fakultas psikologi universitas islam negeri syarif...

85
HUBUNGAN KESEPIAN DENGAN KECENDERUNGAN ASERTIF PADA MASA DEWASA AWAL DI CIPONDOH INDAH TANGERANG Oleh : Ria Andrian Syah NIM. 204070002433 Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2010 M i

Upload: dinhcong

Post on 24-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

HUBUNGAN KESEPIAN DENGAN KECENDERUNGAN ASERTIF PADA MASA DEWASA AWAL DI CIPONDOH INDAH

TANGERANG

Oleh :

Ria Andrian Syah NIM. 204070002433

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H / 2010 M

i

Page 2: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

HUBUNGAN KESEPIAN DENGAN KECENDERUNGAN ASERTIF PADA MASA DEWASA AWAL DI CIPONDOH INDAH TANGERANG

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi

syarat-syarat mencapai gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Ria Andriansyah NIM : 204070002433

Di bawah Bimbingan,

Pembimbing I

Ikhwan Luthfi, M.Psi NIP.19730710 200501 1 006

ii

Page 3: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

iii

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1431 H / 2010 M

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN KESEPIAN DENGAN KECENDERUNGAN ASERTIF PADA MASA DEWASA AWAL DI CIPONDOH INDAH TANGERANG telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 2010

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Pembantu Dekan/ Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota Jahja Umar Ph.D Dra. Fadhilah Suralaga M.Si NIP. 130 885 522 NIP.19561223 198303 2 001

Anggota :

Penguji I Penguji II Dra. Diana Mutiah, M.Si Ikhwan Luthfi, M.Psi NIP.1967102 199603 2 001 NIP. 19730710 200501 1 006

Pembimbing I

Ikhwan Luthfi, M.Psi NIP. 19730710 200501 1 006

Page 4: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ria Andriansyah NIM : 204070002433

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Kesepian dengan Kecenderungan Asertif Pada Masa Dewasa Awal Di Cipondoh Indah Tangerang” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak

melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun

kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan

sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.

Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan

Undang-Undang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat

atau jiplakan dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, Maret 2010

Ria Andriansyah NIM : 204070002433

iv

Page 5: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

“Jangan Pernah ada kata terlambat apalagi putus

asa untuk melangkah karena masa depan adalah

tanggung jawab setiap manusia” (Ria A)

....”Ya tuhanku, tambahkanlah kepadaku

ilmu pengetahuan” (Q.S ; Thaahaa : 114)

Karya sederhana ini ku persembahkan untuk bapak dan ibu, dan kakak lelakiku, serta

para sahabatku tercinta

v

Page 6: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) Maret 2010 (C) Ria Andriyansyah (D) Hubungan Antara Kesepian Dengan Kecenderungan Asertif Pada Masa

Dewasa Awal di Cipondoh Indah Tangerang (E) x + 66 halaman (F) Masa dewasa awal adalah masa dimana seseorang baru saja

mengalami penyesuaian sosial dan peran yaitu memprioritaskan karir dan prestasi. Hal ini menyebabkan seseorang kurang memiliki kesempatan untuk bergaul secara akrab dan kurang memperhatikan keterampilan sosialnya yaitu bergaul secara asertif yang mengakibatkan seseorang mengalami kesepian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara kesepian dengan kecenderungan asertif pada masa dewasa awal di Cipondoh Indah Tangerang Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Penelitian dilaksanakan di Perumahan Cipondoh Indah Tangerang, Banten dengan jumlah sampel sebanyak 70 orang, yang diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah skala model Likert. Teknik pengolahan dan analisa data dilakukan dengan analisa statistik yang meliputi korelasi Product Moment Pearson untuk menguji validitas item, Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas instrumen pengumpul data, dan uji-r untuk pengujian hipotesis penelitian. Jumlah item valid dalam skala kesepian sebanyak 27 item. Reliabilitas skala kesepian adalah 0,852 sedangkan jumlah item valid skala kecenderungan asertif berjumlah 31 item dengan realibilitas skala kecenderungan asertif sebesar 0,857 . Penelitian yang dilakukan penulis berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2000) tentang Hubungan Kesepian dengan Kecenderungan Asertif pada Masa Dewasa Awal, dengan hasil penelitian tidak ada korelasi sedangkan Dewi (2000) hasil penelitiannya memiliki korelasi. Hal ini terjadi karena ada faktor-faktor lain yang berpengaruh dibandingkan dari kesepian yaitu jenis kelamin. Sampel berjenis kelamin laki-laki berjumlah 55 orang dan wanita berjumlah 15 untuk peneitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Sedangkan pada

vi

Page 7: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

penelitian yang di lakukan oleh Dewi pada tahun 2000 diperoleh angka sebesar 70 orang wanita dan 30 laki-laki. Peneliti kurang mendapatkan data yang maksimal karena waktu penelitian yang terbatas, untuk itu diharapkan agar para peneliti lain memperhatikan waktu yang diberikan untuk penelitian agar tidak terlalu cepat dan tidak pula terlalu lama, Jika ingin mencari responden diharapkan mendapatkan responden yang serius dan fokus dalam mengerjakan quesioner sehingga data yang diperoleh akan baik dan memuaskan, Peneliti merasakan kurangnya referensi sehingga diharapkan bagi penelitian yang akan di lakukan pada masa berikutnya untuk memperhatikan jumlah referensi agar data yang diperoleh bisa maksimal. Bagi individu dewasa awal, untuk berperan aktif dalam bergaul dan melakukan hubungan-hubungan yang mendalam dengan melakukan komunikasi tentang gagasan-gagasan atau ide-ide dan mengungkapkan perasaan kepada orang lain secara efektif tanpa merasa cemas serta takut melalui kemauan untuk memulai berbicara dan berperilaku asertif.

(G) Bahan Bacaan : 18 (dari thn 1980 - 2007) + 5 pustaka online.

vii

Page 8: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Hubungan Kesepian dengan Kecenderungan Asertif Pada Masa Dewasa Awal di Cipondoh Indah Tangerang. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah atas Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan terbaik bagi umat manusia, kepada keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar,

Ph.D yang telah banyak memberikan pengarahan dan perhatian kepada penulis selama menjalani proses perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

2. Pembimbing Akademik Bambang Suryadi, Ph.d, atas bimbingan, dan tidak pernah bosan untuk menyumbangkan pendapat, memberikan saran yang membangun, dan motivasi, selama penulis menjalani perkuliahan.

3. Bapak M. Ikhwan Luhtfi M.Psi, atas segala bimbingan, saran, dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Pembimbing seminar skripsi, Ibu Yunita Faela Nisa, M.Psi.Psi, atas bimbingan dan sarannya sehingga penulis dapat mengatasi kendala dalam penyusunan skripsi ini.

5. Para dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmu kepada penulis.

6. Para staf akademik Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kerelaan dan kesabaran mau berbagi informasi akademik.

7. Bapak Maryoris Namaga, MM.MBA sebagai Sebagai Ketua RW 05 Cipondoh Indah Tangerang, yang telah mengiijnkan penulis untuk melakukan penelitian.

8. Papa dan Mama yang telah memberikan curahan kasih sayang, doa serta hal terbaik untukku selama ini, dan Keluarga yang tak pernah putus memberikan dorongan, doa, cinta dan kasih yang tulus kepada penulis.

9. Seluruh sahabat di Fakultas Psikologi, atas persahabatan dan dukungan yang telah kalian berikan.

viii

Page 9: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

10. Teman seperjuangan (Amir, Apriyanto, Adi, Ikhsan, Fachdi, Chaerul, Rifki, Lutfi, Zaki, Ita, Herlin) atas segala motivasi yang tiada henti dan waktu yang di sediakan untuk berbagi di setiap kesempatan.

Semoga Allah memberikan pahala yang tak henti-hentinya, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang di berikan. Harapan penulis, semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait. Untuk kesempurnaan karya ini, penulis harapkan saran dan kritiknya.

Jakarta, 21 Juni 2010

Penulis

ix

Page 10: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN..................................................................... iv

PERSEMBAHAN..................................................................................... v

ABSTRAKSI ........................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian ............. 7

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ......................... 8

1.4 Sistematika Penulisan ....................................................... 9

BAB 2 KAJIAN TEORI

2.1 Asertif ................................................................................ 11

2.1.1 Pengertian Asertif ................................................... 11

2.1.2 Karakteristik Orang Yang Asertif ............................. 14

2.1.3 Pengukuran Asertif .................................................. 16

x

Page 11: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan

Asertif ...................................................................... 17

2.2 Kesepian .......................................................................... 18

2.2.1 Definisi Kesepian .................................................... 19

2.2.2 Perbedaan Kesepian dan Kesendirian .................. 23

2.2.3 Tipe – Tipe Kesepian .............................................. 24

2.2.4 Faktor – Faktor Penyebab Kesepian ...................... 26

2.2.5 Pengukuran Kesepian ............................................. 30

2.3 Masa Dewasa Awal .......................................................... 31

2.4.1 Definisi Dewasa Awal ............................................. 31

2.4.2 Karakteristik Dewasa Awal .................................... 32

2.4 Kerangka Berpikir .............................................................. 34

2.5 Hipotesis ............................................................................ 40

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ................................... 41

3.1.1 Pendekatan Penelitian ............................................ 41

3.1.2 Metode Penelitian ................................................... 41

3.2 Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ................... 42

3.2.1 Definisi Konseptual ................................................. 42

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ...................................... 43

xi

Page 12: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

3.3 Pengambilan Sampel ........................................................ 43

3.3.1 Populasi dan Sampel .............................................. 43

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel ....................................... 44

3.4 Pengumpulan Data ............................................................ 45

3.4.1 Metode dan Instrumen Penelitian .............................. 45

3.5 Teknik Uji Instrumen .......................................................... 49

3.5.1 Uji Validitas Instrumen ............................................ 49

3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen ........................................ 50

3.6 Teknik Analisis Data .......................................................... 52

3.7 Prosedur Penelitian ........................................................... 54

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Responden ........................................... 55

4.1.1 Gambaran Umum Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 55

4.1.2 Gambaran Umum Berdasarkan Usia ...................... 56

4.1.3 Gambaran Umum Berdasarkan Status Pekerjaan... 53

4.2 Kategorisasi ....................................................................... 57

4.2.1 Kategorisasi Skala Kesepian ................................... 58

4.2.2 Kategorisasi Skala Kecenderungan Asertif.............. 59

4.3 Hasil Uji Hipotesis .............................................................. 60

xii

Page 13: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 63

5.2 Diskusi ............................................................................... 63

5.3 Saran ................................................................................. 65

5.3.1 Saran Teoritis ......................................................... 65

5.3.2 Saran Praktis .......................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii

Page 14: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Skala Kesepian ................................................. 46

Tabel 3.2 Blue Print Skala Kecenderungan Asertif ............................ 47

Tabel 3.3 Bobot Skor Pernyataan ..................................................... 48

Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas ........................................................... 52

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 55

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ........................... 56

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan ....... 57

Tabel 4.4 Distribusi Skor Skala Kesepian .......................................... 55

Tabel 4.5 Klasifikasi Skor Skala Kesepian ......................................... 58

Tabel 4.6 Distribusi Skor Skala Kecenderungan Asertif .................... 59

Tabel 4.7 Klasifikasi Skor Skala Kecenderungan Asertif .................... 59

Tabel 4.8 Uji Korelasi ........................................................................ 61

Page 15: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian Hubungan Kesepian Dengan

Kecenderungan Asertif Pada Masa Dewasa Awal Di

Cipondoh Indah Tangerang ............................................... 39

xv

Page 16: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Try Out

Lampiran 2 Skoring Try Out

Lampiran 3 Angket Penelitian

Lampiran 4 Skoring Penelitian

Lampiran 5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6 Hasil Uji Normalitas

Lampiran 7 QQ plot Kesepian

Lampiran 8 QQ plot Kecenderungan Asertif

Lampiran 9 Hasil Uji Korelasi

Page 17: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai dorongan untuk mengadakan

hubungan dengan orang lain, manusia mempunyai dorongan sosial. Dengan

adanya dorongan atau motif sosial pada manusia maka manusia akan

mencari orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan

interaksi (Walgito, 2002)

Menurut Niken Iriani LNH, Msi (2009) ketergantungan manusia satu dengan

yang lain merupakan suatu gejala yang wajar dalam kehidupan. Dalam

hubungan tersebut komunikasi merupakan salah satu komponen yang

penting. Kemampuan berkomunikasi dan penyesuaian diri yang baik dan

efektif terutama sangat diperlukan oleh manusia. Agar komunikasi

berlangsung secara baik seseorang perlu mengembangkan perilaku asertif

Perilaku asertif yaitu suatu tingkah laku yang mengungkapkan emosi secara

tegas, jujur, terbuka dan langsung mencapai tujuan dengan penuh keyakinan

dan sopan. Orang yang asertif juga memiliki ciri-ciri yaitu tidak

1

Page 18: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

2

menggenaralisir, selalu mengatakan “saya” bukan “kamu” pada setiap awal

pembicaraan, dan menyatakan perasaan maupun opini dengan alasan yang

spesifik . Pada akhirnya seseorang yang memiliki perilaku asertif akan lebih

efektif dalam berkomunikasi, lebih dihargai orang lain dan lebih percaya diri

dan memiliki rasa puas dalam bergaul. (Al-Magassary, 2010)

Mengingat pentingnya perilaku asertif dalam proses interaksi dan komunikasi,

maka kemampuan asertif perlu dikembangkan oleh seseorang dalam

lingkungan keluarga, masyarakat dan situasi pergaulan dengan seseorang.

Apabila mengalami konflik dengan orang lain, dewasa awal yang asertif

bersedia mencari penyelesaian yang memuaskan kedua belah pihak. Selain

itu orang yang asertif selalu memerlukan dan menginginkan kerjasama

dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. (Al-Magassary, 2010)

Masa dewasa awal menurut Erikson (1978) yaitu seseorang ingin mencapai

kedekatan dengan orang lain dan berusaha menghindar dari sikap

menyendiri. Periode ini diperlihatkan dengan adanya hubungan spesial yaitu

seseorang dapat mencurahkan isi hatinya dengan orang lain secara terbuka

guna memperlihatkan dan mencapai kelekatan dan kedekatan dengan orang

lain. Di mana muatan pemahaman dalam kedekatan dengan orang lain

mengandung arti adanya kerja sama yang terjalin dengan orang lain.

Page 19: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

3

Erikson (1978) mengatakan bahwa pada masa dewasa awal seseorang

cenderung merasa cuek, di mana seseorang sudah merasa terlalu bebas.

Mereka dapat berbuat sesuka hati tanpa memperdulikan dan merasa

tergantung pada segala bentuk hubungan misalnya dalam hubungan dengan

sahabat, tetangga, bahkan dengan orang yang kita cintai/kekasih sekalipun.

Selain itu Kimmel (1980) mengatakan bahwa pada masa dewasa awal

mengalami banyak hal diantaranya perubahan status dan peran. Situasi

sosial seseorang mungkin berubah akibat perubahan-perubahan yang

disebabkan karena usia, seperti perubahan peran sebagai individu yang

lajang menjadi seorang istri atau suami. Perubahan peran ini membawa

konflik dan sejumlah harapan dan norma baru yang harus dijalani individu.

Untuk itu ia membutuhkan dukungan dari orang-orang disekitarnya seperti

keluarga, teman agar dapat membentuk hubungan yang efektif dengan orang

lain. (Al-Magassary, 2010)

Masa dewasa awal juga adalah masa penuh semangat dan masa untuk

mengerjakan sesuatu sebaik-baiknya Jadi pada masa dewasa awal

seseorang menghadapi sejumlah peran baru yang memiliki harapan dan pola

sosialisasi yang baru pula. Ia juga berada dalam masa penuh tantangan dan

kesempatan, namun masa ini juga membutuhkan dukungan dari orang lain

sehingga perilaku asertif menjadi penting agar mempermudah seseorang

Page 20: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

4

untuk mendapatkan dukungan dari lingkungan sehingga perasaan kesepian

dapat teratasi. (Al-Magassary, 2010)

Seorang pemuda berusia 26 tahun di Cipondoh Indah mengatakan ketika

diwawancarai oleh penulis pada tanggal 21 Mei 2009 bertempat di rumah

responden yang terletak di Cipondoh Indah tangerang dengan ciri kulit putih

berambut lurus ketika diwawancarai memakai celana panjang berwarna hitam

dengan tinggi badan sekitar 170 cm ia mengatakan bahwa semakin

bertambah usia maka makin merasa kesepian. Sedangkan seorang wanita

berusia 29 tahun pada tanggal 15 April 2009 di rumah responden

berperawakan kulit sawo matang memakai baju berwarna merah dan celana

jeans berwarna biru dia mengatakan juga kepada penulis ia merasa kesepian

karena sedikit sekali kenal dengan tetangga di sekitar rumahnya. Hai ini

terjadi ternyata karena mereka bukan berada di lingkungan terpencil tetapi

mereka memerlukan pergaulan yang akrab dengan orang lain. Seseorang

membutuhkan orang lain untuk mencurahkan hati berkeluh kesah dan

meminta tolong dalam kesulitan. Ia membutuhkan adanya seseorang yang

memberi perhatian padanya seperti teman dekat. Kesepian merupakan

kondisi yang tidak menyenangkan, dan berdasarkan pengalaman

berhubungan dengan tidak mencukupinya kebutuhan akan bentuk hubungan

yang akrab atau intimasi (Sullivan dalam Peplau dan Perlman, 1982)

Page 21: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

5

Penulis melihat ternyata bahwa kehidupan di Cipondoh Indah Tangerang

banyak yang merasakan kesepian karena mereka tak acuh, mereka kurang

peduli dengan orang lain karena kesibukannnya dalam berkarir dan mengejar

prestasi dibandingkan memberikan waktunya untuk sekedar mengobrol

dengan orang lain. Selain dari hal tersebut banyak teman-teman penulis yang

berkeluh kesah karena banyaknya permasalahan di tempat kuliahnya

maupun ditempatnya bekerja. Hal ini selaras dengan pendapat Dewi (2000),

bahwa persaingan dalam berkarir dan persaingan di bidang pendidikan

menyebabkan seseorang sibuk memikirkan dirinya, kurang banyak waktu

bergaul sehingga tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang

lain yang jika berlangsung secara terus menerus dapat menyebabkan

seseorang kesepian.

Kesepian tampaknya merupakan fenomena yang umum diseluruh dunia,

seperti yang ditunjukkan penelitian pada partisipan Asia koloni, Spanyol,

Portugis, demikian juga berbagai penelitian pada orang Kanada dan Amerika.

Suatu investigasi para mahasiswa Belanda menunjukkan bahwa kurangnya

timbal balik dalam hubungan menyebabkan kesepian, terutama pada orang-

orang yang mempersepsikan bahwa memberikan lebih daripada yang

mereka terima. (Baron & Byrne, 2005)

Page 22: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

6

Hal – hal yang mempengaruhi kesepian sangat banyak dan diantaranya

adalah meninggalnya orang yang kita sayangi seperti yang dialami oleh

penulis sendiri yaitu meninggal nya kakak penulis belum lama ini. Hal-hal

yang dapat mencetuskan timbulnya perasaan kesepian tersebut karena di

luar kendali dan mau tidak mau seseorang harus mengalaminya. Dengan

demikian yang menjadi persoalan bukanlah bagaimana menghilangkan faktor

tersebut melainkan agar bagaimana segera bangkit dari kesepian. Kesepian

disertai pula oleh efek negatif termasuk perasaan depresi, kecemasan,

ketidakbahagiaan, dan ketidak puasan yang diasosiasikan dengan

pesimisme. Individu yang kesepian dipersepsikan sebagai orang yang tidak

bisa menyesuaikan diri dengan orang – orang yang mengenal mereka (Baron

& Byrne, 2005)

Dari pernyataan-pernyataan diatas menyatakan bahwa kesepian merupakan

suatu gejala yang ditimbulkan karena adanya perasaan bosan, stres, dan

sebagainya. Hal itu terjadi karena ketidakmampuan seseorang untuk bergaul

dan tidak tanggap serta cepatnya seseorang menanggulangi permasalahan

itu.

Setiap orang dewasa ingin memiliki hubungan yang intim dengan orang lain

agar mereka dapat terhindar dari kesepian. Oleh karena itulah peneliti

merasa tertarik mengambil permasalahan ini sebagai bahan penelitian

Page 23: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

7

dengan judul ”Hubungan Kesepian dengan Kecenderungan Asertif Pada

Masa Dewasa Awal di Cipondoh Indah Tangerang”.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, pembatasan yang akan diteliti oleh penulis dengan

istilah-istilah yang harus dibatasi, yaitu sebagai berikut:

1. Kesepian adalah merupakan suatu reaksi dari ketiadaan jenis-jenis

tertentu dari hubungan. Pendekatan ini menitikberatkan pada faktor

keakraban. (Weiss dalam Peplau dan Perlman, 1982)

2. Asertif adalah orang yang mengekspresikan perasaan dengan sungguh-

sungguh, menyatakan tentang kebenaran. Mereka tidak menghina,

mengancam ataupun meremehkan orang lain. (Rathus dalam

Fensterheim dan Buer, 1980)

3. Masa dewasa awal adalah pria dan wanita usia 21-40 tahun, di mana

pada masa ini merupakan salah satu tahapan perkembangan manusia di

anggap “puncak” seseorang karena pada kehidupan orang dewasa penuh

dengan vitalitas atau semangat untuk mencapai cita-cita, masa perubahan

dan penyesuaian diri serta penyesuaian sosial. Sehingga diharapkan

Page 24: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

8

pada fase seseorang harus meluangkan waktunya untuk melakukan

hubungan dengan orang lain agar kesepian tersebut hilang dari perasaan

yang ada dalam diri individu yang dapat menjadikan seseorang

mengalami kebosanan.

1.2.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Apakah ada hubungan yang signifikan antara Kesepian dengan

Kecenderungan Asertif pada masa dewasa awal di Cipondoh Indah

Tangerang”?

1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kesepian

dengan Kecenderungan Asertif Pada Masa Dewasa Awal di Cipondoh Indah

Tangerang

1.3.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat di gali dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Page 25: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

9

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi pengetahuan dan acuan bagi

penelitian lain khususnya mahasiswa/I psikologi dalam memahami ilmu

psikologi sosial mengenai kesepian dan tingkah laku asertif.

2. Manfaat Praktis

Dengan mengetahui kesepian dan tingkah laku asertif diharapkan orang

dewasa awal dapat mengembangkan komunikasi secara baik, lancar dan

efektif, sehingga mampu mengembangkan kontak sosial dan menciptakan

keakraban dengan orang lain.

1.4. Sistematika Penulisan

Agar mempermudah pembahasan di dalam skripsi dan memberikan

gambaran sistematis untuk memahami masalah yang di sajikan, penulis

membagi skripsi ini ke dalam bagian-bagian bab seperti :

BAB 1 : Berisi Pendahuluan, membahas tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian serta sistematika penulisan yang dipakai.

BAB 2 : Berisi tentang Kajian teori yang mencakup Definisi kesepian,

perbedaan kesepian dan kesendirian, tipe-tipe kesepian, faktor-

penyebab kesepian, gambaran umum orang yang kesepian, fungsi

Page 26: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

10

pergaulan untuk orang yang kesepian, definisi interaksi sosial,

faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial, definisi dewasa

awal, karakteristik dewasa awal, kerangka berfikir dan selanjutnya

dibuat hipotesis penelitian.

BAB 3 : Bab ini membahas metodologi penelitian tentang pendekatan

penelitian, populasi, sampel penelitian, variabel penelitian,

instrumen penelitian, teknik analisa data dan prosedur penelitian.

BAB 4 : Hasil penelitian meliputi gambaran umum responden, distribusi

penyebaran skor, hasil uji hipotesis.

BAB 5 : Meliputi kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi tentang hasil

penelitian dengan penelitian terkait, serta saran untuk hasil

penelitian dan untuk penelitian berikutnya.

Page 27: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

14

BAB II

KAJIAN TEORI

Pada Bab Kajian Teori ini akan dibahas mengenai pengertian asertif,

karakteristik dari asertif, pengukuran asertif, faktor-faktor yang mempengaruhi

asertif, definisi kesepian, perbedaan kesepian dengan kesendirian, tipe-tipe

dari kesepian, faktor-faktor penyebab kesepian, dan pengukuran kesepian.

Kemudian dibahas penelitian-penelitian sehubungan dengan variabel yang

mempengaruhi kesepian, kerangka berfikir dan juga hipotesis.

2.1. Asertif

2.1.1. Pengertian Asertif

Salah satu tingkah laku yang ditampilkan dan perlu dikembangkan untuk

memenuhi kebutuhan dalam bersosialisasi adalah bertingkah laku asertif.

Beberapa pengertian tentang asertif dari sudut pandang yang berbeda

dikemukakan oleh :

Menurut Rathus (dalam Fensterheim dan Buer, 1980) orang yang asertif

adalah orang yang mengekspresikan perasaan dengan sungguh-sungguh,

menyatakan tentang kebenaran. Mereka tidak menghina, mengancam

ataupun meremehkan orang lain. Orang asertif mampu menyatakan

11

Page 28: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

12

perasaan dan pikirannya dengan tepat dan jujur tanpa memaksakannya

kepada orang lain.

Menurut Lange dan Jakubowski (J.F. Calhoun, 1995). Asertif adalah

menuntut hak pribadi dan menyatakan pikiran, perasaan dan keyakinan

dengan cara langsung jujur dan tepat.

Pengertian lain dari sudut pandang ekspresi emosional, antara lain

dikemukakan oleh Rimm dan Master (dalam Rakos, 1990) menurutnya

bahwa perilaku asertif merupakan perilaku interpersonal antar pribadi yang

melibatkan kejujuran dengan pernyataan relatif dan pikiran dan perasaan

secara tepat dalam situasi sosial dimana perasaan dan pikiran orang lain ikut

dipertimbangkan

Jadi tingkah laku asertif merupakan tindakan yang disertai dengan

tanggung jawab yang mengandung curahan secara jujur dan tepat dari

gagasan serta perasaan seseorang kepada orang lain tanpa melanggar hak

orang lain.

Lazarus (dalam Rakos, 1990) adalah tokoh yang pertama sekali

mendefinisikan perilaku asertif, yang mengatakan bahwa perilaku asertif

adalah cara individu dalam memberikan respon dalam situasi sosial, yang

Page 29: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

13

berarti sebagai kemampuan individu untuk mengatakan tidak, kemampuan

untuk menanyakan dan meminta sesuatu, kemampuan untuk

mengungkapkan perasaan positif ataupun negatif, serta kemampuan untuk

mengawali kemudian melanjutkan serta mengakhiri percakapan. Selain itu

perilaku asertif merupakan akibat adanya kebebasan emosional, yang

meliputi pengetahuan akan hak-hak dan kemudian memperjuangkannya

tanpa perasaan cemas terhadap orang lain.

Jadi tingkah laku asertif meliputi tindakan yang dianggap benar dan perlu

diungkapkan secara nyata melalui bahasa serta perilaku dan ekspresi tubuh

dan terdapat resiko berupa reaksi negatif atas tindakan tersebut, karena

banyak orang yang kurang suka kalau hal yang tidak mengenakkan dikatakan

secara langsung dan jujur.

Dari beberapa pengertian mengenai tingkah laku asertif di atas memberikan

penekanan yang berbeda-beda, namun dapat disimpulkan bahwa tingkah

laku asertif merupakan keberanian seseorang untuk mengungkapkan secara

nyata pikiran, perasaan dan tindakan yang dianggap benar juga jujur melalui

bahasa serta perilaku yang dianggap memberikan hasil menguntungkan bagi

individu tetapi tidak begitu merugikan orang lain dalam situasi hubungan

interpersonal. Tingkah laku asertif tersebut disertai pula tanggung jawab

terhadap resiko dari keputusan atau tindakan yang telah diambil, sedangkan

Page 30: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

14

kemampuan untuk menaksir resiko dan menduga resiko yang mungkin timbul

pada pihak lain, menuntut adanya kemampuan berfikir dan proses kognitif

yang matang pada diri seseorang.

2.1.2. Karakteristik Orang Yang Asertif

Karakteristik orang yang asertif menurut Fensterheim & Baer (1980) :

1. Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata

maupun tindakan.

2. Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.

3. Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan

baik.

4. Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat

orang lain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung

bersifat negatif.

5. Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika

membutuhkan.

6. Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang

tidak menyenangkan dengan cara yang tepat.

7. Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan.

8. Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha

untuk mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik

Page 31: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

15

berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan

kepercayaan diri (self confidence).

Jadi dapat penulis simpulkan individu yang asertif adalah individu yang dapat

berkomunikasi secara efektif dan menyesuaikan diri dengan lebih baik pada

lingkungan sosial dimana dia berada, dapat membuat pilihan serta

melaksanakannya. Dia merasa bebas untuk memilih dan melaksanakan

pilihan serta bertanggung jawab atas tindakan itu, dengan kata lain ia tidak

takut menanggung resiko ditolak oleh lingkungan. Meskipun apa yang

dilakukan berbeda dengan orang lain tetapi diyakini bahwa apa yang

dilakukan adalah benar sesuai dengan norma-norma agama dan masyarakat,

sehingga orang lain mengakui keberadaan dirinya. Individu yang asertif juga

menyadari kekurangan diri dan mengisi kekurangan tersebut serta mengakui

kelebihan diri dan mengakui ada kelebihan atau kekuatan yang lebih besar

selain dirinya.

Sebenarnya individu yang berperilaku asertif memandang keinginan,

kebutuhan dan haknya sama dengan orang lain. Hak individu dalam

hubungan sosial adalah sederajat, membela haknya sendiri yang beralasan

merupakan hak dasar manusia, sehingga tidak ada seorangpun yang

memiliki hak istimewa. Individu yang menyatakan membela haknya tanpa

melanggar hak orang lain berarti individu tersebut mampu berperilaku asertif.

Page 32: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

16

2.1.3. Pengukuran Asertif

Gambrill, E. & Richey, C, (1975) dalam Assertion Inventory for Use in

Assessment & Research. Behavior Therapy, 6. 550-561 telah melakukan

penelitian dan membagi asertif menjadi beberapa dimensi yaitu :

a. Identify Problem : berhubungan dengan tanggapan terhadap sesuatu

yaitu kesenangan atau ketidaksenangan terhadap sesuatu hal.

b. Inner Dialogue : berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu.

c. Situational Analysis : yaitu kemampuan seseorang untuk melakukan

penolakan terhadap permintaan dari seseorang yang tidak sesuai.

d. Generate Possible Solutions : berhubungan dengan kemampuan

seseorang untuk mengungkapkan pendapat, pengekspreian perasaan

secara tepat, dan melakukan kritik secara tepat

e. Evaluate Solutions: berhubungan dengan kemampuan untuk mengelola

dan menjaga emosi dalam mempertahankan hubungan dengan orang

lain.

f. Action Planning : kemampuan membaca situasi yaitu dengan mengakhiri

pembicaraan atau diskusi jika situasinya terlihat panas dan

membahasnya dilain waktu.

Page 33: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

17

2.1.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan

Asertif.

Menurut Rathus (dalam Fensterheim & Baer, 1980) faktor yang

mempengaruhi perkembangan asertif adalah:

1. Jenis kelamin, sejak kanak-kanak, peranan pendidikan laki-laki dan

perempuan telah dibedakan di masyarakat. Sejak kecil telah dibiasakan

bahwa laki-laki harus tegas dan kompetitif. Masyarakat mengajarkan

bahwa asertif kurang sesuai untuk anak perempuan. Oleh karena itu

tampak terlihat bahwa perempuan lebih bersikap pasif terutama terhadap

hal-hal yang kurang berkenan dihatinya.

2. Kepribadian, proses komunikasi merupakan syarat utama dalam setiap

interaksi. Interaksi akan lebih efektif apabila tiap orang mau terlibat dan

berperan aktif. Orang yang berperan aktif dalam proses komunikasi

adalah mereka yang secara spontan mengutamakan buah pikirannya dan

menanggapi pendapat setiap pihak lain. Sifat spontan ini dapat dijumpai

pada orang yang berkepribadian ekstravert. Orang yang berkepribadian

itu memiliki ciri-ciri mudah melakukan hubungan dengan orang lain,

impulsif, cenderung agresif, sukar menahan diri, percaya diri, perhatian,

mudah berubah, bersikap gampangan, mudah gembira, dan banyak

teman. Sebaliknya, orang yang berkepribadian intravest mempunyai ciri,

pendiam, gemar mawas diri, teman sedikit, cenderung membuat rencana

Page 34: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

18

sebelum melakukan sesuatu, serius, maupun menahan diri terhadap

ledakan-ledakan perasaan dan pengaruh prasangka terhadap orang lain.

3. Inteligensi, perilaku asertif juga dipengaruhi oleh kemampuan setiap orang

untuk merumuskan dan mengungkapkan buah pikirannya secara jelas

sehingga dapat dimengerti dan dipahami oleh pihak lain sehingga proses

komunikasi berlangsung dengan lancar.

4. Kebudayaan, segala hal yang berhubungan dengan sikap hidup dalam hal

ini yaitu berperilaku asertif, adat istiadat dan kebudayaan pertama kali

dikenal melalui keluarga. Koentjaraningrat mengatakan bahwa

kebudayaan akan menjadi milik setiap individu dan membentuk

kepribadian tertentu melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan

pembudayaan. Dengan ketiga proses itu seseorang menamakan segala

perasaan, hasrat dan emosi dalam kepribadian untuk disesuaikan dengan

sistem norma dan peraturan yang meningkat.

2.2. Kesepian

Manusia tidak dapat hidup tanpa kehadiran orang lain, untuk memenuhi

kebutuhan tersebut manusia membutuhkan hubungan yang akrab guna

terhindar dari kesepian, untuk memenuhi hal diatas maka di uraikan melalui

definisi kesepian, sehingga menghasilkan pengertian kesepian secara utuh.

Page 35: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

19

2.2.1. Definisi Kesepian

Kesepian merupakan kondisi yang tidak menyenangkan, dan berdasarkan

pengalaman berhubungan dengan tidak mencukupinya kebutuhan akan

bentuk hubungan yang akrab atau intimasi (Sullivan dalam Peplau dan

Perlman, 1982). Sermat (dalam Peplau dan Perlman, 1982) berpendapat

bahwa kesepian merupakan hasil dari interpretasi dan evaluasi individu

terhadap hubungan sosial yang dianggap tidak memuaskan. Orang akan

merasa kesepian bila intensitas hubungan sosial yang diharapkannya tidak

sesuai atau kurang dari apa yang merupakan kenyataannya. Sedangkan

Peplau dan Perlman (1982) mendifinisikan kesepian sebagai pengalaman

yang tidak menyenangkan, yang terjadi ketika hubungan sosial individu tidak

berjalan sesuai yang diharapkannya.

Beberapa ahli ilmu psikologi sosial telah mencoba merumuskan definisi dari

kesepian melalui pendekatan teori-teori, seperti :

a. Pendekatan kebutuhan untuk berhubungan akrab (need for intimacy).

Pendekatan ini menekankan pada kebutuhan seseorang dalam berhubungan

dengan orang lain, seseorang merasa ada jalinan keakraban, dapat dikata

kan satu dengan yang lain saling membutuhkan jika tidak individu mengalami

kesepian.

Page 36: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

20

Menurut Robert Weiss (dalam Peplau dan Perlman,1982 ) Kesepian tidak

terjadi begitu saja tetapi terjadi disebabkan tidak adanya hubungan antar

manusia atau hubungan tertentu. Adanya kesepian menjadi jawaban dari

tidak adanya beberapa bentuk hubungan persahabatan yang istimewa atau

hubungan yang lebih baik, lebih lengkapnya jawaban dari tidak terpenuhinya

semua syarat untuk menjalin hubungan yang istimewa (Akrab). Jadi kesepian

adalah perasaan yang sangat tidak menyenangkan yang muncul dalam diri

seseorang karena tidak terpenuhinya kebutuhan untuk akrab dengan orang

lain. Menjalin hubungan akrab dengan orang lain tidak hanya di tentukan oleh

jumlah persahabatan tetapi di tentukan juga oleh kualitas (makna

persabahatan)

b. Pendekatan Proses Kognitif

Dalam pendekatan ini di tekankan pada kesepian yang timbul bila seseorang

mempersepsikan adanya kesenjangan antara pergaulan yang di inginkan

sebelumnya dengan apa yang telah dicapai dalam hubungan sosial. Seperti

yang dikemukakan oleh Sermat (dalam Peplau dan Perlman, 1982) bahwa

kesepian adalah suatu pengamatan yang berbeda di miliki oleh bermacam-

macam hubungan antar manusia, masing-masing individu harus mengerti

bentuk hubungan antar manusia apa yang di miliki dan bermacam-macam

bentuk hubungan antar manusia yang harus ia miliki, bukan pada saat itu

Page 37: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

21

saja tetapi yang di alami pada masa lalu atau keinginan yang belum pernah ia

alami.

Artinya jika seseorang menginginkan pergaulan yang lebih intim dengan

orang lain sedangkan saat ini ia merasa pergaulannya bersifat dangkal maka

orang tersebut kesepian, tetapi jika ia tidak menginginkan pergaulan yang

lebih intim walaupun pergaulannya saat ini dangkal berarti orang tersebut

tidak kesepian.

c. Pendekatan penguatan sosial (social reinforcement).

Pendekatan ini menekankan bahwa kesepian disebabkan oleh kurangnya

penguatan dilingkungan sosial. Menurut para ahli :

1. Gordon mengatakan bahwa :

Kesepian adalah perasaan tertekan yang disebabkan oleh kehilangan kontak

dengan orang lain; perasaan khawatir apakah ini akan menjadi tempat

kosong atau hampa, kesepian yang bersifat terus – menerus seperti tekanan

datang pada saat hubungan yang diharapkan itu tidak ada. (dalam Peplau &

Perlman, 1982 )

2. Di tambahkan oleh Young, bahwa :

Kesepian seperti perasaan hampa atau rasa tidak puas pada hubungan

sosial menimbulkan gejala-gejala kesengsaraan jiwa yang di hubungkan

Page 38: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

22

dengan kenyataan atau tidak adanya suatu hubungan yang memuaskan ...

hubungan sosial dapat memberikan kekuatan untuk menjalin suatu hubungan

yang istimewa atau memuaskan karena itu kesepian merupakan jawaban dari

tidak adanya kekuatan sosial yang sangat penting. (dalam Peplau & Perlman,

1982 : 4)

Jadi jika seseorang kekurangan kontak dengan orang lain dan merasa tidak

puas pada saat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain,

menyebabkan seseorang merasa hampa dan tertekan, apabila perasaan

tersebut berlangsung terus menerus seseorang akan kesepian. Menurut

pendekatan ini hubungan sosial adalah suatu reinforcement atau kekuatan

bagi diri individu.

Berdasarkan ketiga pendekatan di atas dapat penulis simpulkan bahwa

kesepian adalah perasaan yang sangat tidak menyenangkan, hadir dalam diri

seseorang karena tidak dimilikinya jalinan keakraban yang mendatangkan

kepuasan seperti yang di harapkan dari hubungan antar manusia sebagai

pemenuhan kebutuhan sosial yang mendasar. Kebutuhan sosial seseorang

menekankan pada aspek afektif dari kesepian sedangkan aspek kognitif

menekankan pada persepsi dan evaluasi dari hubungan sosial. Kemudian

dari beberapa pendekatan diatas penulis memilih pendekatan kebutuhan

untuk berhubungan akrab (need for intimacy) dengan teori Weiss (1973).

Page 39: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

23

Pendekatan ini dipilih karena mudah dipahami oleh penulis sehingga

mempermudah pengerjaan pada bab berikutnya.

2.2.2. Perbedaan Kesepian dan Kesendirian

Suatu keadaan yang sering di kaitkan dengan kesepian adalah kesendirian,

kesendirian ataupun solitude merupakan suatu situasi dimana individu berada

sendirian tanpa kehadiran secara fisik orang lain di sekitarnya. Dalam

kehidupan sehari-hari, orang sering menganggap kesendirian adalah suatu

hal yang identik dengan kesepian. Orang yang sering menyendiri atau alones

sering dianggap sebagai orang yang kesepian dan hal ini tidak sepenuhnya

benar.

Menurut David O. Sears (1992), kesepian menunjuk pada kegelisahan

subjektif yang dirasakan pada saat hubungan sosial seseorang kehilangan

ciri pentingya. Kesepian bersifat kuantitatif, seperti : seseorang mungkin tidak

mempunyai teman atau hanya memiliki sedikit teman tidak seperti yang kita

inginkan. Tetapi kekurangan itu dapat juga bersifat kualitatif : seseorang

mungkin merasa hubungan kita dangkal/kurang memuaskan dibandingkan

dengan apa yang kita harapkan. Berbeda dengan kesepian, kesendirian

merupakan keadaan terpisah dari orang lain. Kesendirian dapat

menyenangkan seseorang dan tidak menyenangkan bagi seseorang.

Page 40: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

24

Menyenangkan apabila seseorang berada sendirian dan belajar untuk

mempersiapkan diri menghadapi ujian penting kemudian mendapatkan nilai

yang memuaskan, akhirnya membuat seseorang merasa senang. Tidak

menyenangkan apabila berada sendirian dalam jangka waktu lama tanpa

tujuan yang jelas dan sikap tidak peduli untuk memulai kontak serta membina

hubungan yang intim dan memuaskan sehingga menjauhkan seseorang dari

kelompok masyarakat di lingkungan sosialnya.

Jadi kesepian dan kesendirian itu merupakan sama-sama berada sendirian

dan tidak adanya orang lain tetapi kesepian lebih mengarah pada

pengalaman yang tidak menyenangkan dan berakibat munculnya

kegelisahan-kegelisahan pada seorang ketika berinteraksi dengan orang lain.

Sebaliknya kesendirian bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan

tidak menyenangkan, apabila terlalu asyik berada sendirian dalam jangka

waktu yang lama akhirnya mengakibatkan seseorang terisolasi dari

lingkungan sosial.

2.2.3. Tipe-tipe kesepian

Perasaan kesepian diketahui tidak hanya sekedar adanya isolasi tetapi lebih

dari itu, karena itulah Robert Weiss (dalam Peplau dan Perlman, 1982),

mengemukakan adanya dua tipe kesepian, yaitu :

Page 41: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

25

a. Kesepian sosial (Social Loneliness)

Kesepian biasanya disebabkan kerena ketidakhadiran orang lain di sekitar

individu, dapat dikatakan individu tersebut tidak mempunyai jaringan sosial

yang kuat, misalnya tidak ada orang yang tertawa geli karena lelucon orang

tersebut, tidak ada yang bisa diajak bermain basket bersama. Bila seseorang

masuk perguruan tinggi atau pindah ke kota lain, orang tersebut akan

mengalami kesepian sosial. Sedangkan untuk mengurangi kesepian sosial

ini, individu diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk mengadakan

kontak baru, dapat bergaul secara akrab dengan orang lain serta memiliki

kesempatan untuk bertemu dengan orang lain (J.F. Calhoun, 1995).

b. Kesepian emosional (emotional loneliness)

Pada tipe ini seseorang merasa kehilangan hubungan dekat dan kurang

adanya perhatian satu dengan yang lain. Jika individu merasakan hal ini,

meskipun dia berinteraksi dengan orang lain atau orang banyak dia akan

tetap merasakan kesepian. Untuk mengurangi kesepian secara emosi maka

individu harus merasa dan memiliki orang lain yang dapat mengerti dirinya

secara mendalam. Untuk itu seseorang perlu membina hubungan yang akrab

dengan orang lain. Singkatnya mengisi apa yang kurang dalam pergaulan

yaitu keakraban (J.F. Calhoun, 1995).

Page 42: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

26

2.2.4. Faktor – Faktor Penyebab Kesepian

Menurut Middlebrook (1980), ada dua faktor penyebab dari kesepian yaitu :

1. Faktor psikologis ;

a. Faktor psikologis eksistensial

Kesepian ini disebabkan oleh kenyataan adanya keterbatasan keberadaan

manusia yang disebabkan oleh terpisahnya seseorang dengan orang lain

sehingga tidaklah mungkin baginya untuk berbagi perasaan dan pengalaman

dengan orang lain. Dia akan mengambil keputusan sendiri dan sering

menghadapi ketidakpastian.

b. Pengalaman traumatis orang – orang terdekat

Hilangnya seseorang yang sangat dekat dengan individu secara tiba – tiba

tanpa bisa dihindari seringkali dianggap sebagai penyebab kesepian. Derajat

kesepian akan menjadi rendah bila individu sering mengalami kehilangan

orang terdekat sehingga ia dapat mentoleransi perasaan kesepian itu. Selain

itu derajat kesepian juga rendah bila individu yang memulai untuk menghilang

atau menghindar dari orang – orang terdekatnya.

c. Tidak ada dukungan dari lingkungan.

Kesepian dialami oleh mereka yang tidak sesuai dengan lingkungannya. Hal

ini menyebabkan mereka kurang mendapat dukungan dari lingkungannya.

Page 43: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

27

Sebagai contoh : Pasangan muda yang memiliki anak di luar pernikahan

akan di singkirkan oleh keluarganya. Kondisi seperti ini disebabkan karena

dirinya tidak sesuai dengan norma-norma di lingkungan sehingga ia

menerima penolakan dari lingkungannya.

d. Adanya krisis dalam diri seseorang dan kegagalan.

Bila seseorang merasa harga dirinya terganggu, hal ini akan menghilangkan

semangatnya dan merasa kosong serta menghindar untuk mengadakan

hubungan dengan lingkungannya.

e. Kurangnya rasa percaya diri

Individu merasa bahwa dirinya tidak lebih baik dari orang lain sehingga

menyebabkan timbul dalam dirinya perasaan kesepian karena adanya

perasaan bahwa orang lain tidak ingin berteman atau berhubungan dengan

dirinya.

f. Kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan

Orang-orang yang menjengkelkan seperti pemarah, terlalu patuh dan tidak

mempunyai kemampuan bersosialisasi akan dihindari dari lingkungannya

sehingga mereka akan mengalami kesepian.

Page 44: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

28

g. Ketakutan untuk menanggung resiko

Individu ini takut terlalu dekat dengan orang lain, bercerita banyak, sehingga

mereka yang kesepian akan melihat kedekatan sosial sebagai sesuatu yang

berbahaya dan penuh resiko.

Selain faktor-faktor diatas berkembangnya perilaku asertif dipengaruhi pula

oleh faktor-faktor yang dialami individu dalam lingkungan dan sepanjang

hidupnya Tingkah laku ini diduga berkembang sejak anak melakukan

interaksi dengan orang tua dan orang-orang dewasa lain di sekitarnya. (Iriani,

2009)

2. Faktor sosiologis

a. Takut dikenal orang

Individu merasa takut dikenal oleh orang lain, sehingga hal tersebut

menghilangkan kesempatannya untuk berhubungan dekat dengan orang lain.

b. Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial.

Nilai-nilai yang dianut masyarakat seperti privacy, kesuksesan dapat

menyebabkan seseorang merasa kesepian karena ia merasa terikat oleh

nilai-nilai tersebut.

Page 45: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

29

c. Kehidupan di luar rumah

Rutinitas di rumah seperti adanya jam makan, keributan di rumah dan

kebiasan lainnya juga akan menyebabkan seseorang merasa kesepian

karena kejenuhan.

d. Perubahan pola-pola dalam keluarga

Kehadiran orang lain dalam keluarga akan menyebabkan terganggunya

hubungan dengan anggota keluarga lain.

e. Pindah tempat

Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat yang lain menyebabkan

seseorang tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain.

f. Terlalu besarnya organisasi

Terlalu banyak orang di sekeliling individu akan menambah perasaan

terisolasi. Hal ini akan membuat individu sulit untuk mengenal satu sama lain.

g. Desain arsitektur bangunan

Bentuk bangunan yang canggih juga berpengaruh terhadap interaksi sosial.

Hal ini mengingat bangunan-bangunan dapat menyebabkan masyarakat

menjadi individualistis di mana interaksi sosial menjadi terbatas

Page 46: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

30

2.2.5. Pengukuran Kesepian

Pengertian kesepian itu terjadi karena pengalaman yang terjadi pada situasi

orang itu sendiri seperti hal yang tidak menyenangkan dan tidak dapat

diterima dan tidak memiliki jumlah dan banyak kualitas hubungan yang pasti.

Weiss (dalam Peplau dan Perlman, 1982) menganalisis dan membuat

pengukuran terhadap kehidupan manusia tentang orang-orang yang

kesepian dan membaginya kedalam 3 komponen, yaitu :

1. Emotional Characteristics

Perasaan seseorang yang berkenaan dengan pergaulannya, yaitu apakah

seseorang merasa bahagia, puas ataukah rindu atas kehadiran

seseorang.

2. Type of Deprivation

Perasaan seseorang mengenai jumlah pergaulan yang dimilikinya, yaitu

apakah seseorang merasa cukup atau kurang tentang jumlah sahabat

atau teman yang dimilikinya.

3. Time Perspective

Perasaan seseorang mengenai kedalaman pergaulannya, yaitu apakah

seseorang merasa pergaulannya bersifat akrab, intim ataukan bersifat

dangkal dan tak bermakna

Page 47: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

31

2.3. Masa Dewasa Awal

Saat dimana seseorang mengalami berbagai perubahan-perubahan fisik dan

psikologi bersamaan dengan munculnya masalah-masalah penyesuaian diri,

tekanan-tekanan dan harapan-harapan sosial serta tanggung jawab sosial

yang timbul akibat perubahan tersebut, saat itulah dikatakan oleh banyak ahli

bahwa seseorang berada pada masa dewasa. Salah satu sikap tahap awal

dalam proses perkembangan kehidupan manusia khususnya kehidupan

masa dewasa adalah dewasa awal.

2.3.1. Definisi Dewasa Awal

Hurlock (1991) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun

sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan

psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan

sosial masa dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan

egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi

sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst (dalam Monks,

Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah

menikah atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga,

mendidik atau mengasuh anak, memikul tangung jawab sebagai warga

Page 48: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

32

negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan

melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan

dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan

jenisnya. Hurlock dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik

dewasa awal dan pada salah satu intinya dikatakan bahwa dewasa awal

merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan

memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya. (Al-Magassary, 2010)

1.3.2 Karakteristik Dewasa Awal

Menurut para ahli orang yang dapat dikatakan bahwa dewasa awal adalah

seseorang yang telah memasuki usia 18 sampai kira-kira 40 tahun. Tetapi

seorang anak belum belum resmi dianggap dewasa secara syah jika belum

berusia 21 tahun (Hurlock, 1991)

Dewasa awal adalah masa kematangan fisik dan psikologis. Menurut

Anderson (dalam Mappiare, 1983) terdapat 7 ciri kematangan psikologi.

Ringkasnya sebagai berikut:

a. Berorientasi pada tugas, bukan pada diri atau ego; minat orang matang

berorientasi pada tugas-tugas yang dikerjakannya,dan tidak condong

pada perasaan-perasaan diri sendri atau untuk kepentingan pribadi.

Page 49: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

33

b. Tujuan-tujuan yang jelas dan kebiasaan-kebiasaan kerja yang efesien;

seseorang yang matang melihat tujuan-tujuan yang ingin dicapainya

secara jelas dan tujuan-tujuan itu dapat didefenisikannya secara cermat

dan tahu mana pantas dan tidak serta bekerja secara terbimbing menuju

arahnya.

c. Mengendalikan perasaan pribadi; seseorang yang matang dapat menyetir

perasaan-perasaan sendiri dan tidak dikuasai oleh perasaan-perasaannya

dalam mengerjakan sesuatu atau berhadapan dengan orang lain. Dia

tidak mementingkan dirinya sendiri, tetapi mempertimbangkan pula

perasaan-perasaan orang lain.

d. Keobjektifan; orang matang memiliki sikap objektif yaitu berusaha

mencapai keputusan dalam keadaan yang bersesuaian dengan

kenyataan.

e. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis,

paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritik-

kritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.

f. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang

mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya

untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal

Page 50: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

34

tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh,

sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia

brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.

g. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang

memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataan-

kenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.

1.4 Kerangka Berpikir

Masa dewasa awal merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola

kehidupan dan harapan sosial yang baru (Hurlock, 1994), Banyak

permasalahan yang harus dihadapi orang dewasa awal di antaranya

menyelesaikan kuliah, mencari pekerjaan, berprestasi dalam karir, mencari

pasangan hidup, permasalahan dengan orang tua dan permasalahan lainnya.

Sedangkan status “dewasa awal” sesuai dengan harapan masyarakat, sudah

tidak lagi tergantung kepada orang tua sehingga banyak masalah yang harus

diselesaikan sendiri. Akibat kesibukan mereka kesempatan untuk bergaul

secara lebih dalam dan akrab seperti masih remaja dan bersekolah menjadi

terbatas dan mereka mengalami apa yang dikatakan Erickson yaitu “krisis

keterasingan”, ditandai dengan seringya pria dan wanita dewasa awal merasa

kesepian.

Page 51: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

35

Padahal mengadakan kontak, menjalin hubungan bergaul secara akrab dan

memuaskan dengan orang lain merupakan kebutuhan yang juga harus

terpenuhi karena sama pentingnya dengan kebutuhan orang terhadap

makanan. Seperti telah dijelaskan oleh Sullivan (Dewi, 2000), bahwa :

Perasaan bahagia dan aman tergantung dari adanya jalinan komunikasi yang

akrab dengan orang lain dimana ia merasa diterima”

Artinya seseorang akan merasa bahagia dan aman apabila dapat menjalin

hubungan yang akrab dengan orang lain dan saling berkomunikasi secara

jujur serta terbuka sehingga ada perasaan diterima oleh orang lain. Perasaan

diterima dapat menghilangkan perasaan kesepian dan perasaan dijauhi dari

orang lain. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang

membutuhkan orang lain dalam kehidupan mereka. Untuk mengembangkan

hubungan yang hangat dan diterima oleh orang lain, seseorang perlu

memberikan perhatian, bersikap terbuka mengungkapkan kelebihan dan

kekurangan dirinya kepada orang lain secara wajar. Selain itu seseorang

perlu mengungkapkan perasaan, gagasan dan tindakan jujur tanpa merasa

cemas atau takut.

Dengan kata lain orang dewasa awal harus memiliki kecenderungan asertif

yang baik agar dapat menyesuaikan diri serta dapat membangun hubungan

Page 52: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

36

sosial dengan baik dan mencapai tujuan hidup mereka secara wajar,

sehingga perasaan kesepian dapat teratasi

Berdasarkan pernyataan di atas perlunya orang dewasa harus mampu

membangun hubungan sosial dengan baik, salah satunya adalah dengan

berperilaku asertif. Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan J.F Calhoun

(1995 ), bahwa melalui kontak dan bersikap dalam pergaulan individu dapat

mencegah diri dari kesepian.

Berdasarkan pemahaman di atas, dapat diduga bahwa ada kecendrungan

hubungan antara Kesepian dengan kecenderungan asertif pada masa

dewasa awal di Cipondoh Indah Tangerang. Hal ini disebabkan karena

mereka memerlukan pergaulan yang akrab dengan orang lain. Seseorang

membutuhkan orang lain untuk mencurahkan hati berkeluh kesah dan

meminta tolong dalam kesulitan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Weiss (dalam Peplau dan Perlman, 1982) bahwa Kesepian

tidak terjadi begitu saja tetapi terjadi disebabkan tidak adanya hubungan

antar manusia atau hubungan tertentu. Adanya kesepian menjadi jawaban

dari tidak adanya beberapa bentuk hubungan persahabatan yang istimewa

atau hubungan yang lebih baik, lebih lengkapnya jawaban dari tidak

terpenuhinya semua syarat untuk menjalin hubungan yang istimewa (Akrab)

Page 53: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

37

Selain itu ternyata bahwa kehidupan di Cipondoh Indah Tangerang banyak

yang merasakan kesepian karena mereka tak acuh, mereka kurang peduli

dengan orang lain karena kesibukannnya dalam berkarir dan mengejar

prestasi dibandingkan memberikan waktunya untuk sekedar mengobrol

dengan orang lain. Hal ini selaras dengan pendapat Dewi (2000), bahwa

persaingan dalam berkarir dan persaingan di bidang pendidikan

menyebabkan seseorang sibuk memikirkan dirinya, kurang banyak waktu

bergaul sehingga tidak dapat menjalin hubungan yang akrab dengan orang

lain yang jika berlangsung secara terus menerus dapat menyebabkan

seseorang kesepian.

Selain daripada itu banyak sekali hal-hal yang mempengaruhi kesepian salah

satunya yaitu meninggalnya seseorang yang kita kasihi dan sayangi. Hal-hal

yang dapat mencetuskan timbulnya perasaan kesepian tersebut karena di

luar kendali dan mau tidak mau seseorang harus mengalaminya. Dengan

demikian yang menjadi persoalan bukanlah bagaimana menghilangkan faktor

tersebut melainkan agar bagaimana segera bangkit dari kesepian. Kesepian

disertai pula oleh efek negatif termasuk perasaan depresi, kecemasan,

ketidakbahagiaan, dan ketidak puasan yang diasosiasikan dengan

pesimisme. Individu yang kesepian dipersepsikan sebagai orang yang tidak

bisa menyesuaikan diri dengan orang – orang yang mengenal mereka (Baron

& Byrne, 2005)

Page 54: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

38

Sehingga kecenderungan asertif perlu di lakukan dengan baik seperti dalam

hubungan sosial dimana harus ditampakkan melalui kepedulian dan ekspresi

diri terhadap lingkungan dan hubungan sosial yang telah tercipta. Selain itu

permasalahan seperti meninggalnya seseorang yang kita sayangi yang

menyebabkan perasaan kesepian muncul oleh orang dewasa awal yang

asertif karena mereka mampu mengendalikan perasaan-perasaan yang tidak

di inginkan dan akan bangkit dari perasaan sedih sehingga masalah kesepian

dapat teratasi. (Radikun, 1989)

Page 55: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

39

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Kesepian - Emotional Characteristic - Type of Deprivation - Time Perspective

Mampu Keluar dari Kesepian

Tidak Mampu Keluar dari Kesepian

Kecenderungan Asertif Tinggi

Kecenderungan Asertif Rendah

- Identify Problem - Inner Dialogue

- Situational Analysis - Generate Possible Solutions - Evaluate Solutions - Action Planning.

Page 56: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

40

1.5 Hipotesis

Dalam Penelitian Berjudul “Hubungan Kesepian Dengan Kecenderungan

Asertif Pada Masa Dewasa Awal di Cipondoh Indah penulis merumuskan

hipotesis penelitian sebagai berikut:

:

Ha ada hubungan signifikan antara Kesepian dengan Kecenderungan

asertif pada masa dewasa awal.

H0 tidak ada hubungan signifikan antara antara Kesepian dengan

Kecenderungan asertif pada masa dewasa awal.

Page 57: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

41

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Dan Metode Penelitian

3.1.1 Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2003),

penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-

data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika. Pada

dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam

rangka pengujian hipotesis) dan menyadarkan kesimpulannya pada suatu

probabilitas kesalahan penolakan nihil. Dengan pendekatan kuantitatif akan

diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antar

variabel yang diteliti.

3.1.2 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian untuk melihat

hubungan antar dua atau lebih variabel, tanpa mencoba untuk merubah atau

mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut.

41

Page 58: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

42

Sevilla (2006), mengemukakan bahwa penelitian korelasional adalah

penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-

variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Studi korelasional

memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi mengenai taraf

hubungan yang terjadi, bukan hanya mengenai ada tidaknya efek variabel

satu terhadap variabel yang lain.

3.2. Definisi Kopseptual dan Operasional Variabel

3.2.1. Definisi Konseptual

Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki dua atau lebih nilai atau

sifat yang berdiri sendiri-sendiri. Kerlinger (dalam Sevilla, 2006) menyebutkan

bahwa variabel sebagai konstruk atau sifat yang diteliti. Dalam penelitian ini

terdapat 2 jenis variabel, yaitu :

a. Variabel bebas (independent variable/IV) adalah Kesepian.

Kesepian adalah merupakan suatu reaksi dari ketiadaan jenis-jenis tertentu

dari hubungan. Pendekatan ini menitikberatkan pada faktor keakraban.

(Weiss dalam Peplau dan Perlman, 1982)

b. Variabel terikat (dependent variable/DV) adalah Kecenderungan Asertif.

Asertif adalah orang yang mengekspresikan perasaan dengan sungguh-

sungguh, menyatakan tentang kebenaran. Mereka tidak menghina,

Page 59: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

43

mengancam ataupun meremehkan orang lain. (Rathus dalam Fensterheim

dan Buer, 1980)

3.2.2. Definisi Operasional Variabel

1. Definis Operasional Kesepian

Kesepian adalah skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap

instrumen yang di ukur melalui Emotional Characteristic, Type of Deprivation,

Time Perspective. Indikatornya yaitu Perasaan yang berkenaan dengan

pergaulan, jumlah pergaulan, dan kedalaman pergaulan.

2. Definisi Operasional Kecenderungan Asertif

Perilaku Asertif adalah skor yang diperoleh dari jawaban responden terhadap

instrumen yang di ukur melalui Identify Problem, Inner Dialogue, Situational

Analysis, Generate Possible Solutions, Evaluate Solutions, Action Planning.

3.3 PENGAMBILAN SAMPEL

3.3.1 POPULASI DAN SAMPEL

Populasi adalah keseluruhan subjek, dalam penelitian ini populasi yang

dimaksud oleh penulis yaitu orang-orang dewasa awal yang berada di

Cipondoh Indah Tangerang dengan jumlah 348 orang.

Page 60: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

44

Menurut Ferguson (1976, dalam Sevilla et al., 1993), sampel adalah

beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi. Gay (1976,

dalam Sevilla et al., 1993) memberikan batas minimum responden, dalam

penelitian korelasi batas minimum responden berjumlah 30 orang.

Sedangkan menurut Arikunto (1997), jumlah sampel minimal yang dapat

diambil adalah 10-15% dari jumlah populasi.

Sampel dalam penelitian ini mengambil sebanyak 70 orang. Penetapan

jumlah sampel tersebut disesuaikan dengan kemampuan penulis

berdasarkan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga dan dana.

3.3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

probability sampling dengan teknik simpel random sampling. Pada metode

probability sampling, sampel mendapatkan kesempatan yang sama untuk

ditetapkan sebagai anggota sampel. Serta menggunakan teknik pengambilan

sampel melalui undian. Fox (1969; Sevila, et al. 1993) menyebutnya sebagai

teknik fishbowl yaitu menetapkan nomor pada anggota populasi kemudian

nomor anggota ditulis dalam kertas-kertas kecil, setelah kertas digulung dan

diletakkan kedalam wadah gulungan kertas diambil sebanyak jumlah sampel

yang diperlukan.

Page 61: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

45

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Metode dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah self report dalam

bentuk kuesioner atau angket. Menurut Arikunto (2006), kuesioner adalah

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini penulis menggunakan alat

pengumpulan data dengan dua skala, yaitu:

a. Skala Kesepian

Dalam penyusunan angket tentang kesepian, penulis menggunakan teori

yang dikemukakan oleh Weiss (1973). sebaran item tersebut dapat dilihat

pada tabel berikut :

Page 62: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

46

Tabel 3.1

Blue print skala kesepian

Nomor Item No Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

1 Emotional Characteristic

Perasaan

yang

berkenaan

dengan

pergaulan

1,2,3,4,5,6 7,8,9,10,11,

12, 13, 14

14

2 Type of Deprivation

Jumlah

pergaulan

15,16,19,

20, 22, 23,

24

17,18,21 10

3 Time Perspective

Kedalaman

pergaulan

25, 26, 27,

28, 29,

30,31,

33,34

32 10

TOTAL 22 12 34

b. Skala Kecenderungan asertif

Dalam penyusunan angket tentang Kecenderungan Asertif , penulis

menggunakan teori yang dikemukakan oleh Gambrill, E. & Richey, C. (1975).

sebaran item tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 63: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

47

Tabel 3.2

Blue print skala Kecenderungan Perilaku Asertif

Nomor Item No Aspek Indikator

Favorable Unfavorable

Jumlah

1 Identify

Problem Perasaan senang 2,16,22,28,

37

23,25,33,39,

40

10

2

Inner Dialogue

Perasaan

percaya terhadap

sesuatu

7 1

3. Situational

Analysis Menolak

Permintaan

1,6,10,11,

27,31,32,

34

3,9,17,18,20,

29,36

15

4 Generate

Possible

Solutions

Mengungkapkan

pendapat,

Pengekspresian

perasaan

Melakukan kritik

8,12,14,15,

19,26,30,

35

8

5 Evaluate

Solutions Menjaga Emosi 4,5,21 3

6. Action Planning Mengakhiri

Diskusi

13,38 24 3

TOTAL 27 13 40

Skala yang digunakan adalah skala model Likert. Item-item pada skala model

Likert disusun berdasarkan keharusan bahwa semua item di dalamnya

mengukur aspek yang sama. Dalam skala ini subyek diharuskan memilih

Page 64: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

48

jawaban yang paling menggambarkan dirinya sendiri, bukan pendapat orang

lain. Skala ini mengukur derajat persetujuan dan ketidaksetujuan yang

menggambarkan kadar sikap positif dan negatif subyek terhadap objek sikap.

Dalam skala model Likert ini, skor akhir subyek merupakan skor total dari

jawaban pada setiap pertanyaan.

Biasanya ada lima alternatif jawaban untuk subyek, yaitu Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

Namun, kelemahan skala ini adalah sulit untuk menginterpretasikan jawaban

pada kategori ragu-ragu serta menghindari social desirability. Untuk

menanggulangi masalah tersebut, maka dalam penelitian ini alternatif

jawaban ragu-ragu dihilangkan. Sehingga dalam penelitian ini hanya terdapat

empat kategori jawaban yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu setuju dan

tidak setuju.

Tabel 3.3

Bobot Skor Pernyataan

Skala Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Page 65: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

49

Selanjutnya skor subjek pada setiap pernyataan dijumlahkan dan nilai

totalnya menjadi skor untuk setiap subjek.

.3.5. Tehnik Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sevilla, (2006), validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur

tentang pokok isi atau arti sebenarnya suatu instrumen yang ingin diukur.

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, instrumen

yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dengan kata lain, apakah

alat tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Tinggi rendahnya

validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak

menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Validitas skala

dilakukan dengan mengkorelasikan antar skor masing-masing item dengan

skor total. Rumus yang digunakan adalah teknik analisis korelasi product

moment dari Pearson. Untuk perhitungannya peneliti menggunakan rumus

Korelasi Product Moment sebagai berikut

rxy = Σ XY – (ΣX)(ΣY)/n

√[ΣX² - (ΣX)² / n] [ΣY² - (ΣY)² / n]

Page 66: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

50

Keterangan :

rxy = Angka indeks koefisien korelasi

Σ XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y

ΣX = Jumlah seluruh skor X

ΣY = Jumlah seluruh skor Y

n = Jumlah subjek

Uji coba terhadap 34 item dari instrumen Kesepian menghasilkan 27 item

yang valid. Seluruh item valid digunakan sebagai alat ukur penelitian. Nilai

validitas untuk skala kesepian diperoleh sebesar 0.2384 sampai dengan

0.5351

Sedangkan untuk Kecenderungan asertif Uji coba terhadap 40 item dari

instrumen menghasilkan 31 item yang valid. Seluruh item valid digunakan

sebagai alat ukur penelitian. Nilai validitas untuk skala kecenderungan asertif

diperoleh sebesar 0.2521 sampai dengan 0.5499

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi

disebut sebagai pengukuran yang reliabel.

Page 67: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

51

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan formulasi

koefisien Alpha Cronbach dengan menggunakan pendekatan konsistensi

internal, dimana dalam prosedurnya hanya memerlukan satu kali

penggunaan tes tunggal (Azwar, 2003).

Sevilla, et.al., (1993) mengatakan bahwa reliabilitas adalah konsistensi atau

kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran,

atau dengan kata lain menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas skala dilakukan dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

Keterangan :

α = Koefisisen reliabilitas

Sx2 = Varians skor tes

S22 = Varians skor belahan dua

S12 = Varians skor belahan satu

Page 68: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

52

Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas

Nilai Status

> 0,90

0,70 – 0,90

0,40 – 0,70

0,20 – 0,40

<0,20

Sangat reliabel

Reliabel

Cukup reliabel

Kurang reliabel

Tidak reliabel

Perhitungan reliabilitas dengan menggunakan program komputer SPSS versi 11.5 for

windows. Uji reliabilitas pada skala Kesepian dan Kecenderungan Asertif

dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach. Dari uji reliabilitas

Kesepian , diperoleh koefisien sebesar 0,852. Sedangkan dari uji reliabilitas

skala Kecenderungan Asertif, diperoleh koefisien sebesar 0,857. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel untuk

digunakan, sesuai dengan kaidah Guilford dan pendapat Azwar (2005)

bahwa koefisien reliabilitas dikatakan reliabel adalah yang mendekati 1,00.

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data diarahkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Untuk

pengujian hipotesis yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara

Kesepian dengan kecenderungan asertif pada masa dewasa awal yaitu

Page 69: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

53

dengan menggunakan Korelasi Product Moment Pearson, jika hasil data

menunjukkan salah satu atau kedua variabelnya bersifat normal atau

homogen. Adapun rumus korelasi product moment Pearson adalah :

Keterangan :

rxy = Korelasi antara skor subjek pada item dan skor total subjek

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

∑y = Jumlah seluruh skor total

∑x = Jumlah skor item

Namun jika hasil data menunjukkan bahwa salah satu atau kedua variabel

bersifat tidak normal atau tidak homogen, maka untuk pengujian hipotesis

yang menyatakan ada atau tidaknya hubungan antara Kesepian dengan

kecenderungan asertif pada masa dewasa awal yaitu dengan menggunakan

Uji Korelasi Spearman. Adapun rumus Uji Korelasi Spearman adalah :

Keterangan :

d = Perbedaan skor antara dua kelompok pasangan

Page 70: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

54

n = Jumlah kelompok

1 dan 6 = Bilangan konstan

3.7. Prosedur Penelitian

3.7.1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan penentuan variabel penelitian, perumusan masalah,

dan pelaksanaan studi pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat mengenai variabel penelitian. Selanjutnya dilakukan

penyusunan instrumen penelitian dan dilakukan uji coba instrumen (try out)

untuk menghasilkan instrumen yang valid dan reliabel.

3.7.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini peneliti mulai melakukan penelitian dengan menyebarkan

instrumen kepada sampel yang telah ditentukan. Data yang diperoleh

kemudian dianalisis dan diolah sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan

yang disusun dalam laporan penelitian.

Page 71: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai tentang gambaran umum responden,

kategorisasi, dan hasil uji hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Responden

Berikut ini akan diuraikan gambaran umum responden penelitian berdasarkan

jenis kelamin, usia, dan Status Pekerjaan

4.1.1 Gambaran Umum Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, responden penelitian yang berjumlah 70 orang

dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 55 Orang 78,57 %

Perempuan 15 Orang 21, 43%

Total 70 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini 55

orang (78,57%) berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya 15 orang (21,43%)

55

Page 72: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

56

berjenis kelamin perempuan.

4.1.2 Gambaran Umum Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia, responden penelitian yang berjumlah 70 orang dapat

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)

21 – 25 Tahun 10 orang 14,29%

26 – 30 Tahun 10 orang 14,29%

31 – 35 Tahun 40 orang 57,14%

36 – 40 Tahun 10 orang 14.29%

Total 70 100%

Tabel di atas memperlihatkan bahwa responden terbagi ke dalam empat

rentang usia. Rentang usia yang pertama adalah 21 – 25 tahun yang

berjumlah 10 orang (14,29%), 10 orang (14,29%) berada pada rentang usia

kedua yaitu 26 – 30 tahun, 40 orang (57,14%) berada pada rentang usia

ketiga yaitu 31 – 35 tahun dan sisanya yaitu 10 orang (14.29%) berada pada

rentang usia keempat yaitu 36 – 40 tahun.

Page 73: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

57

4.1.3 Gambaran Umum Berdasarkan Status Pekerjaan

Berdasarkan Status Pekerjaan, responden penelitian yang berjumlah 70

orang dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Status Pekerjaan

Status Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Bekerja 50 orang 71,43%

Tidak Bekerja 5 orang 7,14%

Kuliah 10 orang 14,29%

Bekerja dan Kuliah 5 orang 7.14%

Total 70 100%

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 50 orang (71,43%)

responden bekerja, sebanyak 5 orang (7,14%) tidak bekerja, sebanyak 10

orang (14,29%) masih kuliah, dan sisanya sebanyak 5 orang (7.14%) bekerja

dan kuliah.

Page 74: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

58

4.2 Kategorisasi

4.2.1 Kategorisasi Responden Skala Kesepian

Tabel 4.4 Distribusi Skor Skala Kesepian

Statistic Std. Error Kesepian Mean 76.21 .88766 Std. Deviation 7.43 Minimum 61.00 Maximum 93.00

Untuk mengetahui kategorisasi tingkat kesepian pada dewasa awal di

Cipondoh Indah Tangerang maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.5 Klasifikasi Skor Skala Kesepian

Kategori Nilai Angka Frekuensi %

Tinggi X > M + 1SD > 84 12 17% Sedang M - 1SD > X > M + 1SD 70 83 49 70% Rendah M - 1SD < X < M + 1SD < 69 9 13%

Jumlah 70 100%

Sesuai dengan tabel kategori Kesepian diatas, maka data yang diperoleh

berdasarkan sampel yang diambil yaitu responden yang mendapatkan jumlah

skor dibawah 69 termasuk dalam tingkat kesepian rendah berjumlah 9 orang

dengan presentase 13%. Dan responden dengan tingkat kesepian sedang

berada pada interval skor antara 70 – 83 berjumlah 49 orang dengan

Page 75: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

59

presentase 70%. Sedangkan responden yang mempunyai tingkat kesepian

tinggi mempunyai skor diatas 84 berjumlah 12 orang dengan presentase

17%.

4.2.2 Kategorisasi Responden Skala Kecenderungan Asertif

Tabel 4.6 Distribusi Skor Skala Kecenderungan Asertif

Statistic Std. Error Kecenderungan Asertif

Mean 98.61 .70028

Std. Deviation 5.86 Minimum 83.00 Maximum 114.00

Untuk mengetahui tingkat kecenderungan perilaku asertif pada dewasa awal

di Cipondoh Indah Tangerang maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.7 Klasifikasi Skor Skala Kecenderungan asertif

Kategori Nilai Angka Frekuensi %

Tinggi X > M + 1SD > 104 10 14% Sedang M - 1SD > X > M + 1SD 94 103 51 73% Rendah M - 1SD < X < M + 1SD < 93 9 13%

Jumlah 70 100%

Sesuai dengan tabel kategori Kecenderungan perilaku asertif diatas, maka

data yang diperoleh berdasarkan sampel yang diambil yaitu responden yang

mendapatkan jumlah skor dibawah 93 termasuk dalam tingkat

Page 76: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

60

Kecenderungan perilaku asertif rendah berjumlah 9 orang dengan

presentase 13%. Dan responden dengan tingkat Kecenderungan perilaku

asertif sedang berada pada interval skor antara 94 – 103 berjumlah 51 orang

dengan presentase 73%. Sedangkan responden yang mempunyai tingkat

kesepian tinggi mempunyai skor diatas 104 berjumlah 10 orang dengan

presentase 14%.

4.3 Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product

moment dari Pearson, yaitu dengan mengkorelasikan skor variabel

Kesepian dengan Kecenderungan perilaku asertif. Rumus korelasi product

moment ini digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antar dua

variabel.

Pengambilan keputusan untuk data penelitian ini menggunakan

perbandingan probabilitas, jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima.

Sedangkan, probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.

Selain menggunakan probabilitas, pengambilan keputusan untuk data

penelitian ini juga menggunakan perbandingan nilai koefisien korelasi (r). Jika

pengambilan keputusan menggunakan perbandingan nilai koefisien korelasi

(r) maka kesimpulan yang dapat diambil adalah r hitung > r tabel = H0 ditolak,

Page 77: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

61

Ha diterima.

Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah :

H0 = Tidak ada hubungan antara Kesepian dengan Kecenderungan Asertif

Ha = Ada hubungan antara Kesepian dengan Kecenderungan Asertif

Berdasarkan hasil uji hipotesa yang menggunakan program SPSS versi 11.5

dengan teknik Korelasi product moment dari Karl Person, diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.8

Uji Korelasi

KESEPIAN ASERTIF KESEPIAN Pearson

Correlation 1 .059 Sig. (2-tailed) . .630 N 70 70 ASERTIF Pearson

Correlation .059 1

Sig. (2-tailed) .630 . N 70 70

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai korelasi (rhitung) antara

kesepian dengan kecenderungan perilaku asertif menunjukkan angka

sebesar 0.059 pada taraf signifikansi (0.630) taraf signifikansi ini lebih besar

0,05 yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat

disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara kesepian dengan

Page 78: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

62

kecenderungan perilaku asertif di Cipondoh Indah Tangerang. Hal ini berarti

bahwa seseorang yang kesepian belum tentu disebabkan karena kurang

asertif

Page 79: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

63

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi Karl Person

menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kesepian

dengan kecenderungan perilaku asertif.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Kesepian dengan

kecenderungan perilaku asertif pada masa dewasa awal di Cipondoh Indah

Tangerang. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat

hubungan antara Kesepian dengan kecenderungan perilaku asertif pada

masa dewasa awal di Cipondoh Indah Tangerang.

Adapun hasil penelitian ini tidak ada hubungan yang signifikan karena

disebabkan ada faktor – faktor lain pada kecenderungan asertif yang lebih

dominan selain dari kesepian karena sampel di Cipondoh Indah Tangerang

kebanyakan berjenis kelamin laki-laki berjumlah 55 orang dan wanita

berjumlah 15 orang dengan sampel berjumlah 70 berbeda dengan penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Dewi dengan judul Hubungan Kesepian

63

Page 80: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

64

dengan kecenderungan asertif pada masa dewasa awal di fakultas psikologi

semester VII Universitas YAI Jakarta pada tahun 2000 dengan sampel yaitu

mahasiswa – mahasiswi Unversitas YAI dengan rentang usia 21 tahun

sampai 23 tahun di mana hasil penelitian itu memiliki korelasi yang signifikan

dengan jumlah sampel 70 wanita dan 30 laki-laki.

Pernyataan diatas diperkuat dengan teori yang dikemukakan oleh

Rathus(dalam Perlman dan Peplau, 1982) bahwa kecenderungan asertif

dipengaruhi yaitu Jenis kelamin dimana sejak kanak-kanak, peranan

pendidikan laki-laki dan perempuan telah dibedakan di masyarakat. Sejak

kecil telah dibiasakan bahwa laki-laki harus tegas dan kompetitif. Masyarakat

mengajarkan bahwa asertif kurang sesuai untuk anak perempuan. Oleh

karena itu tampak terlihat bahwa perempuan lebih bersikap pasif terutama

terhadap hal-hal yang kurang berkenan dihatinya.

Selain itu sampel di Cipondoh Indah Tangerang di dominasi oleh orang yang

bekerja di bandingkan dengan sampel pada penelitian yang dilakukan oleh

Dewi (2000) yang kebanyakan masih kuliah. Sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa jenis kelamin yang mempengaruhi perbedaan hasil

penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan yang dilakukan oleh Dewi

(2000) dan perbedaan pada jenis atau status pekerjaan dimana di Cipondoh

Indah kebanyakan adalah orang-orang yang bekerja dibandingkan oleh Dewi

Page 81: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

65

yang kebanyakan adalah orang-orang kuliah.

Penulis menyadari adanya keterbatasan waktu dalam penyebaran kuesioner

yang disebabkan karena di lokasi penelitian responden sulit sekali untuk di

temui karena kesibukannya masing-masing. Di samping itu hasil dari jawaban

yang yang diberikan responden tidak maksimal sehingga menyebabkan hasil

penelitian ini menjadi tidak maksimal.

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, ada beberapa saran yang

dapat digunakan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian berikutnya,

antara lain adalah :

1. Peneliti kurang mendapatkan data yang maksimal karena waktu penelitian

yang terbatas, untuk itu diharapkan agar para peneliti lain memperhatikan

waktu yang diberikan untuk penelitian agar tidak terlalu cepat dan tidak

pula terlalu lama.

2. Jika ingin mencari responden diharapkan mendapatkan responden yang

serius dan fokus dalam mengerjakan quesioner sehingga data yang

diperoleh akan baik dan memuaskan.

Page 82: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

66

3. Peneliti merasakan kurangnya referensi sehingga diharapkan bagi

penelitian yang akan di lakukan pada masa berikutnya untuk

memperhatikan jumlah referensi agar data yang diperoleh bisa maksimal.

5.3.2 Saran Praktis

Bagi individu dewasa awal, untuk berperan aktif dalam bergaul dan

melakukan hubungan-hubungan yang mendalam dengan melakukan

komunikasi tentang gagasan-gagasan atau ide-ide dan mengungkapkan

perasaan kepada orang lain secara efektif tanpa merasa cemas serta takut

melalui kemauan untuk memulai berbicara dan berperilaku asertif.

Page 83: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

DAFTAR PUSTAKA

Chaplin, C.P. 1995. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajawali Pers. Burns, David D, M.D. 1988. Mengapa Kesepian : Program Baru Yang Telah Diuji Secara Klinis Untuk Mengatasi Kesepian. Alih Bahasa : Anton Soetomo. Jakarta : Erlangga. Baron, Robert A & Byrne, Donn., (2005). Psikologi Sosial. Edisi ke-10. Jilid 2. Alih Bahasa : Ratna Djuwita. Jakarta : Erlangga. David O. Sears., Freedman, J.L, Peplau, L.A. 1992. Psikologi Sosial. Jilid 1. Alih Bahasa : Adryanto, M., Soekrisno, S.Jakarta : Erlangga. Hurlock, E.B.1991. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Edisi V). Alih Bahasa : Istiwadayanti., Soedjarwo. Jakarta : Erlangga. Peplau, L.A, Perlman, D.1982. Loneliness : A Source Book Of Current, Theory, Research And Therapy. Jhon Willey & Sons.Inc : Toronto Walgito, Bimo. 2002. Psikologi Sosial : Suatu Pengantar. (Edisi Revisi). Yogyakarta : Andi Monks, F.J., Knoers, A.M.P., Haditono, Siti. Rahayu., (2002). Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Calhoun, J. F. Acocella, J.R. 1995. Psikologi Tentang Penyesuaian Hubungan Kemanusiaan. (Edisi III). Alih Bahasa : Satmoko, R.S. Semarang : IKIP Semarang. Sevilla, Consuelo G. (1993). Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta : UI Press.

Page 84: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

Azwar, Saifuddin., (2003). Penysunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Middlebrook, N.P. 1980. Social Psychology And Modern Life. (second edition). Newyork : Alfred A. Knopf Rakos, Richard, F. 1991. Assertive Behavior. Theory, Research, and Training. London : Routhledge. Fensterheim, Herbert, Jean Baer. 1980. Jangan bilang ya, bila anda mengatakan tidak. Jakarta : Gunung Jati SKRIPSI Hanira, 1997. Hubungan antara Kesepian Dengan Rasa Percaya Terhadap Orang Lain Pada Masa Dewasa Awal Yang Tidak Memiliki Pasangan. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Dewi, W.S, 2000. Hubungan antara Kesepian Dengan Kecenderungan Berperilaku Asertif Pada Mahasiswa-Mahasiswi Fakultas Psikologi Semester VII Universitas YAI Jakarta. Skripsi Universitas YAI Jakarta Radikun, T.B, (1989). Hubungan antara Kesepian dengan Perilaku Asertif dan Berpikir Rasional. Skripsi : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

INTERNET

Iriani, Niken (2009). Perilaku Asertif. Diakses pada 4 Desember 2009.

http://rumah-optima.com/optima/index.php?option

Al-Magassary, Ardi.(2010). Perkembangan seputar dewasa awal diakses

pada 6 Januari 2010. http://www.psychologymania.co.cc

Buntara (2007). Kesepian ditengah keramaian diakses pada 4 Desember

Page 85: FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3931/1/RIA... · Pendekatan yang digunakan adalah ... yang diambil dengan

2009. http://balancepers.com/kesepian-ditengah-keramaian/

Safitri, Indah (2002). Pengaruh Kesepian dan Kecenderungan Internet

Addiction Disorder terhadap Prestasi Belajar Siswa SMAN 1 Taragong.

Diakses pada 4 Desember 2009.

http://upi0608528.blog.upi.edu/2009/07/02/pengaruh-kesepian-dan-kecenderungan-

internet-addiction-disorder-terhadap-prestasi-belajar-siswa-sman-1-tarogong/

Gambrill, E. & Richey, C, (1975) dalam Assertion Inventory for Use in Assessment & Research. Behavior Therapy, 6. 550-561. diakses pada 4 Desember 2009. http://www.google.co.id/search?