epilepsi
DESCRIPTION
Kedokteran ilmu penyakit sarafTRANSCRIPT
PENGUJI:DR.TUTIK ERMAWATI, SP.S
OLEH :ARIS WIBOWO
G4A03075
THE NEUROIMMUNOLOGY CORTICAL DISEASE
EPILEPSI
NEUROIMUNOLOGI
Neuroimunologi merupakan bidang ilmu yang menggabungkan studi tentang sistem saraf, dan imunologi. Neuroimunologi dipelajari untuk lebih memahami interaksi dari kedua sistem yang kompleks selama pengembangan, homeostasis, dan respon terhadap cedera. Banyak jenis interaksi melibatkan kedua sistem saraf dan kekebalan tubuh termasuk namun tidak terbatas pada fungsi fisiologis dua sistem dalam kesehatan dan penyakit, kerusakan baik dan atau kedua sistem yang mengarah ke gangguan, dan sifat fisik, kimia, dan stres lingkungan yang mempengaruhi kedua sistem setiap hari
Imunologi pada SSP
Susunan saraf pusat dan cairan serebrospinal adalah steril, dan tidak ada bukti - bukti, bahwa sel - sel yang berasal dari neuroektoderm mempunyai kcmampuan untuk melakukan reaksi imunologik. Akan tetapi sel - sel dari krista neuralis, yaitu suatu deret sel - sel dorsolateral terhadap tuba neuralis serta sel - sel Schwann dan leptomeninges mempunyai daya fagositosis. Susunan saraf pusat dilindungi dari dalam oleh "blood-brain barrier" lan "blood-CSF barrier", sehingga susunan saraf pusat sukar dimasuki oleh protein.
Tetapi di otak ternyata ada sedikit imunoglobulin yang berasal dari plasma. Terisolasinya susunan saran pusat dari proses imunologik ditentukan seluruhnya oleh keutuhan dari "blood-brain barrier" tersebut di atas. Bilamana sistem penghalang itu rusak karena proses radang atau faktor-faktor vaskular tertentu, maka protein plasma dan leukosit dapat memasuki susunan saraf pusat, sehingga radang dan proses imunopatologik dapat berkembang.
susunan saraf ternyata mempunyai juga reaksi imunologik terhadap antigen-antigen yang berasal dari susunan saraf sendiri.
Autoantigen neural ini tidak patologik selama toleransi imunologik masih ada. Tetapi karena suatu sebab, toleransi imunologik itu dapat dihilangkan dan timbullah proses auto-imunopatologik yang mengakibatkan timbulnya kerusakan-kerusakan jaringan.
Menurut teori-teori yang diuraikan di atas, maka beberapa penyakit neurologik disebabkan oleh proses-proses imunopatologik dan autoimunopatologik.
suatu penyakit akan dianggap sebagai autoimunologik.jikalau faktor persyaratan tersebut di bawah ini dapat dipenuhi
1. Lesi yang mendasari penyakit mengandung unsur-unsur respons imunologik yang terdiri dari respons "antibody" dan respons CMI.
Sel plasma mengandung "antibody“ B-sel dan T-sel harus tcrbukti aktif melaksanakan respons imunologik Limfoblas serta fagosit harus ikut melengkapi gambaran radang
setempat2. "Antibody" harus ditemukan dan pembuatannya harus dapat ditiru.3. Penyakitnya harus dapat ditularkan kepada binatang percobaan
dengan pemasukan limfosit yang berasal dari pcnderita.4. Faktor yang menghilangkan toleransi imunologik harus ada.5. Masa betas gejala, yang merupakan masa bcrlangsungilya proses
penyerapan substansi auto-antigen dan pembuatan "auto-antibody" harus ada.
Epilepsi
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu gangguan kronik yang ditandai dengan adanya bangkitan epileptik berulang sebagai akibat gangguan fungsi otak secara intermiten yang terjadi oleh lepas muatan listrik abnormal neuron-neuron secara paroksismal, akibat berbagai etiologi
Etiologi epilepsi :
Etiologi epilepsi dapat dibagi atas dua kelompok:
Epilepsi idiopatik yang penyebabnya tidak diketahui meliputi ± 50% dari penderita epilepsi anak, awitan biasanya pada usia lebih dari 3 tahun
Epilepsi simptomatik yang penyebabnya sangat bervariasi, bergantung pada usia awitan.
Penyebab epilepsi pada berbagai kelompok usia :1. Kelompok usia 0-6 bulan : kelainan intra-uterina kelainan selama persalinan kelainan kongenital gangguan metabolik, misalnya hipoglikemia, hipokalsemia,
hiponatremia dan defisiensi piridoksin. infeksi susunan saraf pusat, misal meningitis, ensefalitis dll2. Kelompok usia 6 bulan-3 tahun : sama dengan kelompok usia diatas, kejang demam yang biasanya dimulai pada usia 6 bulan. Cedera kepala.
3. Kelompok anak-anak sampai remaja :Dapat disebabkan oleh infeksi virus bakteri, parasit
dan abses otakyang frekuensinya sampai 32%, yang meningkat setelah tindakan operasi.
4. Kelompok usia muda : Cedera kepala merupakan penyebab tersering
disusul oleh tumor otak dan infeksi.5. Kelompok usia lanjut :Gangguan pembuluh darah otak merupakan
penyebab tersering, pada usia di atas 50 tahun mencapai 50 %, diikuti oleh trauma, tumor dan degenerasi serebral.
Patofisiologi
Otak normalTerdiri dari jutaan neuron, neuron bertugas mengeluarkan potensial aksi dan meneruskan potensial aksi tsb ke sel2 di dekatnya mll neurotransmiter yg ada d celah sinap. 2 mcm neurotransmitter: 1.eksitatorik (asetilkholin dan glutamat); 2.inhibitorik (GABA). Pada keadaan normal fx eksitasi dan inhibisi bekerja serasi shg otak berfx wajar.
Otak epilepsiserangan epilepsi berasal dari segerombolan sel yang mengeluarkan epileptic discharge (ED). Pd sel normal jg terdpt ED hanya sedikit,beraturan dan terkontrol. Pd epilepsi ED tdk terkontrol,tdk tratur,kumat-kumatan. Sel yang mengeluarkan ED yg tdk beraturan disebut sel epileptogenik.
Dis inhibisi pada se-Kelompok neuron
Paroxismal Depolarizing Shift (PDS)(Pada EEG sebagai ge runcing di Luar serangan) Pada sekelompok
Perangsang/pencetus (TriggerAction Potentials)
Sistem Inhibisilemah
Sistem Eksitasi kuat
Discharge/lepas Muatan listrik/potenSial aksi yang berleBihan pada sekelom
Pok Neuron
Klinis terlihat Sebagai EPILEPSI
Terjadinya ED: membran sel normal tdk permeable untuk ion Na perlu pompa Na+ utk msk ke dlm sel. Pd sel epileptogenik ddg sel mjd permeable (cacat membran sel) utk ion Na shg terjadi potensial aksi yg patologis. Pd ujung neuron inhibitorik dikeluarkan inhibitory post synaptic potensial yg merangsang dikeluarkannya GABA apabila impuls dihambat GABA jmlhnya jd kecil Sementara pada exitatorik post synaptic potensial (asetylkholin dan glutamat) jmlhnya meningkat ED.
klasifikasi
serangan epileptik menurut klasifikasi yang dirancang oleh International League Against Epilepsy (ILAE) 1981 Serangan parsial, yang berasal dari daerah
tertentu dalam otak. Dibagi menjadi :1. serangan parsial sederhana (kesadaran tidak
terganggu)2. serangan parsial kompleks (disertai dengan
gangguan kesadaran)3. serangan umum sekunder
Cont …
serangan umum primer, yang sejak awal seluruh otak terlibat secara bersamaan. Dibagi menjadi :
1. serangan tonik-klonik2. serangan lena3. serangan mioklonik4. serangan tonik5. serangan klonik6. serangan atonik
serangan yang tidak terklasifikasikan.
Epilepsi
Diagnosis epilepsi ditegakkan terutama berdasar riwayat penyakit.
Riwayat keluarga bisa menampilkan anggota keluarga dengan epilepsi atau dengan penyakit yang berhubungan dengan bangkitan.
Riwayat penyakit dahulu bisa memberikan kunci, misalnya infeksi pada masa lalu, seperti meningitis atau ensefalitis, atau riwayat stroke atau trauma kepala.
Pengobatan Epilepsi
Mengontrol gejala/tanda secara adekwat dengan menggunakan jenis obat dan takaran obat seminimal mungkin
Prinsip pengobatan
Dilakukan bila serangan > 2 kali setahun.Dilakukan setelah diagnosis ditegakkan, uraikan
cara pengobatan dan tujuannya pada penderita/keluarganya.
Pilih obat sesuai dengan jenis seranganSebaiknya monoterapiDosis dimulai sekecil mungkin hingga dicapai dosis
optimal.Prinsipnya dipakai obat lini pertama. Penggantian
obat dilakukan dengan menurunkan dosis ubat lama dan dosis obat baru dinaikkan bertahap
Bila tidak mungkin monoterapi, pakai obat kombinasi
Pantau kadar obat didarah (bila mungkin)
Pemilihan OAE berdasarkan jenis bangkitan
Tipe Bangkitan OAE lini pertama OAE lini kedua/tambahan
OAE lini ketiga/tambahan
Lena Sodium valproate, lamotrigine
Ethosuximide Levetiracetam, zonisamide
Mioklonik Sodium valproate Topiramate, levetiracetam, zonisamide
Lamotrigine, clobazam, clonazepam, Phenobarbital
Tonik klonik Sodium valproate, carbamazepine, phenitoin, phenobarbital
Lamotrigine, oxcarbazepine
Topiranate, levetiracetam, zonisamide, pirimidon
Atonik Sodium valproate Lamotrigine, topiramate
Felbamate
Parsial Carbamazepine, phenitoin, phenobarbital, oxcarbazepine, lamotrigine, topiramate, gabapentin
Sodium valproate, levetiracetam, zonisamide, pregabalin
Tiagabine, vigabatrin, felbamate, pirimidon
Tidak terklasifikasikan
Sodium valproate Lamotrigine Topiramate, levetiracetam, zonisamide
Dosis OAE
OAE Dosis awal (mg/hari) Dosis rumatan (mg/hari) Jumlah dosis per hari
Carbamazepine 400-600 400-1600 2-3x
Phenitoin 200-300 200-400 1-2x
Sodium valproate 500-1000 500-2500 2-3x
Phenobarbital 50-100 50-200 1
Clonazepam 1 4 1 atau 2
Clobazam 10 10-30 1-2x
Oxcarbazepine 600-900 600-3000 2-3x
Levetiracetam 1000-2000 1000-3000 2x
Topiramate 100 100-400 2x
Gabapentine 900-1800 900-3600 2-3x
Lamotrigine 50-100 50-200 1-2x
Zonisamid 100-200 100-400 1-2x
Pregabalin 50-75 50-600 2-3x
Penghentian Obat
Setelah 2 tahun bebas serangan (dengan persetujuan pasien)
Gambaran EEG normal/membaikBertahap. Pada umumnya 25% dosis semula
setiap bulan dalam jangka waktu 3-6 bulanBila serangan atau bangkitan timbul
kembali, pertahankan dosis terakhir
Status Epileptikus
Bangkitan yang berlangsung lebih dari 30 menit, atau dua atau lebih bangkitan, dimana diantara 2 bangkitan tidak didapat pemulihan kesadaran
Pencetus Status Epileptikus
Dosis terapi tak memadai (under dose)Penghentian terapi tiba-tiba/ gangguan
penyerapan obat di traktus GI.Keadaan umum yang menurun, kurang tidur,
stress fisik dan psikisPenggunaan/ withdrawl alkohol, drug abuse
norkoba/ obat anti depresan
Penyebab Akut
Penderita ensefalopati anoksikStroke akutTumorEnsefalopati metabolikInfeksi SSP (mmeningitis/ensefalitis)Idiopatik
Penggolongan SE
Penggolongan SE menurut Penggolongan SE menurut The International Classification of Epileptic The International Classification of Epileptic SeizuresSeizures : :
1. Konvulsivus1. Konvulsivus General : - tonik klGeneral : - tonik klooniknik
- mioklonik- mioklonik - sindroma Lance Adams- sindroma Lance Adams
Partial : - somatomotorPartial : - somatomotoriikiik = epilepsi partials = epilepsi partials continucontinuee
2.Non konvulsivus2.Non konvulsivus General : - status absens (petit mal status)General : - status absens (petit mal status) Partial : - temporal (status partial kompleks = Partial : - temporal (status partial kompleks =
status psikomotor)status psikomotor)
3. Pseudoseizure3. Pseudoseizure
Fase Status EpileptikusFase awal, 30 menit pertama, perubahan
metabolik terjadi sesuaiu mekanisme homeostatik
Fase lanjut, 30-60, homeostatik gagal, kebutuhan otak tak terpenuhi, tanda vital berubah
Fase refrakter > 1 jam metabolisme otak tak terpenuhi, mulai ada kerusakan jar otak.
Subtle status,serangan menetap beberapa jam, kejang lebih terbatas dan ringan namun koma menjadi semakin dalam. Sering tak terdiagnosis, perlu EEG
Penanganan SE (stadium 1)
Memperbaiki fungsi kordio-respiratorikPerbaikan jalan nafas, pemberian oksigen,
rtesusitasi (0-10 menit pertama)
Stadium 2 (sampai 60 menit)
Pemeriksaan status neurologikPengukuran tekanan darah, nadi, dan suhuEKGPemasangan infusMengambil 50-100 darah untuk pemeriksaan labPemberian OAE emergensi: diazepam 10-20 mg IV
(kecepatan pemberian ≤ 2-5 mg/menit atau rektal dapat diulang 15 menit kemudian)
Memasukkan 50 cc glukosa 50% dengan atau tanpa thiamin 250 mg intravena
Menangani asidosis
Stadium 3 (60 -90 menit)
Menentukan etiologiBila kejang berlangsung terus selama 30
menit setelah pemberian diazepam pertama, beri phenytoin IV 15-18 mg/kg dengan kecepatan 50 mg/menit
Memulai terapi dengan vasopresor bila diperlukan
Mengoreksi komplikasi
Stadium 4 (30-90 menit)
Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60 menit, transfer pasien ke ICU, beri propofol (2 mg/kgBB bolus IV, diulang bila perlu) atau thiopentone (100-250 mg bolus IV dalam 20 menit, dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit), dilanjutkan 12-24 jam setelah bangkitan klinis atau bangkitan EEG terakhir, lalu dilakukan tappering off.
Memantau bangkitan dengan EEG, tekanan intrakranial, memulai pemberian OAE dosis rumatan.
TERIMA KASIH