fakultas psikologi universitas islam negeri syarif

138
Pengaruh Self-Efficacy dan Kecemasan Akademis terhadap Self-Regulated Learning Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun oleh : HANNY ISHTIFA NIM: 106070002242 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433H/2011

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

Pengaruh Self-Efficacy dan Kecemasan Akademis

terhadap Self-Regulated Learning Mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun oleh :

HANNY ISHTIFA

NIM: 106070002242

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433H/2011

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

i

Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

ii

Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

iii

MOTTO

Jika kita punya niat baik, Allah selalu

berikan jalan

Jangan mencari kesempurnaan yang belum kita

punya, tetapi sempurnakanlah yang telah

kita punya

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

iv

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini ku persembahkan untuk Mama & Baba

yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa

yang tiada hentinya.

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hanny Ishtifa

NIM : 106070002242

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Self-Efficacy dan

Kecemasan Akademis terhadap Self-Regulated Learning pada Mahasiswa

Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta” adalah benar merupakan karya saya

sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut.

Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan

sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan undang-

undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari

karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, November 2011

. Hanny Ishtifa .

NIM: 106070002242

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) November 2011

(C) Hanny Ishtifa

(D) VI + 92 halaman + lampiran

(E) Pengaruh Self-Efficacy dan Kecemasan Akademis terhadap Self-Regulated

Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta

(F) Self-regulated learning adalah usaha untuk memonitor, meregulasi, dan

mengontrol aspek kognisi, motivasi, dan perilaku. Semua proses yang terjadi akan

diarahkan dan didorong oleh tujuan serta disesuaikan dengan konteks lingkungan.

Self-regulated learning dipengaruhi oleh faktor personal, lingkungan dan

perilaku. Salah satu faktor personal yang mempengaruhi Self-regulated learning

adalah self-efficacy. Mahasiswa yang tidak memiliki self-efficacy yang tinggi,

diartikan mereka sama saja berhadapan dengan kegagalan karena yang ada dalam

pikiran mereka hanyalah tentang perasaan gagal. Perasaan gagal inilah yang akan

menyebabkan munculnya kecemasan akademis pada mahasiswa fakultas

psikologi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh self-efficacy dan

kecemasan akademis terhadap self-regulated learning pada mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta. Selain itu peneliti juga meneliti

variabel demografis yaitu jenis kelamin dan angkatan (grades).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan melibatkan 200

responden mahasiswa fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta.

Pengambilan sampel yang dilakukan menggunakan probability sampling, dengan

menggunakan teknik stratified random sampling dimana pemilihan sampel dari

populasi berdasarkan pada strata tiap-tiap angkatan. Instrumen dalam penelitian

ini menggunakan skala self-regulated learning yang peneliti adaptasi dari

Motivated Strategies for Learning Questionnaire atau MSLQ (Wolters dkk.,

2003) dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,897. Alat ukur self-efficacy peneliti

adaptasi dari skala general self-efficacy yang disusun oleh Ralf Schwarzer

dengan nilai alpha cronbach sebesar 0,785. Kemudian alat ukur kecemasan

akademis yang dibuat oleh peneliti berdasarkan komponen kecemasan akademis

menurut Holmes (1991) dengan nilai alpha cronbach tiap komponen yaitu:

komponen psikologi pada variabel kecemasan akademis sebesar 0.784, komponen

motorik pada variabel kecemasan akademis sebesar 0.704, komponen kognitif

pada variabel kecemasan akademis sebesar 0.723, komponen somatik pada

variabel kecemasan akademis sebesar 0.747. Adapun metode analisis data yang

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

vii

digunakan dalam peneltian ini menggunakan teknik regresi berganda dengan

menggunakan software SPSS versi 17.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari self-

efficacy, kecemasan akademis, jenis kelamin, dan grades (angkatan) terhadap

self-regulated learning pada mahasiswa psikologi UIN Jakarta. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa dari beberapa independent variabel dalam penelitian ini

yang memiliki pengaruh signifikan terhadap self-regulated learning adalah self-

efficacy dan komponen kognitif pada variabel kecemasan akademis, kedua

variabel tersebut juga memberikan sumbangan yang signifikan terhadap self-

regulated learning.

Penulis menyarankan pada penelitian selanjutnya sebaiknya dispesifikkan ke

dalam satu bidang studi, seperti mata kuliah statistik serta menambahkan

beberapa variabel lain yang ikut mempengaruhi self-regulated learning, serta

terlebih dahulu melakukan elasitasi dalam mengukur konstruk-konstruk

psikologisnya.

(G) Daftar Bacaan: 35; buku: 25 + jurnal: 8 + internet: 2

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil 'alamin, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT. atas segala rahmat dan karunia yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul ”Pengaruh Self Efficacy dan

Kecemasan Akademis terhadap Self Regulated Learning pada Mahasiswa

Psikologi UIN Jakarta”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

Rasulullah Muhammad SAW, pemimpin dan tauladan kaum yang beriman, kepada

keluarga, sahabat, dan seluruh umat yang senantiasa mencintainya.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah

mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh

karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph.D selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan

pada saya agar dapat menuntut ilmu dan mengembangkan diri dengan baik.

2. Ibu Diana Mutiah, M.Si selaku pembimbing pertama saya. Terima Kasih atas

bimbingan, nasihat, arahan, masukan, waktu dan semangat yang diberikan Ibu

agar saya dapat menulis skripsi ini dengan baik.

3. Ibu Mulia Sari Dewi, M.Si,.Psi. selaku pembimbing dua skripsi saya.Terima

kasih atas segala bimbingan, arahan, dan waktu yang diberikan kepada peneliti, serta

motivasi yang tak henti diberikan agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Liany Luzvinda, M.Si, Pembimbing Akademik.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak

memberikan pelajaran kepada penulis, baik itu dalam hal akademis maupun dalam menjalani kehidupan.

6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak membantu saya dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan

skripsi. Teristimewa untuk mbak Rini dan Pak Ayung yang banyak memberi

informasi dan bantuan dalam proses birokrasi di bagian akademik.

7. Orang tua saya H. Mahfudz A. Djunaidy dan Adibah Anwar atas cinta, kasih,

perhatian, motivasi dan dukungan materiil serta tak hentinya memberikan

do’a dalam setiap sujud dan ibadahnya agar saya dapat menyelesaikan skripsi

ini. Kemudian kakak saya Muammar Aditya, Rusmilawati, dan Fanny

Itmamul Wafa yang selalu meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan

memberi masukan dalam penulisan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat saya dari SMA Erika, Nina, Kae, Nisa, Virly, Tiwi, Agi,

Yudha, sahabat semenjak awal masuk kuliah Dara, Amalia, Danny yang telah

menghabiskan waktu selama empat tahun bersama-sama dalam tawa maupun

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

ix

duka. Adiyo, Pras, Isni, Rika, Siti, Aji, Suci, Nuran, Sheli yang selalu

memberikan warna-warni ceria kegembiraan, kebahagian dan kobodohan

bersama. Rudhi dan Om Adit yang selalu setia menemani penulis ketika galau

karena skripsi dan percintaan. Teman-teman seperjuangan Sarah, Tj, Rendi,

Awe, Wirdha, Iqbal, Dhimas, Reja, Obi, Fajar, Shinchan serta adek-adek kelas

yang sudah menjadi teman baru penulis Imel, Risna, Shiro, Linda, Naya,

Reni, Afifah, Reza, Chahyu, Zia Anya, Farah, Winda, Laras, Efy, Icha, Camel

yang menemani penulis dalam mengerjakan skripsi. Teristimewa untuk dede

Dika, koko Ryan, dan Sheila terima kasih banyak untuk selalu menyemangati

penulis.

9. Teman-teman kelas B angkatan 2006 yang sangat kompak serta unik.

Terimakasih kebersamaan kita selama kurang lebih empat tahun telah

memberikan banyak pelajaran berharga bagi penulis.

10. Seseorang yang jauh disana yang selalu memberikan support, do’a, dan

kesabaran mendengar keluh kesah penulis dan dengan setia menunggu selama

empat tahun.

11. Seluruh responden yang telah membantu mengisi angket penelitian. Skripsi

ini tidak akan pernah selesai tanpa bantuan dari Anda semua. Terima kasih

banyak atas kesabaran dan waktu luang yang Anda berikan untuk mengisi

angket penulis.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih

untuk segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan untuk membantu

saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Jakarta, November 2011

Penulis

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan Pembimbing ............................................................................ i

Lembar Pengesahan Penguji ..................................................................................... ii

Motto ……………................................................................................................... iii

Persembahan ………................................................................................................ iv

Pernyataan Orisinalitas .......................................................................................... v

Abstrak ..................................................................................................................... vi

Kata Pengantar .......................................................................................................... viii

Daftar Isi ................................................................................................................... x

Daftar Tabel ............................................................................................................. xiv

Daftar Bagan ............................................................................................................ xvi

Daftar Lampiran .................................................................................................... xvii

BAB 1 Pendahuluan................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah .............................................. 9

1.2.1 Perumusan masalah .............................................................. 9

1.2.2 Pembatasan masalah ............................................................ 10

I.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................... 11

1.3.1 Tujuan penelitian ................................................................. 11

1.3.2 Manfaat penelitian ............................................................... 12

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

xi

1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 12

BAB 2 Kajian Pustaka ........................................................................................... 14

2.1 Self-Regulated Learning ................................................................... 14

2.1.1 Pengertian self-regulated learning ..................................... 14

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi self-regulated learning 15

2.1.3 Aspek-aspek self-regulated learning ....……..................... 19

2.1.4 Karakteristik individu yang mempunyai self-regulated

learning ....……………….................................................. 22

2.1.5 Fase-fase self-regulated learning ..........................……… 23

2.1.6 Strategi-strategi self-regulated learning ................……… 27

2.1.7 Pengukuran self-regulated learning ................………....... 30

2.2 Self Efficacy ..............……………………………………………… 30

2.2.1 Pengertian self-efficacy ........................................................ 30

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy ................. 31

2.2.3 Aspek-aspek self-efficacy .................................................... 34

2.2.4 Pengukuran self-efficacy ...................................................... 36

2.3 Kecemasan Akademis ...................................................................... 37

2.3.1 Pengertian kecemasan ......................................................... 37

2.3.2 Pengertian kecemasan akademis ........................................ 38

2.3.3 Karakteristik kecemasan akademis ..................................... 39

2.3.4 Komponen kecemasan akademis ........................................ 42

2.4 Kerangka Berpikir …………………………………………........... 43

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

xii

2.5 Hipotesis Penelitian ……………………………………….............. 46

BAB 3 Metode penelitian ....................................................................................... 48

3.1 Populasi dan Sampel ......................................................................... 48

3.1.1 Populasi ................................................................................. 48

3.1.2 Sampel .................................................................................. 49

3.1.3 Teknik pengambilan sampel ................................................ 49

3.2 Variabel Penelitian ......................................................................... 50

3.2.1 Identifikasi variabel ……………………………………… 50

3.2.2 Definisi variabel operasional .............................................. 50

3.3 Pengumpulan Data ........................................................................... 51

3.3.1 Teknik pengumpulan data .................................................. 51

3.3.2 Instrumen penelitian ............................................................ 51

3.3.2.1 Skala self-regulated learning ................................ 52

3.3.2.2 Skala self-efficacy ................................................... 57

3.3.2.3 Skala kecemasan akademis .................................... 58

3.3.2.4 Kuesioner jenis kelamin dan angkatan .................. 60

3.4 Uji Instrumen ………………………………………………........... 61

3.4.1 Uji validitas ......... …………………………………........... 61

3.4.2 Uji reliabilitas .........………………………………............. 61

3.5 Prosedur Penelitian ...................................................................... 63

3.6 Teknik Analisis Data ........................................................................ 64

BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………….…………............ 66

4.1 Gambaran Umum Responden ……...………………………............ 66

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

xiii

4.1.1 Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin .. 66

4.1.2 Gambaran umum responden berdasarkan angkatan ......... 67

4.2 Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 68

4.2.1 Kategorisasi skor self-efficacy .....…………………........... 68

4.2.2 Kategorisasi skor kecemasan akademis …………............. 69

4.2.3 Kategorisasi skor self-regulated learning .......................... 72

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ........................................................... 74

4.3.1 Hasil uji hipotesis mayor .................................................... 74

4.3.2 Hasil uji hipotesis minor ..................................................... 75

4.3.3 Pengujian proporsi varians masing-masing independent

variable ................................................................................. 78

BAB 5 Kesimpulan, Diskusi, dan Saran ............................................................... 81

5.1 Kesimpulan …………………………………………..................... 81

5.2 Diskusi ……………………………………………………............ 84

5.3 Saran …………………………………………………................... 87

5.3.1 Saran teoritis ....................................................................... 87

5.3.2 Saran praktis ....................................................................... 88

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 90

Lampiran

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data mahasiswa yang mengulang mata kuliah prasyarat

Tabel 3.1 Populasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2007, 2008, 2009, dan 2010

Tabel 3.2 Pilihan jawaban

Tabel 3.3 Blue print skala self-regulated learning (try out)

Tabel 3.4 Blue print skala self-regulated learning (field test)

Tabel 3.5 Blue print skala self-efficacy

Tabel 3.6 Blue print skala kecemasan akademis

Tabel 3.7 Pedoman skoring kuesioner jenis kelamin

Tabel 3.8 Pedoman skoring kuesioner angkatan

Tabel 3.9 Kaidah reliabilitas Guilford

Tabel 3.10 Skor hasil uji reliabilitas skala

Tabel 4.1 Gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Gambaran umum subjek berdasarkan angkatan

Tabel 4.3 Skor perolehan self-efficacy

Tabel 4.4 Klasifikasi skor self-efficacy

Tabel 4.5 Skor perolehan kecemasan akademis

Tabel 4.6 Klasifikasi skor komponen psikologis dari variabel kecemasan

akademis

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

xv

Tabel 4.7 Klasifikasi skor komponen motorik dari variabel kecemasan akademis

Tabel 4.8 Klasifikasi skor komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis

Tabel 4.9 Klasifikasi skor komponen somatik dari variabel kecemasan akademis

Tabel 4.10 Skor perolehan self-regulated learning

Tabel 4.11 Klasifikasi skor self-regulated learning

Tabel 4.12 Model summary

Tabel 4.13 Koefisien regresi

Tabel 4.14 Proporsi varians masing-masing variabel independen

Tabel 5.1 Tabel kesimpulan

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

xvi

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Fase dan subproses self-regulation ........................................................... 31

Bagan 2.2 Bagan kerangka berpikir ......................................................................... 49

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Skala Penelitian

Lampiran B : Uji Reliabilitas dan Validitas

Lampiran C : Uji Hipotesis

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah mencakup paparan fenomena yang

terjadi serta hasil beberapa penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian

self-regulated learning, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan tertinggi dituntut untuk

menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas, berpotensi, dan memiliki

keterampilan dalam bidangnya masing-masing. Oleh karena itu, mahasiswa

diharapkan bukan saja mampu menyerap kuliah yang diterimanya melainkan

mampu mengembangkan apa yang diterima dosen secara kreatif. Sukses tidaknya

seorang mahasiswa di perguruan tinggi sangat dipengaruhi oleh semangat hidup

yang tinggi, rasa optimis yang besar, dan motif sukses yang tinggi pula sehingga

diharapkan mahasiswa dapat sukses dalam menjalani kehidupan di perguruan

tinggi dan mempunyai prestasi yang optimal.

Untuk mencapai semua itu ada kalanya mahasiswa akan mengalami

permasalahan dalam kehidupan kesehariannya. Permasalahan tersebut akan

diselesaikan sendiri oleh mahasiswa karena merupakan tuntutan dan tanggung

jawab yang harus dijalani, sehingga mahasiswa harus mampu menyesuaikan diri

terhadap keadaan sekitarnya. Selama menuntut ilmu di perguruan tinggi,

mahasiswa tidak akan terlepas dari keharusan mengerjakan tugas-tugas studi.

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

2

Dosen pasti memberikan tugas dengan batas waktu tertentu untuk pengumpulan

tugas. Oleh karena itu, seorang mahasiswa harus menggunakan rentang waktu

yang optimal dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas-tugas studinya.

Namun pada kenyataannya, fenomena yang terjadi tidak semua mahasiswa

menyadari bahwa diperlukan langkah-langkah sistematis agar proses belajar

efisien dan dapat mencapai sasaran yang diinginkan, yaitu penguasaan materi

kuliah serta dalam mencapai prestasi yang tinggi. Sebagai contoh, banyak

mahasiswa yang belajar hanya ketika ujian saja, itupun dengan cara sistem kebut

semalaman, bahkan tak jarang mereka belajar hingga larut malam karena

banyaknya materi yang harus dipelajari. Mungkin bagi beberapa mahasiswa hal

ini tidak menjadi masalah, karena mungkin mereka tetap mendapat nilai yang

cukup bagus, namun tentunya tidak optimal atau sesuai dengan kemampuan yang

mereka miliki. Hal ini tentunya sangat disayangkan karena mereka tidak

memperoleh hasil yang seharusnya bisa mereka dapatkan, karena bagaimanapun

juga hasil yang optimal hanya akan didapat melalui usaha yang maksimal.

Berdasarkan perhitungan terhadap data yang berhasil didapatkan dari arsip

akademik Fakultas Psikologi UIN Jakarta mulai dari angkatan 2007 sampai

angkatan 2010 diketahui bahwa banyak mahasiswa yang mengulang mata kuliah

prasyarat, dapat dilihat di tabel berikut:

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

3

Tabel 1.1

Data mahasiswa yang mengulang mata kuliah prasyarat

Angkatan Mata Kuliah Prasyarat

Statistik I Psikologi

Umum I

Bahasa Arab I Bahasa

Inggris I

Metodologi

Penelitian I

2007 10,86% 11,4% 30% 75% 11,4%

2008 8,63% 12,6% 28,9% 40% 12%

2009 0,84%, 15,5% 51% 44,5% 21%

2010 30,86% 55% 25,9% 35% 35,8%

(Sumber: tata usaha bagian Akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011)

Dengan terhambatnya mahasiswa pada mata kuliah prasyarat, maka hal ini

dapat menghambat waktu yang dibutuhkan mahasiswa untuk menyelesaikan

perkuliahannya hingga menjadi sarjana. Dalam mata kuliah prasyarat, pemahaman

yang baik terhadap tiap materi sangat dibutuhkan, karena antara materi yang satu

dengan materi lain saling berkesinambungan. Apabila mahasiswa belum

memahami materi yang diajarkan, maka ia akan menemui kesulitan pula dalam

memahami materi selanjutnya.

Apalagi saat ini Kebijakan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta melakukan reformasi akademik dengan meningkatkan standar kelulusan

yang lebih tinggi dibandingkan standar kelulusan yang selama ini berlaku di

Fakultas Psikologi sebagai upaya untuk meningkatkan mutu alumni psikologi

yang lebih berkualitas. Prestasi akademik dalam pendidikan tinggi lebih banyak

ditentukan oleh ikhtiar (75%) daripada tingkat kecerdasan (25%). Hal ini karena

mahasiswa yang masuk ke perguruan tinggi sudah terseleksi. Ikhtiar yang

dimaksud disini adalah tugas membaca. Tugas bacaan yang dimaksud adalah

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

4

bacaan dalam bahasa Inggris. Berupa artikel dari jurnal internasional atau sub

topik dari buku yang berbahasa Inggris. Adapun jumlah artikel yang ditugaskan

minimal satu artikel dalam satu semester (Umar, 2010).

Untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan diatas, tentu

membutuhkan pengaturan diri yang baik pada mahasiswa atau dengan kata lain

regulasi pada mahasiswa. Hasil belajar yang optimal dan prestasi dapat dicapai

salah satunya melalui kemampuan mahasiswa untuk mengatur dirinya dalam

kegiatannya. Mahasiswa perlu untuk mampu mengorganisir dirinya sehingga

dengan kondisi yang seperti ini, mereka mampu menjalani dan bahkan bisa

mencapai hasil yang optimal. Di dalam proses belajar, cara mahasiswa mengelola

atau mengatur aktivitas belajarnya secara aktif, mandiri, dan bertanggung jawab

(termasuk di dalamnya menyeleksi informasi, merencanakan langkah-langkah

dalam usaha memahami informasi, meninjau kembali, dan mengawasi

pemahaman yang terjadi) dipandang sebagai aspek penting yang ikut menentukan

hasil belajar.

Regulasi diri yang diterapkan dalam proses belajar dikenal dengan self-

regulated learning. Menurut Zimmerman (1989), self-regulated learning pada

mahasiswa dapat digambarkan melalui tingkatan atau derajat yang meliputi

keaktifan berpartisipasi baik itu secara metakognisi, motivasional, maupun

perilaku dalam proses belajar. Self-regulated learning penting untuk diteliti,

mengingat mahasiswa harus mengatur diri supaya prestasi akademiknya sesuai

dengan yang diharapkan. Proses metakognitif adalah proses dimana mahasiswa

mampu mengarahkan dirinya saat belajar, mampu merencanakan,

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

5

mengorganisasikan, mengarahkan diri sendiri, dan melakukan evaluasi diri pada

berbagai tingkatan selama proses perolehan informasi. Perilaku yang ditunjukkan

mahasiswa dalam proses belajar terutama penerapan strategi self-regulated

learning dipengaruhi kondisi eksternal (lingkungan) dan internal (person atau

individu).

Winne (dalam Santrock, 2009) menyatakan karakteristik dari pelajar yang

mempunyai regulasi diri dalam pembelajaran diantaranya bertujuan memperluas

pengetahuan dan menjaga motivasi, menyadari keadaan emosi mereka dan punya

strategi untuk mengelola emosinya, secara periodik memonitor kemajuan ke arah

tujuannya, menyesuaikan atau memperbaiki strategi berdasarkan kemajuan yang

mereka buat, mengevaluasi halangan yang mungkin muncul dan melakukan

adaptasi yang diperlukan. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Pintrich dan

De Groot (1990), dalam konteks yang berbeda, mendapati bahwa para siswa yang

memiliki self-regulated learning menggunakan motivasi instrinsik dan self-

efficacy yang besar.

Salah satu faktor yang mempengaruhi self-regulated learning menurut

Zimmerman & Schunk (2001) dan Pintrich dan Schunk (2002) adalah self-efficacy

(dalam Santrock, 2009). Self-efficacy merupakan salah satu faktor internal penting

yang dapat mempengaruhi prestasi akademis seseorang. Menurut Bandura (1986),

self-efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk

menyusun tindakan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas-tugas khusus

yang dihadapi.

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

6

Self-efficacy dalam self-regulated learning mengacu pada kemampuan

mahasiswa untuk menggunakan berbagai strategi self-regulated learning seperti

pemantauan diri, evaluasi diri, penetapan tujuan dan perencanaan, konsekuensi

diri, dan restrukturisasi. Zimmerman et al. mengamati bahwa self-efficacy untuk

self-regulated learning berhubungan secara positif dengan self-efficacy

(Zimmerman et al, 1992;. Zimmerman & Martinez-Pons, 1988 dalam Joo, 2000).

Dimana seseorang yang mempunyai self-efficacy tinggi maka self-regulated

learning-nya juga tinggi. Begitupun sebaliknya, seseorang yang memiliki self-

efficacy rendah, maka ia juga mempunyai self-regulated learning-nya juga rendah.

Seseorang yang mempunyai self-efficacy tinggi mereka percaya dapat secara

efektif menghadapi kejadian-kejadian dan situasi tertentu, karena mereka

mengharapkan kesuksesan dalam menghadapi rintangan, mereka tekun pada

tugas. Individu ini mempunyai kepercayaan diri yang sangat bagus pada

kemampuan mereka. Self-efficacy yang tinggi mengurangi rasa takut,

mempertinggi aspirasi, dan memperbaiki pemecahan masalah, dan mampu

berfikir analitik (Schultz, 2005).

Berbeda dengan individu yang tidak memiliki self-efficacy yang tinggi,

diartikan mereka sama saja berhadapan dengan kegagalan karena yang ada dalam

pikiran mereka hanyalah tentang perasaan gagal. Perasaan gagal inilah yang akan

menyebabkan kecemasan (Zimmerman,1989). Kecemasan merupakan respon

pengalaman yang dirasakan tidak menyenangkan dan diikuti perasaan gelisah,

khawatir, dan takut. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa kecemasan

merupakan aspek subjektif emosi seseorang (melibatkan faktor perasaan)

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

7

(Prasetyo & Febriana, 2008). Individu yang cemas menunjukkan gejala fisik

seperti otot tegang, gemetar, berkeringat dan jantung berdetak cepat (Ottens,

1991).

Kecemasan, khususnya kecemasan akademis yang dialami mahasiswa

termanifestasi dalam perilaku yang kurang tepat, seperti adanya prokrastinasi

yang mengganggu proses belajar. Mahasiswa yang cemas menunjukkan adanya

kesulitan khusus dalam menerima dan mengolah informasi sehingga kehilangan

proses pengaturannya, dimana melibatkan memori jangka pendek dan jangka

sedang (Tobias, 1992 dalam Matthews dkk., 2000). Fakta tersebut sesuai dengan

penelitian laboratorium dan terapan yang menunjukkan bahwa kecemasan

mengurangi keaktifan dalam pengaturan kembali informasi dalam memori

(Naveh-Benjamin dkk., 1997 dalam Matthews dkk., 2000).

Kecemasan digambarkan sebagai keprihatinan, ketakutan, dan tekanan yang

disertai dengan gejala gemetar, berkeringat, sakit kepala, atau gangguan

pencernaan (Conger, 1993). Apabila kondisi tersebut berlarut-larut, maka

mahasiswa tidak mampu mencapai prestasi akademis yang telah ditargetkan.

Kecemasan memiliki nilai positif asalkan intensitasnya tidak begitu kuat.

Kecemasan yang ringan dapat merupakan motivasi.

Kecemasan yang sangat kuat bersifat negatif, sebab dapat menimbulkan

gangguan secara psikis maupun fisik (Sukmadinata, 2003). Kecemasan cenderung

mengganggu proses belajar dan prestasi dalam pendidikan, bahkan mengganggu

perhatian, working memory, dan retrieval (Zeidner, 1998 dalam Matthews dkk.,

2000). Kecemasan akademis membawa konsekuensi negatif terhadap self-

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

8

regulated learning (Zimmerman, 1989). Kecemasan berpengaruh pada fungsi

kognitif yang selanjutnya termanifestasi dalam perilaku selama proses belajar

Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2009) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara kecemasan akademis dengan self-regulated

learning siswa Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di SMA Negeri 3

Surakarta ditunjukkan dengan angka koefisien korelasi sebesar rxy=-0,294 dengan

tingkat signifikansi p=0,002 (p<0,01). Tanda negatif pada koefisien korelasi

menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara kecemasan akademis

dengan self-regulated learning. Kondisi tersebut berarti semakin tinggi kecemasan

akademis maka akan semakin rendah self-regulated learning, begitu pula

sebaliknya, semakin rendah kecemasan akademis maka akan semakin tinggi self-

regulated learning yang dimiliki siswa. Nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,002

dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,01. Nilai signifikansi menunjukkan adanya

hubungan yang signifikan antara kecemasan akademis dengan self-regulated

learning.

Selain self-efficacy dan kecemasan akademis, self-regulated learning juga

dipengaruhi oleh gender dan tingkatan semester (grades). Seperti penelitian yang

dilakukan oleh Zimmerman & Martinez-Pons (1990) menunjukkan hasil analisis

mengenai perbedaan jenis kelamin dalam penggunaan strategi self-regulated

learning bahwa secara signifikan perempuan lebih mengingat dan memonitor diri,

mengatur dan merencanakan tujuannya dibandingkan laki-laki. Selanjutnya, di

dalam penelitian tersebut juga ditemukan hasil bahwa strategi self-regulated

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

9

learning berkaitan secara signifikan dengan tingkatan (grades) dalam sekolah

(Zimmerman & Martinez-Pons, 1990).

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi mahasiswa psikologi, maka peneliti

tertarik untuk mengetahui pengaruh antara self-efficacy dan kecemasan akademis

terhadap self-regulated learning pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Jakarta. Selain itu peneliti ingin mengetahui apakah ada pengaruh

gender dan tingkatan semester (grades) terhadap self-regulated learning

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta.

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah

1.2.1 Perumusan Masalah

Perumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah:

“Apakah ada pengaruh yang signifikan self-efficacy dan kecemasan

akademis terhadap self-regulated learning mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Jakarta?”.

Sedangkan perumusan masalah yang akan diteliti lebih rinci adalah:

a. Apakah ada pengaruh yang signifikan self-efficacy terhadap self-

regulated learning mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Jakarta?

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

10

b. Apakah ada pengaruh yang signifikan komponen psikologis dari

variabel kecemasan akademis terhadap self-regulated learning

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta?

c. Apakah ada pengaruh yang signifikan komponen kognitif dari variabel

kecemasan akademis terhadap self-regulated learning mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta?

d. Apakah ada pengaruh yang signifikan komponen somatik dari variabel

kecemasan akademis terhadap self-regulated learning mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta?

e. Apakah ada pengaruh yang signifikan komponen motorik dari variabel

kecemasan akademis terhadap self-regulated learning mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta?

f. Apakah ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap self-

regulated learning mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Jakarta?

g. Apakah ada pengaruh yang signifikan tingkatan semester (grades)

terhadap self-regulated learning mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Jakarta?

1.2.2 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan persepsi dan lebih terarahnya pembahasan,

maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti yaitu sebagai berikut:

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

11

a. Self-efficacy merupakan penilaian seseorang terhadap kemampuannya

untuk menyusun tindakan yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

tugas-tugas khusus yang dihadapi (Bandura, 1986).

b. Kecemasan akademis merupakan perasaan tegang dan ketakutan pada

sesuatu yang akan terjadi, perasaan tersebut mengganggu dalam

pelaksanaan tugas dan aktivitas yang beragam dalam situasi akademis

(Valiante dan Pajares, 1999). Ada empat komponen kecemasan yaitu

komponen mood (psikologis), komponen kognitif, komponen somatik,

dan komponen motorik.

c. Self-regulated learning merupakan kemampuan belajar yang

menggunakan aspek metakognisi, motivasi, dan perilaku dalam proses

belajar (Zimmerman, 1989). Self-regulated learning meliputi strategi

untuk mengontrol atau meregulasi kognisi, strategi untuk meregulasi

motivasi, dan strategi untuk meregulasi perilaku.

d. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri Jakarta angkatan 2007 sampai angkatan

2010.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji bagaimana pengaruh self-

efficacy dan kecemasan akademis terhadap self-regulated learning pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta.

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

12

1.3.2 Manfaat penelitian

a. Manfaat secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap ilmu dan

pengembangan pendidikan, khususnya mengenai pengaruh self-efficacy

dan kecemasan akademis terhadap self-regulated learning pada

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta. Selain

itu diharapkan juga dapat memperkaya hasil-hasil penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya dan menjadi bahan masukan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya.

b. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak

universitas mengenai ada tidaknya pengaruh self-efficacy dan kecemasan

akademis terhadap self-regulated learning, sehingga dapat menjadi

pertimbangan dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan

kecemasan akademis pada mahasiswanya.

1.4 Sistematika Penulisan Skripsi

Adapun sistematika penulisan skrispsi ini berdasarkan pada buku pedoman

penyusunan dan penulisan skripsi yang dibuat oleh Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Pada skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab, pada setiap

bab dirinci menjadi beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisan sebagaimana

berikut:

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

13

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi uraian teoritik mengenai variabel-variabel yang diteliti lengkap

dengan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian mengenal pendekatan dan metode penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data serta teknik

analisis data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi uraian mengenai hasil penelitian yang meliputi gambaran

umum responden, deskripsi data penelitian, dan presentasi data.

BAB V: KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini berisi uraian kesimpulan dari penelitian ini serta diskusi dan saran

yang berdasarkan dari hasil penelitian ini.

Page 32: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

14

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini. terdiri dari

lima subbab yaitu teori self-regulated learning, teori self-efficacy, teori kecemasan

akademis, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Self-Regulated Learning

2.1.1 Pengertian self-regulated learning

Pintrich (dalam Yukselturk, Erman, & Safure Bulut, 2009) mendefinisikan self-

regulated learning (SRL) sebagai (a) berusaha keras untuk mengontrol

perilaku, motivasi dan affect, dan kognisi mereka, (b) berusaha keras untuk

mencapai tujuan tertentu, (c) individu harus mengendalikan tindakannya.

Sedangkan Wolters (1998) mengatakan bahwa self-regulated learning adalah

kemampuan seseorang untuk mengelola secara efektif pengalaman belajarnya

sendiri di dalam berbagai cara, sehingga mencapai hasil belajar yang optimal.

Menurut Combs dan Marzano (dalam Woolfolk, 2004) mahasiswa yang

memiliki pengaturan dalam belajar memiliki kombinasi dari keterampilan-

keterampilan belajar akademik dan kontrol diri yang membuat belajar lebih

mudah. Santrock (2009) mengatakan bahwa self-regulated learning terdiri atas

pembangkitan diri dan pemantauan diri atas pikiran, perasaan, dan perilaku

dengan tujuan untuk mencapai suatu sasaran. Sasaran-sasaran ini dapat berupa

sasaran akademik (meningkatkan pemahaman saat membaca, menjadi penulis

Page 33: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

15

yang lebih terorganisasi, belajar bagaimana untuk melakukan pengalian,

mengajukan pertanyaan yang relevan) atau sasaran sosioemosional

(mengendalikan kemarahan, bergaul dengan lebih baik dengan teman sebaya).

Pemaparan definisi diatas sejalan dengan definisi Zimmerman (1989) yang

memaparkan secara umum bahwa self-regulated learning pada individu dapat

digambarkan melalui tingkatan atau derajat yang meliputi keaktifan

berpartisipasi baik itu secara metakognisi, motivasional, maupun perilaku

dalam proses belajar.

Dari apa yang sudah diungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa self-

regulated learning merupakan kemampuan belajar yang menggunakan aspek

metakognisi, motivasi, dan perilaku dengan segigih mungkin melalui

keyakinan dan caranya sendiri mengarahkan dirinya untuk mencapai goal yang

telah ditetapkan.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi self-regulated learning

Zimmerman & Schunk (2001) dan Pintrich & Schunk (2002) (dalam Santrock,

2009) menyebutkan bahwa perkembangan self-regulated learning dipengaruhi

oleh banyak faktor, diantaranya modeling dan self-efficacy. Modeling

merupakan sumber penting untuk menyampaikan keterampilan-keterampilan

pengaturan diri. Di antara keterampilan pengaturan diri di mana model dapat

terlibat adalah perencanaan dan pengelolaan waktu secara efektif, perhatian

dan konsentrasi, pengorganisasian dan pengodean informasi secara strategis,

pembentukan lingkungan kerja yang produktif, dan penggunaan sumber-

Page 34: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

16

sumber sosial. Sedangkan menurut Thoresen dan Mahoney (dalam

Zimmerman, 1989) memaparkan dari perspektif sosial-kognitif, bahwa

keberadaan self-regulated learning ditentukan oleh tiga wilayah yakni wilayah

person, wilayah perilaku, dan wilayah lingkungan.

1. Faktor individu (personal influences).

Personal siswa merupakan salah satu faktor penting dalam self-regulated

learning. Salah satu bagian dalam personal siswa ini adalah self-efficacy. Self-

efficacy ini sangat berkaitan dengan bagian-bagian lainnya dalam personal

siswa, yaitu pengetahuan siswa, proses metakognitif, tujuan, dan afeksi.

a. Self-efficacy

Para ahli teori sosial kognitif mengasumsikan bahwa self-efficacy

merupakan variabel kunci dalam self-regulated learning (Bandura dalam

Zimmerman, 1989). Zimmerman (1989) mendefinisikan self-efficacy

sebagai persepsi kemampuan diri dalam mengelola dan melakukan

tindakan-tindakan yang penting untuk mencapai tingkat performa

keterampilan dalam suatu tugas.

b. Pengetahuan siswa

Pengetahuan self-regulated learning harus memiliki kualitas pengetahuan

prosedural dan pengetahuan bersyarat (conditional knowledge).

Pengetahuan prosedural mengarah pada pengetahuan bagaimana

menggunakan strategi, sedangkan pengetahuan bersyarat merujuk pada

pengetahuan kapan dan mengapa strategi tersebut berjalan efektif. Sebagai

contoh yang menunjukkan kedua pengetahuan ini saling berhubungan

Page 35: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

17

adalah pengetahuan umum siswa mengenai matematika akan memberikan

kontribusi terhadap kemampuan mereka untuk membagi tugas mingguan

ke dalam tugas yang dikerjakan setiap hari.

c. Tujuan (goal)

Menetapkan sebuah tujuan, baik itu jangka pendek maupun jangka

panjang dalam sebuah proses belajar merupakan hal yang sangat penting.

Penetapan tujuan jangka panjang merupakan langkah awal dalam

mengambil keputusan metakognitif. Hal ini sesuai dengan Zimmerman

(1989) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan metakognitif ini

tergantung pada tujuan jangka panjang dari siswa.

d. Proses metakognitif

Proses metakognitif adalah proses pengambilan keputusan yang mengatur

penyeleksian dan penggunaan berbagai bentuk pengetahuan. Pengambilan

keputusan metakognitif ini tergantung pada tujuan jangka panjang dari

siswa (Zimmerman, 1989). Dalam proses metakognitif, seseorang yang

melakukan pengaturan diri dalam belajar (self-regulated learning) itu

merencanakan, menetapkan tujuan, mengelola, memonitor diri sendiri, dan

melakukan evaluasi diri selama proses kemahiran itu berlangsung (Corno,

1986, 1989; Ghatala, 1986; Pressley, Borkowski, & Schneider, 1987

dalam Zimmerman, 1990)

e. Afeksi

Zimmerman (1989) mengungkapkan bahwa afeksi dapat juga

mempengaruhi fungsi self-regulated learning. Misalnya, terdapat sebuah

Page 36: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

18

bukti bahwa kecemasan menghambat proses metakognitif, terutama proses

mengontrol tindakan.

2. Faktor perilaku (behavior). Tiga cara dalam merespon berhubungan dengan

analisis self-regulated learning: observasi diri (self-observation), penilaian

diri (self-judgment), dan reaksi diri (self-reaction). Meskipun diasumsikan

bahwa setiap komponen tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam proses

pribadi yang tersembunyi (self), namun proses dari luar diri individu juga ikut

berperan. Setiap komponen terdiri dari perilaku yang dapat diamati, dilatih

dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, self-observation, self-judgment,

dan self-reaction dikategorikan sebagai faktor perilaku yang mempengaruhi

self-regulated learning. Selanjutnya, Bandura mengatakan bahwa dinamika

proses beroperasinya self-regulated learning antara lain terjadi dalam

subproses yang berisi self-observation, self-judgment dan self-reaction.

Ketiganya memiliki hubungan yang sifatnya timbal balik seiring dengan

konteks persoalan yang dihadapi. Hubungan timbal balik tidak selalu bersifat

simetris melainkan lentur dalam arti salah satunya pada konteks tertentu dapat

menjadi lebih dominan dari aspek lainnya, demikian pula pada aspek tertentu

menjadi kurang dominan.

3. Faktor lingkungan (environment). Setiap gambaran faktor lingkungan

diasumsikan berinteraksi secara timbal balik dengan faktor pribadi dan

perilaku. Ketika seseorang dapat memimpin dirinya, faktor pribadi

digerakkan untuk mengatur perilaku secara terencana dan lingkungan belajar

dengan segera. Individu diperkirakan memahami dampak lingkungan selama

Page 37: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

19

proses penerimaan dan mengetahui cara mengembangkan lingkungan melalui

penggunaan strategi yang bervariasi. Individu yang menerapkan self-

regulation biasanya menggunakan strategi untuk menyusun lingkungan,

mencari bantuan sosial dari guru, dan mencari informasi.

Pemaparan di atas, menunjukkan bahwa selama proses self-regulated

learning berlangsung, ada tiga faktor yang dapat berpengaruh. Faktor-faktor

tersebut adalah faktor person, perilaku, dan lingkungan.

Selain itu, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa self-regulated

learning berkaitan dengan jenis kelamin (gender) dan tingkatan (grades).

Penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman&Martinez-Pons (1990) menunjukkan

hasil analisis mengenai perbedaan jenis kelamin dalam penggunaan strategi self-

regulated learning bahwa secara signifikan perempuan lebih mengingat dan

memonitor diri, mengatur dan merencanakan tujuannya dibandingkan laki-laki.

Selanjutnya, di dalam penelitian ini juga ditemukan hasil bahwa strategi self-

regulated learning berkaitan secara signifikan dengan tingkatan (grades) dalam

sekolah.

2.1.3 Aspek-aspek self-regulated learning

Menurut Zimmerman (1989), self-regulated learning terdiri atas pengaturan

dari tiga aspek umum pembelajaran akademis, yaitu kognisi, motivasi dan

perilaku. Sesuai aspek di atas, selanjutnya Wolters dkk. (2003) menjelaskan

secara rinci penerapan strategi dalam setiap aspek self-regulated learning

sebagai berikut:

Page 38: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

20

a. Strategi untuk mengontrol atau meregulasi kognisi meliputi macam-

macam aktivitas kognitif dan metakognitif yang mengharuskan individu

terlibat untuk mengadaptasi dan mengubah kognisinya. Strategi

pengulangan (rehearsal), elaborasi (elaboration), organisasi

(organization), dan general metacognitive self-regulation dapat digunakan

individu untuk mengontrol kognisi dan proses belajarnya.

1) Strategi pengulangan (rehearsal) termasuk usaha untuk mengingat

materi dengan cara mengulang terus-menerus.

2) Strategi elaborasi (elaboration) merefleksikan “deep learning” dengan

menggunakan kalimatnya sendiri untuk merangkum materi.

3) Strategi organisasi (organization) termasuk “deep process” dalam

melalui penggunaan taktik mencatat, menggambar diagram atau

bagian untuk mengorganisasi materi pelajaran.

4) Strategi meregulasi metakognitif (matacognition regulation)

melibatkan perencanaan monitoring dan strategi meregulasi belajar,

seperti menentukan tujuan dari kegiatan membaca atau membuat

perubahan supaya tugas yang dikerjakan mengalami kemajuan.

b. Strategi untuk meregulasi motivasi melibatkan aktivitas yang penuh tujuan

dalam memulai, mengatur atau menambah kemauan untuk memulai,

mempersiapkan tugas berikutnya, atau menyelesaikan aktivitas tertentu

atau sesuai tujuan. Regulasi motivasi adalah semua pemikiran, tindakan

atau perilaku dimana siswa berusaha mempengaruhi pilihan, usaha, dan

Page 39: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

21

ketekunan tugas akademisnya. Regulasi motivasi meliputi self-

consequating, penyusunan lingkungan (environment structuring), mastery

self-talk, performance or extrinsic self-talk, relative ability self-talk,

situasional interest enhancement, dan personal interest .

1) Self-consequating adalah manentukan dan menyediakan konsekuensi

intrinsik supaya konsisten dalam aktivitas belajar. Siswa

menggunakan reward dan punishment secara verbal sebagai wujud

konsekuensi.

2) Strategi penyusunan lingkungan (environment structuring)

mengindikasikan siswa berusaha berkonsentrasi penuh untuk

mengurangi gangguan di sekitar tempat belajar dan mengatur kesiapan

fisik dan mental untuk menyelesaikan tugas akademis.

3) Mastery self-talk adalah berpikir tentang penguasaan yang berorientasi

pada tujuan seperti memuaskan keingintahuan, menjadi labih

kompeten atau meningkatkan perasaan otonomi.

4) Performance or extrinsic self-talk adalah ketika siswa dihadapkan

pada kondisi untuk menyudahi proses belajar, siswa akan berpikir

untuk memperoleh prestasi yang lebih tinggi atau berusaha sebaik

mungkin dikelas sebagai cara meyakinkan diri untuk terus

melanjutkan kegiatan belajar.

5) Relative ability self-talk saat siswa berpikir tentang performa khusus

untuk mencapai tujuan belajar, strategi tersebut dapat diwujudkan

Page 40: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

22

dengan cara melakukan usaha yang lebih baik daripada orang lain

supaya tetap berusaha keras.

6) Strategi peningkatan yang relevan (interest enhancement strategies)

menggambarkan aktivitas siswa ketika berusaha meningkatkan

motivasi intrinsik dalam mengerjakan tugas melalui salah satu situasi

atau minat pribadi.

7) Personal interest melibatkan usaha siswa meningkatkan

keterhubungan atau keberartian tugas dengan kehidupan atau minat

personal yang dimiliki.

c. Strategi untuk meregulasi perilaku merupakan usaha individu untuk

mengontrol sendiri perilaku yang nampak. Regulasi perilaku meliputi

regulasi usaha (effort regulation), waktu dan lingkungan (time/ study

environment) adalah siswa mengatur waktu dan tempat dengan membuat

jadwal belajar untuk mempermudah proses belajar, dan pencarian bantuan

(help-seeking) adalah mencoba mendapatkan bantuan dari teman sebaya,

guru, dan orang dewasa.

2.1.4 Karakteristik individu yang mempunyai self-regulated learning

Menurut Winne (dalam Santrock, 2009), karakteristik dari pelajar yang

menggunakan self regulated learning yaitu:

a. Bertujuan memperluas pengetahuan dan menjaga motivasi

Page 41: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

23

b. Menyadari keadaan emosi mereka dan memiliki strategi untuk mengelola

emosinya

c. Secara periodik memonitori kemajuan ke arah tujuannya

d. Menyesuaikan atau memperbaiki strategi berdasarkan kemajuan yang

mereka buat

e. Mengevaluasi halangan yang mungkin muncul dan melakukan adaptasi

yang diperlukan

Dari beberapa karakteristik mengenai siswa yang menggunakan self-

regulated learning yang telah dikemukan di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa mereka harus memiliki motivasi yang kuat, tujuan yang akan dicapai,

mampu mengelola perasaan, dan memiliki berbagai macam strategi untuk

belajar.

2.1.5 Fase-fase self-regulated learning

Berdasarkan perspektif sosial-kognitif yang dikemukakan Zimmerman (dalam

Pajares dan Urdan, 2006), maka proses self-regulation digambarkan sebagai

pemikiran, perasaan, dan tindakan yang muncul dari dalam diri seseorang,

yang terencana dan selalu berubah perputarannya berdasarkan performa umpan

balik yang berpengaruh pada pencapaian tujuan yang ditargetkan diri sendiri.

Perputaran self-regulation mencakup tiga fase umum: fase perencanaan,

pelaksanaan, dan proses evaluasi. Ketiga fase tersebut prosesnya sama dengan

self-regulated learning. Fase perencanaan akan mempengaruhi performa

Page 42: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

24

seseorang dalam proses fase kontrol performa atau fase pelaksanaan, yang

secara bergantian akan mempengaruhi fase reaksi diri. Perputaran self-

regulation dikatakan sempurna apabila proses refleksi diri mampu

mempengaruhi proses perencanaan selama seseorang berusaha memperoleh

pengetahuan berikutnya.

a. Fase perencanaan (Forethought)

Terdapat dua kategori yang saling berkaitan erat dalam fase perencanaan:

1) Analisis tugas (Task Analysis). Analisis tugas meliputi penentuan tujuan

dan perencanaan strategi. Tujuan dapat diartikan sebagai penetapan atau

penentuan hasil belajar yang ingin dicapai oleh seorang individu,

misalnya memecahkan persoalan matematika selama proses belajar

berlangsung. Sistem tujuan dari individu yang mampu melakukan self-

regulation tersusun secara bertahap. Proses tersebut dilakukan sebagai

regulator untuk mencapai tujuan yang sama dengan hasil yang pernah

dicapai. Bentuk kedua dari analisis tugas adalah perencanaan strategi.

Strategi tersebut merupakan suatu proses dan tindakan seseorang yang

bertujuan dan diarahkan untuk memperoleh dan menunjukkan suatu

keterampilan yang dapat digunakannya untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkannya. Strategi yang dipilih secara tepat dapat

meningkatkan prestasi dengan mengembangkan kognitif, mengontrol

afeksi dan mengarahkan kegiatan motorik. Perencanaan dan pemilihan

strategi membutuhkan penyesuaian yang terus menerus karena adanya

Page 43: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

25

perubahan-perubahan baik dalam diri individu sendiri ataupun dari

kondisi lingkungan.

2) Keyakinan motivasi diri (Self-motivation beliefs). Analisis tugas dan

perencanaan strategi menjadi dasar bagi self-motivation beliefs yang

meliputi self-eficacy, outcome expectation, minat intristik atau penilaian

(valuing), dan orientasi tujuan. Self-eficacy merujuk pada keyakinan

seseorang terhadap kemampuannya untuk memiliki performa yang

optimal untuk mencapai tujuannya, sementara outcomes expectation

merujuk pada harapan individu tentang pencapaian suatu hasil dari

upaya yang telah dilakukannya. Sebagai contoh, self-eficacy yang

mempengaruhi penetapan tujuan adalah sebagai berikut: semakin

mampu individu meyakini kemampuannya sendiri, maka akan semakin

tinggi tujuan yang mereka tetapkan dan semakin mantap individu akan

bertahan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya.

b. Fase performa (Performance / Volitional control)

1) Kontrol diri (Self-control). Proses self-control seperti instruksi diri (self-

instruction), perbandingan (imagery), pemfokusan perhatian, dan

strategi tugas, membantu individu berkonsentrasi pada tugas yang

dihadapi dan mengoptimalkan usaha untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

2) Observasi diri (Self-observation). Proses self-observation mengacu pada

penelusuran individu terhadap aspek-aspek spesifik dari performa yang

ditampilkan, kondisi sekelilingnya, dan akibat yang dihasilkannya.

Page 44: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

26

Penetapan tujuan yang dilakukan pada fase perencanaan mempermudah

self-observation, karena tujuannya terfokus pada proses yang spesifik

dan terhadap kejadian di sekelilingnya.

c. Fase refleksi diri (Self-reflection)

1) Penilaian diri (Self-judgement). Self-judgement meliputi evaluasi diri

(self-evaluation) terhadap performa yang ditampilkan individu dalam

upaya mencapai tujuan dan menjelaskan penyebab yang signifikan

terhadap hasil yang dicapainya. Self-evaluation mengarah pada upaya

untuk membandingkan informasi yang diperolehnya melalui monitoring

diri dengan standar atau tujuan yang telah ditetapkan pada fase

perencanaan.

2) Reaksi diri (Self-reaction). Proses yang kedua yang terjadi pada fase ini

adalah self-reaction yang terus menerus akan mempengaruhi fase

perencanaan dan seringkali berdampak pada performa yang ditampilkan

di masa mendatang terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Fase yang

terjadi pada self-regulated learning sama prosesnya dengan perputaran

self-regulation. Fase tersebut terdiri dari fase perencanaan, fase

performa dan fase refleksi diri yang ketiganya membentuk siklus yang

saling terkait. Jika salah satu fase terganggu, maka fase lainnya ikut

terganggu dan tidak dapat berproses secara lancar (bagan 2.1).

Page 45: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

27

Bagan 2.1

Fase dan subproses self-regulation

(Sumber: Pajares dan Urdan, 2006)

2.1.6 Strategi-strategi self-regulated learning

Zimmerman dan Martinez-Pons akan memaparkan lebih jauh mengenai tipe-

tipe strategi self-regulated learning (dalam Zimmerman, 1989). Strategi

tersebut dikelompokkan menjadi 15 tipe:

a. Evaluasi diri (self-evaluating) adalah pernyataan yang mengindikasikan

siswa berinisiatif mengevaluasi kualitas atau kemajuan pekerjaan yang

dilakukan.

Performance phase

Self-control

task strategies

imagery

self-instruction

attention focusing

Self-observation

metacognitive

monitoring

Forethought phase

Task analysis

Goal Setting

Strategic Planning

Sources of Self Motivation

Self-efficacy

Task Interest / value

Outcome Expectation

Self-Reflection Phase

Self-Judgement

Self-Evaluation

Causal Attributions

Self-Reaction

Adaptive Inferences

Satisfactions

Page 46: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

28

b. Pengorganisasian dan perubahan (organizing and transforming) adalah

pernyataan yang mengindikasikan siswa berinisiatif menyusun kembali

materi instruksional untuk meningkatkan proses belajar baik secara jelas

maupun tersembunyi.

c. Penetapan tujuan dan perencanaan (goal-setting and planning) adalah

pernyataan yang mengindikasikan siswa menetapkan tujuan pendidikan atau

subtujuan dan merencanakan langkah selanjutnya, pengaturan waktu dan

menyelesaikan aktivitas yang berhubungan dengan tujuan.

d. Pencarian informasi (seeking information) adalah pernyataan yang

mengindikasikan siswa berinisiatif untuk mendapatkan informasi berkenaan

dengan tugas selanjutnya dari sumber-sumber non-sosial ketika

mengerjakan tugas.

e. Latihan mencatat dan memonitor (keeping records and monitoring) adalah

pernyataan yang mengindikasikan siswa berinisiatif mencatat kejadian atau

hasil-hasil selama proses belajar.

f. Penyusunan lingkungan (environmental structuring) adalah pernyataan yang

mengindikasikan siswa berinisiatif memilih atau menyusun kondisi

lingkungan fisik untuk mempermudah belajar.

g. Pemberian konsekuensi diri (self-consequating) adalah pernyataan yang

mengindikasikan siswa memiliki susunan dan daya khayal (imagination)

untuk memperoleh reward atau punishment apabila mengalami keberhasilan

atau kegagalan.

Page 47: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

29

h. Latihan dan mengingat (rehearsing and memorizing) adalah pernyataan

yang mengindikasikan siswa berinisiatif mengingat materi dengan cara

latihan secara overt maupun covert.

i. Pencarian bantuan sosial-teman sebaya (seeking social assistance-peers)

adalah pernyataan yang mengindikasikan individu mencoba mendapatkan

bantuan dari teman sebaya.

j. Pencarian bantuan sosial-guru (seeking social assistance-teachers) adalah

pernyataan yang mengindikasikan siswa mencoba mendapatkan bantuan

dari guru.

k. Pencarian bantuan sosial-orang dewasa (seeking social assistance-adult)

adalah pernyataan yang mengindikasikan siswa mencoba mendapatkan

bantuan dari orang dewasa.

l. Pemeriksaan ulang catatan (reviewing records-notes) adalah pernyataan

yang mengindikasikan siswa memiliki inisiatif membaca kembali catatan.

m. Pemeriksaan ulang soal-soal ujian (reviewing records-tests) adalah

pernyataan yang mengindikasikan siswa mempunyai inisiatif membaca

kembali soal-soal ujian.

n. Pemeriksaan ulang buku teks (reviewing records-textbooks) adalah

pernyataan yang mengindikasikan siswa memiliki inisiatif membaca

kembali buku teks untuk mempersiapkan kelas atau ujian berikutnya.

o. Lain-lain, berupa pernyataan yang menunjukkan perilaku belajar yang

diajukan oleh orang lain seperti guru atau orang tua, dan semua respon

verbal yang tidak jelas.

Page 48: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

30

2.1.7 Pengukuran self-regulated learning

Pada jurnal assessing for self-regulated learning oleh Wolters, dkk (2003)

menggunakan penggembangan pengukuran Motivated Strategies for Learning

Questionnaire atau MSLQ. MSLQ ini merupakan jenis instrument self-report

yang memberikan pertanyaan kepada siswa tentang strategi kognitif dan

metakognitifnya untuk pembelajaran. MSLQ menggunakan 7 point skala

Likert yang memiliki rentangan 1 sampai 7, dimana 1 itu sangat tidak sesuai

sedangkan 7 sangat tidak sesuai. Contoh item yang digunakan dalam skala ini

adalah “Sebelum masuk kelas, saya membaca catatan saya dan berlatih

mengingatnya secara berulang kali” atau “Saya mengubah lingkungan sekitar

saya agar bisa lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas”.

2.2 Self-Efficacy

2.2.1 Pengertian self-efficacy

Menurut Albert Bandura (1986) mendefinisikan bahwa self-efficacy adalah

penilaian seseorang terhadap kemampuannya untuk menyusun tindakan yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan tugas-tugas khusus yang dihadapi. Self-

efficacy tidak berkaitan langsung dengan kecakapan yang dimiliki individu,

melainkan pada penilaian diri tentang apa yang dapat dilakukan, tanpa terkait

dengan kecakapan yang dimiliki.

Di samping itu, Schultz (2005) mendefinisikan self-efficacy sebagai

perasaan kita terhadap kecukupan, efisiensi, dan kemampuan kita dalam

mengatasi kehidupan. Baron dan Byrne (dalam Ghufron&Rini, 2010)

Page 49: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

31

mendefinisikan self-efficacy sebagai evaluasi seseorang mengenai kemampuan

atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan,

dan mengatasi hambatan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa self-

efficacy merupakan keyakinan atau kepercayaan individu terhadap kemampuan

yang dimilikinya dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang ia

hadapi, sehingga mampu mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang

diharapkannya.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy

Bandura (1986) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang

mempengaruhi self-efficacy seseorang, yakni:

a. Pencapaian kinerja (performance attainment)

Hasil yang diharapkan secara nyata merupakan sumber penting tentang

informasi self-efficacy karena didasari oleh pengalaman otentik yang telah

dikuasai (Bandura, Adam, dan Beyer; Biran dan Wilson; Felzt, Landers,

dan Reader, dalam Bandura, 1986). Keberhasilan yang diperoleh akan

membawa seorang pada tingkat self-efficacy yang lebih tinggi, sedang

kegagalan akan merendahkan self-efficacy, terutama jika kegagalan

tersebut terjadi pada awal pengerjaan tugas dan bukan disebabkan oleh

kurangnya usaha atau juga karena hambatan dari faktor eksternal.

Keberhasilan yang terjadi karena bantuan dari faktor eksternal atau

keberhasilan yang dicapai dianggap bukan sebagai hasil dari kemampuan

Page 50: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

32

sendiri tidak terlalu memberikan pengaruh terhadap peningkatan self-

efficacy. Besarnya nilai yang diberikan dari pengalaman baru tergantung

pada sifat dan kekuatan dari persepsi diri yang ada sebelumnya. Setelah

self-efficacy terbentuk karena keberhasilan yang berulang, kegagalan yang

muncul terhadap kemampuannya.

b. Pengalaman orang lain (Vicarious experience)

Self-efficacy dapat juga dipengaruhi karena pengalaman orang lain.

Individu yang melihat atau mengamati orang lain yang mencapai

keberhasilan dapat menimbulkan persepsi self-efficacy-nya. Dengan

melihat keberhasilan orang lain, individu dapat meyakinkan dirinya bahwa

ia juga bisa untuk mencapai hal yang sama dengan orang yang dia amati.

Ia juga meyakinkan dirinya bahwa jika orang lain bisa melakukannya, ia

juga harus dapat melakukannya. Jika seseorang melihat bahwa orang lain

yang memiliki kemampuan yang sama ternyata gagal meskipun ia telah

berusaha dengan keras, maka dapat menurunkan penilaiannya terhadap

kemampuan dia sendiri dan juga akan mengurangi usaha yang akan

dilakukan (Brown dan Inonye dalam Bandura, 1986).

Ada kondisi-kondisi dimana penilaian terhadap self-efficacy

khususnya sensitif pada informasi dari orang lain. Pertama adalah

ketidakpastian mengenai kemampuan yang dimiliki individu. Self-efficacy

dapat diubah melalui pengaruh modeling yang relevan ketika seseorang

memiliki sedikit pengalaman sebagai dasar penilaian kemampuannya.

Karena pengetahuan yang dimiliki tentang kemampuan diri sendiri sangat

Page 51: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

33

terbatas, maka individu tersebut lebih bergantung pada indikator yang

dicontohkan (Tataka dan Tataka dalam Bandura, 1986). Kedua adalah

penilaian self-efficacy selalu berdasarkan kriteria dimana kemampuan

dievaluasi (Festinger; Suls dan Miller dalam Bandura, 1986). Kegiatan

yang bisa memberikan informasi eksternal mengenai tingkat kinerja

dijadikan dasar untuk menilai kemampuan seseorang. Tetapi sebagian

besar kinerja tidak memberikan informasi yang cukup memenuhi,

sehingga penilaian self-efficacy diukur melalui membandingkannya

dengan kinerja dari orang lain (Bandura, 1986).

c. Persuasi verbal (Verbal persuasion)

Persuasi verbal digunakan untuk memberikan keyakinan kepada seseorang

bahwa ia memiliki suatu kemampuan yang memadai untuk mencapai apa

yang diinginkan. Seseorang yang berhasil diyakinkan secara verbal akan

menunjukkan suatu usaha yang lebih keras jika dibandingkan dengan

individu yang memiliki keraguan dan hanya memikirkan kekurangan diri

ketika menghadapi suatu kesulitan. Namun, peningkatan keyakinan

individu yang tidak realistis mengenai kemampuan diri hanya akan

menemui kegagalan. Hal ini dapat menghilangkan kepercayaan self-

efficacy orang yang dipersuasi.

d. Keadaan dan reaksi psikologis (Physicological state).

Seseorang menjadikan keadaan fisiologisnya sebagai sumber informasi

untuk memberikan penilaian terhadap kemampuan dirinya. Individu

Page 52: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

34

merasa gejala-gejala somatik atau ketegangan yang timbul dalam situasi

yang menekan sebagai pertanda bahwa ia tidak dapat untuk menguasai

keadaan atau mengalami kegagalan dan hal ini dapat menurunkan

kinerjanya. Dalam kegiatan yang membutuhkan kekuatan dan stamina

tubuh, seseorang merasa bahwa keletihan dan rasa sakit yang dia alami

merupakan tanda-tanda kelemahan fisik dan hal ini menurunkan keyakinan

akan kemampuan fisiknya.

2.2.3 Aspek-aspek self-efficacy

Menurut Bandura (1997), keyakinan akan kemampuan diri individu dapat

bervariasi pada masing-masing dimensi. Dimensi-dimensi tersebut yaitu:

a. Level / magnitude

Dimensi ini berkaitan dengan derajat kesulitan tugas dimana individu

merasa mampu atau tidak untuk melakukannya, sebab kemampuan diri

individu berbeda-beda. Konsep dalam dimensi ini terletak pada keyakinan

individu atas kemampuannya terhadap tingkat kesulitan tugas. Jika

individu dihadapkan pada tugas-tugas yang disusun menurut tingkat

kesulitannya, maka keyakinan individu akan terbatas pada tugas-tugas

yang mudah, kemudian sedang hingga tugas-tugas yang paling sulit, sesuai

dengan batas kemampuan yang dirasakan untuk memenuhi tuntutan

perilaku yang dibutuhkan pada masing-masing tingkat. Makin tinggi taraf

kesulitan tugas, makin lemah keyakinan yang dirasakan untuk

menyelesaikannya.

Page 53: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

35

Keyakinan individu berimplikasi pada pemilihan tingkah laku

berdasarkan hambatan atau tingkat kesulitan suatu tugas atau aktivitas.

Individu terlebih dahulu akan mencoba tingkah laku yang dirasa mampu

dilakukannya dan menghindari tingkah laku yang berada di luar batas

kemampuannya. Rentang kemampuan individu dapat dilihat dari tingkat

hamabatan atau kesulitan yang bervariasi dari suatu tugas atau aktivitas

tertentu.

b. Strength

Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kekuatan dari keyakinan atau

pengharapan individu mengenai kemampuannya. Pengharapan yang lemah

mudah digoyahkan oleh pengalaman-pengalaman yang tidak mendukung.

Sebaliknya, pengharapan yang mantap mendorong individu tetap bertahan

dalam usahanya. Meskipun mungkin ditemukan pengalaman yang kurang

mendukung. Dimensi ini biasanya berkaitan langsung dengan dimensi

level, yaitu makin tinggi taraf kesulitan tugas, makin lemah keyakinan

yang dirasakan untuk meyelesaikannya.

c. Generality

Dimensi ini berkaitan dengan keyakinan individu akan kemampuannya

melaksanakan tugas di berbagai aktivitas. Aktivitas yang bervariasi

menuntut individu yakin atas kemampuannya dalam melaksanakan tugas

atau aktivitas tersebut, apakah individu merasa yakin atau tidak. Individu

mungkin yakin akan kemampuannya pada banyak bidang atau hanya

beberapa bidang tertentu, misalnya seorang mahasiswa yakin akan

Page 54: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

36

kemampuannya pada mata kuliah statistik tetapi ia tidak yakin akan

kemampuannya pada mata kuliah bahasa inggris, atau seseorang yang

ingin melakukan diet, yakin akan kemampuannya dapat menjalankan

olahraga secara rutin, namun ia tidak yakin akan kemampuannya

mengurangi nafsu makan, itulah mengapa dietnya tidak berhasil.

2.2.4 Pengukuran self-efficacy

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa self-efficacy

merupakan penilaian diri terhadap kemampuan yang dapat mempengaruhi

aktivitas, usaha, dan ketekunan seseorang dalam mengatur dan melakukan

perbuatan yang dikehendaki untuk mencapai tujuannya dan harapan yang

realistik sehingga berusaha sekuatnya dalam mengatasi kesulitan dalam

menyelesaikan tugasnya.

Dalam penelitian ini, pengukuran self-efficacy menggunakan skala milik

Ralf Schwarzer dari Universitas Freie, Berlin. Skala self-efficacy Ralf

Schwarzer pertama kali dikembangkan pada tahun 1981 oleh Jerusalem dan

Ralf Schwarzer, yang versi aslinya dibuat dalam bahasa Jerman. Awalnya skala

self-efficacy ini terdiri dari 20 item, kemudian setelah berkembang berkurang

menjadi 10 item. Hanya saja, skala self-efficacy milik Ralf Schwarzer ini tidak

terdapat keterangan didalamnya mengenai blue print skala tersebut. Skala

hanya disajikan dalam 10 item yang berisi pernyataan dengan respon format

dari skor 1 sampai 4, tanpa menyertakan item mana saja yang termasuk

Page 55: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

37

favourable dan unfavourable. Skala self-efficacy milik Ralf Schwarzer telah

diadaptasikan dalam 14 budaya (Schwarzer dkk, 1996).

Alasan peneliti menggunakan skala milik Ralf Schwarzer, dkk (1996)

karena landasan teori yang digunakan dalam penelitiannya menggunakan teori

sosial cognitive milik Albert Bandura. Selain itu, menurut Ralf Schwarzer,dkk

(1996) koefisien reliabilitas skala self-efficacy milik Ralf Schwarzer antara

0,75 sampai 0,90 sehingga dapat dikatakan reliabel dan juga dapat dibuktikan

melalui validitas diskriminan dan validitas konvergen. Dengan demikian, skala

ini dapat dipergunakan pada masa dan jangka waktu yang berbeda serta dengan

karakteristik responden yang berbeda. Selain itu, peneliti juga menambahkan

item skala berdasarkan dimensi-dimensi self-efficacy.

2.3 Kecemasan Akademis

2.3.1 Pengertian kecemasan

Kecemasan (anxiety) adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang

bercampur baur yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan

(frustasi) dan pertentangan batin (konflik) (Daradjat, 1986). Kartono (1981)

juga mengungkapkan bahwa neurosa kecemasan ialah kondisi psikis dalam

ketakutan dan kecemasan yang kronis, sungguhpun tidak ada rangsangan yang

spesifik. Menurut Nevid, dkk (2005) mengungkapkan kecemasan adalah suatu

keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu

yang buruk akan segera terjadi.

Page 56: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

38

Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, bahwa terjadinya

peringatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang

mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman dan sebagai respon terhadap

suatu ancaman yang sumbernya tidak diketahui, internal, samar-samar, atau

konfliktual. Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia.

Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak

menyenangkan, dan samar-samar, seringkali disertai oleh gejala otonomik,

seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada, dan gangguan

lambung ringan (Kaplan, Sadock & Grebb, 1997). Atkinson (1983)

menyatakan bahwa kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan, yang

ditandai dengan istilah-istilah kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang

terkadang-kadang dialami dalam tingkat yang berbeda-beda.

Dari berbagai macam uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan

adalah emosi yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan individu

mengalami perasaan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena

ketidakmampuan menyesuaikan diri di dalam situasi pada umumnya.

2.3.2 Pengertian kecemasan akademis

Menurut Valiante dan Pajares (1999) menyatakan kecemasan akademis sebagai

perasaan tegang dan ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi, perasaan

tersebut mengganggu dalam pelaksanaan tugas dan aktivitas yang beragam

dalam situasi akademis. Ottens (1991) menjelaskan bahwa kecemasan

akademis mengacu pada terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta

Page 57: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

39

perilaku karena kemungkinan performa yang ditampilkan siswa tidak diterima

secara baik ketika tugas-tugas akademis diberikan.

Perasaan berbahaya, takut, atau tegang sebagai hasil tekanan di sekolah

disebut juga sebagai kecemasan akademis. Kecemasan akademis paling sering

dialami selama latihan yang bersifat rutinitas dan diharapkan siswa dalam

kondisi sebaik mungkin saat performa ditunjukkan, serta saat sesuatu yang

dipertaruhkan bernilai sangat tinggi, seperti tampil di depan orang lain. Cara

seseorang merasakan kecemasan dapat terjadi secara bertahap dari pertama kali

kecemasan tersebut muncul, contohnya kegugupan saat harus membaca di

depan kelas dengan suara keras. Gangguan serius yang dialami seseorang

menegaskan terjadinya kepanikan dan mengalami kesulitan untuk berfungsi

secara normal (O'Connor, 2007).

Dapat disimpulkan bahwa kecemasan akademis adalah dorongan pikiran

dan perasaan dalam diri individu yang berisikan ketakutan akan bahaya atau

ancaman di masa yang akan datang tanpa sebab khusus, sehingga

mengakibatkan terganggunya pola pemikiran dan respon fisik serta perilaku

sebagai hasil tekanan dalam pelaksanaan tugas dan aktivitas yang beragam

dalam situasi akademis.

2.3.3 Karakteristik kecemasan akademis

Ottens (1991) berpendapat bahwa ada empat karakteristik yang ada pada

kecemasan akademis.

Page 58: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

40

a. Pola kecemasan-yang menimbulkan aktivitas mental (pattern of anxiety-

engendering mental activity).

Siswa memperlihatkan pikiran, persepsi dan dugaan yang mengarah pada

kesulitan akademis yang dihadapi. Ada tiga aktivitas mental yang terlibat.

Pertama dan terpenting adalah kekhawatiran. Siswa menjebak diri sendiri

ke dalam kegelisahan dengan menganggap semua yang dilakukannya

adalah salah. Kedua, dialog diri (self-dialog) yang maladaptif. Siswa

berbicara dengan dirinya sepanjang hari, yang merupakan wujud dari

dialog sadar. Pengingat diri (self-reminder), instruksi diri (self-directives),

menyelamati diri (self-congratulations), dan kesukaan akan sesuatu

merupakan bentuk-bentuk dari dialog sadar. Tetapi berbicara dalam hati

pada siswa yang cemas secara akademik seringkali ditandai dengan kritik-

diri (self-criticism) yang keras, penyalahan-diri (self-blame), dan

kepanikan berbicara pada diri sendiri (self-talk) yang mengakibatkan

munculnya perasaan cemas dan memperbesar peluang untuk merendahkan

kepercayaan diri serta mengacaukan siswa dalam memecahkan masalah.

Ketiga, pengertian yang kurang maju dan keyakinan siswa mengenai diri

dan dunia mereka. Siswa memiliki keyakinan yang salah tentang

pentingnya masalah yang ada. Cara untuk menegaskan harga diri (self-

worth), mengetahui cara yang terbaik untuk memotivasi dan mengatasi

kecemasan, serta memisahkan pemikiran-pemikiran salah yang menjamin

adanya kecemasan akademis.

b. Perhatian yang menunjukkan arah yang salah (misdirected attention).

Page 59: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

41

Tugas akademis seperti membaca buku, ujian, dan mengerjakan tugas

rumah membutuhkan konsentrasi penuh. Siswa yang cemas secara

akademis membiarkan perhatian mereka menurun. Perhatian dapat

dialihkan melalui pengganggu eksternal (perilaku siswa lain, jam, suara-

suara bising), atau melalui pengganggu internal (kekhawatiran, melamun,

reaksi fisik).

c. Distress secara fisik (physiological distress).

Perubahan pada tubuh diasosiasikan dengan kecemasan-otot tegang,

berkeringat, jantung berdetak cepat, dan tangan gemetar. Aspek fisik dan

emosi dari kecemasan menjadi kacau jika diinterpretasikan sebagai bahaya

atau jika menjadi fokus penting dari perhatian selama tugas akademis

berlangsung.

d. Perilaku yang kurang tepat (inappropriate behaviors).

Berulangkali, siswa yang cemas secara akademis memilih berperilaku

dengan cara menjadikan kesulitan menjadi satu. Perilaku siswa mengarah

pada situasi akademis yang tidak tepat. Penghindaran (prokrastinasi)

sangat umum dijumpai, karena dengan menunjukkan tugas yang belum

sempurna dan performa siswa fungsinya yang bercabang (misalnya,

berbicara dengan teman ketika sedang belajar). Siswa yang cemas juga

berusaha keras menjawab pertanyaan ujian atau terlalu cermat

mengerjakan untuk menghindari kesalahan dalam ujian.

Dari apa yang sudah diungkapkan di atas, dapat disimpulkan bahwa

karakteristik kecemasan akademis meliputi pola kecemasan yang menimbulkan

Page 60: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

42

aktivitas mental, perhatian yang menunjukkan arah yang salah, distres secara

fisik, dan perilaku yang kurang tepat.

2.3.4. Komponen kecemasan akademis

Holmes (1991) membagi kecemasan dalam empat komponen, yaitu mood

(psikologis), kognitif, somatik, dan motorik. Adapun penjelasan dari keempat

komponen kecemasan tersebut adalah:

a. Komponen Mood (psikologis)

Holmes mengatakan bahwa gejala mood (psikologis) yang terjadi berupa

khawatir, ketegangan, panik, dan ketakutan. Mood (psikologis) seseorang

yang merasa cemas dapat berupa was-was, khawatir, gelisah, takut,

tegang, gugup, dan rasa tidak aman. Individu tidak dapat merasa tenang

dan mudah tersinggung, sehingga memungkinkannya untuk terkena

depresi.

b. Komponen kognitif

Secara kognitif, seseorang yang merasa cemas akan terus

mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi, sehingga

ia akan sulit untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan, bingung,

dan menjadi sulit untuk mengingat kembali.

c. Komponen somatik

Secara somatik (dalam reaksi fisik atau biologis), gangguan kecemasan

dibagi kedalam dua bagian, yaitu pertama adalah gejala langsung yang

terdiri dengan mudah berkeringat, sesak nafas, jantung berdetak cepat,

Page 61: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

43

tekanan darah meningkat, pusing, otot yang tegang. Kedua, kalau

kecemasan dirasakan secara berlarut-larut, maka hal tersebut secara

berkesinambungan akan meningkatkan tekanan darah, sakit kepala,

ketegangan otot, dan sering merasa mual.

d. Komponen motorik

Secara motorik (gerak tubuh) kecemasan dapat terlihat dari gangguan

tubuh pada seseorang, seperti tangan yang selalu gemetar, suara yang

terbata-bata, dan sikap yang terburu-buru.

Peneliti menggunakan komponen kecemasan akademis dalam pembuatan

skala kecemasan karena menggambarkan kesesuaian dengan penelitian yang

dilakukan.

2.4 Kerangka Berfikir

Dalam bahasan teoritis dinyatakan oleh Zimmerman (1986) bahwa pengaturan diri

dalam belajar merupakan tingkat dimana individu secara metakognitif, motivasi,

dan perilaku berpartisipasi dalam proses belajar mereka sendiri. Jadi dalam

pengaturan diri dalam belajar ini, individu sendirilah yang memprakarsai dan

langsung berusaha sendiri dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilannya.

Sementara Bandura (1986) mendefinisikan bahwa self-efficacy adalah penilaian

seseorang terhadap kemampuannya untuk menyusun tindakan yang dibutuhkan

dalam menyelesaikan tugas-tugas khusus yang dihadapi. Ia menggunakan istilah

self-efficacy untuk menjelaskan faktor-faktor yang berperan dibalik kesenjangan

ini, yang didefinisikan sebagai keyakinan seseorang akan kemampuannya untuk

Page 62: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

44

mengorganisasikan dan melakukan tindakan-tindakan yang perlu dalam mencapai

tingkat kinerja tertentu.

Dengan demikian mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang tinggi, akan

selalu mencoba melakukan berbagai tindakan dan siap menghadapi kesulitan-

kesulitan. Hal ini diasumsikan bagi mahasiswa yang dalam setiap perkuliahannya

dibebankan tugas-tugas yang memerlukan banyak energi dan seringkali menyita

perhatian yang cukup serius, dan seringkali mengalami berbagai kesulitan untuk

menyelesaikan tugasnya, maka efficacy mahasiswa sangat menentukan seberapa

besar usaha yang dikeluarkan dan seberapa ia bertahan dalam menghadapi

rintangan dan pengalaman yang menyakitkan dalam tugas-tugas perkuliahan.

Jika mahasiswa tidak memiliki self-efficacy yang tinggi, diartikan mereka

sama saja berhadapan dengan kegagalan karena yang ada dalam pikiran mereka

hanyalah tentang perasaan gagal. Perasaan gagal inilah yang akan menyebabkan

kecemasan, maka mahasiswa tidak mampu menyerap ilmu yang telah

disampaikan oleh dosen, akibatnya prestasi mahasiswa akan menurun. Kecemasan

yang terjadi selama kegiatan akademis dikenal dengan kecemasan akademis.

Kecemasan akademis adalah perasaan berbahaya, takut, atau tegang sebagai

akibat adanya tekanan di sekolah (O’Connor, 2007).

Kecemasan akademis memiliki empat komponen, yaitu komponen psikologis,

komponen motorik, komponen kognitif, dan komponen somatik. Kecemasan

akademis dapat dialami oleh mahasiswa manapun, baik yang mempunyai

kemampuan akademis tinggi, sedang, maupun yang kemampuan akademisnya

Page 63: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

45

rendah. Hanya saja penyebab dan tingkatannya berbeda-beda antara mahasiswa

satu dengan mahasiswa lain.

Kecemasan akademis pada taraf yang tinggi menyebabkan terjadinya

perubahan pada kondisi fisik seperti tegang, berkeringat, jantung berdetak cepat

dan gemetar. Selanjutnya kecemasan termanifestasi dalam perilaku yang kurang

tepat. Kecemasan akademis memiliki pengaruh terhadap self-regulated learning,

terutama pada aspek-aspek dan proses yang terjadi dalam setiap fase self-

regulated learning.

Gambar 2.2

Bagan Kerangka Berpikir

Self Regulated

Learning Kecemasan Akademis

Self Efficacy

Somatik

Motorik

Jenis Kelamin

Grades

Psikologis

kognitif

Page 64: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

46

2.5 Hipotesis Penelitian

Penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji adalah

hipotesis alternatif yang terdiri dari hipotesis mayor dan minor, yaitu:

Hipotesis Mayor

Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel self-efficacy, kecemasan

akademis, jenis kelamin, dan grades (angkatan) terhadap self-regulated

learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

Hipotesis Minor:

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan self-efficacy terhadap self-regulated learning

mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan komponen psikologis dari variabel

kecemasan akademis terhadap self-regulated learning mahasiswa psikologi

UIN Jakarta.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan komponen kognitif dari variabel kecemasan

akademis terhadap self-regulated learning mahasiswa psikologi UIN

Jakarta.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan komponen somatik dari variabel kecemasan

akademis terhadap self-regulated learning mahasiswa psikologi UIN

Jakarta.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan komponen motorik dari variabel kecemasan

akademis terhadap self-regulated learning mahasiswa psikologi UIN

Jakarta.

Page 65: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

47

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap self-regulated learning

mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan tingkatan semester (grades) terhadap self-

regulated learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

Page 66: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

48

BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari tujuh subbab.

Subbab tersebut adalah populasi dan sampel definisi konseptual dan operasional

variabel, pengumpulan data, prosedur penelitian, dan analisis data.

3.1 Populasi dan sampel

3.1.1 Populasi

Populasi menurut Kerlinger dalam Sevilla, dkk (2006) adalah keseluruhan

anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Dalam

penelitian ini yang dijadikan populasi adalah mahasiswa yang aktif kuliah pada

semester genap tahun akademik 2011/2012 Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang berjumlah 772 mahasiswa.

Tabel 3.1

Populasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2007,

2008, 2009, dan 2010

Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ukuran Populasi

Angkatan 2007 175

Angkatan 2008 197

Angkatan 2009 238

Angkatan 2010 162

Jumlah 772

(Sumber: Tata Usaha Bagian Akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Desember 2010)

Page 67: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

49

3.1.2 Sampel

Sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi

(Ferguson, dalam Sevilla dkk, 2006). Berdasarkan penjelasan Sevilla untuk

penelitian, ukuran minimum yang ditawarkan Gay (1976) bahwa untuk

penelitian korelasi diambil minimal 30 sampel (Sevilla dkk, 2006). Dalam

penelitian ini akan menggunakan 200 orang sampel penelitian. Karakteristik

sampel dalam penelitian ini adalah Mahasiswa/i Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang masih aktif kuliah berusia 18-21 tahun.

3.1.3 Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara probability sampling,

dengan menggunakan teknik stratified random sampling dimana pemilihan

sampel dari populasi berdasarkan pada strata tiap-tiap angkatan. Setiap subjek

yang menjadi sampel adalah subjek yang memenuhi karakteristik sampel

penelitian. Mengingat populasi yang ada jumlahnya besar (772 orang) serta

keterbatasan dana, waktu dan kemampuan peneliti, peneliti menetapkan

mahasiswa yang akan dijadikan sampel penelitian sebanyak 200 orang dari

jumlah populasi.

Untuk mengambil jumlah sampel tersebut penulis menggunakan rumus

proporsi sebagai berikut :

Populasi per angkatan X jumlah sampel yang ditentukan

Populasi total

Page 68: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

50

Maka jumlah sampel untuk masing-masing angkatan adalah

1. Angkatan 2007 : 175/772 x 200 = 45

2. Angkatan 2008 : 197/772 x 200 = 51

3. Angkatan 2009 : 238/772 x 200 = 62

4. Angkatan 2010 : 162/772 x 200 = 42

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi variabel

Sevilla (2006) menyebutkan variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki

dua atau lebih nilai atau sifat yang berdiri sendiri. Variabel dalam penelitian ini

adalah:

a. Dependent variable : Self-regulated learning

b. Independent variable 1 : Self-efficacy

c. Independent variable 2 : Kecemasan akademis

3.2.2 Definisi variabel operasional

a. Self-regulated learning

Skor yang diperoleh individu atau responden penelitian melalui respon

individu terhadap skala self-regulated learning yang disusun berdasarkan

teori self-regulated learning yang meliputi aspek kognisi, motivasi, dan

perilaku.

Page 69: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

51

b. Self-efiicacy

Skor yang diperoleh dari pengukuran terhadap skala self-efficacy yang

meliputi dimensi level, strength, dan generality.

c. Kecemasan akademis

Skor yang diperoleh individu atau responden melalui respon individu

terhadap skala kecemasan akademis yang meliputi komponen psikologis,

motorik, kognitif, dan somatik.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menyebarkan angket penelitian yang terdiri dari tiga skala yaitu skala untuk

mengukur self-efficacy, kecemasan akademis, dan self-regulated learning.

3.3.2 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2009). Peneliti menggunakan skala

sebagai instrumen pengumpul data. Dalam penelitian ini, terdapat tiga skala,

yaitu skala self-regulated learning, skala self-efficacy, dan skala kecemasan

akademis yang disusun dengan menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu

sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS)

dengan tidak menggunakan pilihan jawaban tengah (netral/ragu-ragu). Peneliti

membagi dua kategori item pernyataan, yaitu favorable dan unfavorable serta

Page 70: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

52

menentukan bobot nilai. Untuk item favorable, skor subjek dimulai dari 4,3,2,1.

Sementara untuk item unfavorable, skor subjek dimulai dari 1,2,3,4.

Tabel 3.2

Pilihan Jawaban

Pilihan Jawaban Favorable Unfavorable

SS (sangat sesuai) 4 1

S (sesuai) 3 2

TS (tidak sesuai) 2 3

STS (sangat tidak sesuai) 1 4

3.3.2.1 Skala self-regulated learning

Pada penelitian yang dilakukan, skala self-regulated learning yang

digunakan telah mengadaptasi dari skala yang dikembangkan Wolters dkk

(2003) dengan blue print yang didasari dari aspek yang terjadi pada self-

regulated learning. Alat ukur ini diukur melalui tiga aspek yaitu strategi

meregulasi kognisi, strategi meregulasi motivasi, dan strategi meregulasi

perilaku.

Berdasarkan blue print yang diadaptasi, peneliti merancang skala self-

regulated learning. Adapun rancangan penyusunan jumlah sebaran item

untuk skala self-regulated learning adalah sebagai berikut:

Page 71: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

53

Tabel 3.3

Blue print skala self-regulated learning (try out)

No Aspek Strategi Belajar Indikator Jumlah

Aitem

Jumlah

F UF

1. Kognitif a) Rehearsal Berusaha untuk mengingat materi

dengan cara

mengulang

1*. 22*,

13*

3

b) Elaboration Menggali materi lebih

dalam

7*,1

1, 35*

3

c) Organizing Mencatat,

menggambar diagram atau bagan

2*,

17*, 40*

3

d) Metacognitive

regulation

Menentukan tujuan

dari membaca atau membuat perubahan

supaya tugas yang

dikerjakan mengalami kemajuan

3,

29*

24,

32*

4

1. Motivasi a) Mastery self-

talk

Memuaskan

keingintahuan, menjadi lebih kompeten atau

meningkatkan perasaan

otonomi

4*,

28*, 39*,

44

4

b) Extrinsic self-

talk Meyakinkan diri

untuk terus

melanjutkan kegiatan

belajar.

8,

15,

37*

3

c) Relative ability self-

talk

Melakukan usaha yang lebih baik daripada

orang lain supaya tetap

berusaha keras.

6*, 18*,

42*

3

d) Relevance

enhancement

Berusaha untuk

meningkatkan

keterhubungan atau keberartian tugas

dengan kehidupan atau

minat personal yang

5*,

20*,

46, 50

4

Page 72: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

54

dimiliki

e) Situasional

interest enhancement

Berusaha

meningkatkan motivasi intrinsik

dalam mengerjakan

tugas melalui salah

satu situasi atau minat pribadi.

9,

27, 38*,

47

4

f) Self-consequating

Menentukan dan menyediakan

konsekuensi intrinsik

supaya konsisten

dalam aktivitas belajar.

10*, 21*,

34,

48

4

g) Environment

structuring

Berusaha

berkonsentrasi penuh

untuk mengurangi gangguan di sekitar

tempat belajar dan

mengatur kesiapan fisik dan mental untuk

menyelesaikan tugas

akademis

12*,

26*,

31*, 45*

4

2. Perilaku a)Effort

regulation

meregulasi usaha. 30*,

36*

14*

,

23*

4

b) Time / study

environment

mengatur waktu dan

tempat dengan membuat jadwal

belajar untuk

mempermudah proses

belajar

16*,

43*

25*

, 41*

4

c) Help-seeking mencoba mendapatkan

bantuan dari teman sebaya, guru, dan

orang dewasa.

19*,

33*, 49*

3

Jumlah 50

Item valid (*)

Setelah melakukan try out di Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta pada tanggal

25 Juli 2011 dengan jumlah sampel 150 mahasiswa, didapatkan 14 item yang

Page 73: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

55

gugur, sehingga item yang tersisa adalah sebanyak 36 item. Seperti dijelaskan

dalam tabel dibawah ini

Tabel 3.4

Blue print skala self-regulated learning (field test)

No Aspek Strategi Belajar Indikator Jumlah Aitem

Jumlah

F UF

1. Kognitif e) Rehearsal Berusaha untuk

mengingat materi

dengan cara mengulang

1. 17,

9

3

f) Elaboration Menggali materi lebih

dalam

6, 26 2

g) Organizing Mencatat, menggambar

diagram atau bagan

2, 12,

31

3

h) Metacognitive

regulation

Menentukan tujuan dari

membaca atau

membuat perubahan supaya tugas yang

dikerjakan mengalami

kemajuan

21 24 2

3. Motivasi h) Mastery self

talk

Memuaskan

keingintahuan, menjadi

lebih kompeten atau meningkatkan perasaan

otonomi

3, 20,

30

3

i) Extrinsic self talk

Meyakinkan diri untuk

terus melanjutkan

kegiatan belajar.

28 1

j) Relative

ability self talk

Melakukan usaha yang

lebih baik daripada orang lain supaya tetap

berusaha keras.

5,13,

33

3

k) Relevance enhancement

Berusaha siswa meningkatkan

keterhubungan atau

keberartian tugas dengan kehidupan atau

4, 15 2

Page 74: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

56

minat personal yang dimiliki

l) Situasional interest

enhancement

Berusaha meningkatkan motivasi

intrinsik dalam

mengerjakan tugas

melalui salah satu situasi atau minat

pribadi.

29 1

m) Self-

consequating

Menentukan dan

menyediakan

konsekuensi intrinsik

supaya konsisten dalam aktivitas belajar.

7, 16, 2

n) Environment

structuring

Berusaha

berkonsentrasi penuh untuk mengurangi

gangguan di sekitar

tempat belajar dan mengatur kesiapan fisik

dan mental untuk

menyelesaikan tugas akademis

8,19,

23, 35

4

4. Perilaku a)Effort

regulation

Meregulasi usaha. 22, 27 10,

18

4

b) Time / study

environment

Mengatur waktu dan

tempat dengan membuat jadwal belajar

untuk mempermudah

proses belajar

11, 34 32 3

c) Help-seeking Mencoba mendapatkan

bantuan dari teman

sebaya, guru, dan orang dewasa.

14,25,

36

3

Jumlah 36

Skala self-regulated learning ini merupakan skala Likert dengan metode

summated ratings. Menurut Azwar (2008) metode summated ratings yaitu

pernyataan-pernyataan yang menempatkan individu pada suatu situasi yang

Page 75: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

57

menggambarkan dirinya, dengan memilih salah satu dari empat alternatif

jawaban yang disediakan, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju

(TS), sangat tidak setuju (STS).

3.4.2.2 Skala self-efficacy

Dalam penelitian ini, pengukuran self-efficacy menggunakan skala milik Ralf

Schwarzer, dkk (1996) dari Universitas Freie, Berlin. Skala self-efficacy Ralf

Schwarzer dkk, pertama kali dikembangkan pada tahun 1981 oleh Jerussalem

dimana versi aslinya dibuat dalam bahasa Jerman. Awalnya skala self-efficacy

ini terdiri dari 20 item, kemudian setelah berkembang berkurang menjadi 10

item. Hanya saja, skala self-efficacy milik Ralf Schwarzer, dkk (1996) ini

tidak terdapat keterangan didalamnya mengenai blue print skala tersebut.

Skala hanya disajikan dalam 10 item mana saja yang termasuk favourable

dan unfavourable skala self-efficacy milik Ralf Schwarzer,dkk (1996) telah

diadaptasikan dalam 14 budaya.

Alasan peneliti menggunakan skala milik Ralf Schwarzer, dkk (1996)

karena landasan teori yang digunakan dalam penelitiannya menggunakan

teori social cognitive milik Albert Bandura. Selain itu, menurut Ralf

Schwarzer,dkk (1996) koefisien reliabilitas skala self-efficacy milik Ralf

Schwarzer antara 0,75 sampai 0,90 sehingga dapat dikatakan reliabel dan juga

dapat dibuktikan melalui validitas diskriminan dan validitas konvergen.

Dengan demikian, skala ini dapat dipergunakan pada masa dan jangka waktu

Page 76: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

58

yang berbeda serta dengan karakteristik responden yang berbeda. Selain itu,

peneliti juga menambahkan beberapa aitem skala yang disusun berdasarkan

dimensi-dimensi self-efficacy.

Berdasarkan hasil uji coba (try out) penelitian, diketahui bahwa item

tidak valid berjumlah 7 item. Namun, dalam field test peneliti hanya

menggunakan item-item valid saja, yaitu sejumlah 14 item.

Tabel 3.5

Blue print skala self-efficacy

Dimensi Indikator Jumlah Item jumlah

F UF

Level Keyakinan individu atas kemampuannya terhadap tingkat

kesulitan tugas

11* , 18*

15

3

Pemilihan tingkah laku berdasarkan

hambatan atau tingkat kesulitan suatu

tugas atau aktivitas

12*

1

4

2

Strength Tingkat kekuatan keyakinan atau

pengharapan individu terhadap

kemampuannya

20, 21* 2

Generality Keyakinan individu akan

kemampuannya melaksanakan tugas di berbagai aktivitas

16*, 19* 1

7

4

Total 11

3.4.2.3 Skala kecemasan akademis

Skala dalam penelitian ini disusun oleh peneliti mengacu pada komponen

kecemasan akademis yang meliputi komponen psikologis, komponen

Page 77: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

59

motorik, komponen kognitif, dan komponen somatik yang dipaparkan

Holmes (1991) pada teori sebelumnya.

Tabel 3.6

Blue print skala kecemasan akademis

No Komponen Indikator Aitem Jml

F UF

1. Psikologis Merasa tegang 1, 15*, 21,

25*

4

Merasa khawatir 2*, 13*,

17*, 27*

4

Merasa takut 7*,11*, 32* 4*,

38*

5

Merasa gugup 5* 35 2

2. Motorik

Gemetar 3*, 22*, 34,

36*

4

Terburu-buru 9*, 30, 40* 6,20, 5

3. Kognitif Merasa sulit

berkonsentrasi

8*, 14*, 31* 23 4

Tidak mampu dalam mengambil keputusan

10*, 24*, 29 33 4

4. Somatik Jantung berdebar cepat 12*, 16*, 18*, 26*,

37*

5

Tangan mudah berkeringat

19*, 28*, 39*

3

Ʃ 40

Item valid (*)

Berdasarkan hasil uji coba (try out) penelitian, diketahui bahwa item

tidak valid berjumlah 10 item. Namun, dalam field test peneliti hanya

menggunakan item-item yang valid saja, yaitu sejumlah 30 item.

Page 78: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

60

3.4.2.4 Kuesioner jenis kelamin dan angkatan

Pada penelitian ini, untuk mengetahui jenis kelamin dan angkatan peneliti

menggunakan kuesioner tertutup, yaitu bentuk kuesioner yang jawabannya

telah ditentukan atau disediakan. Hal ini dilakukan agar jawaban responden

tidak terlalu bervariasi, sehingga memudahkan peneliti dalam menganalisa

data.

Terdapat dua pilihan jawaban untuk kuesioner jenis kelamin, yaitu laki-

laki dan perempuan. Adapun cara skoring kuesioner ini adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.7

Pedoman skoring kuesioner jenis kelamin

Respon Jawaban Angka Simbolik

Laki-laki 0

Perempuan 1

Sementara pada kuesioner angkatan memiliki 4 pilihan jawaban, yaitu

angkatan 2007, angkatan 2008, angkatan 2009, dan angkatan 2010. Adapun

cara skoring kuesioner ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Pedoman skoring kuesioner angkatan

Respon Jawaban Angka Simbolik

2007 1

2008 2

2009 3

2010 4

Page 79: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

61

3.5. Uji Instrumen

3.5.1 Uji validitas

Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi yang diukur

(Sevilla, 2006). Untuk menguji validitas skala yang telah dibuat digunakan

teknik korelasi product moment pearson. Validitas suatu item pernyataan dapat

dilihat pada hasil output SPSS versi 17. Validitas masing-masing item

pernyataan dapat dilihat dari nilai corrected item- total correlation masing-

masing item pernyataan.

Dalam penelitian try out yang telah dilakukan sebelumnya, dari 21 item

yang terdapat pada skala self-efficacy diketahui hanya 14 item yang valid,

sedangkan sisanya sebanyak 7 item dinyatakan gugur. Pada skala kecemasan

akademis dari 40 item diketahui hanya 30 item yang valid, sedangkan sisanya

sebanyak 10 item dinyatakan gugur. Pada skala self-regulated learning dari

50 item diketahui hanya 36 item yang valid, sedangkan 14 item lainnya

gugur. Item- item yang gugur dikarenakan skor validitasnya kurang dari 0,3.

Jumlah total item yang digunakan untuk penelitian adalah 80 item.

3.5.2 Uji reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil

ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran (dalam Azwar, 2008).

Untuk mencari nilai estimasi reliabilitas dari instrument penelitian yang

digunakan, peneliti menggunakan teknik Alpha Cronbach, dalam

perhitungannya adalah dengan menggunakan program SPSS 17.

Page 80: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

62

Tinggi atau rendahnya reliabilitas yang dihasilkan dilihat dari kaidah

reliabilitas Guilford dan pendapat Azwar (2008) yang menyatakan bahwa

semakin tinggi koefisien reliabilitas yang mendekati 1,00 berarti semakin baik,

begitu juga sebaliknya. Hal tersebut terlihat di bawah ini:

Tabel 3.9

Kaidah Reliabilitas Guilford

Koefisien Kriteria

> 0,90 Sangat Reliabel

0,70 – 0,89 Reliabel

0,49 – 0,69 Cukup Reliabel

0,20 – 0,39 Tidak Reliabel

Hasil uji reliabilitas skala self-efficacy adalah nilai reliabilitas skala self-

efficacy dengan 14 item yang valid adalah sebesar 0,785. Pada skala

kecemasan akademis dengan 30 item yang valid nilai reliabilitasnya adalah

sebesar 0,888. Sedangkan pada skala self-regulated learning dengan 36 item

yang valid mempunyai nilai reliabilitas sebesar 0,897. Oleh karena itu, skala

self-efficacy, skala kecemasan akademis, dan skala self-regulated learning ini

dapat dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian.

Page 81: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

63

Tabel 3.10

Skor hasil uji reliabilitas skala

Skala Skor Keterangan

Skala self-efficacy 0,785 Reliabel

Skala kecemasan akademis 0,888 Reliabel

Skala self-regulated learning 0,897 Reliabel

3.6 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan langkah-langkah yang

diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian. Langkah-langkah tersebut

sebagai berikut:

1. Persiapan penelitian

a) Dimulai dengan perumusan masalah dan pembatasan masalah

b) Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti

c) Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat

d) Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini, yaitu skala self-efficacy, skala kecemasan akademis,

dan skala self-regulated learning yang dirancang berupa skala Likert

2. Tahap pengambilan data

a) Menentukan jumlah sampel penelitian

Page 82: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

64

b) Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian

c) Memberikan alat ukur yang telah disiapkan kepada responden

3. Tahap uji coba

Peneliti melakukan uji coba alat ukur skala self-efficacy, skala kecemasan

akademis, dan skala self-regulated learning pada tanggal 25 Juli 2011 pada

150 responden yang berada di Fakultas Tarbiyah UIN Jakarta.

4. Tahap field test

Skala self-efficacy, skala kecemasan akademis, dan skala self-regulated

learning terdiri dari 80 item pernyataan. Selanjutnya skala ini diberikan

kepada responden pada tanggal 5 September 2011 di Fakultas Psikologi

UIN Jakarta.

3.7 Teknik Analisa Data

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh

yang signifikan antara self-efficacy dan kecemasan akademis terhadap self-

regulated learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta, dan untuk mengetahui

seberapa besar konstribusi yang diberikan self-efficacy dan kecemasan akademis

terhadap self-regulated learning, menggunakan metode statistika karena datanya

berupa angka-angka yang merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Dalam

Page 83: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

65

hal ini berdasarkan hipotesis yang akan di ukur menggunakan teknik analisis

multiple regression atau analisis regresi berganda untuk mengetahui besar dan

arah hubungan antara self-efficacy dan kecemasan akademis dengan self-regulated

learning. Analisis regresi berganda adalah suatu metode untuk mengkaji akibat-

akibat dan besarnya akibat dari lebih satu variabel bebas terhadap satu variabel

terikat, dengan menggunakan prinsip-prinsip korelasi dan regresi (Sevilla, 2006).

Page 84: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

66

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 4 ini akan dibahas mengenai presentasi dan analisa data meliputi: gambaran

umum responden: berdasarkan jenis kelamin dan angkatan; Deskripsi data

penelitian; Hasil uji statistik; dan hasil uji hipotesis.

4.1. Gambaran Umum Responden

Gambaran umum subjek penelitian ini diuraikan secara rinci di bawah ini, yaitu

berdasarkan jenis kelamin dan tahun angkatan responden kuliah. Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta

yang berjumlah 772 orang, sedangkan yang menjadi responden dalam penelitian

ini berjumlah 200 orang.

4.1.1 Gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin

Jenis

kelamin

Kelas

Jumlah

Persentase 2007 2008 2009 2010

Wanita

Pria

26

19

30

21

34

28

29

13

119

81

59.5%

40.5%

Total 45 51 62 42 200 100%

Page 85: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

67

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini subjek berjenis

kelamin perempuan lebih banyak dari pada subjek laki-laki. Adapun subjek

perempuan berjumlah 119 orang (59,5%), sedangkan jumlah subjek laki-laki

adalah 81 orang (40,5%)

4.1.2 Gambaran subjek berdasarkan angkatan

Berdasarkan angkatan, subjek dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2

Gambaran umum subjek berdasarkan angkatan

Angkatan Jumlah Persentase

2007 45 22.5 %

2008 51 25.5 %

2009 62 31 %

2010 42 21 %

Jumlah 200 100 %

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa sebagian dari subjek penelitian ini

paling banyak berada di angkatan 2009. Responden angkatan 2009 berjumlah

paling banyak yaitu berjumlah 62 orang (31%), berikutnya responden angkatan

2008 yang berjumlah 51 orang (25,5%) dan responden angkatan 2007 yang

berjumlah 45 orang (22,5%), serta yang paling sedikit adalah responden

angkatan 2010 berjumlah 42 orang (21%).

Page 86: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

68

4.2 Deskripsi Data Penelitian

4.2.1 Kategorisasi skor self-efficacy

Data skor self-efficacy diperoleh melalui angket yang disebar kepada

mahasiswa angkatan 2007, 2008, 2009, dan 2010. Selanjutnya peneliti

membuat kategorik responden untuk menentukan tinggi dan rendah pada tiap

variabel.

Tabel 4.3

Skor perolehan self-efficacy

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

self efficacy 200 33.00 56.00 43.1300 3.81258

Valid N

(listwise)

200

Pada variabel self-efficacy memiliki nilai maximum 56, minimum 33, dan

mean 43.1300. Berdasarkan skor perolehan di atas maka hasil yang didapat

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Klasifikasi skor self-efficacy

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

33 – 40

41 – 48

49 – 56

43

141

16

21.5 %

70.5 %

8 %

Jumlah 200 100 %

Page 87: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

69

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek dengan tingkat self-

efficacy yang rendah dengan persentase 21,5 % (43 orang), subjek dengan

tingkat self-efficacy yang sedang dengan presentase 70,5 % (141 orang), dan

subjek dengan tingkat self-efficacy yang tinggi 8 % (16 orang) dari total

sampel.

4.2.2 Kategorisasi skor kecemasan akademis

Data skor kecemasan akademis diperoleh melalui angket yang disebar kepada

mahasiswa angkatan 2007, 2008, 2009, dan 2010. Selanjutnya peneliti

membuat kategorik responden untuk menentukan tinggi dan rendah pada tiap

variabel.

Tabel 4.5

Skor perolehan kecemasan akademis

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Psikologis 200 13.00 45.00 28.7300 4.63189

Motorik 200 6.00 18.00 11.8550 2.03091

Kognitif 200 5.00 20.00 12.4000 2.25286

Somatik 200 9.00 30.00 18.8250 3.64704

Valid N (listwise) 200

Berdasarkan tabel skor perolehan di atas maka hasil yang didapat adalah

sebagai berikut:

Page 88: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

70

Tabel 4.6

Klasifikasi skor komponen psikologis dari variabel kecemasan

akademis

Komponen psikologis dari variabel kecemasan akademis memiliki nilai

maximum 45, minimum 13, dan mean 28.7300. Dari tabel di atas dapat

diketahui bahwa subjek dengan tingkat komponen psikologis dari variabel

kecemasan akademis yang rendah dengan persentase 11 % (22 orang), subjek

dengan tingkat komponen psikologis dari variabel kecemasan akademis yang

sedang dengan presentase 78,5 % (157 orang), dan subjek dengan tingkat

komponen psikologis dari variabel kecemasan akademis yang tinggi 10,5 %

(21 orang) dari total sampel.

Tabel 4.7

Klasifikasi skor komponen motorik dari variabel kecemasan

akademis

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

13 – 23

24 – 34

35 – 45

22

157

21

11 %

78.5 %

10.5 %

Jumlah 200 100 %

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

6 – 9

10 – 13

14 – 18

18

143

39

9 %

71.5 %

19.5 %

Jumlah 200 100 %

Page 89: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

71

Komponen motorik dari variabel kecemasan akademis memiliki nilai

maximum 18, minimum 6, dan mean 11.8550. Dari tabel di atas dapat

diketahui bahwa subjek dengan tingkat komponen motorik dari variabel

kecemasan akademis yang rendah dengan persentase 9% (18 orang), subjek

dengan tingkat komponen motorik dari variabel kecemasan akademis yang

sedang 71,5 % (143 orang), dan subjek dengan tingkat komponen motorik dari

variabel kecemasan akademis yang tinggi 19,5 % (39 orang) dari total sampel.

Tabel 4.8

Klasifikasi skor komponen kognitif dari variabel kecemasan

akademis

Komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis memiliki nilai

maximum 20, minimum 5, dan mean 12.4000. Dari tabel di atas dapat

diketahui bahwa subjek dengan tingkat komponen kognitif dari variabel

kecemasan akademis yang rendah dengan persentase 6,5 % (13 orang), subjek

dengan tingkat komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis yang

sedang dengan persentase 75 % (150 orang), dan subjek dengan tingkat

komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis yang tinggi 18,5 % (37

orang) dari total sampel.

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

5 – 9

10 – 14

15 – 20

13

150

37

6.5 %

75 %

18.5 %

Jumlah 200 100 %

Page 90: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

72

Tabel 4.9

Klasifikasi skor komponen somatik dari variabel kecemasan akademis

Komponen somatik dari variabel kecemasan akademis memiliki nilai

maximum 30, minimum 9, dan mean 18.8250. Dari tabel di atas dapat

diketahui bahwa subjek dengan tingkat komponen somatik dari variabel

kecemasan akademis yang rendah dengan persentase 14 % (28 orang), subjek

dengan tingkat komponen somatik dari variabel kecemasan akademis yang

sedang 69,5 % (139 orang), dan subjek dengan tingkat komponen somatik dari

variabel kecemasan akademis yang tinggi 16,5 % (33 orang) dari total sampel.

4.2.3 Kategorisasi skor self-regulated learning

Data skor self-regulated learning diperoleh melalui angket yang disebar

kepada mahasiswa angkatan 2007, 2008, 2009, dan 2010. Selanjutnya peneliti

membuat kategorik responden untuk menentukan tinggi dan rendah pada tiap

variabel.

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

9 – 15

16 – 22

23 – 30

28

139

33

14 %

69.5 %

16.5 %

Jumlah 200 100 %

Page 91: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

73

Tabel 4.10

Skor perolehan self-regulated learning

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Self-regulated learning 200 91.00 142.00 109.8000 9.38619

Valid N (listwise) 200

Pada variabel self-regulated learning memiliki nilai maximum 142,

minimum 91, dan mean 109.8000. Berdasarkan skor perolehan di atas maka

hasil yang didapat adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Klasifikasi skor self-regulated learning

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa subjek dengan tingkat self-

regulated learning yang rendah dengan persentase 47 % (94 orang), subjek

dengan tingkat self-regulated learning yang sedang dengan persentase 43.5 %

(87 orang), dan subjek dengan tingkat komponen self-regulated learning yang

tinggi 9.5% (19 orang) dari total sampel.

Kategori Rentang Skor Responden Persentase

Rendah

Sedang

Tinggi

91 – 107

108 – 124

125 – 142

94

87

19

47 %

43.5 %

9.5 %

Jumlah 200 100 %

Page 92: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

74

4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis

regresi berganda (multiple regression) menggunakan sofware SPSS 17. Uji regresi

ini dilakukan untuk menjawab hipotesis penelitian yang diajukan di Bab II.

4.3.1 Hasil uji hipotesis mayor

Pengujian hipotesis ini, untuk mengetahui seberapa besar atau berapa

persen varians DV yang dijelaskan oleh IV. Adapun hasil perhitungannya

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.12

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai R Square Change

adalah sebesar 0.231. Artinya, proporsi varians dari dependent variable

(self-regulated learning) yang dapat dijelaskan oleh independent variable

(self-efficacy, kecemasan akademis, jenis kelamin, angkatan (grades)

dalam penelitian ini adalah sebesar 23,1%, sedangkan sisanya yaitu

76.9% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Dengan demikian, hipotesis alternatif mayor (Ha) yang menyatakan

“Ada pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, kecemasan akademis,

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .480a .231 .203 8.54916 .231 8.233 7 192 .000

a. Predictors: (Constant), jenis kelamin, psikologis, self efficacy, angkatan, motorik, kognitif, somatik

Page 93: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

75

jenis kelamin, dan grades (angkatan) terhadap self-regulated learning

pada mahasiswa psikologi UIN Jakarta” diterima.

4.3.2 Hasil Uji Hipotesis Minor

Pengujian selanjutnya yaitu koefisien regresi, untuk mengetahui seberapa

besar dampak dari setiap variabel independen. Sedangkan untuk

mengetahui signifikansi tiap variabel dilihat dari kolom Sig., jika nilai

signifikansi < 0.05 maka variabel tersebut signifikan. Adapun hasil

penghitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.121 6.926 4.493 .000

Self-efficacy .478 .071 .446 6.692 .000

Psikologis -.021 .090 -.020 -.233 .816

Motorik .121 .088 .099 1.373 .171

Kognitif -.175 .084 -.157 -2.068 .040

Somatik -.029 .091 -.027 -.315 .753

Angkatan .240 .594 .027 .404 .687

jenis kelamin -.734 1.259 -.038 -.583 .561

a. Dependent Variable: self regulated learning

Setelah mengetahui koefisien-nya maka dapat disusun persamaan

regresinya sebagai berikut:

Self-regulated learning = 31.121 + 0.478*

self-efficacy + -0.021*psikologis +

0.121*motorik + -0.175

*kognitif + -0.029

*somatik +

0.240*angkatan + -0.734

*jenis kelamin

Page 94: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

76

Berdasarkan tabel diatas, dari 8 koefisien regresi yang dihasilkan ternyata

hanya ada dua IV yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap

self-regulated learning, yaitu self-efficacy (nilai p < 0,05) dan kognitif

(nilai p < 0,05). Hal ini berarti bahwa dari 7 hipotesis alternatif minor

hanya 2 hipotesis yang diterima, yaitu Ha1 (Ada pengaruh yang

signifikan antara self-efficacy terhadap self-regulated learning pada

mahasiswa psikologi UIN Jakarta) dan Ha3 (Ada pengaruh yang

signifikan antara kognitif terhadap self-regulated learning pada

mahasiswa psikologi UIN Jakarta).

Adapun penjelasan dan nilai koefiesien regresi yang diperoleh pada

masing-masing IV adalah sebagai berikut:

a) Variabel self-efficacy

Nilai koefisien regresi variabel self-efficacy adalah 0,478, artinya

variabel self-efficacy secara positif signifikan mempengaruhi self-

regulated learning. Jadi semakin tinggi self-efficacy maka

semakin tinggi self-regulated learning.

b) Komponen psikologis dari variabel kecemasan akademis

Nilai koefisien regresi komponen psikologis dari variabel

kecemasan akademis adalah -0,021, artinya komponen psikologis

dari variabel kecemasan akademis secara negatif tidak

berpengaruh signifikan terhadap self -regulated learning.

Page 95: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

77

c) Komponen motorik dari variabel kecemasan akademis

Nilai koefisien regresi variabel komponen motorik dari variabel

kecemasan akademis adalah 0,121, artinya komponen motorik

dari variabel kecemasan akademis secara positif tidak signifikan

mempengaruhi self-regulated learning.

d) Komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis

Nilai koefisien regresi komponen kognitif dari variabel

kecemasan akademis adalah -0.175, artinya komponen kognitif

dari variabel kecemasan akademis secara negatif signifikan

mempengaruhi self-regulated learning. Jadi, semakin tinggi

komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis, semakin

rendah self-regulated learning.

e) Komponen somatik dari variabel kecemasan akademis

Nilai koefisien regresi komponen somatik dari variabel

kecemasan akademis adalah -0,029, artinya komponen somatik

dari variabel kecemasan akademis secara negatif tidak

berpengaruh signifikan terhadap self-regulated learning.

f) Variabel jenis kelamin

Nilai koefisien regresi variabel jenis kelamin adalah -0,734,

artinya variabel jenis kelamin secara negatif tidak berpengaruh

signifikan terhadap self-regulated learning.

Page 96: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

78

g) Variabel grades (angkatan)

Nilai koefisien regresi variabel grades (angkatan) adalah 0,240,

artinya variabel grades (angkatan) secara positif tidak signifikan

mempengaruhi self-regulated learning.

4.3.3 Pengujian proporsi varians masing-masing independent variable

Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians

dari masing-masing independent variable terhadap self-regulated

learning. Pada tabel 4.14 kolom pertama adalah independent variable

yang dianalisis secara satu per satu, kolom kedua merupakan

penambahan varians dependent variable dari tiap independent variable

yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom ketiga merupakan nilai

murni varians dependent variable dari tiap independent variable yang

dimasukkan satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung bagi

independent variable yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas

bagi independent variable yang bersangkutan pula, yang terdiri dari

numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai

independent variable pada tabel F dengan dependent variable yang telah

ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan dibandingkan

dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar daripada

F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikansi yang akan

dituliskan signifikan atau sebaliknya. Besarnya proporsi varians pada

self-regulated learning dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut:

Page 97: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

79

Tabel 4.14

Proporsi varians masing-masing independent variable

IV R2 R

2

CHANGE

F

HITUNG

DF F

TABEL

SIGNIFIKAN

X1 0.446 0.199 49.073 1,198 3,84 SIGNIFIKAN

X12 0,451 0.005 1.295 1,197 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

X123 0.456 0.005 1.120 1,196 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

X1234 0.478 0.02 5.158 1,195 3,84 SIGNIFIKAN

X12345 0.479 0 0.094 1,194 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

X123456 0.479 0 0.090 1,193 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

X1234567 0.480 0.001 0.340 1,192 3,84 TIDAK SIGNIFIKAN

TOTAL 0.23

Keterangan:

X1 = Self-efficacy

X2 = Psikologis

X3 = Motorik

X4 = Kognitif

X5 = Somatik

X6 = Angkatan

X7 = Jenis kelamin

Dari tabel di atas dapat ringkas sebagai berikut:

1. Variabel self-efficacy memberi sumbangan atau pengaruh sebesar

19,9 % bagi self-regulated learning mahasiswa psikologi UIN

Jakarta.

2. Komponen psikologis dari variabel kecemasan akademis

memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 0,5% bagi self-

regulated learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

3. Komponen motorik dari variabel kecemasan akademis memberi

sumbangan atau pengaruh sebesar 0,5% bagi self-regulated

learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

Page 98: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

80

4. Komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis memberi

sumbangan atau pengaruh sebesar 2% bagi self-regulated

learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

5. Komponen somatik dari variabel kecemasan akademis tidak

memberi sumbangan varians sama sekali sebesar 0% bagi self-

regulated learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

6. Variabel grades (angkatan) tidak memberi sumbangan varians

sama sekali sebesar 0% bagi self-regulated learning mahasiswa

psikologi UIN Jakarta.

7. Variabel jenis kelamin memberi sumbangan atau pengaruh

sebesar 0,1% bagi self-regulated learning mahasiswa psikologi

UIN Jakarta.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada 2 independent

variable yang signifikan sumbangannya terhadap self-regulated learning,

yaitu self-efficacy dan komponen kognitif dari variabel kecemasan

akademis, sedangkan 5 independent variable lainnya tidak memberikan

sumbangan secara signifikan.

Page 99: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

81

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian mengenai pengaruh self-efficacy

dan kecemasan akademis terhadap self-regulated learning pada mahasiswa

fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta. Selanjutnya akan

dikemukakan pula diskusi tentang penelitian dan saran untuk penelitian

selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Pada bagian ini, akan dipaparkan kesimpulan dari pengujian hipotesis yang telah

diuraikan pada bab empat yaitu:

1. Berdasarkan hipotesis alternatif mayor (Ha) yang menyatakan “ada

pengaruh yang signifikan dari self-efficacy, kecemasan akademis, jenis

kelamin, dan grades (angkatan) terhadap self-regulated learning pada

mahasiswa psikologi UIN Jakarta” diterima.

2. Variabel self-efficacy memiliki nilai koefisien regresi sebesar 0,478,

artinya variabel self-efficacy secara positif signifikan mempengaruhi self-

regulated learning. Hal ini berarti hipotesis Ha1 minor yang berbunyi ada

pengaruh yang signifikan self-efficacy terhadap self-regulated learning

pada mahasiswa psikologi UIN Jakarta diterima.

3. Pada komponen psikologis dari variabel kecemasan akademis nilai

koefisien regresi sebesar -0,021, artinya komponen psikologis dari variabel

Page 100: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

82

kecemasan akademis secara negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap

self-regulated learning. Hal ini berarti Ha2 minor yang berbunyi ada

pengaruh yang signifikan komponen psikologis dari variabel kecemasan

akademis terhadap self-regulated learning pada mahasiswa psikologi UIN

Jakarta ditolak.

4. Komponen motorik dari variabel kecemasan akademis memiliki nilai

koefisien regresi sebesar 0,121, artinya komponen motorik dari variabel

kecemasan akademis secara positif tidak signifikan mempengaruhi self-

regulated learning. Hal ini berarti Ha3 minor yang berbunyi ada pengaruh

yang signifikan komponen motorik dari variabel kecemasan akademis

terhadap self-regulated learning pada mahasiswa psikologi UIN Jakarta

ditolak.

5. Komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis memiliki nilai

koefisien regresi sebesar -0.175, artinya komponen kognitif dari variabel

kecemasan akademis secara negatif signifikan mempengaruhi self-

regulated learning. Hal ini berarti Ha4 minor yang berbunyi ada pengaruh

yang signifikan komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis

terhadap self-regulated learning pada mahasiswa psikologi UIN Jakarta

diterima.

6. Komponen somatik dari variabel kecemasan akademis mempunyai nilai

koefisien regresi komponen somatik dari variabel kecemasan akademis

adalah -0,029, artinya komponen somatik dari variabel kecemasan

akademis secara negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap self-

Page 101: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

83

regulated learning. Hal ini berarti Ha5 minor yang berbunyi ada pengaruh

yang signifikan komponen somatik dari variabel kecemasan akademis

terhadap self-regulated learning pada mahasiswa psikologi UIN Jakarta

ditolak.

7. Variabel jenis kelamin mempunyai nilai koefisien regresi sebesar -0,734,

artinya variabel jenis kelamin secara negatif tidak berpengaruh signifikan

terhadap self-regulated learning. Hal ini berarti Ha6 minor yang berbunyi

ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap self-regulated

learning pada mahasiswa psikologi UIN Jakarta ditolak.

8. Variabel angkatan (grades) mempunyai nilai koefisien regresi sebesar -

0,240, artinya variabel grades (angkatan) secara positif tidak signifikan

mempengaruhi self-regulated learning. Hal ini berarti Ha7 minor yang

berbunyi ada pengaruh yang signifikan angkatan (grades) terhadap self-

regulated learning pada mahasiswa psikologi UIN Jakarta ditolak.

Selanjutnya, jika dilihat berdasarkan proporsi varians masing-masing

variabel, terdapat dua variabel yang signifikan. Variabel-variabel tersebut adalah

self-efficacy dan komponen kognitif dari variabel kecemasan akademis. Variabel

self-efficacy memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 19,9% bagi self-

regulated learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta dan komponen kognitif dari

variabel kecemasan akademis memberi sumbangan atau pengaruh sebesar 2%

bagi self-regulated learning mahasiswa psikologi UIN Jakarta.

Page 102: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

84

5.2 Diskusi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel self-efficacy memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap self-regulated learning dengan nilai koefisien regresi

sebesar adalah 0,478, artinya variabel self-efficacy secara positif signifikan

mempengaruhi self-regulated learning. Jadi, semakin tinggi self-efficacy maka

semakin tinggi self-regulated learning, dan dalam hal ini secara statistik

signifikan (self-efficacy terhadap self-regulated learning). Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman et al. yang menyatakan bahwa self-

efficacy untuk self-regulated learning berhubungan secara positif dengan self-

efficacy untuk prestasi akademik (Zimmerman et al, 1992;. Zimmerman &

Martinez-Pons, 1988 dalam Joo, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persentase sebesar 9,5% mahasiswa

psikologi UIN berada pada kategori self-regulated learning yang tinggi. Artinya

dalam penelitian ini baru sedikit mahasiswa yang memiliki dan menggunakan

kemampuan self-regulated learning dengan efektif. Kemudian sebesar 47%

berada pada kategori rendah dan sebanyak 43,5% subjek berada pada kategori

sedang. Hal ini menunjukkan mahasiswa psikologi UIN kurang menggunakan

potensinya untuk memonitor, mengatur dan mengontrol kognisi, motivasi, dan

perilakunya dalam proses belajar, karena hanya 8% dari mahasiswa psikologi UIN

mempunyai self-efficacy yang tinggi. Hal ini membuktikan belum maksimalnya

mahasiswa psikologi UIN dalam membangun dan menghadapi kesulitan-kesulitan

dalam lingkungan akademis.

Page 103: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

85

Pada penelitian ini terdapat empat komponen pada kecemasan akademis,

diantaranya komponen psikologis, komponen motorik, komponen kognitif, dan

komponen somatik. Dari empat komponen tersebut hanya satu komponen yang

signifikan terhadap self-regulated learning yaitu komponen kognitif dengan nilai

koefisien regresi sebesar -0.175, artinya komponen kognitif dari variabel

kecemasan akademis secara negatif signifikan mempengaruhi self-regulated

learning. Jadi, semakin tinggi komponen kognitif dari variabel kecemasan

akademis, maka semakin rendah self-regulated learning. Hal ini sejalan dengan

penelitian terdahulu, yang secara keseluruhan membahas mengenai kecemasan

akademis terhadap self-regulated learning, bukan kecemasan akademis pada

masing-masing dimensinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2009)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecemasan

akademis dengan self-regulated learning siswa Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI) di SMA Negeri 3 Surakarta ditunjukkan dengan angka

koefisien korelasi sebesar rxy=-0,294 dengan tingkat signifikansi p=0,002

(p<0,01). Tanda negatif pada koefisien korelasi menunjukkan bahwa terdapat

hubungan negatif antara kecemasan akademis dengan self-regulated learning.

Kondisi tersebut berarti semakin tinggi kecemasan akademis maka akan semakin

rendah self-regulated learning, begitu pula sebaliknya, semakin rendah

kecemasan akademis maka akan semakin tinggi self-regulated learning yang

dimiliki siswa. Nilai signifikansi diperoleh sebesar 0,002 dan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,01. Nilai signifikansi menunjukkan adanya hubungan yang

signifikan antara kecemasan akademis dengan self-regulated learning.

Page 104: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

86

Berdasarkan rata-rata empirik komponen kognitif dari variabel kecemasan

akademis yang diperoleh sebesar 75% yang berarti saat dilakukan penelitian rata-

rata mahasiswa psikologi UIN berada pada kategori sedang, artinya individu

kurang menunjukkan adanya dorongan pikiran dan perasaan akan ketakutan dalam

menghadapi tugas dan aktivitas akademis sehingga pola pikir, respon fisik dan

perilaku pun tidak terganggu. Secara kognitif, mahasiswa psikologi UIN yang

merasa cemas akan terus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin

terjadi, sehingga ia akan sulit untuk berkonsentrasi atau mengambil keputusan,

bingung, dan menjadi sulit untuk mengingat kembali.

Kebijakan dari Fakultas Psikologi untuk membuat mahasiswanya menjadi

lebih berkualitas, sementara itu padatnya jadwal dan tugas-tugas yang taraf

kesulitannya lebih tinggi, memaksa mahasiswa psikologi UIN harus berusaha

lebih keras memenuhi tuntutan tersebut. Kecemasan akan berpengaruh pada

performa mahasiswa di universitas, terutama pada proses belajar. Terlihat bahwa

mahasiswa psikologi UIN harus menerapkan self-regulated learning selama

kegiatan akademis berlangsung, seperti menetapkan tujuan pendidikan atau

subtujuan dan merencanakan langkah selanjutnya, pengaturan waktu dan

menyelesaikan aktivitas yang berhubungan dengan perkuliahan akademik dengan

bertujuan untuk mengurangi kecemasan akademik.

Selain menggunakan variabel self-efficacy dan kecemasan akademis, peneliti

menambahkan variabel angkatan (grades) dan jenis kelamin. Pada hasil penelitian

mengenai pengaruh variabel angkatan (grades) dan jenis kelamin terhadap self-

regulated learning, tidak terdapat satupun yang berpengaruh. Hasil penelitian ini

Page 105: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

87

tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman &

Martinez-Pons (1990) menunjukkan hasil analisis mengenai perbedaan jenis

kelamin dalam penggunaan strategi self-regulated learning bahwa secara

signifikan perempuan lebih mengingat dan memonitor diri, mengatur dan

merencanakan tujuannya dibandingkan laki-laki. Selanjutnya, di dalam penelitian

ini juga ditemukan hasil bahwa strategi self-regulated learning berkaitan secara

signifikan dengan tingkatan (grades) dalam sekolah (Zimmerman & Martinez-

Pons, 1990). Variabel grades (angkatan) tidak memberi sumbangan varians sama

sekali, dan variabel jenis kelamin hanya memberi sumbangan atau pengaruh

sebesar 0,1% bagi self-regulated learning mahasiswa psikologi UIN. Berdasarkan

penelitian ini sebanyak 47% atau 94 responden memiliki self-regulated learning

yang rendah yang artinya mahasiswa psikologi UIN Jakarta masih sedikit sekali

memiliki strategi dalam belajar yang efektif.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis seluruh proses dan isi laporan, masih

terdapat ketidaksempurnaan, sehingga ada beberapa saran yang dapat diberikan

untuk selanjutnya dapat digunakan bagi yang menggunakan topik atau pendekatan

yang sama, antara lain:

5.3.1 Saran Teoritis

1. Jika ada yang ingin melanjutkan penelitian dengan tema yang sama,

disarankan agar sebaiknya dispesifikkan ke dalam satu bidang studi,

Page 106: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

88

seperti mata kuliah statistik serta menambahkan beberapa variabel lain

yang ikut mempengaruhi self-regulated learning.

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk terlebih dahulu

menggunakan elisitasi dalam mengukur konstruk-konstruk

psikologisnya.

3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan ketika menyebar angket di

perhatikan situasinya, misalnya ketika responden dalam tekanan

mengerjakan tugas kuliah atau ketika selesai ujian agar kecemasan

akademisnya bisa terukur.

5.3.2 Saran Praktis

1. Berdasarkan hasil penelitian ini, self-efficacy menjadi prediktor kuat

bagi self-regulated learning. Hal praktis yang dapat dilakukan pelaku

pendidikan seperti dosen pengajar dan dosen pembimbing akademik

adalah untuk meningkatkan self-efficacy mahasiswa dengan cara

memberikan tugas-tugas sesuai dengan kemampuan mahasiswa,

tingkatkan rentang kesulitannya secara bertahap serta memberikan

persuasi verbal untuk meningkatkan self-efficacy mahasiswa, seperti

pernyataan yang memberikan keyakinan kepada mahasiswa bahwa

mereka memiliki kemampuan yang memadai untuk mencapai yang

diinginkan.

Page 107: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

89

2. Sesuai hasil penelitian, untuk meningkatkan self-regulated learning

dapat ditempuh dengan cara mengurangi kecemasan dalam kegiatan

akademis, baik di universitas maupun di luar universitas. Hal tersebut

dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan cara melakukan pengulangan,

elaborasi, organisasi, dan meregulasi metakognitif pada mata kuliah

mahasiswa tersebut. Kemudian diharapkan mahasiswa psikologi UIN

mengatur atau menambah kemauan untuk memulai, mempersiapkan

tugas berikutnya atau menyelesaikan aktivitas tertentu atau sesuai

tujuan. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan dapat mengatur waktu

dan tempat dengan membuat jadwal belajar untuk mempermudah

proses belajar, dan mencoba mendapatkan bantuan dari teman sebaya,

orang tua, atau dosen apabila mengalami kesulitan.

Page 108: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

90

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, RL. (1983). Pengantar psikologi, Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Azwar, S. (2008). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bandura, A. (1986). Social foundation of thought and action: A social cognitive

theory. Englewood Cliffs, NJ:Prentice Hall.

Bandura, A. (1997). Self efficacy: The exercise of control. New York: Freeman

and Company.

Conger, J.J. (1993). Adolescence and youth: Psychologycal development in a

changing world. Fifth Edition. New York: Addison Wesley Longman Inc.

Darajat, Z. (1986). Kesehatan mental. Jakarta: Gunung Agung.

Ghufron, M. N., & Rini R. S. (2010). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media.

Holmes, D. (1991). Abnormal psychology. New York: Harper Collins Publisher,

Inc.

Joo, Young-Ju., Mimi Bong & Ha Jeen Choi. (2000). Self-efficacy for self-

regulated learning, academic self-efficacy, and internet self-efficacy in web-

based instruction. ETR&D, Vol. 48, No. 2

Kaplan, H, I.,Benjamin J. S.,&Jack A. G. (1997). Sinopsis psikiatri: Ilmu

pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kartono, K. (1981). Patologi sosial 3: Gangguan gangguan kejiwaan. Jakarta:

CV Rajawali.

Matthews, G., Davies D.R., Westerman, S.J, Stammers, R.B. (2000). Human

performance cognition, stress and individual differences. Philadelphia:

Psyhology Press.

Nevid, J. S., Spencer A. R., & Beverly G. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

O'Connor, F. (2007). Frequently asked questions about academic anxiety. New

York: The Rosen Publishing Group.

Ottens, A.J. (1991). Coping with academic anxiety. New York: The Rosen

Publishing Group.

Page 109: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

91

Pajares, F. dan Tim Urdan. (2006). Self efficacy beliefs of adolescents. Connecticut:

Information Age Publishing.

Pintrich, P.R., E.V de Groot. (1990). Motivational and self-regulated component

of classroom. Journal of Educational Psychology, 82, 1, 33-40.

Prasetyo, A., & Febriana W. (2008). Pengaruh stress terhadap komitmen

mahasiswa mahasiswa universitas airlangga untuk menyelesaikan pendidikan

mereka dengan faktor kecemasan sebagai variabel moderator. Majalah

Ekonomi, Tahun XVIII, No. 3

Pratiwi, A. (2009). Hubungan antara kecemasan akademis dengan self-regulated

learning pada siswa rintisan sekolah bertaraf internasional di SMA Negeri 3

Surakarta. Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro: Semarang.

Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Schultz, D. & Schultz, E. S. (2005). Theories of personality (8th

ed). Wodsworth.

Schwarzer, dkk. (1996). Indonesian adaptation of the general self efficacy scale.

http://www.ralfschwarzer.de/ diakses pada tanggal 17 Mei 2011.

Sevilla, C. G. (2006). Pengantar metode penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas

Indonesia.

Sugiyono. (2009). Metode penelitian administrasi. Bandung: CV ALFABETA.

Sukmadinata, N.S. (2003). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Umar, J. (2010). http://www.fpsi-uinjkt.ac.id/main/about/ diakses pada tanggal 21

Desember 2010.

Valiante, G. dan Pajares, F. (1999). The inviting/disinviting index: Instrument

validation and relation to motivation and achievement. Journal of Invitational

Theory and Practice. 6, 1, 28-47.

Wolters, C.A. (1998). Self regulated learning and college student regulation of

motivational. Journal of Educational Psychology, Vol. 80, No. 3, 284-290.

Wolters, C.A. Pintrich, P.R., & Karabenick, S.A. (2003). Assesing academic self-

regulated learning. Conference on Indicators of Positive Development: Child

Trends. Hal 8-24

Woolfolk, A. (2004). Educational psychology 9th ed. Boston: Pearson and AB.

Page 110: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

92

Yukselturk, E., & Bulut, S. (2009). Gender differences in self-regulated online

learning environment. Educational Technology & Society, 12 (3), 12–22.

Zimmerman, B. J. (1989). A social cognitive view of regulated academic learning.

Journal of Educational Psychology, Vol. 81, No. 3, 329-339

Zimmerman, B. J & Martinez-Pons. (1990). Student differences in self-regulated

learning: Relating grade, sex, and giftedness to self-efficacy and strategy use.

Journal of Educational Psychology, Vol. 82, No. 1, 51-59

Page 111: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

LAMPIRAN A

SKALA PENELITIAN

Page 112: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

((Skala Uji Coba)

Kepada Yth. Responden penelitian

Assalamuallaikum Wr,Wb.

Semoga Anda selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT sehingga dapat

melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan baik. Saya adalah Mahasiswa Program

Sarjana Reguler Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri UIN Syarif

Hidayatullah yang sedang mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Self

Efficacy dan Kecemasan Akademik terhadap Self Regulated Learning pada

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta”. Saya mengharapkan kesediaan

anda berpartisispasi dalam penelitian ini.

Silahkan Anda mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk yang

diberikan dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuesioner ini, selama

Anda mengisi jawaban sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Data diri dan semua

jawaban Anda akan diolah secara kelompok, bukan perorangan juga diperlakukan

secara RAHASIA dan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas perhatian dan

bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb

Hormat saya,

Hanny Ishtifa

DATA DIRI

o Nama (Inisial) :

o Jenis Kelamin (silang salah satu)

( ) Perempuan

( ) Laki-laki

o Umur : Tahun

o Angkatan ( beri tanda silang salah satu):

( ) 2010

( ) 2009

( ) 2008

( ) 2007

Page 113: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

Petunjuk Pengisisan

Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan

Anda saat ini sesuai dengan pilihan jawaban yang diberikan, yaitu:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh:

SKALA 1

Petunjuk

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan, lalu berilah tanda silang ( X ) pada

jawaban yang menggambarkan informasi diri Anda.

N0 Pernyataan SS S TS STS

1. Pemecahan soal-soal yang sulit selalu berhasil bagi

saya, kalau saya berusaha.

2. Jika seseorang menghambat tujuan saya, saya akan

mencari cara dan jalan untuk meneruskannya.

3. Saya tidak mempunyai kesulitan untuk

melaksanakan niat dan tujuan saya.

4. Dalam situasi yang tidak terduga saya selalu tahu

bagaimana saya harus bertingkah laku.

5. Kalau saya akan berkonfrontasi dengan sesuatu yang

baru, saya tahu bagaimana saya dapat

menanggulanginya.

6. Untuk setiap problem saya mempunyai pemecahan.

7. Saya dapat menghadapi kesulitan dengan tenang,

karena saya selalu dapat mengandalkan kemampuan

saya.

8. Kalau saya menghadapi kesulitan, biasanya saya

mempunyai banyak ide untuk mengatasinya.

9. Dalam kejadian yang tidak terduga saya kira, bahwa

saya akan dapat menanganinya dengan baik.

10. Apapun yang terjadi, saya akan siap menangani

N0 Pernyataan SS S TS STS

1. Saya suka mendengarkan musik X

Page 114: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

masalah yang ada

11. Keyakinan saya terhadap kemampuan diri semakin

bertambah, ketika saya dapat melewati hambatan

12. Jika saya harus bertentangan dengan sesuatu yang

baru, saya tahu bagaimana mengatasinya

13. Saya akan meminta bantuan orang lain, jika saya

merasa kesulitan menyelesaikan suatu tugas

14. Saya tidak yakin dapat menyelesaikan tugas-tugas

yang sulit

15. Keberhasilan yang saya dapatkan, karena saya yakin

akan kemampuan saya dalam menyelesaikan tugas-

tugas yang diberikan

16. Saya tidak menyukai tugas yang memiliki tantangan

17. Sesulit apapun kondisi yang sedang saya hadapi,

saya yakin dapat melewatinya

18. Seberapapun banyak aktivitas yang saya lakukan,

saya yakin dapat menyelesaikan tugas di setiap

aktivitas tersebut

19. Jika orang lain bisa sukses, maka saya pun bisa

20. Keputusan saya mengikuti banyak aktivitas adalah

karena saya yakin dapat melaksanakan tugas di tiap

aktivitas tersebut

21. Pengalaman yang saya miliki membuat saya yakin

menghadapi tantangan hidup

SKALA 2

Petunjuk

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan, lalu berilah tanda silang ( X ) pada

jawaban yang menggambarkan diri Anda.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saat menyampaikan materi presentasi didalam kelas,

saya merasa tegang

2. Ketika diperintahkan untuk mengumpulkan tugas

kuliah, saya merasa khawatir akan mendapat nilai jelek

Page 115: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

3. Ketika dosen menyuruh saya menerangkan materi

didepan kelas, tangan saya langsung gemetar

4. Ketika dosen menerangkan materi, saya akan langsung

bertanya jika ada yang tidak saya pahami

5. Saya merasa gugup, ketika dosen menyuruh saya

untuk menjawab soal didepan kelas

6. Saya merasa santai dan rileks ketika mengerjakan soal

ujian

7. Ketika ada tanya jawab materi didalam kelas, saya

merasa takut mendapat giliran untuk menjawab

8. Saya tidak betah berlama-lama ketika perkuliahan

berlangsung

9. Dalam menjawab soal ujian, saya sering terburu-buru

10. Saya ragu dalam menentukan jawaban dalam

menjawab pertanyaan yang ditanyakan dosen didalam

kelas

11. Saya takut ditanya oleh dosen tentang materi

perkuliahan

12. Jantung saya berdebar cepat ketika saya tidak dapat

mengingat materi yang telah saya pelajari

13. Meskipun telah mempersiapkan diri, saya tetap merasa

tidak percaya diri dalam menjawabnya

14. Saya merasa sulit berkonsentrasi ketika teman-teman

saya sudah selesai dalam mengerjakan ujian

15. Saya merasa tegang karena diperhatikan dosen saat

ujian

16. Ketika dosen memulai tanya jawab dikelas, jantung

saya langsung berdebar cepat

17. Saya merasa khawatir ketika dosen mengajukan

pertanyaan tentang materi perkuliahan

18. Jantung saya berdebar cepat ketika saya ditunjuk oleh

dosen untuk menerangkan materi perkuliahan di dalam

kelas

19. Saat menyelesaikan soal ujian, saya mendapati tangan

saya berkeringat

20. Dalam mengerjakan soal ujian, saya selalu hati-hati

dan teliti

21. Saya merasa tegang dalam menghadapi masalah saya

22. Saya merasa gemetar ketika harus menyelesaikan

tugas individu dikelas

Page 116: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

23. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik, walaupun

teman-teman dikelas berisik

24. Saya tidak yakin dengan keputusan yang saya ambil

25. Saya merasa tegang ketika perkuliahan berlangsung

26. Ketika akan mempresentasikan makalah didepan kelas,

jantung saya berdetak cepat

27. saya merasa khawatir, jika saya tidak memahami

materi yang disampaikan dosen dikelas

28. Menjelang ujian, telapak tangan dan kaki saya terasa

dingin

29. Saya merasa keputusan yang saya ambil salah

30. Karena terburu-buru dalam membaca soal ujian,

pemahaman saya sering salah

31. Saya merasa sulit berkonsentrasi, ketika di dalam kelas

teman-teman saya berisik

32. Saya takut jika tidak mampu memahami materi

perkuliahan yang diajarkan

33. Saya mampu mengambil keputusan dengan benar

34. Ketika dosen membagikan soal ujian, tangan saya

merasa gemetaran

35. Saya dapat menjawab pertanyaan yang diajukan dosen

dengan lancar

36. Saya sering terburu-buru dalam menjawab soal

sehingga sering salah dalam menjawabnya

37. Jantung saya berdebar cepat ketika ujian saya selesai

paling terakhir

38. Saya takut tentang kemungkinan dijauhi teman-teman

jika mereka mengetahui saya tidak lulus dalam ujian

39. Sementara saya mengerjakan ujian, saya banyak

mengeluarkan keringat

40. Saya merasa sulit memahami suatu tugas, sehingga

saya harus membacanya kembali (berulang-ulang)

sampai saya mengerti

Page 117: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

SKALA 3

Petunjuk

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan, lalu berilah tanda silang ( X ) pada

jawaban yang menggambarkan diri Anda.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya mengumpulkan informasi dari berbagai sumber

yang berbeda, seperti dari dosen, buku bacaan, dan

diskusi

2. Saya membaca bahan dan catatan mata kuliah dan

mencoba untuk menemukan ide/ topik yang paling

penting dari materi tersebut

3. Selama kelas berlangsung saya sering melewatkan

point yang penting karena saya memikirkan hal yang

lain

4. Saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya harus

tetap berusaha belajar sebanyak yang saya bias

5. Saya memberitahu diri saya pentingnya belajar

mengenai suatu materi kuliah karena saya akan

membutuhkannya di kemudian hari

6. Ketika belajar, saya akan berkonsentrasi dengan baik

7. Saya mengingatkan diri saya tentang pentingnya

untuk mendapatkan nilai bagus.

8. Apabila saya membutuhkan pertolongan dalam kelas,

saya akan minta bantuan pada seseorang

9. Saya membuat belajar lebih menyenangkan dengan

mengubahnya menjadi permainan

10. Sebelum masuk kelas, saya membaca catatan saya dan

berlatih mengingatnya secara berulang kali

11. Saya akan membuat grafik, diagram atau tabel untuk

membantu saya merangkum materi kuliah

12. Saya membuat perjanjian dengan diri sendiri apabila

saya mendapat nilai bagus dari apa yang saya kerjakan

saya dapat melakukan sesuatu yang menyenangkan

setelahnya

13. Saya membujuk diri saya untuk tetap belajar untuk

melihat sebanyak apa saya dapat belajar

14. Saya mencoba untuk menghubungkan materi dengan

Page 118: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

sesuatu yang saya senangi atau sesuatu yang menarik

15. Saya sering merasa malas atau bosan ketika belajar di

kelas, dan berhenti sebelum waktu belajar usai

16. Saya sering menemukan bahwa saya telah membaca

materi kuliah tetapi tidak mengerti maksud dari materi

tersebut

17. Saya mengubah lingkungan sekitar saya agar bisa lebih

berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas

18. saya meyakinkan diri sendiri untuk terus belajar

dengan baik dalam mata kuliah ini

19. Apabila saya tidak mengerti materi kuliah, saya akan

bertanya kepada dosen

20. Saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya

harus bekerja keras seperti mahasiswa lainnya

21. Walaupun dapat tugas yang sulit dan tidak menarik,

saya tetap megerjakannya sampai selesai

22. Saya menantang diri saya untuk mengerjakan tugas

dan belajar sebanyak yang saya mampu

23. Saya mencoba membuat permainan diluar materi

pembelajaran atau dalam meyelesaikan tugas

24. Saya sulit belajar sesuai jadwal yang telah dibuat

25. Saya mengingat kata kunci untuk memudahkan saya

mengingat konsep penting pada materi kuliah

26. Saya berpikir tentang situasi dimana akan sangat

membantu bagi saya untuk mengetahui materi atau

kemampuan saya

27. Saya menjanjikan diri sendiri beberapa hadiah setelah

selesai membaca atau belajar

28. Saya memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas

dengan menyenangkan

29. Saya berusaha keras mengerjakan sesuatu dengan baik

dalam kelas, walaupun hal itu saya tidak suka

30. Saya mencoba untuk menghubungkan ide dalam mata

kuliah yang satu dengan ide mata kuliah lain jika

memungkinkan

31. Saya merancang tujuan seberapa sering saya perlu

belajar, dan berjanji pd diri sendiri akan memberi

hadiah apabila tujuan tercapai

Page 119: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

32. Ketika belajar untuk mata kuliah ini saya mencoba

untuk menentukan mana konsep yang belum saya

pahami dengan baik

33. Saya mencoba menghilangkan gangguan apapun di

sekitar saya ketika belajar

34. Saya memastikan tetap membaca dan mengerjakan

tugas mata pelajaran setiap minggu

35. Saya membuat catatan hal-hal apa saja yang penting

pada materi kuliah dan mengingat catatan tersebut

36. Ketika membaca bacaan materi kuliah, saya mencoba

menghubungkan materinya dengan apa yang saya

ketahui sebelumnya

37. Saya memiliki tempat yang biasa saya gunakan untuk

belajar

38. saya mengingatkan diri sendiri pentingnya

mengerjakan tes dan tugas dengan baik dalam mata

kuliah ini.

39. Saya berpikir untuk mencoba menjadi yang terbaik

pada hal-hal yang kita pelajari/ lakukan

40. Saya mencoba untuk membuat materi terlihat lebih

berguna dengan menghubungkannya pada apa yang

ingin saya lakukan dalam hidup

41. Saya memeriksa catatan saya di kelas dan membuat

garis besar mengenai konsep yang penting

42. Apabila saya membutuhkan pertolongan mengenai

bahan bacaan, saya akan bertanya kepada teman atau

dosen

43. Saya mencoba berpikir bahwa mengerjakan tugas

adalah menyenangkan

44. Saya makan dan minum untuk membuat diri saya lebih

segar dan siap untuk belajar

45. Saya terus berkata pada diri sendiri bahwa saya ingin

melakukan lebih baik daripada teman-teman yang

lain di kelas

46. Saya banyak menghabiskan waktu dengan mengisi

kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan kuliah

47. Saya mencoba untuk berpikir tentang suatu topik dan

memutuskan apa yang seharusnya saya pelajari dari

hal tersebut dibandingkan hanya membacanya selama

belajar

Page 120: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

48. Apabila saya telah selesai melakukan tugas /

pekerjaan, saya meyakinkan diri untuk dapat

melakukan hal yang saya suka setelahnya.

49. Saya mencoba untuk mengerti materi kuliah dengan

membuat hubungan diantara bahan materi dan konsep

yang diberikan dari dosen

50 Ketika dapat tugas yang sulit, saya menyerah atau

hanya mengerjakan bagian-bagian yang mudah saja

51 Saya membuat diri saya bekerja lebih keras dengan

membandingkan apa yang saya kerjakan dengan yang

mahasiswa lain kerjakan

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA

MOHON PERIKSA KEMBALI SETIAP JAWABAN ANDA

JANGAN SAMPAI ADA YANG TERLEWAT

Page 121: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

(Skala Fieldtest)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Assalamu’alaikum Wr,Wb.

Semoga Anda selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT sehingga dapat

melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan baik. Saya adalah Mahasiswa Program

Sarjana Reguler Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri UIN Syarif

Hidayatullah yang sedang mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh Self

Efficacy dan Kecemasan Akademik terhadap Self Regulated Learning pada

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta”. Saya mengharapkan kesediaan

anda berpartisispasi dalam penelitian ini.

Silahkan Anda mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk yang

diberikan dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuesioner ini, selama

Anda mengisi jawaban sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Data diri dan semua

jawaban Anda akan diolah secara kelompok, bukan perorangan juga diperlakukan

secara RAHASIA dan hanya untuk kepentingan penelitian. Atas perhatian dan

bantuannya saya ucapkan terimakasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb

Hormat saya,

Hanny Ishtifa

DATA DIRI

o Nama (Inisial) :

o Jenis Kelamin (silang salah satu)

( ) Perempuan

( ) Laki-laki

Page 122: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

o Umur : Tahun

o Angkatan ( beri tanda silang salah satu):

( ) 2010

( ) 2009

( ) 2008

( ) 2007

Petunjuk Pengisisan

Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan

Anda saat ini sesuai dengan pilihan jawaban yang diberikan, yaitu:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh:

SKALA 1

Petunjuk

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan, lalu berilah tanda silang ( X ) pada

jawaban yang menggambarkan informasi diri Anda.

N0 Pernyataan SS S TS STS

1. Pemecahan soal-soal yang sulit selalu berhasil bagi

saya, kalau saya berusaha.

2. Jika seseorang menghambat tujuan saya, saya akan

mencari cara dan jalan untuk meneruskannya.

3. Dalam situasi yang tidak terduga saya selalu tahu

bagaimana saya harus bertingkah laku.

4. Kalau saya akan berkonfrontasi dengan sesuatu yang

baru, saya tahu bagaimana saya dapat

menanggulanginya.

5. Kalau saya menghadapi kesulitan, biasanya saya

N0 Pernyataan SS S TS STS

1. Saya suka mendengarkan musik X

Page 123: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

mempunyai banyak ide untuk mengatasinya.

6. Dalam kejadian yang tidak terduga saya kira, bahwa

saya akan dapat menanganinya dengan baik.

7. Apapun yang terjadi, saya akan siap menangani

masalah yang ada

8. Keyakinan saya terhadap kemampuan diri semakin

bertambah ketika saya dapat melewati hambatan

9. Jika saya harus bertentangan dengan sesuatu yang

baru, saya tahu bagaimana mengatasinya

10. Keberhasilan yang saya dapatkan, karena saya yakin

akan kemampuan saya dalam menyelesaikan tugas-

tugas yang diberikan

11. Sesulit apapun kondisi yang sedang saya hadapi,

saya yakin dapat melewatinya

12. Seberapapun banyak aktivitas yang saya lakukan,

saya yakin dapat menyelesaikan tugas di setiap

aktivitas tersebut

13. Keputusan saya mengikuti banyak aktivitas adalah

karena saya yakin dapat melaksanakan tugas di tiap

aktivitas tersebut

14. Pengalaman yang saya miliki membuat saya yakin

menghadapi tantangan hidup

SKALA 2

Petunjuk

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan, lalu berilah tanda silang ( X ) pada

jawaban yang menggambarkan diri Anda.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Ketika diperintahkan untuk mengumpulkan tugas

kuliah, saya merasa khawatir akan mendapat nilai

jelek

2. Ketika dosen menyuruh saya menerangkan materi

didepan kelas, tangan saya langsung gemetar

3. Ketika dosen menerangkan materi, saya akan

langsung bertanya jika ada yang tidak saya pahami

4. Saya merasa gugup, ketika dosen menyuruh saya

Page 124: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

untuk menjawab soal didepan kelas

5. Ketika ada tanya jawab materi didalam kelas, saya

merasa takut mendapat giliran untuk menjawab

6. Saya tidak betah berlama-lama ketika perkuliahan

berlangsung

7. Dalam menjawab soal ujian, saya sering terburu-

buru

8. Saya ragu dalam menentukan jawaban dalam

menjawab pertanyaan yang ditanyakan dosen

didalam kelas

9. Saya takut ditanya oleh dosen tentang materi

perkuliahan

10. Jantung saya berdebar cepat ketika saya tidak dapat

mengingat materi yang telah saya pelajari

11. Meskipun telah mempersiapkan diri, saya tetap

merasa tidak percaya diri dalam menjawabnya

12. Saya merasa sulit berkonsentrasi ketika teman-

teman saya sudah selesai dalam mengerjakan ujian

13. Saya merasa tegang karena diperhatikan dosen saat

ujian

14. Ketika dosen memulai tanya jawab dikelas, jantung

saya langsung berdebar cepat

15. Saya merasa khawatir ketika dosen mengajukan

pertanyaan tentang materi perkuliahan

16. Jantung saya berdebar cepat ketika saya ditunjuk

oleh dosen untuk menerangkan materi perkuliahan

di dalam kelas

17. Saat menyelesaikan soal ujian, saya mendapati

tangan saya berkeringat

18. Saya merasa gemetar ketika harus menyelesaikan

tugas individu dikelas

19. Saya tidak yakin dengan keputusan yang saya ambil

20. Saya merasa tegang ketika perkuliahan

berlangsung

21. Ketika akan mempresentasikan makalah didepan

kelas, jantung saya berdetak cepat

22. saya merasa khawatir, jika saya tidak memahami

materi yang disampaikan dosen dikelas

23. Menjelang ujian, telapak tangan dan kaki saya

terasa dingin

Page 125: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

24. Saya merasa sulit berkonsentrasi, ketika di dalam

kelas teman-teman saya berisik

25. Saya takut jika tidak mampu memahami materi

perkuliahan yang diajarkan

26. Saya sering terburu-buru dalam menjawab soal

sehingga sering salah dalam menjawabnya

27. Jantung saya berdebar cepat ketika ujian saya

selesai paling terakhir

28. Saya takut tentang kemungkinan dijauhi teman-

teman jika mereka mengetahui saya tidak lulus

dalam ujian

29. Sementara saya mengerjakan ujian, saya banyak

mengeluarkan keringat

30. Saya merasa sulit memahami suatu tugas, sehingga

saya harus membacanya kembali (berulang-ulang)

sampai saya mengerti

SKALA 3

Petunjuk

Bacalah dengan seksama setiap pernyataan, lalu berilah tanda silang ( X ) pada

jawaban yang menggambarkan diri Anda.

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya mengumpulkan informasi dari berbagai sumber

yang berbeda, seperti dari dosen, buku bacaan, dan

diskusi

2. Saya membaca bahan dan catatan mata kuliah dan

mencoba untuk menemukan ide/ topik yang paling

penting dari materi tersebut

3. Saya mengatakan kepada diri saya bahwa saya harus

tetap berusaha belajar sebanyak yang saya bisa

4. Saya memberitahu diri saya pentingnya belajar

mengenai suatu materi kuliah karena saya akan

membutuhkannya di kemudian hari

5. Ketika belajar, saya akan berkonsentrasi dengan baik

6. Saya mengingatkan diri saya tentang pentingnya

untuk mendapatkan nilai bagus.

Page 126: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

7. Sebelum masuk kelas, saya membaca catatan saya dan

berlatih mengingatnya secara berulang kali

8. Saya membuat perjanjian dengan diri sendiri apabila

saya mendapat nilai bagus dari apa yang saya kerjakan

dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan

setelahnya

9. Saya membujuk diri saya untuk tetap belajar untuk

melihat sebanyak apa saya dapat belajar

10. Saya mencoba untuk menghubungkan materi dengan

sesuatu yang saya senangi atau sesuatu yang menarik

11. Saya membuat diri saya bekerja lebih keras dengan

membandingkan apa yang saya kerjakan dengan

mahasiswa lain kerjakan

12. Saya mengubah lingkungan sekitar saya agar bisa lebih

berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas

13. Saya meyakinkan diri sendiri untuk terus belajar

dengan baik dalam mata kuliah ini

14. Apabila saya tidak mengerti materi kuliah, saya akan

bertanya kepada dosen

15. Saya meyakinkan diri sendiri bahwa saya

harus bekerja keras seperti mahasiswa lainnya

16. Walaupun dapat tugas yang sulit dan tidak menarik,

saya tetap megerjakannya sampai selesai

17. Saya menantang diri saya untuk mengerjakan tugas

dan belajar sebanyak yang saya mampu

18. Saya mencoba membuat permainan diluar materi

pembelajaran atau dalam meyelesaikan tugas

19. Saya berpikir tentang situasi dimana akan sangat

membantu bagi saya untuk mengetahui materi atau

kemampuan saya

20. Saya memikirkan cara untuk menyelesaikan tugas

dengan menyenangkan

21. Saya berusaha keras mengerjakan sesuatu dengan baik

dalam kelas, walaupun hal itu saya tidak suka

22. Saya mencoba untuk menghubungkan ide dalam mata

kuliah yang satu dengan ide mata kuliah lain jika

memungkinkan

23. Saya merancang tujuan seberapa sering saya perlu

belajar, dan berjanji pd diri sendiri akan memberi

hadiah apabila tujuan tercapai

Page 127: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

24. Ketika belajar untuk mata kuliah ini saya mencoba

untuk menentukan mana konsep yang belum saya

pahami dengan baik

25. Saya mencoba menghilangkan gangguan apapun di

sekitar saya ketika belajar

26. Saya membuat catatan hal-hal apa saja yang penting

pada materi kuliah dan mengingat catatan tersebut

27. Ketika membaca bacaan materi kuliah, saya mencoba

menghubungkan materinya dengan apa yang saya

ketahui sebelumnya

28. Saya memiliki tempat yang biasa saya gunakan untuk

belajar

29. Saya mengingatkan diri sendiri pentingnya

mengerjakan tes dan tugas dengan baik dalam mata

kuliah ini.

30. Saya berpikir untuk mencoba menjadi yang terbaik

pada hal-hal yang kita pelajari/ lakukan

31. Saya mencoba untuk membuat materi terlihat lebih

berguna dengan menghubungkannya pada apa yang

ingin saya lakukan dalam hidup

32. Saya memeriksa catatan saya di kelas dan membuat

garis besar mengenai konsep yang penting

33. Apabila saya membutuhkan pertolongan mengenai

bahan bacaan, saya akan bertanya kepada teman

34. Saya mencoba berpikir bahwa mengerjakan tugas

adalah menyenangkan

35. Saya terus berkata pada diri sendiri bahwa saya ingin

melakukan lebih baik daripada teman-teman yang

lain di kelas

36. Saya mencoba untuk mengerti materi kuliah dengan

membuat hubungan diantara bahan materi dan konsep

yang diberikan dari dosen

TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASINYA

MOHON PERIKSA KEMBALI SETIAP JAWABAN ANDA

JANGAN SAMPAI ADA YANG TERLEWAT

Page 128: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

LAMPIRAN B

UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS

Page 129: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

1. Skala self efficacy

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.785 21

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00001 58.7067 26.907 .355 .776

VAR00002 58.8267 27.379 .307 .779

VAR00003 59.7400 27.469 .201 .785

VAR00004 59.2467 26.402 .392 .773

VAR00005 59.3000 27.084 .339 .777

VAR00006 59.1800 26.847 .282 .781

VAR00007 59.2267 26.767 .285 .780

VAR00008 59.2400 25.794 .468 .768

VAR00009 59.2267 26.539 .388 .774

VAR00010 58.8800 25.972 .485 .768

VAR00011 58.6467 26.592 .389 .774

VAR00012 59.2467 26.348 .412 .772

VAR00013 58.6533 26.013 .511 .767

VAR00014 60.3067 28.268 .061 .795

VAR00015 59.3133 26.821 .256 .783

VAR00016 58.7933 26.756 .379 .775

VAR00017 59.1067 26.888 .243 .784

VAR00018 58.8533 26.207 .440 .771

VAR00019 59.0533 26.239 .460 .770

VAR00020 58.4000 27.463 .233 .783

VAR00021 58.9867 26.107 .394 .773

Page 130: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

2. Skala kecemasan akademik

a. Skala psikologi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.784 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

item 1 34.5133 26.077 .263 .782

item 2 34.8400 24.887 .440 .768

item 4 35.0067 25.470 .361 .774

item 5 34.6000 24.993 .468 .766

item 7 34.8000 23.785 .552 .758

item 11 34.8400 24.149 .562 .758

item 13 34.8000 24.913 .418 .770

item 15 34.7467 24.687 .435 .768

item 17 34.8133 24.394 .620 .756

item 21 34.7533 25.932 .266 .783

item 25 35.1333 24.452 .440 .768

item 27 34.4800 25.902 .308 .779

item 32 34.3000 25.903 .320 .778

item 35 34.8600 27.759 .058 .795

item 38 35.0600 24.647 .351 .777

b. Skala motorik

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.704 9

Page 131: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

item 3 18.9400 8.231 .649 .620

item 6 19.2800 10.552 .155 .717

item 9 19.1333 9.606 .378 .679

item 20 19.3400 9.957 .258 .702

item 22 19.2400 9.016 .476 .659

item 30 18.6867 10.190 .231 .705

item 34 19.1133 10.370 .169 .717

item 36 18.9000 9.218 .439 .667

item 40 18.9400 8.231 .649 .620

c. Skala kognitif

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.723 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item 8 17.2733 6.925 .643 .639

item 10 17.3733 7.806 .542 .670

item 14 17.1467 8.233 .375 .703

item 23 17.5600 8.637 .241 .730

item 24 17.3400 7.770 .513 .675

item 29 17.0333 8.891 .187 .739

item 31 17.3000 6.990 .645 .640

item 33 17.6200 9.083 .186 .735

Page 132: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

d. Skala somatik

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.747 8

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item 12 16.7733 10.069 .320 .743

item 16 17.0200 9.040 .582 .693

item 18 16.8200 9.665 .455 .718

item 19 16.9333 9.566 .430 .722

item 26 16.9667 9.321 .484 .712

item 28 17.2667 9.593 .429 .723

item 37 16.7933 9.239 .467 .715

item 39 17.2733 9.931 .366 .734

3. Skala self regulated learning

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.897 50

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's Alpha

if Item Deleted

VAR00001 145.4600 157.727 .497 .894

VAR00002 145.5933 157.062 .488 .894

VAR00003 146.3600 162.312 .115 .898

VAR00004 145.4733 158.197 .430 .895

VAR00005 145.4200 155.816 .574 .893

VAR00006 145.6667 157.781 .419 .895

Page 133: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

VAR00007 145.5533 158.209 .369 .896

VAR00008 145.5800 160.447 .242 .897

VAR00009 145.8600 161.021 .190 .898

VAR00010 146.1133 156.826 .431 .895

VAR00011 146.1000 159.111 .283 .897

VAR00012 145.6733 156.705 .428 .895

VAR00013 145.7000 156.909 .511 .894

VAR00014 145.6667 157.539 .476 .894

VAR00015 146.5067 159.393 .222 .898

VAR00016 145.7533 156.737 .403 .895

VAR00017 145.8533 158.421 .409 .895

VAR00018 145.5800 157.091 .526 .894

VAR00019 145.7133 158.005 .380 .895

VAR00020 145.5067 155.191 .588 .893

VAR00021 145.7067 156.437 .461 .894

VAR00022 145.7800 156.898 .458 .894

VAR00023 146.1000 158.520 .335 .896

VAR00024 146.3400 159.702 .223 .898

VAR00025 145.6733 159.309 .273 .897

VAR00026 145.7267 158.911 .394 .895

VAR00027 146.1400 160.135 .196 .898

VAR00028 145.7133 158.622 .387 .895

VAR00029 145.8133 158.019 .356 .896

VAR00030 145.9000 159.245 .352 .896

VAR00031 146.0200 157.845 .339 .896

VAR00032 145.7133 156.622 .543 .894

VAR00033 145.6933 158.791 .328 .896

VAR00034 145.9933 159.188 .297 .896

VAR00035 145.7200 156.834 .451 .895

VAR00036 145.7400 160.006 .328 .896

VAR00037 145.8667 154.130 .518 .893

VAR00038 145.5800 155.064 .575 .893

VAR00039 145.5000 156.547 .515 .894

Page 134: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

VAR00040 145.6267 158.155 .439 .895

VAR00041 145.7733 155.895 .510 .894

VAR00042 145.5267 159.298 .332 .896

VAR00043 145.8067 156.788 .427 .895

VAR00044 145.6733 162.195 .122 .898

VAR00045 145.5467 157.028 .434 .895

VAR00046 146.4667 161.190 .133 .899

VAR00047 145.8067 161.768 .160 .898

VAR00048 145.7000 160.520 .274 .897

VAR00049 145.6800 159.092 .380 .895

VAR00050 146.1067 160.096 .183 .899

Page 135: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

LAMPIRAN C

UJI HIPOTESIS

Page 136: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

1. Uji hipotesis mayor

2. Uji hipotesis minor

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 31.121 6.926 4.493 .000

self efficacy .478 .071 .446 6.692 .000

Psikologis -.021 .090 -.020 -.233 .816

Motorik .121 .088 .099 1.373 .171

Kognitif -.175 .084 -.157 -2.068 .040

Somatik -.029 .091 -.027 -.315 .753

Angkatan .240 .594 .027 .404 .687

jenis kelamin -.734 1.259 -.038 -.583 .561

a. Dependent Variable: self regulated learning

3. Uji proporsi varians

LAMPIRAN PROPORSI VARIANS

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .446a .199 .195 8.59334 .199 49.073 1 198 .000

2 .451b .204 .196 8.58693 .005 1.295 1 197 .256

3 .456c .208 .196 8.58432 .005 1.120 1 196 .291

4 .478d .229 .213 8.49469 .020 5.158 1 195 .024

5 .479e .229 .209 8.51450 .000 .094 1 194 .760

6 .479f .230 .206 8.53453 .000 .090 1 193 .764

7 .480g .231 .203 8.54916 .001 .340 1 192 .561

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .480a .231 .203 8.54916 .231 8.233 7 192 .000

a. Predictors: (Constant), jenis kelamin, psikologis, self efficacy, angkatan, motorik, kognitif, somatik

Page 137: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

a. Predictors: (Constant), self efficacy

b. Predictors: (Constant), self efficacy, psikologis

c. Predictors: (Constant), self efficacy, psikologis, motorik

d. Predictors: (Constant), self efficacy, psikologis, motorik, kognitif

e. Predictors: (Constant), self efficacy, psikologis, motorik, kognitif, somatik

f. Predictors: (Constant), self efficacy, psikologis, motorik, kognitif, somatik, angkatan

g. Predictors: (Constant), self efficacy, psikologis, motorik, kognitif, somatik, angkatan, jenis kelamin

Kategorisasi skor self efficacy

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

self efficacy 200 26.30 80.65 50.0000 8.94762

Valid N (listwise) 200

Kategorisasi self regulated learning

Descriptives

[DataSet1] C:\Users\Compaq\Desktop\HSIL OUTPUT FIELD

TEST\GABUNGAN.sav

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

self regulated

learning

200 30.76 81.09 50.0000 9.57519

Valid N (listwise) 200

Kategorisasi kecemasan akademis

DESCRIPTIVES VARIABLES=PSI MOT KOG SOM /STATISTICS=MEAN

STDDEV MIN MAX.

Page 138: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

Descriptives

[DataSet1]

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

Psikologis 200 22.65 81.83 50.0000 9.29842

Motorik 200 28.85 74.81 50.0000 7.86184

Kognitif 200 22.82 78.52 50.0000 8.62717

Somatik 200 25.47 76.95 50.0000 9.07193

Valid N

(listwise)

200