data aktivitas katalase berbeda secara signifikan

Pengambilan keputusan

Jika nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima

Jika nilai signifikansi ≤ 0.05 maka Ho ditolak

A. Kelompok Normal

a. Hari ke-0 dan ke-30

aktifitas katalase untuk kelompok normal pada hari ke-0

dan ke-30 tidak berbeda secara signifikan.

b. Hari ke-30 dan ke-33

Page 91: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

aktifitas katalase untuk kelompok normal pada hari ke-30

dan ke-33 tidak berbeda secara signifikan.

B. Kelompok Negatif

a. Hari ke-0 dan ke-30

aktifitas katalase untuk kelompok negatif pada hari ke-0

dan ke-30 tidak berbeda secara signifikan

b. Hari ke-30 dan ke-33

aktifitas katalase untuk kelompok negatif pada hari ke-

30 dan ke-33 tidak berbeda secara signifikan

C. Kelompok Positif

a. Hari ke-0 dan ke-30

aktifitas katalase untuk kelompok positif pada hari ke-

0 dan ke-30 berbeda secara signifikan

b. Hari ke-30 dan ke-33

Page 92: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

aktifitas katalase untuk kelompok positif pada hari ke-

30 dan ke-33 tidak berbeda secara signifikan

D. Kelompok Perlakuan 1 (dosis rendah 10 mg/kgBB)

a. Hari ke-0 dan ke-30

aktifitas katalase untuk kelompok dosis rendah pada

hari ke-0 dan ke-30 berbeda secara signifikan

b. Hari ke-30 dan ke-33

aktifitas katalase untuk kelompok dosis sedang pada

hari ke-30 dan ke-33 tidak berbeda secara signifikan

E. Kelompok Perlakuan 2 (dosis sedang 20 mg/kgBB)

a. Hari ke-0 dan ke-30

aktifitas katalase untuk kelompok positif pada hari ke-

0 dan ke-30 berbeda secara signifikan

Page 93: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Hari ke-30 dan ke-33

aktifitas katalase untuk kelompok dosis sedang pada

hari ke-30 dan ke-33 berbeda secara signifikan

F. Kelompok Perlakuan 3 (dosis tinggi 40 mg/kgBB)

a. Hari ke-0 dan ke-30

aktifitas katalase untuk kelompok dosis tinggi pada

hari ke-0 dan ke-30 berbeda secara signifikan

b. Hari ke-30 dan ke-33

aktifitas katalase untuk kelompok dosis tinggi pada

hari ke-30 dan ke-33 tidak berbeda secara signifikan.

Page 94: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

78

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

- Uji Paired T-Tes Kelompok Dosis Rendah (10 mg/kgBB) terhadap semua

kelompok

ata perbandingan aktifitas katalase untuk kelompok dosis

rendah terhadap semua kelompok didapat signifikan terhadap kelompok

dosis rendah.

- Uji Paired T-Tes Kelompok Dosis Sedang (10 mg/kgBB) terhadap semua

kelompok

ata perbandingan aktifitas katalase untuk kelompok dosis

sedang terhadap semua kelompok didapat signifikan terhadap kelompok

semua kelompok.

Page 95: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

79

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

- Uji Paired T-Tes Kelompok Dosis Tinggi (10 mg/kgBB) terhadap semua

kelompok

ata perbandingan aktifitas katalase untuk kelompok dosis

tinggi terhadap semua kelompok didapat signifikan terhadap kelompok

dosis sedang.

2. One way ANNOVA

A. Uji Normalitas

a. Hari ke-0

Tujuan : Untuk distribusi normal data aktivitas katalase

Hipotesis : Ho : Data aktivitas katalase terdistribusi normal

Ha : Data aktivitas katalase tidak terdistribusi normal

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Page 96: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

80

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keputusan : data kadar aktivitas katalase seluruh kelompok uji pada hari ke-

0 terdistribusi normal

b. Hari ke-30

Keputusan : data kadar aktivitas katalase seluruh kelompok uji pada hari ke-

30 terdistribusi normal

Page 97: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

81

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Hari ke-33

Keputusan : data kadar aktivitas katalase seluruh kelompok uji pada hari ke-

33 terdistribusi normal

B. Uji Homogenitas

Tujuan : Untuk melihat data aktivitas katalase homogen atau tidak

Hipotesis : Ho : Data aktivitas katalase terdistribusi homogen

Ha : Data aktivitas katalase tidak terdistribusi tidak

homogen

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Page 98: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

82

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keputusan : data aktivitas katalase seluruh kelompok homogen (p≥0,05)

sehingga bisa dilanjutkan dengan uji ANOVA.

Keputusan : data aktivitas katalase seluruh kelompok homogen (p≥0,05)

sehingga bisa dilanjutkan dengan uji ANOVA.

Keputusan : data aktivitas katalase seluruh kelompok homogen (p≥0,05)

sehingga bisa dilanjutkan dengan uji ANOVA

C. Uji ANNOVA

Tujuan : untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan data aktivitas

katalase yang bermakna

Hipotesis : Ho : Data aktivitas katalase tidak berbeda secara bermakna

Ha : Data aktivitas katalase berbeda secara bermakna

Pengambilan keputusan :

Bila nilai signifikansi ≥ 0,05 Ho diterima

Page 99: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

83

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bila nilai signifikansi ≤ 0,05 Ho ditolak

Keputusan : data aktivitas katalase tidak berbeda secara bermakna

Keputusan : data aktivitas katalase berbeda secara bermakna

Keputusan : data aktivitas katalase berbeda secara bermakna.

Page 100: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

84

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 10 Perhitungan Aktivitas katalase .

Aktivitas Katalase =

x Faktor Pengenceran

= nmol/min/ml

= mU/mL

B = Jumlah H2O2 yang terurai dari Kurva standar H2O2

V = Jumlah volume sampel yang dimasukan pada well untuk bereaksi

30 = Waktu reaksi selama 30 menit

Faktor pengenceran yang digunakan 7,8

Dikarenakan volume maksimal sampel yang harus dimasukan 78 µl

yang dimasukan pada well 10 µl = 0,01 ml

Faktor pengenceran =

= 7,8

Kurva standar H2O2

Kurva standar H2O2

Kadar H2O2 (nmol) Absorbansi

0 0

2 0,056

4 0,104

6 0,148

8 0,198

10 0,233

Kurva standar Y= 0,023 x + 0,074 (didapat dari kurva standar H2O2)

y = 0.0234x + 0.0744 R² = 0.9963

0

0.1

0.2

0.3

0 2 4 6 8 10 12

OD

594

nm

H2O2 (nmol)

Kurva standar

Page 101: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

85

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sumbu x = Kadar H2O2 / sampel (nmol)

Sumbu y = Absorbansi pada λ/OD 594

Delta Absorbansi = Absorbansi HC (high control) – Absorbansi

sampel

Y = Delta A

B =

Data Absorbansi sampel secara duplo

kelompok

hari ke-0 hari ke-30 hari ke-33

A 1st A 2rd A sampel A 1st A 2rd A sampel A 1st A 2rd A sampel

OI1 0,203 0,161 0,182 0,161 0,132 0,1465 0,107 0,11 0,109

OI2 0,303 0,116 0,210 0,166 0,148 0,157 0,232 0,275 0,254

OI3 0,211 0,125 0,168 0,185 0,152 0,1685 0,347 0,331 0,339

OII1 0,153 0,154 0,154 0,363 0,125 0,244 0,314 0,237 0,276

OII2 0,431 0,132 0,282 0,337 0,149 0,243 0,295 0,222 0,259

NI1 0,139 0,089 0,114 0,167 0,133 0,150 0,08 0,11 0,095

NI2 0,148 0,14 0,144 0,15 0,158 0,154 0,465 0,358 0,412

NI3 0,322 0,123 0,2225 0,108 0,12 0,114 0,316 0,231 0,274

NII1 0,161 0,123 0,142 0,267 0,091 0,179 0,237 0,217 0,227

NII2 0,163 0,122 0,1425 0,144 0,15 0,147 0,103 0,115 0,109

PI1 0,49 0,38 0,435 0,18 0,147 0,164 0,146 0,149 0,1475

PI2 0,429 0,39 0,410 0,151 0,12 0,136 0,394 0,103 0,2485

PI3 0,122 0,154 0,138 0,292 0,146 0,219 0,1 0,079 0,0895

PII1 0,334 0,264 0,299 0,212 0,125 0,169 0,118 0,11 0,114

PII2 0,277 0,25 0,264 0,186 0,132 0,159 0,14 0,132 0,136

DRI1 0,514 0,444 0,479 0,29 0,13 0,210 0,114 0,122 0,118

DRI2 0,096 0,099 0,098 0,202 0,095 0,149 0,131 0,133 0,132

DRI3 0,396 0,357 0,377 0,161 0,151 0,156 0,164 0,144 0,154

DRII1 0,527 0,424 0,476 0,199 0,156 0,178 0,258 0,212 0,235

DRII2 0,089 0,11 0,100 0,146 0,359 0,253 0,191 0,133 0,162

DSI1 0,568 0,428 0,498 0,264 0,169 0,217 0,138 0,106 0,122

DSI2 0,472 0,431 0,452 0,209 0,16 0,185 0,156 0,148 0,152

DSI3 0,354 0,343 0,349 0,391 0,108 0,250 0,17 0,153 0,1615

DSII1 0,429 0,367 0,398 0,448 0,264 0,356 0,387 0,31 0,3485

DSII2 0,288 0,223 0,256 0,254 0,139 0,197 0,14 0,135 0,1375

DTI1 0,232 0,197 0,215 0,129 0,104 0,117 0,138 0,114 0,126

DTI2 0,483 0,494 0,489 0,151 0,108 0,130 0,173 0,287 0,23

DTI3 0,368 0,292 0,330 0,334 0,185 0,260 0,159 0,136 0,1475

DTII1 0,331 0,287 0,309 0,215 0,152 0,184 0,109 0,113 0,111

DTII2 0,283 0,261 0,272 0,22 0,144 0,182 0,131 0,135 0,133

Page 102: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

86

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data perhitungan Hari ke- 0

Kelompok

Hari ke-0

A sampel A HC delta A B CAT Rata-rata

CAT

OI1 (Normal) 0,182 0,913 0,731 28,565 742,696

723,591

OI2 0,210 0,913 0,704 27,370 711,609

OI3 0,168 0,913 0,745 29,174 758,522

OII1 0,154 0,913 0,760 29,804 774,913

OII2 0,282 0,913 0,632 24,239 630,217

NI1 (Negatif) 0,114 0,913 0,799 31,522 819,565

775,478

NI2 0,144 0,913 0,769 30,217 785,652

NI3 0,223 0,913 0,691 26,804 696,913

NII1 0,142 0,913 0,771 30,304 787,913

NII2 0,143 0,913 0,771 30,283 787,348

PI1 (positif) 0,435 0,913 0,478 17,565 456,696

599,130

PI2 0,410 0,913 0,504 18,674 485,522

PI3 0,138 0,913 0,775 30,478 792,435

PII1 0,299 0,913 0,614 23,478 610,435

PII2 0,264 0,913 0,650 25,022 650,565

DRI1 (Dosis 10 mg/kgBB)

0,479 0,913 0,434 15,652 406,957

602,974 DRI2 0,098 0,913 0,816 32,239 838,217

DRI3 0,377 0,913 0,537 20,109 522,826

DRII1 0,476 0,913 0,438 15,804 410,913

DRII2 0,100 0,913 0,814 32,152 835,957

DSI1 (Dosis 20 mg/kgBB)

0,498 0,913 0,415 14,826 385,478

507,226 DSI2 0,452 0,913 0,462 16,848 438,043

DSI3 0,349 0,913 0,565 21,326 554,478

DSII1 0,398 0,913 0,515 19,174 498,522

DSII2 0,256 0,913 0,658 25,370 659,609

DTI1 (Dosis 40 mg/kgBB)

0,215 0,913 0,699 27,152 705,957

583,530 DTI2 0,489 0,913 0,425 15,239 396,217

DTI3 0,330 0,913 0,583 22,130 575,391

DTII1 0,309 0,913 0,604 23,043 599,130

DTII2 0,272 0,913 0,641 24,652 640,957 Keterangan:

A = Absorbansi

CAT = Aktivitas katalase (mU/mL)

B =

Delta A = Absorbansi HC (High Control) – Absorbansi sampel

Page 103: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

87

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data perhitungan Hari ke-30

Kelompok

Hari ke-30

A sampel A HC delta A B CAT Rata-rata CAT

OI1 (Normal) 0,147 0,913 0,767 30,109 782,826

731,617

OI2 0,157 0,913 0,756 29,652 770,957

OI3 0,169 0,913 0,745 29,152 757,957

OII1 0,244 0,913 0,669 25,870 672,609

OII2 0,243 0,913 0,670 25,913 673,739

NI1 (Negatif) 0,150 0,913 0,763 29,957 778,870

780,226

NI2 0,154 0,913 0,759 29,783 774,348

NI3 0,114 0,913 0,799 31,522 819,565

NII1 0,179 0,913 0,734 28,696 746,087

NII2 0,147 0,913 0,766 30,087 782,261

PI1 (positif) 0,164 0,913 0,750 29,370 763,609

757,278

PI2 0,136 0,913 0,778 30,587 795,261

PI3 0,219 0,913 0,694 26,957 700,870

PII1 0,169 0,913 0,745 29,152 757,957

PII2 0,159 0,913 0,754 29,565 768,696

DRI1 (Dosis 10 mg/kgBB)

0,210 0,913 0,703 27,348 711,043

734,896 DRI2 0,149 0,913 0,765 30,022 780,565

DRI3 0,156 0,913 0,757 29,696 772,087

DRII1 0,178 0,913 0,736 28,761 747,783

DRII2 0,253 0,913 0,661 25,500 663,000

DSI1 (Dosis 20 mg/kgBB)

0,217 0,913 0,697 27,065 703,696

676,452 DSI2 0,185 0,913 0,729 28,457 739,870

DSI3 0,250 0,913 0,664 25,630 666,391

DSII1 0,356 0,913 0,557 21,000 546,000

DSII2 0,197 0,913 0,717 27,935 726,304

DTI1 (Dosis 40 mg/kgBB)

0,117 0,913 0,797 31,413 816,739

751,513 DTI2 0,130 0,913 0,784 30,848 802,043

DTI3 0,260 0,913 0,654 25,196 655,087

DTII1 0,184 0,913 0,730 28,500 741,000

DTII2 0,182 0,913 0,731 28,565 742,696

Keterangan:

A = Absorbansi

CAT = Aktivitas katalase (mU/mL)

B =

Delta A = Absorbansi HC (High Control) – Absorbansi sampel

Page 104: UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PENGARUH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35974/1/Muhammad... · uin syarif hidayatullah jakarta . pengaruh pemberian. ekstrak

88

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Data perhitungan Hari ke-33

Kelompok

Hari ke-33

A sampel A HC delta A B CAT Rata-rata CAT

OI1 (Normal) 0,109 0,913 0,805 31,761 825,783

669,217

OI2 0,254 0,913 0,660 25,457 661,870

OI3 0,339 0,913 0,574 21,739 565,217

OII1 0,276 0,913 0,638 24,500 637,000

OII2 0,259 0,913 0,655 25,239 656,217

NI1 (Negatif) 0,095 0,913 0,818 32,348 841,043

696,122

NI2 0,412 0,913 0,502 18,587 483,261

NI3 0,274 0,913 0,640 24,587 639,261

NII1 0,227 0,913 0,686 26,609 691,826

NII2 0,109 0,913 0,804 31,739 825,217

PI1 (positif) 0,148 0,913 0,766 30,065 781,696

782,148

PI2 0,249 0,913 0,665 25,674 667,522

PI3 0,090 0,913 0,824 32,587 847,261

PII1 0,114 0,913 0,799 31,522 819,565

PII2 0,136 0,913 0,777 30,565 794,696

DRI1 (Dosis 10 mg/kgBB)

0,118 0,913 0,795 31,348 815,043

767,339 DRI2 0,132 0,913 0,781 30,739 799,217

DRI3 0,154 0,913 0,759 29,783 774,348

DRII1 0,235 0,913 0,678 26,261 682,783

DRII2 0,162 0,913 0,751 29,435 765,304

DSI1 (Dosis 20 mg/kgBB)

0,122 0,913 0,791 31,174 810,522

740,096 DSI2 0,152 0,913 0,761 29,870 776,609

DSI3 0,162 0,913 0,752 29,457 765,870

DSII1 0,349 0,913 0,565 21,326 554,478

DSII2 0,138 0,913 0,776 30,500 793,000

DTI1 (Dosis 40 mg/kgBB)

0,126 0,913 0,787 31,000 806,000

779,435 DTI2 0,230 0,913 0,683 26,478 688,435

DTI3 0,148 0,913 0,766 30,065 781,696

DTII1 0,111 0,913 0,802 31,652 822,957

DTII2 0,133 0,913 0,780 30,696 798,087

Keterangan:

A = Absorbansi

CAT = Aktivitas katalase (mU/mL)

B =

Delta A = Absorbansi HC (High Control) – Absorbansi sampel