estimasi biaya penawaran

Upload: adigaluh

Post on 15-Oct-2015

344 views

Category:

Documents


43 download

DESCRIPTION

Ekonomi teknik

TRANSCRIPT

Estimasi biaya penawaran

ESTIMASI BIAYA PENAWARAN

Editor/Dosen: Dr. Ari Sandhyavitri dan Ridwan, ST, MT.

Dosen : Rian Tk dan Ari S

Tim penyusun : Kelompok 4.

Estimasi Biaya Penawaran ini membahas tentang fungsi estimasi dalam penawaran, volume dan spek pekerjaan, dan struktur organisasi pelaporan tender.

Daftar Isi

2ESTIMASI BIAYA PENAWARAN

2BAB I. PENDAHULUAN

2I.1. Fungsi Estimasi Biaya

3I.2. Pertimbangan Umum

4BAB II DASAR VOLUME PEKERJAAN

4II.1 Pengertian Volume Pekerjaan

4II.2 Menghitung Harga Satuan

6BAB III KOMPONEN BIAYA - BIAYA

6III.1 Biaya Langsung

7III.2 Biaya tidak langsung

9BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PELAPORAN TENDER

10BAB V KESIMPULAN

ESTIMASI BIAYA PENAWARANEstimasi Biaya Penawaran ini membahas tentang fungsi estimasi dalam penawaran, volume dan spek pekerjaan, dan struktur organisasi pelaporan tender.

BAB I. PENDAHULUAN

Ketidak-akuratan dan kelemahan dalam mengantisipasi resiko dalam estimasi biaya dapat memberikan efek negatif pada seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. I.1. Fungsi Estimasi Biaya

Menurut Pratt (1995) fungsi dari estimasi biaya dalam industri konstruksi adalah:

a) Untuk melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi dengan biaya yang ada

b) Untuk mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang berjalan

c) Untuk kompentesi pada saat proses penawaran.

Secara sederhana estimasi biaya dapat dikembangkan berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner/konsultan perencana. Estimasi biaya ini bukan saja dapat memberikan jaminan terhadap pelaksananaan suatu pekerjaan konstruksi oleh kontraktor, namun juga dapat memberikan fleksibilitas keuntungan yang relatif layak dapat diterima oleh konstraktor bila melaksanakan pekerjaan tersebut.Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. Estimasi biaya mempunyai dampak pada kesuksesan proyek dan perusahaan dalam mencapai tujuan bersama (common goals). Keakuratan dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian dan kerajinan estimator dalam mengikuti seluruh proses pekerjaan dan diperolehnya infomasi yang memadai untuk mengambil keputusan.

Proses penawaran untuk sesuatu tender merupakan suatu proses yang rumit. Proses ini membutuhkan penilaian yang cermat. Estimasi biaya yang tepat dan cermat merupakan jalan menuju penawaran yang dapat memenangkan tender. Namun dengan semakin terstandarnya aturan-aturan yang mengatur konstruksi dan dengan spesifikasi yang makin ketat membuat unsur biaya seperti biaya tenaga kerja dan material makin sama antar kontraktor. Sehingga peran penentuan mark up dalam memenangkan tender makin penting. Mark-up harus ditentukan sedemikian sehingga perusahaan tetap memperoleh keuntungan. namun tetap lebih rendah dibandingkan pesaingnya. Sejumlah penelitian telah dilakukan terkait penentuan mark-up ini dan hasilnya menunjukkan tingginya unsur subyektivitas kontraktor dalam menentukan mark-up.

I.2. Pertimbangan Umum

Memang di dalam menentukan harga penawaran, perusahaan konstruksi harus memenuhi dua syarat agar berhasil dengan baik memenangkan pelelangan. Pertama, harga penawaran haruslah memastikan tingkat profit yang cukup secara bisnis bagi perusahaan. Kedua, harga penawaran harus merefleksikan value yang cukup bagi pemilik proyek untuk dilanjutkan menjadi transaksi pembelian/ kontrak. Kedua syarat tersebut harus dipenuhi sehingga menguntungkan kedua pihak, baik perusahaan konstruksi sebagai penjual jasa maupun pemilik proyek sebagai pengguna jasa.

Dalam konsep pemasaran, harga (Price) adalah salah satu elemen dari marketing mix 4Ps yang menghasilkan pemasukan; sebaliknya elemen yang lain (Produk, Place/distribution, dan Promosi) malahan memakan biaya. Harga jual juga elemen yang paling fleksibel, karena dapat diubah dengan cepat, tidak seperti fitur produk dan komitmen dengan subkontraktor dan pemasok yang lebih sulit diubah. Ada empat kesalahan yang sering dilakukan oleh personil pemasaran, khususnya dalam soal harga di dunia konstruksi. Pertama harga terlalu berorientasi pada biaya produksi saja. Kedua, harga jarang dievaluasi lebih matang sesuai dengan tuntutan pasar (pemilik proyek, pesaing, situasi ekonomi, dll) dan tingkat kompetisi. Ketiga, harga tidak ditempatkan secara benar sebagai elemen untuk strategi memposisikan diri dalam pasar. Dan keempat, harga tidak disesuaikan untuk bermacam-macam karakteristik klien, jenis proyek, tingkat kesibukan perusahaan .

BAB II DASAR VOLUME PEKERJAAN

II.1 Pengertian Volume PekerjaanYang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan ialah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Jadi, volume (kubikasi) suatu pekerjaan, bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan. Volume atau kuantitas pekerjaan dihitung menurut satuan dari harga satuan. Dimensi keduanya harus cocok.

Volume pekerjaan disusun sedemikian rupa secara sistematis dengan lajur-lajur tabelaris dengan pengelompokan mulai dari I.Pekerjaan Pondasi sampai X.Pekerjaan Perlengkapan Luar.

contoh pada pekerjaan lantai, volume dihitung dengan m2 berdasarkan luasan lantai sedangkan pada pekerjaan pembuatan kolom, volume dihitung berdasarkan volume kolom dalam m3.

Misalnya untuk kolom 25/25 pada sebuah konstruksi, dengan panjang 4 m sebanyak 5 buah, maka volume pekerjaannya adalah :

V = 5 (0.25 x 0.25 x 4)

= 1.25 m3

II.2 Menghitung Harga Satuan

Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi biaya langsung yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu metoda yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Saat ini para estimator di Indonesia masih banyak mengacu pada BOW (Burgerlijke Open bare Werken) yang ditetapkan tanggal 28 Pebruari 1921 pada zaman pemerintah Belanda. Sudah ada upaya yang dilakukan oleh Puslitbang Pemukiman, Departemen Kimpraswil untuk memperbaharui BOW tersebut dengan membuat Standar Nasional Indonesia (SNI), meskipun belum mencakup seluruh jenis pekerjaan. Pada kedua acuan tersebut yang dicantumkan adalah nilai-nilai indeks atau koefisien yang didefinisikan sebagai faktor pengali pada perhitungan biaya bahan dan upah kerja tukang pada setiap satuan jenis pekerjaan. Metoda ini dapat dilakukan apabila rencana gambar teknis dan persyaratan teknis telah tersedia sehingga volume pekerjaan dapat dihitung.

Pada awalnya estimasi biaya penawaran yang menggunakan panduan tersebut adalah untuk menstandarkan harga bangunan berdasarkan kualitas bangunan yang sama. Hal ini sangat membatasi para estimator apabila harus memperhitungkan berbagai faktor resiko yang berbeda pada setiap daerah. Resiko ketidak-seragaman keterampilan tukang, bervariasinya mutu bahan di setiap daerah, kendala-kendala teknis lainnya yang mempengaruhi pemilihan metoda konstruksi dan lain sebagainya adalah merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan pada estimasi biaya penawaran. Faktor resiko tersebut yang menyebabkan nilai indeks juga berbeda. Padahal nilai indeks yang tercantum dalam SNI maupun BOW masih menganut nilai tunggal.Contoh dalam menghitung harga satuan pekerjaan 1 m3 urugan pasir adalah sebagai berikut :

Jenis PekerjaanHarga Satuan (Rp)Jumlah Harga (Rp)Total Harga (Rp)

1 m3 Urugan Tanah :- 1.300 M3 Tanah Urug- 0.300 Hari Pekerja

- 0.010 Hari Mandor50.500,0045.000,00

62.000,0065.650,0013.500,00

620,00 79.770,00

BAB III KOMPONEN BIAYA - BIAYA

Secara umum dalam dokumen penawaran biaya konstruksi antara pihak konsultan, owner dan kontraktor mempunyai pendetailan yang berbeda. Tetapi perincian biaya yang dicantumkan meliputi dari komponen biaya - biaya sebagai berikut : III.1 Biaya Langsung

Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi /bangunan, biaya langsung meliputi biaya :

3.1.1 Bahan /material

Untuk menghitung biaya langsung mengenai bahan bangunan perlu diperhatikan :

bahan sisa / yang terbuang ( waste)

harga loco atau franco

cari harga terbaik yang masih memenuhi syarat bestek

cara pembayaran kepada penjual ( supplier )

3.1.2 Upah buruh / labor /man power

Untuk menghitung upah buruh dibedakan upah harian, borongan perunit volume, atau borongan keseluruhan ( borong dol ) untuk daerah daerah tertentu.

- Selain tarif upah perlu diperhatikan faktor faktor kemampuan dan kapasitas kerjanya.

- Perlu diketahui apakah buruh atau mandor dapat diperoleh dari daerah sekitar lokasi proyek atau tidak. Jika tidak, berarti harus didatangkan buruh dari daerah lain. Ini menyangkut ongkos transportasi, penginapan, gaji ekstra dan lain sebagainya.

- Undang undang perburuhan yang berlaku perlu diperhatikan.

3.1.3 Peralatan /equipment.

Untuk peralatan yang disewa perlu diperhatikan ongkos keluar masuk garasi, ongkos buruh untuk menjalankan alat, bahan baku dan biaya reperasi kecil .Untuk alat yang disewa perlu diperhatikan bunga investasi, depresiasi, reparasi besar, pemeliharaan dan ongkos mobolisasi .

III.2 Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya ini meliputi biaya :3.2.1 Biaya tidak terduga ( Contigencies )Contigencies adalah biaya untuk kejadian kejadian yang mungkin bisa terjadi, mungkin tidak. Misalnya naiknya muka air tanah, banjir, tanah longsor dan sebagainya. Pada umumnya biaya ini diperkirakan antara 0.5% -5 % dari biaya total .Yang termasuk contingencies ini adalah :

- kesalahan

- ketidakpastian yang subjektif

- ketidakpastian yang objektif3.2.2 Biaya overhead

Biaya overhead dapat digolongkan menjadi dua jenis biaya :

Overhead proyek ( lapangan ) antara lain :

1. biaya personil di lapangan

2. fasilitas sementara di proyek ( gudang , kantor , penerangan dsbnya )

3. bank garansi , bunga bank , izin bangunan , pajak dsbnya

4. foto dan gambar jadi

5. peralatan kecil yang umumnya habis / terbuang setelah proyek selesai

6. kontrol kualitas

7. rapat rapat lapangan ( site meetings )8. biaya biaya pengukuran

Overhead kantor

Adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha. Termasuk didalamnya adalah biaya sewa kantor dan fasilitasnya, honor pegawai kantor, izin izin usaha, prakualifikasi, referensi bank, anggota assosiasi assosiasi dan sebagainya.

3.2.3 Keuntungan ( Profit )

Keuntungan adalah hasil jerih payah dari keahlian, ditambah hasil dari faktor resiko.

Biaya langsung seyogianya dapat kita ukur dengan matematika biasa. Jadi kalau semua gambar dan bestek sudah lengkap dan jelas maka biaya langsung ini seharusnya akan sama untuk suatu proyek, terlepas dari kontraktor mana yang menghitungnya. Biaya tidak langsunglah yang akan berbeda dari hitungan tiap kontraktor dari setiap proyek atau kontrak .

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI PELAPORAN TENDER

Struktur organisasi pelaporan tender berisi dokumen dokumen yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan meliputi :1. Daftar detail gambar konstruksi

Daftar detail gambar konstruksi berisi tentang gambar situasi, denah, potongan, pandangan, rencana atap, konstruksi dan gambar pelengkap.

2. Daftar volume pekerjaan

Daftar volume pekerjaan berisi tentang kubikasi seluruh pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan sampai akhir pekerjaan.Volume ini dapat dihitung dari detail gambar konstruksi.

3. Daftar harga bahan dan upah

Daftar harga bahan dan upah, berisi tentang uraian mengenai bahan dan upah beserta satuan volume pekerjaan dan biaya per satuan volume uraian bahan dan upah.

4. Daftar analisa harga satuan pekerjaan

Daftar analisa harga satuan pekerjaan, berisi tentang analisa jumlah harga bahan dan upah dari setiap satuan volume pekerjaan.

5. Daftar kuantitas harga / rencana anggaran biaya ( RAB )

Daftar kuantitas harga / Rencana Anggaran Biaya (RAB), berisi tentang uraian pekerjaan, volume pekerjaan, harga satuan, dan jumlah harga dari setiap pekerjaan.

6. Rekapitulasi biaya

Rekapitulasi biaya, berisi tentang rekapitulasi semua jenis pekerjaan mulai dari awal sampai akhir proyek.

7. Surat penawaran

Surat penawaran berisi tentang pengajuan penawaran oleh kontraktor berupa harga penawaran dan jangka waktu pekerjaan dan juga berisi tentang persetujuan-persetujuan lainnya.

BAB V KESIMPULAN1. Estimasi biaya merupakan faktor terpenting dalam melakukan suatu penawaran.

2. Penawaran yang diajukan haruslah memastikan tingkat profit yang cukup secara bisnis bagi perusahaan dan harus merefleksikan value yang cukup bagi pemilik proyek untuk dilanjutkan menjadi transaksi pembelian/ kontrak.3. Volume atau kubikasi suatu pekerjaan, bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.3. Komponen biaya terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung.4. Struktur organisasi pelaporan tender meliputi dokumen dokumen yang merupakan satu kesatuan.REFERENSI

1. http://www.pu.go.id/Publik/produk/Seminar/Kolokium2005/Kolokium2005_05.pdf.

2. Ibrahim H Bachtiar, Rencana dan Estimate Real of Cost,2001, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

3. Manajemen Proyek Konstruksi I , 1985 , Penerbit Kartika Yudha 4. Tugas Besar Estimasi Biaya, Fakultas Teknik Universitas Riau, 2006, Pekanbaru

24