ensefalitis bakterial

14
Ensefalitis Adalah radang pada bagian otak yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri, Virus, Parasit, protozoa, jamur atau riketsia. A. Ensefalitis Supuratif, Abses Otak (Bakteri) Epidemiologi Pada umumnya ensefalitis paling sering terjadi pada umur di bawah 15 tahun, karena pada umur ini frekuensi penyakit- penyakit sinus nasalis maupun mastoiditis masih tinggi. Abses otak pada bedah otak jarang terjadi, hanya lebih kurang 2% dari semua tindakan bedah otak. Kurang lebih 5% dari kasus-kasus penyakit jantung bawaan, terutama Tetralogi Fallot, memiliki komplikasi abses otak. Etiologi Bakteri yang paling sering menyebabkan ensefalitis supuratif antara lain Staphyloccocus aureus, Streptococcus, Escherichia coli. Selain itu etiologinya dapat pula oleh M. tuberculosa dan T. pallidum. Peradangan dapat menjalar ke dalam otak dari otitis media, mastoiditis, sinusitis, atau dari

Upload: dithasani

Post on 04-Jan-2016

155 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

tugas saraf

TRANSCRIPT

Page 1: Ensefalitis bakterial

Ensefalitis

Adalah radang pada bagian otak yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri,

Virus, Parasit, protozoa, jamur atau riketsia.

A. Ensefalitis Supuratif, Abses Otak (Bakteri)

Epidemiologi

Pada umumnya ensefalitis paling sering terjadi pada umur di bawah 15 tahun, karena

pada umur ini frekuensi penyakit-penyakit sinus nasalis maupun mastoiditis masih tinggi.

Abses otak pada bedah otak jarang terjadi, hanya lebih kurang 2% dari semua tindakan bedah

otak. Kurang lebih 5% dari kasus-kasus penyakit jantung bawaan, terutama Tetralogi Fallot,

memiliki komplikasi abses otak.

Etiologi

Bakteri yang paling sering menyebabkan ensefalitis supuratif antara lain

Staphyloccocus aureus, Streptococcus, Escherichia coli. Selain itu etiologinya dapat pula

oleh M. tuberculosa dan T. pallidum. Peradangan dapat menjalar ke dalam otak dari otitis

media, mastoiditis, sinusitis, atau dari piamia yang berasal dari radang, abses di paru,

bronkiektasis, empiema, osteomielitis tengkorak, pada fraktur terbuka, trauma yang

menembus kedalam otak, atau tromboflebitis.

Patogenesis

Organism piogenik masuk ke dalam otak melalui peredaran darah, penyebaran

langsung, komplikasi tembus dan kelainan kardiopulmonal. Penyebaran melalui

peredaran darah dalam bentuk sepsis atau berasal dari radang fokal di bagian lain di dekat

otak. Penyebaran langsung dapat melalui tromboflebitis, osteomielitis, infeksi telinga, dan

sinus paranasalis.

Page 2: Ensefalitis bakterial

Pada awalnya terjadi peradangan supuratif pada jaringan otak (serebritis

purulenta, ensefalitis septic). Biasanya peradangan supuratif terjadi di substansia alba, karena

bagian ini kurang mendapat suplai darah. Proses peradangan ini membentuk eksudat,

thrombosis septic pada pembuluh-pembuluh darah, dan agregasi trombosit yang sudah mati.

Didaerah yang mengalami peradangan timbul edema, perlunakan dan kongesti

jaringan otak disertai perdarahan kecil. Di sekeliling daerah peradangan terdapat

pembuluh-pembuluh darah dan infiltrasi leukosit, bagian tengah daerah peradangan kemudian

melunak dan membentuk ruangan abses. Mula-mula dindingnya tidak begitu kuat, kemudian

terbentuk dinding yang kuat dengan kapsul konsentris. Disekeliling abses terbentuk infiltrasi

leukosit polimorfonuklear, sel-sel plasma dan limfosit. Semua proses ini memakan waktu

kurang lebih 2 minggu. Abses dapat membesar, kemudian pecah dan masuk ke dalam

ventrikulus atau ruang subaraknoid yang dapat mengakibatkan meningitis.

Akibat proses ensefalitis supuratif akut akan terbentuk abses serebri yang

biasanya terjadi di substansia alba karena perdarahan di sini kurang intensif dibandingkan

dengan substansia grisea. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah

edema dan kongesti yang disusul dengan perlunakan dan pembentukan nanah. Fibroblast

sekitar pembuluh darah bereaksi dengan proliferasi. Bila kapsul abses pecah, nanah masuk

ke ventrikel dan menimbulkan kematian.

Manifestasi Klinis (Tanda & Gejala)

Tanda & gejala penting abses otak adalah demam, kejang, dan kesadaran

menurun yang merupakan trias ensefalitis. Kemudian timbul gejala peningkatan tekanan

intracranial yaitu nyeri kepala yang kronik progresif, muntah, penglihatan kabur, kejang,

kesadaran menurun.

Pada pemeriksaan mungkin terdapat edema papil, mungkin pula tidak. Tanda-tanda

deficit neurologi bergantung pada lokasi dan luas abses, antara lain defisit nervi kranialis,

hemiparesis, peningkatan refleks tendon, kaku kuduk, afasia, hemianopia, nistakmus, afasia

Page 3: Ensefalitis bakterial

dan lain-lain. Pada abses serebri nyeri kepala terasa di daerah suboksipital dan belakang

telinga.

Diagnosis

a. Anamnesis

Cari kemungkinan adanya infeksi akut atau kronis di telinga bagian tengah, mastoid,

sinus paranasalis, paru-paru, jantung. Perlu ditanyakan tentang kemungkinan adanya

peningkatan tekanan intracranial, melalui anamnesis spesifik. Juga perlu digali adanya

gejala fokal serebri atau serebelar.

b. Pemeriksaan Fisik/Neurologis

Pemeriksaan fisik/neurologis dikerjakan dengan sistematik. Pemeriksaan ini dikonfirmasi

dengan hasil anamnesis, dan anamnesis juga dapat diulang berdasarkan atas temuan

dalam pemeriksaan fisik/neurologis.

c. Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan pada penyakit infeksi pada

umumnya. Pada ensefalitis juga dilakukan pemeriksaan EEG, foto Rontgen kepala, bila

mungkin sken tomografik otak, jika diperlukan arteriografi. Pungsi lumbal dilakukan

secara hai-hati pada kemungkinan adanya peningkatan cairan cesebrospinal, dan tidak

dilakukan bila ada edema papil.

Pemeriksaan cairan serebrospinal (CSS) menunjukkan tanda-tanda radang akut, sub-akut

atau radang kronik, peningkatan kadar protein, pleiositosis, dan kadar klorida & glukosa

dalam batas normal.

Diagnosis Banding

Page 4: Ensefalitis bakterial

Diagnosis banding meliputi kemungkinan meningitis bacterial, tumor otak, abses

akstradural, abses subdural, dan tromboflebitis kortikal.

Selain itu, dapat dipertimbangkan adanya neoplasma, hematoma subdural kronik,

tuberkuloma, hematoma intraserebri.

Terapi

Diberikan ampisilin 4 x 3-4 gr dan kloromisetin 4 x 1 gr/24 jam intravena,

selama 10 hari. Bersama dengan antibiotika dapat diberikan kortisol untuk mengurangi

edema otak. Bila abses besar dan mungkin dioperasi, dapat dipertimbangkan eksisi.

Bila terdapat peningkatan tekanan intracranial, dapat diberikan deksametason

atau kortison. Jika abses telah berkembang dapat dipikirkan suatu tindakan bedah saraf yaitu

kraniotomi dan pengaliran cairan abses.

Prognosis

Prognosis tergantung pada penegakan diagnosis secara dini, penentuan organism

penyebab serta pemberian obat yang tepat dan segera. Angka kematian dapat mencapai 50%

atau bahkan lebih tinggi lagi.

ENSEFALITIS

DEFINISI

Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme

seperti bakteri,virus,parasit,fungus dan riketsia.

Page 5: Ensefalitis bakterial

ETIOLOGI

Ensefalitis disebabkan oleh :

- Bakteri

- Virus

- Parasit

- Fungus

- Riketsia

KLASIFIKASI

1. ENSEFALITIS BAKTERI

a. ENSEFALITIS SUPURATIVA

Bakteri penyebab ensefalitis supurativa adalah : staphylococcus aureus, streptococcus,

E.coli dan M.tuberculosa.

Patogenesis

Peradangan dapat menjalar ke jaringan otak dari otitis media, mastoiditis, sinusitis, atau

dari piema yang berasl dari radang, abses di dalam paru, bronchiektasi, empiema,

osteomeylitis cranium, fraktur terbuka, trauma yang menembus ke dalam otak dan

tromboflebitis. Reaksi dini jaringan otak terhadap kuman yang bersarang adalah edema,

kongesti yang disusul dengan pelunakan dan pembentukan abses. Disekeliling daerah yang

meradang berproliferasi jaringan ikat dan astrosit yang membentuk kapsula. Bila kapsula

pecah terbentuklah abses yang masuk ventrikel.

Manifestasi klinis

Secara umum gejala berupa trias ensefalitis ;

1. Demam

2. Kejang

3. Kesadaran menurun

Bila berkembang menjadi abses serebri akan timbul gejala-gejala infeksi umum, tanda-

tanda meningkatnya tekanan intrakranial yaitu: nyeri kepala yang kronik dan

progresif,muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun, pada pemeriksaan

mungkin terdapat edema papil.Tanda-tanda deficit neurologist tergantung pada lokasi dan

luas abses.

Page 6: Ensefalitis bakterial

b. ENSEFALITIS SIPHYLIS

Patogenesis

Disebabkan oleh Treponema pallidum. Infeksi terjadi melalui permukaan tubuh

umumnya sewaktu kontak seksual. Setelah penetrasi melalui epithelium yang terluka,

kuman tiba di sistim limfatik, melalui kelenjar limfe kuman diserap darah sehingga terjadi

spiroketemia. Hal ini berlangsung beberapa waktu hingga menginvasi susunansaraf pusat.

Treponema pallidum akan tersebar diseluruh korteks serebri dan bagian-bagian lain

susunan saraf pusat.

Manifestasi Klinis

Gejala ensefalitis sifilis terdiri dari dua bagian :

Gejala-gejala neurologis

Kejang-kejang yang datang dalam serangan-serangan, afasia, apraksia, hemianopsia,

kesadaran mungkin menurun,sering dijumpai pupil Agryll-Robertson, nervus opticus

dapat mengalami atrofi. Pada stadium akhir timbul gangguanan-gangguan motorik yang

progresif.

Gejala-gejala mental

Timbulnya proses dimensia yang progresif, intelgensia yang mundur perlahan-lahan yang

mula-mula tampak pada kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat

berkurang, daya pengkajian terganggu.

2. ENSEFALITIS VIRUS

Virus yang dapat menyebabkan radang otak pada manusia :

Virus RNA

Paramikso virus : virus parotitis, irus morbili

Rabdovirus : virus rabies

Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus dengue)

Picornavirus : enterovirus (virus polio, coxsackie A,B,echovirus)

Arenavirus : virus koriomeningitis limfositoria

Virus DNA

Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus, virus

Epstein-barr

Poxvirus : variola, vaksinia

Page 7: Ensefalitis bakterial

Retrovirus : AIDS

Manifestasi klinis

Dimulai dengan demam, nyeri kepala, vertigo, nyeri badan, nausea, kesadaran menurun,

timbul serangan kejang-kejang, kaku kuduk, hemiparesis dan paralysis bulbaris

3. ENSEFALITIS KARENA PARASIT

Malaria serebral

Plasmodium falsifarum penyebab terjadinya malaria serebral. Gangguan utama terdapat

didalam pembuluh darah mengenai parasit. Sel darah merah yang terinfeksi plasmodium

falsifarum akan melekat satu sama lainnya sehingga menimbulkan penyumbatan-

penyumbatan.Hemorrhagic petechia dan nekrosis fokal yang tersebar secara difus

ditemukan pada selaput otak dan jaringan otak.

Gejala-gejala yang timbul : demam tinggi.kesadaran menurun hingga koma. Kelainan

neurologik tergantung pada lokasi kerusakan-kerusakan.

Toxoplasmosis

Toxoplasma gondii pada orang dewasa biasanya tidak menimbulkan gejala-gejala kecuali

dalam keadaan dengan daya imunitas menurun. Didalam tubuh manusia parasit ini dapat

bertahan dalam bentuk kista terutama di otot dan jaringan otak.

Amebiasis

Amuba genus Naegleria dapat masuk ke tubuh melalui hidung ketika berenang di air

yang terinfeksi dan kemudian menimbulkan meningoencefalitis akut. Gejala-gejalanya

adalah demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun.

Sistiserkosis

Cysticercus cellulosae ialah stadium larva taenia. Larva menembus mukosa dan masuk

kedalam pembuluh darah, menyebar ke seluruh badan. Larva dapat tumbuh menjadi

sistiserkus, berbentuk kista di dalam ventrikel dan parenkim otak. Bentuk rasemosanya

tumbuh didalam meninges atau tersebar didalam sisterna. Jaringan akan bereaksi dan

membentuk kapsula disekitarnya. Gejaja-gejala neurologik yang timbul tergantung pada

lokasi kerusakan.

4. ENSEFALITIS KARENA FUNGUS

Fungus yang dapat menyebabkan radang antara lain : candida albicans, Cryptococcus

neoformans,Coccidiodis, Aspergillus, Fumagatus dan Mucor mycosis. Gambaran yang

Page 8: Ensefalitis bakterial

ditimbulkan infeksi fungus pada sistim saraf pusat ialah meningo-ensefalitis purulenta.

Faktor yang memudahkan timbulnya infeksi adalah daya imunitas yang menurun.

5. RIKETSIOSIS SEREBRI

Riketsia dapat masuk ke dalam tubuh melalui gigitan kutu dan dapat menyebabkan

Ensefalitis. Di dalam dinding pembuluh darah timbul noduli yang terdiri atas sebukan

sel-sel mononuclear, yang terdapat pula disekitar pembuluh darah di dalam jaringan otak.

Didalam pembuluh darah yang terkena akan terjadi trombosis. Gejala-gejalanya ialah

nyeri kepala, demam, mula-mula sukar tidur, kemudian mungkin kesadaran dapat

menurun. Gejala-gejala neurologik menunjukan lesi yang tersebar.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan cairan serobrospinal

- Pemeriksaan darah lengkap

- Pemeriksaan feses

- Pemeriksaan serologik darah (VDRL, TPHA)

- Pemeriksaan titer antibody

- EEG

- Foto thorax

- Foto roentgen kepala

- CT-Scan

- Arteriografi

DIAGNOSA BANDING

Pada kasus ensefalitis supurativa diagnosa bandingnya adalah :

- Neoplasma

- Hematoma subdural kronik

- Tuberkuloma

- Hematoma intraserebri

TATALAKSANA

Ensefalitis supurativa

Page 9: Ensefalitis bakterial

- Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari.

- Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam intra vena selama 10 hari.

Ensefalitis syphilis

- Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari

- Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x 500mg oral selama

14 hari.

Bila alergi penicillin:

- Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari

- Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari

- Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu

- Seftriaxon 2 g intra vena/intra muscular selama 14 hari.

Ensefalitis virus

Pengobatan simptomatis: Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg,

Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari.

Pengobatan antivirus diberikan pada ensefalitis virus dengan penyebab herpes zoster-varicella.

Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4 jam

selama 10 hari.

Ensefalitis karena parasit

Malaria serebral

Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak perbaikan.

Toxoplasmosis

Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1

bulan Spiramisin 3 x 500 mg/hari

Amebiasis

Rifampicin 8 mg/KgBB/hari.

Ensefalitis karena fungus

- Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6 minggu

- Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu.

Page 10: Ensefalitis bakterial

Riketsiosis serebri

- Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari

- Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari.

PROGNOSIS

- Ensefalitis supurativa angka kematian dapat mencapai 50%.