bab ii review literatur dan hasil riset 2.1 review

23
21 BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review Literatur Dalam kinerjanya pada manajemen media online di farenting.com, penulis menerapkan beberapa konsep-konsep dalam kajian komunikasi diantaranya; kedudukan komunikasi massa dalam media massa, jurnalistik online dan media online, gaya penulisan di media online, serta hubungan media sosial dalam aktivitas jurnalisme online. 2.1.1 Kedudukan Komunikasi Massa dalam Media Massa Komunikasi massa merupakan perwujudan dari media massa. Terdapat beberapa definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi. Satu diantaranya melahirkan kesamaan definisi satu sama lain. Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Contoh dari bentuk komunikasi massa adalah seperti surat kabar, majalah, radio, televisi. Produk tersebut dikelola oleh sebuah lembaga yang ditujukan kepada banyak orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Memiliki pesan yang bersifat umum, dan disampaikan secara cepat dan serentak. Terlebih untuk media eletronik. Menurut (Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, 2007) komunikasi massa adalah komunikasi yang melalui media massa, baik itu cetak maupun elektronik yang mengacu pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Komunikasi massa lebih condong pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Atau bisa diartikan sebagai massa yang dalam sikap dan perilakunya berkaitan dengan media massa. Oleh karena itu, massa disini artinya menunjuk pada audience. Kemunculan internet di era modern ini juga berperan melahirkan media baru atau new media dalam komunikasi massa.

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

21

BAB II

REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET

2.1 Review Literatur

Dalam kinerjanya pada manajemen media online di farenting.com, penulis

menerapkan beberapa konsep-konsep dalam kajian komunikasi diantaranya;

kedudukan komunikasi massa dalam media massa, jurnalistik online dan media

online, gaya penulisan di media online, serta hubungan media sosial dalam aktivitas

jurnalisme online.

2.1.1 Kedudukan Komunikasi Massa dalam Media Massa

Komunikasi massa merupakan perwujudan dari media massa. Terdapat

beberapa definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi. Satu

diantaranya melahirkan kesamaan definisi satu sama lain. Komunikasi massa

adalah komunikasi yang menggunakan media massa. Contoh dari bentuk

komunikasi massa adalah seperti surat kabar, majalah, radio, televisi. Produk

tersebut dikelola oleh sebuah lembaga yang ditujukan kepada banyak orang yang

tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen. Memiliki pesan yang bersifat

umum, dan disampaikan secara cepat dan serentak. Terlebih untuk media eletronik.

Menurut (Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, 2007) komunikasi massa

adalah komunikasi yang melalui media massa, baik itu cetak maupun elektronik

yang mengacu pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam

komunikasi massa. Komunikasi massa lebih condong pada penerima pesan yang

berkaitan dengan media massa. Atau bisa diartikan sebagai massa yang dalam sikap

dan perilakunya berkaitan dengan media massa. Oleh karena itu, massa disini

artinya menunjuk pada audience. Kemunculan internet di era modern ini juga

berperan melahirkan media baru atau new media dalam komunikasi massa.

Page 2: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

22

Komunikasi massa mempunyai fungsi yang bermacam-macam. Banyak

para ahli yang memiliki pandangan berbeda, namun sama tujuannya. Seperti Alexis

S.Tan yang menjelaskan komunikasi massa berfungsi untuk memberi informasi,

mendidik, mempersuasi, menyenangkan, dan memuaskan kebutuhan komunikan.

Farenting.com merupakan contoh produk dari media baru dalam

komunikasi massa yang memanfaatkan internet. Perkembangannya yang semakin

maju dengan pemanfaatan teknologi. Kebutuhan informasi masyarakat modern pun

meningkat tinggi. Karena akses yang mudah dan cepat membuat masyarakat

cenderung memilih media online dibanding konvensional. Hadirnya farenting.com

adalah bentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.1.2 Jurnalistik Online dan Media Online

Jurnalisme online adalah produk jurnalistik terbaru hasil konvergensi

media. Mempunyai jangkauan yang cepat dan luas tanpa terbatas waktu dengan

memanfaatkan internet, perkembangan jurnalisme online melambung tinggi

menggeser pendahulunya jurnalisme tradisional. Romli mengatakan jurnalistik

online dapat dikatakan sebagai cyber journalism, jurnalistik web, dan jurnalistik

internet. Wujud ini adalah generasi baru jurnalistik setelah jurnalistik konvensional

(jurnalistik media cetak, seperti surat kabar) dan jurnalistik penyiaran broadcast

journalism – radio dan televisi (Romli, 2015).

Jurnalisme online dan jurnalisme mempunyai karakteristik berbeda-beda,

baik dalam isi, format, dan prosesnya. Karakteristik yang menonjol adalah

kemudahan penerbit atau pengguna membuat peralihan waktu penerbitan dan

pengaksesan. Sebab tak ada batasan ruang dan waktu pengaksesan. Setiap orang

bisa mengaksesnya kapanpun dan dimanapun. Isi nya ringkas dan padat, sesuai

dengan kebutuhan karena sifatnya yang cepat untuk pembaca.

Mike Ward menuturkan terdapat beberapa karakteristik jurnalistik online

diantaranya :

Page 3: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

23

a) Multiple Pagination : bisa memuat ratusan halaman dan terhubung

satu dan lainnya.

b) Multimedia : penyajian informasinya berupa kolaborasi antara teks,

gambar, audio, video, dan grafis.

c) Immediacy : kecepatan penyampaian informasi.

d) Relationship with reader : audience dapat langsung berinteraksi

melalui kolom komentar dan lain-lain.

e) Flexibility Delivery Platform : memudahkan wartawan untuk

menulis berita dimana saja dan kapanpun.

f) Archieving : terarsipkan atau bisa dikelompokkan berdasarkan

kategori dan kata kunci.

Media online adalah bentuk dari aktivas jurnalisme new media yang dapat

diartikan sebagai keadaan konektivitas yang berkiblat dan menggunakan internet.

(Romli, 2015) menuturkan bahwa media online saat ini menjadi obyek kajian teori

“media baru” (new media).

Berdasarkan karakteristik media online, Farenting.com ialah jenis media

online yang berupa portal web berita dan juga menggunakan media sosial seperti

sebagai media utamanya.

2.1.3 Gaya Penulisan di Media Online

Gaya kepenulisan di media online memiliki kemiripan dengan menulis di

media cetak dari segi pengaplikasian kaidah bahasa. Dalam media online gaya

menulisnya khusus menggunakan bahasa jurnalistik yang berkarakter sederhana,

mudah dipahami, hemat kata, dan lugas. Perbedaannya adalah naskah yang ditulis

pada media online bersifat multimedia. Isi nya tak hanya berupa teks, tetapi juga

dilengkapi elemen lain berupa gambar (foto), berupa audio, video, grafis, dan tautan

link pada tulisan terakait (related posts) ataupun pada sumber berita (Romli, 2015)

Naskah yang di tulis pada media online harus lugas dan to the point. Jika

harus menulis sebuah naskah panjang dianjurkan untuk memilahnya terlebih dahulu

Page 4: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

24

dalam beberapa jenis tulisan, lalu gunakan tautan atau link untuk menyatukannya.

Acuan gaya penulisan di media online tergantung dengan jenis tulisan yang dibuat.

Penulis mengikuti aturan idealnya naskah yang telah ditetapkan. miniml 400 kata

dan maksimal 800 kata untuk naskah jurnalistik lainnya. Jenis karya tulisan seperti

artikel opini dan feature, judul (head) dan alinea pertama (lead) haruslah dibuat

menarik perhatian pembaca sehingga eyecatching. Sebab naluriah para pembaca di

media konvensional umumnya hanya membaca judul (headline header) atau teras

berita (lead reader).

Dalam penulisan media online, terdapat struktur dalam kepenulisannya.

Mulai dari lead atau yang dikenal sebagai alinea pertama dari naskah artikel berita,

biasanya menampilkan kalimat menarik di dalam berita sebagai eyecatcher. Isi

dalam body berita disusun secara lugas. Menulis di media online juga menerapkan

konsep pendekatan “piramida terbalik”. Konsep ini kerap digunakan karena dalam

media online. Dimana penulis harus mengedepankan hal apa yang paling penting

dan mendesak untuk diketahui para pembaca. Terlebih dengan cepatnya akses

informasi, jika berita-berita tersebut di sebarkan ke media sosial, maka yang tampil

pertama kali adalah judul dan alinea pertama.

Dalam menerapkan prinsip gaya menulis di media online, farenting.com

mengimplementasikannya dengan membuat berbagai aturan. Untuk pembuatan

judul menggunakan prinsip “Tukatati” Tujuh kata tanpa titik. Aturan ini digunakan

sebagai pedoman membuat judul yang singkat, padat, dan jelas. Artikel-artikel yang

dibuat mayoritas berupa artikel medium form. Untuk menarik perhatian pembaca,

farenting.com juga membuat lead yang menarik.

2.1.4 Hubungan Media Sosial dalam Aktivitas Jurnalisme Online

Aktivitas Jurnalisme membutuhkan media untuk menjadi wadah

penyebarluasan informasi yang terdapat dalam berita. Dalam perkembangannya

kini, media massa hadir dengan ragamnya yang semakin bervariasi. Kehadiran

internet semakin menguatkan pendapat bahwa media online dapat memberikan

Page 5: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

25

manfaat yang besar dalam kehidupan manusia, termasuk dunia jurnalisme (Reni &

Muhammad, Peran Media Sosial dalam Tugas Jurnalistik (Studi Kasus pada

Kegiatan Jurnalis Kota Bandung), 2017). Berangkat dari perkembangan teknologi

dan kebutuhan masyarakat muncullah media sosial yang populer saat ini. (Dewing,

2012) menuturkan media sosial mengacu pada berbagai layanan berbasis internet

dan mobile yang memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dalam pertukaran

online, membuat konten, dan bergabung dengan komunitas online. Maka media

sosial adalah medium yang menggunakan internet dan memungkinkan pengguna

untuk berkomunikasi, interaksi, bahkan membentuk komunitas dengan pengguna

lainnya. Ciri khas media sosial adalah pada user generated content yaitu ketika

konten dihasilkan oleh pengguna, bukan dari editor seperti pada media massa

tradisional.

Media sosial sangat penting bagi sebuah media online di masa sekarang.

Pergeseran kebiasaan dan pasar para audience saat ini mulai bermigrasi ke media

sosial. Hal tersebut karena kualitas, kecanggihan, jangkauan, kecepatan, efisiensi,

murah, kedekatan, dan jangka waktu penyimpanan (Akintola, 2016). Beberapa

media sosial yang kerap digunakan yaitu instagram, twitter, facebook, dan youtube

untuk menyokong portal berita.

Menurut (Sujoko & Larasati, 2017), media sosial juga memiliki berbagai

karakteristik khusus yaitu :

a) Melalui media sosial informasi diproduksi, dikonsumsi, dan

dipetukarkan antar pengguna media sosial. Konten-konten yang

diunggah pengguna akan dikonsumsi kembali oleh pengguna

menjadi sebuah komoditi yang bisa diperdagangkan.

b) Jaringan yang luas menjadikan masyarakat membentuk sebuah

jaringan secara maya.

c) Arsip. Informasi yang diunggah pengguna tidak akan hilang begitu

saja, karena tersimpan dalam jangka waktu yang lama dan tak

terbatas.

Page 6: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

26

d) Interactivity. Pengguna adalah khalayak aktif yang dapat

berinteraksi dengan produser konten media dan antar pengguna itu

sendiri.

Media sosial dimanfaatkan sebagai media diseminasi. Karena kuatnya efek

media sosial saat ini, maka berpeluang dimanfaatkan sebagai alat untuk publikasi

berita dan promosi. Dalam hal ini, media sosial membantu Farenting.com untuk

mengumpulkan berita dan menyebarkan berita. Media sosial dan media online

farenting.com saling bersinergi dalam aktivitas jurnalisme.

Keberhasilan sinergi media sosial dalam aktivitas jurnalisme online tak

terlepas dari sosok seorang sosial media spesialis. Pekerjaan ini tergolong baru

dalam aktivitas jurnalisme. Akibat konvergensi media dan mengharuskan

perusahaan media untuk berinovasi memanfaatkan media sosial, lahirlah profesi ini.

Seorang sosial media spesialis bekerja untuk mengendalikan dan mengatur isi

media sosial perusahaan. Berhadapan langsung dengan audiens di media sosial,

sosial media spesialis dituntut dapat berkomunikasi yang baik dengan para

pengikut. Ia juga akan membuat content plan sesuai dengan perusahaan dan

menciptakan konten-konten informatif yang memiliki nilai positif. Sosial media

spesialis adalah jembatan penghubung farenting.com dengan audience di media

sosial.

2.1.5 Teori Manajemen POAC

Dalam proses pelaksanaan manajemen media online farenting.com, penulis

menggunakan teori fungsi manajemen dari George.R Terry. Pada teori ini,

menajamen dianalogikan sebagai sebuah proses khusus yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang dilakukan

untuk menentukan dan usaha mencapai sasaran menggunakan sumber daya

manusia dan lainnya. Teori ini dirumuskan menjadi empat bagian, yaitu Planning,

Organizing, Actuating, dan Controlling (POAC). (Permana, 2019)

Page 7: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

27

2.2 Hasil Riset

Dalam pelaksanaan manajemen media online, penulis telah melakukan riset

kualitatif dan kuantitatif untuk keberlangsungan kinerjanya. Riset dilakukan

menggunakan metode observasi dan wawancara. Adapun riset yang dilakukan

adalah sebagai pedoman dan bahan evaluasi menjalankan manajemen media online.

2.2.1 Riset Konten

Dari segi penyajian konten ada beberapa poin penting yang berguna dalam

keberlangsungan pelaksanaan managemen media online. Penulis telah melakukan

riset terhadap lima media online bertema parenting dan keluarga. Yaitu

parenting.dream.co.id, id.theasianparent.com, mommiesdaily.com, parenting.co.id

dan sayangianak.com. Kelima portal ini dipilih karena memiliki tema dan

karakteristik yang sama dengan farenting.com. Berdasarkan observasi yang di

amati, berikut hasil yang didapatkan seperti pada diagram di bawah ini :

a) Media yang di Observasi

Gambar 2.1 Presentase Media yang Di Observasi

Dari hasil di atas, kelima portal berita memiliki kelebihan dan kekurangannya

masing-masing. Parenting dream menduduki posisi pertama dengan jumlah 24%.

Page 8: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

28

Hasil riset ini digunakan sebagai acuan media farenting.com dalam menyajikan

setiap karya.

b) Penulisan Judul Artikel

Terdapat 38 artikel dari lima portal berita yang diteliti. Keseluruhan penulisan

judul pada setiap artikelnya ditulis cukup panjang. Kata yang digunakan bersifat

persuasif. Hal ini bertujuan agar memancing calon pembaca menjadi penasaran.

Tak hanya itu, judul yang ditulis juga menggunakan kalimat pertanyaan sehingga

dapat mempengaruhi audiens untuk ikut penasaran dan berpikir.

c) Penulisan Lead

Dalam menulis lead atau kalimat pertama dalam paragraf artikel, kelima portal

berita tersebut rata-rata menggunakan 2-3 kalimat. Hal ini sudah sesuai dengan

kaidah penulisan jurnalistik. Hal ini juga menjadi pedoman farenting.com untuk

menulis lead dalam artikel. Namun, farenting.com menggunakan beberapa jenis

lead seperti lead epigram, lead sapaan, lead kutipan dan lead lainnya.

d) Jumlah Kutipan Langsung

Penggunaan kutipan langsung dari kelima portal berita tersebut masih sangat

kurang. Terbukti dengan hasil observasi seperti yang digambarkan pada diagram di

bawah ini :

Gambar 2.2 Presentase Jumlah Kutipan Langsung

Dapat disimpulkan bahwa dari kelima portal yang di observasi mayoritas

tidak menggunakan kutipan langsung dengan presesntase sebesar 66%. Dari 38

Page 9: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

29

artikel yang diteliti, penulisan hanya berdasarkan pada kutipan media lain, data

statistik, maupun jurnal. Maka dari itu, farenting.com menyempurnakan

kekurangan portal media sejenis dengan menggunakan 1-3 kutipan langsung dari

narasumber. Hal ini dilakukan agar kualitas artikel sesuai dengan standar dan aturan

yang telah di atur.

e) Kualifikasi Narasumber

Kualifikasi narasumber kelima portal tersebut sebesar 57% tidak memiliki

narasumber. Angka ini cukup tinggi dan mengkhawatirkan kualitas dan

kredibilitasnya.

Gambar 2.3 Presentase Kualifikasi Narasumber

Berdasarkan grafik riset di atas, kualifikasi narasumber di kelima portal

berita tersebut mayoritas tidak mencantumkan narasumber. Maka dari itu,

farenting.com pun memilih narasumber lokal, nasional, dan internasional agar lebih

dinamis dan kredibel.

f) Data Dalam Artikel

Dalam penyajian data sebesar 65% bersumber dari media lain dengan

mencantumkan hyperlink. Agar sumber datanya lebih valid, farenting.com

Page 10: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

30

menyeimbangkan kutipan dari media lain dengan jurnal ilmiah lokal/ internasional,

buku-buku, dan tentunya narasumber yang kredibel.

Gambar 2.4 Presentase Kualifikasi Data

Berdasarkan grafik di atas, kualifikasi data dalam kelima portal berita

sejenis cukup beragam. Sebanyak 65% data yang ditulis adalah hasil dari kutipan

dari media lain atau melakukan re-write pada artikel. Sebesar 20% hasil observasi

lapangan, 30% hasil wawancara, 20% hasil data statistik, dan 20% hasil kutipan

dari buku. Maka untuk menjadi pembeda dari kelima portal tersebut, farenting.com

menambahkan data sekunder berupa jurnal nasional dan internasional agar kualitas

artikel tetap terjaga dan terjamin kredibilitasnya.

g) Durasi Baca

Untuk perkiraan durasi baca, rata-rata artikel yang ditulis berupa bacaan

medium form atau berdurasi 1-3 menit sejumlah 57%. Berdasarkan durasi baca,

portal berita sejenis banyak menggunakan tulisan jenis medium from karena sifat

pembaca artikel media online yang hanya sekilas membaca.

Page 11: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

31

Gambar 2.5 Presentase Jumlah Kata

Jumlah kata dalam berita online yang diobservasi cukup beragam, namun

mayoritas mengandung 501-800 kata sejumlah 37%. Maka Farenting.com memilih

untuk menulis artikel berita medium form dengan jumlah minimal 600 kata.

h) News Value

Nilai berita juga merupakan unsur penting dalam riset ini. Hal ini agar

farenting.com mengetahui nilai-nila apa saja yang harus terdapat dalam setiap

bacaan artikel yang ditulis. Unsur humanity (kemanusiaan) memuncaki nilai berita

dengan jumlah 84% lalu disusul dengan proximity (kedekatan berita dengan

pembaca) sebesar 73,5 % dan magnitude (luasnya pengaruh artikel/berita) sebesar

42,9%.

Dari ketiga poin besar di atas, kualitas penulisan berita berdasarkan dengan

news value tersebut. Artikel-artikel yang ditulis mengedepankan unsur

kemanusiaan, kedekatan dan hubungannya dengan para pembaca, serta luas nya

manfaat artikel untuk pembaca. Berikut diagram lengkapnya seperti di bawah ini :

Page 12: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

32

Gambar 2.6 Presentase News Value

Berdasarkan hasil riset konten yang telah dipaparkan, farenting.com dapat

menyimpulkan beberapa rekomendasi untuk menjalankan proses manajemen media

online seperti di bawah ini:

1. Dalam penulisan judul, karena mayoritas judul yang diobservasi

menggunakan kata yang panjang. Maka, farenting.com akan menyajikan

judul yang singkat, padat, dan jelas menggunakan prinsip tukatati (tujuh

kata tanpa titik) dan sesuai dengan tema yang di bahas.

2. Dalam penulisan lead, farenting.com akan menggunakan kalimat-kalimat

persuasif yang menggugah pembaca penasaran. Farenting.com juga

menggunakan berbagai jenis lead.

3. Dalam setiap artikel yang di observasi, banyak diantaranya tak

menggunakan kutipan langsung. Maka agar menjadi pembeda dan untuk

mengatasi kekurangan tersebut, farenting.com menggunakan kutipan

langsung dari berbagai narasumber. Hal ini bertujuan agar akurasi artikel

yang ditulis semakin kuat. Narasumber yang dipilih pun berasal dari

regional dan nasional.

4. Karena mayoritas hanya mengutip dari media lain, maka farenting.com

menambahkan data sekunder dari sumber jurnal regional, nasional, dan

Page 13: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

33

internasional untuk terjamin setiap informasinya. Jikalau harus mengutip

dari media lain, maka farenting.com harus mengutip dari media acuan dan

media mainstream yang kredibel.

5. Dalam penyajian artikel, farenting.com menggunakan jenis tulisan medium

form atau berjumlah 600 kata. Namun menggunakan kata dan kalimat yang

mudah dipahami dan tidak menggurui. Hal ini bertujuan agar pembaca dapat

membaca dan leluasa mengunjungi farenting.com

6. News value pada penulisan artikel-artikel bertema parenting dan keluarga

banyak yang menggunakan unsur human interest, proximity, dan

magnitude. Ketiga unsur ini akan menjadi standar farenting.com dalam

menyajikan artikel.

2.2.1 Hasil Survei

Sebelum menjalankan kegiatan dalam manajemen media online, survei

adalah metode yang harus dilakukan untuk menentukan dasar proses kinerja

manajemen media online. Farenting.com melakukan survei menggunakan google

form yang disebarkan kepada 103 responden pada 21 – 27 Februari 2020. Berikut

hasil survei yang telah dilakukan:

a) Jenis Kelamin

Gambar 2.7 Presentase Jenis Kelamin

Dari hasil survei di atas, responden wanita sebesar 65% dan pria 35%.

Berdasarkan hasil ini, farenting.com dapat dinikmati oleh wanita maupun pria.

Page 14: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

34

Karena jumlah mayoritas perempuan, hal ini menjadi dasar penentuan jenis berita

apa yang dibutuhkan oleh audiens nantinya.

b) Usia

Gambar 2.8 Presentase Usia

Dalam hasil survei ini didapatkan hasil yang beragam. Usia responden mulai

dari 20 tahun-49 tahun. Rata-rata usia responden yang mengisi form survei ini

adalah mereka yang berusia 20-25 tahun. Kemudian disusul usia 26-35 tahun. Dari

hasil ini farenting.com menyasar para pria dan wanita usia muda.

c) Profesi

Page 15: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

35

Gambar 2.9 Presentase Profesi

Profesi para responden pun sangat bergam, mulai dari mahasiswa, ibu

rumah tangga, wiraswasta, freelance, dan lainnya seperti apoteker, guru, perawat,

dan desain grafis termasuk dalam cakupannya. Namun, perolehan tertinggi terdapat

pada mahasiswa, ibu rumah tangga, dan wiraswasta. Cakupan ini menunjukkan

portal berita farenting.com dapat diterima dari berbagai lini dan memiliki responden

yang paham dan mengerti media online. Hasil survei ini dapat membantu farenting

menganalisa jenis profesi responden untuk menentukan kelas ekonomi para

pembaca.

d) Domisili

Gambar 2.10 Presentase Geografis

Berdasarkan hasil survei di atas, responden berasal dari seluruh wilayah

Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan tujuan akhir portal berita farenting.com agar

bisa mengudara hingga penjuru negeri. Namun, pada survei tersebut wilayah

Malang memuncaki presentase diagram. Hal tersebut karena pada saat survey ini

dijalankan, farenting berfokus untuk target audience awal pada wilayah regional

terlebih dahulu. Hingga akhirnya sampai dengan berakhirnya penulisan laporan

akhir ini, domisili para pembaca berasal dari seluruh wilayah Indonesia.

e) Logo

Page 16: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

36

Pemilihan logo sebagai wajah brand portal berita ini mengalami pergantian

namun masih sesuai dengan hasil survei. Pada mulanya nama portal yang dibuat

adalah Familia. Namun, berganti menjadi Farenting. Maka pada saat proses survey

ini contoh logo yang di sajikan dalam bentuk format familia seperti di bawah ini.

OPSI 1 OPSI 2

Page 17: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

37

Gambar 2.11 Presentase Opsi Logo

Berdasarkan hasil survei tersebut, opsi logo 1 lah yang terpilih. Maka

farenting.com mengikuti format bentuk dan warna tersebut sebagai logo dan tema

portal berita farenting.com.

f) Tagline

Untuk memilih tagline yang sesuai dengan identitas diri farenting.com,

terdapat tiga opsi kalimat. Yaitu Inspirasi Keluarga Indonesia, Sahabat Keluarga

Indonesia, dan Inspirasi Keluarga Harmonis.

Gambar 2.12 Presentase Pilihan Tagline

Dari ketiga kalimat tagline tersebut lebih dari separuh responden memilih

kalimat “Inspirasi Keluarga Indonesia” dengan presentase 52%. Tagline ini juga

menjadi cita-cita dan misi farenting.com agar bisa menjadi sumber inspirasi bagi

keluarga di Indonesia.

g) Media Akses Berita

Pilihan media dalam mengakses berita juga di survei dalam manajemen

media online. Hal ini ditujukan agar mengetahui pilihan jenis media apa yang

digunakan para calon pembaca.

Page 18: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

38

Gambar 2.13 Presentase Media Akses Berita

Berdasarkan hasil survei di atas, dapat dilihan terdapat pergeseran dalam

mengakses berita. Era konvergensi media memukul mundur media cetak yang

perlahan harus berjuang menyaingi media online dan media sosial sebagai new

media. Hasil survei ini ditujukan agar farenting.com memaksimalkan fungsi media

sosial yang dimiliki sebagai media penyambung lidah antara portal berita dan

pembaca.

h) Pilihan Sosial Media

Dari berbagai macam pilihan media sosial, hasil yang didapatkan cukup beragam.

responden memilih mengakses berita melalui media sosial instagram, twitter,

facebook, dan lainnya. Berikut diagram lengkapnya.

Page 19: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

39

Gambar 2.14 Presentase Pilihan Media Sosial

Pilihan media sosial favorit pun cukup beragam. sebanyak 61,2 % memilih

instagram. Merujuk dari hasil tersebut, farenting.com memilih media sosial utama

nya yaitu instagram, twitter, dan youtube. Media sosial tersebut berguna untuk

media promosi dan wujud new media dalam dunia jurnalistik.

Berdasarkan hasil grafik di atas, pilihan media sosial yang dipilih calon

target audience sangat beragam. Mayoritas menggunakan aplikasi Instagram

dengan hasil 61%. Disusul Facebook 21%, Twitter sebesar 16%, Line dan

Whatsapp sebesar 11%. Beragamnya pilihan tersebut menjadi dasar pertimbangan

farenting.com memilih media sosial yang akan digunakan sebagai media promosi

dan publikasi. Farenting.com memilih Instagram sebagai media utama, kemudian

twitter dan facebook sebagai alternatif pilihannya. Farenting juga menggunakan

aplikasi Youtube sebagai tambahan media promosi dan publikasinya.

i) Alasan Tertarik dengan Media Sosial yang Dipilih

Tentu ada alasan tersendiri mengapa responden memilih media sosial yang dipilih

untuk mengakses berita. Survei ini dilakukan agar memperkuat argumen bahwa

media sosial adalah salah satu unsur terpenting dalam menjalankan manajemen

media online ini. Berikut hasil diagramnya:

Page 20: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

40

Gambar 2.15 Presentase Alasan Memilih Media Sosial

Dari ketiga pilihan tersebut, mayoritas memilih karena kecepatan update

yang dimiliki media sosial tersebut. Tak dipungkiri, kecepatan akses informasi dari

media online maupun media sosial adalah yang terpenting dan dibutuhkan saat ini.

Seluruh survey di atas dilakukan menggunakan metode random sampling.

Form survey dibagikan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dan

para orangtua serta komunitas KAPULAGA (komunitas parenting keluarga)

melalui grup whats’app.

2.2.3 Wawancara

Untuk memperkuat dan memperdalam riset sebelum menjalankan

manajemen media online, farenting.com melakukan riset melalui metdode

wawancara. Kegiatan ini dilakukan untuk menambah informasi dari segi pelaku

media, akademisi, dan pelajar. Terdapat 3 narasumber dalam wawancara ini yakni

dari pakar media, jurnalis, dan mahasiswa psikologi.

Narasumber : Abdi Purmono

Profesi : Dosen Ilmu Komunikasi

Page 21: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

41

Abdi Purmono yang merupakan Dosen Ilmu Komunikasi Universitas

Muhammadiyah Malang dan seorang pakar media mengatakan untuk bertahan di

industri media, banyak media yang melakukan konvergensi dengan tak hanya

mengandalkan format cetak tetapi juga versi digitalnya. Hal ini karena

perkembangan teknologi ditengah arus modern yang mengacu pada kecepatan dan

efisiensi. Seperti halnya Tempo dan Kompas yang bermigrasi ke media online.

Maka farenting.com turut menambah dinamika media online terkhusus tentang

parenting dan keluarga. Abdi Purmono juga menuturkan sudah menjadi rahasia

umum jika judul-judul pada media online selalu bombastis. Menghindari hal

tersebut, farenting.com menerapkan aturan penulisan judul yang memuat unsur

fakta, objektif, jujur, aktual, dan menarik.

Dalam media online juga banyak ditemukan wartawan yang hanya

menyadur berita lain dan malas terjun ke lapangan. Pada dasarnya menyadur dari

berita lain berdasarkan pedoman media siber dibolehkan, asal sumber dan waktunya

jelas. Sebagai bentuk antisipasi, Farenting.com membuat aturan dalam penulisan

beritanya yang selalu menggunakan rujukan sumber jurnal ilmiah dan

mencantumkan hyperlink pada berita yang dikutip.

Narasumber : Sylvianita Widyawati

Profesi : Wartawan Surya Malang

Terdapat perbedaan antara wartawan media cetak dan online terutama dari

segi pemikiran. Wartawan media online, cepat merasa puas dengan berita yang

telah di dapat dan terkesan apa adanya. Padahal masih banyak yang bisa di

kembangkan. Misalnya saja dari narasumber, wartawan media online

bisamengembangkan dari informasi narasumber. Mungkin saja wartawan media

online kurangnya bekal dari media asalnya. Dari segi editor media online dan cetak

pun berbeda.

Page 22: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

42

Judul yang dibuat untuk media cetak, saat akan di publish ke media online

biasanya editor media online akan mengganti judul berita jika di rasa kurang cocok.

Ada pun perbedaan berita media cetak dan online yang paling mendasari yaitu

kecepatan dalam mempublish berita. Di era digital sekarang, media online

mempekerjakan content writer yang di khusus kan tidak turun ke lapangan untuk

mencari berita. Sebenarnya ada nya content writer ini agaknya bertentangan dengan

etika jurnalistik karena tidak adanya verifikasi pada narasumber. content writer

bertugas mencari bahan berita melalui sosial media mengikuti isu yang sedang

hangat di perbincangkan. Karena di media online agar google analytic nya tetap

berada di atas,berita harus terus di update. Seharusnya redaktur media online dapat

menghubungkan ke narasumber terkaitnya. Namun itu semua bergantung pada

kebijakan media masing-masing redaksi.

Dari sekilas wawancara tersebut, Sylvi memberitahukan tantangan apa saja

yang harus dihadapi dalam menjalankan media online. Kecepatan informasi di era

digital saat ini membuat setiap media berlomba-lomba untuk menjadi yang tercepat.

Terlebih pada media online, sehingga terkadang kualitas dan kedalaman

artikel/berita nya sangat kurang. Maka dari itu farenting.com menerapkan triple

checking sebelum artikel diunggah pada laman website dan media sosial.

Narasumber : Rahmi Achmad

Profesi : Mahasiswi S2 Universitas Negeri Malang

Generasi X adalah salah satu yang dapat merasakan perkembangan media

saat ini. Mereka menyadari bahwa pergeseran perilaku masyarakat yang mengikuti

perkembangan teknologi juga berpengaruh pada cara mereka mengakses sebuah

informasi. Jika dahulu masyarakat masih menggunakan koran sebagai media

informasi, maka sekarang masyarakat sudah beralih dengan menggunakan gadget.

Begitu juga dengan edukasi tentang parenting dan keluarga.

Page 23: BAB II REVIEW LITERATUR DAN HASIL RISET 2.1 Review

43

Terdapat perbedaan gaya mendidik anak maupun membina keluarga dari

masa ke masa. Generasi X adalah salah satu kelompok yang dapat merasakan

perubahan tersebut. Mendapatkan akses informasi tentang membina keluarga masih

tabu pada masa mereka, walaupun hal tersebut juga dipengaruhi oleh latar belakang

keluarga itu sendiri.

Karena kurangnya informasi tersebut, maka farenting.com dapat mengambil

celah dan peluang untuk meramaikan industri media terlebih yang spesifik khusus

bagi parenting dan keluarga. Mengetahui edukasi tentang parenting dan keluarga

sangat dibutuhkan bagi hampir setiap kalangan usia.

Tetapi, urgensi untuk mendapatkan informasi tersebut terdapat pada

pasangan yang baru akan memulai keluarga. Pengetahuan tentang parenting pada

dasarnya disesuaikan dengan konteks nya sendiri. Bagi pasangan yang baru

menikah, mereka perlu informasi tentang perencanaan kehamilan. Bagi pasangan

yang sudah memiliki anak, perlu informasi tentang asuransi pendidikan dan

kesehatan. Pun sama halnya dengan seseorang yang belum berencana untuk

berkeluarga, mereka perlu informasi parenting sejak awal agar cara membina

keluarga tidak lagi tabu jika mereka berkeluarga kelak.