erlina a., 2012610056, tugas kmb 2, hiperfungsi hipofisis

25
TUGAS KMB II LP DAN ASKEP HIPERFUNGSI HIPOFISIS Di Susun Oleh : Erlina Ariesetyawati (2012610056) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

Upload: erlina-ariese

Post on 17-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kmb

TRANSCRIPT

TUGAS KMB IILP DAN ASKEP HIPERFUNGSI HIPOFISIS

Di Susun Oleh :Erlina Ariesetyawati (2012610056)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KESEHATANUNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWIMALANG2015LAPORAN PENDAHULUANHIPERFUNGSI HIPOFISIS

A. ANATOMI FISIOLOGI HIPOFISISHipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang. Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior (depan) dan lobus posterior (belakang).Hipotalamus mengendalikan lobus anterior (adenohipofisa) dengan cara melepaskan faktor atau zat yang menyerupai hormon, melalui pembuluh darah yang secara langsung menghubungkan keduanya. Pengendalian lobus posterior (neurohipofisa) dilakukan melalui impuls saraf. Lobus anterior merupakan 80% dari berat kelenjar hipofisa. Jika hormon yang dilepaskan terlalu banyak atau terlalu sedikit, maka kelenjar endokrin lainnya juga akanmelepaskan hormon yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan produksi dari semua organ endokrin lain.antara lain:1. GH/growth hormone/ hormon pertumbuhan/somatotropik hormone/STHSekresi dirangsang oleh growth hormone releasing hormone/GHRH (dari hipotalamus). GH diperlukan untuk: Pertumbuhan somatik dan mempertahankan ukuran yang telah dicapai. mampu meningkatkan metabolisme lemak dapat meningkatkan aliran gula ke otot dan lemak,merangsang pembentukan protein di hati dan otot serta memperlambat pembentukan jaringan lemak,dan mengaktifkan faktor pertumbuhan yang menyerupai insulin Efek jangka panjang dari hormon pertumbuhan adalah menghambat pengambilan dan pemakaian gula sehingga kadar gula darah meningkat dan meningkatkan pembentukan lemak dan kadar lemak dalam darah. Kedua efek tersebut sangat penting karena tubuh harus menyesuaikan diri dengan kekurangan makanan ketika berpuasa dan dapat digunakan sebagai cadangan sumber energi

2. ACTH ( adenocorticotropic hormone )Pelepasan ACTH dipengaruhi oleh cortricotropin releasing hormone dari hipotalamus. Berfungsi: merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal untuk mengatur produksi kortisol dan beberapa steroid yang menyerupai testosteron (androgenik). Tanpa kortikotropin,kelenjar adrenal akan mengkisut (atrofi) dan berhenti menghasilkan kortisol, sehingga terjadi kegagalan kelenjar adrenal. Beberapa hormon lainnya dihasilkan secara bersamaan dengan kortikotropin, yaitu beta-melanocyte stimulating hormone, yang mengendalikan pigmentasi kulit serta enkefalin dan endorfin, yang mengendalikan persepsi nyeri, suasana hati dan kesiagaan.3. TSH (thyroid-stimulating hormone) / hormon tirotropinPelepasan TSH dipengaruhi oleh thyrotropin releasing hormon (TRH) dari hipotalamus. Berfungsi: Merangsang pertumbuhan merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid4. LH (luteinizing hormone)/ interstisial cell stimulating hormone ( ICSH )merupakan gonadotropin,pada laki-laki LH berfungsi merangsang sekresi testosteron oleh sel leydig (sel interstitial testis)Pada wanita LH mengendalikan sekresi estrogen dan progesteron oleh korpus luteum dalam ovarium, merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur& untuk merangsang pembentukan folikel de graff dalam ovarium.5. FSH (follicle-stimulating hormone)merupakan gonadotropin. Pada wanita,FSH merangsang pembentukan estrogen oleh sel sel folikel dan progesteron,merangsang pelepasan sel telur setiap bulannya dari indung telur& untuk merangsang pembentukan folikel de graff dalam ovarium. Pada laki-laki,FSH berfungsi merangsang tubulus seminiferus untuk meningkatkan pembentukan sperma6. hormon prolaktin/ luteotrofinPelepasannya dipengaruhi oleh prolactin releasing hormon/PRH.Berfungsi : mengendalikan sekresi air susu, dan memepertahankan adanya korpus luteum selama hamil

Fungsi Lobus PosteriorLobus posterior hanya menghasilkan 2 macam hormon, yaitu hormon antidiuretik dan oksitosin. Sesungguhnya kedua hormon ini dihasilkan oleh sel-sel saraf di dalam hipotalamus, sel-sel saraf ini memiliki tonjolan-tonjolan (akson) yang mengarah ke hipofisa posterior, dimana hormon ini dilepaskan.Hormon antidiuretik dan oksitosin tidak merangsang kelenjar endokrin lainnya, tetapi langsung mempengaruhi organ target.1. Hormon antidiuretik (vasopresin)Pelepasan ADH dipengaruhi keadaan kurang cairan/dehidrasi. Sel targetnya adalah tubulus dan arteriol.berfungsi : meningkatkan TD meningkatkan absorsi di tubulus distal menurunkan krja otot saluran GI meningkatkan penahanan air oleh ginjalHormon ini membantu tubuh menahan jumlah air yang memadai.Jika terjadi dehidrasi, maka reseptor khusus di jantung, paru-paru. Otak dan aorta, mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa untuk menghasilkan lebih banyak hormon antidiuretik. Kadar elektrolit (misalnya natrium, klorida dan kalium) dalam darah harus dipertahankan dalam angka tertentu agar sel-sel berfungsi secara normal. Kadar elektrolit yang tinggi (yang dirasakan oleh otak) akan merangsang pelepasan hormon antidiuretik.Pelepasan hormon antidiuretik juga dirangsang oleh nyeri, stress, olah raga, kadar gula darah yang rendah, angiotensin, prostaglandin dan obat-obat tertentu (misalnya klorpropamid, obat-obat kolinergik dan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati asma dan emfisema).Alkohol, steroid tertentu dan beberapa zat lainnya menekan pembentukan hormon antidiuretik. Kekurangan hormon ini menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan dimana ginjal terlalu banyak membuang air. 2. hormon OksitosinPelepasan oksitosin dipengaruhi oleh hisapan dan persalinan. Sel targetnya adalah uterus dan payudara.berfungsi : menyebabkan kontraksi rahim selama proses persalinan dan segera setelah persalinan untuk mencegah perdarahan. merangsang kontraksi sel-sel tertentu di payudara yang mengelilingi kelenjar susu.Pengisapan puting susu merangsang pelepasan oksitosin oleh hipofisa. Sel-sel di dalam payudara berkontraksi, sehingga air susu mengalir dari dalam payudara ke puting susu.

B. KONSEP GANGGUAN HIPERFUNGSI HIPOFISIS1. DefinisiHiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah satu hormone hipofise atau lebih yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari . Hormon hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise, Hotma Rumahardo, 2000 : 36)

2. Etiologi / PredisposisiPenyebab dari hiperpituitari adalah akibat adanya tumor atau hiperplasi kelenjar hipofise.

3. PatofisiologiHiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi. Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor. Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis anterior adalah:

a. prolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas.b. somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan )Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon pertumbuhan. Gejalah klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini.Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga turut membesar ( misal; kardiomegali).Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami reproduksi.c. corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushings.4.Tanda dan Gejala:a. Prolaktemia1. Amenorhoe2. Galaktorhoe tanpa adanya riwayat kehamilan.3. Infertilityb. Hipersekresi Somatotropin1). Gigantismea. Pada laki-laki alat genetalia besar tapi kurang berfungsi.b. Penderita akan sangat besar karena tulang-tulang menjadi panjang.2). Akromegalia. Penebalan jaringan pengikat di bibir dan hidungb. Os mandibulae bertambah besar dan panjangc. Tulang-tulang tangan dan kaki bertambah besard. Gangguan metabolisme, glukosa darah naik lesu, capaie. Pada wanita amenorhoe, pada laki-laki alat genetalia membesar.f. Adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial.4. Hipersekresi ACTH (Penyakit Cushing)Hipersekresi ACTH menyebabkan hiperplasia dan hipersekresi dari korteks supranen sehingga gejala-gejala yang terjadi adalah gejala-gejala yang disebabkan oleh hiperfungsi dari korteks supranen.

5. PatwayA) Kelenjar hipofise anterior adenoma hipofise nyeri kepalaperubahan perseptualfunction hormon (selalu menyekresi hormon )Prolaktin GH ACTH TSH,LH,FSH,

Prolaktin secretingsomatotropkortikotropTerjadi tumortumortumor

Terdiri dari sel2sel2 penyekresiPenyekresi prolaktinGH(sel asido filic)

Gejalapra puberpost puber gejala-tidak trjdi menstruasi-aminoreUsia produktifgejala gejala-infertilitas-sekrsi ASI spontan-gigantisme -akromegali-libido Yg tidak ada hub dgn-impotent Kehamilan(galaktoria)perubahan citra tubuhDisfungsiSeksual

6. Pemeriksaan diagnostik a. Pemeriksaan fungsi target organb. Pemeriksaan ACTH, TSH, FSH dan LH serta hormone nontropikc. Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormone dan dengan melakukan efeknya terhadap kadar hormone sarumd. Foto rongen kepala dan tulang kerang tubuh dengan CT scane. Pengukuran lapang pandangf. Tes toleransi glukosag. Tes supresi dengan dexamethason (Hotman Rumahardo, 2000 : 39).

7. Penatalaksanaana. Terapi:Dikenal 2 macam terapi, yaitu:1) Terapi pembedahan (Hipofisektomi melalui nasal atau jalur transkranial )Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan tergantung dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara terakhir ini (TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung antara kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 90% kasus. Keberhasilan tersebut juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.Pembedahan transphenoidal Pendekatan transphenoidal sering digunakan dalam melakukan reseksi suatu adenoma. Sela tursika dicapai melalui sinus sphenoid, dan tumor diangkat dengan bantuan suatu mikroskop bedah. Insisi dibuat antara gusi dan bibir atas. Pendekatan ini pun digunakan untuk memasang implant. Suatu lubang dibuat pada durameter pada jalan masuk sela tursika. Biasanya dirurup dengan lapisan fascia yang diambil dari tungkai, sehingga pasien harus disiapkan untuk insisi tungkai. Penampilan ini dilakukan untuk mencegah bocornya cairan serebrospinal (CSF). Kebocoran CSF dapat terjadi beberapa hari postoperatif tapi harus ditutup. Hidung mungkin mempet dan suatu sling perban ditempatkan dibawahnya untuk mengabsorpsi drainage.Monitoring terhadap adanya kebocoran CSF perlu dilakukan.Cairan serebrospinal mengandung glukosa, sedangkan cairan nasal tidak. Jika tes glukosa positif, bahan pemeriksaan harus dikirim ke laboratorium untuk konfirmasi lebih lanjut.Jika terdapat kebocoran yang menetap, pasien dianjurkan untuk tirah baring dengan kepala terangkat untuk menggantikan tekanan pada tambalan yang sudah ditentukan. Seringkali kebocoran CSF sembuh dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang diperlukan perbaikan dengan tindakan operasi. Aktivitas yang meningkatkan tekanan intrakranial harus dihindari.Nyeri kepala dapat timbul dan dapat diobati dengan analgetik nonnarkotik tau cordein. Nyeri kepala persisten atau rigiditas nuchal (kaku kuduk) dapat memberikan petunjuk akan adanya meningitis dan hal ini harus segera dilaporkan. Karena kemungkinan terjadinya risiko infeksi, maka antibiotik profilaktif dapat diberikan saat preoperatif atau postoperatif.2). Terapi radiasiIndikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak memungkinkan, dan menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi pembedahan dilaksanakan.Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya radiasi dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan GH 50% dari kadar sebelum disinar (base line level), setelah penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun penyinaran. Radiasi hipofisis dilakukan pada pasien dengan adenoma hipofisis yang besar yang tidak seluruh tumor bisa di angkat. 80% dari pasien dengan akromegali dapat disembuhkan dengan radiasi. Selain mual dan muntah, efek samping radiasi yang paling sering ditemukan adalah hipopituitarisme.b. pemberian obatBromocriptine ( parloden ) : suatu dopamine. Merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga diberikan pada klien dengan akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor.Observasi efek samping pemberian bromokriptin seperti: hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, konstipasi, bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter, berikan obat-obatan setelah klien makan (tidak diberikan di antara waktu makan).

ASUHAN KEPERAWATANHIPERFUNGSI HIPOFISIS

1. Pengkajiana. Pengkajian perawatan secara umum1) Pemantauan akan potensial komlikasi kelainan endokrin dan pengelolaannya2) Pemantauan akan tanda tanda dan gejala klinik yang menunjukkan adanya ketidakseimbangan hormonal3) Mengetahui persepsi pasien dan keluarga pasien mengenai masalah kesehatan, pengelolaan dan bantuan yang diperlukan4) Menentukan narasumber yang diperlukan pasien dan keluarganyauntuk dapat mengatasi penyakitnya dan untuk pengelolaannya di rumah sakit dan setelah pulang dari rumah sakit5) pengkajian psikologis dan sosialb. Pengkajian keperawatan secara khusus1) Riwayat penyakit2) Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga3) Kaji riwayat penyakit, Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin, GH dan ACTH mulai dirasakan4) Keluhan utama, meliputi :a) Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti jari-jari, tangan, dll.b) Nyeri kepalac) Libido seksual menurund) Perubahan tingkat energi, kelelahan, dan letargi.e) Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman.f) Nyeri kepala, kaji P, Q, R, S, T.g) Gangguan penglihatan seperti menurunnya ketajaman penglihatan.h) Perubahan siklus menstruasi ( pada klien wanita ) mencakup keteraturan, kesulitan hamil5). Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering di jumpai, meliputi :1. Amati bentuk wajah, khas apabila ada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, dagu menjorok ke depan.2. Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik3. Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan visus4. Amati perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak.5. Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringatData Subjektif1) Kelemahan dan pola tidur2) Pola makan ( fekuensi dan asupan makanan)3) Higiene khusus dan kebutuhan untuk bercukur4) Riwayat kardiovaskular5) Polaintake dan output cairan6) Rasa tidak nyaman7) Penggunaan obat obatan8) Riwayat reproduksi9) Penggunaan medikasi 10) Kelainan endokrin dan pengelolaannyaData Objektif1) Tinggi dan berat badan2) Proporsi tubuh3) Jumlah dan distribusi masa obat4) Distribusi lemak5) Pigmentasi kulit6) Distribusi rambut2.Diagnosa Keperawatan I. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik II. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent III. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor IV. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus3. Intervensi keperawatanI. Perubahan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisikTujuan: Dalam waktu 2 sampai 3 minggu klien akan memiliki kembali citra tubuh yang positifIntervensi keperawatan Non pembedahan Klien dengan kelebihan GH1. Dorong klien agar mau mengungkapkan pikiran dan perasaannya terhadap perubahan penampilan tubuhnyaRasional : Agar perawat dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh klien sehubungan perubahan tubuhnya.2. Bantu klien mengidentifikasi kekuatannya serta segi-segi positif yang dapat dikembangkan oleh klienRasional : Agar klien mampu mengembangkan dirinya kembali.Klien dengan kelebihan prolaktin1. Yakinlah klien bahwa sebagian gejala dapat berkurang dengan pengobatan ( ginekomastia, galaktorea )Rasional : agar klien tetap optimis dan berfikir positif selama pengobatan.2. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya Pemberian obat-obatan Kolaborasi pemberian obat-obat seperti: bromokriptin (parloden). Merupakan obat pilihan pada kelebihan prolaktin. Pada mikroadenoma, prolaktin dapat normal kembali. Juga diberikan pada klien dengan akromegali, untuk mengurangi ukuran tumor. Observasi efek samping pemberian bromokriptin seperti: hipotensi ortostatik, iritasi lambung, mual, kram abdomen, konstipasi, bila ada efek samping di atas kolaborasi dengan dokter, berikan obat-obatan setelah klien makan (tidak diberikan di antara waktu makan. Kolaborasi pemberian terapi radiasi. Terapi radiasi tidak diberikan pada hiperpituitarisme akut.partikel alfa atau proton beam sebagai sumber radiasi lebih efektif tetapi responnya lambat. Awasi efek samping terapi radiasi seperti: hipopituitarisme, kerusaka nervus optikus, disfungsi okulomotorius, perubahan lapang pandang

II. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent.Tujuan: Klien akan mencapai tingkat kepuasan pribadi dari fungsi seksual 1. Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap fungsi seksualnya. Rasional : agar perawat dapat mengetahui masalah seksual klien dan lebih terbuka kepada perawat. 2. Dorong klien agar mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya. Rasional : agar klien mendapat hasil mufakat bersama pasangannya. 3. Kolaborasi pemberian obat obatan bromokriptin.4. Bila masalah ini timbul setelah hipofisektomi, kolaborasi pemberian gonadotropin

III. Nyeri kepala yang berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor1) Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan. Rasional : agar perawat mengetahui apa yang dirasakan klien2) Kaji skala nyeriRasional : untuk mengetahui intensitas dari nyeri dan untuk menentukan intervensi selanjutnya3) Berikan tehnik relaksasi dan distraksi Rasional : pengalihan perhatian dapat mengurangi rasa nyeri.4) Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri. Rasional : pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri

IV. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls akibat kompresi tumor pada nervus optikus. 1) Dorong klien agar mau melakukan pemeriksaan lapang pandang. Rasional : agar perawat mengetahui jarak lapang klien

DAFTAR PUSTAKA Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P. 2000. Jakarta : EGCDoengoes, Marlyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGChttp://www.askep.hiperpituitary.com. Boughman, Diane C, JoAnn c Hackley.2000. Keperawatan Medical Bedah : Buku Saku Untuk Perawat Brunner & Sudarth. Jakarta : EGC.Rumahoro, Hotma.1999. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta : EGC.