fal(ultas psikologi universitas islam syarif...

103
GAMBARAN STRES DAN COPING MAHASISWA YANG CUTI KULIAH FAKULTAS PSllKOLOGI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk memenuhi Syarat- syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ps©kologi Disusun Oleh : IKHDAL KHUSNA Y AIN 103070028998 FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLA.H JAI<A.RTA 1429 HI 2008 M

Upload: phungnhi

Post on 06-May-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

GAMBARAN STRES DAN COPING MAHASISWA YANG CUTI KULIAH FAKULTAS PSllKOLOGI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk memenuhi Syarat­syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ps©kologi

Disusun Oleh :

IKHDAL KHUSNA Y AIN

103070028998

FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEC~ERI

SYARIF HIDAYATULLA.H JAI<A.RTA

1429 HI 2008 M

Page 2: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

PENGESAHAN PANITIA UJl,~N

Skripsi yang berjudul "GAMBARAN STRES DAN COPING MAHASISWA YANG CUTI KULIAH FAKULTAS PSIKOLOGI" TELAH DIUJIKAN DALAM SIDANG MUNAQASAH FAKUL TAS PSIKOLOGI Universita Islam Negeri Syarif Hldayatulla Jakarta Tanggal 27 Maret, 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjan Srata 1 (SI) Pada Fakultas Psikologi.

SIDANG MUNAQOSYAH

Dekan/ Ketua Me ngkap Anggota

J y

Penguji I

Pembimbing I

'] \ (c~y-

Anggota

Neneng Tati Hartati M.Si. Psi NIP:150 300 679

Jakarta, 27 Maret 2008.

Pembanbtu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota

Penuji II

lkhwan Lutfi. M.~il \'\\?:ISO 3b 8 80_9

Pembimbing II

Page 3: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

GAMBARAN STRES DAN COPING MAHASIS'WA YANG CUTI

KULIAH FAKULTAS PSIKOLOGI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Pembimbing I

Oleh:

IKHDAL HUSNAYAIN NIM: 103070028998

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing II

Neneng Tati Hartati. M.Si, Psi NIP. 150 300 679

Natris lnel ani. M.Si. Psi NIP. \

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429 H/ 2008 M

Page 4: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

MOTTO

Jangan liliat masa fampau tfengan penyesafan jangan pufa liliat masa &pan tfengan ~n, tapi liliattali selijtar awfa tfengan penuJi ~mn

(James '11iur6et)

9.f.usuli yang pa(ino 6er6aliaya di, atas aum'a ini atfafali pen~ut aan 6im6ang. <Teman ya119 pa(ino setia, lianyafali i§6emnian d"an i§yaJffnan yang teeufi

.. (jlntfmv Jacli§on)

Page 5: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

S/{,ripsi ini saya persem6ali./(g,n teruntu/{,~ua Mang tilla saya aan Mang­

orang yang mencintai aan menyayangi saya

Page 6: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

KA TA PENGANTAR

Alhamdulilla hirobil a'lamin, puji syukur kehadira Allah SVi/T yang telah

menciptakan setiap rintangan dan cobaan dengan segala hikmah didalamnya

serta mengabulkan doa umat-Nya yang bersungguh, sehingga aral merintang

dalam menyusun skripsi ini harus terantuk dan terjatuh untuk kemudian

bangkit kembali hinggga akhimya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan begitu saja tanp<1 bantuan dari

berbagaii pihak dalam proses penulisan. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih serta salam hormat penulis kepada:

1. Oekan Fakultas Psikologi lbu Ora. HJ. Neti Hartati, M.Si. Psi. beserta

seluruh staf dekan dan staf tata usaha Fakultas Psikologi yang telah

banyak membantu penulis dalam proses akademik.

2. Oosen pembimbing I, ibu Neneng Tati Sumiati M.Si.Psi. dan

pembimbing II, lbu Natris lndriyani M.si. yang telah membimbing dan

mengarahkan penulis selama proses pembuatan skripsi ini.

3. Bapak dan lbu dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis

selam perkuliahan, terima kasih ilmunya.

4. Papah, mamah (Ors Tursilo susanto & Emi maryam) tercinta yang telah

membesarkan, mendidik penulis sejak kecil hingga saat inidengan

penuh kasih sayang dan selalu mendukung dan mernberi support serta

semangat yang tinggi kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Kakak dan adik-adikku: Ermala susilawati & Arafik Raum, terima kasih

sudah rnemberikan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi.

Serta adik-adikku tersayang: Ufa, Uun, Shofa, Zila yang selalu

memotivasi penulis agar tidak malas-rnalasan dalam menyusun skripsi.

Kalian adalah salah satu semangatku untuk bangkit d!an semangat.

Page 7: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

6. Buat yang special Ahmad Syuhada Asa, yang telah memberikan

motivasi baik dalam kehidupan penulis maupun motivasi dalam kuliah

dan menyelesaikan skripsi, tak henti-hentinya selalu memberikan

semangat, waktu, serta memberikan dorongan kepada penulis agar

dapat segera menyelesaikan skripsi.

7. Sahabat-sahabatku: ltha, Maya, Thika. Cindai, Kiki, .Ayi, Ramdan, Catur,

lyoez, Dhani, Bowo. Kalian adalah sahabat setiaku, setia dalam

memberi motivasi, memberi inspirasi baru dan tidak henti dalam

menunggu dan mengantar penulis keperpustakaan clan juga dalam

membantu mengetik skripsi penulis, terimakasih ya ....

8. Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

terima kasih karena kalian sudah saling mendukung satu sama lain

dalam menyusun skripsi.

9. keponakanku yang lucu dan pintar-pintar: Rizki & lrham yang selalu

menghibur saat penulis sedang bad mood, mudah-rnudahan kalian

menjadi akan yang sholeh patuh terhadap kedua orang tua dan agama.

Wassalam

Jakarta, maret 2008

Penulis

Page 8: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

ABSTRAK

A. lkhdal Khusnayain B. Fakultas Psikologi C. Gambaran stres dan coping mahasiswa yang cuti kuliah fakultas psikologi D. 91 Halaman E. Mahasiswa adalah panggilan salah satu orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi, serta memiliki pemikiran intelektual dan juga mengabdikan kepada masyarakat. Salah satu persaratan untuk memperoleh gelar sarjana adalah mahasiswa harus menyelesaikan studinya dalam waktu yang telah ditetapkan pada universitas. Akan tetapi jika keinginan mahasiJ>wa untuk segera mendapatkan gelar sarjana tidak segera terpenuhi karena ada faktor penghalang seperti dihadapkan pada keadaan yang mengharuskannya untuk cuti kuliah, maka dapat meyebabkan stres pada mahasiswa tresebut. Dari lceadaan seperti ini, maka penulis merasa tertarik untuk meneneliti fenomena mahasiswa yang cuti kuliah karena faktor ekonomi keluarga yang sekarang banyak terjadi di masyarakat, dengan segala peran, fungsi dan kompetensi yang harus dijalankan dalam jangka melangsungkan hidup keluarga clan meneruskan studi serta mencari kerja. Dari ketertarikan tersebut muncul pertanyaan apakah mahasiswa tersebut mengalami stres pasca cuti kuliah, dan mencari kerja. Bagaimana cara mereka mengatasi stres yang men~ka alami (coping) dan apakah lingkungan keluarganya mempengaruhi dalam menyelesaikan masalah.

Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan diatas, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah dengan metode studi kasus, multiple case dan menggunakan instrumen wawancara dan observasi sebagai alat untuk mengumpulkan data, dan sampel yang menjadi subjek penelitian berjumlah tiga orang.

Hasil dari penelitian ini maka interpretasi data yang dapat JPenulis uraikan adalah bahwa pada dasarnya (mahasiswa) yang menjadi responden penelitian ini mengalami stres, baik stres karena cuti kuliah maupun stres karena kondisi keluarga, stres yang mereka alami sebagian besar disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga yang tidak mampu untuk membiayai kuliah sampai akhir (selesai) dan stres yang bersumber dari lingkungan keluarga. Namun demikian mereka masih bisa melakukan upaya­upaya atau tindakan (coping) dalam menghadapl stres yang mereka alami. Adapun dalam prosesnya, para responden melakukannya strategi coping

Page 9: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

secara bertahap untuk mengatasi stres yang muncul sesuai dengan permasalahan yang mereka hadapi.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka penulis menyimpulkan bahwa ketiga subyek dalam penelitian ini mengalami stres. Baik stres karena diminta untuk memutuska untuk cuti kuliah maupun stres karena dituntut kerja oleh keluarganya. Faktor yang menjadi sumber stres diantaranya dipaksa untuk memutuskan cuti kuliah, dimita untuk mencari kerja, sehingga munculnya rasa bersalah karena merasa membebani keluarga, belurn mampu membantu adik-adik dan orangtuanya. Strategi coping yang digunakan oleh ketiga responden adalah problem focused coping dengfan jenis active coping dan planing. Emotion focused coping dengan jenis seeking social support for emosional reason dan turnng to religion. Dan coping maladaptif dengan jeni coping focusing and ventintg of emosional dan mental disengagement. Dari hasil penelitiah, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk kemajuan penelitian selanjutnya.

G. Referensi 21 (1978-2005), 16 Buku, 3 Skripsi, 2 Website

Page 10: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

DAFTAR ISi

Halaman Juduls

Halaman Persetujuan .................................................................................. i

Halaman Pengesahan ................................................................................. ii

Motto ........................................................................................................... iii

Persembahan .............................................................................................. iv

Kata Pengantar ........................................................................................... v

Abstrak ........................................................................................................ vi

Daftar lsi ...................................................................................................... ix

Lampiran ..................................................................................................... xi

BAB1 PENDAHULUAN 1.1 . Latar Belakang Masalah ................................................ 1

1.2. ldentifikasi Masalah ....................................................... 6

1.3. Pembatasan dan Peruumusan Masalah ........ : ............... 7 1.3.1. Pembtasan Masalah ........................................... 7 1.3.2. Perumusan Masalah ........................................... 7

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... : ............................... 8 1.4.1. Tujuan Penelitian ................................................. 8 1.4.2. Manfaat Penelitian ............................................... 8

1.5. Sistematika Penulisan ................................................... 9

BAB2 KAJIAN TEORI 2.1. Pengertian Stres ............................................................ 11

2.1.1. Sumber-sumber Stres ......................................... 13 2.1.2. Fakto-fal<tor penyebab Stres ................................ 15 2.1.3. Jenis-jenisa dan Tanda-tanda Stres ................... 16

2.1.4. Tahapan Stres ..................................................... 18

2.2. Perilaku Coping ............................................................ 19

2.2.1. Definisi Coping ..................................................... 20 2.2.2. Janis dan Strategi Coping .................................... 21

2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Strategi Coping ....... 29

Page 11: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

2.3. Mahasiswa ..................................................................... 32

2.3.1. Definisi Mahasiswa ............................................. 32

2.3.2. Mahasiswa yang Cuti Kuliah ................................ 34

2.4. Kerangka Berpikir .......................................................... 35

2.4.1. Bagan .................................................................. 39

BAB3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ................................ 40

3.2. Variabel atau Devinisi Operasional ................................. 41

3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................ 43

3.3.1. Wawancara .......................................................... 43

3.3.2. Observasi ............................................................. 44

3.4. Tekhnik Pengambilan Sampel ....................................... 45

3.4.1. Responden .......................................................... 46

3.4.2. Karakteristik Subjek ............................................. 46

3.5. Prosedur Penelitian ....................................................... 47

3.5.1. Tahap Persiapan .................................................. 47

3.6. Analisa Data ................................................. •; .................. 47

BAB4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian .............................. 48

4.1.1. Data Mahasiswa .................................................. 48

4.2. Analisa Kasus ................................................................. 49

4.2.1. Gambaran Umum Responden ............................. 49

4.2.2. Gambaran Stres .................................................. 52

4.2.3. Gambaran Coping ................................................. 55

4.3. Perbandingan Antar Kasus ........................................... 78

4.3.1. Bagan Analisa Antar Kasus ................................. 81

BAB5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan ..................................................................... 83

5.2. Diskusi ........................................................................... 84

5.3. Saran .............................................................................. 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPI RAN

Page 12: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran3

Lampiran 4

DAFTAR LAMPIRAN

: Pedoman Wawanca1·a

: Lem bar Observasi

: Pengantar Wawancara

: Pernyataan Kesediaan

Page 13: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah panggilan untuk satu orang yang sedang menjalani

pendidikan tinggi disebuah universitas atau perguruan tinggi, serta

memiliki pemikiran intelektual dan juga mengabdikan kepada

masyarakat. Seperti yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia, 1984:619, mahasiswa adalah pelajar per~1uruan tinggi Sarlito

dalam Tesisnya mendefinisikan mahasiswa sebagai setiap orang yang

secara resmii terdaftar untuk mengikuti pelajaran diperguruan tinggi,

dengan batas usia, 18-30 tahun (Sarlito, 1978). Tam1Paknya definisi

Sarlito jika dilihat dari usia tidak hanya berlaku untuk mahasiswa strata

satu (S1) saja, tetapi untuk mahasiswa strata dua (S:2}, tetapi defini

mahasiswa yang dimaksud peneliti adalah mahasiswa strata satu (S1 ).

Yang membuat peneliti ingin mengangkat mahasiswa sebagai tema

sentral kali ini, peneliti ingin menelaah lebih lanjut tenitang apakah benar

mahasiswa yang cuti kuliah karena faktor ekonomi yEmg lemah lalu

mengalami stres.

Page 14: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

2

Adapun stres mempunyai arti sendiri untuk setiap orang, kita hidup

dalam kecemasan dimana hampir setiap orang mengalami satu tingkat

stres dan tekanan-tekanan yang dihasilkan oleh masyarakat yang rumit,

kompetitif namun tidak selalu mendukung. Oleh kamna itu, stres dapat

menyebabkan atau mempengaruhi perubahan psikologis dan dapat

mengakibatkan gangguan pada kognitif, Demikian emosi cenderung

hadir ketika seseorang sedang stres dan orang juga sering

menggunakan emosinya untuk mengevaluasi stres yang sedang

dialaminya.

Dengan demikian stres adalah suatu keadaan atau ~:ondisi ketika

seseorang berhadapan dengan sesuatu yang diang£1ap mengancam

atau tidak menyenangkan yang di hasilkan dari persl:?psi kognisi orang

tersebut, dan hal-hal yang menjadi sumber stresnya disebut stressor

yang sama, sebagai contoh mahasiswa yang mengalami cuti kuliah

akibat faktor ekonomi keluarga dan gejala hal yang menyertainya akan

menganggap stres adal<!h hal yang wajar. Tetapi sebagian mahasiswa

yang cuti kuliah karena kemauanya sendiri dan karena tidak tega

melihat kondisi ekonomi keluarganya yang sedang mengalami ekonomi

yang lemah, yang akhirnya memutuskan untuk mengambil cuti kuliah

bukan karena paksaan dari keluarga, melainkan kesadaran sendiri

Page 15: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

akibat ekonomi keluarga yang tidak mampu untuk melanjutkan kuliah

lagi.

Seperti hal yang terjadi pada EF (nama inisial) mahasiasa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Fakultas Psikologi Semester 7 angkatan 2004 dan

bertempat tinggal di JL, Raya Puspitek Setu Serpong, mahasiswa ini

cuti kuliah karena faktor ekonomi keluarga yang kurang mampu,

sehingga EF terpaksa harus cuti kuliah meskipun hal tersebut bukan

keinginan sendiri.

3

Hal yang sama juga dialami oleh AK (nama inisial) mahasiswa UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Psikologi seme~iter 5 angkatan

2005 dan bertempat tinggal di Buncit Raya Kali Bata Pulo, mahasiswa

ini cuti juga karena alasan yang sama seperti yang di alami EF di

karenakan faktor ekonomi yang kurang mampu sehingga mengharuskan

AK cuti kuliah meskipun hal tersebut bukan atas kemauannya sendiri.

Dari fenomena diatas, disimpulkan bahwa mahasiswa tersebut sedang

menghadapi stres yang merupakan proses yang komplek dan dinamis,

seperti yang di ungkapkan Sarafino (1990) dalam Bart Smet (1994:112)

bahwa stres adalah suatu kondisi di sebabkan untuk transaksi antara

individu dengan lingkungan yang menimbulkan perse!psi jarak antara

Page 16: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

4

tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber-sumber daya system

biologis, psikologis dan sosial dari seseorang.dan stres juga bisa

datang kapan saja ketika pikiran, perasaan, tuntutan yang menghampiri

dalam diri dan tidak dapat kita hindari, maka stres akan muncul kadang

tanpa kita sadari. Untuk menahan atau mengatasi stres diperlukan

pencerahan atau pikiran yang positif agar segala sesuatunya dapat

terkendalikan.

Saat seorang mahasiswa harus memutuskan untuk menunda kuliahnya

akibat faktor ekonomi keluarga yang lemah, ia harus siap dengan segala

keputusan dan konsekuensi yang harus dihadapinya1. Walaupun

keputusan tersebut bukan karena kehendaknya sendiri mefainkan

permintaan, masalah yang lebih berat akan di temui ketika seorang

mahasiswa harus berperan sebagai penopang keluarga pasca cuti

kuliah dan menyelesaikan kuliah dengan menabung dari hasil

pendapatan ia bekerja,

Peran ganda tersebut tefah membuat para mahasiswa yang cuti kuliah

karena faktor ekonomi keluarga yang lemah dan harus bekerja merasa

khawatir membayangkan dua tugas penting untuk masa depan dan

keluarga, ia harus menyelesaikan kuliahnya setelah n1empunyai biaya

Page 17: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

yang cukup untuk melanjutkan lagi dan ia bekerja untuk membantu

keluarganya serta menyisihkan pendapatanya untuk biaya kuliah.

Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan ketidaknyamanan

tersebut dapat dikatakan dengan prilaku coping, yaitu suatu proses

dimana individu untuk mengelola jarang yang ada antara tuntutan (baik

itu tuntutan yang berasal dari individu rnaupun yang berasal dari

lingkungan) dengan sumber-sumber daya mereka dalam menghadapi

situasi stresfull (Lazarus dalam Bart Smet, 1994:143).

5

Narnun demikian perilaku coping yang tidak efektif sangat mungkin

digunakan untuk mahasiswa tersebut, karena tingkat stres yang tinggi

dapat menyebabkan melernahnya kontrol diri (Saravl1no dalam Eka

Sinta, 1995). Dan jika mahasiswa berada dalam kondisi stres pada

mahasiswa yang mengalami cuti kuliah karena faktor ekonomi keluarga

yang lemah, maka mahasiswa tesebut membutuhkan dukungan sosial

dari lingkungan terutama dari lingkungan keluarga, para ahli meneliti

bahwa dukungan sosial berpengaruhi juga dalam pe11indungan

kesehatan untuk memahami rnengapa ada orang yang mampu bertahan

dengan pengalaman hidup yang penuh stres secara baik, sementara

yang lain terlihat kurang mampu bertahan sehingga mengembangkan

gejala penyimpangan dan penyakit (Eka Sinta, 1995)

Page 18: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

6

Dari uraian tersebut, problem seputar stres cuti kuliah, pada mahasiswa

merupakan hal yang menarik untuk diteliti mengenai faktor apa saja

yang menyebabkan individu stres dan bagaimana perilaku coping

individu dalam mengatasi situasi stres serta coping seperti apa yang

dilakukan? dari hal ini peneliti mengangkat penulisan dengan judul :

"Gambaran Stres Dan Coping Mahasiswa Yang Cuti Kuliah

Fakultas Psikologi"

1.2 ldentifikai Masalah

Dalam identffikasi masalah penelitian akan mengemukakan beberapa

masalah yang mungkin timbul dalam penelitian, identffikasi masalah

dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran stres pada mahasiswa pikole>gi yang cuti kuliah

dan harus bekerja karena faktor ekonomi keluarga.

2. Bagaimana coping yang diterapkan pada mahasiswa psikologi UIN

Syarif Hidayatullah yang menghadapi stres karena cuti kuliah

3. Bagaimana gambaran stres dan coping pada mahasiswa yang cuti

kuliah Fakultas Psiko!ogi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 19: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1 pembat.asan masalah

Untuk membatasi pokok permasalahan yang terkandung dalam proposal ini

perlu diketahui beberapa penjelasan, yaitu:

1. Yang dimaksud dengan coping stres adalah usaha individu untuk

menghadapi suatu situasi yang penuh stres, baik yang timbul dari dalam

maupun dari luar individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi

tersebut diwujudkan dalam sikap perilaku tertentu.

2. Yang dimaksud dengan stres adalah suatu tindakan yang timbul sebagai

hasil dari persepsi kognisi individu ketika berhadapan dengan tuntunan

atau perubahan yang terjadi pada dirinya.

3. Mahasiswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah Mahasiswa

dengan rentan usia 18 sampai 24 tahun fakultas psikologi

1.3.2. perumusan masalah

7

Pokok perumusan masalah yang terkandung dalam penelitian perlu diketahui

beberapa penjelasan mengenai perumusa!1 masalah, antara lain :

1. Bagaimana gambaran stres pada mahasiswa yang cuti kuliah karena

harus bekerja untuk menghidupi keluarga?

2. Coping yang bagaimana yang di terapkan oleh mahasiswa yang

menghadapi stres karena cuti kuliah akibat faktor elkonomi keluarga

Page 20: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

yang kurang mampu sehingga harus bekerja untu~~ menghidupi

keluarga?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

8

Penelitian mengenai coping stres remaja yang menunda lmliah untuk bekerja

untuk menghidupi keluarga yang bertujuan untuk:

1. Mengetahui gambaran stres pada mahasiswa yang cuti kuliah untuk

bekerja

2. Mengetahui coping yang digunakan untuk menghadapi stres tersebut

1.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan wawasan informasi untuk menambah

literature dalam pengembangan ilmu-ilmu psikologi m1~lalui data-data

yang di peroleh dart proses penelitian ini. Khusu~nya dalam bidang

Psikologi Klinis.

Page 21: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

9

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk Mahasiswa

dan keluarga berupa gambaran dalam coping Mahasiswa yang menunda

kuliah untuk bekerja menghidupi keluarga.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistem penuliasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB1 Pendahuluan yang berisi: Latar Belakang Masalah, ldfentifikasi

Masalah, Rumusan dan Pembatasan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian dan Sitematika Penulisan

BAB2 Kajian Pustaka yang berisi: Pengertian Stres, Sumber-sumber

Stress, Faktor-faktor Penyebab atau Pemicu: Stres (stressor), .. Jenis-jenis dan Tanda-tanda Stres, Tahapa111 Stres, Perilaku

Coping, Definisi Coping, Jenis-jenis Coping, Factor yang

mempengaruhi Pemilihan Strategi Coping, Mahasiswa, Definisi

Mahasiswa, Mahasiswa yang Cutii kuliah, keirangka berfikir dan

Bagan.

BAB3 Metodologi Penelitian yang berisi: Pendekati~n dan Metode

Penelitian, Metode Pengumpulam Data, Wawancara,

Observasi, Tekhnik Pengambilan Sampel, Responden,

Page 22: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

BAB4

BAB5

Karakteristik Subjek, Prosedur Penelitian, Tahap Persiapan,

Analisa Data.

Hasil penelitian berisi Gambran Umum Subjek, Analisa Kasus

dan, Gambaran Umum subjek, Gambaran Stres, Gambaran

Coping , Perbandingan antar Kasus, Bagan analisa Antar

Kasus.

Penutup yang berisi: Kesimpulan, Diskusi, Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

10

Page 23: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

1.1. Pengertian Stres

BAB 11

KAJIAN TEORI

Stres dapat didefinisikan sebagai gangguan pada tubuh dan pikiran yang

disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan stres dipengaruhi oleh

lingkungan dan penampilan individu dalam lingkungan tersebut.

Sementara menurut Richard Lazarus, seorang psikolog terkemuka

bahwasanya stres yang bersifat psikologis oleh sebuah hubungan khusus

antara seseorang dengan lingkungannya yang dianggap melampaui

kemampuannya dan membahayakan kesejahteraannya.

Adapun Kamus Besar Indonesia (KBBI) yang disusun olehl pusat bahasa

Departemen Pendidikan Nasional mendefinisikan stres sebagai berikut,

"Stress ada/ah gangguan kekacauan mental dan emosional, tekanan." (KBBI,

2000, edisi ke-3),Sedangkan menurut Stephen Robind, str,es adalah suatu

kondisi dinamik dalam mana seorang individu dikonfirmasikan dengan suatu

peluang, kendala (constraints), atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa

yang hasilnya dipersepsikan sebagai tindak pasti dan penUng (Stephen P.

Rebind, 1996).

Page 24: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

Stres merupakan sistem dari dalam tubuh, organik atau psikologis yang

cenderung menyebabkan fhisik menjadi lemah. Stres yang kronis menurut

eksperimen dan secara mudah menimbulkan penyakit.

12

Para penulis dan peneliti di bidang ini menyimpulkan bahwa stres bisa terjadi

karena manusia begitu kuat dalam mengejar keinginan dan kebutuhannya

dengan menggunakan segala kekuasaan dan potensi, sehingga cenderung

lupa bahwa mereka memiliki keterbatasan dalam berbagai hal.

Menurut Dadang Hawari (1999). Secara umum pengertian stres adalah

tanggapan atau reaksi tubuh terhadap berbagai tuntutan atau beban yang

bersifat non spesifik. Lain halnya dengan peter tyrer (199i~) mendefinisikan

stres sebagai reaksi jiwa dan raga terhadap perubahan batasan tersebut

mencakup semua jenis-jenis berubahan yang menyenan91kan, yang tidal<

menyenangkan, yang menggairahkan, yang membosankan,. Masing-masing

individu bereaksi secara berbeda terhadap perubahan yang mempunyai cara

yang berbeda pula dalam mengatasinya (peter tyrer, 1993) Menu rut kapon

(1993), stres adalah suatu kondisi ketegangan fisiologis rnaupun fisiologis

yang di sebabkan oleh tuntutan dari lingkungan yang di pandang individu

sebagai sesuatu yang mengancam

Page 25: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

13

Pengertian di atas memberikan gambaran bahwa stres sE!lalu berhubungan

dengan keadaan, situasi atau peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan

yang dimaknakan dan dimiliki bobot yang sifatnya menekan. Hal ini bukan

berarti bahwa setiap yang tidak menyenagkan dapat merugikan, karena ada

jenis stres yang positif yaitu austres dapat menjadi motivasi bagi manusia

untuk berkreasi.

2.1.1 Sumber-sumber Stres

Ada banyak keadaan yang menimbulkan stres bagi manusia, semua stimulus

baik berupa tuntutan lingkungan, fisik, atau sosial yang dapat menimbulkan

stress disebut stressor.(Achmad Hardiman, 1991)

Ada beberapa yang dapat dikatakan sebagai sumber stres (sarafino, 1994)

diantaranya:

1. Pressure (tekanan)

Pressure atau tekanan disebabkan oleh adanya harapan atau tuntutan

untuk bertingkah laku tertentu, ada dua jenis pressure atau tekanan, yaitu

perform dan comform. Perform adalah keadaan dimana seseorang

diharapkan untuk mengerjaka suatu tugas dengan cepat, efisien dan

sukses, sedangkan conform adalah keadaan dimana seseorang dituntut

untuk bertingkah laku sesuai dengan harapan orang lain.

Page 26: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

14

2. Frustasion

Frustasion atau frustasi adalah dorongan dari lingkunoan yang

menghalangi seseorang untuk melakukan sesuatu hambatan yang terjadi

inilah yang menyebabkan frustasi.

3. Change

Change atau perubahan dalam kehidupan yang disadari oleh individu

membutuhkan suatu penyesuaian diri (readjustment).

4. Conflict

Conflict terjadi apabila dua atau lebih motivasi atau kecenderungan

bertingkah laku yang ada saling bertentangan dan bersaing untuk

dipenuhi.

5. Anxiety

Anxiety atau cemas terkadang dianggap memiliki arti s~ama dengan takut,

ketakutan muncul apabila seseorang terancam oleh sesuatu yang spesifik

dan terlokalisir. Namun berbeda dari ketakutan, kecemasanny adalah

rasa takut yang sifatnya subjektif dan umumnya terkaclang sifatnya tidak

rasional. Dalam kadar yang kecil kecemasan bisa merangsang seseorang

untuk menjadi lebih peka dan responsiv terhadap berbagai situasi. Tetapi

pada kadar yang lebih besar kecemasan membagi performance

seseorang yang akhimya dapat menyebabkan stres.

Page 27: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

Ketakutan dan kecemasan dapat menimbulkan oleh hal yang belum

terjadi dan efeknya lebih terasa. Ketakutan dapat menimbulkan stres

karena individu membayakan bahwa sesuatu yang buruk dapat

menimbulkan frustasi.

2.1.2. Faktor-faktor peneyebab atau pemicu stres (:stresor)

15

penyebab stres sangatlah beragam, menurut syamsu yusuf (2004) faktor

pemicu stres itu dapat diklasifikasi_kan kedalam beberapa kelompok berikut:

a. stresor fisik, seperti: penyakit yang sulit di sembuhlkan, cacat fisik atau

kurang berfungsinyasalah satu anggota tubuh, wajah yang tidak

cantik/ganteng dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal seperti

terlalu (kecil, kurus, pendek atau gemuk).

b. Stresor osikologi, seperti:negatif thinking atau berburuk sangka,

frustasi (kekecewaan karena gagal, memperoleh s1:isuatu yang

cemburu, konflik pribadi, dan keinginan yang diluar kemampuan.

c. Stresor sosial

1 .. lklim kehidupan keluarga seperti hubungan antar orang tua,

keluarga yang tidak harmonis(broken home). percaraian suami

atau isteri, kematian suami atau isteri, anak yang nakal dab

sebagainya.

2. Faktor pekerjaan, seperti: kesulitan mencari pekerjaan,

pengangguran, kena PHK, (pemutusan hubungan kerja).

Page 28: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

perselisihan dengan atasan, tekanan selama bekerja, jenis

pekerjaan yang tidak sesuai dengan minat dalam kemampuan,

penghasilan yang tidak sesuai dengan kebutuhan sehari-hari.

3. lklim lingkungan, sepert: maraknya kriminalisasi, tawuran antar

kelompok {pelajar, mahasiswa, atau warga masyarakat), harga

kebutuhan pokok yang mahal dan sebagainya.

Adapin menurut Brench Grand (dalam Suryo,2004) penyeibab stres

dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

16

a. Penyebab rnakro, yaitu menyangkut peristiwa beSB1r dalam kehidupan

seperti kematian, perceraian, pensiun, Iuka batin, dJan kebangkrutan.

b. Penyebab Mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecilsehari-hari, seperti

pertengkaran rumah tabgga, beban dan tekanan dalam permasalahan

keluarga atau pekerjaan.

2.1.3. Jenis-jenis dan Tanda-tanda Stres

Pada umumnya kita mengetahai bahwa stres dapat terjadi ketika seseorang

berhadapan dengan sebuah tunMan dari kondisi yang tidak

menyenangkan. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena banyak dari kondisi

yang menyenangkan juga dapat membuat seseorang st1res. Stres tidak

harus selalu melibatkan sesuatu yang bersifat positif. "Bernard"

Page 29: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

menjelaskan bahwa ada 2 jenis stres yaitu distres dan austres

(Atwater, 1983).

17

Distres adalah stres yang biasanya di dapat dari sebuah tuntutan yang tidak

menyenagkan sehi9ngga membawa efek atau akibat yang buruk atau

negatif. ,

Auastres adalah biasanya juga -disebut stres yang balk karena dapat

membawa efek yang positif, contohnya dari efek yang ditimbulkan dari jenis

stres ini adalah membuat seseorang bersemangat untulc berusaaha

memenuhi tuntutan yang ada (Atwater, 1983). Selain dari jenis- jenis stres

terdapat juga tanda-tanda stres yang dialami oleh seorang individu dapat

dikelompokan menjadi empat bagian, yaitu berupa gejala fisik, gejala

emosi, gejal perilaku dan gejala kognitif ( Lahey,2007 ;51[)3-507).

1. GejalaFisik (physikal symptoms)

Gejala fisik yang paling sering muncul adalah sakit kepala, tekanan darah

naik, menurunnya sistem kekebalan tubuh dan ketega1ngan otot.

2. Gejala emosi (emotif Symptom)

Takut, cemas, mudah marah, depresi, frustrasi, merasa bingung dan

kehilangan kendali, merupakan gejala emosi ketika se!~eorang mengalami

stres.

3. Gejala Perilaku (Behavior symptom)

Page 30: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

18

Gejala perilaku yang dapat dilihat saat seseorang mengalami stres adalah

nafsu makan bertambah dan sulit tidur.

4. Gejala kognitif (kognitif sympton)

Gejala kognitif paling umum ketika seseorang mengalami stres adalah

hilangnya konsentrasi dan motivasi terhadap tugas-tugas yang dilakukan,

selain itu kekhawatiran yang berlebiha, cepat lupa, binigung, sulit

mengambil keputusan juga merupakangejala gognitif dari stres dan

finalnya individu tersebut ingin melatihkan diri dari situasi dimana ia

berada.

2.1.5. Tahapan stres

Menurut Dadang Hawari (1997:50-53) gangguan stres biasanya timbul

'· secara lamban, tidak jelas kapan mulainya dan sering kali kita tidak

menyadarinya namun para ahli mencoba membagi stres tersebut dalam

empat tahapan dan petunjuk tahapan stres tersebut dikemukakan oleh Dr,

Robert. J. Von. Ambeg, psikiater sebagai berikut

1. stres tingkat I: Tahapan ini merupakan tingkatan stres yang paling ringan

dan bisanya menyenangkan kemudian orang bertambah semangat,

padahal tanpa disadari bahwa sebenamya cadanagan energinya sedang

menipis, perasaan-perasaan yang dialami seperti sem;angat besar,

penglihatan tajam tidak seperti biasanya.

Page 31: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

2. Stres tingkat II: Dalam tahapan ini dampak stres yang1 menyenangkan

mulai hilang dan timbul keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi

tidak cukup sepanjang hari keluhan tersebut seperti merasa letih, lelah

sesudah makan siang, merasa lelah menjelang sore hari, terkadang

dalam ganguan dalam sistem pencemaan, kadang-kadang pula jantung

berdebar-dabar, tegang pada oto-otot punggung dan tengkuk (belakang

leher) dan perasaan tridak bisa santai.

3. Stres tingkat Ill: Pada tahapan keluhan, keletihan semakin nampak

disertai dengan gejala-gajal gangguan usus lebih terai;a (sakit perut,

mulas, sering ingin kebelakang) otot-ptot terasa lebih tegang

19

Persaan tegang yang semakin meningkat, gangguan tidur dan badan terasa

oleng (rasa-rasa mau pingsan)

4. Stres tingkat IV: Tahapan ini sudah menunjukan keadaan yang lebih

burukyang ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut, untuk bisa bertahan

sepanjang hari terasa sangat sulit, kegiatan semula te1rasa sulit,

kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi peri;iaulan sosial dan

rutin lainnya terasa berat, tidur semakin sulit, mimpi··mimpi menegangkan

dan sering kali terbangun dini hari, perasaan negatif thinking,

kemampuan berkomunikasi menurun tajam, dan peraisaan takut yang

tidak dijelaskan.

Page 32: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

20

2.2. Perilaku Coping

Lazarus (dalam Carver, Scheier & Weintraub, 1989) berpendapat bahwa

reaksi individu terhadap stress terjadi melalui tiga proses yang diawali

dengan primary appraisal (penilaian primer), yaitu saat individu merasakan

adanya ancaman. Proses kedua disebut sebagai secondary appraisal

(penilaian sekunder), yaitu ketika indMdu memikirkan respon yang potensial

untuk menghadapi ancaman tersebut. Coping merupakan proses yang

terakhir, yaitu proses melaksanakan respon yang dipilih berdasarkan

penilaian pada tahap sebelumnya.

2.2.1. Definisi Coping

Menurut Sarafino (1998) individu melakukan perilaku coping sebagai usaha

untuk menetralisir atau mengurangi stress. Coping adalah suatu proses

dimana individu berusaha untuk mengatasi situasi stres yang dinilai

menimbulkan ketidaksesuaian antara tuntutan dan sumber daya yang

dimilikinya.

Lazarus dan Folkman (1984) memandang bahwa coping adalah suatu

respons terhadap stres dan didefinisikan sebagai suatu ui;aha dalam bentuk

kognisi dan perilaku, untuk mengatasi tuntutan ekstemal clan atau internal

yang dinilai melebihi sumber daya penyesuaian yang dimiliki orang tersebut.

Page 33: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

21

Sementara itu Cohen dan Lazarus mendefinisikan coping secara umum

sebagai segala usaha yang digunakan untuk mengatasi stres (dalam

Holahan & Moos, 1987). Walaupun sebagian ahli mengatakan bahwa

perilaku coping ini diarahkan untuk memperbaiki atau menguasai masalah,

namun perilaku ini juga dapat hanya sekedar membantu individu tersebut

mengubah persepsinya terhadap ketidaksesuain, metolerir atau menerima

kerugian, melarikan diri, atau menghindari situasi (Lazarus & Folkman; Moos

& Schaefer, dalam Sarafino, 1988).

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi coping adalah suatu

usaha kognitif maupun perilaku nyata yang dilakukan oleh individu untuk

mengatasi tuntutan dari dalam dan luar dirinya yang dirasakan menekan, ..

mengancam, membebani atau melebihi sumber daya yan!~ dimilikinya.

Banyak cara yang dilakukan remaja untuk coping terhadap tekanan yang

dialami. Untuk jangka waktu pendek, strategi yang lebih berguna adalah

strategi yang memungkinkan remaja untuk melanjutkan hidup mereka tanpa

menghadapi penyebab tekanan. Strategi adaptasi yang bE~rupa upaya

mengenali masalah dan menerima stress lebih berguna untuk jangka yang

panjang (Santrock, 1990)

Page 34: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

22

2.2.2. Jenis Strategi Coping

Secara umum ada dua macam coping yaitu emotion-focused coping, dimana

coping diarahkan pada masalah yang dihadapi (Santrock, 1990; Compas,

dalam Rutter, 1995). Namun dengan seiring dengan makin banyaknya

penelitian mengenai coping pun semakin beragam variasijnya. Variasi-variasi

ini tetap berdasarkan pada dua jenis coping utama yang clikembangkan oleh

Lazarus dan Folkman ini.

Dalam penelitian mengenai pengukuran strategi coping, Carver, Scheir, dan

Weintraub (1989) mengajukan beberapa dimensi coping yang merupakan

variasi atau kombinasi dart kedua jenis coping tersebut. dalam penelitiannya,

mereka membagi 13 strategi coping menjadi tiga kategori besar, yaitu

problem focused coping, emotional focus coping dan coping yang maladaptif.

Macam-macam jenis strategi coping tersebut adalah s;ebagai berikut:

1. Problem Focused Coping

Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Carver, Scheier & Weintraub,

1989), problem focused coping adalah usaha melakukan tindakan

langsung pada sumber stres dengan tujuan untuk menyelesaikan

masalah atau mengurangi sumber stres. Hal ini dilakulcan jika individu

merasa bahwa sesuatu yang konstruktif dapat dilakulci:m terhadap situasi

tersebut, atau individu tersebut yakin bahwa sumber daya yang dimilikinya

Page 35: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

23

dapat mengubah situasi (Folkman & Lazarus, dalam Taylor, 1995). Lima

strategi coping yang termasuk problem focus coping adalah sebagai

berikut:

a. Active coping. Proses pengambilan langkah-langkah aktif yang

berusaha untuk memindahkan stressor atau rnemperbaiki efeknya.

Strategi ini rneliputi inisiatif untuk bertindak langsung (initiating direct

action), meningkatkan usaha yang dilakukan (incrnasing one's effort),

dan rnencoba untuk rnelakukan usaha rnelakukan usaha coping dalarn

langkah-langkah yang bijaksana (trying to execute a coping attempt in

stepwise fashion).

b. Planning. Proses rnernikirkan usaha atau cara untuk mengatasi

stressor. Strategi ini rneliputi strategi pada tindakan yang akan

dilakukan, rnernikirkan langkah-langkah apa yang akan diambil dan

seberapa baik langkah tersebut dapat mengatasi rnasalah.

c. Suppression of competing activities. Berusaha keras untuk tidak

terlibat dalarn aktivitas lain atau rnencoba untuk tidak rnernikirkan hal­

hal lain dengan tujuan untuk konsentrasi penuh pada tantangan atau

ancarnan yang sedang dihadapinya. Usaha ini meliputi

mengesampingkan hal-hal lain, rnencoba menghinclari datangnya

gangguan yang disebabkan oleh kejadian-kejadian lain, bahkan

membiarkan hal-hal lain berlalu begitu saja dengan tujuan untuk

mengatasi stressor.

Page 36: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

24

d. Restraint coping (penundaan tindakan mengatasi E;tres). Dalam coping

ini individu menunggu sampai ada kesempatan yang tepat untuk

bertindak, menahan dirt agar tidak bertindak terlalu cepat. Dengan

demikian coping ini memerlukan kontrol atau kendali diri yang cukup

baik dari individu. Coping ini dipandang sebagai strategi coping yang

aktif karena individu secara aktif mengarahkan tindakannya untuk

menghadapi stres secara efektif. Dari sisi lain, coping ini dapat juga

dipandang sebagai strategi coping yang pasif, karena dalam hal ini

individu menahan dirt berusaha untuk tidak melakukan sesuatu

sehingga terlihat seperti tidak melakukan apa-apa.

e. Seeking social support for instrumental reason. Merupakan usaha

mencart dukungan sosial dari teman atau keluarga,, berupa nasehat,

informasi atau bantuan lain sebagai cara individu untuk mengatasi

masalah atau sumber stres yang dihadapinya.

2. Emotion-Focused Coping

Menurut Lazarus dan Folkman (dalam Carver, Scheier & Weintraub,

1989), emotion-focus coping bertujuan untuk mengurangi atau mengatur

distress emotional atau emosi negatif yang ditimbulkan oleh suatu situasi

yang stressful. Emotion-focused coping cenderung ada ketika individu

merasa tidak dapat mengubah situasi yang menekan dlan hanya dapat

menerima situasi tersebut karena sumber daya yang dimilikinya tidak

adekuat untuk menghadapi tuntutan situasi (Folkman 8, Lazarus, dalam

Page 37: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

Taylor, 1995) dan sumber stres yang dihadapinya akan berlangsung

cukup lama.

Menurut Lazarus (dalam Santrock, 1998), emotion-focused coping juga

melibatkan penggunaan defense mechanisms. Dalam emotion-focused

coping, remaja mungkin menghindari sesuatu, melakukan rasionalisasi

atas apa yang telah terjadi, mengingkari bahwa hal tersebut terjadi atau

justru mentertawakan hal tersebut.

25

a. Seeking social support for emotional reason. lndividu yang merasa

tidak aman karena situasi yang stressful dapat merasa tenang

kembali dengan memperoleh dukungan dari orang lain. Dukungan

sosial yang dicari misalnya berupa dukungan moral, simpati,

pengertian atau sikap orang lain yang memaharni masalahnya.

Pengertian tersebut berfungsi sebagai sarana untuk berbagi

perasaan ketika ia menceritakan masalahnya k1~pada orang lain.

Strategi ini berrnanfaat ganda, yaitu selain memberi keyakinan atau

rasa aman, juga membuat individu dapat mengarahkan diri pada

usaha coping yang terarah pada pemecahan m13salah.

b. Positive reinterpretation and growth (positive reappraisal). Lazarus

dan Folkman (dalam Carver, Scheier & Weintraub, 1989)

memperkenankan kecenderungan respon ini dengan istilah positive

reappraisal, dimana individu tidak mengatasi stressor secara

Page 38: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

langsung, tetapi berusaha mengatasi emosi ne!~atif yang

dialaminya dengan cara mencoba untuk mencari sisi positif atau

hikmah dari pengalamannya. Setelah emosi teratasi, lalu individu

dapat secara aktif melakukan tindakan yang lebih terfokus untuk

menyelesaikan masalah.

c. Denial. lndividu yang melakukan coping ini menigingkari atau

menolak untuk percaya bahwa stressor itu nyat;a ada. Denial

kadang-kadang berguna meminimalkan distres SE!hingga individu

dapat melakukan coping dengan lebih baik. Namun demikian,

apabila hal ini dilakukan terus menerus dan stressor tidak dapat

diabaikan, akan membuat masalah menjadi lebih parah dan

akhimya rnernpersulit coping.

26

d. Acceptance (penerimaan). Merupakan respon coping yang

fungsional, dimana individu rnenerirna kenyataan dari suatu situasi

yang stressful bagi dirinya, dan ia berusaha untuk mengatasi

situasi tersebut. Acceptance dapat terjadi pada dua tahap coping

acceptance yang terjadi pada tahap 'penilaian primer' adalah

rnenerima stressor sebagai kenyataan yang tidak dapat dihindari,

sedangkan acceptance yang terjadi pada tahap 'penilaian

sekunder' berupa rnenerima bahwa tidak ada strategi coping aktif

yang dapat dilakukan.

Page 39: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

27

e. Turning to religion. Dengan coping ini, individu mencari pegangan

pada agama saat ia menghadapi masalah. Mccrae dan Costa

(dalam Carver, Scheier & Weintraub, 1989) menyatakan bahwa

dimensi strategi coping ini cukup penting bagi kebanyakan orang.

Hal ini dapat terjadi karena agama dapat berfungsi sebagai sumber

dukungan emosional dan sarana untuk memah;ami atau

menafsirkan kembali masalah yang dihadapi secara positif.

Pedoman agama pun mempunyai dukungan emosional yang dapat

mendewasakan individu dan merupakan strate{Ji coping alctif untuk

mengatasi stressor.

3. Strategi Coping Maladaptif

Tiga strategi coping yang termasuk dalam coping ini s1~bagai berikut:

a. Focusing on and venting of emotion. Strategi cciping ini berupa

kecenderungan untuk memusatkan diri pada pe1ngalaman yang

membuat distress atau pada kekecewaan yang dialami individu,

dan kemudian melampiaskan emosi-emosi ters19but. respon ini . .

kadang-kadang berfungsi dengan baik, misalnya ketika kematian

orang yang dicintai. lndividu menggunakan masa berkabung untuk

meluapkan rasa kehilangan yang dialaminya. Setelah itu, ia

melangkah maju, tidak lagi terpaku pada emosi·-emosi yang

dirasakannya. lndividu menggunakan masa berkabung untuk

Page 40: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

28

mengakomodasi rasa kehilangan orang yang dicintai dan kemudian

melangkah maju. Namun memfokuskan diri pada emosi-emosi ini

(khususnya dalam jangka waktu yang lama) dapat menghambat

penyesuaian diri individu. Selain itu juga akan mengganggu atau

menghambat perhatian individu untuk mengusahakan coping yang

aktif dan keluar dari distresnya.

b. Behavior disengagement. Strategi coping ini dalam bentuk

mengurangi usaha individu untuk mengatasi stressor, bahkan

menyerah atau menghentikan usaha untuk mernpertahankan

tujuan yang terganggu oleh stressor yang munc:ul. Strategi ini

mencerminkan adanya gejala helplessness yaitu ada rasa tidak

berdaya, sehingga individu menyerah dan tidak lagi berusaha

untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Je•nis coping ini

biasanya terjadi pada sebagian besar orang yang kurang atau

bahkan tidak percaya bahwa coping yang aktif akan berhasil

menyelesaikan masalahnya.

c. Mental disengagement. Strategi ini adalah variasi dari behavioral

disengagement, dan merupakan bentulc lain dari tindakan

menghentikan usaha coping, yaitu dengan tidak. memilcirkan

masalah yang dihadapinya. Mental disengagement dapat dilakukan

dalam bentuk melakukan kegiatan untuk mengalihkan pikiran,

melamun atau berkhayal, tidur berlebihan atau pun terpaku

Page 41: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

29

menonton lV sebagai cara untuk melarikan diri dari masalah. Jadi

strategi ini merupakan kebalikan dari suppression of competing

activities.

2.2.3. Faktor-fak.tor yang Mempengamhi Strategi Coping

Strategi coping yang akan digunakan individu dapat berbi:ida-beda, pemilihan

strategi coping tersebut tergantung beberapa faktor tertentu. Holahaan dan

Moos (1987) mengungkapkan ada tiga faktor yang menentukan strategi

coping, yaitu:

1. Faktor Sosial Demografi

Sejumlah studi menemukan adanya hubungan antara status sosial

ekonomi dan tingkat pendidikan dengan pemilihan str81tegi coping tertentu

(Menaghan, dalam Holahaan dan Moos, 1987). lndividu dengan status

sosial ekonomi tinggi lebih cenderung sering menggunakan bentuk coping

yang adaptif, eleksibel, logis, realistis, menerima kenyataan, dan kurang

menyukai strategi yang defensive dan irasional (Haan, dalam Holahaan &

Moos, 1987). Menurut Billing dan Moos (dalam Holahaian & Moos, 1987),

individu yang memiliki pendidikan lebih tinggi juga cem:lerung menyukai

penggunaan problem-focused coping dari pada avoida1nce coping. Selain

itu, usia dan jenis kelamin juga berkaitan dengan penggunaan coping

tertentu. Pria cenderung memilih jenis coping yang temrah pada masalah

(problem-focused coping), sedangkan wanita cenderung pada jenis

Page 42: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

coping yang terarah pada emosi (emotion-focused coping) (Pearlin &

Schooler, 1978; Folkman & Lazarus, dalam Haber & Runyon, 1984)

2. Faktor kontekstual

Faktor kontekstual meliputi dua hal, yaitu: tuntutan yang muncul dari

situasi stressful dan sumber daya sosial, termasuk hubungan

interp'.lrsonalnya dengan orang lain.

b. Situasi hidup yang stressful

30

Lazarus mengatakan bahwa faktor situasional, temnasuk tuntutan yang

muncul dari situasi yang stressful, memegang pera1n penting dalam

pembentukan strategi coping yang dipilih oleh individu. Mccrae (dalam

Holahaan & Moos, 1987) mengatakan bahwa situasi stressful yang

berbeda sehingga akan mempengaruhi pilihan individu terhadap

respon coping yang akan digunakannya. Respon coping yang positif

biasanya terjadi pada situasi kehidupan yang dian~1gap menantang,

sedangkan coping yang negatif terjadi pada situasi yang dirasa

mengancam bagi individu. Menurut Lazarus dan Folkman (1984), pada

situasi yang masih dapat diubah secara konstruktif (seperti mengalami

pemutusan hubungan kerja), strategi yang dipakai adalah problem­

focused coping. Sementara pada situasi yang sulit diubah (seperti

kematian pasangan), strategi yang dipakai adalah 19motion-focused

coping.

Page 43: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

31

c. Sumber daya sosial

Sumber daya sosial juga berkorelasi positif dengan kesehatan mental

individu karena sumber daya sosial menyediakan dukungan

emosional, bantuan nyata, dan bantuan informasi (Heller & Swindle;

Moos & Mitchell, dalam Holahaan & Moos, 1987). Orang yang

mempunyai cukup sumber daya sosial cenderung menggunakan

strategi problem-focused coping dan menghindari strategi avoidance

coping (Cronkite & Moos, dalam Holahaan & Moos, 1987).

3. Faktor kepribadian

Menurut Lazarus (1976) kepribadian individu ikut mernpengaruhi

pemelihan strategi coping yang akan dipakainya untuk: mengatasi stres.

Berdasarkan penelitian Carver, Coleman dan Glas (dalam Carver,

Scheier, & Weintraub, 1989). tipe kepribadian dapat mempengaruhi

pemilihan strategi coping. Kepribadian tipe A cenderung menggunakan

active coping, menekan kepedulian akan emosional yang bersifat distres

dan tidak suka menjauh dari tujuannya ketika menemt:li stressor.

Dari berbagai penjelasan tentang stres dan coping yang sudah dibahas

sebelumnya, dapat dilihat bahwa reaksi individu terhadap stress terjadi

melalui tiga tahap proses stres, yang diawali dengan prim;'.lry appraisal

(penilaian primer). yaitu saat individu merasakan adanya ancaman. Tahap

Page 44: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

32

kedua adalah secondary appraisal (penilaian sekunder), yaitu ketika individu

memikirkan respon yang potensial untuk menghadapi ancaman tersebut.

coping merupakan tahap yang terakhir, yaitu proses melal<sanakan respon

yang dipilih berdasarkan penilaian tahap sebelumnya.

2.3. Mahasiswa

2.3.1. Definisi Mahasiswa

Mahasiswa berarti pelajar perguruan tinggi (Poerwada1minta, 1984,

h.619). Sedangkan dalam kamus ilmiah popular, mahasiswa diartikan

sebagai siswa sekolah tinggi (Partanto, 1994, h.87).

Mahasiswa adatah panggilan untuk satu orang yang setdang menjalani

pendidkan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi, serta

memiliki pemikiran intelektual, dan juga mengabdikan kepada masyarakat.

Mahasiswa adalah satu kelompok masyarakat yang mi~mperoleh

statusnya dalam ikatan dengan perguruan tinggi. Roeslan Abdulgani,

mengatakan secara formal fungsional, mahasiswa adallah individu yang

sedang menuntut ilmu dalam salah satu perguruan tinggi. Mahasiswa

pada tahun pertama belum dianggap dewasa penuh (s,esuai dengan

umumya) sekalipun dalam hat-hat lain misalnya berperilaku rasional,

Page 45: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

objektif, pengendalian diri dan hubungan-hubungan sosial sudah

rnencapai tingkat kedewasaan (Gunarsa, 2004, h.128).

33

Gunarsa (2004, h.128) rnenjelaskan, bahwa seorang anak yang tidak

pernah tinggal kelas, rnaka pada usia 18 tahun akan mernasuki perguruan

tinggi, inipun jika bermaksud rneneruskan studi. Jadi pada usia 18 tahun

seseorang rnulai rnarnasuki dunia rnahasiswa, urnur 18-21 tahun olah

para ahli psikologi perkernbangan, rnasih digolongan masa rernaja lanjut

dan rnasih pada tahapan peralihn dadri dunia rernaja ~:e dunia dewasa.

Dari penjelasan yang telah di paparka diatas, dapat dii>irnpulkan bahwa

rnahasiswa adalah individu yang sedang rnenjalani pendidikan di

perguruan tinggi, dengan batas usia 18-20 tahun.

Adapun ciri-ciri peranan rnahasiswa-rnahasiswa rnenurut beberapa tokoh

adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa disebut sebagai kekuatan moral (moral fon::e)

Fauzie syuaib seorang aktifrtas rnahasiswa angkatan 7'0-an

rnengungkapkan rnahasiswa sebagai kelompok rnasya1rakat yang relative

rnumi, belurn punya kepentingan, ikatan serta daya kefPeloporannya

sebagai intelek (Syahrir, 1987),

2. Peran rnahasiswa tidak hanya terbatas hanya pada kritik atau control

sosial, rnelainkan bisa juga merupakan kekuatan politilt yang rnarnpu

Page 46: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

merangsang terjadinya perubahan social-politik di Negara yang

bersangkutan.(sarlito, 1978)

34

3. Karakteristik mahasiswa diantaranya yaitu intelektualitas. Menurut sarlito

mahasiswa adalah insan calon sarjana yang dalam kE~terlibatannya

dengan perguruan tinggi dididik dan diharapkan menjadi calon intelektual

4. Mahasiswa juga memiliki ciri lain yaitu kemudaannya (youth) kepemudaan

menurut Keniston dapat didefinisikan dari dua sudut, yang pretama yaitu

tema sentral dari kesadaran, perkembangan atau tingkah laku pada_

tingkatan perkembangan tertentu.

2.3.2. IMahasiswa Yang Cuti Kuliah

Yang diamsud cuti kuliah adalah menunda atau berhenti sementara waktu

semua kegiatan akademik dan kegiatan lain di UI untuk jahgka waktu

tertentu dengan seizin Rektor. (http/www.ui.co.id)

Para mahasiswa bisa saja mengambil pelerjaan seusai kuliah dengan

memberikan les privat, bekerja di pabrik, menjadi kuli, sales dan

membantu memberikan jasa layanan kepada orang-orang yang

membutukhan, seperti mengadakan pengetikan komputer, bengkel, jasa

internet dan cleaning service. Pekerjaan semacam itu 1tidak membutuhkan

skill yang terlalu rumit, hanya membutuhkan sikap bemni dan membuka

diri bahwa pekerjaan akan membantu usaha mandiri d•engan cepat.

Page 47: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

35

Keyakinan itu penting untuk menerima diri dalam dunia usaha, daripada

menunggu selesai menjadi sarjana baru memulai bekEirja. Hal itu akan

sangat terlambat dan menjadikan pengangguran semakin bertambah.

Jika mahasiswa mempunyai bakat dan keberanian memulai usaha, maka

sejak awal harus dikembangkan dan berusaha mewujudkan saai ini.

Menunda pekerjaan hanya akan membawa ketergantungan hidup dan

membawa penderitaan. Dengan bekerja sejak awal, p13ngalaman dan

kedewasaan sikap akan menempa mahasiswa menjacli pekerja keras

yang mengutamakan nilai nasional. Tunggu apa lagi, ayo bekerja dengan

gembira. Adapun yang kita lakukan akan membawa nilai guna untuk

kemajuan diri. Bekerja apapun demi menopang hidup dengan kualitas

lebih baik, akan mendorong upaya kemajuan peradaban generasi kerja

mencapai prestasi tinggi. Bermalasan dan menunda pt3kerjaan akan

menambah penderitaan yang membawa kemiskinan semakin melebar.

Upaya mahasiswa hidup mandiri perlu diapresiasikan yang

memungkinkan lahimya tradisi kebebasan yang memberikan ruang usaha

keras mewujudkan asa.( http://www.dutamasyarakat.com )

2.4. Kerangka Berpikir

Menunda kuliah karena keadaan ekonomi keluarga yang ~curang mampu dan

harus bekerja terlebih dahulu merupakan salah satu tuntutan yang sangat

Page 48: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

36

rentan untuk mengalami stres. Penyebab dan gejala stres dapat ditemui

selama tuntutan dan keinginan yang tidak terpenuhi yang merupakan mikro

untuk terjai stres pada diri remaja itu sendiri yang mengalami tekanan karena

merasa kebutuhannya harus dipenuhi sendiri dengan cam bekerja.

Keadaan ekonomi yang terkadang membuat kita harus menentukan jalannya

sendiri dan berpikir rasional dengan cara mencari altematif lain yaitu bekerja

dan terpaksa harus cuti kuliah sementara waktu sampai biaya yang

mencukupi untuk melanjutkan kuliahnya.

Mungkin setelah memutuskan untuk cuti kuliah, ada rasa kekhawatiran dan

kegelisahan pada subjek, takut karena tidak dapat melanjutkan kuliah lagi.

Hal tersebut membuat subjek sedikit tertekan dan banyak menimbulkan

konflik-konflik yang harus dihadapi.

Tidak biss di pungkiri kebutuhan ekonomi faktor yang dominan yang

mendorong para mahasiswa yang memutuskan cuti kuliah karena ekonomi

keluarga yang lemah, sedangkan orang tua yang single pc~rent tidak dapat

memenuhi kebutuhan keluarga, akhirnya si mahasiswa be1rusa mencari

tambahan penghasilan untuk menambahi semua kekuran1~an biaya kuliah.

Fenomena yang ada terlihat bahwa mahasiswa yang menunda atau cuti

kuliah karena factor ekonomi keluarga yang lemah, rata-rata penghasilan

orang tuanya yang kecil dan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan

Page 49: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

37

keluarga apalagi ditambah dengan biaya pendidikan ana~:-anaknya, meski

harus mengalami cuti kuliah, namun para mahasiswa tersebut tidak hanya

berdiam diri saja dirumah melainkan berusaha untuk mencari kerja agar bisa

mempunyai tambahan dan menabung untuk biaya kuliah selanjutnya serta

membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Adapun strategi coping yang digunakan dua responden rnayoritas terbiasa

dengan problem fokus coping (coping berpusat pada masalah) yang

mencakup aktif coping (coping berpusat pada emosi) ma~roritas

menggunakan seeking social suppor for emotional reason (mencari

dukungan sisial dan dukungan dari orang lain) turning to religion (kembali

kepada agama).

Dan ada satu responden yang juga menggunakan coping yang maladaptif

yaitu dengan coping focusing and venting of emotions (mi~muaskan diri pada

stress yang yang bersifat negative) dan mental disengagement (menyibukan

diri dengan aktivitas altremative untuk menghilangkan rasa tidak nyaman).

Sementara coping yang konstruktif diartikan sebagai upaya-upaya untuk

menghadapi situasi stress secara sehat. Coping yang konstruktif ini memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:

1. Menghadapi masalah secara langsung, mengevaluasi alternative secara

rasional dalam upaya memecahkan masalah tersebut.

Page 50: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

38

2. Menilai atau mempersepsi situasi stres didasarkan kepada pertimbangan

yang rasional.

3. Mengendalikan diri (self-control) dalam mengatasi masalah yang

dihadapi.

Berdasarkan jenis strategi coping yang telah dipaparkan, dapat dikatakan

bahwa individu cenderung menggunakan problem-solving1 focused coping

dalam menghadapi masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti masalah

yang berhubungan dengan sekolah, kuliah atau pekerjaan.

Berawal dari pemikiran inilah penulis merasa tertarik untuk melakukan

sebuah -penelitian yang berkaitan dengan stres yang muncul pada

mahasiswa yang cuti kuliah, baik stres yang bersumber dari stres cuti kuliah

maupun stres yang muncul karena persoalan keluarga dan bagaiman

astrategi coping yang di lakukan untuk meminimalkan streisoer yang dihadapi,

dimana penulis akan berusaha menggambarkan stres seperti apakah dan

strategi coping yang bagaimana yang terjadi pada mahasiswa yang cuti

kuliah.

Page 51: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

39

Bagan 2.4.1

Gambaran Stres dan Coping Mahasiswa yang1 Cuti Kulia

Tidak Stress

Emotional coping: - Seeking social suport - Positif reinforcement - Denial - Acception - Turning to religion

Mahasiswa yangg menunda

kuliah

Problem focus coping: - Active coping - Planning - Supresion activties - Restrain coping

-------' Stress

l Coping

Maladaptif: - Focusing and

venting - Behavior

disengagement - Mental

disengagement

Page 52: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

BABlll

METODOLOGI PENELITIAlll

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

sehubungan dengan judul pada penelitian ini, maka pendekatan

penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Hal ini

dikarenakan penelitian kualitatif dapat digunakan untuk memahami

gejala sosial yang sering kali tidak dapat dipahami b1~rdasarkan apa

yang diucapkan dan dilakukan oleh seseoarang dan perasaan orang

yang sulit difahami (Sugiono:26-27). Sehingga dihasiilkan data deskriptif

berupa kata-kata terulis atau lisan dari orang-orang clan perilaku yang

diamati.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang juga hermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

kontek khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

metode alamiah

Page 53: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

Sebagai salah satu metode yang di pakai dalam penelitian di bidang

ilmu sosial, menurut Yin (2000) umumnya studi kasus di pilih jika:

1) pertanyaan yang timbul dari topik penelitian sebagiran

berupa"Bagaimana" dan " Mengapa"

41

2) penelitian ini memiliki kontrol atau kejdian-kejadian yang berlangsung

3) fokus dari penelitian adalah fenomena saat ini dalam konteks

kehidupan yang sesungguhnya.

Pola yang di gunakan dalam penelitian ini adalah multiple case design

karena menggunakan lebih dari satu kasus

Dengan pola ini diharapkan dapat diperolaew gambaran secara

menyeluruh tentang penghayatan responden terhadap keadaan yang di

alaminya, oleh karena itu maka di perlukan data yang lbersifat khusus dan

individua luntuk mendapatkan hasil yang cukup mend~llam (Robert. K.Yin,

2002).

3.2. Variabel atau Devinisi Operasioanal

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek,

pengamatan penelitian atau faktor yang berperan dalam peristiwa atau

gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, variabel yang ingin diteliti

Page 54: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

adalalah stres dan coping mahasiswa yang cuti ku!liah karena faktor

ekonomi yang lemah.

Definisi operasional yang dipakaiuntuk variabel penelitian ini adalah

sebagaiberikut:

42

1. Stres menurut hans Selye M.D (dalam W.F maramis, 1998) adalah

suatu kondisi yang dirasakan oleh badan sebagai akibat dari

adanya situasi yang menekan, situasai yang m1~nekan ini bila

berbentuk fisik, nyata atau stres yang sifatnya non fisik atau

bersifat psikososial, seperti kegagalan yang berturut-turut yang

dialami, rasa bersalah, rasa tidak nyaman dan kondisi-kondisi

serupa, akibat adanya stres yang bersifat ekstemal dan internal,

bahkan keduanya sekaligus, maka tubuh akan memobilisasikan

sistem reaksi defensive yang disebut generaladapton syndrome,

yaitu suatu kejadian yang sifatnya hipotesis dalam badan yang

timbul sebgai reaksitangkisan pada saat terjadinya situasi yang

menekan.

2. Coping adalah suatu usaha yang dilakukan ses•~orang untuk

menghadapi situasi yang tidak menyenangkan }rang dialaminya,

menurut Sarafino, coping adalah suatu usaha untuk coba mengatur

ketidaksesuaian perasaan antara tuntutan dan akal yang mereka

nilai dalam situasi stresful ( Sarafino, 1994 ).

Page 55: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

43

3. Mahasiswa adalah suatu kelompok masyarakat yang rnemperoleh

statusnya dalam ikatan dengan perguruan ting£Ji (menurut Roeslan

Abdulgani), mengatakan secara formal fungsional mahasiswa

adalah individu yang sedang menuntut ilmu dalam salah satu

perguruan tinggi.

4. Cuti kuliah adalah menunda atau berhenti semEmtara waktu semua

kegiatan akademik dan kegiatan lain diUniversitas (fakultas) untuk

jangka waktu tertentu dengtan seizin rektor (Http/www.Ul.co.id)

3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif ini wawancara dan observasi d1mgan melakukan

pengumpulan data pada kondisi yang alamiah sumber dalta primer, partisipan

observasi, wawancara, dokumentasi. Adapun jenis pengumpulan data yang

digunakan adalah triagulasi sumber dimana menurut (Sugriono:270-271)

trigulasi sumber berarti mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda

dengan tekhnik yang sama.

3.3.1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dalam tanya jawab yang di arahkan

untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila

peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-

Page 56: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

44

makna subjektif yang di pahami individu berkenaan dengan topik yang

di teliti.

Agar wawancara tidak menyimpang dari tujuan penelitian maka akan

di gunakan pedoman wawancara yang berfungsi untuk mengingatkan

akan topik-topik yng di gali serta apa yang belum dan yng sudah di

tanyakan, selain itu mempermudah pencatatan pacla saat wawancara.

Pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara

tidak terstruktur. Pedoman wawancara yang tidak berstruktur, yaitu

pedomn wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan

ditanyakan, kreativitas dari pewawancara sangat p1~nting karena

pewawancara sebagai pengemudi jawaban responden, hasil

wawancara dan jenis pedoman ini cocok untuk penelitian kasus (Gluba

& Lin coin 1981, dalam meleong, 1997).

3.3.2 Observasi

observasi di sebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan

pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakn

seluruh alat indera, observasi bertujuan sebagai alat yang mendukung

alat yang lain observasi dapat di lakukan terhadap dua hal, yang

pertama adalah setting tempat dilakukan wawancara di sebut dengan

Page 57: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

45

pencatatan lapangan (meleong, 1997), yang pentin!~ di lakukan untuk

mengamati apakah ada faktor-faktor lingkungkungan tersebut yang

dapat mempengaruhi sikap dan perilaku yang kedua adalah observasi

terhadap subjek yang di wawancarai

Dengan observasi di harapkan peneliti lebih deapat mengungkapkan

intensitas emosi subjek terhadap pengalaman-pen!1alamannya serta

hal lain yang tidak tercakup dalam informasi verbal yang diberikan

subjek, sehinggadapat memperkaya data yang di peroleh (Monyn caux

& Lans, 1982 dalam marshal & rossman, 1995 clalam Lestari,2004)

peneliti juga melakukan observasi mengenai tingkah laku subjek

selama observasi berlangsung,dan tingkah laku yang clapat

diobservasi sebagai berikut: raut wajah, mimik bibir.lcara berbicra,

gerakan tangan, kaki, dan badab/tubuh serta pola cluduk subjek

berubah atau menetap

3.4. Tekhik Pengambilan Sampel

Peneliti menggunakan sampel bertujuan (Purposive samplling) karena

didasarkan atas adanya tujuan-tujuan tertentu dari peneliti, tekhnik ini

dilakukan karena adanya beberapa pertimbangan mengenai keterbatasan

Page 58: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

waktu, tenaga dan dana peneliti sehingga peneliti tidak mampu mengambil

sampel dari jumlah yang terlalu banyak (Arikunto,2002).

3.4.1. Responden

dalam penelitian ini penulis menunjuk tiga orang sebagai responden atau

subjek penelitian, penentuan jumlah subjek ini adalah untuk jumlah sampel

yang di sesuaikan dengan fenomena yang akan diamati.

46

Adapaun bentuk pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan cara

Purposive sampling, yaitu subjek dipilih berdasarkan pertimbangan dan

tujuan tertentu, hal ini seperti di ungkapkan Patton( dalam Wulandari 2001 ),

bahwa penelitian kualitatif umumnya menggunakan pendeikatan Purposif,

sampel tidak diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti kriteria

tertentu.

3.4.2. Karakteristik Subjek

Adapun karakteristik sampel yang di gunakan oleh penulis; adalah mahasiswa

UiN Syarif Hidayatul!ah Jakarta fakultas psokologi bemsia 18-24 tahun. Yang

cuti kuliah karena faktor ekonomi keluarga yang lemah.

Page 59: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

3.5. Prosedur Penelitian

3.5.1 Tahap Persiapan

47

1) Peneliti menyusun pedoman wawancara tidak terstruktur yang

bersifat terbuka untuk menggali kondisi-kondisi yang menimbulkan

stres pada mahasiswa yang cuti kuliah karena faktor ekonomi

keluarga yang kurang mampu.

2) Menunjukan pedoman wawancara tidak terstruktur kapada

pembimbing skripsi untuk mendapatkan umpan balik

3) Melakukan perbaikan-perbaikan dan tambahan yang di perlukan

terhadap wawancara.

3.6. Analisa Data

penelitiuan ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode

studi kasus deskriptif yang hasil dari penelitian ini tidak di uraikan dalam

bentuk angka seperti penelitian kuantitatif, melainkan akan benrpa

deskripsi, cerita tuliasan dan angka-angka analisa menurut Patton

(dalam Lestari 1996) adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategiri dan satuan uraian

dasar. Analisa kualitatif tetap menggunakan kata-kata yangt biasanya di

sususn dalam teks yang dipeluas.

Page 60: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

BABIV

HASIL PENELITIAN

Dalama Bab IV ini akan di jelaskan hasil pengolahan data, yang di dapat dari

Japangan penelitian, adapun hasil penelitian dapat di jabairl<an dalam bentuk

analisa kasus, gambaran urnurn subjek, riwayat kasus, observasi,

wawancara, garnbaran stres, garnbaran coping, dan perbandingan antar

kasus.

4.1. Gambaran Umum Subjek

subjek yang diarnbil dalarn penelitian ini berjurnlah tiga orang yang sernuanya

adalah orang-orang yang telah di pilih berdasarkan kriteria yang telah

diterapkan sebelumnya, nama-narna subjek dalarn penelitian ini sengaja di

sarnarkan untuk rnenjaga kerahasiaan subjek penelitian dan sesuai dengan

etika penelitian

Tabel 4.1.1. ldentitas responden penelitian

No Nam a Jen is Usia Agama Fakultas Semester Kelarnin

1 SS Laki-laki 24 Tahun Islam Psikologi UJN jkt VIII

2 II Perernpuan 18 tahun Islam Psikologi UIN jkt Ill

3 K Laki-laki 21 tahun Islam Psikologi UIN jkt v

Page 61: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

4.2. Analisa Kasus

4.2.1. Responden 1 (SS)

Gambaran Umum

49

SS adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Psikologi

semester VIII, yang kini berusia 24 tahun, ia lahir di Bogor pada tanggal 20

oktober 1983 dan SS anak bungu dari 4 bersaudara ketig;a kakaknya sudah

menikah.

Subjek adalah pribadi menarik dan penuh dengan sederhana, itulah kesan

pertama yang timbul saat bertemu dengan SS, pria ini selalu menebar

senyum dan bersahabat dalam dalam setiap kunjungan p1~nelitian ini, meski

terlihat kurang sehat karena habis sakit tetapi SS tetap rarnah menyambut

penulis berkunjung kerurnahnya.

Awai SS rnulai stres sejak dari awal masuk kuliah perkuliahan yang dijalani

sekarang adalah atas kernauan SS sendiri, walaupun ayahnya sernpat bilang

biaya kuliahnya nanti tidak bisa cjitanggung semuannya karena penghasilan

ayahnya yang cukup hanya cukup untuk kebutuhan serhari-hari, akhimya SS

rnembicarakan hal tersebutb kepada ketiga kakaknyadan ketiga kakanya

tersebut menyetjua permintaan SS, dan akhimya Ss pun bisa kuliah dan

biaya kuliah dari ayah dan kakaknya, selama kuliah SS seilalu telat dalam

Page 62: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

50

registrasi pembayaran. Walaupun semat malu dan dansedikit minder sama

teman-teamannya, SS terus menjalankannya karena bagi subjek apa yang

udah terjadi adalah sebuah resiko yang harus diterima.

"tadinya sih, kuliah itu adalah kemauan gw, padaha/ bokap gw udah pemah bilang kalo be/iau ga sanggup jika biayai semuanya, akhimya gw ngomong soa/ ini sama ketiga kakak gw, dan .syukurlah mereka sejuju, biaya gw adalah hasi/ dari patungan bol<ap dan kakak-kakak gw, ya ......... walaupun hampir sering te/at kalo pembayaran registrasi.

Untuk menambahi uang saku dan kebutuhan kulaih, dari rnulai kuliahpun SS

sudah mulai cari penghasilan tambahan untuk kebutuhan kuliah dan saku

kuliah, subjek melakukan hal tersebut karena ia rnersa sangat kurang untuk

membeli kebutuhan kuliahnya seperti buku, foto copy dan lainnya. lnginnya

SS fokus sama kuliahnya saja tetapi harapan itu belum bh;a, karena

penghasilan keluarga saja hanya cukup buat kebutuhan sehari-hari, untuk itu

SS harus mencari penghasilan tarnabahan sendiri.

"Pengennya gw sih, fokus sama kuliah dulu tapi kenyataannya ga bisa karena untuk beli buku aja dan foto copy aja ga bisa, uang saku aja cuma pas buat ongkos, tapi gw sih ga pemah nge/uh karena gw juga tau keadaan ekonomi ke/uarga gw juga kurang, ya udah gw coba ngaj;;1r eskul di seko/ah SMP gw dulu, lumayan sih buat tambahan uang saku gw l'iap hari.

Dengan penghasilan yang cukup buat nambahin uang saku. SS sudah

merasa cukup buat nambahin uang saku, tetapi adakalanya SS juga merasa

bingung ketika jadwal dan tugas kuliah mulai padat dan banyak, dia tidak

dapat membagi waktunya untuk mengajar eskul di sekolahan dan SS pun

Page 63: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

51

akhimya tidak dapat pengahasilan buat nambahain uang saku tiap harinya,

SS pemah stres dengan keadaan tersebut di atas, bahkan tidak masuk kuliah

karena tidak punya uang saku.

"gw pwemah tuh stres banget, tugas kulih banyak, harus beli buku dan foto copy, dan pastinya semua itu membutuhkan pengeluaran yang tidak sedikit , tapi disaat yang sam gw juga ga punya tambahan karena gw ga pemah masuk untuk ngajar esku/, kalo semua jadwal kuliah padat, gw udah ga bisa bagi waktu buat ngajar Iagi, pokoknya pusing banget dech.

SS sering merasa khawatir dengan kelanjutan kuliahnya nanti, ia sering

merasa cemas dan takut apalagi waktu kuliah belum selei~ai ayah dan

kakaknya tidak bisa blagi menyanggupi pembayarannya, i~eiring dengan

jalanya waktu akhimya kekhawatiran itu terjadi juga, ayahinya meninggal dan

kakaknya pun tidak lagi menyanggupi biaya kuliah SS dan akhimya SS

diminta keluarganya untuk menunda kuliahnya.

"emang sih, dari awal gw udah sering banget kep.ikiran soa/ ini, jangankan untuk biaya kuliah buat ongkos sehari·hari aja kadang ga ada, apa/agi semenjak bokap gw meningga/, kakak gw juga udah ga bisa Jagi bantuin biaya buat gw sepenuhnya, gw hampir ga nyangka kalo apa yang gw takutin tetjadi juga. Tapi ya tinggal nunggu waktu aja dech. Mudah-mudaan sih ga lama gw cuti kaya gim:

Secara otomatis, SS saat ini cuti kuliah, karena faktor ekoinomi keluarga yang

sudah tidak lagi menyanggupi biaya kuliahnya SS, pasca cuti kuliah subjek

mulai menekuni lagi pekerjaannya untuk mencoba menabiung dan

mengumpulkan uang buat meneruskan kuliahnya nanti. SS sangat

Page 64: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

52

menginginkan untuk menyelesaikan kuliahnya, dengan sekuat tenaga,

persaan, SS tetap berusa mencari biaya kuliahnya yang t1~rtunda.

Gambaran stres SS

Tahap Pertama

Pada dasamya perjalanan yang dialami SS semenjak ia masuk kuliah,

dimana stres itu selalu muncul ketika subjek harus membayar uang kuliah

setiap pergantian semester dimana SS merasa stres dan malu ketika ia harus

menunda pembayaran uang kuliahnya dengan cara memnta surat pengajuan

penundaan kuliah.

"kan dari awal gw kuliah, keluarga gw kurang bang.et ekonominya, apalagi ka/o udah mulai bayaran semester, sedang'kan terkadang uangnya be/om ada dan gw terpaksa haros buat syrat tunggakan karena ga bisa bayar tepat waktu, ya pokoknya stms banget deh, n

faktor biaya kuliah yang menjadi pemicu stres subjek SS, semakin kuat

kemunculannya ketika SS mulai masuk semester 4, dimana pada saat itu SS

merasa khawatir akan kelanjutan kuliahnya, pada saat itu (semester 4) biaya

kuliah SS mulai di bantu oleh kakaknya yang sudah bekerja, dalam diri SS

muncul keraguan apakah dirinya mampu menyelesaikan ~;uliahnya sampai

tingkat akhir (sampai Wisuda).

"mulai semester 4 ke atas biaya kuliah gw di bantu sama kakak gw, gw khawatir banget, apa/agi dengan kondisi seperti' itu, gw takut ga bisa ngelanjutin ku/iah /agi"

Page 65: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

53

kekhawatiran SS akan kelanjutan kuliahnya benar-banar terjadi, pada saat

ayah SS meninggal dunia memaksa SS untuk berhenti kuliah secara

terpaksa di karenakan tidak adanya biaya untuk kuliah SS, dimana SS pun

tidak bisa berharap pada bantuan kakaknya sepenuhnya, dimana pada waktu

yang bersamaan dengan meninggalnya ayah SS kakaknya pun sempat

berhenti bekerja.

"ehm,,temyata kekhawatian gw selama ini tetjadi juga, gw harus cutu kuliah karena keadaan ekonomi ke/uarga gw yang kayaknya tidak bisa lagi untuk gw nglanjutin kuliah, semenjak bokap gw meninggal kakak gw juga sempet keluar dari tempat ketjanya, tapi gw juga ga bisa berharap banyah karena kakak gw juga harus bantuin nyokap dan biaya kebutuhan rumah,"

Tahap Kadua

Gejala yang dirasakan SS ketika sedang stres adalah susah tidur, sering

pusing, cemas, terkadang , ketika dalam kondisi tertekan i:;eperti ini SS

benar-benar merasa gelisah.

"kalo lagi stres, aduh kepala gw suka pusing , susah tidur apalagi ka/o udah kebayang masa/ah ini timbul sampai gEilisah sampai perb\na sakit migran"

Jikia sedang stres terkadang timbul keinginan dalam hati 8S ingin berhenti

dan tidak melanjutkan kuliahnya lagi, dengan begitu ia akan fokus bekerja

untuk membantu keluarganya. Tapi disisi lain SS merasa sayang jika harus

berhenti dengan waktu kuliah yang sebentar lagi selesai.

Page 66: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

54

"Ka/o /agi stres mikirin masa/ah ekonomi ke/urga gw terpintas gw pengen berhenti saja kuliahnya dan tidak usah melanjutkan dari pada terus-terusan buat beban keluarga, tapi disi.si lain saya merasa bertanggung jawab dengan kuliah saya yang harus gw selesaikan, udah terlanjur banyak biaya yang keluar buat kuliah gw dan sekarang tinggal se/angkah lagi gw harus menyeJesaiakan kuliah gw, jadi biarpun harus menunggu, saya harus tetap meneruskan kuliah saya."

Meskipun berusaha menikrnati kehidupannya, tetap saja SS pernah

mengalami stres terlebih dengan kuliahnya yang tertunda dan keadaan

ekonomi keluarga yang sedang sulit, disatu sisi SS ingin membantu

keluarganya tapi disisi lain SS juga harus menyisihkan hai;il pendapatanya

buat di tabung untuk biaya kuliah yang selanjutnya.

"stres pastilah pemah. .... apalagi nmelihat kondisi ekonomi keluarga gw yang seperti ini, untuk makan sehari-hari aja cukup susah sekarang ini apa/agi untuk biaya kuliah saya dam l<ayaknya ga mungkin banget kecuali gw biaya sendiri."

Dari hasil wawancara, ditemukan bahwa SS memang mengalami stres akibat

cuti kuliah yang bukan karena kernauannya sendiri melainl<an tuntutan

keluarga karena faktor ekonomi yang lemah, stres ini tirnbul sebelum cuti

kuliah justru awal kuliahpun SS sudah mulia mengalami st1res sampai stres

yang berl<elanjutan sampai sekarang yaitu ketika ayahnya meninggal dan

keluarganya meminta SS untuk menunda kuliahnya sernentara waktu.

awal kejadian terjadinya stres ketika ia harus membayar mgistrasi kuyliah

dan pada itu belum ada uang yang tersedia untuk bayaran kulih dan

ditambah dengan sekarang SS harus mengambil cuti sernenjak ayahnya

Page 67: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

55

meninggal karena ibunya tidak mampu untuk membiayai f:uliah SS sampai

selasai, begitu pula kakaknya tidak bisa membiayai sepeniuhnya biaya kuliah

SS karena faktor ekonomi yang lemah juga terjadi pada kakanya

stres yang terberat yang SS rasakan adalah ketika ia diminta cuti kuliah oleh

keluarganya sedangkan masa kuliah SS hanya tingggal menyusun skripsi

saja. SS sempat menyesalkan masalah tersebut; tapi SSpun tidak bisa

memaksakan diri untuk tetap kuliah sementara keluarganya sedang

mengalami kesusahan ekonomi, dan akhimypun SS menuruti permintaan

keluarganya untuk menunda kuliah.

Gambaran Coping SS

Tahap Kedua

Dalam menghadapi permasalahan ini subjek sering merenung yang

adakalanya dalam perenungannya membuat SS menangis, perenungan ini

SS takukan di rumahnya (tepatnya di kamar pribadi SS)

"paling gw lebih sering merenung dirt aja dikamar atau di romah aja , walaupun kadang gw suka nangis-nangis sendiri il<alo tiap kali gw inget masalah-masalah gw yang ga ada abisnya, gw selalu merasa masalah itu ada teros melimpah gw dan ke/uarga gw.terkadang mesa/ah yang satu be/om selesai udah ada /agi masa/ah baru, seperti yang gw alamr saat ini"

keinginan SS untuk melanjutkan kuliah selalu ada, hal ini mendorong subjek

untuk bekerja demi mendapatkan uang tambahan bagi biaya kuliahnya, SS

Page 68: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

56

selalu menyisihkan sebagian pendapatanya untuk ditabung dan SS masih

berharap kakaknya dapat membantu biaya kuliah SS selanjutnya.

"kalo soal buat melanjutkan kuliah gw, gw Cuma nunggu waktu kepastian dari kakak-kakak gw yang katanga mau membiayai ku/iah gw, sambil gw sedikit-sedikit nabung buat nambahi biayay gw nanti."

Subjek sadar bahwa tidak selamanya berdiam diri tanpa harus sering atau

mencari solusi dan bertukar pikiran dengan orang lain dapat menyelasaikan

masalahnya karena menurut subjek, merasa tidak sanggup menghapi

dengan caranya sendiri tanpa mencari jalan keluar untuk menyelasaikan

masalahnya.

"awalnya gw menyakini diri sendiri dulu dan memikirkan bagaimana jalan keluamya agar gw g berdiam diri dan menutup diri dengan masa/ah gw. Akhimya gw sadar kalo gw ga bisa menyelesaikan masalah tanpa ada bantuan dari orang lain ataupun masukan, pendapt dan solusi yang baik dari orang lain, dan akhimya gw coba buar saning sama salah satu sahabat gw dan dia juga satu bkefas sama gw, setelah gw cerita panjang lebar semua masalah gw. Akhimya sahabat gw sangat mendukung gw dan menyarankan agar gw tetap sabar, bemsaha, dan berdoa karona setiap masa/ah pasti ada ja/an keluamya, walaupun awalnya gw ragu untuk cerita semua maslah-masalah gw ke siapapun, baik kelua1ga ataupun sahabat dan temen-temen gw."

Tahapkedua

SS juga melakukan strategi planing yaitu merencanakan hal-hal yang dapat

dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres, planing

merupakan bagian dari cping yang terpusat pada masalah (problem focused

coping) strategi coping yang merupakan cara yang biasa SS lakukan untuk

Page 69: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

meredam stressor, yaitu dengan mempersiapkan langkah dan perencana

untuk menghadapi situasi yang bisa menekan, misal ketika ia harus

menyisihkan pendapatannya untuk biaya kuliah selanjutn~1a.

"saya sih biasanya kalo pendapatan saya /agi /ebih dari cukup, gw suka menyisihkan sebagian buat nyokap gw dan .sebagiannya /agi gw tabung buat kebutuhan dan biaya kuliah gw nanti."

Selain dengan problem focused coping, SS diasadari atau tidak sering

melakukan penolakan (Denial) terhadap masalah yang ia lhadapi denial

57

merupakan dari benruk coping yang berpusat pada emosi (emotion focused

coping), strategi ini dilakukan dengan sesekali bersikap tidak acuh, tidak

terlalu peduli, dan beerusa tidak memikirkan masalah yan!J ada.

')ta sih kalo buat gw masalah ini emang berat tapi kalo dipikirin terus juga kurang baik, kalo gw biasanya lebih cuek aja kali ya, abisnya mau diapain /agi, apalagi ngw bukan tipe orang yang suka curhat matemen atau keluarga."

Strategi coping yang terakhir yang sering SS lakukan adalah mendekatkan

diri pada Allah SWT (turning of religion) yaitu dengan lebih rajin slolat dan

memperbanyak dzikir, menurut SS langkah ini sangat manjur untuk

mengobati kegundahan hati ketika ada masalah yang san11at berat, SS

pasrah kepada Allah SWT dan berdoa agar bisa diberi jalan keluar yang

mudah. Turning of religion merupakan bagian dari strategi dari Emotional

focused coping. Didalam metode turning to religion, seseorang yang berada

dalam keadaan stres memilih untuk beralih kepada agama, sebab sebagian

Page 70: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

58

besar orang menganggap agam adalah alat yang dapat bt~rfungsi

sebagaisumber dukungan emotional.

"kalo gw udah bener-bener pusing paling saya nangis sendiri dikamar terkadang sambil sholatpun saya suka nangis, saya tidak pemah luput dari memohon dan meminta sama Allah SWT, biar saya diberi kemudahan dalam menghadapi masalah ini."

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pola respon coping

responden SS merupakn kombinasi dari Problem focused coping, Emotional

focused coping. Dan Problem focused coping mencangkulP active coping dan

planinng, sementara itu Emosional focused coping mencakup denial dan

fuming to religions.

4.2.2. Responden 2 (II)

Gambaran umum

II adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarata Fak:ultas Psikologi

semester 3, yang kini berusia 18 tahun ia lahir di lamongalll Jawa Timur pada

tanggal 31juli1989 dan II anak tunggal dari perkawinan ayah dan ibu

kandungnya, tapi kini II jadi anak pertama dari 4 bersaudara dari perkawinan

ayah dan ibu tirinya, ia tinggal bersama ibu kandung dan ~;edua adik tirinya, II

memiliki performance yang sopan dan dewasa, tinggi bad1~n ± 155 cm

dengan berat badan 40 cm, akibatnya II terlihat sangat kurus, meski baru

berusia 18 tahun. II tampak lebih dewasa dari umur sebenarnya.

Page 71: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

Periang dan supel, itulah kesan yang rnuncul saat penulis berkunjung

kerurnah II, suasan rarnah, kekeluargaan yang kental san!~at terlihat dari

penerimaan II, bisa terlihat pula bahwa II rnerupal<an priba1di yang rnudah

bergaual sebab ia tida sulit untuk rnernbentuk keakraban antara penulis,

rneski tinggal dikeluarga yang sederhana II tetap terlihat c:eria.

II rnerniliki perforrnence yang sopan dan dewasa, tinggi bada ±155 cm dan

beat badan 40 cm, akibatya II terlihat sangat kurus, rneski baru beruasia 18

tahun, II tarnpak dewasa dari uur sbenamya.

59

Awai II menyadari mengalarni stres ketika, ia dirninta oleh keluarganya untuk

rnenunda kuliahnya, karena kedua orang tuanya rnegalarni PHK, sebelurn

kedua orang tuanya II rnerasa sernua kebutuhan sekolah, kuliah terpenuh,

menginjak semester tiga, II megalarni penuruan seprti kebutuhan yang tidak

terpenuhi lagi dan sampai dirninta untul< menunda kuliahnya.

"aku bener-bener shok banget pada waktu itu, tiba-tiba ibu meminta aku untuk menunda ku/iahnya du/u, dengan a/asan ibu sama ayah Jagi kena phk. Aku taidak nyangka banget dan ha/ tersE1but idak terfikirkan olek ku, tapi dengan berja/annya waktu aku bisa terima semua inf

saat pertama II sudah tidak rnasuk kuliah lagi karena cuti ill terenung di kamar

terus seakan-akan ia tidak yakin dengan sernua yang terjadi. MenunJt ii

subjek merasa mimpi, kuliah baru semester tiga harus sudah cuti, pasl<a cuti

kuliah tiga minggu dirumah ibu II rneminta II untuk mencari kerja supaya bisa

Page 72: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

60

membantu keluarga dan adik-adknya. linya pun merasa bingung dan stress

dengan permintaan ibu yang meminta II untuk cepat menc:ari kerja.

"masalah yang pertama saja aku masih kebayang, tiga minggu setelah euti sudah diminta untuk menearl kerja, eoba sapa yang tidak stres ........... pikiran bingung dan harus earl kerja dimana apalagi gak gampang menearl ketja, tapi ibu terus mendesak aku untuk cepat earl kerja agar aku bisa sedikit bantuin ke/uarga dan adik-adik sekolah."

Meski merasa tertekan dan masih sedih dengan kondisiya1 saat ini. II terus

dan terus mencari kerja seperti yang ibunya minta dengart kesabaran yang

dijalani II pun tidak merasa putus asa. Tetapi sesekali n merasa stres karena

sudah sekian banyak surat lamaran kerja yang dikirim dan satupun belum

ada panggilan, sedangkan pihak keluarga II sudah terus mendesak dan

marah-marah karena II belum juga rnendapatkan pekerjaan.

"aku tuh terkadang suka kese/ banget sama ibu, dia se/a/u marah­marah padaha/ aku sudah berusaha mencarl ke1ja tapi ibu tidak ada bosannya mendesak aku terns terusan, aku jadi stres timbulnya kadang aku tinggal pergi aja kalau ibu mulai marah-marah."

Saat ini II hanya bisa menjalankan kehidupannya sekarang ini, dia mencoba

sekuat tenaga untuk membantu kesulitan keluarganya, mEmurut subjek dia

juga tidak akan mernbiarkannya mati kelaparan karena tidak bisa memenuhi

kebutuhan keluarganya akibat disphk kedua orang tuanya. II terus mencari

pekerjaan sampai akhirnya menemukan pekerjaan yang penghasilannya

cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya selama SE~bulan.

"aku juga mikir, ga mungkin aku mengebiarln keluarga aku mati kelaparan akibat tidak bisa membeli apa-apa, karena tidak ada uang yang cukup untuk membeli kebutuhan tersebut, dengan sekuat tenaga

Page 73: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

61

aku terus mencari kerja sampai akhimya aku menemui pekerjaan yang penghasi/annya cukup buat biaya hidup sebulan. Sebenemya aku stres bukan karena cuti kuliah saja melainkan dua masalah dalam waktu yang sama yaitu kuliah dan keluarga."

Meski lelah dengan aktivitas yang padat semangat ini tidak surut dan ia tidak

menjadikan hal itu beban yang berlebihan bagi dirinya meskipun sesekali ia

merasa stres karena banyak hal yang harus dipikirkan antara lain masalah

cuti kuliahnya dan keluarganya. Meskipun berat, II tetap rnenjalankan dengan

sebaik mungkin selain itu selama masih cuti kuliah II akan menekuni

pekerjaannya dengan menyisihkan sedikit pendapatannyai untuk menambahi

biaya kuliah nanti, sampai keadaannya normal kembali.

Gambaran Stres II

Tahap Pertama

Awai perjalanan stres yang di alami II pada waktu dia me1ngetahui bahwa

kedua orang tuanya sudah tidak bekerja lagi, dimana stres itu muncul ketika

kebimbangan dan rasa khawatir II tinggi dan memikirkan bagaimana untuk

biaya kuliah dan adik-adik sekolah dan pada akhimya ibu subjek meminta II

untuk menunda kuliahnya.

"Semenjak aku di minta ibu untuk cuti kuliah dan pada saat itu aku stres banget, karena pasti aku bakalan ketinggalan mata kuliah dari teman-teman yanng lainya, setiap saya memikirk•~ soa/ itu pasti jadi tibul stres, resah dan bingung deh, udah gitu selang beberapa minggu pasca cuti ku/iah ibu udah mulai meminta saya untuk cepet­cepet earl kerja agar bisa membantu adik-adik seko/ah dan dari situ aku merasa makin bertambah masa/ah yang begitu rumit dalam diri

Page 74: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

aku dan aku makin merasa terlekan menghadapi masalah yang seka/igus memberatkan aku banget"

62

Rasa keinginan II untuk melanjutkan kuliah sangat tinggi sampai terkadang

ia sering merasa khawatir dengan kondisi ekonomi keluar~1anya saat ini

apalagi kedua orang tuanya sudah tidak bekerja dan tidak punya penghasilan

tiap bulanya.

"rencananya aku masuk kuliah /agi semester ganjil karena dalam surat cutinya uku cuti cuma 2 semester aja, tapi aku masih suka khaawati juga sih, takutnya pas udah waktunya masuk ku/iah /agi, temyata orang tuua aku be/um siap untuk membiayai ku/iah aku karena be/um ada biaya yang cukup, untuk biaya kuliah aku, itulah yang sangat aku khawatirl<an karena di lihat dari kondisi ekonomi orang tua aku yang sekarang aja sedang tidak stabil atau masih kurang banget, semenjak orang tuaku udah tidak bekerja /agi."

Faktor biaya yang menjadi pemicu subjek, semakin kuat kemunculanya

semenjak orang tuanya sudah tidak bekerja lagi dan tidak lagi punya

penghasilan tertap setiap bulanya, dan pada saat itu II semakin khawatir

akan kelanjutan kuliahnya karena biaya kuliah II bersalal dari dari

penghasilan atau pendapatan kedua orang tuanya yang masih bekerja waktu

itu.

"awa/nya sih aku g terlalu khawatir banget, tapi ya irlu dia ka/o dilihat dari dari kondisi ekonominyasekarang dab be/uim /agi orang tua aku, satupun be/um ada yang mulai bekerja dan dari man penghasilan tiap bulanya, paling juga Cuma ngandelin warung jajan aja dan itu masuh be/um cukup banget be/um /agi buat adik-adik aku seko/ah untuk itu saya kerja biar bisa bantu adik-adik aku seko/ah,kadang saya juga bingung, pengennya sih kerja hasilnya buat saya tabung karena buat tambahan biaya ku/iah aku nanti,bis saya khawatir dengan orang tua aku yang be/um bisa membiayai kuliah aku nanti

Page 75: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

63

kalo udah waktunya aku mulai masuk kuliah, tapi apa bo/eh buat aku g tega melihat kondisi ke/uarga aku yang sekaranfJ, ya mau ga mau aku harus /ebih mementingkan adi dan ke/uarga aku du/u"

Faktor penyebab dari awal munculnya stres pada subjek II yang

menimbulkan stres itu berlcelanjutan dan memicu perasaan menjadi tertekan

akibat kondisi dan tuntutan yang rnelibatkan dirinya untuk rnembantu

keluarga dan adik-adiknya sekolah.

"banyak yang menjadi penyebab aku sires karena keadaan ekonomi yang seperti ini. Ketika: .. mengetahui kalo kedua orang tua a/w di phk dt!ln tidak bekerja

/agi. " ketika di minta menunda kuliah karena ayah dan ibu aku yang

sudah tidak mampu /agi untuk membiayai aku ku/iah. " ibu kalo di rumah suka marah-marah ga jelas clan me/ampiaskan.

kemarahanya se/a/u sama aku, mentang-mentang aku anak yang paling besar di rumah.

• Di tuntut untuk cepat-cepat kerja. Agar bisa membantu acfik-adik sekolah.

• Khawatir takut tidak bisa meneruskan kuliah /agi dengan koncfisi ekonomi keluarga aku yang masih kaya gini."

Tahap kedua

Menurut II, ia adalah seseorang yang tidal< tertalu mernildrkan masalah. Apa

yang ia jalani saat ini bisa berjalan dengan bail<. Meski demikian juga II tidak

memungkiri bahwa stres karap datang, beberapa hal yang kadang membuat

II stres adalah ketika ibunya selalu marah-marah pada II tanpa alasan yang

Page 76: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

jelas dan ketika kedua orang tuanya selalu mendesak agar II cepat bekerja

dan agar bisa membantu keluaganya.

64

"Biasa aja tuh. Kadang aku Cuma dengerin aja, tapi yang namanyajuga hidup pasti punya masa/ah, aku terlradang kalo ibu lagi marah atau ayah juga ikut marah, paling aku diem, bisnya kalo aku ikut emosi juga, yang ada masalah bukan tambah selasai tapi makinpanjang."

Gejala yang dirasakan II kertika sedang stres adalah susah tidur, susah

makan, bahkan berat badan turun drastis, terkadang ketika kondisi dalam

keadaan tertekan seperti ini II benar-benar merasa cape dan gelisah.

"jika stres mulai datang dipikiran akiu, aduh .... kep<ila aku suka pusing, tidurpun susah, nafsu makan juga menumn, bahkan berat badan aku tumn drastis. n

Sesekali II juga mengalami stres yang dirasa sangat berat, kondisi seperti ini

biasanya muncul ketika ia selalu dan terus mendesak untul< mencari

pekerjaan, tentunya II harus menuruti permintaan ibunya, situasi seperti inilah

yang membuat II sangat terpukul karena ia dihadapi pada rnasalah yang

begitu rumit . menurut komentar II.

)la ka/o ibu udah sering marah karena aku hams mendapat pekerjaan, terkadang saya suka bingung dan semakin seakan-akan aku dikejar-kejar sama masa/ah walaupun saya udah bemsaha mencari tapi pemah sampe 2 bu/an saya be/um kerja juga, dan saya juga ga tau hams gimana lagi, saya cuma bisa pasrah aja, kalo emang rejeki saya, saya yakin pasti ada panggi/an kerja."

Dari hasil wawancara di temukan bahwa II juga merasakan hal yang sama

seperti yang dialami SS yaitu mengalami stres pasca cuti kuliah, apalagi cuti

Page 77: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

65

kulih berdasarkan tuntutan dari orang tua yang mendesak akibat faktor

ekonomi keluarga yang lemah, semenjak kedua orang tua II mengalami phk

ditempatb kerjanya, awal stres yang terjadi pada ketika dipaksa orang tuanya

untuk menunda kuliahnya sementara waktu dan pasca cuti kuliah yang selalu

di desak olek kedua orang tuanya untuk cepar mencari kerja agar bisa

membantu meringankan beban keluarga dan memenuhi k1ebutuhan serta

biaya pendidikan adik-adiknya, stres terbesar yang dirasakan ketika II terus

dipaksa dan selalu dimarahi oleh kedua orang tuanya untuk cepat mencari

dan mendapat pekerjaan dan bisa menopang keluarganya sementara sampai

kedua orang tuanya mendapat pekerjaan baru lagi.

Gambaran Coping II

Tahap Pertama

Usaha II untuk mencari kerja tidak pemah putus asa , demi untuk membantu

melanjutkan sekolah adik-adiknya yang masih duduk di bangku sekolah

dasar dan II selalu menyisihkan pendapatnya untuk di tabung, hal tersebut

yang membuat II terus bekerja tapi II masih berharap pada kedua orang

tuanya untuk bisa membiayai kemblai kuliahnya yang tertunda.

"aku terus mencari kerja sampe buat 7 surat lamaran yang aku kirim di setiap /owongan tapi satupun ga ada yang dipa.nggil, sempet putus asa sih tapi aku juga ga mau nyerah gitu aja, apa/agi orang tua aku nuntut untuk cepet-cepet ketja dan akhimyapun bisa ketja karena diwa sama tretangga aku untuk ketja di tempat dia beketja sebagai kasir di e/izabet bakeri dan dari pendapatan aku ketja bisa untuk

Page 78: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

66

membantu adik-adik dan ke/uarga aku dan sisanya bisa aku tabung syukur-syukur bisa buat nambahin biayaa kuliah a•ku nant. n

Subjek sempat mengalami berbagai konflik pasca cuti kuli;ah karena tuntutan

kjerja dari keluarganya dan hal tersebut yang membuat II rnerasa frustasi

dalam menghadapi masalah yang bertubi-tubi, tertekan dengan keadaan dan

tuntutan keluarganya.

"aku kan sempet 4 bualn be/um kerja pasca cuti kuliah, mungkin orang tua aku juga udah kebingungan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya adik-adik ak1:1 sekolah sedangf<an sekarang udah ga ada lagi penghasilan tetap kaya dulu lagi, paling cuma rigandelin warung jajan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga kadang masih kurang, akhimya nyokapun sering marah-marah dan sering banget nanyain kapan aku mu/;ai kerja dan terus seperti itu bahkan hampir setiap hari, dan timbulnya saya sering stres dengan pertanyaan itu apa/agi zaman sekarang mencari pekerjaan dengan ijazah smu agak sedikit susah, padahal aku aku udah berusaha dan udah cuba untuk melamar kemana-kemana tapi be/um ada yang di panggil juga. Dan akupun pemah sampe di diemin ibu dan ayah gara-gara aku be/um bisa kerj'a-kerja udah 4 bu/an ini, mereka fikir aku ga berusaha , tapi aku cuma bisa sabar, ikh/as dan memaklumu kondisi orang tua dan keadaan ekonimi keluarga aku. n

Keinginan subjek agar masalah ini cepat selasai dan orang tuapun tidak

selalu marah-marah dan subjekpun bersi keras untuk term; menyakini orang

tuanya sekaligus memikirkan solusinya.

"aku udah fikirkan matang-matang untuk mmbuat ibu tidak se/a/u marah-marah /agi. aku coba deketin ibu kalo suasana hati ibu /agi enak dan aku ajak ngobrol sambil becanda gitu biar ibu bisa ketawa dan sedikit /upa sama masa/ah yang ada, tapi kadang itu bertahan Cuma beberapahari aja, kesananya tetep aja suka marah-marah kadang masa/ahnya Cuma sepele, aku /upa nyapu rumah natri ibu marahnya udah kaya apaan tau, kadang aku juga jenuh dengan keadaan yang giti-gitu terus, pemah aku tinggal pergi kalo ibu /agi

Page 79: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

marah-marah, aku pergi aja keruamh temen aku l>iar ga tambah sires dengerin marahan ibu terus, n

Tahap Kedua

Strategi coping yng II lakukan cenderung pada coping yang berpusat pada

masalah (problem focused coping) yaitu dengan al<tif copimg biasanya II

langsung bicara dan menyelesaikan masalah dengan orang tuanya yang

menjadi sumber masalah, selain itu II juga mempersiapkan strategi untuk

mengatasi situasi yang bisa menimbulkan stres (planing).

67

"ka/o lagi ada masa/ah, biasanya aku langsung omongin ke ibu meskipun aku lagi punga masa/ah sama temen dEiket, temen kampus ataiu siapa aja, dan aku langsung omongin dan se/esaikan saat itu juga, dari pada nanti jadi beban, iya kalo saya tahan, lagian aku ga bisa mendiamkan masalah yang apaun yang sedang terjadi sama aku."

Strategi coping yang lain yang II lakukan adalah penolakan (denial) yaitu

menoloak kehadiran sumber stres atau bertidak seolah-olah stres tersebut

tidak nyata. Denial merupakan salah satu strategi coping yang terpusat pada

emosi (Emotional focused coping) strategi coping ini 11 lakukan dengan

sebisa mungkin bersikap tidak acuh, tidak peduli, tidak memikirkan masalah

dan beranggapan bahwa hal tersebut bukan hal yang nyata.

"aku sih tidak semua masa/ah aku tanggepin, kalo masa/ah biasa sih itu cuekin aja, anggap aja ga pemah terjadi, lagian kalo semua masalah harus kita tanggepi yang ada kita stres dan bikin pusing sendiri aja, jadi yang perlu dise/esaiakan bagi aku sih masa/ah yang sekiranya penting-penting aja."

Page 80: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

68

Namun II bisa melakukan hal yang sama pada semua masalah, misal ketiak

dihadapi masalah yang rumit II akan mendiskusikan dengan keluarga (orang

tua), temen-temen biasanya II meminta pendapat dari mereka agar bisa

menyelesaikan masalah secepatnya, strategi coping ini adalah strategi

coping terpuswat pada emosi (Emotional focused coping) dengan bentuk

seeking support of emotinal reason.

"yang namanya masa/ah pasti ada aja, kalo udah pusing dengan masalah yang saya hadapi, biasaya saya langsung curhat sam ibu, temen deket dan kalo udah curhat aku selalu d(beri nasehat inilah ..... itu/ah, dan kalo aku udah mengeluarl<an 11nek-unek aku lega banget."

Selainitu II biasa melakukan strategi coping tunning of reli~1ion ketka sedang

ada masalah II berusa untuk lebih dekat lagi sama AllaH SWT dengan sholat,

ngaji dan berdzikir, ia harap akan diberikan jalan keluar darei semua masalah

yang dihadapiny, strategi ini merupakan salah satu dari (Emotional focused

copiung)

"baca bismil/ah setiap mau melakukan sesuatu ayau mau beraktivitas apa aja, apa/agi ka/o masa/ah Jagi banyak banget sebisa mungkin saya lebih sering mendekatkan diri pada Allah swr agar diberikan ja/an ke/uar. n

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pola respon coping II

merupakan kombinasi dari Probem focused coping, Emosional focused

coping, dan strategi focused coping yang mencakup active' coping dan

Page 81: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

planing, sementara itu Focused coping mencakup denial, seeking socisl

support for emosionsl reason dan turning to religions.

4.2.3. Analisa Kasus K

Responden 3 (K)

Gambaran Umum

69

K adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester 5 yang kini

berusia 21 tahun, ia lahir dijakarta pada tangga 15 Juni 1986 dan K adalah

anak bungsu dari 3 bersaudara kedua kakaknya sudah memikah, dan K anak

satu-satunya yang masih kiliah dan masih dibiayai oleh keluarganya, K

memiliki tinggi badan ± 165cm berkulit sawo matang, berabut pendek, K

terlihat antusias saat wawancara berlangsung. Pria ini juga sangat terbuka,

aktif dan mudah bergaul. Wawancara berjalan lancar dan berlangsung di

taman depan rumahnya K yang terletak di Depok sawangan.

Dengan suara sedikit lantang bahkan terkesan tegas, K menjawab setiap

pertanyaan dalam wawancara, namun K terlihat agak terlihat sedih dengan

mata yang berkaca-kaca ketika peneliti menanyakan masalah yang

menyangkut tentang kehidupan dan ekonomi keluarganya. Meski demikian

wawancara berjalan dengan baik, dan sesekali diselingi tawa keakraban.

Page 82: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

70

K adalah sosok pria yang berusia 21 tahun, pria ini terlihat energik dan

terkesan sangat menikmati hidup yang sederhana, keputu:san K untuk

mengambil cuti kuliah karena ia tahu ekonorni keluarganya sedang tidak

stabil. Dengan itu juga kakaknya pemah minta K untuk mencari kerja sambil

rnenjalankan kuliahnya, tapi K tidak mau demikian karena K menginginkan

hanya fokus dalam suatu pekerjaan atau perkuliahan untuk itu K

memutuskan menunda kuliahnya.

"emang sih, awalnya kakak meminta saya untuk bekeTja sambil kuliah tetapi saya piker /agi /ebih baik saya cuti dulu ka/au emang masalahnya karena ekonomi saya coba mencari keTja sambil mengumpulkan uang untuk biaya ku/iah saya selanjutnya."

Menurut K selain mencari uang buat melanjutkan kuliahny;~ nanti, K juga

ingin membantu ibunya yang sekarang ini sedang membutuhkan bantuan

ekonomi, untuk itu K mencoba menyelesaikan satu persatu masalah yang

terjadi pada diri saya.

"meskipun pada awalnya kakak saya tidak setuju dEmgan keputusan saya, tapi saya tetap memutuskan ha/ tersebut. Dan saya juga coba jtelasin sama kakak ka/au saya mencari uang bukan hanya untuk menabung buat biaya kuliah saya, melainkan buat nyokap yang sekarang butuh bantuan."

Sebenamya K ingin menyelesaikan kuliahnya secepatnya jika tidak ada

hambatan, tetapi kenyataannya tidak sama dengan harapan. K sabar kalau

segala sesuatu tidak bisa dipaksakan, dengan segala pen1}ertian dan

kebijakan K akhirnya subjek bisa menerima kenyataan. Pada awalnya juga

Page 83: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

71

stres karena diminta untuk mencari kerja tetapi karena suclah melihat dengan

nyata kenyataan yang ada kalau keluarganya tidak menyanggupi biaya

perkuliahannya akhimya K pun mencari kerja tetapi menunda

perkuliahannya.

"awalnya juga saya bingung lama-lama jadi sires, apa yang saya harapkan tidak sesuai dengan kenyataannya. Tapi i<arena keadaan keluarga saya seperti ini saya pun sadar diri dan Juga tidak memaksakan kehendak saya untuk tetap kuliah sedangkan keluarga dalam kesulitan."

Meski memutuskan sendiri untuk meunda kuliahnya, dan nnencari kerja untuk

menabung untuk biaya kuliah selanjutnya serta untuk mernbantu ibunya juga.

Sesekali K pun mengalami stes, dari awal kakaknya meminta K untuk

mencari kerja sedangkan K sedang konsentrasi kuliahnya. Bahkan K sempat

bingung karena memikirkan persoalan tersebut, setelah m1;}1ihat kenyataan

yang keluarganya alami, K sadar kalau subjek tidak lagi m1~maksakan

kehendaknya dan menerima kenyataan.

Gambaran Stres K

Tahap Petama

Faktor tuntutan kerja yang menjadi pemicu stres k semakin kuat

kemunculannya ketika kakaknya terus menanyakan dan mendesak K untuk

cepat mencari kerja agar dapat memenuhi kebutuhan kuliah dan pridadinya

K sendiri.

Page 84: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

72

"pada waktu kakak saya terns menuntut saya buat J'<erja samnbil ku/iah, pada saat itu saya mulai bimbang dan bingung. Apa yang harns saya /akukan agar biaya kuliah saya tidak terlalu membebankan keluarga saya, be/um /agi saya stres karena kakak saya mendesak saya untuk cepat mencari kerja. Agar semua kebutuhan kuliah dan kebutuhan pribadi saya bisa saya penuhi sendiri tanpa harns meminta dari keluarga kecuali bayaran kuliah."

Pada dasarnya penyebab stress yang dialami K, semenjak K dan keluarga

besarnya mengalami perpecahan antar keluarga hanya karena perebutan

warisan ayahnya yang sudah meninggal lima tahun yang lalu, K merasa stres

dengan kondisi yang seperti itu, dan akhirnya K dan keluawga memutuskan

untuk pindah rumah peninggalan ayahnya yang ada di depok.

"yang membuat saya stress salah satunya seperti apa yang udah saya sebutkan tadi, yang pertama saya dituntut kerja o/ei'l kakak saya pada keadaan saya masih ku/iah, terns kondisi keluarga besar ayah saya yang tidak ada selesainya untuk memperebutkan warisan sampai tetjadi perang dingin antar keluarga, sampai sekarang, mencari ketja empat bu/an pasca cuti kuliah be/om dapet- dapet juga. Dan itulah penyebab dari stre yang membuat saya tidak betah dirnmah"

Kekhawatiran K akan kelanjutan kulihnya ketika K mengetahui keributan

besar dikeluarganya dengan memperebutkan harta warisan ayahnya,

sedangkan pada saat itu kondisi keluarganya K sedang m1engalami krisis

ekonomi.

"pastilah saya khawatir walaupun saya sendiri yang memutuskan buat cuti kuliah, tetapi saya /akukan itu semata karena k1~adaan ekonomi keluarga yang tidak stabil atau sedang mengalami krisis ekonomi."

"Semenjak ayah saya meningga/ lima tahun yang /a/u ke/uarga besar aya selalu meributkan soa/ harta warisan, saya jug;;1 ngga tahu kenapa

Page 85: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

ha/ itu sampai teljadi dengan ke/uarga saya padahal anak dan isteri yang di tingga/ juga ngga sampe segitunya memperebutkan harta warisan ayah saya. Padaha/ kalo boleh dibilang, saya ibu dan kedua kaka saya yang berhak semua itu".

Perasaan yang digambarkan oleh K adalah penyesalan, dimana K harus

73

menghadapi keluarga dari ayahnya yang masih perang dingin antar keluarga

sampai sekarang.

"perasaan saya sampai sekarang masih sedih ya ... kenapa sih semuanya harus berakhir seperti ini, du/u ketika ay13h saya masih hidup semuanya hidup rukun ga pemah ada perse/isihan, tapi kenapa setelah ayah ga ada semuanya jadi berantakan.. ltu yang saya sesali kenapa harus teljadi dike/uarga saya ha/ seperti itu .. "

Tahap Kedua

Meski berusaha menikmati kehidupanya tetap saja K pernah mengalami

stres, terlebih dengan dengan aktifrtas yang padat, pemicu stres berasal dari

tuntutan kakak yang terus meminta K untuk mencari kerja, padahal saat itu

masih kuliah aktif dan banyak tugas yang harus diselesaikan.

"stres pastilah peranah, apa/agi ka/o udeah sampe rumah dari pulang kampus, kakak saya terus dan terus menedesak saya untuk mencari kelja wa/aupun masih kuliah sampai saya bingung dan ga konsentrasi kuliah. n

Dalam kondisi stres gejala yang K alami adalah malas dirnmah, sulit tidur dan

kurang konsentrasi, jika sedang stres K justru mencari kes•ibukan dengan

Page 86: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

74

memperpadar aktivitas agar lupa sama maswalah aatau s1tres yang sedang

dialami, tetapi K tetap mengatasi sumua masalah yang meimbuatnya stres.

"kalo saya udah stres banget dengan masalah masa/ah saya, pasti saya ga betah diramah karena pennasa/ahan yang membuat saya stres sumbemya dari romah dan orang-orang roma, tidur juga ga nyenyak, yang ada kepa/a saya pusing tapi mungl<in ini udah menjadi suratan takdir di keluarga saya kali ya, jarfi udahlah saya /ebih nikmatin dan jalanin aja."

Dari hasil wawancara ditemukan bahwa K mengalami sedikit stres dibanding

SS dan II yang benar-benar niengalami stres pasca cuti kuliah, berbeda

dengan K, ia memutuskan cuti kuliah berdasarkan atas kemauannya sendiri

tanpa paksaan atrau permintaan dari pihak keluarga. K sadar akan keadaan

ekonomi yang lemah pada keluarganya sehingga K berani dan nekat untuk

menunda kuliahnya dan mencari kerja untuk mencari tambahan biaya dan

uang saku ketika kuliahnya mulai dilanjutan lagi. Pada aw~1lnya K sempat

stres karena dipaksa oleh kakanya untuk mencari kerja, dan ketika itu k tidak

berfikir sejauh itu apalagi kuliah K masih semerter lima dan kakaknya terus

memaksakan untuk mencari pekerjaan tetapi masih tetap harus kuliah. Awai

stres yang terjadi pada k kretika lagi terus didesak kakaknya mencari kerja

untuk tambahan uang saku dan kebutuhan kuliahnnya agar bisa di tanggung

sendiri, K bingung dan resah pada saat itu akhirnya K pun mencari kerja

sekaligus memutuska menunda kuliahnya sampai ia bisa pinya tabungan

untuk membiayai kulihnya sendiri

Page 87: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

75

Gambaran Coping K

Tahap Pertama

Dalam waktu empat bulan paska cuti kuliah K terus mencari kerja, tanpa

putus asa demi keluarganya dan K berusaha menabung agar dapat

membiayai kuliah selanjutnya.

"setelah saya ga kuliah /agi empat bu/an di mmah Cuma lontang­lantung sambil nunggu panggilan kerja tapi be/um ada juga, tapi saya tetap sabar menunggu sampai saya mendapat pekEirjaan."

Subyek pemah mengalami konflik karena tuntutan kerja dari kakaknya, hal

tersebut yang membuat makin kuat munculnya stres yang dirasakan.

"ketika kakak meminta saya untuk bekerja, awa/nya saya kaget banget. Saya piker kalau hams earl kerja, kerja apa yah ... ? dan kalau udah kerja ganggu kuliah saya atau ga, itu yang seJa/u saya pikirkan. Dan pada akhimya saya pun menumti kemauan kakak saya kemudian saya mencari kerja tetapi ~eta/ah saya pikirkan lagi ada baiknya saya cuti saya menunda du/u kuliahnya dan saya mau memfokuskan pada kerja du/u sampai saya bisa menabung sampai cukup buat membiayai kuliah saya selanjtunya sendiri."

Keinginan K untuk melanjutkan kuliah lagi selalu ada, hal itu yang mendorong

subyek untuk bekerja agar bisa mendapatkan uang tambahan buat biaya

kuliahnya dan subyek pun berusaha menyisihkan pendapatannya untuk

ditabung biaya kuliah selanjutnya.

"sebenamya seh saya ga boleh citu kuliah o/eh keluarga saya, karena mereka bilang mereka akan membantu biaya ku/iah saya tetapi saya juga hams punya pemasukan buat memenuhi kebutuhan ku/aih dan kebutuhan pribadi saya sendiri. Tapi saya ga tega melihat kondisi perekonomian keluarga saya seperti ini. Akhimya saya mau focus mencari uang untuk biaya kuliah saya nanti se/anjutnya dan biar nanti

Page 88: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

76

ke/uarga saya ga sepenuhnya menge/uarkan biaya untuk perkuliahan saya."

Dalam permasalahan K sering merenung di kamar pribadinya yang kadang

dalam perenungannya K sering menangis sendiri bila mernikirkan

keluarganya saat ini.

"saya /ebih sering merenungkan permasa/ahan say.a di kamar pribadi saya wa/aupun saya nangis jadi keluarga ga bakalan ada yang tau, jujur .. .. Saya suka nangis sendiri ka/u sedang memikirkan masa/ah ini, tapi ka/au saya sudah merasa suntuk dan bosan bernda di rurnah biasanya untuk meri/ekskan pikiran saya, saya mencari kesibukan lain. Seperli; main games di komputer atau pergi ke intemet buat chatting dan sambil nenangin diri."

Tahap Kedua

K termasuk orang yang aktif oleh karena itu sifat ini juga rnempengaruhi

strategi coping K, Laki-laki ini cenderung melakukan coping terpusat pada

masalah (problem focused coping), yaitu dengan active coping pada strategi

ini K langsung aktif dalam menyelesaikan masalah denagn cara menegur dan

bicara langsung pada orang yang menjadi sumber masalah bagi dirinya.

lnilah komentar K.

"saya kan masih kuliah, kalo waktu saya terbagi-bagi gimana, yang ada makin menambah masa/ah /agi apa ga sebaiknya dise/esaesaikan kuliah saya dulu baru nanti say mencari kerja dan fokus di peketjaan tanpa harus membagi waktu."

Page 89: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

77

K juga melakukan strategi planing, yaitu merencanakan hal-hal yang dapat

dilakukan untuk mengatasi situasi yang menimbulkan stres, planing merupak

bagian dari coping yang terpusat pada masalah (Problem focused coping).

strategi coping ini merukan cara yang biasa K lakukan untuk meredam

stresor yaitu dengan mempersiapkan langkah selanjutnya untuk menghadapi

situasi yang menekan.

"akhimya saya mencari kerja dan sekaligus memutuskan menunda kuliahnya du/u, ka/o emang karena biaya y6ang menjadi pemicu buat masalah ini sehingga kakk meminta saya untuk bi~kerja, ya udah akhimya saya mencari kerja dan saya akan meny.isihkan setiap pendapatan sya untuk ditabung."

Strategi coping lain biasa K lakukan turning to religion (kembali pada agama).

Menurut K dengan lebih dekat kepada Allah SWT ada ketEmangan dalam

dirinya lebih tabah, sabar, ketika dihadapi sama suatu ma~1alah.

"saya paling /ebih rajin sholat, biar lebih dekat lagi sama Allah SWT dan agar diberi kemudahan da/am menghadapi sE1gala masalah yang ada."

Tanpa disadari, terkadang K juga melakukan strategi coping yang maladaptif,

yaitu focusing venting of emotional, coping ini merupak kec::enderungan untuk

memusatkan diri pada stres yang bersifat negatf, menurut K ketika sedang

rnengalarni stres, terkadang rnuncul hal-hal yang negatif dalam benaknya,

akibatnya K suka rnelampiaskan rnisalnya dengan rnarah atau pergi dari

rurna.

"kadang masalah rumah suka bikin saya stres, bawaannya suka pengen marah-marah aja dan kalo udah lcaya gitu saya sering pergi

Page 90: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

dari rumah atau main keruma temen ka/o ga saya keintemet seharian!'

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pola respon coping K

78

merupakan kombinasi dari Problem focused coping dari Emosional focused

· coping.dan strategi Problem focused coping. Mencakup, active coping dan

planing, sementara itu Emosional coping mencakup acception, seeking social

support for Emosional reason dan turning to religion serta Maladatif coping

mencakup, coping focused ahd venting emosions dan mental

disengagement.

4.3. Perbandingan Antar Kasus

Setelah dilakukan analisis terhadap setiap kasus, kemudian dilakukan

perbandingan antar kasus, untuk dibandingkan satu dengan yang lainya

untuk mengetahui sejauh mana kesamaan dan perbedaani diantara kasus-

kasus itu.

Dari beberapa kasus diatas, antara satu subjek dengan yang lainya memiliki

tingkat stres dan coping yang hampir sama dalam mengatasi masalah yang

mengenai cuti kuliah, seperti pada kasus SS pada awalny;:i SS tidak

menginginkan karena sebentar lagi akan menyusun skripsi yang kurang lebih

tinggal 2 semester lagi untuk menyelesaikan skripsinya, s1~telah SS

Page 91: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

79

memikirkan lagi dan melihat kondisi ekonomi keluarganya yang tidak mampu

lagi untuk membiayai SS sampai selesai akhirnya SS mernutuskan untuk cuti

kuliah walaupun sempat memikirkan hal tersebut kurang leibih 1 bulan untuk

benar-benar ikhlas dan menerima kenyataan. Selama dalam proses cuti

kuliah subjek mulai menekuni pekerjaannya yang dulu yaitu mengajar ekskul

di sekolah lanjut tingkat pertamanya(SL TP) terdahulu samli>il mengumpulkan

dengan menyisihkan uang untuk ditabung untuk membiayai kuliah dan

rnembantu keluarganya.

Pada kasus II setelah mendengar orang tuanya diphk atau sudah tidak kerja

lagi, II mempunyai firasat dan rasa khawatir yang tinggi rnungkinkah

kuliahnya akan di teruskan dengan kondisi keluarganya yang sudah tidak

bekerja dan tidak punya penghasilan tetap lagi, seminggu lkemudian II

meminta II untuk menunda kuliahnya sementara waktu sarnpai orang tuanya

dapat pekerjaan baru dan bisa bekerja lagi. Pada awalnya II tidak

menginginkan hal tersebut (cuti kuliah) tapi karena dilihat ~:ondisi yang tidak

memungkinkan oarang tua II untuk terus membiayai kuliah II tanpa punya

penghasilan, akhirnya ii memutuskan juga untuk cuti kuliah walaupun sempat

memikirkan hat tersebut kurang lebih 1 bulan untuk bener-lbener bisa

menerirna kenyataan. Dan selama dalam proses cuti kuliah, II mulai mulai

mencari kerja agar bisa menabung dari hasil pendapatannya dan sekaligus

bisa membantu keluarganya.

Page 92: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

Kasus K benar-benar sangat berbeda dengan dua kasus yang terjadi, dari

kasus SS dan II. Karena dalam hal ini K memutuskan cuti lmliah atas

kehendaknya sendiri tanpa paksaan dari keuluarganya. Ka1rena menurut K

keputusan tersebut adalah hal yang tepat. Melihat kondisi keluarga K yang

sedang mengalami krisis keluarga, akhimya K memberanikan diri untuk

mengambil keputusan untuk cuti kuliah.

80

Meskipun berbeda dengan K, SS dan II membutuhkan walctu dalam

menerima keputusan keluarganya untuk memutuskan cuti kuliah, tetapi sikap

mereka (SS dan II) selama proses berfikir untuk menerima keputusan

tersebut (cuti kuliah) dari orang tuanya tidak mempengaruhi sikap dan

tingkah laku yang tidak bail< mereka terhadap orang tuanya walaupun mereka

belum benar-benar bisa menerima keputusan orang tuanya untuk melakukan

cuti kuliah dikarenakan faktor ekonomi keluarga yang sedang mengalami

krisis ekonomi yang mengharuskan mereka melakukan cuU kuliah

Page 93: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

81

4.3.1. Bagan Analisa Antar Subjek

Variabel SS II K

Gambaran Stres

Sumber-sunber stres

1.Tekanan

a. Diminta cuti kuliah oleh Orang Tua '1 '1 -b. Diminta rnencari kerja oleh keluarga - '1 '1 2. Frustrasi

a, Tidak dapat rnelanjutkan kuliah - - -b. Pengangguran pasca cuti kuliah - '1 -3. Perubahan

a. Tidak percaya diri '1 - -b. Merenung atau berdian diri '1 '1 '1 4. Cemas

a. Tidak dapat rnenyelesaikan kuliah '1 '1 '1 b. Menunda kuliah '1 '1 '1 5. Konflik

a. Bimbang karena keinginan tidak terpenuhi '1 '1 '1 b. Tuntutan untuk menopang keluarga - '1 -Proses stres

1.Sedih '1 '1 -2. Kecewa '1 '1 -3.Tdak percaya diri '1 - -4. Tidak peduli - '1 -5. Ernosi mudah tersinggung, mudah marah - '1 '1 6. Munculnya gejala fisik '1 '1 -7. Susah tidur '1 '1 v 8. Tertekan atau tekanan '1 '1 -

Page 94: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

82

9. Konflik -,/ -,/ -,/

10. Cemas ../ ../ -

Gambaran Coping

1 Coping berpusat pada masalah

a. Active coping - ../ ../ b. Planings · ../ - ../ c. Suppretion of competing activities - ../ -d. Restrain coping ../ ../ ../ e. Seeking sosial support for inntrumetal reason ../ ../ -2. Coping berpusat pada emosi

a. Seeking social support for emosional reason - ../ ../ b. Denial ../ ../ -c. Tumung to religion ../ ../ ../ d. Acceptence ../ ../ ../ 3. Coping Maladaptif

a. Focusing venting of emotions ../ ../ ../ b. Behavioral disengagement - ../ ../ c. Mental disengagement ../ ../ ../

Page 95: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

BABV

KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

Pada bab terakhir ini akan diuaraikan kesimpulan dari pen•elitian yang telah

dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, pada bagian akhir

dikemukakan saran-saran yang mungkin menjadi masul<an dan berguna bagi

penelitian selanjutnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data wawancara dan observasi yang diperoleh dan

analisis yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil dalam

penelitian ini adalah:

Dari data yang terkumpul berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis,

yang dijadikan subjek dalam penelitian ini menglami stres. Baik stres karena

diminta untuk memutuskan cuti kuliah maupun stres karena dituntut kerja

oleh keluarganya untuk membantu kebutuhan keluarganya1, mayoritas

responden mengalami stres ketika harus memutuskan cuti kuliah secepat

mungkin, faktor yang mengharuskan responden cuti kuliah diantaranya:

ekonomi keluarga lemah, kebutuhan keluarga tinggi, single~ parent, tidak

adanya penghasilan tetap perbulan akibat di PHK, dan tid~1k adanya biaya

Page 96: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

sedangkan faktor yang menjadi sumber stres, diantaranya dipaksa untuk

memutuskan cuti kuliah, diminta untuk mencari kerja, sehingga munculnya

rasa bersalah karena merasa jadi seorang anak yang belum mampu

membantu adik-adiknya dan orang tuanya.

84

Adapun strategi coping yang di gunakan responden mayoritas terbiasa

dengan Problem focused coping (coping berpusat pada m;asalah) yang

mencakup active coping, dan planing .. Sedangkan untuk Emosional fouesed

coping (coping berpusat pada emosi) mayoritas menggunakan seeking

social/ support for emosional reason (mencari dukungan s;osial dan mencari

dukungan dari orang lain) dan turning to religion (kembali kepada agama).

Ada juga satu responden yang juga menggunakan coping: yang maladaptif

yaitu dengan coping Focusing and venting of Emosional (rnemuaskan diri

pada stres yang bersifat negatif) dan mental disengagement (menyibukkan

diri dengan aktivitas altematif untuk menghilangkan rasa tidak nyaman).

5.2 Diskusi

Dalam penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa mahasiswa

mempunyai peranan yang sangat penting untuk keluarga dalam

perkembangan dan kemajuan karir dan ekonomi keluarga,. termasuk

menerima keputusan orang tuanya untuk menunda kuliah sementara waktu,

Page 97: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

karena lemahnya ekonomi keluarga yang dialami keluarga responden

akhimya orang tua responden pun rnerninta responden untuk rnenunda

kuliah.

85

Dalarn menjalankan peran sebagai anak dalam keluarga maka responden

tetap rnerninta kepada keluarga untuk menyelesaikan kuliah sarnpai selesai

sedangkan orangtuanya sudah tidak rnampu lagi untuk membiayai kuliahnya.

Pengetahuan mahasiswa mengenai cuti kuliah yang dialami oleh rnahasiswa

yang keluarganya tidak mampu sehingga harus rnelakukan cuti kuliah

sangatlah penting sebab sangat berpengaruh terhadap sikap untuk

rnenghadapi masalah tersebut. Mengarnbil keputusan untuk cuti kuliah

karena faktor ekonomi adalah suatu hal yang bijaksana dan keputusan yang

tepat bagi individu tersebut. Bukan berarti dengan cuti kuliah akan berakhir

segalanya, akan tetapi ilmu yang telah dipelajari dapat digunakan untuk

rnencari kerja, sehingga dapat mengurangi beban keluarga.

Ketidakstabilan ekonorni yang menirnpa keluarga mereka, isecara tidak

langsung rnernbuat rnereka rnalu dengan kondisi ekonomi keluarganya,

sehingga perasaan bingung, cemas, dan rasa khawatir yang sangat

berlebihan terkadang rnembuat mereka stres karena ketidakstabilan ekonorni

keluarga rnereka.

Page 98: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

86

Seperti halnya SS, II, K, ketiga subjek ini biasa merasakan, ketidaknyaman

dan keluhan baik fisik maupun psikis, ketika mengalami cuti kuliah karena

permintaan dari keluarganya dengan alasan ekonomi orang tua yang lemah

sehingga tidak dapat membiayai kuliahnya lagi, keluhan ya1ng biasa dialamii

ketiga subjek tersebut adalah, munculnya gejala fisik sepe1rti: mudah

tersinggung, berat badan menurun, emosi menjadi labil, sehingga

menimbulkan stres dengan gejala fisik seperti: mudah pusing, tidak percaya

diri, adanya rasa khawatir tidak dapat melenjutkan kuliahnya lagi, susah tidur,

nafsu makan berkurang. Hal ini sesuai dengan teori Lahey (503-507) bahwa

stress akibat tekanan yang dialami individu merupakan suatu ancaman yang

menimbulkan suatu gejala fisik, gejala emosi, gejala perilaku dan gejala

kognitif. Pada dasamya stres memungkinkan munculnya g,ejala-gejala yang

dapat memperburuk kondisi fisik dan kognitif bagi subjelc, clan membuat

subjek mengalami stres dengan gejala pusing, cemas, sus:ah tidur, dan

komunikasi menjadi tidak efektif.

Untuk mengatasi ketidaknyamanan karena stres akibat cuti kuliah yang dan

tuntutan untuk bekerja. Subjek melakukan berbagai usaha atau coping stres

secara langsung (problem focused coping) yaitu untuk merninta saran,

berdiam dan merenung dikamar, ketika rasa stres datang pada dirinya.

mencari dukungan social dari keluarga dan orang terdekat lainya, coping ini

adalah bagian dari (seeking social support) adalah coping irang biasa

Page 99: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

87

digunakan dari ketiga subjek tersebut. Mereka juga mencoba untuk

menyesuaikan diri dengan situasi stres akibat cuti kuliah (emotional focused

coping) sehingga tidak menimbulkan konflik dengan lingkungan sekitar.

Karakteristik kepribadian seseorang (ketrampilan, bersosialisasi, cara berfikir)

kondisi fisik dan dukungan sosial, memberi pengaruh yang cukup berarti

dalam usaha atau coping terhadap stress yang dialami.

Karena itu berdasarkan strategi coping yang telah dipaparkan dapat

dikatakan bahwa subjek cenderung menggunakan problem focused coping

dalam menghadapi masalah yang dapat dikontrol sepert: nnerenungi setiap

masalah yang dialami, istirahat untuk memulihkan stamina, sebaliknya subjek

cenderung menggunakan (emotional focused coping) ketika dihadapkan

pada suatu masalah yang menurutnya sulit dikontrol dengan berusaha

mengontrol dan menyesuaikan diri terhadap masalah yan~1 dihadapi.

Mengacu pada tujuan penelitian yang ingin melihat bagaimana gambaran

stres dan coping mahasiswa yang cuti kuliah karena faktor ekonomi keluarga

yang tidak mampu untuk membiayai kuliah anaknya hingga selesai dan

menyarankan untuk cuti kuliah sementara waktu, maka dari hasil penelitian di

sstemukan bahwa ketiga responden yang ekonomi keluar!~anya kurang

mampu dapat menerima kondisi dan keadaan tersebut apa adanya

Page 100: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

walaupum pada awalanya tidak mau melakukan cuti kuliah tanpa peduli

dengan kondisi yang ada. Tetapi berbeda dengan K, K memutuskan kuliah

atas kemauan sendiri karena melihat kondisi ekonomi keluarganya yang

kurang mendukung, kepedulian dan pengertian K sangat besar terhadap

keluarganya.

5.3. Saran

88

Sebagai bagian akhir dalam penulisan penelitian ini. Maka dalam bagian ini

akan diberikan beberapa saran, saran teoritis dan saran praktis sehubungan

dengan hasil penelitian.

Saran Praktis

- Tentu saja penelitian ini tidak terlepas dari kekuran~1an. Dalam hal ini

dari metodologi penelitian adapun yang perlu diperbaiki dalam

metodologii penelitian ini adalah tidak diikutsertakan signifikan other

dalam pengumpulan data sebagai nara sumber, informasi mengenai

subjek yang diteliti. Fungsi dari signifikan other ini untuk mengetahui

bagaimana gambaran stres dan coping pada mahai;iswa yang cuti

kuliah karena faktor ekonomi keluarga yang lemah, khususnya pada

mahasiswa fakultas psikologi UIN jakarta. Dan hal t1:irsebut dapat

diketahui dari si subjek itu sendiri.

Page 101: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

89

- Hal lainnya yang bisa ditambahkan sebagai saran dalam penelitian ini

adalah jangka waktu kelapangan dapat diperpanjang dan diintensifikan

untuk dapat mengamati kehidupan dan stres yang dlialami serta coping

yang digunakan.

Saran Praktis Sehubungan Dengan Penelitian

Bagi mahasiswa, sebaiknya dapat mendefinisikan stresor-stresor yang

rnuncul agar dapat menyelesaikan permasalahan.

- Marnpu memilih dan menentukan coping yang sesuai dengan

kebutuhan rnereka (rnahasiswa) dalam penyelesaian masalah yang

dihadapi.

Page 102: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi ke-3, Elalai Pustaka, Jakarta, 2000.

C. S. Carver and M. F. Scheler, Assessing coping strategi19s: A Theoriest Cl/y Bassed Approach, Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 56, 1989,

H. Stale Jones, Duality of Life (Mencapai Keseimbangan Di Dunia yang Serba Berlawanan). Jakarta: PT. Delapratasa, 1998.

Handoyo, Seger. lnsan Mdia Psi/kologi. Jakarta: Agustus, 2001, Vol. 3, No. 2.

Hurlock. B. Alizabeth. (1997). Psikologi Perkembangan, Suatu Pengantar.

Hawari, dadang.H. 1999.Al'quran, llmu kedokteranjiwa dan kesehatan jiwa, PT Dana Bhakti Primatasa, Edisi Revisi

Lazarus, Richard & Folkman. Pattern of Adjustment. Tokyo: McGraw-Hill Book, Co. 1994.

Moh. Ngajenan (1992). Kamus Epistimologi Bahasa Indonesia. Semarang : Dahara Prise.

Panji Anoraga (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sarafino E.P., (1990). Health Psychology: Biopssycholosocial. Canada: John Wiley and Sons.

Sarwono. Sarlito Wirawan. (1978). Perbedaan Antara Pemimpin dan Aktivitas Dalam Gerakan Protes Mahasiswa. Jakarta: PT. Bulan Bintang.

Suprapti Slamet. l.S. Sumarno Markam, Psikologi Klinis P1mgantar, Lii Press, 2005.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian f<ualitatif, Kuantitatif R&D, Bandung . Alfabeta

Yusuf Qordhawi (2001). Peran Nilai Moral da/am Perekonomian Islam, Jakarta: Robani Press, Cet. Ke3

Page 103: FAl(ULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM SYARIF …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/14205/1/IKHDAL... · Teman-teman Fakultas Psikologi khususnya kelas A angkatan 2003,

91

Yusuf, Syamsu. (2004). Mental hygiene. Bandung, Pustaka bani quraisy

Yin. K. Robert, Case Study Research Design and Method,Cet. Ke.3, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.

SKRIPSI

Andy Eka Wulandari. Stres & Coping pada Remaja Pengungsi yang Berasal dari Aceh. Fak. Psikologi UI Depok.

da faridha, Gambaran stress dan coping remaja puteri saat mengalami sindrom menstruasi, skripsi UIN Jakarta, Fakultas psikologi, Tahun2007

Kiki Muhamad Rifki, Gamabaran stres dan coping pada ibu rumah tangga yang bekerja sebagai buruh pabrik, skripsi UIN Jak;~rta, Fakultas Psikologi.tahun 2007

INTERNET

Httplwww.ui.co.id

Http/www.Dutamasyarakat.com