literatur review 1

29
LITERATUR REVIEW “DESAIN INTERAKSI UNTUK PENYANDANG CACAT” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Interaksi Manusia Komputer Disusun Oleh : MUHAMMAD UMAR (1106120129) FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG 2015

Upload: muhammath-umar

Post on 03-Dec-2015

61 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Tugas Interaksi Manusia Komputer

TRANSCRIPT

Page 1: Literatur Review 1

LITERATUR REVIEW

“DESAIN INTERAKSI UNTUK PENYANDANG CACAT”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Interaksi Manusia Komputer

Disusun Oleh :

MUHAMMAD UMAR (1106120129)

FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2015

Page 2: Literatur Review 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan laporan literature review yang berjudul ‘Desain

Interaksi Untuk Penyandang Cacat’ dengan harapan untuk mengulas dan mereview jurnal-jurnal

dan paper internasional tentang HCI (Human Computer Interaction) untuk penyandang cacat

sekaligus untuk memenuhi tugas mahasiswa pengganti UTS pada mata kuliah “Interaksi

Manusia Komputer”.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari

segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan

terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran dan kritik

kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

 

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari jurnal review ini dapat diambil ilmu dan

manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Penyusun

i

Page 3: Literatur Review 1

Daftar IsiKATA PENGANTAR.................................................................................................................................. i

BAB I..........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................................1

1.1 Latar belakang.......................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................................................2

1.4 Batasan Masalah....................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................................................3

2.1 Paper Review..........................................................................................................................3

2.1.1 Paper I : Computer Vision Interaction For People With Severe Movement Restricktions..................................................................................................................................3

2.1.2 Paper II : Designing Disability-Aware E-Learning Systems: Disabled Student’s Recommendation...........................................................................................................................6

2.1.3 Paper III : HCI Challenges In Designing for Users with Disabilities.........................7

2.1.4 Paper IV : Accessible Computer For People with Disabilities....................................9

2.1.5 Paper V : Designing for Cognitive Limitations..........................................................11

2.1.6 Paper V : A Practical EMG-Based Human-Computer Interface For Users with Motor .......................................................................................................................................12

2.1.7 Paper VII : Speech Centric Multimodal Interfaces For Disabled Users..................13

BAB III.....................................................................................................................................................16

PENUTUP............................................................................................................................................16

3.1 KESIMPULAN....................................................................................................................16

3.2 SARAN.................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................18

ii

Page 4: Literatur Review 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Human-computer interaction atau interaksi manusia komputer adalah sekumpulan

proses, dialog, dan kegiatan dimana melalui antarmuka pengguna dapat memanfaatkan dan

berinteraksi dengan komputer. Human Computer Interaction membutuhkan inputan dari user

untuk kemudian dioah dan menghasilkan suatu output. Ketika kita sedang berinteraksi

dengan komputer untuk melakukan proses input maka hampir seluruh indra kita ikut

mengambil peranan seperti mata untuk melihat ke layar, tangan untuk mengetik atau

menggerakkan mouse, dll.

Sistem aplikasi komputer didesain untuk bisa dipahami dan dioperasikan oleh

manusia . Tetapai saat ini kebanyakan dari sistem yang ada hanya diperuntukkan bagi orang

normal saja tanpa memperhatikan kebutuhan dari kaum penyandang cacat yang juga

menggunakan sistem tersebut. Sudah banyak penelitan yang dilakukan untuk mengatasi

masalah ini seperti desain sitem khusus penderita cerebral palsy, desain sistem untuk

penderita gangguan motoric, desain sistem untuk penderita gangguan kognitif, dll.

Dengan adanya penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka

diharapkan akan menimbulkan perhatian dan keseriusan dari desainer sitem yang lain agar

ikut memperhatikan masalah desain sistem untuk penyandang cacat. Oleh karena itu pada

literature review ini saya mengambil judul “Desain Interaksi Untuk Penyandang Cacat”

dimana saya mengumpulkan jurnal, laporan workshop, atau paper internasional yang

berkaitan dengan masalah interaksi untuk menyandang cacat untuk saya review.

1

Page 5: Literatur Review 1

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas maka saya menentukan perumusah masalah yaitu

Penelitian apa saja yang telah dilakukan yang berkaitan dengan masalah desain interaksi

untuk penyandang cacat?.

1.3 Tujuan PenelitianAdapun tujuan dari literature review ini adalah :

Mempelajari serta memberi ulasan terhadap paper yang ditulis oleh para peneliti, khususnya dalam topik deasin interaksi untuk penyandang cacat.

1.4 Batasan MasalahBatasan masalah dalam literature review ini adalah :

Hanya mereview jurnal yang berkaitan dengan interaksi desain untuk penyandang cacat Hanya mereview jurnal internasional

2

Page 6: Literatur Review 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Paper Review 2.1.1 Paper I : Computer Vision Interaction For People With Severe Movement

RestricktionsMenurut Paper yang ditulis oleh cesar mauri dkk ini menjelaskan tentang

penelitian proyek untuk mengaplikasikan pengetahuan dan tekni interaksi manusia komputer, seperti aksesbilitas dan usabilitas untuk membantu penderita cerebral palsy atau orang yang mengalami keterbatasan dalam melakukan beberapa tugas tertentu khususnya komputer. Langkah pertama dari penelitian ini adalah berfokus pada testing dan pengembangan jenis device input yang baru berbasis pada indra penglihatan pada komputer, dan testing pada metode interaksi yang berbeda. Tujuan utamanya adalah untuk memungkinkan pengguna dengan kebutuhan khusus untuk mengakses komputer dengan mudah atau paling tidak mampu menggunakan komputer sebagai alat latihan atau pendidikan.

Paper ini menjelaskan tentang sebuah proyek penelitian yang mengaplikasikan pengetahuan dan teknik tentang interaksi manusia komputer (HCI), sepeti aksesbilitas dan penggunaan untukmembantu orang yang menderita penyakist cerebral palsy atau lumpuh otak dan kecacatan lain dalam melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan komputer.

a. Apa itu Cerebral Palsy (CP)Menurut United Cerebral Palsy (UCP) Cerebral Palsy mendeskripsikan sekelompok gangguan dalam gerakan dan postur yang menyebabkan keterbatasan aktivitas yang dikaitkan dengan gangguan non-progresif yang terjadi di otak janin atau bayi yang sedang berkembang. Gangguan motoric dari penderita cerebral palsy sering disertai dengan gangguan indra perasa, kognisi, komunikasi, persepsi, dan atau gangguan kejang. (Bax, Goldstein, Rosenbaum, Leviton, & Paneth, 2005, hal. 574)

b. Human-Computer InteractionHCI adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan desain, evaluasi dan implementasi dari sistem komputasi yang interaktif untuk digunakan manusia dan dengan studi fenomena yang berkembang. (Hewett et al., 2004, Bab 2.1, hal. 5).HCI mempelajari semua faktro yang berakitan dengan proses komunikasi antara manusia dan sistem interaktif dengan tujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan keselamat, utilitas, efektifitas, dan keguanaan dari produk-produk berbasis komputer yang interaktif.Ada dua komponen atau attribute yang digunakan dalam HCI yaitu usabilitas (penggunaan) dan aksesibilitas (pencapaian). Usabilitas mengacu pada sejauh mana suatu produk dapat digunakan oleh pengguna tertentu dengan efektif,

3

Page 7: Literatur Review 1

efisien, dan puas dalam konteks tertentu (usability Net, 2006). Aksesibilitas berarti bahwa kaum difabel (penyandang cacat) dapat merasakan, memahami, navigasi, dan dapat berinteraksi dengan sistem interaktif.

c. Desain Untuk Teknologi yang adaDesai nuntuk semua berarti bahwa produk dan lingkungannya harus didesain sedemikian rupa sehingga dapat berguna untuk semua pengguna, selengkap mungkin sehingga tidak membutuhkan spesialisasi atau adaptasi khusus.Desain untuk semua melibatkan prinsip-prinsip aksesibilitas dan usabilitas. Aksesibilitas berarti menghilangkan hambatan sedangkan usabilitas berarti meminimalkan beban yang dikenakan oleh penggunaan komputer dalam hal motoric dan beban kognitif, sehingga sistem yang dapat digunakan membuat manipulasi sistem lebih mudah

d. User Interface AccessibilityDari sudut pandang pengguna, interface berarti “seluruh sistem”. Penghalang bagi kaum difabel dan orang tua yang ditemui ketika sistem interaktif akses secara utama berhubungan dengan user interface. Penghalang ini merefleksikan kesulitan fisik pengguna yang mungkin harus mengolah perangkat dan penghalang kongnitif pengguna yang telah dimengerti prosedur operasi untuk berinteraksi dengan interface.a. Aksesibilitas fisik

Penggunaan dari perangkat ini membutuhkan kemampuant fisik dengan tingkat tertentu dari pengguna. Proses input dari perangkat ini membutuhkan koordinasi motoric, visual motor, dan juga membutuhkan pointing device. Sedangkan output membutuhkan visual, dan terkadang kemampuan mendengar

b. Aksesbilitas kognitifKontrol interface dari dialog aplikasi user melalui seperangkat prosedur, seperti perintah, prosedur pencarian, dll.

e. Perangkat Teknlogi yang membantu KomputerMemusatkan pada beberapa kecacatan fisik motoric dan interaksi pada level sensor motoric, kebanyakan computer sekarang membatu perangkat teknologi berbasis pada stimulus yang dihasilkan oleh pengguna, biasanya melalui pergerakan dengan sengaja dari bebera bagian dari tubuhnya.beberapa contoh dari perangkat teknologi berbasis komputer biasanya digunakan untuk pengguna yang cacat seperti cerebral palsy seperti the European assistive technology information network (EASTIN, n.d.).

SwitchSwitch adalah salah satu system untuk mengakses komputer yang banyak digunakan yang teridir dari perangkat elektrik yang diaktifkan oleh pengguna dengan bagian tubuhnya yang bergerak.

4

Page 8: Literatur Review 1

JoystickJoystick adalah perangkat komputer yang digunakan untuk bermain game. Ada jenis joystick yang dapat digerakkan dengan tangan, kaki, dagu, atau mulut.

TrackballTrackball adalah pointing device yang mengandung bola dalam soket yang mengandung sensor untuk mendeteksi rotasi 2 axes ke sekitar. Perangkat ini digerakkan dengan tangan atau bagian tubuh yang lain untuk menggerakkan pointer layar.

Virtual keyboardVirtual keyboard adalah keyboard virtual pada layar.

Software pendeteksi suaraSoftware ini dapat digunakan oleh orang untuk berinteraksi dengan komputer.

Head PointerPointer kepala adalah pengontrol perangkat pointing untuk kepala pengguna dan berguna untuk orang dengan cephalic control yang baik.

f. EksperimenAda dua tujuan utama dari percobaan yaitu untuk memvalidasi kegunaan dari sistem dan untuk mengembangkan interaksi dari perangkat dari kondisi yang sebenarnya. Kelompok peneliti telah dibentuk, yang terdiri dari teknisi science komputer, yang berperan sebagai kordinator proses penelitian dan supervisor pengembangan, dan seorang guru pendikan khusus yang bertanggung jawab mengadakan eksperimen terhadap user pada APPC center.

g. Hasil Penelitan dan pembahasan Selama eksperimen tentang mouse wajah menunjukkan kurangnya fungsi daripada webcolor detector system untuk user dalam belajar. Hanya 2 dari 11 partisipan yang mampu menggunakan mouse wajah dengan baik untuk mengontrol pointer mouse. Mouse wajah kelihatnnya dikhusukan untuk orang dengan kesulitan penggunaan mous standar tapi tidak untuk orang yang memilik masalah mada cephalic control seperti cerebral palsy.

h. KesimpulanInteraksi berbasi visual komputer adalah sebuah teknologi baru yang berguna, efektif dan terjangkau. Namput dari sudut pandang HCI misallnya dari segi penyandang cacat maka akan menekan aspek aksesbilitas dan usabilitas dari perangkat interaksi tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan khusus para penyandang cacat, dan orang yang menderita cerebral palsy. Interaksi berbasi visual juga memberikan keuntukan seperti fleksibilitas dan biaya rendah. Akhirnya paper ini berencana untuk merancang ekperimental agar mampu menganalisis perilaku seluruh pengguna yang terlibat dalam proyek

5

Page 9: Literatur Review 1

2.1.2 Paper II : Designing Disability-Aware E-Learning Systems: Disabled Student’s Recommendation

Pengembangan e-learning dalam dua decade terakhir telah mengalami perkembangan sehingga siswa cacat juga sudah bisa mengakses sumber e-learning dimanamun dan kapanpun. Paradoks yang ada saat ini yaitu kebanyakan e-learning tidak mengantisipasi kebutuhan dari siswa yang mengalami kecacatan sehingga mereka tidak dapat mengaksesnya.

Paper yang ditulis oleh Julius T. Nganji ini berhubungan dengan siswa yang mengalami kecacatan menggunakan ICT untuk mengakses lingkungan dan layanan pemebelajaran dalam konteks pendidikan. Paper ini memberikan rekomendasi dalam mendesain e-learning sistem dari perspektif siswa yang cacat.

a. Kecacatan dan Pendidikan

Kecaatan mengacu pada kelainan fisik atau mental pada seseorang yang mencegah mereka untuk mengerjakan aktivitas normal. Diskriminasi terhadap penderita cacat sering terjadi karena adanya penolakan terhadap keberadaan orang atau penderita karena kecacatannya saat mempekerjaan mereka. Untuk itu maka institusi harus melihat kebutuhan siswa penderita sehingga siswa tidak mengalami penolakan di dunia kerja.

i. Tipe dan Karakteristik Disabilitas

Jumlah siswa penderita kecacatan semaking bertambahnya di setiap tahunnya. Beberapa jenis kecacatan yang ada di dunia pendidikan :

a) Autistik Spectrun Disorder (Autis)b) Gangguan Penglihatan seperti miopi atau hypermiopic) Masalah gangguan mentald) Lumpuhe) Gangguan pendengaranf) Kesulitan khusus dalam belajar, seperti dysgraphia (kesulitan menulis),

dyspraxia (gangguan dalam perkembangan), dan dyscalculia (kesulitan dalam kalkulasi matematika)

j. Bantuan Teknologi untuk Siswa yang CacatBantuan teknologi telah disediakan untuk siswa yang berkebutuhan khusus dalam pendidikan.a) Pembesar Layar, digunakan untuk orang dengan gangguan penglihatan untuk

memperbesar tampilan konten di layar.b) Pembaca Layar, digunakan oleh orang mengalami kebutaan untuk membaca

kontenn berbasis teks.c) Keyboard layar, digunakan oleh orang yang tidak bisa menggunakan keyboard

standar untuk menekan tombol.Software pengenal suara, memungkinkan orang yang mengalami masalah kelumpuhan untuk mengoperasikan komputer melalui suara.

6

Page 10: Literatur Review 1

k. Kesulitan mengakses sistem e-learningkebanyakan pendidikan tinggi mengadapi masalah tidak dapat diaksesnya e-learning dan layanan terkait oleh penyandang cacat. Walaupun pihak kampus sudah menyediakan penyandang cacat dengan lingkungan fisik yang dapat diakses oleh penyandang cacat seperti lift khusus, jalur khusus, penyediaan kursi orda dan dukungan pekerja tetapi itu hanya sebagian kecil, kebanyakan aksesbilitas tidak disediakan dalam bentuk lingkungan digital sehingga terjadi kesenjangan antara siswa normal dengan siswa penyandang cacat.

l. Rekomendasi untuk e-learning Ontology driven e-learning system (ONTODAPS) dikembangkan dan dievaluasi oleh para ahli dan oleh siswa (cacat dan normal). a) Desain untuk siswa dengan gangguan penglihatan, sistem elearning khusus

penyandang cacat harus fleksible sehingga memungkinkan penguna untuk mengubah tampilan mereka dan merasa sesuai dengan kecacatan mereka, selain itu juga harus disertai dengan screen reader untuk membantu siswa tunanetra.

b) Desain untuk siswa dengan gangguan pendengaran, sistem e-learning harus bisa mengkonversi audi dan video ke dalam teks untuk mahasiswa dengan gangguan pendengaran.

c) Desain untuk siswa dengan banyak kecacatan, sistem harus fleksibel sehingga sehingga menyediakan banyak bantuan utnuk siswa dengan banyak kecacatan.

d) Desain untuk siswa dengan kesulitan belajar khusus, sistem harus menyediakan berbagai format pembelajaran bagi peserta didik untuk memilih format yang mereka sukai.

e) Pemberian user control, sistem dilengkapi dengan kemampuan mengendalikan lingkungan belajar dengan kemampuan persolanlisasi sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan drag and drop, atau menambah dana mengahpus fitur yang tidak perlu.

m. KesimpulanPaper ini dibuat untuk mengatasi masalah siswa penderita cacat di perguruan tinggi dan teknologi yang digunakan untuk membantu gangguan yang mereka alami. Rekomendasi sistem e-learning ini disajikan dengan harapan bahwa desainer dan pengembang sistem e-learning akan beralih ke pembuatan sistem e-learniing yang lebih eksklusif bagi siswa cacat.

2.1.3 Paper III : HCI Challenges In Designing for Users with DisabilitiesHCI merupakan metode khusus untuk membangun interface pada aplikasi software. Pasien rehab radang otak di rumah sakit George road di kanada telah melibatkan software komputer sebagai komponen dari proses. Software dikembangkan bertahun tahun laud an mengandung fungsi dasar untuk sepuluh kegiatan yang digunakan sebagai bagian dari proses rehabilitasi. Kegiatan itu dianalisis dan direstrukturisasi sehingga secara signifikan ditingkatkan dan ditambahkan ke dalam prinsip HCI.

a. RequirementHCI adalah perancangan yang berbasis user dan melihat kebutuhan dalam merancang representasi visual dari program sebelum berfokus pada komputasi itu

7

Page 11: Literatur Review 1

sendiri. Desain interface yang baik karena mendukung terapis dan sangat penting untuk kelompok pasien cacat. Fungsi dari software ini adalah untuk menilai dan melatih fungsi kognitif yang bekerja normal sebelum cedera otak, pasien rentan untuk menderita dari tingkat furstasi tinggi dan konsentrasi yang buruk sehingga penggunaannya harus hati-hati Karena rentan terjadi deficit pada pasien.Pasien-pasien ini biasanya menunjukkan defisid dalam bidang berikut :

- Memory, biasanya pada pasien yang baru menggunakan software- Perhatian dan konsentrasi, mempertahankan perhatian selama tugas, mengalihkan

perhatian dari satu tugas ke tugas lain dan membagi perhatian.- Fungsi eksekutif, menganalisis dan mensistesis informasi, sequencing dan

kegiatan dengan tujuan yang diarahkan- Perspesi, kesulitan dalam fungsi pendengaran dan penglihatan, mengenali objek,.- Kemampuan Bahasa, kualitas dan kuantitas organisasi

Studi tentang prinsip psikologi kognitif, HCI, dan rekayasa perangkat lunak membantu menentukan prinsip-prinsip keseluruhan desain program yang bagus untuk masyarakat umum.

b. Masalah DesainPeneliti telah mendesain software yang memiliki consistensi dan pilihan yang terbatas. Keterbatasan dipelajari dari radang otak yang memebrikan paradigm HCI untuk orang dengan kecacatan yang bersamaan dengan timbulnya efek, baik secara psikis maupun fisik.Masalah desain utama yang diidentifikasi :- Menggunakan grafik yang besar- Pilihan warna sedikit, sangat berbeda satu dengan yang lain- Suara yang digunakan untuk memperkuat informasi visual, tetapi sangant

hemat- Minimalkan jumlah informasi yang harus diingat dari satu layar ke layar lain- Hindari tugas yang simultan- Dll

c. MetodelogiAnalisis, 10 kativitas yang digunakan di rumah sakit telah dianalisa secara mendalam, fungsinya adalah untuk mendefinisikan spesifikasi software engineering , karakteristik interface, konten psikologi kognitifa) Survey therapists, terapis meminta skor untuk setiap latihan, skor terlihat dari

seberapa baik penggunaan jangka pendek untuk penilaian kemajuan pasien dan dalam jangka panjang untuk mengumpulkan data statistic yang valid pada kelompok besar pasien.

b) Evaluasi programc) Navigasi selama pertandingand) Feedback secara langsung

8

Page 12: Literatur Review 1

d. Kesimpulan

studi yang cermat terhadap masalah desain antarmuka HCI rerlatif dan tidak pasti terhadap kebutuhan kelompok khususnya pengguna adalah apa yang menjadi penyebab produk sukses.

2.1.4 Paper IV : Accessible Computer For People with Disabilities

Badan Kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan bahwa seseorang yang cacat (atau aktivitas terbatas) sebagai seseorang yang pada segala usia tidak mampu untuk melakukan, secara sendiri atau tampa pertolongan, aktivitas dasar manusia atau suatu tugas karena kondisi kesehatan atau gangguan fisik/kognitif/atau psikis permanen atau sementara. Dalam kedaan yang wajar semua individu memiliki kesempatan yang setara untuk berpartisipasi, memperoleh keuntungan, atau menggunakan komputer tanpa mempehatikan suku, ras, agama, gender, kecacatan, usia, dan faktor lain.

Banyak faktor yang mencegah user dengan kecacatan untuk memperoleh persamaan ini. User interface sering merefleksikan asumsi yang dibuat oleh perancangnya dalam hal karakteristik penggunanya. Universal desain adalah desain suatu produk dan lingkungan sehingga semua orang dapat menggunakannya tanpa adaptasi atau spesialisasi khusus. Tujuan dari paper ini adalah untuk menginvestigasi dan melaporkan requirement, status, dan teknologi yang tersedi untuk membantu pasien lumpuh dalam interaksi mereka dengan komputer. Kedua, memberika gambaran umum dari level kapabilitas dari penderita kelumpuhan. Ketiga, membuat hci khusus penderita kelumpuhan dan teknlogi yang dibuat untuk membantu mereka. Keempat, menyimpulkan pertimbangan ini.

Kemampuan dari pasien yang mengalami kelumpuhan Keterbatasan manusia pada interaksi manusia dibedakan menjadi 5 kategori :- Resource Limitations mengacu pda ketidak mampuan untuk mengakses informasi- Learning limitations, mengacu pada kelemahan dalam bidang terbentu saat belajar

seperti dyslexia.- Hearing limitations, gangguan pendengaran- Visual limitations, gangguan penglihatan.- Mobility limitations, gangguan dalam pergerakan (lumpuh).

Paper ini berfokus hanya pada faktor dan maslah yang secara langsung berhubungan pada gangguan pergerakan seperti kelumpuhan.

a) Anatomy, central nervous system (CNS) membagi fungsi tubuh kedalam fungsi tubuh dan pikiran teramasuk gerakan berjalan dan berkedip.

b) Penyakit yang dihadapi- Spinnal cord injuries (SCI) adalah hasil dari pengalaman traumatic atau non-

traumatik yang menyebabkan gangguan dalam pertukaran informasi dari otak ke tubuh.

9

Page 13: Literatur Review 1

- Amyotrophic lateral sclerosis adalah bagian tubuh yang mengontrol pergerakan otot sehingga mengalami kelainan.

- Multiple sclerosis - Hemiplegia, hemiparesis, dan cerebral palsy- Repetitive stress injuries- Parkinson disease- Muscular dystrophy- Arthritis

HCI untuk penderita kelumpuhanPenderita kelumpuhan tidak sepenuhnya dapat menggunakan tubuhnya seperti menggunakan keyboard dengan tangannya tetapi butuh penangan khusus.a) Survey pada bagaimana penderita kelumpuhan berintaraksi dengan komputer

Sebelum membuat sistem untuk penderita kelumpuhan pertama-tama kita harus mengetahui secara pasti bagaimana penderita kecacatan tersebut saat ini berinteraksi dengan komputer, untuk mengetahuinya kita harus melakukan survey.

b) Memberi saran pada pengembangan yang mungkin dilakukanFleksibilats software komputer membuat para desainer mungkin unuk menyediakan layanan khusus bagi pengguna yang berkebutuhan khusus. Bantuan teknologi adalah teknologi yang dibuat dengan kebutuhan untuk meningkatkan kemandirian bagi kaum difabel. Sebelum melangkah ke masalah bantuan teknologi, berikut gambaran umum terhada teknologi yang ada. Status teknlogi saat ini Teknologi Hardware yang membantu penderita kelumpuhan

- Switch- Head mousse- Eye-tracking system- Sip atau puff systems

Teknologi software yang membantu penderita kelumpuhan- Keyboard filter- On-Screen keyboard- Voice recognition- Screen Readers

Pentujuk pembuatan software- Navigasi keyboard sebaiknya dilengkapi dengan accelerator pada

fungsi dan komponen gui- User interface harus dapat dicustom- Menyediakan informasi yang tidak redundan untuk semua objek

seperti suara, teks dan grafik- Mampu mengatasi gangguan denga menyediakan feature akses lain

seperti ketika keyboard tidak berfungsi maka ada on-screen keyboard- Menyediakan waktu delay saat input dari user untuk menyesuaikan

dengan orang yang menderita gangguan gerak.

10

Page 14: Literatur Review 1

- Meyediakan kompatibelitas dengan teknologi bantuan. Petunjuk pembuatan hardware

- Ukuran tombol haru antara 1.25 dan 2.5 cm- Jarak pemisah antar tombol harus 1.25 cm- Portable media seperti flashdisk, disket, dan cd harus menonjol keluar

paling sedikit 1.25 cm- Menyediakan kemampuan load atau unload untuk media seperti

tombol keyboard- Security system harus tersedia

Kesimpulan

Paper ini melaporkan sebuah investigasi bagaimana penderita kelumpuhan mengguankan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, sebagaimana teknologi untuk mendukung kaum difabel saat ini. Beberapa masalah yang mereka hadapi telah digambarkan dengan jelas. Paper ini menekankan pada fakta bahwa untuk membangun hardware dan software untuk kaum difable dengan sukses, maka mereka harus secaralangsung terlibat dalam pengembangan dan testing. Paper ini juga menekankan bahwa jika teknologi itu diadaptasi untuk diseuaikandengan kaum difabel, maka semua orang akan diuntungkan bahkan pengguna normal.

2.1.5 Paper V : Designing for Cognitive LimitationsOrang dengan kemampuan kognitif yang berakibat pada ingatan mereka, perhatian, dan pemahaman mereka menjadi koalahan ketika menggunakan teknologi. Seperti halnya situasi yang menuntuk kemampuan kognitif seperti menyetir atau multitasking dapat menghambat pengguanaan teknologi kebanyakan orang. Bagaimanapun, desain teknlogoi yang sesuai dapat membantu menyelesaikan keterbatasan kemampuan kognitif. Paper ini mencari dan mengumpulkan peneliti dan praktisi yang ahli dengan pengalaman desain dalam berbagai bidang terhadap keterbatasan kognitif dan keterbatasan kognnitif untuk bertukar, mengembangkan dan membangun strategi desain tersebut.

a. DeskripsiKeterbatasan kognitif termasuk kecacatan bawaan lahir atau saat berkembang, lumpuh otak, stroke, atau penyakit mental telah berdampak pada 10 juta orang diseluruh dunia. Gangguan kognitif dapa menyebabkan pada masalah yang berhubungan dengan memory, perhatian, penyelesaian masalah, dan pemahaman dan orang-orang seperti ini dapa menjadi kesulitasn saat mengguankan teknlogi/Komunitas peneliti mengembangkan teknlogi untuk orang yang mengalami gangguan kognitif telah dimulai untuk membuat aturan desain seperti batasan teks atau pilihan yang ada dilayar.Banyak varian desain seperti mobile interface, teknologi dalam kendaraan, menggunakan komputer dalam lingkungan yang sibuk harus dikerjakan oleh orang yang berpengalaman dalam masalah tersebut begitupun dengan masalah gangguan kognitif.

11

Page 15: Literatur Review 1

b. Keuntungan dan signifikansi Masalah ini akan menghubungkan para penelti dan praktisi di bidan desain interfae dan gangguan kognitif sehingga mendorong kinerja yang saling menguntungkan di masalah tersebut.

c. Overview- Identifikasi dan meningkatkan kesadaran untuk deasin interface dengan

pendekatan yang mengarah ke solusi untuk membantu penderita gangguan kognitif.

- Pengembangan crossover pengetahuan dalam pendekatan gangguan kognitif dan cacat kognitif

Pengujian dan pengembangan dilakukan dengan berbagi mekanisme yang akan digunakan untuk mengidentifkasi masalah

2.1.6 Paper V : A Practical EMG-Based Human-Computer Interface For Users with MotorAngka yang signifikan dari jumlah individu yang mengidap gangguan motoric karena berabagai sebab seperti spinal cord injury (SCI), amyotrophic lateral sclerosis (ALS), dan dll. Contohnya saat ini sekitar 400.000 individu yang mengidap SCI.

Sesuai dengan misi dari Assisteive Technology Act of 1998 (ACT), paper ini bertujuan untuk mengintegrasikan system bantuan real-time yang menegaskan bahwa teknologi adalah alat yang berguna yang dapat digunakan untuk mengembangkan hidup kaum difabel. Dengan adanya teknlogi Graphic User Interface (GUI) berbasis pc, kebanyakan interaksi antara manusia dengan komputer berbasis pada operasi. Bahakan dengan jumlah data query yang terbatas dapat dicapai dengan inputan dari on-screen keyboard. Dalam memilih dibutuhkan dua hal berikut :

1) Pointing : memposisikan kursor pada lokasi yang diinginkan dilayar2) Clicking : mengeksekusi dengan menggunakan mouse dari icon yang dipilih

oleh kursor

Alternative mouse yang lain adalah melalui head mouse yang menteransformasikan pergerakan kepala menjadi pergerakan kursor. Tetapi pendekatan tersebut memiliki kerugian bagi beberapa kategori user contohnya user yang mengalami gangguan cerebral palsy yang tidak memiliki kemampuan motoric yang baik dibagian lidah sehingga sulit mengoperasikan Tonguepoint device. Pendekatan lain adalah dengan Brain-Computer Interface (BCI) yang menggunakan gelombang electroencephalographic (EEG) yang ada di otak. Salah satu batasan dari sistem BCI adalah potensi dari konteaminasi Electromyographic (EMG).

a. Metodea) Kontrol Kursor berbasis EMG/ EEG.

12

Page 16: Literatur Review 1

Pendekatan ini ditujukan pada desain, pengembangan, dan realisasi sebuah HCI dengan EMG/EEG yang mempekerjakan biosignals yang dikumpulkan dari kepala subjek untuk digunakan sebagai sinyal control untuk gerakan kursor komputer dua dimensi. Gerakan perintah untuk kursor berasal dari antarmuka dari sinyal EMG dari gerakan alami seperti menekan gigi atas atau gigi bawah.

b) Penempatan Elektroda pda sistem HCISistem HCI berasal dari komunikasi dasar token yang diperlukan untuk interaksi komputer (seprti UP, BUTTOM, LEFT, dan RIGHT) dari pemantauan aktivitas otot perikranium.

c) Pendekatan Dasar Kursor Kontrol EMGPendekatannya dilakukan dengan cara mengasosiasikan setiap gerakan wajah sukarela dengan perintah gerakankursor untuk mendeteksi aktivasi otot langsung berhubungan dengan setiap gerakan.

b. Hasil Dalam rangka untuk menilai kemungkinan penggunaan praktis dari interface HCI, program uji dikembangkan dengan Bahasa Visual Basic untuk latian kemampuan point dan klik dari sistem HCI, dengan menggunakan mouse standar dalam sistem operasi window 95. Sistem HCI diuji dengan enam subjek penelitian. Seitan subjek berumur 21 samapi 35 tahun dari etnis Caucasian, Hispanic, dan Africa America.

c. Kesimpulan

EMG/ EEG berbasis sistem interaksi manusia komputer merupakan alternative yang berpotensial untuk individu yang mengalami gangguan mnotorik agar bisa berinteraksi dnengan komputer. Karena sistem perintah gerakan kursor atas dasar deteksi dan klasifikasi sinyal EMG, operasi yang relative sederhana bagi pengguna. Dengan menggunakan interface yang hanya membutuhkan kontraksi dari satu otot tengkorak, membutuhkan sedikt pelatihan pada bagian dari subjek. Sistem ini dimungkinkan karena perbedaan dalam komposisi sinyal EMG yang idhasilkan oleh kontraksi otot tengkorang yang berbeda. Dibandingkan dengan interface lainnya bagi pengguna yang cacat, antarmuka EMG/EEG yang diusulkan memiliki potensi untuk menjadi lebih terjangkau dan portable.

2.1.7 Paper VII : Speech Centric Multimodal Interfaces For Disabled UsersAksesbilitas ke informasi berbasi web saat ini masih terbatas untuk banyak orang dengan keterbatasan sensorik. Rintangan utama adalah input dan output hanya mendukung 1 modalitas saja. Hal ini menyadakan bahwa akses yang hilang dari lingkungan, layanan, dan pelatihan yang memadai memberikan kontribusi kepada penyandang cacat. Ada dua pendekatan untuk menyelesaikan masalah ini. Pertama adalah membangun teknologi bantuan khusus sebuah perangkat untuk meringkankan penayandang cacat. Solusi lain adalah untuk merancang layanan dan produk untuk dapat digunakan oleh oleh semua orang tanpa perlu adaptasi khusus.

Mengapa menggunakan multimodal?

13

Page 17: Literatur Review 1

Mulitimodal HCI dapat dikombinasikan dengan berbagai sinyal input, ekstrak kombinasi dari multimodal tersebut, cari informasi yang diminta kemudia presentasikan respon dalam format yang paling cocok. Multimodal interface menawarkan kebebasan dalam memilih pola interaksi dari berbagai user.

Dari komputer ke terminal mobile (ponsel)

Pada dua dekade telah dilakukan penelitian tentang multimodal user interface. Dalam bidang layanan telekomunikasi saat ini lebih banyak yang mengguanakan ponsel.

Testing oleh penderita yang cacat

Meskipun beberapa sistem multimodl telah dikembangkan, banyak upaya telah dihabiskan untuk menjelajahi kegunaan dari interface multimodal untuk orang cacat. Oleh karena itu, untuk menguji hipotesis hahwa inut dan output dari multimodal benar-benar berguna bagi orang cacat.Outline dari paper ini adalah Untuk mendiskusikan HCI untuk multimodal interface berpusan speech untuk terminal mobile.

Multimodal interfaecs pada terminal mobile yang berpusat pada suara

Dalam interface multimodal pda terminal mobile berbasis speech input dikombinasikan dengan menafsirkan ucapan-ucapan lisan dan gerak pena (pointing, circling, and stroke). Output informasi juga dalam bentuk ucapan (speech) atau teks dan grafika. Pena dan speech merupakan plengkap,

multimodal berbasis ucapan menggunakan utilitas pena/screen dan speech sebagai pelengkap. Keuntungan dari pena adalah dapat menutupi kelemahan dari ucapan. Dengan ucapan mungkin terjadi kesalahpahaman. Karena sistem mengkombinasikan pena dan ucapan maka dialognya akan lebih efisien karena - User dapat mengekspresikan keinginannya dengan ucapan yang lebih sedikit- Sistem menawarkan penangan error yang ebih baik, seperti error correction

dan error recovery.b. aplikasi

multimodal interface untuk terminal mobile berbasis ucapan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi. Perlengkapan seperti ucapan dan pena digunakan untuk memasukkan kalimat kedalam mobile terminal. Dengan interface in pengguna dapat berbicara ketika menulis atau menulis ketika berbicara.

a) pengisian form.

Salah satu contoh pengisian form adalah ketika user berinteraksi dengan seorang personal information manager (PIM) dengan PDA, dengan melakukan tapping pada field dan mengucapkan beberap konten yang sesuai kedalamnya.

14

Page 18: Literatur Review 1

b) Aplikasi berbasi map

mengkombinasikan ucapan dan gerakan pena sebagai input untuk mobile terminal sangat berguna untuk navigasi di peta.

Sistem informasi sebuah bus

Untuk menguji hipotesis bahwa input output multimodal benar-benar berguna untuk orang cacat, maka kami telah mengembangkan multimodal interface berbasis ucapan dengan terminal ponsel untuk layanan sistem informasi rute bus berbasis web public untuk wilayah oslo dimana para pengguna harus menulis nama nama ketangan dan keberangkatan pada tempat pemberhentian bus untuk mendapatkan informasi rute yang akan disajikan dalam bentuk teks

Kesimpulan

Interface Multimodal berbasis ucapan pada layanan inforamsi berbasis peta pda terminal mobile telah terbukti berguna untuk berbagai jenis kecacatan, seperti orang dengan trofi otot, orang dengan gangguan bicara, dyslectic parah dan aphasic dimana tidak bisa menggunakan layanan public maka dengan aplikasiini mereka sudah bisa menggunakannya dengan cara menunjuk peta sambal mengucapkan perintah sederhana. Dengan demikian interface multimodal adalah salah satu alternative bagi pengguna untuk mendapatkan informasi web.

15

Page 19: Literatur Review 1

BAB IIIPENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam hubungan antara manusia dan komputer HCI berperan sebagai penghubung

yang menerima input lalu meneruskannya utnuk diproses. Dalam mendesain interface susatu

sistem sebaiknya juga memperhatikan user yang akan menggunakan sistem tersebut.

Interface yang baik adalah interface yang bagus dari segi usabilitas atau fungsinya maupun

dari segi aksesbilitas atau penggunaannya. Interface yang baik adalah interface yang bersifat

fleksibel artinya dapat digunakan oleh semua kalangan baik yang normal maupun bagi

penyandang cacat.

Saat ini banyak software dan hardware yang dikembangkan untuk membantu

penyandang cacat untuk mengatasi keterbatasan dalam berinteraksi dengan komputer seperti

switch, head mouse, on-screen keyboard, screen magnifier, speech recognition, dll.

Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal dan paper diatas ada banyak sistem yang

dikembangkan untuk membantu kaum penyandang cacat dalam berinteraksi dengan

komputer seperti dalam hal e-learning untuk siswa penyandang cacat ada Ontology driven e-

learning system (ONTODAPS), EMG-Based Human-Computer Interface utnuk pengguna

yang mengalami gangguan motorik, dll.

Dengan demikian diharapkan akan mampu meningkatkan minat dari desainer lain

utnuk ikut membantu kaum penyandang cacat dalam mengatasi keterbatasan mereka untuk

berinteraksi dengankomputer

16

Page 20: Literatur Review 1

3.2 SARAN

Berdasarkan hasil literatur review yang saya lakukan masih banyak terdapat

kekurangan seperti alih Bahasa yang masih kurang karena disebabkan oleh kemampuan

Bahasa inggris yang kurang sehingga mempengaruhi hasil review jurnal tersebut. Jadi

diharapkan untuk kegiatan literature review selanjutnya harap lebih disempurnakan.

17

Page 21: Literatur Review 1

DAFTAR PUSTAKA

Armando B. Barreto, P., Scott D . Scargle, M., & Malek Adjouadi, P. (2000). A practical EMG-based human-computer interface for users with. Journal of Rehabilitation Research and Development, 53-64.

Kotzé, P., Eloff, M., & Adesina-Ojo, A. (2004). ACCESSIBLE COMPUTER INTERACTION FOR PEOPLE WITH. ICEIS.

Kvale, K., & Warakagoda, N. D. (2008). Speech centric multimodal interfaces for. IOS Press, 87–95.

Mauri, C., Granollers, T., Lorés, J., & García, M. (2006). COMPUTER VISION INTERACTION FOR PEOPLE WITH. An Interdisciplinary Journal on Humans in ICT Environments, 38–54.

McCrickard, D. S., & Lewis, C. (n.d.). Designing for Cognitive Limitations.

Muzio, J., & Serra, M. (2001). HCI Challenges In Designing for Users with Disabilities. Int. Conf. On HCI, 46-50.

Nganji, J. T. (2012). Designing Disability-Aware E-Learning Systems: Disabled Students’ Recommendations. International Journal of Advanced Science and Technology.

18