systematic literatur review faktor orang tua …

14
Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG) Volume 3 No 2 September 2021 ISSN: 2721-2033 579 SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW: FAKTOR ORANG TUA TENTANG KEJADIAN KARIES PADA ANAK PRA-SEKOLAH Angen Indra Wicaksono 1 *, Ida Chairanna Mahirawatie 2 , Sri Hidayati 3 123 Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya *[email protected] ABSTRAK Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kejadian karies gigi banyak dialami baik oleh anak-anak maupun orang dewasa Karies gigi umumnya terjadi di negara berkembang. Masalah : Di indonesia prevalensi karies pada anak umur 3-4 mencapai (81,1%),karies akar (13,3%) dan Umur 5-9 karies mencapai (92,6%),karies akar (28,5%) yang menandakan dalam kategori tinggi. Tujuan : Menjelaskan Faktor-faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak prasekolah. Metode : jenis penelitian ini adalah Systematic Literatur Review . Pencarian artikel dilakukan tahun 2015-2020 pada database Google Scholar, Garuda dan Research Gate dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Hasil : berdasarkan hasil literature review pada empat belas artikel menunjukan bahwa faktor faktor orang tua tentang kejadian karies adalah faktor pengetahuan, sikap, dan pendidikan orang tua. Kata kunci: Orangtua, Karies Gigi, Anak Prasekolah ABSTRACT Key word: Parents, Dental Caries, Preschool Children Dental caries is one of the oral health problems that can affect public health. The incidence of dental caries is experienced by both children and adults. Dental caries generally occurs in developing countries. Problem: In Indonesia the prevalence of caries in children aged 3-4 reaches (81.1%), root caries (13.3%) and ages 5-9 caries reaches (92.6%), root caries (28.5%) which is in the high category. Objective: To explain the parental factors regarding the incidence of caries in preschool children. Methods: this type of research is a Systematic Literature Review. Article searches were conducted in 2015-2020 on the Google Scholar, Garuda and Research Gate databases in Indonesian or English. Results: Based on the results of a literature review on fourteen articles, it shows that the parental factors regarding the incidence of caries are the knowledge, attitudes, and education of parents.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

22 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi (JIKG)

Volume 3 No 2 September 2021

ISSN: 2721-2033

579

SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW: FAKTOR ORANG TUA

TENTANG KEJADIAN KARIES PADA ANAK PRA-SEKOLAH

Angen Indra Wicaksono 1*, Ida Chairanna Mahirawatie2, Sri Hidayati 3

123Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

*[email protected]

ABSTRAK

Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang

dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kejadian karies gigi

banyak dialami baik oleh anak-anak maupun orang dewasa

Karies gigi umumnya terjadi di negara berkembang. Masalah : Di

indonesia prevalensi karies pada anak umur 3-4 mencapai

(81,1%),karies akar (13,3%) dan Umur 5-9 karies mencapai

(92,6%),karies akar (28,5%) yang menandakan dalam kategori

tinggi. Tujuan : Menjelaskan Faktor-faktor orang tua tentang

kejadian karies pada anak prasekolah. Metode : jenis penelitian

ini adalah Systematic Literatur Review . Pencarian artikel dilakukan

tahun 2015-2020 pada database Google Scholar, Garuda dan Research

Gate dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Hasil :

berdasarkan hasil literature review pada empat belas artikel

menunjukan bahwa faktor faktor orang tua tentang kejadian

karies adalah faktor pengetahuan, sikap, dan pendidikan orang

tua.

Kata kunci:

Orangtua, Karies Gigi, Anak

Prasekolah

ABSTRACT

Key word:

Parents, Dental Caries,

Preschool Children

Dental caries is one of the oral health problems that can affect

public health. The incidence of dental caries is experienced by

both children and adults. Dental caries generally occurs in

developing countries. Problem: In Indonesia the prevalence of

caries in children aged 3-4 reaches (81.1%), root caries (13.3%) and

ages 5-9 caries reaches (92.6%), root caries (28.5%) which is in the

high category. Objective: To explain the parental factors

regarding the incidence of caries in preschool children. Methods:

this type of research is a Systematic Literature Review. Article

searches were conducted in 2015-2020 on the Google Scholar,

Garuda and Research Gate databases in Indonesian or English.

Results: Based on the results of a literature review on fourteen

articles, it shows that the parental factors regarding the incidence

of caries are the knowledge, attitudes, and education of parents.

Page 2: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

580

PENDAHULUAN

Berdasarkan The Global Burden of Disease Study 2016 masalah kesehatan gigi dan

mulut khususnya karies gigi merupakan penyakit yang dialami hampir dari setengah

populasi penduduk dunia 3,58 milyar jiwa.(Sakti, 2019) Menurut WHO (World Health

Organization, 2019) Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang

dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat. Kejadian karies gigi banyak dialami

baik oleh anak-anak maupun orang dewasa Karies gigi umumnya terjadi di negara

berkembang Tingginya angka kejadian karies gigi memerlukan penanganan yang

optimal, terutama dalam pencegahan kejadian karies gigi pada anak. (Winahyu et al.,

2019)

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi

terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit (45,3%). prevalensi

karies di Indonesia adalah sebesar 88,8% dengan prevalensi karies akar sebesar 56,6%.

disimpulkan bahwa prevalensi karies cenderung tinggi (di atas 70%) pada semua

kelompok umur (Sakti, 2019)

Pada anak prasekolah di TK Sila Chandra III Batubulan 2017 yang berjumlah

menjadi 60 orang. Hasil penelitian pada gigi sulung karies didapatkan 51 anak (85%)

menderita karies gigi, rerata karies gigi sulung adalah 4,9 dan termasuk kategori tinggi

(Candra & Wirata, 2017). Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan

kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura dan daerah

interproksimal meluas kearah pulpa.Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan

dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang

lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke dentin atau ke pulpa (Tarigan, 2014).

Pada penelitian Astuti & Rochmawati 2018 Tiga puluh anak prasekolah usia 3-5

tahun sebagai responden. menunjukkan bahwa 80% anak menderita ECC (Early Childhood

Caries) dan 20% bebas dari ECC (Astuti & Rochmawati, 2018). Tugas sebagai panutan ini

akan lebih sulit jika orangtuamengawalinya dengan cara yang keliru sehingga perlu

menghabiskan waktu untuk mengoreksi kesalahan tersebut di saat anak sudah terlanjur

terikat dengan perilakunya (Eddy et al , 2015).

Menurut penelitian Ngatemi 2018, diketahui balita yang mengalami lubang gigi

kategori tinggi, yaitu sebanyak 27 orang (57,4%), sedangkan balita yang lubang giginya

kategori rendah, yaitu sebanyak 20 orang (42,6%). (Ngatemi & Afni, 2018)

Pada Riskedas 2018 Prevalensi karies pada anak umur 3-4 mencapai (81,1%)karies

akar (13,3%),dan Umur 5-9 karies mencapai (92,6%) karies akar (28,5%). (Riskesdas, 2018)

Upaya pemeliharaan kesehatan gigi serta pembinaan menyikat gigi yang benar,

terutama pada anak usia 5-6 tahun perlu mendapat perhatian khusus, karena pada usia

ini anak sedang menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi saat ini akan

berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Penyebab

timbulnya masala kesehatan gigi pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau

sikap mengabaikan kebersihan gigi. (Husna, 2016). Menurut (Wong et al.,

2009).Perkembangan motorik anak terdiri dari dua yakni : motorik kasar dan motorik

halus, hal ini tidak terlepas dari ciri anak yang selalu bergerak dan selalu ingin bermain

sebab duni mereka adalah dunia bermain dan proses belajar.(Dan et al., 2016) Adapun

pada personal sosial anak usia prasekolah mencakup aspek yang buerhubungan dengan

kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam

Page 3: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

581

bahasa pada usia 2,5 sampai dengan 5 tahun, pengucapan kata meningkat, anak mulai

memproduksi ujaran yang lebih panjang, kadang secara gramatik kadang tidak (Dan et

al., 2016)

Perilaku anak pra sekolah dalam mengkonsumsi makanan /minuman manis, namun

tidak diiringi perilaku membersihkan gigi menyebabkan terjadinya karies gigi.Anak

karies gigi akan mengalami ngilu pada lubangnya, sehingga diduga akan menurunkan

konsumsi makannya. Penurunan konsumsi makan dalam waktu lama,berdampak pada

kurangnya status gizi pada anak. (Putri, 2018)

Anak usia prasekolah (3‒5 tahun) umumnya sebagian besar menghabiskan waktu

mereka dengan orang tua, khususnya ibu. Perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan

gigi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap kesehatan gigi dan mulut

pada anak. Hal ini disebabkan karena ibu merupakan orang yang paling dekat dengan

anak sejak lahir. Peran ibu sangat diperlukan untuk membimbing, memberikan

pengertian, mengawasi dan menyediakan fasilitas untuk anak agar anak dapat

memelihara kebersihan gigi dan mulutnya setiap hari. (Angelica et al., 2019)

Menurut (Daroji, 2015) Ketika sang anak mulai menempuh pendidikannya, yaitu di

Taman Kanak-kanak, saat itulah kecemasan mulai muncul. Karena disitu mereka akan

mulai memasuki lingkungan baru dengan bertemu teman baru, ada guru yang akan

selalu mengurusinya, dll. Disitu timbul rasa cemas karena lingkugan barunya berbeda

dengan sebelum dia masuk Taman Kanak-kanak, yaitu hanya bersama orang tua mereka

yang selalu mengurusinya (Azam, 2020) .Periode penting dalam tumbuh kembang anak

adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi

dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Proses pertumbuhan dan

perkembangan terbagi dalam beberapa tahapan berdasarkan usia. Salah satu fasenya

adalah masa prasekolah yaitu anak berusia 3-5 tahun (Dan et al., 2016)

Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak prasekolah

dalam kesehatan terutama kesehatan gigi. Pengetahuan, perilaku, sikap orang tua secara

tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku kesehatan anak itu sendiri. Oleh karena

itu para orang tua harus sadar akan pentingnya terhadap anak. Peningkatan

pengetahuan, perilaku, sikap tentang kesehatan gigi sangat diperlukan para orang tua

karena akan mempengaruhi perilaku kesehatan gigi anak itu sendiri.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik melakukan penelitian mengenai

Faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak prasekolah.

METODE

Pencarian literatur tentang “ Faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak

prasekolah” dilakukan selama rentang pada bulan Desember 2020-Januari 2021. Literatur

didapatkan dari beberapa academic database yaitu : Google scholar, research gate dan

garuda. Jumlah jurnal yang direncanakan berjumlah 10 jurnal yang diterbitkan dalam

waktu lima tahun terakhir. Pencarian jurnal dengan menggunakan kata kunci “Orang tua,

Karies, Prasekolah” Berdasarkan hasil pencarian liretatur dari hasil publikasi di beberapa

database dan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan peneliti mendapatkan 753

artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Setelah dilakukan identifikasi ternyata

terdapat 51 jurnal yang sama. Maka total 753 jurnal dikurangi dengan jurnal duplikasi

sebanyak 51 jurnal sehingga didapatkan 702 jurnal tanpa duplikasi. Sebanyak 702 jurnal

Page 4: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

582

dilakukan skrining berdasarkan judul untuk mendapatkan tema yang sesuai dengan

kriteria yang dicari.

Dari 702 jurnal di saring lagi, berdasarkan identifikasi judul sebanyak 637 jurnal di

eksklusi karena tidak sesuai kriteria inklusi, jadi total jurnal menjadi 65. Tahap

selanjutnya, dari 65 jurnal dianalisa kembali berdasarkan abstrak didapatkan sebanyak 51

jurnal tidak masuk dalam kriteria inklusi dikeluarkan. Menjadi total jurnal inklusi 14

jurnal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dua belas artikel yang memenuhi kriteria inklusi (bagan 2.3) berdasarkan topik

literature review yaitu Faktor orang tua tentang kejadian karies pada anak prasekolah.

Desain penelitian pada 14 jurnal yang diambil seluruhnya menggunakan desain Cross

Sectional. Responden dari semua jurnal berkisaran umur dari 3-6 tahun. Seluruh studi

dengan kualitas tinggi. semua studi dilakukan di negara Indonesia. Dari ke 14 jurnal

yang membahas faktor orang tua, 12 membahas faktor pengetahuan orang tua , 3 jurnal

membahas faktor sikap orang tua, dan 3 jurnal membahas tingkat pendidikan orang tua

terhadap karies pada anak pra sekolah.

Tabel 1. Rangkuman Hasil Literature Review

No Author

(s)

Jurnal

Vol(No)

Judul Metode (Desain,

Sampel, Instrumen,

Analisis)

Hasil Data-

base

1 Cynthi

a dkk,

2019

Padjadja

ran J

Dent

Res

Student.

Februari

2019;3(1

):20-25

Pengaruh

tingkat

pendidikan

tinggi dan

perilaku ibu

terhadap

indeks def-t

pada anak usia

4‒5 tahun

D : cross sectional.

S : berjumlah 74

orang ibu balita

umur 4-5 tahun

I : lembar kuesioner

dan lembar

pemeriksaan lubang

gigi susu pada balita

A : Analisis statistik

penelitian dilakukan

dengan

menggunakan

model regresi Tobit.

adanya

hubungan

tingkat

pendidikan p-

value 0,0113

lebih kecil dari

0,05 dan

perilaku ibu

didapatkan p-

value 0.0021

lebih kecil dari

0,05.

Google

Scholar

2. Ngate

mi dkk,

2018

Quality

Jurnal

Kesehat

an Vol.

9 No. 1,

Novemb

er 2018,

Hal. 1-

41

Hubungan

Karakteristik

dan

Pengetahuan

Orang Tua

tentang Cara

Pemeliharaan

Kesehatan Gigi

dengan

Kejadian

Lubang Gigi

pada Balita

di Posyandu

D : cross sectional.

S : berjumlah 47

orang ibu balita

umur 4-5 tahun

I : lembar kuesioner

dan lembar

pemeriksaan lubang

gigi susu pada balita

A : Analisis Data

dilakukan secara

univariat (distribusi

frekuensi), bivariat

(uji Kai Kuadrat),

variabel yang

berhubungan

secara

bermakna

dengan

kejadian lubang

gigi adalah

pendidikan (p =

0,007), dan

pengetahuan (p

= 0,004).

Google

Scholar

Page 5: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

583

Jeruk

Kelurahan

Pondok Labu

Jakarta Selatan

dan multivariat (uji

Regresi Logistik)

3. (Cahya

ningru

m et

al.,

2017)

Jurnal

Berkala

Epidemio

logi,

Volume 5

Nomor 2,

Mei

2017,

hlm.

142-151

Hubungan

Perilaku Ibu

Terhadap

Kejadian Karies

Gigi pada

balita di PAUD

putra sentosa

D : case control

S : 110 responden

I : Waancara

A : Analisis untuk

uji hipotesis dengan

menggunakan chi-

squre

Tingkat

pengetahuan

ibu (p = 0,023),

sikap ibu (p =

0,016;)

Google

Scholar

4. Mayan

g dkk,

2016

- Faktor-Faktor

yang

Berhubungan

dengan

Kejadian Karies

Gigi pada

Anak Usia

Prasekolah di

TK Al-Qomar

Desa

Loa Duri

D : cross sectional.

S : 30 anak usia

prasekolah dan

orang tua di TK Al-

qomar Desa

Loa Duri

I : Lembar

Kuesioner

A : Analisis untuk

uji hipotesis dengan

menggunakan chi-

squre dengan uji

alternatif

fisher exact.

Ada hubungan

yang bermakna

antara

pengetahuan

ibu dengan

kejadian karies

gigi dengan

nilai p-value

sebesar

0,000≤0,05. Ada

hubungan yang

bermakna

antara

kebiasaan

menggosok gigi

dengan

kejadian karies

gigi dengan

nilai peluang

(p)

sebesar

0,004≤0,05.

Google

Scholar

5. Rusmia

ti dkk.,

2017

Jurnal

Bahan

Kesehat

an

Masyara

kat Vol

2 No 2

Hubungan

Pengetahuan

Ibu tentang

pemeliharaan

esehatan gigi

dan mulut

terhadap karies

rampan murid

TK di

kecamatan kota

baru jambi

tahun 2017.

D : cross sectional.

S : Jumlah

keseluruhan 300

ibu-ibu dan 300

murid TK.

I : Variabel

menggunakan

lembar kuisioner,

prevalensi karies

menggunakan

pemeriksaan gigi.

A : Melihat korelasi

memakai uji non

parametrik dengan

tidak ada

hubungan

antara antara

pengetahuan

ibu tentang

pemeliharaan

kesehatan gigi

dan mulut

terhadap karies

rampan murid

TK di

Kecamatan

Kota Baru

Jambi tahun

Google

Scholar

Page 6: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

584

uji korelasi Kendall. 2017 (p>0,05).

6. Yeni

dkk.,

2019

- Hubungan

tingkat

pengetahuan

ibu tentang

perawatan gigi

dengan

kejadian karies

gigi pada anak

prasekolah.

D : cross sectional.

S : seluruh ibu yang

memiliki anak usia

4-6 tahun yang

termasuk dalam

kriteria inklusi

sejumlah 37

I : kuesioner dan

lembar observasi

A : uji contingency

coefficient.

korelasi kedua

variabel adalah

sebesar 0.000,

sehingga nilai

p<0.05 yang

berarti bahwa

ada hubungan

antara tingkat

pengetahuan

perawatan gigi

dengan

kejadian karies

gigi.

Google

Scholar

7. Christi

an

dkk.,

2016

Jurnal e-

GiGi

(eG),

Volume

4

Nomor

1,

Januari-

Juni

2016

Hubungan

tingkat

pengetahuan

ibu tentang

kesehatan gigi

anak dengan

tingkat

keparahan

karies anak TK

di kota Tahuna.

D : cross sectional.

S : sebanyak 65 Ibu

dan anak.

I : Lembar kuesioner

dan lembar

pemeriksaan def-t

A : Analisis

menggunakan uji

korelasi koefisien

kontingensi

Hasil analisis

mendapatkan

hasil

signifikansi

0,270 (> p =

0,05), yang

menunjukkan

hubungan yang

terjadi lemah.

Google

Scholar

8. Ayu

dkk.,

2017

PROCE

EDING

BOOK

The 4th

Bali

Dental

Science

&

Exhibiti

on

Balidenc

e 2019

Hubungan

tingkat

pengetahuan

orang tua

terhadap

prevalensi

Early Childhood

Caries (ECC)

pada anak usia

4-5 tahun di TK

Saraswati I

Kecamatan

Denpasar Utara

tahun 2017.

D : cross sectional.

S : Ibu dan anak

dengan usia 4-5

tahun sebanyak 52

responden.

I : Lembar

Kuesioner

A : Uji Rank

Spearman Correlation

Hasil uji

korelasi

mendapatkan

nilai signifikan

0,005 < 0,05,

artinya

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara tingkat

pengetahuan

orang tua

terhadap

prevalensi Early

Childhood Caries

(ECC)

Google

Scholar

9. Fadlila

h., 2019

Journal

of Oral

Health

Care

Vol.7,

No. 1,

Mei

2019

Hubungan

tingkat

pengetahuan

orang tua

tentang

kesehatan gigi

dengan

terjadinya

D : cross sectional.

S :Sebanyak 64

responden Ibu dan

anak.

I : Lembar kuesioner

dan lembar

observasi

A : Uji statistik

Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa tingkat

pengetahuan

ibu tentang

kesehatan gigi

berhubungan

dengan

Google

Scholar

Page 7: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

585

karies pada

anak

prasekolah di

TK Aisyiyah

Bustanul Athfal

Spearman Rank kejadian karies

gigi pada anak

pra sekolah.

10 Ulfah.,

2020

An-

Nadaa:

Jurnal

Kesehat

an

Masyara

kat, 7(2)

Desemb

er 2020

:146-150

Hubungan

pengetahuan

dan perilaku

orang tua

dalam

memelihara

kesehatan gigi

dengan karies

gigi pada anak

TK

D : cross sectional

S : Sampel

berjumlah 60 anak

yang berusia 5

sampai 6 tahun

I : Lembar kuesioner

A : uji statistiks Chi

square test

Pada penelitian

ini dapat

disimpulkan

bahwa ada

hubungan

antara

pengetahuan

orangtua

dengan karies

gigi anak dan

ada hubungan

antara

perilaku

orangtua

dengan karies

gigi anak

Google

Scholar

11 Chandr

a dkk.,

2019

BDJ,

Volume

3,

Nomor

2, Juli-

Desemb

er 2019:

96-102

Hubungan

tingkat

pengetahuan

dan perilaku

ibu dalam

merawat gigi

anak terhadap

kejadian karies

anak di TK Titi

Dharma

Denpasar

D : cross sectional.

S : Responden

sebanyak 46 ibu

serta anaknya.

I : Lembar kuesioner

dan memeriksa

rongga mulut

A : Analisis

Spearman rank test.

p value = 0,003

maka terdapat

hubungan

tingkat

pengetahuan

ibu mengenai

perawatan gigi

anak terhadap

kejadian karies

anak. Dan tidak

adanya

hubungan

antara tingkat

pendidikan

dengan

kejadian karies

p=0,559

Google

Scholar

12. Budian

thy.,

2016

Jurnal

Kesehat

an

Masyara

kat dan

Lingkun

gan

Hidup

Hubungan

sikap dan

pengetahuan

ibu tentang

kebersihan gigi

dan mulut

dengan

kejadian karies

gig pada anak

usia 3-5 tahun

di Desa Sei

Kepayang

D : cross sectional.

S : sebanyak 57

responden ibu dan

anak

I : Lembar kuesioner

dan wawancara

A : uji Chi Square

Ada hubungan

sikap ibu dan

Pengetahuan

ibu tentang

kebersihan gigi

dan mulut

dengan

kejadian karies

pada anak usia

3-5 tahun.

Google

Scholar

Page 8: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

586

Tengah

Kabupaten

Asahan

13. Ratna

dkk.,

2018

Jurnal

Kesehat

an

Masyara

kat dan

Lingkun

gan

Hidup

Hubungan

pengetahuan

sikap dan

tindakan ibu

dengan

terjadinya

rampan karies

di TK ABA Cot

Bak’U

Kecamatan

Lembah Sabil

Kabupaten

Aceh Barat

Daya

D : cross sectional.

S : responden

berjumlah 40 orang

ibu dan anak

I : Lembar kuesioner

dan wawancara

A : uji statistik chi

square

Hasil uji

statistik chi

square

menunjukkan

terdapat

hubungan yang

signifikan

antara

pengetahuan,

sikap dengan

terjadinya

rampan karies

dengan nilai p

value = 0,000 (p

< 0,05).

Google

Scholar

14. Yosa

dkk.,

2018

Jurnal

Analis

Kesehat

an :

Volume

7, No. 2

Desemb

er 2018

Hubungan

Sikap dan

Perilaku

Orangtua

Dalam

Pemberian

Minuman

Menggunakan

Botol Susu

Terhadap

Terjadinya

Karies Botol

Pada Siswa

Tk Al-Azhar 2

Bandar

Lampung

D : cross sectional.

S : Responden

sebanyak 71 siswa/i

dan orang tua

I : Lembar kuesioner

dan wawancara

A : uji chi square.

Kesimpulan

dari

penelitian ini

menunjukkan

sebagian besar

orang tua dari

responden

adanya

hubungan

sikap dan

perilaku orang

tua terhadap

terjadinya

karies botol

pada anak

Google

Scholar

Menurut Lawreen Green (1991) faktor-faktor yang menetukan perilaku sehingga

menimbulkan perilaku yang positif adalah faktor predisposisi, faktor reinforcing, dan faktor

enabling. Faktor Predisposisi terdiri dari tingkat pengetahuan seseorang, sikap

seseorang, tingkat pendidikan, kepercayaan. Faktor Enabling atau faktor pendukung,

terdiri dari faktor ini adalah tenaga kesehatan,sarana dan prasarana kesehatan,

keterampilan, dan keterjangkauan sumberdaya kesehatan. Faktor Reinforcing adalah

faktor penguat yang terdiri dari orang disekitarnya seperti suami, orang tua, teman. Ke

tiga faktor ini mempengaruhi Perilaku dan gaya hidup, dan akan mempengaruhi Derajat

kesehatan.

Orang tua termasuk dalam faktor Reinforcing yang mempengaruhi perilaku dari

anaknya dan perilaku dari anak akan mempengaruhi derajat kesehatan anak tersebut.

Jadi secara tidak langsung orang tua akan mempengaruhi derajat dari anaknya sendiri.

Page 9: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

587

Faktor faktor orang tua terdiri dari berbagai macam, antara lain seperti pengetahuan,

sikap , pendidikan

Faktor Pengetahuan orang tua.

Pada penelitian Siti Fadilah 2019, Tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan

gigi. Ha diterima dengan p value=0,023. Ada hubungan tingkat pengetahuan orang tua

tentang kesehatan gigi dengan terjadinya karies pada anak prasekolah. (Fadlilah, 2019)

Menurut penelitian Ayu dkk pada tahun 2017 menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan orang tua terhadap prevalensi

Early Childhood Caries (ECC) (p = 0,005 < 0,05). (Ayu dkk, 2017)

Hasil analisis bivariat, variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian

lubang gigi salah satunya adalah pengetahuan (p = 0,004). Hasil analisis multivariat,

variabel yang dominan berhubungan dengan kejadian lubang gigi pada balita adalah

pengetahuan ibu .(Ngatemi & Afni, 2018)

Penelitian lain juga menyatakan adanya hubungan antara pengetahuan orang tua

terhadap kejadian karies pada anak sekolah, pada penelitian Ajeng 2017 menyatakan

adanya hubungan Tingkat pengetahuan ibu (p = 0,02), sejalan dengan penelietian Mayang

dkk 2016 menyatakan Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan

kejadian karies gigi dengan nilai p-value sebesar 0,000≤0,05. Pada penelitian Yeni dkk

juga sama meyatakan bahwa Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan

gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah dengan p= 0,000.

Beberapa peneliti juga menyatakan hal yang sama bahwa adanya hubungan antara

faktor pengetahuan dengan kejadian karies anak pra sekolah. Hasil penelitian Ulfah 2020

menunjukkan pengetahuan orangtua dengan karies gigi anak yaitu (p=0,000), sejalan

dengan penelitian Chandra dkk 2019 dengan p value = 0,003 , penelitian Budianthy 2016

menunjukan bahwa pValue (=0.001).

Menurut Notoadmodjo (2014) tedapat 6 tingkat pengetahuan, yaitu: 1.) Tahu (Know)

Rasa mengerti melihat atau mengamati sesuatu 2.) Memahami (Comprehension)suatu

kemampuan untuk menjelaskan tentang suatu objek yang diketahui 3.) Aplikasi

(Aplication) Suatu kemampuan untuk mempraktekkan materi yang sudah dipelajari pada

kondisi nyata 4.) Analisis (Analysis) kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu

objek 5.) Sintesis (Synthesis) Suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru 6.) Evaluasi (Evaluation) Pengetahuan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk

menerima informasi. Seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan baik dapat

dengan baik menerima informasi Terutama mengetahui cara menjaga kebersihan gigi,

sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi. Sedangkan seseorang yang mempunyai

tingkat pengetahuan rendah akan sulit menerima informasi atau kurang informasi

terutama tentang perawatan gigi yang baik dan dapat menimbulkan kejadian karies gigi .

Sejalan dengan penelitian Ayu dkk pada tahun 2017 menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan orang tua terhadap prevalensi

Early Childhood Caries (ECC). Pada penelitian Siti Fadlilah 2019, Tingkat pengetahuan

orang tua tentang kesehatan gigi sebagian besar kategori baik dan menyatakan adanya

Page 10: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

588

hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dengan terjadinya karies

pada anak prasekolah. (Fadlilah, 2019)

Hal ini serupa dengan penelitian dari (Ngatemi & Afni, 2018) Dari responden yang

berjumlah 47 orang ibu balita umur 4-5 tahun yang datang ke Posyandu Jeruk, Hasil

analisis bivariat, variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian lubang

gigi salah satunya adalah pengetahuan.

Dari beberapa jurnal studi juga menyatakan hal yang sama bahwa adanya hubungan

antara faktor pengetahuan dengan kejadian karies anak pra sekolah. Hasil penelitian

Ulfah 2020 menunjukkan adanya hubungan pengetahuan orangtua dengan karies gigi,

sejalan dengan penelitian Chandra dkk 2019 dan penelitian Budianthy 2016 yang juga

menyatakan adanya hubungan antara faktor pengetahuan orang tua dengan kejadian

karies.

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Sholekhah pada tahun 2021 yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel tingkat pengetahuan ibu

dengan deft-t anak balita usia 3 - 4 tahun di Posyandu Wiratama, Pudak Payung,

Banyumanik, Semarang.(Sholekhah, 2021)

Peneliti lain juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa terdapat hubungan

pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan kejadian karies gigi pada anak usia 1-4 tahun

di PAUD Tunas Melati dari 23 orang sebagai sampel.(Fitriani, 2018)

Faktor Sikap orang tua.

hasil uji statistik sikap orang tua terhadap karies botol pada anak, didapatkan nilai p

= 0,034 (p < 0,05), sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

sikap orang tua terhadap karies botol pada anak. (Yosa & Simbolon, 2019)

Pada penelitian Ratna dkk pada tahun 2018 mendapatkan Hasil uji statistik diperoleh

nilai sebesar p=0,000 (p< 0,05), dimana terdapat hubungan yang signifikan antara sikap

ibu dengan terjadinya rampan karies. (Ratna dkk, 2018)

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square menunjukan

bahwa pValue (=0.033) < α (=0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu ada

hubungan sikap ibu tentang kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies pada anak

usia 3-5 tahun di Desa Sei Kepayang Tengah Kabupaten Asahan. (Budianthy, 2016)

Menurut Notoatmodjo (2014), sikap mempunyai tingkatan berdasarkan

intensitasnya, sebagai berikut : 1.) Menerima (receiving). Menerima merupakan seseorang

atau subjek yang mau menerima dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2.)

Menanggapi (responding). Menanggapi dapat diartikan memberikan sebuah jawaban atau

tanggapan terhadap pertanyaan yang diberikan. 3.) Menghargai (valuing). Menghargai

merupakan seseorang (subjek) yang memberikan nilai yang positif terhadap stimulus

atau objek tertentu. 4.) Bertanggung jawab (responsible). Bertanggung jawab dapat

diartikan segala sesuatu yang telah dipilih berdasarkan keyakinan dan harus berani

mengambil resiko.

Faktor sikap sangat berpengaruh terhadap perubahan perilaku seseorang. Sebelum

terjadinya perubahan perilaku, seseorang harus memiliki pengetahuan (Tahu) tentang

sesuatu perubahan perilaku tersebut. Setelah Menjadi Tahu, seseorang harus (Mau)

dalam perubahan perilaku tersebut dan yang terakhir adalah (mampu). (Mau) sendiri

diartikan adalah Faktor Sikap. Jadi perubahan perilaku harus melewati tingkatan dari

Page 11: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

589

Tahu, menjadi Mau kemudian Mampu melakukan untuk terjadinya perubahan perilaku.

Bisa disimpulkan bahwa faktor sikap mempengaruhi perubahan perilaku.

Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak melibatkan interaksi langsung anak dan

ibu karena kesehatan gigi anak tidak lepas dari sikap ibu sebagai orang yang paling dekat

dengan anak (Yosa & Simbolon, 2018).

Dari berbagai jurnal studi yang diambil juga mengatakan hal yang sama. Pada

penelitian Ratna dkk pada tahun 2018, mendapatkan hasil uji statistik terdapat hubungan

yang signifikan antara sikap ibu dengan terjadinya rampan karies. (Ratna dkk, 2018)

Pada penelitian Budianthy tahun 2016 di desa sei kepayang tengah kabupaten

asahan, Menunjukan adanya hubungan sikap ibu tentang kebersihan gigi dan mulut

dengan kejadian karies pada anak usia 3-5 tahun. (Budianthy, 2016)

Pada penelitian Yosa dan Simbolon tahun 2019 sikap orang tua dalam pemberian

minuman menggunakan botol susu terhadap terjadinya karies botol didapat hasil uji

statistik sikap orang tua terhadap karies botol pada anak sehingga disimpulkan bahwa

ada hubungan yang signifikan antara sikap orang tua terhadap karies botol pada anak.

(Yosa & Simbolon, 2019)

Hal ini sejalan dengan Penelitian dari Ariningum dan Indriasih yang menyatakan

faktor Sikap orang tua merupakan salah satu faktor yang berhubungan terhadap indeks

DMF-T yang dilakukan di penjaringan, Jakarta utara tahun 2012 (Ariningum & Indriasih,

2012)

Faktor Pendidikan orang tua.

Pada penelitian Cynthia dkk 2019,Analisis pengaruh antara tingkat pendidikan tinggi

ibu dengan indeks def-t dilakukan menggunakan analisis model regresi tobit, dimana

pada penelitian ini didapatkan p-value 0,0113 lebih kecil dari 0,05 menyatakan bahwa

adanya hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan kejadian karies.(Angelica

et al., 2019)

Hal ini sejalan dengan penelitian Ngatemi & Afni, 2018, Hasil analisis bivariat,

variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian lubang gigi adalah

pendidikan (p = 0,007 dan OR = 9,692). Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan

antara faktor pendidikan dengan kejadian karies anak pra sekolah (Ngatemi & Afni, 2018)

Berbeda dengan peneliti lain, penelitian dari Ulfah tahun 2020 Setelah dilakukan uji

Spearman rho didapatkan hasil berupa nilai Level of Significance p value = 0,559 maka dapat

disimpulkan bahwa H0 diterima yang artinya tidak terdapat hubungan tingkat

pendidikan ibu terhadap kejadian karies anak

Menurut Mubarak (2011), ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, salah satunya yaitu tingkat pendidikan, Pendidikan merupakan suatu usaha

untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan seseorang agar dapat memahami

suatu hal. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin mudah orang tersebut menerima informasi.

Pendidikan berkaitan erat dengan pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin banyak dan luas pengetahuan yang diperolehnya, Semakin

banyaknya pengetahuan maka memberikan pengaruh pada kebiasaan tingkah laku dan

akan mempengaruhi derajat kesehatannya. Sebaliknya, seseorang memiliki tingkatan

Page 12: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

590

pendidikan rendah maka akan menghambat orang tersebut terhadap penerimaan

informasi baru yang diperkenalkan.

Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka tingkat pengetahuan yang

memiliki lebih luas dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan lebih rendah, sehingga

kondisi ini dapat mempengaruhi orang tua dalam menjaga kesehatan gigi anaknya, dan

pada akhirnya berdampak pula pada status kesehatan gigi dan mulut anaknya.

Pada penelitian Cynthia dkk 2019,Analisis pengaruh antara tingkat pendidikan tinggi

ibu dengan indeks def-t. menyatakan bahwa adanya hubungan antara tingkat pendidikan

orang tua dengan kejadian karies.(Angelica et al., 2019)

Serupa dengan penelitian Ngatemi & Afni, 2018, Hasil analisis bivariat, variabel yang

berhubungan secara bermakna dengan kejadian lubang gigi adalah pendidikan orang tua.

Dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara faktor pendidikan orang tua dengan

kejadian karies anak pra sekolah (Ngatemi & Afni, 2018)

Berbeda dengan peneliti lain, penelitian dari Ulfah tahun 2020 Setelah dilakukan uji

Spearman rho dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan ibu

terhadap kejadian karies anak. (Ulfah & Utami, 2020)

Hal ini sejalan dengan penelitian dari Afiati dkk tahun 2017 yang menyatakan

terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan status karies

anak di TK ABA 1 Banjarmasin.(Risti Afiati, Rosihan Adhani, Karina Ramadhani, 2017).

Serupa dengan penelitian dari Maulida dkk di desa sumberjo rembang. menyatakan

terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu terhadap kejadian karies

gigi.(Maulida et al., 2014)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam literature review “ Faktor orang tua tentang

kejadian karies pada anak prasekolah” disimpulkan bahwa : Faktor-faktor orang tua

tentang kejadian karies pada anak prasekolah adalah faktor pengetahuan orang tua ,

faktor sikap orang tua , faktor pendidikan orang tua

DAFTAR PUSTAKA

Angelica, C., Sembiring, L. S., & Suwindere, W. (2019). Pengaruh tingkat pendidikan

tinggi dan perilaku ibu terhadap indeks def-t pada anak usia 4-5 tahun. In Angelica,

dkk.) Padjadjaran J Dent Res Student. Februari (Vol. 3, Issue 1).

Ariningum, R., & Indriasih, E. (2012). Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku

Tentang Karies Gig1 Terhadap Indeks Dmf-T Pada Slswa Sd Kelas Vi Dl Daerah

Kumuh Dan Tldak Kumuh Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Buletin Penelitian

Sistem Kesehatan, 9(4), 198–202.

Astuti, S. E. Y., & Rochmawati, F. (2018). Early Chidhood Caries (ECC) PADA ANAK

USIA PRASEKOLAH DI DUSUN WANASARI KECAMATAN DENPASAR UTARA.

Interdental: Jurnal Kedokteran Gigi, 14(2), 3–6.

Azam, M. N. (2020). Kecemasan Pada Anak Prasekolah. Jurnal VARIDIKA, 32(1), 37–44.

https://doi.org/10.23917/varidika.v32i1.11158

Page 13: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

591

Cahyaningrum, A. N., Surabaya, A., & Timur, J. (2017). Hubungan perilaku ibu terhadap

kejadian karies gigi pada balita di paud putra sentosa. August, 142–151.

https://doi.org/10.20473/jbe.v5i2.2017.142-151

Dan, M., Mengikuti, T., Anak, P., & Dini, U. (2016). TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK

PRA SEKOLAH USIA 3-5 TAHUN YANG LEVEL OF DEVELOPMENT OF 3-5 YEAR

PRA SCHOOL CHILDREN WHO FOLLOWS AND DOES NOT FOLLOW EARLY

CHILDREN EDUCATION. 4(2011). Engineering, I. (2018).

Fadlilah, S. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi

dengan terjadinya karies pada anak prasekolah di TK Aisyiyah Bustanul Athfal. Oral

Health Care, 7(1), 32–39.

Ga candra dew & wirata. (2017). Gambaran karies gigi sulung dan tingkat pengetahuan orang

tua terhadap pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah. 58–65.

Hermiyanty, Wandira Ayu Bertin, D. S. (2017). Hubungan Sikap Dan Pengertahuan Ibu

Tentang Kebersihan Gigi Dan Mulut Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak Usia 3

– 5 Tahun Di Desa Sei Kepayang Tengah Kabupaten Asahan Tahun 2016. Journal of

Chemical Information and Modelin, 8(9), 1–58.

Keumala, C. R. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN IBU

DENGAN TERJADINYA RAMPAN KARIES DI TK ABA COT BAK’U KECAMATAN

LEMBAH SABIL KABUPATEN ACEH BARAT DAYA. 4002.

Maulida, S., L, G. S., & Oktiawati, A. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian karies gigi pada anak di TK Aisyiyah Bustanul Atfal Desa Lebaksiu Lor.

Jurnal Keperawatan Anak, 2(16), 108–115.

Ngatemi, N., & Afni, N. (2018). Hubungan Karakteristik dan Pengetahuan Orang Tua

tentang Cara Pemeliharaan Kesehatan Gigi dengan Kejadian Lubang Gigi

pada Balita di Posyandu Jeruk Kelurahan Pondok Labu Jakarta Selatan. Quality :

Jurnal Kesehatan, 12(2), 5–11. https://doi.org/10.36082/qjk.v12i2.40

Putri, R. (2018). Kaitan Karies Gigi Dengan Status Gizi Anak Pra Sekolah. March 2017.

Risti Afiati, Rosihan Adhani, Karina Ramadhani, S. D. (2017). DAN MULUT TERHADAP

STATUS KARIES GIGI ANAK Tinjauan Berdasarkan Pengetahuan , Tingkat

Pendidikan , dan Status Sosial di TK ABA 1 Banjarmasin. Dentino Jurnal Kedokteran

Gigi, II(1), 56–62.

Sakti, E. S. (2019). Faktor Risiko Kesehatan Gigi dan Mulut. Pusat Data Dan Informasi

Kementerian Kesehatan RI, 2016–2021.

Sholekhah, N. K. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Kesehatan Gigi dan Mulut

dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Balita di Posyandu Wiratama. Indonesian

Journal of Dentistry, 1(1), 20–23.

Ulfah, R., & Utami, N. K. (2020). TAMAN KANAK KANAK RELATIONSHIPS TO

KNOWLEDGE AND BEHAVIOR OF PARENTS IN MAINTAINING DENTAL

HEALTH WITH DENTAL CARE IN KINDERGARTEN. 7(2), 146–150.

Page 14: SYSTEMATIC LITERATUR REVIEW FAKTOR ORANG TUA …

Home page: http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/jikg/index

592

Winahyu, K. M., Turmuzi, A., & Hakim, F. (2019). Hubungan antara Konsumsi Makanan

Kariogenik dan Risiko Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten

Tangerang. Faletehan Health Journal, 6(1), 25–29. https://doi.org/10.33746/fhj.v6i1.52

Yosa, A., & Simbolon, B. H. (2018). Hubungan Sikap dan Perilaku Orangtua Dalam

Pemberian Minuman Menggunakan Botol Susu Terhadap Terjadinya Karies Botol

Pada Siswa Tk Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Analisis Kesehatan, 7(1), 731–736.

Yosa, A., & Simbolon, B. H. (2019). Hubungan Sikap dan Perilaku Orangtua Dalam

Pemberian Minuman Menggunakan Botol Susu Terhadap Terjadinya Karies Botol

Pada Siswa Tk Al-Azhar 2 Bandar Lampung. Jurnal Analis Kesehatan, 7(2), 731.

https://doi.org/10.26630/jak.v7i2.1202