program studi psikologi jurusan psikologi ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17....

111
KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN PADA KARYAWAN SWASTA YANG MEMILIKI ANAK USIA SEKOLAH Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Ardenta Monik Yustisia 149114144 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 20-Jan-2020

13 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN PADA KARYAWAN

SWASTA YANG MEMILIKI ANAK USIA SEKOLAH

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Ardenta Monik Yustisia

149114144

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

iv

HALAMAN MOTTO

“AD MAIOREM DEI GLORIAM”

Kalau yang kamu lakukan adalah untuk Tuhan, maka berikanlah yang terbaik

dari dirimu.

“Be the BEST version of yourself”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk

Tuhan Yesus Kristus

Untuk Ayah, Ibu, Adek Kirana

Untuk semua orang yang ku sayangi dan menyayangi aku

Untuk para Ayah yang sedang berproses menghadapi masa pensiunnya

Semoga karya ini bisa bermanfaat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

vii

KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN PADA KARYAWAN SWASTA

YANG MEMILIKI ANAK USIA SEKOLAH

Studi Mahasiswa Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Ardenta Monik Yutsisia

ABSTRAK

Setiap orang yang bekerja pada suatu instansi tentu akan memasuki masa pensiun ketika sudah

sampai pada batas usianya. Pensiun adalah masa dimana seseorang mampu memiliki lebih banyak

waktu luang untuk membangun relasi sosial ataupun melakukan kegiatan lain di luar rutinitasnya.

Walaupun demikian, masa pensiun seringkali dipandang sebagai masa yang mengancam karena

banyaknya perubahan yang akan terjadi, terutama dalam hal pendapatan. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan dinamika kecemasan dalam menghadapi masa pensiun yang dialami oleh

karyawan swasta yang memiliki anak usia sekolah. Pengumpulan data dilakukan dengan

wawancara pada tiga informan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif

Analisis Isi Kualitatif (AIK) induktif deskriptif. Uji kredibilitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah member checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua informan mengalami

kecemasan, sedangkan satu informan lainnya tidak mengalami kecemasan. Gejala kecemasan

muncul pada gejala perilaku dan kognitif. Selain itu, munculnya kecemasan juga dipengaruhi oleh

kondisi keluarga, dukungan sosial, ataupun persiapan biaya yang sudah dilakukan.

Kata kunci: kecemasan, pensiun, karyawan swasta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

viii

ANXIETY TOWARDS RETIREMENT ON MALE PRIVATE WORKERS

WHO HAVE A CHILD IN SCHOOL YEAR

A Study by A Psychology College Student

Sanata Dharma University

Ardenta Monik Yustisia

ABSTRACT

Every person who is working under an institution surely will face the retirement when they are

already on their age-limit. Retirement is time for people having more leisure time to build social

interaction or to do other activities beyond their routine before. Meanwhile, retirement is often

seen as a threatening moment because of changes in many things, mainly in change of income.

This study is aimed to describe the anxiety towards retirement on male private workers who have a

child in school year. Qualitative data collection was done with personal interview with three

participants. This study is using Content Analysis Qualitative inductive descriptive method. This

study used member checking for the credibility test. The results showed that two of three

participants feel anxious. Anxiety appears on behavioral and cognitive symptoms. Furthermore,

the anxiety comes because of the family conditions, social support, or expense preparation done

before.

Keywords: anxiety, retirement, private worker

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat,

penyertaan, dan Roh Kudus yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Kecemasan Menghadapi Pensiun pada

Karyawan Swasta yang Memiliki Anak Usia Sekolah. Penelitian ini penulis

ajukan pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi

sebagian dari syarat-syarat guna memperolah gelar Sarjana Psikologi.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang sudah ikut membantu dan mendukung hingga selesainya skripsi

ini:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku dalam segala tugas

perutusan yang Ia berikan untukku agar aku jadi pribadi yang lebih

baik lagi.

2. Ibu Dr. Titik Kristiyani, M.Psi., Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi,

Universitas Sanata Dharma, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing

Skripsi saya yang selalu siap sedia membantu saya dalam kesulitan

menuliskan ide. Terima kasih banyak Bu karena sudah mau sabar

menghadapi saya yang kadang rajin kadang malas, bahkan sampai

keasikan di panitia sampai lupa mengerjakkan skripsi selama kurang

lebih satu bulan. Terima kasih Bu atas waktu yang selalu disediakan

untuk kami mahasiswa bimbingan Ibu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xi

3. Ibu Monica E. Madyaningrum, M.App., Ph. D., selaku Ketua Program

Studi Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas

Psikologi, Universitas Sanata Dharma.

5. Ibu Dr. Tjipto Susana, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

telah membimbing saya selama menjalani perkuliahan ini.

6. Ibu Passchedona Henrietta PDADS, S.Psi., M.A., atau yang biasa saya

panggil Mba Etta, selaku Wakil Ketua Program Studi. Terima kasih

Mba atas sarannya dalam proses saya memilih dosen pembimbing

7. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si. dan Bapak TM. Raditya

Hernawa, M.Psi., Psi., selaku dosen penguji dalam

mempertanggungjawabkan hasil penelitian saya, terima kasih Pak

8. Teruntuk semua dosen dan karyawan Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma yang telah membantuku berproses menjadi individu

yang lebih baik lagi, ku ucapkan terima kasih banyak!

9. Ketiga informan saya. Terima kasih banyak karena sudah mau berbagi

pengalaman dengan saya, terima kasih atas kesabarannya dalam

menghadapi saya yang lama tidak menghubungi lalu tiba-tiba muncul.

Terima kasih atas semua wejangan yang sudah diberikan

10. Untuk Ayah dan Ibuk, dan bocah kecil yang sudah tidak kecil lagi!

Terima kasih karena selalu mengingatkan aku buat istirahat dan santai

ngerjain skripsinya tapi sekaligus terus tanya kapan kakak lulus.

Terima kasih untuk dukungan yang luar biasaaaaa!!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xii

11. Devina Putri Mahadhika, Foury Deva Kurnia Sari, Dileona Hannah

Puteri, & Frederica Ayu Wulandari, as my 24/7! Terima kasih untuk

semua energi positifnya untuk mendukung aku menyelesaikan

skripsweet ini, dan terima kasih karena sudah selalu mau mendengar

sambatku. Zita Dhara Prasasta & Michael Adityo, temen

seperjapokkan yang tetap ku repotin sampai ngerjain skripsi, terima

kasih buat dukungan kalian!

12. Genk Njepat ku: Discha Amelia, Yuventa Indry Novitasari, Angela

Gita F. Pepantri, Ivena Karin, Deo Gracia Ukru, terima kasih sudah

mendukung. Clara Christania Agha Sariri, terima kasih udah mau ku

repotin dengan banyak pertanyaan. Maria Rias Kurniati, terima kasih

udah bantuin nyari informan, apalah skripsiku tanpa kamu. Erma

Nurani, terima kasih sudah mau berjuang nguali bareng, apalah aku

tanpa pendapat dan idemu. Terima kasih Genk buat dukungannya 4

tahun lebih bersama di kelas! Terima kasih karena udah mau jadi

tempat aku sambat, dan sudah mau berbagi ide!

13. Teruntuk Valentina Luckytaningsih, temen seperantauan dari mater

dei. Terima kasih karena sudah mengingatkan gue kalo skripsi itu

bukan lomba, jadi gak ada istilah siapa duluan siapa belakangan.

Semua lulus di waktu yang tepat.

14. Nak-anak kelas mandiri menghidupi, nak anak kelas E yang telah

menjadi semesta kecil selama empat tahun lebih berproses di Fakultas

Psikologi, Terima kasih!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xiii

15. Dito’s Army, terima kasih semua teman seperbimbingan, Itak, Vanio,

terutama Sekar yang udah berjuang daftar bareng, dan yang lain-lain

yang udah mau brainstorming bareng. Terima kasih!

16. Tutor aksi 2018 yang udah memaklumi aku gak mau ikut main karena

mau nyekrip, MATUR NUWUN! Dan Anak Stenberg yang kalo di

kampus selalu nanya “kapan sidang?” ni aku lulus.

17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat

main 24 bikin panas otakku. Terima kasih sudah mau nurutin aku yang

sukanya ngajak kumpul karena aku penat sama skripsiku.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat membawa berkat dan

berkontribusi bagi perkembangan ilmu psikologi. Penulis menyadari skripsi ini

memiliki banyak keterbatasan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran

yang dapat membuat skripsi ini menjadi karya yang lebih baik.

Yogyakarta, 8 Oktober 2018

Penulis

Ardenta Monik Yustisia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………............... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ………………………………. iii

HALAMAN MOTTO ……………………………………….................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………… vi

ABSTRAK ……………………………………………………………….. vii

ABSTRACT ……………………………………………………………… viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

…………………………...

ix

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. x

DAFTAR ISI …………………………………………………………… xiv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………... xvi

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xvii

BAB I—PENDAHULUAN

…………………………………………....

1

A. LATAR BELAKANG …………………………………………..... 1

B. PERTANYAAN PENELITIAN ……………………………….... 8

C. TUJUAN PENELITIAN ………………………………………… 8

D. MANFAAT PENELITIAN ………………………………………. 9

BAB II—TINJAUAN PUSTAKA

………………………………….......

10

A. KECEMASAN ……………………………………………………. 10

1. Pengertian Kecemasan ………………………………………… 10

2. Karakteristik Kecemasan ……………………………………… 11

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kecemasan ……………...... 12

B. PENSIUN ………………………………………………………… 15

1. Pengertian Pensiun …………………………………………..... 15

2. Fase Menuju Masa Pensiun ……………………………………. 16

3. Penyesuaian Diri Menuju Masa Pensiun ……………………… 16

C. PENSIUN KARYAWAN SWASTA YANG

MEMILIKI ANAK USIA SEKOLAH

…………………...

18

1. Karyawan Swasta dengan Anak Usia Sekolah ……………....... 18

2. Dampak Pensiun pada Karyawan Swasta …………………...... 19

D. KECEMASAN MENGHADAPI PENSIUN …………………….. 20

E. KERANGKA BERPIKIR ………………………………………… 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xv

BAB III—METODOLOGI PENELITIAN ………………………....... 25

A. FOKUS PENELITIAN ………………………………………....... 25

B. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN …………………………….. 25

C. INFORMAN PENELITIAN ……………………………………… 26

D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA …………………………. 27

E. ALAT PENGUMPULAN DATA ……………………………….. 27

F. PROSEDUR PENGAMBILAN DATA …………………………. 30

G. METODE ANALISIS DATA …………………………………..... 30

H. KREDIBILITAS PENELITIAN …………………………………. 32

BAB IV—HASIL DAN PEMBAHASAN

………………………….....

33

A. PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN …………… 33

B. GAMBARAN INFORMAN ……………………………………… 35

1. Data Informan ………………………………………………… 35

2. Latar Belakang Informan ……………………………………… 36

C. HASIL PENELITIAN ……………………………………………. 40

1. Informan 1 ……………………………………………………... 41

2. Informan 2 ……………………………………………………... 46

3. Informan 3 ……………………………………………………... 52

D. PEMBAHASAN ………………………………………………….. 61

BAB V—KESIMPULAN DAN SARAN

………………………………

74

A. KESIMPULAN ………………………………………………….. 74

B. KONTRIBUSI PENELITIAN ……………………………………. 76

C. SARAN ………………………………………………………….. 78

DAFTAR PUSTAKA

…………………………………………………….

79

LAMPIRAN

……………………………………………………………...

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pedoman Wawancara

Penggalian Informasi Gejala Kecemasan

………………………………..

28

Tabel 2. Pedoman Wawancara Penggalian Data Faktor-

faktor yang Memengaruhi Munculnya Kecemasan

……………….

29

Tabel 3. Pedoman Penilaian Jawaban …………………………………... 29

Tabel 4. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………….. 35

Tabel 5. Data Informan ………………………………………………… 35

Tabel 6. Ringkasan Hasil Kecenderungan Cemas ……………………… 59

Tabel 7. Ringkasan Hasil Kecenderungan Tidak Cemas ………………. 59

Tabel 8. Ringkasan Faktor-faktor yang Memengaruhi …………………. 60

Tabel Koding Informan 1 ……………………………………………….. xxii

Tabel Koding Informan 2 ……………………………………………….. xxiv

Tabel Koding Informan 3 ……………………………………………….. xxvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xvii

DAFTAR GAMBAR

Skema 1. Skema Kerangka Berpikir ……………………………………… 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap individu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan

bekerja. Bekerja tidak hanya membantu individu untuk memenuhi kebutuhan

fisiologis, melainkan juga menjadi sarana bagi individu untuk mengaktualisasikan

dirinya. Dengan bekerja, individu bisa mendapat status dan identitas sosial.

Bekerja juga dapat membuat individu merasa bahwa dirinya berharga karena

mampu melakukan sesuatu. Pada usia produktif, individu dapat mencapai puncak

kariernya dalam bekerja (Hoyer & Roodin, 2003). Akan tetapi, tidak semua

pekerjaan memungkinkan individu untuk terus berada pada puncak kariernya.

Beberapa pekerjaan mengharuskan individu untuk berhenti bekerja pada batas

usia yang telah ditentukan. Masa di mana individu harus berhenti bekerja karena

keterbatasan usia disebut dengan masa pensiun (Mangkunegara, 2000).

Salah satu pekerjaan yang memiliki batas usia maksimal untuk seseorang

bekerja adalah karyawan pada suatu instansi, sehingga dalam hal ini wiraswasta

atau wirausaha tidak termasuk di dalamnya. Pada instansi negeri, batas usia

pensiun yaitu 60 tahun seperti pegawai negeri sipil. Di sisi lain, pada karyawan di

instansi swasta, batas usia untuk pensiun yaitu berada pada usia 55-56 tahun

(Mangkunegara, 2000). Pada instansi swasta, umumnya batas usia pensiun lebih

fleksibel dengan merujuk pada kondisi perusahaan atau Undang-undang (UU)

yang mengatur hak-hak pada masa pensiun (Praditya, 2015). Salah satu UU yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

2

dirujuk untuk menentukan batas usia pensiun adalah UU No. 11 Tahun 1992

tentang Dana Pensiun. Dalam UU tersebut dikatakan bahwa hak atas manfaat

pensiun dengan catatan batas usia pensiun normal adalah 55 tahun dan batas usia

wajib maksimal 60 tahun. Rentang usia tersebut kemudian dianalogikan sebagai

batas usia pensiun bagi para karyawan dalam suatu instansi.

Salah satu peraturan yang dirujuk untuk menentukan batas usia pensiun

adalah Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan

Program Jaminan Pensiun. Pada pasal 15 peraturan tersebut dikatakan bahwa

untuk pertama kali usia pensiun ditetapkan 56 tahun dan batas usia pensiun

maksimal 65 tahun (dalam hukumonline.com). Di samping itu, pada beberapa

instansi, karyawan juga dimungkinkan mengambil waktu pensiun lebih cepat atau

disebut dengan pensiun dini. Menurut survey LitBang Koran SINDO (2018),

alasan umum karyawan mengajukan pensiun dini karena kondisi kesehatan,

memiliki pekerjaan lain, stagnansi dalam pekerjaan, tidak cocok dengan

lingkungan kerja, dan pekerjaan terlalu berat. Selain itu, pensiun dini juga bisa

dikarenakan karyawan merasa kondisi keuangan keluarga sudah stabil, ingin lebih

banyak waktu dengan keluarga, dan menghindari stress.

Masa pensiun sebenarnya merupakan masa di mana individu memiliki

waktu senggang yang dapat digunakan untuk bersantai, serta membangun

kehidupan sosial. Pada masa pensiun, seseorang memiliki lebih banyak waktu

untuk membangun hubungan dengan keluarga besar, teman, ataupun mengasuh

cucu (Papalia, Old, & Feldman, 2008). Sejalan dengan hal tersebut, Hornstein dan

Wapner (dalam Hoyer & Roodin, 2003) mengatakan bahwa terdapat penyesuaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

3

menuju pensiun di mana individu memaknai pensiun sebagai awal yang baru.

Dengan model penyesuaian tersebut, individu menjadi lebih tertarik dengan

adanya kebebasan. Di sisi lain, masa pensiun seringkali dianggap sebagai masa

yang mengancam. Hal tersebut dikarenakan oleh masa pensiun yang dapat

menimbulkan perasaan tak berguna dan kehilangan identitas (Parkinson,

Rustomji, & Vieira, 1990). Selain itu, masa pensiun juga dimaknai sebagai

kehilangan aktivitas yang berharga, dimana bekerja merupakan sumber utama

identitas diri (Hoyer & Roodin, 2003). Hal tersebut kemudian dapat menimbulkan

perasaan khawatir dan takut akan menuju masa pensiun.

Perasaan khawatir menuju masa pensiun sering disebut sebagai kecemasan

menghadapi pensiun. Sebuah hasil survey yang telah dilakukan oleh Vanguard

Center di empat negara menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa

mereka akan merasa cemas ketika memikirkan keuangan setelah masa pensiun

nantinya (Madamba, Anna & Utkus, 2007). Dalam sebuah komunitas pensiunan

online (www.retirement-online.com), sebagian besar orang membagikan

pengalamannya merasa cemas dalam menuju masa pensiunnya. Beberapa orang di

antaranya merasa sangat takut dan merasakan keluhan fisik yang sebelumnya

tidak dirasakan.

Secara umum, kecemasan menghadapi pensiun diartikan sebagai keadaan

khawatir akan terjadinya masa kehilangan pekerjaan karena batas usia yang

ditentukan (Kartono, 2000; Mangkunegara, 2000; Nevid, 2003; Parkinson,

Rustomji, & Vieira, 1990). Munculnya kecemasan biasanya ditandai dengan

adanya perasaan takut bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, menjadi lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

4

mudah tersinggung, atau perilaku menghindar. Kecemasan sebenarnya merupakan

kondisi psikologis yang umum terjadi. Akan tetapi, dalam tingkat yang

berlebihan, maka kecemasan yang terjadi dianggap tidak wajar. Transisi menuju

masa pensiun juga dapat menimbulkan suatu gangguan pada dimensi sosial dan

psikologis, salah satunya yaitu kecemasan (Parkinson, Rustomji, Vieira, 1990).

Munculnya kecemasan dapat memengaruhi beberapa hal dalam kehidupan atau

bahkan mengganggu bagi seseorang. Kecemasan dalam menghadapi pensiun

dapat memengaruhi semangat kerja pada pekerja. Dengan adanya perasaan cemas,

semangat kerja pada pekerja dapat menurun (Yuliarti & Mulyana, 2014).

Semangat kerja ini pun dapat memengaruhi berbagai aspek, seperti performa kerja

dan kepuasan dalam bekerja.

Kecemasan dalam menghadapi pensiun juga dapat memengaruhi

pengambilan keputusan seseorang untuk pensiun (Macewen, Barling, Kelloway,

& Higginbottom, 1995). Tingkat kecemasan yang dialami dapat memengaruhi

cepat lambatnya seseorang untuk pensiun. Di Indonesia sendiri, berhenti bekerja

sebelum pada batas usianya disebut sebagai pensiun dini. Tingkat kecemasan

dalam menghadapi masa pensiun juga dapat memengaruhi pilihan pekerjaan yang

dilakukan ketika sudah memasuki masa pensiun (Marriapandar, 2013). Pekerja

dapat memilih akan bekerja penuh atau bekerja paruh waktu setelah memasuki

masa pensiun.

Kecemasan menghadapi pensiun dapat muncul karena adanya pengaruh

baik dari dalam diri sendiri ataupun dari luar diri. Salah satu faktor munculnya

kecemasan dari dalam diri sendiri yaitu self-efficacy (Christian & Moningka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

5

2012). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

self-efficacy yang dimiliki oleh seseorang, maka kemungkinan terhadap

munculnya kecemasan menjelang masa pensiun akan berkurang. Pada penelitian

yang dilakukan oleh Arogundade (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa

kecerdasan emosional dan self-efficacy dapat memengaruhi tingkat kecemasan

menghadapi pensiun secara signifikan. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa

kecerdasan emosi dan kecemasan menuju masa pensiun memiliki korelasi yang

negatif (Nuraini, 2013). Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi yang dimiliki

seseorang, maka kemampuan untuk mengendalikan emosi yang muncul pun akan

lebih baik. Pengendalian emosi yang baik kemudian dapat menurunkan tingkat

kecemasan yang muncul menjelang masa pensiun.

Munculnya kecemasan dalam menghadapi masa pensiun juga dapat

dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar individu, seperti ketidakpastian

pendapatan dan tuntutan sosial sebagai seorang individu. Pendapatan ketika

memasuki masa pensiun akan berkurang seiring dengan tidak lagi seseorang

melanjutkan pekerjaannya (Baba, Garba, & Zakariyah, 2015). Hal ini

dimungkinkan terjadi pada seorang karyawan yang memiliki anak usia sekolah

karena karyawan merasa cemas akan biaya pendidikan anak. Seorang karyawan

yang memiliki anak usia sekolah adalah seorang kepala keluarga dan seorang ayah

yang bertanggung jawab mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan papan,

sandang, dan pangan. Hal ini dipengaruhi oleh cara pandang patriarki yang

beranggapan bahwa laki-laki adalah kepala rumah tangga, pencari nafkah yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

6

terlihat dalam pekerjaan produktif di luar rumah, ataupun sebagai penerus

keturunan (Sihite, 2007).

Kecemasan menghadapi pensiun merupakan masalah yang sering

dijadikan sebagai suatu variabel penelitian, baik di Indonesia ataupun di negara

lain. Hal ini dikarenakan oleh anggapan bahwa kecemasan merupakan hal yang

sering terjadi, salah satunya ketika menghadapi pensiun. Penelitian-penelitian

sebelumnya lebih banyak melihat kecemasan menghadapi pensiun pada pegawai

negeri sipil, pegawai perusahaan, dan pekerja sosial. Selain itu, banyak penelitian

yang dilakukan menggunakan alat ukur berupa skala adaptasi dari tahun yang

sudah cukup lama. Salah satu penelitian tentang kecemasan menghadapi pensiun

menggunakan skala yang diadaptasi dari skala yang dibuat tahun 1980 (Christian

& Moningka, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh Marriapandar (2013),

peneliti tidak fokus pada melihat kecemasan menghadapi pensiun yang dialami

pegawai. Peneliti cenderung fokus pada variabel-variabel yang dapat menjadi

prediktor munculnya kecemasan dalam menghadapi pensiun.

Pada penelitian yang akan dilakukan, peneliti ingin melihat kecemasan

menghadapi pensiun pada karyawan swasta Peneliti melihat bahwa belum banyak

penelitian yang melihat dari sisi para karyawan swasta, padahal pada

kenyataannya para karyawan swasta juga memiliki batas usia maksimal untuk

kemudian memasuki masa pensiun. Dalam penelitian ini, peneliti lebih berfokus

pada karyawan yang pensiun karena telah mencapai batas usia maksimal untuk

bekerja, bukan karena pensiun dini. Hasil survey pribadi yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa instansi swasta umumnya menetapkan usia pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

7

yang berada pada rentang 55-60 tahun. Selain itu, 9 dari 17 responden

mengatakan instansi swasta tidak memberikan tunjangan selama masa pensiun

(Yustisia, 2017).

Pada penelitian yang sudah dilakukan di negara lain, terdapat kecemasan

menghadapi pensiun pada guru sekolah menengah. Sejauh peneliti ketahui, belum

ditemukan adanya penelitian yang membahas tentang kecemasan menghadapi

pensiun pada karyawan swasta yang masih memiliki anak usia sekolah. Pada

kenyataannya, karyawan yang juga berperan sebagai ayah memiliki tuntutan

sosial untuk tetap membiayai pendidikan anak. Selain itu, tidak semua instansi

swasta di Indonesia memberikan uang pensiun secara rutin setelah karyawan

memasuki masa pensiunnya. Walaupun demikian, pemerintah merencanakan

bahwa karyawan swasta dapat menerima dana pensiun apabila sudah bekerja lebih

dari 15 tahun (Deil, 2015). Penelitian yang akan dilakukan ini, akan melihat

secara lebih spesifik kecemasan menghadapi pensiun pada karyawan swasta yang

tentu memiliki kondisi yang berbeda antara di Indonesia dengan negara lain.

Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat bagaimana kecemasan yang muncul

pada karyawan akibat adanya tuntutan untuk dapat menafkahi keluarga dalam

perannya sebagai seorang ayah.

Fenomena kecemasan menghadapi masa pensiun tentu sangat berkaitan

erat dengan ilmu psikologi. Ilmu psikologi tentu dapat diaplikasikan untuk

menanggapi fenomena ini. Akan tetapi, sebelum mengaplikasikan ilmu psikologi,

tentulah harus diketahui terlebih dahulu bagaimana kecemasan seorang karyawan

yang akan memasuki masa pensiun. Selanjutnya, ilmu psikologi dapat digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

8

untuk membantu para karyawan agar dapat menanggulangi kecemasannya

sehingga tidak menimbulkan perasaan tertekan yang berlebihan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengeksplorasi kecemasan kayawan swasta dalam menghadapi

masa pensiunnya, baik untuk mengetahui faktor-faktor penyebab dan gejala-gejala

kecemasan yang dialami. Dengan mengetahui dinamika psikologis para karyawan

yang akan memasuki masa pensiun, diharapkan diketahui tindakan apa yang dapat

dilakukan untuk menanggapi fenomena ini, sehingga tepat guna dan tepat sasaran.

B. PERTANYAAN PENELITIAN

1. Bagaimana gambaran kecemasan pada karyawan swasta yang memiliki

anak usia sekolah dalam menghadapi masa pensiun?

2. Apa saja yang memengaruhi munculnya kecemasan dalam menghadapi

masa pensiun pada karyawan swasta yang memiliki anak usia sekolah?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran kecemasan pada

karyawan swasta yang memiliki anak usia sekolah dalam menghadapi masa

pensiunnya, serta faktor-faktor yang memengaruhi munculnya kecemasan

tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

9

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pada

pengembangan ilmu psikologi di bidang klinis dan industri organisasi.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran fakta adanya

kecemasan pada karyawan dalam menghadapi masa pensiunnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para calon pensiunan untuk

menyadari kondisi kecemasan yang muncul ketika menghadapi masa

pensiun. Dengan demikian, karyawan dapat melakukan tindakan yang

tepat untuk menangani kecemasan tersebut sehingga tidak muncul

kecemasan yang berlebihan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat

memperluas pengetahuan tentang kecemasan bagi para keluarga karyawan

swasta sehingga keluarga dapat memberikan dukungan bagi karyawan

dalam menghadapi masa pensiun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KECEMASAN

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan keadaan yang wajar terjadi karena adanya sinyal

yang dianggap mengancam. Kecemasan adalah respon yang tepat bagi suatu

ancaman, namun menjadi tidak wajar ketika kecemasan muncul dalam tingkat

yang tidak sesuai dan muncul tanpa adanya alasan yang jelas. Salah satu tokoh

yang membahas tentang kecemasan adalah Freud dengan perspektif psikoanalitik.

Dalam teori psikoanalis, Freud mengemukakan bahwa kecemasan merupakan

suatu perasaan afektif yang tidak menyenangkan dimana kehadirannya disertai

sensasi fisik yang memperingatkan seseorang akan datangnya bahaya (dalam

Semiun, 2010). Menurut Nevid (2003), kecemasan adalah keadaan khawatir akan

terjadinya sesuatu yang buruk. Sejalan dengan Nevid, menurut Kartono (2000)

kecemasan adalah gangguan perasaan seperti perasaan gelisah dan khawatir akan

suatu hal yang tidak menyenangkan dan tidak jelas. Gangguan tersebut dapat

menjadi suatu ancaman bagi seseorang terhadap gambaran masa depannya.

Dalam psikodinamika, kecemasan dilihat sebagai suatu sinyal bahaya karena

adanya impuls-impuls yang mengancam yang sifatnya seksual atau agresif akan

mendekat ke taraf kesadaran. Perspektif psikodinamika beranggapan bahwa ego

akan berusaha untuk menghalau impuls-impuls tersebut dengan memobilisasi

mekanisme pertahanan. Mekanisme pertahanan sendiri memiliki banyak bentuk,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

11

antara lain proyeksi, pengalihan, introyeksi, atau penolakan. Hipotesis yang

muncul tentang gangguan kecemasan melalui perspektif psikodinamika yaitu

bahwa konflik-konlifk yang tidak disadari akan tetap tersembunyi, sedangkan

kecemasan dapat sampai pada tingkat kesadaran. Hal tersebut membuat individu

seringkali tidak mampu mengungkapkan alasan di balik kecemasannya (Nevid,

2003).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kecemasan

merupakan kondisi tidak menyenangkan yang timbul karena khawatir akan terjadi

sesuatu yang buruk. Kondisi tersebut dapat muncul dalam bentuk emosi, kognitif,

dan fisik, dimana alasan munculnya kondisi tersebut tidak memiliki sebab khusus

yang jelas.

2. Karakteristik Kecemasan

Kecemasan dicirikan dengan adanya keterangsangan fisiologis, perasaan

tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang

buruk akan terjadi. Munculnya suatu kecemasan umumnya ditandai dengan ciri-

ciri tertentu yang dialami oleh individu. Secara umum, gejala kecemasan dibagi

menjadi tiga kategori, yaitu ciri fisik, ciri perilaku, dan ciri kognitif.

2.1 Gejala Fisik

Secara fisik, gejala kecemasan yang umum terjadi adalah kegelisahan,

kegugupan, tangan atau anggota tubuh yang lain bergetar, sulit berbicara, sulit

bernafas, jantung berdetak kencang atau keras, dan jari-jari atau anggota tubuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

12

yang lain merasa dingin. Selain itu, gejala yang juga sering muncul adalah merasa

lemas dan mudah marah, merasa mual atau sakit perut, serta diare.

2.2 Gejala perilaku

Ciri-ciri perilaku yang muncul akibat kecemasan yaitu adanya perilaku

menghindar, bergantung pada orang lain, atau bahkan menjadi sensitif dan mudah

marah.

2.3 Gejala Kognitif

Kecemasan juga ditandai dengan adanya ciri-ciri kognitif, antara lain

khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan sesuatu yang akan terjadi di

masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, serta merasa akan

kehilangan kendali atas hidupnya. Selain itu, ciri-ciri lain yang juga muncul

adalah pikiran akan segera datangnya kematian, khawatir akan ditinggal sendiri,

khawatir tidak mampu menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah, serta sulit

untuk berkonsentrasi.

3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecemasan

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak hal yang dapat menjadi sumber

kecemasan, antara lain keadaan kesehatan, relasi sosial, ujian, karir, dan lain-lain.

Dalam Nevid (2003), salah satu faktor yang dapat memengaruhi munculnya

kecemasan adalah faktor kognitif, yang kemudian terdiri dari prediksi berlebihan

terhadap rasa takut, keyakinan yang irasional, sensitivitas berlebihan terhadap

ancaman, sensitivitas kecemasan, salah dalam mengatribusikan sinyal-sinyal

tubuh, dan self-efficacy yang rendah. Faktor-faktor kognitif menitikberatkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

13

peran dari cara pikir yang terdistorsi dan disfungsional yang memegang peran

pada pengembangan munculnya kecemasan.

3.1 Prediksi Berlebihan terhadap Rasa Takut

Munculnya kecemasan seringkali dipengaruhi oleh adanya prediksi

ketakutan yang berlebihan terhadap suatu kejadian (Rachmat, dalam Nevid,

2003). Prediksi akan ketakutan yang berlebihan kemudian dapat memunculkan

perilaku menghindar dari kejadian-kejadian yang dapat menimbulkan kecemasan.

Akan tetapi, pemaparan berulang kejadian yang menimbulkan kecemasan juga

dapat mengurangi prediksi akan ketakutan tersebut. Oleh karena itu, prediksi yang

tadinya berlebihan menjadi lebih akurat, sehingga dapat mengurangi adanya

respon penghindaran.

3.2 Keyakinan yang Irasional

Kecemasan juga dapat meningkat karena keyakinan yang melemahkan diri

sendiri dan pikiran irasional. Pemikiran dan keyakinan tersebut kemudian dapat

memperbesar aversivitas stimuli, mendorong perilaku menghindar, dan

menurunnya keyakinan pada diri sendiri bahwa dirinya mampu mengatasi situasi

tersebut.

3.3 Sensitivitas terhadap Ancaman

Kecemasan juga dapat menjadi semakin besar ketika sensitivitas terhadap

ancaman terlalu besar. Sensitivitas yang berlebihan ini dapat memunculkan

ketakutan atau kekhawatiran pada situasi yang sebenarnya dianggap aman. Di

samping sensitivitas tehadap ancaman, sensitivitas terhadap kecemasan itu sendiri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

14

dapat berpengaruh pada munculnya kecemasan. Sensitivitas kecemasan

merupakan suatu ketakutan terhadap kecemasan dan simtom-simtom yang terkait

dengan kecemasan (Nevid, 2003). Orang-orang dengan taraf sensitivitas yang

tinggi memiliki ketakutan terhadap ketakutan mereka sendiri. Orang-orang

tersebut berpikir bahwa keterangsangan akibat situasi yang mengancam dapat

membuat kondisi tidak terkendali, serta memunculkan kondisi yang merugikan.

Ketika seseorang salah dalam mengatribusikan sinyal-sinyal tubuh, munculnya

kecemasan juga dapat meningkat. Kesalahan tersebut dapat menyebabkan

munculnya simtom-simtom kecemasan yang lainnya.

3.4 Self-efficacy

Kecemasan juga dapat lebih mudah muncul karena dipengaruhi oleh self-

efficacy yang rendah. Individu dengan self-efficacy yang rendah akan cenderung

lebih mudah merasa cemas dibandingkan dengan individu yang merasa mampu

mengatasi suatu situasi yang menekan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Christian dan Moningka (2012), juga menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

self-efficacy seseorang, maka kemungkinan akan munculnya kecemasan

menghadapi masa pensiun akan berkurang.

3.5 Religiusitas

Usia menuju pensiun merupakan bagian dari masa dewasa akhir. Pada masa

dewasa akhir, agama memegang peranan penting dalam perkembangan diri

seseorang. Agama dapat membuat seseorang mencapai kesinambungan dan juga

stabilitas sebagai seorang individu yang akan terlepas dari peran keterlibatan

dalam institusi, seperti pensiun, penurunan kondisi kesehatan, dan alasan lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

15

(Levin, Markides, & Ray, 1996; dalam Hoyer 2003). Ketaatan seseorang dalam

menjalankan keyakinan dan agamanya cenderung mengarah pada religiusitas.

Seseorang cenderung mulai mengembangkan sisi religiusitas dalam dirinya untuk

mengatasi berbagai kekhawatiran yang dihadapi menuju masa tuanya. Selain itu,

hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitorus & Ramdhani (2014) menunjukkan

bahwa religiusitas dapat menurunkan tingkat kecemasan yang muncul dalam

menghadapi masa pensiunnya.

B. PENSIUN

1. Pengertian Pensiun

Pensiun sendiri, menurut Parkinson, Rustomji, dan Vieira (1990),

merupakan masa dimana individu tidak lagi bekerja secara formal pada suatu

perusahaan badan komersial yang terorganisasi atau dalam pemerintahan karena

sudah mencapai batas usia maksimum yang ditetapkan. Mangkunegara (2000)

menyatakan bahwa pensiun adalah pemberhentian dengan hormat oleh pihak

perusahaan terhadap pegawai yang usianya telah lanjut atau dianggap sudah tidak

produktif atau telah berusia 56 tahun, kecuali tenaga pengajar dan instuktur yang

batas usia kerjanya mencapai 65 tahun.

Berdasarkan penjabaran definisi di atas, pensiun dapat diartikan sebagai

masa dimana individu sudah berhenti bekerja pada suatu instansi karena adanya

batas usia tertentu yang telah ditetapkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

16

2. Fase Menuju Masa Pensiun

Atchley (dalam Hoyer & Roodin, 2003), mengatakan bahwa ada dua fase

yang dilewati oleh individu ketika akan memasuki masa pensiun. Fase yang

pertama adalah remote phase. Pada fase ini, individu tidak banyak melakukan

kegiatan untuk mempersiapkan diri memasuki masa pensiun. Di samping itu, pada

fase ini individu umumnya menolak bahwa mereka akan segera berhenti bekerja.

Fase yang kedua adalah near phase, dimana individu mulai mengikuti program

persiapan pensiun. Program pensiun yang ada umumnya adalah program dengan

tujuan menarik perhatian para calon pensiunan untuk memiliki tingkat pendapatan

yang tinggi ketika pensiun. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk mengajak

para calon pensiunan agar terlibat dalam lebih banyak kegiatan ketika sudah

memasuki masa pensiun nantinya. Dengan mengikuti program persiapan pensiun,

individu dapat mendiskusikan bersama permasalahan-permasalahan yang

seringkali muncul ketika masa pensiun tiba. Menurut Tarigan (2009), masa kritis

terjadi pada 1 tahun sebelum memasuki masa pensiun.

3. Penyesuaian Diri Menuju Masa Pensiun

Datangnya masa pensiun dapat memengaruhi adanya perubahan pada citra

diri seseorang (Parkinson, Rustomji, Vieira, 1990). Pensiun dapat memunculkan

perasaan tidak berguna dan perasaan kehilangan identitas dirinya. Permasalahan

krisis identitas menjadi hal yang sering terjadi ketika menghadapi pensiun. Selain

itu, permasalahan krisis identitas yang terjadi pada pensiunan hanya dapat

diselesaikan oleh individu itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

17

Dalam mempersiapkan diri memasuki masa pensiun, setiap orang memiliki

cara penyesuaiannya masing-masing. Hornstein dan Wapner (dalam Hoyer, 2003),

memaparkan bahwa terdapat empat macam model penyesuaian memasuki masa

pensiun, yaitu:

3.1 Model yang pertama adalah transisi menuju masa tua.

Pada model ini, seseorang memaknai pensiun sebagai akhir dari masa kerja,

waktu untuk menjadi lebih tenang, dan awal menuju masa terakhir dalam hidup

yaitu masa tua. Dengan pemaknaan ini, maka emosi yang akan dominan muncul

dari emosi ini adalah introspeksi diri dan refleksi.

3.2 Model yang kedua adalah awal yang baru.

Pada model ini seseorang memaknai masa pensiun sebagai permulaan yang

baru dari sebuah fase hidup. Model penyesuaian ini juga memunculkan

pemaknaan bahwa seseorang akan memasuki masa dimana hidup untuk kebutuhan

diri sendiri bukan orang lain. Pada model ini, terdapat rasa ketertarikan dan

antusiasme akan kebebasan.

3.3 Model yang ketiga adalah keberlanjutan.

Pada model ini, pensiun dimaknai tanpa adanya signifikansi tertentu dan

kehidupan harus berlanjut dengan dasar masa lalu.

3.4 Model yang terakhir adalah model yang menimbulkan gangguan.

Dengan model penyesuaian ini, masa transisi menuju pensiun dapat

memunculkan beberapa gangguan antara lain depresi, kemarahan, dan merasa

tidak berdaya. Hal ini disebabkan oleh pensiun yang dimaknai sebagai adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

18

kehilangan aktivitas yang berharga, periode frustasi, dan kurangnya fokus. Selain

itu, orang yang menyesuaikan diri dengan model ini beranggapan bahwa

pekerjaan adalah kegiatan yang menjadi sumber utama identitas diri.

C. PENSIUN KARYAWAN SWASTA YANG MEMILIKI ANAK USIA

SEKOLAH

1. Karyawan Swasta dengan Anak Usia Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karyawan dapat diartikan sebagai

seseorang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor atau perusahaan) dengan

mendapatkan gaji. Karyawan swasta merupakan karyawan yang bekerja di

instansi non milik pemerintah. Kata karyawan merujuk pada pekerja laki-laki. Di

Indonesia, usia pensiun yang ditetapkan untuk perusahaan swasta umumnya

berada pada rentang 55-60 tahun (Mangkunegara, 2000). Menurut Tarigan (2009),

masa kritis terjadi pada 1 tahun sebelum memasuki masa pensiun. Oleh karena itu,

karyawan swasta yang akan segera memasuki masa pensiun adalah karyawan

yang berusia 53-59 tahun.

Seorang karyawan yang telah memiliki anak merupakan seorang ayah dalam

keluarga. Dalam ideologi patriarki, laki-laki merupakan kepala rumah tangga

pencari nafkah yang terlihat dalam pekerjaan produktif di luar rumah maupun

sebagai penurus keturunan (Sihite, 2007). Hal tersebut menjadi sebuah tuntutan

bagi seorang laki-laki untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Salah

satu kebutuhan keluarga adalah biaya pendidikan anak. Anak dengan usia sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

19

adalah anak yang berada di tingkat SD, SMP, SMA, ataupun kuliah; dengan

rentang usia 6-22 tahun.

2. Dampak Pensiun pada Karyawan Swasta

Hasil survey menunjukkan bahwa karyawan swasta tidak mendapatkan

tunjangan selama masa pensiunnya (Yustisia, 2017). Hal tersebut menunjukkan

adanya ketidakpastian pendapatan pada karyawan setelah memasuki masa

pensiun. Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa ketidakpastian pendapatan

tersebut memunculkan adanya kecemasan menghadapi masa pensiun (Baba,

Garba, Zakariyah, 2015).

Kecemasan menghadapi pensiun dapat diartikan sebagai perasaan khawatir

akan datangnya suatu masa yang tidak menyenangkan yaitu masa pensiun

(Mangkunegara, 2000; Nevid, 2003; Parkinson, Rustomji, & Vieira 1990).

Pensiun dianggap sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan setelah akhir dari

masa bekerja. Oleh karena itu, pensiun dapat menjadi salah satu sumber

kecemasan bagi pekerja. Akan tetapi, reaksi cemas yang muncul pada setiap

individu pun berbeda-beda tergantung pada sensitivitas individu terhadap pensiun

sebagai stressor (Nevid, 2003). Pada karyawan swasta, kecemasan dapat semakin

mungkin untuk timbul karena tidak adanya tunjangan selama masa pensiun. Salah

satu faktor yang memunculkan perasaan cemas ketika memasuki masa pensiun

adalah ketidakpastian akan pendapatan selama masa pensiun (Baba, Garba, dan

Zakariyah, 2015). Di samping itu, karyawan laki-laki dianggap lebih sulit dalam

menyesuaikan diri menjelang masa pensiunnya. Karyawan laki-laki yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

20

menikah dan memiliki anak, akan mengalami banyak perubahan peran ketika

masa pensiunnya tiba. Perkins (dalam Hoyer & Roodin, 2003) mengatakan bahwa

wanita memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang lebih baik dalam memasuki

masa pensiun dibandingkan dengan laki-laki.

D. Kecemasan Menghadapi Pensiun

Berdasarkan pemaparan teori tentang kecemasan dan pensiun, peneliti

menyimpulkan bahwa kecemasan menghadapi masa pensiun sebagai perasaan

khawatir yang muncul menuju masa pensiun yang dikarenakan oleh pandangan

yang buruk tentang pensiun. Pandangan buruk tentang pensiun umumnya muncul

karena anggapan bahwa pensiun merupakan masa kehilangan kegiatan. Menurut

Parkinson, Rustomji, dan Vieira. (1990), pensiun dapat memunculkan perasaan

tidak berguna dan perasaan kehilangan identitas dirinya. Helmi (2000), kehilangan

kegiatan rutin setelah pensiun dapat membuat individu merasa bingung tentang

kegiatan yang harus mereka kerjakan selanjutnya. Perubahan tersebut dapat

memunculkan perasaan tidak nyaman menuju masa pensiun.

Munculnya kecemasan menghadapi pensiun dapat ditandai dengan adanya

gangguan fisik baik dalam melakukan pekerjaan atau melakukan kegiatan lain.

Selain itu, kecemasan menghadapi pensiun dapat ditandai dengan perilaku yang

mengganggu individu dalam beraktivitas, seperti mudah marah, menghindari

orang lain, atau cenderung bergantung pada orang lain. Kecemasan menghadapi

pensiun juga dapat ditandai dengan munculnya pemikiran bahwa pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

21

merupakan suatu stimulus yang mengancam dan munculnya perasaan khawatir

akan datangnya masa pensiun.

E. Kerangka Berpikir

Setiap individu yang bekerja tentu akan memasuki batas usia tertentu

untuk memasuki masa pensiun. Pada masa pensiun, seseorang akan berhenti

bekerja dari suatu instansi tertentu. Oleh karena itu, individu dapat memiliki lebih

banyak waktu luang dalam hidupnya. Waktu yang selama ini digunakan untuk

bekerja, dapat digunakan untuk beraktifitas dalam bidang yang lain. Walaupun

demikian, persepsi terhadap masa pensiun dimaknai berbeda-beda oleh setiap

individu.

Pemaknaan terhadap masa pensiun dapat memengaruhi kondisi psikologis

pada diri seseorang. Pada individu yang menganggap bahwa pensiun merupakan

masa peralihan menuju masa tua, individu akan melihat pensiun sebagai waktu

untuk menjadi lebih tenang karena berkurangnya beban kerja (Papalia, Old, &

Feldman, 2008; dan Hoyer & Roodin, 2003). Pada kenyataannya, transisi menuju

masa pensiun seringkali menimbulkan suatu gangguan dalam dimensi sosial dan

psikologis (Parkinson, Rustomji, Vieira, 1990).

Salah satu bentuk gangguan psikologis adalah kecemasan ketika

menghadapi masa pensiun. Kecemasan merupakan kondisi psikologis yang

seringkali muncul karena kekhawatiran akan terjadinya sesuatu yang buruk

(Nevid, 2003). Dalam menghadapi masa pensiun, individu seringkali tidak

mengetahui hidup yang akan dijalani ke depannya setelah tidak bekerja lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

22

Adanya ketidaktahuan tersebut dapat memunculkan prediksi ataupun keyakinan

bahwa akan terjadi hal yang buruk di masa depan. Selain itu, munculnya

kecemasan tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat keyakinan diri yang dialami

oleh seseorang.

Kecerdasan emosional pun dapat berperan dalam memengaruhi munculnya

kondisi kecemasan (Arogundade, 2016). Kondisi fisik menjelang masa pensiun

pun ikut memengaruhi kondisi psikologis seseorang. Kondisi fisik akan mulai

menurun seiring dengan bertambahnya usia. Kondisi fisik yang menurun

membuat individu mulai berpikir untuk menghindari pekerjaan-pekerjaan yang

menguras tenaga dan pikiran. Selain itu, menjelang masa pensiun, individu juga

merasa pencapaian dalam karier buka lagi menjadi hal utama. Hal itu dikarenakan

oleh adanya pemikiran bahwa dalam waktu dekat, individu jelas akan berhenti

bekerja. Pensiun juga dapat memengaruhi perubahan citra diri dan perubahan

identitas individu karena hilangnya aktivitas rutin. Selain itu, pada masa pensiun

individu juga mengalami adanya perubahan tingkat pendapatan yang kemudian

dapat memunculkan perasaan cemas.

Pada karyawan laki-laki, individu memiliki peran sebagai kepala keluarga

dan pencari nafkah bagi keluarganya. Datangnya masa pensiun membuat seorang

ayah mengalami beberapa perubahan dalam hidupnya, namun dirinya tetap

memiliki tanggung jawab untuk membiayai hidup keluarganya. Hal tersebut juga

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Lestari (2015),

bahwa sumber utama keuangan keluarga diperoleh dari suami. Artinya, seorang

suami memiliki tuntutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

23

sebagian besar karyawan swasta tidak menerima tunjangan selama masa pensiun

yang dapat membantu kebutuhan finansial keluarga (Yustisia, 2017). Perubahan-

perubahan tersebut kemudian dapat menimbulkan perasaan cemas pada seorang

ayah.

Adanya perubahan pada kondisi fisik dan pendapatan dalam bekerja dapat

memengaruhi kondisi psikologis individu. Kondisi fisik yang menurun membuat

individu tidak dapat beraktifitas selayaknya pada usia-usia produktif. Selain itu,

pendapatan yang menurun juga dapat memunculkan pemikiran bahwa individu

tidak mampu lagi untuk memenuhi tuntutan sosial untuk mencari nafkah.

Pemikiran tersebut dapat berdampak pada munculnya kekhawatiran akan hidup

keluarganya kelak. Di samping itu, kekhawatiran akan masa depan juga dapat

membuat individu menjadi lebih sensitif akan adanya perubahan-perubahan dalam

hidupnya saat ini. Jika keadaan-keadaan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang

tidak menyenangkan, maka individu akan merasa cemas menjelang terjadinya

keadaan tersebut. Selain itu, ketika individu merasa tidak mampu mengatasi hal

tersebut maka individu dapat merasa cemas.

Mengacu pada hasil penelitian dan teori yang telah dikemukakan, peneliti

ingin melihat bagaimana dinamika kecemasan seorang karyawan swasta yang

memiliki anak dengan usia sekolah mengalami beban yang lebih berat menjelang

masa pensiun. Hal tersebut dikarenakan oleh ketakutan akan adanya penurunan

pendapatan, yang mengakibatkan individu tidak mampu memenuhi kewajibannya

untuk membiayai pendidikan anak. Dalam hal ini, perasaan takut akan sesuatu hal

yang belum terjadi, penurunan pendapatan, diasumsikan sebagai kecemasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

24

Timbulnya perasaan cemas tersebut juga dapat dipengaruhi oleh berbagai macam

faktor, salah satunya penyesuaian diri individu menjelang masa pensiun.

Skema 1.

Skema Kerangka Berpikir.

KEHIDUPAN BEKERJA

(mampu memenuhi kebutuhan dengan pendapatan yang ada)

PENSIUN

(Perubahan peran namun tetap dengan

tanggung jawab yang sama)

Faktor dari dalam diri:

Self-efficacy

Kecerdasan Emosional

Faktor dari luar diri:

Ketidakpastian pendapatan

Tuntutan sosial

Pensiun dianggap sebagai masa yang tidak menyenangkan

Mengalami kecemasan.

Gejala fisik

Gejala perilaku

Gejala Kognitif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada eksplorasi dinamika kecemasan yang muncul

pada karyawan swasta menjelang masa pensiun. Kecemasan yang muncul akan

ditinjau dari faktor-faktor yang memengaruhi dan gejala kecemasan yang muncul

menuju masa pensiun.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika kecemasan

menghadapi pensiun yang dialami oleh karyawan swasta yang memiliki anak usia

sekolah. Penggalian data yang mendalam diperlukan untuk mendapatkan

informasi terkait pengalaman karyawan swasta secara lengkap dan menyeluruh.

Oleh karena itu, jenis penelitian yang paling tepat untuk digunakan adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif digunakan untuk menggali data dari

sebuah fenomena yang dialami langsung oleh informan (Creswell, 2014).

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial

(Gunawan, 2013). Dengan menggunakan penelitian kualitatif, diharapkan peneliti

mampu memperoleh informasi terkait faktor-faktor yang menyebabkan muncul

atau tidaknya kecemasan dan dinamika kecemasan itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

26

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain analisis isi kualitatif,

yang selanjutnya disebut AIK. AIK adalah metode penelitian untuk menafsirkan

secara subjektif isi data berupa teks melalui proses klasifikasi sistematis berupa

pengodean dan pengidentifikasian berbagai macam tema atau pola (Hsieh &

Shannon, dalam Supratiknya, 2014). Dengan menggunakan AIK, data yang

terkumpul akan diklasifikan dalam beberapa kategori yang memiliki keserupaan

makna (Elo & Kyngas, dalam Supratiknya, 2014). Pengklasifikasian dilakukan

untuk mendapatkan deskripsi yang padat dan kaya dari sebuah fenomena yang

diteliti.

C. Informan Penelitian

Informan dari penelitian ini adalah karyawan swasta dengan rentang usia

53-58 tahun. Karyawan swasta yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

laki-laki yang bekerja pada suatu instansi swasta. Peneliti menetapkan batasan

usia tersebut sesuai dengan masa yang dianggap kritis menjelang masa pensiun.

Menurut Tarigan (2009), masa kritis terjadi pada 1 tahun sebelum memasuki masa

pensiun. Selain itu, peneliti juga membutuhkan informan dengan usia tersebut,

memiliki anak usia sekolah, dan sedang menghadapi masa pensiun. Peneliti juga

dapat menggali informasi dari informan yang telah mengikuti program persiapan

pensiun. Dalam Hoyer dan Roodin (2003) dikatakan bahwa salah satu fase

menuju masa pensiun adalah near phase, dimana individu mulai mengikuti

program persiapan pensiun. Artinya, individu yang telah mengikuti program

persiapan pensiun adalah individu yang telah mendekati masa pensiun. Peneliti

mencari informan dengan menyebarkan pengumuman melalui social media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

27

Peneliti menyebarkan pengumuman yang berisi informasi bahwa peneliti

membutuhkan informan dengan kriteria tertentu. Peneliti meminta bantuan kepada

teman yang memiliki kenalan atau kerabat yang sesuai dengan kriteria tersebut

dan bersedia untuk berbagi pengalamannya bersama peneliti. Peneliti pun

mendapatkan informan yang merupakan saudara dari teman peneliti. Selain itu,

peneliti juga mendapatkan informan yang merupakan teman dari ayah peneliti.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan data

langsung dari informan. Dalam Moleong (2009), terdapat beberapa jenis

wawancara, antara lain wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Teknik

wawancara terstruktur menekankan pada penggunaan protokol wawancara yang

disusun sebelumnya berdasarkan masalah dalam rancangan penelitian. Di samping

itu, teknik wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang dilakukan

tanpa penyusunan pertanyaan terlebih dahulu. Pada penelitian ini, peneliti

memilih menggunakan teknik yang merupakan gabungan dari keduanya, yaitu

teknik wawancara semi terstruktur. Peneliti akan menyiapkan sejumlah

pertanyaan, namun dapat dilakukan berbagai modifikasi dalam pelaksanaan

penggalian data di lapangan.

E. Alat Pengumpulan Data

Dalam rangka mengumpulkan data, peneliti akan menggunakan pedoman

wawancara untuk mengarahkan peneliti dalam mengajukan pertanyaan.

Pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun merupakan suatu pedoman wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

28

secara umum yang kemudian dapat diubah untuk pengembangan pengumpulan

informasi tertentu. Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori kecemasan

yang diungkapkan oleh Nevid (2003) yang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.

Pedoman Wawancara Penggalian Informasi Gejala Kecemasan.

Aspek/Indikator Pertanyaan

Gejala Fisik

Mual, pusing, tangan bergetar, dll.

Dari skala 1-10, berapa Anda menilai

kondisi kesehatan Anda? Mengapa

anda menilai di angka tersebut?

Gejala Perilaku

Menghindari pekerjaan,

bergantung pada orang lain,

mudah marah, dll.

Ceritakanlah pengalaman ketika

bekerja yang menurut Anda paling

berkesan, dan kapan pengalaman itu

terjadi?

Apakah pengalaman tersebut kembali

terulang dalam satu tahun terakhir ini?

Ceritakanlah pengalaman yang

menurut Anda tidak menyenangkan

ketika Anda bekerja.

Gejala Kognitif

Khawatir tentang masa depan, sulit

berkonsentrasi

Bagaimana perasaan Anda saat

menyadari bahwa Anda akan segera

memasuki masa pensiun?

Apa pikiran yang muncul ketika Anda

mendengar kata pensiun?

Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang

memengaruhi munculnya kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Oleh

karena itu, peneliti menyusun pedoman wawancara untuk menggali data tersebut

seperti pada tabel 2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

29

Tabel 2.

Pedoman Wawancara Penggalian Data Faktor-faktor yang Memengaruhi

Munculnya Kecemasan.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Munculnya Kecemasan

Apa yang akan Anda lakukan selama satu tahun ini sebelum masa pensiun

tiba?

Apa arti pensiun menurut Anda?

Apa yang kira-kira akan Anda lakukan setelah memasuki masa pensiun?

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika menyadari bahwa anak Anda masih

sekolah?

Apakah Anda memiliki sumber pendapatan lain selain dari pekerjaan Anda

sekarang?

Dalam menentukan kecenderungan yang muncul pada informan, peneliti

juga menyusun pedoman penilaian jawaban yang ada pada tabel 3.

Tabel 3.

Pedoman Penilaian Jawaban.

Tujuan Definisi Aspek Penilaian

Cemas Tidak Cemas

Mengetahui

gambaran

kecemasan

dalam

menghadapi

masa

pensiun.

Kecemasan

adalah kondisi

yang tidak

menyenangkan

yang timbul

karena

kekhawatiran

akan terjadinya

sesuatu yang

buruk.

Gejala

Fisik

Ada gangguan

fisiologis.

Tidak ada

gangguan

fisiologis.

Gejala

Perilaku

Ada gangguan

dalam aktivitas

rutin.

Tidak ada

perubahan

dalam menjalani

aktivitas rutin.

Gejala

Kognitif

Memandang

pensiun sebagai

sesuatu yang

buruk dan

menakutkan.

Memandang

pensiun sebagai

masa yang

menyenangkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

30

F. Prosedur Pengambilan Data

Berikut merupakan prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian ini:

1. Peneliti menyusun pedoman wawancara.

2. Peneliti mencari informan yang sesuai dengan kriteria.

3. Setelah ditemukan informan yang sesuai, peneliti menjelaskan hal yang

berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, melakukan rapport, serta

meminta persetujuan informan yang dibuktikan dalam pengisian informed

consent.

4. Peneliti mengambil data dengan bantuan alat perekam dan pedoman

wawancara.

5. Peneliti melakukan verbatim dari rekaman wawancara dengan informan.

6. Peneliti melakukan koding dan interpretasi data terhadap hasil wawancara

yang ada untuk mendapatkan hasil dari penelitian.

G. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan pendekatan induktif

dengan Analisis Data Konvensional. Dalam analisis data konvensional, fenomena

dideskripsikan berdasarkan fakta-fakta yang ada dalam data (Supratiknya, 2014).

Menurut Hsiesh dan Shannon (Supratiknya, 2014), dengan menggunakan metode

analisis isi induktif konvensional, peneliti akan mengamati fakta-fakta khusus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

31

yang spesifik menuju pada hal yang sifatnya umum, yang kemudian akan

digabungkan, serta disusun dalam suatu satuan berupa rumusan umum.

Langkah-langkah metode analisis data induktif konvensional ini adalah

sebagai berikut:

1. Peneliti menentukan satuan analisis yang paling sesuai dengan keseluruhan

hasil wawancara.

2. Peneliti membaca kembali seluruh data yang ada untuk kemudian

dikumpulkan agar diperoleh kesan secara keseluruhan.

3. Peneliti menciptakan aneka macam kode secara terbuka berdasarkan data yang

muncul dalam wawancara.

4. Kode-kode yang telah didapatkan akan dipilah-pilah dan diklasifikasikan pada

sejumlah kategori berdasarkan kesamaan isi atau makna dari masing-masing

kode. Elo dan Kyngas (dalam Supratiknya, 2014) mengatakan bahwa

pengelompokan ini dilakukan dengan tujuan mereduksi jumlah kode, sehingga

diperoleh kode-kode yang bermakna.

5. Peneliti akan mengidentifikasi hubungan antar kategori. Identifikasi tersebut

akan menghasilkan tingkatan yang lebih tinggi yaitu tema.

6. Pada langkah ini, peneliti akan membuat interpretasi makna dari keseluruhan

temuan yang sudah diperoleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

32

H. Kredibilitas Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, uji kredibilitas perlu dilakukan untuk menilai

kebenaran dari suatu temuan (Moleong, 2005). Kebenaran suatu temuan kualitatif

perlu diawali dengan membangun kepercayaan informan pada peneliti, sehingga

informan dapat memberikan informasi yang sebenarnya. Dalam penelitian ini,

peneliti membangun kepercayaan dengan cara melakukan rapport terlebih dahulu

dengan informan. Selain itu, untuk menghindari adanya bias, peneliti juga tidak

memilih informan yang sudah dikenal sebelumnya oleh peneliti. Peneliti menguji

kebenaran informasi yang diberikan informan dengan metode member checking.

Dengan menggunakan metode ini, peneliti dapat mengkonfirmasi sejauh mana

informasi yang peneliti dapatkan sesuai dengan informasi yang diberikan

informan. Jika data yang ada dapat disepakati oleh informan, maka data tersebut

dapat dianggap valid, kredibel, dan dapat dipercaya (Prastowo, 2014). Uji

kredibilitas akan dilakukan setelah peneliti selesai menyusun transkrip wawancara

dan setelah pengkodean selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dimulai sejak bulan Mei hingga Agustus 2018. Sebelum

penelitian dilaksanakan, peneliti telah membuat proposal penelitian serta

menyusun panduan wawancara. Pencarian informan dilakukan sembari panduan

wawancara disusun. Peneliti menyebarkan informasi pencarian informan melalui

pengumuman di media sosial. Peneliti dibantu oleh teman dan orangtua dalam

penyebaran informasi tersebut. Peneliti pun berhasil mendapatkan informan yang

bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan dilakukan. Setelah

berkonsultasi dengan dosen pembimbing, peneliti mulai membuat janji untuk

bertemu dengan informan pertama.

Waktu pelaksanaan pengambilan data merupakan kesepakatan bersama

antara informan dengan peneliti. Pengambilan data dilakukan dengan proses

wawancara. Peneliti berusaha untuk melakukan rapport terlebih dahulu dengan

para informan. Hal tersebut dilakukan untuk membangun kepercayaan informan

pada peneliti karena peneliti dan informan belum saling mengenal sebelumnya.

Pada informan 1 (AT), peneliti melakukan pertemuan perkenalan sebelum

melakukan proses wawancara. Awalnya, informan 1 mendapatkan informasi

tentang penelitian ini dari keponakannya yang merupakan teman peneliti. Oleh

karena itu, peneliti membuat janji untuk bertemu bersama dengan teman peneliti.

Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 3 Mei 2018 di tempat informan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

34

bekerja. Pada pertemuan ini, peneliti menjelaskan gambaran proses wawancara

yang akan dilakukan. Informan 1 juga bersedia membantu peneliti untuk

mencarikan teman yang sekiranya juga bersedia untuk menjadi informan dalam

penelitian ini. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2018. Peneliti

mengawali proses penelitian dengan meminta informan mengisi bukti kesediaan

mengikuti penelitian ini melalui pengisian informed consent. Kegiatan dilanjutkan

dengan proses wawancara yang dimulai pukul 08.30 sampai dengan 09.40

bertempat di tempat informan bekerja. Pertemuan selanjutnya dengan informan 1

merupakan pertemuan untuk proses member checking. Proses member checking

tersebut dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2018.

Peneliti melanjutkan proses wawancara dengan informan 2 (FI) pada

keesokan harinya. Dengan informan 2, peneliti tidak melakukan pertemuan

perkenalan terlebih dahulu, sehingga pertama merupakan pertemuan perkenalan

sekaligus proses pengambilan data. Informan 2 merupakan rekan kerja informan

1. Beliau bersedia untuk menjadi informan penelitian setelah informan 1

menawarkan ajakan tersebut. Pertemuan dengan informan dua dilakukan pada

tanggal 10 Mei 2018 bertempat di tempat informan bekerja. Pertemuan

selanjutnya dengan informan 2 dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2018.

Pertemuan ini dilakukan untuk proses member checking pada informan.

Peneliti kemudian melanjutkan proses wawancara dengan informan 3

(TS). Peneliti mendapatkan informasi tentang informan 3 dari ayah peneliti,

dimana informan merupakan teman dari ayah peneliti. Pada pertemuan pertama

dengan informan 3, peneliti melakukan perkenalan sekaligus wawancara di hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

35

yang sama. Pertemuan dilakukan pada tanggal 19 Juni 2018 bertempat di tempat

informan bekerja. Setelah pertemuan untuk proses pengambilan data, peneliti

melakukan pertemuan berikutnya dengan informan 3 untuk proses member

checking pada tanggal 22 Juni 2018.

Adapun proses pelaksanaan penelitian terangkum pada tabel 4.

Tabel 4.

Pelaksanaan Penelitian.

Kegiatan Informan 1 Informan 2 Informan 3

Rapport,

pengisian

Informed Consent,

dan Wawancara.

Kamis, 3 Mei

2018 di

Muntilan

Rabu, 10 Mei

2018 di

Muntilan

Selasa, 19 Juni

2018 di Jakarta

Barat

Selasa, 9 Mei

2018 di

Muntilan

Member checking Selasa, 21

Agustus 2018 di

Muntilan

Jumat, 24

Agustus 2018 di

Muntilan

Jumat, 22 Juni

2018 di Jakarta

Barat

B. Gambaran Informan

1. Data Informan

Berikut merupakan gambaran data umum ketiga informan:

Tabel 5.

Data Informan.

Keterangan Informan 1 Informan 2 Informan 3

Nama Inisial AT FI TS

Usia 57 tahun 57 tahun 56 tahun

Pendidikan S1 S1 S1

Pekerjaan Guru Swasta Guru Swasta Karyawan Swasta

Agama Katolik Katolik Katolik

Jumlah Anak 2 2 3

Pendidikan

Anak

S1 dan SMA SMA dan SMP S1, S1, dan SMP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

36

2. Latar Belakang Informan

2.1 Informan 1 (AT)

AT merupakan seorang kepala sekolah di salah satu sekolah

menengah pertama swasta di Muntilan. AT berusia 57 tahun, tinggal bersama

istri dan dua anaknya di Muntilan. Istri AT merupakan seorang pegawai di

instansi swasta. Anak AT baru saja menyelesaikan studi sarjananya di salah

satu universitas swasta di Yogyakarta. Anak kedua AT duduk di bangku kelas

dua sekolah menengah atas. Pada awalnya, AT pernah mendapatkan tugas

untuk menjadi kepala sekolah di dua tempat yang berbeda di bawah naungan

yayasan yang sama. Akan tetapi, AT merasa pekerjaan tersebut terlalu berat.

AT kemudian memutuskan untuk fokus pada salah satu sekolah saja.

AT telah bekerja di SMP ini selama kurang lebih 38 tahun. AT

mengawali kariernya di sekolah sebagai seorang guru muda yang mengajar

dua mata pelajaran. Pada tahun 2012, AT mendapatkan mandat untuk

menjadi kepala sekolah sampai saat ini. Mengacu pada peraturan yayasan, AT

sebenarnya akan memasuki masa pensiun di usia 56. Akan tetapi, yayasan

mengeluarkan peraturan baru yang sejalan dengan peraturan pemerintah,

dimana batas usia pensiun karyawan BUMN yaitu 58 tahun. Oleh karena itu,

AT diperpanjang masa kerjanya hingga tahun 2019. Yayasan tempat AT pun

tidak menutup adanya kemungkinan perpanjangan masa kerja setelah AT

memasuki masa pensiun dengan status guru honorer. Hal tersebut melihat dari

tenaga pengajar yang dibutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

37

Saat ini AT merasa sedikit lega karena anak pertamanya berhasil

menyelesaikan studi sarjananya. AT berharap anaknya mampu bekerja

terlebih dahulu apabila ingin melanjutkan pendidikan tingkat lanjut. Menurut

AT, biaya pendidikan untuk pendidikan lanjutan tidaklah murah dan AT ingin

mengutamakan pendidikan anak kedua saat ini. AT pun telah memikirkan

biaya pendidikan anak keduanya kelak. Keluarga telah memiliki tabungan

dan asuransi yang dapat digunakan untuk membiayai pendidikan anak

keduanya. Selain itu, AT juga masih memiliki warisan keluarga yang dapat

dikembangkan. Setelah memasuki masa pensiun, AT akan menerima uang

pensiun setiap bulannya. AT merasa dana tersebut dapat mencukupi

kebutuhan keluarganya apabila dapat dikelola dengan baik.

Di sekolah tempat AT bekerja, sebagian besar muridnya berasal dari

kalangan menengah ke bawah. Melihat banyaknya murid yang tidak memiliki

cukup biaya untuk pendidikan, AT giat mencarikan beasiswa untuk murid-

murid tersebut. AT menjalin relasi yang baik dengan murid-muridnya bahkan

dengan keluarganya. Di samping sekolah, AT pun aktif dalam kegiatan di

gereja ataupun lingkungan pemerintah di tingkat kecamatan.

2.2 Informan 2 (FI)

FI merupakan seorang ayah yang tinggal bersama istri dan kedua

anaknya di Muntilan. Saat ini FI berusia 57 tahun. Istri FI merupakan seorang

ibu rumah tangga. Anak pertama FI duduk di bangku kelas 2 SMA dan anak

keduanya di bangku kelas 2 SMP. Anak kedua FI pernah tidak naik kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

38

ketika di bangku SD. Hal tersebut menyebabkan jarak pendidikan anaknya

terpaut tiga tahun. Ketika anak pertama FI harus memasuki bangku kuliah,

anak kedua FI juga akan memasuki bangku SMA.

FI sudah mengajar di salah satu sekolah menengah pertama swasta di

Muntilan selama kurang lebih 28 tahun. Sebelum menjadi guru di Muntilan,

FI pernah mengajar di salah satu yayasan swasta di Klaten. FI bukanlah orang

asli Muntilan. FI mulai berdomisili di Muntilan sejak tahun 1990. Pada masa

awal bekerja, FI selalu berangkat bekerja dari Yogyakata menuju Muntilan.

Mengikuti peraturan baru yang ditetapkan oleh yayasan, FI pun akan pensiun

pada tahun 2019. Walaupun demikian, FI telah menerima kabar informal

bahwa tenaganya masih dibutuhkan untuk mengajar di sekolah saat ini. FI

pun memiliki niat untuk kembali mengajar apabila instansinya saat ini

membutuhkan bantuannya. FI akan mempertimbangkan pendapat keluarga

untuk kemudian memilih akan melanjutkan pekerjaannya atau tidak.

Saat ini FI tidak hanya aktif di sekolah, melainkan juga aktif di

kegiatan gereja. FI merupakan seorang prodiakon dan juga pelatih lektor di

gerejanya. Setelah pensiun, FI berharap dapat mengabdikan dirinya dalam

kegiatan gereja. FI pun ingin dapat lebih meluangkan waktu untuk

keluarganya ketika nantinya sudah memasuki masa pensiun. Setelah pensiun,

FI ingin membuka usaha warung bersama istrinya. Keinginan tersebut pun

masih berupa angan-angan dan belum dipersiapkan secara matang. Saat ini,

keluarga FI memiliki satu rumah yang dikontrakan sehingga ada sumber

pendapatan lain selain dari pekerjaannya sebagai guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

39

2.3 Informan 3 (TS)

TS merupakan seorang karyawan yang bekerja di salah satu

perusahaan swasta nasional di daerah Jakarta Barat. Saat ini TS berusia 56

tahun. TS tinggal bersama dengan istri dan ketiga anaknya di daerah Depok,

Jawa Barat. Istri TS merupakan seorang ibu rumah tangga. Anak pertama dari

informan 3 telah menyelesaikan studi S1 pada tahun 2014 dan saat ini telah

bekerja. Anak kedua TS baru saja menyelesaikan kuliah di tingkat strata 1 di

tahun 2018 ini. TS memiliki anak ketiga yang rentang usianya cukup jauh

dari kakak-kakaknya. Anak ketiga TS saat ini baru saja memasuki bangku

Sekolah Menengah Pertama (SMP).

TS telah bekerja selama kurang lebih 25 tahun di perusahaannya saat

ini. Perusahaan tempat TS bekerja merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang surat kabar, penerbit, percetakan, dan pertelevisian. Dalam

pekerjaannya, TS memiliki peran dalam bidang training and development.

Beliau memiliki tugas untuk melakukan program-program pelatihan untuk

karyawan baru serta pengembangan potensi karyawan-karyawan lama. Selain

itu, TS juga memiliki peran untuk menyelenggarakan program persiapan

pensiun bagi karyawan yang sudah mendekati masa pensiunnya.

TS tidak hanya aktif dalam pekerjaannya di perusahaan. Di samping

bekerja, TS juga aktif dalam kegiatan gereja. TS memiliki tanggung jawab

sebagai editor majalah keuskupan. Selain itu, TS juga dipercaya untuk

melatih paduan suara gereja. Pada bulan Juni 2018, TS dipercaya untuk

melatih kelompok paduan suara yang akan mengikuti lomba paduan suara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

40

gerejani tingkat nasional. TS merasa bahwa dirinya memang memiliki

kemampuan dalam hal menulis, mengajar, dan menyanyi. Oleh karena itu, TS

mengekspresikan kemampuannya dalam mengajar karyawan, menulis untuk

majalah keuskupan, dan melatih paduan suara gereja.

C. Hasil Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan, peneliti mencoba mengetahui pengalaman

informan dalam menghadapi masa pensiunnya, yang mana pengalaman tersebut

merujuk pada kecenderungan kecemasan. Dua informan memiliki karakteristik

yang sama sebagai guru pada sebuah sekolah swasta katholik. Selain itu, ketiga

informan juga aktif dalam kegaiatan di gerejanya masing-masing. Hal ini menjadi

batasan konteks hasil penelitian pada ketiga informan ini. Hasil wawancara

menunjukkan bahwa 2 dari 3 orang informan menunjukkan adanya

kecenderungan cemas. Kecemasan muncul karena adanya kekhawatiran tentang

biaya pendidikan anak dan pemenuhan kebutuhan keluarga setelah pensiun. Hal

tersebut menunjukkan bahwa informan mengalami kecemasan yang realistis

karena kekhawatiran akan sesuatu yang nyata mungkin akan terjadi. Akan tetapi,

ketiga informan menunjukkan pola yang sama, di mana dua dari tiga informan

yakin bahwa Tuhan akan menyediakan jalan bagi mereka. Berikut merupakan

pemaparan hasil wawancara setiap informan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

41

1. Informan 1 (AT)

a. Kecenderungan Kecemasan

Informan 1 tidak menunjukkan adanya kecenderungan kecemasan.

Hal tersebut ditunjukkan dengan pemikiran positif AT tentang masa

pensiunnya kelak. AT memaknai pensiun sebagai masa selesainya tugas.

Ketika membayangkan tentang pensiun, AT merasa bersyukur karena ia akan

memasuki masa pensiun. Menurut AT, dengan ia pensiun berarti tugasnya

sudah selesai dan akan dilanjutkan oleh teman-teman yang lain.

“Yaa menurut saya kalo pensiun itu merupakan eee selesainya

tugas” (I1/AT/GK/54-55)

“Ya menurut saya itu merupakan bersyukur” (I1/AT/GK/78)

“Kalo saya pensiun itu saya malah senang jadi tugas saya sudah

selesai dan nanti akan dilanjutkan oleh teman-teman yang lain”

(I1/AT/GK/226-228)

AT merasa bersyukur menjelang masa pensiun ini. AT merasa selama

dirinya bekerja, ia mendapatkan kelancaran dan kesehatan. AT bersyukur

karena ia sudah dapat mengabdikan diri sebagai guru selam 38 tahun. AT pun

bersyukur karena sudah mampu menjalankan tugasnya sebgai guru sampai

pada batas usia purna tugas yang ditentukan oleh yayasan.

“Karna sudah bisa mengabdikan diri melaksanakan tugas dari

awal ee sebagai guru sampai pada batas umur yang ditentukan

sebagai aturan purna tugas, kami bisa melaksanakan dengan

baik” (I1/AT/GK/78-8)

Saat ini, AT pun menikmati masa-masa menjelang dirinya akan

pensiun. AT merasa bahwa dirinya tidak akan bingung dalam memilih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

42

kegiatan yang akan dilakukan setelah memasuki masa pensiun. Menurut AT,

hal tersebut dikarenakan oleh banyaknya kegiatan yang sudah ia tekuni

sembari bekerja. Oleh karena itu, ketika nantinya masa pensiun tiba, AT

merasa bahwa dirinya masih memiliki banyak kegiatan yang dapat dilakukan.

“nek saya kok ee, tetep kami, kami anggap, apa ya namanya itu

senang saja, enjoy. Jadi kami tidak punya pikiran wah besok

nek sudah pensiun mau apa, terus susah, mau bingung mau

melakukan apa itu menurut saya ndak” (I1/AT//GK/87-90)

“Toh misalnya nanti setelah pensiun itu sebetulnya masih

banyak yang bisa dikerjakan” (I1/AT/GK/90-91)

Ketika memasuki masa pensiun, yayasan tempat AT bekerja akan

menyediakan dana pensiun bagi para karyawannya. AT pun yakin bahwa

dana pensiun yang nantinya akan dirinya terima setelah pensiun dapat

memenuhi kebutuhan keluarga untuk hidup sederhana. Di samping itu, AT

meyakini bahwa tabungan dan asuransi pendidikan yang telah disiapkan

untuk anaknya akan cukup untuk membiayai kuliah anak keduanya.

“dimungkinkan kalo misalnya pensiun itu kalo hanya untuk

hidup sederhana itu saya kira masih bisa tergantung dari eee

caranya cara pengelolaan” (I1/AT/GK/173-175)

“di samping kami tadi ee sudah mengikut asuransi pendidikan

paling tidak kami juga sudah punya tabungan gitu, biarpun

tidak banyak tapi paling tidak masih bisa untuk apa namanyaa,

masih bisa untuk membiaya anak gitu” (I1/AT//GK/165-168)

Menjelang masa pensiun, AT tetap giat dalam melakukan tugasnya.

Salah satu peran yang AT jalankan dalam tugasnya adalah mencarikan

beasiswa bagi anak-anak yang kurang mampu dalam hal ekonomi. Sebelum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

43

memasuki masa pensiun, AT tetap melakukan perannya dengan maksimal,

dengan terus berusaha mencarikan beasiswa bagi murid-muridnya. AT pun

ingin tetap menjalankan peran tersebut ketika nantinya dirinya sudah

memasuki masa pensiun. AT merasa bahwa dirinya bisa tetap berkontribusi

walaupun dengan status yang bukan kepala sekolah lagi.

“Kalo tahun-tahun ini sebelum kami purna, kami masih

berusaha mencari masih berusaha maksimal untuk mencarikan”

(I1/AT/GP/367-369) “Selama ini kami masih berusaha sendiri karena kami masih

mampu dan kebetulan temen-temen juga kerjaannya juga

banyak” (I1/AT/GP/386-388)

AT merasa bahwa saat ini kondisi kesehatannya dalam keadaan yang

baik. Keluhan-keluhan beberapa macam penyakit muncul karena adanya

penurunan fungsi organ-organ tubuh seiring dengan bertambahnya usia.

Menurut AT, menjelang masa pensiun, setiap orang pasti akan mengalami

berbagai penurunan kondisi beberapa organ-organ tubuh. Selain faktor usia,

faktor makanan juga menjadi salah satu faktor munculnya beberapa keluhan

kondisi fisiologis. AT merasa bahwa dirinya saat ini berada dalam taraf sakit

ringan.

“Karna yang namanya umur tertentu setelah pensiun itu

kadang-kadang sudah punya organ-organ yang sudah mulai

melemah utamanya misalnya, seperti contohnya saja tensi, tapi

sok kadang-kadang lebih tinggi.” (I1/AT/GF/193-196)

“Kemudian ada unsur kolesterol kadang kadang juga sering

tinggi, kemudian juga tlegisirit, kemudian asam urat.”

(I1/AT/GF/196-197)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

44

“nah kalo kami selama ini boleh dikatakan masih sakit ringan,

ya pernah periksa berobat jalan gitu ya sering juga”

(I1/AT/GF/221-223)

b. Faktor-faktor yang memengaruhi ketidakcemasan

Salah satu faktor yang membuat AT merasa tenang dalam menghadapi

masa pensiun adalah adanya dana pensiun yang akan ia dapatkan setelah

memasuki masa pensiun. Menurut AT, dana pensiun tersebut dapat

memenuhi kebutuhan keluarga selama dana tersebut dapat dikelola dengan

baik.

“dimungkinkan kalo misalnya pensiun itu kalo hanya untuk

hidup sederhana itu saya kira masih bisa tergantung dari eee

caranya cara pengelolaan” (I1/AT/DP/173-175)

Di samping dana pensiun, AT juga merasa tenang karena dirinya telah

menyiapkan tabungan untuk anak keduanya dan mengikutkannya ke asuransi

pendidikan. Sejak awal, AT menyadari bahwa ketika dirinya pensiun, anak

keduanya masih berada di bangku sekolah. Oleh karena itu, sejak anak

keduanya lahir, AT langsung mengikutkan anaknya tersebut ke asuransi

pendidikan.

“di samping kami tadi ee sudah mengikut asuransi pendidikan

paling tidak kami juga sudah punya tabungan gitu, biarpun

tidak banyak tapi paling tidak masih bisa untuk apa namanyaa,

masih bisa untuk membiaya anak gitu” (I1/AT/AST/165-168)

AT merasa tenang karena target untuk anak pertamanya telah tercapai.

AT memiliki target, yang mana sebelum dirinya memasuki masa pensiun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

45

anak pertamanya telah menyelesaikan studi strata satu. Menurut AT,

selesainya studi anak pertamanya telah membantunya karena mengurangi satu

biaya pendidikan anak yang dibutuhkan. Saat ini, AT lebih memprioritaskan

biaya pendidikan untuk anak keduanya. AT menyadari bahwa dirinya merasa

berat jika anak pertama ingin langsung melanjutkan studinya.

“target saya untuk yang pertama pas sudah harus selesai dan

tepat sekali itu pas saya tahun depan selesai, anak saya tahun

inisudah selesai, paling tidak sudah mengurangi biaya satu”

(I1/AT/BPA/142-145)

“kalo mau melanjutkan ke tingkat s2 itu terus terang ya butuh

biaya banyak.” (I1/AT/BPA/153-154)

“biarpun orangtua masih mendukung dalam arti membantu

masih dibutuhkan untuk yang kecil yang kecil kan masih perlu

biaya banyak paling tidak bisa menyelesaikan S1 nya gitu.”

(I1/AT/BPA/156-159)

AT mengungkapkan pula bahwa dirinya memiliki warisan dari

orangtuanya yang dapat dikembangkan baik untuk untuk digunakan sebagai

lahan pertanian atau perkebunan.

“masih ada lagi karena kami masih punya istilahnya warisan,

warisan di orangtua ya dari orangtua yaitu kan berupa tanah

baik itu untuk pertanian maupun kebun” (I1/AT/W/125-127)

AT telah mendapatkan penawaran untuk menjadi pengurus dalam

salah satu bidang di gereja. AT belum mengambil tawaran tersebut. AT ingin

dirinya tetap fokus pada pekerjaan yang ada saat ini. Oleh karena itu, AT

merasa bahwa dirinya memiliki banyak pilihan kegiatan yang dapat ia

lakukan setelah memasuki masa pensin nantinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

46

“Toh misalnya nanti setelah pensiun itu sebetulnya masih

banyak yang bisa dikerjakan” (I1/AT/KSP/90-91)

“kemudian ini dalam waktu dekat, kalo saya pensiun, ini

kelihatannya saya sudah ditunggu oleh tim namanya

tim…istilahnya itu kalo dalam bahasa jawanya pangrup tiloyo”

(I1/AT/KSP/98-100)

2. Informan 2 (FI)

a. Kecenderungan Kecemasan

Dalam menuju masa pensiunnya, FI cenderung memikirkan banyak

hal. FI pun menunjukkan bahwa dirinya cenderung merasa cemas

menghadapi masa pensiunnya. Walaupun demikian, gejala kecemasan

tersebut tidak tampak secara fisik. FI menilai dirinya masih kuat dalam

bekerja. Ketika sakit, FI tidak akan ijin tidak masuk bekerja. FI merasa bahwa

dirinya memiliki kondisi tubuh yang cukup baik karena kebiasaannya untuk

rutin berolahraga. Walaupun demikian, FI menyadari bahwa kondisi fisiknya

tidak sangat sehat.

“karna saya merasa masih kuat gitu mba” (I2/FI/GF/241-242)

“Nah saya olahraga hampir tiap hari mba. Kalo disini saya gak

olahraga, di rumah mesti. Tiap hari mesti kok.” (I2/FI/GF/452-

454)

FI akan memasuki masa pensiunnya dalam waktu kurang dari satu

tahun. Ketika ditawarkan untuk mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi

guru, FI menolak untuk ikut. FI merasa sudah malas untuk memikirkan

pekerjaan-pekerjaan berat. FI akan tetap menjalankan tugasnya sebagai guru.

Akan tetapi, menurut FI, dirinya sudah tidak memerlukan pelatihan karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

47

dirinya akan segera pensiun. Di sisi lain, FI merasa masih semangat dalam

bekerja. FI merasa bahwa dirinya masih kuat untuk melanjutkan pekerjaan.

“wes males gitu, kalo mikir yang berat-berat. Apalagi seperti

kami, saya tu tinggal satu tahun lagi gitu” (I2/FI/GP/499-500)

“.. penataran-penataran, yang dulu kan dua tahun yang lalu kan

saya hasil UKG nya baik, nah lalu saya pernah dikirim ke

instruktur guru nasional itu. tapi saya, saya ya mbaa.. haaa

tinggal dua tahun untuk apa? Apalagi status saya sebagai guru

yayasan, lain kalo PNS. Itu kadang kadang yang menjadi

pikiran saya. Ngopo kok ndadak, ah nek mikir abot-abot aku

saiki rodo males gitu lho.” (I2/FI/GP/501-506)

“semangat... karna saya merasa masih kuat gitu mbaa”

(I2/FI/GP/241-242)

Dalam menjalankan tugasnya sebagai guru, FI tidak hanya berperan

mengajar di kelas. FI menyediakan dirinya untuk menjadi pengganti orangtua

siswa di sekolah. Hal tersebut dilakukan oleh FI, karena ia sadar mayoritas

siswa yang ada di sekolahnya memiliki latar belakang keluarga yang kurang

baik. FI sangat terbuka pada siswa yang mau bercerita kepadanya.

“Kalo kamu menganggap pak ibnu sebagai ganti orangtuamu di

sekolah kalo kamu…apa ya, tidak malu-malu ya silakan

dikonsultasikan dengan saya. Saya sering mengatakan seperti

itu.. anggaplah pak ibnu sebagai orangtuamu, ganti orangtuamu

di rumah.” (I2/FI/GP/182-186)

FI merasa bahwa dirinya adalah orang yang sangat jarang marah. FI

akan marah pada siswanya ketika siswa memang melakukan hal yang

keterlaluan. Ketika marah, siswa-siswa akan sangat takut kepadanya. Oleh

karena itu, FI pun selalu berinisiatif untuk kembali mencairkan suasana

selepas ia marah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

48

“saya kalo di smp kanisius muntilan terkenal ini lho eeee saya

tu jarang marah mba.. jaraaaang.. jarang sekali marah, tapi

murid-murid saya tau kalo Pak Ibnu udah marah, takutnya luar

biasa.” (I2/FI/GP/135-138)

“saya yang berinsiatif untuk mencairkan kembali hubungan

saya dengan murid-murid saya. Karna kalo itu saya diamkan

nanti situasi KBM nya gak enak.. bener..” (I2/FI/GP/142-145)

FI memaknai pensiun sebagai rasa syukur karena dirinya bisa

mengabdi pada pekerjaannya hingga purna. FI pun merasa bersyukur karena

ia dapat bekerja dan masih sehat sampai pada batas purna. Di samping itu, FI

juga menyadari bahwa ada kemungkinan muncul perasaan kaget karena sudah

terbiasa bekerja lalu menjadi berhenti bekerja.

“walaupun eee ini lho secara manusiawi kaget mungkin ya

karna biasanya bekerja terus mandek gitu, tapi setelah saya

sadari itu saya merasa apa yaa, merasa bersyukurlah, saya bisa

mengabdi di kanisisius sampe purna, masih sehat, dan bagi

saya pensiun itu malah rasane itu seneng gitu lho mbaa.”

(I2/FI/GK/258-262)

FI juga merasa senang membayangkan dirinya akan pensiun. Menurut

FI, pensiun akan menyenangkan karena dirinya akan tetap dibayar walaupun

sudah tidak bekerja. Akan tetapi, FI pun menyadari bahwa hal tersebut masih

hanya berada dalam pikirannya dan dirinya sendiri tidak tahu bagaimana

ketika ia sudah benar-benar memasuki masa pensiun.

“bagi saya pensiun itu malah rasane itu seneng gitu lho mbaa.

Istilahe, kasarane, wong wis ra nyambut gawe, gitu ya mbaa”

(I2/FI/GK/261-263)

“ya rapopolah, wong ra nyambut gawe tapi dibayar”

(I2/FI/GK/266)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

49

“walaupun sampe hari ini, sampe ini baru sekedar kata-kata

saya, tapi entah besok kalo pas pensiun sesungguhnya”

(I2/FI/GK/263-264)

Bagi FI, pensiun merupakan masa selesainya bekerja. Di sisi lain, FI

merasa bahwa secara informal, pensiun merupakan waktu untuk berkarya di

bidang yang lain.

“kalo pensiun itu ya menurut saya, selesai bekerja”

(I2/FI/GK/390)

“tapi mungkin secara informal yoo, yoo kalau sudah tidak di

lembaga resmi, ya mungkin seperti, seperti tadi, saya bisa

berkiprah di gereja, atau di masyarakat” (I2/FI/GK/391-393)

FI memiliki cita-cita untuk bisa mencurahkan waktunya untuk

berkarya di gereja setelah pensiun. Saat ini, FI memang sudah memiliki

kegiatan di gereja. Setelah pensiun, FI berharap dirinya dapat mencurahkan

waktu untuk gereja bersama dengan istrinya.

“Justru saya cita-cita ini kok minta sama Tuhan, kalo sudah

pensiun, justru waktu akan curahkan untuk kegiatan gereja”

(I2/FI/GK/527-529)

b. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan

Sejak awal FI menyadari bahwa ketika dirinya pensiun, kedua

anaknya masih membutuhkan biaya untuk melanjutkan studinya. Selain itu,

FI juga menyadari kondisi bahwa istrinya tidak memiliki penghasilan. Oleh

karena itu, FI telah mempersiapkan tabungan sejak jauh hari. FI merasa tidak

perlu banyak berpikir tentang biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan anak

ketika nanti dirinya sudah pensiun. FI telah mengikutkan kedua anaknya ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

50

asuransi pendidikan. Selain itu, FI juga memiliki tabungan dari dana

sertifikasi yang ia dapatkan. Di samping itu, FI juga sudah mengikuti tiga

koperasi. Menurut FI, walaupun sedikit, tetapi koperasi dapat memberi sedikit

pemasukan.

“sudah saya perhitungkan, saya pensiun anak saya masih

seperti ini posisinya gitu, karna juga saya tau istri saya kan gak

punya penghasilan kalo tidak dipersiapkan dari awal nanti ya

darimana yang akan terjadi begitu” (I2/FI/PMP/313-316)

“Tetapi gini, untuk persiapan biaya, saya tidak terlalu berpikir

banyak gitu mba, karna ya itu dari tabungan sertifikasi yang

lumayanlah bisa untuk nguliahkan dua anak saya kira kok

cukup gitu lho” (I2/FI/AST/384-387)

“Lewat asuransi.. itu kami tabung asuransi, lalu ikut koperasi.

koperasi disini ada 3, itu ada yayasan, lalu ada kpri, dan

koperasi sekolah. Itu sedikit-sedikit ya ada uangnya gitu lho”

(I2/FI/AST/301-304)

Asuransi pendidikan yang diikuti oleh FI ternyata mengalami

masalah. Asuransi tersebut tidak dapat menjamin dapat mengembalikan dana

pendidikan yang seharusnya diterima FI ketika anak FI memasuki jenjang

pendidikan berikutnya. Hal tersebut membuat FI merasa sedikit khawatir.

“Lalu memberi kabar bahwa asuransi bumiputera itu dalam

keadaan collapse gitu” (I2/FI/AST/321-322)

“Ya itu selama ini jadi pemikiran saya juga itu. Apakah nanti

bisa istilahnya bisa menjadi kenyataan atau tidak gitu.”

(I2/FI/AST/344-346)

FI memiliki penghasilan lain selain dari gajinya bekerja. FI

mengontrakkan satu rumahnya kepada orang lain. Rumah tersebut

dikontrakkan sehingga bisa memberi tambahan pemasukan bagi FI setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

51

tahunnya. Akan tetapi, untuk pengontrak pertama kali, FI tidak mendapatkan

cukup banyak dari hasil mengontrakkan rumah. FI harus menggunakkan hasil

uang kontrakkan untuk memperbaiki beberapa bagian dalam rumah tersebut.

Di samping itu, setelah memasuki masa pensiun, FI akan tetap mendapatkan

dana pensiun. FI pun menyadari bahwa dana pensiun yang akan diterima

tentu jauh berkurang dari gajinya selama bekerja.

“kalo pemasukan kan kami apa yaa.. ada dua rumah. Kemudian

yang satu itu dikontrakkan” (I2/FI/SPL/409-410)

“Apa yaa misalnya dikontrak satu tahun ya dapetnya sekali gitu

lho mbaa, sekali di depan” (I2/FI/SPL/411-412)

“Tapi untuk yang pertama itu mereka minta sesuatu, minta ada

lahan parkirnya, lalu minta wastafel itu, lalu minta bak

penampungan itu. Lalu ya untuk memenuhi itu hamper habis

sekitar 5 jutaa. Jadi kami kemaren hanya nerima 2 juta.”

(I2/FI/SPL/415-418)

“dari sisi gaji kan berkurang banyak itu. paling pensiunan guru

kanisius itu kecil, nah tambah honorer ya paling tambah

sedikit.” (I2/FI/DP/382-384)

Setiap FI merasa khawatir, FI selalu ingat bahwa Tuhan pasti akan

memberikan jalan apabila ia mau berusaha. Selain itu, motivasi utama FI

untuk bekerja bukan untuk mencari uang, melainkan untuk mewartakan

kerajaan Allah. FI merasa diberikan talenta dalam bidang bahasa Indonesia,

maka ia akan menyalurkan talenta dengan menjadi guru bahasa Indonesia.

“sebagai orang katolik ya bekerja ya, satu, yang pertama bukan

karena masalah uang, uang itu yo tetep penting tapi bukan

masalah yg utama, nek saya yo sesuai sama apa yang dikatakan

dalam kitab suci saya kepengen , pertama mewartakan kerajaan

Allah melalui murid-murid. Lalu kemudian yang kedua,

kebetulan juga kan saya, maap yaa, yo bisa bahasa indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

52

maka apa yang kemampuan yang saya miliki, pengen saya

berikan pada anak-anak saya. Jadi motivasi saya bekerja,

nyuwun sewu sekali lagi bukan masalah uang” (I2/FI/S/206-

213)

“Kalo saya begini mba.. dari.. nyuwun sewu ya karna saya

seorang prodiakon yaa.. pokoknya saya prinsipnya kalo kita

berusaha Tuhan pasti memberi jalan” (I2/FI/S/292-294)

Sampai pada saat ini, FI memang belum memiliki rencana pasti usaha

yang akan dilakukan setelah pensiun. Akan tetapi, FI telah memiliki cita-cita

sejak awal bekerja yaitu untuk mencurahkan waktunya pada gereja setelah ia

pensiun nantinya.

“kebetulan dari saya mau pensiun sampai hari ini saya belum

punya rencana mau apa gitu lho. Sampe hari ini mau apa”

(I2/FI/KSP/230-232)

“Justru saya cita-cita ini kok minta sama Tuhan, kalo sudah

pensiun, justru waktu akan curahkan untuk kegiatan gereja”

(I2/FI/KSP/527-529)

3. Informan 3 (TS)

a. Kecenderungan Kecemasan

Dalam menghadapi masa pensiunnya, TS menunjukkan adanya

kecenderungan kecemasan. Kecenderungan tersebut ditunjukkan oleh adanya

beberapa gejala yang muncul, baik gejala secara fisik, perilaku, ataupun

kognitif. TS melihat kondisi fisiknya sudah jauh menurun dibandingkan

dengan sebelumnya. TS merasa dirinya saat ini sudah lebih mudah merasa

lelah. Selain itu TS juga merasa bahwa penglihatannya sudah tidak setajam

dahulu. TS mengakui bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit vertigo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

53

sehingga ia sering merasa pusing. Di samping pekerjaan utama, kegiatan lain

yang dilakukan oleh TS juga seringkali menjadi beban yang membuatnya

merasa berat.

“berani menilai 5 ahahah, artinya karna tidak setajam dulu, jadi

mata udah gak setajam dulu, dulu kan bisa lihat dari jauh,

sekarang udah pusing liat baca buku, baca buku dulu satu bisa

sehari sekarang sehari cuma 10 halaman udah capek”

(I3/TS/GF/301-304)

“vertigo, pusing..” (I3/TS/GF/317)

“kalo pas lagi banyak kerjaan atau.. bisa jadi itu yaa karna

disini tambah berat..” (I3/TS/GF/320-321)

Pada masa menjelang pensiun ini, TS merasa dirinya memiliki lebih

banyak waktu luang dalam bekerja. TS sering merasa lelah menghadapi ritme

kerja rekan-rekan kerja muda yang berbeda dengan ritme kerjanya. Selain itu,

TS juga merasa kesal dengan rekan kerja muda yang seringkali tidak mau

mendengar nasihatnya. TS sebenarnya ingin membantu rekannya dalam

melakukan suatu pekerjaan, namun seringkali rekan kerja muda tidak lagi

membutuhkan bantuannya. Hal tersebut membuat TS merasa sudah tidak

terpakai dalam pekerjaaannya.

“Kita ingin bantu eee selalu menawarkan apa yang kami bisa..

ohh udah cukup kok.. oh yaudah, makanya saya lebih banyak

waktu luang untuk kerja ini udah cukup ya sering jalan-jalan

ahaha” (I3/TS/GP/156-159)

“sekarang ini merasa capek karena banyak anak-anak muda

yang bekerja disini kemudian apa punya ritme, apa cara kerja

sendiri yang tidak butuh nasihat orang-orang lama, sehingga

merasa kita gak dipake lagi disini.” (I3/TS/GP/143-146)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

54

Ritme kerja yang berbeda dengan rekan-rekan muda juga membuat TS

merasa bahwa dirinya tidak lagi memiliki pekerjaan yang dapat dilakukan di

kantor. TS juga melihat beberapa rekan kerja seusianya telah mengambil

pensiun dini. TS pun ingin mengajukan pensiun dini, namun ia tidak berani

mengingat kondisi anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk

melanjutkan pendidikannya. Oleh karena itu, TS bertahan dengan

pekerjaannya hingga saat ini karena anaknya.

“itu membuat halah nanti saya di kantor ngapain lagi. itu kan

juga jadi kayaknya udah gak kepake lagi. tapi kan mau pensiun

kok belum berani gitu kan seringnya.” (I3/TS/GK/159-161)

TS sudah pernah beberapa kali mendapatkan promosi jabatan. Di

samping itu, TS juga pernah mengalami demosi jabatan. Hal tersebut sempat

membuat TS merasa down. Ketika merasa down, TS merefleksikan

pengalaman tersebut sehingga ia melihat hal tersebut sebagai hal yang wajar

terjadi. Pengalaman tersebut membuat TS merasa lebih kuat. Selain itu,

melalui pengalaman tersebut, TS juga menyadari bahwa dengan atau tanpa

jabatan, dirinya harus tetap dapat memberikan kontribusi pada perusahaan.

“jadi sebetulnya eee ini memerkuat saya meskipun tidak punya

jabatan apa-apa gitu. tetep kita bisa memberikan kontribusi.”

(I3/TS/GK/184-186)

TS memandang masa pensiun sebagai awal mula bagi dirinya

memulai kontrak baru. Secara formal, ketika memasuki masa pensiun, TS

akan mengakhiri kontrak kerja dengan perusahaan saat ini. Akan tetapi, TS

merasa bahwa setelah pensiun nantinya, ia dapat menemukan kontrak-kontrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

55

kerja baru. Selain itu, TS juga berharap bahwa dirinya dapat tetap

melanjutkan kegiatannya dan tetap mengembangkan potensinya. TS pun ingin

setelah ia pensiun, ia tetap mencari cara untuk mendapatkan uang demi

menutupi kekurangan biaya yang mungkin terjadi. Menurut TS, selama ia

masih hidup di dunia ini, tidak ada kata pensiun. Pensiun yang sesungguhnya

adalah ketika ia sudah dipanggil oleh Tuhan.

“pensiun itu tadi berhentinya kontrak kerja, berarti memulai

kehidupan yang baru tanpa kontrak.” (I3/TS/GK/276-278)

“seumur saya masih hidup, gak ada pensiun. pensiun itu kalo

sudah dipanggil Tuhan tu baru pensiun.” (I3/TS/GK/68-69)

“nanti saya ngambil pensiun, itu nanti saya akan tetep mengajar

sejauh dibutuhkan” (I3/TS/GK/17-18)

“memenuhi kebutuhan keluarga supaya tidak kelaparan

gimana. gitu kan, tetep akan mencari uang.” (I3/TS/GK/33-34)

“kalo kemudian saya bisa menulis, saya akan menulis terus

untuk majalah internal, majalah lokal, majalah atau koran-

koran saya bisa nulis.” (I3/TS/GK/20-22)

“trus yang kedua supaya bisa mengekspresikan diri,

ketrampilan, talenta yang sudah saya miliki, seperti ngajar tadi,

nulis, terus bisa menyanyi, bisa musik, itu akan tetep saya

ungkapkan. itu kan aktualisasi diri kan disitu.” (I3/TS/GK/34-

37)

Menjelang masa pensiun, TS merasa khawatir tentang pemenuhan

kebutuhan keluarganya ketika ia sudah pensiun nantinya. TS memiliki

kekhawatiran tersebut karena ia merasa bahwa ia tidak bisa berbisnis. TS

takut anaknya tidak dapat melanjutkan studinya. TS juga takut keluarganya

akan kelaparan. Akan tetapi, TS pun selalu meyakini bahwa Tuhan akan

membantu dengan memberinya jalan. TS meyakini hal tersebut karena ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

56

merasa selama ini Tuhan pun selalu membantu sehingga ia dan keluarga tidak

kelaparan. Dalam mengatasi kekhawatirannya, TS pun sudah mulai

menghitung pemasukan dan pengeluaran keluarga ketika ia pensiun nantinya.

“ada ketakutan karna saya tidak bisa bisnis. ada ketakutan nanti

anak saya kelaparan, atau tidak bisa melanjutkan sekolah kan

itu butuh uang. jadi ada ketakutan cari uang.” (I3/TS/GK/73-75)

b. Faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan

TS memiliki kekhawatiran tentang biaya pendidikan anaknya kelak.

Kekhawatiran tersebut muncul karena TS merasa ia tidak bisa berbisinis.

Selain itu, TS juga pernah mencoba membuat usaha restoran namun gagal.

Usaha tersebut sebetulnya dilakukan TS untuk mendapatkan penghasilan lain

di luar dari pekerjaan utamanya. Saat ini TS memang memiliki banyak

kegiatan lain di luar pekerjaan utamanya, namun kegiatan-kegiatan tersebut

bukanlah kegiatan yang dapat memberi penghasilan tetap.

“belum pernah berhasil, haha.. dulu pernah, seringkali bikin

bisnis ini itu, tapi gagal-gagal terus.” (I3/TS/PMP/118-120)

“pernah nyoba bikin restoran ayam goreng hahhaha tapi gagal.”

(I3/TS/PMP/121)

TS masih merasa dirinya bertanggungjawab atas biaya pendidikan

anak ketiganya. TS merasa khawatir anak ketiganya tidak dapat melanjutkan

studinya. Hal tersebut juga dikarenakan oleh kondisi anak pertama TS yang

sampai pada hari ini belum memiliki pekerjaan tetap. Selain itu, TS merasa

bahwa kondisi anak pertamanya belum cukup stabil untuk ikut membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

57

biaya pendidikan adiknya. Di samping kondisi anak pertama, anak kedua TS

juga baru saja menyelesaikan studi S1-nya dan belum mendapatkan

pekerjaan.

“cerita-ceritanya mau ngelamar, ngelamar kerjaan gatau di

kementrian luar negeri atau ke hotel-hotel, atau kemana belum

tau. besok, bulan depan katanya mau magang dulu di hotel di

jogja.” (I3/TS/KK/108-110)

“tapi belum mandiri, belum bisa menghidupi adek-adeknya

kan, paling dia sendiri hanya nabung untuk jajan sendiri atau

apalah” (I3/TS/KK/97-98)

TS memang memiliki kekhawatiran akan hidup keluarganya setelah ia

memasuki masa pensiun. Akan tetapi, TS pun sudah mempersiapkan biaya

pendidikan anak ketiganya dengan mengikuti asuransi pendidikan. TS merasa

bahwa asuransi pendidikan dapat memberikan bantuan walaupun hanya

membantu dalam biaya uang gedung ketika nanti anaknya memasuki jenjang-

jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, TS juga akan mendapatkan dana

pensiun dari perusahaannya saat ini. TS pun mengakui bahwa dana pensiun

yang akan ia terima tentu akan jauh berbeda dengan jumlah penghasilannya

saat ini.

“kebetulan saya masuk dana pensiun kompas gramedia. ada

nanti setiap bulan juga dapet, tapi gak sebesar gaji to..

setengahnya sepertiganya gitu..” (I3/TS/DP/289-291)

“iyaa sudah sejak lahir saya ikutkan asuransi pendidikan jadi

masih jadi sampe dia nanti perguruan tinggi ada bantuan dari

bumiputera.” (I3/TS/AST/285-287)

“tapi kan hanya untuk pendaftaran uang gedung kan..”

(I3/TS/AST/288)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

58

Selama ini TS merasa bahwa Tuhan selalu memberikannya jalan. TS

tidak pernah merasa kelaparan. TS yakin bahwa Tuhan akan memberikannya

jalan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya ketika ia sudah pensiun. Di

samping itu, TS juga merasa bahwa kegiatan yang ia ikuti saat ini dapat

memberi sedikit pemasukan ketika dirinya sudah memasuki masa pensiun.

“Jugaa yaaa anuu berdasarkan keyakinan aja. Gusti ora sare,

gitu kan. Pasti ada jalan. Selama ini saya juga gak kelaparan.”

(I3/TS/S/92-93)

“tapi itu saya cuman mengembangkan talenta yang saya punya

gitu aja, dengan nyanyi, menulis, mengajar, eemm dengan

aapaa, dengan komunitas-komunitas, dari situ siapa tau nanti

ada masukan-masukan..” (I3/TS/DS/49-52)

Dalam pekerjaannya, TS pun tidak hanya melakukan pekerjaan sesuai

dengan tuntutan dari perusahaan, TS memiliki komunitas-komunitas dengan

rekan kerja yang memiliki hobi yang sama ataupun seusia. TS merasa senang

dapat memiliki rekan komunitas dengan hobi yang sama. Selain itu, TS juga

merasa senang dengan adanya rekan komunitas yang seusia dengannya.

Bersama dengan komunitasnya, TS seringkali berbagi pengalaman persiapan

menuju masa pensiun. TS merasa komunitas tersebut menambah keberanian

dan keyakinannya dalam menghadapi masa pensiun.

“menambah keberanian, menambah keyakinan, menambah

kemantapan. ternyata dia juga halah nanti nunggu 60 tahun aja,

bisa gitu” (I3/TS/DS/340-342)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

59

Informan 2 dan informan 3 menunjukkan adanya kecenderungan cemas

yang hasilnya terangkum dalam tabel 6.

Tabel 6.

Ringkasan Hasil Kecenderungan Kecemasan Menghadapi Pensiun.

(pada Informan 2 dan Informan 3)

Gejala Kecemasan Kata Kunci

Gejala Fisik Merasa tidak sangat sehat

Gejala Perilaku Merasa tidak terpakai

Malas menerima pekerjaan berat

Merasa tidak terpakai dalam pekerjaannya

Inisiatif dalam pekerjaan

Gejala Kognitif Khawatir akan biaya pendidikan anak

Yakin Tuhan akan membantu

Pensiun adalah masa selesainya tugas

Pensiun merupakan masa untuk berkarya di

bidang lain

Bersyukur

Pada informan 1, hasil wawancara menunjukkan tidak adanya

kecenderungan cemas, seperti terangkum dalam tabel 7.

Tabel 7.

Ringkasan Hasil Kecenderungan Ketidakcemasan Menghadapi Pensiun.

(pada Informan 1)

Gejala Kecemasan Kata Kunci

Gejala Fisik -

Gejala Perilaku Berusaha maksimal dalam pekerjaan

Aktif dalam melakukan tugas

Gejala Kognitif Bersyukur akan pensiun

Senang menuju masa pensiun

Pensiun adalah selesainya tugas

Ingin berkarya di bidang lain

Yakin pada dana yang ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

60

Dari hasil wawancara dengan ketiga informan ditemukan bahwa ada

kesamaan faktor-faktor yang memengaruhi munculnya kecemasan, seperti

terangkum pada tabel 8.

Tabel 8.

Ringkasan Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecemasan Menghadapi Pensiun.

Faktor yang Memengaruhi Kata Kunci

Dana pensiun Mendapatkan dana pensiun

Asuransi & Tabungan Mengikuti asuransi pendidikan untuk anak

Kondisi Keluarga Istri tidak bekerja

Anak masih butuh biaya pendidikan

Kegiatan di luar bekerja Aktif dalam kegiatan gereja dan masyarakat

Keyakinan Diri Yakin pada dana yang ada

Yakin Tuhan akan memberikan jalan

Dukungan Sosial Mendapatkan dukungan baik dari keluarga

ataupun rekan kerja

Sumber Penghasilan Lain Memiliki sumber penghasilan di luar

pekerjaan utama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

61

D. PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan dengan rentang usia 56

sampai dengan 58 tahun. Peneliti menetapkan kriteria tersebut berdasarkan teori

yang mengatakan bahwa masa satu sampai dua tahun menuju masa pensiun

merupakan masa kritis (Tarigan, 2002). Selain itu, peneliti juga mencari informasi

dari informasi yang telah mengikuti program persiapan pensiun. Hal tersebut

disesuaikan dengan teori yang mengatakan bahwa salah satu fase menuju masa

pensiun adalah near phase (Atchley, dalam Hoyer, 2003). Fase dekat tersebut

ditandai dengan individu yang mulai mengikuti program persiapan pensiun.

Dengan mengikuti program persiapan pensiun tersebut, individu dapat

mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang seringkali muncul ketika masa

pensiun tiba.

1. Gejala Kecemasan

Kecemasan yang realistis muncul ketika ada kekhawatiran akan stimulus

yang realistis akan terjadi. Kecemasan muncul karena stimulus dianggap sebagai

sesuatu yang mengancam. Pada penelitian ini, dua dari tiga informan mengalami

kecemasan yang realistis akan kehidupan masa depannya. Walaupun merasa

cemas, kedua informan dapat mengatasi rasa cemas yang muncul. Sedangkan

pada informan AT, tidak muncul adanya gejala kecemasan baik secara fisik,

perilaku, ataupun kognitif. Secara garis besar, kecemasan dapat terlihat dari tiga

kelompok gejala, yaitu gejala kognitif, gejala perilaku, dan gejala fisik.

Berikut merupakan pemaparan gejala-gejala kecemasan yang muncul pada

ketiga informan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

62

a. Gejala Kognitif

Ketiga informan merupakan karyawan yang telah bekerja pada

instansinya selama puluhan tahun. AT adalah informan yang telah

mengabdikan dirinya paling lama yaitu 38 tahun. FI telah bekerja pada

instansinya saat ini selama 28 tahun. TS telah bekerja pada perusahaannya saat

ini selama 25 tahun. Selama masa bekerja, ketiga informan telah mengalami

banyak pengalaman, baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

TS memaknai kerja sebagai bagian dari aktualisasi diri. Bagi TS bekerja sama

dengan mengungkapkan dan mengembangkan talenta yang diberikan oleh

Tuhan. TS merasa perlu bekerja untuk menafkahi keluarganya.

Bekerja juga dimaknai sama oleh FI. FI memaknai bekerja sebagai

pewartaan kerajaan Allah di dunia. Ia merasa memiliki kemampuan dalam

bidang bahasa Indonesia sehingga FI memilih untuk mengajar bahasa

Indonesia. Di sisi lain, mencari uang bukanlah motivasi utamanya untuk

bekerja. Dalam pekerjaannya, FI pun menyediakan dirinya untuk melakukan

peran di luar sebagai guru. FI sangat terbuka pada murid-muridnya untuk

bercerita padanya. Hal tersebut dikarenakan FI menyadari bahwa beberapa

murid di sekolahnya tidak mendapatkan figur orangtuanya di rumah. Hal

tersebut juga dilakukan oleh AT. Ketika memiliki waktu luang, AT

menyempatkan diri untuk menyapa murid-muridnya. Selain itu, AT juga aktif

untuk mencarikan beasiswa bagi murid yang tidak mampu secara ekonomi.

Dalam hal pekerjaan utama, TS merasa malas dalam menghadapi

rekan-rekan kerja muda yang ada di perusahaannya. Menurutnya, rekan kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

63

muda memiliki ritme kerja yang berbeda dengan dirinya. Rekan-rekan kerja

muda tersebut seringkali tidak mendengarkan nasihat TS dalam melakukan

suatu pekerjaan. Hal tersebut membuat TS merasa sudah tidak terpakai lagi di

perusahaannya. TS memiliki lebih banyak waktu luang menjelang masa

pensiunnya. Dibandingkan dengan AT dan FI, TS lebih memiliki keinginan

untuk mundur dari pekerjaannya saat ini karena ia merasa sudah tidak terpakai

di perusahaan. TS tetap memilih bertahan pada pekerjaannya karena ingat

dirinya memiliki anak yang masih sekolah.

Menurut Parkinson (1990), datangnya masa pensiun dapat

memunculkan perasaan tidak berguna pada seorang individu. Selain itu,

Tarigan (2009) menyebutkan bahwa 1 tahun menuju masa pensiun merupakan

masa yang kritis. Pada TS, perasaan tidak berfungsi lagi dalam pekerjaan

bahkan sudah muncul empat tahun sebelum masa pensiun tiba. Walaupun

demikian, TS memiliki pemikiran bahwa dirinya memiliki talenta-talenta yang

masih dapat dikembangkan untuk mengisi kegiatannya setelah pensiun.

Keyakinan diri yang dimiliki TS menunjukkan bahwa dirinya tidak terlalu

khawatir akan datangnya masa pensiun. Hal tersebut sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Christian & Moningka (2012), yang menunjukkan bahwa

keyakinan diri berkorelasi negatif dengan kecemasan menghadapi masa

pensiun.

Hornstein dan Wapner (dalam Hoyer, 2003) menjelaskan bahwa salah

satu model penyesuaian diri menuju pensiun adalah model yang menimbulkan

gangguan. Pada model ini, pensiun dimaknai sebagai masa kehilangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

64

identitas. Pemaknaan ini pula yang selanjutnya dapat memengaruhi kondisi

psikis individu. AT memaknai pensiun sebagai masa yang patut diyukuri.

Menyadari bahwa dirinya akan segera pensiun membuat AT merasa bersyukur

karena ia telah dapat mengabdikan diri pada yayasan sampai pada batas

purnanya dengan lancar dan baik. FI pun merasakan hal yang sama dengan

AT. FI merasa bersyukur bahwa dirinya dapat menyelesaikan pekerjaan

sampai pada batas purna.

Bagi AT dan FI, pensiun bukanlah hal yang perlu dianggap sebagai

beban. Di sisi lain, TS memandang masa menuju masa pensiun sebagai masa

yang agak sulit. Menuju masa pensiunnya, TS merasa dirinya sudah tidak

terpakai dalam pekerjaan karena adanya rekan-rekan kerja yang masih muda.

Akan tetapi, TS memiliki anggapan bahwa selama ia masih hidup di dunia,

maka ia belum dapat dikatakan pensiun. Menurut TS, pensiun yang

sesungguhnya adalah ketika ia sudah dipanggil oleh Tuhan. Walaupun

demikian, ketiga informan memiliki pandangan yang sama terhadap masa

pensiun. Menurut ketiga informan, pensiun merupakan masa dimana individu

dapat berkarya dalam pekerjaan baru setelah selesai bekerja secara formal.

Ketiga informan tidak secara spesifik masuk dalam kategori model

penyesuaian diri tertentu menuju masa pensiun. Masa menuju pensiun

cenderung didominasi oleh pemikiran untuk tetap melanjutkan kegiatan

setelah pensiun dan memulai suatu kehidupan yang baru tanpa kontrak kerja

secara formal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

65

Pandangan ketiga informan terhadap masa pensiun membuat para

informan merasa dirinya tetap dapat melakukan suatu kegiatan setelah

pensiun. Setiap informan telah memiliki rencana kegiatannya masing-masing

setelah pensiun. AT ingin berkarya di kegiatan gereja sebagai pengurus dalam

seksi kematian gereja. FI ingin mengabdikan dirinya pada gereja melalui

perannya sebagai prodiakon dan pelatih lektor. TS pun akan melanjutkan

kegiatannya untuk melatih paduan suara, mengajar, dan mengabdi pada

kegiatan gereja. Oleh karena itu, pensiun tidaklah dianggap sebagai suatu

masa kehilangan kegiatan.

b. Gejala Perilaku Kecemasan menjelang Pensiun

Pada penelitian yang dilakukan, AT dan FI akan memasuki masa

pensiun dalam waktu satu tahun ke depan. Di sisi lain, TS akan memasuki

masa pensiun dalam empat tahun ke depan. Dalam melakukan pekerjaannya,

AT menunjukkan semangat yang tinggi dibandingkan dengan FI dan TS.

Menjelang masa purna tugasnya, AT tetap berusaha maksimal dalam

melakukan pekerjaannya. Peran AT sebagai pencari beasiswa yang telah ia

lakukan sejak dulu, tetap ia lanjutkan sampai saat ini. AT merasa bahwa

dirinya masih dapat menangani pekerjaan tersebut. AT tetap memilih untuk

memegang peran tersebut karena ia pernah kecewa dengan rekan kerjanya

terkait tugas tersebut. AT pun mengatakan bahwa setelah memasuki masa

pensiun, ia ingin tetap dapat ikut membantu dalam mencarikan beasiswa bagi

siswa-siswa yang kurang mampu. Walaupun ingin tetap membantu pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

66

sekolahnya saat ini, TS telah memiliki rencana kegiatan ke depan yang akan

dilakukan setelah ia memasuki masa pensiunnya.

Berbeda dengan AT, FI merasa sudah malas untuk menerima

pekerjaan yang berat dalam pekerjaannya. FI merasa pelatihan-pelatihan yang

ditawarkan padanya tidak akan berguna karena dirinya sudah akan memasuki

masa pensiun. FI tetap melakukan tugasnya sebagai guru, namun ia merasa

malas untuk menerima pekerjaan yang harus berpikir berat. Di sisi lain, FI

merasa senang apabila sekolah tempatnya bekerja saat ini masih

membutuhkan tenaganya ketika ia sudah pensiun. FI masih ingin melanjutkan

pekerjaannya walaupun sebagai guru honorer. Hal tersebut sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Marriapanadar (2013) yang menunjukkan

bahwa kecemasan menghadapi pensiun dapat diprediksi oleh pemilihan

pekerjaan setelah pensiun, apakah ingin bekerja penuh atau bekerja paruh

waktu. Selain itu, pengambilan keputusan untuk melanjutkan pekerjaan

setelah pensiun juga dapat dipengaruhi oleh dukungan organisasi yang

diterima oleh individu selama bekerja (Bal & Visser, 2011). Semakin tinggi

dukungan organisasi yang didapatkan oleh individu, maka semakin tinggi pula

motivasi untuk tetap melanjutkan pekerjaannya setelah pensiun.

c. Kondisi Fisik menuju Masa Pensiun

Dalam hal kondisi fisik, menjelang masa tua, kondisi kesehatan

individu akan mengalami beberapa penurunan. Sejalan dengan hal tersebut,

AT mengatakan bahwa dirinya menyadari adanya beberapa penurunan fungsi

organ-organ tubuh pada dirinya. AT mengakui bahwa ia memiliki riwayat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

67

asam urat dan tensi yang tinggi. Menurut AT, beberapa keluhan penyakit

tersebut disebabkan oleh faktor makanan dan faktor bertambahnya usia. TS

pun mengalami hal yang sama. TS merasa penglihatannya saat ini sudah tidak

setajam dulu. Di sisi lain, FI merasa dirinya masih sehat. Hal tersebut

dikarenakan oleh kebiasaan berolahraga yang rutin ia lakukan setiap sore

setelah bekerja. Menurut FI, olahraga sangat diperlukan untuk teteap menjaga

kondisi kesehatan tubuh. Pada ketiga informan tidak ditemukan adanya gejala

fisiologis yang mengarah pada kecemasan. Informan TS hanya menunjukkan

bahwa keluhan fisik muncul karena adanya tuntutan pekerjaan. TS mengakui

bahwa dirinya memiliki riwayat penyakit vertigo dan sering pusing. Menurut

TS, keluhan tersebut muncul karena adanya tuntutan dari pekerjaannya.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dave, Rashad,

Spasojevic (2008), hasil penelitian menunjukkan bahwa pensiun penuh

memiliki dampak negatif pada kesehatan baik fisik maupun psikis. Adanya

kegiatan yang akan dilakukan setelah pensiun memiliki dampak negatif yang

cenderung lebih kecil dibandingkan dengan yang tidak memiliki rencana

kegiatan setelah pensiun. Walaupun demikian, hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa rencana kegiatan tidak terlalu berpengaruh pada kondisi

kesehatan karena adanya faktor-faktor lain yang ikut memengaruhi kondisi

kesehatan. Dibandingkan dengan TS dan AT, FI merupakan informan yang

belum memiliki rencana kegiatan apapun selain mengabdi di gereja. Akan

tetapi, kondisi kesehatan FI lebih baik dibandingkan TS dan AT, karena

kebiasaannya untuk berolahraga secara rutin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

68

2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kecemasan

Ketiga informan menunjukkan adanya kesamaan faktor-faktor yang

memengaruhi munculnya kecemasan dalam menghadapi masa pensiun. Faktor-

faktor yang muncul ternyata tidak hanya meningkatkan tingkat kecemasan yang

muncul, melainkan juga dapat meminimalisir munculnya kecemasan pada

informan. Faktor-faktor yang memengaruhi munculnya kecemasan yaitu

dukungan sosial, rencana kegiatan setelah pensiun, kondisi keluarga, asuransi dan

tabungan, sumber penghasilan lain, serta religiusitas.

a. Dukungan Sosial menjelang Masa Pensiun

Dalam menjelang masa pensiun, individu pun perlu mendapatkan

dukungan sosial baik dari keluarga ataupun rekan kerjanya. Kecemasan dalam

menghadapi masa pensiun dapat berkurang dengan adanya dukungan sosial

yang diterima oleh individu. Dukungan sosial yang diterima oleh individu

dapat berupa informasi, nasihat verbal atau non-verbal, atau tindakan bantuan

nyata yang diterima melalui adanya kedekatan sosial (Gottlieb, dalam Smet,

1994). Pada TS, dukungan sosial yang ia terima adalah dukungan dari teman-

teman komunitasnya.

TS mengikuti kegiatan komunitas dengan anggota yang memiliki hobi

yang sama ataupun seusia dengannya. Menurut TS, ia dan anggota lainnya

tidak hanya melakukan hobi yang sama, melainkan juga saling berbagi

pengalaman menuju pensiun. Hal tersebut membuat TS menjadi lebih berani

dalam menghadapi masa pensiun. TS merasa bahwa dirinya tidak sendiri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

69

memiliki teman senasib. Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Efendi (2008) juga menunjukkan bahwa peer group support dapat

memengaruhi kesiapan pegawai dalam menghadapi masa pensiunnya. Di

samping itu, hasil penelitian yang dilakukan oleh Kembu, Amuhaya, dan

Guyo (2017), menunjukkan bahwa adanya kecemasan menghadapi pensiun

meningkatkan intensi kelompok untuk saling berbagi pengetahuan tentang

pensiun nantinya.

Selain dengan kelompok kerjanya, TS pun akan memilih untuk

bercerita pada istrinya ketika ia merasa terpuruk. Istri TS pun akan

memberikan dukungan agar TS tetap melanjutkan pekerjaanya mengingat

anak ketiga TS masih membutuhkan biaya untuk sekolah. Di samping itu, istri

TS pun telah memiliki rencana untuk berbisnis ketika nantinya TS telah

pensiun. Sama halnya dengan TS, FI pun mendapatkan dukungan sosial dari

istrinya. FI dan istri seringkali mengobrol tentang rencana ke depan setelah FI

memasuki masa pensiun. FI dan istri memiliki rencana untuk membangun

usaha warung di rumah. Akan tetapi, rencana tersebut masih sekadar

pembicaraan yang belum benar-benar dipersiapkan.

b. Rencana Kegiatan setelah Pensiun

Dibandingkan dengan AT dan FI, TS adalah informan yang telah

memiliki beberapa rencana kegiatan setelah masa pensiunnya. Hal ini juga

dapat dipengaruhi oleh adanya program persiapan pensiun yang diikuti oleh

TS dan istrinya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2007),

program persiapan pensiun dapat memperluas wawasan individu tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

70

kegiatan yang dapat dilakukan setelah pensiun. Di samping itu, program

persiapan pensiun juga memiliki pengaruh yang signifikan pada kesiapan

individu untuk memasuki masa pensiunnya (Saputra & Sagala, 2016).

FI masih memiliki keinginan untuk melanjutkan pekerjaannya karena

dirinya sendiri belum memiliki rencana kegiatan yang bisa mendapatkan

penghasilan setelah pensiun. Hal tersebut juga dapat menunjukkan bahwa ada

kebingungan yang dialami FI, di mana kebingungan tersebut menjadi salah

satu gejala kecemasan yang muncul pada dirinya. Di sisi lain, TS dan AT telah

memiliki rencana kegiatan yang akan dilakukan setelah memasuki masa

pensiun. AT telah menerima tawaran kegiatan bahkan sebelum saat ia belum

memasuki masa pensiunnya. TS masih memiliki tanggung jawab pada

kegiatannya di gereja.

c. Kondisi Keluarga

Kondisi keluarga turut berperan dalam kondisi psikis menjelang masa

pensiun. Ketiga informan pun telah menyadari bahwa ketika memasuki masa

pensiun, mereka masih memiliki tanggung jawab dalam hal biaya pendidikan

anak. AT merasa lebih tenang ketika anak pertamanya sudah menyelesaikan

studi strata satunya. Menurut AT, hal tersebut setidaknya sudah mengurangi

kebutuhan biaya pendidikan anak. AT pun merasa berat apabila anaknya ingin

langsung melanjutkan studinya ke jenjang S2. Oleh karena itu, AT

menyarankan anaknya untuk mencari pekerjaan terlebih dahulu.

TS pun mengalami kelegaan yang sama. Anak keduanya telah berhasil

menyelesaikan studi strata satunya. Walaupun demikian, anak pertamanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

71

yang sudah mulai bekerja sejak empat tahun lalu, belum memiliki pekerjaan

tetap. Anak pertama TS sudah memiliki niat akan membantu biaya pendidikan

adiknya yang terakhir apabila kondisinya sudah lebih stabil. Saat ini, TS

hanya berfokus pada biaya pendidikan anak ketiganya yang baru saja

memasuki jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kondisi FI cukup

berbeda dibandingkan dengan TS dan AT. FI masih memiliki tanggungan dua

anak yang masih sekolah. Selain itu, kedua anaknya sama-sama akan

memasuki jenjang pendidikan baru ketika FI memasuki masa pensiun. FI

selalu berusaha terbuka tentang kondisi keuangannya pada anak-anaknya.

d. Religiusitas menuju Masa Pensiun

Salah satu indikasi adanya kecemasan yang ditunjukkan oleh gejala

kognitif adalah adanya perasaan khawatir. TS mengakui bahwa dirinya merasa

khawatir akan datangnya masa pensiun. TS memiliki ketakutan akan

kelangsungan hidup keluarganya setelah pensiun. Ketakutan akan tidak

adanya penghasilan juga dirasakan oleh TS. Di sisi lain, TS memiliki

keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan jalan bagi dirinya setelah masa

pensiun tiba. Hal tersebut juga dirasakan oleh FI. FI percaya bahwa Tuhan

pasti akan memberikan jalan untuknya. Keyakinan akan jalan Tuhan yang

dialami oleh TS dan FI merupakan salah satu bentuk religiusitas. Penelitian

yang dilakukan oleh Sitorus dan Ramdhani (2014), menunjukkan bahwa

religiusitas dapat memengaruhi munculnya kecemasan dalam menghadapi

masa pensiun. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat

religiusitas seseorang, maka semakin rendah tingkat kecemasannya yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

72

muncul. Informan AT tidak menunjukkan adanya religiusitas yang

memengaruhi ketenangannya dalam menjelang masa pensiun.

e. Sumber Penghasilan Lain setelah Pensiun

AT merasa yakin pada tabungan dan warisan yang ia miliki. AT telah

menyadari sejak jauh hari bahwa ketika dirinya pensiun, ia masih memiliki

satu anak yang masih sekolah. Oleh karena itu, AT telah menyiapkan sejumlah

tabungan dan mengikuti asuransi pendidikan. AT yakin apa yang telah

dipersiapkan dapat terlaksana dengan baik ketika nantinya ia telah pensiun.

Selain itu, AT juga yakin bahwa dana pensiun yang ia dapatkan dari yayasan

dapat memenuhi kebutuhan keluarganya untuk hidup sederhana. Selain itu,

AT memiliki istri yang bekerja. Istri AT belum akan memasuki masa pensiun

dalam waktu dekat. Oleh karena itu, AT masih memiliki sumber penghasilan

lain yang dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Kondisi berbeda dialami

oleh FI, dimana istri FI merupakan ibu rumah tangga. Sumber penghasilan

lain yang ia miliki adalah hasil dari mengontrakkan rumah. Menurut FI, hasil

dari mengontrakkan rumah pun hanya akan ia dapatkan di muka.

f. Asuransi, Tabungan, dan Dana Asuransi

FI merasa khawatir walaupun sudah mengikuti asuransi pendidikan

untuk kedua anaknya. Kekhawatiran tersebut muncul karena asuransi yang FI

ikuti bermasalah. FI tidak memiliki kepastian apakah ia akan mendapatkan

bantuan ketika anaknya akan melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Kekhawatiran yang dirasakan oleh FI tidak terlalu dominan karena ia telah

memiliki sejumlah tabungan dari dana sertifikasi yang jarang ia ambil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

73

TS pun mengalami kekhawatiran akan biaya pendidikan anaknya

kelak. TS telah menyiapkan pendidikan anaknya melalui asuransi pendidikan.

Walaupun demikian, TS merasa bahwa dana bantuan yang akan didapatkan

dari asuransi hanya bisa untuk membayar uang gedung. Di luar biaya uang

gedung, TS tetap perlu mendapatkan sejumlah biaya tambahan lainnya. TS

pun mengalami kondisi yang sama dengan FI, dimana istrinya merupakan ibu

rumah tangga yang tidak memiliki penghasilan. Terkait dana pensiun yang

akan diterima, FI dan TS menyadari bahwa dana pensiun tentu akan jauh

berkurang dibandingkan dengan gaji saat ini. Oleh karena itu, kedua informan

tersebut tetap berpikir untuk tetap mencari penghasilan lain setelah memasuki

masa pensiun. Di sisi lain, AT merasa yakin bahwa dana pensiun yang akan

diterimanya dapat mencukupi kehidupan keluarganya kelak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, tampak bahwa kecemasan

dapat dilihat melalui tiga kelompok gejala, yaitu gejala fisik, perilaku, dan

kognitif. Selain itu, muncul atau tidaknya kecemasan juga dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu ataupun dari luar diri

individu. Kecemasan dapat sangat tampak melalui perasaan individu dalam

menghadapi masa pensiun. Kecemasan dapat tampak dengan adanya perasaan

khawatir akan kehidupan masa depan keluarga. Dua dari tiga informan

mencemaskan biaya pendidikan yang masih dibutuhkan untuk anak. Kedua

informan telah mengikuti asuransi pendidikan untuk anaknya dan juga memiliki

tabungan untuk keluarganya. Akan tetapi, kedua informan tersebut masih

memiliki perasaan khawatir akan masa depan. Di sisi lain, satu informan merasa

tenang karena keyakinan bahwa tabungan, asuransi, dana pensiun, dan warisan

akan dapat menghidupinya. Dana pensiun pun menjadi salah satu penghasilan

yang akan tetap didapatkan oleh ketiga informan setelah memasuki masa pensiun.

Gejala kecemasan yang juga muncul adalah bingung untuk melakukan

kegiatan apa setelah pensiun. Ketiga informan memiliki pendapat yang sama

bahwa pensiun merupakan masa untuk berkarya pada pekerjaan yang baru. Dua

dari tiga informan telah memiliki rencana pasti untuk berkegiatan setelah pensiun.

Walaupun demikian, satu informan yang lain pun tetap memiliki rencana kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

75

namun bukan kegiatan yang bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Ketiga

informan memiliki rencana yang sama untuk berkegiatan dalam kegiatan

keagamaan.

Tingkat kecemasan dapat berkurang dengan adanya keyakinan pada Tuhan

dan pada diri sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas dapat

menurunkan tingkat kecemasan yang muncul. Informan percaya bahwa Tuhan

akan memberikan jalan untuk tetap memenuhi kebutuhan keluarga walaupun

sudah memasuki masa pensiun. Selain itu, informan juga menunjukkan bahwa

keyakinan diri dapat mengurangi tingkat kecemasan. Informan menyadari bahwa

dirinya memiliki talenta yang dapat dikembangkan untuk berkarya di pekerjaan

baru setelah pensiun. Di samping itu, rasa syukur karena telah dapat mengabdikan

diri hingga purna tugas juga mematahkan rasa cemas menuju pensiun. Masa

pensiun bukan dianggap sebagai beban, melainkan momen untuk bersyukur.

Masa pensiun yang sedang dihadapi cenderung mengurangi semangat

dalam bekerja. Informan merasa sudah tidak terpakai lagi dalam pekerjaannya

karena sudah ada karyawan-karyawan baru yang masih muda. Selain itu, informan

juga menunjukkan bahwa menuju masa pensiun, pekerjaan-pekerjaan yang berat

cenderung dihindari. Walaupun demikian, informan tetap menunjukkan bahwa

tetap ada upaya maksimal untuk melakukan pekerjaan dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

76

B. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa kontribusi sebagai berikut;

1. Penelitian ini memberi gambaran kecemasan yang dialami oleh karyawan

swasta menjelang masa pensiunnya. Kecemasan cenderung muncul

ditandai dengan khawatir akan biaya pendidikan anak. Walaupun sudah

mempersiapkan tabungan dan mengikuti asuransi pendidikan, rasa

khawatir tersebut dapat tetap ada.

2. Penelitian ini memberi gambaran bagi keluarga untuk mendukung proses

seorang ayah menuju masa pensiunnya. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa suami dengan istri yang bekerja cenderung merasa lebih tenang

menuju masa pensiunnya. Walaupun demikian, seorang istri juga dapat

memberikan dukungan dalam bentuk dukungan moral dan bantuan untuk

memikirkan rencana usaha setelah suami memasuki masa pensiun. Selain

itu, penelitian ini juga mengajak anak untuk peka pada kondisi psikis

seorang ayah menuju masa pensiunnya.

3. Hasil penelitian ini memberi gambaran pada perusahaan bahwa program

persiapan pensiun memang dibutuhkan untuk menyiapkan mental

karyawan. Persiapan finansial yang dilakukan oleh karyawan perlu

diimbangi dengan persiapan mental menuju masa pensiun.

4. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bagaimana religiusitas

memengaruhi tingkat kecemasan yang muncul. Hasil penelitian ini dapat

dijadikan gambaran tentang pentingnya percaya bahwa Tuhan akan

memberikan jalan untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

77

C. Saran

1. Bagi seorang ayah yang bekerja dan memiliki anak usia sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengingatkan pentingnya

mempersiapkan tabungan untuk keluarga dan biaya pendidikan anak sejak

dini. Dalam penelitian ini, ketiga informan telah mengikutkan anak ke

asuransi pendidikan, memiliki tabungan, dan mendapatkan dana pensiun;

namun tetap terdapat informan yang merasa cemas akan kehidupan masa

depannya. Peneliti juga berharap seorang ayah yang akan memasuki masa

pensiun telah mempersiapkan diri dengan mencari kegiatan yang dapat

dikerjakan setelah pensiun, baik kegiatan yang menghasilkan ataupun

tidak menghasilkan.

2. Bagi keluarga dengan ayah yang sedang menuju pensiun

Hasil penelitian ini diharapkan mampu mengajak anggota keluarga untuk

peka terhadap kondisi ayah yang sedang menuju masa pensiunnya. Selain

itu, diharapkan keluarga juga dapat memberikan dukungan sosial sehingga

ayah dapat menghadapi masa pensiun dengan tenang.

3. Bagi perusahaan

Peneliti berharap hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi perusahaan untuk mengadakan program persiapan

pensiun bagi para karyawan menjelang masa pensiunnya. Program

persiapan pensiun penting untuk meningkatkan kesadaran karyawan akan

pentingnya persiapan finansial dan persiapan mental menuju masa

pensiun. Program persiapan pensiun dapat dilakukan dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

78

sosialisasi permasalahan-permasalahan yang umumnya muncul ketika

pensiun dan bagaimana cara mengatasinya. Selain itu, program ini juga

dapat dilakukan dengan berbagi pengalaman dari karyawan yang sudah

pensiun dan tetap menikmati hidupnya.

4. Bagi penelitian selanjutnya

Peneliti berharap penelitian selanjutnya dapat lebih mengeskplorasi

kecemasan yang muncul, tidak hanya melalui penggalian data dari

informan, melainkan juga melalui wawancara dengan orang-orang terdekat

informan. Selain itu, peneliti dalam penelitian ini juga belum dapat

mengungkap dan menyadari adanya gejala fisik kecemasan yang mungkin

dialami oleh informan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

79

Daftar Pustaka:

Arogunadade, O. T. 2016. A psychological appraisal of pre-retirement anxiety

among some selected workers in lagos metropolis. Studies in Sociology of

Science Vol. 7, No. 5, pp 1-5 DOI:10.3968/8956

Baba, M.M., Garba, H.K., Zakariyah, A.A. 2015. Pre-retirement anxiety among

nigerian public servants: counseling intervention strategies for mitigating

effects for self-reliance and national development. Journal of Sociology,

Psychology and Anthropology in Practice, Vol. 7, No. 2, August 2015, ISSN:

2141-274X

Bal, M., & Visser, M.S. 2011. When are teachers motivated to work beyond

retirement age? The importance of support, change of work role and money.

Educational Management Administration & Leadership, 39 (5) 590-602 DOI:

10.1177/1741143211408448

Bart, Smet, 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedua Widiasarana

Indonesia.

Christian & Moningka, C. 2012. Self-efficacy dan kecemasan pegawai negeri sipil

menghadapi pensiun. Jurnal Psikologi Ulayat, Ed.I/Desember 2012, hlm. 45-

46 DOI: 10.24854/jpul2012-9

Creswell, John W. 2014. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches. United States of America: Sage Publications, Inc.

Deil, Siska A.F. 2015. “Ini bedanya uang pensiun pns dan pegawai swasta”

Diakses dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/2247340/ini-bedanya-

uang-pensiun-pns-dan-pegawai-swasta pada 2 Oktober 01.19 WIB

Dave, D., Rashad, I., & Spasojevic. 2008. The effects of retirement on physical

and mental health outcomes. Southern Economic Journal, Vol.75, No.2, pp.

497-523. Diakses dari www.jstor.org

Efendi, F. N., & Fata, U.H. 2008. Peer group support meningkatkan respon

penerimaan psikologis pegawai menghadapi masa persiapan pensiun (MPP).

Jurnal Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

DOI: 10.20473/jn.v3i2.5002. Diakses dari www.researchgate.net/publication

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik. Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Hakim, S. N. 2007. Perencanaan dan persiapan menghadapi masa pensiun. Warta,

Vol.10, No.1, 96-109

Helmi, A. F. 2000. Pengolahan stress pra purna bakti. Jurnal Psikologika Vol.5

No.9 Hal 42-55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

80

Humaira & Rachmatan, R. 2017. Perbedaan penyesuaian diri pensiunan yang

mendapatkan training pra-pensiun dengan yang tidak mendapatkan training

pra-pensiun. Jurnal Ecopsy, Vol.4, No.1, April 2017

Hoyer, William J., & Roodin, Paul A. 2003. Adult Development and Aging 5th

Ed.

New York: McGraw-Hill.

Ilona, K. H. 2017. Regulasi Emosi dalam Menghadapi Masa Pensiun pada

Karyawan Pria Pekerja Tunggal dengan Anak yang Masih Sekolah. Skripsi

(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

Kartono, Kartini. 2000. Hygiene Mental, Cetakan Ketujuh. Bandung: Mandar

Maju.

Kembu, A. S., Amuhaya, I. M., Guyo, W. 2017. Relationship between pre-

retirement anxiety and knowledge sharing intentions in state corporation in

kenya. International Journal of Academic Reseacrh in Business and Social

Science, Vol. 7, No. 1. DOI: 10.6007/IJARBSS/v7-i1/2563

Koran SINDO. 2018. “Simak Alasan Utama Karyawan Mengajukan Pensiun

Dini” Diakses dari

https://economy.okezone.com/read/2018/01/04/320/1839894/simak-

alasan-utama-karyawan-mengajukan-pensiun-dini pada 7 Desember 2018

01.19 WIB

Lesmana, Danar. 2014. Kecerdasan spiritual dengan kecemasan menghadapi masa

pensiun. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, Vol.02, No.01.

MaCewen, K. E., Barling, J., Kelloway, E. K., & Higginbottom, S. F. 1995.

Predicting retirement anxiety: The roles of parental socialization and personal

planning. The Journal of Social Psychology Vol. 135 No. 2, 203-213 DOI:

10.1080/00224545.1995.9711424

Madamba, Anna & Utkus, Stephen P. 2017. Retirement trasitions in four

countries. Vanguard Research Dipublikasikan oleh Vanguard Center for

Retirement Research.

Malito, Alessandra. 2017. “People all around the world have retirement anxiety –

here’s how to fix it” Diakses dari

https://www.marketwatch.com/story/retirement-anxiety-is-universal-as-is-

the-antidote-2017-02-28 pada 2 Oktober 2018 01.18 WIB

Mangkunegara. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Manullang & Manullang. 2004. Manajemen Personalia. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

81

Mariappanadar, S. 2013. Do retirement anxieties determine bridge employment

preference?, Personnel Review, Vol. 42 Iss 2 pp. 176 – 204

Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT.

Rosdakarya.

Nevid, J.R. 2003. Psikologi Abnormal Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ni Ketut M. P. S. 2012. Hubungan Antara Penerimaan Diri dengan Kecemasan

pada Karyawan Laki-laki Pra-Pensiun. Skripsi (tidak diterbitkan).

Yogyakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma.

nn. 2016. “Aturan tentang Batas Usia Pensiun Pekerja” Diakses dari

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt576b5bea8bb19/aturan-tentang-

batas-usia-pensiun-pekerja pada 6 Oktober 2018 pukul 02.02 WIB

Noor, Abidin. 2015. “Pensiun Bukan Akhir dari Segalanya” diakses dari

https://www.kompasiana.com/abidinnoor/54ffc9cea33311726350fd35/pensiu

n-bukan-akhir-dari-segalanya pada 8 Oktober 2018 pukul 04.15 WIB

Nuraini, D. E. 2013. Kecerdasan emosi dan kecemasan menghadapi pensiun pada

PNS. eJournal Psikologi, Vol. 1, No. 3: 324-331

Oluseyi, A. E. & Olufemi, O. O. 2015. Development and validation of retirement

anxiety scale for secondary school teachers in osun state, nigeria.

International Journal of Psychological Studies; Vol. 7, No. 2; 2015 ISSN

1918-7211 E-ISSN 1918-722X, Published by Canadian Center of Science and

Education.

Papalia, D. E., Old, S. W., & Feldman, R. D. 2008. Human Development

(Psikologi Perkembangan). Jakarta: 2008.

Parkinson, C. N, Rustomji, M.K. & Viera, E. 1990. Masa Pensiun yang Bahagia

(alih bahasa: Budi). Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Praditya, I. I. 2015. “Batas Usia Pensiun Bakal Dinaikkan?” Diakses dari

https://www.liputan6.com/bisnis/read/2258095/batas-usia-pensiun-pegawai-

swasta-bakal-dinaikkan pada 6 Oktober 2018 pukul 01.59 WIB

Prasojo, B. D. 2011. Kecemasan Menghadapi Pensiun pada Pegawai Kementrian

Agama yang Istrinya Bekerja dan Tidak Bekerja. Skripsi (tidak diterbitkan).

Semarang: Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang

Prastowo, A. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

82

Putri & Lestari. 2015. Pembagian peran dalam rumah tangga pada pasangan suami

istri jawa. Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 16, No. 1, Februari 2015: 72-

85

Retirement Online-Community. nd. “Before Retirement, Anxiety, and

Depression” diakses dari https://www.retirement-online.com/before-

retirement-anxiety-and-depression.html pada 14 Maret 2018 pukul 12.34

WIB

Salami, Samuel O. 2010. Retirement context and psychological factors as

predictors of well-being among retired teachers. Europe’s Journal of

Psychology, Col.2, No. 10, pp. 47-64

Saputra, H. R. & Sagala, E. J. 2016. Pengaruh program persiapan pensiun

terhadap kesiapan pensiun karyawan di PT Krakatau Steel (PERSERO) TBK.

e-Proceeding of Management, Vol. 3, No. 3

Semiun, Yustinus. 2010. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud.

Yogyakarta: Kanisius.

Sentika, A. Karma. 2010. “Masa Pensiun adalah Masa yang Indah” diakses dari

http://artikelpensiun.blogspot.com/2011/03/masa-pensiun-adalah-masa-yang-

indah.html pada 8 Oktober 2018 pukul 04.14 WIB

Sihite, R. (2007). Perempuan, Kesetaraan dan Keadilan “Suatu Tinjauan

Berwawasan Gender”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Grasindo.

Sitorus, T. I. J. Y. K. & Ramdhani, N. 2014. Peran perencanaan pensiun,

religiusitas, afek positif, dan afek negatif terhadap kecemasan pensiun. Jurnal

Psikologi Tabularasa Vol.9, No. 2, 122-136

Suhariadi, F & Isnawati, D. 2012. Hubungan antara dukungan sosial dengan

penyesuaian diri masa persiapan pensiun pada karyawan PT Pupuk Kaltim.

Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi Vol.1, No.3.

Supratiknya. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam

Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sutrisno, Edy. 2013. Kematangan emosional, percaya diri, dan kecemasan

menghadapi masa pensiun. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 2, No.

1: 1-11

Tarigan, Nabari. 2009. Happy and Healthy Retiree: Cara Pensiun Sehat dan

Bahagia. Yogyakarta: CV. Andi Offset

Yulianti, V. A. 2010. Kecemasan Menghadapi Pensiun pada Karyawan Pabrik

Laki-laki yang Telah Mengikuti Masa Persiapan Pensiun (MPP) di PT ISM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

83

Bogasari Jakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Program Studi

Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

Yuliarti, V. & Mulyana, O. P. 2014. Hubungan antara kecemasan menghadapi

pensiun dengan semangat kerja pada pegawai PT Pos Indonesia (PERSERO)

Kantor Pusat Surabaya. Character: Jurnal Psikologi Pendidikan, Vol.03, No.

02, Tahun 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xviii

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xix

INFORMED CONSENT

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap :

Tempat, tanggal

lahir

:

Pekerjaan :

Saya yang tersebut di atas menyatakan SETUJU dan BERSEDIA untuk terlibat

sebagai INFORMAN dalam proses wawancara untuk penelitian tugas akhir yang

akan dilakukan oleh:

Nama : Ardenta Monik Yustisia

Asal Institusi : Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma

Dalam kegiatan ini, saya telah menyadari, memahami, dan menerima bahwa:

1. Informan bersedia terlibat penuh dan aktif selama proses wawancara dan

pengecekan informasi berlangsung.

2. Informan bersedia untuk memberikan informasi yang sejujur-jujurnya

berkaitan dalam proses yang berlangsung.

3. Identitas dan informasi yang informan berikan akan DIRAHASIAKAN dan

tidak akan disampaikan secara terbuka kepada umum.

Dalam mengisi lembar ini, informan TIDAK MENERIMA PAKSAAN dari pihak

manapun sehingga informan bersedia untuk mengikuti proses wawancara ini dari

awal hingga selesai.

Jakarta, ...........................................

(…………………………………………)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xx

Survey Pendahuluan

“Dinamika Psikologis menjelang Masa Pensiun”

Ardenta Monik Yustisia

2017

Pada bulan November 2017, telah dilakukan survey mengenai dinamika

psikologis individu yang sudah bekerja menjelang masa pensiunnya. Survey ini

dilakukan guna mendapatkan data yang dapat digunakan dalam penelitian tentang

“Kecemasan Menghadapi Pensiun”. Peneliti menyebarkan survey ini secara

online. Survey ini berisi pertanyaan-pertanyaan umum seperti usia pensiun pada

sebuah instansi dan tunjangan yang diberikan oleh instansi. Peneliti berhasil

mendapat 17 responden yang bersedia untuk mengikuti survey ini. Semua

responden merupakan karyawan pada sebuah instansi swasta yang ada di

Tangerang dan juga di Yogyakarta.

Berikut merupakan hasil dari survey yang telah dilakukan:

1. Usia pensiun pada instansi swasta yaitu berada pada rentang 55 tahun

sampai dengan 65 tahun.

2. 8 dari 9 responden yang mengikuti survey ini tidak mendapatkan

tunjangan selama masa pensiunnya.

3. 10 orang responden menganggap masa pensiun merupakan masa

bertambahnya waktu luang untuk membangun relasi sosial. Walaupun

demikian, terdapat tiga responden yang menganggap bahwa pensiun

merupakan masa hilangnya kegiatan ruytin dan hilangnya pendapatan

tetap. Empat orang responden lainnya melihat masa pensiun sebagai masa

dimana individu dapat tetap berkarya melalui pekerjaan yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xxi

4. Tiga orang responden memiliki pandangan cukup negatif terhadap

pekerjaannya selama dua bulan terakhir, seperti jenuh, merasa tertekan,

dan bingung.

5. 14 orang responden merasa tetap bersemangat dalam pekerjaannya karena

dalam bekerja responden dapat tetap bertemu dengan orang lain. Selain

itu, pekerjaan juga dipandang sebagai pilihan hidup yang telah menjadi

tanggung jawab dalam hidupnya.

Dari data yang berhasil didapatkan, peneliti dapat menggunakan data bahwa

tidak semua karyawan swasta mendapatkan tunjangan setelah memasuki masa

pensiunnya. Hal ini dapat mendukung asumsi peneliti tentang kecemasan

dalam menghadapi masa pensiun. Tidak ada tunjangan selama masa pensiun

dapat berdampak pada ketidakpastian pendapatan. Hal tersebut menjadi salah

satu faktor munculnya kecemasan menghadapi pensiun. Di samping itu,

peneliti juga mendapatkan data bahwa terdapat beberapa responden yang

mengalami salah satu gejala kognitif kecemasan, antara lain bingung, merasa

tertekan, dan merasa jenuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xxii

TABEL KODING

Informan 1, AT, 57 tahun

Kode Sub-Kategori Kategori Tema

Merasa berada di taraf sakit

ringan (38)

Sakit ringan

Gejala Fisik

Kecenderungan

Kecemasan

Kadar kolesterol sering

meningkat (33)

Kolesterol

naik

Penyakit muncul karena umur,

dan bisa karena pikiran (34)

Pengaruh

umur pada

kesehatan

Dulu giat mencarikan beasiswa

(47)

Giat dalam

tugas

Gejala

Perilaku Sampai sekarang tetap giat

mencarikan beasiswa untuk

membantu anak yang tidak

mampu (48)

Tetap giat

Masih berusaha maksimal

untuk mencarikan beasiswa

(55)

Berusaha

maksimal

Pensiun merupakan selesainya

tugas di umur tertentu setelah

mengabdikan diri untuk sekian

lama (9)

Selesainya

tugas

Gejala

Kognitif Pensiun itu bersyukur karena

sampai pada purna tugas diberi

kelancaran dan kesehatan (13)

Bersyukur

Senang ketika akan pensiun

(14)

Senang

Adanya kegiatan yang dapat

menutupi pemikiran stress dan

bingung akan melakukan

kegiatan apa setelah pensiun

(36)

Tidak bingung

karena ada

kegiatan

Yakin dana pensiun dapat

digunakan untuk hidup

sederhana (29)

Keyakinan

diri

Setelah pensiun masih bisa

berkarya di bidang lain (15)

Berkarya di

bidang lain

Adanya kegiatan yang dapat

menutupi pemikiran stress dan

bingung akan melakukan

kegiatan apa setelah pensiun

(36)

Dana pensiun

Faktor

Eksternal

Faktor-faktor

yang

memengaruhi Sudah mempersiapkan biaya Asuransi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xxiii

pendidikan anak dengan

mengikuti asuransi pendidikan

(23)

pendidikan

anak

Punya tabungan untuk

membiayai anak (27)

Tabungan

Istri bekerja sebagai karyawan

swasta (79)

Istri bekerja

Paling tidak anak pertama

sudah berhasil menyelesaikan

studi dan mengurangi biaya

pendidikan satu anak (83)

Biaya

pendidikan

anak

Sudah ditawari untuk menjadi

pengurus di gereja (16)

Kegiatan

setelah

pensiun

Tidak menerima tawaran

karena masih bekerja (17)

Kegiatan

setelah

pensiun

Aktif di kegiatan lain selain di

sekolah (18)

Kegiatan

selain bekerja

Aktif di kegiatan lain selain di

sekolah

Kegiatan

selain bekerja

Masih memiliki warisan yang

dapat dikembangkan (19)

Warisan

Yakin dana pensiun dapat

digunakan untuk hidup

sederhana (29)

Keyakinan

diri

Faktor

Internal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xxiv

TABEL KODING

Informan 2, FI, 57 tahun

Kode Sub-Kategori Kategori Tema

Merasa tidak sangat sehat

(65)

Tidak sangat

sehat

Gejala Fisik

Kecenderungan

Kecemasan

Setiap hari selalu rutin

olahraga (67)

Rutin olahraga

Olahraga membuat tidur enak

dan makan enak (68)

Olahraga pada

kessehatan

Merasa masih kuat untuk

melanjutkan tugas (36)

Masih kuat

Ijin tidak masuk kerja tidak

pernah dikarenakan alasan

fisik (66)

Tidak pernah

ijin kerja

Gejala

Perilaku

Tetap berprinsip akan

melayani anak sebagai tugas

seorang guru walaupun ada

pengalaman yang tidak

menyenangkan (17)

Melayani murid

Melihat dirinya sebagai guru

yang jarang marah pada

murid (18)

Jarang marah

Bercanda dengan murid-

murid di kelas (21)

Bercanda

Berinisiatif untuk mencairkan

suasana kembali bersama

dengan murid-murid agar

situasi KBM menjadi nyaman

kembali (20)

Inisiatif

Tidak akan marah apabila

tidak keterlaluan (22)

Tidak marah

Sudah malas untuk

memikirkan pekerjaan yang

berat (72)

Malas

Selalu berusaha untuk tetap

menjaga komunikasi dengan

rekan kerja (73)

Menjaga

komunikasi

Terbuka untuk mendengar

cerita murid-murid dengan

lata belakang keluarga yang

bermasalah (27)

Terbuka

Tetap ingin mengajar apabila

dimintai bantuan, karena

belum memiliki rencana

Ingin tetap

mengajar

Gejala

Kognitif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xxv

kegiatan ketika pensiun (34)

Senang dengan adanya

peraturan baru batas usia

purna tugas (33)

Senang bekerja

lebih lama

Pensiun adalah berhenti dari

bekerja (38)

Berhenti bekerja

Pensiun bukan suatu beban

(39)

Bukan beban

Merasa bersyukur karena bisa

mengabdikan diri sampai

purna, dengan kondisi

kesehatan yang baik (40)

Bersyukur

Pensiun itu menyenangkan

karena sudah tidak bekerja,

tetapi tetap dibayar (41)

Pensiun

menyenangkan

Jaminan asuransi menjadi

pikiran apakah dapat

dibayarkan atau tidak (52)

Khawatir pada

asuransi

Mencari alternatif usaha

untuk setelah pensiun (45)

Mencari

alternatif usaha

Yakin bahwa Tuhan akan

memberikan jalan asal kita

mau berusaha (46)

Yakin pada

Tuhan

Masih memiliki tabungan

untuk biaya pendidikan anak

dari sertifikasi yang tidak

pernah diambil penuh (47)

Tabungan

Faktor

Eksternal

Faktor-faktor

yang

memengaruhi

Mengikuti asuransi dan

koperasi agar ada tambahan

penghasilan walaupun sedikit

(48)

Asuransi dan

koperasi

Sudah memperhitungkan

bahwa ketika pensiun, dua

anak masih sekolah,

sedangkan istri tidak

memiliki penghasilan (51)

Persiapan

sebelum pensiun

Faktor

Internal

Anak lebih peka terhadap

kondisi keuangan keluarga

(56)

Kondisi

keluarga

Faktor

Eksternal

Istri merupakan ibu rumah

tangga (6)

Kondisi

keluarga

Yakin bahwa Tuhan akan

memberikan jalan asal kita

mau berusaha (46)

Spiritualitas Faktor

Internal

Memiliki sumber pendapatan

lain dari mengontrakkan

Sumber

penghasilan lain

Faktor

Eksternal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xxvi

rumah (63)

Memiliki cita-cita ingin

mencurahkan waktu untuk

Tuhan setelah masa pensiun

(75)

Kegiatan setelah

pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xxvii

TABEL KODING

Informan 3, TS, 56 tahun

Kode Sub-Kategori Kategori Tema

Kondisi fisik sudah menurun

(55)

Penurunan

kondisi fisik

Gejala Fisik

Kecenderungann

Kecemasan

Lebih mudah merasa lelah

(56)

Mudah lelah

Memiliki vertigo (58) Vertigo

Merasa semakin berat ketika

memiliki banyak pekerjaan

(59)

Merasa berat

Khawatir tidak bisa mencari

uang untuk memenuhi

kebutuhan keluarga setelah

pensiun (17)

Khawatir tidak

bisa mencari

uang

Gejala

Kognitif

Tidak berani pensiun dini

karena khawatir anak masih

sekolah (18)

Khawatir

Merasa lelah dengan rekan

kerja muda yang memiliki

ritme kerja berbeda (31)

Merasa lelah

dengan rekan

kerja

Merasa sudah tidak terpakai

di kantor tetapi belum berani

untuk pensiun (34)

Merasa tidak

terpakai

Sempat merasa down karena

demosi jabatan (35)

Merasa down

Merasa masa menjelang masa

pensiun ternyata sulit (53)

Merasa sulit

menjelang

masa pensiun

Tanggung jawab di kegiatan

selain bekerja juga menjadi

beban pikiran (60)

Tanggung

jawab lain

menjadi beban

pikiran

Tetap berkontribusi walaupun

tidak memiliki jabatan (37)

Tetap

berkontribusi

Gejala

Perilaku

Saling melengkapi

kekurangan dalam pekerjaan

(38)

Saling

melengkapi

Ketika memiliki jabatan

menjadi lebih mudah marah

karena adanya tuntutan

jabatan (40)

Lebih mudah

marah ketika

punya jabatan

Senang karena bisa

membawa perubahan suasana

Membawa

suasana baru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI ...repository.usd.ac.id/32674/2/149114144_full.pdf17. Untuk teman-teman DPMU 2016-2017 yang masih rajin kumpul buat main 24 bikin panas otakku

xxviii

di kantor (44)

Pernah mengeluh pada istri

karena sudah tidak betah

bekerja (45)

Mengeluh pada

istri

Mendapatkan dana pensiun

yang jumlahnya sepertiga gaji

dari perusahaan (52)

Dana pensiun

Faktor

Eksternal

Faktor-faktor

yang

memengaruhi

kecemasan

Mengikuti asuransi untuk

anak pertama hingga anak

ketiga (53)

Asuransi

Sehingga ada bantuan biaya

untuk anak ketika masuk

perguruan tinggi (51)

Asuransi

membantu

Kegiatan di luar pekerjaan

bisa menjadi sumber

penghasilan tambahan (12)

Kegiatan selain

bekerja

Setelah pensiun akan tetap

mencari uang dan

mengekspresikan

kemampuan (8)

Rencana

kegiatan

setelah pensiun

Faktor

Internal

Yakin bahwa Tuhan akan

memberikan jalan (21)

Spiritualitas

Anak pertama sudah bekerja

namun belum bisa membantu

menghidupi adik-adikya (22)

Kondisi

keluarga

Faktor

Eksternal

Anak pertama sudah lulus

sejak 2014 tetapi belum

memiliki pekerjaan tetap (23)

Kondisi

keluarga

Istri mengingatkan bahwa

masih ada anak ketiga yang

masih kecil (46)

Dukungan

sosial

Senang memiliki komunitas

yang seusia, seprofesi, dan

memiliki hobi yang sama

(49)

Dukungan

sosial

Teman-teman dalam

komunitas berperan untuk

saling mendukung (50)

Dukungan

sosial

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI