eksum arah perkotaan

Upload: hendra-thohir

Post on 05-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    1/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   1

    I. PENDAHULUAN

    Konsep pembangunan perkotaan yang berkelanjutan dimaksudkan untuk

    meningkatkan kualitas hidup penduduk perkotaan, meliputi komponen lingkungan,

    budaya, politik, institusi, sosial, dan ekonomi, tanpa mengurangi kemampuan generasi

    mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

    Pertambahan penduduk perkotaan di Negara berkembang termasuk Indonesia

    meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Pesatnya pertambahan penduduk

    perkotaan seringkali tidak diimbangi dengan penyediaan prasarana dan sarana

    perkotaan yang memadai. Hal ini menyebabkan terjadi penurunan kualitas lingkungan

    perkotaan sebagai akibat terjadinya kesenjangan antara kebutuhan sarana dan

    prasarana serta penyediaan pelayanan.

    Berdasarkan pada problematika diatas, maka diperlukan suatu upaya untuk

    mengarahkan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan secara sosial, ekonomi dan

    lingkungan. Untuk itu, Pusat Kajian Strategis (Pustra) Departemen Pekerjaan Umum

    melaksanakan kegiatan Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan

    Berkelanjutan, dengan fokus utama penyelenggaraan pembangunan infrastruktur

    sebagai elemen kunci dalam merealisasikan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

    berkelanjutan.

    Kegiatan Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan

    dimaksudkan untuk mempromosikan pembangunan infrastruktur bidang pekerjaan

    umum (PU) yang berkelanjutan di wilayah perkotaan. Sedangkan tujuan yang ingin

    dicapai melalui kegiatan ini adalah untuk menyusun arah kebijakan dan rekomendasi

    pembangunan perkotaan berkelanjutan terkait dengan bidang pekerjaan umum (PU).

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    2/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   2

    II. KONSEP PEMBANGUNAN KOTA DAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN

    a. Konsep Pembangunan Berkelanjutan1 

    Konsep pembangunan berkelanjutan telah didefinisikan oleh berbagai kalangan. Salah

    satunya definisi Brudtland Report (1987) yang mendefinisikan pembangunan

    berkelanjutan sebagai

    “....development that meets the needs of the present without compromising

    the ability of future generations to meet own needs” (1987:43).

    Definisi ini mempunyai dimensi sosial ekonomi yang sangat kuat diindikasikan dengan

    kata “needs” di dalamnya sehingga definisi ini dapat diterima secara global. Akan tetapi

    definisi ini tidak memiliki dimensi “spatial ”.

    Definisi pembangunan berkelanjutan lainnya disampaikan oleh Holdren, Daily dan

    Ehrlich yang menyebutkan bahwa:

    “sustainable development process or condition is one that can be

    maintained indefinitely without progressive diminution of valued

    qualitiesinside and outside the system where the process operates or

    the condition prevails” (1999:1)”  

    Definisi yang ini lebih tepat apabila digunakan dalam konteks pembangunan perkotaan

    karena definisi ini secara explisit menyebutkan dimensi spatial yaitu “ the condition

    inside and outside the system”.

    Terdapat berbagai pihak lain yang merasa perlu untuk mengembangkan lebih lanjut

    sasaran-sasaran atau pertimbangan-pertimbangan yang harus secara eksplisit

    dimasukkan dalam pembangunan berkelanjutan. Misalnya, United Nations

    Development Program mengusulkan bahwa pembangunan terdiri atas lima komponen

    yaitu: (i) produktivitas ekonomi (economic productivity ), (ii) keberlanjutan ekologis

    (ecological sustainability ), (iii) keadilan sosial (social justice), (iv) peran serta politik

    ( political participation), dan (v) berkembangnya kebudayaan (cultural vibrant ).

    Evolusi konsep pembangunan berkelanjutan dapat dilihat pada Gambar berikut ini:

    1 Disarikan dari Wicaksono Sarosa (2002), A Framework for The Analysis of Urban Sustainability, Linking

    Theory and Practice, Urban and Regional Development Paper Series 2002 No. 2, URDI, Jakarta, halaman14-19.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    3/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   3

    Gambar 1

    Transformasi Pemikiran tentang

    Komponen Pembangunan Berkelanjutan

    Pra Sustainable

    Development

    Sustainable Development

    Tahap-1 Tahap-2 Tahap-3

    PRODUKTIVITAS

    EKONOMI

    (PERTUMBUHAN) 

    Sebagai tujuan

    utama pembangunan

    PRODUKTIVITAS

    EKONOMI 

    dan

    KEBERLANJUTAN

    EKOLOGIS 

    Perlu dicapai dan

    diseimbangkan

    dalam

    pembangunan

    PRODUKTIVITAS

    EKONOMI 

    dan

    KEBERLANJUTAN

    EKOLOGIS 

    dan

    Keadilan Sosial

    Perlu dicapai dan

    diseimbangkan

    dalam

    pembangunan

    PRODUKTIVITAS

    EKONOMI 

    dan

    KEBERLANJUTAN

    EKOLOGIS 

    dan

    Keadilan Sosial

    dan

    Partisipasi Politik

    dan

    Berkembangnya

    Kebudayaan

    Perlu dicapai dan

    diseimbangkan

    dalam

    pembangunan 

    Sumber: Wicaksono Sarosa, 2002

    b. Konsep Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan

    Kota dan lingkungan saling mempengaruhi. Pertumbuhan dan kenyamanan kota

    sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan setempat. Sebaliknya, pertumbuhan kota

     juga sangat mempengaruhi lingkungan alamnya, baik dalam bentuk perubahan

    bentang alam, penyerapan sumber daya alam maupun pembuangan limbah dan polusi

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    4/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   4

    yang selanjutnya dapat mempengaruhi kualitas lingkungan tidak hanya di kota tersebut

    tetapi juga di wilayah hinterland  sekitarnya.

    Upaya penerapan konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable

    development ) secara nasional tidak bisa lepas dari upaya pembangunan kawasan

    perkotaan yang berkelanjutan (sustainable urban development ). Dengan demikian,

    upaya penerapan konsep sustainable urban development  atau kota yang berkelanjutan

    (sustainable city ) di setiap kota maupun kawasan perkotaan di kabupaten-kabupaten

    menjadi sangat penting.

    Dari berbagai tinjauan literatur mengenai konsep pembangunan kota berkelanjutan

    Sarosa (2002) menyampaikan sedikitnya ada 2 (dua) model dasar kota berkelanjutan

    yang dapat diinterpretasikan dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Kedua model

    dasar tersebut adalah:

    Kota Berkelanjutan sebagai Kota Mandiri/Kota yang Berdaya Tahan.

    Untuk menjaga keberlanjutannya, suatu kota harus mengurangi  –  bahkan

    menghapuskan kalau perlu  –  semua yang diambil dan dikonsumsi dari luar batas

    wilayahnya.

    Kota Berkelanjutan dengan fungsi sebagai “thermostats”  

     Agar kota dapat berkelanjutan dibutuhkan suatu kepedulian mengenai bagaimana

    metabolisme kota mempengaruhi dunia yang lebih luas. Dengan kata lain diperlukan

    suatu sistem kontrol seperti halnya suatu  thermostat   yang secara menerus

    memonitor dampak terhadap lingkungan lokal dan global.

    Berdasarkan literatur yang ada mengenai konsep pembangunan kota berkelanjutan

    dan contoh-contoh dari praktek yang baik dalam pembangunan perkotaan memberikan

    masukan bagi terbentuknya 5 (lima) atribut dasar kota berkelanjutan sebagai berikut:

    (i) didukung oleh komunitas yang berkelanjutan (susta inable comm uni ty ) untuk

    menciptakan rasa kepemilikan masyarakat, respek terhadap sosial budaya local,

    menciptakan lingkungan layak huni dan mengakomodasi partisipasi yang luas;

    (ii) beradaptasi dengan kondisi bio-geofisik lokal   –  misalnya kondisi iklim,

    kerentanan terhadap bencana dan lain-lain;

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    5/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   5

    (iii) memiliki lingkungan kehidupan yang sehat  –  dengan tersedianya akses dan

    penyediaan infrastruktur perkotaan (air bersih, penanganan limbah, persampahan)

    dan fasilitas lainnya;

    (iv) mengurangi proses pengolahan material baik dari sisi input dan output yang

    dihasilkan  –  misalnya pemanfaatan energi yang dapat terbarukan, penerapan

    konsep compact city , pengembangan jalur pedestrian dan lain-lain;

    (v) memaksimalkan daya dukung ekosistem perkotaan   –  misalnya dengan

    mempertahankan ruang terbuka hijau, konservasi sumber air, tata ruang kota yang

    baik dan lain-lain.

    c. Konsep Kota Harmonis (Harmoniou s Cit ies )

    Konsep kota yang harmonis diperkenalkan sebagai tema dalam World Habitat Day  

    2008. Konsep harmonis diperkenalkan dalam rangka menciptakan keterpaduan kondisi

    kota yang cenderung kompleks dan beragam. Kota yang harmonis sendiri berarti

    mewujudkan keterpaduan dalam keberagaman (unity within diversity ). Keberagaman

    yang dimaksud adalah kompleksitas pembentuk kota, sementara keterpaduan yang

    ingin diwujudkan adalah keseimbangan kondisi lingkungan dalam perbedaan tersebut.

    Prinsip dasar dari keharmonisan dalam sebuah kota adalah kemerataan (equity ) dan

    keberlanjutan (sustainability ).

    Konsep Kota yang Harmonis menekankan pada integrasi dan sinkronisasi dari seluruh

    elemen kota, yaitu fisik, lingkungan, budaya, sejarah, serta sosial ekonomi. Terdapat

    lima konsep pembentuk kota, yaitu kota yang harmonis secara fisik spasial atau

    wilayah (spatial or regional harmony), kota yang harmonis secara lingkungan sosial

    (social harmony ), kota yang harmonis secara ekonomi (economic harmony ), kota yang

    harmonis secara lingkungan (environmental harmony ), kota yang harmonis secara

    budaya (cultural and regenerational harmony ), dan kota yang harmonis bagi seluruh

    kelompok usia (city for all generation).

    d. Konsep Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

    Pembangunan infrastruktur berkelanjutan adalah pembangunan infrastruktur dengan

    menerapkan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Infrastruktur diyakini

    merupakan elemen kunci dalam merealisasikan pertumbuhan ekonomi dan

    pembangunan berkelanjutan untuk mencapai sasaran MDG 1 (pengentasan

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    6/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   6

    kemiskinan) dan MDG 7 (keberlanjutan lingkungan). Kebutuhan yang tak dapat

    dipenuhi untuk memenuhi penyediaan prasarana fisik seperti perumahan, transportasi,

    energi, dan air bersih dapat menghambat peluang ekonomi dan menjadi halangan bagi

    pencapaian target MDG.

    Pembangunan infrastruktur yang lebih difokuskan pada isu pendanaan dan teknis

    telah mengabaikan aspek lingkungan dan tidak mempertimbangkan konsep eco-

    efficiency   (creating more value with fewer resources and less waste). Pola

    pembangunan infrastruktur akan menentukan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi

    yang berwawasan lingkungan. Eco-efficiency   harus menjadi kriteria dalam

    pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Dalam jangka panjang, penerapan eco-

    efficiency akan berdampak pada keberlanjutan ekonomi dan lingkungan hidup. Dalam

    pembangunan perkotaan dan penyelenggaraan infrastruktur PU perlu disusun

    kebijakan yang memperhatikan aspek lingkungan untuk menjamin keberlanjutan

    pembangunan secara ekonomi dan sekaligus keberlanjutan lingkungan secara

    ekologis.Gambar berikut menjelaskan secara sederhana bagaimana pembangunan

    infrastruktur yang berkelanjutan seperti air, limbah cair, limbah padat dan transportasi

    yang sebenarnya dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan hijau (green

    growth).

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    7/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   7

    e. Perubahan Iklim dan Pembangunan Kota

    Isu perubahan iklim mulai mendapat perhatian dunia sejak diselenggarakannya

    Konferensi Tingkat Tinggi Bumi di Rio de Janeiro, Brazil, pada tahun 1992. Perubahan

    iklim ini diyakini terjadi sebagai akibat peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat

    aktivitas manusia menyebabkan meningkatnya radiasi panas (gelombang panjang)

    yang terperangkap di atmosfer. Pemanasan global ini mengakibatkan perubahan iklim

    berupa perubahan pada unsur-unsur iklim seperti naiknya suhu permukaan bumi,

    meningkatknya penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan dan tekanan udara

    yang pada akhirnya akan mengubah pola iklim di dunia.

    Di Indonesia sendiri, isu perubahan iklim belakangan ini mulai mendapat perhatian luas

    dari berbagai kalangan. Sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah tropis,

    Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap ancaman dan

    dampak dari perubahan iklim. Letak geografis dan kondisi geologisnya menjadikan

    negeri ini semakin rawan terhadap berbagai bencana alam yang terkait dengan iklim.

    Menurut laporan IPCC, Indonesia diperkirakan akan menghadapi berbagai ancaman

    dan dampak dari perubahan iklim.

    Kenaikan permukaan air laut, meluasnya kekeringan dan banjir, menurunnya produksi

    pertanian, dan meningkatnya prevalensi berbagai penyakit yang terkait iklim

    merupakan beberapa dampak perubahan iklim yang sudah dan akan terjadi di

    Indonesia. Sebagian besar, kota-kota di negeri ini yang berpenduduk padat berada di

    daerah pesisir pantai. Kota-kota ini beberapa dekade mendatang terancam akan

    tenggelam akibat kenaikan permukaan air laut.

    Melihat begitu luasnya berbagai dampak dari perubahan iklim yang akan terjadi di

    Indonesia, seluruh kalangan di negeri ini harus segera memulai upaya untuk

    mengatasinya. Selama ini, dikenal ada dua upaya yang dapat dilakukan untuk

    mengatasi perubahan iklim, yaitu:

    a. Mitigasi atas perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi

    konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, ini dapat dilakukan dengan mengurangi

    penggunaan bahan bakar fossil di berbagai sektor, dan perlahan beralih dari

    penggunaan energi tak terbarukan ke energi yang terbarukan dan bersih seperti

    energi panas bumi, surya, dan bahan bakar nabati.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    8/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   8

    b. Adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan upaya penyesuaian yang dilakukan

    manusia untuk menanggapi perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi akibat

    perubahan iklim.

    f. Melbourne Principles: 10 Prinsip Perkotaan yang Berkelanjutan

    Melbourne Principles (MP) untuk kota-kota berkelanjutan telah dikembangkan pada

    tanggal 2 April 2002 ketika berlangsung pertemuan internasional yang disponsori oleh

    UNEP dan ICLEI. Prinsip-prinsip tersebut telah diadopsi pada Local Governance

    Session dalam Earth Summit 2002 di Johannesburg sebagai bagian dari komunike

    akhir yang dikenal dengan Local Action 21 atau Johannesburg Call.

    MP terdiri dari sepuluh pernyataan singkat tentang bagaimana kota-kota dapat lebih

    berkelanjutan. Masing-masing prinsip dielaborasi untuk menambahkan infromasi

    tambahan terkait pengertian dan aplikasi. Tentunya sebagai suatu prinsip dirancang

    untuk dapat dibaca dan dipahami langsung oleh para pengambil keputusan dan

    menjadi starting point  dalam langkah menuju keberlanjutan dibutuhkan tools tambahan

    untuk mengoperasionalisasikan Melbourne Principles.

    Melbourne Principles

    1. Membuat visi jangka panjang kota yang berlandaskan pada prinsip-prinsip

    keberlanjutan seperti intergenerational ; kesetaraan sosial, ekonomi dan politik;serta kepribadian.

    2. Mencapai tujuan ekonomi jangka panjang dan keamanan sosial.3. Mengakui keberagaman biodiversity dan eko sistem alam dan melindungi dan

    melestarikannya.4. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengurangi tapak ekologis.5. Melaksanakan pembangunan berdasarkan pada eco-system yang ada dan

    mempromosikan kota yang sehat dan berkelanjutan.6. Mengidentifikasi dan membangun keberagaman kota yang meliputi manusia dan

    kebudayaannya, sejarah dan sistem alamiah,.7. Pemberdayaan masyarakat dan mendorong partisipasi.8. Memperluas dan melakukan kerjasama untuk mencapai pembangunan

    keberlanjutan dimasa mendatang.9. Mempromosikan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan melalui penggunaan

    teknologi ramah lingkungan dan managemen yang efektif.10. Secara terus menerus melakukan perbaikan yang berlandaskan pada akuntabilitas,transparansi dan tata pemerintahan yang baik.

    g. Prinsip-Prinsip Kota Berkelanjutan di Indonesia: IDEN - KLH

    Melalui proyek Indonesia Decentralized Environmental & Natural Resources

    Management Project   (IDEN) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bekerjasama

    dengan Urban and Regional Development Institute (URDI) merumuskan prinsip-prinsip

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    9/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   9

    kota berkelanjutan di Indonesia (2004) dengan mengidentifikasi pengalaman-

    pengalaman lokal yang telah dan sedang dilakukan di masing-masing kota di

    Indonesia. Dari diskusi tersebut didapat suatu pemahaman bersama bahwa kota yang

    berkelanjutan (sustainable city ) adalah kota yang memiliki visi dan strategi jangka

    panjang serta memiliki target kota yang ingin dicapai.

    Kriteria Pengembangan Kota yang Sustainable  

    1. Pengembangan kota yang baik membutuhkan visi, misi, dan strategi jangkapanjang.

    2. Untuk melaksanakan atau merancangnya membutuhkan suatu pimpinan(leaders) yang dapat menjadi panutan, bervisi, kreatif, dan komit sehinggadapat jadi suritauladan setelah itu ditetapkan sistem dan kemudiankaderisasi.

    3. Perlu adanya koordinasi dan kerjasama antar lembaga, antar dinas, antarpemerintahan sekitarnya.

    4. Perlu pimpinan yang dapat mengkoordinirnya, tidak harus satu orang bisa juga berupa lembaga.

    5. Penerapan rewards and punishment .6. Kota tak dapat berdiri sendiri perlu kerjasama dengan surrounding local

    governments.7. Citizen / penduduk perlu dicerahkan dengan contoh-contoh, studi banding,

    lalu di-empower  untuk mengembangkan aspirasinya.8. Perlu diterapkan satu sistem dan mekanisme pengelolaan kota

    berkelanjutan.9. Adanya desentralisasi, agar lebih terjamin keberlanjutan kota.10. Untuk desentralisasi agar berhasil, pemerintah pusat masih perlu campur

    tangan melalui supervisi, monitor, evaluasi pelaksanaan desentralisasi, danmemberikan rambu-rambu.

    11. Perlu menciptakan iklim yang kondusif untuk merangsang perkembanganekonomi lokal yang sustainable, misalnya keamanan, peraturan-peraturan.

    h. Tantangan Pembangunan Kota Berkelanjutan di Indonesia

    Dalam keynote speech yang disampaikan pada World Urban Forum 2008 di Nanjing,

    Cina, Menteri Pekerjaan Umum RI menyampaikan pandangannya mengenai

    pembangunan perkotaan di Indonesia.

    Pada masa mendatang, dibutuhkan kreatifitas dan inovasi dalam praktek-praktek

    pembangunan guna mencapai keberlanjutan. Beberapa hal yang dapat dilakukan

    untuk mencapai kota yang harmonis adalah sebagai berikut:

    1. Pemerintah pusat harus meningkatkan kemampuan pemerintah lokal untuk

    meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan pembangunan perkotaan

    yang berkualitas, yang dapat dilakukan melalui bantuan teknis dari negara-negara

    maju.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    10/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   10

    2. Pemerintah kota harus mempromosikan partisipasi publik untuk meningkatkan

    transparansi dan akuntabilitas dalam melaksanakan kebijakan-kebijakannya.

    3. Pemerintah nasional dan provinsi harus mempromosikan pembangunan kawasan

    pedesaan untuk mengurangi tekanan bagi perkotaan yang disebabkan oleh

    urbanisasi yang berlebihan.

    4. Pemerintah kota harus membuat kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk

    melindungi pengusaha kecil dan menengah dan kelompok ekonomi lokal lainnya

    dari kapitalisme global.

    5. Pemerintah kota harus mempromosikan perencanaan yang ramah pada

    lingkungan dengan menyediakan insentif kepada kawasan pedesaan dan juga

    masyarakat yang menyediakan ruang terbuka (30% dari luas lahannya).

    6. Pemerintah kota harus mempromosikan pembangunan yang seimbang dan

    harmonis diantara berbagi sektor pembangunan, kelompok masyarakat dan etnis

    yang ada di kota.

    7. Kota harus mempromosikan ketahanan masyarakat untuk mencegah kerentanan

    dan mitigas bencana alam di kawasana rawan bencana

    8. Protokol internasional harus dibangun untuk memfasilitasi bantuan asing yang

    terlibat di dalam program penyelamatan dan bantuan bencana.

    III. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN

     Arah kebijakan pembangunan perkotaan di Indonesia diatur dalam berbagai peraturan

    perundangan mulai dari (1). Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahun 2005-

    2025; (2). Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009; (3).

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan dan

    Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (KSNP-Kota); (4). Rencana Strategis

    Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005-2009 dan Midterm Review Renstra 2005-

    2009; (5). Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    IV. KAJIAN BEST PRACTICES DALAM PEMBANGUNAN PERKOTAAN

    Dalam rangka menyusun bahan perbandingan pelaksanaan pembangunan perkotaan

    yang berkelanjutan di negara lain, maka dilakukan dokumentasi dan kajian contoh-

    contoh pengembangan perkotaan yang baik (best practices) dari negara-negara lain.

    Kajian ini diharapkan memberikan masukan mengenai implementasi konsep

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    11/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   11

    pembangunan perkotaan dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Beberapa best

    practices yang diambil antara lain: Pengalaman Kota Curitiba Brazil dalam

    mewujudkan the Smart Sustainable City, Pengalaman Kota-Kota di Dunia dalam

    Mewujudkan Sistem Transportasi yang Berkelanjutan: Singapura, London dan

    Kunming, Pengalaman Beberapa Kota/Negara dalam Pembangunan Perumahan dan

    Permukiman: Program Baan Mankong CODI di Bangkok dan Permukiman Informal di

    Cairo, Program Sanimas di Bali dan upaya mewujudkan kota harmonis di Kigali,

    Rwanda.

    Dari beberapa contoh yang baik yang dikemukakan di atas, disimpulkan beberapa poin

    penting yang menjadi faktor penentu keberhasilan. Faktor penentu keberhasilan ini

    menjadi kunci yang harus diberikan perhatian jika ingin melaksanakan suatu program

    yang terkait dengan pembangunan perkotaan berkelanjutan.

    1. Partisipasi masyarakat . Keterlibatan masyarakat mutlak diperlukan, Kota Kigali

    memberi contoh keterlibatan perempuan dalam berbagai kegiatan yang

    mendukung keberhasilan, keterlibatan penduduk dalam pengawasan langsung

    memperlihatkan jaminan keberlanjutan dari kegiatan.

    2. Kepemimpinan  (Strong Leaderships). Merupakan hal penting yang menentukan

    keberhasilan serta keberlanjutan suatu perubahan.

    3. Political will. Terutama dari pemerintah kota serta pemerintah pusat juga mutlak

    dibutuhkan. Hal ini terutama dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang

    memampukan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik.

    V. KONDISI KAWASAN PERKOTAAN DI INDONESIA

    Urbanisasi, yang dicirikan dengan konsentrasi penduduk dan kegiatan ekonomi

    merupakan transformasi social yang sangat penting dalam sejarah peradabanmanusia. Proses urbanisasi adalah suatu fenomena yang terjadi pada semua tempat di

    belahan dunia dan tidak dapat dicegah atau dihindari. Perbandingan antarnegara

    menunjukkan bahwa kemajuan pembangunan suatu negara senantiasa diiringi arus

    transformasi yang ditandai dengan meningkatnya penduduk perkotaan dan

    meningkatnya kontribusi sektor-sektor industri manufaktur dan jasa-jasa.

    Perkembangan kawasan perkotaan di Indonesia berkembang dengan pesat dalam

    beberapa dekade terakhir, hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya penduduk

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    12/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   12

    yang tinggal pada kawasan perkotaan. Pada tahun 2005 persentase penduduk

    perkotaan mencapai 48,3%, kondisinya terus meningkat seperti keadaan tahun 1970

    yang hanya sebesar 17,4%, menjadi 22,27% pada tahun 1980 dan pada tahun 1995

    menjadi 35,9%. Diperkirakan sebelum tahun 2010, secara nasional jumlah penduduk

    perkotaan telah melampaui jumlah penduduk perdesaan (lebih dari 50%), dan pada

    tahun 2025 proporsi penduduk perkotaan akan mencapai 65,05%. Sebagai hasil

    perubahan demografis tersebut, jumlah penduduk perkotaan akan meningkat sebesar

    70% dari 108 juta pada tahun 2005 menjadi 187 juta pada tahun 2025.

    Dalam rangka mewujudkan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, kota-kota di

    Indonesia dihadapkan pada tantangan dan permasalahan yang berasal dari eksternal

    kota dan internal kota itu sendiri. Tantangan dan permasalahan eksternal dalam

    pembangunan perkotaan yang dihadapi antara lain: tingginya tingkat urbanisasi dan

    persoalan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya dampak globalisasi dimana

    aliran investasi, informasi, komoditas dan manusia di tingkat global akan membentuk

    suatu pola keterkaitan antarkota di tingkat global, sehingga kota-kota dituntut untuk

    memiliki daya saing yang tinggi. Sedangkan tantangan dan permasalahan internal

    meliputi: upaya memenuhi peningkatan permintaan terhadap pelayanan publik, seperti

    transportasi massal, air bersih dan sanitasi, energi, perumahan dan pekerjaan yang

    layak, serta lingkungan yang aman, bersih dan sehat. Kondisi lapangan menunjukkan

    bahwa perkembangan kota yang terjadi selalu ditandai dengan dengan meningkatnya

    kemacetan, polusi, kriminalitas dan rendahnya mutu pelayanan publik.

    VI. ANALISIS KRITERIA PENYUSUNAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

    KOTA BERKELANJUTAN

     Analisis kriteria dilakukan dengan menguraikan dan membandingkan berbagai konsep,

    atribut, karakteristik dan prinsip-prinsip dari hasil telaahan literatur untuk selanjutnya

    dirumuskan sebagai suatu kriteria dalam menyusun arah kebijakan pembangunan kota

    berkelanjutan sebagai berikut:

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    13/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   13

     Analisis Kriteria Pembangunan Kota

    Berkelanjutan

    Konsep

    SUD

    Konsep

    HC

    Policy Best

    Practic

    es

    Prinsip-

    Prinsip

    1. Adanya Visi Jangka Panjang DalamPembangunan Kota

    V V V

    2. Memadukan tujuan ekonomi, sosial,

    lingkungan dan budaya

    V V V

    3. Partisipasi dan Pemberdayaan

    Masyarakat

    V V V

    4. Kerjasama dan Kemitraan Antar Pelaku V V V

    5. Meminimalkan Tapak Ekologis dan

    Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan

    V V

    6. Tata Pemerintahan Yang Baik V V V

    7. Rasa Aman dan Perlindungan Hukum

    serta Hak Publik

    V V

    8. Pemanfaatan Teknologi Ramah

    Lingkungan dan Manajemen

    V V V

    2. Mewujudkan Kota yang Sehat

    3. Keragaman Budaya dan Pelestarian

    Warisan Budaya

    V V V

    4. Menciptakan Pemerataan danMengurangi Kesenjangan

    V

    5. Kepemimpinan yang Kuat V

    6. Produktivitas Ekonomi Lokal dan Daya

    Saing

    V V

    7. Kemampuan Mengurangi Resiko

    Bencana dan Perubahan Iklim serta

    Kapasitas Beradaptasi

    V

    Catatan: SUD: Sustainable Urban Developmen, HC: Harmonious City

    Sedangkan beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam mempromosikan

    infrastruktur eco-efisiensi adalah sebagai berikut:

      Menggunakan sumber daya secara efisien, yaitu untuk memperoleh hasil yang

    maksimal dengan menggunakan sumber daya yang sedikit dan mengurangi

    sampah dan dampaknya.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    14/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   14

      Meminimalkan pengaruh ekternalitas, dengan mempertimbangkan kesalahan

    pasar, termasuk biaya dan dampak sosial baik positif maupun negatif dari suatu

    kebijakan yang diambil, seperti pembangunan jalan tol.

      Menggunakan sistem yang baku (juga sistem lainnya) untuk menilai dan

    mengurangi dampak lingkungan serta meningkatkan kesadaran bagi pengambil

    keputusan dan juga masyarakat.

      Mempromosikan penggunaan indikator eco-eff ic iency   untuk mengukur

    keberlanjutan lingkungan dan pembangunan infrastruktur.

      Mempromosikan penggunaan teknologi yang tepat untuk mencapai

    infrastruktur yang eco-efisien yaitu teknologi yang berfokus pada lokal dan energi

    yang terbarukan, design bangunan yang ramah lingkungan dan mempunyai sistem

    pengolahan limbah.

      Mempromosikan kemitraan multi stakeholder yang efektif   yang melibatkan

    semua pihak.

      Menggunakan metode keuangan dan lelang yang efektif seperti pembiayaan

    bersama dan kemitraan.

      Mempromosikan pengelolaan berbasis permintaan (demand-side

    management)   atau pendekatan pelayanan (service-focu sed approach )   yang

    mengutamakan kebutuhan pengguna (users) 

    VII. PERUMUSAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERKOTAAN

    BERKELANJUTAN DAN INFRASTRUKTUR BERKELANJUTAN

    A. Perumusan Pilihan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan

    Pada bagian ini dirumuskan arah kebijakan pembangunan perkotaan berkelanjutan danpembangunan infrastruktur berkelanjutan berdasarkan hasil analisis kriteria yang

    ditetapkan dalam bab sebelumnya. Yang dimaksud dengan arah kebijakan disini

    adalah pedoman yang wajib dipatuhi dalam melakukan tindakan untuk melaksanakan

    langkah-langkah agar lebih terarah dalam mencapai tujuan dan sasaran. Dalam

    konteks ini perumusan arah kebijakan didasarkan pada hasil analisis kriteria yang

    dikembangkan dari berbagai kajian sebelumnya.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    15/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   15

     Analisis Kriteria Pilihan Arah Kebijakan

     Adanya Visi Jangka Panjang

    Dalam Pembangunan Kota

     AK-1: Memastikan pembangunan kota didasarkan

    pada visi dan arah pembangunan jangka panjang

    yang jelas dan terukur dan serta menjaga

    konsistensi pelaksanaannya.

    Memadukan tujuan ekonomi,

    sosial, lingkungan dan

    budaya

     AK-2: Memanfaatkan potensi ekonomi lokal untuk

    kesejahteraan warganya  dan meningkatkan daya

    saing daerah

    Partisipasi dan

    Pemberdayaan Masyarakat

     AK-3: Mendorong partisipasi masyarakat dalam

    proses pembangunan kota dan mengutamakan

    pemberdayaan masyarakat

    Kerjasama dan Kemitraan

     Antar Pelaku

     AK-4: Meningkatkan kerjasama antar daerah dan

    antar pelaku serta mengembangkan pola kemitraan

    pemerintah, swasta dan masyarakat  dalam

    pembangunan kota

    Meminimalkan Tapak

    Ekologis dan Meningkatkan

    Daya Dukung Lingkungan

     AK-5: Meningkatkan kualitas lingkungan kota 

    dengan mempertimbangkan daya dukung  dan

    mengurangi tapak ekologis 

    Tata Pemerintahan Yang

    Baik

     AK-6: Mendorong penerapan tata pemerintahan

    yang baik dalam pengelolaan perkotaan 

    (transparansi, akuntabilitas, efisien dan efektif)

    Rasa Aman dan

    Perlindungan Hukum serta

    Hak Publik

     AK-7: Meningkatkan keamanan dan ketertiban kota,

    memberikan perlindungan hukum dan jaminan

    terhadap hak publik

    Pemanfaatan Teknologi

    Ramah Lingkungan dan

    Manajemen

     AK-8: Mempromosikan pemanfaatan teknologi

    ramah lingkungan dalam pembangunan kota yang

    didukung sistem pengelolaan yang handalMewujudkan Kota Yang

    Sehat

     AK-9:  Menyediakan pelayanan dasar yang

    memadai  dan mempromosikan pola kehidupan

    masyarakat yang sehat 

    Keragaman Budaya dan

    Pelestarian Warisan Budaya

     AK-10: Mendorong tumbuh berkembangnya budaya

    lokal dan menjaga kelestarian peninggalan budaya 

    serta memanfaatkannya secara produktif

    Menciptakan Pemerataan  AK-11: Mengurangi kesenjangan antar wilayah dan

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    16/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   16

    dan Mengurangi

    Kesenjangan

    antar masyarakat  serta memeratakan akses

    masyarakat dalam pembangunan kota

    Kepemimpinan yang Kuat  AK-12: Mendorong kepemimpinan yang visioner,

    berpihak pada rakyat dan memiliki kapasitas 

    dalam mengelola kota secara baik dan konsisten

    Produktivitas Ekonomi Lokal

    dan Daya Saing

     AK-13: Meningkatkan produktivitas ekonomi kota

    didukung ketersediaan sarana dan prasarana

    yang memadai  dan sumber daya pendukung

    ekonomi lainnya

    Kemampuan Mengurangi

    Resiko Bencana dan

    Perubahan Iklim serta

    Kapasitas Beradaptasi

     AK-14: Mendorong upaya mitigasi dan

    kesiapsiagaan terhadap bencana dan

    meningkatkan kapasitas adaptasi kota  dalam

    menghadapi bencana dan perubahan iklim

    B. Penjabaran Arah Kebijakan kedalam Strategi dan Indikator Keberhasilan

    Untuk menguraikan lebij lanjut arah kebijakan diatas selanjutnya dirumuskan kedalam

    strategi operasional untuk masing-masing kebijakan diatas.

    Arah Kebijakan 1 (AK-1):  Memastikan pembangunan kota didasarkan pada visi

    dan arah pembangunan jangka panjang yang jelas dan terukur dan serta

    menjaga konsistensi pelaksanaannya.

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) menyusun kebijakan

    dan strategi pembangunan kota yang terpadu dan konsisten antar waktu, (ii)

    menetapkan indicator kinerja pembangunan kota, (iii) menerapkan sistem monitoringdan evaluasi secara konsisten dan partisipatif.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki rencana pengembangan kota jangka panjang dilengkapi

    indicator kinerja yang jelas dan secara periodik dilakukan monitoring dan

    evaluasi pencapaian kinerja pembangunan.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    17/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   17

    Arah Kebijakan 2 (AK-2):  Memanfaatkan potensi ekonomi lokal untuk

    kesejahteraan warganya dan meningkatkan daya saing daerah

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) menyusun strategi

    pengembangan ekonomi lokal, (ii) mengembangkan produk/komoditas unggulan dan

    dukungan sumber daya, (iii) meningkatkan kapasitas kelembabagaan ekonomi.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki strategi pengembangan ekonomi lokal didukung

    kelembagaan ekonomi masyarakat yang kuat dan meningkatnya pendapatan

    serta daya beli masyarakat kota.

    Arah Kebijakan 3 (AK-3):  Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses

    pembangunan kota dan mengutamakan pemberdayaan masyarakat

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) peningkatan

    efektivitas partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan

    pengendalian pembangunan, (ii) peningkatan peran dan fungsi kelembagaan di

    masyarakat, (iii) peningkatan kapasitas berbagai komponen dalam masyarakat.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki tingkat partisipasi masyarakat yang tinggi dan proses

    partisipasi masyarakat menjadi hal yang biasa serta masyarakat merupakan

    subjek/pelaku utama dari pembangunan itu sendiri yang dapat menentukan

    ‘nasibnya’. 

    Arah Kebijakan 4 (AK-4): Meningkatkan kerjasama antar daerah dan antar pelaku

    serta mengembangkan pola kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat

    dalam pembangunan kota

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) pengembangan

    kelembagaan kerjasama antar daerah untuk isu lintas wilayah, (ii) pengembangan pola

    kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam proyek perkotaan, (iii)

    pembentukan forum lintas pelaku dalam pembangunan kota untuk memfasilitasi

    kerjasama.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    18/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   18

      Kota-Kota memiliki hubungan kerjasama antar daerah yang saling

    menguntungkan (mutual benefit ) dikelola dalam suatu lembaga kerjasama

    antara daerah serta meningkatkan pengelolaan proyek/kegiatan pembangunan

    kota yang dilaksanakan melalui pola kemitraan.

    Arah Kebijakan 5 (AK-5): Meningkatkan kualitas lingkungan kota dengan

    mempertimbangkan daya dukung dan mengurangi tapak ekologis

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) pengelolaan

    lingkungan perkotaan yang baik (good urban environmental management ), (ii)

    penerapan mekanisme insentif dan disinsentif dalam pengelolaan lingkungan kota, (iii)

    penerapan pola daur ulang (recycle) dalam semua aspek kehidupan, (iv) pelaksanaan

    monitoring dan evaluasi yang konsisten.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki kualitas lingkungan kota yang baik dimana tingkat polusi dan

    pencemaran sangat rendah serta tumbuh dan berkembangnya berbagai inisiatif

    yang baik (pemerintah, swasta dan masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan

    dan metabolisme sirkular dalam pemanfaatan sumberdaya alam.

    Arah Kebijakan 6 (AK-6): Mendorong penerapan tata pemerintahan yang baik

    dalam pengelolaan perkotaan (transparansi, akuntabilitas, efisien dan efektif)

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) penyampaian

    informasi pembangunan kota secara transparan, (ii) pengelolaan keuangan daerah

    yang akuntabel, (iii) penggunaan dana untuk penyelenggaraan birokrasi pemerintah

    yang efisien, (iv) penerapan pola kerja yang berorientasi pada hasil yang optimal.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memberikan kemudahan akses masyarakat terhadap berbagai

    informasi pembangunan secara transparan, pengelolaan keuangan kota dapat

    dipertanggung jawabkan dan digunakan secara efisien sesuai standar

    keuangan daerah yang berlaku serta pembangunan memberikan hasil nyata

    yang efektif dan dinikmati masyarakat.

    Arah Kebijakan 7 (AK-7): Meningkatkan keamanan dan ketertiban kota,

    memberikan perlindungan hukum dan jaminan terhadap hak publik

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    19/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   19

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) pencegahan terhadap

    potensi ancaman yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban kota, (ii)

    penanganan tindak kejahatan dan gangguan keamanan dengan memperhatikan hak

    asasi manusia, (iii) pemberian jaminan hukum bagi masyarakat miskin kota terutama

    dalam keamanan bermukim (secure tenure), (iv) penyediaan pelayanan perlindungan

    hukum bagi masyarakat yang tidak mampu.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki tingkat keamanan dan kenyamanan untuk dihuni,

    meningkatnya perlindungan hukum bagi masyarakat miskin perkotaan dan

    terbukanya akses pelayanan hukum bagi masyarakat.

    Arah Kebijakan 8 (AK-8): Mempromosikan pemanfaatan teknologi ramah

    lingkungan dalam pembangunan kota yang didukung sistem pengelolaan yang

    handal

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) penerapan teknologi

    ramah lingkungan dalam penyediaan infrastruktur kota dan lingkungan, (ii) diseminasi

    dan kampanye pemanfaatan teknologi ramah lingkungan pada skala kota dan

    komunitas, (iii) pengembangan penelitian dan pengembangan teknologi ramah

    lingkungan, (iv) fasilitasi transfer/alih teknologi dan pengelolaannya.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dalam penyediaan

    sarana dan prasarana kota serta pelayanan dasar serta meningkatnya tingkat

    pemahaman masyarakat akan pentingnya teknologi ramah lingkungan dan

    diukung sistem pengelolaan yang baik.

    Arah Kebijakan 9 (AK-9): Menyediakan pelayanan dasar yang memadai dan

    mempromosikan pola kehidupan masyarakat yang sehat

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) penyediaan fasilitas,

    sarana dan prasarana untuk pelayanan dasar secara memadai, (ii) diseminasi dan

    kampanye pola hidup sehat, (iii) akses masyarakat miskin kota terhadap fasilitas

    pelayanan dasar.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    20/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   20

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki tingkat kesehatan penduduk yang tinggi, persepsi dan

    pandangan masyarakat tentang perilaku hidup sehat serta pelayanan dasar

    yang inklusif bagi semua orang.

    Arah Kebijakan 10 (AK-10): Mendorong tumbuh berkembangnya budaya lokal

    dan menjaga kelestarian peninggalan budaya serta memanfaatkannya secara

    produktif

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) inventarisasi dan

    pembinaan budaya lokal, (ii) preservasi dan konservasi bangunan bersejarah, (iii)

    pemanfaatan bangunan bersejarah sebagai asset ekonomi kreatif, (iv)

    penyelenggaraan festival budaya dan kesenian.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki jati diri dan identitas budaya yang khas serta mampu

    menjaga kelestarian budaya dan mendapatkan manfaat ekonomi.

    Arah Kebijakan 11 (AK-11): Mengurangi kesenjangan antar wilayah dan antar

    masyarakat serta memeratakan akses masyarakat dalam pembangunan kota

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) membuka pusat-pusat

    pertumbuhan di daerah yang belum berkembang/tertinggal didukung penyediaan

    pelayanan dasar minimal, (ii) pengendalian terhadap kota-kota yang berkembang

    pesat (metropolitan dan besar), (iii) pengembangan kota menengah dan kecil, (iv)

    akses masyarakat terhadap ruang kota.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki fungsi yang berjenjang dan tidak terlalu besar kesenjangan

    antar kota pada tingkatannya, berfungsi sistem kota-kota secara nasional dan

    regional dan tidak adanya kesenjangan masyarakat mengakses ruang kota.

    Arah Kebijakan 12 (AK-12): Mendorong kepemimpinan yang visioner, berpihak

    pada rakyat dan memiliki kapasitas dalam mengelola kota secara baik dan

    konsisten

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    21/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   21

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) penerjemahan visi

    kedalam rencana program yang lebih konkrit, (ii) memastikan konsistensi antara

    rencana dan pelaksanaan dengan sistem monitoring yang baik, (iii) melaksanakan

    kebijakan pro-rakyat, (iv) melakukan terobosan dan inovasi.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki pimpinan daerah (Gubernur/Bupati/Walikota) dengan visi

     jauh kedepan, diwujudkan dalam pelaksanaan setiap tahun, lebih

    mementingkan rakyat dan banyak melakukan terobosa.

    Arah Kebijakan 13 (AK-13): Meningkatkan produktivitas ekonomi kota didukung

    ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai dan sumber daya pendukung

    ekonomi lainnya

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) penyediaan sarana

    dan prasarana untuk meningkatkan daya tarik, (ii) promosi dan pengeloaan investasi

    secara profesional, (iii) penyederhanaan mekanisme perijinan dan pelayanan usaha.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki tingkat daya tarik investasi yang tinggi didukung sarana dan

    prasarana memadai serta kemudahan perijinan.

    Arah Kebijakan 14 (AK-14): Mendorong upaya mitigasi dan kesiapsiagaan

    terhadap bencana dan meningkatkan kapasitas adaptasi kota dalam menghadapi

    bencana dan perubahan iklim

    Strategi operasional yang dapat dilakukan antara lain melalui: (i) peningkatan

    kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana, (ii) penerapan upaya mitigasi

    pengurangan resiko bencana dan perubahan iklim, (iii) penerapan upaya adaptasi

    menghadapi dampak bencana dan perubahan iklim.

    Indikator Keberhasilan dapat diukur dari:

      Kota-Kota memiliki tingkat kesiapsiagaan yang baik dalam menghadapi

    bencana, melakukan upaya mitigasi dan adaptasi terkait bencana dan

    perubahan iklim.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    22/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   22

    C. Pilihan Arah Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

    Pilihan arah kebijakan dalam pembangunan infrastruktur berkelanjutan dapat dilihat

    pada tabel berikut ini:

    Cakupan Pilihan Arah Kebijakan

    Peningkatan

    kapasitas dan

    Kesadaran

      Mempromosikan penerapan sistem atau pendekatan holistik

    dalam pembangunan infrastruktur.

      Mempertimbangkan pengembangan dan penggunaan

    rencana strategis nasional pembangunan infrastruktur

      Menyebarluaskan informasi tentang pentingnya dan praktek-

    praktek yang baik tentang eco-efisiensi dalam infrastruktur

    pembangunan

      Membangun jaringan untuk peningkatan kapasitas bagi

    pencapaian pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

      Membuat petunjuk umum untuk mencapai pembangunan

    infrastruktur yang eco-efisien.

    Sektor-sektorinfrastruktur yang

    spesifik

      Mengusulkan metodelogi yang bertujuan untuk memperbaikiinfrastruktur yang eco-efisien.

      Membangun infrastruktur yang eco-efisien berdasarkan

    kondisi ekonomi, fisik/topografi dan demografi.

      Mengintegrasikan sector-sektor pembangunan seperti

    transportasi dan system tata guna lahan.

      Memperbaiki kualiats pelayanan infrastruktur

      Memperbaiki implementasi, pengawasan dan evaluasi

    proyek infrastruktur

      Meningkatkan penggunaan transportasi public dan

    menurunkan penggunaan kendaraan dalam upaya untuk

    mengurangi konsumsi terhadap bahan bakar dan energi.

      Mengembangkan metodelogi untuk mengestimasi

    kemacetan, lingkungan dan ongkos sosial.

      Pemerintah dan pembuat kebijakan melihat daerah dalam

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    23/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   23

    Partisipasi

    Masyarakat dan

    Pendanaan

    hubungan dengan stakeholder lain untuk mencapai

    berkelanjutan pembangunan infrastruktur.

      Mengintegrasikan pengembangan kapasitas dan dukungan

    teknis kegiatan untuk meningkatkan kemitraan antara sektor

    dan stakeholder.

      Melibatkan masyarakat sipil dan LSM dalam merumuskan

    kebijakan pemerintah dan implementasinya.

      Melakukan kampanye pendidikan dan peningkatan

    kesadaran masyarakat untuk menadaptasi praktek-praktek

    pembangunan berkelanjutan.

      Mempromosikan dialog dan kesepakatan bersama diantara

    stakeholder

      Memperbaiki kemampuan menejemen lingkungan pada

    pelaku local

      Pemerintah siap secara bertahap mengalihkan peran

    mereka dari pemodal utama dan operator menjadi

    pengawas dan regulator

      Menggalakkan pengembangan teknologi ramah lingkungan

    dan industri lingkungan.

    D. Arah Kebijakan Berdasarkan Rencana Struktur Wilayah Nasional

      Arah Kebijakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)  Berdasarkan Rencana

    Struktur Wilayah Nasional

    Berdasarkan kriteria penetapan kawasan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Bab 5,

    maka pola pengelolaan PKN meliputi beberapa hal yaitu:

    a. pengembangan fasilitas pendukung kegiatan pelayanan sosial ekonomi berskala

    internasional, nasional, dan antar-propinsi; (jasa perbankan, pusat perbelanjaan,

    bursa saham, asuransi, ruang perkantoran, convention center, exhibition center ,

    pendidikan, rumah sakit)

    b. penyediaan prasarana dan sarana transportasi yang berstandar internasional

    maupun nasional yang mampu melayani kegiatan ekspor-impor dan pergerakan

    antar-propinsi; (jaringan jalan, terminal reg tipe A, stasiun KA, pelabuhan int hub,

    int dan/atau nas, bandara pusat penyebaran primer dan sekunder, jaringan jalur

    KA)

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    24/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   24

    c. mengembangkan jaringan telekomunikasi berbasis teknologi tinggi, jaringan

    prasarana sumber daya air, dan jaringan transmisi tenaga listrik untuk mendukung

    fungsi pelayanan kawasan perkotaan yang berskala internasional, nasional, dan

    antar-propinsi;

    d.  mengembangkan pusat jasa pemerintahan berskala internasional dan nasional

    beserta fasilitas pendukungnya. 

    Berdasarkan kriteria dan pola pengembangan kawasan tersebut maka arah kebijakan

    pembangunan kawasan pusat kegiatan nasional yang berkelanjutan adalah sebagai

    berikut:

    1. Memastikan pembangunan kawasan tersebut didasarkan pada visi dan arah

    pembangunan jangka panjang yang jelas dan terukur dan serta menjaga

    konsistensi pelaksanaannya.

    2. Meningkatkan kerjasama baik antar negara maupun antar daerah. Serta

    mengembangkan pola kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

    pembangunan kota.

    3. Mendorong penerapan tata pemerintahan yang baik dalam pengelolaan perkotaan

    (transparansi, akuntabilitas, efisien dan efektif) untuk mendorong investasi dan

    menjamin para pelaku pembangunan memiliki akses yang mudah dalam

    menjalankan usahanya.

    4. Meningkatkan keamanan dan ketertiban kota, memberikan perlindungan hukum

    dan jaminan terhadap hak publik. Kawasan perlu melakukan pencegahan terhadap

    potensi ancaman yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban kota namun

    tetap menjamin hukum dan hak asasi manusia.

    5. Mempromosikan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan

    kota yang didukung sistem pengelolaan yang handal. Penerapan kebijakan ini akan

    menjamin terciptanya kawasan nasional yang berkelanjutan.

      Arah Kebijakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)  Berdasarkan Rencana

    Struktur Wilayah Nasional

    Pola pengelolaan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) meliputi:

    a. pengembangan fasilitas pelayanan untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi

    berskala propinsi;

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    25/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   25

    b. penyediaan prasarana dan sarana transportasi yang melayani propinsi dan

    mendukung kegiatan ekspor-impor; (jaringan jalan, terminal reg tipe B, stasiun KA,

    dermaga penyeberangan, bandara pusat penyebaran tersier, jaringan jalur KA)

    c. pengembangkan jaringan telekomunikasi, jaringan prasarana sumber daya air, dan

     jaringan transmisi tenaga listrik yang mendukung fungsi pelayanan kawasan

    perkotaan yang berskala propinsi;

    d. pengembangkan pusat jasa pemerintahan berskala propinsi beserta fasilitas

    pendukungnya.

    Berdasarkan kriteria dalam bab 5 dan pola kegiatan tersebut diatas maka arahan

    kebijakan kawasan ini adalah sebagai berikut:

    1. Meningkatkan kualitas lingkungan kota dengan mempertimbangkan daya dukung

    dan mengurangi tapak ekologis.

    2. Meningkatkan keamanan dan ketertiban kota, memberikan perlindungan hukum

    dan jaminan terhadap hak publik.

    3. Mempromosikan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan

    kota yang didukung sistem pengelolaan yang handal.

    4. Mengurangi kesenjangan antar wilayah dan antar masyarakat serta memeratakan

    akses masyarakat dalam pembangunan kota.

      Arah Kebijakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Berdasarkan Rencana Struktur

    Wilayah Nasional

    Pola pengelolaan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah sebagai berikut :

    a. Pengelolaan ruang perkotaan dilakukan secara terpadu dan komprehensif

    berdasarkan jumlah penduduk dan dengan pengaturan Zoning Regulation.

    b. Pembangunan jaringan infrastruktur dan prasarana perkotaan

    c. Mendorong dukungan atau peranserta masyarakat untuk pembangunan

    infastruktur dan sentra produksi.

    Berdasarkan kriteria dan pola pengelolaan pusta kegiatan tersebut maka arahan

    kebijakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) adalah sebagai berikut:

    1. Memanfaatkan potensi ekonomi lokal untuk kesejahteraan warganya dan

    meningkatkan daya saing daerah

    2. Menyediakan pelayanan dasar yang memadai dan mempromosikan pola

    kehidupan masyarakat yang sehat.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    26/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   26

    3. Mendorong tumbuh berkembangnya budaya lokal dan menjaga kelestarian

    peninggalan budaya serta memanfaatkannya secara produktif.

    4. Mendorong kepemimpinan yang visioner, berpihak pada rakyat dan memiliki

    kapasitas dalam mengelola kota secara baik dan konsisten

    5. Mendorong upaya mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana dan

    meningkatkan kapasitas adaptasi kota dalam menghadapi bencana dan perubahan

    iklim.

      Arah Kebijakan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)  Berdasarkan

    Rencana Struktur Wilayah Nasional

    Pola pengelolaan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) meliputi:

    a. pengembangan fasilitas pelayanan keimigrasian, kepabean, karantina, dan

    keamanan;

    b. mendorong pengembangan wilayah di sekitarnya agar tingkat perkembangannya

    setara dengan tingkat perkembangan wilayah negara tetangga;

    c. mendorong pengembangan wilayah sekitarnya agar tercipta keserasian antara

    kesejahteraan masyarakat dan pertahanan keamanan dengan memperhatikan

    kelestarian lingkungan hidup;

    d. mendorong kerja sama saling menguntungkan dengan negara tetangga dengan

    melibatkan pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha.

    Berdasarkan pola pengelolaan tersebut maka arah kebijakan Pusat Kegiatan Strategis

    Nasional (PKSN) adalah sebagai berikut:

    1. Meningkatkan kerjasama antar daerah dan antar pelaku serta mengembangkan

    pola kemitraan pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pembangunan kota.

    2. Mengurangi kesenjangan antar wilayah dan antar masyarakat serta memeratakan

    akses masyarakat dalam pembangunan kota

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    27/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   27

    E. Arah Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan

    Cakupan Pilihan Arah Kebijakan

    Peningkatan

    kapasitas dan

    Kesadaran

      Mempromosikan penerapan sistem atau pendekatan holistik

    dalam pembangunan infrastruktur.

      Mempertimbangkan pengembangan dan penggunaan

    rencana strategis nasional pembangunan infrastruktur

      Menyebarluaskan informasi tentang pentingnya dan praktek-

    praktek yang baik tentang eco-efisiensi dalam infrastruktur

    pembangunan

      Membangun jaringan untuk peningkatan kapasitas bagi

    pencapaian pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.

      Membuat petunjuk umum untuk mencapai pembangunan

    infrastruktur yang eco-efisien.

    Sektor-sektor

    infrastruktur yangspesifik

      Mengusulkan metodelogi yang bertujuan untuk memperbaiki

    infrastruktur yang eco-efisien.  Membangun infrastruktur yang eco-efisien berdasarkan

    kondisi ekonomi, fisik/topografi dan demografi.

      Mengintegrasikan sector-sektor pembangunan seperti

    transportasi dan system tata guna lahan.

      Memperbaiki kualiats pelayanan infrastruktur

      Memperbaiki implementasi, pengawasan dan evaluasi

    proyek infrastruktur

      Meningkatkan penggunaan transportasi public dan

    menurunkan penggunaan kendaraan dalam upaya untuk

    mengurangi konsumsi terhadap bahan bakar dan energi.

      Mengembangkan metodelogi untuk mengestimasi

    kemacetan, lingkungan dan ongkos sosial.

      Pemerintah dan pembuat kebijakan melihat daerah dalam

    hubungan dengan stakeholder lain untuk mencapai

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    28/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   28

    Partisipasi

    Masyarakat dan

    Pendanaan

    berkelanjutan pembangunan infrastruktur.

      Mengintegrasikan pengembangan kapasitas dan dukungan

    teknis kegiatan untuk meningkatkan kemitraan antara sektor

    dan stakeholder.

      Melibatkan masyarakat sipil dan LSM dalam merumuskan

    kebijakan pemerintah dan implementasinya.

      Melakukan kampanye pendidikan dan peningkatan

    kesadaran masyarakat untuk menadaptasi praktek-praktek

    pembangunan berkelanjutan.

      Mempromosikan dialog dan kesepakatan bersama diantara

    stakeholder

      Memperbaiki kemampuan menejemen lingkungan pada

    pelaku local

      Pemerintah siap secara bertahap mengalihkan peran

    mereka dari pemodal utama dan operator menjadi

    pengawas dan regulator

      Menggalakkan pengembangan teknologi ramah lingkungan

    dan industri lingkungan.

    VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    a. Kesimpulan

    Perkembangan kawasan perkotaan yang tidak diimbangi penyediaan sarana,

    prasarana dan pelayanan memadai telah menimbulkan berbagai persoalan sosial-

    ekonomi-lingkungan dan bahkan dapat mengancam keberlanjutan kota di masa depan.

    Untuk itu diperlukan penerapan konsep pembangunan perkotaan yang berkelanjutan

    yang mengutamakan peningkatan kualitas hidup di perkotaan, mencakup komponen

    lingkungan, budaya, politik, institusi, sosial, dan ekonomi, tanpa membebani generasi

    mendatang karena menipisnya sumber daya alam dan modal.

    Berbagai upaya dan rencana tindak sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak untuk

    mewujudkan konsep pembangunan kota yang berkelanjutan. Salah satunya adalah

    bagaimana meningkatkan pemahaman dan penguatan kapasitas pemerintah kota

    untuk mengembangkan aksi-aksi nyata pembangunan kota berkelanjutan. Upaya

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    29/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   29

    mewujudkan konsep pembangunan kota berkelanjutan juga harus didukung oleh

    adanya kebijakan dan strategi pengembangan kota yang jelas, terarah dan terukur.

     Arah kebijakan pembangunan kota berkelanjutan yang dirumuskan dalam pekerjaan ini

    merupakan prinsip dan strategi yang perlu diperhatikan bagi kota-kota dalam upaya

    mewujudkan keberlanjutan pembangunan kota-nya. Selain itu, arah kebijakan yang

    disusun dapat menjadi acuan bagi pemerintah kota dalam merumuskan lebih lanjut

    kebijakan dan strategi pembangunan kota yang berkelanjutan sesuai dengan kondisi

    dan karakteristik permasalahan yang dihadapinya.

    b. Rekomendasi

      Pemetaan Isu dan Permasalahan Pembangunan Kota Berkelanjutan untuk

    masing-masing tipologi kota

    Dalam upaya mewujudkan pembangunan kota berkelanjutan dibutuhkan

    pemahaman menyeluruh mengenai kondisi kota-kota di Indonesia, isu dan

    permasalahan yang dihadapi serta sampai sejauhmana kota-kota tersebut sudah

    berupaya untuk mewujudkan pembangunan kota yang berkelanjutan. Pemahaman

    terhadap isu dan permasalahan kota berkelanjutan dapat dirinci menurut besaran

    dan/atau tipologi kota.

    Untuk itu diperlukan suatu kajian yang lebih mendetail untukk memahami kondisi

    dan perkembangan kota-kota di Indonesia dalam upaya mewujudkan

    pembangunan kota berkelanjutan.

      Penjabaran Prinsip-Prinsip dan Arah Kebijakan Pengembangan Kota

    Berkelanjutan (dengan mengambil kasus masing-masing besaran/tipologi

    kota)

    Prinsip-prinsip dan arah kebijakan pembangunan kota berkelanjutan yang telah

    dirumuskan dalam pekerjaan masih bersifat umum dan dapat dijadikan acuan

    dalam menyusun dan merumuskan kebijakan dan strategi pembangunan kota

    berkelanjutan di masing-masing tipologi kota.

    Untuk mengetahui efektivitas dari prinsip dan arah kebijakan yang telah

    dirumuskan dibutuhkan langkah penerapan atau uji-coba dilapangan dengan

    mengambil kasus beberapa kota sesuai dengan tipologinya.

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    30/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    Penyusunan Arah Kebijakan Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan   30

  • 8/16/2019 Eksum Arah Perkotaan

    31/31

     

    PT PROSPERA CONSULTING ENGINEERS

    R R R IIINNNGGGK K K AAASSSAAANNN EEEK K K SSSEEEK K K UUUTTTIIIFFF 

    Penyusunan rah Kebijakan

    Pembangunan Perkotaan Berkelanjutan