eksum review malang barat

Upload: wahyu-pimen

Post on 01-Mar-2016

45 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

eksum rp3kp

TRANSCRIPT

  • 1 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG

    (BWP MALANG BARAT) TAHUN 2013-2033

    I. PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Kota Malang memiliki posisi yang cukup strategis di

    Propinsi Jawa Timur yaitu sebagai kota terbesar kedua setelah

    Kota Surabaya dan mempunyai perkembangan yang cepat. Hal

    tersebut diharapkan mampu menarik wilayah sekitarnya dalam

    pemerataan pembangunan. Menurut RTRW Nasional, Kota

    Malang termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional (PKN). Kota

    Malang terdiri dari lima kecamatan meliputi Kecamatan Klojen,

    Kecamatan Lowokwaru, Kecamatan Blimbing, Kecamatan

    Kedungkandang dan Kecamatan Sukun. Berdasarkan

    perkembangan jumlah penduduk dan semakin meningkatnya

    volume kegiatan pemerintahan dan pembangunan di wilayah Kota

    Malang, maka untuk memperlancar pelaksanaan tugas-tugas di

    bidang pemerintahan dan pembangunan serta meningkatkan

    pelayanan terhadap masyarakat, dipandang perlu dilakukan

    pemekaran terhadap Kecamatan dan Kelurahan yang sudah ada.

    Dalam rencana struktur ruang Kota Malang, BWP Malang

    Barat mempunyai fungsi primer sebagai industri, fasilitas umum

    dan perumahan. Sedangkan fungsi sekunder BWP Malang Barat

    sebagai pendidikan, pertanian, perdagangan dan jasa, sarana

    olahraga dan RTH. BWP Malang Barat sudah mempunyai

    dokumen RDTR yang telah disusun pada tahun 2011, dengan

    adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun

    2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang

    dan Peraturan Zonasi Kota, maka disusunlah Rencana Detail Tata

    Ruang (RDTR) BWP Malang Barat sebagai arahan dan pedoman

    dalam pengembangan wilayah Malang Barat.

    B. TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN RDTR

    Tujuan penyusunan RDTR BWP Malang Barat meliputi :

    a. Terwujudnya pengaturan pemanfaatan ruang zona lindung

    dan zona budidaya;

    b. Terwujudnya pemanfataan ruang yang berkualitas; dan

    c. Terwujudnya pengendalian pemanfaatan ruang dengan

    adanya peraturan zonasi.

  • 2 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    C. RUANG LINGKUP WILAYAH

    Kota Malang terdiri dari lima kecamatan dan terbagi

    menjadi enam BWP. BWP Malang Barat meliputi 7 kelurahan

    yaitu Kelurahan Karang Besuki, Kelurahan Pisang Candi,

    Kelurahan Bandulan, Kelurahan Tanjungrejo, Kelurahan

    Mulyorejo, Kelurahan Bandungrejosari dan Kelurahan Bakalan

    Krajan. Adapun batas batas administrasi BWP Malang Barat

    adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Kelurahan Merjosari,

    Kecamatan Lowokwaru;

    Sebelah Selatan : Kelurahan Bandungrejosari,

    Kecamatan Sukun;

    Sebelah Barat : Kelurahan Dau, Kabupaten Malang;

    Sebelah Timur : Kelurahan Gading Kasri dan

    Kelurahan Bareng,

    Kecamatan Sukun.

  • 3 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Peta 1 Batas Adminstrasi BWP Malang Barat

  • 4 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    II. ARAHAN PENATAAN BWP MALANG BARAT

    BERDASARKAN KEBIJAKAN RTRW KOTA MALANG

    TAHUN 2010 - 2030

    Arahan penataan BWP Malang Barat berdasarkan

    kebijakan RTRW Kota Malang Tahun 2010-2030 meliputi :

    a. Jaringan jalan nasional yang melewati wilayah Kota

    Malang terdiri dari ruas jalan, sebagai berikut : Jalan A.

    Yani - Jalan Raden Intan - Jalan R.P. Suroso - Jalan

    Sunandar P. Sudarmo - Jalan Tumenggung Suryo - Jalan

    Panglima Sudirman - Jalan Gatot Subroto - Jalan Kolonel

    Sugiono - Jalan Laksmana Martadinata - Jalan Satsuit

    Tubun - Jalan Sudanco Supriadi;

    b. Pembangunan jalan lingkar barat meliputi Pertigaan

    Sigura-gura (Poharin) Gasek (batas permukiman); Gasek

    (batas permukiman) Karang Besuki dan Karang Besuki

    Merjosari Sawah;

    c. Preservasi jalan dengan pelapisan tambahan atau

    penyemiran atau penggantian lapis permukaan (surface dressing) pada ruas-ruas jalan yang kondisi perkerasan jalannya berlubang dan membutuhkan pengaspalan ulang,

    yakni ruas Jalan Mergan dan Jalan Puncak Mandala;

    d. Peningkatan fungsi ruas-ruas jalan menjadi jalan kolektor

    1, yaitu pada ruas Jalan Raden Intan Jalan Raden Panji

    Suroso Jalan Sunandar Priyo Sudarmo Jalan

    Tumenggung Suryo Jalan Jenderal Sudirman Jalan

    Laksamana Martadinata Jalan Kolonel Sugiono Jalan

    KS Tubun Jalan Sudanco Supriadi;

    e. Pengadaan Automatic Traffic Control System (ATCS) pada persimpangan-persimpangan yang merupakan jalur lintas

    utama wilayah kota, yakni persimpangan Jalan Ikhwan

    Ridwan Rais dan pertigaan Janti;

    f. Pengembangan wilayah pelayanan air bersih diarahkan ke

    kelurahan yang sebagian dan/atau seluruhnya belum

    dilayani oleh sistem perpipaan Perusahaan Daerah Air

    Minum (PDAM) yaitu Kelurahan Karangbesuki, Kelurahan

    Bandulan, Kelurahan Mulyorejo, Kelurahan

    Bandungrejosari dan Kelurahan Bakalankrajan;

    g. Perbaikan saluran drainase pada Jalan Raya Langsep (DAS

    Metro);

    h. Pembuatan sudetan dari saluran drainase yang bermasalah

    menuju ke drainase yang lebih besar atau saluran drainase

  • 5 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    primer (sungai) terdekat yaitu Jalan Sudanco Supriadi ke

    Sungai Metro;

    i. Pengembangan Taman Pintar di kawasan perumahan

    Dieng;

    j. Pertokoan dengan tingkat pelayanan lokal yang menjual

    beraneka ragam barang yang dibatasi intensitasnya yakni

    pada kompleks pertokoan di Jalan Ikhwan Ridwan Rais dan

    Jalan S. Supriadi;

    k. Pengembangan pusat perdagangan di Kelurahan Mulyorejo;

    l. Rencana Pengembangan komplek industri dan pergudangan

    di Kelurahan Bandulan;

    m. Pembatasan pengembangan kawasan komplek industri dan

    pergudangan di sekitar Jalan Bandulan Barat;

    n. Lokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) diarahkan pada setiap

    pengembangan pusat-pusat pelayanan selain di pusat kota

    yaitu di Kelurahan Mulyorejo dengan memberikan tempat

    khusus;

    o. Mengembangkan rumah sakit pada Sub Wilayah Kota

    Malang Barat; dan

    p. Lokasi kawasan strategis ekonomi ditetapkan pada

    kawasan perdagangan yang berpusat di sekitar kawasan

    sentra industri yaitu sentra saniter di Kelurahan

    Karangbesuki.

    III. ISU STRATEGIS

    A. POTENSI

    Potensi yang terdapat di BWP Malang Barat adalah sebagai

    berikut :

    1. Dilewati jalan arteri sekunder yang menghubungkan

    Malang-Blitar yang dapat memberikan kemudahan

    aksesibilitas dan berpengaruh pada perkembangan

    perekonomian;

    2. Sampah-sampah di TPA Supit Urang dapat dijadikan

    alternatif pengolahan sampah Pembangkit Listrik Tenaga

    Sampah (PLTSa);

    3. Perumahan oleh pengembang menyebar pada beberapa

    wilayah baik rumah sederhana maupun rumah mewah;

    4. Adanya pusat perbelanjaan di Jalan Raya Dieng dan

    terdapat dua pasar tradisional yang dapat mendongkrak

    ekonomi mikro yaitu Pasar Mergan dan Pasar Kasin;

    5. Kawasan industri dan pergudangan yang terdapat di

    Kelurahan Bandulan dan Kelurahan Mulyorejo dapat

  • 6 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    meningkatkan PAD, menyerap tenaga kerja serta kemajuan

    ekonomi bagi wilayah sekitarnya; dan

    6. Adanya sarana pendidikan skala kota seperti Universitas

    Merdeka, STIKI, STIE Indonesia dan Universitas

    Kanjuruhan.

    B. MASALAH

    Permasalahan yang terdapat di BWP Malang Barat adalah

    sebagai berikut :

    1. Terdapatnya jalan-jalan yang mengalami kerusakan seperti

    di jalan menuju Perumahan Delta Dieng Kelurahan

    Pisangcandi, Jalan menuju SMP 15 Kelurahan Bandulan

    dan lain sebagainya;

    2. Adanya kemacetan di perempatan Jalan Mergan Lori

    dikarenakan sempitnya jalan dan angkutan barang menuju

    industri kecil di Kelurahan Bandulan dan Kelurahan

    Mulyorejo, pertigaan Jalan Bandulan dikarenakan adanya

    angkutan barang yang keluar masuk industri kecil

    Bandulan serta di pertigaan Jalan Mulyosari dikarenakan

    adanya angkutan umum yang parkir di sembarang tempat

    pada saat jam pulang kerja dan adanya angkutan barang

    yang keluar masuk industri kecil Mulyorejo;

    3. Kebiasaan masyarakat di Kelurahan Bandulan yang

    memanfaatkan sungai untuk MCK sehingga menyebabkan

    pencemaran air sungai;

    4. Industri kecil yang terdapat di Kelurahan Mulyorejo

    menyebabkan polusi udara dan masih ada beberapa industri

    yang belum mempunyai IPAL sehingga limbah langsung

    dibuang ke sungai/selokan;

    5. Kecenderungan perkembangan industri yang berkembang

    pesat mengakibatkan tumbuhnya PKL di sekitar kawasan

    industri sehingga menyebabkan kemacetan; dan

    6. Trotoar yang dimanfaatkan untuk berjualan dan parkir.

    C. URGENSI

    Urgensi penanganan yang terdapat di BWP Malang Barat

    adalah sebagai berikut :

    1. Penyemiran jalan pada jalan-jalan yang mengalami

    kerusakan;

    2. Pelebaran Jalan Mergan Lori;

    3. Penyediaan MCK umum untuk penduduk yang tinggal di

    sekitar Sungai Metro (Kelurahan Bandulan);

  • 7 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    4. Pembatasan pengembangan industri dan pergudangan di

    Kelurahan Bandulan dan Kelurahan Mulyorejo;

    5. Penyediaan IPAL untuk kawasan industri dan pergudangan

    yang terdapat di Kelurahan Bandulan dan Kelurahan

    Mulyorejo; dan

    6. Penyediaan tempat khusus untuk PKL yang berjualan di

    sepanjang Jalan Bandulan Barat dan Jalan Mulyosari.

    IV. RENCANA DETAIL TATA RUANG BWP MALANG BARAT

    A. TUJUAN PENATAAAN BWP

    Tujuan penataan ruang BWP Malang Barat adalah

    Mewujudkan perumahan yang layak huni dan mendukung

    kegiatan industri yang ada di sekitarnya. Guna mewujudkan

    tujuan tersebut, maka prinsip penataan ruang BWP Malang Barat

    meliputi :

    1. Tersedianya akses eksternal dan internal BWP Malang

    Barat;

    2. Tersedianya perumahan yang layak huni;

    3. Terkendalinya perkembangan industri dan pergudangan;

    dan

    4. Tersedia dan tertatanya RTH.

    B. RENCANA POLA RUANG

    1. RENCANA ZONA LINDUNG

    a) Zona Perlindungan Setempat

    1) Sub Zona Sempadan Sungai

    Rencana sub zona sempadan sungai meliputi :

    a. Sempadan sungai besar ditetapkan 15 meter

    dari tepi kiri dan 15 meter dari tepi kanan

    palung sungai sedangkan sungai kecil

    ditetapkan 10 meter dari tepi kiri dan 10 meter

    dati tepi kanan palung sungai dengan luas total

    sempadan sungai seluas 15,92 hektar yang

    tersebar di seluruh Sub BWP;

    b. Pada seluruh area sempadan sungai ini harus

    dikendalikan secara ketat agar meminimalisir

    perubahan zona lindung sempadan sungai

    menjadi zona budidaya yang menggunakan

    bangunan; dan

    c. Pengelolaan area sempadan sungai meliputi :

    Sempadan sungai yang belum terdapat

    bangunan digunakan untuk RTH;

  • 8 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Sempadan sungai yang terdapat bangunan

    dan bukan merupakan area rawan longsor

    tidak dapat dikembangkan lebih lanjut; dan

    Sempadan sungai yang terdapat bangunan

    serta merupakan area rawan longsor harus

    dipindahkan.

    Gambar 1 Rencana Sub Zona Sempadan Sungai di

    BWP Malang Barat

    2) Sub Zona Sempadan SUTT

    Rencana sub zona sempadan SUTT ditetapkan 20

    meter dari titik tengah jaringan seluas 21,79

    hektar meliputi Sub BWP I blok I-A dan blok I-C,

    Sub BWP II blok II-A dan blok II-B serta Sub BWP

    III blok III-B, blok III-C dan blok III-D.

  • 9 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Gambar 2 Rencana Sub Zona Sempadan SUTT

    di BWP Malang Barat

    b) Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)

    1) Sub Zona RTH Pekarangan

    a. Sub Zona RTH Pekarangan Rumah

    Sub zona RTH pekarangan rumah tersebar di

    seluruh pekarangan rumah yang terdapat di

    seluruh BWP Malang Barat dengan luas total

    RTH pekarangan rumah sebesar 212,03 Ha.

    Gambar 3 Rencana Sub Zona RTH Pekarangan Rumah

    di BWP Malang Barat

  • 10 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    b. Sub Zona RTH Pekarangan Perkantoran

    Sub zona RTH pekarangan perkantoran yang

    ada di BWP Malang Barat meliputi kantor

    Kecamatan Sukun, kantor kelurahan, Polsek,

    Koramil dan kantor swasta seluas 0,32 Ha.

    Rencana sub zona RTH pekarangan

    perkantoran adalah penambahan luas RTH

    pada masing masing bangunan perkantoran

    yaitu minimum 10% dari luas perkantoran.

    Gambar 4 Sub Zona RTH

    Pekarangan Perkantoran

    di BWP Malang Barat

    c. Sub Zona RTH Pekarangan Perdagangan dan

    Jasa

    Sub zona RTH pekarangan perdagangan dan

    jasa meliputi halaman pertokoan, ruko dan

    tempat usaha seluas 6,06 Ha yang terdapat di

    tiap Sub BWP. Rencana sub zona RTH

    pekarangan perdagangan dan jasa adalah

    penambahan luas RTH pada masing masing

    bangunan perdagangan dan jasa yaitu

    minimum 10% dari luas perdagangan dan jasa.

    RTH pekarangan perdagangan dan jasa pada

    halaman depan sekaligus dapat berfungsi

    sebagai taman dan tanaman peneduh parkir

    kendaraan.

    d. Sub Zona RTH Sarana Pelayanan Umum

    Sub zona RTH pekarangan sarana pelayanan

    umum seluas 5,94 Ha yang terdapat di tiap Sub

    BWP. Pada lahan dengan KDB di atas 90%

    dengan lahan yang sangat terbatas, RTH dapat

    disediakan pada atap bangunan.

  • 11 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Gambar 5 Sub Zona RTH Pekarangan Sarana Pelayanan Umum

    di BWP Malang Barat

    2) Sub Zona RTH Taman

    Sub zona RTH taman di BWP Malang Barat

    mempunyai fungsi sebagai tempat aktifitas sosial

    masyarakat, sarana rekreasi kota dan fungsi

    konservasi (menjaga kawasan resapan air,

    menjaga paru-paru kota). Sub Rencana sub zona

    RTH taman BWP Malang Barat adalah

    peningkatan peran masyarakat termasuk

    pengembang dalam penyediaan taman di

    lingkungan masing-masing. RTH taman di BWP

    Malang Barat meliputi :

    a. Sub Zona RTH Taman Lingkungan RT/RW

    Sub zona RTH Taman Lingkungan Taman

    RT/RW terdapat di tiap Sub BWP dengan luas

    1,89 Ha. Arahan penyediaan RTH Taman

    Lingkungan Taman RT/RW adalah sebagai

    berikut :

    Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman

    yang ditujukan untuk melayani penduduk

    dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk

    melayani kegiatansosial di lingkungan RT

    tersebut. Luas taman ini adalah minimal 1

    m2 per penduduk RT, dengan luas minimal

    250 m2. Lokasi taman berada pada radius

    kurang dari 300 m dari rumah-rumah

    penduduk yang dilayani.

    RTH Taman Rukun Warga (RW) disediakan

    dalam bentuk taman yang ditujukan untuk

    melayani penduduk satu RW, khususnya

    kegiatan remaja, kegiatan olahraga

    masyarakat, serta kegiatan masyarakat

    lainnya di lingkungan RW tersebut. Luas

  • 12 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    taman ini minimal 0,5 m2 per penduduk RW,

    dengan luas minimal 1.250 m2, lokasi taman

    berada pada radius kurang dari 1000 m dari

    rumah-rumah penduduk yang dilayaninya.

    Gambar 6 Sub Zona RTH Taman di

    BWP Malang Barat

    3) Sub Zona Jalur Hijau Jalan

    a. Sub Zona RTH Median Jalan

    Sub zona RTH jalur hijau jalan berupa pulau

    jalan dan median jalan yang terdapat di Sub

    BWP I dengan luas total seluas 1,75 Ha.

    Gambar 7 Sub Zona RTH Median Jalan di BWP Malang Barat

    b. Sub Zona RTH Jalur Hijau Jalan

    Sub zona RTH jalur hijau jalan berupa

    sepanjang jalur jalan yang terdapat di seluruh

    BWP Malang Barat seluas 78,1 Ha.

    4) Sub Zona RTH Fungsi Tertentu

    a. Sub Zona RTH Sempadan Sungai

    Sub zona RTH sempadan sungai meliputi

    sempadan sungai Metro dan sungai kecil

    meliputi Sungai Kasin, Sungai Watu, Sungai

    Akir, Sungai Glundeng, Sungai Sat, Sungai

    Kutuk, Sungai Curah Puring, Sungai Supit

    Urang, Sungai poring dan Sungai Sukun

    dengan luas 15,92 Ha yang terdapat di tiap

    Sub BWP.

  • 13 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    b. Sub Zona RTH Saluran Udara Tegangan Tinggi

    (SUTT)

    Sub zona sempadan sepanjang SUTT

    ditetapkan 20 (dua puluh) meter pada setiap

    sisi tiang listrik sepanjang SUTT melintasi Sub

    BWP I blok I-A dan blok I-C, Sub BWP II blok

    II-A dan blok II-B serta Sub BWP III blok III-B,

    blok III-C dan blok III-D. Luas sub zona RTH

    SUTT di BWP Malang Barat sebesar 21,79 Ha.

    c. Sub Zona RTH Pemakaman

    Sub zona RTH pemakaman memiliki fungsi

    utama sebagai tempat pelayanan publik untuk

    penguburan jenasah. Pemakaman juga dapat

    berfungsi sebagai RTH untuk menambah

    keindahan kota, daerah resapan air, pelindung,

    pendukung ekosistem dan pemersatu ruang

    kota sehingga keberadaan RTH yang tertata di

    komplek pemakaman dapat menghilangkan

    kesan seram pada wilayah tersebut. Sub zona

    RTH pemakaman pada BWP Malang Barat

    seluas 5,74 Ha yang terdapat di tiap Sub BWP.

    c) Zona Cagar Budaya

    Rencana zona cagar budaya meliputi :

    1. Zona cagar budaya yang sudah ada terdapat di Sub

    BWP I blok I-C; dan

    2. Zona cagar budaya yang sudah ada dipertahankan

    keberadaannya dan perlu dilestarikan dan dirawat.

    Gambar 8 Zona Cagar budaya di BWP Malang Barat

  • 14 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    d) Zona Rawan Bencana

    1) Sub Zona Rawan Bencana Longsor

    Sub zona rawan longsor terdapat di Sub BWP I blok

    I-D, Sub BWP II blok II-C dan Sub BWP III blok III-

    B. Rencana penanganan sub zona rawan longsor

    meliputi :

    a. Pembangunan plengsengan di sekitar sungai;

    b. Rencana jalur evakuasi bencana yang melewati

    jalan-jalan utama serta tempat evakuasi bencana

    diarahkan untuk menempati fasilitas umum

    yang meliputi fasilitas peribadatan, fasilitas

    pendidikan, fasilitas perkantoran dan lapangan

    olahraga; dan

    c. Bangunan yang berada di sempadan sungai serta

    merupakan area rawan bencana longsor harus

    dipindahkan.

    2) Sub Zona Rawan Kebakaran

    Sub zona rawan kebakaran terdapat di Sub BWP

    II blok II-B dan blok II-C . Rencana penanganan

    sub zona rawan kebakaran meliputi :

    a. Penyediaan tangki pemadam kebakaran atau

    hidran air pemadam kebakaran;

    b. Penyediaan jalan yang memadai (dapat dimasuki

    kendaraan pemadam dan dilewati petugas

    pemadam) sebagai jalur mitigasi bencana; dan

    c. Rencana jalur evakuasi bencana yang melewati

    jalan-jalan utama serta tempat evakuasi bencana

    diarahkan untuk menempati fasilitas umum

    yang meliputi fasilitas peribadatan, fasilitas

    pendidikan, fasilitas perkantoran dan lapangan

    olahraga.

    2. RENCANA ZONA BUDIDAYA

    a) Zona Perumahan

    1) Sub Zona Rumah Kepadatan Tinggi

    Rencana sub zona rumah kepadatan tinggi

    meliputi:

    a. Sub zona rumah kepadatan tinggi yang sudah

    ada terdapat di Sub BWP I blok I-D serta Sub

    BWP II blok II-B dan blok II-C; dan

  • 15 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    b. Perbaikan kualitas lingkungan rumah kepadatan

    tinggi serta penyediaan Ruang Terbuka Hijau

    (RTH) di Sub BWP I blok I-D serta Sub BWP II

    blok II-B dan blok II-C.

    2) Sub Zona Rumah Kepadatan Sedang

    Rencana sub zona rumah kepadatan sedang

    meliputi :

    a. Sub zona rumah kepadatan sedang yang sudah

    ada terdapat di tiap Sub BWP;

    b. Rumah tunggal dengan fungsi tempat tinggal

    yang akan dikembangkan di Sub I blok I-C, Sub

    BWP II blok II-A, blok II-B dan II-C serta Sub

    BWP III blok III-B, blok III-C dan III-D; dan

    c. Rumah tunggal dengan fungsi rumah tinggal dan

    rumah kos yang akan dikembangkan di Sub

    BWP I blok I-A, blok I-B dan blok I-D serta Sub

    BWP III blok III-A.

    3) Sub Zona Rumah Kepadatan Rendah

    Rencana sub zona rumah kepadatan rendah

    meliputi :

    a. Sub zona rumah kepadatan rendah yang sudah

    ada terdapat di Sub BWP I blok I-C serta Sub

    BWP II blok II-A dan blok II-D;

    b. Rumah tunggal dengan fungsi tempat tinggal

    yang akan dikembangkan di Sub BWP I blok I-C

    dan Sub BWP II blok II-A; dan

    c. Akses utama menuju rumah kepadatan rendah

    dilengkapi dengan median jalan yang berfungsi

    sebagai RTH.

    b) Zona Perdagangan dan Jasa

    1) Sub Zona Perdagangan dan Jasa Tunggal

    Rencana sub zona perdagangan dan jasa tunggal

    meliputi :

    a. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal dengan

    kegiatan pusat perbelanjaan meliputi :

    1. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal

    dengan kegiatan pusat perbelanjaan yang

    sudah ada terdapat Sub BWP I blok I-D; dan

  • 16 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    2. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal

    dengan kegiatan pusat perbelanjaan yang

    akan dikembangkan di Sub BWP I blok I-D

    dan Sub BWP III blok III-B.

    b. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal dengan

    kegiatan pasar lingkungan meliputi :

    1. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal

    dengan kegiatan pasar lingkungan yang

    sudah ada terdapat di Sub BWP I blok I-B

    dan blok I-D, Sub BWP II blok II-C serta Sub

    BWP III blok III-C; dan

    2. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal

    dengan kegiatan pasar lingkungan yang

    sudah ada dipertahankan keberadaannya.

    c. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal dengan

    kegiatan toko, warung, kios dan sejenisnya

    meliputi :

    1. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal

    dengan kegiatan toko, warung, kios dan

    sejenisnya yang sudah ada terdapat di tiap

    Sub BWP; dan

    2. Sub zona perdagangan dan jasa tunggal

    dengan kegiatan toko, warung, kios dan

    sejenisnya dikembangkan pada setiap blok

    dan Sub BWP.

    d. Pengembangan sentra PKL pada setiap pusat

    kegiatan yang berfungsi sebagai zona

    perdagangan dan jasa tunggal.

    2) Sub Zona Perdagangan dan Jasa Deret

    Rencana sub zona perdagangan dan jasa deret

    meliputi :

    a. Sub zona perdagangan dan jasa deret dengan

    kegiatan ruko yang sudah adas terdapat di Sub

    BWP I blok I-B, blok I-C dan blok I-D, Sub BWP

    II blok II-A, blok II-B dan blok II-C serta Sub

    BWP III blok III-A, blok III-B dan Sub BWP III-

    C;

    b. Sub zona perdagangan dan jasa deret dengan

    kegiatan ruko dikembangkan di Sub BWP I blok

    I-A, blok I-B, blok I-C dan blok I-D, Sub BWP II

    blok II-A, blok II-B dan blok II-C serta Sub BWP

  • 17 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    III blok III-A, blok III-B, blok III-C dan blok III-

    D; dan

    c. Pengembangan sentra PKL pada setiap pusat

    kegiatan yang berfungsi sebagai zona

    perdagangan dan jasa deret.

    c) Zona Perkantoran

    1) Sub Zona Perkantoran Pemerintah

    Rencana sub zona perkantoran pemerintah

    meliputi:

    a. Sub zona perkantoran pemerintah berupa kantor

    kecamatan yang terdapat di Sub BWP III blok

    III-A, kantor kelurahan yang terdapat di Sub

    BWP I blok I-B dan blok I-D, Sub BWP II blok II-

    B dan blok II-C serta Sub BWP III blok III-C dan

    blok III-D dan kantor dinas yang terdapat di Sub

    BWP III blok III-A dan blok III-C; dan

    b. Sub zona perkantoran pemerintah yang sudah

    ada dipertahankan keberadaannya.

    2) Sub Zona Perkantoran Swasta

    Rencana sub zona perkantoran swasta meliputi :

    a. Sub zona perkantoran yang sudah ada berupa

    bank yang terdapat di Sub BWP I blok I-D; dan

    b. Sub zona perkantoran swasta berupa kantor

    konsultan dan kantor notaris dikembangkan

    menyatu dengan zona perumahan dan zona

    perdagangan yang tersebar di tiap Sub BWP.

    d) Zona Industri

    1) Sub Zona Industri Kecil

    Rencana sub zona industri kecil meliputi :

    a. Sub zona industri kecil yang sudah ada terdapadi

    Sub BWP I blok I-B; dan

    b. Sub zona industri kecil yang sudah ada

    dipertahankan keberadaannya dengan tetap

    memperhatikan aspek lingkungan sekitarnya

    dan memberikan pembinaan kepada pelaku

    industri untuk tetap menjaga kelestarian

    lingkungan.

  • 18 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    2) Sub Zona Aneka Industri

    Rencana sub zona aneka industri meliputi :

    a. Sub zona aneka industri yang sudah ada

    terdapadi Sub BWP I blok I-A, Sub BWP II blok

    II-A dan blok II-B serta Sub BWP III blok III-A;

    dan

    b. Sub zona aneka industri dikembangkan di Sub

    BWP II blok II-B; dan

    c. Pembatasan pengembangan sub zona aneka

    industri di Sub BWP II blok II-B.

    e) Zona Sarana Pelayanan Umum

    1) Sub Zona Pendidikan

    Rencana sub zona pendidikan meliputi :

    a. Sub zona pendidikan berupa kegiatan taman

    kanak-kanak, sekolah dasar/Madrasah

    Ibtidaiyah (MI) meliputi :

    1. Sub zona pendidikan berupa kegiatan taman

    kanak-kanak, sekolah dasar/Madrasah

    Ibtidaiyah (MI) yang sudah ada terdapat di

    tiap Sub BWP; dan

    2. Sub zona pendidikan berupa kegiatan taman

    kanak-kanak, sekolah dasar/Madrasah

    Ibtidaiyah (MI) dikembangkan di tiap Sub

    BWP terutama pada perumahan baru.

    b. Sub zona pendidikan berupa kegiatan Sekolah

    Menengah Pertama (SMP) atau sederajat

    meliputi :

    1. Sub zona pendidikan berupa Sekolah

    Menengah Pertama (SMP) atau sederajat

    yang sudah ada terdapat di tiap Sub BWP;

    dan

    2. Sub zona pendidikan berupa kegiatan Sekolah

    Menengah Pertama (SMP) atau sederajat

    yang sudah ada dipertahankan

    keberadaannya.

    c. Sub zona pendidikan berupa kegiatan Sekolah

    Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan

    atau sederajat meliputi :

    1. Sub zona pendidikan berupa Sekolah

    Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan

  • 19 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    atau sederajat yang sudah ada terdapat di

    tiap Sub BWP; dan

    2. Sub zona pendidikan berupa Sekolah

    Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan

    atau sederajat yang sudah ada dipertahankan

    keberadaannya.

    d. Sub zona pendidikan berupa kegiatan perguruan

    tinggi/akademi atau sederajat meliputi :

    1. Sub zona pendidikan berupa kegiatan

    perguruan tinggi/akademi atau sederajat yang

    sudah ada terdapat di Sub BWP I blok I-D dan

    Sub BWP III blok III-A; dan

    2. Sub zona pendidikan berupa kegiatan

    perguruan tinggi/akademi atau sederajat yang

    sudah ada dipertahankan keberadaannya.

    2) Sub Zona Transportasi

    Rencana sub zona transportasi meliputi :

    a. Sub zona transportasi berupa sub unit terminal

    meliputi :

    1. Sub zona transportasi berupa sub unit

    terminal yang sudah ada terdapat di Sub BWP

    I blok I-C dan Sub BWP II blok II-A; dan

    2. Sub zona transportasi berupa sub unit

    terminal dikembangkan di Sub BWP I blok I-A

    dan Sub BWP III blok III-D.

    b. Sub zona transportasi berupa halte meliputi :

    1. Sub zona transportasi berupa halte yang

    sudah ada terdapat di Sub BWP III blok III-A

    dan blok III-C; dan

    2. Sub zona transportasi berupa halte

    dikembangkan di Sub BWP II blok II-C.

  • 20 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Gambar 9 Rencana Halte di BWP Malang Barat

    3) Sub Zona Kesehatan

    Rencana sub zona kesehatan meliputi :

    a. Sub zona kesehatan berupa poliklinik yang

    sudah ada terdapat di Sub BWP II blok II-A;

    b. Sub zona kesehatan berupa klinik medis yang

    sudah ada terdapat di Sub BWP III blok III-B

    c. Sub zona kesehatan berupa puskesmas

    pembantu yang sudah ada terdapat di Sub BWP

    II blok II-C dan Sub BWP III blok III-B, blok III-

    C dan blok III-D;

    d. Sub zona kesehatan berupa rumah sakit

    dikembangkan di Sub BWP III blok III-B;

    e. Sub zona kesehatan berupa praktek dokter

    bersama dikembangkan di Sub BWP I blok I-D;

    dan

    f. Sub zona kesehatan berupa rawat inap

    dikembangkan di Sub BWP III blok III-B dan

    blok III-C.

    4) Sub Zona Olahraga

    Rencana sub zona olahraga meliputi :

    a. Sub zona olahraga berupa lapangan olahraga

    yang sudah ada terdapat di tiap Sub BWP; dan

    b. Sub zona olahraga berupa lapangan olahraga

    dikembangkan pada pengembangan perumahan

    baru yang terdapat di Sub BWP I, Sub BWP II

    dan Sub BWP III.

  • 21 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    5) Sub Zona Sosial Budaya

    Rencana sub zona sosial budaya meliputi :

    a. Sub zona sosial budaya berupa gedung

    pertemuan/balai warga terdapat di tiap Sub

    BWP; dan

    c. Sub zona sosial budaya berupa gedung

    pertemuan/balai warga dikembangkan pada

    pengembangan perumahan baru yang terdapat di

    Sub BWP I, Sub BWP II dan Sub BWP III.

    6) Sub Zona Peribadatan

    Rencana sub zona peribadatan meliputi :

    a. Sub zona peribadatan berupa masjid dan

    langgar/musholla yang sudah ada terdapat di

    tiap Sub BWP;

    b. Sub zona peribadatan berupa gereja yang sudah

    ada terdapat di Sub BWP I blok I-D, Sub BWP II

    blok II-A dan Sub BWP III blok III-A;

    c. Sub zona peribadatan berupa vihara yang sudah

    ada terdapat di Sub BWP II blok II-A; dan

    d. Sub zona peribadatan berupa masjid,

    langgar/musholla dan gereja dikembangankan di

    tiap Sub BWP terutama perumahan baru sesuai

    dengan daya dukung penduduknya.

    f) Zona Peruntukan Lainnya

    1) Sub Zona Pertanian

    Rencana sub zona pertanian meliputi:

    a. Sub zona pertanian yang sudah ada terdapat di

    Sub BWP III blok III-B, blok III-C dan blok III-D;

    b. Sub zona pertanian dengan kegiatan pertanian

    lahan basah dikembangkan di Sub BWP I blok I-

    B serta Sub BWP III blok III-B, blok III-C dan

    blok III-D; dan

    c. Pengembangan wisata edukasi dengan

    memanfaatkan lahan pertanian yang sudah ada.

    g) Zona Peruntukan Khusus

    1) Sub Zona TPA

    Rencana sub zona TPA meliputi :

    a. Sub zona TPA yang sudah ada terdapat di Sub

    BWP III blok III-D; dan

  • 22 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    b. Sub zona TPA yang sudah ada dipertahankan

    keberadaannya dan dilakukan penghijauan pada

    area TPA.

    C. RENCANA JARINGAN PRASARANA

    1. Rencana Pengembangan Jaringan Pergerakan

    a) Sistem Jaringan Jalan

    Berdasarkan hierarkinya, jaringan jalan di BWP

    Malang Barat dapat dibedakan menjadi :

    1) Jaringan Jalan Arteri Primer

    Rencana jalan arteri primer di BWP Malang Barat

    adalah pengembangan jalan arteri primer adalah

    Jalan S. Supriadi.

    2) Jaringan Jalan Arteri Sekunder-I

    Rencana jalan arteri sekunder-I di BWP Malang

    Barat adalah pengembangan jalan arteri sekunder-I

    adalah Jalan Raya Dieng Jalan Terusan Raya

    Dieng.

    3) Jaringan Jalan Arteri Sekunder-II

    Rencana jalan arteri sekunder-II di BWP Malang

    Barat adalah pengembangan jalan arteri sekunder-

    II meliputi Jalan Raya Langsep Jalan IR. Rais.

    4) Jaringan Jalan Kolektor Sekunder-II

    Rencana jalan arteri sekunder-II di BWP Malang

    Barat adalah pengembangan jalan arteri sekunder-

    II meliputi Jalan Raya Langsep Jalan IR. Rais.

    5) Jaringan Jalan Lokal Sekunder

    Rencana jalan lokal sekunder di BWP Malang Barat

    adalah pengembangan jalan lokal sekunder

    meliputi Jalan Sigura-Gura Barat Raya Jalan

    Sigura-Gura Barat Nomor Ganjil, Jalan Raya Candi

    Jalan Candi IV Jalan Candi III Jalan Candi

    Blok VA Jalan Candi Blok V, Jalan Taman Agung

    Jalan Mega Mendung Jalan Candi IIIF , Jalan

    Bukit Dieng, Jalan Simpang Langsep Jalan

    Mergan Kelapa Sawit, Jalan Kurmo, Jalan Siwalan,

    Jalan Mergan Lori, Jalan Raya Bandulan Jalan

    Tebo Utara Jalan Raya Mulyorejo Jalan Tebo

  • 23 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Selatan Jalan Tanjung Emas, Jalan Janti Barat

    Jalan Sonokeling serta Jalan Klayatan III Jalan

    Kemantren III Jalan Pelabuhan Tanjung Perak,

    pelebaran Jalan Mergan Lori, Jalan Tebo Selatan

    dan Jalan Klayatan III, pengembangan jalan

    Lingkar Barat yang melewati ruas Jalan S.

    Supriyadi Jalan Klayatan III Jalan Kemantren

    III Jalan Pelabuhan Tanjung Perak Jalan

    Pelabuhan Tanjung Emas Jalan Tebo Selatan

    Jalan Raya Mulyorejo - Jalan Tebo Utara - Jalan

    Bandulan Jalan Bandulan Barat Kabupaten

    Malang serta pengembangan jalan tembus meliputi

    ruas Jalan Terusan Sigura-Gura Jalan Sigura-

    Gura Blok D Jalan Candi V.

    6) Jalan Lingkungan

    Rencana jalan lingkungan di BWP Malang Barat

    adalah pengembangan jalan lingkungan meliputi

    Jalan Joyosuko, Jalan Bukit Cemara Tidar, Jalan

    Candi Blok III - VI, Jalan Tidar Atas, Jalan

    Himalaya, Jalan Fujiyama, Jalan Mahameru,

    Jalan Puncak Tidar, Jalan Puncak Esberg, Jalan

    Telaga Bodas, Jalan Puncak Himawan, Jalan

    Kwoka, Jalan Ranakah, Jalan Bukit Tanggul, Jalan

    Puncak Trikora, Jalan Gambuta I V, Jalan Dako,

    Jalan Tokala, Jalan Malenggang, Jalan Ratah Tiga,

    Jalan Patuha, Jalan Puncak Malino, Jalan

    Kalingkang, Jalan Puncak Yamin, Jalan Sihabu-

    habu, Jalan Salahutu, Jalan Gamalama, Jalan

    Latimojong, Jalan Kendeng, Jalan Simpang Tidar,

    Jalan Tidar Sakti, Jalan Lompobatang, Jalan

    Meratus, Jalan Mandalawangi, Jalan Malino, Jalan

    Kaluta, Jalan Tinombala, Jalan Klabat, Jalan

    Lokon, Jalan Soputan, Jalan Sinabung, Jalan

    Sibayak, Jalan Leuser, Jalan Singgalang, Jalan

    Batu Permata, Jalan Tambora, Jalan Bukit

    Barisan, Jalan Krakatau, Jalan Bukit Dieng, Jalan

    Raya Lembah Dieng, Jalan Puncak Jaya, Jalan

    Halimun, Jalan Bandahara, Jalan Mega Mendung,

    Jalan Taman Dieng, Jalan Kurmo, Jalan Kawista,

    Jalan Menuwo, Jalan Pondok Alam Sigura-gura,

    Jalan Terusan Bendungan Sigura-gura A-D, Jalan

  • 24 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Bendungan Palasari, Jalan Bendungan Wonogiri,

    Jalan Raya Candi, Jalan Candi III IV, Jalan

    Puncak Dieng Eksklusif, Jalan Istana Dieng, Jalan

    Bukit Dieng Permai, Jalan Moch. Juki, Jalan

    Cindelaras, Jalan Artowijoyo, Jalan Bandulan,

    Jalan Pisang Agung, Jalan Perum Bandulan

    Permai, Jalan Dali, Jalan Perkutut, Jalan Terusan

    Mergan Raya, Jalan Tebo Tengah, Jalan Pelabuhan

    Bakahuni, Jalan Pelabuhan Ketapang, Jalan

    Pelabuhan Merak, Jalan Pelabuhan Tanjung Priok,

    Jalan Pondok Cempaka Indah, Jalan Pelabuhan

    Kamal, Jalan Keben, Jalan Imam Sujono, Jalan

    Budi Utomo, Jalan Sari Wongso, Jalan Terusan

    Segawe, Jalan Rawisari, Jalan Dr. Sutomo, Jalan

    Pahlawan, Jalan Sukun Pondok Indah, Jalan Abdul

    Jalil dan Jalan Simpang Kepuh.

    b) Sistem Jalur Pedestrian

    Rencana pengembangan jalur pedestrian di BWP

    Malang Barat meliputi :

    1. Jalur pedestrian yang sudah ada terdapat di Jalan

    S. Supriadi dan Jalan Raya Dieng Jalan Terusan

    Raya Dieng;

    2. Jalur pedestrian dalam satu zona meliputi zona

    perdagangan dan jasa, zona perkantoran dan zona

    sarana pelayanan umum; dan

    3. Jalur pedestrian berupa koridor meliputi jalur

    pedestrian sepanjang jalan arteri primer, jalan

    arteri sekunder, jalan kolektor sekunder dan jalan

    lokal sekunder sesuai dengan dimensi jalan masing-

    masing.

    Gambar 10 Rencana Pedestrian di BWP Malang Barat

  • 25 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Peta 2 Rencana Pola Ruang BWP Malang Barat

  • 26 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Peta 3 Rencana Pengembangan Jaringan Jalan BWP Malang Barat

  • 27 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    c) Sistem Pelayanan Angkutan Umum

    Rencana sistem pelayanan angkutan umum meliputi :

    1. Angkutan umum yang sudah ada berasal dari dan

    menuju Sub Terminal Mulyorejo, sub unit terminal

    Tidar, sub unit terminal Puncak Dieng, sub unit

    terminal Gasek dan sub unit terminal Karang

    Besuki dengan rute yang tersebar di tiap Sub BWP;

    dan

    2. Penambahan rute angkutan umum menuju Jalan

    Rawisari dan Jalan Bukit Cemara Tidar.

    d) Parkir

    Rencana sistem parkir di BWP Malang Barat meliputi:

    1. Pembatasan parkir secara on street sepanjang jalan arteri primer, jalan arteri sekunder, jalan kolektor

    sekunder dan jalan lokal sekunder; dan

    2. Penyediaan parkir off street di pelataran maupun menyatu dengan bangunan dan basement.

    Parkir Off Street Parkir On Street

    Gambar 11 Rencana Parkir di BWP Malang Barat

    Parkir Basement Parkir di Perjas (Ruko)

    Gambar 12 Rencana Parkir di

    Zona Perdagangan dan Jasa

  • 28 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    e) Sistem Jalur Sepeda

    Rencana jalur sepeda di BWP Malang Barat meliputi :

    1. Jalan Sigura-Gura Barat Raya, Jalan Raya Tidar,

    Jalan puncak Mandala, Jalan Raya Dieng, Jalan

    Terusan Raya Dieng, Jalan Raya langsep, Jalan

    Simpang Langsep, Jalan Mergan Kelapa Sawit,

    Jalan IR. Rais, Jalan Mergan, Jalan Mergan

    Keramat, Jalan Raya Bandulan, Jalan Bandulan

    Barat, Jalan Bandulan, Jalan Mulyosari, Jalan S.

    Supriadi, Jalan Janti Barat, Jalan Janti Selatan

    dan Jalan Sonokeling; dan

    2. Pengembangan jalur sepeda (bike line) melalui pemberian tanda khusus, menyatu dengan jaringan

    jalan yang sudah ada dan tidak diberi pembatas

    khusus serta sebidang dengan jalan yang dimaksud.

    2. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN

    ENERGI/KELISTRIKAN

    Rencana pengembangan jaringan energi/kelistrikan di

    BWP Malang Barat adalah sebagai berikut :

    a. Pengembangan jaringan distribusi primer berupa

    jaringan SUTT yang ada melintasi Sub BWP I blok I-A

    dan blok I-C, Sub BWP II blok II-A dan blok II-B serta

    Sub BWP III blok III-B, blok III-C dan blok III-D.

    b. Pengembangan jaringan distribusi sekunder meliputi :

    1) Jaringan energi/kelistrikan berupa jaringan SUTM

    yang melewati Jalan Bukit Cemara Tidar Jalan

    Candi V Jalan Candi III Jalan Candi IV Jalan

    Raya Candi, Jalan Sigura-Gura Barat Jalan

    Bendungan Palasari Jalan Terusan Sigura-Gura

    IIIA - Jalan Terusan Sigura-Gura IIF Jalan

    Puncak Mandala, Jalan Puncak Yamin Jalan

    Kendeng, Jalan Raya Tidar Jalan Puncak

    Mandala Jalan Bukit Tanggul, Jalan Gambuta,

    Jalan Puncak tidar Jalan Himalaya Jalan Tidar

    Atas Jalan Candi Blok V, Jalan Raya Langsep

    Jalan Bukit Barisan Jalan Taman Agung Jalan

    Mega Mendung, Jalan Rajabasa Jalan Krakatau,

    Jalan Tambora, Jalan Lokon, Jalan Raya Dieng

    Jalan Terusan Raya Dieng Jalan Taman Dieng

    Jalan Taman Dieng 3, Jalan Simpang Dieng Jalan

    Simpang Dieng II, Jalan IR. Rais Jalan Raya

  • 29 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Bandulan Jalan Bandulan Barat, Jalan Pisang

    Candi Barat Jalan Pisang Agung Jalan Bukit

    Dieng Permai Jalan Bukit Dieng Jalan Puncak

    Dieng Eksklusif, Jalan Kurmo, Jalan Siwalan,

    Jalan Bandulan Gang 8 Jalan Bandulan, Jalan

    Bandulan Jalan Mulyosari, Jalan Tebo Utara

    Jalan Raya Mulyorejo Jalan Tebo Selatan Jalan

    Pelabuhan Tanjung Emas, Jalan Artowijoyo Jalan

    Cindelaras, Jalan Rawisari, Jalan Budi Utomo

    Jalan Pahlawan, Jalan Klayatan III Jalan

    Kemantren III Jalan Pelabuhan Tanjung Perak,

    Jalan Sukun Gempol, Jalan Abdul Jalil Jalan

    Sukun Pondok Indah, Jalan Klayatan II Jalan

    Pelabuhan Ketapang Jalan Pelabuhan Tanjung

    Priok, Jalan S. Supriadi Jalan Janti Barat Jalan

    Sonokeling Jalan Janti Selatan, Jalan Taman

    Segawe, Jalan Barat Blok A, Jalan Janti Barat Blok

    B, Jalan Janti 7, Jalan Keben Blok B, Jalan Keben I, Jalan Keben Blok C, Jalan Keben Blok D, Jalan

    Keben II Blok A, Jalan Keben II Blok B, Jalan

    Keben II, Jalan Simpang Kepuh, Jalan Simpang

    Kepuh Blok A, Jalan Simpang Kepuh Blok B, Jalan

    Simpang Kepuh Blok D, Jalan Kepuh Gang X, Jalan

    Satsui Tubun Gang I dan Jalan Kepuh IX

    (Kebonsari Gang I);

    2) Jaringan energi/kelistrikan berupa jaringan SUTR

    yang ada terdapat di seluruh jalan selain jalan yang

    dilewati jaringan SUTT dan jaringan SUTM; dan

    3) Pengembangan jaringan SUTR terdapat pada

    pengembangan perumahan baru yang terdapat di

    Sub BWP I, Sub BWP II dan Sub BWP III.

    c. Pengembangan penerangan jalan umum yang

    melewati Jalan Bukit Cemara Tidar, Jalan Candi

    Blok V VI, Jalan Pondok Alam Sigura-Gura, Jalan

    Terusan Bendungan Sigura-gura Barat, Jalan Puncak

    Esberg, Jalan Puncak Tidar, Jalan Himalaya, Jalan

    Fujiyama, Jalan Tidar Atas, Jalan Mahameru, Jalan

    Gambuta, Jalan Kwoka, Jalan Puncak Himawan,

    Jalan Ranakah, Jalan Bukit Tanggul, Jalan Telaga

    Bodas, Jalan Puncak Mandala, Jalan Puncak Trikora,

    Jalan Tokala, Jalan Dako, Jalan Tidar Sakti, Jalan

    Ananas, Jalan Simpang Langsep, Jalan Kelapa Sawit,

  • 30 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Jalan Pisang Candi Barat, Jalan Pisang Agung, Jalan

    Simpang Dieng I II, Jalan Raya Dieng Jalan

    Terusan Raya Dieng Jalan Bukit Dieng, Jalan

    Taman Dieng, Jalan Simpang Taman Agung, Jalan

    Bandahara, Jalan Rajabasa, Jalan Kendeng, Jalan

    Gamalama, Jalan Salahutu, Jalan Kalingkang, Jalan

    Puncak Mandala, Jalan Puncak Malino, Jalan Ratah

    Tiga, Jalan Patuha, Jalan Villa Tidar Indah, Jalan

    Malenggang, Jalan Simpang Tinombala, Jalan

    Tambora, Jalan Jaya Giri, Jalan Puncak Dieng

    Eksklusif, Jalan Bukit Dieng, Jalan Istana Dieng,

    Jalan Bandulan Permai, Jalan Bandulan, Jalan

    Moch. Juki, Jalan Mulyosari, Jalan Gempol Mergan

    Bhakti, Jalan Puter Tengah, Jalan Rangkok Utara,

    Jalan Cendrawasih, Jalan Dali Utara - Jalan Dali

    Selatan, Jalan Sikatan, Jalan Tanjung Putra Yudha I-

    VI, Jalan Mergan Kelurahan Blok A-D, Jalan Terusan

    Mergan Raya, Jalan Mergan Sekolahan - Jalan

    Mergan Keramat, Jalan IR. Rais Gang 9 dan 14, Jalan

    IR. Rais, Jalan Pelabuhan Merak, Jalan Pelabuhan

    Tanjung Priok, Jalan Pelabuhan Kamal, Jalan

    Pelabuhan Tanjung Emas, Jalan Pelabuhan Tanjung

    Perak, Jalan Taman Janti, Jalan Keben II, Jalan Janti

    Selatan, Jalan Janti VII, Jalan Simpang Randu Jaya

    Jalan Randu Jaya, Jalan Janti Barat Blok A-C, Jalan

    Taman Sagawe, Jalan Janti Barat Jalan Sonokeling,

    Jalan Janti Gang III, Jalan Dr. Sutomo dan Jalan

    Gang Ngurah Rai.

    3. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN

    TELEKOMUNIKASI

    Rencana pengembangan jaringan telekomunikasi di BWP

    Malang Barat adalah sebagai berikut :

    a. Jaringan telekomunikasi berupa jaringan kabel

    telepon meliputi:

    1) Jaringan telekomunikasi berupa jaringan kabel

    telepon yang ada sudah melayani seluruh BWP

    Malang Barat; dan

    2) Jaringan telekomunikasi berupa jaringan kabel

    telepon dikembangkan pada pengembangan

    perumahan baru yang terdapat di Sub BWP I, Sub

    BWP II dan Sub BWP III.

  • 31 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    b. Jaringan telekomunikasi berupa jaringan nirkabel

    meliputi :

    1) Jaringan telekomunikasi berupa jaringan nirkabel

    yaitu Base Transfer Station (BTS) yang ada sebanyak 29 unit yang tersebar di tiap Sub BWP;

    dan

    2) Jaringan telekomunikasi berupa jaringan nirkabel

    dikembangkan pada pengembangan perumahan

    baru yang terdapat di Sub BWP I, Sub BWP II dan

    Sub BWP III dengan konsep BTS bersama.

    c. Pengembangan jaringan telekomunikasi berupa TV

    kabel dilakukan secara bersama dengan jaringan

    listrik dari PLN.

    4. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN AIR MINUM

    Rencana pengembangan air minum di BWP Malang

    Barat adalah sebagai berikut :

    a. Jaringan air minum berupa PDAM meliputi :

    1) Jaringan air minum berupa PDAM yang terdapat di

    tiap Sub BWP; dan

    2) Jaringan air minum berupa PDAM dikembangkan

    di Sub BWP I, Sub BWP II dan Sub BWP III.

    b. Jaringan air minum berupa sumur bor meliputi :

    1) Jaringan air minum berupa sumur bor yang

    terdapat di Sub BWP I, Sub BWP II dan Sub BWP

    III; dan

    2) Jaringan air minum berupa sumur bor yang sudah

    ada dipertahankan keberadaannya serta dijaga

    kualiatas sumber airnya.

    3)

    5. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN DRAINASE

    BWP Malang Barat memiliki 3 klasifikasi yakni drainase

    primer, drainase sekunder dan drainase tersier, yaitu

    sebagai berikut :

    a. Jaringan Drainase Primer

    Jaringan drainase primer terdiri dari saluran drainase

    primer yang berupa sungai yaitu Sungai Metro.

  • 32 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Gambar 13 Jaringan Drainase Primer di

    BWP Malang Barat

    b. Jaringan Drainase Sekunder

    Jaringan drainase sekunder terdapat pada jalur-jalur

    utama yaitu di sepanjang Jalan Puncak Mandala,

    Jalan Jupri, Jalan Bandulan Barat, Jalan Mergan

    Lori, Jalan Klayatan III, Jalan S. Supriadi, Jalan Raya

    Tidar, Jalan Raya Langsep, Jalan Terusan Raya

    Dieng, Jalan Raya Bandulan, Jalan Tebo Utara, Jalan

    Raya Mulyorejo dan Jalan Kemantren III.

    Gambar 14 Jaringan Drainase Sekunder di

    BWP Malang Barat

    c. Jaringan Drainase Tersier

    Jaringan drainase tersier di BWP Malang Barat

    meliputi jaringan drainase yang terdapat pada

    perumahan BWP Malang Barat.

    Gambar 15 Jaringan Drainase Tersier di

    BWP Malang Barat

  • 33 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Pengelolaan drainase di BWP Malang Barat meliputi :

    1. Pengelolaan sistem drainase berdasarkan Sub Daerah

    Aliran Sungai;

    2. Penanganan saluran meliputi :

    a) Normalisasi saluran;

    b) Pembuatan sudetan;

    c) Pembuatan saluran baru; dan

    d) Pembuatan inlet.

    3. Peresapan air dalam tanah meliputi :

    a) Sumur resapan air hujan;

    b) Biopori; dan

    c) Bozem.

    6. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN AIR

    LIMBAH

    Rencana pengembangan jaringan air limbah di BWP

    Malang Barat meliputi :

    a. Penyediaan pengolah limbah secara

    mandiri/individual pada kegiatan yang menghasilkan

    limbah dalam jumlah besar antara lain hotel, industri

    dan kegiatan yang sejenis;

    b. Penyediaan pengolah limbah secara komunal untuk

    tiap zona perumahan yang disediakan oleh setiap blok

    berbasis sub DAS;

    c. Penyediaan Instalasi Pengolah Limbah Tinja Supit

    Urang yang terdapat di Sub BWP III; dan

    d. Penyediaan Instalasi Pengolah Air Limbah terpadu di

    Kelurahan Bakalankrajan dengan kapasitas 200 KK.

    7. RENCANA PENGEMBANGAN JARINGAN

    PRASARANA LAINNYA

    a. Rencana Pengembangan Sistem Persampahan

    Rencana pengembangan sistem persampahan

    meliputi:

    1) Sistem persampahan berupa TPA Supit Urang yang

    terdapat di Sub BWP III;

    2) Sistem persampahan berupa TPS yang ada

    sebanyak 13 unit;

    3) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

    (PLTSa) di TPA Supit Urang yang terdapat di Sub

    BWP III;

  • 34 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    4) Pengembangan sistem persampahan berupa TPS

    pada pengembangan perumahan baru yang

    terdapat di Sub BWP I, Sub BWP II dan Sub BWP

    III; dan

    5) Pengelolaan sampah di BWP Malang Barat meliputi

    pengelolaan sampah (bank sampah) pada sub zona

    rumah kepadatan tinggi.

    b. Rencana Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana

    Di BWP Malang Barat rawan longsor dan kebakaran.

    Rencana pengembangan jaringan prasarana lainnya

    berupa jalur evakuasi bencana meliputi :

    1. Penanganan rawan longsor; dan

    2. Penanganan rawan kebakaran.

    Pengembangan jaringan prasarana lainnya berupa

    penanganan rawan longsor berupa penanganan rawan

    longsor sepanjang Sungai Metro dan penanganan

    rawan kebakaran berupa penyediaan hidran

    kebakaran pada sub zona rumah kepadatan tinggi di

    Sub BWP II blok II-B dan blok II-C. Pengembangan

    jaringan prasarana lainnya berupa penetapan jalur

    evakuasi bencana dan tempat evakuasi korban

    bencana meliputi :

    1. Rencana rute evakuasi bencana meliputi :

    a) Jalan Raya Bandulan Jalan IR. Rais;

    b) Jalan Raya Bandulan Jalan Raya Langsep;

    c) Jalan Mergan Lori Jalan Raya Langsep; dan

    d) Jalan Mergan Lori Jalan IR. Rais.

    2. Rencana tempat evakuasi korban bencana

    diarahkan untuk menempati fasilitas umum yang

    meliputi fasilitas peribadatan, fasilitas pendidikan,

    fasilitas perkantoran dan lapangan olahraga.

    D. PENETAPAN SUB BWP YANG DDIPRIORITASKAN

    PENANGANANNYA

    Berdasarkan hasil skoring, kawasan yang diprioritaskan

    penanganannya terdapat di Sub BWP II yang berfungsi

    sebagai industri dan perumahan.

    1. Tema penanganan adalah penataan industri

    2. Kebutuhan penanganan Sub BWP II meliputi :

    a. Penataan kawasan secara lebih rinci dengan

    penyusunan RTBL;

  • 35 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    b. Penataan intensitas bangunan;

    c. Pengaturan sirkulasi angkutan umum dan angkutan

    barang;

    d. Penataan sistem drainase;

    e. Penyediaan RTH; dan

    f. Penataan dan penyediaan ruang untuk sektor

    informal.

  • 36 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Peta 4 Sub BWP yang Diprioritaskan Penanganannya BWP

    Malang Barat

  • 37 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    E. KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

    1. PROGRAM PERWUJUDAN RENCANA POLA RUANG

    DI BWP MALANG BARAT

    a) Perwujudan Zona Lindung pada BWP

    Perwujudan zona lindung di BWP Malang Barat

    meliputi :

    1) Penetapan zona lindung BWP Malang Barat dengan

    program utama penetapan zona lindung BWP Malang

    Barat meliputi :

    a. Zona perlindungan setempat;

    b. Zona RTH;

    c. Zona cagar budaya; dan

    d. Zona rawan bencana alam.

    2) Mengoptimalkan dan mengembalikan ke fungsi zona

    perlindungan setempat untuk kepentingan konservasi

    meliputi :

    a. Pembangunan plengsengan di sekitar sungai;

    b. Pengembangan RTH pada sempadan sungai yang

    tidak terdapat bangunan;

    c. Pengembangan median jalan dengan fungsi RTH

    di tengahnya sehingga menghindari adanya

    penggunaan lahan terutama menjadi perumahan

    di bawah jaringan SUTT.

    3) Mengoptimalkan dan memelihara RTH untuk

    peningkatan kualitas lingkungan meliputi :

    a. Pengembangan RTH sehingga mencapai 30%

    (tiga puluh persen) dari luas perkotaan, dengan

    mengembangkan RTH pekarangan, RTH taman,

    RTH jalur hijau jalan dan RTH fungsi tertentu;

    dan

    b. Perawatan dan pemeliharaan RTH yang ada

    agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

    4) Memelihara benda cagar budaya adalah pelestarian

    dan perawatan terhadap benda cagar budaya yang

    suah ada.

    5) Perlindungan dan penanganan zona rawan bencana

    alam meliputi pembangunan plengsengan,

    pemindahan bangunan yang terdapat pada area

    rawan longsor, penyediaan hidran, penyediaan

    jalan yang memadai dan penyediaan jalur dan

    tempat evakuasi bencana.

  • 38 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    b) Perwujudan Zona Budidaya pada BWP

    Perwujudan zona budidaya di BWP Malang Barat

    meliputi :

    1) Pengembangan zona perumahan sebagai dampak

    perkembangan BWP Malang Barat meliputi :

    a. Pengembangan perumahan baru yang

    dikembangkan baik oleh pengembang maupun

    masyarakat;

    b. Perbaikan kualitas lingkungan pada sub zona

    rumah kepadatan tinggi dan sub zona rumah

    kepadatan sedang;

    c. Penyediaan RTH; dan

    d. Akses utama menuju rumah kepadatan rendah

    dilengkapi dengan median jalan yang berfungsi

    sebagai RTH.

    2) Zona perdagangan dan jasa sebagai dampak

    perkembangan BWP Malang Barat meliputi :

    a. Pengembangan pusat perbelanjaaan di Sub

    BWP I blok I-D dan Sub BWP III blok III-B;

    b. Pengembangan ruko di Sub BWP I blok I-A,

    blok I-B, blok I-C dan blok I-D, Sub BWP II blok

    II-A, blok II-B dan blok II-C serta Sub BWP III

    blok III-A, blok III-B, blok III-C dan blok III;

    c. Pengembangan sentra PKL pada setiap pusat

    kegiatan;

    d. Penyediaan lahan parkir yang memadai; dan

    e. Penyediaan RTH yang dapat berfungsi sebagai

    taman dan tanaman peneduh parkir

    kendaraan.

    3) Zona perkantoran berupa penyediaan prasarana

    pendukung sub zona perkantoran pemerintah

    meliputi jalur pejalan kaki, RTH dan parkir yang

    memadai.

    4) Zona industri berupa pembatasan pengembangan

    sub zona aneka industri di Sub BWP II blok II-B,

    penyediaan prasarana pendukung sub zona industri

    kecil meliputi penyediaan RTH, lahan parkir yang

    memadai dan memberikan pembinaan kepada

    pelaku industri untuk tetap menjaga kelestarian

    lingkungan.

  • 39 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    5) Pengembangan zona sarana pelayanan umum

    untuk mengoptimalkan fungsi BWP Malang Barat

    meliputi :

    a. Sub zona pendidikan meliputi pemerataan taman

    kanak-kanak dan sekolah dasar/Madrasah

    Ibtidaiyah (MI) pada pada pengembangan

    perumahan baru di Sub BWP I, Sub BWP II dan

    Sub BWP III;

    b. Sub zona transportasi meliputi pengembangan

    sub unit terminal di Sub BWP I blok I-A dan Sub

    BWP III blok III-D serta pengembangan halte di

    Sub BWP II blok II-C;

    c. Sub zona kesehatan meliputi pengembangan

    rumah sakit di Sub BWP III blok III-B,

    pengembangan praktek dokter bersama di Sub

    BWP I blok I-D dan pengembangan rawat inap di

    Sub BWP III blok III-B dan blok III-C;

    d. Sub zona olahraga berupa pengembangan

    lapangan olahraga pada pada pengembangan

    perumahan baru di Sub BWP I, Sub BWP II dan

    Sub BWP III;

    e. Sub zona sosial budaya berupa pengembangan

    gedung pertemuan/balai warga pada pada

    pengembangan perumahan baru di Sub BWP I,

    Sub BWP II dan Sub BWP III; dan

    f. Sub zona peribadatan meliputi pengembangan

    masjid, langgar/musholla dan gereja di tiap Sub

    BWP terutama perumahan baru sesuai dengan

    daya dukung penduduknya.

    6) Pengembangan zona peruntukan lainnya untuk

    mengoptimalkan fungsi BWP Malang Barat adalah

    sub zona pertanian berupa pengembangan

    pertanian lahan basah di Sub BWP I blok I-B serta

    Sub BWP III blok III-B, blok III-C dan blok III-D

    serta pengembangan wisata edukasi dengan

    memanfaatkan lahan pertanian yang sudah ada.

    7) Pengembangan zona peruntukan lainnya untuk

    mengoptimalkan fungsi BWP Malang Barat adalah

    sub zona TPA berupa pengadaan penghijauan pada

    area TPA.

  • 40 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    2. PROGRAM PERWUJUDAN RENCANA JARINGAN

    PRASARANA DI BWP MALANG BARAT

    Program perwujudan rencana jaringan prasarana di BWP

    Malang Barat meliputi :

    a. Penetapan sistem jaringan pergerakan meliputi :

    1) Pengembangan jaringan jalan arteri primer,

    jaringan jalan arteri sekunder-I, jaringan jalan

    arteri sekunder-II, jaringan jalan kolektor

    sekunder-II, jaringan jalan lokal sekunder dan

    jaringan jalan lingkungan;

    2) Pelebaran Jalan Mergan Lori, Jalan Tebo Selatan

    dan Jalan Klayatan III;

    3) Pengembangan jalan Lingkar Barat yang

    melewati ruas Jalan S. Supriyadi Jalan

    Klayatan III Jalan Kemantren III Jalan

    Pelabuhan Tanjung Perak Jalan Pelabuhan

    Tanjung Emas Jalan Tebo Selatan Jalan Raya

    Mulyorejo - Jalan Tebo Utara - Jalan Bandulan

    Jalan Bandulan Barat Kabupaten Malang;

    4) Pengembangan jalan tembus meliputi ruas Jalan

    Terusan Sigura-Gura Jalan Sigura-Gura Blok D

    Jalan Candi V serta pelebaran Jalan Selatan

    dan Jalan Klayatan III;

    5) Pengembangan jalur pedestrian dalam satu zona

    dan berupa koridor;

    6) Pengembangan jalur angkutan umum menuju

    Jalan Rawisari dan Jalan Bukit Cemara Tidar;

    7) Pengembangan halte di Sub BWP II blok II-C;

    8) Pengembangan sub unit terminal di Sub BWP I

    blok I-A dan Sub BWP III blok III-D;

    9) Penyediaan lahan parkir pada fasilitas

    perdagangan dan jasa, perkantoran, kesehatan,

    peribadatan, pendidikan dan sejenisnya

    diutamakan untuk parkir off street; 10) Untuk setiap kegiatan baru terutama

    perdagangan dan jasa, perkantoran dan sarana

    pelayanan umum harus menyediakan lahan parkir

    sendiri baik di pelataran, basement atau menempel pada bangunan; dan

    11) Pengembangan jalur sepeda meliputi Jalan

    Sigura-Gura Barat Raya, Jalan Raya Tidar, Jalan

    puncak Mandala, Jalan Raya Dieng, Jalan

  • 41 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Terusan Raya Dieng, Jalan Raya langsep, Jalan

    Simpang Langsep, Jalan Mergan Kelapa Sawit,

    Jalan IR. Rais, Jalan Mergan, Jalan Mergan

    Keramat, Jalan Raya Bandulan, Jalan Bandulan

    Barat, Jalan Bandulan, Jalan Mulyosari, Jalan S.

    Supriadi, Jalan Janti Barat, Jalan Janti Selatan

    dan Jalan Sonokeling.

    b. Penetapan sistem jaringan energi/kelistrikan meliputi:

    1) Pengamanan area sekitar SUTT;

    2) Pengembangan median jalan dengan fungsi RTH di

    tengahnya sehingga menghindari adanya

    penggunaan lahan terutama menjadi perumahan di

    bawah jaringan SUTT;

    3) Pengembangan jaringan SUTM pada perumahan

    baru yang berada di jalan-jalan utama;

    4) Pengembangan jaringan SUTR meliputi seluruh

    jalan di BWP Malang Barat; dan

    5) Pengembangan penerangan jalan umum melewati

    Jalan Bukit Cemara Tidar, Jalan Candi Blok V

    VI, Jalan Pondok Alam Sigura-Gura, Jalan Terusan

    Bendungan Sigura-gura Barat, Jalan Puncak

    Esberg, Jalan Puncak Tidar, Jalan Himalaya, Jalan

    Fujiyama, Jalan Tidar Atas, Jalan Mahameru,

    Jalan Gambuta, Jalan Kwoka, Jalan Puncak

    Himawan, Jalan Ranakah, Jalan Bukit Tanggul,

    Jalan Telaga Bodas, Jalan Puncak Mandala, Jalan

    Puncak Trikora, Jalan Tokala, Jalan Dako, Jalan

    Tidar Sakti, Jalan Ananas, Jalan Simpang Langsep,

    Jalan Kelapa Sawit, Jalan Pisang Candi Barat,

    Jalan Pisang Agung, Jalan Simpang Dieng I II,

    Jalan Raya Dieng Jalan Terusan Raya Dieng

    Jalan Bukit Dieng, Jalan Taman Dieng, Jalan

    Simpang Taman Agung, Jalan Bandahara, Jalan

    Rajabasa, Jalan Kendeng, Jalan Gamalama, Jalan

    Salahutu, Jalan Kalingkang, Jalan Puncak

    Mandala, Jalan Puncak Malino, Jalan Ratah Tiga,

    Jalan Patuha, Jalan Villa Tidar Indah, Jalan

    Malenggang, Jalan Simpang Tinombala, Jalan

    Tambora, Jalan Jaya Giri, Jalan Puncak Dieng

    Eksklusif, Jalan Bukit Dieng, Jalan Istana Dieng,

    Jalan Bandulan Permai, Jalan Bandulan, Jalan

    Moch. Juki, Jalan Mulyosari, Jalan Gempol

  • 42 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Mergan Bhakti, Jalan Puter Tengah, Jalan

    Rangkok Utara, Jalan Cendrawasih, Jalan Dali

    Utara - Jalan Dali Selatan, Jalan Sikatan, Jalan

    Tanjung Putra Yudha I-VI, Jalan Mergan

    Kelurahan Blok A-D, Jalan Terusan Mergan Raya,

    Jalan Mergan Sekolahan - Jalan Mergan Keramat,

    Jalan IR. Rais Gang 9 dan 14, Jalan IR. Rais, Jalan

    Pelabuhan Merak, Jalan Pelabuhan Tanjung Priok,

    Jalan Pelabuhan Kamal, Jalan Pelabuhan Tanjung

    Emas, Jalan Pelabuhan Tanjung Perak, Jalan

    Taman Janti, Jalan Keben II, Jalan Janti Selatan,

    Jalan Janti VII, Jalan Simpang Randu Jaya Jalan

    Randu Jaya, Jalan Janti Barat Blok A-C, Jalan

    Taman Sagawe, Jalan Janti Barat Jalan

    Sonokeling, Jalan Janti Gang III, Jalan Dr. Sutomo

    dan Jalan Gang Ngurah Rai.

    c. Penetapan sistem jaringan telekomunikasi meliputi :

    1) Pengembangan jaringan telekomunikasi berupa

    jaringan kabel telepon pada pengembangan

    perumahan baru di Sub BWP I, Sub BWP II dan

    Sub BWP III;

    2) Pengembangan jaringan telekomunikasi berupa

    jaringan nirkabel pada pengembangan perumahan

    baru di Sub BWP I, Sub BWP II dan Sub BWP III

    dengan konsep BTS bersama; dan

    3) Pengembangan jaringan telekomunikasi berupa TV

    kabel dilakukan secara bersama dengan jaringan

    listrik dari PLN.

    d. Penetapan sistem jaringan air minum adalah

    pengembangan jaringan air minum berupa PDAM

    pada pengembangan perumahan baru di Sub BWP I,

    Sub BWP II dan Sub BWP III.

    e. Penetapan sistem jaringan drainase meliputi :

    1) Normalisasi saluran di pertemuan Jalan Raya Tidar

    dengan Jalan Kaluta dan Jalan Lokon dan di Jalan

    Raya Bandulan;

    2) Pembuatan sudetan di Jalan S. Supriadi;

    3) Pembuatan saluran baru di pertigaan Jalan Raya

    Bandulan; dan

    4) Pembuatan inlet di pertemuan Jalan Bendungan

    Sutami dengan Jalan Raya Candi II.

  • 43 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    f. Penetapan sistem jaringan air limbah meliputi :

    1) Penyediaan pengolah limbah secara

    mandiri/individual;

    2) Penyediaan pengolah limbah secara komunal;

    3) Penyediaan Instalasi Pengolah Limbah Tinja Supit

    Urang yang terdapat di Sub BWP III; dan

    4) Penyediaan Instalasi Pengolah Air Limbah terpadu

    di Kelurahan Bakalankrajan.

    g. Penetapan sistem jaringan prasarana lainnya

    meliputi:

    1) Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

    (PLTSa) di TPA Supit Urang yang terdapat di Sub

    BWP III;

    2) Pengembangan sistem persampahan berupa TPS

    pada pengembangan perumahan baru yang

    terdapat di Sub BWP I, Sub BWP II dan Sub BWP

    III; dan

    3) Penetapan penyediaan jalur dan tempat evakuasi

    bencana meliputi:

    a) Penyediaan jalur evakuasi bencana yang

    melewati jalan-jalan utama; dan

    b) Pengembangan fasilitas umum untuk tempat

    evakuasi bencana.

    3. PROGRAM PERWUJUDAN SUB BWP YANG

    DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA DI BWP

    MALANG BARAT

    Perwujudan Sub BWP yang diprioritaskan

    penanganannya adalah Sub BWP II yang berfungsi

    sebagai industri dan perumahan. Kebutuhan penanganan

    Sub BWP II meliputi :

    a. Penataan kawasan secara lebih rinci dengan

    penyusunan RTBL;

    b. Penataan intensitas bangunan;

    c. Pengaturan sirkulasi angkutan umum dan angkutan

    barang;

    d. Penataan sistem drainase;

    e. Penyediaan RTH; dan

    f. Penataan dan penyediaan ruang untuk sektor

    informal.

  • 44 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    F. PERATURAN ZONASI

    Pada dasarnya peraturan zonasi merupakan ketentuan

    sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RDTR. Peraturan

    zonasi berfungsi sebagai :

    a. Perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;

    b. Acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk

    di dalamnya air right development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;

    c. Acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;

    d. Acuan dalam pengenaan sanksi; dan

    e. Rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan

    lahan dan penetapan lokasi investasi.

    Peraturan zonasi bermanfaat untuk :

    a. Menjamin dan menjaga kualitas ruang BWP minimal yang

    ditetapkan;

    b. Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan

    meminimalkan penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan

    karakteristik zona; dan

    c. Meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap

    zona.

    Selanjutnya Materi Peraturan Zonasi dapat dibagi menjadi

    dua kelompok yakni materi wajib dan pilihan. Materi wajib yang

    meliputi ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan, ketentuan

    intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tata bangunan,

    ketentuan prasarana dan sarana minimal, ketentuan pelaksanaan,

    dan materi pilihan yang terdiri atas ketentuan tambahan,

    ketentuan khusus, standar teknis, dan ketentuan pengaturan

    zonasi. Materi wajib adalah materi yang harus dimuat dalam

    peraturan zonasi. Sedangkan materi pilihan adalah materi yang

    perlu dimuat sesuai dengan kebutuhan daerah masing-masing.

    1. MATERI WAJIB

    a. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan Lahan

    Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan adalah

    ketentuan yang berisi kegiatan dan penggunaan lahan

    yang diperbolehkan, kegiatan dan penggunaan lahan

    yang bersyarat secara terbatas, kegiatan dan

    penggunaan lahan yang bersyarat tertentu, dan

    kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak

    diperbolehkan pada suatu zona. Ketentuan kegiatan

    dan penggunaan lahan dirumuskan berdasarkan

    ketentuan maupun standar yang terkait dengan

  • 45 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    pemanfaatan ruang, ketentuan dalam peraturan

    bangunan setempat, dan ketentuan khusus bagi unsur

    bangunan atau komponen yang dikembangkan.

    Ketentuan teknis zonasi terdiri atas :

    Klasifikasi I = pemanfaatan

    diperbolehkan/diizinkan

    Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk

    dalam klasifikasi I memiliki sifat sesuai dengan

    peruntukan ruang yang direncanakan. Pemerintah

    kota tidak dapat melakukan peninjauan atau

    pembahasan atau tindakan lain terhadap kegiatan

    dan penggunaan lahan yang termasuk dalam

    klasifikasi I.

    Klasifikasi T = pemanfaatan bersyarat secara

    terbatas

    Pemanfaatan bersyarat secara terbatas bermakna

    bahwa kegiatan dan penggunaan lahan dibatasi

    dengan ketentuan sebagai berikut :

    1) Pembatasan pengoperasian, baik dalam bentuk

    pembatasan waktu beroperasinya suatu kegiatan

    di dalam subzona maupun pembatasan jangka

    waktu pemanfaatan lahan untuk kegiatan

    tertentu yang diusulkan;

    2) Pembatasan intensitas ruang, baik KDB, KLB,

    KDH, jarak bebas, maupun ketinggian

    bangunan. Pembatasan ini dilakukan dengan

    menurunkan nilai maksimal dan meninggikan

    nilai minimal dari intensitas ruang dalam

    peraturan zonasi;

    3) Pembatasan jumlah pemanfaatan, jika

    pemanfaatan yang diusulkan telah ada, mampu

    melayani kebutuhan, dan belum memerlukan

    tambahan, maka pemanfaatan tersebut tidak

    boleh diizinkan atau diizinkan terbatas dengan

    pertimbangan-pertimbangan khusus.

    Klasifikasi B = pemanfaatan bersyarat tertentu

    Pemanfaatan bersyarat tertentu bermakna bahwa

    untuk mendapatkan izin atas suatu kegiatan atau

    penggunaan lahan diperlukan persyaratan-

    persyaratan tertentu yang dapat berupa

    persyaratan umum dan persyaratan khusus.

    Persyaratan dimaksud diperlukan mengingat

  • 46 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    pemanfaatan ruang tersebut memiliki dampak yang

    besar bagi lingkungan sekitarnya.

    Klasifikasi X = pemanfaatan yang tidak

    diperbolehkan

    Kegiatan dan penggunaan lahan yang termasuk

    dalam klasifikasi X memiliki sifat tidak sesuai

    dengan peruntukan lahan yang direncanakan dan

    dapat menimbulkan dampak yang cukup besar bagi

    lingkungan di sekitarnya. Kegiatan dan

    penggunaan lahan yang termasuk dalam klasifikasi

    X tidak boleh diizinkan pada zona yang

    bersangkutan.

    b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang

    Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang adalah

    ketentuan mengenai besaran pembangunan yang

    diperbolehkan pada suatu zona yang meliputi :

    1) KDB Maksimum

    KDB maksimum ditetapkan dengan

    mempertimbangkan tingkat pengisian atau

    peresapan air, kapasitas drainase, dan jenis

    penggunaan lahan.

    2) KLB Maksimum

    KLB maksimum ditetapkan dengan

    mempertimbangkan harga lahan, ketersediaan dan

    tingkat pelayanan prasarana (jalan), dampak atau

    kebutuhan terhadap prasarana tambahan, serta

    ekonomi dan pembiayaan.

    3) Ketinggian Bangunan Maksimum

    4) KDH Minimal

    KDH minimal digunakan untuk mewujudkan RTH

    dan diberlakukan secara umum pada suatu zona.

    KDH minimal ditetapkan dengan

    mempertimbangkan tingkat pengisian atau

    peresapan air dan kapasitas drainase.

    Beberapa ketentuan lain dapat ditambahkan dalam

    intensitas pemanfaatan ruang, antara lain meliputi :

    1) Koefisien Tapak Basement (KTB) Maksimum

    2) Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) Maksimum

    3) Kepadatan Bangunan atau Unit Maksimum

    4) Kepadatan Penduduk Maksimal.

  • 47 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang

    mendetailkan lebih lanjut intensitas pemanfaatan

    ruang yang diatur dalam ketentuan umum peraturan

    zonasi pada RTRW kota, atau juga bisa berisi sama

    dengan intensitas pemanfaatan ruang yang diatur

    dalam ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW

    kota. Intensitas pemanfaatan ruang yang terdapat

    dalam ketentuan intensitas pemanfaatan ruang dapat

    didetailkan kembali lebih lanjut dalam RTBL.

    c. Ketentuan Tata Bangunan

    Ketentuan tata bangunan adalah ketentuan yang

    mengatur bentuk, besaran, peletakan, dan tampilan

    bangunan pada suatu zona.

    Komponen ketentuan tata bangunan minimal terdiri

    atas :

    1) GSB minimal yang ditetapkan dengan

    mempertimbangkan keselamatan, resiko

    kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika;

    2) Tinggi bangunan maksimum atau minimal yang

    ditetapkan dengan mempertimbangkan

    keselamatan, resiko kebakaran, teknologi, estetika,

    dan parasarana;

    3) Jarak bebas antarbangunan minimal yang harus

    memenuhi ketentuan tentang jarak bebas yang

    ditentukan oleh jenis peruntukan dan ketinggian

    bangunan; dan

    4) Tampilan bangunan yang ditetapkan dengan

    mempertimbangkan warna bangunan, bahan

    bangunan, tekstur bangunan, muka bangunan,

    gaya bangunan, keindahan bangunan, serta

    keserasian bangunan dengan lingkungan

    sekitarnya.

    Ketentuan tata bangunan mendetailkan lebih lanjut

    tata bangunan yang diatur dalam ketentuan umum

    peraturan zonasi pada RTRW kota, atau juga dapat

    berisi sama dengan tata bangunan yang diatur dalam

    ketentuan umum peraturan zonasi pada RTRW kota.

    Tata bangunan yang terdapat dalam ketentuan tata

    bangunan dapat didetailkan kembali lebih lanjut

    dalam RTBL.

  • 48 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    d. Ketentuan Prasarana dan Sarana Minimal

    Ketentuan prasarana dan sarana minimal berfungsi

    sebagai kelengkapan dasar fisik lingkungan dalam

    rangka menciptakan lingkungan yang nyaman melalui

    penyediaan prasarana dan sarana yang sesuai agar

    zona berfungsi secara optimal. Ketentuan prasarana

    dan sarana minimal ditetapkan sesuai dengan

    ketentuan mengenai prasarana dan sarana yang

    diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

    e. Ketentuan Pelaksanaan

    Ketentuan pelaksanaan terdiri atas :

    1) Ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang

    merupakan ketentuan yang memberikan

    kelonggaran untuk menyesuaikan dengan kondisi

    tertentu dengan tetap mengikuti ketentuan massa

    ruang yang ditetapkan dalam peraturan zonasi. Hal

    ini dimaksudkan untuk menampung dinamika

    pemanfaatan ruang mikro dan sebagai dasar antara

    lain transfer of development rights (TDR) dan air right development yang dapat diatur lebih lanjut dalam RTBL.

    2) Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif yang

    merupakan ketentuan yang memberikan insentif

    bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang sejalan

    dengan rencana tata ruang dan memberikan

    dampak positif bagi masyarakat, serta yang

    memberikan disinsentif bagi kegiatan pemanfaatan

    ruang yang tidak sejalan dengan rencana tata

    ruang dan memberikan dampak negatif bagi

    masyarakat. Insentif dapat berbentuk kemudahan

    perizinan, keringanan pajak, kompensasi, imbalan,

    subsidi prasarana, pengalihan hak membangun,

    dan ketentuan teknis lainnya. Sedangkan

    disinsentif dapat berbentuk antara lain pengetatan

    persyaratan, pengenaan pajak dan retribusi yang

    tinggi, pengenaan denda, pembatasan penyediaan

    prasarana dan sarana, atau kewajiban untuk

    penyediaan prasarana dan sarana kawasan.

    3) Ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah

    ada dan tidak sesuai dengan peraturan zonasi.

    Ketentuan ini berlaku untuk pemanfaatan ruang

  • 49 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    yang izinnya diterbitkan sebelum penetapan

    RDTR/peraturan zonasi, dan dapat dibuktikan

    bahwa izin tersebut diperoleh sesuai dengan

    prosedur yang benar.

    2. MATERI PILIHAN

    a. Ketentuan Tambahan

    Ketentuan tambahan adalah ketentuan lain yang

    dapat ditambahkan pada suatu zona untuk

    melengkapi aturan dasar yang sudah ditetapkan.

    Ketentuan tambahan berfungsi memberikan aturan

    pada kondisi yang spesifik pada zona tertentu dan

    belum diatur dalam ketentuan dasar.

    b. Ketentuan Khusus

    Ketentuan khusus adalah ketentuan yang mengatur

    pemanfaatan zona yang memiliki fungsi khusus dan

    diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan

    karakteristik zona dan kegiatannya. Selain itu,

    ketentuan pada zona-zona yang digambarkan di peta

    khusus yang memiliki pertampalan (overlay) dengan zona lainnya dapat pula dijelaskan disini.

    Komponen ketentuan khusus antara lain meliputi :

    1) Zona keselamatan operasi penerbangan (KKOP);

    2) Zona cagar budaya atau adat;

    3) Zona rawan bencana;

    4) Zona pertahanan keamanan (Hankam);

    5) Zona pusat penelitian;

    6) Zona pengembangan nuklir;

    7) Zona Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan

    Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU);

    8) Zona gardu induk listrik;

    9) Zona sumber air baku; dan

    10) Zona BTS.

    Ketentuan mengenai penerapan aturan khusus pada

    zona-zona khusus di atas ditetapkan sesuai dengan

    ketentuan yang diterbitkan oleh instansi yang

    berwenang.

  • 50 PENYUSUNAN REVIEW RENCANA RINCI TATA RUANG KOTA MALANG (BWP MALANG BARAT)

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    c. Standar Teknis

    Standar teknis adalah aturan-aturan teknis

    pembangunan yang ditetapkan berdasarkan

    peraturan/standar/ketentuan teknis yang berlaku

    serta berisi panduan yang terukur dan ukuran yang

    sesuai dengan kebutuhan. Standar teknis yang

    digunakan dalam penyusunan RDTR mengikuti

    Standar Nasional Indonesia (SNI), antara lain SNI

    Nomor 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan

    Lingkungan Perumahan di Perkotaan Lingkungan

    dan/atau standar lain. Tujuan standar teknis adalah

    memberikan kemudahan dalam menerapkan

    ketentuan teknis yang diberlakukan di setiap zona.

    d. Ketentuan Pengaturan Zonasi

    Ketentuan pengaturan zonasi adalah varian dari

    zonasi konvensional yang dikembangkan untuk

    memberikan fleksibilitas dalam penerapan aturan

    zonasi dan ditujukan untuk mengatasi berbagai

    permasalahan dalam penerapan peraturan zonasi

    dasar. Ketentuan pengaturan zonasi berfungsi untuk

    memberikan fleksibilitas dalam penerapan peraturan

    zonasi dasar serta memberikan pilihan penanganan

    pada lokasi tertentu sesuai dengan karakteristik,

    tujuan pengembangan, dan permasalahan yang

    dihadapi pada zona tertentu, sehingga sasaran

    pengendalian pemanfaatan ruang dapat dicapai secara

    lebih efektif.