ensefalitis bakterial
DESCRIPTION
tugas sarafTRANSCRIPT
Ensefalitis
Adalah radang pada bagian otak yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri,
Virus, Parasit, protozoa, jamur atau riketsia.
A. Ensefalitis Supuratif, Abses Otak (Bakteri)
Epidemiologi
Pada umumnya ensefalitis paling sering terjadi pada umur di bawah 15 tahun, karena
pada umur ini frekuensi penyakit-penyakit sinus nasalis maupun mastoiditis masih tinggi.
Abses otak pada bedah otak jarang terjadi, hanya lebih kurang 2% dari semua tindakan bedah
otak. Kurang lebih 5% dari kasus-kasus penyakit jantung bawaan, terutama Tetralogi Fallot,
memiliki komplikasi abses otak.
Etiologi
Bakteri yang paling sering menyebabkan ensefalitis supuratif antara lain
Staphyloccocus aureus, Streptococcus, Escherichia coli. Selain itu etiologinya dapat pula
oleh M. tuberculosa dan T. pallidum. Peradangan dapat menjalar ke dalam otak dari otitis
media, mastoiditis, sinusitis, atau dari piamia yang berasal dari radang, abses di paru,
bronkiektasis, empiema, osteomielitis tengkorak, pada fraktur terbuka, trauma yang
menembus kedalam otak, atau tromboflebitis.
Patogenesis
Organism piogenik masuk ke dalam otak melalui peredaran darah, penyebaran
langsung, komplikasi tembus dan kelainan kardiopulmonal. Penyebaran melalui
peredaran darah dalam bentuk sepsis atau berasal dari radang fokal di bagian lain di dekat
otak. Penyebaran langsung dapat melalui tromboflebitis, osteomielitis, infeksi telinga, dan
sinus paranasalis.
Pada awalnya terjadi peradangan supuratif pada jaringan otak (serebritis
purulenta, ensefalitis septic). Biasanya peradangan supuratif terjadi di substansia alba, karena
bagian ini kurang mendapat suplai darah. Proses peradangan ini membentuk eksudat,
thrombosis septic pada pembuluh-pembuluh darah, dan agregasi trombosit yang sudah mati.
Didaerah yang mengalami peradangan timbul edema, perlunakan dan kongesti
jaringan otak disertai perdarahan kecil. Di sekeliling daerah peradangan terdapat
pembuluh-pembuluh darah dan infiltrasi leukosit, bagian tengah daerah peradangan kemudian
melunak dan membentuk ruangan abses. Mula-mula dindingnya tidak begitu kuat, kemudian
terbentuk dinding yang kuat dengan kapsul konsentris. Disekeliling abses terbentuk infiltrasi
leukosit polimorfonuklear, sel-sel plasma dan limfosit. Semua proses ini memakan waktu
kurang lebih 2 minggu. Abses dapat membesar, kemudian pecah dan masuk ke dalam
ventrikulus atau ruang subaraknoid yang dapat mengakibatkan meningitis.
Akibat proses ensefalitis supuratif akut akan terbentuk abses serebri yang
biasanya terjadi di substansia alba karena perdarahan di sini kurang intensif dibandingkan
dengan substansia grisea. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah
edema dan kongesti yang disusul dengan perlunakan dan pembentukan nanah. Fibroblast
sekitar pembuluh darah bereaksi dengan proliferasi. Bila kapsul abses pecah, nanah masuk
ke ventrikel dan menimbulkan kematian.
Manifestasi Klinis (Tanda & Gejala)
Tanda & gejala penting abses otak adalah demam, kejang, dan kesadaran
menurun yang merupakan trias ensefalitis. Kemudian timbul gejala peningkatan tekanan
intracranial yaitu nyeri kepala yang kronik progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang,
kesadaran menurun.
Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil, mungkin pula tidak. Tanda-tanda
deficit neurologi bergantung pada lokasi dan luas abses, antara lain defisit nervi kranialis,
hemiparesis, peningkatan refleks tendon, kaku kuduk, afasia, hemianopia, nistakmus, afasia
dan lain-lain. Pada abses serebri nyeri kepala terasa di daerah suboksipital dan belakang
telinga.
Diagnosis
a. Anamnesis
Cari kemungkinan adanya infeksi akut atau kronis di telinga bagian tengah, mastoid,
sinus paranasalis, paru-paru, jantung. Perlu ditanyakan tentang kemungkinan adanya
peningkatan tekanan intracranial, melalui anamnesis spesifik. Juga perlu digali adanya
gejala fokal serebri atau serebelar.
b. Pemeriksaan Fisik/Neurologis
Pemeriksaan fisik/neurologis dikerjakan dengan sistematik. Pemeriksaan ini dikonfirmasi
dengan hasil anamnesis, dan anamnesis juga dapat diulang berdasarkan atas temuan
dalam pemeriksaan fisik/neurologis.
c. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan pada penyakit infeksi pada
umumnya. Pada ensefalitis juga dilakukan pemeriksaan EEG, foto Rontgen kepala, bila
mungkin sken tomografik otak, jika diperlukan arteriografi. Pungsi lumbal dilakukan
secara hai-hati pada kemungkinan adanya peningkatan cairan cesebrospinal, dan tidak
dilakukan bila ada edema papil.
Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) menunjukkan tanda-tanda radang akut, sub-akut
atau radang kronik, peningkatan kadar protein, pleiositosis, dan kadar klorida & glukosa
dalam batas normal.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding meliputi kemungkinan meningitis bacterial, tumor otak, abses
akstradural, abses subdural, dan tromboflebitis kortikal.
Selain itu, dapat dipertimbangkan adanya neoplasma, hematoma subdural kronik,
tuberkuloma, hematoma intraserebri.
Terapi
Diberikan ampisilin 4 x 3-4 gr dan kloromisetin 4 x 1 gr/24 jam intravena,
selama 10 hari. Bersama dengan antibiotika dapat diberikan kortisol untuk mengurangi
edema otak. Bila abses besar dan mungkin dioperasi, dapat dipertimbangkan eksisi.
Bila terdapat peningkatan tekanan intracranial, dapat diberikan deksametason
atau kortison. Jika abses telah berkembang dapat dipikirkan suatu tindakan bedah saraf yaitu
kraniotomi dan pengaliran cairan abses.
Prognosis
Prognosis tergantung pada penegakan diagnosis secara dini, penentuan organism
penyebab serta pemberian obat yang tepat dan segera. Angka kematian dapat mencapai 50%
atau bahkan lebih tinggi lagi.
ENSEFALITIS
DEFINISI
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme
seperti bakteri,virus,parasit,fungus dan riketsia.
ETIOLOGI
Ensefalitis disebabkan oleh :
- Bakteri
- Virus
- Parasit
- Fungus
- Riketsia
KLASIFIKASI
1. ENSEFALITIS BAKTERI
a. ENSEFALITIS SUPURATIVA
Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus aureus, streptococcus,
E.coli dan M.tuberculosa.
Patogenesis
Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media, mastoiditis, sinusitis, atau
dari piema yang berasl dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema,
osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan
tromboflebitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema,
kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses. Disekeliling daerah yang
meradang berproliferasi jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula
pecah terbentuklah abses yang masuk ventrikel.
Manifestasi klinis
Secara umum gejala berupa trias ensefalitis ;
1. Demam
2. Kejang
3. Kesadaran menurun
Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala infeksi umum, tanda-
tanda meningkatnya tekanan intrakranial yaitu: nyeri kepala yang kronik dan
progresif,muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan
mungkin terdapat edema papil.Tanda-tanda deficit neurologist tergantung pada lokasi dan
luas abses.
b. ENSEFALITIS SIPHYLIS
Patogenesis
Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh
umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium yang terluka,
kuman tiba di sistim limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi
spiroketemia. Hal ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunansaraf pusat.
Treponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks serebri dan bagian-bagian lain
susunan saraf pusat.
Manifestasi Klinis
Gejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian :
Gejala-gejala neurologis
Kejang-kejang yang datang dalam serangan-serangan, afasia, apraksia, hemianopsia,
kesadaran mungkin menurun,sering dijumpai pupil Agryll-Robertson, nervus opticus
dapat mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul gangguanan-gangguan motorik yang
progresif.
Gejala-gejala mental
Timbulnya proses dimensia yang progresif, intelgensia yang mundur perlahan-lahan yang
mula-mula tampak pada kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat
berkurang, daya pengkajian terganggu.
2. ENSEFALITIS VIRUS
Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia :
Virus RNA
Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili
Rabdovirus : virus rabies
Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus dengue)
Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A,B,echovirus)
Arenavirus : virus koriomeningitis limfositoria
Virus DNA
Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus, virus
Epstein-barr
Poxvirus : variola, vaksinia
Retrovirus : AIDS
Manifestasi klinis
Dimulai dengan demam, nyeri kepala, vertigo, nyeri badan, nausea, kesadaran menurun,
timbul serangan kejang-kejang, kaku kuduk, hemiparesis dan paralysis bulbaris
3. ENSEFALITIS KARENA PARASIT
Malaria serebral
Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral. Gangguan utama terdapat
didalam pembuluh darah mengenai parasit. Sel darah merah yang terinfeksi plasmodium
falsifarum akan melekat satu sama lainnya sehingga menimbulkan penyumbatan-
penyumbatan.Hemorrhagic petechia dan nekrosis fokal yang tersebar secara difus
ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak.
Gejala-gejala yang timbul : demam tinggi.kesadaran menurun hingga koma. Kelainan
neurologik tergantung pada lokasi kerusakan-kerusakan.
Toxoplasmosis
Toxoplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala-gejala kecuali
dalam keadaan dengan daya imunitas menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini dapat
bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak.
Amebiasis
Amuba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika berenang di air
yang terinfeksi dan kemudian menimbulkan meningoencefalitis akut. Gejala-gejalanya
adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun.
Sistiserkosis
Cysticercus cellulosae ialah stadium larva taenia. Larva menembus mukosa dan masuk
kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. Larva dapat tumbuh menjadi
sistiserkus, berbentuk kista di dalam ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya
tumbuh didalam meninges atau tersebar didalam sisterna. Jaringan akan bereaksi dan
membentuk kapsula disekitarnya. Gejaja-gejala neurologik yang timbul tergantung pada
lokasi kerusakan.
4. ENSEFALITIS KARENA FUNGUS
Fungus yang dapat menyebabkan radang antara lain : candida albicans, Cryptococcus
neoformans,Coccidiodis, Aspergillus, Fumagatus dan Mucor mycosis. Gambaran yang
ditimbulkan infeksi fungus pada sistim saraf pusat ialah meningo-ensefalitis purulenta.
Faktor yang memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang menurun.
5. RIKETSIOSIS SEREBRI
Riketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan
Ensefalitis. Di dalam dinding pembuluh darah timbul noduli yang terdiri atas sebukan
sel-sel mononuclear, yang terdapat pula disekitar pembuluh darah di dalam jaringan otak.
Didalam pembuluh darah yang terkena akan terjadi trombosis. Gejala-gejalanya ialah
nyeri kepala, demam, mula-mula sukar tidur, kemudian mungkin kesadaran dapat
menurun. Gejala-gejala neurologik menunjukan lesi yang tersebar.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan cairan serobrospinal
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan feses
- Pemeriksaan serologik darah (VDRL, TPHA)
- Pemeriksaan titer antibody
- EEG
- Foto thorax
- Foto roentgen kepala
- CT-Scan
- Arteriografi
DIAGNOSA BANDING
Pada kasus ensefalitis supurativa diagnosa bandingnya adalah :
- Neoplasma
- Hematoma subdural kronik
- Tuberkuloma
- Hematoma intraserebri
TATALAKSANA
Ensefalitis supurativa
- Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari.
- Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari.
Ensefalitis syphilis
- Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari
- Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x 500mg oral selama
14 hari.
Bila alergi penicillin:
- Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari
- Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu
- Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari.
Ensefalitis virus
Pengobatan simptomatis: Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg,
Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.
Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab herpes zoster-varicella.
Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4 jam
selama 10 hari.
Ensefalitis karena parasit
Malaria serebral
Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak perbaikan.
Toxoplasmosis
Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1
bulan Spiramisin 3 x 500 mg/hari
Amebiasis
Rifampicin 8 mg/KgBB/hari.
Ensefalitis karena fungus
- Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6 minggu
- Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu.
Riketsiosis serebri
- Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari
- Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari.
PROGNOSIS
- Ensefalitis supurativa angka kematian dapat mencapai 50%.