e paper koran madura 31 oktober 2014

32
www.koranmadura.com 0328-6770024 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000 JUMAT Hari Ini KIH Gelar Sidang Paripurna Berita Utama hal 2 JAKARTA-Partai Persatuan Pem- bangunan (PPP) kubu Suryad- harma Ali (SDA) secara resmi menggelar Muktamar VIII, meski Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) sudah mener- bitkan SK kepengurusan kubu Romahurmuziy. Muktamar yang digelar di Jakarta itu tanpa dihadiri Ketua Majelis Syariah PPP Maimoen Zubair. Sementara itu, seluruh petinggi Koal- isi Merah Putih, yaitu Prabowo Subianto (Gerindra), Anis Matta (PKS), Amien Rais (PAN), Hatta Rajasa (PAN) dan Aburizal Bakrie (Golkar) hadir dalam acara Mukma- tar ini. Hadir juga Ketua Dewan Kehorma- tan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshidiqqie, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan dua Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah. Kedatangan para tokoh tersebut lang- sung disambut SDA yang sudah berdiri di pintu masuk ruang Puri Putri Hotel Grand Sahid Jaya, tempat berlangsungnya muk- tamar. Seluruh tokoh tersebut kompak tidak memberikan komentar sedikitpun ke awak media Mbah Moen diwakili oleh anaknya, Gus Yasin Muhaimin Zubair. Dalam sambu- tannya, Gus Yasin menyampaikan permo- honan maaf Mbah Moen tak hadir dalam Muktamar itu. “Beliau berpesan pada muk- tamirin untuk senantiasa benar-benar ikh- las, lillahi ta’ala dalam muktamar kali ini dengan niat kepada Allah, “ ucap Gus Yasin yang mengenakan batik hijau. “Semoga apa yang dijalankan oleh kita dapat magfirah sehingga PPP bisa kembali utuh seperti partai yang mempersatukan umat yang benar-benar menjunjung tinggi persatuan,” imbuhnya. Sementara itu, SDA dalam pidato poli- tiknya meminta Surat Keputusan Men- kumham dicabut. Surat yang mengesah- kan kepengurusan PPP versi muktamar di Surabaya itu dinilai bertentangan dengan Undang-Undang tentang Partai Politik. “Karenanya saya meminta Presiden Jokowi segera mencabut SK Menteri,” kata SDA dalam pidato pembukaan Muktamar VIII PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (30/10). SDA menyesalkan lahirnya surat kepu- tusan tersebut. Sebab, dalam UU tentang Partai Politik, perselisihan di internal par- tai harus terlebih dahulu diselesaikan oleh Mahkamah Partai. SDA menilai, kasus ini merupakan torehan tinta hitam pertama buat pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. SDA mengatakan, terbitnya surat kepu- tusan Menkumham tertanggal 28 Oktober 2014 ini merupakan pelanggaran terhadap UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Parpol. Se- lain itu, keputusan Menkumham baru justru bertentangan dengan keputusan Dirjen Ad- ministrasi Hukum Umum Kemenkumham yang sebelumnya meminta konflik di PPP diselesaikan di internal partai. Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan Muktamar versi SDA be- lum mengantongi izin dari Mabes Polri. Mabes Polri katanya belum menerima rekomendasi dari Polda Metro Jaya untuk mengeluarkan Surat Tanda Terima Pem- beritahuan (STTP). “Belum ada,” singkat Boy kepada wartawan di Mabes Polri, Ja- karta, Kamis (30/10. = GAM/ABD Muktamar PPP SDA Tanpa Mbah Maimoen ant/vitalis MUKTAMAR VIII PPP. Suryadharma Ali (kanan) bersama Ketua Umum PAN Hatta Rajasa (kedua kanan), Presiden PKS Anis Matta (ketiga kanan), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subijanto (ketiga kiri), Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (kedua kiri) dan Politisi PPP, Djan Faridz (kiri) menghadiri Muktamar ke VIII PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (30/10).

Upload: koran-madura

Post on 06-Apr-2016

297 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Ssatu hati untuk Bangsa

TRANSCRIPT

Page 1: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 1

www.koranmadura.com0328-677002431 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III

ECERAN Rp 3.500 LANGGANAN Rp 70.000JUMAT

Hari Ini KIH Gelar Sidang

Paripurna

Berita Utamahal 2

JAKARTA-Partai Persatuan Pem-bangunan (PPP) kubu Suryad-harma Ali (SDA) secara resmi menggelar Muktamar VIII, meski Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) sudah mener-bitkan SK kepengurusan kubu Romahurmuziy. Muktamar yang digelar di Jakarta itu tanpa dihadiri Ketua Majelis Syariah PPP Maimoen Zubair.

Sementara itu, seluruh petinggi Koal-isi Merah Putih, yaitu Prabowo Subianto (Gerindra), Anis Matta (PKS), Amien Rais (PAN), Hatta Rajasa (PAN) dan Aburizal

Bakrie (Golkar) hadir dalam acara Mukma-tar ini. Hadir juga Ketua Dewan Kehorma-tan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Jimly Asshidiqqie, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan dua Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah.

Kedatangan para tokoh tersebut lang-sung disambut SDA yang sudah berdiri di pintu masuk ruang Puri Putri Hotel Grand Sahid Jaya, tempat berlangsungnya muk-tamar. Seluruh tokoh tersebut kompak tidak memberikan komentar sedikitpun ke awak media

Mbah Moen diwakili oleh anaknya, Gus Yasin Muhaimin Zubair. Dalam sambu-tannya, Gus Yasin menyampaikan permo-honan maaf Mbah Moen tak hadir dalam Muktamar itu. “Beliau berpesan pada muk-

tamirin untuk senantiasa benar-benar ikh-las, lillahi ta’ala dalam muktamar kali ini dengan niat kepada Allah, “ ucap Gus Yasin yang mengenakan batik hijau.

“Semoga apa yang dijalankan oleh kita dapat magfirah sehingga PPP bisa kembali utuh seperti partai yang mempersatukan umat yang benar-benar menjunjung tinggi persatuan,” imbuhnya.

Sementara itu, SDA dalam pidato poli-tiknya meminta Surat Keputusan Men-kumham dicabut. Surat yang mengesah-kan kepengurusan PPP versi muktamar di Surabaya itu dinilai bertentangan dengan Undang-Undang tentang Partai Politik. “Karenanya saya meminta Presiden Jokowi segera mencabut SK Menteri,” kata SDA dalam pidato pembukaan Muktamar VIII

PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (30/10).SDA menyesalkan lahirnya surat kepu-

tusan tersebut. Sebab, dalam UU tentang Partai Politik, perselisihan di internal par-tai harus terlebih dahulu diselesaikan oleh Mahkamah Partai. SDA menilai, kasus ini merupakan torehan tinta hitam pertama buat pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

SDA mengatakan, terbitnya surat kepu-tusan Menkumham tertanggal 28 Oktober 2014 ini merupakan pelanggaran terhadap UU Nomor 2 Tahun 2008 tentang Parpol. Se-lain itu, keputusan Menkumham baru justru bertentangan dengan keputusan Dirjen Ad-ministrasi Hukum Umum Kemenkumham yang sebelumnya meminta konflik di PPP diselesaikan di internal partai.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar, mengatakan Muktamar versi SDA be-lum mengantongi izin dari Mabes Polri.

Mabes Polri katanya belum menerima rekomendasi dari Polda Metro Jaya untuk mengeluarkan Surat Tanda Terima Pem-beritahuan (STTP). “Belum ada,” singkat Boy kepada wartawan di Mabes Polri, Ja-karta, Kamis (30/10.

= GAM/ABD

Muktamar PPP SDA Tanpa Mbah Maimoen

ant/vitalisMUKTAMAR VIII PPP. Suryadharma Ali (kanan) bersama Ketua Umum PAN Hatta Rajasa (kedua kanan), Presiden PKS Anis Matta (ketiga kanan), Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subijanto (ketiga kiri), Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (kedua kiri) dan Politisi PPP, Djan Faridz (kiri) menghadiri Muktamar ke VIII PPP di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (30/10).

Page 2: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 2

Kadang-kadang, orangtua yang lupa diri bertindak tidak jauh lebih buruk dari anak-anak. Mereka mutung ketika kehendaknya tidak terwujud dan lupa pada sesuatu yang tidak masuk akal, lalu menabrak kelaziman.

Pada saat terjadi sayembara memanah di Bharatawar-sha, ksatria menolak kemenangan Arjuna. Ksatria men-ganggap Arjuna sekelas brahmana dan tak berhak atas Drupadi. Arjuna adalah kstaria yang diragukan saat itu. Sebab, Arjuna mengenakan pakaian ala kaum brahmana. Tetapi akhirnya, Arjuna tetap berhak atas Drupadi bersama keempat saudaranya dalam pandawa lima, meski sebel-umnya berdarah-darah. Karena itu, percuma ksatria lain protes karena lazim pemenang berhak atas hadiah yang dijanjikan.

Pada kisah Anggodo, ia pada mulanya ksatria. Tetapi gaya dan sikapnya, tidak berubah sebagai yang semau gue. Ia akhirnya jadi pengkhianat dan tak peduli pada Sri Rama, Raja Pancawati. Ketika Sri Rama bangkit dari singgasana dan berjalan menuju ruang keputren, Anggodo menatap Raja dengan dada yang bergetar. Rasa marah berkecamuk karena Sri Rama menugaskan Anoman untuk memimpin balatentara, bukan dirinya.

Kecemburuan inilah yang menjadikan Anggodo tidak lega dada, tidak legowo atas kenyataan politik di sekitar

Raja Pancawati. Sikap politik itu pilihan yang tidak bisa dipaksa-kan dengan cara-cara yang tidak lazim. Anggodo merasa perlu bersekutu dengan Rahwana dan menganggap mabok sebagai prilaku yang menyelesaikan kekecewaannya. Padahal, Rahwana adalah iblis pada satu sisi meski pemilik hati yang baik di waktu yang lain, di Alengka.

Situasi di republik mutakhir, mengarah pada jaman edan se-bagaimana Serat Kalatida karya Ronggowarsito. Dalam Ame-nange Jaman Edan, zaman edan akan muncul dimana semuanya

berada dalam kondisi yang serba terbalik. Sehingga, orang yang memutuskan untuk tidak ikut “edan” tidak akan mendapat bagian.

Dalam situasi itulah, Srikandi terbayang saat memadu kasih dengan Arjuna yang tidak diketahui di mana. Ia mengubah penampilan dan berpura-pura gila untuk bisa bertemu Arjuna. Untuk menutup aib kerajaan ini, Drupadi memerintahkan Trusthajuma agar mengumumkan yang sakit jiwa bukan Srikandi melainkan Emban Mablunsari. Di akhir cerita, Mablunsari sembuh dan berubah sebagai Srikandi setelah memeluk Wara Sembadra. Sementara Arjunapati yang selama ini tak jauh darinya sebenarnya adalah Arjuna dalam penyamaran yang nyata.

Situasi mutakhir, di jaman kegilaan seperti dalam Serat Kalatida, publik hari ini tidak seperti Srikandi. Rakyat kon-temporer berpura-pura menjadi gila untuk mendapatkan yang diinginkannya. Hanya, manusia kontemporer tidak berhasil sembuh seperti Srikandi karena terlanjur menu-suk dan menghunjam ke kegilaan dan lupa jalan pulang.

Kondisi republiken saat ini seperti plot dalam film Who am I (dibintangi Jackie Chan). Ada pengkhianatan elit yang menyebabkan pembawa misi kebaikan ini terjatuh. Satu-satunya penumpang yang selamat hanya Jackie. Meski ia selamat tetapi ia lupa pada dirinya karena kepalanya menghantam batu saat dia terlempar dari helikopter yang disabotase. Warga Afrika memberi nama pada Jackie seba-gai Whoami yang diambil dari jawaban Jackie saat ditanya siapa lalu mendapat jawaban Who am I.

Di negeri tetangga, amnesia hanya sebuah film. Sedang di negeri ini, lakon itu menjadi kenyataan baik di politik dan di luar politik. Seperti kata Ronggowarsito, banyak orang yang menjadikan dirinya sebagai gila yang sesung-guhnya, tidak sembuh dan lupa jalan pulang karena terlalu menikmati peran sebagai orang gila. =

Berita UtamaPAMANGGIKORAN MADURA

JUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 2

banyak orang yang menjadikan dirinya sebagai gila yang

sesungguhnya, tidak sembuh dan lupa jalan pulang

karena terlalu menikmati peran

sebagai orang gila

“Sidang paripurna (pengesahan pimpinan DPR tandingan) yang kita undang semua anggota DPR. Rencananya pukul 09.00 WIB,” kata politikus PDI Perjuangan, Aria Bima di kompleks parlemen Sen-ayan Jakarta, Kamis (30/10).

Dia memastikan sekretariat jenderal DPR akan mengeluarkan surat undangan sidang paripurna pengesahan pimpinan DPR tand-ingan. Menurutnya sekretariat jen-deral DPR tidak akan ikut bertindak politis dengan memihak salah satu kubu. “Sekjen ini bukan sekjennya pimpinan DPR dan KMP termasuk sekjen dari KIH juga. Tadi saya minta sekjen jangan politisasi atau pilih kasih tapi harus fasilitasi dari kawan-kawan KMP dengan undang seluruh anggota DPR yang ada,” terang dia.

Sampai saat ini KIH masih terus mencari landasan yuridis pimpi-nan DPR tandingan ini. Pimpinan DPR tandingan masih berstatus de facto. “Proses masih kita cari way out-nya, masih kita cari jalan pa-yung hukumnya, normatif adalah

MA. Kita masih bicara kelemba-gaan, kita tak perlu awut-awutan. Bagaimana pimpinan DPR secara de facto untuk selamatkan DPR keseluruhan,” ujarnya.

Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah men-gatakan, seluruh anggota DPR yang tergabung dalam KIH merasa tak terwakili dengan sikap politik pimpinan DPR yang ada saat ini. “Karena itu kita harapkan lang-kah politik ini jadi sarana untuk menarik posisi tengah dan duduk bersama. Dengan kata lain, pem-bentukan pimpinan bukan untuk tandingan. Jauh dari kata ingin mengadu kekuatan,” kata Basarah di Gedung DPR, Senayan, Kamis (30/10).

Menurutnya, lewat langkah pengesahan DPR versi KIH, kede-pan jalan musyawarah mufakat lebih dikedepankan. Dirinya juga mengaku, hal ini merupakan ben-tuk ikhtiar politik. “Semata-mata karena kami merasa menemui ja-lan buntu. Fungsi kedewanan kami tidak dapat terwakili karena pimpi-

nan DPR ngga adil,” kata Basarah. “Kami hanya diberi lima posisi

pimpinan dari total semuanya, ka-rena itu kami merasa keberadaan kami di DPR tidak mendapatkan tempat yang baik, terhormat, dan tidak sesuai dengan mandat raky-at,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menilai rencana pembentukan DPR tandingan adalah bentuk ketidak-dewasaan berpolitik. “Tidak ada itu tanding-tandingan. Ini sangat merugikan bangsa. Coba kamu cek undang-undang, nggak ada itu DPR tandingan,” kata Prabowo saat ditemui sesuai mengikuti Muk-tamar PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (30/10)

Fraksi dalam KIH, yakni F-PDI Perjuangan, F-PKB, F-Nasdem, F-Hanura, dan F-PPP menggelar pemilihan komisi dan alat keleng-kapan DPR (AKD) sendiri. Pemili-han itu sebagai tandingan dari pe-milihan komisi dan AKD yang saat ini tengah dilakukan oleh fraksi yang tergabung dalam Koalisi Me-rah Putih ditambah Fraksi Partai Demokrat.

Mereka juga membentuk pimpi-nan DPR tandingan dan menunjuk Pramono Anung sebagai ketua DPR, dan wakilnya Dossy Iskandar, Abdul Kadir Karding, Patrice Rio Capella dan Syaifullah Tamliha.

=GAM/ABD

JAKARTA-Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak main-main soal rencananya membentuk kelengkapan de-wan. Hari ini, Jumat (31/10), KIH akan menggelar sidang paripurna pengesahan pimpinan DPR tandin-gan. Sidang tersebut juga akan mengundang juga kubu Koalisi Merah Putih (KMP).

Hari ini, KIH Gelar Sidang Paripurna

AmnesiaOleh : Abrari Alzael

Budayawan Muda Madura

Page 3: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 3NASIONALPROBOLINGGO JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475| TAHUN III 3NasionalKORAN MADURA

ant/joko sulistyoKARTU KENDALI SOLAR SUBSIDI. Petugas SPBU mengisi form pada kartu kendali solar bersubsidi di SPBU Regata, Batam, Kamis (30/10). Kartu kendali yang dikeluarkan oleh Disperindag Kota Batam sebagai antisipasi penyelewengan itu segera akan didigitalisasi menjadi Fuel Card kerjasama Pertamina dengan BRI, yang akan diberlakukan 1 November mendatang.

Direktur Pusat Kajian (PUSAKA) Indo-nesia, Yuventus Newin Bymoreno menga-takan DPR saat ini sudah melakukan lom-patan mundur ke belakang. Bahkan, cara mengelola kelembagaan DPR sudah mirip tata kelola internal partai politik (Par-pol) dan organisasi kemasyarakatan (Or-mas. “Ini kemunduran besar. Cara-cara anggota DPR dalam mengelola lembaga lebih mirip cara parpol dan ormas men-gelola dirinya. Kalau tidak sepaham bikin tandingan,” tandas Newin dalam diskusi bertajuk “Pemuda Indonesia Bersatu Un-tuk Membangun Nusantara”, di Cipinang Elok, Jakarta Timur, Kamis (30/10).

Newin mengingatkan para wakil raky-

at untuk menjaga kehormatan lembaga DPR sebagai simbol negara yang merep-resentasikan seluruh masyarakat Indo-nesia. “DPR sebagai simbol negara telah direndahkan demi memenuhi syahwat kekuasaan sekelompok orang. Perebutan boleh saja terjadi, tetapi harus sehat, dan memberi ruang kepada semua elemen,” kata Newin.

Sementara itu, pemerhati budaya, Thomas Boly Latukan, dalam diskusi yang sama, mengatakan untuk membangun Indonesia, harus mengedepankan aspek nilai budaya bangsa. “Kita ini jangan ter-lalu terpengaruh budaya luar, lalu meng-abaikan demokrasi khas budaya Indone-sia. Anda harus catat, yang cocok dengan budaya kita itu adalah musyawarah untuk mufakat, bukan demokrasi yang kebabla-san,” kata Boly yang aktif mengembang-kan seni pencak di wilayah Tanjung Priok Jakarta Utara itu.

Boly juga mengingatkan para pelaku perubahan di negeri ini agar dapat men-yaring arus globalisasi dengan menjaga, memelihara serta melestarikan adat tradisi. “Boleh rebutan kekuasaan, tetapi harus cerdas rasa dan budi. Kepekaan so-sial, keperdulian, dan saling berbagi, itu yang sejalan dengan budaya kita. Bukan menang sendiri,” pungkas Boly.

Thomas Boly juga meminta semua kalangan, untuk selalu mengolah kecer-

dasan budi, mengolah rasa dan mengolah raga agar mampu membangun Nusantara ke arah yang lebih baik.

Secara terpisah, pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra menilai kondisi ini sungguh memprihatinkan bagi perkembangan demokrasi. “Politisi kita belum mampu mendahulukan kepentin-gan bangsa dan negara daripada kepent-ingan kelompok dan kepentingan priba-di,” kata Yusril.

Menurutnya, seharusnya para politisi tersebut mampu mengedepankan musya-warah dalam memecahkan persoalan bangsa, bukan semata-mata main kuat-kuatan dengan voting. “Kembalilah kepada kepribadian bangsa yang mengedepankan kepentingan bersama dan menjunjung tinggi kemajemukan,” ujar dia.

Dia menegaskan, negara takkan per-nah berjalan baik dan sempurna kalau dikuasai oleh satu golongan saja, baik di eksekutif maupun di legislatif. Kekuasaan harus berbagi secara adil dan berimbang. Semua harus diberi kesempatan untuk memimpin lembaga-lembaga negara se-cara proporsional. “Selamatkan bangsa dan negara dari kekacauan. Inti dari se-mua itu adalah, para politisi harus mampu menahan diri. Kedepankan kedewasaan berpolitik dan cari penyelesaian kompro-mi,” pungkasnya.

=GAM/ABD

DPR Melompat MundurJAKARTA-Perebutan kursi ketua Komisi dan pimpinan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di DPR, hingga ter-jadi perpecahan, dikecam sejumlah aktivis. Apalagi kemudian muncul pimpi-nan DPR tandingan yang menyatakan mosi tak per-caya kepada pimpinan DPR yang telah dilantik.

Sejumlah Aktivis Mengecam Politisi di Senayan

PARTAI POLITIK

Islah PPP Terancam Batal JAKARTA-Peneliti Senior Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo berpendapat islah antara kader Partai Per-satuan Pembangunan melalui Muktamar VIII yang digelar di Jakarta terancam batal lantaran diterbitkannya SK Menkumham tentang Pengesahan Perubahan Susunan Kepengurusan DPP PPP.

“Menurut saya, sebaiknya Menteri Hukum dan HAM tidak perlu menge-luarkan surat keputusan sebelum digelar Muktamar Islah pada tanggal 30 Oktober 2014,” kata Karyono di Jakarta, Rabu.

Ia menilai SK Menkumham terse-but telah melanggar aturan partai dalam hal ini bertentangan dengan keputusan Mahkamah Partai yang diatur di dalam AD/ART Partai Per-satuan Pembangunan (PPP).

Menurut dia, pemerintahan Joko-wi-JK semestinya mendorong upaya Islah untuk memelihara persatuan, bukan malah membuat langkah seba-liknya.

“Padahal, menurut kabar yang saya terima, ada keinginan kuat dari Mbah Moen untuk merapat ke Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati. Beliau ingin mendukung pemerin-tahan Jokowi-JK, tetapi melalui Ibu Megawati, tidak ingin melalui orang lain,” ujarnya.

Namun, dengan keluarnya SK menteri tersebut, justru dianggapnya telah membuyarkan upaya islah di internal PPP maupun dengan kubu Jokowi.

“Padahal, dari parameter politik, belum ada untungnya memberikan legalitas kepada kubu Romi. Pasalnya, suara PPP di parlemen masih belum bulat,” kata Karyono.

Kondisi PPP saat ini, kata dia, belum satu suara dan satu komando di bawah kepemimpinan Romi. Bah-kan, pemandangan terbaru di sidang paripurna kemarin, PPP kembali gagal mendapatkan posisi di alat kelengka-pan dewan.

“Partai Persatuan Pembangunan kembali gagal setelah tidak menda-patkan posisi, baik di pimpinan DPR maupun MPR,” ucapnya.

Kondisi demikian, menurut dia, salah satunya disebabkan karena kon-flik yang membelit partai berlambang Kakbah itu.

Oleh karena itu, PPP harus me-nerima “pepesan kosong”, baik dari KMP maupun KIH.

=ANT/SYAIFUL

Page 4: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 4 Nasional

Ketujuh tokoh itu adalah Agung Lak-sono, MS Hidayat, Priyo Budi Santoso, Airlangga Hartarto, Agus Gumiwang K, Hajriyanto Tohari, Zainuddin Amali. “Kami mendesak penetapan penyelenggaraan Mu-nas tersebut selambat-lambatnya pada bu-lan November 2014. Munas IX Golkar hen-daknya dilaksanakan selambat-lambatnya pada bulan Januari 2015,” kata Agung di ho-tel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (30/10).

Agung menuturkan, semua tahapan pelaksanaan Munas IX mulai dari persiapan penyelenggaraan harus berlangsung secara demokratis berdasarkan prinsip-prinsip jujur, terbuka dan akuntabel. Menurutnya,

pelaksaan Munas harus berlaku adil terha-dap seluruh kandidat. “Pemilik suara dalam Munas tidak ditekan untuk mendukung salah satu kandidat yang disertai dengan intimidasi dalam bentuk apapun, termasuk pemecatan,” tuturnya.

Masih kata Agung, penyelenggaraan Munas Golkar harus mendapat jaminan dari DPP Golkar dan seluruh kandidat Ketua Umum kandidat Ketua Umum untuk men-junjung tinggi sportifitas kontestasi demi menghindari perpecahan partai. Menu-rutnya, penyelenggaraan Munas harus menjaga keutuhan serta soliditas Golkar.

“Munas IX harus melahirkan kepem-impinan yang mengutamakan semangat rekonsiliasi, persatuan dan kesatuan partai, kesinambungan dan kejayaan partai Gol-kar,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPP Golkar Hajri-yanto Y Tohari mendukung percepatan pe-nyelenggaraan Munas IX Golkar. Munas, katanya, menjadi momentum Golkar mem-perbarui diri. “Proses regenerasi harus jalan di Golkar. Harus ada regenerasi kepemimpi-nan dengan jalan Munas,” kata Hajriyanto di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Kamis (30/10).

Melalui Munas, imbuhnya, Golkar dapat membuktikan sebagai partai demokratis. Dirinya pun memiliki harapan agar Munasi IX nantinya menjunjung asas demokratis. “Tidak mungkin Golkar ingin mendemok-ratiskan negara ini kalau dirinya sendiri

tidak demokratis,” ucapnya.Ditempat yang sama, Priyo Budi San-

toso, merasa resah dengan dinamika politik di internal Golkar terkait keinginan Aburi-zal yang kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Golkar periode mendatang. “Saya menganjurkan pak Aburizal tidak maju lagi. Karena tidak ada tradisi di Golkar Ketua Umum mencalonkan kembali. Na-mun kalau tetap maju saya hormati,” kata Priyo di hotel Kartika Chandra, Jakarta Se-latan, Kamis (30/10).

Dia mencontohkan para Ketua Umum Golkar terdahulu seperti Akbar Tanjung dan Jusuf Kalla tidak mencalonkan kembali sebagai Ketua Umum setelah selesai men-jabat. Bahkan ia bangga dengan sikap yang ditunjukkan oleh Akbar dan JK.

“Kebanggan saya, di bawah kepemimpi-nan pak Akbar Tanjung tidak memberikan intimidasi atau tekanan pada calon yang ingin maju sebagai Ketua Umum. Pak JK pun sama tidak gunakan instrumennya pada saat itu, justru mempersilakan siapa-pun yang ingin maju,” tuturnyaMasih kata Priyo, suasana yang ada pada saat ini ber-beda dengan kepemimpinan era Akbar dan JK. Menurutnya, sekarang harus ada lang-kah-langkah untuk membangun demokrasi kembali di Golkar. “Saya anjurkan jajaran pengurus Golkar tidak boleh ada cara-cara tidak sehat dan mengintimidasi calon lain. Saya siap bertarung dengan beliau (Ical),” tandasnya. =GAM/ABD

Calon Ketum Golkar Desak Munas DipercepatPriyo: Saya Sarankan Ical Tidak Maju Lagi

JAKARTA- Sejumlah tokoh Partai Golkar mendesak DPP Golkar untuk men-etapkan waktu dan tempat penyelenggaraan Musya-warah Nasional (Munas) IX selambat-lambatnya pada Januari 2015. Desakan itu termuat dalam salah satu dari lima butir kesepakatan yang ditandatangani oleh tujuh tokoh partai.

PARTAI POLITIK

Olly DondoKetua Fraksi PDIP

JAKARTA-Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan akhirnya menunjuk Olly Don-dokambey menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR semen-tara.

Olly yang juga Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan diplot meng-gantikan Puan Maharani yang kini menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebu-dayaan dalam pemerintahan Joko Widodo.

“Sementara yang menggantikan (Puan) Bang Olly Dondokambey,” kata politisi PDI Perjuangan Sukur Naba-ban, di Kompleks Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/10).

Ada pun, Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan di DPR, kata Sukur, masih dijabat oleh Bambang Wuryanto. Se-mentara, jabatan Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan dan posisi lainnya akan ditetapkan berikutnya.

Sukur menegaskan, penggantian sementara posisi Puan oleh Olly merupakan keputusan resmi dari DPP PDI Perjuangan. Ia memastikan, Fraksi PDI Perjuangan hanya men-jalankan satu komando yang berasal dari DPP PDI Perjuangan. “Semua dari Fraksi di DPR ini adalah perpanjangan partai. Jadi, semua kebijakan fraksi menyambung kebijakan-kebijakan partai,” katanya.

Secara terpisah, politisi PDI Perjuangan, Aria Bima mengatakan bahwa proses pergantian anggota Fraksi PDI Perjuangan yang menjadi menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo telah berlangsung. “Kalau proses sudah berjalan, tapi kan ada mekanisme, perlu persiapan,” kata Aria.

Seperti diketahui, tiga dari empat anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR ditunjuk sebagai menteri oleh Jokowi. Mereka adalah Puan Mahara-ni, Tjahjo Kumolo sebagai Mendagri, dan Yasonna H Laoly sebagai Menteri Hukum dan HAM. Posisi ketiganya di DPR akan digantikan oleh calon ang-gota legislatif di masing-masing dapil dengan perolehan suara yang ada di bawahnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa siapapun yang nanti ia pilih menjadi menterin-ya harus legowo melepaskan jabatan di luar kementerian, baik itu di partai politik maupun di perusahaan. Menu-rut Jokowi, rangkap jabatan hanya akan membuat sesorang tidak bisa fokus bekerja. “Kerja di satu tempat aja belum tentu baik, bagiaman bila rangkap-rangkap” ujar Jokowi. =GAM

ant/wahyu putro a MENYONGSONG MUNAS IX GOLKAR. Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso (kedua kiri) bersama Agus Gumiwang (kiri), Zainudin Amali (kedua kanan) dan Airlangga Hartarto menyampaikan pandangan ketika silaturahami 50 tahun Partai Golkar dan menyongsong Munas IX di Jakarta, Kamis (30/10). Kegiatan yang mengangkat tema Mewujudkan Visi 2045 Melalui Regenerasi Kepemimpinan Partai Gokar tersebut sebagai ajang silaturahmi serta menyiapkan regenerasi untuk lebih memajukan partai berlambang beringin itu.

Page 5: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 5PROBOLINGGO JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475| TAHUN IIIEkonomiKORAN MADURA 5

Ketentuan tersebut dirilis agar korpo-rasi nonbank dapat memitigasi risiko yang dapat timbul dari kegiatan ULN sehingga mampu berkontribusi optimal terhadap perekonomian nasional tanpa menimbul-kan gangguan pada kestabilan makroe-konomi.

Gubernur BI Agus Martowardojo men-gatakan ketentuan ini tidak dimaksudkan sebagai upaya melarang, menghambat atau membatasi kegiatan ULN namun men-dorong korporasi untuk meningkatkan pengelolaan risiko dalam melakukan ULN, terutama risiko nilai tukar, risiko likuiditas dan risiko utang yang berlebihan (overlev-

erage). Karena itu, korporasi tetap dapat melakukan ULN namun dengan disertai pelaksanaan prinsip kehati-hatian dalam mengelola utangnya, karena jika tidak, maka Indonesia bisa kembali mengalami krisis. “Kita tidak ingin situasi tahun 1997 dan 1998 terulang, saat itu bahkan kita dianggap tidak tahu utang di sektor mana saja, kita tidak tahu currencynya dan akh-irnya krisis,” ujar Agus dalam acara Perte-muan CEO dan Sosialisasi Peraturan Bank Indonesia di Gedung BI, Jakarta, Kamis (30/10).

Berdasarkan catatan BI, ULN Indonesia pada akhir Agustus 2014 menembus USD 290,4 miliar setara Rp 5.517 triliun. Utang luar negeri tumbuh 11,2 persen dibanding-kan dengan posisi Agustus 2013.

Posisi ULN pada akhir Agustus 2014 tersebut terdiri dari ULN sektor publik sebesar USD 134,2 miliar atau 46,2 persen dari total ULN Indonesia. Sedangkan ULN sektor swasta mencapai USD 156,2 miliar atau 53,8 persen dari total ULN.

Menurutnya, jumlah ULN swasta cend-erung terus meningkat, bahkan telah mele-bihi jumlah ULN Pemerintah. Dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, jumlah

ULN sektor swasta meningkat tiga kali li-pat, yaitu dari 50,6 miliar dolar AS pada akhir 2005 menjadi 156,2 miliar dolar AS pada akhir Agustus 2014. Posisi ULN swasta pada Agustus 2014 ini bahkan telah menca-pai 53,8% dari total ULN Indonesia.

Hasil kajian BI menunjukkan bahwa ULN swasta tersebut rentan terhadap se-jumlah risiko, terutama risiko nilai tukar (currency risk), risiko likuditas (liquidity risk), dan risiko beban utang yang berle-bihan (overleverage risk). Risiko nilai tukar cukup tinggi karena sebagian besar ULN swasta digunakan untuk membiayai keg-iatan usaha berorientasi domestik yang menghasilkan pendapatan dalam rupiah sedangkan pembayaran ULN dilakukan dalam valuta asing (valas). Kerentanan terhadap risiko nilai tukar semakin tinggi karena minimnya penggunaan instrumen lindung nilai (hedging) di kalangan korpo-rasi nonbank yang memiliki ULN. “Risiko likuiditas juga cukup tinggi karena jumlah dan pangsa ULN swasta berjangka pendek terus meningkat. Sementara itu, indikasi peningkatan risiko overleverage terlihat dari semakin meningkatnya rasio utang terhadap pendapatan,” jelasnya. =GAM

ULN Swasta MeningkatBI Khawatir Krisis 1998 Terulang

JAKARTA-Bank Indone-sia (BI) mensosialisasikan pengaturan tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Pen-gelolaan Utang Luar Negeri (ULN) Korporasi Nonbank kepada perusahaan debitur ULN.

KEDAULATAN PANGAN

Jokowi Akan Bangun 47 Bendungan

JAKARTA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan program kedaulatan pangan menjadi salah satu agenda prioritas pemerintahannya.

Untuk mendukung program terse-but, Presiden Jokowi menginstruksi-kan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat banyak membangun bendungan dan saluran irigasi karena pengairan merupakan syarat utama mewujudkan program kedaulatan pangan.

Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono telah menyisir 73 lokasi yang berpotensi untuk pen-gairan dan pembangunan bendungan. Dari jumlah tersebut, 47 di antaranya sudah masuk tahap perencanaan pembangunan. “Ada 73 lokasi potensi pembangunan bendungan di Indone-sia yang tersebar di Jawa, Kaliman-tan, Sulawesi, Sumatera, NTB, NTT dan Maluku. Dari 73 itu yang sudah terintegrasi dan sudah kita survey ada 47 bendungan. Sampai saat ini sedang dalam pembangunan ada 16,” tutur Basuki mengenai hasil rapat terbatas bersama Jokowi di kantor presiden, Jakarta, Kamis (30/10).

“Kita akan mempercepat proses pengadaannya karena sekarang masih terhenti karena tahun politik,” sam-bungnya.

Meski ada lima bendungan yang sudah ditandatangani kontrak pem-bangunannya, yakni di Nangroe Aceh Darussalam, Banten, Kudus, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan Timur. Kementerian PU masih akan menargetkan pembangunan enam bendungan lagi.

“Untuk tahun 2015, sudah di-alokasikan untuk 6 bendungan. Sedangkan tahun 2016, pemerintah menargetkan minimal 20 bendungan lagi. “Jadi akan menambah volume tampungan air menjadi lebih dari14 miliar meter kubik,” papar Basuki.

Sementara untuk irigasinya, dari 7,3 jt hektar lahan irigasi di Indonesia, separuhnya (50%) merupakan irigasi yang berada di bawah tanggung jawab kabupaten, 30% di bawah propinsi, dan 20% menjadi tanggung jawab pu-sat. “Ini semua ada di Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Kewenangannya lebih dari 3000 hektar kewenangan pusat, 3000 hektar provinsi, dan 1000 hektar ka-bupaten,” lanjut Basuki seraya menye-butkan, pada masing-masing cluster tadi, irigasi yang menjadi tanggung jawab pem pusat ada 500.000 hektar yang rusak. =GAM

ant/agus bebeng TUNTUT KENAIKAN UMK. Sejumlah buruh yang tergabung dalam “Aliansi Buruh Jabar” melakukan deklarasi UMK 2015 di halaman Monumen Perjuan-gan Rakyat Jawa Barat, Bandung, Kamis (30/10). Dalam deklarasi yang diikuti sejumlah elemen buruh tersebut, Aliansi Buruh Jabar menuntut kenaikan nilai UMK 2015 sebesar 30 persen dari UMK 2014 dan merekomendasikan pencabutan Kepmenakertrans RI Nomor: 231/MEN/2003 tentang Tata Cara Pengupahan Pelaksanaan Upah Minimum.

Page 6: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 6 Ekonomi

JAKARTA-Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak melakukan penyidikan atas tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan oleh tersang-ka, komisaris PT MSL berinisal SH alias RM.

Hasil penyidikan Ditjen Pajak menemukan bukti bahwa Komisa-ris PT MSL diduga membantu dan turut serta melakukan tindak pi-dana di bidang perpajakan yaitu menerbitkan Faktur Pajak Tidak Sah (faktur pajak yang tidak ber-dasar transaksi yang sebenarnya) melalui PT MSL.

“Mereka menerbitkan fak-tur bodong. Perbuatan tersangka yang diduga dilakukan dalam kurun waktu 2010-2012 ini men-gakibatkan kerugian negara sebesar Rp.16.193.561.662,00,” ujar Direktur Jenderal Pajak Fuad Rahmany di Jakarta, Kamis (30/10).

Menurutnya, berkat kerjasama dengan Bareskrim Mabes POLRI, tersangka MSL berhasil ditang-

kap oleh Penyidik Bareskrim pada Kamis dini hari, 30 Oktober 2014 dan selanjutnya langsung diser-ahkan kepada PPNS Ditjen Pajak untuk dilakukan pemeriksaan atas dugaan tindak pidana di bi-dang perpajakan yang dilakukan-nya.

Sebelumnya, PPNS Ditjen Pajak telah melakukan peman-ggilan terhadap SH alias RM un-tuk diperiksa sebagai Tersangka. Namun yang bersangkutan mel-arikan diri sehingga yang ber-sangkutan dimasukkan ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Penyidikan atas tersangka SH alias RM merupakan pengemban-gan dari kasus penyidikan sebel-umnya dengan tersangka MK alias ET, Direksi PT MSL yang sudah di-vonis bersalah melakukan tindak pidana di bidang perpajakan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara serta denda sebesar R 4 Miliar subsider kurungan 3 bulan.

Ditjen Pajak menemukan mo-dus operandi yang dilakukan oleh tersangka. Pertama, menerbitkan faktur Pajak Pertambahan Nilai (Pajak Keluaran) atas nama PT

MSL tanpa didasarkan kegiatan/transaksi yang sebenarnya; Ked-ua, menggunakan faktur Pajak Pertambahan Nilai (Pajak Masu-kan) dari pihak ketiga tanpa di-dasarkan kegiatan/transaksi yang sebenarnya; dan Ketiga, menyam-paikan SPT Masa PPN yang isinya tidak benar.

“Terhadap perbuatan tersebut di atas, sesuai dengan Undang-Undang perpajakan, tersangka SH alias RM diancam hukuman pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun serta denda pal-ing sedikit 2 (dua) kali dan pal-ing banyak banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam faktur pajak,” imbuhnya.

Dia menegakasn, tindakan ini juga merupakan peringatan bagi para pelaku lainnya bahwa Ditjen Pajak dengan dukungan Bareskrim Mabes POLRI akan terus melakukan penegakan hu-kum di bidang perpajakan untuk mengamankan penerimaan nega-ra demi tercapainya pemenuhan pembiayaan negara dalam APBN.

=GAM/ABD

Mabes Polri Tangkap Komisaris PT MSL Diduga Menerbitkan Faktur Pajak Bodong

“Kami akan fokus pada upaya untuk mengurangi gap antara target dengan kemung-kinan prognosa akhir tahun tersebut,” kata Bambang dalam konperensi pers bersama Menko Perekonomian Sofyan Jalil dan Menteri Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono seusai rapat ter-batas (ratas) di kantor Presiden, Jakarta, Kamis (30/10).

Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memimpin ratas bidang perekonomian ini. Presiden Jokowi menekankan pentingnya pemerintahannya menumbuhkan sebuah persepsi pasar, menumbuhkan opti-misme pasar, bahwa kabinet memang sudah siap.

Tampak hadir dalam rapat tersebut antara lain Menko Perekonomian Sofyan Jalil, Mensesneg Pratikno, Menteri Kauangan Bambang Brojon-egoro, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinov Chaniago, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagan-gan Rahmay Gobel, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan

Menteri Tenaga Kerja Hanif Dakhiri.

Menurut Bambang, dari sisi belanja dan dari sisi pembi-ayaan, sampai triwulan III/2014 tingkat penyerapan terlihat be-lum terlalu tinggi. Namun mulai ada indikasi meningkat seperti layaknya siklus dari belanja.

Dalam APBN 2014 disebut-kan, dari target pendapatan sebesar Rp 1.635,4 triliun, penerimaan dari sektor perpa-jakan ditargetkan mencapai Rp 1.246,1 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 386,9 triliun.

Terkait masalah peneri-maan pajak, menurut Menkeu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta untuk lebih mengin-tensifkan sisi penerimaan karena Presiden melihat selain tidak tercapainya target dalam beberapa waktu terakhir, Pres-iden juga merasa potensi pen-erimaan pajak seharusnya jauh di atas apa yang kita kumpulkan pada saat ini.

“Oleh karena itu, Presiden tadi meminta pada kami untuk membuat langkah-langkah yang harus dilkukan untuk mem-percepat sekaligus mendorong penerimaan pajak tersebut,” kata Bambang.=GAM

TARGET PENERIMAAN APBN 2014

Hampir Pasti Tidak Akan TercapaiJAKARTA-Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang P.S. Brojonegoro menegaskan target penerimaan negara yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 kemungkinan besar hampir pasti tidak akan tercapai. Hal ini karena sampai saat ini, masih agak jauh dari target penerimaan sebesar Rp 1.635,4 triliun.

ant/prasetyo utomoPERGERAKAN NILAI RUPIAH. Petugas menata uang di cash center BNI di Jakarta, Kamis (30/10). Nilai tukar rupiah melemah 0,46 persen ke Rp12.139 per dolar AS pada Kamis (30/10) dan pergerakan rupiah di kisaran Rp12.103-Rp12.179 per dolar AS.

ant/m rusman PENYERAHAN MIRAS SELUNDUPAN. Prajurit Satgas Pamtas Yonif Linud 433/Julu Siri menghitung jumlah minuman keras (miras) selundupan asal Malaysia sebelum diserahkan kepada Kantor Bea Cukai Kabupaten Nunu-kan, Kalimantan Utara, Kamis (30/10). Miras yang terdiri berbagai jenis tersebut berjumlah 1.073 dalam kemasan botol dan kaleng merupakan hasil tangkapan prajurit satgas pamtas selama sebulan terakhir di Pelabu-han Internasional Tunon Taka Kabupaten Nunukan.

Page 7: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 7OPINIPROBOLINGGO JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III 7BudayaKORAN MADURA

Cerpen: Marsus Banjarbarat*

Niat Farida

Kertas-kertas yang bergelan-tungan dengan berbagai pernak-penik indah itu terus bergerambai ditiup angin. Bergoyang-goyang mengikuti arah mata angin yang mendesir. Pada saat itulah se-nyum sumringah tumpah-ruah di bibir setiap orang yang berada di rumah Asripa, perempuan janda setengah tua yang kini menunai-kan hajatnya ke Mekkah.

Semua tetangga yang datang ke rumah Asripa tampak senang berbunga-bunga. Mereka pada berharap, sepulang Asripa dari tanah suci membawakan oleh-oleh khas Mekkah untuknya. Tetapi, tidak dengan Farida! Meli-hat keindahan dan kemegahan rumah Asripa, Farida menyipit-kan sepasang matanya yang kalut. Ia pandangi gerambai umbul-umbul dan pernak-pernik itu den-gan hati terluka. Apalagi ketika ia melihat dan mengeja huruf demi huruf yang tertera di dinding yang bertuliskan “Selamat datang Hj. Rustami dari tanah suci Mekkah. Semoga menjadi haji yang ma-brur,” seketika hati Farida hancur.

Farida memandang lekat-le-kat tulisan itu. Bersamaan den-gan kepalan tangannya kuat-kuat. Ia ingin sekali merobek-robek semua gambar lukisan di dind-ing itu. Lebih-lebih tulisan nama tersebut yang tiba-tiba menjelma tombak menusuk-nusuk bidang hatinya. Farida tahu, nama itu adalah Asripa yang telah dirubah menjadi Hj. Fatimah di Mekkah sana.

***Sebenarnya, sebelum Asripa

alias Hj. Fatimah berangkat ke Mekkah, jauh-jauh hari sebel-umnya Farida telah menyetor uang haji ke Bank. Farida me-mang terhitung orang paling awal memiliki niat menunaikan ibadah haji. Tetapi, akhirnya ga-gal karena musibah menimpanya. Sang suami diserang penyakit pa-rah, harus operasi, sehingga me-merlukan biaya besar. Lantas ia menjual semua lahan sawah dan menggadaikan emas pemberian almarhum ibunya kepada Asripa.

Naifnya, sudah menghabiskan biaya banyak, sang suami tidak berhasil diselamatkan. Dan emas yang ia gadaikan sampai saat ini belum juga mampu ditebus. Bah-kan, kata Asripa emas itu akan ia anggap menjadi miliknya jika sampai Asripa berangkat haji tidak ditebus.

Farida masih terpaku me-mandang gerambai umbul-um-bul yang terus bergoyang-goy-ang ditiup angin. Bola matanya yang bundar semakin membulat menubruk lukisan-lukisan yang menempel di dinding. Semakin ia tatap tulisan itu, semakin pula hatinya terbakar api kemarahan.

Ah, bukankah seharusnya um-bul-umbul, lukisan-lukisan, dan nama ‘haji’ itu tidak menempel di dinding rumah Asripa. Melainkan menempel di dinding rumahku. Farida membatin. Pikirannya ber-putar-putar teringat niatnya yang gagal untuk ke Mekkah.

***“Saudara-saudara, Hj. Rusta-

mi saat ini sudah berada di Pren-duan, dalam perjalanan menuju Sumenep. Bagi saudara-saudara yang hendak ikut menjemput, bersiap-siaplah. Sebentar lagi rombongan akan berangkat.” Su-ara Sucipto, ketua RT itu terden-gar nyaring di speaker.

Satu mobil avanza dan dua pickup sewaan, serta puluhan pawai motor sudah berjajar rapi

di belakang rumah Asripa. Tidak lama berselang, hadrah mulai ditabuh dengan lantunan sala-wat. Di belakang rumah Asripa suara raungan knalpot motor juga bertalu-talu menggetarkan detak jantungnya. Rombongan hadrah dan pawai motor itu segera be-rangkat menyambut kedatangan Asripa atau Hj. Rustami dari hotel Sumekar hingga ke rumahnya.

Farida berdiri, melongok. Orang-orang pada berduyun-duyun menyaksikan hadrah dan pawai motor. Asap-asap hitam mengepul, meliuk-lingkar keluar dari lubang knalpot.

“Eh, Farida, kamu nggak ikut jemput Bu Haji?” Kata seseorang mendekatinya. Farida tersenyum pahit.

“Da, apa yang kau pikirkan, kok melamun begitu?” Lanjut orang itu melihat sorot mata Farida yang memerah. Orang itu mengira, bahwa Farida tengah meratapi nasibnya yang gagal naik haji.

Asap knalpot mengepul. De-bu-debu beterbangan menempel di dedaunan pinggir jalan dan kaca mobil. Suara hadrah bertalu-talu, dentuman knalpot beradu dengan suara ledakan petasan yang direnteng dengan panjang lima meter. Suara-suara itu kian saja perih menusuk-nusuk telinga dan hati Farida.

Tepat di sisi pintu gerbang

pertama menuju rumah Asripa, orang-orang sudah pada berjajar menyambutnya.

“Haja Rustami datang, Haja Rustami datang…!” teriak anak-anak sambil berlarian, mengejar mobil dan pawai motor.

Tampaklah dari dalam mobil Asripa tersenyum sumringah me-warnai kegembiraannya. Sesekali tangannya ia terus-menerus di-lambaikan kepada setiap orang yang berjajar di pinggir jalan. Dengan khidmat dan penuh rasa haru orang-orang menyambut ke-datangan makhluk suci itu.

Ketika hampir sampai di ru-mahnya, karena mobil tidak bisa masuk langsung ke halaman ru-mah tersebut, Asripa turun perla-han tepat di bawah pintu gerbang ke dua, dan akan dipapah hingga ke dalam rumah.

Ketika Asripa keluar dari mo-bil, orang-orang pada merapat membentuk lingkaran dan beru-saha memeluk penuh haru. Lan-tas ditabuhlah hadrah dengan diiringi lantunan salawat secara serentak.

Tala al badru 'alayna.Min thaniyatil wada' Wajaba Shukru 'alayna.Ma da'a lillahi da….Suara tangis pecah seketika.

Orang-orang yang telah berhasil memeluk makhluk suci itu—di dalam hatinya seperti meme-luk Nabi Muhammad, nabi yang

setiap waktu selalu mereka puji-puji, dingin dan terharu. Tiba-tiba tanpa terasa air mata mereka mengalir deras di pipinya. Dalam hatinya berharap, agar dirinya juga dapat berangkat ke tanah suci, ke tanah para nabi.

“Saudara-saudara, tenanglah! Semuanya tetap mendapat giliran memeluk Hj. Rustami.” Sucipto mencoba mengatur orang-orang yang mulai saling dorong berebu-tan memeluk Asripa.

“Tenanglah, tenang..! Mari kita tertib!” tambahnya. Namun orang-orang tidak mau menden-gar imbauan Pak RT tersebut.

Disela-sela orang yang saling dorong berebut untuk memeluk Asripa, Farida malah murung. Tatapannya tajam menubruk makhluk yang katanya sudah suci itu. Ada kobaran api yang mem-bakar hatinya. Sebenarnya Farida tidak ingin ikut-ikutan berebut memeluk perempuan itu. Namun, dari belakang orang-orang men-dorongnya ke arah Asripa. Ia pun tidak bisa menghindar. Di bela-kangnya orang-orang pada me-nunggu giliran. Dengan terpaksa, Farida kemudian mendekati Fari-da dan memeluknya. Ketika ia me-meluk makhluk suci itu, ia tidak merasakan aura apapun. Malahan dadanya semakin panas terbakar api kesedihan. Saat ia berpelukan, Asripa berbisik di telinga Farida.

“Farida, kau tidak usah ber-sedih. Kamu pasti juga akan naik haji. Aku telah mendoakanmu tepat di depan Ka’bah dan di depan makam para nabi. Bukan-kah doa di tempat itu akan terka-bulkan?” Bisik Asripa di telinga Farida, hangat.

Farida diam sejenak. Ia mulai mengulum senyum. Benarkah aku akan segera ke tanah suci? Tanyan-ya dalam hati. Ia kembali mengu-lum senyum. Kali ini ia merekatkan pelukannya ke tubuh Asripa.

Ketika Asripa melepas pelu-kannya, Farida tiba-tiba tersen-tak. Tatapannya tajam memben-tur lengan tangan perempuan itu yang tampak indah dilingkari emas dengan ukiran intan per-mata. Ya, emas yang kini sebagai harta satu-satunya telah menjadi milik Asripa. Ingin sekali Farida melepas emas itu dari tangan As-ripa dan menerkam tubuh perem-puan tersebut, namun ia urung-kan!

Yogyakarta, Oktober 2013-2014

*) Marsus Banjarbarat, menulis cerpen diberbagai media seperti; Radar Madura, Radar Surabaya, Merapi, Minggu Pagi, Kedaulatan Rakyat, Suara Pembaruan, Riau Pos, Bali Pos, Annida, Majalah Sa-gang, Majalah Horison, Majalah Basis, dan lain-lain. Disamping bergiat di komunitas rudal, ia juga menekuni sejarah di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Angin bertiup perla-han. Kertas berwarna-warni bergelantungan melambai-lambai di sudut-sudut ruangan. Di beberapa ruas dinding ditulis kalimat-kalimat doa dengan huruf arab. Tulisan-tulisan itu dilukis dengan nuansa warna pelangi. Sementara di dinding lain yang agak lebar, terdapat sebuah gambar unta besar yang ditunggangi.

Page 8: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 8

Menerima tulisan dalam bentuk opini (5500 karakter), Cerpen (5500 karakter), Re-sensi Buku (4000 karakter), dan Puisi (1500 karakter). Tulisan disertai pas foto dan data diri dikirim ke email [email protected]. Apabila terhitung dua ming-gu dari tanggal pengiriman tulisan belum dimuat, maka penulis berhak untuk menarik kembali tulisannya.

Lintas Jatim LINTAS JATIMLINTAS JATIMPROBOLINGGO SELASA 7 JANUARI 2014 No. 0275 | TAHUN III

KORAN MADURA8 JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III

KORAN MADURA

Bila Kelak NantiBila kelak nanti

Aku bisa melihat lagiKan kutatap indahnya pelangi

Takkan kubiarkan gelap menjamahku lagi

Bila kelak nantiNafasku terhenti

Tapi aku belum bisa melihat indah dunia iniKuyakin Dia akan tetap mengajakku menapaki

Bila kelak nantiImpian tak akan jadi nyata lagi

Izinkan aku memilikiEstafet mimpi dalam taman surgawi

Saat Harus BerakhirPedih memilin air mata

Senyumku retak terbelahApakah cinta itu telah tiada?

Secebis kenangan tak pernah singgah kah?

Di sudut kota aku masih menantiBerharap kau membelokkan arahMenghapus lelehan bening di pipi

lalu memapah ketika aku hampir rebah di tanah

Ya Tuhan...Jika ini harus berakhir

Jadikanlah akhir yang indahAwal kebahagiaanku dan untuknya

Sayapku yang PatahKemarin aku mampu terbang dengan dua sayapku

Mengudara membelah awan-awanLaut membiru renyah bersama tawaku

Kali ini hanya mampu kupandangi gumpalan kesyahduan

Karena sayapku telah patah

Kusimpan rapi dalam laci kamarkuBerharap suatu nanti mampu menemani

terbang tinggiSatu sayap tak berfungsi

Kupatahkan sendiri dengan kedua tangan iniTinggalah sepi dan sunyi

Kutatap bayanganku sendiri

Sepasang itu bukan kitaSendiri itu aku dan kamuRindu kini telah hampa

Mencecap pilu sajak baitku

Oleh: Nyi Penengah Dewanti

PuisiOleh: Khairul Mufid Jr*

Diponegoro sebagai Super Hero

Resensi Buku

Tokoh-tokoh tersebut hidup di alam nyata selayaknya kita , mereka mengalami suka-duka,

jatuh-bangun dalam kehidupan dan kadang berakhir dengan penderitaan. Semuanya ditempuh untuk menegak-kan keyakinan akan kebenaran. Se-hingga lebih sesuai untuk anak-anak dan generasi penerus bangsa. Tidak seperi super hero yang selalu bera-khir dengan kemenangan. Karena kita hidup di alam nyata, bukan di dunia fantasi.

Maka untuk menunjang keseja-rahan dan pengetahuan kita, sangat diperlukan sumber-sumber sejarah dalam mempelajari seorang tokoh bangsa. Bisa dimulai dengan buku-buku atau majalah yang ringan lalu kemudian sumber yang lebih spesifik atau mempunyai tema khusus. Se-hingga kita bisa merefleksikan per-jalanan hidupnya untuk kemudian kita ambil hikmahnya.

Pangeran Diponegoro misalnya,

dia adalah sosok “super hero” bagi bangsa Indonesia. Selain dikenal seba-gai tokoh dan pahlawan seperti keban-yakan, dia adalah sebagai sosok yang sederhana, adil, rela berkorban, egalit-er, professional, ksatria, dan mencin-tai rakyatnya dengan sepenuh hati.

Dalam perjalanan panjangnya, Pangeran Diponegoro dalam melawan kolonialisme sesungguhnya meru-pakan titik balik krusial, perang yang berlangsung sejak 1825-1830 ini, ke-mudian menyeret Pangeran Dipon-egoro dalam kontroversi panjang, di-mana ia dikagumi, dicintai sekaligus juga dibenci.

Momentum perang Jawa benar-

benar telah membawa sosok Pangeran Diponegoro dalam pusaran arus seja-rah yang rumit. Meski demikian, tidak banyak orang yang kemudian meng-etahui bagaimana jejak Pangeran Diponegoro dalam menghalau para penjajah. Hal ini terkait erat dengan kesaktian dan jejak spiritualitasnya yang menjadi landasan ideologis un-tuk tetap survive di tengah tekanan kolonialisme.

Pengeran Diponegoro adalah sosok pejuang inspiratif. Ketegasan dan laku hidupnya yang penuh den-gan kesederhanaan membuatnya lay-ak untuk diteladani. Masyarakat Jawa pada umumnya meyakini Pangeran Diponegoro dan pendukungnya me-miliki kesaktian tertentu.

Banyak beredar cerita di kalangan masyarakat Jawa, mengenai jejak kes-aktian dan spiritualitas Pangeran Di-ponegoro, namun sedikit sekali yang bisa terekam secara utuh. Kesaktian atau daya linuwih inilah yang menjadi modal Pangeran Diponegoro dalam melawan gempuran penguasa Hindia-Belanda, selain kekuatan massa tentu-nya.

Seperti yang direfleksikan begitu detail dalam buku karya Syamsul Ma’arif ini, kita bisa mengambil hik-mah dan uswah dari sosok super hero bangsa Indonesia ini, dan di dalam buku ini pula, banyak dikupas tuntas terkait teka-teki dari jejak kesaktian dan spiritualitas dari sosok inspiratif Pangeran Diponegoro. Tak hanya itu, buku ini juga mencoba untuk melu-ruskan kembali kontroversi seorang Diponegoro yang selama ini sengaja diburamkan oleh penguasa Belanda. Akhirnya Selamat Membaca!.

*) Mahasiswa Program Studi Hubun-gan Internasional, Fakultas Ilmu So-

sial dan Politik UMY Yogyakarta, dan juga bergiat di Lesehan Sastra Kutub

Yogyakarta (LSKY).

Sebagai bangsa yang besar, kita tidak perlu

menciptakan tokoh-tokoh fiktif semacam super hero

untuk mendidik generasi penerus bangsa. Seperti tokoh-tokoh fiktif dalam film-film holywood. Kita

mempunyai banyak sekali tokoh-tokoh perjuangan

bangsa, baik dari era kera-jaan sampai kolonial, bah-kan setelah kemerdekaan sekalipun. Banyak sekali keteladanan yang dapat kita ambil dari mereka.

Seperti Gajah Mada, Imam Bonjol, Patimura, I Gusti

Ngurah Rai, Cut Nyak Dien, Dwi Tunggal (Bung

Karno-Bung Hatta) dan sebagainya.

KORAN MADURA PEMIMPIN REDAKSI: Zeinul Ubbadi (Plt) REDAKTUR AHLI: M. Husein, G. Mujtaba REDAKTUR PELAKSANA: Abdur Rahem, M. Kamil Akhyari SEKRETARIS REDAKSI: Benazir Nafilah ADMIN: Indriani Y Mariska PENATA LETAK/DESAIN GRAFIS: Ach. Sunandar, Didik Fatlurrahman, Novemri Habib Hamisi, Khoiril Anwar, FOTOGRAFER: Mahardika Surya Abriyanto (Non Aktif) WEBSITE: Hairil Anwar BIRO SUMENEP: Syamsuni (Kepala), Junaidi BIRO PAMEKASAN:

A. Fauzi M (Kepala), Ali Syahroni, Sukma Firdaus BIRO SAMPANG: Miftahul Ulum (Kepala), Ryan H, Mohammad Muhlis BIRO BANGKALAN: Moh. Ridwan (Kepala), Doni Heriyanto BIRO SURABAYA: Joeli Hidayati, Agus Setiawan BIRO PROBOLINGGO: M. Hisbullah H (Kepala), Sugianto, Mahfud Hidayatullah BIRO JAKARTA: Gatti (Kepala), Satya, Cahyono, Willy KONTRIBUTOR: FL. Wati (Bali) Anwar Anggasoeta (Yogyakarta) Ahmad Sahidah (Malaysia) PENERBIT: PT. Koran Madura KOMISARIS: Rasul Djunaidi DIREKTUR UTAMA: Fety Fathiyah (Plt) MANAJER PEMASARAN: Abd. Rahman (Plt) ACCOUNTING EKSEKUTIF: Husnan (Sumenep), Mohammad Muslim (Pamekasan) ALAMAT REDAKSI: Jl. Adirasa 07 Kolor Sumenep, e-mail: [email protected], [email protected], [email protected], http://www.koranmadura.com/ REKENING: BRI 009501000029560, NPWP: 316503077608000 CALL CENTER: Telepon/Fax (0328) 6770024, HARGA ECERAN RP 3.500, LANGGANAN RP 70.000.

WARTAWAN KORAN MADURA DIBEKALI ID CARD (KARTU PENGENAL) DAN TIDAK DIPERKENANKAN MENERIMA IMBALAN BERUPA APAPUN DARI NARASUMBER

Nyi PeNeNgah DewaNti Mahasiswi Fakultas Manajemen STIE Semarang

8

Page 9: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 9PROBOLINGGO JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III 9Lintas JatimKORAN MADURA

GRB Tuntut Pembebasan Terdakwa Kerusuhan Dolly

Dalam orasinya, koordinator massa Gerakan Rakyat Bersatu (GRB), Wawan Handrianto me-ngatakan, jika penangkapan dan tindakan kekerasan (represif) terhadap Pokemon dan sembilan warga Dolly merupakan bukti si-kap arogansi Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.

“Ini cermin ketidak mampuan Pemkot Surabaya menyelesaikan persoalan sosial di wilayah Loka-

lisasi Dolly,” ujarnya.Selain itu, dia juga menilai

tuntutan hukuman satu tahun empat bulan kepada Pokemon dan kawan-kawan (dkk) jelas mencederai rasa kemanusiaan dan rasa keadilan.

“Mereka adalah orang-orang yang menjadi bagian dari proses penegakan Hak Asasi Manusia (Ham) dan Demokrasi, bukan pelaku kejahatan kriminal, maka

itu kami menuntut pembebasan Pokemon dkk,” tegas dia.

Seperti diketahui, kerusuhan yang terjadi terkait dengan pe-nutupan lokalisasi Dolly oleh Wa-likota Surabaya, Tri Rismaharini, berujung dimeja hijau. Sembilan orang dinyatakan sebagai ter-dakwa dalam kerusuhan tersebut. Mereka dituntut dengan huku-man yang berbeda-beda sesuai peran masing-masing.

Oleh Jaksa Penuntut Umun (JPU), Dedi Oktavianto, para ter-dakwa dituntut dengan huku-man berbeda. Dua terdakwa yaitu Sungkono Ari Saputro alias Poke-mon dan Kanan bin Jadi dituntut dengan hukuman 16 bulan atau 1 tahun 4 bulan penjara. Sedang-kan 7 terdakwa lain diantaranya, Supari bin Jaelan, Jaringsari bin

Mustam, Pardi bin Panein, Mau-sul Hadi, Darmanto bin Tanein, Subekiyanto, dan Kusnadi di-tuntut dengan hukuman 1 tahun penjara.

Sembilan terdakwa kerusu-han Lokalisasi Dolly ini dituntut dengan hukuman berbeda karena mereka dijerat dengan pasal ber-beda, yang dipisah dalam empat berkas dakwaan berbeda. Dalam sidang perdana ini terdakwa dijerat dijerat dengan pasal 170 KUHP ten-tang kekerasan dimuka umum.

“Selain itu terdakwa juga di-jerat dengan pasal 216 KUHP ten-tang mencegah dan merintangi penutupan yang dilakukan peme-rintah,” ujar JPU Dedi membaca-kan tuntutannya di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.

= AGUS SETYAWAN

SURABAYA - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bersatu (GRB), dengan didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya, menggelar aksi di depan Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Kamis (30/10). Dalam aksinya, Mereka menuntut pembebasan Ari Saputro alias Pokemon, yang didakwa sebagai dalang dalam kasus kerusuhan lokalisasi Dolly.

agus setyawan/koran MaduraAKSI. Puluhan orang yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Bersatu (GRB) menggelar aksi di depan PN Surabaya menuntut pembebasan rekannya yang menjadi terdakwa kerusuhan Dolly.

Page 10: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 10 Lintas Jatim

Penyelundupan Sabu-sabu 1.970 Gram Digagalkan

Ribuan gram sabu-sabu terse-but dibawa oleh Wu Chi Lung (38), Warga Negara Asing (WNA) Hong Kong, dengan menggunakan pe-sawat Cathay Pasifix dengan flight number atau nomor pener-bangan CX 781, rute Hong Kong - Surabaya.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jen-deral Bea dan Cukai Jatim I, Agus Yulianto memaparkan, jika ter-sangka mencoba mengelabuhi petugas dengan menyimpan sabu-sabu di bagian perut dan

kaki. Sabu-sabu senilai Rp 2,995 miliar tersebut dibawa dengan cara dilekatkan dibagian perut sebanyak 17 bungkus, kaki kanan empat bungkus dan kaki kiri em-pat bungkus.

“Petugas curiga dengan satu diantara penumpang pesawat Cathay Pasific rute Hong Kong - Surabaya. Saat diinterogasi, pe-numpang tersebut terlihat gu-gup,” papar dia. Kamis (30/10).

Dia menambahkan, penump-ang tersebut kemudian dibawa ke ruang pemeriksaan dan dilakukan

pemeriksaan badan (body search). Petugas menemukan barang bukti sabu-sabu yang disimpan dengan cara ditempelkan di perut dan kedua kakinya. Sebayak 25 bung-kus diamankan, per kantong ber-isi 85 gram sabu-sabu.

Sementara itu, Direktur Re-serse Narkoba (Direskoba) Kepoli-sian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim), Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Andi Loedianto me-ngatakan, jika dari penggagalan penyelundupan yang dilakukan pihak bea dan cukai, pihaknya melakukan pengembangan dan berhasil menangkap Edy (27) warga Cikini, Jakarta, selaku pe-nerima kiriman sabu-sabu asal Hongkong tersebut di sebuah ho-tel yang berada di kawasan Jatin-egara, Jakarta Timur.

“Tiga hari setelah penangka-pan WNA asal Hong Kong yang

merupakan kurir sabu-sabu, kami berhasil menangkap penerima kiriman paket sabu-sabu di ka-wasan Jatinegara, Jakarta Timur,” kata dia.

Dia menjelaskan, jika ter-sangka Edi mengaku hanya diper-intahkan oleh seseorang untuk menerima kiriman paket tersebut.

“Kami masih mengembangan kasus ini. Dan masih berupaya untuk menangkap bandar besar yang melakukan pemesanan sa-bu-sabu ke Hong Kong,” ujar dia.

Untuk mempertanggung-jawabkan perbuatannya, para tersangka dijerat dengan pasal 113 ayat 1 dan 2 Undang-undang (UU) No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, dengan ancaman hu-kuman maksimal 20 tahun pen-jara dan denda maksimal Rp10 miliar.

= AGUS SETYAWAN

SURABAYA - Petugas Customs Narcotics Team (CNT), Kantor Pelayanaan dan Pengawasan Bea Cukai (KP-PBC) tipe madya Pabean Juanda dan Kantor wilayah DJBC Jatim I berhasil menggagalkan upaya penye-lundupan narkotika kelas 1 jenis sabu-sabu seberat 1.970 gram asal Hong Kong.

agus setyawan/koran maduraPRAKTIK PENYIMPANAN SABU. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jatim I, Agus Yulianto menunjukkan cara ter-sangka menyimpan sabu-sabu.

BMKG

Jatim Masuk Musim Hujan November

SURABAYA - Staf Informa-si dan Data Badan Meteorolo-gi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo mengemukakan Jawa Timur memasuki musim penghujan pada dasarian ketiga Novem-ber meskipun sejumlah daerah kini mulai hujan.

"Sejumlah daerah me-mang sudah mulai diguyur hujan. Tapi itu merupakan hujan pada masa transisi atau pancaroba. Sedangkan musim penghujan diperkirakan baru mulai pada dasarian ketiga November," katanya di Sura-baya, Kamis (30/10).

Sejumlah daerah di Jatim dalam beberapa hari tera-khir sudah diguyur hujan, di antaranya Jombang, Bojon-egoro, Malang, Madiun dan Surabaya.

Namun demikian, hujan yang mengguyur sejumlah daerah pada masa pancaroba tersebut masih bersifat sporadis. Musim hujan di Jatim diperkirakan baru akan mulai dasarian ketiga Novem-ber yang diawali dari Jatim wilayah barat menyusul ke-mudian wilayah selatan, utara dan timur.

Karena itu, Eko mengim-bau masyarakat mewaspadai potensi munculnya angin ken-cang atau puting beliung yang biasa menyertai datangnya masa pancaroba.

Selain itu, menurut infor-masi yang diterimanya dari para nakhoda kapal, bela-kangan ini juga sudah mulai ada tanda-tanda datangnya musim angin barat, yakni berupa angin di perairan Jatim dan Indonesia pada umumnya yang cukup kencang.

"Tapi, berdasarkan perkiraan, musim angin barat baru terjadi pada Janu-ari - Maret medatang. Pada musim seperti ini, biasanya memang kurang mengun-tungkan bagi nelayan untuk melaut karena gelombang laut cukup tinggi," katanya menjelaskan.

= ANT/SLAMET HADI PURNOMO/DIK

Page 11: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 11Lintas Jatim

Politisi: Jangan Lihat Menteri Secara Stereotipe

"Masyarakat kita sering sakit, karena sering melihat seseorang secara stereotipe, misalnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti hanya dilihat dari gaya merokok, tato, atau tamatan SMP, padahal mestinya melihat kinerja," katanya di Sura-baya, Kamis (30/10).

Menurut aktivis Koalisi Per-empuan Parlemen Jatim itu, adanya delapan dari 34 menteri yang berjenis kelamin perem-puan atau 23,5 persen merupa-kan langkah terobosan yang be-rani dari Presiden Joko Widodo, karena pemerintahan manapun belum pernah ada menteri per-

empuan sebanyak itu."Artinya, Presiden Jokowi

tidak melihat persoalan gender dalam aktivitasnya, melainkan profesionalitas. Saya yakin Pres-iden Jokowi memilih mereka setelah mengumpulkan banyak data tentang mereka," ucap politisi PDIP Jatim itu.

Tapi, hal itu juga menjadi tantangan bagi kaum perempuan untuk membuktikan diri. "Para menteri perempuan itu harus mampu membuktikan kinerja yang bagus, sekaligus membuk-tikan bahwa banyaknya perem-puan dalam kabinet bukan be-rarti tingginya angka korupsi,"

tuturnya.Tentang menteri perempuan

dari Jatim yakni Menteri Sosial Khofifah, ia menilai dia memiliki kapasitas sebagai Menteri Sosial, karena pengalaman organisasi dan birokrasi yang berkutat pada masalah perempuan.

"Mbak Khofifah itu tokoh perempuan dan pernah menjadi Menteri Pemberdayaan Perem-puan, sedangkan masalah sosial itu banyak dialami kaum perem-puan, seperti perempuan miskin, janda, wirausahawati, jadi tepat-lah kalau dia yang dipilih," ujar-nya.

Namun, masyarakat juga harus bersabar untuk menunggu kinerja Khofifah dan sejumlah menteri dari kaum perempuan, karena itu jangan terburu-buru memberi penilaian, padahal ker-ja saja belum dilakukan. "Kalau kita sering melakukan stereotipe,

kapan bisa maju," katanya.Senada dengan itu, pengasuh

Pesantren Tebuireng, Jombang, KH Ir Sholahudin Wahid (Gus Sholah), lewat akun twitter prib-adinya @Gus_Sholah, menilai Menteri Susi betul-betul menarik perhatian.

"Menko-nya saja kalah me-narik. Semoga prestasinya se-bagai menteri juga sebaik pr-estasinya sebagai pengusaha. Dr Dwikorita yang menjadi modera-tor debat capres dan kawan Susi saat SMA mengakui bahwa Susi itu cerdas, bahkan jenius," kata-nya dalam twit.

Ditanya tentang perilaku Menteri Susi yang suka merokok, Gus Sholah menyatakan Menteri Susi pasti akan belajar dan akan memperbaiki diri, sebab dirinya sudah tidak bisa mewakili priba-di, melainkan tokoh milik publik.

= ANT/EDY M YA'KUB/DIK

SURABAYA - Aktivis perempuan yang juga politisi DPRD Jatim Agatha Retnosari mengingatkan masyarakat agar jangan melihat menteri atau seseorang secara stereotipe (penilaian subjektif yang cenderung sepihak dan dis-kriminatif), tapi bersabar menunggu kinerja orang itu.

BIAYA PENDIDIKAN

120 Anak Sopir Tangki Peroleh Dana Pendidikan

SURABAYA - Sebanyak 120 orang siswa SD hingga SMA yang berprestasi dari keluarga sopir atau awak mobil tangki bahan bakar minyak memperoleh bantuan dana pendidikan dari PT Pertamina Patra Niaga.

Bantuan dana pendidikan itu diserahkan secara simbolis oleh Direktur Operasional PT Pertam-ina Patra Niaga Gema Iriandus Pahalawan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Instalasi Surabaya Group di Surabaya, Kamis (30/10).

Untuk siswa SD berprestasi memperoleh bantuan pendidikan dari program tanggung jawab so-sial perusahaan (Corporate Social Responsibilty/CSR) itu sebesar Rp 1 juta, siswa SMP Rp 1,5 juta dan SMA Rp 2 juta.

Menurut Gema Iriandus, penerima bantuan pendidikan itu adalah anak dari AMT (awak mobil tangki) yang bertugas di sejumlah TBBM di wilayah In-donesia, seperti Cikampek, Kabil Batam, Tanjung Gerem, Plump-ang, Pengapon, dan ISG Surabaya.

"Bantuan ini merupakan wu-jud kepedulian perusahaan dalam menunjang kesejahteraan kelu-

arga AMT yang menjadi ujung tombak pendistribusian BBM. Memang belum seluruh anak-anak AMT memperoleh bantuan, karena anggaran yang tersedia jumlahnya terbatas," katanya.

Ia berharap bantuan terse-but bisa dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para AMT untuk membantu membiaya pendidikan anak-anaknya.

"Jumlah bantuan memang tidak bisa memenuhi 100 persen kebutuhan pendidikan anak-anak, tapi setidaknya bisa mendukung mereka untuk lebih semangat dalam meraih prestasi di sekolah," tambah Gema Iriandus.

PT Pertamina Patra Niaga merupakan salah satu anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam bidang perdagangan atau jual beli BBM dan jasa pengangku-tan BBM.

Saat ini, lanjut Gema Iriandus, perusahaannya memiliki lebih kurang 1.500 armada transportasi untuk mendistribusikan BBM ke berbagai wilayah di Indonesia dengan jumlah AMT mencapai 6.000 orang.

= ANT/DIDIK KUSBIANTORO/DIK

GARIN NUGROHO

Sejarah Industri Kreatif dari Surabaya

JEMBER - Sineas Garin Nu-groho mengemukakan bahwa sejarah awal munculnya indus-tri kreatif di Indonesia berasal dari Kota Surabaya yang ditandai dengan adanya kelompok komedi stambul.

"Komedi stambul berdiri di Surabaya sekitar tahun 1900-an. Saat itu Surabaya juga dikenal sebagai tempat hijrah terbesar di dunia," katanya pada seminar film Indonesia sebagai industri kre-atif di Fakultas Sastra Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Kamis (30/10).

Sutradara yang banyak men-dapatkan penghargaan di ajang nasional dan internasional itu mengemukakan bahwa saat itu kapal dari berbagai penjuru dunia datang ke Surabaya.

Kemudian, kata dia, orang Arab tinggal di Surabaya dan kini dikenal sebagai Kampung Arab (Ampel) atau orang-orang Tiong-hoa yang juga menetap, termasuk di Jember yang kemudian mela-hirkan perkebunan tebu seperti saat ini.

"Pada tahun 1920-an ada transformasi dari komedi stambul ke film. Hanya saja, industri kre-atif Indonesia merupakan cam-puran dari kebudayaan asal Turki, ludruk, wayang dan lainnya. Jadi ibarat nasi campur," katanya.

Mengenai obsesi film Indo-nesia bisa mengalahkan produksi Hollywood, Garin menegaskan bahwa dirinya tidak pernah ber-mimpi seperti itu. Hal itu karena sejarah film Amerika dengan In-donesia sangat jauh berbeda.

"Sejarah film Hollywood itu adalah sejarah Amerika sendiri, karenanya saya tidak pernah bermimpi seperti itu. Sejarah film kita berasal dari nasi cam-pur tadi," katanya dalam seminar yang juga dihadiri pembicara Prof Dr PM Laksono, MA, guru besar antropologi visual dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Pada kesempatan itu, Garin mengajak mahasiswa Program Studi Televisi dan Film (PSTF), Fakultas Sastra Unej dan insan film di Jember untuk terus men-gasah sensitivitas dalam berkese-nian.

= ANT/MASUKI M ASTRO/DIK

ant/noveradika CUCI TANGAN PAKAI SABUN SEDUNIA. Sejumlah siswa melakukan cuci tangan pada acara Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia di Sekolah Dasar (SD) Ungaran 1, Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

Page 12: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III12 ProbolinggoLintas JatimPROBOLINGGO JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III 12ProbolinggoKORAN MADURA

Salah satu pengusaha Ja-mur Tiram Kecamatan Sumber, Samsul mengatakan memang dalam musim kemarau, saat ini tingkat hasil panen tidak be-gitu banyak dibandingkan pada musim penghujan. Karena jamur sangat sensitif dengan cuaca panas.“Kalau sudah cuacanya pa-nas hasil jamur yang bisa dipanen tidak banyak,” terangnya kepada wartawan,Kamis (30/10).

Menurutnya, menghadapi musim panas seperti ini lokasi budidaya jamur tiram harus be-nar-benar dijaga betul, terutama masalah kelembabannya. Karena jamur sangat tergantung ke-

pada daerah yang lembab untuk bisa menghasilkan produksi yang maksimal.“Pembudidaya harus rajin mengontrol lokasi budi-daya. Jika dinilai panas, pembu-didaya untuk segera menyiram lokasinya,”tandas Samsul.

Samsul menambahkan, kalau hal itu dibiarkan maka jamur yang ada akan bisa mengalami kema-tian dan pengusaha bisa teran-cam bangkrut. Ia juga mengaku, situasi yang baik untuk budidaya jamur tiram, suhunya harus men-capai 23-27 derajat Celsius.

“Apalagi sekarang, usaha dilu-ar sudah mencapai 35 derajat. Jadi suhu dalam lokasi budidaya akan

berpengaruh terhadap keberhasi-lan pembudidaya,” jelasnya.

Sementara pembudidaya lain-nya, Marsum, menjelaskan hasil panen saat ini memang tidak be-gitu maksimal. Dalam 200 bibit jamur tiram, seharinya hanya bisa menghasilkan sekitar 5-7 kilogram. “Jika pada musim pen-ghujan, jamur tiram bisa mem-peroleh dua kali lipat. Yakni hasilnya perhari antara 10-15 kilogram,”tandasnya.

Dia mengaku, penjualan ja-mur tiram masih dalam skala ke-cil. Untuk perkilogramnya, bisa menjualnya dengan harga Rp. 12-15 ribu. “Tergantung dari pasaran dan permitaan akan jamur di-pasaran. Kalau barangnya sedikit permintaan banyak, harganya bisa mengalami kenaikan,” ucap Samsul.

=Mahfud hidayatullah

Pembudidaya Jamur Tiram ResahTak Maksimal Akibat Panasnya Cuaca PROBOLINGO - Dimusim kemarau ini pengusaha jamur tiram di wilayah Kabupaten Probolinggo, sedikit resah. Karena hasil panennya tidak begitu maksimal akibat panasnya cuaca.

MENURUN. Hasil panen jamur tiram tidak begitu maksimal akibat panasnya cuaca.

PROBOLINGGO - Sejum-lah pemilik warung di sekitar proyek pembangunan jalan di Desa Tamansari Dringu Kabu-paten Probolinggo, mengeluh. Bukan hanya akibat macet, na-mun asap debu yang bertebaran karena tumpukan tanah untuk pengerjaan proyek jalan dinilai menggangu para pembeli.

Bahkan lokasi tersebut, selain menimbulkan asap debu yang tergolong tebal, jalan itu juga memicu kemac-etan panjang yang kerap kali terjadi.”Bukan hanya debunya yang bertebaran tapi juga ma-cet,” terang, Rusmi (45) salah tatu pemilik warung, kepada wartawan, Kamis (30/10).

Menurutnya, yang pal-ing diresahkan oleh pemilik warung, karena debu terus berterbangan. Saat ini cuaca panas dan angin kencang. Sehingga kondisi itu dinilai sangat mengganggu pernafasan masyarakat.“Banyak peng-endara yang melintas jarang untuk berhenti hanya sekedar beristirahat,” jelas Rusmi.

Rusmi menambahkan, pengerjaan proyek pening-gian jalan tak kunjung selesai dan berlangsung lama akan sangat merugikan penjualan warungnya.“Kalau sudah de-bunya seperti ini, gimana mau mampir kewarung,” paparnya.

Pemilik warung lainnya, Asim (35) mengatakan, agar debu tidak bertebaran dirinya berharap agar dilakukan peny-

iraman di wilayah pengerjaan proyek. Kalau tidak disiram de-bunya bisa bertebaran kemana - mana.“Proyek itu tidak bisa berlangsung cepat. Sebab pem-bangunannya lumayan panjang dan banyak,” tegasnya.

Situasi seperti itu, lanjut dia, omset dalam penjualanya di pastikan mengalami penu-runan. Sebab tingkat kedatan-gan pengunjung ke warungnya tergolong menurun. Biasanya dalam sehari mendapatkan kuntungan Rp. 500 ribu.

“Sekarang dalam seharinya hanya mendapatkan uang se-banyak Rp 250-300 ribu. Kalau bisa pengerjaanya harus bisa melihat situasi disekitarnya. Bagaimana tidak merugikan pemilik warung,” keluhanya,

=Mahfud hidayatullah

DEBU PROYEK JALAN

Pemilik Warung Mengeluh

MENGGANGGU. Asap debu yang bertebaran karena tumpukan tanah un-tuk pengerjaan proyek jalan.

Sejumlah pemilik warung di sekitar proyek pem-

bangunan jalan di Desa Tamansari Dringu Kabu-

paten Probolinggo, menge-luh. Bukan hanya akibat macet, namun asap debu yang bertebaran karena tumpukan tanah untuk

pengerjaan proyek jalan dinilai menggangu para

pembeli.

Page 13: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475| TAHUN III 13Probolinggo

Rapat yang digelar itu, tak hanya melibatkan Paguyuban PKL, melainkan juga sejumlah satker terkait. Seperti Badan Ling-kungan Hidup (BLH), Sat Pol PP dan Dinas Perhubungan (Dishub).

Kepala Diskondag Kota Probolinggo, Zainullah saat dikonfirmasi melalui Kabid Uru-san Perdagangan, Sugeng Ri-yadi menjelaskan, rapat yang digelar Diskoperindag itu tidak hanya membahas persoalan sampah PKL saja. Namun ada be-berapa item yang akan menjadi pembahasan.“Persoalan sampah

PKL itu memang banyak kelu-han,” tandasnya kepada warta-wan, Kamis (30/10).

Menurut dia, sampah PKL yang seringkali dikeluhkan itu, lokasi PKL yang ada di Gedung Olahraga (GOR), A. Yani. Tumpu-kan sampah di tempat itu, sering-kali dibakar oleh PKL. “Pemba-karan sampah itu kan tidak boleh. Makanya banyak masyarakat yang mengeluh soal itu,” ungkapnya.

Berawal dari itulah, persoalan sampah PKL ini perlu dilakukan pembahasan. Selain itu, masalah penataan PKL juga perlu dilaku-

kan pembahasan. Sehingga perlu melibatkan petugas Sat Pol PP. Sedangkan masalah parkir PKL menjadi tanggungjawab pihak Dishub.

“Makanya dalam rapat ini melibatkan beberapa satker yang membidangi,” timpal Sugeng Ri-yadi yang pernah menjadi staf Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Probolinggo itu.

Saat disinggung soal adanya usulan jam istrirahat bagi PKL yang ada di kawasan alun-alun setiap hari Jum’at, Sugeng tidak banyak memberikan komentar. Alasannya, wacana itu hanya se-batas usulan perorangan. Sehing-ga memerlukan pembahasan di internal rapat nantinya.

Seperti diketahui sebelumn-ya, PKL di alun-alun rencananya akan diberlakukan jam istirahat.

Jam istirahat itu dilakukan pada setiap hari Jum’at, ketika pelak-sanaan ibadah Jum’at di masjid Agung sedang berlangsung.

Usulan itu dilakukan agar keberadaan PKL tidak terkesan mengganggu jamaah yang se-dang melaksanakan ibadah. “Is-tirahat itu hanya satu jam saja. Setelah usai sholat Jum’at, PKL boleh membuka dagangannya kembali,” ujar Ketua Paguyuban PKL Kota Probolinggo, Aliffuro-chman.

Aliffurochman menegaskan, usulan pemberlakukan jam is-trirahat tersebut, agar keberadaan PKL yang dekat dengan areal mas-jid Agung tidak terkesan meng-ganggu. “Itu hanya sebuah usulan saja, tergantung dari kesepakatan saja,” urainya.

=MuhaMMad Sugianto

Sampah PKL Sering DibakarDiskoperindag Langsung Gelar RapatPROBOLINGGO – Belakangan ini sampah yang ditimbul-kan Pedagang Kaki Lima (PKL) Kota Probolinggo mulai dikeluhkan. Melihat keluhan itu, Diskoperindag Kota Probolinggo langsung menggelar rapat.

DIKELUHKAN. Persoalan tumpukan sampah Pedagang Kaki Lima PKL yang sering kali dibakar.

PROBOLINGGO – Bapeda Kota Probolinggo melaku-kan penyusunan dokumen review Ruang Tata Ruang Wilayah (RTRW). Penyusu-nan dokumen RTRW Kota Probolinggo dihadiri oleh para SKPD lingkungan Pem-kot Probolinggo.

Kepala Bapeda Kota Probolinggo, Imanto mela-lui Sekretaris Bapeda, Gogol Sudjarwo kepada wartawan menjelaskan, penyusunan dokumen RTRW yang dikemas dengan gelar Focus Group Discuss (FGD)untuk mengeta-hui arah gambaran perbaikan RTRW Kota Probolinggo.

“Pelabuhan Tanjung Tembaga itu akan menjadi pelabuhan Nasional. Makanya RTRW-nya harus segera dilakukan review,” tandasnya, kemarin.

Review yang akan di-lakukannya itu, imbuh dia, tentu harus sesuai dengan fungsinya. Itulah sebabnya, untuk menjelaskan tentang peruntukan dari pola ruang itu, pihak konsultan yang bisa menjelaskannya secara detail. “Karena pihak konsultan yang bisa memberikan gambaran soal ini,” kata Gogol.

Sementara itu, pihak konsultan CV Candi Sabda Wisesa, Heti mengungkapkan, penyusunan review RTRW itu merupakan kegiatan untuk melakukan pemantauan. Tak hanya itu, namun juga bisa melakukan evaluasi.

“Dengan melakukan penyusunan review RTRW itu, kita bisa menjaga kesesuaian. Seperti pelaksanaan pem-bangunan yang ada di Kota Probolinggo,” ungkapnya.

Tak hanya itu, imbuh Heti, dengan melakukan penyu-sunan tersebut, pemkot bisa membuat rencana tata ruang sekaligus bentuk pengenda-lian dan pemanfataan ruang yang ada.

Dia menambahkan, gelar Focus Group Discuss sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas perencanaan. Selain itu juga melakukan evaluasi untuk meningkatkan pastisipasi SKPD. Karena perubahan pola tersebut, disebabkan laju perkembangan suatu pemban-gunan yang ada di daerah.

=MuhaMMad Sugianto

MENJAGA KESESUAIAN

Dokumen RTRW Direview

Page 14: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III14 Probolinggo

Rapat dengar pendapat yang digelar Komisi A DPRD Kota Probolinggo, Kamis (30/10), menghadirkan Satuan Kerja Per-angkat Daerah (SKPD) dari Dinas Pendidikan dan Bagian Humas Protokol.

Kedua satuan kerja terse-but, yang menggelar kegiatan pertemuan Komite Sekolah Se Kota Probolinggo di Gedung Puri Manggala Bhakti, Kantor Walikota Probolinggo, dan keg-iatan Lounching Deklarasi Kota Probolinggo Kota Inklusi, di GOR Mastrip, Senin (27/10) kemarin.

Salah satu anggota Komisi A, H. Rano Cahyono, yang merasa tersinggung dan meninggalkan acara mengungkapkan, mengapa kejadian itu sampai terjadi. “Apa karena kami masih baru, dan ke-jadian itu berulang sampai dua kali. Jangan sampai ada multi taf-sir. Kita bukan hanya menghadiri acara tersebut, yang jelas kami malu sampai diharuskan pindah duduk dikursi hingga tiga kali,”.kata politisi Partai Golkar ini.

Pihaknya hanya meminta kon-firmasi, datang di acara Lounch-ing Deklarasi Kota Probolinggo Kota Inklusi merupakan sebuah kebanggaan. Walaupun keadaan fisik penuh keterbatasan.

“Sebelumnya saya sudah tan-ya, selang lima menit disuruh pin-dah. Bukan kita mau dihormati, sebenarnya merasa malu karena banyak dilihat oleh pimpinan SKPD. Apa saya ini barang, saya juga manusia. Jangan sampai ter-jadi lagi, siapapun, rakyat harus dihargai dan dihormati.

Saya mohon maaf, habi-tat saya orang lapangan,”tegas H.Rano Cahyono.

Anggota Komisi A yang lain seperti, Nurhudana, mengatakan barangkali kejadian ini sebagai pembelajaran, agar selanjutnya menjadi lebih baik. “Kita hanya ingin tahu soal aturan Protab yang sebenarnya, dan tidak punya niatan untuk menghakimi,”jelas Politisi Partai Kebangkitan Bang-sa (PKB) ini .

Tak hanya Politisi PKB, Mujo Wiayono politisi dari Partai Ger-indra, mengungkapkan bahwa sebetulnya tidak menginginkan sesuatu yang mestinya tidak ter-jadi. Protab harus sesuai, tapi kenyataan dilapangan dua peris-

tiwa kejadian seharusnya diberi-kan tempat yang sesuai aturan protab.

“Kalau di Puri Manggala Bhakti bukan Pihak Dinas Pen-didikan, tapi situasi pelakasanan dilapangan karena petugas kh-ilaf. Mari koordinasi yang baik biar tidak terjadi miss komunikasi yang baik,”tandasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Proboling-go, Hendro Suroso, menyatakan kegiatan di Puri Manggala Bhakti tidak akan mengulangi kejadian. Demikian juga, kejadian lounch-ing Deklarasi Kota Probolinggo

Kota Inklusi, dengan tegas meny-atakan sebagai penangung jawab, dan tidak ada niatan apapun.

Apalagi saling memberi maaf sudah menjadi budaya, dan ke-jadian itu tidak ada faktor kes-engajaan. Karena mitra kerja Di-nas Pendidikan adalah Komisi A DPRD Kota Probolinggo.

“Mudah-mudahan kejadian tersebut tidak akan terulang, dan akan dilakukan pembenahan. Se-bagai penangung jawab pelaksan-aan kegiatan memohon maaf, dan selanjutnya menjadikan evaluasi agar lebih hati-hati, serta tetap mengapresiasi untuk tujuan perbaikan,”tegas Hendro Suroso.

Senada disampaikan, Kabag Humas dan Protokol, Anwar Fa-nani. Pihaknya menyampaikan permintaan maaf kepada anggota dewan. Sebuah teori dilakukan, tapi prakteknya dilapangan tidak

semudah yang dibanyangkan, ka-rena speece yang disediakan san-gat terbatas.

“Kami atas nama pribadi dan rekan-rekan Humas dan Pro-tokol, terkait ketidaknyamanan kepada anggota dewan, memo-hon maaf atas kehilafan dalam acara tersebut. Kita sudah beru-paya dan menyadari, karena pelaksanaan kegiatan itu sudah ada proteksi. Sebagai pimpinan, petugas dilapangan bekerja se-demikian rupa menyiapkan tem-pat duduk diluar skenario yang diinginkan,”paparnya.

Menjawab hal itu, H, Rano Cahyono, menyayangkan penjela-san soal spece tempat duduk yang diatur dalam protab protokoler. “Perlu ada tindakan terhadap anak buahnya agar memberi-kan teguran agar menjadi lebih baik,”terangnya.

Menyambung jawaban H. Rano Cahyono, politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuan-gan (PDIP), Imam Hanafi (PDIP), mengharapkan kejadian itu men-jadi yang terakhir kali. “Saya menginginkan semuanya mel-akukan islah. Dan meminta un-tuk tambahan petugas agar tidak terulang, karena merupakan mi-tra kerja,”ujarnya.

Diakhir dengar pendapat, Ket-ua Komisi A, Ali Muchtar, menan-yakan soal rekruitman petugas protokoler. Spontan, Kabag Hu-mas dan Protokol, Anwar Fanani menjelaskan petugas dilapangan sudah seringg diberikan pembi-naan dan pelatihan.

”Pembinaan dan pelatihan bagi petugas protokoler sering dilakukan,”ungkap mantan Kepala Kantor Arsip Kota Probolinggo ini.

=M.HisbullaH Huda

Dua SKPD Minta MaafDinas Pendidikan dan Bagian Humas Protokol serta Komisi A BertemuPROBOLINGGO – Buntut keluarnya tiga anggota DPRD Kota Probolinggo dari acara yang digelar Pemkot Probolinggo beberapa waktu lalu karena persoalan aturan protab, akhirnya dihearing dewan.

Page 15: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III 15 lahragaKORAN

MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III 15

MADRID - Real Madrid masih terlalu tangguh untuk tim dari kasta bawah Liga Spanyol, Cornella, saat keduanya bertemu pada babak 32 besar Piala Raja Spanyol atau Copa de Rey di Estadio Municipal de la Via Fer-ria, Rabu (29/10) malam waktu setempat atau Kamis (30/10) dini hari WIB. Meski tanpa diperkuat pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo, “Los Blancos” tetap me-nang telak 4-1 atas tuan rumah.

Madrid langsung unggul cepat ketika pertandingan baru berjalan sembilan menit. Mela-lui sepak pojok, James Rodri-guez mengirimkan umpan ke dalam kotak penalti untuk dituntaskan oleh bek Raphael Varane dengan sundulannya.

Namun, gol itu mampu dibalas Cornella yang bertindak sebagai tuan rumah. Dukungan penuh dari suporter mereka terbukti bisa men-ingkatkan motivasi bertanding. Tuan rumah bangkit melalui pergera-kan dari Oscar Munoz. Sang pemain dengan cerdik melewati dua bek Madrid usai melanjutkan umpan jauh dan dengan tendangan setengah voli dia membuat Keylor Navas tak berkutik.

Madrid yang tidak ingin dipermalukan klub yang lebih rendah kastanya dari mereka, kembali mengambil inisiatif serangan. Hasilnya terlihat ketika laga memasuki sepuluh menit jelang turun minum. Lagi-lagi gol tercipta melalui skema tendangan sudut yang dituntas-kan Varane melalui tandukann-nya sekaligus menutup babak pertama dengan skor 2-1.

Memasuki interval kedua, skuat asuhan Carlo Ancelotti tampil semakin sangar menyusul dua gol tambahan yang tercipta. Memasuki menit ke-53 Javier ‘Chicharito’ mendulang gol yang semakin melebarkan keadaan. Mantan penggawa Manchester United menyambar bola liar den-gan melepas tendangan meleng-kung. Madrid menutup rangkaian golnya pada menit ke-74 melalui sepakan Marcelo memanfaatkan bola rebound hasil tendangan Isco.

Dari Piala Jerman atau DFB Pokal dilaporkan, Bayern Muenchen mengemas kemenan-gan meyakinkan dengan skor 3-1 atas Hamburg dalam pertandin-gan lanjutan Piala Jerman atau DFB Pokal.

Gol-gol Bayern Muenchen dibuat oleh Robert Lewandowski, David Alaba, dan Franck Rib-ery. Sementara satu-satunya gol Hamburg dibuat oleh Pierre Michel Lasogga yang dihasilkan berkat kerjasama apik dengan Rafael van der Vaart.

=SKY SPORTS/CAROL AJI

Kedua tim ini sama-sama mengantongi 22 poin, tetapi Ju-ventus masih berhak duduk di puncak klasemen sementara ka-rena unggul selisih gol dari Roma yang bertengger di tempat kedua.

Kekalahan Juventus dari Genoa seakan tidak bisa diper-caya bila melihat catatan statistik pertandingan. Pasalnya, klub asal Turin mampu menguasai bola sebanyak 57% berbanding 43% persen dengan melepaskan 16 tembakan, lima diantaranya tepat sasaran. Sedangkan, Genoa yang bertindak sebagai tuan rumah hanya mencatatkan tiga temba-kan dengan satu mengarah ke ga-

wang yang berbuah gol.Juventus yang menyerang

sejak menit awal terlihat ke-sulitan menembus gawang Genoa kawalan Mattia Per-in. Penggawa Timnas Italia itu tampil apik dengan

mengagalkan empat pe-luang emas tim tamu.

Carlos Tevez, Leon-ardo Bonucci, dan

Fernando Llorente masing-masing

meraih peluang untuk memecah-kan kebuntuan di babak pertama. Akan tetapi, tembakan mereka masih mampu dihalau Perin.

Juve kembali menebar anca-man begitu memasuki interval kedua. Pada menit ke-70, Angelo Ogbonna berpeluang besar mem-buak keunggulan timnya setelah menerima umpan silang dari re-kannya. Namun sayang, bola hasil tandukannya masih berhasil diga-galkan tiang gawang.

Ketika laga sepertinya akan berakhir dengan skor kacamata, Antonini tampil sebagai pahla-wan kemenangan melalui golnya pada menit ke-90+4. Menerima umpan dari Alessandro Matri, An-tonini melepaskan tembakan dari jarak yang sangat dekat tanpa bisa dihentikan kiper Gianluigi Buffon. Ini adalah kemenangan kedua beruntun Genoa setelah pada laga sebelumnya sukses menjungkal-kan Chievo dengan skor 2-1.

Pelatih Juve Massimiliano Allegri mengkritik kondisi lapangan Luigi Ferraris yang dinilainya tidak layak. Hal se-rupa juga pernah dikeluhkan

tim Roma saat ditahan imbang oleh rival sekota Genoa, Samp-doria, pada akhir pekan lalu. Kota Genoa sebelumnya sempat dilanda banjir besar dan stadion itu menjadi salah satu lokasi yang terkena bencana.

“Kami bermain di lapangan yang benar-benar tidak layak. Anda tidak bisa bermain sepa-kbola di lapangan seperti itu. Kami sudah berjuang keras un-tuk menang, tapi kami kemasu-kan pada saat-saat mematikan,” ucap Allegri.

Pada laga lain, Roma tampil perkasa saat menggulung tim pro-mosi Cessena dengan dua gol tan-pa balas. Berlaga di Stadio Olimpi-co, Kamis (30/10) dini hari WIB, Roma sudah unggul ketika laga baru menginjak menit keenam. Bermula dari serangan balik, Ger-vinho melakukan akselerasi dari sisi sayap untuk mengirimkan umpan silang mendatar kepada Mattia Destro. Sang bomber pun dengan tenang mengkonversi pe-luang tersebut dengan sepakan ke gawang yang sudah kosong. Gol kedua Roma dilesakan Daniele De Rossi pada menit ke-81.

“Saya fokus kepada keme-nangan kami dan baru mengeta-hui gol yang dicetak Genoa (ke gawang Juve) saat di ruang ganti. Kami harus fokus kepada peker-jaan kami dan kami kini telah memenangi tujuh laga dari sem-bilan partai,” kata arsitek Roma Rudi Garcia.

=ESPN/SKY SPORTS/CAROL AJI

Copa del Rey

Madrid Terlalul Tangguh untuk Cornella

Juventus Sedang Jalani Tren Buruk

RAP

HAE

L VA

RAN

E

ROMA - Juventus memetik hasil buruk pada Kamis (30/10) dini hari WIB kemarin. Mereka kalah tipis 0-1 dari tuan rumah Genoa pada laga lanjutan Liga Serie A Italia di Luigi Ferraris Stadium. Kekalahan

ini membuat nilai Si Nyonya Tua terkejar oleh rivalnya, AS Roma, yang pada pertandingan terpisah memetik kemenangan 2-0 atas Cesena di Stadio Olimpico.

GelandanG Juventus Paul Pogba (tengah) bertarung dengan pemain Genoa Rolando Mandragora dalam lanjutan Serie A pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Luigi Ferraris, Kamis (30/10) WIB.

Bek Real Madrid Raphael Varane tampil impresif dan mencetak dua gol dari empat gol

kemenangan Madrid atas Cornella, Kamis

(30/10) WIB.

Page 16: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III16

WAYNE ROONEY

KORAN MADURA

16JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III

Wilshere BisaCetak LebihBanyak GolOlahraga | 15

BACA JUGA

MANCHESTER - Pelatih Manchester City Ma-nuel Pellegrini mengaku timnya semakin kha-watir menjelang laga “big match” yang juga Derby Manchester melawan Manchester United (MU), Minggu (2/10) malam WIB mendatang menyu-sul kekalahan 0-2 dari Newcastle United pada ajang Piala Liga Inggris, Kamis (30/10) dini hari WIB di Etihad Stadium.

Kekalahan ini membuat City ters-ingkir dari turnamen nomor tiga di Inggris itu. Tahun lalu, Manchester City adalah juara Piala Liga, selain kampiun Liga Utama Inggris. Dengan kekalahan ini maka satu gelar mereka musim ini sirna.

Kekalahan ini membuat tingkat kepercayaan diri anak-anak asuh Pel-legrini jeblok. Kekurangpercayaan diri ini membuat mereka bermain bu-ruk saat melawan Newcastle United. Ini adalah kekalahan kedua berun-tun “The Citizen” dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya mereka kalah di Liga Utama Inggris. Sebelumnya lagi mereka ditahan imbang CSKA Mos-cow di Liga Champions.

“Saya rasa kami tidak bermain ba-gus. Kami berada dalam siatusi sulit karena kurang percaya diri. Kami ke-masukan dua gol dengan sangat mu-dah dan tidak menciptakan banyak peluang untuk mencetak gol. Masalah tidak percaya diri harus kami segera atasi secepat mungkin karena kami harus bermain di kompetisi yang lain,” papar pelatih asal Cile itu.

City akan menjamu MU di Etihad Minggu (2/11) mendatang. Mereka dituntut menang atas rival satu kot-anya itu guna mengembalikan tingkat kepercayaan diri yang sedang melorot dan menjaga persaingan dengan Chelsea dalam mempertahankan gelar juara Liga Utama Inggris musim ini. Di lain pihak MU juga mengincar kemenangan guna memastikan bah-wa mereka bisa bersaing dengan tim-tim papan atas lainnya.

“Tentu saja kami khawatir. Kami tidak memetik kemenangan pada tiga laga terakhir dalam satu pekan ini . Kami khawatir dengan situasi itu tetapi kami harus mencari solusinya. Saya tidak tahu apakah ini penampi-lan terburuk kami tetapi dalam tiga pertandingan terakhir penampilan

tim ini sama. Kami kemasukan dua gol dengan sangat mudah dan pada tiga laga itu kami mimiliki banyak pe-luang tetapi gagal mencetak gol. Kami harus segera pulih dari melorotnya kepercayaan diri ini,” jelas mantan pelatih Malaga dan Real Madrid itu.

Dia meneruskan, “Saya kira kami tidak bermain seperti biasanya kami bermain. Kami tidak menggulirkan bola secara cepat seperti biasanya. Kami tidak bermain sebagai tim, tetapi bermain terlalu individualis. Saat menyerang kami terlalu banyak kehilangan kesempatan. Semua ini karena kurangnya kepercayaan diri.”

Sementara itu, pelatih Newcastle United Alan Pardew menilai, keme-nangan timnya atas Manchester City pada laga tersebut sangat melegakan. Apalagi ini adalah kemenangan kedua mereka secara beruntun dalam satu

pekan terakhir. Kemenangan ini juga semakin meningkat-kan kepercayaan diri timnya menjelang lawan Liverpool akhir pekan ini sekaligus mengantar mereka ke babak perempat final.

“Kami sama sekali tidak terintimidasi melawan tim elite. Para pemain yang mengeksekusi itu dan saya tidak bisa meminta lebih dari yang mereka berikan. Ke-cepatan dari sisi sayap adalah salah satu keunggulan kami dan juga disiplin dalam bermain,” kata Pardew.

Secara khusus dia memuji Ryan Taylor yang baru tampil lagi setelah absen selama dua tahun akibat ced-era parah. Dia menjadi pemain yang sangat berpengaruh di lapangan. Dia ikut menciptakan dua gol Newcastle ke gawang City. =ESPN/CAROL AJI

MANCHESTER CITY KETAR-KETIR

JELANG LAWAN MANCHESTER UNITED

MAN

UEL

PELL

EGR

INI

GelandanG Manchester City David Silva (kanan) terjatuh usai berbenturan dengan pemain Newcastle United dalam ajang Piala Liga Inggris, Kamis (30/10) dini hari WIB di Etihad Stadium. Manchester City menelan kekalahan 0-2 dari Newcastle United.

Page 17: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III A

ali s

yahr

oni/k

oran

mad

ura

RESIDIVIS PENCOPET ANTAR KOTA DIBEKUKSAMPANG | L

PEREMPUAN MASA KINIDwi Ratna Dilla Sari bertutur, “Peremuan zaman sekarang harus pintar, punya wawasan, disiplin dan yang pasti cantik luar dalam.”

31 OKTOBER 2014 No. 0475 | TAHUN III

JUMAT NETER

KOLENANG

HALAMAN PIKUTI LOMBA

MENULIS OPINI

SAMPANG | L

Taneyan LanjangKORAN MADURA

Data yang dihimpun Koran Ma-dura, sedikitnya ada 727 bangunan yang ambruk akibat kebakaran itu. Bila dirinci sebanyak 345 los, 38 toko, 20 kios, 11 warung, dan 313 lapak. Total keseluruhan bangunan yang terbakar mencapai 727 unit dalam peristiwa tersebut.

Diduga api berasal dari kios bagian sebelah selatan dan men-jalar ke bangunan lainnya. Api baru bisa padam sekitar pukul 04.15 WIB. Meskipun masih ter-sisa bara yang mengeluarkan asap di beberapa titik bangunan lokasi.

Menurut penuturan pedagang pakaian di pasar tersebut, Misti-yah, dari dua kios miliknya, hanya sebagian kecil barang-barang mi-liknya yang bisa diselamatkan. Itu pun karena satu kios jauh dari sumber api, sedang yang dekat dengan sumber api tidak ada satu pun barang yang bisa ditolong.

“Malam tadi itu, sesampainya saya di pasar, warga sudah kocar-kacir, ada yang berusaha memad-amkan api dengan alat seadanya, ada yang berusaha menyelamat-kan dagangannya. Karena api

yang sangat besar sehingga sulit untuk dipadamkan,” katanya.

Padahal mobil pemadam ke-bakaran tiba di lokasi kejadian diperkirakan hanya 20 menit setelah diketahui Pasar Pakong terbakar. Namun karena hanya satu mobil pemadam kebakaran yang digunakan tidak mampu melawan besarnya api yang mem-bakar bangunan dan isi pasar.

Kerugian akibat kejadian tersebut masih belum terhitung, namun diperkirakan mencapai miliaran. Sebab barang-barang dalam satu kios nilainya antara RP 50 sampai Rp 300 juta yang tidak bisa diselamatkan. Sedang hampir semua isi dari 727 kios dan los tidak tertolong.

Hingga kemarin siang penyebab kebakaran masih simpang siur. In-formasi di lokasi kejadian, sebagian warga meyakini kebakaran itu ka-

rena pembakaran sampah di dalam pasar. Namun ada sebagian warga lainnya menyebutkan karena ada ledakan tabung elpiji, karena ter-dengar bunyi ledakan.

”Tidak ada yang tahu apa sebabnya kebakaran ini terjadi. Tapi, seperti ada suara ledakan dari arah kios sebelah barat. Leda-kannya kayak tabung gas LPG 3 kilogram,” kata Samsullah, 58, salah satu pemilik kios.

Sementara, saat dikonfirmasi, Kapolsek Pakong, AKP Moch. Suy-ono mengatakan pihaknya belum bisa memastikan penyebab keba-karan tersebut. Namun dugaan sementara polisi berbeda dengan warga dan pemilik kios. Polisi mey-akini kebakaran disebabkan adanya korsleting listrik. ”Kami belum bisa memastikan. Tapi dugaan semen-tara akibat korsleting listrik,” ka-tanya. =ALI SYAHRONI/UZI/RAH

Pasar Pakong Jadi Arang

JADI ARANG. Hampir semua bangunan di Pasar Pakong, Kecamatan Pakong, Pamekasan, rata dengan tanah setelah terbakar hampir 5 jam, kemarin (30/10)

Kerugian Diperkirakan Mencapai Miliaran Rupiah

Catatan Kebakaran di Pamekasan (Agustus - Oktober 2014)

Rumah milik Sri Suhartatik, di Dusun Karang Dhelem, Desa Pademawu Barat, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, terbakar, 17 Agustus 2014.Gudang tembakau di Dusun Tomang Mateh, Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, terbakar 21 Agustus 2014.Dua kios Pasar Waru, terbakar pada 18 September 2014.Dua rumah yang saling berdempetan milik Jakfa warga Dusun Trasak Daja, Desa Trasak, Kecamatan Larangan, Pamekasan, terbakar pada 9 Oktober 2014.727 kios Pasar Pakong terbakar pada 30 Oktober 2014.

PAMEKASAN - Setelah terbakar hampir 5 jam, se-mua bangunan mulai dari toko, los, kios, lapak, hingga warung yang berdiri di Pasar Pakong, di Kecamatan Pakong, Pamekasan, rata dengan tanah. Kebakaran tersebut terjadi pada Rabu (29/10) malam sekitar pukul 23.30 WIB.

Page 18: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III BPROBOLINGGO JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III KORA N MADURAB Sumenep

Mayat berjenis kelamin laki-laki tersebut, ditemukan pertama kali oleh Hadiri, warga setempat. Sekitar pukul 08.45, Hadiri keluar dari rumah menuju sawahnya un-tuk menyiram bawang yang sudah lama ditanamnya. Di tengah per-jalanan, melihat sosok manusia dalam posisi tergeletak di pinggir persawahan tanpa busana.

Merasa penasaran, Had-iri dengan panuh ketakutan menghampiri orang tersebut. Alangkah terkejutnya sesam-painya di tempat kejadian perka-ra (TKP), ternyata orang terse-but sudah tidak bernyawa dan kulitnya sudah berubah menjadi hitam pekat, seperti kulit orang yang keracunan.

"Awalnya kami tidak percaya jika orang tersebut mati. Namun ketika dikroscek lebih lanjut,

kondisi korban sudah tidak bern-yawa," kata Hadiri, kemarin.

Karena merasa terkejut, di-rinya langsung berteriak dan minta tolong terhadap sejumlah warga, termasuk aparat desa di tempat kelahirannya tersebut. Tidak selang lama, satu persatu sejumlah warga berbondong-bondong mendatangi TKP.

Pada saat itu, sejumlah warga saling berbagi tugas, salah satu-nya ada yang melaporkan kejadi-an tersebut ke aparat kepolisian Polsek Kota Sumenep.

Hanya saja, walaupun puluhan orang telah memadati TKP, tidak seorangpun yang berani menge-vakuasi korban hingga polisi data-ng ke TKP. "Korban baru dievakuasi setelah petugas kepolisian datang, dan korban langsung dibawa ke RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep,"

terangnya.Berdasarkan hasil outopsi

yang dilakukan oleh dokter Pol-res Sumenep, penyebab kema-tian korban diduga karena akibat penyakit yang sedang diderita. Sebab, tidak ada tanda-tanda kekerasan ditubuh korban.

"Hanya saja, dikemaluan kor-ban terlihat mengeluarkam da-rah. Kemungkinan matinya kor-ban karena penyakit kronis yang dideritanya," kata salah satu dok-ter Polres Sumenep, dr. Basri

Untuk sementara waktu, dili-hat dari ciri-cirinya, korban diduga orang gelandangan yang sering berada di Desa Babalan. Sebab, kuku tangan dan kakinya terlihat panjang dan tidak terawat. "Kuku-nya panjang dan kotor. Mungkin saja orang itu mengidap penyakit mental," terangnya

Untuk sementara waktu, mayat tanpa identitas tersebut, dititip di kamar jenazah RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep. Itu se-bagai bahan penyelidikan lebih lanjut dari petugas kepolisian.

=JUNAEDI/MK

Ada Mayat di Pinggir SawahKulitnya Hitam Pekat Seperti KeracunanSUMENEP - Warga Desa Babalan, Kecamatan Kota Sumenep menemukan mayat tanpa identitas di ping-gir sawah, di Dusun Babungkok, desa setempat, Kamis (30/10) sekitar pukul 10.00. Pada saat ditemukan, kondisi mayat sudah tak bernyawa.

PERIKSA. Dokter Polres Sumenep, dr Basri sedang memeriksa kondisi mayat yang belum diketahui identitasnya di kamar jenazah RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep, Kamis (30/10).

SUMENEP - Anggota DPRD Sumenep Moh. Ramzi menyaran-kan dugaan penyalaggunaan real-isasi DAK (Dana Alokasi Khusus) yang terjadi di Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep tidak menjadi isu liar, tapi dilaporkan ke pen-egak hukum.

“Kalau itu benar, silakan laporkan saja kepada Kejaksaan atau kepada pihak kepolisian selaku penegak hukum, sehingga kasus tersebut tidak hanya jadi wacana yang tak berarti,” kata wakil rakyat asal Kecamatan Pra-gaan kepada Koran Madura.

Selain itu, menurutnya, juga sebagai shock trapi bagi lembaga yang lain. Sehingga lembaga yang telah menerima bantuan berupa apa pun yang bersumber dari uang negara, agar lebih berhati-hati dalam melaksanakan peker-jaannya. “Ini kan bagian dari upaya untuk mengawal program pemerintah, jadi kami juga san-gat mendukungnya,” terangnya.

Hal senada juga dikatakan oleh Indra Wahyudi, anggota dewan yang lain. Bahkan, dirinya memcurigai di antara pengelola lembaga dengan pihak Disdik su-dah ada kesepakatan terselubung. Sebab, mulai dari awal pekerjaan dilakukan, pihak Disdik selaku penanggung jawab dan penga-wasan terkesan bungkam.

“Diamnya Disdik ini, perlu kita curigai, jangan-jangan diamnya Disdik karena telah me-nerima fee dari lembaga tersebut. Sehingga fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Disdik dan konsultan tidak jalan,” katanya.

Lebih lanjut Indra menga-takan, melihat dari kronologis kasus tersebut, sepertinya pe-nyimpangan tersebut dilakukan dengan cara yang terstruktur. Sebab, terjadinya kasus tersebut sudah berlangsung selama satu tahun suntuk. “Kalau melihat kasus ini, kami semakin yakin jika kesalahan itu dilakukan secara massif,” ungkapnya.

Koordinator Lembaga Kajian Kritis Sumenep (LKKS) Junaidi mengatakan sudah mengantongi berbagai bukti, yakni audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan sejumlah bukti yang lain. “Untuk bukti-bukti sudah kami kantongi. Tinggal menunggu waktu yang tepat saja untuk melaporkan ke penegak hukum,” katanya.

Sebab kata mantan advokat itu, penyalahgunaan anggaran yang terjadi di dua lembaga itu, sudah tidak sesuai dengan jiknis yang ada. Sehingga, dapat mer-

ugikan negara.“Kasus ini tidak hanya mer-

ugikan negera, melainkan juga telah membohongi publik, den-gan cara merekayasa pekerjaan. Makanya kami akan laporkan, biarkan saja nanti hukum yang berbicara,” ujarnya

Kepala Disdik Sumenep A. Shadik tetap tidak bisa menjelas-kan tindakan yang dilakulan dua lembaga binaannya itu. Sebab, pihaknya untuk persoalan tekh-nis mengaku tidak banyak tahu. “Yang lebih tahu itu adalah PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Se-dangkan PPK-nya itu Pak Iksan. Jadi silakan saja ke Pak Iksan,” timpalnya.

Sementara Iksan selaku PPK dalam pekerjaan tersebut, men-gaku telah melakukan kroscek ke dua lembaga tersebut. Bahkan, dirinya juga mengakui kesala-han tersebut. ”Kami sudah tahu persolan itu, hanya saja kami tahu setelah selesainya pekerjaan tersebut. Karena itu sudah salah, maka kami tetap melaporkan ke pusat sesuai kenyataan di lapan-gan,” akunya.

Sehingga, ketika dilakukan audit oleh BPK beberapa saat lalu, lembaga tersebut langsung mendapat teguran dan disuruh untuk mengembalikan uang tersebut. ”Alhamdulillah kalau yang SMA di Pragaan dalam wak-tu dekat ini sudah berjanji untuk mengembalikannya. Sedangkan yang di SMK, pihak sekolah ber-janji akan menfungsikan sesuai peraturan yang ada,” terangnya.

Lebih lanjut Iksan mengata-kan, kesalahan tersebut, bu-kanlah kesalahan yang bersifat disengaja. Sebab, berdasarkan survei awal, di dua lembaga tersebut memang layak untuk mendaptkan program tersebut. ”Seandainya kami tahu dari awal, jelas kami akan mencabut bantuan itu. Bahkan ini tidaklah murni kesalahan kami, melain-kan kesalahan pihak konsultan, karena tidak memberi tahu kami sebelumnya,” tukasnya.

Realisasi DAK Disdik tak berjalan mulus. Buktinya, dana sebesar Rp 298 juta yang ber-sumberkan dari APBD 2013 itu disinyalir tidak tepat sasaran.

Informasinya, dana itu diberi-kan terhadap dua lembaga yang berada di dua kecamatan, yakni SMA yang berada di Kecamatan Pragaan sebesar Rp 158 juta dan SMK yang berada di Kecamaran Bluto senilai Rp 140 juta.

=JUNAEDI

PENYALAHGUNAAN DAK

Dewan Sarankan Tempuh Jalur Hukum

Page 19: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475| TAHUN III CSumenep

Kepala Bidang Pendapatan, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset (BPKA) Kabupaten Sume-nep Imam Sukandi mengakui retribusi pasar modern untuk daerah sama sekali tidak ada. Menurutnya, sumbangsih pasar modern terhadap PAD Sumenep hanya sebatas retribusi reklame-reklame yang ada di swalayan tersebut.

"Retribusi reklame itu diukur permeternya. Seperti papan nama swalayan. Sesuai Perda yang ada, setiap satu meter dikenai biaya Rp. 71 ribu per tahun," ujar Imam. Oleh sebab itu, imbuhnya, satu pasar modern hanya menyum-bang tidak lebih Rp. 100 ribu per tahun. Padahal, setiap pasar modern,bisa meraup puluhan

juta setiap tahun.Selain itu, diakuinya, penda-

patan pasar modern mengalir ke pusat. Hal itu berbeda dengan pasar tradisional. Menurutnya, pasar tradisional banyak mem-beri sumbangsih terhadap PAD Sumenep. Karena lahan, sarana dan lainnya milik Pemkab. "Kalau pasar tradisional itu jelas, retri-businya meski hanya Rp. 500, Rp. 1000 sampai Rp. 2000 per orang setiap kali berjualan, namun keseluruhan masuk kepada PAD Sumenep," urainya.

Imam merinci, rata-rata pen-dapatan dari pasar tradisional di Sumenep yang meliputi 34 pasar tradisional di daratan cukup signifikan. Meski terkadang tidak mencapai target, namun penda-

patan dari pasar tradisional lu-mayan banyak. Ia menceritakan, untuk tahun 2014, pemerintah menarget pendapatan dari pasar tradisional mencapai Rp. 1,8 mil-iar. Namun, hingga saat ini yang masuk baru Rp 1,1 miliar.

Dikatakan, salah satu yang menjadi kendala pendapatan dari pasar tradisional tidak mencapai target karena adanya kebakaran Pasar Anom be-

berapa waktu yang lalu. Selain itu, imbuhnya, pasar tradis-ional juga terkadang mengalami paceklik. “Biasanya mulai dari bulan Desember sampai dengan Maret. Karena pada saat-saat itu musim hujan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Imam juga mengakui dalam waktu bela-kanga sapi sudah tidak lagi menjadi ikon petani. Akibatnya, sejumlah pasar hewan di Sume-

nep juga mulai menurun drastis. Oleh karenanya, pihaknya men-gaku harus memeras otak agar pasar tradisional tidak bubar. Pasalnya, pasar tradisional merupakan pusat perekonomian masyarakat yang sebenarnya. “Di pasar tradisional, baik orang yang membeli atau menjual adalah warga sekitar Sumenep sendiri,” tutupnya.

=FATHOL ALIF

PAJAK

Pasar Modern Tak MenguntungkanSUMENEP - Meskipun keberadaan pasar modern di Sumenep terbilang cukup banyak, bahkan setiap kecama-tan nyaris dipastikan ada, namun ternyata keberadaannya tidak memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak. Sebab pasar modern tidak ada retribusi pajaknya.

SUMENEP - Lolosnya Rasidi (33), warga Desa Poteran, Ke-camatan/Pulau Raas, Sumenep, sebagai kandidat calon kepala desa (cakades) pada pemilihan kepala desa (pilkades) 2014 di Desa Poteran, terus dipersoal-kan.

Cakades yang menderita lumpuh pada separuh anggota tubuhnya dan harus dipapah bila mau keluar rumah, ternyata mendapat surat keterangan se-hat dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moh. Anwar Sumenep.

”Ini pasti ada kongkalikong antara pihak rumah sakit dengan calon kepala desa, masak sudah tahu orang yang meminta surat keterangan sehat itu lumpuh dan tidak bisa berjalan, masih dibuat-kan surat keterangan sehat, dan ini harus diklarifikasi oleh pihak rumah sakit,” kata warga Desa Poteran, Mathani (40), Kamis (30/10).

Sementara dr. Susiyanto, se-laku petugas rumah sakit yang memberikan surat keterangan sehat pada setiap calon kepala

desa, membantah dirinya ada kongkalikong dengan cakades.

Surat keterangan sehat yang diberikan pada setiap cakades yang membutuhkan, katanya, sudah sesuai prosedur, yakni pemohon harus datang sendiri dan membawa Kartu Tanda Pen-duduk (KTP).

Selanjutnya, petugas rumah sakit akan mengecek tensi da-rah yang bersangkutan, kemu-dian menimbang berat badan serta mengukur tinggi badan. Dan selama dirinya melakukan pengecekan kesehatan cakades, dirinya mengaku tidak pernah menemui cakades yang badann-ya lumpuh, atau menderita gang-guan fisik lainnya.

”Tidak benar kalau kami memberikan surat keterangan pada cakades yang fisiknya ber-masalah, kalaupun ada yang sep-erti itu ada kemungkinan ada un-sur permainan di luar,” katanya saat dtemui wartawan.

Disinggung soal tanda tan-gan dirinya dalam surat keteran-gan sehat, yang dimiliki cakades lumpuh itu, Susi mengkalaim

dirinya tidak pernah memberi-kan surat keterangan, apalagi menandatangani surat keteran-gan sehat pada cakades lumpuh. Dan selama dirinya melakukan pemeriksaan kesehatan cakades, tidak satupun yang ditemukan mengalami cacat fisik apalagi lumpuh.

”Kalau memang benar ada cakades lumpuh yang mendapat surat keterangan sehat dari ru-mah sakit, berarti ini pemalsu-an atau ada permainan di luar sistem, bisa saja ini terjadi dan cakades memakai orang lain un-tuk meminta surat keterangan sehat,” pungkasnya.

Sementara cakades yang akan maju pada pilkades Desa Poteran 2014, ada tiga kandi-dat yakni, Adha Triardy, Sar-made, dan Rasidi. Tiga kandidat cakades tersebut sudah meleng-kapi adminitrasinya dan meny-etorkannya pada panitia, namun oleh warga satu orang kandidat masih dipermasalahkan, karena tubuhnya lumpuh dan tidak bisa berjalan.

=JUNAEDI/MK

PEMILIHAN KEPALA DESA

Surat Keterangan Sehat Cakades Ditengarai Dimanipulasi?

SUMENEP – H. Syafi’ei/Pak Mashuri (55), warga Dusun Toguluk Attas, Desa Ellak Laok, Kecamatan Lenteng, jatuh dan meninggal seketika waktu terima tamu undangan pesta pernika-han putrinya Raudah (20), Kamis (30/10) sekitar pukul 10.00.

Oleh keluarganya, ia lang-sung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Moh. Anwar Sumenep, untuk menda-patkan perawatan medis. Namun nyawanya tidak tertolong, karena ditemukan sudah tidak bernyawa saat hendak diturunkan dari mo-bil pikap oleh petugas medis di RSUD dr. Moh. Anwar Sumenep.

”Tadi waktu jatuh pingsan saat menerima tamu undangan, langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan per-awatan medis, namun nyawanya tidak tertolong, karena setibanya di rumas sakit ia sudah dalam keadaan meninggal,” kata Moh. Ramli, Kepala Desa Ellak Laok, Kecamatan Lenteng.

Akibatnya, mayat langsung dibawa pulang oleh keluarganya untuk dimakamkan di pemaka-

man desa setempat. Sementara suasana pesta pernikahan yang direncanakan berlangsung tiga hari/tiga malam itu berubah duka, karena yang punya hajatan meninggal dunia saat menerima tamu pada hari kedua.

Dikatakan, perayaan pesta pernikahan, Raudah putri korban, direncanakan berlangsung se-lama tiga hari/tiga malam. Dalam perayaan tersebut, korban akan menyuguhkan berbagai macam hiburan yang sudah diundang jauh hari sebelumnya.

Namun niat korban untuk menyemarakkan acara pernika-han putrinya berubah menjadi duka. Korban yang sebelumnya tidak menderita penyakit apa pun, mendadak jatuh pingsan saat menerima tamu undangan, dan meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.

”Korban sebelumnya tidak mengeluh ataupun diketahui menderita penyakit apa pun, ada kemungkinan korban kecapekan karena saking banyaknya tamu un-dangan yang datang,” pungkasnya.

=JUNAEDI/MK

MUSIBAH

Ketika Pesta Berubah Jadi Duka

Salah satu bangunan pasar modern di Kabupaten Sumenep. Dari sektor pajak, pasar modern tidak menguntung-kan.

Page 20: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III D Kronika

dr. Fitril AkbarDirektur RSUD

Moh. RamliKabag Pemdes

Ir. Eri Susanto, M.SiKepala DPU Pengairan

Ainur RasyidKepala Umum

Titik Suryati, SH., MHKepala BKPP

R Syahwan EffendiKabag Kesmas

Drs. Koesman HadieKepala BPBD

FerdiansyahKabag Pemerintahan

Drs. H. A. Shadik, M.SiKepala Disdik

Imam Trisnohadi, SH., M.SiKepala Diskop dan UKM

Ahmad Masuni, SE., MMKepala BPMP-KB

Ir. H. Edy Rasiyadi, M.SiKepala DPU Bina Marga

SofiyantoKabag Humas

Drs. Carto, MMKepala DPPKA

Muhammad FadillahKepala Dishub

MiyantoKabag Pembangunan

Drs. Yayak Nurwahyudi, M.SiKepala Diskominfo

Setiawan KaryadiKabag Hukum

FebriyantoKepala Disbudparpora

Abd. BasitKabag Organisasi

Ir. Bambang HeriyantoKepala Disperta

Drs. Bambang Irianto, M.SiKepala DPU Cipta Karya

Ir. H. R. Hery Koentjoro PKepala Dinsos

Ir. Arief RusdiKepala Disnak

Selamat Hari Jadi Sumenep 745

“Pesona Pulau Gili Iyang”

Mengucapkan

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)Kepala Bagian (Kabag)

Pemerintah Kabupaten Sumenep&

Page 21: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475| TAHUN III ESumenep

Hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Abrari. Menurutnya, pembangunan monomen keris itu tidak memiliki nilai filisofis. Kare-nanya, ia menduga pemban-gunan monomen keris hanya merupakan program yang menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.

“Dibandingkan den-gan manfaatnya kepada masyarakat, pembangunan monomen keris itu pantas diduga hanya menguntung-kan pihak-pihak tertentu. Dan dugaan saya ini terbukti, karena dari pihak petugas

juga menyayangkan mono-men itu. Kenapa diletakkan di situ? Kalau mau membangun monomen keris, tidak di situ tempatnya seharusnya,” tan-dasnya, Kamis (30/10).

Bekas wartawan itu melanjutkan, pembangunan monomen keris yang dil-etakkan di simpang empat perbatasan Desa Pandian dan Karangduak dengan bentuk yang seperti itu menunjukkan pembangunan itu hanya asal-asalan. Menurutnya, mono-men itu tidak melalui kajian yang jelas, baik menurut perspektif lalu lintas maupun kebudayaan. “Kerisnya sep-erti itu, tidak layak menurut

saya,” tegasnya.Seharusnya, kata pria yang

akrab disapa Abe, jika memang pemerintah ingin menunjuk-kan bahwa Sumenep merupa-kan Kota Keris, pembangunan monomen itu diletakkan di perbatasan kota. Sehingga masyarakat dari luar ketika masuk Sumenep melalui jalur selatan bisa langsung tahu terhadap filosofinya.

“Namun, kalau memang pembangunan menomen itu dimaksudkan sebagai simbol Kabupaten Sumenep merupa-kan Kota Keris, apa indika-tornya. Jika indikatornya hanya karena di Sumenep banyak pengrajin keris, saya kira masih banyak di Sume-nep pengrajin-pengrajin lainnya yang juga berbau budaya,” herannya.

Seharusnya, Abe mel-anjutkan, kalau memang pemerintah serius ingin men-unjukkan bahwa Sumenep

sebagai Kota Keris, mestinya ada indikasi lain yang juga di-tunjukkan, misalnya di setiap perkantoran dihiasi dengan keris. Namun sayangnya, ia masih belum melihak hal itu selama ini. “Ini yang menjadi lucu bagi saya. Lakon apalagi yang akan dilakukan oleh Disbudparpora?” cibir politisi PDI Perjuangan itu.

Lebih dari itu, Abe juga menuding bahwa maksud pemerintah untuk menjadi-kan Sumenep sebagai Kota Keris tidak didasari dengan kajian-kajian yang utuh terle-bih dahulu. Terbukti, meski di Sumenep sudah lama diden-gung-dengungkan sebagai Kota Keris, namun informasi yang didapatnya, sampai saat ini hal itu tidak memberikan dampak signifikan terhadap para pengrajin keris. Fakta itu, menurutnya, memberik kesan bahwa pemerintah terlalu tergesa-gesa. =FATHOL ALIF

BANGUNAN

Monumen Keris Tak Memiliki Nilai Filosofis

SUMENEP - Menjelang pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak tahap dua tahun 2014 di Kabupaten Sumenep, mencuat ber-bagai persoalan di beberapa desa yang akan menyelenggarakannya. Oleh sebab itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep akan memanggil beberapa pihak untuk mem-bicarakannya.

Ketua Komisi A DPRD Sumenep yang membidangi hukum dan pemerintahan Darul Hasyim mengatakan, pihaknya akan senan-tiasa melayani setiap keluhan masyarakat terkait persoalan Pilkades. Hal itu tidak lain demi memenuhi mandat undang-undang. Menurutnya, undang-undang mengamanat-kan untuk selalu melayani atau merespons setiap persoalan yang terkait dengan dina-

mika Pilkades.Darul men-

ceritakan, belum setengah hari setelah resmi menjabat sebagai ketua komisi A DPRD Sumenep, ia sudah menda-patkan laporan dari masyarakat Desa Bilis-bi-lis, Kecamatan Kangean. "Mere-ka punya be-berapa problem administratif,"

ceritanya kepada wartawan saat ditemui di kantornya, Kamis (30/10).

Oleh sebab itu, komisi A DPRD Sumenep berencana memanggil beberapa pihak terkait untuk melakukan konfirmasi. Beberapa pihak terkait di antaranya, menurut Darul, adalah Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sume-nep dan penegak hukum lainnya.

Lebih-lebih, politisi PDI Perjuangan itu mengatakan akan memanggil leading sector yang menangani pemerintahan desa. "Tentu, Kabag Pemdes pasti akan kami panggil. Ka-rena ia yang menjadi leading sector-nya," tegasnya.

Sebelumnya, Kabag Pemdes Kabupaten Sumenep, Moh. Ramli mengakui bahwa di beberapa daerah yang akan menyelenggara-kan Pilkades serentak jilid II terdapat ban-yak masalah. Oleh karenanya, ia meminta agar panitia penyelenggara pemilihan untuk segera menyelesaikannya. "Semua persoalan harus dikembalikan kepada aturan yang ber-laku," ujarnya.

Untuk diketahui, dalam beberapa waktu belakangan, muncul beberpa persoalan terkait Pilkades. Salah satunya seperti yang terjadi di salah satu desa di Kecamatan Batang-Batang, yakni dugaan kasus pemalsuan data calon kepala desa (Cakades). Selain itu, juga adanya dugaan intimedasi kepada panitia penyeleng-gara dari salah satu pendukung calon untuk meloloskan calon yang didukungnya meski bukan warga setempat di Kecamtan Arjasa.

=FATHOL ALIF

PILKADES SERENTAK 2014

Komisi A Akan Panggil Kabag Pemdes

Darul HasyimKetua komisi A

SUMENEP- Selain tidak mengantongi surat izin dari Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Sumenep dan tanpa melalui analisis dampak lalu lintas, ternyata Monomen Keris di Jl. Deponegoro juga dinilai tidak memiliki nilai filosofis.

TIDAK MENGANTONGI IZIN. Pengendara melintas di samping monumen keris di Jalan Depenogoro, Kamis (30/10). Keberadaan monumen tersebut dipermasalahkan banyak pihak karena tidak mengantongi izin dari Badan Pelayanan Perizinan dan analisis dampak lalu lintas.

Page 22: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN IIIF PamekasanBANGKALANPROBOLINGGO PamekasanKORAN

MADURA FJUMAT 31 OKTOBER 2014No. 0475 | TAHUN III

Pemanggilan itu terkait den-gan tunggakan raskin Pemkab Pamekasan ke Bulog yang men-capai Rp 1.8 miliar. Sebab ada kemungkinan tingginya angka tunggakan itu akan menjadi ken-dala dalam proses distribusi ban-tuan raskin kepada Rumah Tang-ga Sasaran (RTS) di Pamekasan.

Ketua DPRD Pamekasan, Hal-ili mengatakan pihak telah me-nandatangani surat pemanggilan pihak Kesra dan Bulog, yang diu-sulkan oleh komisi IV. Salah satu tujuan dari pemanggilan itu un-tuk mempertanyakan tunggakan

raskin dan sejumlah persoalan raskin lainnya.

“Tadi (kemarin) saya telah disposisikan surat pemanggilan, kalau tidak salah pekan depan ini mereka dipanggil ke Komisi IV. Salah satu poinnya itu terkait tunggakan yang sangat besar, se-hingga nanti akan diketahui pe-nyebabnya,” katanya.

Lanjut Halili, semestinya Kes-ra bisa melakukan desakan kepa-da kepala desa yang mempunyai tunggakan ke bulog, karena jika hal itu dibiarkan, distribusi raskin untuk selanjutnya bisa terken-

dala, sehingga masyarakat miskin yang akan menjadi korbannya.

Selain itu, pihaknya mengaku heran dengan adanya tungga-kan kepala desa di Bulog. Sebab sepengtahuannya, sistem pen-cairan raskin itu “cash and carry”, ditebus dulu, baru raskin dikirim ke titik distribusi.

“Ini yang juga akan menjadi pertanyakan kami, bagaimana bu-log itu mengeluarkan raskin, tan-pa ada uang tebusan. Jadi, tung-gakan yang terjadi tidak murni kesalahan kepala desa, tapi bulog juga, yang jelas ada sistem yang dilanggar,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Bulug Subdivre XII Madura, Suhariyono mengatakan semua kabupaten di Madura mempunyai tunggakan. Kabupaten Sumenep Rp 766 juta lebih, Pamekasan Rp 1,8 M lebih, Sampang Rp 1,4 M lebih dan Bang-

kalan punya tunggakan Rp 234 juta.“Tunggakan terendah itu

Kabupaten Bangkalan, disusul Sumenep, kemudian Sampang, sedang Kabupaten Pamekasan tunggakannya tertinggi. Selain itu sejak tiga bulan terakhir juga masih banyak raskin yang belum ditebus di Madura,” katanya.

Data di Bulog Subdirve XII Madura, warga miskin penerima program bantuan raskin tahun 2014 ini, dari empat kabupaten tersebut sebanyak 396.490 rumah tangga sasaran (RTS). Jumlah penerima bantuan terbanyak ada-lah Kabupaten Sumenep 116.378 RTS, disusul Kabupaten Sampang sebanyak 108.647 RTS, kemudian Kabupaten Pamekasan sebanyak 86.397 RTS. Dan paling sedikit, Kabupaten Bangkalan sebanyak 85.068 RTS.

=ALI SYAHRONI/UZI/RAH

DPRD Panggil Kesra dan BulogHalili : Dewan Perlu Mempertanyakan terkait Tunggakan RaskinPAMEKASAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan akan memanggil pihak-pihak yang terkait dengan bantuan beras masyarakat miskin (raskin), sep-erti Bagian Kesejahteraan Masyarakat (Kesra) dan Bulog Subdivre XII Madura.

BERAS. Untuk masyarakat miskin di Gudang Bulog, Jalan Raya Larangan Tokol, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan

PAMEKASAN - Setelah semua alat kelengkapan DPRD Pamekasan sudah terbentuk, para legislator itu sudah siap tancap gas dalam bekerja. Tidak ada alasan lain untuk masih menunda-nunda lagi pekerjaannya. Karena itu dari keterangan Ketua DPRD Pamekasan Halili, dalam waktu dekat ini akan ada dua agenda penting yang akan segera diba-has, yaitu pembahasan RAPBD 2015 dan pembahasan terkait jadwal reses.

Untuk pembahasan RAPBD 2015 ini, lebih diu-tamakan. Sebab hal ini sangat urgent dan penting. Mengin-gat besok sudah masuk No-vember. Seharusnya RAPBD 2015 ini sudah dibahas beberapa waktu sebelumnya. Namun harus tertunda karena adanya keanggotaan DPRD yang baru, serta menunggu semua alat kelengkapan de-wan terbentuk.

“Mungkin besok (hari ini), akan dibahas di Bamus terkait tahapan-tahapan pemba-hasan RAPBD 2015 tersebut,” tukas Halili kemarin (30/10).

Dijelaskan pula bahwa pekan depan rencana pihak eksekutif akan menyerahkan draf RAPBD itu ke legislatif. Setelah menerima itu, legislatif akan melakukan telaah-telaah dan evaluasi. Yang selanjutnya juga akan disampaikan kembali kepada eksekutif.

Selanjutnya, juga akan dibahas di Bamus terkait jadwal reses bagi para anggota DPRD. Sebab masa reses ini sebenarnya penting dan perlu untuk dilakukan. Karena para anggota DPRD ini juga perlu untuk turun ke bawah, bertemu dengan para konstituennya, dan masyarakat. Dalam rangka serap aspirasi, serta menerima masukan serta keluhan-kelu-han dari masyarakat.

Setelah itu, semua kelu-han masyarakat, yang sudah terserap di 45 wakil rakyat ini, akan disampaikan ke ekse-kutif untuk segera disikapi. Dan bisa jadi dari semua keluhan itu, dalam penan-ganannya, disikapi dengan cara memasukkannya dalam agenda Pemkan dalam pro-gram APBD 2015. Karena itu, Halili berharap segala proses ini berjalan lancar dan cepat.

=SUKMA FIRDAUS/RAH

WAKIL RAKYAT

RAPBD dan Reses Diprioritaskan

Page 23: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475| TAHUN III GPamekasan

Posisi PPP Pamekasan masih belum memihak salah satu kubu, dari dua kubu di atas (kubu Romi -sapaan akrab Romahurmuziy, atau kubu SDA), kata Ketua DPRD Pamekasan Halili, yang juga men-jabat sebagai Wakil Ketua DPC PPP Pamekasan.

Menurutnya, sikap yang diam-bil PPP Pamekasan ini, mengikuti arahan, anjuran, dan kesepaka-tan para ulama PPP Pamekasan.

Hingga kemarin, bersamaan den-gan dimulainya Muktamar PPP kubu SDA di Jakarta, belum ada arahan terbaru dari para ulama PPP Pamekasan. Sehingga PPP Pamekasan tetap berada di ten-gah, artinya belum masuk pada kubu mana pun.

“Kami, PPP Pamekasan, masih menunggu arahan dari para ulama. Bila nanti para ula-ma sudah mengarahkan, kesitu

DPC PPP Pamekasan akan mel-angkah,” ungkap Halili kemarin (30/10).

Akan tetapi, dikatakan bahwa ada kemungkinan perwakilan DPC PPP Pamekasan akan men-gahadiri Muktamar PPP kubu SDA itu ke Jakarta. Hal ini kerena, di-kabarkan bahwa Muktamar PPP di Jakarta itu adalah Muktamar Islah antara pihak-pihak yang saat ini tengah berseberangan. Bahkan Halili mengkoreksi bahwa Muktamar yang akan diadakan di Jakarta pada 30 Oktober hinga 2 November mendatang itu, bukan Muktamar PPP SDA, namun Muk-tamar Islah PPP. Atas dasar inilah (Muktamar Islah) maka DPC PPP Pamekasan bersedia untuk hadir, dengan cara mengutus delegas-inya ke sana.

Sekadar diketahui, pada Muktamar PPP kubu Romi di

Surabaya, yang diadakan pada 15-18 Oktober lalu, DPC PPP Pamekasan tidak hadir. Meski-pun juga menerima undangan. Ditanya kenapa tidak hadir dalam Mukatamar tersebut? Dengan santai Halili men-jawab bahwa itu adalah si-kap dari DPC PPP Pamekasan, yang menunjukkan jika DPC PPP Pamekasan tidak memihak kubu manapun.

“Untuk rencana kami akan hadir ke Muktamar PPP di Jakarta, itu karena Muktamar itu adalah Muktamar Islah. Jadi beda kon-teknya. Kami bukan untuk hadir ke Muktamar SDA, tapi kami akan hadir ke Muktamar Islah,” jelasn-ya.

Terkait keluarnya surat Keputusan Kemenkumham, yang mengakui hasil Muktamar di Surabaya, dengan Romi se-

bagai Ketua Umum. Menurut Halili, Kemenkumham terlalu tergesa-gesa mengeluarkan itu. Menurutnya, idealnya men-unggu dulu proses Islah di tu-buh PPP ini. Karena proses ini memang tengah di upayakan. Sebab, apapun itu, munculnya dua kubu ini, sebenarnya se-muanya adalah satu rumah, satu penghuni. Jadi proses is-lah itu harus diutamakan dulu. Terlepas dari itu, pihaknya se-lalu berharap para elite PPP di tingkat pusat itu, untuk senan-tiasa selalu solid dan bersatu. Dan berharap pula, proses islah ini bisa benar-benar terwujud.

“Bersatulah para elite PPP di pusat itu. Lakukan dengan kepala dingin. Sehingga kami di daerah tidak bingung, untuk ikut yang mana,” harapnya.

=SUKMA FIRDAUS/RAH

PPP Masih Belum BerkelaminMerapat ke Kubu Romahurmuziy ataukah SDA?

PAMEKASAN – Akibat konflik di internal Partai Per-satuan Pembangunan yang berkepanjangan membuat PPP Pamekasan hingga saat ini masih belum memiliki kelamin. PPP Pamekasan begitu sulit menunjukkan sika-pnya, apakah mengakui kepemimpinan Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy (yang sudah mendapat pengakuan dari Kemenkumham), atau masih setia pada Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali (SDA).

Petani. yang tergabung dalam Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menggelar aksi damai, di Pamekasan, Jatim, Rabu (29/10). Dalam rangka Hari Petani Tembakau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 Oktober dan dipusatkan di kabupaten itu, APTI mendukung penuh sikap pemerintah yang menolak aksesi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau, atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) yang diusung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). karena dianggap akan mengancam mata pencaharian jutaan petani tembakau Indonesia.

Page 24: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN IIIH PamekasanPamekasan

Sayangnya, pertemuan seki-tar satu jam itu dilakukan secara tertutup. Pihak Dinkes beralasan terdapat hal-hal yang tidak bisa dipublikasikan atau bersifat pri-vat. Apalagi mengenai masalah pengaduan tentang kesehatan. Pertemuan tersebut ditemui lang-sung oleh Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan, Ismail Bey.

Tujuan warga mengadukan persoalan tersebut, agar pihak dinkes dapat menambah bidan, yang bertugas. Sebab setelah satu bidan dipindah tugaskan, hingga saat ini belum ada penambahan lagi. Akibatnya, di desa yang ber-penghuni lebih dari 4000 jiwa itu hanya dilayani oleh satu orang bidan desa saja.

Ketua Badan Permusyawara-tan Desa (BPD) Larangan Slampar, Subiato mengatakan kekurangan tenaga bidan yang terjadi di Desa

Larangan Slampar , telah mem-buat layanan kesehatan di desan-ya kurang maksimal.

“Kedatangan kami ke Kantor Dinkes itu hanya ingin ada perbai-kan pelayanan kesehatan di desa kami. Sebab dengan kurangnya bidan itu telah membuat warga banyak yang minta pelayanan ke desa yang terdekat lainnya, ” ka-tanya.

Sementara itu, saat dikonfir-masi, Kepala Dinkes Pamekasan, Ismail Bey mengatakan secara prinsip pihaknya siap menambah tenaga kesehatan di desa terse-but. Bahkan, hal itu tidak hanya di Desa Larangan Slampar namun di semua desa di Pamekasan. Saat ini pihaknya masih dihadapkan dengan kendala keterbatasan jumlah tenaga kesehatan.

Terang Ismail Bey, sebenarnya kekurangan tenaga kesehatan

merata semua kecamatan di Ka-bupaten Pamekasan. Selain itu, kendala yang dialami adalah ke-terbatasan kuota dalam rekrut-men tenaga kesehatan. Dari 24 yang diusulkan, alokasi untuk Perawat Tidak Tetap (PTT) tahun ini hanya mendapat 4 formasi. Se-hingga yang diprioritaskan pada desa terpencil yang mengalami kekosongan bidan.

“Di desa-desa terpencil bidan-nya kosong, seperti di Desa Batu Kalangan, Palengaan Daya, Bujur Barat. Jadi, sementara ini kami prioritaskan disana dulu, dan yang sudah ada untuk sementara jadi prioritas kedua” kata Ismail Bey.

lanjut Bey Sebenarnya rasio satu bidan itu untuk satu desa dengan jumlah penduduk 5000 jiwa. Sehingga, kondisi di Desa Larangan Slampar sudah cukup. Namun, karena secara geografis sangat luas, diakuinya pelayanan tenaga kesehatan memang butuh dimaksimalkan dengan penam-bahan jumlah bidan. “Jadi nanti desa yang secara geografis sulit dijangkau, kami prioritaskan un-tuk ada penambahan tenaga kes-ehatan” ungkapnya.

=ALI SYAHRONI/UZI/RAH

Tenaga Kesehatan DiadukanWarga Mendatangi Dinkes untuk Perbaikan Pelayanan

PAMEKASAN - Sejumlah Warga Desa Larangan Slampar, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, mendatangi Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes ) setempat untuk mengadu-kan masalah pelayanan kesehatan yang ada di desanya. Mereka mendatangi kantor tersebut karena minimnya tenaga kesehatan (bidan) yang di desa tersebut, Rabu (30/10) kemarin.

PAMEKASAN - Terkait wacana yang disampaikan Menpan dan RB yang baru, Yudi Chrisnandi, untuk melakukan moratorium PNS selama lima tahun (2015-2020), dianggap memberatkan. Sebab hingga saat ini Pamekasan masih sangat kekurangan tenaga PNS tersebut, terutama tenaga guru. Karena itu, Pamekasan sangat tidak setuju jika ada morato-rium PNS lagi. Apalagi sampai lima tahun ke depan.

Hal ini sebagaimana disam-paikan Kepala BKD Pamekasan Lukman Heidi Mahdiya kemarin (30/10). Pihaknya merasa berat, sebab moratorium atau pem-berhentian sementara peneri-maan PNS baru saja dilakukan. Yaitu selama dua tahun, pada 2011 dan 2012 lalu. Dan peneri-maan PNS itu baru berlangsung lagi selama dua kali, pada 2013 dan 2014 (yang sekarang ten-gah berlangsung). Itupun dalam penerimaan PNS di dua kali gelombang itu hanya sedikit sekali. Hanya sekitar 50 orang saja dalam setiap penerimaan. Angka ini masih jauh dari kebutuhan PNS di Pamekasan, terutama guru, yang lebih dari 500 orang.

“Semoga wacana moratori-um PNS selama lima tahun lagi ini, hanya sekadar wacana saja. Tidak sampai terealisasi. Sangat berat, karena keadaan memang membutuhkan dan memerlu-kan tenaga-tenaga PNS yang baru,” tukasnya.

Akan tetapi jika ternyata Menpan dan RB memutus-kan untuk tetap melakukan moratorium itu. Pihaknya

tidak bisa apa-apa. Pihaknya selaku instansi pelaksana di bawah, yang sebagai pelaksana dari kebijakan pusat, hanya bisa mengikuti dan mengerja-kan saja. Karena memang itu tugasnya. Namun tetap juga menyayangkan. Sebab apa yang dihadapi di lapangan, dengan tenaga PNS yang terbatas, sangat berat dan menimbulkan banyak kendala dan kesulitan-kesulitan. Sehingga nantinya akan muncul sebuah problem baru. Terutama menyangkut kebirokrasian dan pelayanan terhadap masyarakat. Karena itu pihaknya berharap, Menpan bisa meninjau dan menimbang ulang jika akan mengeluarkan kebijakan semacam itu.

Meski demikian, hingga kini pihaknya mengakui jika belum menerima surat per-intah atau surat keputusan Menpan atau surat edaran Menpan dan RB, terkait hal itu. Untuk melakukan peng-hentian sementara peneri-maan PNS sejak tahun depan. Karena itu pihaknya semakin yakin jika apa yang disam-paikan Menpan beberapa waktu lalu di Jakarta, hanya sekadar wacana belaka.

Sebuah kebijakan itu dikatakan resmi jika ada dalam bentuk kebijakan tertulis. Seperti surat kepu-tusan Menpan dan RB, atau surat edaran Menpan dan RB, yang disampaikan ke semua jajaran di daerah-daerah. Bila sudah demikian maka itu baru benar-benar perintah dan harus segera disikapi.

=SUKMA FIRDAUS/RAH

MORATORIUM PNS

Pemkab Tak Sepakat Lagi

PBR MELAWAN PERSIB. Pesepakbola Pelita Bandung Raya (PBR) Hermawan (kanan), menghalau bola tendangan pesepakbola Persib Bandung, M. Ridwan saat laga lanjutan Delapan besar Indonesian Super League (ISL) di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (30/10). Pada pertandingan tersebut, PBR berhasil mengalah-kan Persib ddengan skor akhir 2-1 sekaligus memastikan posisi PBR lanjut ke babak semifinal ISL bersama Persib yang berada pada peringkat pertama.

Page 25: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475| TAHUN III IPamekasan

Pembentukan tim itu bertu-juan untuk dapat mengetahui seberapa besar dampak lingkun-gan yang dirasakan masyarakat. Khususnya nelayan di sekitarn-ya. Namun, tim itu akan diben-tuk setelah eksplorasi migas itu berjalan.

Sejauh ini, rencana eksplo-rasi itu masih remang-remang. Pasalnya, sosialisasi eksplorasi migas yang akan dilakukan Petro-nas masih belum jelas. Sementara Pemerintah Kabupaten Pamekasan hanya bisa menunggu jadwal.

Padahal, dalam eksplorasi migas itu, dampak lingkungan diprediksi akan merugikan masyarakat di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Batumarmar dan Kecamatan Pasean. Terutama warga di pesisir pantai yang bek-erja sebagai nelayan. Sebab, titik eksplorasi tidak terlalu jauh dari titik pantai.

Pemkab Pamekasan bisa menjelaskan secara detail lokasi pengeboran. Hanya saja diprediksi sekitar tiga mil dari lepas pantai. Namun, sejauh ini masyarakat se-

tempat masih belum mendapatkan sosialisasi dampak lingkungan dari Petronas.

Kepala Bagian Administrasi Sumber Daya Manusia (SDA) Kabupaten Pamekasan, Shalah Syamlan mengatakan di dua ke-camatan yang diprediksi terkena dampak eksplorasi migas akan membentuk tim, jika eksplorasi sudah dilakukan, agar dikata-hui dampak lingkungan yang dirasakan masyarakat. Khususnya nelayan, yang secara otomatis wilayah tangkapan ikan nelayan akan terbatas.

Dijelaskan Syalah, pihaknya belum mengetahui secara detail soal rencana eksplorasi migas di laut utara itu. Hanya saja diakuinya dalam waktu dekat Petronas akan melakukan sosial-isasi. Namun, pihaknya masih menunggu kepastian jadwal

sosialisasi.”Memang benar dua bulan

lalu Petronas datang ke Pame-kasan, memberikan sosialisasi, tapi terbatas. Mereka berjanji akan melakukan sosialisasi lagi dengan mengundang tokoh masyarakat lebih banyak lagi. Tapi kami masih menunggu jadwal kapan sosialisasi itu akan dilakukan,” katanya.

Pemkab Pamekasan berharap ada kesamaan pemahaman, antara masyarakat setempat dengan Petronas. Sehingga tidak menyulitkan Pemkab jika eksplo-rasi sewaktu-waktu dilakukan di Kabupaten Pamekasan. “Eksplo-rasi ini akan jadi percontohan, karena selama ini belum ada eksplorasi migas di tengah laut di wilayah Kabupaten Pamekasan,” ungkapnya.

=ALI SYAHRONI/UZI/RAH

Wilayah Utara Terimbas Eksplorasi Migas Pemkab Berencana Membentuk TimPAMEKASAN - Rencana eksplorasi minyak dan gas (Migas) di daerah pantai utara (pantura) Kabupaten Sumenep yang berdekatan dengan wilayah pantai Ka-bupaten Pamekasan diprediksi akan berdampak pada dua kecamatan di wilayah utara, sehingga pemkab akan membentuk tim.

PAMEKASAN - Sebagian pedagang di Pasar Pakong Pamekasan menggelar da-gangan di emperan rumahnya paska kebakaran yang meng-hanguskan 727 bangunan di Pasar itu. Mereka adalah pedagang yang berhasil me-nyelamatkan sebagian barang dagangannya dan memiliki ru-mah di dekat pasar.

Pedagang yang menggelar dagangan di emperan rumahn-ya belum memiliki rencana lebih lanjut paska kebakaran pasar terbesar di Kecama-tan Pakong itu. Apakah akan membangun toko baru atau tetap menggelar dagangan seadanya. Sebab kebanyakan barang dagangan sudah ludes terbakar.

Salah satu pedagang H. Irwan mengaku mengalami kerugian puluhan juta akibat kebakaran itu. Sebab, meski-pun rumahnya dekat pasar, na-mun tak semua barang berhasil diselamatkan. Ia berharap pemerintah setempat segera mengambil langkah cepat un-tuk memulihkan perekonomi-an disana.

Ia juga meminta aparat ke-polisian setempat segera men-gusut penyebab kebakaran itu. Apakah murni terbakar akibat ledakan tabung, konsleting lis-trik. atau ada unsur kesenga-jaan dari pihak-pihak tertentu.

“Harus diusut tuntas pe-nyebab kebakaran ini. Kami sangat dirugikan karena selain dagangan kami ludes terbakar, kami juga masih kebingungan untuk kelangsungan usaha kami,” katanya.

Seperti diberitakan, seban-yak 727 bangunan yang ada di Pasar tersebut rata dengan tanah. Ke-727 bangunan yang ludes terbakar itu meliputi 38 toko, 20 kios, 345 los, 11 warung dan 313 lapak peda-gang kaki lima (PKL).

Belum diketahui apa pe-nyebab terbakarnya pasar ter-besar di wilayah Kecamatan Pa-kong itu, kuat dugaan karena gas dari kios salah satu pedagang. Sebelum peristiwa kebakaran itu sempat terjadi pemadaman listrik di wilayah itu.

Hingga berita ini ditulis, masih belum ada keterangan resmi dari pihak yang ber-wenang tentang peristiwa terbakarnya Pasar Pakong itu. Sedangkan kerugian ditaksir mencapai Rp 4,2 miliar.

=A. FAUZI M/RAH

DAMPAK KEBAKARAN

Gelar Dagangan di Emperan Rumah

SAWAH TADAH HUJAN. Petani membajak sawah tadah hujannya di desa Boya Baliase, Marawola, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis (30/10). Sawah tadah hujan di wilayah tersebut seharusnya sudah digarap sejak akhir September lalu, namun petani baru turun ke sawah karena kemarau berkepanjangan dan hujan baru turun dalam dua hari terakhir ini.

Page 26: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN IIIJ

mohammad muhlis/ koran madura

SampangSumenep JUMAT 31 OKTOBER 2014No. 0475 | TAHUN III JSampangKORAN

MADURA

Sementara bawahan Agus Santoso, yaitu Abdul Wahed Chairullah (Kabid Tanaman Pan-gan Dispertan), Abdurrahman (Kasi Produksi Tanaman Pan-gan Dispertan), dan Rosuli (Kasi Pasca Panen Pengelolaan dan Pemasaran Tanaman Hortikultu-ra Dispertan) sudah ditahan, be-berapa bulan lalu.

Kasi Intel sekaligus Humas Kejaksaan Negeri (Kejari) Sam-pang Sucipto menuturkan, Agus Santoso ditetapkan sebagai ter-sangka berdasarkan pengem-bangan penyelidikan. Penguna anggaran (PA) tersebut belum diperiksa lagi karena Kejari terk-endala terbatasnya pegawai yang

menangani kasus korupsi.“Memang hingga saat ini

Kepala Dinas Pertanian tersebut sudah dua kali diperiksa seba-gai tersangka, namun proses pe-nyelidikan masih terus berjalan hingga saat ini. Dan kasus itu kami sudah tingkatkan ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) dan penanganan itu bertahap, apalagi Kejari Sampang pega-wainya terbatas. Untuk penanga-nan kasus korupsi itu tidak mudah membalikkan tangan,” tuturnya.

Sementara Kepala Dinas Per-tanian Sampang Agus Santoso saat dikonfirmasi terkait sta-tusnya sebagai tersangka, men-gatakan tidak khawatir terhadap

yang dituduhkannya Kejari. Di-rinya merasa yakin tidak terlibat dalam kasus tersebut.

“Kesalahan saya itu di mana? Saya ini juga bingung, sebab se-mua bukti dan saksi-saksi saya sudah lengkap termasuk data ele-ktronik atau transkrip, bahwa saya menolak pencairan, memblokir, dan melaporkan ke pimpinan ter-hadap penyimpangan bawahan saya. Jadi berdasarkan itu semua, saya merasa yakin jika saya itu tidak bersalah,” ucapnya dalam pesan singkat, Kamis (30/10).

Untuk diketahui, tiga ban-tuan untuk poktan dengan dana ratusan juta tidak direalisasikan oleh Dispertan pada tahun 2013, seperti bantuan bibit ubi kayu di Kecamatan Omben, bantuan bib-it bentul di Kecamatan Jrengik, serta pengadaan pupuk organik.

Meski bantuan tidak tereal-isasi, namun anggaran yang ber-sumber dari dana alokasi umum (DAU) itu berhasil dicairkan. Meskipun pada akhirnya dikem-

balikan oleh Dispertan ke pihak Dispendaloka, uang itu akhirnya disita oleh kejaksaan.

Dalam kasus tersebut, Kejak-saan Negeri Sampang kali per-tama menetapkan dua pejabat sebagai tersangka. Mereka ada-lah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Abdul Wahed Chairullah, dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Abdurrahman. Setelah menetapkan kedua ter-sangka itu, Kejari Sampang ke-mudian menetapkan Kasi Pasca Panen Pengolahan dan Pemasa-ran Tanaman Hortikultura Rosuli sebagai tersangka. Nah, baru ke-mudian Kadispertan sendiri yang harus menjadi tersangka.

Selain menetapkan tersang-ka, Korps Adhyaksa juga sudah mengamankan beberapa barang bukti. Di antaranya uang senilai Rp 455.168.677, yang kemudian uang tersebut disita dari kantor Dispendaloka setelah beberapa saat diserahkan oleh Dispertan.

=MOHAMMAD MUHLIS/MK

Kadispertan Baru Diperiksa Dua Kali Sucipto: Pegawai Kejaksaan Negeri TerbatasSAMPANG – Kejaksaan Negeri Sampang baru dua kali memeriksa Kepala Dinas Pertanian Sampang Agus Santoso sebagai tersangka kasus dugaan korupsi program pengadaan bibit ubi kayu, bibit bentul, dan intensifikasi tanaman 2013. Dan sam-pai saat ini masih belum ditahan.

SAMPANG - Dewan Perwaki-lan Rakya Daerah (DPRD) Sam-pang melakukan rapat paripurna untuk membahas kelengkapan dewan, Kamis (30/10). Selama ini, yang sudah terbentuk baru fraksi, komisi, dan tatib.

Rapat paripurna menetap-kan badan kehormatan (BK), badan legislasi (Baleg), badan anggaran (Banggar) dan badan musyawarah (Bamus). ”Nama-nama anggota yang masuk di BK, Bamus, Banggar dan Baleg sudah resmi diparipurnakan,” ujar Wakil Ketua I DPRD Sam-pang Fauzan Adima.

Pimpinan badan anggaran dan badan musyawarah, yaitu Imam Ubaidillah sebagai ketua, Fauzan Adima, Ahmad Hakiki, dan Abdus Salam sebagai wakil ketua. Sedangkan untuk BK dan Baleg hanya menetapkan ang-gota.

Fauzan menjelaskan, keter-lambatan pembentukan keleng-kapan dewan karena terkendala oleh tatib yang belum diparipur-nakan. Jadi, pihaknya mengaku belum bisa berbuat banyak sebe-lum tatib disahkan.

”Kami bukan lambat, belum dibentuknya kelengkapan alat de-wan karena sebelumnya terkendala oleh tatib. Karena bagaimanapun dalam pembentukan kelengkapan dewan harus mengikuti tatib DPRD Sampang yang sudah diparipurna-kan,” tegasnya.

Pantauan Koran Madura, rapat paripurna kemarin dihadiri oleh wakil ketua I dan III. “Dan itu sudah sah dan dapat diper-tanggung jawabkan,” jelasnya.

=MOHAMMAD MUHLIS/MK

PARLEMEN

Semua Alat Kelengkapan Dewan Terbentuk

WAKIL KETUA I. Fauzan Adima ketika menunjukkan hasil rapat paripurna terkait pembentukan alat kelengkapan dewan, Kamis (30/10).

Kami bukan lambat, belum dibentuknya

kelengkapan alat dewan karena sebelumnya

terkendala oleh tatib.

Fauzan AdimaWakil Ketua I

DPRD Sampang

Page 27: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III KSampang

“Harus dipertimbangkan den-gan matang rencana pengadaan mobil dinas 45 dewan pada RAPBD 2015. Anggota wakil rakyat harus melihat kondisi rakyat yang masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan,” ucapnya.

Rencana pengadaan 45 kend-araan operasional dinas itu, ber-jenis Suzuki APV. Alasan MDW menolak rencana tersebut meng-ingat struktur APBD Kabupaten Sampang masih berputar di angka Rp 1,1 triliun dengan kekuatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya Rp 60 miliar.

“Ini harus kita tolak se-cara masif oleh semua elemen masyarakat, karena pengadaan mobdin (mobil dinas) dapat me-nyedot sebagian dana APBD kita,” tegasnya, Kamis (30/10).

Dijelaskan, keinginan anggota dewan yang baru dilantik beberapa minggu itu, menunjukkan bahwa mereka tidak mempunyai kepekaan sosial terhadap nasib rakyat. Pada-hal, menurutnya, fasilitas kend-araan dinas yang ada saat ini masih cukup dan dikatagorikan sebagai mobil mewah serta belum genap 5 tahun belinya.

“Seharusnya anggota dewan yang baru dilantik itu tidak ter-lalu banyak menuntut fasilitas, sebelum bisa membuktikan kin-erjanya, terutama upaya legislasi dalam rangka meningkatkan PAD, bahkan masih banyak pekerjaan rumah yang menjadi skala priori-tas dalam upaya mensejahterakan

rakyat,” katanya.Dirinya sangat menyayangkan

jika panitia anggaran eksekutif dan badan anggaran (Banggar) legis-latif tetap merealisasikan anggaran pengadaan mobdin tersebut. Jika hal itu terjadi, pihaknya menilai telah terjadi kompromi politik un-tuk memuluskan sejumlah kepent-ingan birokrasi, karena nilai ang-garan yang akan dikeluarkan untuk membeli mobil baru itu mencapai miliaran rupiah.

“Coba alangkah baiknya dana APBD untuk beli mobdin baru tersebut digunakan untuk mem-perbaiki sarana infrastruktur jalan dan jembatan yang masih membutuhkan penanganan seri-us, ini pasti manfaatnya bisa dira-sakan langsung oleh masyarakat, terutama di daerah terpencil yang belum pernah tersentuh pemban-gunan sama sekali,” tuturnya.

Sementara itu, Sekretaris De-

wan (Sekwan) DPRD Sampang, Sudarmanto membenarkan ren-cana pengadaan 45 modin. “Teta-pi, hingga saat ini, masih belum masuk dipembahasan di legislatif, ini masih dalam tahap wacana dalam RAPBD 2015,” terangnya.

Namun, pihaknya telah meny-ampaikan rencana itu kepada pihak eksekutif. “Sudah disampaikan kepada pemerintah daerah, akan tetapi kita lihat dengan kepantasan dan situasi anggaran kita apakah mampu keuangan daerah, dan perkembangannya sampai saat ini belum ada,” jelasnya.

Terpisah, Wakil Ketua I DPRD Sampang, Fauzan Adima menga-takan, tidak tahu dengan rencana pengadaan mobil dinas tersebut. “Tidak ada rencana itu, apalagi selama ini saya jarang memakai mobdin dan setiap hari memakai kendaraan pribadi,” singkatnya.

=RYAN HARIYANTO/MK

SAMPANG - Banyaknya guru pegawai negeri sipil (PNS) yang sering kali terjaring dirazia oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sampang, membuat Komisi IV DPRD setempat angkat bicara. Hal itu dinilai contoh buruk untuk siswa.

Ketua Komisi IV DPRD Sam-pang Amin Arif Tirtana mengata-kan, hal itu disebabkan lemahnya pengawasan dari atasan di sekolah tempat mengajar dan Di-nas Pendidikan. Oleh karenanya, sanksi tegas perlu ditegakkan kepada PNS yang indisiplin.

“Tejadinya hal seperti itu dimungkinkan karena faktor kedisiplinan PNS yang perlu ditindaklanjuti dengan berupa sanksi-sanksi. Sebab untuk faktor kesejahteraan untuk guru, saya rasa sudah cukup, seperti tunjan-gan daerah terpencil, pensiunan dan semacamnya. Bahkan guru ada yang menadapat tunjangan hingga Rp 12 juta per bulan,” tuturnya kepada Koran Madura, Kamis (30/10).

Amin menuturkan, yang paling berpengaruh terhadap kedisiplinan seorang guru, yaitu kontrol pengawasan dari pihak lembaga terutama kepala se-kolah. Sebab menurutnya, pihak sekolah sudah pasti mengetahui di mana guru bertugas. Se-hingga, tidak ada lagi oknum

guru berkeluyuran di waktu jam kerja.

“Kalau tidak keliru di Per-mendikbud atau di Permendiknas itu disebutkan bahwa semua guru PNS itu pulang kerja yaitu pada pukul 14.00 WIB. Namun kebijakan untuk guru TK sete-lah kemarin dibicarakan, yaitu setelah selesai mengajar untuk kembali ke UPTD masing-masing, karena mungkin ada hal-hal yang perlu dibicarakan atau dibahas setelah proses mengajar. Selain itu, alasannya yaitu waktu tunggu hingga pukul 14.00 WIB. Sebab guru TK itu jam efektifnya yaitu dari pukul 09.00 hingga 10.00 WIB. Jadi kami tekankan kepada instansi terkait supaya lebih proaktif untuk mengawasinya,” pintanya.

Sementara Kabid Tendik Di-nas Pendidikan Sampang Anwar Haryono mengatakan, pihaknya selama ini masih belum mener-ima data pemberitahuan terkait adanya indispliner guru yang sering kali berkeliaran. Sehingga, pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa.

“Kami belum tahu data itu, selama ini masih belum ada surat layangan dari pihak yang mera-zia, sehingga kami tidak tahu harus memulai dari mana. Sebab kami juga tidak mengetahui jenis pelanggarannya,” tuturnya.

Untuk diketahui, berdasar-kan data dari Satpol PP Sam-pang, dalam tiga bulan terahir mulai dari bulan Agustus hingga

bulan Oktober sebayak 30 PNS sudah terjaring razia, dengan rincian, yaitu Agustus sebanyak 6 PNS, September 13 PNS, dan

Oktober sebanyak 11 PNS. Dari 30 PNS tersebut kebanyakan guru.

=MOHAMMAD MUHLIS

MDW: Harus Kita TolakSetwan Rencanakan Pengadaan 45 Mobil Dinas Wakil RakyatSAMPANG - Ketua Madura Development Watch (MDW), Tamsul, meminta Sekretariat DPRD Kabu-paten Sampang mempertimbangkan kembali ren-cana pengadaan kendaraan mobil dinas sebanyak 45 unit. Jumlah pengadaan kendaraan itu sesuai ban-yaknya anggota dewan.

PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kedisiplinan Abdi Negara Perlu Diperketat

Ketua KOMISI IV DPRD Sampang, Amin Arif Tirtana menanggapi banyaknya guru yang sering berkeluyuran pada jam mengajar, Kamis (30/10).

Seharusnya anggota de-wan yang baru dilantik itu tidak terlalu banyak

menuntut fasilitas, sebe-lum bisa membuktikan

kinerjanya.

TamsulKetua MDW

Page 28: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN IIIL Sampang

SAMPANG - Satreskrim Pol-res Sampang membekuk Ibnu (33), warga Dusun Anggersek, Banjar Talelah, Camplong, Sampang, Kamis (30/10) sekitar pukul 10.30 Wib. Ibnu merupakan residivis kasus pencopetan antar kota.

Ia kepergok mencopet saat beraksi di dalam Pasar Srimangu-nan, Sampang, kemarin. Berun-tung, Ibnu tidak sampai dihakimi massa, karena langsung diaman-kan satpam di sekitar pasar.

Kronologis kejadian, pada saat itu, Kopsin (48) beserta saudaranya, Samsiya (36), warga Pulau Man-dangin, Sampang, hendak berb-elanja. “Pelaku membuntuti saya dari belakang sejak pertama masuk ke pasar. Baru ketahuan saat tas saya ngerasa ada tangan yang mas-uk,” ucap Kopsin. Kopsin membawa uang sebesar Rp. 2.960.000.

Samsiya menambahkan, Ibnu saat kepergok mengambil uang dari dalam tas milik kakaknya terse-but, tidak dapat berkutik. “Waktu pelaku langsung ketahuan ngambil uang, sama kakak dipegang lehern-ya, tapi uang sebanyak Rp 530 itu langsung di buang dan berceceran

di luar,” ceritanya.Pada saat itu juga, korban ber-

teriak meminta tolong. Sehingga, seluruh pengunjung pasar ter-fokus kepada aksi pencopetan tersebut. Bahkan, petugas sat-pam yang berjaga-jaga langsung mengamankan pelaku.

Kapolres Sampang, AKBP Yudo Nugroho Sugianto melalui Ka-satreskrim Polres Sampang AKP Hari Regasa, menuturkan, setelah mendapatkan laporan dari petugas satpam, pihaknya langsung mem-bekuk residivis kasus pencopen itu.

“Ada laporan, dan anggota lang-sung membawanya ke Polres Sam-pang. Dari pemeriksaan sementara memang pelaku residivis pencopet. Makanya, saat ini masih diperiksa dulu, dan akan dijebloskan dibalik juruji tahanan,” terangnya.

Menurutnya, pelaku sudah be-raksi beberapa kali di wilayah Ka-bupaten Bangkalan dan Sampang. Setiap beraksi, pelaku mengincar tempat keramaian. Bahkan, saat diintrogasi pelaku tidak mengelak perbuatannya tersebut.

Dari tangan pelaku, polisi ber-hasil mengamankan berupa uang tunai milik korban. Pelaku dijerat Pasal 362 KUHP dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.

=RYAN HARIYANTO/MK

Residivis Pencopet Antar Kota Dibekuk

IntrogasI: Kasatreskrim Polres Sampang AKP Hari Regasa (kanan) saat mengintrogasi pencopet di ruang Kanit 1 Pidum Mapolres setempat, Kamis (30/10) sekitar pukul 10.30 Wib.

Page 29: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III MBangkalanBangkalan JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III MBangkalanKORAN MADURA

50 Hektare Galian C Tak Berizin DitutupMengapa Pemkab Terkesan Setengah Hati?

Selain tidak ada plang tanda penghentian galian, penghen-tian juga masih terjadi tarik ulur. Padahal sesuai hasil kesepaka-tan pada saat rapat musyawarah pimpinan daerah (Muspida) yang berlangsung tiga kali, aktivitas tersebut harus ditutup lantaran tidak ada izin dari instansi terkait. Jika tidak dilakukan penutupan, sangat berpotensi merusak ling-kungan dan merugikan sektor pendapatan kabupaten setempat. Terlebih hasil dari galian itu di-jual keluar Bangkalan.

"Langkah selanjutnya setelah kami melakukan inspeksi men-dadak (sidak) dan penutupan terha-dap aktivititas penambangan, Mus-

pida akan menggelar musyawarah dengan para pengusaha galian C. Tujuannya memberikan sosialisasi agar mengurus izin dan mengikuti sesuai aturan," terang Bupati Bang-kalan, Makmun Ibnu Fuad.

Menurut Kapolres Bangkalan, AKBP Sulistiyono, yang juga ter-jun ke lokasi, tidak ada alasan lagi untuk tidak melakukan penutupan. Apalagi penutupan ini berdasarkan hasil kesepakatan bersama, karena memang ilegal tidak mengantongi izin. Sebab jika tidak dilakukan pe-nutupan, pihaknya akan melaku-kan penegakan hukum.

"Karena ini menyangkut hajat masyarakat orang banyak di seki-tar lokasi, kebijakan dari Bapak

Bupati masih memberi toleransi. Tapi hari ini (31/10) sudah harus berhenti," ujarnya.

Menurut mantan Kasubdit Gak Kum Ditpolairud Polda Jatim itu, selama izin itu belum turun dari Pemda semua aktivitas be-lum diperbolehkan. Terutama yang menggunakan alat berat. Semestinya penutupan ini ditan-dai dengan sebuah plang sebagai simbol dari penghentian galian. Namun itu tidak dilakukan oleh Pemkab. "Ya kita tunggu proses selanjutnya seperti apa dalam ra-pat berikutnya," jelasnya.

Salah seorang pengusaha ga-lian C, H. Mawardi mengatakan di-rinya mengakui salah dan kedepan-nya akan patuh terhadap aturan pemerintah daerah dan setiap hari dirinya mampu mengirim 100 truk fuso ke masyarakat lokal Bangkalan dan ke wilayah Surabaya.

"Saya akui salah dan selan-jutnya saya siap untuk ikut aturan yang ada," ujar pengusaha galian C yang berlokasi di Kampung Je-kan, Desa Parseh itu.

= DONI HERIYANTO/RAH

BANGKALAN - Seluas 50 hektare aktivitas galian C yang terhampar di Desa Jaddih, Desa Parseh dan Desa Jambu Kecamatan Socah karena tidak berizin akhirnya dihentikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupa-ten Bangkalan. Galian tersebar di tujuh lokasi dan sudah berlangsung puluhan tahun sebelum akhirnya diketahui tak berizin sehingga penutupan aktivitas tersebut harus dilakukan, meskipun terkesan setengah hati.

doni heriyanto/koran madura

SIDAK. Jajaran Muspida saat mendatangi salah satu lokasi galian C yang tak mengantongi izin di Desa Jaddih, Desa Parseh dan Desa Jambu Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan, Kamis (30/10).

OPTIMALISASI KBM

Seharusnya Kipas Angin Diberikan Merata

BANGKALAN - Dinas Pendidikan (Disdik) Bang-kalan melakukan penga-daan kipas angin sebanyak 500 unit dengan anggaran sebesar Rp 296.750.000 juta. Bantuan kipas angin itu tampaknya diperuntuk-kan kepada lembaga Sekolah Menengah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di setiap kecamatan di kabupaten setempat. Namun sayangnya tidak semua se-kolah mendapatkan bantuan tersebut.

"Pengadaan kipas angin itu mamang untuk sekolah SD dan SMP semua kecama-tan, akan tetapi namun tidak semua dapat," kata Kepala Disdik Bangkalan, Mohni melalui Kasi Inventarisasi dan Pememeliharan Ali Yusri Purwanto.

Ia menjelaskan pen-gadan kipas tersebut diam-bil dari dana insentif dae-rah (DID), sebab kabupaten Bangkalan mendapatkan wajar tanpa pengecualian (WTP). Program pengadaan kipas angin itu bertujuan

untuk mengurangi tingkat kepanasan di ruang proses belajar mengajar pada anak didik dan guru, sehingga tidak mengganggu proses KBM siswa.

" Ya dana itu memang mengambil dari dana insentid DID, dengan adanya dana ini, kami buat program pengadaan kipas untuk sekolah yang membutuhkan,"paparnya.

Sementara rincian jum-lah sekolah yang mendapat bantuan kipas angin untuk SD 173 lembaga dan SMP 10 lembaga. sementara untuk setiap sekolah lanjutnya diberikan jatah 5 hingga 10 unit kipas. Dari itu ia berharap dangan ada-nya bantuan kipas angin kepada lembaga sekolah tersebut dapat menambah kenyamanan saat proses KBM berlangsung. "Ya kami harapkan, dengan adanya bantuan kipas angin ini da-pat menambah kenyamanan saat KBM berlangsung," harapnya.

= DONI HERIYANTO/RAH

Page 30: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III N Bangkalan

Dua Ton Solar Ilegal Diamankan

Di depan gudang itulah mo-bil pikap menampung ribuan liter solar dari pengecer yang membeli menggunakan jeriken ke Stasion Pengisian Bahan Ba-kar Umum (SPBU). Setelah pe-nuh, mobil langsung meluncur ke seorang pengepul berinisial FD, warga Kecamatan Kamal sebelum dijual ke para pemilik perahu motor.

Mengetahui pikap mulai bergerak, dua anggota Koramil

Sepulu, Sertu Sodikun dan Serda Yanto akhirnya menghentikan laju pikap di depan kantor, Jalan Raya Sepulu. Pikap yang telah di-modifikasi itu lantas digelandang ke makoramil setempat sebelum

ke makodim."Dari keterangan sopir HM,

solar itu dibeli dari pengecer se-harga Rp 5.600 per liter. Hasil pemeriksaan sementara, pikap itu mengangkut sekitar 2.000 liter so-

lar. Setelah kami proses di mako-dim, langsung kami serahkan ke Polres Bangkalan untuk diproses lebih lanjut," ungkap Pasi Intel Kodim 0829 Lettu Chb M Tohari.

Setelah diperiksa di Mako-

ramil Sepulu, sopir beserta pikap pengangkut bahan bakar minyak (BBM) solar ilegal diserahkan ke Polres Bangkalan oleh Danramil 0829 Letkol Inf Lucky Avianto. Penyerahan pikap yang ditutupi terpal itu diterima langsung oleh Kasatreskrim Polres Bangkalan AKP Andi Purnomo.

"Kami sudah terima penyera-han dari rekan Koramil dan Polsek Sepulu sebuah pikap bermuatan solar," ujar Andi Purnomo.

Selain seorang sopir, pemi-lik solar tersebut TO (50), warga Desa/Kecamatan Sepulu juga dia-mankan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pihaknya memperkirakan dua tandon yang ada di bak pikap berwarna cokelat itu berkapasitas masing-masing 1000 liter. Untuk mengelabui petugas, dua tandon itu ditutup dengan terpal berwar-na cokelat.

"Kami masih mendalami dan menindaklanjuti apakah ada penyalahgunaan BBM jenis solar itu.

Ada dua tandon tapi kami belum bisa memastikan berapa liter solar yang ada di tandon-tandon itu. Jika terbukti kedu-anya bisa dijerat Pasal 55 jo 53 Undang-undang 22 tahun 2001 tentang minyak gas bumi. Anca-man hukuman lima tahun pen-jara," terangnya.

= DONI HERIYANTO/RAH

BANGKALAN - Kasus kepe-milikan solar ilegal masih marak terjadi. Kali ini seba-nyak 2.000 liter solar yang diangkut menggunakan pikap Mitsubishi L300 den-gan nomor polisi M 8676 GC diamankan anggota Ko-ramil Sepulu, Rabu(29/10) malam hari. Penangka-pan tersebut berawal dari kecurigaan terhadap mobil pikap yang dikemudikan HM (45), warga Desa/Ke-camatan Sepulu, berhenti di depan gudang kosong di Desa Prancak, Kecamatan setempat pada pukul 18.30 WIB.

Terungkap karena Dibuntuti Koramil

doni heriyanto/koran maduraDIAMANKAN. Barang bukti mobil pikap yang digunakan memuat solar ilegal saat diperiksa petugas Polres Bangkalan.

KETERBUKAAN INFORMASI

UU KIP Belum Dipahami MaksimalBANGKALAN - Pember-

lakuan Undang-undang Nomor 14 tahun 2008 tentang keter-bukaan informasi publik (KIP) sejatinya sudah lama disah-kan dan diberlakukan. Namun kenyataannya masih belum maksimal dipahami. Di samp-ing masyarakat masih banyak yang tidak mengetahui akan pentingnya kebutuhan infor-masi yang dikuasai oleh badan publik. Badan publik sendiri terkesan belum siap akan hal itu.

Padahal undang-undang tersebut sebagai payung hukum bagi masyarakat untuk men-dapatkan kebutuhan informasi publik yang menjadi haknya. Hal itu diakui oleh Komisi Informasi (KI) selaku lembaga yang menjadi penengah akan kebutuhan informasi antara masyarakat publik sendiri dengan badan publik. Banyak badan publik yang masuk dalam sengketa informasi lantaran

dinilai menutup-nutupi kebutu-han informasi publik.

Dengan UU itu seharusnya legalitas asas-asas transpar-ansi birokrasi atau badan publik menyangkut hak-hak masyarakat harus dipenuhi. Pentingnya un-tuk mengontrol dan mengakses informasi tentang kinerja bi-rokrasi atau badan publik (badan publik negara atau badan publik selain negara) serta kinerja pejabat-pejabat publik. Oto-matis, seluruh penyelenggaraan pemerintah atau badan publik dapat diawasi secara langsung oleh masyarakat. Fungsinya agar badan publik semakin sulit untuk melakukan penyalahgunaan ang-garan.

"Seperti contoh dalam soal pengadaan barang di suatu lem-baga berdasar UU KIP, publik ber-hak mengetahui barang apa yang dibeli serta harganya. Dengan itu bisa mempersulit terjadinya mark up terhadap pengadaan itu," kata Aliman Haris, Komisioner Komisi

Informasi (KI) Bangkalan, saat menjadi pembicara Diskursus Serikat Tani Mandiri, kemarin (30/10).

Dalam implikasinya, se-mua lembaga pelayanan pub-lik memiliki tanggung jawab untuk transparan dan membuka

sebesar-besarnya kebutuhan informasi. Akan tetapi, masih ada saja badan publik yang sembuny-sembunyi menyangkut kebutuhan informasi. Meskipun, ada beberapa informasi yang dikecualikan, jika itu menyang-kut keamanan negara dan hak privat yang telah diatur undang-undang.

"Jadi siapapun bebas men-gakses informasi kepada badan publik, untuk mencegah ter-jadinya tindakan korupsi dan penyalahgunaan wewenang," jelasnya.

Kenyataannya, keengganan badan publik untuk buka-bukaan terkait informasi masih banyak terlihat. Sehingga, ujungnya masyarakat atau kelompok meny-engketakan hal itu kepada komisi informasi (KI). Political will dalam setiap badan publik ba-nyak diwarnai oleh aspek kepem-impinan. Sikap pemimpin yang belum siap atau setengah hati menerangkan informasi terutama

menyangkut anggaran."Itu yang menjadi hambatan

dan memberi andil terhadap ke-belumsiapan suatu badan publik untuk melaksanakan UU KIP. Padahal, secara yuridis formal UU itu sudah sah dan efektif ber-laku," ungkapnya.

Badan publik mau tidak mau harus mampu memberi-kan layanan informasi kepada masyarakat sesuai ketentuan undang-undang yang telah dibuat. Apalagi, di setiap daerah suatu daerah sudah ada Pejabat Pengelola Informasi dan Doku-mentasi (PPID). Selain itu, belum banyaknya masyarakat luas untuk menyadari hak-haknya atas informasi publik akan turut memberikan apakah UU KIP ini bisa berjalan lancar.

"Secara teknis memang masih minimnya sosialisasi ke-pada masyarakat. Itu juga sangat mempengaruhi akan pengeta-huan informasi publik," ucapnya.

= MOH RIDWAN/RAH

Aliman HarisKomisioner Komisi Informasi

(KI) Bangkalan

Page 31: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III OBangkalanBangkalan JUMAT 31 OKTOBER 2014

No. 0475 | TAHUN III OKomunitasKORAN MADURA

Perjuangkan Aksistensi Musik Daul

Perjuangan untuk tetap mem-perdengarkan karya dari musik daul pada masyarakat tidak mu-dah, sebab tidak banyak orang yang mau terlibat langsung dalam karya seni tradisional, kendati banyak orang yang suka dengan adanya musik daul.

Salah satu komunitas dalam musik daul yang masih bisa berta-han di tengah gempuran industri musik modern dalam komunitas

daul Bekisar. Kelompok yang di isi sebanyak 33 personel ini terus bisa eksis di Kabupaten Pame-kasan, bahkan pernah Berjaya di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Jalan untuk tetap memperta-hankan eksistensinya komuni-tas, yang berdiri di tahun 2005 ini, sering dihantui bongkar pa-sang personel. Hal itu terjadi ka-rena rata-rata pemainnya adalah anak sekolah, sehingga setelah lulus sekolah menengah atas (SMA) banyak yang kuliah di luar Pamekasan, namun komu-nitas ini tetap bertahan hingga sekarang.

Beruntung, komunitas yang bermarkas di desa Klampar, Ke-camatan Proppo ini memiliki pemuda di sekitar desa tersebut yang juga minat untuk belajar mainkan musik tradisional. Bah-kan, mereka yang masuk kategori personal baru kebanyakan adalah anak yang masih duduk di sekolah dasar (SD) sehingga mudah me-nyerap ajaran pelatih.

“Untuk bisa mempertahan-kan komunitas music trdisonal itu membutuhkan kesabaran yang ekstra. Karena banyak terjadi kel-uar-masuk personel. Tapi alham-

dullih kelompok daul bekisar bisa tetap bertahan, semoga ini tetap ada, jenis music daul yang sudah di gandrungi orang tetap eksis,” kata Abd Rahem, pembina komu-nitas musik daul Bekisar.

Komunitas ini patut di ajungi jempol, pasalnya tidak banyak pemuda yang suka menjadi pe-musik tradisional, namun den-gan keberadaan mereka musik tradisonal di Pamekasan tetap lestara dan dapat di tampilkan, utamanya saat ada karval atau pawai yang di gelar dijalan-jalan di wilayah itu.

Dalam perjalanannya, komu-nitas ini sudah menyabet empat kali juara dalam kejuaraan musik tradisional, baik tingkat Kabu-paten maupun tingkat Provinsi. Juara pertama yang di dapat ko-munitas ini, yaitu juara 2 se kabu-paten tahun 2006, setahun kemu-dian, kembali mendapatkan juara 2 se kabupaten 2007 lomba musik tradisional.

Semakin lama kemampuan

personel komunitas ini semakin matang. Terbukti, pada tahun 2009 komunitas daul Bekisar ini kembali menyabet juara. Dita-hun itu, mendapatkan juara 1 lomba musik tradisional tingkat Provinsi Jawa Timur. Tidak ber-henti disitu, tahun 2012 kembali mendapatkan juara 2 se Kabupa-ten Pamekasan.

Untuk tetap menjaga dan meningkatkan kemampuan per-sonelnya bermain alat musik, setiap dua kali seminggu 33 per-sonel itu berkumpul untuk lati-han, yaitu pada malam Sabtu dan malam Selasa, dengan dilatih oleh Yono salah seorang pelaku kesenian tradisional Kabupaten Pamekasan.

“Kami sudah jadwal rutin, seminggu dua kali latihan untuk menjaga kekompakan semua per-sonel, agar personel kami lebih baik mainnya, kita datangkan pelatih yang memang ahli dalam musik daul,” ungkapnya.

= ALI SYAHRONI/RAH

PAMEKASAN - Manusia akan terus berkarya den-gan sesuatu yang ada di sekelilingnya, termasuk salah satunya karya seni di bidang musik. Semakin lama banyak tumbuh jenis musik, termasuk seni musik tradisional. Salah satu jenis musik tradisional yang muncul di era 2000 ini adalah musik daul.

ali syahroni/koran maduraMUSIK TRADISIONAL. Warga tampak antusias menonton musik daul Bekisar yang ada di Kabupaten Pamekasan beberapa waktu lalu.

Page 32: e Paper Koran Madura 31 Oktober 2014

KORAN MADURAJUMAT 31 OKTOBER 2014 | No. 0475 | TAHUN III R

KORA

N M

ADU

RA

Kelompok musik Uldaul yang beranggotakan 33 personel ini terus bisa eksis di Kabu-paten Pamekasan, bahkan pernah Berjaya di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Selengkapnya KOMUNITAS | Hal. O

Perjuangkan Eksistensi Musik Uldaul

JUMAT 31 OKTOBER 2014 No. 0475 | TAHUN III P

Dwi Ratna Dilla Sari

Kerja Cerdas Kunci Kesuksesan

Dwi Ratna Dilla Sari begitulah disapa. Dara kelahiran 6

Juli 1991 di Kelurahan Kebonsari Wetan Ke-camatan Kanigaran Kota Probolinggo saat ini sedang menjalani studi semester VIII di Universitas Panca Marga Probolinggo.

Dengan sedikit bergaya, mahasiswi yang aktif di

Sekretariat Lem-baga Keswadayaan

Masyarakat (LKM) Amanah di Kelurahan Kebon-sari Wetan ini mulai bergaya saat wartawan

membidikan kamera ke

arahnya.Menjadi

wanita karir itu-lah obsesi dan cita-citanya. Selaras dengan itu, dia memilih Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (Sospol) program studi Ilmu Administrasi Ne-gara untuk meraih cita-cita tersebut.

Saat ditanya karir yang ingin dijalani, menjawab ingin menjadi pengusaha atau pembisnis. “Di masa depan ke-hidupan bisa tenang, terus bila punya suami nanti bisa bantu keuangan keluarga,” jawabnya sambil tersenyum renyah.

Sebagai mahasiswi yang kesehariannya bergaul dengan bermacam-macam sifat dan karakter dari teman-temann-

ya, tentu gadis yang hobi olah-raga bersepeda dan membaca buku ini mempunyai suka duka selama di kampus.

“Saya pernah dimarahin dosen karena bantuin teman waktu itu minta di fotoin pakai kamera digital yang baru saja beli. Saat itu dosen lagi memberikan materi kuliah di depan kelas, malu tapi ya gitu deh. Walaupun demikian dia menyenangi dosen yang bersi-fat tegas dan bijaksana,” canda Dwi Ratna Dilla Sari.

Sesuai dengan program studi yang dijalani, mata kuliah yang paling disenangi yakni statistik dan matema-tika dan beberapa program komputer yang berhubungan

dengan database. Kendala yang terberat dalam menjalani masa-masa kuliah adalah kuliah sambil bekerja dan berusaha untuk mendapatkan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) minimal skala tiga.

Figur wanita yang paling berpengaruh dalam hidupnya

adalah ibunda tercinta dan kakak wanitanya. Ibunda se-lalu mengingatkan untuk terus belajar agar prestasinya tinggi. Sedangkan kakak wanitanya termasuk wanita pekerja keras.

“Wanita zaman sekarang harus pintar, punya wawasan, disiplin dan yang pasti cantik luar dalam,” ucap gadis belia ini.

Dalam menjalankan hobinya di bidang olahraga bersepeda, gadis berkulit kun-ing langsat ini dengan modal wajah cantik yang dimiliki punya keinginan untuk men-jadi seorang pengusaha dan pebisnis.

Diapun pernah mengalami saat-saat sulit dalam mengam-bil keputusan, menjalani hobi atau harus bekerja karena biaya kuliah lumayan besar. Keputusan yang diambil ada-lah bekerja sehingga keingi-nannya hanya disimpan di dasar hati.

“Terserah profesi apa pun asalkan harus jadi yang terbaik dengan usaha dan kerja keras. Selain itu cin-tailah pekerjaan kita, dan bekerja dengan sungguh hati jangan setengah-setengah agar langkah kesuksesan pun mengikut,”tuturnya.

=M.HISBUllAH HUDA

Kesuksesan tidak memandang jenis kelamin, tingkat pendidikan

atau latar belakang seseorang. Se-mua tahu bahwa Allah tidak akan

mengubah nasib suatu kaum sehingga kaum itu mengubah na-

sibnya sendiri. Oleh karena itu, kesuksesan sangat dipengaruhi

oleh upaya dan daya juang untuk mengubah nasib.

Nama : Dwi Ratna Dilla SaRi

Tetala : Probolinggo, 6 Juli 1991Pendidikan : Mahasiswi

Semester VIII, Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Panca Marga Probolinggo

Orangtua : Kohar Zaifi Yusup

Listari NingsihCita-cita : Menjadi

PengusahaHobi : Olahraga

BersepedaMotto Hidup : Pantang

menyerah sebelum sukses